digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/...1. menyusun kuesioner...
TRANSCRIPT
VISI MISI PRODI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
A. VISI
“Menjadikan Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Sebagai Rujukan
yang menghasilkan tenaga ahli madya memiliki moralitas dan integritas dengan
keunggulan kompetitif bidang Sanitasi Perkotaan tahun 2025”
B. MISI
1. Melaksanakan integrasi Tridharma Perguruan Tinggi untuk mendukung
pengembangan pengetahuan, moralitas, integritas dan kompetensi yang unggul
serta kompetitif bidang Sanitasi Perkotaan.
Melaksanakan tata kelola organsiasi dan sumber daya manusia yang baik,
bersih, akuntabel, transparan dan terukur.
Mengembangkan kerja sama dalam bidang penelitian, pengabdian kepada
masyarakat dan pengelolaan pendidikan.
2.
3.
LEMBAR PENGESAHAN
Modul Praktikum dengan judul :
MODUL METODOLOGI PENELITIAN SERI 3
Disusun Oleh : 1. .
Nur Haidah, SKM, M.Kes
Telah disusun berdasarkan Rencana Pembelajaran Studi (RPS) dan Kurikulum Pendidikan Tinggi Prodi Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya yang dapat digunakan sebagai pedoman praktikum mahasiswa.
Surabaya, September 2019
Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Surabaya
Dosen PJMK
Nur Haidah, SKM, M.Kes NIP. 197202081996022001
Nur Haidah, SKM, M.Kes NIP. 197202081996022001
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya
Ferry Kriswandana, SST, MT NIP. 19700711194031003
KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI
Berdasarkan Kurikulum Pendidikan Tinggi Prodi Diploma III Kesehatan
Lingkungan Surabaya tahun 2014, capaian pembelajaran lulusan meliputi sikap,
kemampuan kerja, penguasaan ilmu, hak dan kewajiban. Setelah melakukan praktikum,
mahasiswa diharapkan mampu mencapai kompetensi sebagai berikut:
1. Menyusun kuesioner dan panduan/pedoman wawancara.
2. Menyusun panduan/pedoman obsevasi
3. Memahami uji validitas dan reliabilitas suatu instrumen.
4. Menyusun laporan tugas akhir sesuai dengan pedoman
5. Menyusun abstrak tugas akhir dengan benar sesuai dengan pedoman
6. Menyusun daftar pustaka tugas akhir dengan benar sesuai pedoman
7. Menyusun beberapa ilustrasi tugas akhir dengan benar sesuai pedoman
8. Menyusun judul penelitian dengan baik
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk sehingga kami bisa menyelesaikan “Modul Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Seri 3” dengan memperhatikan Rencana Pembelajaran Studi (RPS) dan
Kurikulum Pendidikan Tinggi Prodi Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya. Modul
praktiku ini disusun sebagai pedoman praktikum bagi mahasiswa baik itu di
laboratorium, workshop, maupun di lapangan.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan atas dukungannya sehingga modul praktikum
ini dapat terselesaikan
Ketua Prodi Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya atas dukungan dan
fasilitasinyanya sehingga modul praktikum ini dapat terselesaikan
Tim mengajar mata kuliah Metodologi Penelitian atas kontribusinya dalam menyelesaikan modul
pratikum ini.
2.
3.
Kami menyadari dalam penyusunan modul praktikum ini masih terdapat
kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan masukan/saran untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak juga kami sampaikan terima
kasih atas segala masukan dan saran yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,
semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan dan perlindungan.
Surabaya, September 2019
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
MODUL 4
Penyusunan Instrumen Penelitian
Pendahuluan -------------------------------------------------------------------------------------------- 1
Topik 1 Menyusun Kuesioner dan Panduan Wawancara --------------------------------------- 3
Topik 2 Menyusun Panduan Observasi ------------------------------------------------------------ 20
Topik 3 Validitas dan Reabilitas Instrumen -------------------------------------------------------- 28
Daftar Pustaka Modul 4 ------------------------------------------------------------------------------- 39
MODUL 5
Teknik Penulisan Laporan
Pendahuluan -------------------------------------------------------------------------------------------- 41
Topik 1 Sistematika Penuisan ------------------------------------------------------------------------ 43
Topik 2 Tata Cara Penulisan Abstrak ---------------------------------------------------------------- 51
Topik 3 Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka ------------------------------------------------------- 56
Topik 4 Tata Cara Penulisan Ilustrasi dan Judul Penelitian ------------------------------------ 63
Daftar Pustaka Modul 5 ------------------------------------------------------------------------------- 74
Seri-3
1
MODUL 4 PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN
Nurhaidah, SKM, M.Kes
Pendahuluan
ebelum membahas Bab 4 ini, Anda diharapkan telah mempelajari modul Metodologi
Penelitian bab V Instrumen Pengumpulan Data. Anda mungkin juga sudah berlatih
membuat instrument ketika mengikuti mata kuliah tersebut.
Salah satu langkah dalam melaksanakan penelitian adalah mengumpulkan data
yang tepat. Data yang tepat tentu harus dikumpulkan melalui instrumen pengumpul
data yang tepat pula. Untuk itulah, sangat penting bagi anda untuk mampu menentukan
instrument yang tepat untuk masalah yang akan Anda teliti.
Melalui bab 4 ini kita akan mempelajari bagaimana menyusun instrumen
penelitian, namun sebelumnya Anda diharapkan telah mempelajari bab 1 sampai
dengan bab 3, terutama pada bab 3 metode penelitian topik 4 tentang metode
pengumpulan data. Metode pengumpulan data membahas bagaimana cara
pengumpulkan data penelitian sedangkan bab 4 ini membahas tentang bagaimana
menyusun instrumen atau alat pengumpul datanya. Kita akan mempelajari cara
pengembangan intrumen penelitian yang paling sering digunakan dalam penelitian
kesehatan yaitu kuesioner, panduan/ pedoman wawancara dan lembar/ pedoman
observasi.
Bab 4 ini terdiri dari 3 topik, topik 1 membahas tentang bagaimana menyusun
kuesioner dan lembar wawancara. Kuesioner maupun pedoman wawancara merupakan
alat pengumpul data yang paling sering digunakan dalam penelitian survey. Topik 2
membahas bagaimana menyusun panduan/ pedoman observasi. Pedoman observasi
merupakan alat pengumpul data pada penelitian observasi atau pengamatan.
Sedangkan topik 3 membahas tentang kualitas instrumen yaitu bagaimana cara
mengukurnya melalui pengukuran validitas dan reliabilitas instrumen.
Setelah menyelesaian bab 4 ini, Anda diharapkan dapat menyusun suatu
instrument penelitian atau instrumen tugas akhir Anda. Secara khusus, setelah
menyelesaikan dan membahas bab ini, Anda diharapkan mampu:
S
Seri-3
2
1. Menyusun kuesioner dan panduan/pedoman wawancara.
2. Menyusun panduan/pedoman obsevasi
3. Memahami uji validitas dan reliabilitas suatu instrumen.
Apabila Anda telah memahami kemampuan yang diharapkan, sekarang bacalah
uraian materi yang terdapat pada bab penyusunan instrumen penelitian ini, kerjakan
latihan-latihannya dan susunlah instrumen penelitian Anda sesuai topik masalah yang
telah Anda pilih. Kemudian bila diperlukan uji cobalah intrumen tersebut.
Seri-3
3
Topik 1
Menyusun Kuesioner & Panduan Wawancara
Dalam pengumpulan data selalu diperlukan suatu alat yang disebut instrumen
pengumpul data. Intrumen ini tergantung pada metode pengumpulan data dan
tergantung tujuan penelitian serta jenis data yang akan dikumpulkan. .
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dan informasi yang diinginkan/ dibutuhkan oleh peneliti. Instrumen biasanya
dipakai oleh peneliti untuk menanyakan atau mengamati responden sehingga diperoleh
data yang dibutuhkan. Instrumen penelitian antara lain dapat berbentuk kuesioner,
pedoman wawancara atau daftar isian, tergantung pada jenis penelitian yang akan
dilakukan.
Alat pengumpul data yang banyak digunakan dalam penelitian dengan metode
wawancara antara lain:
1. KUESIONER
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik dan
sudah menyediakan pilihan-pilihan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan. Kuesioner lebih memungkinkan untuk mendapatkan data yang akurat dari
subjek yang diwawancarai. Kuesioner sebagai alat pengumpul data umumnya terdiri
dari serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi penelitian yang dikehendaki. Agar data yang diperoleh
akurat maka kuesioner harus dibuat berdasarkan hipotesis dan merupakan
penjabaran dari variabel-variabel yang akan diteliti. Suatu kuesioner dapat berfungsi
sebagai alat atau instrumen penelitian, maka harus mempunyai persyaratan, antara
lain: relevan dengan tujuan dan hipotesis penelitian, mudah ditanyakan, mudah
dijawab, dan data yang diperoleh mudah diolah.
A. Prinsip dasar penyusunan kuesioner
Pengembangan instrumen pengumpul data yang akan dibahas adalah
teknik penyusunan kuesioner. Dalam merancang kuesioner, harus
diperhitungkan kesulitan- kesulitan yang mungkin dihadapi responden. Kesulitan
Seri-3
4
tersebut antara lain adalah menurut Imron dan Munif (2010) :
1. Responden tidak mengerti maksud pertanyaan, sehingga jawaban tidak
relevan.
2. Responden mengerti pertanyaan, tapi lupa jawabannya, misalnya “dalam 2
bulan terakhir siapa saja anggota keluarga yang sakit”
3. Responden sering tidak bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat pribadi, misalnya “jumlah pendapatan, status perkawinan”
4. Responden mengerti pertanyaan, tapi tidak mampu memberi jawaban,
misanya “apa tujuan ibu mengikuti program KB”
5. Responden mengerti pertanyaannya dan tahu jawabannya namun
pertanyaan tidak tepat diajukan kepada responden misalnya “mengapa
belum mempunyai anak”
Langkah-langkah praktis dalam menyusun kuesioner (Budiyanto dan
Prayoga,2005) adalah:
a. Tinjau kembali secara tuntas apakah hubungan masalah, tujuan, variabel
dan hipotesis sudah jelas
b. Formulasikan pertanyaan dengan baik dan benar
c. Tanyakan data yang hanya terkait dengan tujuan penelitian
d. Gunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan tingkat
kemampuan responden
e. Nyatakan pertanyaan dengan jelas dan spesifik
f. Nyatakan pertanyaan dengan jelas dan spesifik
g. Hindari pertanyaan yang panjang tapi kabur
h. Jangan apriori mengasumsikan bahwa responden mempunyai
informasi faktual tentang orang lain
i. Tetapkan terlebih dahulu apakah menggunakan pertanyaan terbuka atau
tertutup
j. Hindari kata-kata yang meragukan atau kata-kata yang tidak ada gunanya
k. Setiap butir pertanyaan hendaklah dinyatakan dengan ringkas
l. Hindari kata-kata yang bersifat emosional dan sentimental
m. Tanyakan terlebih dahulu yang lebih sederhana, kemudian secara bertahap
Seri-3
5
lanjutkan pada pertanyaan yang kompleks.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kuesioner
(Notoadmodjo,2010):
1. Pertanyaan hendaknya jelas
Pertanyaan tidak terlalu luas, pertanyaan tidak terlalu panjang, pertanyaan
tidak boleh memimpin, tidak boleh memojokkan responden, menghindari
pertanyaan yang double negative
Perhatikan contoh berikut. Beri penilaian Anda terhadap rumusan
pertanyaan ini. Apa yang harus diperbaiki?
2. Pertanyaan menjamin responden untuk dengan mudah mengutarakan
jawaban sehingga pertanyaan tersebut dapat membantu ingatan responden,
dengan cara memberi alternatif jawaban, biasanya dibuat dalam bentuk
pertanyaan multiple choice atau pilihan ganda. Sehingga responden mudah
untuk menjawab.
Contoh
Dimanakah ibu melahirkan (terlalu luas karene ibu mungkin
melahirkan berkali-kali)
Sudah menjadi akseptor KB,kapan,mengapa ?(bisa dipecah menjadi
beberapa pertanyaan)
Contoh Alasan ibu menjadi akseptor Keluarga Berencana?
a. Kesejahteraan ibu dan anak
b. Ekonomi
c. Anak sudah banyaki
d. Tidak repot mengurus anak
e. Ingin berkarier
f. Lainnya………………………………
Contoh
Apakah pelaksanaan PSN baik untuk menurunkan kejadian penyakit
DBD?
Diperbaiki menjadi
Bagaimana pelaksanaan PSN dalam menurunkan kejadian penyakit
DBD?
Seri-3
6
3. Pertanyaan hendaknya menghindari bias, biasanya responden tidak dapat
menyebutkan angka yang tepat atau sama persis dengan apa adanya,
misalnya penghasilan, sehingga jawaban dari pertanyaan diberi range
4. Pertanyaan dapat menyaring responden, sebelum masuk pada inti
pertanyaan terlebih dahulu dibuat pertanyaan untuk menjaring jawaban
rependen.
B. Unsur Unsur dalam Kusioner
Dalam penyusunan sebuah kuesioner ada empat aspek yang perlu diperhatikan
yaitu, jenis pertanyaan, bentuk pertanyaan, isi pertanyaan dan urutan pertanyaan.
1. Jenis Jenis Pertanyaan
a) Pertanyaan tentang fakta
Biasanya pertanyaan tentang fakta menanyakan tentang fakta diri pribadi
atau identitas diri responden, misalnya nama, umur, jenis kelamin, latar
belakang pendidikan, status perkawinan, agama, pekerjaan dan lain-lain.
Contoh Berapa penghasilan bapak dalam sebulan?
a. < 500 ribu
b. 500 ribu-1 juta
c. 1 juta- 2 juta
d. >2 juta
Contoh Apakah ibu pernah mendapat informasi tentang penyakit Chikungunya?
a. Ya b. Tidak
Bila ya dari mana informasinya? a. Tenaga puskesmas b. Koran c. Tv d. Lainnya……………………..
Seri-3
7
b) Pertanyaan tentang opini dan sikap
Pertanyaan tentang opini dan sikap berhubungan dengan perasaan,
keyakinan, gagasan, kecenderungan dan nilai dari isu yang diteliti. Opini
umumnya menggambarkan sikap yang tidak terbaca atau tidak terlihat dari
perilaku sehari-hari.
c) Pertanyaan tentang informasi, untuk mengetahui seberapa dalam
pengetahuan reponden tentang sesuatu hal, misalnya berapa banyak yang
ia ketahui, dari mana sumbernya dan kapan pertamakali ia mengetahuinya.
d) Pertanyaan tentang keterampilan melakukan sesuatu, responden diminta
untuk memaparkan perilakunya sendiri atau dalam hubungannya dengan
orang lain. Apa yang lakukan mencerminkan apa yang ia pikirkan.
