visi perusahaan.docx
TRANSCRIPT
TUGAS
AKUNTANSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Oleh:
ANDIKA PRATAMA
APRILIA RIZKI SAVITRI
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
I. PENDAHULUAN
Diversifikasi produk adalah upaya yang dilakukan pengusaha/produsen/perusahaan
untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang
sudah dipasarkan sebelumnya. Diversifikasi sebagai salah satu alternatif strategi korporasi
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis: konsentrik, konglomerate, dan horisontal. Ketiga
jenis diversifikasi tersebut termasuk dalam kelompok alternatif strategi dalam membangun
Strategy yang dimaksudkan untuk memberi arah dan landasan bagi upaya koordinasi dan
pencapaian sasaran jangka panjang. Dari pendekatan lain, diversifikasi dapat pula dibedakan
ke dalam dua tipe: terkait (related diversification) dan tak terkait (unrelated diversification).
Keterkaitan mengacu pada hubungannya dengan bisnis utama yang sedang digeluti, atau
beberapa bisnis yang membentuk rantai nilai (value chain) dalam suatu kelompok usaha.
Alasan perusahaan melakukan Strategi Diversifikasi
a. Internal dan Eksternal
Sebagian besar perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi
ketika menghasilkan sumber daya keuangan yang melebihi (in excess) dari jumlah
yang dibutuhkan untuk mempertahankan keunggulan daya saing (competitive
advantage) bisnis utamanya. Terdapat dua alasan diversifikasi, yaitu internal dan
eksternal yang merupakan dorongan (inducement) bagi pertumbuhan.
External inducement merupakan dorongan dari yang memberi peluang bagi
dibukanya bisnis baru., seperti munculnya Internet membuka peluang bagi penerbit
koran cetak untuk membua bisnis layanan koran online. Dalam hal lain dorongan luar
dapat pula dalam bentuk ancaman yang kemudian ditanggapi dengan membentuk
usaha baru.
b. Ruang lingkup ekonomi
Dalam perkembangannya, alasan lain dari diversifikasi berkisar dari upaya
tradisional untuk peningkatan efisiensi seperti eksploitasi lingkup ekonomis
(economic of scope), dan mendisiplinkan manajer yang kinerjanya kurang baik,
hingga mendasari kebutuhan untuk mengatasi munculnya masalah-masalah baru
seperti penyalahgunaan kewenangan oleh manajer puncak. Diversifikasi yang
dimaksudkan untuk mencapai skala ekonomis maupun lingkup ekonomis dilakukan
dalam dua cara: menjual produk sejenis (similar products) atau menjual kepada pasar
yang sama (similar market). Selain alasan untuk memperoleh economies of scope, ada
tiga alasan lain untuk diversifkasi: sinergi keuangan (financial
synergies), economizing on transaction costs, dan memenuhi objektif manajerial.
Sinergi keuangan dilandasi pada pemikiran bahwa untuk mencapai sukses jangka
panjang, suatu perusahaan yang sedang tumbuh memerlukan portofolio bisnis yang
menjamin kecukupan dan kestabilan arus kas agar dapat mendanai semua aktivitas
perusahaan (Hitt, et al. 2001).
c. Insentif dan Sumberdaya
Strategi portofolio memungkinkan perusahaan induk memanfaatkan profit
yang diperoleh suatu unit bisnis untuk mensubsidi unit bisnis lainnya. Namun
demikian strategi semacam ini tidak menciptakan nilai tambah kepada pemilik
perusahaan (share holders). Jika demikian, pemilik perusahaan dapat melakukan
diversifikasi sendiri tanpa keterlibatan manajer perusahaan. Meskipun economies of
scope sebagian besar menjadi alasan utama diversifikasi, permasalahan biaya
transaksi (transaction costs) juga relevan disebut sebagai alasan lain bila diversifikasi
dilakukan melalui merger dan akuisisi. Perusahaan multiproduct merupakan pilihan
efisien ketika koordinasi di antara perusahaan yang beroperasi secara independen sulit
dilakukan oleh adanya permasalahan biaya transaksi dan persoalan-persoalan lain
yang tersembunyi. Persoalan biaya transaksi muncul mana kala proses produksi
melibatkan sejumlah aset khusus seperti Sumber Daya Manusia (SDM), Standard
Operating Procedures (SOP), dan lainnya yang sifatnya proprietary.
d. Motif Manajerial
Alasan manajerial untuk melakukan diversifikasi berorientasi pada
kepentingan untuk menjaga dan memperluas posisi eksekutif dalam membuat
keputusan dari pada motif peningkatan efisiensi atau menambah kekayaan pemegang
saham. Dalam hal seperti ini, diversifikasi efisien untuk manajer, tetapi tidak efisien
untuk pemegang saham. Untuk mengurangi resiko kehilangan pekerjaan manajer
terpaksa harus mengurangi resiko berkinerja buruk, salah satu caranya adalah melalui
akuisisi tak terkait. Namun demikian masih ada sisi positif yang didapat dari motif
manajer dalam melakukan diversifikasi. Diversifikasi tak terkait yang dihasilkan dari
keputusan manajer dapat meningkatkan insentif dengan mengurangi biaya motivasi
manajer dalam skema pay-for-performance. Lingkup ekonomi dapat dicapai melalui
penyebaran ketrampilan manajemen puncak yang tergolong langka ke dalam bisnis
lain yang tidak terkait dengan bisnis utama.
II. PEMBAHASAN
Sejak didirikan pada 5 Desember 1933 Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi
salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice
Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama
yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,
Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
Tujuan perusahaan yaitu untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari;
membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan
melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain;
menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila
digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan
cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi
dampak lingkungan.
Visi Unilever :
Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap
orang Indonesia setiap harinya.
Misi Unilever :
Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati
hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang
bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan
kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan
Struktur Organisasi Unilever
Dalam suatu perusahaan diperlukan adanya kegiatan-kegiatan manajemen yang baik
dan terarah. Salah satu fungsi manajemen adalah pengorganisasian, yaitu suatu proses
penentuan dan pengelompokan peraturan dan macam-macam aktivitas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada tanggung jawab masing-masing
bagian sehingga mempermudah pimpinan untuk mengadakan pengawasan dan meminta
tanggung jawab atas tugas yang telah dibebankan pada masing-masing bagian. Adapun
struktur organisasi PT. Unilever Indonesia sebagai berikut :
Strategi Unilever
a. Related Diversification
Diversifikasi usaha berkaitan adalah diversifikasi usaha perusahaan ke dalam suatu
bisnis lain yang masih mempunyai hubungan erat dengan bisnis sebelumnya,
sehingga dapat dikembangkan strategi bisnis yang saling berkesuaian (strategic fit) di
antara setiap bisnis tersebut. Menerapkan diversifikasi usaha berkaitan memiliki tiga
keunggulan. Pertama, strategi tersebut mengurangi ketergantungan organisasi
terhadap satu aktivitas bisnisnya dan oleh karena itu mengurangi risiko ekonomi.
Bahkan jika satu atau dua dari bisnis perusahaan kehilangan uang, organisasi secara
keseluruhan masih mungkin dapat bertahan karena bisnis yang sehat akan
menghasilkan cukup uang untuk mendukung bisnis lainnya. Kedua, dengan
mengelola beberapa bisnis pada waktu yang bersamaan, organisasi dapat mengurangi
biaya overhead yang dihubungkan dengan mengelola satu bisnis. Dengan kata lain,
jika biaya administrasi normal yang diperlukan untuk mengoperasikan bisnis
manapun (seperti jasa hukum dan akuntansi) dapat disebar dalam sejumlah bisnis,
maka biaya overhead perbisnis akan lebih rendah dibandingkan jika setiap bisnis
harus menyerap semua biaya sendiri. Oleh karena itu biaya overhead bisnis dalam
perusahaan terdiversifikasi yang berkaitan biasanya lebih rendah dibanding 11 bisnis
serupa yang bukan merupakan suatu bagian dari perusahaan besar. Ketiga,
diversifikasi usaha yang berkaitan membuat suatu perusahaan dapat mengekspolitasi
kekuatan dan kemampuanya di lebih dari satu bisnis. Ketika perusahaan berhasil
melakukan hal ini, perusahaan memanfaatkan sinergi yang merupakan dampak
pelengkap yang ada di antara bisnis mereka. Sinergi muncul pada serangkaian bisnis
ketika nilai ekonomi dari gabungan bisnis lebih besar dibandingkan nilai ekonomi
bisnis secara terpisah.
