hikmah fajrianti - neoplasia

12
NEOPLASIA Oleh Hikmah Fajrianti, 1406624211 Fakutas Ilmu Keperawatan Mata Ajar: Praktikum Ilmu Dasar Keperawatan H I. Mengapa hasil biopsi tersebut digolongkan sebagai adenokarsinoma? Tumor jinak yang terbentuk dari epitel kelenjar disebut Adenoma. Sedangkan tumor ganas epitel disebut Karsinoma. Gambar tersebut adalah tumor ganas pada epitel kelenjar payudara. Sehingga tumor ganas epitel yang berasal dari epitel kelenjar disebut adenokarsinoma payudara. Karena dilihat dari ciri dan bentuknya memiliki kriteria sama dengan atau berpotensi menjadi kanker ganas. Contohnya terlihat pada gambar: sel yang mengalami displasia itu sudah menyebar dan bermanifestasi ke jaringan dan sel ataupun organ lainya di dalam tubuh yang kemudian membentuk pertumbuhan sekunder pada tempat yang dilaluinya atau tempat melekat kemudian bermitosis, sehingga sel abnormal mengalami perkembangan dan pertambahan jumlah. Oleh karena itu sel tersebut memiliki atau berpotensi menjadi kanker ganas. J. Apakah tujuan dan fungsi pemeriksaan mamogram? 1

Upload: hikmahfajrianti

Post on 15-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Praktikum Ilmu Dasar Keperawatan 4

TRANSCRIPT

NEOPLASIAOleh Hikmah Fajrianti, 1406624211Fakutas Ilmu KeperawatanMata Ajar: Praktikum Ilmu Dasar Keperawatan H

I. Mengapa hasil biopsi tersebut digolongkan sebagai adenokarsinoma?Tumor jinak yang terbentuk dari epitel kelenjar disebut Adenoma. Sedangkan tumor ganas epitel disebut Karsinoma. Gambar tersebut adalah tumor ganas pada epitel kelenjar payudara. Sehingga tumor ganas epitel yang berasal dari epitel kelenjar disebut adenokarsinoma payudara.Karena dilihat dari ciri dan bentuknya memiliki kriteria sama dengan atau berpotensi menjadi kanker ganas. Contohnya terlihat pada gambar: sel yang mengalami displasia itu sudah menyebar dan bermanifestasi ke jaringan dan sel ataupun organ lainya di dalam tubuh yang kemudian membentuk pertumbuhan sekunder pada tempat yang dilaluinya atau tempat melekat kemudian bermitosis, sehingga sel abnormal mengalami perkembangan dan pertambahan jumlah. Oleh karena itu sel tersebut memiliki atau berpotensi menjadi kanker ganas.

J. Apakah tujuan dan fungsi pemeriksaan mamogram? Mammogram gunanya adalah sebagai screening dan sebagai alat diagnosa. - Screening, untuk menemukan perubahan pada payudara, apabila wanita sendiri tidak merasakan adanya perubahan apa-apa. Mammografi merupakan deteksi dini atau screening untuk mendiagnosis kanker payudara sedini mungkin menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Alat diagnosa, apabila dokter mencurigai adanya suatu perubahan pada payudara, maka pasien mungkin memerlukan diagnostik mammogram. Yang berarti sinar x-Ray harus lebih banyak, agar memperoleh gambaran yang jelas.

J. Mengapa pada hasil mammogram, daerah tumor berwarna putih? Karena cara kerja dari mamogram juga dibantu oleh sinar rontgen. Perangkat sinar-X yang digunakan untuk mamografi juga mempunyai prinsip kerja yang sama dengan perangkat sinar-X yang lain. Energi sinar-X mammografi dari tabung melewati payudara ditangkap kaset film yang di bawah payudara. Sementara yang diserap mempunyai tingkat yang bervariasi sesuai jenis jaringan. Variasi dalam penyerapan menciptakan perbedaan hasil exposure, yang memberikan rincian jaringan di dalam payudara. Pada mammogram, lemak tampak berwarna hitam, sedang yang lainnya; kelenjar, jaringan ikat, tumor, kalsifikasi muncul dalam variasi warna putih dan abu-abu.

K. Selain biopsi dan mammogram, pemeriksaan penunjang apalagi yang di-rekomendasikan untuk klien dengan yang diduga menderita keganasan?Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan untuk klien dengan yang diduga menderita keganasan adalah pemeriksaan rontgen. Sedangkan menurut buku Pringgoutomo, selain melakukan USG maupun Mammogram, juga bisa melakukan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH, FNAB=fine-needle aspiration biopsy).

L. Apa saja yang menjadi faktor risiko kanker serviks? Sebagai perawat, apakah yang akan Anda sampaikan pada klien Anda saat memberikan edukasi kesehatan untuk mencegah kanker serviks? Ini adalah neoplasma yang timbul dalam epitel serviks uterus. Neoplasia adalah pertumbuhan baru yang tidak terkendali. Sel-sel neoplastik tidak lagi di bawah kendali fisiologis yang lengkap. Perhatikan massa jaringan abnormal di permukaan serviks ini. Istilah "tumor" sering digunakan secara sinonim dengan neoplasma, tetapi "tumor" dapat berarti efek massa, apakah itu inflamasi, hemodinamik, atau neoplastik berasal. Setelah neoplasma telah dimulai, tidak reversibel.Faktor risiko kanker serviks berhubungan erat dengan perilaku (terutama gaya hidup seks). Faktor risiko adalah faktor yang memudahkan teradinya kanker serviks atau meningkatkan risiko menderita kanker serviks. Faktor berikut dapat meningkatkan peluang kanker serviks menurut American Cancer Society (Marcovic, 2008): Infeksi Human Papilloma Virus (HPV): HPV adalah virus yang tersebar luas menular melalui hubungan seksual. Perilaku seks Banyak mitra seks Aktivitas seksual dini: wanita yang telah memiliki aktivitas seksual dini, sebelum usia 18 tahun lebih berisiko tinggi, sebab sel-sel serviksnya sangat rapuh pada usia muda ini. Memiliki pasangan yang sering berganti-ganti partner dalam hubungan seks. Berhubungan seks dengan laki-laki yang tidak disunat. Infeksi penyakit menular lain.Sedangkan menurut Laras (2010) ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks, antara lain:a. Usia reproduksib. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia mudac. Jumah paritasd. Tingkat pendidikane. Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang (lebih dari 5 tahun)f. Riwayat kanker serviks pada keluargag. Berganti-ganti pasangan seksualh. Merokoki. Defisiensi zat gizij. Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahunk. Golongan ekonomi lemahBerikut beberapa hal yang dapat mencegah kanker serviks: Vaksin HPV Penggunaan kondom Sirkumsisi pada pria Tidak merokok NutrisiPerawat dapat memberikan bantuan berupa edukasi dan promosi untuk mencegah terjadinya kanker serviks pada wanita. Perawat menjelaskan cara pencegahan kanker serviks, seperti (Nurwijaya, et al., 2012): Menjaga pola hidup sehat Menunda melakukan aktivitas seksual sampai umur 20 tahun Menggunakan alat kontrasepsi barrier yang berperan sebgai proteksi terhadap agen virus Penggunaan vaksinasi HPV untuk mencegah infeksi HPVSecara umum, untuk mencegah terjadinya kanker serviks semua wanita harus di edukasi untuk selalu berhati-hati dalam berhubungan seksual, seperti tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan alat kontrasepsi yang aman (kondom dan diafragma). Perawat juga harus mengedukasi klien tentang makanan sehat yang dapat mengurangi risiko kanker serviks, diantaranya makanan yang mengandung vitamin A dan C, dan asam folat, serta harus menghindari tembakau dan juga alkohol (Otto, 2005). Menurut Black & Hawks (2009), perubahan kegiatan seksual, skrinning dan papsmear rutin dapat dilakukan oleh klien untuk menghindari dan menurunkan risiko kanker serviks. Perawat juga dapat membantu mengedukasi apa yang dimaksud dengan skrinning dan papsmear serta keuntungannya bagi klien.

M. Apakah perbedaan karsinoma in situ dan invasif? Sel yang mengalami mutasi disebut sel displastik dan kelainan epitelnya disebut displasia (Contoh Neoplasia Intraepitel Leher rahim/NIS). Dimulai dari displasia ringan, sedang, berat dan karsinoma in-situ yang kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif (penyebaran lokal sel-sel tumor ganas). Lesi displasia dikenal juga sebagai lesi pra-kanker. Perbedaan derajat displasia didasarkan atas tebal epitel yang mengalami kelainan dan berat ringannya kelainan pada sel. Sedangkan karsinoma in-situ adalah gangguan maturasi epitel skuamosa yang menyerupai karsinoma invasif tetapi membrana basalisnya masih utuh atau sel-sel karsinoma yang tidak menembus membrane basal tempat melekat sel-sel epitel (tempat tumor ganas/karsinoma). Pada lesi prakanker derajat ringan dapat mengalami regresi spontan dan menjadi normal kembali. Tetapi pada lesi derajat sedang dan berat, lebih berpotensi berubah menjadi kanker invasif.

N. Bagaimana mekanisme karsinogenesis pada kanker serviks?Kanker serviks yang disebabkan salah satu virus yang cukup berbahaya salah satunya adalah Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) atau Virus Papiloma manusia biasa terjadi pada perempuan usia reproduksi. Infeksi ini dapat menetap, berkembang menjadi displasi atau sembuh sempurna. Virus ini ditemukan pada 95% kasus kanker leher rahim. Proses terjadinya kanker leher rahim sangat erat berhubungan dengan proses metaplasia. Masuknya mutagen atau bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetik pada saat fase aktif metaplasia dapat berubah menjadi sel yang berpotensi ganas. Perubahan ini biasanya terjadi di daerah transformasi. Sekadar diketahui, kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim (leher rahim) yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina).Karsinogenesis merupakan suatu proses terjadinya kanker melalui serangkaian tahapan mekanisme yang menunjukan perubahan genetik dan menyebabkan transformasi progresif sel normal menjadi sel ganas.1. Tahap transisiPada tahap transisi sel normal berubah menjadi sel yang mempunyai potensi untuk menjadi sel neoplastik. Pada tahap ini karsinogen yang bekerja sebagai inisiator cenderung berubah, baik langsung maupun melalui perubhan metabolic menjadi gugus yang bereaksi dengan DNA, mengakibatkan DNA pecah, mengelami metilasi atau hambatan perbaikan kerusakan DNA. Perubahan ini menetap. Tahap inisiasi berlangsung dalam satu sampai beberapa hari.2. Tahap promosiPromosi kanker yang merupakan perkembangan awal sel yang terinisiasi membentuk klon melalui pembelahan, berinteraksi melalui komunikasi sel ke sel, stimulasi mitogenik, factor diferensisi sel, dan proses mutasi dan non mutasi yang semuanya mungkin berperan dalam tahap awal pertumbuhan pra-neoplastik. Pada tahap ini sel mengalami sejumlah perubahan tambahan dalam genom yang berpotensi mengakselerasi kestabilan genom sel. Promosi membutuhkan waktu beberapa tahun, bisa lebih dari sepuluh tahun. Senyawa-senyawa yang merangsang pembelahan sel disebut promoter.3. Tahap progresiPada tahap perkembangan (progression), terjadi insta-nilitas genetik yang menyebabkan perubahan-peru ahan mutagenik dan epigenetik. Proses ini akan menghasilkan klom baru sel-sel tumor yang memiliki aktivitas profilerasi, bersifat invasif (menyerang) dan potensi metastiknya meningkat. Selama tahap ini, sel-sel maligna berkembang biak menyerbu jaringan sekitar, menyebar ke tempat lain.Karsinogenesis kanker serviks didahului dengan infeksi HPV onkogenik, virus HPV menyebabkan sel serviks normal menjadi sel pra-kanker, dan sel pra-kanker berkembnagn menjadi sel kanker.

O. Melalui apakah cara penyebaran tumor tersebut?Cara penyebaran tumor tersebut melalui virus yang masuk melalui hubungan seks dimana pada saat terjadi koitus mutagen atau bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara genetik masuk ke serviks, kemudian pada saat fase aktif metaplasia dapat berubah menjadi sel yang berpotensi ganas. Invasi (penyebaran lokal sel-sel tumor ganas). Metastis (penyebaran jauh sel-sel tumor ganas). Penyebaran melalui rongga permukaan tubuh, yang paling sering terjadi penyebaran pada rongga peritoneum, tetapi dapat pula terjadi pada rongga pleura, pericardium, subarachnoid, dan rongga sendi. Transplantasi, transplantasi langsung sel tumor meskipun jarang namun dapat terjadi melalui sarung tangan atau pisau bedah pada saat dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut. Penyebaran limfogen, penyebaran sel tumor melalui aliran getah bening. Sel tumor masuk lumen pembuluh limfe kemudian terbawa oleh aliran limfe masuk pembuluh aferen dan sampai di kelenjar getah bening regional. Penyebaran hematogen, penyebaran sel tumor melalui aliran darah. Cara penyebaran ini khas untuk tumor ganas jenis sarkoma, meskipun dapat juga terjadi pada karsinoma. Sel tumor masuk ke dalam aliran darah diduga telah terjadi sejak timbul penampilan klinik tumor tersebut.P. Tampak pengurangan dan penggantian sel parenkim ginjal oleh sel neoplastik. Klien dengan kondisi tersebut akan mengalami gangguan fungsi ginjal, mengapa?Karsinoma sel ginjal ini menunjukkan distorsi dan perpindahan dari parenkim ginjal normal oleh massa tumor di kutub bawah ginjal ini. Neoplasma ganas ini memiliki penampilan beraneka ragam di permukaan dipotong, dengan kuning putih menjadi merah ke daerah coklat.Dapat dilihat dari perubahan warna dan manifestasinya yang tidak memiliki batas tegas, sehingga tergolong tumor ganas. Jelas akan mempengaruhi kerja ginjal karena perubahan dari struktur dan fungsi akibat perkembangan (displasia) dari sel yang normal.Parenkim ginjal terdiri atas dua daerah, yaitu daerah medulla dan daerah korteks. Dibagian parenkim ginjal terdapat unit-unit utama dari ginjal yang disebut nefron. Tiap nefron terdiri dari ; glomerulus, kapsula Bowman, tubulus proksimal, lengkung henle, tubulus distal dan tubulus pengumpul mempengaruhi kerja ginjal karena perubahan dari struktur dan fungsi akibat perkembangan (displasia) dari sel yang normal. Tumor merupakan hasil transformasi neoplastik dari semua sel berinti tunggal dalam tubuh. Pada kasus diatas, terlihat pengurangan dan penggantian (transformasi) sel parenkim ginjal oleh sel neoplastik. Transformasi sel meliputi satu seri perubahan genetik (misalnya mutasi) dan sel melepaskan diri secara permanent dari mekanisme pengatur pertumbuhan normal. Sehingga fungsi ginjal akan mengalami gangguan.

DAFTAR PUSTAKASaleh, S. 1973. Patologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaNurwijaya, H., Andrijono, & Suheimi,. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Andrijono, Nurwijaya H., Suheimi. (nd.). Cegah dan Deteksi kanker Serviks. https://books.google.co.id/books?id=abqU_hGhtDgC&printsec=frontcover&dq=kanker+serviks&hl=en&sa=X&ei=7X4KVdrVCYK8uAT7rIDgCw&redir_esc=y#v=onepage&q =kanker%20serviks&f=false. Diakses pada 16 Maret 2015 pukul 14.00 WIB.Black & Hawks. 2009. Medical Surgical Nursing. Singapore: Elsevier. Alih bahasa Elsevier. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Singapore: Elsevier.Otto, S. E. (2005). Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.Price, Sylvia Anderson. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 1 Edisi 6. Jakarta: EGC.http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122569-S09011fk-Analisa%20faktor-Literatur.pdf Diakses pada 16 Maret 2015 pukul 14.00 WIB.8