pekerjaan laston dan overlay

50
AMP (Asphalt Mixing Plant) UNTUK PEKERJAAN LASTON DAN OVERLAY Persiapan Bahan a. Material di stock pile. Pemisahan penimbunan jenis agregat yang berbeda. Pemisahan penimbunan bertujuan untuk menjaga gradasi agregat agar tetap terjaga, karena pada saat dipindahkan ke cold bin, agregat yang tidak tercampur dapat dimasukan pada bin yang sesuai dengan ukurannya. Penimbunan Agregat Tidak Terlalu Tinggi. Sumber : Data Lapangan Gambar Timbunan Agregat Sumber : Data Lapangan Gambar Timbunan 2 Jenis Agregat yang Berbeda

Upload: muhamad-dalil-haidar

Post on 04-Jul-2015

2.895 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pekerjaan Laston Dan Overlay

AMP (Asphalt Mixing Plant)

UNTUK PEKERJAAN LASTON DAN OVERLAY

Persiapan Bahan

a. Material di stock pile.

Pemisahan penimbunan jenis agregat yang berbeda.

Pemisahan penimbunan bertujuan untuk menjaga gradasi agregat agar tetap terjaga,

karena pada saat dipindahkan ke cold bin, agregat yang tidak tercampur dapat dimasukan

pada bin yang sesuai dengan ukurannya.

Penimbunan Agregat Tidak Terlalu Tinggi.

Karena penimbunan agregat yang dilakukan sudah benar, tidak terlalu tinggi, maka

resiko agregat mengalami segregasi karena butiran yang besar menggelinding ke bawah

tidak akan terjadi.

Sumber : Data Lapangan

Gambar Timbunan Agregat

Sumber : Data Lapangan

Gambar Timbunan 2 Jenis Agregat yang Berbeda

Page 2: Pekerjaan Laston Dan Overlay

b. AMP

1. Cold Bin

Pemisah Antar Bin

Memastikan agregat pada cold bin tidak tercampur karena terdapatnya

pemisah bin serta penumpukan pada bin tidak terlalu tinggi sehingga agregat

tidak akan tumpah dan tercampur pada bin yang lainnya.

Penggetar pada pintu bukaan

Disini harus diperhatikan waktu bukaan pintu dari setiap bin apakah sesuai dengan

standar yang sudah dikalibrasi, dan harus diperhatikan pula apakah penggetar pada pintu bin

berjalan dengan baik, hal ini bertujuan untuk memastikan kontinuitas aliran material yang

tidak terganggu karena tersendatnya material pada pintu bin. Jika agregat yang keluar bin

Sumber : Data Lapangan

Gambar Agregat pada Cold Bin yang Berbeda

Sumber : Data Lapangan

Gambar Penggetar Pada Pintu Cold Bin

Page 3: Pekerjaan Laston Dan Overlay

menjadi lebih sedikit sedangkan besarnya pengapian pada dryer tetap maka agregat dapat

mengalami pemanasan yang berlebihan (overheating).

2. Dryer

Suhu pada dryer harus selalu diawasi oleh operator. Pengawasan apakah pengaturan

antara bahan bakar minyak dan udara pada dryer sudah benar juga dilakukan oleh operator.

Pada proyek ini pengaturan dryer sudah sesuai maka bahan bakar pada dryer menjadi

terbakar dengan sempurna sehingga asap yang dihasilkan pada proses pembakaran yaitu

berwarna putih.

Sumber : Data Lapangan

Gambar Asap yang Berwarna Putih

Sumber : Data Lapangan

Gambar Proses Pembakaran

Sumber : Data Lapangan

Gambar Indikator Suhu Pada Dryer

Indikator Suhu

Page 4: Pekerjaan Laston Dan Overlay

1. Pengawasan Temperatur aspal dan pencampuran

Operator mengatur suhu pemanasan aspal sehingga sesuai dengan yang

direncanakan dalam JMF. Pengontrolan dilakukan untuk mendapatkan jumlah yang tepat dari

aspal dalam campuran, untuk itu jumlah aliran atau debit dan aspal yang diberikan pada

pencampur harus selalu diamati. Pada unit pengontrol ini dilakukan pula pengontrolan pada

suhu aspal yang hendak dicampurkan.

2. Lama pencampuran

Di dalam ruang pengontrol AMP operator mengatur lamanya pencampuran.

Sumber : Data Lapangan

Gambar Tabung Pencampur aspal

Sumber : Data Lapangan

Gambar Penunjuk Suhu sebagai Pengontrol Suhu Aspal

Page 5: Pekerjaan Laston Dan Overlay

3. Kegiatan Pengawasan 3

a. Pengawasan Terhadap Cuaca

Dalam proyek ini pelaksanaan pekerjaan overlay dan levelling dilakukan saat cuaca

sedang cerah, dan pada saat hujan turun pelaksana menghentikan pekerjaan overlay dan

levelling.

Lahan telah siap permukaan kering dan bersih

Pelaksanaan yang dilakukan untuk mempersiapkan permukaan existing pada proyek ini yaitu

pembersihan kotoran dan penyemprotan tack coat.

Pengaturan lalu lintas

Pengaturan lalu – lintas dilakukan sehingga mengurangi kemacetan yang ditimbulkan oleh

kegiatan pelaksanaan proyek.

4. Kegiatan Pengawasan 4 :

a. Asphalt Finisher

Sumber : Data Lapangan

Gambar Operator di Ruang Kontrol AMP

Page 6: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Pengecekan screw dan vibrating screed berfungsi dengan baik pada saat

penghamparan

b. Ketebalan

Dalam pelaksanaanya ketebalan aspal yang dihamparkan di cek dengan alat

sederhana yang terbuat dari baja dengan

cara menusukannya pada campuran sehingga kedalaman hasil

penghamparan bisa diketahui.

5. Kegiatan Pengawasan 5 :

a. Pengawasan terhadap alt berat yang sesuai dengan spesifikasi teknis menurut Bina

Marga adalah:

Vibrautic Roller

Tundhem Roller

Pneumatic Tired Roller

b. Pengawasan jumlah lintasan pemadatan.

