profil perusahaan.docx

31
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi listrik telah mejadi salah satu kebutuhan primer manusia pada saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan dengan listrik. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan populasi penduduk Indonesia maka permintaan akan listrik juga meningkat. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk memenuhi permintaan listrik tersebut dengan membangun pembangkit listrik dengan beberapa tenaga seperti tenaga air, panas bumi, uap, dan gas. Teknologi terbaru yang sedang dikembangkan adalah Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap atau PLTGU. Pada prinsipnya PLTGU adalah penggabungan PLTG dan PLTU, dengan siklus tertutup yang terdiri dari siklus turbin gas dan siklus turbin uap, dimana gas hasil pembakaran dari turbin gas tidak langsung dibuang ke lingkungan, namun digunakan sebagai pemanas air pada HRSG. Pada prosesnya, PLTGU memerlukan zat cair seperti air, bahan bakar, dan minyak pelumas, yang digunakan dalam beberapa system sesuai keperluan. Dalam melaksanakan transfer atau perpindahan semua jenis zat cair tidak mungkin menggunakan tenaga manusia secara manual karena memerlukan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, untuk memindahkan zat cair yang terdapat di Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap, apakah bahan bakar, air laut dan air tawar, dan minyak pelumas seperti yang telah disebutkan di atas, maka diperlukan pompa, sebuah alat yang mampu memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikan tekanan cairan. Banyak pompa yang bekerja di PLTGU, salah satunya adalah pompa kondensat utama di turbin uap. Pompa ini berfungsi untuk memindahkan air murni dari hotwell ke dearator. Air murni ini berasal dari pendinginan uap panas pada kondensor,

Upload: chacha

Post on 23-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

profil

TRANSCRIPT

Page 1: Profil perusahaan.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahEnergi listrik telah mejadi salah satu kebutuhan primer manusia pada saat

ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan dengan listrik. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan populasi penduduk Indonesia maka permintaan akan listrik juga meningkat. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk memenuhi permintaan listrik tersebut dengan membangun pembangkit listrik dengan beberapa tenaga seperti tenaga air, panas bumi, uap, dan gas.

Teknologi terbaru yang sedang dikembangkan adalah Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap atau PLTGU. Pada prinsipnya PLTGU adalah penggabungan PLTG dan PLTU, dengan siklus tertutup yang terdiri dari siklus turbin gas dan siklus turbin uap, dimana gas hasil pembakaran dari turbin gas tidak langsung dibuang ke lingkungan, namun digunakan sebagai pemanas air pada HRSG.

Pada prosesnya, PLTGU memerlukan zat cair seperti air, bahan bakar, dan minyak pelumas, yang digunakan dalam beberapa system sesuai keperluan. Dalam melaksanakan transfer atau perpindahan semua jenis zat cair tidak mungkin menggunakan tenaga manusia secara manual karena memerlukan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, untuk memindahkan zat cair yang terdapat di Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap, apakah bahan bakar, air laut dan air tawar, dan minyak pelumas seperti yang telah disebutkan di atas, maka diperlukan pompa, sebuah alat yang mampu memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikan tekanan cairan.

Banyak pompa yang bekerja di PLTGU, salah satunya adalah pompa kondensat utama di turbin uap. Pompa ini berfungsi untuk memindahkan air murni dari hotwell ke dearator. Air murni ini berasal dari pendinginan uap panas pada kondensor, yang merupakan uap buangan dari turbin uap, dimanq saat pompa bekerja akan terjadi beberapa kerusakan yang mengurangi efisiensi kerja pompa. Salah satunya kebocoran poros pompa yang disebabkan oleh menipisnya gland packing.

Gland packing merupakan system penyekatan pompa, yang sangat berperan dalam menentukan bagus tidaknya kinerja pompa. Oleh karena itu penulis ingin membahas perawatan pada pompa kondensat khususnya gland packing sebagai????

1.2 Tujuan

Page 2: Profil perusahaan.docx

2

1. Melakukan studi mengenai pemeliharaan pompa kondensat di turbin uap pada PLTGU Indonesia Power Unit Bisnis PembangkitanS Priok.

2. Melengkapi nilai mata kuliah Kerja Praktek pada jurusan Teknik Konversi Energi sebanyak 2 sks.

1.3 Batasan Masalah

1. Gambaran umum system air kondensat

2. Prinsip kerja pompa sentrifugal axial khususnya pompa kondensat

3. Pemeliharaan pompa kondensat khususnya pada penipisan gland

packing

4. Cara kerja Pusat Listrik Tanaga Gas Dan Uap di UBP Priok secara

umum.

5. .

1.4 Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan selama melaksanakan kerja

praktik adalah dengan studi literature dan observasi di lapangan kerja.

1.5 Waktu Pelaksanaan dan Lokasi Kerja PraktekKerja praktik ini dilaksanakan di PT. Indonesia Power Unit Bisnis

Pembangkitan Priok, Jl. Laks. Laut R.E. Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara

14310. Waktu pelaksanaan kerja praktik mulai tanggal 18 Juli 2011 sampai

dengan 18 Agustus 2011.

1.6 Sistematika Penulisan1.1

Page 3: Profil perusahaan.docx

3

BAB II

GAMBARAN UMUM PT INDONESIA POWER

UNIT BISNIS PEMBANGKITAN PRIOK

2.1 Profil Indonesia Power

PT Indonesia power merupakan anak perusahaan PT PLN (persero) yang

dibangun pada 3 oktober 1995. Pada awal peresmian diberi nama PT

Pembangkitan Jawa Bali I. Setelah lima tahun pengoperasian, PT Pembangkitan

Jawa Bali I berganti nama menjadi Indonesia Power. Perubahan itu bertujuan agar

tercipta suatu kesatuan bisnis yang berkompetisi di bisnis pembangkitan listrik.

Selama sepuluh tahun beroperasi, Indonesia Power menunjukan performa bisnis

yang menanjak tinggi.

Indonesia Power mengoperasikan delapan Unit Bisnis Pembangkitan

(UBP). Diantaranya UBP Suralaya, Priok, Kamojang, Saguling, Mrica, Semarang,

Perak-Grati, dan Bali ditambah Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan di Jakarta. Melalui

127 power plant dengan kapasitas total 8.888 MW, Indonesia Power menjadi

perusahaan pembangkit listrik terbesar di Indonesia. Indonesia Power terus

melanjutkan untuk memperbesar kapasitas di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa

seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi, dan Nusa

Tenggara Timur.

Dengan identitas baru, Indonesia Power mendeklarasikan visi dan misi

yang terintergrasi untuk menjadi perusahaan publik dengan performa kelas dunia.

Indonesia Power telah dipercaya selama sepuluh tahun untuk menyediakan listrik

di Indonesia dan mendapatkan beberapa penghargaan sertifikasi manajemen

seperti ISO 9001, ISO 14001, OHSAS, sertifikasi SMK3 dari departemen tenaga

kerja dan transmigrasi Republik Indonesia, PADMA penghargaan untuk

pengembangan komunitas, dan penghargaan energy terbarukan dari ASEAN.

Dengan kemampuan manajemen, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan

teknologi yang terintergrasi, Indonesia Power berusaha meningkatkan kompetisi

bisnis untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Berdasarkan misinya PT Indonesia Power mengoperasikan bisnis

pembangkitan daya sebagai bisnis inti di Jawa Bali. Pada 2006, Indonesia Power

Page 4: Profil perusahaan.docx

4

menyuplai 45.071 GWh atau sekitar 40,08% dari total produksi ke Jawa dan Bali.

Dengan faktor kapasitas rata-rata atau kapasitas ketergantungan sebesar 59,39%

menunjukan kapabilitas pembangkitan listrik Indonesia Power dalam mendukung

kebutuhan listrik Jawa, Madura, dan Bali. Dengan faktor ekuivalen ketersediaan

diatas 86% (tahun 2007), diharapkan perusahaan dapat menyediakan listrik untuk

Jawa, Madura, dan Bali sesuai rencana.

