visi-misi oskm itb 2014
TRANSCRIPT
ALUR BERFIKIR VISI MISI
1. Koridor
1. Tujuan RI
Metode : Studi literatur
Sumber : Pembukaan UUD 1945
1. Tujuan RI tertera pada Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut :
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial”
2. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 (sesudah amademen) : “Kedaulatan berada
ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang – Undang Dasar”
Kesimpulan :
Karena mahasiswa adalah bagian dari rakyat Indonesia, maka mahasiswa
memiliki tugas yang sama dalam mewujudkan tujuan RI
3. Tujuan Pendidikan
Metode : Studi literatur
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
4. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 adalah sebagai berikut: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis sertabertanggung jawab.”
Kesimpulan :
ITB sebagai salah satu institusi pendidikan di Indonesia memiliki kewajiban
untuk memenuhi tujuan pendidikan tersebut.
5. Tujuan Perguruan Tinggi
Metode : Studi literatur
Sumber : Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
1. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 20 ayat 2, adalah sebagai berikut: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, danpengabdian kepada masyarakat.”
2. Menurut UU No. 60 pasal 2 ayat 1 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, adalah sebagai berikut:
“Tujuan pendidikan tinggi adalah : a. menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memilikikemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian; b. mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.” Sehingga setiap aktivitas yang terdapat dalam kehidupan di kampus
haruslah membangun kepribadian peserta didik dan masyarakat sekitar
kampus.
Sedangkan dalam pasal 3 tertulis bahwa: “(1) Perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan tinggi dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. (2) Pendidikan tinggi merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). (3) Penelitian merupakan kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. (4) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat.”
Kesimpulan : Pemaparan tujuan perguruan tinggi diatas biasa kita kenal sebagai Tridharma Perguruan Tinggi. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang di dapat dibangku kuliah dan diterapkan di kehidupan masyarakat upaya memberikan sumbang asih demi kemajuan bangsa. Semua itu tidak hanya bisa didapat leat bangku kuliah saja namun juga melalui dunia kemahasiswaan yang mengajarkan tentang softskill dan lifeskill.
3. Rencana Induk Pengembangan ITB 2025
Metode : Studi literatur
Sumber : RIP ITB 2006-2025, RENSTRA ITB 2011-2015
4. Visi ITB berdasarkan RIP ITB 2025 adalah sebagai berikut :
“ITB menjadi lembaga pendidikan tinggi dan pusat pengembangan sains,
teknologi, dan seni yang unggul, handal, dan bermartabat di dunia, yang
bersama dengan lembaha terkemuka bangsa menghantarkan masyarakat
Indonesia menjadi bangsau yang bersatu, berdaulat, dan sejahtera.”
5. Dalam pelaksanaan RIP ITB 2025, RENSTRA ITB yang dipakai saat ini
adalah RENSTRA 2011-2015 dalam usaha menuju world class university,
sebagai berikut :
“Terwujudnya ITB sebagai inovator dan inkubator untuk kemandirian
teknologi bagi industri strategis bangsa Indonesia.”
Kesimpulan :
Dalam usaha mewujudkan visi ITB tersebut maka mahasiswa ITB
meningkatkan kepekaan terhadap kondisi masyarakat dan wawasan global
sebagai modal untuk melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan
sains, teknologi dan seni serta kerjasama yang konstruktif dengan berbagai
elemen dimasyarakat dalam upaya memberikan sumbang asih demi kemajuan
bangsa.
6. AD/ART KM ITB amandemen 2013
Metode: kajian literatur Sumber: AD/ART KM-ITB amandemen 2013
7. Menurut AD/ART KM-ITB 2013 Bab 3 pasal 6, tujuan KM-ITB adalah sebagai berikut: “Tujuan: 1. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudi pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan bertanggung jawab.
2. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam kehidupan berbangsa.
3. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa.
4. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di lingkungan civitas akademika.
5. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan kepentingan mahasiswa di lingkungan kampus.”
Kesimpulan :
Tujuan Pendidikan, tujuan perguruan tinggi, dan tujuan ITB sangat berkaitan
dengan 3 poin pertama di tujuan KM-ITB. Sedangkan pada poin keempat dan
kelima lebih fokus pada pelayanan kebutuhan mahasiswa atau sebagai
prasyarat agar tiga tujuan pertama tercapai.
8. Konsepsi KM ITB Amandemen 2013
Metode: kajian literatur Sumber: Konsepsi KM ITB Amandemen 2013
9. Berdasarkan konsepsi KM ITB Amandemen 2013, tertulis :
“Tugas perguruan tinggi adalah membentuk manusia susila dan demokrat yang:
1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya.
2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan.
3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan dalam masyarakat.
(Muhammad Hatta)
Ungkapan pemikiran Hatta di atas dapat disederhanakan dengan kata-
kata bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis.
Insan akademis yang dimaksud adalah insan yang memiliki dua peran.
Pertama, peran untuk selalu mengembangkan diri sehingga menjadi
generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan.
Kedua, peran yang akan muncul dengan sendirinya apabila mengikuti
watak ilmu itu sendiri. Watak ilmu adalah selalu mencari dan membela
kebenaran ilmiah. Dengan selalu mengikuti watak ilmu ini maka insan
akademis mengemban peran untuk selalu mengkritisi kondisi kehidupan
masyarakatnya di masa kini dan selalu berupaya membentuk tatanan
masyarakat masa depan yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah.
Dengan pemaparan ini maka secara teknis, keseluruhan proses
pendidikan di perguruan tinggi ditujukan untuk membantu atau memberi
alat pada mahasiswa untuk menjawab tantangan masa kini dan masa
depan. Selain itu pendidikan juga ditujukan untuk membantu mahasiswa
menentukan visinya tentang tatanan masyarakat masa depan yang baik
menurut kaidah ilmiah.”
“Organisasi kemahasiswaan harus mampu membentuk sosok utuh mahasiswa.
Oleh karena itu organisasi kemahasiswaan harus mampu mewadahi wujud
identitas dan aktualisasi peran mahasiswa. Untuk itu organisasi kemahasiswaan
merumuskan orientasi dasar organisasinya sebagai berikut :
1. Menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa untuk membentuk lapisan
masyarakat masa depan yang profesional, intelek, humanis, dan religius. Untuk
itu dibutuhkan pembukaan wahana yang seluas- luasnya bagi partisipasi-aktif
anggota sehingga semua aktivitas kemahasiswaan menjadi proses pembelajaran
dan pemberdayaan seluruh mahasiswa.
2. Mewujudkan karya nyata mahasiswa dalam perjuangan menata kehidupan
bangsa. Untuk itu maka akar aktivitas mahasiswa, yaitu intelektualitas,
kemandirian, dan kebenaran ilmiah harus dijaga dalam roda gerak organisasi
kemahasiswaan, dan
3. Menjadi wadah bagi upaya pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa yang
meliputi pendidikan, kesejahteraan, dan aktualisasi diri. “
Kesimpulan :
Tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis yang bisa
mengembangkan dirinya dan selalu berupaya membentuk tatanan
masyarakat masa depan yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah.
Mahasiswa harus memahami identitas sebagai mahasiswa dan urgensi berKM
ITB sebagai wadah kolaborasi dan aktualisasi diri.
4. RUK
Metode : Studi Literatur
Sumber : RUK KM ITB
5. Berdasarkan RUK KM ITB, tertulis beberapa poin terkait kaderisasi
mahasiswa tingkat 1, sebagai berikut :
“Secara konseptual, kaderisasi organisasi kemahasiswaan terpahami
sebagai proses pendidikan. Merupakan kegiatan berpikir, bepengalaman,
sebagai kesatuan proses yang akhirnya membentuk karakter.”
“Kesadaran berorganisasi dalam wujud kemahasiswaan diperlukan
mahasiswa dalam mengiringi kegiatan belajar formal dan kurikulum
akademis.”
“Pada tahap ini mahasiswa baru memasuki gerbang perkuliahan sehingga
dibutuhkan pembangunan kesadaran akan identitas sebagai mahasiswa.”
“Kaderisasi terpusat merupakan momen penyambutan sekaligus
pengenalan seluruh mahasiswa baru yang dipersiapkan menjadi calon
kader HMJ. Hal ini menuntut keterlibatan penuh seluruh mahasiswa ITB.”
“Sebuah proses dalam organisasi kemahasiswaan yang akhirnya
menghasilkan generasi berkarakter sebagai alumninya.”
Profil Mahasiswa Tingkat 1:
1. Mampu mendefinisikan identitas mahasiswanya berdasarkan tujuan
pendidikan.
2. Mampu memulai perumusan visi hidup berdasarkan ke-Tuhan-an Yang
Maha Esa
3. Mampu memaknai kebebasan substansial, yaitu kebebasan yang mampu
dipertanggungjawabkan secara akademis, sebagai mahasiswa dan anggota
lingkungan kampusnya
4. Mampu mengenal budaya kampus dan memaknainya
5. Memenuhi kompetensi sebagai calon kader HMJ: memiliki kesadaran
berorganisasi, kreatif (terjadinya eksplorasi pemikiran) sehingga memiliki
pendapat solutif, berkemampuan dan berketahanan kerja sehingga mampu
mengembangkan sikap optimis, mengenali kultur fakultas / sekolah dan
program studi yang diambilnya
6. Memahami arti pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa
Kesimpulan :
Proses kaderisasi KM ITB menekankan pada pembentukan karakter mahasiswa
dengan terlebih dahulu memahami identitasnya sebagai mahasiswa. Sedangkan pada
profil mahasiswa tingkat satu ada perihal apa saja yang harus dicapai selama satu
tahun dan diharapkan ada inisiasi diawal.
7. Arahan K3M
Metode : Wawancara
Sumber : Ketua Kabinet KM ITB 2014-2015
Berdasarkan hasil wawancara Ketua Kabinet KM ITB 2014-2015, diperoleh
arahan OSKM 2014 sebagai berikut :
8. Mengenalkan dan menanamkan budaya kampus (Budaya Kampus
berdasarkan GBHP 2012 : Peduli lingkungan, integritas akademik, diskusi,
apresiasi, budaya inovasi bidang keilmuan, dan wawasan ke-Indonesia-an)
9. Menumbuhkan rasa nasionalisme
10. Menjadikan OSKM sebagai momentum awal untuk membuat sebuah
gerakan berkelanjutan
Kesimpulan :
Tiga poin diatas adalah nilai-nilai yang ingin ditanamkan kepada mahasiswa
baru 2014 sebagai bentuk arahan langsung dari Ketua Kabinet KM ITB 2014-
2015. Sedangkan poin satu masih belum pasti karena belum ada arahan pasti
juga dari GBHP KM ITB untuk tahun ini.
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis koridor dengan metode studi literatur diatas, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Mahasiswa baru perlu mengenal identitas sebagai mahasiswa sebelum mulai
menjalani kegiatan kemahasiswaan
2. Mahasiswa baru perlu meningkatkan kepekaan terhadap realita bangsa dan isu
global
3. Mahasiswa baru perlu memiliki visi hidup berdasarkan ke-Tuhan-an YME
4. Mahasiswa baru perlu ditanamkan pemahaman pentingnya karakter dalam
kehidupan sehari-hari
5. Mahasiswa baru perlu mengetahui pentingnya ber-KM ITB dalam mewadahi
kegiatan berkemahasiswaan di ITB
6. Mahasiswa baru perlu mulai mengetahui pentingnya berkolaborasi dengan
berbagai elemen di masyarakat demi mewujudkan kemajuan bangsa
7. Mahasiswa baru perlu dikenalkan dengan budaya kampus, nasionalisme dan
pergerakan kemahasiswaan yang berkelanjutan
8. Kondisi
1. Internal KM ITB
1. Himpunan
Metode : Wawancara, Diskusi
Sumber : Tim Formatur OSKM 2014, Ketua HMME, HMO, HMP,AMISCA,
PATRA, HIMAFI, MTM, HMFT, NYMPHEA, HIMATIKA, HMF, HMS
1. Mahasiswa ITB perlu ditanamkan pemahaman identitas mahasiswa sejak
awal memasuki gerbang kemahasiswaan. Hal tersebut dimaksudkan agar
setiap pergerakan kemahasiswaan ITB memiliki dasar yang jelas dan
tidak Cuma ikut-ikutan atau sekedar senang-senang
2. Mahasiswa ITB harus dilatih untuk terus berfikir kritis terhadap
fenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat dan mau untuk bergerak
3. Percuma jika sebagai mahasiswa ITB kita berbicara tentang masalah
bangsa dan globalisasi tapi tidak ditanamkan integritas dan kedisiplinan
yang seharusnya menjadi bagian dari karakter kita sebagai manusia
4. Mahasiswa ITB harus dekat dengan masyarakat dan memiliki sense of
crisis
5. Kaderisasi harus berangkat dari kebutuhan, kebutuhan kemahasiwaan
kita dikaitkan dengan kebutuhan di masyarakat
6. Pergerakan yang baik adalah pergerakan yang bisa mengkolaborasikan
berbagai elemen terkait agar memiliki dampak yang masif dan opimal
7. Nilai-nilai yang dibawa tetap namun metode yang dipakai harus inovatif
dan sesuai dengan perkembangan jaman
8. Kaderisasi terpusat harus menekankan akan pentingnya ber-KM ITB
karena hal tersebut jarang ditenamkan di kederisasi himpunan
9. OSKM adalah bukan sekedar kegiatan eventual namun sebuah awal
pergerakan bersama yang harus melibatkan semua elemen
kemahasiswaan.
10. Pensuasanaan OSKM harus intens dan mengena agar ramai dan setiap
masa kampus sadar dan peduli
11. OSKM harus jelas konten apa yang ingin dibawa dan output apa yang ingin
dihasilkan
12. Kerjasama dengan pihak rektorat terutama LTPB harus dimulai dari awal
agar saat hari H tidak bentrok dan tidak ada materi yang disampaikan dua
kali baik saat SSDK ataupun OSKM
13. OSKM harus fokus juga terhadap kaderisasi mahasiswa ITB angkatan
2013 karena mereka yang akan jadi pengkader 2014 dan calon kader
himpunan-himpunan
14. Inputan lainnya bersifat teknis dan akan jadi bahan pertimbangan saat
persiapan eksekusi dalam ranah pemilihan metode
1. Unit
Metode : Wawancara
Sumber : BP Unit
2. Kabinet KM ITB
Metode : Wawancara
Sumber : Presiden KM ITB
3. Arahan dari Presiden Kabinet KM ITB tentang OSKM sudah dicantumkan
di koridor
4. TPB
Metode : Quisioner, Wawancara
Sumber : Masa TPB, Ketua Angkatan
5. Mahasiswa baru angkatan 2014
Metode : Survey (Tren) dari angkatan 2013
Sumber : Pusat Psikologi ITB
6. Eksternal KM ITB
1. Rektorat
Metode : Wawancara
Sumber : Ketua LK
2. K3L dan Satpam
Metode : Wawancara
Sumber : Petugas K3L, Satpam ITB
3. LTPB
Metode : Wawancara
Sumber : Petugas LTPB
Materi OSKM sebaiknya menyesuaikan dengan materi SSDK. Karena saat
penyusunan materi SSDK, panitia OSKM belum ada. Materi SSDK mengacu
pada visi misi ITB. Harus ada konsolidasi diawal antara panitia OSKM dengan
pihak LTPB (Bu Lulu) tentang kesepakan kerjasama.
Visi :Menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui
dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan
bangsa Indonesia dan dunia. (Sumber: 09/SK/I1-SA/OT/2011)
Misi :Menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan kemanusiaan serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul
untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik. (Sumber: 09/SK/I1-
SA/OT/2011)
4. Pemerintah Kota Bandung
Metode : Wawancara
Sumber : Konsultan dan Staff Ahli Walikota Bandung
Ajarkan mahasiswa baru cara pandang cacing dan elang. Budayakan diskusi
tentang isu lokal juga, jangan hanya membahas tentang isu nasional saja.
Kaderisasi bukan acara tahunan dan jangan sampai terjebak dengn rutinitas.
Jangan terlalu banyak materi karena bisa menimbulkan scatters yang susash
ditangkap dan over load. Pemerintah kota siap untuk berkolaborasi dengan
mahasiswa ITB. Mahasiswa harus mampu menjadi AHA-nya masyarakat.
Artinya apa yang dilakukan mahasiswa menjadi trigger bagi masyarakat.
Kaderisasi adalah spririt membina buka spirit balas dendam. Bangun spirit
OSKM kepada seluruh panitia sebelum turun mengkader 2014. Bangun
emotional bond dianatar mereka para mahasiswa baru. Konsep kolaborasi
adalah mempertemukan kelebihan. Bandung Juara sekarang juga sedang
menjalin banyak kolaborasi dengan berbagai kalangan.
5. Tokoh Masyarakat
Metode : Wawancara
Sumber : Ketua RW dan Ketua RT sekitaran kampus ITB
Sekarang sudah mulai banyak mahasiswa yang terjun ke masyarakat untuk
melakukan pengmas atau bhaksos. Namun disayangkan kegiatan-kegiatan
tersebut terkesan sebagai formalitas belaka. Hal tersebut terlihat ketika dalam
kehidupan sehari-hari diluar pengmas mahasiswa kurang peduli, kurang
sopan dan kurang dekat dengan warga. Mahasiswa perlu mengerti pentingnya
karakter dan harus dekat dengan Tuhan, artinya nilai-nilai agamanya kuat.
6. Alumni ITB
Metode : Wawacara
Sumber : Presiden KM ITB 2009, Mantan Kahim HMS 1996, Mantan Ketua
OSKM 2010 & 2012, Mantan Mentri PSDM 2008 & 2011, Mantan Danlap OSKM
2011, Mantan Menteri PKK KM ITB 2013.
7. OSKM bukan sekedar impresi namun juga momentum relfeksi masa
kampus
8. OSKM harus melibatkan masa kampus sebanyak-banyaknya, ramai dan
terkontrol
9. OSKM harus mampu mengenalkan ke mahasiswa baru bahwa kampus ITB
adalah lab ilmu, passion dan hobby yang kamu bisa berexperimen dengen
bebas namun bertanggung jawab
10. OSKM adalah awal kaderisasi bukan kaderisasi awal
11. OSKM juga harus bisa memunculkan orang-orang berprestasi dari
berbagai kalangan untuk menginspirasi mahasiswa baru
12. Angakatan yang mengalami OSKM dengan angkatan yang tidak, memiliki
perbedaan yang jelas dalam berkemahasiswaan contoh angkatan 1996
dengan 1998
13. Mengadakan OSKM jangan sampai terjebak rutinitas, harus berangkat dari
kebutuhan
14. Bangun paradigma baru pergerakan mahasiswa Indonesia
15. OSKM harus mampu membangun sense kebangsaan
16. Gerakan mahasiswa harus berbasis gagasan
17. Setiap jaman tantangann ya semakin komleks dan berbeda, maka
pergerakan kemahasiswaan juga harus bisa beradaptasi namun nilai-nilai
yang dibawa tetap bertahan
18. Sudah bukan saatnya menjadi mahasiswa kita hanya berbicara tentang
soft skill namun mahaisiswa berbicara tentang lifeskill
19. POPOPE harus disesuaikan dengan jaman
20. OSKM menghidupkan pikiran dan menyalakan hati
21. ITB harus bisa menularkan semangat kemahasiswaanya keluar
22. OSKM jadikan suatu momen yang akan selalu di ingat oleh maba
23. Berkemahasiswaan adalah berproses (belajar dari Korea)
24. Kesampingkan menara gading, tunjukan kontribusi
25. Lembaga Swadaya Masyarakat
Metode : Wawancara
Sumber : Anggota FIM, BCCF & IFL
Anak muda sekarang cenderung lebih suka kegiatan yang simpel, tdak banyak
mikir tapi bisa cepat dieksekusi dan bisa berdampak masif. Namun yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana tetap menjaga nilai-nilai dengan implementasi
metode yang pop dan inovatif sehingga mampu menarik orang banyak.
Mahasiswa agar kemahasiswaannya tetap eksis perlu move on dengan
romantisme masa lalu dan lebih melihat tantangan dimasa depan dengan
metode-metode kreatif untuk mencapainya.
1. Kampus Lain
Metode : Wawancara
Sumber :
2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kondisi diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Perlu ditingkatkan pemahaman yang jelas kepada mahasiswa tentang identitas
mahasiswa dan peranannya dimasyarakat
2. Mahasiswa ITB perlu memiliki wadah formal berkemahasiswaan.
3. Penanaman kesadaran kepada mahasiswa ITB tentang pentingnya berkarakter
dan tujuan hidup yang jelas berdasarkan ke-Tuhan-an YME harus ditingkatkan
4. Diperlukan kolaborasi dan pergerakan kemahasiswaan yang bersifat sustain
dalam usaha mewujudkan kemajuan bangsa.
5. Observasi dan diskusi mahasiswa ITB tentang realita bangsa dan isu global
masih perlu ditingkatkan.
6. Mahasiswa baru perlu ditanami pemahaman tentang 5 poin diatas sejak
memasuki gerbang awal kemahasiswaan
7. Kebutuhan
Berdasarkan kesimpulan koridor dan analisis kondisi diatas, berikut ini adalah kebutuhan yang harus dijawab di OSKM ITB 2014 :
1. Mengenalkan identitas mahasiswa dan peran sertanya dimasyarakat
2. Menyadarkan mahasiswa terhadap pentingnya ber-KM ITB sebagai wadah
berkemahasiswaan di ITB
3. Membangun kerjasama yang konstruktif antara elemen kemahasiswaan,
rektorat, masyarakat dan pihak pemerintah dalam usaha memajukan bangsa
4. Mengembangkan wawasan global mahasiswa baru
5. Mengembangkan karakter mahasiswa baru
6. Mengenalkan budaya kampus, menumbuhkan rasa nasionalisme, dan
menginisiasi pergerakan yang berkelanjutan kepada mahasiswa baru
Survey Validasi :
7. Visi & Misi
Hasil pemaparan kebutuhan diatas selanjutnya dipakai menjadi basis visi misi OSKM
2014, sebagai berikut :
Visi :
SIMFONI PERGERAKAN UNTUK INDONESIA
Misi :
1. Menumbuhkan KEPEKAAN terhadap realitas bangsa dan isu global
2. Mengenalkan IDENTITAS KEMAHASISWAAN
3. Menanamkan KARAKTER dan HAKEKAT HIDUP berlandaskan ke-Tuhan-an YME
4. Menanamkan semangat ber-KM ITB sebagai wadah KOLABORASI dan
AKTUALISASI DIRI
5. Melibatkan PARTISIPASI AKTIF elemen kemahasiswaan, masyarakat, dan
pemerintahan
6. Penjelasan Visi Misi
SIMFONI PERGERAKAN UNTUK INDONESIA
1. sim·fo·ni n musik yg ditulis untuk orkes lengkap (sumber : KBBI).
2. pergerakan /per·ge·rak·an/ n 1 perihal atau keadaan bergerak; 2 kebangkitan
(untuk perjuangan atau perbaikan). (sumber : KBBI)
Untuk memahami visi ini kita harus start from the end, dari kata ‘Indonesia’. Dengan
terlebih dahulu memahami kondisi bangsa kita. Memahami baik dari segi kekayaan
alam dan budayanya sekaligus tentang berbagai masalah komplek yang saat ini
sedang kita hadapi, sepertihalnya KKN, Kemiskinan, Kebersihan, Kriminalitas,
penjajahan pihak asing atas kekayaan SDA, AEC, dan lain sebagainya.
Diharapkan mahasiswa baru mulai timbul kegelisahan terhadap realitas bangsa dan
mulai mempertanyakan identitas mereka sebagai mahasiswa sebelum memasuki
dunia kemahasiswaan dan juga sebelum mencoba menjadi solusi permasalahan di
masyarakat. Mereka para kaum muda idealis yang harusnya menjadi kepercayaan
rakyat, mereka yang diakui sebagai insan akademis yang mendapat kesempatan
lebih untuk menimba ilmu dan segala potensi yang mereka miliki sebagai pemuda.
