valuasi ekonomi wisata petik apel kelompok tani …repository.ub.ac.id/5956/1/riduwan,...
TRANSCRIPT
1
VALUASI EKONOMI WISATA PETIK APEL
KELOMPOK TANI MAKMUR ABADI
DI KOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR
DENGAN PENDEKATAN TRAVEL COST METHOD
Oleh :
SHEYLAWATI RIDUWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2017
1
Lembar Persembahan
Atas dengan rahmat Allah SWT saya dapat menyelesaikan Skripsi saya dengan segala kekurangan
dan kelebihan saya. Skripsi ini saya persembahkan kepada orang – orang tercinta saya yang setia
menemani saya dan tidak ada kata lelah untuk memberikan semangat dalam proses pengerjaan
Skripsi ini, teruntuk yang terkasih:
1. Kedua orangtua saya, Chamim Riduwan dan Endang Sulistyowati yang selalu mendoakan saya,
memberi dukungan dan bantuan baik moral maupun material selama ini.
2. Kedua Adik saya, Muhammad Alif Ramadhani dan Achmad Farid serta keluarga besar yang
selalu memberi dukungan secara moral selama proses pembuatan Skripsi.
3. Perempuan di Permata Jingga, Maysa Deviany dan Rahayu Ningrum yang selalu memberi
semangat dikala saya merasa hampir menyerah.
4. Sahabat terkasih saya dari semester awal perkuliahan, Mohammad Wahyudi Priyanto, Nyoman
Ayu Maartsinta Reditania, Wikunti Iga, Cattleyanska Pranadya, Lisa Puspitasari, Matthew
Howard Lambert, Feri Kurnia Sandi, Theodorus Manaen Sinuraya, serta Bagas Menggala Putra
yang selalu memberi semangat dan bersedia berbagi ilmu dengan saya guna kelancaran
pengerjaan skripsi saya.
5. Sahabat – Sahabat terkasih saya, Ayuma Septidita, Endras Meilinda Saraswati, Yulisarifatul Dwi
Putrinda, Farhatul Mahya, Larasati Cindera, Della Relisananda, Linda Petriyana, Faris
Achmada, Idris Asyarif, Mochammad Arief Rusdiono, Randie Andriawan, Ariefian Farizky,
Maharani Rafikasari, Sovianita Natasha, serta Fitria Putri Ramadhani yang tiada lelah memberi
semangat dan kesabaran mendengarkan keluh kesah saya.
6. Sahabat saya sedari SMA, Rosalovita Anggraini, Meidhina Novitasari, Gilang Dwi Prakoso,
Ardyan Fajar, Dilla Dayita, Denny Andriayan, Aldie Satria dan Lazman Irshadi yang tiada lelah
memberi semangat untuk saya.
7. Sahabat saya selama magang kerja, Faysyela Aulia, Nurvita Puspita, Aldo Dimas, Faiz Adnan,
Iqbal Effendy, Tito Dwi Saputra, Maman Setiawan dan Gusto terimakasih atas semangat dan
hiburan dikala saya merasa suntuk.
8. Pejuang senja rekan satu bimbingan, Maysa, Bagas, Theodorus, Febry Eka, Misbakhudin, Ayu
Nur, Khaula, Chrisneper, Amelia, Mayurida, Dame, Intan, Hurin Nur, Didin, Khabibi, Ardi Huda,
serta Anandhita atas kerja sama selama ini.
9. Alfamidi dan LOKA atas asupan buah selama pengerjaan skripsi berlangsung.
Thanks for being there when I needed y’all.. thanks for helping me through all those tough times…
Thanks for being such a good friends and good families no matter what I did, but most of all… I’ll
thanks for y’all.
i
RINGKASAN
SHEYLAWATI RIDUWAN. 135040107111036. Valuasi Ekonomi Wisata
Petik Apel Kelompok Tani Makmur Abadi di Kota Batu Provinsi Jawa
Timur dengan Pendekatan Travel Cost Method. Di bawah bimbingan Dr. Ir .
Suhartini, MP sebagai Pembimbing Utama dan Condro Puspo Nugroho, SP.
MP sebagai Dosen Pendamping.
Sektor pariwisata dapat menciptakan nilai tambah bagi perekonomian di
Indonesia. Selain menambah nilai perekonomian, pariwisata juga menyerap
tenaga kerja. Namun, pembangunan pariwisata nasional juga harus dapat di
pertanggung jawabkan terhadap lingkungan alam dan sosial budaya (Ratman,
2016). Dampak negatif yang ditimbulkan dari pariwisata terutama dampak yang
sering terjadi terhadap lingkungan sekitar lokasi wisata terutama pada lokasi
wisata yang menyuguhkan keindahan alam sebagai produk utama lokasi wisata
tersebut adalah masyarakat yang tidak memperhatikan kebersihan lokasi wisata
sehingga terjadi pencemaran lingkungan (Widyastuti, 2010). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifikasi karakteristik dan persepsi
pengunjung terhadap Wisata Petik Apel KTMA. (2) Menganalisis faktor – faktor
sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan dari Wisata Petik Apel
KTMA. (3) Menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan dari Wisata Petik Apel
KTMA berdasarkan Travel Cost Method.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang
digunakan adalah uji statistik deskriptif, uji statistik inferensial dan analisis
kuantitatif. Metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja dengan
pertimbangan bahwa lokasi wisata merupakan salah satu wisata di Kota Batu
berbasis alam dan lingkungan. Metode penentuan sampel dengan teknik non-
probability sampling secara accidental sampling dengan penentuan responden
secara linear time function. Teknik analasisi data yang digunakan adalah analisis
deskriptif untuk persepsi dan karakteristrik pengunjung. Faktor – faktor yang
mempengaruhi wisata terhadap Wisata Petik Apel KTMA menggunakan regresi
linear berganda, variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah usia,
pendidikan, jarak, biaya, pendapatan, jumlah keluarga, dan jenis kelamin sebagai
variabel independen (x) sedangkan jumlah kunjungan sebagai variabel dependen
(y). Analisis regresi linear berganda menggunakan software STATA 14.0. Nilai
ekonomi dianalisis menggunakan rumus surplus konsumen dikalikan dengan
jumlah pengunjung pada satu tahun terakhir, dimana surplus konsumen
didapatkan dengan menggunakan rumus integral.
Hasil penelitian Valuasi Ekonomi Wisata Petik Apel KTMA bahwa
karakteristik pengunjung di dominasi dengan wanita yang berperan sebagai
pengambil keputusan. Biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung berada pada
rentang Rp. 100.000 – Rp. 362.000. Pengunjung di dominasi berasal dari Jawa
Timur dengan jarak tempuh >79 KM dengan menggunakan transportasi mobil
pribadi untuk berwisata. Persepsi dari pengunjung mengenai Wisata Petik Apel
KTMA sudah baik hanya saja fasilitas yang disediakan kurang dalam jumlah.
Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Wisata Petik Apel
KTMA yang berpengaruh secara nyata adalah usia, biaya perjalanan, pendapatan,
dan jumlah anggota keluarga. Berdasarkan hasil perhitungan surplus konsumen
dan nilai ekonomi didapatkan nominal sebesar Rp. 4.643.034 dan Rp.
233.006.018.25.
ii
SUMMARY
SHEYLAWATI RIDUWAN. 135040107111036. The Economic Valuation of
Wisata Petik Apel Kelompok Tani Makmur Abadi In Batu City East Java
using Travel Cost Method. Supervised by Dr. Ir . Suhartini, MP and Condro
Puspo Nugroho, SP. MP.
The tourism sector can create added value for the economy in Indonesia. In
addition to adding value to the economy, tourism also absorb labor. However, the
development of national tourism must also be accountable to the natural and
socio-cultural environment (Ratman, 2016). Negative impacts of tourism,
especially the impacts that often occur on the environment around the tourist sites,
especially on tourist sitest that serve the natural beauty as the main product of the
tourist sites are people who do not pay attention to the cleanliness of tourist sites
resulting in environmental pollution (Widyastuti, 2010). The purpose of this
research is (1) identify the characteristics and perceptions of visitors Wisata Petik
Apel KTMA. (2) analyzing the socio – economic factors that affect the demand
function of Wisata Petik Apel KTMA. (3) calculating the economic value
generated from Wisata Petik Apel KTMA based on travel cost method.
The research approach used is quantitative approach used is descriptive
statistical test, inferential statistical test and quantitative analysis. The method of
determining the location of research deliberately with the consideration that the
tourist location is one tour in Batu City base on nature and environment. Method
of determination of sample with technique of non-probability sampling by
accidental sampling with respondent determination by linear time function. The
analysis method used is descriptive analysis for perception and visitors
characteristic. Factors influencing tourism to Wisata Petik Apel KTMA using
multiple linear regression, the variables used in this analysis are age, education,
distance, cost, income, family members, and gender as independent variabel (x)
while the number of visits are a variable dependent (y). Multiple linear regression
analysis using STATA 14.0. the economic value is analyzed using the consumer
surplus formula multiplied by the number of visitors in the past year, where the
consumer surplus is obtained by using the integral formula.
The result of this research of tthe Economic Valuation of Wisata Petik Apel
Kelompok Tani Makmur Abadi that characteristic of visitor dominance with
woman role as decision maker. Travel cost incureed visitors are in the range of
Rp. 100.000 – Rp. 362.000. visitors in the dominance comes from East Java with
a distance more than 79 KM by car. The perception of visitors about Wisata Petik
Apel KTMA has been good, only the facilities provided are lacking in amount.
Factors influencing the demand of tourism Wisata Petik Apel KTMA which
significantly influences are age, travel cost, income, and family mambers. Based
on the calculation of consumer surplus and economic value obtained Rp.
4.643.034 and Rp. 233.006.018.256.
iii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Valuasi Ekonomi Wisata Petik Apel
Kelompok Tani Makmur Abadidi Kota Batu Provinsi Jawa Timur dengan
Pendekatan Travel Cost Method” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari doa – doa, bimbingan, dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
pada semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan skripsi ini.
1. Dr. Ir. Suhartini, MP dan Condro Puspo N, SP. MP selaku Dosen Pembimbing
serta Andrean Eka Hardana, SP., MP., MBA selaku dosen penguji atas segala
kesabaran, nasihat, dan senantiasa memberi bimbingan serta arahan kepada
penulis.
2. Papa dan Mama serta Adik yang dari awal sangat mendukung penuh dalam
motivasi dan doa – doa untuk penyusunan skripsi ini.
3. Teman – teman serta Sahabat atas bantuan, dukungan, dan kebersamaan selama
ini.
Dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat
bermanfaat bagi banyak orang.
Malang, Agustus 2017
Penulis
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 27 Juni 1995 sebagai putri pertama
dari tiga bersaudara dari Bapak Chamim Riduwan dan Ibu Endang Sulistyowati.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di dua tempat yaitu di SDN
Kutisari 1 Surabaya pada kelas 1 – 3 SD (2001 – 2003) dan SDN Wedoro 1 pada
kelas 4 – 6 SD (sampai 2006), kemudian penulis melanjutkan kejenjang Sekolah
Menengah Pertama yaitu di SMPN 1 Waru pada tahun 2007 dan selesai pada
tahun 2010 pada tahun 2010 sampai tahun 2013 penulis melanjutkan sekolah
kejenjang yang lebih tinggi yaitu SMA Trimurti Surabaya. Pada tahun 2013
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Strata-1 Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, melalui jalur SPMK.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi panitia dalam beberapa
kegiatan yaitu, kegiatan RASTA dalam rangka ulang tahun Permaseta
(Perhimpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) pada tahun 2014 menjabat
sebagai divisi Transportasi dan Perlengkapan (Transkoper), dalam rangka pawai
kebudayaan yang diikuti oleh 42 Forum Daerah Indonesia (Kampung Budaya III)
yang diselenggarakan pada tahun 2015 dimana penulis menjabat sebagai divisi
Keamanan, dalam penerimaan mahasiswa baru ditingkat Universitas (Raja
Brawijaya) sebagai divisi Supervisor dan tingkat Fakultas (POSTER) sebagai
divisi Perlengkapan pada tahun 2015, dan dalam rangka pengenalan LKM yang
ada di Fakultas kepada mahasiswa baru (Open House) pada tahun 2015 dimana
penulis menjabat sebagai divisi Perlengkapan dan Keamanan. Serta penulis
pernah melakukan kegiatan magang kerja di PT. Perkebunan Nusantara IX Divisi
Kopi pada tahun 2016.
v
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN……..………………………………………………... i
SUMMARY………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………... iii
RIWAYAT HIDUP………………………………………………… iv
DAFTAR ISI……………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL………………………………………………….. viii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………. x
DAFTAR SKEMA………………………………………………..... xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………...... xii
I. PENDAHULUAN……………………………………………
1.1 Latar Belakang…………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah……..………………………………………... 2
1.3 Tujuan Penelitian……………..………………………………… 4
1.4 Manfaat Penelitian……………………..……………………….. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA……………………..………………
2.1 Telaah Penelitian Terdahulu…………………………………….. 5
2.2 Tinjauan Pariwisata……………………………………………... 7
2.3 Tinjauan Agrowisata………………………………..…………... 8
2.4 Tinjauan Teori Permintaan Wisata……………………………… 9
2.5 Valuasi Ekonomi………………………………………………... 10
2.6 Travel Cost Method (TCM)…………………………………….. 12
2.7 Surplus Konsumen……………………………..………….......... 13
III. KERANGKA TEORITIS…………………………………
3.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………. 15
vi
3.2 Hipotesis Penelitian…………………………………………….. 19
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………………… 20
IV. METODE PENELITIAN………………………………….
4.1 Pendekatan Penelitian…………………………..………..……... 27
4.2 Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian………………. 27
4.3 Metode Penentuan Sampel……………….……………………... 27
4.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 28
4.5 Teknik Analisis Data……………………………………………. 29
4.5.1 Statistik Deskriptif Karakteristik dan Persepsi Pengunjung
Wisata Petik Apel KTMA…………………………………. 29
4.5.2 Statistik Inferensial Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Wisata terhadap Wisata Petik Apel KTMA….. 29
4.5.3 Analisis Kuantitatif (Nilai Ekonomi Wisata Petik Apel
KTMA)……………………………………………………. 31
4.6 Pengujian Hipotesis……………………………………………... 32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN……...……………………….
5.1 Profil Lokasi Wisata…………………………………...………... 35
5.1.1 Sejarah Wisata Petik Apel KTMA………………………… 35
5.1.2 Struktur Organisasi Kelompok Tani Makmur Abadi……… 36
5.1.3 Visi dan Misi Kelompok Tani Makmur Abadi……………. 37
5.2 Karakteristik dan Persepsi Pengunjung
Wisata Petik Apel KTMA.............................................................. 37
5.2.1 Karakteristik Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA……... 37
5.2.2 Persepsi Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA…………... 43
5.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata
terhadap Wisata Petik Apel KTMA……………………………... 50
5.3.1 Uji Asumsi Klasik………...……………………………….. 50
5.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda………………..………... 51
vii
5.4 Nilai Ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA…………………. 55
VI. KESIMPULAN DAN SARAN…..…………………………..
6.1 Kesimpulan………………………….………………………….. 58
6.2 Saran…………………………….…………………………….... 59
DAFTAR PUSTAKA…………………….………………………...
LAMPIRAN………………………….……………………………..
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel…………….. 20
Tabel 2. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Jenis Kelamin……… 38
Tabel 3. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Usia……………….... 38
Tabel 4. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tingkat
Pendidikan…………………………………………………… 39
Tabel 5. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Pekerjaan…………... 39
Tabel 6. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tingkat
Pendapatan…………………………………………………... 40
Tabel 7. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Biaya
Perjalanan……………………………………………………. 40
Tabel 8. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Jarak Tempuh……… 41
Tabel 9. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Daerah Asal………... 41
Tabel 10. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Alat
Transportasi………………………………………………..... 42
Tabel 11. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tujuan
Wisata……………………………………………….………. 42
Tabel 12. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Sumber
Informasi…………………………………………………….. 43
Tabel 13. Persepsi Pengunjung tentang Kemudahan Akses………........ 43
Tabel 14. Persepsi Pengunjung mengenai Keindahan…………………. 44
Tabel 15. Persepsi Pengunjung mengenai Fasilitas……………………. 44
Tabel 16. Penilaian Pengunjung terhadap Area Parkir……………........ 45
Tabel 17. Penilaian Pengunjung terhadap Kebun Apel………………... 45
Tabel 18. Penilaian Pengunjung terhadap Gazebo…………………….. 46
Tabel 19. Penilaian Pengunjung terhadap Keamanan………………….. 46
ix
Tabel 20. Penilaian Pengunjung teradap Kebersihan…………………... 47
Tabel 21. Penilaian Pengunjung terhadap Harga Tiket………………… 47
Tabel 22. Penilaian Pengunjung terhadap Kepuasan…………………... 48
Tabel 23. Saran Pengunjung untuk Wisata Petik Apel KTMA………... 49
Tabel 24. Uji Multikolinearitas………………………………………… 51
Tabel 25. Uji Heteroskedastisitas………………………………………. 51
Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Fungsi Permintaan…………………... 52
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
Gambar 1. Kurva Permintaan dan Daerah Surplus
Konsumen………………………………………………... 13
Gambar 2. Persepsi Pengunjung terhadap Keinginan untuk
Berkunjung Kembali……………………………………... 49
Gambar 3. Tempat Oleh – Oleh……………………………………… 64
Gambar 4. Lokasi Perkebunan Apel…………………………………. 64
Gambar 5. Melakukan Wawancara dengan Responden……………… 64
Gambar 6. Fasilitas Gazebo………………………………………….. 64
Gambar 7. Melakukan Wawancara dengan Responden……………… 64
Gambar 8. Fasilitas Sampah…………………………………………. 64
xi
DAFTAR SKEMA
Nomor Teks Halaman
Skema 1. Skema Pemikiran Valuasi Ekonomi Wisata Petik Apel
Kelompok Tani Makmur Abadi dengan
TCM……………………………………………………... 18
Skema 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Makmur Abadi
(KTMA)…………………………………………………. 36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi saat Melakukan
Wawancara……………………………………………….. 64
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian…………………..…………………. 65
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi
perekonomian di Indonesia. Dampak adanya pariwisata terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) Nasional pada tahun 2015 sebesar Rp. 461,36 Triliun
(Yahya, 2015). Sektor pariwisata dapat menciptakan nilai tambah bagi
perekonomian di Indonesia. Selain menambah nilai perekonomian, pariwisata
juga menyerap tenaga kerja. Namun, pembangunan pariwisata nasional juga harus
dapat di pertanggung jawabkan terhadap lingkungan alam dan sosial budaya
(Ratman, 2016). Selain dampak positif yang dihasilkan dari pariwisata seperti
yang disebutkan diatas, adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya
pariwisata.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari pariwisata terutama dampak yang
sering terjadi terhadap lingkungan sekitar lokasi wisata terutama pada lokasi
wisata yang menyuguhkan keindahan alam sebagai produk utama lokasi wisata
tersebut adalah masyarakat yang tidak memperhatikan kebersihan lokasi wisata
sehingga terjadi pencemaran lingkungan (Widyastuti, 2010). Keberhasilan sebuah
lokasi wisata sangat ditentukan oleh tingkat kualitas dari lingkungan agar
wisatawan merasa nyaman dan memilih tinggal untuk lebih lama di lokasi wisata.
Pembangunan pariwisata yang bermula hanya untuk optimalisasi sumberdaya
alam namun pada kenyataan kegiatan pembangunan melampaui atau eksploitasi
terhadap sumberdaya alam demi keuntungan dari segi ekonomi.
Peningkatan intensitas kegiatan berwisata terutama wisata alam (agrowisata)
akan berpengaruh terhadap keindahan alam yang meningkat akibat campur tangan
kegiatan manusia. Apabila kegiatan manusia dalam pemanfaatan sumberdaya
alam dan lingkungan dilakukan tidak dengan hati – hati atau dengan perhitungan
maka akan dapat merusak sumberdaya alam tersebut atau nilai ekonomi dari
sumberdaya tersebut dapat berkurang. Pengetahuan mengenai lingkungan hidup
penting dimiliki setiap individu namun pada kenyataannya masyarakat berasumsi
bahwa tidak terlalu penting apabila dibandingkan dengan permasalahan yang lain.
Menurunnya fungsi lingkungan disebabkan oleh sifat lingkungan itu sendiri dan
2
adanya eksternalitas seperti kegiatan berwisata sehingga sangat perlu memberi
nilai (harga) terhadap dampak suatu kegiatan atau kebijakan lingkungan
(Suparmoko, 2000).
Perhitungan nilai ekonomi suatu lokasi wisata sudah banyak dilakukan oleh
berbagai pihak. Nugroho (2010) menggunakan pendekatan Travel Cost atau biaya
perjalanan namun pada penelitian milik Nugroho terdapat kelemahan yaitu
pembagian zona yang seharusnya dilakukan dengan cara menentukan jarak dari
masing – masing zona sedangkan peneliti tidak melakukan pengukuran terlebih
dahulu dikarenakan keterbatasan waktu (efisiensi waktu), jadi pengukuran zona
hanya dilakukan dengan menggunakan biaya perjalanan.
Menurut Susilowati (2009) yang juga melakukan penelitian dengan
menggunakan pendekatan Travel Cost Method (TCM) dengan menggunakan
beberapa variabel seperti biaya perjalanan setiap individu, total pendapatan,
tingkat pendidikan, usia, jarak tempuh, waktu tempuh, jumlah tanggunggan, jenis
kelamin, waktu yang dihabiskan, serta sudah berapa lama mengetahui lokasi
wisata Tahura Djuanda. Kelemahan dapat penelitian ini bahwa pada variabel
pendapatan hanya membandingkan biaya yang masuk bukan dengan biaya yang
dikeluarkan individu dalam kehidupan sehari – hari.
Perlu memberikan penilaian lingkungkan terhadap lokasi penelitian maka pada
penelitian ini saya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode valuasi
ekonomi yang biasa digunakan adalahTravel Cost Method (TCM) atau metode
biaya perjalanan dengan pendekatan Individual Travel Cost Method (ITCM)
dimana survei dilakukan kepada pengunjung yang datang ke lokasi wisata (Fauzi,
2014). Data biaya perjalanan dan variabel sosio-ekonomi seperti (usia,
pendidikan, pendapatan, biaya perjalanan, jenis kelamin, dan jumlah anggota
keluarga) digunakan sebagai variabel penjelas dari total biaya perjalanan yang
telah dikeluarkan oleh wisatawan.
1.2 Rumusan Masalah
Valuasi ekonomi merupakan salah satu bentuk upaya yang digunakan untuk
memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh
Sumber Daya Alam dan Lingkungan baik yang mempunyai nilai pasar (Market
Value) maupun yang tidak mempunyai nilai pasar (Non Market Value) (Fauzi,
3
2006). Terdapat dua metode yang digunakan dalam valuasi ekonomi yaitu Stated
Preference (Contingent Valuation) dan Revealed Preference (Travel Cost), secara
umum ada tiga pendekatan TCM yang digunakan dalam analisis valuasi ekonomi,
yaitu Individual Travel Cost Method (ITCM), Zone Travel Cost Method (ZTCM),
dan Random Utility Model (RUM), namun yang paling populer digunakan adalah
ITCM dimana survei dilakukan kepada pengunjung yang datang ke lokasi wisata
(Fauzi, 2014).
Permasalahan yang terjadi di lokasi wisata adalah belum tercapainya target
pengunjung sebanyak 100.000 pengunjung pada satu bulan, selain itu terdapat
permasalahan lain yaitu belum berfungsi secara baik fasilitas yang disediakan.
Pengembangan lokasi wisata tidak lepas dari penilaian para pengunjung yang
sudah pernah datang mengunjungi lokasi wisata. Perlu dilakukan banyak upaya
pengembangan lokasi wisata agar dapat menarik lebih banyak perhatian
pengunjung dan mampu bersaing dengan lokasi wisata lainnya. Para pengunjung
yang datang mengunjungi setiap harinya ditunjang oleh beberapa faktor tertentu
yang membuat para wisatawan ingin datang mengunjungi lokasi wisata. Persepsi
pengunjung terhadap lokasi wisata perlu dilakukan sebagai tambahan informasi
untuk pengembangan lokasi wisata. Untuk mencegah terjadinya kerusakan alam
di lokasi wisata, maka perlu dilakukan valuasi ekonomi yang berguna untuk
menghitung nilai ekonomi suatu wisata agro.
Berdasarkan pernyataan diatas terdapat hal yang menarik untuk dikaji yang
dirumuskan dalam pertanyaan penelitian seperti berikut:
1. Bagaimana karakteristik dan persepsi pengunjung terhadap Lokasi Penelitian.
2. Faktor – faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan dari
Lokasi Penelitian.
3. Menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan dari Lokasi Penelitian berdasarkan
Travel Cost Method.
4
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi karakteristik danpersepsi pengunjung terhadap Lokasi
Penelitian.
2. Menganalisis faktor – faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi
permintaan dari Lokasi Penelitian.
3. Menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan dari Lokasi Penelitian berdasarkan
Travel Cost Method.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, diharapkan penelitian ini
dapat memberikan manfaat pada:
1. Bagi Pemerintah dan para pengambil keputusan terkait, hasil penelitian dapat
dijadikan sebagai pertimbangan untuk kebijakan dalam pengembangan sektor
pariwisata, terutama wisata agro dalam rangka pembangunan perekonomian
daerah dan kesejahteraan masyarakat.
2. Bagi Pengelola Lokasi Wisata, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan pengelolaan lokasi wisata di masa yang akan datang.
3. Bagi Pembaca, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi penelitian
selanjutnya.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Penelitian Terdahulu
Beberapa literatur dari penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian
yang diangkat, diperlukan untuk mengetahui mengenai valuasi ekonomi yang
terjadi. Penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa valuasi ekonomi yang
terbentuk akan berbeda pada setiap lokasi yang diteliti.
Penelitian milik Nugroho (2010) dalam penelitian mengenai Valuasi Ekonomi
Wisata Pantai Glagah dengan Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) di Desa
Glagah Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo menggunakan metode
kuantitatif dan beberapa karakteristik penelitian seperti usia, pendapatan, dan
tingkat pendidikan. Priambodo dan Suhartini (2016) dalam penelitian Valuasi
Ekonomi Kusuma Agrowisata Kota Batu, Jawa Timur menggunakan metode
kuantitatif dengan menggunakan karakteristik seperti usia, jumlah kunjungan,
biaya perjalanan, pendidikan, pendapatan, jarak tempuh, jumlah rombongan, jenis
kelamin, status perkawinan, pekerjaan, alat transportasi, tujuan berkunjung, alasan
memilih lokasi wisata, sumber informasi, dan kunjungan ulang sedangkan untuk
persepsi menggunakan persepsi terhadap fasilitas, pelayanan, dan terhadap
infrastruktur. Sumakul (2013) juga melakukan penelitian mengenai Valuasi
Ekonomi Kawasan Karst Gunung Sewu, Desa Pacerejo, Kecamatan Semanu,
Kabupaten Gunungkidul dengan menggunakan metode kuantitatif, karakteristik
yang digunakan pada penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin sedangkan untuk
persepsi yang digunakan adalah keindahan dan estetika dari lokasi wisata.
Susilowati (2009) dalam penelitian mengenai Valuasi Ekonomi Manfaat Rekreasi
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dengan metode kuantitatif menggunakan
karakteristik pada penelitian seperti usia, pendidikan, asal daerah, status
pernikahan, alat transportasi, jenis kelamin, jumlah rombongan, dan sumber
informasi sedangkan persepsi yang digunakan adalah keamanan, kemudahan
akses, kebersihan, dan harga tiket.
Faktor – faktor yang mempengaruhi secara nyata dalam penelitian milik
Nugroho (2010) dalam penelitian mengenai Valuasi Ekonomi Wisata Pantai
Glagah dengan Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) di Desa Glagah
Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo adalah biaya perjalanan, pendidikan,
6
pendapatan, jarak, dan usia. Faktor – faktor yang mempengaruhi secara nyata
terhadap jumlah kunjungan pada penelitan milik Priambodo dan Suhartini (2016)
dalam penelitian Valuasi Ekonomi Kusuma Agrowisata Kota Batu, Jawa Timur
adalah biaya perjalanan, pendidikan, pendapatan, dan jumlah rombongan.
Penelitian milik Susilowati (2009) dalam penelitian mengenai Valuasi Ekonomi
Manfaat Rekreasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda diketahui faktor – faktor
yang mempengaruhi secara nyata adalah biaya perjalanan, pendapatan, usia, jarak,
waktu tempuh, jumlah tanggungan, jenis kelamin, dan waktu yang dihabiskan saat
berada di lokasi wisata.
Hasil dari analasis biaya perjalanan, penetapan biaya masuk ke Pantai Glagah
sebesar Rp. 1.500 serta didapatkan total surplus konsumen sebesar Rp.
123.111.763,2 setiap tahunnya dengan kesedian membayar (WTP) oleh
pengunjung sebasar Rp. 459.275 hasil dari analisis trend yang dilakukan
didapatkan jumlah kenaikan pengunjung setiap tahunnya dapat mencapai 16.055
orang (Nugroho, 2010). Penelitian milik Priambodo dan Suhartini (2016)
didapatkan nilai surplus konsumen sebesar Rp. 1.373.113,17 dan nilai ekonomi
sebesar Rp. 419.623.385.898,00. Nilai ekonomi yang didapatkan dari penelitian
milik Sumakul (2013) adalah sebesar Rp. 510.517.885.214,00. Penelitian milik
Susilowati (2009) didapatkan hasil nilai surplus konsumen sebesar Rp. 24.926,00
setiap kunjungan dan didapatkan nilai ekonomi lokasi wisata sebesar Rp.
3.193.579.412,00.
Perbandingandari beberapa penelitian terdahulu diatas, terdapat beberapa
kesamaan dan beberapa perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian
yang akan dilaksanakan. Persamaan antara penelitian terdahulu diatas dengan
penelitian yang akan dilaksanakan adalah valuasi ekonomi yang merupakan topik
penelitian serta metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif, serta pendekatan
yaitu pendekatan travel cost. Perbedaan terletak pada penelitian yang akan diteliti
hanya menggunakan pendekatan Travel Cost namun ada beberapa penelitian yang
di gabungkan dengan dua pendekatan yaitu Travel Cost dengan Contingent
Valuation Method, alat analasis yang digunakan oleh penelitian yang akan
dilakukan adalah Individual Travel Cost Method. Selain itu, waktu dan tempat
7
pengambilan data juga berbeda. Adanya penelitian ini, maka dapat diketahui nilai
ekonomi pada Wisata Petik Apel KTMA.
2.2 Tinjauan Pariwisata
Pariwisata memiliki arti sebagai sebuah perjalanan dari suatu tempat ke tempat
lain, memiliki sifat yang sementara, dilakukan oleh perorangan atau kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan
lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu Kodyat (dalam Spillane,
1989). Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Bab I tentang Kepariwisataan
menyatakan bahwa wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara dan wisatawan ialah orang yang
melakukan kegiatan wisata.
Jenis – jenis pariwisata menurut Spillane (1989) dibagi menjadi enam yaitu:
1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh beberapa orang yang meninggalkan tempat
tinggalnya untuk berlibur yang bertujuan untuk mencari udara segar, menikmati
keindahan alam, dan melihat sesuatu yang baru. Orang yang melakukan
perjalanan semata – mata untuk menikmati tempat – tempat atau alam lingkungan
yang berbeda.
2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang – orang yang menghendaki
pemanfaatan hari libur untuk beristirahat. Orang – orang yang melakukan jenis
wisata ini memutuskan untuk tinggal beberapa hari di lokas wisata.
3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini ditandai oleh keinginan seseorang untuk belajar hal baru di
pusat pengajaran dan riset guna untuk mempelajari adat istiadat dan cara hidup
rakyat di wilayah lain.
4. Pariwisata untuk Olah Raga (Sports Tourism)
Jenis pariwisata ini juga dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu Big Sports Events
yang merupakan peristiwa olah raga besar yang dihadiri ribuan penonton atau
8
penggemar yang juga menjadi hal yang menarik. Sporting Tourism of The
Practitioners merupakan pariwisata bagi mereka yang ingin berlatih.
5. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
Pariwisata yang dilakukan pengusaha, semua kunjungan pameran, dan
kunjungan ke instalasi teknis yang dapat menarik orang – orang di luar profesi.
Para pengusaha tidak hanya sebagi konsumen namun dapat memanfaatkan
keuntungan dari atraksi yang terdapat di lokasi wisata.
6. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Pariwisata ini dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan peserta yang meluangkan
waktunya untuk tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
2.3 Tinjauan Agrowisata
Agrowisata merupakan kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro
(agribisnis) sebagai obyek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan,
pengalaman, rekreasi dan usaha di bidang pertanian (Soemarno, 2012).
Agrowisata merupakan salah satu bentuk wisata yang mengandalkan sektor
pertanian dimana para wisatawan dapat mempelajari kehidupan di suatu wilayah
pertanian Akpinar, 2003 (dalam Andini, 2013). Di Indonesia sendiri agrowisata
merupakan tren yang baru dikenal. Menurut Pamuraldi (2006) ruang lingkup dan
potensi agrowisata dikembangkan sebagai berikut:
1. Perkebunan
Kegiatan usaha perkebunan meliputi perkebunan tanaman keras dan lainnya
yang dilakukan oleh perkebunan besar swasta, BUMN, dan perkebunan rakyat.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di obyek wisata perkebunan meliputi pra
produk, produksi, dan pasca produksi. Salah satu daya tarik dari wisata
perkebunan adalah historis dari perkebunan yang sudah berdiri lama dan lokasi
wisata perkebunan yang terletak di pegunungan.
2. Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kegiatan wisata tanaman pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija
serta tanaman hortikultura. Kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi wisata
tanaman pangan dan hortikultura meliputi pra panen dan pasca panen.
3. Perikanan
9
Kegiatan wisata perikanan berupa kegiatan budidaya perikanan sampai proses
pasca panen. Daya tarik wisata perikanan sebagai sumberdaya wisata di antara
pola tradisional dalam perikanan serta kegiatan lain seperti memancing ikan.
4. Peternakan
Daya tarik dari wisata peternakan adalah pola bertenak, cara tradisional dalam
peternakan, dan serta budidaya hewan ternak.
5. Kehutanan
Obyek wisata kehutanan termasuk dalam golongan ekowisata yang dapat
diartikan bentuk perjalanan wisata ke areal alami yang dilakukan dengan tujuan
konservasi lingukan dan melestarikan lingkungan.
2.4 Tinjauan Teori Permintaan Wisata
Permintaan dalam pariwisata terdiri dari beberapa fasilitas atau produksi yang
berbeda bukan hanya dalam hal sifat, namun juga memiliki manfaat dan
kebutuhan bagi wisatawan. Fasilitas serta produk yang dihasilkan oleh perusahaan
yang berbeda dan diperlukan wisatawan pada waktu yang berbeda – beda.
Permintaan dalam pariwisata tidak hanya waktu dalam perjalanan wisata, namun
jauh sebelum melakukan perjalanan dilakukan, permintaan sudah ada ketika calon
wisatawan mengetahui mengenai daerah tujuan wisata, hotel untuk menginap, dan
tempat yang harus dikunjungi (Yoeti, 2008).
Mulyana (2009) menjelaskan permintaan wisata memiliki tiga elemen dasar
antara lain :
1. Permintaan actual atau efektif
2. Suppressed demand (permintaan yang ditunda)
3. Tidak ada permintaan
Menurut Ryan (dalam Pitana, 2005) ada beberapa faktor pendorong seseorang
untuk melakukan perjalanan wisata, antara lain:
1. Escape
Calon wisatawan ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dapat
menimbulkan rasa jenuh dari pekerjaan sehari – hari.
2. Relaxation
10
Keinginan untuk melakukan penyegaran yang juga masih berhubungan dengan
motivasi untuk escape.
3. Play
Calon wisatawan ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai jenis
permainan yang dapat memunculkan kembali sifat kekanak – kanakan dan dapat
melepaskan diri sejenak dari urusan yang serius.
4. Strengthening Family Bonds
Calon wisatawan ingin mempererat hubungan kekerabatan. Keakraban dalam
hubungan kekerabatan dapat muncul diantara anggota keluarga apabila melakukan
perjalanan bersama – sama, hal itu dikarenakan kebersamaan sulit diperoleh
dalam suasana kerja sehari – hari.
5. Prestige
Untuk menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan
kelas dan gaya hidup, serta untuk meningkatkan derajat sosial.
6. Social Interaction
Agar dapat melakukan interaksi sosial dengan masyarakat lokal dan teman –
teman.
7. Educational Oppoturnity
Keinginan untuk mempelajari dan memperoleh pengetahuan yang baru.
Yoeti (2008) membagi permintaan pariwisata menjadi dua, yaitu potential
demand dan actual demand. Potential demand adalah permintaan dari sejumlah
orang yang berpotensi untuk melakukan kegiatan wisata karena memiliki waktu
luang dan tabungan yang cukup. Sedangkan actual demand adalah permintaan
dari sejumlah orang yang sedang melakukan wisata pada suatu daerah tujuan
wisata tertentu.
2.5 Valuasi Ekonomi
Valuasi ekonomi merupakan suatu upaya untuk memberikan nilai kuantitatif
terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan
(SDAL) terlepas dari apakah nilai pasar (market value) tersedia atau tidak
menurut Susilowati, 2002 (dalam Salma dan Indah, 2004). Akar dari konsep
valuasi ekonomi berdasarkan pada ekonomi neoklasikal (neoclassical economic
theory) yang ditekankan pada kepuasan atau keperluan konsumen. Pemikiran
11
neoklasikal ini dikemukakan bahwa penelitian ssetiap individu pada barang dan
jasa tidak lain adalah selisih antara keinginan membayar (willingness to pay =
WTP), dengan biaya untuk mensuplai barang dan jasa tersebut (Salma dan Indah,
2004).
Valuasi ekonomi mengukur nilai instrumental dari sebuah Sumber Daya Alam
dan Lingkungan dengan cara mengidentifikasi tujuan pemanfaatan SDAL dan
kontribusi komponen SDAL terhadap pencapaian tujuan tersebut (Fauzi, 2014).
Valuasi ekonomi muncul akibat dari barang dan jasa lingkungan yang telah
digunakan atau dimanfaatkan sehingga dapat terjadi kerusakan dari kegiatan yang
telah dilakukan.
Menurut Djijiono (dalam Firandari, 2009) metode penilaian manfaat ekonomi
(biaya lingkungan) suatu sumber daya alam dan lingkungan pada dasarnya dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan:
1. Pendekatan Orientasi Pasar
a. Penilaian manfaat menggunakan harga pasar aktual barang dan jasa (actual
based market method):
1). Perubahan dalam nilai hasil produksi (change in productivity)
2). Metode kehilangan penghasilan (loss of earning methods).
b. Penilaian biaya dengan menggunakan harga pasar aktual terhadap masukan
berupa perlindungan lingkungan:
1). Pengeluaran pencegahan (averted defensive expenditure methods).
2). Biaya penggantian (replacement cost).
3). Proyek bayagan (shadow project methods).
4). Analisis keefektifan biaya
c. Penggunaan metode pasar pengganti (surrogate market based methods)
1). Barang yang dapat dipasarkan sebagai pengganti lingkungan
2). Pendekatan nilai kepemilikan
3). Pendekatan lain terhadap nilai tanah
4). Pendekatan perbedaan upah (wage differential methods)
5). Penerimaan kompensasi/pempasan
2. Pendekatan Orientasi Survey
a. Pertanyaan langsung terhadap kemauan membayar (Willingness To Pay)
12
b. Pertanyaan langsung terhadap kemauan di bayar (Willingness To Accept)
2.6 Travel Cost Method (TCM)
Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) merupakan konsep dasar
dari metode travel cost yaitu waktu dan pengeluaran biaya perjalanan (Travel Cost
Expenses) yang harus dibayar oleh para calon wisatawan untuk mengunjungi
lokasi wisata yang merupakan harga tiket masuk ke lokasi wisata menurut Garrod
dan Willis (dalam Salma dan Indah, 2004). TCM adalah metode yang digunakan
untuk menilai manfaat non – guna berdasarkan pengeluaran individu untuk
perjalanan. Model TCM menggunakan asumsi bahwa perjalanan dan lokasi wisata
bersifat komplementasi lemah sehingga nilai lokasi wisata dapat diukur dengan
biaya perjalanan, selain itu asumsi ini juga digunakan untuk mengukur utilitas
marginal dari perbaikan lingkungan (Fauzi, 2014).
Menurut Fauzi (2006) metode travel cost dapat digunakan untuk mengukur
manfaat dan biaya disebabkan oleh:
1. Perubahan biaya tiket masuk bagi lokasi wisata
2. Penambahan lokasi wisata baru
3. Perubahan kualitas lingkungan lokasi wisata
4. Penutupan lokasi wisata
Fungsi permintaan harus dibangun dengan asumsi dasar seperti biaya
perjalanan dan biaya waktu digunakan sebagai proxy atas harga dari wisata, waktu
perjalanan bersifat netral, dan perjalanan merupakan perjalanan tunggal, hal
tersebut dilakukan agar penilaian sumber daya alam melalui TCM tidak bias
menurut Haab dan McConnel (dalam Fauzi, 2006)
Terdapat tiga pendekatan TCM menurut Fauzi (2014) yang dapat digunakan
dalam analisis valuasi ekonomi yaitu:
1. Individual Travel Cost Method (ITCM)
Metode yang didasarkan pada survey pengunjung ke lokasi wisata. Data
pengeluaran biaya perjalanan dan variabel sosio – ekonomi lainnya dijadikan
sebagai variabel penjelas dari biaya perjalanan.
2. Zone Travel Cost Method (ZTCM)
13
Pendekatan klasik yang berdasarkan data sekunder dimana jumlah kunjungan
diduga merupakan fungsi dari biaya perjalanan yang didasarkan pada zona
wilayah relative terhadap lokasi wisata.
3. Random Utility Model (RUM)
RUM merupakan pendekatan TCM secara kompleks dan memerlukan
pendekatan ekonometrika yang kompleks.
2.7 Surplus Konsumen
Surplus konsumen merupakan kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total
yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dengan
pengorbanan total (dinilai dengan uang) untuk memperoleh jumlah barang
tersebut hal ini menurut pendapat Samuelson dan Nordhaus 2003 (dalam
Kusumawardani dkk, 2012). Konsep kesediaan membayar adalah bentuk
kesediaan konsumen untuk membayar perbaikan dengan adanya kemunduran
kualitas lingkungan dalam sistem alami serta kualitas lingkungan seperti yang
dikatakan oleh Munasinghe (dalam Endang, 2013).
Surplus Konsumen merupakan kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total
atau total utility (dinilai dengan uang) yang dapat dinikmati konsumen dari
mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya guna untuk
memperoleh atau mengkonsumsika jumlah barang tersebut (Boediono, 2010).
Gambar 1. Grafik kurva permintaan dan daerah surplus konsumen (Boediono,
2010)
N
0
P
E
M Q
D
Garis Harga
R Surplus konsumen
14
Pada gambar 1, diketahui bahwa garis harga sejajar dengan permintaan
konsumen, artinya harga yang diberlakukan atas suatu barang adalah tetap dan
tidak melihat jumlah permintaan konsumen. Sedangkan garis permintaan
konsumen miring dari kiri atas ke kanan bawah karena semakin rendah harga
yang ditawarkan akan mengakibatkan semakin tinggi permintaan konsumen.
Kedua garis tersebut terbentuk daerah di bawah garis harga dan daerah diantara
garis harga dan garis permintaan konsumen. Daerah tersebut dinamakan daerah
surplus konsumen.
15
III.KERANGKA TEORITIS
3.1 Kerangka Pemikiran
Kota Batu merupakan salah satu Kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki
potensi wisata yang sangat tinggi, dan Kota Batu dikenal sebagai Kota Wisata
Batu. Kota Batu berada di ketinggian 680-1.200 meter dan memiliki suhu udara
yang cukup sejuk yaitu 15°C-19°C yang dikelilingi oleh Gunung Panderman
(2010 meter), Gunung Arjuna (3339 meter), Gunung Welirang (3156 meter)
sehingga membuat para wisatawan yang mengunjungi Kota Batu merasa nyaman.
Kota Batu memiliki beraneka ragam jenis wisata, dimulai dari taman bermain,
kebun bintang, air tejun, gunung, hingga wisata agro.
Salah satu lokasi wisata agro di Kota Batu adalah Wisata Petik Apel KTMA
yang bisa dibilang merupakan wisata yang sudah cukup lama, wisata agro ini
berdiri pada tahun 2002 yang dikelola oleh Kelompok Tani Makmur Abadi.
Kantor milik Wisata Petik Apel KTMA terletak di Jalan Diponegoro Nomor 24,
Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu – Provinsi Jawa Timur. Lokasi
ini sangat mudah dijangkau karena memiliki letak yang cukup strategis. Wisata
Petik Apel KTMA memiliki ± 60 Ha kebun apel siap panen yang tersebar secara
merata di Desa Tulungrejo. Aktivitas yang dapat dilakukan di Wisata Petik Apel
KTMA adalah memetik buah apel langsung dari pohonnya, menikmati buah apel
dan mengabadikan momen bersama keluarga atau rekan. Lokasi wisata memiliki
pemandangan yang sangat indah yaitu bentangan kebun apel dan udara yang
sangat sejuk yang jauh dari pusat keramaian.
Sebagai wisata yang berdiri sudah cukup lama, Wisata Petik Apel KTMA
masih belum dapat mencapai 100.000 orang pengunjung pada setiap bulannya.
Hal tersebut dapat dikarenakan kurangnya promosi mengenai Wisata Petik Apel
KTMA. Wisata Petik Apel KTMA merupakan jenis wisata yang tidak asing bagi
wisatawan karena sudah banyak wisata agro di kota batu, namun wisata agro yang
menawarkan harga yang cukup terjangkau dengan fasilitas yang ditawarkan serta
kualitas apel yang sangat baik. Wisata Petik Apel KTMA masih terus bersaing
dengan wisata agro lainnya yang nantinya Wisata Petik Apel KTMA dapat
unggul.
16
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang
tepat mengenai pengembangan tempat wisata berbasis alam dan lingkungan
adalah valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA
dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik (usia, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, jumlah keluarga, biaya perjalanan, asal tempat tinggal, jenis
kendaraan yang digunakan) dan persepsi pengunjung (kemudahan akses,
keindahan, kelengkapan fasilitas, keamanan, kebersihan, kepuasan), menganalisis
faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata, dan penilaian ekonomi
dari Wisata Petik Apel KTMA. Karakteristik pengunjung yang dilakukan dengan
menganalisis secara deskriptif berdasarkan data yang didapatkan dari kuisioner.
Persepsi pengunjung mengenai Wisata Petik Apel KTMA dilakukan untuk
mengetahui pendapat pengunjung mengenai Wisata Petik Apel KTMA. Hal yang
dinilai dalam persepsi pengunjung adalah sarana dan prasarana menuju lokasi
wisata, keindahan, fasilitas yang tersedia, kebersihan, keamanan, harga tiket
masuk, kepuasan dan keinginan pengunjung untuk mengunjungi kembali Wisata
Petik Apel KTMA. Persepsi pengunjung dapat dijadikan sebagai pertimbangan
untuk pengembangan lokasi wisata.
Permintaan wisata Wisata Petik Apel KTMA dianalisis dengan menggunakan
metode travel cost method. Permintaan wisata dapat dicerminkan dengan jumlah
kunjungan yang dilakukan pengunjung selama satu tahun terakhir. Agar terbentuk
suatu persamaan permintaan wisata, dibutuhkan penentuan variabel independen.
Penentuan variabel independen dilakukan dengan menggunakan informasi yang di
dapat dari karakteristik pengunjung. Karakteristik digunakan sebagai data untuk
menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisata.
Variabel bebas yang digunakan dalam pembentukan persamaan permintaan
adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan dan
jumlah keluarga. variabel jenis kelamin merupakan variabel dummy yang berjenis
nominal. Variabel pendidikan, jarak, biaya perjalanan, usia, pendapatan, dan
jumlah keluarga merupakan variabel dengan jenis data rasio. Variabel bebas
diregresikan dengan jumlah kunjungan wisata setahun terakhir dengan
menggunakan regresi linear berganda.
17
Akan didapatkan persamaan dari permintaan wisata dari Wisata Petik Apel
KTMA dengan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah
kunjungan Wisata Petik Apel KTMA. Dari persamaan permintaan tersebut dapat
dihitung nilai ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA. Nilai ekonomi dapat
diitung dengan mengalikan jumlah kunjungan dengan nilai surplus konsumen.
Surplus konsumen diestimasikan dengan menggunakan koefisien variabel
perjalanan pada persamaan permintaan wisata. Surplus konsumen dikatakan
sebagai nilai suatu kegiatan wisata secara per individu per kunjungan.
Hasil analisis dari karakteristik dan persepsi pengunjung, faktor – faktor yang
mempengaruhi kunjungan, dan nilai ekonomi Wisata Petik Apel KTMA dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pengembangan Wisata Petik Apel
KTMA. Pengembangan dilakukan sebagai cara untuk meningkatkan jumlah
pengunjung. Setelah lokasi wisata semakin berkembang dan semakin banyak
jumlah pengunjung maka akan membuat masyarakat yang belum mengetahui
informasi mengenai Wisata Petik Apel KTMA menjadi tahu dan tertarik untuk
mengunjungi. Uraian diatas telah diringkas secara sederhana yang dapat dilihat
pada skema 1.
18
Skema 1. Skema Pemikiran Valuasi Ekonomi Wisata Petik Apel KTMA dengan
TCM
Kota Batu
Wisata Petik Apel KTMA
Potensi:
Harga yang cukup terjangkau
Masalah:
1. Pengunjung lokasi wisata
masih belum mencapai
target ≤ 100.000 setiap
bulannya
2. Kurangnya fasilitas
Faktor – Faktor yang
mempengaruhi Permintaan
Wisata:
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Pendidikan
4. Jarak
5. Biaya Perjalanan
6. Pendapatan
7. Jumlah Keluarga
Karakteristik dan
Persepsi Pengunjung
Nilai Ekonomi
Deskriptif Model Regresi
Berganda
Surplus
Konsumen
Pengembangan Wisata Petik Apel KTMA
Peningkatan Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA
Individual
Travel Cost
Method
Keterangan:
Alur Pemikiran = Metode Analisis =
Pendekatan =
19
3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori penelitian terdahulu didapatkan hipotesis Faktor – faktor
yang mempengaruhi permintaan wisata dari Wisata Petik Apel KTMA adalah
jenis kelamin, usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan dan jumlah
anggota keluarga.
20
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berfungsi untuk menghindari adanya kesalahan dalam terjemahan serta penyeragaman
dalam pengukuran data pada penelitian. Dalam penelitian ini, definisi dan pengukuran variabel yang digunakan adalah seperti yang dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel
1. Persepsi Akses Jalan Akses yang ditempuh
wisatawan dari lokasi awal
(rumah atau penginapan)
menuju lokasi wisata.
Mudah ditemukan atau sulit
ditemukan.
Skor diberikan berdasarkan kriteria :
5 = Sangat Mudah (wisatawan tidak mendapatkan
kesulitan “0%” sama sekali menemukan
lokasi wisata)
4 = Mudah (wisatawan mendapatkan kesulitan
hanya sebesar 3% untuk menemukan lokasi
wisata)
3 = Cukup Mudah (wisatawan mendapatkan
kesulitan menemukan lokasi wisata sebesar
25%)
2 = Sulit (wisatawan mendapatkan kesulitan
menemukan lokasi wisata sebesar 50%)
1 = Sangat Sulit (wisatawan mendapatkan
kesulitan menemukan lokasi wisata hampir
sebesar 85%)
Keindahan Alam Penilaian setiap pengunjung
mengenai bagaimana
keindahan alam yang
dinikmati saat mengunjungi
lokasi wisata
5 = Sangat Indah (wisatawan menilai bahwa
pemandangan di lokasi wisata 100% indah)
4 = Indah (wisatawan menilai bahwa
pemandangan di lokasi wisata 85% indah)
3 = Cukup Indah (wisatawan menilai bahwa
21
No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel
pemandangan di lokasi wisata hanya sebesar
50% indahnya)
2 = Tidak Indah (wisatawan menilai bahwa
pemandangan di lokasi wisata 25% indah)
1 = Sangat Tidak Indah (wisatawan menilai
bahwa pemandangan di lokasi wisata tidak
memiliki keindahan sama sekali atau 0%)
Kelengkapan
Fasilitas
Penilaian setiap pengunjung
mengenai kelengkapan
fasilitas – fasilitas yang
disediakan oleh pengelola
lokasi wisata
5 = Sangat Lengkap (wisatawan yang sudah
merasa bahwa tidak perlu adanya
penambahan fasilitas)
4 = Lengkap (wisatawan yang merasa lengkap
namun hanya perlu menambah fasilitas
sebanyak 1 atau 2 fasilitas yang dirasa
penting)
3 = Cukup (wisatawan yang merasa perlu
ditambah fasilitas yang telah disediakan)
2 = Tidak Lengkap (wisatawan yang merasa
bahwa fasilitas di lokasi wisata tidak
memadai dan sangat kurang dalam jumlah
dan jenis)
1 = Sangat Tidak Lengkap (wisatawan yang
merasa bahwa sangat kurang fasilitas yang
telah disediakan lokasi wisata)
Area Parkir Penilaian setiap pengunjung
terhadap lahan parkir di
5 = Sangat Baik (wisatawan merasa bahwa area
parkir sudah luas dan memadai)
4 = Baik (wisatawan merasa bahwa area parkir
sudah cukup luas)
22
No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel
3 = Cukup (wisatawan merasa bahwa area parkir
sedikit sempit namun masih layak
digunakan)
2 = Buruk (wisatawan merasa bahwa area parkir
terlalu sempit)
1 = Sangat Buruk (wisatawan merasa bahwa area
parkir sangat sempit dan tidak layak)
Kebun Apel Penilaian pengunjung
mengenai bagaimana
keadaan kebun apel milik
lokasi wisata.
5 = Sangat Baik (wisatawan merasa bahwa kebun
apel 100% sehat dan subur)
4 = Baik (wisatawan merasa bahwa kebun apel
85% sehat dan subur)
3 = Cukup (wisatawan merasa bahwa kebun apel
50% sehat dan subur)
2 = Buruk (wisatawan merasa bahwa kebun apel
25% sehat dan subur)
1 = Sangat Buruk (wisatawan merasa bahwa
kebun apel tidak sehat dan kurang subur)
Gazebo Penilaian pengunjung
mengenai bagaimana
kelayakan atau jumlah
gazebo yang tersedia di
lokasi wisata.
5 = Sangat Baik (wisatawan merasa bahwa
gazebo yang disediakan sudah memadai dan
dalam jumlah sudah banyak)
4 = Baik (wisatawan merasa bahwa gazebo yang
disediakan sudah memadai namun perlu
ditambah jumlah gazebo).
3 = Cukup (wisatawan merasa bahwa gazebo
yang disediakan kurang memadai dan perlu
ditambah jumlah gazebo yang disediakan)
2 = Buruk (wisatwan merasa bahwa gazebo yang
23
No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel
disediakan tidak memadai atau sudah rusak
dan kurang dalam jumlah)
1 = Sangat Buruk (wisatawan merasa bahwa
gazebo yang disediakan sangat tidak
memadai dan sangat kurang dalam jumlah)
Keamanan Penilaian pengunjung
mengenai bagaimana
keamanan disekitar lokasi
wisata.
5 = Sangat Aman (wisatawan merasa bahwa area
sekitar wisata sangat aman karena dekat
pemukiman)
4 = Aman (wisatawan merasa bahwa area sekitar
wisata aman karena terdapat beberapa
karyawan)
3 = Cukup Aman (wisatawan merasa sedikit tidak
aman karena hanya terdapat karyawan bukan
aparat pengaman)
2 = Tidak Aman (wisatawan merasa tidak aman
karena tidak ada aparat pengamanan)
1 = Sangat Tidak Aman (wisatawan merasa
sangat tidak aman karena lokasi dekat
dengan pemukiman dan tidak ada aparat
penjaga)
Kebersihan Penelian pengunjung
terhadap tingkat kebersihan
yang ada di lokasi wisata
5 = Sangat Bersih (wisatawan tidak melihat
satupun sampah yang berserakan)
4 = Bersih (wisatawan hanya melihat beberapa
sampah yang berserakan dan masih dapat
dihitung misalnya hanya satu atau dua
sampah saja)
3 = Cukup Bersih (wisatawan melihat ada
24
No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel
beberapa sampah plastik yang berserakan
namun masih dalam batas wajar)
2 = Tidak Bersih (wisatawan melihat banyak
sampah yang berserakan dan lokasi wisata
menjadi kotor)
1 = Sangat Tidak Bersih (wisatawan melihat
terdapat sangat banyak sampah plastik yang
berserakan)
2. Faktor – Faktor yang
mempengaruhipermintaan
wisata
Jumlah Kunjungan Banyaknya kunjungan yang
dilakukan oleh wisatawan
pada satu tahun terakhir
Berapa kali jumlah pengunjung mengujungi
lokasi wisata dalam satuan (kali)
Jenis Kelamin jenis kelamin dari
pengunjung lokasi wisata
yang juga sebagai responden
penelitian
Jenis kelamin sebagai variabel dummy dimana:
(0) Mewakili responden laki – laki
(1) Mewakili responden perempuan
Usia Usia dari pengunjung lokasi
wisata
Usia pengunjung dalam satuan Tahun (th)
Pendidikan Pendidikan terakhir yang
ditempuh oleh pengunjung
lokasi wisata
Diukur menurut skala:
(1) apabila pendidikan terakhir responden SD
(2) apabila pendidikan terakhir responden SMP
(3) apabila pendidikan terakhir responden SMA
(4) apabila pendidikan terakhir responden D3/D4
(5) apabila pendidikan terakhir responden S1
(6) apabila pendidikan terakhir responden S2/S3
(7) apabila pendidikan lainnya
Jarak Jarak yang telah ditempuh Jarak yang ditempuh oleh pengunjung
25
No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel
pengunjung dari rumah atau
penginapan hingga lokasi
wisata
menggunakan satuan Kilometer (Km)
Biaya Perjalanan Biaya yang dikeluarkan oleh
pengunjung untuk
mengunjungi Wisata Petik
Apel KTMA meliputi biaya
transportasi, biaya tol, biaya
konsumsi, biaya tiket
masuk, dan biaya parkir.
Biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung
menggunakan satuan Rupiah (Rp)
Pendapatan Gaji yang didapatkan oleh
pengunjung atas pekerjaan
yang dimiliki pada setiap
bulannya
Tingkat pendapatan yang didapatkan pengunjung
pada setiap bulannya diukur dengan satuan
Rupiah (Rp).
Jumlah Keluarga jumlah anggota keluarga
pengunjunglokasi wisata
Jumlah anggota keluarga pengunjung dihitung
dalam satuan Orang (org)
3. Nilai Ekonomi
𝑆𝐾 = ∫ 𝑓(𝑃𝑥)𝑑𝑃𝑃1
𝑃0
Nilai Ekonomi = Surplus
Konsumen x Jumlah
Kunjungan
Biaya Transportasi Biaya yang dikeluarkan oleh
pengunjung untuk
transportasi menuju lokasi
wisata (bensin).
Tingkat biaya transportasi yang dibayarkan oleh
responden dalam satuan Rupiah per individu
(Rp/individu ).
Biaya Tiket Masuk Biaya yang dikeluarkan oleh
pengunjung untuk dapat
masuk ke lokasi wisata.
Tingkat biaya tiket masuk yang dibayarkan oleh
pengunjung dalam satuan Rupiah per individu
(Rp/individu).
Biaya Tol Biaya yang dikeluarkan oleh
pengunjung yang melewati
jalan tol dan berasal dari
luar kota menuju lokasi
Total biaya tol yang dibayarkan oleh pengunjung
dalam satuan Rupiah per individu (Rp/individu).
26
No. Konsep Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel
penelitian
Biaya Konsumsi Biaya yang dikeluarkan
pengunjung untuk makan
saat melakukan kegiatan
wisata
Tingkat biaya konsumsi yang dibayarkan oleh
pengunjung dalam satuan Rupiah/individu
(Rp/individu).
Biaya Penginapan Biaya yang dikeluarkan
pengunjung untuk
membayar penginapan saat
melakukan kegiatan wisata.
Tingkat biaya penginapan yang dibayarkan oleh
pengunjung dalam satuan Rupiah per individu
(Rupiah/individu).
Biaya Souvenir Biaya yang dikeluarkan
pengunjung untuk
melakukan transaksi
membeli souvenir dari
lokasi penelitian
Tingkat biaya souvenir yang dibayarkan oleh
pengunjung dalam satuan Rupiah per Individu
(Rupiah/individu).
Biaya Lain - Lain Biaya yang dikeluarkan
pengunjung untuk biaya ban
bocor dan jajanan saat
perjalanan
Tingkat biaya lain – lain yang dibayarkan oleh
pengunjung dalam satuan Rupiah per Individu
(Rp/individu).
15
27
IV.METODE PENELITIAN
4.1 Pendekatan Penelitian
Pendekataan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kantitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah statistik deskriptif,
statistik inferensial dan analisis kuantitatif. Uji statistik deskriptif digunakan pada
karakteristik responden dan persepsi responden terhadap lokasi penelitian. Uji
statistik inferensial digunakan pada analisis regresi linear berganda. Analisis
kuantitatif digunakan pada perhitungan nilai ekonomi atau valuasi ekonomi pada
lokasi penelitian.
4.2 Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Wisata Petik Apel KTMA yang terletak di Kota Batu,
Jawa Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan
bahwa Wisata Petik Apel KTMA merupakan salah satu wisata di Kota Batu
berbasis alam dan lingkungan, selain itu juga dengan pertimbangan untuk
menghitung nilai ekonomi. Perhitungan nilai ekonomi dibutuhkan untuk
mengetahui ahli fungsi lahan dari lahan perkebunan biasa hingga menjadi lahan
perkebunan dan pariwisata. Lokasi wisata dapat dikatakan wisata yang lama
namun masih berpotensi untuk dikembangkan dan dapat bersaing dengan lokasi
wisata lainnya. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2017. Pengambilan data
dengan wawancara pengunjung dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu.
4.3 Metode Penentuan Sampel
Objek dari penelitian adalah pengunjung dari Wisata Petik Apel KTMA.
Teknik penarikan sampel yang dilakukan adalah dengan teknik non-probability
sampling secara accidental sampling, dimana sampel merupakan pengunjung
dengan kategori dewasa (17 Tahun keatas) yang ditemui peneliti saat melakukan
penelitian (Nawawi, 1991). Karakteristik sampel Wisata Petik Apel KTMA
dipilih dengan pertimbangan usia 17 tahun keatas. Ditetapkannya batas usia
dilakukan dengan pertimbangan usia 17 tahun tergolong dewasa dan dapat
menentukan pilihan.
Metode perhitungan jumlah sampel akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode linear time function dimana jumlah responden ditentukan
28
berdasarkan waktu efektif yang digunakan untuk penelitian karena jumlah
populasi tidak diketahui (Sari, 1993). Rumus linear time function yang digunakan
adalah:
T = t0 + t1N
𝑁 =𝑇−𝑡0
𝑡1
Keterangan:
T = Waktu Penelitian (menit)
t0= Periode Waktu Harian (menit)
t1= Waktu Pengisian Kuisioner (menit)
N = Jumlah Responden
Waktu penelitian yang digunakan adalah 6 hari dalam sebulan, yaitu pada hari
sabtu dan minggu pada setiap pecan. Penentuan hari memperhatikan jumlah
kunjungan Wisata Petik Apel KTMA yang ramai pada hari libur atau akhir pekan.
Pada penelitian ini menggunakan waktu selama 4 jam dalam satu hari karena
mempertimbangkan waktu efektif untuk pengumpulan data serta waktu ramai
kunjungan. Estimasi waktu wawancara dengan satu responden adalah selama 20
menit. Estimasi waktu tersebut diperoleh perhitungan jumlah responden seperti
berikut:
𝑁 =(6 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 4 𝑗𝑎𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) − (4 𝑗𝑎𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑁 =1440 − 240
20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
N = 60 Responden
Hasil dari perhitungan dengan teknik linear time function diperoleh jumlah
sampel sebanyak 60 responden
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur dengan
pengunjung lokasi wisata menggunakan kuisioner. Data yang tertulis dalam
kuisioner terdiri dari karakteristik sosial ekonomi para pengunjung, biaya yang
dikeluarkan oleh pengunjung selama mengunjungi lokasi wisata, dan persepsi
pengunjung mengenai lokasi wisata. Pengumpulan dokumentasi diperoleh dari
pihak pengelola Wisata Petik Apel KTMA. Tidak hanya data dari pengelola
29
seperti gambaran umum lokasi wisata, berupa sejarah, keadaan fisik, luas wilayah,
fasilitas, jumlah kunjungan tahunan wisatawan, jumlah tenaga kerja, jumlah unit
usaha, serta informasi lain yang menunjang penelitian.
4.5 Teknik Analisis Data
1.5.1 Uji Statistik Deskriptif (Karakteristik dan Persepsi Pengunjung Wisata
Petik Apel KTMA)
Karakteristik dan persepsi dari pengunjung diidentifikasikan dengan cara
deskriptif berdasarkan hasil dari wawancara dengan responden yang
menggunakan kuisioner. Karakteristik sosial dan ekonomi pengunjung dapat
digunakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan
pengunjung untuk kawasan wisata. Karakteristik sosial dan ekonomi yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, jarak,
biaya perjalanan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, tempat tinggal asal, dan
sumber informasi mengenai Wisata Petik Apel KTMA. Persepsi Pengunjung yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi pendapat mengunjung mengenai
kemudahan akses menuju lokasi wisata, keindahan, fasilitas yang tersedia,
keamanan, kebersihan, harga tiket masuk, kepuasan, dan keinginan untuk
mengunjungi kembali. Deskripsi dari karakteristik dan persepsi pengunjung
nantinya akan digunakan sebagai dasar pengembangan dari Wisata Petik Apel
KTMA.
1.5.2 Uji Statistik Inferensial (Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Wisata terhadap Wisata Petik Apel KTMA)
Permintaan Wisata Petik Apel KTMA yang dianalisis sebagai variabel
dependen dipengaruhi oleh beberapa faktor yang telah ditentukan pada awal
penelitian. Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata pada Wisata
Petik Apel KTMA tiap individu per tahun dianalisis menggunakan regresi linier
berganda dan dapat dirumuskan secara statistik sebagai berikut:
Y = ∝ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 D1 + ε
Dimana :
Y = Frekuensi kunjungan Wisata Petik Apel KTMA (Jumlah Kunjungan)
X1 = Usia responden (tahun)
X2 = Pendidikan
30
X3 = Jarak dari rumah ke Wisata Petik Apel KTMA (km)
X4 = Biaya perjalanan dari rumah ke Wisata Petik Apel KTMA (Rp)
X5 = Pendapatan (Rp/bulan)
X6 = Jumlah Keluarga (orang)
D1 = Dummy Jenis Kelamin
α = Konstanta
β1 – β2 = Koefisien regresi untuk faktor X1 – X6 dan D1
ε = Error term
Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengolah data variabel yang
telah ditentukan dan diduga berpengaruh terhadap variabel terikat. Model regresi
linear berganda memiliki tujuan untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh
variabel bebas (usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, jumlah
keluarga, dan jenis kelamin) terhadap permintaan wisata mengunjungi Wisata
Petik Apel KTMA.
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R2 dihitung secara langsung dari data bersamaan dengan
koefisien regresi. Fungsi dari Koefisien Determinasi R2 adalah untuk mengukur
tingkat ketepatan yang paling baik dari analisis regresi. Apabila data observasi
tepat pada garis, maka dapat dikatakan terjadi kecocokan garis atau bidang dengan
sempurna, dan nilai koefisien determinasi maksimum yaitu R2 = 1. Suatu model
dapat dikatakan tepat apabila nilai R2 semakin besar atau mendekati 1. Semakin
besar n (ukuran sampel) maka nilai R2 semakin kecil (Gujarati, 1988).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari multikolinieritas, uji normalitas, dan uji
heteroskedastisitas yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan terjadinya hubungan linier antara variabel bebas
dalam model regresi linier berganda. Hubungan yang terjadi dapat terjadi dalam
bentuk sempurna dan kurang sempurna (Gujarati, 2003). Menurut Gujarati (2003)
adapun dampak dari terjadinya multikolinier dalam model regresi linier berganda,
seperti berikut:
31
1). Asumsi OLS masih bersifat BLUE, namun mempunyai variasi dan kovaransi
yang besar hingga sulit mendapatkan asumsi yang tepat.
2). Asumsi OLS mempunyai variansi dan kovaransi yang besar dapat
menyebabkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung
statistik uji t akan lebih kecil, yang mengakibatkan variabel bebas tidak
signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas.
3). Secara individu variabel bebas tidak perbengaruh terhadap variabel tidak bebas
melalui uji t, namun nilai koefisien determinasi masih bisa relatif tinggi.
Dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF) untuk mendeteksi adanya
multikolinieritas pada model regresi berganda. Apabila nilai VIF melebihi angka
10, maka dapat dikatakan adanya multikolinieritas dalam model tersebut, namun
jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas dalam model
regresi.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji asumsi klasik pada linier berganda untuk menguji
kenormalan dalam distribusi data (Andryan, 2010). Pengujian ini biasa dilakukan
untuk menganalisis statistik parametik yang bertujuan untuk menguji apakah
terdapat penganggu atau residual distribusi dalam suatu model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah proses terjadinya variasi residual yang tidak
sama untuk semua data. Ada beberapa dampak yang muncul akibat dari kondisi
tersebut adalah estimasi koefisien menjadi kurang akurat, karena untuk
mendapatkan garis penduga yang baik harus menemui syarat homoskedastisitas.
Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji ada atau tidaknya ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara
untuk menguji model ini adalah dengan Breusch–Pagan. Breusch–Pagan
dilakukan dengan cara meregresikan anatara variabel independen dengan nilai
absolut residualnya. Apabila nilai signifikan antara variabel independen dengan
absolut residual ≥ 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Gujarati,
1988).
1.5.3 Analisis Kuantitatif (Nilai Ekonomi Wisata Petik Apel KTMA)
32
Surplus konsumen merupakan manfaat yang diperoleh pengunjung terhadap
lokasi wisata yang dikunjungi. Perlu dilakukan perhitungan surplus konsumen
sebelum menghitung nilai ekonomi suatu lokasi wisata. Perhitungan surplus
konsumen dapat menggunakan formula seperti berikut:
𝐷𝑥 = 𝑄𝑥 = 𝑎 − 𝑏𝑃
Keterangan:
Dx = Permintaan Kunjungan
X = Jumlah Kunjungan
a = Konstanta
b = Koefisien regresi (hasil regresi permintaan dengan biaya perjalanan)
P = Harga atau jumlah biaya perjalanan
Setelah didapatkan nilai dari surplus konsumen, perlu dilakukan perhitungan
surplus konsumen per individu dalam satu tahun dengan rumus perhitungan
integral sebagai berikut:
𝑆𝐾 = ∫ 𝑓(𝑃𝑥)𝑑𝑃𝑃1
𝑃0
Keterangan:
SK = Surplus Konsumen
P1 = Biaya perjalanan tertinggi
P2 = Biaya perjalanan terendah
Setelah didapatkan nilai surplus konsumen per individu, dilakukan perhitungan
nilai ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA yang dapat dihitung dengan
melakukan surplus konsumen dikalikan dengan jumlah kunjungan wisata pada
satun tahun terakhir.
4.6 Pengujian Hipotesis
1. Uji F
Uji F berfungsi untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikat secara keseluruhan, Subiyanto (2000) menjelaskan bahwa uji F
dapat dirumuskan seperti berikut:
𝐹 = 𝑅2/𝑘
(1 − 𝑅2/(𝑛 − 𝑘 − 1)
Keterangan:
R2 = Koefisien Determinasi
33
n = Ukuran Sampel
k = Banyaknya Variabel
Pengujian nilai Fhit memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Apabila Fhit> Ftabel maka H0 ditolak
b. Apabila Fhit< Ftabel maka H1 diterima
Nilai Uji F 0.000 apabila nilai < 0.01 maka Uji F menerima H1 pada taraf
signifikansi 1% atau dapat diartikan bahwa variabel independen secara simultan
berpengaruh secara signifikan dengan variabel dependen.
2. Uji t
Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan P > |t| atau biasa
disebut p-value dengan taraf signifikasi, dimana dalam penelitian ini
menggunakan taraf signifikasi sebesar 1%. Dalam uji t terdapat kriteria pengujian,
yaitu:
a. Apabila thit< ttabel maka H1 diterima, jadi pada analisis regresi linear berganda,
pengaruh Xi terhadap Y menunjukkan bahwa Xi berpengaruh nyata secara
parsial terhadap Y.
b. Apabila thit> ttabel maka H0 ditolak, jadi menunjukkan bahwa Xi berpengaruh
tidak nyata terhadap variabel bebas Y secara individual atau secara parsial.
Uji t dapat memberikan informasi apakah setiap variabel independen (usia,
jenis kelamin, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, status pernikahan,
dan tanggungan keluarga) memberi pengaruh yang nyata terhadap variabel tidak
dependen Y (permintaan wisata mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA) yang
dapat dilihat seperti dibawah ini:
1). Variabel Usia
H0 = Variabel usia tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap
variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
H1 = Variabel usia berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel
jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
2). Variabel Pendidikan
H0 = Variabel pendidikan tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan)
terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
34
H1 = Variabel pendidikan berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap
variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
3). Variabel Jarak Tempuh
H0 = Variabel jarak tempuh tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan)
terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
H1 = Variabel jarak tempuh berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap
variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
4). Variabel Biaya Perjalanan
H0 = Variabel biaya perjalanan tidak berpengaruh secara nyata (tidak
signifikan) terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel
KTMA.
H1 = Variabel biaya perjalanan berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap
variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
5). Variabel Pendapatan
H0 = Variabel pendapatan tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan)
terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
H1 = Variabel pendapatan berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap
variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
6). Variabel Jumlah Keluarga
H0 = Variabel jumlah keluarga tidak berpengaruh secara nyata (tidak
signifikan) terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel
KTMA.
H1 = Variabel jumlah keluarga berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap
variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
7). Variabel Jenis Kelamin
H0 = Variabel jenis kelamin tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan)
terhadap variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
H1 = Variabel jenis kelamin berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap
variabel jumlah kunjungan wisata di Wisata Petik Apel KTMA.
35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Profil Lokasi Wisata
5.1.1 Sejarah Wisata Petik Apel KTMA
Kelompok Tani Makmur Abadi merupakan kelompok tani yang didirikan pada
10 November 2002 oleh Dinas Pertanian Kota Batu yang pertama yaitu berada di
Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.
Kelompok Tani Makmur Abadi pada awalnya beranggotakan 15 orang petani,
kemudian pada tanggal 03 Juni 2008 Kelompok Tani Makmur Abadi berakta
notaris Nomor 01 di hadapan Notaris Agus Sasmito, SH. Pada tahun 2016
Kelompok Tani Makmur Abadi telah berbadan hukum Nomor AHU-
0050114.01.07. Seiring berjalannya waktu, anggota dari Kelompok Tani Makmur
Abadi semakin bertambah yaitu menjadi 46 orang petani dengan luas lahan yang
dikelola ± 60 Ha yang tersebar secara rata di Desa Tulungrejo. Komoditi yang
ditanam di lahan seluas ± 60 Ha merupakan komoditi apel, dimana lahan seluas ±
60 Ha juga dimanfaatkan sebagai unit wisata.
Unit wisata tersebut diberi nama Wisata Petik Apel KTMA yang juga dibuka
pada tahun yang sama yaitu tahun 2002. Kebun yang dikunjungi oleh wisatawan
merupakan kebun yang siap panen. Unit wisata ini dibuka dengan tujuan agar
masyarakat dapat merasakan dan mendapatkan kepuasaan saat megkonsumsi apel
hasil dari petani lokal, dimana agar masyarakat Indonesia lebih mencintai buah
hasil dari petani Indonesia dibandingkan dengan apel import. Ada berbagai jenis
apel yang ditanam di kebun milik Kelompok Tani Makmur Abadi, yaitu
Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan Wanglien. Unit Wisata Petik Apel KTMA
tidak hanya menawarkan memetik apel secara langsung dari pohonnya, melainkan
juga menawarkan produk – produk berbahan dasar apel yang diolah agar memiliki
nilai ekonomi yang baik. Produk – produk yang ditawarkan meliputi sari apel,
keripik buah – buahan (apel, nangka, pisang, dll), dodol apel, dan cuka apel.
Produk yang ditawarkan kepada pengunjung lokasi wisata merupakan produk
olahan yang diolah sendiri oleh petani dan keluarganya yang dimana sebelumnya
para petani diberikan pemberdayaan mengenai cara mengolah apel agar memiliki
nilai ekonomi dan tidak hanya dapat dijual dalam bentuk buah saja.
36
5.1.2 Struktur Organisasi Kelompok Tani Makmur Abadi
Skema 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Makmur Abadi (KTMA)
PELINDUNG
KEPALA DESA
PENGAWAS
H. TADJAB
KETUA
SUGIMAN
PEMBINA
DINAS
PERTANIAN
WAKIL KETUA
YUSUF
BENDAHARA
DRS. PRAMONO
SEKRETARIS
DHANI ARIE
WAKIL
SEKRETARIS
HERDI SAXONO
UNIT
SAPROTAN
HENDRI
UNIT PUPUK
IMAM RIFAI
U. WISATA
SAYEKTI
U. SIMPAN
PINJAM
SUHARNO
U. OLAHAN
NANIK
UNIT KEBUN
ACH.
SYAIFUDIN
37
5.1.3 Visi dan Misi Kelompok Tani Makmur Abadi
VISI :
“Membangun pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian
petani dengan menjunjung tinggi nilai nilai sosial dan budaya untuk kesejahteraan
dan kemakmuran masyarakat Indonesia.”
MISI :
1. Melestarikan usaha pertanian apel
2. Menampung keluh kesah petani apel
3. Memecahkan masalah budidaya apel
4. Sebagai wadah aspirasi petani untuk diusulkan kepada pemerintah
5. Sebagai wadah untuk meningkatkan SDM petani
6. Mewujudkan pertanian apel yang sehat dan berkelanjutan
7. Kelompok sebagai kekuatan ekonomi petani
5.2 Karakteristik dan Persepsi Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA
5.2.1 Karakteristik Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA
Karakteristik yang dimiliki setiap pengunjung memiliki perbedaan pada setiap
individunya. Perbedaan karakteristik tersebut dapat dilihat dari sosial ekonomi
pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA. Berikut ini
merupakan penjelasan karakteristik pengunjung Wisata Petik Apel KTMA.
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden yang mendominasi saat mengunjungi Wisata Petik
Apel KTMA ialah 58% perempuan dari 60 orang responden, sedangkan 42%
lainnya adalah laki – laki. Pengunjung berjenis kelamin perempuan berpendapat
bahwa Wisata Petik Apel KTMA merupakan lokasi wisata yang sangat cocok
untuk berlibur. Pengunjung perempuan juga berpendapat bahwa Wisata Petik
Apel KTMA merupakan agrowisata yang memiliki harga terjangkau dan sebagai
ajang menambah ilmu pengetahuan mengenai apel dan menikmati apel secara
langsung dari pohon yang sudah siap petik. Pengunjung yang berjenis kelamin
laki – laki yang datang mengunjungi sebagian besar berdasarkan keinginan
keluarga atau rekannya. Data sebaran dari pengunjung berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel 2.
38
Tabel 2. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Laki – laki 25 42%
2. Perempuan 35 58%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
2. Usia
Pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA terdiri dari
berbagai usia, namun mayoritas pengunjung berusia 20 – 28 tahun dengan jumlah
35orang. Pengunjung dengan usia 29 – 37 tahun dan pengunjung usia 38 – 46
tahun masing masing berjumlah 9 orang. Pengunjung yang berusia > 46 tahun
hanya sebanyak 7 orang saja. Wisata Petik Apel KTMA dapat dikatakan jenis
wisata yang dapat dikunjungi dan nikmati oleh segala kalangan mulai dari yang
muda hingga yang sudah tua. Hal tersebut dikarenakan aktivitas yang dapat
dilakukan pengunjung di Wisata Petik Apel KTMA aman untuk dilakukan oleh
segala usia. Data sebaran dari pengunjung berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Usia
No. Kategori Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < 20 Tahun 0 0%
2. 20 – 28 Tahun 35 58%
3. 29 – 37 Tahun 9 15%
4. 38 – 46 Tahun 9 15%
5. > 46 Tahun 7 13%
Jumlah 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
3. Tingkat Pendidikan
Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA berasal dari latar belakang pendidikan
yang berbeda – beda dengan mayoritas pengunjung yang datang memiliki latar
belakang perguruan tinggi (D3, D4, S1, S2, dan S3) sebanyak 41 orang.
Pengunjung yang memiliki latar belakang Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebanyak 19 orang. Hasil dari data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa Wisata
Petik Apel KTMA merupakan wisata yang diminati oleh berbagai latar belakang
pendidikan. Pengunjung dari latar belakang pendidikan apa saja dapat menikmati
wisata ini. Sebaran data tingkat pendidikan pengunjung dapat dilihat pada tabel 4.
39
Tabel 4. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SD Sederajat 0 0%
2. SMP Sederajat 0 0%
3. SMA Sederajat 19 32%
4. Perguruan Tinggi 41 68%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
4. Pekerjaan
Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA memiliki jenis pekerjaan yang berbeda
– beda, namun mayoritas pengunjung yang mengunjungi Wisata Petik Apel
KTMA merupakan karyawan swasta yang berjumlah 20 orang dan 2 orang
bekerja sebagai wiraswasta. Mahasiswa merupakan pengunjung terbanyak kedua
yaitu berjumlah 19 orang. Sedangkan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS)
berjumlah 7 orang dan karyawan BUMN sebanyak 1 orang. Pengunjung lainnya
sebanyak 11 orang bekerja sebagai ibu rumah tangga, dokter, dan lain – lain.
Sebaran data karakteristik pengunjung dari jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel
5.
Tabel 5. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Karyawan Swasta 20 33%
2. PNS 7 12%
3. Karyawan BUMN 1 2%
4. Wiraswasta 2 3%
5. Mahasiswa 19 32%
6. Lainnya 11 18%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
5. Pendapatan
Pengunjung yang mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA menghasilkan
pendapatan yang berbeda – beda setiap bulannya. Pendapapatan pengunjung yang
berbeda – beda dapat menunjukkan bahwa Wisata Petik Apel KTMA merupakan
wisata yang terjangkau untuk semua kalangan. Mayoritas pengunjung memiliki
pendapatan Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000 apabila dikategorikan yaitu sebanyak
46 orang. Pengunjung dengan kategori pendapatan > Rp. 1.000.000 merupakan
pengunjung yang paling sedikit mengunjungi yaitu hanya sebanyak 1 orang.
40
Pengunjung yang memiliki pendapatan dengan kategori Rp. 5.000.000 – Rp.
10.000.000 sebanyak 6 orang. Kategori pendapatan sebesar Rp. 10.000.000 – Rp.
5.000.000 dimiliki oleh pengunjung sebanyak 4 orang. Kategori pendapatan
tertinggi adalah sebesar > Rp. 15.000.000 yang dimiliki oleh 3 orang. Sebaran
data karakteristik pengunjung berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tingkat Pendapatan
No. Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < Rp. 1.000.000 1 2%
2. Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000 46 77%
3. Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000 6 10%
4. Rp. 10.000.000 – Rp. 15.000.000 4 7%
5. >Rp. 15.000.000 3 5%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
6. Biaya Perjalanan
Biaya perjalanan merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung
untuk melakukan kegiatan wisata ke Wisata Petik Apel KTMA. Biaya perjalanan
didapatkan dari menjumlahkan biaya konsumsi, transportasi, biaya tiket masuk,
souvenir, dan biaya lainnya. Biaya terendah yang dikeluarkan oleh pengunjung
ialah Rp. 55.416 sedangkan untuk biaya tertinggi yang dikeluarkan oleh
pengunjung ialah Rp. 1.812.500. Biaya perjalanan yang di dapatkan berbeda –
beda, hal tersebut dapat terjadi karena berbedanya tempat tinggal asal, jenis
kendaraan yang digunakan hingga upah (gaji harian) setiap individu pada setiap
jamnya. Sebaran data untuk biaya perjalanan dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik berdasarkan Biaya Perjalanan
No. Biaya Perjalanan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < Rp. 100.000 1 2%
2. Rp. 100.000 – Rp. 362.000 28 47%
3. Rp. 362.000 – Rp. 724.000 20 33%
4. Rp. 724.000 – Rp. 1.086.000 9 15%
5. > Rp. 1.086.000 2 3%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
7. Jarak Tempuh
Jarak tempuh merupakan jarak yang ditempuh pengunjung dari tempat tinggal
pengunjung maupun tempat penginapan menuju Wisata Petik Apel KTMA. Jarak
tempuh dapat dipengaruhi oleh asal pengunjung atau tempat pengunjung
41
bermalam. Jarak tempuh terpendek ialah 0.5 KM (500 Meter) sedangkan untuk
jarak tempuh terjauh adalah 113 KM. Mayoritas jarak yang ditempuh oleh
pengunjung adalah >79 KM sebanyak 31 orang. Sebaran data dari pengunjung
berdasarkan jarak tempuh dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Jarak Tempuh
No. Jarak Tempuh (KM) Jumlah (orang) Persentase (%)
1. < 10 KM 5 8%
2. 10 KM – 33 KM 21 35%
4. 33 KM – 56 KM 0 0%
5. 56 KM – 79 KM 3 5%
6. > 79 KM 31 52%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
8. Daerah Asal
Pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA berasal dari
berbagai Provinsi di Indonesia dengan mayoritas pengunjung yang berasal dari
Pulau Jawa 54 orang, dimana 44 berasal dari Provinsi Jawa Timur, sebagaian
besar pengunjung yang berasal dari Provinsi Jawa Timur berasal dari Kota
Surabaya, Sidoarjo dan Malang. Mayoritas pengunjung berpendapat bahwa
Wisata Petik Apel KTMA merupakan Agrowisata yang menawarkan harga yang
terjangkau dengan kondisi lingkungan yang baik juga sehingga pengunjung
tertarik untuk mengunjungi walaupun mereka berasal dari Provinsi yang jauh.
Sebaram data daerah asal pengunjung dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Daerah Asal
No. Provinsi Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Sumatera Utara 2 3%
2. Lampung 1 2%
3. Jawa Timur 44 73%
4. Jawa Barat 4 7%
5. Jawa Tengah 2 3%
6. Daerah Istimewa Yogyakarta 1 2%
7. DKI Jakarta 3 5%
8. Bali 1 2%
9. Sulawesi Utara 1 2%
10. Sulawesi Selatan 1 2%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
9. Alat Transportasi
42
Jenis alat transportasi yang digunakan oleh pengunjung untuk menuju Wisata
Petik Apel KTMA mayoritas adalah kendaraan milik pribadi yaitu 29 orang
menggunakan mobil pribadi dan 14 orang menggunakan sepeda motor. Alat
transportasi lainnya yang digunakan pengunjung adalah kendaraan sewa baik
motor maupun mobil serta angkutan umum. Angkutan umum yang digunakan
berupa taksi dan angkutan antar kota. Sebaran data jenis transportasi yang
digunakan oleh pengunjung dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Alat Transportasi
No. Jenis Transportasi Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Mobil Pribadi 29 50%
2. Sepeda Motor Prbadi 14 23%
3. Kendaraan Sewa 15 25%
4. Angkutan Umum 2 2%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
10. Tujuan Berwisata
Setiap individu memiliki tujuan saat mengunjungi suatu kawasan wisata, sama
halnya dengan pengunjung Wisata Petik Apel KTMA. Mayoritas pengunjung
melakukan wisata ke lokasi wisata ini adalah untuk menikmati apel secara
langsung yaitu sebanyak 30 orang. Pengunjung berpendapat bahwa harga yang
ditawarkan lebih terjangkau dibandingkan dengan lokasi lainnya dan juga
memiliki apel dengan kualitas yang baik. Sebaran data pengunjung berdasarkan
tujuan wisata dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Karakteristik Pengunjung berdasarkan Tujuan Wisata
No. Tujuan Wisata Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Berekreasi 14 23%
2. Menikmati Apel secara Langsung 30 50%
3. Berfoto 8 13%
4. Mencari Udara Segar 5 8%
5. Tugas 2 3%
6. Survei 1 2%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
11. Sumber Informasi
Pengunjung Wisata Petik Apel KTMA mayoritas mengetahui informasi
mengenai lokasi wisata ini dari teman dan keluarga yaitu sebanyak 35 orang.
Sosial media juga berperan penting dalam sumber informasi karena 24 orang
43
mengetahui informasi mengenai Wisata Petik Apel KTMA dari sosial media
seperti blog dan sosial media lainnya. Data sebaran mengenai sumber informasi
dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Karakteristik berdasarkan Sumber Informasi
No. Sumber Informasi Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Sosial Media 24 40%
2. Teman/Keluarga 35 58%
3. Pihak Hotel 1 2%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
5.2.2 Persepsi Pengunjung terhadap Wisata Petik Apel KTMA
1. Kemudahan Akses menuju Wisata Petik Apel KTMA
Kemudahan akeses meunju Wisata Petik Apel KTMA dapat digambarkan dari
pendapat para pengunjung. Didapatkan rata – rata dari 60 orang pengunjung
Wisata Petik Apel KTMA 4.23 dimana dapat dikatakan akses menuju Wisata
Petik Apel KTMA mudah diitempuh. Hal tersebut dikarenakan setiap pengunjung
yang datang langsung menuju kantor Wisata Petik Apel KTMA dengan lokasi
yang cukup strategis dan mudah ditemukan. Pengunjung yang sudah berada di
kantor Wisata Petik Apel KTMA langsung disambut oleh para anggota kelompok
tani yang nantinya pengunjung langsung diantarkan menuju lokasi kebun yang
sudah siap panen. Tabel 13 merupakan persepsi pengunjung terhadap kemudahan
akses menuju Wisata Petik Apel KTMA.
Tabel 13. Persepsi Pengunjung mengenai Kemudahan Akses
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Mudah 5 19 95
Mudah 4 37 148
Cukup Mudah 3 3 9
Sulit 2 1 2
Sangat Sulit 1 0 0
Total 60 254
Rata – Rata 4.23
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
2. Keindahan dari Wisata Petik Apel KTMA
Wisata Petik Apel KTMA menawarkan keindahan alam yang indah menurut
pendapat pengunjung Wisata Petik Apel KTMA yang telah diwawancarai adalah
bahwa Wisata Petik Apel KTMA memiliki pemandangan yang indah. Hal tersebut
44
dikarenakan pemandangan yang ditawarkan wisata ini adalah bentangan luas
kebun apel yang masih sangat alami dengan udara yang sejuk. Tabel 14
merupakan hasil rata – rata yang didapatkan dari persepsi 60 orang pengunjung
mengenai keindahan yang ditawarkan Wisata Petik Apel KTMA.
Tabel 14. Persepsi Pengunjung mengenai Keindahan yang Ditawarkan
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Indah 5 19 95
Indah 4 38 152
Cukup Indah 3 2 6
Tidak Indah 2 1 2
Sangat Tidak Indah 1 0 0
Total 60 255
Rata – Rata 4.25
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
3. Fasilitas Umum
Fasilitas umum menggambarkan persepsi pengunjung mengenai lengkap atau
tidaknya fasilitas yang disediakan oleh pengelola Wisata Petik Apel KTMA.
Menurut hasil dilapang didapatkan rata – rata dari 60 orang pengunjung sebesar
2.97. Kelengkapan fasilitas menurut pengunjung cukup lengkap. Hal tersebut
dikarenakan fasilitas yang disediakan berjumlah sangat sedikit sehingga ada
beberapa pengunjung yang tidak dapat menikmati fasilitas yang telah disediakan.
Fasilitas yang masih belum memenuhi atau dapat dikatakan sedikit seperti gazebo.
Gazebo yang disediakan Wisata Petik Apel KTMA cukup terbatas, hal tersebut
dikarenakan lokasi wisata yang masih berupa perkebunan asli, serta banyak pohon
apel sehingga memiliki kemungkinan yang kecil untuk menambah gazebo.
Tabel15 merupakan persepsi pengunjung mengenai fasilitas yang disediakan.
Tabel 15. Persepsi Pengunjung mengenai Fasilitas
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Lengkap 5 4 20
Lengkap 4 21 84
Cukup Lengkap 3 4 12
Tidak Lengkap 2 31 62
Sangat Tidak Lengkap 1 0 0
Total 60 178
Rata – Rata 2.97
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
45
Area Parkir merupakan fasilitas yang telah disediakan Wisata Petik Apel
KTMA, didapatkan rata – rata sebesar 3.57 dari 60 pengunjung yang telah
diwawancara. Dapat dikatakan bahwa area parkir Wisata Petik Apel KTMA sudah
baik hal ini dikarenakan lokasi kebun yang memang masih berada di daerah dekat
pemukiman dan tidak berada di pinggir jalan sehingga dapat dipantau oleh
karyawan dan warga sekitar. Selain itu, khusus untuk parkir bus telah disediakan
tempat yang lebih luas, dimana nantinya pengunjung yang datang menggunakan
bus akan di jemput dengan trasnportasi dari pihak Wisata Petik Apel KTMA
untuk menuju kebun. Tabel 16 merupakan penilaian pengunjung terhadap area
parkir yang telah disediakan oleh Wisata Petik Apel KTMA.
Tabel 16. Penilaian Pengunjung terhadap Area Parkir Wisata Petik Apel KTMA
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Baik 5 10 50
Baik 4 23 92
Cukup 3 18 54
Buruk 2 9 18
Sangat Buruk 1 0 0
Total 60 214
Rata – Rata 3.57
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
Kebun apel merupakan fasilitas yang dinilai memiliki kondisi yang baik. Hal
ini dibuktikan oleh rata – rata yang didapatkan dari hasil lapang yaitu sebesar 4.25
dimana kebun apel baik. Kebun apel merupakan daya tarik utama bagi para
pengunjung, dimana pengunjung dapat melakukan aktivitas memetik buah apel
secara langsung sampai dengan aktivitas berfoto sebagai kenang – kenangan
bahwa telah mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA. Selain itu, kebun apel milik
Wisata Petik Apel KTMA dirawat dengan baik oleh para petani yang tergabung
dengan Kelompok Tani Makmur Abadi (KTMA). Tabel 17 merupakan penilaian
pengunjung terhadap kebun apel Wisata Petik Apel KTMA.
Tabel 17. Penilaian Pengunjung terhadap Kebun Apel
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Baik 5 20 100
Baik 4 36 144
Cukup 3 3 9
Buruk 2 1 2
Sangat Buruk 1 0 0
Total 0 255
46
Rata – Rata 4.25
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
Gazebo merupakan fasilitas terakhir yang disediakan oleh pengelola Wisata
Petik Apel KTMA. Hasil rata – rata yang didapatkan saat di lapang menyatakan
bahwa keadaan gazebo yang dimiliki Wisata Petik Apel KTMA memiliki kondisi
yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan gazebo yang disediakan terlalu sedikit
dan ada beberapa gazebo yang sudah tidak layak untuk digunakan sebagai tempat
berteduh dan beristirahat. Tabel 18 merupakan penilaian pengunjung terhadap
gazebo yang disediaka Wisata Petik Apel KTMA.
Tabel 18. Penilaian Pengunjung terhadap Gazebo
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Baik 5 1 5
Baik 4 24 96
Cukup 3 23 69
Buruk 2 12 24
Sangat Buruk 1 0 0
Total 60 194
Rata – Rata 3.23
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
4. Keamanan
Keamanan suatu lokasi wisata sangat penting diperhatikan karena demi
kenyamanan para pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel
KTMA. Keamanan Wisata Petik Apel KTMA dapat dikatakan aman hal tersebut
didukung oleh rata – rata pendapat dari 60 pengunjung yang datang mengunjungi
lokasi wisata ini. Wisata Petik Apel KTMA dikatakan aman karena banyaknya
petugas atau karyawan yang berada di luar area kebun dan juga di dalam kebun.
Kendaraan bermotor yang di parkirkan juga berada dalam pengawasan petugas
Wisata Petik Apel KTMA. Tabel 19 merupakan persepsi pengunjung mengenai
keamanan Wisata Petik Apel KTMA.
Tabel 19. Persepsi Pengunjung terhadap Keamanan
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Aman 5 5 25
Aman 4 52 208
Cukup Aman 3 2 6
Tidak Aman 2 1 2
Sangat Tidak Aman 1 0 0
Total 60 241
47
Rata – Rata 4.01
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
5. Kebersihan
Kebersihan di lokasi Wisata Petik Apel KTMA dapat dikatakan bersih, karena
didapatkan nilai rata – rata sebesar 3.67 yang dibulatkan menjadi 4. Hal tersebut
juga didukung dengan keadaan yang terjadi di lapang yaitu bahwa telah
disediakan tempat sampah yang cukup, sehingga pengunjung dapat membuang
sampah bekas makanan ke tempat sampah yang telah disediakan oleh Wisata
Petik Apel KTMA. Data nilai persepsi mengenai kebersihan Wisata Petik Apel
KTMA dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20. Persepsi Pengunjung terhadap Kebersihan
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Bersih 5 5 25
Bersih 4 38 152
Cukup 3 9 27
Tidak Bersih 2 8 16
Sangat Tidak Bersih 1 0 0
Total 60 220
Rata – Rata 3.67
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
6. Harga Tiket Masuk
Harga tiket yang ditawarkan oleh Wisata Petik Apel KTMA adalah Rp. 25.000
dimana pengunjung berpendapat bahwa harga yang ditawarkan cukup murah.
Pengunjung berpendapat bahwa harga yang ditawarkan murah dikarenakan
dengan harga sebesar Rp. 25.000 sudah dapat menikmati apel sepuasnya dan juga
apabila dibandingkan dengan Agrowisata lain yang menawarkan harga diatas Rp.
25.000. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil nilai rata – rata yang didapatkan dari
hasil lapang pada tabel 21 mengenai nilai persepsi pengunjung terhadap harga
tiket.
Tabel 21. Persepsi Pengunjung terhadap Harga Tiket Masuk
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Murah 5 3 15
Murah 4 27 108
Cukup 3 0 0
Mahal 2 30 60
Sangat Mahal 1 0 0
Total 60 183
48
Rata – Rata 3.05
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
7. Kepuasan
Kepuasan dapat digambarkan oleh perasaan puas yang dirasakan konsumen
dari pelayanan dan kenyamanan saat berada di Wisata Petik Apel KTMA dan
memiliki keinginan untuk berkunjung lagi di Wisata Petik Apel KTMA. Hasil dari
nilai rata – rata sebesar 4.08 dapat disimpulkan bahwa pengunjung menyatakan
puas terhadap Wisata Petik Apel KTMA dari pelayanan yang ditawarkan oleh
pihak pengelola serta kenyamanan yang dirasakan. Nilai mengenai kepuasan dari
pengunjung dapat dilihat pada tabel 22.
Tabel 22. Persepsi Pengunjung terhadap Kepuasan Pengunjung
Persepsi Skala Frekuensi Nilai
Sangat Puas 5 11 55
Puas 4 46 184
Cukup Puas 3 0 0
Tidak Puas 2 3 6
Sangat Tidak Puas 1 0 0
Total 60 245
Rata – Rata 4.08
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
8. Keinginan Pengunjung untuk Melakukan Kunjungan Kembali
Pengunjung yang ingin melakukan kunjungan kembali di Wisata Petik Apel
KTMA sebanyak 92%, sedangkan 8% pengunjung lainnya tidak ingin melakukan
kunjungan kembali. Pengunjung yang ingin melakukan kunjungan kembali
merasakan bahwa Wisata Petik Apel KTMA merupakan lokasi yang nyaman
untuk menghilangkan beban pikiran dan berwisata. Pengunjung yang tidak ingin
melakukan kunjungan kembali merasa bahwa masih banyak lokasi wisata lain
yang belum sempat dikunjungi. Sebaran data kepuasan pengunjung dapat dilihat
pada gambar 2.
49
Gambar 2. Persepsi Pengunjung terhadap Keinginan untuk Berkunjung
Kembali
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
9. Saran
Pengunjung tidak hanya memberikan persepsi terhadap Wisata Petik Apel
KTMA, namun pengunjung juga memberikan sarannya untuk Wisata Petik Apel
KTMA. Saran yang diberikan oleh pengunjung juga dapat sebagai bahan
pertimbangan pihak pengelola untuk kemajuan dari Wisata Petik Apel KTMA.
Saran yang diberikan para pengunjung juga dapat digunakan untuk
pengembangan lokasi Wisata Petik Apel KTMA guna untuk meningkatkan
jumlah pengunjung dan untuk keberlanjutan Wisata Petik Apel KTMA. Ada
terdapat macam saran yang diberikan pengunjung untuk Wisata Petik Apel
KTMA yang dapat dilihat pada tabel 23.
Tabel 23. Saran Pengunjung untuk Wisata Petik Apel KTMA
No. Saran Jumlah Persentase
1. Penambahan Fasilitas 27 45%
2. Perbaikan Tata Letak 3 5%
3. Perbaikan Mutu Apel 1 2%
4. Informasi Mengenai Jenis Apel 16 27%
5. Kebersihan lebih diperhatikan 3 5%
6. Area Parkir diperluas 3 5%
7. Media Promosi dikembangkan 4 7%
8. Edukasi (bercocok tanam apel) 1 2%
9. Cabang Apel dirapihkan 2 3%
Jumlah 60 orang 100%
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
Ya92%
Tidak8%
KEINGINAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI
50
Saran yang diberikan oleh pengunjung mayoritas adalah penambahan fasilitas
yaitu sebesar 45% pengunjung. Penambahan fasilitas seperti gazebo dan tempat
sampah di perbanyak lagi, perlu adanya tempat cuci tangan, serta area bermain
anak seperti ayunan. Tempat untuk cuci tangan sangat penting dikarenakan
pengunjung langsung berinteraksi dengan alam, dan perlu untuk mencuci apel
terlebih dahulu sebelum di konsumsi agar lebih higenis. Informasi mengenai jenis
– jenis apel yang ditanam juga sangat bermanfaat bagi pengunjung yang ingin
mengetahui lebih dalam tentang apel.
Pengunjung juga menyarankan untuk merapihkan cabang pohon apel agar tidak
melukai pengunjung. Selain itu juga ada pengunjung yang memberi saran
mengenai cara bercocok tanam pohon apel yang sangat bermanfaat bagi anak –
anak maupun orang dewasa untuk menambah pengetahuan dan pengalaman saat
berwisata. Pengunjung tidak hanya berwisata apabila adanya edukasi mengenai
cara bercocok tanam pohon apel namun juga menambah ilmu pengetahuan.
5.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata terhadap
Wisata Petik Apel KTMA
Hasil dari faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata terhadap
Wisata Petik Apel KTMA dapat diketahui setelah melakukan beberapa Uji
Statistik Inferensial meliputi uji asumsi klasik dan analisis linear berganda seperi
yang akan dijelaskan dibawah.
5.3.1 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji asumsi klasik pada linier berganda untuk menguji
kenormalan dalam distribusi data (Andryan, 2010). Data ini menggunakan uji
Skweness-kurtosisPengujian ini menggunakan Software Stata 14.0.
Pengujian ini dilakukan dengan cara memperhatikan hasil Prob > chi2. Apabila
hasil dari Prob > chi2lebih besar dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data
terdistribusi dengan normal. Hasil yang didapatkan mengenai uji normalitas
diketahui bahwa hasil dari Prob > chi2 adalah 0.0883. Dapat dikatakan bahwa
data terdistribusi dengan normal, karena 0.0883 > 0.05.
51
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan dengan tujuan untuk menunjukkan keberadaan
hubungan linear antar seluruh variabel sehingga dapat menjelaskan model dari
regresi. Uji multikolinearitas pada penelitian ini menggunakansoftware Stata 14.0.
Hasil dari uji multikolinearitas menampilkan output Variance Inflation Factor
(VIF) dan Tolerance Value dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak ada yang kurang dari 0.10, maka dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat multikolinearitas. Apabila nilai VIF melebih 10 maka terdapat
kemungkinan terjadinya multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat
pada tabel 24.
Tabel 24. Uji Multikolinearitas
Variabel VIF 1/VIF
Biaya Perjalanan 2.09 0.477935
Jumlah Keluarga 2.06 0.485156
Pendapatan 1.70 0.587614
Usia 1.51 0.664397
Pendidikan 1.32 0.758863
Jenis Kelamin 1.10 0.905418
Jarak Tempuh 1.04 0.966048
Mean VIF 1.55
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah di dalam
model terdapat perbedaan variasi yang tidak sama untuk semua data. Pengujian ini
menggunakan model Breush – Pagan dengan Stata 14.0. berdasarkan pengujian
yang telah dilakukan, data yang digunakan tidak mengalami Heteroskedastisitas
karena hasil dari prob > chi2 adalah 0.4580 dimana lebih besar daripada 0.05
seperti yang dapat dilihat pada tabel 25.
Tabel 25. Uji Heteroskedastisitas
Breusch – Pagan / Cook-Weisberg test for heteroskedasticity
Ho: Constant variance
Variables : fitted values of var1
Chi2 (1) = 0.55
Prob > Chi2 = 0.4580
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
5.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda
52
Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel independen seperti usia,
pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, tanggungan keluarga, jenis
kelamin, serta status pernikahan. Variabel yang telah ditentukan dihitung
menggunakan software Stata 14.0 yang memiliki guna untuk mengetahui apakah
variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu jumlah
kunjungan. Digunakan alat analisis regresi linear berganda dengan pendekatan
OLS (Ordinary Least Squares) untuk mengetahui apakah variabel independen (X)
mempengaruhi variabel dependen (Y). Formula yang didapatkan model untuk
analisis regresi linear berganda dengan pendekatan OLS adalah seperti berikut:
Y = ∝ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 D1 + ε
Y = 0.5535893 + 0.0654767X1 + 0.0116149X2 + 0.0017717X3 – 0.0000016X4 +
0.0000000419X5 + 0.3556397X6 + 0.2793134D1 + ε
Tabel 26. Hasil Analisis Regresi Fungsi Permintaan Wisata Petik Apel KTMA
Variabel Koefisien Stand. err t- statistik Sig.
Konstanta 0.5535893 0.7246298 0.76 0.448
Usia **0.0654767 0.0136224 4.81 0.000
Pendidikan 0.0116149 0.1370788 0.08 0.933
Jarak Tempuh 0.0017717 0.0034462 0.51 0.609
Biaya Perjalanan **-1.60e-06 5.21e-07 -3.07 0.003
Pendapatan *4.19e-08 2.26e-08 1.85 0.070
Jumlah Keluarga **0.3556397 0.1317148 2.70 0.009
Jenis Kelamin 0.2793134 0.2775526 1.01 0.319
Number of Observation = 60
Prob > F = 0.0000
R-squared= 0.5650
** = Signifikan pada taraf 1% (0.01)
*= Signifikan pada taraf 10% (0.10)
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)
Nilai konstanta model regresi (β0) adalah sebesar 0.5535893 dapat diartikan
bahwa semua variabel independen yaitu usia, pendidikan, jarak tempuh, biaya
perjalanan, pendapatan, jumlah keluarga, dan jenis kelamin dianggap berjumlah
konstan. Interpretasi mengenai koefisien determinasi (R2), Uji F, dan Uji t seperti
berikut:
1. Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi adalah uji dalam model regresi yang bertujuan untuk
menunjukkan tingkat ketepatan yang paling baik dari analisis regresi. Suatu model
dapat dikatakan tepat apabila nilai R2 semakin besar atau mendekati 1 lalu di
53
transformasikan dalam bentuk persen (%). Pada penelitian ini didapatkan nilai R2
sebesar 0.5650 atau 56.5%. Nilai 56.,0% menunjukkan bahwa kemampuan
variabel independen (jumlah kunjungan) dalam model menjelaskan bahwa
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen seperti usia, pendidikan, jarak
tempuh, biaya perjalanan, pendapatan, jumlah keluarga dan jenis kelamin
sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak ada dalam
model.
2. Uji F
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menyatakan bahwa variabel independen
(usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, jumlah keluarga, dan jenis
kelamin) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen (jumlah kunjungan). Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikansi
sebesar 1% (0.01). nilai yang didapatkan Prob < Fsignifikasi dari hasil uji statistik
adalah 0.0000 dimana yang menunjukkan bahwa variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.
3. Uji t
Uji t atau yang biasa disebut uji parsial adalah pengujian yang bertujuan untuk
melihat seberapa besar pengaruh setiap variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen. Uji parsial pada penelitian ini menggunakan nilai
signifikasi sebesar 0,01 (1%) dan 0.10 (10%). Pembahasan mengenai uji
signifikasi setiap variabel dijelaskan sebagai berikut:
a. Usia
Pada variabel usia untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat signifikan sebesar
0.0000 < 0.01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel usia memiliki
pengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah kunjungan, dengan asumsi
bahwa variabel pendidikan, jarak, biaya perjalanan, pendapatan, jumlah keluarga
dan jenis kelamin konstan. Nilai koefisien regresi yaitu positif sebesar 0.065,
dapat dikatakan setiap penambahan usia pengunjung sebesar 1% akan
menambahkan jumlah permintaan pengunjung sebesar 0.065%. hasil uji statistik
juga didukung oleh karakteristik pengunjung saat di lokasi penelitian, bahwa
didominasi pengunjung berusia 20 – 28 tahun. Selain itu juga didukung oleh
penelitian terdahulu Susilowati (2009) bahwa variabel usia berpengaruh secara
54
nyata dalam permintaan wisata karena orang yang berusia lebih dewasa yang
memiliki berbagai aktifitas pada hari – hari profuktif membutuhkan juga waktu
untuk berwisata dengan tujuan menghilangkan penat akibat aktifitas yang
dilakukan pada hari – hari produktif (bekerja).
b. Pendidikan
Pada variabel pendidikan untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat signifikan
sebesar 0.933 > 0.10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel pendidikan
tidak berpengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah kunjungan atau tidak
signifikan.
c. Jarak Tempuh
Pada variabel jarak tempuh untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat
signifikan sebesar 0.609 > 0.10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel jarak
tempuh tidak berpengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah kunjungan
atau tidak signifikan.
d. Biaya Perjalanan
Pada variabel biaya perjalanan untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat
signifikan sebesar 0.003 < 0.01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel biaya
perjalanan memiliki pengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah
kunjungan, dengan asumsi bahwa variabel usia, pendidikan, jarak, pendapatan,
jumlah keluarga dan jenis kelamin konstan. Nilai koefisien regresi yaitu negatif
dengan nilai sebesar -0.0000016, dapat dikatakan setiap penambahan biaya
perjalan yang dikeluarkan pengunjung sebesar 1% akan menurunkan jumlah
permintaan pengunjung sebesar 0.0000016%. Hasil uji statistik ini juga didukung
oleh penelitian terdahulu Mahesi (2008) bahwa biaya merupakan faktor terpenting
dalam keputusan seseorang untuk melakukan kegiatan wisata atau tidak.
e. Pendapatan
Pada variabel pendapatan untuk hasil uji statistic didapatkan tingkat signifikan
sebesar 0.070 < 0.10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel pendapatan
memiliki pengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah kunjungan, dengan
asumsi bahwa variabel usia, pendidikan, jarak, biaya perjalanan, jumlah keluarga,
dan jenis kelamin konstan. Nilai koefisien regresi yaitu positif dengan nilai
sebesar 0.000000419, dapat dikatakan setiap penambahan pendapatan pengunjung
55
1% akan menambahkan jumlah permintaan pengunjung sebesar 0.000000419%.
Hasil uji statistik ini didukung oleh keadaan nyata pada saat dilokasi penelitian
responden yang memiliki pendapatan lebih tinggi mempunyai kesempatan untuk
melakukan kegiatan wisata apabila dibandingkan dengan responden yang
berpendapatan rendah.
f. Jumlah Keluarga
Pada variabel jumlah keluarga untuk hasil uji statistik didapatkan tingkat
signifikan sebesar 0.009 < 0.01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel
jumlah keluargaberpengaruh secara nyata dalam mempengaruhi jumlah
kunjungan, dengan asumsi bahwa variabel usia, pendidikan, jarak, biaya
perjalanan, pendapatan, dan jenis kelamin konstan. Nilai koefisien regresi yaitu
positif yaitu sebesar 0.356, dapat dikatakan setiap penambahan jumlah anggota
keluarga sebesar 1% akan menambahkan jumlah permintaan pengunjung sebesar
0.356%. Hasil uji statistik didukung oleh karakteristik pengunjung saat di lokasi
penelitian bahwa 50% pengunjung yang datang mengunjungi Wisata Petik Apel
KTMA sudah berkeluarga.
g. Jenis Kelamin
Pada variabel jenis kelamin untuk hasil uji statistic didapatkan tingkat
signifikan sebesar 0.448 > 0.10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel jenis
kelamin tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah kunjungan atau dapat
dikatakan tidak signifikan.
5.4 Nilai Ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA
Perhitungan yang digunakan untuk menghitung estimasi nilai ekonomi adalah
dengan surplus konsumen (Consumen Surplus) dari fungsi permintaan wisata
dengan persamaan seperti berikut:
𝐷𝑥 = 𝑄𝑥 = 𝑎 − 𝑏𝑃
𝐷𝑥 = 𝑄𝑥 = 2.601506 + 0.0000016 𝑋4
Setelah didapatkan persamaan dari surplus konsumen, perlu dilakukan
perhitungan surplus konsumen per individu dalam satu tahun dengan perhitungan
integral sebagai berikut:
56
𝑆𝐾 = ∫ 𝑓(𝑃𝑥)𝑑𝑃𝑃1
𝑃0
𝑆𝐾 = ∫ (2.601506 − 0.0000016)𝑑𝑥1.865.166
80.416
𝑆𝐾 = 𝑅𝑝. 4.643.034/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Hasil dari perhitungan diatas didapatkan nilai surplus konsumen berdasarkan
konsumen per individu sebesar Rp. 4.643.034setiap kunjungan. Nilai yang
didapatkan merupakan segala hal yang dapat dirasakan oleh pengunjung namun
tidak memiliki wujud nyata seperti keindahan, keamanan, kebersihan, kepuasan,
dan manfaat – manfaat lainnya. Dengan adanya estimasi nilai surplus konsumen
dapat menunjukkan bahwa pengunjung bersedia untuk membayar lebih tinggi
daripada harga yang ditetapkan oleh pengelola Wisata Petik Apel KTMA yaitu
sebesar Rp. 25.000. Setelah didapatkannya nilai dari surplus konsumen langkah
selanjutnya adalah menghitung nilai ekonomi dengan mengalikan total surplus
konsumen dengan jumlah kunjungan pada 1 tahun terakhir yaitu 2016 sebesar
50.184 orang, maka menggunakan persamaan seperti berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 = 𝑆𝑢𝑟𝑝𝑙𝑢𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 = 4.643.034 𝑥 50184
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 = 𝑅𝑝. 233.006.018.256
Hasil dari perhitungan nilai ekonomi Wisata Petik Apel KTMA setiap
tahunnya setiap individu berdasarkan biaya perjalanan adalah sebesar Rp.
233.006.018.256. Berdasarkan hasil yang telah di dapatkan dapat disimpulkan
bahwa Wisata Petik Apel KTMA memiliki nilai ekonomi sumberdaya alam alam
yang tinggi.
Tingginya nilai ekonomi sumberdaya alam Wisata Petik Apel KTMA juga
harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik dan perlu dilakukan
pengembangan. Pengembangan yang dilakukan juga harus diperhatikan agar tidak
merusak lingkungan, kelestarian sumberdaya alam hingga tidak menurunkan nilai
ekonomi dari Wisata Petik Apel KTMA.
Wisata Petik Apel KTMA merupakan wisata berbasis alam atau juga dapat
disebut wisata agro. Wisata Petik Apel KTMA dikelola oleh para petani dari
57
Kelompok Tani Makmur Abadi. Dari hasil persepsi pengunjung, Wisata Petik
Apel KTMA dapat melakukan pengembangan dengan tujuan untuk menarik
pengunjung hingga terjadi peningkatakan jumlah pengunjung. Namun dalam
pengembangan wisata perlu diperhatikan aspek lingkungan agar tidak merusak
tanah yang ada dikebun apel, agar kebun apel tetap sehat dan dapat menjadi
wisata yang berkelanjutan. Pengelola juga perlu melakukan terhadap tanah yang
ada di kebun apel milik Wisata Petik Apel KTMA, tidak hanya pohon apel saja
yang dirawat. Hal tersebut perlu dilakukan agar nilai ekonomi Wisata Petik Apel
KTMA tidak menurun pada setiap tahunnya.
58
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan karakteristik
pengunjung menurut jenis kelamin mayoritas yang mengunjungi Wisata Petik
Apel KTMA adalah perempuan. Rentang usia yang paling banyak mengunjungi
Wisata Petik Apel KTMA adalah 20 – 28 tahun. Mayoritas pengunjung yang
mengunjungi Wisata Petik Apel KTMA dengan tingkat pendidikan terakhir
perguruan tinggi yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dengan
pendapatan Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000. 47% Pengunjung yang mengunjungi
Wisata Petik Apel KTMA menghabiskan biaya perjalanan sebesar Rp. 100.000 –
Rp. 362.000. 73% pengunjung Wisata Petik Apel KTMA berasal dari Jawa Timur
dengan jarak tempuh > 79 KM dengan menggunakan mobil pribadi. 50%
pengunjung datang untuk menikmati apel langsung dari pohon dan mengetahui
keberadaan Wisata Petik Apel KTMA dari teman atau keluarga. Persepsi
pengunjung yang belum sesuai dengan keinginan pengunjung adalah kelengkapan
fasilitas yang disediakan oleh Wisata Petik Apel KTMA karena pengunjung
merasa bahwa kurangnya fasilitas yang disediakan seperti sedikitnya jumlah
gazebo yang disediakan. Sedangkan untuk keindahan, keamanan, kebersihan dan
kemudahan akses sudah baik karena pengunjung merasakan apa yang diharapkan
pengunjung sudah sesuai dengan apa yang diharapkan seperti keindahan alam dan
yang lainnya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Wisata Petik Apel
KTMA yang memiliki pengaruh secara nyata adalah usia karena pengunjung yang
berusia lebih matang melakukan kunjungan ke Wisata Petik Apel KTMA lebih
dari satu kali. Biaya perjalanan juga merupakan faktor yang berpengaruh secara
nyata karena pengunjung yang akan melakukan perjalanan wisata melakukan
pertimbangan berapa biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Pendapatan serta
jumlah keluarga juga berpengaruh nyata dalam permintaan wisata hal tersebut
dikarenakan pengunjung yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi dan
memiliki jumlah anggota keluarga akan melakukan wisata guna untuk
membahagiakan keluarga atau bahkan hanya untuk menghilangkan penat.. Faktor
– faktor lainnya tidak berpengaruh secara nyata yaitu pendidikan hal tersebut
59
karena pengunjung yang berwisata tidak hanya masyarakat yang memiliki
pendidikan yang tinggi namun masyarakat dari segala jenis pendidikan yang dapat
melakukan kegiatan berwisata. Jarak,dan jenis kelamin merupakan faktor lainnya
yang tidak berpengaruh secara nyata karena pengunjung tidak hanya berasal dari
area batu dan malang melainkan dari berbagai daerah, untuk jenis kelamin pria
dan wanita juga memiliki pilihan untuk melakukan kegiatan wisata.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan surplus konsumen Wisata Petik Apel
KTMA setiap individu per tahun adalah sebesar Rp. 4.643.034. Nilai ekonomi
Wisata Petik Apel KTMA adalah sebesar Rp. 233.006.018.256 per tahun.
Besarnya nilai tersebut dapat menunjukkan bahwa pengunjung merasakan
besarnya manfaat saat berkunjung dan ingin Wisata Petik Apel KTMA tetap
berkelanjutan.
6.2 Saran
1. Pengelola Wisata Petik Apel KTMA sebaiknya lebih tepat sasaran yaitu pada
masyarakat yang berusia 20 – 28 Tahun. Hal tersebut agar dapat meningkatkan
jumlah pengunjung pada setiap bulannya.
2. Pengelola juga harus memperbaiki dan menambah fasilitas agar pengunjung
merasa lebih puas. Fasilitas yang perlu diperbaiki dan perlu ditambah pada
Wisata Petik Apel KTMA adalah ditambahnya gazebo dan diperbaiki beberapa
gazebo agar lebih layak untuk digunakan sebagai tempat berteduh. Fasilitas
lain yang perlu ditambahkan di Wisata Petik Apel KTMA adalah tempat cuci
tangan untuk para pengunjung hal tersebut penting karena lokasi wisata
merupakan wisata berbasis alam.
3. Setelah didapatkannya nilai ekonomi sebesar Rp. 233.006.018.256 diharapkan
bahwa pengunjung dan pihak pengelola dapat menjaga lingkungan sekitar agar
tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Nurulitha. 2013. Pengorganisasian Komunitas dalam Pengembangan
Agrowisata di Desa Wisata Studi Kasus: Desa Wisata Kembangarum,
Kabupaten Sleman. Jakarta
Andryan, S. 2010. Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang. Semarang
Bappeda. 2013. Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur. Kota Batu. Jawa
Timur
Boediono. 2010. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
BPS. 2016. Jumlah Tamu Akomodasi Pariwisata Per Hari 2011 – 2015. Jakarta
. 2017. Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Provinsi, 2002-2015. Jakarta
Endang, S. 2013. Valuasi Ekonomi Jasa Lingkungan Wisata Alam Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango dengan Menggunakan Metode Travel
Cost Method. Komponen 3. Citarum Watershed Management and
Biodiversity Conversation. Bandung.
Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama
. 2014. Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Firandari, T. 2009. Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ
Gintung (PSG-3) dengan Metode Biaya Perjalanan. Fakultas Ekonomi
dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Gujarati, D. 1988. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga
, D. 2003. Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Kementerian Pariwisata. 2010. Penerimaan Devisa Pariwisata dibandingkan
dengan Komoditi Ekspor Lainnya Tahun 2012 – 2015. Jakarta
Kusumawardani, dkk. 2012. Analisis Surplus Konsumen dan Surplus Produsen
Ikan Segar di Kota Bandung. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No.
4: 141-150.
Mahesi, Vidya. 2008. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam Kebun Raya Cibodas.
Faklutas Pertanian. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Ed. Revisi. Alfabeta. Bandung
Mulyana, Indra. 2009. Pasar Pariwisata. Ciamis: pada
http://www.wisataciamis.com/2009/06/pasara-pariwisata.html. Diakses
pada 12 Maret 2017
Nawawi, H.H. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nugroho, Puguh Setyo. 2010. Valuasi Ekonomi Wisat Pantai Glagah dengan
Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost) di Desa Glagah Kecamatan
Temon Kabupaten Kulon Plogo. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Jawa Tengah
Pamuraldi, Bambang. 2006. Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan
(Studi Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga). Program Magister Ilmu
Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang
Pitana, I. Gede dan Putu Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:Andi
Priambodo, Oby dan Suhartini. 2016. Valuasi Ekonomi Kusuma Agrowisata Kota
Batu. Jawa Timur. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang
Ratman, Rizki Dadang. 2016. Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas 2016
-2019. Kementerian Pariwisata. Jakarta
Republik Indonesia. 2009. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Bab I
tentang Kepariwisataan. Sekretariat Negara. Jakarta
Salma, Irma Afia dan Indah Susilowati. 2004. Analisis Pemintaan Objek Wisata
Alam Curug Sewu Kabupaten Kendal dengan Pendekatan Travel Cost.
Soemarno. 2010. Metode Valuasi Ekonomi Sumberdaya Lahan Pertanian.
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
. 2012. Prinsip – Prinsip Agrowisata. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya.
Malang
Spillane, James. 1989. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta:
Kanisius
Subiyanto, Ibnu. 2000. Metodologi Penelitian. Edisi 3. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta CV
. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta CV
Sumakul, Boby. 2013. Valuasi Ekonomi Kawasan Karst Gunung Sewu Desa
Pacarejo Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul. Fakultas
Ekonomi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta
Susilowati, Mutiara Indah. 2009. Valuasi Ekonomi Manfaat Rekreasi Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda dengan Menggunakan Pendekatan Travel
Cost Method. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Widyastuti, A. Reni. 2010. Pengembangan Pariwisata yang Berorientasi pada
Pelestarian Fungsi Lingkungan. Fakultas Hukum. Universitas Katolik St.
Thomas. Medan. Sumatera Utara
Yahya, Arief. 2016. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata 2015.
Jakarta
Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Aplikasi.
Jakarta: Kompas.
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori –
Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara