upaya meningkatkan hasil belajar fiqih melalui...

87
i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HIKMAH KALIBATA JAKARTA SELATAN (Penelitian Tindakan Kelas) Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : Siti Azizah NIM 809011000389 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Upload: vuonghuong

Post on 03-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II MADRASAH

IBTIDAIYAH AL-HIKMAH KALIBATA JAKARTA SELATAN

(Penelitian Tindakan Kelas)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

Siti Azizah

NIM 809011000389

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II MADRASAH

IBTIDAIYAH AL-HIKMAH KALIBATA JAKARTA SELATAN

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Siti Azizah

NIM. 809011000389

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Melalui Penerapan

Metode Demonstrasi Di Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Kalibata

Jakarta Selatan (Penelitian Tindakan Kelas) di susun oleh Siti Azizah Nomor

Induk Mahasiswa 809011000389 Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang

berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan

oleh fakultas.

Jakarta, 17 April 2014

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,
Page 5: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,
Page 6: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

i

ABSTRAKSI

Nama : SITI AZIZAH

Nim : 809011000389

Judul : “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH IBADAH

MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA

SISWA KELAS II MI AL-HIKMAH KALIBATA JAKARTA

SELATAN”.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar

fiqh ibadah tentang sholat fardhu melalui penerapan metode demonstrasi pada

siswa kelas II di MI Al-Hikmah Kalibata Jakarta Selatan. Penelitian ini bersifat

deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisaserta

menginterpretasikan data mengenai upaya meningkatkan hasil belajar fiqh ibadah

tentang sholat fardhu melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas II

di MI Al-Hikmah Kalibata Jakarta Selatan.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada

siswa kelas II sebanyak 20 siswa dari populasi seluruhnya jadi 100% penulis

mengadakan riset atau penelitian kepada siswa kelas II, IV,V,IV seluruhnya.

Kemudian setiap angket terdiri dari 10 pertanyaan.

Dari hasil penelitian di MI Al-Hikmah diketahui adanya peningkatan hasil

belajar Fiqh, hal ini bukti dari angket penelitian dan terjun langsung ke MI Al-

Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan terpuji dalam

menjalankan ibadah disekolah maupun kesehariannya dirumah.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang

telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqh

Ibadah Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Madrasah Ibtidaiyah al-

Hikmah Kalibata Jakarta Selatan.”

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad Saw, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah

membawa petunjuk kebenaran seluruh manusia yaitu ad-Dinul Islam yang kita

harapkan syafaatnya di dunia dan di akhirat.

Penulisan dan penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dari

keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh UIN Jakarta

sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis menjadi Mahasiswa Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta untuk memenuhi salah satu

persyaratan guna memperoleh gelar stara satu Sarjana Pendidikan di UIN Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan kemampuan dan

kurangnya pengalaman, banyaknya hambatan dan kesulitan senantiasa penulis

temui dalam penyusunan skripsi ini. Dengan terselesainya skripsi ini, tak lupa

penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang memberikan

arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah ini, dengan

segala kerendahan hati, diucapkan terimakasih kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’I M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Jakarta.

2. Abdul Ghafur,M.Ag, Pembimbing dan arahan bagi penulis dalam menyusun

skripsi ini.

3. H. Abul Salam, Kepala MI Al-Hikmah Kalibata Jakarta Selatan yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

iii

4. Segenap Guru dan Karyawan MI. Al-Hikmah Kalibata Jakarta Selatan yang

telah memberikan bantuannya dalam memberikan data-data selama penelitian

ini berlangsung.

5. Seluruh siswa/i kelas II MI. Al-Hikmah Kalibata Jakarta Selatan yang turut

membantu jalannya program penelitian ini.

6. Teristimewa kedua orangtua H.Abdul Salam (ayahanda) dan Hj. Muhaya

(ibunda ), serta segenap keluarga yang dengan sabar telah membesarkan,

membimbing, mendo’akan, mengarahkan, memberi kepercayaan, bantuan

moril dan materil demi kesuksesan ananda.

7. Suami terkasih Arulan oyoh yang dengan sabar dan ikhlas telah setia menemani

dari awal hingga akhir dan memberikan motivasi serta dukungan kepada

penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Anak-anakku tercinta Silma Chairunnisa, Ahmad Zaky, Nurul, Rahman,

Fatimah Zahra, Abdul Hanan yang selalu setia menanti di rumah.

9. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Tiada kata yang patut diucapkan selain ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya dan do’a tulus, semoga amal baik mereka diterima oleh Allah dan

mendapat Ridha-Nya. Amin...

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amiiin...

Jakarta, 2 Mei 2014

Penulis

Siti Azizah

809011000389

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................. 4

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Hasil Belajar ............................................................................. 7

1. Pengertian belajar………………………………….. ......... 7

2. Pengertian hasil belajar……………….. ............................. 11

B. Pengertian Fiqh………………… ............................................. 19

1. Tujuan Pembelajaran Fiqh…………………….. ................ 20

2. Dasar-dasar Pembelajaran Fiqh………………. ................. 24

C. Metode Demonstrasi…………………… ................................. 25

1. Pengertian Demonstrasi ...................................................... 26

2. Kelebihan dan kekurangan metode…………………………

demonstrasi……………………………………………. ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 29

B. Metode Penelitian ..................................................................... 30

C. Definisi Operasional variabel Penelitian .................................. 31

D. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel .............................. 32

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 34

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 35

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................ 36

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

v

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Al-Hikmah ............................................. 39

B. Deskruipsi Data ......................................................................... 44

C. Analisis Data ............................................................................. 48

D. Interprestasi Data ...................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 69

B. Saran ......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak biasa dilepas dari

kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak,

selain itu juga pendidikan merupakan ruh yang sangat menentukan tinggi

rendahnya kualitas suatu bangsa.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui tiga

jalur. Dalam hal ini Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan secara; formal, yaitu sekolah yang mana jalur

pendidikannya terstruktur dan berjenjang. Non formal, yaitu jalur pendidikan

di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang. Sedangkan informal, yaitu jalur pendidikan yang diselenggarakan

dalam keluarga dan masyarakat atau lingkungan. Dalam hal ini pendidkan

keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang

diselenggarakan dalam keluarga yang memberikan keyakinan agama, nilai

budaya, keterampilan dan lain-lain.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yaitu

tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Belajar dan mengajar

merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pendidikan

formal. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan siswa, sedangkan

1Undang-undang RI No, 20 Thn 2003, Tentang Sisdiknas, (Bandung: Citra Umbara,

2008), h. 13

1

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

2

mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan guru. Dua kegiatan tersebut

menjadi terpadu manakala terjadi interaksi antara guru dengan siswa.

Seiring dengan dinamisnya kultur masyarakat yang selalu berubah,

idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini,

tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan

membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang.

Beberapa pandangan modern berpendapat; Menurut John Dewey,

“pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini

mungkin akan terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan

kesinambungan sosial”. Menurut H. Horne, “pendidikan adalah proses yang

terus-menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk

manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan

sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual,

emosional, dan kemanusiaan dari manusia”.2 Menurut Pasal 1 undang-undang

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.3 Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai

pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak

didik, ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di

kelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu akan kurang memberikan

dorongan (motivasi) kepada anak didik bila penyampaiannya

menggunakan strategi yang kurang tepat. Disinilah kehadiran model

pembelajaran menempati posisi penting dalam penyampaian bahan

pelajaran.4

2 Asep Suryana dan Suryadi, Pengelolaan Pendidikan, (Jakarta : Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009). h. 4. 3 Abd. Rozak, Fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang

Pendidikan, (Jakarta, FITK Press UIN Syarif Hidayatullah, 2010, Cet. 1), h. 4 4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2010), h.76.

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

3

Tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diamati dari

dua sisi, yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh

guru. Pemahaman seorang siswa berhubungan dengan daya serap seorang

siswa dalam pembelajaran. Daya serap siswa adalah kemampuan atau

kekuatan untuk melakukan sesuatu, untuk bertindak dalam menyerap

pelajaran oleh setiap siswa. Salah satu kendala dalam proses pembelajaran di

sekolah adalah adanya perbedaan daya serap individual diantara anak yang

satu dengan anak yang lainnya walaupun dalam lingkungan dengan umur

yang sama dan kelas yang sama.

Bagi seorang guru, kondisi di atas menjadi suatu tantangan yang harus

dihadapi. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan

seperti menguasai materi pelajaran dan kemampuan untuk memilih, menata,

mengemas materi pelajaran ke dalam cakupan dan kedalaman yang sesuai

dengan sasaran yang mudah dicerna oleh siswa, memiliki penguasaan tentang

teori dan keterampilan belajar, dan memiliki pengetahuan tentang masa

pertumbuhan dan perkembangan siswa serta memiliki pemahaman tentang

bagaimana siswa bekerja.

Dalam pendidikan banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan

belajar. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi itu secara garis besar

dapat dibagi kepada faktor internal meliputi: faktor fisiologis dan fisikologis

seperti keadaan panca indera, intelegensi, bakat dan motivasi. Thomas F.

Staton yang berpendapatnya dikutip oleh Sardiman mengemukakan bahwa

faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah motivasi,

konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman dan ulangan.5 Menurut Muhibin

Syah faktor psikologis yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan

pembelajaran adalah tingkat kecerdasan dan intelegensi siswa.6

5 Sardiman Am. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004)cet. Ke-11, h. 40 6 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung:Remaja Rosda

Karya, 1995), cet. Ke-2 h.

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

4

Dalam kaitannya dengan faktor sosial yang berasal dari orang tua

Zakia Dradjat mengatakan: Apabila latihan-latihan agama dilalaikan pada

waktu kecil atau diberikan dengan cara kaku, salah tidak cocok dengan anak-

anak, maka pada waktu dewasa nanti ia akan cenderung kepada atheis atau

kurang perduli terhadap agama atau kurang merasakan pentingnya bagi

dirinya. Dan sebaliknya, semakin banyak si anak mendapatkan latihan-latihan

keagamaan pada waktu kecil, semakin dewasanya nanti semakin terasa

kebutuhannya kepada agamanya.7

Melihat pernyataan di atas, pembinaan keagamaan pada anak perlu

diberikan dan dimulai dari keluarga dan juga oleh lembaga pendidikan

(sekolah) dimana keduanya harus mampu menanamkan pemahaman dan

pengalaman keagamaannya, yang merupakan tanggung jawab yang sangat

besar, dalam hal ini bimbingan keagamaan anak harus diarahkan pembentukan

nilai-nilai imani, sedangkan keteladanan, pembiasaan dan disiplin

dititikberatkan pada pembentukkan nial-nilai amalia mengajarkan kepada

mereka prinsip-prinsip agama yang sesuai dengan perkembangan mereka dan

menanamkan benih-benih keyakinan serta iman dalam jiwa anak. Anak sejak

usia muda telah melihat dan mempelajari hal-hal yang berada di luar diri

mereka, mereka mellihat dan mengikuti apa yang dikerjakan dan diajarkan

oleh orang dewasa dan orang tua mereka tentang yang berhubungan dengan

kemaslahatan agama.8

Bimbingan keagamaan yang lebih menarik kepada anak ialah mula-

mula yang mengandung gerakan Shalat pengalaman keagamaan yang menarik

bagi anak diantaranya Shalat berjamaah, mengapa karena Shalat merupakan

tiang pondasi suatu agama termasuk salah satu rukun Islam juga ibadah yang

membedakan dengan agama lain. Apabila suatu keluarga jarang pergi

ketempat ibadah, anaknya akan kurang aktif dalam soal-soal agama

demikianlah anak yang hidup dalam keluarga yang kurang menjalankan

agama dalam kehidupan sehari-hari, maka perhatian anak-anak terhadap

7 Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h.64

8 H Jalallun, Psikologi Agama, (Jakarta: PT.Raja GrafindoPersada, 2003)

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

5

agama akan kurang pula. Oleh karena itu betapa pentingnya orang tua

membimbing keagamaan anaknya di rumah. Bimbingan tersebut sangat

menunjang terhadap keberhasilan belajar agama di sekolah dan sekaligus

memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar bagi anak di sekolah.

