usulan penelitian - universitas muhammadiyah …directory.umm.ac.id/data...

34
Usulan Penelitian ANALISIS PEMBERIAN KREDIT PRODUK KCA (Kredit Cepat Aman) Pada PERUM PEGADAIAN CABANG KLAMPIS BANGKALAN Oleh: Ferdiansyah Effendy (02610445)

Upload: others

Post on 07-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

Usulan Penelitian

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT PRODUK KCA (Kredit Cepat Aman) Pada PERUM PEGADAIAN CABANG KLAMPIS BANGKALAN

Oleh:

Ferdiansyah Effendy(02610445)

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2007

Page 2: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

Judul: Analisis Pemberian Kredit Produk KCA (Kredit Cepat Aman) pada

Perum Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti. Kita tidak

dapat memperkirakan dengan mudah apa yang akan kita hadapi besok, segalanya serba

buram, akan tetapi kondisi ini tidak bisa dihindari. Apa yang terjadi hari ini belum tentu

merupakan rentetan atau sambungan peristiwa kemarin, dan mungkin tidak akan menjadi

bagian dari hari esok. Kondisi ini dipicu oleh adanya perubahan lingkungan yang sangat

cepat disertai kemajuan teknologi dan sistem informasi yang juga begitu cepat.

Kemajuan ini mendorong arus informasi menjadi suatu barang yang murah,

mudah didapat, mudah didengar, dan tidak memerlukan waktu yang lama. Organisasi tidak

mudah untuk menutup-nutupi suatu masalah atau peristiwa yang dianggap tabu didengar

oleh karyawan. Mudahnya mengakses suatu informasi membawa konsekuensi pada

organisasi dan individu, bahwa seorang manajer bukan lagi seseorang yang serba tahu

dibanding stafnya.

Oleh sebab itu, mengingat tingkat persaingan didunia usaha ini semakin ketat,

maka setiap perusahaan harus benar-benar menyusun tujuan dalam strategi yang akan

dijalankan. Dalam hal ini tujuan strategi seperti apapun tidak akan berhasil apabila kurang

mendapat dukungan dari dalam perusahan itu sendiri apakah pada sektor usaha jasa seperti

perkreditan, perbankan atau lainnya yang saat ini menjamur di seluruh daerah dan pelosok

tanah air.

Sebagai suatu lembaga perkreditan kecil yang memiliki fungsi membantu

masyarakat, hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor : KEP.39/MK/6/1/1971 pasal 2 (dua) ditetapkan bahwa Pegadaian

memiliki tugas membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar

gadai kepada para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil yang bersifat produktif,

kaum buruh/Pegawai Negeri yang ekonominya lemah yang bersifat konsumtif. Ikut serta

mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, Pegadaian gelap dan praktek

riba lainnya disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat

terutama bagi pemerintah dan masyarakat.

Berdasarkan Kepres No. 51 tahun 1981 pasal 2 (dua) Pegadai memiliki tugas

melaksanakan penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan fiducia berdasarkan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dalam Pasal 3 disebutkan bahwa

Page 3: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 (dua) Pegadaian

memiliki tugas membina penyaluran kredit atas dasar hukum gadai dan fiducia. Mencegah

adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, gadai gelap dan praktek riba. Membina

pola perkreditan atas dasar hukum gadai dan fiducia yang bersifat produktif. Membina dan

mengawasi pelaksanaan operasi perusahaan Pegadaian (www.pegadaian.co.id).

Pegadaian mempunyai peranan yang sangat signifikan bagi perekonomian

Negara. Hal ini dapat dilihat dari fungsinya, yaitu penyalur dana kepada pihak yang

membutuhkan dengan mengumpulkan dana dari pihak yang memilikinya. Motivasi

PERUM Pegadaian adalah memperoleh laba, maka PERUM Pegadaian merupakan

lembaga keuangan yang dapat dikatagorikan sebagai lembaga pembiayaan

(www.pegadaian.co.id).

Sasaran pelayanan PERUM Pegadaian sesuai dengan ketetapan Pemerintah

sebagai pemegang sahamnya adalah masyarakat golongan menengah ke bawah. Melalui

pelayanan tersebut, diharapkan masyarakat golongan tersebut dapat melepaskan diri dari

jasa gadai gelap, riba, dan jasa-jasa informal lainnya, yang mengenakan beban yang tidak

wajar (www.pegadaian.co.id)

PERUM Pegadaian mempunyai pelayanan yang dapat dikatagorikan sebagai

Lembaga Keuangan Mikro (LKM). PERUM Pegadaian merupakan LKM terbesar di

Indonesia, kerena asetnya paling besar, sedangkan jaringan pelayanannya paling luas.

Perum Pegadaian pada tahun 2004 mempunyai aktiva tetap Rp 3.167.910 juta. Sampai

tahun 2006 jumlah cabang Perum Pegadaian yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia

adalah 826 unit (Hasil wawancara pada survey awal tanggal 13 Maret 2007 dengan Kepala

Cabang Perum Pegadaian Cabang Klampis)

Perum Pegadaian mempunyai potensi yang sangat besar, sebenarnya sangat

menarik investor untuk memasuki bisnis ini. Hal tersebut tidak mungkin dilakukan kerena

Perum Pegadaian adalah BUMN yang memiliki hak monopoli penyelenggaraan jasa gadai

di Indonesia. PERUM Pegadaian merupakan perusahaan yang memiliki hak monopoli

berdasarkan undang-undang. Pemerintah mempunyai pertimbangan yang positif dengan

memberikan hak monopoli kepada Perum Pegadaian. Salah satu alasannya adalah menjaga

kepastian keamanan barang-barang yang umumnya sangat berarti bagi pemiliknya

(www.pegadaian.co.id)

Pertimbangan lain yang menjadi alasan pemerintah memberikan hak monopoli

adalah jasa gadai yang mempunyai prinsip sederhana dibanding jasa perbankan atau jasa

Page 4: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

pembiayaan lainnya, maka bila tidak ada pembatasan hukum akan sangat banyak

perusahaan yang akan memasuki jasa gadai.

Di satu sisi hal ini akan sangat memperkecil pangsa pasar Perum Pegadaian,

sehingga skala usaha yang efisien tidak akan tercapai. Hal ini bisa terjadi apabila integrasi

vertikal usaha keuangan oleh perbankan, karena mereka memiliki sumber dana yang besar,

yang juga merupakan sumber dana utama Perum Pegadaian. Integrasi vertikal di sektor

keuangan secara teoritis sangat berbahaya, kerena dapat menimbulkan kerugian yang

sangat besar. Pihak-pihak yang melakukan integrasi vertikal di sektor keuangan cenderung

melakukan penyimpangan-penyimpangan atau kecurangan-kecurangan

Kinerja Perum Pegadaian di Indonesia secara umum sangat baik. Hal ini bisa

dilihat pada status pada tahun 1990 dari Perusahaan Jawatan (PERJAN) menjadi

Perusahaan Umum (PERUM). Sejak perubahan status tersebut PERUM Pegadaian

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perubahan yang paling signifikan terjadi

pada jumlah pinjaman yang disalurkan. Perum Pegadaian memperolah penghargaan di

tahun ke-4 (pertama 2002), yang berlangsung di Auditarium TVRI Senayan Jakarta pada

tanggal 26 Agustus 2005. Perusahaan gadai ini berhasil menyabet tiga gelar prestisius

sekaligus, yaitu:

1. BUMN Terbaik I 2005

2. CEO BUMN Terbaik I 2005

3. BUMN Terbaik I 2005 Kategori Jasa Keuangan (Hasil wawancara pada survey awal

tanggal 13 Maret 2007 dengan Kepala Cabang Perum Pegadaian Cabang Klampis)

PERUM Pegadaian yang mempunyai motto “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”

dengan tidak menuntut prosedur yang tidak bermacam-macam dan syarat-syarat

administratif, yaitu dengan menyerahkan barang sebagai jaminan yang disertai

keterangan-keterangan singkat mengenai identitas nasabah dan tujuan menggunakan

kredit, maka dengan mudah nasabah akan memperoleh kredit. Kepraktisan dan

kesederhanaan prosedur itulah yang menyebabkan Pegadaian selama ini dekat dengan

kehidupan ekonomi masyarakat yang digunakan sebagai alternatif dalam system kreditnya

(Hasil wawancara pada survey awal tanggal 13 Maret 2007 dengan Kepala Cabang Perum

Pegadaian Cabang Klampis).

Tujuan utama dari pengelolaan kredit adalah untuk mengurangi tingkat kerugian

yang mungkin terjadi pada saat penyaluran kredit. Nasabah selalu menerima uang

pinjaman dibawah nilai pasar dari barang yang digadaikan. Hal ini dilakukan bila nasabah

tidak menebus barang tersebut pada saat jatuh tempo, maka Perum Pegadaian tidak akan

Page 5: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

mengalami kerugian jika dilakukan pelelangan. Jika penetapan nilai taksiran sebesar nilai

pasar dan ternyata pada saat pelelangan nilai barang tersebut merosot, maka Perum

Pegadaian akan mengalami kerugian. Perlu dilakukan pengelolaan kredit yang tepat untuk

meminimalisir tingkat kerugian yang mungkin terjadi.

Kebutuhan gadai pada saat ini masih sangat dibutuhkan oleh golongan ekonomi

menengah kebawah. Karena dengan sedikitnya prosedur yang diberikan akan

memudahkan para nasabah untuk memperoleh pinjaman kredit yang dilakukan dengan

cara gadai untuk kebutuhan konsumtifnya.

Selain kemudahan prosedur yang diberikan dan cepat, para nasabah dapat

memperoleh barang yang diinginkan pada waktu pelaksanaan lelang dengan harga yang

relatif mudah dijangkau dan sesuai dengan penghasilan yang didapat, sehingga tidak

menutup kemungkinan dari tahun ketahun nasabah dari Pegadaian tersebut akan

mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan ekonomi.

Beberapa produk yang terdapat dalam Pegadaian adalah Kredit Cepat Aman

(KCA), KreditAngsuran Sistem Gadai (KRASIDA), Kredit Angsuran Fidusia (KREASI)

yang kesemuanya itu dapat diperoleh masyarakat dengan system dan administrasi yang

tidak menyulitkan, mudah dan proses cepat, tidak memerlukan jaminan (anggunan) seperti

BPKB kendaraan, sertifikat dan Surat Keterangan Penghasilan (SKP), Surat Kuasa

Pemotogan Gaji (SKPG) bagi pegawai negeri dan lain sebagainya (Hasil wawancara pada

survey awal tanggal 13 Maret 2007 dengan Kepala Cabang Perum Pegadaian Cabang

Klampis)

Kredit KCA adalah pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan prosedur

pelayanan yang mudah, aman dan cepat. Dengan usaha ini, Pemerintah melindungi rakyat

kecil yang tidak memiliki akses kedalam perbankan. Dengan demikian, kalangan tersebut

terhindar dari praktek pemberian uang pinjaman yang tidak wajar. Pemberian kredit

jangka pendek dengan pemberian pinjaman mulai dari Rp. 20.000,- sampai dengan

Rp. 200.000.000,-.

Jaminannya berupa benda bergerak, baik berupa barang perhiasan emas dan

berlian, elektronik, kendaraan maupun alat rumah tangga lainnya. Jangka waktu kredit

maksimum 4 bulan atau 12 hari dan dapat diperpanjang dengan cara hanya membayar

sewa modalnya saja. Kelebihan dari produk KCA (Kredit Cepat Aman) adalah pinjaman

berdasarkan hukum gadai dengan prosedur pelayanan yang mudah, aman dan cepat.

Dengan usaha ini, Pemerintah melindungi rakyat kecil yang tidak memiliki akses kedalam

perbankan (www.pegadaian.co.id).

Page 6: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

Hasil pengamatan peneliti dilapangan, bahwa produk Pegadaian yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat adalah jenis Kredit Cepat Aman (KCA), sebab proses

pencairan dana mudah dan cepat disamping nasabah tidak perlu menunggu lama.

Beberapa persyaratan yang harus dilengkapi saat pengajuan kredit gadai di Pegadaian

hanya melampirkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP), mengisi blangko

permohonan kredit dan jumlah nominal yang diinginkan, kemudian analis dari Pegadaian

akan melakukan taksiran terhadap jenis barang yang akan digadai.lihat tabel 1 berikut

tentang perhitungan pada Kredit cepat Aman yang terdapat di Perum Pegadaian :

Tabel 1Perhitungan Sewa Modal pada Produk KCA Perum. Pegadaian

     

RUBRIK KETERANGAN UP-MINIMAL UP-MAKSIMALSEWA

MODAL (%)

AKN A-Kain 20,000 150,000 1.000AKT A-Kantong 22,222 150,000 1.000AGD A-Gudang 22,222 150,000 1.000BGD B-Gudang 151,000 500,000 1.450BKT B-Kantong 151,000 500,000 1.450CGD C-Gudang 505,000 20,000,000 1.450CKT C-Kantong 505,000 20,000,000 1.450CMT C-Motor 505,000 20,000,000 1.450CMB C-Mobil 505,000 20,000,000 1.450DGD D-Gudang 20,050,000 200,000,000 1.000DKT D-Kantong 20,050,000 200,000,000 1.000Berlaku Mulai : 2007-01-01

Setelah itu, nasabah kemudian akan dipanggil untuk menandatangani resi

penerimaan gadai sejumlah nominal yang diinginkan. Terakhir kasir akan memanggil dan

merealisasikan permohonan. Dan sistem pelunasan dilakukan oleh nasabah dengan

ketentuan bahwa, Uang Pinjaman ditambah Sewa Modal Maksimal. Pelunasan dapat

dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo, yaitu 120 hari atau 4 bulan. Jika sampai tanggal

jatuh tempo barang tersebut tidak ditebus, maka akan dilakukan pelelangan. Pelunasan

harus lebih besar dari pada pelelangan (Hasil wawancara pada survey awal tanggal 13

Maret 2007 dengan Kepala Cabang Perum Pegadaian Cabang Klampis)

Berbeda halnya dengan sistem kredit yang terdapat dibeberapa lembaga keuangan

ataupun perbankan. Proses pengajuan kredit pada perbankan harus melengkapi beberapa

persyaratan khusus seperti KTP, Slip Gaji, Fotocopy rekening tabungan 3 bulan terakhir,

Page 7: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

Kartu Keluarga (KK), Rekening Listrik, jenis anggunan yang akan digadai oleh

bank/lembaga keuangan dan sebagainya. Proses terakhir sebelum direalisasi adalah survey

untuk menentukan karakter konsumen. Setelah proses tersebut selesai, pihak

bank/lembaga keuangan akan melakukan proses wawancara untuk menentukan jumlah

nominal uang yang akan dicairkan.

Beberapa proses, sistem administrasi dan prosedur di atas menunjukkan bahwa

selain, pelayanan, fasilitas dan sarana-prasarana, kemudahan birokrasi menjadi

keunggulan bagi Pegadaian dalam menarik simpati masyarakat untuk melakukan kredit

gadai di Pegadaian.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

yang mempunyai judul: “Analisis pemberian Kredit Produk KCA (Kredit Cepat

Aman) pada Perum Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan”

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, ada beberapa hal yang dapat

ditarik untuk dijadikan suatu perumusan permasalahan yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur dan mekanisme pemberian kredit KCA pada PERUM Pegadaian

Cabang Klampis Bangkalan

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pengelolaan kredit KCA pada

PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok permasalahan

yang diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan, atau dengan kata lain agar

penelitian terfokus pada tujuan yang diteliti, peneliti dalam hal ini membatasi masalah

sebagai berikut:

1. Menitikberatkan pada upaya yang dilakukan oleh PERUM Pegadaian dalam proses

penyaluran kredit pada produk KCA, pelunasan, dan pelelangan yang dilakukan antara

periode 2004 sampai dengan 2006

2. Kredit yang diteliti hanya pada 1 produk yaitu, Kredit Cepat Aman (KCA), karena

Kredit Cepat Aman (KCA) merupakan kredit yang lebih mudah diterima oleh

kalangan masyarakat luas dan lebih banyak dipilih oleh para nasabah PERUM

Pegadaian disamping itu juga memperoleh prosedur yang mudah dan sederhana.

Page 8: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

3. Barang yang diteliti terbatas pada agunan berupa: perhiasan, elektronik dan sepeda

motor karena barang-barang tersebut mempunyai kemungkinan resiko yang lebih

besar dibandingkan dengan barang yang lain.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

1. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

a. Ingin mengetahui bagaimana prosedur dan mekanisme pemberian kredit KCA

pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

b. Ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam

pengelolaan kredit KCA pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

2. Kegunaan penelitian

a. Bagi manajer Cabang PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai sumbangan

pemikiran dalam rangka untuk mengembangkan pengambilan keputusan yang

lebih baik lagi dalam menyelesaikan masalah terutama dalam pengelolaan kredit

gadai.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih

lanjut, terutama penelitian yang berkaitan dengan pengelolaan kredit gadai, dan

juga sebagai referensi dalam meneliti dan mengkaji lebih dalam lagi untuk

permasalahan yang sama.

E. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini seperti telah dilakukan oleh Agustina pada tahun 2003, dengan judul

“Analisis Pengelolaan Kredit Gadai Guna Mengurangi Tingkat Kerugian (studi kasus

pada Perum Pegadaian Cabang Lumajang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui berapa tingkat kerugian kredit gadai yang mungkin bisa terjadi pada Perum

Pegadaian Cabang Lumajang sampai dengan pelaksanaaan lelang pada periode

2000-2003.

Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa kinerja Perum. Pegadaian Cabang

Lumajang sepanjang tahun 2000 hingga 2003 masih belum maksimal namun demikian

tidak menyebabkan tingkat kerugian yang begitu berarti sebab penyaluran kredit pada

tahun 200 hingga 2003 tetap mengalami kenaikan akan tetapi jika dilihat dari jumlah

Page 9: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

pelanggannya mengalami penurunan. Kenaikan penyaluran kredit pada Perum. Pegadaian

Cabang Lumajang mengalami kenaikan sebesar 10% dari tahun sebelumnya.

Kondisi tersebut membuktikan bahwa pada tahun 2000 hingga 2003 Perum.

Pegadaian Cabang Lumajang telah mengalami peningkatan perkembangan usaha dengan

minimnya tingkat kerugian yang dialaminya sebab masih dapat ditangani dengan adanya

peningkatan penyaluran kredit kepada nasabahnya.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Agustina pada tahun

2000-2003 ada beberapa kesamaan dengan penelitian yang sekarang, yakni sama-sama

meneliti tentang analisis pemberian kredit pada produk Kredit Cepat Aman (KCA) disatu

sisi lokasi penelitian yang obyek permasalahan yang diteliti berbeda dengan penelitian

sebelumnya. Pada penelitian kali ini lebih difokuskan pada prosedur dan mekanisme

pemberian kredit KCA serta faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam

pengelolaan kredit KCA pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

2. Landasan teori

a. Keputusan pemberian kredit

Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang

asing bagi masyarakat Indonesia. Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat

di kota-kota besar, tetapi juga sampai di desa-desa. Kata kredit tersebut sudah sangat

popular. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu credere yang berarti

kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan.

Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit

di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan

(Suyatno, 2003:12)

Keputusan pengambilan kredit hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pemutus

Kredit atau pimpinan kantor cabang. Sebelum memberikan putusan kredit pimpinan

kantor cabang harus memeriksa dan meneliti kelengkapan kredit. Berdasarkan

pengalaman dan pengetahuan bisnis yang dimilikinya, pimpinan kantor cabang dengan

melihat analisis dan evaluasi yang dibuat oleh penaksir akan mampu memberikan

putusan kredit secara akurat. Putusan kredit tersebut harus memuat antara lain: strukur

dan tipe kredit, syarat dan ketentuan kredit.

Putusan kredit yang telah disetujui oleh pimpinan kantor cabang, selanjutnya

diserahkan ke bagian administrasi untuk dipesiapkan hal-hal sebagai berikut:

Page 10: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

1) Memberikan surat penawaran putusan kredit kepada nasabah yang memuat

struktur dan tipe kredit serta syarat-syarat dan ketentuan kredit yang harus

dipenuhi oleh nasabah. Surat penawaran tersebut harus mencantumkan jatuh

tempo kepada pemohon untuk memberikan persetujuan atau penolakan.

Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan nasabah tidak menebus

barang jaminannya, maka akan dilakukan pelelangan.

2) Mempersiapkan dokumen perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok.

Perjanjian kredit dapat dibuat sesuai resiko kredit menurut pimpinan kantor

cabang dengan cara notariil maupun dibawah tangan. Semua perjanjian kredit

harus memuat secara lengkap unsur-unsur yang dikehendaki seperti yang

tertuang dalam putusan kredit dan memuat agunan-agunan yang diberikan

pengikatannya

3) Mempersiapkan dokumen perjanjian perikatan agunan, yaitu perjanjian yang

dibuat berdasarkan perjanjian kredit yang bersangkutan.

b. Faktor-faktor yang dipertibangkan dalam pemberian kredit

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama.

Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standart penilaian

perusahaan. Biasanya criteria penilaian dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan

nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit sebagai berikut:

1) Character

suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan

kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah

baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi sperti:

cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan social

standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar

2) Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuan dalam bidang bisnis yang dihubungkan

dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemempuannya

dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan

kemampuannya dalam menjalankan usahanya, termasuk kekeuatan yang dimiliki.

Pada akhirnya akan melihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang

disalurkan.

Page 11: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

3) Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca

dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas

dan solvabilitasnya, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari

sumbe mana saja modal yang ada sekarang ini.

4) Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun

non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan

juga herus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka

jaminan yang dititipkan akan sapat dipergunakan secepat mungkin.

5) Condition

Dalam menilai kredit hendakanya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan

kemungkinan untuk dimasa yang akan datang sesuai sector masing-masing, serta

diakibatkan dengan prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek

bidang usaha yang dibiayai hendakanya benar-benar memiliki prospek yang baik,

sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Sedangan penilaian dengan analisis 7P kredit adalah sebagai berikut:

1) Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari

maupun masalahnya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan

tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2) Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-

golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga

nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas

yang berbeda dari bank.

3) Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis

kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-

macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi.

4) Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau

tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting

Page 12: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek,

bukan hanya perusahaan yang rugi akan tetapi juga nasabah.

5) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah

diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga

jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6) Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan

semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7) Protection

Tujuannya adalah bagaiman menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan

perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan

asuransi. (Kasmir 1998:104-107)

Suatu kredit harus mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:

1) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit behwa prestasi yang

diberikan akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu

di masa yang akan datang.

2) Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan

kontraprestasi yang akan diterima di masa yang akan datang.

3) Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapai sebagai akibat dari

adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan

kontra prestasi yang akan diterima di kemudian hari.

4) Prestasi, yaitu suatu bentuk obyek kredit yang tidak saja diberikan dalam

bentuk uang, tetapi juga dapat dalam bentuk uang atau jasa (Suyatno, 2003:14)

Tujuan kredit secara umum

1) Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan.

2) Meningkatkan aktifitas perusahan agar dapat menjalankan fungsinya guna

menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

3) Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat

memperluas usahanya (Suyatno, 2003: 14-15)

Page 13: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

Kegunaan.kredit secara umum :

1) Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau menbangun

proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

2) Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya

(Kasmir, 1998:99)

c. Analisis Kelayakan kredit

Menurut Susilo (2000: 185-187) dalam melakukan analisis terhadap kelayakan

kredit maka kriteria penilaian kinerja PERUM Pegadaian adalah sebagai berikut:

1) Pemberian pinjaman

Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya

pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran ditentukan, maka petugas

menentukan jumlah uang pijaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang

pinjaman ini juga berdasarkan prosentase tertentu dalam nilai taksiran, dan

prosentase ini juga telah ditentukan oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan

yang besarnya berkisar antara 80 hingga 90%.

Pinjaman kemudian digolongkan atas dasar jumlahnya untuk menentukan

syarat-syarat pijaman seperti besarnya sewa modal, jangka waktu pelunasan,

jadwal dan waktu pelelangan.

Berdasarkan penjelasan diatas, nilai uang pinjaman yang diberiakan lebih kecil

dari pada nilai pasar dari barang yang digadaikan. Perum Pegadaian secara sengaja

mengambil kebijakan ini untuk mencegah kerugian. Apabila ternyata nasabah pada

saat jatuh tempo tidak mampu atau tidak bersedia menebus barang yang

digadaikan, maka Perum Pegadaian akan menjual barang tersebut melalui

pelelangan.

2) Pelunasan

Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan .pada waktu pemberian

pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pemberian yang

telah diterima. Pada dasarnya, nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat

tanpa herus menunggu jatuh tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa modalnya

(bunga) dibayarkan langsung ke kasir disertai surat surat gadai. Setelah adanya

pelunasan atau penebusan yang disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain,

nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

Page 14: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

3) Pelelangan

Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan dilakukan

oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan di muka apabila hal-hal

berikut ini terjadi:

a) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus

barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya kerena berbagai

alasan.

b) Pada masa saat pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak

memperpanjang batas waktu pinjamannya kerena berbagai alasan.

Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi

seluruh kewajiban nasabah kepada Perum Pegadaian yang terdiri dari:

a) Pokok pinjaman

b) Sewa modal atau bunga

c) Biaya lelang

Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan

harga yang lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada awal

pemberian pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak

laku dilelang tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang timbul ditanggung oleh

Perum Pegadaian.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum pihak pemberi kredit

memberikan kredit ada beberapa faktor yang diperhatikan yaitu tujuan dan arah

pemberian kredit harus dipertimbangkan terlebih dahulu sebelun menilai faktor

yang lain.

Secara umum jaminan kredit diartikan sebagai penyerahan kekayaan atau

pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu

utang. Kegunaan barang jaminan adalah:

1) Memberikan hak dan kekuasaan kepada PERUM Pegadaian untuk

mendapatkan pelunasan barang-barng jaminan tersebut, apabila nasabah

melakukan cidera janji, yaitu tidak membayar kembali utangnya pada waktu

yang telah ditentukan dalam perjanjian.

2) Menjamin agar nasabah berperan serta didalam transaksi untuk membiayai

usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usahanya atau

proyeknya dengan merugikan diri sendiri, dapat dicegah atau kemungkinan

untuk berbuat demikian dapat diperkecil.

Page 15: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

3) Memberi dorongan kepada nasabah untuk memenuhi perjanjian kredit,

khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang

telah disetujui agar tidak kehilangan barangnya yang telah dijaminkan kepada

pegadaian. (Suyatno, 2003:88)

Gadai yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak,

yang diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau oleh seorang lain atas

namanya, dan memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk

mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-

orang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk lelang barang tersebut

dan biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang tersebut

digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan .

Kredit KCA (Kredit Cepat Aman) adalah pinjaman berdasarkan hukum gadai

dengan prosedur pelayanan yang mudah, aman dan cepat. Dengan usaha ini,

Pemerintah melindungi rakyat kecil yang tidak memiliki akses kedalam perbankan

(www.pegadaian.co.id)..

Dengan demikian, kalangan tersebut terhindar dari praktek pemberian uang

pinjaman yang tidak wajar. Pemberian kredit jangka pendek dengan pemberian

pinjaman mulai dari Rp. 20.000,- sampai dengan Rp. 200.000.000,-. Jaminannya

berupa benda bergerak, baik berupa barang perhiasan emas dan berlian, elektronik,

kendaraan maupun alat rumah tangga lainnya. Jangka waktu kredit maksimum 4

bulan atau 120 hari dan dapat diperpanjang dengan cara hanya membayar sewa

modalnya saja (www.pegadaian.co.id).

Barang bergerak diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seseorang

yang mempunyai utang. Seseorang yang berpiutang tersebut memberikan

kekuasaan kepada orang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang

telah diserahkan untuk melunasi apabila pihak yang berpiutang tidak memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo. (Susilo, dkk, 2000: 179)

Dari pengertian yang terkandung diatas terdapat unsur-unsur di dalam gadai,

yaitu:

a) Hak yang diperoleh kreditur atas benda bergerak

b) Benda bergerak tersebut diserahkan debitur kepada kreditur.

c) Penyerahan benda bergerak yang dijadikan jaminan utang.

Page 16: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

d) Kreditur mempunyai hak dalam pelunasan piutangnya dengan kekuasaan

melelang barang jaminan tersebut kreditur tidak dapat melunasi atau

membayar utangnya.

e) Pelunasan tersebut didahulukan dari kreditur-kreditur lainnya

f) Biaya-biaya lelang dan pemeliharaan barang jaminan dilunasi terlebih dahulu

dari hasil lelang sebelum pelunasan piutang.

Gadai mempunyai sifat sebagai berikut:

Gadai bersifat asesoir, yaitu sebagai dari perjanjian pokok hutang piutang. Gadai

tergantung pada adanya perjanjian pokok hutang piutang, tanpa hal itu gadai tidak

akan terlaksana (Soedewi, 1999:97)

Hak dan kewajiban pemegang gadai:

a) Hak pemegang gadai adalah sebagai berikut:

1. Menahan barang yang dijaminkan sampai waktu utang dilunasi, baik yang

mengenai jumlah pokok maupun bunga.

2. Mengambil pelunasan dari hasil penjualan barang tersebut, apabila orang yang

berutang tidak menepati kewajibannya. Penjualan barang ini dapat dilakukan

sendiri atau minta perantaraan hakim.

3. Berhak meminta ganti biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan

barang tanggungan itu.

4. Berhak menggadaikan lagi jaminan itu

b) Kewajiban pemegang gadai adalah sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab terhadap hilangnya/kemunduran harga barang jaminan,

jika hal itu disebabkan kelalaiannya.

2. Harus memberi tahu kepada orang yang berutang apabila ia hendak menjual

barang jaminan.

3. Harus memberikan perhitungan tentang pendapatan penjualan barang itu dan

setelah ia mengambil pelunasan utangnya, maka ia harus menyerahkan

kelebihannya kepada si berutang. (Suyatno, 2003: 93)

c) Macam-macam hak gadai:

Menurut Hak gadai dapat dibedakan menjadi dua:

1. Taksah, yaitu hak gadai atas segala benda yang dibiarkan tetap dalam

kekuasaan pemberi gadai, ataupun hak yang kembali atas kemampuan

penerima gadai.

Page 17: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

2. Hak gadai hapus

a Apabila barang gadai tersebut dari kekuasaan si penerima gadai

b Apabila barang tersebut hilang dari tangan si penerima gadai ini atau di

curi, maka ia berhak menuntut kembali, sedangkan apabila barang

tersebut didapatkan kembali, maka hak gadainya itu dianggap tidak

pernah hilang. (Subekti,1986:271)

Tolok ukur yang digunakan PERUM Pegadaian dalam kelayakan penggunaan

kredit yaitu meliputi:

1) Tidak melanggar hukum atau peraturan pemerintah.

2) Tidak dipergunakan untuk spekulasi.

3) Tidak menyimpang dari kebijakan kredit.

4) Untuk menanganinya tidak membutuhkan keahlian khusus

5) Tidak menyimpang dari standar umum penggunaan kredit (Sutojo, 2000:53)

Dalam pemberian kredit PERUM Pegadaian menetapkan standar dalam

kebijakan kelayakan kreditur, yaitu meliputi:

1) Kredit hanya diserahkan kepada debitur yang jujur, bahan usahanya dikelola

secara professional (untuk debitur koperasi), mempunyai kemampuan melunasi

kredit dari sumber dana yang normal, prospek pada masa depan usahanya

cerah dan dalam hal ini di dukung oleh jaminan yang cukup.

2) Setiap rekomendasi persetujuan kredit harus didukung oleh jadwal pelunasan

kredit yang disetujui oleh nasabah.

3) Selama perjanjian kredit berjalan, harus mendapat kepastian bahwa nasabah

mempunyai kemampuan untuk melunasinya.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban duga yang dianggap besar kemungkinan untuk

menjadi jawaban yang benar. Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti mengambil hipotesis

yaitu pengelolaan kredit gadai pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis dapat dikatakan

baik.

G. Metode Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan pada Perum Pegadaian Cabang Klampis Jl. Raya

Klampis 121 Klampis, Bangkalan

Page 18: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

2. Jenis penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian studi kasus yang berarti mengadakan suatu

penelitian secara intensif, terperinci dan mendalam yaitu Perum Pegadaian Cabang

Klampis, Bangkalan

3. Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis ini termasuk bersifat terapan yaitu

penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah-masalah praktis dan

diarahkan untuk menjawab pertanyaan spesifik dala rangka pemenuhan kebijakan,

tindakan, atau kinerja tertentu.

4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional menurut pendapat (Indriantoro 2002:69) menjelaskan cara

tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct,

sehingga memungkiakan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi

pengukuran dengan cara pengukuran construct yang lebih baik. Berdasarkan konsep

yang ada maka variabel-variabel yang perlu di teliti adalah:

a. Kredit merupakan penyerahan kekuatan membeli dalam bentuk peminjaman yang

tidak segera meminta balas jasa atau kontrapestasi pada waktu penjualan

dilakukan

b. Kredit Cepat Aman (KCA) merupakan salah satu produk yang dimiliki oleh

Perum. Pegadaian dimana system pemberian kreditnya didasarkan atas

pinjaman si nasabah dengan cara menggadaikan/menjaminkan barang yang

dimilikinya kepada manajemen Perum.

c. Pegadaian adalah suatu lembaga perkreditan kecil yang memiliki fungsi membantu

masyarakat dalam menyalurkan kredit atas dasar gadai kepada para petani,

nelayan, pedagang kecil, industri kecil yang bersifat produktif, kaum

buruh/Pegawai Negeri yang ekonominya lemah yang bersifat konsumtif.

Perum. Pegadaian yang dimaksud adalah Perum. Pegadaian Cabang

Klampis Bangkalan

5. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari

instansi, ataupun referensi-refensi dan sebagainya yang terkait dengan penelitian

ini.

Page 19: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

b. Sumber Data

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah data dokumenter yaitu jenis data

penelitian yang antara lain berupa : faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat,

memo, atau dalam bentuk laporan program (Indriantoro 2002:146). Sumber data

dalam hal ini adalah data-data dokumentasi yang diberikan oleh pihak manajemen

Perum Pegadaian Cabang Klampis seperti ::

1. Data kredit gadai tahun 2004 - 2006

2. Laporan perkembangan usaha.

3. Data perincian berdasarkan profesi.

6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang penulis akan lakukan adalah field

research, yaitu dengan mengadakan peninjauan langsung ke obyek penelitian dengan

cara:

1. Wawancara, yaitu memperoleh data dengan mengadakan wawancara langsung

dengan responden yang berwenang.

2. Dokumenter, yaitu cara memperoleh data dengan jalan mendapatkan data

historis, SK dan contoh lain yang ada hubungannya dengan penelitian skripsi

yang berupa laporan yang telah diterbitkan oleh Perum Pegadaian Cabang

Klampis.

7. Langkah Analisis Deskriptif.

Langkah-langkah analisis deskriptif pengelolaan kredit gadai untuk melihat

besar kecilnya tingkat kerugian: melakukan perhitungan jumlah kredit gadai yang

telah dibayar pada tiap-tiap periode (perbulan/pertahun) secara berkala. Langkah

selanjutnya menghitung prosentase tingkat kerugian (kredit yang tidak

dibayar/macet) dan membandingkan prosentase tingkat kerugian tiap periode

(perbulan/pertahun)

8. Uji Hipotesis.

Berdasarkan hipotesis yang ada maka dapat dilakukan tolok ukur dalam

pengelolaan gadai Perum Pegadaian cabang Klampis, yaitu sebagai berikut:

a. Apabila pengelolaan gadai mengalami peningkatan ≥ 10% setiap tahun maka

dianggap baik.

b. Apabila pengelolaan gadai mengalami peningkatan <10% setiap tahun maka

dianggap tidak baik.

Page 20: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

9. Metode Analisis Data

Metode analisa data yang dipergunakan adalah metode deskriptif

kuantitatif, dimana hasil perhitungan terhadap pemberian kredit produk KCA pada

Pegadaian Cabang Klampis yang telah dihitung secara statistik guna mengetahui

tingkat prosentase pemberian kredit kemudian di uraikan secara deskriptif.

Setelah diketahui perhitungan prosentase kredit gadai produk KCA

tersebut, kemudian peneliti juga melakukan perhitungan analisis pengelolaan gadai

yaitu dengan menghitung besarnya kredit proses penyaluran gadai, pelunasan,

lelang, dan bunga.

1. Barang kantong emas.

STL= (100% - SSBP) × HPP

Keterangan:

STL : Standart Taksiran Logam

SSBP : Surat Setoran Bukan Pajak

Yaitu : 2,7% => 1% Bea untuk penjual

=> 1% Bea untuk pembeli

=> 0,7% Dana sosial

HPP : Harga Pasar Pusat.

Menurut Surat Edaran (SE) kantor pusat harga emas sekarang adalah Rp

134.000,00/gram, sedangkan kantor wilayah Rp. 140.000,00/gram

Faktor yang mempengaruhi penetapan Harga Pasar Pusat (HPP) kantor pusat

adalah:

a. Kurs Dollar.

b. Harga emas dunia

2. Barang gudang (elektronik, sepeda motor)

Perhitungan untuk menentukan taksiran barang gudang adalah

berdasarkan Harga Pasar Setempat (HPS) dari setiap wilayah di setiap daerah

setempat. Sebuah kantor wilayah terdiri dari beberapa kantor cabang. Di dalam

menentukan HPS, Kanwil mengutus setiap cabang untuk melakukan pemantauan

terhadap harga pasar yang berlaku setiap 3 bulan sekali. Setiap cabang

menyerahkan laporan hasil pengamatannya kepada Kanwil untuk pengambilan

keputusan dala penentuan HPS. Kanwil berhak mengesahkan HPS setelah

dilakukan survey oleh kantor cabang.

Page 21: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

Plafon taksiran:

1. Elektronik = 65% × HPS

1. Sepeda Motor = 75% × HPS

Keterangan:

HPS : Harga Pasar Setempat

Dari hasil plafon taksiran dilakukan perhitungan menurut golongan yang

disebut taksiran. Untuk menghitung jumlah uang bersih yang diterima oleh

nasabah, yaitu mengurangi taksiran dengan biaya administrasi sebesar 1%.

b. Menghitung fluktuasi jumlah nasabah dan jumlah gadai berdasarkan profesi

1. Prosentase kenaikan nasabah

2.Fluktuasi penyaluran gadai

c. Menghitung gadai yang tidak dibayar

1. Gadai yang tidak dibayar

Penyaluran gadai – (Pelunasan + Lelang)

2. Prosentase tingkat kerugian

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: Usulan Penelitian - Universitas Muhammadiyah …directory.umm.ac.id/Data Elmu/doc/KCA_R3_10_April_2007.doc · Web viewPerum Pegadaian memperolah penghargaan di tahun ke-4 (pertama

Anonimous. 1999. Pedoman Operasional Kantor Cabang. Jakarta

Firdaus, R dan Ariyanti, Maya. 2003. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Cetakan Pertama. Alfabeta, Anggota IKAPI. Bandung.

Hidayat, Wahyu. 2004. Buku Pedoman Karya Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Kasmir. 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Ed.1) Cetakan Kedua. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nur,Indriantoro dan Bambang, Supomo. 2002. Metoda Penelitian Bisnis. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta.

Pegadaian.ProdukKCA.(Online).(http//www.pegadaian.co.id/produk_kca.php.htm. diakses 18 Februari 2007)

Subekti, R. 1986. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pradnya Paramita. Jakarta.

Subagyo, dkk. 1997. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Bagian Penerbitan STIE YKPN. Cetakan ke 3. Yogyakarta.

Susilo, Sri. Y, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan pertama. Yogyakarta.

Suyatno, T, dkk. 1997. Dasar-Dasar Perkreditan. (Ed VI). STIE Perbanas dan PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sutojo, Siswanto. 2000. Strategi Manajemen Kredit Bank Umum. PT. Damarmulia Pustaka, Jakarta.

Widayat dan Amirullah. 2992. Riset Bisnis. Cetakan Pertama, Cahaya Press. Malang.