eloknurazizah.files.wordpress.com · web view2013. 6. 17. · diperlukan biaya, waktu, dan tenaga...
TRANSCRIPT
MAKALAH METADATA DAN TEKNIK
HYPERTEXT
PERKEMBANGAN DAN CARA PENGAPLIKASIAN
GANESHA DIGITAL LIBRARY 4.2 (GDL)
Oleh :
RATNA PRAMUDYA WARDANI (115030701111002)
PRAYOGA RISKI WIKANDANI (115030700111 ..)
ELOK NUR AZIZAH (11030700111017)
PRODI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang....................................................................... 1
b. Rumusan Masalah.................................................................. 2
c. Tujuan Penulisan.................................................................... 2
d. Manfaat Penulisan.................................................................. 3
BAB II : PEMBAHASAN
a. Pengertian Perpustakaan dan Perpustakaan Digital............... 4
b. Sejarah dan Pengertian GDL…………................................ 6
c. Fitur Pada Ganesha Digital Library…………………........... 10
d. Penginstalan Ganesha Digital Library……………………... 11
e. Promosi GDL……………………………………………… 16
f. IDLN (Indonesia Digital Library Network)………………. 18
g. Kekurangan dan Kelebihan GDL………………………… 22
h. Pandangan Kedepan……………………………………… 23
BAB : III PENUTUP
a. Kesimpulan............................................................................ 25
b. Saran……………………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 26
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Perkembangan dan Cara Pengaplikasian Ganesha Digital Libarary 4.2 (GL)”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Metadata dan Teknik Hypertext, Program Studi
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa materi maupun moril sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat waktu. Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat,
cinta, dan rasa terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberi motivasi belajar
kepada penulis
2. Dosen mata kuliah sumber Metadata dan Teknik Hypertext
3. Sahabat dan teman ilmu perpustakaan
4. Semua pihak yang telah membantu kami baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat. Amin.
Malang 14 Juni 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan perpustakaan telah dimulai jauh sebelum Masehi.
Perkembangan perpustakaan itu diwarnai oleh perkembangan peradaban dan
kebudayaan manusia itu sendiri. Pada awal mulanya konsep perpustakaan masih sangat
sederhana, karena hanya berupa kumpulan ukiran dan gambar yang dipahatkan pada
dinding, tablet atau papyrus. Kemudian sesudah masehi, perpustakaan gereja
timbul di Eropa yang pada periode berikutnya berkembang menjadi perpustakaan
yang berfungsi melestarikan dan mengembangkan budaya dan ilmu pengetahuan
baik mendukung kaum cendekiawan maupun pendidikan di universitas. Seiring
dengan berkembangnya kegairahan membaca masyarakat, perpustakaan umum
timbul dan berkembang mengikuti kebudayaan masyarakatnya.
Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke
depan. Pada saat ini, perkembangan dunia perpustakaan sangat didukungoleh
perkembangan teknologi informasi yang pemanfaatannya telah merambah ke
segala bidang. Dari segi dokumen yang disimpan, perkembangan dunia perpustakaan
dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri darikumpulan koleksi
buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang
menggunakan katalog untuk penelusuran informasinya. Perkembangan saat ini
adalah munculnya perpustakaan digital (digitallibrary) yang memiliki
keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan
media jaringan komputer atau internet.
Pada awal abad XXI, perpustakaan digital mulai muncul di Indonesia
dan berkembang pesat di perpustakaan perguruan tinggi. Tidak dapat dipungkiri
juga bahwa perkembangan perpustakaan digital di Indonesia sangat berkaitan erat
dengan perkembangan perpustakaan perguruan
tinggisebagai pusat penelitian .GDL (Ganesha Digital Library) merupakan
salahsatu bukti keterkaitan antara perpustakaan digital dengan perguruan tinggi.
GDL adalah suatu perangkat lunak perpustakaan digital yang
dikembangkan oleh Knowledge Management Research Group (KMRG) Institut
Teknologi Bandung dengan tujuan untuk memanfaatkan modal intelektual dari
civitasakademika ITB yang meliputi artikel, jurnal, tugas akhir, thesis,
disertasi,hasil penelitian dan lain-lain. Seiring dengan perkembangannya ,open
sourcesoftware GDL telah digunakan oleh berbagai macam perpustakaan di
Indonesia. Salah satunya adalah UPT Perpustakaan digital UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana gambaran umum aplikasi software GDL (Ganesha Digital
Library) ?
b. Bagaimana cara instalasi software GDL (Ganesha Digital Library) ?
c. Apa fitur-fitur yang ada di dalam software GDL ?
d. Bagaimana promosi aplikasi software GDL ?
e. Bagaimana kelemahan dan keunggulan software GDL ?
f. Bagaimana review dan pandangan kedepan software GDL (Ganesha
Digital Library) ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui gambaran umum software GDL (Ganesha Digital
Library).
b. Untuk mengetahui cara instalasi software GDL (Ganesha Digital Library).
c. Untuk Mengetahui fitur-fitur yang ada di dalam software GDL.
d. Untuk mengetahui promosi aplikasi software GDL.
e. Untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan software GDL.
f. Untuk Mengetahui review dan pandangan kedepan software GDL
(Ganesha Digital Library).
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Pembaca dapat mengetahui tata cara pengolahan open source software
GDL. Sehingga dapat diharapkan dapat berguna untuk perpustakaan
Indonesia.
b. Penulis dapat mengenal lebih dekat perustakaan digital serta software
GDL (Ganesha Digital Library).
c. Sebagai masukan terhadap perpustakaan digital terkait dengan
penggunaan software GDL (Ganesha Digital Library).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perpustakaan dan Perpustakaan Digital
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah ruangan untuk koleksi buku
dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan,
namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang
dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh
masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya
sendiri. Seiring dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk
menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat
penimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm,
mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas
umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang
bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan
kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah
didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format
apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau
tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian
buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa
diakses lewat jaringan komputer).
Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan
adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam,
mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para
penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan. Perpustakaan adalah
fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan
sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan
informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam
rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk,1997).
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi
secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat
memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat
perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan
dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa
dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan. Secara
umum dapat disimpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi unit
kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya
dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh
pemakainya.
Mengingat semakin majunya zaman, banyak perpustakaan telah
bertransformasi menjadi perpustakaan modern atau yang banyak dikenal sebagai
perpustakaan elektronik dan perpustakaan digital. Perpustakaan modern tidak lagi
dapat dikelola secara konvensional mengingat perkembangan jumlah dan jenis
informasi, tuntutan masyarakat, dan teknologi informasi yang demikian pesat
melaju. Masyarakat semakin sadar informasi, mempunyai tuntutan yang semakin
tinggi atas mutu layanan suatu organisasi. Fungsi perpustakaan pun tidak lagi
hanya sebagai gudang buku, melainkan pusat informasi yang dapat menyediakan
akses ke sumber – sumber informasi dari seluruh dunia tanpa batas waktu dan
tempat. Untuk itu, diperlukan pengelolaan perpustakaan secara kreatif, inovatif
dengan penerapan teknologi informasi yang terus berkembang.
Tantangan baru teknologi informasi khususnya untuk para penyedia
informasi adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan
global. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya
sangat penting di dunia informasi, perpustakaan harus memikirkan kembali
bentuk yang tepat untuk menjawab tantangan ini. Salah satunya adalah dengan
mewujudkan digital library yang terhubung dalam jaringan komputer.
Digital Library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang
menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file
elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik
melalui jaringan komputer. Istilah digital library sendiri mengandung pengertian
sama dengan electronic library dan virtual library. Digital Library atau
perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu
buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan
mendistribusikannya dengan menggunakan protocol elektronik melalui jaringan
komputer. Perpustakaan digital atau digital library adalah gabungan
ICT(Information and Communication Technology) dengan isi dan program yang
dibutuhkan untuk mereproduksi dan mengembangkan layanan yang biasa
disediakan oleh perpustakaan konvensional yang berbasis kertas atau material
lainnya.
Saffady menyebutkan 30 definisi Digital Library yang dipublikasikan
antara tahun 1994. Saffady merangkum definisi-definisinya dalam arti yang luas,
Digital Library adalah koleksi komputer untuk memproses informasi atau
menyimpan informasi. Lebih sempit lagi, Digital Library adalah perpustakaan
yang mengelola semua atau sebagian yang substansi dari koleksi-koleksinya
dalam bentuk komputerisasi sebagai alternative, suplemen atau pelengkap
terhadap cetakan konvesional dan bentuk mikro material yang saat ini didominasi
koleksi perpustakaan.
B. Sejarah dan Pengertian Ganesha Digital Library
Tidak adanya infrastruktur atau sistem yang mengelola ilmu pengetahuan
secara mudah dan efektif, membuat sumber-sumber ilmu tersebut tidak terkelola
dengan baik dan sulit untuk mengetahui, mencari, dan memanfaatkannya.