Shalat dalam ajaran Islam menduduki posisi yang sangat penting dan

mendasar. Setiap pribadi yang menyatakan pengakuannya terhadap Islam,

maka setelah membaca 2 (dua) kalimat Syahadat dia harus dan wajib

melaksanakan Shalat.

Sedemikian pentingnya kedudukan Shalat dalam ajaran agama

Islam,banyak ayat dalam Al-Qur‟an dan Hadits Rasulullah SAW., yang

membahas tentang Shalat, diantaranya:

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, bersabda Rasulullah SAW: Shalat itu

adalah tiang agama, barang siapa mengerjakan Shalat maka ia

menegakkan agama. Dan barang siapa meninggalkannya maka ia

telah merobohkan agama.” (HR. Bukhori dan Muslim)” 9

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, Bersabda Rasulullah SAW., Pemulaan

amalan yang diperiksa dari amalan seorang hamba pada hari kiamat

adalah Shalatnya. Jika Shalatnya diterima, maka seluruh amalnya

diterima. Jika Shalatnya ditolak, maka seluruh amalnya ditolak. (HR.

al-Thobari).”10

9 Al Hafidz Al Mundziry, Terjemah At Targhib Wat Tarhib, (Jakarta: Pustaka Amani,

1981), h. 33 10

Ibid,… h. 34

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

6

Dapat dipahami dari hadits-hadits tersebut di atas bahwa Shalat adalah

pokok dari semua amal dan perbuatan dalam ajaran Islam. Ibadah Shalat yang

dilaksanakan oleh pribadi muslim akan menimbulkan ekses terhadap amal

yang lain. Jika amal ibadah Shalatnya baik dan benar, maka Insya Allah

ibadah yang lain ikut baik begitu pula sebaliknya.

Ibadah Shalat yang merupakan bagian mendasar dan sangat penting

dalam ajaran agama Islam, tidaklah mungkin dapat dipahami dan diamalkan

dengan baik dan benar oleh setiap pemeluknya tanpa adanya pendidikan dan

pembinaan berkelanjutan sejak awal, yaitu sejak masa kanak-kanak. Orang tua

memegang peranan yang sangat besar dalam menanamkan pendidikan agama

Islam khususnya pendidikan Shalat.

Pendidikan keluarga memang sangat penting namun tak kalah

pentingnya adalah pendidikan di luar keluarga yaitu pendidikan pada lembaga-

lembaga pendidikan. Di sini jelas guru atau pendidik mempunyai tugas dan

tanggung jawab yang besar dalam memberikan pemahaman ajaran agama

Islam khususnya Shalat.

Orang tua dan guru/pendidik harus saling menjadi pelengkap dalam

hal pendidikan terhadap anak dalam memahami dan mempraktekkan ajaran

agama Islam khususnya Shalat. Orang tua terkadang mempunyai keterbatasan

dalam ilmu agama Islam, disinilah guru/pendidik melengkapi. Sebaliknya

guru/pendidik karena keterbatasan waktu dan tempat tidak dapat mengontrol

apakah siswa sudah melaksanakan Shalat lima waktu di rumah, disinilah orang

tua memegang peranan mengontrol aktifitas siswa/anak selama di rumah.

Pada dasarnya pendidikan sekolah merupakan lanjutan dari

pendidikan di dalam keluarga, disamping itu, kehidupan di lingkungan

sekolah adalah jembatan yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga

dengan kehidupan di masyarakat berjalan begitu cepat di zaman seperti

sekarang ini, khususnya di kota-kota besar globalisasi memberi pengaruh yang

sangat besar terhadap tumbuh kembang siswa yang menyangkut sikap dan

prilaku anak didik/pelajar oleh karena itu perlu ditanamkan keimanan yang

baik kepadanya agar mereka dapat menghadapi zaman yang sudah canggih ini.

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

7

Oleh karena itu sekolah MI al-Hikmah yang berada di tengah kota

metropolitan mempunyai visi dan misi yang diharapkan berguna bagi anak

didik baik di sekolah maupun di luar sekolah khususnya pada pelajara fiqih

dimana guru mata pelajaran tersebut mengharapkan adanya upaya-upaya

dalam kegiatan yang dapat menunjang pembelajaran fiqih, dengan berbagai

praktek/demontrasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

sehingga diharapkan siswa mampu dalam menghadapi tantangan-tantangan di

era globalisasi dimasa mendatang.

Dalam hal ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar

pembelajaran fikih itu lebih menarik, maka perlu upaya pembelajaran yang

tepat dan terarah, dalam hal ini peneliti beraktifitas melalui ibadah khususnya

Shalat, untuk itulah beberapa uraian diatas melatar belakangi penelitian untuk

malakukan penelitian tindakan tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Fiqih ibadah Melalui Penerapan Metode Demonstrasi pada siswa kelas II

di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Kalibata Jakarta Selatan.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Fiqih.

2. Suasana belajar yang menciptakan suasana yang kurang menyenangkan

dan menciptakan image buruk terhadap pelajaran Fiqih.

3. Pembelajaran cenderung dilakukan dengan ceramah dan penugasan

sehingga siswa kurang termotivasi dan aktif dalam proses belajar.

4. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang variatif.

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

8

C. Pembatasan Masalah Shalat

Berdasarkan identifikasi masalah dan memperhatikan permasalahan

yang ada, maka peneliti akan mencoba melakukan penelitian pada mata

pelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Demonstrasi pada siswa kelas II

MI Al-Hikmah Kalibata Jakarta Selatan.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari pembatasan masalah tersebut dirumuskan permasalahan

yaitu: “Apakah dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada pelajaran fiqih di MI Al-Hikmah Kalibata Jakarta

Selatan”.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran

fikih ibadah melalui metode demontrasi.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran fiqih ibadah tentang

Shalat melalui metode demontrasi.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun secara

praktis yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna dalam

menambah wawasan dan memberikan kontribusi bagi pengembangan

khasanah keilmuan terkait dengan upaya meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran fikih khususnya ibadah Shalat.

2. Kegunaan Praktis

Adapun secara praktis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran fiqih ibadah

khususnya pada ibadah Shalat.

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

9

b. Bagi Guru

Upaya untuk memberikan masukan ketika membimbing, mengarahkan

dan mendidik siswa khususnya pada pelajaran fiqih yaitu Shalat

berjamaah melalui metode demontrasi, sehingga lebih menyenangkan

dan bermakna bagi siswa kelas II MI Al-Hikmah Kalibata Jakarta

Selatan.

c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan di dalam menentukan kebijakan,

mengembangkan dan merencanakan strategi dalam melaksanakan

pendekatan pembelajaran yang tepat dalam hal ini memilih dan

menggunakan metode pengajaran yang efektif guna meningkatkan

mutu pendidikan di sekolah.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

10

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,

berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman.

Menurut M. Ngalim Purwanto, belajar merupakan suatu perubahan

dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah

laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada

tingkah laku yang lebih buruk. Belajar juga merupakan suatu perubahan

yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-

perubahan yanng disebabkan oleh pertumbuhan kematangan tidak

dianggap sebagai hasil belajar.11

Pengertian belajar menurut beberapa ahli :

Menurut james O. Whittaker Belajar adalah Proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

Cronchbach. Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Howard L.

Kingskey. Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau

diubah melalui praktek atau latihan.

11

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999), h.

85

10

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

11

Menurut Slameto Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di

dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah serangkaian

kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

R. Gagne Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi

dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.12

Herbart (swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan

pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui

hafalan.

Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning

mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or

capacity, wich persists over a period time, and which is not simply

ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi

dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan

hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan

bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri

dan keduanya saling berinteraksi.

Lester D. Crow and Alice Crow Belajar adalah acuquisition of

habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk

memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.

Menurut Ngalim Purwanto Belajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu

latihan atau pengalaman.

Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman atau prestasi individu

itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi

12

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar;(Bandung; Rineka Cipta; 1999), h. 22

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

12

dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak

termasuk perubahan dalam pengertian belajar.13

Istilah pendidikan ini

bermula dari bahasa Yunani yaitu “Pedagogis” Yang berarti bimbingan

yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam

bahasa inggris dengan istilah “education” yang berarti pengembangan atau

bimbingan, sedangkan dalam bahasa Arab sering diterjemahkan dengan

“tarbiyah”.14

Kata “Islam” dalam pendidikan Islam memiliki arti pendidikan

tertentu, yaitu pendidikan yang bercirikan dan berdasarkan ajaran agama

Islam.15

Di dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Modern, istilah belajar

diartikan dengan berusaha, berlatih untuk mendapatkan

pengetahuan.16

Sedangkan Sardiman A.M menjelaskan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau keterampilan dengan

serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru, dan sebagainya. Belajar itu akan lebih baik jika siswa mengalami

atau melakukannya.17

Yang disebut dengan belajar adalah perubahan yang relatif

menetap, merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang.

Lamanya periode tersebut sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan

itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin

berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun.

13

Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester,(Jakarta: Bumi

Aksara, 1991), h. 78 14

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h. 1 15

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma‟arif,

1980), cet ke-4, h. 19 16

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern,(Jakarta: Pustaka Imani,

1998),h. 31 17

Sardiman A.M, Interaksian Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman Bagi Guru dan

Calon Murid,(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996), h. 22

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

13

2. Ciri-ciri Belajar

Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :

a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku

bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun

nilai dan sikap (afektif).

b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau

dapat disimpan.

c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha.

Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/

kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-

obatan.

Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan

untuk belajar:

a. Adanya dorongan rasa ingin tahu.

b. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.

c. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia

didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis

sampai aktualisasi diri.

d. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.

e. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.

f. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.

g. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.

h. Untuk mengisi waktu luang.

3. Jenis-jenis Belajar

Di dalam proses belajar terdapat berbagai macam jenis belajar.

Jenis-jenis belajar menurut Gagne terbagi menjadi 8 jenis yaitu :

a. Belajar isyarat (signal learning),

b. Belajar stimulus respon.

c. Belajar merantaikan (chaining)

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

14

d. Belajar asosiasi verbal (verbal Association)

e. Belajar membedakan (discrimination)

f. Belajar konsep (concept learning)

g. Belajar dalil (rule learning)

h. Belajar memecahkan masalah (problem solving).

Dari kedelapan jenis tersebut dapat menumbuhkembangkan

perilaku kognitif yang mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis dan sintesis dan evaluasi. Selain dari kognititf aspek avektif dan

psikomotor sesorang juga tumbuh. Aspek afektif mencakup Penerimaan,

Sambutan, Penilaian, Pengorganisasian, Karakterisasi. Sedangkan

psikomotor mencakup Kesiapan (set), Meniru (imitation), Membiasakan

(habitual), Adaptasi (adaption). Dari tumbuhnya ketiga aspek tersebut

barulah seseorang dapat dikatakan telah mencapai tujuan dari belajar.

Belajar kognitif dimana adalah belajar yang berkaitan dengan

aspek intelektual. Kompetensi kawasan kognitif meliputi menghafal,

memahami, mengaplikasikan,menganalsis, mensitesakan dan menilai

pengalaman belajar. Pengalaman belajar untuk kegiatan hafalan dapat

berupa berlatih menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan yaitu

dengan dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya yang

biasa ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk

mengingat hafalan kita. Jenis materi pembelajaran yang perlu dihafal dapat

berupa fakta,konsep,prinsip, dan procedure. Pengalaman belajar untuk

tingkat pemahaman dilakukan dengan membandingkan,

mengidentifikasikan karakteristik dan sebagainya. Pengalaman belajar

tingkatan aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau

prinsip terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar

tingkatan sintesis dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau

komponen,menyusun membentuk bangunan, menggambar dan sebagainya.

Pengalaman belajar untuk mencapai kemampuan dasar tingkatan penilaian

dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap objek studi

menggunakan kriteria tertentu.

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

15

Berkaitan dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu

dilakukan agar siswa mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan

mengamati dan menirukan contoh/model, mendatangi objek studi yang

dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau berpartisipasi aktif sesuai

dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya.

Untuk kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat

dilakukan untuk mencapai kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi

tinggi dan intensif, latihan menirukan, menstimulasikan,

mendemonstrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.

4. Prinsip-prinsip belajar

Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih

optimal perlu diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip

pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori

psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam

pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses

pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan

diperoleh hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai

kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus memperhatikan

prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne dan Alwi

Suparman. Pembelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan

dengan prosedur pemanasan dan apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi

pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap dan perilaku, penilaian

formatif. Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi,

keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan belajar, materi belajar

yang merangsang dan menantang, penguatan kepada siswa dan aspek

psikologi lain.

Perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak

mengabaikan masalah perhatian. Sebelum pembelajaran dimulai guru

hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik

pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

16

Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru

selanjutnya memotivasi siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan

kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat

pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib

membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran

berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik. Keaktifan

siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses

belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan

konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung.

Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas

siswa. Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses

pembelajaran adalah penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar

bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran,

guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa

berlangsung secara singkat. Siswa perlu melakukan pengulangan-

pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu

guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan

pengulangan belajar. Materi pelajaran yang merangsang dan menantang,

kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang

diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih

dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan

menantang siswa untuk mempelajarinya. Balikan atau penguatan kepada

siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika

sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun,

hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.

Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik

yang berbeda. Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis

akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu

memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

17

misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran, dan lain-

lain.

5. Macam-macam Teori Belajar

Dalam psikologi dan pendidikan,pembelajaran secara umum

didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional,

dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,

meningkatkan, atau membuat perubahan‟s pengetahuan satu,

keterampilan, nilai, dan pandangan dunia.

Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi

ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan

teori-teori belajar.Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan

bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami

proses kompleks inheren pembelajaran.

Macam-macam Teori Belajar

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori

belajar, yaitu: Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek

objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku

untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan

konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif

membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.

a. Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh

Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar

yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik

pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.

Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak

sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-

responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang

pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

18

pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin

kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai

hukuman.

Teori belajar ini pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat

diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya

perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang

diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya

suatu perilaku yang di nginkan. Perilaku yang di nginkan mendapat

penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat

penghargaan negative. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku

yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan

ceramah ,tetapi instruksi singkat yang di kuti contoh baik dilakukan

sendiri maupun melalui simulasi.

b. Teori Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir

sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang

sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta

didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya

mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan

antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.

Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah

Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing

memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek

pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap

belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk

konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik

memperoleh informasi dari lingkungan.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

19

Menurut teori ini,proses belajar akan belajar dengan baik bila

materi pelajaran yang beradaptasi (berkesinambungan)secara tepat dan

serasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. Dalam

teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu

melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.

Proses pembelajaran ini bejalan tidak sepotong – sepotong atau terpisah

– pisah melainkan bersambung sambung dan menyeluruh. Teori belajar

kognitif ini guru bukanlah sumber belajar utama dan bukan kepatuhan

siswa yang dituntut dalam refleksi atas apa yang diperintahkan dan

dilakukan oleh guru. Evaluasi belajar bukan pada hasil tetapi pada

kesuksesan siswa dalam mengorganisasi pengalamanya.

c. Teori belajar Humanstik

Menurut teori humanistik,tujuan belajar adalah untuk

memanusiakan manusia. Proses balajar dianggap berhasil jika si pelajar

telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam

proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai

aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya. Teori belajar ini berusaha

memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari

sudut pandang pengamatnya. Peran guru dalam teori ini adalah sebagai

fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan

motivasi,kesadaran mengenai makna kehidupan siswa. Guru

memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa

untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku

utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.

d. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat

pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya

membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)

pembelajarankonstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

20

manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks

yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau

kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus

mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui

pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk

menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa

akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina

pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu

mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat

secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua

konsep.

e. Teori belajar Gestalt

Menurut pandangan teori gestalt seseorng memperoleh

pengetahuan melaui sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya

secara menyeluruh kemudian menyusunya kembali dalam struktur yang

sederhana sehungga lebih mudah dipahami.

Manfaat dari beberapa teori belajar adalah :

1) Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar

2) Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses

pembelajaran

3) Memandu guru untuk mengelola kelas

4) Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri

serta hasil belajar siswa yang telah dicapai

5) Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif.

6) Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada

siswa sehingga dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

21

6. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Howart

Kingsley dalam bukunya membagi tiga macam hasil belajar mengajar

diantaranya:

a. Keterampilan dan kebiasaan.

b. Pengetahuan dan pengarahan.

c. Sikap dan cita-cita.

Oleh karena itu hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah kemampuanm keterampilan, sikap dan

keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakkuan

yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan

pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal

yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental

yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.18

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-

jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru,

hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti

menjadi mengerti.19

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam

rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif,

afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:20

18

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.

250-251. 19

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30. 20

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 102-124.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

22

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek

yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima

jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi,

menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau

kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,

koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan

psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor

dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam

proses pembelajaran di sekolah.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam

mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa

sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku

yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil

belajar:

1. Keterampilan dan kebiasaan

2. Pengetahuan dan pengertian

3. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil

perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat

terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan

siswa tersebut.Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan

bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

23

pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan

dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-

lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi

individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi

sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja

yang lebih baik.21

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Tabroni Rusyan, faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dibedakan ke dalam 2 golongan, yaitu faktor ekstern dan

faktor intern.

a. Yang Termasuk faktor ekstern yaitu;

Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat.

Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

dan kesenian

Faktor lingkungan fisik yang terdiri dari fasilitas rumah,

iklim/cuaca dan lain-lain.

Faktor spritual atau keagamaan.

Faktor instrumental, yang terdiri dari Kurikulum, Guru, Sarana

Prasarana, administrasi dan manajemen.

b. Yang termasuk faktor intern yaitu:

Faktor fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera

Faktor jasmaniah, baik yanng sifatnya bawaan maupun yang

diperoleh dari sebuah peristiwa

Faktor psikologi seperti kecerdasan, bakat, prestasi yang dimiliki

dan lain-lain

Faktor kematangan fisik maupun psikis.22

21

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdikarya,2005), h. 22 22

Tabroni Rusyan, Op.Cit, h. 82

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

24

2. Fiqih

A. Pengertian Fiqih

Kata Fiqh secara bahasa adalah al-fahm (pemahaman) berarti

faham yang mendalam, mengetahui batinnya sampai kedalamanya.

Pada awalnya kata fiqh digunakan untuk semua bentuk pemahaman atas

Al-Qur‟an, Hadist dan bahkan sejarah. Pemahaman atas ayat-ayat dan

Hadist-hadist teologi, dulu diberi nama fiqh juga, seperti judul buku

Abu Hanifa tentangnya, Fiqh al-akbar. Pemahaman atas sejarah hidup

Nabi disebut dengan fiqh al-sira’. Namun setelah terjadi spesialisasi

ilmu-ilmu agama, kata fiqh hanya digunakan untuk pemahaman atas

syari‟at (agama), itu pun hanya yang berkaitan dengan hukum-hukum

perbuatan manusia.23

Oleh karenanya, hari ini kita mengenal definisi fiqh sebagai:

Pengetahuan tentang hukum-hukum syari‟ah (agama) tentang perbuatan

manusia yang digali atau ditemukan dari dalil-dalil terperinci.

Fiqh disebut dengan ilmu atau pengetahuan, karena fiqh memang

sebuah ilmu atau pengetahuan. Dengan pengertian ilmu berarti fiqh

bukan agama, namun fiqh terkait dengan agama. Dapat dikatakan

bahwa fiqh adalah salah satu ilmu agama, selain dari teologi (ilmu

tauhid) dan tasawuf (ilmu akhlak Islami). Fiqh disebut ilmu karena fiqh

menggunakan metode ilmiah dalam perumusannya, baik pada saat

penemuan maupun pada saat penampilannya.

Secara istilah fiqh adalah tentang hukum-hukum syar‟i yang

bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang

tafshili. Menurut ulama lain fiqh adalah apa yang dicapai oleh mujtahid

dengan zannya. Sedangkan Al-Amidi memberikan definisi yang tidak

berbeda dengan yang diatas: “fiqh adalah ilmu tentang seperangkat

23

Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih,(Jakarta: Direktorat Jenderal pendidikan Islam

Departemen Agama RI 2009),cet ke- 1. h. 3

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

25

hukum-hukum syara‟ yang bersifat furu‟iyah (cabang), berhasil

didapatkan melalui penalaran atau istidlal”

Bila kita fahami pengertian fiqh sebagaimana yang dikemukakan

oleh para ahli tersebut diatas, maka fiqh itu adalah hasil penalaran para

fuqaha atas hukum Allah baik yang terdapat dalam Al-Qur‟an maupun

Sunnah Rasul, yang berkaitan dengan tingkah laku manusia.

Dari berbagai pendapat tersebut diatas dapat diambil suatu

pengertian, bahwa hakekat fiqh itu adalah:

a. Fiqh adalah ilmu tentang hukum Allah

b. Fiqh bersifat amaliyah furu‟iyah

c. Pengetahuan tentang hukum Allah didasarkan pada dalil tafshili

(teruntai)

d. Fiqh digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidlal seorang

mujtahid atau faqih.24

8. Obyek Ilmu Fiqih Islam

Sebagian fuqaha‟ berpendapat bahwa obyek atau bidang kajian

ilmu fiqih ada dua kategori besar, yaitu:

a. Ibadah; mencakup Shalat, puasa, zakat, dan haji.

b. Adat istiadat; mencakup selain ibadah berupa hukum aplikatif, baik

yang bekaitan tentang jinayah atau muamalat, sirah (perjalanan hidup),

wasiat, dan warisan.

Sebagian lain membaginya menjadi empat bagian utama sebagai berikut:

a. Ibadah

b. Sesuatu yang berhubungan dengan eksistensi seseorang, yaitu aktivitas

muamalat seperti jual beli

c. Sesuatu yang berhubungan degan kelangsungan jenis/keturunan brupa

aspek tempat berteduh, seperti akad penikahan dan hal-hal yang

berhubungan dengannya.

24

ZurinalZ., Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Peneliti UIN, 2008), cet ke-1,

h. 5

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

26

d. Sesuatu yang berkaitan dengan kelangsungan hidup jenis/keturunan

yang berkaitan dengan hak-hak sipil atau yang berhubungan

dengannya. Sebagian lagi membuat kategorisasi sebagai berikut :

a. Ibadah, yaitu shalat, zakat, puasa, haji dan jihad.

b. Muamalat, yaitu tukar menukar harta, amanat, pernikahan dan

berhubungan denganya, pendakwaan dan harta peninggalan.

c. Hukuman, yaitu qishash, hukuman mencuri, zina, qadzaf (tuduhan

palsu perzinahan), dan murtad (pindah agama dan keluar dari agama

Islam).25

9. Sumber Fiqih Islam

Adapun yang dimaksud dengan sumber (mashdar) fiqih Islam

adalah ushul (dasar) yang dijadikan sandaran para fuqaha‟ dalam

ijtihadnya, sebagai sandaran dalam menggali hukum-hukum syar‟i. Dan

tidak ada kata syar‟i bagi fiqih Islam selama ia tidak bersumber dan lahir

dari rahimnya.

Kitab-kitab ushul fiqih menyebutkan ada beberapa sumber fiqih

Islam, diantaranya; Al-Qur‟an, sunnah, ijma‟, qiyas, kemaslahatan umum,

„urf, pendapat sahabat, syariat sebelum kita, istihsan, dan saddu dzari‟ah.

Tidak semua sumber hukum fiqih ini disepakati oleh para

fuqaha‟, diantaranya ada yang sudah disepakati oleh semua fuqaha‟ seperti

Al-Qur‟an dan sunnah dan ada yang sudah disepakati oleh mayoritas

ulama seperti ijma dan qiyas. Akan tetapi, ada juga yang masih

dipertikaikan fuqaha‟ yaitu istihsan adalah menganggap sesuatu baik,

dikatakan jika ia menganggap dan meyakini sesuatu itu baik, al-mashalih

al-mursalah adalah manfaat, atau untuk menyebutkan perbuatan yang

mengandung manfaat atau kebaikan, al-„urf adalah sesuatu yang sudh

diyakini mayoritas orang, baik berupa ucapan atau perbuatan yang sudah

berulang-ulang sehingga tertanam dalam jiwa dan diterima oleh akal

25

Rasyad Hasan Khalil, Tarikh Tasyri’:Sejarah Legislasi Hukum Islam, (Jakarta:Amzah,

2009), cet ke-1, h. 7

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

27

mereka, pendapat sahabat, syariat umat sebelum Islam (syar‟u man

qablana), dan sadd adz-dzara‟i.26

10. Kurikulum Fiqih pada Madrasah Ibtidaiyah.

Mata pelajaran Fiqh di Madarasah Ibtidaiyyah merupakan salah

satu mata pelajaran agama yang mempelajari tentang Fiqh ibadah,

terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara- cara

pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-

hari, serta Fiqh muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman

sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal

dan haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam

meminjam. Serta substansial mata pelajaran Fiqh memiliki konstribusi

dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan

dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari- hari sebagai

perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia

dengan Allah, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk

lainnya ataupun lingkungannya.

Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Fiqh di

Madrasah Ibtidaiyyah ini dilakukan dengan cara mempertimbangkan dan

me-review peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah, terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek

Fiqh untuk SD/ MI, serta memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan

Islam Nomor: DJ.II.I/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1 Agustus 2006

Tentang Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa Madrasah dapat

26

ibid,… h. 138

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

28

meningkatkan kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum dengan

standar yang lebih tinggi.27

Dalam Permenag No. 2 Tahun 2008 di jelaskan bahwa Standar

Kompetensi Lulusan mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah ialah

siswa mampu mengenal dan melaksanakan hukum Islam yang berkaitan

dengan rukun Islam, mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan

thaharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji,

serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban dan cara

pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

11. Struktur Kurikulum Fiqih pada Madrasah Ibtidaiyyah.

Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum Sekolah

Dasar, hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan

Agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar,

juga ditambah pelajaran-pelajaran seperti:

a. Alquran Hadis

b. Aqidah Akhlak

c. Fiqih

d. Sejarah Kebudayaan Islam

e. Bahasa Arab

12. Tujuan Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah.

Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah merupakan salah

satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang Fiqh ibadah. Terutama

menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara- cara pelaksanaan

rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari- hari, serta Fiqh

Muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,

khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

Secara substansial mata pelajaran Fiqh memiliki konstribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan

menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari- hari sebagai

27

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 tahun 2008 tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

29

perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia

dan Allah, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk

lainnya ataupun lingkungannya.

Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat:

1. Mengetahui dan memahami cara- cara pelaksanaan hukum Islam baik

yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dan baik, sebagai perwujudan dan ketaatan dalam menjalankan

ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah,

dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya

ataupun lingkungannya.

13. Ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah.

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

i. Fiqh ibadah; yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang

cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara

thaharah, shalat, puasa, zakat, ibadah haji.

ii. Fiqh Muamalah; yang menyangkut pengenalan dan pemahaman

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam

meminjam

14. Materi Pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

Materi pembelajaran fiqih pada MI meliputi:

a. Pembelajaran rukun Islam, Syahadat dan Bersuci dari Najis.

b. Pembelajaran wudhu, mandi wajib dan Khitan.

c. Pembelajaran azan dan iqamat.

d. Pembelajaran Shalat fardu.

e. Pembelajaran shalat berjamaah, shalat rawatib, zikir dan do‟a.

f. Pembelajaran Shalat jum‟at dan shalat bagi orang sakit.

g. Pembelajaran puasa dan amalan ramadhan dan shalat Id.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

30

h. Pembelajaran zakat, infak, shodaqoh dan qurban.

i. Pembelajaran haji, halal-haram dan muamalah.

Dari materi-materi pembelajaran fiqih yang telah dijelaskan di

atas, penulis ingin mengangkat materi tentang pembelajaran Shalat

khususnya tentang pembelajaran praktek Shalat. Adapun materi

pembelajaran praktek Shalat yang diajarkan untuk siswa MI meliputi

gerakan dan bacaan serta ketentuan lainnya.

- Standar Kompetensi dari pembelajaran praktek Shalat adalah siswa

dapat atau mampu mempraktekkan Shalat fardu.

- Kompetensi Dasar yang diharapkan dari pembelajaran praktek Shalat

adalah :

1. Siswa mampu menyebutkan ketentuan tata cara Shalat fardu

2. Siswa mampu mempraktekkan keserasian gerakan dan bacaan Shalat

fardu.

Dan untuk mengukur kemampuan siswa diperlukan Evaluasi

kompetensi siswa dalam menyebutkan ketentuan, gerakan dan bacaan

Shalat yakni sebelum dan sesudah dilaksanakannya metode demontrasi

tentang Shalat. Adapun test yang diberikan secara tertulis dengan 15

pertanyaan (terlampir).

Adapun untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dalam

mempraktekkan Shalat dan keserasian antara gerakan Shalat dan bacaan

yang dilakukan dan ujian praktek dan aspek pengamatan gerakan dan

bacaan yang perlu diamati guru (terlampir).

15. Metode Pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

Metode-metode pembelajaran adalah tata cara yang digunakan

guru untuk menciptakan lingkungan belajar dan mengkhususkan aktifitas

proses pembelajaran yang berlanngsung biasanya metode yang digunakan

melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan

beberapa metode berada di dalam strategi yang bervariasi artinya

penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda

tergantung pada tujuan yang dicapai oleh proses yang akan dilakukan

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

31

dalam kegiatan pembelajaran, ada banyak metode yang dapat digunakan

untuk pembelajaran yang terkait dengan strategi pembelajaran fiqih ibadah

terutama tentang metode pembelajaran Shalat

Metode / Teknik dan Media Pembelajaran

Untuk dapat menyampaikan materi Shalat, agar tercapai tujuan

utama pembelajaran, yaitu membentuk pribadi yang taqwa, diperlukan

metode-metode pembelajaran yang relevan. Untuk mencapai kompetensi

menyebutkan Shalat-Shalat fardu dapat menggunakan ceramah, tanya

jawab, dan hapalan. Sedangkan untuk mencapai kompetensi menirukn

gerakan menggunakan metode demontrasi ataupun latihan/praktek.

Adapun guna meraih kompetensi “mampu menirukan bacaan”

menggunakan hapalan dan oenugasan.

a. Metode Ceramah

Metode ceramah dapat digunakan untuk menyampaikan materi fiqih

tentang ketentuan Shalat, khususnya tentang kewajiban Shalat bagi

setiap mukmin dan hal-hal yang bersifat teoritis lainnya.

b. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab dapat digunakan utuk mengetahui pengetahuan

siswa tentang kewajiban Shalat, macam-macam Shalat sunah, dan

untuk mengetahui siapa diantara siswa yang sudah biasa melaksanakan

Shalat dirumahnya. Metode ini juga dapat digunakan untuk menguji

hapalan bacaan Shalat atau memotivasi siswa untuk menghafalnya.

c. Teknik Bola Pertanyaan

Teknik ini salah satu teknik yang dapat digunakan dalam sesi tanya

jawab. Teknik ini memadukan tanya jawab dengan bermain-main yang

mungkin akan cocok bila diterapkan kepada siswa MI kelas V.

d. Teknik Examples Non Examples

Dalam pembelajaran Shalat, teknik ini dapat digunakan untuk

memperkenalkan gerakan-gerakan Shalat dan urutannya melalui

sejumlah gambar.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

32

e. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan

masalah dan mengambil kesimpulan.

f. Metode Resitasi (Pemberian tugas)

Dengan metode ini guru menggunakan pemberian tugas misalnya:

pekerjaan rumah, sebagai cara atau alat untuk memantapkan

pengetahuan siswa.

g. Metode Demontrasi dan Eksperimen

Metode demontrasi adalah cara menyampaikan materi pembelajaran

dengan peragaan, baik dilakukan oleh dirinya atau meminta orang lain

untuk memperagakannya.

h. Metode Bermain Peran

Metode bermain peran adalah cara mengajar dengan

mendemontrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial.

i. Metode Inquiri

Metode inquiri atau penyelidikan merupaka metode yang

mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan

eksperimen sendiri.

j. Metode Kisah/cerita

Metode ini dapat digunakan untuk menyentuh rasa anak didik agar

membuat mereka berani, rajin, takut, cemas, harap dan sebagainya.

k. Metode Pengulangan/hapalan.

Dalam pembelajaran fiqih, metode pengulangan dapat digunakan

untuk menghafalkan do‟a-do‟a dan bacaan.

l. Metode Peneladanan

Dalam pembelajaran agama,khusunya fiqih, metode peneladanan

sangat efektif bagi keberhasilan mengajar. Metode ini dilakukan

dengan memberi teladan pelaksanaan ajaran agama di depan siswa.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

33

Oleh karena itu untuk mencapai kompetensi pada materi

pembelajaran Shalat yaitu, dengan menirukan gerakan Shalat penulis

menggunakan metode demontrasi ataupun latihan praktek. Adapun

prosedur dan langkah-langkah yang akan diajarkan guru kepada siswa

dalam hal ini menirukan gerakan-gerakan Shalat secara tertib melalui

metode demontrasi/praktek adalah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa

untuk melakukan Shalat.

b. Guru mendemontrasikan keserasian gerakan dan bacaan Shalat sesuai

dengan urutan Shalat yang benar, misalnya guru melakukan takbiratul

ihram.

c. Setelah selesai mendemontrasikan, guru membimbing pelatihan Shalat

yang serasi baik dengan gerakannya kepada siswa perkelompok.

d. Kemudian guru melakukan pengalihan atas kemampuan siswa dan

memberikan umpan balik atas pelatihan Shalat siswa tersebut.

e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

pelatihan lebih lanjut.

Dalam metode demontrasi/praktek guru berperan sebagai

pembimbing siswa dalam mempraktekkan gerakan dan bacaan Shalat,

adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam membimbing siswa

adalah:

1. Apakah posisi tangan ketika takbiratul ihram sudah tepat!

2. Apakah posisi tangan ketika berdiri sudah benar ! tangan kanan di atas

tangan kiri ?

3. Apakah bacaan Al-Fatihah siswa sudah benar?

4. Apakah posisi rukuk siswa sudah benar ? apakah posisi benar,

koreksilah segera

5. Apakah posisi sujud siswa sudah benar ? apakah posisi lima anggota

tubuh dalam sujud ( dahi, hidung, telapak tangan, lutut dan jari kaki )

sudah tepat? jika belum bimbinglah sampai benar.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

34

6. Apakah posisi antara dua sujud/tahiyat awal dan tahiyat akhir sudah

benar? kalau belum periksa.

Adapun Kelebihan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

a. Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap

penting oleh guru dapat di amati.

b. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di

Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan

mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain

c. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

belajar

d. Dapat menambah pengalaman anak didik

e. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di

sampaikan

f. Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan

kongkrit

g. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap

siswa karna ikut serta berperan secara langsung.

Dari macam-macam metode tersebut guru fiqih di MI Al-Hikmah

dalam pembelajarannya memakai metode demontrasi

3. Metode Demontrasi

a. Pengertian Metode Demontrasi

Yang di maksud dengan metode demonstrasi ialah metode

mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu

pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu

proses pembentukan tertentu pada siswa.

Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya

dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode

Demonstran cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan

pelajaran fiqih, misalnya bagaiamana cara berwudhu, shalat,

memandikan orang mati, tawaf pada waktu haji,dan yang lainnya.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

35

Secara etimologi Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu

Metha dan Hodos. Metha berarti melalui atau melewati, dan hodos yang

berarti jalan atau cara.28

Sedangkan menurut terminologi metode

berarti suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Yang dimaksud dengan metode demontrasi adalah metode

mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu

pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu

proses pembentukkan tertentu kepada siswa.

Metode demontrasi dapat digunakan dalam penyampaian

bahan pelajaran Fiqih, misalnya bagaimana cara berwudhu yang benar,

bagaimana cara shalat yang benar, dan lain-lain. sebab kata demontrasi

diambil dari “Demonstration: (to show) yang artinya memperagakan

atau memperlihatkan proses kelangsungan sesuatu”.

Pengertian lain dari metode seperti yang diungkapkan oleh

para ahli di bawah ini:

1) Samsul Nizar mengartikan metode sebagai suatu teknik mengetahui

yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu

materi tertentu.29

2) Ahmad Tafsir mengartikan metode sebagai cara yang paling tepat

dan cepat dalam melaksanakan sesuatu.30

Dari beberapa pengrtian di atas bisa disimpulkan bahwa

metode mengajar adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Metode mengajar diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

28

H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang,

1976), h. 141 29

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis,

(Jakarta: Ciputat Press, 2002),h. 66 30

Ahmad Tafsir, Metodelogi Pengajaran Agama Islam,(Bandung: Remaja Rosdakarya ,

1996),h. 9

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

36

Sedangkan demontrasi adalah upaya peragaan atau

penunjukan tentang cara mengerjakan atau melakukan sesuatu.31

Demontrasi menurut M. Uzer Usman adalah memperagakan

apa yang diajarkan guru dengan cara didaktis, maksudnya agar apa

yang disampaikan betul-betul dimiliki oleh peserta didik. dikatakan

lebih lanjut bahwa dalam belajar yang efektif harus dimulai dengan

pengalaman langsung atau pengalaman kongkrit menuju pengalaman

yang lebih abstrak. Artinya tidak cukup bagi seorang siswa mempelajari

teori tanpa adanya peragaan yang kongkrit pula.

Dan adapun sebaiknya dalam Mendemonstrasikan pelajaran

tersebut guru harus terlebih dulu Mendemonstrasikan dengan sebaik-

baiknya, baru di ikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan

petunjuk.

Demontrasi sebagai suatu metode mengajar berarti seorang

guru atau demonstrator memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang

suatu proses. Misalnya dalam mengajarkan cara melaksanakan

berwudhu diperlihatkan seluruh proses pelaksanaannya kepada seluruh

siswa, atau dengan cara mempergunakan sumber-sumber lain sebagai

alat demontrasi bantuan.

Metode Demontrasi sangat tepat digunakan karena

pengalaman dan pengalaman langsung dari seorang siswa akan dengan

mudah tersimpan dalam memorinya. Dengan demikian, mereka dengan

sendirinya memahami penjelasan dari gurunya tanpa harus bersusah

payah.

Jadi metode demontrasi adalah cara penyajian bahan

pelajaran dengan mempertunjukkan atau memperagakan kepada peserta

didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari,

baik sebenarnya maupun contoh atau tiruan yang sering disertai dengan

penjelasan secara lisan.

31

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000),h. 208

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

37

b. Kelebihan Metode Demontrasi

Adapun Kelebihan metode demonstran adalah sebagai

berikut:

1) Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di

anggap penting oleh guru dapat di amati.

2) Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di

Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan

mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain

3) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

belajar

4) Dapat menambah pengalaman anak didik

5) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di

sampaikan

6) Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas

dan kongkrit

7) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran

setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung.

c. Perbedaan Metode Demontrasi Dengan Metode Eksperimen

Berbeda dengan metode eksperimen, metode demontrasi titik

tekannya adalah memperagakan tentang jalannya suatu proses tertentu,

sementara metode eksperimen adalah melakukan percobaan/praktik

langsung atau dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama.

Perbedaan lainnya adalah metode demontrasi dilakukan oleh guru

terlebih dahulu, baru diikuti oleh siswa, sedangkan metode eksperimen

dilakukan oleh guru dan siswa secara bersama-sama.

Apabila teori menjalankan ibadah yang betul dan baik telah

di miliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba

mendemonstrasikan di depan para murit. Dan apabila anak didik sedang

mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari

langkah dari setiap gera-gerik murid tersebut, sehingga apabila ada

kesalahan atau kekurangannya guru berkewajiban memperbaikinya.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

38

Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya

akan memberikan kesan yang dalam pada diri anak didik, karna guru

telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak didik

yang menjalankan Demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya.

Dari segi kelemahan metode demonstran adalah:

1) Memerlukan waktu yang cukup banyak

2) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi

kurang efesien

3) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli

bahan-bahannya

4) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit

5) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak

efektif.

Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:

1) Perencanaan

Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah:

a) Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau

kegiatan yang di harapkan dapat tercapai setelah metode

demontrasi berakhir

b) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi

yang akan di laksanakan

c) Memperhitungkan waktu yang di butuhkan

d) Selama demonstrasi berlangsung guru haru intropeksi diri

apakah:

Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh

siswa. Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada

posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya

dengan jelas Siswa di sarankan membuat catatan yang dianggap

perlu menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak

didik.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

39

2) Pelaksanaannya yang mesti di lakukan adalah:

a) Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya

b) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa

c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan

agar mencapai sasaran

d) Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti

demonstrasi dengan baik

e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif

f) Menghindari ketegangan

3). Evaluasi:

Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian

tugas, seperti membuat laporan,menjawab pertanyaan,

mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di

rumah.

4). Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode

demonstrasi tersebut adalah:

a. Rumuskan secara spesifik yang dapat di capai oleh siswa.

b. Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan demontrasi

secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan.

c. Menyiapkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi

dimulai.

d. Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai

dengan kenyataan sebenarnya.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah ibtidaiyah al-Hikmah kalibata

Jakarta selatan RT 011/RW 01 No. 29 Kalibata Jakarta Selatan Waktu

penelitian berlangsung selama 4 bulan mulai dari bulan Maret 2012 sampai

bulan Mei 2012.

B. Metode dan Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan ingin dicapai, maka metode yang penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas

atau di kenal dengan Class Action Research (CAR). Penelitian Tindakan

Kelas adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk

peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat

digunakan untuk melakukan perbaikan. Menurut Carr dan Kemmis seperti

yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud

dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para

partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial

(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a)

praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b)

pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-

lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997).9

9 Enjah Takari “Penelitian Tindakan Kelas” (Bandung: PT. Genesindo, 2008) , Cet. Ke-I

h. 5

40

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

41

Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu

pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan

mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar

kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk mengubahnya. PTK bukan

sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap

mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk

bersiap terhadap proses perubahan.

Dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk

berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional

bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya

secara profesional.10

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis

reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus

sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian

terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa belajar mengajar untuk

memperbaiki suatu kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu

pelaksanaannya PTK di antaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

atau pengajaran yang dilaksanakan oleh guru/peneliti itu sendiri, yang

dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di

kelas.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua siklus dan tiap

siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu :

10

Ibid …, h. 6

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

42

TAHAPAN SIKLUS-SIKLUS

1 Perencanaan

(Planning)

Persiapan Awal

a. Mengurus surat perizinan untuk melakukan observasi.

b. Melakukan konsultasi pada dosen pembimbing terkait

hasil observasi yang telah dilakukan.

c. Menyusun kisi-kisi soal untuk instrumen penelitian.

d. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi

soal yang telah di buat.

e. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing

mengenai instrumen yang telah di buat.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Fiqh pada materi sholat wajib dengan berjamaah.

g. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk

melakukan uji coba yang akan digunakan dalam

penelitian.

h. Mengolah hasil data uji coba dengan mencari validitas,

reabilitas dan tingkat kesukaran butir soal instrumen.

j. Menentukan butir soal yang layak untuk dijadikan

instrumen penelitian.

2 Tindakan

(Acting)

a. Mengadakan tes awal (pretest) pada setiap siklunya.

Penelitian menggunakan soal-soal hasil analisis dan uji

instrumen penelitian.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tampilkan

untuk maju kedepan

c. Mengadakan tes akhir (postest) untuk siklus I dan II.

Penelitian menggunakan soal yang sama ketika

dilakukan tes awal (pretest).

3 Pengamatan

(Observing)

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses

pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, dilakukan kolaborasi

antara peneliti dan observer untuk mengisi lembar

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

43

observasi aktifitas siswa.

4 Refleksi a. Menganalisis data hasil tes awal (pretest) pada setiap

siklusnya dengan menggunakan uji statistik.

b. Menganalisis data hasil tes akhir (postest) pada setiap

siklusnya dengan menggunakan uji statistik.

c. Melakukan penarikan kesimpulan terhadap hasil

penelitian berdasarkan hasil uji statistik yang telah

dilakukan.

Pada tahap ini, data hasil pengamatan yang dapat dianalisis

bersama dengan observer sehingga diketahui kekurangan yang ada pada

siklus I. Hasil analisis tersebut dijadikan acuan untuk merencanakan

tindakana pada siklus II. Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas

tergambar dibawah ini:

Langkah 1 Siklus

(2) Tindakan

(1) Rencana (3) Pengamatan Analisis

Hasil

(4) Refleksi Evaluasi

Gambar 3.1 Desain Intervensi Tindakan

(Bagan Siklus PTK sumber KTI Prof Suharjono)

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

44

Menurut pandangan para ahli PTK bahwa antara teori dan praktek

bukan merupakan dunia yang berlainan. Akan tetapi keduanya merupakan

dua tahap yang berbeda, yang saling bergantungan, dan keduanya berfungsi

untuk mendukung transformasi.

Langkah-langkah setiap tahapan penelitian ini dapat dilihat pada

bagan di bawah ini:

PRA PTK Identifikasi Masalah

Analisis Masalah

Rumusan Masalah

Rumusan Hipotesis Tindakan

Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi Tindakan

Refleksi Siklus kedua

Gambar 3.2 Bagan Pra PTK

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

45

Setelah pelaksanaan siklus pertama dengan memperhatikan

berbagai masukan dari para observer dari refleksi sebelumnya, PTK

dilanjutkan pada siklus kedua. Pada siklus kedua ini terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan disertai observasi, dan refleksi.

SIKLUS I

PRA PTK Identifikasi Masalah

Pelaksanaan Tindakan Observasi Tindakan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi Tindakan

Refleksi

Penyusunan Laporan

Gambar 3.3 Bagan Siklus PTK

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

46

C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian

Subyek dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini difokuskan

pada kelas II Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah siswa 23 orang, terdiri dari

12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Sedangkan pihak yang terkait

dalam penelitian ini adalah peneliti dan wali kelas II sebagai teman observer

atau kolaborator.

D. Posisi dan Peran Peneliti dalam Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian koloburatif. Adapun peneliti-

peneliti yang terlibat antara lain:

No Posisi Peranan

1 Peneliti Utama

(Siti Azizah)

1. Memberikan pretest dan postest

2.Mengajar materi sholat wajib dengan

berjamaah

3. Memberikan lembar pretest

4.Bersama konsultan ahli dan observer

menganalisis dan menarik kesimpulan

terhadap hasil penelitian.

2 Observer

(Mursidi)

1.Membantu peneliti utama mengamati

proses pretest, implementasi tindakan,

postest

2.Memberikan masukan-masukan saat

analisis data dan menarik kesimpulan.

3 Konsultan Ahli

(Abdul Ghofur. MA)

1.Memberikan masukan pada peneliti

utama pada saat menyusun perangkat

pembelajaran dan menyusun instrument

2.Memberikan masukan pada saat mem-

buat siklus penelitian

3.Memberikan masukan saat analisis dan

menarik kesimpulan.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

47

E. Tahap Intervensi Tindakan

Adapun Desain penelitian yang digunakan adalah desain siklus

yang terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi,

dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada

siklus-siklus berikutnya. Adapun tahapan-tahapan intervensi siklus pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1. Menelaah tujuan kurikulum pada materi sholat wajib dengan

berjamaah

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyusun

LKS.

3. Membuat dan Mempersiapkan sumber, bahan, dan media

pembelajaran

4. Menyusun instrumen penelitian

5. Memvalidasi instrumen penelitian

b. Tahap tindakan-tindakan dan observasi

No Tahap Tindakan Kegiatan Observasi

1 Pree-test Mengamati proses pelaksanaan pree-

test

2 Implementasi materi sholat

berjamaah

dengan menggunakan metode

Demonstrasi.

- Mengamati proses implementasi

- Mencari hal-hal yang terjadi dalam

proses pembuatan yang tidak ter-

cantum dalam materi sholat wajib

dengan berjamaah dan pada manfaat

Mengamati proses pelaksanaan pos-

test

3 Pos-test Mengamati proses pengisian pos-test

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

48

c. Tahap Refleksi

1. Menganalisis data-data yang di peroleh pada tahap tindakan dan

observasi.

2. Mengambil kesimpulan tentang kelebihan dan kelemahan penggunaan

model pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada

materi sholat berjamaah, sebagai acuan/desain untuk menyusun desain

siklus selanjutnya.

Siklus II

a. Perencanaan

1) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan

penetapan alternatif pemecahan masalah.

2) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.

3) Pengembangan program tindakan II.

b. Tindakan

Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah

yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah

yang sudah ditentukan, antara lain melalui:

1) Guru melakukan apersepsi pada pelajaran yang sudah

2) Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan

yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

3) Siswa bertanya jawab tentang sholat berjamaah

4) Siswa menceritakan tentang praktik sholat berjamaah

5) Presentasi hasil diskusi.

6) Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.

c. Pengamatan (Observasi)

1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan

mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung.

2) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah

dikembangkan.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

49

d. Refleksi

1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data

yang terkumpul.

2) Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus III

4) Evaluasi tindakan II

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan

mengalami kemajuan minimal 10% dari siklus I.

F. Hasil Intervensi yang Diharapkan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, penulis terus mengupayakan

untuk memberikan tindakan dengan cara penyajian materi semenarik

mungkin yaitu dengan berkelompok yang berkaitan dengan materi pelajaran

untuk diamati secara kelompok agar peningkatan hasil belajar dapat

meningkat dan dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

Penentuan nilai KKM di tentukan oleh guru kelas/ guru mata pelajaran

dengan mengacu pada nilai ketuntasan belajar siswa yang ditentukan oleh

pencapaian skor minimal. Untuk itu penelitian ini dikatakan berhasil apabila

hasil belajar Fiqih siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Himah terhadap

materi sholat berjamaah, mencapai indikator kriteria ketuntasan Minimal 65

% dengan nilai KKM yang ditetapkan sekolah 70,00.

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh berupa nilai hasil belajar siswa yang mencakup

pemahaman konsep dan aktivitas siswa dengan menggunakan metode

demonstrasi.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

50

Data Sumber Data Instrumen

Pemahaman materi Siswa Pree-test dan pos-test

Aktivitas siswa Siswa Lembar observasi

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis

yaitu:

1. Instrumen Tes

Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan akhir (postest). Tes awal

(pretest) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan

kepada peserta didik, karena itu pertanyaan yang tercantum dalam pokok

soal dibuat yang mudah. Sedangkan tes akhir (postest) adalah bahan-bahan

pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada siswa para

peserta didik dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah

tes awal.

2. Instrumen Non Tes

Dalam instrumen non test yang telah digunakan adalah sebagai berikut;

a. Lembar observasi

Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi aktifitas

siswa dan lembar observasi aktifitas pembelajaran. Lembar observasi

proses kegiatan belajar mengajar yaitu untuk mengadakan pencatatan

secara sistematis mengenai aktifitas belajar siswa dan proses

pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh

kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil

pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,

pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan aspek lainnya yang

perlu dicatat.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

51

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, membuat catatan

lapangan, dokumentasi, dan merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh

siswa dari tes pada setiap akhir siklus.

Setelah semua data terkumpul penelitian bersama kolaborator (guru

mata pelajaran) melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat

kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta kelebihan dan

kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih

dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel

(subyek) yang telah ditetapkan. Dalam hal ini diluar subyek yang sudah

ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah

instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau

tidak.

1. Uji validitas

Suatu alat evaluasi tersebut validity dapat diartikan tepat atu sahih,

apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya, atau

dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat

mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Uji validitas

adalah uji kesanggupan alat penilain dalam mengukur isi sebenarnya.

Untuk mengetahui validitas instrumen soal maka digunakan rumus

korelasi point Biserial.11

q

p

SD

MM P

1

1

11

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2010), Cet ke-2, h. 79

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

52

Keterangan:

r pbsi = Koefisien korelasi biserial

M p = Rerata skor pada subyek yang menjawab betul bagi item yang

dicari validitasnya

M t = Mean skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes

SD t = Standar Deviasi dari skor total

P = Proporsi peserta tes yang menjawab betul

q = Proporsi peserta tes yang menjawab betul

r>r tabel maka butir soal tersebut valid

r<r tabel maka butir soal tersebut tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang

dinilai. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang

disusun dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak. Hal ini berarti

apabila soal dikenakan untuk sejumlah subyek yang sama dalam waktu

tertentu, maka hasil akan tetap sama. Instrumen disebut reliabil

mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu

mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk mengetahui reliabilitas

instrumen tes hasil belajar siswa Kuder-Richardson (K-R 20) dengan

rumus sebagai berikut:12

r11 =

2

2

1 S

pqS

n

n

Keterangan:

r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

n = jumlah butir soal dalam perangkat tes

S = standar deviasi skor-skor tes

p = proporsi subyek yang menjawab item benar

12

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, …………h. 100

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

53

q = proporsi subyek yang menjawab item salah

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

Adapun kriteria pengujiannya adalah:

r 11 = 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil

r 11 = 0,20-0,40 = Reliabilitas rendah

r 11 = 0,40-0,70 = Reliabilitas sedang

r 11 = 0,70-0,90 = Reliabilitas tinggi

r 11 = 0,90-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi

r>r tabel instrumen hasil belajar reliabel

r<r tabel instrumen hasil belajar tidak reliabel

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan suatu proporsi atau perbandingan

antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang

mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 sampai 1,0. Semakin

besar indeks kesukarannya menunjukkan semakin sulit butir soal. Cara

menghitung tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:13

P = JS

B

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta test

Kriteria tingkat kesukaran:

0,00-0,40 = sukar

0,50-0,70 = sedang

0,80-1,00 = mudah

13

Suharsimi Arikunto,. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,…..h. 208

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

54

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisi data, yaitu

penelitian memberikan uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data

merupakan suatu cara yang digunakan penelitian untuk mengurai data yang

diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga

orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa

hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan

guru pada proses pembelajaran, catatan lapangan, dan respon siswa terhadap

metode demostrasi.

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau

penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus

menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes,

gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa

setelah pembelajaran yang dilakukan guru.

Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain14

Indeks N-Gain = Skor test akhir-skor tes awal

Skor maksimum-skor tes awal

Dengan kategori:

g tinggi : nilai (g) > 0,70

g sedang : 0,70 > (g) > 0,3

g rendah : nilai (g) < 0,3

14

Suherman “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Berdasarkan Masalah” (Jakarta: UIN, 2008), h. 51

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

55

L. Analisis Tindak Lanjut dan Pengembangan Perencanaan Tindakan

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan

oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki

tahapan-tahapan dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan,

tindakan, pengamatan/pengumpulan data dan rrefleksi. Sedangkan prosedur

pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan

belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti

untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan

pembelajaran. Jika hasil penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan

maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil

dilaksanakan.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang MI Al-Hikmah

Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah berada di wilayah Kelurahan

Kalibata Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan. Di kelurahan Kalibata terdapat

banyak Sekolah Swasta yang mengelolah pendidikan formal dari tingkat

RA/TK, SD/MI, SMP/MTs, SLTA/MA bahkan sampai dengan Perguruan

Tinggi. Tetapi selama ini mutu pendidikan tersebut masih kalah bersaing

dengan sekolah-sekolah lain.

MI Al-Hikmah yang berdiri sejak tahun 1986 sampai saat ini masih

tetap eksis dan dapat melaksanakan Kegiatan Belajar mengajar walaupun

dalam serba keterbatasan.

Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah mempunyai potensi yang besar dan

dapat dikembangkan lebih maju lagi, diantaranya karena :

1. Gedung MI Al-Hikmah sudah direnovasi sehingga Ruang kelas Belajarnya

standar dan nyaman untuk belajar.

2. Sumber Daya Manusia ( SDM ) atau Guru sebagian besar sudah Strata

Satu (S.1) dan sudah Pegawai Negeri Sipil ( PNS ).

3. Lokasi yang strategis

4. Lokasi lahan yang luas.

Dengan segenap aktivitas akademik MI Nal-Hikmah akan selalu

berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan mutu pendidikan, agar

lulusan dari MI Al-Hikmah dapat bersaing dengan lulusan dari sekolah lain.

56

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

57

VISI DAN MISI

VISI

Terselenggara proses pendidikan yang menggunakan keseimbangan Iman,

Taqwa, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kurikulum.

2. Meningkatkan kualitas manajemen pendidikan dan sumber daya manusia

(tenaga kependidikan).

3. Menghasilkan Pelajar yang mempunyai daya pikir yang handal dan kreatif

serta mengerti akan ajaran agama menuju perilaku santun dan berbudi

pekerti luhur.

1. Struktur Organisasi

Untuk struktur organisasi MI Al-Hikmah Jakarta Selatan

berdasarkan data yang diperoleh penulis dari bagian administrasi yaitu

sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI MI AL-HIKMAH

YAYASAN MI AL-HIKMAH

KEPALA SEKOLAH

WAKASEK

TATA USAHA

GURU-GURU

SISWA-SISWI

KOMITE SEKOLAH

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

58

2. Keadaan Guru, karyawan dan Siswa-siswi

Tabel 4.1

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Keterangan Jumlah

1 Guru PNS Diperbantukan Tetap 2

2 Guru Tetap Yayasan -

3 Guru Honorer 6

4 Guru Tidak Tetap

1 Bendahara 1

2 Tata Usaha 2

Pendidik

Tenaga Kependidikan

Tabel 4.2

Data Guru Dan Karyawan

NO NAMA/NIP PEND.

TERAKHI

R

BIDANG STUDY

1 H. Abdul Salam PGAN Bahasa Arab,

Akidah

2 Mursidi MAN Guru Kelas 4

3 Mulyana MAN Guru Kelas 2

4 Siti Azizah MAN Guru Kelas 1

5 M. Kholil Amir SLTA Guru Kelas 3

6 Ma`mun, S.Ag IAIN Guru Kelas 5

7 Tri Wahyuni, S.Pd UHAMKA Guru Kelas 6

8 Ahmad Zamroni, S.Pd.I Yudharta Fikh, Qurdist

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

59

Jumlah siswa-siswi MI Al-Hikmah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Data Siswa MI Nurul Ikhwan Tahun Pelajaran 2011-2012

NO KELAS JENIS KELAMIN

JUMLAH L P

1 I 16 14 30

2 II 14 9 23

3 III 10 10 20

4 IV 12 8 20

5 V 11 19 20

6 VI 9 8 17

JUMLAH 72 58 130

3. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan pengamatan dan informasi pihak MI Al-Hikmah Jakarta

Selatan bersama ini dapat disajikan gambaran kondisi sarana dan prasarana

sekolah, sebagaimana tabel berikut :

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

60

Tabel 4.4

Keadaan sarana dan prasarana sekolah MI Al-Hikmah

Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1 Ruang Kelas 5 5

2 Perpustakaan 1 1

3 R. Pimpinan 1 1

4 R. Guru 1 1

5 R. Tata Usaha 1 1

6 R. Konseling

7 Tempat Ibadah 1

8 R. UKS

9 Jamban 1

10 Gudang

11 R. Sirkulasi

12 Tempat Olahraga

13 R. OSIS

Kategori Kerusakan

No Jenis PrasaranaJumlah

Ruang

Jumlah

Ruang

Kondisi

Baik

Jumlah

Ruang

Kondisi

Buruk

B. Deskripsi Data

Setelah dilakukan pembelajaran sholat dengan menggunakan metode

demontrasi menggunakan siklus I dan siklus II nilai tes akhir (post-test)

setiap siswa mengalami peningkatan dari nilai tes awal (pre-test) siswa lebih

mudah memahami dan mengingat materi yang diajarkan dengan

menggunakan metode demontrasi karena siswa diberi kesempatan melakukan

kegiatan sendiri untuk memperoleh pengetahuan sehingga terbentuklah

konsep-konsep yang telah mereka temukan.

Berdasarkan hasil observasi dan pemikiran selama pembelajaran

sholat menggunakan metode demontrasi diperoleh data yang tercantum pada

tabel.

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

61

Tabel 5. 5

Skor hasil belajar siswa pada siklus II dan siklus II

Skor hasil belajar

Rata-rata

Pre-test Pos-test

Siklus I 43,7 69,5

Siklus II 48,5 76,0

Menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada praktek shplat

meningkat setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar dengan metode

demontrasi. Hal ini terlihat dari rata-rata kelas skor postest yang meningkat

dari rata-rata kelas skor pretest pada siklus I dan siklus II. Kenaikan rata-rata

kelas skor pretest dan postest pada siklus I yaitu 43,7 menjadi 69,5 sedangkan

kenaikan rata-rata kelas skor pretest dan postest pada siklus II yaitu 48,5

menjadi 76,0. Setelah melakukan refleksi pada siklus I dan berdasarkan

peningkatan hasil belajar pada siklus I, peneliti merasa perlu untuk

melanjutkan penelitian ke siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa pada siklus I. Setelah dilakukan siklus II, peneliti memperoleh

data yang menunjukkan bahwa terjadi pengikatan hasil belajar siswa. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model

metode demontrasi.

Tabel 4.6

Siswa yang Mencapai KKM

No Nama Pretest Protest

1 Ahmad Akbar Ramadhan 83 70

2 Bayu Saputra 77 80

3 Daimah 73 77

4 Ervansyah 77 80

5 Galuh Ramadhan 70 80

6 Hambali 70 70

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

62

7 Helmy Nurul Illahi 70 77

8 Insanul Kamil 77 73

9 Junaedi 80 77

10 Kartono 73 73

11 M. Adib Anas Nur 70 80

12 Mustika Dwi Jayanti 63 80

13 Putri Septiani Uminah 63 73

14 Ronald Surachman 63 80

15 Sandi Rian Ramadhan 70 70

16 Sarah Widiyani Putri 73 70

17 Fatimah 57 (belum tuntas) 80

18 Sriyanti 70 80

19 Santoso Sekti Warsito 57 (belum tuntas) 70

20 Maya Susilawati 50 (belum tuntas) 80

∑ 17 20

% 100 %

Sesuai dengan tabel V.6 di atas, skor hasil belajar pada nilai protest

telah diintegrasikan sesuai dengan KKM fiqih yang berlaku di MI Al-Hikmah

yaitu ≥ 65. Pada siklus I, jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 17

orang ( 87,5 % ) sedangkan siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM

sudah mencapai keseluruhan siswa yang mencapai 20 orang (100 %). Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar fiqih siswa pada pelajaran

sholat dengan metode demontrasi.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

63

Tabel 4.7

Siklus I

No Nama Pretest Protest

1 Ahmad Akbar Ramadhan 53 83

2 Bayu Saputra 60 77

3 Daimah 57 73

4 Ervansyah 47 77

5 Galuh Ramadhan 50 70

6 Hambali 47 70

7 Helmy Nurul Illahi 30 70

8 Insanul Kamil 50 77

9 Junaedi 47 80

10 Kartono 40 73

11 M. Adib Anas Nur 40 70

12 Mustika Dwi Jayanti 40 63

13 Putri Septiani Uminah 47 63

14 Ronald Surachman 40 63

15 Sandi Rian Ramadhan 33 70

16 Sarah Widiyani Putri 40 73

17 Fatimah 47 57

18 Sriyanti 37 70

19 Santoso Sekti Warsito 30 57

20 Maya Susilawati 30 50

Jumlah 1872 1.390

Rata-rata 43,74 69,5

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

64

Tabel 4. 8

Siklus II

No Nama Pretest Protest

1 Ahmad Akbar Ramadhan 58 70

2 Bayu Saputra 60 80

3 Daimah 49 77

4 Ervansyah 50 80

5 Galuh Ramadhan 45 80

6 Hambali 40 70

7 Helmy Nurul Illahi 39 77

8 Insanul Kamil 47 73

9 Junaedi 50 77

10 Kartono 48 73

11 M. Adib Anas Nur 56 80

12 Mustika Dwi Jayanti 46 80

13 Putri Septiani Uminah 45 73

14 Ronald Surachman 50 80

15 Sandi Rian Ramadhan 47 70

16 Sarah Widiyani Putri 50 70

17 Fatimah 45 80

18 Sriyanti 50 80

19 Santoso Sekti Warsito 45 70

20 Maya Susilawati 50 80

Jumlah 970 1520

Rata-rata 48,5 76,0

C. Analisi Data

Berdasarkan deskripsi data tersebut maka dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Data pelaksanaan mengajar fiqih ibadah dengan menggunakan metode lain

(ceramah) di MI Al-Hikmah.

Pelaksanaan metode lain (ceramah) di MI Al-Hikmah selama ini adalah

sebagai berikut :

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

65

a. Pendahuluan

10 Menit awal guru mereview materi yang telah diberikan pada

minggu lalu, siswa diberikan pertanyaan seputar materi tersebut.

b. Inti

Guru menyampaikan materi tentang sholat, pertama-tama niat, cara

berdiri, takbiratul ihram dan seterusnya sampai salam

c. Penutup

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

materi yang telah dijelaskan.

2. Data pelaksanaan mengajar fiqih ibadah dengan menggunakan metode

demontrasi di MI Al-Hikmah.

a. Pendahuluan

10 menit awal digunakan untuk menyiapkan tempat yaitu di mushola

sekolah serta mengkondisikan siswa dan menjelaskan solat fardu yang

akan didemontrasikan.

b. Inti (50 menit)

Siswa dibagi menjadi 4 kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa setiap

kelompok mempraktekkan cara solat dari niat sampai salam di bawah

bimbingan guru, setiap kelompok mendapatkan waktu 10 menit

sebelum siswa mempraktekkan solat, guru terlebih dahulu

memperlihatkan kepada mereka cara solat yang benar/tu’maninah yaitu

sebagai berikut :

1. Niat solat, guru membaca niat solat fardu yang akan

dipraktekkan/didemontrasikan

2. Cara berdiri yang benar

3. Takbiratul ihram (posisi tangan dan membaca takbir)

4. Membaca iftitah dengan suara yang dikeraskan

5. Membaca Al-Fatihah

6. Membaca Q.S pendek

7. Ruku

1) Kepala menghadap tempat sujud

2) Posisi punggung lurus

3) Posisi tangan di lutut

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

66

4) Membaca do’a rukuk

8. I’tidal, guru mempraktekkan cara I’tidal

1) Posisi berdiri ketika I’tidal

2) Membaca do’a

9. Sujud

1) Cara turun untuk sujud

2) Posisi anggota sujud seperti kening, hidung, telapak tangan,

lutut dan jari kaki

3) Membaca do’a sujud

4) Cara bangun dari sujud untuk berdiri

10. Duduk diantara 2 sujud

1) Posisi kedua kaki dan jari kaki

2) Bacaan do’a duduk diantara 2 sujud

11. Duduk tasyahud

1) Posisi ketika duduk tasyahud

2) Bacaan tahiyat

3) Bacan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW

12. Salam

13. Tertib

a) Penutup

Guru menjelaskan kepada siswa apa yang telah dipelajari kemudian

menyuruh siswa mempraktekkan solat berkelompok seperti yang baru

saja dipraktekkan guru (hal-hal yang diamati guru selama pelaksanaan

solat siswa melalui metode demontrasi terlampir)

3. Data skor hasil belajar fiqih ibadah siswa tentang solat sebelum dan sesudah

menggunakan metode demontrasi di MI Al-Hikmah.

Skor yang melambangkan nilai ulangan PAI pada pelajarn fiqih

ibadah tentang solat dari sejumlah 20 siswa kelas VI di MI Al-Hikmah

pada saat pretest dan postest pada pelaksanaan solat/prakteksolat adalah

sebagai berikut :

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

67

Tabel 4. 9

Skor Hasil Ulangan Siswa Melalui Siklus I Sebelum diterapkannya

Metode Demontrasi

No Nama Skor sebelum menggunakan

metode demontrasi

1 Ahmad Akbar Ramadhan 87

2 Bayu Saputra 77

3 Daimah 73

4 Ervansyah 77

5 Galuh Ramadhan 70

6 Hambali 70

7 Helmy Nurul Illahi 70

8 Insanul Kamil 77

9 Junaedi 80

10 Kartono 73

11 M. Adib Anas Nur 70

12 Mustika Dwi Jayanti 63

13 Putri Septiani Uminah 63

14 Ronald Surachman 63

15 Sandi Rian Ramadhan 70

16 Sarah Widiyani Putri 73

17 Fatimah 57

18 Sriyanti 70

19 Santoso Sekti Warsito 57

20 Maya Susilawati 50

Rata-rata 69,5

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

68

Tabel 4. 10

Skor hasil ulangan siswa melalui siklus II setelah diterapkannya

metode demontrasi

No Nama Skor setelah menggunakan

metode demontrasi

1 Ahmad Akbar Ramadhan 70

2 Bayu Saputra 80

3 Daimah 77

4 Ervansyah 80

5 Galuh Ramadhan 80

6 Hambali 70

7 Helmy Nurul Illahi 77

8 Insanul Kamil 73

9 Junaedi 77

10 Kartono 73

11 M. Adib Anas Nur 80

12 Mustika Dwi Jayanti 80

13 Putri Septiani Uminah 73

14 Ronald Surachman 80

15 Sandi Rian Ramadhan 70

16 Sarah Widiyani Putri 70

17 Fatimah 80

18 Sriyanti 80

19 Santoso Sekti Warsito 70

20 Maya Susilawati 80

Rata-rata 76,0

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

69

Tabel 4. 11

Skor hasil belajar siswa pada pelajaran fiqih tentang solat sebelum

dan sesudah Menggunakan metode demontrasi

No

Nama

Skor hasil ulangan 20 siswa

Skor sebelum

menggunakan

metode demontrasi

Skor setelah

menggunakan

metode demontrasi

1 Ahmad Akbar Ramadhan 87 70

2 Bayu Saputra 77 80

3 Daimah 73 77

4 Ervansyah 77 80

5 Galuh Ramadhan 70 80

6 Hambali 70 70

7 Helmy Nurul Illahi 70 77

8 Insanul Kamil 77 73

9 Junaedi 80 77

10 Kartono 73 73

11 M. Adib Anas Nur 70 80

12 Mustika Dwi Jayanti 63 80

13 Putri Septiani Uminah 63 73

14 Ronald Surachman 63 80

15 Sandi Rian Ramadhan 70 70

16 Sarah Widiyani Putri 73 70

17 Fatimah 57 80

18 Sriyanti 70 80

19 Santoso Sekti Warsito 57 70

20 Maya Susilawati 50 80

Rata-rata 69,5 76,0

Secara umum data tersebut sudah dapat menunjukkan

keberhasilan metode demontrasi jika dilihat dari nilai rata-rata siswa,

namun karena secara ilmiah hal ini belum dapat diterima, maka akan

menghitungkan menurut kaidah-kaidah statistik pendidikan berikut :

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

70

Tabel 4. 12

Perhitungan untuk memperoleh “ t ”

No

Skor hasil ulangan 20 siswa

D = ( y-x )

D²=( y-x )² Dengan metode

lain

Dengan metode

demontrasi

1 87 70 13 169

2 77 80 -3 9

3 73 77 -4 16

4 77 80 -3 9

5 70 80 -10 100

6 70 70 0 0

7 70 77 -7 49

8 77 73 4 16

9 80 77 3 9

10 73 73 0 0

11 70 80 -10 100

12 63 80 -17 289

13 63 73 -10 100

14 63 80 -17 289

15 70 70 0 0

16 73 70 3 9

17 57 80 -23 529

18 70 80 -10 100

19 57 70 -13 169

20 50 80 -30 900

20=N 1386 1520 -134 = ∑D 2862=∑D²

Tanda – (“minus) disini bukanlah tanda aljabar, karena itu

hendaknya dibaca: ada selisih/beda skor antara variabel X dan variabel Y

sebesar 134. Dari tabel telah diberhasil kita peroleh : ∑D = 134 dan ∑D² =

2862

Dengan diperolehnya ∑D dan ∑D itu, maka dapat kita ketahui

besarnya Deviasi standar perbedaan skor antara variable x dan variable y

(dalam hal ini SDD)

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

71

SDD = √ ∑D² - ( ∑D )² = √2862 - ( 138 ) ²

N ( N ) 20

= √143, 1 - ( 6,7 ) = √ 143,1 – 44,9

= √ 98,2 = 9,909591 = 9,916

Dengan diperoleh SDD sebesar 9,916, lebih lanjut dapat kita

perhitungan standar Error dari Mean Perbedaan skor antara variable x dab

variable y :

SEMD = SDD = 9,916 = 9,916 = 9,916 = 9,916 = 0,522

√ N-1 √ 20-1 √ 19 4,4

Langkah berikutnya adalah mencari harga to dengan menggunakan

rumus :

To = MD

SEMD

MD telah diketahui yaitu 6,5 sedangkan SEMD = 0,522, jadi :

To = 6,5 = 12,45

0,522

Langkah berikutnya, kita berikan interprestasi terhadap to, dengan

terlebih dahulu memperhitungkan df atau db-nya; df = N – 1 = 20 – 1 = 19

dengan df sebesar 19 kita konsultasi pada vtabel nilai “ t ”, baik taraf

signifikansi 5 % maupun pada taraf signifikansi 1 %.

Ternyata dengan df sebesar 19 itu diperoleh harga titik t atau t

table pada signifikansi 5 % sebesar 2,09, sedangkan pada taraf signifikansi

1 % tt diperoleh sebesar 2,86

Dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam

perhitungan ( to = 12,45 ) dan besarnya “t” yang tercantum pada table nilai

“t” ( tt.ts. 5 % = 2,09 tt.ts. 1 % = 2,86 ) maka dapat kita ketahui bahwa to

adalah lebih besar dari tt yaitu :

2,09 < 12,45 > 2,86

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

72

D. Interprestasi Data

Data yang diperoleh peneliti di atas, yaitu tentang tentang pelaksanaan

sholat dengan menggunakan metode demontrasi sebelum dan sesudah

dilaksanakan metode demontrasi tersebut di sekolah serta hasil skor dari

keduanya dapat dijelaskan yaitu sebagai berikut.

Jika dilihat dari nilai rata-rata hasil ulangan dari praktek siswa dengan

menggunakan metode demontrasi tentang sholat dibandingkan sebelum

menggunakan metode demontrasi dapat disimpulkan bahwa metode

demontrasi yang diterapkan dalam pembelajaran fiqih terutama tentang sholat

di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah sudah memberikan pengaruhnya yang

nyata, oleh karena itu dapat dijadikan andalan guru ketika akan mengajarkan

materi fiqih terutama yang mengandung gerakan seperti materi sholat dll.

Karena to lebih besar dari pada tt maka hipotesa nihil yang diajukan

dimuka di tolak, ini berarti bahwa adanya perbedaan yang meyakinkan

(=signifikan) kelas II di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah sebelum dan

sesudah diterapkan metode demontrasi.

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisa data dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian

responden memberikan respon/perhatian yang positif terhadap upaya yang

dilakukan guru PAI khususnya guru fiqih di dalam meningkatkan hasil

belajar siswanya melalui metode yang digunakan dalam menyampaikan

pembelajarannya yaitu melalui metode demontrasi yang merupakan salah

satu alternatif oleh guru fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah.

2. Pelaksanaan metode demontrasi tersebut cukup berhasil dengan baik, hal

tersebut ditunjukkan dengan indikasi-indikasi sebagai berikut:

a. Nilai siswa cenderung naik jika dilihat sesudah diterapkannya metode

demontrasi ini nilai siswa mengalami kenaikan baik berupa nilai

ulangan harian, ulangan semester maupun nilai raport.

b. Sesudah diterapkannya metode demontrasi ini siswa lebih memahami

penjelasan dari gurunya langsung dan juga memperoleh gambaran

yang jelas dari hasil pengamatannya.

c. Diterapkannya metode demontrasi ini siswa merasa senang apabila ia

ikut aktif dalam kegiatan keagamaan (ibadah) yang diadakan di

sekolah atau di Masjid.

B. Saran-saran

1. Untuk meningkatkan pelaksanaan metode demontrasi yang dilaksanakan di

MI Al-Hikmah, hendaknya siswa diberi rangkuman atau catatan tentang

materi yang akan dibahas, sehingga siswa dapat memahami poin-poin

penting dari metode demontrasi yang akan dilakukan.

73

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

74

2. Murid membutuhkan perhatian yang serius dari guru agar mereka dapat

belajar dengan aktif, apabila dalam memahami pengetahuan agama yang

bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan pengalaman empiris.

3. Dalam rangka meningkatkan pembelajaran pendidikan agama Islam di

Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah, hendaknya guru fiqih mengusahakan

adanya pembaharuan, dalam hal ini khususnya pembaharuan dalam

penggunaan metode pengajaran yang sesuai dengan materi yang akan

diajarkan seperti shalat berjamaah.

4. Hendaknya guru fiqih terlibat langsung dengan siswa dalam upaya

menciptakan proses belajar, sehingga dapat memotivasi belajar pada siswa

agar siswa semangat dalam belajar fiqih.

5. Perpustakaan sekolah hendaknya mempunyai referensi yang lebih banyak

lagi berkenaan dengan materi pelajaran fiqih. Sehingga siswa tidak

kesulitan dalam mencari sumber literatur yang lain.

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

75

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif,

1980.

Ahmad Tafsir, Metodelogi Pengajaran Agama Islam,Bandung: Remaja

Rosdakarya , 1996.

______________, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,Bandung:PT Remaja

Rosdakarya, 2010.

Al Hafidz Al Mundziry, Terjemah At Targhib Wat Tarhib, Jakarta: Pustaka

Amani, 1981

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1985.

Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan

Agama Islam, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999

Dirjen Bimbaga Islam, Kurikulum Dasar Berciri Khas Agama Islam,

Jakarta:Dirjen Bimbaga Islam Depag RI, 1994

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999

H. Jalallun, Psikologi Agama, Jakarta: PT.Raja GrafindoPersada, 2003

H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Jakarta: Bulan Bintang,

1976

H. Abudin Nata,MA,Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta:Rajawali Pers, 2010.

75

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

76

Hj. Zurinal, Z., Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Peneliti UIN, 2008.

Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih, Jakarta: Direktorat Jenderal pendidikan Islam

Departemen Agama RI 2009.

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

1999.

Muhaimin, M. A, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2001.

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka

Imani, 1998.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Edisi Revisi, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000.

_____________, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung:Remaja

Rosda Karya, 1995.

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja

Rosdikarya,2005.

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara, 2006.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 tahun 2008 tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam di

Madrasah

Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976

H. M. Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29985/1/SITI... · Hikmah ternyata anak/siswa di MI Al-Hikmah baik dan ... kecerdasan,

77

Rasyad Hasan Khalil, Tarikh Tasyri’:Sejarah Legislasi Hukum Islam,

Jakarta:Amzah, 2009.

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan

Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Sardiman A.M Interaksian Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman Bagi Guru dan

Calon Murid, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996.

_____________. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004.

Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta: Bumi

Aksara, 1991.

Undang-undang RI No, 20 Thn 2003, Tentang Sisdiknas, Bandung: Citra Umbara

Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

___________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

____________, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: CV,

Ruhama, 1995 cet ke-2, h. 35