upaya menigkatkan motivasi dan hasil belajar …repository.upy.ac.id/295/1/artikel.pdf · pokok...
TRANSCRIPT
1
UPAYA MENIGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-SOLVING PADA
SISWAKELAS VIII B MTS N PUNDONG BANTUL
Slamet Muladi
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa
pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Solving pada siswa kelas VIII B MTs N Pundong.
Penelitian ini dilakukan di MTs N Pundong pada tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas VIII B yang berjumlah 34 siswa dan objek penelitiannya adalah
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Problem Solving. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data
kualitatif maupun data kuantitatif dari berbagai sumber yaitu dari daftar nilai pra tindakan, hasil
observasi, angket, tes hasil belajar, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Solving:
(1) Motivasi belajar siswa pada materi system persamaan linear dua variable (SPLDV) siswa
kelas VIII B MTs N Pundong dari persentase motivasi awal siswa sebelum tindakan sebesar
61.09% dengan kategori sedang menjadi 71.51% dengan kategori tinggi pada siklus I, dan
meningkat menjadi 75.28% dengan kategori tinggi pada siklus II; (2) Hasil belajar siswa pada
materi system persamaan linear dua variable (SPLDV) siswa kelas VIII B MTs N Pundong dari
nilai rata-rata prestasi pra tindakan sebesar 43,35% dengan ketuntasan mencapai 29,41%
(kategori rendah). Setelah diadakan penelitian pada siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 62%
dengan ketuntasan mencapai 50% (kategori sedang). Pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi
77,35% dengan ketuntasan mencapai 79,41% (kategori tinggi); (3) Keterlaksanaan pembelajaran
hasil observasi kegiatan guru sebesar 74.00% dengan kategori tinggi pada siklus I menjadi
84.00% dengan kategori sangat tinggi pada siklus II. Sedangkan persentase hasil observasi
kegiatan siswa sebesar 71.25% dengan kategori tinggi pada siklus I menjadi 81.25% dengan
kategori sangat tinggi pada siklus II.
Kata kunci : Model Pembelajaran Problem Solving, Motivasi Belajar, Hasil belajar
2
PENDAHULUAN
Matematika adalah bidang studi yang di pelajari sejak siswa berada di sekolah dasar, hal ini
dimaksudkan agar siswa tidak merasa asing dengan materi ajar matematika dan mampu
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Harapan tersebut, tidak berlebihan, karena
matematika banyak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika
dibutuhkan tingkat kedisiplinan yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, selain itu
dalam pembalajran matematika juga dibutuhkan kerjasama yang baik antara guru dan siswa
untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang maksimal, guru tidak hanya memberikan
materi secara sepihak tanpa melibatkan siswa untuk aktif didalamnya, sehingga siswa kurang
termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Didalam pembelajaran matematika yang baik yaitu
pembelajaran yang mampu menumbuhkan motivasi dan keingginan belajar yang tinggi, dan bisa
meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran
yang bisa meningkatkan hasil belajar untuk mencapai KKM yang di tetapkan oleh guru.
Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran di
MTs N Pundong Bantul proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Sekitar 50% dari 34
siswa kelas VIII B MTs N Pundong Bantul yang belum termotivasi dalam kegiatan
pembelajaran dikarena selama pembelajaran guru banyak memberikan materi dengan ceramah,
sehingga kegiatan yang dilakukan siswa biasanya mencatat dan mendengarkan. Diskusi antar
kelompok jarang dilakukan sehingga interaksi dan komunikasi baik antara siswa dengan siswa
maupun siswa dengan guru masih belum terjalin selama proses pembelajaran yang
mengakibatkan siswa masih belum termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang ditandai adanya timbal balik
antara pendidik dan peserta didik. Dalam pembelajaran dapat terlaksana secara optimal
apabila unsur-unsur yang ada di dalamnya saling mendukung. Secara umum pemelajaran
adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan potensi, minat,
bakat dan kebutuhan peserta didik dan beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan
siswa serta antara siswa dengan siswa (Masnur Muslich, 2007 : 223). Dalam pembelajaran
terdapat beberapa komponen, salah satunya adalah dengan pemilihan model pembelajaran
3
yang tepat sesuai dengan linhkungan siswa. Dengan pemilihan model pembelajaran yang
tepat, pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga dalam hal ini
guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Misalnya dalam pembelajaran matematika, salah satu upaya yang dilakukan oleh guru
adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving, karena dengan
menggunakan model pembelajaran ini dapat memberikan siswa kesempatan seluas-luasnya
untuk memecahkan masalah matematika dengan strategi sendiri
Dapat disimpulkan matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di tingkat
sekolah dasar maupun sekolah menengah. Dimana dalam belajar matematika siswa dapat
membentuk pola pikir dalam memahami suatu permasalahan dalam matematika dan siswa
harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan dengan memahami suatu konsep. Dalam
pembelajaran matematika guru harus lebih banyak beperan sebagai pembimbing
dibandingkan sebagai pemberi tahu.
B. Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald dalam buku Sardiman A.M (2011:71) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi merupakan sesuatu yang
kompleks, menyebabkan terjadinya suatu energi yang ada dalam diri manusiasehingga
timbul gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi
dapat dipengaruhi diri sendiri (intrinsik) dan atau dorongan dari luar individu (ekstrinsik).
Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno yang dikutip oleh Agus
Suprijono (2011:163) menyatakan bahwa ada enam indikator yang dapat diperhatikan
dalam peningkatan motivasi belajar siswa diantaranya:
a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. Harapan dan cita-cita masa depan
d. Penghargaan dalam belajar
e. Kegiatan yang menarik dalam belajar
f. Lingkungan belajar yang kondusif
4
C. Hasil Belajar Matematika
Purwanto (2009:46) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan realisasi
tercapainya pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar
mengajar. Hasil belajar yang diukur sangat tergantung dari tujuan belajarnya. Hasil belajar
ada tiga yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar matematika merupakan hal-hal yang didapat setelah mengikuti
pembelajaran matematika yaitu ketrampilan dan pengetahuan matematika, pemikiran yang
logis, rasional dan kritis serta dapat menggunakan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
D. Model pmbelajaran Problem Solving (pemecahan masalah)
Problem solving adalah model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada
pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan
keterampilan. Problem Solving learning adalah suatu model pembelajaran yang melakukan
pemusatan dan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan
penguatan keterampilan (Masnur Muslich, 2007, 224). Dalam hal ini, pembelajaran muncul
ketika siswa dihadapkan dengan masalah- masalah yang tidak ada metode rutin untuk
menyelesaikanya. Selain itu Problem Solving Learning juga diartikan sabagai salah satu
dasar teoritis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai isu
utamanya (Miftahul Huda, 2013, 273)
E. Langkah-langkah problem solving :
1. Menyiapkan isu/ masalah yang akan dibahas. Masalah ini harus tumbuh dari siswa
sesuai dengan taraf kemampuan juga sesuai dengan materi yang disampekan dan
kehidupan riil siswa.
2. Menuliskan tujuan yang hendak dicapai.
3. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut.
4. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentusaja
berdasarkan kepada data yang telah diperoleh siswa.
5. Menguji kebenaran jawaban sementara. Dalam langkah ini siswa harus berusaha
memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul
cocok dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai.
5
6. Tugas, diskusi dan lain-lain.
7. Menarik kesimpulan. Siswa harus sampai pada penarikan kesimpulan terakhir tentang
jawaban dari masalah awal.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)
yaitu penelitian yang dilakukan di dalam kelas dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Dalam hal ini peningkatan yang diharapkan
adalah pada motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Quiz.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dipilih peneliti adalah MTs N Pundong dan dilaksanakan pada
semester genap tahun ajaran 2014/2015 tepatnya pada bulan Desember 2014,
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penilitian ini adalah siswa kelas VIII B MTs N Pundong, dengan jumlah
siswa 34 orang. Objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan motivasi dan hasil
belajar matematika melalui model pembelajaran Problem-Solvingpa pada siswa kelas VIII B
MTs N Pundong.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain putaran spiral yang
dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010:131-132). Tahap
penelitian tindakan kelas meliputi: Perencanaan (planing); Tindakan (acting); Pengamatan
(observing); Refleksi (reflecting).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penggumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, angket motivasi, tes
hasil belajar dan dokumentasi
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah lembar observasi,
lembar angket motivasi, tes hasil belajar dan dokumentasi.
G. Penarikan Kesimpulan
6
Kesimpulan berupa keseluruhan hasil penelitian dan upaya pencarian makna
data.Tingkat kenaikan akan dihitung hingga sebagian besar siswa sudah termotivasi
mengikuti pelajaran dengan pembelajaran Problem Solving. Untuk rumus analisis nilai
persentase skor angket motivasi belajar adalah:
P = % 100Q.R.S
W
(Sugiyono, 2007 : 143-144)
Keterangan :
P = Persentase skor.
Q = Skor tertinggi tiap indikator.
R = Jumlah indikator.
S = Jumlah kelompok.
W = Jumlah skor hasil pengumpulan data.
Data observasi ini dianalisis dengan pedoman kriteria sebagai berikut:
Tabel 5. Kualifikasi Hasil Persentase motivasi Siswa
Persentase Kategori
80% < p 100% Sangat Tinggi
65% < p 80% Tinggi
55% < p 65% Sedang
40% < p 55% Rendah
0% < p 40% Sangat Rendah
(Suharsimi Arikunto, 2001:245)
Analisis tes hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur seberapa jauh penguasaan
siswa terhadap materi pembelajaran. Rata-rata nilai hasil belajar siswa digunakan untuk
mengukur ada tidaknya peningkatan nilai rata-rata siswa. Adapun cara untuk menghitung rata-
rata nilai siswa adalah sebagai berikut.
n
xiX
(Sudjana, 2005:67)
Keterangan:
X = rata-rata/mean
= jumlah nilai semua siswa
n = jumlah siswa
7
Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dengan perolehan tes yang dikerjakan. Siswa
dinyatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh sudah mencapai KKM yaitu 70,00. Untuk
menghitung persentase ketuntasan siswa menggunakan rumus berikut:
Persentase ketuntasan % 100siswaJumlah
tuntassiswaJumlah
Nilai rata-rata tersebut kemudian dikategorikan untuk membuat kesimpulan mengenai
hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika berdasarkan tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6. Kualifikasi Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Nilai rata-rata siswa Kategori
80 100 Sangat Tinggi
66 79 Tinggi
56 65 Sedang
40 55 Rendah
0 40 Sangat Rendah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data motivasi siswa
Perbandingan nilai hasil belajar siswa Pra Siklus, Siklus 1, Siklus II
No Nama
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
nilai Ket nilai ket Nilai Ket
1 Abdullah Arief Fauzi 74 TUNTAS 73 TUNTAS 83 TUNTAS
2 Adi Prasetyo Nugroho 32 TIDAK
TUNTAS 73 TUNTAS 76 TUNTAS
3 Afif Nur Hayani 72 TUNTAS 76 TUNTAS 88 TUNTAS
4 Afif Wicaksono 36 TIDAK
TUNTAS 45 TIDAK
TUNTAS 70 FALSE
5 Ahmad Rifaldi 72 TUNTAS 35 TIDAK
TUNTAS 76 TUNTAS
6 Alfian Hindra Tama 30 TIDAK
TUNTAS 52 TIDAK
TUNTAS 78 TUNTAS
7 Andika Putra Pratama 32 TIDAK
TUNTAS 40 TIDAK
TUNTAS 71 TUNTAS
8 Ardiansah 30 TIDAK
TUNTAS 61 TIDAK
TUNTAS 76 TUNTAS
9 Arik 32 TIDAK
TUNTAS 37 TIDAK
TUNTAS 67 TIDAK
TUNTAS
10 Bima Nurkharim 28 TIDAK
TUNTAS 80 TUNTAS 83 TUNTAS
11 Dani Rahmadan 34 TIDAK
TUNTAS 58 TIDAK
TUNTAS 76 TUNTAS
12 Desi Krisdayanti 26 TIDAK
TUNTAS 76 TUNTAS 93 TUNTAS
8
13 Edy Nur ma'arif 32 TIDAK
TUNTAS 48 TIDAK
TUNTAS 63 TIDAK
TUNTAS
14 Elsa Hastika Sari 34 TIDAK
TUNTAS 85 TUNTAS 85 TUNTAS
15 Fatima Cindi Anisa P 70 FALSE 78 TUNTAS 76 TUNTAS
16 Febrian Leatafa Ria A 72 TUNTAS 0 TIDAK
TUNTAS 61 TIDAK
TUNTAS
17 Feby Alivia 28 TIDAK
TUNTAS 69 TIDAK
TUNTAS 85 TUNTAS
18 Fitria Wahyu W 34 TIDAK
TUNTAS 80 TUNTAS 89 TUNTAS
19 Fresti Winda Melita 70 FALSE 76 TUNTAS 81 TUNTAS
20 Galang fatchur Rozaq 36 TIDAK
TUNTAS 73 TUNTAS 65 TIDAK
TUNTAS
21 Hamim Ibnu Taslil 38 TIDAK
TUNTAS 22 TIDAK
TUNTAS 35 TIDAK
TUNTAS
22 Imam Nurhadi 26 TIDAK
TUNTAS 85 TUNTAS 93 TUNTAS
23 Khoirul Majid 74 TUNTAS 49 TIDAK
TUNTAS 76 TUNTAS
24 Lukmantoro Nur A 32 TIDAK
TUNTAS 59 TIDAK
TUNTAS 54 TIDAK
TUNTAS
25 M Fahmi Mukti 26 TIDAK
TUNTAS 20 TIDAK
TUNTAS 77 TUNTAS
26 Manah Juniati 70 FALSE 75 TUNTAS 78 TUNTAS
27 Muklis 42 TIDAK
TUNTAS 61 TIDAK
TUNTAS 76 TUNTAS
28 Putri Endah Saptanti 30 TIDAK
TUNTAS 78 TUNTAS 100 TUNTAS
29 Ranggi Yoga Soraya 20 TIDAK
TUNTAS 64 TIDAK
TUNTAS 69 TIDAK
TUNTAS
30 Resinta Rahmawati 34 TIDAK
TUNTAS 80 TUNTAS 96 TUNTAS
31 Rifky Ichsan Fuady 32 TIDAK
TUNTAS 45 TIDAK
TUNTAS 78 TUNTAS
32 Royan Wafdullah A 32 TIDAK
TUNTAS 76 TUNTAS 76 TUNTAS
33 Sinta Faidhotur R 72 TUNTAS 79 TUNTAS 80 TUNTAS
34 Yul Widayani 72 TUNTAS 100 TUNTAS 100 TUNTAS
Jumlah 1474 2108 2630
rata-rata 43.35294 62 77.35294
ketuntasan kelas % 29.41176 50 79.41176
Peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan kelas dalam Hasil belajar siswa dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
9
Gambar.2 Grafik Motivasi Belajar Siswa
Nilai tes hasil belajar matematika siswa juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata kelas
mata pelajaran matematika ulangan harian pertama kelas VIII B mencapai 46,23 % dengan
ketuntasan belajar kelas mencapai 32,26 %. Pada silkus I nilai rata-rata tes prestasi kelas
meningkat menjadi 63,55 % dengan ketuntasan belajar kelas mencapai 61.29 % . Dan pada
siklus II nilai rata-rata tes prestasi kelas menjadi 83,55 % dengan ketuntasan belajar 84,38 %
kelas . Masih ada 4 siswa yang nilai hasil belajarnya belum mencapai KKM setelah siklus II.
Hal ini disebabkan karena siswa kurang teliti dan persiapannya kurang maksimal sehingga
dalam mengerjakan soal tes prestasi belum optimal.
B. Data Hasil Belajar Siswa
10
Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Solving
telah terlaksana dengan baik. Motivasi belajar dan Hasil belajar siswa pun telah meningkat
sesuai dengan kriteria minimal yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penelitian ini dihentikan
pada siklus II
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari tindakan kelas yang dilakukan secara
kolaboratif antara peneliti dengan guru matematika kelas VIII B MTs N Pundong dengan
menerapkan pembelajaran Problem Solving, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dalam pembelajaran
matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VIII B MTs N Pundong Bantul dengan persentase motivasi
belajar siswa pada siklus I 71,89516 % (kategori tinggi) dan meningkat menjadi 75,28166 %
(kategori tinggi) pada siklus II.
2. Dengan menggunakn model pembelajaran Problem Solving dalam pembelajaran matematika
pada materi prisma dan limas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B MTs N
Pumdong dimana rata-rata nilai pra siklus 43,35294% ketuntasan belajar sebesar
29,41176% (kategori rendah) menjadi nilai rata-rata kelas sebesar 62% dengan ketuntasan
sebesar 50% (kategori sedang) pada siklus I, dan nilai rata-rata kelas sebesar 77.35294%
dengan ketuntasan belajar kelas 79.41176% (kategori sangat tinggi) pada siklus II.
11
3. Hasil keterlaksanaan model pembelajaran Problem Solving mengalami peningkatan untuk
setiap siklusnya. Pada siklus I hasil keterlaksanaan model pembelajaran Problem Solving
untuk observasi kegiatan guru adalah sebesar 81,33 % (kategori sangat tinggi) dan
meningkat menjadi 92% (kategori sangat tinggi) pada siklus II. Sedangkan untuk observasi
kegiatan siswa pada siklus I sebesar 73,33% (kategori tinggi) dan meningkat menjadi 80
%(kategori sangat tinggi) pada siklus II.