virgana's blog-wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · web viewyang telah...

32
TUGAS PEMIKIRAN FILSAFAT (Plato) Dosen Pengampu : Bpk Virgana., Disusun oleh : Anik Inayati Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 1

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

TUGAS PEMIKIRAN FILSAFAT (Plato)

Dosen Pengampu : Bpk Virgana.,

Disusun oleh :Anik Inayati

Program Magister KeperawatanFakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Tahun 2012Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 1

Page 2: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

BIODATA PENULIS

Nama : Anik InayatiNIM : 2011980002Tempat Tanggal Lahir : Kertomulyo, 11 Juli 1977Tempat Kerja : Akper Dharma Wacana Metro,

d/a Jl. Kenanga No. 3 Mulyojati 16 C Kota Metro Lampung.No HP : 081326446665Email : [email protected]

Jakarta, 9 Januari 2012Mahasiswi,

Anik Inayati

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 2

Page 3: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

KATA PENGANTAR

BismillahirrahmanirrahimSyukur Alhamduliilah atas petunjk dan Ridha Allah atas pertolongan Allah jualah, akhirnya Makalah ini dapat diselesaikan, namun penulis yakin banyak kesalahan dan kekeliruan, maka dari itu kritik dan serta saran yang konstruktif sangat diharapkan demi sempurnanya Makalah ini.Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan keharibaan Nabi kita Muhammad S.A.W, keluarga dan segenap sahabat-sahabatnya. Yang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam.

Penulis juga tidak menutup mata bahwa makalah ini juga bisa terselesaikan berkat bantuan banyak pihak, maka dalam kesempatan ini kami ucapkan terimaksih yang tak terhingga kepada bapak Virgana dan rekan-rekan satu angkatan program Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta angkatan 2011, sehingga penulis bias menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Jakarta, 9 Januari 2012Penulis

Anik Inayati

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 3

Page 4: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGBeberapa tentang kelahiran dan perkembangan Filsafat pada awal kelahiranya tidak

dapat di pisahkan dengan perkembangan (Ilmu) pengetahuan yang munculnya pada

masa peradaban kuno (masa yunani) makna kata Filsafat sendiri adalah cinta

Keahrifan, arti kata tersebut belum memperhatikan makna kata yang sebenarnya dari

kata Filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang

Filosof untuk memperoleh Kearifan.

Konsepsi-konsepsi tentang kehidupan dan dunia yang kita sebut “filosofis” dihasilkan

oleh dua faktor: pertama, konsepsi-konsepsi religius dan etis warisan; kedua,

semacam penelitian yang biasa disebut “ilmiah” dalam pengertian yang luas. Kedua

faktor ini mempengaruhi sistem-sistem yang dibuat oleh para filosof secara

perseorangan dalam proporsi yang berbeda-beda, tetapi kedua faktor inilah yang,

sampai batas-batas tertentu. Filsafat, sebagaimana yang disampaikan Bertrand

Russell, adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Semua

pengetahuan yang definitif adalah termasuk sains, sedangkan semua dogma, yang

melampaui pengetahuan definitif termasuk ke dalam teologi. Namun, di antara

keduanya terdapat sebuah wilayah yang tidak dimiliki oleh seorang manusia pun,

wilayah tak bertuan ini adalah filsafat.Hampir semua persoalan yang sangat menarik

bagi pikiran-pikiran spekulatif tidak bisa dijawab oleh sains, dan jawaban-jawaban

yang meyakinkan dari para teolog tidak lagi terlihat begitu meyakinkan sebagaimana

pada abad-abad sebelumnya.

Di antara seluruh filasuf, baik pada zaman kuno, pertengahan maupun modern, Plato

dan Aristoteles adalah dua tokoh paling berpengaruh. Dengan demikian, dalam

sejarah tentang pemikiran filsafat memang sangatlah perlu membicarakan pemikiran

dari Plato. Tulisan ini berusaha untuk memberikan gambaran singkat tentang

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 4

Page 5: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

pemikiran Plato, khususnya ketika membicarakan tentang realitas yang sesungguhnya.

Rujukan utama yang digunakan penyusun dalam penulisan makalah ini adalah buku

“History of Western Philosophy and its Connection with Political and social

Circumstances from the Earlies Times to the Present Day” karya Bertrand Russell,

yang diterjemahkan oleh Sigit Jatmiko, dkk dalam “Sejarah Filsafat Barat dan

Kaitannya Dengan Kondisi Sosio-Politik Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang”. Plato

(427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru

Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu

pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran (yang asli).

B. TUJUANTujuan Umum

Mengenal dan memahami tentang filsafat Yunani Klasik yang dipelopori oleh Plato,

yang mencakup tentang idea plato, etik plato, Negara, dan buah tangan yang

dihasilkan oleh plato.

Tujuan khusus penulisan makalah meliputi:

1. Mengetahui biografi Plato

2. Menganalisa Teori Pemikiran Plato:a. Teori Plato Tentang Ide dan Pengenalan

b. Teori Plato Tentang Manusia

c. Pemikiran Plato tentang Negara Dalam Ilmu Negara

d. Filsafat Politik Menurut Plato

3. Menganalisa Idealimse Plato4. Menganalisa Etika Plato

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 5

Page 6: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

BAB IITINJAUAN TEORI

A. BIOGRAFI PLATO

Plato (427-347 SM) dilahirkan di lingkungan keluarga bangsawan kota Athena.

Semenjak muda ia sangat mengagumi Socrates (470-399), seorang filsuf yang

menentang ajaran para sofis, sehingga pemikiran Plato sangat dipengaruhi sosok yang

di kemudian hari menjadi gurunya tersebut. Plato memiliki bakat yang sangat besar

untuk menjadi pengarang, terbukti hingga saat ini setidaknya 24 dialog Plato dianggap

sebagai kesusastraan dunia. Sebagaimana Socrates, Plato selalu mengadakan

percakapan dengan warga Athena untuk menuliskan pikiran-pikirannya. Plato

dilahirkan di Athena pada tahun 427 SM dan ia pun merupakan bangsawan. Ia

keturunan bangsawan dikarenakan ayahnya yang bernama Ariston merupakan

keturunan raja Athena dan raja Messenia, sedangkan ibunya juga mendukung kategori

kebangsawanan Plato dikarenakan ibunya yang bernama Perictone memiliki

hubungan baik dengan pembuat hukum yang juga seorang negarawan bernama

Solon . Ketika Plato masih kecil, ayahnya meninggal, dan ibunya menikah dengan

Pyrilampes, yang merupakan assosiasi dari perincles dari negarawan. Sebagai pria

muda Plato memiliki ambisi politik, tapi ia menjadi kecewa oleh kepemimpinan

politik di Athena. Dia akhirnya menjadi murid Socrates, menerima filosofi dasar dan

gaya perdebatan dialektis: mengejar kebenaran melalui pertanyaan, jawaban, dan

pertanyaan tambahan.

Plato merupakan filsuf Yunani yang menghasilkan banyak karya, ada yang berupa

karya sendiri mau pun karya yang dibuatkan oleh para muridnya. Cita-cita Plato

dahulunya ingin menjadi seorang politikus, tetapi dikarenakan kejadian bahwa

Socrates mati dihukum minum racun, pupus sudah cita-citanya. Plato mengurungkan

niatnya menjadi seorang politikus dikarenakan Socrates itulah yang merupakan

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 6

Page 7: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

gurunya selama 8 tahun (Hadiwijono, 38:2005). Salah satu pemikiran Plato yang

terkenal ialah pandangannya mengenai realitas. Menurutnya realitas seluruhnya

terbagi atas dua dunia: dunia yang terbuka bagi rasio dan dunia yang hanya terbuka

bagi panca indra. Dunia pertama terdiri atas idea-idea dan dunia berikutnya ialah

dunia jasmani. Pemikiran Plato tersebut bahkan berhasil mendamaikan pertentangan

antara pemikiran Heraklitus dan Parmenides.

Dalam 387 Akademi Plato didirikan di Athena, lembaga sering digambarkan sebagai

universitas Eropa pertama. Hal ini memberikan kurikulum yang komprehensif,

termasuk mata pelajaran seperti astronomi, biologi, matematika, teori politik, dan

filsafat. Plato pergi ke Sisilia tahun 367 untuk guru penguasa baru dari Syracuse,

Dionisius yang Muda, dalam seni aturan filosofis. Percobaan gagal. Plato membuat

perjalanan lain ke Syracuse pada tahun 361, tapi sekali lagi pertunangannya dalam

urusan Sisilia bertemu dengan sedikit keberhasilan. Tahun-tahun penutup hidupnya

dihabiskan mengajar di Akademi dan menulis. Dia meninggal pada sekitar usia 80 di

Athena pada 348 atau 347 SM.

B. Teori Pemikiran Plato

Diantara pemikiran Plato yang terpenting adalah teorinya tentang ide-ide, yang

merupakan upaya permulaan yang mengkaji masalah tentang universal yang hingga

kini pun belum terselesaikan. Teori ini sebagian bersifat logis, sebagian lagi bersifat

metafisis. Dengan pendapatnya tersebut, menurut Kees Berten (1976), Plato berhasil

mendamaikan pendapatnya Heraklitus dengan pendapatnya Permenides, menurut

Heraklitus segala sesuatu selalu berubah, hal ini dapat dibenarkan menurut Plato, tapi

hanya bagi dunia jasmani (Pancaindra), sementara menurut Permenides segala sesuatu

sama sekali sempurna dan tidak dapat berubah, ini juga dapat dibenarkan menurut

Plato.

Plato menjelaskan bahwa, jika ada sejumlah individu memiliki nama yang sama,

mereka tentunya juga memiliki satu “ide” atau “forma” bersama. Sebagai contoh,

meskipun terdapat banyak ranjang, sebetulnya hanya ada satu “ide” ranjang.

Sebagaimana bayangan pada cermin hanyalah penampakan dan tidak “real”.

Demikian pula pelbagai ranjang partikular pun tidak real, dan hanya tiruan dari “ide”,

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 7

Page 8: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

yang merupakan satu-satunya ranjang yang real dan diciptakan oleh Tuhan. Mengenai

ranjang yang satu ini, yakni yang diciptakan oleh Tuhan, kita bisa memperoleh

pengetahuan, tetapi mengenai berbagai ranjang yang dibuat oleh tukang kayu, yang

bisa kita peroleh hanyalah opini.

Perbedaan antara pengetahuan dan opini menurut Plato adalah, bahwa orang yang

memiliki pengetahuan berarti memiliki pengetahuan tentang “sesuatu”, yakni

“sesuatu” yang eksis, sebab yang tidak eksis berarti tidak ada. Oleh karena itu

pengetahuan tidak mungkin salah, sebab secara logis mustahil bisa keliru. Sedangkan

opini bisa saja keliru, sebab opini tidak mungkin tentang apa yang tidak eksis, sebab

ini mustahil dan tidak mungkin pula tentang yang eksis, sebab ini adalah pengetahuan.

Dengan begitu opini pastilah tentang apa yang eksis dan yang tidak eksis sekaligus.

Maka kita tiba pada kesimpulan bahwa opini adalah tentang dunia yang tampil pada

indera, sedangkan pengetahuan adalah tentang dunia abadi yang supra-inderawi;

sebagai misal, opini berkaitan dengan benda-benda partikular yang indah, sementara

pengetahuan berkaitan dengan keindahan itu sendiri. Dari sini Plato membawa kita

pada perbedaan antara dunia intelek dengan dunia inderawi. Plato berusaha

menjelaskan perbedaan antara visi intelektual yang jelas dan visi persepsi inderawi

yang kabur dengan jalan membandingkannya dengan indera penglihatan. Kita bisa

melihat obyek dengan jelas ketika matahari menyinarinya; dalam cahaya temaram

penglihatan kita kabur; dan dalam gelap gulita kita tidak dapat melihat sama sekali.

Menurutnya, dunia ide-ide adalah apa yang kita lihat ketika obyek diterangi matahari,

sedangkan dunia dimana segala sesuatu tidak abadi adalah dunia kabur karena

temaramnya cahaya. Namun untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai apa

yang dimaksudnya. Plato memberikan sebuah tamsil, Menurut tamsil tentang gua itu,

mereka yang tidak memiliki pengetahuan filsafat bisa diibaratkan sebagai narapidana

dalam gua, yang hanya bisa memandang ke satu arah karena tubuhnya terikat,

sementara di belakangnya ada api yang menyala dan di depannya ada dinding gua.

Mereka hanya dapat melihat bayang-bayang yang dipantulkan pada dinding gua oleh

cahaya api. Mereka hanya bisa menganggap bayang-bayang itu sebagai kenyataan dan

tidak dapat memiliki pengertian tentang benda-benda yang menjadi sumber bayang-

bayang. Sedangkan orang yang memiliki pengetahuan filsafat, ia gambarkan sebagai

seorang yang mampu keluar dari gua tersebut dan dapat melihat segala sesuatu yang

nyata dan sadar bahwa sebelumnya ia tertipu oleh bayang-bayang. Namun ketika ia

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 8

Page 9: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

kembali ke gua untuk memberitahukan kepada teman-temannya tentang dunia nyata,

ia tidak dapat lagi melihat bayang-bayang secara jelas jika dibandingkan dengan

teman-temannya, sehingga di mata teman-temannya ia tampak menjadi lebih bodoh

daripada sebelum ia bebas. Demikianlah pemikiran Plato mengenai realitas yang

sebenarnya. Teori Plato tentang ide-ide tersebut, menurut penyusun, mengandung

sekian kesalahan yang cukup jelas. Kendati demikian, pemikiran itu pun

menyumbangkan kemajuan penting dalam filsafat, sebab inilah teori pertama yang

menekankan masalah universal, yang dalam pelbagai bentuknya, masih bertahan

hingga sekarang. Pemikiran Plato Tentang Mimesis yang berasal bahasa Yunani yang

berarti tiruan. Dalam hubungannya dengan kritik sastra mimesis diartikan sebagai

pendekatan sebuah pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra selalu berupaya

untuk mengaitkan karya sastra dengan realitas atau kenyataan. Perbedaan pandangan

Plato dan Aristoteles menjadi sangat menarik karena keduanya merupakan awal

filsafat alam, merekalah yang menghubungkan antara persoalan filsafat dengan

kehidupan . Pandangan Plato mengenai mimesis sangat dipengaruhi oleh

pandangannya mengenai konsep Idea-idea yang kemudian mempengaruhi bagaimana

pandangannya mengenai seni. Plato menganggap Idea yang dimiliki manusia terhadap

suatu hal merupakan sesuatu yang sempurna dan tidak dapat berubah. Idea merupakan

dunia ideal yang terdapat pada manusia. Ide oleh manusia hanya dapat diketahui

melalui rasio, tidak mungkin untuk dilihat atau disentuh dengan panca indra. Ide bagi

Plato adalah hal yang tetap atau tidak dapat berubah, misalnya ide mengenai bentuk

segitiga, ia hanya satu tetapi dapat ditransformasikan dalam bentuk segitiga yang

terbuat dari kayu dengan jumlah lebih dari satu . Idea mengenai segitiga tersebut tidak

dapat berubah, tetapi segitiga yang terbuat dari kayu bisa berubah . Berdasarkan

pandangan Plato mengenai konsep Idea tersebut, Plato sangat memandang rendah

seniman dan penyair dalam bukunya yang berjudul Republic bagian kesepuluh.

Bahkan ia mengusir seniman dan sastrawan dari negerinya. Karena menganggap

seniman dan sastrawan tidak berguna bagi Athena, mereka dianggap hanya akan

meninggikan nafsu dan emosi saja. Pandangan tersebut muncul karena mimesis yang

dilakukan oleh seniman dan sastrawan hanya akan menghasilkan khayalan tentang

kenyataan dan tetap jauh dari ‘kebenaran’. Seluruh barang yang dihasilkan manusia

menurut Plato hanya merupakan copy dari Idea, sehingga barang tersebut tidak akan

pernah sesempurna bentuk aslinya (dalam Idea-Idea mengenai barang tersebut).

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 9

Page 10: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

Sekalipun begitu bagi Plato seorang tukang lebih mulia dari pada seniman atau

penyair. Seorang tukang yang membuat kursi, meja, lemari dan lain sebagainya

mampu menghadirkan Idea ke dalam bentuk yang dapat disentuh panca indra.

Sedangkan penyair dan seniman hanya menjiplak kenyataan yang dapat disentuh

panca indra (seperti yang dihasilkan tukang), mereka oleh Plato hanya dianggap

menjiplak dari jiplakan .

Menurut Plato mimesis hanya terikat pada ide pendekatan. Tidak pernah

menghasilkan kopi sungguhan, mimesis hanya mampu menyarankan tataran yang

lebih tinggi. Mimesis yang dilakukan oleh seniman dan sastrawan tidak mungkin

mengacu secara langsung terhadap dunia ideal. (Teew.1984:220). Hal itu disebabkan

pandangan Plato bahwa seni dan sastra hanya mengacu kepada sesuatu yang ada

secara faktual seperti yang telah disebutkan di muka. Bahkan seperti yang telah

dijelaskan di muka, Plato mengatakan bila seni hanya menimbulkan nafsu karena

cenderung menghimbau emosi, bukan rasio .

Ajaran Plato dapat dikategorikan menjadi tiga besar yaitu: ajaran tentang ide dan

ajaran tentang pengenalan, dan ajaran tentang manusia. Ajaran-ajaran ini didapatkan

dari buku-buku yang telah ditulisnya, serta buku berisi tentang dialog Plato yang

disusun oleh orang lain atau bisa jadi oleh muridnya,

1. Tentang Ide dan Pengenalan

Plato sebelumnya telah memberi solusi terhadap persoalan tentang sesuatu yang

berubah dan sesuatu yang tetap. Persoalan ini merupakan perlawanan pemikiran

antara Herakleitos dan Parmenides. Plato memberi solusi dengan mengemukakan

gagasan bahwa ada sesuatu yang tetap dan ada pula yang berubah. Dari sini Plato

sekaligus menyetujui pendapat keduanya serta menambahkan pendapat

Parmenides bahwa sesuatu yang tetap kekal tidak berubah itu adalah ide atau

“idea”.

Menurut Plato ide merupakan sesuatu yang memimpin pemikiran manusia. Ide

bukanlah hasil pemikiran subjektif, melainkan ide itu objektif. Ide lepas dari

subjek yang berpikir. Meski pun tiap orang berbeda dengan orang yang lain, atau

tidak ada orang yang persis sama meski pun ia anak kembar, tetap saja orang

adalah manusia inilah idenya yang tak berubah itu. Adanya suatu pengamatan dan

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 10

Page 11: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

pengungkapan yang serba bervariasi dan berubah itu merupakan pengungkapan

atas ide yang tidak berubah. Orang bisa mengamati satu benda yang sama tetapi

masing-masing orang punya pendapat lain.

Plato memiliki pandangan lebih tentang hakikat atau esensi dari segala sesuatu

dibandingkan dengan Socrates. Plato meneruskan pendapat Socrates bahwa

hakikat segala sesuatu bukan hanya dapat diketahui melalui keumuman,

melainkan hakikat dari segala sesuatu itu nyata dalam ide. Solusi pertentangan

Herakleitos dan Parmenides, dikemukakan Plato dengan mengkategorikan dua

macam dunia, yaitu dunia yang serba berubah, serba jamak, dan tiada hal yang

sempurna, sifatnya inderawi. Lalu dunia ide, yang merupakan dunia tanpa

perubahan, tanpa kejamakan dalam artian bahwa (yang baik hanya satu, yang adil

hanya satu, dan sebagainya) dan bersifat kekal.

Ide-ide di dunia hadir dalam benda yang kongkrit, semisal ide manusia ada pada

tiap manusia, ide kucing ada pada tiap kucing. Benda-benda tersebut juga

mengambil peran dan berpartisipasi dengan ide-idenya. Misalnya ada kucing

sakti, kucing kampung, kucing peliharaan. Dalam contoh tersebut terdapat ide

kucing, ide sakti, ide kampung, ide peliharaan. Ide tersebut berfungsi sebagai

contoh benda-benda yang kita amati di dunia ini (Hadiwijono, 41:2005).

Telah disinggung, bahwa di dalam dunia idea tiada kejamakan, dalam arti ini,

bahwa “yang baik” hanya satu saja dan seterusnya, sehingga tiada bermacam-

macam “yang baik”. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa dunia ide itu hanya terdiri

dari satu ide saja, melainkan ada banyak ide. Oleh karena itu dilihat dari segi lain

harus juga dikatakan bahwa ada bermacam-macam ide, ide manusia, binatang, dan

lain-lainnya. Ide yang satu dihubungkan dengan ide yang lain, umpamanya seperti

yang telah dikemukakan: ide bunga dikaitkan dengan ide bagus, ide api

dihubungkan dengan ide panas, dan sebagainya. Hubungan antara ide-ide ini

disebut koinonia (persekutuan). Di dalam dunia ide itu juga ada hierarki,

umpamanya: ide anjing termasuk ide binatang menyusui, termasuk ide binatang,

termasuk ide makhluk dan seterusnya. Segala ide itu jikalau disusun secara

hierarkis memiliki ide “yang baik” sebagai puncaknya, yang menyinari segala ide.

2. Tentang Manusia

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 11

Page 12: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

Menurut Plato ada dua hal yang utama dalam manusia yaitu jiwa dan tubuh,

keduanya merupakan kenyataan yang harus dibedakan dan dipisahkan. Jiwa

berada sendiri. Jiwa adalah sesuatu yang adikodrati, yang berasal dari dunia ide

dan oleh karenanya bersifat kekal, tidak dapat mati (Hadiwijono, 43:2005). Tidak

seperti Socrates yang menganggap bahwa jiwa merupakan satu asas tunggal, Plato

memiliki pendapat bahwa jiwa memiliki tiga bagian yaitu: rasional yang

dihubungkan dengan kebijaksanaan yang dapat mengendalikan kepada rasa yang

lebih rendah seperti nafsu, kehendak yang dihubungkan dengan kegagahan, dan

keinginan yang dihubungkan dengan nafsu (Delfgaauw, 25:1992).

Plato percaya bahwa jiwa itu dipenjarakan di dalam tubuh, oleh karena itu jiwa

harus dilepaskan dengan cara berusaha mendapatkan pengetahuan untuk melihat

ide-ide. Plato juga percaya bahwa ada pra-eksistensi jiwa dan jiwa itu tidak dapat

mati. Dalam tubuh jiwa terbelenggu dan untuk melepas jiwa dari tubuh hanya

sedikit orang yang berhasil (mencapai pengetahuan dan mengalami ide-ide). Sikap

yang selalu terpikat pada ke-tubuh-an kongkrit inilah yang membuat sulit. Ada

sebuah mitos yang diuraikan oleh Plato sehingga dapat mudah memahami maksud

Plato tentang jiwa dan tubuh. Manusia dilukiskan sebagai orang-orang tawanan

yang berderet-deret dibelenggu di tengah-tengah sebuah gua, dengan muka

mereka dihadapkan ke dinding gua, dan tubuh mereka membelakangi lubang

masuk gua. Sementara di luar gua ada api unggun yang sinarnya sampai ke dalam

gua dan di luar itu pula ada banyak orang yang lewat. Secara otomatis cahaya api

unggun tadi membuat bayangan orang pada dinding gua, tentu saja para tawanan

tadi melihat bayangan tadi. Para tawanan itu pun selama hidupnya hanya melihat

bayangan, dan mereka menganggap bahwa itulah kenyataan hidup. Pada suatu

hari seorang tawanan dilepaskan dan dibolehkan untuk melihat ke belakang ke

luar gua. Akhirnya seorang tawanan itu tahu bahwa yang selama ini dilihat adalah

bayangan belaka. Tawanan itu pun menyadari bahwa kenyataan yang baru saja

dilihat ternyata jauh lebih indah dari pada bayangan. Lalu tawanan yang telah

memiliki pengalaman dan menyadari bahwa kenyataan di luar lebih indah itu

menceritakan kepada para tawanan lain. Tetapi reaksi mereka di luar dugaan,

mereka tidak percaya dan membunuh tawanan yang bercerita.

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 12

Page 13: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

Begitu sulitnya untuk lepas dari belenggu tubuh, oleh karena itu paling tidak

menurut Plato, orang harus berusaha untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-

banyaknya tentang kenyataan dan ide-ide. Hal ini juga berarti Plato tidak

menyuruh untuk lari dari dunia, tetapi hal yang sempurna tidak akan ada

didapatkan di dunia ini. Oleh karenanya usaha untuk memperoleh hal yang terbaik

di dunia manusia harus mendapat pendidikan. Pendidikan bukan hanya persoalan

akal semata, tetapi juga memberi bimbingan kepada perasaan-perasaan yang lebih

tinggi, supaya mengarahkan diri pada akal demi mengatur nafsu-nafsu.