PT. Unilever Indonesia, Tbk. tidak akan berniat menguasai industri dari hulu
sampai hilir meskipun memiliki kemampuan dari segi pendanaan. Ia menekankan,
akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yaitu
consumer goods. Memang, akuisisi merupakan bagian dari strategi PT Unilever
Indonesia (UI) untuk memperbesar pertumbuhan bisnisnya. Tak heran, perusahaan
yang beromset Rp 9,6 triliun per September 2007 ini memiliki Divisi Merger &
Akuisisi di bawah Direktur Keuangan. Sebagian besar akuisisi yang dilakukan
Unilever Indonesia adalah merek produk kategori baru, untuk mengembangkan bisnis
secara keseluruhan dalam 15-25 tahun ke depan. Keuntungan akuisisi yaitu hasil
akuisisi memang lebih cepat penetrasinya, pertumbuhannya lebih cepat, lebih aman
dan dinilai lebih berhasil dibanding membuat merek baru karena dalam membuat
merek baru harus mempelajari pasar.
PT. Unilever Indonesia, Tbk. Mulai terjun di bisnis Kecap dengan
mengakuisisi Bango dari PT Sakura Aneka Food pada 2000. Kecap Bango merupakan
kasus akuisisi merek beserta produksinya dari PT Sakura Aneka Food – perusahaan
keluarga Tjoa Eng Nio yang didirikan sejak 1928 di Tangerang. Nilai akuisisinya
sekitar Rp 100 miliar. Pada tahun 2007, PT. Unilever Indonesia, Tbk. menggenapi
kepemilikan atas kecap bango dengan mengakuisisi sisa 35% kepemilikan minoritas
bisnis Kecap Bango.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia, Tbk. telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
(Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui
pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Proses akuisisi ini
akan diselesaikan pada tahun 2008, perseroan menganggarkan Rp400 miliar di luar
belanja modal.
b. Market Penetration
Strategi pemasaran di pasar yang ada, dengan produk yang ada, atau dengan
kata lain mempertahankan wilayah dan produk yang ada dengan tujuan memperluas
pangsa pasar dengan beberapa komponen tertentu seperti memanfaatkan promosi
(baik above the line maupun below the line), meningkatkan kinerja distribusi produk
serta bermain cerdas di product mix untuk merangkul segmentasi pasar. PT. Unilever
Indonesia, Tbk. amat paham posisinya sebagai market leader di industri consumer
goods dengan market share hampir 80% terutama untuk merek seperti Blueband,
Lifebouy, Wall’s, dan Pond’s. Sehingga strategi yang harus diterapkannya terkait
pada hal bagaimana mempertahankan posisi, tidak lagi hanya bagaimana menarik
konsumen. Sehingga yang perlu dibangun di sini adalah bukan hanya customer’s
satisfaction namun lebih lagi customer’s loyalty atas produk-produk yang
dipasarkannya. Dengan menerapkan strategi mempertahankan customer’s loyalty,
bukan hanya perluasan market share yang dapat dicapai namun lebih lagi pertahanan
atas besarnya market share tersebut, lebih utama.
Dalam strategi penetrasi pasar, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu
keterikatan emosional atas produk; pemenuhan kebutuhan atas masing-masing
segmentasi pasar; serta eksistensi dan keterjangkauan produk. Keterikatan emosional,
baik emotionally dan spiritually engage, atas produk merek produk yang dipakainya
dapat di-capture melalui promosi above the line maupun below the line. Selaras
dengan misinya yaitu add vitality to life, PT. Unilever Indonesia, Tbk. berusaha
memuaskan konsumen di segala segmen dengan memperhatikan suara konsumen.