2. Bentuk pertanyaan
Bentuk pertanyaan dalam kuesioner dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
pertanyaan terbuka atau tidak terstruktur dan pertanyaan tertutup atau
terstruktur.
a) Bentuk pertanyaan tertutup/ Close Ended/ terstruktur
Pertanyaan ini dirancang untuk menjaring jawaban yang telah disediakan
pilihannya. Pertanyaan seperti ini, responden diminta untuk memilih hanya
Contoh a) Nama :
b) Umur :
c) Jenis kelamin:
Contoh Bagaimana pendapat Anda tentang pemberantasan sarang Nyamuk di lingkungan?
Contoh Apa yang Anda ketahui tentang penularan penyakit Kusta?
Contoh Berapa kali dalam seminggu Anda menguras bak tempat penampunan air di rumah.
Seri-3
8
satu jawaban atau boleh lebih dari satu jawaban. Ada beberapa bentuk
pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan dua pilihan, pertanyaan pilihan
ganda, pertanyaan ceklist, pertanyaan rangking dan pertanyaan berskala.
1) Pertanyaan dua pilihan (Bentuk dua alternatif)
Jawaban hanya terdiri dari dua alternatif yang harus dipilih salah satu
di antaranya.
2) Pertanyaan pilihan ganda
Bentuk pertanyaan- pertanyaan seperti ini biasanya diikuti oleh
beberapa alternatif jawaban, responden memilih jawaban sesuai
dengan dengan pendapatnya, yang menurut dia benar. Bentuk
pertanyaan ini gunakan bila sudah banyak informasi yang diperoleh
sebelumnya. Pilihan jawaban harus tuntas artinya dapat menampung
semua kemungkinan jawaban.
3) Petanyaan ceklist
Bentuk pertanyaan ceklist hampir sama dengan pertanyaan pilihan
ganda, hanya saja pada pertanyaan ceklist responden diperbolehkan
memilih lebih dari satu jawaban.
Contoh Bagaimana cara pencegahan Demam Berdarah? Anda diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban. ( ) Membersihkan tempat penampungan nyamuk ( ) Membersihkan selokan atau genangan air ( ) Memelihara ikan ( ) Menyemprot obat anti nyamuk ( ) Menutup tempat penampungan air ( ) Memakai kelambu
Contoh 1. Apakah ada pelayanan kesehatan di daerah setempat?
Jawaban: 1. Ya 2. Tidak
2. Apakah Anda melakukan pemeriksaan kesehatan selama 6 bulan terakhir?
Jawaban: 1. Ya 2. Tidak
Contoh Pilihlah jawaban yang paling benar. Media penularan penyakit tuberculosis adalah
a. Melalui udara
b. Melalui air
c. Melalui tanah
d. Melalui makanan
Seri-3
9
4) Pertanyaan rangking (Rangking Question)
Pada pertanyaan rangking, responden diminta untuk memberikan
nomor urut pada pilihan jawaban yang disediakan. Jadi reponden
diminta untuk mengurutkan jawaban-jawaban yang tersedia sesuai
dengan pendapatnya.
5) Pertanyaan skala
Salah satu pertanyaan yang juga umum dipakai adalah pertanyaan
yang mengandung jawaban berskala, yaitu jawaban yang disusun
menurut gradasi atau tingkatan. Responden diminta untuk
menyatakan persetujuannya atau penolakannya terhadap pilihan yang
telah disediakan. Pertanyaan seperti ini bias dibuat dalam bentuk
tabel.
b) Pertanyaan terbuka/ Open ended/tidak terstruktur
1) Free response questions
Pertanyaan ini memberikan kebebasan bagi responden untuk menjawab
dan mengungkapkan pendapatnya tentang sesuatu yang dipertanyakan.
Pada umumnya jenis pertanyaan ini digunakan untuk memperoleh
Contoh Menurut Saudara, kebutuhan apakah yang paling diutamakan? (urutkan sesuai urutan kepentingannya) ( ) Pendidikan ( ) Perumahan ( ) Kesehatan ( ) Pekerjaan ( ) Hiburan
Contoh Barang-barang dan kaleng bekas keberadaannya sudah sangat mengganggu keindahan lingkungan dan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, mengubur barang tersebut adalah sulusinay. Bangaimana dengan Anda? 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Setuju 4. Sangat setuju
Seri-3
10
jawaban mengenai pendapat atau motif tertentu dari responden.
2) Directed response questions
Seperti pertanyaan Free response questions, kebebasan bagi responden
untuk menjawab dan mengungkapkan pendapatnya akan tetapi sudah
sedikit diarahkan.
c) Pertanyaan semi terbuka (gabungan pertanyaan tertutup dan terbuka)
Bentuk pertanyaan ini biasanya diikuti dengan sejumlah alternatif jawaban
tapi juga diberikan kemungkinan pada responden untum memberikan
jawaban sesuai dengan pendapatnya.
3. Isi pertanyaan
Isi pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sejauh mana
dan sedalam mana suatu pertanyaan tergantung informasi yang ingin kita gali
dari suatu penelitian. Sedang banyaknya pertanyaan tergantung luasnya
penelitian.
Contoh Bagaimana pendapat ibu tentang perilaku Buang Air besar Sembarangan? Dari pertanyaan tersebut, responden diberi kebebasan menjawab sesuai pendapatnya.
Contoh Bagaiman perasaan ibu jika membuang kotoran (buang air besar sembarangan) di sungai? Atau Bagaimana perasaan ibu setelah mempunyai jamban keluarga di rumah?
Seorang peneliti ingin mengetahui tingkat penegetahuan responden tentang penyakit Demam Berdarah, maka isi pertanyaan dalam kuesioner mengenai penyebab penyakit DBD, vektor, gajala penyakit, cara penularan, cara pencegahan dll.
Seri-3
11
4. Urutan Pertanyaan
Sebaiknya urutan pertanyaan ada empat yaitu pengantar, pertanyaan
pemanasan, pertanyaan demografi dan pertanyaan pokok. Namun sebelum
masuk ke pertanyaan sebaiknya didahului dengan lembar persetujuan dari
responden untuk kesediaan untuk mengisi kuesioner atau kesediaan untuk
diwawancarai. Lembar ini disebut “inform concent” atau lembar persetujuan
sebagai responden. Apabila responden setuju maka dilanjutkan dengan
pengisian kuesioner atau wawancara dilanjutkan.
a. Pengantar
Pada lembar pengantar ini dimulai dengan menulis judul penelitian
kemudian menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian tersebut,
kemudian dicantukan identitas responden.
b. Pertanyaan pemanasan
Pertanyaan pemanasan adalah pertanyaan mengenai latar belakang
respenden misalnya berapa lama bertempat tinggal dirumah ini, apakah
pernah merenovasi rumah dll.
c. Pertanyaan demografi
Pertanyaan demografi adalah pertanyaan yang berhubungan dengan
karakteristik responden misalnya umur, agama, pendidikan dll.
d. Pertanyaan pokok
Pertanyaan pokok adalah pertanyaan inti, semua pertanyaan yang digali
untuk mencapai tujuan dengana mengukur variabel akan dicantumkan
dalam pertanyaan pokok ini. Selanjutnya kuesioner ditutup dengan ucapan
terima kasih.
Seri-3
12
CONTOH KUESIONER
Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan Dan Perilaku
Masyarakat Dengan Kejadian Filariasis Di Kecamatan Rongtengah Kabupaten Sampang Tahun 2015
Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data dana informasi mengenai hubungan sanitasi perumahan dan perilku masyarakat dengan kejadian Filariasis di kecamatan rongtengah Kebupaten Sampang tahun 2015.Hasil dari penelitian ini akan dipergunakan sebagai saran-saran untuk pemerintah kabupaten Sampang dalam meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pemberantasan penyakit Filariasis.
No Responden : Tanggal Wawancara :
I. Indentitas Responden
a. Nama Responden :.................................
b. Jenis Kelamin
:1.Pria 2.Wanita
c. Umur
:............................
d. Alamat :...............................
e. Jumlah Anggota Keluarga
:.....................................
II. Sosial Ekonomi
a. Pendidikan Tertinggi
1. Tidak Sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SLTP
4. Tamat SLTA
5. Tamat PT
b. Penghasilan perbulan:.......................................
Seri-3
13
III. PENGETAHUAN
Lingkari jawaban yang saudara/i anggap benar pada pertanyaan dibawah ini 1. Apakah saudara/i tahu atau pernah mendengar tentang filariasis?
a. ya b .tidak
2. Dapatkah saudara/i menyebutkan gejala-gejala filariasis?
a. ya b.tidak
1) Pembesaran pada kaki
2) pembesaran pada tangan
3) pembesaran pada payudara
4) pembesaran pada alat kelamin pria
5) Timbul benjolan dan terasa nyeri di lipatan paha
6) Teraba garis seperti urat menuju ke arah ujung kaki
3. Menurut saudara apakah penyakit Filariasis menular?
a. Ya b. Tidak
bila ya, melalui...................................................
4. Apakah saudara/i tahu penyebab/penularan penyakit Filariasis?
a. Ya b. Tidak
5. dan seterusnya…………………………… B.SIKAP
No Sikap Responden Tidak Setuju
Setuju Keterangan
1. Filariasis dicegah dengan pemberantasan sarang nyamuk
2. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) adalah tugas/tanggung jawab pemerintah
3. Kegiatan PSN perlu didukung oleh masyarakat
4. Dan seterusnya……………
IV. TINDAKAN
Lingkarilah jawaban yang saudara/i anggap benar pada pertanyaan dibawah ini 1. Apakah responden mempunyai kebiasaan keluar rumah pada malam hari
dan beraktivitas diluar rumah antara jam 18.00-22.00 ?
a. Ya b. Tidak
Seri-3
14
2. Apakah responden menggunakan obat nyamuk sewaktu tidur ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah responden menggunakan kelambu saat tidur ?
a. Ya b. Tidak
4. Dan seterusnya…………………………
Sumber : https://kuesionerpenelitian.wordpress.com/2013/08/27/kuesioner-
hubungan-pengetahuan-dan-sikap-masyarakat-dengan-pencegahan-penyakit-
filariasis-kode116/
CONTOH KUESIONER
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG 3M (MENGUBUR BARANG BEKAS, MENUTUP DAN MENGURAS TEMPAT PENAMPUNGAN AIR) DALAM UPAYA
PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE Karakteristik Responden :
a. No. Responden : ……………………………………………………………..
b. Nama :……………………………………………………………..
c. Umur :……………………………………………………………
d. Jenis Kelamin :……………………………………………………………
dan seterusnya ……………
PETUNJUK PENGISIAN Pada kesempatan ini saya ingin meminta saudara/i untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan petunjuk pengisian, yaitu:
1. Isilah identitas diatas dengan jelas
2. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat dan teliti
3. Berilah jawaban pada setiap pertanyaan dengan memberikan tanda silang (X)
pada jawaban yang dianggap paling benar dan sesuai.
4. Jika telah selesai memberikan jawaban pada setiap pertanyaan, periksalah
kembali jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan.
Alat Ukur Pengetahuan 1. Tahukah anda definisi 3M ?
a. Mengubur barang bekas, Membakar sampah, Menanam pohon
b. Mengubur Barang Bekas, Menutup dan Menguras Tempat Penampungan
Air
c. Menguras bak mandi, Membakar sampah, Memandikan hewan
peliharaan
d. Menguras bak mandi, Membersihkan parit, Membiarkan sampah
berserakan
2. Menurut anda apa manfaat dilakukan 3M itu ?
a. Agar menjadi contoh yang baik bagi anggota keluarga lain
b. Untuk mendapat pujian dari masyarakat sekitar dan pejabat daerah
Seri-3
15
c. Untuk membasmi jentik-jentik nyamuk sumber penularan Demam
Berdarah Dengue
d. Agar lingkungan bersih
dan seterusnya …………… Alat Ukur Sikap Pertanyaan Setuju Tidak setuju 1. Saya akan mengubur barang-barang dan kaleng bekas jika keberadaannya sudah
sangat mengganggu keindahan lingkungan saya
a. Setuju b.Tidak setuju 2. Menutup dan menguras tempat penampungan air merupakan salah satu cara
mencegah penyebaran DBD a. Setuju b.Tidak setuju
dan seterusnya …………… Alat Ukur Tindakan
1. Apakah dalam 3 bulan terakhir ini anda pernah melakukan bimbingan kepada
keluarga tentang cara membersihkan rumah dan pekarangan dengan cara 3M?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah dalam 3 bulan terakhir ini, anda dan keluarga melakukan kerja bakti
bersama warga lain untuk membersihkan lingkungan dari air yang tergenang
walaupun tidak mendapat anjuran dari petugas desa?
a. Ya b.Tidak
dan seterusnya ……………
Sumber : https://kuesionerpenelitian.wordpress.com/2016/01/27/kuesioner-gambaran-perilaku-masyarakat-tentang-3m-mengubur-barang-bekas-menutup-dan-menguras-tempat-penampungan-air-dalam-upaya-pencegahan-penyakit-dbd-kode300/ Setelah Anda mencermati contoh kuesioner tersebut diatas selanjutnya sususnlah
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang utuh sesuai dengan topik penelittian
anda.
II. PANDUAN WAWANCARA
Pedoman/panduan wawancara adalah suatu daftar yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam kegiatan wawancara, yang
membutuhkan jawaban sesuai dengan persepsi, pengetahuan, pendapat dan
pengalaman dari subjek terhadap pertanyaan tersebut. Wawancara dapat
digunakan secara independen dalam suatu penelitian kualitatif, tetapi dapat juga
Seri-3
16
digunakan bersama-sama dengan kuesioner. Fungsi pedoman wawancara dalah
memebrikan tutunan dalam mengkomunikasikan secara langsung pertanyaan-
pertanyaan terhadap responden yang akan kita wawancarai. Bentuk pertanyaan
dalam pedoman wawancara sama dengan dalam penyusunan kuesioner. Alat
pengumpul data yang di sebut” Kuesioner” menurut Notoatmodjo (2010). Biasanya
dipakai dalam wawancara sebagai pedoman wawancara terstrktur dan angket
terstruktur. Kuesioner disini diartikan sebagi daftar pertanyaan yang sudah disusun
dengan baik, dimana responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal
wawancara) tinggal memberi jawaban atau dengan memberikan tanda tanda
tertentu.
Menurut Notoadmodjo (2010), wawancara dapat dibedakan wawancara
terstruktur, semi terstruktur dan wawancara tidak terstuktur. Pada wawancara
terstruktur peneliti telah menyiapkan lembar wawanacara berupa kuesioner, dan
peneliti bertanya sesuai yang ada dalam lembar wawancara. Tidak dapat
dikembangkan dengan pertanyaan yang lain.
Wawancara semi terstuktur, pedoman wawancara biasanya terdiri dari
seperangkat pertanyaan yang kemudian diperdalam dengan pertanyaan yang
setrengah terbuka. Sama dengan pertanyaaan semi terbuka.
Wawancara tidak terstuktur, pertanya tidak dibuatkan lembar wawancara
yang detail hanya secara garis beasarnya saja. Pewawancara lebih mengembangkan
pertanyaan dari jawaban-jawaban dari responden.
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
Latihan berikut!
1) Anda akan meneliti tentang perilaku hidu bersih dan sehat anak sekolah dasar
melalui wawancara. Susunlah satu contoh pertanyaan tertutup.
2) Anda akan meneliti tentang perilaku hidu bersih dan sehat anak sekolah dasar
melalui wawancara. Susunlah salah satu contoh pertanyaan terbuka.
3) Hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun pertanyaan tersbeut
diatas
Seri-3
17
Ringkasan
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dan informasi yang diinginkan/ dibutuhkan oleh peneliti. Instrumen biasanya
dipakai oleh peneliti untuk menanyakan atau mengamati responden sehingga diperoleh
data yang dibutuhkan. Instrumen penelitian antara lain dapat berbentuk kuesioner,
pedoman wawancara atau daftar isian, tergantung pada jenis penelitian yang akan
dilakukan.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik dan sudah
menyediakan jawaban-jawaban pilihan-pilihan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan
yang diajukan. Kuesioner lebih memungkinkan untuk mendapatkan data yang akurat
dari subjek yang diwawancarai. Alat pengumpul data yang di sebut “Kuesioner” biasanya
dipakai dalam wawancara sebagai pedoman wawancara terstrktur dan angket
terstruktur. Kuesioner disini diartikan sebagi daftar pertanyaan yang sudah disusun
dengan baik, dimana responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal
wawancara) tinggal memberi jawaban atau dengan memberikan tanda- tanda tertentu
Bentuk pertanyaan dalam kuesioner dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
pertanyaan terbuka atau tidak terstruktur dan pertanyaan tertutup atau terstruktur.
a. Bentuk pertanyaan tertutup/ Close Ended/ terstruktur
b. Pertanyaan terbuka/ Open ended/ tidak terstruktur
c. Pertanyaan semi terbuka (gabungan pertanyaan tertutup dan terbuka)
Sebaiknya urutan pertanyaan ada empat yaitu pengantar, pertanyaan
pemanasan, pertanyaan demografi dan pertanyaan pokok.
Tes 1
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Kuesioner dapat berfungsi sebagai alat atau intrumen penelitian, maka harus
mempunyai persyaratan berikut, kecuali…
a. relevan dengan tujuan dan hipotesis penelitian,
b. mudah ditanyakan
c. mudah dijawab
Seri-3
18
d. data yang diperoleh sulit diolah.
2. Berikut ini adalah macam bacam bentuk pertanyaan kecuali
a. Pertanyaan tertutup
b. Pertanyaan mudah
c. Pertanyaan terbuka
d. Pertanyaan semi terbuka
3. Dalam mendisain kuesioner hendaknya mempertimbangkan pertanyaan yang dibuat
harus…
a. Pertanyaan tidak membantu ingatan responden
b. Pertanyaan hendaknya tidak jelas dan singkat
c. Pertanyaan hendaknya menghindari bias
d. Pertanyaan hendaknya tidak memotivasi respenden.
4. Pertanyann berikut yang memmerlukan dua alternatif jawaban adalah
a. Bagaimana pendapat ibu tentang perilaku buang air besar sembarangan?
b. Apakah saudara sudah berkeluarga?
c. Berapa umur saudara?
d. Sikap saudara dalam pemberantasan nyamuk?
5. Komponen pertama dalam kuesioner adalah
a. Pengantar
b. Pertanyaan pemanasan
c. Pertanyaan demografi
d. Pertanyaan pokok
6. Bentuk pertanyaan yang baik diantara berikut adalah …
a. Apakah anda tidak senang tidur disiang hari?
b. Bersediakah Anda untuk tidak sering melakukan kegiatan membuang sampah di
sembarang tempat?
c. Jika diambil secara rata, berapa kali dalm setahun Anda melakukan pemeriksaan
kesehatan di pelayanan kesehatan.
d. Dimanakah anda membeli kebutuhan bahan pokok dan berapa harganya?
7. Manakah di antara contoh pertanyaan berikut yang merupakan pertanyaan ganda?
a. Apakah Anda tahu cara penularan penyakit tuberculosis paru?
b. Di mana dan kapan Anda terakhir melakukan pemeriksaan kesehatan.
Seri-3
19
c. Bagaimana pendapat anda tentang pemberantasan sarang nyamuk secara rutin?
d. Berapa jumlah anggota keluarga Anda?
8. Pertanyaan demografi responden misalnya tentang …
a. Umur
b. Pengetahuan
c. Sikap
d. Tindakan
Seri-3
20
Topik 2
Menyusun Panduan Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda terhadap
suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku. Misalnya karakteristik seseorang
apakah berkumis atau tidak, berjenggot atau tidak, mancung atau tidak, tingginya sekitar
160 cm ke atas, mulutnya lebar atau tidak, kulitnya hitam atau putih, kesemuanya data
tersebut bisa diperoleh melalui observasi. Demikian juga dengan sosok rumah
penduduk, luas ruangan, keadaan ventilasi, jenis lantai ruangan, keadaan penerangan
ruangan, kelembaban, kesemuanya dapat diperoleh dan dikumpulkan datanya melalui
metode observasi. Sumber datanya adalah suatu ruangan tertentu dan alat pengumpul
datanya disebut panduan observasi atau lembar observasi. Jika yang ingin diobservasi
adalah proses belajar mengajar di kelas, sumber datanya adalah kegiatan belajar
mengajar di kelas. Jadi sumber datanya menunjuk pada benda apa, kondisi apa, situasi
apa, proses apa, aktifitas apa dan perilaku apa dan siapa.
Menyusun pedoman atau panduan observasi sama saja halnya dengan alat
pengumpul data lainnya seperti panduan wawancara atau kuesioner. Penyusunan item-
item yang akan diobservasi disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dijabarkan dalam
variabel penelitian yang akan diukur. Misalnya penelitian tentang kondisi rumah, salah
satu item penilaian adalah jenis atap rumah, lalu dibuat jenis kategori atau rumah
seperti genting, seng, asbes, sirap bambu, sirap kayu, dll dan pengamat (obsever)
memberikan tanda cek (v) disuatu kategori “atap rumah” untuk setiap rumah yang
diamati.
Bentuk - bentuk panduan observasi menurut Notoatmodjo (2010) antara lain:
1. Check List
Adalah suatu daftar untuk mengecek ciri atau identitas lainnya dari sasaran
pengamatan. Pengamat tinggal memberikan tanda check (v) pada daftar tersebut
yang menunjukkan adanya gejala atu ciri dari sasaran pengamatan.
Seri-3
21
Contoh
Jenis ikan
Uji organoleptic
Rasa Tekstur Warna Bau
Bawal V V V
Bandeng V V V
Tuna V V
2. Skala Penilaian (Rating scale)
Panduan observasi bentuk ini berupa daftar yang berisikan ciri- ciri dari objek yang
diobservasi yang dicatat secara bertingkat atau diberikan penilaian yang mempunyai
rentang. Skala penilaian ini ada bermacam-macam bentuk antara lain:
a. Bentuk kuantitas yang menggunakan score atau rangking
Pengamat atau penilaian tinggal memberikan score sesuai dengan pendapatnya.
Contoh Rating Scale secara kuantitatif adalah:
Gejala Skor
1 2 3 4 5
Ketelitian X
Kerapian X
Ketangkasan X
b. Rating scale dalam bentuk deskripsi
Pangamat memberikan ceklist pada angka sesuai dengan pendapatnya.
Contoh Rating Scale secara deskripsi
Contoh: Penilaian terhadap ketelitian:
Ketelitian : 1 2 3 4 5
5 = Semua hitungan tidak pernah terdapat kesalahan
4 = Sangat jarang hitungan terdapat kesalahan
3 = Kadang-kadang hitungan terdapat kesalahan
2 = Sering hitungan terdapat kesalahan
1 = Selalu ditemukan kesalahan menghitung
c. Rating scale dalam bentuk grafis
Pengamat memberikan cek pada skala telah tersusun.
Contoh Rating Scale dalam bentuk grafis
Contoh: Bekerja Mandiri (Independency)
Seri-3
22
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Selalu minta petunjuk
Biasanya minta petunjuk
Dalam hal tertentu perlu petunjuk
Sewaktu-waktu perlua pengawasan
Bekerja Baik bila dibiarkan sendiri
3. Daftar Riwayat Kelakuan (Anecdotal Record)
Adalah catatan yang dibuat oleh peneliti tentang kejadian, peristiwa penting atau
tingkah laku seseorang (observer). Dalam dunia pendidikan, daftar riwayat kelakuan
ini merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk merekam suatu peristiwa
yang unik yang berhubungan dengan perilaku pelajar.
Contoh dalam bidang kesehatan seorang peneliti ingin mengamati keteraturan
minum obat,waktu minum,rutin atau tidak dll, pengamatan ini bias dilakukan oleh
pengawas minum obat (PMO)
4. Format/ panduan observasi yang standar
Panduan/ format observasi standar sangat beragam dan telah banyak digunakan
oleh peneliti-peneliti. Dalam penelitian kesehatan lingkungan, kadang- kadang
menggunakan panduan observasi yang sudah terstandar misalnya dalam obervasi
rumah sehat, standar format observasi dan penilaiannya sudah dari Kementerian
Kesehatan. Keuntungan memakai panduan yang sudah standar adalah: 1) umumnya
sudah dalam taraf hampir sempurna karena validitas dan reliabilitasnya sudah
terjamain, 2) menggunakan lembar obsevasi yang standar dapat menghemat waktu,
dibandingkan jika harus menyusun lagi, 3) Karena sudah sering digunakan oleh
peneliti lain sehingga dapat dibandingkan hasilnya. Kekurangannya adalah kadang
instrumen ini tidak dapat mengakomodasi variabel lain yang Anda teliti
(Andriyani,2016)
5. Alat-alat elektronik
Kadang-kadang sangatlah sulit mengumpulkan data tentang suatu keadaan kritis
yang sedang berlangsung. Begitupula jika beberapa kejadian terjadi secara
bersamaan maka Anda tentu akan sulit untuk mencatat seluruh data observasi yang
diperlukan. Dalam pengamatan Anda mungkin tidak berkesempatan untuk
menemui ulang kejadian tersebut. Begitupula jika Anda ingin merekam kejadian di
lingkungan responden atau objek penelitian lainnya. Sehingga pengguna alat-alat
elektonik seperti alat perekam, alat fotografis, film, tape recorder, kamera dan
sebagainya sangat diperlukan.
Seri-3
23
Contoh panduan observasi berupa checklist
CHECKLIST INSPEKSI K3
Nama instansi : Alamat instansi/Telepon : Sektor Industri : Tanggal Inspeksi : Nama Pimpinan instansi : Nama Perwakilan instansi:
No Uraian kegiatan insfeksi Ya Tidak Keterangan
1 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA UMUM
1.1 Tersedia gambar/poster K3 yang sesuai dan dipasang secara baik dan mudah dilihat
1.2 Terdapat tanda-tanda larangan sesuai dengan sifat bahaya yang ada?
1.3 Tenaga kerja dilengkapi dengan alat pelindung diri
1.4 Telah melakukan pembinaan dan latihan / training dalam bidang K3 kepada semua tenaga kerja
1.5 Penggunaan safety
2 KEAMANAN
2.1.Terdapat tanda atau penghalang yang menandai batasan-btasan area kerja dengan area umum
2.2.Terdapat tanda yang jelas untuk menunjukkan keamanan di tempat kerja
2.3.Tersedia lemari, loker atau laci yang aman bagi pegawai untuk menyimpan barangbarang pribadi dengan aman
2.4.Terpasang nomor telepon darurat dengan jelas pada per unit
3 LANTAI/JALAN
3.1Pintu masuk, pintu, tangga dan jalan lalu lalang bebas dari hambatan
3.3 Permukaan lantai dalam keadaan baik
4 Dan seterusnya…………………
Sumber :https://www.scribd.com/document/26828390/Checklist-Inspeksi-k3 by Budi waranto
Seri-3
24
Contoh panduan observasi keadaan Sanitasi Dasar Rumah
FORMULIR OBSERVASI RUMAH NOMOR : NAMA PEMILIK / RESPONDEN : ALAMAT :
No. Variabel Sub Variabel yang Dinilai Bobot
Nilai Scor
e
Score
Max
1 Sarana Penyediaan Air Bersih
Sumber : a. PDAM b. SPT c. Sumur Gali d. Tidak ada Sarana
5 10 6 4 0
50
a. Sumber PDAM
1. Keadaan Pipa a. T
idak bocor, strategis dan terlindungi dari pencemaran
b. Memenuhi 2 syarat
c. Memenuhi < 1 syarat
d. Jika tidak memenuhi syarat
2. Aliran air a. L
ancar 24 jam / hari b. L
ancar 18 jam / hari c. L
ancar 12 jam / hari d. L
ancar < 12 jam / hari 3. K
ualitas Air secara Fisik a. B
ening, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
b. Memenuhi 2-3 syarat
c. Memenuhi < 1 syarat
d. J
2
2
1
10
6 4 0
10 6 4 0
10 6 4 0
20
20
10
Seri-3
25
ika tidak memenuhi syarat
b. Sumber SPT
1. Kontruksi lantai a. D
isemen 1x1 m, rapat air, tidak berlumut, tidak licin.
b. Memenuhi 2-3 syarat
c. Memenuhi < 1 syarat
d. Jika tidak memenuhi syarat
2. Jarak SPT dengan sumber pencemar a. >
10 meter b. <
10 meter 3. K
ualitas air secara fisik a. B
ening, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
b. Memenuhi 2-3 syarat
c. Memenuhi < 1 syarat
d. Jika tidak memenuhi syarat
2
2
1
10
6 4 0
10 0
10
6 4 0
20
20
10
Jumlah
c. D
an
seterusnya……
………
Sumber, Monicarla, Karya Tulis Ilmiah tahun 2017
Latihan
Seri-3
26
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
Latihan berikut!
