team games tournament) untuk menigkatkan minat …...menyatakan bahwa skripsi saya berjudul...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENIGKATKAN MINAT
BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN GAJAHAN COLOMADU
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012-2013
SKRIPSI
Disusun oleh:
DINI AYU LESTARI
K7109060
STRATA 1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dini Ayu Lestari
NIM : K7109060
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES
TOURNAMENT) UNTUK MENIGKATKAN MINAT BELAJAR IPS
SISWA KELAS IV SDN GAJAHAN COLOMADU KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2012-2013
” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila dalam kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, April 2013
Yang membuat pernyataan
Dini Ayu Lestari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENIGKATKAN MINAT
BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN GAJAHAN COLOMADU
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012-2013
Oleh:
Dini Ayu Lestari
K7109060
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Surakarta, April 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
“Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games
Tournament) Untuk Menigkatkan Minat Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN
Gajahan Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2012-2013”
Disusun oleh:
Nama : Dini Ayu Lestari
Nim : K7109060
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Hari : Jumat
Tanggal : 19 April 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRAK
Dini Ayu Lestari, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk
Meningkatkan Minat Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Gajahan Colomadu
Karanganyar Tahun Ajaran 2012-2013. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Tujuan Penelitian ini adalah meningkatkan minat belajar IPS melalui
penerapan model Kooperatif tipe TGT pada siswa kelas IV SDN Gajahan
Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2012-2013.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari
tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, angket, observasi dan tes. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas IV SDN Gajahan Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2012-
2013 yang berjumlah 25 siswa dan guru kelas IV. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen
analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil angket minat belajar IPS Pada kondisi awal menunjukkan bahwa
rata-rata minat belajar IPS masuk kedalam kategori minat rendah. Rata-rata minat
awal sebelum tindakan 49,1 (49,1%), ada 3 siswa (12%) yang memiliki minat
belajar tinggi. Pada siklus I hasil angket minat meningkat dengan rata-rata nilai
minat belajar 59,9 (59,9%), ada 5 siswa (20 %) yang memiliki minat belajar
tinggi. Pada siklus II Hasil agket minat belajar meningkat dengan nilai rata-rata
71,46 (71,46%), ada 8 siswa (32%)yang memiliki minat belajar tinggi. Hasil
minat belajar pada siklus III meningkat dengan rata-rata nilai minat belajar 86
(86%) masuk kedalam kriteria minat tinggi, ada 23 siswa (92 %) yang memiliki
minat belajar tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas IV SDN Gajahan Colomadu
Karanganyar Tahun Ajaran 2012-2013.
Kata Kunci: Minat belajar, TGT (Team Games Tournament), IPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ABSTRACT
Dini Ayu Lestari, Using Cooperative Learning Model of TGT Type to Improve
Learning Interests In Social Studies In The Grade IV of SDN Gajahan Colomadu
Karanganyar In Academic Year 2012-2013. Mini thesis, Surakarta: Faculty of
Teacher Training and Educational. Sebelas Maret University of Surakarta.
The purpose of this research is to improve learning interest in Social
Studies by Cooperative Model Of TGT Type in the grade IV of SDN Gajahan
Colomadu Karanganyar in academic year 2012-2013.
The form of This research is a classroom action research (CAR) which
consisted of three cycles, each cycle had two meetings. Every cycle consisted of
planning, action, observation, and reflection activities. The data collecting
technique was interview, questionnaires observation, and test. The subject of this
study is fourth grade SDN Gajahan Colomadu Karanganyar in Academic Year
2012-2013 amounting to 25 students and the teacher in that class. The data
analyzing technique was interactive model analysis technique which consisted of
three components; they are data reduction, data presentation, and making
conclusion or verification.
The result of questioner learning interest in social studies At baseline
conditions student showed that the averaged of learning interest include in low
interest category, the averaged of learning interest at baseline before action is 49,1
(49,1%), there are 3 students (12%) who have a high learning interest. At the
cycle I the result of learning interest increase, the averaged of learning interest is
59,9 (59,9%), there are 5 students (20%) who have a high learning interest. At the
cycle II the result of learning interest increase, the averaged of learning interest is
71,46 (71,46%), there are 8 students (32%) who have a high learning interest. At
the cycle III the result of learning interest increase, the averaged of learning
interest is 86 (86%) include in high interest category, there are 23 students (92%)
who have a high learning interest. Based on the results of research that has been
implemented, it can be concluded that Using Cooperative Learning Model of TGT
Type can Improve learning Interests in social Studies in the grade IV of SDN
Gajahan Colomadu Karanganyar in academic year 2012-2013.
Keyword: Learning Interest, TGT (Team Games Tournament)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
MOTTO
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S Al-Mujadilah (58): 11)
“…Manjada wajada…Siapa yang bersungguh sungguh maka akan berhasil”
“Jika kenyataan kita hanya memiliki kecerdasan yang rata-rata, maka kita harus
mempunyai semangat diatas rata-rata”
(Dini Ayu Lestari)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT
Penulis persembahkan karya ini kepada:
Ayahku Subandi dan Ibuku Beti Lestari yang tercinta yang senatiasa memberiku
motivasi dan memancarkan kasih sayang yang tak akan pernah usai serta untaian
doa dari mereka yang selalu mengiringi disetiap langkahku.
Sosok-sosok hebat dan luar biasa yang telah membimbingku menuntut ilmu
(Bapak dan Ibu Dosen PGSD FKIP UNS Surakarta)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur terucapkan kehadirat Allah SWT, yang tiada pernah lelah
melimpahkan segala rahmat, hidayah, serta inayahNya, sehingga skripsi dengan
judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games
Tournament) Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN
Gajahan Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2012-2013”
Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, arahan,
petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan FKIP UNS,
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS,
3. Ketua Program PGSD FKIP UNS,
4. Drs. Chumdari, M. Pd selaku Dosen Pembimbing I,
5. Drs. Hartono, M. Hum selaku Dosen Pembimbing II
6. Kepala Sekolah SD N Gajahan Colomadu Karanganyar,
7. Aptri Juwita Ningsih selaku guru kelas IV SD N Gajahan Colomadu
Karanganyar,
8. Pembaca yang budiman serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih
belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan agar hasil penelitian ini bisa lebih bermanfaat.
Surakarta, April 2013
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 6
A. Kajian Teori.............................................................................................. 6
1. Hakikat Minat Belajar Pada Pelajaran IPS.......................................... 6
a. Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................................. 6
1) Pengertian IPS ........................................................................... 6
2) Tujuan Pendidikan IPS .............................................................. 6
3) Fungsi IPS ................................................................................. 7
4) IPS di Sekolah Dasar ................................................................. 8
5) Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS Kelas IV Semester II ........ 9
b. Hakikat Minat Belajar Pada Pelajaran IPS ..................................... 11
1) Pengertian Minat ....................................................................... 11
2) Ciri-ciri Minat ............................................................................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3) Aspek-aspek Minat .................................................................... 14
4) Aspek-aspek dan cara membangkitkan minat belajar ................ 15
5) Kaitan minat Belajar dengan TGT ............................................ 16
2. Hakikat Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ............................ 17
a. Model pembelajaran kooperatif ...................................................... 17
b. Model pembelajaran tipe tgt ........................................................... 18
c. Misi Pembelajaran Kooperatif Terhadap Pelajaran IPS ................. 23
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 24
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 25
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 28
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................................. 29
C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 29
D. Data dan Sumber Data.............................................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 29
F. Validitas Data............................................................................................ 31
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 31
H. Indikator Kinerja ...................................................................................... 32
I. Prosedur Penelitian .................................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 38
A. Deskripsi Kondisi Awal ........................................................................... 38
B. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan .............................................................. 42
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 70
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ............................................. 70
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................ 76
A. Simpulan ................................................................................................. 76
B. Implikasi ................................................................................................... 76
C. Saran ......................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 79
LAMPIRAN ........................................................................................................ 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Komponen-komponen Analisis Data…………………………………….
Model PTK……………………………………………………………….
Grafik Rekapitulasi Nilai Minat Belajar Prasiklus……………………….
Grafik Rekapitulasi Nilai Evaluasi Prasiklus…………………………….
Grafik Rekapitulasi Nilai Minat Belajar IPS siklus I ……………………
Grafik Rekapitulasi Nilai Evaluasi IPS siklus I………………………….
Grafik Nilai Aktivitas siswa dalam TGT siklus I………………………..
Grafik Rekapitulasi Nilai Minat Belajar IPS siklus II …………………..
Grafik Rekapitulasi Nilai Evaluasi IPS siklus II…………………………
Grafik Nilai Aktivitas siswa dalam TGT siklus II……………………….
Grafik Rekapitulasi Nilai Minat Belajar IPS siklus III …………………
Grafik Rekapitulasi Nilai Evaluasi IPS siklus IIII……………………….
Grafik Nilai Aktivitas siswa dalam TGT siklus IIII……………………..
Grafik Nilai Aktivitas siswa dalam TGT siklus I, II, III…………………
Grafik perbandingan Nilai Minat Belajar IPS siklus I,II,III …………….
Grafik Perbandingan Nilai Evaluasi (Prasiklus-siklus III)……………….
Grafik Perbandingan Nilai Aktivitas (Prasiklus-siklus III)………………
32
33
40
41
49
50
51
58
59
60
67
68
69
72
73
74
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS………………………………….
Jadwal Penelitian……………………………………………………..
Data Rekapitulasi Nilai Minat Belajar Prasiklus……………………..
Data Rekapitulasi Nilai Evaluasi Prasiklus…………………………..
Data Rekapitulasi Nilai Minat Belajar IPS siklus I …………………
Data Rekapitulasi Nilai Evaluasi IPS siklus I………………………..
Data Nilai Aktivitas siswa dalam TGT siklus I………………………
Data Rekapitulasi Nilai Minat Belajar IPS siklus II ………………...
Data Rekapitulasi Nilai Evaluasi IPS siklus II……………………….
Data Nilai Aktivitas siswa dalam TGT siklus II……………………..
Data Rekapitulasi Nilai Minat Belajar IPS siklus III ………………..
Data Rekapitulasi Nilai Evaluasi IPS siklus IIII……………………..
Data Nilai Aktivitas siswa dalam TGT siklus IIII……………………
Data Perbandingan nilai aktivitas…………………………………….
Data perbandingan Nilai Minat Belajar IPS siklus I,II,III …………..
Data Perbandingan Nilai Evaluasi (Prasiklus-siklus III)……………..
Perbandingan Nilai Turnamen Siklus I-siklus III)…………………...
9
28
39
40
48
49
50
58
59
60
66
67
68
71
73
74
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum tindakan................................. 81
2 Hasil Wawancara dengan siswa Kelas IV Sebelum tindakan.................. 82
3 Kisi-kisi minat belajar IPS...................................................................... 83
4 Silabus Ilmu Pengetahuan Sosil Kelas IV………………………………. 85
5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ………………........ 87
6 Materi Pembelajaran Siklus I …………………………………………… 94
7 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I …………..………………. 97
8 Lembar kerja siswa (Turnamen)………………….. …………………..... 98
9 Soal game dan turnamen Siklus I Pertemuan 1…………………………… 99
10 Soal game dan turnamen Siklus I Pertemuan 2…………………………… 99
11 Kunci Jawaban Soal game turnamen Siklus I Pertemuan 1 ………........ 100
12 Kunci Jawaban Soal game turnamen Siklus I pertemuan 2………......... 101
13 Kriteria Penghargaan Kelompok ………................................................ 101
14 Kisi-kisi Evaluasi Siklus I ………........................................................... 102
15 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I………………………………........... 102
16 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2……………………………………... 102
17 Kunci jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1……………………... 103
18 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2……………………. 103
19 Kriterian Penilaian Soal Evaluasi………………...................................... 104
20 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ……………………. 105
21 Materi Pembelajaran Siklus II ……………………………………………. 112
22 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II …………………………… 114
23 Lembar kerja siswa (Turnamen)…………………………………………... 115
24 Soal game dan turnamen Siklus II Pertemuan 1……………………………. 116
25 Soal game dan turnamen Siklus II Pertemuan 2…………………………… 116
26 Kunci jawaban game dan turnamen siklus II Pertemuan 1………………. 117
27 Kunci jawaban game dan turnamen Siklus II Pertemuan 2……………….. 118
28 Kisi-kisi Evaluasi Siklus II ………........................................................... 119
29 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I………………………………........... 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
30 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2……………………………………… 119
31 Kunci jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1……………………... 120
32 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2……………………… 120
33 Kriteria Penilaian Soal Evaluasi Siklus II………………………………….. 121
34 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ……………….......... 122
35 Materi Pembelajaran Siklus III……………………………………………… 128
36 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus III…………………………….. 133
37 Lembar kerja siswa (Turnamen) Siklus III………………………………...... 134
38 Soal game dan turnamen Siklus III Pertemuan 1……………………............. 135
39 Kunci jawaban game dan turnamen Siklus III pertemuan I…………………. 135
40 Soal game dan turnamen siklus III Pertemuan 1……………………………. 137
41 Kunci jawaban game dan turnamen Siklus III Pertemuan 2………………... 137
42 Kisi-kisi Evaluasi Siklus III ………........................................................... 139
43 Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan I………………………………............. 140
44 Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan 2………………………………............. 142
45 Kunci jawaban Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan 1……………….............. 144
46 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan 2………………......... 145
47 Kriteria penilaian Soal Evaluasi Siklus III……………………………….... 146
48 Nilai Hasil Evaluasi Materi Koperasi Siswa Kelas IV Siklus I, II, III…….. 147
49 Nilai Hasil Turnamen Materi Koperasi Siswa Kelas IV Siklus I, II, III…….. 157
50 Pedoman Lembar Aktivitas Siswa………………...………………................ 163
51 Hasil Nilai Aktivitas Siswa Siklus I, II, III………………...………………... 165
52 Hasil Angket Minat Belajar IPS…………………………………………….. 171
53 Daftar Nilai Minat Belajar Siswa Siklus Pratindakan, Siklus I, II, III…........ 179
54 Daftar Nilai Evaluasi Pratindakan, Siklus I, II, III …………………………. 180
55 Daftar Urutan Nilai Minat Dan Hasil Belajar……………………………….. 181
55 Daftar Nilai Turnamen Siklus I, II, III………………...……………….......... 182
56 Daftar Nilai Aktivitas Siswa Siklus I, II, III …………………...…………… 183
57 Dokumentasi Pembelajaran Siklus I, II, III …………………...…………….. 184
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini dunia pendidikan dituntut harus mampu meningkatkan
kualitas hasil pendidikan yang mampu menghadapi berbagai perubahan yang
terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia diperlukan strategi pembelajaran yang mampu
memperbaiki proses pembelajaran dan dapat mencapai hasil yang optimal. Oleh
karena itu, diperlukan berbagai kreatifitas dan inovasi dari guru dalam
meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Serta untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada semua jenjang dan jalur pendidikan diperlukan usaha yang tepat
untuk mengembangkan potensi siswa. Ketepatan dalam menggunakan model
pembelajaran atau metode mengajar akan dapat membangkitkan minat siswa
terhadap mata pelajaran yang diberikan serta terhadap proses dan hasil belajar
siswa.
Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang
optimal. Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik,
mental, maupun emosional. Pembelajaran sebagai suatu sistem bertujuan
mendapatkan hasil yang diharapkan dari pembelajaran itu dan bukan sekedar
suatu proses dari pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran diharapkan
mampu membentuk manusia yang berkualitas.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata
pelajaran yang sangat penting di SD, SMP, dan SMA. IPS adalah salah satu mata
pelajaran wajib. Mata pelajaran IPS memiliki beberapa tujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa antara lain yaitu mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, kemampuan dasar
untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan
keterampilan dalam kehidupan sosial, komitmen dan kesadaran terhadap nilai-
nilai sosial dan kemanusiaan dan memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat. Hal tersebut akan terwujud
apabila pembelajaran telah berlangsung dengan baik hal itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor selain dari siswa faktor yang terpenting adalah dari cara
pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswanya.
Berdasarkan dari wawancara dan hasil angket minat belajar IPS terlihat
rendahnya minat belajar IPS di kelas IV SDN Gajahan Colomadu Karanganyar.
Hanya 3 siswa (12%) yang mempunyai minat tinggi atau secara keseluruhan
prosentase rata-rata minat siswa hanya 49,1 (49,1%) masuk kedalam kriteria
minat rendah. Selain itu nilai rata-rata hasil belajar IPS sangat rendah hanya
sebesar 45,21 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sebesar 70. Dari
25 siswa, hanya sebanyak 3 siswa (12%) yang nilainya di atas batas tuntas
(KKM).
Rendahnya minat belajar IPS disebabkan karena guru belum
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
keaktifan dan kekreatifan siswa belum maksimal. Dari hasil wawancara dengan
guru kelas IV, memang dapat diketahui dengan jelas bahwa faktor mendasar yang
menyebabkan rendahnya minat belajar siswa khususnya pelajaran IPS adalah
pembelajaran yang masih konvensional, monoton dan kurang bervariasi. Siswa
pasif saat belajar dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa mengalami
kebosanan, karena keaktifan cenderung didominasi penuh oleh guru, siswa
kebanyakan hanya duduk mendengarkan. Oleh karena itu dengan minat belajar
siswa yang rendah maka didapatkan hasil belajar yang rendah pula.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) Rendahnya minat belajar siswa, (2) Mata Pelajaran IPS kurang
diminati siswa, karena pembelajarannya masih konvensional, monoton, dan
kurang bervariasi (3) Model pembelajaran kurang inovatif, (4) Siswa belum aktif
dalam pembelajaran. Maka dengan ini harus dicari model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan materi pembelajaran dan karakter siswa, sehingga siswa dapat
berperan lebih aktif dalam pembelajaran baik individu maupun kerja kelompok.
Salah satunya adalah model pembelajaran Kooperatif tipe TGT. Model
pembelajaran Kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran Kooperatif
yang mudah diterapkan, karena dalam model ini dapat melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa harus ada diskriminasi. Model pembelajaran ini melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya dan model ini menarik karena mengandung
unsur permainan (games), Sehingga memungkinkan siswa dapat belajar lebih
rileks. Selain itu dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter yang positif diantaranya
kerja sama, kejujuran, tanggung jawab, keberanian dan keterlibatan dalam belajar.
Model pembelajaran TGT diharapkan dapat meningkatkan minat belajar
siswa dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. TGT memiliki beberapa
kelebihan antara lain, (1) meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas, (2)
mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu, (3) siswa aktif dalam
proses pembelajaran, (4) mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan
orang lain, (5) motivasi belajar lebih tinggi,(6) hasil belajar lebih baik. Sedangkan
kelemahan TGT adalah masih adanya siswa berkemampuan tinggi sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini,
tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan
akademik tinggi agar dapat menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain,
sehingga semua siswa ikut aktif dan timbul ketertarikan yang dapat meningkatkan
minat belajar siswa. Pada penelitian ini dibatasi pada materi koperasi kelas IV
semester genap. Oleh karena itu penulis mengambil judul Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPS pada
Siswa Kelas IV SDN Gajahan Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2012-2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di
atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran IPS di kelas IV SDN Gajahan
Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2012-2013?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini untuk meningkatkan
minat belajar IPS melalui penggunaan model Kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) dalam pelajaran IPS bagi siswa kelas IV SDN Gajahan
Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2012-2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan pendidikan, terutama dapat mengembangkan khazanah ilmu
tentang peningkatan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui
penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT.
b. Hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan mutu pendidikan melalui
proses belajar mengajar secara tepat guna di sekolah untuk menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
c. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya
yang berhubungan dengan hal yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Sebagai dorongan siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa
2) Meningkatnya hasil belajar siswa.
b. Bagi Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang
akan digunakan dalam memberikan pelajaran.
2) Memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan Model Kooperatif
Tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai salah satu alternatif
dalam proses belajar mengajar IPS.
3) Mempermudah guru dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki
siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses
pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.
2) Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3) Sebagai acuan dalam penyelesaian masalah pembelajaran, khususnya
yang berkaitan dengan mata pelajaran IPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Minat Belajar Pada Pelajaran IPS
a. Ilmu Pengetahuan Sosial
1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang
mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang
ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Ilmu sosial mempelajari aspek-aspek
kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi psikologi, budaya, sejarah,
geografi, dan politik. Sedangkan humanira meliputi norma, nilai, bahasa,
dan seni yang menjadi komponen kehidupan masyarakat.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari
SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi dan ekonomi. Melalui pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab. Dalam pasal 37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa IPS merupakan
mata pelajaran wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah. Dijelaskan bahwa bahan kajian IPS antara lain, ilmu bumi,
sejarah, ekonomi, dan sebagainya yang dimaksudkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis siswa
terhadap kondisi sosial masyarakat (Sapriya, 2009).
2) Tujuan Pendidikan IPS
Pendidikan IPS dalam Krikulum 2006 (KTSP) di Sekolah Dasar,
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dasar sebagai berikut:
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berfkir logis, kritis dan rasa ingin tahu
c) Memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
d) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
kemanusiaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
e) Memiliki kemampuan dasar berkumunikasi, bekerja sama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, Nasional
dan Global (BNSP, 2006) serta diharapkan dapat menjadi wahana peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi
bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai
bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi
siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Selain itu
IPS juga bertujuan untuk membina anak didik menjadi warga negara yang
baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap yang baik yang dapat
berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan negara (Kurikulum, 2009).
3) Fungsi IPS
Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga mempunyai fungsi dalam
pendidikan yaitu:
a) Untuk membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna.
b) Mengembangkan dan membekali ketrampilan sosial dan intelektual
dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM yang
bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasional.
c) Mengembangkan keterampilan, terutama keterampilan sosial dan
keterampilan intelektual, yang berhubungan dengan kepentingan
kehidupan bermasyarakat, seperti bekerjasama, bergotong-royong.
Sedangkan keterampilan intelektual, yaitu keterampilan berpikir,
kecekatan dan kecepatan memanfaatkan pikiran, cepat tanggap dalam
menghadapi permasalahan sosial di masyarakat.
d) Mengembangkan perhatian dan kepedulian sosial terhadap kehidupan di
masyarakat dan bermasyarakat. Dengan pengetahuan sosial yang
berguna, keterampilan sosial dan intelektual serta perhatian dan
kepedulian sosial, diharapkan terbinanya Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia yang berpengetahuan, terampil, dan mempunyai tanggung
jawab sosial yang tinggi yang mampu mewujudkan tujuan nasional
menciptakan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Adapun Ruang Lingkup mata pelajaran IPS menurut Kurikulum
2006 (KTSP) meliputi aspek - aspek sebagai berikut:
a) Manusia, Tempat dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan dan Perubahan
c) Sistem sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. (Kurikulum 2006)
4) IPS di sekolah Dasar
Pada jenjang ini pengorganisasian materi mata pelajaran IPS
menganut pada pendekatan terpadu. Materi pelajaran dikembangkan dan
disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah, melainkan
mangacu pada aspek kehidupan nyata sesuai dengan karakteristik siswa,
tingkat perkembangan berfikir, kebiasaan, sikap dan perilakunya. Dalam
permendiknas (2006) dikatakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Selain itu
IPS di SD memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Maka
secara konseptual IPS di SD belum mencakup dan mengakomodasi seluruh
disiplin ilmu sosial. Namun melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan
untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung
jawab, serta menjadi warga negara yang cinta damai (Sapriya, 2009). Selain
itu untuk jenjang ini Ilmu pengetahuan di sekolah dasar mencakup
pengetahuan sosial, budaya, dan peradaban dalam kehidupan masyarakat.
IPS di SD terdiri dari dua bahan pengajaran pokok yaitu pengetahuan sosial
dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan dosial mencakup lingkungan sosial,
ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahan. Bahan kajian sejarah meliputi
perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga sekarang.
Proses penilaian IPS di SD mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik yang terpadu dalam setiap proses pembelajaran.
Pengajaran pengetahuan sosial di SD berfungsi mengembangkan
pegetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang
dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran IPS di SD
diandalkan untuk membina generasi penerus usia dini agar memahami
potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati
tuntutan keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa
kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan erat dilingkungannya
sebagai insan sosial dan warga negara yang baik (BNSP, 2006: 18).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
5) Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS Kelas IV Semester II
Berdasarkan silabus kurikulum KTSP tahun 2006 untuk sekolah
dasar kelas IV, ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD/MI kelas IV
semester II meliputi berbagai aspek antara lain sebagai berikut:
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
2. Mengenal
sumber daya
alam,
kegiatan
ekonomi, dan
kemajuan
teknologi di
lingkungan
kabupaten/ko
ta, dan
provinsi.
2.1 Mengenal
aktivitas ekonomi
yang berkaitan
dengan sumber
daya alam dan
potensi lain di
daerahnya.
2.2 Mengenal
pentingnya
koperasi dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
2.3 Mengenal
perkembangan
teknologi produksi,
komunikasi, dan
transportasi serta
2.1.1 Mengidentifikasi aktivitas ekonomi
yang sesuai dengan sumber daya alam dan
potensi ekonomi didaerahnya.
2.1.1 Menjelaskan pemanfaatan sumber
daya alam untuk kegiatan ekonomi
penduduk.
2.1.3 Menjelaskan pengaruh kondisi alam
setempat terhadap ekonomi masyarakat.
2.2.1 Menjelaskan tujuan dan manfaat
koperasi
2.2.2 Menjelaskan lambang koperasi dan
artinya
2.2.3 Mengidentifikasi macam-macam
koperasi dan bidang usahanya
2.2.4 Menentukan jenis koperasi yang cocok
untuk diterapkan disekolah
2.2.5 Menjelaskan peranan koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2.2.6 Menjelaskan nilai-nilai yang ada
dalam kegiatan koperasi(kerjasama,saling
membantu,kepercayaan,tolong menolong,
kejujuran dan tanggung jawab)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pengalaman
menggunakan
mengenal
permasalahan
sosial didaerahnya
2.4 Mengenal
permasalahan
sosial di daerahnya
2.3.1 Mengidentifikasi teknologi produksi
yang digunakan pada masa lalu hingga masa
kini.
2.3.2 Mengidentifikasi teknologi
transportasi yang digunakan pada masa lalu
hingga masa kini.
2.3.3 Menjelaskan keuntungan dan kerugian
adanya kemajuan teknologi masa kini.
2.3.4 Menjelaskan pengalaman
menggunakan alat teknologi masa kini
2.3.5 Menjelaskan nilai-nilai positif yang
ada dalam teknologi komunikasi
(memudahkan pekerjaan, dan memudahkan
komunikasi).
2.4.1 Mengidentifikasi permasalahan sosial
yang terdapat didaerahnya.
2.4.2 Menjelaskan cara mengatasi
permasalahan sosial yang terdapat
didaerahnya.
2.4.3 Menjelaskan nilai-nilai sosial yang ada
di daerahnya dan juga yang ada di daerah
lain.
b. Minat Belajar
1) Pengertian Minat
Minat adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam
belajar. Apabila anak telah mempunyai minat, maka akan terdorong untuk
berbuat sesuai dengan minatnya (Walgito, 2010). Minat merupakan suatu
landasan yang paling penting demi keberhasilan suatu proses pembelajaran
(Singer 1987). Apabila siswa berminat terhadap suatu mata pelajaran siswa
akan memperhatikannya dalam waktu tertentu karena minat adalah
perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan (Djamarah, 2008). Minat
melahirkan perhatian spontan dan perhatian spontan memungkinkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama, dengan demikian minat
merupakan landasan bagi konsentrasi. Pelajaran hanya dapat dipelajari
dengan baik apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap
pelajaran itu karena minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan
konsentrasi itu. Minat merupakan suatu sikap batin dalam diri seseorang.
Maka tumbuhnya minat itu bermuara pada berbagai dorongan batin.
Minat adalah kesungguhuhan seseorang dalam mengerjakan atau
melaksanakan tugas tertentu. Minat selain memungkinkan pemusatan
pikiran, juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar.
Keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang dan
juga membantunya tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya itu.
Belajar dengan perasaan tidak gembira akan membuat pelajaran itu terasa
sangat berat (Gie, 1986). Jika Tidak ada minat seseorang terhadap suatu
pelajaran maka akan timbul kesulitan belajar. Ada tidaknya minat terhadap
sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran dan cara
anak memperhatikan pelajaran tersebut (Dalyono, 2005).
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Jadi siswa yang mempunyai minat atau menaruh minat besar terhadap
sesuatu akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa yang
lainnya, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah
yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya
mencapai prestasi yang diinginkan (Syah, 2010). Singer menambahkan jika
seorang murid memiliki rasa ingin belajar, maka ia akan cepat dapat
mengerti dan mengingatnya. Dalam diri seseorang pasti mempunyai minat
namun tingkatannya berbeda ada yang berminat tinggi, sedang dan rendah.
Setiap orang mempunyai harapan mempunyai minat yang tinggi terhadap
sesuatu hal terlebih tentang sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan
keaktifan dan kekreatifan. Untuk itu pembelajaran diharapkan mampu
mengembangkan dan mendorong minat siswa ke arah yang lebih tinggi
(1987).
Winkel juga berpendapat, “Minat diartikan sebagai kecenderungan
subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok
bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu’’ (2007: 212).
Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu topik yang sedang
dibahas atau dipelajari untuk itu kerap digunakan istilah perhatian namun
perhatian dalam arti minat momentan perlu dibedakan dari perhatian dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
arti konsentrasi. Antara minat dan perasaan senang terdapat hubungan
timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan
tidak senang juga akan kurang berminat, begitu pula sebaliknya. Sedangkan
Slameto berpendapat, “Bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh” (2003:
180).
Hurlock berpendapat bahwa “Minat merupakan sumber motivasi
yang dapat mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan
minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar” (2005: 114). Anak
yang mempunyai minat tinggi akan berusaha lebih keras untuk belajar
dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan. Minat
dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak. Hurlock
menambahkan bahwa minat diterangkan sebagai sesuatu dengan apa anak
mengidentifikasikan keberadaan pribadinya. Minat berbeda dengan
kesenangan karena kesenangan adalah minat yang sifatnya hanya sementara.
Disini diterangkan bahwa minat lebih tetap (persistent), minat memuaskan
kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang. Setiap minat
memuaskan kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan itu
tidak segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini,
semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut. Selanjutnya semakin sering
minat diekspresikan dalam kegiatan, semakin kuatlah minat itu. Sebaliknya
minat akan padam jika tidak disalurkan (2005).
Hal ini menegaskan bahwa apa yang menarik minat
menyebabkan pula kita berperhatian dan apa yang menyebabkan
berperhatian kita tertarik, minatpun menyertainya. Jadi ada hubungan antara
minat dan perhatian. Berdasarkan definisi minat tersebut penulis dapat
mengemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a) Minat adalah suatu gejala psikologis dalam diri seseorang.
b) Terjadi karena adanya rasa senang sehingga perhatian dapat terpusat.
c) Minat juga merupakan sumber motivasi yang kuat bagi seseorang untuk
belajar.
d) Minat memberikan sebuah kekuatan kepada diri pribadi untuk belajar.
e) Dan minat juga merupakan kecenderungan kemauan atau kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
f) Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena
tertarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
g) Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.
h) Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk
melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
Oleh karena itu, definisi operasional minat belajar adalah
kesungguhan seseorang dalam mengerjakan tugas tertentu dan merupakan
pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan
gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang dapat diukur melalui
perasaan senang (ketertarikan), perhatian, kesadaran dan kemauan
(keterlibatan).
Berdasarkan beberapa pengertian minat dari beberapa ahli penulis
dapat menyimpulkan bahwa minat adalah kesungguhan seseorang dalam
melaksanakan tugas tertentu dan merupakan suatu gejala psikologis yang
ada dalam diri seseorang, yang dapat memberikan pengaruh terhadap
seseorang baik perasaan maupun pikiran. Diantaranya adalah perasaan
senang atau kemauan yang tinggi terhadap suatu hal yang dapat dijadikan
sumber motivasi untuk diri seseorang. Dengan ini seseorang dapat
memusatkan perhatian, perasaan dan pikiran kepada suatu subjek dengan
dipengaruhi rasa senang atau ketertarikan dan dapat diukur melalui perasaan
senang, perhatian, kemauan dan kesadaran.
2) Ciri-Ciri Minat
Berikut ini adalah karateristik minat menurut (Walgito, 1977) antara lain:
a) Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek.
b) Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu objek itu.
c) Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau
gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya.
3) Aspek Aspek Minat
Menurut (Hurlock, 2005) minat mempunyai dua aspek yaitu:
a) Aspek kognitif
Aspek kognitif ialah aspek yang didasarkan pada konsep yang
dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.
Minat pada masa kanak-kanak cenderung egosentris, aspek kognitif
minat berkisar sekitar pernyataan apa saja, keuntungan atau kepuasan
pribadi yang dapat diperoleh dari minat tersebut. Konsep yang
membangun aspek kognitif minat didasarkan atas pengalaman pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah, dan masyarakat serta dari
berbagai jenis media massa.
b) Aspek afektif
Aspek afektif berkembang dari pengalaman pribadi serta dari sikap orang
tua, guru atau teman sebaya terhadap segala kegiatan yang berkaitan
dengan minat tersebut. Aspek ini mempunyai peran yang lebih besar
dalam memotivasi tindakan dibandingkan dengan aspek kognitif, dan
lebih dapat bertahan lama terhadap perubahan dibandingkan dengan
aspek kognitif yang lebih gampang berubah. Selain itu ada berbagai
aspek-aspek minat diantaranya adalah: kesadaran, kemauan kesenangan
dan perhatian.
4) Aspek-Aspek Dan Cara Membangkitkan Minat Belajar
Minat harus diupayakan untuk ditingkatkan karena dengan ini
dapat membantu siswa untuk lebih meningkatkan cara berfikir siswa
terhadap suatu mata pelajaran. Namun tidak semua siswa mempunyai
kesadaran untuk meningkatkan minat mereka dan belum ada kemajuan
minat belajar dalam diri mereka.
Ada sepuluh cara membangkitkan minat belajar (Gie, 1995) yaitu:
a) Alangkah baiknya siswa menetapkan apa yang ingin diperbuat dan
kemana akan menuju.
b) Tetapkan suatu alasan bagi pekerjaan yang dilakukan dengan demikian
manusia membersihkan diri dari unsur pekerjaan yang membosankan.
c) Siswa hendaknya berusaha menentukan tujuan hidupnya ingin menjadi
apa.
d) Lakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk menangkap
keyakinan guru mengenai pengabdian pribadi pada pelajaran yang
bersangkutan.
e) Siswa hendaknya membangun suatu sikap positif, yaitu mencari minat-
minat yang baik dari pada studi yang sepenuh hati dilakukan alasan-
alasan menghindari yang buruk.
f) Siswa menerapkan keaslian dan kecerdasan dalam mata pelajaran
dilakukan pada kegemarannya.
g) Berlakulah jujur pada diri sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
h) Praktekkan kebijakan kebijakan dari minat dalam ruang kelas yaitu
tampak dan berbuat seakan-akan sungguh berminat.
i) Siswa hendaknya harus menggunakan nalurinya menghimpun untuk
mengumpulkan keterangan. Karena hal ini dapat membantu
perkembangan minat dan konsentrasi pula.
j) Jangan takut menggunakan rasa ingin tahu.
Selain itu Crow juga mengemukakan beberapa cara untuk
memperoleh minat dalam belajar yaitu:
a) Siswa hendahnya memusatkan perhatiannya
b) Masukkan unsur permainan dalam studi
c) Hindarkan pengaruh-pengaruh yang mengganggu konsentrasi
d) Siswa hendaknya ikut aktif dalam diskusi kelas (Gie, 1995).
5) Kaitan Model TGT dengan Minat Belajar
Dari pendapat beberapa pendapat diatas dapat diketahui kaitan antara
model pembelajaran tipe TGT dengan minat belajar yaitu dengan model
TGT dapat membuang rasa bosan siswa terhadap suatu materi pelajaran,
selain itu pendapat dari crow dalam (Gie,1995) salah satu cara
menumbuhkan minat adalah memasukkan unsur permainan dalam belajar,
karena dalam TGT terdapat unsur game dan turnamen, maka model
pembelajaran ini sangat tepat karena dapat membangkitkan ketertarikan
siswa terhadap materi tersebut dengan adanya rasa ketertarikan maka akan
timbul suatu perhatian lebih terhadap materi tersebut dengan adanya
perhatian yang lebih akan memacu kemauan siswa dan kesadaran siswa
terhadap suatu materi yang diminati tersebut.
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
(Team Games Tournament)
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen) (Sanjaya, 2011: 242).
Menurut Slavin (1987) Cooperative Learning is a set of instructional
method that requires students to work in small, mixed-ability learning groups
(Karim dan Akdenis, 2008). Dapat diartikan bahwa pembelajaran Kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
merupakan seperangkat metode instruksional di mana siswa membutuhkan
bekerja dalam kelompok kecil yang menggabungkan kemampuan dalam
kelompok belajar. Suprijono (2009: 54) berpendapat bahwa pembelajaran
Kooperatif adalah suatu konsep yang lebih luas yang meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Slavin (1984) mengatakan bahwa Cooperative Learning
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6
orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Keberhasilan
belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota
kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok (Raharjo, 2009: 4).
Pada dasarnya Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai sikap
atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam
struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang
atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari
setiap anggota kelompok itu sendiri.
Stahl (1994) menambahkan bahwa model pembelajaran Cooperative
Learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama
dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Model pembelajaran
ini berangkat dari dasar pemikiran getting better together, raihlah yang lebih
baik secara bersama-sama (Raharjo, 2009).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Kooperatif adalah suatu model pembelajaran dengan sistem pengelompokan,
mengharuskan siswa belajar dalam sebuah kelompok kecil. Bertujuan untuk
menggabungkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing
anggota kelompok. Siswa bekerja sama dengan kelompok untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
b. Model Pembelajaran Tipe TGT (Team Games Tournament)
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah
satu di antaranya adalah model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team
Games Tournament). TGT adalah suatu model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan. Slavin (2005) mengemukakan bahwa
TGT pada mulanya dikembangkan oleh DeVries dan Edwards yang merupakan
metode pembelajaran pertama dari Hopskin. Secara umum TGT hampir sama
dengan STAD kecuali satu hal yaitu TGT menggunakan turnamen akademik,
dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para
siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota lain yang memiliki
kemampuan akademik yang setara. Model pembelajaran TGT (Team Games
Tournament) adalah salah satu model pembelajaran yang melibatkan aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status atau diskriminasi, melibatkan
peran aktif dari siswa dan mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks dan menumbuhkan
tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Pembagian kelompok bersifat heterogen berdasarkan kemampuan akademik,
ras, dan jenis kelamin, TGT umumnya berfokus pada level kemampuan
akademik. Teknik pelaksannanya setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa
yang berkemampuan berbeda yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dengan
demikian masing-masing kelompok memiliki komposisi anggota yang
comparable. Setiap anggota ditugaskan untuk mempelajari materi terlebih
dahulu bersama anggota kelompoknya masing-masing sebelum melaksanakan
game tournament (Huda, 2012).
Menurut Saco (2006), dalam pembelajaran TGT siswa memainkan
permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh
skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam
bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran. Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang
ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan
mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus
memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian)
untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk
anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini
dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi
kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat
berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi
pembelajaran.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpuklan bahwa
pembelajaran Kooperatif Tipe TGT adalah suatu model pembelajaran yang
menggunakan sistem pengelompokan. TGT mengharuskan siswa belajar dalam
sebuah kelompok kecil. Pengelompokan dibagi secara heterogen berdasarkan
kemampuan akademik siswa. Dengan demikian anggota masing-masing
kelompok lebih kolaboratif. Dengan tujuan untuk menggabungkan berbagai
kemampuan siswa dalam pembelajaran berkelompok. Dalam model
pembelajaran TGT unsur yang paling dominan adalah Game dan Tournament.
Dengan demikian siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih rileks,
serta dengan dibentuknya kelompok dapat menumbuhkan berbagai karakter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
yang baik antara lain tanggung jawab, kerja sama, persaingan yang sehat dan
keterlibatan siswa dalam belajar.
Menurut Slavin (2010) Pembelajaran Kooperatif tipe TGT terdiri dari
lima langkah tahapan yaitu:
1) Tahap penyajian kelas (class precentation).
2) Belajar dalam kelompok (teams).
3) Permainan (games).
4) Pertandingan (tournament).
5) Perhargaan kelompok (team recognition).
Langkah-langkah dalam TGT yaitu sebagai berikut:
1) Presentasi kelas.
Pada tahapan ini, guru menjelaskan materi secara garis besar menjelaskan
langkah-langkah dalam permainan dan turnamen.
2) Kerja kelompok.
Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang
siswa, yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis
kelamin, agama dll. Dalam kerja kelompok, siswa mendiskusikan materi
yang diberikan bersama-sama untuk mempersiapkan game dan turnamen.
3) Permainan (Game).
Permainan biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor.
Siswa yang menjawab benar pertanyaan tersebut akan mendapatkan skor.
4) Turnamen
Dalam turnamen ini, dibagi menjadi beberapa meja turnamen sesuai dengan
anggota masing-masing kelompok. Meja 1 untuk siswa berkemampuan
tinggi, meja 2 untuk siswa berkemampuan sedang dan meja 3 untuk siswa
berkemampuan rendah dan seterusnya sesuai dengan anggota masing-
masing kelompok.
5) Penghargaan kelompok
Kelompok belajar atau tim yang nilainya tertinggi mendapatkan
penghargaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Langkah–langkah penempatan turnamen TGT dapat digambarkan
seperti dibawah ini:
Gambar 2.1. Contoh Penempatan pada Meja Turnamen
Menurut Isjoni (2009) langkah-langkah dalam permainan TGT yaitu
sebagai berikut:
1) Dalam permainan akademik siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok
yang beranggotakan empat sampai enam siswa yang merupakan campuran
dari tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.
2) Selanjutnya siswa di tempatkan dalam meja-meja turnamen, di mana setiap
meja turnamen terdiri dari empat sampai enam siswa yang merupakan wakil
dari kelompoknya masing-masing.
3) Dalam tiap meja turnamen terdapat kartu-kartu bernomor yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh wakil dari kelompok.
4) Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap wakil dari kelompok kembali
kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada
ketua kelompok.
Penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT melalui beberapa
tahapan yang perlu ditempuh, yaitu.
1) Mengajar (teach)
Menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus
dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.
2) Belajar Kelompok (team study)
Tahap siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang
dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda.
Setelah guru menginformasikan materi kepada siswa, dan tujuan
pembelajaran. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah
Team A
1 2 3
Team B
1 2 3
Team C
1 2 3
Meja
Turnamen 2
Meja
Turnamen 1
Meja
Turnamen 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota
kelompok yang salah dalam menjawab.
3) Permainan (games tournament)
Selanjutnya Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing-masing
kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk
mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi,
dimana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi
yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.
4) Penghargaan kelompok (team recognition)
Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada poin atau skor yang
diperoleh oleh kelompok dari permainan tersebut.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TGT Metode Pembelajaran
Kooperatif TGT. Menurut Suarjana (dalam Istiqomah, 2006), yang merupakan
kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:
1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.
2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.
3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.
4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa.
5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.
6) Motivasi belajar lebih tinggi.
7) Hasil belajar lebih baik.
8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Selain memiliki kelebihan TGT juga memiliki beberapa kelemahan
diantaranya adalah:
1) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen
dari segi akademis.
2) Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai
pemegang kendali teliti dalam menentukan
3) Pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa
cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan
ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
4) Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
5) Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan
baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan
mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
c. Misi Pembelajaran Kooperatif Terhadap pelajaran IPS
Sholihatin mengemukakan beberapa misi IPS yaitu:
1) Membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan, sikap, nilai, moral, dan
keterampilan untuk memahami lingkungan sosial masyarakat dapat dicapai.
2) Menjadikan pembelajaran IPS lebih menarik, penuh tantangan dan
bergairah dalam mempelajarinya.
3) Pengembangan potensi diri siswa optimal.
4) Peningkatan kemampuan siswa untuk belajar mandiri serta belajar bersama
untuk mencapai tujuan bersama Cooperative Learning (Raharjo, 2009).
Hasan (1996) mengungkapkan bahwa siswa yang kurang bergairah
dalam belajar akan dibantu oleh siswa lain (tutor sebaya) yang memiliki gairah
lebih tinggi dan mampu menerapkan apa yang telah dipelajarinya, dengan
demikian disamping pembelajaran akan lebih efektif juga akan terbina nilai-
nilai lain sesuai dengan tujuan pendidikan IPS, yaitu kerja sama, gotong-
royong, kepedulian sosial, kesediaan menerima dan tanggung jawab kepada
diri sendiri dan kelompok (Raharjo, 2009).
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Ani Jamila Fatmasari dengan hasil
meningkatkatnya minat belajar IPA siswa kelas III SDN Jaten 4 Karanganyar
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, selain itu pendekatan
keterampilan proses dapat meningkatkan nilai tugas siswa kelas III SDN Jaten 4
Karanganyar, pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan nilai evaluasi
siswa kelas III SDN Jaten 4 Karanganyar. Dari penelitian ini terdapat persamaan
variabel yang diteliti yaitu persamaan pada variabel terikatnya yaitu Minat
Belajar. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel bebasnya, variabel
bebas dari penelitian Ani Jamila Fatmasari yaitu Pendekatan Keterampilan Proses
sedangkan variabel bebas dari penelitian ini yaitu Model Kooperatif Tipe TGT
(Teams Games Tournament).
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Ika Nurjanah dengan hasil
meningkatknya pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tambi Watukumpul Tahun 2012 Melalui Pembelajaran dengan penerapan model
Kooperatif tipe TGT. Dari penelitian ini terdapat persamaan variabel yang diteliti
yaitu persamaan pada variabel bebasnya yaitu penggunaan Model Kooperatif tipe
TGT (Team Games Tournament). Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada
variabel terikatnya, variabel terikat dari penelitian Siti Ika Nurjanah yaitu
Pemahaman Konsep sedangkan variabel terikat dari penelitian ini yaitu Minat
Belajar IPS.
Penelitian yang dilakukan oleh Habiburrohman dengan hasil
Meningkatnya Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Pilang 1 Kecamatan
Masaran Kabupaten Sragen pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi
melalui Penerapan Cooperative Learning Model Team Games Tournament
(TGT). Dari penelitian ini terdapat persamaan variabel yang diteliti yaitu
persamaan pada variabel bebasnya yaitu penggunaan Model Kooperatif tipe TGT
(Team Games Tournament). Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel
terikatnya, variabel terikat dari Habiburrohman yaitu Hasil Belajar IPS sedangkan
variabel terikat dari penelitian ini yaitu Minat Belajar IPS.
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh
siswa dan guru dengan berbagai fasilitas dan meteri untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan. Dalam penelitian ini dapat terlihat dengan jelas bahwa kondisi
awal siswa kelas IV SDN Gajahan masih pasif dalam mengikuti pembelajaran
IPS. Hal ini dikarenakan guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang
sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Pembelajaran
monoton dan kurang bervariasi. Maka mengakibatkan minat belajar IPS menjadi
rendah. Nilai rata-rata minat belajar IPS siswa 49,1 (49,1%) masuk kedalam
kategori minat rendah. Hanya 3 siswa (12%) yang memiliki minat belajar tinggi.
Salah satu upaya meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
IPS di sekolah adalah dengan adanya pembelajaran lebih inovatif agar
pembelajaran IPS lebih menarik dan bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat
agar siswa lebih berminat dan termotivasi untuk lebih giat belajar. Model
pembelajaran yang tepat adalah menggunakan model Pembelajaran Kooperatif
tipe TGT. Pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran inovatif yang
lebih dari sekedar kelompok kerja atau belajar kelompok, karena dalam
pembelajaran Kooperatif terdapat unsur yang dapat menumbuhkan minat belajar
yaitu adanya unsur permainan, selain itu dalam TGT juga terdapat unsur dorongan
atau tugas yang bersifat Kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi
secara terbuka antar anggota dalam setiap kelompok sehingga akan timbul suatu
kerjasama antar anggota dalam masing-masing kelompok melalui penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
TGT dalam pembelajaran siklus I minat sudah meningkat nilai rata-rata minat
belajar IPS siswa 59,6 (59,6%) masuk kedalam kategori minat sedang, ada 5
siswa (20%) siswa yang memiliki minat belajar tinggi. Tetapi belum sesuai
dengan indikator kinerja maka harus dilakukan perbaikan. Pada siklus II dengan
penggunaan TGT rata-rata minat belajar IPS siswa meningkat menjadi 71,46
(71,46%) masuk kedalam kategori minat sedang, ada 8 siswa (32%) yang
memiliki minat belajar tinggi. Namun belum sesuai dengan indikator kinerja dan
perlu diadakan perbaikan. Pada siklus III rata-rata minat belajar IPS siswa 86 (
86%) masuk kedalam kriteria minat tinggi, ada 23 siswa (92%) yang memiliki
minat belajar tinggi. Pada siklus III sudah memenuhi target indikator kinerja,
minat belajar IPS siswa sudah masuk kedalam kategori minat tinggi, maka
tindakan dihentikan.
Melalui kolaborasi antara peneliti dan guru kelas dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tipe TGT diterapkan dengan menggunakan tiga
siklus yaitu melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Pada kondisi akhir diperoleh hasil bahwa dengan penggunaan model pembelajaran
Kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas IV SD
Negeri Gajahan Colomadu Karanganyar.
Berdasarkan kajian teoritik yang telah diuraikan sebelumnya, diperoleh
alur berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:
Kondisi
awal
Pembelajaran
IPS hanya dipelajari dengan
metode ceramah kurang
bervariasi
Pembelajaran monoton kurang
inovatif
Dalam pembelajaran siswa
kurang aktif
minat belajar
IPS rendah
Siklus I
Siklus II
Tindakan
Guru menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Pembelajaran inovatif
Siswa aktif secara individu dan
dalam kelompok
minat belajar
IPS sedang
minat belajar
IPS Sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka penulis dapat merumuskan
subuah hipotesa bahwa melalui Penggunaan Model Pembelajaraan Kooperatif tipe
TGT (Team Games Tournament) dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa
kelas IV SDN Gajahan Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2012 - 2013.
Kondisi akhir Melalui penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
minat belajar IPS meningkat
minat belajar
IPS Tinggi
Siklus
III
minat belajar
IPS Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gajahan Colomadu Karanganyar
pada tahun ajaran 2012 - 2013. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi
penelitian adalah :
a. Merupakan tempat peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL), sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.
b. Sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai obyek penelitian yang
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
2. Waktu penelitian
No Jenis Kegiatan
Bulan
Des Jan Feb Mar Apr Mei
1. Observasi
2. Penyusunan
Proposal
x
x
3. Seminar proposal x x
4. izin penelitian
5. Pelaksanaan
Penelitan
x
x x x
7. Analisis Data x x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Waktu penelitian dilaksanakan dimulai bulan Desember sampai bulan
Mei Tahun Ajaran 2012 – 2013
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SDN Gajahan
Colomadu Karanganyar. Dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 13 siswa
laki-laki dan 12 siswa perempuan.
C. Bentuk Dan Strategi Penelitian
Berdasarkan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka
penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Strategi penelitian
yang digunakan berupa tindakan melalui siklus-siklus dengan tujuan untuk
meningkatkan minat belajar IPS melalui penggunaan model pembelajaran
Kooperatif tipe TGT.
D. Sumber Data
Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari :
1. Sumber data primer (pokok), yaitu siswa kelas IV, guru, Kepala Sekolah
dan pihak lain yang berhubungan.
2. Sumber data sekunder yaitu arsip atau dokumen dan nilai hasil belajar
siswa,
E. Teknik Pengumpulan Data
8.
Penyusunan
Laporan
x x
9. Ujian Skripsi x
10. Revisi x x
11. pengesahan x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Teknik pengumpulan data yang digunakan utuk mengumpulkan data
diatas meliputi
1. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya.
Angket dalam penelitian ini menggunakan soal berupa chek list yang masing-
masing pernyataan memiliki skor 1, 2, 3, dan 4. Dan penentuan alternatif nilai
skor pada jawaban didasarkan pada indikator variabel yang telah tercantum
dalam kisi - kisi angket. Angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat minat
belajar siswa, maka digunakan teknik pengambilan data melalui angket.
Angket diberikan kepada siswa berupa beberapa pernyataan dengan itu
didapatkan hasil klasifikasi minat belajar IPS pada siswa yang bersangkutan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang minat siswa
pada pembelajaran dan hasil pembelajaran. Wawancara dilakukan di awal
(sebelum pembelajaran menggunakan model Kooperatif tipe TGT) dan di akhir
(sesudah menggunakan model Kooperatif tipe TGT). Wawancara dalam
penelitian ini akan dilaksanakan secara langsung yaitu tanya jawab kepada
siswa dan kepada guru secara langsung tanpa perantara.
3. Observasi
Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keaktifan
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Observasi yang digunakan untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan penelitian
yang lebih lanjut, serta dengan observasi yang dilakukan ini peneliti akan
memperoleh data-data mengenai seluruh aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.
Observasi juga dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang
diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien
pada pembelajaran berikutnya. Observasi dipusatkan pada kegiatan siswa kelas IV
SDN Gajahan Colomadu Karanganyar.
4. Tes
Teknik ini dilakukan dengan pemberian tes evaluasi pada tiap pertemuan
setiap siklus. Bentuk soal berupa essay atau uraian singkat. Tujuan tes ini adalah
untuk memperoleh data peningkatan hasil belajar. Dengan harapan semakin tinggi
minat belajar siswa diharapkan semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Tes ini
juga bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau perkembangan
pelaksanaan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
F. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan
penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu
setiap peneliti harus bisa memiliki dan menentukan cara-cara yang tepat untuk
mengembangkan validitas data yang diperolehnya.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara atau teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Trianggulasi ini antara
lain melalui :
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa sumber, berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai
dengan jalan membandingkan informasi yang diperoleh dari sumber yang
berbeda, antara lain dari kepala sekolah, guru, atau siswa.
2. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik yaitu pencocokan informasi yang diperoleh dengan
menggunakan teknik yang berbeda, misalnya dengan angket kuesioner,
wawancara, observasi, maupun dokumentasi.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif ini menggunakan teknik analisis data model
interaktif (Miles dan Huberman) yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu
(1) Data Reduction (reduksi data), (2) Data Display (penyajian data), (3)
Conclusion Drawing (penarikan simpulan) atau Verifikasi. Aktifitas ketiga
komponen tersebut dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis Data
(Model Analisis Interaktif Miles & Huberman, 2002)
Gambar diatas menujukkan langkah-langkah yang harus dilakukan
peneliti adalah:
a. Reduksi data adalah proses menyeleksi data awal, memfokuskan,
menyederhanakan data yang ada dalam catatan lapangan. Proses ini
berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian.
b. Penyajian data adalah langkah yang harus dilakukan setelah reduksi data
penyajian data dapat berupa tabel, grafik, dan sejenisnya. Dengan penyajian
data maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,
sehingga dapat lebih mudah dipahami.
c. Penarikan kesimpulan adalah tahapan apabila ditemukan data yang akurat,
maka peneliti tidak segan-segan untuk melakukan penyimpulan ulang.
H. Indikator Kinerja
indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan
acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan. Penelitian tindakan
kelas ini dapat dikatakan berhasil apabila minimal mencapai indikator sebagai
berikut :
1. Untuk hasil nilai minat belajar tinggi dicapai oleh minimal 20 siswa dari 25
siswa (80 %).
2. Rata-rata nilai minat belajar siswa ≥ 75
I. Prosedur Penelitian
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Penyajian Data
(Data Display) Reduksi Data
(Data Reduction)
Penarikan
Kesimpulan /
Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Prosedur penelitian ini terdiri dari siklus-siklus. Dalam penelitian
tindakan kelas ini dibagi menjadi empat tahapan, yang paling terkait dan
berkesinambungan. Tahapan-tahapan ini diantaranya adalah perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Penerapan tindakan (action). Pengamatan
(observation), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini terdiri dari dua siklus
penelitian.
Menurut Arikunto, dkk (2006), prosedur penelitian diatas dapat
divisualisasikan pada gambar di bawah ini.
Pelaksanaan Siklus I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus III Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan Siklus II Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Indikator Tercapai,
penelitian diakhiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar 3.2. Model PTK (Arikunto, dkk, 2006)
Dalam penelitian ini setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan,
perencanaan siklus yang akan dilaksanakan dapat dipaparkan secara rinci
sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
Peneliti dalam tahap perencanaan ini menyusun langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran IPS untuk dilaksanakan selama
dua kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT
2) Guru menyiapkan media yang diperlukan.
3) Merancang tes siklus I dan kunci jawabannya.
4) Membuat lembar observasi.
5) Membuat angket tentang minat belajar siswa dalam pelajaran IPS
6) Menyiapkan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa
terhadap materi ajar
b. Tahap Aksi/ Tindakan
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dipersiapkan.
2) Peneliti yang bertindak sebagai observer, mengadakan observasi jalannya
pembelajaran.
3) Guru memberikan evaluasi yang harus dikerjakan siswa secara individu.
4) Guru memberikan angket tentang minat belajar IPS kepada siswa.
c. Tahap Pengamatan/ Observasi
1) Dilakukan oleh peneliti (observer) yang mengamati pembelajaran yang
sedang berlangsung (mengamati aktivitas siswa).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2) Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar observasi yang telah
dipersiapkan oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan
siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus I mendapatkan hasil nilai rata-
rata minat belajar siswa adalah 59,6 (59,6%) masuk kedalam kriteria minat
sedang, untuk siswa yang memiliki minat belajar tinggi menjadi 5 siswa (20%).
Hasil ini meningkat dibandingkan dengan kondisi awal yaitu nilai rata-rata
minat belajar siswa hanya 49,1 (49,1%), untuk siswa yang memiliki minat
belajar tinggi hanya 3 siswa (12%). Dari hasil siklus I peneliti dengan guru
kelas mengadakan diskusi untuk membahas hasil pembelajaran. dalam
pembelajaran ditemukan kendala dan permasalahan maka kemudian perlu
dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan dari proses pembelajaran pada
siklus I.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Ulang
Guru menyusun skenario pembelajaran (RPP), instrumen untuk
evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indikator ketercapaian
yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Perencanaan aksi/
tindakan siklus II dikaitkan dengan hasil yang telah diperoleh pada siklus 1
dengan berbagai perbaikan pada kegiatan pembelajarannya.
b. Tahap Aksi/ Tindakan
1) Peneliti mengadakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dipersiapkan.
2) Peneliti atau guru lain yang bertindak sebagai observer, mengadakan
observasi jalannya pembelajaran.
3) Guru memberikan evaluasi yang harus dikerjakan siswa secara individu.
4) Guru memberikan angket tentang minat belajar IPS kepada siswa.
c. Tahap Pengamatan/ Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1) Dilakukan oleh peneliti (observer) yang mengamati pembelajaran yang
sedang berlangsung (mengamati aktivitas siswa).
2) Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar observasi yang telah
dipersiapkan oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Hasil minat belajar siswa pada siklus II yaitu, untuk rata-rata minat
belajar siswa meningkat menjadi 71.46 (71,46%) masuk kedalam kriteria minat
sedang, untuk siswa yang memiliki minat belajar tinggi ada 8 siswa (32%).
Hasil analisis data dari siklus II memang sudah meningkat, tetapi belum
memenuhi indikator kinerja maka harus dilakukan tindakan perbaikan dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk meningkatkan minat belajar
IPS siswa menjadi kriteria minat tinggi.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan Ulang
Guru menyusun skenario pembelajaran (RPP), instrumen untuk
evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indikator ketercapaian
yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Perencanaan aksi/
tindakan siklus III dikaitkan dengan hasil yang telah diperoleh pada siklus 1
dan II dengan berbagai perbaikan pada kegiatan pembelajarannya.
b. Tahap Aksi/ Tindakan
1) Peneliti mengadakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dipersiapkan.
2) Peneliti atau guru lain yang bertindak sebagai observer, mengadakan
observasi jalannya pembelajaran.
3) Guru memberikan evaluasi yang harus dikerjakan siswa secara individu.
4) Guru memberikan angket minat belajar IPS kepada siswa.
c. Tahap Pengamatan/ Observasi
1) Dilakukan oleh peneliti (observer) yang mengamati pembelajaran yang
sedang berlangsung (mengamati aktivitas siswa).
2) Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar observasi yang telah
dipersiapkan oleh peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
d. Tahap Refleksi
Hasil analisis data dari siklus III menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata minat belajar siswa yaitu 86 (86%)
masuk kedalam kategori minat tinggi, untuk siswa yang memiliki minat belajar
tinggi meningkat menjadi 23 siswa (92%). Hasil pada siklus III sudah
mencapai indikator kinerja yang diharapkan. Maka tindakan dihentikan.
Dengan ini makan dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan minat belajar IPS.