upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis …/upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEMUWANGI KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : MUTIA PRASIWI K7108184 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012

Upload: others

Post on 29-Oct-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV

SD NEGERI 02 TEMUWANGI KLATEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

MUTIA PRASIWI

K7108184

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mutia Prasiwi

Nim : K7108184

Jurusan/Program Studi : IP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM BASED

LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD

NEGERI 02 TEMUWANGI KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri. selain itu sumber informasi yang dikutip

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Mei 2012

Yang membuat peryataan

Mutia Prasiwi

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV

SD NEGERI 02 TEMUWANGI KLATEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

MUTIA PRASIWI

K7108184

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Mei 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Suharno, M.Pd. Dra. Sularmi, M.Pd.

NIP. 19521129 198003 1 001 NIP. 19571101 198403 2 001

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal : Juni 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd.

Sekretaris : Drs. Sukarno, M.Pd.

Anggota I : Dr. Suharno, M.Pd.

Anggota II : Dra. Sularmi, M.Pd.

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan,

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.

NIP. 19660415 199103 1 001

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Mutia Prasiwi. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEMUWANGI KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan yaitu model analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa . Hal itu dapat ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan tindakan. Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa dari kondisi awal 54,83, pada siklus I meningkat menjadi 68,17 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,83. Pada kondisi awal ketuntasan klasikal sebesar 41,67%, pada siklus II meningkat menjadi 66,67% dan pada siklus II menjadi 87,5%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.

Kata Kunci: kemampuan berpikir kritis, model problem based learning

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Mutia Prasiwi. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE CRITICAL THINKING COMPETENCY USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL IN SOCIAL SCIENCE LEARNING OF THE IV GRADERS OF SD NEGERI 02 TEMUWANGI KLATEN IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis, The Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. June 2012.

The objective of research is to improve the critical thinking competency in Social Science Learning of the IV graders of SD Negeri (Public Elementary School) 02 Temuwangi using problem based learning model.

This study was a classroom action research (CAR) which was carried out in two cycles. Each cycle was consisted of four stages: planning, acting, observing, and reflecting. The subject of research was the IV graders of SD Negeri 02 Temuwangi consist of 24 students, there are 14 boys and 10 girls. The data source derived from teacher and students. Techniques of collecting data used were interview, observation, test, and documentation. Techniques of validation data used were source triangulation and method triangulation. Technique of analyzing data used was an interactive model of analysis which consisted of three components of data reduction, data display and conclusion drawing.

Based on the result of research, it could be concluded that the application of

f Social Science learning. It could be seen from the increase of the

in prior condition; it increased to 68.17 in cycle I and to 79.83 in cycle II. The classical passing value in prior condition was 41.67%; it increased to 66.67% in cycle I, and to 87.5% in cycle II.

Thus, it could be concluded that the application of problem based learning model could improve the critical thinking competency in Social Science Learning of the IV graders of SD Negeri 02 Temuwangi of Klaten the School Year of 2011/2012.

Keywords: critical thinking competency, problem based learning

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.

Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa

depan.

(Mario Teguh)

Ambilah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan.

Ambilah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.

Ambilah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.

(Mario Teguh)

Optimis karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar.

Lakukan yang terbaik untuk hari ini dan berusaha lebih baik lagi di hari

mendatang.

(Penulis)

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

Terima kasih atas doa, kasih sayang serta pengorbanan yang tak terbatas

yang selalu tercurahkan untukku.

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM BASED

LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SD

NEGERI 02 TEMUWANGI KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 .

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikanya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Suharno, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Sularmi, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Samino, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 02 Temuwangi yang telah

memberikan ijin mengadakan penelitian di SD tersebut.

7. Bapak/Ibu guru SD Negeri 02 Temuwangi yang telah memberikan bimbingan

dan bantuan dalam penelitian ini.

8. Para siswa SD Negeri 02 Temuwangi yang telah bersedia untuk berpartisipasi

dalam pelaksanaan penelitian ini.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

9. Adikku (Hertian dan Yonatan) serta sahabat-sahabatku (Klara, Dika, Moti) yang

telah memberikan dukungan dan motivasi tiada henti.

10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta , Juni 2012

Penulis,

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................. . 5

D. Rumusan Masalah .................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian .............................................................. ..... 6

F. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ........................................................................... 8

1. Tinjauan tentang Kemampuan Berpikir Kritis dalam

Pembelajaran IPS .............................................................. 8

a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis .................... 8

b. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ........................ 11

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

c. Hakikat IPS ................................................................ 14

d. Karakteristik IPS Sekolah Dasar (SD) ........................ 15

e. Tujuan Pembelajaran IPS Sekolah Dasar (SD) .......... 16

2. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Problem Based

Learning ........................................................................... 17

a. Pengertian Pembelajaran ........................................... 17

b. Pengertian Model Pembelajaran ................................ 20

c. Ciri-ciri Model Pembelajaran .................................... 21

d. Pengertian Model Problem Based Learning

(Pembelajaran Berbasis Masalah) ............................... 23

B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 27

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 28

D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 29

BAB III METOD0LOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 30

B. Bentuk Strategi Penelitian ...................................................... 31

C. Subjek Penelitian .................................................................... 33

D. Sumber Data ............................................................................ 33

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 34

F. Validitas Data ......................................................................... 35

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 36

H. Indikator Pencapaian .............................................................. 37

I. Prosedur Penelitian .................................................................. 38

BAB IV PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 45

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................... 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 74

BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................ 86

B. Implikasi ................................................................................. 86

C. Saran ....................................................................................... 87

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 89

LAMPIRAN .................................................................................................... 91

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ......................................................................... 29

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 32

Gambar 3. Teknik Analisis Data ..................................................................... 36

Gambar 4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 38

Gambar 5. Grafik Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Kondisi

Awal ................................................................................................ 48

Gambar 6. Grafik Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I ............... 60

Gambar 7. Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dari Pra

Siklus sampai Siklus I ..................................................................... 61

Gambar 8. Grafik Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II ............. 73

Gambar 9. Grafik Perkembangan Nilai Berpikir Kritis dari Siklus I sampai

Siklus II ........................................................................................... 74

Gambar 10. Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dari Pras

Siklus, Siklus I dan Siklus II ......................................................... 75

Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Terendah Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ................................ 81

Gambar 12. Grafik Peningkatan Nilai Tertinggi Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ................................ 81

Gambar 13. Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ................................ 82

Gambar 14. Grafik Peningkatan Ketuntasan Klasikal Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II...................... 82

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis .............................................. 11

Tabel 2. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ..... 26

Tabel 3. Jadwal Penelitian ............................................................................... 31

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada

Kondisi Awal (Pra Siklus) ................................................................. 48

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada

Siklus I ............................................................................................... 59

Tabel 6. Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Dari Pra Siklus

Sampai Siklus I .................................................................................. 60

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai kemampuan berpikir kritis siswa siklus

II ........................................................................................................ 73

Tabel 8. Perkembangan nilai kemampuan berpikir kritis dari siklus I sampai

siklus II............................................................................................... 73

Tabel 9. Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dari Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II .......................................................................... 75

Tabel 10. Peningkatan Aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus I dan

siklus II ............................................................................................ 83

Tabel 11. Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I Pertemuan

Pertama ............................................................................................ 208

Tabel 12. Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I Pertemuan

Kedua ............................................................................................ 209

Tabel 13. Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II Pertemuan

Pertama ............................................................................................ 213

Tabel 14. Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II Pertemuan

Kedua ............................................................................................... 214

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen ...................................................................... 91

Lampiran 2. Wawancara Sebelum Tindakan ................................................... 92

Lampiran 3. Silabus Pembelajaran .................................................................. 95

Lampiran 4. Soal, Kunci Jawaban dan Penilaian Pra Siklus............................ 97

Lampiran 5. Kisi-kisi Soal ............................................................................... 103

Lampiran 6. RPP Siklus I ................................................................................. 107

Lampiran 7. RPP Siklus II ............................................................................... 148

Lampiran 8. Pedoman Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ....................... 191

Lampiran 9. Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pra Siklus .. 198

Lampiran 10. Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I .... 200

Lampiran 11. Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II ... 203

Lampiran 12. Daftar Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pra Siklus ...... 206

Lampiran 13. Daftar Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I .......... 208

Lampiran 14. Daftar Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II ......... 213

Lampiran 15. Daftar Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Pra Siklus, Siklus I, Siklus II .................................................... 218

Lampiran 16. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................................. 219

Lampiran 17. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................................. 221

Lampiran 18. Pedoman Observasi Kinerja Guru ............................................. 223

Lampiran 19. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ...................................... 228

Lampiran 20. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ..................................... 231

Lampiran 21. Wawancara setelah tindakan ..................................................... 234

Lampiran 22. Dokumentasi Foto ..................................................................... 236

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu pilar yang penting dalam kehidupan

manusia. Pendidikan yang berkualitas akan membawa kehidupan manusia dapat

berkembang kearah yang lebih baik. Oleh karena itu, selalu dilakukan upaya

meningkatkan kualitas pendidikan agar sesuai dengan tuntutan dan perkembangan

zaman. Sistem pendidikan di Indonesia pada tahun 2006 mengalami perubahan

kurikulum dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dimana sekolah diberikan keleluasaan untuk

mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai dengan kondisi wilayahnya.

Mengembangkan materi ajar, menentukan kriteria ketuntasan minimum, sampai

dengan pembatasan program semester dapat dilakukan sendiri oleh satuan

pendidikan.

Pembelajaran seharusnya berorientasi pada Pembelajaran Aktif Inovatif

Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Sehingga pembelajaran dapat

terpusat pada siswa dan melibatkan siswa secara aktif di dalam pembelajaran. Guru

berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam proses pembelajaran.

Untuk itu guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri dengan mengetahui

berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menciptakan

pembelajaran yang inovatif dan menarik.

Pembelajaran yang baik dapat menciptakan interaksi guru dengan siswa

maupun siswa dengan siswa. Hasil belajar yang diperoleh sangat ditentukan dari

baik atau tidaknya proses pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang baik

dan berkualitas tidaklah mudah perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya

dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Dengan menerapakan model

pembelajaran yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Pembelajaran yang masih berfokus pada guru dan kurang berfokus pada

siswa merupakan salah satu masalah yang sering ditemui. Hal ini mengakibatkan

kegiatan belajar lebih menekankan pengajaran daripada pembelajaran.

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

faktor internal yang meliputi guru dan siswa dan faktor eksternal yang merupakan

faktor di luar guru dan siswa seperti lingkungan dan fasilitas belajar mengajar.

Kedua faktor ini sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Proses belajar

mengajar dapat berhasil apabila dari kedua faktor tersebut dapat dikoordinasikan

dengan baik. Menurut Slameto, belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (1991: 78). Dalam proses belajar mengajar harus terjadi

interaksi antara guru dengan siswa. Informasi yang disampaikan guru harus

mendapat umpan balik dari siswa, maksudnya siswa tidak begitu saja menerima

informasi tersebut tetapi siswa juga harus bersikap kritis. Siswa dapat

mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar mengajar. Dari proses interaksi

tersebut akan menimbulkan pengalaman sehingga akan terjadi perubahan tingkah

laku berupa pengetahuan, kompetensi, serta keterampilan.

Pembelajaran seharusnya berorientasi pada empat pilar pendidikan yang

dikemu (1) learning to know; (2) learning to be; (3)

learning to do; (4) learning to live togerher . Learning to

know, mengadung pengertian bahwa belajar itu pada dasarnya tidak berorientasi

pada hanya berorientasi pada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga harus

berorientasi pada proses belajar. Learning to do, bahwa belajar itu bukan sekedar

mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pangetahuan, tetapi belajar untuk

berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam

era persaingan global. Learning to be, bahwa belajar adalah membentuk manusia

. Learning to live together adalah belajar untuk

berkerjasama.

Pembelajaran IPS pada siswa Sekolah Dasar (SD) memerlukan model yang

tepat agar dapat memberikan hasil yang memuaskan, sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Karena di dalam pembelajaran IPS yang diterapkan adalah teori, konsep

dan prinsip yang ada dan berlaku pada ilmu-ilmu sosial. Di dalam pembelajaran IPS

diperlukan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang diharapakan. Model pembelajaran yang digunakan hendaknya dapat membuat

proses pembelajaran terasa hidup dan menciptakan pembelajaran multi arah baik

guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Dimana siswa dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan dapat terlibat aktif dalam

pembelajaran. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lebih bermakna karena

mereka ikut menyumbangkan pemikirannya dan terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Siswa dapat benar-benar memahami materi yang disampaikan, dan

bukan sekedar menghafal.

Kemampuan berpikir kritis siswa perlu ditingkatkan agar siswa ikut

berpartisipasi dalam memperoleh pengetahuannya melalui berpikir. Siswa dapat

berperan serta dalam membangun pengetahuannya. Kemampuan berpikir kritis

merupakan kemampuan yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan

bermasyarakat. Melalui berpikir kritis siswa dapat menilai mana yang baik dan mana

yang tidak baik. Siswa dapat menentukan tindakan yang tepat, dapat melihat suatu

masalah dari sudut pandangnya dan mampu memecahkan masalah serta

menemukan solusi yang tepat. Di era persaingan global kemampuan berpikir kritis

merupakan salah satu kemampuan yang harus dikembangkan agar siswa memiliki

kemampuan untuk bersaing.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 02

Temuwangi diketahui bahwa, guru masih menggunakan model pembelajaran yang

konvensional, siswa kurang dilibatkan secara aktif di dalam pembelajaran. Siswa

cenderung pasif dan sering tidak memberi respon apa yang disampaikan guru.

Ketika pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang mau bertanya maupun

berpendapat. Siswa hanya mendengar dan melihat guru yang menjelaskan materi

pelajaran. Selama ini IPS dianggap sebagai mata pelajaran hafalan. Siswa hanya

menghafalkan teori atau konsep dari materi. Hal ini menyebabkan pengetahuan yang

dimiliki siswa hanya berupa hafalan tanpa disertai dengan pemahaman yang lebih

lanjut. Karena pengetahuannya tersebut hanya berupa hafalan maka ketika siswa

mulai belajar dengan materi yang baru, mereka akan lupa dengan materi yang telah

diajarkan sebelumnya. Keadaan ini diperkuat oleh hasil kegiatan pra siklus dari tes

awal dan observasi pada saat pembelajaran IPS .

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi dalam

pembelajaran IPS masih rendah. Berdasarkan hasil pre

tes dan observasi diketahui siswa yang memperoleh nilai 30-37 ada 3 siswa, nilai

38-45 ada 5 siswa, nilai 46-53 ada 3 siswa, nilai 54-61 ada 2 siswa, nilai 62-69 ada 8

siswa, nilai 70-77 ada 3 siswa. Dari 24 siswa yang mencapai KKM 64 ada 10 siswa

atau sebesar 41,67%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 14 siswa

atau sebesar 58,33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis

siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi dalam pembelajaran IPS pada materi

masih rendah.

Melihat permasalahan di atas, dirasa perlu dilakukan penelitian tindakan

kelas, sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran

IPS. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa perlu dibimbing secara

berkelanjutan sehingga siswa dapat mengasah kemampuan berpikirnya. Guru juga

perlu menstimulus siswa dalam berpikir kritis dengan membuat pembelajaran yang

menarik, agar dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif di dalam

pembelajaran. Dalam hal ini pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat

menentukan agar dapat mengasah kemampuan berpikir kritis siswa.

Salah satu inovasi model pembelajaran yang diduga dapat diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran IPS agar siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat

mengasah kemampuan berpikir kritisnya adalah dengan menggunakan model

pembelajaran problem based learning. Model pembelajaran problem based learning

merupakan pembelajaran didasarkan pada permasalahan yang membutuhkan

penyelesaian masalah secara nyata. Sehingga siswa dapat memberdayakan,

mengasah dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara kesinambungan.

Siswa akan termotivasi untuk berusaha menyelesaikan masalah secara mandiri.

Model pembelajaran problem based learning juga dianggap sebagai strategi

pemecahan masalah dengan memberdayakan karakteristik siswa yang telah

dipelajari sebelumnya. Melalui model ini siswa diharapkan dapat mengasah dan

meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya.

Atas dasar hal-hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui dan

mengkaitkan permasalahan tersebut dengan model pembelajaran problem based

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

learning. Apakah model pembelajaran problem based lerning dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis pada siswa. Berdasarkan latar belakang di atas maka

peneliti tertarik untuk mempelajari lebih lanjut Upaya Peningkatan Kemampuan

Berpikir Kritis melalui Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPS

pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi Klaten Tahun Ajaran 2011/2012 .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Di dalam pembelajaran IPS guru masih menggunakan model yang bersifat

konvensional (ceramah).

2. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

kemampuan berpikirnya sehingga siswa kurang termotivasi dalam

pembelajaran.

3. Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah.

4. Mata pelajaran IPS dianggap sebagai mata pelajaran hafalan, belum adanya

upaya untuk menjadikan pembelajaran IPS lebih bermakna.

5. Belum adanya pembelajaran multi arah antara guru dengan siswa, maupun

siswa dengan siswa, akibatnya siswa menjadi pasif di dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, agar penelitian

lebih efektif, efisien, terarah, maka peneliti membatasi masalah-masalah tersebut

sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS dilihat dari

kemampuan siswa dalam berpendapat, memberikan tanggapan dari pernyataan-

peryataan yang ada dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi

pembelajaran masalah sosial

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based

learning merupakan pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran ini

menekankan pada penyelesaian masalah dan mengorganisasikan siswa untuk

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

problem based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam

pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi Klaten Tahun

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

melaui model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas IV SD Negeri

02 Temuwangi Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Adapun manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan model

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

pada pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Dapat memperoleh pengalaman dalam pemilihan dan pelaksanaan model

pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi

untuk mencapai tujuan pembelajaran dan dampak pengiring

yang baik bagi siswa salah satunya adalah meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Bagi Siswa

Siswa memperoleh pengalaman yang baru dan dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritisnya dalam pembelajaran IPS dengan

menggunakan model pembelajaran problem based learning khususnya pada

.

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui hasil dari penerapan dan pengembangan model

pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran IPS khususnya

.

d. Bagi Sekolah

Sekolah memperoleh referensi berkaitan dengan model pembelajaran yang

inovatif dan tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

dalam pembelajaran IPS, sehingga dapat digunakan oleh sekolah untuk

meningkatan kualitas pembelajaran khususnya di SD Negeri 02 Temuwangi

Klaten.

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPS

a. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis

Mengenai pengertian kemampuan berpikir kritis, Desmita berpendapat,

Ability (kemampuan, kecakapan) adalah suatu istilah umum yang berkenaan

dengan potensi untuk menguasai suatu 2008: 257). Penulis

sependapat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Desmita bahwa

kemampuan merupakan sustu potensi, kecakapan untuk menguasai sustu

keterampilan. Sehubungan dengan hal tersebut Kartono berpendapat,

Makmun berpendapat (2009), ability (kemampuan, kecakapan) dapat dibedakan

ke dalam dua kategori, yaitu:

a) Kecakapan nyata atau actual (actual ability), yang menunjukkan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga karena merupakan hasil atau belajar yang bersangkutan dengan cara, bahan, dan dalam hal terterntu yang telah dijalaninya (achievement, prestasi;

b) Kecakapan potensial (potensial ability), yang menunjukkan kepada aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri yang bersangkutan yang diperolehnya secara herediter (pembawaan kelahirannya), yang mungkin dapat merupakan: a) abilitas dasar umum (general intelligence) dan b) abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (bakat) (hlm. 54).

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan merupakan kecakapan, kesanggupan ataupun potensi yang dimiliki

seseorang dari hasil belajar ataupun pembawaan dari sejak lahir.

Menurut

yang dapat meletakkan hubungan-

Pendapat Ahmadi dan Supriyono ini menyatakan bahwa berpikir merupakan

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

daya atau kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki.

aktivitas psikis yang intersional, berpikir tentang sesuatu dalam memecahkan

masalah dengan menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat

simpulan berdasarkan inferensi dan perti

Peneliti setuju dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nur bahwa berpikir

merupakan suatu keterampilan dalam menganalisis, mengkritisi dan

merumuskan simpulan berdasarkan pada pertimbangan dan kenyataan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir

merupakan kemampuan untuk menganalisis, menghubungkan pengetahuan-

pengetahuan yang dimilki untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

melakukan analisis, menciptakan dan menggunakan kriteria secara objektif dan

yang dikemukakan oleh Gunawan bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan

untuk menganalisis, menggunakan kriteria secara objektif dan melakukan

manfaat kriteria relevan untuk menilai gambaran informasi seperti keakuratan,

mengemukakan bahwa berpikir kritis memiliki manfaat untuk menilai

keakuratan, relevansi, keabsahan, konsistensi dan bias suatu informasi. Menurut

dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan

memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan,

koherensi dan lain- Reber

(1988) menyatakan bahwa:

Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian

(how) (why).

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Dalam berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik simpulan-simpulan, dan bahkan juga menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan ramalan-ramalan (Syah, 2010: 118).

Sehubungan dengan hal tersebut Glaser (1941) mengungkapkan

landasan untuk berpikir kritis, yang terdiri dari berbagai kemampuan antara lain:

1. Mengenal masalah. 2. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-

masalah. 3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan. 4. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas. 5. Menganalisis data. 6. Mebilai fakta dan mengevaluasi peryataan-peryataan. 7. Mengenal adanya hubungan yang logis antar masalah-masalah. 8. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang

diperlukan. 9. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang

seseorang ambil. 10. Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan

pengalaman yang lebih luas. 11. Membuat penilaian tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu

dalam kehidupan sehari-hari (Fisher, 2009: 7).

Penulis sependapat dengan Glaser bahwa kemampuan berpikir kritis

terdiri dari berbagai landasan yaitu siswa harus mampu untuk mengenali

masalah, siswa dapat menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk

menangani masalah, menyusun informasi yang diperlukan, dapat memahami

masalah dan menggunakan bahasa yang tepat, mampu menganalisis data,

membedakan fakta dan mengevaluasi pernyataan, dapat menghubungkan secara

logis masalah-masalah yang ada, menarik kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan, melihat kesamaan-kesamaan dari pernyataan-pernyataan dan

membuat simpulan.

Pada akhir-akhir ini semakin disadari bahwa siswa di sekolah tidak

hanya harus mengingat atau menyerap secara pasif berbagai informasi baru

melainkan mereka perlu berbuat lebih banyak dan belajar bagaimana berpikir

secara kritis. Anak harus memiliki kesadaran akan diri dan lingkungannya.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Karena itu, pendidikan di sekolah haruslah mampu membangun kesadaran kritis

siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, Sapriya (2009) mengemukakan:

beberapa keterampilan berpikir yang perlu dikembangkan oleh guru di kelas untuk para siswa meliputi: (1) Mengkaji dan menilai secara kritis, (2) merencanakan, (3) merumuskan faktor sebab dan akibat, (4) memprediksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa, (5) menyarankan apa yang akan ditimbulkan dari suatu peristiwa atau perbuatan, (6) curah pendapat (brainstorming), (7) berspekulasi tentang masa depan, (8) menyarankan berbagai solusi slternatif, (9) menyarankan berbagai solusi alternatif, (10) mengajukan pendapat dari perspektif yang berbeda (hlm. 52).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

berpikir kritis merupakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis,

menarik simpulan-simpulan dan memecahan permasalahan. Agar siswa

mampu berpikir kritis maka anak harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran

sehingga mereka dapat mengorganisasikan pemikiran-pemikiran mereka. Guru

perlu mengajarkan anak menggunakan proses-proses berpikir yang benar dan

mengembangkan strategi-strategi pemecahan masalah serta memberikan

landasan pengetahuan mereka sehingga akan memotivasi anak untuk

menggunakan keterampilan-keterampilan berpikir yang baru saja dipelajari. Jadi

guru harus menerapkan strategi yang tepat dan dapat bertindak sebagai

motivator agar anak termotivasi untuk mengasah kemampuan berpikirnya.

b. Indikator Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis terdiri dari indikator-indikator. Adapun

indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis, berdasarkan tingkat

kesulitannya, kemampuan berpikir kritis dapat ditunjukan pada tabel 1 berikut

ini:

Tabel 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

No Kelompok KBK Indikator KBK Sub indikator 1 Memberikan

penjelasan sederhana

Memfokuskan pertanyaan

a. Mengindentifikasi atau merumuskan pertanyaan

b. Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Menjaga kondisi berpikir Menganalisis

argumen a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengedentifikasi kalimat-

kalimat pertanyaan c. Mengidentifikasi kalimat-

kalimat pernyataan bukan pertanyaan

d. Mengidentifikasi dan menangani suatu ketidaktepatan

e. Mencari struktur dari sebuah argumen

f. Membuat ringkasan Bertanya dan

menjawab pertanyaan

a. Memberikan penjelasan sederhana

b. Menyebutkan contoh 2 Membangun

keterampilan dasar

Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

a. Mempertimbangkan keahlian b. Mempertimbangkan keahlian

konflik c. Mempertimbangkan

kesesuaian sumber d. Mepertimbangkan reputasi e. Mempertimbangkan prosedur

yang tepat f. Mempertimabangkan resiko

untuk reputasi g. Kemampuan untuk

memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati

Mengobservasi dan mepertimbangkan laporan observasi

a. Melibatkan sedikit dugaan b. Menggunakan waktu yang

singkat antara observasi dan laporan

c. Melaporkan hasil observasi d. Menggunakan bukti-bukti

yang benar e. Menggunakan akses yang

baik f. Menggunakan teknologi g. Mempertanggung jawabkan

hasul observasi 3 Menyimpulkan Mendekduksi dan

mepertimbangkan deduksi

a. Kelas logika b. Mengkondisikan logika c. Menyatakan tafsiran

Menginduksi dan mempertimbangkan

a. Mengemukakan hal-hal yang umum

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

hasil induksi b. Mengemukakan kesimpulan dan hipotesis

c. Mengemukakan hipotesis d. Merancang eksperimen e. Menarik kesimpulan sesuai

fakta f. Menarik kesimpulan dari

hasil penyelidikan Membuat dan

menentukan hasil pertimbangan

a. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan latar belakang fakta-fakta

b. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan akibat

c. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan penerapan fakta

d. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan keseimbangan dan masalah

4 Memberikan penjelasan lanjut

Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan suatu definisi

a. Membuat bentuk definisi b. Strategi membuat definisi c. Bertindak dengan

memberikan penjelasan lanjut

d. Mengidentifikasi dan menangani ketidak benaran yang disengaja

e. Membuat definisi Mengidentifikasi

asumsi-asumsi a. Penjelasan bukan pernyataan b. Mengkontruksi argumen

5 Mengatur strategi dan teknik

Menentukan suatu tindakan

a. Mengungkap masalah b. Memilih kriteria untuk

mempertimbangkan solusi yang mungkin

c. Merumuskan solusi alternatif d. Menentukan tindakan

sementara e. Mengulang kembali f. Mengamati penerapannya

Berinteraksi dengan orang lain

a. Menggunakan argumen b. Menggunakan strategi logika c. Menggunakan strategi

retorika d. Menunjukkan posisi, orasi,

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

atau tulisan (Sumber: Evisapinatulbahariah, 2011: 1)

c. Hakikat IPS

Hakikat IPS adalah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai

makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kata lain

bahan kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan lingkungannya

(Hidayati, Mujinem dan Senen, 2008: 1-19). Pendapat yang dikemukakan

Hidayati, Mujinem dan Senen tersebut pada intinya menyebutkan bahwa

hakikat IPS adalah tentang manusia dan lingkungannya. Menurut Samlawi dan

Maftuh, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan

yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan

humaniora untuk tujuan membina warga negara yang baik (2001: 1). Peneliti

sependapat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Samlawi dan Maftuh

bahwa IPS merupakan program studi yang bertujuan untuk membina siswa

untuk menjadi warga negara yang baik. Sehubungan dengan hal itu, mengenai

IPS Somantri (2001) menyatakan bahwa:

Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/ psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendapat yang dikemukakan oleh Somantri mengemukakan bahwa IPS merupakan penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan kegiatan manusia yang terorganisir (Supriya, 2009: 11).

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPS

merupakan ilmu yang mempelajari manusia dengan duniannya, IPS merupakan

penyederhanaan atau adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang disajikan secara ilmiah

dan pedagogis untuk mencapai tujuan pendidikan.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15 d. Karakteristik IPS Sekolah Dasar (SD)

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) memiliki beberapa karakteristik yang

membedakan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Somantri (2001)

mengidentifikasi sejumlah karakteristik dari ilmu-ilmu sosial sebagai berikut:

1. Berbagai batang tubuh (body of knowladge) disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan secara sistematis dan ilmiah.

2. Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan kuat serta dapat diuji tingkat kebenarannya.

3. Batang tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial ini disebut juga structure disiplin ilmu, atau ada juga yang menyebutnya dengan fundamental ideas.

4. Teori generalisasi dalam struktur itu disebut pula pengetahuan ilmiah conceptual syntactis

lewat proses bertanya, berhipotesis, pengumpulan data (observasi dan eksperimen).

5. Setiap teori dari generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi, dan diperbaiki untuk membantu menerangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan serta membantu memecahkan masalah-masalah sosial melalui pikiran, sikap, tindakan terbaik (Supriya, 2009: 22).

Peneliti sependapat dengan Somantri bahwa ilmu sosial memiliki

karakteristik tersendiri. Ilmu sosial merupakan disiplin ilmu-ilmu sosial yang

diorganisasikan secara sistematis dan ilmiah dan berisikan sejumlah teori dan

generalisasi yang handal dan kuat serta dapat diuji tingkat kebenarannya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hidayati, Mujinem dan Senen (2008), bahwa

karakteristik IPS Sekolah Dasar (SD) dapat dilihat dari materi dan strategi

penyampaiannya:

1. Materi IPS Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan sosial-budaya).

2. Strategi penyampaian pengajaran IPS Strategi penyampaian IPS sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi yaitu disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat, region, negara dan dunia (hlm. 1-27).

Sehubungan dengan karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD,

Sadeli (1986) berpendapat bahwa:

Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Bahan studi materi IPS diambil dari Ilmu-ilmu Sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu. Karena IPS

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

terdiri dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial, dapat dikatakan bahwa IPS di SD memiliki ciri-ciri khusus atau karakteristkk tersendiri. Dalam pendapat yang dikemukakan oleh Sadeli ini menyatakan bahwa karakteristik IPS adalah gabungan ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan tidak dapat dipisah-pisah (Hidayati, Mujinem dan Senen, 2008: 1-26).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

IPS di Sekolah Dasar (SD) adalah merupakan disiplin ilmu-ilmu sosial yang

diorganisasikan secara sistematis dan ilmiah, materi IPS merupakan disiplin

ilmu-ilmu sosial yang tidak dapat dipisahkan, materi IPS digali dari segala

aspek kehidupan sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS

yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu

bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan. Mempelajari IPS pada

hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan

lingkungan (fisik dan sosial-budaya).

e. Tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (SD)

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan nama mata pelajaran di tingkat

sekolah dasar yang memiliki tujuan yang harus dicapai. Setelah siswa

mempelajari IPS diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan serta

kemampuan tertentu. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia (Permendiknas RI) Nomor 22 Tahun 2006, tujuan IPS

SD/MI ditetapkan sebagai berikut:

(1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat, nasioanal dan global (Sapriya, 2009:194).

Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid adalah membina anak didik

menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan,

dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

negara (Hidayati, Mujinem dan Senen, 2008: 1-24). Pendapat ini

mengemukakan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah membina anak agar

menjadi warga negara yang baik, berpengetahuan, berketerampilan dan

berkepedulian sosial.

Fenton (1967) mengemukakan, tujuan pengajaran IPS adalah

mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik, mengajar anak

didik agar mempunyai kemampuan berpikir dan dapat melanjutkan budaya

bangsa (Taneo, 2009: 1-26). Peneliti setuju dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Fenton yang menyatakan bahwa tujuan pengajaran IPS

adalah mendidik anak agar menjadi warga negara yang baik, mengajarkan

kemampuan berpikir dan pada akhirnya melestarikan budaya bangsa.

Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran IPS Sekolah Dasar (SD) memiliki tujuan membina anak agar

berpengetahuan, berketerampilan, berkepedulian, memiliki nilai-nilai sosial dan

sikap, mempunyai kemampuan berpikir, menjadi warga negara yang baik

sehingga dapat melanjutkan dan melestarikan kebudayaan bangsa.

2. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Problem Based Learning

a. Pengertian Pembelajaran

Kegiatan pendukung utama dalam melaksanakan pertumbuhan dan

perkembangan individu harus melakukan kegiatan yang disebut dengan belajar.

jadi pada diri

Peneliti setuju dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sanjaya bahwa belajar

merupakan suatu proses yang bermuara pada perubahan perilaku. Menurut

diartikan sebagai sesuatu yang statis, melainkan suatu

konsep yang bisa berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil

pendidikan yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat

09: 164).

Peneliti sependapat dengan pandangan Yamin ini menyatakan bahwa

pembelajaran itu tidak statis akan tetapi dinamis sesuai dengan perkembangan

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dikemukakan oleh Slameto ini secara garis besar sama dengan pendapat Sanjaya

bahwa belajar merupakan proses dan usaha individu untuk memperoleh

disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri,

dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi

(2008: 1-3). Peneliti setuju dengan pendapat Sidiq ini bahwa belajar akan

mengakibatkan perubahan kemampuan diri seseorang. Mengenai pengertian

belaja

perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena

pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak

dengan Trianto yang menyatakan bahwa

belajar merupakan perubahan melalui pengalaman dan bukan merupakan

bawaan diri seseorang.

adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is

defided as the modification or strengthening of behaviour thruogh

experiencing) (2008: 36). Peneliti sependapat dengan pendapat yang

dikemukakan Hamalik bahwa belajar merupakan proses perubahan atau

memperteguh kelakuan seseorang melalui pengalaman yang dilaluinya. Dengan

belajar seseorang akan semakin teguh dan matang perilakunya. Menurut

memperoleh kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang

dapat ini menyatakan bahwa belajar merupakan

upaya seseorang untuk memperoleh kompetensi berupa keterampilan. Dari

pendapat Hamalik dan Pribadi ada perbedaan yang dapat dilihat yaitu pada

pendapat Hamalik lebih menekankan pada perubahan peilaku yang semakin

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

teguh melalui pengalamannya. Pendapat dari Pribadi lebih menyoroti bahwa

belajar sebagai kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan

kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan. Jadi pada pendapat Hamalik

lebih menekankan pada aspek afektif, sedangkan pendapat Pribadi lebih

menekankan pada aspek kognitif dan psikomotor.

Dari berberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses dimana seseorang membangun pengetahuan,

keterampilan dan sikap berdasarkan pengalamannya. Jadi dengan belajar

seseorang dapat mengubah dirinya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak

terampil menjadi terampil, dari tidak bisa menjadi bisa. Sehingga akan terjadi

perubahan tingkah laku dari pengalaman-pengalaman yang dialaminya. Selain

perubahan tingkah laku belajar juga akan merubah kompetensi seseorang baik

dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotornya.

Pembelajaran menurut UU SPN No. 20 Tahun 2003 adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkun . Disini dikemukakan bahwa belajar merupakan sustu

interaksi yang dilakukan oleh siswa dan guru dengan menggunakan lingkungan

sebagai sumber belajar. Sedangkan Sidiq, Munawaroh dan Sungkono

akukan oleh seseorang

-9).

Pendapat Sidiq, Munawaroh dan Sungkono ini melihat pembelajaran sebagai

upaya yang dilakukan pendidik untuk mengajarkan siswa belajar. Gagne (1985)

mendefinisik (a set events embedded in

purposeful activities that facilitatet learning), pembelajaran adalah serangkaian

aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya

ndapat ini mengemukakan bahwa

pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang akan memudahkan proses

belajar. Definisi lain tentang pembelajaran dikemukakan oleh Smith dan Ragan

dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

bahwa pembelajaran dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dengan

mengembangkan cara menyampaikan informasi dan kegiatannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan proses mendidik dengan mengelola lingkungan dan

menggunakan berbagai media pembelajaran agar terjadi interaksi siswa dengan

lingkungannya. Dimana siswa dilibatkan secara aktif didalamnya, sehingga

siswa dapat mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya sendiri. Siswa

tidak hanya pasif dan menerima begitu saja pengetahuan yang disampaikan oleh

gurunya. Dengan melibatkan siswa di dalam proses belajar maka akan didapat

sebuah pembelajaran yang utuh antara siswa dengan guru atau sebaliknya, serta

siswa dengan siswa, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu bagian dari keseluruhan

sistem belajar yang tidak dapat dipisahkan dari sistem lainnya. Mengenai model

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

-6). Peneliti sependapat

dengan Abimanyu dkk, bahwa model pembelajaran merupakan suatu kerangka

berupa prosedur sebagi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Berkaitan

dengan hal tersebut Joyce (1992), menyatakan bahwa:

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas/pembelajaran dalam tutorial dan menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya: buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan guru mendesain pembelajaran untuk membantu siswa mecapai tujuan pembelajaran (Trianto, 2011: 22).

Peneliti sependapat dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh

Joyce bahwa model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

acuan dalam merencanakan pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Sehubungan dengan hal itu, Winataputra (2001) mengemukakan

bahwa:

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sugiyanto, 2009: 3).

Pendapat Winataputra ini menyatakan bahwa model pembelajaran

merupakan sebuah kerangka konseptual berupa prosedur untuk merencanakan

dan melakasanakan pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. model pembelajaran

merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem belajar yang tidak dapat

dipisahkan. Model pembelajaran berhubungan dengan perencanaan yang dipilih

untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan instruksional tertentu.

Model pembelajaran dipilih oleh guru dalam proses belajar mengajar, agar dapat

diberikan kemudahan dan fasilitas kepada siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

c. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Istilah model memiliki makna yang lebih luas dari pada strategi,

metode atau prosedur. Ciri-ciri model pembelajaran menurut Trianto (2011),

antara lain:

(1) Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. (2) Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaks (pola urutan) dan sifat lingkungan belajarnnya. (3) Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukan dengan jelas kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran meliputi komponen-komponen yang sama. (4) Tiap-tiap model pembelajaran

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda (hlm. 23).

Pendapat ini mengemukakan bahwa model pembelajaran memiliki

tujuan, sintaks, sifat lingkungan belajarnya dan membutuhkan sistem

pengelolaan yang berbeda. Menurut Kardi dan Nur (2000), ciri-ciri model

pembelajaran antara lain:

(1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya; (2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan tercapai); (3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; (4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Trianto, 2011: 23).

Pendapat ini mengemukakan bahwa model pembelajaran harus

memiliki teoritis logis, berlandaskan pada tujuan yang akan dicapai, dengan

memanfaatkan lingkungan belajar. Sedangkan pendapat lain mengenai, ciri-ciri

model pembelajaran adalah:

a) Memiliki prosedur ilmiah Suatu model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur yang sistematik untuk mengelola tingkah laku siswa.

b) Memiliki spesifikasi dan hasil belajar Suatu model pembelajaran menyebutkan hasil-hasil belajar mendetail mengenai penampilan siswa.

c) Menyebutkan spesifikasi lingkungan belajar Setiap model mengajar menyebutkan secara tegas kondisi lingkungan, respon dari para siswa diobservasi.

d) Memiliki kriteria penampilan Suatu model pembelajaran menunjukkkan kriteria pennerimaan penampilan yang diharapkan dari para siswa. Model pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan siswa dapat didemonstrasikan setelah langkah pembelajaran tertentu.

e) Memiliki spesifikasi cara-cara pelaksanaannya Suatu model pembelajaran menyebutkan mekanisme yang menunjukan reaksi siswa dan interaksinya dengan lingkungan (Tim Dosen Strategi belajar Mengajar dan Pembelajaran, 2007: 24).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri model pembelajaran adalah memiliki spesifikasi hasil belajar dan tujuan

secara afektif, kognitif dan psikomotorik, memiliki pola urutan yang jelas dalam

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa dan guru, dan membutuhkan

pengelolaan lingkungan belajar yang berbeda dari setiap model tergantung

tujuan yang ingin dicapai dan model yang digunakan. Tidak ada model

pembelajaran yang paling baik diantara model pembelajaran lainya. Karena

masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik atau tepat apabila

sudah diterapkan dalam suatu pembelajaran.

d. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran

Berbasis Masalah)

PBL (Problem Based Learning) mengambil psikologi kognitif sebagai

dukungan teoritisnya. Fokus tidak banyak pada apa yang sedang dikerjakan

siswa (perilaku mereka), tetapi pada apa yang dipikirkan (kognisi mereka)

selama mereka mengerjakannya. Meskipun peran guru dalam pembelajaran

yang berbasis masalah kadang-kadang juga melibatkan mempresentasikan dan

menjelaskan berbagai hal kepada siswa, tetapi guru harus sering memposisikan

diri sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk

berpikir dan menyelesaikan masalah sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, Tan

(2003) berpendapat bahwa:

Pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi pembelajaran karena didalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasi melalui kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara kesinambungan (Rusman, 2011: 229).

Peneliti setuju dengan yang dikemukakan oleh Tan bahwa

pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa benar-benar

dioptimalisasi melalui kerja kelompok. Dewey (1916) mengemukakan bahwa:

PBL mendiskripsikan pandangan tentang pendidikan dengan sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas akan menjadi laboraturium untuk penyelidikan dan pengatasan masalah kehidupan nyata. Pedagogi Dewey mendorong guru untuk melibatkan siswa diberbagai proyek berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah sosial dan intelektual penting. Dewey menaganjurkan bahwa pembelajaran yang purposeful itu dapat

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

diselesaikan dengan sebaik-baiknya dengan memerintahkan anak-anak dalam kelompok-kelompok kecil untuk menangani proyek-proyek yang mereka minati dan mereka pilih sendiri (Sugiyanto, 2009: 152).

Pendapat Dewey ini mengemukakan bahwa, di dalam pembelajaran

problem based learning guru melibatkan siswa diberbagai proyek berorientasi

masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah sosial dan intelektual

penting. Pengertian tentang pembelajaran problem based learning juga

dijelaskan oleh Flint, Problem Based Learning (PBL) is one of the learning

methods using relevant and meaningful real-life problems as its foundation .

Pendapat ini menyatakan bahwa PBL adalah salah satu metode pembelajaran

yang relevan dan menggunakan masalah dalam kehidupan nyata sebagai

landasannya.

Pendapat lain mengenai problem based learning menurut Mustapha

Problem based learning is a learning strategy that

incorporates specific instructional preplanned activities, focused on a relevant

learner problem, and allows for the flexibility of the situation and the learners

in the classroom . Pendapat ini menyatakan bahwa pembelajaran berbasis

masalah merupakan strategi pembelajaran yang kegiatanya direncanakan secara

spesifik, difokuskan mempelajari permasalahan yang relevan dan

memungkinkan suasana belajar yang fleksibel di kelas.

Berdasarkan berbagai pendapat yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning merupakan

pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah, dimana siswa

diorganisir untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Sehingga

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya.

Berkaitan dengan peran guru pada pembelajaran problem based

learning Rusman b

masalah adalah (1) menyiapkan perangkat berpikir siswa; (2) menekankan

belajar kooperatif; (3) memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam

pembelajaran berbasis masalah; (4) melaksanakan pembelajaran berbasis

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menurut Tan (2000) antara lain:

a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar. b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia

nyata yang tidak terstruktur. c) Permasalahan yang membutuhkan perspektif ganda (multiple

perspective). d) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,

sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar

e) Belajar mengarahkan diri menjadi hal yang utama. f) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya, dan

evaluasi sumber informasi merupakan proses esensisl dalam paembelajaran berbasis masalah.

g) Belajar adalah kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. h) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.

i) Keterbukaan proses dalam pembelajaran berdasarkan masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

j) Pembelajaran berdasarkan masalah melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar (Rusman, 2011: 232).

Setiap model pembelajaran memiliki langkah-langkah yang berbeda-

beda, tergantung karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model

pembelajaran tersebut. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) menurut Ibrahim dan Nur (2000) dapat dilihat dalam

tabel 2 berikut ini:

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 2. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Fase Perilaku Guru

Fase 1: memberikan orientasi tergantung permasalahan kepada siswa Fase 2: mengorganisasikan siswa untuk meneliti. Fase 3: membantu investigasi mandiri dan kelompok. Fase 4: mengembangkan dan mempresentasikan hasil. Fase 5: menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

Guru memabahas tujuan pelajaran, untuk mendeskripasikan dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahnnya. Guru mendorong siswa untuk mendapatkan inforrnasi yang tepat, melaksanakan eksperimen dan mencari penjelasan dan solusi. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan mentiapkan hasil-hasil yang tepat, seperti laporan, rekaman video dan model-model dan membantu mereka menyampaikan kepada orang lain. Guru memabantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

(Sumber: Rusman, 2011: 243)

Setiap model pembelajaran memiliki manfaat masing-masing, adapun

manfaat model pembelajaran problem based learning menurut Ibrahim dan Nur

pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar sebagai peran orang

dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan

Adapun manfaat problem based learning menurut Smith (2005) adalah

pemahamannya meningkatkan kemampuan yang relevan dengan dunia praktik,

mendorong mereka penuh pemikiran, membangun kemampuan kepemimpinan

Peneliti sependapat dengan pendapat Smith yang menyatakan bahwa dengan

PBL dapat meningkatkan kecakapan pemecahan masalah, memudahkan siswa

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

problem based learning memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak

hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkrit, tetapi lebih dari itu berpikir

terhadap ide-

Jadi dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah, membangun kemampuan pemikiran, kemampuan komunikasi serta

kerjasama. Model pembelajaran PBL menekankan pada pemecahan masalah

dengan menggunakan model ini maka diharapkan siswa dapat mengembangkan

kemampuanya dalam memecahkan masalah sekaligus kemampuan berpikirnya.

Dalam pembelajaran PBL siswa secara berkelompok menyelesaikan suatu

masalah, dengan berkelompok maka siswa akan meningkatkan kemampuan

dalam berkomunikasi dan berkerjasama.

B. Penelitian yang Relevan

1. Farida Rahmawati, Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis tentang Sifat-sifat

bangun ruang dengan menerapkan tipe numbered heads together pada siswa

kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kebonsari Madiun Tahun Pelajaran 2010/2011.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa tentang

sifat-sifat bangun ruang mengalami peningkatan, yaitu dari kondisi awal nilai

rata-rata siswa 45,86, pada siklus I nilai rata-rata siswa 68,90 dan nilai rata-rata

yang diperoleh pada siklus II adalah 84,09. Sebelum dilaksanakan penelitian

siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (66) sebanyak 8 siswa (38,10%), pada

silkus I siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 15 siswa (71,42%),

dan pada siklus II sebanyak 18 siswa (85,71%). Berdasarkan hasil penelitian

tersebut menunjukan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis tentang

sifat bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Balerejo 01 Kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun.

2. Umi Faizah, Problem Based Learning (PBL) Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas IV

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

SD Negeri II Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

. Hasil penelitian pada siklus I, rata-rata angket motivasi siswa

sebesar 74,85 (dalam kategori sedang), untuk materi pengaruh gaya terhadap

benda, nilai rata-rata kelas siswa 73,75 (dalam kategori cukup) dengan presentase

siswa yang memperoleh nilai di atas SKM adalah 55,88%. Pada siklus II, dengan

materi yang sama menunjukan peningkatan yaitu nilai rata-rata angket motivasi

adalah 83,56 (kategori baik) dengan nilai hasil evaluasi IPA rata-rata sebesar

81,91 dengan presentase siswa yang mendapat nilai di atas SKM adalah 88,23%.

Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi, bahwa pembelajaran IPA

dengan model problem based learning dapat meningkatkan motivasi belajar IPA

siswa kelas IV SD Negeri 2 Ampel.

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal dalam pembelajaran IPS guru masih menggunakan model

yang bersifat konvensional. Guru masih menggunakan metode ceramah yang

terkesan monoton. Sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran IPS,

sehingga kemampuan berpikir kritis siswa belum maksimal. Masih banyak siswa

yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 64. Siswa kurang terlibat didalam

pembelajaran sehingga siswa hanya pasif.

Dengan latar belakang permasalahan tersebut maka peneliti akan

melakukan tindakan, dengan menggunakan model pembelajaran problem based

learning dalam pembelajaran IPS sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa.

Setelah menerapkan model pembelajaran problem based learning dalam

pembelajaran IPS, peneliti menerapkan indikator ketercapaian yaitu adanya

peningkatan kemampuan berpikir kritis pada siklus II, yaitu siswa yang mencapai

KKM sebesar 80 %. Kondisi akhir dalam penelitian ini melalui penerapan model

pembelajaran problem based learning diduga dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi

Klaten. Agar lebih jelas maka kerangka berpikir pada penelitian ini dapat

digambarkan seperti pada gambar 1 berikut ini:

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakan,

yaitu Melalui penerapan model pembelajaran problem based learning dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV

SD Negeri 02 Temuwangi Pedan Klaten.

Di dalam pembelajaran IPS guru masih menggunakan model yang bersifat konvensional (ceramah).

Siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran IPS, kemapuan berpikir kritis siswa belum maksimal.

Banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu 64.

Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran.

Guru menggunakan model pembelajaran problem based learning.

Siklus I

Siklus II Indikator kecapaian kinerja pada siklus II adalah siswa yang mencapai KKM 80%.

Penerapan model problem based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi Pedan Klaten.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 02 Temuwangi Kecamatan Pedan

Kabupaten Klaten. Alasan memilih tempat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Karena di SD Negeri 02 Temuwangi kelas IV dalam mata pelajaran IPS

pembelajaran kemampuan berpikir kritis siswa masih belum maksimal dan

perlu ditingkatkan.

b. SD Negeri 02 Temuwangi belum menerapkan PAIKEM (Pembelajaran Aktif

Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan). Guru di SD Negeri 02 Temuwangi

masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional

sehingga kurang melibatkan siswa di dalam pembelajaran.

2. Waktu Penelitian

Rencana penelitian dari tahap persiapan hingga pelaporan hasil akan

dilaksanakan selama 6 bulan yakni mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2012.

Tahap perencanaan akan dilaksanakan pada bulan Januari, tahap pelaksanaan

dimulai bulan Maret, tahap analisis data dimulai pada bulan April ,dan penyusunan

laporan akan dilaksanakan pada bulan mei, adapun rincianya pada tabel 3 sebagai

berikut:

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 3. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Januari

2012

Februari

2012

Maret

2012

April

2012

Mei

2012

Juni

2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan

dan pengajuan

proposal

X X X X X X X

2 Pengurusan izin

penelitian

X X

3

Persiapan

Penelitian

X

4 Pelaksanaan

siklus I

X

5 Pelaksanaan

siklus II

X

6 Pengumpulan

data dan

Analisis data

X X

7 Penyusunan

skripsi, sidang

skripsi, dan

penjilidan

X X X X X X X X X

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

research). Menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008), penelitian tindakan

kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, berkerja sama dengan peneliti (atau

dilakukan oleh guru sendiri yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau sekolah

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32 tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan

proses praktis pembelajaran .

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelas. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan

praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam

interaksi antara guru dengan siswa di dalam pembelajaran.

2. Strategi penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Arikunto,

Suhardjono dan Supardi PTK terdiri dari empat tahap,

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi . Langkah-

langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2. Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Pelaksanaan

Perencanaan

Siklus I

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Siklus II

Apabila belum sampai pada hasil yang diharapkan yaitu 80% siswa mencapai KKM, dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai pada hasil yang diharapkan.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33 Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan ini meliputi, membuat perencanaan pengajaran, membuat lembar

observasi, membuat alat evaluasi.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.

c. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dari

waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

d. Refleksi Tindakan

Tahapan ini meliputi analisis, sintesis, dan penilaian. Dimaksudkan untuk

mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Kemudian

berdasarkan data yang telah terkumpul, dilakukan evaluasi untuk

menyempurnakan tindakan selanjutnya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi

Kecamatan Klaten, tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 24 siswa, yang

terdiri dari14 siswa laki-laki, 10 siswa perempuan.

D. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini sebagian besar adalah data kualitatif. Informasi tersebut akan

digali dari berbagai sumber data dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam

penelitian ini meliputi:

1. Sumber data primer yaitu siswa dan guru kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi

Klaten.

2. Sumber data sekunder yaitu dokumen atau arsip, antara lain berupa kurikulum,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil tes, observasi, wawancara.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan jenis sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi

Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif.

Mengenai hal tersebut, Sugiyono berpendapat,

peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau

yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,

peniliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut

merasakan suka dukanya Sugiyono (2008: 64) .Observasi ini digunakan untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan

penelitian yang lebih lanjut. Dengan observasi ini akan diperoleh data-data

mengenai seluruh aktivitas atau tingkah laku siswa dalam pembelajaran yaitu

data tentang sikap dan aktivitas siswa. Selain itu akan diperoleh seluruh

aktivitas guru dalam pembelajaran yaitu data tentang kegiatan guru dalam

pelaksanaan penelitian. Di dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk

melihat aktivitas dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 02

Temuwangi serta kinerja guru selama tindakan dilaksanakan.

2. Wawancara

Menurut Dezin (1984) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu

(Wiriaatmadja, 2008: 117). Wawancara dilakukan untuk memperkaya atau

memperteguh data-data lain yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan dengan guru kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi sebelum

dilakukan tindakan untuk mengetahui kondisi awal dan sesudah dilakukan

pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran problem based

learning.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35 3. Tes

Menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi, tes adalah merupakan

alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu

dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang sudah ditentukan

53). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perkembangan atau

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 02

Temuwangi dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran problem

based learning.

4. Dokumen

dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental seseorang (2009: 329). Hasil penelitian dari observasi akan lebih

kredibel atau dapat dipercaya apabila didukung dengan adanya dokumen.

Menurut Elliott (1991), dokumen yang ada kaitanya dengan permasalahan

dalam penelitian tindakan kelas misalnya: silabus dan rencana pembelajarana,

laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum, berbagai macam ujian dan tes,

laporan rapat, laporan tugas siswa, bagian-bagian dari buku teks yang

digunakan selama pembelajaran . Adapun dokumen yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil tes dan observasi kemampuan

berpikir kritis siswa SD Negeri 02 Temuwangi.

F. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas data adalah dengan triangulasi.

Menurut Moleong (1995), triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas

data dengan memanfaatkan sarana di luar data untuk keperluan pengecekan atau

pembandingan data itu . Teknik triangulasi yang digunakan

antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36 1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa sumber dalam penelitian.

Cara ini mengarahkan agar di dalam mengumpulkan data, harus menggunakan

beragam sumber data. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap

kebenarannya apabila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang diperoleh dari teknik yang berbeda. Dalam penelitian

tentang peningkatan kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD

Negeri 02 Temuwangi dalam pembelajaran IPS ini, data yang diperoleh melalui

wawancara, tes, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian

dibadingkan dan ditarik kesimpulan agar data tersebut lebih kuat validitasnya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

model kulitatif dengan model interaktif Miles dan Huber odel analisis

interaktif mempunyai tiga komponen pokok, yaitu data reduction (reduksi data),

data display (penyajian data), conclusion drawing/verfication (Sugiyono, 2009:

338). Data yang telah dikumpulkan kemudian direduksi setelah direduksi kemudian

disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik, kemudian ditarik kesimpulan. Untuk

lebih jelasnya, proses analisis kualitatif dengan model interaktif Miles dan

Huberman dapat digambarkan pada gambar 3 berikut ini:

Gambar 3. Teknik Analisis Data

Data collection

Conclusions drawing/verfication

Data reduction

Data display

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37 Langkah-langkah analisis:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama

peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit.

Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting. Jadi data yang dikumpulkan merupakan data yang benar-benar

diperlukan dan berhubungan dengan penelitian tentang peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS dengan model

pembelajaran problem based learning di SD Negeri 02 Temuwangi. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya apabila diperlukan.

2. Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data atau penyajian data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian,

tabel, grafik, bagan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah

dipahami. Pada penelitian ini, data yang disajikan berupa data hasil tes dan

observasi kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi.

3. Conclusion drawing/ verification

Setelah data terkumpul, direduksi dan disajikan maka tahap selanjutnya

adalah menyimpulkan hasil penelitian. Kesimpulan ini berupa deskripsi atau

gambaran. Sehingga akan diketahui berhasil atau tidaknya penelitian ini dalam

upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV melalui model

pembelajaran problem based learning.

H. Indikator Pencapaian

Indikator keberhasilan di dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38 setelah siklus II siswa yang mencapai KKM sebesar 80%. Jika tidak mencapai

indikator keberhasilan yang telah ditentukan maka dilajutkan ke siklus selanjutnya

sampai indikator keberhasilan tercapai.

I. Prosedur Penelitian

Menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi, prosedur penelitian

mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b)

pelaksanaan atau tindakan (action); (c) pengamatan (observing); dan (d) melakukan

refleksi (reflecting) (2008: 16). Dapat digambarkan pada gambar 4 berikut ini:

Gambar 4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti telah ada dalam

permasalahan yang diteliti. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan

belum maksimalnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 02

Temuwangi Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dilakukan observasi dan

wawancara terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru.

Melalui langkah-langkah tersebut dapat ditentukan tindakan yang tepat dalam

rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

Refleksi Pelaksanaan

?

Perencanaan

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Langkah yang diduga tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

dalam pembelajaran IPS adalah dengan penanaman konsep melalui penemuan

sendiri dalam memecahkan suatu masalah yang ada dan menghubungkannya dengan

konsep lain yang telah dikuasai oleh siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

tindakan yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa adalah dengan menggunakan model problem based learning. Materi yang

akan diajarkan pada pene masalah sosial

Dengan pedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan

penelitian tindakan kelas meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,

dan refleksi tiap siklus.

Secara rinci Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

a. Merencanakan skenario pembelajaran IPS dengan model pembelajaran

problem based learning, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan mengacu pada silabus.

b. Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan siswa

dan guru serta untuk mengamati kemampuan berpikir kritis siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

c. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kelompok, soal evaluasi untuk

menilai proses dan kemampuan berpikir kritis siswa.

d. Mempersiapkan media yang akan digunakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah kegiatan perencanaan, maka tahap selanjutnya adalah

pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan ini terdapat urutan kegiatan

pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran problem based

learning. adapun tahapanya adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

Guru memberikan motivasi kepada siswa. Guru menginformasikan

pada siswa berkaitan dengan tujuan dan materi pembelajaran yang akan

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dipelajari yaitu mengenai masalah-masalah sosial Guru melakukan

apersepsi dengan bercerita mengenai masalah sosial yang sering terjadi pada

akhir-akhir ini, dengan menunjukan berbagai gambar masalah sosial yang

sering ditemui di masyarakat.

b. Kegiatan Inti

Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model

pembelajaran problem based learning. Ketika pembelajaran guru melakukan

pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Selain itu guru yang bertindak sebagai peneliti dan pengajar juga diamati

oleh pengamat (guru kelas) untuk mengetahui apakah pembelajaran yang

dilakukan sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Adapun langkah-langkah langkah pembelajaran dalam kegiatan inti secara

garis besar sebagai berikut:

1) Guru menggali pengetahuan siswa tentang masalah-masalah sosial

dengan bertanya jawab dengan siswa.

2) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang pelaksanaan

pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran problem

based learning.

3) Guru memberikan penjelasan awal mengenai materi yang akan

masalah sosial

4) Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model

pembelajaran problem based learning, adalah siswa membentuk

kelompok diskusi. Guru memberikan masalah dalam bentuk Lembar

Kerja Siswa (LKS) pada tiap kelompok. Kemudian secara bekelompok

memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Setelah siswa

berhasil menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru siswa

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Siswa

dari kelompok lain menanggapi hasil diskusi dengan kelompok yang

telah mempresentasikan hasil diskusinya. Kemudian guru memberikan

penguatan terhadap hasil diskusi siswa.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

5) Guru melakukan evaluasi secara individu dengan lembar evaluasi yang

telah dipersiapkan.

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup siswa dengan bimbingan guru

menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan kali ini dengan

bertanya-jawab.

3. Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melihat hasil observasi kegiatan

siswa, kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung, serta hasil dari kerja

siswa baik secara kelompok maupun individu.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan setiap akhir pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini

dilakukan analisis dari evaluasi kegiatan, hasil analisis akan digunakan refleksi

untuk memperbaiki perencanaan dan kinerja guru pada pertemuan ataupun

siklus berikutnya. Diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan pada siklus I

rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa adalah 68,17, siswa yang

mencapai KKM sebanyak 16 siswa atau sebesar 66,67% , sedangkan siswa yang

belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau sebesar 33,33%. Hasil yang

diperoleh pada siklus I ini belum memenuhi indikator keberhasilan kinerja yang

telah ditetapkan yakni 80% siswa mencapai KKM. Karena indikator kinerja

belum tercapai maka dilanjutkan pada tindakan selanjutnya yaitu siklus II. Pada

tindakan siklus II akan dilakukan perbaikan-perbaikan dengan mengacu pada

masalah yang ditemui pada siklus I.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Akan tetapi dalam siklus II

ini lebih menekankan perbaikan pembelajaran pada siklus I. Adapun kegiatan

perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dengan melihat berbagai kendala dan

permasalahan yang terjadi pada siklus I, maka pada perencanaan siklus II

menekankan pada perbaikan dalam pembelajaran dengan membuat

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

perencanaan yang baru yang dapat mengatasi permasalahan yang terjadi pada

siklus I.

b. Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan siswa

dan guru serta untuk mengamati kemampuan berpikir kritis siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

c. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kelompok, soal evaluasi untuk

menilai proses dan kemampuan berpikir kritis siswa.

d. Mempersiapkan media yang akan digunakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah kegiatan perencanaan, maka tahap selanjutnya adalah

pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan siklus II ini lebih menekankan

pada perbaikan pembelajaran, dan mengupayakan agar siswa lebih aktif

sehingga hasil pembelajaran akan lebih maksimal. Dalam pelaksanaan siklus II

ini dapat diselingi dengan permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran

agar siswa tidak merasa jenuh. Adapun urutan kegiatan pembelajaran IPS

dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada siklus

II adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal

Guru memberikan motivasi kepada siswa, dengan mengadakan

permainan kecil untuk mengasah konsentrasi siswa sebelum pembelajaran

dimulai. Guru menginformasikan pada siswa berkaitan dengan tujuan dan

materi pembelajaran yang akan dipelajari yaitu mengenai masalah-masalah

sosial Guru melakukan apersepsi dengan bercerita menggunakan media

wayang orang dan boneka tangan.

b. Kegiatan Inti

Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model

pembelajaran problem based learning. Ketika pembelajaran guru melakukan

pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Selain itu guru yang bertindak sebagai peneliti dan pengajar juga diamati

oleh pengamat (guru kelas) untuk mengetahui apakah pembelajaran yang

dilakukan sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Adapun langkah-langkah langkah pembelajaran dalam kegiatan inti secara

garis besar sebagai berikut:

1) Guru menggali pengetahuan siswa tentang masalah-masalah sosial

dengan bertanya jawab dengan siswa.

2) Guru memberikan penjelasan awal mengenai materi yang akan

masalah-masalah sosial

3) Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model

pembelajaran problem based learning pada siklus II ini pada umumya

sama, yaitu siswa membentuk kelompok diskusi. Guru memberikan

masalah dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tiap kelompok.

Kemudian secara bekelompok memecahkan masalah yang telah

diberikan oleh guru. Setelah siswa berhasil menyelesaikan

permasalahan yang diberikan guru siswa mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya di depan kelas. Siswa dari kelompok lain

menanggapi hasil diskusi dengan kelompok yang telah

mempresentasikan hasil diskusinya. Kemudian guru memberikan

penguatan terhadap hasil diskusi siswa.

4) Guru melakukan evaluasi secara individu dengan lembar evaluasi yang

telah dipersiapkan. Dalam evaluasi pada siklus II ini dapat diselingi

dengan permainan kecil. Agar kegiatan evaluasi tidak terkesan

menjenuhkan.

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan

materi pembelajaran pada pertemuan kali ini dengan bertanya-jawab.

3. Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melihat hasil observasi kegiatan

siswa, kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung, serta hasil dari kerja

siswa baik secara kelompok maupun individu.

4. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis dari evaluasi kegiatan, apakah dalam

siklus II sudah mencapai indikator ketercapaian kinerja yang telah ditetapkan

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

yaitu kemampuan berpikir kritis meningkat, siswa yang mencapai KKM 80%.

Dari hasil yang diperoleh pada siklus II diketahui bahwa rata-rata nilai

kemampuan berpikir kritis siswa adalah 79,83, siswa yang telah mencapai KKM

sebanyak 21 siswa atau sebesar 87,5%, siswa yang belum mencapai KKM

sebanyak 3 siswa atau sebesar 12,5 %. Sehingga dapat diketahui bahwa siswa

yang mencapai KKM > dari 80%, sehingga indikator ketercapaian kinerja sudah

tercapai. Apabila indikator kinerja yang telah ditetapkan sudah mencapai maka

tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak SD Negeri 02 Temuwangi

Sekolah Dasar Negeri 02 Temuwangi kecamatan Pedan kabupaten

Klaten Provinsi Jawa Tengahter letak sangat strategis. SD Negeri 02

Temuwangi terletak di pinggir jalan raya antar kecamatan yaitu kecamatan

Pedan dan kecamatan Cawas. Lokasi yang sangat strategis ini memberikan

kemudahan bagi siswa maupun sekolah untuk melakukan segala aktivitasnya.

Sejak berdiri SD Negeri 02 Temuwangi merupakan sekolah Negeri dengan

Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031014022 dan Nomor Statistik Bangunan

(NSB) 001211820624202. Sejak berdiri pada tahun 1973 sampai sekarang SD

Negeri 02 Temuwangi telah mengalami banyak perubahan baik secara fisik

maupun personalia. Fasilitas sekolah berupa bangunan telah beberapa kali

mengalami perbaikan. Fasilitas yang semakin baik ini mendorong sekolah untuk

melakukan berbagai perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas dalam

pembelajaran.

2. Keadaan Personil SD Negeri 02 Temuwangi

SD Negeri 02 Temuwangi kecamatan Pedan kabupaten Klaten pada

tahun ajaran 2011/2012 dipimpin oleh Samino, S.Pd selaku kepala sekolah. SD

Negeri 02 Temuwangi memiliki tenaga mengajar sebanyak 11 orang. Dengan

rincian 8 guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 3 guru bersatus guru

Wiyata Bakti (WB) serta 1 penjaga sekolah yang bersatus Pegawai Negeri Sipil

(PNS). Semua personel melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya

masing-masing. Hubungan sekolah dengan komite dan masyarakat sekitar juga

berjalan dengan baik. Hal ini merupakan salah satu bentuk kesadaran bahwa

keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Untuk itu,

diperlukan kerjasama yang baik antara pemangku kepentingan baik sekolah,

komite maupun masyarakat.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Jumlah siswa SD Negeri 02 Temuwangi pada tahun ajaran 2011/2012

sebanyak 143 siswa yang terdiri dari 84 siswa laki-laki dan 59 siswa

perempuan. Adapun rincianya adalah sebagai berikut: siswa kelas I sebanyak

20 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 8 siswa perempuan, kelas II sebanyak

22 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, kelas III

sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan,

kelas IV sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa

perempuan, kelas V sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 7

siswa perempuan, kelas VI sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-

laki dan 11 siswa perempuan. Siswa SD Negeri 02 Temuwangi berasal dari latar

belakang keluarga yang berbeda-beda. Sebagian besar dari siswa berasal dari

keluarga dengan ekonomi menengah yang berkerja sebagai petani, pedagang

ataupun buruh harian.

3. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 02 Temuwangi

Bangunan SD Negeri 02 temuwangi terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang

kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang laboratorium,1 ruang UKS, tempat

sepeda, toilet guru dan siswa. SD Negeri 02 Temuwangi sudah memiliki

fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar yaitu perpustakaan dan masjid.

SD Negeri 02 Temuwangi memiliki halaman sekolah yang luas yang biasa

dimanfaatkan untuk upacara, olah raga, kegiatan ekstrakulikuler maupun arena

bermain siswa waktu istirahat.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Pada diskripsi masalah penelitian akan dibahas diskripsi masalah pada

kondisi awal dan saat dilakukan tindakan.

1. Deskripsi kondisi awal

Sebelum melakukan tindakan peneliti melakukan kegiatan observasi

dan wawancara untuk mengetahui permasalahan dan keadaan nyata yang terjadi

di SD Negeri 02 Temuwangi. Setelah dilakukan pengamatan di lapangan dan

wawancara, peneliti menemukan beberapa permasalahan. Pembelajaran yang

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional dan kurang melibatkan siswa

secara aktif di dalam pembelajaran. hal ini mangakibatkan siswa sulit untuk

memahami materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu pelajaran yang

dianggap siswa sulit untuk dipahami oleh siswa adalah Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS). Keadaan ini terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi, siswa

sulit memahami mata

Siswa merasa kesulitan dalam menyatakan penyebab, upaya mengatasi masalah

sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Siswa juga terlihat kesulitan dalam

menyatakan pendapat mereka berkenaan dengan materi tersebut. Untuk itu

dirasa perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa

dalam pembelajaran IPS. Hal ini dilakukan karena belum adanya upaya guru

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. kemampuan berpikir

kritis siswa perlu dikembangkan agar siswa tidak hanya sekedar menghafal

materi pembelajaran, siswa dapat memahami materi disampaikan guru, siswa

dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran sehingga pengetahuaan

yang didapat siswa akan terasa lebih bermakana.

Permasalah yang terjadi di SD Negeri 02 Temuwangi Kelas IV dalam

pembel

kegiatan pra siklus. Dari kegiatan tersebut diketahui bahwa kemampuan berpikir

kritis siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil pre tes dan

observasi (lampiran 12 halaman 206-207) diketahui siswa yang memperoleh

nilai 30-37 ada 3 siswa, nilai 38-45 ada 5 siswa, nilai 46-53 ada 3 siswa, nilai

54-61 ada 2 siswa, nilai 62-69 ada 8 siswa, nilai 70-77 ada 3 siswa. Dari 24

siswa yang mencapai KKM yaitu 64 ada 10 siswa atau sebesar 41,67%,

sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 14 siswa atau sebesar

58,33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa

kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi dalam pembelajaran IPS pada materi

Agar lebih jelas maka kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa

siklus yang tergambar pada tabel 4 dibawah ini:

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 4. Distribusi Frekuansi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa tentang Masalah Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi pada Kondisi Awal (Pra Siklus)

Interval nilai Frekuensi

(fi)

Nilai tengah

(xi) fixi

Persentase

(%)

30 - 37 3 33,5 100,5 12,5

38 - 45 5 41,5 207,5 20,83

46 - 53 3 49,5 148,5 12,5

54 - 61 2 57,5 115 8,33

62 - 69 8 65,5 524 33,34

70 - 77 3 73,5 220,5 12,5

Jumlah 24 321 1316 100

Nilai rata-rata = 1316 : 24=54,83

Ketuntasan klasikal = 10 : 24 X 100% = 41,67%

Nilai tertinggi = 73,5

Nilai terendah = 30

Dari tabel 4 distribusi frekuensi nilai kemampuan berpikir kritis siswa

dalam tentang masalah sosial siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi pada

siklus I dapat disajikan dalam grafik pada gambar 5 sebagai berikut:

Gambar 5. Grafik Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran IPS IV SD Negeri 02 Temuwangi pada Kondisi Awal.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49 2. Deskripsi Siklus 1

Tindakan siklus 1 dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) yang

dilaksanakan dalam waktu 1 minggu yakni pada tanggal 26 Maret dan 28 Maret

2012. Adapun tahapan-tahapan dalam siklus 1 sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Peneliti berkonsultasi dengan guru mengenai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. hal ini dilakukan agar pembelajaran dapat berjalan dengan

baik dan sesuai dengan karakteristik siswa SD Negeri 02 Temuwangi.

Adapun tahap-tahap perencanaan pada siklus 1 sebagai berikut:

1) Merencanakan skenario pembelajaran IPS dengan model pembelajaran

problem based learning. Membuat (RPP) Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (lampiran 6 halaman 107-125) dengan Mengacu pada

silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (lampiran 3

halaman 95-96) kelas IV pada semester II dengan materi masalah

sosial .

2) Menyiapkan materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan

ajar dengan mengacu pada berbagai sumber buku SD IPS kelas IV

semester II.

3) Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas

siswa (lampiran 16 halaman 219-220) dan kinerja guru (lampiran 19

halaman 228-230) serta untuk mengamati kemampuan berpikir kritis

siswa selama proses pembelajaran berlangsung (lampiran 10 halaman

200-202).

4) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus I pertemuan pertama

(lampiran 6 halaman 126-127 ) dan pertemuan kedua (lampiran 6

halaman 137-138) untuk kelompok, soal evaluasi pertemuan pertama

(lampiran 6 halaman 133) dan pertemuan kedua (lampiran 6 halaman

143) untuk menilai proses dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

5) Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran

sebagai alat bantu agar siswa lebih mudah memahami materi yang

disampaikan.

6) Membagi siswa kedalam 5 kelompok yang masing-masing

beranggotakan 4-5 orang. Pembagian kelompok ini dimaksudkan untuk

mengorganisir siswa untuk berdiskusi secara berkelompok. Pembagian

kelompok dibagi secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa.

7) Peneliti yang dalam hal ini bertindak sebagai guru memberikan

penjelasan kepada siswa mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran

yang akan dilakukan. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap

kelompok ditugaskan untuk mendiskusikan masalah yang diberikan guru

dalam bentuk LKS. Masing-masing kelompok harus berlomba agar

menjadi kelompok yang terbaik, setiap anggota juga harus berperan aktif

dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru. Perwakilan dari

kelompok maju di depan kelas untuk melakukan presentasi dari hasil

diskusi kelompoknya. Bagi kelompok yang berhasil menjadi kelompok

terbaik akan mendapat penghargaan dari guru.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran 6 halaman 107-

125) yang telah disusun.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 26

maret 2012. Pada pertemuan ini membahas materi jenis masalah sosial,

bentuk masalah sosial (kependudukan, pendidikan, kesehatan,

kemacetan lalu lintas, pengangguran dan kemiskinan).

Guru mengawali pembelajaran dengan salam pembuka dan

berdoa bersama kemudian mengadakan kegiatan presensi. Guru

mengkondisikan siswa agar siap untuk melaksanakan pembelajaran.

Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

disampaikan pada pertemuan ini. Setelah itu guru menyampaikan

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

apersepsi dengan menceritakan masalah sosial yang akhir-akhir ini

terjadi di dalam masyarakat dan mengkaitkannya dengan kehidupan

sehari-hari yang dialami oleh siswa. Guru melakukan tanya jawab

mengenai materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini. Tanya

jawab ini dilakukan untuk menggali pengetahuan siswa mengenai materi

serta kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Pada kegiatan tanya jawab

ini terlihat siswa masih ragu-ragu dalam menjawab. Kemudian guru

mencoba untuk mengajukan pertanyaan dengan cara yang lebih

komunikatif untuk memotivasi siswa dalam menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru.

Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan awal tentang

materi yang akan dipelajari. Setelah guru memberikan penjelasan awal

mengenai materi yang akan dipelajari kemudian siswa yang telah dibagi

menjadi beberapa kelompok pada tahap perencanaan kemudian

diberikan tugas untuk didiskusikan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)

(lampiran 6 halaman 126-127). Siswa yang telah mendapatkan Lembar

Kerja Siswa (LKS) kemudian diorganisir untuk melakukan kegiatan

diskusi untuk memecahkan masalah di dalam Lembar Kerja siswa

tersebut. Lembar kerja siswa ini berisi gambar masalah sosial, siswa

bertugas untuk mencari masalah apa yang terjadi dan kemudian

mendiskusikan dengan kelompoknya untuk mengungkapkan penyebab

masalah dan upaya mengatasi masalah tersebut. Guru membimbing

siswa dalam kegiatan diskusi serta memberikan bimbingan kepada

kelompok yang mengalami kesulitan. Disini terlihat bahwa siswa masih

belum terbiasa dengan kegiatan berdiskusi dan terlihat ada beberapa

siswa yang merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan

kelompoknya. Guru melakukan kegiatan observasi kemampuan berpikir

kritis siswa dalam menyelesaikan masalah dan berkerjasama dengan

kelompoknya.

Setelah semua kelompok telah selesai mengerjakan tugasnya

selajutnya perwakilan kelompok maju di depan kelas untuk

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

mempresentasikan hasil diskusinya atau melakukan orasi berdasarkan

hasil pekerjaan dari kelompoknya. Kelompok yang lain bertugas untuk

menanggapi dengan mengemukakan jawaban dari kelompoknya. Setelah

kegiatan diskusi selesai guru mengadakan permainan kecil berupa kuis,

guru mengajukan pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa, kelompok

yang menjawab pertanyaan akan mendapatkan poin. Bagi kelompok

yang paling banyak mendapatkan poin dari kerja kelompok maupun kuis

akan mendapat penghargaan dari guru. Bagi kelompok yang belum

maksimal guru memberikan motivasi agar lebih baik lagi untuk

pertemuan selanjutnya.

Kegiatan selanjutnya guru memberikan penguatan terhadap

materi yang telah disampaikan dengan diselingi tanya jawab dengan

siswa dari materi yang telah dipelajari. Kemudian siswa diberi

kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti

berkaitan dengan pembelajaran pada hari ini. Guru memberikan soal

evaluasi (lampiran 6 halaman 132) untuk melihat kemampuan berpikir

kritis siswa secara individu.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan

kegiatan pembelajaran pada hari ini. Guru memberikan motivasi kepada

siswa dan berpesan untuk mempelajari kembali materi yang telah

dipelajari pada pertemuan ini. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran

dengan mengucapkan salam penutup.

2) Pertemuan II

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 28

maret 2012. Pada pertemuan ini membahas materi jenis masalah sosial,

bentuk masalah sosial (penyalahgunaan narkoba dan minuman keras,

kenakalan remaja, kelangkaan barang kebutuhan, pencemaran

lingkungan dan kejahatan).

Guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam

pembuka, kemudian bersama-sama siswa berdoa bersama. Guru

melakukan kegiatan presensi, dilanjutkan dengan memotivasi dan

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mengkondisikan siswa agar siap untuk menerima pembelajaran. guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan

kali ini. Guru menyampaikan apersepsi dengan menunjukan gamabar

dan menceritakam masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat.

Setelah kegiatan apersepsi guru bertanya jawab dengan siswa mengenai

materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Tanya jawab

dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa berkenaan dengan materi

pembelajaran IPS tentang masalah sosial, serta untuk melihat

kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Dalam pertemuan ini sudah

lebih baik dari pertemuan pertama dimana siswa sudah berani menjawab

pertanyaan dari guru dengan cukup baik.

Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan awal berkaitan

dengan materi yang dipelajari pada pertemuan kali ini yaitu bentuk

masalah sosial (penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, kenakalan

remaja, kelangkaan barang kebutuhan, pencemaran lingkungan dan

kejahatan). Setelah guru memaparkan materi awal kemudian guru

mengorganisasi siswa secara berkelompok untuk berdiskusi mengenai

masalah yang sering terjadi di masyarakat. Guru membagikan Lembar

Kerja Siswa (LKS) (lampiran 6 halaman 137-138) untuk dikerjakan dan

diskusikan secara berkelompok, pada lembar kerja siswa berisi gambar-

gambar masalah sosial yang sering terjadi masyarakat. Siswa bertugas

untuk mendiskusikan penyebab masalah sosial dan cara untuk mengatasi

masalah sosial tersebut. Guru memberikan bimbingan saat siswa

berdiskusi serta melakukan pengamatan atau observasi kemampuan

berpikir kritis siswa saat diskusi berlangsung.

Perwakilan dari kelompok mempresentasikan atau melakukan

orasi dari hasil diskusi diskusi dengan kelompoknya. Siswa dari

kelompok lain menanggapi hasil diskusi dengan menyatakan pendapat

dari kelompoknya. kemudian siswa dan guru melakukan permainan kecil

dengan undian soal. Kelompok yang terbaik dalam mengerjakan Lembar

Kerja Siswa (LKS) (lampiran 6 halaman 137-138) dan yang memperoleh

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

poin paling banyak dalam menjawab soal undian mendapat penghargaan

dari guru. Bagi kelompok yang belum maksimal, guru memberikan

penguatan dan motivasi agar siswa terpacu untuk menjadi lebih baik lagi

pada pertemuan selanjutnya. Guru memberikan penguatan materi yang

telah didiskusikan oleh siswa, dalam memberikan penguatan guru juga

melakukan tanya jawab dengan siswa. setelah guru memberikan

penguatan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan kali ini. Guru

membagikan soal evaluasi (lampiran 6 halaman 143) yang dikerjakan

secara individu untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran dan kemampuan siswa dalam berpikir kritis.

Kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran pada hari ini. Kemudian guru memberikan motivasi

kepada siswa dan berpesan kepada siswa untuk mempelajari kembali di

rumah materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini. Guru mengakhiri

kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini peneliti berkerja sama dengan guru untuk

melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada tujuan

tindakan yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam

. Dalam hal ini peneliti

berkerjasama dengan guru untuk melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi

(lampiran 16 halaman 219-220) untuk mengetahui aktivitas siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I (lampiran 16 halaman

219-220) diketahui bahwa:

a) Siswa sudah mematuhi tata tertib di dalam kelas dengan sangat baik.

b) Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik.

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

c) Siswa dalam memperhatikan guru saat memberikan penjelasan masih

kurang.

d) Siswa sudah terlibat aktif dalam pembelajaran dengan baik.

e) Keberanian siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan,

menyampaikan pendapat masih belum maksimal, siswa masih kelihatan

ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan

gagasanya masih kurang.

f) Interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa sudah

berlangsung dengan sangat baik.

g) Siswa masih terlihat belum terbiasa dalam berkerja kelompok, siswa

terlihat belum memahami peran mereka dalam kelompok.

h) Siswa sudah dapat memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran

dengan cukup baik.

i) Kesiapan siswa dalam mengerjakan soal masih perlu ditingkatkan.

j) Kemandirian siswa dalam mengerjakan, memahami pertanyaan yang ada

dalam soal evaluasi sudah cukup baik.

Selain melakukan observasi terhadap aktivitas siswa, observasi juga

dilakukan untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa selama

pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi (lampiran 10 halaman 200-

202) diketahui bahwa:

a) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan sudah cukup baik akan

tetapi masih perlu ditingkatkan, dalam memahami pertanyaan dalam soal

masih ada beberapa siswa yang terlihat mengalami kesulitan dan perlu

bimbingan guru.

b) Kemampuan siswa dalam mengkondisikan berpikirnya secara

keseluruhan sudah cukup baik walaupun ada beberapa siswa yang masih

kurang.

c) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan sudah cukup baik, akan

tetapi dalam bertanya masih perlu ditingkatkan.

d) Siswa sudah cukup baik dalam memberikan penjelasan sederhana dan

lanjut.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

e) Ketika menyatakan pendapat siswa sudah cukup baik dalam memberikan

alasan.

f) Melibatkan dugaan dalam menjawab pertanyaan sudah cukup baik.

g) Kemampuan menyatakan hal-hal yang bersifat umum sudah cukup baik.

h) Kemampuan menyatakan hal-hal yang bersifat khusus sudah cukup baik.

i) Kemampuan mengungkap masalah yang diberikan oleh guru dalam

Lembar Kerja Siswa (LKS) cukup baik.

j) Siswa sudah baik dalam membuat dan menentukan hasil pertimbangan

berdasarkan masalah, akibat dan fakta.

k) Mengidentifikasi suatu definisi siswa sudah cukup baik akan tetapi

masih perlu ditingkatkan.

l) Kemampuan siswa dalam merumuskan dan mempertimbangkan solusi

masih kurang dan perlu ditingkatkan.

m) Siswa sudah dapat menyebutkan contoh dengan cukup baik.

n) Kemampuan mengkonstruksi argumen dan menggunakan argumen

masih perlu ditingkatkan.

o) Kemampuan menunjukan posisi, orasi maupun tulisan siswa masih

kurang, belum maksimal dan terlihat canggung.

Observasi juga dilakukan untuk mengamati kinerja guru dalam

pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh guru kelas yang

bertindak sebagai observer. Observasi dilakukan dengan melihat kinerja guru

dan kecakapan guru dalam mengajar dengan mengisi lembar observasi yang

telah dipersiapkan serta berpedoman pada pedoman pengisian lembar

observasi kinerja (lampiran 18 halaman 223-227) peneliti yang bertindak

sebagai guru. Guru kelas juga melihat kesesuaian antara Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran 6 halaman 107-125) dengan

proses pembelajaran. Dari hasil observasi kinerja guru pada siklus 1

pertemuan I dan II (lampiran 19 halaman 228-230) diketahui bahwa:

a) Persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), ruang belajar,

media pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa sudah baik.

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b) Guru sudah melakukan menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran,

dan orientasi dengan sangat baik.

c) Penguasaan materi masih perlu ditingkatkan.

d) Cara dalam menyampaikan materi masih perlu ditingkatkan.

e) Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai sudah baik.

f) Pelaksanaan pembelajaran sudah runtut.

g) Kemampuan guru menciptakan pembelajaran kontekstual yang

dihubungkan dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari

masih perlu ditingkatkan

h) Menunjukan kemampuan mengajar dengan menggunakan berbagai

metode mengajar antara lain ceramah, diskusi, demonstrasi, penugasan

dan unjuk kerja sudah sangat baik.

i) Menciptakan pembelajaran yang efektif perlu ditingkatkan.

j) Kemampuan menumbuhkan partisipasi aktif dan kritis siswa perlu

ditingkatkan.

k) Menumbuhkan keceriaan dan atusiasme siswa dalam belajar sudah baik.

l) Guru sudah sangat baik dalam memberikan respon terbuka dari

tanggapan-tanggapan dari siswa.

m) Di dalam penggunaan bahasa sudah perlu ditingkatkan, ada kalanya guru

perlu menggunakan bahasa ibu dalam mengajar agar mudah dimengerti

siswa.

n) Guru sudah melakukan penilaian sesuai tujuan akhir akan tetapi masih

perlu ditingkatkan.

o) melibatkan siswa dalam menyimpulkan pembelajaran masih perlu

ditingkatkan.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti maupun guru kelas

diketahui beberapa masalah dalam siklus I antara lain. Siswa masih kurang

dalam menyampaikan gagasanya secara lisan, dalam membacakan hasil

diskusi masih terlihat malu-malu. Siswa belum terbiasa berkerja secara

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

berkelompok dan terlihat masih canggung dalam berkomunikasi. Masih

banyak siswa yang belum dapat mempertimbangkan solusi berdasarkan

masalah yang ditemui. Masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan

dalam merumuskan pertanyaan dari soal yang diberikan oleh guru dan belum

dapat memahami petunjuk dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Sehingga guru perlu membimbing siswa.

Dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I (lampiran 16

halaman 219-220) diketahui bahwa nilai aktivitas siswa adalah 3,15 dalam

kategori baik. Ada beberapa yang perlu diperbaiki perhatian siswa saat guru

menyampaikan materi perlu ditingkatkan, keberanian siswa dalam bertanya

masih kurang, kerjasama antar siswa dalam kelompok masih perlu

ditingkatkan, kesiapan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi juga masih

perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru siklus I

(lampiran 19 halaman 228-230) diperoleh nilai 3,4 kategori baik. Hasil

observasi ini kinerja ini sudaguru sudah baik akan tetapi ada beberapa hal

yang perlu ditingkatkan antara lain dalam penguasaan materi pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran kontekstual dan efektif, menumbuhkan

partisipasi kritis siswa, penggunaan bahasa lisan dan tulis yang jelas dan

baik. Untuk mengatasi permasalahan yang ada guru harus merancang

pembelajaran yang lebih baik lagi dan memperbaiki kinerja untuk siklus

berikutnya.

Berdasarkan hasil nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa

pada siklus I (lampiran 13 halaman 208-212) pertemuan pertama dan kedua

siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dengan nilai 43-49 ada 1

siswa, nilai 50-56 ada 4 siswa, nilai 57-63 ada 3 orang, nilai 64-70 ada 4

siswa, nilai 71-77 ada 6 siswa, nilai 78-84 ada 6. Siswa yang sudah mencapai

KKM (64) sebanyak 16 atau sebesar 66,67%, siswa yang belum mencapai

KKM 8 siswa atau sebesar 33,33%. Nilai rata-rata kelas 68,17, nilai tertinggi

83,75 dan nilai terendah 44,5.

Masih banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 64 pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan hal ini

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

disebabkan oleh siswa ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan

mengidentifikasi pertanyaan, masih canggung dalam melakukan presentasi

orasi di depan kelas. Siswa belum terbiasa melakukan kerja kelompok karena

pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

masih asing bagi mereka. Siswa masih kesulitan dalam mempertimbangkan

solusi dari masalah yang ditemui.

Berdasarkan berbagai permasalahan yang ditemui pada siklus I ini

peneliti harus melakukan perbaikan dalam pembelajaran serta memberikan

bimbingan yang lebih kepada siswa. Peneliti yang dalam hal ini bertindak

sebagai guru juga harus memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif

dalam pembelajaran dan kerja kelompok. Pengelolaan kelas juga harus

ditingkatkan kembali untuk pencapaian hasil yang lebih baik lagi pada siklus

II.

Adapun hasil pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5

dan grafik pada gambar 6 berikut ini:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa tentang Masalah Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi pada Siklus I

Interval

nilai Frekuensi (fi)

Nilai tengah

(xi) fixi

Persentase

(%)

43 - 49 1 46 46 4,17

50 -56 4 53 212 16,67

57 - 63 3 60 180 12,5

64 - 70 4 67 268 20,83

71 - 77 6 74 444 20,83

78 - 84 6 81 486 25

Jumlah 24 381 1636 100

Nilai rata-rata = 1636 : 24 = 68,17

Ketuntasan klasikal = 16 : 24 X 100% = 66,67%

Nilai tertinggi = 83,75

Nilai terendah = 44,5

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dari 5 tabel distribusi frekuensi nilai kemampuan berpikir kritis siswa

tentang masalah sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi pada siklus I

diatas dapat disajikan dalam grafik pada gambar 6 berikut ini:

Gambar 6. Grafik Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran IPS IV SD Negeri 02 Temuwangi pada Siklus I

Perkembangan nilai kemampuan berpikir kritis siswa tentang masalah

sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi pada Pra siklus dan Siklus I

dapat digambarkan pada tabel 6 berikut:

Tabel 6. Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dari Pra Siklus

sampai Siklus I

Keterangan Pra Siklus Siklus I

Nilai terendah 30 44,5

Nilai tetinggi 73,5 83,75

Rata-rata nilai 54,83 68,17

Ketuntasan klasikal (%) 41,67 66,67

Dari tabel 6 perkembangan nilai Perkembangan nilai kemampuan

berpikir kritis siswa tentang masalah sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 02

Temuwangi pada Pra siklus dan Siklus I di atas dapat disajikan dalam grafik pada

gambar 7 sebagai berikut:

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar 7. Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dari Pra

Siklus sampai Siklus I

Berdasarkan grafik pada gambar 7 diatas dapat dilihat adanya

peningkatan dari pra siklus ke siklus I. Nilai terendah pada pra siklus 30

sedangkan pada siklus I 44,5. Nilai tertinggi juga mengalami peningkatan dari

73,5 pada pra siklus menjadi 83,75 pada siklus I. Rata-rata nilai mengalami

peningkatan dari 54,83 pada pra siklus menjadi 68,17 siklus I. Ketuntasan

klasikal dari 41,67 pada pra siklus menjadi 66,67 pada siklus I.

3. Deskripsi Siklus II

Tindakan siklus II dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) yang

dilaksanakan dalam waktu 1 minggu yakni pada tanggal 02 April dan 04 April

2012. Adapun tahapan-tahapan dalam siklus II sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Peneliti berkonsultasi dengan guru mengenai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Peneliti dan guru berkolaborasi agar pembelajaran pada siklus

II ini dapat lebih baik dari siklus I dan dapat mengatasi permasalahan yang

muncul pada siklus I. Dari hasil pengamatan pada siklus I diketahui belum

adanya peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan dengan kegiatan

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

pra siklus, untuk itu perencanaan pembelajaran dilakukan dengan indikator

yang sama dengan siklus I.

Setelah melihat berbagai kendala dan masalah pada siklus I, maka

pada siklus II ini akan dilakukan upaya perbaikan pembelajaran agar

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan guru harus merancang

pembelajaran yang lebih inovatif dan menarik, agar siswa tidak merasa bosan

dengan materi yang diajarkan. Meningkatkan penguasaan materi ajar,

memperbaiki cara penyampaian materi ajar berkaitan dengan penggunaan

bahasa agar lebih baik dan jelas sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Memberikan penguatan kepada siswa yang telah aktif dalam pembelajaran

serta memberikan motivasi kepada siswa yang keaktifannya masih kurang.

Menstimulus siswa agar dapat mengeluarkan pendapat dan ide-idenya.

Adapun tahapan perencanaan pada siklus II ini antara lain sebagai

berikut:

1) Merencanakan skenario pembelajaran IPS dengan model pembelajaran

problem based learning. Membuat (RPP) Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (lampiran 7 halaman 148-166) dengan Mengacu pada

silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (lampiran 3

halaman 95-96) kelas IV pada semester II dengan materi masalah-

masalah sosial. Skenario pembelajaran dibuat lebih inovatif dengan

menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi.

2) Menyiapkan materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan

ajar dengan mengacu pada berbagai sumber buku SD IPS kelas IV

semester II.

3) Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas

siswa pada siklus II (lampiran 17 halaman 221-222) dan kinerja guru

pada siklus II (lampiran 20 halaman 231-233) serta untuk mengamati

kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran

berlangsung (lampiran 11 halaman 203-205).

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

4) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) peretemuan pertama (lampiran 7

halaman 167-170) dan pertemuan kedua (lampiran 7 halaman 179-182)

untuk kelompok, soal evaluasi pertemuan pertama (lampiran 7 halaman

174) dan pertemuan kedua (lampiran 7 halaman 186) untuk menilai

proses dan kemampuan berpikir kritis siswa. Pada siklus II Lembar

Kerja Siswa (LKS) dibuat berbeda dengan siklus I. Pada siklus II ini

Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih ditekankan pada fakta dengan

menggunakan beberapa artikel permasalahan dalam koran.

5) Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran

sebagai alat bantu agar siswa lebih mudah memahami materi yang

disampaikan. Dalam siklus II ini media yang digunakan lebih bervariasi,

dengan menggunakan wayang orang dan boneka tangan.

6) Pada siklus II ini kelompok diskusi sama dengan kelompok diskusi pada

siklus I. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih mudah berkomunikasi,

karena sudah pernah berkerja sama pada siklus I. Siswa dibagi mejadi 5

kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran 7 halaman 148-

166) yang telah disusun.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 02

April 2012. Pada pertemuan ini akan mengulangi kembali materi yang

telah disampaikan pada siklus I yaitu: jenis masalah sosial, bentuk

masalah sosial (kependudukan, pendidikan, kesehatan, kemacetan lalu

lintas, pengangguran dan kemiskinan).

Pada kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan

salam pembuka kemudisn dilanjutkan dengan berdoa setelah itu

mengadakan kegiatan presensi. Sebelum memulai menyampaikan materi

terlebih dahulu guru mengkondisikan siswa agar siap untuk

melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan ini. Setelah itu

guru menyampaikan apersepsi dengan bercerita menggunakan media

wayang orang. Dalam bercerita guru juga melakukan komunikasi dengan

siswa agar siswa memperhatikan cerita yang disampaikan oleh guru.

Adapun cerita yang disampaikan oleh guru berkaitan dengan masalah

sosial yang sering terjadi di dalam masyarakat dan mengkaitkannya

dengan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa. Pada kegiatan

eksplorasi guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan

disampaikan pada pertemuan ini. Tanya jawab ini dilakukan untuk

menggali pengetahuan siswa mengenai materi serta mengasah

kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Pada kegiatan tanya jawab ini

terlihat sudah dapat merespon pertanyaan dari guru dengan cukup baik.

Dalam kegiatan inti guru terlebih dahulu memberikan

penjelasan awal tentang materi yang akan dipelajari. Pada saat

menjelaskan guru menyelingi dengan tanya jawab pada siswa. Hal ini

dimaksudkan agar siswa dapat mengasah kemampuan berpikir kritisnya.

Setelah guru memberikan penjelasan awal mengenai materi yang akan

dipelajari kemudian siswa yang telah berkelompok diberikan tugas untuk

mendiskusikan masalah sosial yang ada di dalam Lembar Kerja Siswa

(LKS) (lampiran 7 halaman 167-170). Siswa yang telah mendapatkan

Lembar Kerja Siswa (LKS) kemudian diorganisir untuk melakukan

kegiatan diskusi untuk memecahkan masalah di dalam Lembar Kerja

Siswa (LKS) tersebut. Lembar kerja siswa ini berisi beberapa artikel

yang berasal dari koran, siswa bertugas untuk membaca dan memahami

masalah yang terjadi dalam artikel tersebut, kemudian mendiskusikan

dengan kelompoknya untuk mengungkapkan penyebab masalah dan

upaya mengatasi masalah tersebut. Dalam hal ini guru berperan sebagai

fasilitator dan memberi bimbingan kepada siswa dalam kegiatan dikusi

serta memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami

kesulitan. Disini terlihat bahwa siswa sudah mulai terbiasa dengan

kegiatan berdiskusi dan siswa yang merasa belum paham dan mengerti

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

sudah berani untuk bertanya pada guru. Selain memberikan bimbingan

guru juga melakukan kegiatan observasi kemampuan berpikir kritis

siswa dalam menyelesaikan masalah dan berkerjasama dengan

kelompoknya. Guru mengisi lembar observasi kemampuan berpikir

kritis siklus II dengan berpedoman pada lembar pengisian observasi

berpikir kritis yang telah tersedia (lampiran 8 halaman 191-197).

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya

selajutnya perwakilan kelompok maju di depan kelas untuk

mempresentasikan hasil diskusinya atau melakukan orasi berdasarkan

hasil pekerjaan dari kelompoknya. Kelompok yang lain bertugas untuk

menanggapi dengan mengemukakan jawaban dari kelompoknya. Untuk

meningkatkan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan guru

mengadakan permainan kecil. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk

membuat pertanyaan dan kemudian dilemparkan pada kelompok lain

untuk dijawab. Bagi kelompok yang dapat menjawab akan mendapatkan

poin. Kelompok yang sudah diberikan pertanyaan kemudian bertugas

memberikan pertanyaan pada kelompok lain, kemudian kelompok lain

tersebut menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini dilakukan terus

sampai semua kelompok sudah berkesempatan memberi dan menjawab

pertanyaan. Penghargaan diberikan kepada kelompok terbaik pada saat

diskusi dan pada saat kuis dengan melihat peta prestasi. Kelompok yang

memiliki paling banyak bintang pada peta prestasi dialah pemenangnya

dan berhak mendapatkan penghargaan dari guru. Bagi kelompok yang

belum mendapatkan hasil yang optimal diberi motoivasi agar lebih baik

lagi. Kegiatan selanjutnya guru memberikan penguatan terhadap materi

yang telah disampaikan dengan diselingi tanya jawab dengan siswa dari

materi yang telah dipelajari, untuk mengasah kemampuan berpikir kritis

siswa. setelah guru selesai memberikan penguatan materi, kemudian

siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang belum

dipahami berkaitan dengan pembelajaran pada hari ini. Guru

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

membagikan soal evaluasi (lampiran 7 halaman 174) untuk melihat

kemampuan berpikir kritis siswa secara individu.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah itu guru

memberikan motivasi kepada siswa dan berpesan kepada siswa untuk

mempelajari kembali di rumah materi yang telah dipelajari pada

pertemuan ini. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam penutup.

2) Pertemuan II

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 04

April 2012. Pada pertemuan ini akan mengulangi kembali materi yang

telah disampaikan pada siklus I yaitu: jenis masalah sosial, bentuk

masalah sosial (penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, kenakalan

remaja, kelangkaan barang kebutuhan, pencemaran lingkungan dan

kejahatan).

Sebelum pembelajaran dimulai guru mengawali pembelajaran

dengan salam pembuka kemudian dilanjutkan dengan berdoa terlebih

dahulu, setelah diteruskan denagan kegiatan presensi. Guru terlebih

dahulu mengkondisikan siswa agar siap untuk melaksanakan

pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa mengenai

tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini. Setelah itu

guru menyampaikan apersepsi dengan bercerita menggunakan media

boneka tangan. Boneka tangan yang digunakan merupakan boneka

binatang yang terdiri dari gajah, kodok, kuda. Dengan menggunakan

media boneka tangan tersebut guru bercerita mengenai masalah sosial

mendengarkan cerita karena mereka tertarik dengan media yang

digunakan oleh guru. Di dalam bercerita guru juga melakukan

komunikasi dengan siswa agar tercipta pembelajaran yang komunikatif.

Pada kegiatan eksplorasi guru melakukan tanya jawab mengenai materi

yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumya dan materi yang akan

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

disampaikan pada pertemuan ini. Tanya jawab ini dimaksudkan untuk

menggali pengetahuan siswa mengenai materi serta melihat kemampuan

siswa dalam berpikir kritis. Pada kegiatan tanya jawab ini terlihat siswa

sudah dapat merespon pertanyaan dari guru dengan baik.

Pada kegiatan inti guru terlebih dahulu memberikan penjelasan

awal berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Guru memberikan

penjelasan yang diselingi dengan tanya jawab dengan siswa. Tanya

jawab ini dimaksudkan untuk menggali pengetahuan siswa terhadap

materi yang telah dipelajari serta mengasah kemampuan berpikir kritis

siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengemukakan peryataan-

peryataan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Setelah guru

memberikan penjelasan awal mengenai materi yang akan dipelajari

kemudian siswa yang telah berkelompok diberikan tugas untuk

mendiskusikan masalah sosial yang ada di dalam Lembar Kerja Siswa

(LKS) (lampiran 7 halaman 179-182). Siswa yang telah mendapatkan

Lembar Kerja Siswa (LKS) kemudian dibimbing untuk melakukan

kegiatan diskusi untuk memecahkan masalah di dalam Lembar Kerja

Siswa (LKS) tersebut. Lembar kerja siswa ini hampir sama dengan

Lembar Kerja Siswa pada siklus II pertemuan pertama yang berisi

beberapa artikel yang berasal dari koran, hanya berbeda masalah saja.

Siswa bertugas untuk membaca dan memahami masalah yang terjadi

dalam artikel tersebut, setelah siswa memahami isi dan mengetahui

masalah yang ada di dalam artikel kemudian siswa diorganisir untuk

mendiskusikan dengan kelompoknya untuk mengungkapkan penyebab

masalah dan upaya mengatasi masalah tersebut. Dalam kegiatan diskusi

ini guru berperan sebagai fasilitator dan memberi bimbingan kepada

siswa dalam kegiatan dikusi serta memberikan bimbingan kepada

kelompok yang mengalami kesulitan. Disini terlihat bahwa siswa sudah

dapat mengerjakan tugas bersama dan melakukan kegiatan diskusi

dengan baik. Dalam kegiatan diskusi ini siswa sudah memahami peran

dan tugasnya sebagai anggota kelompok. Selain memberikan bimbingan

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

guru juga melakukan kegiatan observasi kemampuan berpikir kritis

siswa dalam menyelesaikan masalah dan berkerjasama dengan

kelompoknya, dengan mengisi lembar observasi kemampuan berpikir

kritis yang telah tersedia (lampiran 11 halaman 203-205).

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya

selajutnya perwakilan dari masing-masing kelompok maju di depan

kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya atau melakukan orasi

berdasarkan hasil pekerjaan dari kelompoknya. Kelompok yang lain

bertugas untuk menanggapi dengan mengemukakan jawaban dari

kelompoknya. Untuk meningkatkan keterampilan bertanya dan

menjawab pertanyaan guru mengadakan permainan kecil sama dengan

pertemuan sebelumnya. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk

membuat pertanyaan dan kemudian dilemparkan pada kelompok lain

untuk dijawab. Bagi kelompok yang dapat menjawab akan mendapatkan

poin. Kelompok yang sudah diberikan pertanyaan kemudian bertugas

memberikan pertanyaan pada kelompok lain, kemudian kelompok lain

tersebut menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini dilakukan terus

sampai semua kelompok sudah berkesempatan memberi dan menjawab

pertanyaan. Penghargaan diberikan kepada kelompok terbaik pada saat

diskusi dan pada saat kuis dengan melihat peta prestasi. Kelompok yang

memiliki paling banyak bintang pada peta prestasi dialah pemenangnya

dan berhak mendapatkan penghargaan dari guru. Bagi kelompok yang

belum mendapatkan hasil yang optimal diberi motoivasi agar lebih baik

lagi. Kegiatan selanjutnya guru memberikan penguatan terhadap materi

yang telah disampaikan dengan diselingi tanya jawab dengan siswa dari

materi yang telah dipelajari, untuk mengasah kemampuan berpikir kritis

siswa. setelah guru selesai memberikan penguatan materi, kemudian

siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang belum

dipahami berkaitan dengan pembelajaran pada hari ini. Guru

membagikan soal evaluasi (lampiran 7 halaman 186) untuk melihat

kemampuan berpikir kritis siswa secara individu.

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah itu guru

memberikan motivasi kepada siswa dan berpesan kepada siswa untuk

mempelajari kembali di rumah materi yang telah dipelajari pada

pertemuan ini. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam penutup.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui adanya

perkembangan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Observasi ini

dilakukan untuk mengetahui perkembangan aktivitas siswa (lampiran 17

halaman 221-222), kemampuan berpikir kritis siswa (lampiran 11 halaman

203-205), serta kinerja guru dalam pembelajaran (lampiran 20 halaman 231-

233). Dalam kegiatan observasi peneliti berkerja sama dengan guru kelas

yang bertindak sebagai observer. Observasi dilakukan dengan mengisi

lembar observasi dan dengan berpedoman pada pedoman pengisian lembar

observasi.

Dari hasi observasi aktivitas siswa siklus II (lampiran 17 halaman

221-222) diketahui bahwa:

a) Siswa dapat mematuhi tata tertib selama proses pembelajaran berlangsung

dengan sangat baik.

b) Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

c) Ketika guru memberikan penjelasan atau menyampaikan materi

pembelajaran siswa sudah memperhatikan dengan baik.

d) Dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah terlibat secara aktif.

e) Siswa sudah menunjukkan peningkatan dalam keberanian bertanya,

menjawab pertanyaan maupun berpendapat dengan baik.

f) Interaksi yang komunikatif antara siswa dengan guru maupun siswa

dengan siswa sudah sangat baik.

g) Siswa terlihat sudah terbiasa dalam berkerja kelompok dan sudah

memahami tugasnya sebagai anggota kelompok.

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

h) Dalam memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran siswa sudah

menggunakannya dengan sangat baik.

i) Kesiapan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi sudah baik.

j) Kemandirian siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan oleh guru juga

sudah sangat baik.

Observasi juga dilakukan untuk mengetahui perkembangan

kemampuan berpikir kritis siswa. Dari hasil observasi kemampuan berpikir

kritis siswa pada siklus II (lampiran 11 halaman 203-205) diketahui bahwa:

a) Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan

sudah baik.

b) Siswa sudah dapat menjaga kondisi berpikirnya dengan berkonsentrasi

dan memperhatikan dengan baik ketika pembelajaran berlangsung.

c) Dalam bertanya dan menjawab pertanyaan sudah baik.

d) Siswa sudah baik dalam memberikan penjelasan sederhana dan

penjelasan lanjut.

e) Kemampuan memberikan alasan sudah baik.

f) Dalam menjawab pertanyaan siswa sudah dapat menggunakan sedikit

dugaan.

g) Siswa sudah dapat menyatakan hal-hal yang umum dengan baik.

h) Siswa sudah dapat menyatakan hal-hal yang khusus dengan baik

i) Kemampuan siswa dalam mengungkap masalah sudah baik.

j) Dalam membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan

masalah akibat dan fakta sudah baik.

k) Kemampuan dalam mengidentifikasi istilah dan mengembangkan suatu

definisi sudah baik.

l) Siswa sudah dapat merumuskan dan mempertimbangkan solusi dari

permasalahan yang diberikan pada saat diskusi dengan baik.

m) Siswa sudah baik dalam menyebutkan contoh.

n) Dalam mengkonstruksi argumen dan menggunakannya sudah baik.

o) Ketika menunjukan hasil diskusinya di depan kelas dengan orasi siswa

dapat melakukan dengan baik.

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dari hasil observasi kinerja guru siklus II (lampiran 20 halaman 231-

233) saat pembelajaran diketahui bahwa:

a) Dalam mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP (RPP)

(lampiran 7 halaman 148-166), mempersiapkan ruang belajar serta

memerikasa kesiapan siswa guru sudah melaksanakan dengan sangat baik.

b) Dalam menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran sudah baik.

c) Pada kegiatan inti guru sudah baik dalam menunjukan penguasaan materi

pembelajaran menunjukan adanya peningkatan dari siklus I.

d) Dalam penyampaian materi sudah dilakukan guru dengan baik dan

menyesuaikan dengan karakteristik dari siswa.

e) Guru sudah baik dalam melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai.

f) Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan pembelajaran dengan runtut

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

g) Guru sudah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dengan

menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata.

h) Dalam mengajar guru telah menggunakan metode yang bervariasi,

ceramah, demonstrasi, penugasan, unjuk kerja, dan diskusi dengan sangat

baik.

i) Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif.

j) Guru sudah sangat baik dalam menumbuhkan partisipasi aktif dan kritis

siswa.

k) Proses pembelajaran sudah menumbuhkan keceriaan dan atusiasme dalam

mengajar.

l) Guru menunjukan respon terbuka kepada siswa yang menanggapi,

memberikan peryataan atapun pertanyaan dengan sangat baik.

m) Guru sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam

menyampaikan materi.

n) Pada kegiatan akhir guru sudah melakukan penilaian akhir yang sesuai

dengan kompetensi (tujuan).

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

o) Guru sudah melakukan refleksi atau membuat kesimpulan dengan

melibatkan siswa.

d. Refleksi

Dari hasil perbandingan hasil observasi aktivitas siswa (lampiran 17

halaman 221-222), kinerja guru (lampiran 20 halaman 231-233) serta

kemampuan berpikir kritis siswa (lampiran 11 halaman 203-205) dapat

diketahui adanya peningkatan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran terlihat

meningkat yakni 3,65 kategori sangat baik, siswa sudah terlibat aktif di

dalam pembelajaran. Kinerja guru selama pembelajaran juga mengalami

peningkatan yakni 3,63 kategori sangat baik. Kemampuan berpikir kritis

siswa juga mengalami peningkatan yang sangat baik.

Peningkatan tersebut dapat dilihat bahwa pada siklus II (lampiran 14

halaman 213-217) siswa yang memperoleh nilai 50-57 ada 1 siswa, nilai 58-

65 ada 2 siswa, nilai 66-73 ada 1 siswa, nilai 74-81 ada 9 siswa, nilai 82-89

ada 7 siswa, nilai 90-97 ada 4 siswa. Nilai rata-rata juga mengalami

peningkatan menjadi 79,83, ketuntasan 87,5%, nilai tertinggi 92, 5 dan nilai

terendah 50,25.

Adapun hasil pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 7

dan grafik pada gambar 8 berikui ini:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa tentang

Masalah Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi pada Siklus

II

Interval nilai Frekuensi

(fi)

Nilai

tengah (xi) fixi

Persentase

(%)

50-57 1 53,5 53,5 4,17

58-65 2 61,5 123 8,33

66-73 1 69,5 69,5 4,17

74-81 9 77,5 697,5 37,5

82-89 7 85,5 598,5 29,16

90-97 4 93,5 374 16,67

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Jumlah 24 441 1916 100

Nilai rata-rata = 1916 : 24=79,83

Ketuntasan klasikal = 21 : 24 X 100% = 87,5%

Nilai tertinggi = 92,5

Nilai terendah = 50,25

Dari tabel 7 distribusi frekuensi nilai kemampuan berpikir kritis siswa

dalam pembelajaran IPS tentang masalah sosial siswa kelas IV SD Negeri 02

Temuwangi pada siklus II dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 8

sebagai berikut:

Gambar 8. Grafik Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa tentang Masalah Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi pada Siklus II

Perkembangan nilai kemampuan berpikir kritis siswa dalam tentang

masalah sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi pada siklus I dan siklus

II dapat digambarkan pada tabel 8 berikut:

Tabel 8. Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dari Siklus I sampai Siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II

Nilai terendah 44,5 50,25

Nilai tetinggi 83,75 92,5

Rata-rata nilai 68,17 79,83

Ketuntasan klasikal (%) 66,67 87,5

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Dari tabel 8 perkembangan nilai kemampuan berpikir kritis siswa dalam

tentang masalah sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi pada siklus I

dan siklus II diatas dapat disajikan dalam grafik pada gambar 9 sebagai berikut:

Gambar 9. Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dari Siklus I Sampai Siklus II.

Dari grafik pada gambar 9 diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan

dari siklus I. Nilai terendah siklus I 44,5 sedangkan nilai terendah pada siklus II

50,5. Nilai tertinggi juga mengalami peningkatan dari 83,75 pada siklus I menjadi

92,5 pada siklus II. Rata-rata nilai meningkat dari 68,17 pada siklus I menjadi

79,83. Ketuntasan klasikal meningkat dari 66,67% pada siklus I menjadi 87,5

pada siklus II.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan dan analisis dari data yang diperoleh, dapat dilihat

adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri 02

dengan

menggunakan model pembelajaran problem based learning. Peningkatan nilai

kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran I

apat dilihat pada tabel 9 berikut:

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 9. Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dari Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II.

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai terendah 30 44,5 50,25

Nilai tetinggi 73,5 83,75 92,5

Rata-rata nilai 54,83 68,17 79,83

Ketuntasan klasikal (%) 41,67 66,67 87,5

Dari tabel 9 perkembangan nilai kemampuan berpikir kritis dari pra siklus,

siklus I dan siklus II diatas dapat disajikan ke dalam grafik pada gambar 10 seperti

berikut:

Gambar 10. Grafik Perkembangan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dari Pra

Siklus, Siklus I dan Siklus II.

1. Kondisi awal

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal

peneliti melakukan kegiatan pra siklus yang meliputi tes dan observasi

kemampuan berpikir kritis siswa (lampiran 12 halaman 206-207). Dari kegiatan

tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai 30-37 ada 3 siswa, nilai 38-45

ada 5 siswa, nilai 46-53 ada 3 siswa, nilai 54-61 ada 2 siswa, nilai 62-69 ada 8

siswa, nilai 70-77 ada 3 siswa. Nilai terendah kemampuan berpikir kritis siswa

30, nilai tertinggi 73,5, nilai rata-rata 54,83. Siswa belum mencapai KKM

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

sebanyak 14 siswa atau sebesar 58,33%, siswa yang sudah mencapai KKM

sebanyak 10 siswa atau sebesar 41,67%.

Pada kondisi awal aktivitas siswa terlihat masih rendah. Siswa terlihat

belum aktif dalam pembelajaran. dalam pembelajaran guru masih terlihat

dominan dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Guru masih

menggunakan model mengajar yang konvensional. Kemampuan berpikir kritis

siswa masih rendah, siswa cenderung mendengarkan uraian dari guru saja.

Terlihat masih banyak siswa yang belum dapat mengkondisikan berpikirnya dan

kurang fokus terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

2. Siklus I

Siklus I dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, berdasarkan tes dan

observasi yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama dan kedua (lampiran

13 halaman 208-212) diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Pada siklus I pertemuan pertama diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai

43-49 ada 1 siswa, nilai 50-56 ada 6 siswa, nilai 57-63 ada 1 siswa, nilai 64-

70 ada 5 siswa, nilai 71-77 ada 6 siswa, nilai 78-84 ada 5 siswa. Rata-rata

yang diperoleh pada sikus I pertemuan pertama ini adalah 67. Nilai terendah

43,5 dan nilai tertinggi 84. Siswa yang mendapai nilai di bawah KKM

sebanyak 8 siswa atau sebesar 33,33%, siswa yang sudah mencapai KKM

sebanyak 16 siswa atau sebesar 66,67%.

b. Pada siklus I pertemuan kedua diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai

45-51 ada 4 siswa, nilai 52-58 ada 1 siswa, 59-65 ada 4 siswa, 66-72 ada 3

siswa, 73-79 ada 6 siswa, 80-86 ada 6 siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh

pada siklus I pertemuan pertama ini adalah 69,00. Nilai terendah 45,5 dan

nilai tertinggi 86. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ada 7 siswa

atau sebesar 29,17%, siswa yang sudah mencapai KKM ada 17 siswa atau

sebesar 70,83%.

Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I pada pertemuan pertama dan

pertemuan kedua adalah 68,17. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ada

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

8 siswa atau sebesar 33,33%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas

KKM ada 16 siswa atau sebesar 66,67%.

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I (lampiran 16 halaman

219-220) diketahui sebagai berikut:

a) Siswa sudah mematuhi tata tertib di dalam kelas dengan sangat baik.

b) Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah baik.

c) Siswa dalam memperhatikan guru saat memberikan penjelasan masih

kurang, masih ada siswa yang sibuk sendiri dan kurang berkonsentrasi.

d) Siswa sudah terlibat aktif dalam pembelajaran dengan baik.

e) Keberanian siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, menyampaikan

pendapat masih belum maksimal dan perlu ditingkatkan.

f) Interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa sudah

berlangsung dengan sangat baik.

g) Kerjasama antar siswa dalam mengerjakan tugas kelompok masih kurang.

h) Siswa sudah dapat memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran dengan

cukup baik.

i) Kesiapan siswa dalam mengerjakan soal masih perlu ditingkatkan.

j) Kemandirian siswa dalam mengerjakan, memahami pertanyaan yang ada

dalam soal evaluasi sudah cukup baik.

Dari hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa siklus I (lampiran

10 halaman 200-202) secara keseluruhan dapat dilihat bahwa pada siklus I

belum maksimal. Hal ini dapat dilihat bahwa:

a) Dalam mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan secara keseluruhan

sudah cukup baik, walaupun dalam memahami pertanyaan dalam soal

evaluasi maupun Lembar Kerja Siswa (LKS) siswa terlihat masih mengalami

kesulitan dan perlu bimbingan guru.

b) Kemampuan siswa dalam mengkondisikan berpikirnya keseluruhan sudah

cukup baik walaupun ada beberapa siswa yang masih kurang.

c) Kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan sudah cukup baik,

walaupun ada beberapa siswa yang belum maksimal dan masih perlu

ditingkatkan.

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

d) Kemampuan dalam memberikan penjelasan sederhana dan lanjut sudah

cukup baik.

e) Kemampuan menyatakan pendapat siswa sudah cukup baik dalam

memberikan alasan.

f) Melibatkan dugaan dalam menjawab pertanyaan sudah cukup baik.

g) Menyatakan hal-hal yang bersifat umum perlu cukup baik.

h) Menyatakan hal-hal yang bersifat khusus dengan cukup baik.

i) Kemampuan mengungkap masalah yang diberikan oleh guru dalam Lembar

Kerja Siswa (LKS) cukup baik akan tetapi masih perlu bimbingan.

j) Siswa sudah cukup baik dalam membuat dan menentukan hasil pertimbangan

berdasarkan masalah, akibat dan fakta.

k) Dalam mengidentifikasi suatu definisi siswa cukup baik akan tetapi masih

perlu ditingkatkan.

l) Kemampuan siswa dalam merumuskan dan mempertimbangkan solusi masih

kurang.

m) Siswa sudah dapat menyebutkan contoh dengan baik.

n) Kemampuan mengkonstruksi argumen dan menggunakan argumen masih

perlu ditingkatkan.

o) Kemampuan menunjukan posisi, orasi maupun tulisan siswa masih kurang,

belum maksimal dan terlihat canggung.

3. Siklus II

Seperti halnya siklus pertama pada siklus kedua ini dilaksanakan

sebanyak 2 kali pertemuan. Dari hasil tes serta observasi pada siklus II

(lampiran 14 halaman 213-217) diketahui hal-hal sebagai berikut:

1) Pada siklus II pertemuan pertama diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai

48-55 ada 1 siswa, nilai 56-63 ada 2 siswa, nilai 64-71 ada 1 siswa, nilai 72-

79 ada 10 siswa, nilai 80-87 ada 4 siswa, nilai 88-95 ada 6 siswa. Nilai rata-

rata yang diperoleh adalah 78,16, nilai tertinggi 90,5, nilai terendah 48.

Siswa yang belum mencapai KKM ada 3 siswa atau sebesar 12,5%, siswa

yang sudah mencapai KKM sebanyak 21 siswa atau sebesar 87,5%.

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

2) Pada siklus II pertemuan kedua diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai

52-59 ada 1 siswa, nilai 60-67 ada 2 siswa, nilai 68-75 ada 1 siswa, nilai 76-

83 ada 6 siswa, nilai 84-91 ada 11 siswa, nilai 92-99 ada 3 siswa. Nilai rata-

rata yang diperoleh adalah 82,50, nilai tetinggi 95,5 nilai terendah 52,5.

Siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 3 siswa atau sebesar 12,5%,

siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 21 siswa atau sebesar 87,5%.

Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II pada pertemuan pertama dan

pertemuan kedua adalah 79,83. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ada

3 siswa atau sebesar 12,5%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas

KKM ada 21 siswa atau sebesar 87,5%.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus II (lampiran 17

halaman 221-222) terlihat adanya peningkatan sebagai berikut:

a) Siswa dapat mematuhi tata tertib selama proses pembelajaran berlangsung

dengan sangat baik.

b) Antusias dalam mengikuti pembelajaran sangat baik.

c) Ketika guru memberikan penjelasan atau menyampaikan materi

pembelajaran siswa sudah memperhatikan dengan baik.

d) Dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah terlibat secara aktif.

e) Siswa sudah menunjukkan peningkatan dalam keberanian bertanya,

menjawab pertanyaan maupun berpendapat dengan baik.

f) Interaksi yang komunikatif antara siswa dengan guru maupun siswa dengan

siswa sudah sangat baik.

g) Kerjasama siswa dengan anggota kelompok sudah baik.

h) Siswa sudah memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran dengan

sangat baik.

i) Kesiapan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi sudah baik.

j) Kemandirian siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan oleh guru juga

sudah sangat baik.

Dari hasi observasi kemampuan berpikir kritis siklus II (lampiran 11

halaman 203-205) diketahui bahwa:

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

a) Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan

sudah baik.

b) Kemampuan siswa dalam mejaga kondisi berpikirnya sudah baik.

c) Kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan sudah baik.

d) Siswa sudah baik dalam memberikan penjelasan sederhana dan lanjut.

e) Kemampuan memberikan alasan sudah baik.

f) Dalam menjawab pertanyaan dengan menggunakan sedikit dugaan sudah

baik.

g) Siswa sudah dapat menyatakan hal-hal yang umum dengan baik.

h) Siswa sudah dapat menyatakan hal-hal yang khusus dengan baik.

i) Kemampuan siswa dalam mengungkap masalah sudah baik.

j) Dalam membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan masalah

akibat dan fakta sudah baik.

k) Kemampuan dalam mengidentifikasi istilah dan mengembangkan suatu

definisi sudah baik.

l) Kemampuan merumuskan dan mempertimbangkan solusi dari permasalahan

yang diberikan pada saat diskusi sudah baik.

m) Kemampuan siswa dalam menyebutkan contoh sudah baik.

n) Dalam mengkonstruksi argumen dan menggunakannya sudah baik.

o) Ketika menunjukan hasil diskusinya di depan kelas dengan orasi sudah baik.

4. Hubungan antara kondisi awal, siklus I dan siklus II

Berdasarkan pengamatan dari hasil penelitian diketahui bahwa terjadi

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS pada

problem based

learning.

Peningkatan nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada

n siklus II

dapat dilihat pada grafik-grafik berikut:

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

a. Peningkatan nilai terendah

Peningkatan nilai terendah kemampuan berpikir kritis siswa pada pra siklus,

siklus I dan siklus II dapat disajikan pada grafik gambar 11 sebagai berikut:

Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Terendah Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

b. Nilai tertinggi

Peningkatan nilai tertinggi kemampuan berpikir kritis siswa pada

pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disajikan dengan grafik pada gambar

12 sebagai berikut:

Gambar 12. Grafik Peningkatan Nilai Tertinggi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

c. Peningkatan nilai rata-rata

Peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada

pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disajikan pada grafik gambar 13

sebagai berikut:

Gambar 13. Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

d. Peningkatan ketuntasan klasikal

Peningkatan ketuntasan klasikal kemampuan berpikir kritis siswa

pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disajikan pada grafik gambar 14

sebagai berikut:

Gambar 14. Grafik Peningkatan Ketuntasan Klasikal Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

e. Peningkatan aktivitas dan kinerja guru

Peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus I dan siklus

II dapat disajikan dengan tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10. Peningkatan Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II

Keterangan

Skor

Siklus I Siklus II

I II Rata-rata I II Rata-rata

Aktivitas

siswa 2,80 3,50 3,15 3,60 3,70 3,65

Kinerja guru 3,33 3,47 3,4 3,53 3.73 3,63

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa

meningkat dari siklus I (lampiran 16 halaman 219-220) pada pertemuan

pertama dengan skor 2,80 dengan kategori baik, pada pertemuan kedua

menjadi 3,50 dengan kategori sangat baik dengan rata-rata skor pertemuan

pertama dan kedua 3,15 dengan kategori baik. Pada siklus II (lampiran 17

halaman 221-222) pertemuan pertama skor yang diperoleh adalah 3,60

dengan kategori sangat baik, pada pertemuan kedua 3,70 dengan kategori

sangat baik, dengan rata-rata skor siklus pertama dan kedua 3,65 dengan

kategori sangat baik. Kinerja guru juga mengalami peningkatan pada siklus I

(lampiran 19 halaman 228-230) pertemuan pertama skor yang diperoleh

adalah 3,33 dengan kategori baik, pada pertemuan keduan 3,47 dengan

kategori baik dengan rata-rata skor pertemuan pertama dan kedua 3,4 dengan

kategori baik. Pada siklus II kinerja (lampiran 20 halaman 231-233) guru

meningkat pada pertemuan pertama skor yang diperoleh adalah 3,53,

pertemuan kedua 3,73 dengan rata-rata skor 3,63.

Banyak hambatan-hambatan yang ditemui selama peneliti

melakukan tindakan. Hambatan yang peneliti temui antara lain dalam

pengelolaan kelas yang belum sepenuhnya baik pada pertemuan pertama,

menciptakan suasana yang kondusif serta memberikan stimulus pada siswa

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

untuk berpikir kritis. Akan tetapi peneliti berusaha untuk selalu memperbaiki

di setiap tindakan agar sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Dalam

mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui selama pelaksanaan tindakan

peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas untuk mencari jalan keluar

mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

Adapun satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

menerapkan model pembelajaran problem based learning. Hal ini sesuai atau

logis dengan pendapat yang dikemukakan oleh Trianto bahwa problem based

learning mempunyai manfaat mengembangkan kemampuan berpikir,

pemecahan masalah, keterampilan itelektual (Bab II Halaman 25).

Dalam pembelajaran problem based learning siswa diajak untuk

mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan memecahkan masalah

yang ditemuinya, guru disini berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan

dan membimbing siswa agar dapat mengasah kemampuan berpikirnya

selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Rusman, yang mengungkapkan bahwa peran guru

dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyiapkan perangkat berpikir

siswa, menekankan belajar kooperatif, memfasilitasi pembelajaran kelompok

kecil dalam pembelajaran berbasis masalah (Bab II halaman 24). Model

pembelajaran problem based learning merupakan pembelajaran berbasis

masalah yang menekankan siswa untuk mencari solusi dari suatu masalah.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tan, bahwa

pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu inovasi model pembelajaran

pembelajaran karena di dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan

berpikir siswa betul-betul dioptimalikan melalui kerja kelompok atau tim

yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji,

dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara kesinambungan (Bab II

halaman 22).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kemampuan

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

siswa kelas IV SD Negeri 02 Temuwangi Kecamatan Pedan Kabupaten

Klaten.

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 86

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam

dua siklus pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di atas dapat

disimpulkan bahwa dengan menerapakan model pembelajaran problem based

learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pembelajaran IPS

Temuwangi tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat pada kondisi awal atau

pra siklus nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa 54,83 dengan ketuntasan

klasikal sebesar 41,67%. Pada siklus I nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis

siswa meningkat menjadi 68,17 dan ketuntasan klasikal sebesar 66,67%. Pada

siklus II nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 79,83 dan

ketuntasan klasikal sebesar 87,5%.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui

bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS materi

2011/2012.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas

dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS

ajaran 2011/2012. Sehubungan dengan hasil penelitian ini dapat dikemukakan

implikasi dari hasil penelitian sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan pada guru bahwa dengan menerapakan model

pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87 2. Melalui penerapan model problem based learning dapat melatih siswa untuk

belajar memecahkan masalah, berpendapat, berkerjasama dengan kelompok,

sehingga siswa lebih aktif di dalam pembelajaran.

3. Menunjukan bahwa pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat

menentukan hasil dari pembelajaran yang dilakukan. Model pembelajaran

yang tepat akan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan mencapai

tujuan yang diharapkan. Salah satu model yang tepat pada pembelajaran IPS

pembelajaran problem based learning. melalui pembelajaran ini siswa dilatih

untuk memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

4. Menunjukan bahwa melalui penerapan model pembelajaran problem based

learning dalam pembelajaran IPS, siswa dapat terlibat aktif dalam

pembelajaran. Sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa akan terasa lebih

bermakna dan tidak hanya sekedar hafalan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi dari hasil penelitian, maka ada

beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri 02 Temuwangi antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan sosialisasi maupun pelatihan pada guru

berkaitan dengan model pembelajaran problem based learning agar proses

pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Bagi Guru

a. Hendaknya guru selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dan

keprofesionalanya dengan selalu terbuka dengan inovasi-inovasi model

pembelajaran. Sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran yang aktif,

inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Salah satu inovasi model

pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran problem

based learning. melalui model pembelajaran problem based learning

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS …/Upaya...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commiti to user UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PROBLEM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

siswa dilatih untuk memecahkan masalah, berpendapat dan berinteraksi

dengan temannya melalui kerja kelompok atau diskusi. Sehingga dapat

menciptakan suasana yang komunikatif baik siswa dengan guru maupun

siswa dengan siswa. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam

pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan, motivasi dan kemampuan

berpikir kritis siswa.

b. Hendaknya guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan

aktif baik dalam pembelajaran. Sehingga siswa ikut terlibat dalam

memperoleh pengetahuannya.

c. Hendaknya guru menggunakan model yang tepat dalam pembelajaran

IPS agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu inovasi

model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS

problem based

learning. Di dalam pembelajaran ini siswa dilatih untuk memecahkan

masalah serta mendayagunakan kemampuan berpikir kritisnya dalam

mencari solusi dari masalah-masalah yang berkaitan dengan materi

pembelajaran. Sehingga pembelajaran akan terasa lebih bermakna.

3. Bagi Siswa

a. Hendaknya siswa dapat berperan lebih aktif dan kreatif dalam

pembelajaran.

b. Hendaknya siswa dapat menciptakan interaksi yang baik dengan guru

maupun dengan siswa lainnya. Sehingga tercipta interaksi multi arah.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti lain

yang hendak mengkaji permasalahan yang sama. Peneliti menyadari bahwa

penelitian ini masih banyak kekurangan. Untuk itu bagi peneliti yang hendak

mengakaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat, kreatif dan lebih

luas lagi dalam mengkaji teori-teori yang berkaitan model pembelajaran

problem based learning (variabel X) dan kemampuan berpikir kritis (variabel

Y) agar dapat melengkapi kekurangan pada penelitian ini dan untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.