rdwitaa.files.wordpress.com  · web viewekonomi amerika serikat, uni eropa, dan jepang tumbuh...

30
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI SINGAPURA TAHUN 1960 – 2011 RIZKI DWITA AMALIAH Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) - Jakarta Email: [email protected] ABSTRAK Krisis keuangan global berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi berbagai Negara termasuk Singapura. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya, perekonomian Singapura bergantung pada Ekspor barang Impor dari Negara produsen (resell), Nilai Tukar dengan dollar US, inflasi, dan intervensi pemerintah dalam bentuk pengeluaran pemerintah untuk menyokong negaranya. Pada penelitian ini analisis yang digunakan analisis time series berupa Error Correction Model (ECM) untuk melihat pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura periode 1960-2011. Data diperoleh dari program International Financial Statistics (IFS) kemudian diolah dengan menggunakan program Eviews. Dari penelitian ini diperoleh ekspor, kurs, dan pengeluaran pemerintah signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Singapura, sedangkan inflasi berpengaruh negative.

Upload: others

Post on 04-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI SINGAPURA TAHUN 1960 – 2011

RIZKI DWITA AMALIAH

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) - Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK

Krisis keuangan global berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi berbagai Negara

termasuk Singapura. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya, perekonomian

Singapura bergantung pada Ekspor barang Impor dari Negara produsen (resell), Nilai Tukar

dengan dollar US, inflasi, dan intervensi pemerintah dalam bentuk pengeluaran pemerintah

untuk menyokong negaranya. Pada penelitian ini analisis yang digunakan analisis time series

berupa Error Correction Model (ECM) untuk melihat pengaruh faktor-faktor tersebut

terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura periode 1960-2011. Data diperoleh dari program

International Financial Statistics (IFS) kemudian diolah dengan menggunakan program

Eviews. Dari penelitian ini diperoleh ekspor, kurs, dan pengeluaran pemerintah signifikan

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Singapura, sedangkan inflasi

berpengaruh negative.

A. PENDAHULUANLatar Belakang

Krisis keuangan Amerika Serikat 2008 lalu tidak hanya melanda semua pasar keuangan

US tetapi juga berefek ke berbagai negara, termasuk hamper seluruh Negara-negara di dunia,

karena itu para pengamat menyebut krisis ini sebagai krisis financial dunia. Dalam sejarah

ekonomi, krisis sering melanda hampir semua negara yang menerapkan sistem kapitalisme,

sejak tahun 1923,1930, 1940, 1970, 1980, 1990, dan 1998 – 2001 bahkan sampai saat ini.

Page 2: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Roy Davies dan Glyn Davies, 1996 dalam buku The History of Money From Ancient time to

Present Day, menguraikan sejarah kronologi bahwa sepanjang abad 20 telah terjadi lebih 20

kali kriss besar yang melanda banyak negara. Fakta ini menunjukkan bahwa secara rata-rata,

setiap 5 tahun terjadi krisis keuangan hebat. 

Krisis keuangan global berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi berbagai negara.

Dalam keseluruhan tahun 2008, ekonomi dunia tumbuh 3,1 persen, lebih lambat

dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,1 persen. Penurunan ekonomi dunia terus

berlangsung hingga triwulan I/2009 dan melebar ke belahan dunia lainnya. Ekonomi

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8

persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi China dan India yang menjadi penggerak ekonomi Asia melambat

menjadi 6,1 persen dan 5,8 persen pada periode yang sama. Penurunan ekonomi juga terjadi

di negara industri baru yang meliputi Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hong Kong;

Amerika Latin seperti Brasil, Meksiko, dan kawasan Afrika.

Perekonomian Singapura sangat berkaitan dengan Amerika Serikat. Singapura banyak

mengekspor produknya ke Amerika. Penurunan ekonomi Amerika sampai dengan 2 persen,

akan menurunkan perekonomian Singapura hingga 2-3 persen juga. Laporan kuartal IV-

2007, ekonomi Singapura yang biasanya tumbuh sekitar 9 persen, anjlok ke 6 persen. Itu

menunjukkan kemerosotan ekonomi Amerika berdampak terhadap negara-negara Asia,

khususnya Singapura.

Dari dampak krisis tersebut, terlihat bahwa kegiatan perekonomian suatu negara

dipengaruhi oleh naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi Negara lain. Pertumbuhan

ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran meningkat. Kemampuan suatu

negara dalam meningkatkan standar hidup penduduknya tercermin oleh laju pertumbuhan

ekonominya dalam jangka panjang. Singapura merupakan negara kecil yang ditinjau dari

ukuran geografi dengan sumber daya alam yang minim. Dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan ekonominya, perekonomian Singapura bergantung pada Ekspor barang Impor

dari Negara produsen (resell), Nilai Tukar dengan dollar US, inflasi, dan intervensi

pemerintah dalam bentuk pengeluaran pemerintah untuk menyokong negaranya.

Rumusan Masalah

Page 3: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran pekembangan inflasi, kurs, ekspor, pengeluaran pemerintah, dan

pertumbuhan ekonomi Singapura dari tahun 1960-2011?

2. Bagaimana pengaruh inflasi, kurs, ekspor, dan pengeluaran pemerintah terhadap

pertumbuhan ekonomi Singapura?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran pekembangan inflasi, kurs, ekspor, pengeluaran pemerintah,

dan pertumbuhan ekonomi Singapura dari tahun 1960-2011

2. Untuk menganalisis hubungan kointegrasi antar inflasi, kurs, eksoor, dan pengeluaran

pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura.

B. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Kajian Teori

Hubungan Ekspor dengan Pertumbuhan Ekonomi

Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia, serta

menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang

potensial untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka

negara-negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan

perekonomian nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menganbil

keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki (Michael P. Todaro & Stephen C).

Ahli ekonomi Klasik telah lama telah lama menunjukkan bahwa ekspor dapat

memperluas pasar dan memungkinkan Negara yang mengekspor memperoleh dana untuk

mengimpor barang lain, termasuk barang modal yang akan mengembangkan perekonomian

tersebut lebih lanjut. Perkembangan perdagangan dunia dalam dua tiga decade belakangan ini

menunjukkan pula bahwa perkembangan ekspor yang pesat telah dapat menciptakan

percepatan dalam pertumbuhan ekonomi di berbagai Negara. Perkembangan ekspor yang

pesat tersebut menyebabkan pertambahan pesat dalam perbelanjaan agregat, yang pada

Page 4: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

akhirnya akan menimbulkan pertumbuhan pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi

yang pesat (Sukirno : 87).

Hubungan Pengeluaran Pemerintah dengan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu indikator untuk mengukur sejauh mana peran pemerintah lewat kebjakan

fiskalnya di dalam perekonomian Indonesia adalah tren perkembangan jangka panjang dari

rasio G-Y atau besarnya pengeluaran pemerintah sebagai persentase dari pendapatan nasional

atau PDB. Pentingnya pengeluaran pemerintah khususnyasemas krisis adalah untuk

menggairahkan kembali perekonomian nasional ( Tambunan : 167 ).

Hubungan Inflasi dengan Pertumbuhan Ekonomi

Peredaran uang yang terlalu banyak di masyarakat, mengakibatkan terlalu banyak

permintaan. Jika produksi atau penawaran di pasar terbatas, maka tingkat inflasi akan

meningkat dan inflasi yang terlalu tinggi akan berpengaruh negative terhadap pertumbuhan

ekonomi. Jadi kebijakan moneter dan fiskal sangat diperlukan dalam menjaga stabilitas

peredaran uang, jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga inflasi juga akan stabil.

Stabilitas uang beredar berarti stabilitas ekonomi (tambunan : 171).

Pada system Schumpeter, gerakan inflasi merupakan bagian integral dari proses

pembangunan, tetapi gerakan tersebut tidak mencakup inflasi jangka panjang. Tingkat harga

jangka panjang tetap stabil. Namun demikian, dalam ekonomi terbelakang bebas inflasi

sanagt kuat. Walaupun demikian, teori Schumpeter menggarisbawahi pentingnya

pembiayaan inflasioner dan inovasi sebagai faktor utama dalam pembangunan ekonomi

(M.L. Jhingan : 132).

Hubungan Kurs dengan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut N.Gregory Mankiw (2006) kurs dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran

pasar yang di intervensi otoritas moneter singapura untuk menjaga kepercayaan masyarakat

dan kita ketahui singapura memiliki cadangan devisa yang besar untuk melakukan intervensi

dalam kurs sehingga pemerintah dapat menstabilkan nilai kurs yang berimbas pada nilai

harga barang di dalam negeri. Jika nilai kurs tinggi maka harga barang dan jasa yang

diproduksi dalam negeri relatif lebih mahal terhadap barang – barang luar negeri, sehingga

penduduk dalam negeri lebih memilih / membeli barang impor dan orang dari luar negeri

sedikit untuk membeli barang negara kita dan Jika nilai kurs rendah maka harga barang dan

jasa yang diproduksi dalam negeri relatif murah dari harga di luar negeri sehingga

Page 5: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

mempengaruhi hasil pendapatan masyarakat yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

singapura.

Definisi Operasional

Beberapa definisi variabel yang ada dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

a. Pertumbuhan ekonomi adalah laju peningkatan PDRB yang dihitung dari nilai barang dan

jasa yang dihasilkan dalam suatu negara pada satu tahun tertentu.

b. Inflasi adalah suatu kondisi naiknya harga-harga barang secara umum dari suatu periode

ke periode lainnya yang dilihat dari persentase kenaikan harga-harga pada suatu tahun

tertentu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

c. Ekspor adalah kegiatan menjual komoditas domestik ke negara-negara lain atau

pembelian negara-negara lain terhadap komoditas domestik dalam proses perdagangan.

d. Nilai tukar rupiah/kurs adalah harga dari suatu mata uang yang diukur dalam mata uang

USD sehingga diperoleh perbandingan nilai kedua mata uang yang berbeda.

e. Pengeluaran konsumsi pemerintah adalah belanja sector pemerintah termasuk pembelian

barang dan jasa dan pembayaran subsidi, pengeluaran tersebut dibiayai baik dari pajak

maupun pinjaman.

Penelitian Terkait

Oktozuhri (2006), dalam “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi di negara-negara ASEAN” memperlihatkan bahwa pengeluaran pemerintah,

investasi asing, dan ekspor di Negara-negara ASEAN memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan untuk pertumbuhan ekonomi di masing-masing Negara ASEAN (Indonesia,

Malaysia, Philippines, Singapore, dan Thailand). Faktor dominan dalam pertumbuhan

ekonomi di negara-negara ASEAN adalah pengeluaran pemerintah, sementara itu ekspor dan

investasi asing memiliki pengaruh yang relatif kecil dalam pertumbuhan ekonomi sesuai dari

koefisien regresi masing-masing variabel.

Hasil penelitian Rahmad Sumanjaya (2005) yang menganalisi faktor-faktor pertumbuhan

ekonomi Indonesia, menunjukkan bahwa nilai tukar yang meningkat tajam, justru

mempunyai hubungan yang negative bahkan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Fluktuasi

Page 6: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Inflasi

Ekspor

Pengeluaran Pemerintah

Nilai Tukar/Kurs

nilai tukar secara nyata kurang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara tingkat

inflasi tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi inddonesia

Sitepu dkk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

Singapura dengan menggunakan perangkat analisa kuantitatif, menyimpulkan bahwa kurs

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Singapura. Hasil

analisis menunjukkan bahwa pengaruh kurs terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura

adalah positif dan signifikan dengan koefisien sebesar 0,036. Hal ini berarti jika terjadi

kenaikan pada nilai tukar sebesar 1 % ceteris paribus maka akan menyebabkan kenaikan

pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,036%

Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah variabel inflasi, suku bunga, ekspor, dan

pengeluaran pemerintah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Singapura baik jangka

panjang maupun jangka pendek:

Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka

hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. Jumlah ekspor, dan banyaknya pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh positif dalam

jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura.

Pertumbuhan Ekonomi

Page 7: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

2. Tingkat inflasi dan kurs memiliki pengaruh yang negatif dalam jangka pendek terhadap

pertumbuhan ekonomi Singapura.

C. METODELOGI  PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder

tahunan dalam bentuk time series (runtun waktu) periode 1960 sampai dengan 2011.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar/kurs,

ekspor, dan pengeluaran konsumsi pemerintah di Singapura.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari

publikasi International Financial Statistics (IFS) yang diperoleh dari IMF.

1. Produk Domestik Bruto (PDB) dalam juta dollar Singapura .

2. Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun dasar 2005.

3. Index Kurs atau nilai tukar mata uang dollar Singapura terhadap US Dolar pada tahun

dasar 2005.

4. Nilai ekspor dalam juta dollar Singapura.

5. Pengeluaran konsumsi pemerintah dalam juta dollar Singapura.

Metode Analisis

Secara garis besar proses analisis dan pengujian statistik yang digunakan dalam

pembahasan dan analisis dalam studi ini seperti terlihat dalam Gambar 3.1 berikut:

Page 8: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Namun, karena telah ada teori yang jelas mengenai pengaruh ekspor, kurs, inflasi dan

pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi, maka uji kausalias untuk model

ECM tidak perlu digunakan.

Uji Akar-Akar Unit (Unit Root Tests)

Pada penelitian ini, uji stasioneritas dilakukan dengan menggunakan metode Augmented

Dickey-Fuller Test (ADF). Uji stasioneritas ini didasarkan atas hipotesis nol variabel

stokastik memiliki unit root. Nilai t yang dihasilkan pada uji ini dibandingkan dengan nilai

kritis statistik pada t tabel ADF untuk mengetahui ada atau tidaknya akar-akar unit. Jika

hipotesa diterima berarti variabel tersebut tidak stasioner, maka perlu dilakukan uji derajat

Page 9: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

integrasi. Uji derajat integrasi dimaksudkan untuk melihat pada derajat atau order diferensi

ke berapa data yang diamati akan stasioner.

Formulasinya ADF adalah sebagai berikut:

∆ Yt = β1 + β2 t + δ Yt-1 + α1 ∆ Yt-1 + α2 ∆ Yt-2 +...........+ αm ∆ Yt-m + εt

Atau dapat ditulis dengan:

Dimana m adalah panjangnya lag yang digunakan. Berdasarkan model tersebut kita dapat

memilih tiga model yang akan digunakan untuk melakukan Uji ADF, yaitu:

1. Model dengan intersep (β1) dan trend (β2), sebagaimana model diatas.

2. Model yang hanya intersep saja (β1), yaitu:

3. Model tanpa intersep dan trend (slop), yaitu:

Uji Kointegrasi dan Pembentukkan Model

Kointegrasi merupakan kombinasi hubungan linear dari variabel-variabel yang

nonstasioner dan semua variabel tersebut harus bergerak pada arah pergerakan yang sama

dalam jangka panjang dan diferensiasi diantara kedua seri tersebut akan konstan. Uji

kointegrasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya keseimbangan dalam jangka panjang

antar variabel dalam model. Dengan kata lain, apabila variabel dalam model tersebut

terkointegrasi, maka terdapat hubungan dalam jangka panjang. Terdapat berbagai cara untuk

melakukan uji kointegrasi, yaitu uji kointegrasi Eangle-Granger, uji Cointegrating

Regression Durbin Watson (CDRW), serta uji Johansen. Dalam penelitian ini, uji kointegrasi

yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji kointegrasi Eangle Granger oleh karena

analisis akan dilanjutkan dengan menggunakan ECM. Uji kointegrasi ini dilakukan dengan

memanfaatkan uji stasioneritas atas residual dari persamaan kointegrasi. Persamaan

kointegrasi yang terbentuk sama halnya dengan persamaan regresi yang merupakan

ΔY t=β1+β2 t+δY t−1+αi∑i=1

m

ΔY t−1+ε t

ΔY t=β1+δY t−1+α i∑i=1

m

ΔY t−1+εt

ΔY t=δY t−1+α i∑i=1

m

ΔY t−1+εt

Page 10: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

persamaan dasar. Langkah awalnya adalah melakukan regresi dengan metode kuadrat

terkecil atas model tersebut, kemudian melakukan uji unit root atas dari model. Apabila hasil

uji unit root menunjukan bahwa series residual tersebut stasioner, maka model tersebut

memiliki terkointegrasi dimana terdapat keseimbangan dalam jangka panjang.

Model analisis yang digunakan dalam analisis data adalah model timeseries yaitu

error correction model dimana model ini secara luas dalam analisis ekonometrika untuk data

runtun waktu (time series) sejak tahun 1960an. Hal ini disebabkan karena kemampuan yang

dimiliki oleh ECM dalam meliput lebih banyak variabel untuk menganalisis fenomena

ekonomi jangka pendek dan jangka panjang dan mengkaji konsisten tidaknya model empirik

dengan teori ekonomika, serta dalam usaha mencari pemecahan terhadap persoalan variabel

runtun waktu yang tidak stasioner (non stationary) dan regresi lancung (spuriousregression)

atau korelasi lancung (spurious correlation) dalam analisis ekonometrika (Insukindro, 1999).

Model Jangka Panjang :

LNGDP t=α1+β11 LNCPI t+ β12 LNEXRATEt+β13 LNEXPORT t+β14 LNGOVEX t+ε1 t

Model Jangka Pendek :

DLNGDPt=α 2+ β21 D LNCPI t+β22 D LNEXRATEt+β23 D LNEXPORT t+β24 DLNGOVEX t+γ ECM t−1+ε2 t

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Konsekuensi apabila jika model tidak mempunyai residual yang berdistribusi normal

maka uji t dalam melihat signifikansi variabel independent terhadap variabel dependent tidak

bisa diaplikasikan jika residual tidak mempunyai distribusi normal (Widarjono, Agus, 2010,

111). Terdapat beberapa test yang digunakan, diantaranya adalah: (1) chi-square goodness of

fit test, dan (2) jarque-bera test. Keduanya menguji residual m dan dengan distribusi

probalibitas chi-square

S : skewness, K : kurtosis, k : jumlah koefisien yang diestimasi.

Uji Autokorelasi

Page 11: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi

adalah metode Bruesch-Godfrey yang mengembangkan uji autokorelasi yang dikenal dengan

uji Lagrange Multiplier (LM). Kriteria untuk mendeteksi ada tidakn-ya masalah autokorelasi

(Winarno, 2007: 5.29) adalah :

Bila nilai probability Obs*R-squared > α = 5% , berarti tidak ada autokorelasi

Bila nilai probability Obs*R-squared ≤ α = 5% , berarti ada autokorelasi

Uji Homoskedastisitas

Salah satu uji formal untuk menguji apakah terjadi pelanggaran asumsi Klasik

homokedastisitas, digunakan uji White. Misal persamaan yang akan kita uji adalah sebagai

berikut:

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Estimasi persamaan diatas dengan OLS dan hitung nilai

2. Regresikan model di bawah:

3. Hitung nilai nR2, dimana n adalah besarnya contoh dan R2 adalah unadjusted R-square

dari persamaan regresi auxiliary pada langkah 2.

4. Tolak hipotesis nol jika nR2 >  (tidak terdapat heterokedastisitas)

Uji Multikolinieritas

Multikolinier ialah kondisi dimana adanya hubungan antara variabel-variabel bebas.

Jika multikolinier itu sempurna maka setiap koefisien regresi dari variabelvariabe bebasnya

tidak dapat menentukan dan standar errornya tidak terbatas. Jika multikolinier kurang dari

sempurna maka koefisien regresi walaupun bisa menentukan, tetapi memiliki standar error

yang besar (dalam hubungan dengan koefisien mereka itu sendiri), yang berarti koefisien-

koefisiennya tidak bisa diestimasi dengan akurasi yang tepat. Cara umum untuk mendeteksi

Page 12: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

adanya multikolinear dalam model ialah dengan melihat bahwa adanya R2 yang tinggi dalam

model tetapi tingkat signifikansi tstatistiknya sangat kecil dari hasil regresi tersebut dan

cenderung banyak yang tidak signifikan. Selain itu untuk menguji multikolinear, bisa dilihat

matrik korelasinya. Jika masing-masing variabel bebas berkorelasi lebih besar dari 80 %

maka termasuk yang memiliki hubungan yang tinggi atau ada indikasi multikolinearitas

(Gujarati,2003).

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Ekspor, Inflasi, Kurs, Pengeluaran Pemerintah, dan Pertumbuhan

Ekonomi Singapura Tahun 1960-2011

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pada tahun 1960 sampai dengan 2011

kelima variable cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 1980-an, Singapura mulai

mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup tajam hingga akhir tahun 2011,

sama halnya dengan pengeluaran pemerintah dan jumlah ekspor Singapura. Pada tahun 1971-

Page 13: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

1972, Terjadi peningkatan inflasi dan kurs yang tajam hingga akhir tahun 2011 di banding

sebelum tahun 1970-an. Pada tahun 2008, saat terjadi krisis ekonomi Dunia, terjadi

penurunan tingkat ekspor, pengeluaran pemerintah, kurs dan pertumbuhan ekonomi

Singapura dari tahun sebelumnya, tetapipada tahun ini tingkat inflasi Singapura terus

meningkat.

Uji Stationer

Sebelum melakukan tahapan analisis, kelima variabel-variabel ditransformasi ke dalam

bentuk logaritma natural sehingga menjadi LnGDP, LnExport dan LnGovex, LnCPI dan

LnEXRATE. Tujuan transformasi ini untuk menghilangkan satuan GDP, export, pengeluaran

pemerintah CPI dan kurs sehingga menjadi satuan yang sama.

Metode yang digunakan untuk melakukan unit root test dalam penelitian ini adalah

Augmented Dickey-Fuller Test (ADF Test). Sebelum melakukan pengujian perlu untuk

melihat apakah data tersebut memiliki trend, intercept atau kombinasi keduanya dengan cara

melakukan plot terhadap variabel LnCPI, LnExrate, LnGDP, LnExport, dan LnGovex. Dari

grafik di bawah ini dapat terlihat bahwa kelima variabel memiliki trend dan intercept.Gambar 5.1.

Grafik Level data series CPI, Nilai Tukar, Export, GDP, dan Pengeluaran Pemerintah.

Page 14: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Selanjutnya adalah mengukur Unit Root Test (URT) dengan menggunakan ADF.

Hipotesa yang diuji adalah Ho : β1 = 0 (menunjukkan adanya URT atau stasioner) dan H1 :

β1 ≠ 0. Jika nilai absolute ADF (β1) lebih besar dari nilai critical value maka hipotesa Ho

ditolak berarti data time series adalah stasioner, demikian juga sebaliknya. Selain itu, dapat

juga dilakukan dengan membandingkan nilai probability setiap variabel. Jika, nilai

probability setiap variabel lebih besar dari nilai p-value (5%), maka hipotesa Ho ditolak dan

sebaliknya. Hasil pengujian variabel adalah sebagai berikut:Tabel 4.1. Hasil Uji Unit Root pada Level

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square  8.73967  0.5570

ADF - Choi Z-stat  0.36689  0.6431

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi

        -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.

Intermediate ADF test results UNTITLED

Series Prob. Lag   Max Lag Obs

LNCPI  0.5194  4  10  47

LNEXPORT  0.9013  0  10  51

LNEXRATE  0.9087  1  10  50

LNGDP  0.2561  0  10  51

LNGOVEX  0.1162  0  10  51

Berdasarkan hasil uji unit root sebagaimana terlihat pada tabel 5.1 di atas ditemukan

bahwa masing-masing kelima variabel memiliki nilai probability yang lebih besar dari nilai

p-value (0,05) pada level datanya, yang berarti data time series tidak stasioner. Maka pada

tahap berikutnya dilakukan pengujian unit root pada data first difference.Tabel 4.2. Hasil Uji Unit Root pada First Difference

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square  97.3048  0.0000

Page 15: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

ADF - Choi Z-stat -8.50478  0.0000

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi

        -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.

Intermediate ADF test results D(UNTITLED)

Series Prob. Lag   Max Lag Obs

D(LNCPI)  0.0001  1  10  49

D(LNEXPORT)  0.0000  0  10  50

D(LNEXRATE)  0.0015  0  10  50

D(LNGDP)  0.0006  0  10  50

D(LNGOVEX)  0.0000  0  10  50

Hasil uji dengan menggunakan ADF test seperti terlihat pada tabel 4.2 di atas

menunjukkan bahwa nilai probability setiap variabel kurang dari p-value-nya (0,05), artinya

seluruh variabel ekonomi tersebut di atas stasioner pada difference pertama.

Pembentukkan Model

Hasil Estimasi Persamaan Jangka Panjang

Dalam mengestimasi model jangka panjang pertumbuhan ekonomi di Singapura dengan

mengimplikasikan Error Correction Models (ECM), model yang dihasilkan sama halnya

dengan regresi biasa. Melalui model tersebut, dapat diketahui besarnya pengaruh setiap

variabel bebas, yaitu, inflasi, kurs, ekspor, pengeluaran konsumsi pemerintah dan terhadap

pertumbuhan ekonomi.Tabel 4.3. Hasil Estimasi Persamaan Jangka Panjang

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C -0.245137 0.270774 -0.905320 0.3699

LNCPI -0.167661 0.097118 -1.726368 0.0909

LNEXPORT 0.207107 0.036262 5.711458 0.0000

LNEXRATE 0.820561 0.095942 8.552701 0.0000

LNGOVEX 0.681217 0.031355 21.72594 0.0000

Page 16: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

R-squared 0.999236    Mean dependent var 10.44040

Adjusted R-squared 0.999171    S.D. dependent var 1.583970

S.E. of regression 0.045608    Akaike info criterion -3.246252

Sum squared resid 0.097765    Schwarz criterion -3.058632

Log likelihood 89.40254    Hannan-Quinn criter. -3.174323

F-statistic 15366.97    Durbin-Watson stat 1.139222

Prob(F-statistic) 0.000000

Pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat hasil estimasi persamaan jangka pendek:

ln GDPt=−0,245137−0,167661 LNCPI t❑+0,820561 LNEXRATEt

¿+0,207107 LNEXPORT t¿+0,681217 LNGOVEX t

¿

Pada model jangka panjang ini merupakan bentuk spurious regression. Regresi ini

merupakan kumpulan dari data yang tidak stasioner sehingga mengahasilkan regresi lancung

atau spurious regression.

Hasil Uji Kointegrasi

Kointegrasi suatu persamaan regersi dapat dilihat dari residualnya. Apabila suatu residual

hasil estimasi persamaan jangka panjang stasioner, maka terdapat kointegrasi.

Tabel 4.4 Hasil Uji Stationer Residual

t-Statistic   Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.479216  0.0007

Test critical values: 1% level -3.565430

5% level -2.919952

10% level -2.597905

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(RES)

Method: Least Squares

Date: 07/13/14 Time: 14:59

Sample (adjusted): 1961 2011

Included observations: 51 after adjustments

Page 17: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

RES(-1) -0.601772 0.134348 -4.479216 0.0000

C 0.000605 0.005628 0.107491 0.9148

R-squared 0.290507    Mean dependent var -0.000468

Adjusted R-squared 0.276027    S.D. dependent var 0.047194

S.E. of regression 0.040156    Akaike info criterion -3.553669

Sum squared resid 0.079012    Schwarz criterion -3.477911

Log likelihood 92.61856    Hannan-Quinn criter. -3.524720

F-statistic 20.06337    Durbin-Watson stat 1.822993

Prob(F-statistic) 0.000045

Output di atas memberikan informasi bahwa variabel res stasioner pada level, dan secara

tersirat menyatakan bahwa GDP, CPI, export, kurs, dan pengeluaran pemerintah saling

berkointegrasi.

Hasil Uji Persamaan Jangka Pendek

Estimasi persamaan jangka pendek dihasilkan dengan menggunakan variabel-

variabel GDP, CPI, pengeluaran pemerintah, kurs, dan ekspor yang sudah

distasionerkan (first difference) ditambah variabel residual tahun sebelumnya. Tabel 4.5 Hasil Estimasi Persamaan Jangka Pendek

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.023690 0.010887 2.176086 0.0348

D(LNCPI) -0.038158 0.170397 -0.223938 0.8238

D(LNEXPORT) 0.261537 0.048682 5.372324 0.0000

D(LNEXRATE) 0.433403 0.143805 3.013818 0.0042

D(LNGOVEX) 0.429126 0.095507 4.493142 0.0000

RES(-1) -0.410841 0.151574 -2.710491 0.0095

R-squared 0.682428    Mean dependent var 0.098397

Adjusted R-squared 0.647142    S.D. dependent var 0.062404

S.E. of regression 0.037069    Akaike info criterion -3.641928

Sum squared resid 0.061836    Schwarz criterion -3.414655

Log likelihood 98.86917    Hannan-Quinn criter. -3.555080

F-statistic 19.34001    Durbin-Watson stat 1.688518

Page 18: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Prob(F-statistic) 0.000000

Dari hasil output Eviews diatas terlihat bahwa nilai probabilitas F-statistic berada di

bawah alpha (0.05), artinya secara keseluruhan persamaan yang dihasilkan signifikan. Selain

itu, speed of adjustment-nya atau koefisien dari residual tahun sebelumya bernilai negatif dan

signifikan (probabilitasnya berada di bawah 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa kita dapat

membuat persamaan ECM dari hasil output di atas.

dLnGDPt=0,02369−0,038158dLNCPI t❑+0,433403 dEXRATE t

¿+0,261537 dLNEXPORT t¿+0,429126 dLNGOVEX t

¿−0,410841 RES(−1)

Pada model jangka pendek atau error correction mode variabel kurs, ekspor, dan

pengeluaran pemerintah signifikan mempengaruhi GDP Singapura. Pengaruh ketiga variabel

ini bersifat positif atau beriringan. Elastisitas dari perubahan pertumbuhan kurs, ekspor, dan

pengeluaran pemerintah sebesar 1%, masing-masing secara berurutan akan mengakibatkan

kenaikan GDP sebesar 0,433403%, 0,261537%, dan 0,4291%. Koefisien speed of adjustment

bernilai −0,410841 artinya kecepatan error correction untuk mengoreksi perilaku tiap

variabel dalam jangka pendek untuk menuju keseimbangan yaitu sebesar 0,410841.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Dengan menggunakan uji Jarque-Bera, dimana bila signifikansi di bawah 0,05 berarti

data tersebut tidak normal dan bila di atas 0,05 berarti data tersebut normal, maka data pada

penelitian ini belum memenuhi asumsi normalitas. Namun, saat kita uji residual dari

Page 19: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

persamaan jangka pendek (diberi nama res2), residual tersebut stationer di level, sehingga

dapat disimpulkan data pada persamaan ECM ini telah memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dapat kita liat dengan menggunakan uji white

H 0 :σ t2=c

H 1: σ t2 ≠ c

α=5 %

Statistic uji : Heteroskedastik White

Tolak H 0 jika pvalue<αAtau tolak H 0 jika pvalue<5 %

Uji Statistik

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.099574    Prob. F(20,30) 0.3981Obs*R-squared 21.57210    Prob. Chi-Square(20) 0.3642Scaled explained SS 30.72628    Prob. Chi-Square(20) 0.0589

Keputusan : Terima Ho, karena 0.3981 > 0.05

Kesimpulan : Model memiliki asumsi Homoskedatisitas

Dari pengujian di atas maka error correction model telah memenuhi asumsi

homoskedastisitas

Page 20: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Dari pengujian di atas maka error correction model telah memenuhi asumsi

homoskedastisitas

Uji Autokorelasi

Pengujian terhadap gejala autokorelasi dengan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM

Test. Hasil perhitungan EVIEWS versi 6.0 dapat dilihat pada pengujian berikut ini :

H 0 : E(e¿¿ i ,e j)=0¿

H 1: E (e¿¿ i , e j)≠ 0¿

α=5 %

Statistic uji : Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

TerimaH 0 jika p value<αAtau tolak H 0 jika ada pvalue<5 %

Uji Statistik

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.200415    Prob. F(5,45) 0.3244Obs*R-squared 6.001832    Prob. Chi-Square(5) 0.3060Scaled explained SS 8.548728    Prob. Chi-Square(5) 0.1285

Keputusan : Terima H 0, karena 0,3244 > 0,05

Kesimpulan : Model memiliki asumsi nonautokorelasi (asumsi terpenuhi)

Uji Multikoliniritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model ecm ditemukan

adanya korelasi diantara variabel bebas. Hasil :pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada

tebel sebagai berikut :

D(LNCPI) D(LNEXPORT) D(LNEXRATE) D(LNGOVEX)D(LNCPI)  1.000000  0.520925  0.415253  0.197163

D(LNEXPORT)  0.520925  1.000000  0.371288  0.156235D(LNEXRATE)  0.415253  0.371288  1.000000 -0.075707D(LNGOVEX)  0.197163  0.156235 -0.075707  1.000000

Page 21: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Dari tabel di atas terlihat bahwa tidak ada variabel yang mengalami multikolinieritas.

Semua nilai korelasi memiliki korelasi kurang dari 0,8 atau lebih dari -0,8, sehingga error

correction model atau model jangka pendek tidak mengalami multikolinieritas.

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik di atas, persamaat EMC memnuhi semua uji asumsi,

maka dapat disimpulkan bahwa persamaan ECM dapat digunakan unutk melihat hubungan

antara variable eksogen dan variable endogen

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Pada tahun 1960 sampai dengan 2011 baik ekspor, kurs, inflasi, pengeluaran pemerintah,

dan pertumbuhan ekonomi cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, saat

terjadi krisis ekonomi Dunia, terjadi penurunan tingkat ekspor, pengeluaran pemerintah,

kurs dan pertumbuhan ekonomi, sedangkan tingkat inflasi tetap meningkat.

2. Ekspor, kurs, dan pengeluaran pemerintah signifikan berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Singapura, sedangkan inflasi berpengaruh negative tetapi tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Singapura

Saran

Untuk penelitian selanjutnya, dapat meneliti dengan variable-variabel lain atau lebih

spesik meneliti faktor-faktor yang menyebabkan pergerakan ekspor, pertumbuhan ekonomi,

dan pengeluaran pemerintah yang tajam di Singapura pada tahun 1980 hingga terus sampai

ini.

F. DAFTAR PUSTAKA

Agustianto. “ Akar Krisis Keuangan Global”. http://www.pesantrenvirtual.com (diakses 14

Juli 2014)

Sitopu, Wajibman. “Error Correction Model.” http://statistikceria.blogspot.com (diakses 14

Juli 2014)

Page 22: rdwitaa.files.wordpress.com  · Web viewEkonomi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang tumbuh negatif masing-masing 3,3 persen, 4,8 persen, dan 8,8 persen dibandingkan dengan triwulan

Sitepu, Wilsa dkk. “ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERTUMBUHAN EKONOMI SINGAPURA”. Repostory USU. (diakses 23 Juni 2014)

Diksa, I Gusti Bagus Ngurah. 2013. “ANALISIS KONSUMSI MASYARAKAT DI

INDONESIA TAHUN 1998 – 2012”. STIS: DKI Jakarta