1. Anda di minta untuk meneliti keadaan Sanitasi Tempat Tempat Umum di wilayah
Kerjanya, alat pengumpul data apa yang Anda butuhkan?
2. Salah satu sarana Tempat Tempat Umum adalah Pasar Tradisional, cobalah
kembangkan suatu ceklis observasi mengunakan bentuk pilihan jawaban ya dan
tidak?
Ringkasan
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda
terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku.
Menyusun pedoman atau panduan observasi sama saja halnya dengan
alat pengumpul data lainnya seperti panduan wawansara atau kuesioner.
Penyusunan item item yang akan diobservasi disesuaikan dengan tujuan penelitian
yang dijabarkan dalam variabel penelitian yang akan diukur.
Bentuk bentuk panduan observasi antara lain:Check List,Skala Penilaian (Rating scale), Daftar Riwayat Kelakuan (Anecdotal Record),Format observasi yang standar, Alat-alat elektronik
Tes 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Seorang guru ingin mengamati dan mencatat setiap kejadian penting selama proses
pembelajaran di kelas selama semester. Untuk itu paling tepat jika menggunakaa
lembar observasi…..
a. Catatan berkala
b. Anecdotal record
c. Check list
d. Rating scale
2. Seorang sanitarian ingin melakukan penlaian penerapan sanitasi di tempat-tempat
umum khususnya pasar tradisional, panduan observasi yang sesuai adalah
a. Check list
Seri-3
27
b. Rating scale berbentuk kuantitatif
c. Rating scale berbentuk deskriptif
d. Rating scale berbentuk grafis
3. Kaset audio dan video diperlukan sebagai alat observasi dalam situasi-situasi seperti
tersebut di bawah ini. Yang salah adalah………….
a. Kejadian penting terjadi secara bersamaan
b. Pengamat dengan kualifikasi susuai,berhalangan hadir
c. Pengamati tidak berminat mengamati secara langsung
d. Untuk merekam kejadian penting di sekitar responden
4. Kerugian menggunakan format/panduan yang standar adalah
a. tidak mengakomodasi variabel yang mungkin diinginkan peneliti
b. validiatas dan relibilitas instrument tidak terjamin
c. panduan sulit diperoleh
d. temuan studi bisa berbeda dengan studi yang lain yang menggunakan instrument
yang sama
5. Jenis lembar observasi yang digunakan tergantung…….
a. Karakteristik pengamatan
b. Peneliti
c. Respnden
d. Pengumpul data
Seri-3
28
Topik 3
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Setelah kuesioner sebagai alat ukur atau alat pengumpul data selesai Anda susun,
belum berarti kuesioner tersebut dapat langsung digunakan untuk mengumpulkan data.
Jika Peneliti menggunakan kuesioner yang sudah terstandar, maka tidak perlu menguji
coba kuesioner tesebut. Namun apabila kita mengembangkan kuesioner sendiri, maka
perlu berusaha untuk mengetahui kualitas instrumen yang telah kita susun sebelum
digunakan. Untuk melihat apakah instrumen atau kuesioner yang kita susun dapat
manjaring informasi yang kita inginkan sesuai tujuan penelitian maka diperlukan
pengukuran kualitas instrument.
Kualitas instrumen penelitian dapat di ketahui dengan cara menghitung validitas
dan reliabilitas instrument yang didahului oleh uji coba instrument pada responden.
Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya yang memiliki ciri-ciri responden
dari tempat dimana penalitian tersebut akan dilaksanakan. Agar diperoleh distribusi nilai
hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uij coba
paling sedikit 20 orang.
Untuk mengetahui kualitas intrumen dari hasil uji coba maka diperlukan uji
validitas dan uji realibilatas instrument yang akan dijelaskan berikut ini:
1. VALIDITAS INSTRUMEN
Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauhmana alat
ukur itu benar-benar mampu mengukur apa yang diukur. Apabila seorang balita
beratnya 15 kg, maka timbangan anak tersebut harus juga menunjukkan 15 kg bukan
14,5 kg atau 15,5 kg, hal ini menunjukkan bahwa timbangan tersebut valid. Demikian
juga dengan kuesioner, untuk mengukur apakah kuesioner yang kita susun mampu
mengukur apa yang hendak kita ukur maka perlu dilakukan uji validitas.
Langkah-langkah Uji Validitas atau analisis Kesahihan Butir menurut Sutrisno (1991)
sebagai berikut:
a. Menghitung Skor Faktor dari Skor Butir
b. Menghitung Korelasi Momen Tangkar dengan Faktor
c. Menguji signifikasi hasil
d. Menggugurkan butir butir yang tidak sahih
Seri-3
29
CONTOH ANALISIS KESAHIHAN BUTIR
Sebagai Contoh, penelitian tentang sikap responden terhadap pemberantasan sarang
nyamuk, kuesioner disusun dengan jumlah pertanyaan 10 butir soal, dengan jawaban
menurut skala Likert (1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, 4=sangat setuju)
dan di uji cobakan pada 10 responden. Hasil data sebagi berikut:
Tabel 1
Responden Butir Nomor (X) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total skor (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 4 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 1 1 3 2 2 2 1 2 4 3 3 4 4 2 4 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
34 30 20 20 34 31 34 18 34 31
1. Menghitung Skor Faktor dari Skor Butir
Langkah 1 adalah menghitung skor faktor dari butir soal, lihat tabel 1
2. Menghitung Korelasi Product Moment/ Momen Tangkar
Langkah ke 2 adalah menghitung korelasi momen tangkar antar skor butir (X) dengan
skor faktor (Y). Rumus korelasi yang digunakan adalah
r xy =
N(ΣXY) – (ΣXΣY) ______ √(NΣX2 – (ΣX)2)(N ΣY2-( ΣY)2)
Seri-3
30
Keterangan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
N = jumlah responden
X = jumlah skor tiap butir
Y = skor total seluruh butir
Dengan lambang sebagai berikut:
Perhitungan di bawah ini akan kita contohkan korelasi momen tangkar pada butir 1
(soal 1)
Tabel 2 korelasi butir 1 dengan skor total
Responden X Y X2 Y2 XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
3 4 2 2 4 3 4 2 4 3
34 30 20 20 34 31 34 18 34
31
9 16 4 4
16 9
16 4
16
9
1156 900 400 400
1156 961
1156 324
1156
961
102 120 40 40
136 93
136 36
136 93
31 286 103 8570 932
Hasil perhitungan korelasi memon tangkar (r xy) sebagai berikut:
r xy = = 0.875
Setelah di hitung korelasi product moment dari masing-masing butir (10 butir
pertanyaan) dengan skor total, hasil nya sebagai berikut: Pertanyaan 1 0,875 Pertanyaan 2 0,993 Pertanyaan 3 0,689 Pertanyaan 4 0,895 Pertanyaan 5 -0,306 Pertanyaan 6 0,728 Pertanyaan 7 0,896 Pertanyaan 8 0,894 Pertanyaan 9 0,939 Pertanyaan 10 0,494
10(932) – (31)(286) ___________ √(10)(103) – (31)2)(10(8570)-(286)2)
Seri-3
31
3. Menguji signifikasi hasil
Langkah ke 3 adalah menguji signifikansi r xy. Untuk mengetahui apakah
nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu signifikan, maka perlu dilihat pada tabel
product moment, yang biasanya ada dalam buku-buku statistik. Untuk jumlah
responden 10 deangan alfa 5%, maka taraf signifikansinya adalah 0,632. Apabila
angka korelasi product moment (r xy hitung) lebih besar dari r-tabel lebih kecil
maka item/ butir tersebut tidak valid.
Pendapat lain menyatakan bahwa item/ butir yang mempunyai korelasi (r
xy) positif dan korelasi mendekati angka 1 maka mempunyai korelasi paling
tinggi. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r
xy sama dengan atau lebih besar dari 0,3. Jadi jika korelasi r xy kurang dari 0,3
maka butir/ item pertanyaan dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.
4. Menggugurkan butir butir yang tidak sahih
Langkah ke 4 adalah menggugurkan butir pertanyaan yang tidak valid
(tidak sahih). Berdasakan perhitungan (no 2), dan melihat standar (r
table=0,632), maka butir yang perlu digugurkan, diganti atau direvisi adalah soal/
pertanyaan/ butir 5 dan 10.
2. RELIABILITAS INTRUMEN
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana intrumen dapat dipercaya
atau diandalkan. Dengan demikian realibillitas dapat diartikan sebagai
keterpercayaan. Keterpercayaan berhubungan dengan ketepatan dan konsistensi
(Sudarso.2007). Istilah lain dari reliabilitas adalah keterandalan, suatu pengukuran
disebut andal, apabila ia memberi nilai yang sama ataupun hampir sama pada
pemeriksaan yang dilakukan berulang-ulang. Dengan kata lain intrumen dikatakan
andal bila dapat dipakai dua kali untuk mengukur gajala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten (ajeg). Sebagai contoh, pada saat
mengukur tinggi badan memakai meteran kayu maka siapanpun yang mengukur dan
berapa kalipun diukur, maka hasilnya akan konsisten atau tidak berubah.
Dibandingkan dengan jika meteran yang digunakan terbuat dari plastik, maka hasilnya
Seri-3
32
akan berubah-ubah tergantung cara memegangnya, kemungkinan kendor dan
sebagainya.
Analisis kerandalan butir atau uji reliabilitas dapat digunakan berbagai teknik antara
lain:
1. Metode tes ulang (test-retest method)
Metode ini dilakukan dengan cara kuesioner yang sama di teskan pada
sekelompok responden yang sama sebanyak dua kali. Dilakukan pengulangan tes
pada responden yang sama.(budiono dan Prayoga,2005)
Contoh
Sebuah uji coba kuesioner terhadap 10 responden, dilakuan uji coba kedua setelah
30 hari setelah uji coba pertama, jumlah butir pertanyaan ada 10 butir dengan
total faktor sebagaimana distribusi sebagai berikut:
Responden Pengukuran 1
(X)
Pengukuran 2
(Y)
X2
Y2
XY
1 45 45 2025 2025 2025
2 45 42 2025 1764 1890
3 39 40 1521 1600 1560
4 38 38 1444 1444 1444
5 34 32 1156 1024 1088
6 21 20 441 400 420
7 26 24 676 576 624
8 16 17 256 289 272
9 40 41 1600 1681 1640
10 24 24 576 576 576
N=10 328 323 11720 11379 11539
Dari data diatas lalu dilakukan perhitungan korelasi product moment sebagai
berikut:
r xy =
r xy = = 0.990
N(ΣXY) – (ΣXΣY) ______ √(NΣX2 – (ΣX)2)(N ΣY2-( ΣY)2)
10(11539)–(328)(323) _________ √(10)(11720) – (328)2)(10(11379)-(323)2)
Seri-3
33
Jika hasil r xy hitung (0.990) lebih besar dari r tabel (0,632) signifikasi 5%,
maka pengukuran 1 dan pengukuran 2 relatif konsisten. Berarti koesioner yang
telah disusun sudah reliabel atau andal.
2. Teknik Belah dua
Untuk teknik belah dua, butir-butir faktor yang dianalisis dipecah menjadi dua,
masing-masing menjadi belah I dan belah II. Jumlah skor belah I akan diberi
lambang X sedangkan jumlah skor belah II akan di beri lambang Y. Teknik ini
biasanya digunakan pada kuesioner yang mempunyai butir pertanyaan yang
banyak, karena pada teknik ini uji coba kuesioner hanya dilakukan satu
kali.(Sutrisno.1991)
Contoh
Berikut ini hasil uji coba kuesioner pada 10 responden, dengan jumlah pertanyaan
10 butir, namun setelah di uji validitas setiap butirnya ternyata butir atau
pertanyaan nomor urut 10 tidak valid dan akhirnya digugurkan sehingga butir
tersisa sebanyak 9 butir, butir 1-4 dimasukkan Belah I sedang butir 5-9
dimasukkan Belah II, seperti pada data berikut ini:
Tabel 1
Responden Belah I (X) Belah II (Y) 1 2 3 4 X 6 7 8 9 10 Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
3 4 3 3 13 4 4 3 4 4 19 4 3 3 3 13 3 3 3 3 3 15 2 2 3 1 8 2 1 2 1 2 8 2 2 2 2 8 1 1 2 2 3 9 4 3 3 4 14 3 4 4 3 3 17 3 3 3 3 12 3 4 4 3 4 18 4 4 3 3 14 3 3 4 4 3 17 2 2 1 1 6 2 2 2 1 2 9 4 3 3 4 14 2 4 4 4 2 16 3 3 4 4 14 3 3 3 3 3 15
Seri-3
34
Hasil perhitungan sebagai berikut:
N= 10 ,ΣXY)=1758, ΣX=116, ΣY=143 , ΣX2 = 1430, ΣY2 =2195
r xy = = 0.881
Setelah menghitung korelasi Product Moment dilanjutkan dengan menghitung
memakai rumus penyesuian dari Spearman Brown. Adapun rumus Spearman Brown
(Sutrisn0,1991) sebagai berikut:
r gg =
Ket:
rgg :Koefisien korelasi genap ganjil (belah 1 belah2)
rxy : Koefisien korelasi product moment
sehingga hasil perhitungan reliabilitas sebagi berikut:
r gg = = 0.960
Karena hasil r gg hitung (0.960) lebih besar dari r tabel (0,632) signifikasi 5%,
maka koesioner yang telah disusun sudah reliabel atau andal.
10(1758)–(116)(3153) _________ √(10)(2195) – (143)2)(10(1430)-(116)2)
2(r xy_)___ (1 + r xy)
2(0,881)___ (1 +0,881)
Seri-3
35
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
Latihan berikut!
1. Diskusikan dengan teman-teman Anda tentang perbedaan validitas dan
reliabilitas suatu kuesioner !
2. Apa yang perlu dilakukan sebelum menghitung validitas dan reliabilitas?
Ringkasan
Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menujukkan sejauhmana
alat ukur itu benar-benar mampu mengukur apa yang diukur.
Langkah-langkah uji validitas atau analisis kesahihan butir sebagai berikut:
a. Menghitung skor faktor dari skor butir
b. Menghitung korelasi momen tangkar/ product moment dengan faktor
c. Menguji signifikasi hasil
d. Menggugurkan butir butir yang tidak sahih
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana intrumen dapat
dipercaya atau diandalkan. Dengan demikian reliabillitas dapat diartikan sebagai
keterpercayaan. Ada 2 teknik uji reliabilitas yang dibahas yaitu metode tes ulang
dan metode belah dua.
Tes 3
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Uji coba kuesioner dimaksudkan untuk………..
a. mengetahui kemampuan responden yang akan diteliti
b. mengujicobakan berbagai cara pengumpulan data
c. membiasakn responden dengan kuesioner yang telah dikembangkan
Seri-3
36
d. mengetahui valilidatas/ketepatan pertanyaaan sebagai alat pengumpul data
2. Alat ukur penelitian yang akan menghasilkan hasil pengukuran yang sama dari
reponden yang sama pada waktu yang berbeda menujukkan alat ukur
yang…………….
a. valid
b. reliabel
c. terstruktur
d. sahih
3. Reliabilitas instrument penelitian menunjukkan kemampuan instrument untuk
melihat hal berikut,kecuali…..
a. ketepatan data
b. daya ramal data
c. keterandalan data
d. ketepatan konstrak
4. Berikut ini adalah cara menguji relabilitas instrument kecuali..
a. Metode belah dua
b. Metode tes ulang
c. Metode ganjil genap
d. Metode kriteria
5. Alat ukur penelitian yang akan mampu untu mengukur apa yang angin diukur
dalam suatu penelitian menujukkan alat ukur yang…………….
a. valid
b. reliabel
c. terstruktur
d. andal
6. Uji statistik yang digunakan dalam menguji validitas dan reliabilitas instrument
adalah
a. Chi square
b. Korelasi produk moment
c. Korelasi parsial
d. Korelasi serial
7. Bila hasil uji validitas butir tidak valid maka butir pertanyaan tersebut ..
a. Digugurkan
b. Dipakai kembali
Seri-3
37
c. Diganti dengan pertanyaan yang lain
d. Jawaban a dan c benar
8. Pada uji reliabilitas di perlakukan uji coba kuesioner sebanyak 2 kali, batas waktu
uji ulang setelah uji coba pertama sebaiknya..
a. 1 bulan
b. 2 bulan
c. 3 bulan
d. 15 hari s/d 30 hari
Seri-3
38
Kunci Jawaban Tes
Test Formatif 1
1) a.
2) b.
3) c.
4) c.
5) a.
6) c.
7) b.
8) a.
Test Formatif 2
1) b
2) b.
3) c.
4) a.
5) a.
Test Formatif 3
1) d.
2) b.
3) d.
4) d.
5) a.
6) b
7) d
8) d
Seri-3
39
Daftar Pustaka Budiharto. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC Budiano,B dan Prayoga. 2005. Metodologi Penelitian. Surabaya : Unit PPM Poltekkes Kemenkes Andriyani,D.2016.Metode Penelitian.Universitas Terbuka Dedi Kurniawan ,Pedoman gambar dan table pada skripsi http://2.bp.blogspot.com/- Faisal S, 2010, Format-format Penelitian Sosial.PT.Rajagrafindo Persada .Jakarta Imron dan Munif A, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. CV,Sagung Seto Jubaedi P, 1995. Pengantar Analisis data. Rineka Cipta Lukman, dkk. 2015. Kurikulum Dan Modul TOT Metodologi Penelitian Bagi Tenaga
Pendidik. BPPSDM Kemenkes RI Saefuddin Azwar, 2007, Metodologi Penelitian, PT Pustaka Pelajar, Yogyakarta Arikunto,S.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta :PT Rineka Cipta Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka
Cipta, Jakarta Notoatmodjo S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Penerbit Renika cipta,Jakarta Monicarla,2017. Hubungan Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar Rumah Dikelurahan
Kenjeran,KTI Jurusan Kesling Surabaya Subagyo, Joko. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Sudarso. 2007. Membuat Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan. Surabaya: Perc.
Duatujuh. Susiala dan Suyanto,2015. Metodologi Penelitian, Case Control. Bossscript Sutrisno H, 1990.Analisis Butir untuk Instrumen, Andi Offset Yogyakarta.
Purnomo. W dan Bramantoro. 2002. Langkah Praktis Sukses Menulis Karya Tulis Ilmiah. Surabaya: Revka Petra Media.
https://www.scribd.com/document/26828390/Checklist-Inspeksi-k3 by Budi waranto https://kuesionerpenelitian.wordpress.com/2013/08/27/kuesioner-hubungan-
pengetahuan-dan-sikap-masyarakat-dengan-pencegahan-penyakit-filariasis-kode116/
Seri-3
40
https://kuesionerpenelitian.wordpress.com/2016/01/27/kuesioner-gambaran-perilaku-masyarakat-tentang-3m-mengubur-barang-bekas-menutup-dan-menguras-tempat-penampungan-air-dalam-upaya-pencegahan-penyakit-dbd-kode300/
Seri-3
41
MODUL 5 TEKNIK PENULISAN LAPORAN Nur Haidah, SKM, M.Kes
Pendahuluan
aat Anda mempelajari bab 8 ini, Anda telah selesai mempelajari 7 bab lain terkait
dengan seluruh rangkaian pelaksanaan tugas akhir. Seluruh proses tersebut akan
bermuara pada penulisan laporan. Laporan tugas akhir akan memuat data dan
hasil penelitian yang Anda dapatkan selama proses penelitian. Untuk itu, semua
data dan hasil penelitian tersebut perlu diatur, dikumpulkan dan disajikan agar
menjadi laporan yang efektif. Anda sebagai Peneliti perlu membuat potongan –
potongan bahan – bahan penelitian menjadi satu kesatuan tulisan yang utuh dan
saling berkaitan agar laporan tugas akhir menjadi efektif,logis dan tidak berbelit –
belit. Penyajian laporan yang efektif akan sangat membantu pembaca untuk
memahami hasil penelitian yan telah Anda lakukan.
Penyusunan tulisan yang utuh tersebut perlu terlebih dahulu dilakukan dengan
menyusun skema laporan, agar hal-hal yang penting tidak terlewat, atau terjadi duplikasi
pembahasan, di samping hal-hal yang saling terhubung menjadi jelas hubungannya. Oleh
karena itu teknik penulisan menjadi sangat penting, karena mengkaitkan urutan
penyajian dengan pemikiran/ ide yang penting.
Bab 8 teknik penulisan ini disajikan dalam 4 topik, Topik 1 tentang sistematika
penulisan tugas akhir yang meliputi huruf naskah, ukuran kertas dan penomoran, tata
cara penulisan kutipan serta tata urutan penulisan pada bagian isi pokok laporan
penelitian, Topik 2 membahas mengenai tata cara penulisan abstrak, Topik 3 membahas
tentang tata cara penulisan daftar pustaka, Topik 4 membahas tentang tata cara
penulisan ilustrasi dan penulisan judul
Setelah mempelajari Bab 8 teknik penulisan ini secara umum Anda diharapkan
mampu menyusun laporan tugas akhir sesuai dengan tata teknik penulisan. Secara
khusus setelah mempelajari Bab 8 Anda diharapkan mampu:
1. Menyusun laporan tugas akhir sesuai dengan pedoman
S
Seri-3
42
2. Menyusun abstrak tugas akhir dengan benar sesuai dengan pedoman
3. Menyusun daftar pustaka tugas akhir dengan benar sesuai pedoman
4. Menyusun beberapa ilustrasi tugas akhir dengan benar sesuai pedoman
5. Menyusun judul penelitian dengan baik
Seri-3
43
Topik 1
Sistematika Penulisan
Hal pertama yang penting untuk Anda perhatikan untuk menulis laporan adalah tata
urutan atau sistematika. Sitematika inilah yang akan menjadi pedoman bagi Anda dalam
menyusun laporan tugas akhir. Terdapat beberapa model skema laporan penelitian, yaitu
model tradisional dan model desimal. Pada pedoman penulisan ini dipakai pedoman
tradisional yang merupakan skema tulisan yang menggunakan kombinasi nomor dan huruf.
Perhatikan teknik penulisan dapat diuraikan sebagai berikut
A. Teknik Penulisan
1. Naskah harus diketik 1.5 spasi dengan huruf standar (huruf Time New Roman
dengan/ font size 12)
2. Ukuran kertas:
a) Untuk Seminar Proposal dan Ujian Sidang KTI dipergunakan ukuran A4 (21x29,7)
cm dari jenis HVS 80 gram yang dicetak bolak-balik.
b) Untuk kepentingan perpustakaan dipergunakan ukuran A5 (14,8x21) cm jenis
HVS 80 gram yang dicetak bolak-balik.
3. Setiap halaman diberi nomor
a) Bagian awal: (Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar) diberi
nomor romawi kecil (i, ii, iii, iv dan seterusnya) pada bagian bawah tengah
halaman.
b) Bagian isi pokok, diberi angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya) diletakkan pada sudut
kanan bawah.
B. Tata urutan penulisan pada bagian isi pokok laporan penelitian
Secara berurutan penomoran bab, sub bab, dan seterusnya berurutan seperti contoh
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Seri-3
44
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
3.4 Rancangan Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.4.2 Langkah-langkah penelitian
3.4.2.1 Persiapan alat dan bahan
3.4.2.2 Persiapan Pengambilan Data
3.4.3 Pengolahan dan Analisis Data
Selain itu,Anda juga dapat menggunakan urutan penomoran bab dan sub bab seperti
di bawah ini (Jurusan Kesling Surabaya,2017)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Limbah Cair
1. Menurut SK. Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2001.
2. Menurut Pandangan Soeharto (2007:105) ……..
3. US EPA (1995,2005) secara umum menyatakan bahwa..................
B. Limbah cair Industri Pulp dan Kertas
1. Sumber Limbah cair
2. Krakteristik Limbah cair
a. Karakteristik Fisika
b. Karakteristik Kimia
1) Senyawa Organik
a) Protein
b) Karbohidrat
2) Senyawa Anorganik
a) Logam Berat
1) Timah Hitam (Pb)
2) Merkuri (Hg)
Seri-3
45
C. Kutipan dalam teks
Berdasarkan cara mengutipnya, kutipan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Kutipan tidak langsung yaitu penulis mengambil ide orang lain, kemudian
merangkainya dengan kalimat sendiri. Hal ini berarti penulis tidak menulis sama
persis dengan kalimat asli yang dikutip. Penulis merangkai dan merangkum kalimat
berdasarkan artikel atau sumber lain.
2. Kutipan langsung yaitu menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya. Hal ini
berarti penulis langsung menggunakan teknik copy lalu paste tanpa mengubah
kalimat aslinya. Ada dua jenis kutipan langsung, yaitu kutipan langsung panjang dan
kutipan langsung pendek. Kedua kutipan ini berbeda cara menuliskan dan syaratnya.
Kutipan langsung pendek
Syarat penulisan kutipan langsung pendek menggunakan APA Style (American
Psychological Association) jika panjang kalimat yang dikutip tidak lebih dari 40 kata.
Penulisan kutipan pada pedoman ini memakai aturan dari APA Style (American
Psychological Association) menurut Azari Sally
1. Sumber kutipan
Ditulis dengan urutan nama belakang/ keluarga penulis/ pengarang (the
author) dan tahun (year) dari sumber kutipan
Contoh: (Margono, 2015) (Santoso, Hadi, & Tan, 2015)
2. Jika kutipan langsung maka wajib ditambahkan nomor halaman (page
dituliskan dengan p. atau pages dituliskan dengan pp.). Jika nomor halaman
tidak ada maka bisa digantikan dengan chapter atau paragraf ke berapa.
Contoh: (Margono, 2015, hal 20) (Santoso, 2015, chap. 5)
Beberapa sumber kutipan:
a. Kutipan yang diambil dari seorang penulis contoh sbb :
1) Mangkoedihardjo, S. (2002: hal) telah membandingkan kebutuhan luas
sebaran polutan....................
Seri-3
46
2) Proses fitoremediasi logam berat secara umum dibedakan berdasarkan
mekanisme fungsi dan struktur tumbuhan (Otten. L, 1997: hal)
b. Kutipan yang diambil dari dua atau lebih penulis contoh sbb :
1) Menurut Otten dan Buggein (1997) secara kimiawi komposisi C/N sampah
kota berkisar 35/1 sehingga cukup layak untk proses pengomposan
2) Williams, James dan Smith (1993) menjelaskan ........(kutipan pertama)
3) Williams et al. (1993) menjelaskan…………(kutipan berikutnya)
4) .... James dan Reson (1993) menyatakan....
5) ....................... (James dan Reson, 1993)
c. Kutipan yang diambil dari enam atau lebih pengarang
1) (Thomas et al, 2009) menjelaskan
2) ……………………………. (Thomas et al, 2009)
d. Kutipan dari Penulis adalah sebuah organisasi
1. Tuliskan nama organisasi/lembaga secara lengkap
Contoh: (Statistics New Zealand, 1998)
2. Asosiasi dan instansi pemerintah dapat disingkat pada penyebutan kedua
kalinya.
Contoh: (New Zealand Qualifications Authority [NZQA], 2008)[Kutipan
Pertama] (NZQA, 2008)[Kutipan berikutnya]
e. Kutipan yang diambil artikel dari jurnal, prociding, tesis dan desertasi, contoh
sbb:
1. ……………………. (Brackley, 1995, hal. 51)
2. (Quarrie, Cantu, and Chalmers, 2002, hal. 21 )……………………
3. (Ancrenaz, Dabek, and O’Neil, 2007, hal. 244-247)……………………….
Seri-3
47
Artikel tanpa nama pengarang
Gunakan beberapa kata pertama dari judul utama (yang dituliskan dalam
tanda petik “ ”) dan tahun pada sumber kutipan.