Sebuah merek akan mempunyai kontribusi kalau bisa menjangkau konsumen yang
lebih banyak. Yang terakhir yang harus diingat adalah eksistensi dan keterjangkauan
produk, sehingga konsumen tidak harus berganti merek produk hanya karena tidak
adanya produk dengan merek tertentu yang diinginkan. Berikut adalah strategi-
strategi PT. Unilever Indonesia, Tbk. yang terkait ketiga hal di atas demi mencapai
satu tujuan yaitu market share.
Untuk memastikan eksistensi dan keterjangkauan produk, PT. Unilever
Indonesia, Tbk. berusaha meningkatkan kualitas distribusi dengan beberapa cara yaitu
: keberadaan unit-unit produk utama atau SKU; keberadaan divisi Customer
Development di pasar tradisional dan modern; Pengembangan dan perluasan bisnis di
luar Jawa (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua); Pendirian kantor pemasaran
Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia;
Peningkatan kinerja, pemberian motivasi dan insentif tertentu bagi tim penjualan, tim
pramuniaga dan tim promosi penjualan. Jaringan distribusi yang kuat dengan 400
distributor dan 500,000 outlet retailer yang memungkinkan Unilever menjaga pangsa
pasarnya. Adanya modern trade yang menjadi sebuah keuntungan dan tantangan
tersendiri bagi Unilever. Special display di hypermart dan supermarket tanpa harus
membayar listing fee karena nama besarnya.
c. Product Development
PT. Unilever Indonesia, Tbk. selalu mendengarkan suara konsumennya. Tak
jarang, dalam beberapa kesempatan, selain perbaikan kualitas atas setiap produk-
produknya, strategi pemasaran dilakukan dengan meluncurkan produk yang baru.
Dalam pengembangan produk baru, yang harus diperhatikan yaitu re-design atau re-
concept atas produk sebelumnya, perlunya mempelajari produk-produk pesaing,
penyempurnaan terus menerus, serta positioning dan keunikan produk di antara
produk-produk lain di pasaran.
d. Divestiture
Strategi Defensif (Defensive Strategy) adalah strategi yang dilakukan dengan
melakukan tindakan penyelamatan atas kelangsungan organisasi. Strategi Defensif
Divestasi digunakan saat strategi rasionalisasi biaya telah dilakukan namun tidak
berhasil mencapai target perbaikan yang ditetapkan. Dan akhirnya divisi tersebut
menjadi penyebab buruknya kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pada awal tahun
2007, PT Unilever Indonesia, Tbk. mengakhiri kerjasama distribusi Kimberly-Lever,
sebuah usaha patungan Unilever di Indonesia dengan Kimberly-Clark. Beban
pemasaran dan penjualan maupun beban umum dan administrasi sedikit menurun
persentasenya dari penjualan. Ada juga keuntungan marjin kotor dari pengunduran
kami dari kerjasama distribusi bersama Kimberly-Lever. Marjin laba usaha kami naik
sebesar 0.6% menjadi 22%. Penghasilan lainnya lebih baik dari tahun lalu dengan
pendapatan bunga dan keuntungan selisih kurs yang lebih tinggi. Laba bersih naik
sebesar 14%, dengan marjin laba bersih di atas 15%.
Product Quality PT. Unilever Indonesia Tbk.
Salah satu pengukuran citra Perusahaan yang baik adalah terlihat dari Kualitas
Produknya. Dalam hal ini Unilever mempunyai motto “Operational Excellence with No
Compromise on Quality”, Unilever dalam menjalankan operasinya dengan baik tanpa
mengabaikan Kualitas Produk, terlihat dari penghargaan yang diperoleh dari Asia’s 200
Leading Companies Award untuk kategori perusahaan bereputasi baik, kualitas produk dan
pelayanan yang tinggi, dan inovasi dalam menanggapi kebutuhan konsumen tahun 2007.
Customer Loyalty PT. Unilever Indonesia Tbk.
PT. Unilever Indonesia, Tbk. mendapatkan banyak penghargaan yang mencerminkan
besarnya Customer Loyalty yang dimilikinya, diantaranya :
Customer Loyalty Index (ICLI) yang dilaksanakan oleh lembaga riset MARS dan
Majalah SWA, bertujuan mengukur tingkat loyalitas konsumen terhadap beberapa
kategori produk/jasa yang dipasarkan di Indonesia. Substansi yang diukur tidak
berubah, yaitu tetap consumer value, consumer characteristic, switching barrier, dan
consumer satisfaction. Customer value menyangkut persepsi konsumen yang setelah
membandingkan antara biaya/harga yang ditanggung dengan manfaat yang
diterimanya. Customer Loyalty Index juga mempertimbangkan efek loyalitas yang
dihasilkan, yakni : perilaku pembelian (Loyalty Behavior Index) menyangkut
pembelian yang berulang dan Referral Index. Yang dimaksud referal adalah seberapa
besar upaya konsumen merekomendasikan merek produk yang digunakannya kepada
orang lain. Karena inilah puncak tertinggi loyalitas konsumen, ketika ia menjadi
evangelist merek produk tertentu. Customer Loyalty Index (ICLI) yang diraih produk-
produk PT. Unilever Indonesia, Tbk. ada yang mencapai 88,9 di atas rata-rata industry
consumer goods.
Indonesia’s Most Admired Company (IMAC), yaitu bentuk kegiatan pemberian
penghargaan kepada perusahaan terbaik di Indonesia yang telah berhasil membentuk
citra positif di mata masyarakat. Pengukuran citra perusahaan ini melibatkan lebih
dari 100 perusahaan di Indonesia dan mencakup penilaian hal-hal sebagai berikut :
perhatian tinggi terhadap konsumen, produk/jasa berkualitas tinggi (quality in
customer care, quality in product/service), perusahaan yang dapat dipercaya
(trustworthy), perusahaan yang inovatif (innovative), perusahaan yang tumbuh dan
berkembang dengan baik (company growth), perusahaan yang dikelola dengan baik
(good corporate governance), perusahaan yang peduli pada lingkungan (environment
responsibility), memiliki tanggung jawab sosial (social responsibility), memiliki
karyawan yang berkualitas (good employee quality), dan merupakan tempat kerja
idaman (ideal & admired working place). Sepuluh hal tersebut yang membentuk
empat dimensi pembangun citra perusahaan (corporate image) untuk pengukuran
survei IMAC, yaitu kualitas (quality), kinerja (performance), tanggung jawab
(responsibility), dan daya tarik (attractiveness).
“Top Brand” yang diselenggarakan oleh Frontier Consulting Group bekerjasama
dengan Majalah Marketing atas brand Blue Band, SariWangi, Lifebuoy, Citra,
Rexona, Pond’s, Sunsilk, Pepsodent, Rinso, Molto, Lux, dan Clear. Bahkan, lima
diantaranya yakni Lifebouy, Lux, Sunsilk dan Clear serta Rinso, mendapatkan Top
Brand Award sebanyak 10 kali untuk kurun waktu 2000 – 2007. Top Brand adalah
sebuah penghargaan yang digagas berdasarkan survei yang dilakukan secara
konsisten, komitmen tinggi, dan pengukuran yang didasarkan atas konsep yang solid.
Top Brand juga merupakan pengakuan dari konsumen terhadap sebuah merek, karena
Top Brand merupakan hasil survei yang dilakukan terhadap konsumen. Top Brand
2009 memiliki tiga komponen sebagai parameter untuk penilaian brand-brand, yakni
top of mind> (mengukur kekuatan merek dalam benak konsumen), market share
(mengukur kinerja di pasar), dan commitment/loyalty share (mengukur kesetiaan
konsumen dalam menggunakan merek tertentu, sehingga dapat merefleksikan
kekuatan merek tersebut di masa mendatang).
Global Expansion PT. Unilever Indonesia Tbk.
PT Unilever Indonesia Tbk, mengoperasikan pabrik perawatan kulit (skin care)
terbesar di Asia di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Ekspansi pabrik
tersebut dilatarbelakangi pesatnya pertumbuhan bisnis produk perawatan kulit baik di pasar
dalam negeri maupun ekspor. Produk perawatan kulit produksi Unilever, diklaim menjadi
pemimpin pasar di Indonesia sehingga diperlukan penambahan kapasitas pabrik seiring
dengan permintaan pasar yang terus meningkat. Dengan kapasitas total 53.000 ton per tahun,
pabrik produk perawatan kulit tersebut diharapkan menjadi yang paling kompetitif dan
efisien di dunia.
Market Share PT. Unilever Indonesia Tbk.
PT. Unilever Indonesia, Tbk. memiliki beberapa produk seperti Citra, Vaseline,
Pond's, Dove, Lux dan Lifebouy yang mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Pertumbuhan ini menghantar Unilever Indonesia menjadi market leader di pasar skin care di
Indonesia naik rata-rata 10% per tahun. Dalam hal memperluas market share-nya, PT.
Unilever Indonesia, Tbk. melakukan promosi yang gencar baik untuk produk baru maupun
produk-produk andalannya. Terlihat dengan banyaknya iklan di Televisi maupun media
lainnya. Selain promosi, dilakukan pula Marketing Insight – Business Inteligence dengan
melakukan survey terhadap pasar dan pesaing tentang bagaimana keinginan dari pasar untuk
dapat mengembangkan produk yang sudah ada, maupun menelurkan produk baru sesuai
dengan kebutuhan pasar (inovasi).
Posisi Sales Distribution PT. Unilever Indonesia Tbk.
PT. Unilever Indonesia Tbk. sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga
distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani; Sales Distribution-nya
mencerminkan kinerja tim brand-brand dalam menjalin hubungan dengan distributor untuk
ketersediaan produk di pasaran guna memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat
sampai menjangkau outlet sampai sejauh mungkin, termasuk warung / kios di pasar
tradisional. Unilever berusaha untuk memindahkan value chain dari mal/pertokoan ke
kios/warung di daerah pedesaan karena pada masa krisis daya beli masyarakat secara drastis
menurun terutama masyarakat miskin;Meningkatkan jumlah tempat penjualan yang ditangani
secara langsung. Jumlahnya naik sebesar 6%, berkat inisiatif distribusi di Sumatera dan
kepulauan lainnya, dan cakupan yang terkendali di pulau-pulau tersebut menunjukkan
perbaikan secara signifikan.
Customer Service PT. Unilever Indonesia Tbk.
PT. Unilever Indonesia, Tbk. memiliki website sendiri dan menyediakan layanan
konsumen bebas pulsa berupa Suara Konsumen Unilever yang menyediakan sarana untuk
menerima saran, komentar, atau pertanyaan menyangkut perusahaan dan produknya.
Produk Unilever
Unilever membuat dan menjual produk lebih dari 400 merek di seluruh dunia. Di bawah ini
merupakan contoh produk-produk unilever :
III. KESIMPULAN
Dengan melakukan deversifikasi produknya, PT Unilever Indonesia dapat menguasai
pasar di Indonesia karena produknya memiliki kualitas yang tinggi dan pelayanannya juga
baik. Perusahaan Unilever juga dapat mengurangi biaya (cost reduction) karena mengelola
beberapa bisnis pada waktu yang bersamaan. Dengan kata lain, jika biaya administrasi
normal yang diperlukan untuk mengoperasikan bisnis manapun (seperti jasa hukum dan
akuntansi) dapat disebar dalam sejumlah bisnis, maka biaya overhead perbisnis akan lebih
rendah dibandingkan jika setiap bisnis harus menyerap semua biaya sendiri. Diversifikasi
usaha juga dapat membuat suatu perusahaan dapat mengekspolitasi kekuatan dan
kemampuanya di lebih dari satu bisnis. Ketika perusahaan berhasil melakukan hal ini,
perusahaan memanfaatkan sinergi yang merupakan dampak pelengkap yang ada di antara
bisnis mereka. Sinergi muncul pada serangkaian bisnis ketika nilai ekonomi dari gabungan
bisnis lebih besar dibandingkan nilai ekonomi bisnis secara terpisah
DAFTAR PUSTAKA