vsd

36
Ventriculer Septal Defect Pembimbing klinik : dr. Kartin Akune, Sp. A

Upload: rivaldi

Post on 18-Jul-2016

41 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ventrikular septal defect

TRANSCRIPT

Page 1: Vsd

Ventriculer Septal Defect

Pembimbing klinik : dr. Kartin Akune, Sp. A

Page 2: Vsd
Page 3: Vsd

Ventricle Septal Defect (VSD)

• Defek septum ventrikel (DSV) adalah terdapatnya defek pada sekat yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan, serta merupakan salah satu penyakit jantung bawaan (PJB). 1

• Defek septum ventrikel (DSV) merupakan salah satu bentuk PJB yang paling sering ditemukan ditandai adanya defek atau lubang pada sekat/dinding yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan. 2

Page 4: Vsd

Epidemiologi

• DSV merupakan 30% dari PJB yang ditemukan 1

• Defek septum ventrikel (DSV) merupakan salah satu jenis penyakit jantung bawaan (PJB) yang paling sering ditemukan yakni sekitar 20% dari seluruh PJB 4

• Insidens PJB adalah 8-10 di antara 1.000 kelahiran. Angka kelahiran di Indonesia 4.000.000 kelahiran/tahun, berarti akan terdapat penambahan jumlah kasus DSV 64.000 kasus di Indonesia. 4

Page 5: Vsd

Etiologi • Pada sebagian besar kasus, penyebab PJB tidak

diketahui. Berbagai jenis obat, penyakit ibu, pajanan terhadap sinar Rontgen, diduga merupakan penyebab eksogen penyakit jantung bawaan. 3

• Penyakit rubela yang diderita ibu pada awal kehamilan dapat menyebabkan PJB pada bayi

• Di samping faktor eksogen terdapat pula faktor endogen yang berhubungan dengan kejadian PJB. Berbagai jenis penyakit genetik dan sindrom tertentu erat berkaitan dengan kejadian PJB seperti sindrom Down, Turner, dan lain-lain. 3

Page 6: Vsd

Klasifikasi

Secara anatomis DSV diklasifikasikan sesuai dengan letak defeknya, yaitu : •DSV perimembran,• muskular dan•sub-arterial doubly committed.

Page 7: Vsd

Klasifikasi lanjutan

Berdasarkan fisiologi, klasifikasi DSV adalah sebagai berikut: •DSV defek kecil dengan resistensi vaskular paru normal, •DSV defek sedang dengan resistensi vaskular paru bervariasi, •DSV defek besar dengan peningkatan resistensi vaskular paru ringan sampai sedang, •DSV besar dengan resistensi vaskular paru tinggi.

Page 8: Vsd
Page 9: Vsd

Diagnosis • DSV kecil umumnya menimbulkan gejala yang ringan, atau tanpa

gejala (asimtomatik). Umumnya pasien dirujuk karena ditemukannya bising jantung (murmur) secara kebetulan. Anak tampak sehat. Pada auskultasi S1 dan S2 normal, teraba thrill, bising pansistolik derajat IV/6 dengan punktum maksimum di interkostal 3-4 pada garis parasternal kiri.

• DSV sedang dapat menimbulkan gejala yang ringan berupa takipnea dan takikardia ringan. Bayi sering mengalami kesulitan minum dan makan, dan sering mengalami ISPA. Pada pemeriksaan fisis ditemukan takipnea, retraksi interkostal atau suprasternal. Pertambahan berat badan sangat lambat. Ditemukan thrill. S1 dan S2 normal, ditemukan bising pansistolik intensitas keras di interkostal 3-4 parasternalis kiri. Bising mid-diastolik sering ditemukan di apeks.

Page 10: Vsd

Diagnosis lanjutan

• DSV besar, gejala timbul setelah 3-4 minggu. Terlihat gejala dan tanda gagal jantung kiri. Bayi mengalami takikardia, takipnea, hepatomegali. Pasien tampak sesak, tidak biru, gagal tumbuh, banyak keringat dan sering mengalami ISPA berulang. Bising pansistolik akan terdengar bernada rendah dan tidak terlokalisasi.

Page 11: Vsd

Pemeriksaan penunjang• Elektrokardiografi (EKG) Pada DSV kecil, gambaran EKG normal. Pada DSV besar

akan ditemukan LVH • Foto Rontgen toraks Tidak spesifik. Pada defek kecil, ukuran jantung normal

dengan corakan vaskular paru normal. Pada DSV sedang, terdapat kardiomegali dan peningkatan corakan vaskular paru dan tampak penonjolan segmen pulmonal.

Pada DSV besar, terdapat kardiomegali, peningkatan corakan vaskular paru dan pembesaran ventrikel kanan.

Page 12: Vsd

Ventricular Septal Defect

CardiomegalyApex

Page 13: Vsd

Pemeriksaan penunjang lanjutan

• Ekokardiografi Dengan pemeriksaan ekokardiografi 2-dimensi dan

Doppler berwarna dapat ditentukan besar defek, arah pirau, dimensi ruang jantung dan fungsi ventrikel.

• Kateterisasi jantung Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada DSV besar untuk

menilai besarnya pirau dari kiri ke kanan (QP/QS) dan tingginya resistensi vaskular paru agar dapat ditentukan apakah masih bisa ditutup atau tidak.Saat ini kateterisasi pada DSV lebih ditujukan pada tindakan penutupan transkateter.

Page 14: Vsd
Page 15: Vsd

Pengobatan 1) DSV kecil tanpa gejala tidak perlu terapi. 2) Pada gagal jantung diberikan diuretik misalnya

furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, vasodilator misalnya kaptopril 0,5 – 1 mg/kgBB/kali tiap 8 jam. Kalau perlu dapat ditambahkan digoksin 0,01 mg/kg/hari. Pemberian makanan berkalori tinggi dilakukan dengan frekuensi sering secara oral/enteral (melalui NGT). Anemia diperbaiki dengan preparat besi.

3) Menjaga kebersihan mulut dan pemberian antibiotik profilaksis terhadap infeksi endokarditis.

4) Penutupan DSV dapat dikerjakan dengan intervensi non-bedah menggunakan Amplatzer VSD occluder atau dengan tindakan bedah.

Page 16: Vsd

Indikasi dan waktu penutupan DSV • Pada bayi dengan DSV defek besar yang mengalami

gagal jantung serta retardasi pertumbuhan, dan kegagalan terapi medikamentosa, dilakukan operasi secepatnya sebelum terjadi penyakit vaskular paru.

• Indikasi penutupan DSV baik dengan cara intervensi non-bedah ataupun bedah

• Bayi atau anak dengan DSV besar dan hipertensi pulmonalis harus dilakukan kateterisasi untuk menilai tingginya resistensi vaskular paru dan responsnya terhadap pemberian oksigen 100%.

Page 17: Vsd

• Alat yang digunakan untuk menutup DSV (Amplatzer VSD Occluder – AVO) terdiri dari Amplatzer muscular VSD occluder untuk DSV muskular, dan alat yang digunakan untuk menutup DSV perimembran adalah Amplatzer Membranous VSD Occluder. ASO juga dapat digunakan untuk menutup DSV tipe muskular jika letak defek jauh dari katup aorta.

Page 18: Vsd

Amplatzer yang digunakan untuk penutupan transkateter A, Amplatzer septal occluder; B, Amplatzer PDA occluder; C, Amplatzer muscular VSD occluder; D, new concentric Amplatzer VSD occluder; E and F, new eccentric Amplatzer VSD occluders.

Page 19: Vsd

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN• Nama : by. C• Jenis kelamin : laki-laki• Tgl.Lahir/Usia : 14 januari 2014 / 2 bulan • Berat badan : 5 kg• Tinggi badan : 53 cm• Alamat : jl. Karajalemba• Tgl. Masuk : 03 maret 2014

Page 20: Vsd

ANAMNESIS

Keluhan utama : sesakRiwayat penyakit sekarang :Bayi merasakan sesak mulai dari tadi malam,

mempunyai riwayat sesak sejak sebulan yang lalu yang kemudian hilang dan mulai sesak kembali kemarin malam. Bayi dirawat sebelumnya di pav. Peristi dengan keluhan yang sama. Lendir pada mulut bayi banyak, pernapasan cupig hidung dan didapatkan retraksi subkosta.

Page 21: Vsd

ANAMNESIS lanjutan

Riwayat penyakit sebelumnyaPasien pernah dirawat di pav. Peristi dengan keluhan

yang sama (suspek bronkhopneumonia + VSD). Lahir di IGD bersalin secara spontan kemudian dirawat gabung dengan ibu di pav. Matahari selama 2 hari. Kemudian pada tanggal 10-03-2014 masuk kembali diperisti dengan keluhan sesak dan dirawat selama 2 minggu. Setelah itu pasien dipulangkan dan 2 hari setelah dipulangkn pasien masuk rumah sakit kembali dengan keluhan yang sama.

Page 22: Vsd

ANAMNESIS lanjutan

Riwayat penyakit dalam keluarga :Kakek pasien meninggal karena TB paru, orang

tua pasien tidak ada mengalami pnyakit genetik.

Page 23: Vsd

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : tampak pasien sesak, dengan pernapasan cuping hidung dan ada retraksi subkostaBerat Badan : 5 kgTinggi Badan : 53 cmStatus Gizi : menurut Z-score (1) status gizi baikTanda vital•Denyut Nadi :124 kali/menit •frekuensi. Napas: 64 kali/menit•Suhu : 38,7 0C

Page 24: Vsd

PEMERIKSAAN FISIK Kepala :Deformitas : tidak ada deformitasBentuk : normocephalRambut : warna hitam, tidak ada allopesiaMata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,

pupil isokor bilateralMulut : bibir mengeluarkan lendir berbusa Leher : tidak ada Pembesaran Kelenjar Getah Bening ,

tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Tidak ada ditemukan massa

Page 25: Vsd

PEMERIKSAAN FISIK Thorax :• Paru-paruInspeksi : simetris kanan dan kiri, ada retraksi subkostaPalpasi : tidak nyeri tekan, vocal fremitus normal kiri

sama dengan kananPerkusi : sonor Auskultasi : pernapasan vesikuler, rhonki (+) dan tidak

ada wheezing.

Page 26: Vsd

PEMERIKSAAN FISIK • Jantung :Inspeksi : ictus cordis tampakPalpasi : ictus cordis teraba pada ICS V linea

midclavicula sinistraPerkusi : pekakBatas atas :ICS II linea parasternal sisnistraBatas kiri :ICS V linea midclavicula sinistraBatas kanan :ICS V linea parasternalis dextraAuskultasi : S1 dan S2 normal, bising pansistolik derajat

IV/6 dengan punktum maksimum di interkostal 3-4 pada garis parasternal kiri

Page 27: Vsd

PEMERIKSAAN FISIK

• Abdomen :Inspeksi : kesan datarAuskultasi : peristaltik (+) normalPerkusi : timpaniPalpasi : tidak ada nyeri tekan , tidak ada

hepatomegali & splenomegali

• Anggota gerak : dalam batas normal

Page 28: Vsd

LABORATORIUM

Page 29: Vsd

• Diagnosis Kerja : ISPA + VSD• Diagnosis Banding : Bronkhitis • TerapiIVFD RL D 5% 20 tetes/ menit MIKRO02 2 liter/menitCeftriaxone 2 X 150mg IVDexamethasone 3 X o,7mg IVSanmol drips 4 X 0,5 cc

Page 30: Vsd

• Hari pertama Tanggal 3 maret 2014Subjek : panas 38,7 0C, sesak, pernapsan cuping hidung,

retraksi subkostaObjek : Nadi 140 x/Menit, Pernapasan 48 x/menit, Suhu

38,70 C. Assesment : VSD + ISPAPlaning : • IVFD RL D 5% 20 tetes/ menit MIKRO• 02 2 liter/menit• Ceftriaxone 2 X 150mg IV• Dexamethasone 3 X o,7mg IV• Sanmol drips 4 X 0,5 cc

Page 31: Vsd

FOLLOW UP

Hari ke dua Tanggal 04 Maret 2014Pasien meninggal dunia, orang tua pasien tidak tau

anaknya meninggal jam berapa karena orang tua pasien tertidur, dari anamnesa didapatkna bahwa orang tua pasien memberi minum susu pada anaknya tanpa sepengetahuan perawat jaga, padahal pasien sudah dipasangkan sonde. Kecurigaan kalau pasien meninggal karena aspirasi.

Page 32: Vsd

DISKUSI

bayi laki-laki umur 2 bulan BB 5 kg PB 53 cm masuk rumah sakit dengan sesak mulai dari tadi malam, mempunyai riwayat sesak sejak sebulan yang lalu yang kemudian hilang dan mulai sesak kembali kemarin malam. Bayi dirawat sebelumnya di pav. Peristi dengan keluhan yang sama. Lendir pada mulut bayi banyak, pernapasan cupig hidung dan didapatkan retraksi subkosta.

Page 33: Vsd

DISKUSI

Pasien pernah dirawat di pav. Peristi dengan keluhan yang sama (ISPA + VSD). Lahir di IGD bersalin secara spontan kemudian dirawat gabung dengan ibu di pav. Matahari selama 2 hari. Kemudian pada tanggal 10-03-2014 masuk kembali diperisti dengan keluhan sesak dan dirawat selama 2 minggu. Setelah itu pasien dipulangkan dan 2 hari setelah dipulangkn pasien masuk rumah sakit kembali dengan keluhan yang sama.

Page 34: Vsd

DISKUSI

Diagnosis pada anak adalah ventrikular septal defect, yang sudah berkomplikasi kearah ISPA. Ini sesuai teori yang mengatakan anak yang mengalami VSD akan mengalami Infeksi saluran napas berulang. Gejala ini timbul akibat meningkatnya aliran darah ke paru sehingga mengganggu sistem pertahanan paru.

Page 35: Vsd

DISKUSIPasien dirawat dirumah sakit selama dua hari, yang dimana hari pertama hasil follow up pasien didapatkan suhu pasien 38,7 0C, sesak, pernapasan cuping hidung, retraksi subkosta Nadi 140 x/Menit, Pernapasan 48 x/menit. Kemudian hari kedua Pasien meninggal dunia, orang tua pasien tidak tau anaknya meninggal jam berapa karena orang tua pasien tertidur, dari anamnesa didapatkan bahwa orang tua pasien memberi minum susu pada anaknya tanpa sepengetahuan perawat jaga, padahal pasien sudah dipasangkan sonde. Kecurigaan kalau pasien meninggal karena aspirasi.

Page 36: Vsd

TERIMAKASIH