upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS V MI MUHAMMADIYAH PROGOWATI MUNGKID
MAGELANG MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
POKOK BAHASAN AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE
SOSIODRAMA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)
Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh:
RUBIYANTO
093111239
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rubiyanto
NIM : 093111239
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 5 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Rubiyanto
NIM. 093111239
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Telp.Fax (024) 7601295, 7615387
PENGESAHAN
Naskah Skripsi dengan:
Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI
Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Pokok Bahasan Akhlak Terpuji Melalui Metode
Sosiodrama Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama : Rubiyanto
NIM : 093111239
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 25 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua
Drs.Ikhrom, M. Ag
NIP : 196503291994031002
Sekretaris
Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes
NIP : 197511132005012001
Penguji I
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag.
NIP. 196911141994031003
Penguji II
Ridwan, M. Ag
NIP. 196301061997031001
Pembimbing
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
:
:
:
:
:
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI
Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang Mata
Pelajaran Akidah Akhlak Pokok Bahasan Akhlak Terpuji
Melalui Metode Sosiodrama Tahun Pelajaran 2010/2011
Rubiyanto
093111239
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing,
Ahmad Ismail, M. Ag. M. Hum.
v
vi
ABSTRAK
Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI
Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang Mata
Pelajaran Akidah Akhlak Pokok Bahasan Akhlak Terpuji
Melalui Metode Sosiodrama Tahun Pelajaran 2010/2011
Penulis : Rubiyanto
NIM : 093111239
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan akhlak terpuji sebelum penerapan
metode sosiodrama. Dan sejauhmana penerapan metode sosiodrama dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pokok
bahasan akhlak terpuji oleh siswa kelas V MI Muhammadiyah Progowati
Mungkid Kabupaten Magelang.
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan subyek penelitian
siswa kelas V MI Muhammadiyah Progowati Mungkid Kabupaten Magelang
sebanyak 24 orang.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
observasi, tes tertulis pada akhir pembelajaran, dan melihat dokumentasi nilai
mata pelajaran Akidah Akhlak sebelum penerapan metode sosiodrama, dan nilai
rata-rata tes tertulis akhir pembelajaran tiap-tiap siklus dengan penerapan metode
sosiodrama dianalisis menggunakan kualitatif deskriptif. Prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan setiap siklusnya. Nilai rata-rata tes tertulis dari siklus I
sampai siklus II juga mengalami peningkatan dibandingkan sebelum penerapan
metode sosiodrama. Nilai rata-rata tes tertulis sebelum penerapan metode
sosiodrama sebesar 58, nilai rata-rata siklus I sebesar 62,5dan nilai rata-rata siklus
II sebesar 71,3. Selanjutnya prosentase ketuntasan belajarnya juga mengalami
peningkatan yaitu pra siklus 20,16%, siklus I 58,33%, dan pada siklus II 83,33%.
Sedangkan anak yang mendapat nilai telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)=65 juga mengalami peningkatan yaitu pra siklus ada 7 anak, pada siklus I
14 anak dan pada siklusII ada20 anak.
Berdasarkan analisis diperoleh kesimpulan bahwa ada peningkatan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah penerapan metode sosiodrama dalam
pembelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan akhlak terpuji. Jadi hipotesis yang
penulis ajukan “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI
Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Pokok Bahasan Akhlak Terpuji Melalui Metode Sosiodrama” terbukti
kebenarannya.
vii
MOTTO
…
“… Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(Q.S. Ar-Ra‟du/13 : 11)1
1 Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, (Semarang: CV Toha Putra,
1989), hlm. 370
viii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab – Latin dalam skripsi ini
berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.I. Nomor : 158/1987 dan Nomor : 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata
sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.
Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin
{t ط a ا
{z ظ b ب
‘ ع t ت
g غ \s ث
f ف J ج
q ق {h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م \z ذ
n ن r ر
w و z ز
h ه s س
‘ ء sy ش
y ي {s ص
{d ض
Bacaan Madd Bacaan Diftong
a>
i>
u>
= a panjang
= i panjang
= u panjang
او
اي
= au
= ai
ix
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan Alhamdulillhirabbil „alamin, sebagai rasa syukur kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmat serta kecerahan
pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Tak lupa sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda
Rasulullah SAW sebagai penutup para nabi dan Rosul dan sebagai petunjuk bagi
seluruh umat manusia.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam pada Program Studi Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan , baik dari segi penulisan maupun dalam argumentasi.
Oleh karena itu kritik,saran masukan positif yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis yakin bahwa penyelesaian skripsi ini adalah berkat dari semua
pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak DR. Suja‟i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.
2. Bapak Ahmad Ismail, M. Ag. M. Hum selaku pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh
ketelitian dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.
3. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis.
4. Kepala Madrasah dan Dewan Guru MI Muhammadiyah Progowati
yang telah memberikan dukungan. Begitu pula kepada siswa kelas V
MI Muhammadiyah Progowati yang telah berpartisipasi aktif dalam
penelitian ini
x
5. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberikan doanya dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Istri tercinta yang selalu setia membantu dan memberikan motivasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Teman-temanku yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan
skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Demikian kiranya tiada lain harapan penulis semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua, dan tidak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu
dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa
membalasnya dengan segala kebaikan dan memberi pahala , Amin.
Semarang, 5 Juni 2011
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii
PENGESAHAN.................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING....................................................................................... iv
ABSTRAK.......................................................................................................... v
MOTTO…………….......................................................................................... vi
TRANSLITERASI …………………………………………………………... vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI..................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Penegasan Istilah .............................................................. 2
C. Rumusan Masalah ............................................................ 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………….. 4
E. Manfaat Penelitian..................................................……… 4
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ............................................................... 6
B. Kerangka Berpikir ........................................................ 8
C. Hipotesis Tindakan ........................................................ 31
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................. 32
B. Tempat dan waktu Pelaksanaan....................................... 33
C. Pelaksana dan Kolaborator............................................... 34
D. Rancangan Penelitian..................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data............................................ 39
F. Teknik Analisis Data...................................................... 39
G. Indikator Pencapaian.................................................... 40
xii
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................ …… 41
B. Pembahasan................................................................ 55
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan................................................ ………… 57
B. Saran............................................................................ 57
C. Penutup......................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
RPP
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan pendidikan semakin penting untuk menghasilkan sumberdaya
manusia yang berkualitas dan meningkatkan mutu pendidikan dan belajar siswa.
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1
Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan sangat
diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang
berkualitas. Tenaga pendidik atau guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik atau
guru yang sanggup dan terampil dalam melaksanakan tugasnya
Pada dasarnya, fungsi atau peranan penting guru dalam proses belajar mengajar
ialah sebagai “director of learning“ (direktur belajar). Artinya, setiap guru diharapkan
untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan
belajar (kinerja akademik) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan
proses belajar mengajar. Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa peranan guru
dalam dunia pendidikan modern seperti sekarang ini semakin meningkat dari sekadar
pengajar menjadi direktur belajar.2
Seorang guru disamping harus menguasai berbagai metode pembelajaran dia
harus juga menguasai tehnik dan strategi agar metode yang telah dikuasainya itu bisa
diterapkan dengan tepat dalam suatu pembelajaran. Karena begitu pentingnya suatu
pembelajaran bagi anak didik dalam kehidupannya maka menjadi penting pulalah
1Lampiran Permendiknas No.22Tahun 2006 tentang Standar Isi, (Jakarta:Dinas Pendidikan, 2007), hal 1.
2 Muhibbin Syah,,PSIKOLOGI PENDIDIKAN Dengan Pendekatan Baru ,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) ,
hlm 250
2
agar proses pembelajaran itu bisa berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien.
Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran tidak lain adalah untuk menanamkan
sejumlah norma komponen ke dalam jiwa anak didik. Semua norma yang diyakini
mengandung kebaikan yang perlu ditanamkan kedalam jiwa anak didik melalui
peranan guru dalam pembelajaran. Interaksi antara guru dan anak didik terjadi karena
saling membutuhkan.3
Dalam proses belajar mengajar pemilihan metode merupakan hal sangat penting
agar proses belajar mengajar dapat efektif dan efisien, maka seorang guru harus dapat
menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan konsep atau materi
pembelajaran yang akan diajarkan.
Menurut pengamatan peneliti, lemahnya pendidikan akidah akhlak adalah lebih
disebabkan karena timbul dari guru, selama ini guru dalam proses belajar mengajar
belum menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran khususnya
pelajaran akidah akhlak. Kondisi tersebut juga terjadi di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Progowati Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Perhatian
terhadap pelajaran dan prestasi belajar masih jauh dari yang diharapkan. Sehingga
menjadi dorongan peneliti untuk melaksanakan penelitian, dengan menggunakan
metode sosiodrama, dalam menyampaikan materi supaya dapat meningkatkan
prestasi belajar akidah akhlak. Dengan harapan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran, khususnya pelajaran akidah akhlak dan umumnya pada pelajaran yang
lain. Dan peneliti mengambil judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Kelas V MI Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Pokok Bahasan Akhlak Terpuji Melalui Metode Sosiodrama Tahun Pelajaran
2010/2011“.
B. Penegasan Istiah
Untuk menghindari terjadinya perbedaan dan kesalahpahaman dalam
mendefinisikan beberapa istilah yang ada, maka penulis cantumkan penegasan istilah
yang meliputi beberapa hal diantaranya adalah:
3
Isfandi Muchtar ,Metodologi Pengajaran Agama ,dalam PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,( Pustaka) , hlm:147-148
3
1. Upaya
Upaya diartikan sebagai usaha, ihktiar (untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dsb)4. Jadi upaya disini diartikan
sebagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan akhlak terpuji pada kelas V MI
Muhammadiyah Progowati Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.
2. Meningkatkan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia5 , meningkatkan berarti menaikkan,
mempertinggi, memperhebat dsb. Jadi meningkatkan dapat diartikan sebagai usaha
untuk menaikkan suatu hasil yang akan dicapai, dalam hal ini prestasi belajar siswa
kelas V MI Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang pada mata pelajaran
Akidah Akhlak pokok bahasan akhlak terpuji.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Pengertian tentang belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli dalam
pendidikan. Menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya6. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 7
b. Prestasi Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, prestasi belajar didefinisikan sebagai
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
4Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 2005), hlm. 1189.
5 WJS Purwadarminta,Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 2006), hlm 1280
6Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2003),
hlm2
7
Isfandi Muchtar ,Metodologi Pengajaran Agama ,dalam PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,( Pustaka), hlm:92
4
pelajaran.Prestasi belajar juga bisa berarti nilai yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar disekolah yang dapat dibuktikan dengan nilai atau
hasil dalam belajar.
4. Metode sosiodrama
Yaitu cara menyajikan bahan semacam drama atau sandiwara akan tetapi tidak
disiapkan naskahnya lebih dahulu. Kesan yang dimainkan sendiri akan besar
pengaruhnya kepada perkembangan jiwa anak didik, oleh karena itu metode
sosiodrama akan lebih banyak berpengaruh terhadap perubahan sikap kepribadian
anak didik.8
C. Rumusan Masalah
Sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
akidah akhlak pokok bahasan akhlak terpuji di kelas V MI Muhammdiyah Mungkid
Magelang dengan menggunakan metode sosiodrama dengan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah penerapan Metode Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan akhlak terpuji di kelas V MI
Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang?
