warkah marwah edisi x/2010

12
Edisi X/ 2010 Edisi X/ 2010 Edisi X/ 2010

Upload: zhoel-chaidir

Post on 26-Mar-2016

266 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kiprah Melayu Landak

TRANSCRIPT

Page 1: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010

Edisi X/ 2010Edisi X/ 2010

Page 2: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 22222Suyok

Penerbit: Albarakah CenterPemimpin Redaksi: H Iswan Redaktur Pelaksana: Suros Mardin Redaktur: SyafaruddinUsman, Pringgo Wartawan: Rendra Oxtora Pemasaran: M Husni Salman Biro Sambas:Ichsan Prihatin Mawardi Desain/Layout: ZulkhaidirPercetakan: Romeo Mitra Grafika (isi di luar tanggung jawab percetakan)

Assalamu’alaikum Wr Wb

www.warkahmarwah.webs.com

Alamat Redaksi: Jl. Paralel Tol II No. 6 Pontianak Timur Telp. 082148009783 Email: [email protected]

Meramaikan Pilkada

Landak beda karakter. Sam-bas mayoritas Melayu. Landakjustru minoritas. Tingkatpersaingan orang Melayu diutara Kalbar itu cukup tinggi.Sekilas mulai muncul adukekuatan popularitas, finan-sial, dan dukungan. Semen-tara di Landak, orang Melayujustru adem ayem, dan seper-tinya tidak memerankan diriuntuk ikut bursa pencalonan.

Dua daerah beda karakterkomposisi penduduk itu cu-kup menarik.

Kami melihat, momen ter-sebut tidak boleh dilewatkan.Dari kedua daerah itu akanmemperlihatkan seperti apa

IAP tahun ada Pil-kada. Tahun de-pan giliran Kabu-paten Sambasdan Landak. An-tara Sambas dan

kiprah orang Melayu dalamdunia politik. Jangan heranapabila banyak tulisan me-ngarah pada persoalan Pil-kada.

Orang Melayu dalam se-jarahnya tak lepas dari per-soalan politik. Ketika zamankerajaan dulu, dominasipolitik sepenuhnya oleh orang

Melayu. Saat ini, justru be-ragam dan penuh dinamika(demokrasi). Siapa bisamemenangkan suara rakyat,dialah penguasa. Yang kalahharus tunduk pada pengua-sa. Walau dari segi sejarahdan pengalaman orang Me-layu cukup kuat, namunpenyakitnya sulit untuk kom-

KIPRAH Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia

(ICMI) belum begitu terasadi masyarakat. Mungkin itudulu. Mulai tahun ini, orga-nisasi yang menghimpunorang cerdik pandai itu mulaimenggeliat kembali. Hal iniditandai dengan pembentu-kan seluruh pengurus ICMIdi tingkat kabupaten/kota diKalbar.

“Tahun ini kita usahakanterbentuk pengurus ICMIyang baru di tingkat ka-bupaten/kota se-Kalbar.Setelah terbentuk, barulahdibentuk pengurus ICMIProvinsi Kalbar,” kata KetuaICMI Kalbar, H Ihlam Sanusi.

Belum lama ini ICMI Kal-bar berhasil membentuk

pengurus ICMI Kota Pon-tianak dan Kabupaten KubuRaya. Para pengurus dilantiksecara resmi di rumah dinasWalikota Pontianak. Hadirketika itu, Jimly Assidiqi

pengurus ICMI pusat. Sete-lah itu, ICMI Kalbar mem-bentuk pengurus ICMI Sing-kawang dan Sambas.

“Selama ini ICMI lebihbanyak bergerak di bidang

ekonomi kerakyatan. Kitaterus berusaha agar masya-rakat Islam bisa menda-patkan modal usaha denganmudah dan tidak memberat-kan,” tekad Ihlam. (SM)

TT

pak. Semua ingin berkuasa,sehingga melupakan se-mangat ukhuwah islamiyah.

Warkah Marwah akan terusberada di dua daerah ituuntuk mengamati, mem-pelajari seperti apa kiprahMelayu. Dari even politik itupasti bisa didapat pelajaranpolitik buat seluruh orangMelayu di Kalbar. (SM)

ICMI Mulai MenggeliatICMI Mulai Menggeliat

Suasana pelantikan pengurus ICMI Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya di rumah WalikotaPontianak belum lama ini.

Petugas saat menyiapkan kotak surat suara dan kertas suratsuara yang dipergunakan pada pemilihan lalu.

Page 3: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 Adat & Budaya 33333

Saprahhan TradisiAdat Melayu Sambas

Sambas, Saprahhan meru-ppekan adat tradisi kebia-sa’an turrun timurrun dalammenghidangkan makannannang dilakukan siari-ari dirummah tanggak terutame didese-dese.

Menurut H. Arpan sorangpemukke Melayu Sambas,kegiattan ittouk dilaksenekanjikke menerimak tamu nangdatang ke rummah, makehiddangan dihiddangkandangngan acare Saprahhannang sederhane ajak. Dalamkegiattan mengundang tamumacam pade acare peraya’anpiste pekawinnan, hattaman,syukouran dan laing-laingdibarrekkan hiddangan dang-ngan care Saprahhan.

Saprahhan meruppekanacare besame dangnganduddouk beselak bekelom-pok, tiap kelompok tidirri dari6 (annam) urrang. AcareSaprahhan jadi keharussanbagi masyarakat Sambasterutame dalam mengadekanpiste nang mengundang tamuatau masyarakat untoukhader dalam jamuan nangdiadekan.

Dari jaman ge’mare’ diSambas, Budaye Saprahhanmaseh karrap dilaksanekandalam kegiattan siari-aridalam rummah tanggak danperaya’an maokpun padeacare piste. Adepun gunnedalam pelaksana’an Saprah-han adelah:

1. Mempererat tali silaturah-mi keluarge atau pun anggotemasyarakat dangngan ma-syarakat laing.

2. Sebagai wahana interak-si dalam menyampaikaninformasi.

3. Sebagai sarana dakwahdalam kegiatan keagamean.

4. Rasa kebersaman dansaling kannal-mengannalantare sesame undangnganatau tamu nang menghadere’piste nang diadekan.

5. Melestarikan budayepusake nenek moyang.

Mun diliat dari bantouknye,bantouk dari Saprahhan adeduak macam :

Saprahhan Memanjangadelah sajian makannan nangdiatour disajikan di atas kaingnang memanjang sipanjangruangngan nang disiapkantampat acare jamuan, tamududdouk behadap-hadappandi ruang nang disiapkan.

Saprahhan bantouk me-manjang uddah ndak age’diadekan di Kabupaten Sam-bas. Saprahhan jannis ittoukhanye ade di luar daerah Ka-bupaten Sambas.

(Pontianak, Mempawah dansekittarnye). Iyelah bedenyeSaprahhan nang ade di Ka-bupaten Sambas dangnganKabupaten-kabupaten laing.

Saprahhan pendek ade-

lah membentangkan kaingSaprahhan (alas) ukkourranpendek x 1 meter ajak dan diatasnye hamparran tisabbutdilattakkan sajian makannannang nak disantap leh paratamu. Tiap Saprahhan pendekdihadappe’ leh 6 (annam)urrang tiap-tiap Saprahhan.Dangngan care duddoukmelingkare’ hidangngan.Saprahhan pendek iyelahnang maseh dilaksanekan lehmasyarakat Kabupaten Sam-bas hingge kinnittouk.

Makne dari Saprahhanmelambangkan rase keber-sama’an dan rase gotongroyong dangngan falsafahbarrat same dipikoul ringngansame dijinjing. Bediri sametinggi duddouk same randah.Hidangngan sajian nang tihid-dang dihadappan disantapbesame-same bekelompok,mbantouk lingkarran. Sajiandisantap ndak gunnekansuddouk makan tappi disuappakai tangan, saddangkanuntouk mengambe’ laoukpaouk digunekan suddouk.Kepalak saprah adelah sajian

untouk para tamu nang pal-ing dihormate’ nang haderdalam acare Saprahhan,macam nak pemimpin daerah,urrang tiname, alem ulamaknang duddouknye pun dahdiatour menurrut tampat nanguddah disiapkan.

