muhammad sarjan., dkk. - uin mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9...

246
i MUHAMMAD SARJAN., dkk. MUHAMMAD SARJAN., dkk. PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Editor Dr. H. Jamaluddin, MA Kata Pengantar Prof. Dr. Ir. H. Yusuf Ahyar Sutaryono (Ketua Dewan Riset Daerah Provinsi NTB)

Upload: others

Post on 19-Jul-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

iMUHAMMAD SARJAN., dkk.

MUHAMMAD SARJAN., dkk.

PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL

DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Editor

Dr. H. Jamaluddin, MA

Kata Pengantar

Prof. Dr. Ir. H. Yusuf Ahyar Sutaryono

(Ketua Dewan Riset Daerah Provinsi NTB)

Page 2: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

ii PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Page 3: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

iiiMUHAMMAD SARJAN., dkk.

PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL

DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Alamtara Institute

Page 4: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

iv PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Perpustakaan Nasional RI: Katalog dalam Terbitan (KDT)

Muhammad Sarjan., dkk.; Pengembangan Pariwisata Halal di

Provinsi Nusa Tenggara Barat; Alamtara Institute Mataram,

2019; x + 235 hlm: 14 x 21 cm

Penulis : Muhammad Sarjan., dkk.

Editor : Dr. H. Jamaluddin, M.A

Lay Out : Gustavo

Desain Cover : Ardy S

Cetakan Pertama, Januari 2019

ISBN: 978-602-9281-15-6

Penerbit:

Alamtara Institute

Jln. Industri No. 26A Taman Kapitan

Ampenan Mataram NTB

[email protected]

Bekerja Sama Dengan:

Dewan Riset Daerah Provinsi NTB

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang meng-

utip atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini da-

lam bentuk apapun, tanpa ijin sah dari penerbit.

Page 5: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

vMUHAMMAD SARJAN., dkk.

KATA PENGANTAR

Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan, telah

mengambil peran penting dalam pembangunan pere-

konomian bangsa Indonesia dalam dua dekade tara-

khir. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Indonesia

terus meningkat. Pada tahun 2013 kontribusi pariwisata terh-

adap produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya 9 persen,

Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi

objek wisata, Indonesia unggul dibandingkan dengan kedua

negara tersebut.

Dalam perkembangan pariwisata di Nusa Tenggara Barat, pemerintah provinsi menginisiasi pengembangan suatu program yang dikenal sebagai Pariwisata Halal atau Pariwisa-ta Syariah. Pariwisata halal atau syariah yang dikutip dari Duman (2011) diantaranya diungkapkan oleh Shakiry (2006) yang menyatakan bahwa konsep pariwisata islami tidaklah terbatas pada wisata religi, tetapi tetap mengacu pada sega-la bentuk kepariwisataan kecuali yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. Dalam kaitan ini, pulau Lombok sebagai tujuan wisata utama di Indonesia telah mendapatkan penga-kuan dunia. Pada kegiatan The World Halal Travel Summit/

Exhibition (WHST) tahun 2015, pulau Lombok mendapat-kan gelar sebagai juara satu dalam 2 kategori yaitu World”S

Best Halal Tourism Destination dan World’s Best Halal

Honeymoon (Kompas.com, 2015). Secara ekonomi pariwisata halal sangat menjanjikan karena wisatawan muslim (membelanjakan pendapatannya untuk berwisata) tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan ra-ta-rata global, bahkan nilainya dapat mencapai US $190 miliar pada tahun 2020 (Sureerat, et al, 2014). Determinasi wisata halal tentu sangat luas, di samping membentuk kawasan (desti-nasi) bernuansa halal juga berkembang sebagai turunan bisnis pangan halal (halal food), hotel dan restoran halal, lembaga

Page 6: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

vi PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

keuangan syariah, pusat perbelanjaan halal, transaksi halal dan seterusnya. Sehingga, bila wisata halal berkembang pesat dan menjadi brand Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka kondisi itu akan mendorong tumbuh dan berkembangnya berbagai bisnis turunan berbasis halal, artinya multiplier efek wisata halal terhadap ekonomi masyarakat akan ikut meluas. Seiring dengan kemajuan pembangunan industri pari-wisata, perkembangan sektor pertanian maupun produk-pro-duk pertanian modern dan spesiik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan pertanda tinggin-ya permintaan terhadap agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mem-punyai daya tarik spesiik. Objek agrowisata tidak hanya terba-tas pada objek dengan skala hamparan yang luas seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala kecil yang karena keunikannya dapat menjadi objek wisata yang menar-ik. Salah satu contohnya, cara-cara bertanam tebu, panen tebu, pembuatan gula pasir tebu, serta penciptaan varietas baru tebu merupakan salah satu contoh objek yang kaya dengan muatan pendidikan. Dengan datangnya masyarakat ke objek wisata juga terbuka peluang pasar tidak hanya bagi produk dan ob-jek agrowisata yang bersangkutan, namun pasar dan segala kebutuhan masyarakat. Agrowisata bukan semata merupakan bisnis di bidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan kon-sumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat, memberi-kan signal bagi peluang pengembangan diversiikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat menjadi kawasanpertumbu-han baru wilayah. Dengan demikian maka Agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru deerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional. Selain itu dikembangkan pula daerah tujuan berbasis alam dan lingkungan. Salah satu yang memiliki potensi untuk

Page 7: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

viiMUHAMMAD SARJAN., dkk.

dijadikan sebagai daerah tujuan wisata seperti ini adalah daerah dengan tanaman mangrove. Gili Sulat merupakan salah satu dari 18 kawasan pengembangan pesisir dan laut (RTRW NTB, 2014), suatu kawasan yang luasnya 640 Ha didominasi oleh mangrove. Hutan mangrove merupakan salah satu potensi sumber daya alam hayati yang bernilai ekonomi tinggi dan sangat layak untuk dikelola lebih jauh. Hutan mangrove mer-upakan ekosistem yang kompleks terdiri atas lora dan fauna daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air pasang dan surut, berperan dalam melindungi garis pantai dari erosi, gelombang laut dan angin topan. Ta-naman mangrove berperan juga sebagai bufer (perisai alam) dan menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerang-kap endapan material dari darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa ke tengah laut oleh arus. Untuk terus meningkatkan kunjungan wisatawan, beragam upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat NTB, selain meningkatkan jumlah dan jenis ser-ta diversivikasi layanan pariwisata, penyiapan sarana dan prasarana pendukung juga harus dilakukan. Berdasarkan The

Travel & Tourism Competitiveness Report (TTCR) yang diri-lis oleh World Economic Forum (WEF) daya saing pariwisata Indonesia menempati urutan 50 dari 141 negara. TTCR 2015 melaporkan bahwa hampir keempat belas pilar daya saing Indonesia masih jauh tertinggal. Masalah dan kendala yang paling krusial sektor pariwisata Indonesia yang perlu pen-angan yang serius adalah promosi, infrastruktur (infrastruk-tur pariwisata, infrastruktur transportasi udara dan darat dan infrasturktur ICT), kesehatan dan kebersihan, keberlanjutan lingkungan, iklim usaha/investasi, keterbukaan internasion-al, lingkungan bisnis dan sumber daya manusia (Sirait, 2015) Sarana dan Prasana kesehatan merupakan indikator pentig yang harus ditingkatkan untuk mencapai target dan meningkatkan daya saing pariwisata di Provinsi NTB. Kese-hatan wisata menjadi isu utama dalam keselamatan wisata. Da-

Page 8: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

viii PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

lam konsep kesehatan wisata dikemukakan bahwa wisatawan yang menikmati liburannya, sekembalinya ke tempat asalnya, diharapkan dapat merehabilitasi atau membuat dirinya lebih sehat dari sebelumnya, dan bukan menjadi lebih buruk akibat mendapat penyakit dalam perjalanan wisatanya. Di atas semua itu, untuk mengembangkan dan menun- jang pembangunan pariwisata dan juga pembangunan secara umum maka pembangunan sumberdaya manusia sangat pent-ing. IPM NTB terus berada pada posisi ke-32 dari 33 provinsi di negeri ini. Padahal posisi ini adalah warisan gubernur se-belumnya. Satu periode menjabat dengan aksi Aksano posisi 32 tidak juga terdongkrak, karena angka buta aksara di NTB masih tinggi. Persoalan IPM NTB yang masih stagnan menja-di prioritas pembangunan dalam periode kedua kepemipinan Gubenur dalam membangun Nusa Tenggara Barat. Rencana aksi pembangunan dalam lima tahun telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD), 2013-2018. Dalam RPJMD (2013-2018) ditegaskan bahwa permasalahan pembangunan yang akan dihadapi oleh mas-yarakat NTB secara umum adalah bagaimana membangun masyarakat yang berkarakter, mengembangkan budaya dan kearifan lokal, melakukan reformasi birokrasi dan penega-kan hukum, mengembangkan SDM yang berdaya saing, pengentasan kemiskinan, pengembangan konektivitas antar wilayah dan tata ruang, serta pengelolaan lingkungan hid-up. Persoalan-persoalan pembanguan ini harus dapat terata-si dalam rangka mewujudkan generasi emas Nusa Tenggara Barat. Buku ini diterbitkan sebagai sumbangan pemikiran dari Dewan Riset Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat da-lam pengembangan pariwisata terutama Pariwisata Halal (Halal Tourism) di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan dasar-dasar pemikiran yang dikemukakan dalam buku ini diharapkan industri pariwisata terutama industri pariwisata halal di provinsi NTB dapat berkembang dengan lebih pesat

Page 9: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

ixMUHAMMAD SARJAN., dkk.

dan memberikan kontribusi positif dalam peningkatan kese-jahteraan masyarakat, dengan tetap menjaga keseimbangan sosial dan kelestarian lingkungan.

Ketua Dewan Riset Daerah Provinsi NTB Prof. Dr. Ir. H. Yusuf Ahyar Sutaryono

Page 10: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

x PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DAFTAR ISI

Kata Pengantar v

Daftar Isi x

BAB I :

INVENTARISASI DAN IDENTIVIKASI POTENSI

AGROWISATA HALAL SEBAGAI AKSELERATOR

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH 1

BAB II :

LAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TUJUAN WISATA

UNTUK MENDUKUNG WISATA HALAL DI PROVINSI NTB

55

BAB III :

KAJIAN PEMETAAN POTENSI DAN EKSISTENSI

PERGURUAN TINGGI NTB MENUJU GENERASI EMAS 88

BAB IV :

GILI SULAT SEBAGAI PENUNJANG EKOWISATA

NUSA TENGGARA BARAT 135

BAB V :

WISATA HALAL DAN INSTRUMEN PENDUKUNG

DI NUSA TENGGARA BARAT 190

DAFTAR PUSTAKA 231

PROFIL PENULIS 234

Page 11: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

1MUHAMMAD SARJAN., dkk.

BAB I

BIDANG PERTANIAN

INVENTARISASI DAN IDENTIVIKASI POTENSI

AGROWISATA HALAL SEBAGAI AKSELERATOR

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

TIM PENULIS:

Prof. Ir. H. Muhammad Sarjan, M. Agr.CP., Ph.D

Dr. Ir. Ketut Puspadi, M. Sc

Prof. Ir. H. M. Tauik Fauzi, M.Sc., Ph.D Dr. Ir. Mery Windarningsih, M. Si

Page 12: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

2 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENDAHULUAN

Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan, tel-

ah mengambil peran penting dalam pembangunan

perekonomian bangsa Indonesia dalam dua dekade

tarakhir. Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Do-

mestik Bruto (PDB) Indonesia terus meningkat. Pada tahun

2013 kontribusi pariwisata terhadap PDB Indonesia tahun

2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16

persen. Padahal, dari sisi objek wisata, Indonesia unggul

dibandingkan dengan kedua negara tersebut. Pada tahun

2015, kontribusi sektor penyediaan akomodasi dan makanan

minuman sebesar 1.81%, meningkat 0.03% dibandingkan ta-

hun 2014, terhadap PDRB provinsi NTB (NTB dalam Angka

2015).

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor unggulan yang paling nyata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memeratakan hasil pembangunan. Namun, daya saing relatif rendah. Saat ini, wisatawan berkunjung ke Indonesia sekitar 35 persen karena tertarik faktor alam, seperti ekologi dan kelautan. Sekitar 60 persen tertarik karena kuliner, religi, dan sejarah. Kemudian, peminat wisata buatan 5 persen, sep-erti pertunjukan dan berbagai pameran. Tingkat kesejateraan masyarakat global yang terus meningkat, menyebabkan pariwisata sebagai bagian dari ke-butuhan hidupnya. Konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagai akibat meningkatnya pendapatan, aspirasi, dan kesejahteraannya. Pariwiwsata menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam dan budaya belahan dunia lainnya. Pergerakan jutaan manusia telah menggerakkan rantai ekonomi suatu wilayah,

Page 13: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

3MUHAMMAD SARJAN., dkk.

sehingga sektor pariwisata memberikan kontribusi penting bagi perekonomian daerah. Preferensi dan motivasi wisatawan juga berkembang secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan da-lam bentuk menikmati objek-objek spesiik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk se-cara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesiik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecend-erungan ini merupakan pertanda tingginya permintaan agrow-isata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan atau-pun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesiik. Hamparan areal pertanahan yang luas seperti pada ar-eal perkebunan, dan hortikultura disamping menyajikan pe-mandangan dan udara segar, juga merupakan media pendi-dikan bagi masyarakat dalam dimensi yang sangat luas, mulai dari pendidikan tentang kegiatan usaha di bidang mas-ing-masing sampai kepada pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam. Objek agrowisata tidak hanya terbatas kepada objek dengan skala hamparan yang luas seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala kecil yang karena keunikannya dapat menjadi objek wisata yang menar-ik. Salah satu contohnya, cara-cara bertanam tebu, acara panen tebu, pembuatan gula pasir tebu, serta penciptaan vari-etas baru tebu merupakan salah satu contoh objek yang kaya dengan muatan pendidikan. Demikian juga pembuatan gula merah kelapa juga merupakan salah satu contoh lain dari kegiatan yang dapat dijual kepada wisatawan yang disamping mengandung mua-tan budaya dan pendidikan juga dapat menjadi media promo-si, karena dipastikan pengunjung akan tertarik untuk membe-li gula merah yang dihasilkan pengrajin. Dengan datangnya masyarakat mendatangi objek wisata juga terbuka peluang pasar tidak hanya bagi produk dan objek agrowisata yang bersangkutan, namun pasar dan segala kebutuhan masyarakat.

Page 14: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

4 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Agrowisata bukan semata merupakan bisnis di bidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan peman-dangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat, memberikan signal bagi pelu-ang pengembangan diversiikasi produk agribisnis dan berar-ti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. Dengan demikian, maka agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru daerah, sektor pertanian, dan ekonomi nasional. Potensi agrowisata yang sangat tinggi ini belum sepenuhnya dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, perlu dirumuskan langkah-langkah kebijakan yang konkret dan operasional guna tercapainya kemantapan pen-gelolaan objek agrowisata di era globalisasi dan otonomi daerah. Sesuai dengan keunikan kekayaan spesiik lokasi yang dimiliki, setiap daerah dan setiap objek wisata dapat menentukan sasaran dan bidang garapan pasar yang dapat di-tuju. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengala-man rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan bu-daya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkat-kan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lah-an, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Potensi objek wisata dapat dibedakan menjadi objek wisata alami dan buatan manusia. Objek wisata alami dapat berupa kondisi iklim (udara bersih dan sejuk, suhu dan sinar matahari yang nyaman, dan kesunyian), pemandangan alam (panorama pegunungan yang indah, air terjun, danau, dan sungai yang khas), dan sumber air kesehatan (air mineral, air

Page 15: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

5MUHAMMAD SARJAN., dkk.

panas). Objek wisata buatan manusia dapat berupa fasilitas atau prasarana, peninggalan sejarah dan budidaya, pola hidup masyarakat dan taman-taman untuk rekreasi atau olahraga. Objek agrowisata yang telah berkembang dan tercatat dalam basis data Direktorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 terdapat delapan provinsi yaitu Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Objek agrowisata umumnya masih berupa hamparan suatu areal usaha pertanian dari pe-rusahaan-perusahaan besar yang dikelola secara modern Barat dengan orientasi objek keindahan alam dan belum me-nonjolkan atraksi keunikan dari aktivitas lokal masyarakat. Pariwisata Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mulai berbenah, mulai dari sisi utara, tengah hingga selatan, tujuannya untuk menjaring wisatawan, menyejahterakan masyarakat, mengembangkan potensi daerah, serta men-dukung program pariwisata nasional yang dirilis Kementeri-an Pariwisata, “Indonesia WOW” (World of Wonderful). Pe-merintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mulai membenahi pariwisata dari sisi utara, tengah hingga selatan bersama seluruh elemen masyarakat dengan membuat strategi dan arah kebijakan. Pedoman itu kemudian dijadikan sebagai landasan atau kerangka acuan dalam menyusun program apa saja yang dibutuhkan masyarakat setempat. Secara umum ada tiga yang menjadi fokus utama, yakni agribisnis, tourism, dan marine. Di bidang pariwisata (tourism), Pemkab Lombok Tengah membagi berdasarkan keunggulan masing-masing wilayah atau zona kawasan. Masing-masing kawasan saling menopang, mendukung, berkaitan, mengisi dan bersinergi antarsatu dengan yang lainnya. Ketiga zona itu meliputi utara, tengah, dan selatan atau sering diistilahkan dalam bahasa Sa-sak Lombok sebagai “Aiq Meneng, Tunjung Tilah, Empak Bau” (air tetap bening, teratai tidak rusak, dan ikan tertang-kap). Zona utara mencakup empat kecamatan, meliputi Ba-

Page 16: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

6 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

tukliang Utara, Batukliang, Kopang, dan Pringgarata. Empat kecamatan ini diharapkan mampu mengembangkan konsep agrowisata atau ekowisata. Beberapa objek wisata yang menjadi tempat andalan untuk dikunjungi wisatawan Nusantara maupun mancanega-ra banyak terdapat di tempat ini, bahkan objek-objek wisata ini sudah tidak asing lagi karena seringnya dikunjungi. Objek wisata itu antara lain Aiq Bukak, air terjun Benang Stokel, Benang Kelambu, termasuk terdapat lahan hutan kemas-yarakatan (HKm) seluas 2.500 hektare, ada juga kebun kopi seluas 350 hektare. Beberapa potensi lain yang hingga saat ini masih be-lum bisa tergali, diharapkan tempat wisata itu mampu menja-di andalan untuk terus bisa dikembangkan dan dijaga kele-stariannya. Termasuk bisa menopang perekonomian masya- rakat setempat dan untuk kesejahteraan masyarakat dan pen-ingkatan pendapatan asli daerah (PAD). Berbagai kalangan menilai di wilayah utara cocok untuk membangun vila atau tempat pertemuan, mengingat hawanya yang sejuk karena dikelilingi perbukitan dan pegunungan. Lokasi ini cukup po-tensial untuk dikembangkan karena berada di bawah kaki Gunung Rinjani. Bahkan, di tempat itu kini telah dibuka jalur pendakian menuju gunung Rinjani, selain jalur pendakian Sembalun di Kabupaten Lombok Timur dan Senaru di Kabu-paten Lombok Utara. Sebagaimana diketahui Lombok telah mengukuhkan diri sebagai destinasi World Best Halal Tourism dan World

Best Halal Honeymoon yang diterima dari ajang kompetisi dunia The World Halal Travel Summit/Exhbition yang diu-mumkan di Uni Emirat Arab (UEA) pada 2015 lalu. Sehu-bungan dengan hal tersebut maka perlu mendiinisikan dan mendeskripsikan hal-hal yang terkait dengan wisata halal ter-masuk agrowisata di Kabupaten Lombok Tengah yang di-harapkan mampu mempercepat peningkatan kesejahteraan

Page 17: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

7MUHAMMAD SARJAN., dkk.

masyarakat.

POTENSI PARIWISATA HALAL NUSA TENGGARA

BARAT

1. Potensi dan Daya Saing Pariwisata Halal Indonesia

Potensi dan Prospek Pariwisata Halal

Pariwisata merupakan salah satu sektor dengan per-tumbuhan tercepat di dunia, yang mana pasar wisata Muslim membawa peluang yang sangat besar. Sebelumnya, Master Card-Crescent Rating Global Muslim Travel Index 2016 men-gungkapkan bahwa pada 2015 ada sekitar 117 juta wisatawan muslim yang akan berpergian secara global, mewakili hampir sepuluh persen dari keseluruhan wisata. Angka ini diprediksi akan tumbuh mencapai 168 juta pengunjung pada 2020, se-tara dengan 11 persen dari segmen pasar, dengan nilai yang diproyeksikan melebihi 200 miliar dolar Amerika Serikat. Pew Research Center Forum on Religion and Public

Life mengungkapkan, populasi muslim dunia diperkirakan ter-us bertambah dari 1,6 miliar atau sekitar 23,4 persen dari pen-duduk dunia pada 2010 menjadi sekitar 2,2 miliar atau sekitar 26,4 persen dari total penduduk dunia di tahun 2030, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,5 persen setiap tahunnya. Pada awal 2015, lembaga Crescent Rating mener-bitkan Global Muslim Travel Index yang isinya menunjuk-kan bahwa pada tahun 2014, segmen wisata muslim memi-liki nilai sebesar US$ 145 miliar dengan jumlah 108 juta wisatawan muslim, mewakili 10 persen dari keseluruhan sektor travel. Angka ini diprediksi akan tumbuh menjadi 150 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11 persen dari seg-men pasar tersebut dengan nilai pasar yang diproyeksikan akan tumbuh menjadi US$200 miliar. Banyak negara mulai mengincar wisatawan mus-lim, sebab biaya belanja wisatawan muslim juga cukup be-

Page 18: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

8 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

sar. Master Card-Crescent Rating Muslim Shopping Trav-el Index 2015 (MTSI 2015) mengungkapkan bahwa total pengeluaran wisatawan muslim secara global pada 2014 adalah sebesar US$ 62 miliar, dengan rincian US$ 36 mil-iar untuk belanja dan US$ 26 miliar untuk makan. Saat ini, kota-kota di wilayah Asia Pasiik telah termasuk se-bagai pilihan destinasi belanja pertama bagi para turis mus-lim. Kuala Lumpur menempati posisi kedua dari daftar 40 kota secara keseluruhan di dalam laporan MTSI 2015, dis-usul oleh Singapura di posisi ketiga. Kedua kota tersebut menyusul posisi Dubai yang menempati posisi pertama. Dalam laporan States of Global Islamic Economy (SGIE) 2015-2016, dengan mengecualikan haji dan umrah, nilai pariwisata halal pada 2014 mencapai 142 miliar dolar AS, tumbuh 6,3 persen dibanding 2013. Pelancong asal Timur Tengah dan Afrika Utara adalah penyumbang terbesar untuk pengeluaran di sektor ini dengan nilai 52,3 miliar dolar AS atau 37 persen dari total belanja wisatawan meski popu-lasi mereka hanya mereka hanya tiga persen dari total pop-ulasi Muslim global pada 2014. Pada 2020 belanja Muslim untuk pariwisata diprediksi mencapai 233 miliar dolar AS. Dalam laporan States of Global Islamic Economy (SGIE) 2015-2016, dengan mengecualikan haji dan umrah, nilai pariwisata halal pada 2014 mencapai 142 miliar dolar AS, tumbuh 6,3 persen dibanding 2013. Pelancong asal Timur Tengah dan Afrika Utara adalah penyumbang terbesar untuk pengeluaran di sektor ini dengan nilai 52,3 miliar dolar AS atau 37 persen dari total belanja wisatawan meski popu-lasi mereka hanya mereka hanya tiga persen dari total pop-ulasi Muslim global pada 2014. Pada 2020 belanja muslim untuk pariwisata diprediksi mencapai 233 miliar dolar AS. Pada 2019 Pemerintah Indonesia menargetkan kun-jungan wisata bisa mencapai 20 juta wisatawan mancanegara dan 275 wisatawan Nusantara pada 2019. Wisatawan yang memiliki preferensi pariwisata halal sendiri diharapkan bisa

Page 19: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

9MUHAMMAD SARJAN., dkk.

mencapai lima juta orang. Pada 2019 pula kontribusi sektor pariwisata diharapkan bisa mencapai 15 persen terhadap PBD Indonesia, menghasilkan devisa Rp 240 triliun, dan mencip-takan lapangan kerja bagi 13 juta orang. Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan muslim. Indonesia memiliki banyak destinasi yang beragam dari Sabang hingga Merauke. Keindahan alam pantai, laut, pegunungan, plasma nuftah, dan budaya. Syaratnya hanya be-rupa sertiikasi dan literasi bahwa makanan Indonesia halal. Daya Saing Pariwisata Halal Indonesia

Lompatan besar berhasil diraih Indonesia, dalam

menggaet wisatawan muslim dunia. Indeks Wisata Muslim

Global Master Card-Crescent Rating (GMTI) 2016 mencatat,

kini Indonesia merupakan negara keempat terpopuler yang

dikunjungi wisatawan muslim dunia. Posisi Indonesia, lan-

jut dia, setelah Turki, Uni Emirat Arab, dan Malaysia. Neg-

ara tetangga Malaysia menduduki posisi pertama. Bahkan

Malaysia berhasil mempertahankan posisinya sebagai neg-

ara destinasi wisatawan muslim terpopuler. Malaysia men-

catat sekitar 6 juta wisatawan muslim. Sementara Indonesia,

sepanjang 2015 mendatangkan 1, 3-2 juta wisatawan muslim.

Jumlah ini diperkirakan akan terus tumbuh dari tahun ke ta-

hun (Tabel 1.1).

Page 20: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

10 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Tabel 1.1

Sepuluh Besar Oganisation of Islamic Coopertation (OIC)

Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2016

No GMTI Rank Destination GMTI

Score

1 1 Malaysia 81,90

2 2 United Arab 74,70

3 3 Turkey 73,90

4 4 Indonesia 70,60

5 5 Qatar 70,50

6 6 Saudi Arabia 70,40

7 7 Oman 70,30

8 9 Maroco 68,30

9 10 Jordan 65,40

10 11 Bahrai 63,30

Sumber: Master Card-Cresent Rating GMTI Report, March 2016.

Jika tingkat popularitas pariwisata halal Indonesia

dibandingkan dengan tingkat popularitas pariwisata halal

Non-OIC, perbedaan tingkat popularitasnya tidak signiikan (Tabel 1.2). Pada tahun 2014 wisatawan muslim ke Thailand

sekitar 4, 2 juta orang, sedangkan wisatawan muslim ke Indo-

nesia sekitar 1, 8 juta orang. Thailand misalnya, telah memili-

ki 100 hotel dan restoran yang bersertiikat halal. Sedangkan, Malaysia telah memiliki 366 hotel syariah dan lebih dari 2.000

restoran yang bersertiikat halal. Singapura bahkan memiliki 2.691 hotel dan restoran yang sudah bersertiikat halal. Thai-land menggarap pariwisata halal sejak tahun 1994. Thailand

mempunyai Halal Science Center di Universitas Chulalong-

kon. Thailand mempunyai produsen makan halal.

Negara-negara non-muslim (non-OIC) tahun ini men-

Page 21: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

11MUHAMMAD SARJAN., dkk.

galami kemajuan yang sangat pesat. Mereka berlomba-lom-

ba memberikan pelayanan dan destinasi terbaik bagi traveler

muslim. Negara seperti Taiwan dan Jepang.

Tabel 1.2

Sepuluh Besar Non-Oganisation of Islamic Coopertation (OIC)

Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2016

No GMTI rank Destination GMTI Score

1 8 Singapore 68,40

2 20 Thailand 59,50

3 21 United Kingdom 59,00

4 30 South Africa 53,10

5 31 Hongkong 53,00

6 31 France 51,60

7 33 Taiwan 50,10

8 34 Japan 49,10

9 35 Srilangka 49,00

10 36 United States 48,90

Sumber: Master Card-Cresent Rating GMTI Report, March 2016.

Jepang memfasilitasi umat muslim berwisata. Be-berapa tahun belakangan citra Jepang, seperti juga Tiong-kok, memang dikenal kurang luwes untuk pergerakan war-ga Muslim. Sekarang, sepertinya Jepang melunak. Video promosi Wisata Muslim di Jepang sudah diluncurkan sejak November 2014 lalu. Dalam serangkaian video iklan-pro-mosi yang disponsori langsung oleh Japan National Tourism Organisation tersebut, ditampilkan fasilitas-fasilitas ibadah muslim yang lengkap (dan sepertinya sengaja dibangun) di sepanjang empat wilayah besar tujuan wisata Jepang: Hokkaido, Chubu, Kansai, dan Kyusyu. Ada daftar restoran untuk makanan halal di Tokyo

Page 22: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

12 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

sampai Kyoto, sajadah dan rukuh yang disediakan hotel-ho-tel (bahkan kamar yang dilengkapi arah kiblat), papan-papan penunjuk arah ke tempat ibadah, dan daftar masjid di Yoko-hama yang sengaja dibangun dekat dengan akses wisatawan. Mereka bahkan “memperlakukan khusus” resor-resor dan tujuan wisata budaya khas Jepang yang “terbuka untuk Mus-lim”, berfoto dengan seorang Ninja di dekat sebuah kompleks ibadah, misalnya. Dewan wisata di setiap distrik sudah memuat ekstensi website khusus untuk “Pelayanan Wisatawan Muslim” (mis-alnya Yokohamajapan.com/Muslims). Jepang sepertinya mel-onggarkan paradigma masyarakatnya dengan mengenalkan Orang Jepang dengan Muslim yang di dunia juga membawa kedamaian, bahkan untuk urusan wisata. Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar dunia, apakah sudah punya kerangka strategi menggaet calon wisa-tawan dengan paket Muslim Tourism? Kementrian Pariwisata RI mencatat bahwa selain Tiongkok dan Taiwan, mayoritas penyumbang devisa terbesar wisatawan mancanegera kita datang dari negara-negara semenanjung Arab, yakni Me-sir, Bahrain, dan Arab Saudi. Kecuali, orang-orang Arab itu datang ke Indonesia justru untuk menikmati “surga bebas dari kekangan Syariah”. Negara mayoritas muslim Malaysia, sudah lama membentuk dewan pariwisata Muslim yang mereka beri nama Islamic Tourism Center of Malaysia, sebuah lem-baga pemerintah yang merencanakan, sekaligus menjem-batani kebutuhan wisatawan dan pengambil kebijakan dalam memajukan pariwisata bernilai Muslim dan halal. Dewan ini, menurut website-nya, menargetkan tingkat kunjungan wisa-tawan Muslim pada tahun-tahun berikutnya dapat bertambah di atas 14 juta.

Page 23: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

13MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Indikator Popularitas Destinasi Pariwisata Halal

Perilaku dan proil wisatawan muslim telah berubah secara signiikan dalam dua dekade terakhir. Mereka cend-erung mengunjungi tujuan wisata dengan tingkat pelayanan yang prima. Mereka mencari destinasi wisata yang aman. Para wisatawan muslim menilai bahwa Malaysia, Dubai, dan Turki mampu memberikan pelayanan yang sesuai den-gan kebutuhannya. Negara-negara tersebut menawarkan dan menyediakan akomodasi, fasilitas dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan wisatawan muslim. Bedasarkan hasil penelitian Master Card dan Cres-centing Rating (2016) bahwa ada 6 kebutuhan mendasar para wisatawan muslim. (1) Makanan Halal merupakan layanan yang paling penting bagi wisatawan muslim, jika bepergian; (2) Fasilitas beribadah; (3) Ketersediaan air merupakan kebu-tuhan utama, bagi wisatawan muslim yang akan beribadah; (4) Penyediaan layanan pada bulan Ramadhan; (5) Kegiatan Non-non halal; dan (6) Fasilitas rekreasi dan jaminan privasi bagi wisatawan muslim. Kebutuhan mendasar berbeda antar wisatawan muslim.

Gambar 1.1

Klasiikasi Kebutuhan Mendasar Wisatawan Muslim

Need to Have

Good to Have

Nice to Have

Halal Food Services

Salaath (Prayer) Facilities

Water-Usage Friendly

Washroom

Ramadhan Services &Facilities

Non non Halal Activities

Recreational Facilities &

Services

Gambar 4. Klasifikasi kebutuhan mendasar wisatawan muslim

Page 24: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

14 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Klasiikasi kebutuhan mendasar wisatawan mus-lim (Gambar 1.1) dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menyediakan layanan bagi wisatawan muslim yang berkun-jung ke destinasi wisata halal. Global Muslim Travel Index (GMTI) menjadi acuan pertama dari standardisasi wisata halal Indonesia. Dalam GMTI 2016, ada tiga kelompok kriteria wisata halal. Pertama, desti-nasi ramah keluarga. Kedua, layanan dan fasilitas di destinasi yang ramah Muslim. Ketiga, kesadaran halal dan pemasaran destinasi. Dari tiga kriteria ini, ada 11 indikator. Untuk krite-ria destinasi ramah keluarga, indikatornya mencakup; (1) des-tinasi ramah keluarga, (2) keamanan umum bagi wisatawan Muslim, (3) serta jumlah kedatangan wisatawan muslim. Di kriteria kedua, layanan dan fasilitas di destina-si yang ramah Muslim, ada tiga indikator turunan, (1) pili-han makanan dan jaminan halal, (2) akses ibadah, fasilitas di bandara, (3) serta opsi akomodasi. Sementara, untuk kri-teria tiga kesadaran halal dan pemasaran destinasi, empat indikator turunannya adalah (1) kemudahan komunikasi, jangkauan dan (2) kesadaran kebutuhan wisatawan Muslim, (3) konektivitas transportasi udara, (4) persyaratan visa. Dengan menggunakan pendekatan sistem dan te-ori perubahan maka, 11 indikator untuk menentukan ting-kat popularitas destinasi wisata halal, dapat dipergunakan sebagai acuan untuk menentukan product, prakondisi, outcome wisata halal, dan stakeholders yang terlibat. Kompetisi wisata halal ke depan semakin ketat, seh-ingga provinsi NTB harus dapat memebrikan layanan prima wisata halal. Negara-Negara minoritas muslim sangat serius, mencari upaya upaya untuk menangkap potensi pasar wisata halal. Sebelas indikator wisata halal yang disusun oleh Mas-ter Card-Crescending GMTI 2016 harus dipergunakan untuk menyususn rencana aksi wisata halal di NTB, untuk bersaing dengan Negara-Negara Asia.

Page 25: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

15MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Kebijakan Pengembangan Pariwisata NTB

Lombok telah mengukuhkan diri sebagai destina-si World Best Halal Tourism dan World Best Halal Hon-

eymoon yang diterima dari ajang kompetisi dunia The

World Halal Travel Summit/Exhibition yang diumum-kan di Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun 2015. Untuk menangkap peluang pasar wisatawan mus-lim, yang terus meningkat Pemerintah provinsi Nusa Teng-gara Barat telah menyusun Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat ta-hun 2013-2028. Kebijakan pembangunan kepariwisataan Daerah dimaksudkan untuk mengarahkan kegiatan pemba-ngunan kepariwisataan provinsi NTB dalam mewujudkan; Nusa Tenggara Barat Barat sebagai Destinasi Pariwisa-

ta Unggulan Indonesia yang Berdaya Saing Internasional. Pembangunan kepariwisataan daerah meliputi pembangun destinasi wisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan. Pemerintah provinsi NTB membagi pembangu-nan Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) pulau Lombok dan Sumbawa. DPD pulau Lombok meliputi pengembangan: (1) KSPD Mataram Metro dan sekitarnya meliputi kawasan wisa-ta kota Mataram, Islmaic Center, Loang Baloq, Taman Mayu-ra, Sekarbela, Banyumulek, Taman Narmada, Suranadi, dan Lingsar sebagai kawasan wisata budaya, religi, kuliner, be-lanja dan MICE; (2) KSPD Senggigi-Tiga Gili dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Batulayar, Batu Bolong, Senggigi, Tiga Gili, Sindang Gile, Senaru, Dusun Tradusional Segenter, sebagai kawasan wisata pantai, bawah laut, olah raga berbasis bahari, budaya, religi, dan kuliner; (3) KSPD Kuta-Manda-lika dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Gili Gede, Gili Nangu, Bangko-Bangko, Selong Blanak, Sade, Kuta, Gili In-dah, sebagai kawasan wisata pantai, bawah laut, olah raga berbasis bahari, dan budaya; (4) KSPD Rasimas-Sembalun

Page 26: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

16 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Benang Stokel, Gili Sulat, Sembalun, Gunung Rinjani, Otak Kokoq, sebagai ka-wasan wisata agro, pegunungan, budaya dan kuliner. DPD pulau Sumbawa meliputi pengembangan: (1) KSPD Alasutan dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Agrotamasa, pulau Bedil, pulau Bungin, sebagai kawasan wisata pantai, agro,, budaya dan kuliner; (2) KSPD Potota-no-Maluk dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Pototano dan Maluk sebagai kawasan wisata pantai, olahraga berbasis bahari, budaya, dan kuliner; (3) KSPD Batu Hijau-Dodorin-ti dan sekitarnya yang meliputi kawasan wisata Batu Hijau, dan Dodorinti, sebagai kawasan wisata pegunungan, tam-bang, budaya dan kuliner; (4) KSPD Samota dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Aibari, Moyo, Batubulan, Tambo-ra, dan Teluk Saleh sebagai kawasan wisata pantai, bawah laut, olah raga air berbasis bahari, budaya, kuliner, dan pe-gunungan; (5) KSPD Hu’u dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Lakey Hu’u, sebagai kawasan wisata pantai, bawah laut, olah raga berbasis bahari, budaya, kuliner; (6) KSPD Teluk Bima dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Lawa-ta, Amahami, Kota Bima, sebagai kawasan wisata pantai, olahraga berbasis bahari, budaya, dan kuliner; (7) KSPD Waworada-Sape dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Waworada, Sape, dan Wane sebagai kawasan wisata pan-tai, bawah laut, olahraga berbasis bahari, dan kuliner. Uraian di atas menunjukkan bahwa Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Nusa Teng-gara Barat tahun 2013-2028 belum merespon issue wisata halal. Lombok sebagai destinasi World Best Halal Tourism dan World Best Halal Honeymoon pada tahun 2015 direspon dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pari-wisata Halal. Peraturan Daerah tersebut, mempertimbangkan bahwa pariwisata merupakan salah satu aspek pembangunan di bidang ekonomi yang mampu mempercepat perkemban-gan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat, dan

Page 27: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

17MUHAMMAD SARJAN., dkk.

pariwisata halal merupakan konsep yang mengintegrasikan nilai-nilai syariah ke dalam kegiatan pariwisata dengan menyediakan fasilitas dan pelayanan yang sesuai dengan ketentuan syariah.

Kebijakan Pengembangan Pariwisata Halal di NTB

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mere-spon Lombok sebagai destinasi pariwisata halal relatif cepat dengan dua kebijakan. Pertama, Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 51 Tahun 2015 tentang Wisata Ha-lal dan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No-mor 2 Tahun 2016. Kecepatan respon Pemerintah provinsi NTB terhadap penetapan Lombok sebagai destinasi pari-wisata halal mengindikasikan bahwa pemerintah daerah NTB sangat serius membangun industri pariwisata halal. Peraturan Gubernur tersebut dimaksudkan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pelayanan kepada wisatawan agar dapat menikmati kunjungan wisata dengan aman, halal, dan juga dapat memperoleh kemudahan dalam berwisata sesuai dengan konsep usaha pariwisata halal yang merupakan konsep yang mengintegrasikan nilai-nilai syariah ke dalam kegiatan pariwisata dengan menyediakan fasilitas dan pelayanan yang sesuai dengan ketentuan syariah. Wisata halal adalah kegiatan kunjungan wisata den-gan destinasi dan industri pariwisata yang menyiapkan fasili-tas, produk, pelayanan, dan pengelolaan pariwisata yang me-menuhi unsur syariah. Seperti akomodasi yang berupa hotel sudah ditetapkan Hotel Syariah Hilal-1 adalah hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria usaha hotel syariah yang diperlukan untuk melayani minimal wisatawan mus-lim. Hotel Syariah Hilal-2 adalah hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria usaha hotel syariah yang diperlu-kan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim. Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 2 Tahun

Page 28: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

18 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2016 mengatur penyelenggaraan pariwisata halal berdasar-kan azas transparansi, akuntabilitas, keadilan, dan partisipa-tif. Ruang lingkup pembangunan pariwisata halal meliputi pembangunan destinasi pariwisata halal, pemasaran dan pro-mosi pariwisata halal, pembangunan industri pariwisata ha-lal, pembangunan kelembagaan pariwisata halal, pembinaan pengawasan, dan pembiayaan. Pembangunan pariwisata halal di NTB, akan melibatkan masyarakat melalui penguatan kesadaran masyarakat; pening-katan kapasitas dan peran masyarakat dalam pengelolaan usaha pariwisata halal; dan peningkatan pendapatan masyarakat. Pada bab IV pasal 9 poin 2 a, b dan c Peraturan Daer-ah Provinsi NTB Nomor 2 Tahun 2016 dinyatakan bahwa strategi yang dilakukan dalam pemasaran dan promosi Pari-wisata Halal dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan: (1) pe-metaan dan analisis peluang pasar dan perintisan pemasaran ke pasar potensial; (2) pengembangan dan pemantapan citra Daerah sebagai destinasi pariwisata halal; (3) pengembangan citra kepariwisataan daerah sebagai destinasi pariwisata halal yang aman, nyaman, dan berdaya saing. Bab V dalam Pasal 11 dinyatakan bahwa Industri pari-wisata konvensional adalah usaha-usaha wisata yang menjual jasa dan produk kepariwisataan yang tidak berpatokan pada prinsip-prinsip syariah. Industri pariwisata konvensional se-bagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyediakan: Arah kiblat di kamar hotel; Informasi masjid terdekat; Tempat iba-dah bagi wisatawan dan karyawan muslim; Keterangan ten-tang produk halal/tidak halal; Tempat berwudhu yang terpi-sah antara laki-laki dan perempuan; Sarana pendukung untuk melaksanakan sholat; dan Tempat urinoir yang terpisah antara laki-laki dan perempuan dan memudahkan untuk bersuci. Bab V Perda Nomor 2 Tahun 2016 dalam Pasal 13 Industri Pariwisata Halal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 terdiri atas: (1) akomodasi; (2) biro perjalanan; (3) resto-ran; dan (4) SPA; Pasal 14 dinyatakan bahwa (1) Dalam

Page 29: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

19MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Pariwisata Halal harus memiliki akomodasi sesuai standar syariah. (2) Standar syari’ah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah memperoleh sertiikasi dari DSN-MUI. (3) Standar syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melipu-ti aspek: produk; pelayanan; dan pengelolaan. Untuk menjabarkan Perda Nomor 2 Tahun 2016 menjadi konsep operasional pariwisata halal sebaiknya menggunakan Global Muslim Travel Index (GMTI) menja-di acuan pertama dari standardisasi wisata halal Indonesia. Dalam GMTI 2016, ada tiga kelompok kriteria wisata ha-lal. Pertama, destinasi ramah keluarga. Kedua, layanan dan fasilitas di destinasi yang ramah Muslim. Ketiga, kesadaran halal dan pemasaran destinasi. Dari tiga kriteria ini, ada 11 indikator. Untuk kriteria destinasi ramah keluarga, indikatornya mencakup (1) desti-nasi ramah keluarga, (2) keamanan umum bagi wisatawan Muslim, (3) serta jumlah kedatangan wisatawan muslim. Di kriteria kedua, layanan dan fasilitas di destinasi yang ramah Muslim, ada tiga indikator turunan, (1) pilihan makanan dan jaminan halal, (2) akses ibadah, fasilitas di bandara, (3) serta opsi akomodasi. Sementara, untuk kriteria tiga kesadaran halal dan pemasaran destinasi, empat indika-tor turunannya adalah (1) kemudahan komunikasi, jangkauan dan (2) kesadaran kebutuhan wisatawan muslim, (3) konekti-vitas transportasi udara, (4) persyaratan visa.

Kondisi Pariwisata NTB

Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menjadi salah satu destinasi pariwisata yang relatif dikenal di tingkat Nasi-onal maupun internasional (Tabel 3, 4). Akses destinasi pari-wisata ke NTB khususnya ke pulau Lombok relatif mudah baik melalui darat maupun udara. Letak geograis Nusa Teng-gara Barat berdekatan dengan provinsi Bali, dan Taman Na-sional Komodo. Lombok mempunyai keunggulan kompara-

Page 30: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

20 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

tif wisata konvensional maupun wisata halal karena di pulau Lombok terdapat keindahan alam yang jarang ada di tempat lain seperti pantai pink, keindahan alam bawah laut, air terjun yang langsung dari mata air, dan daerah 1000 masjid.

Tabel 1.3

Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2010-2015

di Nusa Tenggara Barat

No Tahun Jumlah

Wisman

(Orang)

Jumlah

Wisnu

(Orang)

Jumlah

Wisa-

tawan

(Orang)

Perkemban-

gan Jumlah

wisatawan

(%)

1 2010 282161 443227 725388 17,20

2 2011 364196 522684 886880 22,26

3 2012 471706 691436 1163142 31,15

4 2013 565994 791658 1357602 16,72

5 2014 752306 876816 1629122 20,00

6 2015 1061292 1149235 2210527 73,69

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB 2015.

Secara umum sejak tahun 2010-2015 jumlah wisa-tawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang berkun-jung ke provinsi Nusa Tenggara Barat terus meningkat. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke NTB ter-tinggi pada tahun 2015. Peningkatan tersebut berhubungan dengan upaya promosi yang sangat gencar dilaksanakan oleh pemerintah provinsi NTB sejaka berdirinya Badan Promosi Pariwisata Daerah.

Page 31: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

21MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Tabel 1.4

Sepuluh Besar Negara Asal Wisman Ke NTB Tahun 2015

No Asal Negara Jumlah (Orang)

1 Australia 191.609

2 Jerman 86.774

3 Belanda 81.830

4 British 80.419

5 Malaysia 75.288

6 Perancis 70.612

7 Italia 56.047

8 USA 44.584

9 Swiss 30.189

10 Kanada 25.696

11 Negara lainnya. 318.244

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB 2015.

Wisatawan manca Negara yang berkunjung ke Nusa Tenggara Barat berasal dari berbagai Negara (Ta-bel 1.4). Wisatawan Australia yang mendominasi kun-jungan ke NTB pada tahun 2015, kemudian disusul oleh Negara-negara Eropa. Pada umumnya wisatawan Austra-lia lebih suka mengunjungi wisata pantai atau laut, un-tuk kegiatan olah raga berbasis bahari, seperti berselancar, menyelam. Wisatawan manca Negara yang berasal dari Neg-ara-negara Eropa relatif lebih menyukai wisata pegunun-gan, budaya, dan seni. Wisatawan mancanegara yang be-rasal dari Asia didominasi oleh wisatawan Malaysia. Keindahan alam provinsi Nusa Tenggara Barat men-jadi destinasi favorit wisatawan manca Negara (Tabel 1.5), kemudian diikuti oleh destinasi wisata olah raga air. Keinda-han alam provinsi dapat dijadikan core paket wisata halal, yang didukung oleh infrastruktur pariwisata halal. Wisatawan

Page 32: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

22 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Malaysia dapat dijadikan segmen pasar wisata halal provinsi NTB.

Tabel 1.5

Persentase Kunjungan Wisman Berdasarkan Kegiatan

Tahun 2014

No Jenis Kegiatan Jumlah pengunjung

(%)

1 Melihat keindahan alam 34,23

2 Olah raga air 21,88

3 Pertunjukan/Hiburan 14,06

4 Event budaya 11,25

5 Mengunjungi teman/bisnis 5,52

6 Lainnya 13,06

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB 2015.

Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki air terjun yang eksotis seperti air terjun Sendang Gile, Tiu Kelep, dan Benang Kelambu. Wisata pantai seperti tiga gili, pantai pink, pantai Aan, Wawun, dan Mawi hanya 3 km ke arah timur Praya, suasana alamnya indah.

Tabel 1.6

Jumlah Pengeluaran Wisman di NTB Tahun 2010-2015

No Tahun Rata-Rata

Lama

Tinggal

(Hari)

Rata-Rata

Pengeluaran

Per Hari

(US $)

Total

Penerimaan

(US $)

1 2010 4,00 100 112.864.400

2 2011 3,90 125 177.545.550

3 2012 4,00 125 235.853.000

Page 33: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

23MUHAMMAD SARJAN., dkk.

4 2013 4,00 130 294.290.880

5 2014 4,00 133 400.226.792

6 2015 2,16 135 309472748

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB 2015.

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan man-ca Negara dan wisatawan nusantara dalam 5 tahun terakhir menyebabkan peningkatan jumlah pendapatan (Tabel 1.6, 1.7), baik yang diterima oleh daerah, maupun oleh mas-yarakat.

Tabel 1.7

Jumlah Pengeluaran Wisnu di NTB Tahun 2010-2015

No Tahun Rata-Rata

Lama

Tinggal

(Hari)

Rata-Rata

Pengeluaran

Per Hari

(Rp)

Total Penerimaan

(Rp)

1 2010 4,00 500.000 886.454.000.000

2 2011 3,00 1,214.300 1.904.085.543.800

3 2012 3,80 1.214.300 3.190.520.792.240

4 2013 3,80 1.220.000 3.670.126.488.000

5 2014 4,00 1.225.000 4.296.398.400.000

6 2015 2,03 1.550.000 3.616.067.928.000

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB 2015.

Melihat keindahan alam Nusa Tenggar Barat menjadi kegiatan utama wisatawan manca Negara dan nusantara (Ta-bel 1.5). Keindahan alam Nusa Tenggara Barat berupa pantai seperti Tiga Gili, Senggigi, pantai Kuta menjadi obyek wisata yang relative banyak dikunjungi oleh wisatawan manca Neg-ara dan nusantara (Tabel 1.8, 1.9).

Page 34: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

24 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Tabel 1.8

Kunjungan Wisman Ke Kawasan Wisata di NTB Tahun 2014

No Destinasi Jumlah (%)

1 Tiga Gili 23,37

2 Senggigi 17,51

3 Pantai Kuta 13,31

4 Gunung Rinjani 5,41

5 Dompu/Pantai Huu 1,84

6 Tete Batu 6,02

7 Bima /Sape 3,06

8 Taman Mayura 0,51

9 Taman Narmada 1,53

10 Suranadi 1,73

11 Sendang Gile 0,92

12 Lingsar 1,33

13 Tanjung An 0,51

14 Gili Nangu 1,94

15 Lainnya 21,01

16 Total 100,00

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB 2015.

Tabel 1.9

Kunjungan Wisnu Ke Kawasan Wisata di NTB Tahun 2014

No Destinasi Jumlah (%)

1 Tiga Gili 20,88

2 Senggigi 13,60

3 Pantai Kuta 13,91

4 Gunung Rinjani 2,96

5 Dompu/Pantai Huu 2,09

6 Dusun Sade 4,24

Page 35: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

25MUHAMMAD SARJAN., dkk.

7 Otak Kokoq 2,02

8 Taman Mayura 1,51

9 Taman Narmada 7,06

10 Suranadi 4,53

11 Sendang Gile 2,01

12 Lingsar 3,53

13 Tanjung An 1,05

14 Batu Bolong 4,65

15 Banyu Mulek 7,00

16 Lainnya 9,37

17 Total 100.00

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB 2015.

Provinsi Nusa Tenggara Barat terus berupaya untuk meningkatkan kontribusi sector pariwisata terhadap PDRB nya. Infrastruktur pariwisata seperti hotel, restaurant terus di-dorong. Jumlah hotel berbintang dan hotel non-bintang terus berkembang, begitu juga restaurant (Tabel 1.10).

Tabel 1.10

Perkembangan Jumlah Hotel dan Restaurant di NTB

No Tahun Jumlah

Hotel

Berbintang

Jumlah

Hotel

Non Bintang

Jumlah

Restaurant

Rumah Makan1 2011 43 744 1.154

2 2012 46 785 1.238

3 2013 46 785 1.238

4 2014 50 891 1.379

5 2015 50 891 1.379

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB 2015.

Sampai tahun 2015 jumlah hotel berbintang 50 unit dengan 3072 kamar, jumlah kamar hotel non bintang 891

Page 36: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

26 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

unit dengan 9.015 kamar. Potensi ketersediaan kamar hotel berbintang 280.320, dan potensi ketersediaan kamar hotel non bintang 822.616 dalam satu tahun. Total potensi ketersediaan kamar hotel dalam satu tahun sekitar 1.102936 kamar. Jum-lah kunjungan wisatawan ke provinsi NTB pada tahun 2015 sekitar 1.629. 122 orang. Kalau setiap kamar dihuni oleh dua orang, maka jumlah kamar yang diperlukan sekitar 814.561 kamar. Dengan demikian ketersediaan penginapan relatif me-madai untuk melayani kunjungan wisatawan ke NTB.

Pariwisata Halal Menurut Pemerintah

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah men-gatur Industri Pariwisata Halal melalaui dua kebijakan. Perta-ma, Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 51 Ta-hun 2015 Tentang Wisata Halal dan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pariwisa-ta Halal. Peraturan Gubernur tersebut dimaksudkan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pelayanan kepada wisatawan agar dapat menikmati kunjungan wisata dengan aman, halal, dan juga dapat memperoleh kemudahan dalam berwisata sesuai dengan konsep usaha pariwisata halal yang merupakan konsep yang mengintegrasikan nilai-nilai syariah ke dalam kegiatan pariwisata dengan menyediakan fasilitas dan pelayanan yang sesuai dengan ketentuan syariah. Wisata halal adalah kegiatan kunjungan wisata den-gan destinasi dan industri pariwisata yang menyiapkan fasili-tas, produk, pelayanan, dan pengelolaan pariwisata yang me-menuhi unsur syariah. Seperti Akomodasi yang berupa hotel sudah ditetapkan Hotel Syariah Hilal-1 adalah hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria usaha hotel syariah yang diperlukan untuk melayani minimal wisatawan mus-lim. Hotel Syariah Hilal-2 adalah hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria usaha hotel syariah yang diperlu-kan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim.

Page 37: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

27MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 2 tahun 2016 mengatur Penyelenggaraan Pariwisata Halal berdasarkan azas transparansi, akuntabilitas, keadilan, dan partisipatif. Ruang lingkup pembangunan pariwisata halal meliputi pem-bangunan destinasi pariwisata halal, pemasaran dan promo-si pariwisata halal, pembangunan industri pariwisata halal, pembangunan kelembagaan pariwisata halal, pembinaan pengawasan, dan pembiayaan. Bab V dalam Pasal 11 dinyatakan bahwa Industri pariwisata konvensional adalah usaha-usaha wisata yang menjual jasa dan produk kepariwisataan yang tidak ber-patokan pada prinsip-prinsip syariah. Industri pariwisata konvensional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyediakan: (1) Arah kiblat di kamar hotel; (2) Informa-si masjid terdekat; (3) Tempat ibadah bagi wisatawan dan karyawan muslim; (4) Keterangan tentang produk halal/tidak halal; (5) Tempat berwudhu yang terpisah antara laki-laki dan perempuan; (6) Sarana pendukung untuk melaksanakan sholat; dan (7) Tempat urinoir yang terpisah antara laki-laki dan perempuan dan memudahkan untuk bersuci. Bab V Perda Nomor 2 Tahun 2016 dalam Pasal 13 Indus-tri Pariwisata Halal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 terdiri atas: (1) akomodasi; (2) biro perjalanan; (3) restoran; dan (4) SPA; Pasal 14 dinyatakan bahwa (1) Dalam Pariwisata Halal harus memiliki akomodasi sesuai standar syariah. (2) Standar syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah memperoleh sertiika-si dari DSN-MUI. (3) Standar syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek: produk; pelayanan; dan pengelolaan.

Pariwisata Halal Menurut Masyarakat Operasionalisasi Pariwisata Halal

Salah satu bentuk operasionalisasi konsep Pariwisata Halal adalah paket wisata halal yang dijual oleh para pelaku industri pariwisata. Satu contoh paket Pariwisata Halal yang

Page 38: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

28 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dijual oleh ASITA 4 Hari, 3 Malam Paket Wisata Halal ASI-TA NTB.

(1) Hari 01. LIA-SADE-ISLAMIC CENTER. Tiba di LIA, makan siang di lokal restoran, mengunjungi desa Sade, salah satu dusun di desa Rembitan, kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku sasak, menampilkan rumah tradisional yang unik. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju Islamic Center, ikon masjid yang cukup besar, di jantung Kota Mataram. Memiliki karakter bangunan yang megah dan indah. Desainnya menampilkan karak-teristik tradisional NTB, merupakan perpaduan Lombok dan Sumbawa. Kemudian dinner di Lokal restaurant dan check in hotel.

(2) Hari 02. Masjid Kuno Karang Bayan, Sesaot, Jurang Malang, Air Terjun Benang Kelambu. Sarapan pagi di hotel. Perjalanan menuju masjid kuno Karang Bayan. Masjid ini dibangun pada tahun 1020, bersamaan dengan masuknya agama Islam di pulau Lombok. Masjid ini diba-ngun di sebuah bukit kecil pada ketinggian sekitar 5 meter di atas permukaan tanah. Perjalanan dilanjutkan menuju taman wisata Sesaot. Disebut taman wisata karena daerah tersebut merupakan daerah hutan wisata Sesaot yang ma-sih terjaga kelestariannya. Di dalam hutan terdapat sungai yang mengalir deras dan bersih. Dari Sesaot perjalanan dilanjutkan menuju Jurang Malang (Musholla Al-Riwan), sebuah Musholla yang unik dengan desain seperti kuil. Musholla ini dibangun oleh mualaf keturunan Tionghoa yang menetap di pulau Lombok. Tidak jauh dari tempat itu terdapat air terjun Jurang Malang yang kini menjadi salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi. Selan-jutnya santap siang di lokal Restauran di daerah Golong. Perjalanan dilanjutkan ke air terjun yang sudah terkenal

Page 39: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

29MUHAMMAD SARJAN., dkk.

keindahannya yaitu air terjun Benang Kelambu. Makan di lokal restaurant dan kembali ke hotel.

(3) Hari 03. Gili Nangu-Gili Sudak, dan Gili Kendis. Sara-pan pagi di hotel. Perjalanan menuju 3 gili yang memiliki keindahan tersendiri, di tempat ini kita bisa menikmati pemandangan pulau, pantai dan dasar laut yang indah. Airnya yang tenang, dan nyaman untuk berenang, snor-

keling, diving, bermain kano dan sebagainya. Makan siang di Gili Sudak dan makan malam di lokal restaurant.

(4) Hari 04. Check Out-Transfer Out. (Sarapan pagi di Ho-

tel, check out, shoping, transfer ke LIA. Sarapan pagi di hotel dan check out hotel. Belanja oleh-oleh kemudian transfer ke LIA, untuk kembali ke kota asal. Tour selesai.

(5) Focus Group Discussion: Mengungkapkan bahwa wisa-ta halal menekankan ada jaminan makanan halal mulai dari proses sampai penyajian (wisatawan Malaysia), se-mentara dari pandangan tokoh masyarakat berpendapat bahwa tujuan dan lokasi serta kawasan wisata halal seha-rusnya menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuh-kan secara islami, seperti di hotel harus ada tersedia saja-dah dan perlengkapan sholat serta masing masing kamar harus ada petnjuk kiblat. Demikian juga dengan sarana tempat berwudhu harus dipisahkan antara lokasi wanita dan laki-laki. Bukan saja tempatnya yang dipisahkan teta-pi lokasi harus berbeda untuk menghindari tercampurn-ya wisatawan wanita dan laki-laki. Seanjutnya dikatakan perlu adanya sarana pemberitahuan tentang waktu sholat pada setiap waktu sholat dan dipasang di masing masing kamar dan halaman hotel. Sementara tokoh masyarakat Lainnya berpendapat pada prinsipnya pariwisata halal di Lombok itu sudah diterapkan secara umum. Namun yang paling penting dalam wisata halal adalah adanya nilai nilai standar umum tentang kenyamanan, keamanan, ke-

Page 40: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

30 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

bersihan, dan semuanya sebenarnya merupakan nilai nilai yang sudah islami. Hal yang perlu dipersiapkan secara serius adalah sumber daya manusia (SDM) yang terlibat langsung dengan pariwisata, mereka harus dibekali den-gan skill dan pengetahuan tentang pariwisata halal dan keterampilan berbahasa (Arab). Dari perspektif travel mengatakan bahwa beberapa wisatawan khususnya dari Timur Tengah dan Malaysia sudah merasakan nuansa yang sangat baik terutama yang berhubungan dengan ter-sedianya tempat tempat ibadah di sepanjang jalan (Mush-ola dan Masjid), sehingga mereka merasakan suasana yang nyaman dalam menjalankan ibadah.

Foto: Peserta FGD

Page 41: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

31MUHAMMAD SARJAN., dkk.

(6) Dinas Pariwisata Lombok Tengah. Berdasarkan beber-apa peltihan dan workshop yang diikuti oleh karyawan Dinas Pariwisata Lombok Tegah mengartikan pariwisata halal pada prinsipnya berhubungan dengan perlengkapan. Jadi menurut mereka setiap tempat dan lokasi pariwisata harus ada mushola (tempat sholat). Oleh karena itu Dinas Pariwisata Lombok Tengah mempunyai program pen-gadaan mushola di setiap lokasi wisata.

(7) Halal yang paling penting adalah perilaku yang berhubun-gan dengan aspek kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. Aspek kebersihan sangat diperhatikan antara lain kamar mandi, lingkungan lokasi obyek wisa-ta, termasuk yang melayani tamu, seperti ojek pengantar seharusnya rapi dan bersih. Aspek keamanan, harus di-jamin bahwa tempat dan perjalanan ke lokasi aman dari berbagai gangguan. Aspek kenyamanan, seharusnya se-tiap lokasi menjamin kenyamanan di lingkungan wisata, dan selama perjalanan menuju lokasi sampai kembali ke tempat penginapan.

1. Potensi Agrowisata dan Pengembangannya

Menurut Afandhi (2005), Kebijakan umum Departe-men Pertanian dalam membangun pertanian bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, peternak, dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan be-rusaha, menunjang pembangunan industri serta meningkatkan ekspor. Untuk tujuan tersebut, usaha diversiikasi perlu dilan-jutkan disertai dengan rehabilitasi yang harus dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan kondi-si tanah, air dan iklim, dengan tetap memelihara kelestarian kemampuan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat. Sejalan dengan kebijaksanaan umum di atas, terlihat

Page 42: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

32 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

bahwa antara pariwisata dan pertanian dapat saling mengisi dan menunjang dalam meningkatkan daya saing produk pari-wisata dan produk pertanian Indonesia dalam rangka mening-katkan perolehan devisa dari komoditi ekspor non migas. Sebagai negara agraris, sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dan merupakan tulang punggung pere-konomian Indonesia. Upaya peningkatan dan penganekarag-aman usaha pertanian terus ditingkatkan secara intensif dan terencana, baik yang secara tradisional maupun modern mer-upakan potensi kuat yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik yang dapat dinikmati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Potensi budidaya pertanian yang dapat dijad-ikan agrowisata antara lain:

1) Lahan Perkebunan

Suatu kawasan perkebunan yang ideal untuk dapat di-manfaatkan sebagai objek dan daya tarik agrowisata adalah kawasan perkebunan yang kegiatannya merupakan kesatuan yang utuh mulai dari pembibitan sampai dengan pengolahan hasilnya. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa setiap kegiatan dan proses pengusahaan perkebunan dapat dijadikan daya tarik atau atraksi yang menarik bagi wisatawan mulai dari pembibitan, penanaman, pengolahan ataupun pengepa-kan hasil produksinya. Perkebunan sebagai objek agrowisata terdiri dari perkebunan kelapa sawit, karet, teh kopi, kakao, tebu, dan lain-lain. Pada dasarnya luas suatu perkebunan ada batasnya, namun perkebunan yang dijadikan sebagai objek agrowisata luasnya tidak dibatasi, dengan kata lain luasnya sesuai izin atau persyaratan objek agrowisata yang diberikan. Untuk menunjukkan kepada wisatawan suatu perkebunan yang baik dan benar, semestinya dalam objek dilengkapi den-gan unit pengolahan, laboratorium, pengepakan hasil, sarana dan prasarana.

Page 43: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

33MUHAMMAD SARJAN., dkk.

2) Tanaman pangan dan Hortikultura

Daya tarik tanaman pangan dan hortikultura sebagai objek agrowisata antara lain dapat berupa kebun bunga, ke-bun buah-buahan, kebun sayur-sayuran, kebun tanaman obat-obatan.

3) Peternakan

Potensi peternakan sebagai sumber daya wisata an-tara lain cara tradisional dalam pemeliharaan ternak, aspek keunikan pengelolaan, produksi ternak, atraksi peternakan dan peternakan khusus seperti bekisar dan burung puyuh mis-alnya.

4) Perikanan

Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdi-ri dari perairan dengan potensi sumber daya ikan yang jenis maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan perikanan di In-donesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembang-kan sebagai obyek agrowisata. Secara garis besar, kegiatan perikanan dibagi menjadi kegiatan penangkapan serta ke-giatan budidaya, dan kegiatan tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi obyek agrowisata seper-ti budidaya ikan air tawar, budidaya tambak, budidaya laut seperti kerang, rumput laut, kakap merah, dan mutiara. Jika melihat perkembangan pada dekade terakh-ir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di manca negara menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Kon-sumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagal akibat meningkatn-ya pendapatan, aspirasi dan kesejahteraannya. Preferensi dan motivasi wisatawan juga berkembang secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk me-

Page 44: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

34 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

nikmati objek-objek spesiik seperti udara yang segar, pe-mandangan yang indah, pengolahan produk secara tradision-al, maupun produk-produk pertanian modern dan spesiik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan signal tingginya permintaan akan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan pro-duk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesiik. Hamparan areal pertanaman yang luas seperti pada areal perkebunan, dan hortikultura disamping menyajikan pemandangan dan udara yang segar, juga merupakan media pendidikan bagi masyarakat dalam dimensi yang sangat luas, mulai dari pendidikan tentang kegiatan usaha dibidang mas-ing-masing sampai kepada pendidikan tentang keharmonisan dan kelestarian alam. Menurut perspektif pariwisata, objek agrowisata tidak hanya terbatas kepada objek dengan skala hamparan yang luas seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala kecil yang karena keunikannya dapat menja-di objek wisata yang menarik. Salah satu contohnya, cara-cara bertanam tebu, acara panen tebu, pembuatan gula pasir tebu, serta cara cara penciptaan varietas baru tebu merupakan salah satu contoh objek yang kaya dengan muatan pendidikan. Cara pembuatan gula merah kelapa juga merupakan salah satu contoh lain dari kegiatan yang dapat dijual kepa-da wisatawan yang disamping mengandung muatan budaya dan pendidikan juga dapat menjadi media promosi, karena dipastikan pengunjung akan tertarik untuk membeli gula merah yang dihasilkan pengrajin. Dengan datangnya mas-yarakat mendatangi objek wisata juga terbuka peluang pasar tidak hanya bagi produk dan objek agrowisata yang bersang-kutan, namun pasar dan segala kebutuhan masyarakat. Den-gan demikian, melalui Agrowisata bukan semata merupa-kan bisnis dibidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi

Page 45: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

35MUHAMMAD SARJAN., dkk.

produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat, memberikan signal bagi peluang pengembangan diversi-ikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat menjadi ka-wasan pertumbuhan baru wilayah. Dengan demikian maka agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru daerah, sektor pertanian, dan ekonomi nasional. Potensi agrowisata yang sangat tinggi ini belum sepenuhnya dikembangkan dan dimanfaatkan secara opti-mal. Untuk itu, perlu dirumuskan langkah-langkah kebijakan yang konkrit dan operasional guna tercapainya kemantapan pengelolaan objek agrowisata di era globalisasi dan otonomi daerah. Sesuai dengan keunikan kekayaan spesiik lokasi yang dimiliki, setiap daerah dan setiap objek wisata dapat menentukan sasaran dan bidang garapan pasar yang dapat di-tuju. Dalam pengembangan agrowisata dibutuhkan kerjasa-ma sinergis diantara pelaku yang teribat dalam pengelolaan agrowisata, yaitu masyarakat, swasta, dan pemerintah.

3. Potensi Agrowisata Lombok Tengah

Pengembangan Agrowisata Kebun Kopi

Pada saat ini masih terdapat sumberdaya pertanian yang belum termanfaatkan secara optimum. Demikian juga masih terdapat faktor-faktor ekonomis yang belum diman-faatkan. Perkebunan Kopi Batukliang merupakan salah satu potensi ekonomi yang dimiliki oleh kabupaten Lombok Ten-gah yang masih belum termanfaatkan secara maksimal. Jika keadaan ini dapat diperbaiki, maka dengan peranan strategis perkebunan Kopi Batukliang dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku untuk industri, lapangan kerja dan sumber devisa sektor perkebunan akan tetap mampu menjadi sektor yang tangguh yang mampu menopang perekonomian daerah. Berdasarkan potensi ekonomis tersebut, peluang in-vestasi di usaha perkebunan dalam rangka menunjang per-

Page 46: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

36 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

tumbuhan ekonomi daerah adalah dengan pengembangan agribisnis komoditas Kopi yang diarahkan untuk mengacu pada perilaku pasar (market driven). Dengan adanya kese-pakatan global dan regional perdagangan bebas, hasil-hasil perkebunan dan produk olahannya diharapkan dapat me-manfaatkan pasar internasional secara lebih kompetitif. Kopi merupakan komoditas perkebunan yang dinilai berdaya saing tinggi, komoditas tersebut merupakan andalan ekspor non migas selama ini dan juga mempunyai prospek untuk mema-suki pasar internasional pada masa yang akan datang. Pengembangan agrowisata perkebunan kopi mem-punyai tujuan ekonomi, konservasi dan pemberdayaan mas-yarakat. Tujuan Ekonomi: (1) Mengembangkan agribisnis perkebunan kopi untuk meningkatkan nilai investasi di sub sektor perkebunan, (2) Meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar kawasan perkebunan kopi dengan sistem kemitraan petani dan perusahaan. (4) Turut berperan aktif dalam mening-katkan kunjungan wisata sebagai bentuk partisipasi perusa-haan dalam mensukseskan program Agri – Marine – Tourism

(AMT) Kabupaten Lombok Tengah. (5) Membuka peluang kerja di sub sektor perkebunan untuk mengurangi arus ur-banisasi, dan (6) Mengembangkan kopi luwak yang memiliki potensi pasar domestik dan internasional. Tujuan Konservasi: (1) Mengembangkan perke-bunan kopi pola agrowisata yang berintikan tanaman kopi sebagai tanaman utama dengan tanaman tegakannya yang dapat menunjang usaha-usaha konservasi lahan dan air, (2) Memulihkan kondisi perkebunan kopi melalui upaya re-habilitasi dan penataan tanaman sehingga menjadi daerah tangkapan air (DTA), (3) Menjaga keanekaragaman lora, fauna dan plasma nuftah/genetik yang terlindungi dalam suatu ekosistem, dan (4) Mempertahankan fungsi ekolo-gis kawasan perkebunan kopi dan kawasan lainnya sebagai penyangga Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Tujuan Pemberdayaan: (1) Mengembangkan perkebu-

Page 47: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

37MUHAMMAD SARJAN., dkk.

nan Kopi Batukliang sebagai pusat pelatihan, pembelajaran, riset ilmiah, dan studi bagi masyarakat, akademisi, pemerin-tah, dan stakeholders lainnya di bidang perkebunan kopi, (2) Turut aktif mendorong masyarakat sekitar perkebunan kopi di dalam mengembangkan potensi sumberdaya alam dan manu-sia guna menunjang peningkatan pendapatan, (3) Mendorong munculnya kegiatan ekonomi baru seperti home industri dan jasa wisata disekitar kawasan perkebunan kopi, dan (4) Men-dorong berkembangnya teknologi usaha tani guna menunjang kualitas produksi pertanian seperti komoditas hortikultura, buah-buahan, dan peternakan kecil maupun besar. Pengembangan agrowisata dengan tanaman kopi se-bagai tanaman utama menggunakan metode partisipatif den-gan prinsip mengedepankan keterlibatan masyarakat sekitar dan stakeholders dalam proses dimana masyarakat dapat dan berkemampuan untuk terlibat didalamnya “Community

Based Management”. Dalam pendekatan ini beberapa prinsip dasar yang menjadi acuan dan perhatian antara lain: (a) Mas-yarakat atau petani merupakan mitra dalam pengembangan agrowisata, sementara perusahaan sebagai pelaku utamanya yang didukung oleh berbagai stakeholders dan pemerintah daerah. Perusahaan berperan sebagai agen perubahan (agent

of change) dan agen yang mengajak ke arah pembelajaran (agent of learning). (b) Dalam tahap pertama perlu dilakukan pengkajian dan pendalaman tentang kondisi dan realitas mas-yarakat serta kondisi sumberdaya yang ada saat ini (current

reality). Untuk pengkajian ini akan dilakukan dengan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan. (c) Perusahaan berperan untuk mendorong dan memfasilitasi agar terjadi dialog yang intensif dan terus menerus diantara masyarakat (community

dialog) sehingga mereka menyadari masalah yang dihadapi serta memahami potensi yang mereka miliki untuk mengem-bangkan kehidupan mereka. Melalui dialog tersebut dihara-pkan akan lahir kesepakatan-kesepakatan bersama tentang alternatif program yang akan dilaksanakan bersama (plan ac-

Page 48: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

38 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

tion). (d) Perusahaan harus melibatkan dan memprioritaskan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pengelolaan perkebunan kopi. Pengembangan perkebunan kopi tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi dan tujuan dari pengem-bangan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Arah pengembangan diselaraskan dengan kebijakan pengembangan perkebunan saat ini yang masih mengarah pada peningkatan produktivitas dan mutu hasil kopi untuk meningkatkan nilai ekspor. Agribisnis pada sub sektor perkebunan dapat diar-tikan sebagai keseluruhan totalitas dari rangkaian kegia-tan operasi yang lengkap dari suatu komoditas dan hasil turunannya yang mencakup penyediaan agroinput, kegiatan produksi pada tingkat usaha tani, penyimpanan, pengola-han dan pendistribusiannya. Atas dasar itu, sebagai analisa pengembangan agribisnis perkebunan kopi Batukliang maka perlu dilengkapi perangkat-perangkat abribisnis sebagai berikut: (1) Perangkat Fisik; perangkat isik yang harus di-siapkan terdiri dari pergudangan, agro-input, areal tanaman, alat transportasi, alat pengolahan dan alat transportasi pro-duk akhir. (2) Perangkat Pelaku; perangkat pelaku terdiri dari dunia usaha pemasok agro-input, petani sebagai oper-ator (tenaga kerja), processor dan perusahaan eksportir. (3) Perangkat Pendukung; perangkat pendukung ini tidak secara langsung terlibat didalam arus proses produksi, tetapi mer-upakan perangkat yang menjadikan kedua perangkat diatas efektif dan eisien. Perangkat tersebut terdiri dari dukungan pendanaan, dukungan penelitian dan pengembangan, dukun-gan pendidikan, latihan dan penyuluhan. (4) Perangkat Ke-bijaksanaan; perangkat kebijaksanaan ini dalam implemen-tasinya, mengkoordinasikan dari ketiga perangkat tersebut diatas, baik perangkat isik, perangkat pelaku dan perang-kat pendukung. Perangkat kebijaksanaan ini terdiri dari komponen program dan koordinasi dapat menghilangkan

Page 49: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

39MUHAMMAD SARJAN., dkk.

dan mengurangi berbagai friksi yang terjadi antar perang-kat dan antar komponen. Pengembangan sistem agribisnis perkebunan kopi dilaksanakan melalui pola “agrowisata” yang memanfaat-kan usaha perkebunan (agribisnis) sebagai objek wisata. Tu-juannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Perkebu-nan Kopi Batukliang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agrowisata.

Horti Park Tastura Loteng Pada tahun pertama pembangunan Horti Park ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menyiapkan lahan seluas 175 hektar. Horti Park Tastura ini merupakan Horti Park terluas di Indonesia, Pembangunan Horti Park Tastura ini dalam upaya percepatan pengembangan wilayah, khu-susnya di Sektor Pertanian hortikultura di Wilayah Keca-matan Batukliang Utara. Hal ini mengingat sektor pertanian merupakan salah satu sektor prioritas utama pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah selain Sektor Pariwisata dan Sekror Perikanan Kelautan. Wilayah ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai Sentra Produksi Hortikultura dan Destinasi Wisata Alam baru di Nusa Tenggara Barat. Ke depan, Ka-wasan Horti Park Tastura ini diharapkan akan menjadi suatu kawasan Kebun Hortikultura yang akan memiliki multifung-si, diantaranya sebagai lokasi persontohan penerapan Good Agricultura Practives (GAP), pusat penangkaran benih, pu-sat pemberdayaan kelembagaan hortikultura, edukasi, pusat wisata dan yang tidak kalah pentingnya adalah Kebun Horti Park merupakan pusat produksi aneka jenis komoditi horti-kultura. Keberadaan Horti Park ini diharapkan dapat mening-katkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar ka-

Page 50: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

40 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

wasan. Beraneka tanaman yang akan ditanam di Horti Park Tastura, diantaranya: Manggis, Durian, Rambutan, Nangka, Jambu, Belimbing, Kelengkeng, Sikaya, Alpukat, Pisang, Buah naga, Jeruk, Sirsak dan berbagai jenis tanaman lainnya.

Integrasi Agrowisata Pada Kawasan Wisata Aik Berik (Air Terjun Benang Stokel, Benang Kelambu, dan Benang Kelewon)

Desa Aik Berik merupakan salah satu desa di Lom-bokTengah yang memiliki potensi alam sebagai daya tarik pariwisata. Kondisi alam dan sumber mata air di Desa Aik Berik yang dapat dijadikan daya tarik wisata yaitu Air Ter-jun Benang Stokel, Air Terjun Benang Kelambu, dan Air Terjun Kelewon. Pemerintah Lombok Tengah menjadikan Desa Aik Berik sebagai wilayah sumber air bersih yang di-gunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lom-bok Tengah untuk masyarakat Kota Praya (Hadi, 2010). Pengembangan Desa Aik Berik sebagai salah satu destinasi wisata menunjukan perkembangan yang positif. Adapun perkembangan positif bisa dilihat dari perkemban-gan kunjungan wisatawan di Desa Aik Berik. Secara umum terjadi luktuasi jumlah kunjungan wisatawan selama ku-run waktu lima tahun terkhir akan tetapi minat wisatawan untuk mengunjungi daya tarik wisata menunjukan trend

yang positif. Pada tahun 2009, kunjungan wisatawan men-galami penurunan sebesar 9,01% dan tahun 2010 mengala-mi penurunan sebesar 0,70%. Namun demikian, pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 14,90% dan pada ta-hun 2012 meningkat sebesar 2,47 % (Humaidi, 2013). Desa Aik Berik memiliki kondisi alam yang alami, memiliki banyak jenis tumbuh-tumbuhan serta hasil buah-bua-han yang beranekaragam. Ada beberapa macam buah-buah-an di Desa Aik Berik seperti Pisang, Kopi Lombok, Cokelat, Mangga, Pepaya, Kelapa, Durian, Panili, Nangka, Manggis

Page 51: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

41MUHAMMAD SARJAN., dkk.

yang dihasilkan dari kebun. Masyarakat Desa Aik Berik seba-gian besar berkerja sebagai petani dan pekebun dengan ting-kat pendidikan rata-rata SD dan SLTP. Pengetahuan pariwisa-ta dan pentingnya menjaga lingkungan masih sangat kurang, hal ini terlihat dari keterlibatan masyarakat dalam pengelolan dan pengembangan destinasi wisata. Masyarakat Desa Aik Berik melakukan penebangan pohon untuk dijual sebagai kayu bakar tanpa mempertimbangkan kelestarian lingkungan, hal ini disebabkan karena hasil mata pencaharian yang diperoleh masih belum mencukupi kebutuhan hidupnya (Hadi, 2010). Pengembangan Desa Aik Berik sebagai destina-si wisata tergolong belum memadai. Beberapa sarana dan prasana fasilitas pariwisata tidak dijaga dengan baik seperti beberapa bak sampah yang sudah rusak, toilet rusak, bale-bale kecil (bale bengong) sudah rusak, jalan setapak yang terjal dan tidak terawat, tempat parker yang becek, ped-agang kaki lima yang tidak teratur, kurangnya penunjuk jalan dan fasilitas pendukung lainya (Hadi, 2010). Pengem-bangan potensi wisata akan dipengaruhi oleh jumlah fasili-tas pendukung pariwisata yang disediakan. Masyarakat dan wisatawan menyadari bahwa ada beberapa aktivitas wisa-ta yang sedang dikembangkan di Desa Aik Berik seperti trekking Gunung Rinjani. Pengembangan aktivitas wisata ini belum dikelola dengan baik sehingga masyarakat ti-dak merasakan hasil yang maksimal (Humaidi, 2013). Pengembangan pariwisata di Desa Aik Berik membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Beberapa aktivitas yang bisa melibatkan masyarakat seperti Guide lokal, pedagang kaki lima, petugas keamanan dan parkir. Berdasarkan kondi-si tersebut, maka jenis pariwisata yang dapat dikembangkan adalah ekowisata. Konsep ekowisata merupakan salah satu konsep yang sudah dikembangkan sejak tahun 1980-an. Kon-sep ekowisata yang terdiri dari pelestarian lingkungan, pen-ingkatan partisipasi masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal, sudah dikembangkan di beberapa destinasi

Page 52: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

42 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

wisata di Indonesia, karena perkembanganya selalu konsis-ten dengan dua prinsip dasar yaitu memberikan keuntungan ekonomi langsung kepada masyarakat lokal dan turut member-ikan andil dalam pelestarian lingkungan (Sudarto, 1990). Pengembangan ekowisata memiliki kepedulian ter-hadap pelestarian lingkungan, melibatkan masyarakat lokal dan menjaga kelestarian budaya masyarakat. Pengembangan ekowisata yang melibatkan masyarakat sangat penting untuk membuka lapangan kerja, memberikan pemahaman tentang pariwisata, dan meningkat kondisi ekonomi masyarakat.

Potensi Ekowisata di Desa Aik BerikPotensi ekowisata di Desa Aik Berik terdiri dari em-

pat potensi yaitu penorama persawahan, panorama perkebu-nan, sungai, dan air terjun yang dibahas sebagai berikut.

Potensi Panorama Persawahan

Masyarakat Desa Aik Berik memiliki suasana per-sawahan yang sangat alami. Kondisi tersebut memberikan pemandangan yang hijau, alami dan menenangkan hati se-tiap orang yang memandangnya. Luasnya pemandangan persawahan memberikan daya tarik yang khusus apabila dibandingkan dengan desa lainya di Kecamatan Batu Keliang Utara. Kondisi persawahan yang ditunjang dengan sumber daya air yang cukup akan mempengaruhi kondisi pertanian. Masyarakat menanam padi sebagai sumber bahan makanan pokok sehari hari.

Potensi Panorama Perkebunan

Desa Aik Berik memiliki kebun yang asri dan in-dah. Berbagai jenis tanaman yang ditanam di Desa Aik Ber-ik seperti jeruk, kopi, mangga, durian, manggis dan nangka. Keberadaan kebun memberikan pengaruh terhadap jumlah

Page 53: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

43MUHAMMAD SARJAN., dkk.

air yang bisa digunakan oleh masyarakat secara umum. Je-nis buah-buahan yang dihasilkan dan sudah dipasarkan oleh petani kebun di Desa Aik Berik adalah kelapa, jambu mente, mangga, kopi, nanas, durian, jeruk, apokat dan manggis.

Potensi Sungai

Sungai merupakan salah satu potensi ekowisata yang dimiliki Desa Aik Berik. Sungai-sungai yang ada di Desa Aik Berik memiliki air yang jernih dan debit air yang besar. Sum-ber air Persawahan Desa Aik Berik, persawahan merupakan salah satu daya tarik ekowisata. Kegiatan ekowisata yang bisa dilakukan, seperti Soft trekking, tradisional farming, dan sungai datang dari sumber mata air yang banyak bermuncu-lan termasuk beberapa Air Terjun seperti Air Terjun Benang Stokel, Benang Kelambu dan Air Terjun Kelewon. Sungai di Desa Aik Berik memiliki pemandangan pepohonan, air terjun kecil, tebing dan beberapa sawah serta perkebunan di pinggir sungai. Kondisi sungai seperti ini bisa dikembangkan beber-apa olahraga air di Desa Aik Berik. Di samping itu juga, air yang tidak terpakai dari sumber mata air yang ada di Desa Aik Berik dialirkan ke sungai-sungai sebagai saluran irigasi bagi para petani. Pada musim hujan sungai memiliki debit air yang sangat besar dan dapat menghindari masyarakat dari banjir.

Potensi Air Terjun di Desa Aik Berik

Desa Aik Berik memiliki panorama alam yang in-dah. Air Terjun merupakan salah satu daya tarik bagi wisa-tawan yang mengunjugi desa. Ada beberapa air terjun yang ada di Desa Aik Berik yaitu Air Terjun Benang Stokel, Air Terjun Benang Kelambu dan Air Terjun Kelewon. Keti-ga air terjun ini merupakan daya tarik yang sangat diminati oleh wisatawan. Air terjun ini berada di sekitar hutan lind-ung di Desa Aik Berik. Kondisi hutan lindung dijaga oleh

Page 54: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

44 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

pemerintah dan masyarakat. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi air terjun di Desa Aik Berik dengan melakukan soft trekking.

Potensi sumber daya alam yang ada di Desa Aik Ber-ik dapat diidentiikasi untuk dijadikan daya tarik ekowisata yaitu panorama persawahan, panorama perkebunan, sungai, air terjun Benang Stokel, air terjun Benang Kelambu dan air terjun Kelewon. Pembangunan prasarana dan sarana penun-jang pariwisata di Desa Aik Berik masih kurang memadai sehingga wisatawan tidak merasa puas terhadap daya tarik wisata yang ada. Atraksi wisata yang bisa dikembangkan terkait dengan ekowisata seperti cycling, rafting, canyoning,

camping, trekking, dan river tubing untuk membuka lapan-gan kerja bagi masyarakat lokal. Persepsi masyarakat dan wisatawan terhadap pengembangan ekowisata terdiri dari persepsi positif dan negatif. Persepsi positif ditunjukan terha-dap beberapa hal, yaitu pengembangan jalur trekking Gunung Rinjani, pelestarian ekosistem, pemberian pelatihan kepada masyarakat lokal, pengembangan agrowisata, pengemban-gan air terjun Benang Stokel, Benang Kelambu dan Kelewon sebagai daya tarik ekowisata. Sedangkan persepsi negatif ditunjukan kepada beberapa hal yaitu fasilitas umum yang kurang memadai, pembangunan Hotel & Restourant, akse-sibilitas jalan, keterlibatan lembaga swadaya masyarakat, dan keamanan daya tarik wisata di Desa Aik Berik. Beberap hal yang perlu diperhatikan oleh masyrakat lokal adalah Masyarakat Desa Aik Berik harus menjaga ke-bersihan, menjaga keamanan, menjaga alam dengan baik supaya terciptanya suasana yang nyaman dan aman bagi wisatawan yang berkunjung ke daya tarik ekowisata.

Page 55: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

45MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Air Terjun Benang Stokel, Desa Air Berik, Kecamatan Batu Keliang, Lombok Tengah

Air Terjun Benang Kelambu di Desa Aik Berik

Page 56: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

46 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Wisatawan Nusantara Riau Wisatawan Timur Tengah

Wisatawan Lokal Wisatawan Eropa

Page 57: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

47MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Gambaran Sarana di Lokasi Kawasan Wisata Aik Berik

Page 58: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

48 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lokasi Kawasan Hkm Aik Berik, Menuju Air Terjun Benang Kelambu dan Benang Stokel

Page 59: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

49MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Potensi Produk Pertanian di Kawasan Aik Berik Durian Rinjani Lombok

Salah satu produk buah buhan yang cukup unik di-hasilkan pada perkebunan di sekitar kawasan Geopark Rinja-ni NTB yang terletak di Batukeliang Utara Lombok Tengah adalah Durian Rinjani Lombok yang rasanya legit. Geopark Rinjani ini juga terdapat air terjun yang cantik bernama Benang Kelambu dan Stokel. Durian Rinjani ditanam di perkebunan di Desa Aik Bukaq hasil kerja sama dengan Kementerian Kehutanan oleh warga sekitar. Di desa tersebut ada lahan seluas 2.500 hektar khusus menanam pohon durian.

Satu hektar bisa menanam 50-80 pohon durian. Dari perkebunan argowisata tersebut durian yang dihasilkan ada-lah durian susu yang rasanya manis dengan warnanya yang kuning sangat menarik dengan penampilan yang cantik ini matang pohon. Durian ini mirip durian montong adalah pro-duk agrowisata melalui program kehutanan asli produk lokal. Biasanya musim durian itu Januari dan puncaknya Maret.

Page 60: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

50 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Wisata Pemancingan di Bendungan Batujai

Keindahannya bendungan Batujai tak kalah dengan tempat wisata lain yang sudah populer lebih dulu. Waduk ini berada di desa Batujai, Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Waduk Batujai dibangun di Kali Penujak yang men-galir dari lereng gunung Kundo dan bermuara di selat Lom-bok dengan panjang sungai seluruhnya 54 km dan daerah aliran sungainya seluas 550 km persegi. Kali Penunjak ini mempunyai karakteristik debit sungai yang cukup besar per-bedaannya antara musim hujan dan musim kemarau. Saat musim kemarau debit rata-ratanya mencapai 0,1 m/det bah-kan kurang. Kondisi inilah yang membuat pemerintah setem-pat membangun waduk untuk menampung air dan mengairi sawah di Lombok bagian selatan ini. Dengan begitu gagal panen dan kekeringan dapat terhindarkan. Bendungan ini dir-esmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1976.

Page 61: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

51MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Secara umum fungsi dari waduk ini adalah untuk iri-gasi, khususnya bagi daerah Penujak, Setanggor, Darek, Un-gga, Rangagata dan sekitarnya. Kedua, sebagai pengendali banjir karena dapat mengatur debit puncak sehingga dapat diperkecil. Bendungan ini juga dapat difungsikan untuk men-cukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari melalui budidaya ikan. Selain sebagai eksosistem ikan tangkapan, bendungan Batujai juga digunakan sebagai penyedia air minum pen-duduk sekitar. Potensi yang perlu dipertimbangkan adalah mengarahkan bendungan ini sebagai destinasi wisata. Pen-gunjung dapat memancing dan menikmati keindahan suasa-na alam sekitar. Fasilitas wisata yang tersedia adalah kolam pemancingan dan warung yang tersedia di sekitar bendun-gan. Pemanfaatan bendungan sebagai tempat wisata memang sudah tidak asing lagi. Selain bendungan Batujai, bendungan lain yang juga difungsikan serupa adalah Bendungan Pengga yang ada di desa Pelambik, Praya Barat. Bendungan ini dire-smikan oleh Presiden Soeharto pada 16 Oktober tahun 1994. Hingga kini, 18 tahun kemudian bendungan ini masih tetap terawat dan menjadi destinasi wisata yang cukup potensial.

Page 62: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

52 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KESIMPULAN

Dari berbagai analisis yang diketengahkan di atas, be-berapa kesimpulan yang dapat ditarik adalah:

1. Potensi agrowisata di Loteng sangat besar yang terdi-ri atas sub sektor perkebunan, hortikultura, perikanan darat dan hamparan penanaman hortikultura tanaman semusim;

2. Potensi yang sangat besar dan sudah dikenal luas sep-erti Desa Aik Berik dengan Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu sangat berpotensi untuk dikem-bangkan secara terintegrasi dengan komoditas Per-tanian seperti buah durian, manggis, adpokat, jeruk, pisang, pepaya, dan sangat mungkin untuk mengem-bangkan buah strowbery sebagai salah satu daya tarik yang potensial;

3. Sebagai implikasi dari pengembangan lokasi agrow-isata baru, maka akan mendorong munculnya usaha baru di ssektor Pariwisata seperti Hotel, Home Stay, Restoran, Travel yang harus dirancang berstandar ha-lal;

4. Perlu mempersiapkan untuk mengembangkan produk olahan untuk souvenir dan oleh oleh dari berbagai komoditas yang sudah ada di sekitar kawasan seperti keripik pisang, manisan nangka, dan manisan durian dengan pengemasan yang bagus.

5. Pemahaman wisata halal bukan hanya berhubungan dengan infrastruktur seperti yang dinyatakan pada PERDA Nomor 2 Tahun 2016, tetapi juga harus me-masukkan aspek perilaku halal seperti, kebersihan, keamanan, kenyaman, dan keselamatan.

Page 63: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

53MUHAMMAD SARJAN., dkk.

SARAN-SARAN

Beberapa saran yang diajukan dalam rangka per-baikan pariwisata di Lombok Tengah adalah:

1. Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas sumber-daya manusia untuk mersepon peluang pengemban-gan agrowisata baik perkebunan, tanaman pangan, tanaman hortikultura, peikanan dan peternakan serta integrasi wisata alam dengan agro;

2. Pemerintah perlu meningkatkan keterlibatan mas-yarakat untuk dalam pengembangan wisata halal di Lombok Tengah;

3. Perlu membangkitkan kembali gerakan untuk ke-bersihan sepeti jumad bersih;

4. Perlu melibatkan Tokoh Masyakat (Tuan Guru) da-lam sosialisasi wisata halal melalui khutbah Jum’at dan pengajian di pesanteren;

5. Jaminan kuliner halal, tidak cukup hanya menunjuk-kan sertiikat halal dari MUI, namun perlu ditampil-kan visualisasi di masing masing restoran.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, 2014. Peraturan

Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7

Tahun 2013, tentang Rencana Induk Penembangan

Kepariwisataan Daerah Provinsi Nusa Tenggara

Barat Tahun 2013-2028.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok

Tengah, 2016. Panduan Wisata Kabupaten Lombok

Tengah.

Page 64: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

54 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, 2015. Buku Anal-

isa Pasar Kunjungan Wisatawan.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, 2015. Statistik

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tengga-

ra Barat 2015.

Hadi, Agus, Purbathin. 2010. Laporan Hasil Perencanaan

Partisifatif Masyarakat di Desa Aik Berik. Nusa

Tenggara Barat: AliansiLembaga Adidaya Mas-

yarakat.

Master Card-Crescent Rating Global Muslim Travel Index

2015.

Master Card-CrescentRatingGlobal Muslim Travel Index

March 2016.

Murianto, 2014, Journal Master in Tourism Studies Vol-

ume 01, Nomor 01, Juli 2014.

Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 2 Ta-

hun 2016, tentang Pariwisata Halal.

Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 51 tahun

2015 tentang Wisata Halal.

Page 65: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

55MUHAMMAD SARJAN., dkk.

BAB II

BIDANG KESEHATAN

LAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TUJUAN

WISATA UNTUK MENDUKUNG WISATA HALAL

DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TIM PENULIS:

dr. Hamsu Kadriyan, SpTHT., M. Kes

Dr. Yayuk Andayani, M. Si dr. Nurhidayati, M. Kes

dr. E. Hargi Wardoeyoe, Sp. Mikrobiologi

Page 66: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

56 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENDAHULUAN

rovinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya pulau Lom-

bok merupakan tujuan wisata utama di Indonesia

Keunggulan wisata di pulau Lombok telah mendapa-

tkan pengakuan dunia. Pada kegiatan The World Halal Trav-

el Summit/Exhibition (WHST) tahun 2015, pulau Lom-

bok mendapatkan gelar sebagai juar satu dalam 2 kategori

yaitu World’s Best Halal Tourism Destination dan World’s

Best Halal Honeymoon (Kompas.com, 2015). Angka kun-

jungan wisatawan ke NTB, meningkat dari tahun ke tahun.

Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa

Tenggara Barat menunjukkan jumlah wisatawan asing dan

nusantara pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 ber-

turut-turut 1.337.602, 1.629.122, dan 2.210.527 orang. Pada

Tahun 2016 ini, ditargetnya angka kunjungan wisatawan

mencapai 3.000.000 wisatawan. Beberapa wisata unggu-

lan di pulau Lombok, terdapat di Kota Mataram, Kabu-

paten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara.

