upaya peningkatan hasil belajar servis atas …/upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis...

123
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : ADHITYA DWI ARDHIAN NUGROHO K 4607017 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2012

Upload: vocong

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

ADHITYA DWI ARDHIAN NUGROHO

K 4607017

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

Page 2: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

ii��

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Adhitya Dwi Ardhian Nugroho

NIM : K 4607017

Jurusan / Program Studi : POK / Penjaskesrek

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA

SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN

PELAJARAN 2011/2012 “ ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini adalah hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, September 2012

Yang membuat pernyataan

Adhitya Dwi Ardhian Nugroho

Page 3: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

iii��

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

ADHITYA DWI ARDHIAN NUGROHO

K 4607017

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

Page 4: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

iv��

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, September 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Agus Mukholid, M.Pd Tri Winarti Rahayu, S.Pd, M.Or

NIP. 1964013119031001 NIP. 197601292003122001

Page 5: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

v��

Page 6: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

vi��

ABSTRAK

Adhitya Dwi Ardhian Nugroho. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR

SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI

IPS 1 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR. Skripsi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar servis atas

dalam permainan bolavoli pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar

melalui model pembelajaran cooperative learning.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ). Penelitian

dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar yang berjumlah 36 siswa. Sumber

data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan

penilaian hasil belajar servis atas bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif kualitatif dengan hasil prosentase.

Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh peningkatan yang signifikan

dari pra tindakan ke siklus I dan siklus II. Prestasi belajar servis atas bolavoli pada

siklus I dalam kategori tuntas adalah 63,89% atau 23 siswa. Pada siklus II terjadi

peningkatan prosentase prestasi belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar

77,78% atau sejumlah 28 siswa.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran cooperative

learning dapat meningkatkan hasil belajar servis atas dalam permainan bolavoli

pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar.

Kata kunci : model pembelajaran, cooperative learning, servis atas bolavoli.

Page 7: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

vii��

ABSTRAK

Adhitya Dwi Ardhian Nugroho. EFFORTS TO INCREASE RESULT LEARN

OVERHAND SERVICE THROUGH MODEL STUDY OF COOPERATIVE

LEARNING IN THE GAME OF VOLLEYBALL STUDENTS CLASS OF

XI IPS CLASS 1 STATE 1 SMA KARANGANYAR LESSONS OF

2011/2012. Thesis, Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education

university of March Surakarta. May 2012.

The aim of this research was to improve the result learn of overhand

service volleyball from students at XI IPS 1 SMA 1 Karanganyar through model

study of cooperative learning.

This study is a Class Action Research (PTK). The experiment was

conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, implementation,

observation, and reflection. The subject of this research data is a class XI student

IPS 1 SMA Negeri 2 Wonogiri Year Lessons 2011/2012 amounted to 36 people

consisting of 13 boys and 23 daughters. Data collection techniques by observation

and assessment result learning outcomes for overhand service of volleyball. Data

analysis techniques used in this study is a qualitative descriptive with the

percentage.

From the analysis result obtained significant increase of pre action to

cycle of I and cycle of II. Achievement learn overhand service of volleyball cycle

of I in complete category is 63,89% or 23 student. At cycle of II happened the

make-up of the percentage of achievement learn student in complete category

equal to 77,78% or 28 student.

The conclutions of this research is model of learn through cooperative

learning can improve result learn of overhand service volleyball at student class of

XI IPS 1 state 1 SMA Karanganyar.

Key word: model of teaching, cooperative learning, overhand service volleyball.

Page 8: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

viii��

MOTTO

# Tiada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai. #

# Lebih baik terlambat daripada tidak wisuda sama sekali. #

# Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang. #

# Ketika satu pintu kesuksesan tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang

kita terlalu lama melihat dan menyesali pintu yang tertutup tersebut hingga

kita tidak melihat dan menyadari pintu kesuksesan lain yang terbuka. #

# Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula melihat

masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh

kesadaran. (James Thuber) #

# Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak

menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka

menyerah. (Thomas Alva Edison) #

# Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa

bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu

semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.

(Mahatma Gandhi) #

# Berangkat dengan penuh keyakinan; Berjalan dengan penuh keikhlasan;

Istiqomah dalam menghadapi cobaan. (TGKH. Muhammad Zainuddin

Abdul Madjid) #

Page 9: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

ix��

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kepersembahkan karya ini untuk :

� “Ayah dan Ibu”

Motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendo’akan dan

menyayangiku, terima kasih atas semua pengorbanan dan kesabaran

mengantarkanku sampai kini. Tiada kasih yang seindah dan seabadi kasih

sayangmu.

� "Hendra Aris Erdhianto”

Terima kasih kakakku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan

motivasi agar skripsi ini cepat selesai.

� “Pungky Irwina Dwiyanti”

Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan

semangat, serta selalu ada disampingku baik saat kutegar berdiri maupun saat

kujatuh dan terluka.

� “Teman-teman Penjaskesrek JPOK UNS Angkatan 2007

dan teman – teman community POLO KENDHO ’07”

Terima kasih atas kebersamamu dan sharing selama ini sungguh

memperkaya hati, spiritualitas, intelektualitas

� “FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta”

Almamater tercinta, kampus tempat kutimba ilmu

Page 10: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

x��

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “ UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA

SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN

PELAJARAN 2011/2012 “.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.

Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, M. M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Waluyo, S.Pd., M.Or, Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

4. Drs. Agus Mukholid, M. Pd, selaku pembimbing I, yang selalu memberikan

motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Tri Winarti Rahayu, S. Pd, M.Or, selaku pembimbing II, yang selalu

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SMA Negeri 1 Karanganyar, yang telah memberi kesempatan dan

tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Guru Penjas SMA Negeri 1 Karanganyar, yang telah memberi bimbingan dan

bantuan dalam penelitian

Page 11: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

xi��

8. Para siswa siswi SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah bersedia

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, September 2012

Penulis,

Page 12: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

xii��

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................................ i

PERNYATAAN .................................................................................................. ii

PENGAJUAN ..................................................................................................... iii

PERSETUJUAN ................................................................................................. iv

PENGESAHAN .................................................................................................. v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

MOTTO .............................................................................................................. viii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ......................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 7

A. Kajian Pustaka ......................................................................................... 7

1. Pendidikan Jasmani ............................................................................ 7

2. Belajar dan Pembelajaran ................................................................... 12

3. Model Pembelajaran ........................................................................... 23

4. Pembelajaran cooperative learning .................................................... 31

5. Permainan Bolavoli ............................................................................ 50

B. Kerangka Berfikir ................................................................................... 61

Page 13: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

xiii��

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 63

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 63

B. Subyek Penelitian .................................................................................... 63

C. Data dan Sumber Data ............................................................................ 63

D. Pengumpulan Data .................................................................................. 64

E. Uji Validitas Data .................................................................................... 66

F. Analisis Data ........................................................................................... 68

G. Indikator Kinerja Penelitian .................................................................... 68

H. Prosedur Penelitian ................................................................................. 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 74

A. Deskripsi Pra Tindakan ........................................................................... 74

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus .................................................... 76

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ............................................ 97

D. Pembahasan ............................................................................................. 99

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................. 102

A. Simpulan ................................................................................................. 102

B. Implikasi .................................................................................................. 103

C. Saran ........................................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 107

LAMPIRAN ........................................................................................................ 109

Page 14: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

xiv��

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Sikap permulaan Servis Atas ............................................................... 58

2. Sikap Pelaksanaan Servis Atas Bolavoli ............................................. 59

3. Sikap Akhir Servis Atas Bolavoli ....................................................... 59

4. Kerangka Berfikir ............................................................................... 62

5. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas .................................. 70

6. Trianggulasi Data Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Servis Atas

Bolavoli dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning

dari Pratindakan, Siklus I dan Siklus II ……………………………… 99

Page 15: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

xv��

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa ........................................ 21

2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian .................................................. 64

3. Indikator Kinerja Penelitian ................................................................. 68

4. Prosentase Target Capaian Hasil Belajar Siswa .................................. 73

5. Diskripsi Data Pra Tindakan Hasil Belajar Servis Atas Sebelum

Diterapkan Tindakan Pembelajaran Cooperative Learning ................. 75

6. Deskripsi Data Hasil Belajar Servis Atas Setelah Diterapkan

Model Pembelajaran Cooperatif Learning (Akhir Siklus 1) ............... 88

7. Deskripsi Data Hasil Belajar Servis Atas Setelah Diberikan

Model Pembelajaran Cooperatif Learning (Akhir Siklus II) .............. 97

8. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Servis Atas Setelah

Diterapkan Model Pembelajaran Cooperative Learning ..................... 98

9. Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli ................. 99

10. Pencapaian Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa .................................... 100

Page 16: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

xvi��

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran

1. Silabus Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 ............................................ 109

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1 ...... 110

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 2 ...... 120

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 1 ..... 128

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 2 ..... 137

6. Lembar Observasi ................................................................................ 146

7. Lembar Soal Test Kognitif (Pengetahuan) Pra Tindakan .................... 153

8. Lembar Soal Test Kognitif (Pengetahuan) Akhir Siklus I ................... 154

9. Lembar Soal Test Kognitif (Pengetahuan) Akhir Siklus II .................. 155

10. Data Awal Pra Tindakan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar

Tahun Pelajaran 2011/2012 ................................................................ 156

11. Data Akhir Siklus I Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar

Tahun Pelajaran 2011/2012 ................................................................ 162

12. Data Akhir Siklus II Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar

Tahun Pelajaran 2011/2012 ................................................................ 168

13. Trianggulasi Data Penilaian Tes Ketrampilan Psikomotor Servis Atas

Bolavoli Pra Siklus pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 ............................................ 174

14. Trianggulasi Data Penilaian Tes Ketrampilan Psikomotor Servis Atas

Bolavoli Siklus 1 pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 ............................................ 177

Page 17: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

xvii��

15. Trianggulasi Data Penilaian Tes Ketrampilan Psikomotor Servis Atas

Bolavoli Siklus 2 pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 ............................................ 180

16. Dokumentasi Pembelajaran Pada Pra Tindakan ................................. 183

17. Dokumentasi Pembelajaran Pada Siklus I .......................................... 184

18. Dokumentasi Pembelajaran Pada Siklus II ......................................... 186

Page 18: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui

aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk

meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif serta kecerdasan

emosi. Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup

pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani

tidak hanya pada aspek jasmani saja tetapi juga aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek mental,

emosional, sosial, dan spiritual. Pendidikan jasmani diajarkan dari tingkat Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA),

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bahkan juga Perguruan Tinggi.

Penjas sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah di sadari

oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaanya pengajaran Penjas berjalan

belum efektif seperti yang di harapkan. Pembelajaran Penjas cenderung

konvensional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru saja, di mana siswa di

tuntut untuk mengikuti perintah dari guru. Padahal orientasi pembelajaran harus di

sesuaikan dengan perkembangan anak, serta isi dan urusan materi serta cara

penyampaian harus di sesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sebab

sasaran pembelajaran di tujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak seutuhnya. Jadi konsep dasar Penjas

dan model pengajaran Penjas yang efektif perlu di pahami oleh mereka yang

hendak mengajar Penjas.

Materi pelajaran Penjas yang meliputi : pengalaman mempraktikan

keterampilan dasar permainan dan olahraga di sajikan untuk membantu siswa agar

memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan

secara aman, efisien, efektif dan menyenangkan.

Page 19: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

2

Lewat program Penjas dapat diupayakan peranan pendidikan untuk

mengembangkan kepribadian individu. Sumbangan nyata dari Penjas adalah untuk

mengembangkan keterampilan gerak (psikomotor). Karena itu posisi Penjas

menjadi unik, sebab berpeluang lebih banyak dari pada mata pelajaran lainnya

untuk membina keterampilan-keterampilan lain, hal inilah yang membuat

sekaligus mengungkapkan kelebihan Penjas dari pelajaran-pelajaran lainnya. Jika

pelajaran lain lebih mementingkan pengembangan intelektual, maka melalui

Penjas terbina sekaligus aspek penalaran, sikap, dan keterampilan.

Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang didalamnya

terdapat beberapa cabang olahraga yang wajib diajarkan. Ditinjau dari materi yang

harus diberikan kepada siswa, materi pendidikan jasmani dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu materi pokok dan materi pilihan. Materi pokok merupakan mata

pelajaran yang wajib diajarkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sedangkan

materi pilihan merupakan kegiatan olahraga diluar jam pelajaran sekolah berupa

kegiatan ekstrakurikuler olahraga.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Penjas, diajarkan beberapa macam

cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum Penjas pada tiap-tiap sekolah.

Salah satu cabang olahraga yang di ajarkan adalah bolavoli. Bolavoli merupakan

salah satu cabang olahraga permainan yang termasuk dalam materi pokok

pendidikan jasmani. Sesuai dengan kompetensi dasar yang termuat dalam silabus

pendidikan jasmani untuk SMA kelas XI yaitu “Mempraktikkan keterampilan

bermain salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar serta nilai

kerjasama, kejujuran, menghargai, semangat, dan percaya diri”. Olahraga

permainan ini dapat dijadikan sebagai olahraga pendidikan, rekreasi maupun

olahraga prestasi. Sebagai olahraga pendidikan, teknik dasar dalam permainan

bolavoli diajarkan melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani. Proses

pembelajarannya lebih menekankan pada proses pembelajaran. Dengan ciri

pembelajaran tersebut, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti

proses pembelajaran bolavoli. Permainan bolavoli memiliki manfaat yang cukup

besar dalam pembentukan individu yang sportif dan perkembangan jasmani

maupun rohaninya. Perkembangan jasmani di tujukan untuk membentuk sikap

Page 20: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

3

tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan serta komponen

kebugaran jasmani seperti kekuatan, kelincahan, kecepatan, daya tahan,

kelentukan dan lain sebagainya. Manfaat bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian

dan karakter akan tumbuh kearah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Langkah awal dalam proses pembelajaran permainan bolavoli yaitu

memperkenalkan macam-macam teknik dasar bolavoli agar siswa memahami dan

menguasainya. Disekolah–sekolah, teknik dasar dalam permainan bolavoli

diajarkan melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani, mulai dari sikap dasar,

passing, service, block maupun smash atau spike. Dengan menguasai macam –

macam teknik dasar bolavoli, diharapkan siswa akan memiliki ketrampilan

bermain bolavoli.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1

Karanganyar khususnya siswa-siswi kelas XI IPS 1 masih mengalami kesulitan

dalam melakukan servis atas bolavoli. Hal tersebut didukung oleh pencapaian

hasil belajar servis atas bolavoli yang masih rendah dari 36 siswa hanya 13 siswa

yang mampu memenuhi target pencapaian pembelajaran servis atas bolavoli.

Rata–rata nilai kelas menunjukkan angka hanya 36,11% dari jumlah siswa yang

mendapatkan nilai tuntas. Banyaknya siswa yang tidak mampu mencapai batas

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 menjadi bukti kurang efektifnya

pembelajaran teknik dasar servis atas bolavoli yang diberikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya

penguasaan teknik dasar servis atas bolavoli. Ketidakberhasilan siswa karena

ketika siswa akan melakukan servis atas seperti: 1) Cara melempar bola, 2) Stance

(sikap pada waktu hendak memukul bola, baik sikap tubuh, kaki ataupun lengan)

yang salah, 3) Perkenaan tangan terhadap bola, 4) Posisi lengan yang kurang

terayun, sehingga daya kekuatannya pun berkurang. Faktor lain adalah seperti

kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian partisipasi

siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang sehingga menyebabkan

kurang optimalnya hasil pembelajaran servis atas bolavoli yang di capai. Dari

hasil wawancara salah satu guru mata pelajaran pendidikan jasmani di SMA N 1

Karanganyar, menunjukkan bahwa siswa-siswi SMA tersebut secara umum

Page 21: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

4

memiliki kemampuan menengah kebawah, disamping beberapa siswa memiliki

intelegensi diatas rata-rata. Dalam observasi kelas yang dilakukan, dapat diketahui

bahwa siswa - siswi kelas XI IPS 1 memiliki minat dan motivasi yang kurang

terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih tampak beberapa siswa yang

ngobrol dengan temannya sendiri dan tidak semangat dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Selain faktor dari siswa, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil

belajar servis atas bolavoli pada siswa yaitu kurang kreatifnya guru pendidikan

jasmani dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran. Guru juga

kurang akan model-model pembelajaran, sehingga proses pembelajaran kurang

menarik. Dari hasil pengamatan, model yang digunakan dalam pembelajaran

masih terpusat pada guru (teacher centered). Siswa melakukan gerakan atau

latihan berdasarkan perintah yang ditentukan guru. Salah satu keterbatasan guru

pendidikan jasmani dalam mengajar adalah dalam hal menciptakan situasi

lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan

atau perkembangan pada diri siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan

yang mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Faktor pembelajaraan dan tingginya tingkat kesulitan siswa dalam

memahami materi servis atas bolavoli memaksa guru untuk mengembangkan

media dan model pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik siswa.

Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi

pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, terkadang siswa

itu cenderung malu apabila disuruh memperagakan suatu gerakan, guru perlu

menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat mempermudah siswa

menerima pelajaran dengan baik. Apabila pendekatan pembelajaran tersebut tepat

maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik sehinga tujuan dari

pembelajaran dapat tercapai.

Melihat dari uraian permasalahan di atas, maka penulis berencana

mengupayakan peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli dengan

menggunakan model pembelajaran, yang pada kenyataannya belum digunakan

Page 22: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

5

dengan maksimal oleh guru penjas di SMA Negeri 1 Karanganyar dan pada guru

penjas pada umumnya. Model pembelajaran yang penulis gunakan adalah model

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu cara

belajar yang dalam pelaksanaannya menekankan kepada pembelajaran

olahraga/sport education secara berkelompok, yang di harapkan mampu

mengatasi berbagai kelemahan pembelajaran yang selama ini sering di lakukan

oleh para guru penjas. Dalam model pembelajaran kooperatif siswa di beri

kebebasan untuk mengekspresikan kemampuannya terhadap tujuan pembelajaran

yang telah di tetapkan. Dengan cara kooperatif di harapkan siswa dapat memiliki

kreativitas dan inisiatif untuk memecahkan masalah yang muncul selama proses

pembelajaran berlangsung. Melalui kooperatif di kembangkan juga unsur

kompetitif, sehingga siswa saling berlomba menunjukkan kemampuannya yang

diharapkan dapat meningkatkan penguasaan servis atas dalam permainan bolavoli

dan untuk meningkatkan peran aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran servis atas bolavoli.

Dengan menyadari arti pentingnya model yang tepat dalam proses

pembelajaran bagi siswa dan berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti

bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research )

pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Karanganyar dengan judul “Upaya

Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Melalui Model Pembelajaran Cooperative

Learning Dalam Permainan Bolavoli Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimanakah penerapan model pembelajaran cooperative learning

dapat meningkatkan hasil belajar servis atas dalam permainan bolavoli pada siswa

kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

Page 23: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

6

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk meningkatkan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran

cooperative learning dalam permainan bolavoli pada siswa kelas XI IPS 1 SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk di teliti dan dari hasil

penelitian manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa di SMA Negeri 1 Karanganyar

Melalui model pembelajaran yang akan di gunakan dapat

meningkatkan dan memacu siswa untuk lebih bersemangat dalam mengikuti

pelajaran disekolah.

2. Bagi Guru di SMA Negeri 1 Karanganyar

Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru penjas di SMA

Negeri 1 Karanganyar Kabupaten Karanganyar, bahwa penggunaan model

pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan penguasaan teknik siswa,

sehingga dapat mendukung pencapaian hasil belajar secara maksimal.

3. Bagi Sekolah (SMA Negeri 1 Karanganyar)

Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah, untuk

mengembangkan model pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan

kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa maupun lulusan.

Page 24: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani menurut Samsudin adalah “suatu proses

pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan

perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pendidikan

jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan

untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik” (2008: 2).

Jadi pembelajaran penjasorkes adalah proses pembelajaran dengan

sarana jasmani melalui gerakan-gerakan besar ketangkasan dan keterampilan,

yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau berkualitas

tinggi untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa serta untuk

mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dan tujuan penjasorkes

menurut Samsudin (2008: 3):

1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam

penjasorkes.

2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap

sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan

agama.

3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas

pembelajaran penjasorkes.

4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja

sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta

strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam,

aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor

education).

6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.

7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri

dan orang lain.

Page 25: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

8

8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi

untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.

9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat

rekreatif.

Dengan demikian dapat di katakan bahwa pendidikan jasmani sekolah

bukan semata-mata di tekankan pada pencapaian kesegaran fisik,

pengembangan keterampilan, kemampuan motorik saja namun juga

mengembangkan mental dan psikologis siswa, seperti : sikap fair play,

semangat, dan jiwa sportifitas dalam kegiatan apapun. Pendidikan jasmani

juga memberikan pemahaman sejak dini tentang perencanaan progam

kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada gilirannya akan mampu

berpartisipasi aktif dalam segala aktifitas. Untuk itu pendidikan jasmani di

sekolah-sekolah diharapkan mampu mengembangkan aspek afekitf, kognitif,

dan psikomotor secara bersamaan.

a. Pengembangan Aspek Afektif

Belajar bersikap berarti memperoleh kecenderungan untuk

menerima atau menolak suatu objek, berdasarkan penilaian terhadap objek

itu sebagai hal yang berguna atau tidak berguna, yang kemudian di

tunjukan dengan tanggung jawab atas sesuatu hal yang di pilihnya.

Strategi pengembangan afektif yang sudah digunakan dalam

program pendidikan jasmani selama ini baru terbatas pada upaya

membangkitkan sikap dan minat siswa terhadap pendidikan jasmani.

Pembelajaran domain afektif dapat digunakan untuk

memfokuskan perhatian, memelihara konsentrasi, menimbulkan dan

menjaga motivasi, mengelola kecemasan, mempelajari etika sarat perilaku

sosial. Selera, kepercayaan, sikap, dan idealisme seseorang akan

mempengaruhi cara ia berperilaku.

b. Pengembangan Aspek Psikomotor

1) Keterampilan Gerak

Tugas ajar anak menguasai keterampilan gerak dalam berbagai cabang

olahraga merupakan tanggung jawab utama dari guru pendidikan

jasmani. Tetapi tidak seperti yang di pahami oleh banyak guru

Page 26: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

9

pendidikan jasmani selama ini, tujuan utama dalam mengajarkan

keterampilan gerak tersebut adalah pengembangan keterampilan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, serta membantu dirinya

bertindak efektif, dan efisien dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya;

bukan untuk mempersiapkan atlet yang berprestasi. Hal ini sesuai

dengan tujuan pendidikan jasmani yang berhubungan dengan

kebugaran jasmani yaitu individu, sebagai anggota keluarga serta

sebagai anggota masyarakat.

Untuk dapat menentukan cara dan amteri apa yang tepat untuk

membuat anak meningkat keterampilannya, guru harus mengetahui

keterampilan dan ciri dari keterampilan. Keterampilan Menurut

Samsudin adalah “sebuah kecakapan atau tingkat penguasaan terhadap

suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas

utama yaitu efektif, efisien, dan adaptable “ (2008: 22).

Kualitas efektifitas adalah merupakan hasil dari tindakan yang

berorientasi pada tujuan atau sasaran tertentu. Sebuah permainan

bolavoli , misalnya, dianggap efektif jika dapat melakukan serangan

dan mendapatkan nilai. Dengan kata lain, seluruh keterampilan gerak

bisa di anggap efektif jika mampu di selesaikan sesuai dengan

tujuannya. Kualitas efisiensi menggambarkan penampilan atau

geraknya itu sendiri. Suatu penampilan dilakukan secara efisien jika

aksinya itu secara mekanika dianggap benar dalam situasi tertentu.

Kualitas adaptasi menggambarkan kemampuan individu dalam

menyesuaikan penampilan pada kondisi sekitarnya. Hal ini menunjuk

pada keadaan lingkungan yang selalu berubah-ubah, sehingga ketika

sebuah keterampilan di lakukan pada keadaan yang berbeda, individu

perlu melakukan penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan. Kualitas

adaptasi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam

keterampilan, karena perubahan dalam hal kondisi ketika keterampilan

dilangsungkan bisa terjadi terus meneurus, terutama dalam cabang

olahraga permainan, khususnya bolavoli.

Page 27: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

10

2) Kebugaran Jasmani

Tujuan pembelajaran dalam ranah psikomotor yang harus di

kembangkan melalui program pendidikan jasmani harus pula

mencakup peningkatan kebugaran jasmani siswa. Program pendidikan

jasmnai harus di padukan dengan program kebugaran jasmani.

Menurut Samsudin (2008: 23), beberapa masalah yang harus di

pecahkan oleh guru dalam kaitannya dengan pemberian program

kebugaran jasmani yaitu:

(1) Waktu yang disediakan disekolah tidak memadai untuk

mengembangkan kebugaran siswa, apalagi mempertahankannya,

jika dilihat dari persyaratan intensitas, frekuensi dan durasi latihan.

(2) Pertambahan kualitas kebugaran yang dicapai berumur sangat

pendek, mudah hilang atau menurun kembali, kecuali jika tingkat

intensitas dan frekuensi latihan tetap dipertahankan.

(3) Program pengembangan kebugaran jasmani yang disediakan guru

pun biasanya bersifat monoton, tidak bervariasi, tidak ada kriteria

yang jelas, dan yang lebih parah adalah tidak mudah bagi guru

untuk mendokumentasikan kemajuan yang dicapai oleh masing-

masing siswa.

(4) Secara tidak disadari, guru pun biasanya mengabaikan penanaman

kesadaran siswa yang didasarkan pemahaman secara kognitif dan

afektif terhadap program kebugaran jasmani.

Melihat permasalahan diatas, bahwa tanpa melihat keterbatasan waktu

yang tersedia, program pendidikan jasmani yang berkaitan dengan

kebugaran harus meliputi ranah tujuan pembelajaran, yaitu siswa harus

menjadi bugar, mampu mempertahankan tingkat kebugarannya,

mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan kebugaran, dan

yang paling penting dari kesemuanya adalah menghargai nilai-nilai

kebugaran dalam seluruh hidupnya.

c. Pengembangan Aspek Kognitif

Pendidikan jasmani yang tradisional banyak menekankan pengajarannya

pada peningkatan keterampilan gerak. Padahal, salah satu tugas dari

pendidikan jasmani menurut Samsudin (2008: 25) adalah meningkatkan

pengertian anak tentang tubuh dan kemungkinan geraknya, serta berbagai

faktor yang mempengaruhinya. Itu dari segi konsep gerak. Lebih lanjut

Page 28: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

11

Samsudin menjelaskan dari konsep kebugaran anak yang di harapkan

memiliki pengertian tentang pengaruh latihan atau kegiatan fisik terhadap

kesehatan tubuh yang berguna bagi mereka untuk menjalani hidup yang

aktif (2008: 25).

Pelaksanaan pembelajaran aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak

hanya dilaksanakan di dalam kelas dengan menghafal fakta-fakta tentang

teknik dasar dan ukuran lapangan. Akan tetapi, kesemuanya dapat di

laksanakan di dalam praktik pendidikan jasmani, di integrasikan dengan

pembelajaran keterampilan gerak. Isi atau materi aspek kognitif dalam

pendidikan jasmani bukan hanya berkaitan dengan apa dan bagaimana

tentang fenomena gerak, tetapi meliputi aspek mengapa hal itu bisa terjadi

termasuk faktor apa yang berpengaruh. Berkaitan dengan pengetahuan

yang lengkap tersebut guru dapat mengajarkannya langsung di lapangan

ketika anak sedang mengalami gerak. Karena dengan pengetahuan yang

dipelajari melalui pengalaman langsung yang relevan akan bertahan lebih

lama daripada hanya melaui mendengar atau membaca. Lebih dari itu,

pembelajaran akan lebih cepat terjadi ketika siswa mengerti prinsip-prinsip

yang terlibat dalam pelaksanaan keterampilan.

1) Konsep Gerak

Pengajaran konsep akan membantu siswa dalam pembelajaran

pendidikan jasmani secara keseluruhan, terutama dengan memilih isi

atau materi yang dapat di transfer pada situasi-situasi lain yang identik.

Misalnya jika anak sudah menguasai konsep gerak tentang bagaimana

menerima data dalam situasi, maka mereka akan mampu menerapkan

konsep itu pada situasi lain seperti saat melakukan pass bawah, servis

dalam bolavoli.

Kemampuan mentransfer tersebut adalah faktor yang sangat penting

baik dalam pembelajaran mandiri maupun pemecahan masalah. Istilah

konsep gerak menunjuk pada gagasan-gagasan kognitif yang memiliki

nilai transfer. Menurut Samsudin bahwa “ konsep gerak dalam

pendidikan jasmani dapat berupa sebuah label atau nama suatu

Page 29: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

12

kelompok respons gerak, seperti menangkap, melempar, atau

perpindahan tempat, yang hanya sebuah nama dari keterampilan gerak

yang bisa di gunakan dalam berbagai situasi” (2008: 27). Lebih lanjut

Samsudin menjelaskan terdapat enam kategori konsep gerak yang

berguna dalam pendidikan jasmani yang harus tercakup dalam

pengajaran konsep yaitu; a) rangkaian aksi, b) kualitas gerak, c) prinsip

gerak, d) strategi gerak, e) pengaruh gerak, f) emosi gerak (2008: 27).

Rangkaian aksi merupakan kategori atau penjenisan gerakan secara

luas yang mencakup respons khusus yang beragam. Kuliatas gerak

merupakan kelompok respons yang mengandung kualitas tertentu

dilihat dari berbagai aspek, seperi aspek ruang, aspek usaha, aspek

keterhubungan. Prinsip gerak adalah pengelompokkan konsep secara

meluas yang mamasukkan prinsip-prinsip yang mengatur efisiensi dan

efektifitas gerak. Strategi gerak adalah konsep yang berhubungan

dengan bagaimana gerakan di gunakan dalam kaitannya dengan benda

atau orang lain. Pengaruh gerak merupakan konsep yang dikaitkan

dengan pengaruh pengalaman gerak pada pelaku. Sedangkan emosi

gerak merupakan pengelompokkan khusus dari konsep yang berfokus

secara khusus pada wilayah efektif dari perkembangan manusia.

2. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Dalam kamus umum bahasa indonesia secara etismologis belajar

memiliki arti “Berusaha supaya mendapat suatu kepandaian” definisi ini

memeliki arti atau pengertian bahwa : “Belajar adalah sebuah kegiatan

dalam rangka mencapai kepandaian atau mencari ilmu. Sehingga dengan

belajar manusia menjadi tahu serta memiliki pengetahuan yang luas dan

menjadikan manfaat bagi dirinya dan orang lain”. Sedangkan Arsyad

berpendapat “Belajar adalah proses yang komplek yang terjadi pada diri

setiap orang sepanjang hidupnya dan proses belajar terjadi apabila ada

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya” (2004 : 1). Menurut

Page 30: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

13

Agus Kristiyanto dalam hukum kesiapan belajar (law of readines) telah

amat jelas ditekankan bahwa : “Belajar (termasuk berlatih didalamnya ).

Akan berlangsung sangat efektif jika siswa /seseorang telah siap untuk

memberikan respon, kesiapan yang di maksud adalah kesiapan untuk

adaptasi terhadap stimulus dan juga kesiapan dari sisi kematangan fisik-

biologis-antropometrik anak” (2010 : 68).

Dryden dan Vos mengemukakan bahwa belajar harusnya

memiliki tiga tujuan, yaitu (1) mempelajari keterampilan dan pengetahuan

tentang materi – materi pelajaran spesifik; (2) mengembangkan

kemampuan konseptual umum, sehingga mampu belajar menerapkan

konsep yang sama atau berkaitan dengan bidang-bidang yang lain yang

berberda; (3) mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara

mudah dapat digunakan dalam segala tindakan (Hidayatullah, 2009 : 147).

Untuk itu perlu dapat disimpulkan bahwa belajar wajib di

lakukan oleh semua orang baik anak-anak maupun orang dewasa dengan

cara berinteraksi dengan lingkungan. Dalam proses belajar yang baik

siswa di harapkan mengalami atau melakukan serangkaian kegiatan

belajar secara keseluruhan, tidak hanya sekedar bersifat verbalistik.

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru,

melakukan dan lain sebagainya. Salah satu bukti bahwa seseorang

melakukan proses belajar apabila seseorang itu telah siap beradaptasi

terhadap respon yang di terima dan menjadikan proses perubahan tingkah

laku pada diri seseorang itu, yang mungkin di sebabkan oleh terjadinya

perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya

(kognitif, psikomotor, afektif).

b. Pembelajaran

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar

walaupun mempuyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,

guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan meguasai isi

pembelajaran, sehingga siswa mampu mencapai suatu objektif atau tujuan

yang ditentukan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003 : 17)

Page 31: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

14

”pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar”.

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa pembelajaran merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatakan intensitas

dan kualitas belajar pada diri peserta didik yang bisa terjadi karena proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya

sistematis dan sistematik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses

belajar. Maka kegiatan pembelajaran berkaiatan erat dengan jenis belajar

serta hasil belajar tersebut.

c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran mempunyai kaitan erat yang terjadi

antara guru dan siswa dan tidak akan terlepas dari situasi saling

mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subjek. Kegiatan

pembelajaran di lakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar,

sementara kegiatan belajar adalah kegiatan yang di lakukan oleh siswa,

dengan melalui kegiatan itu siswa akan mengalami perubahan pada

perilakunya. Menurut Nasution bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak

hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk

kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian

diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”

(Gino, 1998 : 51).

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa.

Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam

proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang

tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono bahwa, “Prinsip-prinsip

pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa,

keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan

serta perbedaan individual” (2006: 42).

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip

pembelajaran meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi,

Page 32: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

15

keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan,

balikan dan penguatan serta perbedaan individual. Untuk mencapai hasil

belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip pembelajaran tersebut harus di

terapkan dalam pembelajaran dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya

prinsip-prinsip pembelajaran tersebut di uraikan secara singkat sebagai

berikut:

1) Perhatian dan Motivasi Belajar

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan

pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Gino menyatakan,

“Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil

belajar. Belajar dengan penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang

di pelajari akan lebih terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada

ingatan” (1998 : 52).

Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang

optimal. Apabila pelajaran yang di terima siswa di rasakan sebagai

kebutuhan, maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk

mempelajarinya. Sedangkan yang di maksud motivasi menurut

Dimyati dan Mudjiono adalah, “Tenaga yang menggerakkan dan

mengarahkan aktivitas seseorang” (2006: 42). Dengan motivasi belajar

yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Belajar

yang di lakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil

belajar yang optimal.

2) Keaktifan Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan

mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa di tuntut untuk atif

secara fisik, intelektual dan emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa,

maka tidak akan terjadi proses belajar. Hal ini sesuai pendapat Gino

dkk. bahwa, “Dari semua unsur belajar, boleh dikatakan keaktifan

siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar sendiri merupakan

Page 33: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

16

suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang belajar”

(1998 : 52).

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam

bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang di pelajari

siswa. Menurut Nasution (1988 : 93) macam-macam keaktifan belajar

siswa antara lain: “Visual activities, oral activities, listening activities,

drawing activities, motor activities, mental activities, emotional

activities” (Gino, 1998 : 52).

Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak

terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam ke aktifan motoris

terkandung ke aktifan mental dan di sertai oleh perasaan tertentu.

Dalam setiap pelajaran dapat di lakukan bermacam-macam ke aktifan.

3) Keterlibatan Langsung Siswa

Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam

proses belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang

memungkinkan organ-organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai

hasil pengalaman yang diperolehnya. Dapat di katakan bahwa, belajar

merupakan hasil pengalaman, sebab pengalaman-pengalaman yang di

peroleh itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku siswa.

Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi perubahan tingkah laku

pada diri siswa.

Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil

belajar adalah hasil dari pengalaman yang di peroleh sendiri, bukan

pengalaman yang di dapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas

hasil belajar berbeda-beda antara siswa satu dengan lainnya tergantung

pada pengalaman yang di peroleh dan kondisi serta kemampuan setiap

siswa.

4) Pengulangan Belajar

Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan

melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau

pengetahuan akan dikuasai dengan baik. Menurut Dimyati dan

Page 34: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

17

Mudjiono bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah

memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari

pernyataan inilah pengulangan masih di perlukan dalam kegiatan

pembelajaran” (2006 : 52).

Sedangkan Suharno berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan

penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang

benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi

sebanyak-banyaknya secara kontinyu” (1993 : 22). Mengulang materi

pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat penting. Dengan

melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka gerakan

keterampilan dapat di kuasai dengan secara otomatis. Suatu

keterampilan yang di kuasai dengan baik, maka gerakan yang di

lakukan lebih efektif dan efisien.

5) Tantangan

Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam

pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa

untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini

sesuai pendapat Gino bahwa, (1998) “Materi yang di pelajari oleh

siswa harus mempunyai sifat merangsang atau menantang. Artinya,

materi tersebut mengandung banyak masalah-masalah yang

merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat mengatasi masalah

yang di hadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan” hlm. 54).

Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat

penting. Dengan adanya tantangan yang harus di hadapi atau di

pecahkan siswa dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal

mungkin untuk memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu

memecahkan masalah yang di pelajarinya, maka siswa akan

memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal.

6) Balikan dan Penguatan

Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri

siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan

Page 35: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

18

meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta

penampilan siswa yang baik, di beri balikan dalam bentuk senyuman

ataupun kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah

laku dan penampilan siswa.

Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang

dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku

tersebut. Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya

sederhana sekali, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku

siswa. Namun demikian, penguatan ini sangat besar manfaatnya

terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

7) Perbedaan Individu

Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu

dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo

atau kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda

dengan siswa lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta

sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih

berarti jika proses pembelajaran yang di terapkan, di rencanakan dan di

laksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-masing

siswa.

Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka guru harus

memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam

membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-

masing individu.

d. Ciri-Ciri Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan

informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa. Berdasarkan

hal tersebut maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri

pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur

unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan

siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan

tujuan belajar dapat tercapai.Menurut Gino, menyatakan bahwa, “ciri-ciri

Page 36: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

19

pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses

belajar siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu

belajar, (4) suasana belajar, (5) kondisi subyek belajar” (1988 : 36).

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran tersebut maka secara singkat

pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Motivasi Belajar

Dalam kegiatan siswa belajar mengajar bila seorang siswa tidak dapat

melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk

menemukan sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut

mau melakukan tugas ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut

perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Motivasi

dapat dikatakn sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu

dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan

tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor luar,

tetapi motivasi itu tumbuh dari dalam diri seseorang. Dalam kegiatan

belajar, maka motovasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak didalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai.

2) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi

belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan

memperhatikan karakteristik siswa agar dapat diminati oleh siswa.

Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta,

prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu

diusahakan isi pengajaran agar dapat merangsang daya cipta atau yang

bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa

untuk menemukan atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran.

Page 37: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

20

3) Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat-alat yang dapat

membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu

pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru

kepada siswa. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan atau

disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa. Apabila

pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka

siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan

baik.

4) Suasana Belajar

Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan

baik, apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan

siswa. Disamping itu juga, adanya kegairahan dan kegembiraan

belajar. Suasana belajar mengajar akan berlangsung dengan baik, dan

isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

5) Kondisi Siswa Yang Belajar

Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda,

tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah

perkembangan dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan

melalui pembelajaran. Dengan kondisi siswa yang demikian akan

dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam proses belajar untuk

itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan dan

partisipasi siswa, bukan peran guru yang dominan tetapi guru lebih

berperan sebagai fasilitator, motivator, dan sebagai pembimbing.

Ciri lain dari pembelajaran adalah adanya komponen yang

saling berkaitan satu sama lain. Komponen tersebut adalah tujuan,

materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran. Tujuan pembelajaran

Page 38: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

21

mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang diharapkan dimiliki

siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu. Materi

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan

pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, model,

dan teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara

lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga

tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

6) Hasil Belajar

Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf

keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk

dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan

belajar siswa secara tepat dan dapat di percaya maka di perlukan

sebuah informasi yang di dukung oleh data yang objektif dan

memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa.

Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar

dapat bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan

behavioral. Untuk mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil

belajar siswa dapat menggunakan penggolongan perilaku menurut

Bloom yang terdiri atas kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Menurut Syamsyuddin yang dikutip Rusyan (1989 : 22) beberapa

indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil belajar

dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa

Jenis Hasil Belajar Indikator Cara Pengungkapan

a. Kognitif

• Pengamatan/

perceptual

Dapat menunjukan,

membandingkan,

menghubungkan.

Tugas, tes, observasi.

• Hafalan/ingatan Dapat menyebutkan dan

menunjukan lagi Pertanyaan, tugas tes

Page 39: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

22

• Pengertian/

pemahaman

Dapat menjelaskan dan

mengidentifikasikan

dengan kalimat sendiri

Pertanyaan

• Aplikasi/

Penggunaan

Dapat memberikan contoh,

menggunakan dengan tepat,

memecahkan masalah

Soal, tes tuga

• Analisis Dapat menguraikan, dan

mengklasifikasikan Tugas, persoalan, tes

• Sitesis

Dapat menghubungkan,

dan menyimpulkan,

mengeneralisasikan

Tugas, persoalan, tes

• Evaluasi

Dapat

menginterprestasikan,

memberikan kritik,

memberikan pertimbangan

penilaian

Tugas, persoalan, tes

b. Afektif

• Penerimaan Bersikap menerima,

menyetujui, atau sebaliknya

Pertanyaan, tes skala

sikap

• Sambutan

Bersedia terlibat,

berpartisipasi,

memanfaatkan, atau

sebaliknya

Tugas, observasi dan tes

• Penghargaan/

Apresiasi

Memandang penting,

bernilai, berfaedah indah,

harmonis, kagum, atau

sebaliknya.

Skala penilaian, tugas,

dan observasi.

• Internalisasi/

Pendalaman

Mengakui, mempercayaai,

meyakinkan, atau

sebaliknya

Skala sikap, tugas

ekspresif, pro efektif

• Karakterisasi/

Penghayatan

Melembagakan,

membinasakan,

menjelmakan dalam pribadi

dan perlakuanya sehari –

hari

Observasi

c. Psikomotorik

• Keterampilan

bergerak/

bertindak

Koordinasi mata, tangan,

dan kaki

Tugas, observasi,

tindakan

• Keterampilan

ekspresi verbal

dan non verbal

Gerak, mimic, ucapan Tugas, observasi,

tindakan

(Sumber. Gino, 1998 : 38)

Page 40: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

23

3. Model Pembelajaran

Mills berpendapat bahwa "model adalah bentuk representasi akurat

sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang

mencoba bertindak berdasarkan model itu". Model merupakan interpretasi

terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunjuk kepada guru di kelas.

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends,

model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar.

Merujuk pemikiran Joyce, fungsi model adalah "each model guides

us as we design instruction to help students achieve various objectives".

Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik

mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan

mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar.

a. Macam-macam Model Pembelajaran

Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah

dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa

model mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.

Page 41: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

24

1) Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan

sebutan active teaching. Pembelajaran langsung juga dinamakan

whole-class teaching.Penyebutan itu mengacu pada gaya mengajar di

mana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta

didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Teori

pendukung pembelajaran langsung adalah teori behaviorisme dan teori

belajar sosial.

Berdasarkan kedua Urori tersebut, pembelajaran langsung

menekankan belajar sebagai perubahan perilaku. Jika behaviorisme

menekankan belajar sebagai proses stimulus-respons bersifat mekanis,

maka teori belajar sosial beraksentuasi pada perubahan perilaku

bersifat organis melalui peniruan.

Modelling adalah pendekatan utama dalam pembelajaran

langsung.Modelling berarti mendemonstrasikan suatu prosedur kepada

peserta didik.Modelling mengikuti urut-urutan berikut:

a) Guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak di- capai sebagai

hasil belajar.

b) Perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yang sudah

dimiliki peserta didik.

c) Guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku tersebut dengan

cara yang jelas, terstruktur, dan berurutan disertai penjelasan

mengenai apa yang dikerjakannya setelah setiap langkah selesai

dikerjakan.

d) Peserta didik perlu mengingat langkah-langkah yang dilihatnya dan

kemudian menirukannya.

Model-model yang ada di lingkungan senantiasa memberikan

rangsangan kepada peserta didik yang membuat peserta didik

memberikan tindak balas jika rangsangan tersebut terkait dengan

keadaan peserta didik. Ada tiga macam model, yaitu: Live mode,

Symbolic model, Verbal description model.

Page 42: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

25

Live model adalah model yang berasal dari kehidupan nyata. Symbolic

model adalah model yang berasal dari perumpamaan.Verbal

description model adalah model yang di-nyatakan dalam suatu uraian

verbal.Model-model itu men-cakup behavioral model dan cognitive

model. Behavioral model untuk performa yang kasat mata dan

cognitive model untuk proses kognitif yang tidak kasat mata.

2) Model Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis

sosial yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan

pembelajaran kolaboratif. Panitz membedakan kedua hal tersebut.

Pembelajaran kolaboratif didefinisikan sebagai falsafah mengenai

tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik

bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha

menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator,

memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah

hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentuk-bentuk assessment

oleh sesama peserta didik digunakan untuk melihat hasil prosesnya.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas

meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang

lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.Secara umum

pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana

guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan

bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta

didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya

menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.

Pandangan dikotomi tersebut di atas dianggap sebagai

pernyataan yang berlebihan. Sebab dalam praktiknya .antara

pembelajaran kolaboratif dan kooperatif merupakan dua hal yang

kontinu. Istilah kooperatif digunakan dalam tulisan ini karena kata

"kooperatif" memiliki makna lebih intens, yaitu menggambarkan

Page 43: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

26

keseluruhan proses sosial ilmu belajar dan mencakup pula pengertian

kolaboratif. Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah

meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif.

Konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan

dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam

konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka

kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman.

Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan

mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik.

Dari Piaget ke Vygotsky ada pergeseran konseptual dari

individual ke kooperatif, interaksi sosial, dan aktivitas sosiokultural.

Dalam pendekatan konstruktivis Piaget, peserta didik mengonstruksi

pengetahuan dengan mentransformasikan, mengorganisasikan, dan

mereorganisasikan pengetahuan dan informasi sebelumnya. Vygotsky

menekankan peserta didik mengonstruksi pengetahuan melalui

interaksi sosial dengan orang lain. Isi pengetahuan dipengaruhi oleh

kultur di mana peserta didik tinggal. Kultur itu meliputi bahasa,

keyakinan, keahlian/ keterampilan.

Dukungan teori Vygotsky terhadap model pembelajaran

kooperatif adalah penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut

Anita Lie, model pembelajaran ini didasarkan pada falsafat homo

hominisocius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini

menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif

(interaksi sosial) adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa

interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dengan

kata lain, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting

artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada

individu, keluarga, organisasi, dan kehidupan bersama lainnya. Secara

umum tanpa interaksi sosial tidak akan ada pengetahuan yang disebut

Piaget sebagai pengetahuan sosial.

Page 44: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

27

Dukungan lain dari teori Vygotsky terhadap model

pembelajaran kooperatif adalah arti penting belajar kelompok. Di

antara para pakar terdapat beberapa pendapat tentang pengertian

kelompok.Chaplin mendefinisikan kelompok sebagai "a collection of

individuals who have some characteristic in common or who are

pursuing a common goal. Two or more persons who interact in any

way constitute a group. It is not necessary, however, for the members

of a group to interact directly or in face to face manner".

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa

kelompok itu dapat terdiri dari dua orang saja, tetapi juga dapat terdiri

dari banyak orang. Chaplin juga mengemukakan bahwa anggota

kelompok tidak harus berinteraksi secara langsung yaitu face to face.

Roger dan Johnson (2011:58) mengatakan bahwa tidak semua

belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran

kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah :

1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif).

2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan).

3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif).

4) Interpersonal skill (komunikasi antaranggota).

5) Group processing (pemrosesan kelompok)

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapau hasil

belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan

pengembangan ketrampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model

pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama dan interdependensi peserta

didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya.

Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan

dan reward mengacu pada derajat kerjasama atau kompetisi yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward.

Page 45: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

28

a) Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

(1) Dapat mengurangi rasa kantuk dibanding belajar sendiri.

(2) Jika belajar sendiri sering kali rasa bosan timbul dan rasa kantuk

pun datang. Apalagi jika mempelajari pelajaran yang kurang

menarik perhatian atau pelajaran yang sulit. Dengan belajar

bersama, orang punya teman yang memaksa aktif dalam belajar.

Demikian pula ada kesempatan bersenda gurau sesedikit mungkin

untuk mengalihkan kebosanan.

(3) Dapat merangsang motivasi belajar, melalui kerja kelompok, akan

dapat menumbuhkan perasaan ada saingan. Jika sudah

menghabiskan waktu dan tenaga yang sama dan ternyata ada teman

yang mendapat nilai lebih baik, akan timbul minat mengejarnya.

Jika sudah berada di atas, tentu ingin mempertahankan agar tidak

akan dikalahkan teman-temannya.

(4) Ada tempat bertanya, kerja secara kelompok, maka ada tempat

untuk bertanya dan ada orang lain yang dapat mengoreksi

kesalahan anggota kelompok. Belajar sendiri sering terbentur pada

masalah sulit terutama jika mempelajari sejarah. Dalam belajar

berkelompok, seringkali dapat memecahkan soal yang sebelumnya

tidak bisa diselesaikan sendiri. Ide teman dapat dicoba dalam

menyelesaikan soal latihan. Jika ada lima orang dalam kelompok

itu, tentu ada lima kepala yang mempunyai tingkat pengetahuan

dan kreativitas yang berbeda. Pada saat membahas suatu masalah

bersama akan ada ide yang saling melengkapi.

(5) Kesempatan melakukan resitasi oral, kerja kekompok, sering

anggota kelompok harus berdiskusi dan menjelaskan suatu teori

kepada teman belajar. Inilah saat yang baik untuk resitasi. Akan

dijelaskan suatu teori dengan bahasa sendiri. Belajar

mengekspresikan apa yang diketahui, apa yang ada dalam pikiran

ke dalam bentuk kata-kata yang diucapkan.

Page 46: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

29

(6) Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan perisitwa lain yang

mudah diingat, melalui kerja kelompok akan dapat membantu

timbulnya asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah diingat.

Misalnya, jika ketidaksepakatan terjadi di antara kelompok, maka

perdebatan sengit tak terhindarkan. Setelah perdebatan ini,

biasanya akan mudah mengingat apa yang dibicarakan

dibandingkan masalah lain yang lewat begitu saja. Karena dari

peristiwa ini, ada telinga yang mendengar, mulut yang berbicara,

emosi yang turut campur dan tangan yang menulis. Semuanya

sama-sama mengingat di kepala. Jika membaca sendirian, hanya

rekaman dari mata yang sampai ke otak, tentu ini dapat kurang

kuat.

b) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

(1) Bisa menjadi tempat mengobrol atau gossip

Kelemahan yang senantiasa terjadi dalam belajar kelompok adalah

dapat menjadi tempat mengobrol. Hal ini terjadi jika anggota

kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti

datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu

begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.

(2) Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok

Debat sepele ini sering terjadi di dalam kelompok. Debat sepele ini

sering berkepanjangan sehingga membuang waktu percuma. Untuk

itu, dalam belajar kelompok harus dibuatkan agenda acara.

Misalnya, 25 menit mendiskusikan bab tertentu, dan 10 menit

mendiskusikan bab lainnya. Dengan agenda acara ini, maka belajar

akan terarah dan tidak terpancing untuk berdebat hal-hal sepele.

(3) Bisa terjadi kesalahan kelompok

Jika ada satu anggota kelompok menjelaskan suatu konsep dan

yang lain percaya sepenuhnya konsep itu, dan ternyata konsep itu

salah, maka semua anggota kelompok berbuat salah. Untuk

menghindarinya, setiap anggota kelompok harus sudah mereview

Page 47: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

30

sebelumnya. Kalau membicarakan hal baru dan anggota kelompok

lain belum mengetahui, cari konfirmasi dalam buku untuk

pendalaman.

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan dalam

penggunaan metode atau model pembelajaran sebagai strategi mengajar

guru, maka hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam

penggunaannya. Namun, faktor profesionalisme guru menggunakan

metode/model tersebut sangat menentukan dan kesadaran murid mengikuti

pembelajaran melalui strategi kelompok. Sasaran pembelajaran adalah

meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga penggunaan model ini

akan memungkinkan siswa lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar

sesuai tuntutan materi pelajaran atau kurikulum.

3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan

berdasarkan konsep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner.

Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery learning.

Mengenai discovery learning, Johnson membedakannya dengan

inquiry learning. Dalam discovery learning, ada pengalaman yang

disebut "...Ahaa experience" yang dapat diartikan seperti, ”...Nah, ini

dia". Sebaliknya, inquiry tidak selalu sampai pada proses tersebut. Hal

ini karena discovery learning adalah penemuan, sedangkan inquiry

learning proses akhir terletak pada kepuasan kegiatan meneliti.

Walaupun ada pendapat yang membedakan antara discovery learning

dan inquiry learning, namun keduanya memiliki persamaan. Discovery

learning dan inquiry learning merupakan pembelajaran beraksentuasi

pada masalah-masalah kontekstual. Keduanya merupakan

pembelajaran yang menekankan aktivitas penyelidikan.

Proses belajar penemuan meliputi proses informasi,

transformasi, dan evaluasi. Proses informasi, pada tahap ini peserta

didik memperoleh informasi mengenai materi yang sedang dipelajari.

Pada tahap ini peserta didik melakukan penyandian atau encoding atas

Page 48: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

31

informasi yang diterimanya. Berbagai respons diberikan peserta didik

atas informasi yang diperolehnya. Ada yang menganggap informasi

yang diterimanya sebagai sesuatu yang baru. Ada pula yang menyikapi

informasi yang diperolehnya lebih mendalam dan luas dari

pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Tahap transformasi, pada

tahap ini peserta didik melakukan identifikasi, analisis, mengubah,

mentransformasikan informasi yang telah diperolehnya menjadi bentuk

yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat

dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Dalam tahap ini peserta

didik mengembangkan inferensi logikanya. Tahap ini dirasakan

sesuatu yang sulit dalam belajar penemuan. Dalam keadaan seperti itu

guru diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang

tepat. Tahap evaluasi, pada tahap ini peserta didik menilai sendiri

informasi yang telah ditransformasikan itu dapat dimanfaatkan untuk

memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi.

Berdasarkan belajar penemuan peserta didik didorong belajar aktif

dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Peserta didik didorong

menghubungkan pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman

baru yang dihadapi sehingga peserta didik menemukan prinsip-prinsip

baru. Peserta didik dimotivasi menyelesaikan pekerjaannya sampai

mereka menemukan jawaban-jawaban atas problem yang dihadapi

mereka. Peserta didik berusaha belajar mandiri dalam memecahkan

problem dengan mengembangkan kemampuan menganalisis dan

mengelola informasi. Pembelajaran berbasis masalah membantu

peserta didik memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin.

4. Pembelajaran Cooperatif Learning

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat

untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk

membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran

Page 49: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

32

adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan

pesrta didik.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik

(perorangan dan/atau kelompok) serta pesrta didik (perorangan, kelompok

dan/ atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya. Isi

kegiatan adalah bahan (materi) belajar ytang bersumber dan kurikulum suatu

program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan

yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran.

Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu

bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Cooperative

learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan

tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama

dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative

learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam

kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Menurut slavin (1985), cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

heterogen (Isjoni, 2011 : 12). Sedangkan Sunal dan Hans (2000)

mengemukakan cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau

serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada

peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran (Isjoni, 2011 :

12). Selanjutnya Stahl (1994) menyatakan cooperative learning dapat

meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong-

menolong dalam perilaku social (Isjoni, 2011: 12).

Cooperative learning dapat digunakan dalam membuat laporan

penelitian pada pelajaran IPA dan IPS. Namun, Juliati (2000) mengemukakan,

cooperative learning lebih tepat digunakan pada pembelajaran IPS (Isjoni,

2011: 12). Terkait dengan itu, hasil penelitian Suryadi (1999) pada

pembelajaran Matematika menyimpulkan bahwa salah satu model

Page 50: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

33

pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa

adalah cooperative learning (Isjoni, 2011 : 12).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas belajar dengan model

kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan

pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat

(sharing ideas). Selain itu dalam belajar biasanya siswa diharapkan pada

latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu, cooperative

learning sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan

saling tolong-menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.

Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul

dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat

berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan

membantu teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses

pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi

dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk

meningkatkan prestasi belajarnya.

Unsur-unsur dalam cooperative learning menurut Isjoni (2011 : 13)

(mengutip simpulan Lungdren, 1994) sebagai berikut:

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau

berenang bersama”.

b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta

didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri

dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan

yang sama.

d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para

anggota kelompok.

e. Para siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar.

g. Setiap siswa akan dimintai mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooeratif.

Thompson, et al (1995) mengemukakan, cooperative learning turut

menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Di dalam

Page 51: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

34

cooperative learning siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil

yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang

terdiri dari 4-6 orang dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok

heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan

suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja

dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Pada cooperative learning yang diajarkan adalah keterampilan-

keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam

kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar

kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan.

Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

a. Pengertian Cooperatif Learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (1995)

mengemukakan, “In cooperative learning methods, students work together

in four member teams to master material initially presented by the

teacher” (Isjoni, 2011 : 15). Dari uraian tersebut dapat dikemukakan

bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana

system belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang

berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa

lebih bergairah dalam belajar.

Sedangkan Johnson (dalam hasan, 1994) mengemukakan,

“cooperanon means working together to accomplish shared goals. Within

cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all

other groups members. Cooperative learning is the instructional use of

small groups that allows students to work together to maximize their own

and each other as learning” (Isjoni, 2011 : 15). Berdasarkan uraian

tersebut, cooperative learning mengandung arti bekerja bersama dalam

mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil

yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif

Page 52: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

35

adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka

dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur cooperative

learning didesain untuk mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi

dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang.

Anita lie (2000) menyebut cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong-royong, yaitu system pembelajaran yang member

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain

dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, cooperative

learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu

tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan

yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya

terdiri dan 4-6 orang saja (Isjoni, 2011 : 16).

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat

ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang

berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak

dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli

pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan

dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.

Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia

dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson &

Johnson (1994) cooperative learning adalah mengelompokkan siswa

didalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja

sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari

satu sama lain dalam kelompok tersebut (Isjoni, 2011: 17).

Slavin (1995) menyebutkan cooperative learning merupakan

model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana sejak saat itu

guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-

kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer

teaching) (Isjoni, 2011 : 17). Dalam melakukan proses belajar-mengajar

guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga

Page 53: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

36

siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan

saling belajar mengajar sesama mereka.

Ada banyak alasan mengapa cooperative learning tersebut

mampu memasuki mainstream (kelaziman) praktik pendidikan. Selain

bukti-bukti nyata tentang keberhasilan pendekatan ini, pada masa sekarang

masyarakat pendidikan semakin menyadari pentingnya para siswa berlatih

berpikir, memecahkan masalah, serta menggabungkan kemampuan dan

keahlian. Walaupun memang pendekatan ini akan berjalan baik di kela

yang kemampuannya merata, namun sebenarnya kelas dengan

kemampuan siswa yang bervariasi lebih membutuhkan pendekatan ini.

Karena dengan mencampurkan para siswa dengan kemampuan yang

beragam tersebut, maka siswa yang berkurang akan sangat terbantu dan

termotivasi siswa yang lebih. Demikian juga siswa yang lebih akan

semakin terasah pemahamannya.

Cooperative learning ini bukan bermaksud untuk menggantikan

pendekatan kompetitif (persaingan). Nuansa kompetitif dalam kelas akan

sangat baik bila diterapkan secara sehat. Pendekatan kooperatif ini adalah

sebagai alternative pilihan dalam mengisi kelemahan kompetisi, yaitu

hanya sebagian siswa saja yang akan bertambah pintar, sementara yang

lainnya semakin tenggelam dalam ketidaktahuannya. Tidak sedikit siswa

yang kurang pengetahuannya merasa malu bila kekurangannya di expose.

Kadang-kadang motivasi persaingan akan menjadi kurang sehat bila para

murid saling menginginkan agar siswa lainnya tidak mampu, katakanlah

dalam menjawab soal yang diberikan guru. Sikap mental inilah yang

dirasa perlu untuk mangalami improvement (perbaikan).

Beberapa ciri dari cooperative learning adalah ; (a) setiap

anggota memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara

siswa, (c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan

juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan

keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan (e) guru hanya

berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Page 54: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

37

b. Tujuan Cooperatif Learning

Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan

partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Kooperative

learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik,

sikap tolong-menolong dalam beberapa perilaku sosial.

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative

learning sebagaimana dikemukakan Slavin (1995), yaitu penghargaan

kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama

untuk berhasil (Isjoni, 2011 : 21).

1) Penghargaan Kelompok

Cooperative learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk

memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok

diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas criteria yang

ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan

individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan

antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling

peduli.

2) Pertanggungjawaban Individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari

semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut

menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling

membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara

individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes

dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman

sekelompoknya.

3) Kesempatan Yang Sama Untuk Mencapai Keberhasilan

Cooperative learning menggunakan metode scoring yang

mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang

diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode

scoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau

Page 55: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

38

tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan

melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

Bila dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat

konvensional, cooperative learning memiliki beberapa keunggulan.

Keunggulannya dilihat dari aspek siswa, adalah member peluang

kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pendangan,

pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam

merumuskan kea rah satu pandangan kelompok (Cilibert-Macmilan,

1993).

Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative

learning, siswa memungkinkan dapat meraih keberhailan dalam

belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki

keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun

keterampilan sosial (social skill), seperti keterampilan untuk

mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang

lain, bekerjasama, raa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku

yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Stahl, 1994).

Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk

mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara

penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa

bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan

sebagai tutor bagi teman sebayanya.

Selanjutnya menurut Sharan (1990), siswa yang belajar

menggunakan metode cooperative learning akan memiliki motivasi

yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya (Isjoni

2011 : 23). Isjoni (mengutip simpulan Johnson, 1993) bahwa

cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan

akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk

hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar

menggunakan sopan-santun, meningkatkan motivasi siswa,

memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah

Page 56: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

39

laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai

pokok pikiran orang lain.

(Stahl, 1994) bahwa dengan melaksanakan model

pembelajaran cooperative learning, siswa memungkinkan dapat

meraih keberhasilan dalam keberhasilan dalam belajar, disamping itu

juga bisa melatih siswa untuk melatih siswa untuk memiliki

keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun

keterampilan sosial (social skill), seperti keterampilan untuk

mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang

lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya

perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Isjoni, 2011 : 24).

Selanjutnya sesuai dengan pernyataan Isjoni (mengutip

simpulan Jarolimek & Parker, 1993) bahwa keunggulan yang diperoleh

dalam pembelajaran ini adalah : 1) saling ketergantungan yang positif,

2) adanya pengakuan dalam merepon perbedaan individu, 3) siswa

dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, 4) suasana kelas

yang rileks dan menyenangkan, 5) terjadinya hubungan yang hangat

dan bersahabat antara siswa dengan guru, dan 6) memiliki banyak

kesempatan untuk mengekpresikan pengalaman emosi yang

menyenangkan (2011 : 24).

Kelemahan pembelajaran cooperative learning bersumber

pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar

(eksteren). Faktor dari dalam , yaitu: 1) guru harus mempersiapkan

pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak

tenaga, pemikiran dan waktu, 2) agar proses pembelajaran berjalan

dengan lancer maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang

cukup memadai, 3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung,

ada ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas

meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan , dan 4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang,

hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Page 57: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

40

Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan

untuk mencapai setidak-tidaknya 3 tujuan pembelajaran penting yang

dirangkum Ibrahim, et al. (2000), yaitu:

1) Hasil Belajar Akademik

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan

sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis

penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini

unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.

Para pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur

penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan

hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan

dengan hasil belajar, cooperative learning dapat member

keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok

atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara

luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas,

sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran

kooperatif memberikan peluang bagi siswa dari berbagai latar

belakang dan kondisi untuk bekerja dengan bergantung pada tugas-

tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi.

Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab

saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan

sosial.

Page 58: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

41

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas tujuan utama

dalam penerapan metode/model belajar mengajar cooperative learning

adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama

teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan

memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan

gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara

berkelompok.

c. Model-model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Menurut Dahlan (1990), model mengajar dapat diartikan sebagai

suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan member petunjuk kepada pengajar dikelas.

Sedangkan pembelajaran menurut Muhammad Surya (2003) merupakan

suatu proses perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Untuk memilih model yang tepat, maka perlu diperhatikan

relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran. Dalam prakteknya

semua model pembelajaran bisa dikatakan baik jika memenuhi prinsip-

prinsip sebagai berikut : Pertama, semakin kecil upaya yang dilakukan

guru dan semakin besar aktifitas belajar siswa, maka hal itu semakin baik.

Kedua, semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan

siswa belajar juga semakin baik. Ketiga, sesuai dengan cara belajar siswa

yang dilakukan. Keempat, dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru.

Kelima, tidak ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan,

jenis materi, dan proses belajar yang ada (Hasan,1996).

Dalam cooperative learning terdapat variasi model yang dapat

diterapkan, yaitu diantaranya : 1) Student Team Achievement Division

(STAD), 2) Jigsaw, 3) Group Investigation (GI), 4) Rotating Trio

Exchange, dan 5) Group Resume. Dari beberapa model pembelajaran

Page 59: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

42

tersebut model yang banyak dikembangkan adalah model STAD dan

Jigsaw.

a) Student Team Achievement Division (STAD)

Tipe ini dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe

kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi

diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui

lima tahapan yang meliputi : 1) tahap penyajian materi, 2) tahap

kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap penghitungan skor

perkembangan individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan

kelompok (Slavin,1995).

b) Jigsaw

Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi

yang maksimal. Dalam model belajar ini terdapat tahap-tahap dalam

penyelenggaraannya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam

bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok

siswa tersebut dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan

tertentu.

Jumlah siswa yang bekerjasama dalam masing-masing harus

dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerjasama

secara efektif, karena suatu ukuran kelompok mempengaruhi

kemampuan produktivitasnya. Dalam hal ini, Soejadi (2000)

mengemukakan, jumlah anggota dalam satu kelompok apabila makin

besar, dapat mengakibatkan makin kurang efektif kerjasama antara

para anggotanya.

Menurut Edward (1989), kelompok yang terdiri dari empat

orang terbukti sangat efektif. Sedangkan Sudjana (1989)

Page 60: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

43

mengemukakan, beberapa siswa dihimpun dalam satu kelompok dapat

terdiri dari 4-6 orang lebih sepaham dalam menyelesaikan suatu

permasalahan dibandingkan dengan kelompok yang beranggotakan 2-4

orang.

Dalam model Jigsaw versi Aronson, kelas dibagi menjadi

suatu kelompok kecil yang heterogen yang diberi nama tim Jigsaw dan

materi dibagi sebanyak kelompok menurut anggota timnya. Tiap-tiap

tim diberikan satu set materi yang lengkap dan masing-masing

individu ditugaskan untuk memilih topik mereka. Kemudian siswa

dipisahkan menjadi kelompok “ahli” atau “rekan” yang terdiri dari

seluruh siswa dikelas yang mempunyai bagian informasi yang sama.

Model Jigsaw dapat digunakan secara efektif ditiap level

dimana siswa telah mendapatkan ketrampilan akademis dari

pemahaman, membaca maupun ketrampilan kelompok untuk belajar

bersama. Jenis materi yang paling mudah digunakan untuk pendekatan

ini adalah bentuk naratif seperti ditemukan dalam literatur, penelitian

sosial membaca dan ilmu pengetahuan. Materi pelajaran harus

mengembangkan ketrampilan sebagai tujuan umum.

c) Group Invetigation (GI)

Pada model ini siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan

4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perkawanan atau

berdasarkan pada keterkaitan akan sebuah materi tanpa melanggar ciri-

ciri cooperative learning. Pada model ini siswa memilih sub topic yang

ingin mereka pelajari dan topic yang biasanya telah ditentukan guru,

selanjutnya siswa dan guru merencanakan tujuan, langkah-langkah

belajar berdasarkan sub topik dan materi yang dipilih. Kemudian siswa

mulai belajar dengan berbagai sumber belajar baik di dalam ataupun di

luar sekolah, setelah proses pelaksanaan belajar selesai mereka

menganalisis, menyimpulkan, dan membuat kesimpulan untuk

mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas.

Page 61: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

44

d) Rotating Trio Exchange

Pada model ini, kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri

dari 3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat

kelompok lainnya di kiri dan di kanannya, berikan pada setiap trio

tersebut pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setelah selesai

berilah nomor untuk setiap anggota trio tersebut. Contohnya nomor 0,

1, dan 2. Kemudian perintahkan nomor 1 berpindah searah jarum jam.

Sedangkan nomor 0 tetap ditempat. Ini akan mengakibatkan timbulnya

trio baru. Berikan kepada setiap trio baru tersebut pertanyaan-

pertanyaan baru untuk didiskusikan, tambahkanlah sedikit tingkat

kesulitan. Rotasikan kembali siswa seusai setiap pertanyaan yang telah

disiapkan.

e) Group Resume

Model ini akan menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, kela dibagi

ke dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dan 3-6 orang

siswa. Berikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang

bagus, baik bakat ataupun kemampuannya di kelas. Biarkan kelompok-

kelompok tersebut membuat kesimpulan yang di dalamnya terdapat

data-data latar belakang pendidikan, pengetahuan akan isi kelas,

pengalaman kerja, kedudukan yang dipegang sekarang, ketrampilan,

hobby, bakat dan lain-lain. Kemudian setiap kelompok diminta untuk

mempresentasikan kesimpulan kelompok mereka.

d. Pembelajaran Cooperatif Learning dalam Penjas

Pembelajaran kooperatif dalam penjas mempunyai makna,

pembelajaran kooperatif tidak benar-benar sebuah model dengan

sendirian yaitu adalah seperangkat strategi mengajar, yang terpenting

adalah pengelompokan siswa ke dalam tim belajar untuk menetapkan

jumlah waktu atau tugas, dengan harapan bahwa semua siswa akan

memberikan kontribusi pada proses belajar dan hasil.

Keuntungan jika penjas menggunakan model pembelajaran

Page 62: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

45

kooperatif adalah salah satunya memungkinkan semua siswa dapat

menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau

sejajar, mengajarkan teknik-teknik olahraga yang digabung dengan

suasana permainan sebenarnya. Atau melakukan permainan-permainan

yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak sehingga bisa

menyerap nilai-nilai keolahragaan yang ada didalamnya. Akibatnya,

pelajaran permainan itu pun akan memberikan pengalaman yang

lengkap pada anak dalam berolahraga.

Sedangkan pembelajaran kooperatif dalam penjas cenderung

menekankan kepada pembelajaran olahraga/sport education secara

berkelompok, yang diharapkan mampu mengatasi berbagai kelemahan

pembelajaran yang selama ini sering dilakukan oleh para guru penjas,

pada dasarnya terdapat tiga struktur tujuan dalam penjas: Kompetitif,

Individual, dan Kooperatif. Untuk memaksimalkan pembelajaran, guru

pendidikan jasmani biasanya harus menetapkan struktur tujuan yang

mana yang akan digunakan untuk menghasilkan pencapaian tujuan bagi

sebanyak mungkin siswa. Struktur tujuan adalah cara siswa berinteraksi

secara verbal maupun secara fisik dengan teman sendiri atau dengan

guru ketika terlibat dalam pembelajaran. Keputusan yang baik tentang

tujuan mengarah langsung pada pencapaian hasil pendidikan jasmani,

walaupun sering diabaikan oleh kebanyakan guru penjas (Siedentop :

1995).

Perlu diterapkannya pembelajaran ini, untuk memotivasi siswa

berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan

saling memberikan pendapat (sharing ideas). Selain itu dalam belajar

biasanya siswa dihadapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan

masalah. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif sangat baik untuk

dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan saling tolong-

menolong mengatasi tugas yang dihadapi agar upaya guru dalam

kegiatan belajar mengajar mutlak, hal ini tentu untuk tercapainya

tujuan belajar yang sesungguhnya, yaitu adanya perubahan, perubahan

Page 63: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

46

yang diharapkan dapat berupa pertambahan ilmu pengetahuan maupun

perubahan tingkah laku ke arah kedewasaan, baik dewasa berfikir,

bersikap maupun bertindak untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-

hari. Beberapa penelitian menunjukkan, model pembelajaran kooperatif

memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan belajar mengajar

disekolah, yakni dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran, meningkatkan ketercapaian hasil belajar, dan dapat

meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berikutnya.

Terdapat dua ciri yang mungkin dimiliki guru dan tidak

menguasai model pembelajaran kooperatif terutama dalam

pembelajaran penjas. Kedua ciri itu adalah apakah guru akan

disiapkan menjadi guru yang : Pertama guru yang propagandis adalah

sebutan bagi guru yang setiap penampilannya akan memukau anak-

anak, namun bila terus menerus akan menimbulkan rasa jenuh dari

anak, kedua guru yang netral adalah guru yang tidak punya pendirian,

dan tak punya tanggung jawab dalam menyampaikan pelajaran, karena

ia sendiri tidak yakin akan maknanya. Keterampilan sosial berasal dari

kata trampil dan sosial. Kata ketrampilan berasal dari 'trampil'

digunakan di sini karena di dalamnya terkandung suatu proses

belajar, dari tidak trampil menjadi trampil. Kata sosial digunakan

karena bertujuan untuk mengajarkan satu kemampuan berinteraksi

dengan orang lain. Dengan demikian keterampilan sosial maksudnya

adalah bertujuan untuk mengajarkan kemampuan berinteraksi dengan

orang lain kepada individu-individu yang tidak trampil menjadi

trampil berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, baik dalam

hubungan formal maupun informal.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

sebuah aktivitas belajar tidak hanya berpusat pada guru saja melainkan

pada siswa dan di dalam aktivitas belajar setiap siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa

dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan

Page 64: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

47

saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar

yang efektif, siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan

strategi berpikir, serta mampu membangun hubungan interpersonal.

Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif

tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan

belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari

anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.

e. Model Pembelajaran Cooperatif Learning pada Servis Atas Bolavoli

Dalam membelajarkan pendidikan jasmani harus diterapkan

model pembelajaran yang baik dan tepat. Banyaknya model pembelajaran

menuntut seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan

memahami model-model pembelajaran pendidikan jasmani. Model

pembelajaran pendidikan jasmani yang sering digalakkan sekarang ini

adalah model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning). Model

pembelajaran dalam penelitaian ini adalah model pembelajaran kooperatif

secara umum.

Model pembelajaran kooperatif servis atas dapat dirancang oleh

guru sedemikian rupa untuk dapat membuat siswa aktif selama

pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif bersifat menyenangkan dan

membutuhkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat

membuat siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga

lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga

pembelajaran kooperatif memberikan peluang siswa untuk bersifat aktif.

Pembelajaran servis atas melalui model pembelajaran cooperative

learning merupakan bentuk belajar dimana dalam pelaksanaannya

menggunakan model bermain dan menekankan kerjasama antar siswa.

Pembelajaran servis atas melalui model pembelajaran kooperatif bertujuan

untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal serta sebagai media untuk

mempelajari teknik dasar servis atas dengan benar. Sehingga siswa dapat

Page 65: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

48

memahami, menerapkan dan menganalisis teknik dasar servis atas.

Melalui model pembelajaran kooperatif, pembelajaran servis atas akan

lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Desain pembelajaran servis atas melalui model pembelajaran

kooperatif dibuat semenarik mungkin untuk meningkatkan minat siswa

dalam mengikuti pembelajaran servis atas. Kebiasaan guru yang

memberikan materi pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu

pembelajaran dan pendekatan yang kurang efektif, dianggap monoton dan

membuat siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran. Padahal

pada kurikulum sekarang siswa dituntut untuk lebih aktif. Maka dari itu

guru hendaknya harus bisa merancang desain pembelajaran yang menarik

dan tidak monoton, sehingga dapat dicapai hasil yang maksimal.

Ada banyak desain yang bisa diterapkan oleh guru pada

pembelajaran servis atas agar berlangsung menarik dan efektif, salah

satunya adalah merancang desain pembelajaran dengan model permainan

yang mengandung unsur-unsur seperti kerjasama dan kompetisi. Siswa

biasanya menyukai permainan yang berbau kompetisi sehingga dapat

meningkatkan kerjasama, kedisiplinan, semangat, tanggung jawab dan

percaya diri.

Meskipun servis atas bolavoli adalah teknik yang dilakukan

individu tapi bukan berarti dalam proses pembelajarannya tidak bisa

menggunakan unsur kerjasama. Karena disini unsur kerjasama lebih

ditekankan pada saat proses pembelajarannya, bukan pada pencapaian

hasil belajar. Salah satu contoh desain pembelajaran cooperative learning

dalam servis atas bolavoli yang bisa diterapkan oleh guru adalah :

1) Guru memberikan materi kepada siswa.

Sebelum dilaksanakannya pembelajaran servis atas hendaknya guru

menjelaskan tujuan dari materi yang akan diajarkan, sehingga siswa

bisa lebih mendapatkan gambaran mengenai materi yang akan

dipraktikkan.

Page 66: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

49

2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan komposisi

kemampuan yang bervariasi. Artinya dalam satu kelompok

terdapat siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.

Diharapkan dengan hal ini siswa yang memiliki kemampuan diatas

rata-rata bisa membantu teman satu kelompoknya yang belum

bisa, sehingga siswa yang belum bisa pun menjadi termotivasi.

b) Guru memberikan contoh teknik gerakan servis atas tanpa bola,

kemudian siswa dalam kelompok bersama-sama mempraktikkan

gerakan sesuai dengan aba-aba dari guru.

c) Guru menginstruksikan pada masing-masing kelompok untuk

melakukan gerakan teknik servis atas tanpa bola secara bergantian

dan kelompok lainnya mengoreksi. Hal ini diharapkan agar siswa

mengetahui dan paham cara melakukan gerakan yang benar serta

untuk menumbuhkan sikap kerjasama antar siswa.

d) Guru memberikan contoh gerakan melempar bola voli dari

belakang garis servis, dengan tujuan agar siswa siswa dapat

merasakan melempar bola melewati net dan termotivasi.

e) Kemudian siswa tiap kelompok melakukan gerakan melempar bola

secara bergantian dan kelompok lain membantu mengambil bola.

Diharapkan agar diantara siswa tumbuh sikap tanggungjawab dan

kerjasama.

f) Siswa diberikan contoh cara melakukan sevis atas dengan bola

pada jarak 3 meter dengan maksud agar siswa lebih percaya diri

dapat memukul bola melewati net.

g) Masih dengan cara yang sama, agar interaksi dan sikap kerjasama

antar siswa semakin meningkat maka ketika satu kelompok siswa

melakukan, kelompok lain diminta untuk mengoreksi serta

membantu mengambilkan bola.

h) Setelah siswa dirasa cukup terbiasa melakukan servis atas dari

jarak 3 meter maka guru menambahkan jarak servis menjadi 6

Page 67: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

50

meter dan terus ditingkatkan sampai pada jarak yang sebenarnya

yaitu 9 meter.

3) Siswa saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas atau materi yang

diberikan oleh guru.

Dalam hal ini siswa harus belajar bersama-sama dan bertanggung

jawab atas kelompoknya, tugas yang dimaksud disini adalah materi

servis atas yang telah dijelaskan sebelumnya oleh guru. Misalnya guru

menugaskan setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang tahapan

melakukan teknik servis atas bolavoli yang benar kemudian

mempraktikkannya.

4) Guru mengobservasi dan memotivasi siswa.

Ketika proses pembelajaran berlangsung guru mengamati secara

langsung dan memberikan arahan serta masukan kepada siswa yang

mengalami kesulitan, sehingga siswa merasa diperhatikan dan

termotivasi.

5) Guru memberikan evaluasi kepada siswa.

Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri guru memberikan evaluasi

atau koreksi kepada siswa dari materi yang baru saja dilakukan, mulai

dari awal pelaksanaan sampai kegiatan inti pembelajaran.

Pembelajaran servis atas melalui model pembelajaran cooperative

learning diharapkan dapat menumbuhkan sikap kerjasama selama proses

belajar mengajar, dan juga dapat meningkatkan rasa percaya diri,

semangat, tanggung jawab serta menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan.

5. Permainan Bolavoli

a. Pengertian Permainan Bolavoli

Bolavoli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang

masing-masing regu terdiri atas enam orang. Cara bermain bolavoli adalah

kedua regu yang bertanding berada dalam setiap lapangan permaianan

yang dipisahkan oleh net atau jaring. Bola dimainkan di udara dengan

Page 68: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

51

melewati net, setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan.

Tujuan dari permainan ini adalah setiap regu yang bermain berusaha

melewatkan bola melalui atas net diantara dua antena (rod) sampai bola

tersebut menyentuh lantai atau tanah.

Bolavoli menurut Nuril Ahmadi (2007: 19) merupakan “suatu

permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap

orang”. Bolavoli dimainkan diatas lapangan dengan ukuran panjang 18

meter dan lebar 9 meter. Di tengah lapangan diberi net yang membagi dua

panjang tersebut. Lebar jaringan net 90 cm dengan ketinggian 2,4 meter

bagi putra dan 2,2 meter bagi pemain putri. Masing- masing bagian

lapangan permainan itu dibagi menjadi dua daerah lagi, yaitu daerah

serang sebatas 3 meter dari net, dan selebihnya sebagai daerah pertahanan

bagian belakang. Para pemain berputar menurut arah jarum jam setiap

permulaan servis.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Bolavoli (Servis

Atas)

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar bolavoli adalah meliputi

unsur teknik, kondisi fisik, taktik dan mental. Untuk mencapai hasil

belajar bolavoli yang semaksimal mungkin, maka unsur-unsur tersebut

harus dilatih dan dikembangkan secara baik dan teratur. Secara singkat

unsur-unsur yang mendukung hasil belajar bolavoli dijelaskan sebagai

berikut:

1) Unsur Kondisi Fisik

Dalam setiap cabang olahraga tentu membutuhkan kualitas

fisik yang prima. Dengan kualitas fisik yang prima akan dapat

mendukung hasil belajar secara optimal. Yunus menyatakan bahwa.

“tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka akan sulit

mencapai prestasi yang tinggi. Jika kondisi fisik tidak dipersiapkan

secara khusus sebelumnya, maka akan sulit dan terlalu lama bagi atlet

Page 69: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

52

untuk dapat menguasai teknik dan taktik dalam bermain bolavoli”

(1992 : 61).

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan kondisi

fisik merupakan faktor yang sangat penting untuk mengembangkan

unsur teknik, dan taktik permainan bolavoli. Kualitas fisik yang baik

akan mendukung secara langsung terhadap kualitas gerak yang dapat

ditampilkan, karena keberadaan kualitas fisik selalu beroperasi dengan

fungsi psikomotor. Oleh karena itu untuk mencapai prestasi olahraga

komponen-komponen kondisi fisik harus dilatih dan dikembangkan

secara baik dan teratur.

2) Unsur Teknik

Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan unsur yang

sangat penting untuk mendukung penampilan seorang pemain, baik

secara individu maupun secara tim. Menurut Yunus teknik dalam

permainan bolavoli dapat diartikan “sebagai cara memainkan bola

dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang

berlaku untuk mencapai hasil yang optimal” (1992 : 68). Menurut

Suharno bahwa, “penguasaan teknik dasar permainan bolavoli

merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau

kalahnya satu regu di dalam suatu pertandingan” (1985 : 11).

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,

menguasai teknik dasar bolavoli merupakan faktor yang penting

Unsur-unsur teknik dasar bermain bolavoli yang harus dikuasai oleh

pemain bolavoli, menurut Suharno (1985 : 51) adalah sebagai berikut :

a) Teknik dengan bola :

(1) Pass atas

(2) Set-up/umpan

(3) Pass bawah

(4) Smash/spike

(5) Block/bendungan

(6) Servis

b) Teknik tanpa bola :

(1) Langkah awalan smash, block

Page 70: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

53

(2) Langkah sebelum mengambil bola

(3) Loncatan dan gerak tipu

(4) Pengambilan posisi

Pada dasarnya teknik dasar bolavoli dibedakan menjadi dua

macam yaitu, teknik dengan bola dan teknik tanpa bola. Teknik dengan

bola merupakan cara memainkan bola dengan anggota badan secara

efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan

teknik tanpa bola berupa gerakan-gerakan khusus yang mendukung

teknik dengan bola. Dalam pelaksanaan permainannya, kedua teknik

tersebut memiliki keterkaitan yang erat menurut kebutuhannya.

3) Unsur Taktik

Dalam permainan bolavoli, kemampuan dalam taktik

permainan mutlak diperlukan untuk memperoleh kemenangan.

Berdasarkan macamnya, taktik dalam permainan bolavoli

dikelompokkan menjadi beberapa amacam. Menurut Suharno taktik

permainan bolavoli terdiri atas “(1) Pertahanan, (2) Penyerangan, (3)

Perorangan, (4) Kelompok dan (5) Tim” (1985 : 1).

Taktik pertahanan adalah siasat yang dilakukan dalam upaya

menjaga agar mempertahankan dari serangan lawan. Taktik pertahanan

dalam permainan bolavoli diantaranya dilakukan dengan teknik

blocking yang dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok.

Taktik penyerangan adalah siasat yang dilakukan dalam upaya untuk

mematikan regu lawan dengan mengadakan serangan melalui smash

atau lewat servis. Taktik individual adalah siasat perorangan dalam

menggunakan kemampuan fisik, teknik dan mental dengan proses yang

cepat untuk menghadapi problematika dalam mencari kemenangan

pertandingan bolavoli secara sportif. Taktik kelompok adalah suatu

siasat yang dilakukan oleh dua sampai lima pemain dalam bentuk-

bentuk pertahanan atau penyerangan untuk mencapai kemenangan

secara sportif dalam pertadingan, misalnya grop taktik dalam smash,

block, bertahan lapangan belakang dan lain-lain. Taktik tim atau

Page 71: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

54

kolektif taktik adalah suatu siasat yang dijalankan oleh suatu regu atau

enam orang dalam kerja sama untuk mencari kemenangan secara

sportif. Tatik tim merupakan tujuan akhir suatu regu dalam usaha

mencapai prestasi maksimal.

4) Unsur Mental

Mental merupakan faktor kejiwaan atau psikologis dari

seseorang yang ikut berpengaruh pada penampilannya dalam suatu

pertandingan. Sebaik apapun fisik, teknik dan taktik yang dimiliki,

jika mentalnya tidak baik, maka prestasi yang optimal sulit tercapai.

Harsono mengemukakan “betapa sempurna perkembangan fisik, teknik

dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi

tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai” (1988 : 101).

Kesiapan aspek psikologis atau mental harus diperhatikan

dalam program pembinaan. Mental yang baik tidak dapat diperoleh

secara cepat, tetapi melalui proses pembinaan dan latihan secara teratur.

Dalam hal ini peranan seorang guru atau pelatih untuk membentuk

mental yang baik bagi siswa atau anak didiknya cukup besar. Seorang

guru atau pelatih harus memberikan pengertian-pengertian dan latihan

mental secara baik dan tepat.

c. Teknik Dasar dalam Permainan Bolavoli

Sebelum melakukan suatu permainan hendaknya mengerti cara

atau gerak dasar permainan tersebut. Dalam permainan bolavoli

dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk

melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bolavoli. Belajar

gerak menurut Sugiyanto adalah “mempelajari pola-pola gerak

keterampilan tubuh” (1994 : 27). Dimana proses belajarnya melalui

pengamatan dan mempraktekkan pola - pola gerak yang dipelajari.

Permainan bola voli merupakan aktifitas kelompok, kemampuan suatu

regu bola voli ditentukan oleh keterampilan teknik dasar yang dimiliki

oleh setiap anggota regu untuk memberikan kemampuan terbaik untuk

Page 72: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

55

regunya. Teknik dasar hendaknya dimilki oleh setiap pemain bolavoli

untuk menunjang hasil belajar maksimal.

Teknik merupakan suatu proses gerakan dan di rangkum dalam

model sebagai cara pembuktian hasil gerak yang akan di lakukan, atau

dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara

efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam

latihan atau perlombaan. Pengertian teknik menurut Yunus adalah “cara

melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu

secara efisien dan efektif” (1992 : 68).

Dalam permainan bolavoli ada beberapa teknik dasar yang harus

dikuasai oleh setiap pemain menurut Ahmadi (2007: 20) antara lain

sebagai berikut:

1) Service adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir

lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan. Pukulan servis

dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan.

2) Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu

teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada

teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.

3) Blocking merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis

serangan dari lawan.

4) Smash adalah pukulan bola yang keraas dari atas ke bawah, jalannya

bola menukik.

Dari beberapa teknik dasar bermain bolavoli tersebut, salah satu

yang menjadi obyek penelitian ini adalah teknik servis, kususnya servis

atas. Didalam mengajarkan teknik servis atas baik itu oleh pelatih maupun

oleh guru disekolah harus diajarkan dengan benar mulai dari yang

sederhana menuju kompleks agar pencapaian hasil belajar servis atas

dapat tercapai secara optimal. Penguasaan teknik dasar bermain bolavoli

tersebut hanya dapat dicapai oleh setiap pemain bolavoli dengan latihan

yang sistematis, berulang-ulang dan kontinyu serta melakukan

pertandingan persahabatan yang direncanakan dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat penguasaan teknik, kemampuan fisik, taktik dan

Page 73: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

56

mental pemain secara terus menerus dan berkelanjutan guna menghadapi

suatu pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan.

d. Servis Bolavoli

Servis merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli

yang memiliki fungsi ganda yaitu, sebagai tanda dimulainya permainan

dan sebagai serangan pertama bagi regu yang melakukannya. Mula-mula

servis ini hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar

bola untuk memulai permainan. Tetapi servis kini kemudian berkembang

menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi teknik dasar ini

tak boleh kita abaikan, dan harus kita latih dengan baik.

Menurut Ahmadi (2007 : 20) “servis adalah pukulan bola yang

dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke

daerah lawan”. Hal senada dikemukakan Suharno (1974 : 24) bahwa,

“Servis ini tidak lagi sebagai tanda saat dimulainya permainan ataupun

sekadar menyajikan bola tetapi hendaknya diartikan sebagai suatu

serangan yang pertama kali bagi regu yang melakukan servis”.

Pada dasarnya pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli

tersebut mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat

disimpulkan bahwa, servis merupakan tanda dimulainya permainan

bolavoli dan sebagai serangan pertama untuk mendapatkan point.

Kemampuan server melakukan servis yang efektif dan sulit akan dapat

mempengaruhi jalannya permainan.

Dieter Beutelstahl (2009 : 8) bahwa, “servis yang baik

mempengaruhi seluruh jalannya pertandingan”. Hal ini berarti, angka atau

point dapat dihasilkan melalui servis yang baik dan bahkan dapat

menentukan menang atau kalahnya suatu tim.

Sebagai serangan maka servis harus dilakukan dengan benar dan

dilakukan seefektif mungkin. Pukulan servis harus dibuat sesulit mungkin

agar lawan tidak dapat menerimanya, jika dapat menerima bolanya tidak

sempurna sehingga tidak dapat melakukan serangan.

Page 74: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

57

1) Servis Atas Bolavoli

Berdasarkan cara pelaksanaannya, servis bolavoli dibedakan

menjadi tiga macam. Menurut Ahmadi (2007: 20) ada beberapa jenis

servis dalam permainan bolavoli, diantaranya servis tangan bawah

(underhand service), servis tangan samping (sidehand service), servis

atas kepala (overhead service), service mengambang (floating service),

servis topspin, dan servis loncat (jump service).

Dari banyak jenis servis tersebut, servis atas merupakan jenis servis yang

mempunyai efektifitas yang lebih baik untuk melakukan serangan

dibandingkan dengan servis tangan bawah atau servis tangan samping.

Kelemahan servis tangan bawah adalah mudah diterima dan lintasannya

melambung tinggi sehingga mudah diantisipasi lawan. Sedangkan

kelebihan servis tangan atas yaitu, tenaga ayun lebih besar dan kecepatan

gerakan lengan pemukul juga lebih besar. Selain itu juga, servis atas

secara luas digunakan dalam pertandingan dan dapat memberikan hasil

yang efektif, karena lintasan bola lebih pendek maka bola sulit untuk

diprediksi lawan.

e. Teknik Servis Atas Bolavoli

Teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan

rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal. Teknik merupakan

unsur yang sangat penting yang harus dikuasai oleh seorang individu agar

dapat melakukan gerakan-gerakan dalam olahraga dengan benar.

Penguasaan teknik yang baik akan memberikan perasaan lebih

mantap dan rasa percaya diri dalam penampilan pada suatu permainan.

Tidak terkecuali pada pemain bolavoli, semua harus dapat melaksanakan

teknik dasar dalam permainan bolavoli dengan baik. Seorang pemain yang

baik tidak lepas dari penguasaan teknik servis yang baik dan benar.

Menurut Dieter Beutelstahl. (2009: 9) teknik sevis atas meliputi ”1) tahap

pertama adalah melempar bola ke atas throw-up. 2) tahap kedua adalah

Page 75: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

memukul bola

through

1) Tahap pertama adalah melempar bola ke atas

Bola dilemparkan di depan wajah server

badan dipindahkan ke kaki

2) Tahap kedua adalah memukul bola

Kaki yang paling jauh dari net diluruskan. Lengan diputar dengan

gerakan melingkar.

itu berada di depan wajah server. Lengan harus tetap lurus dan seluruh

tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan

pergelangan tangan. Berat badan dipindahkan dari kaki belakang ke

kaki

memukul bola hitting the ball

through. Berikut ini gambaran teknik pelaksanaan servis atas :

Tahap pertama adalah melempar bola ke atas

Bola dilemparkan di depan wajah server

badan dipindahkan ke kaki

Gambar

Tahap kedua adalah memukul bola

Kaki yang paling jauh dari net diluruskan. Lengan diputar dengan

gerakan melingkar.

itu berada di depan wajah server. Lengan harus tetap lurus dan seluruh

tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan

pergelangan tangan. Berat badan dipindahkan dari kaki belakang ke

kaki depan.

Gambar 2.

hitting the ball

erikut ini gambaran teknik pelaksanaan servis atas :

Tahap pertama adalah melempar bola ke atas

Bola dilemparkan di depan wajah server

badan dipindahkan ke kaki

Gambar 2.1. Sikap permulaan Servis Atas

(Dieter Beutelstahl. 2009

Tahap kedua adalah memukul bola

Kaki yang paling jauh dari net diluruskan. Lengan diputar dengan

gerakan melingkar. Bola dipukul dengan telapak tangan, pada saat bola

itu berada di depan wajah server. Lengan harus tetap lurus dan seluruh

tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan

pergelangan tangan. Berat badan dipindahkan dari kaki belakang ke

Gambar 2.2. Sikap Pelaksanaan Servis Atas.

(Dieter Beutelstahl. 2009

hitting the ball. 3) tahap ketiga adalah gerak akhir

erikut ini gambaran teknik pelaksanaan servis atas :

Tahap pertama adalah melempar bola ke atas

Bola dilemparkan di depan wajah server

badan dipindahkan ke kaki sebelah belakang (dilihat dari net).

1. Sikap permulaan Servis Atas

Dieter Beutelstahl. 2009

Tahap kedua adalah memukul bola hitting the ball

Kaki yang paling jauh dari net diluruskan. Lengan diputar dengan

Bola dipukul dengan telapak tangan, pada saat bola

itu berada di depan wajah server. Lengan harus tetap lurus dan seluruh

tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan

pergelangan tangan. Berat badan dipindahkan dari kaki belakang ke

Sikap Pelaksanaan Servis Atas.

Dieter Beutelstahl. 2009

tahap ketiga adalah gerak akhir

erikut ini gambaran teknik pelaksanaan servis atas :

Tahap pertama adalah melempar bola ke atas throw

Bola dilemparkan di depan wajah server, dengan kedua tangan. Berat

sebelah belakang (dilihat dari net).

1. Sikap permulaan Servis Atas

Dieter Beutelstahl. 2009: 12)

hitting the ball

Kaki yang paling jauh dari net diluruskan. Lengan diputar dengan

Bola dipukul dengan telapak tangan, pada saat bola

itu berada di depan wajah server. Lengan harus tetap lurus dan seluruh

tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan

pergelangan tangan. Berat badan dipindahkan dari kaki belakang ke

Sikap Pelaksanaan Servis Atas.

Dieter Beutelstahl. 2009: 12)

tahap ketiga adalah gerak akhir

erikut ini gambaran teknik pelaksanaan servis atas :

throw-up :

, dengan kedua tangan. Berat

sebelah belakang (dilihat dari net).

1. Sikap permulaan Servis Atas

hitting the ball :

Kaki yang paling jauh dari net diluruskan. Lengan diputar dengan

Bola dipukul dengan telapak tangan, pada saat bola

itu berada di depan wajah server. Lengan harus tetap lurus dan seluruh

tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan

pergelangan tangan. Berat badan dipindahkan dari kaki belakang ke

Sikap Pelaksanaan Servis Atas.

58

tahap ketiga adalah gerak akhir follow-

, dengan kedua tangan. Berat

sebelah belakang (dilihat dari net).

Kaki yang paling jauh dari net diluruskan. Lengan diputar dengan

Bola dipukul dengan telapak tangan, pada saat bola

itu berada di depan wajah server. Lengan harus tetap lurus dan seluruh

tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan

pergelangan tangan. Berat badan dipindahkan dari kaki belakang ke

Page 76: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

3) Tahap ketiga adalah gerak akhir

Lengan bermain terus digerakkan sampai melampaui paha satunya.

Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke

terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap

normal.

tahapan yaitu tahap melempar bola, tahap

akhir. Agar servis atas yang dilakukan dapat mencapai hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan, maka servis atas harus dilakukan dengan tepat.

Dan ketiga tahapan tersebut harus dirangkaikan secara harmonis dan

selaras untuk me

f. Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Servis Atas

melakukannya. Setiap jenis pukulan servis atas memiliki teknik yang

berbeda

dilakukan sering terjadi kesalahan. Menurut

dalam melakuka

Pergelangan tangan terlalu kaku

berat badan kurang merata

yang baik dan sempurna. Keberhasilan servis akan dapat mempengaruhi

jalanya permainan secara keseluruhan. Oleh karena itu kesalahan

Tahap ketiga adalah gerak akhir

Lengan bermain terus digerakkan sampai melampaui paha satunya.

Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke

terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap

normal.

Gambar

Berdasarkan pendapat diatas teknik servis atas ter

tahapan yaitu tahap melempar bola, tahap

akhir. Agar servis atas yang dilakukan dapat mencapai hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan, maka servis atas harus dilakukan dengan tepat.

Dan ketiga tahapan tersebut harus dirangkaikan secara harmonis dan

selaras untuk me

Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Servis Atas

Sebagai serangan servis bukan merupakan hal yang mudah untuk

melakukannya. Setiap jenis pukulan servis atas memiliki teknik yang

berbeda-beda, sehingga tidak menutup kemungkinan servis yang

dilakukan sering terjadi kesalahan. Menurut

dalam melakuka

Pergelangan tangan terlalu kaku

berat badan kurang merata

Keberhasilan servis atas sangat bergan

yang baik dan sempurna. Keberhasilan servis akan dapat mempengaruhi

jalanya permainan secara keseluruhan. Oleh karena itu kesalahan

Tahap ketiga adalah gerak akhir

Lengan bermain terus digerakkan sampai melampaui paha satunya.

Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke

terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap

Gambar 2.3. S

(Dieter Beutelstahl. 2009

Berdasarkan pendapat diatas teknik servis atas ter

tahapan yaitu tahap melempar bola, tahap

akhir. Agar servis atas yang dilakukan dapat mencapai hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan, maka servis atas harus dilakukan dengan tepat.

Dan ketiga tahapan tersebut harus dirangkaikan secara harmonis dan

selaras untuk mengapai hasil yang maksimal.

Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Servis Atas

Sebagai serangan servis bukan merupakan hal yang mudah untuk

melakukannya. Setiap jenis pukulan servis atas memiliki teknik yang

beda, sehingga tidak menutup kemungkinan servis yang

dilakukan sering terjadi kesalahan. Menurut

dalam melakukan servis di antaranya ”(1)

Pergelangan tangan terlalu kaku

berat badan kurang merata, (5)

Keberhasilan servis atas sangat bergan

yang baik dan sempurna. Keberhasilan servis akan dapat mempengaruhi

jalanya permainan secara keseluruhan. Oleh karena itu kesalahan

Tahap ketiga adalah gerak akhir follow

Lengan bermain terus digerakkan sampai melampaui paha satunya.

Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke

terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap

2.3. Sikap Akhir Servis Atas

Dieter Beutelstahl. 2009

Berdasarkan pendapat diatas teknik servis atas ter

tahapan yaitu tahap melempar bola, tahap

akhir. Agar servis atas yang dilakukan dapat mencapai hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan, maka servis atas harus dilakukan dengan tepat.

Dan ketiga tahapan tersebut harus dirangkaikan secara harmonis dan

ngapai hasil yang maksimal.

Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Servis Atas

Sebagai serangan servis bukan merupakan hal yang mudah untuk

melakukannya. Setiap jenis pukulan servis atas memiliki teknik yang

beda, sehingga tidak menutup kemungkinan servis yang

dilakukan sering terjadi kesalahan. Menurut

n servis di antaranya ”(1)

Pergelangan tangan terlalu kaku, (3) Stance

(5) Timing nya kurang baik.

Keberhasilan servis atas sangat bergan

yang baik dan sempurna. Keberhasilan servis akan dapat mempengaruhi

jalanya permainan secara keseluruhan. Oleh karena itu kesalahan

follow-through :

Lengan bermain terus digerakkan sampai melampaui paha satunya.

Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke

terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap

ikap Akhir Servis Atas

Dieter Beutelstahl. 2009: 12)

Berdasarkan pendapat diatas teknik servis atas ter

tahapan yaitu tahap melempar bola, tahap memukul bola, dan

akhir. Agar servis atas yang dilakukan dapat mencapai hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan, maka servis atas harus dilakukan dengan tepat.

Dan ketiga tahapan tersebut harus dirangkaikan secara harmonis dan

ngapai hasil yang maksimal.

Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Servis Atas

Sebagai serangan servis bukan merupakan hal yang mudah untuk

melakukannya. Setiap jenis pukulan servis atas memiliki teknik yang

beda, sehingga tidak menutup kemungkinan servis yang

dilakukan sering terjadi kesalahan. Menurut Dieter Beutelstahl.

n servis di antaranya ”(1) Throw-up

Stance kurang baik, (4) Penempatan

nya kurang baik.

Keberhasilan servis atas sangat bergantung penguasaan teknik

yang baik dan sempurna. Keberhasilan servis akan dapat mempengaruhi

jalanya permainan secara keseluruhan. Oleh karena itu kesalahan

:

Lengan bermain terus digerakkan sampai melampaui paha satunya.

Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke

terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap

ikap Akhir Servis Atas

Berdasarkan pendapat diatas teknik servis atas terdiri dari 3

memukul bola, dan tahap gerak

akhir. Agar servis atas yang dilakukan dapat mencapai hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan, maka servis atas harus dilakukan dengan tepat.

Dan ketiga tahapan tersebut harus dirangkaikan secara harmonis dan

Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Servis Atas

Sebagai serangan servis bukan merupakan hal yang mudah untuk

melakukannya. Setiap jenis pukulan servis atas memiliki teknik yang

beda, sehingga tidak menutup kemungkinan servis yang

Dieter Beutelstahl.

up yang kurang baik, (2)

kurang baik, (4) Penempatan

nya kurang baik. (2009: 12)

tung penguasaan teknik

yang baik dan sempurna. Keberhasilan servis akan dapat mempengaruhi

jalanya permainan secara keseluruhan. Oleh karena itu kesalahan

59

Lengan bermain terus digerakkan sampai melampaui paha satunya.

Setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan dan

terus masuk ke lapangan permainan serta mengambil sikap siap

diri dari 3

tahap gerak

akhir. Agar servis atas yang dilakukan dapat mencapai hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan, maka servis atas harus dilakukan dengan tepat.

Dan ketiga tahapan tersebut harus dirangkaikan secara harmonis dan

Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Servis Atas

Sebagai serangan servis bukan merupakan hal yang mudah untuk

melakukannya. Setiap jenis pukulan servis atas memiliki teknik yang

beda, sehingga tidak menutup kemungkinan servis yang

Dieter Beutelstahl. kesalahan

yang kurang baik, (2)

kurang baik, (4) Penempatan

12)

tung penguasaan teknik

yang baik dan sempurna. Keberhasilan servis akan dapat mempengaruhi

jalanya permainan secara keseluruhan. Oleh karena itu kesalahan-

Page 77: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

60

kesalahan seperti di atas harus dihindari. Bila terjadi kesalahan harus

segera dibutulkan. Lebih lanjut Barbarra L.V. dan Bonnie J.F. (1996: 35)

memberikan cara memperbaiki kesalahan servis atas yaitu :

a) Lemparkan bola di belakang bahu dan lengan anda memukul bola.

b) Lemparan harus dilakukan di depan tubuh anda, tidak di luar bahu dari

lengan anda yang memukul bola.

c) Pindahkan berat badan anda pada saat memukul bola. Pukul bola

dengan tumit telapak tangan anda terbuka.

d) Pukul bola di bagian tengah belakang dan tekuk pergelangan tangan

anda dengan penuh tenaga, putar jemari tangan anda pada bola dan

akhiri dengan menjatuhkan lengan anda ke pinggang.

e) Lemparkan bola sedikit di belakang bahu anda dan pindahkan berat

badan anda ke depan.

Untuk memperoleh kualitas servis atas yang baik, maka setiap terjadi

kesalahan harus dicermati letak kesalahannya, dan untuk pukulan servis

berikutnya kesalahan harus dihindari. Kemampuan siswa dalam

mencermati setiap kesalahan yang dilakukan akan dapat membentuk pola

pukulan servis seperti yang diharapkan.

Page 78: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

61

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk

menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai

dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam

pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru

menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru

kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik

teknik dasar passing atas bolavoli. Siswa kurang mampu menganalisis garakan

yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara

verbal, adapun memberikan demontrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh

siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa,

siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan

berfikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi

pembelajaran.

Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya peran

aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum

mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek

pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang

disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan

penggunaan model pembelajaran yang dapat merangsang peran aktif siswa.

Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil

belajar siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah

dalam membuat dan mengembangkan model pembelajaran, guru kurang akan

model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang

dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan

model ceramah dan penugasan, dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai

tepat waktu, tanpa memikirkan bagaiman pembelajaran tersebut bermakna dan

dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata.

Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan rasakan langsung oleh

siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.

Page 79: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

62

Model nyata yang dimaksud adalah pembelajaran kooperatif, penggunaan model

pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan.

Penggunaan modifikasi dalam pelaksaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan

dengan topik materi yang sedang dipelajari. secara lebih rinci jenis-jenis media

tersebut dijabarkan dalam RPP, setiap pertemuan.

Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini:

Gambar 2.4. Kerangka Berfikir

Kondisi awal

Kondisi akhir

Tindakan

Guru : belum memberikan

model cooperative

learning, masih

menggunakan model yang

konvensional.

Siswa :

- Siswa kurang tertarik & cepat bosan

dengan pelajaran servis atas bolavoli.

- Hasil belajar servis atas bolavoli

rendah.

Menerapkan pembelajaran

menggunakan model

pembelajaran kooperatif

(cooperatif learning).

Siklus I : guru dan peneliti menyusun

bentuk pengajaran yang bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar servis

atas bolavoli, melalui pembelajaran

model pembelajaran koperatif

(cooperatif learning).

Siklus II : upaya perbaikan dari

tindakan silkus I sehingga

meningkatkan hasil belajar servis atas

bolavoli, melalui model pembelajaran

kooperatif ( cooperatif learning ).

Melalui model

pembelajaran kooperatif

(cooperatif learning),

siswa lebih mudah

menganalisis gerakan dan

meningkatkan penguasaan

servis atas bolavoli,

sehingga mampu

mempratikkannya secara

mandiri dan kelompok.

Page 80: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

63��

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar yang

terletak di Jl. AW Monginsidi No.3 Karanganyar, ± 1 km sebelah selatan

Taman Pancasila Karanganyar. Sekolah ini memiliki lapangan yang luas

meliputi lapangan basket, lapangan voli, bak lompat dan lapangan tenis yang

dapat menunjang pembelajaran penjasorkes secara maksimal.

2. Waktu Penenlitian

Pelaksanaan penelitian pada siklus I dimulai tanggal 13 April 2012

dan 26 April 2012. Sedangkan pelaksanaan pada siklus II dimulai tanggal 3

Mei 2012 dan 10 Mei 2012. Sebelum pelaksanaan dilakukan survey ke

lapangan sampai penyusunan proposal. Kemudian melakukan seleksi informan

dan menyiapkan instrumennya. �

B. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa

kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. yang

berjumlah 36 Siswa, yang terdiri atas 13 siswa putra dan 23 siswa putri.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini adalah sebagai

berikut :

1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar servis atas dalam

permainan bolavoli melalui model pembelajaran kooperatif ( cooperatif

learning ) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011 / 2012.

Page 81: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

64��

2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan optimalisasi

penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran servis atas permainan

bolavoli pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011 / 2012.

Tabel 3.1. Data dan Sumber Data

No. Data Sumber Data

1.

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada

siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

Guru

Siswa

2. Aktivitas Siswa Siswa

3. Hasil belajar siswa Siswa

D. Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini diantaranya; Tes praktek,

observasi lapangan. Menurut Mulyasa (2009: 183) data penelitian kumpulkan dan

disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: Sumber data, Jenis data,

Teknik pengumpulan data , Pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.

Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat

didiskripsikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2.Teknik Pengumpulan Data Penelitian

No Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Instrumen

1 Siswa Hasil belajar

servis atas

atas bolavoli

Test praktek/hasil test

selama mengajar dan

unjuk kerja

Lembar observasi

dan penilain pada

Rencana

pelaksanaan

pembelajaran (RPP)

Page 82: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

65��

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang

keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni

hasil pengukuran kemampuan melakukan servis atas bolavoli siswa kelas XI IPS

1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Sedangkan aspek

kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama

penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber,

diantaranya :

1. Wawancara

Metode ini digunakan untuk mewawancarai :

a. Guru sebagai Kolaborator, untuk mengetahui sejauh mana pengembangan

kompetensinya, keterlibatan dalam merencanakan dan melaksanakan visi,

misi sekolah, kurikulum yang digunakan, perencanaan pembelajaran,

kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengajaran serta hal-hal

yang dilakukan sekolah sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan.

b. Siswa, untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang telah dimiliki

gurunya diterapkan dalam pembelajaran, untuk mengetahui prestasi yang

telah dicapai, kesiapan guru-gurunya dalam menjalankan kurikulum

sekolah, kendala dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk melihat situasi dan kondisi lainnya yang

terkait dengan data-data tertulis tentang karakteristik siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Observasi

Observasi adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat

melakukan tindakan (Agus kristiyanto, 2010:57). Teknik observasi

(pengamatan) ini digunakan untuk mengamati secara langsung tentang perilaku

siswa dalam pelaksanaan melakukan servis atas bolavoli pada bidang studi

penjasorkes.

Page 83: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

66��

E. Uji Validitas Data

Untuk menjaga keabsahan data, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

menggunakan tiga Triangulasi meliputi :

1. Sumber

a. Data Hasil Wawancara :

Data yang diperoleh diambil dari tes unjuk kerja kemampuan servis atas

bolavoli (psikomotor), pengamatan sikap (afektif), pemahaman konsep

gerak (kognitif) dan lembar Quesioner siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri

1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012, yang mencapai kriteria

Tuntas adalah 40%, sedangkan Tidak Tuntas 60%. Dalam hal ini sejumlah

15 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 21 siswa

masuk dalam kriteria Tidak Tuntas.

b. Data Hasil Pengamatan

Data pra tindakan yang diambil dari tes unjuk kerja kemampuan servis

atas bolavoli (psikomotor), pengamatan sikap (afektif), pemahaman

konsep gerak (kognitif) dan lembar Quesioner siswa kelas XI IPS 1 SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012, dilapangan yang

mencapai kriteria Tuntas adalah 36,11%, sedangkan Tidak Tuntas 63,89%.

Dalam hal ini sejumlah 13 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan

sedangkan 23 siswa masuk dalam kriteria Tidak Tuntas.

2. Metode

a. Wawancara

Guru cenderung menggunakan model keseluruhan dan konvensional.

Dimana sejak awal pelajaran siswa diarahkan untuk mempraktikkan

kerseluruhan rangkaian gerakan yang dipelajari serta cenderung hanya

berpusat pada guru.

b. Pengamatan

Guru kebanyakan hanya mengejar bagaimana materi pelajaran tersebut

dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran itu

bermakna dan dapat di aplikasikan oleh siswa dalam kesehariannya.

Tercermin dari saat pelajaran di mulai siswa langsung di ambil nilai oleh

Page 84: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

67��

guru Penjas, serta pada saat pembelajaran permainan bolavoli khususnya

penguasaan servis atas siswa cenderung individual dan hasilnya pun

kurang maksimal.

c. Tindakan Siklus I dan Siklus II

Setelah penerapan model dengan pembelajaran cooperative learning siswa

lebih aktif dalam melakukan materi yang dipelajarinya serta dapat

meningkatkan hasil belajar servis atas dalam permainan bolavoli.

3. Teori

a. Wawancara

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

cooperative learning masih jarang diaplikasikan pada KBM khususnya

penjasorkes di SMA Negeri 1 Karanganyar.

b. Pengamatan

Dalam proses belajar-mengajar masih menggunakan model paradigma

lama, yang dimana sangat bertolak belakang dengan kurikulum sekarang.

Dalam pembelajarannya terkesan konvensional yang hanya berkomunikasi

satu arah.

c. Tindakan Siklus I dan Siklus II

Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan rasakan langsung oleh

siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan

belajar. Model nyata yang dimaksud adalah pembelajaran cooperative

learning, penggunaan model pembelajaran tersebut memungkinkan siswa

lebih banyak melakukan kegiatan. Selain itu siswa merasa senang dengan

model yang diterapkan dan tidak merasa cepat bosan dengan materi yang

dilakukannya.

Page 85: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

68��

F. Analisis Data

Analisis terhadap peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli siswa

melalui model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan servis atas bolavoli

dengan menganalisis rangkaian gerakan teknik dasar servis atas bolavoli.

Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

2. Hasil belajar servis atas bolavoli siswa dengan menganalisis nilai yang

diperoleh siswa setiap aspeknya kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor

yang telah ditentukan.

3. Kemampuan menerangkan rangkaian gerakan servis atas bolavoli dengan

menganalisis dari jawaban yang telah disampaikan, kemudian dikategorikan

dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

4. Memiliki sikap kerjasama serta tanggungjawab selama berlangsungnya proses

kegiatan belajar servis atas bolavoli, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi

skor yang telah ditentukan.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator

keberhasilan tindakan yang disusun secara realistis (mempertimbangkan kondisi

sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan) dan

dapat diukur.

Tabel 3.3. Indikator Kinerja Penelitian

Aspek yang

diukur

Persentase target capaian

Cara mengukur Pra

Tindakan Siklus

1

Siklus

2

Ketuntasan

hasil belajar

servis atas

bolavoli

36% 60%

75% Diukur melalui ketuntasan

hasil belajar siswa pada

materi servis atas bolavoli

(aspek afektif, kognitif dan

psikomotorik) sesuai dengan

KKM sekolah : 75

Page 86: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

69��

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilalui oleh

peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian.

Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan

dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan

tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Langkah – langkah PTK secara

prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan

tim lainnya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana

tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian

dilanjutkan dengan refleksi – evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus

pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau

pembetulan, dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.

Dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, pelak-

sanaan, pengamatan, dan refleksi. Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan

tersebut dipaparkan melalui penjelasan sebagai berikut :

1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan guru ketika akan memulai

tindakannya tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana

penelitian itu dilakukan.

2. Pelaksanaan adalah implementasi dari rencana yang sudah dibuat.

3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang

dilakukan oleh guru dan siswa.

Page 87: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

70��

Tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diterangkan

melalui gambar sebagai berikut :

Gambar 3.1. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas

Tahap I

Perencanaan

Tahap II

Pelaksanaan

Tahap III

Pengamatan

Tahap IV

Refleksi Siklus I

Tahap I

Perencanaan

Tahap II

Pelaksanaan

Tahap III

Pengamatan

Tahap IV

Refleksi Siklus II

Tahap I

Perencanaan

Tahap II

Pelaksanaan

Tahap III

Pengamatan

Tahap IV

Refleksi Siklus III

Page 88: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

71��

Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,

prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:

1. Tahap persiapan survey awal

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah

atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.

Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen, dan alat.

2. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :

1. Menentukan subjek penelitian

2. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi.

3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data tentang :

a. Hasil belajar servis atas bolavoli siswa

b. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran

c. Alat bantu pembelajaran

d. Pelaksanaan pembelajaran

e. Partisipasi dan keaktifan siswa

4. Tahap analisis data

Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul

berupa uraian deskriptif tentang perkembangan kemampuan pembelajaran

teknik dasar servis atas pada siswa. Serta hasil test kemampuan dan

ketrampilan siswa yang dideskriptifkan melalui hasil kualitatif.

5. Tahap penyusunan laporan

Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam

penelitian.

6. Deskripsi tiap siklus

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

aktivitas dan hasil pembelajaran teknik dasar servis atas bolavoli siswa kelas

XI IPS 1 SMA N 1 Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Setiap tindakan

upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus.

Page 89: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

72��

Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2)

pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi

untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam 2 siklus.

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti dan guru penjasorkes menyusun sekenario

pembelajaran yang terdiri dari :

1) Menyusun RPP servis atas bolavoli yang akan digunakan dalam

tindakan.

2) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian

servis atas bolavoli.

3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.

4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan

tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan,

kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran di

lapangan dengan langkah - langkah kegiatan adalah:

1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar servis atas bolavoli.

2) Melakukan pemanasan.

3) Melakukan teknik dasar servis atas bolavoli:

a) Cara melakukan teknik awalan servis atas tanpa bola.

b) Cara melakukan teknik pukulan dan gerak lanjut servis atas tanpa

bola.

c) Melakukan rangkaian gerakan servis atas bolavoli mulai dari

awalan, pukulan, dan gerak lanjut dengan tanpa bola.

4) Mengadakan diskusi dan evaluasi.

5) Penilaian yang dilaksanakan selama pembelajaraan berlangsung.

6) Melakukan pendinginan

Page 90: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

73��

c. Tahap Observasi dan Interpretasi

Pengamatan dilakukan terhadap : 1) Hasil keterampilan servis atas

siswa, 2) Kemampuan melakukan serangkaian gerakan servis atas, 3)

Aktivitas siswa selama proses belajar pembelajaran berlangsung.

1) Tahap Evaluasi (Refleksi)

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap

hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak

tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi

siklus tindakan berikutnya. Persentase indikator pencapaian keberhasilan

penelitian pada tabel berikut:

Tabel 3.4. Prosentase Target Capaian Hasil Belajar Siswa

Aspek yang

diukur

Prosentase target capaian Cara mengukur Pra

Tindakan Siklus

1

Siklus 2

Siklus

3

Ketuntasan

hasil

belajar

teknik

dasar servis

atas bola

voli

36%

60%

75%

80%

Diukur melalui ketuntasan

belajar siswa pada materi

service atas bolavoli

melalui hasil penjumlahan

( aspek afektif, kognitif

dan psikomotorik) sesuai

dengan KKM sekolah 75.

2. Rancangan Siklus ke II dan ke III

Pada rancangan siklus II dan III tindakan dikaitkan dengan hasil yang

telah dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus

tersebut dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata

pelajaran pendidikan jasmani. Demikian pula dengan siklus III merupakan

rancangan perbaikan dari siklus II dan seterusnya,termasuk perwujudan tahap

pelaksanaan ,observasi, analisis, dan refleksi yang mengacu pada siklus

berikutnya.Siklus Ke III tidak diperlukan jika pencapaian indikator akhir telah

terpenuhi.

Page 91: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

���

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

1. Kondisi Awal (Pra Tindakan)

Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih

dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal yang dilakukan pada tanggal

22 dan 29 Maret 2012, untuk mengetahui kondisi awal siswa. Hasil kegiatan

survey awal tersebut adalah sebagai berikut :

a. Siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012 yang mengikuti materi pelajaran pendidikan jasmani dan

olahraga khususnya bolavoli adalah 36 siswa, terdiri atas 13 siswa putra

dan 23 siswa putri. Dalam pembelajaran olahraga bolavoli banyak siswa

yang kurang tertarik sehingga dapat dikatakan proses pembelajaran

bolavoli dalam kategori kurang berhasil.

b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran servis

atas bolavoli, sebab guru kurang memiliki model mengajar yang tepat

dalam pembelajaran servis atas bolavoli, dalam memberikan pembelajaran

bolavoli khususnya servis atas. Seperti yang diketahui servis atas memiliki

3 teknik yang mesti dikuasai agar penguasaan dan hasil belajar bisa

tercapai.

c. Dari hasil pengamatan peneliti, siswa putri lebih senang bergerombol,

bercerita sendiri serta merasa takut cidera saat melakukan servis atas.

Sedangkan siswa putra malah asik bermain sendiri.

d. Dari hasil pengamatan peneliti, ketika siswa melakukan gerakan servis atas

bolavoli mereka seenaknya sendiri, tidak sesuai dengan instruksi yang

diberikan guru ketika memberi penjelasan di awal pembelajaran inti. Selain

itu, guru juga harus memberi koreksi yang sama pada setiap siswa yang

Page 92: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

75�

� ��

melakukan kesalahan yang sama, karena banyak siswa yang tidak

memperhatikan ketika guru mengoreksi siswa lain yang sedang melakukan.

Seharusnya siswa tidak mengulang kesalahan yang sama yang dilakukan

oleh siswa lain apabila mereka memperhatikan guru ketika memberi

penjelasan atau mengoreksi gerakan siswa.

e. Penggunaan model yang kurang tepat sehingga siswa kurang sungguh-

sungguh dalam mengikuti pembelajaran, bisa dikatakan siswa mengalami

kebosanan dalam proses belajar pembelajaran tersebut.

f. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat.

Model pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan

motivasi belajar siswa menurun, perhatian siswa pada pembelajaran pun

kurang sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan dan hasil

belajar servis atas bolavoli siswa.

Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru

melakukan pengambilan data pra tindakan penelitian. Ini dimaksudkan untuk

mengetahui kondisi awal keadaan kelas pada materi servis atas bolavoli.

Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; tes unjuk kerja kemampuan

servis atas bolavoli (psikomotor), pengamatan sikap (afektif), pemahaman

konsep gerak (kognitif) dan lembar Quesioner siswa kelas XI IPS 1 SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kondisi hasil belajar servis atas bolavoli siswa kelas XI IPS 1 SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Sebelum diberikan

tindakan model pembelajaran kooperatif, disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.1. Diskripsi Data Pra Tindakan Hasil Belajar Servis Atas Sebelum

Diterapkan Tindakan Pembelajaran Cooperative Learning.

Aspek yang Diukur Kriteria Jumlah Anak Prosentase

Ketuntasan hasil belajar

siswa (KKM : 75)

Tuntas 13 36,11%

Tidak Tuntas 23 63,89%

Jumlah 36 100%

Page 93: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

76�

� ��

Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan

tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menunjukan hasil

yang baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 36% siswa. Melalui diskripsi data

awal yang telah diperoleh tersebut masing-masing aspek menunjukan kriteria

keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka akan dilakukan tindakan dalam

rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran servis atas bolavoli pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan model pembelajaran

kooperatif. Rencana pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 3 siklus, yang

masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2)

Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap siklus

1. Siklus I

Pembelajaran servis atas dengan mengunakan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar

servis atas bolavoli yang meliputi; (1) Mempraktikkkan gerak dasar servis atas

bolavoli, (2) Mempraktikkan teknik servis atas bolavoli dengan model

pembelajaran kooperatif.

Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan ( 2 x 45 menit)

dalam waktu 2 minggu pada bulan April. Adapun tahapan-tahapan yang

dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Rencana Tindakan I

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis,

12 April 2012, di SMA Negeri 1 Karanganyar. Peneliti dan guru

pendidikan jasmani yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan

rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini,

seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP siklus I tersebut

Page 94: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

77�

� ��

maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan

selama dua kali pertemuan.

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan

prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh sebagai data pra

tindakan. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari siswa kelas XI IPS 1

SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 36

siswa, terdapat 23 siswa yang masih belum mencapai batas ketuntasan

belajar. Setelah dilakukan pemeriksaan pada lembar pekerjaan siswa dan

pengamatan, ternyata sebagian siswa masih belum dapat memahami dan

mempraktikkan tentang konsep yang diajarkan servis atas bolavoli.

Sebagian besar siswa yang mengikuti tes belum melakukan teknik dasar

servis atas dengan benar.

Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru

merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran

kooperatif, untuk meningkatkan penguasaan siswa dalam melakukan

servis atas.

2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) keterampilan teknik dasar servis atas.

3) Peneliti dan guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam

pelaksanaan proses pembelajaran servis atas seperti : bola, net dan

bilah.

4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan

non tes. Instrumen tes dinilai berdasarkan tes keterampilan

(psikomotor). Unsur-unsur yang dinilai dalam tes keterampilan adalah

kesempurnaan melakukan gerakan dan ketepatan melakukan gerakan.

Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi

yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap

siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir

penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.

Page 95: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

78�

� ��

5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik

dasar servis atas bolavoli.

6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di

lapangan olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan I dilaksanakan 2 kali pertemuan, selama 2 minggu

yakni pada setiap hari kamis tanggal 13 April 2012 dan 26 April 2012 di

lapangan olah raga SMA Negeri 1 Karanganyar. Sedangkan kamis tanggal

26 April 2012 sebagai pengambilan data dari siklus I di lapangan olahraga

SMA Negeri 1 Karanganyar. Masing-masing pertemuan dilaksanakan

selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran

dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.

1) Pertemuan I

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Kamis, 13

April 2012) adalah keterampilan gerak dasar servis atas dan

keterampilan teknik dasar servis atas. Urutan pelaksanaan tindakan

tersebut adalah sebagai berikut :

a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses

pembelajaran dengan berdoa dan presensi.

b) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan

pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus

dicapai siswa secara singkat.

c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan

proses stretching atau penguluran.

d) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan

dengan materi servis atas dan permainan-permainan yang

dimodifikasi yang menuju ke arah teknik dasar servis atas bolavoli.

e) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi

pertama yakni gerak dasar servis atas. Siswa diminta

Page 96: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

79�

� ��

memperhatikan pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh

peneliti.

f) Siswa diminta melakukan gerak dasar servis atas yang dimulai dari

tahap persiapan, tahap gerakan sampai akhir gerakan sesuai dengan

contoh yang demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

g) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada

siswa tentang gerakan yang dilakukannya.

h) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan

diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang

diperoleh pada pelaksanaan materi pertama.

i) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni keterampilan

teknik dasar servis atas bolavoli yang terdiri dari berbagai model

pembelajaran kooperatif. Siswa memperhatikan pelaksanaan

contoh gerakan yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

j) Model pembelajaran pertama, siswa dibagi menjadi 2 kelompok,

kemudian siswa disuruh mempraktikkan melempar bola melewati

net saling berpasangan. Apabila kelompok satu melempar bola

maka kelompok dua menangkap dan dilakukan sebaliknya.

k) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada

siswa tentang gerakan servis atas bolavoli dengan kooperatif yang

telah dilakukannya serta memberikan kesempatan bertanya apabila

terjadi kesulitan.

l) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan

diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang

diperoleh pada pelaksanaan model pembelajaran pertama.

m) Peneliti dan guru menyampaikan model pembelajaran kedua yakni

melakukan servis atas dari jarak 3 meter secara berpasangan

dengan bola melewati net. Siswa diminta memperhatikan

pelaksanaan contoh gerakan yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

Page 97: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

80�

� ��

n) Siswa diminta melakukan melakukan servis atas dari jarak 3 meter

secara berpasangan dengan bola melewati net. Siswa yang telah

melakukan langsung berlari ke belakang kelompoknya, sesuai

dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

o) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada

siswa tentang cara melakukan servis atas dari jarak 3 meter secara

berpasangan dengan bola melewati net serta kesempatan untuk

bertanya tentang materi praktik yang dilakukan.

p) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan

diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang

diperoleh pada pelaksanaan model pembelajaran kedua.

q) Peneliti dan guru menyampaikan keterampilan servis atas model

pembelajaran ketiga yakni gerakan servis atas bolavoli dari jarak 6

meter ke lapangan kelompok lainnya melewati net secara

bergantian. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh

gerakan yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

r) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan

diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang

diperoleh pada pelaksanaan model pembelajaran ketiga.

s) Peneliti dan guru menyampaikan keterampilan servis atas model

pembelajaran keempat yakni dengan gerakan servis atas dari jarak

9 meter melewati net ke lapangan kelompok lainnya dengan

berpasangan. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh

gerakan yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

t) Siswa melakukan gerakan servis atas melewati net ke lapangan

kelompok lainnya dengan berpasangan dan bergantian, siswa yang

telah melakukan servis langsung berlari ke belakang kelompoknya

seperti yang diberikan oleh guru dan peneliti.

Page 98: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

81�

� ��

u) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap

hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan

informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.

v) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk

selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya.

2) Pertemuan II

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (Kamis, 26

April 2012) adalah praktik teknik servis atas, serta pengulangan materi

yang telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksanaan

tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan

dilanjutkan presensi.

b) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan

pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus

dicapai siswa secara singkat.

c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan

proses stretching atau penguluran.

d) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan

dengan materi servis atas dan permainan-permainan yang

mengarah ke servis atas.

e) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi

yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yakni: gerak

dasar dan model pembelajaran keterampilan servis atas yang

terdiri dari gerakan teknik dasar servis atas yang dimulai dari

tahap persiapan, tahap gerakan sampai akhir gerakan, perkenaan

tangan terhadap bola saat melakukan servis atas berpasangan,

servis atas bolavoli ke lapangan kelompok lainnya melewati net

secara bergantian. Pengulangan dilakukan secara singkat langsung

dengan menggunakan bola sesungguhnya serta tambahan materi

pebelajaran teknik servis atas bagi siswa.

Page 99: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

82�

� ��

f) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama pada pertemuan

kedua yakni pengulangan materi yang dilakukan pada pertemuan

minggu sebelumnya . Siswa tidak perlu di berikan contoh karena

kebanyakan dari siswa masih mengingat teknik dasar servis atas

dan model pembelajaran yang telah diajarkan.

g) Setelah dirasa cukup melakukan pengulangan materi pertama

dilanjutkan dengan materi kedua yakni melakukan servis atas

secara berpasangan dari jarak 3, 6, dan 9 meter.

h) Para siswa mengulang – ulang gerakan dan dilakukan secara

bergantian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan peneliti dan

guru.

i) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap

hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa, serta

memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang

melakukan praktik pembelajaran servis atas bolavoli.

j) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk melaksanakan tes

pengambilan data servis atas pada siklus I dengan memanggil satu

persatu siswa untuk melakukan servis atas seperti yang telah

diajarkan.

k) Peneliti dan guru melaksanakan tes pengambilan data servis atas

pada siklus I dengan mencatat dan menilai kualitas gerakan servis

atas pada blangko penilaian yang telah disiapkan.

l) Peneliti dan guru memberikan informasi mengenai materi yang

akan disampaikan minggu depan dan memberikan kesempatan

apabila para siswa mengalami kesulitan.

m) Peneliti dan guru mengakhiri pelajaran dengan berdo’a dan siswa

di bubarkan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

c. Observasi dan Interpelasi Tindakan I

Observasi dan interpelasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I

berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I

Page 100: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

83�

� ��

peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola

kelas, adapun pelaksanaan tindakan I, yakni :

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran servis atas pada siswa kelas

XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar. Pada pertemuan pertama

(Kamis, 13 April 2012 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan

teknik dasar servis atas yang dimulai dari sikap permulaan, sikap saat

perkenaan bola dan sikap akhir atau gerak lanjut servis atas dengan

bolavoli. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai model pembelajaran

servis atas. Pada pertemuan kedua (Kamis, 26 April 2012, selama 2 x

45 menit) peneliti memberikan materi kelanjutan dari teknik dasar

servis atas dan berbagai model pembelajaran servis atas yakni teknik

dasar servis atas yang dimulai dari tahap persiapan, tahap gerakan

sampai akhir gerakan, perkenaan servis atas dengan kedua tangan

saling berpasangan, melambungkan bolavoli secara berpasangan

menggunakan telapak tangan dengan bola melewati net, servis atas

bolavoli ke lapanagan kelompok lainnya melewati net secara

bergantian. Pada pertemuan selanjutnya (Kamis, 26 April 2012),

peneliti melakukan tes akhir siklus I, untuk mengetahui hasil

perkembangan proses pembelajaran selama siklus I.

2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai

pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan tes

awal sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal

dengan tes akhir pada siklus I

4) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model

instruksi langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur

pembelajaran) pada model pemebelajaran langsung, yakni adanya

penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan

instruksi secara langsung oleh siswa.

Page 101: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

84�

� ��

5) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti

proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru

memberikan contoh permainan dengan benar. Siswa dengan semangat

melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil

pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran

tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung, yaitu sebagai berikut:

a) Siswa yang aktif selama pemberian materi servis atas sebesar 40%,

sedangkan 60% lainnya tampak berbicara dengan temannya, dan

bermain sendiri bersama teman yang lain. Dari hasil wawancara

dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada

yang kurang menyukai materi, dan malu melakukan unjuk kerja

praktik servis atas terutama siswa perempuan.

b) Siswa yang antusias selama kegiatan belajar mengajar berlangsung

sebesar 45%, sedangkan 55% lainnya kurang memperhatikan

penjelasan dari peneliti. Siswa tersebut bermain sendiri mencari

tempat yang teduh dengan temannya.

6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar observasi

siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa

dalam menerima pembelajaran servis atas melalui model pembelajaran

kooperatif.

Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan

Tindakan I berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat

identifikasi :

1) Hasil belajar siswa dalam servis atas setelah Tidakan I dilakukan

menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria Tuntas adalah

63,89%, sedangkan Tidak Tuntas 36,11%.

2) Dalam hal ini sejumlah 23 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas,

dan sedangkan 13 siswa Tidak Tuntas.

Page 102: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

85�

� ��

Dalam pelaksanaan Tindakan I terdapat kelebihan yang dapat

diguanakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I,

adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan I diantaranya :

1) Sebagian siswa merasa tertarik dengan model baru yang disampaikan

oleh peneliti yakni dengan penyampaian materi model kooperatif

dengan permainan, sebab siswa merasa senang dengan kegiatan belajar

dengan model bermain, melalui penjelasan guru dan peneliti,

disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap langka

dan jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

pada mata pelajaran Penjasorkes.

2) Sebagian siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui

instruksi langsung, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan

terkomando dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi

materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya

oleh peneliti.

3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga

materi yang diberikan terarah.

Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat

kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I,

adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut

adalah:

1) Mayoritas siswa belum dapat mempraktikkan beberapa teknik dasar

servis atas dan model pembelajaran yang didemonstrasikan oleh

peneliti secara benar.

2) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab

sebagian siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang

diberikan oleh peneliti dan guru.

3) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada

pertemuan sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali

mengulangi pelaksanaan materi pada minggu lalu.

Page 103: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

86�

� ��

4) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan

teknik dasar dan model pembelajaran yang dilakukan siswa kurang

dapat dipantau oleh guru dan peneliti.

5) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan teknik

dasar karena malu.

6) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan dari

guru dan peneliti sehingga sebagian siswa belum dapat menunjukan

kualitas gerakan yang maksimal.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti

melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukkan hasil

yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan cukup banyak

dan bervariasi serta alokasi waktu dalam mengajar yang sedikit.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang

dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.

3) Tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum

diberikan tindakan cukup menggambarkan kondisi awal kelas sebelum

mendapatkan tindakan.

4) Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu

mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer

materi dapat berlangsung lebih maksimal.

5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum

menunjukkan hasil yang maksimal walaupun telah menujukkan

peningkatan akan tetapi belum sesuai dengan target capaian pada

siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I,

dijelaskan sebagai berikut :

a) Hasil belajar siswa dalam servis atas setelah Tindakan I dilakukan

menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria Tuntas adalah

63,89%, sedangkan Tidak Tuntas 36,11%. Dalam hal ini sejumlah

Page 104: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

87�

� ��

23 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 13

siswa masuk dalam kriteria Tidak Tuntas. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada proses Siklus I, hasil belajar siswa dalam

penguasaan servis atas masuk dalam kategori Cukup.

b) Apabila dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil belajar

siswa dalam servis atas menujukkan hasil yang meningkat dari data

pra tindakan.

6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I,

akan dipertahankan dan ditingkatkan.

7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan

selama pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif,

yakni:

a) Siswa diminta mengingat gerakan dasar servis atas sesuai yang

telah diajarkan.

b) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan

kepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di

bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar

mengajar.

c) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat

membantu mengatur jalannya proses pembelajaran.

Berdasarkan prestasi atau tes belajar yang dicapai siswa pada

siklus I dapat diketahui bahwa masih belum menunjukkan hasil yang

memuaskan sehingga pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus

berikutnya.

e. Diskripsi Data Tindakan I

Selama Pelaksanaan Tindakan I maka peneliti dan guru

melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang

diambil terdiri dari; tes unjuk kerja kemampuan servis atas bolavoli

(psikomotor), pengamatan sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman

Page 105: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

88�

� ��

konsep gerak (kognitif) dan lembar Quesioner siswa kelas XI IPS 1 SMA

Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.

Kondisi hasil belajar servis atas setelah diberikan Tidakan I

model pembelajaran kooperatif disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.2. Deskripsi Data Hasil Belajar Servis Atas Setelah Diterapkan

Model Pembelajaran Cooperative Learning (Akhir Siklus 1)

Aspek yang Diukur Kriteria Jumlah Anak Prosentase

Ketuntasan hasil belajar

siswa (KKM : 75)

Tuntas 23 63,89%

Tidak Tuntas 13 36,11%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan hasil diskripsi data pra tindakan, hasil belajar siswa kelas XI

IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan

Tidakan I adalah dengan prosentase Tuntas 63,89% dan prosentase Tidak Tuntas

36,11%. Sejumlah 23 siswa telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 13 siswa

Tidak Tuntas.

2. Siklus II

Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang

dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I,

rata – rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada

pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun

tahapan yang dilakukan pada Siklus II ini diantaranya;

a. Rencana Tindakan II

Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Senin, 3

Mei 2012, di SMA Negeri 1 Karanganyar. Peneliti dan guru penjas yang

bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang

Page 106: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

89�

� ��

akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada

siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.

Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru

merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran servis

atas dengan bermain, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan

siswa melakukan servis atas. Dengan alur pembelajaran sebagai

berikut :

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang

pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk

belajar

b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau

menyajikan informasi tahap demi tahap.

c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

d) Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan

baik, memberi umpan balik

2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Siklus II servis atas bolavoli dengan pembelajaran kooperatif.

3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta menyiapkan sarana yang

akan digunakan seperti; bola voli, net, dsb.

4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan

non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan servis atas

dengan model pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif (aspek

psikomotor). Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan

pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati

keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung

dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum

dalam RPP.

Page 107: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

90�

� ��

5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan servis

atas bolavoli.

6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan II, yakni

pada lapangan olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan selama 2

minggu yakni pada setiap hari kamis tanggal 3 Mei 2012 dan 10 Mei

2012, di lapangan olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar. Sedangkan

tanggal 10 Mei 2012 sebagai pengambilan data pada siklus II. Masing-

masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP

pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang

bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan II ini adalah

penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tindakan

sebelumnya.

1) Pertemuan I

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Kamis, 3

Mei 2012) yaitu penguasaan teknik servis atas. Urutan pelaksanaan

tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa, serta memulai proses

pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi siswa.

b) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan

pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus

dicapai siswa secara singkat.

c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan

proses stretching atau penguluran.

d) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan

dengan servis atas dengan permainan.

Page 108: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

91�

� ��

e) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni latian

perkenaan tangan terhadap bola. Siswa diminta menyimak secara

detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

f) Sebelum melakukan gerakan siswa dibagi menjadi 3 kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 12 siswa. Kemudian di jadikan 3

berbanjar menghadap net yang sudah ditentukan.

g) Siswa secara berpasangan melakukan gerakan seperti seolah-olah

memukul bola dengan cara mengayun-ayunkan tangan yang

memegang bola dengan dibantu oleh pasangannya bergantian

dalam satu kelompok. Setelah siswa melakukan dalam waktu yang

ditentukan kemudian pindah ke depan untuk gantian membantu

memegang bola.

h) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang

gerakan perkenaan tangan terhadap bola yang akan dilakukannya.

i) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang

belum dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum

memasuki materi selanjutnya.

j) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan

diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil

yang diperoleh pada pelaksanaan materi kedua.

k) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yaitu latian

kekuatan pukulan lengan saat melakukan servis atas. Siswa

makakukan servis atas dari jarak 3 meter dan dipukul sekeras-

kerasnya menabrak net dalam waktu yang ditentukan oleh peneliti

dan guru. Setelah peneliti dan guru memberi aba–aba berganti,

bola diberikan kepada teman yang ada dibelakangnya sampai

semua siswa melakukan. Siswa diminta menyimak secara detail

pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.

l) Siswa diminta melakukan servis atas dari jarak 3, 6 dan 9 meter

sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.

Page 109: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

92�

� ��

m) Siswa secara bergantian sesuai dengan urutan melakukan gerakan

servis atas dari jarak tersebut, sesuai dengan instruksi dari peneliti

dan guru.

n) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang

servis atas yang akan dilakukannya.

o) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang

belum dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar serta

maksimal.

p) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap

hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan

informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.

2) Pertemuan II

Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Kamis, 10 Mei

2012) adalah praktik teknik servis atas, serta pengulangan materi yang

telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan pelaksanaan tindakan

tersebut adalah sebagai berikut :

a) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dan berdoa, serta memulai

proses pembelajaran dengan mempresensi.

b) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan

pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus

dicapai siswa secara singkat.

c) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan

proses stretching atau penguluran.

d) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yang telah

dilakukan sebelumnya pada pertemua kedua yakni melakukan

teknik servis atas dari jarak 3. 6, dan 9 meter dengan baik dan

benar.

e) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan

tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik

Page 110: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

93�

� ��

(feedback) kepada siswa yang melakukan praktik pembelajaran

servis atas bolavoli.

f) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir

pada siklus II dengan memanggil satu persatu untuk melakukan

servis atas yang telah diajarkan.

g) Peneliti dan guru melaksanakan tes pengambilan data untuk siklus

II, dengan mencatat dan menilai kualitas gerakan pasing atas pada

blangko penilaian yang telah disiapkan.

h) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap

hasil pembelajaran yang telah dilakukan, dilanjutkan dengan

berdo’a dan siswa dibubarkan.

c. Observasi dan Interpelasi Tindakan II

Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan

II berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II

peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola

kelas, adapun pelaksanaan Tindakan II, yakni :

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran servis atas bolavoli melalui

model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri

1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai

pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model

instruksi langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur

pembelajaran) pada model pembelajaran dengan pembelajaran

kooperatif, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja

contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa.

4) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti

proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru

memberikan contoh permainan dengan benar. Siswa dengan semangat

Page 111: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

94�

� ��

melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil

pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran

tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung, yaitu siswa yang aktif selama pemberian teknik servis

atas sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya masih memberikan respon

yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil wawancara dengan

siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung,

diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang

menyukai materi, dan tidak bisa melakukan unjuk kerja praktik servis

atas karena malu khususnya siswa perempuan.

5) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap

penampilan siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa

pujian, seperti: “Bagus sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, dan

lain-lain. Suasana tampak hidup dengan semangat dan antusiasme

siswa yang tinggi.

6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi

siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa

dalam menerima pembelajaran servis atas melalui model pembelajaran

dengan pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan

Tindakan II berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat

identifikasi:

1) Hasil belajar siswa dalam materi servis atas setelah Tindakan II

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Tuntas

77,78% sedangkan Tidak Tuntas 22,22%.

2) Sejumlah 28 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 8 siswa Tidak

Tuntas. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil lebih dari

target capaian yang diharapkan.

Page 112: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

95�

� ��

Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II,

adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan II diantaranya :

1) Sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerakan servis atas dengan

baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang sama sekali belum dapat

menunjukkan gerakan servis atas.

2) Melalui proses pengelompokan siswa dalam permainan sebagian besar

siswa dapat berpartisipasi dalam permainan yang dibuat oleh guru dan

peneliti. Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak

kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa. Melalui

penguatan kegiatan permainan siswa lebih berani dan beradaptasi

dengan gerakan servis atas.

Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat

kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan

II, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II

tersebut adalah: Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan

materi pembelajaran kurang maksimal diterima.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan II

Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan II tersebut, peneliti

melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil

yang sesuai yakni 2 kali pertemuan, sebab materi yang diberikan

sedikit hanya penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain

adalah penyempurnaan gerakan.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang

dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.

3) Model pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif yang diterapkan

oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses

belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih

Page 113: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

96�

� ��

maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat

terlaksana dengan baik.

4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada

Tindakan II, cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa

selama mengikuti proses belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias

dan respon siswa terhadap materi karena peneliti dan guru meminta

bantuan teman dalam membantu memberikan pengawasan dan control

terhadap siswa dalam belajar.

5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukkan

hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada

siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan II,

dijelaskan sebagai berikut :

a) Hasil belajar siswa dalam materi servis atas setelah Tindakan II

dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Tuntas

78% sedangkan Tidak Tuntas 22%.

b) Sejumlah 28 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 8 siswa

Tidak Tuntas. Telah memenuhi target dengan capaian berhasil lebih

dari target capaian yang diharapkan. Melihat hasil yang diperoleh

pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas telah memenuhi

target dari, rencana target yang diharapkan.

e. Diskripsi Data Tindakan II

Selama pelaksanaan Tindakan II maka peneliti dan guru

melakukan pengambilan data penelitian Adapun diskripsi data yang

diambil terdiri dari; tes unjuk kerja kemampuan servis atas bolavoli

(psikomotor), pengamatan sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman

konsep gerak (kognitif) sesuai yang tercantum dalam RPP dan lembar

Quesioner siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Kondisi hasil belajar servis atas bolavoli siswa kelas XI IPS 1

SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberikan

Page 114: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

97�

� ��

Tindakan II model pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3. Deskripsi Data Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Setelah

Diberikan Model Pembelajaran Cooperative Learning

(Akhir Siklus II)

Aspek yang Diukur Kriteria Jumlah Anak Prosentase

Ketuntasan hasil belajar

siswa (KKM : 75)

Tuntas 28 77,78%

Tidak Tuntas 8 22,22%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar servis atas

siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012. Setelah diberikan Tidakan II adalah 77,78% sedangkan

sisanya 22,22%. Sejumlah 28 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 8

siswa Tidak Tuntas.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang kurang

maksimal. Pada kondisi awal hanya 13 siswa (36,11%) yang mencapai kriteria

tuntas, sedangkan sisanya belum. Pada akhir tindakan siklus 1 (pertemuan kedua)

sejumlah 23 siswa (63,89%) mencapai kriteria tuntas. Pada akhir siklus 2

(pertemuan kedua) terjadi peningkatan sejumlah 28 siswa (77,78%) mencapai

kriteria tuntas. Sampai akhir pertemuan terdapat 8 siswa (22,22%) yang belum

tuntas.

Perbandingan peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli siswa kelas

XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 dari pra

tindakan ke siklus 1 dan siklus 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 115: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

98�

� ��

Tabel 4.4. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Servis Atas Bolavoli

Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Cooperative Learning

ASPEK YANG

DIUKUR KETERANGAN

Data Pra

Tindakan Siklus I Siklus II

Ju

mla

h

Sis

wa

Pro

sen

tase

Ju

mla

h

Sis

wa

Pro

sen

tase

Ju

mla

h

Sis

wa

Pro

sen

tase

Ketuntasan hasil

belajar siswa

(KKM : 75)

Tuntas 13 36,11% 23 63,89% 28 77,78 %

Tidak Tuntas 23 63,89% 13 36,11% 8 22,22 %

Jumlah 36 100% 36 100% 36 100%

Melalui tabel perbandingan hasil belajar servis atas siswa kelas XI IPS 1

SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012, terjadi peningkatan hasil

belajar siswa mulai dari data pra tindakan, Siklus I dan Siklus II.

Selama pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan dari siklus I sampai

siklus II guru dan observer juga melakukan pengamatan terhadap tindakan

penerapan pendekatan bermain yang diterapkan pada siswa. Untuk lebih jelas

dalam melihat peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli melalui model

pembelajaran cooperative learning, maka akan disajikan dalam bentuk grafik

sebagai berikut :

Page 116: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

99�

� ��

Gambar 4.1. Trianggulasi Data Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Servis Atas

Bolavoli dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning dari

Pratindakan, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa hasil belajar servis atas

bolavoli dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning semakin

meningkat. Hal ini terlihat dalam perbandingan ketuntasan hasil belajar servis atas

pada siklus I, terlihat bahwa dari tiga data penilai yaitu guru, peneliti, dan

observer, rata-rata ketuntasan diatas 60%, kemudian pada siklus II rata-rata

ketuntasan meningkat menjadi diatas 75%.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa

kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat

dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dari siklus satu ke siklus

lainnya. Meskipun secara keseluruhan menunjukkan peningkatan yang cukup baik,

ada beberapa siswa yang menunjukkan penurunan hasil unjuk kerja mereka.

Perbandingan peningkatan hasil belajar servis atas bolavoli siswa kelas XI IPS 1

SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke

siklus 1 dan siklus 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

������

������

���

������

������

������������

������

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Pratindakan Siklus I Siklus II

Guru

Peneliti

Observer

Page 117: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

100�

� ��

Tabel 4.5. Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli

NO NAMA SISWA L/P SIKLUS

PRA TINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II

1 Carolina P 69 73 83

2 Ni Nyoman A A W P 68 70 73

3 Ni Putu Ayu A W P 67 71 77

4 Olga Diana Feba P 70 72 76

5 Reynart Gusty G L 76 79 82

6 Sekar Arum S P 71 73 74

7 Vicia Evodia P 72 81 82

8 Adi Bintang R L 75 77 79

9 Kusuma W Z P P 73 79 80

10 Meisa Amanda P 74 75 76

11 Andani Maya Sari P 73 79 81

12 Anggita Diah Y P 75 79 80

13 Dimas Dwi O L 78 80 81

14 Aprilia Winda A P 69 71 72

15 Diah Amalia P P 75 79 80

16 Rahmat Fajri Sauki L 76 78 80

17 Aditya Pradana L 77 81 82

18 Dian Respati P 72 74 81

19 Putut Kholid M L 72 74 74

20 Reni Rahmawati F D P 69 71 72

21 Resa Melinda Ayu P P 76 78 79

22 Rizal Ainun Najib L 67 71 73

23 Wahid Ibnu N L 70 77 79

24 Ardana Nur Huda L 75 77 77

25 Bimo Bagaskoro L 72 80 80

26 Ratih Kumalasari P 70 72 72

27 Dani Oktatiara P 63 81 81

28 Istiana Tri Winahyu P 70 81 82

29 Kevin Setyo A L 75 77 76

30 Muh Gustaf A R L 75 77 80

31 Yusia Danimas K P 67 71 70

32 Annisaa Nur R P 78 80 77

33 Bella Retnaningrum P 70 83 82

34 Randy Anjasmoro L 75 80 80

35 Yuni Nur Vita Sari P 70 71 77

36 Yunisdha Nuvika D P 71 83 82

NILAI RATA-RATA 72 76 78

JUMLAH KETUNTASAN 13 23 28

PROSENTASE 36,11% 63,89% 77,78%

Page 118: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

101�

� ��

Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan

tindakan 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran cooperatif

learning dapat meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli pada siswa kelas XI

IPS 1 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Secara keseluruhan

hasil capaian aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 pada materi servis atas bolavoli dapat

dilihat melalui pemaparan tabel pencapaian aktivitas dan hasil belajar siswa

berikut:

Tabel 4.6. Pencapaian Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Aspek yang

diukur

Persentase target capaian

Cara mengukur Pra

Tindakan Siklus

1

Siklus

2

Ketuntasan hasil

belajar servis atas

bolavoli

36,11% 63,89%

77,78% Diukur melalui

ketuntasan hasil

belajar siswa pada

materi servis atas

bolavoli (aspek

afektif, kognitif dan

psikomotorik) sesuai

dengan KKM sekolah

: 75

Dari penjelasan diatas dapat diketahui pula bahwa pendapat yang tertera

dalam latar belakang yang mengatakan bahwa menerapkan model pembelajaran

yang tepat sangat penting dalam proses pembelajaran. Dengan model

pembelajaran yang baik dan tepat, maka pembelajaran akan berjalan dengan baik

dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Untuk menerapkan pembelajaran yang

mampu memicu motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang tepat untuk

memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak terbukti dan sesuai

dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

Page 119: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

����

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap

siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan,

(3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil

analisis yang diperoleh pembahasan hasil penelitian pada BAB IV disimpulkan

bahwa model pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) dapat

meningkatkan penguasaan servis atas dalam permainan bolavoli pada siswa kelas

XI IPS 1� SMA� Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011 / 2012, dengan

pembahasan dari masing-masing permasalahan yang ada dalam penelitian sebagai

berikut:

1. Model pembelajaran dengan kooperatif (cooperative learning), sangat baik

untuk meningkatkan kemampuan melakukan servis atas bolavoli siswa kelas

XI IPS 1� SMA� Negeri 1 Karanganyar. Dari hasil analisis yang diperoleh

terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I kemampuan

melakukan servis atas bolavoli siswa kelas XI IPS 1� SMA� Negeri 1

Karanganyar setelah diberikan tindakan terjadi peningkatan sebesar 27,78%,

dengan prosentase ketuntasan 63,89% atau 23 siswa. Pada siklus II terjadi

peningkatan sebesar 41,67%, dengan prosentase ketuntasan 77,78% atau 28

siswa�

2. Model pembelajaran dengan kooperatif (cooperative learning), sangat baik

untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli siswa kelas XI IPS 1�

SMA� Negeri 1 Karanganyar. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi

peningkatan yang dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar servis

atas bolavoli siswa kelas XI IPS 1� SMA� Negeri 1 Karanganyar setelah

diberikan tindakan terjadi peningkatan sebesar 27,78%, dengan prosentase

Page 120: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

103�

� �

ketuntasan 63,89% atau 23 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar

41,67%, dengan prosentase ketuntasan 77,78% atau 28 siswa�

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran dengan mengunakan

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan salah satu cara yang

efektif untuk meningkatkan hasil kemampuan dan hasil belajar servis atas

bolavoli. Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

berasal dari pihak guru maupun siswa serta model pembelajaran yang

digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam

mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi,

kemampuan guru dalam mengelola kelas, model yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk

menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media

pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa

sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

2. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus

diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh

guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun

di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam

menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik

dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan

materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila

siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.

Page 121: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

104�

� �

3. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penerapan

model dengan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dalam

pembelajaran servis atas bolavoli dapat meningkatkan kemampuan, dan hasil

belajar siswa dalam servis atas bolavoli (baik proses maupun hasil), sehingga

penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang

ingin mengembangkan proses pembelajaran servis atas bolavoli kepada para

siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan

proses pembelajaran. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih

kreatif dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak.

4. Melalui diterapkannya model pembelajaran dengan kooperatif learning

(cooperative learning) dalam pembelajaran servis atas bolavoli, maka siswa

memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas.

Pembelajaran Penjasorkes yang pada awalnya membosankan bagi siswa,

menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, dan siswa juga dapat

mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada servis atas bolavoli,

sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik.

5. Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa

terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat

diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari

pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas

pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan peningkatan motivasi

belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan model

pembelajaran dengan kooperatif learning (cooperative learning) ini dapat

merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif

dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk

mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama,

Page 122: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

105�

� �

mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif yang

kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam

rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan

penguasaan belajar, khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan

saran-saran:

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya

dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam

mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat

terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.

Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai

bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas

mengajarnya.

b. Dalam proses pembelajaran harusnya guru memperhatikan kondisi siswa dan

menggunakan strategi mengajar yang bervariasi. Dengan demikian motivasi

dan keaktifan siswa akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani.

c. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan model untuk

menyampaikan materi pembelajaran.

d. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan

kooperatif learning (cooperative learning) dapat menggukan model

pembelajaran tersebut sebagai salah satu model pembelajaran di dalam

kelas maupun di luar kelas.

2. Bagi Siswa

a. Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan strategi/model

pembelajaran apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan

kesadaran sendiri untuk mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru.

Page 123: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS …/Upaya... · upaya peningkatan hasil belajar servis atas melalui model pembelajaran cooperative learning dalam permainan bolavoli pada

106�

� �

b. Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan

berbagai model belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan

wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru

untuk berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam

pelajaran.

3. Bagi Peneliti Berikutnya

Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat

mengembangkan penelitian tentang model pembelajaran yang lebih kreatif,

dengan pembelajaran yang lebih kreatif diharapkan mampu meningkatkan hasil

pembelajaran menjadi lebih baik.