Diperlukan biaya, waktu, dan tenaga yang cukup besar untuk mempelajari sebuah
ilmu. Hal demikian diharapkan tidak lagi terjadi setelah semua ilmu pengetahuan
tersebut ada dalam bentuk digital, tersaji menurut subjeknya, dan lengkap dengan
full teks, atau multimedia. Dengan cara yang mudah dan efektif, seseorang bisa
menemukan apa yang dia cari, sehingga proses penciptaan ilmu pengetahuan baru
akan lebih cepat dan mudah. Melalui jaringan Internet, seorang mahasiswa sudah
dapat mengetahui, mencari, mengambil, dan mempelajari ilmu pengetahuan.
Agar situasi diatas terjadi, Knowledge Management Reseach Group
(KMRG) bersama Computer Network Research Group (CNRG) dan Perputakaan
Pusat ITB sejak tahun 1998 mencoba mengembangkan teknologi digital library
atau perpustakaan digital. Di luar negeri, teknologi ini sudah cukup lama
berkembang. Bahkan di Amerika, pengembangan perpustakaan digital dianggap
merupakan tantangan dan kebutuhan bangsa Amerika. Jutaan dolar biaya
dikeluarkan agar perpustakaan digital benar-benar nyata dan memberi manfaat
dan kemudahan bagi masyarakatnya.
KMRG mengembangkan teknologi ini dengan mengadopsi teknologi-
teknologi yang sudah ada di internet, sehingga waktu dan biaya yang dibutuhkan
murah. Hal ini penting, karena tidak ada satu pun sumber pendanaan untuk
mengembangkan perpustakaan digital di ITB. Mahasiswa ITB dan sebagian
alumni yang menjadi peneliti di CNRG bergabung membentuk KMRG agar
tujuan diatas tercapai.
Setelah melalui beberapa revisi, akhirnya perpustakaan digital ITB yang
bernama Ganesha Digital Library (GDL) ini mencapai versi 3, dan siap
diluncurkan pada 2 Oktober 2000. Peluncuran ini dimaksudkan agar civitas ITB
dan masyarakat mengetahui apa itu perpustakaan digital, mengapa perlu dibangun,
dan bagaimana realisasi di lingkungannya. Filosofi yang mendasari dibangun
GDL adalah, bahwa adanya kewajiban berbagi ilmu pengetahuan.
Ganesha Digital Library atau GDL adalah alat untuk mengelola dan
mendistribusikan koleksi digital dengan menggunakan web berbasis teknologi.
Hal ini dikembangkan oleh KMRG ITB sejak tahun 2000 dan telah banyak
digunakan untuk jaringan IndonesiaDLN. Sekarang ini, lebih dari 40 lembaga
telah bergabung dengan jaringan, dan sekitar 90 node telah terdaftar. Jumlah itu
diperkirakan akan meningkat sejak melepas dari versi 4.0 GDL. Versi ini
mendukung Jaringan Networks (Neons) model topologi. Versi terakhir dari GDL
adalah GDL4.2. Perkembangan ini didukung oleh dana dari INHERENT-DIKTI.
Dan sekarang, KMRG harus tetap digunakan dan dipelihara. GDL 4.2
dikembangkan dengan menggunakan standar pengembangan aplikasi (analisis,
desain, implementasi, pengujian). Kode mengadopsi konsep berorientasi objek,
sehingga orang lain pengembang dapat menggunakan kembali kelas untuk
mengembangkan aplikasi mereka dengan lingkungan sendiri. Hal-hal lain di
GDL4.2 adalah dukungan untuk mengubah tema easilly. Fitur yang paling
mungkin sama. Perbedaan utama adalah bahwa GDL 4.2 mencoba untuk
mengadopsi standar Web2.0, mereka adalah RSS dan folksonomy.
Dengan perpustakaan digital salah satunya dalam bentuk GDL setiap
orang dapat mempublikasikan tulisannya kapanpun, tanpa perantara orang lain,
seperti editor journal, surat kabar, penerbit buku yang mungkin akan menolak
tulisannya karena cara penulissannya kurang baik. Tetapi dalam perpustakaan
digital, semuanya akan diterima. Cukup dengan membuka akses ke internet lewat
jaringan dalam kampus atau warnet, membuka situs GDL di
http://digital.lib.itb.ac.id, mengisi kode akses, lalu meng-upload (mengirim)
karyanya dalam bentuk digital ke server GDL. Selanjutnya server GDL akan
mengelola karya-karya berisi ilmu pengetahuan tersebut dan menyajikannya
kepada pengguna lain.
GDL dapat menampung ilmu pengetahuan dalam format elektronik
apapun. Antara lain, teks, suara, gambar, peta, maupun video. Berbagai ilmu
pengetahuan dalam format teks dapat diambil (download) dari server GDL, dibaca
di layar komputer atau dicetak di kertas. Pengguna GDL juga dapat belajar bahasa
inggris dengan mendengarkan suara dari komputer yang terhubung ke server GDL
bagian multimedia suara. Selain itu juga bisa mendengarkan ceramah, khutbah,
seminar, dll yang pernah diadakan sebelumnya. Video dokumentasi sejarah yang
penting, atau yang berisi kurikulum pelajaran tertentu juga dapat dilihat dari
komputer yang terhubung ke GDL bagian multimedia video.
Dengan berbagai keuntungan GDL maka user bisa belajar berbagai ilmu
pengetahuan yang sudah dikelola dalam GDL secara digital. User dapat
melakukannya kapanpun, dimanapun tanpa dibatasi oleh jam buka perpustakaan
atau jarak yang jauh dari ITB. Selain memanfaatkan user juga bisa berbagi ilmu
pengetahuan dengan mudah. Dengan mengirim ilmu pengetahuan dalam bentuk
digital ke server GDL, maka karya user siap dimanfaatkan oleh orang lain.
Selain disediakan dalam media online yang dapat diakses melalui internet,
ilmu pengetahuan dalam GDL juga disimpan dalam CD-ROM, sehingga akan
lebih mudah penyebarannya, hingga ke daerah pelosok yang sulit mendapatkan
akses tetapi ada sebuah komputer yang dilengkapi CD-ROM. Jika dilengkapi
dengan multimedia, maka user dapat pula mendengarkan suara dan melihat video
dalam CD-ROM tersebut, sama persis dengan yang ada di server GDL.
Di tingkat nasional, kini dimulai upaya pembicaraan tentang pembangunan
perpustakaan digital nasional. KMRG ITB dan PP ITB mengundang perwakilan
beberapa perguruan tinggi dan institusi yang berminat dalam pengembangan
perpustakaan digital, untuk mengadakan meeting pada tanggal 3-4 Oktober 2000
di Lembang. Meeting tersebut untuk membahas segala aspek yang diperlukan bagi
sebuah jaringan perpustakaan digital, seperti standard interoperability
metadata/informasi, protokol komunikasi antar server, bentuk kerjasama, dan isu-
isu lain seperti copyright dan plagiarisme.
IDLN merupakan suatu jaringan perpustakaan digital di Indonesia yang
memiliki misi untuk mengelola ilmu pengetahuan bangsa Indonesia dengan cara
yang mudah, murah dan bisa diikuti oleh siapapun, juga untuk membudayakan
tradisi knowledge sharing menuju terciptanya masyarakat madani berbasis ilmu
pengetahuan. Diharapkan melalui IDLN, dapat dihasilkan standard bersama yang
menjadi acuan institusi dalam mengembangkan digital library masing-masing.
GDL juga akan mengikuti standard tersebut. Goal selanjutnya yang ingin dicapai
adalah GDL ingin bergabung dengan jaringan perpustakaan digital terbesar di
dunia, yaitu NDLTD, Networked Digital LIbrary of Theses and Dissertation yang
berpusat di Universitas Virginia, Amerika. Saat ini ada lebih dari 80 perguruan
tinggi dari selusin lebih negara telah bergabung. Melalui NDLTD, mereka bisa
saling berbagi ilmu pengetahuan dalam bentuk tesis dan disertasi.Setelah cukup
matang, GDL akan didaftarkan sebagai salah satu member NDLTD dari
Indonesia. Harapannya IDLN yang akan dibicarakan juga memiliki visi ke depan
yang sama, yaitu kolaborasi yang lebih luas, tidak hanya nasional, tetapi juga
dengan internasional.
C. Fitur Pada Ganesha Digital Library
1. Klasifikasi User
User GDL ini dibagi atas 5 (lima) tipe dengan fungsi dan hak akses yang
berbeda-beda, diantaranya adalah :
a. Guest
Merupakan user yang tidak login ke aplikasi GDL. User ini dapat meng-
explore digital library tetapi hanya sebatas metadata. Guest juga dapat meng-
upload file yang akan disimpan dalam sub-folder /Top/Temporary
b. Public
Merupakan user yang telah melakukan registrasi dan telah diaktifkan.
Otoritas yang dimiliki meliputi browsing, searching, view article sampai dengan
file versi selengkapnya.
c. Editor
Merupakan member yang bertanggung jawab terhadap pemuatan berita di
GDL. Otoritas editor hampir sama dengan member, dimana editor dapat
memasukkan berita yang akan dimuat di GDL.
d. Chief Knowledge Officer (CKO)
Merupakan member yang mempunyai tanggung jawab untuk mengelola isi
dari digital library. CKO dapat mengelola metadata, file maupun struktur digital
library yang berada dibawah otoritasnya.
e. Admin
Merupakan member yang mempunyai otoritas paling tinggi dari useruser
lainnya. Superuser ini dimiliki seorang administrator yang bertanggung jawab
untuk mengelola server GDL.
2. Fasilitas-Fasilitas yang ada pada Software GDL
1. Manajemen User
Manajemen User terdiri dari klasifikasi user, registrasi dan aktivasi, login
GDL, dan Edit dan Delete user.
2. GDL Fundamental
GDL Fundamental terdiri dari browsing, pencarian atau searching,
download file, up load metadata, Mengedit dan menghapus data, folder/kategori,
bookmark dan request, komentar pada metadata, bahasa, dan organisasi.
3. Data Manajemen
Data Manajemen terdiri dari up load database index, publisher,
sinkronisasi, migrasi dari GDL 4.0 ke GDL 4.2, configuration dan folksonomi.
D. Penginstalan GDL (Ganesha Digital Library)
Penginstalan GDL (Ganesha Digital Library) tergolong cukup mudah,
caranya adalah sebagai berikut :
1. Unduh file master dari GDL 4.2 yang bisa diakses pada
http://www.kmrg.itb.ac.id sebagai web resmi dari KMRG Perpustakaan ITB
2. Setelah mengunduh GDL 4.2 akan diperoleh file berupa WinRar yang
berbentu folder-folder. Master pada folder gdl42 ini akan diperlukan
dalam proses enginstalan GDL 4.2
3. GDL 4.2 dioperasikan melalui system requirement dengan menggunakan
tipe minimal dari Apache 2.0 Web Server, PHP 5.1 dan Database Server
MySQL 4.1
4. Melalui system requirement, GDL 4.2 membutuhkan software untuk
mengaktifkan apache, PHP, maupu MySQL. Contoh software yang dapat
digunakan adalah XAMPP. XAMPP mengumpulkan beberapa paket
software yang berbeda seperti Apache HTTPD, MySQL, PHP, FileZilla
FTP Server, phpMyAdmin, dan lain-lain menjadi satu paket.
5. Setelah mengunduh XAMPP dan menginstalnya, buka file XAMPP
Control Panel dan kemudian akan mucul gambar modul Apache, MySQL
dan FileZilla pada folder masing-masing lalu klik start pada halaman yang
telah tersedia untuk pengoperasian GDL 4.2
6. Ekstrak folder unduhan gdl42 ke drive C>xampp>htdocs. Folder gdl42
dapat diganti nama folder menjadi “digilib”. Nama folder berhubungan
dengan nama localhost
7. Setelah mengaktifkan Apache, MySQL, dan FileZilla pada XAMPP serta
melakukan proses pengopian file gdl42 ke dalam drive C PC yang kita
gunakan, buka Browser internet pada PC dan tuliskan localhost/(nama
folder gdl42) pada address. Contoh, tulis alamat localhost/digilib
8. Setelah itu akan ada tampilan seperti berikut :
Selanjutnya kuti proses instalasi GDL selanjutnya sepereti cek hak akses
file dan folder
Pada tampilan Konfigurasi Database, isikan localhost pada hostnya, root
pada username, nama database, kosongkan password, dan isikan gld pada prefix
table, kemudian simpan.
Untuk selanjutnya buat table seperti gambar dibawah :
Setelah membuat table maka harus mengisi data :
Setelah proses instalasi dilakukan maka user bisa Log In.
E. Promosi GDL
GDL dikembangkan oleh KMRG ITB sejak tahun 2000 dan telah banyak
digunakan pada IDLN (Indonesia Digital Library Network). Sekarang ada lebih
dari empat puluh lembaga yang telah bergabung dalam jaringan ini dan sekitar
Sembilan puluh rekanan yang telah terdaftar. Jumlah ini diharapkan akan teerus
meningkat sejak dirilisnya GDL versi 4.0. Versi terakhir dari Ganesha Digital
Library ini adalah versi 4.2. Pengembangan software ini didukung oleh dana dari
INHERENT-DIKTI.
GDL merupakan open source software dan juga merupakan free software
bersyarat, yaitu software yang gratis digunakan oleh siapapun, tapi pengembangan
software GDL ini mempunyai syarat bagi yang bersangkutan untuk membagi ilmu
yang digunakan dalam GDL ke seluruh bangsa Indonesia dan jika tidak bersedia,
maka yang bersangkutan dikenai biaya untuk memberli lisensi GDL. GDL terdiri
dari hub (server) dan client (partner). Melalui server GDL, semua partner dapat
mengirim informasinya dan melalui server pula mereka apat mengambil informasi
yang ada dalam GDL hub yang berasal dari seluruh GDL partner seperti institusi,
warnet, maupun personal. Jaringan server-server perpustakaan digital yang
menggunakan GDL ini akhirnya membentuk sebuah sub-jaringan dari IIndonesia-
DLN, yaitu GDL-Network. Hal yang sama juga terjadi pada perpustakaan digital
berbasis New Spektra (Petra), yang membentuk sebuah sub-jaringan lagi, New
Spektra Network. Kedua sub-jaringan ini dan sub-sub jaringan mendatang
lainnya, akan saling berkomunikasi melalui Indonesia-DLN Hub server
Cara koneksivitas partner ke IDLN dapat dijelaskan sebagai berikit:
1. Mengisi form registrasi dapat didownload di URL
http://gdlhub.indonesiaDLN.org/faqgdl.php
2. Mengisi pilihan form yaitu untuk personal, warnet, atau intitusi
3. Mengirimkannya ke KMRG ITB
4. Mendapatkan ID server dan serial number yang diperlukan data sinkronisasi
data
F. IDLN (Indonesia Digital Library Network)
Indonesia-DLN adalah sebuah jaringan perpustakaan digital Indonesia
yang merupakan sebuah komunitas yang didukung oleh sebuah Open System
(sistem terbuka) yang bergerak dalam menyusun dan menjalankan program-
program digital library srvices. Indonesia-DLN hanyalah sebuah infrastruktur,
alat, atau sarana untuk berbagi ilmu pengetahuan. IDL memiliki beberapa aktifitas
yang diselenggarakan dengan bertujuan untuk memberikan keuntungan dan
manfaat sebesar-besarnya bagi para anggota-anggotanya yang tergabung dalam
IDLN. Aktifitas tersebut terbagi dalam 3 kelompok, yaitu:
1. pengembangan tools dan sistem
2. pengumpulan dan penyabaran pengetahuan bangsa Indonesia (collecting and
propagating nation's knowledge)
3. pengumpulan dan penyebaran pengetahuan Universal (collecting and
propagating external knowledge)
IDLN mempunyai misi mengelola ilmu pengetahuan yang dimiliki bangsa
Indonesia di dalam sebuah jaringan yang terdistribusi dan terbuka. Siapa pun
dapat menjadi anggota dari IDLN asalkan bersedia untuk berbagi ilmu
pengetahuan dengan anggota lainnya. Dalam Indonesia-DLN informasi mengenai
ilmu pengetahuan disebut metadata, yang dikirimkan ke sebuah server pusat
Indonesia-DLN. Server pusat ini berfungsi sebagai hubungan yang menerima
metadata dari server-server perpustakaan digital anggotanya. Kemudian informasi
yang telah ditampung akan disebarkan dan direplikasi ke server anggota lainnya di
Indonesia-DLN. Dengan demikian setiap dokumen atau artikel ilmu pengetahuan
yang telah disimpan dalam sebuah server manapun, secara otomatis akan tersebar
ke seluruh server lainnya di dalam Indonesia-IDLN. Informasi pengetahuan
tersebut akan lebih dekat dengan penggunanya. Pengguna akan dapat menelusur
informasi dari sebuah memori raksasa bangsa indonesia dimanapun dan kapanpun
bahkan informasi dari berbagai sumber yang dapat disajikan dalam satu wadah /
web.
IDLN digagas pertama kali yaitu pada Seminar Digital Library bulan
Oktober tahun 2000 yang di adakan di ITB dan diselenggarakan oleh
perpustakaan Pusat ITB bekerjasama dengan Knowledge Management Research
Group (KMRG) ITB. Pada seminar inilah digital Lbrary (GDL) yang merupakan
situs perpustakaan digital milik ITB yang dikembangkan oleh KMRG. Setelah
seminar diadakan selama dua hari yang dihadiri oleh 23 institusi pendidikan dan
riset dari seluruh Indonesia di Bandung, akhirnya disepakati pembentukan
Indonesia-DLN (IDLN). IDLN dengan cakupan ilmu pengetahuan yang dikelola
dan institusi yang bisa bergabung secara lebih luas. Siapapun bisa bergabung
dalam jaringan ini baik dari Perguruan Tinggi, LSM, Sekolah, Organisasi
masyarakat maupun lainnya.Pada bulan Juni 2001 jaringan IDLN ini sudah
diwujudkan dan diluncurkan. Dengan server Hub yaitu GDL-Network Hub
(http://gdlhub.indonesia-DLN.org). Untuk sisi partner pada saat itu sudah
terpasang GDL di Perpustakaan Pusat ITB, Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Jakarta, Magister Management Agribisnis IPB, Universitas Bina
Nusantara, Universitas Syah Kuala Banda Aceh, Universitas Sam Ratulangi
Manado, Universitas Haluoleo Kendari, dan Universitas Cendrawasih Irian Jaya.
Berikut gambaran Topologi Indonesia-DLN
Pada Indonesia-DLN selain menggunakan software GDL, juga terdapat
software perpustakaan digital lain yang telah dikembangkan oleh Universitas
Petra Surabaya yaitu New Spektra. Software ini digunakan secara khusus untuk
mengelola ilmu pengetahuan dari universitas-universitas kristen yang bergabung
dalam Indonesian Christian University Virtual Library (InCU-VL). Informasi
yang telah dikelola oleh kedua software tersebut tetap dapat dipertukarkan, karena
telah mengikuti standar metadata yang telah disepakati yaitu Standard Metadata
Indonesia-DLN yang dirumuskan pada pertemuan Oktober 2000. Standar ini
dibuat berdasarkan acuan pada standar metadata internasional Dublin Core,
sehingga dikemudian hari tetap terbuka kemungkinan integrasi dengan
perpustakaan digital di luar negeri yang menggunakan standar yang sama. Karena
menggunakan standard yang jelas, Indonesia-DLN tetap membuka kesempatan
kepada siapapun untuk mengembangkan sendiri software perpustakaan digital.
Dan jika ingin bergabung dengan Indonesia-DLN, software tersebut harus
mengikuti Standard Metadata IndonesiDLN dan sudah teruji interoperabilitasnya.
Untuk bergabung menjadi partner IIndonesia-DLN, seseorang atau
institusi harus mengisi form registrasi dapat didownload di
URL http://gdlhub.iIndonesia-DLN.org/faqgdl.php. Ada tiga pilihan form yaitu
untuk personal, warnet, dan institusi. Kemudian mengirimkannya ke KMRG ITB,
untuk mendapatkan ID server dan serial number yang diperlukan saat sinkronisasi
data. Source code GDL dapat didownload secara gratis di http://gdl.itb.ac.id.
Dengan menginstall server perpustakaan digital, mengelola, dan berbagi isinya
melalui IIndonesia-DLN, secara otomatis sudah menjadi partner IIndonesia-DLN.
Cara lain bergabung adalah menjadi anggota dengan cara melakukan
registrasi sebagai anggota IIndonesia-DLN ke salah satu server partner. Lalu
mengupload artikel yang dimiliki ke server partner tersebut di personal
direktorinya. Personal direktori ini dapat menjadi lokasi pribadi di dalam
IIndonesia-DLN, yang dapat digunakan untuk berbagi ilmu pengetahuan secara
luas.
Mengingat IDLN suatu jaringan perpustakaan digital Indonesia yang mana
dalam membangun sebuah jaringan DL memerlukan investasi yang besar, dan
untuk menjaga kelangsungan hidupnya diperlukan biaya yang besar pula. Apabila
pada awalnya investasi didapat dari bantuan fihak luar maka untuk dapat
melanjutkan kegiatannya diperlukan pengelolaan yang baik. Dengan membuat
model bisnis jaringan DL diharapkan mampu menjawab kebutuhan
pengembangan jaringan DL tanpa bantuan dari luar, tetapi jaringan DL dapat
mandiri dan apabila memungkinkan dapat ditingkatkan kemampuan dan jenis
layanannya.
Secara garis besar model bisnis DL dapat diibaratkan seperti pay channel,
dimana terdapat aliran data dari sumber informasi dan dana dari pengguna
informasi, gambar 1 memberikan gambaran model bisnis jaringan DL. Pada
sumber data dialirkan data yang dibutuhkan oleh penguna, sedangkan pada
penguna dialirkan biaya pelayanan yang telah didapatkan dari sumber data. Pada
bentuk aliran data ini akan terjamin kualitas data yang didapatkan oleh pengguna,
jaminan kelengkapan data, delivery, dan nilai tambah bagi pengguna. Sumber data
dapat berupa institusi-institusi riset, pusat data, maupun partner jaringan DL.
IDLN berfungsi sebagai badan bagi jaringan DL yang menjamin agar data yang
diperlukan dapat disediakan untuk pengguna sesuai dengan permintaan pengguna.
Partner IDLN merupakan anggota jaringan DL yang mempunyai data yang dapat
“dijual” dan mempunyai pengguna (anggota).