Makne Saprahhan dalammasyarakat Melayu Sambasnang identik dangngan aga-me Islam dari jaman ge’mare’hingge kinnitouk tattap diles-tarikan dan tipeliare, bepe-doman pade 6 Rukkun Iman,dan 5 Rukkun Islam.

Makna bersaprah disantap6 (annam) urrang tiap saprah-nye dangngan pengartianRukkun Iman, saddangkanlaouk paouk nang dihid-dangkan biasenye 5 (limmak)pirring atau limmak macamnang mengandoung makneRukkun Islam. Makne ber-saprah pasti besame-samesirampak mulae’menyussundari atas hingge ke bawahatau dari nang titue hinggenang paling muddak. Ndakade perbeda’an menu masak-kan untouk sajian Saprahhanantare urrang duddouk me-ngadap sajian Saprahhan,makan dangngan tiatour,sopan dan beradat.

Redaksi menerima tulisan berupa artikel mengenai Adat dan Budaya Melayu, panjang tulisan satu setengah halaman kuarto dengan spasi satu setengah, font 12 Times New Roman. Tulisandapat dikirim ke email: [email protected]. Setiap tulisan yang masuk akan melalui proses pengeditan.

ALAM kehiduppanmasyarakat Ka-bupaten Sambastirutame masya-rakat MelayuDD Oleh Ichsan Prihatin Mawardi

Page 4: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 44444Dunia Melayu

Redaksi menerima tulisan berupa artikel mengenai Dunia Melayu, panjang tulisan satu setengah halaman kuarto dengan spasi satu setengah, font 12 Times New Roman.Tulisan dapat dikirim ke email: [email protected]. Setiap tulisan yang masuk akan melalui proses pengeditan.

dan dari waktu ke waktu kianrelevan sebagai model pen-didikan alternatif di tengahderasnya proses sekularisasipendidikan nasional. Walau-pun umat Islam tidak berhasilmenyalurkan aspirasinyadalam bidang politik sejakPemilu 1955, namun ba-ngunan budayanya masihtetap utuh. Pada tahapanpertama, daya tarik Islamyang menyebabkan pendu-duk Nusantara memelukagama ini ialah watak dansemangat egaliternya, sertakehidupan pemeluknya padamasa awal yang terdiri daripara pedagang yang kaya,makmur, dan terpelajar. De-ngan memeluk agama ini,penduduk pribumi berpeluangmeningkatkan taraf hidup danstatus sosialnya. Misalnya,dapat berpartisipasi dalamperdagangan regional danantar pulau, serta dapatmemasukkan anak-anak me-reka ke lembaga-lembagapendidikan yang didirikan dimana saja terdapat komunitasMuslim. Melalui cara itu pulamereka menjadi bagian darimasyarakat kosmopolitan dannaik martabatnya. Sudahmenjadi kebiasaan di manasaja terdapat komunitas Islamdalam jumlah besar, di situhadir pula para pendakwahdan guru agama. Masjid-masjid didirikan, begitu pulamadrasah. Pengajian-pe-ngajian diselenggarakansecara intensif.

Penggunaan kesenian seba-gai media dakwah merupakandaya tarik yang lain. Inilahyang dilakukan walisongo diJawa seperti Sunan Bonang,Sunan Drajat, Sunan Kudus,Sunan Kalijaga, dan SunanGunungjati. Seorang sejara-wan Persia abad ke-15 M yangtinggal lama di Malabar, Zai-

nuddin al-Ma’bari, menulis da-lam bukunya Tuhfat al-Mu-jahidin bahwa banyak pen-duduk India Selatan danNusantara tertarik memelukagama Islam setelah menyak-sikan dan mendengar pemba-caan riwayat hidup dan per-juangan Nabi MuhammadSAW yang disampaikan dalambentuk syair dan dinyanyikan.Terutama dalam peringatanMaulid Nabi (Ismail Hamid,1983). Yang dimaksud Zai-nuddin al-Ma’bari ialah pem-bacaan Kasidah Burdah,Syaraful Anam, Syair RampaiMaulid, dan yang sejenis lain-nya yang hingga sekarangmasih kita saksikan di kala-ngan masyarakat Muslim tra-disional di seluruh dunia Islam.

Media kesenian ini pulalahyang digunakan para wali diJawa dan tarekat-tarekat sufi,seperti misalnya pembacaanRawatib Syekh Samman danRawatib Syekh Abdul JadirJailani. Kian meningkatnyajumlah Muslim pribumi dariberbagai etnik dalam jaringandan kegiatan perdagangan,menyebabkan terjadinyaperubahan sosial dan eko-nomi. Mereka yang tinggal dikota-kota pelabuhan mulaibanyak yang meninggalkanpasar tradisional, menjadi

perantau dan pelayar yangtangguh. Dengan demikian,mobilitas sosial terjadi baiksecara horisontal maupunsecara vertikal. Etos danbudaya dagang juga berkem-bang. Ini bisa kita lihat padaetnik-etnik Pesisir yang telahlama memeluk Islam danmenjadikan Islam sebagaibagian dari dirinya, sepertiMinangkabau, Bugis, Makas-sar, Banjar, Madura, JawaPesisir, dan Palembang. Mere-ka adalah di antara sukubangsa-suku bangsa Nusan-tara yang memiliki budayadagang yang kuat. Secarakhusus, etnik Bugis, Makassar,dan Madura, memiliki tradisipelayaran jarak jauh yangtangguh hingga kini. Semuaitu merupakan dampak darikedatangan dan perkem-bangan Islam.

Pemakaian bahasa Melayusebagai media penyebaranagama dan bahasa pengantardi lembaga-lembaga pen-didikan, terutama sejak abadke-16 M, memudahkan pen-duduk Nusantara di kota-kotapelabuhan memahami ajaranIslam dan sekaligus memu-dahkan orang-orang Islamdari berbagai etnik itu salingberkomunikasi dan berin-teraksi. Ditambah lagi dengan

kesamaan agama yang mere-ka anut. Sebagai dampaknya,sebagaimana terjadi padaakhir tahapan kedua nanti,bahasa Melayu mengalamiproses Islamisasi yang begituderas. Yaitu dengan diserap-nya ratusan kata-kata Arabdan Persia, yang tidak sedikitdi antaranya adalah istilah-istilah teknis ilmu-ilmu agamadan falsafah Islam.

Derasnya proses Islamisasibahasa Melayu itu tampak se-cara menonjol dalam risalahdan syair-syair tasawuf Ham-zah Fansuri, seorang cende-kiawan sufi abad ke-16 M.Dalam karya-karyanya itu,kita menjumpai lebih dari 2000kata-kata Arab yang diserapdalam bahasa Melayu (AbdulHadi W. M., 2000). Pemakaianhuruf Arab Melayu juga me-luas. Tidak hanya penulis kitabMelayu menggunakan hurufini, tetapi juga penulis daridaerah lain di kepulauanNusantara, seperti Jawa,Sunda, Madura, Bugis, Makas-sar, Banjar, Sasak, Minang-kabau, Mandailing, Palembang,Bima, dan Ternate.

Demikianlah, segera setelahagama Islam berkembangpesat, segera pula agama inimemperlihatkan watak danwajah kebudayaannya yangberbeda dari dua agamasebelumnya, yaitu Hindu danBuddha yang lebih dahuluhadir di Asia Tenggara. Perbe-daannya yang mencolok ialah:Pertama, dalam Islam hanyaada teks suci tunggal yang utuhdan mantap, karena itu tidakmembingungkan penganut-nya. Dalam agama Hindu danBuddha, terdapat banyak tekssuci yang sukar dipelajari olehpenganutnya yang awam;Kedua, ajaran ketuhahan dansistem peribadatan Islam lebihsederhana dan jelas, sertamudah dipahami. Ia meng-haruskan hubungan mesraantara penganutnya dengan

EMBAGA pendidik-an tradisional,khususnya pe-santren, menga-lami revitalisasi

Transformasi Kebudayaan Melayu (3)

LL Oleh Abdul Hadi WM

Berlanjut ke Halaman 11

Page 5: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 55555Belepotan

KOK soal mbutakkan orang, Wak Pindi yang

tinggal di Kampong Tanjongtak ade lawan. Jangan kanorang tue atau pejabat, budakkecik jak diladennye. Tapitebiat itu pula kadang orangsuke bekumpol di rumahnya.Biase kok dah kumpol, abesorang disakatnye, dari keta-wa sampai manas tak bela-wan dibuatnye. Tapi biarpongitu, tak ade pula orang bencisame Wak Pindi. Soalnya apeyang dibuatnye banyak lucu,biarpon tak masok akal.Malah, cucu Wak Pindi yangumor 6 taon pon dah mulaingikot tebiat datoknye.

Cucu Wak Pindi tuh, kok dahdisuroh mandi, macam kam-bing gandak, baru gak nde-ngar ae, langsong bedebu lari.Rambotnye kok diciom, persisbau tempoyak campor pisang,macamlah yang dijual orangdi Paret Besa’. Ade satu ari tu,Wak Pindi baro’ balek daringapar kayu (mengambilpotongan kayu hanyut disungai untuk kayu bakar ataudijual) di depan godang Dam-po. Dari jaoh, ditengoknye adecucunye tengah maen di tepisungai Landak depan GodangSalai. Wak Pindi bepiker,cammane nak nyuroh cucu-nye mandi. Amper nak sam-pai, Wak Pindi pon terejon da-lam ae’ sambel ngepet pisangyang nak dibawa’nye balek.Sambel nyulor dalam ae’, WakPindi timbol dekat cucunyesambel bawa pisang.

“Mane dapat pisang tu Tok”kate cucunye sambel nerimapisang yang dibere Wak Pindi.

“Itulah kau, datok tadinyelam, rupenye banyak tokodi bawah tu, macam-macamdijual orang “ sambel pura-pura tak tahu, Wak Pindingelap badannye dengankaen basah yang dijaetnyedari karong gendom sambelbejalan balek ke rumah.Maksod Wak Pindi, biar cucu-nye mandi dan terejon ke ae’.Biarpon kecik, budak-budakkampong tu dah pandai bere-nang. Macam-macam jenis

“Gajah.. gimane pendapatkau tentang keputusan akubuat Rumah Dinas ni, bagosnda..” kate Singe.

Karene Singe makan da-ging, jadi Rumah Dinas Singeagak bau busuk. Gajahponngomong.

“Bagos - bagos Boss, cumeagak bau busuk sikit..”

“Ooo, gitu ye. Kalo gitu kaukupecat jadi Kepala Dinas,mbere malu aku jak di depanpejabat laen..”. Sambel nengokRusa, Singepon betanya agek.

“Kok kau cammane Rusa..”Nengok Gajah kena pecat,

Rusak pon langsong nyaot.“Mantap Boss, wangi agik..”“Aaaaa..kaupon aku pecat,

berarti kau ngomong taksebenarnye, nak nyare’ mukeye..” kate Singe.

Kancel nengok tebiat Boss-nye macam itu mulai nyareakal, cammane kalo ditanyaSinge biar die aman.

“Kalo kau gimane Kancel..”“Kalo saye mantap model

bangonannye Boss, pemeren-tahannye pon bagos....”

“Lalu cammane penilaian isidalamnye nurot kau..”

“Oooo..kok sekarang apemao Boss jak, pokoknye sayengikot..” kate Kancel

“Jadi menurot kau busuk kewangi..”

“Mane bise Boss, sayekantengah bolo’-bolo’, jadi idongsumbat tak bise nyiom. Jadiuntok sementara ape maoBoss lah saye ngikot...”

“Naa..kok gitu kau tenangjak ye, berobat jak, nantisemue ongkosnye aku tang-gong sampai bolo’-bolo’ kaubaek. Kok perlu ape-apetinggal nyebot jak kau denganajudan ye....”

“Gitulah kire-kire Mat, kokkau nak selamat sebaeknyekau jadi Kancel bolo’-bo-lo’..Kancel pilek, pasti panjangjabatan kau...”

Betol uga piker Rahmatcerite Wak Pindi ni. Langsongbesoknye dah tesebar pang-gelan baru tok Rahmat dikampongnye, Kepala DinasKancel Pilek.........@

Kancel Bolo’- bolo’(Pilek)Kancel Bolo’- bolo’(Pilek)Kancel Bolo’- bolo’(Pilek)Kancel Bolo’- bolo’(Pilek)Kancel Bolo’- bolo’(Pilek)

terejon disebotnye. Ade tere-jon kelapa muda dengan ta-ngan ditekapkannye ke lutot,ade terojon balon yang pakaikaen pelekat yang ujongnyediikat, ade terejon tarjanlangsung nyulor dalam ae’.

Cucu Wak Pindi tak piker-piker agi’. Maklomlah name-nye jak budak-budak, antarepecaya ngan tadak omongandatoknye, langsong bekejarke ae’ pakai model terjontarjan. Hawe kuatnye diebekejar, kepalanye nyulorngentam tunggol yang adedalam ae’. Sambel nangescucu Wak Pindi balek sambelndekap kepalanye. Saketbenar atinye kena butakkandato’nye. Dalam hatinye diebepiker cammane nak mba-las datoknye.

“Astaghfirullah, ngape kepa-la kau ni..” kate Wak Pindisambel tekaen-kaen nengokkepala cucunye bedarah.

“Kate dato’ gak tadi dibawah ae’ banyak toko, kamepegilah nyelam..” kate cucu-nye sambel nanges.

“Ah.. cammane gak, pegi kekau cu..”

“Pegilah tok..”“Ramai gak orang jual

pisang” kate Wak Pindi sam-bel niop kepala cucunye.

“Ramailah To’..”kate cucu-nye tesedak-sedak nahantanges.

“Ngape pula kepala cucudato’ ni bedarah..”

“Itulah dato’ tu, rupenyepisang yang dato’ bawa tadibukan beli, dato’ nyuri, make-nye kepala kamek dipang-kong orang jual pisang tu, dietau kamek cucu dato’..”

Dengar omongan cucunye,Wak Pindi gigil nahan ketawa,dalam atinye die bepiker jadibenar cucunye ngikot tebiat-nye. Kecik-kecik dah bisembalas mbutakkan dato’nye.

Abes magreb, Wak Pindipegi ke rumah Rahmat bacedoe selamat. Rahmat tu satu-satunye orang kampong yangjadi pegawai negeri. Kebe-tolan tadi siang Rahmat dilan-tik pulak jadi Kepala Dinas.Abes makan, sambel ngiropkopi, Rahmat pon betanyadengan Wak Pindi.

“Wak Pindi, sekarang nipayah, ade ke care supayejabatan kite ni kekal..”

“Payah Mat, pakai dukondah tak model, banyak dukonmerampot. Aku cerite kancelbolo’-bolo’ jak ye..”

Wak Pindi pon cerite, ngi-baratkan Presiden, Gubernuratau Bupati/Walikota tu ma-cam Singe yang jadi RajeRimba. Menteri atau KepalaDinas macam-macam, adeRusa, Gajah dan laen-laen.Kancel dijadikannye KepalaDinas Pertanian karena sukenak nyuri timon. Selesaingerjekan proyek bangonanRumah Dinas, Singepon rapatminta pendapat.

Iswan Muhammad Isa

Page 6: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 66666Laporan Khusus

Kata Persatuan yangSulit Diterapkan

AAbar. Terlepas dari itu, KerajaanLandak yang terkenal denganIstana Ismahayana sudahlama ada di Kabupaten Lan-dak. Ini membuktikan bahwakomunitas Melayu sudah lamaada dan memiliki pemerin-tahan sendiri. Di Desa RajaKecamatan Ngabang Kabu-paten Landak masih berdirikokoh istana dan masjid jami,serta makam para raja. Se-buah kesaksian bahwa diLandak yang etnis Melayu-nyaminoritas memiliki peradabanberadab dan bermartabatzaman dulu. Semua itu tinggalkenangan. Istana Ismaha-yana beserta masjid jami’-nya hanya sebuah cagarbudaya yang dilindungi olehnegara. Juga merupakanobjek wisata sejarah bagiPemkab Landak.

Istana bagi masyarakatMelayu sebenarnya simbolpersatuan. Pada zaman dulu,di istanalah bagi orang-orangMelayu memecahkan sebuahmasalah. Bila terjadi sesuatuhal yang mengancam kesela-matan orang banyak, di istana

Pastinya, kandidat itu bukanlahdari kalangan Melayu. “Kalaudari kalangan orang Melayusepertinya tidak ada yangakan maju. Kita maklumsajalah. Makanya saya bilangtadi, saya akan memilih yangberpeluang menang,” selorohIskandar penuh diplomasi.

Ungkapan Iskandar yangjuga pengurus Lembaga AdatBudaya Melayu Serantau (LA-MS) memang sebuah sikap pe-simisme. Sikap itu muncul ka-rena ada sebab akibatnya. Pa-da Pemilu 2004 lalu, Iskandarmencoba melakukan inisiatifuntuk mengumpulkan calonlegislatif dari kalangan Melayudi Istana Ismahayana. Harap-annya, cukuplah beberapacaleg Melayu yang didukungagar bisa duduk DPRD Landak.Ternyata, dalam pertemuan itusemua caleg tidak ada yangmau ngalah, semua merasapunya massa dan uang. Aki-batnya, hasil Pemilu 2004, tidaksatupun orang Melayu duduk dikursi legislatif Landak. Masihada untungnya ada satu (dari35 dewan) seorang mualafyang berhasil menduduki kursiwakil rakyat itu. Itupun bukandari Kecamatan Ngabang yangmerupakan banyak konsen-trasi orang Melayu.

Kisah tersebut terjadi lagi diPemilu 2009 lalu. Dari DapilNgabang tidak satupun me-nempatkan orang Melayu du-duk di kursi legislatif. Untungdua orang Islam dari DapilSengah Temila-Mandor-Se-bangki duduk di kursi Dewanitu. Satu orang dari PartaiPersatuan Pembangunan(PPP) asal Kecamatan Se-bangki, dan satunya dari PDIPasal Mandor.

Konsentrasi orang Melayu diLandak lebih banyak di KotaNgabang. Sebab, di keca-matan itulah berdiri IstanaIsmahayana simbol kerajaanMelayu zaman dulu. Semen-tara di kecamatan lain, orangMelayu justru sangat mi-noritas. Nah, dari kisah ter-sebut itulah membuat Is-kandar merasa pesimis adaorang Melayu bisa bertarungdi Pilkada Landak 2011.

“Persoalannya, orangMelayu terutama di Ngabangsangat sulit untuk disatu-kan. Mungkin akibat sistemkerajaan yang sudah lamadihilangkan fungsinya olehpemerintah. Orang Melayuseolah-olah tak ada pemim-pin, dan berjalan sendiri-sendiri,” papar Iskandar yangsaat ini sedang asyik menggeluti

DA mengatakanbahwa KerajaanLandak merupa-kan kerajaan Is-lam tertua di Kal-

menjadi media untuk tokohMelayu mencari sebuah solusi.Seiring perkembangan za-man, fungsi istana seperti itusudah sangat jauh. OrangMelayu tidak lagi menggu-nakan istana sebagai sebuahmedia, melainkan tempatsejarah semata. Persoalan-nya, segala hal yang me-nyangkut ancaman atau se-suatu yang merugikan banyakorang, sudah diambil alih olehpemerintah.

Tahun 2011 depan, di Kabu-paten Landak akan menggelarPemilihan Umum Kepala Dae-rah (Pemilukada) untuk ketigakalinya. Banyak orang Melayubertanya-tanya, apakah orangMelayu yang minoritas ikut jadipemain atau penonton? Bagai-manapun, dari segi kualitas figurbanyak tokoh Melayu Landakyang bisa dijadikan kandidatbupati atau wakil bupati.

“Kalau saya mendukungyang kira-kira menang saja,”ujar tokoh pemuda MelayuLandak, Iskandar Haris ke-pada Warkah Marwah. MaksudIskandar, dia hanya akan me-milih seorang kandidat yangdipastikan menang. Untuk saatini dia belum bisa menentukansiapa figur yang bisa meme-nangkan pesta demokrasi itu.

Page 7: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 77777Laporan Khusus

dunia ekonomi kerakyatan ini.Namun, Iskandar secara

spesifik menjelaskan alasanpaling khusus mengapa orangMelayu sulit untuk disatukan.“Saya melihat ada semacamkasta di masyarakat MelayuNgabang. Di dalam masya-rakat Melayu Ngabang adadari kalangan gusti dan ya’.Ada satu lagi dari kalangan je-lata. Ketiga kasta tersebutsangat sulit disatupun untukkegiatan-kegiatan politik,”paparnya.

“Orang gusti akan sangatsulit mendukung ya’ bila adakegiatan politik. Dan begitusebaliknya. Saya juga tidaktahu kenapa seperti itu. Sayamelihat inilah penyebab kena-pa orang Melayu Ngabang sulituntuk disatukan. Selain itu, or-ang Ngabang juga memilikijiwa yang keras. Itu sebabnyabanyak alumni Boven Digul(orang yang diasingkan Be-landa zaman kemerdekaan,red) berasal dari Ngabang,”urai Iskandar.

Harus diakui dalam sistemkerajaan Melayu zaman dulumemang ada “pengkotakan”masyarakat. Ada kalangankeluarga raja, bangsawan,prajurit (hulubalang), rakyatjelata. Pengkotakan itu ter-gambar jelas dalam peng-gunaan nama silsilah, sepertiurai, syarif, gusti, ya’, abang,tan, awang, nyemas, dansebagainya. Gelar yang biasadiabadikan di depan nama itumenggambarkan si punyanama keturunan raja ataukalangan bangsawan. Gelaritu akan tetap ada sampaikapanpun. Tidak mungkindihapuskan karena merupa-kan silsilah keturunan.

Terlepas dari semua itu,gelar itu memang begituadanya. Zaman telah beru-bah. Untuk saat ini bukangelar itu yang dibanggakan,tapi kualitas pribadi. Untuk apasebuah gelar kerajaan kalaukompetensinya tidak ada. Dizaman serba digital saat iniyang sangat dihargai dandihormati adalah kiprah besaruntuk masyarakat.

“Islam mengajarkan, Allahtidak melihat kamu keturunansiapa, tidak melihat harta

bendamu. Allah hanya melihatamal perbuatanmu atau ketak-waanmu,” tambah guru agamaIslam SMA 1 Ngabang, TajudinS PdI. Ajaran tersebut me-ngajak orang Melayu untukmeningkatkan kualitas pribadi.Jangan lagi membangga-banggakan keturunan. Semuaitu tak ada artinya di depan Al-lah. “Allah hanya melihatkiprah kita di masyarakat(habluminannas, red) danhubungan dengan Dia (hablu-minallah, red),” paparnya.

Ikatan IslamSecara garis keturunan, or-

ang Melayu memang sulituntuk disatukan. Namun,secara Islam itu sangat mu-dah. “Dengan catatan adaseorang ustaz yang diseganiyang muncul di kalanganmasyarakat Landak. Ustaz itumemiliki banyak pengikut danmemiliki kepedulian tinggiuntuk masyarakat. Kalau adaustaz seperti itu di Landak, diabisa menjadi panutan untukmenyatukan kekuatan orangMelayu. Tapi, sampai saat inipemuka agama seperti itubelum ada. Kebanyakan ma-sih sibuk dengan urusanpribadi dan golongannya,”ungkap alumni UniversitasMuhammadiyah Pontianak ini.

Ditambahkan Jasmin Haris,Ketua Pemuda LAMS Landak,kalau pun sulit mencari seorangustaz yang mumpuni, paraustaz yang ada bisa memompasemangat Islam. “Di dalamAlquran sudah jelas bagaimanaAllah meminta seluruh umatIslam untuk memilih pemimpinsatu aqidah. Yang kita pilihtentunya orang-orang yangbenar-benar amanah terhadaprakyat,” katanya.

Dalam konteks Pilkada Lan-dak 2011, seperti apa sebaik-nya posisi orang Melayu,sangat sulit untuk dijawab.Soalnya, memilih itu urusanpribadi, tidak boleh dipaksa.Boleh saja kita mengarahkanorang untuk memilih kandidatA, tapi di bilik suara justrumemilih kandidat B. “Kitatidak ada yang tahu kecuali sipemilih itu sendiri,” ujarnya.

Indonesia bukanlah negaraIslam orang negaranya orangMelayu (satu aqidah Islam).Negara sudah mengatur se-orang kepala daerah sede-mikian rupa. Siapapun yangjadi bupati atau kepala dae-rah, dia diharuskan me-ngedepankan Bhineka Tung-gal Ika, NKRI, dan wawasannusantara. Ketika sudah jadipemimpin, dia tidak lagi milikietnis tertentu atau agama

tertentu, melainkan miliksemua golongan.

“Saya yakin, siapapun yangterpilih di Pilkada Landaktahun depan, adalah miliksemua etnis, agama, go-longan, maupun ras. Jadi,janganlah diributkan soal etnisatau agama. Hormatilah sis-tem demokrasi yang susahpayah kita bangun. Jangansampai demokrasi yang adasaat ini justru kita sendiri yangmenghancurkannya,” timpalKetua Aliansi Jurnalis Landak(ARL), Heri Irawan SP.

Menurut Heri, keberhasilanMelayu bukanlah semata-mata bisa merebut tampukpimpinan daerah. Keber-hasilan baru bisa dibang-gakan apabila sudah memilikisumber daya manusia (SDM)berkualitas. Bagaimana su-paya berkualitas? OrangMelayu harus memiliki pen-didikan tinggi, menjunjungtinggi sikap beragama, me-miliki akhlak mulia. “Kalau haltersebut diabaikan, tidak adalagi yang dibanggakan. Ja-dilah dia orang Melayu yanghanya pandai mengenangkejayaan masa lalu. Zamansudah berubah, dan hanya or-ang-orang berkualitas-lahyang bisa bertahan eksis didaerah ini,” jelas Heri. (SM)

Page 8: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 88888Mimbar

Takwil Al-Qur’an

Opini dan DialogAsuhan: Iswan Muhammad IsaPhone / SMS : 0852 45 110000Email: [email protected]

ha untuk mengembalikansesuatu, baik mikrokosmosmaupun makrokosmos kepa-da Yang Pertama, Allah swt.Namun, banyak juga para ahlitafsir menempatkan maknayang sama antara Takwil danTafsir. Tapi, jika dilihat perbe-daan pembahasannya, Takwilmelihat lebih dalam dari maknaal-Qur’an yang ditafsirkan yaitutidak saja dari makna harfiahtapi lebih melihat apa yang adadibaliknya beserta implikasiyang tersembunyi dibalikmakna harfiah tersebut. Dalamkonteks inilah Jaringan IslamLiberal mengembangkan pe-mahaman al-Qur’an yangkadang-kadang membuatkontraversi didalam aruspemikiran Islam.

Bagi kebanyakan teknisiSufi, Takwil dipandang seba-gai pengetahuan yang dida-sarkan pada makna esoterikal-Qur’an yang diberikan olehTuhan sendiri. Hal ini bertolakbelakang dengan pandanganIslam Liberal saat ini yang me-mandang Takwil adalah tafsiryang didasarkan atas pe-mahaman pribadi yang di-ambil didasarkan atas dimensiesoterik al-Qur’an. Takwil me-nurut Sufi tidak bisa ditangkapmelalui pengajaran biasa. Iahanya diperoleh melalui carapenyerahan diri secara totalkepada kehendak Yang Awwalyang diwujudkan dalam pema-haman mengenai al-Qur’an.

Banyak pemisalan dari sisiTakwil yang disampaikann olehpara Sufi seperti Rumi, IbnArabi dan lain-lain yang me-mandang al-Qur’an sebagaiseorang perempuan. Rumimisalnya yang kami kutip dariFi Hii Maa Fihi mengatakan al-Qur’an itu seperti mempelaiwanita. Meskipun kamu mena-rik cadarnya, dia tidak akanmenunjukkan dirinya padamu.

Ketika kamu mengkaji al-Qur’an, tapi tidak merasakankesenangan atau pengungka-pan, itu karena tindakanmumenarik selubung itu telahmengakibatkan dirimu ditolak.Al-Qur’an telah menipumu danmenunjukkan dirinya sebagaisiburuk rupa. Ia berkata : “Akubukanlah mempelai yangcantik”. Ia dapat menunjukkandirinya dalam bentuk apapunyang diinginkannya. Tetapi jikakamu berhenti menarik selu-bungnya dan mencari ke-nikmatannya yang baik; jikakamu mengaliri ladangnya,melayaninya dari jauh, danmengusahakan sesuatu yangdisukainya, maka ia akanmenunjukkan wajahnya pada-mu tanpa kamu perlu me-nyingkap selebungnya.

Dalam konteks dewasa ini,dimana disekitar kita ber-kembang berbagai macamaliran, dari sempalan sampaipada kajian akademis, mung-kin apa yang ditulis Rumi dapatkita jadikan renungan. Apakahselama ini kita telah mema-hami al-Qur’an dari kehendakpribadi atau penafsiran ekso-teris semata atau kita sudahdengan sepenuh hati menye-rahkan diri kita kepada al-Qur-’an sehingga al-Qur’an mem-buka diri sepenuhnya kepadakita. Kondisi saat ini mengin-dikasikan kebanyakan dian-tara kita hanya menarik selu-bung al-Qur’an dengan paksasehingga ia menampilkandirinya sebagai penampilanyang buruk, pembuat keri-butan dan keonaran diantarakita dan orang lain.

Dalam konteks ini, seorangpraktisi Sufi dan seni Takwilpengarang buku Takwil al-Qur’an, Abdul Razzaaq Kaas-yaani mengatakan dalambagian tulisannya, meriwayat-kan bahwa Imam Ja’far ibn

Muhammad al-Shaaddiq(Imam Syiah Keenam) pernahjatuh pingsan ketika sedangmelaksanakan sholat. Ketikaditanya tentang itu, dia ber-kata: “Aku terus mengulang-ngulang ayat itu sampai akumendengarnya dari Dia yangmengucapkannya”.

Terlepas dari pemikiran, si-kap dan perbuatan para Sufiyang perlu pengkajian yangserius dalam konteks Tauhidsecara komprehensif tentangpenyatuan mikrokosmos,makrokosmos dan metakos-mos, mungkin saat ini kita per-lu merenung untuk mulaimemahami al-Qur’an melaluiTakwil dan Tafsir dengan mem-buat segala sesuatu dalamkonteks satu kesatuan Ilahi.Dengan perkataan lain, me-nyatukan makna Takwil danTafsir dalam satu kesatuandiharapkan perbedaan pema-haman dapat diminimal sekecilmungkin baik diantara ummatIslam sendiri maupun hubu-ngannya dengan ummat yanglain yang ada didalam makro-kosmos ini. Setiap pendekatankepada Yang Awal, pasti se-makin mengurangi jarak per-bedaan diantara mikrokosmosdan makrokosmos.

Hal ini tidak dapat kitalakukan tanpa sepenuhnyamemandang al-Qur’an dalamdirinya yang utuh, yang dipan-dang sebagai wanita yang lem-but yang menyerahkan dirinyasendiri secara utuh, bukan al-Qur’an yang ditarik selubung-nya secara paksa karenakeinginan diri kita sendiri.Selama kita bangga akan apayang kita dapat dari al-Qur’andengan menyatakan kebenar-an sendiri, saat itu pula kitatelah berbuat kasar terhadapal-Qur’an yang lembut danpenuh kasih sayang........-Allahualam bissawab.

ga) sisi. Manusia sebagai mik-rokosmos, alam semestadipandang sebagai mak-rokosmos sedang RealitasMutlak yang mempresen-tasikan keduanya dipandangsebagai Metakosmos. Ketigaeksistensi ini mempunyaihubungan dalam bentuk hu-kum-hukum korespondensi.Tawhid dalam konteks ini ada-lah menyatukan atau mem-buat ketiga eksistensi tersebutdalam satu kesatuan. Lan-dasan dasar dari pandanganini diambil dari al-Qur’an :

“Akan kami perlihatkankepada mereka dalil-dalilkekuasaan Kami disegenappenjuru alam dan dirinyasendiri, sehingga jelas bagimereka bahwa yang Kamiwahyukan itu benar” (QS 41:53)

Realitas relatif dari mikro-kosmos dan makrokosmos,keduanya menunjuk padaRealitas Mutlak, Allah yangdipandang sebagai Metako-smos. Dalam konteks penaf-siran ketiga eksistensi yangdimaksud ayat diatas, adacara yang menarik yang se-makin berkembang saat iniyaitu Takwil yang dalam ka-jian akademis Barat biasa di-sebut Hermeneutika Esoterik”

Takwil mempunyai akaryang sama dengan kata awwalyang juga termasuk salah satuasma Allah. Makna Takwildalam kajian akademis dipa-hami sebagai kembali, menye-babkan kembali, mereduksiatau menemukan sesuatudimana sesuatu tersebut dapatdireduksi. Oleh karena Allahdipandang sebagai Yang Perta-ma maka oleh para teknisi Sufimemandang Takwil adalah usa-

Tinjauan Sufi Dalam Kosmologi Islam

DDALAM PersfektifKosmologi Is-lam eksistensiselalu dipan-dang dari 3 (ti-

Page 9: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 99999Niaga

ERBAGAI panduandalam Al Quranserta hadiz Nabiterkait sistemperekonomian

Islam mampu membawa revo-lusi dalam ekonomi ummatdan mencapai puncak keagu-ngan Islam dalam zaman Ke-rajaan Abbasiyyah dari abad Ke 8 hingga ke 14 Masehi. Dizaman tersebut banyak dikenalilmuan Islam seperti Ibnu Sina,Al Ghazali, Ibnu Taimiyah, IbnuKhaldun, dan lainnya.

Ibnu Khaldun (1332 hingga1406 Masehi) adalah salahsatuyang paling dikenal dan diang-gap ‘Bapak’ ilmu ekonomimodern. Ibnu Khaldun hiduptiga ratus tahun sebelumilmuan ekonomi Inggris, AdamSmith yang terkenal denganteori ekonomi supply and de-mand. Dan dari Ibnu Khaldunlah teori Supply and Demandini pertama kali muncul. Iatelah mengembangkan sertamenganalisa pengaruh de-mand (permintaan) terhadapsupply (persediaan) yang akanberdampak pada penentuanterhadap nilai setiap produk.

Satu revolusi ekonomiyang penting di zaman ke-agungan Islam terjadi padazaman Kerajaan Abbasiyyah.Di zaman tersebut rakyatdiizinkan memiliki tanah, satufaktor pengeluaran yangpenting dalam ekonomi ber-asaskan tani. Ini telah meng-galakkan revolusi dalampertanian dengan hasil yangluarbiasa meningkat hinggamembuat Kerajaan Abba-siyyah lebih maju dibanding-kan negara lain.

Dalam waktu yang sama,bentuk awal sistem pasar bebassemakin berkembang denganpenggunaan mata uang yangsama di seluruh kerajaan. Sek-tor perdagangan menjadi sa-ngat pesat tidak hanya dalamkerajaan Islam saja, tapi hing-ga ke dataran China dan Eropa.

Sejarah KeagunganSistem Ekonomi Islam

BB

pedagang sesama Islam seba-gai asas mengembangkanrangkaian perdagangan yang efisien serta kesejahteraandikalangan ummat.

Dan dari keuntungan yangdiperoleh, pedagang dapatmenyisihkan sebagian untukmembayar zakat dan me-ngeluarkan sedekah sebagaiamal zariah sebagai bekalakhirat nanti. Di sampingmenjamin kemakmuran um-mat, dalam hal ini pemba-yaran zakat harta dan zakatperniagaan bukanlah sesuatuyang berat untuk ditunaikan,karena Islam sebagai Agamayang adil, hanya mengenakankadar yang rendah berbandingcukai pendapatan.

Harus diakui kemajuan per-dagangan Melayu memerlukankesadaran dan kerjasama paraulama dan ilmuan Islam, gunamenyadarkan ummat akanpentingnya perdagangan untukkemajuan, kemakmuran dankesejahteraan ummat. Tapidalam konteks Jihad Ekonomiini, para ulama mungkin perlumenemukan kata sepakattentang etika perdaganganyang boleh dan harus dilaku-kan pada saat ini. (dariberbagai sumber)

Hilangnya Motivasi diZaman Kegelapan Islam

Dalam peradaban Islam,sepantasnya telah terbentukmotivasi yang kokoh padazaman Kerajaan Abbasiyyah,dikarenakan pemerintah me-ngizinkan hak kepemilikantanah yang memicu revolusipertanian dari kurun delapanhingga kurun empat belasMasehi. Seperti dalam pera-daban Barat dan peradabanCina/Jepang. Kesalahan be-sar peradaban Islam terjadipada Abad 18 dan 19, disaatperadaban Barat mulai me-ngembangkan ilmu yangdiambil dari dunia Islam,sehingga Inggris mampumelahirkan Revolusi Perin-dustrian (Industrial Revolu-tion) yang gagal diserap olehNegara-negara Islam

Dunia Islam di pecah belaholeh Barat dan masyarakathilang kestabilannya. Sejakkurun ke 16, dunia Islam telahdilanda trend kejatuhan, per-mintaan barang industri me-nurun, ummat menjadi tidakberdaya, telah hilang motivasiuntuk maju. Dan lebih buruklagi keadaan ini menimbulkansentimen anti Barat dalam duniaIslam. Kemampuan dan kecen-

derungan dunia Islam untukberkembang telah hilang, dansemakin melemahkan kedudu-kan Ummat di seluruh dunia.

Motivasi BerniagaDi sebaliknya, suasana

yang subur untuk memajukanmasyarakat Islam kini terletakdi tengah-tengah dunia Mela-yu/Islam di Nusantara. NegaraMalaysia dan Indonesia kinimerupakan blok serumpunIslam yang terbesar di duniameliputi 300 juta pendudukdengan jalinan muhibbah yangkokoh. Jika dilihat dari segimotivasi para pengusaha,sistem ekonomi Islam yangunggul telah terwujud sejakzaman keagungan Islam masalalu. Jalannya perekonomiandiatur lebih sempurna denganetika al Mizan (keadilan), gunamencegah terjadinya monopolidalam perdagangan.

Bagi seorang pedagangMelayu, sistem ekonomi Islamyang mengizinkan pemilikandan pengembangan hartaindividu, sudah tentu membericukup motivasi kepada merekauntuk mencapai kadar keun-tungan yang pantas dengan adildalam keadaan biasa. Danmenempatkan keutamaan bagi

Page 10: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 1010101010Serambi Wanita

ALAM keseharian-nya sebagai ke-tua Tim Pengge-rak PPK Kabu-paten Sambas

Selalu Mensosialisasikan10 Program Pokok PKK

yang mengharuskan turunkelapangan memberikan pe-nyuluhan tentang 10 programpokok PKK, Hj. Naskah Bur-hanuddin S.sos tetap me-nyempatkan diri untuk menya-lurkan hobi bercocok tanam.

Ibu 3 anak dengan 3 orangcucu ini masih sering mengu-rus kebun di sekeliling ru-mahnya, ada Rambutan,Lengkeng, Jeruk, Pinang,Sawo, Mangga dan lain-lainyang tumbuh subur dan keli-hatan segar.

Dari kecil memang sudahterbiasa berkebun, menorehgetah adalah hal yang biasakarena beliau memang berasaldari keluarga petani. Menurutbeliau penghijauan sangatpenting mengingat kondisi

alam yang sangat tidak me-nentu sekarang ini, sehinggaperlu upaya untuk mengajakmasyarakat dalam melakukanpenghijauan. Sebagai contohmenaman apa saja di per-karangan rumah.

Disela-sela kesibukan se-bagai ketua tim penggerak PKKdan saat mendampingi sangsuami, Bupati Sambas Ir. H.Burhanuddin A Rasyid, beliauselalu memberikan pandangankepada masyarakat mengenai10 program pokok PKK.

“Saya ingin sekali melihatMasyarakat Sambas bisamaju baik perekonomian,pendidikan juga Kesehatan,”ujarnya kepada reporter WM.

“Saya juga mengelola ya-yasan pendidikan yang ber-nama “Yayasan SerambiAsuh” yang melakukan MOUdengan salah satu perguruantinggi di Malang,” tambahnya.

“Saya termotivasi dengankedudukan saya sebagaiketua GNOTA dan ketua PKKKabupaten Sambas, sayaingin masyarakat Sambas

yang tidak dapat melanjutkanpendidikan sampai di per-guruan tinggi bisa meneruskancita-citanya tidak hanya sam-pai jenjang SD, SMP atauSMA,” harapnya.

Yayasan ini membantumempermudah pengurusanproses pendaftaran untuk me-lanjutkan ke perguruan tinggi.

Guna terlaksananya 10 pro-gram pokok PKK, beliau selalumelakukan sosialisasi kepadamasyarakat, dan selalu mem-berikan penyuluhan yang me-nyangkut bidang ekonomi, pen-didikan, kesehatan, serta me-rubah pola pikir dan perilakumasyarakat agar program pe-merintah dapat dilaksanakandengan baik dan benar. Beliaujuga menggandeng pihakterkait sebagai mitra kerja da-lam pelaksanaan berbagai lom-ba, seperti lomba UKS, lombaPosyandu/TOGA, lomba P2W-KSS, lomba PHBS, lomba ge-rakan sayang ibu, lomba De-sa, PKKKBKES serta kegiatansosial kemasyrakatan lainnya.

Untuk lebih berhasilnya 10

program pokok PKK tersebut,TPPKK Kabupaten Sambasmelaksanakan program DesaBinaan di 19 Kecamatan dikabupaten Sambas.

Dalam pelaksanaan pro-gram Desa Binaan, TPPKKbekerjasama dengan SatuanKerja Perangkat Daerah(SKPD) sebagai kemitra PKK,antara lain: Dinas Pertanian,Dinas Peternakan, DinasKetahanan pangan dan pe-nyuluhan, Dinas Perkebunan,Dinas Kelautan dan perikanan,Dinas Pendidikan, Deperin-dakop, Koperasi dan UKM, Ke-pala Badan PP dan KB sertaKepala Badan BPMPD.

“Saya tidak akan pernahbosan memberikan penyu-luhan kepada Masyarakatdalam memahami dan melak-sanakan 10 program pokokPPK, karena dengan kegiatantersebut kita ingin merubahpola pikir dan perilaku masya-rakat untuk melaksanakanprogram pemerintah menujukeluarga sejahtera,”tegasnya.(Ichsan P)

Hj. Naskah Burhanuddin S.sosKetua PKK Kabupaten Sambas

DD

Page 11: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010 1111111111Sambungan

Transformasi Kebudayaan Melayu ...... dari halaman 4Sang Khalik tanpa peranta-raan pendeta; Ketiga, Islamadalah agama yang egalitersebagaimana telah dijelas-kan. Tiadanya sistem kastamendorong penduduk kepu-lauan Nusantara cepat tertarikpada agama ini.

Dengan masuk Islam, me-reka berpeluang besar men-jadi pemimpin keagamaandan masyarakat asal saja me-menuhi syarat, seperti mem-peroleh pendidikan yangterbuka kepada semua la-pisan dan golongan masya-rakat. Di samping itu, parapendakwah Islam masa awaldalam menyampaikan khot-bah-khotbahnya mengguna-kan bahasa yang mudahdipahami, namun jelas pesanyang ingin disampaikannyatanpa perlu melakukan pen-dangkalan. Baru pada tahap-an kedua implikasi rasionaldan intelektual dari pokok-pokok ajaran Islam, sepertitauhid, dilibatkan dalam me-ngomunikasikan ajaran Islam.

Demikianlah penyampaianajaran Islam dan jiwa ke-budayaannya itu tahap demitahap pada akhirnya sampaijuga ke tujuannya (Braginsky,1998). Karena yang pentingmemberikan dasar-dasarkeimanan yang kuat, danmemperkenalkan kosmo-politanisme Islam sebagai pe-gangan hidup, pada tahapawal ini tidak dirasakan perlumenyertakan implikasi-imp-likasi rasional dan intelektualyang terlalu jauh sehubungandengan konsep tauhid yangmerupakan ajaran sentral Is-lam (al-Attas, 1972). Pe-ngajaran dan ceramah ten-tang berbagai perkara ber-kenaan dengan keimanan danketakwaan, atau yang ber-sangkut paut dengan rukunIslam dan rukun iman, dira-sakan cukup memadai.

Tentunya, dengan meng-gunakan uraian yang mudahdicerna. Begitu pula ceramahyang berhubungan denganide-ide kemasyarakatan da-lam Islam, disampaikan se-sederhana mungkin. Tidak

diperlukannya uraian yangbercorak intelektual sebagiandisebabkan karena pema-haman tentang tauhid ataukepercayaan akan keesaanTuhan dalam pikiran pen-duduk Nusantara masih kabur.Konsep-konsep ketuhananyang diajarkan Hinduisme danSyamanisme masih berpe-ngaruh. Jika implikasi rasionaldan inetelektual dari tauhiddisertakan, maka kemung-kinan akan terjadi kekaburanyang membingungkan (al-Attas, 1972) Yang dapatdilakukan untuk mengikispengaruh kepercayaan lamaitu ialah dengan memperke-nalkan dasar-dasar kosmo-politanisme Islam.

Dasar-dasar kosmopolita-nisme Islam itu antara lainialah pandangan bahwa hidupdi dunia ini bersifat sementara,sedang kampung halamanmanusia sebenarnya ialahakhirat. Dari Pasai dan Aceh,Islam kemudian tersebar kewilayah-wilayah lain di kepu-lauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam pun ber-munculan di pulau-pulau lainsejak abad ke-16 M setelahpenguasa setempat memelukagama Islam dan kerajaannyaterlibat dalam kegiatan per-dagangan regional. Di Jawamuncul kerajaan Demak, Ban-ten, Pajang, Mataram, Cire-bon, dan Madura pada abadke-16?17 M; di Maluku adakerajaan Ternate dan Tidorepada abad ke-16 juga; diSulawesi ada Buton, Selayar,dan Gowa; di Nusa Tenggaraada Bima dan Lombok; diKalimantan ada Banjarmasin,Pontianak, Sambas, Mempa-wah, Landak, dan seterusnyapada abad ke-17 dan 18 M(Hasan Muarif Ambary, 1998).

Di kepulauan Melayu sen-diri, pusat-pusat kekuasaandan peradaban Islam yang lainjuga muncul menyusul ke-munduran Aceh Darussalamsejak awal abad ke-18 M.Misalnya Palembang, Johor,Riau, Banjarmasin, dan Mi-nangkabau. Tidak banyakekspedisi militer diperlukan

dalam proses Islamisasi itu.Yang paling aktif bergerakialah para wali dan sufi, ataupara pemimpin tarekat de-ngan gilda-gilda mereka.Sumber-sumber sejarah lokalbanyak memberikan kete-rangan ini. Misalnya, HikayatRaja-raja Pasai /(ditulis padaakhir abad ke-14 M) yangmenceriterakan bahwa rajaSamudra Pasai dan penduduknegeri itu diislamkan olehSyekh Ismail, seorang fakiryang berlayar bersama 70pengikutnya dari Yaman.

Gibb (1957) mengatakanbahwa seorang musafir Arabdari Maroko, Ibn Batutah yangmengunjungi negeri itu padatahun 1345-6 M, memberita-kan bahwa raja negeri itu sa-ngat egaliter dan suka berbin-cang dengan ulama-ulamamadzab Syafii dan para cen-dekiawan Persia dari Bukharadan Samarqand. Dia berjalankaki ke masjid setiap hari Ju-mat. Usai salat Jumat sang rajabiasa bertatap muka dan ber-bincang dengan orang keba-nyakan sebelum kembali keistana.

Tiga Lingkaran Pusat Pera-daban Faktor penting lain yangmenyebabkan Islam berkem-bang pesat ialah penempatanpusat-pusat lingkaran pera-daban di tiga titik yang tepat,yaitu istana, pesantren, danpasar (Taufik Abdullah, 1988,dalam Sidiq Fadil, 1991).Istana sebagai pusat kekua-saan berperan di bidang politikdan penataan kehidupansosial. Di sini dengan du-kungan ulama yang terlibatlangsung dalam birokrasi pe-merintahan, hukum Islamdirumuskan dan diterapkan.Di sini pula kitab sejarahditulis sebagai landasan legiti-masi bagi penguasa Muslim.

Pesantren berperan di bi-dang pendidikan, dan merupa-kan pusat kebudayaan keduasetelah istana. Di sini jaringan-jaringan pengajian agama dilingkungan masyarakat luasdibangun, di kota ataupun dipedesaan, begitu pula tema-tema pengajian. Di sini pula

kitab-kitab keagamaan ditulisdan disalin untuk disebarkan.Peran pesantren, atau dayahdan meunasah di Aceh, suraudi Minangkabau, semakinmenonjol pada abad ke-18 Mdi seluruh pelosok Nusantara.Ia sekaligus berperan sebagaipusat kegiatan tarekat sufi.

Lembaga yang semula ber-sifat kedaerahan ini berkem-bang menjadi lembaga supra-daerah yang kepemimpinandan peserta didiknya tidak lagiberdasarkan kesukuan. Iatumbuh menjadi lembagauniversal yang menerima gurudan murid tanpa memandanglatar belakang suku dan dae-rah asal. Pada masa itulah,pesantren atau dayah mampumembentuk jaringan kepe-mimpinan intelektual dan pe-nyebaran agama dalam ber-bagai tingkatan dan antardae-rah (lihat juga AzyumardiAzra, 1999).

Sedangkan pasar berperandi bidang ekonomi dan per-dagangan. Pasar merupakandaerah pemukiman parasaudagar, kaum terpelajar, dankelas menengah lain, terma-suk para perajin, yang ber-hadapan langsung dengansituasi kultural yang sedangberkembang. Di sini orang dariberbagai etnik dan ras yangberbeda-beda bertemu danberinteraksi, serta bertukarpikiran tentang masalah per-dagangan, politik, sosial, dankeagamaan. Di sini pula per-kembangan bahasa Melayumengalami dinamika yang me-nentukan bagi luasnya penye-barannya ke berbagai wilayahNusantara lain. Di tengahkomunitas yang majemuk initentu saja terdapat masjidyang merupakan tempat me-reka berkumpul dan meng-hadiri pengajian-pengajiankeagamaan. Di sini pula mad-rasah-madrasah didirikan, danbuku-buku keagamaan dida-tangkan dari negeri Arab danPersia, dikirim ke pesantrenuntuk disalin, disadur, atauditerjemahkan agar dapat di-sebarluaskan. (www.mela-yuonline.com)

Page 12: Warkah Marwah Edisi X/2010

Edisi X/ 2010

PESATNYA perkembangan informasi teknologi secara tidak langsung ikutmempengaruhi pola pikir dan bertindak di kalangan masyarakat. Nilai-nilai seni budaya lokal bila tidak dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat

dapat mempengaruhi keberadaan budayanya sendiri.“Saat ini hampir sebagian masyarakat Melayu terutama di kalangan generasi

mudanya enggan untuk menggali, mempelajari, dan mendalami yang bertaliandan adat istiadat seni budayanya sendiri,” kata Ketua Panitia Festival Seni BudayaMelayu Kalimantan Barat (FSBM-KB) 2010, Awang Sofyan Rozali.

Menurutnya, mereka lebih menyenangi dan bangga dengan simbol-simbolyang berbau kebarat-baratan. Diperlukan suatu langkah konkret untukkembali menanamkan nilai-nilai kebudayaan kepada para generasimuda untuk terus melestarikan adat dan budaya yang diwariskanoleh generasi sebelum.

“Berdasarkan hal tersebut, Majelis Adat Budaya Melayu Kalbarberencana menggelar FSBM-KB. Untuk tahun 2010 merupakankegiatan keenam kalinya pada Desember nanti,” ujar Awang yangjuga anggota DPRD Kalbar.

Kegiatan ini, diharap muncul kesadaran bagi generasi mudaterhadap seni dan budayanya sendiri. Generasi muda saat inicalon pemimpin masa depan. Kalau mereka tidak paham danmengerti, seni dan budaya Melayu akan hilang ditelan zaman.

Tokoh Melayu asal Singkawang melanjutkan, FSBM-KB bisamemberi ruang generasi muda untuk berkarya. Ke depan bisamuncul seniman-seniwati untuk bekarya bagi pengembanganseni dan budaya Melayu. FSBM merupakan agenda tahunanMABM. Dalam kegiatan tersebut, telah disiapkan berbagaiagenda seperti perlombaan terkait dengan budaya Melayu diKalbar seperti lomba lagu daerah, hadrah, tepung tawar,pameran hasil kebun melayu, masakan khas daerah,pemilihan bujang dara, serta seminar tentang budaya. Selainitu, akan dilaksanakan pawai yang melibatkan peserta dariluar daerah dan luar negeri.

Awang juga mengatakan diselenggarakan agenda tahunanini sebagai bentuk pelestarian kebudayaan dan pariwisatadalam konteks memperkaya kebudayaan Kalbar. “FSBMmerupakan tujuan untuk mengembangkan potensiintelektual dengan mengupayakan pelestarian adat budaya,seni dan menghimpun potensi ekonomi. “Kita jugaberupaya menghimpun sejarah pertumbuhan dankeragaman yang ada di Kalbar,” harapnya.

Selain kegiatan perlombaan bernuansa Melayu, jugadirencanakan adanya pengkajian tentang perkembangankerajaan di Kalbart dalam rangka memberikan informasi kepadamasyarakat.(Rendra Oxtora)

Edisi X/ 2010