sistem informasi pengelolaan peralatan medik...

11
1 SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK (ANALISIS BIAYA PEMELIHARAAN KOREKTIF TERHADAP NILAI MMEL) Okky Aditya Surya W, Hj. Endang Dian Setyoningsih, ST, MT, H. Torib Hamzah, S.Pd, M.Pd Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA ABSTRACT SIPPM (Medical Equipment Management Information System) is an information system about medical devices in a hospital institution starting from the procurement / purchase of medical devices, receipts, inventory, preventive maintenance, corrective maintenance, calibration and to where the medical devices are proposed for deletion. (Maximum Maintenance Expenditure Limit = MMEL) is a method for calculating acceptable costs for repairing or maintaining a medical equipment in a hospital. In 2017 corrective maintenance in Pariaman Hospital there are 13 cases of medical devices that require MMEL calculations, 11 tools including corrective maintenance costs under the MMEL calculation and 2 tools for maintenance costs above the MMEL calculation. Information system testing is done by distributing questionnaires to respondents and the results of these questionnaires are for corrective maintenance statement items 9.4% of respondents choose neutral, 44.8% of respondents choose to agree and 45.8% of respondents choose strongly agree. For statement items regarding corrective maintenance reports 8.3% of respondents choose neutral, 38.5% of respondents choose to agree and 53.1% of respondents choose strongly agree. For statement items regarding corrective maintenance cost analysis of MMEL values 11.3% of respondents chose neutral, 40.0% of respondents chose to agree and 48.8% of respondents chose strongly agree. Keyword: SIPPM, MMEL Calculation. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat ini yang semakin pesat dimana semua kegiatan pengeloaan data sudah dikerjakan secara komputerais, dalam hal ini salah satunya termasuk pengelolaan peralatan alat di medik di rumah sakit mulai dari perencanaan pengadaan pembelian alat medik, penggunaan, pemeliharaan sampai dengan penghapusan. Pengelolaan peralatan medik memerlukan instrument yang teapat dan akurat. Sebagaimana disebutkan dalam buku American Hospital Association, bahwa Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan atau alat medik merupakan suatu sistem rancangan yang disusun untuk membantu personil biomedic rumah sakit dan atau teknisi rumah sakit dalam mengembangkan, memonitor dan mengatur (manage) pemeliharaan peralatan kesehatan (American Hospital Association, 1996). RSUD Pariaman adalah Rumah Sakit kelas B milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 445-304-2015 tanggal Maret 2016 tentang izin operasional penyelenggaraan rumah sakit.. Pada tahun 2017 RSUD Pariaman meraih akreditasi dengan peringkat Paripurna dimana Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien merupakan salah satu indikator dalam penilaian tersebut. (Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien RSUD Pariaman. Tahun 2017). Namun bila ditinjau dari segi pengelolaan peralatan medik saat ini masih dikerjakan secara manual. Untuk mempertahankan peringkat akreditasi rumah sakit Pariaman yang telah diperoleh pada posisi Paripurna, maka pengelolaan peralatan medik perlu ditingkatkan secara terus menerus. Hal ini untuk menjaga agar mutu pelayanan lebih optimal, mengingat peralatan medik di rumah sakit merupakan alat penunjang pelayanan yang sangat penting. Peralatan medik adalah merupakan investasi yang besar di fasilitas pelayanan kesehatan serta memerlukan biaya pemeliharaan rutin untuk menjaga agar peralatan selalu dalam kondisi siap dan layak pakai. Menurut Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan tahun 2015, bahwa Pemeliharaan peralatan medik dibagi menjadi dua kategori utama yaitu: 1. Inspeksi dan pemeliharaan preventif (IPM) 2. Pemeliharaan korektif / Corrective Maintenance (CM) Kenyataan yang terjadi di Rumah Sakit Pariaman selama ini bahwa Perkiraan biaya

Upload: trinhkhue

Post on 29-Apr-2019

271 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

1

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK (ANALISIS

BIAYA PEMELIHARAAN KOREKTIF TERHADAP NILAI MMEL)

Okky Aditya Surya W, Hj. Endang Dian Setyoningsih, ST, MT, H. Torib Hamzah, S.Pd, M.Pd Jurusan Teknik Elektromedik

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

ABSTRACT

SIPPM (Medical Equipment Management Information System) is an information system about

medical devices in a hospital institution starting from the procurement / purchase of medical devices, receipts,

inventory, preventive maintenance, corrective maintenance, calibration and to where the medical devices are

proposed for deletion. (Maximum Maintenance Expenditure Limit = MMEL) is a method for calculating

acceptable costs for repairing or maintaining a medical equipment in a hospital. In 2017 corrective

maintenance in Pariaman Hospital there are 13 cases of medical devices that require MMEL calculations, 11

tools including corrective maintenance costs under the MMEL calculation and 2 tools for maintenance costs

above the MMEL calculation. Information system testing is done by distributing questionnaires to respondents

and the results of these questionnaires are for corrective maintenance statement items 9.4% of respondents

choose neutral, 44.8% of respondents choose to agree and 45.8% of respondents choose strongly agree. For

statement items regarding corrective maintenance reports 8.3% of respondents choose neutral, 38.5% of

respondents choose to agree and 53.1% of respondents choose strongly agree. For statement items regarding

corrective maintenance cost analysis of MMEL values 11.3% of respondents chose neutral, 40.0% of

respondents chose to agree and 48.8% of respondents chose strongly agree.

Keyword: SIPPM, MMEL Calculation.

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi informasi saat ini yang

semakin pesat dimana semua kegiatan pengeloaan data sudah dikerjakan secara komputerais, dalam

hal ini salah satunya termasuk pengelolaan

peralatan alat di medik di rumah sakit mulai dari perencanaan pengadaan pembelian alat medik,

penggunaan, pemeliharaan sampai dengan

penghapusan. Pengelolaan peralatan medik

memerlukan instrument yang teapat dan akurat. Sebagaimana disebutkan dalam buku American

Hospital Association, bahwa Manajemen

Pemeliharaan Peralatan Kesehatan atau alat medik merupakan suatu sistem rancangan yang disusun

untuk membantu personil biomedic rumah sakit dan

atau teknisi rumah sakit dalam mengembangkan, memonitor dan mengatur (manage) pemeliharaan

peralatan kesehatan (American Hospital

Association, 1996).

RSUD Pariaman adalah Rumah Sakit kelas B milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi

Sumatera Barat Nomor 445-304-2015 tanggal Maret 2016 tentang izin operasional

penyelenggaraan rumah sakit.. Pada tahun 2017

RSUD Pariaman meraih akreditasi dengan

peringkat Paripurna dimana Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien merupakan salah

satu indikator dalam penilaian tersebut. (Komite

Mutu Dan Keselamatan Pasien RSUD Pariaman. Tahun 2017). Namun bila ditinjau dari segi

pengelolaan peralatan medik saat ini masih

dikerjakan secara manual. Untuk mempertahankan peringkat akreditasi rumah sakit Pariaman yang

telah diperoleh pada posisi Paripurna, maka

pengelolaan peralatan medik perlu ditingkatkan

secara terus menerus. Hal ini untuk menjaga agar mutu pelayanan lebih optimal, mengingat peralatan

medik di rumah sakit merupakan alat penunjang

pelayanan yang sangat penting. Peralatan medik adalah merupakan

investasi yang besar di fasilitas pelayanan

kesehatan serta memerlukan biaya pemeliharaan rutin untuk menjaga agar peralatan selalu dalam

kondisi siap dan layak pakai. Menurut Pedoman

Pengelolaan Peralatan Kesehatan tahun 2015,

bahwa Pemeliharaan peralatan medik dibagi menjadi dua kategori utama yaitu:

1. Inspeksi dan pemeliharaan preventif (IPM)

2. Pemeliharaan korektif / Corrective Maintenance (CM)

Kenyataan yang terjadi di Rumah Sakit

Pariaman selama ini bahwa Perkiraan biaya

Page 2: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

2

pemeliharaan selama setahun adalah sekitar 5% sampai 6% dari nilai investasi peralatan medik ,

sehingga biaya pemeliharaan peralatan medik setiap

tahunnya menjadi konstan.

Tabel 1.1 Perencanaan anggaran

pemeliharaan 5% dari harga perolehan peralatan

medik

Realitanya bahwa semakin tua usia alat

maka semakin tinggi biaya pemeliharaannya. Kondisi ini berdampak pada biaya pemeliharaan

yang tidak realistis, hal ini bisa berdampak pada

banyaknya peralatan yang tidak terpelihara dengan

baik sehingga banyak peralatan medik yang tidak mencapai usia teknisnya.

Perhitungan Batas Maksimum Biaya

Pemeliharaan (Maximum Maintenance Expenditure Limit =MMEL) adalah suatu cara

untuk menghitung biaya yang masih dapat diterima

untuk memperbaiki atau memelihara suatu

peralatan medik di rumah sakit. Pada tahun 2008 IPSRS RSUP Fatmawati telah menerapkan

perhitungan batas maksimum biaya pemeliharaan /

MMEL di RSUP Fatmawati. Perhitungan MMEL ini hasilnya bisa dijadikan pertimbangan oleh pihak

manajemen Rumah Sakit untuk memutuskan suatu

peralatan kesehatan medik tersebut bisa dilakukan pemeliharaan korektif atau dihapuskan..

Berdasarkan hasil identifikasi dari latar

belakang masalah di atas, maka penulis ingin

membuat Sistem informasi pengelolaan peralatan medik (Analisis biaya pemeliharaan korektif

terhadap nilai MMEL ).

1.2 Batasan Masalah

1.2.1 Biaya pemeliharaan korektif berdasarkan

HPS (Harga Perkiraan Sendiri) berdasarkan survey pasar ataupun dari penawaran pihak

ke III

1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

1.2.3 Data pemeliharaan korektif peralatan medic

yang diambil pada bulan Januari-Desember

2017

1.2.4 Harga pengganti diperoleh berdasarkan harga alat medic ter-update dan di input

secara manual pada sistem informasi

pengelolaan peralatan medik

1.3 Rumusan Masalah

Dapatkah dibuat Sistem Informasi

Pengelolaan Peralatan Medik (Analisis

biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL)?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum Dibuatnya Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan Medik (Analisis biaya

pemeliharaan korektif terhadap nilai

MMEL)

1.4.2 Tujuan Khusus Secara operasional, tujuan khusus dalam

penelitian ini antara lain: 1. Membuat konsep alur laporan

kerusakan dari user.

2. Menginput data alat medikyang

bermasalah berdasarkan laporan dari user.

3. Membuat konsep alur pemeliharaan

korektif. 4. Menginput data alat medic pada lembar

kerja pemeliharaan korektif.

5. Membuat konsep perhitungan MMEL. 6. Melakukan analisis biaya pemeliharaan

korektif terhadap nilai MMEL

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Menambahkan ilmu pengetahuan

mengenai system informasi manajemen pengelolaan peralatan medic, khususnya

analisis biaya pemeliharaan korektif

terhadap nilai MMEL.

1.4.3 Manfaat Praktis

1. Sebagai alat bantu teknisi dalam

melakukan kegiatan pemeliharaan

korektif.

2. Memberikan kemudahan teknisi dalam

menyusun dokumen teknis alat kesehatan khususnya laporan

pemeliharaan korektif. 3. Sebagai bahan pertimbangan

manajemen Rumah Sakit dalam

menyusun perencanaan biaya

pemeliharaan peralatan medik

II. METODOLOGI PENELITIAN

Page 3: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

3

2.1 Diagram Blok Sistem Informasi Pengelolaan

Peralatan Medik

Gambar 3.1 Blok diagram system informasi

pengelolaan peralatan medik

2.2 Cara Kerja Blok Diagram

Pada sistem informasi pengelolaan

peralatan medik alur pemeliharaan korektif alat kesehatan adalah didasari oleh laporan kerusakan

dari user dan laporan dari teknisi pada saat

melakukan pemeliharaan preventif ditemukan alat medik yang perlu dilakukan pemeliharaan korektif.

User melakukan login dengan ID dan passwordnya

setelah itu memilih alat yang akan dilaporkan

mengalami kerusakan beserta keluhannya. Setelah di pilih kirim maka notifikasi work order akan

muncul pada jendela akun admin / kepala IPS.

Pelaksana pemeliharaan korektif bisa dipilih melalui admin / kepala IPS. Setelah pelaksana

pemeliharaan korektif dipilih maka form SPK akan

bisa dicetak yang akan digunakan sebagai dasar

pelaksana pemeliharaan korektif mengerjakan pemeliharaan korektif. Setelah pelaksana

pemeliharaan korektif selesai melakukan

pemeliharaan korektif maka wajib mengisi lembar kerja pemeliharaan korektif pada akun teknisi. Pada

form lembar kerja tersebut terdapat hasil

pemeliharaan korektif beserta biaya pemeliharaan korektif berupa pilihan alat tersebut siap pakai,

tunggu suku cadang, tunggu pihak ke III, atau

penghapusan. Dan dari hasil laporan pemeliharaan

korektif tersebut akan di jadikan dasar untuk analisis biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai

MMEL

2.3 Diagram Alir

Gambar 3.2 Diagram Alir

2.4 Desain Penelitian

Pre experimental dengan jenis penelitian

one group post design, dalam hal ini penulis hanya membuat perlakuan dalam bentuk software untuk

perhitungan MMEL.

2.5 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai

variable bebas adalah estimasi biaya pemeliharaan

korektif dari peralatan medik, dan yang bertindak

sebaiagi variable tergantung adalah hasil perhitungan MMEL.

.

III. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

3.1 Maksimum Biaya Pemeliharaan

Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan

peralatan medik tentu membutuhkan

biaya,terutama pada saat harus melakukan pemeliharaan korektif atas bagian yang rusak.

Perhitungan Batas Maksimum Biaya Pemeliharaan

(Maximum Maintenance Expenditure Limit = MMEL) adalah suatu cara untuk menghitung biaya

yang masih dapat diterima untuk memperbaiki atau

memelihara suatu peralatan medik di rumah sakit. Berikut data alat medis yang akan di hitung MMEL

nya :

Tabel 4.1 Laporan Pemeliharaan Korektif RSUD

Pariaman Thn 2017 (Khusus menunggu suku cadang

dan menunggu pihak ke III)

Page 4: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

4

Tabel 4.2 Laporan perhitungan MMEL

Setelah perhitungan MMEL di bandingkan

dengan biaya pemeliharaan korektif yang di tawarkan oleh pihak ke III maka dapatkan 2 alat

medis yang hasilnya diatas perhitungan MMEL dan

11 alat medis yang hasilnya dibawah perhitungan MMEL. Di atas MMEL artinya alat medis tersebut

melebihi batas biaya pemeliharaan korektif / jika

dilakukan pemeliharaan korektif tidak akan efisien.

Di bawah MMEL artinya alat medis tersebut masih memungkinkan dilakukan pemeliharaan korektif.

3.2 Perhitungan MMEL secara software

3.2.1 Kondisi I (MEL Factor perlatan khusus

90% dan harga pengganti normal/tidak

ada kenaikkan harga)

Gambar 4.1 Kondisi I (MEL factor 90% dan harga

pengganti normal)

Pada perhitungan nilai MMEL di software pada

kondisi I didapati 2 alat medis yang biaya pemeliharaan korektifnya di atas nilai MMEL yaitu

alat :

1. Discrete photometric chemistry analyzer for clinical use/fotometer .

2. Centrifugal chemistry analyzer for clinical

use/centrifuge kimia klinik.

3.2.2 Kondisi II (MEL Factor perlatan khusus

90% dan harga pengganti naik 10%)

Page 5: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

5

Gambar 4.2 Kondisi II (MEL factor 90% dan harga

pengganti naik 10%)

Pada perhitungan nilai MMEL di software pada

kondisi II didapati 1 alat medis yang biaya

pemeliharaan korektifnya di atas nilai MMEL yaitu alat :

1. Centrifugal chemistry analyzer for clinical

use/centrifuge kimia klinik

3.2.3 Kondisi III (MEL Factor perlatan khusus

90% dan harga pengganti - 10%)

Gambar 4.3 Kondisi III (MEL factor 90% dan harga

pengganti turun 10%)

Pada perhitungan nilai MMEL di software pada

kondisi III didapati 2 alat medis yang biaya pemeliharaan korektifnya di atas nilai MMEL yaitu

alat :

1. Discrete photometric chemistry analyzer for clinical use/fotometer

2. Centrifugal chemistry analyzer for clinical

use/centrifuge kimia klinik

3.2.4 Kondisi IV (MEL Factor perlatan khusus

80% dan harga pengganti normal/tidak ada

kenaikkan harga)

Gambar 4.4 Kondisi IV (MEL factor 80% dan harga

pengganti normal)

Pada perhitungan nilai MMEL di software

pada kondisi IV didapati 2 alat medis yang biaya

pemeliharaan korektifnya di atas nilai MMEL yaitu

alat :

1. Discrete photometric chemistry analyzer for

clinical use/fotometer

2. Centrifugal chemistry analyzer for clinical

use/centrifuge kimia klinik

3.3 Pengujian Sistem

3.3.1 Pembuatan kuisioner pengujian

Pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam kuisioner ini mengacu pada kegunaan sistem.

Jacob Nielson mendefinisikan usability sebagai

ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan produk atau sistem apakah situs

web, aplikasi perangkat lunak, teknologi bergerak,

maupun peralatan-peralatan lain yang dioperasikan

oleh pengguna. Instrumen pengujian berupa kuesioner yang

digunakan untuk melakukan pengukuran dengan

tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Dalam penelitian ini skala pengukuran yang

digunakan adalah skala Likert untuk pernyataan

positif. Skala Likert merupakan skala yang didesain

Page 6: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

6

untuk menilai sejauh mana responden setuju atau tidak setuju dengan susunan berikut.

Tabel 4.3 Skala pengukuran Likert.

Kategori Skor

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

Tidak Setuju (TS) 2

Netral (N) 3

Setuju (S) 4

Sangat Setuju (SS) 5

Seperti dijelaskan sebelumnya, skala yang

dipergunakan pada kuesioner pengujian sistem

adalah skala Likert yaitu membagi kategori menjadi beberapa bagian yaitu sangat tidak setuju, tidak

setuju, netral/ragu, setuju dan sangat setuju.

3.3.2 Uji Validitas Untuk melakukan uji validitas ini

menggunakan program SPSS. Teknik pengujian

yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate

Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini

dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor

item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item

pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor

total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa

yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r tabel

(uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan

terhadap skor total (dinyatakan valid). Langkah-

langkah dalam pengujian validitas ini yaitu :

1. Menghitung nilai skor dari pernyataan

kuisioner Tabel 4.5 Uji validitas kuisioner

Resp

Jawaban item pernyataan mengenai pemeliharaan korektif Total

skor P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

1 5 4 4 5 4 5 4 31

2 5 4 4 5 4 4 4 30

3 4 3 3 4 3 4 5 26

4 5 4 4 4 5 4 5 31

5 5 4 4 5 3 4 5 30

6 3 2 2 4 5 4 5 25

7 5 5 5 4 4 5 5 33

8 5 3 3 4 5 4 4 28

9 4 4 5 5 4 4 3 29

10 4 4 5 5 4 4 5 31

11 4 4 3 3 3 5 4 26

12 5 4 4 3 3 3 4 26

13 4 4 3 3 3 3 5 25

14 5 5 4 5 4 4 5 32

15 3 4 3 2 2 1 1 16

Resp

Jawaban item pernyataan mengenai laporan pemeliharaan korektif Total

skor P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

1 5 4 4 5 4 4 5 31

2 4 5 4 4 4 5 4 30

3 4 5 4 4 4 3 4 28

4 5 5 4 5 4 4 4 31

5 5 5 5 4 4 5 5 33

6 5 3 5 3 4 3 4 27

7 4 4 5 5 4 5 5 32

8 4 5 4 5 5 4 4 31

9 3 4 3 4 4 4 4 26

10 3 4 3 5 3 3 4 25

11 4 4 3 4 5 5 3 28

12 3 4 4 3 5 4 4 27

13 3 4 5 3 3 3 4 25

14 4 4 4 4 4 4 4 28

15 2 3 2 2 4 3 3 19

Resp

Jawaban item pernyataan mengenai Analisis MMEL Total

skor P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

1 4 4 4 4 5 4 5 30

2 4 4 4 5 5 4 4 30

3 3 3 4 3 3 4 4 24

4 4 4 4 5 4 5 4 30

5 4 5 4 4 4 5 5 31

6 4 3 3 4 2 4 4 24

7 4 4 5 5 5 4 4 31

8 4 5 4 4 4 4 5 30

9 4 4 3 3 5 4 4 27

10 4 3 4 3 4 5 3 26

11 3 4 4 3 4 3 4 25

12 4 5 4 4 3 4 5 29

13 3 4 4 3 3 3 3 23

14 4 5 4 4 5 4 4 30

15 4 4 2 2 2 1 3 18

2. Menentukan r Tabel

Langkah-langkah menentukan r Tabel adalah

dengan mencocokkan banyaknya responden kuisioner yang digunakan dengan jumlah persentasi

signifikannya pada tabel distribusi nilai r tabel

seperti gambar tabel dibawah ini :

Page 7: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

7

Tabel 4.6 Tabel distribusi r tabel yang digunakan N The level of significance

5 % 1 %

15 0.514 0.641

3. Menguji validitas kuisioner dengan SPSS

Pada program SPSS untuk menguji validitas kuisioner bisa menggunakan uji Correlate

→ Bivariate seperti pada gambar berikut :

Gambar 4.5 Analisis correlate →bivariate dengan SPSS

Setelah dilakukan uji correlate dengan SPSS maka

didapatkan hasil uji validitas sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil uji validitas kuisioner

Pernyataan mengenai pemeliharaan korektif

Pernyataan r Tabel r Hitung Keterangan

1 0.641 0.742 Vallid

2 0.514 0.383 Tdk Vallid

3 0.641 0.644 Vallid

4 0.641 0.809 Vallid

5 0.514 0.587 Vallid

6 0.641 0.798 Vallid

7 0.641 0.679 Vallid

Pernyataan mengenai laporan pemeliharaan korektif

Pernyataan r Tabel r Hitung Keterangan

1 0.641 0.815 Vallid

2 0.641 0.678 Vallid

3 0.514 0.638 Vallid

4 0.641 0.716 Vallid

5 0.514 0.269 Tdk Vallid

6 0.641 0.681 Vallid

7 0.641 0.709 Vallid

Pernyataan mengenai Analisis MMEL

Pernyataan r Tabel r Hitung Keterangan

1 0.514 0.438 Tdk Vallid

2 0.514 0.504 Tdk Vallid

3 0.641 0.715 Vallid

4 0.641 0.829 Vallid

5 0.641 0.755 Vallid

6 0.641 0.751 Vallid

7 0.641 0.692 Vallid

3.3.3 Uji Reliabilitas Reliabilitas, atau keandalan, adalah

konsistensi dari serangkaian pengukuran atau

serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes

ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau

untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua

orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama

dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat

diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana

pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan

dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap

dapat diandalkan bila memberikan hasil yang

konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu

memberikan hasil yang berbeda-beda. Langkah -

langkah untuk uji reliabilitas yaitu : 1. Pengujian reliabilitas dengan SPSS

Gambar 4.6 Uji reliabilitas pada SPSS

Pada menu SPSS untuk menguji reliabilitas

kuisioner pilih analyze → scale → Reliability

Analysis. Menurut Wiratna Sujarweni (2014) jika nilai alpha lebih besar dari 0.6 maka item – item

angket yang digunakan dinyatakan reliable atau

konsisten, sebaliknya jika nilai alpha lebih kecil dari 0.6 maka item – item angket yang digunakan

dinyatakan tidak reliable atau tidak konsisten.

Setelah dilakukan uji reliabilitas maka didapatkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil uji reliabilitas kuisioner Pernyataan mengenai pemeliharaan korektif

N of Items Cronbach's Alpha Nilai kritis Keterangan

6 0.810 0.6 Reliabel

Pernyataan mengenai laporan pemeliharaan korektif

N of Items Cronbach's Alpha Nilai kritis Keterangan

6 0.729 0.6 Reliabel

Pernyataan mengenai Analisis MMEL

N of Items Cronbach's Alpha Nilai kritis Keterangan

5 0.818 0.6 Reliabel

Page 8: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

8

3.4 Pembahasan Analisis biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL (Maximum Maintenance Expenditure Limit) dengan menggunakan metode distribusi frekuensi

3.4.1 Kondisi I (MEL Factor perlatan khusus

90% dan harga pengganti normal/tidak

ada kenaikkan harga)

Tabel 5.1 Tabel MMEL Kondisi I

MEL FAKTOR 0.9

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid DI

BAWAH MMEL

11 84.6 84.6 84.6

DI

ATAS MMEL

2 15.4 15.4 100.0

Total 13

100.0

100.0

Gambar 5.23 MMEL kondisi I

Pada kondisi I didapatkan hasil distribusi frekuensinya yaitu di bawah MMEL frekuensinya

11 kasus dengan persentasi sebesar 84.6% dan di

atas MMEL frekuensinya 2 kasus dengan persentasi sebesar 15.4%.

3.4.2 Kondisi II (MEL Factor perlatan khusus

80% dan harga pengganti normal/tidak

ada kenaikkan harga)

Tabel 5.2 Tabel MMEL Kondisi II

MEL FAKTOR 0.8

Frequency

Percent

Valid

Percent

Cumulat

ive Percent

Valid DI

BAWAH MMEL

11 84.6 84.6 84.6

DI

ATAS MMEL

2 15.4 15.4 100.0

Total 13

100.0

100.0

Gambar 5.24 MMEL kondisi II

Pada kondisi II didapatkan hasil distribusi frekuensinya yaitu di bawah MMEL frekuensinya

11 kasus dengan persentasi sebesar 84.6% dan di

atas MMEL frekuensinya 2 kasus dengan persentasi sebesar 15.4%.

3.4.3 Kondisi III (MEL Factor perlatan khusus

90% dan harga pengganti naik 10%)

Tabel 5.3 Tabel MMEL Kondisi III

HARGA PENGGANTI +10%

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumu

lative Percent

Valid DI BAWAH MMEL

12 92.3 92.3 92.3

DI ATAS MMEL

1 7.7 7.7 100.0

Total 13

100.0

100.0

Page 9: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

9

Gambar 5.25 MMEL kondisi III

Pada kondisi III didapatkan hasil distribusi

frekuensinya yaitu di bawah MMEL frekuensinya

12 kasus dengan persentasi sebesar 92.3% dan di

atas MMEL frekuensinya 1 kasus dengan persentasi sebesar 7.7%.

3.4.4 Kondisi IV (MEL Factor perlatan khusus

90% dan harga pengganti turun 10%)

Tabel 5.4 Tabel MMEL Kondisi IV

HARGA PENGGANTI -10%

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid DI

BAWAH MMEL

11 84.6 84.6 84.6

DI

ATAS MMEL

2 15.4 15.4 100.0

Total 13

100.0

100.0

Gambar 5.26 MMEL kondisi IV

Pada kondisi IV didapatkan hasil distribusi frekuensinya yaitu di bawah MMEL frekuensinya

11 kasus dengan persentasi sebesar 84.6% dan di

atas MMEL frekuensinya 2 kasus dengan persentasi sebesar 15.4%.

3.5 Pembahasan hasil kuisioner

3.5.1 Jawaban item pernyataan mengenai

pemeliharaan korektif

Tabel 5.11 Tabel distribusi frekuensi mengenai

pemeliharaan korektif

Jawaban item pernyataan mengenai laporan

pemeliharaan korektif

Freque

ncy

Perc

ent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Netral 9 9.4 9.4 9.4

Setuju 43 44.8 44.8 54.2

Sangat

setuju 44 45.8 45.8 100.0

Total 96

100.

0 100.0

Gambar 5.32 Gambar persentasi diagram

mengenai pemeliharaan korektif

Pada jawaban item mengenai pemeliharaan

korektif hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 9 diantaranya menyatakan Netral dengan

persentasi sebesar 9.4%, 43 diantaranya

menyatakan Setuju dengan persentasi sebesar 44.8% dan 44 diantaranya menyatakan Sangat

setuju dengan persentasi sebesar 45.8%.

3.5.2 Jawaban item pernyataan mengenai

laporan pemeliharaan korektif

Tabel 5.18 Tabel distribusi frekuensi mengenai laporan

pemeliharaan korektif

Jawaban item pernyataan mengenai laporan

pemeliharaan korektif

Page 10: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

10

Freque

ncy

Perc

ent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Netral 8 8.3 8.3 8.3

Setuju 37 38.5 38.5 46.9

Sangat

setuju 51 53.1 53.1 100.0

Total 96

100.

0 100.0

Gambar 5.39 Gambar persentasi diagram distribusi

frekuensi mengenai laporan pemeliharaan korektif

Pada jawaban item mengenai laporan

pemeliharaan korektif didapatkan hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 8 diantaranya

menyatakan Netral dengan persentasi sebesar 8.3%,

37 diantaranya menyatakan setuju dengan persentasi sebesar 38.5% dan 51 diantaranya

menyatakan Sangat setuju dengan persentasi

sebesar 53.1%.

3.5.3 Jawaban item pernyataan mengenai

laporan pemeliharaan korektif

Tabel 5.24 Tabel distribusi frekuensi mengenai Analisa

biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL

Jawaban item pernyataan mengenai Analisis

biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai

MMEL

Freque

ncy Percent

Valid Percent

Cumu

lative

Percent

Valid Netral 9 11.3 11.3 11.3

Setuju 32 40.0 40.0 51.3

Sangat

setuju 39 48.8 48.8 100.0

Total 80

100.0

100.0

Gambar 5.45 Gambar persentasi diagram distribusi

frekuensi mengenai Analisa biaya pemeliharaan

korektif terhadap nilai MMEL

Pada jawaban item mengenai Analisis biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL

didapatkan hasil distribusi frekuensinya dari 16

responden 9 diantaranya menyatakan Netral dengan persentasi sebesar 11.3%, 32 diantaranya

menyatakan Setuju dengan persentasi sebesar

40.0% dan 39 diantaranya menyatakan Sangat setuju dengan persentasi sebesar 48.8%.

IV Kesimpulan

Dari penelitian ini penulis dapat

menyimpulkan bahwa penerapan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan Medik/SIPPM

khususnya pada proses pemeliharaan korektif dan

analisis biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL yaitu :

4.1.1 Konsep alur laporan kerusakan dari user pada

software SIPPM memuat informasi-informasi yang diperlukan seperti nama alat,

type, no seri, judul kerusakan, dan

keterangan rinci kerusakan.

4.1.2 Konsep alur input kelola Work Order dari admin pada software SIPPM memuat

informasi-informasi seperti no WO, Nama

teknisi, jenis kegiatan pemeliharaan. 4.1.3 Konsep alur pemeliharaan korektif pada

software SIPPM yaitu dari user melakukan

laporan kerusakan kemudian laporan

kerusakan dikelola oleh admin sampai laporan kerusakan itu di tangani oleh teknisi.

4.1.4 Konsep alur input lembar kerja pemeliharaan

korektif pada software SIPPM memuat informasi-informasi seperti hasil

pemeliharaan korektif, informasi

penggunaan suku cadang dan status WO tersebut.

Page 11: SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK …digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3297... · 1.2.2 Laporan pemeliharaan korektif berbentuk table dan grafik

11

4.1.5 Konsep laporan pemeliharaan korektif pada software SIPPM berupa table dan grafik.

4.1.6 Konsep perhitungan MMEL pada software

SIPPM mengacu pada Buku pedoman

pengelolaan peralatan kesehatan oleh Dirjen Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015

4.1.7 Dari data pemeliharaan korektif RSUD

Pariaman Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2017 didapatkan 2 alat medis yang

biaya pemeliharaannya diatas perhitungan

nilai MMEL nya. 4.1.8 Alat medis yang biaya pemeliharaannya di

atas perhitungan MMEL nya adalah alat

medis yang usia pakainya mendekati usia

teknis / usia pakai nya sama dengan usia teknisnya.

4.1.9 Hasil dari kuisioner Pada jawaban item

mengenai pemeliharaan korektif hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 9

diantaranya menyatakan Netral dengan

persentasi sebesar 9.4%, 43 diantaranya menyatakan Setuju dengan persentasi

sebesar 44.8% dan 44 diantaranya

menyatakan Sangat setuju dengan persentasi

sebesar 45.8%. 4.1.10 Hasil dari kuisioner Pada jawaban item

mengenai laporan pemeliharaan korektif

didapatkan hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 8 diantaranya menyatakan

Netral dengan persentasi sebesar 8.3%, 37

diantaranya menyatakan setuju dengan

persentasi sebesar 38.5% dan 51 diantaranya menyatakan Sangat setuju dengan persentasi

sebesar 53.1%.

4.1.11 Hasil dari kuisioner Pada jawaban item mengenai Analisis biaya pemeliharaan

korektif terhadap nilai MMEL didapatkan

hasil distribusi frekuensinya dari 16 responden 9 diantaranya menyatakan Netral

dengan persentasi sebesar 11.3%, 32

diantaranya menyatakan Setuju dengan

persentasi sebesar 40.0% dan 39 diantaranya menyatakan Sangat setuju dengan persentasi

sebesar 48.8%.

4.2 Saran

Tentu dari hasil penelitian ini masih sangat

banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dan disempurnakan terutama dari rancangan aplikasi

Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan

Medik/SIPPM ini, khususnya analisis biaya

pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL untuk itu penulis dapat meberikan saran sebagai berikut :

4.2.1 Biaya pemeliharaan korektif pada satu alat

medis yang mengalami pemeliharaan

korektif lebih dari satu kali dalam setahun bisa terakumulasi secara otomatis pada

software SIPPM khususnya analisis biaya

pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL.

4.2.2 Software SIPPM khususnya analisis biaya pemeliharaan korektif terhadap nilai MMEL

bisa menampilkan Harga pengganti dan

biaya pemeliharaan korektif lebih dari satu harga yang berfungsi sebagai pembanding.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir (2013). Pengertian MySQL. Tersedia dalam : Buku Pintar Programer Pemula PHP.

Yogyakarta. Mediakom.

Adrian, Payne, (2000), Pemasaran Jasa, The Essence of Service Maerketing, Andi

Yogyakarta.

Association, A. H. (1974 - 1996). American

Hospital Association guide to the health care

field. (Chicago, III.) : The Association.

Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana

Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Upaya

Kesehatan Direktorat 2015 “Pedoman Pengelolaan peralatan kesehatan difasilitas

pelayanan kesehatan”,

Departemen Kesehatan & Sosial RI, 2001,

Pedoman Operasional dan Pemeliharaan

Peralatan Kesehatan, Jakarta

Hakim, Lukmanul. 2010. Trik Rahasia Master PHP

Terbongkar Lagi. Yogyakarta : Lokomedia.

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem

Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Laudon, Kenneth C., & Jane, P. Laudon. (2010).

Manajemen Information System :Managing

the Digital Firm. New Jersey: Prentice-Hall

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan

Jasa Pemerintah, Edisi 2012, Penerbit Citra Umbara, Bandung.

RSUD Pariaman 2018 .Rencana Strategis

RSUP Fatmawati 2008. Perhitungan Biaya

Pemeliharaan Peralatan Kesehatan.