……………….. (“Painting life”, 2016, hal. 24-25)
f. Kutipan yang diambil dari koran, nama pengarang, bulan, tanggal, tahun terbit
contoh sbb:
1)…………………….. (Muhaimin, Desember 27, 2015)
2) (Muhaimin, Desember 27, 2015) mengemukakan……..
g. Kutipan yang diambil dari WEB, nama pengarang, bulan tanggal terbit tahun
artikel contoh sbb:
…………….. (Kedgley, June 7, 2004)
h. Cara menuliskan kutipan yaitu sbb :
1) Bila panjang kutipan kurang dari 40 kata maka ketikan langsung ditulis dengan
didahului oleh tanda kutip ".....", kecuali ditulis secara tidak langsung maka
tanpa tanda petik. Contoh:
a) Dalam Technical and Regulatory Guidance Document Phytotechnology,
ITRC USA (2001:57), Fitostabilisasi mempunyai arti: "Kemampuan akar
tumbuhan dalam melakukan imobilisasi polutan".
b) Kriteria kematangan kompos yang dijelaskan oleh Otten dan Bugeln
(1997:24) dapat dinilai dari kandungan zat- zat anorganik.
2) Bila kutipan melebihi dari 40 kata, maka ketentuannya sebagai berikut:
a) Diketik mulai dengan baris baru dengan satu spasi
b) Dimulai masuk ke kanan dengan tujuh ketukan atau dan hentakan atau
masuk ke dalam konsisten dengan alinea yang dianut. Contoh:
Sedangkan definisi rizofiltrasi menurut ITRC (2001:178) adalah:
Kemampuan akar tumbuhan dalam mengadsorpsi atau presipitasi pada
Seri-3
48
zone akar atau mengadsorpsi larutan polutan sekitar akar ke dalam akar.
Sehingga rizofiltrasi sangat tepat diterapkan untuk mengatasi lindi yang
terbentuk dalam proses pengomposan primer.
Uraian di atas dapat Anda gunakan sebagai pedoman untuk menulis laporan hasil
peneltian. Tata tulis tersebut hendaknya Anda terapkan secara konsisten dalam menulis.
Latihan Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
Latihan berikut!
1) Tuliskan salah satu contoh penulisan kutipan langsung!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2) Tuliskan contoh penulisan kutipan terdiri dari 2 pengarang!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3) Tuliskan contoh penulisan tidak langsung dengan satu pengarang!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Ringkasan
Sistematika penulisan tugas akhir merupakan pedoman anda dalam menyusun laporan
sehingga didapatkan tata tulis yang standar. Sistematika juga mempermudah anda dalam
penyusunan laporan.
Berdasarkan cara mengutipnya, kutipan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Kutipan tidak langsung yaitu penulis mengambil ide orang lain, kemudian
merangkainya dengan kalimat sendiri. Hal ini berarti penulis tidak menulis sama
persis dengan kalimat asli yang dikutip. Penulis merangkai dan merangkum kalimat
berdasarkan artikel atau sumber lain.
Seri-3
49
b. Kutipan langsung yaitu menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya. Hal ini
berarti penulis langsung menggunakan teknik copy lalu paste tanpa mengubah
kalimat aslinya.Ada dua jenis kutipan langsung, yaitu kutipan langsung panjang dan
kutipan langsung pendek. Kedua kutipan ini berbeda cara menuliskan dan syaratnya.
Kutipan langsung pendek dengan yarat APA Style (American Psychological
Association) Jika panjang kalimat yang dikutip tidak lebih dari 40 kata.
Tes 1
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Huruf yang digunapan dalam penyusunan laporan tugas akhir adalah
a. Arial denganfont size 11
b. Times new romandenganfont size 12
c. Calibridenganfont size 11
d. Arialdenganfont size 12
2. Cara penulisan kutipan dengan 2 pegarang yang benar adalah
a. Susi dan Santi (2016) menyatakan…………
b. Susi et. al (2015) menyatakan………………….
c. Susi susanti (2000) menyatakan……………………
d. Susi, santi (2000) menyatakan ……………………….
3. Cara penulisan kutipan dari penulis sebuah organisasi dengan benar adalah
kecuali
a. Menurut American Psycological Association (2000) ………
b. …………………………………….. (WHO, 1999)
c. …………….. (Dinkes Propinsi Jatim, 2017)
d. ………………. (WHO)
4. Kutipan dikatakan pendek apabila mengadung kata sebanyak
a. kurang 50 kata
b. kurang dari 45 kata
c. kurang dari 40 kata
d. kurang dari 30 kata
Seri-3
50
5. Cara pemberian tanda baca pada kutipan langsung pendek adalah
a. ….menyatakan”……..”
b. …..menyatakan ‘…...’
c. …..menyatakan ;………
d. …...menyatakan :………
Seri-3
51
Topik2
Tata cara penulisan abstrak Teknik penulisan Abstrak
Apakah Abstrak itu? Abstak adalah ringkasan singkat dari suatu proyek penelitian.
Abstrak dikatakan juga ringkasan dari esensi laporan. Abstrak merupakan gambaran yang
menyediakan pembaca sebuah poin utama dan hasil Karya Tulis ilmiah.
Secara umum abstrak merupakan rangkuman atau intisari dari sebuah Karya Tulis Ilmiah,
dimana penulisannya sangat sederhana tidak terlalu panjang dengan jumlah kata yang telah
ditetapkan, mencakup keseluruhan dari penelitian, sehingga dapat dipakai oleh pembaca
lain dalam mendapatkan informasi gambaran dari penelitian tersebut.
(http://enjine.com/cara-membuat-abstrak/#latarbelakang)
Jika Anda ingin mengetahui gambaran dari suatu penelitian, Anda cukup membaca
abstrak, oleh karena itu penulisan abstrak harus ditulis sesuai dengan tata cara penulisan
abstrak yang baik.
Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca perihal hasil
penelitian yang telah Anda buat. Uraian yang hanya satu halaman tersebut memudahkan
pembaca dalam memahami isi penelitian tanpa harus membaca keseluruhan laporan.
Bagaimana membuat abstrak yang benar? Sifat abstrak yang baik adalah ringkas, jelas,
tepat, berdiri sendiri dan objektif. Abstrak harus informatif dan dekriptif, artinya setiap
informasi yang terkandung pada abstrak tersebut harus berdasarkan fakta. Tidak ada format
tunggal untuk menulis abstrak yang bagus dan benar naman format penulisan abstrak dalam
pedoman ini diatur sebagai berikut. http://informasi-pendidikan.com/2014/11/cara-menulis-
abstrak.html
1. Isi Abstrak
Isi abstrak umumnya ada 4 komponen yang terdiri dari:
a. Latar belakang dan tujuan penelitian
Pada paragraf ini Anda harus menjelaskan argumentasi logis pentingnya penelitian
dilakukan dan tujuan penelitian (1-2 kalimat).
b. Metode penelitian
Seri-3
52
P11ada paragraf ini Anda jelaskan metode yang ada gunakan, meskipun metode
penelitiannya sangat banyak, namun usahakan sesingkat mungkin (2-4 kalimat).
c. Hasil penelitian
Pada bagian ini Anda tuliskan rangkuman hasil yang telah dicapai dalam penelitian
(5-15 kalimat).
d. Kesimpulan dan saran
Pada paragraf ini dituliskan kesimpulan yang diperoleh, dampak dari penelitian
serta saran yang operasional (5-10 kalimat).
2. Bentuk Abstrak
a. Gaya penulisan berupa kalimat aktif, singkat dan padat tentang ide-ide yang
paling penting.
b. Jumlah kata sebanyak-banyaknya 150-250 kata (kira-kira 20 kalimat yang masing-
masing terdiri atas 10 kata) tidak termasuk yang bersuku kata satu, seperti yang,
di, ke dan sebagainya.
3. Persyaratan teknik Abstrak
a. Diketik satu spasi (Times New Roman font 12), termasuk judul dan mempunyai
batas yang sama seperti isi tulisan.
b. Di sebelah sudut kanan atas ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pada awal
kata, sebutkan:
1) Nama Institusi
2) Karya Tulis llmiah, tanggal ujian
c. Selanjutnya di sebelah kiri atas dalam jarak tiga spasi dari 2), sebutkan:
1) Nama penulis karya tuilis ilmiah (tidak dibalik) ditulis dengan huruf kecil
2) Judul karya tulis ilmiah (dalam lima ketukan dari batas kiri) diketik seluruhnya
dengan huruf capital (huruf besar)
3) Jumlah halaman permulaan (dalam angka romawi kecil) + jumlah halaman isi
karya tulis ilmiah, keterangan ilustrasi denah, gambar, peta, tabel dan ilustrasi
lainnya.
Seri-3
53
4) Isi abstrak
5) Jumlah daftar bacaan atau kepustakaan dan dalam kurung cakupan tahunnya
(tahun tertua- tahun termuda)
6) Kata Kunci
Berikut ini adalah contoh abstrak
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Program DIII Kesehatan Lingkungan Karya Tulis Ilmiah, Februari 2012
Abstrak
Syaeful Badar
TINJAUAN KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU MENTAH DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DI PABRIK TAHU WILAYAH KECAMATAN CIHAMPELAS KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2012
viii + 62 Halaman + 12 Tabel + 27 Lampiran
Sebagai produk bahan pangan hasil olahan kedelai, tahu memiliki sifat yang tidak tahan lama dan mudah rusak atau basi, sehingga beberapa produsen ada yang menggunakan bahan tambahan (kimia dan alami) untuk mengawetkan atau untuk menambah daya tarik konsumen. Hal tersebut sebenarnya diperbolehkan penggunannya apabila bahan tambahan tersebut dilegalkan dan tidak berbahaya bagi konsumen, tetapi masalah yang muncul kemudian banyak produsen yang tidak memperdulikan hal tersebut, sehingga mereka menambahkan formalin.
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriftif. Teknik pengambilan sampel orang menggunakan total populasi yaitu 38 responden yang terdapat di 7 pabrik tahu di Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, sedangkan sampel lingkungan yaitu tahu diambil 100 gram dari masing – masing pabrik tahu di Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Untuk kuesioner diuji valditas dan reliabilitas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dari tujuh sampel tahu mentah yang diperiksa ternyata tiga sampel positif dan empat sampel lainnya negatif mengandung formalin. berdasarkan hasil wawancara tentang bahan tambahan yaitu kategori sangat baik 27 responden (71,1 %), kategori baik 9 responden dengan (23,1 % )dan kategori tidak baik yaitu 2 responden dengan (5,3 %), sedangkan aspek sikap produsen tahu mentah di wilayah kecamatan Cihampelas tentang bahan tambahan makan adalah sebagai berikut: Aspek sikap responden terhadap pernyataan penggunaan bahan tambahan yang dilarang dalam penggunaanya karena lebih membuat tahu lebih tahan lama.Kesimpulan responden mempunyai respon tidak setuju dengan persentase 80,9%. Disarankan untuk menggunakan pengawet alternatif lain yang ramah lingkungan untuk pengawetan tahu, seperti kunyit.
Seri-3
54
DAFTAR PUSTAKA : 19 (2000 – 2010) KATA KUNCI : Pengetahuan, Sikap, Kandungan Formalin Pada Tahu Mentah
Latihan Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
Latihan berikut!
1) Diskusikan dengan teman Anda komponen apa saja yang perlu dicantumkan dalam
penulisan abstrak?
2) Berikan suatu contoh penulisan abstrak yang lengkap!
Ringkasan Secara umum abstrak merupakan rangkuman atau intisari dari sebuah Karya Tulis Ilmiah.
Sifat abstrak yang baik adalah ringkas,jelas,tepat, berdieri sendiri dan objektif.
Isi abstrak umumnya ada 4 komponen yang terdiri dari:
1. Latar belakang dan tujuan penelitian, pada paragraf ini Anda harus menjelaskan
argunetsi logis pentingnya penelitian dilakukan dan tujuan penelitian (1-2
kalimat).
2. Metode penelitian, pada paragraf ini Anda jelaskan metode yang ada gunakan,
meskipun metode penelitiannya sangat banyak, namun usahakan sesingkat
mungkin (2-4 kalimat).
3. Hasil penelitian, pada bagian ini Anda tuliskan rangkuman hasil yang telah dicapai
dalam penelitian (5-15 kalimat).
4. Kesimpulan dan saran, pada paragraf ini di tuliskan kesimpulan yang diperoleh,
dampak dari penelitian serta saran yang operasional (5-10 kalimat).
Tes 2 Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Abstrak biasanya menggambarkan secara singkat hal-hal berikut, kecuali
a. Permasalahan b. Metodologi
Seri-3
55
c. Temuan d. Telaah kepustakaan
2. Sifat sifat penulisan abstrak kecuali
a. Ringkas b. Jelas c. Berarti ganda d. Objektif
3. Abstrak yang baik mengandung 4 komponen, paragraf pertama adalah
a. Latar belakang masalah b. Metodologi c. Hasil d. Kesimpulan
4. Jumlah kata yang dianjurkan pada penulisan abstrak adalah
a. 100-150 kata b. 150-200 kata c. 150-250 kata d. 250-400 kata
5. Yang paling terakhir yang harus dicantumkan dalam peneulisan abstrak berdasarkan
pedoman ini adalah: a. Judul b. Kesimpulan c. Jumlah daftar pustaka d. Kata kunci
Seri-3
56
Topik 3
Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka A. Ketentuan Penulisan Daftar Pusaka
Daftar pustaka hendaknya ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Nama gelar tidak perlu dicantumkan, Penulisan nama pengarang pertama dan
seterusnya: nama belakang/ keluarga diikuti dengan inisial nama depan (contoh
Hariono Suyono ditulis Suyono, H.)
2. Jika pengarangnya lebih dari tiga orang cukup ditulis nama pertama kemudian et all.
Tetapi jika hanya tiga pengarang maka harus dituilis semua.
3. Penulisan judul harus dengan huruf miring dan huruf pertama menggunakan huruf
kapital
4. Pengetikan daftar pustaka selalu diawali dari tepi dan kemudian baris berikutnya
masuk 6 atau 7 ketukan.
5. Diatur sesuai urutan abjad
6. Pada sumber online, tuliskan secara lengkap URL-nya dengan cara menuliskan kata
“retrieved from” sebelum URL dan tidak dituliskan tanggal akses (tanggal unduh
atau melihat web tersebut)
7. Untuk Prosiding yang diakses secara online maka gantikan kota terbit dan penerbit
dengan nomor DOI (Digital Object Identifier) atau URL, seperti dalam artikel
jurnal online. Nomor DOI adalah penanda yang spesifik dan tetap untuk dokumen
online yang terdaftar.