Untuk dapat mencapai target tersebut, beragam up-

aya yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat

NTB, selain meningkatkan jumlah dan jenis serta diversivi-

kasi layanan pariwisata, penyiapan sarana dan prasarana pen-

dukung juga harus dilakukan. The Travel & Tourism Compet-

itiveness Report (TTCR) yang dirilis oleh World Economic

Forum (WEF) setiap dua tahun sekali, mengukur daya saing

pariwisata antar negara dengan menggunakan empat pilar

utama yakni enabling environment, policy and enabling con-

ditons, infrastructure, dan cultural and natural resources.

P

Page 67: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

57MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Berdasarkan laporan TTCR 2015, daya saing pariwisata In-

donesia menempati urutan 50 dari 141 negara. TTCR 2015

melaporkan bahwa hampir keempat belas pilar daya saing

Indonesia masih jauh tertinggal dari ketiga negara tersebut.

Masalah dan kendala yang paling krusial sektor pariwisata

Indonesia yang perlu penangan yang serius adalah promosi,

infrastruktur (infrastruktur pariwisata, infrastruktur transpor-

tasi udara dan darat dan infrasturktur ICT), kesehatan dan

kebersihan, keberlanjutan lingkungan, iklim usaha/investa-

si, keterbukaan internasional, lingkungan bisnis dan sumber

daya manusia (Sirait, 2015).

Gambar 2.1

Indikator Daya Saing Pariwisata Indonesia

Sarana dan prasana kesehatan merupakan salah satu indikator penting yang harus ditingkatkan untuk mencapai tar-get dan meningkatkan daya saing pariwisata di Provinsi NTB. Tidak dapat dipungkiri, setiap makhluk dan benda mempunyai

Page 68: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

58 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

potensi untuk membawa atau memindahkan penyakit. Setiap individu, dapat membawa penyakit dan menularkan kepada orang di semua tempat yang dikunjunginya atau terjangkit penyakit di tempat yang dikunjunginya (Koesoebjono, 2008). Sebanyak 1-5% orang yang bepergian dari negara-negara maju ke negara berkembang dilaporkan mengalami penyakit yang cukup serius selama perjalanan; 0,01-0,1% orang mem-butuhkan evakuasi medik, dan 1 dari antara 100.000 orang telah meninggal (Pakasi, 2006). Demikian pula, kemungk-inan terjadinya kecelakaan di daerah wisata yang dikunjungi, seperti kasus tenggelam dan penyakit akibat penyelaman. Salah satu ketentuan WTO, negara tujuan wisata bertanggung jawab dalam mengembangkan pelayanan kes-ehatan yang sesuai dengan wisatawan. Pelayanan kesehatan tersebut dapat berupa pelayanan kesehatan milik pemerin-tah maupun swasta. Selain itu, negara tujuan wisata memi-liki tanggung jawab untuk memberikan informasi tersebut kepada wisatawan ataupun perwakilan wisata yang ada di negara tersebut. WTO telah mengeluarkan standar kualitas untuk pelayanan wisata. WTO menyarankan untuk mener-bitkan buku informasi mengenai pelayanan kesehatan yang disediakan bagi wisatawan maupun melalui cabang atau perwakilan pusat pelayanan tersebut. Informasi mengenai pelayanan semacam itu sebaiknya tersedia di tempat-tempat wisata, di tempat-tempat pemberangkatan untuk mencip-takan rasa aman kepada wisatawan yang akan ke luar negeri. Informasi tersebut perlu juga disediakan di tempat-tempat tujuan wisata, yang memberi penjelasan tentang jenis-jenis akomodasi, fasilitas swasta, atraksi wisata, panduan wisata dan sebagainya agar dapat mengantisipasi masalah kesehatan yang timbul. Kerjasama juga dibutuhkan antara pusat-pusat pelayanan setempat, pelayanan yang terkait dengan kese-hatan, serta organisasi pendukung perjalanan lainnya yang dapat dihubungi jika dibutuhkan untuk perawatan medis, pe-layanan rumah sakit serta tindakan darurat sampai pada pem-

Page 69: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

59MUHAMMAD SARJAN., dkk.

ulangan wisatawan ke negara asalnya (Negara, 2008). Kesehatan wisata menjadi isu utama dalam kesela-matan wisata. Dalam konsep kesehatan wisata dikemukakan bahwa wisatawan yang menikmati liburannya, sekembalin-ya ke tempat asalnya, diharapkan dapat merehabilitasi atau membuat dirinya lebih sehat dari sebelumnya, dan bukan menjadi lebih buruk akibat mendapat penyakit dalam perjala-nan wisatanya.

Kesehatan Wisata

Tidak dapat dipungkiri, setiap makhluk dan benda mempunyai potensi untuk membawa atau memindahkan pen-yakit. Setiap individu, dapat membawa penyakit dan menular-kan kepada orang di semua tempat yang dikunjunginya atau terjangkit penyakit di tepat yang dikunjunginya (Koesoebjono, 2008). Demikian pula, kemungkinan terjadinya kecelakaan di daerah wisata yang dikunjungi, seperti kasus tenggelam. Salah satu ketentuan WTO, negara tujuan wisata bertanggung jawab dalam mengembangkan pelayanan kes-ehatan yang sesuai dengan wisatawan. Pelayanan kesehatan tersebut dapat berupa pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta. Selain itu, negara tujuan wisata memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi tersebut kepa-da wisatawan ataupun perwakilan wisata yang ada di negara tersebut. WTO telah mengeluarkan standar kualitas untuk pe-layanan wisata. WTO menyarankan untuk menerbitkan buku informasi mengenai pelayanan kesehatan yang disediakan bagi wisatawan maupun melalui cabang atau perwakilan pusat pelayanan tersebut. Informasi mengenai pelayanan semacam itu sebaiknya tersedia di tempat-tempat wisata, di tempat-tempat pemberangkatan untuk menciptakan rasa aman kepada wisatawan yang akan ke luar negeri. Infor-masi tersebut perlu juga disediakan di tempat-tempat tujuan wisata, yang memberi penjelasan tentang jenis-jenis akomo-

Page 70: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

60 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dasi, fasilitas swasta, atraksi wisata, panduan wisata dan se-bagainya agar dapat mengantisipasi masalah kesehatan yang timbul. Kerjasama juga dibutuhkan antara pusat-pusat pe-layanan setempat, pelayanan yang terkait dengan kesehatan, serta organisasi pendukung perjalanan lainnya yang dapat di-hubungi jika dibutuhkan untuk perawatan medis, pelayanan rumah sakit serta tindakan darurat sampai pada pemulangan wisatawan ke negara asalnya (Negara, 2008). Untuk mencegah dan mengurangi penyebaran penya-kit melalui perpindahan lintas-batas, seperti yang mungkin terjadi melalui wisatawan, perlu dibuat kebijakan menutup perbatasan wilayah dan membuat sistem kontrol (pemerik-saan kesehatan) di sepanjang perbatasan atau di tempat-tem-pat masuknya orang luar (entry points). Aturan seperti ini ha-rus diberlakukan bagi setiap orang yang memasuki wilayah itu, termasuk wisatawan, karena semua orang yang masuk ke suatu wilayah mempunyai potensi membawa penyakit, atau tindakan alternatifnya seperti membuat sistem peningkatan kewaspadaan (warning system) di tempat yang dikunjungi untuk mencegah penyebaran suatu penyakit, segera setelah terdeteksi berjangkitnya suatu penyakit menular. Salah satu aspek dari kesehatan wisata yang berkem-bang adalah kedokteran wisata. Kedokteran wisata atau trav-

el medicine adalah bidang ilmu kedokteran yang mempelajari persiapan kesehatan dan penatalaksanaan masalah kesehatan orang yang bepergian (travellers). Kesehatan wisata telah menjadi isu utama dalam keselamatan wisata. Dalam kon-sep kesehatan wisata dikemukakan bahwa wisatawan yang menikmati liburannya, sekembalinya ke tempat asalnya, diharapkan dapat merehabilitasi atau membuat dirinya leb-ih sehat dari sebelumnya, dan bukan menjadi lebih buruk akibat mendapat penyakit dalam perjalanan wisatanya. Dalam buku panduan, World Health Organization

hanya menyebutkan bahwa konsultasi pra-travel diperlukan oleh travellers yang bermaksud mengunjungi negara berkem-

Page 71: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

61MUHAMMAD SARJAN., dkk.

bang. Lalu, bagaimana dengan masyarakat negara berkem-bang yang akan bepergian ke luar negeri? Warga negara berkembang mungkin dapat mengunjungi negara berkembang lainnya atau ke negara-negara maju. Apakah tidak ada risiko kesehatan yang mungkin menimpa warga negara berkem-bang, termasuk Indoensia? Pelayanan kesehatan wisata belum terlalu berkem-bang di negara berkembang. Untuk itulah, dibutuhkan pen-getahuan dan keterampilan baru di bidang kedokteran wisata yang perlu dikuasai oleh para tenaga kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah mengenai travel clinic dan pelayanan yang ditawarkannya.

Praktek Kedokteran WisataPraktek kedokteran wisata berbeda dari praktek ke-

dokteran konvensional. Jika praktek dokter biasanya ditu-jukan untuk kuratif, maka praktek kedokteran wisata lebih banyak pada aspek promotif dan preventif. Dalam pelayanan kedokteran wisata, orang yang datang umumnya adalah orang sehat yang membutuhkan informasi dan tidak menganggap dirinya seorang pasien, meskipun mungkin saja statusnya be-rubah menjadi pasien setelah pulang dari perjalanan. Dalam pelayanan kedokteran wisata, dokter dan wisa-tawan mempunyai hubungan sejajar yang bersifat informa-

tive (dokter berperan sebagai ahli teknis), interpretive (dok-ter berperan sebagai konselor untuk membantu wisatawan memutuskan yang penting bagi dirinya), dan deliberative

(dokter berperan sebagai guru yang memberi tahu wisatawan apa yang harus dikerjakan dan mengapa hal itu harus diker-jakan). Dalam bidang kedokteran wisata, dokter tidak hanya mengupayakan pencegahan penyakit serta menangani mas-alah-masalah kesehatan pada travellers namun juga men-gambil bagian dalam advokasi untuk perbaikan pelayanan kesehatan dan keamanan untuk wisatawan. Oleh karena itu,

Page 72: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

62 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dokter kedokteran wisata perlu mempunyai pengetahuan yang luas dan selalu up-to-date karena perubahan-perubah-an yang cepat di seluruh dunia, yang meliputi pengetahuan wabah penyakit, terutama emerging infectious diseases, pola resistensiantibiotika, iklim global, ekologi, dan bahkan peru-bahan politik negara lain.

Penyedia Jasa Pelayanan Kedokteran Wisata

Klinik Kedokteran Wisata

Pelayanan kedokteran wisata diberikan di klinik yang

ditujukan khusus untuk itu, yang disebut travel medicine clin-

ic atau klinik kedokteran wisata. Walaupun sifatnya khusus,

travel medicine clinic dapat didirikan secara terintegrasi den-

gan institusi kesehatan yang sudah ada. Pelayanan kedokteran

wisata dapat diberikan dalam:

Klinik Dokter Umum

Sejumlah dokter umum yang kompeten dapat menye-

diakan jasa pelayanan kedokteran wisata di klinik tempat

prakteknya sehari-hari. Pelayanan ini dapat disediakan untuk

pasien-pasien langganan mereka atau untuk menerima ruju-

kan dari klinik-klinik umum di sekitarnya.

Klinik di Rumah Sakit

Banyak travel clinic di negara-negara maju dibuat di

dalam rumah sakit. Di satu pihak hal ini cukup menguntung-

kan karena fasilitas yang lebih lengkap dari pada klinik umum

terutama untuk laboratorium dan fasilitas kegawatdaruratan.

Namun di pihak lain, kenyamanan para wisatawan perlu

diperhatikan mengingat mereka datang sebagai orang sehat

bukan pasien.

Travel Clinic Swasta

Pelayanan kedokteran wisata yang profesional um-

umnya diselenggarakan sebagai suatu badan usaha perseroan

Page 73: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

63MUHAMMAD SARJAN., dkk.

terbatas (company) dengan saham-saham yang dimiliki para

pendirinya atau publik. Lokasi yang diambil tidak di rumah

sakit atau klinik umum, namun lebih di tempat-tempat bisnis

publik, seperti mal-mal atau pusat bisnis yang juga berdekatan

dengan biro-biro perjalanan (travel agent). Hal ini dimaksud-

kan untuk mempermudah para wisatawan mendapatkan akses

travel advice di tempat-tempat bisnis pada jam-jam kerja.

Klinik Pelabuhan/Maskapai Penerbangan

Selain lokasi-lokasi di atas, klinik yang menyediakan

pelayanan kedokteran wisata dapat berada di pelabuhan,

baik pelabuhan laut maupun bandar udara, atau klinik-klinik

milik maskapai penerbangan. Yang terakhir ini biasanya

juga menyediakan fasilitas evakuasi jika dibutuhkan.

Klinik Hotel/Daerah Tujuan Pariwisata

Di Indonesia, banyak hotel dan daerah tujuan wisa-

ta memiliki klinik-klinik khusus yang buka selama 24 jam.

Kenyataannya, sebagian besar klinik-klinik ini baru sebatas

memberikan pelayanan kuratif kepada para turis. Namun,

klinik-klinik ini sebenarnya berpotensi menyelenggarakan

pula pelayanan kedokteran wisata untuk tujuan promotif dan

preventif bagi masyarakat atau orang asing yang tinggal di

wilayahnya yang akan melakukan perjalanan.

Pelayanan Kedokteran Wisata

Sampai sejauh ini, mungkin belum terbayangkan je-

nis pelayanan apa yang dapat diberikan di travel clinic di

atas, karena sifatnya yang promotif dan preventif. Pe-

layanan kedokteran wisata yang perlu dan dapat diberikan di

travel clinic adalah konsultasi pra-perjalanan; imunisasi;

bekal proilaksis, stand-by treatment, dan medical kit; kon-

sultasi dan penatalaksanaan penyakit pascaperjalanan. Di

samping itu, setiap klinik perlu mengembangkan sistem do-

kumentasi rekam medik dan sarana tambahan seperti konsul-

Page 74: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

64 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

tasi via telepon, apotik dan pelayanan penjualan alat-alat un-

tuk pencegahan penyakit.

Konsultasi Pra-Perjalanan (Edukasi)

Informasi yang aktual dan akurat sangat penting da-

lam kedokteran wisata sehingga rekomendasi yang diberikan

bukan didasarkan pada opini tetapi evidence-based. Nasihat

perjalanan diberikan dalam bentuk konsultasi dan edukasi

mengenai risiko kesehatan yang mungkin dapat dialami wisa-

tawan selama bepergian, baik sewaktu di perjalanan maupun

setelah tiba di tempat tujuan. Pengetahuan yang penting di-

kuasai oleh tenaga kesehatan sehubungan dengan hal ini an-

tara lain medical geography, distribusi dan epidemiologi pen-

yakit infeksi, serta kondisi-kondisi tertentu dalam perjalanan,

misalnya problem ketinggian (high altitude), jet lag, mabuk

perjalanan, temperatur tinggi dan sebagainya. Risiko khusus,

seperti bencana alam, terorisme dan konlik senjata juga per-lu diperhatikan mengingat akhir-akhir ini banyak insiden ter-

jadi di daerah wisata dengan turis asing sebagai korban, sep-

erti bom Bali I-II.

Topik edukasi yang dapat diberikan dalam konsultasi

pra-perjalanan antara lain adalah: pencegahan penyakit (di-

are, malaria, penyakit menular seksual), penyakit karena

kondisi lingkungan (panas, dingin, ketinggian), jet lag dan

mabuk perjalanan, travel medical kits, dan sebagainya.

Beberapa negara, masih memberikan peringatan dan

rekomendasi bagi warganya yang akan berkunjung ke Indo-

nesia. Oleh karena itu, negara-negara tersebut mensyaratkan

warganya untuk mencegah infeksi malaria dengan mengkon-

sumsi obat anti malaria (chemoprophylaxis) sebelum, selama

dan sesudah perjalanan ke NTB, seperti berikut ini: Perta-

ma, Austrian, German and Swiss guidelines: “High risk in

Papua and all the islands east of Bali—East and West Nusa

Tenggara, including Lombok and Gili Islands, Sumba, Sum-

Page 75: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

65MUHAMMAD SARJAN., dkk.

bawa, Timor, Flores, Muluku islands etc. Low risk in the oth-

er regions. Malaria free: bigger cities and the main tourist

areas of Java and Bali.” To high-risk areas, chemoprophy-

laxis with atovaquone + proguanil, doxycycline or melo-

quine is recommended all year round; to middle- and low-

risk areas standby self-treatment is recommended with

artemeter + lumefantrinor atovaquone + proguanil all year

round.” [Terdapat perubahan dalam panduan baru tahun

2015 yang telah dipublikasi, dalam panduan tersebut,

Lombok, termasuk Gili-gilinya, sekarang dinyatakan sebagai

daerah dengan risiko rendah] (18).

Kedua, British guidelines (19): “There is a high risk

of malaria in Lombok and Irian Jaya. There is a high risk of

malaria in Indonesian Borneo (Kalimantan). Risk in the rest

of Indonesia. There is very low risk in Bali and the cities on

the islands of Java and Sumatera, there is no risk in the city

of Jakarta.” The recommended chemoprophylaxis in high

risk areas is atovaquone+proguanil, doxycycline or melo-

quine and for the rest of Indonesia, chloroquine combined

with proguanil, except for travels to Bali and the cities of

Java and Sumatra where no chemoprophylaxis is recom-

mended.”

Ketiga, US Center for Disease Control guidelines: “Ar-

eas with malaria: rural areas of Kalimantan (Borneo),

Nusa Tenggara Barat (includes the island of Lombok), Su-

lawesi, and Sumatra. All areas of eastern Indonesia

(provinces of Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur,

Papua, and Papua Barat). None in Jakarta, Ubud, or resort

areas of Bali and Java. Low transmission in rural areas of

Java including Ujung Kulong, Sukabumi, and Pangadaran.”

The overall risk is considered moderate for a US traveller

and the chemoprophylactic drugs recommended are

atovaquone+proguanil, doxycycline or meloquine.”

Page 76: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

66 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Selain 3 panduan di atas, terdapat juga panduan dari

WHO. Namun, dalam panduan berikut, NTB tidak dinya-

takan sebagai daerah dengan risiko tinggi, melainkan berisiko

sedang: “Malaria risk exists throughout the year in most ar-

eas of the ive eastern provinces East Nusa Tenggara, Malu-

ku, North Maluku, Papua, and West Papua. In other parts of

the country, there is malaria risk in some districts, except in

Jakarta Municipality, in cities and urban areas as well as

within the areas of the main tourist resorts.” Recommended

chemoprophylaxis in the risk areas is atovaquone+proguanil,

doxycycline or meloquine.”

Imunisasi

Sebagian besar nasihat perjalanan akan dilanjutkan

dengan penjelasan penyakit-penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi. Namun, imunisasi hanya salah satu dari

beberapa strategi preventif dalam kedokteran wisata. Pada

pemberian imunisasi, wisatawan harus mendapatkan infor-

masi sejelas-jelasnya, yang antara lain meliputi jenis imuni-

sasi (wajib atau dianjurkan), tujuan imunisasi, jenis patogen

(termasuk strain-nya) yang dapat dicegah, daya proteksi (be-

rapa persen sesuai dengan merk vaksin), berapa lama keke-

balan yang tercapai, kapan perlu booster, dan yang terpent-

ing, apa efek samping yang mungkin terjadi, mulai dari nyeri

setelah disuntik sampai risiko anailaksis. Catatan lengkap harus dibuat sehubungan dengan vaksin yang diberikan, ter-

masuk merk dan nomor batch, dan pasien diminta menan-

datangani informed consent.

Proilaksis, Stand-By Treatment dan Medical Kit

Sesuai daerah tujuan wisatawan, tenaga kesehatan

dapat memberikan terapi proilaksis, yaitu untuk malaria, jika daerah tujuan wisatawan adalah daerah endemik malaria.

Jika wisatawan akan menetap dalam waktu lama di daerah

terpencil, ia dapat pula diberikan bekal stand-by treatment,

Page 77: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

67MUHAMMAD SARJAN., dkk.

yaitu obat malaria yang dapat diminum jika timbul gejala,

sebelum dapat mencapai klinik terdekat. Untuk keperluan ini,

wisatawan dapat menggunakan uji diagnostik cepat dengan

dipstick test sebelum dikonirmasikan di laboratorium yang memadai.

Bagi sebagian besar wisatawan, ada berbagai jenis

medical kit yang dapat ditawarkan untuk dibawa selama per-

jalanan. Untuk perjalanan bisnis atau liburan di daerah yang

tidak berisiko tinggi, ada sejumlah basic medical kit yang

dapat dipakai mengatasi problem kesehatan ringan, seperti

demam, selesma, diare, jet lag, dan luka kecil. Namun untuk

perjalanan petualangan (adventure), diperlukan medical kit

khusus yang jauh lebih lengkap, terutama untuk menangani

kecederaan.

Orang-orang dengan kondisi medik tertentu, seperti

usia lanjut, penderita diabetes, asma, hipertensi, dan lain se-

bagainya juga perlu membawa obat-obatan mereka sesuai re-

komendasi dokternya. Perlu dicatat, untuk membawa obat-

obatan (dan mungkin jarum suntik), wisatawan perlu

dibekali dengan surat keterangan bahwa obat-obatan tersebut

adalah untuk kepentingan pribadi yang diresepkan. Hal ini

penting untuk menghindari kesulitan di bea cukai jika dilaku-

kan pemeriksaan obat-obatan terlarang.

Konsultasi Pasca-Perjalanan

Pelayanan kedokteran wisata yang ideal merupakan

suatu kesinambungan sejak sebelum berangkat sampai setelah

pulang dari perjalanan. Sebanyak 1-5% orang yang bepergian

dari negara-negara maju ke negara berkembang dilaporkan

mengalami penyakit yang cukup serius selama perjalanan;

0,01-0,1% orang membutuhkan evakuasi medik, dan 1 dari

antara 100.000 orang telah meninggal. Orang-orang yang

mengalami sakit berat umumnya mereka yang mengunjungi

kenalan atau sanak saudara dan tinggal di rumah mereka seh-

Page 78: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

68 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ingga risiko terpapar patogen lebih besar daripada turis biasa.

Pelayanan konsultasi pasca-perjalanan membutuhkan lebih

banyak keahlian dan sumber daya (dokter spesialis, laborato-

rium dan penunjang diagnostik lainnya). Hal ini dapat disia-

sati dengan membangun kerja sama antara beberapa provider

kesehatan, misalnya rumah sakit, laboratorium 24 jam, dan

lain sebagainya.

Keterampilan Kesehatan Yang Diperlukan

Dokter yang ingin menyelenggarakan praktek kedok-teran wisata perlu menguasai beberapa keterampilan, antara lain:

a) Pengkajian kesehatan dasar, yang meliputi evaluasi kondisi medik wisatawan dan pengkajian risiko per-jalanan berdasarkan rencana perjalanan, lokasi tujuan, cara perjalanan, aktivitas di daerah tujuan, dan lama tinggal. Kajian perlu dibedakan antara anak-anak, orang dewasa sehat, orang lanjut usia, wanita hamil, penderita penyakit kronik, penderita imunodeisiensi, dan orang dengan keterbatasan (cacat).

b) Membuat strategi untuk mengurangi risiko, yang me-liputi rekomendasi imunisasi dan modiikasi perilaku untuk menjaga kesehatan.

c) Strategi penatalaksanaan penyakit ketika bepergian, yaitu langkah-langkah yang perlu diambil wisatawan jika ia mengalami gangguan kesehatan.

d) Konsultasi pasca-perjalanan, yaitu pengkajian ke-mungkinanadanya penyakit yang terkait perjalanan setelah wisatawan pulang dan penatalaksanaan pen-yakit tersebut jika terbukti ada (termasuk mekanisme rujukan).

Page 79: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

69MUHAMMAD SARJAN., dkk.

e) Keterampilan komunikasi. Oleh karena wisatawan umumnya bukan pasien, diperlukan cara komunika-si yang berbeda. Wisatawan dapat membahas risiko kesehatannya bersama-sama dengan tenaga keseha-tan seperti dua orang yang sedang berdiskusi, bukan seperti dokter yang sedang memberi instruksi kepa-da pasien. Alat-alat bantu seperti brosur, lealet, dan formulir isian diperlukan untuk menjelaskan berbagai hal kepada wisatawan.

Fasilitas dalam Klinik atau Pemberi Layanan Kesehatan

Wisata

Sebuah travel clinic atau pemberi layanan kesehatan

wisata yang profesional perlu mempunyai berbagai fasilitas

sebagai berikut:

a) Peralatan elektronik, yaitu lemari es untuk menyim-pan vaksin dan perangkat telekomunikasi: telepon, fax dan internet.

b) Bahan habis pakai, yaitu vaksin dan obat-obatan, alat-alat disposable, peralatan resusitasi dan obat-obatan untuk mengatasi reaksi alergi.

c) Dokumen, berupa status khusus untuk perjalanan, kartu Formulir persetujuan tindakan medik, untuk melakukan imunisasi, pemeriksaan laboratorium dan terapi tertentu.

d) Ruangan-ruangan terpisah untuk ruang tunggu, kamar konsultasi dan ruang tindakan. Jika mungkin dapat disediakan laboratorium atau bekerja sama dengan laboratorium di luar klinik.

e) Protokol (protap) khusus, yaitu untuk pengendalian

Page 80: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

70 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

infeksi (universal precaution), pembuangan limbah, pedoman imunisasi, penyimpanan vaksin, observasi pasca-imunisasi, kerahasiaan wisatawan, konsultasi via telepon, penatalaksanaan gawat darurat, dan riset.

f) Bahan-bahan edukasi: brosur-brosur dan buku saku untuk berbagai masalah kesehatan dengan pencegah-annya, buk-buku tentang perjalanan, informasi jarin-gan pelayanan kesehatan, informasi tentang alat-alat pencegahan penyakit: kelambu, insect repellent, cara sterilisasi air, medical kit dan sebagainya. Alat-alat ini dapat dijual kepada wisatawan yang membutuhkann-ya.

LAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TUJUAN WISATA

UNTUK MENDUKUNG WISATA HALAL DI PROVIN-

SI NUSA TENGGARA BARAT

Komitmen dari Instansi Pemerintah Terkait dalam Meni- katkan Pelayanan Kesehatan Wisata

Dari hasil wawancara dengan pihak terkait di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lom-bok Utara, semua Pimpinan Instansi Pemerintah terkait, mendukung upaya peningkatan pelayanan kesehatan wisa-ta. Dukungan tersebut dinyatakan secara langsung dan ti-dak langsung. Beberapa bentuk dukungan pimpinan instansi tersebut antara lain:

a) Pelayanan kesehatan yang tersedia saat ini sudah ada dan secara terus-menerus dikembangkan untuk pelayanan publik, yang dapat diakses oleh semua masyarakat, WNI maupun WNA, termasuk dalam hal ini wisatawan lokal dan mancanegara.

b) Jumlah fasilitas layanan kesehatan semakin banyak,

Page 81: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

71MUHAMMAD SARJAN., dkk.

baik milik pemerintah maupun yang dikelola oleh pi-hak swasta. Di Kabupaten Lombok Utara dan Lom-bok Barat, beberapa Puskesmas baru telah diben-tuk, peningkatan status Puskesmas dari Puskesmas non perawatan menjadi Puskesmas Perawatan, dan penambaham jumlah Pustu dan Polindes di tingkat desa. Sebagai contoh, di Kabupaten Lombok Utara, dibentuk Puskesma baru di daerah wisata: yaitu Pusk-esmas Nipah dan Senaru. Pelayanan kesehatan di 3 Gili (Gili Trawangan, Meno dan Air), dikoordinasi oleh Puskesmas Nipah (yang sebelumnya berada di bawah koordinasi Puskesmas Pemenang). Salah satu sasaran yang dituju adalah peningkatan layanan kes-ehatan di Desa Gili Indah, yang secara kewilayahan terdiri atas 3 gili yang telah disebutkan sebelumn-ya. Sementara pelayanan kesehatan di derah senaru, yang menjadi salah satu destinasi wisata baru yang mengalami perkembangan pesat dan menjadi salah titik awal pendaki untuk ke Gunung Rinjani.

c) Di Kota Mataram, dengan penyediaan fasilitas beru-pa chamber hiperbarik, yang salah satu kegunaann-ya adalah untuk penalatalaksanaan penyakit akibat penyelaman, yang secara tidak langsung mendukung penegambangan wisata bahari, yang menjadi salah satu unggulan wisata di Propinsi NTB.

d) Komitmen pemerintah di Kabupaten Lombok Utara, secara khusus antara lain:

(1) Telah dicanangkan program 1 Desa, 1 Dokter;

(2) Menertibkan Klinik-Klinik Swasta yang tidak berijin atau melakukan penyimpangan di Daer-ah Tujuan Wisata, khususnya yang terdapat di desa Gili Indah (Gili Trawangan, Meno dan

Page 82: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

72 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Air);

(3) Telah diresmikannya Pustu Plus di Gili Trawan-gan. Pustu ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat di Gili Trawangan dan Wisatawan Domestik dan Luar Negeri, dengan biaya terjangkau;

(4) Pustu ini dilayani, saat ini oleh seorang dokter, 1 perawat dan 1 Bidan;

(5) Pustu ini ke depan akan dilengkapi dengan UGD, rawat inap, pelayanan Laboratorium;

(6) Di Desa Gili Indah, terdapat 1 Pustu pada mas-ing-masing Gili (3 Pustu dalam 1 Desa;

(7) Akan disediakan SDM yang punya kompeten-si menangani Korban di Pendakian di wilayah Puskesmas Senaru (Dalam Perencanaan). Adanya program BPJS saat ini, menurut peningkatan

jumlah dokter di setiap Puskesmas, sehingga jumlah di set-

iap Puskesmas minimal 2 dokter, dan 1 dokter gigi, bahkan

beberapa Puskesmas memiliki 5 dokter dan 1 dokter gigi. Di

samping itu, saat ini banyak praktek dokter dan dokter gigi

mandiri, klinik swasta dan apotik yang dibangun di daer-

ah wisata, sehingga memudahkan akses wisatawan untuk

mendapatkan layanan kesehatan. Keberadaan praktek dokter

dan dokter gigi mandiri, klinik dan apotik-apotik ini diawasi

dan dikoordinasi oleh Pemerintah sehingga pelayanan yang

diberikan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Page 83: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

73MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Pemetaan Jenis-Jenis Layanan Kesehatan yang Dapat

Diakses Wisatawab di Daerah Wisata dan Sekitarnya

Jenis-jenis layanan kesehatan yang ada di daerah

wisata meliputi: rumah sakit, baik negeri maupun swasta,

klinik umum maupun klinik bersalin, puskesmas, apotik,

toko obat, dan dokter.

Kota Mataram

Data tentang jumlah rumah sakit, puskesmas, klin-

ik, toko obat, dan dokter yang ada di wilayah Kota Mataram

disajikan dalam tabel 2.1 hingga 2.4. Berdasarkan Tabel 2.1,

dari delapan kecamatan yang ada di Kota Mataram terlihat

bahwa setiap kecamatan minimal telah ada kliniknya, dan se-

baran sarana kesehatan telah cukup merata di semua wilayah

Kota Mataram, termasuk pada daerah-daerah yang memiliki

obyek wisata unggulan, seperti Pusat Pengrajin Mutiara Se-

karbela, Taman Mayura, dan Kota Tua Ampenan.

Page 84: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

74

PE

NGE

MB

AN

GAN

PA

RIW

ISA

TA H

AL

AL

DI

PR

OV

INSI

NU

SA T

EN

GGA

RA

BA

RA

T

Tabel 2.2Jumlah Rumah Sakit Negeri, Puskesmas Menurut Kecamatan di Kota Mataram Tahun 2015

Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas

Umum Jiwa Klinik Bersalin

Puskesmas Puskesmas keliling

Puskesmas Pembantu

Ampenan 2 0 1 2 4 2

Sekarbela 0 0 0 2 4 5

Mataram 5 0 4 1 2 0

Selaparang 0 0 1 3 5 5

Cakranegara 1 0 1 1 2 1

Sandubaya 1 1 0 2 4 5

Jumlah 9 1 7 11 21 18

Ketersediaan layanan farmasi, khususnya bagi wisatawan yang melakukan swamedikasi, juga telah tersedia di semua wilayah kecamatan yang ada di Kota Mataram.

Page 85: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

75MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Tabel 2.4

Jumlah Dokter, Perawat/Paramedis Menurut Kecamatan di Kota Mataram Tahun 2015

KecamatanDokter

Umum

Dokter

Spesialis

Dokter

GigiPerawat

Ampenan 14 7 6 14

Sekarbela 8 0 5 34

Mataram 78 62 16 248

Selaparang 4 0 4 0

Cakranegara 4 0 0 23

Sandubaya 6 19 3 0

Jumlah 114 88 34 319

Dilihat dari ketersediaan sumber saya manusia, Jum-lah dokter yang melayani di wilayah Kota Mataram, sangat banyak, sehingga mudah diakses oleh wisatawan yang mem-butuhkan.

Kabupaten Lombok UtaraJumlah Rumah Sakit Negeri, Puskesmas yang ada

di Kabupaten Lombok Utara pada Tahun 2015 yaitu satu RS Tingkat Kabupaten (RSUD Tanjung), delapan Puskes-mas perawatan yaitu puskesmas Bayan, Senaru, Kayangan, Santong, Gangga, Tanjung, Pemenang dan Nipah. Semen-tara untuk Polindes ada 51 Polindes, ada 30 Pustu dan satu KKP (Bangsal). Berdasarkan data ini memperlihatkan bah-wa sebaran sarana kesehatan telah cukup merata di semua wilayah Kota Kabupaten Lombok Utara, walaupun menurut sumber pustaka, jumlah ideal Puskesmas untuk wilayah KLU minimal 11 Puskesmas. Puskesmas-Puskesmas baru telah dibentuk pada daerah wista, seperti Puskesmas Nipah dan Senaru. Sementara untuk jumlah klinik swasta yang

Page 86: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

76 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ada di kabupaten Lombok Utara seperti pada Tabel 2.5. Tabel 2.5

Jumlah dan lokasi Klinik Swasta di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015

No Nama Klinik Alamat

1 Klinik Villa Ombak Gili Trawangan

2 Waringin Klinik Tanjung

3 Trawangan Medical Clinic Gili Trawangan

4 Gili Air Maedical Clinic Gili Air

5 Island Clinic Center Gili Air

6 D’gilian Gili Trawangan

7 New Trawangan Clinic Center Gili Trawangan

8 Meno Medika Klinik Gili Meno

9 Royal Medical Clinik Gili Air

10 Gili Air Clinic Center Gili Air

Salah satu tujuan wisata unggulan di Kabupaten Lombok Utara adalah daerah Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Sarana kesehatan yang ada di daerah gili, selain fasilitas milik pemerintah, yaitu Pustu yang ada pada ams-ing-masing gili, layanan kesehatan oleh pihak swata, banyak berkembang. Beberapa klinik swasta bahkan telah menga-dakan kerjasama dengan asuransi multinasional dan menye-diakan imunisasi dan vaksinasi yang tidak tersedia di layanan milik Pemerintah. Kondisi ini dinyatakan sangat membantu bagi wisatawan asing.

Page 87: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

77MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Tabel 2.6.

Nama dan Alamat Apotik di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015

No Apotik Alamat

1 Apotek Paramadina

Jln. Raya Sekotong-Tan-

jung, Ds. Sokong, Kec.

Tanjung

2 Apotek Pranata FarmaDsn. Plabasar, Desa Anyar,

Kec. Bayan

3 Apotek WaringinJln. Raya Pemenang-Tan-

jung, Kec. Pemenang

4 Apotek Zifa FarmaJln. Raya Pemenang-Tan-

jung, Kec. Pemenang

5 Apotek Trawangan Gili Trawangan

6 Apotek RaniaJln. Raya Tanak Song

Daya, Kec. Tanjung

Ketersediaan layanan farmasi, khusunya bagi wisa-tawan yang melakukan swamedikasi, juga telah tersedia di semua wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Layanan Kesehatan lain: 2 buah Toko Obat, 1 Optik , Dokter umum Praktek Mandiri sebanyak 15 Dokter dan ada 5 Dokter gigi. Ketersediaan tenaga dokter dan dokter gigi, walaupun masih dianggap kurang, namun jumlahnya telah mengalami peningkatan setiap tahun. Dokter yang berpraktek mandiri juga tersebar di semua kebamatan, bahkn sampai di 2 gili, yaitu Gili Trawangan dan Gili Meno.

Page 88: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

78 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Kabupaten Lombok Barat

Tabel 2.7

Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013

FASILITAS KESEHATAN JUMLAH

RUMAH SAKIT

1 RUMAH SAKIT UMUM 1

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 5

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 11

3 PUSKESMAS KELILING 17

4 PUSKESMAS PEMBANTU 57

SARANA PELAYANAN LAIN

1 RUMAH BERSALIN 2

2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 11

3 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 105

4 BANK DARAH RUMAH SAKIT 1

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

1USAHA KECIL OBAT TRADISION-

AL1

2 PEDAGANG BESAR FARMASI 2

3 APOTEK 24

4 TOKO OBAT 2

5 PENYALUR ALAT KESEHATAN 1

Page 89: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

79MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Tabel 2.8.

Sebaran Puskesmas Poskesdes dan Polindes di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013

NO KECAMATAN PUSKESMASPOSKESDES DAN

POLINDES

1 SekotongSekotong 5

Pelangan 6

2 LembarJembatan Kem-

bar10

3 GerungGerung 7

Dasan Tapen 7

4 LabuapiLabuapi 5

Perampuan 5

5 Kediri Kediri 9

6 Kuripan Kuripan 6

7 NarmadaNarmada 11

Sedau 8

8 LingsarLingsar 7

Sigerongan 7

9 GunungsariGunungsari 10

Penimbung 5

10 Batulayar Meninting 8

Berdasarkan data pada tabel 2.7 dan 2.8 di atas, seb-aran sarana kesehatan telah cukup merata di semua wilayah Kabupaten Lombok Barat, termasuk pada daerah-daerah yang memiliki obyek wisata unggulan, seperti Pusat kerajinan ger-abah, pemandian narmada, Suranadi dan pantai Senggigi.

Page 90: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

80 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Tabel 2. 9

Jumlah Tenaga Dokter Dan Dokter Gigi Di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013

NO UNIT TUGAS

DOKTER

SPESIALIS UMUM GIGI

SPESIALIS

GIGI

1 PUSKESMAS 0 24 17 0

2RS Patut Patuh

Patju11 14 3 1

3

SARANA

PELAYANAN

KESEHATAN

LAIN

0 26 1 0

4

DINAS

KESEHATAN

KAB/KOTA

0 1 0 0

JUMLAH

(KAB/KOTA)11 65 21 1

Data pada Tabel 2.7 dan 2.8 di atas, sebaran tenaga kesehatan telah cukup merata di semua wilayah Kabupaten Lombok Barat, termasuk pada daerah-daerah yang memiliki obyek wisata unggulan, seperti Pusat kerajinan gerabah, pe-mandian Narmada, Suranadi dan pantai Senggigi. Berdasar-kan data yang ditampilkan pada tabel, sebaran sarana dan prasarana kesehatan sudah hampir merata di semua wilayah, termasuk daerah destinasi wisata.

Page 91: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

81MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Kasus-Kasus Penyakit dan Potensi Sakit di Daerah Wisata

Kota Mataram

Tabel. 2. 10

Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas di Kota Mataram Tahun 2015

Jenis Penyakit Peringkat

Nasofaringitis Akut 1

Hipertensi 2

Gastritis 3

ISPA 4

Faringitis Akut 5

Inluenza 6

Diare 7

Myalgia 8

Tonsilitis akut 9

DM Tipe II 10

Kabupaten Lombok Utara

Berdasarkan data pada tabel 2.11, menggambarkan ada 10 penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara, dengan per-ingkat pertama adalah infeksi akut saluran pernapasan ba-gian atas, sementara kecelakaan angkutan darat menempati peringkat 10 besar. Data selengkapnya diberikan pada Tabel 2.11.

Page 92: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

82 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Tabel 2.11

Besar Penyakit Rawat Jalan Puskesmas di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015

Jenis Penyakit Peringkat

Infeksi Akut lain saluran pernapasan bagian atas 1

Gastritis 2

Penyakit pada sistim Otot dan Jar. Pengikat 3

Penyakit Kulit Infeksi 4

Penyakit Tekanan darah tinggi 5

Penyakit lain pada saluran pernapasan bagan atas 6

Diare (termasuk tersangka kolera) 7

Penyakit alergi 8

Asma 9

Kecelakaan angkutan darat 10

Namun, berdasarkan hasil wawancara kami dengan pelaku kesehatan di daerah wisata, beberapa kasus berikut ini perlu mendapat perhatian lebih:

1. Diare (sepanjang tahun, rata-rata karena makanan yang tidak sesuai kebiasaan, diare infeksi, jarang).

2. Penyakit akibat Hewan Laut seperti tertusuk bulu babi, Stone Fish, dan ubur-ubur (relatif sering, meningkat sesuai musim). Wisata bahari adalah wisata unggulan, populasi bulu babi di perairan NTB cukup padat, terutama di pantai Sire dan daerah Se-kotong. Tenga kesehatan harus diberikan kompetensi penatalaksanaan kasus ini.

3. Kelainan Telinga. Kelainan telinga ini umunya aki-bat penyelaman (Barotrauma) atau akibat berengan pada wisatawan yang telah menderita kelainan telin-

Page 93: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

83MUHAMMAD SARJAN., dkk.

ga sebelumnya.

4. Trauma otot, tulang dan sendi.

5. Penyakit akibat paparan sinar matahari (self medica-

tion*)

6. Kecelakaan lalu lintas.

7. Tenggelam dan penyakit akibat penyelaman (Ja-rang). Untuk mencegah hal ini, dianjurkan semua wisatawan menyelam dengan asuhan instruktur penyelam yang bersertiikat, yang banyak tersedia di daerah wisata.

Kasus tenggelam dan penyakit akibat penyelaman, um-umnya jarang terjadi karena:

1) Pelayanan penyelaman di daerah wisata KLU did-ampingi oleh instruktur yang memiliki kompetensi (bersertiikat).

2) Jika terjadi, Pemberi pelayanan penyelaman, sesuai SOP, akan langsung membawa ke KKP di Bangsal untuk diperiksa dan dirujuk ke fasilitas yang memil-ki chamber hiperbarik (KKP Mataram atau RSUD Kota).

Layanan Imunisasi dan vaksinasi

Salah satu layanan kesehatan untuk wisatawan adalah Imunisasi dan vaksinasi. Berdasarkan hasil wawancara, wisa-tawan dari luar negeri umumnya telah memvaksinasi dirinya sebelum ke NTB. Jenis imunisasi dan vaksinasi yang tersedia masih terbatas yaitu dari Pemerintah tersedia sesuai program Pemerintah dan dari Swasta yang disediakan hanya vaksin

Page 94: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

84 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

untuk tetanus dan rabies (hanya di Klinik Villa Ombak). Terkait dengan penyakit-penyakit yang harus mendapat perhatian dari pemerintah adalah penyakit Diare dan Kecelakaan. Penyakit diare umunya akibat ketidakco-cokan makanan (pola dan jenis makanan) yang dikonsum-si. Diare karena infeksi jarang ditemukan. Penyakit infeksi yang lain, umumnya sederhana. Penyakit infeksi seperti Flu Burung dan sejenisnya, saat ini tidak menjadi permasalahan, karena angka kejadiannya kecil dan bersifat sporadis.

Permasalahan Pelayanan Kesehatan Wisata

Permasalahan yang masih dihadapi dari ketiga wilayah sasaran adalah:

(a) Kompetensi tenaga kesehatan, terutama dalam berbahasa asing, masih kurang, sehingga menyu-litkan dalam proses pelayanan kesehatan. Kom-petensi berbahasa belum menjadi perhatian dari Pemerintah setempat, dalam penempatan sumber daya manusia di masing-masing wilayah yang ter-dapat tujuan wisata.

(b) Tenaga kesehatan yang melayani di Pustu dan Polindes, Perawat dan Bidan, yang tidak memi-liki kompetensi lebih untuk melayani kebutuhan wisatawan.

(c) Sarana kesehatan seperti obat-obat yang tersedia, jenis dan jumlahnya terbatas.

(d) Seringnya tenaga kesehatan dimutasi menjadi suatu hambatan tersendiri.

(e) Permasalahan lain adalah tenaga kesehatan yang melayani di tingkat paling bawah di daerah wisa-

Page 95: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

85MUHAMMAD SARJAN., dkk.

ta, terutama yang akses transportasinya masih ku-rang,

(f) Permasalahan selanjutnya adalah, masih ter-batasnya pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan asuransi kesehatan dari luar negeri atau dalam negeri non pemerintah. Hasil wawancara kami, di layanan kesehatan milik pemerintah, be-lum tersedia MoU dengan pemberi layanan asu-ransi. Yang sudah bekerja dengan asuransi dari luar negeri hanya swsata, dan itupun masih terba-tas. Untuk Klinik, 3 klinik swasta di KLU terlah bekerjasama, sedangkan untuk RS, RS Swasta di Kota Mataram beberapa telah bekerjasama, sep-erti RS Harapan Keluarga. Hal ini harus menjadi perhatian serius dari pemerintah jika ingin men-dukung pengembangan kesehatan wisata.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pemerintah pemerintah daerah Kota Mataram, Ka-bupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Barat, tel-ah menetapkan kebijakan yang mendukung pengembangan wisata, namum dibutuhkan upaya untuk menindaklanjutinya secara konsisten.

1. Sarana kesehatan telah tersedia di hampir semua tujuan wisata, dengan jarang yang relatif terjangkau. Namun, sa-rana dan prasarana pendukung lainnya harus dilengkapi, ditingkatkan jumlah dan kualitasnya.

2. Komptensi berbahasa sebaiknya menjadi salah satu dasar penetapan wilayah kerja tenaga kesehatan.

3. RS milik pemerintah dan swasta, mengembangkan ker-jasama dengan asuransi multinasional.

Page 96: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

86 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

4. Fasilitas imunisasi dan vaksinasi di luar program penerin-tah (BPJS) harsu tersedia di setiap wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

Ana Rima, Reviono, 2006. Peranan Ilmu Kedokteran Wisata

dalam Pencegahan Penyebaran Avian Inluen-

za, dalam Cermin Dunia Kedokteran No. 152.

Depkes RI. Health Tourism. www.gizikia.depkes.go.id/

health-tourism/?print=pdf.

DISBUDPAR, 2016. Angka Kunjungan Wisatawan Ke Nusa

Tenggara Barat, http://www.disbudpar.ntbprov.

go.id/angka-kunjungan-wisatawan-ke-ntb/,

diakses tanggal 16 Mei 2016.

Hans Bahanam, 2016. Dinas Pariwisata NTB Prediksi 3

Juta Wisatawan di 2016, Liputan6.com Pakasi,

Levina S., 2006. Pelayanan Kedokteran Wisata:

Suatu Peluang, dalam Cermin Dunia Kedokter-

an No. 152.

Kemenkes RI, 2014. Situasi dan Analisis Hepatitis, Pusat

Data dan Informasi Kemenkes RI.

Kemenkes RI, 2012. Aspek Kesehatan Dalam Pariwisata.

Kompas.com, 2016. Lombok, Destinasi Wisata Halal Ter-

baik Dunia.

Negara, I Made Kusuma. 2008. Peranan Kesehatan Wisata

Dalam Mendukung Citra Bali. Kumpulan Maka-

lah Seminar Nasional Kesehatan dalam Pari-

wisata dalam Meningkatkan Kualitas Pariwisata

dalam Rangka Visit Indonesia Year 2008.