3. Pemikiran Plato tentang Negara Dalam Ilmu Negara

Plato telah menulis dalam bukunya “Politieia” tentang bagaimanakah corak

negara yang sebaiknya atau bentuk negara yang bagaimanakah sebagai negara

yang ideal. Perlu diterangkan bahwa Ilmu Negara pada zaman Plato merupakan

cakupan dari seluruh kehidupan yang meliputi Polis (negara kota). Oleh karena

itu, Ilmu Negara diajarkan sebagai Civics/Staatsburgerlijke opvoeding yang masih

merupakan Sosial moral dan differensiasi ilmu pengetahuan yang pada waktu itu

belum ada. Segala soal yang berhubungan dengan negara kota atau polis tidak

menjelaskan apa yang dimaksud dengan negara, tetapi hanya menggambarkan

negara-negara dalam bentuk ideal. Dalam uraiannya Plato menyamakan negara

dengan manusia yang mempunyai tiga kemampuan jiwa, yaitu: (a) Kehendak, (b)

Akal pikiran, (c) Perasaan

Sesuai dengan tiga kemampuan jiwa yang ada pada manusia tersebut maka di

dalam negara juga terdapat tiga golongan masyarakat yang mempunyai

kemampuannya masing-masing. Golongan yang pertama disebut golongan yang

memerintah, yang merupakan otaknya di dalam negara dengan mempergunakan

akal pikirannya. Orang-orang yang mampu memerintah adalah orang yang

mempunyai kemampuan, dalam hal ini seorang raja yang berfilsafat tinggi.

Golongan kedua adalah golongan ksatria/prajurit dan bertugas menjaga keamanan

negara jika diserang dari luar atau kalau keadaan di dalam negara mengalami

kekacauan. Mereka hidup di dalam asrama-asrama dan menunggu perintah dari

negara untuk tugas tersebut di atas. Golongan ini dapat disamakan dengan

kemauan dari hasrat manusia. Golongan ketiga adalah golongan rakyat biasa yang

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 13

Page 14: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

disamakan dengan perasaan manusia. Golongan ini termasuk golongan petani dan

pedagang yang menghasilkan makanan untuk seluruh penduduk. Pada saat itu

orang menganggap bahwa golongan ini termasuk golongan yang terendah dalam

masyarakat.

Jelas bahwa paham dari Plato hanya suatu angan-angan saja dan ia sadar bahwa

negara semacam itu tidak mungkin terjadi di dalam kenyataan karena sifat

manusia itu sendiri tidak sempurna. Selanjutnya ia menciptakan suatu bentuk

negara yang maksimal dapat dicapai disebut sebagai negara hukum. Dalam negara

hukum semua orang tunduk kepada hukum termasuk juga penguasa atau raja yang

kadang-kadang dapat juga bertindak sewenang-wenang

4. Filsafat Politik Menurut Plato

Berbicara tentang filsafat klsik maka sedikit atau banyak telah mengingatkan kita

pada seorang Plato. Pemikiran dan karya-karya dalam bidang filsafat banyak

mempengaruhi pemikiran politik pada umumnya (pemikran politik barat dan

islam). Perkembangan keilmuan dan teknologi selalu membawa dampak pada

perubahan dan pengembangan dari ilmu tersebut. Terkadang tidak jarang

pemikiran seorang ahli hanya dapat bertahan beberapa tahun atau periode saja.

Ketika datang ilmuan yang baru dengan metode yang baru maka ilmu yang telah

dikembangkan sebelumnya menjadi tidak layak lagi dalam pengembangan

berikutnya. Perlu dicatat bahwa pengembangan ilmu sosial untuk menjadi sebuah

ilmu yang scientific berbeda dengan proses yang dimilki oleh ilmu alam. Pada

dasarnya ilmu sosial disusun berdasarkan kespakatan sudut pandang tertentu dan

metode yang berbeda pula.

Alfred North whitehead mengatakan bahwa sejarah filsafat barat hanyalah

merupakan rangkaian catatan kaki (footnote) dari Plato. Walaupun Plato bukan

yang mengawali ilmu ini namun ia telah meberikan gagasan penting dari beberapa

konsep tentang politik, Negara dan kekuasaan. Selain Plato ada juga Socrates

yang menjadi guru sekaligus sahabat baginya. Kemudian muncul Aristoteles yang

sedikit banyak mengkritik pemikiran Plato yang tidak lain adalah gurunya sendiri.

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 14

Page 15: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

C. Idealimse PlatoDalam pemikran filsafatnya Plato juga masih banyak dipengaruhi oleh para pemikir

lain sebelumnya, terutama Socrates yang menjadi guru yang sangat dihormati dan

diagungkan oleh Plato. “ the noblest an the wisest and most just2. Hal ini menujukan

kecintaan Plato pada sang guru yang paling mulia dan bijaksana dan yang paling

tulus. Sebenarnya seluruh filsafat Plato bertumpu pada ajaranya tentang ide. Plato

percaya bahwa dunia ini sebenarnya adalah dunia ide. Segala ssuatu dapat dilihat

secara rasionalitas lewat panca indra. Palto meletakkan seluruh gagasannya adalah

ide. Plato mencontohkan bahwa manusia, hewan, pohon, dan lain sebagainya akan

mati dan berubah. Tetapi gagasan ide tentang manusia, hewan, dan pohon tersebut

tindakan mati. Karena bagi Plato ide adalah realitas yang sebenranya atau keberadaan

ada yang sebenarnya. Sehingga ide bukan hanya sekedar gagasan atau hanya sekedar

gambaran yang ada dalam pikiran manusia. Ide bukanlah suatu yang subjektif yang

tercipta oleh daya pikir manusia dan oleh sebab itu keberadaan ide lalu tergantung

pada daya pikir manusia. Sebagaimana realitas yang sebenarnya. Bagi Plato ide

adalah bersifat objektif, keberadaan ide tidak tergantung pada daya pikir manusia. Ide

itu mandiri, sempurna, dan tidak berubah-ubah. Oleh kaeran itu filsafat politik Plato

sering disebut filsafat idealism.

Jika ide merupakn ralitas yang sebenranya, maka bagimana halnya dengan alam fisik

yang dikenal manusia melalui panca indera?. Kenyataan menunjukan bahwa alam

indar itu senantiasa berada dalam perubahan, tidak tetap dan tidak sempurna, tidak

abadi, majemuk, dan puspa ragam. Kenyataan demikian menunjukan dunia indrawi

bukan realitas yang sebenarnya. Dunia indrawi hanyalah bayangan dan gambaran

yang tidak lengkap dan tidak sempurna dari dunia ide. Beraneka ragam kursi dalam

dalam dunia indrwai adalah bayangan yang tidak lengkap dari kursi yang sempurna

yang ada didunia ide. Kursi yang sempurna dalam dunia ide hanya ada satu,

sedangkan yang ada dalam dunia indrawi adalah bermacam-macam. Karena sebagai

bayangan atau gambaran yang tidak sempurna dari kursi yang ada dalam dunia ide.

Bagimana manusia dapat mengetahui bahwa apa yang ada dalam dunia indrawi

adalah gambar atau bayang dari apa yang ada dalam dunia ide?. Sebagi jawabannya,

jiwa tampil sebagai penghubung antara dunia indrawi dan dunia ide. Sebelum jiwa

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 15

Page 16: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

manusia terpenjara oleh tubuh ia berada dalam dunia ide dan oleh karena itu ia

mengenal segala sesuatu yang ada di dunia ide. Sesudah jiwa masuk kedalam dunia

indrawi dan terpenjara oleh tubuh, maka setiap kali ia mengamati benda-benda fisik

yang berada di dunia indrawi ia akan teringan ide dari benda itu, yang asli dan

sempurna yang ada didunia ide. Bagi Plato pengetahuan adalah ingatan. Mengetahui

berarti mengingat. Upaya untuk memperoleh kepengatahuan berarti upaya kembali

untuk memasuki dunia ide lewat ingatan. Dengan filsafat, manusia berupaya untuk

kembali mengingat apa yang dahulu pernah diketahui dengan sempurna di dunia ide.

D. Etika PlatoPlato adalah termasuk tokoh filsafat yang mengutamakan etika. Dia merumuskan

bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai kesenangan dan kebahagiaan. Sehingga

untuk mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan manusia harus berupaya melalui

etika. Namun demikian kesenangan hidup yang di maksud Plato adalah bukan

kesenangan dengan memuaskna hawa nafsu selama hidup di dunia indrawi. Pada

tataran ini Plato konsisten dengan ajarannaya tentang dua dunia, yaitu dunia indrawi

dan dunia ide, dunia yang sebenarnya. Sehinggga kesenangan hidup harus diihat dari

dua dunia tersebut.

Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Plato bahwa dunia yang sebenarnya adalah

dunia ide. Semua ide dengan indrawi yang baik atau ide kebaikan dan ide kebajikan

sebagai ide yang tertinggi yang ada di dunia ide adalah realitas yang sebenarnya.

Sedangkan segala sesuatu yang ada di dunia indrawi hanyalah merupakan realitas

bayangan. Jiwa manusia sebelum terpenjara oleh tubuh adalah berasal dari dunia ide.

Oleh kareana itu sifat pengetahuan bagi Plato adalah sebuah upaya untuk kembali

kedunia awal, duina ide dalam proses mengingat. Etika Plato jelas didasarkan pada

pengetahuan, sedangkan pengetahuan hanya mungkin diraih dan dimilki lewat akal

budi, maka itulah sebabnya etika Plato disebut sebagai etika rasional.

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 16

Page 17: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

BAB IIIPEMBAHASAN

Hampir semua karya Plato ditulis dalam bentuk dialog dan Socrates diberi peran yang

dominan dalam dialog tersebut. Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa Plato memilih

yang begitu. Pertama, sifat karyanya Socratik --Socrates berperan sentral-- dan diketahui

bahwa Socrates tidak mengajar tetapi mengadakan tanya jawab dengan teman-temannya di

Athena. Dengan demikian, karya plato dapat dipandang sebagai monumen bagi sang guru

yang dikaguminya. Kedua, berkaitan dengan anggapan plato mengenai filsafat. Menurutya,

filsafat pada intinya tidak lain daripada dialog, dan filsafat seolah-olah drama yang hidup,

yang tidak pernah selasai tetapi harus dimulai kembali.

Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang idea, jiwa dan proses mengenal. Menurut

Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu inderawi yang selalu berubah dan dunia idea yang

tidak pernah berubah. Idea merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 17

Page 18: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

dan justru sebaliknya pikiran tergantung pada idea-idea tersebut. Idea-idea berhubungan

dengan dunia melalui tiga cara; Idea hadir di dalam benda, idea-idea berpartisipasi dalam

kongkret, dan idea merupakan model atau contoh (paradigma) bagi benda konkret.

Pembagian dunia ini pada gilirannya juga memberikam dua pengenalan. Pertama pengenalan

tentang idea; inilah pengenalan yang sebenarnya. Pengenalan yang dapat dicapai oleh rasio

ini disebut episteme (pengetahuan) dan bersifat, teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan

demikian Plato menolak relatifisme kaum sofis. Kedua, pengenalan tentang benda-benda

disebut doxa (pendapat), dan bersifat tidak tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat dicapai

dengan panca indera. Dengan dua dunianya ini juga Plato bisa mendamaikan persoalan besar

filsafat pra-socratik yaitu pandangan panta rhei-nya Herakleitos dan pandangan yang ada-

ada-nya Parmenides. Keduanya benar, dunia inderawi memang selalu berubah sedangkan

dunia idea tidak pernah berubah dan abadi. Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jika itu

baka, lantaran terdapat kesamaan antara jiwa dan idea. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa

sudah ada sebelum hidup di bumi. Sebelum bersatu dengan badan, jiwa sudah mengalami pra

eksistensi dimana ia memandang idea-idea. Berdasarkan pandangannya ini, Plato lebih lanjut

berteori bahwa pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah pengingatan (anamnenis) terhadap

idea-idea yang telah dilihat pada waktu pra-eksistansi. Ajaran Plato tentang jiwa manusia ini

bisa disebut penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana manusia, jagat raya juga memiliki

jiwa dan jiwa dunia diciptakan sebelum jiwa-jiwa manusia. Plato juga membuat uraian

tentang negara. Tetapi jasanya terbesar adalah usahanya membuka sekolah yang bertujuan

ilmiah. Sekolahnya diberi nama "Akademia" yang paling didedikasikan kepada pahlawan

yang bernama Akademos. Mata pelajaran yang paling diperhatikan adalah ilmu pasti.

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 18

Page 19: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

BAB IVPENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan singkat mengenai pemikiran Plato, dapat kita simpulkan adanya

perbedaan yang cukup mendasar antara keduanya tentang realitas hakiki. Plato ada

pada pendapat, bahwa pengalaman hanya merupakan ingatan (bersifat intuitif,

bawaan) dalam diri seseorang terhadap apa yang sebenarnya telah diketahuinya dari

dunia idea, — konon sebelum manusia itu masuk dalam dunia inderawi ini. Menurut

Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah terlatih dalam

hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan karenanya lalu memiliki

sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan, kebenaran, keadilan,

dan sebagainya.

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 19

Page 20: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

Plato mengembangkan pendekatan yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana

mudah dijumpai dalam matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah

keterlemparan jiwa manusia kedalam penjara dunia inderawi, yaitu tubuh. Ini adalah

persoalan ada (“being”) dan mengada (menjadi, “becoming”).

Mimesis merupakan salah satu wacana yang ditinggalkan Plato dan Aristoteles sejak

masa keemasan filsafat Yunoni Kuno, hingga pada akhirnya Abrams memasukkannya

menjadi salah satu pendekatan utama untuk menganalisis sastra selain pendekatan

ekspresif, pragmatik dan objektif. Mimesis merupakan ibu dari pendekatan sosiologi

sastra yang darinya dilahirkan puluhan metode kritik sastra yang lain.

Daftar Pustaka

Bertrand Russell (2004), Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya Dengan Kondisi Sosio-Politik

Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang, Ed II . Yogyakarta; Pustaka Pelajar (di terjemahkan dari

“History of Western Philosophy and its Connection with Political and social Circumstances

from the Earlies Times to the Present Day” oleh Sigit Jatmiko, dkk),

Bertens, K (1979) . Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius

Delfgaauw, Bernard (1992) Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Penerjemah: Soejono

Soemargono. PT Tiara Wacana Yogya: Yogyakarta.

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 20

Page 21: Virgana's Blog-Wordpressvirgana.files.wordpress.com/2012/01/umj-plato... · Web viewYang telah menunjukkan kepada kita kebenaran dan mutlak yaitu dengan hadirnya Agama Islam. Penulis

Hadiwijono, Dr. Harun (2005). Sari Sejarah Filsafat Barat I. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Luxemberg, Jan Van dkk (1989). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia

Ravertz, Jerome R. (2007). Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan. Yogyakarta:

Pelajar Offset

Teew. A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya

Dosen: Dr. H. Virgana, MA, UMJ Jakarta Page 21