Identitas tersebut seharusnya mampu menjadi motivasi mahasiswa baru untuk
bergerak menjadi negarawan-negarawan muda yang siap memberikan
kontribusinya di masyarakat.
Bermain musik orchestra adalah pendekatan gerakan kemahasiswaan ITB yang
cocok dengan kampus yang anggotanya sangat heterogen ini. Dalam musik
orkestra, simfoni merupakan nada-nada yang ternarasikan secara rapi serta
mampu menghasilkan alunan harmoni yang indah dalam panduan seorang dirigen.
Begitupula kemahasiswaan kita seharusnya, dimana setiap individu diharapkan
memiliki notesnya masing-masing dalam artian bisa berkembang sesuai potensi
dan perannya secara optimal. Kemudian perlu ditanamkan kesadaran bahwa
sebuah perubahan besar dinegara ini tidak bisa dilakukan dengan sendiri-sendiri
namun harus bergerak bersama-sama dengan berbagai elemen terkait. Dan yang
terpenting dari itu semua adalah keindahan alunan harmoni orchestra tidak hanya
dinikmati oleh pemain-pemainnya saja. Namun keindahan tersebut juga akan
mengundang orang lain untuk datang dan menikmati hal yang sama. Begitupula
gerakan mahasiswa yang kita impikan, gerakan yang membawa gagasan dan
semangat kebermanfaatan yang juga diharapkan mampu berdampak sistemik dan
bergema dimasyarakat.
1. Menumbuhkan KEPEKAAN terhadap realitas bangsa dan isu global
kepekaan /ke·pe·ka·an/ n 1 perihal peka; perihal mudah bergerak (tt
neraca, timbangan, dsb); 2 Kim kesanggupan bereaksi terhadap suatu
keadaan (Sumber : KBBI)
Menumbuhkan kepekaan mahasiswa baru terhadap kondisi Indonesia melalui
pemahaman realitas bangsa dan tantangan global sebagai dasar
nasionalisme.
2. Mengenalkan IDENTITAS KEMAHASISWAAN
identitas /iden·ti·tas/ /idéntitas/ n ciri-ciri atau keadaan khusus
seseorang; jati diri (Sumber : KBBI)
Membangun kesadaran mahasiswa baru akan posisi, potensi dan peran
mereka di masyarakat dengan menyesuaikan kondisi jaman namun tetap
memegang teguh nilai-nilai kemahasiswaan.
3. Menanamkan KARAKTER dan HAKIKAT HIDUP berlandaskan ke-Tuhan-an YME
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
tiap akibat dari keputusan yang ia buat. (Ditjen Mandikdasmen -
Kementerian Pendidikan Nasional)
hakikat /ha·ki·kat/ n 1 intisari atau dasar; 2 kenyataan yg sebenarnya
(sesungguhnya) (Sumber : KBBI)
Membangun pemahaman akan pentingnya hakikat hidup dan karakter tiap
individu melalui penerapan nilai-nilai agama yang tercermin dalam bentuk
cara berfikir, lisan dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menanamkan semangat ber-KM ITB sebagai wadah KOLABORASI dan
AKTUALISASI DIRI
kolaborasi /ko·la·bo·ra·si/ n (perbuatan) kerja sama (Sumber : KBBI)
aktualisasi /ak·tu·a·li·sa·si/ n perihal mengaktualkan; pengaktualan
(Sumber : KBBI)
Rasa memiliki terhadap KM ITB adalah sebuah hal yang harus ditumbuhkan
dihati setiap mahasiswa baru. Karena KM ITB bukan sekedar wadah untuk
mengaktualisasikan diri namun juga sebagai wadah kolaborasi dengan
komponen kemahasiswaan lainnya dalam menuntaskan permasalahan
bangsa.
5. Melibatkan PARTISIPASI AKTIF elemen kemahasiswaan, masyarakat, dan
pemerintahan
partisipasi /par·ti·si·pa·si/ n perihal turut berperan serta dl suatu kegiatan; keikutsertaan; peran serta; aktif /ak·tif/ a 1 giat (bekerja, berusaha) Membangun kerjasama yang konstruktif antara mahasiswa dengan elemen
kampus, masyarakat dan pemerintah dalam rangka memajukan bangsa.