uptdpuskesmas weapana
DESCRIPTION
lkhhTRANSCRIPT
UPTDPuskesmas Waepana MENILAI KEPUASAN PELANGGAN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :2/3
Standart Operasional Prosedur
Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=NIP : 196906281989032005
I. Pengertian Menilai Kepuasan Pelanggan adalah:Menyediakan Sistem,Prosedur dan mekanisme yang memungkinkan segala keluhan ataupun protes dari semua pihak dapat terkelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan gejolak atau mengganggu kelancaran jalannya kegiatan suatu Instalasi Pemerintah.(Pelayanan Kesehatan)
II. Tujuan 1.Sebagai Pedoman kerja dalam menilai kepuasan pelanggan.2.Untuk mengetahui keluhan pelanggan terhadap pelayanan Pasien.3.menetukan rencana tindak lanjut perbaikan.
III. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No: tentang Survey Kepuasan Pelanggan.
IV. Prosedur Kerja A.Informasi Langsung dari Pelanggan
1.Petugas menerima informasi langsung dari Pelanggan/masyarakat terkait
pelayanan,kebutuhan,harapan Masyarakat/pelanggan.
2. Petugas yang mendengarkan informasi meyampaikan kepada Bidan
koordinator terkait keluhan,harapan dan kebutuhan Masyarakat yang
disampaikan oleh pelanggan/Masyarakat.
3.Petugas ruangan mencatat semua keluhan,harapan,dan kebutuhan
Masyarakat ke dalam buku buku rekapan koordinator dan langsung
menandatangani buku rekapan koordinator.
B.Informasi melalui Telpon atau SMS.
1.Petugas Kesehatan baik yang di Puskesmas maupun di desa menerima
informasi dari pelanggan/Masyarakat melalui pembicaraan langsung di
telpon maupun melalui SMS.
2.Semua informasi yang masuk di rekap di dalam buku harapan pelanggan
setiap individu bidan maupun buku rekapan keluhan di tiap ruangan.
3. Petugas merekap semua keluhan pelanggan dari Bidan desa dalam buku
rekapan umum.dan menandatangani buku rekapan individu bidan mauapun
buku rekapan umum.
C.Pengumpulan informasi melalui Kotak Saran
1.Ketua Tim keluhan dan harapan masyarakat membuka kotak saran setiap
bulan.
2.Sekertaris Tim merekap semua keluhan dan harapan masyarakat di dalam
buku rekapan umum Puskesmas.
3.ketua Tim dan anggota Tim memisahkan semua keluhan sesuai dengan
unit pelayanan masing - masing dan menyerahkan hasil rekapannya kepada
koordinator Unit Pelayanan.
4.Koordinator menerima keluhan dari ketua Tim dan mengisinya dalam buku
rekapan umum..
5. Ketua unit pelayanan menandatangani tanda terima penyerahan keluhan
dari ketua Tim.
D.Pengumpulan informasi melalui Survey Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM).
1.Keluhan masyarakat terkait pelayanan di sampaikan melalui Survey
keluhan yang dilakukan oleh Badan Penyantun Puskesmas Waepana(BPP)
atau kader Posyandu.
2. hasil survey oleh BPP dan kader di serahkan kepada kepala Puskesmas
yang selanjutnya di serahkan kepada ketua tim Penanganan pengaduan
keluhan Puskesmas Waepana.
3.Ketua Tim penangan Pengaduan puskesmas menyerahkan hasil survey
kepada sekertaris untuk di bukukan dalam buku rekapan umum.
4. ketua Tim Penangan Pengaduan bersama anggota memilah keluhan dari
hasil survey dan mendistribusikan kepada setiap unit.
5. Koordinator unit Pelayanan mencatat semua keluhan dari hasil survey
kedalam buku rekapan keluhan KIA/KB.
6. Koordinator Unit Pelayanan menandatangani tanda terima penyerahan
dari
Ketua Tim penanganan keluhan dan pengaduan puskesmas Waepana.
7. Koordinator unit Pelayanan memisahkan semua keluhan berdasarkan
tingkatan kemendesakannya.
8. jika ada yang urgen dan harus di selesaikan segera maka koordinator
Unit mengundang semua staf untuk membahas keluhan dan harapan
yang bersifat mendesak dan mencari jalan keluarnya.
9.koordinator Unit Pelayanan dan semua staf termasuk petugas di desa
membuat rencana tindak lanjut dari hasil pembahasan harapan
pelnggan/masyarakat.
10.koordinator melaporkan hasil pertemuan dan solusi yang di buat
kepada Kepala UPTD Puskesmas.
11. Apabila masalahnya tidak terlalu mendesak untuk di tangani maka
setiap akhir bulan Kepala Puskesmas mengundang semua staf termasuk
petugas di desa untuk membahas semua harapan pelanggan/masyarakat.
12.Kepala Puskesmas dan Semua staf melakukan rencana tindak lanjut
dari semua pembahasan harapan pelanggan.
13.Kepala Puskesmas bersama semua staf termasuk petugas di desa
UPTDPuskesmas Weapana MENILAI KEPUASAN PELANGGAN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :2/3
Standart Operasional Prosedur
Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=NIP : 196906281989032005
3.ketua Tim dan anggota Tim memisahkan semua keluhan sesuai dengan
unit pelayanan masing - masing dan menyerahkan hasil rekapannya kepada
koordinator Unit Pelayanan.
4.Koordinator menerima keluhan dari ketua Tim dan mengisinya dalam buku
rekapan umum..
5. Ketua unit pelayanan menandatangani tanda terima penyerahan keluhan
dari ketua Tim.
D.Pengumpulan informasi melalui Survey Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM).
1.Keluhan masyarakat terkait pelayanan di sampaikan melalui Survey
keluhan yang dilakukan oleh Badan Penyantun Puskesmas Waepana(BPP)
atau kader Posyandu.
2. hasil survey oleh BPP dan kader di serahkan kepada kepala Puskesmas
yang selanjutnya di serahkan kepada ketua tim Penanganan pengaduan
keluhan Puskesmas Waepana.
3.Ketua Tim penangan Pengaduan puskesmas menyerahkan hasil survey
kepada sekertaris untuk di bukukan dalam buku rekapan umum.
4. ketua Tim Penangan Pengaduan bersama anggota memilah keluhan dari
hasil survey dan mendistribusikan kepada setiap unit.
5. Koordinator unit Pelayanan mencatat semua keluhan dari hasil survey
kedalam buku rekapan keluhan KIA/KB.
6. Koordinator Unit Pelayanan menandatangani tanda terima penyerahan
dari
Ketua Tim penanganan keluhan dan pengaduan puskesmas Waepana.
7. Koordinator unit Pelayanan memisahkan semua keluhan berdasarkan
tingkatan kemendesakannya.
8. jika ada yang urgen dan harus di selesaikan segera maka koordinator
Unit mengundang semua staf untuk membahas keluhan dan harapan
yang bersifat mendesak dan mencari jalan keluarnya.
9.koordinator Unit Pelayanan dan semua staf termasuk petugas di desa
membuat rencana tindak lanjut dari hasil pembahasan harapan
UPTDPuskesmas Waepana
INDENTIFIKASI PASIEN. NoDokumen:Ksr 032.1/11/Wpn/456/6/2012
Revisi:001 Halaman:
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tanggagl Terbit:
12 September 2013
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas Waepana
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Indentifikasi pasien adalah:Kegiatan yang dilakukan oleh petugas
pendaftaran di Puskesmas untuk mengidentifikasi pasien yang
mencakup pasien yang cacat,lansia,pasien anak dan pasien yang
sakit berat untuk didahulukan pelayanannya.
2.Tujuan 1.Sebagai pedoman kerja petugas loket.
2.Untuk mengidentifikasi pasien.
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Waepana No tentang kepatuhan
terhadap SOP bagi semua tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Waepana.
4.Langkah Kegiatan 1.Petugas loket mempersilahkan pasien mengambil nomor antri di
loket.
2.Petugas loket melakukan identifikasi kepada semua pasien yang
datang.
3.Jika ada pasien yang harus di dahulukan dalam pelayanan maka
petugas loket mendahulukan pasien tersebut.
4.Petugas loket menyampaikan kepada semua pasien yang antri
bahwa ada pasien yang harus di dahulukan.
5.petugas loket mendaftar pasien yang harus di dahulukan dan
mengantar rekam mediknya ke loket tujuan.
6.Petugas loket menyampaikan kepada petugas Poli tujuan Pasien
bahwa pasien tersebut harus di dahulukan.
7.Setelah selesai pelayanan petugas loket menyelesaikan
administrasi.
5.Sumber
6.Unit terkait Semua unit pelayanan di puskesmas.
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOAPUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mendukung pemberian pelayanan pasien di Puskesmas Waepana sesuai dengan ketentuan yg telah ditetapkan, maka Kepala Puskesmas dan Petugas harus mengetahui dan mengerti tentang Hak dan Kewajiban Pasien, Pasien dan Keluarga juga wajib mengetahui tentang HAK dan Kewajibannya. b.Bahwa untuk maksud pada huruf a. tersebut diatas ditetapkan perlu di Tetapkan Tentang HAK dan Kewajiban Pasien dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas.
Mengingat : • Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28.• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen • Undang-undang No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;• Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
• Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN :
KESATU : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Waepana Tentang HAK DAN
KEWAJIBAN PASIEN.
KEDUA : Hak dan Kewajiban Pasien/Pelanggan merupakan Bagian yang tak
terpisahkan dari Lampiran keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini akan di tinjau kembali jika ditemukan kekeliruan atau jika
ada perubahan.
.KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 11 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
Lampiran : Keputusan Kepala Puskesmas Waepana
Nomor : Ksr.032.1/11/Wpn/ / 06 /2014
Tanggal : 24 JUNI 2014
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
A. HAK PASIEN
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Puskesmas Waepana.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi. 4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan5. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.6. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di Puskesmas (Jika
Dokternya lebih dari satu orang) tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.
7. Pasien berhak atas “Privacy” dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
8. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi : Penyakit yang diderita Tindakan medik apa yang dilakukan Kemungkinan penyulit sabagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya Alternatif terapi lainnya Perkiraan biaya pengobatan
9. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
10. Pasien berhak menolak tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
11. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.12. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya.13. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Puskesmas.14. Pasien berhak mengajukan usul, serta perbaikan atas perlakuan Petugas Puskesmas
terhadap dirinya15. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
B. KEWAJIBAN PASIEN
1. Pasien dan keluargnya berkewajiban untuk mematuhi segala peraturan dan tata tertib di Puskesmas.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter yang merawat
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan Puskesmas/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
PTDPuskesmas Waepana
PENYAMPAIAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN KEPADA PASIENDAN PETUGAS.
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11 / /2014
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
I.Pengertian Penyampaian hak dan Kewajiban pasien kepada pasien dan petugas adalah kegiatan memberikan informasi tentang hak dan kewajiban pasien di Puskesmas waepana yang di lakukan oleh Kepala UPTD Puskesmas atau Petugas lain yang di tunjuk kepada pasien maupun kepada Petugas Kesehatan di Lingkup kerja Puskesmas Waepana.
2.Tujuan 1.Mensosialisasikan hak dan kewajiban Pasien di pasien dan petugas.2. Pasien dan petugas memahami tentang Hak dan Kewajibannya.
3,Kebijakan NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN.
4.Prosedur Kerja 1.kepala UPTD Puskemas Waepana Mensosialisasikan Kepada Petugas Puskesmas Tentang Hak dan kewajiban pasien di Puskesmas Waepana Melalui Minilokakarya tingkat Puskesmas.2.kepala Puskesmas Waepana mewajibkan staf yang melayani pasien untuk selalu mensosilisasikan tentang Hak dan Kewajioban pasien kepada pasien.3.Kepala Puskesmas waepana Melalui petugas di setiap unit pelayanan mensosialisasikan tentang hak dan kewajiban pasien kepada pasien yang datang di unit pelayanan.4..Mencetak Poster tentang HAK dan Kewajiban Pasien.5.Menempelkan poster tentang hak dan Kewajiban pasien di tempat –tempat yang strategis dan dapat dibaca pasien maupun keluarga.6.Melakukan evaluasi secara berkala terkait pemahaman pasien tentang hak dan kewajiban pasien.
4.Sumber Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.5. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan di Puskesmas Waepana.
UPTDPuskesmas Waepana
Koordinasi dan Komunikasi antara
Pendaftaran dengan Unit-Unit Penunjang Terkait. No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional ProsedurTanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Koordinasi dan Komunikasi antara Pendaftaran dengan Unit-Unit Penunjang Terkait adalah Upaya menjalin komunikasi antara petugas pendaftaran dan petugas di unit pelayanan dalam rangka pengiriman Pasien di Puskesmas Waepana,agar pasien dan keluarga pasien memperoleh ke,mudahan dalam pelayanan.
2.Tujuan 1.Sebagai pedoman dalam Komunikasi antar Unit.2.memberikan kemudahan kepada pasien dan Keluarga dalam pelayanan.
3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ / /2014 tentang penyampaian informasi tentang hak dan Kewajiban Pasien .
4.Prosedur Kerja 1.Petugas loket mendaftarkan pasien.2.Menyampaikan kepada pasien untuk duduk di ruang tunggu loket sambil petrugas mencari family Folder pasien..3. petugas loket Melakukan pengkajian awal terhadap pasien.4. Petugas loket mengantar pasien dan family Folder pasien ke poli tujuan pasien sesuai kajian awal di unit pendaftaran.5.Petugas poli yang di tuju meneliti status pasien jika pasien lama maka petugas poli harus meneliti riwayat kunjungan pasien sebelumnya.6. jika tidak ada rekam Medik pasien lama sebelumnya apalagi bagi pasien yang di jadwalkan untuk kunjungan ulangan maka petugas Poli tujuan kembali ke loket untuk mengkonfirmasikan rekam medik pasien.7.Petugas loket Mencari kembali rekam medik pasien dan apabila rekam medik pasien hilang maka petugas pendaftaran harus melampirkan surat keterangan kehilangan.8Setelah selesai pelayanan di setiap unit pelayanan petugas unit pelayanan berkewajiban mengantarkan kembali rekam medik Pasien ke loket pendaftaran.9.Petugas loket memeriksa kembali rekam medik yang di kembalikan dengan rekam Medik yang di antar.10,jika kurang petugas loket berkewajiban meminta,petugas unit pelayanan untuk mencari rekam medik yang belum di kembalikan.11.d ilakukan evaluasi secara periodik terhadap rekam medik pasien.
5.Sumber 1.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medik.2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentanng Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.
UPTDPuskesmas Waepana TRANSFER PASIEN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/ /6/2014
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional ProsedurTanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Tranfer pasien adalah tindakan memindahkan atau mengirim pasien dari satu unit pelayanan ke unit pelayanan lain di puskesmas Waepana untuk mendapatkan perawatan di unit lain.
2.Tujuan 1. Pasien mendapatkan pelayanan yang lebih lengkap..2.memberikan kemudahan kepada pasien dan Keluarga dalam pelayanan.
3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ / /2014 tentang penyampaian informasi tentang hak dan Kewajiban Pasien .
4.Prosedur Kerja 1.Petugas di Poli Tujuan melakukan pengkajian awal terhadap pasien.2.Jika dari hasil pengkajian pasien harus juga di tangani oleh poli lain maka petugas menginformasikan kepada pasien.3. petugas menghubungi unit pelayanan, yang akan di tuju pasien.4. Petugas mengantarkan pasien ke unit lain bersama family folder pasien.5.Petugas poli yang di tuju melakukan pengakajian pasien.6. Menyampaikan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan kepada pasien7.Jika tindakan yang akan dilakjukan membutuhkan persetujuan pasien atau keluarga maoka pertugas melakukan informed consent sesuai SOP.8.Setelah selesai pelayanan jika pasien ahrus melakukan kunjungan ulang maka di sampaiakn jadwal kunjungan ulang.9.Jika pasien harus di transfer lagi ke unit pelayanan lain maka prosedur yang dilakukan sama seperti diatas.10,Semua tindakan yang telah dilakukan di isi dalam rekam medis atau famili folder pasien..11.jika harus di rujuk maka dilakukan tindakan pra rujukan.
5.Sumber 1.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medik.2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentanng Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.
1.Pengertian Alur Pelayanan pasien adalah:Informasi yang di berikan kepada pasien
tentang tahapan pelayanan pasien di Puskesmas waepana sejak pasien datang sampai pasien pulang termasuk sistem rujukan untuk menjamin kesinambungan pelayanan pasien.
2.Tujuan 1. Pasien paham tentang prosedur pelayanan.2.memberikan kemudahan kepada pasien dan Keluarga dalam pelayanan.
3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ / /2014 Jenis Pelayanan di Puskesmas waepana.
4.Prosedur Kerja 1.Pasien datang ke Puskesmas2.Pasien mendaftarkan diri di Loket.3. Petugas Loket mengantar pasien ke Poli Tujuan yaitu: Poli Umum,Poli Gigi,KIA/KB,Klinik MTBS bersama family Folder Pasien.4. Jika dari hasil pengakajian di setiap Poli Pelayanan,pasien tidak membutuhkan pemeriksaan lain,maka pasien ke apotik untuk mengambil obat sesuai yang di resepkan.5.Jika Pasien Membutuhkan Pemeriksaan laboratorium maka pasien membawa lembaran permintaan labortatorium ke ruang labor.6. Petugas Analis Melakukan pemeriksaan sesuai permintaan laboratorium dari poli yang mengirim pasien.7.Selesai pemeriksaan laboratorium,petugas lab,mengisi hasil Pemeriksaan dan diserahkan kepada Pasien..8.Pasien membawa hasil pemeriksaan laboratorium ke ploi tujuan awal.9.Jika pasien tidak lagi di kirim ke unit pelayanan lain untuk pemeriksaan terkait penyakit pasien maka pasien mengambil obat di Apotik dan selanjutnya pasien Pulang..10.Jika pasien harus di rawat inap maka petugas dari plo rawat jalan mengantarkan pasien ke Ruang rawat inap.11.Jika dari hasil pemeriksaan pasien harus di rujuk maka dilakukan konseling dan tindakan pra rujukan.11.semua tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus di catat dalam rekam medis pasien dan di dokumentasikan secara baik..
5.Sumber1.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medik.2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentanng Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANGKEWAJIBAN MENGIDENTIFIKASI HAMBATAN BUDAYA,BAHASA,KEBIASAAN DAN
HAMBATAN LAIN DALAM PELAYANAN. I.Menimbang :
a. Bahwa dalam rangka memberikan kepastian penyelenggaraan pelayanan publik di Puskesmas Waepana dan untuk meningkatkan Mutu Pelayanan Puskesmas Waepana maka di pandang perlu untuk melakukan kewajiban bagi semua staf Puskesmas Waepana Mengidentifikasi Hambatan Budaya,Bahasa,Kebiasaan dan Hambatan lain dalam Pelayanan Kesehatan.
b. Bahwa untuk maksud pada huruf a. kewajiban bagi semua staf Puskesmas Waepana untuk Mengidentifikasi Hambatan Budaya,Bahasa,Kebiasaan dan Hambatan lain dalam Pelayanan Kesehatan.
Maka perlu ditetapkan Melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen • Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : Semua orang yang bekerja pada Puskesmas Waepana berkewajiban
untuk Mengidentifikasi Hambatan Budaya,Bahasa,Kebiasaan dan
Hambatan lain dalam Pelayanan Kesehatan.
KEDUA : Semua orang yang bekerja pada Puskesmas Waepana berkewajiban untuk
mempelajari Budaya,Bahasa,Kebiasaan Masyarakat di Soa untuk
memperkecil hambatan dalam memberikan pelayanan Kesehatan.
KETIGA : Jika ada kendala dalam pelaksanaan menemukan masalah maka harus
melaporkan kepada Kepala Puskesmas Waepana..
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,dan apabila
dikemudian hari di temukan kekeliruan maka akan di lakukan
perbaikan.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
UPTDPuskesmas WaepanaMemberikan Angket Untuk Mengidentifikasi Hamb atan.
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11 / /2014
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Memberikan Angket untuk mengidentifikasi hambatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas Waepana untuk mengetahui seluruh hambatan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui penyebaran angket yang diisi oleh Masyarakat,ataupun oleh Pengunjung Puskesmas(Pasien dan Keluarga).
2.Tujuan 1.Untuk mengetahui hambatan dalam pelayanan Kesehatan.2.Untuk menyusun rencana kerja.
3.Kebijakan. SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: tentang kepatuhan terhadap SOP bagi semua Staf Puskesmas Waepana dalam melaksanakan Tugas
4.Prosedur Kerja 1.Kepala Puskesmas Waepana Mengundang selururuh staf untuk pertemuan penyusunan draf angket.2.Melakukan uji coba angket kepada pengunjung Puskesmas Waepana.3.Melakukan tabulasi terhadap angket yang sudah diisi.4.melakukan pertemuan untuk merevisi angket jika ada angket yang harus di perbaiki.5. Mendistribusikan angket ke ruang perawatan Rawat inap,dan semua unit pelayanan di Puskesmas Waepana dan juga di Pustu,Polindes dan Poskesdes.6.Setiap bulan Tim Penanganan pengaduan dan keluhan masyarakat mengambil semua angket untuk di rekap di Puskesmas.7.Setelah semua hasil angket di tabulasikan maka di lakukan pembahasan pada saat Minilokakarya tingkat Puskesmas.8.Setiap Petugas puskesmas Waepana berkewajiban untuk melakukan upaya perbaikan pelayanan sesuai hasil tabulasi angket.9.Dilakukan evaluasi lagi setiap bulan pada saat Minilokakarya.
V.SumberVI.Unit Terkait. Semua Unit Pelayanan Puskesmas.
Rapat Mengidentifikasi Hambatan Budaya
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11 / /2014
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Rapat mengidentifikasi hambatan adalah Kegiatan pertemuan yang di lakukan untuk membahas hasil angket yang telah di isi oleh Masyarakat dan pengunjung Puskesmas terkait hambatan Budaya dalam pelayanan kesehatan di puskesmas Waepana.
2.Tujuan 1.Untuk membahas hasil angket.2. untuk Menyusun rencana tindak lanjut.
3.Kebijakan. SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: Tentang Kewajiaban mengidentifikasi hambatan Budaya.
4.Prosedur Kerja 1.Kepala UPTD Puskesmas Waepana meminta kepala Sub bagian tata usaha ( Kasubag TU) untuk mengeluarkan undangan rapat untuk semua Staf termasuk petugas di Desa.2. kasubag TU,mengetik surat,mengisi Nomor surat pada buku agenda surat keluar dan pada surat.3. Kasubag TU meminta kepala Puskesmas untuk mendatangani surat undangan rapat.4. setelah di tandatangani oleh kepala Puskesmas maka kasubag Tu membubuhkan stempel Puskesmas pada tanda tangan kepala Puskesmas.5.menganflopkan surat dan dikirim kealamat tujuan.6.Kepala puskesmas membuka pertemuan tentang mengidentifikasi hambatan Budaya dalam pelaksanaan Tugas.S.7.Notulis mencatat semua hasil pertemuan dalam buku Notulen rapat..8.dilakukan diskusi terkait materi pertemuan9.Menyusun rencana tindak lanjut kegiatan.10.dilakukan evaluasi setiap bulan terkait rencana tindak lanjut.11.Notulis membaca hasil pertemuan dalam buku Notulen Rapat Puskesmas.12..Kepala UPTD Puskesmas Waepana Menutup seluruh kegiatan pertemuan.
5.Sumber6.Unit Terkait Semua Petugas Puskesmas.
UPTDPuskesmas Weapana
KAJIAN AWAL PASIEN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/ /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur
Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
I.Pengertian Kajian awal Pasien adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan ( Dokter,Bidan,Perawat,Bkidan dan profesi kesehatan lainnya)untuk menggali informasi awal keadaan pasien,bisa dilakukan langsung kepada pasien maupun melalui orang lain(Keluarga,atau pengantar) yang meliputi Anamnese,Pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan penunjang,serta kajian sosial untuk mengidentifikasi berbagai Kebutuhan dan harapan pasien dan keluarga yang mencakup pelayanan medis,penunjang medis dan keperawatan.
II.Tujuan 1. Mengetahui keadaan pasien.2. Menentukan tindakan pengobatan dan perawatn yang tepat badgi pasien.
III.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 031.2/11/Wpn/ / /2014 tentang SK Kepala Puskesmas tentang kewajiban Mengidentifikasi hambatan Budaya,bahasa,kebiasaan,dan hambatan lain dalam pelayanan.
IV.Prosedur Kerja 1. 1. Alat dan Bahan
Alat
Alat Tulis
Alat Kesehatan
(Tensimeter, Stetoscope, Thermometer, dll)
Tempat tidur pasien
Senter
Pemeriksaan penunjang( laboratorium)
Status pasien.
2. Langkah kegiatan
2.1 Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut pelayanan
kesehatan
2.2 Mempersilahkan pasien duduk atau tidur sesuai keaadan
pasien.
2.3.petugas melakukan anamnesa Bisa langsung ke pasien atau
ke pengantar/keluarga),keluhan utama dan keluhan lain yang
dialami pasien.
2.4 Melakukan pemeriksaan Vital Sign sesuai indikasi.
2.5.Dokter melakukan pemeriksaan fisik.
2.6.(Jika diperlukan), pemeriksaan penunjang diagnosis, diberikan
blangko pengantar sesuai pemeriksaan.
2.7.Menegakkan diagnosa
2.8.Menentukan tindakan perawatan dan pengobatan yang tepat
sesuai keadaan pasien
2.9.Melakukan penyuluhan perorangan
2.10.(Jika diperlukan) melakukan rujukan kasus
2.11.Mendokumentasikan pada kartu satatus pasien/medical
record (menulis semua hasil anamnesa, pemeriksaan sampai
pengobatan yang diberikan pada pasien pada kartu status).
UPTDPuskesmas Weapana
KAJIAN AWAL PASIEN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :2/2
Standart Operasional Prosedur
Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
2.12.Memberikan parap pada status sebagai pengesahan dan
wujud dari tanggung jawab.
V.Sumber 1.Undang-Undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.2. Undang-undang No 29 tahun 2004 tentang Praktek kedokteran.3.Peraturan Menteri Kesehatan No HK.02.02?Menkes/148/I/2010 izin dan penyelenggaraan praktik Perawat.4.Peraturan Menteri Kesehatan no:1464 tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan Praktek Bidan.
VI.Unit Terkait.Loket,Poli umum,rawat jalan,KIA,Apotek,laboratorium,Klinik Gizi,Klinik Sanitasi.
UPTDPuskesmas Waepana
KEWASPADAAN UNIVERSAL
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11 / /2014
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
I.Pengertian Kewaspadaan universal adalah:bentuk kewaspadaan yang menganggap bahwa semua cairan tubuh adalah media yang dapat menularkan kuman/atau semua cairan tubuh mengandung kuman penyakit.
2.Tujuan 1.Sebagai pedoman kerja bagi Petugas.2.Mencegah terjadinya penularan penyakit
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No:ksr 032.1/11/WPN/ /2102 Tentang kepatuhan petugas terhadap SOP.
4.Langkah Kegiatan 1.Menggunakan APD(Alat Pelindung Diri) setiap kali melakukan tindakan pertolongan kepada pasien.2.Segera Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir jika tertusuk benda tajam yang sudah terkontaminasi.3.Segera mencuci muka dengan sabun jika muka terpapar percikan cairan tubuh pasien.4.Mencuci mata di bawah air yang mengalir jika cairan tubuh pasien terpercik pada mata.5.Segera melakukan perawatan luka jika ada ,luka akibat tusukan benda tajam.6.Meminta tindakan pencegahan yang tepat pada Dokter Puskesmas.7.Membuang semua sampah medik pada tempat sampah medik dan selanjutnya di proses di insenerator.8.Mendokumentasuikan semua tindakan yang telah di lakukan.
5.Sumber6.Unit Terkait Semua Unit Pelayanan di Puskesmas.
PEMERINTAH KABUPATEN NGADADINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOAPUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANGPERSYARATAN KOMPETENSI,POLA KETENAGAAN DAN KONDISI KETENAGAAN
YANG MEMBERIKAN PELAYANAN KLINIS I.Menimbang :
a.bahwa dalam rangka memberikan kepastian penyelenggaraan pelayanan publik di Puskesmas Waepana dan untuk meningkatkan Mutu Pelayanan Puskesmas Waepana maka di pandang perlu untuk menetapkan PERSYARATAN KOMPETENSI,POLA KETENAGAAN DAN KONDISI KETENAGAAN YANG MEMBERIKAN PELAYANAN KLINISb.bahwa untuk maksud pada huruf a. PERSYARATAN KOMPETENSI,POLA
KETENAGAAN DAN KONDISI KETENAGAAN YANG MEMBERIKAN PELAYANAN KLINIS
Maka perlu ditetapkan Melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen • Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;• Undang-undang No 29 tahun 2004 tentang Praktek kedokteran.• Peraturan Menteri Kesehatan No HK.02.02?Menkes/148/I/2010 izin dan
penyelenggaraan praktik Perawat.• Peraturan Menteri Kesehatan no:1464 tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan
Praktek Bidan
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : PERSYARATAN KOMPETENSI,POLA KETENAGAAN DAN KONDISI KETENAGAAN YANG MEMBERIKAN PELAYANAN KLINIS
KEDUA : Tenaga yang berhak Memberikan pelayanan Klinis adalah Dokter,Perawat
dengan Strata pendidikan sekurang-kurangnya Diploma III,Bidan dengan
starata Pendidikan Sekurang-kurangnya Diploma III danm profesi lain
yang juga berpendidikan sekurang-kurangnya Diploma III.
KETIGA : Petugas pelayanan Klinis adalah orang yang Sehat Jasmani dan
Rohani,serta mampu menyimpan Rahasia Pasien.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan maka akan di perbaiki
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
UPTDPuskesmas Waepana
ASUHAN KEPERAWATAN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Tim Interprofesi adalah: Tim kerja yang terdiri dari beberapa profesi kesehatan(DokterUmum,DokterGigi,Bidan,Perawat,Perawat Gigi,Analis,farmasi,Gizi,Sanitarian) yang bekerja bersama untuk menangani pasien yang berobat atau yang di rawat di Puskesmas Waepana,sehingga bisa dilakukan penanganan Pasien secara Komperhensif,termasuk merujuk pasien jika di perlukan.
2.Tujuan 1. Untuk Penanganan Pasien secara Komperhensif.2. Untuk Pedoman kerja bagi semua anggotan TIM.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Tentang Pembentuka TIM InterProfesi.
4.Prosedur Kerja 1.Kepala UPTD Puskesmas Waepana mengundang semua Profesi kesehatan yang bekerja di Puskesmas Waepana,termasuk petugas kesehatan yang bekerja di Pustu,Polindes dan Poskesdes.2.Kepala UPTD Puskesmas Waepana melakukan rapat pembentukan TIM interprofesi yang terdiri dari berbagai profesi yang bekerja di Puskesmas Waepana.3.Memilih ketua TIM dan anggota TIM yang akan bekerja sesuai dengan profesinya masing-masing dalam penanganan pasien.4.Ketua TIM akan menghubungi anggota Tim jika ada pasien yang membutuhkan penanganan.5.Ketua TIM dan anggota Tim melakukan rapat internal terkait kasus dan tatalaksana penanganan pasien.6.Ketua Tim dan Anggota Tim Melakukan penanganan pasien secara Profesional sesuai dengan profesi masing-masing.7.Ketua TIM dan anggota Tim melakukan rapat evaluasi secara rutin terkait kasus pasien.8.Ketua Tim menyampaikan kepada kepala UPTD Puskesmas Waepana jika ada hal-hal yang harus di diskusikan terkait dengan perawatan pasien ataupun tentang kinerja TIM.9.Kepala Puskesmas berdasarkan penyampaian ketua TIM memberikan arahan atau membuat keputusan.10.Jika ada hal-hal yang membutuhkan peran serta semua staf Puskesmas Waepana maka kepala Puskesmas mengundang semua staf untuk melakukan pertemuan.11.semua hasil pelayanan pasien dan hasil pertemuan di dokumentasikan secara baik.
PEMERINTAH KABUPATEN NGADADINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOAPUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANGKEWAJIBAN MENGIDENTIFIKASI HAMBATAN BUDAYA,BAHASA,KEBIASAAN DAN
HAMBATAN LAIN DALAM PELAYANAN. I.Menimbang :
c. Bahwa dalam rangka memberikan kepastian penyelenggaraan pelayanan publik di Puskesmas Waepana dan untuk meningkatkan Mutu Pelayanan Puskesmas Waepana maka di pandang perlu untuk melakukan kewajiban bagi semua staf Puskesmas Waepana Mengidentifikasi Hambatan Budaya,Bahasa,Kebiasaan dan Hambatan lain dalam Pelayanan Kesehatan.
d. Bahwa untuk maksud pada huruf a. kewajiban bagi semua staf Puskesmas Waepana untuk Mengidentifikasi Hambatan Budaya,Bahasa,Kebiasaan dan Hambatan lain dalam Pelayanan Kesehatan.
Maka perlu ditetapkan Melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen • Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : Semua orang yang bekerja pada Puskesmas Waepana berkewajiban
untuk Mengidentifikasi Hambatan Budaya,Bahasa,Kebiasaan dan
Hambatan lain dalam Pelayanan Kesehatan.
KEDUA : Semua orang yang bekerja pada Puskesmas Waepana berkewajiban untuk
mempelajari Budaya,Bahasa,Kebiasaan Masyarakat di Soa untuk
memperkecil hambatan dalam memberikan pelayanan Kesehatan.
KETIGA : Jika ada kendala dalam pelaksanaan menemukan masalah maka harus
melaporkan kepada Kepala Puskesmas Waepana..
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari di temukan kekeliruan maka akan dilakukan perbaikan.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATANKECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
PERSYARATAN KOMPETENSI PETUGAS DI UNIT PELAYANAN PUSKESMAS WAEPANA
UNIT PELAYANAN KOMPETENSI PETUGAS JENIS-JENIS PELATIAHN YANG HARUS DIIKUTI
LOKET 1.D3 Rekam Medik2.SI Rekam Medik.
POLI UMUM 1.Dokter Umum2.D3.Keperawatan3.D4 Keperawatan4.S.Kep.Nurse
POLI KIA 1.D3 Kebidanan.2.D4 Kebidanan.3.S1 Kebidanan
POLI GIGI 1.Dokter Gigi
2.SPRG3.D3
LABORATORIUM D3 analis.
KLINIK MTBS1. Dokter Umum.2. Perawat3. Bidan
Pendekatan MTBS.
KLINIK SANITASI 1.D3 Sanitasi.2.SI sanitasi
FARMASI 1.SMF2.D3 farmasi.3.S1 farmasi.4.Apoteker
KLINIK GIZI 1.D3 Gizi.2.S1 Gizi
RAWAT INAP 1.Dokter Umum.2. D3 Keperawatan.3.D4 Keperawatn.4.S.Kep.Nurse.
UNIT GAWAT DARURAT 1.Dokter Umum.2.D4 Medikal Bedah.3.D3 Keperawatan.4.S.Kep-Nurse.
RUANG BERSALIN 1.D3 Kebidanan.2.D4 Kebidanan.3.S1 Kebidanan.
APNPONEDPENANGANAN ASFIKSIAPERAWATAN BBLR
RUANG NIFAS 1.D3 Kebidanan.2.D4 Kebidanan.3.S1 Kebidanan
POLI KIA/KB 1.D3 Kebidanan.2.D4 Kebidanan.3.S1 Kebidanan
CTU
Waepana: 10 September 2014 Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen= NIP:196906281989032005
PROSEDUR 1. Penderita datang diterima petugas/paramedis UGD
2. Di ruang triase dilakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawataannya oleh paramedic yang
terlatih atau dokter3. Namun, bila jumlah penderita lebih
dari 50 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung UGD)
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan member kode warna:
Segera (Immediate/I) : MERAH: pasien mengalamai cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup jika ditolong segera.
Tunda (Delayed/II) : KUNING: pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
Minimal (III) : HIJAU: pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan.
Expextant (0) : HITAM: pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan.
5. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam.
6. Penderita/korban dengan kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan/penanganan lanjut di ruang UGD. Tetapi bila tidak memungkinkan untuk ditangani di Puskesmas dapat segera dirujuk ke Rumah Sakit.
7. Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lanjut dapat dipindah ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.
8. Penderita dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan makan penderita/korban diperbolehkan pulang.
9. Penderita/korban kategori triase hitam langsung dipindahkan ke kamar jenazah setelah dipastikan bahwa sudah meninggal.
UNIT TERKAIT Seluruh unit – unit pelayanan dan tindakan kesehatan
aepana Pembentukan Tim Interprofesi
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Tim Interprofesi adalah: Tim kerja yang terdiri dari beberapa profesi kesehatan(DokterUmum,DokterGigi,Bidan,Perawat,Perawat Gigi,Analis,farmasi,Gizi,Sanitarian) yang bekerja bersama untuk menangani pasien yang berobat atau yang di rawat di Puskesmas Waepana,sehingga bisa dilakukan penanganan Pasien secara Komperhensif,termasuk merujuk pasien jika di perlukan.
2.Tujuan 1. Untuk Penanganan Pasien secara Komperhensif.2. Untuk Pedoman kerja bagi semua anggotan TIM.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Tentang Pembentuka TIM InterProfesi.
4.Prosedur Kerja 1.Kepala UPTD Puskesmas Waepana mengundang semua Profesi kesehatan yang bekerja di Puskesmas Waepana,termasuk petugas kesehatan yang bekerja di Pustu,Polindes dan Poskesdes.2.Kepala UPTD Puskesmas Waepana melakukan rapat pembentukan TIM interprofesi yang terdiri dari berbagai profesi yang bekerja di Puskesmas Waepana.3.Memilih ketua TIM dan anggota TIM yang akan bekerja sesuai dengan profesinya masing-masing dalam penanganan pasien.4.Ketua TIM akan menghubungi anggota Tim jika ada pasien yang membutuhkan penanganan.5.Ketua TIM dan anggota Tim melakukan rapat internal terkait kasus dan tatalaksana penanganan pasien.6.Ketua Tim dan Anggota Tim Melakukan penanganan pasien secara Profesional sesuai dengan profesi masing-masing.7.Ketua TIM dan anggota Tim melakukan rapat evaluasi secara rutin terkait kasus pasien.8.Ketua Tim menyampaikan kepada kepala UPTD Puskesmas Waepana jika ada hal-hal yang harus di diskusikan terkait dengan perawatan pasien ataupun tentang kinerja TIM.9.Kepala Puskesmas berdasarkan penyampaian ketua TIM memberikan arahan atau membuat keputusan.10.Jika ada hal-hal yang membutuhkan peran serta semua staf Puskesmas Waepana maka kepala Puskesmas mengundang semua staf untuk melakukan pertemuan.11.semua hasil pelayanan pasien dan hasil pertemuan di dokumentasikan secara baik.
V.SumberVI.Unit Terkait Semua Unit Pelayanan di Puskesmas Waepana.
UPTDPuskesmas Waepana
Pembentukan Tim Interprofesi
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Tim Interprofesi adalah: Tim kerja yang terdiri dari beberapa profesi kesehatan(DokterUmum,DokterGigi,Bidan,Perawat,Perawat Gigi,Analis,farmasi,Gizi,Sanitarian) yang bekerja bersama untuk menangani pasien yang berobat atau yang di rawat di Puskesmas Waepana,sehingga bisa dilakukan penanganan Pasien secara Komperhensif,termasuk merujuk pasien jika di perlukan.
2.Tujuan 1. Untuk Penanganan Pasien secara Komperhensif.2. Untuk Pedoman kerja bagi semua anggotan TIM.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Tentang Pembentuka TIM InterProfesi.
4.Prosedur Kerja 1.Kepala UPTD Puskesmas Waepana mengundang semua Profesi kesehatan yang bekerja di Puskesmas Waepana,termasuk petugas kesehatan yang bekerja di Pustu,Polindes dan Poskesdes.2.Kepala UPTD Puskesmas Waepana melakukan rapat pembentukan TIM interprofesi yang terdiri dari berbagai profesi yang bekerja di Puskesmas Waepana.3.Memilih ketua TIM dan anggota TIM yang akan bekerja sesuai dengan profesinya masing-masing dalam penanganan pasien.4.Ketua TIM akan menghubungi anggota Tim jika ada pasien yang membutuhkan penanganan.5.Ketua TIM dan anggota Tim melakukan rapat internal terkait kasus dan tatalaksana penanganan pasien.6.Ketua Tim dan Anggota Tim Melakukan penanganan pasien secara Profesional sesuai dengan profesi masing-masing.7.Ketua TIM dan anggota Tim melakukan rapat evaluasi secara rutin terkait kasus pasien.8.Ketua Tim menyampaikan kepada kepala UPTD Puskesmas Waepana jika ada hal-hal yang harus di diskusikan terkait dengan perawatan pasien ataupun tentang kinerja TIM.9.Kepala Puskesmas berdasarkan penyampaian ketua TIM memberikan arahan atau membuat keputusan.10.Jika ada hal-hal yang membutuhkan peran serta semua staf Puskesmas Waepana maka kepala Puskesmas mengundang semua staf untuk melakukan pertemuan.11.semua hasil pelayanan pasien dan hasil pertemuan di dokumentasikan secara baik.
V.SumberVI.Unit Terkait Semua Unit Pelayanan di Puskesmas Waepana.
UPTDPuskesmas Waepana
Pendelegasian Wewenang
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11 / /2014
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
I.Pengertian Kegiatan menyerahkan tugas sementara untuk pelayanan klinis kepada orang lain apabila tidak tersedia tenaga kesehatan yang Profesional yang memenuhi persyaratan.
2.Tujuan 1.Sebagai Pedoman Kerja bagi semua staf Puskesmas/2. Agar kegiatan pelayanan klinis tetap terselenggara
3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: Ksr 032.1/Wpn/II// / 2104tentang kepatuhan terhadap SOP bagi semua Staf Puskesmas Waepana dalam melaksanakan Tugas.
4.Prosedur Kerja 1.Kepala Puskesmas Mengeluarkan surat pendelegasian wewenang kepada petugas kesehatan lain untuk melaksanakan tugas pelayanan klinik secara Profesional kepada masyarakat.2.Kepala Puskesmas qaasMembuat uraian tugas bagi petugas yang di beri pendelegasianan wewenang.3.Jika Dokter Umum tidak ada atau tidak berada di tempat maka tugas Dokter di serahkan ke Perawat atau bidan senior yang di tunjuk.4.Jika Drg tidak ada atau tidak berada di tempat maka tugas dokter gigi di serahkan kepada Perawat Gigi yang senior.5.Jika tidak ada petugas farmasi maka tanggung jawab farmasi di serahkan ke perawat yang senior.6.Jika tidak ada petugas analis maka pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh tenaga yang pernah di latih Pemeriksaan Laboratorium.7.Jika tidak ada petugas Gizi maka salah satu Bidan senior di tunjuk untuk menjadi tanggung jawab program gizi.8.Semua Petugas yang menerima pendelegasian wewenang bertanggung jawab atas tugas yang di berikan.9.Jika ada hambatan atau masalah dalam pelaksanaan tugas maka petugas yang bersangkutan harus melaporkan kepada kepala Puskesmas selaku pejabat yang memberikan pendelegasian wewenang.10.Mendokumentasikan semua kegiatan yang telah dilakukan.
5.Sumber6.Unit Terkait. KIA/KB,Poli Umum,Poli Gigi,Laboratorium,Gizi.
UPTDPuskesmas Waepana
Pemeliharaan peralatan
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11 / /2014
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pemeliharaan peralatan adalah kegiatan menerima,menyimpan dan menggunakan peralatan serta memproses peralatan yang sudah di gunakan hingga peralatan dalam keadaan siap untuk di gunakan kembali,termasuk memperbaiki peralatan yang rusak hingga dapat di gunakan lagi secara maksimal.
2.Tujuan 1.Sebagai Pedoman kerja.2.Untuk Merawat peralatan sehingga tidak cepat rusak,
3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: tentang kepatuhan terhadap SOP bagi semua Staf Puskesmas Waepana dalam melaksanakan Tugas.
4.Prosedur Kerja 1.Mencuci peralatan setelah selesai di gunakan.2.bagi peralatan yang harus di sterilkan maka prosedur kerjanya mengikuti SOP Strelisasi alat.3.Menyimpan semua peralatan di tempat yang telah di sediakan.4.semua peralatan hendaknya dalam keadaan bersih dan baik dan siap untuk di gunakan.5.Melakukan serah terima alat setiap kali overan tugas.6.melakukan tanda tangan buku serah terima alat.7.Bagi peralatan medis yang membutuhkan kalibrasi atau perawatan lanjutan maka di lakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan.
5.Sumber6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan di Puskesmas Waepana.
UPTDPuskesmas Waepana
PEMELIHARAAN SARANA(GEDUNG)
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/ /11/2014
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
Pengertian Pemeliharaan sarana atau gedung adalah tindakan untuk melakukan pemeliharaan rutin pada gedung atau sarana lain untuk menghindari kerusakan yang lebih berat.
Tujuan 1.Sebagai Pedoman kerja bagi semua petugas Puskesmas.2.Menjaga gedung dan sarana lain agar tetap terpelihara.
Kebijakan
Prosedur kerja 1.Kepala UPTD Puskesmas bersama Staf menyepakati Jadwal pemeliharaan gedung atau sarana lainnya.2.Pemeliharaan gedung berupa pengecatan di lakukan setiap 6 bulan sekali.3.pemeliharaan sarana lain jika rusak ringan dan dapat diperbaiki oleh puskesmas maka dapat dilakukan perbaikan segera( Kurang dari 7 hari)sehingga dapat segera di gunakan kembali.4,.Jika gedung atau sarana lainnya rusak berat maka Kepala UPTD melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan.5. Bendahara barang Puskesmas wajib mengiventariskan semua peralatan yang ada di Puskesmas.6.Semua Gedung dan sarana yang telah di perbaiki di catat secara lengkap jenis pemeliharaan atau perbaikan yang telah dilakukan.7.semua pegawai di Puskesmas Waepana berkewajioban untuk menjaga saran yang tersedia di puskesmas dan melaporkan jika ada kerusakan.
Sumber
Unit terkait Semua Unit Pelayanan di Puskesmas.
PEMERINTAH KABUPATEN NGADADINAS KESEHATANKECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANAKEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA
NOMOR : Ksr 032.1/11/Wpn/ / /2014
TENTANGKETETAPAN UNTUK MELIBATKAN PASIEN
DALAM MENYUSUN RENCANA LAYANAN.
I.Menimbang :
Bahwa untuk memberikan pelayanan Kesehatan yang berorientasi kepada kepuasan
pelanggan di Puskesmas Waepana dan untuk melibatkan peran serta pasien dan keluarga
dalam upaya perawatan dan pelayanan kepada pasien sesuai dengan ketentuan yg telah
ditetapkan, maka di pandang perlu untuk melibatkan Pasien dan Keluarga dalam
menyusun rencana layanan kepada pasien,yang di tetapkan dengan Surat Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Waepana.
II.Mengingat : a.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
b.Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
c.Undang-undang No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
d.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
e.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006
tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik;
f.Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah Raga
dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada.
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : Menetapkan Pasien Mempunyai Hak untuk mengambil keputusan terhadap
layanan yang akan di peroleh.
KEDUA : Pasien dan keluarga Di beri peluang untuk bekerja sama dalam menyusun
Rencana layanan Klinis yang dilakukan.
KETIGA : Dalam Menyusun Rencana layanan tersebut harus memperhatikan
kebutuhan Biologis,Psikologis,Social,Spiritual dengan memperhatikan
nilai-nilai budaya yang dimilki oleh Pasien.
KEEMPAT : Keputusan ini akan di tinjau kembali jika ditemukan kekeliruan atau jika
ada perubahan.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen, Amd.Keb=
NIP:196906281989032005
UPTDPuskesmas Waepana
PENCUCIAN DAN STERILISASI ALAT
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/ /11/2014
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
I.Pe5ngertian Kegiatan yang dilakukan mulai dari proses mencuci alat dan melakukan sterisasi alat sampai alat siap di gunakan lagi.
2.Tujuan - Menjaga alat agar tidak cepat Rusak.- Alat dalam keadaan bersih dan steril dan siap di gunakan.
3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: tentang kepatuhan terhadap SOP bagi semua Staf Puskesmas Waepana dalam melaksanakan Tugas.
4.Prosedur Kerja 1. PeralatanSterilisatorAlat-alat yang akan disterilBaskomSikatCairan Klorin 5,5 %AirSabunSarung tangan rumah tangga 1 pasangHanduk bersih
2. Cara Kerja.Buat cairan desinfektans dengan cara :
.1 Ambil 1 bagian cairan klorin 5,5, % , masukkan dalam baskom Ambil 9 bagian air , dan campurkan ke dalam baskom yang telah diisi cairan klorin, lalu aduk
2.Masukkan semua alat yang telah dipakai tersebut ke dalam cairan klorin yang telah diencerkan
3.Rendam alat dalam cairan klorin selama 10 menit4.Cuci alat dengan sabun dan sikat sampai bersih5.Bilas alat dengan air mengalir sampai bersih6.Keringkan alat dengan handuk bersih7.Masukkan alat-alat yang sudah bersih dan kering ke dalam sterilisator, kecuali alat-alat yang terbuat dari karet masukkan ke rak bagian atas8.Tutup pintu sterilisator sampai rapat9.Hidupkan stop kontak atau aliran listrik10.Tekan tombol power dan tombol disinfektan11. Biarkan sterilisator menyala hingga mati sendiri12.Jika sudah selesai biarkan alat sampai dingin, matikan stop kontak / aliran listrik13.Pindahkan alat yang sudah steril dan beri tanggal sterilisasi14.Simpan alat steril dalam kotak tertutup15.Jika lebih dari 7 hari alat tidak digunakan, harap steril ulang Perawatan Sterilisator
1. Lap sterilisator bagian luar setiap hari dengan kain lap
2.Bersihkan bagian dalam sterilisator satu minggu sekali dengan kain lap dengan menggunakan cairan chlorine 0,1 %3.Lakukan perawatan / pemeliharaan servis minimal 6 bulan sekali
Sumber Wibowo S, Puruhito, Basuki S. Pedoman Teknik Operasi Optek. Surabaya : Airlangga University Press, 1993.
Unit Terkait Poli umum,poli gigi,Poli KIA/KB,UGD,Ruang Rawat inap,Kamar bersalin,ruang MTBS
PEMERINTAH KABUPATEN NGADADINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOAPUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANG
HAK PASIEN UNTUK MEMILIH TENAGA KESEHATAN.
I.Menimbang :
Bahwa untuk memberikan pelayanan Kesehatan yang berorientasi kepada kepuasan
Pasien di Puskesmas Waepana dan untuk meningkatkan mutu pelayanan maka di
putuskan melalui Surat Keputusan Kepala bahwa apa bila keadaan dan tenaga Kesehatan
memungkinkan maka pasien atau keluarga pasien di perbolehkan memilih Tenaga
Kesehatan sesuai dengan keinginan pasien dan keluarga.
II.Mengingat : a.Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
b.Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
c.Undang-undang No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
d.Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
e.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006
tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik;
f.Peraturan Menteri Kesehatan No:1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit.
g.Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah Raga
dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada.
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : Menetapkan Pasien dan Keluarga mempunyai Hak untuk memilih Tenaga
kesehatan sesuai keinginan pasien jika keadaan dan tenaga
memungkinkan.
KEDUA : petugas yang di pilih oleh pasien dan keluarga dapat menolak jika ada
urusan lain yang cukup mendesak.
KETIGA : Dalam memerikan pelayanan tersebut petugas yang di pilih harus
memperhatikan kebutuhan Biologis,Psikologis,Social,Spiritual dengan
memperhatikan nilai-nilai budaya yang dimilki oleh Pasien.
KEEMPAT : Keputusan ini akan di tinjau kembali jika ditemukan kekeliruan atau jika
ada perubahan.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen, Amd.Keb=
NIP:196906281989032005
UPTDPuskesmas Waepana
LAYANAN TERPADU
No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1
032.1/WPN/11/ /11/2014
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pelayanan terpadu adalah pelayanan yang di berikan kepada pasien secara menyeluruh/Paripurna dan tuntas sampai tindakan rujukan yang dilakukan oleh TIM interprofesi Puskesmas Waepana untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh Tenaga Kesehatan dan Pasien atau Keluarga Pasien.
2.Tujuan 1.Memberikan pelayanan Kesehatan secara menyeluruh kepada Masyarakat.2.Sebagai pedoman kerja bagi semua TIM interprofesi.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Tentang Pembentukan TIM InterProfesi.
4.Prosedur kerjaa.Petugas Loket mendaftar pasien dan mengantarkan pasien dan rekam mediknya ke poli tujuan.b.petugas di Poli tujuan pasien melakukan identifikasi awal terkait keluhan pasien.c.Jika keluhan pasien harus di konsultasikan ke Poli lain atau ke laboratorium maka petugas di poli tujuan mengantarkan pasien dan rekam mediknya ke poli lain untuk mendapat penangan lebih lanjut atau mengisi lembar pemeriksaan laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. d.Jika dari semua hasil pemeriksaan pasien harus menjalani rawat inap,maka pasien di rujuk ke ruang rawat inap untuk dirawat.e.Tim Interprofesi menentukan tindakan perawatan terhadap pasien ,termasuk menyusun waktu pelayanan secara jelas,dengan mempertimbangkan efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia yang tersedia di Puskesmas Waepana dan juga dengan mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi pada pasien .f. Jika pasien harus di rujuk maka di buatkan rujukan bagi pasien,jika pasien rawat jalan maka pasien bisa jalan sendiri ke rumah sakit,tapi jika pasien rawat inap maka pasien harus di rujuk di dampingi tenaga kesehatan yang terlatih.g.Semua kegiatan di dokumentasikan di Rekam Medik pasien.
SumberUnit Terkait Loket,Poli Umum,Poli KIA/KB,Laboratorium,Farmasi,Poli Gigi,Rawat Inap
UPTDPuskesmas Waepana
PENDIDIKAN/PENYULUHAN PASIEN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/ /11/2014
No Revisi :00 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pendidikan/ Penyuluhan adalah informasi yang di berikan oleh petugas Kesehatan di Puskesmas Waepana tentang Kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga dalam asuhan pasien.
2.Tujuan 1.Memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada pasien dan keluarga.2.Melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan..
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Tentang Pendidikan dan penyuluhan pada pasien.
4.Prosedur kerjaa.Petugas memberikan informasi yang benar,jelas,lengkap dan jujur tentang keadaan pasien.b.Petugas Menyampaikan kepada pasien dan keluarga tentang hak dan kewajiban pasien dan keluarga.c.setelah memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga,pasien dan keluarga di minta untuk mengajukan pertanyaan untuk hal-hal yang tidak di mengerti. d.Mendidik pasien dan keluarga untuk memahami dan menerima konsekwensi pelayanan.e.Mendidik pasien dan keluarga untuk memahami instruksi dan menghormati aturan rumah sakit.f. mendidik pasien dan keluarga untuk memperlihakan sikap saling menghormati dan tenggang rasa.g.Mendidik pasien dan keluarga untuk memenuhi kewajiban finansial yang di sepakati.
Sumber
Unit Terkait Loket,Poli Umum,Poli KIA/KB,Laboratorium,Farmasi,Poli Gigi,Rawat Inap
UPTDPuskesmas Waepana
INFORMED CONSENT
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pernyataan setuju (Consent) dari pasien atau keluarga yang di berikan secara bebas,rasional tanpa paksaan terhadap tindakan medis yang akan dilalukan setelah mendapat informasi yang cukup tentang tindakan medis yang akan dilakukan.
2.Tujuan 1.Untuk mendapat persetujuan pasien.2.melindungi pasien dan petugas dari masalah hukum.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerjaa.Petugas memberikan informasi yang benar,jelas,lengkap dan jujur tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.b.pasien di minta untuk mengulang kemabli penjelasan yang sudah di berikan oleh petugas.c.Jika pasien /keluarga menyetujui tindakan yang akan dilakukan maka pasien atau keluarga di minta untuk mengisi atau menulis sendiri di lembaran informed conset yang telah di siapkan.. d.pasien atau keluarga di minta untuk membaca kembali isi informed consent yang telah di isi.e.Jika menyetujui maka pasien dan keluarga menandatanagi informed consent yang telah di isi.f. Petugas mendatangani juga informed consent,sebelum melakukan tindakan kepada pasien.g.Lembaran informed consent yang telah di tandatangani di simpan secara rapi di Rekam medik pasien yang bersangkutan.
Sumber
Unit Terkait Loket,Poli Umum,Poli KIA/KB,Laboratorium,Farmasi,Poli Gigi,Rawat Inap
UPTDPuskesmas Waepana
RUJUKAN PEORANGAN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/2
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
12 Juni 2012 Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pelimpahan tanggung jawab dan wewenang atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik baik secara vertikal yaitu dari satu strata sarana pelayanan ke starata yang lebih tinggi maupun secara Horisontal antar srata pelayanan kesehatn yang sama.
2.Tujuan 1.Mendapatkan penanganan Pasien lebih lanjut.2.Menyelamatkan nyawa pasien..
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerja A. Persiapan:a.Pasien.b.Keluargac.Petugas.d.Kendaraane. Surat Rujukan.f.Obat-obatan dan perlengakpan lainnya.B.Prosedur Kerja1.Petugas melakukan anamnese,Pemeriksaan fisik,dan menegakan diagnosa sementara.2.Melakukan tindakan Pra rujukan sebagai pertolongan pertama dan menstabilkan kondisi pasien sesuai kasus.3.Menghubungi fasilitas rujukan dimana pasien akan di rujuk.4.rujukan kasus-kasus emergensi di dampingi tenaga kesehatan yang trampil untuk penanganan kasus emergensi.5.Petugas yang merujuk harus berada dalam satu (1) kendaraan yang sama dengan pasien dan berada di samping pasien.6.Petugas yang merujuk mengenakan seragam dengan atribut lengkap saat merujuk kecuali pada keadaan gawat darurat.7.Petugas yang merujuk memperkenalkan diri sebagai petugas medis setibanya di tempat rujukan.8.Melakukan serah terima pasien,tewrmasuk administarsi rujukan.9.Petugas yang merujuk menunggu sampai proses stabilisasi pasien selesai di lakukan atau urusan administrasi sudah selesai di lakukan. 10.Rujukan gawat darurat darurat dapat langsung dilakukan tanpa mempertimbangkan konsep wilayah sedangkan administrsi rujukan dapat dilakukan 2x24 jam.
UPTDPuskesmas Waepana RUJUKAN PEORANGAN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :2/2
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
11.Mendokumentasikan semua kegiatan rujukan
Sumber Pedoman Sistim Rujukan Kabupaten Ngada,tahun 2012.
Unit Terkait Dinas kesehatan,rumah Sakit,Puskesmas dan jaringan.
UPTDPuskesmas Waepana
EVALUASI INFORMED CONSENT
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi kembali apakah kegiatan informed consent sudah dilakukan sesuai SOP dan kegiatan tindak lanjut terhadap pelaksanaan SOP.
2.Tujuan 1.Untuk Mengevaluasi Pelaksanaan Informed Consent.2.Melakukan rencana tindak lanjut pelaksanaan Informed Consent.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerjaa.Tim Audit Internal menyiapkan Form Audit,dan membuat jadwal kegiatanb.Tim audit Internal melakukan evaluasi terkait pelaksanaan Informed Conset.c.Tim Audit Internal mendiskusikan hasil evaluasi pelaksanaan informed consent dengan petugas unit pelayanan. d.Tim audit internal dan petugas unit pelayanan melakukan rencana tindak lanjut terkait hasil evaluasi.e.Tim Audit Internal melaporkan kepada Kepala UPTD dan Ketua Tim Mutu tentang hasil evaluasi dan rencana tindak lanjut yang telah di buat.f.Kepala UPTD Puskesmas dan ketua Tim Manajemen Mutu memberik an masukan untuk perbaikan atau menyetujui rencana tindak lanjut yang telah di buat..g.Mendokumentasikan semua hasil kegiatan secara baik.
Sumber
Unit Terkait Loket,Poli Umum,Poli KIA/KB,Laboratorium,Farmasi,Poli Gigi,Rawat Inap
HASIL EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Tanggal :
Puskesmas : Waepana
No Kegiatan Ya/Tidak Rencana Tindak Lanjut
UPTDPuskesmas Waepana PERSIAPAN PASIEN RUJUKAN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan pasien dan keluarga sebelum dirujuk termasuk tindakan stabilisasi pasien yaitu menjaga kondisi dan posisi penderita atau pasien agar tetap stabil selama pertolongan, dalam proses rujukan dan sampai tiba di tempat rujukan.
2.Tujuan 1.Mencegah cacat lebih lanjut.2.Menyelamatkan nyawa pasien..
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerja A. Persiapan:a.Pasien.b.Keluargac.Petugas.f.Obat-obatan dan perlengkapan lainnya.B.Prosedur Kerja1.Petugas melakukan anamnese,Pemeriksaan fisik,dan menegakan diagnosa sementara.2.Melakukan kolaborasi dengan dokter terkait keaadan pasien.3. jika dari hasil pemeriksaan dokter pasien ahrus di rujuk maka di lakukan tindakan pra rujukan.4.Melakukan tindakan Pra rujukan sebagai pertolongan pertama dan menstabilkan kondisi pasien sesuai kasus.5.Petugas menyampaikan kepada pasien dan keluarga bahwa keadaan pasien membutuhkan penanganan di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap baik dari segi SDM maupun sarana dan prasarana.
6.Meminta pasien dan keluarga mengisi informed consen dan membutuhkan tanda tangan sebagai tanda persetujuan.7.Setelah informed consent selesai ditanda tangani oleh pasien dan keluarga maka petugas jaga juga menandatangani informed consent di kolom mengetahui.8.lembaran informed concent yang sudah ditanda tangani dihekter,di status atau rekam medik pasien.9.Merujuk pasien di dampingi tenaga kesehatan yang trampil Untuk melakukan tindakan stabilisasi selama proses rujukan.10.Memantau keadaan umum pasien selama dalam perjalanan yang meliputi Keadaan umum pasien,kesadaran pasien tanda-tanda Vital (tensi,nadi,suhu) dan keluhan lai nya dari pasien.9.mencatat semua tindakan yang dilakukan selama proses rujukan.
Sumber1.Pedoman Sistim Rujukan Kabupaten Ngada,tahun 2012.2.Peraturan Bupati Ngada No;44 btahun 2014 tentang sistem rujukan kesehatan perorangan di kabupaten Ngada.
Unit Terkait Dinas kesehatan,rumah Sakit,Puskesmas dan jaringan.
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOAPUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANG KOMPETENSI PETUGAS YANG MELAKSANAKAN MONITORING
SELAMA PROSES RUJUKAN.I.Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga keselamatan pasien selama perjalanan dalam proses rujukan sesuai dengan ketentuan yg telah ditetapkan, maka di pandang perlu untuk di tetapkan Kompetensi Petugas yang melaksanakan monitoring pasien selama proses rujukan. b.Bahwa untuk maksud pada huruf a. Kompetensi petugas yang melaksanakan monitoring pasien selama proses rujukan,perlu di tetapkan Melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
. Peraturan Menteri kesehatan no: HK.02.02/MENKES/140/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Perawat.
• Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
• Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
• Peraturan Menteri Kesehatan No I tentang rujukan Perorangan.
• Peraturan Bupati Ngada No;44 tahun 2014 tentang sistem rujukan kesehatan perorangan di kabupaten Ngada.
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : Keputusan Kepala Puskesmas tentang KOMPETENSI PETUGAS YANG MELAKSANAKAN MONITORING SELAMA PROSES RUJUKAN.
KEDUA : Petugas yang di maksud pada Diktum KESATU keputusan ini
mempunyai tugas yakni melakukan monitoring dan pertongan pada pasien
selama proses Rujukan.
KETIGA : Semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas terhadap pasien harus di catat
di lembaran observasi pasien.
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
WAEPANA NOMOR Ksr 032.1/11/Wpn/……./ /2014TENTANG :
PERSYARATAN KOMPETENSI PETUGAS YANG MELAKUKAN MONITORING
TERHADAP PASIEN SELAMA PROSES RUJUKAN.
NO Kasus rujukan Kompetensi Petugas Keterangan
1. Kecelakaan Lalu Lintas Perawat yang terlatih
GADAR
2. Dehidrasi Berat Perawat/Bidan yang
trampil memasang
infus.
3. Perdarahan Post partum Bidan yang terlatih
PONED
4. Letak Sungsang Bidan terlatih Poned
5. Gemely Bidan terlatih Poned
6.
Pre Eklampsia/Pre ekalmpsia.
Bidan terlatih poned
7. Keracunan Perawat
8. Pasien yang Koma Perawat senior
9. Bayi atau Balita Resti Bidan/Perawat terlatih
Poned
10. Kasus-kasus keperwatan lain atau
kebidanan lain
Perawat atau Bidan
terlatih atau
Perawat/bidan senior.
Waepana: 2014
Kepala Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP: 196906281989032005
Puskesmas Waepana
PELAYANAN KLINIK
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pelayanan klinik adalah pelayanan kesehatan yang di berikan secara baik dan berkwalitas,yang di berikan kepada pasien dalam bentuk perawatan,pemeriksaan pengobatan,pemeriksaan medis dan non medis serta tindakan Diagnosa lainnya yang butuhkan pasien sesuai kasus.
2.Tujuan 1.memberikan pelayanan kesehatan yang berkwalitas.3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ /
Kepatuhan terhadap SOP.4.Prosedur kerja 1.Petugas mengkaji masalah kesehatan pasien baik melalui pasien
maupun keluarga pasien.2.Petugas menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang layanan yang akan di berikan kepada pasien.3.Keluarga atau pasien memberikan persetujuan tindakan yang di tuangkan dalam dokumen informed consent.4.Melakukan tindakan perawatan sesuai hasil pengkajian pasien,sesuai dengan kemampuan puskesmas dengan berpedoman pada referensi yang jelas.5.petugas yang menerima pasien melakukan kolaborasi dengan dokter terkait hasil pengkajian pasien dan merencanakan tindakan penanganan pasien selanjutnya.6.Jika harus melakukan penanganan secara tim maka petugas yang bertugas harus menghubungi semua Tim interprofesi yang sudah ada di Puskesmas.7. Tim interprofesi harus berdiskusi untuk merencanakan langkah-langkah perawatan pasien selanjutnya..8.Jika pasien harus di rujuk karena keterbatasan sarana dan prasarana maka dilakukan langkah-langkah prarujukan sesuai SOP.9..Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan dalam rekam medik pasien
SumberPedoman Sistim Rujukan Kabupaten Ngada,tahun 2012.
Unit Terkait Semua unit pelayanan di Puskesmas.
DAFTAR KASUS-KASUS GAWAT DARURAT /BERISIKO TINGGI YANG BISA DI
TANGANI
1. KECELAKAAN KERJA RUMAH TANGGA.
2. KECELAKAAN LALULINTAS.
3. KEKERASAN
4. CORPUS ALENUM
5. DOG BITE
6. SNAKE BITE
7. SYOK HYPOVOLEMIK
8. SYOK ANAFILAKTIK
9. SYOK NEUREGENIK
10. DEHIDRASI BERAT,SEDANG.
11. KEJANG DEMAM.
12. KEJANG EPILEPSI
13. PNEUMONIA.
14. DM.
Waepana 18 Juni 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
=Margareta U.Kromen=
NIP: 196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATANKECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANG PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
I.Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang cepat,tepat dan teliti dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa pasien gawat darurat di puskesmas Waepana,maka semua Petugas Kesehatan yang bekerja di Puskesmas Waepana,harus mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada kasus-kasus gawat darurat atau Penanganan Pasien Gawat Darurat. b.bahwa untuk maksud pada huruf a. Penanganan Pasien Gawat Darurat diPuskesmas Waepana yang di tetapkan Melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen • Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia nomor 854/Menkes/SK?IX/2009 tnmtamg
• Peraturan Menteri kesehatan No 75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
• Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik;
• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
KEDUA :Semua tenaga Kesehatan pada Puskesmas Waepana berkewajiban
Mengidentifikasi kasus-kasus gawat darurat dan melakukan tindakan
penanganan kasus gawat darurat 1x24 jam setiap hari.
KEDUA : Penanganan kasus gawat darurat Pada Puskesmas Waepana harus mengikuti
Standart Operasional Prosedur yang tersedia.
KETIGA :Semua kasus Gawat Darurat harus di dahulukan penanganannya untuk
mencegah kematian dan cacat lebih lanjut pada pasien .
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
UPTD Puskesmas Waepana
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Penanganan pertama gawat darurat adalah tindakan yang dilakukan adalah tindakan awal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat dengan kasus Emergensi untuk mencegah kematian atau cacat menetap.
2.Tujuan 1,Memberikan pertolongan pertama yang cepat dan tepat.
2. Mencegah kematian.
3. Mencegah cacat menetap.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerja 1.tenaga kesehatan harus bertindak cepat dalam mengkaji masalah kegawatan pasien.2.Menjaga dan mengatur posisi pasien secara benar dan tepat sesuai kasus yang dialami pasien.3.Menghindari pasien dari pergerakan yang tidak di butuhkan dan mencegah pasien kedinginan.4.Melakukan tindakan pertolongan pasien sesuai kasus kegawat daruratan yang dialami pasien.5.Jika pasien harus di rujuk maka fdilakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum di rujuk.6. pasien harus di dampingi tenaga kesehatan terlatih untuk melakukan tindakan pertolongan pertama pada saat di rujuk.7. Mencatat kondisi pasien selama proses rujukan.8.Semua data pasien di dokumentasikan secara baik.
Sumber
Unit Terkait Puskesmas,Dinas Kesehatan.,Rumah sakit..
UPTD Puskesmas Waepana
PENANGANAN PASIEN RESIKO TINGGI
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :00 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Penanganan Pasien Resiko tinggi adalah Penanganan pasien yang karena umur,kondisi atau kebutuhan yang bersifat kritis.
2.Tujuan 1,Memberikan pertolongan pertama yang cepat dan tepat.
2. Mencegah kematian.
3. Mencegah cacat menetap.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerja 1.tenaga kesehatan harus Mengidentifikasi pasien yang dianggap berisiko tinggi.2.Melakukan pengelompokan pasien berisiko tinggi sesuai kasus resiko yang dialami pasien.
3.jika pasien beresiko tinggi membutuhkan perawatan di Puskesmas maka pasien langsung di rawat sesuai kasus yang di alami.4.Petugas yang merawat pasien dengan kasus Resiko tinggi harus Mengenakan Alat Pelindung Diri sesuai standarat,esuai kasus pasien un tuk mencegah penularan.5.Jika pasien Resiko tinggi bisa dirawat di rumah maka di susun jadwal kunjungan rumah terhadap pasien yang bersangkutan.6.Jika pasien harus di rujuk maka dilakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum di rujuk.7. pasien harus di dampingi tenaga kesehatan terlatih untuk melakukan tindakan pertolongan pertama pada saat di rujuk.8. Mencatat kondisi pasien selama proses rujukan.9..Semua data pasien di dokumentasikan secara baik.
Sumber
Unit Terkait Puskesmas,Dinas Kesehatan.,Rumah sakit..
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA DINAS KESEHATAN KECAMATAN SOA PUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA
NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014TENTANG
PENANGANAN PASIEN RESIKO TINGGII.Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang cepat,tepat dan teliti dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa pasien gawat darurat di puskesmas Waepana,maka semua Petugas Kesehatan yang bekerja di Puskesmas Waepana,harus mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada kasus-kasus gawat darurat atau Penanganan Pasien Gawat Darurat. b.bahwa untuk maksud pada huruf a. Penanganan Pasien Gawat Darurat diPuskesmas Waepana yang di tetapkan Melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.
II.Mengingat : • Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : HK. 02.02/ MENKES/ 148/ I/
2010 tentang praktek keperawatan.• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/ MENKES/ Per/ X/ 2010
tentang izin dan praktik bidan.• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
828/Menkes/SK/IX/2010,tentang Petunjuk Teknis Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kabupaten kota.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 290/ Menkes/ Per/ III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen • Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:1501/menkes/PER/2010 Tentang
Jenis Penyakit Menular yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan.
• Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik;
• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : PENANGANAN PASIEN RESIKO TINGGI
KEDUA :Semua tenaga Kesehatan pada Puskesmas Waepana berkewajiban
Mengidentifikasi kasus-kasus Resiko Tinggi dan melakukan tindakan
penanganan kasus –kasus Resiko Tinggi untuk menghindari terjadinya
Penularan atau terjadi Wabah
KETIGA : Penanganan kasus Resiko Tinggi Pada Puskesmas Waepana harus
mengikuti Standart Operasional Prosedur yang tersedia.
KEEMPAT : Kepala Puskesmas sebagai Penanggung jawab kesehatan di tingkat
kecamatan berkewajiban melakukan kerja sama dengan berbagai pihak
untuk mencegah terjadi penularan penyakit terutama penyakit-penyakit
berpotensi wabah..
KELIMA :Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA
NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANG
KEWASPADAAN UNIVERSAL
I. Menimbang:
a. bahwa dalam rang ka meningkatkan pelayanan dan mencegah penularan penyakit baik
kepada pasien maupun kepada petugas yang bekerja di Puskesmas Waepana perlu
dibuatkan kebijakan tentang kewaspadaan universal.
b. bahwa untuk maksud pada huruf a. kewaspadaan universal ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.
II. Mengingat :
a. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : HK. 02.02/ MENKES/ 148/ I/
2010 tentang praktek keperawatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/ MENKES/ Per/ X/ 2010
tentang izin dan praktik bidan;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011
tentang keselamatan pasien rumah sakit;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 290/ Menkes/ Per/ III/2008
tentang persetujuan tindakan kedokteran;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
h. Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:1501/menkes/PER/2010 Tentang
Jenis Penyakit Menular yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan;
j. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006
tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik.
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : MEMUTUSKAN KEWASPADAAN UNIVERSAL
KEDUA : Semua tenaga Kesehatan pada Puskesmas Waepana berkewajiban
mencegah terjadinya penularan penyakit baik dari petugas kepada pasien,
pasien kepada petugas, maupun petugas kepada petugas
KETIGA : Setiap petugas wajib menggunakan APD pada saat melakukan kontak
terhadap pasien atau cairan pasien
KEEMPAT : Semua Sampah Medik di kelola secara baik dan benar untuk mencegah
terjadinya penularan
KELIMA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
UPTD Puskesmas Waepana
MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :00 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Menghindari pengulangan yang tidak perlu dalam pelayanan adalah perencanaan maupun pelaksanaan tindakan pelayanan klinis secara cermat dan teliti untuk menghindari terjadinya pengulangan pelayanan klinis yang tidak perlu dilakukan lagi
2.Tujuan 1,Memberikan Pelayanan secara efektif dan efisien.
2. Mencegah pendobelan tindakan pelayanan.
.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerja 1Menyusun rencana kegiatan pelayanan terhadap pasien.2.Mesosialisasikan rencana pelayanan pasien kepada semua staf Puskesmas.
3.Mencatat semua tindakan pelayanan yang di berikan dalam rekam medik pasien secara teliti.4.Jika pasien sedang dalam perawatan maka di lakukan overan lisan maupun tertulis tentang tindakan yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan terhadap pasien kepada petugas jaga di sift berikutnya,5.Petugas yang menerima overan pasien harus mencatat secara teliti dan lengkap overan tentang pasien.6. Jika terjadi pengulangan tindakan maka petugas harus menjelaskan kepada pasien kenapa tindakan tersebut dilakukan lagi.7.Semua data pasien di dokumentasikan secara baik,di rekam medik pasien.
Sumber
Unit Terkait Puskesmas,Dinas Kesehatan.,Rumah sakit..
PEMERINTAHKABUPATEN NGADA DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA PUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2015
TENTANG MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLUI.Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan kepastian penyelenggaraan pelayanan publik di Puskesmas Waepana dan untuk meningkatkan Mutu Pelayanan kepada pasien sesuai dengan ketentuan yg telah ditetapkan, maka semua petugas wajib bekerja berdasarkan Standart Operasional Prosedur untuk Menghindari Pengulangan yang tidak perlu. b.bahwa untuk maksud pada huruf a. Standart Pelayanan Publik dan Mutu Pelayanan maka perlu di tetapkan untuk Menghindari Pengulangan yang tidak Perlu dalam pelayanan kepada pasien Melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.
II.Mengingat : • Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
• Undang-undang No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
• Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
• Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik;
• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada.
MEMUTUSKAN : PERTAMA : MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU
KEDUA : Pelayanan Klinis yang di berikan kepada pasien harus Efektif dan Efisien
dan di rencanakan secar baik untuk menghindari pengulangan yang tidak
perlu.
KETIGA : Pelayanan kepada pasien di berikan sesuai kemampuan puskesmas yang di
dasari hasil kajian dalam merencanakan dan melaksanakan layanan klinis
bagi pasien dan petugas bekerja berdasarkan Standart Opersaional
prosedur yang tersedia.
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 5 Pebruari 2015.
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
UPTD Puskesmas Waepana
HAK MENOLAK ATAU TIDAK MELANJUTKAN PENGOBATAN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :00 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Pasien atau keluarga dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan yang di rencanakan atau meneruskan pelayanan atau pengobatan sesuai dengan yang telah di rencanakan termasuk menolak rujukan.
2.Tujuan 1. Memberikan kebebasan pada pasien..
2. Melindungi Petugas dari masalah Hukum.
.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerja 1.Menyampaikan kepada pasien dan keluarga tentang hak mereka untuk membuat keputusan terkait dengan tindakan pengobatan pasien.
2.Menyampaikan kepada pasien dan Keluarga tentang tanggung jawab terhadap penolakan terhadap tindakan pengobatan.
3.Jika pasien menolak meneruskan tindakan pengobatan,maka petugas meminta pasien atau keluarga untuk menandatangani surat penolakan tindakan.
4.Menyampaikan kepada pasien dan keluarga tentang alternatif pelayanan dan pengobatan.
5. Semua data pasien di dokumentasikan secara baik.
Sumber
Unit Terkait Puskesmas,Dinas Kesehatan.,Rumah sakit..
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA DINAS KESEHATAN KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANG HAK MENOLAK ATAU TIDAK MELANJUTKAN PENGOBATAN
I.Menimbang : a. Bahwa dalam rangka melibatkan pasien dan keluarga dalam seluruh Proses pelayanan pasien di puskesmas Waepana,dan menghargai hak dan kewajiban pasien maka pasien berhak menolak atau tidak melanjutkan pengobatan di Puskesmas Waepana sesuai perencanaan asuhan yang di berikan kepada Pasien. b.Bahwa untuk maksud pada huruf a maka pasien berhak menentukan menolak atau melanjutkan pengobatan di puskesmas sesuai dengan pilihan pasien dan Hak Menolak atau tidak melanjutkan pengobatan di tetapkan Melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : HK. 02.02/ MENKES/ 148/ I/
2010 tentang praktek keperawatan;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/ MENKES/ Per/ X/ 2010
tentang izin dan praktik bidan;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011
tentang keselamatan pasien rumah sakit;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 290/ Menkes/ Per/ III/2008
tentang persetujuan tindakan kedokteran;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
• Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Pelayanan Publik;
• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN :
KESATU : HAK MENOLAK ATAU TIDAK MELANJUTKAN PENGOBATAN
KEDUA : Bahwa untuk maksud Diktum kesatu maka semua petugas Pelayanan Klinik
wajib menghormati Keputusan Pasien dan keluarga.
KETIGA :Semua Akibat yang timbul karena keputusan ini menjadi tanggung jawab
pasien atau keluarga.
KEEMPAT :Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuanapabiladikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2014
TENTANG JENIS – JENIS SEDASI YANG DAPAT DILAKUKAN DI PUSKESMASI.Menimbang :
a. bahwa dalam rangka memberikan kenyaman kepada pasien dan mempercepat proses penyembuhan bagi pasien maka perlu di berikan pengobatan sesuai satndart yang di tentukan termasuk pemberian anastesi lokal dan sedasi bagi pasien dengan kasus-kasus tertentu sesuai aturan yang berlaku. b.bahwa untuk maksud pada huruf a. maka jenis-jenis sedasi yang dapat dilakukan di puskesmas Waepana sesuai kemampuan Puskesmas di tetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas waepana.II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ;• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011
tentang keselamatan pasien rumah sakit;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 290/ Menkes/ Per/ III/2008
tentang persetujuan tindakan kedokteran;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : JENIS – JENIS SEDASI YANG DAPAT DILAKUKAN DI PUSKESMAS
KEDUA : Sedasi yang dapat di berikan di Puskesmas Waepana adalah : Lidokain
Injeksi dan Diasepam.
KETIGA : .Pasien yang berhak mendapat sedasi harus berdasarkan instruksi dokter.
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
denganketentuanapabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 05 Januari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2015
TENTANGTENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN SEDASI
I.Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan Kenyaman kepada pasien pada saat pelaksanaan tindakan medik sesuai indikasi maka perlu dilakukan pemberian sedasi kepada pasien.
b.bahwa untuk maksud pada huruf a. perlu diatur tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan memberikan sedasi di Puskesmas Waepana yang di tetapkan Melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana.II.Mengingat :
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen • Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : HK. 02.02/ MENKES/ 148/ I/
2010 tentang praktek keperawatan;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/ MENKES/ Per/ X/ 2010
tentang izin dan praktik bidan;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011
tentang keselamatan pasien rumah sakit;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 290/ Menkes/ Per/ III/2008
tentang persetujuan tindakan kedokteran;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : TENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN SEDASI
KEDUA : Tenaga Kesehatan yang berwenang melakukan Sedasi di Puskesmas
Waepana Adalah Dokter Umum dan Dokter Gigi.
KETIGA : Jika Tenaga yang dimaksud pada Diktum keDua tidak ada atau tidak
berada di tempat maka wewenang memberikan sedasi di lakukan oleh
Perawat,Perawat Gigi,atau Bidan yang sudah di serahkan wewenang oleh
Kepala Puskesmas Waepana
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
denganketentuanapabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 3 Pebruari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
UPTD Puskesmas Waepana
PEMBERIAN ANESTESI LOKAL DAN SEDASI DI PUSKESMAS
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :00 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Tindakan medis yang dilakukan oleh dokter untuk memblokir rasa sakit atau penenang pada suatu tindakan pembedahan atau tindakan pelayanan pengobatan lainnya.
2.Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman pada pasien
2. Mengurangi rasa sakit pada pasien.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerja 1.Menyampaikan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan medis yang akan dilakukan.
2.Menyiapkan peralatan dan obat yang diberikan..3.Dokter melakukan desinfektan pada area yang akan dianestesi.4.Memantau keadaan pasien saat diberikan anestesi atau sedasi5. Mengevaluasi keadaan pasien setelah pemberian anestesi atau sedasi.6. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan secara baik.
Sumber
Unit Terkait Puskesmas,Dinas Kesehatan.,Rumah sakit..
UPTDPuskesmas Waepana
MONITORING STATUS FISIOLOGIS PASIEN SELAMA PEMBERIAN ANESTESI LOKAL DAN SEDASI
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan oleh dokter untuk memantau keadaan fisiologis pasien selama pemberian anestesi lokal atau sedasi.
2.Tujuan 1. Mencegah kecacatan pada pasien.
2. Mencegah penurunan kesadaran
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerja 1.Menyiapkan peralatan untuk memantau tanda-tanda vital pasien.2.Mengukur tanda-tanda vital ( tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
tubuh) pasien selama pemberian anestesi lokal atau sedasi dilakukan.3.Memantau keadaan umum pasien selama pemberian anestesi lokal atau
sedasi.4.Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan secara baik.
Sumber
Unit Terkait Puskesmas,Dinas Kesehatan.,Rumah sakit..
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA PUSKESMAS WAEPANA
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA
NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2015TENTANG
MONITORING STATUS FISIOLOGIS PASIEN SELAMA PEMBERIAN ANESTESI LOKAL SEDASI
.
I.Menimbang
II.Mengingat
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
:
:
:
:
:
a.bahwa dalam rangka memberikan keselamatan pasien yang mendapatkan sedasi di Puskesmas Waepana,maka perlu dilakukan monitoring status fisiologis pasien secara ketat,oleh petugas yang melakukan sedasi atau oleh petugas lain yanmg di tunjuk. b.bahwa untuk maksud pada huruf a. Monitoring Status Fisioligis Pasien selama pemberian anastesi lokal dan sedasi perlu di tetapkan dengan suarat keputusan kepala Puskesmas Waepana.
• Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan• Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran;• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
HK. 02.02/ MENKES/ 148/ I/ 2010 tentang praktek keperawatan;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/ MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 290/ Menkes/ Per/ III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
• Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas
pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah
Raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN
MONITORING STATUS FISIOLOGIS PASIEN SELAMA PEMBERIAN ANESTESI LOKAL DAN SEDASI
Dokter atau Petugas yang di tunjuk untuk memberikan anastesi dan sedasi Wajib melakukan Monitoring secara ketat terhadap status Fisiologis pasien pada saat pemberian Anastesi loka dan sedasi status Fisiologis pasien pada saat pemberian Anastesi lokal dan sedasi.
Sebelum memberikan anastesi lokal dan sedasi petugas wajib
meminta persetujuan dari pasien atau Keluarga dan
KEEMPAT :
bukti tandatangan persetujaun di simpan dalam Rekam
Medik pasien.
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 3 Pebruari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
UPTDPuskesmas Waepana
TINDAKAN PEMBEDAHAN
No Dokumen : ksr 032.1/WPN/11/67 /6/2012
No Revisi :000 Halaman :1/1
Standart Operasional Prosedur Tanggal Terbit :12 Juni 2012
Ditetapkan Oleh :Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb= NIP : 196906281989032005
1.Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh dokter2.Tujuan 1.
2.
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana No Ksr 032.1/11/Wpn/ / Kepatuhan terhadap SOP.
4.Prosedur kerja 1.Menyiapkan peralatan untuk memantau tanda-tanda vital pasien.2.Mengukur tanda-tanda vital ( tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
tubuh) pasien selama pemberian anestesi lokal atau sedasi dilakukan.3.Memantau keadaan umum pasien selama pemberian anestesi lokal atau
sedasi.4.Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan secara baik.
Sumber
Unit Terkait Puskesmas,Dinas Kesehatan.,Rumah sakit..
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA PUSKESMAS WAEPANA
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2015
TENTANG JENIS – JENIS PEMBEDAHAN MINOR YANG DAPAT DILAKUKAN DI PUSKESMAS
I.Menimbang : bahwa untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien
II.Mengingat
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
:
:
perlu di lakukan tindakan pembedahan sesuai kondisi dan
kemampuan Puskesmas,terutama kasus bedah minor yang dapat
di lakukan di Puskesmas.
b.bahwa untuk maksud pada huruf a. jenis-jenis
Pembedahan minor yang dapat dilakukan di Puskesmas di
tetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana
Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : HK.
02.02/ MENKES/ 148/ I/ 2010 tentang praktek keperawatan;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1464/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik bidan;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1691/
Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah
sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 290/
Menkes/ Per/ III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas
Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan Olah raga dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN
JENIS – JENIS PEMBEDAHAN MINOR YANGDAPAT DILAKUKAN DI PUSKESMAS.
Jenis-Jenis Pembedahan Minor yang dapat di lakukan di
Puskesmas Waepana adalah Menjahit luka dan insisi Abses
Sebelum melaksanakan Pembedahan Minor
dokterUmum maupun dokter Gigi wajib
menjelaskanpadaPasiententangresikomanfaat,Komplikas.Potensi
yang bisa terjadi dan alternatif lain yang bisa di pilih pasien
atau Keluarga.
KEEMPAT
KELIMA
:
:
Meminta pasien dan Keluarga menandatangani
persetujuan tindakan dan di simpan di rekam medik Pasien
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Juli 2014
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA PUSKESMAS WAEPANA
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2015
TENTANG PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN PADA PASIEN
I.Menimbang : bahwa untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
II.Mengingat
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
:
:
:
pasien perlu di lakukan pendidikan dan penyuluhan
kepada pasien tentang penyakit,Upaya Pencegahan dan
tindakan pengobatan atau materi lain sesuai dengan
penyakit yang dialami pasien.
b.bahwa untuk maksud pada huruf a. Pendidikan dan
penyuluhan pada Pasien di tetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Waepana
Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
HK. 02.02/ MENKES/ 148/ I/ 2010 tentang praktek
keperawatan;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1464/ MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik
bidan;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan
pasien rumah sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
290/ Menkes/ Per/ III/2008 tentang persetujuan tindakan
kedokteran;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
Peraturan Bupati Ngada No 12 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis
Dinas pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan ,Pemuda dan
Olah raga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN
PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN PADA PASIEN
Pendidikan dan penyuluhan kepada pasien Wajib di
lakukan oleh Semua petugas Layanan Klinik sesuai
dengan kasus dari masing-masing pasien.
KEEMPAT
:
:
Bukti Pelaksanaan Pendidikan dan Penyuluhan pada
Pasien wajib di simpan di Rekam Medik Pasien
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 8 Pebruari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADADINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOAPUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA
NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ / /2015TENTANG
PETUGAS YANG BERHAK MEMBACA HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
I.Menimbang : a.bahwa dalam rangka memberikan kepuasan pelayanan
kepada pasien dan keluarga maka perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium sebagai Penunjang penegakan
Diagnosa.
b. bahwa Untuk maksud huruf a,Petugas yang berhak di
membaca hasil emeriksaan laboratori yany di tetapkan
II.Mengingat
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
:
:
:
:
:
dengan surat keputusan kepala Puskesmas Waepana.
Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
HK. 02.02/ MENKES/ 148/ I/ 2010 tentang praktek
keperawatan;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1464/ MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan praktik
bidan;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
rumah sakit;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
290/ Menkes/ Per/ III/2008 tentang persetujuan tindakan
kedokteran;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN.
PETUGAS YANG BERHAK MEMBACA HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Petugas yang berhak membaca hasil pemeriksaan laboratorium
adalah Dokter.
Untuk point nomor Dua jika tidak ada Dokter
atau dokter tidak berada di tempat maka yang berhak membaca
hasil adalah Penanggung jawab ruangan rawat Inap melalui
konsultasi dengan Dokter.
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Waepana:5 Pebruari 2015
Kepala Puskesmas Waepana
= Margareta U Kromen=
NIP: 196906281989032005
UPTD USKESMAS
WAEPANA
TRANSPORTASI RUJUKAN
No Dokumen : ksr
032.1/WPN/11/67
/6/2012
NO REVISI:000 HALAMAN: I/2
STANDART
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Di Tetapkan oleh:
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
=Margareta U.Kromen=
NIP: 196906281989032005
1.Pengertian Adalah prosedur operasional penggunaan dan pemeliharaan
ambulans dalam rangka menunjang operasional pelayanan
dan rujukan Pasien.
2. Tujuan 1.Mempercepat Proses rujukan.
2.Menyelamatkan Pasien
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana nomor :ksr
032.1/11/Wpn/ /02/2015 Tentang Penanganan pasien
Gawat Darurat.
4.Prosedur Kerja a. Parkir ambulans tidak jauh dari UGD dan dalam keadaan siap di gunakan.
b. Perawat IGD menghubungi sopir ambulans bahwa ada pasien yang mau di rujuk.
c. Apabila sopir tidak ada ditempat, maka perawat menghubungi Sopir Pengganti.
d. Pasien dibawah kedalam oto ambulance di dampigi Keluarga.
e. Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam di sesuaikan dengan kondisi pasien.
f. Sewaktu merujuk pasien menggunakan lampu emergensi atau rotatordan mentaati atuarn lalu lintas.
g. Petugas membuat/mengisi laporan keadaan penderita selama transportasi,yang disebut adalah lembar catatan penderita yang mencakup identitas,waktu dan keadaan penderita.
h. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas.
i. Petugas memdampingi pasien di belakang selama proses rujukan.
Sumber
Unit Terkait Poli Umum,Farmasi,
KRITERIA PEMULANGAN PASIEN DAN TINDAK LANJUT
1. Pasien dinyatakan sembuh oleh dokter
2. Pasien sudah dapat melakukan perawatan dirumah secara mandiri.
3. Pasien dapat melakukan kunjungan di puskesmas secara rutin sesuai dengan al
yang diberikan oleh dokter.
4. Pasien dirujuk.
SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS ABCD
Nomor :009/KAPUS/III/2014
TENTANGKEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS ABCD
KEPALA PUSKESMAS ABCD
Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang bermutu dan aman;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di PUSKESMAS ABCD perlu disusun kebijakan mutu dan keselamatan pasien;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Permenkes No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 128 tahun 2004, tentang Puskesmas;4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PUSKESMAS ABCD.
Kesatu : Kebijakan mutu dan keselamatan pasien Puskesmas ABCD sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : …………………pada tanggal : 1 April 2014KEPALA PUSKESMAS ABCD,
Nama
PEMERINTAH KABUPATEN NGADADINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOAPUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ 74 / 02 /2015
TENTANG MEDIA KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN UNTUK UMPAN BALIK TERHADAP
KELUHAN MASYARAKAT/SASARAN PROGRAM
I. Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk memberikan kepuasan atau tindak lanjut terhadap keluhana dari masyarakat atau sasaran program maka diperlukan media komunikasi yang digunakan untuk memberikan umpan balik trhadap keluhan masyarakat atu sasaran program
b. bahwa untuk maksud huruf a,maka kepala UPTD Puskesmas Waepana menetapkan media komunikasi untuk umpan balik terhadap keluhan masyarakat atau sasaran program( melalui papan informasi di UPTD Puskesmas Waepana dan jaejeringnya,atau melalui pengumuman) melalui Surat Ketetapan Kepala UPTD Puskesmas Waepana
II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;2. Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang.Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas Korupsi,Kolusi dan Nepotisme;3. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014
tentang.Puskesmas;4. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 008 Thun 2012
tentan.Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Departemen Kesehatan;
5. Peraturan MenteriKesehatan republik Indonesia nomor,741/Menkes/PER/VII/2008, tentang.Standart Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN:
KESATU MEDIA KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN UNTUK UMPAN BALIK TERHADAP KELUHAN MASYARAKAT/SASARAN PROGRAM
KEDUA Penanggung jawab Program/ Upaya Puskesmas dan pelaksana program memberikan
informasi atau umpan balik kepada masyarakat melalui media komunikasi yang telah
disediakan
KETIGA Media komu ikasi yang digunakan untuk memberikan umpan balik atau tindak lanjut
kepada masyarakat dapat diperoleh melalu papan informasi atau penyuluhan –
penyyuluhan di Posyandu
KEEMPAT Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 12 Pebruari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepan
= Margareta U.Kromen=
NIP. 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADADINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOAPUSKESMAS WAEPANA
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WAEPANA NOMOR : Ksr 032.1/11/WPN/ 75 / 02 /2015
TENTANGTATA NILAI DALAM PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
I. Menimbang : a. bahwa dalam rangka perbaikan kinerja dalam pengelolaan program harus konsisten dengan nilai,visi,misi dan tujuan puskesmas sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh staf di UPTD Puskesmas waepana
b. bahwa untuk maksud huruf a,maka kepala UPTD Puskesmas Waepana menetapkan tata nilai dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan program melalui Ketetapan Kepala UPTD Puskesmas Waepana
II. Mengingat : 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;2. Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang.Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi,Kolusi dan Nepotisme;3. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014
tentang.Puskesmas;4. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 008
Thun 2012 tentan.Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Departemen Kesehatan;
5. Peraturan MenteriKesehatan republik Indonesia nomor,741/Menkes/PER/VII/2008, tentang.Standart Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor, 38 tahun 2007 tentang.Pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota
8. Peraturan Bupati Ngada nomor; 12 Tahun 2010 tentang. Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Pendidikan, kebudayaan,Pemuda dan Olah Raga dan Dinas kesehatan Kabupaten Ngada
MEMUTUSKAN:
KESATU TATA NILAI DALAM PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
KEDUA Pengelola Program dan Pelaksana Program memahami upaya perbaikan
kinerja program dan tat nilai yang berlaku dalam kegiatan pelaksanaan
program
KETIGA Pengelola program menyusun rencana perbaikan kinerja program yang
merupakan bagian dari perencanaan mutu Puskesmas
KEEMPAT Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Waepana
Pada tanggal 12 Pebruari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepan
= Margareta U.Kromen=
NIP. 19690628 198903 2 005
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NOMOR…….TENTANG : KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS ABCD
1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM wajib berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas ABCD dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
4. Perencanaan mutu berisi paling tidak:a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasienc. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien
yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator,
pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
Puskesmas,b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar
pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas,g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.b. Pelayanan rawat jalanc. Pelayanan Farmasid. Pelayanan Gawat Darurat
UPTD USKESMAS
WAEPANA
TRANSPORTASI RUJUKAN
No Dokumen : ksr
032.1/WPN/11/67
/6/2012
NO REVISI:000 HALAMAN: I/2
STANDART
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Di Tetapkan oleh:
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
=Margareta U.Kromen=
NIP: 196906281989032005
1.Pengertian Adalah prosedur operasional penggunaan dan pemeliharaan
ambulans dalam rangka menunjang operasional pelayanan
dan rujukan Pasien.
2. Tujuan 1.Mempercepat Proses rujukan.
2.Menyelamatkan Pasien
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana nomor :ksr
032.1/11/Wpn/ /02/2015 Tentang Penanganan pasien
Gawat Darurat.
4.Prosedur Kerja a. Parkir ambulans tidak jauh dari UGD dan dalam keadaan siap di gunakan.
b. Perawat IGD menghubungi sopir ambulans bahwa ada pasien yang mau di rujuk.
c. Apabila sopir tidak ada ditempat, maka perawat menghubungi Sopir Pengganti.
d. Pasien dibawah kedalam oto ambulance di dampigi Keluarga.
e. Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam di sesuaikan dengan kondisi pasien.
f. Sewaktu merujuk pasien menggunakan lampu emergensi atau rotatordan mentaati atuarn lalu lintas.
g. Petugas membuat/mengisi laporan keadaan penderita selama transportasi,yang disebut adalah lembar catatan penderita yang mencakup identitas,waktu dan keadaan penderita.
h. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas.
i. Petugas memdampingi pasien di belakang selama proses rujukan.
Sumber
Unit Terkait Poli Umum,Farmasi,
PENYAMPAIAN INFORMASI
No Dokumen : ksr
032.1/WPN/11/67
/6/2012
NO REVISI:000 HALAMAN: I/1
STANDART
OPERASIONAL
PROSEDUR
LOKET
Tanggal Terbit Di Tetapkan oleh:
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U.Kromen.Amd.Keb
NIP: 1969062819890320051.Pengertian Penyampaian informasi adalah Pemberian informasi kepada masyarakat atau
pasien yang datang mendaftar di Loket Puskesmas Waepana,oleh Petugas Loket tentan g jenis Pelayanan,tarif Pelayanan dan jumlah tempat tidur yang tersedia di Ruang Rawat inap Puskesmas dan di kamar bersalin,untuk memudahkan pasien mengambil keputusan
2.Tujuan 1. pasien paham tentang prosedur pelayanan
2. memberikan kemudahan kepada pasien dan Keluarga dalam pelayanan.
3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ / /2014 Jenis Pelayanan di Puskesmas waepana.
4.Prosedur Kerja 1. Pasien datang ke Puskesmas2. petugas loket menjelaskan kepada Pasien tentang jenis pelayanan yang
tersedia di UPTD Puskesmas Waepana.3. Petugas loket menjelaskan tentang tarif pelayanan sesuai Perda Ngada
no 11 tahun 2011.4. Petugas Loket menjelaskan tentang jumlah tempat tidur yang tersedia
di ruang perawatan.5. Petugas menjelaskan tentang sistem rujukan yang berlaku di UPTD
Puskesmas Waepana jika pasien harus di rujuk. .6. Petugas loket menjelaskan tentang jam pelayanan di Puskesmas
Waepana,Pelayanan UGD,dan ;pelayanan rawat inap termasuk pelayanan di kamar bersali
7. Petugas menyarankan kepada pasien atau pengunjung Puskesmas Waepana untuk mengajukan pertanyaan jika ada hal yang belum di pahami..
8. Petugas menjawab pertanyaan pasien dan mengucapkan terima kasih.9. Mencatat hal yang disampaikan di dalam buku pemberian informasi.
5.Sumber
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentanng SistemRujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.
UPTD USKESMAS
WAEPANA
PENYAMPAIAN INFORMASI
No Dokumen : ksr
032.1/WPN/11/67
/6/2012
NO REVISI:000 HALAMAN: I/2
STANDART
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Di Tetapkan oleh:
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
=Margareta U.Kromen=
NIP: 196906281989032005
1.Pengertian Adalah prosedur operasional penggunaan dan pemeliharaan
ambulans dalam rangka menunjang operasional pelayanan
dan rujukan Pasien.
2. Tujuan 1.Mempercepat Proses rujukan.
2.Menyelamatkan Pasien
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Waepana nomor :ksr
032.1/11/Wpn/ /02/2015 Tentang Penanganan pasien
Gawat Darurat.
4.Prosedur Kerja a. Parkir ambulans tidak jauh dari UGD dan dalam keadaan siap di gunakan.
b. Perawat IGD menghubungi sopir ambulans bahwa ada pasien yang mau di rujuk.
c. Apabila sopir tidak ada ditempat, maka perawat menghubungi Sopir Pengganti.
d. Pasien dibawah kedalam oto ambulance di dampigi Keluarga.
e. Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam di sesuaikan dengan kondisi pasien.
f. Sewaktu merujuk pasien menggunakan lampu emergensi atau rotatordan mentaati atuarn lalu lintas.
g. Petugas membuat/mengisi laporan keadaan penderita selama transportasi,yang disebut adalah lembar catatan penderita yang mencakup identitas,waktu dan keadaan penderita.
h. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas.
i. Petugas memdampingi pasien di belakang selama proses rujukan.
Sumber
Unit Terkait Poli Umum,Farmasi,
1.Pengertian Alur Pelayanan pasien adalah:Informasi yang di berikan kepada pasien tentang tahapan pelayanan pasien di Puskesmas waepana sejak pasien datang sampai pasien pulang termasuk sistem rujukan untuk menjamin kesinambungan pelayanan pasien.
2.Tujuan 1. Pasien paham tentang prosedur pelayanan.2.memberikan kemudahan kepada pasien dan Keluarga dalam pelayanan.
3.Kebijakan SK. Kepala Puskesmas Waepana Nomor: ksr 032.1/11/Wpn/ / /2014 Jenis Pelayanan di Puskesmas waepana.
4.Prosedur Kerja 1.Pasien datang ke Puskesmas2.Pasien mendaftarkan diri di Loket.3. Petugas Loket mengantar pasien ke Poli Tujuan yaitu: Poli Umum,Poli Gigi,KIA/KB,Klinik MTBS bersama family Folder Pasien.4. Jika dari hasil pengakajian di setiap Poli Pelayanan,pasien tidak membutuhkan pemeriksaan lain,maka pasien ke apotik untuk mengambil obat sesuai yang di resepkan.5.Jika Pasien Membutuhkan Pemeriksaan laboratorium maka pasien membawa lembaran permintaan labortatorium ke ruang labor.6. Petugas Analis Melakukan pemeriksaan sesuai permintaan laboratorium dari poli yang mengirim pasien.7.Selesai pemeriksaan laboratorium,petugas lab,mengisi hasil Pemeriksaan dan diserahkan kepada Pasien..8.Pasien membawa hasil pemeriksaan laboratorium ke ploi tujuan awal.9.Jika pasien tidak lagi di kirim ke unit pelayanan lain untuk pemeriksaan terkait penyakit pasien maka pasien mengambil obat di Apotik dan selanjutnya pasien Pulang..10.Jika pasien harus di rawat inap maka petugas dari plo rawat jalan mengantarkan pasien ke Ruang rawat inap.11.Jika dari hasil pemeriksaan pasien harus di rujuk maka dilakukan konseling dan tindakan pra rujukan.11.semua tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus di catat dalam rekam medis pasien dan di dokumentasikan secara baik..
5.Sumber1.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medik.2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentanng Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
6.Unit Terkait Semua unit Pelayanan.