Page 97: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

87MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Santo, Koesoebjono, 2008. Perpindahan Lintas-Batas dan

Kesehatan. Kumpulan Makalah Seminar Nasi-

onal Kesehatan dalam Pariwisata dalam Mening-

katkan Kualitas Pariwisata dalam Rangka Visit

Indonesia Year 2008.

Sirait, Robby Alexander, 2015. Menyelesaikan Hambatan

untuk Mewujudkan Mimpi Sektor Pariwisata Se-

bagai Sektor Unggulan Menjadi Kenyataan, http://

www.kompasiana.com/alexandersirait/menyele-

saikan-hambatan-untuk-wujudkan-mimpi-sek-

tor-pariwisata-sebagai-sektor-unggulan-menja-

di-kenyataan_566113334ef9fd7e050d09e.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009.

Tentang Kepariwisataan.

Page 98: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

88 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III

BIDANG HUMANIORA

KAJIAN PEMETAAN POTENSI DAN EKSISTENSI

PERGURUAN TINGGI NTB MENUJU GENERASI

EMAS

TIM PENULIS:

Prof. Mahyuni, MA., Ph.D

Prof. Dr. H. M. Tauik, MA

Dr. H. Mugni, M. Pd.

Dr. Sri Wahyulina, M. Hum

Page 99: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

89MUHAMMAD SARJAN., dkk.

PENDAHULUAN

Sejarah tentang pendidikan tinggi telah lama menjadi di-

skursus internasional. Hal ini menunjukkan betapa per-

an pendidikan tinggi untuk kemajuan secara umum ti-

dak dapat dipandang sederhana. Namun, secara terus menerus

haruslah dilakukan perbaikan secara bertahap M. Enoch Mar-

kum (2007) misalnya, menegaskan bahwa pada awal abad

ke-12 bermunculan lingkungan belajar yang bersifat pendi-

dikan tinggi dan dapat dianggap sebagai cikal bakal universi-

tas. Di Paris para ilmuan dan cendekiawan bergabung dalam

suatu perhimpunan yang disebut universitas magistrorum et

scholarium. Perhimpunan ini berhasil mendorong pimpinan

tertinggi gereja (Paus) kala itu untuk menerbitkan dekrit yang

mengukuhkan otonominya sebagai lingkungan keilmuan seh-

ingga terjamin pula kebebasan ilmiah dan kebebasan belajar.

Itu sebabnya Paris bisa dipandang sebagai kota universitas

pertama. Peran universitas ini telah melambungkan nama

Perancis sebagai salah satu pusat kajian ilmu di dunia. La-

hirnya, ilmuan dari berbagai disiplin ilmu di kota ini telah

mengukuhkannya menjadi poros pembelajaran dunia. Misal-

nya, ilmu Bahasa (linguistics) ditekuni secara ilmiah atas jasa

Ferdinand de Saussure menerbitkan bukunya de Generale

Linguistique telah menjadikan ilmu bahasa diminati dari ban-

yak sisi, antara lain: sosiologi bahasa, antropologi bahasa,

psikologi Bahasa, dan lain-lain.

Dalam fase selanjutnya sebutan universitas magistro-

rum et scholarium diubah menjadi universitas literarum. Se-butan ini secara hariah berarti universitas kesusastraan. Na-mun dalam kenyataannya juga meliputi studi ilsafat dan pengembangan pemikiran mengenai berbagai permasalahan yang dewasa ini tergolong bidang humaniora. Lambat laun

Page 100: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

90 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

semakin terasa perlunya pendekatan khusus terhadap berb-agai permasalahan sehingga disusunlah pengelompokan khu-sus yang terdiri dari mereka yang sama minatnya untuk mem-pelajari bidang studi tertentu. Akhirnya, terbentuklah apa yang kemudian disebut collegium. Berbeda dengan universi-tas yang mengajarkan berbagai disiplin ilmu. Collegium leb-ih terarah pada studi sesuatu disiplin tertentu yang penyelesa-ian masa belajarnya tidak diakhiri dengan ujian dan pemberian gelar. Untuk mencegah terjadinya penyempitan pandangan yang makin spesialisasi mulai diperkenalkan se-cara berkala yang disebut studium generale.

Untuk konteks Indonesia, perguruan tinggi telah lama difahami sebagai satuan pendidikan yang meyelenggarakan pendidikan tinggi, yaitu pendidikan di atas jenjang pendi-dikan menengah yang mencakup program pendidikan diplo-ma, sarjana, magister, spesialisasi, dan doktor. Segala hal yang terkait dengan perguruan tinggi, seperti membentuk atau mendirikan, menyelenggarakan dan mengawasi penye-lenggaraan pendidikan tinggi diatur dalam perundang-undan-gan. Untuk saat ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Salah satu tujuan diselenggarakannya pendidikan tinggi adalah untuk menyiapkan peserta didik menjadi ang-gota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 ditegaskan bahwa pelembagaan perguruan tinggi dapat ber-bentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan uni-versitas. Masing-masing bentuk perguruan tinggi berhak mem-berikan gelar, baik gelar akademik maupun gelar keahlian. Sebutan Ahli Pertama ((DI), Ahli Muda (DII) dan Ahli Madya (DIII) diberikan oleh akademi dan politeknik. Gelar sarjana hanya dapat diberikan oleh sekolah tinggi, institute, dan uni-

Page 101: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

91MUHAMMAD SARJAN., dkk.

versitas. Gelar magister dan doktor diberikan oleh sekolah tinggi, institut, dan universitas yang memenuhi persyaratan. Universitas, institut dan sekolah tinggi yang memiliki pro-gram doktor dapat memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) jika telah memenuhi ketentuan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlakau. Kesamaan ke-lima bentuk perguruan tinggi tersebut, yakni kewenangan menerima lulusan SMA dan yang sederajat serta menyeleng-garakan pendidikan tinggi. Kelima bentuk perguruan tinggi ini ada di Nusa Teng-gara Barat, bahkan jumlahnya terus bertambah. Di sisi yang lain, Nusa Tenggara Barat dalam Indeks Pembangunan Ma-nusia (IPM) terus berada pada urutan ke-2 dari bawah. Dalam Mugni (2015) ditegaskan bahwa fakta tahun 2014 menjadi indikasi bahwa peningkatan IPM NTB menjadi stagnan, ti-dak ada peningkatan sama sekali bahkan cenderung akan menjadi nomor urut 33 dari 34 provinsi dengan diresmikann-ya Provinsi Kalimantan Utara. Tahun depan bila telah dires-mikan Provinsi Bongamongondo Raya yang merupakan pe-mekaran dari Sulawesi Utara boleh jadi NTB akan menjadi nomor urut 34 dari 35 provinsi. Posisi nomor urut 2 dari bawah dalam IPM NTB sejak zaman Timor Timur masih ber-gabung dengan Indonesia. Saat itu ada 27 provinsi dan NTB berada pada nomor urut ke-26. Saat Republik ini memilki 33 provinsi, NTB berada pada urutan ke-32, artinya masih bera-da pada urutan ke-2 dari bawah. Benar-benar stagnan. Men-gapa hal ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena angka buta huruf di NTB tidak bisa diberantas sekalipun telah banyak ikhtiar yang dilakukan. Dalam berbagai teori ditegaskan bahwa indikator uta-ma IPM suatu negara/daerah yakni pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat/ekonomi. Indikator pendidikan di-kalkulasikan dengan rata-rata lama belajar penduduk yang berdomisili pada negara/daerah bersangkutan. Bila ada yang masih buta aksara maka berarti penduduk negara/daerah ber-

Page 102: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

92 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

sangkutan masih ada yang masa belajarnya nol tahun. Masa belajar nol tahun ini akan sangat berpengaruh pada rata-rata lama belajar penduduk. Bila penduduk/rakyat NTB yang be-rumur 15 tahun ke atas merujuk pada daftar pemilih tetap Pil-pres 9 Juli 2014 sebanyak 3.522.679 orang maka menurut data BPS masyarakat NTB yang masih buta aksara atau masa belajarnya nol tahun, yakni 15% x 3.522.679 orang menjadi sebanyak 528.402 orang. Sedangkan bila menurut versi pe-merintah Cq Dinas Dikpora hanya sebanyak 4% x 3.522.679 orang menjadi 140.907 orang. Perbedaan yang sangat sig-niikan antara BPS dan Dikpora melibihi penduduk satu ka-bupaten di Pulau Sumbawa yang masih buta aksara atau masa belajarnya nol tahun. Tepai lembaga resmi di negeri ini yang bertugas untuk mendata dan datanya menjadi satu-satunya acuan dalam hal penetapan indikator IPM adalah BPS. Bila data Dikpora yang diikuti maka itu artinya jeruk makan jeruk. Istilah gubernur, “kongkalikong”. Istilah krennya, “berse-lingkuh di tikungan”. (Mugni, 2015: 222). Dalam Mugni (2015: 221) mantan Gubernur NTB, TGB Dr. M. Zainul Majdi, MA menegaskan, “Saya sampai sekarang belum menemukan (solusi) untuk menangani buta huruf ini karena perbedaan antara BPS dan pemerintah. Saya ingin penyelesaian itu bukan untuk mencapai penyelesaian kongkalikong tetapi benar-benar real. Berapa sebenarnya an-gka tersebut. Bertahun-tahun kita cari jalan keluarnya. Tidak ada jalan keluar, hanya Allah yang akan menyelesaikan nan-tinya, bahaya betul itu. Otak kita di mana. Saya minta disele-saikan. Pak Sekda sudah berjanji tapi juga tidak selesai-sele-sai.” Pernyataan gubernur NTB tersebut dipicu oleh pem-beritaan pada harian Lombok Post dan Radar Lombok, 11 September 2014 yang menyatakan bahwa dana meliaran ru-piah yang telah digelontorkan melalui APBD NTB selam be-berapa tahun untuk menyukseskan program Aksano (angka buta aksara menuju nol) ternyata tidak mendatangkan hasil

Page 103: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

93MUHAMMAD SARJAN., dkk.

apa-apa karena IPM NTB terus berkutat pada posisi ke-32 dari 33 propinsi di negeri ini. Padahal posisi ini adalah wari-san gubernur sebelumnya. Satu periode menjabat dengan aksi Aksano posisi 32 tidak juga terdongkrak. Tidak terdongkrak-nya posisi ini karena angka buta aksara di NTB masih tinggi. Celakanya, data antara pemerintah dengan BPS (Badan Pusat Statistik) selalu berbeda. Pemerintah provinsi melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga meliris hanya 4% mas-yarakat NTB usia 15 tahun ke atas yang masih buta aksara. Sementara BPS merilis 15% masyarakat NTB umur 15 tahun ke atas yang masih buta aksara. Persoalan IPM NTB yang masih stagnan akan menja-di perioritas pembangunan dalam periode kedua kepemi-mpinan Gubenur TGB Dr. Zainul Majdi dalam membangun Nusa Tenggara Barat. Rencana aksi pembangunan dalam lima tahun telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD), 2013–2018. Dalam RP-JMD (2013-2018) ditegaskan bahwa permasalahan pemban-gunan yang akan dihadapi oleh masyarakat NTB secara umum adalah bagaimana membangun masyarakat yang berk-arakter, mengembangkan budaya dan kearifan lokal, melaku-kan reformasi birokrasi dan penegakan hukum, mengem-bangkan SDM yang berdaya saing, pengentasan kemiskinan, pengembangan konektivitas antar wilayah dan tata ruang, serta pengelolaan lingkungan hidup. Persoalan-persoalan pembanguan ini harus dapat teratasi dalam rangka mewujud-kan generasi emas Nusa Tenggara Barat. Persolaan-persoalan pembangunan yang dihadapi oleh Nusa Tenggara Barat, tentu tidak akan bisa teratasi bila hanya mengandalkan pemerintah. Persoalan-persoalan pem-bangunan ini harus diatasi secara bersama-sama oleh pemer-intah dan masyarakaat serta seluruh komponen stakeholders yang ada di Nusa Tenggara Barat, termasuk perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai rumah para pemikir dan lembaga untuk mencetak insan-insan yang berkualitas harus member-

Page 104: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

94 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ikan kontribusi yang signiikan dalam pembangunan daerah. Sesuai dengan data yang ada pada Kopertis Wilayah VIII dan Kopertais Wilayah IV maka jumlah perguruan tinggi swasta di NTB tidak kurang dari 70 buah ditambah dengan dua buah perguruan tinggi negeri dengan berbagai didiplin ilmu. Jum-lah yang tidak sedikit ini seharusnya memberikan kontribusi yang signiikan dalam pembangunan IPM NTB. Tetapi men-gapa IPM NTB nasih jauh di bawah dari propinsi-propinsi lain di neegri ini. Sehubungan dengan itu perlu ada kajian tentang potesi dan eksistensi perguruan tinggi Nusa Tenggara Barat menuju generasi emas NTB.

A. Pendidikan Tinggi

Pada bagian ini diulas beberapa isu teoritis terkait dengan arah pendidikan tinggi Indonesia di masa depan. Hal ini menjadi signiikan mengingat tantangan dan tuntutan ke-butuhan manusia semakin dinamik dan komplek. Kompleksi-tas inilah yang mengharuskan pemerintah untuk selalu adap-tif dengan trend kehendak zaman. Seperti jamak dipahami bahwa dalam kaitannya dengan pendidikan tinggi, Presiden RI Joko Widodo-Jusuf Kalla telah memindahkan pendidikan tinggi yang semula berada di bawah Kemendikbud ke Ke-menristek Dikti sehingga nomenklaturnya menjadi Kemente-rian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Walaupun perubahan tersebut menimbulkan pro dan kontra, namun kebijakan ini dipandang lebih banyak man-faatnya. Terlepas dari pro dan kontra ini, kita berharap peru-bahan kebijakan ini tak hanya berkutat pada persoalan kelem-bagaan (institusional), tetapi persoalan yang lebih mendasar (substansial) sehingga dapat membawa kebaikan dan seman-gat baru bagi kemajuan perguruan tinggi (PT) di Indonesia. Karena, menurut kementrian Ristek Dikti, kondisi perguruan tinggi kita memang belum menggembirakan. Hanya ada tiga

Page 105: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

95MUHAMMAD SARJAN., dkk.

universitas yang masuk peringkat 500 besar World Rank Uni-versity, yaitu UI (peringkat ke-273), UGM (401-450), dan ITB (451-500). Untuk peringkat Asia, UI di urutan ke-71, ITB ke-125, dan UGM ke-145. Peringkat ini jauh di bawah National University of Singapore (NUS) yang di peringkat pertama, disusul Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) peringkat kedua dan University Mala-ya (UM) di urutan ke-31. Oleh karena itu, integrasi “Dikti” ke Ristek harus di-maknai secara paradikmatik (ilosois-epistemologis) yang menggambarkan arah baru penyelenggaraan pendidikan ting-gi ke depan. Sejalan dengan perubahan ini, maka arah baru pendidikan tinggi dilakukan mula-mula dengan memper-teguh tugas pokok PT yakni mengembangkan ilmu pengeta-huan melalui penelitian. Hal ini mencakup tiga hal; pertama, menciptakan ilmu pengetahuan baru. Kedua, menyebarkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat luas. Ketiga, menggu-nakan serta memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk kese-jahteraan masyarakat. Pengembangan ilmu hanya bisa dilakukan melalui basic dan etos kerja ristek yang sangat kuat, seperti dilakukan universitas terkemuka dunia. Maka integrasi “Dikti” ke Ristek, harus diikuti pula oleh perubahan (pergeseran) para-digmatik, paling tidak menyangkut tiga hal pokok: Pertama, perubahan paradigma dari universitas pen-gajaran ke universitas penelitian. Belakangan ini sudah ban-yak universitas yang mendeklarasikan diri sebagai universi-tas penelitian (riset). Malahan, ada yang menyebut sebagai “World-Class Research University”. Namun, ini baru pada tataran jargon, belum kenyataan sebenarnya. Pergeseran par-adigma ini menghendaki penguatan pada bidang penelitian—bukan (hanya) pengajaran—di mana penelitian harus menja-di main activity seluruh civitas academika. Penguatan ini dengan menumbuhkan semangat (kasmaran—passion) me-neliti di kalangan dosen dan mahasiswa, meningkatkan ke-

Page 106: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

96 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

mampuan meneliti, dan menyediakan dukungan dana mema-dai. Yang terakhir ini memang “problematik”, selain sangat rumit dan birokratik, juga jumlahnya sangat terbatas. Secara nasional, anggaran pemerintah (APBN) untuk riset hanya 0,08 persen dari produk domestik bruto (PDB) per tahun. An-gka ini sangat kecil jika dibandingkan belanja publik untuk riset di negara-negara Asia, seperti Cina (2,0 persen), Jepang (3,40 persen), Korea Selatan (4,04 persen), Singapura (2,20 persen), Malaysia (1,07 persen), dan negara-negara OECD, seperti Inggris (2,75 persen), Jerman (2,90 persen), Swedia (3,40 persen), dan AS (2,80 persen) (Data World Bank: 2009-2013). Kedua, sejalan dengan penguatan riset, maka paradig-ma pembelajaran juga harus diubah, dari hanya mencari (mengumpulkan) ilmu pada penciptaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Selama ini proses pembelajaran masih menitikberatkan pada fungsi transfer of knowledge, bukan creation of knowledge. Paradigma pembelajaran ini sudah saatnya diakhiri. Sebab, kalau kuliah hanya untuk mendapat dan mengumpulkan pengetahuan, para mahasiswa pada era digital sekarang tidak perlu lagi kuliah. Dengan smart-

phone-nya atau internet mereka bisa searching informasi dan pengetahuan apa pun. Oleh sebab itu, pembelajaran mesti based on research dan diorientasikan pada penciptaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Di sini para mahasiswa ti-dak perlu dijejali materi atau bahan ajar berlebihan. Mereka hanya perlu dibekali lebih kuat terkait cara berpikir (logika keilmuan), baik logika deduktif maupun induktif atau cara berpikir yang menekankan pada cara atau prosedur pemecah-an masalah yang oleh Helpern dinamakan “Berpikir Kritis atau Relektif” (Helpern: Thought and Knowledge: an Intro-

duction to Critical Thinking, 1996). Ketiga, pergeseran paradigma terkait visi dosen di PT, dari hanya sebagai fasilitator pengajaran menjadi teman se-jawat penelitian. Pada masa lalu, guru atau dosen dipandang

Page 107: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

97MUHAMMAD SARJAN., dkk.

sebagai pusat pengajaran sehingga peserta didik dianggap se-bagai makhluk tidak berkesadaran atau ibarat “botol kosong” menurut bahasa Paulo Freire, tokoh pendidikan asal Brasil. Pandangan ini menempatkan dosen-mahasiswa tidak setara: dosen (dianggap) pandai, mahasiswa bodoh, dosen mengajar, mahasiswa belajar. Sekarang sudah umum diketahui bahwa pusat pembelajaran bukanlah dosen, melainkan mahasiswa. Pandangan ini menempatkan dosen-mahasiswa setara atau sejajar. Dosen-mahasiswa sama-sama makhluk berkesada-ran, memiliki potensi intelektual yang tinggi, serta sama-sa-ma belajar, mengembangkan ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Karena sederajat dan setara, maka dosen tidak cukup hanya menjadi fasilitator, seperti di-usulkan Freire, tetapi menjadi mitra atau teman-sejawat (peer-group) dalam pembelajaran dan penelitian. Menurut saya, visi dosen bukan fasilitator, melainkan menjadi peneliti. Dan dalam konteks pembelajaran, ia menjadi mitra atau teman sejawat mahasiswa dalam riset atau penelitian. Pergeseran paradigma yang ketiga ini menghendaki dosen melibatkan sebanyak mungkin mahasiswa dalam riset, baik riset untuk kepentingan perkuliahan (pembelajaran), riset dasar dalam rangka pengembangan ilmu (pure research) maupun riset terapan dalam rangka kemajuan industri dan ekonomi bangsa (applied research). Harus diakui, selama ini tidak banyak dosen yang melibatkan mahasiswa dalam riset. Pelibatan mahasiswa hanya terkait aspek teknis, bu-kan substansi, yakni sebagai tenaga lapangan sukarela untuk penyebaran dan pengumpulan angket penelitian. Lain tidak! Kenyataan ini diperparah oleh kenyataan di mana riset kita terpencar-pencar di berbagai lembaga tanpa koordinasi dan harmonisasi yang baik. Akibatnya, riset dan publikasi ilmiah kita secara internasional tertinggal jauh dibanding negara tetangga. Agar lebih produktif dan kontributif bagi kemajuan bangsa, ristek dan dikti harus disinergikan dan diintegrasikan

Page 108: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

98 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dengan industri. Integrasi ketiganya (ristek-dikti-industri) akan melahirkan kekuatan baru yang memungkinkan Indone-sia menjadi negara industri maju. Gagasan agar PT menjadi mesin pertumbuhan dan mampu mengembangkan knowledge

based economy—meski tidak semua orang setuju—akan menjadi kenyataan hanya bila ketiganya bersatu, tidak ter-pencar dan berjalan sendiri. Dengan basic riset yang kuat serta terintegrasi, maka PT kita bisa mulai melakukan inovasi pengembangan ilmu dengan karakter khusus. Ini akan menjadi salah satu keung-gulan. Beberapa negara telah melakukan inovasi ini, yaitu Korea Selatan, Singapura, Malaysia, dan Taiwan, sehingga iptek yang dikembangkan memberi kontribusi bagi kemajuan negara (Altbach, 1989). Model pengembangan iptek sema-cam ini pernah menjadi perhatian Teasdele dan timnya dari Flinders University Australia. Inovasi ini—bilamana dilaku-kan—akan mengubah arogansi dan tradisi kerja intelektual di kalangan kita yang menurut almarhum Nurcholish Madjid hanya menjadi “konsumen” bukan “produsen”. Sejalan den-gan pergeseran kekuatan global dari Barat ke Asia, maka hal yang mula-mula kita lakukan adalah mengubah paradigm atau arah baru pendidikan tinggi kita. Itulah alasannya bahwa arah pengembangan kebija-kan pendidikan tinggi Indonesia ke depan dan dilatarbelakan-gi oleh hadirnya globalisasi (MEA 2016), dengan implikasi berupa kebutuhan peningkatan kemampuan berkompetisi bangsa Indonesia dalam masyarakat dunia yang semakin ber-basis pengetahuan (knowledge based society). Pendidikan tinggi harus mampu menghasilkan dua hal penting untuk menghadapi itu: 1) insan berkarakter dan kreatif yang berba-sis pada penguasaan ilmu pengetahuan, dan 2) inovasi te-knologi melalui konvergensi berbagai cabang keilmuan. Ino-vasi dalam arti teknologi yang telah diwujudkan dalam bentuk kegiatan industri yang menciptakan lapangan kerja sehingga berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Page 109: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

99MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Kedua hal ini mustahil diwujudkan tanpa pembangunan bu-daya mutu di perguruan tinggi. Mutu sendiri secara umum dideinisikan sebagai pemenuhan tuntutan standar; sesuatu disebut bermutu apabila memenuhi standar. Di era yang semakin kompetitif ini, keberlanjutan sangat ditentukan oleh mutu. Hal ini juga berlaku bagi pergu-ruan tinggi. Cepat atau lambat perguruan tinggi yang tidak bermutu akan mati karena ditinggalkan oleh masyarakat se-bagai pengguna jasa pendidikannya. Daya beli masyarakat akan terus meningkat dengan semakin menguatnya ekonomi bangsa dan masyarakat juga akan semakin cerdas dalam me-nilai suatu perguruan tinggi. Kehadiran perguruan tinggi ke-las dunia di Indonesia hanya soal waktu saja; sebagian dari mereka (seperti Nottingham University dan Monash Univer-sity) sudah membuka kampus di Malaysia. Waktu bagi perguruan tinggi Indonesia semakin sem-pit untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi mem-perebutkan pangsa pasar. Berbagai kebijakan pendidikan tinggi Indonesia di antaranya adalah untuk mendorong pen-ingkatan mutu perguruan tinggi. Kehadiran Standar Nasional Pendidikan Tinggi dimaksudkan untuk hal tersebut. Setiap perguruan tinggi di Indonesia terikat untuk memenuhi stan-dar ini yang sesungguhnya pemenuhannya merupakan mutu minimum yang harus dimiliki oleh setiap perguruan tinggi di Indonesia. Standar ini mempunyai dua fungsi penting, perta-ma menjadi acuan mutu minimum dan kedua menjadi pen-angkal masuknya PT asing abal-abal. Oleh karena itu beta-papun sulitnya untuk dipenuhi namun standar ini tidak mungkin diturunkan. Seperti yang Suryadi, dkk., (2014) tegaskan bahwa pengembangan PT yang berdaya saing merupakan arah pro-gresif PT di Indonesia. Yang menjadi alasan pentingnya ada-lah fakta empiris yakni ketimpangan antara persediaan tena-ga kerja dan kebutuhan lapangan kerja. Ketimpangan dalam ranah ini dipicu oleh dominasi ketersediaan lapangan kerja

Page 110: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

100 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

yang tidak membutuhkan tenaga kerja berpendidikan tinggi. Alasan rasional lainnya terkait dengan output atau lulusan perguruan tinggi yang tidak mampu mandiri. Sebaliknya, tenaga kerja dengan pendidikan rendah cenderung mandiri, walaupun terbatas pada sektor informal dengan produktiitas rendah. Berdasarkan fakta ini, suatu hal yang sangat penting bagi pemerintah untuk mendukung perguruan tinggi dalam rangka mempersiapkan lulusan yang memiliki daya saing baik dalam hal riset, iptek dan bisnis. Sayang sekali, kebija-kan pemerintah seringkali bertentangan untuk mencapai ori-entasi pendidikan tinggi yang lebih baik. Misalnya, kebijakan pemerintah yang menghapus BHP. Dampak dari penghapu-san ini adalah PT yang cenderung birokratis dan kebergan-tungan. Dengan kata lain, Bagi Suryadi, dkk., (2014), subsidi yang diberikan pemerintah menjadikan PT, khususnya PTN cenderung tidak memiliki itikad serius untuk menjadi PT yang berdaya saing global. Terkait dengan pengelolaan PT yang birokratis, keadilan menjadi isu utama. Berdasarkan hasil analisis Balit-bang (2014), PTN yang relatif lebih murah dan bermutu ting-gi lebih banyak menerima mahasiswa yang mampu, sedang-kan PTS yang biayanya relatif lebih tinggi dan mutu yang rendah terdapat banyak mahasiswa dari kalangan bawah. Disinilah letak ketidakadilan PT yang mengadopsi pendekat-an birokratis. Dalam hal ini, mahasiswa atau mahasiswi dari golongan dengan daya beli rendah menerima ketidakadilan, dimana mereka tidak memperoleh kesempatan untuk belajar ditempat yang mutunya tinggi dengan biaya murah. Inilah faktor utama yang menyebabkan PT di Indonesia tidak ber-mutu dan tidak mampu bersaing di tingkat global. Dalam hal mutu dan daya saing, seperti yang ditegas-kan Suryadi, dkk (2014) PT merupakan institusi pendidikan yang memiliki kontribusi besar terhadap Indeks pembangu-nan manusia (IPM) dan indeks daya saing internasional lain-

Page 111: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

101MUHAMMAD SARJAN., dkk.

nya. Oleh karena itu, PT berkewajiban untuk menciptakan keadilan sehingga melahirkan lulusan yang memiliki daya saing dan produktivitas. Pengelolaan PT di Indonesia sangat berbeda dengan PT di luar negeri. PT di Indonesia sangat bergantung pada pemerintah sedangkan PT di luar negeri sangat profesional dan otonom dalam pengelolaan PT. Oleh karena itulah, Sury-adi, dkk (2014) menyarankan kepada Kemdikbud untuk melakukan penelitian obyektif apakah PT yang mengadopsi pendekatan korporasi mampu menjadikan perguruan tinggi yang mandiri, unggul dan bermutu. Dengan kata lain, arah pendidikan tinggi ke depan ti-dak lagi mengedepakan inward looking, sehingga para akade-misi yang telah bergelar doktor dan guru besar lebih menge-jar posisi di birokrasi ketimbang bersaing sehat untuk mencapai karya professional yang unggul di bidang mas-ing-masing. Namun pendekatan yang mesti dilakukan adalah outward looking dengan cara mendorong perguruan tinggi yang ada untuk benchmarking dan networking dengan pergu-ruan tinggi ternama di dunia. Untuk itulah pemerintah, menurut Suryadi, dkk., (2014), perlu melakukan peningkatan akses, kualitas, dan daya saing pendidikan tinggi melalui strategi: 1. Penyediaan insentif atau skim bantuan bagi mereka yang berekonomi lemah namun cerdas secara intelektual, sehingga bisa diarah-kan ke pendidikan vokasi dan professional lain. 2. Penye-diaan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi luar biasa dan berbakat istimewa baik yang miskin atau tidak dan meny-iapkan mereka menjadi ahli dan peneliti unggulan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pemi-mpin bangsa masa depan. 3. Penataan ulang program-pro-gram pendidikan tinggi unggulan serta penyediaan dana riset yang memadai untuk bidang-bidang unggulan sesuai priori-tas dan kebutuhan pembangunan bangsa. 4. Penataan ulang pendidikan tinggi vokasi, professional, dan spesialis dengan

Page 112: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

102 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

mengembangkan serta menyusun standar profesi serta sistem sertiikasi profesi melalui sinergi antara dunia usaha/industri dengan perguruan tinggi. 5. Penguatan sumber daya dan ma-najemen perguruan tinggi menuju korporatisasi pendidikan tinggi dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi Indonesia berkelas dunia.

Cikal Bakal Generasi Bangsa

Kata “generasi” merupakan kata benda yang bermak-na masa orang-orang seangkatan hidup; sekalian orang yang kira-kira sama waktu hidupnya angkatan. Sedangkan “emas” adalah benda (unsur kimia) yang memiliki nilai materi yang sangat tinggi dan sering digunankan sebagai perhiasan. Hampir semua umat manusia menginginkannya, lebih-lebih kaum hawa. Ada peribahasa yang sangat klise “emas sekali-pun dibuang ke kubangan sekalipun tetap menjadi emas dan setiap orang akan berusaha untuk mendapatkannya meski-pun tubuh harus berbalur lumpur untuk mendapatkannya.” Dengan demikian, maka istilah “generasi emas” merupa-kan konotasi atas harapan di masa mendatang tentang had-irnya generasi-generasi Indonesia yang genius dan unggul dalam segala bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun NKRI menjadi bangsa yang besar, kuat, ber-budi luhur dan berdaulat di mata dunia. Dengan demikian, konotasi generasi emas adalah suatu bentuk kaderisasi generasi-generasi Indonesia yang genius dan unggul di masa depan. Dari itu dapat dipahami bahwa pemberlakuan istilah itu adalah untuk keadaan ang-katan generasi yang baru lahir di masa sekarang ini untuk ditempa menjadi generasi-generasi yang genius dan unggul pada 31 tahun mendatang sebagaimana yang dikemukakan oleh Kemendikbud bahwa persiapan dimulai dari pendidikan dini (Paudnisasi) dan perluasan akses pendidikan. Lantas, pendidikan seperti apa yang harus dipersiapkan bagi calon-

Page 113: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

103MUHAMMAD SARJAN., dkk.

calon generasi tersebut agar bisa mewujudkan pada tahun 2045? Apakah pendidikan yang ada saat ini tidak cukup un-tuk mewujudkan impian tersebut? Bila ditelusuri kembali sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia, begitu banyaknya sudah agenda pemerintah yang dilaksanakan guna upaya peningkatan mutu SDM melalui pendidikan seperti penataan kurikulum pendidikan. Guna mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab ke-butuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan nasional dan daerah. Tetapi hingga saat ini belum juga mengasilkan mutu lulusan yang bermuara pada generasi yang “human being hu-

man” (memanusiakan manusia). Kenyataannya, apa yang kerap menjadi berita di se-tiap media massa bahwa akhir-akhir ini perilaku generasi muda cenderung mengarah kepada hal-hal negatif seperti tawuran, pemerkosaan, pembunuhan, penggunaan narkoba, sex bebas, dan lain-lain. Begitu pula dengan para generasi yang mendahuluinya, bahwa mereka adalah para koruptor berdasi yang secara sadar dan beramai-ramai memasukkan dirinya ke dalam bui tanpa adanya rasa malu. Bukankah mer-eka semua adalah hasil pendidikan bangsa ini. Seakan-akan, bangsa ini mulai kehilangan arah, makna, maupun karakter dalam pembentukan generasi-generasinya. Fenomenanya adalah bahwa pola kurikulum pendidikan Indonesia yang dimulai sejak tahun 1947–2012 (65 tahun) belum mampu meningkatkan SDM bangsa Indonesia yang semestinya. Dalam Mugni (2015: 118) menegaskan bahwa kurikulum adalah acuan yang dipergunakan oleh guru da-lam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak ser-ta peradaban bangsa, bertujuan untuk mengembangkan po-tensi prserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

Page 114: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

104 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi war-ga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kemendikbud beralasan bahwa Kurikulum 2013 diberlakukan karena kurikulum 2006 (KTSP) kurang berha-sil mencapai tujuan pendidikan nasional. Peserta didik cer-das secara kognitif tetapi kering (kurang) dalam pendidikan nilai yang dikenal dengan pendidikan karakter (iman takwa dan bertanggung jawab). Para siswa dan mahasiswa tidak menjadi insan yang berakhlak tetapi menjadi insan yang be-ringas. Tawuran pelajar terjadi di mana-mana. Geng motor tidak sedikit dari kalangan pelajar. Narkoba sudah masuk ke sekolah/kampus. Bahkan guru besar PTN ternama tertang-kap nyabu bersama mahasiswi. Pelacuran pelajar terkuak bagaikan gunung es. Para pelajar membakar/merusak seko-lah/kampusnya sendiri. Mereka beradu otot dalam menyele-saikan masalah bukan beradu otak. Untuk mengatasi semua ini maka kurikulum harus direvisi dengan materi yang lebih mengarah pada pendidikan karakter. Untuk itu, Kemendik-bud sangat percaya diri bahwa kurikulum 2013 akan men-jadi solusi. Untuk mencetak generasi emas memnag harus dimulai dari dunia pendidikan. Untuk desain kurikulum dun-ia pendidikan di negeri ini harus mengarah/bertujuan untuk mencetak generasi emas anak negeri ini di tahun 2045. Generasi Emas 2045

Indonesia di tahun 2045, 31 tahun lagi (27 sekarang), dari berbagai sumber dikatakan memiliki “bonus” demograi yang terus berlanjut dan akan berkontribusi atau sebaliknya berbencana pada berbagai sektor. Salah satu kontribusi bonus tersebut adalah pada sektor pertumbuhan ekonomi yang akan mengalami masa kejayaan, seperti ungkapan bahwa “In 2045

Indonesia better than Brazil and China” (Sugiharto, 2012). Bonus demograi di tahun 2045 berkontribusi atau berben-

Page 115: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

105MUHAMMAD SARJAN., dkk.

cana menjadi semakin nyata, tergantung bagaimana kita menyiapkan generasi saat ini yang 31 tahun lagi akan pengi-si era itu. Jika dimulai saat ini, 2013/2014, maka merekalah yang pada saat itu berusia 30 hingga 40 tahun yang disebut mencapai usia produktif, generasi emas. Harapan terhadap generasi emas 2045 merupakan jawaban terhadap fenomena Paradok-sial tentang Indonesia. Fenomena ini dikemukakan oleh Prof. BJ Habibie pada Silaknas di Kendari pada tahun 2011 (Sugiharto, 2012), bahwa:

a) Kita kaya tapi miskin, yaitu SDA melimpah tapi mi-skin penghasilan;

b) Kita besar tapi kerdil, amat besar wilayah dan pen-duduknya tapi kerdil dalam produktivitas dan daya saing;

c) Kita kuat tapi lemah, kuat dalam anarkisme tapi lemah dalam tantangan global, dan

d) Kita indah tapi buruk, indah dalam potensi dan pros-peknya namun buruk dalam pengelolaannya.

Mengapa demikian, menurut beliau, karena kita ter-jangkit “Penyakit Orientasi” yang lebih:

1) Mengandalkan SDA ketimbang SDM;

2) Berorientasi jangka pendek daripada jangka panjang;

3) Melirik makro daripada mikro;

4) Mengandalkan cost added daripada value added;

5) Berorientasi pada neraca pembayaran dan perdagan-gan daripada neraca jam kerja;

6) Menyukai jalan pintas, (korupsi, kolusi, penyelewen-

Page 116: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

106 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

gan dsb.) daripada kejujuran dan kebajikan, dan

7) Menganggap jabatan (power) sebagai tujuan daripada sebagai sarana untuk mencapai tujuan (power cen-

tered rather than accountable/amanah)

Ke-sial-an atau keuntungan yang akan kita hadapi tidak dapat dihindari atau diraih tanpa usaha keras. Layakn-ya, nasib sial bangsa ini tidak akan berubah tanpa bangsa ini sendiri berusaha untuk mengubahnya. Kita wajib menghindari sial untuk meraih untung. Dengan mengubah pandangan kita terhadap bonus demograi menjadi sebuah tantangan. Untuk menghadapi tantangan 2045, Sugiharto (2012) menawarkan delapan langkah, yaitu: (a) Memberantas Kemiskinan dan Ke-laparan Ekstrim, (b) Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua, (c) Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan, (d) Perempuan Menurunkan Angka Kematian Anak, (e) Mening-katkan Kesehatan Ibu, (f) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya, (g) Memastikan Kelestari-an Lingkungan Hidup, dan (h) Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan. Dari kedelapan langkah tersebut, terdapat satu langkah penting yang bagi medan pendidikan merupakan kesempatan emas untuk berpartisipasi memanfaatkan bonus demograi menjadi sebuah tantangan, yaitu “Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua”. Langkah mencapai pendidikan dasar untuk semua dapat diartikan, bahwa semua warga negara yang be-rada pada tahun 2045 harus disiapkan sejak saat ini dengan bekal pendidikan dasar yang bermutu. Pendidikan dasar yang bermutu, yaitu pendidikan dasar yang mampu membekali generasi emas kita mengubah ke-sial-an menjadi keuntungan. Generasi emas kita dengan berbekal pendidikan dasar yang bermutu diharapkan mampu mengubah paradok-sial, yaitu generasi yang mampu mewujudkan bangsa ini sung-guh-sungguh: kaya karena memiliki SDA yang melimpah,

Page 117: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

107MUHAMMAD SARJAN., dkk.

besar karena memiliki wilayah dan pendudukyang besar den-gan produktivitas dan daya saing yang besar pula, kuat meng-hadapi tantangan global, dan indah pengelolaannya sehingga indah pula potensi dan prospeknya. Untuk mendukung ter-wujudnya pendidikan dasar yang bermutu, maka diantaranya kita: harus mengandalkan SDM yang bermutu, berorientasi jangka panjang, mengutamakan karya nyata, mengandalkan value added, menyukai kejujuran dan kebajikan, dan men-ganggap jabatan sebagai sarana untuk mencapai tujuan atau amanah yang dimintai pertanggungjawaban di depan sang Khalik kelak di akhirat. Momen mengubah bangsa ini menjadi kaya, produktif dan daya saing besar, kuat, serta indah potensi dan prospekn-ya melalui pendidikan dapat dilakukan diantaranya dengan menyempurnakan curriculum and instruction. Curriculum

and instruction atau kurikulum dan pembelajaran, bukan bermaksud mengisolasi arti pendidikan yang luas, merupa-kan program dan metode untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, wajar jika penyempurnaan KTSP menjadi Kurikulum 2013 bernuansa untuk membekali Generasi Emas 2045 dengan pendidikan dasar yang bermutu.

POTENSI DAN EKSISTENSI PERGURUAN TINGGI

NTB MENUJU GENERASI EMAS

Perguruan Tinggi Swasta di NTB

Dari data yang ada pada Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi di NTB ada 59 perguruan tinggi umum. Tiga di antaranya adalah negeri, yakni Universitas Negeri Mataram, Politeknik Kesehatan Mataram, dan IPDN. Data di Kementrian Agama dan 21 perguruan tinggi agama. Dua di antaranya adalah negeri, yakni Universitas Islam Negeri Mataram dan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mataram.

Page 118: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

108 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Adapun bentuk perguruan tinggi yang ada di NTB, yakni uni-versitas, institut, sekolah tinggi, polteknik, dan akademi. Dalam tulisan ini digunakan pendekatan porposive sampling. Untuk itu penentuan sampel berdasarkan jenis/bentuk perguruan tinggi dan georais. Peneliti menetapkan STKIP Taman Siswa Bima (1), STAI NW Samawa (2) dan Universitas Qardova Taliwang (3) sebagai sampel di pulau Sumbawa. Untuk di pulau Lombok ditetapkan STMIK SZ NW Anjani (4), STIT Palapa Nusantara Keruak (5), IKIP Mataram (6), Universiatas Muhamadiyah Mataram (7), ST-MIK Bumi Gora Mataram (8), dan AMIKOM Mataram (9) serta STAHN (10) untuk mewakili perguruan tinggi negeri.

1. Proses Pendirian

Pendirian perguruan tinggi-perguruan tinggi sampel ternyata penuh dengan lika-liku. Proses untuk memperoleh le-galitas formal tidak mudah. Rata-rata merekaa harus mengu-rusnya 2 sampai dengan 6 tahun. Perguruan tinggi-perguruan tinggi ini didirikan oleh tokoh-tokoh masyarakat yang mem-punyai perhatian yang sangat besar pada dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM daerah. Dengan pendirian perguruan tinggi di daerah maka semakin banyak anak-anak di daerah yang dapat mengenyam pendidikan tinggi tanpa harus ke ibu kota provinsi NTB, Mataram. Mereka dapat menghemat biaya transportasi dan kos. Bahkan mereka bisa kuliah sambil bekerja di daerahnya. STKIP Taman Siswa Bima memperoleh ijin operasion-al dari Dirjen Dikti pada tahun 2007, dengan 5 program studi dan saat ini telah berkembang menjadi 7 program studi, yak-ni Pendidikan Matematika, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Fisika, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Penjaskesrek, PGSD, dan Pendidikan Teknik Informatika. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) NW Samawa mendapatkan ijin opera-sional dari Kementerian Agama tahun 2005, dengan satu pro-

Page 119: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

109MUHAMMAD SARJAN., dkk.

gram studi dan saat ini telah berkembang menjadi 2 program studi, yakni Pendidikan Agama Islam dan Ekonomi Syariah. Universitas Qardova mendapatkan ijin operasional dari Dir-jen Dikti, 2009. Dengan 10 program studi yang terbagi dalam 5 fakultas, yakni Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakul-tas Ekonomi, FKIP, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. STMIK Sayikh Zainuddin NW, tahun 2006, dengan 2 program studi, yakni Teknik Informatika dan Sistem Informasi. STIT Palapa Nusantara, mendapatkan ijin operasional tahun 2007 dengan satu program studi, yakni Pendidikan Agama Islam dan saat ini telah berinovasi menjadi 4 program studi, yakni Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dan Pendidikan Guru Raudathul Atfal. IKIP Mataram didirikan pada tahun 1967 dan mendapa-tkan ijin operasional dari Depdikbud pada tahun 1968 dengan nomor SK: 171/PT/III/1968. Saat ini terdiri atas 4 fakultas dengan 10 (sepuluh) program studi. IKIP Mataram dipimpin oleh seorang rektor dibantu oleh 3 (tiga) wakil rektor. Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) didi-rikan pada tahun 1981, 21 Oktober. Saat ini telah berkem-bang menjadi 7 fakultas dengan 23 program studi. Ummat dipimpin oleh seorang rektor dan dibantu empat orang wakil rektor. STAHN didirikan pada tahun 2001, dengan keppres 27 tahun 2001, dengan 6 (enam) program studi.

2. Akreditasi

Program Studi

Tabel 3.1

Akreditasi Program Studi

Kode Sampel Jumlah Prodi A B C

1 7 7

Page 120: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

110 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2 2 2

3 10 10

4 2 2

5 4 1

6 10 - 6 4

7 23 - 19 4

8 4 - 3 -

9 3 2 1

10 6 2 3

Institusi

Tabel 3.2

Akreditasi Institusi

Kode Sampel A B C

1 - - -

2 - - -

3 - - -

4 C

5 -

6 - - C

7 - - B

8 - - -

9 - - -

10 C

3. Kondisi SDM Dosen

Dosen adalah faktor paling utama dalam penyeleng-garaan Tridarma Perguruan Tinggi. Seluruh Tridrama motor

Page 121: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

111MUHAMMAD SARJAN., dkk.

penggeraknya adalah dosen. Proses rekrutmen dosen pada perguruan tinggi sampel melalui panggilan, lamaran, inte-view, tes tulis dan interview, tes tulis/interview dan micro teaching. Adapun kondisi dosen sampel sebagai berikut:

1. Dosen Tetap, DPK (PNS) dan Dosen Luar Biasa

Tabel 3.3

Kondisi Dosen Sampel

Kode Sampel

Dosen Tetap

DPK Luar Biasa

1 42 24

2 8 18

3 103 30

4 12 24

5 30 15

6 247 15 -

7 218 16 19

8 55 4 6

9 44 - -

10 79 - -

2. Kualiikasi Pendidikan Dosen

a. Dosen Tetap

Tabel 3.4

Kualiikasikasi Dosen Tetap

Page 122: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

112 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Kode Sampel

S1 S2 S3

1 - 45 1

2 - 8 -

3 39 61 3

4 - 12 -

5 - 30 -

6 9 229 9

7 13 201 4

8 - 53 2

9

10 - 65 13

b. Dosen DPK (PNS)

Tabel 3.5

Kualiikasi Dosen DPK (PNS)

Kode Sampel

S1 S2 S3

1

2

3

4

5

6 2 11 2

7 1 10 5

8 - 2 2

Page 123: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

113MUHAMMAD SARJAN., dkk.

9

10

c. Dosen Tidak Tetap

Tabel 3.6

Kualiikasi Dosen Tidak Tetap

Kode Sampel

S1 S2 S3

1 - 21 3

2 6 12 -

3 13 16 1

4 - 23 1

5 - 15 -

6 -

7 19

8 6

9

10

3. Jabatan Fungsional Dosen

a. Dosen Tetap

Tabel 3.7

Jabatan Fungsional Dosen Tetap

Page 124: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

114 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Kode

Sampel

Asisten

Ahli

Lektor Lektor

Kepala

Guru

Besar

1 37 5 - -

2 8 - - -

3 27 - - -

4 11 1 - -

5 26 4 - -

6 93 63 6 -

7 - 85 4 -

8 6 14 1

9

10 5 57 17 -

b. Dosen DPK (PNS)

Tabel 3.8

Jabatan Fungsional Dosen DPK (PNS)

Kode

Sampel

Asisten

Ahli

Lektor Lektor

Kepala

Guru

Besar

1

2

3

4

5

6 8 6

7 11 5

8 3 1

9

10

Page 125: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

115MUHAMMAD SARJAN., dkk.

c. Dosen Luar Biasa

Tabel 3.9

Jabatan Fungsional Dosen Luar Biasa

Kode Sampel

Asisten Ahli

Lektor Lektor Kepala

Guru Besar

1 16 - - -

2 16 1 - -

3 2 - - -

4 22 2

5 14 1

6 - - - -

7 19 - - -

8 - - - -

9

10

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah dosen tetap pada perguruan tinggi sampel sesuai dengan keten-tuan Dirjen Dikti yang mempersyaratkan tiap program studi minimal 6 (enam) orang dosen tetap secara umum telah ter-cukupi bahkan melebihi kecuali pada STAI NW Samawa yang masih kurang 4 orang. Univesitas Qardova lebih 43 orang. Bila dikaitkan dengan rasio dosen 1:30 untuk prodi IPA dan 1:45 un-tuk prodi IPS/humaniora maka rata-rata pada rasio yang ideal. Kualiikasi akademik dosen sesuai dengan ketentu-an sudah memadai rata-rata berpendidikan magister kecuali pada Universitas Qardova masih ada yang berkualiikasi sar-jana sebanyak 36 orang dengan 11 orang sedang menempuh pendidikan pasacasarjana (S2). Kualiikasi pendidikan ini masih sangat sedikit yang bergelar doktor. Tetapi ada bebera-

Page 126: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

116 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

pa orang yang sedang mengikuti program doktor pada semua perguruan tinggi sampel. Jabatan fungsional dosen yang akan mempengaruhi hak-hak tridarma sesoarang dosen masih san-gat jauh dari ketentuan karena rata-rata mereka masih berada pada jabatan fungsional asisten ahli. Dengan jabatan fung-sional asisten ahli maka mereka tidak berhak untuk mendapa-tkan hibah-hibah kompetitif dalam bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Hal ini juga akan berpengaruh pada publikasi-publikasi ilmiah yang dilakukan oleh seorang dosen.

4. Kondisi Mahasiswa dan Mahasiswa Baru

3 Tahun Terakhir

Tabel 3. 10

Kondisi Mahasiswa

Kode Sampel

Jumlah 2014 2015 2016

1 3.090 669 639 396

2 350 75 57 63

3 1.437 140 84 104

4 620 167 87 108

5 462 115 124 90

6 - 1.028 763 -

7 7.865 1.721 1.568 -

8 - 350 302 -

9 1.085 345 281 -

10 350 113 120 -

Strategi penerimaan mahasiswa baru dengan menyebarkan brosur, spanduk, baliho, website, kunjun-gan ke sekolah, jalur undangan bagi mahasiswa berpresta-

Page 127: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

117MUHAMMAD SARJAN., dkk.

si, jalur undangan pondok pesantren, dan jalur reguler (umum). Ada yang memberikan cinderamata bagi 100, 200 orang pendaftar pertama dalam bentuk pemeberian buku karya pimpinan perguruan tunggu, map, gantungan kunci, mengembalikan uang pendaftaran setengah, dan lain-lain. Berbagai strategi yang dilakukan oleh para pengelo-la perguruan tinggi sampel tetapi tren mahasiswa baru yang mendaftar cenderung menurun. Untuk sampel nomor 3 (Uni-versiatas Qardova Taliwang) dengan 10 program studi pada tahun 2014 pendaftar hanya 140 orang dan 2015 hanya 84 orang. Hal ini berarti bahwa untuk tahun 2014 jumlah ma-hasiswa baru rata-rata per Prodi hanya 14 orang dan pada ta-hun 2015 hanya 8 orang. Rasio yang sangat tidak ideal bila dikaitkan dengan sertiikasi dosen, sumber pendanaan, dan lain-lain. Perlu ditindaklanjuti dengan berbagai kajian untuk menemukan permasalahan dan solusinya.

4. Sumber Pembiayaan

Sumber pebiayaan untuk investasi dan penggajian dosen/tenaga administrasi berasal dari SPP, uang pembangu-nan dan usaha yayasan penyelenggara. Khusus untuk investa-si fasilitas kampus ada juga pimpinan perguruan tinggi yang bekerjasama dengan Bank. Kampus meminjam uang dan disetor dri SPP/uang pembangunan. Seluruh jenis keuangan kampus disetor melalui bank bersangkutan. Urusan peemba-yaran mahasiswa tidak berhubungan dengan kampus tetapi langsung dengan pihak bank yang menjadi mitra kerjasama kampus. Besarnya uang SPP mahasiswa antara Rp 500.000,- - Rp 2.200.000,-. Sedangkan uang pembangunan antara Rp 500.000, - Rp 7.000.000,-. Gaji dosen dengan menghitung SKS, per SKS, paling rendah Rp 30.000,- dan paling tinggi Rp 100.000,- . Di luar SKS ada juga uang trasnport. Ada juga yang menghitung honor SKS berdasarkan kualiikasi pendi-dikan dan jenjang jabatan fungsional (UMM/STMIK SZ).

Page 128: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

118 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Dosen S2 dengan dosen S3 berbeda honor SKS. Begitu juga jenjang jabatan fungsional sesuai dengan tingkatannya dari asisten ahli sampai dengan Guru Besar. Untuk dosen tetap ada yang memberikan gaji pokok dan ada juga yang tidak. PT yang memberikan gaji pokok ada yang berdasarkan kual-iikasi pendidikan dan jabatan fungsional. Untuk yang tidak memberikan gaji pokok dosen tetap diberikan tugas tambah-an sebagai pejabat di kampus dan menjadi kepanitiaan. Un-tuk yang memberikan gaji pokok paling rendah Rp 600.000,- dan paling tinggi Rp 2.100.000,- Pemerintah daerah tidak memberikan bantuan kepada perguruan tinggi di daerahnya. Pemerintah pusat melalui Kementerian Ristek dan Dikti ha-nya memberikan bantuan lewat hibah-hibah kompetitif. Ban-yak sampel yang tidak pernah memperoleh karena tidak me-menuhi persyaratan kualiikasi sumber daya dosen.

5. Penyempurnaan Kurikulum

Penyempurnaan kurikulum rata-rata diadakan 1-5 ta-hun sekali. Tetapi ada juga sampel yang tidak pernah melaku-kan penyempurnaan kurikulum dan hanya menggunakan kurikulum yang diturunkan oleh Kopertais atau Kopertis atau asosiasi perguruan tinggi tempat mereka bernaung secara spe-siikasi keilmuan. Penyempurnaan kurikulum ini dilakukan dengan mengadakan lokakarya pada masing-masing program studi. Saat lokakarya diundangan dan dihadiri oleh pengguna alumni dan semua dosen program studi serta unsur pimpinan yang menangani bidang akademik. Tujuan penyempurnaan kurikulum ini untuk mendapatkan masukukan dari penggu-nana alumni supaya kompetensi lulusan sesuai dengan ke-butuhan pasar kerja, dunia bisnis, perkembangan teknologi serta menyesuaikan dengan asosiasi program studi sejenis.

6. Kegiatan Perkuliahan

Page 129: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

119MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Kegiatan perkuliahan dilaksanakan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Dosen tetap atau DPK berkewajiban un-tuk mengajar minimal 12 SKS. Sebelum kegiatan perkulihan sebagai besar mengharuskan para dosen untuk menyiapkan silabus, SAP, RTM, daftar hadir, dan daftar nilai. Sedang-kan dosen luar biasa akan diberikan mata kuliah yang tidak terampu oleh dosen tetap dengan kewajiban administrasi perkuliahan sama dengan dosen tetap/DPK. Evaluasi berka-la kegiatan akademik dilakukan oleh pimpinan lembaga dan Unit Penjamin Mutu Internal yang dilakukan dengan penyeb-aran kuiesoner dan observasi.

7. Penelitian dan Publikasi Ilmiah

Kegiatan penelitian dengan dana mandiri, dana dari lembaga serta hibah-hibah dari Kemnristek Dikti. Peneli-tian dengan dana mandiri dilakukan sendiri oleh dosen den-gan menggunakan dana sendiri karena kampus tidak mampu menyiapkan anggaran khusus untuk penelitian. Para dosen melakukannya untuk memenuhi persyaratan mengikuti sert-iikasi dosen dan mempertahankan sertiikasi yang telah di-peroleh. Ada juga sampel yang menyiapkan dana penelitian dengan mendistribusikan kepada masing-masing program studi dengan kisaran biaya tiap topik antara 1.000.000–Rp 3.000.000,-. Ada juga sampel yang mengkompetitifkan dana penelitian untuk direbut oleh para dosen dengan kisaran bi-aya antara, Rp 2.500.000,- Rp 7.500.000,-. Penelitian juga dilakukan dengan dana hibah kompetitif yang diperoleh dari Kemenristek Dikti. Dana penelitian yang diperoleh melalui hibah kompetitif harus diserahkan kepada kampus dengan rentang 10–30%. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para dosen dengan berbagai sumber dana ada yang dipub-likasikan pada jurnal ISSN dan ada juga yang tembus jurnal terakareditasi dan jurnal internasional. Ummat, telah tembus 2 jurnal terakreditasi dan 11 jurnal internasional. Sedangkan

Page 130: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

120 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

anggaran penelitian untuk PTN (STAHN) telah tersedia da-lam DIPA.

8. Pengabdian pada Masyarakat

Kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai dhar-ma ketiga perguruan tinggi tidak semua sampel yang melaku-kannya secara terprogram. Ada yang melakukan secara insedentil untuk kepentingan jabatan fungsional dengan dana mandiri. Ada juga yang memprogramkan 3 judul tiap semes-ter untuk tingkat institusi dengan anggaran yang disiapkan oleh kampus. Pengabdian juga dilaksanakan dengan angga-ran yang diperoleh dari hibah kompetitif yang tersedia pada Kemenristek Dikti/Kemenag.

9. Kendala dalam Pengelolaan PT

Secara umum kendala dalam pengelolaan perguru-an tinggi masih banyak. Di antaranya dosen tetap maupun dosen luar biasa yang bidang ilmu sarjana dan pascasar-jananya tidak linier. Hal ini berpengaruh pada kualiikasi keilmuan/penguasaan materi kuliah dan inovasi-inovasi pada pemberian tugas kuliah mahasiswa. Jumlah mahasiswa baru tiap tahun cenderung menurun pada semua program studi. Hal ini berpengaruh pada jumlah dana yang diperoleh oleh kampus. Kurangnya dana ini akan menghambat seluruh ak-tivitas di kampus. Kampus kekurangan dana untuk investasi gedung, penyediaan buku perpustakaan, kesejahteraan dosen/karyawan/penelitian/pengabdian/publikasi ilmiah, dan lain-lain. Di sisi lain pemerintah daerah tidak pernah memberikan bantuan kepada perguruan tinggi. Kurangnya jumlah masiswa baru di PTS-PTS sampel tidak terlepas dari perilaku PTN yang terus membuka pro-gram studi baru yang lebih dulu telah ada di PTS. Prodi baru yang ada di PTN ini pasti akan diminati oleh calon mahasiswa

Page 131: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

121MUHAMMAD SARJAN., dkk.

baru karena status negerinya. Bila tidak ada Prodi tersebut di PTN maka pasti calon mahasiswa baru yang berkeinginan untuk mengambil Prodi tersebut akan mengambil di PTS. Image masyarakat tentang status PTS dan PTS masih tidak sama. Sebagian besar masyarakat memandang bahwa PTS adalah tempat kuliah kelas dua. Sementara PTN adalah ke-las satu. Padahal dalam terminologi pengelolaan perguruan tinggi bukan status negeri dan swastanya yang jadi standar tetapi status dan kualiikasi akreditasinya. Nilai akareditasi menunjukkan kualitas penyelenggaraan Tridharma perguru-an tinggi. Tetapi sayang sebagian besar masyarakat kita tidak paham tentang hal ini.

10. Harapan dalam Pengelolaan PT

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah supaya memberikan akses yang lebih besar kepada masyarakat un-tuk mengikuti pendidikan tinggi dengan memberikan bea-siswa kepada perguruan tinggi untuk menarik mahasiswa baru. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah supaya mem-berikan anggaran khusus untuk operasional perguruan tinggi. Di samping perguruan tinggi negeri supaya tidak membuka jurusan baru yang ada pada perguruan tinggi swsata serta membatasi diri dalam penerimaan mahasiswa baru dengan meniadakan kelas sore atau non reguler.

Perkembangan Perguruan Tinggi Swasta di NTB

Perkembangan perguruan tinggi di Nusa Tenggara Barat sangat cepat bagaikan jamur di musim hujan terutama perguruan tinggi swasta. Perguruan tinggi swasta umum di NTB bernaung di bawah Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) Wilayah VIII yang berkantor di Bali. Sedang-kan perguruan tinggi agama bernaung di bawah Kopertais

Page 132: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

122 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

(Koordinasi Perguruan Tinggi Agama Islam Swsata) Wilayah IV yang berkantor di Surabaya. Pada saat penelitian ini dilaksanakan, di NTB ada 3 perguruan tinggi umum negeri, yakni Universitas Mataram, Polteknik Kesehatan Kemenkes Mataram, dan Politeknik Pariwisata Negeri Lombok. Untuk perguruan tinggi agama ada dua, yakni Institut Agama Islam Negeri Mataram (seka-rang UIN Mataram) dan Sekolah Tinggi Agama Hindu Neg-eri (STAHN) Mataram. Untuk PTS umum sebanyak 57 dan PTS Agama (Islam) ada 20 buah. Proses pendirian perguruan tinggi swasta di di NTB penuh dinamika. Ada yang proses sangat berliku. Tetapi ada juga yang sangat cepat. Proses yang berliku-liku ini sering kali terjadi karena kurang persiapan dari Badan Hukum Penyelenggara (Yayasan). Saat visitasi dari Kemendikbud atau Kemenag apa yang dipersyaratkan dalam pendirian PTS banyak yang tidak ditemukan/tidak sesuai dengan apa yang ditulis dalam borang/proposal usul pendirian perguruan ting-gi. Bila hal ini yang terjadi maka yayasan pengusul diminta untuk melengkapi oleh Kementerian. Bila kelengkapan itu telah terpenuhi baru ijin operasional akan dikeluarkan. Untuk di NTB proses pengusulan ijin perguruan ting-gi swasta paling cepat 2 tahun dan paling lama 6 tahun. Per-guruan tinggi-perguruan tinggi yang proses ijinnya cepat kel-uar disebabkan oleh 2 hal, yakni kelengkapan seluruh persyaratan penderian dan/atau ada hubungan tertentu den-gan pihak Kementerian karena ketua yayasan pengusul mem-punyai posisi tawar seperti menjadi pengurus partai/anggota DPR RI atau pengurus organisasi massa yang punyai nilai tawar dengan pemerintah pusat, sepeRti kadernya menjadi menteri, dan lain-lain. Seluruh perguruan tinggi yang dijadikan sampel ada-lah legal. Artinya seluruhnya telah mendapatkan ijin opera-sioanal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Ke-menterian Ristek Dikti dan Kementerian Agama RI. Rata-rata

Page 133: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

123MUHAMMAD SARJAN., dkk.

perguruan tinggi sampel program studi yang dikelola telah mendapatkan staTus akreditasi dari Badan Akreditasi Nasi-onal - Perguruan Tinggi (BAN-PT). Tetapi nilai akreditasin-ya masih belum membanggakan karena hamipir 55% masih bernilai C. Untuk akreditasi institusi baru 4 perguruan tinggi sampel yang terakreditasi dan itupun nilainya 3 C dan hanya 1 perguruan tinggi yang B. Sementara yang lain masih nilai kosong (-) karena mereka dalam proseS/belum mengusulkan akreditasi institusi ke BAN PT. Akreditasi sebagai proses penilaian dari pihak ekster-nal tentang penyelenggaraan Tridharma perguruan tinggi pada sebuah perguruan tinggi. Akreditasi ini akan merekam proses pembelajaran (perkuliahan), penelitian dan pengab-dian pada masyarakat. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti maka nilai akreditasi yang diperoleh oleh perguruan tinggi sampel sudah sangat wajar karena memang itu cermin apa yang ada di lapangan. Salah satu elemen terpenting dalam penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi adalah kehadiran dosen/tenaga pengajar. Dosenlah yang akan melakukan seluruh proses tri-dharma perguruan tinggi. Dosen mengajar, penelitian, dan melakukan pengabdian pada masyarakat, serta melakukan unsur-unsur penunjang lainnya. Kualiikasi dosen pada perguruan tinggi-perguruan tinggi sampel telah memadai karena rata-rata sudah berpen-didikan S2 (magister). Ketentuan dalam penyelenggaraan perguruan tingi bahwa kualiikasi pendidikan dosen minimal S2. Pada perguruan tinggi sampel memang masih ada yang berpendidikan S1, tetapi jumlahnya sangat kecil dan sebagian besar dari mereka sedang menempuh pendidikan S2. Untuk dosen yang telah berpendidikan S2 ada beberapa orang yang sedang mengikuti program S3. Beberapa orang dosen sudah ada yang berpendidikan S3 tetapi jumlah masih sangat sedik-it. Dalam penelitian ini, kualiikasi pendidikan hanya

Page 134: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

124 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

melihat gelar akademik yang disandang, yakni S2 (magister). Tetapi sebenarnya masih ada hal penting yang harus ditelusu-ri, yakni linieritas keilmuan program sarjana (S1) dengan magisternya (S2). Apakah S1 dan S2-nya linier atau satu rumpun ilmu. Setelah melihat linieritas, masih ada juga hal penting yang mesti ditelisik, yakni asal/kampus di mana yang bersangkutan mengikuti program S2. Apa di PTN atau di PTS. PTN, apa kelas kerjasama atau langsung ke induk. PTS bereputasi atau PTS hanya punya nama, di kampus induk atau kelas jauh, dan lain-lain. Semua ini dapat ditelisik lebih jauh untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas dosen yang mengajar pada kampus bersangkutan. Kualitasa dosen akan berpengaruh pada kualitas mahasiswa/alumni. Di antara keluhan dari para pimpinan perguruan ting-gi yang menjadi infoman dalam penelitian ini adalah masih banyaknya dosen yang tidak linier antara ilmu sarjana dan pasca sarjananya. Dosen-dosen yang tidak linier ini diterima karena keterbatasan kemampuan kampus untuk mengadakan dosen yang linier. Untuk mendapatkanm dosen yang linier maka seharusnya kampus menyiapkan anggaran khusus un-tuk menguliahkan dosen-dosen pada program S2 dan S3. Ma-sih sangat kurang kampus yang menyiapkan investasi pen-ingkatan kualitas dosen. Dosen-dosen hanya didorong utuk mendapatkan beasiswa yang dipersiapkan oleh Kemendik-bud dan Kemenag. Banyak dosen tidak bisa meraih program ini karena tidak memenuhi persyaratan, terutama keterbatasan dalam pengusaan bahasa asing (Inggris/Arab). Proses rekrutmen dosen pada perguruan tinggi yang menjadi sampel sangat fariatif. Ada dosen yang hanya diajak untuk ikut membantu tanpa membuat surat lamaran. Pada umumnya dengan mengajukan/membuat surat lamaran. Dari surat lamaran tersebut dosen yang akan diterima langsung di-panggil untuk diberikan mata kuliah/rapat pembagian tugas mengajar tanpa ada proses lanjutan. Tetapi ada juga yang melakukan seleksi dengan tes tulis, wawancara, dan micro-

Page 135: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

125MUHAMMAD SARJAN., dkk.

teaching. Kampus yang melakukan proses seperti ini maka proses penerimaan dosen melalui prosedur: (1) Pengumuman penerimaan dosen; (2) Seleksi administrasi; (3) Tes tulis; (4) Tes wawancara; (5) Microteaching; dan (6) Pengumman lu-lus/Penanda tanganan kontrak kerja. Dalam penerimaan dosen pihak kampus akan men-yampaikan/menempel/memasang pengumuman di media massa dengan persyaratan secara garis besar. Bagi calon pelamar yang berminat dapat menghubungi pihak/kampus atau panitia penerima calon dosen. Setelah batas akhir pener-imaan lamaran berakhir maka tahap selanjutnya dalah seleksi administrasi. Administrasi yang diseleksi adalah berkas yang dikirim oleh calon pelamar dan disesuiakan dengan pers-yaratan yang ditentukan. Calon pelamar yang memenuhi syarat (MS) dipanggil untuk mengikuti tahap selajutnya. Se-dangkan yang tidak memenuhi syarat (TMS) tidak dipanggil dan kadang tidak ada pemberitahuan pada yang bersangkutan tetang ke-TMS-annnya. Tetapi pada umumnya para calon pelamar yang aktif mencari informasi ke kampus. Pelamar yang MS terus mengikuti tahapan seleksi se-lanjutnya, sepeti tes tulis, tes wawancara, dan micro teaching. Nilai dari keseluruhan elemen ini disatukan untuk mendap-takan skor keseluruhan. Pada umum penilaian yang digu-nakan dalam penerimaan dosen ini dengan menggunakan pendekatan sistem penilaian relatif. Dengan demikian dalam tiap kali tes penerimaan dosen dan ada pelamarnya maka langsung didapatkan dosen yang dibutuhkan. Dosen yang dinyatakan lulus dan diterima kemudian dipanggil untuk menandatangani kontrak kerja (MoU). Da-lam kontrak kerja ini tercantum status kepegawaian, hak dan kewajiban serta penghargaan/sanksi yang diterima bila dosen tetap dan dosen tidak tetap serta dosen yang diperbantukan/dipekerjakan (DPK). Dosen tetap adalah dosen yang tugas utamanya sebagai dosen di kampus bersangkutan dan tidak berstatus sebagai PNS. Yang bersangkutan dapat juga menja-

Page 136: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

126 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

di dosen di perguruan tinggi lain dengan syarat tidak meng-ganggu tugas pokoknya di kampus tempatnya sebagai dosen tetap. Dosen luar biasa adalah dosen yang mengajar di satu kampus tetapi tidak menjadi tugas pokoknya. Bisa saja yang bersangkutan dosen tetap di kampus lain atau pegawai negeri sipil (PNS) di kasntor/sekolah. Dosen yang dipekerjakan/diperbantukan (DPK) adalah dosen PNS yang diperkerjakan di perguruan tinggi swasta. Dosen tetap dan dosen yang dipekerjakan ini menjadi ujung tombak dalam penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi pada perguruan tinggi. Tetapi dosen DPK jumlah san-gat terbatas maka yang harus benar-benar diberdayakan ada-lah dosen tetap. Salah satu syarat pengusulan program studi baru atau pendirian perguruan tinggi maka tiap-tiap program studi harus memiliki minimal 6 orang dosen tetap. Bila tidak tersedia 6 orang dosen tetap maka perguruan tinggi/prodi baru tersebut tidak akan pernah keluar ijin operasionalnya. Selanjutnya jumlah dosen tetap akan mengikuti perkemban-gan mahasiswa. Semakin banyak mahasiswa maka semakin banyak dosen tetap yang harus diangakat oleh badan penye-lenggara perguruan tinggi (yayasan) dengan mengikuti rasio antara jumlah mahasiswa dengan dosen, yakni 1:30 untuk prodi IPA dan 1:45 untuk prodi IPS/budaya/agama. Pengangkatan dosen tetap pada sebagian besar pergu-ruan tinggi sampel tidak menujukan kondisi ideal. Dosen tetap dari sistem rekrutmen dan sistem penggajian harus mengikuti pola dalam penerimaan dan penggajian PNS. Teta-pi hal ini tidak terjadi karena keterbatasan sumber dana yang dimiliki oleh kampus. Sebagian besar kampus-kampus yang menjadi sampel sumber dana hanya berasal dari mahasiswa. Di satu sisi mahasiswa yang kuliah pada perguruan ting-gi-perguruan tinggi tersebut berasal dari keluarga menengah ke bawah, bahkan dari keluarga miskin. Mereka mencari kampus yang bayarannya paling murah. Mereka terpaksa pu-ra-pura tidak menghayati ungkapan banyak pihak bahwa

Page 137: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

127MUHAMMAD SARJAN., dkk.

kampus/kuliah murah tidak bermutu. Di sisi yang lain, yayasan yang seharusnya sebagai penyadang dana bagi perguruan tinggi untuk investasi dan peningkatan mutu SDM tidak bisa berbuat banyak karena ti-dak ada usaha mandiri. Bahkan ada kecenderungan yayasan berpangku tangan, “mengambil dana” dari kampus. Yayasan terkesan membatasi gerak langkah pimpinan perguruan ting-gi dalam pemanfaatan dana. Padahal pimpinan perguruan tinggilah yang lebih tau, apa yang harus dilakukan untuk me-majukan kampus dalam memaksimalkan pelaksanaan tri-dharma perguruan tinggi. Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh kampus ini berimplikasi terhadap perlakuan terhadap dosen tetap. Dosen tetap yang seharusnya mendapatkan gaji pokok dan tunjan-gan masa kerja dan fungsional tidak mendapatkannya. Dosen tetap hanya staus tetapi tidak berimpliakasi pada tingkat kes-ejahteraan. Mereka yang hanya status ini, untuk menambah penghasilan/pendapatan mereka diberikan tugas tambahan, seperti menjadi pejabat kampus, dosen wali, penitia, dan lain-lain. Status dosen tetap tetapi tidak mendapatkan kese-jahtaraan yang memadai maka berpengaruh pada tingkat kualitas pengabdian mereka untuk memajukan kampus. Mer-eka masih perlu bekerja di tempat lain untuk memenuhi ke-butuhan keluarga. Bila kampus hanya mengharapkan masukan pen-danaan dari mahasiswa maka kondisi ini semakin terpuruk bila dikaitkan dengan trend minat calon mahasiswa untuk masuk kuliah. Calon mahasiswa tidak menjadikan PTS di daerah sebagai tempat kuliah. Coba bayangkan ada universi-tas dengan 5 fakultas dan 10 program studi, pernah mendapa-tkan mahasiswa baru hanya 84 orang. Bila didistribusikan ke semua prodi, itu artinya tiap prodi rata-rata hanya 8 orang. Untuk mengatasi persolaan pendanaan ini maka yayasan se-bagai badan hukum penyelenggara perguruan tinggi harus kreatif dan inovatif untuk mencari sumber-sumber pendanaan

Page 138: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

128 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

untuk kemajuan kampus. Status dosen tetap yang tidak mendapat perhatian yang semestinya ini berpengaruh pada kinerja dosen dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi. Kegiatan tridharma perguruan tinggi juga tidak bisa maksimal karena kurangnya pendanaan. Hal ini akan menjadi lingkaran seten yang akan berpengaruh pada jabatan fungsional dosen. Berpengaruh juga kepada wewenag dalam mengajar, melaksanakan pene-litian, dan melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Hi-bah-hibah penelitian dan pengabdian yang ditawarkan oleh Kemendikbud pada umumnya mempersyaratakan kualiikasi pendidikan dan jabatan fungsional dosen. Dosen-dosen tetap PTS terkendala pada persyaratan administrasi tersebut seh-ingga tidak mendapatkan hibah-hibah kompetitif. Terkendala pada jabatan fungsional dan kualiikasi pendidikan. Jabatan fungsional dosen tetap pada perguruan tinggi sampel sebagian besar pada jabatan fungsional asisten ahli. Sangat sedkit yang lektor dan sangat sedikit sekali yang lek-tor kepala. Padaha jabatan fungsional ini tidak sulit untuk didapatkan asalkan ke-3 tridarma dapat dijalankan dengan baik. Ketiga komponen tridarma ini menjadi unsur utama da-lam penilaian jabatan fungsional. Para dosen biasanya kurang dalam melaksanakan dharma penelitian dan pengabdian. Mereka tidak tertib melaksanakannya karena terkenada den-gan pendanaan. Kampus tidak menyediakan anggaran untuk kegiatan tersebut karena keterbatasan dana yang dimiliki. Ini menjadi lingkaran setan. Untuk perguruan tinggi yang seperti di atas kiranya Pemerintah Daerah perlu memberikan bantuan. Bantuan dapat diberikan dalam bentuk beasiswa kepada putra daerah yang kuliah di tempat tersebut. Mahasiswa putra daerah yang kuliah di kampus tersebut diberikan beasiswa. Atau kampus diberikan jatah beasiswa untuk sejumlah mahasiswa untuk beberapa semester. Dengan demikian mahasiswa juga akan membayar sendiri tetapi pada semeter lanjut. Ini bisa menjadi

Page 139: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

129MUHAMMAD SARJAN., dkk.

strategi untuk menarik mahasiswa baru. Ada juga perguruan tinggi sampel yang memberikan tunjangan/gaji pokok bagi dosen tetapnya antara Rp 500.000–2.100.000,- dengan kewajiban mengajar 12 SKS dan masuk ke kampus setiap hari kerja. Kampus yang telah memberikan perhatian pada dosen tetapnya rata-rata akreditasi program studinya B. Ini dapat dikorelasikan bahwa kinerja dosen didukung dengan tingkat kesejahteraan yang diperoleh. Kondisi perguruan tinggi NTB masih belum re-prensentatif untuk menyongsong terwujudnya generasi emas NTB pada tahun 2045. Generai emas adalah generasi yang berkualitas dan bermoral tinggi sehingga semua pihak me-nerimanya dengan tangan terbuka dalam seluruh dimensi ke-hidupan. Generasi emas ini akan terwujud sebagai produk dunia pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk mewujudkan generasi emas ini maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan dan pemerintah adalah menyiapkan content atau kurikulum dalam dunia pen-didikan. Kurikulum inilah yang mengarahkan atau mem-bimbing guru untuk mencapai tujuan kurikum untuk mence-tak generasi yang diinginkan. Untuk mencetak generasi emas pada tahun 2045, pe-merintah telah menginisiasi pemberlakuan kurikulum 2013 untuk tingkat dasar sampai dengan SLTA. Sementara untuk tingkat pendidikan tinggi masih belum diinisiasi. Tetapi, un-tuk perguruan tinggi adalah otonomi dalam pengelolaan kam-pus. Jadi perguruan tinggi diberikan otonomi untuk menentu-kan kurikulum yang dipergunakan dengan tetap mengacu pada Kurikulum Nasional Perguruan Tinggi. Kurikulum Na-sional menjadi rambu-rambu bagi perguruan tinggi dalam menyususn kurikulum. Dalam menyongsong generasi emas NTB, maka per-guruan tinggi di NTB harus membenahi diri dengan mening-katkan kualitas penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi.

Page 140: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

130 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Kualitas tridharma perguruan tinggi akan sangat tergantung pada kualitas, dedikasi, dan prestasi dari para dosen. Untuk itu perguruan tinggi/yayasan dan pemerintah daerah harus memberikan perhatian yang besar kepada para dosen. Dosen tetap bukan hanya status tetapi harus berimplikasi pada kese-jahteraan para dosen. Di samping memperhatikan kesejahter-aan juga kualiikasi pendidikan mereka perlu terus ditingkat-kan sehingga pada tahun 2030 seluruh dosen pada perguruan tinggi yang ada di NTB bergelar doktor. Gelar doktor menja-di persyaratan utama bagi seorang dosen untuk meraih ja-batan guru besar (profesor). Bila pada tahun 2030, seluruh dosen pada perguruan tinggi di NTB telah bergelar doktor maka perguruan tinggi NTB telah siap menyiapkan generasi emas NTB pada tahun 2045. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka harus ada pembagian tugas antara pihak perguruan tinggi (manajemen), yayasan, dan pemerintah. Pimpinan perguruan tinggi untuk fokus menyelenggaraka tridarma, pendidikan dan pengaja-ran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Pihak yayasan fokus untuk menyiapkan investasi gedung dan fasil-itas isik pendukung lainnya. Sedangkan pemerintah mem-berikan bantuan untuk meningkatkan kualiikasi akademik para dosen. Anggaran pemerintah daerah untuk bidang pendi-dikan kemasyarakatan dengan berbagai istilah dapat diarah-kan untuk meningkatkan kualitas dosen perguruan tinggi.

Page 141: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

131MUHAMMAD SARJAN., dkk.

KESIMPULAN

Dari uraian dalam pembahasan kajian ini dapat disim-pulkan sebagai berikut:

1. Perguruan tinggi di NTB terutama perguruan tinggi swasta tumbuh dengan pesat. Legalitasnya diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kini Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk perguruan tinggi umum dan Kementerian Ag-ama untuk perguruan tinggi agama. Dalam proses mendapatkan ijin operasional penuh dengan lika-liku. Proses pengurus ijin operasional ini antara 2 sampai dengan 6 tahun;

2. Nilai akreditasi adalah wujud dari kualitas penyeleng-garaan tridharma perguruan tinggi. Nilai akreditasi perguruan tinggi sampel untuk program studi sekitar 55% masih bernilai C. Sedangkan untuk akreditasi institusi baru 4 perguruan tinggi sampel yang men-gajukan dengan 3 bernilai C dan satu bernilai B. Se-dangkan yang lain masih dalam proses pengajuan dan masih dalam persiapan;

3. Manajemen pengelolaan perguruan tinggi di NTB mengikuti aturan yang dibuat oleh kementerin tem-pat perguruan tinggi bernaung. Tetapi kadang masih ada tarik ulur antara pihak perguruan tinggi dengan yayasan sebagai badan hukum penyelenggara teruta-ma dalam hal pengelolaan keuangan dan sumber daya lainnya. Tarik ulur ini sering kali menimbukan konf-lik antara yayasan dan rektorat;

4. Petensi dosen perguruan tinggi di NTB cukup mema-dai. Dari segi kualiikasi akademik yang dipersyarat-kan telah terpenuhi, yakni berpendidikan minimal

Page 142: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

132 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

magister, tetapi masih sangat sedikit yang berpendi-dikan doktor pada perguruan tinggi sampel. Di sisi lain jabatan fungsional dosen masih sebagain besar pada jabatan fungsional asisten ahli, jabatan fung-sional terendah bagi seorang dosen. Padahal jabatan fungsional ini berpengaruh pada kewenangan seorang dosen untuk mengajar, meneliti, dan melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Di samping itu kese-jahteraan dosen tetap dan dosen luar biasa masih jauh dari kuliikasi hidup layak;

5. Tren mahasiwa baru perguruan tinggi terus menurun, terutama pada perguruan tinggi keguruan. Tren ini perlu disikapi dengan memberikan bantuan beasiswa oleh Pemda. Di samping itu perguruan tinggi negeri supaya membatasi diri dalam menerima mahasiswa baru dan membuka prodi baru;

6. Faslitas pendukung perguruan tinggi NTB cukup me-madai terutama dari bangun isik. Tetapi masih ku-rang dalam unit-unit teknis penunjang seperti labo-ratarium, perpustakaan, temapat-tempat praktik dan kreatiitas mahasiswa lainnya;

7. Potensi perguruan tinggi NTB belum signiikan untuk mendukung lahirnya generasi emas pada tahun 2045.

Page 143: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

133MUHAMMAD SARJAN., dkk.

SARAN DAN REKOMENDASI

Untuk menjadikan perguruan tinggi NTB mendukung lahirnya generasi emas, maka disarakan atau direkomen-dasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pemerintah daearah perlu memberdayakan perguruan tinggi di NTB dengan memberikan dukungan pen-danaan untuk pengembangan dosen, pemberian bea-siswa kepada para mahasiswa untuk mendongkrak jumlah mahasiswa dan memperpanjang masa belajar masyarakat NTB;

2. Dana yang dipersiapkan pemerintah daerah untuk pemberantasan buta aksara lebih baik digunakan un-tuk membantu biaya kuliah anak-anak orang tua yang buta aksara. Masa belajar anak-anak tersebut dapat mengkompensasi masa belajar orang tuanya bila ada perhitungan lama belajar terkait dengan IPM;

3. Perguruan tinggi negeri harus membatasi diri dalam penerimaan mahasiswa baru dan tidak membuka pro-di baru yang telah ada di perguruan tinggi swasta;

4. Dewan Riset Daerah harus mengadakan kajian-kajian dengan topik-topik yang berkelanjutan untuk menge-bangkan perguruan tinggi di NTB.

Page 144: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

134 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda NTB. 2014. Recana Pembangunan Jangka Menen-

gah Daerah. Bappeda NTB: Mataram.

Markum, M. Enoch. 2007. Pendidikan Tinggi dalam Pres-

pektif Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia.

Jakarta: UI Press.

Mugni. 2015. Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan & Poli-

tik. Serang: Dunia Kata.

Nasution. 1994. Asas Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiharto. 2012. Menyongsong Indonesia Emas 2045. Disam-

paikan pada Kuliah Perdana Universitas SarjanawiyataT-

amansiswa (UST) Yogyakarta, pada 17 September 2012.

Page 15 of 15 Universitas Negeri Yogyakarta zuh-

[email protected].

Supardo. 1960. Manusia dan Masjarakat Baru INDONESIA (Civ-

ics). [Djakarta]: Departemen P2 dan K.

Suryadi, Ace, dkk. 2014. Pendidikan untuk Transformasi

Bangsa: Jakarta: Kompas.

Uwes, Sanusi. 1999. Manajemen Pengembangan Mutu

Dosen. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Page 145: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

135MUHAMMAD SARJAN., dkk.

BAB IV

BIDANG SAINS DASAR

GILI SULAT SEBAGAI PENUNJANG EKOWISATA

NUSA TENGGARA BARAT

TIM PENULIS:

Prof. Dr. H. Agil Al Idrus, M. Si

Dr. Gito Hadiprayitno, M. Si

H. M. Liwa Ilhamdi, M. Si

Drs. I GDE Mertha, M. Si

H. Dedy Suhendra, M.Si. Ph.D

Dr. H. Imam Bachtiar, M. Sc.

Page 146: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

136 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENDAHULUAN

Gili Sulat merupakan salah satu dari 18 kawasan pengembangan pesisir dan laut (RTRW NTB, 2014). Suatu kawasan yang luasnya 640 Hektar didominasi

oleh mangrove. Hutan mangrove merupakan salah satu potensi sumberdaya alam hayati yang bernilai ekonomi ting-gi dan sangat layak untuk dikelola lebih jauh. Hutan man-grove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas lora dan fauna daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air pasang dan surut, berperan dalam melindungi garis pantai dari erosi, gelombang laut, dan angin topan. Tanaman mangrove berperan juga sebagai bufer (per-isai alam) dan menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap endapan material dari darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa ke tengah laut oleh arus. Hutan mangrove mempunyai toleransi besar terhadap kadar garam dan dapat berkembang di daratan bersalinitas tinggi di mana tanaman biasa tidak dapat tumbuh. Mangrove adalah tumbuhan khas daerah tropis yang hidupnya hanya berkembang baik pada temperatur dari 19°C sampai 40°C dengan toleransi luktuasi tidak lebih dari 10°C. Berbagai jenis mangrove yang tumbuh di bibir pantai dan merambah tumbuh menjorok ke zona berair laut, mer-upakan suatu ekosistem yang khas. Khas karena bertahan hidup di dua zona transisi antara daratan dan lautan, semen-tara tanaman lain tidak mampu bertahan. Hutan Mangrove memberikan perlindungan kepada berbagai organisme lain baik hewan darat maupun hewan air untuk bermukim dan berkembang biak, melindungi pantai dari gelombang dan angin merupakan tempat yang dipenuhi pula oleh kehidupan lain seperti mamalia, amibi, reptil, burung, kepiting, ikan, primata, serangga dan sebagainya. Selain menyediakan keanekaragaman hayati (biodiversity), ekosistem mangrove juga sebagai plasma nutfah (genetic pool) dan menunjang ke-

Page 147: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

137MUHAMMAD SARJAN., dkk.

seluruhan sistem kehidupan di sekitarnya. Habitat mangrove merupakan tempat mencari makan (feeding ground) bagi he-wan-hewan tersebut dan sebagai tempat mengasuh dan membesarkan anaknya, tempat bertelur dan memijah (spawning ground) dan tempat berlindung yang aman bagi berbagai juvenile dan larva ikan serta kerang (shellish) dari predator. Fauna banyak yang tinggal di atas pohon mangrove, sebagian lain di antara akar dan lumpur sekitarnya. Walaupun banyak hewan yang tinggal sepanjang tahun, habitat man-grove penting pula untuk pengunjung yang hanya sementara waktu saja, seperti burung yang menggunakan dahan man-grove untuk bertengger atau membuat sarangnya tetapi men-cari makan di bagian daratan yang lebih ke dalam, jauh dari daerah habitat mangrove. Kelompok hewan arboreal yang hidup di atas daratan seperti serangga, ular pohon, primata dan burung yang tidak sepanjang hidupnya berada di habitat mangrove, tidak perlu beradaptasi dengan kondisi pasang surut (Nybakken, 1993). Pola interaksi berbagai komponen di hutan man-grove merupakan hal yang penting untuk keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem ini. Mangrove tidak lepas dari makhluk hidup lain seperti burung, ular maupun tumbuhan lain selain mangrove itu sendiri. Keberadaan dan peran lora dan fauna yang besar di hutan mangrove perlu mendapat per-hatian terutama di ekosistem mangrove Gili Sulat, karena daerah ini merupakan daerah yang potensial untuk penyang-ga lingkungan dan menjamin terpeliharanya proses ekologis berbasis ekowisata bagi masyarakat secara umum. Kawasan Gili Sulat merupakan laboratorium alam yang bisa langsung dilihat dan diamati dan sumber belajar bagi siswa, serta sum-ber penelitian bagi mahasiswa. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem pesisir yang sangat unik berpotensi untuk dikembangkan dalam bidang ekowisata, karena ekosistem ini dapat dikembangkan

Page 148: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

138 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

sebagai sarana wisata dengan tetap menjaga keaslian hutan serta organisme yang hidup, sehingga mempunyai karakter dan nilai estetika. Nilai estetika dan keunikan yang terdapat pada ka-wasan mangrove dan potensi keanekaragaman hayati eko-sistem mangrove merupakan potensi yang strategis untuk dikembangkan dan satwa liar serta unsur-unsur budaya yang ada, hal ini merupakan daya tarik utama bagi masyarakat sekitar maupun wisatawan dari luar sehingga sangat layak untuk dijadikan tujuan wisata dan laboratorium sumber bela-jar penelitian. Gili Sulat Gili Sulat adalah pulau di sebelah timur bagian utara pulau Lombok yang secara administratif termasuk wilayah Desa Sambelia Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geograis, Gili Sulat terletak pada posisi geograis 8o16’46”-8o20’44” LS dan 116o41’06”-116o44’35” BT memiliki luas kawasan 760 hektar. Sementara secara administrasi, Kabu-paten Lombok Timur ini berbatasan dengan Kabupaten Lom-bok Tengah dan Kabupaten Lombok Barat di sebelah Barat, sebelah Timur dengan Selat Alas, sebelah Selatan dengan Samudera Hindia, dan sebelah Utara berbatasan dengan Laut Bali. Suhu maksimum di wilayah ini berkisar antara 30–32oC, dan suhu minimum berkisar antara 21–25oC. Suhu ter-tinggi terjadi pada bulan Oktober dan terendah pada bulan Juli. Sebagai daerah tropis, Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai kelembaban yang relatif tinggi, yaitu antara 89-97%. Tinggi gelombang di pantai Gili Sulat sepanjang mu-sim sekitar 1 meter. Kecepatan arus sekitar 0, 25 m/detik, dengan arah arus setiap bulannya berselang-seling. Tipe pas-

Page 149: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

139MUHAMMAD SARJAN., dkk.

ang surut di Perairan Kabupaten Lombok Timur adalah tipe campuran dengan dominasi pasang surut ganda, yaitu terjadi dua kali air pasang dan dua kali airsurut pada satu hari. Suhu permukaan laut berkisar antara 28,0o-29,33oC, den-gan suhu maksimum terjadi pada bulan Mei dan Desember, dan suhu minimum pada bulan Februari dan Agustus. Sali-nitas Selat Alas di bagian Utara berkisar antara 31, 9-34,3‰, sedangkan nilai pH tergolong netral, yaitu berkisar antara 6,5-7,0. Hutan mangrove di Gili Sulat dihuni banyak spesies bakau. Jumlah itu termasuk paling banyak di Indone-sia. Gili Sulat yang memiliki luas 760 hektar, sebagian besar arealnya terendam air. Luas daratannya hanya sekitar 10 pers-en. Ekosistem Mangrove Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas lora dan fauna daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air pasang dan surut. Berperan dalam melindungi garis pantai dari erosi, gelombang laut dan angin topan. Tanaman man-grove berperan juga sebagai bufer (perisai alam) dan men-stabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap enda-pan material dari darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa ke tengah laut oleh arus. Hutan mangrove tumbuh subur dan luas di daerah delta dan aliran sungai yang besar dengan muara yang lebar. Di pantai yang tidak ada sun-gainya, daerah mangrovenya sempit. Hutan mangrove mem-punyai toleransi besar terhadap kadar garam dan dapat berkembang di daratan bersalinitas tinggi di mana tanaman biasa tidak dapat tumbuh. Istilah mangrove tidak selalu dipe-runtukkan bagi kelompok spesies dengan klasiikasi tak-sonomi tertentu saja, tetapi dideskripsikan mencakup semua tanaman tropis yang bersifat halophytic atau toleran terhadap garam. Tanaman yang mampu tumbuh di tanah basah lunak,

Page 150: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

140 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

habitat air laut dan terkena luktuasi pasang surut. Sebagai tambahan, tanaman tersebut mempunyai cara reproduksi dengan mengembangkan buah vivipar yang bertunas (seed

germination) semasa masih berada pada pohon induknya. Istilah “bakau” adalah sebutan bagi jenis utama pohon Rhizo-

phora sp. yang dominan hidup di habitat pantai. Walaupun tidak sama dengan istilah mangrove banyak orang atau pen-duduk awam menyebut hutan mangrove sebagai hutan bakau atau secara singkat disebut bakau. Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak terpen-garuh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi oleh pas-ang surut, dengan kelerengan kurang dari 8% (Departemen Kehutanan dalam Santoso, 2000). Menurut Arief (2007), hutan mangrove adalah sebu-tan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu vari-etas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga: Avicennia, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Suaeda, dan Conocarpus. Agihan mangrove di suatu daerah tidak harus terdapat semua jenis spesies mangrove (Hutching and Saenger dalam Idawaty, 1999). Formasi hutan mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekeringan, energi gelombang, kondi-si pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek neotektonik. Sedangkan IUCN (1993), menyebutkan bahwa komposisi spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada faktor-faktor cuaca, bentuk lahan pesisir, jarak antar pasang

Page 151: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

141MUHAMMAD SARJAN., dkk.

surut air laut, ketersediaan air tawar, dan tipe tanah. Tumbu-han mangrove mempunyai daya adaptasi yang khas terhadap lingkungan. Bengen (2001), menguraikan adaptasi tersebut dalam bentuk: 1. Adaptasi terhadap kadar oksigen rendah, menyebabkan mangrove memiliki bentuk perakaran yang khas: (a) bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumatofora (misalnya: Avecennia spp., Xylocarpus., dan Sonneratia spp.) untuk mengambil oksigen dari udara; dan (b) bertipe pen-yangga/tongkat yang mempunyai lentisel (misalnya Rhizo-phora spp.). 2. Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi: Memiliki sel-sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan garam, berdaun kuat dan tebal yang banyak men-gandung air untuk mengatur keseimbangan garam, daunnya memiliki struktur stomata khusus untuk mengurangi pengua-pan. 3. Adaptasi terhadap tanah yang kurang strabil dan adan-ya pasang surut, dengan cara mengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaringan horisontal yang lebar. Menurut Santoso (2000), ekosistem hutan mangrove bermanfaat secara ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis dan ekonomis hutan mangrove adalah fungsi ekologis: pe-lindung garis pantai dari abrasi, mempercepat perlua-san pantai melalui pengendapan, mencegah intrusi air laut ke daratan, tempat berpijah aneka biota laut, tempat berlind-ung dan berkembang biak berbagai jenis burung, mamalia, reptil, dan serangga, sebagai pengatur iklim mikro. Selain itu fungsi ekonomis hutan mangrove adalah penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang, bahan bangunan, bahan makanan, obat-obatan), penghasil keperluan industri (bahan baku kertas, tekstil, kosmetik, penyamak kulit, pewarna), penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung, pariwisata, penelitian, dan pendidikan.

Page 152: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

142 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Flora dan Fauna di Mangrove Indonesia merupakan salah satu negara yang disebut “Mega Biodiversity”. Diperkirakan 25% aneka spesies dun-ia berada di Indonesia, yang mana dari setiap jenis terse-but terdiri dari ribuan plasma nutfah dalam kombinasi yang cukup unik sehingga terdapat aneka gen dalam indi-vidu. Secara total keanekaragaman hayati di Indonesia se-besar 325. 350 jenis lora dan fauna. Keanekaragaman adalah variabilitas antar makhluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem-ekosistem perairan, dan komplek ekologis termasuk juga keanekaragaman dalam spesies di antara spesies dan ekosistemnya. Sepuluh persen dari ekosistem alam berupa suaka alam, suaka margasatwa, taman nasional, hutan lindung, dan sebagian lagi bagi kepentingan pembudidayaan plasma nutfah, dialokasikan sebagai kawasan yang dapat memberi perlindungan bagi keanekaragaman hayati (Arief, 2007). Komunitas hutan man-grove membentuk percampuran antara 2 (dua) kelompok, yakni kelompok fauna daratan terrestrial dan kelompok fauna perairan atau akuatik. Kelompok fauna daratan terestrial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove, terdiri atas: insek-ta, ular, primata dan burung. Kelompok ini sifat adaptasi khu-sus untuk hidup di dalam hutan mangrove, karena mereka melewatkan sebagian besar hidupnya di luar jangkauan air laut pada bagian pohon yang tinggi meskipun mereka dapat mengumpulkan makanannya berupa hewan laut pada saat air surut. Kelompok fauna perairan (akuatik), terdiri atas dua tipe yaitu yang hidup di kolam air, terutama berbagai jenis ikan dan udang; dan yang menempati substrat baik keras (akar dan batang mangrove) maupun lunak (lumpur) teruta-ma kepiting, kerang dan berbagai jenis vertebrata lainnya Habitat mangrove adalah sumber produktivitas yang

Page 153: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

143MUHAMMAD SARJAN., dkk.

bisa dimanfaatkan baik dalam hal produktivitas perikanan dan kehutanan ataupun secara umum merupakan sumber alam yang kaya sebagai ekosistem tempat bermukimnya berbagai lora dan fauna, dimulai dari perkembangan mikro organisme seperti bakteri dan jamur yang dapat mempro-duksi detritus. Detritus ini yang akan dimakan oleh larva ikan dan hewan-hewan laut kecil lainnya. Pada gilirannya menjadi makanan hewan yang lebih besar dan akhirnya men-jadi mangsa predator besar, termasuk pemanfaatannya oleh manusia. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari eko-sistem mangrove adalah: kepiting, ikan blodok, udang dan lobster yang diambil dan dimanfaatkan sebagai sumber bah-an makanan. Fauna yang terdapat di ekosistem mangrove, seperti: reptil, ampibi, dan mamalia. Fauna ini mempunyai pola hid-up di ekosistem mangrove sebagai habitatnya, ada yang pola hidupnya bersifat menetap dan ada yang bersifat migran, ber-pindah-pindah sesuai dengan kepentingannya, seperti ber-telur, mencari makan, terhindar dari musuh. Berbagai jenis ikan, ular, serangga dan lain-lain seperti burung dan jenis hewan mamalia dapat bermukim di sini. Sebagai sifat alam yang beraneka ragam maka berbeda tempat atau loka-si habitat mangrovenya maka berbeda pula jenis dan kerag-aman lora maupun fauna yang hidup di lokasi tersebut. Jenis hewan yang bisa dijumpai di habitat mangrove antara lain adalah dari jenis serangga misalnya semut (Oecophylla sp.), ngengat (Attacus sp.), kutu (Dysder-

cus sp.); Kelas krustasea seperti lobster lumpur (Thalassina

sp.), jenis laba-laba (Argipe spp., Nephila spp., Cryptophora

spp.); Kelas ikan seperti ikan blodok (Periopthalmodon sp.), ikan sumpit (Toxotes sp.); kelas reptil seperti kadal (Varanus

sp.), ular pohon (Chrysopelea sp.), ular air (Cerberus sp.); Kelas mamalia seperti berang-berang (Lutrogale sp,) dan tupai (Callosciurus sp.), golongan primata (Nasalis larvatus) dan masih banyak lagi mahluk hidup lainnya seperti nyamuk,

Page 154: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

144 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ulat, lebah madu, kelelawar, harimau sumatera (Panthera

tigris sumatranensis), bekantan (Nasalis larvatus), Wilwo (Mycteria cinerea), bubut hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus).

Hubungan Flora dan Fauna dengan Tumbuhan Man-

grove

Hutan mangrove menangkap dan mengumpulkan sedimen yang terbawa arus pasang surut dari daratan lewat aliran sungai. Hutan mangrove selain melindungi pantai dari gelombang dan angin merupakan tempat yang dipenuhi pula oleh kehidupan lain seperti mamalia, amibi, reptil, burung, kepiting, ikan, primata, serangga dan sebagainya. Selain menyediakan keanekaragaman hayati (biodiversity), eko-sistem mangrove juga sebagai plasma nutfah (genetic pool) dan menunjang keseluruhan sistem kehidupan di sekitarnya. Habitat mangrove merupakan tempat mencari makan (feed-

ing ground) bagi hewan-hewan tersebut dan sebagai tempat mengasuh dan membesarkan (nursery ground), tempat ber-telur dan memijah (spawning ground) dan tempat berlindung yang aman bagi berbagai juvenile dan larva ikan serta kerang (shellish) dari predator. Jaringan sistem akar mangrove memberikan banyak nutrien bagi larva dan juvenil ikan tersebut. Sistem perakaran mangrove juga menghidupkan komunitas invertebrata laut dan algae. Memberikan gambaran tentang tingginya produk-tivitas habitat pantai bermangrove ini, dikatakan bahwa satu sendok teh lumpur dari daerah mangrove di pantai utara Queensland (Australia) mengandung lebih dari 10 milyar bakteri, suatu densitas lumpur tertinggi di dunia. Beberapa hewan tinggal di atas pohon sebagian lain di antara akar dan lumpur sekitarnya. Walaupun banyak he-wan yang tinggal sepanjang tahun, habitat mangrove pent-ing pula untuk pengunjung yang hanya sementara waktu saja,

Page 155: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

145MUHAMMAD SARJAN., dkk.

seperti burung yang menggunakan dahan mangrove untuk bertengger atau membuat sarangnya tetapi mencari makan di bagian daratan yang lebih ke dalam, jauh dari daerah habitat mangrove. Kelompok hewan arboreal yang hidup di atas daratan seperti serangga, ular pohon, primata dan burung yang tidak sepanjang hidupnya berada di habitat man-grove, tidak perlu beradaptasi dengan kondisi pasang surut (Nybakken, 1993). Burung-burung dari daerah daratan menemukan sum-ber makanan dan habitat yang baik untuk bertengger dan bersarang. Mereka makan kepiting, ikan dan moluska atau hewan lain yang hidup di habitat mangrove. Tiap spesies bi-asanya mempunyai gaya yang khas dan memilih makanannya sesuai dengan kebiasaan dan kesukaanya masing- masing dari keanekaragaman sumber yang tersedia di lingkungan tersebut. Sebagai timbal baliknya, burung-burung mening-galkan guano sebagai pupuk bagi pertumbuhan pohon man-grove. Keberadaan fauna terutama serangga melimpah di permukaan bumi karena siklus hidup serangga cepat, adap-tasi terhadap lingkungan dan penyebaran mudah serta syarat hidup yang sederhana. Keberadaan serangga paling banyak dijumpai pada tumbuhan karena perannya sebagai pemakan tumbuhan. Dari jutaan jenis serangga, terdapat pu-luhan ribu yang dapat mengganggu dan merusak berbagai tumbuhan. Pada dasarnya terdapat dua bentuk hubungan antara serangga dengan makhluk hidup lain yaitu hubungan yang menguntungkan dan merugikan. Hubungan yang men-guntungkan misalnya sebagai penyerbuk, penghasil produk, sumber makanan dan sumber pengobatan. Hubungan yang merugikan misalnya perusak dan penyakit pada organisme lain (Putra, 1994). Serangga merupakan salah satu bagian dari suatu ekosistem mangrove, hal ini tidak dapat dipungkiri berdasar-kan fakta-fakta di lapangan bahwa serangga dapat membantu

Page 156: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

146 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

untuk penyerbukan, memecahkan detritus dan keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem mangrove ini tidak lepas dari makhluk hidup lain khususnya serangga yang membantu penyerbukan, pemangsaan bahkan penguraian (dekomposi-si) memecah-mecah sisa organisme lain untuk diuraikan oleh decomposer dan bagian yang tidak terlepaskan dari sistem rantai makanan, jaring makanan dan piramida makanan da-lam transformasi materi dan energi bagi kehidupan yang lain bagi ekosistem mangrove. Keberadaan dan peran serang-ga yang besar di hutan mangrove inilah yang perlu mendapa-tkan perhatian agar keseimbangan ekosistem tetap lestari. Pertumbuhan dan Jenis Mangrove

Bentuk pertumbuhan mangrove di Lombok Timur, berdasarkan habitus yang terdapat pada 3 lokasi penelitian disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1.

Bentuk Pertumbuhan Alami Mangrove di Lokasi Penelitian (Ha)

No Lokasi Seedling Sapling Pohon

1 Gili Sulat 275 135 120

Bentuk pertumbuhan mangrove dan habitusnya di lo-kasi penelitian menunjukkan bahwa masih dalam keadaan baik, karena dari strata vegetasi mangrove masih menunju-kan perbandingan pertumbuhan yang alami. Perbandingan habitus mangrove pada setiap lokasi penelitian memberikan gambaran yang lebih jelas, seperti yang disajikan pada Gam-bar 4.1.

Page 157: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

147MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Gambar 4.1.

Graik Bentuk Pertubuhan Mangrove di Lokasi Penelitian

Gambar 4.1 memberikan gambaran bahwa pertum-buhan mangrove di Gili Sulat masih alami dilihat dari per-bandingan antara seedling, sapling, dan pohon. Gili Sulat memberikan gambaran bahwa lingkungannya menunjang untuk pertumbuhan, pembibitan, dan pelestarian mangrove. Oleh karana itu habitat Gili Sulat perlu dipetahankan kare-na: (1) Habitatnya menunjang, (2) Jumlah anakan mangrove yang terbanyak di Gili Sulat (275 batang /ha) dapat dijadikan sebagai wilayah untuk pembibitan, (3) Jumlah pohon remaja terbanyak (125 batang/ha) dapat mengganti pohon dewasa yang sudah rusak, dan (4) Jumlah pohon dewasa terbanyak dibandingkan dengan lokasi lainnya (120 batang/ha) artinya proses untuk pembuahan cukup memungkinkan. Data terse-but memberikan keyakinan bahwa Lombok Timur memiliki potensi ekosistem khas yang masih tersimpan, yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Potensi ini dapat dikembangkan secara regional, nasional maupun global, karena ekosistem mangrove dapat berfungsi mempengaruhi dan mengenda-likan iklim global secara ekologi, sehingga dapat diajukan negara ke badan lingkungan internasional untuk pembebasan hutang negara sebagai kompensasi lingkungan.

Page 158: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

148 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Keanekaragaman Mangrove di Lokasi Penelitian

Tabel 4.2

Keanekaragaman Jenis Mangrove di Tiga Lokasi Penelitian

No Nama SpesiesGili Sulat

NP ID

1 Avicennia marina 13.30 -0.19

2 Bruguiera gymnorrhiza 36.90 -0.37

3 Ceriops tagal 11.57 -0.18

4 Lutmitzera racemosa 8.92 -0.15

5 Rhizophora apiculata 9.88 -0.16

6 Rhizophora mucronata 34.53 -0.35

7 Rhizophora stylosa 12.38 -0.18

8 Sonneratia alba 12.51 -0.19

9 Pemphis acidula 13.40 -0.21

Jumlah 153.43 -2.01

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa spesies yang terin-dentiikasi di lokasi penelitian berjumlah 8 spesies. Jumlah spesies mangrove sejati yang terdapat di Gili Sulat adalah 8 spesies, terdiri dari: Avicennia marina, Bruguiera gym-

norrhiza, Ceriops tagal, Lutmitzera racemosa, Rhizopho-

ra apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, dan Sonneratia alba. Kedelapan spesies ini tumbuh dan berkembang dengan membentuk pola zonasi yang khas. Nilai penting spesies mangrove di di Gili Sulat (153, 43). Indeks keanekaragaman (Indeks Diversitas=ID) spesies dan komunitas mangrove di lokasi penelitian menun-jukkan secara berurutan dari yang tertinggi, yaitu: ID Gili Sulat (2, 01). Hal ini memberikan gambaran bahwa jumlah spesies mangrove yang ada di Gili Sulat lebih banyak dan tersebar dalam ruang yang lebih luas dibandingkan dengan jumlah dan sebaran spesies mangrove yang ada di pulau Lombok lainnya.

Page 159: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

149MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Kondisi lingkungan di Gili Sulat menyebabkan Avi-

cennia marina tumbuh pada formasi paling belakang pada hutan mangrove. Keadaan ini berbeda dengan kondisi di tempat lain yang umumnya menunjukkan bahwa Avicennia

marina tumbuh pada formasi paling depan. Kondisi eksisting Avicennia marina yang berada pada formasi paling belakang di Gili Sulat diduga ada kaitannya dengan keadaan tanah pada formasi paling belakang tersebut yang memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Keadaan ini merupakan kondisi khas mangrove Avicennia marina di Gili Sulat.

Zonasi Mangrove

Berdasarkan kepadatan dan agihan mangrove dapat ditentukan mingtakat mangrove yang terbetuk di Gili Su-lat. Mingtakat mangrove di Gili Sulat ini juga menunjukkan kekhasannya, karena posisi vegetasi pendukung berbeda dari mintakat mangrove pada umunya. Zonasi tumbuhan man-grove mempunyai variasi pada lokasi yang berbeda. Ekosistem mangrove dapat tumbuh didaerah yang ke-banyakan tumbuhan lain tidak mampu beradaptasi sehingga tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, karakternya bersifat kompleks dan dinamis tetapi labil. Sifat kompleksnya karena berfungsi sebagai habitat biota akuatik dan teresterial. Dinamis karena ekosistem mangrove dapat terus tumbuh dan berkembang serta mengalami suksesi serta perubahan zona-si sesuai dengan tempat tumbuh. Labil, karena mudah sekali rusak dan sulit untuk pulih kembali (Kusmana, 1995). Pembagian zona ini di mulai dari bagian yang paling kuat mengalami pengaruh angin dan ombak yakni zona ter-depan yang digenangi air berkadar garam tinggi dan ditum-buhi pohon pionir. Dari zona depan ke arah zona belakang, terdapat 8 spesies mangrove. Spesies mangrove tersebut dapat menunjukkan 3 pola mintakat berdasarkan tiga daerah kaji-an, yaitu mintakat paling luar yang berbatasan langsung den-

Page 160: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

150 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

gan padang lamun; daerah tengah, dan daerah dalam. Mas-ing-masing daerah dapat menunjukkan pola mintakat dengan jumlah dukungan spesies yang berbeda pada setiap daerah. Pada daerah luar, yaitu antara jarak 0-500 meter ter-dapat 322 individu yang terdiri dari 5 spesies mangrove yai-tu: Rhizophora mucronata 165 individu, Rhizophora stylosa

48 individu, Rhizophora apiculata 11 individu, Bruguiera

gymnorrhiza 97 individu, dan Soneratis alba 1 individu. Dari kelima spesies itu nampak dengan jelas pola mintakat yang dilihat dari tingkat kepadatannya. Pola mintakat yang terben-tuk pada daerah luar dari arah laut menuju ke daratan secara berurutan sebagai berikut: Rhizophora stylosa, Bruguiera

gymnorrhiza, Rhizophora mucronata, dan Sonneratia alba.

Pada daerah tengah, yaitu antara jarak 500–1000 me-ter terdapat 338 individu yang terdiri dari 4 jenis mangrove yaitu: Rhizophora mucronata 151 individu, Rhizophora sty-

losa 147 individu, Bruguiera gymnorrhiza 21 individu, dan Sonneratia alba 19 individu. Pada daerah dalam, pada jarak 1000–1500 meter terdapat 655 individu yang terdiri dari 6 jenis mangrove yaitu: Rhizophora mucronata 258 individu, Rhizophora stylosa 2 individu, Rhizophora apiculata 279 in-dividu, Avicennia marima 27 individu, Ceriops tagal 61 indi-vidu, dan Lumnitzera racemosa 28 individu. Pola zonasi mangrove di Gili Sulat disajikan pada gambar 4.2.

Gambaran zona yang terbentuk di Gili Sulat adalah sebagai berikut:

1. Zona Terumbu Karang

2. Zona Padang Lamun

3. Zona Mangrove

3.1. Zona yang paling depan yakni; Zona Rhizo-

phora (mange-mange), terdiri dai Rhizophora

Page 161: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

151MUHAMMAD SARJAN., dkk.

apiculata dan Rhizophora stylosa. Pada beber-apa tempat berasosiasi dengan jenis seperti Bru-

guiera gymnorhyzha.

3.2. Zona Bruguier agymnorhyzha. U mumnya di-dominasi oleh tanaman bakau jenis Bruguiera

spp. Pada beberapa tempat berasosiasi dengan jenis seperti Sonneratia alba.

3.3. Rhizophora mucronata, berasosiasi dengan Son-

neratia spp, tanah berlumpur agak lembek den-gan salinitas tinggi.

3.4. Zona Avicenia spp (api-api) yang berasosiasi dengan Ceriops tagal dan Lumnitzera racemo-

sa.

3.5. Ekotone

4. Zona Teresterial

Adapun kekhasan jenis-jenis mangrove yang ada di Gili Sulat adalah sebagai berikut: a. Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lam

Gambar 4.2

Bruguiera gymnorrhizaa

Page 162: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

152 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Keterangan: (a) Batang; (b) Cabang Berbunga; (c) Bunga; (d) Per-tumbuhan Propagul; (e) Akar Lutut; (f) Cabang dengan Propagul.

Ciri khas Bruguiera gymnorrhiza yang terdapat di Gili Sulat yaitu memiliki akar lutut yang menyebar 3-9 me-ter dari tumbuhan induk. Sebaran akar yang cukup luas ini menyebabkan tumbuhan lain tidak bisa tumbuh di sekitar po-hon induk, sehingga pada radius hingga 9 meter dari tumbu-han induk tersebut terbentuk ruang terbuka. Jarak antar indi-

Page 163: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

153MUHAMMAD SARJAN., dkk.

vidu pada zona yang ditumbuhi populasi murni Brugiera

gymnorrhiza ini cukup berjauhan. Ketika air pasang meng-genangi mangrove jenis ini, maka semua akar lutut terbenam dan ruang terbuka tersebut memungkinkan untuk dilalui per-ahu. Keuntungan yang didapat dari adanya ruang terbuka da-lam komunitas mangrove ini antara lain memudahkan bagi mereka yang ingin memasuki hutan mangrove (aktivitas pe-nelitian, praktikum, ekowisata) tidak terhalang dengan akar mangrove. Ketika air surut, akar lutut tampak dalam jumlah banyak menampilkan bentuknya yang indah dan khas yang tidak ditemukan pada tumbuhan lain yang hidup di darat. Ha-sil pengamatan menunjukkan bahwa ukuran akar lutut Bru-

guiera gymnorrhiza yang terdapat di Gili Sulat lebih besar dan lebih kokoh dibanding akar lutut jenis yang sama pada hutan mangrove tempat lain di Nusa Tenggara Barat. Kekhasan lain Bruguiera gymnorrhiza yang menar-ik untuk diamati adalah bunga dan propagul. Bunga jenis tumbuhan ini berwarna merah menyala. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis Bruguiera gymnorrhiza yang terdapat di Gili Sulat menghasilkan bunga paling banyak dibanding jenis yang sama di tempat lain di Nusa Tenggara Barat. Hal ini disebabkan karena populasi yang terdapat di Gili Sulat merupakan populasi jenis yang sejak lama telah tumbuh alami dan sampai saat ini tetap eksis dengan ukuran pohon besar. Pada masa berbunga (Januari-Maret), hampir setiap cabang menghasilkan bunga. Bunga berwarna mer-ah cerah dalam jumlah banyak yang bergelantungan pada cabang-cabang memiliki daya tarik tersendiri bagi yang mengamati. Propagul (buah) yang dihasilkan cukup banyak. Hipokotil berwarna hijau gelap sampai ungu. Sisa kelopak be-rukuran besar berwarna merah menyala yang masih melekat pada propagul menambah keindahan propagul yang menjadi ciri khas jenis ini. Buah yang tumbuh dalam jumlah banyak pada cabang-cabang Bruguiera gymnorrhiza di Gili Sulat sangat menarik untuk diamati dan dapat menjadi sumber

Page 164: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

154 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

benih yang penting untuk pengembangan jenis tersebut. b. Rhizophora mucronata Lam

Gambar 4.3

Rhizophora mucronata

Keterangan: (a) Habitus; (b) Cabang dengan Kuncup Bunga; (c) Bunga dan Kuncup Bunga; (d) Propagul; (e) Akar Tunjang; (f) Propagul pada Cabang.

Page 165: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

155MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Rhizophora

mucronata yang terdapat di Gili Sulat memiliki batang den-gan ukuran paling tinggi (ada yang sampai diatas 20 m) di Nusa Tenggara Barat. Tinggi batang tersebut berkorelasi dengan diameter batang yang juga cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa populasi jenis ini merupakan populasi yang masih utuh dengan umur pohon yang cukup tua. Data tersebut diperkuat oleh pengamatan kulit kayu yang menun-jukkan bahwa kulit kayu pohon Rhizophora mucronata yang berukuran besar berwarna hitam dengan retakan-retakan yang sangat jelas. Kulit kayu mangrove Rhizophora mu-

cronata yang masih berumur muda di Nusa Tenggara Barat tidak berwarna hitam, tetapi masih berwarna keabuan Pohon-pohon individu mangrove yang memiliki batang tinggi di Gili Sulat, umumnya memiliki jumlah daun yang jauh lebih sedikit dibanding dengan pohon yang lebih muda, namun buah pohon yang tua lebih banyak dibanding pohon yang lebih muda. Pada saat masa berbuah (Oktober-De-sember), propagul yang bergelantungan pada pohon-pohon menjulang tinggi sangat tampak jelas karena pohon induk tidak banyak daunnya. Pohon yang sedang berbuah tampak indah, propagul tampak seperti pensil yang bergantung dalam jumlah banyak yang apabila diterpa angin menampilkan ger-akan yang khas. Hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri atau atraksi khas bagi wisatawan yang berkunjung di komu-nitas mangrove. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ukuran akar tunjang (akar sangga) pada jenis Rhizophora mucronata

jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis yang sama pada komunitas mangrove di tempat lain di pulau Lombok. Hal ini disebabkan karena jenis yang terdapat di Gili Sulat telah menunjukkan pertumbuhan yang optimum (klimaks).

Page 166: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

156 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

c. Rhizophora stylosa Grif

Gambar 4.4

Rhizophora stylosa

Keterangan: (a) Habitus; (b) Cabang dengan Bunga; (c) Bunga dan Kun-cup Bunga; (d) Buah; (e) Akar tunjang; (f) Propagul.

Rhizophora stylosa merupakan salah satu jenis man-grove dari anggota suku Rhizophoraceae yang banyak ditemu-kan pada formasi paling depan pada komunitas mangrove di Gili Sulat. Individu-individu jenis tumbuhan tersebut membentuk populasi yang rapat dan padat, seringkali beru-pa tegakan murni Rhizophora stylosa.

Page 167: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

157MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Semua wilayah intertidal pada Gili Sulat yang ber-batasan langsung dengan laut dibatasi oleh tegakan Rhi-

zophora stylosa. Keberadaan populasi Rhizophora stylosa

yang sangat rapat dengan tutupan cukup tebal di formasi depan sangat penting bagi perlindungan pantai dari abrasi karena akar dan batang tumbuhan ini sangat cocok sebagai pemecah gelombang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tutupan vegetasi oleh jenis Rhizophora stylosa di Gili Su-lat merupakan contoh tutupan vegetasi paling luas pada je-nis yang sama di Nusa Tenggara Barat. Struktur arsitektur pohon yang cukup indah yang di-miliki Rhizophora stylosa memiliki nilai estetika tersendiri. Struktur tajuk Rhizophora stylosa yang mirip dengan Model

Attim menunjukkan nilai estetik yang khas.

d. Ceriops tagal C. B. Rob

Gambar 4.5

Ceriops tagal

Page 168: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

158 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Keterangan: (a) Habitus; (b) Cabang Berbunga; (c) Bunga; (d) Pertum-buhan Propagul; (e) Akar; (f) Propagul.

Pada komunitas mangrove di Nusa Tenggara Barat, Ceriops tagal merupakan tumbuhan mangrove yang sering ditemukan berasosiasi dengan Ceriops decandra dan dengan Avicennia marina, namun di Gili Sulat populasi jenis terse-but ada yang ditemukan dalam tegakan murni. Walaupun tegakan murni tersebut tidak terlalu tebal, namun keadaan ini dapat dikatakan khas untuk Ceriops tagal di Gili Sulat. Keberadaan jenis tumbuhan Ceriops tagal yang membentuk tegakan murni berada pada area tanah yang agak kering den-gan salinitas yang diduga cukup tinggi, karena lokasi tersebut berupa lekukan yang seringkali digenangi air laut yang kemudian mengering. e. Sonneratia alba J. Smith

Gambar 4.6

Sonneratia albae

Page 169: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

159MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Keterangan: (a) Habitus; (b) Cabang dengan Kuncup Bunga; ( c) Bun-ga; (d). Buah; (e) Bunga yang Telah Gugur Benangsarinya; (f) Akar Na-pas.

Sonneratia alba termasuk anggota suku Sonneratiace-

ae yang pada umumnya dengan ukuran diameter batang cuk-up besar. Hasil pengukuran diameter batang jenis Sonneratia

alba yang ditemukan di Gili Sulat, tercatat pohon dengan di-ameter 100 cm (1 meter). Ukuran tersebut merupakan ukuran terbesar yang pernah dicatat untuk diameter jenis yang sama pada kawasan hutan mangrove lainnya di pulau Lombok. Pertumbuhan alami pohon Sonneratia alba di Gili Sulat seringkali ditemukan dalam tegakan campuran yang berbeda dengan kebanyakan pertumbuhan jenis tersebut pada lokasi yang lain di pulau Lombok yang umumnya berupa tegakan murni. Dalam komunitas mangrove di Gili Sulat, Sonneratia alba seringkali membentuk tegakan campuran dengan Bruguiera gymnorrhiza dan Rhizophora mucronata.

f. Pemphis acidula Forst

Gambar 4.7

Pemphis acidula

Page 170: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

160 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Keterangan: (a) Tumbuhan Muda; (b) Cabang; (c) Bunga dan Buah pada Cabang; (d) Kuncup Bunga; (e) Buah dan Kuncup Bunga

Pemphis acidulua termasuk anggota suku Lythraceae yang menjadi mangrove komponen minor di Gili Sulat. Jenis tumbuhan ini dikelompokkan sebagai komponen minor kare-na ketidakmampuannya untuk membentuk komponen utama vegetasi yang menyolok, jarang membentuk tegakan murni dan hanya menempati tepian habitat (Tomlinson, 1986). Ber-beda dengan konsep tersebut, pada hutan mangrove di Gili Sulat komponen minor mangrove Pemphis acidula ditemu-kan membentuk tegakan murni. Walaupun tegakan vegetasi mangrove Pemphis acidula kurang mencolok, namun tega-kan yang dibentuk di tepian habitat mangrove di Gili Sulat cukup padat dan terus menginvasi pada habitat yang cocok. Kondisi eksisting Pemphis acidula yang membentuk tegakan murni merupakan salah satu ciri khas mangrove di Gili Sulat yang perlu dilestarikan keberadannya.

g. Avicennia marina (Forsk.) Vierh

Gambar 4.8

Avicennia marina

Page 171: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

161MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Keterangan: (a) Habitus; ( b) Ujung C abang; ( c) Bunga pada Cabang; (d) Buah pada Cabang; (e) Buah; (f) Akar Napas.

Avicennia marina merupakan tumbuhan mangrove anggota suku Avicenniaceae yang toleran terhadap salini-tas tinggi. Sebagai tumbuhan pioneer, Avicennia marina bi-asanya tumbuh pada formasi paling depan (lingkungan kadar garam tinggi) pada hutan mangrove.

Padang Lamun

Hasil pengamatan lapangan terhadap lamun di Gili Sulat, disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Nilai Penting Padang Lamun di Gili Sulat

Plot

Ke-

Jenis

Tumbuhan

Kerapatan

Relatif

Dominasi

Relatif

Frekuensi

Relatif

Nilai

Penting

1 Enhalus

acoroides

42,39 53,55 23,07 119,02

2 Thallassia

herpprichii

26,65 26,68 23,07 76,41

3 Cymodocea

rotundata

18,47 11,45 23,07 53,01

4 Syringodium

isoetifolium

10,05 7,16 23,07 40,29

5 Halophila

ovalis

2,42 1,14 7,69 11,26

Dari kelima spesies lamun yang ditemukan yak-ni Enhalus acoroides, Thallassia herpprichii, Cymodocea

rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis mas-ing-masing mempunyai indeks diversitas sebesar 0,057; 0,19; 0,41; 0,047; dan 0,034. Hasil pengamatan lapangan menun-jukan bahwa di Gii Sulat terdapat 2 jenis Lamun yang paling

Page 172: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

162 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dominan, yakni: Enhalus acoroides dan Cymodocea rotunda-

ta. Enhalus acoroides merupakan spesies lamun dengan tana-man yang kuat, daunnya panjang, permukaan daun halus, dan memiliki rhizoma yang tebal. Bunga yang besar dari bawah daun. Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih, den-gan sirkulasi air yang baik. Lamun Enhalus acoroides adalah salah satu jenis lamun di perairan Indonesia yang umumnya hidup di sedimen berpasir atau berlumpur dan daerah dengan bioturbasi tinggi. Kemampuan adaptasi Enhalus acoroides dengan lingkungan cukup baik, sehingga dapat beradaptasi dengan perairan yang keruh. Enhalus acoroides merupakan salah satu jenis lamun yang paling melimpah, mempunyai ukuran mor-fologi yang besar, tumbuh di substrat lumpur dapat tumbuh subur dan membentuk komunitas yang luas serupa dengan padang yang khas (monospesiik) ataupun seringkali tumbuh bersama dengan jenis lamun Thallasia hemprichii. Sebaran vertikal Enhalus acoroides secara horizontal membentuk hamparan padang yang luas dan secara vertikal dapat tumbuh mencapai kedalaman 25 m, sehingga Enhalus acoroides mer-upakan tempat naungan yang penting bagi ikan-ikan muda. Secara ekonomis buah Enhalus acoroides dapat dimanfaat-kan sebagai bahan makanan dan daunnya dapat dijadikan bahan kerajinan. Berdasarkan kondisi perairan pada Gili Sulat berlum-pur dan, keruh dan terdapat pecahan-pecahan karang maka sangat sesuai dengan karakteristik tempat hidup Enhalus

acoroides dan Cymodocea rotundata. Sehingga dari 16 plot hanya kedua spesies yang ditemukan Enhalus acoroides di temukan di semua plot yang ada sedangkan Cymodocea ro-

tundata hanya terdapat pada beberapa plot. Berdasrkan hasil perhitungan kerapatan dan kerimbunan relatif Enhalus

acoroides berturut-turut ialah 50% dan 44% sedangkan Cy-

modocea rotundata ialah 50% dan 56%. INP (nilai penting digunakan untuk menggambarkan kedudukan ekologis suatu

Page 173: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

163MUHAMMAD SARJAN., dkk.

jenis dalam komunitas. Berdasarkan kerapatan dan kerimbu-nan relatif diperoleh NP pada Enhalus acoroides dan Cymod-

ocea rotundata berturut-turut ialah 144% dan 156%. Hal ini menunjukkan bahwa Cymodocea rotundata lebih dominan dan lebih berperan dari pada Enhalus acoroides

Klasiikasi Lamun

a. Enhalus acoroides

Kingdom : Plantae

Divison : Angiospermae

Class : Liliopsida

Order : Hidrocharitales

Family : Hydrocharitaceae

Genus : Enhalus

Species : Enhalus acoroides

Gambar 4.9

Enhalus acoroides

Page 174: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

164 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

b. Cymodocea rotundata

Kingdom : Plantae

Division : Angiospermae

Class : Liliopsida

Order : Potamogetonales

Family : Potamogetonaceae

Genus : Cymodocea

Species :Cymodocea rotundata

Gambar 4.10

Cymodocea rotundata

Analisis vegetasi lamun bertujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi lamun di Gili Sulat. Analisis vegetasi lamun dilakukan dengan menggunakan metode kuadran persegi 2x2 meter dengan menggunakan lima plot, dilanjutkan dengan pengukuran presentase penutupan dan kerapatan lamun. La-mun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbe-nam di dalam laut. Tumbuhan ini mempunyai beberapa sifat

Page 175: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

165MUHAMMAD SARJAN., dkk.

yang memungkinkannya hidup di lingkungan laut yang mam-pu hidup di media air asin, mempunyai sistem perakaran yang kuat, mampu berkembangbiak dengan baik dalam keadaan terbenam. Seperti halnya rumput di darat, lamun mempu-nyai tunas daun yang tegak dan memiliki tangkai. Berbeda dengan tumbuhan laut lainnya (alga), lamun memiliki bun-ga dan menghasilkan biji. Lamun juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat–zat hara. Lamun tumbuh subur di Gili Sulat terutama di daerah terbuka, karena didukung oleh kondisi pantai dengan pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati, dengan kedalaman hingga 4 meter. Padang lamun terbentuk di dasar laut yang masih ditembusi cahaya matahari yang cukup untuk pertum-buhannya. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 22 jenis lamun. Di Indonesia ditemukan 12 jenis lamun dari 7 marga. Padang lamun hidup pada berbagai macam tipesubstrat, mu-lai dari lumpur, lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang. Kesesuaian substrat yang paling utama bagi perkembangan lamun ditandai dengan kandungan sedimen yang cukup. Semakin tipis substrat perairan menye-babkan kehidupan lamun yang tidak stabil, sebaliknya se-makin tebal substrat, lamun tumbuh subur yaitu berdaun pan-jang dan rimbun serta pengikatan dan penangkapan sedimen semakin tinggi. Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen mencakup dua hal, yaitu: a) Pelindung tanaman dari arus laut. b) Tempat pengolahan dan pemasok nutrient. Lamun habitatnya di laut dangkal, biasanya ber-fungsi sebagai tempat bersembunyi ikan-ikan kecil dan juga meredam gelombang air. Pertumbuhan lamun, distribusi dan pertumbuhan ekosistem padang lamun dipengaruhi oleh ke-cerahan, temperatur, salinitas, substrat, dan kecepatan arus (Dahuri, 2003). Secara ekologi, padang lamun mempunyai fungsi penting di daerah pesisir seperti: (1) merupakan sumber uta-

Page 176: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

166 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ma produktivitas primer; (2) merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme (dalam bentuk detritus) di perairan Gili Sulat; (3) Berfungsi menstabilkan dasar pantai karena formasi akarnya sangat kuat sehingga mampu menah-an hempasan dari badai topan dan sekaligus dapat melindun-gi banyak organisme. Dengan demikian itu, banyak organism terdapat di padang lamun untuk berlindung, tetapi hal ini tidak berhubungan dengan tingkatan makanan secara langsung; (4) lamun berperan juga sebagai tempat pembesaran bagi banyak spesies yang menghabiskan waktu dewasanya di lingkungan lain. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa pada kelima plot terdapat spesies lamun yang dominan, yakni: En-

halus acoroides (119,02), Thallassia herpprichii (76,41), dan Cymodocea rotundata (53,01). Enhalus acoroides merupakan tanaman lamun yang kuat, yang memiliki daun yang pan-jang dengan permukaan yang halus dan memiliki rhizoma yang tebal. Tumbuhan ini memiliki rhizoma yang ditumbuhi oleh rambut-rambut padat dan kaku dengan lebar lebih dari 1,5 cm, memiliki akar yang banyak dan bercabang dengan panjang antara 10-20 cm dan lebar 3-5 mm. Terdapat bunga yang besar dari bawah daun. Jenis Lamun ini di temukan dan tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan keruh, dapat membentuk jenis tunggal atau bahkan mendominasi komu-nitas padang lamun. Pada analisis presentase penutupan lamun, diketahui bahwa pada plot pertama 45%, pada plot kedua 50%, plot ke-tiga 55%, plot keempat 75% dan plot kelima 80%. Berdasar-kan hal tersebut dapat dikatakan bahwa presentase penutupan lamun di pantai Gili Sulat adalah baik. Semakin ke arah luar daerah pantai maka semakin sedikit persentase penutupan la-mun, dan sebaliknya semakin ke arah dalam daerah pantai (dekat mangrove) maka semakin besar persentase penut-upan lamun. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pertumbuhan mangrove yang baik dengan

Page 177: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

167MUHAMMAD SARJAN., dkk.

pertumbuhan lamun.

Terumbu Karang

Secara umum, terumbu karang di Gili Lawang dan Gili Sulat dalam kondisi ekologis yang jelek, dengan tutupan karang batu <30% (Gambar 4.11). Walaupun demikian se-cara relatif kondisi terumbu karang di kawasan ini masih merupakan salah satu yang terbaik dibandingkan dengan terumbu karang di kawasan lain di Pulau Lombok. Di Gili Lawang, kondisi terumbu karang termasuk buruk di bagian utara, sedangkan di bagian barat dan selatan kondisinya se-dang dan baik. Di Gili Sulat, kondisi terumbu karang jelek di bagian barat dan utara, tetapi kondisinya baik dan baik sekali di bagian selatan dan timur pulau. Gambar 4.11

Perbandingan Kondisi Terumbu Karang dari MetodeMantaTow di

Lima Pulau Mikro di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2013 (Lazuardi, 2013).

Page 178: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

168 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Baik di Gili Lawang maupun Gili Sulat, terumbu ka-rang banyak didominasi oleh kelimpahan karang Acropora

bercabang. Karang Acropora dapat menjadi indikator kuali-tas air, karena karang ini hanya tumbuh baik pada perairan yang cerah. Kecerahan air sangat penting dalam wisata selam dan snorkeling, sehingga keberadaan karang Acropora di tempat yang dalam (>10 meter) sangat meyakinkan untuk menunjukkan bahwa lokasi tersebut merupakan sangat baik untuk dijadikan tempat penyelaman wisata. Kualitas air yang jernih dengan kelimpahan karang yang relatif terbaik, seharusnya menjadikan Gili Lawang dan Gili Sulat sebagai tujuan utama wisata selam di Pulau Lom-bok. Hal ini tidak menjadi kenyataan karena kawasan penye-laman ini memiliki citra wisata yang jelek. Di masa lalu, ban-yak penyelam yang merasa tidak nyaman karena sering mendengar pengeboman ikan ketika sedang menyelam. Ge-taran bom di dalam air sangat kuat, sehingga menjadi an-caman terbesar terhadap wisata selam. Pengeboman ikan tersebut juga menjadi penyebab utama kerusakan terumbu karang di kawasan ini. Penge-boman ikan pernah menjadi metode penangkapan yang ban-ya kmenghasilkan uang pada tahun 1990-an di perairan Pulau Lombok. Pada tahun 2004-2005, pengeboman ikan dapat di-hilangkan dari Kecamatan Sambelia, dengan adanya komite pengelolaan perikanan laut dan awig-awig pengelolaan peri-kanan pesisir. Keberhasilan dalam menghilangkan penge-boman ikan tersebut terjadi setelah pengawasan dan peninda-kan pengeboman ikan dilakukan oleh masyarakat, bukan oleh pemerintah dan aparat penegak hukumnya. Masyarakat menindak pelaku pengeboman ikan berdasarkan aturan di da-lam awig-awig. Masyarakat bersedia melawan pengeboman ikan jika mendapat dukungan penuh dari pemerintah kabu-paten dan aparat keamanannya. Sayangnya, dukungan yang dibutuhkan tersebut tidakseperti yang diharapkan.

Page 179: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

169MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Pada tahun 2016, sekarang, terumbu karang di perai-ran Pulau Lombok mengalami peningkatan suhu air yang ek-strim sehingga menyebabkan karang memucat atau memutih (coral bleaching). Diperkirakan bahwa pemutihan karang terjadi dalam tingkat 50-60% di kawasan Gili Lawang dan Gili Sulat. Karang yang memutih sebagian telah mati dan di-tumbuhi oleh alga berbentuk ilamen. Pemutihan karang di kawasan ini lebih parah dibandingkan dengan pemutihan ka-rang yang juga terjadi tahun ini di kawasan Sekotong, Gili Matra dan Gili Petagan. Pemutihan karang yang parah juga pernah terjadi pada tahun 1998. Sekitar 90% karang mengalami kematian masal di kawasan perairan Gili Matra hingga Sekotong. Pemulihan karang terjadi sangat lambat, bahkan sebagian tidak mampu pulih kembali hingga sekarang. Pada saat itu, pemutihan karang di kawasan Gili Lawang-Gili Sulat mengalami pemutihan yang ringan dan mampu pulih den-gan sangat cepat. Lokasi terumbu karang yang berdamp-ingan dengan hutan mangrove yang lebat menyebabkan ka-rang hidup terlindungi oleh larutan tanin. Adanya tanin mengurangi penetrasi sinar ulraviolet yang menyebabkan karang memutih. Ada optimisme bahwa pemulihan karang yang sekarang memutih atau yang mati di Gili Sulat dan Gili Lawang berlangsung cepat. Kualitas air yang sangat baik dengan tingkat tekanan insani yang lebih rendah menjadi keunggulan terumbu karang di kawasan ini. Jenis Burung Gili Sulat

Jenis burung yang ditemukan selama penelitian ter-diri dari 11 jenis yang termasuk ke dalam 9 famili (Tabel 4.4). Kesebelas jenis burung tersebut ialah Todyrhampus

chloris, Todyrhampus sancta, Butorides striatus, Egretta

garzetta, Lalage sueurii, Merops ornatus, Linkmera lom-

bokia, Cinnyris jugularis, Actitis hypoleucos, Chlidonias hy-

Page 180: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

170 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

bridus, dan Zosterops palpebrosus. Butorides striatus, Egret-

ta garzetta, Actitis hypoleucos, dan Chlidonias hybridus

merupakan jenis burung yang dikategorikan ke dalam bu-rung air, sedangkan jenis burung yang lain dikategorikan sebagai burung darat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar (64%) burung yang ditemukan di Gili Sulat merupakan burung air, sedangkan sisanya (36%) mer-upakan jenis burung darat. Tabel 4.4

Jenis Burung yang Ditemukan di Kawasan Mangrove Gili Sulat

Nama

Family

Jenis Burung Status

PerlindunganNama

Latin

Nama

Indonesia

Alcedinidae

Todyrhampus

chloris

Cekakak Sungai

Tidak Dilind-ungi

Todyrhampus

sanctus

Cekakak Suci Dilindungi

Ardeidae

Butorides striatus Kokokan Laut Tidak Dilind-ungi

Egretta garzetta Kuntul Kecil Dilindungi

Campephagi-

dae

Lalage sueurii Kapasan Say-ap Putih

Endemik NT

MeropidaeMerops ornatus Kirik-kirik

AustraliaTidak Dilind-ungi

Nectarinidae

Linkmera lombokia Isap Madu Topi Sisik

Endemik NTB

Cinnyris jugularis Burung Madu Sriganti

Dilindungi

ScolopacidaeActitis hypoleucos Trinil Pantai Tidak Dilind-

ungi

SternidaeChlidonias hybridus Dara Laut

KumisDilindungi

ZosteropidaeZosterops palpe-

brosus

Kacamata Biasa

Tidak Dilind-ungi

Page 181: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

171MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Hasil penelitian pada Tabel 4.4 juga memberikan in-formasi bahwa jenis burung yang ditemukan di Gili Sulat apabila dilihat dari status perlindungan dan keendemikannya dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori. Ketiga kategori tersebut ialah jenis burung yang dilindungi, tidak dilindungi, dan jenis burung endemik. Jenis burung Todyrhampus sanc-

ta, Egretta garzetta, Actitis hypoleucos, Chlidonias hybridus,

dan Cinnyris jugularis merupakan jenis burung yang dilind-ungi. Jenis burung Todyrhampus chloris, Butorides striatus,

Merops ornatus, Actitis hypoleucos, dan Zosterops palpebro-

sus merupakan jenis burung yang tidak dilindungi. Semen-tara itu, Lalage sueurii dan Linkmera lombokia merupakan jenis burung endemik yang ditemukan di Gili Sulat. Lalage

sueurii merupakan jenis burung endemik Nusa Tenggara, se-dangkan Linkmera lombokia merupakan jenis burung ende-mik Nusa Tenggara Barat. Status perlindungan jenis burung yang ditemukan di Gili Sulat mengacu pada PP No. 7 tahun 1999, sedangkan status keendemikan burung yang ditemukan mengacu pada Coates dan Bishop (2000). Ditemukannya beberapa jenis bu-rung yang dilindungi dan berstatus sebagai burung endemik di Gili Sulat memberikan informasi bahwa kawasan man-grove Gili Sulat memberikan peranan dalam mempertah-ankan keberadaan beberapa jenis burung yang bernilai penting dalam konservasi. Karena itu, penetapan Gili Sulat sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak saja mem-berikan dampak terhadap upaya pelestarian lora fauna perai-ran semata, akan tetapi dapat memberikan dampak penting terhadap pengelolaan jenis burung yang menggunakan man-grove sebagai habitatnya. Terkait hal tersebut, seharusnya dapat diberikan pertimbangan untuk menjadikan Gili Sulat tidak hanya ditetapkan sebagai KKLD, akan tetapi dapat di-jadkan sebagai salah satu kawasan yang berperan penting da-lam melesatrikan beberapa jenis burung, terutama jenis bu-

Page 182: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

172 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

rung air yang dilindungi oleh undang- undang. Hal ini diperlukan karena dari 4 jenis burng air yang ditemukan di Gili Sulat, 3 jenis diantaranya (75%) merupakan jenis bu-rung air yang dilindungi. Status perlindungan terhadap jenis burung air yang ditemukan dalam penelitian, memiliki ke-miripan dengan status jenis burung air yang ditemukan oleh Hadiprayitno (2012) yang menemukan bahwa sebagian be-sar burung air yang ditemukan di Pulau Lombok merupakan jenis burung yang dilindungi undang-undang. Kelimpahan dan Indeks Keanekaragaman Jenis Burung Gili Sulat

Kelimpahan jenis burung yang ditemukan di Gili Su-lat menunjukkan variasi. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.5, diketahui bahwa Linkmera lombokia memiliki ke-limpahan relatif tertinggi (41.8%), diikuti secara berturut-turut oleh Zosterops palpebrosus (12.7%), Cinnyris jugularis

(9.1%), Todyrhampus sancta, dan Chlidonias hibridus mas-ing-masing 7.3%. Selanjutnya diikuti oleh Butorides striatus

dengan kelimpahan relatif sebesar 5.5%. Sementara itu Egret-

ta garzetta, Lalage sueurii, Merops ornatus, dan Actitis hy-

poleusos masing-masing memiliki kelimpahan relatif yang sama yaitu 2%. Jenis burng Todyrhampus chloris yang ada di Gili Sulat ditemukan memiliki kelimpahan relatif yang paling rendah yaitu 1.8%. Perbedaan kelimpahan tiap jenis burung yang ditemukan dalam penelitian ini memberikan dampak terhadap nilai indeks keanekaragaman jenis burung yang ada di Gili Sulat disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5

Kelimpahan dan Indeks Keanekaragaman Jenis Burung di Gili Sulat Lombok Timur

Page 183: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

173MUHAMMAD SARJAN., dkk.

No Jenis Burung Jumlah Kerlimpahan Pi 1n pi

Relatif %

1 Todyrhampus chloris 1 1,8 -0,073

2 Todyrhampus sanctus 4 7,3 -0,191

3 Butorides striatus 3 5,5 -0,159

4 Egretta garzetta 2 3,6 -0,121

5 Lalage sueurii 2 3,6 -0,121

6 Merops ornatus 2 3,6 -0,121

7 Linkmera lombokia 23 41,8 -0,365

8 Cinnyris jugularis 5 9,1 -0,218

9 Actitis hypoleucos 2 3,6 -0,121

10 Chlidonias hybridus 4 7,3 -0,191

11 Zosterops palpebro-

sus

7 12,7 0,262

H’ (Indeks Keanekar-

agaman)

1,940

Nilai H’ pada tabel 4.5 (1.940) apabila dikonversi ke dalam perolehan nilai H’ maksimum sebesar 2.398 dapat dikategorikan secara relatif bahwa indeks keanekaragaman jenis burng yang ditemkan di Gili Sulat termasuk ke dalam kateori sedang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu factor di antaranya ialah besarnya nilai kelimpah-an relatif burung Linkmera lombokia sebesar 41.8 yang ber-beda jauh dengan jenis burung yang lain. Perbedaan nilai ke-limpahan relatif ini memberikan pengaruh terhadap kemerataan jenis burung yang ada di Gili Surat sehingga memberikan kontribusi terhadap nilai indeks keanekarag-aman.ArthropodaHasil penelitian Arthropoda yang ada di ekosistem mangrove Gili Sulat dengan metode pitfall trap menunjukkan bahwa kekayaan spesiesnya (species rich-

ness) ada 1 jenis, yang didominasi oleh spesies Hypogas-

trura sp., Acheta sp. masing-masing dari ordo Hypogastru-ridae dan Grillidae, disajikan pada Tabel 4.6.

Page 184: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

174

P

EN

GEM

BA

NGA

N P

AR

IWIS

ATA

HA

LA

L D

I P

RO

VIN

SI N

USA

TE

NGG

AR

A B

AR

AT

Tabel 4.6

Jumlah Individu Arthropoda yang Tertangkap di Gili Sulat

No Nama Spesies Famili Jumlah Individu Serangga pada Pengambilan Sampel

Ke/Minggu

Jumlah

1 2 3 4 5 6

1 Ptenothrix

isecllataSminthuridae 18 8 15 4 30 20 95

2 Entomobrya

cingula

Entomobrydae 4 1 5 10 6 4 30

3 Folsomia octo-

culata

Isotomidae 15 7 4 2 6 7 41

4 Hypogastrura

armata

Hypogastruridae 30 11 21 16 63 41 182

5 Acheta sp Grillidae 19 48 32 20 12 4 135

6 Pheidole syth-

iesi

Formicidae 5 1 - - 1 - 7

7 Camponotus sp Formicidae - 1 2 - 1 - 4

Page 185: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

175

MU

HA

MM

AD

SA

RJA

N., dkk

.

8 Rhexidius sp Pselaphidae

coleoptera

- - 1 - 1 - 2

9 Parcoblata sp Blatidae - 1 - - - - 1

10 Dolichopus sp Dolichopidae

Diptera

- 1 2 - 1 - 4

11 Hylemya sp

Muscidae

-

- - - 2 - 2

12 Psoroptes sp Sarcoptidae

(acarina)

2 3 - 1 4 - 10

13 Anineus sp Araneidae 5 1 6 2 1 1 16

14 Clubiona sp Clubionidae 1 - 1 - - - 2

15 Palaemonetes

sp

Epicarida

(Udang)

1 2 3 4 3 1 14

16 Pagurus longi-

carpus

Pagurus 2 1 1 - 2 1 7

17 Uca sp. Ocypodidae 5 10 16 11 8 6 56

Jumlah 606

Frekuensi kehadiran arthropoda yang paling jarang ditemukan adalah Hylemia

Page 186: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

176 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

sp. dan Parcoblata sp. Hal tersebut sebagaimana disajikan

dalam gambar 4.12 berikut.

Gambar 4.12

Frekuensi Kehadiran Arthropoda di Gili Sula

Adapun Arthrpoda yang selalu ada di daerah ini ada-lah: Ptenothrix isecllata, Entomobrya cingula, Folsomia octoculata, Hypogastrura armata, Acheta sp, Anineus sp., Palaemonetes sp., dan Uca sp., seperti ditunjukkan pada Ta-bel 4.7.

Tabel 4.7

Frekuensi kehadiran Arthropoda di Lokasi penelitian Gili Sulat

NoNama

SpesiesFamili

Kehadiran Pada

Pengambilan Sampel

Ke

Presen-

tase Ke-

hadiran1 2 3 4 5 6

1

Pteno-

thrix

isecl-lata

Sminthu-

ridaev v v v v v 100

Page 187: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

177MUHAMMAD SARJAN., dkk.

2

Ento-

mo-

brya

cingu-

la

Entomo-

brydaev v v v v v 100

3

Fol-

somia

octoc-

ulata

Isotomi-

daev v v v v v 100

4

Hypo-

gastru-

ra

Hypogas-

truridaev v v v v v 100

5Acheta

spGrillidae v v v v v v 100

6

Phe-

idole

syth-

iesi

Formici-

daev v - - v - 50

7

Cam-

pono-

tus sp

Formici-

dae- v v - v - 50

8

Rhex-

idius

sp

Pse-

laphidae

(Coleop-

tera)

- - v - v - 33

9

Parco-

blata

sp

Blatidae - v - - - - 17

10

Doli-

chopus

sp

Doli-

chopidae

(Diptera)

- v v - v - 50

11

Hyle-

mya

sp

Muscidae - - - - v - 17

12

Pso-

roptes

sp

Sarcop-

tidae

(Acarina)

v v - v v - 67

Page 188: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

178 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

13Anine-

us sp

Aranei-

daev v v v v v 100

14Clubi-

ona sp

Clubioni-

daev - v - - - 33

15

Palae-

mone-

tes sp

Epicarida v v v v v v 100

16

Pa-gurus longi-carpus

Pagurus v v v - v v 83

17 Uca sp Ocypodi-

daev v v v v v 100

Rata-Rata 63%

Hasil penelitian serangga yang ada di mangrove Gili Sulat dengan menggunakan jaring serangga menunjukkan bahwa kekayaan spesies (species richness) serangga ada 6 jenis serangga, yang didominasi oleh spesies Bombus sepa-

rates, Iridomyrmex anceps dan Parcoblatta sp. masing-mas-ing dari ordo Hymenoptera dan Orthoptera (Tabel 4.8). Serangga-serangga ini membantu penyerbukan di tempat ini sekaligus mendapatkan polen untuk makanannya. Tabel 4.8

Hasil Tangkapan Serangga Pada Mangrove Gili Sulat

No Nama SeranggaHasil Pengambilan

(Penangkapan) Ke

Rata-Ra-

ta

1 Bombus separates (Bombi-

dae)

3 2 4 3

2 Iridomyrmex anceps (Formi-

cidae)

4 2 0 2

3 Tabanus lasioptalmus (Taba-

nidae)

1 1 1 1

Page 189: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

179MUHAMMAD SARJAN., dkk.

4 Minettia sp. (Lauxaniidae) 1 0 2 1

5 Drosophila sp (Drosophili-

dae)

0 2 1 1

6 Parcoblatta sp. (Blattidae) 2 2 2 2

Kondisi Lingkungan Fisik dan Kimia

Kondisi lingkungan isik dan kimia mangrove di daerah penelitian disajikan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9

Kondisi Lingkungan Fisik dan Kimia Mangrove

di Daerah Penelitian

No PARAMETERKadar Baku

Gili Sulat DiperbolehkanFISIKA

1 Bau Tidak Berbau ALAMI

2 Rasa Asin Asin

3 Warna (TCU) 20 ≤ 504 Kekeruhan (NTU) 0,9 0,9

5 Suhu (oC) 26,2 ± 20 ALAMI

KIMIA

1 pH 7,96 6 - 9

2 Salinitas (%) 2,93 ± 10 ALAMI

3 DO (mg/l) 6,52 -

4 BOD (mg/l) 6,42 ≤455 COD (mg/l) Log-

am90 ≤80

6 Hg (ml/l) TTD ≤0,067 Fe (mg/l) 0,04 -

8 Mn (mg/l) - -

Page 190: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

180 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

9 Pb (mg/l) TTD ≤0,07510 Cu (mg/l) TTD ≤0,0611 Al (mg/l) 016 -

Sumber: Data Primer yang Diolah

Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa kondisi perai-ran pantai di Gili Sulat Lombok Timur, dilihat dari kondi-si isik, kimia dan logam terlarut secara umum masih dalam keadaan baik, karena masih dalam batas toleransi yang diperbolehkan. Untuk itu, perlumeneruskan usaha-usaha yang lebih kondusif dari berbagai pihak untuk tetap komit-men menjaga keseimbangan lingkungan isik dan kimia eko-sistem pantai dan ekosistem mangrove di Lombok Timur. Panduan Lapangan Pengenalan Mangrove di Gili Sulat

Mangrove di Gili Sulat tumbuh dan berkembang sebagai suatu ekosistem alami dengan berbagai kondisi, kekhasan morfologi, isiologi, habitat, dan zonasinya telah membentuk suatu keseimbangan ekologi yang menyim-pan banyak potensi yang patut untuk diungkapkan, dipe-lajari, diteliti, dan dikembangkan sebagai sumber belajar, aset ekonomi, sosial dan aset budaya yang dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang.

Karakteristik Mangrove

Tabel 4.10

Pengelompokan Mangrove Berdasarkan Karakteristik Ekologis

Page 191: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

181MUHAMMAD SARJAN., dkk.

No Organ Karakteristik

1 Sistem Perakaran

Akar Napas (Pneumatophore)

Akar Tunjang (Stilt Root)

Akar Lutut (Knee Root) atau Akar Banir (Buttress Root)

Perakaran Biasa (Barely Root)

2

Buah

Vivipari Lengkap

Cryptovivipari

Nonvivipari

3

Habitat

Tergenang air laut 1-2 kali sehari

Cukup sering tergenang dan air laut

Jarang tergenang air laut namun salinitas tanah cukup tinggi

Sumber: Sugi (1985) dan Tomlinson, 1986

Manfaat Mangrove

Ekosistem mangrove di Gili Sulat merupakan sumber-daya alam yang dapat berpotensi meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat sekitarnya, dapat dilihat dari dua tingkatan, yaitu tingkat ekosistem mangrove secara keseluru-han dan tingkat komponen ekosistem. Sebagai ekosistem secara keseluruhan sebagai potensi untuk lahan pariwisata. Beberapa potensi ekosistem mangrove yang mer-upakan modal penting bagi tujuan rekreasi adalah:

1) Bentuk perakaran yang khas umum ditemukan pada beberapa jenis pohon mangrove, seperti akar tunjang (Rhizophora spp.), akar lutut (Bruguiera spp.), akar pasak (Sonneratia spp. dan Avicennia spp.), akar papan (Heritiera spp.), dan lain-lain.

2) Buahnya yang bersifat vivipar (buah berkecambah semasa masih menempel pada pohon) yang diper-lihatkan oleh beberapa jenis pohon mangrove, seperti jenis-jenis yang tergolong suku Rhizophoraceae.

Page 192: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

182 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

3) Adanya zonasi yang sering berbeda mulai dari ping-gir pantai sampai pedalaman (transisi dengan hutan rawa).

4) Berbagai jenis fauna dan lora yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove, dimana jenis fauna dan lora tersebut kadang-kadang jenis endemik bagi daerah yang bersangkutan.

5) Atraksi adat istiadat tradisional penduduk setempat yang berkaitan dengan sumberdaya mangrove.

6) Saat ini, nampaknya hutan-hutan mangrove yang dikelola secara rasional untuk pertambakan/tambak tumpangsari, penebangan, pembuatan garam, dan lain-lain bisa menarik para wisatawan.

Bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang dapat dikem-bangkan di hutan mangrove adalah berburu, hiking, me-mancing, berlayar, berenang, melihat atraksi berbagai sat-wa, fotograi, piknik, camping, melihat atraksi adat istiadat tradisional penduduk setempat, dan lain-lain.

Jenis Mangrove di Gili Sulat

Terdapat 8 spesies mangrove sejati dan 4 jenis man-grove semu di Gili Sulat. Perhatikan Gambar 4.13 dan co-cokanlah dengan mangrove yang ditemukan di mangrove Gili Sulat.

Page 193: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

183MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Gambar 4.13

Jenis-Jenis Mangrove di GiliSulat

Page 194: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

184 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KESIMPULAN

Dari kajian di atas, maka beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat sembilan jenis mangrove khas di Gili Sulat;

2. Pola pertumbuhan mangrove Gili Sulat masih bersifat alami;

3. Terbentuk pola zonasi dengan formasi secara linier, mulai dari lingkungan laut, terumbu karang, padang lamun, mangrove, ekotone, dan tresterial;

4. Pola zonasi mangrove Gili Sulat sangat khas, karena formasinya sangat berbeda dengan formasi zona man-grove di tempat lain;

5. Jenis lamun yang ditemukan adalah Enhalus acoroi-

des (119,02), Thallassia herpprichii (76,41), Cymo-

docea rotundata (53,01), Syringodium isoetifolium

(40,29), dan Halophila ovalis (11,26);

6. Pertumbuhan lamun dipengaruhi oleh kecerahan, temperatur, salinitas, substrat, dan kecepatan arus;

7. Delapan belas jenis arthropoda yang ditemukan dan delapan diantaranya selalu ditemukan selama peneli-tian serta tujuh jenis burung yang khas Gili Sulat;

8. Jenis burung yang ditemukan di Gili Sulat terdiri dari 11 jenis yang termasuk ke dalam 9 famili (2) Jenis bu-rung Linkmera lombokia memiliki kelimpahan relatif tertinggi (41.8%), sedangkan Todyrhampus chloris memiliki kelimpahan relatif terendah (1.8%), dan (3) Indeks keanekaragaman jenis burung di Gili Sulat 1.940 (secara relatif dapat dikategorikan se-

Page 195: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

185MUHAMMAD SARJAN., dkk.

dang). Beberapa jenis burung yang ditemukan di Gili Sulat berperan penting dalam konservasi karena sta-tusnya dilindungi undang-undang dan sebagai burung endemik. Karena itu, disamping Gili Sulat ditetapkan sebagai KKLD perlu juga direkomendasikan untuk dijadikan sebagai daerah penting untuk kehidupan burung (Important Bird Area/IBA) yang ada di Kabu-paten Lombok Timur

9. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (An-giospermae) yang hidup di perairan pantai yang dangkal dengan dasar yg berlumpur maupun berpa-sir. Pada plot ditemukan spesies Enhalus acoroides yang merupakan tanaman lamun yang kuat, memi-liki daun yang panjang dengan permukaan yang halus dan memiliki rhizoma yang tebal, persentase penut-upan lamun pada plot-plot adalah 45%, 50%, 55%, 75% dan 80%, dan persentase penutupan lamun di Gili Sulat ini menunjukkan keadaannya yang baik.

SARAN

Gili Sulat perlu dikelola dengan lebih baik agar ka-wasan ini dapat lestari dan dapat dimanfaatkan sebagai sum-ber referensi, sebagai sumber untuk menunjang ekowisata yang dapat membuka banyak alternatif usaha, sehingga pada akhirnya menambah pendapatan daerah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat di daerah Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.

REKOMENDASI

1. Kekhasan habitat, lora, dan fauna Gili Sulat sebagai aset yang dimiliki NTB perlu dijaga nilai konsevasi dan kelestariannya yang dapat dikembangkan menja-di ekowisata halal;

Page 196: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

186 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2. Gili Sulat ditetapkan sebagai KKLD perlu juga dire-komendasikan untuk dijadikan sebagai daerah pent-ing untuk kehidupan burung (Important Bird Area/IBA) yang ada di Kabupaten Lombok Timur untuk kepentingan ekowisata;

3. Rehabilitasi dan melengkapi fasilitas pos jaga yang ada di lokasi komunitas mangrove untuk kepentingan pelestarian dan ekowisata;

4. Penambahan panjang jembatan yang mengikuti pola jembatan yang sudah dibuat sebelumnya;

5. Menempatan tempat pembuangan sampah di sepan-jang jembatan;

6. Penulisan papan nama yang berisi luas, zonasi, dan distribusi jenis mangrove yang ada di Gili Sulat;

7. Penulisan papan nama yang berisi jenis burung yang teramati di Gili Sulat;

8. Pembentukan kelompok masyarakat pelestari man-grove Gili Sulat;

9. Pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat pele-stari mangrove Gili Sulat;

10. Penyusunan buku Mangrove Gili Sulat sebagai bahan bacaan dan referensi;

11. Penyusunan lelet ekosistem mangrove Gili Sulat;

12. Penyusunan buku petunjuk praktikum untuk kerja lapangan mahasiswa;

13. Penyusunan buku petunjuk lapangan sederhana bagi pengunjung umum;

Page 197: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

187MUHAMMAD SARJAN., dkk.

14. Regulasi dan awik-awik yang disempurnakan.

DAFTAR PUSTAKA

Agil Al Idrus, 2011. Keanekaragaman Serangga di Eko-

sistem Mangrove di Pantai Endok

Lombok Barat, Jurnal Oryza, Universitas

Mataram, Volume 1: 171-176.

Akbar, S. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelaja-

ran. Yogyakarta: Cipta Media.

Arief, 2007. Hutan Mangrove, Fungsi dan Manfaatnya. Yo-

gyakarta: Kanisius.

Aristo, 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Bengen, D.G., 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya

Alam Pesisir. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya

Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor.

Borg, W.R. & Gall, M.D., 2003. Educational Research: An

Introduction 4th Edition. London: Longman Inc.

Borror, 1994. Pengenalan Serangga. Jogjakarta: Gadjah

Mada University Press.

Cepi Riyana, 2004. Strategi Implementasi Teknologi Informasi

dan Komunikasi dengan Menerapkan Konsep In-

structional Technology. Jurnal Edutech, Band-

ung.

Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir

dan Lautan Secara Terpadu, Edisi Revisi. Jakarta:

Pradnya Paramita.

Page 198: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

188 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Idawaty, 1999. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan

Lansekap Hutan Mangrove Di Muara Sungai Cis-

adane, Kecamatan Teluk Naga, Jawa Barat. Tesis

Magister. Program Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor.

IUCN - The Word Conservation Union. 1993. Oil and Gas

Exploration and Production in

Mangrove Areas. IUCN. Gland, Switzerland.

Kaswadji, R., 2001. Keterkaitan Ekosistem di Dalam

Wilayah Pesisir. Sebagian Bahan Kuliah SPL. 727

(Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut). Fakultas

Perikanan dan Kelautan IPB Bogor.

Komalasari, K., 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep

dan Aplikasi. Bandung: Reika

Aditama.

Kusmana, C., 1995. Manajemen Hutan Mangrove Indonesia.

Laboratorium Ekologi Hutan. Jurusan Manajemen

Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogor.

Nurdin, M.S., 1997. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi

Aksara-PAU ITB.

Nybakken, J.W., 1993. Marine Biology: An Ecological Ap-

proach. (Ter) M. Eidman.

Jakarta: Gramedia.

Putra, 1994. Serangga di Sekitar Kita. Jogyakarta: Kanisius.

Rahmawaty, 2000. Keanekaragaman Serangga Tanah dan

Perannya Pada Komunitas Rhizophora spp. dan

Page 199: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

189MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Komunitas Ceriops Tagal di Taman Nasional

Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara. Tesis

Pasca Sarjana IPB Bogor.

Santoso, N., 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove.

Makalah Disampaikan pada Lokakarya Nasional

Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem

Laut Tahun 2000 di Jakarta.

Sugiarto, 2011. Landasan Pengembangan Bahan Ajar. Ma-

teri Workshop Penyusunan Buku Ajar bagi Dosen.

Politeknik Kesehatan Semarang.

Suhardjono, Y. R., 2000. Collembola Tanah: Peran dan Pen-

gelolaannya. Lokakarya Sehari Peran Taksonomi

dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Keanekarag-

aman Hayati di Indonesia. Depok.

Tarigan, D & Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran. Bandung:

Angkasa.

Tarumingkeng, R. C., 2000. Serangga dan Lingkungan.

www.tumoutou.net/serangga, diakses 16 Maret

2012.

Utami, SM, 2007. Studi Potensi Ekowisata pada Ekosisitem

Mangrove Sebagai Alternatif Pengelolaan Pesisir

di Rembang. http://www undip.ac..id/index pphp.

html., diakses 16 Maret 2015.

Sayuti R., Machsul Ch., Hadi, Y., 2014. Rencana Pemban-

gunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB

2013-2018. Bappeda NTB.

Page 200: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

190 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V

BIDANG EKONOMI

WISATA HALAL DAN INSTRUMEN PENDUKUNG

DI NUSA TENGGARA BARAT

TIM PENULIS:

Dr. Firmansyah

Prof. Mansyur Aii

Dr. Basuki Prayitno

Dr. Iwan Harsono

Dr. Siti Aisyah Hidayati

Dr. H. Muslihun

Page 201: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

191MUHAMMAD SARJAN., dkk.

PENDAHULUAN

Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat mendapat anuger-

ah sebagai World Best Halal Tourism dan World Best

Halal Honeymoon dalam perhelatan World Halal

Travel Summit 2015 di Abudabi. Pengakuan dunia terhadap

wisata halal Lombok sebagai dampak dari kareteristik pulau

Lombok yang dikenal sebagai pulau seribu masjid, makanan

halal, dan seterusnya.

Pariwisata syariah yang dikutip dari Duman (2011) diantaranya diungkapkan oleh Shakiry (2006) yang menya-takan bahwa konsep dari pariwisata islami tidaklah terbatas pada wisata religi, tetapi tetap mengacu pada segala bentuk kepariwisataan kecuali yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. Selain itu, Hassan (2007) berpandangan bahwa pariwisata islami dapat diartikan sebagai sebuah dimensi etika baru di bidang pariwisata. Hal tersebut berkaitan dengan nilai umum yang diteri-ma sebagai standar tinggi moralitas dan kesopanan, termasuk juga rasa penghormatan terhadap kepercayaan lokal dan tradisi setempat, serta kepedulian terhadap lingkungan. Ini merupa-kan sebuah cara pandang baru dalam kehidupan bermasyarakat dan berinteraksi sosial. Konsep pariwisata islami ini kemudi-an membawa kembali nilai-nilai ke pusat asalnya di mana pada saat sekarang ini konsumerisme merajalela dan semuan-ya telah tersedia untuk digunakan dan dihabiskan bahkan dengan cara yang paling egois sekalipun (Duman, 2011). Sungguh-pun pulau Lombok mendapat anugerah wisata halal dunia, tidak sedikit yang menanyakan sebenarn-ya konsep seperti apa yang dinilai dari wisata halal tersebut. Apakah benar pulau Lombok melekat dengan wisata halal sementara ciri kepariwisataan Lombok masih identik dengan wisata konvensional seperti Bali. Terlepas dari berbagai per-tanyaan dan keraguan publik akan realitas Lombok sebagai

Page 202: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

192 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

wisata halal, stigma atau anugrah wisata halal dapat menjadi image marketing bagi Pulau Lombok dalam menarik investasi dan wisatawan di Lombok khususnya dan NTB umumnya. Berbicara tentang pasar wisata halal, maka potensi wisata halal ini sangatlah besar dan merupakan salah satu seg-men pasar yang memiliki perkembangan yang paling cepat, bukan hanya di negara-negara muslim tapi juga secara glob-al. Pariwisata halal sangatlah menjanjikan karena wisatawan muslim (membelanjakan pendapatannya untuk berwisata) tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata global, bahkan nilainya dapat mencapai US $190 miliar pada tahun 2020 (Sureerat, et al, 2014). Determinasi wisata halal tentu sangat luas, di samp-ing membentuk kawasan (destinasi) bernuansa halal juga berkembang sebagai turunan bisnis pangan halal (halal

food), hotel dan restoran halal, lembaga keuangan syariah, pusat perbelanjaan halal, transaksi halal dan seterusnya. Sehingga, bila wisata halal berkembang pesat dan menja-di brand pulau Lombok maka kondisi itu akan mendorong tumbuh dan berkembangnya berbagai bisnis turunan ber-basis halal, artinya multiplier efek wisata halal terhadap ekonomi masyarakat akan ikut meluas. Atas dasar kebutuhan pengembangan wisata ha-lal yang menjadi image pulau Lombok tersebut, pemangku kepentingan perlu segera melakukan evaluasi terkait kesia-pan dan hal-hal lain yang dibutuhkan untuk mensukseskan konsep wisata halal tersebut. Kajian ini mencoba menelaah berbagai kebutuhan tersebut, yaitu secara mendalam melaku-kan pengkajian berbagai persiapan NTB sebagai wisata halal dan berbagai faktor pendukungnya. Kajian ini memberi informasi terkait bentuk kesia-pan NTB mendukung pulau Lombok sebagai Pusat Wisata Halal Dunia, serta memberi rekomendasi instrumen kebi-jakan yang perlu diambil untuk mendukung konsep wisata halal tersebut. Dengan tujuan terpetakannya berbagai bentuk

Page 203: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

193MUHAMMAD SARJAN., dkk.

kesiapan NTB dalam mendukung konsep pulau Lombok se-bagai wisata halal dunia dan mengesplorasi berbagai faktor pendukung konsep wisata halal tersebut. Pembahasan hanya difokuskan pada pengembangan wisata halal. Wisata halal akan mencakup di dalamnya desti-nasi halal, pangan halal, hotel dan restoran halal dan bebera-pa kegiatan berkaitan dengan wisata halal lain.Dari kajian ini diharapkan menghasilkan dokumen laporan berkaitan dengan konsep NTB dalam menjadikan Pulau Lombok sebagai ka-wasan wisata halal dunia. Di samping itu, dokumen dilengkapi dengan berbagai faktor yang perlu disiapkan untuk mendukung pulau Lombok sebagai wisata halal dunia tersebut. STUDI KEPARIWISATAAN SECARA UMUM

Studi mengenai kepariwisataan pada dasarnya mer-upakan studi tentang rasionalisasi perilaku manusia atau hu-

man behaviour. Hal tersebut merupakan tindakan integrasi rasional, di mana fenomena wisatawan dimasukan ke dalam lingkungan pengetahuan rasional (Bichler dan Schmiderer, 2009). Sebagai sebuah perilaku, berwisata merupakan nalu-ri alamiah yang dimiliki oleh manusia yang pada hakikatn-ya selalu ingin melakukan perjalanan. Perkembangan yang kemudian bergerak secara dinamis dalam kepariwisataan mendorong para ahli untuk melakukan kajian-kajian tentang kepariwisataan termasuk dalam memberikan deinisi terh-adap kepariwisataan tersebut. Dalam penelitian ini deini-si-deinisi yang digunakan akan mengacu pada deinisi yang telah banyak menjadi rujukan peneliti sebelumnya termasuk juga yang telah dijelaskan di dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Secara historis konsep pertama dari tourism adalah tourist kemudian berkembang hingga diinisi tourism sendi-ri. Konsep tourist muncul dalam kamus dan tourism lahir dari lingkungan akademisi. Deinisi resmi dari tourist dapat

Page 204: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

194 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ditemukan pada tahun 1937 di League of Nation (LoN) un-tuk membantu pembangunan sistem statistika internasional. Tourist diartikan sebagai setiap orang yang bepergian dalam jangka waktu 24 jam atau lebih di negara selain tempat orang tersebut tinggal atau menetap (Cunha, 2014). Tapi dalam perkembangannya istilah tourist yang banyak digunakan da-lam statistik tersebut terus mengalami perubahan hingga saat ini yang disepakati bersama dalam dunia internasional yang di maksud dengan tourist adalah pengunjung yang mengi-nap setidaknya satu malam disebuah penginapan umum atau pribadi di tempat atau negara yang dikunjungi (United Na-tion, 1994).

Dalam dunia internasional setidaknya ada beberapa komponen pokok yang secara umum di sepakati di dalam batasan pariwisata (United Nation,1994), yaitu:

1. Traveler, yaitu orang yang melakukan perjala-nan antar dua atau lebih lokasi.

2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjala-nan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanannya bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan, atau penghidupan di tempat tujuan.

3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang meng-habiskan waktu paling tidak satu malam (24 jam) di daerah yang dikunjungi.

Dalam pendekatan yang sangat sederhana, tourism atau pariwisata adalah apa yang pengunjung atau wisatawan laku-kan, hal ini tersirat dalam deinisi yang dikeluarkan oleh PBB yang mengidentiikasikan pariwisata dengan aktiitas orang yang sedang bepergian. Tetapi, dalam hal ini akan terjadi ke-

Page 205: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

195MUHAMMAD SARJAN., dkk.

bingungan dalam menentukan objek pariwisata dengan sub-jeknya, karena hal itu akan sama dengan menolak pariwisata sebagai suatu sistem, seperti yang diungkapkan oleh Kaspar (1976), Leiper (1979), Baud-Bovy dan Lawson (1998), Gun (1994), Laine (1989), dan Go (1998) dan yang lainnya. Deinisi pertama dari pariwisata dikeluarkan tahun 1910 oleh seorang ekonom berkebangsaan Austria Herman von Schullern zu Schrattenhofen (Bernecker, 1965). Ia men-yatakan bahwa pariwisata adalah kumpulan semua fenom-ena, terutama yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, yang dihasilkan dari kedatangan pihak lain, tinggal dan keberangkatan dari wisatawan disebuah lokasi tertentu, provinsi atau negara dan akibatnya secara langsung ber-kaitan satu dengan yang lainnya. Selain itu, Hunziker dan Krapf (1942) menyatakan bahwa pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan fenom-ena yang dihasilkan dari perjalanan dan tinggal seseorang di luar tempat mereka biasa tinggal, asalkan perjalanan dan pen-galaman tersebut tidak digunakan untuk keperluan komersil dan menguntungkan baik yang bersifat tetap maupun semen-tara. Dari deinisi tersebut kita dapat menarik 4 hal, yaitu:

1. Pariwisata dalah keseluruhan hubungan dan fenome-na yang tidak dibuat secara jelas.

2. Membutuhkan perpindahan dari kediaman semula ke suatu lokasi tertentu.

3. Tidak ditujukan untuk keperluan komersil atau aktif-itas yang berbayar.

4. Didalamnya termasuk siapapun yang ada di suatu wilayah baik penduduk atau tidak dan disetiap desti-nasi atau tujuan.

Deinisi pariwisata yang lebih lengkap dan terperin-ci mencakup keseluruhan aspek dari pariwisata disampaikan

Page 206: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

196 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

oleh Licinio Cunha (2014) yang menyatakan bahwa pariwisata adalah serangkaian aktiitas yang dilakukan oleh pengunjung yang didasarkan atas kepindahan (sementara) mereka, terma-suk di dalamnya berbagai macam kegiatan dan sarana yang mereka persiapkan sendiri, fasilitas yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka, berbagai fenomena dan hubun-gan yang dihasilkan dari semua hal di atas. Menurut UU No 10 tahun 2009 deinisi wisata dan pari-wisata berbeda dengan kepariwisataan. Wisata adalah kegia-tan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelom-pok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu semen-tara. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daer-ah. Sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi ser-ta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan mas-yarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerin-tah Daerah, dan pengusaha.

APA ITU WISATA HALAL

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep wisata halal

menjadi sangat populer dan berkembang pesat dalam industri

kepariwisataan. Secara umum konsep wisata halal atau wisa-

ta syariah tidaklah berbeda dengan wisata pada umumnya,

hanya saja wisata syariah tidak terlepas dari pemenuhan ke-

butuhan yang memenuhi ketentuan nilai-nilai Islam, seperti

misalnya dalam hal penginapan, makanan, dan minuman.

Beberapa deinisi tentang pariwisata syariah yang dikutip dari Duman (2011) diantaranya diungkapkan oleh

Shakiry (2006) yang menyatakan bahwa konsep dari pari-

Page 207: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

197MUHAMMAD SARJAN., dkk.

wisata Islami tidaklah terbatas pada wisata religi, tetapi tetap

mengacu pada segala bentuk kepariwisataan kecuali yang

bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. Selain itu, Hassan

(2007) berpandangan bahwa pariwisata islami dapat diarti-

kan sebagai sebuah dimensi etika baru dibidang pariwisata.

Hal tersebut berkaitan dengan nilai umum yang diterima se-

bagai standard tinggi moralitas dan kesopanan, termasuk juga

rasa penghormatan terhadap kepercayaan lokal dan tradisi se-

tempat, serta kepedulian terhadap lingkungan. Ini merupakan

sebuah cara pandang baru dalam kehidupan bermasyarakat

dan berinteraksi sosial. Konsep pariwisata islami ini kemu-

dian membawa kembali nilai-nilai ke pusat asalnya di mana

pada saat sekarang ini konsumerisme merajalela dan semuan-

ya telah tersedia untuk digunakan dan dihabiskan bahkan

dengan cara yang paling egois sekalipun (Duman, 2011).

Objek dalam pariwisata syariah dapat berupa: wisa-

ta alam, wisata budaya, wisata buatan yang dibingkai dalam

nilai-nilai islam. Adanya nilai-nilai Islam yang melekat terse-

but menjadikan para wisatawan dalam melakukan kagiatan

wisata disamping memperoleh kesenangan yang bersifat

duniawi, juga mendapatkan kesenangan yang sejalan dengan

nilai-nilai yang selaras dan seiring dengan tujuan dijalankan-

nya syari’ah, yaitu memelihara kesejahteraan manusia yang

mencakup perlindungan terhadap keimanan, kehidupan, akal,

keturunan, dan harta benda. Dengan demikian, dalam pari-

wisata syariah meletakkan prinsip yang ada harus didasarkan

pada tujuan untuk meningkatkan semangat keagamaan dengan

cara yang menghibur. keadaan tersebut menjadi sangat ber-

beda manakala wisatawan melakukan kegiatan wisata yang

konvensional maupun wisata religi (Priyadi, dkk., 2015).

Ketiga jenis kegiatan pariwisata tersebut meskipun

berbeda, tidak berarti saling meniadakan dan saling meng-

hilangkan satu sama lain. wisata konvensional dan religi

pada prinsipnya dapat mendukung terselenggaranya wisata

Page 208: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

198

P

EN

GEM

BA

NGA

N P

AR

IWIS

ATA

HA

LA

L D

I P

RO

VIN

SI N

USA

TE

NGG

AR

A B

AR

AT

syariah, sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah hukum islam. Secara singkat, Riyanto (2012)

melakukan komparasi pariwisata konvensional, pariwisata religi, dan pariwisata syariah seperti yang tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 5.1

Perbandingan Pariwisata Konvensional, Religi, dan Syariah

No Item Per-bandingan

Konvensional Religi Syariah

1 Obyek Alam, budaya, herit-age, kuliner, dll.

Tempat ibadah, pening-galan sejarah

Semuanya

2 Tujuan Menghibur Meningkatkan Spiritual-itas

Meningkatkan spirit religi-usitas dengan menghibur

3 Target Menyentuh kepuasan dan kesenangan yang bedimensi nafsu, un-tuk menghibur sema-ta.

aspek spiritual me-nenangkan jiwa, men-cari ketentraman batin semata.

Memenuhi keinginan dan kesenangan serta menum-buhkan kesadaran beraga-ma.

Page 209: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

199

MU

HA

MM

AD

SA

RJA

N., dkk

.

4 Guide Memahami dan men-guasai informasi se-hingga bisa menarik wisatawan terhadap obyek wisata.

Menguasai sejarah tokoh dan lokasi yang menjadi obyek wisata.

Membuat turis te tarik pada obyek dan membangkitkan spirit religiusitas. Mamp menjelaskan fungsi dan peransyariah dalam mem-bentuk kebahagiaan dan kepuasan batin

5 F a s i l i t a s Ibadah

Sekadar perlengkapan Sekadar perlengkapan Menjadi bagian yang men-yatu dengan objek pariwisa-ta, ritual peribadatan men-jadi bagian paket hiburan.

6 Kuliner Umum Umum Spesiik halal

7 Relasi den-gan masyar-akat

komplementer dansemata-mata menge-jarkeuntungan

komplementer dansemata-mata mengejarkeuntungan

terintegrasi, interaksiberdasar prinsip-prinsipsyariah.

8 Agenda Per-jalanan

Mengabaikan Waktu Peduli waktu perjalanan Memperhatikan waktu

Sumber: Riyanto (2012)

Page 210: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

200 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Dari tabel 5.1 di atas dapat dilihat perbandingan bagi masing-masing jenis kegiatan wisata baik konvensional, re-ligi maupun syariah. Dalam kaitannya dengan perencanaan konsep wisata syariah, maka ketiga jenis konsep wisata terse-but sebenarnya saling berkaitan.

DETERMINASI BISNIS DALAM ISLAM

Menurut El Massah (2015), beberapa determi-nasi bisnis yang ada dalam Islam antara lain:

a. Makanan dan minuman halal;

b. Lembaga keuangan Islam termasuk di dalamnya bisnis perbankan, asuransi dan investasi;

c. Fashion muslim yang diatur oleh ketentuan cara ber-paikan yang islami;

d. Destinasi wisata Muslim harus menjamin pemenuhan kebutuhan wisatawan Muslim yang tidak bertentan-gan dengan prinsip-prinsip Islam;

e. Seni, entertainment dan media yang dikonsumsi mus-lim harus mengikuti standar moral yang tinggi yang tidak bertentangan dengan ketentuan Allah SWT;

f. Penggunaan asas-asas halal baik dalam obat-obatan

maupun kosmetika

WISATA HALAL DAN INSTRUMENNYA

Menurut Taufan Rahmadi, Tim Ahli Pariwisata Kemen-terian Pariwisata yang diwawancarai penulis bahwa NTB telah suskes membuat brending wisata halal di NTB. Saatnya bagi seluruh stock holder di NTB untuk memanfaatkan branding itu

Page 211: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

201MUHAMMAD SARJAN., dkk.

untuk pengembangan wisata berbasis halal dan membangun bisnis atau usaha lain yang juga berbasis halal dalam upaya peningkatan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Infrastruktur Pendukung

Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu indikator pembangunan daerah dan juga merupa-kan salah satu faktor pendorong produktivitas daerah. Tanpa adanya dukungan infrastruktur yang memadai, aksesabili-tas dan konektivitas antar wilayah tentu menjadi terhambat. Karakteristik infrastruktur yang dibutuhkan antara daerah yang satu tentu akan berbeda dengan daerah yang lainnya, tergantung dari ciri geograis daerah yang bersangkutan. Untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan karakteristik kepulauan, membutuhkan biaya pembangunan lebih besar untuk membangun infrastruktur penunjang seperti trans-portasi dan energi (Bappenas, 2015). Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi pemerintah daerah untuk terus melakukan pembangunan infrastruktur di NTB. Beberapa indikator seperti interkoneksi trasportasi da-rat menunjukkan posisi NTB yang relatif cukup baik di tingkat nasional. Berdasarkan asumsi adanya korelasi antara tingkat kerapatan jalan dengan tingkat pendapatan perkapita, menun-jukkan NTB berada pada posisi empat belas (14) nasional. Indikator tersebut menunjukkan semakin tinggi pendapatan perkapita wilayah tersebut maka semakin tinggi pula kera-patan jalannya. Selain itu, secara kualitas, kondisi jalan di NTB relatif baik ditunjukkan dengan panjang jalan beraspal yang mencapai 81% pada tahun 2012, dan terus mengalami peningkatan tiap tahunnya hal tersebut menunjukkan daya dukung jalan untuk pergerakan barang relatif baik. Untuk tingkat kemantapan, pada tahun 2014, jalan nasional mencapai 99,67% sedangkan jalan provinsi tingkat kemantapannya baru mencapai 67,56% dan masih termasuk

Page 212: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

202 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

rendah untuk tingkat nasional. Begitu juga dengan jalan ka-bupaten, pada tahun 2014, tingkat kemantapannya baru men-capai 55,77%, berbanding terbalik dengan kemantapan jalan di kota yang mencapai 82,27%. Hal tersebut menunjukkan, pembangunan infrastruktur terutama jalan raya masih hanya berkisar di daerah perkotaan dan belum menyentuh ke daer-ah kabupaten yang lain. Selain jalan raya, infrastruktur lain pendorong pro-duktivitas daerah adalah jaringan listrik. Dalam kasus di NTB, ketersediaan listrik menjadi masalah tersendiri yang penyelesaiannya membutuhkan jalan yang cukup panjang. Sebagai daerah dengan target percepatan pembangunan tinggi, ternyata masalah listrik masih menjadi permasala-han serius. Infrastruktur listrik membutuhkan penanganan yang cepat namun juga terukur, karena kebutuhan akan lis-trik tiap tahunnya terus meningkat seiring dengan pesatnya pertumbuhan pembangunan perumahan, pusat perbelanjaan, hotel dan rumah sakit. Listrik yang masih sering mati juga menjadi masalah serius di NTB dan sering menjadi keluhan sebagian besar masyarakat. Selain itu, rasio elektriikasi di Provinsi NTB tahun 2014 masih di bawah 100%, lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 81,70%. Rasio elektriikasi merupakan perbandingan jumlah rumah tangga yang berlistrik dan jumlah keseluruhan rumah tangga (RUPTL PLN 2015-2024). Rasio elektriikasi ini menggambarkan tingkat ketersediaan energi listrik untuk masyarakat. Terbatasnya pasokan listrik di NTB menyebab-kan terjadinya pemadaman bergilir yang mengakibatkan ter-ganggunya kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Selain indikator di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah infrastruktur pariwisata. Sebagai daerah yang dikaruni-ai alam yang mempesona, Provinsi NTB memiliki berbagai macam objek wisata, baik wisata alam seperti pantai, gunung , air terjun, hutan, selain itu juga terdapat wisata seni dan bu-daya tradisional, wisata peninggalan sejarah, desa tradisional

Page 213: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

203MUHAMMAD SARJAN., dkk.

dan masih banyak lagi yang lainnya. Potensi pariwisata yang sangat besar tersebut tidak berarti apabila tidak diikuti dengan pembangunan infrastruktur yang memadai bagi wisatawan. Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor ekonomi yang potensial dan terus berkembang di NTB perlu mendapa-tkan perhatian lebih dari pemerintah. Pembangunan in-frastruktur pada destinasi wisata harus menjadi prioritas. Perkembangan dan upaya serius dari pemerintah memang telah ditunjukkan dalam beberapa tahun terakhir, seperti pembangunan port penyeberangan dari Lombok ke tiga gili (Gili Air, Meno, dan Trawangan), perbaikan akses menuju lo-kasi wisata strategis seperti misalnya jalan menuju Sekotong, daerah Pantai Kuta, dan daerah wisata lainnya. Namun tentu semua itu masih belum cukup karena beberapa infrastruktur dasar seperti pelabuhan di tiap gili maupun pelabuhan menu-ju pulau wisata lainnya belum memadai begitu juga dengan ketersediaan listrik dan aliran air bersih bagi hotel masih sering menjadi masalah di lapangan. Selain itu, dibeberapa destinasi wisata pada umumnya belum menyediakan toilet yang memadai dan layak bagi wisatawan. Bahkan beberapa tempat wisata yang populer dikalangan wisatawan baik do-mestik maupun mancanegara memiliki kualitas toilet atau ru-ang ganti yang sangat memperihatinkan, hal tersebut bahkan sering menjadi keluhan wisatawan.

Best practice Halal Tourism Practise

Di Rusia, sebagian hotel menunjang wisatawan muslim, seperti misalnya penyediaan musholla atau mas-jid di hotel, penyediaan Alquran, penunjuk kiblat, sajadah, di khusus 20 kamar hotel seperti yang dilakukan jaringan Aerostar Hotel di Moskow. Jaringan Aerostar Hotel ini juga merupakan salah satu hotel yang telah memiliki sertiikat ha-lal untuk dapur hotelnya.

Page 214: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

204 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Selain di Moskow, di Filipina juga terdapat banyak hotel yang muslim friendly, seperti Fairmont Makati dan Rales Makati yang fasilitas hotelnya hampir serupa dengan Aerostar Hotel di Moskow. Karena menurut hasil penelitian, muslim friendly hotel merupakan salah satu faktor yang pal-ing penting untuk menarik minat wisatawan muslim. Di Jepang, untuk mengakomodasi keperluan ibadah turis muslim, strategi yang dilakukan pemerintah jepang ada-lah menyediakan tempat ibadah khusus (Mushola) di airport atau bandara dan memperbanyak jaringan restoran halal. Seperi di Kansai International Airport, telah disediakan tiga ruangan khusus untuk beribadah wisatawan muslim. Ruang ibadah tersebut dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Saat ini 15 restoran halal telah dipersiapkan pemerintah den-gan promosi “pork free and alcohol free menus”. Selain di Kansai, Narita Airport dan Haneda International Airport telah membuka ruang beribadah atau Musholla pada tahun 2014. Selain itu, disediakan juga pemandu wisata muslim, yang khusus ditujukan untuk wisatawan sehingga mampu men-jelaskan setiap lokasi tempat ibadah dan restoran halal. Cara yang lebih kreatif digunakan oleh Thailand, se-bagai negara non muslim tentu mencari lokasi restoran halal dan tempat ibadah lebih sulit, jadi disediakan aplikasi smart-phone untuk membantu wisatawan muslim. Aplikasi terse-but membantu wisatawan menemukan restoran halal, mas-jid atau mushola, hotel yang menyediakan fasilitas muslim, waktu ibadah, arah kiblat dan sebagainya. Aplikasi tersebut bisa didapatkan di OS Android maupun IOS Apple bahkan tersedia menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Arab. Yang terbaru sekarang adalah full holiday service yang mengacu pada nilai-nilai Islam yang sering disebut den-gan ‘Halal Holiday’ atau ‘Muslim Friendly Holiday’. Di da-lamnya termasuk penyediaan halal resort maupun hotel yang hanya menyediakan makanan halal tanpa adanya minuman beralkohol, selain itu fasilitas spa dan kolam renang yang

Page 215: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

205MUHAMMAD SARJAN., dkk.

memisahkan wanita dan laki-laki, untuk wisatawan keluarga juga disediakan area khusus. Selain itu, terdapat Islamic Her-

itage Tours yang ditujukan untuk turis yang ingin mengek-splorasi sejarah dan kebudayaan Islam, kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islam, seperti pengajian berbahasa Inggris, pembacaan Al-Quran dan sebagainya.

NTB Mempersiapkan Wisata Halal

Secara umum potensi wisata syariah sangatlah be-sar dan merupakan salah satu segmen pasar yang memili-ki perkembangan yang paling cepat, bukan hanya di nega-ra-negara muslim tapi juga secara global. Pariwisata syariah sangatlah menjanjikan karena wisatawan muslim (membe-lanjakan pendapatannya untuk berwisata) tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata global, bahkan nilainya dapat mencapai US $190 miliar pada tahun 2020 (Sureerat, Ora-phan, Jirapa, Pingpis, dan Sudrat, 2014). Dalam kaitannya dengan wisata syariah, saat ini pe-merintah Provinsi NTB menjadikan model pariwisata syariah sebagai salah satu marketing strategy untuk menarik wisa-tawan domestik maupun mancanegara terutama wisatawan muslim. Bahkan, dalam acara World Halal Travel Award

2015 di Uni Emirat Arab (UEA)pada tahun 2015, Pulau Lombok mendapatkan dua penghargaan internasional secara bersamaan yaitu sebagai World’s Best Halal Tourism Desti-

nantion dan World’s Best Halal Honeymoon Destinantion.

Kedua penghargaan tersebut didapatkan dalam rangkaian acara World Halal Travel Summit 2015 yang bertempat di The Emirates Palace Ballroom, Abu Dhabi, pada 20 Oktober 2015.

a. Regulasi Pendukung

Kedua penghargaan di atas semakin meningkatkan kepercayaan diri pemerintah dan masyarakat NTB untuk

Page 216: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

206 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

mengusung wisata halal sebagai salah satu konsep wisata andalan. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah daer-ah melalui Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2015, telah mengeluarkan serangkaian ketentuan mengenai wisata halal. Seiring dengan semakin mendesaknya payung hukum yang lebih tinggi maka pada tanggal 21 Juni 2016 lahirlah Pera-turan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pariwisata Halal. Adanya Perda wisata halal ini, semakin memperkuat wisa-ta halal NTB. Selain itu, saat ini Provinsi NTB merupakan pelopor perda wisata halal di Indonesia.

