web viewdilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah dengan demikian...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian Tindakan Kelas ini bertitik tolak dari adanya kepasifan peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran Kimia di kelas sangat rendah diantara 5 kelas
X MIPA yang peneliti ampu kelas X MIPA 2 adalah kelas yang paling pasif
dalam pembelajaran dengan hasil belajar yang masih rendah.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kedungwuni dengan subyek
penelitian peserta didik kelas X MIPA 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang
jumlahnya 34 peserta didik terdiri dari 8 peserta didik laki -laki dan 26 peserta
didik perempuan. Dari 34 peserta didik tersebut dalam mata pelajaran Kimia
materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit, didapatkan 4 peserta didik
yang tuntas, dengan rata-rata nilai UH yang masih rendah yaitu 58,01 sedangkan
nilai KKM 75. Hal ini menunjukkan masih terlalu jauh kesenjangan antara nilai
KKM dengan nilai rata-rata UH.
Dari kenyataan ini peneliti perlu mengadakan perbaikan model
pembelajaran, antara lain dengan pendekatan pembelajaran saintifik melalui
pemanfaatan media power point. Peneliti membentuk kelompok besar dengan
anggautanya 5 atau 6 peserta didik bekerja berkelompok untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh peneliti setelah proses pencarian pengetahuan materi
yang akan dibahas melalui berbagai aktifitas proses saint sebagaimana yang
42
43
dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah
dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
fakta, membangun konsep dan nilai-nilai baru, dengan harapan mendapatkan
hasil belajar yang semakin meningkat.
B. Deskripsi Siklus 1
1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus 1 dilaksanakan dalam 3 pertemuan,yang
masing-masing pertemuan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik ,
peserta didik dikelompokkan menjadi 6 kelompok besar terdiri dari 5 atau 6
peserta didik secara acak. Pada awal pelajaran guru memberi salam, absensi,
memberikan apersepsi, memotivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
menagih tugas artikel materi dari hasil pencarian pertemuan sebelumnya.
Pendekatan pembelajaran saintifik, kegiatan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Kemudian peserta didik berkumpul dikelompoknya
mengkaji artikel atau literatur hasil pencarian. Guru memberikan Lembar
Kerja Kelompok untuk didiskusikan, dan mempresentasikan hasil didkusi
kelompok di depan kelas. Pada akhir proses pembelajaran dengan media power
point guru memberikan refleksi, kesimpulan dan memberikan tugas yang harus
diselesaikan
44
Pada tahap perencanaan ini guru menyiapkan perangkat pembelajaran
berupa RPP, lembar kerja kelompok, lembar observasi guru, lembar observasi
peserta didik, jurnal guru, jurnal peserta didik, kisi-kisi soal, soal tes, kunci
jawaban, kriteria penilaian, media power point, seperangkat experimen reaksi
Redoks antara antara logam dengan suatu larutan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian pada siklus 1 terdapat 3 pertemuan, adapun
pelaksanaannya dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pertemuan 1
Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2014 bertempat di
laboratorium biologi (dampak dari rehap ruang kelas ) . Setelah peneliti dan
observer masuk kelas, observer mempersilahkan duduk di belakang untuk
memulai observasi penelitian ini. Peneliti / guru mulai melakukan proses
kegiatan pembelajaran, setelah menyampaikan salam pembuka, melakukan
absensi, memberikan apersepsi, memotivasi, menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan menagih tugas artikel konsep redoks 1 dan 2 dari hasil
pencarian pertemuan sebelumnya, guru membagi kelompok besar secara acak,
kelompok terdiri dari 5 atau 6 peserta didik, terdapat 6 kelompok besar.
Dengan media power point, peserta didik Mengamati (Observing)
ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya buah (apel, kentang atau
pisang) yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka. Malalui proses Menanya
45
(Questioning) guru bertanya mengapa buah apel, kentang atau pisang yang
tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna coklat?.
Masing-masing kelompok Mengumpulkan Data (Experimenting) dengan
merancang percobaan reaksi pembakaran. Setelah proses mengumpulkan data
kelompok peserta didik Mengasosiasi (Associating) dengan menganalisis data
untuk menyimpulkan reaksi pembakaran, menuliskan reaksi pembakaran hasil
percobaan, menyamakan jumlah unsur sebelum dan sesudah reaksi, berlatih
menuliskan persamaan reaksi pembakaran. Guru memberikan lembar kerja
kelompok untuk didiskusikan. Kemudian Mengkomunikasikan
(Communicating) dengan mempresentasikan hasil percobaan reaksi
pembakaran dan hasil dari diskusi kelompok. Di akhir kegiatan pembelajaran
gurtu bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang reaksi konsep redoks
1 dan 2, peserta didik mengerjakan soal konsep redoks 1 dan 2. Yang terakhir
guru nenberikan tugas mencari artikel tentang aturan bilangan oksidasi untuk
pertemuan berikutnya.
46
Gambar Kegiatan Siklus 1 Pertemuan 1
Gambar 1. Guru Mengenalkan Materi Yang Akan Disampaikan
Gambar 2. Guru Menyampaiakan Tujuan Pembelajaran
Gambar 3. Siswa Sedang Mengerjakan Tugas Kelompok
Gambar 4. Bersama Kelompoknya Sedang Presentasi
47
Gambar 5. Guru Sedang Merefleksi Hasil Diskusi
Gambar 6. Siswa Mrncatat Kesimpulan
b. Pertemuan 2
Pertemuan ke-2 ini dilaksanakan di laboratorium biologi pada hari Rabu tanggal
29 Januari 2014, materi yang akan disampaikan adalah aturan bilangan oksidasi.
Seperti biasanya setelah guru masuk kelas memberi salam, absensi, memberikan
apersepsi, memotivsasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menagih artikel
aturan bilangan oksidasi. Kemudaian peserta didik diminta mengkaji literatur bilangan
oksidasi. Peserta didik berkumpul dikelompoknya, dengan media power point
Mengamati (Observing) penjelasan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa/ion.
Melalui proses Menanya (Questioning) guru menanyakan “Bagaimana menentukan
bilangan oksidasi unsur dalam snyawa/ion?.” Guru memberikan lembar kerja
kelompok, peserta didik dalam kelompoknya Mengumpulkan Data (Experimenting)
dengan mendiskusikan hasil kajian literatur untuk menjawab tentang bilangan oksidasi
dalam senyawa/ion. Kemudian Mengassosiasi (Assosiating) yaitu dengan
menganallisis dan menyimpulkan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa/ion dan
Mengkomunikasikan (Communicating) dengan mempresentasikan hasil dari diskusi
kelompok penyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa/ion. Pada
48
akhir pembelajaran guru bersama peserta didik merefkelsi debfab membuat
kesimpulan tentang penentuan bilangan oksidasi dalam senyawa/ion, menugaskan
peserta didik mengerjakan soal-soal penentuan bilangan oksidasi senyawa/ion, yang
terakhir guru memberikan tugas mengumpulkan artikel redosk konsep ke 3 untuk
pertemuan berikutnya.
Gambar Kegiatan Siklus 1 Pertemuan 2
Gambar 7. Guru sedang Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
Gambar 8. Guru Mengarahkan Pertanyaan Siswa Dalam Kelompok
Gambar 9. Presentasi Penentuan Bilangan Oksidasi Dalam Senyawa
Gambar 10. Perwakilan Siswa Menjawab Pertanyaan
49
Gambar 11. Usai Presentasi Gambar 12. Siswa Memberikan Aplaus
c. Pertemuan 3
Pada pertemuan yang ke 3 siklus 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5
Februari 2014 di laboratorium Kimia jam 3 dan 4, adapun materi pelajaran
yang akan disampaikan Konsep Redoks ke 3. Guru memberi salam, absensi,
apersepsi, motivasi, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru
menagih artikel konsep redoks ke 3 dan meminta peserta didik mengkaji artikel
konsep redoks ke 3. Peserta didik kembali ke kelompok biasanya, dengan
media power point Mengamati (Observing) ciri-ciri perubahan kimia (reaksi
kimia) misalnya mengamati pembuatan garam untuk menjelaskan reaksi
oksidasi reduksi, menyimak penjelasan guru tentang konsep reaksi oksidasi
reduksi berdasarkan bilangan oksidaasi. Melalui proses Menanya
(Questioning) guru mengajukan pertanyaan mengapa logam Na dengan gas Cl2
menghasilkan garam ?. Proses Mengumpulkan Data (Experimenting) peserta
didik dalam kelompoknya merancang, melakukan, menyajikan hasil percobaan
reaksi oksidasi reduksi reaksi logam dengan larutan, kelompok mendiskusikan
50
hasil kajian literatur untuk menjawab pertanyaan tentang konsep redoks
berdasarkan bilangan oksidasi. Setelah proses mengumpilkann data peserta
didik Mengasosiasi (Associating) dengan menganalisis dan menyimpulkan
konsep redoks berdasarkan bilangan oksidasi. Kemudian
Mengkomunikasikan (Communicating) dengan mempresentasikan dan
menyajikan penyelesaian konsep redoks berdasarkan bilangan oksidasi. Pada
akhir pembelajaran guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang
reaksi redoks konsep ke 3, guru menugaskan peserta didik mengerjakan soal-
soal konsep redoks ke 3 dan yang terakhir mengingatkan peserta didik untuk
belajar menghadapi ulangan harian konsep redoks pada pertemuan yang akan
datang.
Gambar Kegiatan Siklus 1 Pertemuan 3
Gambar 13. Kelompok Siswa Sedang Merancang Eksperimen
Gambar 14.Guru Sebagai Motivator
51
Gambar 15. Sedang Melakukan Experimen.
Gambar 16. Guru Sebagai Fasilitator
Gambar. 17. Kelompok Sedang Menuliskasn Hasil Experimen
Gambar 18. Kelompok Sedang Menngkomunikasikan Hasil Experimen
d. Pertemuan 4
Pertemuan ke 4 peserta didik melakukan ulangan harian Kompetensi
Dasar 3.9. Menganalisis perkembangan reaksi oksidasi reduksi serta
menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion dan
52
4.9.Merancang, melakukan, dan menyimpulkan hasil percobaan reaksi
oksidasi reduksi. Ulangan haruan dilakukan selama 2 jam pelajaran.
3. Hasil Observasi
a. Observasi Pertemuan 1
Hasil observasi siklus 1 pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 4.1.
merupakan hasil rekapitulasi dari observasi siklus 1 pada pertemuan 1 yang
peneliti olah dengan menghitung skor masing-masing peserta didik sesuai dengan
indikator sehingga dperoleh tabel 4.1. Adapun pengolahan skor dapat dilihat di
lampiran.
Tabel 4.1. Hasil Observasi Keaktifan Siklus 1 Pertemuan 1.
No. Indikator Keterangan1. Kemampuan peserta didik merespon apersepsi guru. Cukup2. Kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Cukup3. Kemampuan peserta didik merespon motivasi dari guru Baik4. Kemampuan peserta didik mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran. Cukup
5. Kemampuan peserta didik menggali informasi dengan mencari artikel materi yang akan dibahas.
Baik
6. Kemampuan peserta didik mengkaji artikel Baik7. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengamati (Observing) Cukup8. Kemampuan peserta didik dalam merespon proses Menanya
(Questioning) tugas dari guru.Baik
9. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengumpilkan Data (Experimenting) dalam kelompoknya.
Baik
10. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengasosiasi (Associating) bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam kelompoknya.
Baik
11. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengkomunikasikan (Communicating).
Baik
53
12. Kemampuan peserta didik mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain)
Cukup
13. Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk tangan ) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas.
Sangat Baik
14. Kemampuan peserta didik menarik kesimpulan. Baik 15. Kemampuan peserta didik merefleksi dengan menjawab soal yang
diberikan guru.Cukup
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat jndikator nomor 1, 2, 4, 7, 12 dan 15
menunjukan aktifitas “cukup” , berarti aktifitas peserta didik dalam proses
belajar mengajar masih belum optimal maka untuk pertemuan berikutnya
peneliti berusaha membangkitkan aktifitas peserta didik. Sedangkan indikator
yang lain sudah menunjukkan aktifitas yang baik dan satu indikator aktifitas
sangat baik.
Hasil observasi pada siklus 1 pertemuan 1 dapat dilihat pada jurnal peserta
didik , antara lain; Suasana belajar yang terjadi serius tapi santai sehingga
dapat memahami pelajaran; Kesulitan belajar yang dialami peserta didik pada
umumnya harus lebih teliti dalam mengerjakan lembar diskusi kelompok;
Keaktifan dalam mengikuti diskusi semua aktif dalam berdiskusi; Kesan
selama mengikuti pembelajaran menyenangkan dan bisa memahami materinya;
Pemahaman konsep setelah mengikuti pembelajaran peserta didik mengerti dan
bisa menyerap materi yang dipelajari.
Dari jurnal guru dapat dilihat juga hasil obsrvasi antara lain, Suasana
pembelajaran yang terjadi peserta didik terlihat sangat antusias dalam
menerima pelajaran; Keaktifan peserta didik dalam mengikuti diskusi peserta
54
didik aktif mengerjakan lembar diskusi kelompok; Cara mengatasi kesulitan
peserta didik dalam belajar menyuruh peserta didik mengkaji kembali literatur
yang dibuat atau baca pada buku paket; Respon peserta didik pada saat diberi
tugas mengerjakan dengan baik.
b. Observasi Pertemuan 2
Hasil observasi siklus 1 pertemuan ke-2 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2.Hasil Observasi Keaktifan Siklus 1 Pertemuan ke-2
No. Indikator Keterangan1. Kemampuan peserta didik merespon apersepsi guru. Cukup2. Kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Baik3. Kemampuan peserta didik merespon motivasi dari guru Baik4. Kemampuan peserta didik mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran. Cukup
5. Kemampuan peserta didik menggali informasi dengan mencari artikel materi yang akan dibahas.
Baik
6. Kemampuan peserta didik mengkaji artikel Baik7. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengamati
(Observing)Sangat Baik
8. Kemampuan peserta didik dalam merespon proses Menanya (Questioning) tugas dari guru.
Cukup
9. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengumpilkan Data (Experimenting) dalam kelompoknya.
Baik
10. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengasosiasi (Associating) bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam kelompoknya.
Cukup
11. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengkomunikasikan (Communicating).
Baik
12. Kemampuan peserta didik mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain)
Cukup
13. Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk tangan ) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas.
Sangat Baik
55
14. Kemampuan peserta didik menarik kesimpulan. Baik15. Kemampuan peserta didik merefleksi dengan menjawab soal
yang diberikan guru.Baik
Siklus 1 pertemuan 2 ini mengalami kenaikan aktifitas walaupun sedikit
dapat dilihat pada indikator 1, 8, 10, dan 12 menunjukkan aktifitas cukup,
indikator no 2, 3, 5, 6, 9, 11, 14 dan 15 menunjukan ativitas baik dan indikator 7
dan 13 aktifitas sangat baik.
Hasil observasi siklus 1 pertemuan ke-2 dapat dilihat pada jurnal peserta
didik , antara lain; Suasana belajar yang terjadi menyenangkan; Kesulitan belajar
yang dialami kurang meahami materi; Keaktifan dalam mengikuti diskusi semua
peserta didik aktif berdiskusi; Kesan selama mengikuti pembelajaran tidak terlalu
paham tapi cukup menambah wawasan; Pemahaman konsep setelah mengikuti
pembelajaran lebih memahami materi yang diajarkan.
Dari jurnal guru dapat dilihat juga hasil observasi antara lain; Suasana
pembelajaran yang terjadi peserta didik siap menerima pelajaran; Keaktifan
peserta didik dalam mengikuti diskusi peserta didik aktif dapat dilihat dari
kebersamaan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru; Cara mengatasi
kesulitan peserta didik dalam belajar membimbing peserta didik dalam
mengerjakan lembar diskusi kelompok; Respon peserta didik pada saat diberi
tugas mengerjakan dengan baik.
56
c. Observasi Pertemuan 3
Hasil observasi siklus 1 pertemuan ke -3 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Hasil Observasi Keaktifan Siklus 1 Pertemuan ke-3
No. Indikator Keterangan1. Kemampuan peserta didik merespon apersepsi guru. Cukup2. Kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Baik3. Kemampuan peserta didik merespon motivasi dari guru Baik4. Kemampuan peserta didik mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran. Cukup
5. Kemampuan peserta didik menggali informasi dengan mencari artikel materi yang akan dibahas.
Sangat Baik
6. Kemampuan peserta didik mengkaji artikel Cukup7. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengamati (Observing) Baik8. Kemampuan peserta didik dalam merespon proses Menanya
(Questioning) tugas dari guru.Baik
9. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengumpilkan Data (Experimenting) dalam kelompoknya.
Cukup
10. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengasosiasi (Associating) bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam kelompoknya.
Baik
11. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengkomunikasikan (Communicating).
Baik
12. Kemampuan peserta didik mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain)
Baik
13. Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk tangan ) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas.
Baik
14. Kemampuan peserta didik menarik kesimpulan. Sangat Baik15. Kemampuan peserta didik merefleksi dengan menjawab soal yang
diberikan guru.Baik
Siklus 1 pertemuan 3 peserta didik mulai terbiasa proses belajar dengan
pendekatan pendekatam saintifik sehingga hasilnya lebih baik dari pertemuan
sebelumnya. Dapat dilihat indikator nomor 1, 4, 6 dan 9 menunjukkan
57
aktivutas cukup, indikator 5 dan 14 aktifitas sangat baik, dan indikator yang
lain aktivutas baik.
Pada jurnal peserta didik antara lain; Suasana belajar yang terjadi
menyenangkan dan semangat karena melakukan experimen reaksi redoks;
Kesulitan belajar yang dialami dalam menentukan bilangan oksidasi; Keaktifan
dalam mengikuti diskusi aktif dalam memberikan pendapat dan mengerjakan
soal yang diberikan guru; Kesan selama mengikuti pembelajaran
menyenangkan karena melakukan praktik; Pemahaman konsep setelah
mengikuti pembelajaran lumayan memahami setelah melakukan presentasi.
Dari jurnal guru dapat dilihat juga hasil observasi antara lain; Suasana
pembelajaran yang terjadi peserta didik siap menerima pelajaran dengan
antusias melakukan experimen; Keaktifan peserta didik dalam mengikuti
diskusi peserta didik aktif melakukan experimen dan aktif menyelesaikan
pertanyaan yang terdapat dalam lembar experimen; Cara mengatasi kesulitan
peserta didik dalam belajar membimbing dan menjelaskan ulang aturan
bilangan oksidasi, konsep redoks 1 dan 2 ; Respon peserta didik pada saat
diberi tugas siap mengerjakan tugas yang diberikan guru.
e. Observasi Pertemuan 4
Pada siklus 1 pertemuan ke-4 di adakah Ulangan harian, dengan
Kompetensi Dasar; 3.9.Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-
reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion dan
58
4.9. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan reaksi oksidasi-reduksi. Lembar soal berupa 10 soal essay , peserta
didik yang duduknya sebelah kiri mengerjakan soal nomor 1 sampai 5, peserta
didik sebelah kanan mengerjakan soal nomor 6 sampai 10. Setelah selesai
jawaban dikumpulkan, bergantian mengerjakan soal yang belum dikerjakan,
sehingga tidak terjadi kerja sama dalam satu bangku. Hasil ulangan harian yang
diperoleh benar-benar valid.
4. Hasil Refleksi
Hasil refleksi siklus 1 pertemuan 1, 2 dan 3 dapat dilihat pada tabel 4.4.
merupakan hasil rekapitulasi dari observasi siklus 1 pada pertemuan 1, 2 dan 3
yang peneliti olah dengan menghitung skor masing-masing pertemuan sehingga
dperoleh tabel 4.4. Adapun pengolahan skor dapat dilihat di lampiran.
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siklus 1
No. Indikator Keterangan1. Kemampuan peserta didik merespon apersepsi guru. Cukup2. Kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Baik3. Kemampuan peserta didik merespon motivasi dari guru Baik4. Kemampuan peserta didik mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran. Cukupa
5. Kemampuan peserta didik menggali informasi dengan mencari artikel materi yang akan dibahas.
Baik
6. Kemampuan peserta didik mengkaji artikel Cukup7. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengamati (Observing) Baik8. Kemampuan peserta didik dalam merespon proses Menanya
(Questioning) tugas dari guru.Cukup
9. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengumpilkan Data Cukup
59
(Experimenting) dalam kelompoknya.10. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengasosiasi
(Associating) bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam kelompoknya.
Baik
11. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengkomunikasikan (Communicating).
Baik
12. Kemampuan peserta didik mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain)
Cukup
13. Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk tangan ) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas.
Baik
14. Kemampuan peserta didik menarik kesimpulan. Baik15. Kemampuan peserta didik merefleksi dengan menjawab soal yang
diberikan guru.Baik
Dari tabel 4.4. dapat disimpulkan sebagian besar indikator tercapai dengan
baik seperti indikator no 2, 3, 5, 7, 10, 11, 13, 14 dan 15. Selebihnya
ketercapaian indikator cukup dan belum ada ketercapaian indikator sangat
baik. Hal ini menunjukan pada siklus 1 keaktifan peserta didik rata-rata baik,
dengan skore 3,6 dan belum menunjukan keaktifan yang sangat baik. Dari
observasi ini peneliti berusaha untuk siklus ke 2 keaktifan peserta didik akan
lebih aktif, minimal angka skor akan lebih tinggi dari siklus 1.
Dari ketiga pertemuan pada siklus 1 untuk jurnal peserta didik dapat
disimpulkan sebagai berikut;
1. Peserta didik menyenangi suasana belajar,
2. Masih banyak peserta didik yang belum menguasi materi , hal ini dapat
dillihat dari jurnal siswa dan lembar diskusi kelompok yang jawaban masih
banyak yang salah .
60
3. Aktif dalam mengikuti diskusi, bekerja sama mengerjakan soal yang
diberikan guru.
4. Dengan pendekatan pembelajaran saintifik menimbulkan kesan yang
menyenangkan bagi peserta didik,
5. Mampu memahami konsep yang diberikan guru setelah guru memberikan
kesimpulan dan refleksi.
Sementara itu untuk jurnal guru diperoleh hasil sebagai berikut;
1. Peserta didik sangat antusias dalam menerima pelajaran.
2. Peserta didik aktif dalam mengikuti diskusi kelompok besar
3.Guru sebagai fasilitator auntuk mengatasi kesulitan peserta didik.
4. Peserta didik sangat baik merespon tugas yang diberikan guru.
Pembelajaran pada siklus 1 menggunakan kelompok besar, ternyata dari
hasil observasi diperoleh data, peserta didik dalam merespon apersepsi guru,
mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, mengkaji artikel merespon proses
menanya, proses mengumpulkan data, mengajukan pertanyaan dari kelompok
lain masih dalam kategori cukup Kondisi ini disebabkan kelompok besar
tempatnya yang sempit, berdesak-desakan sehingga kurang konsentrasi dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
dalam siklus 2 metode kelompok besar akan diubah akan diubah menjadi
kelompok kecil. Dengan metode kelompok kecil ini diharapkan keaktifan
belajar semakin tertingkat.
61
C. Deskripsi Siklus 2
1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 dilaksanakan dalam 2 pertemuan,yang masing-
masing pertemuan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik, peserta
didik dikelompokkan menjadi 8 kelompok kecil terdiri dari 4 atau 5 peserta
didik. Pengelompokan ini berdasarkan pada hasil ulangan harian siklus 1 yang
sudah dibuat peringkat nilai. Masing-masing terdiri dari 2 peserta didik
peringkat atas, 1 peserta didik peringkat tengah dan 2 peserta didik kelompok
atas.
Pada siklus 2 pertemuan 1 pelaksanaannya sama seperti pada siklus 1,
setelah guru memberi salam, absensi, apersepsi, motivasi, menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, guru menagih artikel konsep redoks ke 3 dan
meminta peserta didik mengkaji artikel Tata Nama. Pendekatan pembelajaran
saintifik, kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kemudian peserta
didik berkumpul dikelompoknya mengkaji artikel atau literatur hasil
pencarian. Guru memberikan Lembar Kerja Kelompok untuk didiskusikan,
dan mempresentasikan hasil didkusi kelompok di depan kelas. Pada akhir
proses pembelajaran dengan media power point guru memberikan refleksi,
kesimpulan dan memberikan tugas yang harus diselesaikan yaitu membuat
media power point Aplikasi Redoks dalam kehidupan sehari-hari.
62
Pada pertemuan ke 2, masing-masing kelompok menampilkan Aplikasi
Redoks dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk media power point.
2. Pelaksanaan
a. Pertemuan 1
Siklus 2 pertemuan 1 diadakan pada hari Rabu tanggal 26 Februari 2014,
Kompetensi dasar 3.10. Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa
anorganik dan organik sederhana Pada siklus ke 2 ini sistem kelompoknya diubah
dari kelompok besar menjadi kelompok kecil. Dimana dalam kelompok kecil ini
terdiri dari 4 atau 5 peserta didik, sehingga ada 8 kelompok kecil. Pembentukan
kelompok kecil ini berdasarkan hasil ulangan harian pada siklus 1 yang disusun
berdasakan hasil peringkat nilai, sehingga terdapat 2 peserta didik nilai teratas, 1
peserta didik nilai tengah dan 2 peserta didik nilai terendah.
Seperti biasanya guru (peneliti) dan kolaborator masuk kelas X MIPA 2 ,
kolaborator (observer) duduk di belakang, guru di depan kelas. Kegiatan
proses pembelajaran dimulai dengan mengabsen, memberikan apersepsi,
memotivasi peserta didik, menyampaiakan tujuan yang akan dicapai, Menagih
secara lisan tugas baca dan mencari artikel tentang tata nama redoks,
kemudian mengkaji literatur tentang redoks bersama kelompoknya. Dengan
media power point, Mengamati (Observing) tata nama senyawa anorganik
dan organil sederhana menurut aturan IUPAC. Melalui proses Menanya
(Questioning) “Bagaimana menerapkan aturan IUPAC untuk memberi nama
63
senyawa. Dalam kelompoknya Mengumpulkan Data (Experimenting)
mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tata
nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC,
mendiskusikan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa. Setelah proses
mengumpulkan data, bersama kelompok Mengasosiasi (Associating) dengan
penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut
aturan IUPAC dan berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC.
Mengkomunikasikan (Communicating) dengan mempresentasikan
penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut
aturan IUPAC. Pada akhir proses pembelajaran guru bersana peserta didik
membuat ksimpulan tentang tata nama senyawa anorganik dan organik, guru
meminta peserta didik mengerjakan soal penugasan mengenai tata nama
senyawa anorganik dan organik, guru memberikan tugaskelompok membuat
media power point penerapan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari untuk
pertemuan berikutnya.
64
Gambar Kegiatan Siklus 2 Pertemuan 1
Gambar 19. Guru Memberikan Apersepsi dan Motivasi
Gambar 20. Kelompok Sedang Proses Associating
Gambar 21. Kelompok Mempersiapkan Presentasi
Gambar 22. Kelompok Mengkomunikasi Hasil Kelompok
b. Pertemuan 2
Pada siklus 2 pertemuan ke 2 adalah pertemuan terakhir penelitian
tindakan kelas ini. dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2014, pada proses
pembelajaran ini fokusnya pada peserta didik, masing-masing kelompok akan
mempresentasikan hasil pembuatan power point materi Aplikasi Redoks
dalam kehidupan sehari-hari yang sudah ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
65
Pertemuan ke 2 pada siklus 2 berlangsung selama 3 jam pelajaran. Guru
masuk kelas X MIPA 2 bersama kolaborator. Pada pendahuluan proses
pembelajaran guru memberi salam, mengabsen peserta didik, memberikan
apersepsi, memotivasi peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menagih
secara lisan tugas baca dan mencari artikel tentang penerapan redoks dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk power point. Pada kegiatan inti dengan
media power point, masing-masing kelompok Mengkomunikasikan
(Communicating) atau presentasi hasil power point penerapan redoks dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik yang lain Mengamati (Observing)
presentasi Penerapam redoks dalam kehidupan sehari-hari, melalui proses
Menanya (Questioning) guru memberi kesempatan siwa yang lain untuk
bertanya kepada kelompok yang presentasi. Setelah proses mengamati dan
menanya, peserta didik Mengasosiasi (Associating) hasil dari presentasi
masing-masing kelompok. Pada akhir proses pembelajaran guru bersama peserta
didik membuat kesimpulan atau refleksi tentang penerapan redoks dalam
kehidupan sehari-hari, guru menugaskan peserta didik mengerjakan soal
mengenai penerapan redok dalam kehidupan sehari-hari dan pertemuan
berikunya Guru meyuruh peserta didik untuk menyiapkan ulangan harian.
66
Gambar Kegiatan Siklus 2 Pertemuan 2
Gambar 23. Presentasi Kelompok A Gambar 24. Pertanyaan Untuk
Kelompok A
Gambar 25. Presentasi Kelompok B Gambar 26. Pertanyaan Untuk Kelompok B
Gambar 27. Guru Membeerikan Fasilitator
Gambar 28. Siswa Memberikan Aplaus
67
c. Pertemuan 3
Pada siklus 2 pertemuan ke-3 dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2014,
pertemuan ini digunakan untuk ulangan harian Kompetensi Dasar 3.9.
Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik
sederhana dan 4.10. Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa
anorganik dan organil sederhana. Ulangan harian berjalan dengan tertib,
masing-masing peserta didik mengerjakan sendiri tanpa saling memberi
bantuan satu sama lain, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar valid.
3. Observasi
a. Observasi Pertemuan 1
Hasil observasi siklus 2 pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 4.5., diperoleh dari
rekapitulasi observasi keaktifan masing-masing peserta didik, kemudian masing-
masing indiktor diperoleh rata-rata berdasarkan skore katagori, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat di lampiran.
Tabel 4.5. Hasil Observasi Keaktifan Siklus 2 Pertemuan 1
No. Indikator Keterangan1. Kemampuan peserta didik merespon apersepsi guru. Cukup2. Kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Baik3. Kemampuan peserta didik merespon motivasi dari guru Baik4. Kemampuan peserta didik mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran. Cukup
5. Kemampuan peserta didik menggali informasi dengan mencari artikel materi yang akan dibahas.
Sangat Baik
6. Kemampuan peserta didik mengkaji artikel Baik7. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengamati (Observing) Cukup8. Kemampuan peserta didik dalam merespon proses Menanya Baik
68
(Questioning) tugas dari guru.9. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengumpilkan Data
(Experimenting) dalam kelompoknya.Baik
10. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengasosiasi (Associating) bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam kelompoknya.
Sangat Baik
11. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengkomunikasikan (Communicating).
Baik
12. Kemampuan peserta didik mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain)
Sangat Baik
13. Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk tangan ) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas.
Cukup
14. Kemampuan peserta didik menarik kesimpulan. Baik15. Kemampuan peserta didik merefleksi dengan menjawab soal yang
diberikan guru.Sangat Baik
Siklus 2 pertemuan 1 hasil observasi keaktifan semakin baik dibandingkan
dengan siklus 1, dapat dilihat dalam tabel 4.5, indikator nomor 1, 4, 7 dan 13
keaktifan cukup, indikator nomor 5, 10, 12 dan 15 keaktifan sangat baik
sedangkan indikator yang lain keaktifan baik. Juga dapat dilihat di lampiran
skore rata-rata 3,8.
Hasil observasi siklus 2 pertemuan ke-1 dapat dilihat juga pada jurnal
peserta didik antara lain; Suasana belajar yang terjadi cukup menyenangkan;
Kesulitan belajar yang dialami tidak menguasai materi hanya sedikit yang
dikusai; Keaktifan dalam mengikuti diskusi mengikuti dengan baik; Kesan
selama mengikuti pembelajaran menyenangkan; Pemahaman konsep setelah
mengikuti pembelajaran lumayan paham.
69
Dari jurnal guru dapat dilihat hasil observasi antara lain; Suasana
pembelajaran yang terjadi yaitu peserta didik antusias mengikuti pembelajaran;
Keaktifan peserta didik dalam mengikuti diskusi peserta didik aktif berdiskusi
membahas tugas yang diberikan guru; Cara mengatasi kesulitan peserta didik
dalam belajar membimbing dan menjelaskan ulang yang ditanyakan peserta
didik. Respon peserta didik pada saat diberi tugas dengan senang hati
mengerjakan tugas bersama kelompoknya.
b. Observasi Pertemuan 2
Hasil observasi siklus 2 pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.6.Hasil Observasi Keaktifan Siklus 2 Pertemuan 2
No. Indikator Keterangan1. Kemampuan peserta didik merespon apersepsi guru. Cukup2. Kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Baik3. Kemampuan peserta didik merespon motivasi dari guru Sangat Baik4. Kemampuan peserta didik mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran. Baik
5. Kemampuan peserta didik menggali informasi dengan mencari artikel materi yang akan dibahas.
Baik
6. Kemampuan peserta didik mengkaji artikel Cukup7. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengamati (Observing) Sangat Baik8. Kemampuan peserta didik dalam merespon proses Menanya
(Questioning) tugas dari guru.Sangat Baik
9. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengumpilkan Data (Experimenting) dalam kelompoknya.
Baik
10. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengasosiasi (Associating) bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam kelompoknya.
Baik
11. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengkomunikasikan (Communicating).
Sangat Baik
12. Kemampuan peserta didik mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain)
Baik
13. Kemampuan peserta didik memberi penghargaan (dengan tepuk Baik
70
tangan ) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas.14. Kemampuan peserta didik menarik kesimpulan. Sangat Baik15. Kemampuan peserta didik merefleksi dengan menjawab soal yang
diberikan guru.Baik
Pendekatan pembelajaran saintifik pada siklus 2 pertemuan 2 ini lebih
mantap, dapat dilihat di tabel 4.6. Paserta didik dalam preoses merspon
motivasi dari guru, proses mengamati (observing), proses menanya
(qustioning), proses mengkomunikasikan dan menarik kesimpulan memberikan
keaktifan yang sangat baik, dapat dilihat di lampiran skor rata-rata 4,40
dengan kategori baik.
Hasil observasi siklus 2 pertemuan ke-2 juga dapat dilihat pada jurnal
peserta didik antara lain; Suasana belajar yang menyenangkan; Kesulitan
belajar yang dialami kurang memahami reaksi redoks dalam kehidupan sehari-
hari; Keaktifan dalam mengikuti diskusi aktif dalam presentasi atau
menjelaskan hasil dari diskusi kelompok; Kesan selama mengikuti
pembelajaran bisa lebih mengerti tentang peran redoks dalam kehidupan
sehari-hari; Pemahaman konsep setelah mengikuti pembelajaran dapat lebih
memahami setelah dijelaskan guru.
Dari jurnal guru dapat dilihat juga hasil observasi antara lain; suasana
pembelajaran yang terjadi, menyenangkan, masing-masing kelompok siap
menayangkan hasil power point yang dibuat; Keaktifan peserta didik dalam
mengikuti presentasi, masing-masing kelompok sangat aktif mempresentasikan
71
hasil power point yang dibuat; Cara mengatasi kesulitan peserta didik dalam
belajar menanggapi pertanyaan dari peserta didik kelompok lain, disinilah
peran guru sebagai mediator dan fasilitaor menjelaskan pertanyaan yang tidak
dapat dijawab kelompok presentasi ; Respon peserta didik pada saat menjawab
pertanyaan dari pserta didik kelompok lain, sebagian besar peserta didik dapat
merespon pertanyaan dari kelompok lain dan dapat menjawab/menanggapi
dengan baik.
4. Hasil Refleksi
Pendekatan pembelajaran saintifik dengan model kelompok kecil ternyata
lebih aktif bila dibandingkan dengan kelompok besar. Hal ini dapat dilihat
dalam perhitungan skore rata-rata siklus 2 pertemuan 1 ke siklus 2 pertemuan 2
terjadi kenaikan dari 3,83 menjadi 4,40 hal ini menunjukan kegiaan
pembelajaran semakin aktif. (dapat dilihat di lampiran).
Siklus 2 pertemuan 2 terjadi peningkatan dalam pencarian materi, peserta
didik mencari artikel di internet dan sumber lain kemudian dibuat power point
untuk ditayangkan pada waktu presentasi. Dari jurnal siswa terlihat aktif dalam
berdiskusi, presentasi, tanya jawab dengan peserta didik dari kelompok lain.
Dari jurnal guru suasana pembelajaran semakin menyenangkan, masing-
masing kelompok aktif mengkomunikasikan hasil power point yang dibuat,
Kadang muncul pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh kelompok
presentasi, maka disinilah peran guru sebagai mediator dan fasilitator.
72
Kemudian dari silkus 2 ini diperoleh persentase ketuntasan peserta didik
dalam mengikuti ulangan harian yang mengalami kenaikan. Disebabkan
kelompok kecil peserta didik lebih aktif menjawab soal ysng diberikan guru
dalam lembar diskusi kelompok.
Sebagai tindak lanjut dari kondisi ini, dapat disimpulkan dengan kelompok
kecil ternyata lebih efektif penerapannya dalam kegiatan pembelajaran. Sebab
sangat dimungkinkan intraksi antar peserta didik mempunyai intensitas tinggi,
jika dibandingkan dengan kelompok besar. Dampak positifnya adalah tingkat
pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan luas.
D. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan sebagai sebuah solusi terhadap
pembelajaran Kimia di kelas. Pada kenyataanya metode pembelajaran
konvensional memberikan hasil yang belum sesuai dengan harapan . Oleh karena
itu peneliti menerapkan salah satu inovasi model pembelajaran dalam upaya
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik.
Dalam prakteknya penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan pendekatan
pembelajaran saintifik . Tiap-tiap siklusnya mendapat perlakuan yang berbeda.
Pada siklus 1 metode yang digunakan dalam bentuk kelompok besar, masing-
masing kelompok beranggotakan 5 atau 6 orang peserta didik. Sedangkan siklus 2
menggunakan kelompok kecil dengan anggota 4 atau 5 orang peserta didik.
73
Pada kondisi awal peneliti menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Pada umumnya pembelajaran konvensional adalah pembelajaran
yang lebih terpusat pada guru. Akibatnya terjadi praktik pembelajaran yang
kurang optimal karena guru cenderung lebih banyak berperan dalam kegiatan
belajar. Sebagai akibatnya peserta didik dalam pembelajaran menjadi pasif dalam
kegiatan belajar mengajar. Metode yang sering dipakai dalam pembelajaran
konvensional antara lain adalah ekspositori. Metode ekspositori sama seperti
metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada guru sebagai pemberi
informasi (bahan pelajaran).
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific approach, saintifik) diyakini sebagai
titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa.
74
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah
6. Untuk mengembangkan karakter siswa
Prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran saintifik
1. pembelajaran berpusat pada siswa
2. pembelajaran membentuk students’ self concept
3. pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4. pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
5. pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.
6. pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru
7. memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi
8. adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya
75
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
NO. INDIKATOR SIKLUS 1 SIKLUS 21. Kemampuan peserta didik merespon apersepsi guru. Cukup Baik2. Kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Baik Sangat Baik3. Kemampuan peserta didik merespon motivasi dari
guruBaik Baik
4. Kemampuan peserta didik mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
Cukup Baik
5. Kemampuan peserta didik menggali informasi dengan mencari artikel materi yang akan dibahas.
Baik Sangat Baik
6. Kemampuan peserta didik mengkaji artikel Cukup Baik7. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengamati
(Observing)Baik Baik
8. Kemampuan peserta didik dalam merespon proses Menanya (Questioning) tugas dari guru.
Cukup Baik
9. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengumpilkan Data (Experimenting) dalam kelompoknya.
Cukup Baik
10. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengasosiasi (Associating) bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam kelompoknya.
Baik Baik
11. Kemampuan peserta didik dalam proses Mengkomunikasikan (Communicating).
Baik Baik
12. Kemampuan peserta didik mengajukan pertanyaan (dari kelompok lain)
Cukup Baik
13. Kemampuan peserta didik memberi penghargaan Baik Baik
76
(dengan tepuk tangan ) kepada kelompok yang mempresentasikan di depan kelas.
14. Kemampuan peserta didik menarik kesimpulan. Baik Baik15. Kemampuan peserta didik merefleksi dengan
menjawab soal yang diberikan guru.Baik Sangat Baik
Sesuai dengan karakteristik KIMIA sebagai bagian dari natural science,
pembelajaran KIMIA harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir
ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
1.Deskripsi Hasil Observasi Keaktifan Peserta didik
Hasil Rekapitulasi Observasi keaktifan pada siklus 1 terjadi peningkatan
pada siklus 2 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini;
Tabel 4.7. Hasil Rekapitulasi Observasi Keaktifan Siklus 1 dan Siklus 2
Dari tabel diatas dapat terlihat indikator nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, dan
15 terjadi kenaikan keaktifan dan indikator yang lain masih tetap “baik”.
Adapaun nilai skore rata-rata keaktifan siklus 1 dan siklus 2 dari 3,6 menjadi 4,08,
berarti terjadi kenaiakan skore 0,5, dan rata-rata nilai siklus 1 dan siklus 2 adalah
3,895 kategori “BAIK” (data nilai skore keaktifan dapat dilihat di lampiran).
2.Deskripsi Hasil Belajar Peserta didik
77
Kondisi awal Penelitian Tindakan Kelas ini dilatarbelakangi oleh keadaan
peserta didik yang masih pasif dalam mengikuti pembelajaran Kimia di kelas dan
hasil belajar peserta didik yang masih rendah. Diantara 5 kelas yang peniliti ampu,
kelas X. MIPA adalah kelas yang paling pasif dalam pembelajaran dengan hasil
belajar yang paling rendah dengan nilai ulangan harian pada peserta didik kelas X
MIPA 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam mata
pelajaran Kimia pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit
yang diajarkan sebelum siklus 1. Ternyata hanya 4 peserta didik dari 34 peserta
didik yang tuntas, dengan rata-rata nilai UH yang masih rendah yaitu 58. Padahal
nilai KKM 75. Hal ini menunjukkan masih terlalu jauh kesenjangan antara nilai
KKM dengan nilai rata-rata UH.
Pada siklus 1, hasil yang diperoleh belum sesuai yang diharapkan,
harapannya adalah dapat memperoleh hasil diatas rata-rata KKM. Kenyataan
yang diperoleh nilai rata-rata ulangan harian pada siklus 1 adalah 63,77 atau 63%
peserta didik yang tuntas. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal belum
tercapai, padahal target ketuntasan belajar klasikal 85%.
Pada siklus 2, hasil ulangan harian rata-rata adalah 78,38. Hal ini
menunjukan terdapat kenaikan dibandingkan dengan ulangan harian pada siklus
1 maupun kondisi awal. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal mencapai 85%
berarti sudah memenuhi target yang diharapkan.
Data selengkapnya untuk nilai ulangan harian baik kondisis awal, siklus 1
dan siklus 2. dapat dilihat pada tabel 4.8.
78
Tabel 4.8. Format Tabel Peningkatan Hasil Belajar.
Siklus Nilai % Ketuntasan KeteranganRata-rata Tertinggi Terendah
Kondisiawal 58 90 27,5 18% Kurang
I 63,77 100 4 53% KurangII 78,38 100 26 85% Baik
Keterangan : Rata-rata :
< 70 : Kurang 80 – 89 : Baik
70 – 79 : Cukup > 90 : Amat baik
Dari table tersebut, dikatakan peserta didik berhasil dalam belajar jika nilai rata-
rata sama dengan atau lebih dari 75.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus 2 rata-rata ulangan
harian peserta didik adalah 85,% termasuk kategori baik. Sedangkan pada kondisi
awal dan siklus 1 rata-rata ulangan harian termasuk kategori kurang yaitu 18%
dan 53%. Dengan demikian disimpulkan bahwa hasil ulangan harian antar siklus
dari kondisi awal hingga siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Ini berarti
pendekatan pembelajaran saintifik dengan pemanfaatan media power point dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.