G. Kekurangan dan Kelebihan GDL
1. Kekurangan
Kebebasan mengakses secara fulltext
Dengan adanya layanan secara fulltext bagi member user, akan semakin
meningkatkan kemungkinan Auto Plagiarism, hal ini dikarenakan
mudahnya member user untuk mendapatkan koleksi digital secara fulltext.
Kurang update informasinya, misalnya : jurnal-jurnalnya masih kisaran
tahun-tahun lama. Harusnya minimal terbaru tahun 2010 atau 2011.
Yang bisa mengakses secara fulltext, hanya dari member saja, tidak bisa
dilakukan oleh pengguna umum
Registrasi tidak dapat dilakukan secara mandiri, dimana pendaftarannya
harus di approve terlebih dahulu oleh admin GDL (Ganesha Digital
Library), setelah pengguna menjadi member user maka pengguna itu akan
dapat mengakses atau mendownload semua koleksi digital yang
dilayankan (skripsi, tesis, disertasi, jurnal, dll) secara fulltext.
2. Kelebihan
Layanan Usulan buku, dimana layanan ini memungkinkan pengguna dari
Perpustakaan Digital ITB (Ganesha Digital Library), dapat memberikan
masukan ataupun usulan mengenai proses pengadaan buku, sehingga
pengguna dapat berpartisipasi dalam mengembangkan koleksi
perpustakaan tanpa harus datang secara langsung (cukup melalui online)
Layanan Fulltext
Dimana layanan ini dapat diakses bagi pengguna yang telah menjadi
member, pengguna perpustakaan diberikan keleluasaan untuk mengakses
koleksi digital secara Fulltext
Dapat diakses dari luar kampus
Hal ini yang membedakan antara ADLN (Airlangga Digital Library
Network) dengan GDL (Ganesa Digital Library), pada GDL (Ganesa
Digital Library) pengguna dapat mengakses dari luar kampus atau secara
online
H. Pandangan Kedepan
Ada beberapa harapan dari kelompok kami mengenai pengembangan
GDL adalah:
1. Supaya jurnal-jurnal yang ada pada GDL selalu diperbaharui.
2. Menambahkan jurnal-jurnal terbaru yang up to date dan popular.
3. Agar GDL bisa dilink-kan dengan Software Perpustakaan digital lainnya
seperti senayan, greenstone, Eprints, dan lain-lain. Jadi jangkauan aksesnya
bisa lebih luas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perpustakaan manual beralih ke perpustakaan digital karena
masyarakat semakin sadar informasi sehingga perpustakaan mempunyai tuntutan
yang semakin tinggi atas mutu layanan suatu organisasi. Fungsi perpustakaan pun
tidak lagi hanya sebagai gudang buku, melainkan pusat informasi yang dapat
menyediakan akses ke sumber – sumber informasi dari seluruh dunia tanpa batas
waktu dan tempat. Untuk itu, diperlukan pengelolaan perpustakaan secara kreatif,
inovatif dengan penerapan teknologi informasi yang terus berkembang salah
satunya dengan aplikasi digital libray yaitu Ganesha Digital Library (GDL) yang
dikembangkan oleh ITB. GDL memiliki berbagai fitur yang lengkap dan cukup
mudah untuk diinstal. GDL memiliki layanan full text, layanan pemesanan buku
dan dapat diakases di luar kampus. Namun GDL juga memiliki kekurangan
diantaranya yaitu kebebasan mengakses full text, full text hanya dapat didownload
oleh member, kurangnya update informasi, dan registrasi tidak dapat dilakukan
secara mandiri.
B. Saran
Saran dari makalah kami adalah informasi yang ada pada Ganesha Digital
Library (GDL) seharusnya adalah lebih sering di update sehingga pengguna dapat
mendapatkan informasi yang selalu baru. Keamanan pada GDL harus
ditingkatkan agar auto plagiarism dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, G. 2009. Ganesha Digital Library 4.2. http://www.cianjurcybercity.com/2009/02/14/ganesha-digital-library-42.html#.UbrhMueGGvk. Diakses pada 21 Mei 2013 pukul 16.36 WIB
AlumniPIP. 2008. GDL 4.2 Sumbangan ITB bagi Komunitas Open Source Indonesia. http://alumnipip.wordpress.com/2008/04/15/gdl-42-sumbangan-itb-bagi-komunitas-opensource-indonesia/. Diakses pada 15 Mei 2013 pukul 10.48 WIB
Mpikachu, Vika. 2012. Pengertian IDLN (Indonesia Digital Library Network). http://tentang-semua.blogspot.com/2012/10/pengertian-idln-indonesia-digital.html. Diakses pada 21 Mei 2013 pukul 07.54 WIB