Bagan 5.1

Dasar Hukum Pelaksanaan Wisata Halal

b. Percepatan Sertiikasi Halal

Branding pulau Lombok sebagai destinasi wisata ha-lal telah dilakukan oleh berbagai pihak dan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu pemerintah daerah Provinsi NTB bersama-sama dengan pihak industri dan pengusaha melaku-kan sharing pendanaan untuk sertiikasi halal di MUI NTB. Dana stimulan sebesar 1,4 milyar rupiah dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mendukung sertiikasi halal baik untuk unit usaha makanan, restoran, dan sebagainya. Besa-ran sharing pendanaan ini tergantung dari jenis usahanya dan

Page 217: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

207MUHAMMAD SARJAN., dkk.

skala usaha industri tersebut. Sampai saat ini, tidak kurang dari 200 unit usaha telah disertiikasi oleh MUI. Contohn-ya, 18 tenant dan tempat makan yang ada di Bandara Inter-nasional Lombok saat ini telah tersertiikasi halal, sehingga tidak ada satupun tempat makan yang ada di dalam bandara yang belum bersertiikat halal. Selain restoran dan tempat makan, pemerintah beker-jasama dengan MUI juga terus mengupayakan percepatan sertiikasi halal untuk ressort dan city hotel. Jumlah hotel yang akan disertiikasi oleh MUI kurang lebih sebanyak 118 hotel. Hotel Santosa dan Novotel merupakan pilot project untuk didorong membuka halal services yang berbasis ressort, se-dangkan untuk city hotel yang didorong sebagai pilot project

hotel yang bersertiikat halal adalah Hotel Shantika. Untuk usaha makanan, terutama makanan olahan, pe-merintah juga mendorong pengusaha untuk segera melakukan sertiikasi halal bagi produknya. Karena, diakui oleh pemer-intah, industri makanan olahan terutama yang diperuntukkan bagi wisatawan khususnya wisatawan muslim sangat mem-perhatikan label halal pada produk makanan. Oleh karena itu, pemerintah provinsi bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengupayakan percepatan sertiikasi halal bagi industri makanan tersebut, salah satunya yaitu dengan bantuan bagi pengusaha untuk mengakses dana stimulan sert-iikasi halal. Namun demikian, menurut seorang pelaku usaha pro-duk lokal yang diwawancarai oleh peneliti, bahwa kesiapan yang dilakukan belum sepenuhnya maksimal. Salah satunya masih belum maksimalnya infrastruktur pendukung wisata ha-lal tersebut. Di samping itu, sosialisasi produk halal juga belum maksimal dilakukan. Menurut pengusaha ini, dalam melaku-kan sosialisasi atau berbicara tentang wisata halal yang dida-lamnya terdapat bisnis atau produk halal tidak hanya dilaku-kan oleh SKPD namun harus menggandeng pengusaha. Lebih jauh, narasumber mengatakan wisata halal perlu

Page 218: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

208 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

secara spesiik diperuntukkan terhadap produk-produk UKM/IKM yang merupakan kontain lokal NTB. Harapannya, IKM dan UKM yang difokuskan untuk mengembangkan produk halal dapat dibantu pengembangan bisnisnya. Prinsipnya pe-merintah dan pelaku usaha perlu duduk bersama untuk mene-tapkan produk dan jenis bisnis yang diangkat sebagai produk halal kemudian selanjutnya produk itu menjadi branding bagi NTB. Dengan demikian, branding wisata halal juga diikuti oleh branding produk halal, demikian seterusya. Pemerintah daerah melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Pariwisata Halal, pada pasal 27 menyebut-kan bahwa pembiayaan untuk pengelolaan pariwisata halal oleh pemerintah daerah dianggarkan pada APBD. Hal tersebut ten-tu merupakan salah satu cara agar setiap kabupaten/kota yang ada di NTB menganggarkan dana secukupnya sebagai bagian dari dukungan untuk membangun pariwisata halal NTB. Walaupun bukan satu-satunya, persoalan pangan ada-lah yang paling dominan yang dibicarakan terkait halal dalam Islam. Sehingga, bila bicara destinasi halal maka penting diper-hatikan sejauh mana entitas pangan halal tersedia. Sebagai masyarakat yang jumlah muslimnya mayoritas, kehalalan ba-han makanan di NTB tentu tidak diragukan lagi. Namun, bila bicara halal tentu bukan hanya persoalan bahan dasar pembuatan, tapi berkaitan juga dengan proses. Pangan halal harus memiliki higenitas tinggi, tidak mengand-ung bahan baku berbahaya dan seterusnya. Berdasar kebutu-han itu, sertiikasi terhadap hotel dan restoran halal tentu tidak saja makanan tapi juga dapur, alat-alat yang digunakan dan seterusnya. Di sini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk menyelesaikan sertiikasi halal bagi restoran di NTB. Secara syariat halal diartikan makanan yang diijink-an atau diperbolehkan untuk dikonsumsi (Samori, Ishak, & Kassan, 2014; Shah Alam & Mohamed Sayuti, 2011). Dalam konteks syariah, pada prinsipnya semua boleh dimakan (ha-lal), selama tidak ada dalil yang melarangnya (Shah Alam &

Page 219: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

209MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Mohamed Sayuti, 2011). Makanan halal dalam konteks ini tidak saja halal dari bahan baku namun juga baik (Toyib) da-lam konteks pengolahan. Sehingga ketika kata halal melekat pada suatu makanan, implikasinya:

1. Makanan itu terjamin kehalalan bahan baku, yaitu bukan dari daging babi, hewan hidup dua alam, dari darah, alkohol dan seterusnya.

2. Terjamin higenitasnya dan terjamin manusia yang mengkonsumsi tidak akan terganggu kesehatannya.

Dengan demikian, konsep makanan halal memberi ketenangan terhadap konsumen secara keseluruhan tidak saja seorang muslim. Kata halal memberi kepastian bagi non-muslim bahwa mereka tengah mengkonsumsi produk yang sehat, bersih dan tidak berbahaya bagi kesehatannya. Sumber makanan halal sebenarnya terkoneksi dengan poten-si yang dimiliki NTB dengan program PIJAR. Sebagai con-toh, NTB menjadi salah satu pemasok terbesar sapi nasional, sehingga NTB sangat berpeluang menjadi sumber pemasok daging halal baik di Indonesia maupun luar negeri. Investasi ini harus terus didorong dan dicarikan pemilik modal yang tertarik untuk berbisnis di sektor ini.

Kesiapan Destinasi Wisata Halal

Menurut penjelasan dari H. L. M. Faozal selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB dalam se-buah pertemuan, mazhab wisata halal NTB berpatokan pada Hilal-1 sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh MUI. Di mana paling tidak destinasi wisata harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Tersedia fasilitas yang layak untuk bersuci;

Page 220: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

210 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2. Tersedia fasilitas yang memudahkan untuk beribadah;

3. Tersedia makanan dan minuman halal;

4. Fasilitas dan suasana yang aman, nyaman, dan kon-dusif untuk keluarga dan bisnis;

5. Terjaga kebersihan sanitasi dan lingkungan.

Ketentuan yang ditetapkan oleh MUI tersebut ditin-daklanjuti oleh pemerintah dengan menetapkan 20 destinasi wisata halal yang menerapkan Hilal-1. Di 20 destinasi wisata tersebut telah disiapkan fasilitas untuk memenuhi lima kebu-tuhan wisata muslim di atas. Seperti yang diketahui, kewenan-gan pengelolaan destinasi wisata sebenarnya berada ditangan pemerintah kabupaten/kota, tapi karena program percepatan pembangunan wisata halal ini harus terus didorong maka pemprov juga menempatkan tenaga kebersihan pada 20 des-tinasi wisata yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tenaga kebersihan tersebut di-hire oleh Pemprov untuk membantu menjaga kebersihan destinasi wisata. Hal yang tidak kalah menarik adalah akan digu-nakannya sebagian lahan di Mandalika Resort sebagai loka-si wisata halal. Sebagaimana dijelaskan oleh Kadis Budpar NTB, bahwa dari 1200 hektar luas lokasi Mandalika Resort, pemerintah daerah telah meminta 250 hektar kepada ITDC selaku operator kawasan Mandalika untuk digunakan se-bagai lokasi wisata halal. Sebagai pulau seribu masjid, pulau Lombok meny-impan potensi wisata halal yang sangat besar. Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa konsep wisata halal ini masih baru bagi masyarakat dan penggiat usaha pariwisata di NTB. Oleh karena itu masih banyak masyarakat yang mempertanyakan apakah dengan dikembangkannya wisata halal maka wisa-ta konvensional yang selama ini telah menghidupi Provinsi NTB bahkan salah satu leading sector akan mulai tergerus

Page 221: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

211MUHAMMAD SARJAN., dkk.

dan bahkan ditinggalkan pemerintah. Hal tersebut telah dibantah oleh Pemprov melalui Kadis Budpar NTB H. L. M. Faozal, menyatakan bahwa pengalaman selama beberapa ta-hun ini antara wisata halal dan konvensional tidaklah saling menjatuhkan satu sama lain, bahkan berjalan beriringan. Hal tersebut dikarenakan pilihan mazhab Hilal-1 yang diambil pemerintah, karena untuk Hilal-2 terasa masih sulit dilaku-kan dengan kondisi sosial dan demograi di NTB yang masih sangat beragam. Namun, pengalaman dari beberapa destina-si wisata yang telah menggunakan standar wisata halal tidak terjadi penurunan kunjungan wisatawan baik domestik mau-pun mancanegara. Selain itu, pelaksanaan standarisasi hotel syari dibeberapa city hotel dan resort juga tidak menganggu atau mengurangi jumlah occupancy di hotel tersebut, bahkan sebaliknya meningkatkan jumlah occupancy hotel karena meningkatnya kunjungan wisatwan muslim baik domestik maupun mancanegara, seperti dari Arab Saudi, UEA, Turki, Malaysia dan lain-lain.

Lembaga Keuangan Syariah

Salah satu instrumen penting dalam pengemban-gan wisata halal adalah pengembangan keuangan berbasis halal. Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, brand wisa-ta halal perlu juga didukung oleh brand lain, salah satunya brand keuangan syariah. Artinya, NTB perlu didorong untuk dikenal masyarakat luas bahwa NTB adalah sebagai pusat sistem keuangan halal di Indonesia. Salah satu instrumen penting adalah BPR (Bank Per-kreditan Rakyat) sebagai bank yang melayani aspek mikro di daerah. NTB perlu didorong untuk tumbuh dan berkem-bangnya BPR syariah dan bank-bank syariah lainnya. Ada beberapa alasan pentingnya keberadaan Bank BPR Syariah bagi pembangunan ekonomi NTB ke depan, yaitu: dilihat dari pertumbuhan transaksi keuangan syariah di NTB, ber-

Page 222: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

212 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

kaitan dengan penguatan identitias daerah, dalam rangka mensukseskan pengentasan kemiskinan dan juga momentum dan peluang perekonomian di NTB ke depan. Dari data Bank Indonesia, triwulan II 2015 pembiayaan syariah yang disalurkan Bank-bank Syariah di Provinsi NTB adalah Rp. 1, 94 triliun, tumbuh sebesar 5,51 persen dari tahun sebelumnya (yoy). Walaupun pergerakan pembiayaan bank Syariah mengalami perlambatan dibanding kuartal I, perlam-batan juga dialami bank konvensional, namun pertumbuhan transaksi Bank Syariah cukup baik. Secara dominan, transaksi syariah diintermediasi oleh bank-bank umum, yang merupakan anak perusahaan bank kon-vensional ternama di tanah air, seperti BNI Syariah, BRI Sya-riah, Mandiri Syariah dan lain-lain, juga bank pertama murni syariah yaitu Bank Muamalat. Kontribusi Bank Perkreditan Rakyat syariah tentu tidak terlalu besar perannya, salah satu bank BPR syariah di NTB adalah Bank BPR Dinnar Asri. Dengan konversi BPR NTB ke dalam BPR Syariah maka memperluas jangkauan transaksi syariah yang ada di NTB. BPR NTB dengan puluhan kantor cabang yang tersebar di NTB akan menjadi BPR Syariah terbesar di NTB bahkan mungkin secara nasional. Dengan demikian, peluang pem-bangunan ekonomi berbasis keadilan (syariah) menjadi lebih menjangkau sampai pada masyarakat kecil, di desa mapun di perkotaan. Menurut akademisi sekaligus pengusaha, Azis Ba-gies yang diwawancarai peneliti, mengharapkan pengem-bangan bisnis halal di NTB didorong dengan penerapan sistem pembiayaan muqayyadah, yaitu akad yang dilakukan oleh pemilik modal untuk usaha yang ditentukan oleh pemi-lik modal, nisbah bagi hasil disepekati antara dua pihak se-dangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal. Dengan demikian, pemilik modal memberi modal pada pelaku usa-ha untuk berbisnis dengan uangnya itu. Menurut Azis Bagies perlu diperbaiki sistem transaksi

Page 223: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

213MUHAMMAD SARJAN., dkk.

syariah yang ada sehingga benar-benar sesuai sistem syariah yang disyaratkan agama. Beliau menganggap bahwa pelaksa-naan transaksi dengan bank syariah belum sepenuhnya sesuai prinsip-prinsip syariah. Bank-bank pemerintah yang dikon-versi menjadi bank syariah adalah bank yang diharapkan dapat menjalankan sistem syariah dengan baik mengingat pemiliknya adalah pemerintah daerah. Bila ini diupayakan, maka pelaku usaha muslim meyakini bahwa NTB benar-be-nar menerapkan sistem keuangan berbasis syariah untuk mendukung wisata halal.

Rumah Sakit Islam

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mening-katkan citra atau branding pulau Lombok sebagai destinasai wisata halal adalah dengan pembangunan Rumah Sakit Islam. Sebenarnya, Lombok memiliki beberapa rumah sakit Islam, salah satunya adalah di Kota Mataram yaitu Rumah Sakit Is-lam Siti Hajar Mataram. Namun sampai dengan saat ini, rumah sakit Islam belum menjadi pilihan utama baik bagi wisatawan muslim yang datang ke Lombok maupun warga muslim di Lombok sendiri. Kedepannya diharapkan rumah sakit Islam berbenah dengan lebih mengedepankan Halal branded hospi-

tal and medical facilities sebagai salah satu produk dari medical

tourism baik untuk pasien muslim yang berkunjung ke Lom-bok maupun masyarakat Lombok sendiri. Salah satu tujuan utama pembangunan rumah sakit Islam yaitu untuk memfokuskan diri dalam ‘menjual’ Halal

branded hospital dimana aturan-aturan Syariah dilaksanakan dalam pelayanannya. Selain itu, seperti yang diketahui mas-yarakat muslim memiliki beberapa sensitiitas, sehingga dibutuhkan pendekatan yang berbeda seperti sertiikasi un-tuk rumah sakit, fasilistas kesehatan, alat-alat kesehatan dan obat-obatan. Selain itu, beberapa pasien muslim terlebih

Page 224: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

214 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

wisatawan muslim dari negara-negara timur tengah terk-adang menginginkan pelayanan yang lebih exclusive. Salah satu negara yang saat ini serius membangun branding Halal

medical tourism adalah India. Bahkan di Chennai, India, ter-dapat rumah sakit pertama yang mendapatkan sertiikat halal untuk medical hospital facility.

Modal Sosial Masyarakat

Dalam pengembangan ekonomi suatu kawasan, baik dengan konsep pengembangan ekonomi secara konvensional maupun dengan ekonomi syariah, modal sosial dalam mas-yarakat mutlak diperlukan. Bisnis akan mampu ditekan biaya ekonomi dan social ketika modal sosial terpelihara baik di suatu daerah. Menurut Putnam modal sosial terdiri dari trust (kepercayaan), value (nilai-nilai) dan juga network (jaringan). Modal sosial yang tinggi dalam masyarakat ditandai dengan tingginya saling percaya antar masyarakat, punya nilai-nilai kearifan yang terus terpelihara baik dan punya jaringan luas antar mereka. Berbeda dengan modal isik dan modal manu-sia, modal sosial harus adanya interaksi sosial.

Bagan 5.2

Modal Sosial

Membangun bisnis tentu ada interaksi antara mas-yarakat dengan pelaku usaha, pelaku usaha dengan pemer-

Page 225: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

215MUHAMMAD SARJAN., dkk.

intah dan juga pemerintah dengan masyarakat. Bila pola interaksi ini tidak dilandasi saling percaya (trust) maka pem-bangunan bisnis tidak berjalan sesuai yang diharapkan, yang ada menimbulkan kecurigaan. Dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pihak lain maka perlu:

1. Ada tata aturan, atau road map yang jelas akan peren-canaan kawasan;

2. Ruang-ruang yang bisa dimasuki (dalam mencari nafkah) masyarakat sekitar sehingga perlu dipetakan determinasi bisnis yang bisa dimasuki masyarakat di setiap lini umur, pendidikan, jenis kelamin dan seter-usnya;

3. Adanya tahapan-tahapan (progress) yang jelas dalam pembangunan destinasi;

4. Serta selalu melibatkan masyarakat dalam proses per-encanaan dan pembangunan destinasi tersebut.

Ketika masyarakat saling percaya di antara mereka maka proses pembangunan destinasi menjadi lebih mudah, masyarakat akan merasa saling memiliki dan bertanggung jawab atas kemananan dan kenyamanan kawasan destinasi. Masyarakat tidak bisa dianggap sebagai penonton saja adan-ya pembangunan entitas bisnis dalam lingkungan mereka. Demikian pula dengan nilai-nilai yang merupakan pengatur tata kehidupan masyarakat. Ketika nilai-nilai masih terpelihara baik maka masyarakat akan menyelesaikan per-soalan dengan cara-cara baik, misalnya dengan musyawarah dan mufakat. Nilai-nilai dalam konteks ini adalah nilai-nilai agama, nilai-nilai budaya dan kemasyarakatan. Ada beberapa upaya yang sudah dilakukan pemerin-tah dalam meningkatkan sadar wisata, salah satunya dengan membentuk kelompok-kelompok sadar wisata. Kelompok

Page 226: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

216 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ini harus terus dioptimalkan perannya sebagai penjaga mod-al sosial dalam masyarakat. Pembentukan modal sosial tidak bisa dianggap faktor kurang penting dalam pengembangan kepariwisataan, sehingga menjadi program yang tidak prior-itas dibandingkan dengan program pembangunan isik dan manusia. Modal sosial tercipta ketika:

1. Masyarakat mendapat manfaat dari kegiatan kepari-wisataan di wilayahnya. Sehingga pemerintah perlu melakukan eksplorasi pekerjaan-pekerjaan macam apa yang bisa dikontribusikan oleh masyarakat lo-kal. Masyarakat tidak saja menjadi penonton akan hinggar bingar kehidupan pariwisata di wilayahnya tanpa mampu mengambil manfaat.

2. Nilai-nilai agama dan kearifan lokal dihidupkan kembali sebagai instrumen hukum yang tidak terli-hat dan mengatur tata kehidupan masyarakat sekitar dalam berinteraksi dengan tamu.

3. Terciptanya pola hubungan harmonis dan adil dalam jaringan bisnis diantara pelaku-pelaku bisnis di ka-wasan wisata. Perilaku pragmatis, yang ingin meraih untung dalam jangka pendek dan sebesar-besarnya akan merusak keharmonisan itu.

4. Tersediannya aparat yang selalu melayani kelu-han-keluahan masyarakat dalam setiap persoalan hukum dan ketertiban di kawasan. Sehingga muncul rasa saling percaya (trust) masyarakat terhadap pe-mangku kebijakan.

Ketika modal sosial ini eksis, kehidupan masyarakat di kawasan wisata akan dibungkus oleh nilai-nilai sehingga selalu harmonis, tidak ada kekerasan di dalamnya, dibentuk oleh trust saling percaya antar masyarakat dengan pemerin-

Page 227: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

217MUHAMMAD SARJAN., dkk.

tah, masyarakat dengan pengusaha, masyarakat dengan wisa-tawan dan seluruh komponen yang ada dalam kawasan terse-but.

Mengentaskan Kemiskinan Berbasis Wisata Halal

Salah satu penyebab terjadinya kriminalitas di kawasan pariwisata adalah masih tingginya pengangguran dan angka kemiskinan dalam masyarakat. Ketika melihat peluang untuk mendapat keuntungan dari setiap aksi pariwisata, bagi sebagian orang memberi inspirasi untuk mendapat keuntungan tersebut dengan berbagai cara, salah satunya dengan merampok wisa-tawan bahkan dengan cara-cara kekerasan yang sadis. Hara-pan wisatawan yang ingin mendapat kenyamanan berubah menjadi bencana yang menyakitkan. Tentu persoalan ini bu-kanlah persoalan sederhana dan berpotensi merusak program pariwisata halal yang dicanangkan pemerintah daerah saat ini. Salah satu target pemerintah provinsi saat ini ada-lah penurunan angka kemiskinan sebesar 2 persen pertahun. Beberapa kalangan yang meragukan efektiitas upaya terse-but, mengingat sejarah NTB berat sekali menurunkan ang-ka kemiskinan bahkan 1 persen pertahun. Penurunan angka 2 persen dianggap projek irasional, karena faktor penyebab kemiskinan banyak ditentukan secara eksternal (di luar ken-dali) pemeritah daerah, seperti kenaikan harga BBM, listr-ik, kurs rupiah yang melemah dan seterusnya. Namun demikian, ketika ada penguatan secara in-ternal melebihi daya goncangan (shock) dari luar maka penurunan angka kemiskinan 2 persen bukan hal mustahil. Salah satu penguatan itu adalah dengan transaksi berbasis keadilan (Syariah) ditengah-tengah masyarakat miskin, BPR NTB dengan daya jangkau yang sangat luas akan mendorong upaya pemerintah menurunkan angka kemiskinan itu. Den-gan memperluas kapasitas pembiayaan usaha masyarakat dan

Page 228: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

218 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

penciptaan lapangan kerja.

Momentum dan Peluang

Suksesnya penerapan transaksi syariah sangat terkait dengan ketaatan masyarakat akan perintah agama. Semakin tinggi kesadaran akan nilai-nilai agama maka semakin tinggi masyarakat menerapkan praktek-praktek transaksi syariah. Masyarakat kita dikenal sebagai masyarakat yang religious, sehingga menjadi peluang yang baik untuk pengembangan BPR syariah. Namun, demikian masyarakat perlu diberi pencerahan akan produk-produk syariah itu dan berb-agai keuntungan di dalamnya. Dengan ditetapkannya Lombok sebagai tujuan wisata dan bulan madu halal terbaik maka ke depan diprediksikan akan tumbuhan usaha-usaha turunan berbasis halal (syari-ah) dalam menopang destinasi halal tersebut. Katakanlah usaha makanan halal (restoran), hotel halal dan jasa ber-bentuk syariah lainnya, di mana ketika berbicara halal maka semua unsur dalam pembangunan entitas bisnis dari hulu sampai hilir, dari bahan baku, proses sampai hasil akhir ha-rus terjamin kehalalanya. Salah satu bagian dari proses itu dengan transaksi keuangan halal (syariah), maka disinilah ruang bagi perbankan syariah dipilih sebagai sumber pem-biayaan usaha di lingkungan syariah. Islamic Development Bank (IsDB) diharapkan akan menjadi mitra bisnis BPR Syariah NTB ke depan. Berdasar-kan visi dari IsDB yaitu untuk memajukan ekonomi Islam maka BPR Syariah berpeluang mengisi visi itu di provinsi NTB. Dengan kedekatan emosional Bapak Gubernur dengan Timur Tengah karena beliau alumni di sana, akan menjadi jalan bagi IsDB membiayai atau bekerja sama dengan BPR Syariah. Tidak saja sampai di situ, diharapkan investor yang menjadi mitra IsDB mau melirik NTB untuk membangun

Page 229: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

219MUHAMMAD SARJAN., dkk.

bisnis di NTB. Pemprov akan meng-follow up dengan meny-usun proposal investasi syariah di NTB yang akan ditujukan pada IsDB dan investor Islam. Ketika berbicara pengembangan transaksi syariah tidak terlepas dari berbagai persoalan atau tantangan yang menghadang, ada beberapa persoalan yang perlu menjadi perhatian:

1. Masih banyaknya sistem ijon yang menawarkan kemudahan bagi masyarakat. Sehingga, masyarakat mengabaikan bertransaksi dengan perbankan, leb-ih-lebih dengan bank syariah. Sehingga pekerjaan utama BPR syariah adalah menyederhanakan berb-agai aplikasi transaksi yang mudah dimengerti mas-yarakat luas.

2. Produk-produk syariah masih kurang dipahami masyarakat. Dalam konteks ini BPR Syariah perlu melakukan promosi (iklan) besar-besaran.

3. Ada anggapan operasional bank syariah sama saja dengan bank konvensional bahkan lebih buruk. Pe-mahaman ini perlu diluruskan, perbankan syariah tidak dinilai dari hasil akhir namun kehalalan dalam proses.

4. Keinginan mencari rente pelaku bisnis masih men-dominasi, padahal dalam sistem syariah paling utama adalah saling tolong menolong.

Faktor Penentu Pariwisata Hala

Konsumen muslim adalah salah satu segmen pasar yang pertumbuhannya paling cepat dan tidak mungkin dapat diabaikan oleh pasar dan operator pariwisata (Battour et al,

Page 230: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

220 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2014). Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Econ-

omy report (Reuters, 2015), pasar global untuk wisatawan muslim tidak kurang dari $140 milyar pada tahun 2013 yang merepresentasikan 11.5% dari global expenditure dan terus meningkat setiap tahunnya. Potensi tersebut disadari oleh ban-yak negara bahkan negara yang mayoritas non-muslim pun berlomba-lomba untuk berinovasi menarik wisatawan muslim dunia, seperti yang tergambar pada best practise di atas. Berangkat dari potensi yang besar tersebut dan sema-kin kompetitifnya persaingan industri pariwisata halal di tiap negara maka pada tahun 2011 CrescentRating yang berpusat di Turki, mempublikasikan hasil penelitiannya yang pertama kali mengenai 10 Muslim friendly holiday destinatios. Tiap tahunnya, daftar negara yang dianalisa terus meningkat dan sampai dengan tahun 2014 telah mengcover tidak kurang dari 60 destinasi. Pada tahun 2015 CrescenRating mempub-likasikan hasil analisa terbarunya yang dituangkan ke dalam Global Muslim Travel Index (GMTI). Dari hasil GMTI 2015, negara yang menduduki per-ingkat pertama adalah Malaysia, berturut-turut kemudian ada-lah Turki, UAE, Arab Saudi, Qatar dan Indonesia berada di peringkat keenam. Prestasi yang gemilang ditunjukkan oleh Malaysia dengan menduduki ranking pertama selama 5 tahun berturut. Kajian GMTI 2015 didasarkan pada beberapa metr-ik atau kriteria dan perbandingan data antar negara. Kriteria tersebut membantu destinasi dan seluruh pihak yang berkaitan dengan pariwisata halal untuk meningkatkan pelayanan dan bagaimana menarik wisatawan muslim. GMTI 2015 terdiri dari 9 kriteria yang terbagi ke dalam 3 area yang menentukan penilaian dalam penelitian. Untuk mengetahui faktor penentu pariwisata halal, maka penelitian ini akan menganalisa kondisi pariwisata halal di Pulau Lombok menggunakan rujukan dari kriteria GMTI 2015. Gambaran GMTI matrik dapat dilihat pada gambar di bawah.

Page 231: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

221MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Bagan 5.3

GMTI 2015 Metrics

Sumber: Global Muslim Travel Index, 2015

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa ada 3 area yang diberikan penilaian, 40 persen pertama adalah kecocokan se-bagai destinasi liburan, family iendly, dan keamanan. 40 persen kedua adalah pelayanan yang Muslim iendly dan ket-ersediaan fasilitas bagi muslim di destinasi wisata. Serta 20 persen terakhir adalah kesadaran akan halal dan kemudahan bagi Muslim di destinasi wisata. Dari 3 area tersebut kemudi-an dibagi ke dalam 9 kriteria seperti di atas. Kriteria pertama adalah jumlah kunjungan wisatawan muslim. Dari data yang diperoleh, 10-15 persen okupansi ho-tel yang ada di seluruh pulau Lombok terisi oleh wisatawan

40%

40%

20%

Page 232: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

222 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

asal Timur Tengah. Namun demikian, sampai saat ini jumlah wisatawan muslim khususnya Timur Tengah masih dalam proses pendataan. Provinsi NTB perlu menargetkan kunjun-gan wisatawan asal Timur Tengah sesuai distandarkan dari total kunjungan 3 juta wisatawan yang ditargetkan. Harapan-nya pendataan jumlah kunjungan wisatawan perlu lebih aku-rat. Ketiadaan data pasti mengenai jumlah wisatawan muslim ini tentu membuat penentuan target dan realisasi kunjungan menjadi kurang jelas. Kriteria kedua adalah destinasi liburan yang nyaman bagi keluarga. Sebagai salah satu kriteria terpenting dalam penilaian GMTI kenyamanan keluarga merupakan aspek yang penilaiannya cukup tinggi selain jumlah kunjungan wisatawan muslim di atas. Ketersediaan tempat berbelanja yang nyaman, arsitektur bangunan yang khas, atraksi kese-nian dan kebudayaan, kondisi alam yang indah dan sebagain-ya merupakan aspek penilaian pada kriteria ini. Secara umum, Pulau Lombok telah dikaruniai alam yang sangat indah, pan-tai pasir putih yang mudah dijumpai diberbagai lokasi, air terjun yang beragam dengan kawasan hutan hijau yang menyejukkan mata, dan banyak pesona alam lainnya. Yang perlu dilakukan sekarang adalah mengelola dan menjaga karunia alam tersebut. Pengelolaan yang dimaksud bukan ha-nya berupa pembangunan infrastruktur tapi juga suprastruk-tur di kawasan wisata agar masyarakat bisa terbangun kes-adarannya untuk menjaga lingkungan. Temapt berbelanja oleh-oleh di Lombok saat ini telah mulai menjamur. Diperlu-kan regulasi yang tepat untuk menjaga persaingan antar pen-gusaha agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan kon-sumen. Keberadaan Islamic Center di jantung Kota Mataram merupakan poin tersendiri yang dapat dijadikan sebagai icon

wisata halal tanpa mengurangi nilai inti dari tempat beriba-dah. Kriteria ketiga adalah keamanan lingkungan wisa-tawan. Keamanan dan kenyamanan lingkungan adalah kunci

Page 233: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

223MUHAMMAD SARJAN., dkk.

untuk menarik wisatawan ke sebuah destinasi. Beberapa hasil penelitian, secara empiris membuktikan bahwa terdapat ko-relasi yang sangat tinggi antara keamanan lingkungan dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi suatu lokasi wisata. Keamanan lingkungan merupakan katalis yang sangat pent-ing bagi wisatawan saat menentukan pilihan daerah yang akan dikunjunginya. Bagi Pulau Lombok, keamanan lokasi wisata sering kali menjadi permasalahan serius. Hal tersebut bahkan diakui oleh pemerintah daerah sebagai permasalahan yang sering kali mengganggu pembangunan wisata daerah. Yang paling sering terjadi adalah kasus perampokan wisa-tawan, terutama wisatawan asing. Lokasinya-pun tersebar, mulai dari daerah pegunungan seperti Gunung Pengsong, sampai pantai. Pertengahan tahun 2015, perampokan dua wisatawan asal Inggris dan Jerman terjadi di Gunung Pengsong, selain itu di Kawasan Sekotong juga pernah terjadi kasus perampo-kan wisatawan asing. Bukan hanya di Lombok Barat, di Lombok Tengah juga pernah terjadi di kawasan Pantai Kuta dan sekitarnya. Bukan hanya wisatawan, pada akhir tahun 2014 juga pernah terjadi kasus perampokan hotel di Pantai Kuta. Banyaknya kasus kejahatan di destinasi wisata tentu dapat mencoreng destinasi tersebut bahkan mencoreng pulau Lombok sendiri. Karena, suka ataupun tidak adanya tindak kejahatan terutama di destinasi wisatawan menimbulkan stig-ma negatif bagi industri pariwisata secara keseluruhan. Kriteria keempat adalah pilihan makanan dan jami-nan halal. Ketersediaan makanan halal adalah salah satu as-pek paling penting dalam penyediaan kebutuhan bagi wisa-tawan muslim. Deinisi makanan halal ini tentu sudah dipahami oleh industri pariwisata halal. Di Lombok sendiri, ketersediaan makanan halal bukanlah hal yang sulit untuk ditemukan. Akan tetapi, sertiikasi halal tentu menjadi poin penting untuk memberikan keyakinan bagi wisatawan. Sep-

Page 234: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

224 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

erti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemerintah daerah NTB bekerjasama dengan MUI saat ini sedang melakukan percepatan sertiikasi halal salah satunya untuk restoran, ru-mah makan, dan produk makanan olahan. Tidak kurang dari 200 unit usaha telah di sertiikasi oleh MUI dari 500 unit us-aha dan produk yang ditargetkan untuk disertiikasi pada ta-hun ini. Sebagai contoh, 18 tenant dan tempat makan yang ada di Bandara Internasional Lombok saat ini telah tersertii-kasi halal. Kriteria kelima adalah kemudahan dalam akses ke tempat ibadah. Seperti yang diketahui, setiap Muslim yang telah memenuhi syarat, wajib melaksanakan shalat lima wak-tu sehari semalam. Shalat diharuskan di tempat yang bersih, sehingga kebanyakan Muslim mencari tempat shalat seperti Mushola atau masjid terdekat yang ada disekitar destinasi wisata. Kemudahan serta kebersihan fasilitas ibadah tentu akan membuat wisatawan muslim merasa nyaman berla-ma-lama di destinasi wisata. Kemudahan akses ke tempat ibadah seperti masjid maupun mushola tidaklah menjadi ma-salah di Pulau Lombok, karena Lombok sendiri dikenal se-bagai Pulau Seribu Masjid. Tapi, untuk tempat ibadah yang ada di destinasi wisata, itu yang harus menjadi perhatian pe-merintah. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun tempat ibadah seperti mushola di lokasi wisata patut diapresi-asi. Pada tahun 2016 ini proyek pembangunan tempat ibadah dilakukan pada 20 destinasi pariwisata yang ada di Lombok. Tetapi, yang juga harus diperhatikan adalah kebersihan dan kesucian tempat ibadah serta fasilitas penunjang tempat iba-dah tersebut seperti tempat wudhu dan toilet. Jika dilihat saat ini, dilokasi wisata yang telah selesai pembangunan mush-olanya, tempat wudhu dan toilet mushola tersebut telah bera-lih fungsi menjadi tempat bilas, buang air, dan sebagainya yang kemudian mengotori tempat wudhu tersebut bahkan ter-kesan sangat jorok. Hal ini harus menjadi perhatian karena

Page 235: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

225MUHAMMAD SARJAN., dkk.

kenyamanan dan kebersihan fasilitas ibadah akan mempen-garuhi persepsi wisatawan muslim terhadap destinasi wisata. Kriteria keenam adalah pelayanan dan fasilitas ban-dara. Dua fasilitas terpenting untuk mengakomodasi kebutu-han khusus bagi wisatawan muslim saat berada di bandara adalah fasilitas tempat ibadah dan ketersediaan makanan ha-lal. Kaitannya dengan ketersediaan makanan halal di banda-ra, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dikatakan oleh Kepala Disbudpar NTB bahwa sampai dengan saat ini 18 unit usaha dan tempat makan di Bandara Internasional Lombok telah disertiikasi halal. Hal ini dapat dilihat langsung saat ini tempat makan yang ada di dalam bandara semua telah terpas-ang stiker halal oleh MUI. Fasilitas ibadah juga telah tersedia di BIL, di area bandara terdapat masjid yang dapat diakses oleh wisatawan. Selain itu, fasilitas tempat wudhu juga se-cara umum baik. Kriteria ketujuh adalah pilihan akomodasi. Penye-diaan sarana akomodasi yang diperuntukkan bagi wisatawan muslim adalah salah satu hal yang sangat penting. Banyakn-ya hotel dan resort yang Muslim friendly dapat menjadi poin tersendiri karena wisatawan diberikan pilihan yang beragam. Selain itu, besarnya proporsi wisatawan muslim yang ber-wisata bersama keluarga mengharuskan ketersediaan fasilitas yang mendukung family travelers. Pentingnya kriteria ini be-lum diikuti dengan pertumbuhan jumlah hotel yang Muslim

friendly. Walaupun demikian, pemerintah Provinsi NTB ber-sama-sama dengan MUI NTB saat ini terus melakukan perce-patan sertiikasi halal, termasuk untuk restoran hotel. Novotel Lombok juga saat ini telah menyediakan pelayanan khusus bagi tamu Muslim, dengan menyediakan sajadah, Al-Quran, dan penunjuk arah qiblat. Untuk city hotel, pemerintah men-dorong Hotel Shantika sebagai pilot project implementasi pe-layanan khusus kepada wisatawan Muslim. Kriteria kedelapan adalah kesadaran akan kebutuhan wisatawan muslim dan upaya-upaya yang dilakukan. Beber-

Page 236: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

226 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

apa poin dalam penelitian ini adalah jumlah populasi muslim di destinasi selain itu konferensi, seminar dan workshop mengenai wisata halal yang pernah dilakukan. Dalam kaitan-nya dengan populasi muslim, masyarakat muslim merupakan mayoritas di Pulau Lombok. Kemudian, masyarakat Hindu berada di urutan kedua dengan persentase sekitar 13-15 pers-en dari total populasi. Dengan kondisi tersebut, menemukan fasilitas dan makanan halal di Lombok lebih mudah. Poin yang kedua adalah kegiatan konferensi, work-shop dan seminar yang berkaitan dengan segala kebutuhan pariwisata halal. Sejak beberapa tahun terakhir, kegiatan kon-ferensi dan workshop baik level nasional dan internasional banyak dilakukan di Lombok, termasuk yang berkaitan den-gan pariwisata halal. Yang terbaru adalah International Halal

Travel Fair yag dilaksanakan di Lombok. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Association of the Indonesian Tours &

Travel Agencies (ASITA) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTB. Selain itu pada awal tahun ini juga telah dilak-sanakan seminar nasional wisata halal yang dilaksanakan di Hotel Lombok Raya yang langsung dihadiri oleh Menteri Pariwisata Indonesia. Selain dua contoh di atas, banyak lagi kegiatan-kegiatan bernuansa Islam seperti MTQ tingkat nasi-onal yang diselenggarakan di Lombok. Kriteria kesembilan atau terakhir adalah kemudahan berkomunikasi atau kecakapan bahasa. Menurut penelitian, kebanyakan wisatawan muslim dunia menggunakan bahasa Inggris, Arab, Melayu, Turkish, dan Persian. Walaupun de-mikian, pada umumnya kecakapan menggunakan bahasa In-ggris dan Arab lebih dominan. Penggunaan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan wisatawan, khususnya di Lom-bok, bukanlah hal yang sulit. Tapi, untuk menggunakan baha-sa Arab maka diperlukan pendidikan atau pelatihan tambahan bagi pengelola wisata.

Page 237: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

227MUHAMMAD SARJAN., dkk.

PENUTUP DAN REKOMENDASI

Dari penjabaran sebelumnya, dapat dilihat bahwa saat ini sebenarnya pemerintah dan stakeholder lainnya di Provin-si NTB telah on track dalam upaya pembangunan pulau Lombok sebagai destinasi wisata halal dunia. Namun, terle-pas dari itu tentu masih banyak yang harus dipersiapkan guna terus menjaga dan meningkatkan branding Lombok sebagai destinasi wisata halal kelas dunia. Pemerintah bersama-sama dengan industri pariwisata dan masyarakat harus mampu saling bahu membahu mem-pertahankan dua penghargaan kelas dunia yang didapatkan pada tahun 2015. Karena, pasar dan persaingan industri wisa-ta halal dunia saat ini telah bergerak sangat dinamis. Berbagai strategy marketing dilakukan oleh banyak destinasi wisata di dunia, semuanya memperebutkan pasar wisatawan muslim yang memiliki potensi sangat besar. Beranjak dari hal tersebut, beberapa rekomendasi ke-bijakan yang didasarkan pada kondisi eksisting wisata halal di pulau Lombok dan faktor-faktor penentu dilihat dari GMTI 2015, adalah sebagai berikut:

1. Lombok Halal Tourism Master Plan

Master plan pembangunan wisata halal Lombok san-gat diperlukan sebagai acuan bagi seluruh stakeholder

pariwisata dan masyarakat pada umumnya. Master plan tersebut nantinya diharapkan akan bersanding dengan Perda Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Wisata Halal, seh-ingga tercipta sinergitas antara regulasi pemerintah dan perencanaan pembangunan wisata halal. Pada umumn-ya, master plan sangat berguna terutama dalam peren-canaan jangka panjang. Selain itu, master plan tersebut juga dapat digunakan untuk merumuskan upaya kom-prehensif untuk membangun modal sosial masyarakat yang nantinya diharapkan dapat mereduksi masalah kea-

Page 238: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

228 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

manan di destinasi wisata yang selama ini menjadi per-masalahan pariwisata Lombok.

2. Pembangunan Lombok Islamic Tourism Centre

Pengalaman di Malaysia, ITC atau Islamic Tourism Cen-

tre sangat dirasakan manfaatnya baik oleh pelaku usaha pariwisata maupun masyarakat luas yang membutuh-kan informasi tentang wisata halal. Karena, seperti yang diketahui, saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami seutuhnya dengan konsep wisata halal ini. Sehingga masih banyak perdebatan yang terjadi dimas-yarakat karena tidak mempunyai kesamaan informasi tersebut. dengan adanya LITC diharapkan masyarakat dan pelaku usaha mendapatkan pemahaman yang sama mengenai konsep wisata halal khususnya yang ada di Pulau Lombok. Sebagai media informasi, LITC juga dapat memposisikan diri sebagai media informasi dan pelayanan bagi wisatawan muslim terutama dari man-canegara yang sedang berlibur ke Lombok. LITC ini diharapkan berada di kawasan Islamic Centre di Kota Mataram, sehingga dapat pula sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan muslim.

3. Program “feel at home”

Prorgam ini sebenarnya merupakan salah satu marketing

strategy yang banyak dilakukan di dunia. Program ini berusaha membawa suasana atau paling tidak member-ikan kemudahan bagi wisatawan terutama yang berasal dari Timur Tengah sehingga mereka tidak merasakan ke-sulitan saat di Lombok. Beberapa hal yang dapat dilaku-kan antara lain:

a. Menjadikan kawasan Kota Tua Ampenan dan daerah sekitarnya yang dikenal sebagai kampung

Page 239: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

229MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Arab sebagai Central of Arabian Culture yang menyediakan berbagai jenis makanan dan kebutu-han wisatawan Timur Tengah;

b. Menggunakan bahasa Arab, selain bahasa Indo-nesia dan Sanskerta pada penunjuk nama jalan di Kota Mataram;

c. Menggunakan bahasa Arab, selain bahasa Indone-sia dan bahasa Inggris pada penunjuk fasilitas dan pengumuman di Bandara Internasional Lombok;

d. Menggunakan bahasa Arab di daftar menu restoran halal baik yang ada di hotel maupun resort, yang diperuntukkan bagi wisatawan Timur Tengah;

e. Menempatkan pegawai yang dapat menggunakan bahasa Arab di fasilitas-fasilitas pariwisata seperti Bandara, Hotel, dan lain-lain;

f. Menyelenggarakan event atau kegiatan spesial sep-erti “Arabian Nights” atau festival makanan Arab dan sebagainya yang mampu menarik wisatawan Timur Tengah.

4. Branding Daerah

Pembangunan suatu kawasan tidak terlepas dari citra (image) yang ada pada kawasan itu. Masing-masing kawasan kemudian mengemas selanjutnya menjual ci-tra itu sebagai modal untuk daya dorong pembangunan. Dalam ekonomi ada beberapa bentuk image marketing dalam memasarkan daerah, yaitu membentuk slogan daerah seperti Jogja Never Ending ASIA, Singapore Live

It’s Up, Malaysia Truly Asia dan seterusnya, ada juga people marketing yaitu dengan menjual orang-orang ter-nama di kawasan itu, seperti Genghis Khan di Mongolia

Page 240: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

230 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dan seterusnya, ada juga yang memasarkan objek atau peristiwa, di kita salah satunya Tambora Menyapa Dunia dan seterusnya. Identitas yang melekat pada masyarakat kita adalah masyarakat religious dengan citra pulau seribu masjid. Maka, hal tersebut dapat diangkat men-jadi brand wisata halal, tentunya brand tersebut harus mewakili pulau Lombok dan tentunya menarik. Misal-nya, Assalamualaikum Lombok!! Dan sebagainya yang sekiranya dapat menjadi brand image dari pulau Lom-bok dengan wisata halalnya. Sehingga, brand tersebut dapat menjadi bagian dari promosi wisata halal yang ada di pulau Lombok.

5. Program Pondok Pesantren Turun Gunung

Seperti yang telah diuraikan di bab sebelumnya bahwa salah satu indikator penentu bisnis wisata halal adalah kemudahan komunikasi. Selama ini industri pariwisata sudah sangat lekat dengan penggunaan Bahasa Inggris dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi dengan wisatawan mancanegara. Namun, untuk lebih mening-katkan bargaining position Lombok sebagai destinasi wisata halal, maka penggunaan bahasa Arab untuk ber-komunikasi dengan wisatwan asal Timur Tengah juga sangat dibutuhkan. Berkaitan juga dengan program ”feel

at home” maka dibutuhkan peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung pulau Lombok sebagai destinasi wisata halal, salah satunya peran serta Pondok Pesantren. Pondok Pesantren sebagai penghasil santri yang memiliki nilai-nilai keislaman, tentu sudah sangat akrab dengan penggunaan bahasa Arab, sehingga hal tersebut merupakan sumber daya penting yang dapat digunakan oleh industri pariwisata untuk mendukung wisata halal terutama dalam kaitannya dengan kemam-puan berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Ben-

Page 241: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

231MUHAMMAD SARJAN., dkk.

tuknya dapat berupa penggunaan lulusan ponpes sebagai karyawan di industri pariwisata, ataupun pelatihan dan pendidikan Bahasa Arab untuk pelaku usaha wisata halal di Lombok.

Page 242: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

232 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DAFTAR PUSTAKA

Asih, Santi Mutiara and Asih, Sinta Kemala. 2015. Market-

ing Strategy Implementation in Developing Sharia

Tourism in Indonesia. International Proccedings of

Management and Economy, Vol 84 2015 pp.133-

137, Singapore

Battour, Mohamed and Ismail, Nazari. 2015. Halal Tourism:

Concepts, Practises, Challenges and Future. Tour-

ism Management Perspective Journal, http://dx.doi.

org/10.1016/j.tmp.2015.12.008

Bichler, Robert and Schmiderer, Harald. 2009. Theorizing

Tourism: Bridging The Virtual-Real-Dichotomy.

Journal University of Salzburg. Austria: Univ. Of

Salzburg.

Crescen Rating. 2015. Global Muslim Travel Index 2015.

Cunha, Licinio. 2014. The Deinition and Scope of Tourism: a Necessary Inquiry. Journal Cogitur, hal. 91-114.

Duman, Teoman. 2011. Value of Islam Tourism ofering: Per-spective from The Turkish Experience. World Islam-

ic Tourism Forum (WITF), Kuala Lumpur: Malay-

sia.

Harrison, David. 2015. Development Theory and Tourism in

Developing Countries: What Has Theory Ever Done

for Us?. IJAPS, Universiti Sains Malaysia, Vol 11

Supplement 1, hal. 53-82

Idris, Junainah et al. 2015. The Competitive Advantages of

Sharia-Compliant Hotel Concepts in Malaysia:

SWOT Analysis. International Conference on Man-

Page 243: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

233MUHAMMAD SARJAN., dkk.

agement and Muammalah 2015

Isfahani, Ali Nejatbakhsh et al. 2013. To Investigate Inluen-

tial Factors on Halal Brand in the Global Markets.

Journal of Basic and Applied Scientiic Research, 3 (1) pp.958-963, Iran.

Medhekar, Anita and Haq, Farooq. 2015. Halal Branding for

Medical Tourism: Case of Indian Hospitals.

Priyadi, Unggul, dkk. 2015. Potensi Pengembangan Desa

Wisata Berbasis Syariah di Kabupaten Sleman. Jog-

jakarta: DPPM-UII. Hal. 319-338

Riyanto, Sofyan. 2012. Prospek Bisnis Pariwisata Syariah.

Jakarta: Penerbit Republika.

Shafaei, Fatemeh and Mohamed, Badaruddin. 2015. Malay-

sia’s Branding as an Islamic Tourism Hub: an As-

sesment. Malaysia Journal of Society and Space 11

issue 1 pp. 97-106, Malaysia.

United Nations, World Tourism Organization. 1994. Recom-

mendations on Tourism Statistics. Series M, No. 83,

New York.

Wilson, Jonathan and Liu, Jonathan. 2010. Shaping the Halal

into a Brand? Journal of Islamic Marketing Vol. 1 No.2 pp.

107-12.

Page 244: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

234 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROFIL PENULIS

Page 245: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

235MUHAMMAD SARJAN., dkk.

Page 246: MUHAMMAD SARJAN., dkk. - UIN Mataramrepository.uinmataram.ac.id/313/1/313.pdf · 2013 hanya 9 persen, Thailand 20 persen, dan Malaysia 16 persen. Padahal, dari sisi objek wisata,

236 PENGEMBANGAN PARIWISATA HALAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT