upaya khusus peningkatan produksi padi

24
UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (UPSUS PAJALE) DI KECAMATAN KEBUN TEBU KABUPATEN LAMPUNG BARAT (Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian) Oleh Kelompok 5 Andino Nurponco G. 1414121026 Bramantio Cahyo Nugroho 1414121000 Bimo Nur Prabowo 1414121000 Amara Ayunilanda M. 1414121022 Anisa Mawarni 1414121000

Upload: andino

Post on 14-Jul-2016

99 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Mekanisasi Pertanian

TRANSCRIPT

Page 1: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (UPSUS PAJALE) DI KECAMATAN KEBUN TEBU

KABUPATEN LAMPUNG BARAT(Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian)

Oleh

Kelompok 5Andino Nurponco G. 1414121026Bramantio Cahyo Nugroho 1414121000Bimo Nur Prabowo 1414121000Amara Ayunilanda M. 1414121022Anisa Mawarni 1414121000

JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2015

Page 2: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka untuk mensukseskan program Upaya Khusus padi, jagung dan

kedelai. Pemerintah memberikan bantuan kepada setiap kelompok tani di tiap-tiap

kecamatan. Bantuan yang diberikan adalah berupa pemberian alat-alat untuk

menunjang keberhasilan suatu pertanian. Alat-alat yang diberikan antara lain,

hand traktor, pompa air, RMU, penggilingan kopi, mesin bubuk kopi dan terpal.

Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu tempat

yang menerima bantuan dari pemerintah tersebut.

Sejalan dengan tekad Pemerintah yang saat ini sedang dilakukan Upaya Khusus

(Upsus) untuk mewujudkan Swasembada PAJALE (Padi, Jagung dan Kedelai)

melalui dukungan pembiayaan yang sangat besar. Dukungan biaya tersebut di

antaranya adalah untuk memfasilitasi atau meningkatkan kapasitas balai

penyuluhan kecamatan. Oleh karena itu, momentum yang baik ini mari kita

upayakan untuk mewujudkan Balai Penyuluhan sebagai Pos Simpul Koordinasi

(Posko) Pelaksana Upsus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai di

tingkat Kecamatan, dalam rangka mempercepat swasembada pangan.

Melalui program Upsus tiga komoditas utama padi jagung kedelai (pajale),

pemerintah Presiden Jokowi sangat bertekad untuk mensukseskan kedaulatan

pangan dalam 3 tahun ini, yaitu pada tahun 2017. Pada kegiatan Upsus pajale,

segala strategi dan upaya dilakukan untuk peningkatan luas tanam dan

produktivitas di daerah-daerah sentra produksi pangan. Operasioanalisasi

pencapaian target di lapangan benar-benar dilaksanakan secara all in untuk

mensukseskan program yaitu dengan penyediaan dana, pengerahan tenaga,

Page 3: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

perbaikan jaringan irigasi yang rusak, bantuan pupuk, ketersedian benih unggul

yang tepat (jenis/varietas, jumlah, tempat, waktu, mutu, harga ), bantuan traktor

dan alsintan lainnya yang mendukung persiapan, panen dan pasca panen termasuk

kepastian pemasarannya (Tapari, 2015).

Posko Upsus PAJALE adalah Balai Penyuluhan Kecamatan atau Balai

Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K). Sebenarnya tidak hanya

BP3K yang dapat dijadikan sebagai posko, namun kali ini sebagai pembantu

program Upsus Pajale dipercayakan pada lembaga tersebut. Untuk itu BP3K yang

keberadaannya dijamin Undang-Undang dinilai sesuai untuk berperan sebagai pos

simpul koordinasi dari berbagai program pemabnguan pertanian, baik

program/kegiatan  pusat maupun daerah.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari diadakannya Upsus Pajale ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mewujudkan swasembada padi, jagung dan kedelai.

2. Menyediakan kebutuhan prasarana dan sarana pertanian berupa air irigasi,

benih pupuk dan alsintan dan sarana produksi lainnya.

Page 4: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Melalui program Upsus tiga komoditas utama padi jagung kedelai (pajale),

pemerintah Presiden Jokowi sangat bertekad untuk mensukseskan kedaulatan

pangan dalam 3 tahun ini, yaitu pada tahun 2017. Pada kegiatan Upsus pajale,

segala strategi dan upaya dilakukan untuk peningkatan luas tanam dan

produktivitas di daerah-daerah sentra produksi pangan. Operasioanalisasi

pencapaian target di lapangan benar-benar dilaksanakan secara all in untuk

mensukseskan program yaitu dengan penyediaan dana, pengerahan tenaga,

perbaikan jaringan irigasi yang rusak, bantuan pupuk, ketersedian benih unggul

yang tepat (jenis/varietas, jumlah, tempat, waktu, mutu, harga ), bantuan traktor

dan alsintan lainnya yang mendukung persiapan, panen dan pasca panen termasuk

kepastian pemasarannya (Hakim, 2015).

Pemenuhan kebutuhan bahan pangan bagi rakyat merupakan tugas negara yang

tidak ringan. Penduduk Indonesia yang sudah di atas 250 juta jiwa, lebih dari 90%

menjadikan beras sebagai makanan pokok. Angka Tetap (ATAP) BPS tahun

2013, menunjukkan capaian produksi beras nasional 71,28 juta ton GKG atau

setara dengan 39,50 juta ton beras, sedang angka impor beras sampai dengan

Oktober 2014 sebesar 405 ribu ton. Sisi lain, kedaulatan pangan menjadi harga

mati sebagai cita-cita dalam rangka mewujudkan mimpi kemandirian bangsa dan

negara dalam bidang pangan (Priyo, 2015).

Padi ( Oryza sativa ) termasuk suku rumput – rumputan dan berakar serabut. Padi

beranak melalui tunas yang tumbuh dari pangkal batang sehingga membentuk

rumpun. Setiap batang padi pada umumnya dapat beranak lebih dari satu baying.

Tetapi tidak semua dari anak padi ini menghasilkan buah padi yang berkualitas,

Page 5: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

dalam arti untuk digunakan sebagai bibit. Tanaman padi bekembang biak dengan

biji, artinya dapat ditanam dengan bijinya. Tetapi penanaman dengan biji sulit

dilakukan. Oleh karena itu untuk memudahkan penanaman bibit padi harus

disemai terlebih dahulu.Padi yang dijadikan bibit harus dipilih dari malai dan biji

yang baik. Hal ini dimaksudkan agar tanaman padi benar – benar tanaman yang

sempurna. Jadi langka yang penting dalama pembibitan adalah seleksi. Kegagalan

dalam seleksi terhadap bibit padi berakibat kegagalan dalam produksi padi, sebab

hanya bibit padi yang baik menghasilkan malai yang baik (Wiryani, 1967).

Kedelai salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat di butuhkan oleh

penduduk Indonesia dan dipandang penting karena merupakan sumber protein,

nabati, lemak, vitamin dan mineral yang murah dan mudah tumbuh diberbadai

wilayah Indonesia serta kedelai merupakan salah satu jenis tanaman palawija yang

cukup penting setelah kacang tanah dan jagung. Sebagai bahan makanan kedelai

mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama protein (40%), lemak (20%),

karbohidrat (35%) dan air (8%) (Suprapto, 1997).

Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap perubahan

iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh hingga

ketinggian 3 meter. Jagung memiliki nama latin Zea mays. Tidak seperti tanaman

biji-bijian lain, tanamn jagung merupakan satu satunya tanaman yang bunga

jantan dan betinanya terpisah. Jagung dapat menghasilkan hasil panen melimpah

dengan curah hujan 300 mm perbulan. Jika kurang dari 300 mm perbulan akan

mengakibatkan kerusakan pada tanaman jagung, namun demikian, faktor dari

kelembapan tanah juga berdampak pada berkurangnya hasil panen (Belfield dan

Brown, 2008).

Jagung merupakan sumber thiamin (vitamin B1) yang sangat penting bagi

kesehatan sel otak dan fungsi kognitif sebab thiamin dibutuhkan untuk

membentuk acetylcholine yang berfungsi memaksimalkan komunikasi antar sel

otak dalam proses berpikir dan konsentrasi jika kadar zat ini menurun maka akan

menyebabkan pikun dan penyakit Alzheimer. Jagung juga mengandung asam

Page 6: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

pentotenat (vitamin B5) yang berperan dalam proses metabolisme karbohidrat,

protein dan lemak untuk diubah menjadi energi (Widyastuti, 2002).

Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan ternak mencapai 4,90 juta ton dan

bahkan masih mengimpor jagung 1.80 juta ton tahun 2005 dan diprediksi menjadi

6,60 juta ton dan diperkirakan akan mengimpor jagung mencapai 2.20 juta ton

tahun 2010, kalau produksi nasional tidak dipacu (Akil, dkk. 2005).

Page 7: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

III. METODOLOGI TURUN LAPANG

3.1 Waktu dan Tempat

Pengambilan data dari BP3K Kebun Tebu, Lampung Barat telah dilakukan oleh

salah satu senior kami, dan kami memperolehnya pada tanggal 12 Desember 2015

di kawasan Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah flashdisk dan laptop.

3.3 Metode Pelaksanaan

Adapun metode pelaksanaan yang dilakukan adalah meminta langsung kepada

senior yang telah menjadi salah satu pembimbing serta penyuluh di kecamatan

Kebun Tebu, Lampung barat dalam program Upsus Pajale ini.

Page 8: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil

Adapun data yang diperoleh dari BP3K yang diperoleh adalah sebagai berikut :

NO PEKON KELOMPOK TANIH

AN

D T

RA

KT

OR

POM

PA A

IR

R M

U

PEN

GG

ILIN

GA

N

KO

PIM

ESI

N B

UB

UK

KO

PI

LA

NT

AI

JEM

UR

/TE

RPA

L

1 2 3 4 5 6 7 8 91 Tribudisyukur Dwi Tunggal 1

Triguna 45 1 1 1 1Triguna 6 1 1Triguna 7 1 1Triguna 8 1KWT Melati 1

2 Tribudimakmur Mekar Makmur 5 1Mekar Makmur 7 1

3 Purajaya Putra Abung Sejahtera 1 1Abung Abadi 1Karya Tani 1Sri Rezeki 1Bina Tani 1Sri Wangi Mandiri 1

4 Purawiwitan Bina Jaya 1Kilu Tawai 1

Page 9: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

P3A Purawiwitan 1Sri Mulya 1

5 Muara Jaya I Harapan Maju 1Tunas Mandiri 1Bakti Lestari 1

6 Muara Jaya II Sikusulang 1Atar Way Besai 1Way Palau 1

7 Cipta Mulya Mekar Arum 18 Tugu Mulya Sumber Makmur 1

Gapoktan Mulya Sejati 19 Sinar Luas Bintang Alam S 1

Ribang Lestari 110 Muara Baru Suka Jaya 1

4.2 Pembahasan

Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu

kecamatan yang terdiri dari 10 Pekon dan 30 Kelompok tani yang mendapatkan

batuan berupa alat-alat penunjang pelaksanaan pertanian dari pemerintah. Alat-

alat yang diberikan berupa hand traktor, pompa air, RMU, penggilingan kopi,

mesin bubuk kopi dan terpal. Alat-alat tersebut diberikan untuk membatu

terlaksananya program Upsus Pajale. Adapun pemberian mesin penggiling dan

bubuk kopi karena banyak petani kopi disana, tapi hanya sedikit saja kelompok

tani yang menerima mesin tersebut. Kebanyakan dari kelompok tani menerima

alat traktor tangan atau hand tractor, dikarenakan masih minimnya alat

pengolahan tanah di kecamatan tersebut.

Dalam program ini pemerintah mengikutsertakan penyuluh dan mahasiswa. Di

Lampung sendiri 226 mahasiswa tenaga pendamping dan 23 dosen pembimbing

membantu dalam program Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi,

Jagung, dan Kedelai (Pajale) di Provinsi Lampung Tahun 2015. Universitas

Lampung (Unila) secara simbolis melepas 226 mahasiswa pendamping untuk

Page 10: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

ditugaskan di 13 kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Sedangkan program Upsus

Peningkatan Produksi Pajale secara nasional. bekerja sama dengan 14 perguruan

tinggi, 6 STTP, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI-Babinsa).

Dalam satu periode pendampingan mahasiswa akan bertugas selama tiga bulan di

lapangan di bawah pengawasan dosen pembimbing yang bertugas turun lapang

sekurang-kurangnya delapan hari dalam sebulan. Pada tahun 2015 pendampingan

akan dilaksanakan dalam dua periode. Setiap mahasiswa mendampingi 5-8

kelompok tani dengan luas lahan 100-200 hektare. Setiap dosen pembimbing akan

membimbing 5-13 mahasiswa. Wilayah yang akan mendapatkan pendampingan

yakni 13 kabupaten/kota meliputi Lampung Selatan (16 kecamatan, 24

pendamping, dan 2 dosen), Lampung Barat (12 kecamatan, 19 pendamping, dan 2

dosen), Lampung Tengah (9 kecamatan, 20 pendamping, dan 2 dosen), Lampung

Utara (17 kecamatan, 24 pendamping, dan 2 dosen), Lampung Timur (19

kecamatan, 20 pendamping, dan 2 dosen), Kota Metro (3 kecamatan, 1

pendamping), dan Tanggamus (17 kecamatan, 38 pendamping, dan 4 dosen).

Selanjutnya Tulangbawang (11 kecamatan, 26 pendamping, dan 3 dosen),

Tulangbawang Barat (5 kecamatan, 5 pendamping, dan 1 dosen), Waykanan (14

ecamatan, 19 pendamping, dan 2 dosen), Pringsewu (9 kecamatan, 7 pendamping,

dan 1 dosen) , Pesawaran (7 kecamatan, 11 pendamping, dan 1 dosen), serta

Pesissir Barat (10 kecamatan, 13 pendamping, dan 1 dosen).

Dalam keberlangsungan program ini, BP3K dipercaya sebagai posko dan

penyuluh. Adapun peran BP3K sebagai Penggerak Upsus Pajale adalah:

1. Sebagai tempat pertemuan petugas (Penyuluh, KCD, Babinsa, Mahasiswa,

POPT, dll) membahas rencana pendampingan petani.

2. Sebagai tempat koordinasi pelaksanaan supervisi kegiatan Upsus Pajale,

misalnya suprvisi untuk  pengamanan penyaluran benih, pupuk dan alsintan.

3. Tempat koordinasi dalam pelaksanaan gerakan massal, seperti: perbaikan

jaringan irigasi, pengolahan tanah, tanam, pengendalian hama, gerakan panen

dan pengamanan hasi, dll.

Page 11: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

4. Sebagai sekretariat penyusunan laporan perkembangan Upsus Pajale, dimana

data disiapkan penyuluh dan divalidasi oleh KCD selanjutnya dikirim ke

tingkat kabupaten/kota.

Mahasiswa pun tak luput dalam upaya pengawalan dan pendampingan ini, tapi

harus dilakukan bersama dengan penyuluh pertanian. Hampir sama seperti para

penyuluh, tugas mahasiswa adalah melaksanakan pengawalan dan pendampingan

pelaksanaan GP-PTT, POL, RJIT, dan PAT. Selain itu mahasiswa juga berperan

memfasilitasi introduksi teknologi dari Perguruan Tinggi, mengembangkan

jejaring dan kemitraan dengan pelaku usaha serta identifikasi pendataan dan

pelaporan teknis pelaksanaan kegiatan.

Berbeda dengan penyuluh pertanian dan Babinsa, mekanisme untuk mahasiswa

harus bersinergi dengan program akademik yaitu KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Mekanisme pendampingan yang dilakukan mahasiswa saat ini melibatkan 5 STPP

(Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) dan 14 Universitas Negeri/Institut

Pertanian Negeri. Lima STPP yang terlibat adalah STPP Medan, STPP Bogor,

STPP Magelang, STPP Malang, dan STPP Gowa. Sedangkan untuk PTN yang

terlibat adalah Universitas Syah Kuala (Aceh), Universitas Sumatera Utara

(Sumut), Universitas Andalas (Sumbar), Universitas Sriwijaya (Sumsel),

Universitas Lampung (Unila), Institut Pertanian Bogor (Bogor), Universitas

Gajahmada (Yogyakarta), Universitas Lambung Mangkurat (Kalsel), Universitas

Tanjungpura (Kalbar), Universitas Brawijaya (Malang), Universitas Udayana

(Bali), Universitas Mataram (NTB), Universitas Tadulako (Sulteng), dan

Universitas Hasanuddin (Sulsel).

Para mahasiswa kemudian akan disupervisi dosen dan masyarakat tani. Untuk

satu dosen, umumnya memegang 5-10 mahasiswa. Terdapat beberapa persyaratan

yang dipertimbangkan oleh masyarakat tani dan harus dipenuhi oleh mahasiswa.

Persyaratan tersebut yaitu direkomendasikan oleh organisasi/asosiasi petani,

diutamakan berlatar pendidikan pertanian, sebaiknya berdomisili di lokasi

Page 12: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

kabupaten pendampingan, serta berkelakuan baik dan berkomitmen penuh

terhadap program (Priyo, 2015)

Tiga jenis tanaman pangan yang dijadikan sasaran adalah padi, jagung dan kedelai

yang mana ketiganya merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan di

Indonesia. Padi merupakan makanan pokok yang menjadi prioritas dan harus

selalu ada. Jagung juga merupakan bahan mentah dalam pembuatan tepung dan

lain-lain. Serta kedelai yang merupakan bahan pokoko dasri tempe, tahu, kecap

dan masih banyak lagi namun Indonesia masih impor dari Amerika. Sebagian

besar kedelai yang kita konsumsi merupakan hasil impor dari Amerika, karena di

Indonesia sendiri produksi kedelai sangat rendah. Hal ini sangat wajar karena

kedelai merupakan tanaman yang membutuhkan hari panjang, dan hal tersebut

tidak terjadi di Indonesia yang beriklim tropis. Hari panjang dapat ditemukan di

tempat yang beriklim sedang seperti Amerika. Oleh karena itu kita masih

mengimpor kedelai dari Amerika.

Menurut Hilman, et al. (2004), proyeksi permintaan kedelai tahun 2018 sebesar

6,11 juta ton, sedangkan produksi kedelai tahun 2003 sekitar 672.000 ton, padahal

produksi tahun 1992 pernah mencapai 1,87 juta ton. Karenanya, tanpa upaya dan

kebijakan khusus, hingga tahun 2018 kebutuhan kedelai nasional tetap akan

bergantung pada impor. Rendahnya produksi tersebut dapat disebabkan oleh

banyak faktor pembatas yang menyebabkan produksi yang dihasilkan belum

mampu memenuhi kebutuhan di Indonesia.

Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan

manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang

cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai

makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan

akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada

makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin

meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Di Indonesia jagung merupakan

komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal.

Page 13: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

Tanaman padi dibudidayakan sebagai tanaman pangan utama. Keadaan iklim,

struktur tanah dan air setiap daerah berbeda maka dari itu setiap tanaman di

daerah berbeda juga. Perbedaan jenis padi umumnya terletak pada, usia tanaman,

jumlah hasil, mutu beras, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Kualitas

jenis padi pada beberapa dasawarsa yang lalu umumnya rendah pada daerah –

daerah petanian. Upaya peningkatan produk tanaman padi terus dilakukan

diantaranya dengan penyilangan padi untuk mendapatkan jenis bibit padi varietas

baru yang unggul. Yang dimaksud dengan bibit unggul, ialah bibit padi yang telah

diuji coba dan menunjukkan bermacam – macam keunggulan jika dibandingkan

dengan jenis lain. Kelebihan – kelebihan bibit padi varietas unggul antara yang

lain : umurnya pendek hasilnya banyak, tahan tehadap hama dan penyakit

(Yandianto, 2003).

Adapun bantuan benih yang diberikan kepada kelompok tani, telah memiliki

standar yang ditentukan, yaitu :

a. Benih Padi lnbrida

1) Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian,

2) Benih bersertifikat minimal kelas Benih sebar (BR)/ Extension Seed (ES).

3) Benih diterima petani maksimal 1 bulan sebelum masa kadaluarsa label.

4) Spesifikasi mutu benih :

Daya tumbuh minimal 80%.

Kadar air maksimal 13%.

Campuran varietas lain (CVL) maksimal 0,5%.

Kotoran benih maksimal 2%.

b. Benih Padi Hibrida

1) Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian.

2) Benih bersertifikat kelas Benih Sebar (BR/ES).

3) Benih diterima petani maksimal 1 bulan sebelum masa kadaluarsa label.

4) Spesifikasi mutu benih :

Daya tumbuh minimal 80%.

Page 14: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

Kadar air maksimal 13%.

Campuran varietas lain (CVL) maksimal 0,5%.

Kotoran benih maksimal 2%.

c. Benih Jagung Hibrida

1) Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian.

2) Benih bersertifikat kelas Benih Sebar (BR/ES).

3) Benih diterima petani maksimal 1 bulan sebelum masa kadaluarsa label.

4) Spesifikasi mutu benih:

Daya tumbuh minimal 85%.

Kadar air maksimal 12%.

Kotoran benih maksimal 2%.

d. Benih Kedelai

1) Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian.

2) Benih bersertifikat minimal kelas Benih Sebar 2 (BR 2).

3) Benih diterima petani maksimal 1 bulan sebelum masa kadaluarsa label.

4) Spesifikasi mutu benih:

Daya tumbuh minimal 80%.

Kadar air maksimal 11 %.

Carnpuran varietas lain (CVL) maksimal 0,5%.

Kotoran benih maksimal 3%.

Page 15: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1. Padi, jagung dan kedelai dijadikan prioritas utama dalam program Upsus

dikarenakan merupakan makanan pokok di Indonesia.

2. Diadakannya program ini dikarenakan makin menurunnya petani tanaman

pangan ditengah meningkatnya petani hortikultura.

3. Berjalannya program ini dibantu oleh Mahasiswa dan Dosen serta TNI agar

mampu berjalan dengan baik.

4. Meskipun keterlibatan batan dari berbagai unsur sangat berpengaruh, namun

petani merupakan penentu keberhasilan dari program ini.

Page 16: Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi

DAFTAR PUSTAKA

Akil, M., M. Rauf, I.U. Firmansyah, Syafruddin, Faesal, R. Efendi, dan A. Kamaruddin. 2005. Teknologi budidaya jagung untuk pangan dan pakan yang efisien dan berkelanjutan pada lahan marjinal. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros, p.15-23.

Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual. Maize (A Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra.

Hilman, Y. A. 2004. Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Kontribusi Terhadap Ketahanan Pangan dan Perkembangan Teknologinya. Dalam Makarim, et al. (penyunting). Inovasi Pertanian Tanaman Pangan. Puslitbangtan Bogor; 95-132 hlm.

Kurniawan, H. 2015. Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Pangan 2015-2017. http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/2015/02/upaya-khusus-upsus-swasembada-pangan-20. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.

Menteri Pertanian. 2015. Pedoman upaya khusus (upsus) peningkatan produksj padi, jagung dan kedelai melalui program perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya. Jakarta

Priyo, K. 2015. Upsus Pajale. http://www.agronomers.com/2015/05/upsus-pajale.html. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015.

Suprapto, 1997. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tapari, H. 2015. Upsus Pajale. Penyuluh Pertanian pada Sekretariat Bakorluh. Ungaran.

Widyastuti, Yustina E. dan Adisarwanto T. 2002. Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Surut. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wiryani. 1967. Padi. Rinjani. Solo

Yandianto. 2003. Bercocok Taanam Padi. Penerbit M2S. Bandung.