Tabel 2.1: Unit Bisnis Pembangkitan yang dikelola Indonesia PowerUnit Bisinis

Pembangkitan(UBP)

Kapasitas Terpasang

Tipe Pembangkit

Suralaya 3400 MWCoal Fired Steam Power

Plant

Priok 1248 MWSPP, Combined Cycle PP

(CCPP)

Saguling 797 MWHydro Electric Power

Plant

Kamojang 375 MW Geothermal Power Plant

Mrica 306 MWHydro Electric Power

Plant

Semarang 1469 MWSPP, Gas Turbine PP

(GTPP), CCPP

Perak-Grati 864 MW SPP, GTPP, CCPP

Bali 428 MWDiesel Power Plant,

GTPP

Kiprah PT. Indonesia Power dalam pengembangan di bidang pembangkit

tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT. Cogindo

Daya Perkasa (saham 99,9 %) yang bergerak di bidang jasa pelayanan dan

manajemen energy dengan penetapan konsep cogeneration ang distributed

generation, juga PT. Indonesia Power mempunyai saham 60 % di PT. Arta DAya

Coalindo yang bergerak di bidang usaha perdagangan batu bara. Aktivitas kedua

anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan

perusahaan di masa mendatang.

Page 5: Profil perusahaan.docx

5

2.2 Profil Unit Bisnis Pembangkitan Priok

Unit Bisnis Pembangkitan Priok merupakan salah satu Unit Bisnis

Pembangkitan besar yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power yang beralamat di Jl.

Laks. Laut R.E. Martadinata, jakarta 14310 serta sub-unitnya di Jl. Asia Afrika

Senayan, Jakarta Selatan 12210. Saat ini terpasang 16 unit pembangkit dengan

total kapasitas terpasang 1.348 MW terdiri dari dua unit PLTG siklus terbuka,

enam unit PLTD, dua blok PLTGU yang setiap bloknya terdiri dari 3 unit turbin gas

dan 1 unit PLTU.

Pertengahan tahun 1960, dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di

Jakarta khususnya dan Jawa Barat pada umumnya, maka PLN Eksploitasi XIII

membangun PLTU konvensional 1 dan 2. Namun pada tahun 1989, dengan

mempertimbangkan berbagai faktor maka PLTU 1 dan 2 tersebut tidak

dioperasikan lagi.

Pesatnya pembangunan di segala bidang khususnya industri maka di tahun

1972 dibangun 2 unit PLTU 3 dan 4. Setelah sekian lama dioperasikan, unit ini

pada kondisi Reserve Shut Down.

Berikutnya dibangun PLTG John Brown, kini dipergunakan oleh PLTA

Suralaya untuk unit Black Start, lalu dibangun lagi 2 unit PLTG Westing House

dan GE 4, 5, 6, 7. Saat ini PUB 6 direlokasi ke PLN wilayah Sumatera bagian

selatan yang letaknya di daerah Indragiri Palembang, sebagai pengelola PT.

Cogindo anak perusahaan PT. Indonesia Power, sedangkan unit 7 Draw Back to

GE. Unit 4 dan 5 direlokasi ke Bali menjadi PLTGU Pemaron.

Terdapatnya 2 unit PLTG yang istimewa yaitu PLTG 1 dan PLTG 3 yang

dapat dihidupkan tanpa menggunakan energi listrik dari luar (Black Start), apabila

terjadi pemadaman total (Black Out). Energi listrik yang dihasilkan dapat

dipergunakan untuk menghidupkan unit pembangkit lainnya, kemampuan ini

sangat menunjang dalam rangka pemulihan kembali sistem kelistrikan Jawa - Bali.

Karena fungsinya yang sangat vital, kedua unit ini tidak dioperasikan setiap hari.

Selain kedua unit PLTG tersebut, Unit Pembangkitan Priok juga mengelola

6 unit PLTD Senayan beroperasi tahun 1961. PLTD Senayan Kebayoran, melalui

feeder Vip hingga saat ini memasok kebutuhan energi listrik ke gedung MPR,

Gelora Bung Karno dan TVRI.

Page 6: Profil perusahaan.docx

6

Tanggal 25 Maret 1992, PLN menyertakan internasional Konsorsium ABB

dan Marubeni untuk membangun 2 block. Dengan menggunakan kabel bawah

tanah, listrik sebesar 150 KV disalurkan ke GI Plumpang dan GI Ancol. Selain itu

listrik juga dialirkan melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 KV ke

Kemayoran I/II, Plumpang I/II. Setelah PLTGU Priok sempurna untuk dioperasikan

maka dilakukan sinkronisasi ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Sampai saat ini, kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Unit

Pembangkitan Priok merupakan aset yang tak ternilai. Selain memiliki SDM

profesional yang ahli di bidangnya, pihak manajemen juga berhasil mengelola

perusahaan dengan baik. Terbukti dengan berhasilnya mendapat sertifikat ISO

9002, ISO 14001 dan SMK 3 dan ISO 9001 versi 2000.

Tabel 2.1 Data Unit Bisnis Pembangkitan PriokNo. Generating Unit Installed

CapacityManufacture Initial

Operation1. PLTU 50 MW Mitsubishi 19722. PLTU 50 MW Mitsubishi 19723. PLTG 26 MW WH 19764. PLTG 26 MW WH 19765. PLTG 48.8 MW GE 19776. PLTG 48.8 MW GE 19777. PLTGU GT 1.1 130 MW ABB 19938. PLTGU GT 1.2 130 MW ABB 19939. PLTGU GT 1.3 130 MW ABB 199310. PLTGU ST 1.0 200 MW ABB 199311. PLTGU ST 2.1 130 MW ABB 199412. PLTGU GT 2.2 130 MW ABB 199413. PLTGU GT 2.3 130 MW ABB 199414. PLTGU ST 2.0 200 MW ABB 199415. PLTD 1 2.52 MW MAN 196116. PLTD 2 3.00 MW Ruston 199017. PLTD 3 2.52 MW MAN 199018. PLTD 4 2.52 MW MAN 196119. PLTD 5 2.52 MW MAN 196120. PLTD 6 3.00 MW Ruston 1990

2.3 Komponen Utama PLTGU UBP Priok

Page 7: Profil perusahaan.docx

7

2.3.1 Turbin Gas

Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas

sebagai fluida kerjanya. Pada system paling sederhana, gas turbine terdiri

dari 3 komponen utama yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin.

Data Spesifikasi Turbin Gas di IP UBP Priok :

Manufaktur : Asea Brown Boveri (ABB)

Tipe :

Jumlah : 2 unit, masing-masing unit

terdiri dari 3 tubin gas.

Kecepatan normal : rpm

Kecepatan jenis : 91,2 m – kW

Factor kavitasi kritis : 0,030

Debit maksimum : 54,8 m3/s

Nilai getaran maksimum : 0,05

Gaya dorong hidrolik

- Kondisi transien = 500 t

- Kondisi kontinu = 295 t

Tingkat kebisingan : 90 dB (1 meter dari barrel)

Kapasitas maksimum : 178.800 kW

Efektif head : max 263,6m

Pembuangan air (discharge) : max 56 m3/s

Inlet valve : Rotary valve

Page 8: Profil perusahaan.docx

8

dengan diameter 2,25 m

Governor : electro hydraulic

Efisiensi

- 93,2 % untuk output 178.800 MW

- 92,5 % untuk output 143.040 MW

- 89,1 % untuk output 107.280 MW

- 82,7 % untuk output 71.520 MW

2.3.2 HRSG

HRSG berfungsi untuk memanaskan air dengan menggunakan

panas gas buang dari turbin gas sehingga dihasilkan uap dengan tekanan

dan temperatur tertentu yang konstan.

Page 9: Profil perusahaan.docx

9

2.3.3 Steam Turbine

Vmmlmkmnuiohnfupwehbfu

2.3.4 BOP

System yang terkait pada BOP yaitu Desalination Plant, water intake,

water treatment, chlorination plant, genset dan waste water plant. Pada

kurun waktu tertentu akan mengalami penurunan unjuk kerjanya. Setiap

penurunan unjuk kerja plant-plant tersebut dapat berakibat langsung

terhadap penurunan efisiensi termal PLTGU.

Pada PLTGU UBP Priok terdapat ????

2.4 Pemeliharaan pada UBP Priok

Di UBP Priok terdapat empat bagian bidang pemeliharaan yang terdiri dari

1. Bidang Pemeliharaan Mesin

Bidang ini mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan mesing di

lingkungan UBP Priok.

2. Bidang Pemeliharaan Listrik

Bidang ini menangani kegiatan pemeliharaan yang berhubungan

dengan kelistrikan di lingkungan UBP Priok. Bidang pekerjaan ini

terbagi menjadi dua yaitu : pemeliharaan listrik control dan

pemeliharaan mekanik listrik

3. Bidang Pemeliharaan Instrumen dan Kontrol

Page 10: Profil perusahaan.docx

10

Bidang ini menangani control dan instrument-instrumen yang terdapat

di PLTU, PLTG, dan PLTGU. Khusus di bidang PLTGU, bidang ini

menangani unit-unit seperti BOP (Balance of Plant).

Ketiga bidang pemeliharaan ini memiliki kegiatan yang relative sama. Pada

PLTGU, kegiatan pemeliharaan terbagi menjadi empat sebagai berikut :

1. Predictive Maintenance

Predictive Maintenance merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

dengan mengumpulkan data dari operasi peralatan dan mengevaluasi data

tersebut yang selanjutnya dibuat rekomendasi dan apalabila terjadi kelainan

data tersebut, maka akan diketahui kondisi peralatan yang sebenarnya.

2. Preventive Maintenance

Preventive Maintenance merupakan suatu system pemeliharaan

terencana yang dilakukan secara berkesinambungan dan rutin. Hal ini

dilakukan untuk mencegah terjadi kerusakan atau setidaknya untuk

memperpanjang umur dari suatu peralatan. Pemeliharaan ini dapat

dilaksanakan secara harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.

3. Breakdown Maintenance

Breakdown Maintenance merupakan suatu metode pemeliharaan yang

dilakukan setelah mesin bekerja terus menerus sampai terjadi kerusakan

atau tercapainya ketidak efisien operasi maupun sampai terjadinya

kerusakan produk yang mengharuskan dihentikannya mesin tersebut.

4. Corrective Maintenance

Pemeliharaan pada gangguan atau pergantian komponen/ peralatan

yang rusak atau perlu dikalibrasi.

5. v

2.5 nnji

Page 11: Profil perusahaan.docx

11

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Siklus pada PLTGU

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan PLTGU adalah suatu pembangkit

yang menggambungkan siklus turbin gas (siklus Brayton) dengan siklus turbin uap

(siklus Rankine). Konsep rancangan PLTGU adalah dengan mempertimbangkan

besarnya kerugian panas pada siklus turbin gas. Pada turbin gas siklus tunggal

(open cycle), misalnya untuk turbin gas GT 1.3E Priok, suhu masuk siklus 1070 C,

dengan suhu gas buang yang masih tinggi 528 C. sedangkan pada PLTU masuk

siklus 526 C dengan suhu keluar kondensor cukup rendah 45 C.

3.1.1 Siklus Brayton

PLTG menggunakan siklus brayton saat bekerja.

Gambar 3.1. Skema PLTG

Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut :

Pertama, turbin gas berfungsi menghasilkan energi mekanik untuk

memutar kompresor dan rotor generator yang terpasang satu

poros, tetapi pada saat start up fungsi ini terlebih dahulu dijalankan

oleh penggerak mula (prime mover).

Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau generator

turbin gas itu sendiri yang menjadi motor melalui mekanisme SFC

Page 12: Profil perusahaan.docx

12

(Static frequency Converter). Setelah kompresor berputar secara

kontinu, maka udara luar terhisap hingga dihasilkan udara

bertekanan pada sisi discharge (tekan) kemudian masuk ke ruang

bakar.

Kedua, proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up

menggunakan bahan bakar cair (fuel oil) maka terjadi proses

pengkabutan (atomizing) setelah itu terjadi proses pembakaran

dengan penyala awal dari busi, yang kemudian dihasilkan api dan

gas panas bertekanan. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin

sehingga turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa

putaran. Selanjutnya gas panas dibuang ke atmosfir dengan

temperatur yang masih tinggi.

Proses seperti tersebut diatas merupakan siklus turbin gas, yang

merupakan penerapan Siklus Brayton. Siklus tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 3.2. Diagram P-v dan T-s

Siklus seperti gambar diatas terdapat empat langkah:

Langkah 1-2 : Udara luar dihisap dan ditekan di dalam

kompresor, menghasilkan udara bertekanan

(langkah kompresi)

Langkah 2-3 : Udara bertekanan dari kompresor dicampur

dengan bahan bakar, terjadi reaksi pembakaran

yang menghasilkan gas panas (langkah

Page 13: Profil perusahaan.docx

13

pemberian panas)

Langkah 3-4 : Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk

memutar turbin (langkah ekspansi)

Langkah 4-1 : Gas panas dari turbin dibuang ke udara luar

(langkah pembuangan)

3.1.2 Siklus Rankine

Air murni sebagai fluida kerja dari titik (1) dinaikan tekanannya pada

tahal awal oleh pompa kondensat. Tahap berikutnya dengan pompa air

pengisi (boiler feed pump) disamping tekanannya dinaikkan, melewati heat

exchanger.

1. Proses 1-2 : cairan jenuh dari kondensor pada titik 1

Dipompakan ke titik 2 pada boiler

2. Proses 2-3 : Cairan dipanaskan pada tekanan konstan di

Dalam boiler pada titik 3

3. Proses 3-4 : Uap panas melalui turbin masuk ke kondensor

Menjadi uap basah pada titik 4

4. Proses 4-1 : Proses tekanan konstan perpindahan panas

Di kondensor berlangsung untuk mencegah uap

Menjadi cairan jenuh pada titik 1.

3.1.3 Siklus Kombinasi

Untuk meningkatkan efisiensi termal turbin gas yang digunakan sebagai

unit pembangkit listrik (PLTG), siklus PLTG digabung dengan siklus PLTU

sehingga terbentuk siklus gabungan yang disebut “Combined Cycle” atau

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).

Page 14: Profil perusahaan.docx

14

Gambar 1.3. Siklus kombinasi

Penggabungan siklus turbin gas dengan siklus turbin uap dilakukan

melalui peralatan pemindah panas berupa boiler atau umum disebut “Heat

Recovery Steam Generator” (HRSG).

Gambar 3.3, Combined Cycle Power Plant (PLTGU)

Page 15: Profil perusahaan.docx

15

3.2 Prinsip Kerja PLTGU

Di dalam sistem turbin gas, gas panas hasil pembakaran bahan bakar

dialirkan untuk memutar turbin gas sehingga menghasilkan energi mekanik yang

digunakan untuk memutar generator. Gas buang dari turbin gas yang masih

mengandung energi panas tinggi dialirkan ke HRSG untuk memanaskan air

sehingga dihasilkan uap. Setelah menyerahkan panasnya gas buang di buang ke

atmosfir dengan temperatur yang jauh lebih rendah.

Uap dari HRSG dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk

memutar turbin uap yang dikopel dengan generator sehingga dihasilkan energi

listrik. Uap bekas keluar turbin uap didinginkan didalam kondensor sehingga

menjadi air kembali. Air kondensat ini dipompakan sebagai air pengisi HRSG

untuk dipanaskan lagi agar berubah menjadi uap dan demikian seterusnya.

3.3 Sistem Air Kondensat

System air kondensat merupakan sumber pasokan utama system air

pengisi HRSG. Mayoritas air kondensat berasal dari proses kondensasi uap bekas

di dalam kondensor. Sistem air kondensat bermula dari hotwell sampai dearator

atau Feedwater tank.

Hotwell adalah tangki penampungan yang terletak di bagian bawah

kondensor dan berfungsi untuk menampung air hasil kondensasi uap bekas di

dalam kondensor sebagai pemasokan utama system air. Air kondensat tersebut

akan dialirkan oleh pompa kondensat, dari hotwell menuju dearator. Sisi hisapan

pompa kondensat berhubungan dengan hotwell yang vakum. Untuk

mempertahankan vakum kondensor digunakan ejector uap yang berfungsi

mengeluarkan udara/gas yang tidak terkondensasi karena merugikan perpindahan

panas dari kondensor dan kerja kondensor.

3.4 Pompa

Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari

satu tempat ke tempat yang lain atau dari tempat yang rendah ke tempat yang

lebih tinggi. Pompa juga dapat didefinisikan sebagai alat yang menaikan tekanan

cairan. System pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan

Page 16: Profil perusahaan.docx

16

listrik dunia dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industry tertentu

berkisar 25-50% (US DOE 2004).

Jenis-jenis pompa digolongkan menjadi

1. Pompa perpindahan positif yang digolongkan menjadi pompa

reciprocating dan pompa rotary.

2. Pompa dinamik yang digolongkan menjadi pompa sentrifugal dan

pompa dengan efek khusus.

3.4.1 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal yaitu

bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya

yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.

Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda,

kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya. Kalau kecepatan

linier benda V, masa benda M, dan jari-jari lintasan R, maka besarnya gaya

sentrifugal K adalah

Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada

poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros

tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena

dorongan sudu‐sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair

mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan

meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar

dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran

yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi

perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang

keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan

terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara

sudu‐sudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih

energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar

(tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa.

3.4.1.1 Bagian-bagian Pompa Sentrifugal

1. Impeller

Page 17: Profil perusahaan.docx

17

Impeler merupakan cakram bulat dari logam

dengan lintasan untuk aliran fluida yang sudah

terpasang. Impeler biasanya terbuat dari perunggu,

polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun

bahan-bahan lain juga digunakan. Sebagaimana

kinerja pompa tergantung pada jenis impelernya,

maka penting untuk memilih rancangan yang cocok

dan mendapatkan impeler dalam kondisi yang baik.

Jumlah impeler menentukan jumlah tahapan pompa.

Jumlah impeller pompa dapat digolongkan sebagai

berikut :

a. Pompa satu tahap memiliki satu impeler dan

sangat cocok untuk layanan head (tekanan)

rendah.

b. Pompa dua tahap memiliki dua impeler yang

terpasang secara seri untuk layanan head sedang.

c. Pompa multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih

terpasang seri untuk layanan head yang tinggi.

2. Sudu-sudu Pompa

3. Casing Pompa

Fungsi utama casing adalah menutup impeler

pada penghisapan dan pengiriman pada ujung dan

sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada

ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh

tekanan atmosfir dan pada ujung pengiriman dapat

dua puluhkali tekanan atmosfir pada pompa satu

tahap. Untuk pompa multi- tahap perbedaan

tekanannya jauh lebih tinggi. kasing dirancang untuk

tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk

menjamin batas keamanan yang cukup. Fungsi

kasing yang kedua adalah memberikan media

Page 18: Profil perusahaan.docx

18

pendukung dan bantalan poros untuk batang torak

dan impeler.

4. Poros Pompa

Adalah salah satu komponen utama dari pompa yang

fungsinya adalah sebagai batang penghubung yang

menghubungkan antara motor penggerak pompa dengan

impeller yang terdapat didalam rumah pompa.

5. Saluran Isap dan Tekan

3.4.1.2 Rumus Efisiensi Pompa

Efisiensi pompa adalah

ɧpompa = WKWBKW

x 100 %

3.4.1.3 Sistem Penyekatan pada Pompa

Ada dua jenis penyekat yaitu penyekat statis dan dinamis.

Penyekat ini sangat mempengarahui keberhasilan pemakaian pompa.

Penyekat statis dipakai dimana tidak ada gerakan yang terjadi

pertemuan antara kedua permukaan yang akan disekat. Contohnya

adalah gasket dan O-ring. Sedangkan penyekat dinamis digunakan di

mana ada permukaan yang bergerak relative terhadap satu sama

lainnya. Contoh penyekat dinamis ini digunakan pada poros yang

berputar.

3.4.2 Gland Packing pada Pompa

Page 19: Profil perusahaan.docx

19

BAB IV

ANALISA PENIPISAN GLAND PACKING PADA KEBOCORAN

POMPA KONDENSAT UTAMA DI TURBIN UAP UNIT 2.4

4.1 Analisa Kebocoran Halus pada Pompa Kondensat

Kebocoran pada pompa adalah hal yang lazim terjadi khususnya pada

penipisan gland packing. Menipisnya gland packing disebabkan oleh tekanan

tinggi yang membuat lapisan penyekat ini aus sehingga tidak dapat menopang

beban flow air yang melewati poros menuju eye suction dan impeller. Berdasarkan

teori

Kebocoran halus menyebabkan pemakaian air yang boros sebab banyak

air yang keluar akibat kebocoran????

4.2 Pemeliharaan Gland Packing pada Pompa Kondensat

Pemeliharaan awal dilakukan oleh operator di CCR yang akan langsung

melihat peralatan kerja di lapangan. Biasanya dilakukan selama empat jam sekali.

Kebocoran pada kotak packing atau gland packing merupakan pemeliharaan

visual yang dilakukan setiap hari, dimana kebocoran dapat dilihat langsung dari

banyak tetes air yang merembes dari poros pompa. Pada teorinya, kebocoran

pada pompa khususnya pompa sentrifugal adalah hal yang pasti terjadi. Oleh

karena bagian berputar pompa dan air .

Jika tetes air melewati batas, maka operator akan mengirimkan service

request melalui email ke bagian mekanik untuk segera memperbaiki kebocoran.

Setelah mendapat permintaan tersebut, maka teknisi bagian mekanik akan dibagi

dalam beberapa kelompok oleh supervisor, untuk turun ke lapangan memperbaiki

kerusakan kerusakan yang terjadi.

Contohnya pada pompa kondensat blok 2, 24LCB terjadi kebocoran halus

pada poros pompa yang menyebabkan air tersembur cukup besar. Oleh karena

kebocorannya halus, maka perbaikan pompa dapat dilakukan tanpa mematikan

atau menonaktifkan pompa. Kebocoran disebabkan oleh tekanan yang besar pada

kotak paking yang menyebabkan penekan paking longgar, maka langkah-langkah

yang dilakukan dalam perbaikan kotak paking tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan alat-alat perbaikan Packing

Page 20: Profil perusahaan.docx

20

2. Memeriksa apakah tekanan pada Packing sudah cukup atau berlebih

3. Jika tekanan berlebih maka kencangkan penekan paking sampai air

yang bocor pada kotak paking mengecil dan menetes dalam jumlah

yang memadai.

Namun jika packing terlalu kencang, maka gland packing tersebut akan

panas dan aus. Oleh karena itu pengecangan penekan paking juga harus

diperhatikan. Selain itu mengetahui bahan-bahan paking juga sangat diperlukan

untuk memperkirakan tekanan pompa yang ada apakah terlalu tinggi untuk

packing.

4.3 Pencegahan Penipisan Gland Packing pada Kebocoran Pompa

Kondensat

Pencegahan dapat dilakukan dengan benar-benar menjalani pemeliharaan

rutin yang dilakukan setiap harinya dan setiap enam bulan sekali. Pemeliharaan

ini dilakukan untuk mengetahui kondisi paking tekan. Sehingga dapat dilakukan

perbaikan pada penekan paking ataupun penggatian paking yang telah aus atau

menipis.

4.4 Pengecheckan Akhir Pompa Kondensat

4.5 Dampak kebocoran pada pompa kondensat.

Page 21: Profil perusahaan.docx

21

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Pompa kondensat utama berfungsi memindahkan air hasil kondensasi

dari hotwell menuju dearator

2. Kebocoran halus pada pompa kondensat utama adalah hal yang lazim

terjadi

3. Pemeliharaan pada gland packing pompa kondensat utama dilakukan

secara visual

4. Penipisan gland packing pompa kondensat terjadi karena panas yang

ditimbulkan oleh

5. Perbaikan pada gland packing yang aus adalah dengan

mengencangkan penekan packing atau mengganti packing baru.

6.

5.2 Saran

Page 22: Profil perusahaan.docx

22

KEPUSTAKAAN

Moran, Michael J., dan Shapiro, Howard N. 2006. Fundamentals of Engineering

Thermodynamic 5th edition. John Wiley & Sons, Ltd : England

Modul 3 buku ccr???