2. Apakah penerapan Metode Sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini mempunyai tujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dan kaktifan siswa pada pembelajaran akidah
akhlak pokok bahasan akhlak terpuji pada kelas V MI Muhammdiyah Progowati
Mungkid Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011.
E. Manfaat Penelitian Tindakan
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan pada penelitian ini diantaranya
adalah :
8Zakiah Darajat ,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi Aksara , 1985), hlm 301
5
1. Bagi peserta didik MI Muhammadiyah Progowati
a. Dapat meningkatkan prestasi peserta didik pada mata pelajaran Akidah
Akhlak pokok bahasan akhlak terpuji pada kelas V MI Muhammadiyah
Progowati Mungkid Magelang.
b. Meningkatkan motivasi dan keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan akhlak terpuji
pada kelas V MI Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang.
2. Bagi guru MI Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang
a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih,
menentukan dan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
beberapa aspek yang ada.
b. Sebagai informasi bagi semua tenaga pendidik mengenai metode sosiodrama.
3. Bagi pihak MI Muhammadiyah Progowati
a. Sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada
mata pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan akhlak terpuji kelas V MI
Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang, dengan harapan jika kualitas
pembelajarannya baik maka prestasi belajarnya juga baik.
b. Sebagai salah satu rujukan untuk mengetahui sedikit gambaran pelaksanaan
pembelajaran yang terjadi di MI Muhammadiyah Progowati Mungkid
Magelang pada tahun 2010/2011 yang nantinya bisa dijadikan sebagi
pertimbangan untuk menentukan kebijakan demi kemajuan Madrasah yang
lebih baik.
4. Bagi Peneliti
a. Untuk mendapatkan bukti hasil pembelajaran pada mata pelajaran Akidah
Akhlak pokok bahasanakhlak terpuji pada kelas V MI Muhammadiyah
Progowati Mungkid Magelang dengan menggunakan metode sosiodrama.
b. Menambah pengalaman dan wawasan keilmuan yang nantinya dapat
bermanfaat demi memperbaiki kualitas keilmuannya.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa penelitian
yang dilakukan terdahulu relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya
skripsi tersebut adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah yang berjudul”Implementasi Metode
Sosiodrama dan Bermain Peran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Agama Islam Pada Siswa Kelas IV SDIST AT-TAQWA Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode sosiodrama memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra
siklus(33,33%), siklus I(64%), siklus II(86,66%).1
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rina Afriyanti yang berjudul” Upaya
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Terhadap Materi Kisah Nabi Melalui Metode
Bermain Peran (Sosiodrama) Pada Siswa Kelas V SDN 2 Muneng Kecamatan
Candiroto Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil penelitian
menyimpulkan dengan menerapkan metode bermain peran atau sosiodrama
mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu jumlah siswa yang berminat pada
siklus I=4 siswa atau 33,2%, sedangkan siswa yang belum berminat 8 siswa atau
66,4%, meningkat pada siklusII=5 siswa atau 41,5%, sedang siswa yang tidak
berminat ada 7 siswa atau 72,2%, dan meningkat kembali minat siswa padda
siklus III=10 siswa atau 83% sedang yang tidak minat ada 2 siswa atau 16,6 %.2
1 Fitriyah, Implementasi Metode Sosiodrama dan Bermain Peran untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Agama Islam Pada Siswa Kelas IV SDIST AT-TAQWA Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 (Salatiga: Fakultas Tarbiyah STAIN ,2010,
Salatiga)
2 Rina afriyanti, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Terhadap Materi Kisah Nabi
Melalui Metode Bermain Peran (Sosiodrama) Pada Siswa Kelas V SDN 2 Muneng Kecamatan
Candiroto Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2010/2011(Salatiga: Fakultas Tarbiyah STAIN
,2010, Salatiga)
7
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Sukron yang berjudul “Upaya Peningkatan
Minat dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran SKI Melalui Metode Sosiodrama
pada Siswa Kelas IV MI Reksosari 03 Kab. Semarang”. Hasil penelitian
diketahui bahwa perhatian siswa meningkat yaitu pada siklus I 40,90% pada
siklus II 68,18% dan pada siklus III 90,90%. Keaktifan siswa juga meningkat
pada siklus I 36,36%,siklus II 68,18%,dan siklus III 83,36%.Minat siswa pada
siklus I50,00%,siklus II 81,81%,dan siklus III95,45%.Kemudian prestasi belajar
siswa pada siklus I 59,09%,siklus II 81,81%dan siklus III 95,45%.Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode sosiodrama
dapat meningkatkan perhatian , keaktifan, minat, dan prestasi belajar siswa.3
4. Penelitisn yang dilakukan oleh Saifuddin yang berjudul” Upaya Peningkatan
Penguasaan Materi Membiasakan Perilaku Terpuji Melalui Metode Role Play di
Kelas V SDN Wonosari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Tahun
2009/2010”. Hasil penelitian dengan penerapan metode pembelajaran Role Play
dapat meningkatkan penguasaan materi membiasakan perilaki terpuji di kelas V
SDN Wonosari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung tahun 2009/2010 yang
ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
siklus I 55% pada siklus II 70%, siklus III 90%.4
5. Penelitian yang dilakukan oleh Husnul Khotimah yang berjudul “ Upaya
Meningkatkan Minat Belajar Anak Terhadap Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Dengan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas IV MI N Kalikurmo Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010”.Hasil penelitian
menyimpulkan perhatian siswa meningkat pada siklus I 40,90% pada siklus II
68, 18% dan pada siklus III 90,90%.Sedangkan keaktifan siswa pada siklus I
36,36% siklus II 68,18% dan pada siklus III 86,36%. Kemudian minat siswa
pada siklus I 50,00%, siklus II 81,18% dan pada siklus III 95,45%.Selanjutnya
3 Ahmad Sukron, Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran SKI
Melalui Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas IV MI Reksosari 03 Kab. Semarang(Salatiga: Fakultas
Tarbiyah STAIN ,2010, Salatiga)
4 Saifuddin, Upaya Peningkatan Penguasaan Materi Membiasakan Perilaku erpuji Melalui
Metoge Role Play di Kelas V SDN Wonosari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Tahun
2009/2010(Salatiga: Fakultas Tarbiyah STAIN ,2010, Salatiga)
8
prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I 59,09%,
siklus II 81,81% dan pada siklus III 95,45%.5
B. Kerangka Berfikir
1. Pengertian Belajar
Banyak aktivitas yang tergolong kegiatan belajar. Hal ini karena belajar
merupakan aktivitas yang sangat luas, universal, tidak mengenal tempat dan waktu.
Aktivitas belajar bisa jadi di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Kita mengenal
pepatah long life education, atau ajaran islam mengungkapkan bahwa belajar terjadi
sejak dalam buaian ibu hingga ke liang lahat. Aktivitas yang termasuk belajar sudah
diawali sejak lahir ke dunia. Belajar tidak hanya milik anak sekolah, pelajar atau
mahasiswa, tetapi milik semua orang. Bayi, orang dewasa dan orang lanjut usia akan
melakukan aktivitas yang tergolong aktivitas belajar. Pegertian belajar sudah banyak
dikemukakan dalam perpustakaan. Karena luasnya kupasan masalah belajar, maka
tidak mudah, ketika ditanyakan apa itu belajar. Setiap orang akan memberikan
pengertian yang berbeda-beda tergantung dari aspek mana meninjau masalah belajar.
Ada yang menitik beratkan pada belajar, ada yang menekankan proses, ada pula
yang cenderung pada produk belajar itu sendiri. Sebagaimana yang dikutip oleh
Ngalim Purwanto tentang pengertian belajar .6
a. Menurut Hilgaerd dam Bower, dalam buku Theoric of Learning mengemukakan,
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.”
b. Menurut Gegne, dalam buku The Condition of Learning menyatakan bahwa,
“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dalam
waktu selama ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi
tadi.”
5Husnul Khotimah, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Anak Terhadap Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Dengan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas IV MI N Kalikurmo Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010(Salatiga: Fakultas Tarbiyah STAIN ,2010,
Salatiga)
6 Ngalim Purwanto , Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1997), hlm 84
9
c. Menurut Morgan, dalam buku Introduction to Psychologi mengemukakan “Belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
d. Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian dan suatu pengertian.”
e. Hilgard mengatakan “Learning is the prosess by with an activity originates or is
changed through training procedures (Whether in the laboratory or in the natural
environment) as distinguished from changes by factors not attributable to
training.” Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan
melalui jalan latihan.
f. Belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.7
Dari definisi-definisi di atas dapat dikemukakan bahwa untuk dapat disebut
belajar maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup
panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi
perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin
berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu
terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud
dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara
internal di dalam diri individu dalam penguasaan memperoleh hubungan baru.
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau
7 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta :PT.Rineka
Cipta,2003) , hlm 2
10
kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai, atau dengan kata lain
berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung bermacam-macam faktor.
Adapun faktor-faktor itu, dapat kita bedakan menjadi dua golongan yaitu : 8
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual, antara lain :
1. Faktor kematangan atau pertumbuhan
Belajar sesuatu baru dapat berhail jika taraf pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk
itu.
2. Faktor kecerdasan / intelegensi
Disamping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan
berhasil baik ditentukan atau dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
Kenyataan menunjukkan kepada kita, meskipun anak yang berumur 14 tahun ke
atas pada umumnya telah matang untuk belajar ilmu pasti, tetapi tidak semua
anak-anak tersebut pandai dalam ilmu pasti. Jadi jelaslah kiranya bahwa dalam
belajar kecuali kematangan, intelijensi pun turut memegang peranan.
3. Faktor Latihan dan Ulangan
Karena terlatih, karena serigkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan
pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi dikuasai dan makin mendalam.
Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat
menjadi hilang dan berkurang.
4. Faktor Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan
sesuatu. Tak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan
sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil
yang akan dicapai dari belajarnya itu bagi dirinya.
5. Faktor Pribadi
Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadian masing-masing, yang
berbeda antara seseorang dengan yang lain. Ada orang yang mempunyai sifat
keras hati, berkemauan keras, tekun dalam segala usahanya, halus perasaannya
8 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung :PT.Remaja Rosdakarya,1997) ,hlm 102
11
dan ada pula yang sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang
itu sedikit banyaknya turut mempengaruhi sampai di manakah hasil belajar
dapat dicapai. Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor
kesehatan dan kondisi badan.
b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial, antara lain:
1. Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga
Ada keluarga yang miskin, ada pula yang kaya. Ada keluarga yang selalu
diliputi oleh suasana tentram dan damai, tetapi ada pula yang sebaliknya, ada
keluarga yang terdiri dari ayah-ibu yang terpelajar dan ada pula yang kurang
pengetahuan. Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya, ada
pula yang biasa saja. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau
tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan
dicapai oleh anak-anak. Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya atau tersedia
tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan
penting pula.
2. Guru dan cara mengajar
Terutama dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya
merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan
pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil
belajar yang dapat dicapai anak.
3. Alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk
belajar, dan kecakapan guru dalam mempercepat belajar anak-anak.
4. Lingkungan dan kesempatan yang tersedia
Bersekolah di suatu sekolah yang keadaan guru-gurunya dan alat-alatnya baik,
belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajarnya. Umpamanya karena jarak antara rumah dan sekolah
itu terlalu jauh, memerlukan kendaraan yang cukup lama sehingga melelahkan. Atau
akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari,
12
pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain yang terjadi di
luar kemampuannya.
5. Motivasi sosial
Jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak,
timbulah dalam diri anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Anak
dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan
pelajaran itu, jika diberi perangsang, diberi motivasi yang baik sesuai. Motivasi sosial
dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekitarnya, seperti dari orang-
orang tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu, teman-teman
sepermainan dan sesekolahnya.
B. Prinsip-prinsip belajar
Walaupun teori belajar usianya masih muda dan belum merupakan sesuatu
yang solid, namun ada beberapa prinsip yang telah disepakati bersama secara kuat.
Dalam memilih taktik dan strategi haruslah diperhatikan prinsip-prinsp umum belajar
tersebut. Beberapa prinsip umum belajar yang dimaksud adalah :
a. Siswa akan belajar lebih baik bila keadaan siap. Siswa yang tidak siap belajar
tidak dapat mempelajari sesuatu secara efisien. Kesiapan itu sendiri adalah
merupakan gabungan antara kematangan, motivasi, pengalaman, kemampuan,
persepsi, bakat / kecerdasan, dan faktor-faktor lainnya yang membuat seseorang
siap untuk memperoleh pengajaran. Jika guru menempuh cara yang tepat maka ia
dapat membuat seseorang yang tidak siap menjadi siap untuk belajar akan
berjalan secara lebih efektif jika siswa termotivasi untuk belajar.
b. Setiap siswa mempunyai kecepatan dan gaya tersendiri dalam belajar. Guru
harus menyadari adanya perbedaan individual dalam belajar. Memang tidak ada
dua siswa yang benar-benar sama dan hal nampak dari hasil pengukuran
karakteristik individual siswa. Oleh karena variasi tersebut ada dalam
karakteristik siswa maka karakteristik yang berbeda itu dikenal dengan variabel-
variabel.
13
c. Siswa belajar bagaimana belajar. Oleh sebab itu bagaimana siswa belajar
sekarang akan mempengaruhi kecenderungan bagaimana siswa tersebut akan
belajar pada masa yang akan datang.
d. Belajar selalu berlangsung dalam hubungannya dengan tujuan. Siswa belajar
lebih baik jika tujuan yang hendak dicapainya sama dengan tujuan tersebut. Guru
diharapkan mengarahkan siswa dalam mencapai tujuan tersebut. Sekali siswa
mencapai tujuan yang dirumuskannya sendiri akan maju secara lebih pasti dalam
mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi bagi dirinya.
e. Belajar amat ditentukan oleh penguatan. Baik hukuman / hadiah dapat
menguatkan akan tetapi hukuman tidak selalu membantu mencapai hasil yang
diharapkan. Adanya pencapaian kepuasan sendiri sebagai hasil melakukan
sesuatu dengan baik dan kesempatan untuk berpartisipasi kembali dalam
kegiatan-kegiatan yang menentang adalah salah satu diantara sekian hadiah yang
kuat. Agar lebih efektif, penguatan harus diberikan secepatnya (immediately
reinforcement).
f. Mempelajari sesuatu adalah melakukan sesuatu. Apa saja yang dilakukan
seseorang dapat menghasilkan belajar, tetapi belajar pada umumnya di sekolah
haruslah bertujuan dan bekerja keras.
g. Siswa senantiasa memberi reaksi yang kurang menyenangkan terhadap cara yang
terlalu mengarahkan.
h. Belajar yang tidak memberikan sesuatu yang baru, tidak memberi manfaat.
Belajar yang disadari oleh incentive misalnya belajar karena dorongan dari luar
tidak memberi hasil yang baik.
i. Belajar bukanlah penambahan (additive) melainkan menggabungkan
(integrative).
j. Siswa nampaknya lebih senang belajar dari teman sebayanya dari pada belajar
dari orang tua.
k. Siswa akan berusaha dengan keras jika tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
masih dalam jangkauan kemampuannya yang menentang yaitu tidak terlalu sukar
tetapi juga tidak terlalu mudah.
14
l. Waktu yang digunakan untuk mengingat sesuatu akan lebih efektif dari membaca
kembali.
m. Siswa hanya mempelajari apa yang diduganya akan diujikan.
n. Pendapat dari suatu kelompok sebaya meruakan motivasi yang kuat.
o. Untuk membentuk konsep, siswa harus dihadapkan pada contoh-contoh yang
khusus sehingga akan nampak ciri-ciri yang berbeda dengan sesuatu yang tidak
nampak sehingga dapat menarik konsep tertentu dari contoh khusus tersebut.
Kemudian menggunakan konsep tersebut.
p. Ketrampilan-ketrampilan yang dipelajari secara terpisah, tidak berfungsi.
q. Bahan-bahan yang bermakna mudah dipelajari dan dipindahkan.
r. Belajar kognitif dapat dicapai baik melalui hafalan yang dihubungkan (rote
association) atau melalui teknik menemukan sendiri.
s. Belajar yang sifat psikomotor terjadi dengan baik bila dilakukan dengan
penjelasan, demontrasi, dan dengan latihan (practice) yang bermakna.
t. Pengalaman yang menyenangkan akan lebih mungkin mengubah sikap dari pada
pengalaman yang tidak menyenangkan.
C. Ciri-ciri Belajar Yang Baik
a. Proses belajar ialah : pengalaman, berbuat, mereaksi dan melampaui (Under
Going).
b. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-
mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
c. Pengalaman belajar secara maksimun bermakna bagi kehidupan murid.
d. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang
mendorong motivasi yang kontinue.
e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.
f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid.
g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan
hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.
h. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.
15
i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
j. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat
didiskusikan secara terpisah.
k. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
l. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan ketrampilan.
m. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada
kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
n. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-
pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.
o. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan
kecepatan yang berbeda-beda.
p. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat
berubah-ubah (adaptable), jika tidak sederhana dan statis.9
D. Cara Belajar Yang Baik
Untuk memperoleh hasil belajar yang baik dilakukan dengan baik dan cara
yang tepat. Setiap orang mempunyai cara sendiri-sendiri dalam belajar. Cara yang
satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak
atau siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu
dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.
Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan
oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang paling
menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang dicapai dari
hasil yang telah dilakukan atau dikerjakan.10
Sedang menurut WJS Purwadarminto
9
16
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau
hasil suatu pekerjaan.” Selanjutnya prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. (tim
penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa).
Oleh karena itu prestasi merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan
kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yang meliputi
aspek pengetahuan, aspek nilai, dan psikomotorik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan, bahwa
prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang dapat dicapai oleh
seseoramg atau seorang siswa setelah mempelajari materi pelajaran yang dapat diukur
dengan menggunakan tes dan dapat diwujudkan dalam bentuk nilai tes atau angka
yang diberikan oleh guru.
Selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar pada
hekekatnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal
dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang
dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar penting sekali dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi
belajar yang seoptimal mungkin dengan kemampuannya masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.
Yang termasuk faktor ini ialah panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak
sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
10 Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka 2005
17
b. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri
atas :
1. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat
serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
2. Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis
2. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
a. Faktor sosial yang terdiri atas :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
4. Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
d. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
Demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi baik secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa11
.
3. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
A. Pengertian Aqidah
Menurut Al Munawir sebagaimana dikutip oleh Yunahar Ilyas dalam bukunya
Kuliah Aqidah Islam secara etimologis (lughotan) aqidah berakar dari kata “aqada –
ya qidu – aqdan – aqidatan”. Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.
Setelah terbentuk menjadi akidah berarti keyakinan 12
Secara terminologis terdapat beberapa definisi antara lain :
11 Moh Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Mengajar,(Bandung :PT.
Rosdakarya,1993) ,hlm 10
12
Yunahar Ilyas ,Kuliah Aqidah, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007), hlm 1
18
1. Menurut Hasan Al-Banna
Menurut beliau „aqaid (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati (mu), mendatangkan ketentraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
2. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma)
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan
(oleh manusia) dan ditolak (serta) diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara
pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu13
Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir sama dengan istilah aqidah,
diantaranya :
1. Iman
Ada yang menyampaikan istilah iman dengan akidah, dan ada yang
membedakannya. Bagi yang membedakan, aqidah hanyalah bagian dalam (aspek
hati) dari iman, sebab iman menyangkut aspek dalam dan aspek luar. Aspek
dalamnya berupa keyakinan dan aspek luar berupa pengakuan lisan dan
pembuktian dengan amal 14
.
2. Tauhid
Tauhid artinya (mengesakan Alloh Tauhidullah). Ajaran tauhid adalah tema sentral
aqiqah dan iman, oleh sebab itu aqiqah dan iman diidentikkan juga dengan istilah
Tauhid.
3. Ushuluddin
Artinya pokok-pokok agama. Aqidah, iman dan tauhid disebut juga Ushuluddin
karena akaran aqidah merupakan pokok-pokok ajaran agama Islam.
4. Ilmu Kalam
Kalam artinya berbicara, atau pembicaraan. Dinamai dengan ilmu kalam karena
banyak dan luanya dialog dan perdebatan yang terjadi antara pemikir masalah-
masalah aqidah tentang beberapa hal. Misalnya tentang Al Qur‟an apakah Khaliq
13 Yunahar Ilyas , Kuliah Aqidah, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007), hlm 2
14
Yunahar Ilyas , Kuliah Aqidah, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007), hlm 4
19
atau buka, hadist atau qadim. Tentang taqdir, apakah manusia punya hak ikhtiar
atau tidak. Tentang orang yang berdosa besar, kafir atau tidak dan lain sebagainya.
Sumber Aqidah Islam
Sumber aqidah Islam adalah Al Qur‟an dan Sunnah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh Alloh dalam Al Qur‟an dan oleh Rasulullah dalam sunnahnya
wajib diimani (diyakini dan diamalkan).
Fungsi Aqidah
Akidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan semakin tinggi
bangunan yang akan didirikan, harus semakin kokoh fondasi yang dibuat. Kalau
fondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa
fondasi.
Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah
dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermuamalat dengan baik. Ibadah
seseorang tidak akan diterima oleh Alloh SWT kalau tidak dilandasi dengan akidah.
Seseorang tidaklah dinamai berakhlak mulia bila memiliki aqidah yang benar. Begitu
seterusnya bolak-balik dan bersilang.
B. Pengertian Akhlak
Secara etimologis (lughotan) akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari
khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata
khalaqa yang berarti menciptakan seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluq
(yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Persamaan akar kata mengisyaratkan
bahwa dalam akhlak mencakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak
khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata
perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya mengandung nilai akhlak
yang hakiki. Manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak
khaliq (Tuhan). 15
Adapun secara terminologis (isthilahan) ada beberapa definisi tentang akhlak
yang dari beberapa pendapat diantaranya :
15 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), hlm, 1
20
1. Imam Al Ghazali
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
2. Ibrahim Anis
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-
macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.
3. Abdul Karim Zaidah
Akhlah adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan
sorotan dan timbangnya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk,
untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.16
4. Al-Qurthuby
Akhlak adalah suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanan.17
5. Muhammad „Ilaan Ash-Shadieqy
Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan
perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain).
6. Ibnu Maskawaih
Akhlak adalah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat, tanpa
memikirkannya (lebih lama)
7. Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia , yang
menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang
disengaja.
16 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), hlm 2
17
Mahjudin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf: Kalam Mulia ,Jakarta 1991 hlm3
21
Sumber Akhlak
Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan
buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak
adalah Al Qur‟an dan Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat
sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk
dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu‟tazilah 18
Ruang Lingkup Akhlak
Muhammad Abdullah Draz dalam bukunya Dustur Al-Akhlaq Hal-Islam
membagi ruang lingkup akhlak menjadi lima bagian.
1. Akhlah Pribadi (Al Akhlaq al fardiyah) terdiri : (a) yang diperintahkan, (b) yang
dilarang, (c) yang dibolehkan dan (d) akhlak dalam keadaan darurat.
2. Akhlaq berkeluarga (Al akhlaq al usariyah), terdiri dari : (a) kewajiban timbale
balik orang tua dan anak, (b) kewajiban suami istri, dan (c) kewajiban terhadap
karib kerabat.
3. Akhlah bermasyarakat (Al Akhlaq al-ijtima‟iyyah) terdiri dari (a) yang dilarang, (b)
yang diperintahkan dan (c) kaedah-kaedah adab.
4. Akhlaq bernegara (akhlaq ad-daulah), terdiri dari : (a) hubungan antara pemimpin
dan rakyat, (b) hubungan luar negeri.
5. Akhlaq Beragama (Al Akhlaq ad-diniyyah), yaitu kewajiban terhadap Allah SWT
19
Ciri-ciri Akhlak Dalam Islam
Akhlak dalam islam memiliki ciri-ciri khas yaitu :
a. Akhlak Robbani
Ajaran akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Ilahi yang termaktub dalam
Al-Qur‟an dan Sunnah. Sifat rabbani dari akhlak juga menyangkut tujuannya,
yaitu untuk memperoleh kebahagiaan di dunia kini, dan di akhirat nanti.
Ciri rabbani juga menegaskan bahwa akhlak dalam Islam bukalah moral yang
kondisional dan situasional, tetap akhlak yang benar-benar memiliki nilai akhlak
18 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), hlm 4
19
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), hlm 5
22
mutlak. Akhlak rabbani lah yang mampu menghindari kekacauan nilai moralitas
dalam hidup manusia20
b. Akhlak Manusiawi
Ajaran akhlak dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah manusia.
Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti
ajaran akhlak dalam Islam. Ajaran akhlah dalam Islam diperuntukkan bagi
manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki, bukan kebahagiaan
semu. Akhlak Islam adalah akhlak yang benar-benar memelihara eksistensi
manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya.
c. Akhlak Universal
Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang Universal dan
mencakup segala aspek hidup manusia, baik yang dimensinya vertical maupun
horizontal.
d. Akhlak Keseimbangan
Ajaran akhlak dalam Islam berada di tengah antara yang menghayalkan manusia
sebagai Malaikat yang enitik beratkan segi kebaikan dan yang menghayalkan
manusia seperti hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia
menurut pandangan Islam memiliki dua kekuatan dalam dirinya, kekuaran baik
pada hati nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Manusia
memiliki naluriah hewani dan juga ruhaniah Malaikat Manusia memiliki unsur
rohani dan jasmani yang memerlukan pelayanan masing-amsing secara
seimbang.21
e. Akhlak Realistis
Ajaran akhlak dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun
manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding
makhluk-makhluk yang lain, tetapi manusia mempunyai kelemahan-kelemahan,
memiliki kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan
spiritual. Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin
melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam
20 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), hlm 12
21
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), hlm 13
23
memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk
memperbaiki diri dengan bertaubat. 22
Cakupan Materi Aqidah Akhlak
Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang
terpadu, meliputi :
a. Keimanan
b. Pengalaman
c. Pembiasaan
d. Rasional
e. Emosional
f. Fungsional
g. Keteladanan
Dari pengertian tentang aqidah maupun akhlak di atas dapat disimpulkan bahwa
pelajaran aqidah akhlak adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang digunakan sebagai wahana pemberian pengetahuan, bimbingan
dan pengembangan watak siswa agar dapat memahami, meyakini dan menghayati
kebenaran ajaran Islam serta bersedia mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi :
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada
Allah SWT yang telah ditanamkan dilingkungan keluarga.
b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pencegahan, yaitu untuk menangkal dan mengantisipasi hal-hal negatif dari
lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan diri siswa dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
d. Pengajaran, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan tentang keimanan dan
akhlak.
22 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), hlm 14
24
Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang aqidah Islam unguk
mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi Muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia, sebagai pribadi, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai warga negara. Kemampuan-kemampuan dasar tersebut juga
dipersiapkan untuk mengikuti pendidikan pada SLTP / MTs 23
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak meliputi dua unsur pokok, yaitu :
a. Aqidah : Berisi aspek pelajaran untuk menanamkan pemahaman dan keyakinan
terhadap aqidah Islam sebagaimana yang terdapat dalam rukun Iman. Dan dalam
hal bertauhid dapat dipahami dan diamalkan secara terpadu dua bentuk tauhid
yaitu Rububiyyah dan Uluhiyyah.
b. Akhlak : Akhlak terpuji, akhlak tercela, kisah-kisah keteladanan para Rasul
Allah, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam lingkungannya 24
Karakteristik Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Setiap mata pelajaran karakteristik tertentu yang dapat membedakannya dengan
mata pelajaran yang lain. Adapun karakteristik mata pelajaran Aqidah dan Akhlak
adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan Aqidah dan Akhlak merupakan mata pelajaran yang dikembangkan
dari ajaran-ajaran yang terdapat dalam Agama Islam yang bersumber dari Al-
Qur‟an dan Hadits. Untuk kepentingan pendidikan, dikembangkan materi aqidah
dan akhlak pada tingkat yang lebih rinci sesuai janjang pendidikan.
b. Prinsip-prinsip dasar aqidah adalah kepercayaan atau keyakinan yang tersimpul
dan terhujam didalam lubuk jiwa (hati) manusia yang diperkuat dengan dalil-
dalil naqli, aqli dan wijdani (perasaan halus) dalam menyakini dam mewujudkan
rukun iman yang empat yaitu, iman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir dan iman kepada taqdir. Akhlak adalah
23 Nasrun Rusli ,Aqidah Akhlak,1996,hlm 4
24
Nasrun Rusli ,Aqidah Akhlak,1996,hlm 5
25
pembentukan sikap dan kepribadian seseorang untuk berakhlak mulia (akhlak al-
mahmudah) dan mengeliminasi akhlak tercela (akhlak al-madzmumah) sebagai
manifestasi akidahnya dalam perilaku hidup seseorang dalam berakhlak kepada
Allah dan Rasul-Nya, kepada diri sendiri, kepada sesama manusia, dan kepada
alam dan makhluk lain.
c. Mata pelajaran akhidah dan akhlak merupakan salah satu rumpun mata pelajaran
pendidikan agama di Madrasah (Al-Qur‟an dan Hadist, Akhidah dan akhlak,
syariah / fiqih, dan sejarah kebudayaan Islam) yang secara integratif menjadi
sumber nilai landasan moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan
keilmuan dan kajian keislaman, termasuk kajian yang terkait dengan ilmu dan
tegnologi serta seni dan budaya.
d. Mata pelajaran akidah dan akhlak tidak hanya mengantarkan serta didik untuk
menguasai pengetahuan tentang akhidah dan akhlak, tetapi yang penting adalah
bagaimana peserta didik dapat mengamalkan akhidah dan akhlak itu dalam
kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran akidah dan akhlak menekankan keutuhan
dan keterpaduan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku atau lebih menekankan
pembentukan ranah efektif dan psikomotorik yang dilandasi oleh ranah kognitif.
e. Tujuan mata pelajaran akhidah dan akhlak adalah untuk membentuk peserta
didik beriman dna bertaqwa pada Allah SWT, dan memiliki akhlak mulia.
Tujuan inilah yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi
Muhammad SAW. Pendidikan akidah dan akhlak merupakan jiwa pendidikan
Agama Islam. Dengan demikian membentuk akhlak yang mulia sesungguhnya
merupakan tujuan pendidikan. Sejalan dengan tujuan ini maka semua mata
pelajaran atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta didik haruslah
mengandung pendidikan akhlak dan setiap guru mengemban misi membangunan
akhlak atau tingkah laku peserta didiknya 25
Struktur mata pelajaran Akhidah akhlak dalam rumpun Pendidikan Agama
Islam dapat dilihat pada gambar berikut 26
25 Departemen Agama ;2004 hlm 2
26
Departemen Agama ;2004 hlm 3
26
Gambar 1
Struktur Rumpun Mata Pelajaran PAI
Gambar 2
Struktur Mata Pelajaran Aqidah dan Akhlaq
4. Metode Pembelajaran
Pengertian Metode Pembelajaran
ISLAM
AL QUR’AN DAN HADITS
Aqidah
Syari’ah
Akhlaq
Ibadah
Muamalah
SISTEM KEHIDUPAN
1. Politik
2. Ekonomi
3. Sosial
4. Keluarga
5. Budaya
6. ptek (Saintek)
7. Orkes
8. Lingkungan hidup
9. Hankam
10. dan seterusnya SEJARAH
AQIDAH
AKHLAQ
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepada rasul-rasul Allah
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada qadla dan qadar
1. Akhlaq kepada Allah
2. Akhlaq kepada diri sendiri
3. Akhlaq kepada sesame
4. Akhlaq kepada lingkungan
Mahmudah
Mazmumah
27
Metode secara singkat dikatakan sebagai cara mencapai tujuan. Purwadaminta
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan bahwa metode adalah cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
tertentu 27
Metode merupakan cara, teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan
pelajaran. Metode bisa menyangkut pendekatan dan strategi yang digunakan untuk
menyampaikan materi yang mendukung tujuan pengajaran serta mampu memobilisasi
anak didik. 28
Metode mengajar adalah suatu cara / jalan yang harus dilalui didalam mengajar.
Mengajar itu sendiri menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo-karo adalah menyampaikan
bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima,
menguasai dan mengembangkannya29
.
Sedangkan pengajaran atau pembelajaran merupakan sarana untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan perilaku individu
melalui proses mengalami suatu yang diciptakan dalam rancangan proses
pembelajaran.30
1. Macam-macam Metode Pembelajaran
Dalam prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan atau penggunaan
metode mengajar adalah :
a. Merangsang dan memotivasi anak untuk belajar.
b. Mempermudah daya tangkap anak.
c. Memberi peluang anak untuk melakukan praktek atau latihan
d. Dapat dilaksanakan oleh guru atau guru mempunyai kemampuan
menggunakan metode tersebut.
e. Sesuai dengan kondisi atau suasana lingkungan tempat belajar.
f. Sesuai dengan taraf perkembangan materi atau karakteristik anak
27 Purwadarminto Kamus Umum Bahasa Indonesia
28
Lilik Sriyanti,Psikologi Pendidikan,(Salatiga:Percetakan Arya 2003), hlm 16
29
Slameto, , Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta :PT.Rineka
Cipta,2003) , hlm 65
30
Udin Saparudin : 2007 ,hlm 4
28
g. Mempermudah penyampaian materi dan penggunaan media. Mempermudah
tercapainya tujuan pengajaran31
5. Metode Sosiodrama
Pengertian Metode Sosiodrama
Sosiodrama berasal dari kata : sosio dan drama. Sosio berarti sosial yaitu
masyarakat, dan drama berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau
memperlihatkan. Sosial atau masyarakat terdiri dari manusia yang satu sama lain
terjalin hubungan yang dikatakan hubungan sosial. Drama dalam pengertian luas
adalah mempertunjukkan atau mempertontonkan keadaan atau peristiwa-
peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah laku orang. 32
Metode sosiodrama ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada
anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat (kehidupan sosial). 33
Menurut Zakiah Paradjat
metode sosiodrama adalah juga semacam drama atau sandiwara akan tetapi tidak
dipersiapkan naskahnya lebih dahulu, tapi dilaksanakan seperti sandiwara
dipanggung tujuan :
a. Agar anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan
nantinya tidak canggung menghadapi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menghilangkan perasaan-perasaan malu dan rendah diri yang tidak pada
tempatnya, maka ia dilatih melalui temannya sendiri untuk berani berperan
dalam sesuatu hal. Hal ini disebabkan karena memang ada anak didik yang
disuruh ke depan kelas saja tidak berani apalagi berbuat sesuatu seperti
bicara didepan orang dan sebagainya.
c. Mendidik dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat
didepan teman sendiri atau orang lain.
31 Lilik Sriyanti, ,Psikologi Pendidikan,(Salatiga:Percetakan Arya 2003) hlm 16
32
Mansyur : 1997 ,hlm 154
33
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta:PT Rineka Cipta , 2000) ,hlm
200
29
d. Membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang
lain. 34
Terkadang banyak peristiwa psikologis atau social yang sukar dijelaskan
dengan kata-kata tetapi perlu didramatisasikan. Dalam hal ini perlu digunakan
metode sosiodrama yaitu siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan
gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia.Teknik ini dalam
proses belajar mengajar memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang
lain, dapat tepo seliro, dan toleransi. Kita mengetahui sering terjadinya perselisihan
dalam pergaulan hidup antar kita, dapat disebabkan karena salah paham. Maka
dengan sosiodrama mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu
menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru.35
Sosiodrama sebagai suatu metode mengajar hendaknya memenuhi tiga persyaratan
utama (menurut Prof. Dr. S. Nasution) :
a. Kelas harus mempunyai perhatian terhadap masalah yang dikemukan. ini berarti
bahwa suatu persoalan hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak-anak baik minat maupun kemampuan murid.
b. Para pelaku harus mempunyai gambaran yang jelas tentang masalah yang
dihadapi.
c. Sosiodrama hendaknya dipandang sebagai alat pelajaran dan bukan hanya sebagai
alat hiburan. Kerana itu dalam sosiodrama tidak terbatas apada mendramatisasikan
tetapi anak-anak supaya menanggapi, menilai atau memberikan kritik-kritik. 36
Langkah-langkah menggunakan metode sosiodrama :
Dalam melaksanakan teknik sosiodrama ini agar berhasil dengan efektif, maka
perlu mempertimbangkan langkah-langkahnya adalah :
a. Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan teknik ini, bahwa
dengan jalan sosiodrama siswa diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan
sosial yang aktual ada di masyarakat, maka kemudian guru menunjukkan beberapa
34 Zakiah Daradjat, Metodik K(husus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1984),
hlm ,301
35
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1998) , hlm 90
36
Englosworo, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran(Bina Aksara,1984) , hlm59
30
siswa yang akan berperan, masing-masing akan mencari pemecahan masalah
sesuai dengan perannya. dan siswa yang lain jadi penonton dengan tugas-tugas
tertentu pula.
b. Guru harus mmemilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat belajar anak.
Ia mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga siswa terangsang untuk
berusaha memecahkan masalah itu.
c. Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan sambil
untuk mengatur adegan yang pertama.
d. Bila ada kesediaan sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditanggapi tetapi
guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu. bila tidak
ditunjuk saja yang memiliki kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman
seperti yang diperankan itu. 37
Kelebihan Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain ialah :
a. Murid melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang
akan didramakan. sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara
keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. dengan demikian
daya ingatan murid harus tajam dan tahan lama.
b. Murid akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para
pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang
tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada murid dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina
dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
d. Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan bina dengan sebaik-baiknya.
e. Murid memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggungjawab
dengan sesamanya.
e. Bahasa lisan murid dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami
orang lain.
37 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1998) , hlm 91
31
Kelemahan Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain :
a. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang aktif.
b. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi
bahan pelajaran maupun pada pelaksaaan pertunjukan.
c. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempatnya bermain sempit.
C. Hipotesisi Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Suatu penelitian diperlukan suatu
prediksi mengenai jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam
bentuk hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis tindakan yaitu
melalui metode Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI
Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang mata pelajaran Akidah Akhlk pokok
bahasan akhlak terpuji.
32
BAB III
MET0DE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah merupakan
penelitian tindakan kelas (classroom action research). PTK sendiri memiliki tujuan
untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu
pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik
di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang
belajar.
Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diambil dari pendapat beberapa
tokoh yang berkompeten dalam penelitian. Hal itu perlu dilakukan agar pemahaman
tentang PTK tidak menyimpang. Banyak tokoh yang telah memberikan definisi PTK,
salah satunya dikemukakan Hopkins yang dikutip oleh Kumandar menyatakan bahwa
PTK adalah penelitian yang dilakukan untuk membantu seseorang dalam situasi
darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam
kerangka etika yang disepakati bersama.1 PTK juga diartikan sebagai suatu penelitian
yang dilakukan secara reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru
yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai tindakan
di dalam kelas 2.
Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus setiap siklus terdiri dari empat
langkah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.3 Keempat
langkah tersebut dilakukan secara berurutan dan saling terkait. Pada setiap siklusnya
masing-masing siklus juga memiliki keterkaitan yang jelas. Siklus kedua merupakan
kelanjutan dari siklus pertama. Untuk lebih jelasnya hubungan masing-masing siklus
dan tahapannya dapat dilihat pada model berikut.4
1 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 46.
2 Sabyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), hlm. 10.
3 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar: 153.
4 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 16.
33
Gb. 3 Model PTK
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan suatu tindakan, yang
secara khusus diamati secara terus menerus. Hasil pengamatan dilihat kekurangan
dan kelebihannya, kemudian diadakannya pengubahan terkontrol sampai pada upaya
maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Muhammadiyah Progowati
Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Madrasah ini terdiri dari 11 ruang yaitu 6
ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang guru, 1 ruang computer, 1 ruang perpustakaan
dan 1 ruang lagi adalah mushola. Madrasah ini memiliki 135 siswa yang terdiri dari
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
?
34
70 siswa putri dan 65 siswa putra. Sedangkan tenaga pengajarnya berjumlah 10 orang
yang terdiri dari 8 orang guru perempuan dan 2 orang guru laki-laki.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2011 sampai dengan 27 April
2011. Pada tanggal 30 Maret 2011 melihat daftar nilai kelas V. Kegiatan
pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 April 2011 jam pelajaran 4 dan 5.
Kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 April 2011 jam
pelajaran 4 dan 5.
Siswa kelas V MI Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang yang
menjadi subyek penelitian ini berjumlah 24 orang terdiri dari 14 anak laki-laki dan 10
anak perempuan.
C. Pelaksana dan Kolaborator
Yang melaksanakan pembelajaran adalah guru kelas V Rubiyanto (Peneliti),
sedangkan sebagai kolaborator adalah Khusni Famela, S. Pd I
D. Rancangan Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari beberapa tahap. Secara
rinci digambarkan sebagai berikut :
1. Diskripsi Pra Siklus
Peneliti mencari hasil belajar peserta didik dari daftar nilai yang ada di
madrasah. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan
pembelajaran pada, pra siklus, siklus 1 dan siklus II.
Pelaksanaan pra siklus ini dilakukan pada hari Rabu, 30 Maret 2011 yaitu
peneliti melihat dan mengambil nilai yang ada pada daftar nilai harian siswa semester
II kelas V MI Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang tahun ajaran
2010/2011.
Dalam pra siklus ini pembelajaran Akidah Akhlak yang dilakukan guru masih
menggunakan metode pembelajaran yang konvensional, yaitu belum menggunakan
metode sosiodrama.
1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 April 2011, dengan
pokok bahasan hidup bertetangga dan bermasyarakat.Tahapan dan langkah-langkah
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
35
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :
1) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan pengamatan berdasarkan evaluasi
terhadap pembelajaran hidup bertetangga dan bermasyarakat yang selama
ini dilakukan, yang menunjukkan kelemahan dan kurangnya penguasaan
materi dalam belajar.
2) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji teori untuk memilih solusi
bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok
bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini
dilaksanakan.
4) Penyiapan sarana pembelajaran untuk melakukan sosiodrama pada materi
hidup bertetangga dan bermasyarakat.
b. Tahap Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan.
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menerapkan metode pembelajaran sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu menggunakan metode
sosiodrama. Pokok bahasan yang diajarkan adalah hidup bertetangga dan
bermasyarakat, langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi :
1. Guru menyuruh siswa untuk menyimak pelajaran dan selajutnya guru menjelaskan
dan memberikan pertanyaan terhadap siswa tentang hidup bertetangga dan
bermasyarakat.
2. Guru menyuruh beberapa siswa untuk memerankan sebuah drama di depan kelas
tentang hidup bertetangga dan bermasyarakat.
3. Melaksanakan tes tertulis tentang hidup bertetangga dan bermayarakat. Adapun
soal hidup bertetangga dan bermasyarakat adalah sebagaimana terlampir.
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
36
5. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes tertulis, dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang
dilakukan.
c. Tahap Observasi
Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan prestasi belajar
Akidah Akhlak dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang tahun pelajaran 2010/2011, dan
pokok bahasannya adalah hidup bertetangga dan bermasyarakat maka observasi
difokuskan pada tingkah laku hidup bertetangga dan bermasyarakat.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran, peneliti
meminta bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga
didapatkan data yang valid.
d. Tahap refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian, yaitu hasil
pengamatan situasi proses belajar mengajar, dan hasil perbandingan atau peningkatan
nilai tes tertulis.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus
pertama, diperoleh informasi sebagai berikut :
a. Ketika peneliti mensosiodramakan tentang hidup bertetangga
danbermasyarakatadab kebanyakan siswa tidak memperhatikan dan berbicara
pada temannya.
b. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung.
c. Sebagian besar siswa belum tahu bagaimana hidup bertetangga dan
bermasyarakat.
d. Ketika ditanya tentang materi hidup bertetangga dan bermasyarakat banyak yang
belum faham.
e. Guru kurang maksimal dalam memotivasi dan dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran.
f. Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu.
37
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
Dan hal-hal yang harus direvisi pada siklus kedua adalah sebagai berikut :
1. Mengubah cara mengajar dari klasikal menjadi kelompok, kemudian meminta
setiap kelompok mensosiodramakan di depan kelas.
2. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
3. Guru perlu mengelola waktu secara baik dengan menambahkan informasi-
informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
Diskripsi Pelaksanaan Siklus II
Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 April 2011,
dengan pokok bahasan hidup bertetangga dan bermasyarakat.
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :
1) Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan pengamatan berdasarkan evalusi
terhadap pembelajaran hidup bertetangga dan bermasyarakat pada siklus
pertama yang masih ada kelemahan atau kekurangan.
2) Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji kelemahan atau kekurangan
pembelajaran pada siklus pertama.
3) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan
dan instrumen pengumpulan data selama penelitian ini dilaksanakan.
4) Menyiapkan perangkat/ sarana pembelajaran untuk melaksanakan sosiodrama
dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menerapkan metode pembelajaran,
sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yaitu menggunakan metode
sosiodrama. Pokok bahasan yang diajarkan adalah hidup bertetangga dan
bermasyarakat, adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran
38
dengan memperhatikan revisi pada siklus 1,sehingga kesalahan atau kekurangan pada
siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi :
1. Guru menyuruh siswa untuk menyimak pelajaran dan selajutnya guru
menjelaskan memberikan penjelasan dan memberikan pertanyaan terhadap siswa
tentang hidup bertetangga dan bermasyarakat.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memerankan sebuah drama di
depan kelas tentang hidup bertetangga dan bermasyarakat.
3. Melakukan tes tertulis hidup bertetangga dan bermasyarakat. Adapun soal tes
tertulis hidup bertetangga dan bermasyarakat sebagaimana terlampir.
4. Melaksanakn pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam rencana
perbaikan pembelajaran yaitu membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
5. Guru memberi informasi-informasi tentang materi pembelajaran.
6. Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi soal tes tertulis, , dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang
dilakukan pada siklus 2.
c. Tahap Observasi
Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan prestasi belajar
Akidah Akhlak dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang tahun pelajaran 2010/2011, dan
pokok bahasannya adalah hidup bertetangga dan bermasyarakat maka observasi
difokuskan pada tingkah laku hidup ber tetangga dan bermasyarakat.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran, peneliti meminta
bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data
yang valid.
d. Tahap refleksi
Pada siklus ini dalam pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan
metode sosiodrama menunjukkan adanya kemajuan dibanding dengan siklus I, siswa
39
lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan motivasi belajarnya meningkat,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
a. Dokumentasi
Berguna untuk melihat nilai mata pelajaran Akidah Akhlak sebelum penerapan
penelitian tindakan kelas, sehingga dapat membandingkan penguasaan materi
siswa sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah diberi tindakan.,
Dokumentasi itu berupa nilai mata pelajaran Akidah Akhlak sebelum penerapan
penelitian tindakan kelas dari mulai pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Dokumentasi nilai tersebut berguna untuk mengetahui sejauhmana peningkatan
prestasi belajar siswa tentang hidup bertetangga dari mulai pra siklus, siklus I, dan
siklus II.
b. Lembar observasi
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh observer.
Lembar observasi berisi tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran.
F. Teknik Analisis Data
1. Menghitung Rata-rata
Data yang telah diperoleh melalui tes kemudian dianalisis dengan menghitung rata-
rata nilai siswa.Untuk menghitung rata-rata digunakan rumus5
Ket :
X = Rata-rata nilai siswa
∑X = Jumlah seluruh siswa
N = Jumlah peserta didik
5 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 67
X = ∑x
N
40
2. Menghitung Ketuntasan Belajar Klasikal
Ketuntasan Belajar Klasikal dapat ditentukan dengan menggunakan analisis
deskriptif prosentase dengan perhitungan sebagai berikut :
Ketuntasan belajar klasikal = ∑ Peserta didik yang tuntas x 100 %
∑ Seluruh peserta didik
G. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode sosiodrama dalam pembelajaran Akidah Akhlak pokok
bahasan akhlak terpuji kelas V MI Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang
dikatakan berhasil jika dalam evaluasi diperoleh rata-rata kelas mencapai 65.0 dan
ketuntasan klasikalnya mencapai 70 %.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Prasiklus
Prasiklus adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebelum penelitian.
Pembelajaran tersebut dilakukan dengan perencanaan dan pelaksanaan seperti biasa.
Hal ini ditujukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan sebelum penelitian. Hasil pembelajaran pada Pra Siklus dijadikan
sebagai pembanding hasil pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan PraSiklus
Pembelajaran di kelas masih dilaksanakan dengan menggunakan metode
yang konvensional yaitu hanya metode ceramah saja belum memadukan dengan
metode sosiodrama sehingga pembelajaran masih terpusat pada guru. Adapun
deskripsi pembelajaran prasiklus adalah sebagai berikut:
Pembelajaran dimulai dengan mengulang materi pelajaran yang telah lalu
dilanjutkan penyampaian judul materi yang akan dipelajari, setelah itu guru
membacakan materi yang ada dengan diberi penjelasan secukupnya.Kemudian guru
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jika tidak ada yang bertanya guru
langsung melanjutkan penjelasannya. Kondisi tersebut berjalan hingga akhir
pembelajaran.
a. Analisis Pelaksanaan Tindakan PraSiklus
Pelaksanaan kegiatan Pra Siklus dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30
Maret 2010. Adapun hasil observasi dan hasil tes pada pembelajaran tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Lembar Observasi Pra Siklus
42
No
Aspek yang
diamati
Kemunculan
Komentar/catatan pengamat
ya Tidak
1. Keaktifan bertanya
V Sebagian ada yang bertanya
2. Menjawab
pertanyaan
V
Sebagian ada yang mampu
menjawab pertanyaan
3. Mengemukakan
pendapat
V
Siswa masih malu dalam
mengemukakan pendapat
Tabel 2
Prosentase Observasi pada Pra Siklus
No Aspek yang diamati Frekuensi Prosentase
1 Keaktifan bertanya 2 8,33 %
2 Menjawab pertanyaan 3 12,5 %
3 Mengemukakan pendapat 0 0%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa keaktifan anak dalam
proses belajar mengajar masih rendah baik dalam keaktifan bertanya,
menjawab pertanyaan maupun dalam mengemukakan pendapat.
Tabel 3
Hasil tes pra siklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Alex Romadhon 65 50 V
2 Aldan Nur Ihsanudin 60 V
3 Hani Nur Faizah 52 V
4 Sri Astina 50 V
5 Nurul Alfian 55 V
43
6 Rohmad Taufik 60 V
7 Nur Aliyah 62 V
8 M.Khoirul Muna 62 V
9 Aldi Saiful Munif 55 V
10 Satrio Adi Prabowo 70 V
11 Dewi Kinanti 60 V
12 Nur Izatul M. 65 V
13 M.Ridwan Fatoni 70 V
14 Suprptiningsih 60 V
15 M.Nur Fatah 50 V
16 M.Jidan Narizki 40 V
17 Dzakiya Silkha Uyun 80 V
18 Rimanisa Fatimah 70 V
19 Indri Andreyani 50 V
20 Aqsa Dinda P 65 V
21 Rahayu M 50 V
22 M.Nur Setiyawan 65 V
23 Nia Fandira 55 V
24 Nurul Hanafi 52 V
Jumlah 1408 7 17
Ketuntasan Klasikal 29,16%
Rata-rata 58
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pada pembelajaran
Pra Siklus hanya 58. Sedangkan ketuntasan klasikalnya 29,16% .Kemudian anak
yang memperoleh nilai mencapai KKM juga sedikit yaitu ada 7 anak. Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi yang diraih pada pembelajaran tersebut masih
sangat rendah.
44
2. Siklus I
Pelaksanaan Siklus I dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan kolaborator
yaitu Khusni Famela,S Pd I. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 April
2010 dengan menggunakan rancangan yang sudah ada. Beberapa kegiatan yang
dilakukan sebelum melaksanakan tindakan diantaranya membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, soal beserta kunci jawabannya, media pembelajaran dan
lembar observasi.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 April 2011, dengan
pokok bahasan hidup bertetangga dan bermasyarakat.Tahapan dan langkah-langkah
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
a.Tahap Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :
1. Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan pengamatan dan
evaluasi terhadap pembelajaran hidup bertetangga dan bermasyarakat yang selama
ini dilakukan, yang menunjukkan kurang aktifnya anak dan kelemahan dalam
penguasaan materi pelajaran.
2. Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji teori untuk memilih solusi bagi
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan,
dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan.
4. Penyiapan sarana pembelajaran untuk melakukan sosiodrama pada materi hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
b. Tahap Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan.
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menerapkan metode pembelajaran sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu menggunakan metode
sosiodrama. Pokok bahasan yang diajarkan adalah hidup bertetangga dan
bermasyarakat, langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi :
45
1. Guru menyuruh siswa untuk menyimak pelajaran dan selajutnya guru menjelaskan
dan memberikan pertanyaan terhadap siswa tentang hidup bertetangga dan
bermasyarakat.
2. Guru menyuruh beberapa siswa untuk memerankan sebuah drama di depan kelas
tentang hidup bertetangga dan bermasyarakat.
3. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya berkaitan dengan materi
pembelajaran.
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
5. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes tertulis, dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang
dilakukan.
c. Tahap Observasi
Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar Akidah Akhlak dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang tahun pelajaran
2010/2011, dan pokok bahasannya adalah hidup bertetangga dan bermasyarakat maka
observasi difokuskan pada tingkah laku hidup bertetangga dan bermasyarakat.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran, peneliti meminta
bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data
yang valid.
d. Tahap refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian, yaitu hasil
pengamatan situasi proses belajar mengajar, dan hasil perbandingan atau peningkatan
nilai tes tertulis.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus
pertama, diperoleh informasi sebagai berikut :
46
1. Ketika peneliti mensosiodramakan tentang hidup bertetangga dan bermasyarakat
kebanyakan siswa tidak memperhatikan dan berbicara pada temannya.
2. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung.
3. Sebagian besar siswa belum tahu bagaimana hidup bertetangga dan
bermasyarakat.
4. Ketika ditanya tentang materi hidup bertetangga dan bermasyarakat anak masih
banyak yang diam.
5. Guru kurang maksimal dalam memotivasi dan dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran.
6. Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
Dan hal-hal yang harus direvisi pada siklus kedua adalah sebagai berikut :
1. Mengubah cara mengajar dari klasikal menjadi kelompok, kemudian meminta
setiap kelompok mensosiodramakan di depan kelas.
2. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
3 Guru perlu mengelola waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi
yang dirasa perlu dan memberi catatan.
Analisis Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Setelah dilakukan tindakan pada Siklus I maka diperoleh beberapa data
yang diantaranya adalah :
No
Aspek yang
diamati
Kemunculan
Komentar/catatan pengamat ya Tidak
1.
Keaktifan
bertanya
V
Ada beberapa anak yang mau
bertanya
47
2.
Menjawab
pertanyaan
V
Ada beberapa anak yang mampu
menjawab dengan tepat
3.
Mengemukakan
pendapat
V
Ada beberapa anak berani dalam
mengemukakan pendapat
Tabel 4
Lembar Observasi Siklus I
No Aspek yang diamati Frekuensi Prosentase
1 Keaktifan bertanya 6 25 %
2 Menjawab pertanyaan 8 33 %
3 Mengemukakan pendapat 5 20,83 %
Tabel 5
Prosentase Observasi pada Siklus II
Berdasarkan tabel pengamatan tersebut maka keaktifan anak mulai meningkat
yaitu keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat. Pada
pra siklus keaktifan bertanya 8,33 % meningkat menjadi 25 %, menjawab pertanyaan
12,5 % menjadi 33 % dan mengemukaan pendapat dari 0 % menjadi 20,83 %.
No Nama KKM Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Alex Romadhon 65 50 V
2 Aldan Nur Ihsanudin 66 V
3 Hani Nur Faizah 53 V
4 Sri Astina 56 V
5 Nurul Alfian 58 V
48
6 Rohmad Taufik 65 V
7 Nur Aliyah 65 V
8 M.Khoirul Muna 65 V
9 Aldi Saiful Munif 57 V
10 Satrio Adi Prabowo 75 V
11 Dewi Kinanti 65 V
12 Nur Izatul M. 68 V
13 M.Ridwan Fatoni 75 V
14 Suprptiningsih 66 V
15 M.Nur Fatah 55 V
16 M.Jidan Narizki 40 V
17 Dzakiya Silkha U. 82 V
18 Rimanisa Fatimah 75 V
19 Indri Andreyani 55 V
20 Aqsa Dinda P 70 V
21 Rahayu M 51 V
22 M.Nur Setiyawan 67 V
23 Nia Fandira 65 V
24 Nurul Hanafi 56 V
Jumlah 1500 14 10
Rata-rata 62.5
Ketuntasan Klasikal 58,33%
Tabel 6
Hasil Nilai Tes Siklus I:
Dengan memperhatikan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi belajar siswa pada Siklus I sudah lebih meningkat dibandingkan dengan hasil
pada Pra Siklus. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai siswa menjadi
62,5 sedangkan ketuntasan klasikalnya meningkat menjadi 58,33%. Meskipun hasil
belajar pada Siklus I sudah meningkat akan tetapi hasil tersebut belum memenuhi
49
target yang ditentukan. Hal itu disebabkan oleh beberapa kelemahan dalam
pelaksanaan pembelajaran seperti kurang maksimalnya tindakan yang dilaksanakan
sesuai dengan RPP yang ada, untuk itu perlu dilaksanakan perbaikan pada tindakan
selanjutnya.
1) Data Hasil Observasi dari Kolaborator
Hasil pengamatan dari kolaborator sangat bermanfaat untuk menambah
informasi yang nantinya dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
melaksanakan tindakan sesudah Siklus I. Setelah melakukan pengamatan dengan
sungguh-sungguh maka kolaborator menyimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran pada Siklus I masih banyak kekurangan seperti kurangnya motivasi
dari guru sehingga banyak siswa yang malas memperhatikan. Kemudian masih
banyak siswa yang belum aktif dalam pembelajaran. Dengan memperhatikan
kekurangan tersebut maka kolaborator memberikan saran untuk memperbaiki
kegiatan pembelajaran pada Siklus II.
Dengan memperhatikan data-data tersebut peneliti beserta kolaborator
melakukan evaluasi bersama-sama sebagai refleksi untuk menentukan langkah-
langkah dan perbaikan pada siklus berikutnya yang akan diterapkan pada Siklus
II. Ada beberapa hambatan dan kekurangan yang terjadi pada Siklus I seperti :
a) Pelaksanaan tindakan pembelajaran belum sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti kurang tepatnya tindakan dengan
alokasi waktunya.
b) Masih banyak siswa yang belum mengikuti intruksi guru karena belum jelas.
c) Banyak siswa yang masih malas-malasan untuk mengikuti pembelajaran.
Adapun rencana pemecahan dari beberapa kekurangan tersebut diantaranya
adalah :
a) Meninjau kembali RPP untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada.
b) Guru perlu menentukan instruksi yang singkat, jelas dan terarah agar para
siswa mudah memahami dan menjalaninya.
c) Siswa diberikan motivasi yang cukup agar semangat belajarnya bertambah
sehingga siswa-siswa menjadi lebih aktif.
50
3. Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan Siklus I waktu pelaksanaannya
adalah hari Rabu tanggal 27 April 201124 pada jam pelajaran ke 3 dan 4. Adapun
pelaksanaan Siklus II sama dengan siklus sebelumnya yaitu guru sebagai peneliti dan
dibantu oleh kolabolator
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 April 2011,
dengan pokok bahasan hidup bertetangga dan bermasyarakat.
Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :
1. Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan pengamatan
dan evalusi terhadap pembelajaran hidup bertetangga dan bermasyarakat pada
siklus pertama yang masih ada kelemahan atau kekurangan.
2. Penentuan fokus permasalahan, dan mengkaji kelemahan atau kekurangan
pembelajaran pada siklus pertama.
3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok
bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian ini dilaksanakan.
4. Penyiapan perangkat/sarana pembelajaran untuk melaksanakan sosiodrama
dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
b Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian peneliti menerapkan metode pembelajaran,
sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yaitu menggunakan metode
sosiodrama. Pokok bahasan yang diajarkan adalah hidup bertetangga dan
bermasyarakat, adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran
dengan memperhatikan revisi pada siklus 1,sehingga kesalahan atau kekurangan pada
siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi :
1. Guru menyuruh siswa untuk menyimak pelajaran dan selajutnya guru
menjelaskan memberikan penjelasan dan memberikan pertanyaan
terhadap siswa tentang hidup bertetangga dan bermasyarakat.
51
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memerankan sebuah drama di
depan kelas tentang hidup bertetangga dan bermasyakat.
3. Guru member kesempatan kepada anak untuk bertanya.
4. Melaksanakn pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam rencana
perbaikan pembelajaran yaitu membagi siswa menjadi beberapa
kelompok.
5. Guru memberi informasi-informasi tentang materi pembelajaran.
6. Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi soal tes tertulis, , dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang
dilakukan pada siklus 2.
c. Tahap Oservasi
Pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan keaktifan anak dan
prestasi belajar Akidah Akhlak dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Progowati Mungkid Magelang tahun pelajaran
2010/2011, dan pokok bahasannya adalah hidup bertetangga dan bermasyarakat maka
observasi difokuskan pada tingkah laku kepada tetangga dan masyarakat.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi saat pembelajaran, peneliti
meminta bantuan kolaboran untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga
didapatkan data yang valid.
d. Tahap refleksi
Pada siklus ini dalam pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan
metode sosiodrama menunjukkan adanya kemajuan dibanding dengan siklus I, siswa
lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan motivasi belajarnya meningkat,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
No
Aspek yang
diamati
Kemunculan
Komentar/catatan pengamat ya Tidak
52
1.
Keaktifan
bertanya
V Sebagian anak mau bertanya
2.
Menjawab
pertanyaan
V
Sebagian anak mampu
menjawab dengan tepat
3.
Mengemukakan
pendapat
V
Banyak anak berani dalam
mengemukakan pendapat
Tabel 7
Lembar Observasi Siklus II
No Aspek yang diamati Frekuensi Prosentase
1 Keaktifan bertanya 17 70,83 %
2 Menjawab pertanyaan 20 83,33 %
3 Mengemukakan pendapat 15 62,5 %
Tabel 8
Prosentase Observasi pada Siklus II
Berdasarkan tabel pengamatan tersebut maka keaktifan anak mulai
meningkat yaitu keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan
pendapat. Pada siklus I keaktifan bertanya 25 % pada siklus II meningkat menjadi
70,83 %, menjawab pertanyaan pada siklus I 33 % pada siklus II menjadi 83,33 %
dan mengemukaan pendapat pada siklus I 20,83 % pada siklus II menjadi 62,5 %.
No Nama KKM Nilai Keterangan
Tuntas Tidak Tuntas
1 Alex Romadhon 65 60
V
2 Aldan Nur Ihsanudin 70 V
53
3 Hani Nur Faizah 70 V
4 Sri Astina 55
V
5 Nurul Alfian 65 V
6 Rohmad Taufik 70 V
7 Nur Aliyah 75 V
8 M.Khoirul Muna 70 V
9 Aldi Saiful Munif 75 V
10 Satrio Adi Prabowo 90 V
11 Dewi Kinanti 67 V
12 Nur Izatul M. 70 V
13 M.Ridwan Fatoni 80 V
14 Suprptiningsih 80 V
15 M.Nur Fatah 58 V
16 M.Jidan Narizki 55
V
17 Dzakiya Silkha U. 90 V
18 Rimanisa Fatimah 85 V
19 Indri Andreyani 75 V
20 Aqsa Dinda P 80 V
21 Rahayu M 70 V
22 M.Nur Setiyawan 70 V
23 Nia Fandira 67 V
24 Nurul Hanafi 65 V
Jumlah 1712 20 4
Rata-rata 71,3
Ketuntasan Klasikal 83,33%
Tabel 9
Hasil Nilai Tes Siklus II
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari tabel diatas adalah meningkatnya
prestasi belajar siswa yang melampaui hasil pembelajaran pada tindakan pra siklus
54
dan siklus I. hal itu dapat diamati dari meningkatnya rata-rata siswa menjadi 71,3
sedangkan ketuntasan klasikalnya juga meningkat menjadi 83,33%.
1. Hasil Observasi oleh Kolabolator
Sesuai dengan rencana yang telah ditentukan bahwa pada tindakan siklus II juga
diamati oleh kolabolator. Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh keterangan
bahwa pembelajaran pada siklus II jauh lebih baik dibanding siklus I. hal itu
dicerminkan dengan beberapa hal seperti kesesuaian tindakan dengan RPP yang ada,
disamping itu kondisi siswa jauh lebih meningkat partisipasinya dalam pembelajaran.
Pada pembelajaran siklus II siswa sudah melaksanakan instruksi sesuai dengan
petunjuk dan arahan guru
Analisis Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Melihat dari proses serta perencanaan dan tindakan yang dilakukan pada siklus II
ini dapat disimpulkan bahwa siklus II jauh lebih baik dibanding siklus sebelumnya.
Hal ini dapat dilihat dari bentuk RPP, gambaran pelaksanaan tindakan,keaktifan
siswa, dan daftar nilai siswa serta data dari observasi kolaborator. Dengan tindakan
yang lebih baik tersebut maka wajar jika hasilnyapun juga lebih baik dari pada siklus
sebelumnya. Hal ini tentunya perlu dijadikan sebagai acuan dan pertimbangan untuk
pelaksanaan setiap pembelajaran agar dilakukan dengan baik.
Beberapa aspek yang menyebabkan siklus II jauh lebih baik dibanding siklus
sebelumnya diantaranya adalah, pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP
yang ada, guru memberikan pemahaman strategi yang akan digunakan, siswa sudah
lebih terbiasa dengan strategi karena pernah dilaksanakan, guru memberikan banyak
variasi sehingga tidak membosankan dan siswa tidak takut lagi untuk berpendapat
dan bertanya. Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan siklus II adalah
bahwa penggunaan strategi yang baik harus diimbangi dengan perencanaan dan
pelaksanaan yang baik sehingga hasil pembelajaran atau prestasi belajar siswa dapat
meningkat secara maksimal.
55
No. Uraian Hasil Pra Siklus, Siklus I, dan II
1. Nilai rata-rata tes tertulis 58 62,5 71,3
2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 7 14 20
3. Prosentase ketuntasan belajar 29,16% 58,33% 83,33%
Tabel 10
Rekapitulasi Hasil Tes pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Dari tabel hasil tes tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode
sosiodrama diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat. Dari nilai rata-
rata 58 naik menjadi 62,5 kemudian meningkat menjadi 71,3. Dan ketuntasan
belajarpun meningkat dari 29,16% menjadi 58,33% atau dari 7 siswa yang tuntas
belajarnya menjadi 14 siswa yang tuntas belajar dari 24 siswa. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas, karena
siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan hanya sebesar 58% dan
pada siklus II dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
71,3 dan ketuntasan belajar mencapai 83,33% atau ada 20 siswa dari 24 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar
secara klasikal telah mengalami peningkatan dari siklus I. Adanya peningkatan ini
karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu
diadakan tes tertulis sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi
untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
B. Pembahasan.
1. Ketuntasan belajar siswa.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Akidah
Akhlak dengan metode Sosiodrama memiliki dampak positif dalam meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
meningkatnya partisipasi dan pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari pra siklus, siklus I, dan
siklus II).
56
2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode
sosiodrama dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul
diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya
jawab dimana prosentase untuk aktivitas diatas cukup besar.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran Akidah Akhlak dapat
meningkatkan keaktifan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Progowati
Mungkid Kabupaten Magelang. Dibuktikan dengan adanya peningkatan
prosentasi dalam setiap siklusnya yaitu dari keaktifan anak dalam menjawab
pertanyaan maupun dalam mengemukakan pendapat.
2. Melalui metode sosiodrama dalam pembelajaran akidah akhlak dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Progowati
Mungkid Magelang dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dan
ketuntasan belajar dalam setiap siklusnya.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar
pembelajaran Akidah Akhlak lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan model pembelajaran dengan menggunakan metode
sosiodrama memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus
mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan
pembelajaran denggan metode sosiodrama dalam proses pembelajaran
sehingga diperoleh sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam
taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan
baru, memperoleh ketrampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
58
C. Penutup
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmad dan hidayah dan inatah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini . Peneliti sangat sadar bahwa
dalam penulisan ini masih sangat jauh dari sempurna, karena memang
keterbatasan dari peneliti Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan demi perbaikan masa yang akan dating.
Harapan penulis semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Azis Wahab, Abdul, Metode dan Model-model Mengajar, Bandung: CV.
Alfabeta, 2007
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara,1985
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai
Pustaka,2005
Djamarah,Syaiful Bahri,Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: PT. Rineka
Cipta,2006
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 1985
Engkoswara, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran,Jakarta: Bina Aksara, 1984
Hamalik, Oemar,Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001
Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlak, Pustaka Pelajar, 2007
Nasution,Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara,2000
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1985
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1990
Rustiyah NK. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,1998
Slamto,Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003
Sriyanti, Lilik, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali, 1984
Syah,Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,2008
Usman, Moh. Uzer,
Upaya Optimalisasi Kegiatan Mengajar, Bandung: PT. Rosdakarya, 2007
LAMPIRAN I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Progowati
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 6. Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar : 6.2.Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
Indikator : 1. Menunjukkan pengertian akhlak dalam hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
2. Menyebutkan keuntungan berakhlak baik dalam
hidup bertetangga dan bermasyarakat.
3. Menyebutkan dampak negatif tidak berakhlak baik
dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
4. Menunjukkan contoh akhlak yang baik dalam hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti pelajaran siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian hidup bertetangga.
2. Menyebutkan keuntungan berakhlak baik dalam hidup bertetangga dan
bermasyarakat.
3. Menyebutkan dampak negatif tidak berakhlak dalam hidup bertetangga dan
bermasyarakat.
4. Menunjukkan contoh akhlak yang baik dalam hidup bertetannga.
B. MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian dan contoh hidup bertetangga dan bermasyarakat.
C. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, sosiodrama, penugasan.
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
a. Memberi salam dan berdoa
b. Bertanya kepada siswa sekitar hidup bertetangga dan bermasyarakat.
c. Mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan guru.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi pelajaran.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok masing-masing terdiri
dari 5atau 6 siswa.
c. Masing-masing kelompok mendiskusikan materi untuk disosiodramakan.
d. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mensosiodramakan sikap dan
cara menghormati, menghargai, menyayangi dan saling tolong menolong
terhadap tetangga dalam kehidupan sehari-hari.
e. Guru bersama murid menyimpulkan hasil dari yang disosiodramakan.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa mengerjakan tugas dari guru
b. Siswa bersama-sama membaca hamdalah
c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
E. SUMBER BELAJAR
1. Buku pelajaran Aqidah Akhlak kelas V
2. LKS
F. PENILAIAN
Teknik Penilaian : tes tertulis
Bentuk instrument : jawaban singkat
Mengetahui Magelang,13April 2011
Kepala MI Guru Kelas V
SUHARTI, S. Ag. RUBIYANTO NIP:195908101985012001 NIM : 093111239
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Muhammadiyah Progowati
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 6. Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar : 6.2.Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
Indikator : 1. Menunjukkan pengertian akhlak dalam hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
2. Menyebutkan keuntungan berakhlak baik dalam
hidup bertetangga dan bermasyarakat.
3. Menyebutkan dampak negatif tidak berakhlak baik
dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.
4. Menunjukkan contoh akhlak yang baik dalam hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti pelajaran siswa dapat:
a. Menjelaskan pengertian hidup bertetangga.
b. Menyebutkan keuntungan berakhlak baik dalam hidup bertetangga dan
bermasyarakat.
c. Menyebutkan dampak negatif tidak berakhlak dalam hidup bertetangga dan
bermasyarakat.
d. Menunjukkan contoh akhlak yang baik dalam hidup bertetannga.
B. MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian dan contoh hidup bertetangga dan bermasyarakat.
C. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, sosiodrama, penugasan.
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan awal
1. Memberi salam dan berdoa
2. Bertanya kepada siswa sekitar hidup bertetangga dan bermasyarakat.
3. Mengarahkan siswa agar menyimak penjelasan guru.
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pelajaran.
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok masing-masing terdiri
dari 5atau 6 siswa.
3. Masing-masing kelompok mendiskusikan materi untuk disosiodramakan.
4. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mensosiodramakan sikap dan
cara menghormati, menghargai, menyayangi dan saling tolong menolong
terhadap tetangga dalam kehidupan sehari-hari.
5. Guru bersama murid menyimpulkan hasil dari yang disosiodramakan.
c. Kegiatan Akhir
1. Siswa mengerjakan tugas dari guru
2. Siswa bersama-sama membaca hamdalah
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
E. SUMBER BELAJAR
a. Buku pelajaran Aqidah Akhlak kelas V
b. LKS
F. PENILAIAN
Teknik Penilaian : tes tertulis
Bentuk instrument : jawaban singkat
Mengetahui Magelang,27 April 2011
Kepala MI Guru Kelas V
SUHARTI, S. Ag. RUBIYANTO NIP:195908101985012001 NIM : 093111239
Keluarga Bapak Sulaiman
Keluarga Bapak Sulaiman adalah keluarga yang hidup rukun. Bapak Sulaiman
mempunyai istri namanya Ibu Maryam. Mereka dikaruniai 2 putra , yang pertama
bernama Yusuf sekarang duduk di kelas V Madrasah Ibtidaiyah sedangkan yang
kedua seorang puteri namanya Zulfa Ia duduk di kelas II. Mereka semua sedang
berkumpul di ruang tamu.
Bp. Sulaiman : “Darimana kamu tadi Yusuf ?”
Yusuf : “Dari rumahnya Bapak Hartono”.
Bp. Sulaiman : “Dari menengok puteranya Bapak Hartono namanya Hanif , Ia
temanku sekolah sudah tiga hari tidak masuk sekolah”.
Ibu Maryam : “Sakit apa temanmu itu ?”.
Yusuf : “Demam, panas badannya tinggi”.
Ibu Maryam : “Sudah dibawa ke dokter belum?”.
Yusuf : “Sudah, bu . Tetapi sekarang sudah berkurang sakitnya daripada
kemarin.
Ibu Maryam :”Semoga cepat sembuh”.
Tak berapa lama adiknya Yusuf, yaitu Zulfa masuk ke kamar dan menyalakan
televise dengan suara yang keras.
Bp. Sulaiman : “Jangan keras-keras suaranya, tetangga kita ada yang sakit!”.
Yusuf berlari masuk ke kamar adiknya dan mengecilkan suaranya.
Zulfa : “Ya tidak kedengaran kak?”. (Zulfa mengeraskan lagi suaranya)
Bp.Sulaiman :“Kalau ada tetangga kita yang sedang sakit itu tidak baik
bilamengidupkan televisi dengan suara yang keras”.
Ibu Maryam : “Kalau tetangga kita sedang sakit itu jangan bersenang-senang . coba
kalau keluarga kita yang sakit , bagaimana ?
Zulfa : “ya , tapi tetangga itu apa ti bu ?
Ibu Maryam : “Tetangga itu orang-orang yang tinggal di sekitar rumah”ita”
Bp.Sulaiman : “Karena sekarang hari ahad kamu semua libur sekarang bagi-bagi
tugas . Zulfa menyapu rumah sedangkan yusuf menyapu dan
membersihkan halaman”
Zulfa danyusuf : “Ya , Pak .
Yusuf : “Bapak mau kemana ?
Bp.Sulaiman : “Bapak mau membantu memperbaiki rumah Pak Rudi .
Yusuf : “Pak Rudi tidak pernah membantu terhadap tetangga , kok di
bantu.
Bp.sulaiman : “Yang namanya tetangga , harus saling tolong menolong, kita
tidak bisa hidup sendiri pasti membutuhkan orang lain
Ibu Maryam : “Walaupun Pa Rudi tidak pernah ikut membantu tetangga , kita
harus membantu . Perbuatan jelek tidak usah dibalas dengan
kejelekan
Bp.sulaiman : “Orang yang berbuat jelek atau jahat kepada kita jangan kita
musuhi kita harus memaafkan itu lebih baik .
Ibu Maryam : “Sudah pak , saya mau berangkat ke rumah Bu Salamah ikut
membantu mempersiapkan hajatan menikahkan putrinya .
Bp.sulaiman : “Ya sudah. Saya juga mau berangkat . selamat bekerja ya nak .
Yusuf dan Zulfa : “ya Pak.
A . Jawalah pertanyaan di bawah ini berdasarkan dialog di atas !
1.Orang-orang yang tinggal di sekitar rumah kita disebut…
2.karena ada tetangga yang sedang sakit maka seharusnya Zulfa dalam menyalakan
TV dan menghidupkannya jangan...
3.Pak Rudi tidak pernah … terhadap tetangga
4.Apabila ada teman kita yang sakit seharusnya kita…
5.Bila ada teman kita yang berbuat salah kepada kita harus…
6.Zulfa membunyikan TV keras-keras adalah perbuatan yang …
7.Karena ada tetangga yang sedang memperbaiki rumah Bp.Sulaiman…
8.Apa yang di lakukan Zulfa di dalam kamar…
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !
1.Apa yang dimaksud dengan tetangga ?
2.Bagaimanakah sikap Yusuf setelah melihat temannya tidak masuk sekolah selama 3
hari ?
3.Apa yang dilakukan oleh Bp.Sulaiman terhadap tetangganya ?
4.Bagaimana sikap kita terhadap orang yangmelakukan kesalahan terhadap kita
Kunci Jawaban
A
1. Tetangga
2. Keras-keras.
3. Membantu.
4. Menengok/menjenguk.
5. Dimaafkan.
6. Tidak baik.
7. Membantu.
8. Menghidupkan tv.
B
1. Orang-orang yang tinggal di sekitar rumah kita.
2. Menengok/menjenguknya.
3. Membantu memperbaiki rumah.
4. Kita harus memaafkannya.
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Rubiyanto
2. Tempat & Tanggal Lahir : Magelang, 07 Juli 1968
3. NIM : 093111239
4. Alamat Rumah : Gundo RT 02/01 Progowati Mungkid
Magelang Jawa Tengah
5. HP : 087839548825
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Progowati Mungkid Magelang Lulus Tahun 1981
2. SMP Muhammadiyah Borobudur Magelang Lulus Tahun 1984
3. SPG Muhammadiyah Borobudur Magelang Lulus Tahun 1987
4. D II IAIN Walisongo Semarang Lulus Tahun 2001
5. S1 Mahasiswa IAIN Tahun Akademik 2011
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya
Semarang, 19 Mei 2011
Penulis,
Rubiyanto
NIM 093111239