8. Tidak ada kata yang digarisbawahi, termasuk URL.
9. Urutan penulisan daftar pustaka berasal dari buku adalah:
a. Urutan penulisan daftar pustaka yang berasal dari buku
Nama pengarang, Koma, Tahun penerbitan, Titik, Judul buku (cetak miring), Titik,
Tempat penerbitan, Koma, Nama penerbit, Titik, Edisi penerbitan (jika ada), Titik
dua, Halaman buku, Titik
b. Urutan penulisan daftar pustaka yang berasal dari jurnal penelitian
57
Nama peneliti, Koma, Tahun penerbitan jurnal, Titik, Judul penelitian (Tidak
cetak miring/ tegak), Titik, Nama jurnal (catak miring), Koma, Edisi jurnal,
Volume jurnal (dalam kurung jika ada), Titik dua, Halaman jurnal, Titik
c. Urutan penulisan daftar pustaka bersumber dari web page
1) Nama Penulis atau Pengarang, Titik, (tahun, bulan tanggal artikel), Titik,
Judul/ Nama dari web page: Anak judul dari page. Retrieved from URL
ATAU
2) Nama Penulis atau Pengarang, Titik (n.d.). Judul/Nama dari web page: Anak
judul dari page. Retrieved bulan tanggal, tahun, from URL
10. Jumlah sumber pustaka yang dipakai minimal adalah 10 sumber, dengan urutan
prioritas sebagai berikut:
a. Jurnal penelitian baik internasional maupun lokal
b. Proceeding / kumpulan penelitian
c. Text book
d. Buku ajar
e. Koran, majalah, dan website
Contoh Penulisan Nama Pengarang Dalam Daftar Pustaka
Nama pengarang yang ditulis dalam teks hanya nama keluarga. Daftar pustaka berisi
semua pustaka yang digunakan penulis dalam menulis karya tulis ilmiah. Contoh
penulisan dalam daftar pustaka sbb :
Alexander, M.,1977. Soil Microbiology. New York, John Wiley & Sons.lnd. 2nd Edition:
438440.
Angelakis, A.N., T. Asano, 1999. The Status of Wastewater Reuse Practice in the
Mediterranean Basin. Water Research, 33 (10): 2201-2218.
Briggs.G.G., R.H. Bromilow and A.A. Evans, 1982. Relationship between Lipophilicity and
Root Uptake and Translation of Nonionized Chemicals by Barley. Pesticide
Science, 13.: 495-504.
Ginting & Perdana, 1995. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Jakarta,
Pustaka Sinar Harapan: 24-35.
Seri-3
58
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2005 Lampiran 3 Tentang
Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.
Buku Rinci Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.
SK. Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Timur
B. Tata cara menulis daftar pustaka
1. Buku dengan satu hingga tiga pengarang
Contoh:
Kaufman, C., Perlman, R., & Speciner, M. (1995). Network security: Private
communication in a public world. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
2. Buku dengan t iga atau lebih pengarang
Contoh:
Yang, K.L. et al. (2009). The real customers. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
3. Encyclopedia/ kamus
Contoh:
Bergmann, P. G. (1993). Relativity. In The new encyclopedia Britannica (Vol. 26, pp.
501-508). Chicago, USA: Encyclopedia Britannica.Online encyclopedi Gunakan
alamat URL dari artikel bukan halaman depan web
Christchurch. (2007). In Encyclopedia Britannica. Retrieved from
http://search.eb.com/eb/article-9082394
4. Artikel dalam jurnal
Contoh:
Quarrie, K. L., Cantu, R. C., & Chalmers, D. J. (2002). Rugby union injuries to the
cervical spine and spinal cord. Sports Medicine,32(10), 633-653.
5. Artikel online tanpa DOI
Contoh:
Nielsen, L. (2009). Green farm subsidies sponsoring eco labeling: is the separation of
market access and subsidies regulation in WTO law sustainable?. Journal of
59
World Trade,43(6), 1193-1222. Retrieved
fromhttp://www.kluwerlawonline.com/productinfo.php?pubcode=TRAD
6. Artikel online dengan DOI
Contoh:
Ancrenaz, M., Dabek, L., & O'Neil, S. (2007). The costs of exclusion: Recognizing a
role for local communities in biodiversity conservation. PLoS Biology,
5(11), 2443-2448. doi:10.1371/journal.pbio.0050289
7. Artikel tanpa nama pengarang (Gunakan beberapa kata pertama dari judul utama)
Contoh:
Painting life in the southern beech forest. (2000). Forest and Bird, 297(12), 24-25.
8. Web pages
Nama Penulis atau Pengarang. (n.d.). Judul/Nama dari web page: Anak judul dari
page. Retrieved bulan tanggal, tahun, from URL
Contoh:
Kedgley, S. (2004, June 7). Greens launch Food Revolution. Retrieved from
http://www.greens.org.nz/searchdocs/PR7545.html
9. Video
Contoh:
Norton, R. (2006, November 4). How to train a cat to operate a light switch [Video
file].Retrieved from http://www.youtube.com/watch?v=Vja83KLQXZs
10. Prosiding (Kumpulan beberapa Makalah)
Contoh:
Brackley, P. (1995).Through other eyes. In D. H. Owen & B. F. Frey (Eds.),Ergonomics
tomorrow: Adapting the future: Proceedings of the Sixth Conference of
the New Zealand Ergonomics Society, Lincoln, 16-17 February 1995(pp. 50-
52). Palmerston North, New Zealand: New Zealand Ergonomics Society
Seri-3
60
11. Pustaka berupa abstrak
Contoh:
Hariono, Kuncoro, 2010. Peranan Kader Kesehatan dalam Perubahan Perilaku Sehat
Masyarakat Surabaya. Abstrak KTI, Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Surabaya. 10 (8): 46-47.
12. Pustaka berupa buku teks terjemahan
Contoh:
Fukuoka, M, 2011. The One Straw Revolotion: An Introduction to Natural Farming. L.
Korn (ed). 2011. Tokyo, Rodale Press. Inc. First Edition. H. Sudarwono
(penterjemah), 2012. Revolusi Sebatang Jerami. Pengantar Menuju Pertanian
Alami.Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. Edisi Pertama: 210-215.
13. Pustaka berupa buletin di mana nama penulis adalah instansi dan tidak ada nomor
halaman
Contoh:
UNEP, 2012. United Nation Environmental Program: Environmental Data Report.
Oxford, UK, Blackwell Publishers. n.p.
14. Pustaka berupa Surat Kabar dengan halaman terpisah.
Contoh:
Pratiknyo, W. A, 2010. Pengelolaan Kelautan Berbasis Pengetahuan. Harian Umum
Republika, 18 Maret 2010: hal 4.
15. Pustaka berupa buku teks tidak ada nama pengarang.
Contoh:
Biro Pusat Statistik, 2011. Survei Pertanian Produksi Buah-buahan di Indonesia.
Jakarta: 56-60.
Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan berikut! 1. Tuliskan 5 contoh penulisan daftar pustaka sesuai pedoman dari sumber pustaka yang
berbeda!
61
2. Diskusikan dengan kawan Anda, tata cara penulisan daftar pustaka yang bersumber jurnal yang diakses melalui internet!
Ringkasan
Urutan penulisan daftar pustaka yang berasal dari buku adalah Nama pengarang, Koma,
Tahun penerbitan, Titik, Judul buku (cetak miring), Titik, Tempat penerbitan, Koma, Nama
penerbit, Titik, Edisi penerbitan (jika ada), Titik dua, Halaman buku, Titik
Urutan penulisan daftar pustaka yang berasal dari jurnal penelitian adalah sebagai
berikut: Nama peneliti, Koma, Tahun penerbitan jurnal, Titik, Judul penelitian (Tidak cetak
miring/ tegak), Titik, Nama jurnal (catak miring), Koma, Edisi jurnal, Volume jurnal (dalam
kurung jika ada), Titik dua, Halaman jurnal, Titik
Urutan penulisan daftar pustaka bersumber dari web page: Nama Penulis atau
Pengarang. (tahun, bulan tanggal artikel). Judul/Nama dari web page: Anak judul dari
page. Retrieved from URL ATAU Nama Penulis atau Pengarang. (n.d.). Judul/Nama dari
web page: Anak judul dari page. Retrieved bulan tanggal, tahun, from URL
Tes 3 Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Unsur yang paling pertama dicantumkan pada penulisan daftar pustaka adalah
a. Nama pengarang
b. Tahun terbit
c. Judul
d. Penerbit
2. Jika nama pengarang Soekidjo Notoatmojo maka dalam daftar pustaka penulisannya
sebagai berikut.
a. Soekidjo Notoatmojo
b. Soekidjo N
c. Notoamojo S
d. Notoatmojo Soekidjo
3. Penulisan daftar pustaka pada penulis adalah sebuah organisasi adalah kecuali
Seri-3
62
a. Biro Pusat Statistik, 2011. Survei Pertanian Produksi Buah-buahan di Indonesia.
Jakarta: 56-60.
b. Kementrian Keshatan RI, 2013, Pemberantasan penyakit menular. Jakarta :79-80
c. Azwar, 2007. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset.
d. UNEP, 2012. United Nation Environmental Program: Environmental Data Report.
Oxford, UK, Blackwell Publishers. n.p.
4. Penulisan daftar pustaka yang baik memenuhi unsur sebagai berikut
a. Nama pengarang, Koma, Tahun penerbitan, Titik, Judul buku (cetak miring), Titik,
Tempat penerbitan, Koma, Nama penerbit, Titik, Edisi penerbitan (jika ada), Titik dua,
Halaman buku, Titik
b. Nama pengarang, Koma, Tahun penerbitan, Titik, Judul buku (cetak miring), Titik,
Tempat penerbitan, Koma, Nama penerbit, Titik, Edisi penerbitan (jika ada)
c. Nama pengarang, Titik, Judul buku (cetak miring), Titik, Tempat penerbitan, Koma,
Nama penerbit, Titik, Edisi penerbitan (jika ada), Titik dua, Halaman buku, Titik
d. Nama pengarang, Koma, Tahun penerbitan, Titik, Judul buku (cetak miring), Titik,
Nama penerbit, Titik, Edisi penerbitan (jika ada), Titik dua, Halaman buku, Titik
5. Penulisan daftar pustaka sesuai pedoman bersumber dari koran adalah
a. Pratiknyo, W. A,Pengelolaan Kelautan Berbasis Pengetahuan. Harian Umum
Republika, 18 Maret 2010: hal 4.
b. Pratiknyo, W. A, 2010. Pengelolaan Kelautan Berbasis Pengetahuan. Harian Umum
Republika, 18 Maret 2010
c. Pratiknyo, W. A, 2010. Pengelolaan Kelautan Berbasis Pengetahuan. Harian Umum
Republika, : hal 4.
d. Pratiknyo, W. A, 2010. Pengelolaan Kelautan Berbasis Pengetahuan. Harian Umum
Republika, 18 Maret 2010: hal 4.
63
Topik 4
Tata cara penulisan Ilustrasi dan Judul Penelitian A. Tata cara penulisan Ilustrasi
Yang dimaksud dengan ilustrasi adalah semua gambar termasuk potret, grafik, peta,
tabel dan gambar- gambar lainnya. Penyajian ilustrasi dimaksudkan memperjelas
informasi yang disampaikan oleh penulis. Secara umum penyajian ilustrasi bertujuan
untuk:
a. Menunujukkan detail data yang tidak dapat diuraikan dengan kata-kata.
b. Menerangkan komponen data dalam suatu bentuk yang singkat dan padat.
c. Menjelaskan isi laporan lebih kongkret dan jelas.
Ilustrasi menggambarkan dan mendukung secara langsung terhadap teks dalam
laporan hasil penelitian, bukan merupakan tempelan (mozaik) gambar yang bersifat
menarik, melainkan gambar yang mempunyai hubungan dengan isi laporan. Oleh karena
itu, ilustrasi merupakan bagian utuh dari keseluruhan laporan.
Pada umumnya, bentuk ilustrasi terdiri grafik, tabel, potret, bagan, peta, denah dan
gambar. Gambar-gambar tersebut dapat memperjelas uraian yang diungkapkan secara
deskriptif sehingga pembaca dapat memiliki gambaran yang utuh, tepat dan lengkap.
Sedangkan ciri-ciri ilustrasi yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Ilustrasi harus berguna, artinya dapat mendukung atau memperkuat isi laporan.
b. Pengungkapan ilustrasi harus tepat, artinya menentukan bentuk ilustrasi sesuai
dengan kebutuhan isi laporan.
c. Pengungkapan ilustrasi disesuaikan dengan keserasian, artinya besar kecilnya, atau
tata letak ilustrasi disesuaikan dengan ruang yang tersedia dalam isi laporan.
d. Ilustrasi hendaknya mudah diingat dan dipahami
Bagaiman tata cara membuat ilustrasi? Setiap ilustrasi harus diberi nomor urut
(angka arab) dan judul. Tabel dan gambar ditempelkan dalam karangan tiga spasi di
bawah dan di atas tulisan. Tabel atau gambar yang diperlukan dalam karangan diberi
nomor gambar atau tabel misalnya 2.2 atau 2.3 dst, sesuai dengan nomor babnya.
Seri-3
64
Tulisan "tabel" dan nomornya diletakkan di atas judul tabel. Dan tabel diketik dua spasi
di bawah judulnya.
Penulisan judul gambar/ grafik/ bagan ditulis dengan menggunakan huruf kecil
dengan huruf kapital pada setiap awal kata ukuran 12 bold 1 spasi, dengan piramida
terbalik. Judul tabel ataupun gambar ditempatkan di tengah-tengah dan tidak diakhiri
dengan titik. Judul gambar diketik dua spasi dibawah gambar. Bila judul gambar tersebut
melebihi satu baris, maka harus tetap diusahakan agar simetris, dan dalam jarak satu
spasi. Judul tabel dan gambar harus disingkat dengan tetap menjelaskan apa yang
hendak dikemukakan dalam tabel atau gambar tersebut. Angka-angka dalam tebel
disusun satu atau dua spasi tergantung dan tempat, dengan catatan tabel tidak tampak
terlalu padat dan harus mudah dibaca. Tabel dapat disusun dengan kolom-kolomnya
sejajar pada panjang atau lebar halaman.
Cara yang terakhir umumnya menggunakan satu halaman penuh. Agar mudah
diperbanyak, sebaiknya gambar menggunakan satu halaman penuh. Seperti halnya
dengan tabel, gambar dapat ditempatkan sejajar panjang atau lebar halaman.
Tabel yang terlalu luas sebaiknya disederhanakan, bila ingin diikutsertakan dalam
tubuh utama tulisan. Bila dirasa perlu, disamping tabel yang telah disederhanakan tadi,
tabel yang terlalu luas dapat diletakkan dalam lampiran. Kadang-kadang bila dimensi
dan ilustrasi melebihi ukuran kertas dalam karangan, maka kertas dapat dilipat.
Gambar harus diberi narasi sehingga maksud gambar kongkret. Adanya hubungan
antara gambar dan teks yang berupa kalimat penghubung. Untuk menghasilkan ilustrsi
yang baik dapat dilakukan langkah; a) menentukan judul utama dan kolom atau judul
lajur; b) menetapkan bentuk ilustrasi dengan tepat; c) menyajikan data dengan benar
dan jelas; d) menghubungkan gambar dengan teks.
Contoh penulisan tabel dan grafik Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Kontrol
0.100 30 0.200 0.953 30 0.209
65
Tabel 3.1
Jumlah Murid SDN 1 Cibereum dan SDN Kotabaru Tahun 2017
No. Nama Sekolah Kelas Jumlah
I II III IV V VI
1 SDN I Cibereum
35 40 37 32 47 49 240
2 SDN Kotabaru 44 40 32 40 32 40 228
Gambar 5.1 Jumlah Murid SDN 1 Cibereum dan SDN Kotabaru Tahun 2017
B. Tata Cara Penulisan Judul Penelitian
1. Fungsi Judul Dalam Penelitian
Judul merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian. Judul dalam
sebuah penelitian akan memberikan gambaran terhadap isi dari sebuah penelitian.
Judul penelitian mencerminkan tujuan dan masalah dari penelitian.
Fungsi utama judul bagi peneliti adalah sebagai penunjuk arah dari sebuah
penelitian, sedangkan fungsi judul bagi pembaca dalah sebagai gambaran
framework dari suatu penelitian yang menunjukkan objek dan metode dari
penelitian tersebut.
Menunjukkan Urutan BAB
tabel diletakkan
Menunjukkan Urutan tabel
Judul Tabel
Menunjukkan Urutan BAB
gambar diletakkan Menunjukkan Urutan gambar
Judul Gambar
Seri-3
66
2. Syarat-syarat judul yang baik
a) Secara ideal dibuat dalam bentuk kalimat pernyataan memuat “what,”
who”,”where” ,” when” dan “how”
1) What; Apa yang akan diteliti topiknya?
What, ini menunjukkan variabel penelitian yang akan diteliti sehingga dari
awal sudah kelihatan substansi/ materi penelitian.
2) Who; Siapa yang akan diteliti?
Who, ini menunjukkan responden penelitian yang akan diteliti atau kalau
dalam penelitan eksperimen sasaran penelitiannya apa.
3) Where; Di mana akan ditelitinya?
Where, ini menunjukkan tempat penelitian yang akan diteliti sehingga dari
awal kelihatan area penelitiannya.
4) When; Kapan ditelitinya?
When, ini menunjukkan waktu pelaksanaan penelitian sehingga dari awal
sudah kelihatan batasan waktu penelitiannya.
5) How; Bagaimana ditelitinya
How, ini menunjukkan desain penelitian yang akan dilakukan sehingga dari
awal sudah kelihatan rancangan penelitian yang akan digunakan.
b) Jelas, singkat dan tepat
Judul harus jelas, singkat dan tepat mengandung isi di permasalahan yang akan
diteliti, dirumuskan dalam bentuk kalimat yang tidak terlalu panjang. Sebaiknya
judul ditulis terdiri dari 12-14 kata, namun mampu menggambarkan isi dari
penelitian. Bila terpaksa harus membuat judul yang panjang, maka pisahkan
judul itu dalam dua bagian, yaitu judul utama yang memuat “what”, dan anak
judul yang memuat ‘where”,”when” dan hal-hal lain yang relevan untuk
dicantumkan.
c) Dapat menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dan desain penelitian
yang digunakan.
d) Tidak merupakan duplikasi dengan penelitian lain yang sudah ada
e) Menarik
67
Judul seharusnya menarik bagi peneliti maupun pembaca. Bagi peneliti judul
yang menarik akan memberi motivasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Bagi pembaca judul yang menarik akan menumbuhkan rasa keingintahuan
terhadap isi penelitian, sehingga mendorong pembaca membaca lebih lanjut
penelitian tersebut.
f) Mengungkapkan masalah dan ruang lingkup penelitian.
g) Mencerminkan tujuan dari penelitian
h) Tidak menggunakan singkatan kata, kecuali singkatan kata yang sudah baku
(Sudarso,2007)
3. Penulisan tempat dan tahun dalam judul penelitian
Unsur-unsur utama didalam sebuah judul penelitian adalah:
a. Sifat dan jenis penelitian
b. Subjek/objek penelitian
c. Variabel-variabel yang akan diteliti
d. Tempat penelitian dilaksanakan
e. Tahun pelaksanaan penelitian
Sebenarnya tidak semua judul penelitian harus dituliskan tempat dan tahun
penelitian. Penulisan tempat dan tahun pada judul penelitian dilakukan jika :
a. Topik penelitian tersebut memang hanya ada di suatu wilayah tertentu atau
penelitian tersebut menunjukkan kekhasan sesuatu yang spesifik di wilayah
tersebut, dan kejadian tersebut berbeda dengan kejadian di wilayah lainnya.
b. Sampel penelitian tidak terdapat pada populasi yang umum
c. Tahun ditulis dalam judul, jika hal yang diteliti merupakan sesuatu yang
berubah dari waktu ke waktu.
Secara sederhana, cara merumuskan judul penelitian sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan umum penelitian. Berikut contoh rumusan judul penelitian
Seri-3
68
Tabel 8.1 Contoh Judul Penelitian berdasarkan Rumusan masalah dan Tujuan Penelitian
Masalah Tujuan Judul
Bagaimana hubungan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA di Desa X tahun 2017
Mengetahui hubungan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA di Desa X tahun 2017
Hubungan kepadatan hunian dengan kejadian penyakit ISPA di Desa X tahun 2017
Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya terhadap kematian lalat rumah berdasarkan konsentrasi dan lama waktu kontak?
Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya terhadap kematian lalat rumah berdasarkan konsentrasi dan lama waktu kontak
Pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya terhadap kematian lalat rumah berdasarkan konsentrasi dan lama waktu kontak
Bagaimana gambaran perilaku hygiene penjamah makanan pada home industry di Wilayah X tahun 2017
Mengetahui gambaran perilaku hygiene penjamah makanan pada home industry di Wilayah X tahun 2017
Gambaran perilaku hygiene penjamah makanan pada home industry di Wilayah X tahun 2017
4. Tata cara penulisan judul penelitian
Adapun ketentuan dalam penulisan judul adalah:
a. Margin penempatan teks judul menyesuaikan format ketentuan sistematika
penulisan.
b. Huruf menggunakan jenis huruf Times New Roman font 14, cetak tebal, huruf
kapital, anak judul font 12, huruf kecil, cetak biasa.
c. Jarak antar baris di ketik 1 spasi, rata kiri dan kanan simetris, membentuk
piramida terbalik.
d. Huruf yang dicetak dari printer berwarna hitam.
69
Beberapa contoh judul penelitian Contoh 1
GAMBARAN KONDISI RUMAH PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI KOTA SURABAYA
TAHUN 2017 Penjelasan: 1.What; Apa yang akan diteliti topiknya? Kondisi rumah 2.Who; Siapa yang akan diteliti? Penderita tuberkulosis 3.Where; di mana akan ditelitinya? Kota surabaya 4.When; Kapan ditelitinya? tahun 2017 5.How; Bagaimana ditelitinya? desain deskriptif
Contoh 2
STUDI PERBANDINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MURID SEKOLAH DASAR SDN PUJA I DAN SD MUHAMMADIYA 5
TAHUN 2015 Penjelasan: 1.What; Apa yang akan diteliti topiknya? PHBS 2.Who; Siapa yang akan diteliti? Murid 3.Where; di mana akan ditelitinya? SDN 4.When; Kapan ditelitinya? tahun 2015 5.How; Bagaimana ditelitinya? Desain komparatif
Contoh 3
PERANAN PENGAWAS MINUM OBAT TERHADAP ANGKA KEGAGALAN BEROBAT PENDERITA TUBERKULOSIS di KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2016
Penjelasan: 1.What; Apa yang akan diteliti topiknya? Peran PMO dengan DO berobat 2.Who; Siapa yang akan diteliti? Penderita TB 3.Where; di mana akan ditelitinya? Kab. Sumenep 4.When; Kapan ditelitinya? tahun 2016 5.How; Bagaimana ditelitinya? desain analitik (cross sectional)
Contoh 4
PENURUNAN KADAR TIMBAL (Pb) PADA KUPANG DENGAN MENGGUNAKAN PERASAN KULIT NANAS
Penjelasan: 1.What; Apa yang akan diteliti topiknya? Kadar timbal dan kulit nanas 2.Who; Siapa yang akan diteliti? KUPANG 3.Where; di mana akan ditelitinya? - 4.When; Kapan ditelitinya? - 5.How; Bagaimana ditelitinya? desain eksperimen
Seri-3
70
Latihan Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
Latihan berikut!
1) Bagaimana menyusun ilustrasi yang sesuai dengan pedoman?
2) Buatlah satu ilustrasi dalam bentuk tabel dan grafik hasil penelitian Anda!
Ringkasan
1. Ciri-ciri ilustrasi yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Ilustrasi harus berguna, artinya dapat mendukung atau memperkuat isi laporan.
b. Pengungkapan ilustrasi harus tepat, artinya menentukan bentuk ilustrasi sesuai
dengan kebutuhan isi laporan.
c. Pengungkapan ilustrasi disesuaikan dengan keserasian, artinya besar kecilnya,
atau tata letak ilustrasi disesuaikan dengan ruang yang tersedia dalam isi laporan.
d. Ilustrasi hendaknya mudah diingat dan dipahami
2. Syarat-syarat dari sebuah judul yang baik adalah:
a. Dibuat dalam bentuk kalimat pernyataan memuat “what,”where” dan” when”.
b. Jelas, singkat dan tepat. Judul harus jelas, singkat dan tepat mengandung isi di
permasalahan yang akan diteliti, dirumuskan dalam bentuk kalimat yang tidak
terlalu panjang. Sebaiknya judul ditulis terdiri dari 12-14 kata, namun mampu
menggambarkan isi dari penelitian. Bila terpaksa harus membuat judul yang
panjang, maka pisahkan judul itu dalam dua bagian, yaitu judul utama yang
memuat “what”,dan anak judul yang memuat ‘where”,”when” dan hal-hal lain
yang relevan untuk dicantumkan.
c. Dapat menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dan desain penelitian
yang digunakan.
d. Tidak merupakan duplikasi dengan penelitian lain yang sudah ada
e. Menarik. Judul seharusnya menarik bagi peneliti maupun pembaca. Bagi peneliti
71
judul yang menarik akan memberi motivasi untuk melakukan penelitian
selanjutnya. Bagi pembaca judul yang menarik akan menumbuhkan rasa
keingintahuan terhadap isi penelitian, sehingga mendorong pembaca membaca
lebih lanjut penelitian tersebut.
f. Mengungkapkan masalah dan ruang lingkup penelitian.
g. Mencerminkan tujuan dari penelitian
h. Tidak menggunakan singkatan kata, kecuali singkatan kata yang sudah baku
Tes 3 Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Ilustrasi adalah…..
a. hasil penelitian yang disusun dalam bentuk narasi.
b. gambaran isi dari laporan
c. hiasan yang dapat memperindaj suatu laporan
d. semua gambar termasuk potret, grafik, peta, tabel dan gambar-gambar lainnya.
2. Cara penulisan Tabel 4.1, angka 4 menunjukkan…..
a. nomor bab letak tabel
b. nomor urut tabel
c. nomor sub bab
d. nomor urut gambar
3. Cara penulisan judul table adalah kecuali
a. setiap awal kata huru kapital
b. bentuk piramida terbalik
c. bentuk garis lurus
d. font times new roman 12
4. Judul penelitian harus mengandung makna, kecuali
a. jenis penelitian
b. objek penelitian
c. subjek penelitian
Seri-3
72
d. instrument penelitian
5. Tata cara penulisan judul yang baik sesuai pedoman adalah kecuali
a. Dibuat dalam kalimat pernyataan
b. Singkat, padat dan jelas
c. Dapat menggambarkan variabel dan desin penelitian
d. Dapat berarti ganda
73
Kunci Jawaban Tes
Test Formatif 1
1) B.
2) A.
3) D.
4) C.
5) A.
Test Formatif 2
1) D.
2) C.
3) A.
4) C.
5) D.
Test Formatif 3
1) A.
2) C.
3) C.
4) A.
5) D.
Test Formatif 4
1) D.
2) A.
3) C.
4) D.
5) D.
Seri-3
74
Daftar Pustaka
Azaria,Sally, Pedoman Penulisan Kutipan dan Daftar pustaka, Univerrsitas Kristen Petra. Budiharto. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC
Budiano,B dan Prayoga. 2005. Metodologi Penelitian. Surabaya : Unit PPM Poltekkes Kemenkes Andriyani,D.2016.Metode Penelitian.Universitas Terbuka Dedi Kurniawan ,Pedoman gambar ba table pada skripsi http://2.bp.blogspot.com/-
Jurusan Kesehatan Lingkungan,2016.Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Prodi D3 Kesehatan Lingkungan
Surabaya. Poltekkes Kemenkes Surabaya. Jurusan Kesehatan Lingkungan,2016.Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Prodi D3 Kesehatan Lingkungan
Bandung. Poltekkes Kemenkes Bandung. Lukman, dkk. 2015. Kurikulum Dan Modul TOT Metodologi Penelitian Bagi Tenaga Pendidik. BPPSDM Kemenkes RI Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 2008, Metode Penelitian Survey, PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta\ Saefuddin Azwar, 2007, Metodologi Penelitian, PT Pustaka Pelajar, Yogyakarta Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta Subagyo, Joko. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Sudarso. 2007. Membuat Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan. Surabaya: Perc. Duatujuh. Watik,P. 2000. Dasar - Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. Windhu,P,Taufan B, 36 Langkah Praktis Sukses menulis Karya Tulis Ilmiah,PT.Revka Petra Medika
Purnomo. W dan Bramantoro. 2002. Langkah Praktis Sukses Menulis Karya Tulis Ilmiah. Surabaya: Revka Petra Media.
https://sustainablemovement.wordpress.com/2012/09/08/bagaimana-cara-menulis-abstra http://www.informasi-pendidikan.com/2014/11/cara-menulis-abstrak.html
75