bappenas.go.id · web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak...

162
BAB 17 PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

Upload: others

Post on 04-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

BAB 17

PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

Page 2: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina
Page 3: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

BAB 17

PENDIDIKAN DAN GENERASI

MUDA 1. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN

DASAR

Tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 adalah “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perda- maian abadi dan keadilan social”. Khusus mengenai pendidikan dise-butkan dalam Bab XIII Pasal 31, yang berbunyi: "(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur oleh undang-undang".

Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, maka kebijaksanaan dasar pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda mencakup hal-hal sebagai berikut.

(1) Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung

383

Page 4: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

jawab atas pembangunan bangsa.(2) Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional

perlu diambil langkah-langkah yang memungkinkan penghayatan dan pengamalan Pancasila oleh seluruh lapisan masyarakat.

(3) Pendidikan Pancasila termasuk Pendidikan Moral Pancasila dan unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda dimasukkan ke da-

Page 5: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

lam kurikulum di sekolah-sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai universitas, baik negeri maupun swasta.

(4) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di da- lam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara kelu- arga, masyarakat, dan Pemerintah.

(5) Perguruan swasta mempunyai peranan dan tanggung jawab da-lam usaha melaksanakan pendidikan nasional. Untuk itu perlu dikembangkan pertumbuhannya sesuai dengan kemampuan yang ada berdasarkan pola pendidikan nasional yang mantap, dengan tetap mengindahkan ciri-ciri khas perguruan yang bersangkutan.

(6) Pendidikan juga menjangkau program-program luar sekolah, ya-itu pendidikan kemasyarakatan, termasuk kepramukaan, latihan ketrampilan dan pemberantasan buta huruf dengan mendaya-gunakan sarana dan prasarana yang ada.

(7) Mutu pendidikan ditingkatkan untuk mengejar ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutlak diperlukan untuk mempercepat pembangunan.

(8) Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan segala bidang yang memerlukan berbagai jenis keahlian dan ketrampilan, serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, mutu dan efisiensi kerja.

(9) Titik berat program pendidikan diletakkan pada perluasan pendidikan dasar dalam rangka mewujudkan pelaksanaan wajib belajar yang sekaligus memberikan ketrampilan yang sesuai de-ngan kebutuhan lingkungannya serta peningkatan pendidikan teknik dan kejuruan pada semua tingkat untuk dapat menghasilkan anggota-anggota masyarakat yang memiliki kecakapan se-

384

Page 6: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

bagai tenaga-tenaga pembangunan.

(10) Pendidikan Tinggi dikembangkan dan peranan Perguruan Tinggi diarahkan kepada usaha sebagai berikut.(1) Menjadikan Perguruan Tinggi pusat

pemeliharaan, peneli- tian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Page 7: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa datang.

(2) Mendidik para mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia.

(3) Menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha pembangunan nasional dan pembangunan daerah.

(4) Mengembangkan tata kehidupan kampus yang memadai sehingga tampak jelas corak khas kepribadian Indonesia.

(11) Peranan Perguruan Tinggi dan lembaga-lembaga penelitian da- lam kegiatan pembangunan makin ditingkatkan, antara lain de- ngan cara-cara sebagai berikut.(1) Penggunaan kebebasan mimbar akademis

dalam bentukbentuk yang kreatif, konstruktif, dan bertanggung jawab tetap dijamin sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan.

(2) Integrasi dan konsolidasi kegiatan-kegiatan mahasiswa dan

cendekiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah-wadahyang efektif sehingga mereka dapat menyumbangkan pres-tasi serta partisipasi yang positif.

(12) Sarana dan prasarana pendidikan, termasuk gedung, peralatan, perpustakaan, fasilitas kerja, dan kondisi kehidupan yang layak bagi seluruh tenaga pendidikan dan pengajaran makin disem- purnakan dan ditingkatkan.

(13) Pendidikan dan kegiatan olah raga ditingkatkan

385

Page 8: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dan disebar-luaskan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap orang dalam rangka pembinaan bangsa.

(14)Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia ditingkatkan dan diperluas sehingga mencapai masyarakat luas

(15)Kepustakaan nasional, penerbitan, dan penerjemahan dikem- bangkan sehingga dapat lebih menunjang program-program pen-didikan.

Page 9: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

(16) Perlu dilanjutkan dan ditingkatkan usaha-usaha pembinaan bi- dang pendidikan umum dan kejuruan secara fungsional dan terintegrasi dalam rangka tercapainya suatu sistem pembinaan pendidikan secara nasional, mantap dan terpadu.

(17) Pengembangan generasi muda diarahkan kepada mempersiap- kan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasio-nal dengan memberikan bekal ketrampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadi- an, dan budi pekerti yang luhur. Untuk itu perlu diciptakan iklim yang sehat sehingga memungkinkan kreativitas generasi muda berkembang secara wajar dan bertanggung jawab. Dalam rangka itu perlu ada usaha-usaha mengembangkan generasi mu- da untuk melibatkannya dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara serta pelaksana pembangunan nasional.

(18) Pengembangan wadah pembinaan generasi muda seperti seko- lah, organisasi fungsional pemuda seperti KNPI, Pramuka, dan organisasi olahraga perlu terus ditingkatkan. Untuk itu antara lain diusahakan bertambahnya fasilitas dan sarana yang memungkinkan pengembangan kepemudaan.

(19) Perlu diwujudkan suatu kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan secara menyeluruh dan terpadu.

(20) Pembinaan, penyempurnaan, dan penertiban aparatur pendidik- an baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah dila-kukan secara terus-menerus agar dapat mampu menjadi alat yang efisien, efektif, bersih, dan berwibawa sehingga mampu melaksanakan tugas pokok

386

Page 10: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pelaksanaan pembangunan pendidikan secara lancar.

II. KEADAAN DAN MASALAHSejak Repelita II telah mulai ditangani secara lebih

mendasar berba-gai masalah pendidikan dan generasi muda dengan melaksanakan serangkaian kebijaksanaan pokok dan langkah-langkah melalui sejum- lah program nyata yang mencakup perluasan dan pemerataan kesem-

Page 11: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

patan pendidikan, pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan, pembinaan sistem pendidikan yang lebih sesuai (relevan) dengan kebutuhan pembangunan, pemantapan pendidikan di luar sekolah, pembinaan/pengembangan generasi muda dan pengelolaan serta pengembangan sistem pendidikan.

Sejalan dengan pola umum Repelita III dalam Garis-garis Besar Haluan Negara maka pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda dalam Repelita III pada asasnya merupakan kelanjut- an dan peningkatan Repelita II, dengan sekaligus memperluas sejumlah kegiatan serta memberikan perhatian yang lebih mendalam kepada berbagai masalah khusus yang dalam Repelita II belum dapat sepenuhnya dipecahkan. Singkatnya dengan hasil-hasil positif yang telah dica-pai dalam Repelita II terciptalah keadaan yang mantap untuk memulai Repelita III dalam pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda.1. usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar dilakukan dengan jalan pembangunan gedung-gedung sekolah baru dengan memperhatikan penyebaran lokasinya, penambahan ruang-ruang kelas baru pada sekolah-sekolah yang ada dan sekaligus memperbaiki gedunggedung sekolah untuk lebih memantapkan kesempatan pendidikan yang sudah tersedia. Segenap usaha ini ditunjang oleh pengangkatan guru, baik sebagai penambahan tenaga pendidik maupun untuk penggantian yang pensiun atau meninggal. Dalam pada itu, pemanfaatan kesempatan belajar pada SD telah sangat dirangsang oleh penghapusan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) untuk semua kelas sejak tahun 1978.

Titik berat pelaksanaan pembangunan selama Repelita III adalah penyediaan fasilitas belajar pada pendidikan dasar bagi anak yang berumur 7 — 12

387

Page 12: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

tahun dan penampungan lulusannya pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Keadaan pada awal Repelita III menunjukkan bahwa 93,7 persen anak yang berumur 7 — 12 tahun telah dapat ditampung di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), ya- itu 82,1 persen di SD dan 11,6 persen di MI. Selanjutnya, dari seluruh lulusan SD sebanyak 71,1 persen dapat ditampung di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 91,9 persen lulusan Sekolah Lanjutan

Page 13: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Tingkat Pertama (SLTP) dapat ditampung di Sekolah Lanjutan Ting- kat Atas (SLTA) Berta 63,3 persen lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat ditampung di Perguruan Tinggi. Dibandingkan dengan masing-masing kelompok usia sekolah yang bersangkutan maka 28,6 persen dari kelompok, usia 13 -- 15 tahun dapat ditampung pada SLTP; 14,0 persen kelompok usia 16 — 18 tahun pada SLTA dan pada Perguruan Tinggi sekitar 2,2 persen dari kelompok usia 19 — 24 tahun.

Hasil-hasil kegiatan perluasan kesempatan belajar selama Repelita II menunjukkan bahwa masalah untuk Repelita III adalah tetap diletakkannya titik berat pada pelayanan pendidikan pada tingkat pendi- dikan dasar, dalam hal ini terutama bagi seluruh anak usia sekolah (7 -- 12 tahun). Dalam pada itu, sebagai hasil investasi pembangunan SD selama Repelita II, maka arus lulusan SD akan sangat meningkat pula sehingga akan diperlukan peningkatan perluasan kesempatan belajar pada SLTP, terutama pada SMP, dan dalam arti relatif juga pada tingkat-tingkat selanjutnya. Dalam pada itu masalah putus seko- lah dan mengulang kelas masih merupakan masalah yang perlu dita- ngani secara mendasar untuk dapat meningkatkan efisiensi pendidik- an.

Erat hubungannya dengan masalah perluasan kesempatan belajar ialah masalah pemerataan kesempatan belajar, yaitu hambatan geo- grafis, sosial ekonomis dan hambatan fisik atau mental yang meng-halangi hasrat mendapat pendidikan. Di samping penyebaran lokasi sekolah yang lebih merata secara geografis, perlu dipikirkan pula bentukbentuk pendidikan dan cara-cara penyajian yang dapat membantu mengatasi masalah pemerataan tersebut. Di samping itu, usaha pem-berian tunjangan belajar perlu ditingkatkan dengan lebih dikaitkan pada 388

Page 14: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

kebutuhan tenaga pembangunan.2. Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar telah .diusahakan dengan sekaligus meningkatkan. mutu pendidikan dengan jalan penyempurnaan kurikulum, penyediaan berbagai sarana pendidikan seperti buku pelajaran dan buku bacaan/perpustakaan, alat pelajaran termasuk peralatan praktek/laboratorium, dan peningkatan kemam- puan tenaga pengajar lewat berbagai bentuk pendidikan dan latihan.

Page 15: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Dalam pada itu, berbagai segi dan masalah khusus mengenai mutu pendidikan masih banyak memerlukan perhatian. Daya serap anak didik terhadap pelajaran yang diberikan masih harus ditingkatkan. Di samping itu, masih terdapat perbedaan yang nyata mengenai mutu pendidikan di berbagai daerah. Segi pendidikan yang bersifat etis (agama dan moral) dan estetis (antara lain apresiasi seni) masih perlu diintensifkan. Khususnya, sangat dirasakan mendesaknya keperluan penyempurnaan Pendidikan Moral Pancasila, baik mengenai isi, ben- tuk, pendekatan dan cara penyajiannya, serta asimilasi di bidang pendidikan.

Demikian pula pendidikan guru yang dapat menghasilkan tenaga bermutu dalam jumlah yang memadai, baik untuk pendidikan umum maupun pendidikan teknik/kejuruan, masih perlu ditangani secara lebih mendasar dan menyeluruh, antara lain dengan lebih melemba- gakan program-program khusus/darurat selama ini. Berbagai kegiatan lainnya, misalnya kegiatan penataran dan penyediaan buku pelajaran/ perpustakaan untuk berbagai jenjang dan jenis pendidikan, masih pula menghadapi masalah mutu serta efektivitas dan efisiensi pelak-sanaan program.

3. Untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan pembangunan telah dilakukan berbagai usaha penyesuaian baik dalam arti jumlah lulusan maupun agar mutu lulusan dapat lebih dipertanggung-jawab- kan. Pihak pemakai tenaga, dalam hal ini misalnya dunia usaha/ industri untuk lulusan pendidikan teknik/kejuruan, telah mulai di- ikutsertakan melalui forum konsultasi agar dapat membantu menentu- kan kesesuaian lulusan dengan kebutuhan nyata. Pada dasarnya, pembinaan relevansi pendidikan

389

Page 16: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

akan lebih mengarahkan terbentuknya piramid dan komposisi arus murid yang lebih sesuai dengan profil kebutuhan tenaga pembangunan dalam berbagai jenjang dan bidang keahlian. Hal ini juga berarti mengikut sertakan pihak pemakai tenaga dan jasa tidak hanya untuk membantu menentukan relevansi lulusan tetapi juga untuk merangsang kesediaan mereka menyediakan kesem-patan latihan,/praktek, magang, penempatan lulusan, dan bantuan dana pendidikan.

Page 17: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Khususnya pada tingkat Pendidikan Tinggi masalah yang memerlu- kan perhatian ialah kebutuhan tenaga kerja di berbagai bidang pembangunan yang memerlukan keahlian tanpa mensyaratkan gelar sar- jana (subprofesional). Dalam pada itu, Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai kegiatan yang bermanfaat baik untuk pendidikan mahasiswa itu sendiri maupun untuk pembangunan masyarakat, dapat lebih mem-bantu meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan pengarahan serta persiapan yang lebih mantap. Selanjutnya berbagai bidang studi dan pemilihan pokok masalah berbagai jenis penelitian dapat pula lebih diarahkan relevansinya.4. Dalam rangka pembinaan pendidikan luar sekolah (pendidikan masyarakat) telah dilaksanakan sejumlah kursus yang bertujuan mem- berikan pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar.

Masalah khusus untuk pendidikan di luar sekolah ialah meningkat- kan kemampuan dan memantapkan pola kegiatan pemberantasan buta huruf dalam arti luas (buta aksara Latin dan angka, buta bahasa Indo-nesia, dan buta pendidikan tingkat dasar). Demikian pula pendidikan di luar sekolah diusahakan untuk mereka yang putus sekolah SD atau hanya lulus SD karena pengetahuan dan ketrampilan mereka jelas belum memadai di samping usia mereka yang masih terlalu muda untuk masuk pasaran kerja.5. Selama Repelita II usaha pembinaan generasi muda, di samping terutama melalui pendidikan, telah mencakup pula antara lain pem-binaan organisasi dan aktivitas generasi muda termasuk keolahragaan.

Masalah pokok dalam pengembangan generasi muda ialah agar sebagai tunas-tunas bangsa mereka dapat menjadi generasi penerus yang lebih baik, lebih bertanggung jawab dan lebih mampu mengisi dan membina kemerdekaan bangsa. Dalam usaha ini, 390

Page 18: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

bentuk-bentuk dan cara-cara pembinaan/pengembangan diusahakan agar dapat dite- rima oleh generasi muda, itu sendiri.

Wadah-wadah pengembangan dilakukan melalui keluarga, sekolah, organisasi-organisasi kepemudaan, pramuka dan lain-lain. Dan, sebagaimana ditegaskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, "Irate- grasi dan konsolidasi kegiatan-kegiatan mahasiswa dan cendekiawain

Page 19: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

sesuai dengan profesinya dalam wadah-wadah yang efektif sehingga mereka dapat menyumbangkan prestasi-prestasi serta partisipasinya yang positif" adalah sejalan dengan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sehingga generasi muda dapat lebih banyak mengabdikan diri kepada pembangunan bangsa yang akan terus berlang- sung dalam jangka panjang.6. Untuk menunjang penyempurnaan sistem pendidikan secara menyeluruh telah dilaksanakan berbagai penelitian dan pengembangan. Sistem pendidikan yang sedang berjalan terus ditelaah agar informasi yang diolah dan analisis yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk perencanaan dan penyusunan program selanjutnya.

Keseluruhan usaha penelitian dan pengembangan ini sebagian besar telah dapat dimanfaatkan sebagai.

dasar baik untuk penyusunan dan persiapan pelaksanaan Repelita III maupun untuk pembaharuan sis- tem pendidikan jangka panjang. Dalam era ilmu dan teknologi dewasa ini serta perubahan sosiokultural yang serba cepat, kegiatan penelitian dan pengembangan sistem pendidikan perlu dilanjutkan dan ditingkatkan sesuai dengan tantangan zaman dan kebutuhan pembangunan.7. Pelaksanaan pendidikan membutuhkan pelayanan administratif yang efektif dan efisien demi kelancaran kegiatan teknis operasional pendidikan. Berbagai usaha telah dilaksanakan ke arah peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan sistem pendidikan, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah, yaitu penyempurnaan organisasi, peningkatan koordinasi, peningkatan kemampuan petugas, penyempurnaan tata laksana, penyempurnaan perencanaan, peman- tapan pembakuan prasarana dan sarana serta peningkatan kegiatan pengendalian,

391

Page 20: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pengawasan dan pemeriksaan.Selanjutnya, masalah pembinaan dan penertiban

tanggung jawab fungsional sistem pendidikan nasional perlu memperoleh perhatian yang sungguh-sungguh dalam Repelita III. Langkah-langkah yang nyata dan terpadu yang telah dimulai dalam Repelita II perlu dilan-jutkan dan ditingkatkan.8. Masalah interaksi antara pendidikan dan pembangunan, yang begitu mendasar bagi usaha perumusan suatu kebijaksanaan pend-

Page 21: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dikan nasional, sudah lama menjadi bahan pemikiran di kalangan masyarakat.

Interaksi yang tepat antara pendidikan dan pembangunan dinya- takan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, yaitu bahwa hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia se-utuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Konsep manusia seutuhnya jelas membawa konsekwensi di bidang pendidikan. Manusia juga diperhitungkan sebagai tujuan akhir semua usaha pembangunan, baik sebagai perseorangan maupun sebagai se-orang anggota masyarakat. Manusia harus dijadikan pusat perhatian pendidikan dan disiapkan untuk dapat melaksanakan berbagai macam tugas dan menyelesaikan berbagai jenis tanggung jawab, baik tugas dan tanggung jawab, manusiawi pribadi maupun tugas dan tanggung jawab manusiawi kemasyarakatan. Oleh karena itu, tugas pendidik- an harus ditujukan ke arah pembentukan manusia seutuhnya agar dapat mengembangkan semua potensi konstruktif yang dimilikinya. Mengingat tujuan akhir yang hendak dicapai, maka jelas bahwa pendidikan tidak dapat dipisahkan dari berbagai cara dan jalan yang dapat ditempuh. manusia untuk menyatakan dirinya sendiri, untuk mendapat tempat di masyarakat tempat dia hidup dan bekerja, untuk menyatakan kemampuannya membangun negara bangsa, yang telah memberikan kepadanya martabat sebagai manusia merdeka.

Dalam arti ini pula, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari sains dan teknologi, yang merupakan peralatan pokok manusia untuk me- nata alam semesta ke arah yang lebih layak bagi kehidupannya dan untuk menggeser terus batas ruang lingkup dunia kehidupannya ter- sebut sejauh mungkin. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ilmu 392

Page 22: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pengetahuan sosial budaya, yang selama ini membantu manusia mendefinisikan, menjajaki, dan memperbaiki hubungannya dengan manusia lainnya. Pendidikan pasti tidak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan nilai-nilai spiritual karena di dalam berhubungan dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya berdasarkan nilai dan norma yang telah dihayati turun-temurun, manusia meng- olah pengalaman hidupnya dengan dimensi khusus yang merupakan ciri-ciri peradaban. Pendidikan juga tidak dapat dipisahkan dari

Page 23: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

perkembangan informasi yang semenjak dahulu telah merupakan refleksi usaha-usaha manusia untuk berhubungan dan mengadakan kontak satu dengan lainnya.

Dalam konteks ini disediakannya berbagai jenis jalur keilmuan di-dalam pendidikan dianggap penting dan berguna bukanlah hanya karena merupakan prasarana dan cara menghasilkan berbagai macam keahlian dan ketrampilan. Pembangunan memerlukan berbagai ma- cam tenaga ahli dalam jumlah yang terus-menerus meningkat. Garis- garis Besar Haluan Negara secara tegas menyatakan bahwa demi pelaksanaan Repelita III sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan segala bidang yang memerlukan berbagai jenis keahlian dan ketrampilan.

Demi penggeseran batas pengetahuan dan ketrampilan ini, para tenaga ahli tersebut harus terus-menerus memusatkan pikiran mereka pada keahlian dan spesialitas mereka sehingga sedikit sekali tersisa waktu untuk perluasan pengetahuan dan pengertian. Namun, semua perkembangan keahlian ini harus terjadi di dalam satu suasana in-telektual yang sekaligus luas dan dalam, di mana kemungkinan bagi semua warga untuk mengembangkan mink dan potensi intelektual- nya selalu ada dan terus diadakan. Biar bagaimanapun diperlukan orang-orang yang berpengetahuan dan berpandangan luas sebagai pemegang pimpinan generasi yang akan datang, yang ahli di dalam berbagai jenis dan cabang ilmu pengetahuan serta ahli di dalam organisasi dan hubungan manusia yang serba kompleks di dalam suatu masyarakat yang modern. Dengan perkataan lain, disediakan- nya berbagai jenis jalur keilmuan di dalam pendidikan penting dan berguna juga karena seharusnya ia merupakan jalur yang dapat membantu

393

Page 24: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pendidikan untuk membina manusia seutuhnya seperti yang dikehendaki oleh Garis-garis Besar Haluan Negara itu, seorang insan budaya. Oleh karena itulah, kebudayaan, dipandang dari sudut ma- nusia individual, berarti sekaligus suatu pengetahuan, suatu pilihan hidup, dan suatu praktek komunikasi, sedangkan dipandang dari su- dut masyarakat sebagai keseluruhan, ia berarti segenap perwujudan dan keseluruhan hasil pikiran, kemauan serta perasaan manusia dalam rangka perkembangan kepribadian manusia, perkembangan hu-

Page 25: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

bungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk keperluan perumusan yang lebih tepat dan penjabaran yang lebih sempurna dari interaksi antara pembangunan dan pendidikan pada umumnya dan manusia seutuhnya atau insan budaya pada khususnya di dalam proses pendidikan nasional dalam jangka pan- jang, maka dibentuklah Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional.

III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara, tujuan pemba-ngunan di bidang pendidikan dan pengembangan generasi muda da- pat diperinci sebagai berikut.(1) Meningkatkan mutu pendidikan agar sistem

pendidikan menghasilkan manusia yang mempunyai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, trampil, berbudi pekerti tinggi, berpribadi kuat dan mempunyai semangat kebangsaan yang tebal sehingga dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

(2) Meningkatkan kesempatan belajar yang dikaitkan dengan aspek pemerataan.

(3) Meningkatkan relevansi agar sistem pendidikan mampu menghasilkan tenaga pembangunan yang sesuai dengan proses pembangunan nasional baik secara kwalitatif maupun secara kwan- titatif

(4) Mempersiapkan generasi muda sebagai penerus perjuangan dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan kepemimpinan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, patriotisme dan idealisme, dan kepribadian

394

Page 26: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

serta budi pekerti luhur(5) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pengelolaan untuk men- jamin terlaksananya tujuan pembangunan pendidikan dan pe-ngembangan, generasi muda dalam rangka tercapainya tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan.

Page 27: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Tujuan pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda di atas adalah sesuai dengan pengertian kebudayaan yang dipandang dari sudut manusia individual dapat diartikan sebagai pe-ngetahuan, eksistensi (pilihan hidup) dan, praktek komunikasi, se-dangkan dipandang dari sudut masyarakat dapat diartikan segenap perwujudan dan keseluruhan hasil pikiran (logika), kemauan (etika) dan perasaan (estetika) manusia dalam rangka perkembangan kepri-badian manusia, perkembangan hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, dalam rangka pembinaan yang lebih mantap dan terarah maka pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda akan didasarkan pada pendekatan ke-budayaan. Dalam hal ini, pendidikan dianggap bagian kebudayaan yang sedang berkembang ke arah peradaban. Peradaban yang ingin diwujudkan adalah masyarakat yang mencerminkan aspirasi dan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah usaha yang sistematis dan terarah untuk memper- lancar terjadinya proses transformasi tersebut, di mana pendidikan yang merupakan bagian kebudayaan yang sedang berkembang secara fungsional harus menunjang pelaksanaan pembangunan. Pendekatan secara kebudayaan ini akan menjamin konsistensi eksternal dan inter- nal dalam pembangunan pendidikan. Secara eksternal akan dijamin kesesuaian antara pembangunan pendidikan pada satu pihak dan pembangunan nasional pada pihak lain, baik secara kwalitatif maupun secara kwantitatif. Di samping itu, secara internal akan dijamin terselenggaranya kegiatan pendidikan yang berasaskan kesatuan yang utuh antara aspek logika, etika, dan estetika

395

Page 28: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

masyarakat tempat anak didik hidup dan berkembang.

Pendekatan kebudayaan menunjukkan kaitan yang jalin-berjalin antara sistem nilai, tata hidup, dan sarana yang mendukung. Tujuan akhir pendidikan bukanlah sekedar penerusan sistem nilai yang ber- sifat intelektual tetapi sekaligus pencerminan sistem nilai tersebut dalam tata hidup dengan berbagai sarana peradaban yang relevan. Pendidikan tidak berhenti pada proses belajar mengajar dalam ke-

Page 29: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

las, tetapi lebih lanjut lagi, di mana proses itu diteruskan dalam kegiatan ekstrakurikular; bahkan lebih dari itu, pendidikan harus dilaksanakan terus dan berlanjut baik dalam keluarga maupun da- lam masyarakat yang lebih luas, dan berlangsung seumur hidup. Atau dengan perkataan lain, pendidikan merupakan proses kegiatan seumur hidup yang berlangsung mulai dari dalam keluarga, sekolah sampai dengan pendidikan dalam masyarakat. Oleh karena itu, ha- rus diusahakan agar ada kaitan edukatif antara orang tua, guru, dan pimpinan masyarakat, antara bahan pelajaran dan metode me- ngajar, sebab tujuan akhir pendidikan ialah sintesis antara sistem nilai dan tata hidup kita untuk lebih mampu menjabarkan kegiatan secara sistematis dan terarah dalam suatu kesatuan konsep yang menyeluruh.

Usaha pemikiran pembaharuan pendidikan sedang dirintis melalui Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional, yang bertugas merumus- kan konsep sistem pendidikan nasional yang bersifat semesta dalam arti meliputi semua elemen kebudayaan (logika, etilka, estetika, ketrampilan, nilai moral dan spiritual); menyeluruh dalam arti meliputi setiap jenis dan jenjang pendidikan serta pendidikan dalam dan luar sekolah; dan, terpadu dalam arti membina secara jelas kaitan fungsional maupun hubungan suksesif antar jenjang, antar jenis, serta antar jenis dan jenjang pendidikan. Hasil-hasil dari Komisi Pembaharuan pendi- dikan Nasional ini diharapkan akan menjadi bahan untuk penyusunan Rancangan Undang-undang tentang pokok-pokok pendidikan, dan kebudayaan nasional. Dengan adanya undang-undang tersebut diharapkan pembangunan pendidikan akan lebih mantap pelaksanaannya baik secara legal maupun secara struktural. Di samping itu, hasil ke-giatan 396

Page 30: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pemikiran pembaharuan pendidikan juga akan merupakan bahan untuk penyempurnaan pelaksanaan Repelita III.

Dalam pada itu, selama Repelita III rangkaian kebijaksanaan pokok pembangunan pendidikan dan pengembangan generasi muda adalah sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu ditetapkan standar nasional, dan kurikulum terus dibina dan disempurnakan bar-

Page 31: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dasarkan umpan-balik dalam pelaksanaannya. Dalam hubungan ini, kurikulum harus dapat membentuk anak yang berkepriba- dian dan ditujukan untuk memenuhi tenaga pembangunan. Pengembangan kurikulum ilmu pengetahuan akan ditekankan kepada manfaatnya dalam pembangunan. Sejumlah pengetahuan dasar yang mencakup bahasa, matematika, ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam akan terus diperkuat. Pendidik- an keilmuan akan ditekankan kepada kemampuan penalaran keil-muan yang berorientasi kepada pemecahan masalah serta trampil dalam mempergunakan teknologi yang relevan. Lebih jauh, sikap penalaran ilmiah ini akan ditunjang oleh penyediaan berbagai sarana kebudayaan seperti pusat-pusat pengembangan pengeta- huan dan penyediaan bacaan ilmiah popular.

2. Erat hubungannya dengan penguasaan teknologi, pendidikan ketrampilan akan ditingkatkan pelaksanaannya sejak sekolah dasar. Pendidikan ketrampilan ini berfungsi mengembangkan kemampuan anak didik sebagai tenaga kerja produktif dengan penekanan pada penanaman apresiasi dan penghargaan terhadap pekerjaan tangan. Erat hubungannya dengan hal ini adalah peningkatan pendidikan koperasi dan kewiraswastaan, yang akan di- tunjang dengan kegiatan nyata di sekolah dan Perguruan Tinggi. Untuk mengembangkan sikap ekonomis akan ditingkatkan gerakan tabungan sekolah dan tabungan lainnya yang sejenis. Di samping itu, akan diintegrasikan ke dalam kurikulum masalah dan pengetahuan yang berhubungan dengan pem- bangunan nasional, terutama kependudukan, kelestarian sum- ber alam, lingkungan hidup dan kesehatan sekolah. Pen-

397

Page 32: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

didikan Pancasila, termasuk Pendidikan Moral Pancasila dan unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda, dimasukkan ke-dalam kurikulum di sekolah-sekolah, mulai dari Taman Kanak- kanak sampai Universitas, baik negeri maupun swasta, serta dalam program-program pendidikan luar sekolah.

3. Perbedaan kwalitas pendidikan yang terjadi antara wilayah harus dihilangkan antara lain dengan skala prioritas pengelolaan sum-

Page 33: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

ber yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah. Sehu-bungan dengan itu, akan dikembangkan dan diterapkan cara- cara yang lebih efektif dalam metode, pengelolaan, dan penilikan proses belajar-mengajar serta cara pengujian dan penilaian hasil belajar mengajar. Kelembagaan dalam bidang pengujian akan dikembangkan untuk memberikan pelayanan terhadap berbagai kebutuhan mengenai pengujian.

4. Aspek etika dan estetika, di samping merupakan bagian kuri- kulum, akan dibina lewat kegiatan kesenian dan olahraga. Pen-didikan kesenian dan olahraga bukan semata-mata ditujukan agar anak didik menguasai cabang-cabang kesenian dan olah- raga tetapi diartikan sebagai sarana kependidikan ke arah ber-kembangnya nilai estetika yang memungkinkan perkembangan jiwa dan raga yang sehat dan seimbang. Pengembangan kedua unsur tersebut sekaligus akan mendorong perkembangan etika yang berasaskan budi pekerti luhur dan nilai-nilai lainnya yang positif bagi pembangunan bangsa. Dalam hubungan ini, kode etik pelajar, mahasiswa, guru/staf pengajar, dan tenaga lainnya akan dikembangkan.

5. Untuk menunjang kegiatan tersebut, kegiatan yang bersifat kre- atif akan digairahkan baik yang bersifat keilmuan maupun kese- nian dan olahraga. Kegiatan senam pagi akan ditingkatkan di dalam masyarakat, sekolah dan Perguruan Tinggi. Kelompok-kelompok minat akan dibina baik yang bersifat edukatif maupun yang bersifat rekreatif. Para pelajar dan mahasiswa akan diberi kesempatan yang lebih luas untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah. Lomba karya ilmu pengetahuan akan dilaksanakan untuk merangsang kegiatan berprestasi.

6. Usaha lain yang terkait erat dengan peningkatan mutu adalah perhatian yang lebih besar terhadap proses pendidikan, baik proses belajar mengajar dalam kelas, kegiatan ekstrakurikular maupun pendidikan luar sekolah. Untuk itu, di samping penyem-purnaan materi pelajaran, metode mengajar juga diperbaiki. Pro-ses belajar-mengajar harus mendorong berkembangnya kemam-puan penalaran dan berintegrasinya nilai-nilai yang diteruskan

398

Page 34: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

ke dalam kepribadian si anak didik. Metode mengajar juga harus memperhatikan nilai-nilai budaya yang berlaku. Dalam situasi kebudayaan seperti ini ternyata bahwa metode mengajar yang sangat efektif adalah memberi teladan dan menciptakan situasi hubungan antarmanusia yang mencerminkan nilai-nilai yang di- cita-citakan oleh pendidikan. Kiranya segera tampak dengan jelas betapa besar peranan guru dalam pembangunan pendidik- an berdasarkan pendekatan kebudayaan.

7.. Untuk meningkatkan kemampuan guru, sistem pendidikan guru akan ditangani secara mendasar dan menyeluruh. Kegiatan penyediaan guru bagi pendidikan dasar perlu memberi perhatianyang lebih besar terhadap masalah kwalitas. Penyediaan guru SLTP dan SLTA yang semuanya berjumlah 125.600 orang akan dilaksanakan dalam kaitannya dengan program pengembangan pendidikan tinggi. Hal ini akan memungkinkan pembinaan yang terarah dan sistematis untuk menjamin mutu, jumlah, dan kom-posisi keahlian guru yang dihasilkan. Pelayanan administratif akan ditingkatkan dalam masalah pembinaan kepegawaian, penempatan, pemerataan, dan mutasi untuk meningkatkan kegai- rahan untuk menjadi guru. Berbagai usaha akan dilakukan untuk mencegah beralihnya lulusan ke profesi bukan keguruan. Kewibawaan guru dan pendidikan keguruan akan ditingkatkan de- ngan jalan mengaitkannya dengan prestasi keilmuan, peningkat- an kedudukan sosial dan profesional serta partisipasi dalam pembangunan. Demikian juga beban jam mengajar akan ditinjau kembali untuk penggunaan tenaga yang efektif dan efisien.

8. Untuk menunjang usaha peningkatan mutu

399

Page 35: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pendidikan berbagai usaha akan dilanjutkan dalam penyediaan berbagai sarana pendidikan .seperti buku pelajaran, buku pedoman guru, buku .baca- an perpustakaan, laboratorium, ruang praktek, alat peraga, alat kesenian, dan olahraga. Untuk meningkatkan komunikasi antar, guru, akan diterbitkan buletin berkala yang berisi informasi yang berguna dalam profesi keguruan. Usaha pembakuan sarana pendidikan akan dilaksanakan, dan dalam rangka meningkatkan efisiensi pengadaan dan distribusi sarana pendidikan pihak wila- yah akan lebih diikut sertakan.

Page 36: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Peningkatan aspek pemerataan yang dikaitkan dengan pening-katan kesempatan belajar bertujuan meningkatkan pelayanan pendidikan, di mana setiap warganegara akan memperoleh kesempatan yang sama terlepas dari latar belakang sosial ekono-mis, geografis, dan ketidakberuntungan fisik atau mental. Selama Repelita III akan dilaksanakan kegiatan pendidikan, yang ben- tuk-bentuk penyajiannya. akan disesuaikan dalam memenuhi tuntutan permasalahan tersebut. Kegiatan pendidikan dalam bentuk "Sekolah Terbuka", PAMONG (Pendidikan Anak Oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru), "Sekolah Kecil" yang disertai dengan pemetaan lokasi sekolah secara baik diharapkan akan dapat memperkecil jurang perbedaan dalam kesempatan untuk mendapat pelayanan pendidikan. Pendidikan bagi anak-anak yang mengalami ketidakberuntungan fisik atau mental akan ditingkatkan untuk lebih memberi kesempatan kepada mereka agar mendapatkan pelayanan pendidikan. Demikian juga pendidikan prasekolah, yang berfungsi sebagai contoh bagi masyarakat, akan ditingkatkan. Tunjangan belajar yang telah diberi- kan akan diteruskan dan bahkan akan ditingkatkan; kebijaksana- an pelaksanaannya akan dikaitkan dengan peningkatan prestasi belajar dan pembentukan piramid arus murid yang sesuai dengan profil kebutuhan tenaga pembangunan.

10. Kebijaksanaan dalam meningkatkan kesempatan belajar secara kwantitatif akan diarahkan untuk secepatnya mencapai tahap pendidikan semesta (universal) dalam Repelita III bagi pendidikan dasar dan sekaligus meningkatkan daya tampung

400

Page 37: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

tingkat pendidik- an yang lebih tinggi sesuai dengan perkembangan kebijaksanaan tersebut. Pendidikan semesta berarti bahwa dalam Repelita III akan tersedia fasilitas belajar pada pendidikan dasar untuk se- mua anak usia sekolah {7 — 12 . tahun) . Pendidikan semesta ini merupakan langkah ke arah pelaksanaan kewajiban belajar, dan di sejumlah daerah yang sudah siap segera dicobakan pelaksanaannya selama Repelita III. Dalam hubungan ini, mengingat asas fungsionalisasi dalam pelaksanaan sistem pendidikan, pengelo- laan sekolah dasar perlu dimantapkan.

Page 38: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Untuk itu jumlah murid pendidikan dasar diperkirakan akan bertambah dengan 1,715 juta murid; penambahan 1,307 juta murid ditampung di SD, 0,2 juta di Madrasah Ibtidaiyah, dan 0,208 juta di PAMONG dan Kejar. Hal ini berarti bahwa Sekolah Dasar perlu dikembangkan dan di daerah-daerah ter- tentu yang tidak memungkinkan dilaksanakannya Sekolah Dasar biasa akan diusahakan kegiatan PAMONG. PAMONG merupa- kan kegiatan sekolah terbuka pada tingkat pendidikan dasar yang mempergunakan kurikulum SD dengan bentuk dan Cara penyajian yang disesuaikan dengan pola sosial budaya masya- rakat setempat. Di samping itu, akan dilaksanakan pula Se- kolah Kecil di beberapa tempat yang tidak memungkinkan pembangunan sekolah dengan standar yang biasa secara efisien. Pada Sekolah Kecil seorang guru harus dapat memberikan pela-jaran kepada murid yang tingkat pendidikannya berbeda-beda dalam kelompok-kelompok kecil. Dengan demikian, pembangun- an SD dapat disebarkan dan diratakan ke tempat-tempat yang mempunyai populasi anak usia sekolah yang tidak terlalu be- sar.

Berbagai kegiatan inovasi tersebut di atas tidak mengurangi usaha pokok meningkatkan efisiensi pendidikan dalam mena- ngani tinggal kelas dan putus sekolah yang antara lain menyang- kut efektivitas peranan guru.

Kesempatan pendidikan bagi anak-anak yang mendapat hambatan fisik atau mental akan dikembangkan dengan jalan penambahan jumlah Sekolah Luar Biasa dan pengintegrasian mereka didikan prasekolah akan ditingkatkan baik secara

401

Page 39: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

kwalitatif maupun secara kwantitatif.

11. SLTP akan dikembangkan agar dapat menampung 85 persen lulusan SD pada akhir Repelita III. Di daerah-daerah tertentu yang tidak mungkin diselenggarakan sekolah biasa akan dise-lenggarakan SMP Terbuka. Sekolah ini adalah ekuivalen dengan SMP dengan penggunaan kurikulum yang sama tetapi dengan

Page 40: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

cara penyajian yang berbeda. SMP Terbuka melaksanakan cara penyajian yang mempergunakan sesedikit mungkin ruang kelas dan tenaga guru dibantu teknologi baru seperti sistem pelajaran memakai madul, radio pendidikan, televisi pendidikan, dan sebagainya. SMP Terbuka dan Kejar diharapkan akan dapat menampung lulusan SD sebanyak 8,8 persen pada akhir Repelita III, yang diperkirakan akan berjumlah 347.000 orang. Secara keseluruhan SLTP selama Repelita III diperkirakan akan bertambah dengan 1,852 juta murid dan anak usia sekolah yang dapat ditampung di SLTP meningkat dari 28,6 persen pada ta- hun 1979/80 menjadi 44,2 persen pada tahun 1983/84.

12. SLTA akan dikembangkan agar. dapat menampung lulusan SMP sebanyak 90,4 persen pada akhir Repelita III. Selama Repelita III jumlah murid SLTA diperkirakan akan bertambah dengan 815.000 orang dan anak usia sekolah yang akan dapat ditam- pung di SLTA meningkat dari 14,0 persen pada tahun 1979/80 menjadi 20,8 persen pada tahun 1983/84.

13. Pendidikan tinggi akan dikembangkan untuk meningkatkan daya tampung lulusan SMA dengan penyelenggaraan program diplo- ma di samping program regular. Sehubungan dengan ini, daya tampung pendidikan tinggi akan meningkat dari 64,3 persen pada tahun 1979/80 menjadi 64,8 persen pada tahun 1983/84.

Selama Repelita III mahasiswa pendidikan tinggi akan ber-tambah sebanyak 198.900 orang dan daya tampung pendidikan tinggi terhadap anak

402

Page 41: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

usia sekolah akan meningkat dari 2.2 per- sen pada tahun 1979/80 menjadi 3,1 persen pada tahun 1983/84. Produktivitas perguruan tinggi negeri untuk program sar- jana akan meningkat dari 6,6 persen. (11.000) menjadi 10 persen (24.900) pada akhir Repelita III. Program diploma yang akan dimulai pada tahu,n1979/80 diharapkan mempunyai produkti- vitas yang tinggi, yakni 90 persen untuk program satu tahun, 31,1 persen untuk program dua tahun, dan 20,3 persen untuk program tiga tahun.

Page 42: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 - 1REKAPITULASI

SASARAN PROGRAM PENDIDIKAN PERIODE REPELITA Ill (1979/80 - 1983/84)

N E G E R I + S W A S T A NEGERI

Angka Pema-sukan (%)

Jumlah Murid(x 1000) Tambaha

nMurid(x 1000)

Angka Partisi-

pasi (%)

Tambahan Guru

(x 1000)

Lulusan(x 1000) Tambah

anMurid(x 1000)

Tambahan

Guru(x 1000)

1979/80 1983/84 1979180

1983/84

1979/80 1983/84

1979/80-1983/84

1978/791983/84

1. Pendidikan Dasar

71,1 85,0

24.179 25.894 1.715 93,7 100105,3

77,8

1.546

627

2.617

1.088

1.152

1.149

91,9

55,4

86,80,8

12,4

44,2

1.307 208200

1.852

82,1-

11,6

28,6

21.177 2 3.000

2.897

22.484 210 3.200

4.749

1.1. SD1.2.

PAMONG/KEJAR1.3. MI2.1. S M P 67,5 72,5 2.744

4.189 1.445 27,1 39,0 73,6 588 1.040 755 52,0

2.2. S M P Terbuka/

KEJAR- 8,8 - 347 347 - 3,2 - - - 347 -

2.3. SLTP Kejuruan

denTek- nologi

3,6 3,7 153 213 60 1,5 2,0 4,2 39 48 47 3,4

3 . S L T A 91,9 90,4 1.428 2.243. 815 14,0 20,8 47,8 292 544 579 333.1. SMA' 48,8 51,7 721 1.280 559 7,1 11,9 31,7 131 323 399 23,13.2. SLTA kejuruan

dan; Tek.

nologi .29,4 29,4 488 721 233 4,8 6,7

13,3 124 153 161 8,23.3. S P G 12,6 8,2 205 216 11 2 2 2,2 35 62 7 1,13.4. S G 0 1,1 1,1 14 26 12 0,1 0,2 0,6 2 6 12 0,6

4 . Perguruan Tinggi" 64,3 64,8 354 553 199 2,2 3,1 133

Page 43: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

GRAFIK 17 — 1PROYEKSI ARUS MURID SELURUH TINGKAT PENDIDIKAN

(X 1000)

Page 44: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

3.000

2.000

1.000

2.617

78/79 79/80 80/81 81/82 82/83 83/84

Lulusan SLTP 1.0881.0151.000 888847

723627

500

081/82 82/83

600

500

544

78/79 79/80 80/81

Lulusan SLTA

348

424393

- 83/84

Page 45: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina
Page 46: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

78/79 79/80 80/81 81/82. 82/83 83/84

Page 47: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

GRAFIK 17 - .2 P R O Y E K S I

PERSENTASE ANAK USIA SEKOLAH YANG DAPAT DITAMPUNG DALAM SISTEM PENDIDIKAN (dalam %)

405

Page 48: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Pengembangan pendidikan tinggi didasarkan atas usaha un- tuk meningkatkan kemampuan perguruan tinggi untuk tumbuh dengan kekuatan sendiri. Usaha ini dikaitkan pula dengan pe-ningkatan penelitian untuk pengembangan ilmu dan teknologi serta menunjang pembangunan. Pengabdian masyarakat akan dilakukan dengan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan lang- sung masyarakat. Pembinaan mahasiswa sebagai salah satu un- sur generasi muda yang penting dengan tanggung jawab esensial akan didasarkan kepada pengembangan kekuatan penalaran indi-vidual, yang mencakup kemampuan berpikir analitis dan sintetis. Pembinaan akan dilakukan terhadap Perguruan Tinggi swasta atas dasar usaha untuk melakukan penilaian diri sendiri.

14. Baik dalam kebijaksanaan mengenai arus murid maupun peningkatan mutu, partisipasi perguruan swasta akan lebih ditingkatkan, termasuk peningkatan pelayanan administratif yang le- bih baik. Dalam hubungan ini, perguruan swasta akan dirang- sang pertumbuhannya baik kwantitatif maupun kwalitatif dengan bantuan berupa. penyediaan guru, penataran guru dan tenaga teknis, buku pelajaran, buku pedoman guru dan alat-alat pelajar liainnya. Bagi SLTP dan SLTA swasta, terutama sekolah yang diharapkan untuk melakukan peningkatan daya tampung yang cepat akan disediakan sebagian dari kebutuhan guru yang diperlukan untuk peningkatan tersebut dalam bentuk pengangkatan guru swasta menjadi pegawai negeri. Untuk meninggikan kwali- tas maka kegiatan pembinaan perguruan swasta akan lebih ditingkatkan.

15.Hubungan antara sistem pendidikan dengan kebutuhan tenaga pembangunan akan lebih

406

Page 49: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

diserasikan baik secara kwalitatif mau-pun secara kwantitatif. Secara kwantitatif pembentukan piramid arus murid akan lebih diarahkan lewat perencanaan dan kebijaksanaan yang dikaitkan dengan pemberian tunjangan belajar dan rangsangan yang lain. Pengarahan ini akan didukung oleh bimbingan dan penyuluhan serta usaha untuk menggairahkan jurusan yang kurang mendapat minat. Untuk meningkatkan keserasian secara kwalitatif, kalangan industri dan dunia usaha akan lebih

Page 50: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

banyak diajak serta dalam menentukan kwalifikasi lulusan. Demi-kian juga kegiatan pemagangan akan lebih dimantapkan dan ditingkatkan. Pada pihak lain, diharapkan partisipasi kalangan industri dan dunia usaha yang lebih besar dalam pembiayaan pendidikan, kesempatan praktek dan latihan serta penempatan lulusan. Dengan langkah kebijaksanaan tersebut di atas diharap- kan adanya sinkronisasi yang lebih baik antara hasil pendidikan kejuruan/keahlian menengah dan tinggi dengan kebutuhan rill pasaran tenaga kerja.

16. Hubungan antara sistem pendidikan dengan masyarakat yang se-dang membangun juga akan lebih diserasikan dengan jalan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan. Kuliah Kerja Nyata akan terus ditingkatkan dan akan mulai dirintis pelaksanaannya ke sekolah-sekolah lanjutan, antara lain dengan Praktek Kerja Nyata. Lembaga pendidikan akan lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan daerah. Usaha pengembangan pendidikan tinggi yang telah dilakukan akan dikembangkan agar di samping berfungsi sebagai lembaga yang menghasilkan tenagakerja yang langsung diperlukan untuk pembangunan, pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai lembaga yang mempersiapkan tenaga-tenaga peneliti ilmiah yang dapat memperluas cakrawala pengetahuan bagi kesinambungan pembangunan yang makin meningkat.

17. Pendidikan luar sekolah merupakan, salah satu subsistem dari satu sistem pendidikan nasional, yang turut membentuk manusia seutuhnya dan membina pelaksanaan konsep pendidikan seumur hidup. Kedua subsistem pendidikan adalah

407

Page 51: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah, yang saling menunjang dan saling melengkapi. Yang menonjol adalah bahwa pendidikan luar se- kolah nengutamakan mereka : yang tergolong miskin dalam hal pendidikan. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendidikan luar se- kolah memerlukan perhatian yang lebih besar mengingat adanya berbagai masalah dalam hubungan antara bidang pendidikan dan kependudukan.

Page 52: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Program-program pendidikan luar sekolah akan diarahkan ke-pada tergalangnya kondisi dan iklim yang memungkinkan setiap warga negara terdidik dan organisasi sosial merasa terpanggil ikut serta berperan dalam mencerdaskan dan menerampilkan sesama- nya. Hal ini didasarkan kepada kenyataan bahwa di luar sekolah masih banyak sumber belajar padahal pada pihak lain masih cukup banyak warga negara yang perlu ditingkatkan pendidikannya.

Strategi atau pola kerja yang akan senantiasa diterapkan ada- lah strategi KEJAR dengan sistem reaksi berantai mengikuti deret ukur naik. Dengan pola kerja yang demikian diharapkan dapat dijembatani "jurang" antara belajar dan bekerja, demikian Pula antara mereka yang cerdas-trampil dan mereka yang kurang cer- das dan kurang trampil.

Kegiatan pendidikan luar sekolah lebih ditekankan pada pengetahuan, sikap mental, dan ketrampilan praktis yang relevan de- ngan tuntutan lingkungan sekelompok warga masyarakat, diselenggarakan dalam jangka waktu yang relatif singkat dan segera dapat dirasakan manfaatnya. Berbagai kegiatan pendidikan luar sekolah akan dapat menampung lebih dari 8 juta orang yang buta huruf, putus sekolah atau lulusan yang tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

18. Pembinaan dan pengembangan generasi muda harus dilihat sebagai investasi manusia dalam rangka pembangunan bangsa yang didasarkan atas gagasan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Dalam pada itu karena pembinaan pada hakekatnya berpangkal pada manusia, dilakukan oleh manusia, dan ditujukan kepada kepentingan

408

Page 53: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

manusia, masa- lah pembinaan dan pengembangan generasi muda harus merupa-kan salah satu usaha pokok yang perlu memperoleh perhatian yang sungguh-sungguh.

Generasi muda sebagai sumber potensi bangsa harus dikem-bangkan dengan sebaik-baiknya untuk mengantarkan pemudapemuda Indonesia ke masa depan sebagai satu generasi yang sehat, tangguh dan bertanggung jawab, ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, cinta kepada tanah air dan persatuan bangsa, demokratis,

Page 54: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

memiliki ketrampilan kerja serta memiliki pandangan rasional yang dipadukan dengan ketinggian moral Pancasila. Pemuda sebagai sumber tenaga kerja pada masa datang dan sebagai sumber insani potensi bangsa perlu dipersiapkan dengan bekal ketrampilan untuk berpartisipasi dan memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan bangsa dan negara. Pembinaan pemuda menjadi lebih panting karena sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, pemuda-pemuda kita harus diarahkan dan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga benar-benar merupa- kan jaminan bagi kelangsungan hidup negara dan bangsa, jaminan bagi kelestarian Pancasila dan UUD 1945 serta kesinambungan pembangunan nasional. Dalam pada itu, usaha-usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda hendaknya dilakukan dengan pendekatan edukatif dan persuasif. Untuk menunjang usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda itu, program yang ter- arah perlu diciptakan. Program-program pembinaan dan pengembangan generasi muda yang dimaksud harus merupakan bagian integral dari program pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsa- an agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dalam program-program pembinaan dan pengembangan generasi muda tersebut diperhatikan pula segi-segi pembinaan ketahanan mental.

Pada dasarnya program pembinaan dan 409

Page 55: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pengembangan gene- rasi muda diarahkan dan berintikan materi-materi yang diisya- ratkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, antara lain untuk memberi bekal patriotisme dan idealisme, kesadaran, bangsa dan bernegara, kepribadian dan budi pekerti luhur, kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi disertai usaha pengembangan kreativitas generasi muda agar kreativitas itu berkembang secara wajar dan bertanggung jawab serta usaha- usaha menciptakan kesempatan berpartisipasi dalam pembangun-an.

Page 56: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

19.Peranan wanita dalam pembangunan dan pembinaan keluarga, khususnya dalam pembinaan generasi muda, penting sekali. Keluarga sebagai 1embaga yang fundamental dan merupakan unit terkecil dalam masyarakat adalah tempat yang pertama dan utama bagi anak-anak dan pemuda dalam mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Oleh karena itu, pengetahuan dan ketrampilan wanita perlu ditingkatkan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan agar pembinaan keluarga sejahtera dan pembinaan generasi muda dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya dapat dilaksanakan sepenuhnya.Kepercayaan diri dan kemampuan di kalangan kaum wanita perlu lebih ditumbuhkan sehingga penghargaan masyarakat terhadap kaum wanita lebih didasarkan atas prestasi dan pengabdian terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa, dan bukan karena kedudukan sosial, asal-usul ataupun keturunan.

20.Pendidikan olahraga dalam lingkungan. sekolah dan perguruan tinggi merupakan bagian integral dari tujuan pendidikan secara keseluruhan, di mana kegiatan olahraga rnempunyai peranan edukatif dalam membentuk generasi muda yang lebih baik dan lebih potensial dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Usaha untuk mengolahragakan masyarakat dalam rangka membina kesegaran jasmani dan rohani setiap orang Akan menunjang pembangunan bangsa yang kuat secara fisik dan mental. Di samping itu, perlu dibina dan ditingkatkan olahraga prestasi baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat internasional. Olahraga asli perlu digali

410

Page 57: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dan dikembangkan agar dapat disejajarkan dengan cabang-cabang olahraga lainnya karena, di samping mempunyai nilai-nilai yang sama dengan cabang olahraga lain-nya, juga merupakan hasil budaya bangsa sendiri dan dapat dijadikan kebanggaan nasional. Perwujudan, program pendidikan olahraga. merupakan peningkatan dan perluasan kegiatankegiatan yang telah dilakukan dalam Repelita II, termasuk pe-manfaatan ilmu dan teknologi dalam menunjang pelaksanaan programnya.

Page 58: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

21. Untuk mencapai satu sistem pendidikan nasional yang mantap diperlukan suatu konsep pendidikan yang semesta, menyeluruh, dan terpadu. Di samping itu, demi penyempurnaan sistem pen-didikan nasional yang terus-menerus, diperlukan kegiatan peneli- tian dan pengembangan sebagai dasar penyempurnaan selanjutnya.

Kegiatan-kegiatan perintisan yang telah dilakukan selama Repelita II akan dilanjutkan dan dievaluasi untuk dapat diambil manfaatnya bagi pengembangan gagasan-gagasan baru.

Gagasan-gagasan pembaharuan pendidikan yang fundamental disalurkan melalui Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional.

Untuk menunjang dan membantu proses maupun pengelolaan pendidikan serta pembinaan kebudayaan, teknologi komunikasi pendidikan akan dimanfaatkan.

22. Penyempurnaan juga akan dilakukan dalam tata perencanaan struktur dan prosedur pelaksanaan kerja, pengendalian pelak- sanaan dan pengawasan baik pengawasan fungsional maupun pengawasan dalam lingkungan pekerjaan.

Demikian pula penyempurnaan dan penertiban administrasi akan lebih dimantapkan, antara lain dalam hal penerimaan calon pegawai, kepangkatan, pemberian gaji yang tepat pada waktu- nya terutama untuk tenaga pendidik khususnya guru SD. Pada umumnya, tata tertib administrasi penerimaan murid dan mahasiswa akan disempurnakan sehingga menjadi lebih adil, jelas, sederhana, dan pasti.

23. Akhirnya, dalam rangka tercapainya satu sistem pembinaan pendidikan secara nasional, mantap,

411

Page 59: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dan terpadu sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara, usaha ke arah pelaksanaan tanggung jawab secara fungsional dan terpadu dalam bidang pendidikan umum, kejuruan, dan kedinasan akan ditingkatkan. Dalam hubungan ini, semua bidang pendidikan umum tingkat dasar, ninengah dan tinggi secara bertahap akan diin-tergrasikan pembinaan dan pengelolaannya. Demikian juga pem-

Page 60: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

binaan dan pengelolaan berbagai perguruan tingkat menengah/ tinggi dan jenis/bidang pendidikan kejuruan seperti pertanian, kesehatan, perindustrian, perhubungan, dan pemerintahan umum secara bertahap akan diintegrasikan. Usaha tersebut dapat be- rupa pengalihan bertahap pengelolaannya sebagai lembaga pendidikan formal (sekolah atau program diploma) atau pembinaan perencanaan, pembakuan (standardisasi.), pengesahan/pengaku- an mutu (akreditasi) serta penilikan (supervisi) yang lebih ter- arah.

Demikian pula bentuk kurikulum dan Cara penyajian serta lamanya berbagai pendidikan kedinasan akan lebih dimantapkan koordinasinya dan akan lebih diserasikan dengan tujuan/sasaran penyelengaraan pendidikan kedinasan dalam rangka menunjang pelaksanaan program kegiatan di bidang tugas pokok instansi yang bersangkutan.

IV. PROGRAM DAN SASARANUntuk mencapai tujuan pembangunan yang

diharapkan diperlukan usaha yang sistematis dan terarah dalam bentuk penyusunan berbagai program. Pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda merupakan bagian dari keseluruhan pembangunan nasional. Oleh se- bab itu, program-program pendidikan dan generasi muda merupakan bagian dari dan juga mempunyai kaitan erat dengan keseluruhan pro-gram pembangunan nasional. Sesuai dengan hakekat pendidikan dan pembinaan generasi muda itu sendiri, di mana komponen yang satu saling tergantung kepada komponen-komponen yang lainnya, peru- bahan dalam jenjang yang satu menyebabkan perubahan vertikal da- lam jenjang-jenjang lainnya. Pada pihak lain proses pendidikan melibatkan berbagai

412

Page 61: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

faktor seperti murid, guru, lulusan, kurikulum, pra- sarana dan sarana pendidikan; dalam hal ini, perubahan pada satu dimensi menyebabkan perubahan horizontal pada dimensi-dimensi lainnya. Singkatnya, penyusunan program pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda harus disusun secara sistematis dan terpa- du, baik secara eksternal maupun secara internal, baik secara vertikal maupun secara horizontal.

Page 62: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Program Pembinaan Pendidikan Dasar

Pada awal Repelita III terdapat 24,2 juta murid pada pendidikan dasar (21,2 juta di SD dan 3,0 juta di Madrasah Ibtidaiyah), terma- suk di dalamnya 93,7 persen anak usia 7 — 12 tahun (82,1 persen pada SD dan 11,6 persen pada MI). Pembinaan pendidikan dasar ditujukan kepada pemberian fasilitas belajar di SD dan MI serta pengembangan sistem PAMONG dan Kejar sehingga dapat menampung 100 persen anak usia sekolah dalam Repelita III, yang akan berjumlah 22,0 juta pada tahun 1983/84, sebagai langkah ke arah pelaksanaan kewa-jiban belajar. Untuk mencapai sasaran ini, akan ditempuh berbagai jalan yang mencakup, antara lain, penyempurnaan perencanaan lokasi sekolah, pelaksanaan sekolah kecil, PAMONG dan Kejar serta berbagai bentuk penyajian pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan. Usaha-usaha untuk me-nekan tingkat putus sekolah dan mengulang kelas akan dilancarkan secara sistematis. Pada sejumlah daerah yang sudah siap akan dicoba-kan kewajiban belajar. Dengan demikian, selama Repelita III keseluruhan murid, pendidikan dasar diperkirakan akan menjadi 25,9 juta (22,5 juta di SD, 3,2 juta di MI, dan 0,2 juta di PAMONG dan Kejar), termasuk di dalamnya murid yang berusia kurang dari 7 tahun dan lebih dari 12 tahun sebanyak kurang lebih 15 persen. Pertam- bahan 1,7 juta murid ini, 1,3 juta di antaranya ditampung di SD, 0,2 juta di MI, dan 0,2 juta di PAMONG/Kejar.

Dari seluruh 1,3 juta tambahan murid SD sebesar 1,15 juta akan ditampung di sekolah negeri dan 0,16 juta di sekolah swasta. Kegiat- an PAMONG dan

413

Page 63: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Kejar diarahkan kepada melengkapi penampungan semua anak usia sekolah dalam rangka persiapan pelaksanaan ke- wajiban belajar. Dengan demikian, sasaran utama PAMONG dan Kejar adalah menampung anak putus sekolah pada tingkat SD yang selama Repelita III diperkirakan akan berjumlah 412,000 anak. Secara keseluruhan, diperlukan tambahan ruang kelas baru bagi SD sebanyak 56.900 buah. Di samping itu, akan direhabilitasi sejumlah 40.000 sekolah.

Page 64: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Rehabilitasi akan dilakukan baik terhadap SD maupun MI. Penam- bahan jumlah murid tersebut membutuhkan tambahan guru Baru SD dan pengganti mereka. yang pensiun, dan sebagainya, yang semuanya berjumlah 105.300 orang. Bagi kepala sekolah dan guru di tempat terpencil akan dibangun 16.500 rumah. Di samping itu, akan dilaksanakan penataran terhadap 2 juta guru kelas/bidang studi dan pem-bina SD serta MI termasuk penataran Lewat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (TKPK).

Buku pelajaran pokok, termasuk buku Pendidikan Moral Panca- sila, bagi SD dan MI akan disediakan berdasarkan jumlah murid, kelas, guru, dan sekolah yang ada, disesuaikan dengan perkembang-annya secara tahunan. juga pengadaan buku kurikulum disesuaikan dengan keperluan menurut jumlah sekolah yang ada. Dengan demi-kian, pengadaan buku selama Repelita III akan meliputi jumlah kira- kira 250 juta buah. Di samping itu akan disediakan lebih dari 62,5

juta buah buku bacaan/perpustakaan bagi SD dan MI.Buletin akan disediakan bagi guru pendidikan dasar.

Alat peraga akan disediakan, yang berupa 100.000 set alat peraga bahasa Indo- nesia, 100.000 set alat peraga matematika, 100.000 set alat peraga IPA dan 100.000 set alat peraga IPS yang mencakup kelas satu sam- pai dengan kelas enam. Di samping itu, disediakan alat ketrampilan dan olahraga. Pembinaan Pendidikan Moral Pancasila akan diting-katkan dengan penyediaan alat penunjang PMP untuk SD. Ptrototipe sarana pendidikan akan dikembangkan. Di samping itu, akan dise-diakan sejumlah alat kesenian dan pembuatan film pendidikan. Pendidikan kependudukan, asimilasi di bidang pendidikan, pembinaan pelajar melalui guru-gurunya, serta Usaha 414

Page 65: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Kesehatan Sekolah (UKS) terus dibina dari ditingkatkan efisiensi serta efektivitas kegiatannya secara terpadu dalam rangka pelaksanaan program-program pendi- dikan di SD. Demikian pula diseminasi/aplikasi dari hasil Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) diselenggarakan secara siste-matis dan bertahap, serta pembinaan penyelenggaraan Sekolah Indonesia di luar negeri untuk disesuaikan dengan keperluan dan keada-annya. Supervisi akan ditingkatkan dengan jalan pembinaan perso- nalia dan penyediaan sarana yang diperlukan.

Page 66: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 - 2PROYEKSI PERKEMBANGAN MURID PENDIDIKAN DASAR

T a h u n A j a r a n

1978. 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83 1983/84 1984/85

1. Murid baru kelas IPendidikan Dasar (x 1000) 5.538 4.068 4.094 4.165 4.243

2. Jumlah murid (x 1000) 22.025 24.179 24.949 25.491 25:739 25.894

1. Sekolah Dasar 19.075 21.177 21.889 22.331 22.459 22.484 22.504- Negeri 16.775 18.634 19.262 19.652 19.765 19.786 19.803- Swasta 2.300 2.543 2.627 2.679 2.694 2.698 2.701

2. Madrasah Ibtida 'iyah 2.950 3.000 3.050 3.100 3.150 3.200 3.2503. Pamong/Kejar - 2 10 60 130 210 -

3. Jumlah guru SD yang ada (x 1000) 6371. Negeri 5642. Swasta 73

4. Tambahan guru SD yang diperlukan(x 1000) 34,2 26,3 17,0 14,0 13,81. Negeri 30,0 22,9 14,8 12,2 12,02. Swasta 4,2 3,4 ' 2,2 1,8 1,8

5. Jumlah anak usia 7 - 12 th. (x 1000) 21.839 21.895 21.802 21.945 22.011

6. Persentase murid yang berusia7 - 12 th. terhadap jumlah murid 84,6 84,7 84,8 84,9 35

7. Angka partisipasi tingkat Pendidikandasar terhadap anak usia 7 - 12 th. 93,7 96,5 99,1 9,6 100

(6)x(2).

x 1 0 0 %(5)

8. Jumlah lulusan SD pada akhirtahun ajaran 1.546 1.745 1.818 2.0 7 7 2.274 2.617

415

Page 67: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

GRAFIK 17 — 3PROYEKSI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DASAR (dalam ribuan)

416

Page 68: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Luar Biasa dilakukan dengan mendirikan sekolah pembina yang dapat dipakai sebagai con-toh oleh masyarakat dan penyediaan guru serta fasilitas belajar. Se-bagian besar kegiatan pendidikan TKK dan SLB dilakukan oleh swas- ta. Untuk itu, selama Repelita III dibangun sekolah pembina TKK yang terdiri dari 1 tingkat nasional, 21 tingkat propinsi, 3 tingkat kabupaten, dan rehabilitasi TKK Negeri. Pembinaan Sekolah Luar Biasa meliputi pembangunan 3 SLB Pembina tingkat nasional, 5 SLB Pembina tingkat propinsi, dan merehabilitasi 50 SLB Swasta,

Pembinaan dalam penyediaan fasilitas belajar mencakup penyedia- an buku kurikulum, buku pegangan guru, buku bacaan, buku evalu- asi belajar, buletin bagi guru, dan alat peraga. Bagi TKK disediakan 100.000 buku kurikulum, 214.000 buku pedoman guru, 500.000 buku perpustakaan, 4 juta buku evaluasi belajar, 580.000 buletin, dan 5.700 unit alat peraga, sedangkan bagi `SLB disediakan 62.000 buku kurikulum, 200.000 buku pedoman guru dan buku murid, 25.000 buku evaluasi belajar, 50.000 buletin, dan 141 unit alat peraga. Di samping itu, akan tersedia 12.000 guru TKK dan 700 guru SLB, ser- ta penataran masing-masing 12.000 guru TKK, dan 700 pembina TKK, 1.400 guru SLB, dan 700 pembina SLB.

2. Program Pembinaan Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Dicapainya pendidikan semesta pada akhir Repelita III pada pendidikan dasar menyebabkan meningkatnya lulusan SD yang harus ditampung di SLTP Lulusan SD

417

Page 69: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

yang harus ditampung meningkat dari 1.546.000. orang pada permulaan Repelita III menjadi hampir 2.617.000 orang pada akhir Repelita III. Untuk itu, daya tampung SMP, SLTP Kejuruan, dan Teknologi ditingkatkan di samping pembentukan SMP Terbuka yang akan beroperasi mulai tahun 1980/81. Peningkatan daya tampung SLTP sebagai akibat perluasan ke- sempatan belajar pada pendidikan dasar juga menyebabkan naiknya lulusan SMP yang harus ditampung di SLTA. Lulusan SMP yang

Page 70: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

GRAFIK 17 — 4PROYEKSI ARUS MURID SD KE SLTP

(dalam ribuan )

Page 71: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

2.274

2.000

1.500

1.000

500

Page 72: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina
Page 73: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Lulusan SD yang diterima di SLTP Kejuruan dan Teknologi

Lulusan SD yang diterima di SMP terbuka/Kejar

418

Lulusan SD tahun ajaran sebelumnya

Lulusan SD yang diterima di SMPl

Page 74: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 - 3PROYEKSI PERKEMBANGAN MURID SMP

419

Page 75: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

harus ditampung meningkat dari 588.000 orang pada permulaan Repelita III menjadi lebih dari satu juta pada akhir Repelita III.

SLTP dikembangkan agar dapat menampung 85 persen lulusan SD pada akhir Repelita III; SMP menampung 67,5 persen lulusan SD pada permulaan Repelita III dan meningkat menjadi 72,5 persen pada akhir Repelita III. SLTP Kejuruan dan Teknologi dapat menampung 3,6 persen pada permulaan Repelita III dan meningkat menjadi 3,7 persen pada akhir Repelita III. SMP Terbuka/Kejar dikembangkan agar dapat menampung 8,8 persen lulusan SD pada akhir Repe- lita III. Secara keseluruhan, daya tampung SLTP terhadap lulusan SD naik dari 71,7 persen pada permulaan Repelita III menjadi 85 persen pada akhir Repelita III. Selma Repelita III terdapat tambah- an murid sebanyak 1.852.000 orang dan membutuhkan tambahan guru sebanyak 77.800 orang.

2.1. Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Sesuai dengan sasaran Repelita III di mana SLTP akan dapat menampung 85 persen lulusan SD pada akhir Repelita III, maka daya tampung SMP terhadap lulusan SD naik dari 67,5 persen pada tahun 1979/80 menjadi 72,5 persen pada tahun 1983/84. Selama Repe-lita III jumlah murid SMP akan bertambah hampir 1,5 juta orang; 755.000 murid ditampung di sekolah negeri, dan 690.000 di sekolah swasta. Di samping itu, SMP Terbuka/Kejar dapat menampung lulus-an SD sebesar 8,8 persen pada tahun 1983/84 sehingga murid SMP Terbuka/Kejar pada akhir Repelita III diperkirakan berjumlah 347.000 orang, dan untuk itu akan disediakan sarana yang

420

Page 76: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

diperlukan.

Untuk menampung tambahan murid di SMP Negeri diperlukan tambahan ruangan kelas sejumlah kurang lebih 15.000 buah. Berdasarkan jumlah rata-rata sebuah gedung SMP memiliki 12 ruang kelas, maka dalam pelaksanaannya akan dibangun 600 gedung SMP dan 7.800 ruang kelas baru yang ditambahkan pada sekolah-sekolah yang sudah ada. Di samping itu, akan dilakukan rehabilitasi dan penyem-

Page 77: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

purnaan kelengkapan sarana operasional sekolah, terutama sekolah hasil pengintegrasian dari SLTP Kejuruan dan Teknik menjadi SMP.

Perkembangan murid membutuhkan tambahan guru baru sebanyak 73.600 orang bagi SMP. Dalam jumlah ini sudah termasuk peng- ganti yang berhenti atau pensiun sebesar 2,5 persen. jumlah tersebut terdiri dari 52.000 guru bagi SMP Negeri dan 21.600 bagi SMP Swasta. Sebagian dari tambahan guru di sekolah swasta akan diang- kat menjadi pegawai negeri. Dalam hubungan ini, akan dilakukan usaha pemerataan/penempatan guru SMP.

Selama Repelita III akan ditatar 31.000 guru SMP, termasuk guru SMP Swasta. Di samping itu, akan ditatar Kepala Sekolah dari 4.600 SMP termasuk Kepala SMP Swasta serta 2.000 pegawai kantor pada tingkat nasional yang membina sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah. Pembinaan tenaga pengawas akan ditingkatkan dengan jalan menambah jumlah pengawas sehingga mencapai rasio 1 penga- was bagi 15 sekolah negeri atau swasta. Untuk meningkatkan kemampuan mereka, akan ditatar sebanyak 800 pengawas sekolah lanjutan umum (SMP dan SMA) selama Repelita III. Tenaga-tenaga pengawas akan dipilih sedemikian rupa sehingga mencerminkan spektrum bi- dang-bidang studi secara lengkap. Mekanisme pengawasan/supervisi akan disempurnakan dengan penyediaan fasilitas yang memadai.

Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan kurikulum melalui pembinaan tenaga-tenaga pengawas dan Kepala Sekolah akan terus ditingkatkan.

421

Page 78: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Pembinaan Pendidikan Moral Pancasila akan diintensifkan me- lalui pengarahan yang terpadu berdasarkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Pembinaan pendidikan ketrampilan akan ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan tun- tutan kegiatan sosial ekonomi pembangunan. Dalam kaitannya dengan masalah ini, akan dibangun ruang perpustakaan, dan ruang ketram- pilan pada SMP Negeri yang belum memiliki ruang laboratorium IPA.

Page 79: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Standar evaluasi belajar baik untuk seleksi masuk dan kenaikan kelas maupun EBTA akan dikembangkan guna membantu pengendalian dan pemerataan mutu SMP. Efektivitas proses belajar mengajar akan ditingkatkan melalui penyempurnaan sistem penyajian dalam percobaan modul, pelajaran berprograma, penggunaan alat audio- visual, dan siaran pendidikan melalui radio dan televisi.

Pendidikan kependudukan, asimilasi di bidang pendidikan, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) serta Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) terus dibina dan ditingkatkan efisiensi serta efektivitas kegi-atannya secara terpadu dalam rangka pelaksanaan program-program pendidikan di SMP. Demikian pula diseminasi / aplikasi hasil Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) dilaksanakan secara sistema- tis dan bertahap serta pembinaan penyelenggaraan Sekolah Indonesia di luar negeri untuk disesuaikan dengan keperluan dan keadaan.

Untuk itu akan disediakan buku kurikulum lengkap sebanyak 3.600 unit bagi SMP Negeri dan 4.500 unit bagi SMP Swasta. Di samping itu, buku kurikulum unit bidang studi akan disediakan bagi SMP Negeri sebanyak 145.000 set dan SMP Swasta sebanyak 117.000 unit, buku pelajaran SMP akan disediakan sebanyak 50 juta di mana 40 juta disediakan bagi sekolah negeri dan 10 juta bagi sekolah swasta, dan buku perpustakaan sebanyak 2,75 juta untuk SMP Negeri.

Alat pelajaran matematika, praktik IPA, alat keterampilan, alat kesenian serta olahraga juga akan disediakan, yaitu alat pelajaran matematika bagi SMP Negeri sebanyak 3.600 unit, alat pelajaran praktek IPA bagi SMP Negeri sebanyak 2.850 unit, SMP Swasta sebanyak 1.700 unit dan alat ketrampilan 422

Page 80: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

bagi 3.600 SMP Negeri, dan 2.300 unit untuk SMP Swasta.

Untuk membina Pendidikan Moral Pancasila disediakan alat penunjang. PMP Di samping itu, akan dilakukan pengembangan prototipe sarana pendidikan. Demikian juga akan disediakan buku nya-nyian dan pembuatan film pendidikan. Pembinaan teknis dan pengendalian kebijaksanaan pelaksanaan pembangunan pendidikan formal efisiensi serta efektivitasnya terus ditingkatkan.

Page 81: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

2.2 Pembinaan SLTP Kejuruan dan TeknologiSelama Repelita III akan dikembangkan kembali

SLTP Kejuruan dan Teknologi, yaitu 240 buah Sekolah Teknik (ST) dan 110 Seko- lah Kesejahteraan Keluarga (SKK). Program pendidikan diarahkan untuk terutama memenuhi keperluan tenaga pembangunan di daerah pedesaan. Lama belajar direncanakan 4 tahun. Oleh karena tujuan pendidikan kejuruan dan teknologi adalah ketrampilan maka fasilitas latihan praktek merupakan unsur pokok pendidikan dan akan diusahakan penyediaannya.

Selama Repelita III murid SLTP Kejuruan dan Teknologi diperkirakan akan bertambah sebanyak 60.000 orang, yaitu dari 153.000 pada tahun 1979/80 menjadi 213.000 pada tahun 1983/84; pertambahan 47.000 ditampung di sekolah negeri dan 13.000 di sekolah swasta. Lulusan SD yang dapat ditampung, di SLTP Keju- ruan dan Teknologi naik dari 3,6 persen pada tahun 1979/80 menjadi 3,7 persen pada tahun; 1983/84. Daya tampung SLTP Ke- juruan dan Teknologi naik dari 1,5 persen dari anak usia sekolah pada tahun 1979/80 menjadi 2,0 persen pada tahun 1983/84.

Perkembangan jumlah murid ini membutuhkan tambahan guru SLTP Kejuruan dan Teknologi sebanyak 4.200 orang, 3.400 orang di antaranya diperuntukkan bagi sekolah negeri. Di samping itu, akan ditatar sekitar 2.800 orang guru.

Selanjutnya akan disediakan 3,5 juta buku pelajaran, buku perpustakaan, dan alat penunjang pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, prototipe sarana pendidikan dan film pendidikan bersama dengan SLTA Kejuruan dan Teknologi.

Pendidikan kependudukan, asimilasi di bidang pendidikan, Or-ganisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) serta Usaha; Kesehatan Sekolah (UKS) terus dibina

423

Page 82: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dan ditingkatkan efisiensi serta efektivitas kegiatannya secara terpadu dalam rangka pelaksanaan program- program pendidikan di SLTP Kejuruan dan Teknologi.3. Program Pembinaan Pendidikan Lanjutan Tingkat

Atas (SLTA)

SLTA dikembangkan untuk dapat menampung 90,4 persen lulusan SMP pada akhir Repelita III. SMA menampung 48,8 persen pada

Page 83: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 4PROYEKSI PERKEMBANGAN MURID SLTP KEJURUAN DAN TEKNOLOGI

T a h u n A j a r a n

1978 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83 1983/84 1984/85

(1) Jumlah lulusan SD pads akhirtahun ajaran (x 1000) 1.546 1.745, 1.818 2.077 2.274 2.617

(2) Angka pemasukan ke SLTP Kejuruandan Teknologi (persentase) 3,6 3,6 3,6 3,7 3,7

(3) Murid baru kelas I SLTP Kejuruandan Teknologi (x 1000) 55 63 65 76 833.1. Negeri 36 42 43 52 583.2. Swasta 19 21 22 24 25

(4) Jumlah murid SLTP Kejuruandan Teknologi (x 1000) 403 153 162 173 193 212 2204.1 Negeri 337 101 109 118 133 148 1534.2 Swasta: 66 52 53 55 60 64 67

(5) Jumlah guru yang ada (x 1000) 8.6 `'5 1 Negeeri 6.05.2 Swasta 2.6

(6) Tambahan guru yang diperlukan (x 1000) 0.72 0.76 0.81 0.91 1.06.1 Negeri 0.56 0.61 0:66 0.74 0.826.2 Swasta 0.16 0.15 0.15 0.17 0.18

(7) Jumlah anak usia 13 — 15 th. (x 1000) 10.126 10.284 10.453 10.645 10.745(8) Angka partisipasi tingkat SLTP

Kejuruan dan Teknologi terhadap 1,5 1,6 1,7 1,8 2,0usia 1 3 - ; 1 5 th.(4)x100'%( 7 l

(9) Jumlah Iulusan SLTP Kejuruan danTeknologi pada akhir tahun ajaran(x 1000) 39 39 39 40 41 48 _

424

Page 84: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

permulaan Repelita III dan naik menjadi 51,7 persen pada akhir Repelita III; SLTA Kejuruan dan Teknologi tetap 29,4 persen; SPG turun dari 12,6 persen menjadi 8,2 persen dan SGO tetap 1,1 persen. Penurunan daya tampung SPG disebabkan oleh proyeksi perkem-bangan yang didasarkan atas kebutuhan tenaga kerja, dan bukan didasarkan atas perkembangan arus murid pada tingkat SMP. Secara keseluruhan, daya tampung SLTA turun dari 91,9 persen pada permulaan Repelita III menjadi 90,4 persen pada akhir Repelita III. Walaupun demikian, selama Repelita III terdapat tambahan murid SLTA sebanyak 815.000 orang yang membutuhkan tambahan guru sebanyak 47.800 orang.

3.1 Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA)

SMA akan dikembangkan agar dapat menampung 48,8 persen lu-lusan SMP pada tahun 1979/80 dan meningkat menjadi 51,7 per- sen pada tahun 1983/84. dengan demikian, murid SMA selama Repelita III akan bertambah dengan 559.000 murid, di antaranya 399.000 murid akan dapat ditampung di sekolah negeri.

Tambahan murid SMA membutuhkan 140 gedung SMA baru yang masing-masing memiliki 15 ruang kelas serta pembangunan kelas baru sebanyak 2.200 buah. Di samping itu, akan dilakukan rehabi- litasi dan penyempurnaan kelengkapan sarana operasional sekolah pada 410 SMA.

Perkembangan murid membutuhkan tambahan guru baru sebanyak 31.700 orang bagi SMA. Dalam jumlah ini sudah termasuk pengganti yang berhenti atau pensiun, yaitu sebesar 2,5 persen. Dari jumlah tersebut tercakup 23.100 guru bagi SMA Negeri dan 8.600 bagi SMA Swasta. Sebagian tambahan guru di sekolah swasta akan diangkat menjadi pegawai

425

Page 85: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

negeri. Dalam hubungan ini, akan dilakukan usaha pemerataan/penempatan guru SMA.

Selama Repelita III akan ditatar 6.785 guru SMA Negeri dan 4.000 guru SMA Swasta. Di samping itu, akan ditatar kepala sekolah dari 1.100 SMA Negeri dan 600 SMA Swasta. Pembinaan tenaga

Page 86: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

GRAFIK 17 — 5PROYEKSI AR.US MURID DAR! SMP ICE SLTA

1979 — 1984 (dalam ribuan )

42

Page 87: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 – 5PROYEKSI PERKEMBANGAN MURID SMA

427

Page 88: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pengawas akan ditingkatkan dengan jalan menambah jumlah penga- was sehingga mencapai rasio 1 pengawas bagi 15 sekolah, baik ne- geri maupun swasta. Untuk meningkatkan kemampuan mereka akan ditatar sebanyak 800 pengawas sekolah lanjutan umum (SMP dan SMA) selama Repelita III. Tenaga-tenaga pengawas akan dipilih sedemikian rupa sehingga mencerminkan spektrum bidang-bidang studi secara lengkap. Mekanisme pengawasan/supervisi akan disempurnakan dengan penyediaan fasilitas dan sarana yang memadai. Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan kurikulum melalui pembinaan tenaga-tenaga pengawas dan kepala sekolah akan terus ditingkatkan.

Pembinaan Pendidikan Moral Pancasila akan diintensifkan mela- lui pengarahan yang terpadu berdasarkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Pembinaan Pendidikan ketrampilan akan ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan dan tuntutan kegiatan sosial ekonomi pembangunan. Dalam kaitannya dengan masalah itu, akan dibangun ruang laboratorium IPA, ruang perpustakaan, dan ruang ketrampilan pada SMA Negeri yang belum memilikinya.

Pendidikan kependudukan, asimilasi di bidang pendidikan dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) serta Usaha Kesehatan Se- kolah (UKS) terus dibina dan ditingkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatannya secara terpadu dalam rangka pelaksanaan program-program pendidikan di SMA. Demikian pula diseminasi/aplikasi hasil Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) dilaksanakan secara sistematis dan bertahap, serta pembinaan penyelenggaraan Sekolah Indonesia di luar negeri untuk disesuaikan dengan keperluan dan keadaannya.

Sebagaimana halnya dengan SMP, standar evaluasi

428

Page 89: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

belajar baik untuk seleksi masuk dan kenaikan kelas maupun EBTA akan dikembangkan guna membantu pengendalian dan pemerataan mutu SMA. Demikian pula efektivitas proses belajar-mengajar akan ditingkatkan melalui penyempurnaan sistem penyajian dalam percobaan modul. program intruction, penggunaan alat audio-visual dan siaran pendidikan melalui radio dan televisi.

Page 90: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Selanjutnya, akan disediakan buku kurikulum lengkap sebanyak 1.100 unit bagi SMA Negeri dan 1.000 unit bagi SMA Swasta. Di samping itu, buku kurikulum unit bidang studi akan disediakan bagi SMA Negeri sebanyak 40.000 set dan SMA Swasta 26.000 set. Buku pelajaran SMA akan disediakan sebanyak 15 juta, di antaranya 12 juta disediakan bagi SMA Negeri dan 3 juta bagi SMA Swasta, dan buku perpustakaan sebanyak 750.000 untuk SMA Negeri.

Sebagaimana halnya dengan SMP, alat pelajaran matematika, prak- tek IPA, alat ketrampilan, alat kesenian serta olahraga juga akan disediakan, yaitu alat pelajaran matematika bagi SMA Negeri sebanyak 1.100 unit; alat pelajaran praktek IPA bagi SMA Negeri sebanyak 850 unit dan untuk SMA Swasta sebanyak 480 unit; dan alat ketrampilan sebanyak 1.100 unit untuk SMA Negeri serta 800 unit untuk SMA Swasta.

Demikian pula untuk membina Pendidikan Moral Pancasila dise-diakan alat pelajaran bersama dengan SMP. Khusus untuk SMA Negeri yang memerlukannya akan disediakan laboratorium bahasa. Di samping itu, akan dilakukan pengembangan prototipe sarana pendidikan. Demikian juga akan disediakan buku nyanyian bersama keperluan SMP.

3.2. Pembinaan SLTA Kejuruan dan TeknologiTujuan khusus pembinaan SLTA Kejuruan dan

Teknologi adalah menghasilkan tenaga kerja kejuruan dan teknik tingkat menengah yang trampil, terlatih, dan terdidik, yang dapat memenuhi persyarat- an jabatan dalam bidang industri, perdagangan dan jasa, dan mampu berusaha sendiri untuk membuka lapangan usaha baru guna meningkatkan produksi, pemerataan hasil produksi, dan perluasan kesempat- an kerja.

429

Page 91: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Sebagai kelanjutan usaha-usaha Repelita II, maka dalam Repelita III pengembangan sistem pendidikan menengah kejuruan dan teknologi sudah memasuki tahap tinggal landas yang mencakup sistem pendidi- kan yang terpercaya dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidik- an. Pengembangan jenis, bagian dan jurusan sekolah disesuaikan

Page 92: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 — 6PROYEKSI PERKEMBANGAN MURID SLTA KEJURUAN DAN TEKNOLOGI

• T a h u n A j a r a n

1978 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83 1983/84 1984/85

(1) Jumlah lulusan SMP pada akhir tahunajaran (x:1000) 588 684 808 848 974 1.040

(2) Angka pemasukan ke SLTA Kejuruandan Teknologi (%) 29,4 28,5 28,7 29,4 29,4

(3) Murid bar* kelas I SLTA Kejuruan danTeknologi (x 1000) 173 195 232 250 286

Negeri 83 95 118 131 156.3.2. Swasta 90 100 , 114 119 130

(4) Jumlah murid SLTA Kejuruan danTeknologi (x 1000) 474 488 512 565 636 721 7604.1. Negeri 208 233 250 287 335 394 4164.2. Swasta 266 255 262 278 301 327 344

(5) Jumlah guru yang ada (x 1000) 31.5'5.1 Negeri 17.85.2 Swasta .. 13.7

(6) 'Tambahan guru yang diperlukan (x 1000) 0.8 2.6 2.3 3.3 4.36.1. Negeri 0.4 1.8 1.7 1.3 3.06.2. Swasta 0.4 0.8 0.6 1.0 1.3

(7) Jumlah anak usia 16 — 18 th. (x 1000) - 10.092 10.268 10.413 10.616 10.758(8) Angka partisipasi tingkat SLTA

Kejuruan dan Teknologi terhadap anakusia 16 — 18' M.

(7 x loo % 4,8 5,0 5,4 6,0 6,7)

(9) Jumlah lulusan SLTA Kejuruan danTeknologi pads akhir tahun ajaran(x 1000) 124 134 137 140 144 153

430

Page 93: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dengan kebutuhan pembangunan dengan penekanan pada aspek-aspek yang memberikan kemungkinan perluasan kesempatan kerja dan peningkatan produksi nasional. Mutu pendidikan akan terus ditingkat-kan dengan jalan peningkatan pendidikan tenaga guru, pembakuan kurikulum, penyempurnaan isi kurikulum, penyempurnaan metode mengajar, pengembangan sistem evaluasi serta pemantapan sistem pengelolaan sekolah. Pendidikan kewiraswastaan akan lebih diman- tapkan dalam kurikulum terutama dengan tujuan agar lulusan lebih mempunyai motivasi untuk berusaha sendiri. Kerja sama dengan in-dustri dan dunia usaha akan ditingkatkan dalam perencanaan, pem-binaan kurikulum, penyediaan fasilitas praktek kerja dan bantuan penempatan lulusan. Di samping itu, akan dilakukan bersama evaluasi ketrampilan kejuruan dan penyiapan bahan bahan ujian. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan akan dilakukan perin- tisan penggunaan alat audio-visual, pengembangan unit produksi di sekolah-sekolah tertentu, pengembangan minat, perintisan pembinaan lulusan untuk mampu berusaha sendiri, dan pembinaan kegiatan eks- trakurikular dalam pembentukan kepribadian yang lebih intensif.

Pendidikan kependudukan, asimilasi di bidang pendidikan, Organi- sasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) serta Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) terus dibina dan ditingkatkan efisiensi serta efektivitas kegiat-annya secara terpadu dalam rangka pelaksanaan program-program, pendidikan di SLTA Kejuruan dan Teknologi.

Selama Repelita III jumlah murid SLTA Kejuruan dan Teknologi bertambah dengan 233.000,orang. Daya tampung SLTA Kejuruan dan Teknologi untuk lulusan SMP diperkirakan akan tetap 29,4 per- sen dan daya tampung SLTA Kejuruan dan Teknologi untuk

431

Page 94: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

anak usia sekolah naik dari 4,8 persen pada tahun 1979/80 menjadi 6,7 persen pada tahun 1983/84.

Perkembangan jumlah murid ini membutuhkan tambahan guru SLTA Kejuruan dan Teknologi sebanyak 13.300 orang. Dari jumlah tambahan guru tersebut, 8.200 orang guru SLTA Kejuruan dan Tek-nologi diperuntukkan bagi sekolah negeri. Di samping itu akan dila- kukan pula penataran 6.200 orang guru sekolah negeri dan swasta.

Page 95: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Untuk mendukung usaha penataran ini, maka akan dimantapkan satu pusat pengembangan penataran guru teknologi dan satu untuk pena-taran guru kejuruan, serta dikembangkan pula 4 Balai Penataran Guru Teknologi tingkat regional dan 3 Balai Penataran Guru Kejuruan tingkat regional, di samping pengembangan fasilitas penataran guru kesenian yang diintegrasikan dengan pengembangan satu kampus sekolah menengah kejuruan.

Buku pelajaran akan disediakan sebanyak 10,5 juta eksemplar yang meliputi keseluruhan bidang studi dengan jalan pengadaan nas- kah sampai dengan penyediaan bukunya. Di samping itu, tiap sekolah akan dilengkapi dengan buku perpustakaan. Untuk pembinaan Pendidikan Moral Pancasila, disediakan alat pelajaran bersama dengan SLTP Kejuruan dan Teknologi. Prototipe sarana pendidikan akan dikembangkan. Demikian juga akan disediakan buku nyanyian bersama SLTP Kejuruan dan Teknologi dan pembuatan film pendi-dikan.

Pembinaan SLTA Kejuruan dan Teknologi mencakup pembinaan pendidikan menengah teknologi industri, teknologi pertanian, eko- nomi dan perdagangan, teknologi kerumahtanggaan dan kejuruan ke-masyarakatan, kesehatan, serta olahraga dan kesenian. Pembinaan pendidikan menengah teknologi industri diharapkan dapat menghasil- kan lulusan yang betul-betul memenuhi persyaratan kerja sebanyak 30.000 orang tiap tahun. Untuk itu akan dikembangkan berbagai sekolah teknologi industri sehingga pada akhir Repelita III akan ter- dapat 18 STM Pembangunan (4 tahun), 148 STM (3 tahun), 1O SMT Khusus (Penerbangan, Perkapalan, dan Grafika), serta 9 Pusat Latih- an Pendidikan Teknik (PLPT).

Pengembangan pendidikan menengah teknologi

432

Page 96: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pertanian mencakup bidang budidaya tanaman pangan, hutan, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Untuk itu, selama Repelita III sebanyak 21 SMT Perta-nian akan ditingkatkan.

Pembinaan pendidikan menengah ekonomi dan perdagangan diarahkan kepada pengembangan sekolah-sekolah ekonomi dan perdagangan serta menata kembali kursus tingkat lanjutan pertama (KPA dan KKP)

Page 97: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 — 7PROYEKSI PERKEMBANGAN MURID SPG

T a h u n A j a r a n -

1978 1979/80 1980/81 1981/82 1982/831983/84

1984/85

(1) Jumlah lulusan SMP pada akhir tahun

ajaran (x 1000)588 684 808 848 974

1.040(2) Angka pemasukan ke SPG (persentase)

12,6 11,7 9,6 8,5 8,2(3) Murid baru kelas I SPG (x 1000) 74 80 78 72 80

3.1 Negeri 3.2 Swasta

(4) Jumlah murid SPG (x 1000) 202 205 215 218 215 216 2184.1 Negeri 108 109 115 116 115 116 1194.2 Swasta 94 96 100 102 100 100 99

(5) Jumlah guru yang ada (x 1000) 135.1. Negeri 65.2 Swasta 7

(6) Tambahan guru yang diperlukan (x 1000)

0.3 0.8 0.5 0.3 0.36.1 Negeri 0.1 0.5 0.2 0.2 0.16.2 Swasta 0.2 0.3 0.3 0.1 0.2

(7) Jumlah anak usia 16 — 18 th. (x 1000) 10.092 10.268 10.413 10.61610.758(8) Angka partisipasi tingkat SPG

terhadap anak usia 16 — 18 th.(4) x l oo % 2,0 2,1 2,1 2,0 2,0(7)

(9) Jumlah lulusan SPG pada akhir tahunajaran (x 1000) 34,7 44 48 48 52 62

433

Page 98: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dan tingkat lanjutan atas (KPAA dan KKPA). Pada akhir Repelita III akan terdapat 100 SMEA Pembina (4 tahun) dan 213 SMEA (3 tahun) dan pengembangan program KPA dan KKP pads SMEA dan SMEA Pembina. Pembinaan pendidikan menengah ekonomi kerumahtanggaan dan kejuruan kemasyarakatan diarahkan kepada pengembangan sekolah - sekolah kerumahtanggaan dan kemasyarakat-an sehingga pada akhir Repelita III akan terdapat 10 Sekolah Mene- ngah Industri Kerajinan (SMIK), 10 Sekolah Menegah Teknologi Kerumahtanggaan (SMTK), 83 Sekolah Menengah Kesejahteraan Ke-luarga (SMKK), dan 16 Sekolah Menengah Pekerja Sosial (SMPS). Pembinaan pendidikan menengah kesenian dan .olahraga meliputi pe-lanjutan pembangunan 2 Sekolah Menengah Musik (SMM), 3 Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR), dan 7 Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), di samping pembangunan baru 3 SMM, 5 SMSR, 3 SMKI, 1 Sekolah Menengah Teater dan Film (SMTF), dan pembang-unan 7 kampus sekolah menengah kesenian, satu di antaranya akan dibangun terintegrasi dengan Pusat Penataran dan Pengembang- an Guru Kesenian. Di samping itu, akan dikembangkan 2 Sekolah Menengah Olahraga (SMO) sebagai model yang mengarah kepada profesi.

3.3. Pembinaan Sekolah Pendidikan Guru (SPG)

Pengembangan SPG .diarahkan agar dapat memenuhi kebutuhan guru SD dan TKK, yaitu sebanyak 105.300 guru SD dan guru TKK sebanyak 12.000 selama Repelita III. Sehubungan dengan itu, murid SPG naik dari 205.000 pada tahun 1979/80 menjadi 216.000 pada tahun 1983/84, di antaranya murid SPG Negeri naik dari 109.000 pada tahun 1979/80 menjadi 116.000 pada tahun 1983/84 dan murid SPG swasta naik dari 96.000 menjadi 100.000. Pertambahan murid pada SPG Negeri membutuhkan guru baru sebanyak 1.100 orang untuk SPG Negeri. Di samping itu, dilakukan usaha untuk memeratakan guru SPG. Penataran akan dilakukan untuk 6.000 orang guru dan pembina.

Perkembangan SPG seperti ini akan menurunkan daya tampung- nya terhadap lulusan SMP dari sebesar 12,6 persen pada. tahun

434

Page 99: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 - 8

PROYEKSI PERKEMBANGAN MURID SGO

T a h u n A j a r a n

1978 1979/80 1980/81 1981/82 1982183 1983/84 1984185

(1) Jumlah lulusan SMP pada akhir tahunajaran (x 1000) 588 684 808 848 974 1.040

(2) Angka pemasukan ke SGO (persentase) 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1

(3) Murid baru kelas I SGO (x 1000) 6.2 7.5 8.9 9.6 11.03.1. Negeri 6.2 7.5 8.9 9.6 11.03.2 Swasta [ [ [ [ [

(4) Jumlah murid SGO (x' 1000) 11.4 14.1 16.6 20.0 22.9 26.1 27.44.1 Negeri 13.7 16.2 19.6 21.5 25.7 27.04.2 Swasta 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4

(5) Jumlah guru yang ada (x 1000) 1.15.1 Negeri 1.05

5.2. Swasta 0.05

(6) Jumlah guru yang diperlukan (x 1000) - - 0.6 - -6.1 Negeri - - , 0.6 - -6.2. Swasta - - - -

(7) Jumlah anak usia 16 - 18 th. (x 1000) 10.092 10.268 10.413 10.616 10.798

(8) Angka partisipasi tingkat SGOterhadap anak usia 16 - 18 th. 0,14 0,16 0,19 0,22 0,24

( 4 ) x 1 0 0 %( 7 )

(9) Jumlah lulusan SGO pada akhir tahunajaran (x 1000) 2.0 2.9 3.2 3.9 4.7 5.7 (20,4) *)

*) Jumlah hasilselama Repelita III untuk mencapai sasaran tiap 2 SD ada seorang guru olah raga dan kesehatan perlu ada program khusus/darurat yang menghasilkan ± 30.000 guru.

435

Page 100: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

1979/80 menjadi 8,2 persen pada tahun 1983/84. Usia anak sekolah yang dapat ditampung di SPG akan tetap sekitar 2,0 persen selama Repelita III. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, jumlah SPG akan diciutkan secara bertahap dari 202 buah menjadi 126 buah SPG Negeri dari berbagai tipe.

Dalam usaha pengembangan SPG ini akan dibangun Pusat Sumber Belajar (Learning Resource Centre) lengkap dengan fasilitas pelajaran yang berupa ruang perpustakaan, laboratorium IPA, ruang serbaguna, ruang observasi, dan ruang demonstrasi. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, akan disediakan buku kurikulum, 8,7 juta buku murid dan buku guru, 3,5 juta buku perpustakaan dan buletin guru. Untuk pembinaan Pendidikan Moral Pancasila disediakan unit alat penun- jang PMP. Prototipe sarana pendidikan akan dikembangkan. Di sam- ping itu, akan disediakan buku nyanyian dan pembuatan film pendidikan.

Keempat SGPLB yang ada akan dibina agar mampu menghasilkan guru SLB sebanyak 700 orang sebagaimana yang diperlukan oleh perkembangan SLB selama Repelita III. Dalam hubungan ini, pra- sarana fisik 3 SGPLB akan dikembangkan. Usaha pemerataan guru akan dilakukan di samping penataran 500 orang guru dan pembina. Buku kurikulum akan dicetak sebanyak 10.000 eksemplar di samping pengadaan buku murid, guru dan perpustakaan, yang masing-masing berjumlah 160.000, 60.000 dan 305.000 eksemplar. Buletin untuk guru akan disediakan.

SGO akan dikembangkan agar dapat memenuhi sasaran seorang guru olahraga dan kesehatan untuk tiap dua SD pada akhir Repelita III. Hal ini berarti bahwa guru olahraga dan kesehatan dibutuhkan sebanyak 58.000 orang selama Repelita III. SGO yang sekarang ber- umlah 50 buah akan dikembangkan. Selama Repelita III dibutuhkan tambahan guru SGO sekitar 600 orang. Dalam rangka uasaha pemerataan akan dipindahkan sejumlah guru SGO. Di samping itu, dila- kukan penataran 1.250 orang guru dan pembina.

436

Page 101: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Untuk meningkat- kan mutu pendidikan akan disediakan 10.000 buku kurikulum, 2,1 juta buku murid/guru, dan 1,1 juta buku perpustakaan, alat-alat pela- jaran, dan media pendidikan lainnya yang meliputi seluruh bidang studi.

Page 102: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Dalam rangka perintisan ke arah sistem pendidikan tenaga kependidikan yang terpadu, kurikulum SPG, SGPLB, dan SGO memerlukan penyempurnaan. Untuk menunjang penyempurnaan tersebut akan dilakukan penilaian, termasuk monitoring dan studi serta pengolahan- nya, untuk mengetahui bagian-bagian yang memerlukan penyempur- naan tersebut. Penilaian tersebut terutama dilakukan dalam kaitan program SPG, SGPLB, dan SGO dengan program-program pendidik- an guru yang lain, baik yang bersifat prajabatan (preservice) maupun yang bersifat dalam jabatan (in-service).

Untuk menunjang kegi.atan inservice training, akan dibina dan dikembangkan 16 BPG yang terdiri dari 5 BPG Nasional dan 11 BPG Regional. Demikian juga Kursus Pendidikan Guru (KPG) dalam fungsinya sebagai lembaga inservice training akan tetap dipertahan- kan. Untuk itu, buku kurikulum KPG sebanyak 200.000 eksemplar dan buku pedoman sebanyak 1,5 juta eksemplar disediakan.

Pendidikan kependudukan, asimilasi di bidang pendidikan, Organi- sasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), serta Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) terus dibina dan ditingkatkan efisiensi dan efektivitas kegiat- annya secara terpadu dalam rangka pelaksanaan program-program di SPG/SGPLB/SGO.

4. Program Pembinaan Pendidikan Tinggi.

Pembinaan pendidikan tinggi didasarkan atas tridharma pendidikan tinggi dalam hikmat kebebasan akademis yang bertanggung jawab.

Pendidikan tinggi sebagai salah satu instrumen nasional bertujuan menghasilkan karya-karya ilmiah dan tenaga-tenaga ahli pada bidang- nya untuk mengisi jaringan teknostruktur di masyarakat yang

437

Page 103: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

sedang melaksanakan pembangunan. Pengembangan pendidikan tinggi diarah-kan kepada terwujudnya suatu sistem pendidikan tinggi nasional yang terdiri dari perguruan tinggi negeri dan swasta.

Pendidikan tinggi merupakan wadah yang memungkinkan berkembangnya seluruh kemampuan kepribadian manusia dengan pengem-bangan kekuatan penalaran individu sebagai salah satu kekuatan utamanya. Mahasiswa dididik agar berjiwa penuh pengabdian serta

Page 104: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bang- sa dan negara.

Di dalam pembinaan sistem pendidikan tinggi nasional, dua sa- saran pakok merupakan strategi pengembangan, yaitu perbaikan keadaan pendidikan tinggi dan pengembangan sistem pendidikan tinggi. Perbaikan keadaan pendidikan tinggi meliputi : peningkatan produktivitas, peningkatan daya tampung, pemantapan pengabdian kepada masyarakat, pemantapan pembinaan kemahasiswaan dan kemampuan berkembang. Selanjutnya, pengembangan sistem pendidik- an tinggi meliputi : pengembangan sistem pendidikan tinggi ke arah integrasi dengan pembangunan nasional dan pengembangan kemampuan sistem itu sendiri. Strategi pengembangan ini akan dilaksanakan melalui pendekatan administrasi pembangunan dengan sistem perencanaan, penyusunan program, dan penganggaran.

Pendidikan tinggi menyediakan berbagai program berdasarkan stratifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan akan tingkat dan sifat berbagai profesi. Program-program tersebut berupa program diploma (strata 0), program sarjana (strata I), program pasca sarjana (strata II) dan, program doktor (strata III). Program diploma merupakan kegiatan pendidikan yang berorientasi langsung kepada kebutuhan lapangan kerja. Program sarjana memberikan dasar-dasar ke arah pengembangan individu dalam dunia ilmu pengetahuan atau profesi. Program pasca sarjana memberikan pengeta- huan yang lebih menjurus dan mendalam di bidang profesi. Program doktor merupakan kegiatan pendidikan yang mengembangkan paten- si individual untuk memberikan sumbangan. kepada kemajtuan ilmu pengetahuan lewat penerapan metode ilmiah.

438

Page 105: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Prioritas bidang keilmuan selama Repelita III adalah (1) keguru- an, (2) teknologi, (3) ilmu-ilmu dasar, (4) manajemen, (5) pertani- an, (6) kesehatan, dan (7) sosial serta humaniora. Cabang-cabang ilmu pengetahuan tertentu yang penting tetapi kurang peminatnya akan mendapatkan perhatian khusus. Dalam hubungan dengan prio- ritas pertama, pendidikan tinggi akan menyediakan kebutuhan guru

Page 106: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

SLTP dan SLTA masing-masing sebanyak 77.800 dan 47.800 tenaga melalui program regular dan diploma.

Di samping itu, pendidikan dokter spesialis akan makin ditertib- kan dan ditingkatkan; baik penyelenggaraan maupun sertifikasinya akan diatur oleh lembaga yang secara fungsional bertanggung jawab di bidang pendidikan, penertiban dan peningkatan pendidikan dok- ter spesialis ini sekaligus akan diarahkan kepada pemenuhan kebu- tuhan dokter spesialis pada rumah sakit kabupaten/kotamadya dalam rangka mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan.

Pendidikan spesialisasi bidang teknik akan diperluas dengan ber- bagai bidang ilmu lainnya sehingga lebih mampu membantu menyelesaikan pokok-pokok permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugas pembangunan.

Selanjutnya, kemajuan yang dicapai di bidang pendidikan tinggi ilmu hukum, khususnya perintisan segi pendidikan klinis hukum, akan lebih ditingkatkan dengan dikaitkan kepada pelayanan Bantu- an hukum kepada masyarakat, khususnya golongan yang kurang mampu.

Untuk memantapkan. pendidikan kesenian, semua akademi kesenian akan digabungkan menjadi Institut Kesenian Indonesia (IKI).

Daya tampung pendidikan tinggi bagi lulusan SMA akan dinaik- kan dari 64,3 persen pada tahun 1979/80 menjadi 64,8 persen pada tahun 1983/84. Selama Repelita III jumlah mahasiswa akan bertambah dengan 198.900 orang, di antaranya 132.500 orang di-tampung di perguruan tinggi negeri. Dari jumlah penambahan terse- but 90.600 orang ditampung dalam program regular dan 108.300 orang dalamprogram diploma. Di samping itu, program pasca sar- jana dan program doktor akan

439

Page 107: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

ditingkatkan sehingga selama Repelita III masing-masing akan menghasiikan 800 dan 550 lulusan. Se- lama Repelita III jumlah anak usia sekolah (19-24 tahun) yang dapat ditampung di pendidikan tinggi meningkat dari 2,2 persen pada tahun 1979/80 menjadi 3,1 persen pada tahun 1983/84. Produktivitas perguruan tinggi negeri untuk program sarjana akan dinaikkan rata-rata sebesar 0,9 persen tiap tahun, sedangkan berba-

Page 108: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

gai program diploma yang akan dimulai pada tahun 1979/80 mem-punyai produktivitas rata-rata tiap tahun 90,0 persen bagi program satu tahun, 31,1 persen bagi program dua tahun, dan 20,3 persen bagi program tiga tahun.

Pengembangan kelembagaan pendidikan tinggi diarahkan kepada terwujudnya penyebaran geografis yang lebih merata melalui studi pengembangan institusi sehingga diharapkan setiap propinsi akan mempunyai perguruan tinggi negeri yang mampu melayani kebu- tuhan perkembangan wilayah. Pengembangan dilaksanakan berdasar- kan prinsip bertahap dan bergilir, sehingga semua perguruan tinggi pada tiga tahun pertama Repelita III telah mendapat giliran yang disesuaikan dengan tingkat kesiapan lembaga, yang meliputi tahap kegiatan perencanaan, persiapan pelaksanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Perguruan Tinggi kedinasan akan dibina dengan jalan melakukan perencanaan, akreditasi, penilikan, dan pemberian izin.

Sesuai dengan kemampuan yang ada, perguruan tinggi swasta (PTS) akan lebih dibina untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya dengan tetap mengindahkan ciri-ciri khas PTS yang bersangkutan. Selama Repelita III pembinaan itu masih perlu dile- takkan pada peningkatan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pemberian dorongan serta motivasi untuk meningkatkan usaha-usaha perbaikan diri oleh PTS.

Pembinaan ini, yang meliputi unsur-unsur bimbingan, bantuan, dan penyantunan, akan senantiasa disesuaikan dengan tingkat perkembangan sehingga dengan dana yang tersedia dapat tercapai tuj- uan seoptimal mungkin. Dengan pembinaan 440

Page 109: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

yang lebih terarah, de- ngan menerapkan prinsip selektif dan konsentrasi, selama Repelita III ini sejumlah PTS akan dapat secara khusus dirangsang dan di bantu pertumbuhannya. Yayasan-yayasan pengelola PTS akan ditingkatkan kemampuannya sehingga lebih berfungsi dalam pengembangan PTS pada masa datang. Untuk maksud itu, antara lain akan diusaha- kan pembentukan dana induk.

Page 110: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Berbagai program pembinaan yang sudah dapat berjalan dengan baik akan makin ditingkatkan intensitasnya. Pengikutsertaan PTS sebagai imbangan pemerintah dalam penyelenggaraan program-pro-gram nasional akan makin ditingkatkan. Sehubungan dengan itu, mulai Repelita III Pemerintah juga akan membantu PTS di bidang pengembangan sumber daya, khususnya bantuan dosen tetap.

Pengembangan ilmu pengetahuan akan lebih diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan akan tenaga peneliti dan ilmiah, dan pening-katan ilmu pengetahuan dan teknologi serta secara aktif mengadakan penelitian-penelitian yang membantu memecahkan permasalahan pembangunan. Agar tujuan ini dapat tercapai, pengelolaan penelitian akan lebih disempurnekan dengan jalan peningkatan pendayagunaan lembaga penelitian di perguruan tinggi, dan sistem informasi menge- nai kegiatan dan basil penelitian akan disempurnakan pula.

Untuk meningkatkan kegiatan pengabdian pada masyarakat, lem- baga pengabdian pada masyarakat akan dibentuk di Perguruan-perguruan Tinggi supaya dapat lebih mendayagunakan dan menepatgunakan kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk menunjang pembangunan. Dalam Repelita III kegiatan KKN akan dilaksanakan oleh seruruh mahasiswa Perguruan Tinggi negeri pada tingkat ter- tentu, yang merupakan kegiatan intrakurikular dan dilaksanakan secara interdisipliner. Pengikutsertaan perguruan tinggi swasta yang telah dilaksanakan dalam Repelita II akan lebih ditingkatkan lagi.

Pembinaan kemahasiswaan diarahkan kepada membangkitkan ke-kuatan penalaran individual dan meningkatkan kemampuan berpikir secara ilmiah untuk

441

Page 111: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

mencapai identitas yang hakiki sebagai manusia penganalisis untuk meningkatkan kesejahteraan mahasiswa agar da- pat ditingkatkan kegairahan belajar seoptimal mungkin dan untuk menyalurkan minat mahasiswa dalam berbagai kegiatan yang me- nunjang kegiatan akademis dan perkembangan yang positif. Pembi- naan kemahasiswaan, yang meliputi penalaran individual, peningkat- an kesejahteraan, dan penyaluran minat ini, dilaksanakan dalam rangka Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Berbagai kegiatan mahasiswa akan ditingkatkan, ditujukan kepada penunjangan usaha-

Page 112: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

GRAFIK 17 — 6PROYEKSI PERKEMBANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN TINGGI

1979 — 1984( dalam ribuan )

442

Page 113: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 -- 9PROYEKSI PERKEMBANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN TINGGI

443

Page 114: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

usaha pembangunan daerah. Untuk meningkatkan prestasi dan partisipasi yang positif dalam bidang keilmuan, wadah-wadah minat ilmu bagi mahasiswa dan para cendekiawan dikembangkan. Sikap para pengajar selaku pembina dan bukan hanya sebagai pengajar akan dikembangkan. Efektivitas kelembagaan yang menangani masalah ke mahasiswaan dan usaha-usaha penunjangannya akan ditingkatkan.

5. Program Penunjangan Bakat dan Prestasi

Di dalam kontek pemerataan pendidikan serta peningkatan mutu pendidikan, faktor sosial ekonomi siswa/mahasiswa juga merupakan salah satu faktor penentu. Oleh karena itu, akan sangat disesalkan apabila kebanyakan siswa, terutama; siswa yang berbakat dan ber- prestasi tinggi, tidak berhasil mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Hal ini juga merupakan salah satu hambatan besar di dalam pembinaan generasi muda dan pengadaan tenaga kerja yang bermutu. Oleh karena itu pula, dalam Repelita III, sebagai kelan- jutan program yang sama dalam Repelita II, sejumlah siswa/maha- siswa akan diberi tunjangan. belajar.

Perlu diketengahkan pula bahwa minat serta pilihan pemuda tidak merata pada semua cabang ilmu pengetahuan, yang pada gilirannya akan menjurus kepada terciptanya suatu ketimpangan dalam perenca-naan dan pengadaan tenaga kerja. Untuk mengatasi persoalan ini, salah satu mekanisme yang akan ditempuh adalah menyediakan dan memberikan tunjangan belajar kepada para siswa/mahasiswa sebagai insentif untuk memilih cabang ilmu pengetahuan yang sumbangannya sangat panting bagi pembangunan.

Di samping itu, dalam rangka pelaksanaan kegiatan hubungan kebudayaan dengan negara-negara sahabat 444

Page 115: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dan dalam rangka kerjasama internasional, dipandang perlu memberikan darmasiswa kepada siswa/ mahasiswa asing yang ingin mempelajari kebudayaan/kesenian Indo-nesia atau bidang-bidang ilmu lainnya. Dengan demikian, kebijak- sanaan yang mendasari program ini dikaitkan dengan hal-hal sebagai berikut.(1) Bantuan yang perlu diberikan kepada siswa atau

mahasiswa yang berbakat dan berprestasi tinggi akan tetapi karena satu dan lain

Page 116: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

hal dikhawatirkan tidak dapat bersekolah atau melanjutkan pendidikan mereka.

(2) Perencanaan kebutuhan tenaga kerja dalam berbagai sektor pembangunan nasional,

(3) Kebijaksanaan mengenai perkembangan, pembinaan, dan penyebaran kebudayaan nasional.

(4) Kebijaksanaan mengenai bantuan yang perlu diberikan kepada putra perintis kemerdekaan.

Program ini dilakukan dengan mengambil tiga bentuk kegiatan pokok, yakni (1) pemberian tunjangan ikatan dinas; (2) pemberian bea siswa dan (3) pemberian darmasiswa, ruang lingkup populasi yang akan memperoleh bantuan tunjangan belajar meliputi siswa tingkat sekolah dasar dan sekolah lanjutan baik umum maupun kejuruan, serta mahasiswa pada berbagai perguruan tinggi baik akademi, institut, maupun universitas.

Selama Repelita III akan diberikan tunjangan belajar untuk 337.200 murid dan mahasiswa yang terdiri dari 154.920 orang penerima bea siswa pembinaan bakat dan prestasi, 34.200 orang penerima bea siswa jurusan langka/kering, 1.100 orang penerima bea siswa jurusan kebahasaan, 625 orang penerima bea siswa dari Timor Timur dan Irian Jaya, 255 orang penerima darmasiswa asing, 23.900 orang penerima tunjangan ikatan dinas, dan 122.200 orang penerima bea siswa ikatan dinas pendidikan guru.

6. Program Peningkatan Pendidikan MasyarakatPeningkatan pendidikan masyarakat dalam Repelita

III akan lebih diarahkan kepada (1) pembinaan mental dan peningkatan kemam- puan warga masyarakat untuk bekerja dan belajar sendiri; (2) pe- ningkatan kemampuan belajar bersama dari sumber

445

Page 117: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

belajar yang ada; dan (3) penggugahan dan pembangkitan rasa terpanggil di kalangan cerdik cendekiawan dan sumber belajar lainnya untuk senantiasa membantu mengembangkan kemampuan sesama manusia yang masihlemah.

Page 118: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Pelayanan akan diutamakan bagi warga masyarakat yang belum memiliki sumber nafkah tetap yang layak dan yang (1) sama sekali tidak pernah mendapat pelayanan pendidikan; (2) tidak tertampung dalam lembaga pendidikan yang ada; (3) terpaksa keluar dari lem- baga pendidikan karena tidak mampu memenuhi persyaratan lem- baga pendidikan itu; (4) sudah tamat dari satu atau beberapa se- kolah, tetapi masih menganggur, dan (5) masih memerlukan pengetahuan walaupun sudah memililki sumber nafkah tetap.

Di samping orang perseorangan, program pendidikan masyarakat juga melayani lembaga-lembaga masyarakat seperti keluarga dan organisasi pendidikan lainnya terutama lembaga pendidikan luar se- kolah yang masih lemah agar lembaga-lembaga itu senantiasa memainkan peranan pendidikan dan berfungsi sebagai lembaga pendidikan.

Bentuk usaha pendidikan masyarakat sangat beraneka ragam, tetapi pada dasarnya meliputi empat macam bentuk, yaitu (1) be- lajar melalui kelompok belajar; (2) magang; (3) belajar sendiri, dan (4) belajar melalui kursus. Di samping ke empat bentuk itu, masih ada penyuluhan dengan mempergunakan berbagai media belajar, termasuk media massa.

Isi pendidikan masyarakat meliputi: (1) pembinaan pengetahuan dan ketrampilan dasar, baik pengetahuan dan ketrampilan dasar fungsional yang diperlukan untuk mencari nafkah maupun penge-tahuan dan ketrampilan dasar kultural yang diperlukan untuk hidup bersama dalam masyarakat; (2) ketrampilan dan kemahiran prake-juruan, pertukangan, dan perbengkelan yang memungkinkan 446

Page 119: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

warga masyarakat belajar memiliki bekal hidup atau sumber penghasilan tetap; (3) pengetahuan dan ketrampilan dasar kepemimpinan untuk dapat memobilisasi sumber belajar, mengorganisasi kelompok belajar dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan lainnya; (4) pendidikan keluarga dalam rangka membina keluarga mendidik; (5) pengetahu- an dan ketrampilan dasar selaku warga negara, sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan selaku insan yang harus senantiasa

Page 120: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

belajar, dan (6) pembinaan sikap mental pembaharuan dan pem-bangunan.

Program peningkatan pendidikan masyarakat meliputi kegiatan: (1) latihan petugas agar lebih peka dan mampu menemukan dan melayani kebutuhan pendidikan masyarakat serta mengorganisasi kegiatan belajar; (2) penyiapan pedoman-pedoman teknis penye- lenggaraan usaha; (3) penyiapan sarana belajar dalam bentuk buku; yang terpenting adalah mengadakan Paket A, B, dan C, poster, kaset, slides dan, lain-lain yang dapat dipelajari sendiri; (4) latihan pamong belajar di tiap desa untuk meningkatkan dan memperluas pelayanan pendidikan; (5) studi dan penyebaran program pendidikan Masya- rakat yang inovatif; (6) bantuan terhadap usaha pendidikan yang diprakarsai warga masyarakat; (7) monitoring dan pengawasan serta penilaian; (8) penggunaan teknologi kamunikasi pendidikan luar sekolah dan (9) pengadaan prasarana latihan, pengembangan sarana belajar, dan pengembangan program.

Karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pe-merintah, masyarakat, keluarga dan bahkan warga belajar itu sen- diri, program pembinaan pendidikan masyarakat akan meningkat- kan kemampuan motivas agar setiap sumber belajar dapat senan- tiasa dimanfaatkan dan agar setiap warga masyarakat memiliki ke-mampuan belajar sendiri dan saling belajar dari apa saja yang ada di sekitarnya.

Peranan wanita akan lebih ditingkatkan terutama dalam bidang pembinaan dan pengembangan potensi tunas muda di lingkungan keluarganya dan lingkungan sekitarnya. Pembinaan pendidikan ma-syarakat mempergunakan pola penyampaian yang beraneka ragam, serasi, dan selaras dengan kemnajemukan warga belajar itu sendiri.

Saluran tradisional dan nontradisional akan dimanfaatkan agar setiap warga masyarakat sedini mungkin terbiasa belajar, baik be- lajar sendiri atau belajar tanpa guru, belajar bersama, maupun di- ajar dan mengajar.

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan kebijaksanaan yang digariskan, maka disusunlah kegiatan kegiatan sebagai berikut.

447

Page 121: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Pembinaan kegiatan belajar, terutama meliputi kegiatan-kegiatan pemberantasan buta huruf gaya baru, pembinaan anak putus sekolah dasar, para lulusan SD yang tak melanjutkan pendidikannya, pemuda putus SLTP, lulusan SLTP yang tidak melanjutkan pendidikannya, putus SLTA dan lulusan SLTA yang tak melanjutkan pedidikannya. Keseluruhan kegiatan diperkirakan akan menjangkau sekurang-kurangnya 8 juta remaja/pcmuda/orang dewasa.

Untuk dapat menunjang terlaksananya pembinaan kegiatan belajar, akan diadakan penataran. dan loka karya. Penataran tersebut dituju- kan kepada para petugas pendidikan masyarakat (pegawai negeri) dan pemuka masyarakat sebagai calon tutor, monitor serta pamong kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat. Loka karya akan di- adakan untuk menyusun pedoman teknis penyelenggaraan usaha, penyusunan naskah-naskah paket A, B, dan C, serta buku-buku pelajaran untuk kursus-kursus.

Untuk menunjang pelaksanaan program kegiatan belajar dan peningkatan kemampuan teknis petugas pendidikan masyarakat, akan diadakan sarana dan prasarana antara lain sebagai berikut: (1) Sang- gar kegiatan Belajar (SKB) akan dikembangkan di tingkat kabupaten/kotamadya; (2) buku-buku paket A, B, dan C akan dicetak sekitar 60 juta eksemplar dan 3 macam pedoman paket A, B, C dan 2 macam pedoman tutor dan monitor sejumlah 1 juta eksemplar;(3) buku-buku pedoman teknis pelaksanaan usaha pendidikan ma-syarakat 18 macam akan dicetak sebanyak 1 juta eksemplar; dan (4) perlengkapan pendidikan dan perlengkapan kerja.

7. Program Peranan Wanita

448

Page 122: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Dalam rangka meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan, segenap kegiatan pendidikan, baik pendidikan di sekolah (formal) maupun pendidikan di luar sekolah (nonformal); serta latihan ketrampilan merupakan kegiatan-kegiatan utama dalam usaha meningkatkan keikut-sertaan wanita di dalam pembangunan.

Dalam hubungan ini, di bidang pendidikan di sekolah akan di- ambil langkah-langkah untuk mengurangi jumlah murid wanita yang

Page 123: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

putus sekolah. Hal ini dilakukan baik dengan mempergunakan ber- bagai kemungkinan yang telah ada maupun dengan mengembangkan kemungkinan-kemungkinan baru seperti sistem PAMONG dan SMP Terbuka. Di samping itu, pendidikan sekolah diusahakan pula untuk mempersiapkan kaum wanita guna mengisi lapangan kerja baru yang terbuka bersamaan dengan meningkatnya kegiatan pembangunan. Melalui kegiatan pendidikan tersebut diusahakan pula mengembang- kan rasa harga diri dan kepercayaan terhadap diri sendiri di kalangan wanita, serta menanamkan moral Pancasila, pendidikan agama, dan semangat membangun.

Sementara itu melalui pendidikan di luar sekolah diusahakan memberikan ketrampilan kepada kaum wanita agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi dalam lapangan pertanian, industri, perhubungan dan sebagainya. Untuk itu akan lebih dimanfaatkan sarana-sarana pendidikan dan latihan yang telah ada, seperti pusat latihan kerja, sanggar kegiatan belajar, pembinaan kesejahteraan keluarga, lembaga sosial desa, penyuluhan. pertanian, dan bimbingan sosial. Berbagai kegiatan pendidikan luar sekolah tersebut. ditujukan pula kepada memberikan kemampuan yang lebih besar kepada kaum wanita guna meningkatkan taraf hidup serta menanamkan sikap kepercayaan kepada kemampuan sendiri di dalam usaha-usaha pembangunan. Dalam pada itu, wanita secara langsung berhubungan dengan pembinaan jasmaniah dan rohaniah generasi muda sejak masa kanak-kanak. Oleh karena itu, akan diusahakan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kaum ibu, terutama mengenai pemeliharaan dan perawatan kesehatan anak-anak, usaha perbaikan gizi keluarga, pendidikan anak-anak dan sebagainya.

449

Page 124: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Untuk meningkatkan sumbangan pendidikan terhadap pengembang- an keikut-sertaan wanita dalam pembangunan, akan dilakukan pene litian antara lain mengenai peranan ibu dalam pendidikan di rumah tangga dan pengaruhnya terhadap pembinaan sikap anak-anak, penelitian tentang pengaruh kegiatan pembinaan kesejahteraan ke- luarga terhadap wanita, dan sebagainya.

Page 125: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

8. Program Generasi Muda

Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan kepada mempersiapkan generasi penerus perjuangan dan pembangunan nasio- nal dengan memberikan bekal: (a) kepemimpinan dan ketrampilan; (b) kesegaran jasmani dan daya kreasi; (c) patriotisme dan idealisms; (d) kesadaran berbangsa dan bernegara; (e) kepribadian dan budi pe- kerti luhur; (f) peningkatan dan perluasan partisipasi generasi muda dalam pembangunan.

Selanjutnya, perlu ditingkatkan dan diadakan pengembangan wadah-wadah pembinaan generasi muda seperti sekolah, organisasi fungsional pemuda seperti KNPI, Pramuka, dan keolahragaan agar dapat berdaya guna dan berhasil guna, melalui jalur-jalur pembinaan yang tersedia. Diusahakan juga peningkatan dan penambahan fasilitas/ sarana .bagi pengembangan kepemudaan/generasi muda. Untuk itu per- lu diwujudkan sistem pengkoordinasian tunggal serta sarana pendu- kung yang memadai demi pelaksanaan kebijaksanaan nasional pem-binaan dan pengembangan generasi muda secara menyeluruh dan ter-padu.

Inti pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah keseluruh- an usaha pendidikan, baik di dalam maupun di luar sekolah yang di-lakukan dalam rangka dan bernafaskan kebudayaan nasional. Dengan demikian, pembinaan dan pengembangan generasi sebagai pelengkap yang menunjang pendidikan formal adalah bagian integral program pendidikan nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Mengingat masih besarnya jumlah remaja/generasi muda kita yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah atau di luar sekolah dan tidak cukup memiliki bekal ketrampilan untuk mendapatkan ke-sempatan kerja dan berusaha sebagai prasyarat untuk memperoleh kesempatan pemerataan pendapatan dan dapat melaksanakan parti-sipasinya dalam pembangunan secara berdayaguna dan berhasil guna, mereka perlu dipersiapkan dan dibekali terlebih dahulu melalui usaha-usaha pendidikan dan latihan. Oleh karena itu, sasaran pokok pem-

450

Page 126: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

binaan dan pengembangan generasi muda, adalah para pemuda baik yang berada di dalam maupun di luar sekolah.

Kegiatan-kegiatan dalam program pembinaan dan pengembangan generasi muda meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.(a) Pembinaan dan pengembangan kepemimpinan dan

keterampilan pemuda/generasi muda :Penataran atau latihan-latihan para pemuda

ditujukan guna memupuk kemampuan kepemimpinan dan ketrampilan dalam rangka mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa dan sebagai persiapan untuk dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan, khususnya yang menyangkut pengembangan wila-yah (daerah) dan pedesaan. Yang dimaksudkan dengan kepemimpinan antara lain adalah kemampuan (kiat) berorganisasi, penyusunan rencana dan program kegiatan, metode permusyawarahan dan pengambilan keputusan administrasi, pengelolaan dan pembiayaan, pembagian dan penetapan tugas-tugas, personalia, pengendalian dan pengawasan operasional, dan sebagainya.

Ketrampilan antara lain meliputi kewiraswastaan/perkoperasi- an, pertanian, peternakan, perikanan, pertukangan, kerajinan, pembukuan dan administrasi dagang, jasa-jasa sosial, dan sebagainya.

(b) Pembinaan dan pengembangan kesegaran jasmani dan daya kreasi :(1) Pembinaan dan pemassalan minat, apresiasi dan peningkatan

partisipasi dalam kegiatan keolahragaan

451

Page 127: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dengan tujuan me-mupuk kebiasaan berolahraga, menumbuhkan sikap olahra- gawan dan meningkatkan serta memelihara kesegaran jasmani dan prestasi fisik para generasi muda.

(2) Pembinaan kegiatan olahraga rekreasi ,pada kalangan gene- rasi muda dengan maksud agar menggunakan waktu luang secara sehat melalui kegiatan olahraga kegemaran masing- masing sebagai rekreasi sekaligus memelihara kesehatan dan kesegaran jasmani dan rohani.

Page 128: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Pembinaan keolahragaan baik yang bersifat massal, rekreasi, pembinaan prestasi atau khusus bagi generasi muda dilaksanakan melalui program keolahragaan.

(3) Pembinaan dan pemassalan kegiatan seni budaya dimaksud-kan sebagai usaha untuk menumbuhkan apresiasi dan partisipasi generasi muda dalam rangka mengembangkan rasa keindahan dan kehalusan budi (estetika) sebagai bagian inte- gral pembentukan kepribadian yang utuh, seimbang, dan optimal serta kesadaran berkebudayaan nasional. Pembinaannya dilakukan melalui program pembinaan kebudayaan nasional.

(4) Pembinaan kelompok-kelompok rekreasi terarah dimaksud-kan untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan rekreatif dan permainan-permainan baik di dalam ruang maupun di alam terbuka sebagai pengisi waktu luang secara sehat.

(5) Pengisian waktu libur panjang dengan kegiatan yang kreatif dan rekreatif dalam bentuk wisata remaja, baik wisata widya (ilmu) wisata karya (kerja), maupun wisata darma (rekreasi/ santai).

(6) Pemupukan dan pengembangan kelompok-kelompok minat (hobby) seperti pencinta alam dan lingkungan hidup, radio amatir, klub. ilmiah remaja, dan penggemar perangko.

(7) Penyelenggaraan pertukaran pemuda antar daerah (propinsi) serta antar bangsa untuk memperluas cakrawala pandangan hidup, mempertebal rasa persatuan dan kesatuan nasional, serta memupuk persahabatan dan kerjasama antar bangsa di kalangan generasi muda.

(c) Pembinaan dan pengembangan jiwa 452

Page 129: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

patriotisine dan idealisme:

(1) Pencakupan tiap kegiatan dan latihan yang dilaksanakan da- lam rangka pembinaan dan pengembangan generasi muda se- bagai bentuk materi/kurikulum.

(2) Penyelenggaraan diskusi, ceramah, kuliah, penataran dan lain-lain yang diadakan khusus untuk keperhuan tersebut atau

Page 130: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

dalam rangka memperingati hari-hari bersejarah dan kepah-lawanan nasional serta penerbitan khusus, buku saku, pementasan, pembuatan film pendidikan, sejarah, dan lain-lain.

(3) Pembentukan, persiapan, dan latihan pasukan pengibar ben-dera pusaka (PASKIBRAKA) dalam rangka peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

(4) Penyelenggaraan pameran dokumentasi benda-benda peninggalan/sejarah perjuangan, buku-buku untuk memperingati serta mengenangkan kembali peristiwa-peristiwa bersejarah serta memupuk pertumbuhan semangat dan pewarisan nilainilai perjuangan 1945.

(5) Pengikutsertaan generasi muda dan memberikan kesempatan untuk berperan dalam memperingati hari-hari besar nasional untuk berlatih mengorganisasi serta lebih meresapi dan menghayati arti peristiwa yang diperingati.

(6) Penyelenggaraan peragaan dan pelacakan kembali jalur-jalur perjalanan para pahlawan/pejuang seperti Jenderal Sudir- man, Diponegoro, Long March Siliwangi, Palagan-palagan dan sebagainya.

(7) Penyelenggaraan festival pemuda sebagai kegiatan khusus atau puncak acara pertemuan-pertemuan pemuda.

(d) Pembinaan dan pengembangan kesadaran berbangsa dan ber- negara :(1) Pencantuman kesadaran berbangsa dan

bernegara sebagai materi/kurikulum dalam setiap usaha-usaha pembinaan generasi muda seperti pendidikan, latihan, diskusi, dan lokakarya.

(2) Pendidikan kewarganegaraan (Civics) dan Wawasan Nusan-tara antara lain melalui penataran, kuliah ceramah, pene- rangan dan

Page 131: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

penyuluhan ideologi (P4), politik dan demokrasi Pancasila, serta tertib hukum dan disiplin nasional.

(3) Pemupukan kesadaran ketahanan nasional antara lain melalui pendidikan dan latihan kewiraan, ketertiban masyarakat

Page 132: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

(TIBMAS), pertahanan sipil (HANSIP), perlawanan rakyat (WANRA), cadangan nasional (CADNAS), dan sebagainya.

(4) Penerbitan-penerbitan khusus, buku saku, sayembara penu-lisan, seminar, diskusi, pekan/bulan khusus untuk itu, dan pementasan drama perjuangan.

(5) Pengabdian masyarakat (kerjabakti, bantuan dan pelayanan sosial secara profesional seperti bantuan hukum, kesehatan, kesejahteraan jiwa, biro konsultasi, dan bimbingan).

(6) Pemupukan kesadaran ekologis dan tanggung jawab terhadap masa depan melalui usaha-usaha pemeliharaan kelestarian alam dan lingkungan hidup, kependudukan, dan keluarga berencana.

(e) Pembinaan dan pengembangan kepribadian dan budi pekerti luhur:

(1) Penataran P4, pekan pemuda, penerangan dan penyuluhan, penerbitan dan siaran radio dan televisi, Pramuka, KNPI, OSIS, Kemahasiswaan dan Kepemudaan. .

(2) Pemasukan sebagai materi/kurikulum pendidikan dan ke-giatan keagamaan atau kerohanian seperti kuliah subuh, pendidikan budi pekerti, dan etika pergaulan.

(3) Pendidikan kesejahteraan keluarga, bimbingan dan penyu-luhan kesejahteraan jiwa untuk remaja, panti asuhan, prasekolah, sekolah-sekolah, gelanggang remaja, dan lain-lain.

(4) Pengabdian masyarakat, perkemahan kerja pemuda, kerja bakti, satuan tugas bantuan bagi bencana alam, dan seba- gainya.

(5) Penyelenggaraan pekan/bulan pembinaan budi pekerti luhur generasi muda yang

454

Page 133: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

diadakan khusus untuk maksud tersebut yang diisi dengan kegiatan-kegiatan sosial oleh para pemuda seperti pengumpulan sumbangan (dana), hi- buran pada pusat-pusat rehabilitasi cacat jasmani dan rohani, PMI, dan panti-panti asuhan dengan tujuan memu- puk dan memantapkan budi pekerti luhur, kesadaran, tanggung jawab sosial, serta disiplin nasional.

Page 134: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

(6) Peningkatan kewibawaan dan tanggung jawab serta partisipasi para orang tua, guru-guru/pendidik, dan masyarakat dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan generasi muda.

(f) Peningkatan dan perluasan partisipasi generasi muda dalam pembangunan :(1) Penataran dan usaha-usaha pengembangan

pada para wiraswasta muda dalam rangka membantu usaha golongan eko- nomi lemah.

(2) Pengembangan kesempatan magang bagi para pemuda pada perusahan-perusahaan atau industri yang ada untuk melatih dan memberikan kesempatan kerja.

(3) Bantuan pada unit/kelompok-kelompok kerja produktif pemuda yang ada (perbengkelan/pertukangan, peternakan, kerajinan, industri rumah/kecil) baik dalam bentuk pem- binaan teknis, peningkatan ketrampilan maupun pengusaha- an tambahan modal melalui lembaga-lembaga perkreditan atau koperasi-koperasi.

(4) Peningkatan dan perluasan kesempatan partisipasi generasi muda/pemuda dalam berbagai kegiatan/pelaksanaan pembangunan nasional antara lain kegiatan pembangunan ma-syarakat dan wilayah terutama pedesaan, koperasi produksi seperti BUUD/KUD, kewiraswastaan, perhubungan dan kepariwisataan, kerajinan, pertukangan/perbengkelan, agroindustri, perikanan darat/laut, KKN, BUTSI, Tenaga Kerja Sukarela Pemuda lainnya, Puskesmas, Keluarga Berencana, Kependudukan, PKK, pendidikan/latihan, konsultasi dan

455

Page 135: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

bimbingan/penyuluhan, LSD, Bimas, Inmas, Inpres, lem- baga konsumen, transmigrasi dan pemukiman, pemeliharaan kelestarian alam dan lingkungan hidup, organisasi sosial, fungsional/profesional dan lain-lain.

(5) Membina kebanggaan berprestasi melalui pertandingan, perlombaan dan sayembara di bidang olahraga, ilmu pengeta-huan, kesenian dan lain sebagainya.

Page 136: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

(g) Pembinaan dan pengembangan wadah-wadah kegiatan generasi muda.Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan penataan, pengarahan serta peningkatan daya guna wadah kegiatan kepemudaan ke dalam jalur-jalur pembinaan yang disediakan serta membantu menjaga - stabilitas nasional, usaha-usaha untuk ini berupa pem- binaan dan pengarahan program kegiatan KNPI, Pramuka, organisasi-organisasi fungsional/profesional, dan minat serta kemampuan kepemudaan lainnya.

(h) Pengembangan dan peningkatan sarana/fasilitas bagi kegiatan pembinaan dan pengembangan generasi muda.Tujuannya adalah meningkatkan - penyediaan prasarana dan sa- rana bagi kelancaran pelaksanaan program-program pembinaan dan pengembangan generasi muda dalam rangka pemerataan pembangunan yang meliputi pembangunan Pusat Latihan dan Pengembangan Nasional Kepemimpinan dan Ketrampilan Pemuda serta bantuan kepada wilayah untuk pembangunan pusat-pusat latihan dan kegiatan pemuda seperti Gelanggang Remaja dan Karang Taruna.

(i) Pengembangan dan pengendalian operasional kebijaksanaan nasional dan pengembangan generasi muda.Untuk dapat melaksanakan kebijaksanaan nasional mengenai pembinaan dan pengembangan generasi muda yang bersifat koordinatif dan lintas sektoral mulai dari pusat sampai ke tingkat kecamatan, diperlukan adanya sarana pendukung guna memperlancar usaha-usaha pelaksanaannya yang meliputi sarana-sarana sebagai berikut(1) Sarana pendukung bagi pengembangan

pelaksanaan kebijaksanaan dan program 456

Page 137: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

terpadu pembinaan dan pengem bangan generasi muda, antara lain meliputi kegiatan-kegiat- an pendataan (statistik) penelitian dan pengkajian, peng- olahan dan penjabaran rancangan operasional program ter-padu pusat informasi, dokumentasi, kepustakaan, publikasi, pengembangan kurikulum dan metodologi, loka karya, semi-

Page 138: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

nar, rapat kerja, penataran, pameran, dan peragaan yang bersifat koordinatif.

(2) Sarana pendukung bagi pengendalian kegiatan operasional kebijaksanaan dan program terpadu pembinaan dan pe- ngembangan generasi muda, antara lain meliputi koordinasi dan supervisi kegiatan operasional, monitoring dan evaluasi, penyempurnaan dan pembinaan kegiatan operasional, dukungan teknis dan logistik.

9. Program Keolahragaan

Pembinaan keolahragaan ditujukan kepada mengolahragakan ma-syarakat luas melalui suatu proses pemassalan, pembibitan atau pembinaan prestasi dengan bentuk-bentuk kegiatan olahraga massa, olahraga prestasi, olahraga rekreasi dan olahraga khusus.

Dilihat dari tujuan khusus serta jangkauan utamanya, maka :

a. olahraga pendidikan bersifat pemassalan terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa dan bertujuan mendidik melalui pemeli - haraan kesegaran jasrnani, pemupukan sikap olahragawan dan apresiasi terhadap olahraga sebagai bagian kehidupan sehari-hari;

b. olahraga karya bersifat pembibitan dengan menggiatkan olah- raga di antara siswa dan mahasiswa yang berbakat dalam berbagai bidang olahraga tertentu melalui perlombaan di antara berbagai sekolah dan perguruan tinggi;

c. olahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina ketahanan nasional dan memupuk kemampuan fungsional manusiawi;

d. olahraga prestasi bertujuan membina kegiatan olahraga jenis- jenis tertentu secara intensif dan tekun untuk memperoleh tingkat kemahiran dan prestasi yang semakin tinggi;

e. olahraga rekreasi mengajak berbagai kalangan masyarakat mela-kukan olahraga kegemaran mereka masing-masing agar memper- oleh rasa senang jasmaniah dan rohaniah, kepuasan sosial, serta pemulihan kesegaran jasmaniah;

457

Page 139: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

f. olahraga khusus mencakup olahraga jenis-jenis tertentu yang sesuai bagi seseorang cacat jasmani, yang bertujuan penguasaan dan kemahiran jenis-jenis olahraga tersebut serta mencakup pula kegiatan olahraga yang bertujuan menyembuhkan dalam arti pemulihan kesehatan, kesegaran dan ketahanan sebagian atau seluruh jasmani seseorang yang memerlukannya sebagai terapi melalui olahraga jenis-jenis tertentu.Untuk menunjang berbagai kegiatan tersebut di atas,

diperlukan antara lain prasarana dan sarana yang berupa lapangan olahraga, gedung olahraga dan alat-alat olahraga (yang sekaligus akan merang- sang pengembangan industri peralatan olahraga dalam negeri), buku-buku penyuluhan olahraga, dan pembinaan secara terarah terhadap berbagai induk organisasi olahraga.

Di samping dukungan di atas, perlu pula adanya peningkatan mutu/kemampuan tenaga-tenaga teknis edukatif pembina olahraga yang bertugas baik di dalam maupun di luar sekolah melalui pendidikan, latihan dan penataran.

Khusus untuk meningkatkan prestasi olahraga akan dilaksanakan pemanduan bakat, peningkatan mutu latihan, peningkatan frekuensi pertandingan dan kerjasama regional/internasional. Kegiatan pening-katan prestasi ini dilaksanakan oleh Komite Olahraga Nasional In- donesia (KONI).

Akhirnya, kegiatan penelitian kesegaran jasmani dan rekreasi serta pengembangan ilmu dan teknologi olahraga, termasuk penelitian dan pembakuan infrastruktur olahraga, pengembangan promosi olahraga, dan pusat ilmiah olahraga, terus ditingkatkan.

10. Program Pengembangan Sistem pendidikan

458

Page 140: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Program pengembangan sistem pendidikan bertujuan mendukung kebijaksanaan yang telah ada serta menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan bagi penyempurnaan. Pada dasarnya kegiatan penelitian dan pengembangan ditekankan kepada penilaian sistem pendidikan yang sekarang ada dan pembaharuan yang mencakup ke-giatan pengumpulan data, survai, evaluasi dan eksperimentasi. Dari kegiatan-kegiatan ini akan diperoleh berbagai jenis informasi yang

Page 141: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

diperlukan untuk merumuskan dan menetapkan kebijaksanaan serta penyusunan program

Dalam peningkatan kesempatan belajar yang dikaitkan dengan aspek pemerataan, kegiatan penelitian dan pengembangan diarahkan kepada pencarian bentuk-bentuk pendidikan baru dengan sistem pe-nyajian yang inovatif bagi semua anak dan pemuda, termasuk mereka yang mengalami rintangan karena faktor-faktor geografis, sosio-eko .

nomis dan kultural, fisik, mental, serta kekurangan waktu.Untuk itu akan dilakukan penyempurnaan dalam penempatan dan

penyebaran sekolah-sekolah, penyediaan program-program pendidikan dalam dan luar sekolah, pengembangan dan pembinaan PAMONG, pengembangan dan pembinaan sekolah kecil, sekolah terbuka, pen-didikan kedesaan, sekolah luar biasa, integrasi anak luar biasa ke sekolah biasa, sekolah swasta dengan memanfaatkan teknologi ko-munikasi secara layak, tepat guna, dan berdaya guna.

Untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan, kegiatan penelitian dan pengembangan ditekankan kepada pembaharuan kurikulum dengan segala aspeknya, perbaikan sistem pendidikan dan penataran guru, pengaturan pembinaan pendidikan, termasuk pengaturan stan-darisasi dan akreditasi, serta penyempurnaan sistem dan prosedur pengawasan. Kegiatan utama dalam hubungan ini menyangkut pe-ngembangan kurikulum dan strategi belajar-mengajar dalam berbagai bidang studi dan lingkungar penilaian pe1aksanaan kurikulum dan hasil belajar, peningkatan kemampuan dasar (belajar, menulis dan menghitung), penyempurnaan pelayanan pengujian, perbaikan pendi-dikan dan penataran guru, pengaturan pembinaan pendidikan ter- masuk pengawasan di lapangan.

Penelitian dan pengembangan sehubungan dengan peningkatan keserasian antara sistem pendidikan yang menghasilkan lulusan pada satu pihak dan kebutuhan pembangunan pada pihak lain akan dila- kukan dengan jalan mengadakan dialog dan pengaturan arus siswa agar sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja khususnya dan pemba- ngunan pada umumnya. Dialog tersebut diarahkan kepada penye- suaian kurikulum dengan kesempatan kerja. Penelitian dan pengem-bangan terutama akan dilakukan terhadap mekanisme dan perwujudan

459

Page 142: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

usaha-usaha penyerasian, program pendidikan dan penempatan kerja, serta hasil yang dicapai termasuk kegiatan pemagangan dan kewiraswastaan.

Kegiatan utama penelitian dan pengembangan berkenaan dengan peningkatan daya guna dan tepat guna pendidikan diarahkan kepada penyempurnaan administrasi kurikulum dan sekolah serta administrasi aparatur sistem pendidikan dan kebudayaan. Di bidang administrasi kurikulum dan sekolah akan dikembangkan sistem pengelolaan proses belajar-mengajar yang lebih tepat dan berdaya guna yang memungkin- kan berkurangnya putus sekolah dan mengulang kelas. Penyempurnaan di bidang ini menyangkut penggunaan sistem kredit, penerapan sistem administrasi kurikulum yang fleksibel dan pembakuan prasarana/ sarana pendidikan.

Administrasi aparatur pendidikan akan ditingkatkan dengan jalan menyempurnakan sistem informasi untuk pengelolaan, pengelolaan sumber, perencanaan pendidikan, sistem karier dan prestasi kerja, penerapan teknologi mutakhir dalam proses pengelolaan dan pengembangan sumber-sumber pendidikan yang baru.

Penelitian dan pengembangan di bidang generasi muda bertujuan menunjang pembinaan generasi muda yang diarahkan kepada patriotis- me dan idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur, kesegaran jasmani dan kreasi, ketrampilan, dan kepemimpinan serta kewira-swastaan.

Penelitian dan pengembangan di bidang kebudayaan menyangkut baik segi-segi kebudayaan yang mempunyai kaitan dengan proses pendidikan maupun segi-segi kebudayaan yang bersifat umum, As- pek-aspek kebudayaan yang dikaji mencakup sistem nilai, tata hidup dan sarana kebudayaan. Usaha-usaha ini antara lain akan ditujukan kepada masalah kepurbakalaan, permuseuman, kesejarahan, kesenian, kebahasaan, kesastraan, perbukuan, dan perpustakaan.

Page 143: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

11. Program Pendidikan KedinasanTujuan pokok pendidikan kedinasan adalah

mempersiapkan serta meningkatkan kemampuan tenaga kerja (karyawan) yang cakap, trampil dan ahli dalam berbagai bidang pembangunan. Usaha-usaha

460

Page 144: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

mempersiapkan serta meningkatkan kemampuan, kecakapan, keterampilan dan keahlian tersebut dilakukan secara terarah dalam wak- tu yang relatif pendek, terutama dalam bidang-bidang yang menda- pat prioritas dalam pembangunan tanpa mengabaikan kebutuhan akan keahlian-keahlian tertentu sesuai dengan prioritas masing-ma- sing bidang lainnya. Dalam Repelita III pendidikan kedinasan yang diprioritaskan adalah antara lain yang menunjang pelaksanaan program-program pembangunan di bidang pertanian, perhubungan, kesehatan, dan transmigrasi; di samping itu juga dalam bidang pene-rangan, pekerjaan umum, pertambangan dan energi, perindustrian dan pendidikan. Dalam pada itu, secara selektif untuk berbagai keahlian tertentu juga diperhatikan dalam bidang pemerintahan umum, per-dagangan dan koperasi, keuangan, kehakiman dan lain-lain termasuk berbagai lembaga nondepartemen.

Sasaran nyata pendidikan kedinasan ialah agar tugas-tugas pokok dari berbagai departemen/lembaga nondepartemen dapat lebih ter-jamin pengadaan tenaganya. Sasaran ini dicapai melalui berbagai jenis dan jenjang pendidikan kedinasan atau melalui berbagai kursus dan latihan. Kecakapan dan keahlian yang terutama diusahakan me- lalui kursus dan, latihan ini adalah kemampuan pengelolaan, ketram-pilan teknis serta kecakapan administratif.

Di samping itu, dalam Repelita III akan lebih diperhatikan pula agar pendidikan kedinasan yang dilaksanakan dalam rangka mening- katkan kemampuan aparatur Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dapat menunjang pelaksanaan tugas pokok instansi yang bersangkutan. Dalam hubungan ini, sejalan dengan usaha peningkatan dan pengembangan pendidikan kedinasan ini, pengemba-

461

Page 145: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

ngan sistem akreditasi dalam rangka pembinaan karier akan dikem- bangkan lebih lanjut. Selanjutnya, dalam Repelita III, pembinaan pendidikan dan latihan bagi pegawai negeri secara fungsional oleh lembaga yang tugas pokoknya bidang pendidikan dan latihan pegawai negeri akan makin ditingkatkan.

12. Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah clan Pengawasan

Page 146: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

Program penyempurnaan efisiensi aparatur pemerintah bertujuan :

(1) meningkatkan efektifitas dan efisiensi aparatur pendidikan dankebudayaan dalam melaksanakan tugas pokok Pemerintah dibidang pendidikan dan kebudayaan, baik tugas rutin maupuntugas pembangunan dan

(2) meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan agar pelaksanaan program kegiatan rutin atau pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan dapat berhasil dengan efisien dan efektif serta sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas aparatur, akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (a) meningkatkan kemampuan fungsi perencanaan, monitoring, dan evaluasi pemba-ngunan pendidikan dan kebudayaan; (b) meningkatkan kemampuan dan pembinaan aparatur kepegawaian berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja, meningkatkan disiplin kerja dan sebagainya; (c) me-ningkatkan dan melanjutkan usaha penertiban operasional pelaksa- naan tugas dalam rangka memberantas penyimpangan/penyele- wengan pelaksanaan tugas yang dapat mengakibatkan pemborosan-pemborosan; (d) menyempurnakan administrasi yang mencakup administrasi keuangan, termasuk dana SPP, administrasi kepegawai- an, administrasi perlengkapan, administrasi perkantoran, ketatausaha- an serta pengumpulan data dan penyusunan laporan pelaksanaan anggaran realisasi keuangan; (e) menyempurnakan organisasi dan tata laksana pembangunan pendidikan dan pengembangan kebudayaan secara terus-menerus, yang meliputi kelembagaan, mekanisme pro- sedur dan tata kerja, termasuk pembakuan dan sistem pelaporan; (f) menyempurnakan sistem informasi tentang kebijaksanaan pendi-dikan dan kebudayaan serta menyusun peraturan perundang-unda- ngan yang meliputi landasan pendidikan dan kebudayaan; (g) me-nyempurnakan sistem pengelolaan dan penggunaan SPP, dan (h) me-lakukan mutasi kepegawaian secara khusus dengan menyusun suatu penggarapan mutasi kepegawaian dalam rangka penyegaran pegawai-pegawai yang sudah lama bertugas di Irian Jaya. Selanjutnya, pola ini akan diterapkan pula di daerah lainnya seperti Timor Timur, da-

462

Page 147: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

erah perbatasan, daerah kepulauan, daerah-daerah yang dianggap rawan dan daerah-daerah sulit lainnya.

Dalam rangka meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan agar pelaksanaan kebijaksanaan serta kegiatan berjalan menurut rencana dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan, fungsi pengawasan yang mencakup pengendalian penilaian pelaksanaan pembangunan dan pengambilan tindakan penertiban yang sifatnya represif dan preventif ditingkatkan. Peningkatan fungsi pengawasan ini dimaksudkan agar pelaksanaan semua kebijaksanaan dan program di bidang pendidik-

an dan kebudayaan dapat diikuti dan dapat diambil tindakan per- baikan yang diperlukan bila terjadi hambatan, penyimpangan, dan penyelewengan lainnya.

Fungsi pengawasan tidak semata-mata diselenggarakan oleh Inspektorat jenderal dan aparatur pengawasan lain, tetapi juga merupakan kegiatan dan tanggung jawab yang melekat pada fungsi pimpinan se- tiap satuan organisasi departemen/instansi. Usaha pengawasan yang bertujuan meningkatkan ketertiban dan terwujudnya aparatur pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab akan ditingkatkan berda-sarkan program berencana, terarah, dan terpadu.

Pengawasan tidak hanya terbatas pada program-program fisik, teta- pi harus pula dikembangkan sehingga mencakup pengawasan terhadap mutu pelayanan dan mutu jasa yang diberikan aparatur negara kepada masyarakat. Untuk itu ditempuh langkah-langkah antara lain sebagai berikut: (a) menyusun pedoman pengawasan dan pemeriksaan dengan tujuan lebih memantapkan pelaksanaan

463.

Page 148: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

pengawasan dan pemerik- saan; (b) mengumpulkan dan mengolah data yang dapat dipercayai kebenarannya sebagai bahan pengawasan dan pemeriksaan; (c) meningkatkan mutu aparat pengawasan fungsional baik mengenai ketrampilan dan pengetahuan teknis maupun mengenai ketrampilan dan pengetahuan administratif; (d) meningkatkan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan terhadap program rutin dan proyek Repelita; (e) meningkatkan kegiatan analisis dan evaluasi hasil pemeriksaan untuk menentukan apakah suatu kegiatan mencapai atau sekurangkurangnya mengarah kepada sasaran yang telah ditentukan; (f) mening-

Page 149: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

katkan kegiatan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan program oleh unsur aparatur dalam lingkungan instansi/lembaga pendidikan; (g) meningkatkan pengawasan operasional unsur pimpinan setiap sa-tuan organisasi terhadap pelaksanaan tugas oleh pejabat bawahannya.

13. Program Prasarana Fisik Pemerintah

Program ini dimaksud melengkapi aparatur Pemerintah di pusat dan daerah dengan prasarana fisik yang diperlukan dalam menunjang kegiatan pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang dilakukan.

Dalam hal ini, pembangunan kantor-kantor unit utama akan dipu-satkan pada satu kompleks. Dalam Repelita III pembangunan kantor-kantor di daerah akan dilanjutkan di beberapa ibu kota propinsi dan di beberapa kabupaten dan di sejumlah kecamatan. Selanjutnya sarana fisik lainnya seperti peralatan kantor akan ditingkatkan.

464

Page 150: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

TABEL 17 — 10

PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KETIGA,

1979/80 — 1983/84(dalam jutaan rupiah)

PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

SEKTOR/SUB SEKTOR/ 1979/80 1979/80-1983/84No. Kode PROGRAM (Anggara

nPembanguna

(AnggaranPembanguna

n)09 SEKTOR PENDIDIKAN,

GENERASI MUDA, KE-BUDAYAAN

NASIO-NAL DAN YAAN

TUHAN YANGMAHA ESA 356.123,4 2.276.800,

09.1 Sub Sektor Pendidikan dan Ge-nerasi Muda 316.728,5 1.964.853

,0---------------09.1.01 Program Pembinaan

Dasar 150.400,0 726.797,009.1.02 Program Pembinaan

tama 30.000,0 293,130,009.1.03 Program Pembinaan

Lanjutan Tinggat Atas 51.200,0 380.462,009.1.04 Program Pembinaan

PendidikanTinggi 68.467,5 446.694,009.1.05 Program Pembinaan Bakat

Prestasi 1.920,0 19.200,009.1.06 Program Peningkatan

Masyarakat 4.198,0 51.100,009.1.07 Program Generasi Muda 3.300,0 16.795,009.1.08 Program Keolahragaan 2.620,0 19.275,009.1.09 Program Pengembangan

Pendidikan 4.623,0 11.400,0

09.2 Sub Sektor Pendidikan 25.467,1 221.877,0---------------------------------------

09.2.01 Program Pendidikandan Pengairan 4.400,0 45.895,0

09.2.02 ProgramPendidikan Industri

900,0 14.840,0

465

Page 151: bappenas.go.id · Web viewolahraga massa menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak jalan, olahraga tradisio- nal, dan olahraga lain untuk membina

1979/80 1979/80-1983/84(Anggaran (Anggaran

Pembangunan) Pembangunan)

09.2.03 Program Pendidikan Pertambangan dan Energi

09.2.04 Program Pendidikan Perhubungan dan Pariwisata

09.2.05 Program Pendidikan Perdagangan dan Koperasl

09.2.06 Program Pendidikan Tenaga Kerja dan Transmigrasi

09.2.07 Program Pendidikan, Generasi Mu-da, Kebudayaan Nasionaldan Kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa

09.2.08 Program Pendidikan Kesehatan, Kesejahteraan Sosial, Pe-ranan Wanita, Kependudukan dan Keluarga Berencana

09.2.09 Program Pendidikan Hukum09.2.10 Program Pendidikan Penerangan,

Pers dan Komunikasi Sosial

09.2.11 Program Pendidikan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian

09.2.12Program Pendidikan Aparatur Pemerintah

SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM

No. Kode

1.147,5 5.235,0

4.400,0 41.463,0

585,0 7.088,0

1.950,0 19.381,0

9.149,0

2.410,0 30.375,0

300,0 3.400,0

1.200,0 13.088,0

825,0 7.838,0

2.949,0 24.125,0

466