uraian umum crustacea
TRANSCRIPT
- 1 -
Tugas biologi laut
URAIAN UMUM CRUSTACEA
Crustacea dikenal juga dengan hewan yang beruas – ruas dengan badan yang
terbagi atas thorax, abdomen dan cepathorax yang tertutup oleh kerapas, dan merupakan
arthropoda air yang bernapas dengan insang dan memiliki dua pasang antenna.
Crustacean terdiri dari tiga sub kelas yang terdiri dari :
1. Kepiting (Scylla)
2. Rajungan (Portunus)
3. Udang (Penaidae)
I. HABITAT / TEMPAT HIDUP
1.1. Kepiting dan Rajungan
Kepiting dan Rajungan tergolong dalam satu suku (famili) yakni
fortunidae dari seksi Brachyura. Kepiting dan Rajungan mempunyai habitat
hidup yang serupa dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang
lebih kering di lumpur – lumpur lunak didasar hutan –hutan mangrove yang
tidak terlalu rimbun, juga didaerah tambak air payau atau muara sungai.
1.2 Udang
Pada stadium post larva (anakan udang) hidup merayap atau melekat
pada benda-benda didasar perairan, dimuara – muara sungai terlebih di
perairan sekitar hutan mangrove anak udang ini banyak di temukan. Anak
udang ini hidup dengan menyesuaikan diri pada salinitas yang bervariasi
antara 4 – 35 %.
Udang muda ini segera akan kembali lagi ke laut (sebagai habitat)
untuk tumbuh besar dewasa akhirnya memijah.
II. KEBIASAAN MAKAN DAN CARA MAKAN
2.1. Kepiting dan Rajungan
Kepiting dan Rajungan dalam hal mencari makan dengan cara
merangkak walaupun famili ini dapat berenang ke permukaan air. Kepiting
- 2 -
dan Rajungan lebih menyukai makan berupa algae, bangkai, hewan dan udang.
Dapat dikatakan dewasa adalah memakan segala (omnivourus) dan pemakan
bangkai (scovanger). Sedangkan larva kecil memakan plankton dan cara
makannya menggunakan sapit yang besar.
2.2. UDANG
Pada umumnya larva udang makanannya adalah alga renik (micro
algae) terutama diatomic, selain itu juga berbagai jenis zooplankton begitu
tumbuh dewasa. Udang dikenal juga bersifat omnivour yang memakan bukan
saja tumbuhan dan hewan kecil tetapi juga detritus.
III. TINGKAH LAKU
3.1. KEPITING DAN RAJUNGAN
Pada umumnya Kepiting dan Rajungan (Scylla dan Portunus)
merupakan species yang khas pada tingkat juvenile (muda) jarang kelihatan di
daerah bakau / muara sungai, karena lebih suka membenamkan diri kedalam
lumpur. Juvenile lebih manyukai tempatb terlindung seperti :
- Saluran air
- Dibawah batu – batu
- Alur – alur air laut yang menjorok ke daratan.
- Dan disela – sela akar pohon bakau
Setelah matahari terbenam class Scylla dan portunos mulai bergerak untuk
mencari makan sepanjang malam dan ketika matahari terbit class Scylla dan
portunus mulai membenamkan diri di lumpur sehingga hewan ini dikenal
dengan hewan malam (nocturnal).
3.1 U D A N G
Pada umumnya alam udang laut mengalami dua fase kehidupan yaitu fase
ditengah laut dan fase di perairan muara. Fase ditengah laut adalah udang
dewasa, kawin dan bertelur, beberapa saat sebelum kawin udang betina
terlebih dahulu berganti kulit.
- 3 -
IV. ADAPTASI
4.1. KEPITING DAN RAJUNGAN
Kepiting dapat cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dia
akan bertahan hidup lebih lama di daratan, sedangkan rajungan hanya bisa
bertahan hidup di perairan laut dia akan bertahan hidup beberapa jam saja
apabila berada di perairan tawar/daratan sehingga daya tahan hidupnya lebih
lama kepiting daripada rajungan.
4.2. U D A N G
Pada umumnya udang dan anakan udang dapat hidup dengan
menyesuaikan pada salinitas yang bervariasi antara 4 – 35 % . Udang yang
mulai tumbuh dewasa akan kembali ke laut sebagai tempat hidup dan
beradaptasinya, begitu udang dewasa akan memijah dia akan kembali lagi ke
perairan muara.
V. REPRODUKSI
5.1. KEPITING DAN RAJUNGAN
Kepiting dewasa yang siap melakukan perkawinan dengan ukuran
kerapasnya biasanya mencapai 120 mm. Tingkah laku perkawinan kepiting
sedikit aneh. Perkawinan hanya terjadi pada kepiting betina dan jantan yang
sudah matang kelamin, mula – mula betina yang sudah mengandung telur
disela – sela bagian dalam kerapasnya mencari tempat yang sunyi, aman dan
terlindung dan kepiting jantan mendekatinya kemudian jantan naik keatas
kepiting betina dengan posisi perut keduanya menghadap kebawa dengan
posisi itu kepiting jantan membawa kepiting betina mencari tempat yang
sunyi.
Tingkah laku rajungan dalam melakukan perkawinan sedikit unik
dengan cara membawa kepiting betina ke tempat yang sunyi dibawah bebatuan
karang/benda –benda dasar laut. Rajungan dapat menetaskan telurnya menjadi
larva sampai lebih sejuta ekor, larva yang baru menetas bentuknya sangat
berlainan dengan bentuk dewasa. Larva menyerupai anak udang.
- 4 -
5.2. U D A N G
Udang mempunyai daur hidup yang sangat kompleks, telur yang telah
dibuahi menetas menjadi larva dengan beberapa tingkatan (stadium) yang
berbeda pada tiap jenisnya. Jumlah telur yang dihasilkan tiap ekor betina bisa
mencapai kisaran antara 150.000 – 400.000 butir telur.
VI. PERTUMBUHAN
6.1. KEPITING DAN RAJUNGAN
Setelah telur kepiting betina menetas anakan kepiting tersebut akan
mengalami tiga tahapan pertumbuhan yaitu yang pertama adalah Stadium
zoea, stadium ini akan berkembang sampai zoea 5, setiap stadium
membutuhkan waktu 2 – 4 hari selanjutnya mengalami stadium megalopa
merupakan stadium lanjutan dari zoea hanya ada satu stadium megalopa yang
membutuhkan waktu 5-7 hari setelah itu maka kepiting ini berubah lagi ke
stadium juvelle atau disebut juga stadium kepiting muda, karena sudah
berbentuk kepiting dengan organ tubuh lengkap, dan selanjutnya kepiting
muda tersebut akan kembali lagi ke perairan pantai / kekawasan bakau untuk
mencari makan dan tempat berlindung yang aman.
Dalam pertumbuhan rajungan (semua anggota portunidae) sering
berganti kulit. Kulit kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kapur dan
karenanya tidak dapat terus tumbuh, jika ia ingin tumbuh lebih besar maka
kulitnya akan retak dan pecah dan dari itu akan tumbuh individu yang baru
yang lebih besar. Kulitnya yang lama ditanggalkan. Rajungan yang baru
berganti kulit tubunya masih sangat lunak maka selama bertubuh lunak ini
merupakan masa yang sangat rawan dalam kehidupannya, karena
pertahanannya masih sangat lemah.
6.2. U D A N G
Pada umumnya setelah udang menetaskan telurnya yang berjumlah
antara 150.000 – 400.000 butir akan menetas menajdi larva dan mempunyai bentuk
yang berbeda dengan dewasa. Pada stdium filosoma mempunyai bentuk yang pipih
- 5 -
seperti daun hingga mudah terbawa arus. Daur hidup udang mulai dari nauplius
kemudian menjadi zoea. Pada stadium zoea larva mulai mengambil makanan
sekitarnya, selanjutnya zoea akan berubah lagi menjadi mysis. Dari stadium mysis
larva bermetamorfose menjadi stadium post larva. Anakan udang yang bersifat
planktonik ini akan beruaya ke pantai.
Gambar Morfologi kelas Crustacea
- 6 -
JENIS – JENIS CRUSTACEA
1. RAJUNGAN (Portunus pelagicus)
a. Gambar
Tampak Depan
Tampak Belakang
- 7 -
Keterangan Gambar :
a. Karapas e. Carpus
b. Lembar karapas f. Kaki Jalan
c. Kaki renang g. Merus
d. ropodus h. Basi-ischum
b. Klasifikasi
Rajungan (Portunus pelagicus) ini hidup pada habitat yang beraneka ragam
pantai dengan dasar pasir, pasir lumpur dan juga dilaut terbuka dalam keadaan
biasa dia diam didasar laut sampai kedalaman lebih 65 meter, tetapi sekali-kali
ia dapat juga terlihat berenang ke permukaan laut. Untuk keperluan pasangan
kakinya yang paling belakang berbentuk dayung.
Dalam pertumbuhannya rajungan (dalam semua anggota portunidae) sering
berganti kulit, kulit kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kapur. Adalun
klasifikasi rajungan adalah sebagai berikut :
Phylum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus : Portunus
Species : Portunus pelagicus
c. Ciri – ciri khusus
- Larva yang baru menetas berlainan dari bentuk dewasa.
- Larva mengalami beberapa perubahan sampai membentuk dewasa.
- Larva yang baru menetas (tahap zoea) betuknya mirip udang, dikepalanya
terdapat semacam tanduk panjang, matanya besar dan diujung kakinya
terdapat rambut – rambut.
- Kulit kerangka rajungan terbuat dari bahan berkapur dan tidak dapat terus
tumbuh, kulitnya dapat pecah dan berganti kulit baru.
- Mata rajungan mempunyai tangkai dan bisa direbahkan.
- Warna tubuh lebih cerah yang jantan daripada yang betina
- 8 -
- Ukuran sapitnya yang jantan lebih panjang daripada yang betina.
d. Manfaat
Salah satu manfaat rajungan adalah sebagai bahan makanan dan
mempunyai nilai ekonomis yang sangat penting, baik dipasaran domestic (dalam
negeri) maupun di pasaran mancanegara (luar negeri), hal yang perlu
diperhatikan dalam penanganan rajungan setelah ditangkap dimasukkan kedalam
bak pengawet karena cepat membusuk.
e. Penyebaran
Rajungan ini banyak terdapat didaerah laut terbuka mulai dari tepi pantai
sampai dengan kedalaman antara 30 – 65 meter.
JENIS – JENIS CRUSTACEA
- 9 -
1. RAJUNGAN KARANG (Charibdis feriatus)
a. Gambar
Tampak Depan
Tampak Belakang
Keterangan Gambar :
a. Karapas e. Carpus
- 10 -
b. Lembar karapas f. Kaki Jalan
c. Kaki renang g. Merus
d. ropodus h. Basi-ischum
b. Klasifikasi
Phylum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus : Charybdis
Species : Charybdis cruciata
c. Ciri – ciri khusus
Berduri samping enam buah pada tiap –tiap sisi dan pada bagian
punggungnya terdapat tanda tambah, warnanya coklat kemerah – merahan.
d. Manfaat
Jenis rajungan ini dapat dikonsumsi seperti pada jenis rajungan lain
tetapi kandungan proteinnya tidak begitu tinggi, jadi tidak begitu diminati oleh
para konsumen karena jumlah dagingnya sedikit.
e. Penyebaran
Rajungan ini banyak terdapat di daerah laut terbuka mulai dari tepi
pantai sampai dengan pada kedalaman lebih dari 30 meter.
JENIS - JENIS CRUSTACEA
- 11 -
1. RAJUNGAN BINTANG (Portunus sanguinolentus)
a. Gambar
Tampak Depan
Tampak Belakang
Keterangan Gambar :
a. Karapas e. Carpus
- 12 -
b. Lembar karapas f. Kaki Jalan
c. Kaki renang g. Merus
d. ropodus h. Basi-ischum
b. Klasifikasi
Phylum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus : Portunus
Species : Portunus sanguinolentus
c. Ciri – ciri khusus
Rajungan bintang hamper sama bentuknya dengan rajungan biasa, tetapi
warnyanya sangat berbeda, warna dasar punggungnya hijau kotor, pada bagian
punggung belakang terdapat tiga bulatan merah coklat sejajar melintang.
d. Manfaat
Jenis rajungan ini biasa dikonsumsi di kalangan masyarakat karena
memiliki protein yang tinggi dan banyak terdapat dipasaran.
e. Penyebaran
Jenis rajungan bintang terdapat hamper di seluruh perairan pantai yang
daerah pantainya berpasir dan berlumpur dimana daerah pantai yang memiliki
karang.
- 13 -
JENIS – JENIS CRUSTACEA
3. UDANG RONGGENG/PENGKO (Oratosquilla nepa)
a. Gambar
Tampak Depan
Tampak Belakang
- 14 -
Keterangan Gambar :
a. Antena c. Karapas
b. Lempeng Antenula d. Permukaan Ruang Perut
b. Klasifikasi
Phylum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Stomatopoda
Family : Chordata
Genus : Oratosquilla
Species : Oratosquilla nepa
c. Ciri – ciri khusus
Adapun cirri – cirri udang ronggeng (Oratosquilla neap) adalah sebagai
berikut :
- Badannya beruas – ruas sebanyak sembilan ruas.
- Mempunyai dua pasang antenna.
- Pada ujung kakainya berambut.
- Matanya timbul.
d. Manfaat
Di Indonesia di perkirakan terdapat sekitar sembilan puluh jenis
stomatopoda, ada yang berukuran besar dan ada pula yang berukuran kecil,
tampaknya sedikit yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan (yang di konsumsi
oleh manusia).
e. Penyebaran
Pada umum jenis stomatopoda hidup pada dasar perairan laut dengan
cara membuat lubang – lubang, membenamkan diri dalam pasir sambil
menantikan mangsanya. Jenis – jenis ini antara lain terdapat diperairan pantai
paparan sunda.
- 15 -
DAFTAR PUSATAKA
- Dr. Anugerah Nontji, Laut Nusantara penerbit djambatan.
- Ahmad Soim, Pembesaran Kepiting.