valuasi ekonomi wisata petik apel kelompok tani …repository.ub.ac.id/5956/1/riduwan,...

77
VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI MAKMUR ABADI DI KOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN TRAVEL COST METHOD Oleh : SHEYLAWATI RIDUWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 25-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

1

VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL

KELOMPOK TANI MAKMUR ABADI

DI KOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN PENDEKATAN TRAVEL COST METHOD

Oleh :

SHEYLAWATI RIDUWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

Page 2: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

1

Lembar Persembahan

Atas dengan rahmat Allah SWT saya dapat menyelesaikan Skripsi saya dengan segala kekurangan

dan kelebihan saya. Skripsi ini saya persembahkan kepada orang – orang tercinta saya yang setia

menemani saya dan tidak ada kata lelah untuk memberikan semangat dalam proses pengerjaan

Skripsi ini, teruntuk yang terkasih:

1. Kedua orangtua saya, Chamim Riduwan dan Endang Sulistyowati yang selalu mendoakan saya,

memberi dukungan dan bantuan baik moral maupun material selama ini.

2. Kedua Adik saya, Muhammad Alif Ramadhani dan Achmad Farid serta keluarga besar yang

selalu memberi dukungan secara moral selama proses pembuatan Skripsi.

3. Perempuan di Permata Jingga, Maysa Deviany dan Rahayu Ningrum yang selalu memberi

semangat dikala saya merasa hampir menyerah.

4. Sahabat terkasih saya dari semester awal perkuliahan, Mohammad Wahyudi Priyanto, Nyoman

Ayu Maartsinta Reditania, Wikunti Iga, Cattleyanska Pranadya, Lisa Puspitasari, Matthew

Howard Lambert, Feri Kurnia Sandi, Theodorus Manaen Sinuraya, serta Bagas Menggala Putra

yang selalu memberi semangat dan bersedia berbagi ilmu dengan saya guna kelancaran

pengerjaan skripsi saya.

5. Sahabat – Sahabat terkasih saya, Ayuma Septidita, Endras Meilinda Saraswati, Yulisarifatul Dwi

Putrinda, Farhatul Mahya, Larasati Cindera, Della Relisananda, Linda Petriyana, Faris

Achmada, Idris Asyarif, Mochammad Arief Rusdiono, Randie Andriawan, Ariefian Farizky,

Maharani Rafikasari, Sovianita Natasha, serta Fitria Putri Ramadhani yang tiada lelah memberi

semangat dan kesabaran mendengarkan keluh kesah saya.

6. Sahabat saya sedari SMA, Rosalovita Anggraini, Meidhina Novitasari, Gilang Dwi Prakoso,

Ardyan Fajar, Dilla Dayita, Denny Andriayan, Aldie Satria dan Lazman Irshadi yang tiada lelah

memberi semangat untuk saya.

7. Sahabat saya selama magang kerja, Faysyela Aulia, Nurvita Puspita, Aldo Dimas, Faiz Adnan,

Iqbal Effendy, Tito Dwi Saputra, Maman Setiawan dan Gusto terimakasih atas semangat dan

hiburan dikala saya merasa suntuk.

8. Pejuang senja rekan satu bimbingan, Maysa, Bagas, Theodorus, Febry Eka, Misbakhudin, Ayu

Nur, Khaula, Chrisneper, Amelia, Mayurida, Dame, Intan, Hurin Nur, Didin, Khabibi, Ardi Huda,

serta Anandhita atas kerja sama selama ini.

9. Alfamidi dan LOKA atas asupan buah selama pengerjaan skripsi berlangsung.

Thanks for being there when I needed y’all.. thanks for helping me through all those tough times…

Thanks for being such a good friends and good families no matter what I did, but most of all… I’ll

thanks for y’all.

Page 3: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

i

RINGKASAN

SHEYLAWATI RIDUWAN. 135040107111036. Valuasi Ekonomi Wisata

Petik Apel Kelompok Tani Makmur Abadi di Kota Batu Provinsi Jawa

Timur dengan Pendekatan Travel Cost Method. Di bawah bimbingan Dr. Ir .

Suhartini, MP sebagai Pembimbing Utama dan Condro Puspo Nugroho, SP.

MP sebagai Dosen Pendamping.

Sektor pariwisata dapat menciptakan nilai tambah bagi perekonomian di

Indonesia. Selain menambah nilai perekonomian, pariwisata juga menyerap

tenaga kerja. Namun, pembangunan pariwisata nasional juga harus dapat di

pertanggung jawabkan terhadap lingkungan alam dan sosial budaya (Ratman,

2016). Dampak negatif yang ditimbulkan dari pariwisata terutama dampak yang

sering terjadi terhadap lingkungan sekitar lokasi wisata terutama pada lokasi

wisata yang menyuguhkan keindahan alam sebagai produk utama lokasi wisata

tersebut adalah masyarakat yang tidak memperhatikan kebersihan lokasi wisata

sehingga terjadi pencemaran lingkungan (Widyastuti, 2010). Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifikasi karakteristik dan persepsi

pengunjung terhadap Wisata Petik Apel KTMA. (2) Menganalisis faktor – faktor

sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan dari Wisata Petik Apel

KTMA. (3) Menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan dari Wisata Petik Apel

KTMA berdasarkan Travel Cost Method.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang

digunakan adalah uji statistik deskriptif, uji statistik inferensial dan analisis

kuantitatif. Metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja dengan

pertimbangan bahwa lokasi wisata merupakan salah satu wisata di Kota Batu

berbasis alam dan lingkungan. Metode penentuan sampel dengan teknik non-

probability sampling secara accidental sampling dengan penentuan responden

secara linear time function. Teknik analasisi data yang digunakan adalah analisis

deskriptif untuk persepsi dan karakteristrik pengunjung. Faktor – faktor yang

mempengaruhi wisata terhadap Wisata Petik Apel KTMA menggunakan regresi

linear berganda, variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah usia,

pendidikan, jarak, biaya, pendapatan, jumlah keluarga, dan jenis kelamin sebagai

variabel independen (x) sedangkan jumlah kunjungan sebagai variabel dependen

(y). Analisis regresi linear berganda menggunakan software STATA 14.0. Nilai

ekonomi dianalisis menggunakan rumus surplus konsumen dikalikan dengan

jumlah pengunjung pada satu tahun terakhir, dimana surplus konsumen

didapatkan dengan menggunakan rumus integral.

Hasil penelitian Valuasi Ekonomi Wisata Petik Apel KTMA bahwa

karakteristik pengunjung di dominasi dengan wanita yang berperan sebagai

pengambil keputusan. Biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung berada pada

rentang Rp. 100.000 – Rp. 362.000. Pengunjung di dominasi berasal dari Jawa

Timur dengan jarak tempuh >79 KM dengan menggunakan transportasi mobil

pribadi untuk berwisata. Persepsi dari pengunjung mengenai Wisata Petik Apel

KTMA sudah baik hanya saja fasilitas yang disediakan kurang dalam jumlah.

Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Wisata Petik Apel

KTMA yang berpengaruh secara nyata adalah usia, biaya perjalanan, pendapatan,

dan jumlah anggota keluarga. Berdasarkan hasil perhitungan surplus konsumen

dan nilai ekonomi didapatkan nominal sebesar Rp. 4.643.034 dan Rp.

233.006.018.25.

Page 4: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

ii

SUMMARY

SHEYLAWATI RIDUWAN. 135040107111036. The Economic Valuation of

Wisata Petik Apel Kelompok Tani Makmur Abadi In Batu City East Java

using Travel Cost Method. Supervised by Dr. Ir . Suhartini, MP and Condro

Puspo Nugroho, SP. MP.

The tourism sector can create added value for the economy in Indonesia. In

addition to adding value to the economy, tourism also absorb labor. However, the

development of national tourism must also be accountable to the natural and

socio-cultural environment (Ratman, 2016). Negative impacts of tourism,

especially the impacts that often occur on the environment around the tourist sites,

especially on tourist sitest that serve the natural beauty as the main product of the

tourist sites are people who do not pay attention to the cleanliness of tourist sites

resulting in environmental pollution (Widyastuti, 2010). The purpose of this

research is (1) identify the characteristics and perceptions of visitors Wisata Petik

Apel KTMA. (2) analyzing the socio – economic factors that affect the demand

function of Wisata Petik Apel KTMA. (3) calculating the economic value

generated from Wisata Petik Apel KTMA based on travel cost method.

The research approach used is quantitative approach used is descriptive

statistical test, inferential statistical test and quantitative analysis. The method of

determining the location of research deliberately with the consideration that the

tourist location is one tour in Batu City base on nature and environment. Method

of determination of sample with technique of non-probability sampling by

accidental sampling with respondent determination by linear time function. The

analysis method used is descriptive analysis for perception and visitors

characteristic. Factors influencing tourism to Wisata Petik Apel KTMA using

multiple linear regression, the variables used in this analysis are age, education,

distance, cost, income, family members, and gender as independent variabel (x)

while the number of visits are a variable dependent (y). Multiple linear regression

analysis using STATA 14.0. the economic value is analyzed using the consumer

surplus formula multiplied by the number of visitors in the past year, where the

consumer surplus is obtained by using the integral formula.

The result of this research of tthe Economic Valuation of Wisata Petik Apel

Kelompok Tani Makmur Abadi that characteristic of visitor dominance with

woman role as decision maker. Travel cost incureed visitors are in the range of

Rp. 100.000 – Rp. 362.000. visitors in the dominance comes from East Java with

a distance more than 79 KM by car. The perception of visitors about Wisata Petik

Apel KTMA has been good, only the facilities provided are lacking in amount.

Factors influencing the demand of tourism Wisata Petik Apel KTMA which

significantly influences are age, travel cost, income, and family mambers. Based

on the calculation of consumer surplus and economic value obtained Rp.

4.643.034 and Rp. 233.006.018.256.

Page 5: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

iii

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Valuasi Ekonomi Wisata Petik Apel

Kelompok Tani Makmur Abadidi Kota Batu Provinsi Jawa Timur dengan

Pendekatan Travel Cost Method” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari doa – doa, bimbingan, dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih

pada semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan skripsi ini.

1. Dr. Ir. Suhartini, MP dan Condro Puspo N, SP. MP selaku Dosen Pembimbing

serta Andrean Eka Hardana, SP., MP., MBA selaku dosen penguji atas segala

kesabaran, nasihat, dan senantiasa memberi bimbingan serta arahan kepada

penulis.

2. Papa dan Mama serta Adik yang dari awal sangat mendukung penuh dalam

motivasi dan doa – doa untuk penyusunan skripsi ini.

3. Teman – teman serta Sahabat atas bantuan, dukungan, dan kebersamaan selama

ini.

Dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat

bermanfaat bagi banyak orang.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 6: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 27 Juni 1995 sebagai putri pertama

dari tiga bersaudara dari Bapak Chamim Riduwan dan Ibu Endang Sulistyowati.

Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di dua tempat yaitu di SDN

Kutisari 1 Surabaya pada kelas 1 – 3 SD (2001 – 2003) dan SDN Wedoro 1 pada

kelas 4 – 6 SD (sampai 2006), kemudian penulis melanjutkan kejenjang Sekolah

Menengah Pertama yaitu di SMPN 1 Waru pada tahun 2007 dan selesai pada

tahun 2010 pada tahun 2010 sampai tahun 2013 penulis melanjutkan sekolah

kejenjang yang lebih tinggi yaitu SMA Trimurti Surabaya. Pada tahun 2013

penulis terdaftar sebagai mahasiswa Strata-1 Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, melalui jalur SPMK.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi panitia dalam beberapa

kegiatan yaitu, kegiatan RASTA dalam rangka ulang tahun Permaseta

(Perhimpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) pada tahun 2014 menjabat

sebagai divisi Transportasi dan Perlengkapan (Transkoper), dalam rangka pawai

kebudayaan yang diikuti oleh 42 Forum Daerah Indonesia (Kampung Budaya III)

yang diselenggarakan pada tahun 2015 dimana penulis menjabat sebagai divisi

Keamanan, dalam penerimaan mahasiswa baru ditingkat Universitas (Raja

Brawijaya) sebagai divisi Supervisor dan tingkat Fakultas (POSTER) sebagai

divisi Perlengkapan pada tahun 2015, dan dalam rangka pengenalan LKM yang

ada di Fakultas kepada mahasiswa baru (Open House) pada tahun 2015 dimana

penulis menjabat sebagai divisi Perlengkapan dan Keamanan. Serta penulis

pernah melakukan kegiatan magang kerja di PT. Perkebunan Nusantara IX Divisi

Kopi pada tahun 2016.

Page 7: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

v

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN……..………………………………………………... i

SUMMARY………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR……………………………………………... iii

RIWAYAT HIDUP………………………………………………… iv

DAFTAR ISI……………………………………………………….. v

DAFTAR TABEL………………………………………………….. viii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………. x

DAFTAR SKEMA………………………………………………..... xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………...... xii

I. PENDAHULUAN……………………………………………

1.1 Latar Belakang…………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah……..………………………………………... 2

1.3 Tujuan Penelitian……………..………………………………… 4

1.4 Manfaat Penelitian……………………..……………………….. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA……………………..………………

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu…………………………………….. 5

2.2 Tinjauan Pariwisata……………………………………………... 7

2.3 Tinjauan Agrowisata………………………………..…………... 8

2.4 Tinjauan Teori Permintaan Wisata……………………………… 9

2.5 Valuasi Ekonomi………………………………………………... 10

2.6 Travel Cost Method (TCM)…………………………………….. 12

2.7 Surplus Konsumen……………………………..………….......... 13

III. KERANGKA TEORITIS…………………………………

3.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………. 15

Page 8: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

vi

3.2 Hipotesis Penelitian…………………………………………….. 19

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………………… 20

IV. METODE PENELITIAN………………………………….

4.1 Pendekatan Penelitian…………………………..………..……... 27

4.2 Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian………………. 27

4.3 Metode Penentuan Sampel……………….……………………... 27

4.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 28

4.5 Teknik Analisis Data……………………………………………. 29

4.5.1 Statistik Deskriptif Karakteristik dan Persepsi Pengunjung

Wisata Petik Apel KTMA…………………………………. 29

4.5.2 Statistik Inferensial Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Permintaan Wisata terhadap Wisata Petik Apel KTMA….. 29

4.5.3 Analisis Kuantitatif (Nilai Ekonomi Wisata Petik Apel

KTMA)……………………………………………………. 31

4.6 Pengujian Hipotesis……………………………………………... 32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN……...……………………….

5.1 Profil Lokasi Wisata…………………………………...………... 35

5.1.1 Sejarah Wisata Petik Apel KTMA………………………… 35

5.1.2 Struktur Organisasi Kelompok Tani Makmur Abadi……… 36

5.1.3 Visi dan Misi Kelompok Tani Makmur Abadi……………. 37

5.2 Karakteristik dan Persepsi Pengunjung

Wisata Petik Apel KTMA.............................................................. 37

5.2.1 Karakteristik Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA……... 37

5.2.2 Persepsi Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA…………... 43

5.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata

terhadap Wisata Petik Apel KTMA……………………………... 50

5.3.1 Uji Asumsi Klasik………...……………………………….. 50

5.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda………………..………... 51

Page 9: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

vii

5.4 Nilai Ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA…………………. 55

VI. KESIMPULAN DAN SARAN…..…………………………..

6.1 Kesimpulan………………………….………………………….. 58

6.2 Saran…………………………….…………………………….... 59

DAFTAR PUSTAKA…………………….………………………...

LAMPIRAN………………………….……………………………..

Page 10: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel…………….. 20

Tabel 2. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Jenis Kelamin……… 38

Tabel 3. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Usia……………….... 38

Tabel 4. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tingkat

Pendidikan…………………………………………………… 39

Tabel 5. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Pekerjaan…………... 39

Tabel 6. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tingkat

Pendapatan…………………………………………………... 40

Tabel 7. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Biaya

Perjalanan……………………………………………………. 40

Tabel 8. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Jarak Tempuh……… 41

Tabel 9. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Daerah Asal………... 41

Tabel 10. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Alat

Transportasi………………………………………………..... 42

Tabel 11. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tujuan

Wisata……………………………………………….………. 42

Tabel 12. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Sumber

Informasi…………………………………………………….. 43

Tabel 13. Persepsi Pengunjung tentang Kemudahan Akses………........ 43

Tabel 14. Persepsi Pengunjung mengenai Keindahan…………………. 44

Tabel 15. Persepsi Pengunjung mengenai Fasilitas……………………. 44

Tabel 16. Penilaian Pengunjung terhadap Area Parkir……………........ 45

Tabel 17. Penilaian Pengunjung terhadap Kebun Apel………………... 45

Tabel 18. Penilaian Pengunjung terhadap Gazebo…………………….. 46

Tabel 19. Penilaian Pengunjung terhadap Keamanan………………….. 46

Page 11: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

ix

Tabel 20. Penilaian Pengunjung teradap Kebersihan…………………... 47

Tabel 21. Penilaian Pengunjung terhadap Harga Tiket………………… 47

Tabel 22. Penilaian Pengunjung terhadap Kepuasan…………………... 48

Tabel 23. Saran Pengunjung untuk Wisata Petik Apel KTMA………... 49

Tabel 24. Uji Multikolinearitas………………………………………… 51

Tabel 25. Uji Heteroskedastisitas………………………………………. 51

Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Fungsi Permintaan…………………... 52

Page 12: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

Gambar 1. Kurva Permintaan dan Daerah Surplus

Konsumen………………………………………………... 13

Gambar 2. Persepsi Pengunjung terhadap Keinginan untuk

Berkunjung Kembali……………………………………... 49

Gambar 3. Tempat Oleh – Oleh……………………………………… 64

Gambar 4. Lokasi Perkebunan Apel…………………………………. 64

Gambar 5. Melakukan Wawancara dengan Responden……………… 64

Gambar 6. Fasilitas Gazebo………………………………………….. 64

Gambar 7. Melakukan Wawancara dengan Responden……………… 64

Gambar 8. Fasilitas Sampah…………………………………………. 64

Page 13: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

xi

DAFTAR SKEMA

Nomor Teks Halaman

Skema 1. Skema Pemikiran Valuasi Ekonomi Wisata Petik Apel

Kelompok Tani Makmur Abadi dengan

TCM……………………………………………………... 18

Skema 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Makmur Abadi

(KTMA)…………………………………………………. 36

Page 14: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

Lampiran 1. Dokumentasi saat Melakukan

Wawancara……………………………………………….. 64

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian…………………..…………………. 65

Page 15: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi

perekonomian di Indonesia. Dampak adanya pariwisata terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) Nasional pada tahun 2015 sebesar Rp. 461,36 Triliun

(Yahya, 2015). Sektor pariwisata dapat menciptakan nilai tambah bagi

perekonomian di Indonesia. Selain menambah nilai perekonomian, pariwisata

juga menyerap tenaga kerja. Namun, pembangunan pariwisata nasional juga harus

dapat di pertanggung jawabkan terhadap lingkungan alam dan sosial budaya

(Ratman, 2016). Selain dampak positif yang dihasilkan dari pariwisata seperti

yang disebutkan diatas, adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya

pariwisata.

Dampak negatif yang ditimbulkan dari pariwisata terutama dampak yang

sering terjadi terhadap lingkungan sekitar lokasi wisata terutama pada lokasi

wisata yang menyuguhkan keindahan alam sebagai produk utama lokasi wisata

tersebut adalah masyarakat yang tidak memperhatikan kebersihan lokasi wisata

sehingga terjadi pencemaran lingkungan (Widyastuti, 2010). Keberhasilan sebuah

lokasi wisata sangat ditentukan oleh tingkat kualitas dari lingkungan agar

wisatawan merasa nyaman dan memilih tinggal untuk lebih lama di lokasi wisata.

Pembangunan pariwisata yang bermula hanya untuk optimalisasi sumberdaya

alam namun pada kenyataan kegiatan pembangunan melampaui atau eksploitasi

terhadap sumberdaya alam demi keuntungan dari segi ekonomi.

Peningkatan intensitas kegiatan berwisata terutama wisata alam (agrowisata)

akan berpengaruh terhadap keindahan alam yang meningkat akibat campur tangan

kegiatan manusia. Apabila kegiatan manusia dalam pemanfaatan sumberdaya

alam dan lingkungan dilakukan tidak dengan hati – hati atau dengan perhitungan

maka akan dapat merusak sumberdaya alam tersebut atau nilai ekonomi dari

sumberdaya tersebut dapat berkurang. Pengetahuan mengenai lingkungan hidup

penting dimiliki setiap individu namun pada kenyataannya masyarakat berasumsi

bahwa tidak terlalu penting apabila dibandingkan dengan permasalahan yang lain.

Menurunnya fungsi lingkungan disebabkan oleh sifat lingkungan itu sendiri dan

Page 16: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

2

adanya eksternalitas seperti kegiatan berwisata sehingga sangat perlu memberi

nilai (harga) terhadap dampak suatu kegiatan atau kebijakan lingkungan

(Suparmoko, 2000).

Perhitungan nilai ekonomi suatu lokasi wisata sudah banyak dilakukan oleh

berbagai pihak. Nugroho (2010) menggunakan pendekatan Travel Cost atau biaya

perjalanan namun pada penelitian milik Nugroho terdapat kelemahan yaitu

pembagian zona yang seharusnya dilakukan dengan cara menentukan jarak dari

masing – masing zona sedangkan peneliti tidak melakukan pengukuran terlebih

dahulu dikarenakan keterbatasan waktu (efisiensi waktu), jadi pengukuran zona

hanya dilakukan dengan menggunakan biaya perjalanan.

Menurut Susilowati (2009) yang juga melakukan penelitian dengan

menggunakan pendekatan Travel Cost Method (TCM) dengan menggunakan

beberapa variabel seperti biaya perjalanan setiap individu, total pendapatan,

tingkat pendidikan, usia, jarak tempuh, waktu tempuh, jumlah tanggunggan, jenis

kelamin, waktu yang dihabiskan, serta sudah berapa lama mengetahui lokasi

wisata Tahura Djuanda. Kelemahan dapat penelitian ini bahwa pada variabel

pendapatan hanya membandingkan biaya yang masuk bukan dengan biaya yang

dikeluarkan individu dalam kehidupan sehari – hari.

Perlu memberikan penilaian lingkungkan terhadap lokasi penelitian maka pada

penelitian ini saya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode valuasi

ekonomi yang biasa digunakan adalahTravel Cost Method (TCM) atau metode

biaya perjalanan dengan pendekatan Individual Travel Cost Method (ITCM)

dimana survei dilakukan kepada pengunjung yang datang ke lokasi wisata (Fauzi,

2014). Data biaya perjalanan dan variabel sosio-ekonomi seperti (usia,

pendidikan, pendapatan, biaya perjalanan, jenis kelamin, dan jumlah anggota

keluarga) digunakan sebagai variabel penjelas dari total biaya perjalanan yang

telah dikeluarkan oleh wisatawan.

1.2 Rumusan Masalah

Valuasi ekonomi merupakan salah satu bentuk upaya yang digunakan untuk

memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh

Sumber Daya Alam dan Lingkungan baik yang mempunyai nilai pasar (Market

Value) maupun yang tidak mempunyai nilai pasar (Non Market Value) (Fauzi,

Page 17: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

3

2006). Terdapat dua metode yang digunakan dalam valuasi ekonomi yaitu Stated

Preference (Contingent Valuation) dan Revealed Preference (Travel Cost), secara

umum ada tiga pendekatan TCM yang digunakan dalam analisis valuasi ekonomi,

yaitu Individual Travel Cost Method (ITCM), Zone Travel Cost Method (ZTCM),

dan Random Utility Model (RUM), namun yang paling populer digunakan adalah

ITCM dimana survei dilakukan kepada pengunjung yang datang ke lokasi wisata

(Fauzi, 2014).

Permasalahan yang terjadi di lokasi wisata adalah belum tercapainya target

pengunjung sebanyak 100.000 pengunjung pada satu bulan, selain itu terdapat

permasalahan lain yaitu belum berfungsi secara baik fasilitas yang disediakan.

Pengembangan lokasi wisata tidak lepas dari penilaian para pengunjung yang

sudah pernah datang mengunjungi lokasi wisata. Perlu dilakukan banyak upaya

pengembangan lokasi wisata agar dapat menarik lebih banyak perhatian

pengunjung dan mampu bersaing dengan lokasi wisata lainnya. Para pengunjung

yang datang mengunjungi setiap harinya ditunjang oleh beberapa faktor tertentu

yang membuat para wisatawan ingin datang mengunjungi lokasi wisata. Persepsi

pengunjung terhadap lokasi wisata perlu dilakukan sebagai tambahan informasi

untuk pengembangan lokasi wisata. Untuk mencegah terjadinya kerusakan alam

di lokasi wisata, maka perlu dilakukan valuasi ekonomi yang berguna untuk

menghitung nilai ekonomi suatu wisata agro.

Berdasarkan pernyataan diatas terdapat hal yang menarik untuk dikaji yang

dirumuskan dalam pertanyaan penelitian seperti berikut:

1. Bagaimana karakteristik dan persepsi pengunjung terhadap Lokasi Penelitian.

2. Faktor – faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan dari

Lokasi Penelitian.

3. Menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan dari Lokasi Penelitian berdasarkan

Travel Cost Method.

Page 18: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

4

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi karakteristik danpersepsi pengunjung terhadap Lokasi

Penelitian.

2. Menganalisis faktor – faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi

permintaan dari Lokasi Penelitian.

3. Menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan dari Lokasi Penelitian berdasarkan

Travel Cost Method.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, diharapkan penelitian ini

dapat memberikan manfaat pada:

1. Bagi Pemerintah dan para pengambil keputusan terkait, hasil penelitian dapat

dijadikan sebagai pertimbangan untuk kebijakan dalam pengembangan sektor

pariwisata, terutama wisata agro dalam rangka pembangunan perekonomian

daerah dan kesejahteraan masyarakat.

2. Bagi Pengelola Lokasi Wisata, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan pengelolaan lokasi wisata di masa yang akan datang.

3. Bagi Pembaca, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi penelitian

selanjutnya.

Page 19: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu

Beberapa literatur dari penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian

yang diangkat, diperlukan untuk mengetahui mengenai valuasi ekonomi yang

terjadi. Penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa valuasi ekonomi yang

terbentuk akan berbeda pada setiap lokasi yang diteliti.

Penelitian milik Nugroho (2010) dalam penelitian mengenai Valuasi Ekonomi

Wisata Pantai Glagah dengan Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) di Desa

Glagah Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo menggunakan metode

kuantitatif dan beberapa karakteristik penelitian seperti usia, pendapatan, dan

tingkat pendidikan. Priambodo dan Suhartini (2016) dalam penelitian Valuasi

Ekonomi Kusuma Agrowisata Kota Batu, Jawa Timur menggunakan metode

kuantitatif dengan menggunakan karakteristik seperti usia, jumlah kunjungan,

biaya perjalanan, pendidikan, pendapatan, jarak tempuh, jumlah rombongan, jenis

kelamin, status perkawinan, pekerjaan, alat transportasi, tujuan berkunjung, alasan

memilih lokasi wisata, sumber informasi, dan kunjungan ulang sedangkan untuk

persepsi menggunakan persepsi terhadap fasilitas, pelayanan, dan terhadap

infrastruktur. Sumakul (2013) juga melakukan penelitian mengenai Valuasi

Ekonomi Kawasan Karst Gunung Sewu, Desa Pacerejo, Kecamatan Semanu,

Kabupaten Gunungkidul dengan menggunakan metode kuantitatif, karakteristik

yang digunakan pada penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin sedangkan untuk

persepsi yang digunakan adalah keindahan dan estetika dari lokasi wisata.

Susilowati (2009) dalam penelitian mengenai Valuasi Ekonomi Manfaat Rekreasi

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dengan metode kuantitatif menggunakan

karakteristik pada penelitian seperti usia, pendidikan, asal daerah, status

pernikahan, alat transportasi, jenis kelamin, jumlah rombongan, dan sumber

informasi sedangkan persepsi yang digunakan adalah keamanan, kemudahan

akses, kebersihan, dan harga tiket.

Faktor – faktor yang mempengaruhi secara nyata dalam penelitian milik

Nugroho (2010) dalam penelitian mengenai Valuasi Ekonomi Wisata Pantai

Glagah dengan Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) di Desa Glagah

Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo adalah biaya perjalanan, pendidikan,

Page 20: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

6

pendapatan, jarak, dan usia. Faktor – faktor yang mempengaruhi secara nyata

terhadap jumlah kunjungan pada penelitan milik Priambodo dan Suhartini (2016)

dalam penelitian Valuasi Ekonomi Kusuma Agrowisata Kota Batu, Jawa Timur

adalah biaya perjalanan, pendidikan, pendapatan, dan jumlah rombongan.

Penelitian milik Susilowati (2009) dalam penelitian mengenai Valuasi Ekonomi

Manfaat Rekreasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda diketahui faktor – faktor

yang mempengaruhi secara nyata adalah biaya perjalanan, pendapatan, usia, jarak,

waktu tempuh, jumlah tanggungan, jenis kelamin, dan waktu yang dihabiskan saat

berada di lokasi wisata.

Hasil dari analasis biaya perjalanan, penetapan biaya masuk ke Pantai Glagah

sebesar Rp. 1.500 serta didapatkan total surplus konsumen sebesar Rp.

123.111.763,2 setiap tahunnya dengan kesedian membayar (WTP) oleh

pengunjung sebasar Rp. 459.275 hasil dari analisis trend yang dilakukan

didapatkan jumlah kenaikan pengunjung setiap tahunnya dapat mencapai 16.055

orang (Nugroho, 2010). Penelitian milik Priambodo dan Suhartini (2016)

didapatkan nilai surplus konsumen sebesar Rp. 1.373.113,17 dan nilai ekonomi

sebesar Rp. 419.623.385.898,00. Nilai ekonomi yang didapatkan dari penelitian

milik Sumakul (2013) adalah sebesar Rp. 510.517.885.214,00. Penelitian milik

Susilowati (2009) didapatkan hasil nilai surplus konsumen sebesar Rp. 24.926,00

setiap kunjungan dan didapatkan nilai ekonomi lokasi wisata sebesar Rp.

3.193.579.412,00.

Perbandingandari beberapa penelitian terdahulu diatas, terdapat beberapa

kesamaan dan beberapa perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian

yang akan dilaksanakan. Persamaan antara penelitian terdahulu diatas dengan

penelitian yang akan dilaksanakan adalah valuasi ekonomi yang merupakan topik

penelitian serta metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif, serta pendekatan

yaitu pendekatan travel cost. Perbedaan terletak pada penelitian yang akan diteliti

hanya menggunakan pendekatan Travel Cost namun ada beberapa penelitian yang

di gabungkan dengan dua pendekatan yaitu Travel Cost dengan Contingent

Valuation Method, alat analasis yang digunakan oleh penelitian yang akan

dilakukan adalah Individual Travel Cost Method. Selain itu, waktu dan tempat

Page 21: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

7

pengambilan data juga berbeda. Adanya penelitian ini, maka dapat diketahui nilai

ekonomi pada Wisata Petik Apel KTMA.

2.2 Tinjauan Pariwisata

Pariwisata memiliki arti sebagai sebuah perjalanan dari suatu tempat ke tempat

lain, memiliki sifat yang sementara, dilakukan oleh perorangan atau kelompok,

sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan

lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu Kodyat (dalam Spillane,

1989). Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Bab I tentang Kepariwisataan

menyatakan bahwa wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara dan wisatawan ialah orang yang

melakukan kegiatan wisata.

Jenis – jenis pariwisata menurut Spillane (1989) dibagi menjadi enam yaitu:

1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh beberapa orang yang meninggalkan tempat

tinggalnya untuk berlibur yang bertujuan untuk mencari udara segar, menikmati

keindahan alam, dan melihat sesuatu yang baru. Orang yang melakukan

perjalanan semata – mata untuk menikmati tempat – tempat atau alam lingkungan

yang berbeda.

2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang – orang yang menghendaki

pemanfaatan hari libur untuk beristirahat. Orang – orang yang melakukan jenis

wisata ini memutuskan untuk tinggal beberapa hari di lokas wisata.

3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis pariwisata ini ditandai oleh keinginan seseorang untuk belajar hal baru di

pusat pengajaran dan riset guna untuk mempelajari adat istiadat dan cara hidup

rakyat di wilayah lain.

4. Pariwisata untuk Olah Raga (Sports Tourism)

Jenis pariwisata ini juga dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu Big Sports Events

yang merupakan peristiwa olah raga besar yang dihadiri ribuan penonton atau

Page 22: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

8

penggemar yang juga menjadi hal yang menarik. Sporting Tourism of The

Practitioners merupakan pariwisata bagi mereka yang ingin berlatih.

5. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)

Pariwisata yang dilakukan pengusaha, semua kunjungan pameran, dan

kunjungan ke instalasi teknis yang dapat menarik orang – orang di luar profesi.

Para pengusaha tidak hanya sebagi konsumen namun dapat memanfaatkan

keuntungan dari atraksi yang terdapat di lokasi wisata.

6. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)

Pariwisata ini dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan peserta yang meluangkan

waktunya untuk tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.

2.3 Tinjauan Agrowisata

Agrowisata merupakan kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro

(agribisnis) sebagai obyek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan,

pengalaman, rekreasi dan usaha di bidang pertanian (Soemarno, 2012).

Agrowisata merupakan salah satu bentuk wisata yang mengandalkan sektor

pertanian dimana para wisatawan dapat mempelajari kehidupan di suatu wilayah

pertanian Akpinar, 2003 (dalam Andini, 2013). Di Indonesia sendiri agrowisata

merupakan tren yang baru dikenal. Menurut Pamuraldi (2006) ruang lingkup dan

potensi agrowisata dikembangkan sebagai berikut:

1. Perkebunan

Kegiatan usaha perkebunan meliputi perkebunan tanaman keras dan lainnya

yang dilakukan oleh perkebunan besar swasta, BUMN, dan perkebunan rakyat.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di obyek wisata perkebunan meliputi pra

produk, produksi, dan pasca produksi. Salah satu daya tarik dari wisata

perkebunan adalah historis dari perkebunan yang sudah berdiri lama dan lokasi

wisata perkebunan yang terletak di pegunungan.

2. Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kegiatan wisata tanaman pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija

serta tanaman hortikultura. Kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi wisata

tanaman pangan dan hortikultura meliputi pra panen dan pasca panen.

3. Perikanan

Page 23: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

9

Kegiatan wisata perikanan berupa kegiatan budidaya perikanan sampai proses

pasca panen. Daya tarik wisata perikanan sebagai sumberdaya wisata di antara

pola tradisional dalam perikanan serta kegiatan lain seperti memancing ikan.

4. Peternakan

Daya tarik dari wisata peternakan adalah pola bertenak, cara tradisional dalam

peternakan, dan serta budidaya hewan ternak.

5. Kehutanan

Obyek wisata kehutanan termasuk dalam golongan ekowisata yang dapat

diartikan bentuk perjalanan wisata ke areal alami yang dilakukan dengan tujuan

konservasi lingukan dan melestarikan lingkungan.

2.4 Tinjauan Teori Permintaan Wisata

Permintaan dalam pariwisata terdiri dari beberapa fasilitas atau produksi yang

berbeda bukan hanya dalam hal sifat, namun juga memiliki manfaat dan

kebutuhan bagi wisatawan. Fasilitas serta produk yang dihasilkan oleh perusahaan

yang berbeda dan diperlukan wisatawan pada waktu yang berbeda – beda.

Permintaan dalam pariwisata tidak hanya waktu dalam perjalanan wisata, namun

jauh sebelum melakukan perjalanan dilakukan, permintaan sudah ada ketika calon

wisatawan mengetahui mengenai daerah tujuan wisata, hotel untuk menginap, dan

tempat yang harus dikunjungi (Yoeti, 2008).

Mulyana (2009) menjelaskan permintaan wisata memiliki tiga elemen dasar

antara lain :

1. Permintaan actual atau efektif

2. Suppressed demand (permintaan yang ditunda)

3. Tidak ada permintaan

Menurut Ryan (dalam Pitana, 2005) ada beberapa faktor pendorong seseorang

untuk melakukan perjalanan wisata, antara lain:

1. Escape

Calon wisatawan ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dapat

menimbulkan rasa jenuh dari pekerjaan sehari – hari.

2. Relaxation

Page 24: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

10

Keinginan untuk melakukan penyegaran yang juga masih berhubungan dengan

motivasi untuk escape.

3. Play

Calon wisatawan ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai jenis

permainan yang dapat memunculkan kembali sifat kekanak – kanakan dan dapat

melepaskan diri sejenak dari urusan yang serius.

4. Strengthening Family Bonds

Calon wisatawan ingin mempererat hubungan kekerabatan. Keakraban dalam

hubungan kekerabatan dapat muncul diantara anggota keluarga apabila melakukan

perjalanan bersama – sama, hal itu dikarenakan kebersamaan sulit diperoleh

dalam suasana kerja sehari – hari.

5. Prestige

Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan

kelas dan gaya hidup, serta untuk meningkatkan derajat sosial.

6. Social Interaction

Agar dapat melakukan interaksi sosial dengan masyarakat lokal dan teman –

teman.

7. Educational Oppoturnity

Keinginan untuk mempelajari dan memperoleh pengetahuan yang baru.

Yoeti (2008) membagi permintaan pariwisata menjadi dua, yaitu potential

demand dan actual demand. Potential demand adalah permintaan dari sejumlah

orang yang berpotensi untuk melakukan kegiatan wisata karena memiliki waktu

luang dan tabungan yang cukup. Sedangkan actual demand adalah permintaan

dari sejumlah orang yang sedang melakukan wisata pada suatu daerah tujuan

wisata tertentu.

2.5 Valuasi Ekonomi

Valuasi ekonomi merupakan suatu upaya untuk memberikan nilai kuantitatif

terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan

(SDAL) terlepas dari apakah nilai pasar (market value) tersedia atau tidak

menurut Susilowati, 2002 (dalam Salma dan Indah, 2004). Akar dari konsep

valuasi ekonomi berdasarkan pada ekonomi neoklasikal (neoclassical economic

theory) yang ditekankan pada kepuasan atau keperluan konsumen. Pemikiran

Page 25: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

11

neoklasikal ini dikemukakan bahwa penelitian ssetiap individu pada barang dan

jasa tidak lain adalah selisih antara keinginan membayar (willingness to pay =

WTP), dengan biaya untuk mensuplai barang dan jasa tersebut (Salma dan Indah,

2004).

Valuasi ekonomi mengukur nilai instrumental dari sebuah Sumber Daya Alam

dan Lingkungan dengan cara mengidentifikasi tujuan pemanfaatan SDAL dan

kontribusi komponen SDAL terhadap pencapaian tujuan tersebut (Fauzi, 2014).

Valuasi ekonomi muncul akibat dari barang dan jasa lingkungan yang telah

digunakan atau dimanfaatkan sehingga dapat terjadi kerusakan dari kegiatan yang

telah dilakukan.

Menurut Djijiono (dalam Firandari, 2009) metode penilaian manfaat ekonomi

(biaya lingkungan) suatu sumber daya alam dan lingkungan pada dasarnya dibagi

menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan:

1. Pendekatan Orientasi Pasar

a. Penilaian manfaat menggunakan harga pasar aktual barang dan jasa (actual

based market method):

1). Perubahan dalam nilai hasil produksi (change in productivity)

2). Metode kehilangan penghasilan (loss of earning methods).

b. Penilaian biaya dengan menggunakan harga pasar aktual terhadap masukan

berupa perlindungan lingkungan:

1). Pengeluaran pencegahan (averted defensive expenditure methods).

2). Biaya penggantian (replacement cost).

3). Proyek bayagan (shadow project methods).

4). Analisis keefektifan biaya

c. Penggunaan metode pasar pengganti (surrogate market based methods)

1). Barang yang dapat dipasarkan sebagai pengganti lingkungan

2). Pendekatan nilai kepemilikan

3). Pendekatan lain terhadap nilai tanah

4). Pendekatan perbedaan upah (wage differential methods)

5). Penerimaan kompensasi/pempasan

2. Pendekatan Orientasi Survey

a. Pertanyaan langsung terhadap kemauan membayar (Willingness To Pay)

Page 26: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

12

b. Pertanyaan langsung terhadap kemauan di bayar (Willingness To Accept)

2.6 Travel Cost Method (TCM)

Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) merupakan konsep dasar

dari metode travel cost yaitu waktu dan pengeluaran biaya perjalanan (Travel Cost

Expenses) yang harus dibayar oleh para calon wisatawan untuk mengunjungi

lokasi wisata yang merupakan harga tiket masuk ke lokasi wisata menurut Garrod

dan Willis (dalam Salma dan Indah, 2004). TCM adalah metode yang digunakan

untuk menilai manfaat non – guna berdasarkan pengeluaran individu untuk

perjalanan. Model TCM menggunakan asumsi bahwa perjalanan dan lokasi wisata

bersifat komplementasi lemah sehingga nilai lokasi wisata dapat diukur dengan

biaya perjalanan, selain itu asumsi ini juga digunakan untuk mengukur utilitas

marginal dari perbaikan lingkungan (Fauzi, 2014).

Menurut Fauzi (2006) metode travel cost dapat digunakan untuk mengukur

manfaat dan biaya disebabkan oleh:

1. Perubahan biaya tiket masuk bagi lokasi wisata

2. Penambahan lokasi wisata baru

3. Perubahan kualitas lingkungan lokasi wisata

4. Penutupan lokasi wisata

Fungsi permintaan harus dibangun dengan asumsi dasar seperti biaya

perjalanan dan biaya waktu digunakan sebagai proxy atas harga dari wisata, waktu

perjalanan bersifat netral, dan perjalanan merupakan perjalanan tunggal, hal

tersebut dilakukan agar penilaian sumber daya alam melalui TCM tidak bias

menurut Haab dan McConnel (dalam Fauzi, 2006)

Terdapat tiga pendekatan TCM menurut Fauzi (2014) yang dapat digunakan

dalam analisis valuasi ekonomi yaitu:

1. Individual Travel Cost Method (ITCM)

Metode yang didasarkan pada survey pengunjung ke lokasi wisata. Data

pengeluaran biaya perjalanan dan variabel sosio – ekonomi lainnya dijadikan

sebagai variabel penjelas dari biaya perjalanan.

2. Zone Travel Cost Method (ZTCM)

Page 27: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

13

Pendekatan klasik yang berdasarkan data sekunder dimana jumlah kunjungan

diduga merupakan fungsi dari biaya perjalanan yang didasarkan pada zona

wilayah relative terhadap lokasi wisata.

3. Random Utility Model (RUM)

RUM merupakan pendekatan TCM secara kompleks dan memerlukan

pendekatan ekonometrika yang kompleks.

2.7 Surplus Konsumen

Surplus konsumen merupakan kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total

yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dengan

pengorbanan total (dinilai dengan uang) untuk memperoleh jumlah barang

tersebut hal ini menurut pendapat Samuelson dan Nordhaus 2003 (dalam

Kusumawardani dkk, 2012). Konsep kesediaan membayar adalah bentuk

kesediaan konsumen untuk membayar perbaikan dengan adanya kemunduran

kualitas lingkungan dalam sistem alami serta kualitas lingkungan seperti yang

dikatakan oleh Munasinghe (dalam Endang, 2013).

Surplus Konsumen merupakan kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total

atau total utility (dinilai dengan uang) yang dapat dinikmati konsumen dari

mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya guna untuk

memperoleh atau mengkonsumsika jumlah barang tersebut (Boediono, 2010).

Gambar 1. Grafik kurva permintaan dan daerah surplus konsumen (Boediono,

2010)

N

0

P

E

M Q

D

Garis Harga

R Surplus konsumen

Page 28: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

14

Pada gambar 1, diketahui bahwa garis harga sejajar dengan permintaan

konsumen, artinya harga yang diberlakukan atas suatu barang adalah tetap dan

tidak melihat jumlah permintaan konsumen. Sedangkan garis permintaan

konsumen miring dari kiri atas ke kanan bawah karena semakin rendah harga

yang ditawarkan akan mengakibatkan semakin tinggi permintaan konsumen.

Kedua garis tersebut terbentuk daerah di bawah garis harga dan daerah diantara

garis harga dan garis permintaan konsumen. Daerah tersebut dinamakan daerah

surplus konsumen.

Page 29: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

15

III.KERANGKA TEORITIS

3.1 Kerangka Pemikiran

Kota Batu merupakan salah satu Kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki

potensi wisata yang sangat tinggi, dan Kota Batu dikenal sebagai Kota Wisata

Batu. Kota Batu berada di ketinggian 680-1.200 meter dan memiliki suhu udara

yang cukup sejuk yaitu 15°C-19°C yang dikelilingi oleh Gunung Panderman

(2010 meter), Gunung Arjuna (3339 meter), Gunung Welirang (3156 meter)

sehingga membuat para wisatawan yang mengunjungi Kota Batu merasa nyaman.

Kota Batu memiliki beraneka ragam jenis wisata, dimulai dari taman bermain,

kebun bintang, air tejun, gunung, hingga wisata agro.

Salah satu lokasi wisata agro di Kota Batu adalah Wisata Petik Apel KTMA

yang bisa dibilang merupakan wisata yang sudah cukup lama, wisata agro ini

berdiri pada tahun 2002 yang dikelola oleh Kelompok Tani Makmur Abadi.

Kantor milik Wisata Petik Apel KTMA terletak di Jalan Diponegoro Nomor 24,

Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu – Provinsi Jawa Timur. Lokasi

ini sangat mudah dijangkau karena memiliki letak yang cukup strategis. Wisata

Petik Apel KTMA memiliki ± 60 Ha kebun apel siap panen yang tersebar secara

merata di Desa Tulungrejo. Aktivitas yang dapat dilakukan di Wisata Petik Apel

KTMA adalah memetik buah apel langsung dari pohonnya, menikmati buah apel

dan mengabadikan momen bersama keluarga atau rekan. Lokasi wisata memiliki

pemandangan yang sangat indah yaitu bentangan kebun apel dan udara yang

sangat sejuk yang jauh dari pusat keramaian.

Sebagai wisata yang berdiri sudah cukup lama, Wisata Petik Apel KTMA

masih belum dapat mencapai 100.000 orang pengunjung pada setiap bulannya.

Hal tersebut dapat dikarenakan kurangnya promosi mengenai Wisata Petik Apel

KTMA. Wisata Petik Apel KTMA merupakan jenis wisata yang tidak asing bagi

wisatawan karena sudah banyak wisata agro di kota batu, namun wisata agro yang

menawarkan harga yang cukup terjangkau dengan fasilitas yang ditawarkan serta

kualitas apel yang sangat baik. Wisata Petik Apel KTMA masih terus bersaing

dengan wisata agro lainnya yang nantinya Wisata Petik Apel KTMA dapat

unggul.

Page 30: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

16

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang

tepat mengenai pengembangan tempat wisata berbasis alam dan lingkungan

adalah valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA

dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik (usia, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, jumlah keluarga, biaya perjalanan, asal tempat tinggal, jenis

kendaraan yang digunakan) dan persepsi pengunjung (kemudahan akses,

keindahan, kelengkapan fasilitas, keamanan, kebersihan, kepuasan), menganalisis

faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata, dan penilaian ekonomi

dari Wisata Petik Apel KTMA. Karakteristik pengunjung yang dilakukan dengan

menganalisis secara deskriptif berdasarkan data yang didapatkan dari kuisioner.

Persepsi pengunjung mengenai Wisata Petik Apel KTMA dilakukan untuk

mengetahui pendapat pengunjung mengenai Wisata Petik Apel KTMA. Hal yang

dinilai dalam persepsi pengunjung adalah sarana dan prasarana menuju lokasi

wisata, keindahan, fasilitas yang tersedia, kebersihan, keamanan, harga tiket

masuk, kepuasan dan keinginan pengunjung untuk mengunjungi kembali Wisata

Petik Apel KTMA. Persepsi pengunjung dapat dijadikan sebagai pertimbangan

untuk pengembangan lokasi wisata.

Permintaan wisata Wisata Petik Apel KTMA dianalisis dengan menggunakan

metode travel cost method. Permintaan wisata dapat dicerminkan dengan jumlah

kunjungan yang dilakukan pengunjung selama satu tahun terakhir. Agar terbentuk

suatu persamaan permintaan wisata, dibutuhkan penentuan variabel independen.

Penentuan variabel independen dilakukan dengan menggunakan informasi yang di

dapat dari karakteristik pengunjung. Karakteristik digunakan sebagai data untuk

menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisata.

Variabel bebas yang digunakan dalam pembentukan persamaan permintaan

adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan dan

jumlah keluarga. variabel jenis kelamin merupakan variabel dummy yang berjenis

nominal. Variabel pendidikan, jarak, biaya perjalanan, usia, pendapatan, dan

jumlah keluarga merupakan variabel dengan jenis data rasio. Variabel bebas

diregresikan dengan jumlah kunjungan wisata setahun terakhir dengan

menggunakan regresi linear berganda.

Page 31: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

17

Akan didapatkan persamaan dari permintaan wisata dari Wisata Petik Apel

KTMA dengan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah

kunjungan Wisata Petik Apel KTMA. Dari persamaan permintaan tersebut dapat

dihitung nilai ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA. Nilai ekonomi dapat

diitung dengan mengalikan jumlah kunjungan dengan nilai surplus konsumen.

Surplus konsumen diestimasikan dengan menggunakan koefisien variabel

perjalanan pada persamaan permintaan wisata. Surplus konsumen dikatakan

sebagai nilai suatu kegiatan wisata secara per individu per kunjungan.

Hasil analisis dari karakteristik dan persepsi pengunjung, faktor – faktor yang

mempengaruhi kunjungan, dan nilai ekonomi Wisata Petik Apel KTMA dapat

digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pengembangan Wisata Petik Apel

KTMA. Pengembangan dilakukan sebagai cara untuk meningkatkan jumlah

pengunjung. Setelah lokasi wisata semakin berkembang dan semakin banyak

jumlah pengunjung maka akan membuat masyarakat yang belum mengetahui

informasi mengenai Wisata Petik Apel KTMA menjadi tahu dan tertarik untuk

mengunjungi. Uraian diatas telah diringkas secara sederhana yang dapat dilihat

pada skema 1.

Page 32: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

18

Skema 1. Skema Pemikiran Valuasi Ekonomi Wisata Petik Apel KTMA dengan

TCM

Kota Batu

Wisata Petik Apel KTMA

Potensi:

Harga yang cukup terjangkau

Masalah:

1. Pengunjung lokasi wisata

masih belum mencapai

target ≤ 100.000 setiap

bulannya

2. Kurangnya fasilitas

Faktor – Faktor yang

mempengaruhi Permintaan

Wisata:

1. Jenis Kelamin

2. Usia

3. Pendidikan

4. Jarak

5. Biaya Perjalanan

6. Pendapatan

7. Jumlah Keluarga

Karakteristik dan

Persepsi Pengunjung

Nilai Ekonomi

Deskriptif Model Regresi

Berganda

Surplus

Konsumen

Pengembangan Wisata Petik Apel KTMA

Peningkatan Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA

Individual

Travel Cost

Method

Keterangan:

Alur Pemikiran = Metode Analisis =

Pendekatan =

Page 33: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

19

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori penelitian terdahulu didapatkan hipotesis Faktor – faktor

yang mempengaruhi permintaan wisata dari Wisata Petik Apel KTMA adalah

jenis kelamin, usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan dan jumlah

anggota keluarga.

Page 34: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

20

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berfungsi untuk menghindari adanya kesalahan dalam terjemahan serta penyeragaman

dalam pengukuran data pada penelitian. Dalam penelitian ini, definisi dan pengukuran variabel yang digunakan adalah seperti yang dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel

1. Persepsi Akses Jalan Akses yang ditempuh

wisatawan dari lokasi awal

(rumah atau penginapan)

menuju lokasi wisata.

Mudah ditemukan atau sulit

ditemukan.

Skor diberikan berdasarkan kriteria :

5 = Sangat Mudah (wisatawan tidak mendapatkan

kesulitan “0%” sama sekali menemukan

lokasi wisata)

4 = Mudah (wisatawan mendapatkan kesulitan

hanya sebesar 3% untuk menemukan lokasi

wisata)

3 = Cukup Mudah (wisatawan mendapatkan

kesulitan menemukan lokasi wisata sebesar

25%)

2 = Sulit (wisatawan mendapatkan kesulitan

menemukan lokasi wisata sebesar 50%)

1 = Sangat Sulit (wisatawan mendapatkan

kesulitan menemukan lokasi wisata hampir

sebesar 85%)

Keindahan Alam Penilaian setiap pengunjung

mengenai bagaimana

keindahan alam yang

dinikmati saat mengunjungi

lokasi wisata

5 = Sangat Indah (wisatawan menilai bahwa

pemandangan di lokasi wisata 100% indah)

4 = Indah (wisatawan menilai bahwa

pemandangan di lokasi wisata 85% indah)

3 = Cukup Indah (wisatawan menilai bahwa

Page 35: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

21

No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel

pemandangan di lokasi wisata hanya sebesar

50% indahnya)

2 = Tidak Indah (wisatawan menilai bahwa

pemandangan di lokasi wisata 25% indah)

1 = Sangat Tidak Indah (wisatawan menilai

bahwa pemandangan di lokasi wisata tidak

memiliki keindahan sama sekali atau 0%)

Kelengkapan

Fasilitas

Penilaian setiap pengunjung

mengenai kelengkapan

fasilitas – fasilitas yang

disediakan oleh pengelola

lokasi wisata

5 = Sangat Lengkap (wisatawan yang sudah

merasa bahwa tidak perlu adanya

penambahan fasilitas)

4 = Lengkap (wisatawan yang merasa lengkap

namun hanya perlu menambah fasilitas

sebanyak 1 atau 2 fasilitas yang dirasa

penting)

3 = Cukup (wisatawan yang merasa perlu

ditambah fasilitas yang telah disediakan)

2 = Tidak Lengkap (wisatawan yang merasa

bahwa fasilitas di lokasi wisata tidak

memadai dan sangat kurang dalam jumlah

dan jenis)

1 = Sangat Tidak Lengkap (wisatawan yang

merasa bahwa sangat kurang fasilitas yang

telah disediakan lokasi wisata)

Area Parkir Penilaian setiap pengunjung

terhadap lahan parkir di

5 = Sangat Baik (wisatawan merasa bahwa area

parkir sudah luas dan memadai)

4 = Baik (wisatawan merasa bahwa area parkir

sudah cukup luas)

Page 36: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

22

No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel

3 = Cukup (wisatawan merasa bahwa area parkir

sedikit sempit namun masih layak

digunakan)

2 = Buruk (wisatawan merasa bahwa area parkir

terlalu sempit)

1 = Sangat Buruk (wisatawan merasa bahwa area

parkir sangat sempit dan tidak layak)

Kebun Apel Penilaian pengunjung

mengenai bagaimana

keadaan kebun apel milik

lokasi wisata.

5 = Sangat Baik (wisatawan merasa bahwa kebun

apel 100% sehat dan subur)

4 = Baik (wisatawan merasa bahwa kebun apel

85% sehat dan subur)

3 = Cukup (wisatawan merasa bahwa kebun apel

50% sehat dan subur)

2 = Buruk (wisatawan merasa bahwa kebun apel

25% sehat dan subur)

1 = Sangat Buruk (wisatawan merasa bahwa

kebun apel tidak sehat dan kurang subur)

Gazebo Penilaian pengunjung

mengenai bagaimana

kelayakan atau jumlah

gazebo yang tersedia di

lokasi wisata.

5 = Sangat Baik (wisatawan merasa bahwa

gazebo yang disediakan sudah memadai dan

dalam jumlah sudah banyak)

4 = Baik (wisatawan merasa bahwa gazebo yang

disediakan sudah memadai namun perlu

ditambah jumlah gazebo).

3 = Cukup (wisatawan merasa bahwa gazebo

yang disediakan kurang memadai dan perlu

ditambah jumlah gazebo yang disediakan)

2 = Buruk (wisatwan merasa bahwa gazebo yang

Page 37: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

23

No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel

disediakan tidak memadai atau sudah rusak

dan kurang dalam jumlah)

1 = Sangat Buruk (wisatawan merasa bahwa

gazebo yang disediakan sangat tidak

memadai dan sangat kurang dalam jumlah)

Keamanan Penilaian pengunjung

mengenai bagaimana

keamanan disekitar lokasi

wisata.

5 = Sangat Aman (wisatawan merasa bahwa area

sekitar wisata sangat aman karena dekat

pemukiman)

4 = Aman (wisatawan merasa bahwa area sekitar

wisata aman karena terdapat beberapa

karyawan)

3 = Cukup Aman (wisatawan merasa sedikit tidak

aman karena hanya terdapat karyawan bukan

aparat pengaman)

2 = Tidak Aman (wisatawan merasa tidak aman

karena tidak ada aparat pengamanan)

1 = Sangat Tidak Aman (wisatawan merasa

sangat tidak aman karena lokasi dekat

dengan pemukiman dan tidak ada aparat

penjaga)

Kebersihan Penelian pengunjung

terhadap tingkat kebersihan

yang ada di lokasi wisata

5 = Sangat Bersih (wisatawan tidak melihat

satupun sampah yang berserakan)

4 = Bersih (wisatawan hanya melihat beberapa

sampah yang berserakan dan masih dapat

dihitung misalnya hanya satu atau dua

sampah saja)

3 = Cukup Bersih (wisatawan melihat ada

Page 38: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

24

No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel

beberapa sampah plastik yang berserakan

namun masih dalam batas wajar)

2 = Tidak Bersih (wisatawan melihat banyak

sampah yang berserakan dan lokasi wisata

menjadi kotor)

1 = Sangat Tidak Bersih (wisatawan melihat

terdapat sangat banyak sampah plastik yang

berserakan)

2. Faktor – Faktor yang

mempengaruhipermintaan

wisata

Jumlah Kunjungan Banyaknya kunjungan yang

dilakukan oleh wisatawan

pada satu tahun terakhir

Berapa kali jumlah pengunjung mengujungi

lokasi wisata dalam satuan (kali)

Jenis Kelamin jenis kelamin dari

pengunjung lokasi wisata

yang juga sebagai responden

penelitian

Jenis kelamin sebagai variabel dummy dimana:

(0) Mewakili responden laki – laki

(1) Mewakili responden perempuan

Usia Usia dari pengunjung lokasi

wisata

Usia pengunjung dalam satuan Tahun (th)

Pendidikan Pendidikan terakhir yang

ditempuh oleh pengunjung

lokasi wisata

Diukur menurut skala:

(1) apabila pendidikan terakhir responden SD

(2) apabila pendidikan terakhir responden SMP

(3) apabila pendidikan terakhir responden SMA

(4) apabila pendidikan terakhir responden D3/D4

(5) apabila pendidikan terakhir responden S1

(6) apabila pendidikan terakhir responden S2/S3

(7) apabila pendidikan lainnya

Jarak Jarak yang telah ditempuh Jarak yang ditempuh oleh pengunjung

Page 39: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

25

No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel

pengunjung dari rumah atau

penginapan hingga lokasi

wisata

menggunakan satuan Kilometer (Km)

Biaya Perjalanan Biaya yang dikeluarkan oleh

pengunjung untuk

mengunjungi Wisata Petik

Apel KTMA meliputi biaya

transportasi, biaya tol, biaya

konsumsi, biaya tiket

masuk, dan biaya parkir.

Biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung

menggunakan satuan Rupiah (Rp)

Pendapatan Gaji yang didapatkan oleh

pengunjung atas pekerjaan

yang dimiliki pada setiap

bulannya

Tingkat pendapatan yang didapatkan pengunjung

pada setiap bulannya diukur dengan satuan

Rupiah (Rp).

Jumlah Keluarga jumlah anggota keluarga

pengunjunglokasi wisata

Jumlah anggota keluarga pengunjung dihitung

dalam satuan Orang (org)

3. Nilai Ekonomi

𝑆𝐾 = ∫ 𝑓(𝑃𝑥)𝑑𝑃𝑃1

𝑃0

Nilai Ekonomi = Surplus

Konsumen x Jumlah

Kunjungan

Biaya Transportasi Biaya yang dikeluarkan oleh

pengunjung untuk

transportasi menuju lokasi

wisata (bensin).

Tingkat biaya transportasi yang dibayarkan oleh

responden dalam satuan Rupiah per individu

(Rp/individu ).

Biaya Tiket Masuk Biaya yang dikeluarkan oleh

pengunjung untuk dapat

masuk ke lokasi wisata.

Tingkat biaya tiket masuk yang dibayarkan oleh

pengunjung dalam satuan Rupiah per individu

(Rp/individu).

Biaya Tol Biaya yang dikeluarkan oleh

pengunjung yang melewati

jalan tol dan berasal dari

luar kota menuju lokasi

Total biaya tol yang dibayarkan oleh pengunjung

dalam satuan Rupiah per individu (Rp/individu).

Page 40: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

26

No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel

penelitian

Biaya Konsumsi Biaya yang dikeluarkan

pengunjung untuk makan

saat melakukan kegiatan

wisata

Tingkat biaya konsumsi yang dibayarkan oleh

pengunjung dalam satuan Rupiah/individu

(Rp/individu).

Biaya Penginapan Biaya yang dikeluarkan

pengunjung untuk

membayar penginapan saat

melakukan kegiatan wisata.

Tingkat biaya penginapan yang dibayarkan oleh

pengunjung dalam satuan Rupiah per individu

(Rupiah/individu).

Biaya Souvenir Biaya yang dikeluarkan

pengunjung untuk

melakukan transaksi

membeli souvenir dari

lokasi penelitian

Tingkat biaya souvenir yang dibayarkan oleh

pengunjung dalam satuan Rupiah per Individu

(Rupiah/individu).

Biaya Lain - Lain Biaya yang dikeluarkan

pengunjung untuk biaya ban

bocor dan jajanan saat

perjalanan

Tingkat biaya lain – lain yang dibayarkan oleh

pengunjung dalam satuan Rupiah per Individu

(Rp/individu).

Page 41: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

15

Page 42: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

27

IV.METODE PENELITIAN

4.1 Pendekatan Penelitian

Pendekataan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

kantitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah statistik deskriptif,

statistik inferensial dan analisis kuantitatif. Uji statistik deskriptif digunakan pada

karakteristik responden dan persepsi responden terhadap lokasi penelitian. Uji

statistik inferensial digunakan pada analisis regresi linear berganda. Analisis

kuantitatif digunakan pada perhitungan nilai ekonomi atau valuasi ekonomi pada

lokasi penelitian.

4.2 Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Wisata Petik Apel KTMA yang terletak di Kota Batu,

Jawa Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan

bahwa Wisata Petik Apel KTMA merupakan salah satu wisata di Kota Batu

berbasis alam dan lingkungan, selain itu juga dengan pertimbangan untuk

menghitung nilai ekonomi. Perhitungan nilai ekonomi dibutuhkan untuk

mengetahui ahli fungsi lahan dari lahan perkebunan biasa hingga menjadi lahan

perkebunan dan pariwisata. Lokasi wisata dapat dikatakan wisata yang lama

namun masih berpotensi untuk dikembangkan dan dapat bersaing dengan lokasi

wisata lainnya. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2017. Pengambilan data

dengan wawancara pengunjung dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu.

