web viewakal kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak...

26

Click here to load reader

Upload: vodiep

Post on 14-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kloning terhadap manusia  merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat

dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat yang

telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan

untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk

memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses perkembangbiakan konvensional.

Revolusi ini semakin memantapkan dominasi sains Barat terhadap kehidupan manusia,

termasuk kaum Muslim.

Apalagi, efek berikutnya dari perkembangan revolusi ini yaitu penggunaan dan

pemanfaatannya akan selalu didasarkan pada ideologi tertentu. Bagi kaum Muslim

sendiri, meskipun eksperimen ilmiah dan sains itu bersifat universal, dalam aspek

penggunaannya harus terlebih dulu disesuaikan dengan pandangan hidup kaum Muslim.

Menyimak pemberitaan Pikiran Rakyat (2/01) mengenai kloning setidaknya

memberikan kepada kita dua persoalan. Persoalan yang pertama adalah terkait dengan

kontroversi adanya “intervensi penciptaan” yang dilakukan manusia terhadap “tugas

penciptaan” yang semestinya dilakukan oleh Allah SWT. Dan persoalan yang kedua

adalah bagaimana posisi syariat menghadapi kontroversi pengkloningan ini. Apakah

syariat mengharamkan atau justru sebaliknya menghalalkan. Penciptaan: “Creatio ex

Nihillo” barangkali kita semua menyepakati bahwa alam semesta telah didesain

sedemikian rupa sehingga terdapat hukum yang sangat rapi untuk mengendalikan dan

menjalankan alam semesta ini.

Adanya peraturan dan hukum alam ini tentu saja mengharuskan adanya Sang

Pengatur dan Pencipta. Allah SWT berfirman: شيءخلقناه كل ا �ن إ�قدر ب“Sesungguhnya Kami ciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (QS al-Qamar, 54: 49)

Dan dalam ayat lain,

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak,

dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala

sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya [Maksudnya:

segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan

Page 2: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing

dalam hidup].” (QS al-Furqân, 25: 2).

Dua ayat di atas memiliki pemahaman bahwa Allah SWT telah menciptakan

segala sesuatu dengan memperhitungkan ukuran dan kesesuaian, serta telah

mempersiapkannya dengan kondisi-kondisi yang cocok. Oleh karena itu, penciptaan

alam semesta sesungguhnya telah terlaksana dengan pertimbangan yang sangat

bijaksana, bukan tanpa pertimbangan. Penciptaan alam semesta ini merupakan

“penciptaan sesuatu dari ketiadaan (creatio ex nihillo) menjadi ada” bukan mengadakan

sesuatu dari apa yang sudah ada.

Dengan logika ini, kloning terhadap manusia bukanlah suatu penciptaan,

melainkan merupakan “pembuktian” dari keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Atau

dengan kalimat lain, kloning hanyalah penemuan (invention) kecil dari sejumlah hukum

alam dan rahasia alam yang tidak ada unsur penciptaan di dalamnya. Alasannya,

penemuan ini bukan “mengadakan” sesuatu dari yang tidak ada, melainkan hanya

menyingkap apa yang sudah ada.

Oleh karena itu, semakin pesat dan majunya sains dengan banyak ditemukan

rahasia dan hukum alam oleh para ilmuwan, sejatinya semakin bertambahlah tanda-tanda

kebesaran Sang Pencipta (al-Khâliq), kesempurnaan kekuasaan-Nya, dan kerapian

hikmah-Nya, serta semakin takjub dan tunduklah manusia. Bukan malah bersikap arogan

ingin menyamai atau bahkan melampaui kekuasaan Allah SWT. Kesan munculnya

“intervensi penciptaan” yang dilakukan manusia sebenarnya dapat terbantahkan dengan

sendirinya. Sebab bagaimanapun, dalam fakta kloning manusia, ilmuwan (masih dan

akan terus) membutuhkan sesuatu yang telah ada (rahim manusia) untuk pengkloningan

itu. Tanpa adanya pemanfaatan rahim, pengkloningan tidak akan berjalan. Juga dipahami

bahwa dengan penemuan kloning ini kita dapat mengatakan bahwa sel tubuh manusia

memiliki potensi menghasilkan keturunan jika inti sel tubuh tersebut ditanamkan pada

sel telur perempuan yang telah dihilangkan inti selnya.

B.Tujuan1. Mengetahui pengertian kloning

2. Mengetahui keuntungan terapeutik kloning

3. Mengetahui macam-macam kloning

4. Mengetahui kloning berdasar Al Quran dan Hadis

5. Mengetahui pendapat ulama tentang kloning

Page 3: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kloning

Istilah kloning atau klonasi berasal dari kata clone (bahasa Greek) atau klona, yang

secara harfiah berarti potongan/pangkasan tanaman. Dalam hal ini tanam-tanaman baru yang

persis sama dengan tanaman induk dihasilkan lewat penanaman potongan tanaman yang

diambil dari suatu pertemuan tanaman jantan dan betina. Melihat asal bahasa yang

digunakan, dapat dimengerti bahwa praktek perbanyakan tanaman lewat penampangan

potongan/pangkasan tanaman telah lama dikenal manusia. Karena tidak adanya keterlibatan

jenis kelamin, maka yang dimaksud dengan klonasi adalah suatu metode atau cara

perbanyakan makhluk hidup (atau reproduksi) secara aseksual. Hasil perbanyakan lewat cara

semacam ini disebut klonus/klona, yang dapat diartikan sebagai individu atau organisme yang

dimiliki genotipus yang identik.

Dalam perkembangannya, klonasi tidak hanya dikerjakan dengan memanfaatkan

potongan tanaman yang umumnya berbentuk batang yang mengandung titik-titik tumbuh

calon ranting dan daun, tetapi juga memanfaatkan hampir semua jaringan tanaman untuk

menghasilkan tanaman sempurna. Dengan teknologi biakan jaringan, potongan daun atau

sekeping jaringan dari batang tanaman lengkap. Dari sini terlihat bahwa klonasi pada

dasarnya memanfaatkan sel-sel tanaman yang masih memiliki kemampuan untuk memilah-

milah diri menghasilkan berbagai jenis tanaman, seperti akar, batang dan daun dengan

fungsinya masing-masing.

Kemampuan semacam ini ternyata semakin menurun seiring dengan meningkatnya

status organisme. Pada organisme tinggi, misalnya mamalia, sel-sel jaringan telah kehilangan

totipotensinya, sehingga apabila tanaman hanya mampu menghasilkan sel sejenis, tetapi tidak

mampu memilah diri lagi untuk menghasilkan organ atau sel dengan fungsi yang lain.

Berbeda dengan tanaman, klonasi mamalia tidak dapat dikerjakan, misalnya dengan

menanam sel atau jaringan dari bagian tubuh, seperti tangan, kaki, jantung, hati untuk

menghasilkan individu baru. Dengan demikian, klonasi pada organisme tingkat tinggi hanya

dapat dikerjakan lewat sel yang masih totipoten, yaitu sel pada aras embrio atau mudghah.

Page 4: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

Dari pemahaman tentang sifat sel organisme tadi, jika ditinjau secara umum sesuai

dengan aras kehidupan organisme, maka klonasi dapat dikerjakan pada berbagai aras, yaitu

klonasi pada aras sel, aras jaringan dan aras individu. Pada organisme sel tunggal atau unisel

seperti bakteri, perbanyakan diri untuk menghasilkan individu yang baru, berlangsung lewat

klonasi sel. Dalam hal ini klonasi sel sekaligus juga merupakan klonasi individu pada hewan

dan manusia dapat juga terjadi, misalnya pada kelahiran kembar satu telur. Masing-masing

anak di sini merupakan klonus yang memiliki susunan genetis identik.

Dalam perkembangan biologi molekuler, sekarang dimungkinkan klonasi pada aras

yang lebih kecil daripada sel, yaitu aras gena. Kemampuan manusia melakukan klonasi gena

memunculkan bidang ilmu baru, yang disebut rekayasa genetika. Untuk pertama kalinya

suatu gena berhasil diklonasi dengan teknik DNA rekombinan pada tahun 1973. Hanya dalam

selang waktu tiga tahun, teknologi ini sudah dikomersialkan oleh suatu perusahaan di

California USA, yaitu Genentech. Sebetulnya klonasi gena juga terjadi secara alami pada

beberapa mikroorganisme. Misalnya beberapa mikroorganisme yang semula rentan terhadap

antibiotika berubah menjadi klon mikroorganisme yang kebal antibiotika. Klona ini terjadi

akibat perbanyakan diri lebih lanjut mikroorganisme induk yang telah kemasukan gena kebal

tadi.

Kloning terhadap manusia adalah merupakan bentuk intervensi hasil rekayasa

manusia. Kloning adalah teknik memproduksi duplikat yang identik secara genetis dari suatu

organisme. Klon adalah keturunan aseksual dari individu tunggal. Setelah keberhasilan

kloning domba bernama Dolly pada tahun 1996, para ilmuwan berpendapat bahwa tidak lama

lagi kloning manusia akan menjadi kenyataan. Kloning manusia hanya membutuhkan

pengambilan sel somatis (sel tubuh), bukan sel reproduktif (seperti sel telur atau sperma) dari

seseorang, kemudian DNA dari sel itu diambil dan ditransfer ke dalam sel telur seseorang

wanita yang belum dibuahi, yang sudah dihapus semua karakteristik genetisnya dengan cara

membuang inti sel (yakni DNA) yang ada dalam sel telur itu. Kemudian, arus listrik dialirkan

pada sel telur itu untuk mengelabuinya agar merasa telah dibuahi, sehingga ia mulai

membelah.

Sel yang sudah dibuahi ini kemudian ditanam ke dalam rahim seorang wanita yang

ditugaskan sebagai ibu pengandung. Bayi yang dilahirkan secara genetis akan sama dengan

genetika orang yang mendonorkan sel somatis tersebut.

Page 5: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

B. Keuntungan Terapeutik KloningTeknologi cloning diharapkan dapat memberi manfaat terhadap manusia, khususnya

dibidang medis. Beberapa diantara keuntungan terapeutik dari teknologi cloning dapat

diringkas sebagai berikut:

1. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan

anak

2. Organ manusia dapat dikloning secar selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ

pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga meminimalisir resiko

penolakan

3. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan

tubuh yng rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otak

4. Teknologi cloning memungkinkan para ilmuwan medis untuk menghidupkan dan

mematikan sel-sel. Dengan demikian teknologi cloning dapat digunakan untuk

mengatasi kanker

5. Teknologi cloning memungkinkan dilakukannya dan penyembuhan penyakit-

penyakit keturunan

C. Macam-Macam KloningDalam hal ini Kloning terdiri dari beberapa macam, antara lain:

1. Kloning pada tumbuhan

Kloning pada tumbuhan yaitu mencangkok atau menstek tanaman untuk

mendapatkantanaman yang memiliki sifat persis sama dengan induknya.

2. Kloning pada hewan

Kloning pada hewan pertama kali dicoba pada tahun 1950-an pada hewan

katak, tikus, kera dan bison juga pada domba, dan dalam kelanjutannya proses

yang berhasil hanyalah percobaan Kloning pada domba. Awal mula proses

pengkloningan domba adalah dengan mengambil inti sel dari tubuh domba, yaitu

dari payudara atau ambingnya lalu sifat khusus yang berhubungan dengan fungsi

ambing ini dihilangkan,kemudian inti sel tersebut dimasukkan kedalam lapisan sel

telur domba, setelah inti selnya dibuang kemudian ditanamkan kedalan

rahim domba agar memperbanyak diri, berkembang berubah menjadi janin

Page 6: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

dan akhirnya di hasilkan bayi domba. Pada akhirnya domba ini mempunyai kode

genetic yang sama dengan domba pertama yang menjadi sumber pengambilan sel

ambing

3. Kloning Pada Embrio

Kloning embrio tejadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri yang

terbentuk dari pertemuan antara sel sperma suaminya dengan sel telurnya lalu sel

embrio itu dibagi dengan satu teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio

yang berpotensi untuk membelah dan berkembang. Kemudian sel-sel embrio itu

dipisahkan agar masing-masing menjadi embrio tersendiri yang persis sama dengan

sel embrio pertama yang menjadi sumber pengambilan sel. Selanjutnya sel-sel

embrio itu dapat ditanamkan dalam rahim perempuan asing (bukan isteri), atau

dalam rahim isteri kedua dari suami bagi isteri pertama pemilik sel telur yang telah

dibuahi tadi. Yang selanjutnya akan menghasilkan lebih dari satu sel embrio yang

sama dengan embrio yang sudah ada. Laluakan terlahir anak kembar yang

terjadi melalui proses Kloning embrio ini dengan kode genetik yang sama dengan

embrio pertama yang menjadi sumber Kloning.

4. Kloning  Pada Manusia

Petama, Kloning manusia dapat berlangsung dengan adanya laki-laki

dan perempuan dalam prosesnya. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil sel

dari tubuh laki-laki, lalu inti selnya diambil dan kemudian digabungkan dengan sel

telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini setelah bergabung

dengan inti sel tubuh laki-laki lalu ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan

agar dapat memeperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi janin, dan akhirnya

dilahirkan sebagai bayi. Bayi ini merupakan keturunan dengan kode genetik yang

sama dengan laki-laki yang menjadi sumber pengambilan sel tubuh.

Kedua, Kloning manusia dapat pula berlangsung di antara perempuan saja

tanpa memerlukan kehadiran laki-laki. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil

sel dari tubuh seorang perempuan, kemudian inti selnya diambil dan digabungkan

dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini setelah

bergabung dengan inti sel tubuh perempuan lalu ditransfer ke dalam

rahim perempuan agar memperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi

janin, dan akhirnya dilahirkan sebagai bayi. Bayi yang dilahirkan merupakan

keturunan dengan kode genetik yang sama dengan perempuan yang menjadi

Page 7: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

sumber pengambilan sel tubuh. Hal tersebut mirip dengan apa yang telah berhasil

dilakukan pada hewan domba. Adapun pewarisan sifat yang terjadi dalam proses

Kloning, sifat-sifat yang diturunkan hanya berasal dari orang yang menjadi sumber

pengambilan sel tubuh, baik laki-laki maupun perempuan. Dan anak yang

dihasilkan akan memiliki ciri yang sama dengan induknya dalam hal penampilan

fisiknya seperti tinggi dan lebar badan serta warna kulit dan juga dalam

hal potensi-potensi akal dan kejiwaan yang bersifat asli. Dengan kata lain, anak

tersebut akan mewarisi seluruh ciri-ciri yang bersifat asli dari induknya.

D. Kloning Berdasar Al Quran dan Hadis

Secara singkat, kloning dapat berlangsung melalui proses pengambilan sel dari

tubuh manusia, baik laki-laki ataupun perempuan, kemudian inti selnya diambil dan

digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini lalu

ditransfer ke dalam rahim perempuan agar memperbanyak diri, berkembang, berubah

menjadi janin dan akhirnya dilahirkan sebagai bayi. Bayi yang dilahirkan merupakan

keturunan dengan kode genetik yang sama dengan manusia yang menjadi sumber

pengambilan sel tersebut.

Melihat fakta kloning manusia secara menyeluruh, syari’at Islam

mengharamkan kloning terhadap manusia, dengan argumentasi sebagai berikut:

1. Pertama, anak-anak produk proses kloning dihasilkan melalui cara yang tidak alami

(percampuran antara sel sperma dan sel telur). Padahal, cara alami inilah yang telah

ditetapkan oleh syariat sebagai sunatullah menghasilkan anak-anak dan keturunannya.

Allah SWT berfirman:

“Dan bahwasannya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan

perempuan dari air mani apabila dipancarkan.” (QS an-Najm, 53: 45-46)

Dalam ayat lain dinyatakan pula,

“Bukankah dia dahulu setetes mani yag ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian

mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan

menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki-laki dan

perempuan.” (QS al-Qiyâmah, 75: 37-38).

2. Kedua, anak-anak produk kloning dari perempuan tanpa adanya laki-laki tidak akan

mempunyai ayah. Anak produk kloning tersebut jika dihasilkan dari proses

pemindahan sel telur yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh ke dalam rahim

Page 8: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

perempuan yang bukan pemilik sel telur, tidak pula akan memunyai ibu sebab rahim

perempuan yang menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi

penampung (mediator). Oleh karena itu, kondisi ini sesungguhnya telah bertentangan

dengan firman Allah SWT,

”Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al-Hujurât, 49:13)

Juga bertentangan dengan firman-Nya yang lain,

”Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak

mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui

bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu

seagama dan maula-maulamu [Maula-maula ialah: seorang hamba sahaya yang

sudah dimerdekakan atau seorang yang telah dijadikan anak angkat, seperti Salim

anak angkat Huzaifah, dipanggil maula Huzaifah] dan tidak ada dosa atasmu

terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang

disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang. (QS al-Ahzâb. 33: 5).

3. Ketiga, kloning manusia akan menghilangkan nasab (garis keturunan). Padahal Islam

telah mewajibkan pemeliharaan nasab. Ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari

Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, “Siapa saja

yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (seorang budak)

bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah,

para malaikat dan seluruh manusia.” (H.R. Ibnu Majah) Diriwayatkan pula dari Abu

‘Utsman An Nahri r.a. yang berkata, “Aku mendengar Sa’ad dan Abu Bakrah masing-

masing berkata, ‘Kedua telingaku telah mendengar dan hatiku telah menghayati sabda

Muhammad s.a.w., “siapa saja yang mengaku-ngaku (sebagai anak) kepada orang

yang bukan bapaknya, padahal dia tahu bahwa orang itu bukan bapaknya, maka surga

baginya haram.” (H.R. Ibnu Majah). Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah r.a.

bahwasannya tatkala turun ayat li’an dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Siapa

saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab (seseorang) yang bukan

dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apapun dari Allah dan Allah

tidak akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang

Page 9: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan

akan tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu dihadapan

orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari Kiamat)” (H.R. Ad-Darimi).

Kloning manusia yang bermotif memproduksi manusia-manusia unggul dalam

hal kecerdasan, kekuatan fisik, kesehatan, kerupawanan jelas mengharuskan seleksi

terhadap orang-orang yang akan dikloning, tanpa memperhatikan apakah mereka

suami-isteri atau bukan, sudah menikah atau belum. Sel-sel tubuh itu akan diambil

dari perempuan atau laki-laki yang terpilih. Semua ini akan mengacaukan,

menghilangkan dan membuat bercampur aduk nasab.

4. Keempat, memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah (baca:

mengacaukan) pelaksanaan banyak hukum-hukum syara’ seperti hukum tentang

perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak dan anak, waris,

perawatan anak, hubungan kemahraman, hubungan ‘ashabah, dan banyak lagi. Di

samping itu, kloning akan mencampur-adukkan dan menghilangkan nasab serta

menyalahi fitrah yang telah diciptakan Allah untuk manusia dalam masalah kelahiran

anak. Konsekuensi kloning ini akan menjungkirbalikkan struktur kehidupan

masyarakat.

Pengharaman ini hanya berlaku untuk kasus kloning pada manusia a.n. sich.

Kloning bagi hewan dan tumbuhan, apalagi bertujuan untuk mencari obat, justru

dibolehkan bahkan disunahkan. Ini dapat dilihat dari dua hadis di bawah ini,

“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia

menciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian!.” (H.R. Imam Ahmad) Imam Abu

Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Usamah bin Syuraik r.a. yang berkata,

“Aku pernah bersama Nabi, lalu datanglah orang-orang Arab Badui. Mereka berkata,

‘Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?’ Maka Nabi saw. menjawab, “Ya. Hai

hamba-hamba Allah, berobatlah kalian sebab sesungguhnya Allah Azza wa Jalla

tidaklah menciptakan penyakit kecuali menciptakan pula obat baginya….” Maka,

berdasarkan nash (teks) ini diperbolehkan memanfaatkan proses kloning untuk

memperbaiki kualitas tanaman dan hewan untuk mempertinggi produktivitasnya.

a. Pandangan Fiqih Islam

Menurut Fiqih Islam kloning pada manusia dan hewan tidak terlarang

dan tidak berdosa selagi menjaga tidak adanya kemudharatan pada manusia dan

hewan.

Page 10: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

كم أنفس� من لكم جعل واألرض� ماوات� الس فاط�ر

�ه� كم�ثل ليس ف�يه� يذرؤكم أزواجا � األنعام وم�ن أزواجام�يع } الس وهو البص�ير{11شيء

Artinya: (Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia Menjadikan bagi kamu

pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak

pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembangbiak dengan jalan

itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha

Mendengar, Maha Melihat.

b. Al-Qur'an

� األنعام آذان كن فليبت هم وآلمرن هم ين وألمن هم ن وألض�ل

�يا ول يطان الش خ�ذ� يت ومن الله� خلق رن فليغي هم وآلمرن

{ �ينا مب خسرانا ر خس� فقد الله� دون� {119من

Artinya: Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-

angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga

binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh

mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya).

Barang siapa mnjadikan setan sebagai pelindung selain allah, maka sungguh,

dia menderita kerugian yang nyata.

Ayat di atas melarang kepada manusia untuk merobah ciptaan Allah Swt,

barang siapa yang melakukan hal tersebut berarti dia telah mengikuti jalan

syetan, dan sesungguhnya syetan itu tidak merintah kepada kejelekan dan

kemasiatan. Dan ada juga ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang perintah

Allah Swt kapada manusia untuk melaksanakan pernikahan dengan tujuan

menghasilkan keturunan melalui hubungan antara suami istri.

Page 11: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

لكم وجعل أزواجا كم أنفس� من لكم جعل والله

بات� الطي من ورزقكم وحفدة �ين بن أزواج�كم من

الله� } �عمت� �ن وب يؤم�نون �الباط�ل� يكفرون{ 72أفب هم 

Artinya: Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis

kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dar pasanganmu, serta

memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil

dan mengingkari nikmat Allah?

c. Akal

Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang

sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak

terpakai, dengan syarat menjaga kemashlahatan manusia. Ada juga kloning yang

bersifat kamil; membuat manusia dengan menggunakan teori seperti yang telah

disebut diatas (tanpa melakukan hubungan suami istri).

d. Qowaid Fiqhiyah

Inti dari penjelasan kaidah ini bahwa syariat itu menjaga

kemashlahatan manusia, ketika ada suatu permasalahan yaitu pertentangan

antara kemashlahatan dan kemadharatan dan ternyata kemadharatnnya lebih

besar maka yang harus didahulukan adalah mengambil kemashlahtan. 

E. Pandangan Ulama Tentang Kloning Pada bab ini pendapat atau pandangan ulama yang penulis gunakan adalah hasil

musyawarah Majelis Ulama Indonesia yang menetapkan bahwa:

1. Kloning tidak sama dengan, dan sedikitpun tidak berarti, penciptaan, melainkan

hanya sekedar pengggandaan.

2. Secara umum, cloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan akan membawa

kemanfaatan dan kemaslahatan kepada umat manusia.

3. Kloning terhadap manusia dapat membawa manfaat, antara lain : rekayasa genetic

lebih efisien dan manusia tidak perlu khawatir akan kekurangan organ tubuh

pengganti ( jika memerlukan ) yang biasa diperoleh lewat donor, dengan cloning ia

Page 12: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

tidak akan lagi merasa kekurangan ginjal, hati, jantung, darah, dan sebagainya,

karena ia bias mendapatkannya dari manusia hasil teknologi cloning.

4. Kloning terhadap manusiajuga dapat menimbulkan mafsadat ( dampak negatif )

yang tidak sedikit, antara lain :

a. menghilangkan nasab anak hasil cloning yang berakibat hilangnya banyak hak

anak dan terabaikan-nya sejumlah hukum yang timbul dari nasab.

b. institusi perkawinan yang telah disyari’atkan sebagai media berketurunan secara

sah menjadi tidak diperlukan lagi, karena proses reproduksi dapat dilakukan

tanpa melakukan hubungan seksual.

c. lembaga keluarga ( yang dibangun melalui perkawinan ) akan menjadi hancur,

dan pada gilirannyaakan terjadi pula kehancuran moral ( akhlak ), budaya,

hukum, dan syari’ah Islam lainnya.

d. tidak akan ada lagi rasa saling mencintai dan saling memerlukan antara laki-laki

dan perempuan.

e. hilangnya maqashid syari’ah dan perkawinan, baik maqashid awwaliyah

(utama) maupun maqashid tabi’ah ( sekunder ).

5. Pendapat dan saran peserta sidang.

Mengingat :

1. Firman Allah SWT :

“Dan dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di

bumi semuanya ( sebagai rahmat ) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian

itu benar-benar terdapat tanda-tanda ( kekuasaan Allah ) bagi kaum yang berfikir”.

(QS.al-Jatsiyah : 13 ).

2. Firman Allah SWT :

“Dan kami telah memuliakan anak-anak adam, Kami angkut mereka di daratan

dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan

mereka dengan kelebihan yang sempurna atas makhluk yang telah kami ciptakan”.

(QS.al-Isra’ : 70 ).

3. Firman Allah SWT :

“…apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat

menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut

pandangan mereka. Katakanlah, Allah adalah pencipta segala sesuatu dan Dialah

Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (QS.ar-Ra’d : 16 ).

4. Firman Allah SWT :

Page 13: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati ( berasal ) dari

tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan ) dalam

tempat yang kokoh ( rahim ). Kemudia air mani itu Kami jadikan segumpal daging,

dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu

Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang

( berbentuk ) lain. Maha sucilah Allah, Pencipta Yang paling baik”. (QS.al-

Mu’minun : 12-14 ).

5. Kaidah Fiqhiyah :

“Menghindarkan kerusakan ( hal-hal negatif ) diutamakan daripada mendatangkan

kemaslahatan”.

Majelis Ulama Indonesia memutuskan pada musyawarah nasional VI tentang kloning

bahwa:

1. Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimanapun yang berakibat pada pelipat

gandaan manusia hukumnya adalah haram.

2. Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh ( mubah )

sepanjang dilakukan demi kemaslahatan dan / atau untuk menghindarkan

kemudaratan ( hal-hal negatif ).

3. Mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak melakukan atau mengizinkan

eksperimen atau praktek cloning terhadap manusia.

4. Mewajibkan kepada semua pihak, terutama para ulama, untuk senantiasa mengikuti

perkembangan teknologi cloning, meneliti peristilahan dan permasalahatannya,

serta menyelenggarakan kajian-kajian ilmiah untuk menjelaskan hukumnya.

5. Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk mendorong

pembentukan ( pendirian ) dan mendukung institusi-institusi ilmiah yang

menyelenggarakan penelitian di bidang biologi dan teknik rekayasa genetika pada

selain bidang cloning manusia yang sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah.

6. Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk segera

merumuskan criteria dan kode etik penelitian di bidang biologi untuk dijadikan

pedoman bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

7. Keputusan fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Page 14: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

BAB 3

PENUTUPA. Simpulan

1. Istilah kloning atau klonasi berasal dari kata clone (bahasa Greek) atau klona, yang

secara harfiah berarti potongan/pangkasan tanaman. Secara singkat, kloning dapat

berlangsung melalui proses pengambilan sel dari tubuh manusia, baik laki-laki

ataupun perempuan, kemudian inti selnya diambil dan digabungkan dengan sel telur

perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini lalu ditransfer ke dalam rahim

perempuan agar memperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi janin dan

akhirnya dilahirkan sebagai bayi. Bayi yang dilahirkan merupakan keturunan dengan

kode genetik yang sama dengan manusia yang menjadi sumber pengambilan sel

tersebut.

2. Teknologi cloning diharapkan dapat memberi manfaat terhadap manusia, khususnya

dibidang medis. Beberapa diantara keuntungan terapeutik dari teknologi cloning dapat

diringkas sebagai berikut:

a) Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan

anak

b) Organ manusia dapat dikloning secar selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ

pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga meminimalisir resiko

penolakan

c) Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan

tubuh yng rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otak

d) Teknologi cloning memungkinkan para ilmuwan medis untuk menghidupkan dan

mematikan sel-sel. Dengan demikian teknologi cloning dapat digunakan untuk

mengatasi kanker

e) Teknologi cloning memungkinkan dilakukannya dan penyembuhan penyakit-

penyakit keturunan

3. Dalam hal ini Kloning terdiri dari beberapa macam, antara lain:

a) Kloning pada tumbuhan

b) Kloning Pada hewan

c) Kloning pada embrio

d) Kloning Pada manusia

Page 15: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

4. Melihat fakta kloning manusia secara menyeluruh, syari’at Islam mengharamkan

kloning terhadap manusia, dengan argumentasi bahwa kloning manusia yang bermotif

memproduksi manusia-manusia unggul dalam hal kecerdasan, kekuatan fisik,

kesehatan, kerupawanan jelas mengharuskan seleksi terhadap orang-orang yang akan

dikloning, tanpa memperhatikan apakah mereka suami-isteri atau bukan, sudah

menikah atau belum. Sel-sel tubuh itu akan diambil dari perempuan atau laki-laki

yang terpilih. Semua ini akan mengacaukan, menghilangkan dan membuat bercampur

aduk nasab.

5. Majelis Ulama Indonesia memutuskan pada musyawarah nasional VI tentang kloning

bahwa:

a) Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimanapun yang berakibat pada

pelipat gandaan manusia hukumnya adalah haram.

b) Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh ( mubah )

sepanjang dilakukan demi kemaslahatan dan / atau untuk menghindarkan

kemudaratan ( hal-hal negatif ).

c) Mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak melakukan atau

mengizinkan eksperimen atau praktek cloning terhadap manusia.

d) Mewajibkan kepada semua pihak, terutama para ulama, untuk senantiasa

mengikuti perkembangan teknologi cloning, meneliti peristilahan dan

permasalahatannya, serta menyelenggarakan kajian-kajian ilmiah untuk

menjelaskan hukumnya.

e) Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk

mendorong pembentukan ( pendirian ) dan mendukung institusi-institusi

ilmiah yang menyelenggarakan penelitian di bidang biologi dan teknik

rekayasa genetika pada selain bidang cloning manusia yang sesuai dengan

prinsip-prinsip syari’ah.

f) Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk segera

merumuskan criteria dan kode etik penelitian di bidang biologi untuk

dijadikan pedoman bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

g) Keputusan fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu pada tanggal

25 Juli 2000

Page 16: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

B. SaranKloning terhadap manusia,walaupun merupakan suatu kegiatan ilmiah dan juga

dapat dikatakan bisa membantu manusia namun dari sekian banyak pertentangan

pendapat yang muncul atas persoalan tersebut dapat dipastikan lebih banyak ditekankan

pada persoalan yang berhubungan dengan etika, moral, hukum dan agama.Untuk itu

perlu disadari bahwa hal-ihwal penciptaan manusia adalah mutlak kekuasaan Tuhan yang

mustahil kiranya untuk dapat ditiru oleh ilmuan sehebat atau sejenius apapun, kesadaran

ini perlu ada dalam jiwa manusia agar lebih arif dan bijaksana dalam menjelajahi ilmu

pengetahuan.

Page 17: Web viewAkal Kloning manusia ada yang bersifat juz'i; mengganti bagian tubuh yang sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai,

DAFTAR PUSTAKA

Kompas, 2002. Pandangan Islam Terhadap Kloning Manusia, Minggu 21

April.

Ebrahim, A. F.M, 2004. Cloning, Eutanasia,Trnfusi darah,

Transplantasi organ, dan eksperimen pada hewan, Telaah

dan Biotek Islam.

Musthafa, Aziz dan Musbikin, 2001, Kloning manusia Abad XXI

Antara Harapan, Tantangan dan pertentangan, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Masduki, M., 1997. Kloning Menurut Pandangan Islam, Pasuruan: Garoeda.

Rainhold, T.A. Browen Van Nastrad (vk) Pengantar kloning Gena,

Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika.