vi. pembahasan - · pdf filespora atau sel vegetatif mati. seperti telah dijelaskan di atas,...
TRANSCRIPT
Nova Nurfauziawati 240210100003
VI. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilaksanakan pada 23 Mei 2011 mengenai pengujian
mikroorganisme termodurik pada produk pemanasan. Praktikum ini
dilakukan agar praktikan dapat membuat perhitungan SPC dan dapat
melakukan pengujian mikroorganisme termodurik. Proses termal merupakan
salah satu metode yang hampir selalu digunakan dalam pengolahan pangan.
Proses termal atau yang sering disebut dengan pemanasan bertujuan untuk
membuat makanan menjadi lebih lunak, lebih enak dan lebih awet karena
panas juga akan mematikan mikroorganisme dan menonaktifkan enzim-
enzim, serta membuat makanan itu menjadi lebih aman karena toksin-toksin
tertentu rusak oleh pengaruh panas (Tjahjadi, 2009). Proses termal yang lazim
digunakan dalam pengolahan pangan adalah memasak, menggoreng,
membakar atau bahkan dalam skala industri seperti pasteurisasi, blansing dan
sterilisasi.
Pengaruh penggunaan suhu tinggi terhadap mikrorganisme adalah
sebagai berikut.
1. Denaturasi protein sel.
2. Inaktivasi enzim-enzim metabolisme.
3. Spora atau sel vegetatif mati.
Seperti telah dijelaskan di atas, pemanasan dapat membuat awet
makanan karena dapat mematikan mikroorganisme tetapi pada kenyataanya
tidak semua mikroorganisme mati setelah proses pemanasan.
Mikroorganisme tersebut dikenal sebagai mikroorganisme termodurik.
Mikroorganisme termodurik sebagian besar adalah jenis bakteri dan kapang.
Mikroorganisme tersebut rata-rata mempunyai suhu optimum pertumbuhan di
atas 450C, biasanya 550C atau lebih (Fardiaz, 1992).
Suhu adalah salah satu faktor lingkungan terpenting yang
mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan organisme. Beberapa hal yang
berhubungan dengan suhu bagi organisme dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Suhu minimum, di bawah suhu ini pertumbuhan mikroorganisme tidak ada
lagi
Nova Nurfauziawati 240210100003
2. Suhu optimum, adalah suhu dimana pertumbuhan paling cepat
3. Suhu maksimum, di atas suhu pertumbuhan mikroorganisme tak mungkin
terjadi.
Berdasarkan hubungan antara suhu tersebut di atas, mikroorganisme
dapat digolongkan menjadi kelompok psikrofil, psikotrof, mesofil, thermofil,
dan thermotrof. Nilai suhu sehubungan dengan kelompok ini terlihat pada
tabel 1.
Table 1. Hubungan Antara Suhu dan Mikroorganisme
Kelompok
Suhu
pertumbuhan
minimum (oC)
Suhu
pertumbuhan
Optimum (oC)
Suhu
pertumbuhan
maksimum (oC)
Psikrofil -15 10 20
Psikotrof -5 25 35
Mesofil 5-10 30-37 45
Thermofil 40 45-55 60-80
Thermotrof 15 42-46 50
Sumber: Buckle (1987)
Mikroorganisme yang masih dapat hidup pada produk pangan yang
telah mengalami pemanasan misalnya pasteurisasi, digolongkan pada
mikroorganisme termodurik. Mikroorganisme termodurik tidak selalu
mempunyai suhu optimum pertumbuhan yang tinggi seperti bakteri
(Micrococcus, Mikrobacterium, Streptococcus, Lactobacillus, Basillus, dan
Clostridium) (Sumanti, 2008).
Pada praktikum kali ini, pengujian mikroorganisme termodurik
dilakukan terhadap sampel sosis, sarden, susu UHT dan ayam bakar dan
media yang digunakan adalah PCA. Sosis adalah suatu makanan yang terbuat
dari daging cincang, lemak hewan, terna dan rempah, serta bahan-bahan lain
(Wikipedia, 2011). Sarden merupakan ikan laut yang terdiri dari beberapa
spesies dari famili Clupeidae (Wikipedia, 2011). Susu UHT (Ultra High
Temperature) merupakan susu yang diberi perlakuan panas 1320C selama satu
detik dalam suatu alat pindah panas (Tjahjadi, 2008).
Nova Nurfauziawati 240210100003
Langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian mikroorganisme
termodurik diawali dengan pengambil 1 gram bahan sampel kemudian
dicampur dengan NaCl fisiologis 9 ml di dalam tabung reaksi steril,
selanjutnya dipanaskan dalam waterbath selama 30 menit pada suhu 630C.
Pemanasan ini bertujuan untuk menyeleksi mikroorganisme agar hanya
mikroorganisme termodurik saja yang dapat hidup dan diinkubasi.
Selanjutnya dibuat pengenceran 10-2 ,10-3 dan 10-4 secara aseptis. Tiga
pengenceran terakhir, yaitu pengenceran 10-2 ,10-3 dan 10-4 dituang ke dalam
cawan petri sebanyak 1 ml dan ditambahkan media PCA. Kemudian
diinkubasikan pada suhu 300C selama 2 hari. Setelah selesai inkubasi,
dilakukan perhitungan koloni dengan metode SPC, pembuatan film,
pewarnaan gram, lalu pengamatan bakteri dengan menggunakan mikroskop.
Hasil dari pengamatan jumlah koloni mikroorganisme pada ikan peda dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Penghitungan Koloni dan SPC Pada Bahan Pangan Beku
Sampel Pengenceran SPC Keterangan
10-2 10-3 10-4
Sosis 10 1 3 - Tidak bisa dihitung karena dari 10-3
ke 10-4 jumlah koloninya naik
Sarden 4 2 1 < 3,0 x 103
(4 X 102 )
Hasil pengenceran 10-2, karena
jumlah koloni yang tumbuh tidak
ada yang memenuhi range 30-300
Susu UHT 7 4 1 < 3,0 X 103
( 7 x 102 )
Hasil pengenceran 10-2, karena
jumlah koloni yang tumbuh tidak
ada yang memenuhi range 30-300
Ayam bakar 27 6 11 - Tidak bisa dihitung karena dari 10-3
ke 10-4 jumlah koloninya naik
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada sampel sosis pada
pengenceran 10-2 terdapat 10 koloni yang tumbuh dan pada pengenceran 10-3
Nova Nurfauziawati 240210100003
jumlah koloni yang tumbuh sebanyak 1 koloni, sedangkan pada pengenceran
10-4 jumlah koloni yang tumbuh adalah 3. Pada sampel ini tidak dapat
dilakukan perhitungan SPC karena jumlah koloni dari pengenceran 10-3 ke
pengenceran 10-4 mengalami kenaikan.
Sampel yang ke dua yaitu sarden. Pada pengenceran 10-2 jumlah koloni
yang tumbuh adalah 4, sedangkan pada pengenceran 10-3 jumlah koloni yang
tumbuh adalah 2 dan pada pengenceran 10-4 jumlah koloni yang tumbuh
adalah 1. Nilai SPC yang diperoleh adalah <3,0 x 103 (4 X 102 ). Nilai
tersebut diperoleh dari pengenceran terendah, yaitu pengenceran 10-2, karena
jumlah koloni yang tumbuh tidak ada yang memenuhi range 30-300.
Sampel selanjutnya adalah susu UHT. Pada pengenceran 10-2 jumlah
koloni yang tumbuh adalah 7, sedangkan pada pengenceran 10-3 jumlah
koloni yang tumbuh adalah 4 dan pada pengenceran 10-4 jumlah koloni yang
tumbuh adalah 1. Nilai SPC yang diperoleh adalah <3,0 x 103 (7 X 102 ).
Nilai tersebut diperoleh dari pengenceran terendah, yaitu pengenceran 10-2,
karena jumlah koloni yang tumbuh tidak ada yang memenuhi range 30-300.
Sampel yang terakhir yaitu ayam bakar. Pada pengenceran 10-2 jumlah
koloni yang tumbuh adalah 27, sedangkan pada pengenceran 10-3 jumlah
koloni yang tumbuh adalah 6 dan pada pengenceran 10-4 jumlah koloni yang
tumbuh adalah 11. Sama halnya dengan sampel yang pertama yaitu sosis,
pada sampel ayam bakar pun tidak dapat dilakukan perhitungan SPC karena
jumlah koloni dari pengenceran 10-3 ke pengenceran 10-4 mengalami
kenaikan. Setelah dilakukan perhitungan SPC, selanjutnya dilakukan
pembuatan film, pewarnaan gram dan pengamatan mikroorganisme yang
tumbuh di bawah mikroskop. Hasil pengamatan mikroorganisme yang
tumbuh yaitu bakteri dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Pengamatan Mikroorganisme Termodurik
Sampel Keterangan Pengenceran
10-2 10-3 10-4
Sosis
Gambar
Nova Nurfauziawati 240210100003
Keterangan Basil, gram
negatif
Spiral, gram
negatif
Coccus, gram
negatif
Perbesaran 40/0,625 40/0,625 40/0,625
Dugaan
bakteri
E.coli,
Bacteroides
- Acetobacter
Sarden
Gambar
Keterangan Coccus, gram
positif
Basil, tidak
warna
Coccus, tidak
warna
Perbesaran 40/0,625 40/0,625 40/0,625
Dugaan
bakteri
Micrococcus,
Staphylococcus,
Streptococcus
- -
Susu
UHT
Gambar
Keterangan Coccus, gram
negatif
Basil, gram
negatif
Basil, gram
negatif
Perbesaran 40/0,625 40/0,625 40/0,625
Dugaan
bakteri
Acetobacter E. coli,
Bacteroides
E.coli,
Bacteroides
Ayam
bakar
Gambar
Keterangan Coccus, gram
negatif
Basil, gram
positif
Coccus, gram
negatif
Perbesaran 40/0,625 40/0,625 40/0,625
Dugaan
bakteri
Acetobacter Lactobacillus
thermopilus,
Clostridium,
Bacillus
Acetobacter
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)
Nova Nurfauziawati 240210100003
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada sampel pertama
yaitu sosis setelah diamati dengan menggunakan perbesaran 40 kali, pada
pengenceran 10-2 terdapat bakteri berbentuk basil dan berwarna merah yang
berarti bahwa bakteri tersebut gram negatif. Dugaan bakteri yang tumbuh
adalah Escherichia coli dan Bacteroides. Pada pengenceran 10-3 terdapat
bakteri berbentuk spiral dan berwarna merah yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut adalah gram negatif. Sedangkan pada pengenceran 10-4
terdapat bakteri berbentuk coccus dan berwarna merah yang menyatakan
bahwa bakteri tersebut gram negatif. Dugaan bakteri yang tumbuh adalah
Acetobacter.
Dugaan bakteri yang tumbuh pada sosis adalah Escherichia coli,
Bacteroides dan Acetobacter. Escherichia coli merupakan bakteri
kontaminan, dan disebut koliform fekal karena ditemukan di dalam saluran
usus hewan dan manusia, sehingga sering terdapat dalam feses. Bakteri ini
sering digunakan sebagai indikator kontaminasi kotoran. Bacteroides banyak
terdapat pada saluran usus manusia, dan telah ditemukan pada daging, susu
dan produk susu. Kemungkinan ditemukannya bakteri ini pada sosis adalah
karena sosis terbuat dari daging. Acetobacter merupakan bakteri bersifat
motil (polat) dan nonmotil, memproduksi asam asetat dari etanol. (Fardiaz,
1992).
Sampel yang selanjutnya yaitu Sarden. Pada pengenceran pengenceran
10-2 terdapat bakteri berbentuk coccus dan berwarna biru keunguan yang
berarti bahwa bakteri tersebut gram positif. Dugaan bakteri yang tumbuh
adalah Micrococcus danStaphylococcus. Pada pengenceran 10-3 terdapat
bakteri berbentuk basil dan tidak warna. Sedangkan pada pengenceran 10-4
terdapat bakteri berbentuk coccus dan tidak berwarna. Kemungkinan
terjadinya hal ini karena pada saat pewarnaan gram tidak dilakukan dengan
baik sehingga ketika diamati di bawah mikroskop bakteri tersebut tidak dapat
diketahui jenis gramnya.
Dugaan bakteri yang tumbuh pada sarden adalah Micrococcus dan
Staphylococcus. Micrococcus merupakan bakteri berbentuk bulat yang hidup
secara bergerombol tidak teratur, atau membentuk paket atau tetrad. Bakteri
Nova Nurfauziawati 240210100003
ini bersifat gram positif, aerobik, dan katalase positif. Bakteri ini mempunyai
suhu optimum pertumbuhan 25-300C, masih dapat tumbuh pada suhu 100C,
tetapi tidak dapat tumbuh pada suhu 460C. banyak spesies Micrococcus yang
bersifat termodurik, yaitu tahan proses pasteurisasi susu, misalnya
Micrococcus varians (Fardiaz, 1992).
Staphylococcus merupakan bakteri berbetuk bulat yang terdapat dalam
bentuk tunggal, berpasangan, tetrad atau bergerombol seperti buah anggur.
Kebanyakan galur Staphylococcus aureus bersifat patogen dan memproduksi
enterotoksin yang tahan panas, dimana ketahanan panasnya melebihi sel
vegetatifnya. Beberapa galur, terutama yang bersifat patogenik, memproduksi
koagulase (menggumpalkan plasma), bersifat proteolitik, lipolitik dan
betatermolitik (Fardiaz, 1992).
Streptococcus merupakan bateri berbentuk bulat yang hidup secara
berpasangan atau membentuk rantai pendek dan panjang, yaitu tergantung
dari spesies dan kondisi pertumbuhannya. Streptokoki dapat dibedakan
berdasarkan reaksi serologi menjadi beberapa grup Lancefield, yaitu grup A,
B, C, D, dan seterusnya. Tetapi streptokoki yang penting dalam makana dan
bersifat hemolitiknya, yaitu sebagai berikut;
1. Grup piogenik
2. Grup viridian
3. Grup laktat
4. Grup enterokokus
Grup enterokokus mempunyai beberapa sifat penting yang menjadikan
bakteri ini penting dalam mikrobiologi pangan, yaitu:
1. Bersifat termodurik sehingga tahan suhu pasteurisasi atau suhu yang lebih
tinggi.
2. Tahan terhadap garam dengan konsentrasi 6,5% atau lebih.
3. Dapat tumbuh pada pH alkali, yaitu 9,6.
4. Dapat tumbuh pada kisaran suhu yang luas, yaitu mulai dari 5-80C sampai
suhu 48-500C (Fardiaz, 1992).
Sampel yang ke tiga yaitu susu UHT, setelah diamati dengan
menggunakan perbesaran 40 kali, pada pengenceran 10-2 terdapat bakteri
Nova Nurfauziawati 240210100003
berbentuk coccus dan berwarna merah yang berarti bahwa bakteri tersebut
gram negatif. Dugaan bakteri yang tumbuh adalah Acetobacter. Baik pada
pengenceran 10-3 maupun pada pengenceran 10-4 terdapat bakteri berbentuk
basil dan berwarna merah yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut adalah
gram negatif. Dugaan bakteri yang tumbuh adalah Escherichia coli dan
Bacteroides.
Dugaan bakteri yang tumbuh pada sampel susu UHT adalah
Acetobacter, Escherichia coli dan Bacteroides. Acetobacter merupakan
bakteri bersifat motil (polat) dan nonmotil, memproduksi asam asetat dari
etanol. Escherichia coli merupakan bakteri kontaminan, dan disebut koliform
fekal karena ditemukan di dalam saluran usus hewan dan manusia, sehingga
sering terdapat dalam feses. Bakteri ini sering digunakan sebagai indikator
kontaminasi kotoran. Bacteroides banyak terdapat pada saluran usus manusia,
dan telah ditemukan pada daging, susu dan produk susu. (Fardiaz, 1992).
Sampel yang terakhir yaitu ayam bakar, setelah diamati dengan
menggunakan perbesaran 40 kali, baik pada pengenceran 10-2 maupun pada
pengenceran 10-4 terdapat bakteri berbentuk coccus dan berwarna merah yang
berarti bahwa bakteri tersebut gram negatif. Dugaan bakteri yang tumbuh
adalah Acetobacter. Sedangkan pada pengenceran 10-3 terdapat bakteri
berbentuk basil dan berwarna biru keunguan yang berarti bahwa bakteri
tersebut gram positif. Dugaan bakteri yang tumbuh adalah Lactobacillus
thermopilus, Clostridium dan Bacillus cereus.
Acetobacter merupakan bakteri bersifat motil (polat) dan nonmotil,
memproduksi asam asetat dari etanol (Fardiaz, 1992). Lactobacillus
berbentuk panjang, anaerobik fakultatif dan katalase negatif. Spesies dalam
jenis Lactobacillus banyak yang dapat mensintesis vitamin sehingga
digunakan dalam analisis vitamin, dan banyak yang bersifat termodurik, yaitu
tahan terhadap suhu pasteurisasi. Laktobasili mempunyai beberapa sifat-sifat
yang menjadikan bakteri ini penting dalam mikrobiologi pangan, yaiu;
1. Dapat memfermentasi gula dengan menghasilkan sejumlah asam latat
sehingga dapat digunakan dalam produksi makanan-makanan fermentasi,
Nova Nurfauziawati 240210100003
tetapi sebaliknya, produksi asam laktat ini juga dapat menyebabkan
kerusdakan pada minuman anggur dan bir.
2. Laktobasili heterofermentatif memproduksi gas dan senyawa-senyawa
volatile lainnya yang penting sebagai pembentuk cita rasa dalam makanan-
makanan fermentasi, misalnya L. fermentum pada keju Swiss.
3. Ketidakmampuan untuk mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan
menyebabkan bakteri ini tidak dapat tumbuh pada makanan-makanan yang
kandungan vitaminnya rendah, tetapi sebaliknya bakteri ini dapat
digunakan dalam analisis kandungan vitamin pada bahan pangan.
4. Sifat ketahanan panas atau termodurik dari kebanyakan spesies laktobasili
yang tumbuh pada suhu tinggi menyebabkab bakteri ini tahan terhadap
proses pasteurisasi seperti Lactobacillus thermopilus (Fardiaz, 1992).
Clostridium bersifat anaerobik sampai mikroaerofilik, dan bersifat
katalase negatif. Clostridium dibedakan atas beberapa grup berdasarkan sifat-
sifatnya, misalnya grup pemecah selulosa, pembentuk pigmen, mesofilik atau
termofilik, proteolitik, sakarolitik (pemecah sakarida) atau fermentatif dan
sebagainya. Clostridium thermosaccharolyticum bersifat sakarolitik dan
termofilik, sehingga sering menyebabkan kerusakan disertai pembentukan gas
pada produk buah-buahan dalam kaleng (Fardiaz, 1992).
Nova Nurfauziawati 240210100003
VII. KESIMPULAN
Pengaruh penggunaan suhu tinggi terhadap mikrorganisme adalah dapat
menyebabkan denaturasi protein sel, inaktivasi enzim-enzim metabolisme
dan menyebabkan spora atau sel vegetatif mati.
Mikroorganisme yang tahan suhu tinggi yang dikenal dengan
mikroorganisme termodurik yang tumbuh pada suhu lebih dari 45 oC.
Dugaan bakteri yang tumbuh pada sampel sosis adalah E.coli, Bacteroides,
dan Acetobacter.
Dugaan bakteri yang tumbuh pada sarden adalah Micrococcus,
Staphylococcus, Streptococcus
Dugaan bakteri yang tumbuh padas usu UHT adalah Acetobacter, E. Coli
dan Bacteroides.
Dugaan bakteri yang tumbuh pada ayam bakar adalah Lactobacillus
thermopilus, Clostridium, Bacillus cereus dan Acetobacter.
Nova Nurfauziawati 240210100003
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2011. Sosis . (Available at http://id.wikipedia.org/wiki/Sosis (diakses 28 Mei 2011)).
Anonimb. 2011. Sarden . (Available at http://id.wikipedia.org/wiki/Sarden
(diakses 28 Mei 2011)). Buckle, K.A., Edwards, G.H. Fleet, dan H. Wooton. 1987. Ilmu Pangan
(Terjemahan). Universitas Indonesia : Jakarta Sumanti, Debby M. dan Een Sukarminah. 2008. Diktat Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Pangan. Penerbit Universitas Padjajaran : Jatinangor. Tjahjadi, C dan Herlina Marta. 2008. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas
Padjajaran, Bandung.