Pengawas mengamati apakah jumlah lintasan pada pekerjaan pemadatan sudah

sesuai dengan data lintasan yang di dapat dari trial compaction sehingga laston mencapai

ketebalan yang optimal

Sumber : Data Lapangan

Gambar Pengecekan Tebal Hamparan

Page 7: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Persiapan Bahan merupakan salah satu hal penting yang sngat berpengaruh terhadap

hasil pekerjaan. Adapun bahan-bahan yang harus disediakan dalam pelaksanaan pekerjaan

adalah sebagai berikut :

1. Lapis Perekat (Tack Coat) dan Lapis Resap Pengikat ( Prime Coat)

Prime coat adalah laburan aspal pada permukaan yang belum beraspal berfungsi

untuk memberi ikatan antara permukaan tersebut dengan lapisan perkerasan diatasnya.

Sedangkan tackcoat adalah laburan aspal pada permukaan yang sudah beraspal, berfungsi

untuk memberi ikatan antara permukaan tsb dengan lapisan perkerasan diatasnya .

a. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan untuk prime coat adalah :

- AC 10 ( penetrasi 80-100 ), AC 20 ( penetrasi 60-70 ) diencerkan dengan minyak tanah

80 PPh ( 80 bagian minyak dengan 100 bagian aspal ) atau disesuaikan kebutuhan

dilapangan.

- MC 30 ( aspal cair / Cutback Asphalt)

- Aspal emulsi (1 bagian air: 1 bagian pengemulsi )

Bahan yang digunakan untuk Tackcoat adalah :

- AC 10 (penetrasi 80-100), AC 20 (penetrasi 60-70) diencerkan dengan minyak tanah 25

sid 30 PPh (25/30 bagian minyak dengan 100 bagian aspal) atau disesuaikan dengan

kebutuhan dilapangan

Sumber : Data Lapangan

Gambar Alat Pemadat yang Sedang Beroperasi

Page 8: Pekerjaan Laston Dan Overlay

- Aspal emulsi (1 bagian air: 1 bagian pengemulsi )

2. Aspal

Aspal adalah bahan perekat yang digunakan untuk mengikat agregat yang bersifat

plastis dan sebagai bahan pengisi volume rongga yang ada. Berikut adalah spesifikasi yang

harus dipenuhi untuk aspal yang akan digunakan. Bahan aspal yang digunakan dari jenis

semen Pen 60/70. bahan aspal harus memenuhi AASHTO M20 dan mempunyai titik lembek

minimum 48°C yang ditentukan sesuai dengan SNI 06-2434-1991(ASSHTO T53).

Tabel 3.4 Persyaratan Spesifikasi Aspal

No. Jenis PengujianStandar

PengujianPersyaratan

1.Penetrasi 25oC, 100 gr, 5

detik ; 0,1 min

SNI 06-2456-

199160-79

2. Titik lembek oCSNI 06-2434-

199148-58

3. Titik Nyala oCSNI 06-2433-

1991Min.200

4. Daktilitas 25 oC, cmSNI 06-2432-

1991Min.100

5. Berat JenisSNI 06-2441-

1991Min.1,0

6.Kelarutan dalam Trichlor

Ethelyn; % berat

SNI 06-2438-

1991Min.99

7.Penurunan berat (dengan

TFOT); % berat

SNI 06-2440-

1991Max.0,8

8.Penetrasi setelah penurunan

berat; % asli

SNI 06-2456-

1991Min.54

9.Daktilitas setelah penurunan

berat; %asli

SNI 06-2432-

1991Min.50

10. Uji bintik (spot test) AASHTO T.102 Negatif

Standar Nphta

Naphta Xylene

Page 9: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Hephtane Xylene

Sumber : Dokumen Kontrak

3. Agregat

a. Agregat kelas A dan kelas B

Agregat kelas A dan B harus memenuhi spesifikasi bahan untuk pondasi

bawah, dengan penyimpangan ijin 3% - 5%, memiliki ketebalan minimum lapis

pondasi bawah untuk tanah dasar dengan CBR minimum 5% adalah 15 cm, dan derajat

kepadatan lapis pondasi bawah minimum 100%.

b. Agregat kasar dan halus

Agregat Kasar

Fraksi agregat untuk rancangan adalah yang tertahan ayakan

No. 8 (2,36 mm) dan haruslah bersih, keras, awet, dan bebas dari

lempung dan bahan-bahan yang tidak dikehendaki. Agregat kasar

yang kotor dan berdebu yang mempunyai partikel lolos ayakan No.

200 (0,075) lebih besar dari 1 % tidak boleh digunakan. Berikut

adalah ketentuan dari agregat kasar.

Tabel 3.5 Ketentuan Agregat Kasar

Pengujian Metode Uji Nilai

Abrasi dengan mesin

Los Angeles

SNI 03-247-1991 Maks. 40%

Kekekalan bentuk

agregat terhadap

larutan natrium dan

magnesium sulfat.

SNI 03-3407-1994 Maks. 12%

Anggularitas

(kedalaman dari

permukaan <10 cm)

DoT’s Pennsylvania Test

Method, PTM No.621

95/90

Anggularitas

(kedalaman dari

permukaan ≥10 cm)

80/75

Partikel pipih ASTM D-4791 Maks. 25%

Page 10: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Partikel lonjong ASTM D 4791 Maks. 10%

Material lolos saingan

No. 200

SNI 03-4142-1996 Maks. 1%

Kelekatan agregat

terhadap aspal

SNI 03-2439-1991 Min. 95%

Sumber : Dokumen Kontrak

Agregat Halus

Agregat halus terdiri dari pasir atau pengayakan batu pecah dan terdiri dari

bahan yang lolos ayakan No. 8 (2,36 mm). Pasir boleh digunakan dalam campuran

aspal dengan persentase maksimum yang disarankan adalah 15 %. Pasir yang kotor

dan berdebu yang mempunyai partikel lolos ayakan No. 200 (0,075) lebih besar dari 8

% tidak boleh digunakan. Berikut adalah ketentuan dari agregat halus.

Tabel 3.6 Ketentuan Agregat Halus

Pengujian Standar Nilai

Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min. 50%

Material Lolos

Saringan No. 200

SNI 03-4428-1997 Maks. 8%

Sumber : Dokumen Kontrak

4. Laston AC-WC, Laston AC-BC dan laston AC – BASE

Lapisan Aspal Beton (Laston) adalah lapisan yang peka terhadap variasi kadar aspal

maupun variasi gradasi agregat. Bahan yang digunakan untuk membuat laston AC-WC,

laston AC-BC dan laston AC – BASE yaitu agregat dan aspal. Untuk ketiga jenis laston

tersebut perbedaan terletak pada jenis gradasi dan tebal minimum dari lapisannya, berikut

adalah spesifikasi gradasi gabungan agregat untuk laston AC-WC, laston AC-BC dan laston

AC- BASE

Tabel 3.7 Spesifikasi Laston AC-WC, Laston AC-BC dan laston AC – BASE

Ukuran Ayakan % Berat Yang Lolos

ASTM mm AC -WC AC - BC AC - BASE

Page 11: Pekerjaan Laston Dan Overlay

1½” 37,5 100

1” 25 100 90 – 100

¾” 19 100 90 – 100 maks. 90

½” 12,5 90 – 100 maks 90

3/8” 9,5 maks 90

No.4 4,75

No.8 2,3628 –

5823 – 49

19 – 45

No.16 1,18

No.30 0,60

No.200 0,075 4 – 10 4 - 8 3 – 7

Daerah Larangan

No.4 4,75 39,5

No.8 2,36 39,1 34,6 26,8 – 30,8

No.16 1,18 25,6 -31,6 22,3 - 28,3 18,1 – 24,1

No.30 0,60 19,1-23,1 16,7 - 20,7 13,6 – 17,6

No.50 0,075 15,5 13,7 11,4 Sumber : Dokumen Kontrak

1. Bahan Pengisi (Filler)

Bahan pengisi terdiri dari debu batu kapur (limestone dust), semen portland, abu

terbang, abu tanur semen atau bahan non plastis yang bebas dari bahan yang tidak diinginkan.

Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan, dan bila

diuji dengan pengayakan secara basah sesuai SK SNI M-02-1994-03 harus mengandung

bahan yang lolos ayakan No. 200 (75 micron) tidak kurang dari 75 %. Bilamana kapur tidak

terhidrasi atau terhidrasi sebagian, digunakan sebagai bahan pengisi yang ditambahkan maka

proporsi maksimum yang diijinkan adalah 1.0% dari berat total campuran aspal. Oleh karena

sifatnya yang sensitif terhadap air maka dalam unit instalasi pencampur terdapat tempat

khusus untuk menyimpan filler yaitu silo.

2. Campuran Beton Semen (Concrete Mix)

Pada pekerjaan pengecoran digunakan mutu beton K-125 (Lean Concrete) ,berfungsi

sebagai desk atau lantai kerja yang dapat digunakan untuk setting point dan K225 dengan

bahan sebagai berikut :

Page 12: Pekerjaan Laston Dan Overlay

a. Semen

Semen yang digunakan pada pekerjaan beton adalah semen Portland yang memenuhui

AASHTO M85.

b. Air

Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, dan pemakaian lainnya harus bersih

dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau

organik.

c. Agregat

Gradasi dan sifat-sifat agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan seperti yang

tercantum pada tabel berikut :

Tabel 3.8 Spesifikasi Gradasi Agregat Campuran Beton Semen

Ukuran

AyakanPersen Ayakan yang Lolos Untuk Agregat

ASTM (mm) Halus Kasar

2” 50,8 - 100 - - -

1½ “ 38,1 - 95-100 100 - -

1” 25,4 - - 95-100 100 -

¾ 19 - 35-70 - 90-100 100

½ 12,7 - - 25-60 - 90-100

38

“ 9,5 100 10-30 - 20-55 40-70

No. 4 4,7595-

1000-5 0-10 0-10 0-15

No. 8 2,36 - 0-5 0-5 0-5

No. 16 1,18 45-80 - - - -

No. 80 0,30 10-30 - - - -

No.

1000,15 2-10 - - - -

Sumber : Dokumen Kontrak

Tabel Spesifikasi Sifat-sifat Agregat Campuran Beton Semen

Sifat-sifat Metode Batas Maksimumyang Diijinkanuntuk Agregat

Page 13: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Pengujian Halus Kasar

Keausan Agregat dengan MesinLos Angeles

pada 500 Putaran

SNI 03-

2417-1991- 40 %

Kekekalan Bentuk Batu terhadapLarutan Natrium Sulfat atauMagnesium Sulfat setelah 5siklus

SNI 03-

3407-199410 % 12 %

Gumpalan Lempung danPartikel yang

Mudah Pecah

SK SNI M-

01-1994-030,5 % 0,25 %

Bahan yang Lolos AyakanNo.200

SK SNI M-

02-1994-033 % 1 %

Sumber : Dokumen Kontrak

Pengujian Trial Compaction

Trial Compaction adalah sebuah uji coba pemadatan dengan menggunakan alat dan

bahan yang sama dengan yang akan digunakan pada pelaksanaan pemadatan yang

sebenarnya. Uji coba ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui jumlah lintasan oleh alat

penggilas pada campuran aspal panas yang dihamparkan, sehingga didapat kepadatan lapis

perkerasan aspal yang optimal. Trial Compaction dilakukan pada lahan yang bukan bagian

dari proyek, namun bila hasil kepadatan dari Trial Compaction yang dilakukan langsung pada

proyek mencapai lebih dari 98 % maka lapis perkerasan aspal yang sudah dipadatkan tidak

perlu di bongkar kembali.

Pekerjaan Produksi Hotmix

Campuran apal beton panas pada dasarnya terdiri dari agregat kasar, halus dan aspal,

yang dibuat dalam satu unit pencampur yang disebut Asphalt Mixing Plant (AMP).

Pembuatan campuran dengan menggunakan bahan-bahan yang telah memenuhi

persyratan sebagai bahan pencampur aspal panas.

Page 14: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Sumber : Foto Lapangan

Gambar 3.3 Salah Satu AMP yang dimiliki Kontraktor

Bahan

Bahan yang diperlukan dalam pekerjaan lapis perkerasan dengan aspal panas adalah

Bahsan yang digunakan yaitu, agregat, aspal, dan bahan pengisi yang memenuhi syarat dan

spesifikasi yang terdapat pada dokumen kontrak.

Pencampuran

Setelah semua bahan siap, kemudian dilakukan kegiatan pencampuran. Pencampuran

ini dilakukan dalam satu unit pencampur yang disebut dengan Asphalt Mixing Plant (AMP).

Di dalam AMP , proses pencampuran melalui beberapa tahap produksi yang harus dilalui.

Garis besar proses produksi adalah sebagai berikut:

1. Agregat yang tersimpan dalam stockpile dimasukkan ke dalam cold bin sesuai

dengan ukuran agregatnya.

Sumber : Foto Lapangan

Gambar 3.4 Persediaan agregat di stock pile

Page 15: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Sumber : Foto Lapangan

Gambar 3.5 Pengangkutan agregat dari stock pile ke cold bin

2. Agregat yang berada dalam setiap cold bin keluar melalui pintu yang sebelumnya

telah dikalibrasi yang kemudian agregat tersebut dibawa oleh belt conveyor. Agregat

yang dibawa oleh belt conveyor dapat dilihat pada Gambar 3.7. dan agreagat yang

keluar dari cold bin dapat dilihat pada Gambar 3.6

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Agregat yang keluar dari setiap cold bin

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Agregat yang dibawa oleh belt conveyor

Page 16: Pekerjaan Laston Dan Overlay

3. Kemudian agregat masuk ke dalam dryer untuk dikeringkan dan dipanaskan, ini

dimaksudkan untuk menghilangkan air yang ada pada agregat. Agregat dipanaskan

hingga suhu mencapai 175-200oC. Dryer harus mampu mengeringkan agregat secara

merata, sehingga dapat menghasilkan pengeringan agregat yang sempurna. Harus di

cek apakah pengaturan antara bahan bakar minyak dan udara pada dryer sudah

benar, ketidak sesuaian pengaturan antara bahan bakar dan udara dapat

menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna, hal ini dapat diketahui dengan

melihat asap berwarna hitam yang keluar dari cerobong.

Sumber : Foto Lapangan

Gambar 3.8 Agregat yang dibawa Oleh Belt Conveyor

4. Gas panas yang dihasilkan akibt adanya pemanasan ini mengandung debu,

dikumpulkan dengan kolektor debu (Dust Collector) yang kemudian dibuang

melalui cerobong. Dust Collector dapat dilihat pada Gambar 3.9

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Dust Collector

Page 17: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Gambar Asap putih yang keluar dari cerobong mengidentifikasikan

pembakaranyang terjadi pada dryer berjalan dengan sempurna

5. Agregat yang telah siapkan ini dibawa ke pengendali gradasi (Hot Screening Unit)

untuk disaring. Agregat disaring sesuai dengan saringan yang telah ditentukan,

kemudian di campur dengan filler yang di simpan dalam wadah yang bernama silo.

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Tempat ayakan panas

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Silo

Page 18: Pekerjaan Laston Dan Overlay

6. Kemudian dilakukan penimbangan untuk semua material di dalam penimbangan

(weight hopper).

7. Agregat dan aspal dicampur dalam mesin pencampur (pugmill). Pugmill dapat

dilihat pada Gambar

Sumber : Foto Lapangan

GambarPugmill

8. Hotmix masuk ke dalam Dump Truck kemudian di timbang sebelum dibawa ke

lokasi proyek. Dan prosesnya dapat dilihat pada Gambar 3.14

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Masuknya Hotmix ke dalam Dump Truck

Pengangkutan.

Pengangkutan ke lokasi dilakukan dengan bantuan alat yaitu dump truck.

Waktu dan suhu aspal dari AMP harus diperhitungkan dengan jarak tempuh lokasi.

Untuk menjaga kestabilan suhu maka pada saat pengangkutan aspal ditutupi oleh

terpal.

Page 19: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Sumber : Foto Lapangan

Gambar 3.15 Pengangkutan Hotmix oleh Dump Truck

Pekerjaan Overlay

Pekerjaan overlay adalah pekerjaan pelapisan kembali perkerasan lentur,

dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja jalan yang sudah ada dengan cara

menambahkan lapisan yang baru.

A. Persiapan Peremukaan Jalan Existing

Tahap-tahap yang harus dilakukan antara lain adalah :

6. Pekerjaan pembersihan permukaan jalan existing dari debu dan kerikil, dengan

melakukan penyemprotan menggunakan compressor.

Page 20: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Pekerjaan Pembersihan dengan compressor

7. Kemudian dilakukan pekerjaan penyemprotan lapis perekat (tack coat), dengan

menggunakan asphalt sprayer. Tujuan dilakukannya pelapisan tack coat ini adalah

untuk menambah daya ikat antara jalan existing dengan campuran aspal baru. Batas

Permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan diukur dan

ditandai dengan cat atau benang. Distributor aspal mulai bergerak kira-kira 5 meter

sebelum daerah yang akan disemprot. Kecepatan laju dijaga konstan sampai melalui

titik akhir dicek apakah telah merata, untuk lapis perekat disemprotkan hanya

sebentar (kira-kira setebal kertas saat pengujian nilai kerataan)ebelum

penghamparan lapis aspal di atasnya untuk memperoleh kondisi kelengketan yang

tepat.

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Pekerjaan Penyemprotan Tack Coat

B. Pekerjaan Penghamparan

Penghamparan dilaksanakan stelah pekerjaan persiapan seperti pembersihan

permukaan dari bahan yang lepas atau tidak dikehendaki dengan sapu mekanis

pemasangan rambu-rambu, pengaturan lalu-lintas peralatan, patok batas

penghamparan dan lokasi telah dihamparkan lapis pengkat.

Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus

dipanaskan, campuran aspal harus dihampar dan diratakan sesuai kelandaian,

elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan. Apabila

penghamparan dilaksanakan pada malam hari maka harus disediakan penerangan

secukupnya.

Page 21: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Ketebalan hamparan diatur pada alat asphalt finisher sesuai dengan ketebalan yang

ditentukan. Apabila tebal hamparan lebih dari satu lapis maka toleransi ketebalan harus

memenuhi persyaratan dan spesifikasi. Mesin vibrasi pada alat penghampar harus dijalankan

selama penghamparan dan pembentukan. Temperatur penghamparan ±155oC. Alat

penghampar dioperasikan dengan kecepatan yang tetap agar tidak menyebabkan retak

permukaan, koyakan atau bentuk ketidakrataan lainnya.

Berikut adalah tahap-tahap pekerjaan penghamparan :

Page 22: Pekerjaan Laston Dan Overlay

1. Tempatkan Asphalt Finisher pada jalur di titik awal pekerjaan, sebelumnya Asphalt

Finisher di-stel terlebih dahulu, sehingga mampu menghampar dan membentuk

campuran aspal sesuai dengan garis, kelandaian serta penampang melintang yang

diperlukan

Page 23: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Penempatan asphalt finisher pada titik awal.

2. Tempatkan Dump truck di depan alat penadah (Hopper) dari Asphalt Finisher lalu

Tuangkan campuran aspal ke dalam Hopper..

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Masuknya Hotmix ke dalam Hopper pada Asphalt Finisher

3. Setelah hotmix berada di dalam hopper dan siap untuk dihamparkan, segera

operasikan asphalt finisher . Nyalakan mesin fibrasi selama penghamparan agar

campuan aspal terdistribusi secara merata.

Page 24: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Pekerjaan penghamparan dengan menggunakan asphalt finisher

4. Para pekerja meratakan campuran aspal yang dikeluarkan dari Asphalt Finisher

dengan menggunakan sekop dan lacker, agar campuran aspal merata. Kegiatan

meratakan campuran aspal dapat dilihat pada Gambar 3.35.

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Aspal diratakan dengan menggunakan sekop dan lacker

5. Periksa ketebalan hasil penghamparan dengan menggunakan alat ukur sederhana

yang terbuat dari tulangan yang telah ditandai, seteah campuran diratakan.

6. Segera isi ulang aspal ke dalam Hopper apabila campuran aspal akan habis. Jika

tersisa campuran aspal pada Hopper, suhunya tidak boleh lebih rendah dari suhu

penghamparan.

C. Pekerjaan Pemadatan

Setelah pekerjaan penghamparan selesai kemudian dilakukan pekerjaan pemadatan.

Pekerjaan ini adalah pekerjaan tahap akhir dari rangkaian pekerjaan lapis perkerasan lentur.

Pekerjaan ini dilakukan secara berulang kali dengan tujuan mendapatkan hasil yang

maksimal. Alat yang digunakan pada pekerjaan pemadatan ini adalah Three Weel, Pneumatic

Tired Roller, dan Mini Pneumatic Tired Roller.

Pemadatan dilakukan dalam 3 tahapan, aitu :

Page 25: Pekerjaan Laston Dan Overlay

a. Pemadatan awal

Alat yang digunakan adalah Three Wheels, dengan kecepatan 4 km/jam. Pemadatan

dilakukan dari tepi ruas penghamparan ke tepi lainnya kemudian ke bagian tengah lintasan.

Ini dilakukan dengan tujuan agar permukaan jalan mendapatkan kemiringan yang ideal dan

tidak mengalami penurunan. Agar campuran aspal panas tidak melekat pada roda Three

Wheels, maka roda Three Wheels dibasahi secukupnya dengan menggunakan air.

Di lapangan pemadatan awal menggunakan Three Wheels sebanyak 2 lintasan dengan berat

Three Weels 3 Ton. Kegiatan pemadatan awal dapat dilihat pada Gambar 3.36

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Pemadatan Awal Menggunakan Three Weels

b. Pemadatan antara

Alat yan digunakan untuk proses pemadatan antara adalah Pneumatic Tired Roller

dengan kecepatan 6 km/jam. Alat ini ampu dioperasikan pada tekanan ban pompa 6,0 – 6,5

kg/cm2 (90-100psi).

Pemadatan dilakukan segera setelah pemadatan awal selesai dikerjakan. Tujuan dari

pemadatan antara ini adalah agar aspal hasil pemadatan awal tidak mengalami penurunan

(settle down).

Proses dan arah pemadatan kedua ini sama dengan proses pemadatan pertama, hanya

jumlah Passing-nya lebih banyak, yaitu 16 Passing untuk satu lebar jalan. Selain itu, ban

gilas harus di semprot air dan pembantu operator juga membantu membersihkan ban karet

dengan menyemprotkan kerosin lalu permukaan ban dibersihkan dari campuran yang

menempel dengan menggunakan kain, selagi PTR melakukan pemadatan alat ini

Page 26: Pekerjaan Laston Dan Overlay

menyemprotkan air pada campuran aspal panas, hal ini bertujuan untuk mencegah hotmix

menempel pada ban. Kegiatan pemadatan kedua dilihat pada Gambar 3.37

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Pemadatan Antara dengan Pneumatic Tired Roller

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Pembantu operator menyemprotkan kerosin pada permukaan ban karet

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Penyemprotan air agar aspal tidak menempel pada ban karet

Page 27: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Kondisi permukaan jalan yang basah setelah dilakukan penyemprotan air

c. Pemadatan akhir

Alat yang digunakan adalah Mini Pneumatic Tired Roller dengan kecepatan 4

km/jam. Pemadatan ini bertujuan untuk menghilangkan bekas jejak roda hasil pemadatan

antara sehingga didapatkan permukaan yang merata yang halus. Di lapangan pemadatan akhir

menggunakan Tundhem roller sebanyak 2 lintasan.

Sumber : Foto Lapangan

Gambar Pemadatan Akhir dengan Mini Pneumatic Tired Roller

Pengendalian Mutu Perkerasan Lentur

YA

BATASAN

CUACA

PENGENDALIAN LALU LINTAS & KESELAMATAN

A

KESIAPAN LAHAN

Page 28: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Namun ternyata, rangkaian pengawasan mutu diatas tidak sepenuhnya dilakukan

dengan baik. Hal ini dikarenakan pihak pengawas kurang cermat dalam melakukan

pengawasan di lapangan serta pihak kontraktor yang mengabaikan pentingnya pengendalian

PENGENDALIAN LALU LINTAS & KESELAMATAN

Sumber : Data Lapangan

Gambar Flowchart Pengendalian Mutu Perkerasan Lentur

Page 29: Pekerjaan Laston Dan Overlay

mutu. Berikut adalah beberapa kegiatan pengawasan mutu yang sudah dilakukan pada proyek

ini seperti pada flowchart

1. Kegiatan Pengawasan 1 :

a. Pengujian sifat-sifat fisik agregat dan aspal, dilakukan untuk mengetahui spesifikasi

bahan, apakah memenuhi standar atau tidak. Sifat – sifat bahan yang sudah

diketahui menjadi dasar untuk membuat Job Mix Formula. Pengujian dilakukan di

lab yang tempatnya berdekatan dengan AMP. Pengujian yang dilakukan yaitu.

b. JMF

Job Mix Formula didapat dari pemeriksaan sifat agregat kemudian menentukan

gradasinya sehingga didapatkan proporsi agregatnya, setelah itu dilakukan uji coba

pencampuran aspal dengan kadar yang bervariasi untuk mendapatkan kadar aspal optimum

yang memenuhi semua spesifikasi campuran dan dilakukan uji coba di AMP. JMF ini

menjadi acuan untuk produksi campuran aspal panas di lapangan.

a. Pengawasan terhadap kebersihan roda pemadat.

Memastikan roda pemadat disemprot oleh air dan atau diberi sedikit kerosin agar

tidak ada hotmix yang menempel pada roda. Hotmix yang menempel pada roda dapat

menyebabkan permukaan jalan menjadi tidak rata.

b. Pengujian kepadatan dan tebal (core drill).

Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan seperti yang

ditentukan pada SNI 03-6757-2002 tidak boleh kurang dari 97%. Tebal aktual campuran

aspal yang dihampar di setiap ruas dari pekerjaan, didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari

semua benda uji inti yang diambil dari ruas tersebut. Dengan melakukan core drill tebal dari

perkerasan dapat diketahui, dari pengujian ini dapat dilihat apakah tebal perkerasan

memenuhi persyaratan atau tidak. Ketebalan perkerasan menunjukan volume dari material

sehingga menjadi acuan pembayaran owner kepada kontraktor

Page 30: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Sumber : Data Lapangan

Gambar Hasil Bor Core Drill Dipadatkan Kembali

Sumber : Data Lapangan

Gambar 3 Pengambilan Sampel Core Drill Pada Perkerasan

Sumber : Data Lapangan

Gambar Hasil Sampel Core Drill

Page 31: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Sumber : Data Lapangan

Gambar Hasil Pemboran Core Drill Pada Perkerasann Jalan

Page 32: Pekerjaan Laston Dan Overlay

MATRIKS PROSES PENGOLAHAN CAMPURAN BERASPAL DALAM UNIT AMP

Type AMP Jenis Pekerjaan Alat Bahan Metode Pelaksanaan Spesifikasi PersyaratanBatch Type

(AMP Tipe

Takaran)

Penyimpanan agregat di stock pile

Terpal, Plastik, Alat

penutupAgregat

Agregat yang sudah ada di quarry (tempat penyimpanan) dijaga kondisinya agar tidak terbasahi dengan cara diberi

penutup terpal

SNI 03-1971-1990SNI 03-1790-1990SNI 03-1769-1990

Kadar Air Agregat Tata Cara Pengambilan

Agregat Pengujian BJ &

penyerapan air agregat kasar dan

halus

Quality Control Mutu Agregat

Mesin LA, Dll

Agregat

Pengontrolan dilakukan untuk mendapatkan jenis material

yang diinginkan, Quality Control yang dilakukan

diantaranya : Uji keausan agregat dengan mesin LA,

BJ dan penyerapan air agregat kasar dan halus, analisa ayak, kadar air

SNI 03-1971-1990SNI 03-1790-1990SNI 03-1769-1990SNI 03-2417-1991

Semua agregat yang akan dimasukan

kedalam AMP harus memenuhi spek dan sesuai DMF (Design

Mix Formula)

Penyetelan bukaan pintu agregat dingin pada bin

dingin (Cold Bin)

AMP (Cold Bin)

Agregat

Bukaan pintu untuk agregat dingin pada AMP diatur lebar

bukaanya sesuai dengan rencana proporsi agregat

PDT-03-2005(PemeriksaanAMP)

Lebar bukaan sesuai dengan jumlah

proporsi agregat rencana

Quality Control untuk Bukaan Pintu

AMP AgregatLebar/dimensi pintu bukaan

diatur sesuai rencana dan proporsi agregat.

PDT-03-2005(PemeriksaanAMP)

Lebar bukaan harus sesuai

rencana.

Penyetelan kecepatan conveyor

AMP (conveyor)

Agregat

Banyak sedikitnya agregat yang keluar dari bin dingin akan sangat ditentukan oleh

kecepatan conveyor

PDT-03-2005(Pemeriksaan AMP)

NSPMSNI

Kecepatan diatur sesuai

dengan tujuan agregat yang diinginkan

Quality Control Kecepatan Conveyor

AMP Agregat Kecepatan conveyor harus diatur sesuai rencana, agar agregat yang masuk bias

PDT-03-2005(Pemeriksaan AMP)

Kecepatan harus baik

sesuai rencana

Page 33: Pekerjaan Laston Dan Overlay

ditentukan sesuai rencana

Pengangkutan agregat dinginAMP

(Pengangkut)Agregat

Agregat dingin (cold bin) yang sudah disimpan di stock

pile kemudia diangkut dan ditampung pada ban berjalan

SNI (Tata cara pengambilan agregat)

Agergat yang dibawa adalah agregat yang

memenuhi spesifikasi dan sudah sesuai

rencana

Quality Control Pengangkutan

AgregatAMP Agregat

Agregat yang diangkut harus bermutu tinggi, tidak

mengandung banyak air, dan memiliki ketahanan aus.

SNIAgregat harus sesuai

suhunya, dan bermutu tinggi.

Proses pengering (Dryer)AMP

(Dryer)Agregat

Proses pengeringan agregatnya bergerak berputar melalui roda gigi sekeliling silinder

yang dihubungkan dengan motor listrik

SNI 03-1971-1990(Kadar Air Agregta)

PDT-03-2005(Pemeriksaan AMP)

Agregat hasil pengeringan tidak

boleh fluktuasi 175°C

Kapasitas temperatur alat pengering adalah

100°C

Quality control Dryer Dryer AgregatKondisi agregat dicek permukaannya apakah

kering atau tidak…

SNI 03-1971-1990(Kadar Air Agregta)

Agregat harus dalam kondisi

kering dan mutu tinggi

Elevator Panas (Hot Elevator)

AMP (Hot Elevator)

Agregat, Udara panas

Agregat dimasukan kedalam elevator panas yang berupa

mangkuk-mangkuk kecil, lalu ditumpahkan kedalam ayakan

panas untuk dipisah sesuai ukuran fraksinya.

SNI 03-1968-1990SNI 03-4142-1996

SNI

Agregat terlindungi terhadap kehilangan panas dari agregat

yang membawanya, menjga dari debu-

debu.

Bin Panas (Hot Bin)

AMP (Bin

Panas)

Agregat Panas

Dalam bin panas ini, agregat dipisahkan menurut fraksi bin panasnya, biasany terbagi 4.

PDT-03-2005(PemeriksaanAMP)

NSPM

Agregat harus terpisah sesuai dengan fraksi

yang direncanakan

Quality control bin panas Bin panas

Agregat Kondisi agregat dicek suhunya, apakah sesuai

dengan suhu yang ditentukan.

SNINSPM

Kondisi agregat harus sesuai suhu

yang ditentukan

Page 34: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Bin Penimbang (Weight Bin)

AMP (Bin Penimban

g)

AgregatAgregat yang ada dari setiap fraksi akan ditimbang sesuai

dengan kebutuhannya

PDT-03-2005(PemeriksaanAMP)

NSPMSNI 03-4142-1996

(Proporsi agregat lolos saringan

No.200)

Berat agregat harus sesuai dengan JMF dan FCR agar bisa

bekerja

Pengecekan bin penimbangPenimban

gAgregat

Agregat yang sudah masuk kedalam bin penimbang harus

dicek proporsi beratnya, berapa proporsi masing-

masing agregat.

SNINSPM

Berat masing-masing agregat harus sesuai

dengan rencana

Pencampuran (Pugmill)AMP

(Pugmill)Agregat

Semua agregat yang masuk kedalam pugmill dicampur agar bisa menghasilkan Hot mix, semua material diaduk

dengan lengan-lengan pengaduk, tidak terjadi terus menerus, hanya terjadi per

batch.

NSPM(Campuran bersapal

panas)PDT-03-2005

(PemeriksaanAMP)

1. Adukan harus merata dan sesuai

JMF & FCR.2. Agregat dalam

pugmill harus memiliki suhu

175°C3. Hotmix maksimum

165°C

Pengecekan Pencampuran Pugmill Agregat

Campuran yang sudah dicampur kemudian diukur proporsinya apakah sesuai

dengan DMF

SNINSPM

(Campuran beraspal Panas)

Campuran harus sesuai spesifikasi

Proses Bahan Pengisi (Filler) AMP Agregat

Filler dituangkan kedalam pugmill melalui dua cara,

yaitu : penimbangan bersama-sama dalam agregat pans dalam weight bin, atau ditimbang sendiri dan langsung dituang pada

pugmill

SNI 03-4142-1996 (Proporsi agregat

lolos saringan No.200)SNI

Jumlah filler yang dituangkan dalam filler harus sesuai, tidak boleh terlalu

banyak karena akan getas dan mudah retak, jangan pula

sebaliknya.Bagian pemasok aspal AMP Aspal,

agregatAspal untuk pencampuran

disimpan dalam bak penampungan, kemudian

dipanaskan untuk mencapai

RSNI M-12-2004(Metode pengujian

kelarutan aspal)NSPM

1. Aspal panas disemprotkan keatas agregat

panas pada

Page 35: Pekerjaan Laston Dan Overlay

tingkat keenceran SNI

temperatur 145°C-150°C

2. Proporsi harus sesuai

Pengumpul Debu (Dust Collector)

AMP (Dust collector)

Menyerap debu-debu yang halus yang ditimbulkan

selama proses kegiatan AMP

SNINSPM

Kebersihan lingkuangan terjaga

Tenaga Penggerak AMPMenjalankan semua kegiatan

pelaksanaan proses AMP, digerakan oleh gen set

Proses AMP berjalan lancar

Ruang control kendali AMP, OrangSeluruh proses kegiatan AMP

dikendalikan dari ruang ini

Ruang kontrol harus aman dan tidak ada

kerusakan.AMP tipe menerus (Continous Type)

Penyimpanan agregat di stock pile

Terpal, Plastik, Alat

penutupAgregat

Agregat yang sudah ada di quarry (tempat penyimpanan) dijaga kondisinya agar tidak terbasahi dengan cara diberi

penutup terpal

SNI 03-1971-1990SNI 03-1790-1990SNI 03-1769-1990

Kadar Air Agregat Tata Cara Pengambilan

Agregat Pengujian BJ &

penyerapan air agregat kasar dan

halus

Quality Control Mutu Agregat

Mesin LA, Dll

Agregat

Pengontrolan dilakukan untuk mendapatkan jenis material

yang diinginkan, Quality Control yang dilakukan

diantaranya : Uji keausan agregat dengan mesin LA,

BJ dan penyerapan air agregat kasar dan halus, analisa ayak, kadar air

SNI 03-1971-1990SNI 03-1790-1990SNI 03-1769-1990SNI 03-2417-1991

Semua agregat yang akan dimasukan

kedalam AMP harus memenuhi spek dan sesuai DMF (Design

Mix Formula)

Penyetelan bukaan pintu agregat dingin pada bin

dingin (Cold Bin)AMP (Cold

Bin)Agregat

Bukaan pintu untuk agregat dingin pada AMP diatur lebar

bukaanya sesuai dengan rencana proporsi agregat

PDT-03-2005(PemeriksaanAMP)

Lebar bukaan sesuai dengan jumlah

proporsi agregat rencana

Quality Control untuk AMP Agregat Lebar/dimensi pintu bukaan PDT-03-2005 Lebar bukaan

Page 36: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Bukaan Pintudiatur sesuai rencana dan

proporsi agregat.(PemeriksaanAMP)

harus sesuai rencana.

Penyetelan kecepatan conveyor

AMP (conveyor)

Agregat

Banyak sedikitnya agregat yang keluar dari bin dingin akan sangat ditentukan oleh

kecepatan conveyor

PDT-03-2005(Pemeriksaan AMP)

NSPMSNI

Kecepatan diatur sesuai

dengan tujuan agregat yang diinginkan

Quality Control Kecepatan Conveyor

AMP Agregat

Kecepatan conveyor harus diatur sesuai rencana, agar agregat yang masuk bias ditentukan sesuai rencana

PDT-03-2005(Pemeriksaan AMP)

Kecepatan harus baik

sesuai rencana

Pengangkutan agregat dinginAMP

(Pengangkut)Agregat

Agregat dingin (cold bin) yang sudah disimpan di stock

pile kemudia diangkut dan ditampung pada ban berjalan

SNI (Tata cara pengambilan agregat)

Agergat yang dibawa adalah agregat yang

memenuhi spesifikasi dan sudah sesuai

rencana

Quality Control Pengangkutan

AgregatAMP Agregat

Agregat yang diangkut harus bermutu tinggi, tidak

mengandung banyak air, dan memiliki ketahanan aus.

SNIAgregat harus sesuai

suhunya, dan bermutu tinggi.

Proses pengering (Dryer)AMP

(Dryer)Agregat

Proses pengeringan agregatnya bergerak berputar melalui roda gigi sekeliling silinder

yang dihubungkan dengan motor listrik

SNI 03-1971-1990(Kadar Air Agregta)

PDT-03-2005(Pemeriksaan AMP)

Agregat hasil pengeringan tidak

boleh fluktuasi 175°C

Kapasitas temperatur alat pengering adalah

100°C

Quality control Dryer Dryer AgregatKondisi agregat dicek permukaannya apakah

kering atau tidak…

SNI 03-1971-1990(Kadar Air Agregta)

Agregat harus dalam kondisi

kering dan mutu tinggi

Elevator Panas (Hot Elevator)

AMP (Hot Elevator)

Agregat, Udara panas

Agregat dimasukan kedalam elevator panas yang berupa

mangkuk-mangkuk kecil, lalu ditumpahkan kedalam ayakan

panas untuk dipisah sesuai ukuran fraksinya.

SNI 03-1968-1990SNI 03-4142-1996

SNI

Agregat terlindungi terhadap kehilangan panas dari agregat

yang membawanya, menjga dari debu-

debu.

Page 37: Pekerjaan Laston Dan Overlay

Bin Panas (Hot Bin)

AMP (Bin

Panas)

Agregat Panas

Dalam bin panas ini, agregat dipisahkan menurut fraksi bin panasnya, biasany terbagi 4.

PDT-03-2005(PemeriksaanAMP)

NSPM

Agregat harus terpisah sesuai dengan fraksi

yang direncanakan

Quality control bin panasBin

panasAgregat

Kondisi agregat dicek suhunya, apakah sesuai

dengan suhu yang ditentukan.

SNINSPM

Kondisi agregat harus sesuai suhu

yang ditentukan

Pencampuran (Pugmill)AMP

(Pugmill)Agregat

Semua agregat yang masuk kedalam pugmill dicampur agar bisa menghasilkan Hot mix, semua material diaduk

dengan lengan-lengan pengaduk. Pencampuran

terjadi secara terus menerus, tidak seperti pada tipe batch.

NSPM(Campuran bersapal

panas)PDT-03-2005

(PemeriksaanAMP)

4. Adukan harus merata dan sesuai

JMF & FCR.5. Agregat dalam

pugmill harus memiliki suhu

175°C6. Hotmix maksimum

165°C

Pengecekan Pencampuran Pugmill Agregat

Campuran yang sudah dicampur kemudian diukur proporsinya apakah sesuai

dengan DMF

SNINSPM

(Campuran beraspal Panas)

Campuran harus sesuai spesifikasi

Proses Bahan Pengisi (Filler) AMP Agregat

Filler dituangkan kedalam pugmill melalui dua cara,

yaitu : penimbangan bersama-sama dalam agregat pans dalam weight bin, atau ditimbang sendiri dan langsung dituang pada

pugmill

SNI 03-4142-1996 (Proporsi agregat

lolos saringan No.200)SNI

Jumlah filler yang dituangkan dalam filler harus sesuai, tidak boleh terlalu

banyak karena akan getas dan mudah retak, jangan pula

sebaliknya.Bagian pemasok aspal AMP Aspal,

agregatAspal untuk pencampuran

disimpan dalam bak penampungan, kemudian

dipanaskan untuk mencapai tingkat keenceran

RSNI M-12-2004(Metode pengujian

kelarutan aspal)NSPMSNI

3. Aspal panas disemprotkan keatas agregat

panas pada temperatur 145°C-

150°C

Page 38: Pekerjaan Laston Dan Overlay

4. Proporsi harus sesuai

Pengumpul Debu (Dust Collector)

AMP (Dust collector)

Menyerap debu-debu yang halus yang ditimbulkan

selama proses kegiatan AMP

SNINSPM

Kebersihan lingkuangan terjaga

Tenaga Penggerak AMPMenjalankan semua kegiatan

pelaksanaan proses AMP, digerakan oleh gen set

Proses AMP berjalan lancar

Ruang control kendali AMP, OrangSeluruh proses kegiatan AMP

dikendalikan dari ruang ini

Ruang kontrol harus aman dan tidak ada

kerusakan.