4.3 Metode Penentuan Sampel

Objek dari penelitian adalah pengunjung dari Wisata Petik Apel KTMA.

Teknik penarikan sampel yang dilakukan adalah dengan teknik non-probability

sampling secara accidental sampling, dimana sampel merupakan pengunjung

dengan kategori dewasa (17 Tahun keatas) yang ditemui peneliti saat melakukan

penelitian (Nawawi, 1991). Karakteristik sampel Wisata Petik Apel KTMA

dipilih dengan pertimbangan usia 17 tahun keatas. Ditetapkannya batas usia

dilakukan dengan pertimbangan usia 17 tahun tergolong dewasa dan dapat

menentukan pilihan.

Metode perhitungan jumlah sampel akan digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode linear time function dimana jumlah responden ditentukan

Page 43: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

28

berdasarkan waktu efektif yang digunakan untuk penelitian karena jumlah

populasi tidak diketahui (Sari, 1993). Rumus linear time function yang digunakan

adalah:

T = t0 + t1N

𝑁 =𝑇−𝑡0

𝑡1

Keterangan:

T = Waktu Penelitian (menit)

t0= Periode Waktu Harian (menit)

t1= Waktu Pengisian Kuisioner (menit)

N = Jumlah Responden

Waktu penelitian yang digunakan adalah 6 hari dalam sebulan, yaitu pada hari

sabtu dan minggu pada setiap pecan. Penentuan hari memperhatikan jumlah

kunjungan Wisata Petik Apel KTMA yang ramai pada hari libur atau akhir pekan.

Pada penelitian ini menggunakan waktu selama 4 jam dalam satu hari karena

mempertimbangkan waktu efektif untuk pengumpulan data serta waktu ramai

kunjungan. Estimasi waktu wawancara dengan satu responden adalah selama 20

menit. Estimasi waktu tersebut diperoleh perhitungan jumlah responden seperti

berikut:

𝑁 =(6 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 4 𝑗𝑎𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) − (4 𝑗𝑎𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)

20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑁 =1440 − 240

20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

N = 60 Responden

Hasil dari perhitungan dengan teknik linear time function diperoleh jumlah

sampel sebanyak 60 responden

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur dengan

pengunjung lokasi wisata menggunakan kuisioner. Data yang tertulis dalam

kuisioner terdiri dari karakteristik sosial ekonomi para pengunjung, biaya yang

dikeluarkan oleh pengunjung selama mengunjungi lokasi wisata, dan persepsi

pengunjung mengenai lokasi wisata. Pengumpulan dokumentasi diperoleh dari

pihak pengelola Wisata Petik Apel KTMA. Tidak hanya data dari pengelola

Page 44: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

29

seperti gambaran umum lokasi wisata, berupa sejarah, keadaan fisik, luas wilayah,

fasilitas, jumlah kunjungan tahunan wisatawan, jumlah tenaga kerja, jumlah unit

usaha, serta informasi lain yang menunjang penelitian.

4.5 Teknik Analisis Data

1.5.1 Uji Statistik Deskriptif (Karakteristik dan Persepsi Pengunjung Wisata

Petik Apel KTMA)

Karakteristik dan persepsi dari pengunjung diidentifikasikan dengan cara

deskriptif berdasarkan hasil dari wawancara dengan responden yang

menggunakan kuisioner. Karakteristik sosial dan ekonomi pengunjung dapat

digunakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan

pengunjung untuk kawasan wisata. Karakteristik sosial dan ekonomi yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, jarak,

biaya perjalanan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, tempat tinggal asal, dan

sumber informasi mengenai Wisata Petik Apel KTMA. Persepsi Pengunjung yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi pendapat mengunjung mengenai

kemudahan akses menuju lokasi wisata, keindahan, fasilitas yang tersedia,

keamanan, kebersihan, harga tiket masuk, kepuasan, dan keinginan untuk

mengunjungi kembali. Deskripsi dari karakteristik dan persepsi pengunjung

nantinya akan digunakan sebagai dasar pengembangan dari Wisata Petik Apel

KTMA.

1.5.2 Uji Statistik Inferensial (Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Wisata terhadap Wisata Petik Apel KTMA)

Permintaan Wisata Petik Apel KTMA yang dianalisis sebagai variabel

dependen dipengaruhi oleh beberapa faktor yang telah ditentukan pada awal

penelitian. Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata pada Wisata

Petik Apel KTMA tiap individu per tahun dianalisis menggunakan regresi linier

berganda dan dapat dirumuskan secara statistik sebagai berikut:

Y = ∝ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 D1 + ε

Dimana :

Y = Frekuensi kunjungan Wisata Petik Apel KTMA (Jumlah Kunjungan)

X1 = Usia responden (tahun)

X2 = Pendidikan

Page 45: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

30

X3 = Jarak dari rumah ke Wisata Petik Apel KTMA (km)

X4 = Biaya perjalanan dari rumah ke Wisata Petik Apel KTMA (Rp)

X5 = Pendapatan (Rp/bulan)

X6 = Jumlah Keluarga (orang)

D1 = Dummy Jenis Kelamin

α = Konstanta

β1 – β2 = Koefisien regresi untuk faktor X1 – X6 dan D1

ε = Error term

Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengolah data variabel yang

telah ditentukan dan diduga berpengaruh terhadap variabel terikat. Model regresi

linear berganda memiliki tujuan untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh

variabel bebas (usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, jumlah

keluarga, dan jenis kelamin) terhadap permintaan wisata mengunjungi Wisata

Petik Apel KTMA.

1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R2 dihitung secara langsung dari data bersamaan dengan

koefisien regresi. Fungsi dari Koefisien Determinasi R2 adalah untuk mengukur

tingkat ketepatan yang paling baik dari analisis regresi. Apabila data observasi

tepat pada garis, maka dapat dikatakan terjadi kecocokan garis atau bidang dengan

sempurna, dan nilai koefisien determinasi maksimum yaitu R2 = 1. Suatu model

dapat dikatakan tepat apabila nilai R2 semakin besar atau mendekati 1. Semakin

besar n (ukuran sampel) maka nilai R2 semakin kecil (Gujarati, 1988).

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari multikolinieritas, uji normalitas, dan uji

heteroskedastisitas yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan terjadinya hubungan linier antara variabel bebas

dalam model regresi linier berganda. Hubungan yang terjadi dapat terjadi dalam

bentuk sempurna dan kurang sempurna (Gujarati, 2003). Menurut Gujarati (2003)

adapun dampak dari terjadinya multikolinier dalam model regresi linier berganda,

seperti berikut:

Page 46: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

31

1). Asumsi OLS masih bersifat BLUE, namun mempunyai variasi dan kovaransi

yang besar hingga sulit mendapatkan asumsi yang tepat.

2). Asumsi OLS mempunyai variansi dan kovaransi yang besar dapat

menyebabkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung

statistik uji t akan lebih kecil, yang mengakibatkan variabel bebas tidak

signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas.

3). Secara individu variabel bebas tidak perbengaruh terhadap variabel tidak bebas

melalui uji t, namun nilai koefisien determinasi masih bisa relatif tinggi.

Dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF) untuk mendeteksi adanya

multikolinieritas pada model regresi berganda. Apabila nilai VIF melebihi angka

10, maka dapat dikatakan adanya multikolinieritas dalam model tersebut, namun

jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas dalam model

regresi.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji asumsi klasik pada linier berganda untuk menguji

kenormalan dalam distribusi data (Andryan, 2010). Pengujian ini biasa dilakukan

untuk menganalisis statistik parametik yang bertujuan untuk menguji apakah

terdapat penganggu atau residual distribusi dalam suatu model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah proses terjadinya variasi residual yang tidak

sama untuk semua data. Ada beberapa dampak yang muncul akibat dari kondisi

tersebut adalah estimasi koefisien menjadi kurang akurat, karena untuk

mendapatkan garis penduga yang baik harus menemui syarat homoskedastisitas.

Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji ada atau tidaknya ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara

untuk menguji model ini adalah dengan Breusch–Pagan. Breusch–Pagan

dilakukan dengan cara meregresikan anatara variabel independen dengan nilai

absolut residualnya. Apabila nilai signifikan antara variabel independen dengan

absolut residual ≥ 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Gujarati,

1988).

1.5.3 Analisis Kuantitatif (Nilai Ekonomi Wisata Petik Apel KTMA)

Page 47: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

32

Surplus konsumen merupakan manfaat yang diperoleh pengunjung terhadap

lokasi wisata yang dikunjungi. Perlu dilakukan perhitungan surplus konsumen

sebelum menghitung nilai ekonomi suatu lokasi wisata. Perhitungan surplus

konsumen dapat menggunakan formula seperti berikut:

𝐷𝑥 = 𝑄𝑥 = 𝑎 − 𝑏𝑃

Keterangan:

Dx = Permintaan Kunjungan

X = Jumlah Kunjungan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi (hasil regresi permintaan dengan biaya perjalanan)

P = Harga atau jumlah biaya perjalanan

Setelah didapatkan nilai dari surplus konsumen, perlu dilakukan perhitungan

surplus konsumen per individu dalam satu tahun dengan rumus perhitungan

integral sebagai berikut:

𝑆𝐾 = ∫ 𝑓(𝑃𝑥)𝑑𝑃𝑃1

𝑃0

Keterangan:

SK = Surplus Konsumen

P1 = Biaya perjalanan tertinggi

P2 = Biaya perjalanan terendah

Setelah didapatkan nilai surplus konsumen per individu, dilakukan perhitungan

nilai ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA yang dapat dihitung dengan

melakukan surplus konsumen dikalikan dengan jumlah kunjungan wisata pada

satun tahun terakhir.

4.6 Pengujian Hipotesis

1. Uji F

Uji F berfungsi untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap

variabel terikat secara keseluruhan, Subiyanto (2000) menjelaskan bahwa uji F

dapat dirumuskan seperti berikut:

𝐹 = 𝑅2/𝑘

(1 − 𝑅2/(𝑛 − 𝑘 − 1)

Keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi

Page 48: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

33

n = Ukuran Sampel

k = Banyaknya Variabel

Pengujian nilai Fhit memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Apabila Fhit> Ftabel maka H0 ditolak

b. Apabila Fhit< Ftabel maka H1 diterima

Nilai Uji F 0.000 apabila nilai < 0.01 maka Uji F menerima H1 pada taraf

signifikansi 1% atau dapat diartikan bahwa variabel independen secara simultan

berpengaruh secara signifikan dengan variabel dependen.

2. Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap

variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan P > |t| atau biasa

disebut p-value dengan taraf signifikasi, dimana dalam penelitian ini

menggunakan taraf signifikasi sebesar 1%. Dalam uji t terdapat kriteria pengujian,

yaitu:

a. Apabila thit< ttabel maka H1 diterima, jadi pada analisis regresi linear berganda,

pengaruh Xi terhadap Y menunjukkan bahwa Xi berpengaruh nyata secara

parsial terhadap Y.

b. Apabila thit> ttabel maka H0 ditolak, jadi menunjukkan bahwa Xi berpengaruh

tidak nyata terhadap variabel bebas Y secara individual atau secara parsial.

Uji t dapat memberikan informasi apakah setiap variabel independen (usia,

jenis kelamin, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, status pernikahan,

dan tanggungan keluarga) memberi pengaruh yang nyata terhadap variabel tidak

dependen Y (permintaan wisata mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA) yang

dapat dilihat seperti dibawah ini:

1). Variabel Usia

H0 = Variabel usia tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap

variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

H1 = Variabel usia berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel

jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

2). Variabel Pendidikan

H0 = Variabel pendidikan tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan)

terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

Page 49: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

34

H1 = Variabel pendidikan berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap

variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

3). Variabel Jarak Tempuh

H0 = Variabel jarak tempuh tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan)

terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

H1 = Variabel jarak tempuh berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap

variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

4). Variabel Biaya Perjalanan

H0 = Variabel biaya perjalanan tidak berpengaruh secara nyata (tidak

signifikan) terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel

KTMA.

H1 = Variabel biaya perjalanan berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap

variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

5). Variabel Pendapatan

H0 = Variabel pendapatan tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan)

terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

H1 = Variabel pendapatan berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap

variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

6). Variabel Jumlah Keluarga

H0 = Variabel jumlah keluarga tidak berpengaruh secara nyata (tidak

signifikan) terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel

KTMA.

H1 = Variabel jumlah keluarga berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap

variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

7). Variabel Jenis Kelamin

H0 = Variabel jenis kelamin tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan)

terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

H1 = Variabel jenis kelamin berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap

variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.

Page 50: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Lokasi Wisata

5.1.1 Sejarah Wisata Petik Apel KTMA

Kelompok Tani Makmur Abadi merupakan kelompok tani yang didirikan pada

10 November 2002 oleh Dinas Pertanian Kota Batu yang pertama yaitu berada di

Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

Kelompok Tani Makmur Abadi pada awalnya beranggotakan 15 orang petani,

kemudian pada tanggal 03 Juni 2008 Kelompok Tani Makmur Abadi berakta

notaris Nomor 01 di hadapan Notaris Agus Sasmito, SH. Pada tahun 2016

Kelompok Tani Makmur Abadi telah berbadan hukum Nomor AHU-

0050114.01.07. Seiring berjalannya waktu, anggota dari Kelompok Tani Makmur

Abadi semakin bertambah yaitu menjadi 46 orang petani dengan luas lahan yang

dikelola ± 60 Ha yang tersebar secara rata di Desa Tulungrejo. Komoditi yang

ditanam di lahan seluas ± 60 Ha merupakan komoditi apel, dimana lahan seluas ±

60 Ha juga dimanfaatkan sebagai unit wisata.

Unit wisata tersebut diberi nama Wisata Petik Apel KTMA yang juga dibuka

pada tahun yang sama yaitu tahun 2002. Kebun yang dikunjungi oleh wisatawan

merupakan kebun yang siap panen. Unit wisata ini dibuka dengan tujuan agar

masyarakat dapat merasakan dan mendapatkan kepuasaan saat megkonsumsi apel

hasil dari petani lokal, dimana agar masyarakat Indonesia lebih mencintai buah

hasil dari petani Indonesia dibandingkan dengan apel import. Ada berbagai jenis

apel yang ditanam di kebun milik Kelompok Tani Makmur Abadi, yaitu

Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglien. Unit Wisata Petik Apel KTMA

tidak hanya menawarkan memetik apel secara langsung dari pohonnya, melainkan

juga menawarkan produk – produk berbahan dasar apel yang diolah agar memiliki

nilai ekonomi yang baik. Produk – produk yang ditawarkan meliputi sari apel,

keripik buah – buahan (apel, nangka, pisang, dll), dodol apel, dan cuka apel.

Produk yang ditawarkan kepada pengunjung lokasi wisata merupakan produk

olahan yang diolah sendiri oleh petani dan keluarganya yang dimana sebelumnya

para petani diberikan pemberdayaan mengenai cara mengolah apel agar memiliki

nilai ekonomi dan tidak hanya dapat dijual dalam bentuk buah saja.

Page 51: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

36

5.1.2 Struktur Organisasi Kelompok Tani Makmur Abadi

Skema 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Makmur Abadi (KTMA)

PELINDUNG

KEPALA DESA

PENGAWAS

H. TADJAB

KETUA

SUGIMAN

PEMBINA

DINAS

PERTANIAN

WAKIL KETUA

YUSUF

BENDAHARA

DRS. PRAMONO

SEKRETARIS

DHANI ARIE

WAKIL

SEKRETARIS

HERDI SAXONO

UNIT

SAPROTAN

HENDRI

UNIT PUPUK

IMAM RIFAI

U. WISATA

SAYEKTI

U. SIMPAN

PINJAM

SUHARNO

U. OLAHAN

NANIK

UNIT KEBUN

ACH.

SYAIFUDIN

Page 52: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

37

5.1.3 Visi dan Misi Kelompok Tani Makmur Abadi

VISI :

“Membangun pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian

petani dengan menjunjung tinggi nilai nilai sosial dan budaya untuk kesejahteraan

dan kemakmuran masyarakat Indonesia.”

MISI :

1. Melestarikan usaha pertanian apel

2. Menampung keluh kesah petani apel

3. Memecahkan masalah budidaya apel

4. Sebagai wadah aspirasi petani untuk diusulkan kepada pemerintah

5. Sebagai wadah untuk meningkatkan SDM petani

6. Mewujudkan pertanian apel yang sehat dan berkelanjutan

7. Kelompok sebagai kekuatan ekonomi petani

5.2 Karakteristik dan Persepsi Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA

5.2.1 Karakteristik Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA

Karakteristik yang dimiliki setiap pengunjung memiliki perbedaan pada setiap

individunya. Perbedaan karakteristik tersebut dapat dilihat dari sosial ekonomi

pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA. Berikut ini

merupakan penjelasan karakteristik pengunjung Wisata Petik Apel KTMA.

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden yang mendominasi saat mengunjungi Wisata Petik

Apel KTMA ialah 58% perempuan dari 60 orang responden, sedangkan 42%

lainnya adalah laki – laki. Pengunjung berjenis kelamin perempuan berpendapat

bahwa Wisata Petik Apel KTMA merupakan lokasi wisata yang sangat cocok

untuk berlibur. Pengunjung perempuan juga berpendapat bahwa Wisata Petik

Apel KTMA merupakan agrowisata yang memiliki harga terjangkau dan sebagai

ajang menambah ilmu pengetahuan mengenai apel dan menikmati apel secara

langsung dari pohon yang sudah siap petik. Pengunjung yang berjenis kelamin

laki – laki yang datang mengunjungi sebagian besar berdasarkan keinginan

keluarga atau rekannya. Data sebaran dari pengunjung berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel 2.

Page 53: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

38

Tabel 2. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Laki – laki 25 42%

2. Perempuan 35 58%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

2. Usia

Pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA terdiri dari

berbagai usia, namun mayoritas pengunjung berusia 20 – 28 tahun dengan jumlah

35orang. Pengunjung dengan usia 29 – 37 tahun dan pengunjung usia 38 – 46

tahun masing masing berjumlah 9 orang. Pengunjung yang berusia > 46 tahun

hanya sebanyak 7 orang saja. Wisata Petik Apel KTMA dapat dikatakan jenis

wisata yang dapat dikunjungi dan nikmati oleh segala kalangan mulai dari yang

muda hingga yang sudah tua. Hal tersebut dikarenakan aktivitas yang dapat

dilakukan pengunjung di Wisata Petik Apel KTMA aman untuk dilakukan oleh

segala usia. Data sebaran dari pengunjung berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Usia

No. Kategori Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

1. < 20 Tahun 0 0%

2. 20 – 28 Tahun 35 58%

3. 29 – 37 Tahun 9 15%

4. 38 – 46 Tahun 9 15%

5. > 46 Tahun 7 13%

Jumlah 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

3. Tingkat Pendidikan

Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA berasal dari latar belakang pendidikan

yang berbeda – beda dengan mayoritas pengunjung yang datang memiliki latar

belakang perguruan tinggi (D3, D4, S1, S2, dan S3) sebanyak 41 orang.

Pengunjung yang memiliki latar belakang Sekolah Menengah Atas (SMA)

sebanyak 19 orang. Hasil dari data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa Wisata

Petik Apel KTMA merupakan wisata yang diminati oleh berbagai latar belakang

pendidikan. Pengunjung dari latar belakang pendidikan apa saja dapat menikmati

wisata ini. Sebaran data tingkat pendidikan pengunjung dapat dilihat pada tabel 4.

Page 54: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

39

Tabel 4. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. SD Sederajat 0 0%

2. SMP Sederajat 0 0%

3. SMA Sederajat 19 32%

4. Perguruan Tinggi 41 68%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

4. Pekerjaan

Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA memiliki jenis pekerjaan yang berbeda

– beda, namun mayoritas pengunjung yang mengunjungi Wisata Petik Apel

KTMA merupakan karyawan swasta yang berjumlah 20 orang dan 2 orang

bekerja sebagai wiraswasta. Mahasiswa merupakan pengunjung terbanyak kedua

yaitu berjumlah 19 orang. Sedangkan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS)

berjumlah 7 orang dan karyawan BUMN sebanyak 1 orang. Pengunjung lainnya

sebanyak 11 orang bekerja sebagai ibu rumah tangga, dokter, dan lain – lain.

Sebaran data karakteristik pengunjung dari jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel

5.

Tabel 5. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Karyawan Swasta 20 33%

2. PNS 7 12%

3. Karyawan BUMN 1 2%

4. Wiraswasta 2 3%

5. Mahasiswa 19 32%

6. Lainnya 11 18%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

5. Pendapatan

Pengunjung yang mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA menghasilkan

pendapatan yang berbeda – beda setiap bulannya. Pendapapatan pengunjung yang

berbeda – beda dapat menunjukkan bahwa Wisata Petik Apel KTMA merupakan

wisata yang terjangkau untuk semua kalangan. Mayoritas pengunjung memiliki

pendapatan Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000 apabila dikategorikan yaitu sebanyak

46 orang. Pengunjung dengan kategori pendapatan > Rp. 1.000.000 merupakan

pengunjung yang paling sedikit mengunjungi yaitu hanya sebanyak 1 orang.

Page 55: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

40

Pengunjung yang memiliki pendapatan dengan kategori Rp. 5.000.000 – Rp.

10.000.000 sebanyak 6 orang. Kategori pendapatan sebesar Rp. 10.000.000 – Rp.

5.000.000 dimiliki oleh pengunjung sebanyak 4 orang. Kategori pendapatan

tertinggi adalah sebesar > Rp. 15.000.000 yang dimiliki oleh 3 orang. Sebaran

data karakteristik pengunjung berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tingkat Pendapatan

No. Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. < Rp. 1.000.000 1 2%

2. Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000 46 77%

3. Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000 6 10%

4. Rp. 10.000.000 – Rp. 15.000.000 4 7%

5. >Rp. 15.000.000 3 5%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

6. Biaya Perjalanan

Biaya perjalanan merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung

untuk melakukan kegiatan wisata ke Wisata Petik Apel KTMA. Biaya perjalanan

didapatkan dari menjumlahkan biaya konsumsi, transportasi, biaya tiket masuk,

souvenir, dan biaya lainnya. Biaya terendah yang dikeluarkan oleh pengunjung

ialah Rp. 55.416 sedangkan untuk biaya tertinggi yang dikeluarkan oleh

pengunjung ialah Rp. 1.812.500. Biaya perjalanan yang di dapatkan berbeda –

beda, hal tersebut dapat terjadi karena berbedanya tempat tinggal asal, jenis

kendaraan yang digunakan hingga upah (gaji harian) setiap individu pada setiap

jamnya. Sebaran data untuk biaya perjalanan dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik berdasarkan Biaya Perjalanan

No. Biaya Perjalanan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. < Rp. 100.000 1 2%

2. Rp. 100.000 – Rp. 362.000 28 47%

3. Rp. 362.000 – Rp. 724.000 20 33%

4. Rp. 724.000 – Rp. 1.086.000 9 15%

5. > Rp. 1.086.000 2 3%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

7. Jarak Tempuh

Jarak tempuh merupakan jarak yang ditempuh pengunjung dari tempat tinggal

pengunjung maupun tempat penginapan menuju Wisata Petik Apel KTMA. Jarak

tempuh dapat dipengaruhi oleh asal pengunjung atau tempat pengunjung

Page 56: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

41

bermalam. Jarak tempuh terpendek ialah 0.5 KM (500 Meter) sedangkan untuk

jarak tempuh terjauh adalah 113 KM. Mayoritas jarak yang ditempuh oleh

pengunjung adalah >79 KM sebanyak 31 orang. Sebaran data dari pengunjung

berdasarkan jarak tempuh dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Jarak Tempuh

No. Jarak Tempuh (KM) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. < 10 KM 5 8%

2. 10 KM – 33 KM 21 35%

4. 33 KM – 56 KM 0 0%

5. 56 KM – 79 KM 3 5%

6. > 79 KM 31 52%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

8. Daerah Asal

Pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA berasal dari

berbagai Provinsi di Indonesia dengan mayoritas pengunjung yang berasal dari

Pulau Jawa 54 orang, dimana 44 berasal dari Provinsi Jawa Timur, sebagaian

besar pengunjung yang berasal dari Provinsi Jawa Timur berasal dari Kota

Surabaya, Sidoarjo dan Malang. Mayoritas pengunjung berpendapat bahwa

Wisata Petik Apel KTMA merupakan Agrowisata yang menawarkan harga yang

terjangkau dengan kondisi lingkungan yang baik juga sehingga pengunjung

tertarik untuk mengunjungi walaupun mereka berasal dari Provinsi yang jauh.

Sebaram data daerah asal pengunjung dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Daerah Asal

No. Provinsi Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Sumatera Utara 2 3%

2. Lampung 1 2%

3. Jawa Timur 44 73%

4. Jawa Barat 4 7%

5. Jawa Tengah 2 3%

6. Daerah Istimewa Yogyakarta 1 2%

7. DKI Jakarta 3 5%

8. Bali 1 2%

9. Sulawesi Utara 1 2%

10. Sulawesi Selatan 1 2%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

9. Alat Transportasi

Page 57: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

42

Jenis alat transportasi yang digunakan oleh pengunjung untuk menuju Wisata

Petik Apel KTMA mayoritas adalah kendaraan milik pribadi yaitu 29 orang

menggunakan mobil pribadi dan 14 orang menggunakan sepeda motor. Alat

transportasi lainnya yang digunakan pengunjung adalah kendaraan sewa baik

motor maupun mobil serta angkutan umum. Angkutan umum yang digunakan

berupa taksi dan angkutan antar kota. Sebaran data jenis transportasi yang

digunakan oleh pengunjung dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Alat Transportasi

No. Jenis Transportasi Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Mobil Pribadi 29 50%

2. Sepeda Motor Prbadi 14 23%

3. Kendaraan Sewa 15 25%

4. Angkutan Umum 2 2%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

10. Tujuan Berwisata

Setiap individu memiliki tujuan saat mengunjungi suatu kawasan wisata, sama

halnya dengan pengunjung Wisata Petik Apel KTMA. Mayoritas pengunjung

melakukan wisata ke lokasi wisata ini adalah untuk menikmati apel secara

langsung yaitu sebanyak 30 orang. Pengunjung berpendapat bahwa harga yang

ditawarkan lebih terjangkau dibandingkan dengan lokasi lainnya dan juga

memiliki apel dengan kualitas yang baik. Sebaran data pengunjung berdasarkan

tujuan wisata dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tujuan Wisata

No. Tujuan Wisata Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Berekreasi 14 23%

2. Menikmati Apel secara Langsung 30 50%

3. Berfoto 8 13%

4. Mencari Udara Segar 5 8%

5. Tugas 2 3%

6. Survei 1 2%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

11. Sumber Informasi

Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA mayoritas mengetahui informasi

mengenai lokasi wisata ini dari teman dan keluarga yaitu sebanyak 35 orang.

Sosial media juga berperan penting dalam sumber informasi karena 24 orang

Page 58: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

43

mengetahui informasi mengenai Wisata Petik Apel KTMA dari sosial media

seperti blog dan sosial media lainnya. Data sebaran mengenai sumber informasi

dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Karakteristik berdasarkan Sumber Informasi

No. Sumber Informasi Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Sosial Media 24 40%

2. Teman/Keluarga 35 58%

3. Pihak Hotel 1 2%

Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

5.2.2 Persepsi Pengunjung terhadap Wisata Petik Apel KTMA

1. Kemudahan Akses menuju Wisata Petik Apel KTMA

Kemudahan akeses meunju Wisata Petik Apel KTMA dapat digambarkan dari

pendapat para pengunjung. Didapatkan rata – rata dari 60 orang pengunjung

Wisata Petik Apel KTMA 4.23 dimana dapat dikatakan akses menuju Wisata

Petik Apel KTMA mudah diitempuh. Hal tersebut dikarenakan setiap pengunjung

yang datang langsung menuju kantor Wisata Petik Apel KTMA dengan lokasi

yang cukup strategis dan mudah ditemukan. Pengunjung yang sudah berada di

kantor Wisata Petik Apel KTMA langsung disambut oleh para anggota kelompok

tani yang nantinya pengunjung langsung diantarkan menuju lokasi kebun yang

sudah siap panen. Tabel 13 merupakan persepsi pengunjung terhadap kemudahan

akses menuju Wisata Petik Apel KTMA.

Tabel 13. Persepsi Pengunjung mengenai Kemudahan Akses

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Mudah 5 19 95

Mudah 4 37 148

Cukup Mudah 3 3 9

Sulit 2 1 2

Sangat Sulit 1 0 0

Total 60 254

Rata – Rata 4.23

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

2. Keindahan dari Wisata Petik Apel KTMA

Wisata Petik Apel KTMA menawarkan keindahan alam yang indah menurut

pendapat pengunjung Wisata Petik Apel KTMA yang telah diwawancarai adalah

bahwa Wisata Petik Apel KTMA memiliki pemandangan yang indah. Hal tersebut

Page 59: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

44

dikarenakan pemandangan yang ditawarkan wisata ini adalah bentangan luas

kebun apel yang masih sangat alami dengan udara yang sejuk. Tabel 14

merupakan hasil rata – rata yang didapatkan dari persepsi 60 orang pengunjung

mengenai keindahan yang ditawarkan Wisata Petik Apel KTMA.

Tabel 14. Persepsi Pengunjung mengenai Keindahan yang Ditawarkan

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Indah 5 19 95

Indah 4 38 152

Cukup Indah 3 2 6

Tidak Indah 2 1 2

Sangat Tidak Indah 1 0 0

Total 60 255

Rata – Rata 4.25

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

3. Fasilitas Umum

Fasilitas umum menggambarkan persepsi pengunjung mengenai lengkap atau

tidaknya fasilitas yang disediakan oleh pengelola Wisata Petik Apel KTMA.

Menurut hasil dilapang didapatkan rata – rata dari 60 orang pengunjung sebesar

2.97. Kelengkapan fasilitas menurut pengunjung cukup lengkap. Hal tersebut

dikarenakan fasilitas yang disediakan berjumlah sangat sedikit sehingga ada

beberapa pengunjung yang tidak dapat menikmati fasilitas yang telah disediakan.

Fasilitas yang masih belum memenuhi atau dapat dikatakan sedikit seperti gazebo.

Gazebo yang disediakan Wisata Petik Apel KTMA cukup terbatas, hal tersebut

dikarenakan lokasi wisata yang masih berupa perkebunan asli, serta banyak pohon

apel sehingga memiliki kemungkinan yang kecil untuk menambah gazebo.

Tabel15 merupakan persepsi pengunjung mengenai fasilitas yang disediakan.

Tabel 15. Persepsi Pengunjung mengenai Fasilitas

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Lengkap 5 4 20

Lengkap 4 21 84

Cukup Lengkap 3 4 12

Tidak Lengkap 2 31 62

Sangat Tidak Lengkap 1 0 0

Total 60 178

Rata – Rata 2.97

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Page 60: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

45

Area Parkir merupakan fasilitas yang telah disediakan Wisata Petik Apel

KTMA, didapatkan rata – rata sebesar 3.57 dari 60 pengunjung yang telah

diwawancara. Dapat dikatakan bahwa area parkir Wisata Petik Apel KTMA sudah

baik hal ini dikarenakan lokasi kebun yang memang masih berada di daerah dekat

pemukiman dan tidak berada di pinggir jalan sehingga dapat dipantau oleh

karyawan dan warga sekitar. Selain itu, khusus untuk parkir bus telah disediakan

tempat yang lebih luas, dimana nantinya pengunjung yang datang menggunakan

bus akan di jemput dengan trasnportasi dari pihak Wisata Petik Apel KTMA

untuk menuju kebun. Tabel 16 merupakan penilaian pengunjung terhadap area

parkir yang telah disediakan oleh Wisata Petik Apel KTMA.

Tabel 16. Penilaian Pengunjung terhadap Area Parkir Wisata Petik Apel KTMA

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Baik 5 10 50

Baik 4 23 92

Cukup 3 18 54

Buruk 2 9 18

Sangat Buruk 1 0 0

Total 60 214

Rata – Rata 3.57

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Kebun apel merupakan fasilitas yang dinilai memiliki kondisi yang baik. Hal

ini dibuktikan oleh rata – rata yang didapatkan dari hasil lapang yaitu sebesar 4.25

dimana kebun apel baik. Kebun apel merupakan daya tarik utama bagi para

pengunjung, dimana pengunjung dapat melakukan aktivitas memetik buah apel

secara langsung sampai dengan aktivitas berfoto sebagai kenang – kenangan

bahwa telah mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA. Selain itu, kebun apel milik

Wisata Petik Apel KTMA dirawat dengan baik oleh para petani yang tergabung

dengan Kelompok Tani Makmur Abadi (KTMA). Tabel 17 merupakan penilaian

pengunjung terhadap kebun apel Wisata Petik Apel KTMA.

Tabel 17. Penilaian Pengunjung terhadap Kebun Apel

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Baik 5 20 100

Baik 4 36 144

Cukup 3 3 9

Buruk 2 1 2

Sangat Buruk 1 0 0

Total 0 255

Page 61: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

46

Rata – Rata 4.25

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Gazebo merupakan fasilitas terakhir yang disediakan oleh pengelola Wisata

Petik Apel KTMA. Hasil rata – rata yang didapatkan saat di lapang menyatakan

bahwa keadaan gazebo yang dimiliki Wisata Petik Apel KTMA memiliki kondisi

yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan gazebo yang disediakan terlalu sedikit

dan ada beberapa gazebo yang sudah tidak layak untuk digunakan sebagai tempat

berteduh dan beristirahat. Tabel 18 merupakan penilaian pengunjung terhadap

gazebo yang disediaka Wisata Petik Apel KTMA.

Tabel 18. Penilaian Pengunjung terhadap Gazebo

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Baik 5 1 5

Baik 4 24 96

Cukup 3 23 69

Buruk 2 12 24

Sangat Buruk 1 0 0

Total 60 194

Rata – Rata 3.23

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

4. Keamanan

Keamanan suatu lokasi wisata sangat penting diperhatikan karena demi

kenyamanan para pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel

KTMA. Keamanan Wisata Petik Apel KTMA dapat dikatakan aman hal tersebut

didukung oleh rata – rata pendapat dari 60 pengunjung yang datang mengunjungi

lokasi wisata ini. Wisata Petik Apel KTMA dikatakan aman karena banyaknya

petugas atau karyawan yang berada di luar area kebun dan juga di dalam kebun.

Kendaraan bermotor yang di parkirkan juga berada dalam pengawasan petugas

Wisata Petik Apel KTMA. Tabel 19 merupakan persepsi pengunjung mengenai

keamanan Wisata Petik Apel KTMA.

Tabel 19. Persepsi Pengunjung terhadap Keamanan

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Aman 5 5 25

Aman 4 52 208

Cukup Aman 3 2 6

Tidak Aman 2 1 2

Sangat Tidak Aman 1 0 0

Total 60 241

Page 62: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

47

Rata – Rata 4.01

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

5. Kebersihan

Kebersihan di lokasi Wisata Petik Apel KTMA dapat dikatakan bersih, karena

didapatkan nilai rata – rata sebesar 3.67 yang dibulatkan menjadi 4. Hal tersebut

juga didukung dengan keadaan yang terjadi di lapang yaitu bahwa telah

disediakan tempat sampah yang cukup, sehingga pengunjung dapat membuang

sampah bekas makanan ke tempat sampah yang telah disediakan oleh Wisata

Petik Apel KTMA. Data nilai persepsi mengenai kebersihan Wisata Petik Apel

KTMA dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20. Persepsi Pengunjung terhadap Kebersihan

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Bersih 5 5 25

Bersih 4 38 152

Cukup 3 9 27

Tidak Bersih 2 8 16

Sangat Tidak Bersih 1 0 0

Total 60 220

Rata – Rata 3.67

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

6. Harga Tiket Masuk

Harga tiket yang ditawarkan oleh Wisata Petik Apel KTMA adalah Rp. 25.000

dimana pengunjung berpendapat bahwa harga yang ditawarkan cukup murah.

Pengunjung berpendapat bahwa harga yang ditawarkan murah dikarenakan

dengan harga sebesar Rp. 25.000 sudah dapat menikmati apel sepuasnya dan juga

apabila dibandingkan dengan Agrowisata lain yang menawarkan harga diatas Rp.

25.000. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil nilai rata – rata yang didapatkan dari

hasil lapang pada tabel 21 mengenai nilai persepsi pengunjung terhadap harga

tiket.

Tabel 21. Persepsi Pengunjung terhadap Harga Tiket Masuk

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Murah 5 3 15

Murah 4 27 108

Cukup 3 0 0

Mahal 2 30 60

Sangat Mahal 1 0 0

Total 60 183

Page 63: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

48

Rata – Rata 3.05

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

7. Kepuasan

Kepuasan dapat digambarkan oleh perasaan puas yang dirasakan konsumen

dari pelayanan dan kenyamanan saat berada di Wisata Petik Apel KTMA dan

memiliki keinginan untuk berkunjung lagi di Wisata Petik Apel KTMA. Hasil dari

nilai rata – rata sebesar 4.08 dapat disimpulkan bahwa pengunjung menyatakan

puas terhadap Wisata Petik Apel KTMA dari pelayanan yang ditawarkan oleh

pihak pengelola serta kenyamanan yang dirasakan. Nilai mengenai kepuasan dari

pengunjung dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel 22. Persepsi Pengunjung terhadap Kepuasan Pengunjung

Persepsi Skala Frekuensi Nilai

Sangat Puas 5 11 55

Puas 4 46 184

Cukup Puas 3 0 0

Tidak Puas 2 3 6

Sangat Tidak Puas 1 0 0

Total 60 245

Rata – Rata 4.08

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

8. Keinginan Pengunjung untuk Melakukan Kunjungan Kembali

Pengunjung yang ingin melakukan kunjungan kembali di Wisata Petik Apel

KTMA sebanyak 92%, sedangkan 8% pengunjung lainnya tidak ingin melakukan

kunjungan kembali. Pengunjung yang ingin melakukan kunjungan kembali

merasakan bahwa Wisata Petik Apel KTMA merupakan lokasi yang nyaman

untuk menghilangkan beban pikiran dan berwisata. Pengunjung yang tidak ingin

melakukan kunjungan kembali merasa bahwa masih banyak lokasi wisata lain

yang belum sempat dikunjungi. Sebaran data kepuasan pengunjung dapat dilihat

pada gambar 2.

Page 64: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

49

Gambar 2. Persepsi Pengunjung terhadap Keinginan untuk Berkunjung

Kembali

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

9. Saran

Pengunjung tidak hanya memberikan persepsi terhadap Wisata Petik Apel

KTMA, namun pengunjung juga memberikan sarannya untuk Wisata Petik Apel

KTMA. Saran yang diberikan oleh pengunjung juga dapat sebagai bahan

pertimbangan pihak pengelola untuk kemajuan dari Wisata Petik Apel KTMA.

Saran yang diberikan para pengunjung juga dapat digunakan untuk

pengembangan lokasi Wisata Petik Apel KTMA guna untuk meningkatkan

jumlah pengunjung dan untuk keberlanjutan Wisata Petik Apel KTMA. Ada

terdapat macam saran yang diberikan pengunjung untuk Wisata Petik Apel

KTMA yang dapat dilihat pada tabel 23.

Tabel 23. Saran Pengunjung untuk Wisata Petik Apel KTMA

No. Saran Jumlah Persentase

1. Penambahan Fasilitas 27 45%

2. Perbaikan Tata Letak 3 5%

3. Perbaikan Mutu Apel 1 2%

4. Informasi Mengenai Jenis Apel 16 27%

5. Kebersihan lebih diperhatikan 3 5%

6. Area Parkir diperluas 3 5%

7. Media Promosi dikembangkan 4 7%

8. Edukasi (bercocok tanam apel) 1 2%

9. Cabang Apel dirapihkan 2 3%

Jumlah 60 orang 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Ya92%

Tidak8%

KEINGINAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI

Page 65: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

50

Saran yang diberikan oleh pengunjung mayoritas adalah penambahan fasilitas

yaitu sebesar 45% pengunjung. Penambahan fasilitas seperti gazebo dan tempat

sampah di perbanyak lagi, perlu adanya tempat cuci tangan, serta area bermain

anak seperti ayunan. Tempat untuk cuci tangan sangat penting dikarenakan

pengunjung langsung berinteraksi dengan alam, dan perlu untuk mencuci apel

terlebih dahulu sebelum di konsumsi agar lebih higenis. Informasi mengenai jenis

– jenis apel yang ditanam juga sangat bermanfaat bagi pengunjung yang ingin

mengetahui lebih dalam tentang apel.

Pengunjung juga menyarankan untuk merapihkan cabang pohon apel agar tidak

melukai pengunjung. Selain itu juga ada pengunjung yang memberi saran

mengenai cara bercocok tanam pohon apel yang sangat bermanfaat bagi anak –

anak maupun orang dewasa untuk menambah pengetahuan dan pengalaman saat

berwisata. Pengunjung tidak hanya berwisata apabila adanya edukasi mengenai

cara bercocok tanam pohon apel namun juga menambah ilmu pengetahuan.

5.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata terhadap

Wisata Petik Apel KTMA

Hasil dari faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata terhadap

Wisata Petik Apel KTMA dapat diketahui setelah melakukan beberapa Uji

Statistik Inferensial meliputi uji asumsi klasik dan analisis linear berganda seperi

yang akan dijelaskan dibawah.

5.3.1 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji asumsi klasik pada linier berganda untuk menguji

kenormalan dalam distribusi data (Andryan, 2010). Data ini menggunakan uji

Skweness-kurtosisPengujian ini menggunakan Software Stata 14.0.

Pengujian ini dilakukan dengan cara memperhatikan hasil Prob > chi2. Apabila

hasil dari Prob > chi2lebih besar dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data

terdistribusi dengan normal. Hasil yang didapatkan mengenai uji normalitas

diketahui bahwa hasil dari Prob > chi2 adalah 0.0883. Dapat dikatakan bahwa

data terdistribusi dengan normal, karena 0.0883 > 0.05.

Page 66: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

51

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan dengan tujuan untuk menunjukkan keberadaan

hubungan linear antar seluruh variabel sehingga dapat menjelaskan model dari

regresi. Uji multikolinearitas pada penelitian ini menggunakansoftware Stata 14.0.

Hasil dari uji multikolinearitas menampilkan output Variance Inflation Factor

(VIF) dan Tolerance Value dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerance tidak ada yang kurang dari 0.10, maka dapat dikatakan bahwa tidak

terdapat multikolinearitas. Apabila nilai VIF melebih 10 maka terdapat

kemungkinan terjadinya multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat

pada tabel 24.

Tabel 24. Uji Multikolinearitas

Variabel VIF 1/VIF

Biaya Perjalanan 2.09 0.477935

Jumlah Keluarga 2.06 0.485156

Pendapatan 1.70 0.587614

Usia 1.51 0.664397

Pendidikan 1.32 0.758863

Jenis Kelamin 1.10 0.905418

Jarak Tempuh 1.04 0.966048

Mean VIF 1.55

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah di dalam

model terdapat perbedaan variasi yang tidak sama untuk semua data. Pengujian ini

menggunakan model Breush – Pagan dengan Stata 14.0. berdasarkan pengujian

yang telah dilakukan, data yang digunakan tidak mengalami Heteroskedastisitas

karena hasil dari prob > chi2 adalah 0.4580 dimana lebih besar daripada 0.05

seperti yang dapat dilihat pada tabel 25.

Tabel 25. Uji Heteroskedastisitas

Breusch – Pagan / Cook-Weisberg test for heteroskedasticity

Ho: Constant variance

Variables : fitted values of var1

Chi2 (1) = 0.55

Prob > Chi2 = 0.4580

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

5.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Page 67: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

52

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel independen seperti usia,

pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, tanggungan keluarga, jenis

kelamin, serta status pernikahan. Variabel yang telah ditentukan dihitung

menggunakan software Stata 14.0 yang memiliki guna untuk mengetahui apakah

variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu jumlah

kunjungan. Digunakan alat analisis regresi linear berganda dengan pendekatan

OLS (Ordinary Least Squares) untuk mengetahui apakah variabel independen (X)

mempengaruhi variabel dependen (Y). Formula yang didapatkan model untuk

analisis regresi linear berganda dengan pendekatan OLS adalah seperti berikut:

Y = ∝ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 D1 + ε

Y = 0.5535893 + 0.0654767X1 + 0.0116149X2 + 0.0017717X3 – 0.0000016X4 +

0.0000000419X5 + 0.3556397X6 + 0.2793134D1 + ε

Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Fungsi Permintaan Wisata Petik Apel KTMA

Variabel Koefisien Stand. err t- statistik Sig.

Konstanta 0.5535893 0.7246298 0.76 0.448

Usia **0.0654767 0.0136224 4.81 0.000

Pendidikan 0.0116149 0.1370788 0.08 0.933

Jarak Tempuh 0.0017717 0.0034462 0.51 0.609

Biaya Perjalanan **-1.60e-06 5.21e-07 -3.07 0.003

Pendapatan *4.19e-08 2.26e-08 1.85 0.070

Jumlah Keluarga **0.3556397 0.1317148 2.70 0.009

Jenis Kelamin 0.2793134 0.2775526 1.01 0.319

Number of Observation = 60

Prob > F = 0.0000

R-squared= 0.5650

** = Signifikan pada taraf 1% (0.01)

*= Signifikan pada taraf 10% (0.10)

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Nilai konstanta model regresi (β0) adalah sebesar 0.5535893 dapat diartikan

bahwa semua variabel independen yaitu usia, pendidikan, jarak tempuh, biaya

perjalanan, pendapatan, jumlah keluarga, dan jenis kelamin dianggap berjumlah

konstan. Interpretasi mengenai koefisien determinasi (R2), Uji F, dan Uji t seperti

berikut:

1. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi adalah uji dalam model regresi yang bertujuan untuk

menunjukkan tingkat ketepatan yang paling baik dari analisis regresi. Suatu model

dapat dikatakan tepat apabila nilai R2 semakin besar atau mendekati 1 lalu di

Page 68: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

53

transformasikan dalam bentuk persen (%). Pada penelitian ini didapatkan nilai R2

sebesar 0.5650 atau 56.5%. Nilai 56.,0% menunjukkan bahwa kemampuan

variabel independen (jumlah kunjungan) dalam model menjelaskan bahwa

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen seperti usia, pendidikan, jarak

tempuh, biaya perjalanan, pendapatan, jumlah keluarga dan jenis kelamin

sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak ada dalam

model.

2. Uji F

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menyatakan bahwa variabel independen

(usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, jumlah keluarga, dan jenis

kelamin) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen (jumlah kunjungan). Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikansi

sebesar 1% (0.01). nilai yang didapatkan Prob < Fsignifikasi dari hasil uji statistik

adalah 0.0000 dimana yang menunjukkan bahwa variabel independen

mempengaruhi variabel dependen.

3. Uji t

Uji t atau yang biasa disebut uji parsial adalah pengujian yang bertujuan untuk

melihat seberapa besar pengaruh setiap variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen. Uji parsial pada penelitian ini menggunakan nilai

signifikasi sebesar 0,01 (1%) dan 0.10 (10%). Pembahasan mengenai uji

signifikasi setiap variabel dijelaskan sebagai berikut:

a. Usia

Pada variabel usia untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat signifikan sebesar

0.0000 < 0.01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel usia memiliki

pengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah kunjungan, dengan asumsi

bahwa variabel pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, jumlah keluarga

dan jenis kelamin konstan. Nilai koefisien regresi yaitu positif sebesar 0.065,

dapat dikatakan setiap penambahan usia pengunjung sebesar 1% akan

menambahkan jumlah permintaan pengunjung sebesar 0.065%. hasil uji statistik

juga didukung oleh karakteristik pengunjung saat di lokasi penelitian, bahwa

didominasi pengunjung berusia 20 – 28 tahun. Selain itu juga didukung oleh

penelitian terdahulu Susilowati (2009) bahwa variabel usia berpengaruh secara

Page 69: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

54

nyata dalam permintaan wisata karena orang yang berusia lebih dewasa yang

memiliki berbagai aktifitas pada hari – hari profuktif membutuhkan juga waktu

untuk berwisata dengan tujuan menghilangkan penat akibat aktifitas yang

dilakukan pada hari – hari produktif (bekerja).

b. Pendidikan

Pada variabel pendidikan untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat signifikan

sebesar 0.933 > 0.10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel pendidikan

tidak berpengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah kunjungan atau tidak

signifikan.

c. Jarak Tempuh

Pada variabel jarak tempuh untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat

signifikan sebesar 0.609 > 0.10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel jarak

tempuh tidak berpengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah kunjungan

atau tidak signifikan.

d. Biaya Perjalanan

Pada variabel biaya perjalanan untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat

signifikan sebesar 0.003 < 0.01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel biaya

perjalanan memiliki pengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah

kunjungan, dengan asumsi bahwa variabel usia, pendidikan, jarak, pendapatan,

jumlah keluarga dan jenis kelamin konstan. Nilai koefisien regresi yaitu negatif

dengan nilai sebesar -0.0000016, dapat dikatakan setiap penambahan biaya

perjalan yang dikeluarkan pengunjung sebesar 1% akan menurunkan jumlah

permintaan pengunjung sebesar 0.0000016%. Hasil uji statistik ini juga didukung

oleh penelitian terdahulu Mahesi (2008) bahwa biaya merupakan faktor terpenting

dalam keputusan seseorang untuk melakukan kegiatan wisata atau tidak.

e. Pendapatan

Pada variabel pendapatan untuk hasil uji statistic didapatkan tingkat signifikan

sebesar 0.070 < 0.10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel pendapatan

memiliki pengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah kunjungan, dengan

asumsi bahwa variabel usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, jumlah keluarga,

dan jenis kelamin konstan. Nilai koefisien regresi yaitu positif dengan nilai

sebesar 0.000000419, dapat dikatakan setiap penambahan pendapatan pengunjung

Page 70: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

55

1% akan menambahkan jumlah permintaan pengunjung sebesar 0.000000419%.

Hasil uji statistik ini didukung oleh keadaan nyata pada saat dilokasi penelitian

responden yang memiliki pendapatan lebih tinggi mempunyai kesempatan untuk

melakukan kegiatan wisata apabila dibandingkan dengan responden yang

berpendapatan rendah.

f. Jumlah Keluarga

Pada variabel jumlah keluarga untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat

signifikan sebesar 0.009 < 0.01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel

jumlah keluargaberpengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah

kunjungan, dengan asumsi bahwa variabel usia, pendidikan, jarak, biaya

perjalanan, pendapatan, dan jenis kelamin konstan. Nilai koefisien regresi yaitu

positif yaitu sebesar 0.356, dapat dikatakan setiap penambahan jumlah anggota

keluarga sebesar 1% akan menambahkan jumlah permintaan pengunjung sebesar

0.356%. Hasil uji statistik didukung oleh karakteristik pengunjung saat di lokasi

penelitian bahwa 50% pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel

KTMA sudah berkeluarga.

g. Jenis Kelamin

Pada variabel jenis kelamin untuk hasil uji statistic didapatkan tingkat

signifikan sebesar 0.448 > 0.10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel jenis

kelamin tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah kunjungan atau dapat

dikatakan tidak signifikan.

5.4 Nilai Ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA

Perhitungan yang digunakan untuk menghitung estimasi nilai ekonomi adalah

dengan surplus konsumen (Consumen Surplus) dari fungsi permintaan wisata

dengan persamaan seperti berikut:

𝐷𝑥 = 𝑄𝑥 = 𝑎 − 𝑏𝑃

𝐷𝑥 = 𝑄𝑥 = 2.601506 + 0.0000016 𝑋4

Setelah didapatkan persamaan dari surplus konsumen, perlu dilakukan

perhitungan surplus konsumen per individu dalam satu tahun dengan perhitungan

integral sebagai berikut:

Page 71: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

56

𝑆𝐾 = ∫ 𝑓(𝑃𝑥)𝑑𝑃𝑃1

𝑃0

𝑆𝐾 = ∫ (2.601506 − 0.0000016)𝑑𝑥1.865.166

80.416

𝑆𝐾 = 𝑅𝑝. 4.643.034/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Hasil dari perhitungan diatas didapatkan nilai surplus konsumen berdasarkan

konsumen per individu sebesar Rp. 4.643.034setiap kunjungan. Nilai yang

didapatkan merupakan segala hal yang dapat dirasakan oleh pengunjung namun

tidak memiliki wujud nyata seperti keindahan, keamanan, kebersihan, kepuasan,

dan manfaat – manfaat lainnya. Dengan adanya estimasi nilai surplus konsumen

dapat menunjukkan bahwa pengunjung bersedia untuk membayar lebih tinggi

daripada harga yang ditetapkan oleh pengelola Wisata Petik Apel KTMA yaitu

sebesar Rp. 25.000. Setelah didapatkannya nilai dari surplus konsumen langkah

selanjutnya adalah menghitung nilai ekonomi dengan mengalikan total surplus

konsumen dengan jumlah kunjungan pada 1 tahun terakhir yaitu 2016 sebesar

50.184 orang, maka menggunakan persamaan seperti berikut:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 = 𝑆𝑢𝑟𝑝𝑙𝑢𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 = 4.643.034 𝑥 50184

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 = 𝑅𝑝. 233.006.018.256

Hasil dari perhitungan nilai ekonomi Wisata Petik Apel KTMA setiap

tahunnya setiap individu berdasarkan biaya perjalanan adalah sebesar Rp.

233.006.018.256. Berdasarkan hasil yang telah di dapatkan dapat disimpulkan

bahwa Wisata Petik Apel KTMA memiliki nilai ekonomi sumberdaya alam alam

yang tinggi.

Tingginya nilai ekonomi sumberdaya alam Wisata Petik Apel KTMA juga

harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik dan perlu dilakukan

pengembangan. Pengembangan yang dilakukan juga harus diperhatikan agar tidak

merusak lingkungan, kelestarian sumberdaya alam hingga tidak menurunkan nilai

ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA.

Wisata Petik Apel KTMA merupakan wisata berbasis alam atau juga dapat

disebut wisata agro. Wisata Petik Apel KTMA dikelola oleh para petani dari

Page 72: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

57

Kelompok Tani Makmur Abadi. Dari hasil persepsi pengunjung, Wisata Petik

Apel KTMA dapat melakukan pengembangan dengan tujuan untuk menarik

pengunjung hingga terjadi peningkatakan jumlah pengunjung. Namun dalam

pengembangan wisata perlu diperhatikan aspek lingkungan agar tidak merusak

tanah yang ada dikebun apel, agar kebun apel tetap sehat dan dapat menjadi

wisata yang berkelanjutan. Pengelola juga perlu melakukan terhadap tanah yang

ada di kebun apel milik Wisata Petik Apel KTMA, tidak hanya pohon apel saja

yang dirawat. Hal tersebut perlu dilakukan agar nilai ekonomi Wisata Petik Apel

KTMA tidak menurun pada setiap tahunnya.

Page 73: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

58

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan karakteristik

pengunjung menurut jenis kelamin mayoritas yang mengunjungi Wisata Petik

Apel KTMA adalah perempuan. Rentang usia yang paling banyak mengunjungi

Wisata Petik Apel KTMA adalah 20 – 28 tahun. Mayoritas pengunjung yang

mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA dengan tingkat pendidikan terakhir

perguruan tinggi yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dengan

pendapatan Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000. 47% Pengunjung yang mengunjungi

Wisata Petik Apel KTMA menghabiskan biaya perjalanan sebesar Rp. 100.000 –

Rp. 362.000. 73% pengunjung Wisata Petik Apel KTMA berasal dari Jawa Timur

dengan jarak tempuh > 79 KM dengan menggunakan mobil pribadi. 50%

pengunjung datang untuk menikmati apel langsung dari pohon dan mengetahui

keberadaan Wisata Petik Apel KTMA dari teman atau keluarga. Persepsi

pengunjung yang belum sesuai dengan keinginan pengunjung adalah kelengkapan

fasilitas yang disediakan oleh Wisata Petik Apel KTMA karena pengunjung

merasa bahwa kurangnya fasilitas yang disediakan seperti sedikitnya jumlah

gazebo yang disediakan. Sedangkan untuk keindahan, keamanan, kebersihan dan

kemudahan akses sudah baik karena pengunjung merasakan apa yang diharapkan

pengunjung sudah sesuai dengan apa yang diharapkan seperti keindahan alam dan

yang lainnya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Wisata Petik Apel

KTMA yang memiliki pengaruh secara nyata adalah usia karena pengunjung yang

berusia lebih matang melakukan kunjungan ke Wisata Petik Apel KTMA lebih

dari satu kali. Biaya perjalanan juga merupakan faktor yang berpengaruh secara

nyata karena pengunjung yang akan melakukan perjalanan wisata melakukan

pertimbangan berapa biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Pendapatan serta

jumlah keluarga juga berpengaruh nyata dalam permintaan wisata hal tersebut

dikarenakan pengunjung yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi dan

memiliki jumlah anggota keluarga akan melakukan wisata guna untuk

membahagiakan keluarga atau bahkan hanya untuk menghilangkan penat.. Faktor

– faktor lainnya tidak berpengaruh secara nyata yaitu pendidikan hal tersebut

Page 74: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

59

karena pengunjung yang berwisata tidak hanya masyarakat yang memiliki

pendidikan yang tinggi namun masyarakat dari segala jenis pendidikan yang dapat

melakukan kegiatan berwisata. Jarak,dan jenis kelamin merupakan faktor lainnya

yang tidak berpengaruh secara nyata karena pengunjung tidak hanya berasal dari

area batu dan malang melainkan dari berbagai daerah, untuk jenis kelamin pria

dan wanita juga memiliki pilihan untuk melakukan kegiatan wisata.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan surplus konsumen Wisata Petik Apel

KTMA setiap individu per tahun adalah sebesar Rp. 4.643.034. Nilai ekonomi

Wisata Petik Apel KTMA adalah sebesar Rp. 233.006.018.256 per tahun.

Besarnya nilai tersebut dapat menunjukkan bahwa pengunjung merasakan

besarnya manfaat saat berkunjung dan ingin Wisata Petik Apel KTMA tetap

berkelanjutan.

6.2 Saran

1. Pengelola Wisata Petik Apel KTMA sebaiknya lebih tepat sasaran yaitu pada

masyarakat yang berusia 20 – 28 Tahun. Hal tersebut agar dapat meningkatkan

jumlah pengunjung pada setiap bulannya.

2. Pengelola juga harus memperbaiki dan menambah fasilitas agar pengunjung

merasa lebih puas. Fasilitas yang perlu diperbaiki dan perlu ditambah pada

Wisata Petik Apel KTMA adalah ditambahnya gazebo dan diperbaiki beberapa

gazebo agar lebih layak untuk digunakan sebagai tempat berteduh. Fasilitas

lain yang perlu ditambahkan di Wisata Petik Apel KTMA adalah tempat cuci

tangan untuk para pengunjung hal tersebut penting karena lokasi wisata

merupakan wisata berbasis alam.

3. Setelah didapatkannya nilai ekonomi sebesar Rp. 233.006.018.256 diharapkan

bahwa pengunjung dan pihak pengelola dapat menjaga lingkungan sekitar agar

tidak rusak.

Page 75: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

DAFTAR PUSTAKA

Andini, Nurulitha. 2013. Pengorganisasian Komunitas dalam Pengembangan

Agrowisata di Desa Wisata Studi Kasus: Desa Wisata Kembangarum,

Kabupaten Sleman. Jakarta

Andryan, S. 2010. Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0. Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang. Semarang

Bappeda. 2013. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. Kota Batu. Jawa

Timur

Boediono. 2010. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE

BPS. 2016. Jumlah Tamu Akomodasi Pariwisata Per Hari 2011 – 2015. Jakarta

. 2017. Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Provinsi, 2002-2015. Jakarta

Endang, S. 2013. Valuasi Ekonomi Jasa Lingkungan Wisata Alam Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango dengan Menggunakan Metode Travel

Cost Method. Komponen 3. Citarum Watershed Management and

Biodiversity Conversation. Bandung.

Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Teori dan Aplikasi. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama

. 2014. Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Firandari, T. 2009. Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ

Gintung (PSG-3) dengan Metode Biaya Perjalanan. Fakultas Ekonomi

dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Gujarati, D. 1988. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga

, D. 2003. Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Kementerian Pariwisata. 2010. Penerimaan Devisa Pariwisata dibandingkan

dengan Komoditi Ekspor Lainnya Tahun 2012 – 2015. Jakarta

Kusumawardani, dkk. 2012. Analisis Surplus Konsumen dan Surplus Produsen

Ikan Segar di Kota Bandung. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No.

4: 141-150.

Mahesi, Vidya. 2008. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Kebun Raya Cibodas.

Faklutas Pertanian. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Ed. Revisi. Alfabeta. Bandung

Page 76: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

Mulyana, Indra. 2009. Pasar Pariwisata. Ciamis: pada

http://www.wisataciamis.com/2009/06/pasara-pariwisata.html. Diakses

pada 12 Maret 2017

Nawawi, H.H. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nugroho, Puguh Setyo. 2010. Valuasi Ekonomi Wisat Pantai Glagah dengan

Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) di Desa Glagah Kecamatan

Temon Kabupaten Kulon Plogo. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Jawa Tengah

Pamuraldi, Bambang. 2006. Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan

(Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga). Program Magister Ilmu

Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang

Pitana, I. Gede dan Putu Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:Andi

Priambodo, Oby dan Suhartini. 2016. Valuasi Ekonomi Kusuma Agrowisata Kota

Batu. Jawa Timur. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

Ratman, Rizki Dadang. 2016. Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas 2016

-2019. Kementerian Pariwisata. Jakarta

Republik Indonesia. 2009. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Bab I

tentang Kepariwisataan. Sekretariat Negara. Jakarta

Salma, Irma Afia dan Indah Susilowati. 2004. Analisis Pemintaan Objek Wisata

Alam Curug Sewu Kabupaten Kendal dengan Pendekatan Travel Cost.

Soemarno. 2010. Metode Valuasi Ekonomi Sumberdaya Lahan Pertanian.

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

. 2012. Prinsip – Prinsip Agrowisata. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.

Malang

Spillane, James. 1989. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta:

Kanisius

Subiyanto, Ibnu. 2000. Metodologi Penelitian. Edisi 3. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta CV

. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta CV

Sumakul, Boby. 2013. Valuasi Ekonomi Kawasan Karst Gunung Sewu Desa

Pacarejo Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul. Fakultas

Ekonomi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta

Susilowati, Mutiara Indah. 2009. Valuasi Ekonomi Manfaat Rekreasi Taman

Hutan Raya Ir. H. Djuanda dengan Menggunakan Pendekatan Travel

Cost Method. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian

Bogor. Bogor

Page 77: VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL KELOMPOK TANI …repository.ub.ac.id/5956/1/Riduwan, Sheylawati.pdf · KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

Widyastuti, A. Reni. 2010. Pengembangan Pariwisata yang Berorientasi pada

Pelestarian Fungsi Lingkungan. Fakultas Hukum. Universitas Katolik St.

Thomas. Medan. Sumatera Utara

Yahya, Arief. 2016. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata 2015.

Jakarta

Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Aplikasi.

Jakarta: Kompas.

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori –

Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara