digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/poltekkessby... · web...

12
SNELLEN CHART DISERTAI HASIL NORMAL/TIDAK NORMALNYA KETAJAMAN PENGLIHATAN BERBASIS MIKROKONTROLER (Ristica Tyas S., I Dewa Gede Hari W, Priyambada C. Nugraha) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya ABSTRAK Snellen Chart merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur seberapa baik penglihatan seseorang pada berbagai jarak atau yang disebut dengan visual acuity (ketajaman penglihatan). Pada beberapa alat yang telah dibuat sebelumnya terdapat kelemahan yang sama, yaitu belum terdapat keputusan atau hasil akhir yang diperoleh dari pemeriksaan Snellen Chart tersebut atau dengan kata lain belum terdapat hasil normal atau tidaknya ketajaman penglihatan pasien yang telah melakukan pemeriksaan visus mata dengan snellen chart. Mengacu pada hal tersebut, penulis mengembangkan teknologi pembacaan Snellen Chart dengan menambahkan keputusan atau hasil akhir dari pemeriksaan visus mata yaitu normal atau tidak normalnya ketajaman penglihatan pasien yang nantinya akan ditampilkan pada layar LCD 2x16. Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh error tegangan sebesar 0 % dan pengukuran timer diperoleh error sebesar 1,35%. Setelah melalui proses studi literatur, eksperimen, pembuatan modul, serta pendataan, maka dapat disimpulkan jika alat “Snellen Chart Disertai Hasil Normal/Tidak Normalnya Ketajaman Penglihatan Berbasis Mikrokontroller” layak digunakan dan sesuai dengan perencanaan. Kata Kunci : Snellen Chart, Ketajaman Penglihatan, Mikrokontroler PENDAHULUAN Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi elektronika di zaman modernisasi iniakan memberikan dampak positif bagi perkembangan peralatan kedokteran, contohnya pada pembacaan huruf bagi pasien visus mata atau snellen chart. Snellen Chart itu sendiri merupakan tabel yang biasa digunakan untuk mengukur seberapa baik penglihatan seseorang pada berbagai jarak atau yang disebut dengan visual acuity (ketajaman penglihatan). Sebagai referensi, pada tugas akhir Deny Prio Livanto (2001) yang berjudul“Alat Penguji Buta Warna dan Ketajaman Mata Berbasis Komputer (PC)” hanya menampilkan aplikasi test buta warna dan visus mata ke PC dengan menggunakan keypad matriks 4x4.Sedangkan alat yang dibuat oleh Ghozi Syarofal Anam (2003) dengan judul “Snellen Dilengkapi Output Suara untuk Tuna Wicara Berbasis Mikrokontroller At89s51” menggunakan lampu neon untuk menerangi setiap blok huruf pada papan snellen. Alat tugas akhir dengan Snellen Chart yang dibuat selanjutnya adalah alat yang dibuat oleh Nerry Yudhistia yang berjudul “Snellen dengan Tampilan Pada Layar Monitor Berbasis PC”. Tampilan Huruf Snellen, E-Chart, dan Kipas Astigmatis pada layar monitor dapat dioperasikan dengan 1

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY... · Web viewNamun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum

SNELLEN CHART DISERTAI HASIL NORMAL/TIDAK NORMALNYA KETAJAMAN

PENGLIHATAN BERBASIS MIKROKONTROLER

(Ristica Tyas S., I Dewa Gede Hari W, Priyambada C. Nugraha)Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya

Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAKSnellen Chart merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur seberapa baik penglihatan

seseorang pada berbagai jarak atau yang disebut dengan visual acuity (ketajaman penglihatan).Pada beberapa alat yang telah dibuat sebelumnya terdapat kelemahan yang sama, yaitu belum

terdapat keputusan atau hasil akhir yang diperoleh dari pemeriksaan Snellen Chart tersebut atau dengan kata lain belum terdapat hasil normal atau tidaknya ketajaman penglihatan pasien yang telah melakukan pemeriksaan visus mata dengan snellen chart. Mengacu pada hal tersebut, penulis mengembangkan teknologi pembacaan Snellen Chart dengan menambahkan keputusan atau hasil akhir dari pemeriksaan visus mata yaitu normal atau tidak normalnya ketajaman penglihatan pasien yang nantinya akan ditampilkan pada layar LCD 2x16.

Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh error tegangan sebesar 0 % dan pengukuran timer diperoleh error sebesar 1,35%.

Setelah melalui proses studi literatur, eksperimen, pembuatan modul, serta pendataan, maka dapat disimpulkan jika alat “Snellen Chart Disertai Hasil Normal/Tidak Normalnya Ketajaman Penglihatan Berbasis Mikrokontroller” layak digunakan dan sesuai dengan perencanaan.

Kata Kunci : Snellen Chart, Ketajaman Penglihatan, Mikrokontroler

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi elektronika di zaman modernisasi iniakan memberikan dampak positif bagi perkembangan peralatan kedokteran, contohnya pada pembacaan huruf bagi pasien visus mata atau snellen chart. Snellen Chart itu sendiri merupakan tabel yang biasa digunakan untuk mengukur seberapa baik penglihatan seseorang pada berbagai jarak atau yang disebut dengan visual acuity (ketajaman penglihatan).

Sebagai referensi, pada tugas akhir Deny Prio Livanto (2001) yang berjudul“Alat Penguji Buta Warna dan Ketajaman Mata Berbasis Komputer (PC)” hanya menampilkan aplikasi test buta warna dan visus mata ke PC dengan menggunakan keypad matriks 4x4.Sedangkan alat yang dibuat oleh Ghozi Syarofal Anam (2003) dengan judul “Snellen Dilengkapi Output Suara untuk Tuna Wicara Berbasis Mikrokontroller At89s51” menggunakan lampu neon untuk menerangi setiap blok huruf pada papan snellen.

Alat tugas akhir dengan Snellen Chart yang dibuat selanjutnya adalah alat yang dibuat oleh Nerry Yudhistia yang berjudul “Snellen dengan Tampilan Pada Layar Monitor Berbasis PC”. Tampilan Huruf Snellen, E-Chart, dan Kipas Astigmatis pada layar monitor dapat dioperasikan dengan transmitter dan receiver Infra Red melalui pemilihan tombol (Letter, E-Chart atau Kipas Astigmatis).Dan Snellen Chart yang terakhir dibuat

oleh Agus Wahyuana dengan judul “Snellen berbasis Mikrokontroller” dengan tampilan huruf snellen yang terdapat pada box dengan penerangan berupa lampu pijar DC.

Namun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum terdapat keputusan atau hasil akhir yang diperoleh dari pemeriksaan Snellen Chart tersebut atau dengan kata lain belum terdapat hasil normal atau tidaknya ketajaman penglihatan pasien yang telah melakukan pemeriksaan visus mata dengan snellen chart. Selain itu, adanya operator juga diperlukan untuk memantau proses input data oleh pasien, karena pentingnya kevalidan data yang akan diproses.

Dengan mengacu pada kelemahan alat-alat tersebut, maka penulis bermaksud untuk membuat alat dengan judul “Snellen Chart Disertai Hasil Normal/Tidak Normalnya Ketajaman Penglihatan Berbasis Mikrokontroller” yang mengembangkan teknologi pembacaan Snellen Chart dengan menambahkan keputusan atau hasil akhir dari pemeriksaan visus mata yaitu normal atau tidak normalnya ketajaman penglihatan pasien. Hasil tersebut nantinya akan ditampilkan pada layar LCD 2x16.Batasan Masalah

Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah dalam penyajiannya, penulis membatasi pokok- pokok batasan yang akan dibahas yaitu :1. Tampilan snellen chart pada box yang diterangi

dengan lampu pijar DC didalamnya.

1

Page 2: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY... · Web viewNamun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum

2. Keputusan atau hasil akhir hanya memunculkan normal/tidaknya ketajaman penglihatan pasienyang ditampilkan pada LCD 2x16.

3. Pemeriksaan visus mata dengan snellen chart pada layar monitor dilakukan pada jarak 6 meter.

4. Kontrol snellen dihubungkan dengan kabel menuju ke box snellen.

5. Control snellen terdiri dari tombol ON/OFF, YA (huruf dapat terlihat), TIDAK (huruf tidak dapat terlihat), serta LCD yang didesain dapat dijangkau oleh pasien yang sedang duduk di kursi.

6. Alat hanya di desain untuk mengetahui normal atau tidaknya ketajaman penglihatan pasien, jadi tidak secara langsung mendeteksi kelainan.

7. Papan/box Snellen Chart dikhususkan untuk pasien yang sedang duduk di kursi.

8. Waktu penerangan maksimal tiap huruf adalah 15 detik

9. Pola urutan penerangan huruf akan dibuat dengan 6 pola acak untuk 6 pemeriksaan yang berbeda

Rumusan Masalah

Dapatkah dibuat alat “Snellen Chart Disertai Hasil Normal/Tidak Normalnya Ketajaman Penglihatan Berbasis Mikrokontroller”?

Tujuan

Tujuan Umum

Dibuatnya alat Snellen Chart Disertai Hasil Normal/Tidak Normalnya Ketajaman Penglihatan Berbasis Mikrokontroller.

Tujuan Khusus

Dengan acuan permasalahan di atas, maka secara operasional tujuan khusus pembuatan alat ini antara lain :

1. Membuat rangkaian Target Programer.2. Membuat rangkaian driver 74LS154 dan out

putnya untuk mengaktifkan lampu.

3. Membuat rangkaian tombol ON/OFF, YA (huruf dapat terlihat), TIDAK (huruf tidak dapat terlihat), serta LCD pada blok control snellen

4. Membuat program mikrokontroller untuk (1) membatasi waktu perpindahan lampu (pengambilan keputusan) yaitu 15 detik, (2) memberikan 6 pola acak untuk 6 pemeriksaan yang berbeda (urutan nyala lampu) serta (3) menganalisa normal/tidaknya ketajaman penglihatan pasien.

5. Membuat box snellen dilengkapi lampu pijar DC untuk penerangan.

Manfaat

Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan mahasiswa teknik elektromedik tentang pemeriksaan ketajaman penglihatan dengan Snellen Chart yang dapat menganalisa normal/tidaknya ketajaman penglihatan pasien.

Manfaat Praktis

Alat ini diharapkan dapat memudahkan operator atau perawat mata dalam menunjukkan hasil pemeriksaan visus mata secara langsung kepada pasien. Hasil akhir (normal/tidak normal) akan menambah efisiensi waktu pemeriksaan mata pasien, karena ketika hasil yang dikeluarkan adalah normal maka pasien tidak perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena kegunaan utama alat ini adalah untuk mengukur ketajaman visual, jadi tidak secara langsung mendeteksi kelainan.Namun jika mata pasien mengalami low vision (ketajaman lemah), itu merupakan gejala kelainan. Jika demikian, dokter akan memeriksa kelainan apa yang diderita atau pasien akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan plus minus mata dengan alat yang biasanya disebut Auto-refraktor.

TINJAUAN PUSTAKA

MataMata adalah organ penglihatan yang

mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.

Gambar 2.1. MataOrgan luar Bulumata berfungsimenyaringcahaya yang akanditerima. Alismata berfungsimenahankeringat agar tidakmasukke bola mata. Kelopakmata berfungsiuntukmenutupidanmelindungimata.

2

Page 3: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY... · Web viewNamun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum

Organ dalamBagian-bagian pada organ mata

bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh system saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah: Kornea

Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.

SkleraMerupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata- rata 1 milimeter tetapi pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter.

Pupil dan irisDari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya. Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.

Lensa mataLensa mata menerimacahayadari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur focus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya dating dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahayadatangdaridekat), lensa mata akan menebal.

Retina atau Selaput JalaRetina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.

Saraf optikSaraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina.

Snellen ChartSnellen chart adalah poster yang berfungsi

untuk mendeteksi tajam penglihatan seseorang.  Berhubung ada perbedaan antara sistem pengukuran yang dipakai di Indonesia (juga sebagian besar negara lain di dunia) dan Amerika Serikat, Snellen chart ini pun terdapat dalam dua versi angka. Yang satu dalam angka metrik dan yang satu lagi dalam angka imperial. Snellen chart metrik dinyatakan dalam pembanding 6 meter (6/6, 6/9, 6/12, dan seterusnya sampai 6/60). Sedangkan Snellen chart imperial adalah seperti yang terdapat di gambar di bawah ini. Angkanya dinyatakan dalam pembanding 20 kaki (20/20 sampai 20/200). Apakah 20 kaki sama dengan 6 meter? Sebenarnya tidak: 20 kaki sama dengan 6

meter lebih 10 cm (tepatnya 609.6 cm). Tapi tentu saja kelebihan 10 cm itu boleh diabaikan.

Gambar 2.2.SnellenChart

Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya visus. Visus perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata.Pengenalan Kegunaan Snellen

Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak.

Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. Ini adalah pengukuran fungsi visual yang tersering digunakan dalam klinik. Istilah “visus 20/20” adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda. Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai visus 6/6. Dua puluh kaki dianggap sebagai tak terhingga dalam perspektif optikal (perbedaan dalam kekuatan optis yang dibutuhkan untuk memfokuskan jarak 20 kaki terhadap tak terhingga hanya 0.164 dioptri). Untuk alasan tersebut, visus 20/20 dapat dianggap sebagai performa nominal untuk jarak penglihatan manusia, visus 20/40 dapat dianggap separuh dari tajam penglihatan jauh dan visus 20/10 adalah tajam penglihatan dua kali normal.

Menurut penjelasan Dr. Yana Rosita, SpM yang berpraktek di RS. Mata Undaan Surabaya, Snallen Chart itu sendiri hanya dapat menentukan normal atau tidaknya ketajaman penglihatan seseorang. “Snellen Chart ini hanya dapat mengetahui normal atau tidaknya visus mata dan tidak dapat digunakan untuk mengetahui kelainan pada mata secara spesifik”, jelasnya.

Ketentuan yang diperoleh untuk jarak baca snellen itu sendiri adalah 6 meter atau 20 kaki. Sedangkan jarak huruf terbawah snellen akan didesain sekitar 1,25m dari lantai karena menurut Bapak Yusron Shirmohamad SKM, salah satu

3

Page 4: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY... · Web viewNamun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum

dosen di Akademi Refraksi Optisi Surabaya, huruf terbawah snellen chart harus sejajar dengan mata pasien yang sedang duduk di kursi (ketinggian kursi bebas, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek).KontrolSnellen

Kontrol snellen ini berfungsi untuk mengambil data pasien, apakah pasien dapat membaca tiap baris huruf snellen yang dimunculkan atau ditandai dengan nyala lampu di tiap barisnya secara berurutan. Kontrol snellen ini terdiri dari tombol ON/OFF, YA (huruf dapat terlihat), TIDAK (huruf tidak dapat terlihat), serta LCD yang tergabung dalam blok remote kabel. Tombol-tombol inilah yang nantinya akan dihubungkan ke IC Mikrokontroler. IC inilah yang akan menganalisa normal atau tidak normalnya ketajaman penglihatan pasien dan menampilkannya pada LCD 2x16.

Gambar 2.3.DesainControl Snellen

Mikrokontroller

Gambar 2.4.Konfigurassi PIN mikrokontroler

AT89s51 adalah salah satu mikrokontroler keluaran ATMEL yang memiliki EEPROM (Electrical Erasable, reprogarammable) yaitu isi memory dapat diisi ulang atau dihapus berkali – kali, pemprograman dilakukan secara pararel dan seri. Memory ini biasa digunakan untuk menyimpan perintah / instruksi dengan menggunakan bahasa assembly sebagai bahasa pemprograman. Instruksi – instruksi tersebut digunakan untuk menjalankan fungsi – fungsi logika, seperti pendeteksian logika `pada pin – pin yang dipakai sebagai inputan, pencacah, urutan proses, timer, aritmatika dan fungsi lainnya dengan cara memprogramnya.

Mikrokontroler MCS – 51 mempunyai 40 pin, dengan 32 pin yang dapat difungsikan sebagai port pararel input – output. Yang terdiri dari 4 port, yaitu Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3. Ke empat port ini dipakai untuk keperluan interfacing dengan

komponen – komponen eksternal seperti ADC, DAC, motor stepper, Keypad, LCD, ROM external (untuk memasukkan data ke IC AT89S51) dll

BAGIAN IC AT89S51Didalam IC mikrokontroler AT89S51 terdapat beberapa bagian yang penting, diantaranya :1. CPU (Central Processing Unuit) : berperan

sebagai pengatur lalu lintas data sekaligus sebagai pemproses utama.

2. RAM (Random Accses Memory) : biasanya digunakan untuk menyimpan data atau variable yang bersifat sementara.

3. EEPROM (Electrical Erasable reProgrammable) : fasilitas ini digunakan untuk menghapus isi dari memory (berupa program) kemudian isi memory yang sudah dihapus tersebut dapat diprogran ulang.

4. Input / Output (I / O) : merupakan pin – pin yang dipakai sebagai input atau output tergantung dari pemakaian yang berjumlah 32 pin, terdiri dari Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3.

Driver IC 74 LS154

IC decoder 74LS154 ini berfungsi sebagai outputan microcontroller untuk menyalakan lampu penerangan huruf snellen secara bergantian.

Gambar 2.5. Connection Diagram IC 74LS154

Box Snellen

Box Snellen akan didesain memiliki sekat-sekat untuk setiap baris atau kelompok huruf. Tampilan huruf-huruf tersebut nantinya akan diberi penerangan berupa lampu pijar DC untuk menghemat daya listrik yang digunakan. Huruf

4

Page 5: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY... · Web viewNamun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum

MikrokontrollerDriver

74LS154

Tombol STARTTombol YATombol TIDAK

LCD 2x16

Box SnellenPROGRAM

terbawah snellen didesain agar sejajar dengan mata pasien yang sedang duduk sekitar 1,25 m dari lantai. Box huruf akan lebih timbul daripada box pinggirnya.

Gambar 2.6. Box Snellen

Kerangka Konseptual

3.1. Diagram Blok

Gambar 3.1. Diagram Blok

Tombol pada control snellen akan mengirimkan sinyal yang akan diproses melalui mikrokontroller AT89S51 ketika ditekan. Input dari control snellen yang diproses oleh microcontroller akan menghasilkan output ke Driver 74LS154. Driver 74LS154 akan mengeluarkan logika untuk mendriver relay yang akan menyalakan tiap lampu pada box snellen secara bergantian.Ketika proses pemeriksaan telah selesai maka mikrocontroller akan menjalankan analisa dan memunculkan hasil normal atau tidak normalnya ketajaman penglihatan pasien pada LCD 2x16.

3.2. Diagram Alir Program

Gambar 3.2. Diagram Alir ProgramSaat program dimulai dan tombol START

ditekan, maka lampu pada huruf I akan menyala selama 15 detik. Pada saat inilah tombol YA (huruf dapat terlihat)/TIDAK (huruf tidak dapat terlihat) ditekan oleh pasien sesuai dengan kemampuan pasien dalam waktu kurang dari 15 detik. Maka nyala lampu akan secara otomatis berpindah ke lampu/huruf selanjutnya. Jika selama 15 detik pasien tidak menekan tombol, maka nyala lampu akan berpindah secara otomatis ke huruf selanjutnya. Begitulah proses akan berlangsung sampai tiba pada huruf terakhir. Ketika jawaban terakhir (YA atau TIDAK) diinputkan, maka secara otomatis microcontroller akan menganalisa hasil normal atau tidak normalnya ketajaman penglihatan pasien yang akan ditampilkan pada LCD. Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan 6 pola acak untuk nyala lampu pada saat pemeriksaan. Dengan kata lain, kapanpun proses pengulangan pemeriksaan atau penggantian pasien dibutuhkan, hal ini dapat terpenuhi hanya dengan menekan kembali tombol START. Secara otomatis nyala lampu akan berpola acak namun berbeda dengan pola acak pada pemeriksaan/pasien sebelumnya.

Rancang Bentuk Alat

Gambar 3.1. Diagram Mekanis Alat

5

Page 6: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY... · Web viewNamun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum

Keterangan Gambar : 1. Kontrol Snellen didesain dapat dijangkau oleh

pasien yang sedang duduk.2. Kontrol Snellen (Tampak atas) merupakan

media untuk mengambil input data dam menampilkannya pada LCD 2x16

3. Rangkaian microcontroller untuk menganalisa apakah hasil pemeriksaan normal atau tidak normal. Driver 74LS154 digunakan untuk menyalakan lampu.

4. Box Snellen sebagai media pemeriksaan pasien visus.

METODOLOGI PENELITIAN

Urutan Kegiatan

Dalam penelitian dan pembuatan modul ini, penulis terlebih dahulu mengadakan urutan kegiatan persiapan untuk kelancaran jalannya proses pembuatan dan pengamatan yang meliputi di bawah ini :

1. Mempelajari teori – teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas melalui studi kepustakaan.

2. Mempelajari dan merancang teknis pembuatan modul tersebut.

3. Merencanakan anggaran biaya pembuatan modul.

4. Membuat diagram blok dengan perancangan secermat mungkin.

5. Membuat diagram alir sebagai urutan cara kerja alat.

6. Menyiapkan bahan berupa komponen, box dan peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan modul.

7. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu pembuatan modul.

8. Menyusun proposal tugas akhir.9. Merancang diagram, rangkaian dan menguji

coba pada project board.10. Membuat skematik dan layout rangkaian pada

PCB11. Memasang komponen pada PCB12. Menguji dan mengukur output rangkaian13. Membuat box alat dan menguji coba alat

secara keseluruhan14. Menyusun KTI

Jenis Penelitian

Jenis penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode eksperimen.

Waktu dan Tempat

Penulis menyusun jadwal kegiatan menurut kalender Akademik yang ada di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya.

HASIL DAN ANALISISPengukuranI : Teganganpada Output 4 Port IC AT89s51 (SebelumMelewatiKabelPenghubung Box Kontroldengan Box Utama)

Data berikut ini merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap 4 port pada IC AT89s51 yaitu p3.0 – p3.3 untuk sekali pemeriksaan.

Tabel 5.1. PengukuranI (13 Lampu, Port P3.0 dan P3.1)

Tabel 5.2.PengukuranI (13 Lampu, Port P3.2 dan P3.3)

Tabel 5.3.HasilPengukuranI (13 Lampu, Port P3.0 dan P3.1)

Tabel 5.4.HasilPengukuranI (13 Lampu, Port P3.2 dan P3.3)

6

Page 7: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY... · Web viewNamun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum

Pengukuran II : Tegangan pada Input IC 74LS154 (Setelah Melewati Kabel Penghubung Box Kontroldengan Box Utama)

Data berikut diperoleh dari hasil pengukuran tegangan pada input A, B, C, dan D IC 74LS154 sebagai driver lampu setelah melewati kabel penghubung.

Tabel 5.5.Pengukuran II {13 Lampu,2 Input(A dan B)}

Tabel 5.6.Pengukuran II {13 Lampu,2 Input(C dan D)}

Tabel 5.7.HasilPengukuran II {13 Lampu,2 Input(A dan B)}

Tabel 5.8.HasilPengukuran II {13 Lampu,2 Input(C dan D)}

Pengukuran III : Tegangan pada Lampu pada saat Hidup dan Mati

Pengukuran dilakukan dengan mengukur tegangan satu per satu lampu pada saat mat imaupun menyala. Sehingga akan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5.9.Pengukuran Tegangan saat Lampu Hidup dan Mati

Tabel 5.10. Hasil Pengukuran Tegangan saat Lampu Hidup dan Mati

Pengukuran Timer 15 Detik Nyala LampuPengukuran dilakukan dengan menghitung

timer 15 detik dan menggunakan stopwatch sebagai pembanding. Sehingga akan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5.11.Pengukuran Timer 15 Detik

Tabel 5.12.HasilPengukuran Timer 15 Detik

7

Page 8: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY... · Web viewNamun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum

Analisa Keseluruhan Data PengukuranDari hasil pengukuran tegangan dan timer

15 detik didapatkan hasil yang bervariasi, tetapi untuk timer 15 detik tidak berbeda jauh dari hasil yang ditampilkan oleh alat pembanding (stopwatch). Faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran, diantaranya adalah kecepatan penekanan stopwatch pada pengukuran timer 15 detik.

PEMBAHASAN

Rangkaian Driver Lampu.

5 V

1 2 V

5 V

J 2 3

G R D 6

1

J 2 4

L 6

12

5 V J 2

VC C 1

1

R 8

1 K

J 4 8

L 1 2

12

1 2 V

1 2 V

J 5 3

L AM P U 1 3

12

K 11

R EL A Y SP D T

35

412

C 21 00 u F

K8

R EL A Y SP D T

35

412

J 1 7

LA M P U 4

12

J 7 4

C O N 1

1

5 V

C 31 0 0 u F

K5

R E LA Y SP D T

35

412

J 3 0

V C C 8

1

K1 2

R EL A Y SP D T

35

412

K 2

R EL A Y S P D T

35

412

U 1

74 L S 15 4

2 32 22 12 0

1 81 9

12345678910111314151617

1224

ABCD

G 1G 2

0123456789

1 01 11 21 31 41 5G

ND

VCC

Q 5P N P

3

12

J 3 3

L AM P U 8

12

1 2 V

C 1 21 0 0 u F

D 1 0

J 3 2

L8

12

5 V

J 5 0

V C C 1 3

1

J 1 1

G R D 3

1

J 1 4

VC C 4

1

J 7 6

C O N 1

1

Q 10PN P

3

12

K4

R EL A Y SP D T

35

412

1 2 V

1 2 V

K 13

R E LA Y SP D T

35

412

J 7 5

C O N 1

1

C 11 00 u F

J 2 1

L AM P U 5

12

1 3P N P

3

12

J 3

G R D 1

1

J 2 5

L AM P U 6

12

K6

R EL A Y SP D T

35

412

J 4 6

VC C 1 21

R 3

1 K

C 510 0 uF

J 34

VC C 9

1

R 5

1 K

D 12

R 4

1 K

J 1 6

L 4

12

1 2 V

J 3 1

G R D 8

1

J 1

C O N 4

1234

J 5 2

L 1 3

12

D 1 1

J 1 3

L AM P U 3

12

J 1 0

VC C 3

1

Q 1 1P N P

3

12

K 7

R EL A Y SP D T

35

412

J 5

L AM P U 1

12

R 6

1 K

J 2 0

L5

12

J 7 3

C O N 1

1

J 7

G R D 2

1

K 1

R E LA Y SP D T

35

412

12 V

Q 3PN P

3

12

J 1 8

VC C 5

1

J 3 9

G R D 1 0

1

C 1 310 0 uF

K 9

R E LA Y SP D T

35

412

1 2 V

5 V

5 V

D 7

J 4 5

L AM P U 1 1

12

J 4 3

G R D 1 1

1

Q 1PN P

3

12

D 6 D 9

Q 8PN P

3

12

J 2 2

VC C 6

1

5 V

J 4 2

V C C 1 1

1

D 3

C 81 0 0 u F

Q 1 2PN P

3

12

12 V

R 12

1 K

Q 2PN P

3

12

R 1

1 K

R 1 3

1 K

C 1 11 0 0 u F

K 10

R E LA Y SP D T

35

412

J 2 7

G R D 7

1

R 2

1 KJ 1 9

G R D 5

1

5 V

R 7

1 K

C 61 0 0 u F

J 4

L1

12

J 4 9

L AM P U 1 2

12

J 5 4

5 V

12

C 91 0 0 u F

J 3 6

L 9

12

5 V

Q 7PN P

3

12

D 5

R 9

1 K

J 2 6

V C C 7

1

J 4 1

L AM P U 10

12

J 8

L 2

12

1 2 V

D 4

J 5 6

G N D

12

R 1 1

1 K

D 8

J 4 4

L 1 1

12

D 2

Q 4PN P

3

12

D 1C 7

1 0 0 u F

Q 9PN P

3

12

J 4 0

L 1 0

12

Q 6P N P

3

12

5 V

1 2 V

C 1 01 0 0 u F

1 2 V

J 6

V C C 2

1

C 41 0 0 u F

5 V

J 4 7

G R D 1 2

1

J 3 8

VC C 1 01

J 3 7

L AM P U 9

12

5 V

J 1 5

G R D 4

1

J 35

G R D 9

1

J 1 2

L 3

12

1 2 V

J 5 5

1 2 V

12

R 1 0

1 K

K3

R EL A Y SP D T

35

412

J 9

L AM P U 2

12

V C C

J 5 1

G R D 1 3

1

J 2 9

L AM P U 7

12

J 2 8

L 7

12

VC C

D 1 3

5 V

Gambar 6.1 Driver Lampu

Pada rangkaian driver lampu ini terdapat IC driver 74LS154 yang memiliki 4 inputan untuk menyalakan 13 lampu pijar DC secara bergantian. Ke-13 lampu tersebut akan menyalakan lampu secara bergantian dengan pola acak dan dengan waktu maksimal 15 detik.

5 V J 2

V C C 1

1

C 11 0 0 u F

J 3

G R D 1

1

J 5

L A M P U 1

12

K 1

R E L A Y S P D T

35

412

1 2 V

Q 1P N P

3

12

R 1

1 K

J 4

L 1

12

D 1

Gambar 6.2. Driver per Lampu

Driver 74LS154 akan mengeluarkan output logika 0 (L) untuk menyalakan lampu dan logika 1 (H) untuk tidak menyalakan lampu. Pada

saat lampu 1 menyala, maka output 1 pada kaki 2 IC akan mengeluarkan logika 0 (L) sehingga transistor bertipe PNP akan saturasi dan menyambungkan ground untuk mengaktifkan coil relay 5V. Ketika coil relay telah dilalui tegangan, maka kontak yang terhubung dengan tegangan 12V akan berpindah dari Nc ke No sehingga lampu pijar akan menyala. Sedangkan dalam keadaan mati, lampu tidak mendapat tegangan karena transistor PNP cut off. Hal ini disebabkan oleh output IC 74LS154 yang mengeluarkan logika 1 (H) untuk lampu yang tidak menyala.

Rangkaian Target

S W 1

re s e t

J 1

C O N 8

12345678

P 0. 3

P 0 . 7

XTL1

Y 1

12 M H zXTL2

S TA R T

R 41 K

V C C

P 0 . 5

J 7

C O N 1

1

J 8

C O N 1

1

P 0. 2

P 0 . 0

IN P U T A

V C C

P 3. 7

J 2

C O N 2

12

V C C

V C C

D 2

4 14 8

J 3

C O N 4

1234

P 0. 1

J P 1

f ro m p ro gra m m e r

123456

P 0 . 3

V C CJ 9

C O N 1

1

P 0 . 6

IN P U T C

R 1

R E S IS TO R S IP 1 0

1 23456789

P 0. 7

V C C

Y A

P 0 . 1

P 0. 4

+ C 110 uF

V C C

P 0 . 2

P 3. 7

J 6

C O N 1

1

D 1

4 14 9

XTL1

J 5

LC D

12345678910111213141516

P 0. 5

P 0 . 4

R 3

P 3. 6

P 0. 0

IN P U T B

V C C

U 1

A T89 C 5 1

91 81 9

20

2 9

3 0

3 1

40

12345678

2 12 22 32 42 52 62 72 8

1 01 11 21 31 41 51 61 7

3 93 83 73 63 53 43 33 2

R S TXTA L2XTA L1

GN

D

P S E N

A LE /P R O G

E A /V P P

VCC

P 1 . 0P 1. 1P 1. 2P 1. 3P 1. 4P 1. 5P 1. 6P 1. 7

P 2. 0 /A 8P 2. 1 /A 9

P 2. 2 /A 1 0P 2. 3 /A 1 1P 2. 4 /A 1 2P 2. 5 /A 1 3P 2. 6 /A 1 4P 2. 7 /A 1 5

P 3. 0 /R XDP 3 . 1 /TXD

P 3. 2 / IN TOP 3 . 3 / IN T1

P 3. 4 /TOP 3 . 5 /T1

P 3. 6 /W RP 3 . 7 /R D

P 0. 0 /A D 0P 0. 1 /A D 1P 0. 2 /A D 2P 0. 3 /A D 3P 0. 4 /A D 4P 0. 5 /A D 5P 0. 6 /A D 6P 0. 7 /A D 7

P 3. 6

XTL2

C 2

3 0 p

V C C

C 3

3 0 p

IN P U T D

J 10

C O N 4

1234

P 0. 6

R 2

5K

13

2

TID A K

Gambar 6.3. Rangkaian TargetRangkaian target di program untuk

mengirim logika untuk mendriver IC 74LS154 pada 4 outpunya yaitu port P3.0 – P3.3. Sedangkan output P2.5 – P2.7 digunakan untuk mendriver tombol-tombol. Port P2.5 untuk tombol START, port P2.6 untuk tombol YA serta port P2.7 untuk tombol TIDAK.

Program

Program untuk menyalakan 1 lampu :org 0hcall init_LCD ;awal : jnb p2.5,start1sjmp awal ;lompat ke awalstart1: mov r6,#0;isi r6 dengan 0

call timer15_5a ;panggil subroutine timer15_5a;sub rutin 15 detik ke.5timer15_5a: call delay2

;L H L Hsetb p3.0clr p3.1setb p3.2clr p3.3mov R5,#0Mov TMOD,#00010000b

Load5a :Mov TH1,#015h Mov TL1,#0A0h setb TR1oflow5a : jnb TF1,oflow5a

clr TR1 clr TF1 jnb p2.5,start_2a

8

Page 9: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY... · Web viewNamun terdapat kelemahan dari alat-alat yang telah disebutkan di atas, yaitu belum

jnb p2.6,timer15_2a jnb p2.7,saveno5a inc R5 CJNE R5,#250,load5asaveno5a: inc r6

sjmp timer15_2a;sub rutin 15 detik ke.2

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah melakukan proses pembuatan dan study literatur perencanaan, pengujian alat dan pendataan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :- Alat dapat menampilkan hasil

normal/tidak normalnya ketajaman penglihatan mata

- Alat dapat menyalakan lampu pijar 12V selama 15 detik

- Alat dapat menyalakan lampu dengan 6 pola acak

- Setelah dilakukan pengukuran, didapatkan nilai error rata rata pengukuran, yaitu sebesar 1,35%

Saran

Karena berbagai faktor mungkin alat yang penulis buat ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi perencanaan bentuk fisik ataupun kinerjanya. Adapun kekurangan yang ada pada alat penulis adalah tidak terdapatnya rangkaian monostabil untuk tiap tombol.

DAFTAR PUSTAKA

Eskridge, J. Boyd dkk. 1991. Clinical Procedures in Optometry. Philadelphia: J. B. Lippincott Company.

Triwiyanto. 2005. Tutorial Mikrokontroller Atmel AT89S51. Surabaya: Labcomp Tekmed.

Wahyuana, Agus. 2011. Snellen berbasis Mikrokontroller (KTI). Surabaya: Teknik Elektromedik.

Yudhistia, Nerry. 2006. Snellen dengan Tampilan Pada Layar Monitor Berbasis PC (KTI). Surabaya: Teknik Elektromedik.

---, ---, http://optikonline.info/2010/07/17/snellen-chart-eye-chart.html

---, ---, http://azmawahidaalias.blogspot.com/2007/12/snellen-chartcarta-untuk-menguji.html

---, ---, http://secretagen.wordpress.com/2012/01/10/snellen-chart-materi-tes-kesehatan-mata

---, ---, http://www.mdsupport.org/snellen.html

---, ---, http://www.mdsupport.org/library/acuity.html

---, ---, http://www.precision-vision.com/index.cfm/feature/10/b--letter-chart-measurements.cfm

---, ---, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2814576/

---, ---, http://www.induceddyslexia.com/snellenchart.htm

---, ---, http://fisikaher.blogspot.com/2010/12/rangkaian-power-supply.html

Biodata Penulis Nama : Ristica Tyas SuryaTTL : Mataram, 19 September 1993Alamat : Jalan Teratai II nomor 326 Wisma Sweta

Indah MataramEmail : [email protected]

9