upaya menanamkan perilaku hidup sehat melalui …
TRANSCRIPT
UPAYA MENANAMKAN PERILAKU HIDUP SEHAT
MELALUI KOMUNIKASI PERSUASIF ORANG TUA
TERHADAP ANAK DI DESA KARYA MULYA KECAMATAN
MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI
SUMATERA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
ROIHATUL MASRUROH
NIM: UK.160177
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi fenomena yang terjadi di masyarakat Desa
Karya Mulya, dimana di Desa tersebut masih banyak anak yang kurang
memperhatikan penarapan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan rumusan masalah dari penelitian ini Bagaimana komunikasi persuasif
orang tua dalam menanamkan perilaku hidup sehat pada anak di Desa Karya
Mulya, bagaimana upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan perilaku
hidup sehat pada anak di Desa Karya Mulya dan apa saja yang menjadi kendala
komunikasi persuasif orang tua dalam menanamkan perilaku hidup sehat pada
anak di Desa Karya Mulya.
Metode penulisan yang penulis gunakan yaitu penelitian lapangan kualitatif
deskriiptif, yaitu pengumpulan data-data kualitatif dan mendeskripsikan data-data
tersebut setelah dianalisis.Pengumpulan data penelitian ini melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Analisis data melalui teknik reduksi data, penyajian
data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan.
Adapun hasil dalam penelitian ini adalah, bentuk komunikasi persuasif
orang tua di Desa Karya Mulya yaitu dengan cara menggunakan teknik integrasi,
adapula orang tua yang menggunakan teknik pay off, ada orang tua yang
menggunakan teknik icing dan ada juga orang tua yang tidak perduli. Adapun
upaya-upaya orang tua dalam menerapkan perilaku hidup sehat pada anak seperti
menasehati, melandaskan keimanan, membimbing dan mengajarkan pola hidup
sehat. Kendala yang dihadapi orang tua karakter anak, lingkungan, teknologi dan
pekerjaan orang tua. Akhirnya penulis merekomendasikan kepada orang tua agar
lebih memperhatikan perilaku hidup sehat pada anak dalam kehidupan sehari-hari.
Kata kunci: Komunikasi Persuasif, Orang tua, Perilaku Hidup Sehat.
iii
iv
MOTTO
ب الطيبى :اف اللهى طىيبه يي عد ابن اىب كىقىاص عىن النب صىلى اللهي عىلىيو كىسىلمى قىاؿى ب النظىافىةى عىن سى نىظيفه ييب اليودى فػىنىظفيوا واده يي رىىـ جى ب الكى ريه يي اىفنيىتىكيمولا تشبهوا باليهودكى
“Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqos dari Rasulullah SAW, Beliau
bersabda: Sesungguhnya Allah baik, menyukai kebaikan. Dia Maha Bersih,
menyukai kebersihan. Maha Mulia, menyukai kemuliaan. Maha Dermawan ,
menyukai kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan
jangan meniru-niru orang-orang Yahudi.” (HR. Tirmidzi)
v
v
v
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirahmanirrahim…
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin
Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu ya Allah SWT
Tuhan yang Maha Agung dan Maha Tinggi.
Atas karuniamu saya bisa mencapai keberhasilan ini
Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depanku,
Dalam meraih cita-cita saya.
Karya sederhana dan keberhasilani ini teristimewa saya persembahkan kepada
Abbahku tercinta Badrul Qomari, Ammyku tersayang Pujiati
Terimakasihku ucapkan atas pengorbanan, perjuangan dan kasih sayang yang
berlimpah dari kalian mulai dari saya lahir sampai sebesar ini.
Terima kasih juga untuk keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan doa
dan dukungan hingga saya berada dititik ini.
Terimakasih selanjutnya,
AdikkuHanun Fawziyah atas dukungan, bantuan, semangat yang tiada lelah dan
terimakasih sudah menyemangatikakakmu selama ini.
Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT
Terimakasih kepada Bapak M. Junaidi Habe dan Ibu Dani Sartika yang sudah
membimbing saya dengan penuh kesabaran
Terimakasih juga kepada teman-teman KPI A dan B
Kemudian teman- teman angkatan 2016 terkhusus Ulfa Arimawati dan Efi
Lutfiatul Hidayah yang sudah membantu, memotivasi dan memberikan saran
kepada saya dalam meraih keberhasilan ini.
Hidupku takkan bisa berjalan tanpa bantuan dan dukungan dari orang lain
semoga semua amal perbuatan kita menjadi ladang pahala di Akhirat kelak.
Amiin yaa Robbal „Alamiin
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Upaya Menanamkan Perilaku Hidup Sehat melalui Komunikasi Persuasif
Orang Tua terhadap Anak di Desa Karya Mulya Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan”. Sholawat dan salam
senantiasa tercurah untuk Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari
zaman kegelapan ke zaman yang cerah benderang ini. Tujuan penulisan skripsi ini
untuk memenuhi sebahagian syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1),
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Penulis mengakui tidak dapat menyelesaikan tanpa dukungan dari berbagai
pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam perencanaan skripsi
ini terutama untuk:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asyari, M.A., Ph.D selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Zulqarnain, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dan Bapak Dr. D.I Ansusa
Putra, LC., M.A., M.Hum selaku Wakil Dekan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak M.Junaidi Habe, S.Ag, M.Si selaku Ketua Prodi Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak M.Junaidi Habe, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan
IbuDani Sartika, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu
membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak MJunaidi, S.Ag, M.Si selaku Pembimbing Akademik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
terima kasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat
bermanfaat bagi penulis di dunia dan di akhirat.
7. Seluruh karyawan dan karyawati di lingkungan akademik Fakultas
Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Teman-teman seperjuangan KPI angkatan 2016, terkhusus teman-teman
yang selalu membantu saya Siti Fatimah, Miftahul Jannah, Susi Gusfalina,
Nur Khairani. Terimakasih atas semangat dan dukungan kalian sehingga
penulis tetap semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang dibuat dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan peminat kajian bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................. vi
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
MOTTO ....................................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... ii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xii
PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Batasan Masalah ..................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 5
E. Kerangka Teori ....................................................................... 5
F. Metode Penelitian…………………………………………..19
G. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... 22
H. Studi Relevan ........................................................................ 25
BAB II GAMBARAN UMUM DESA KARYA MULYA KECAMATAN
MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI
SUMATERA SELATAN
A. Gambaran umum Desa Karya Mulya ..................................... 26
1. Kondisi geografis ............................................................ 26
2. Gambaran demografis ..................................................... 28
3. Visi dan misi .................................................................... 30
4. Struktur kepengurusan desa............................................. 32
5. Sarana dan prasarana ....................................................... 33
6. Kondisi ekonomi ............................................................. 34
7. Program dan kegiatan ...................................................... 35
BAB III KOMUNIKASI PERSUASIF ORANG TUA DALAM
MENANAMKAN PERILAKU HIDUP SEHAT PADA ANAK
A. Perilaku hidup sehat Desa Karya Mulya ................................ 38
B. Perilaku anak di Desa Karya Mulya ....................................... 47
C. Komunikasi persuasif ............................................................. 48
1. Orangtua yang menggunakan teknik integrasi ................ 49
2. Orangtua yang menggunakan teknik pay off ................... 51
3. Orangtua yang menggunakan teknik icing ...................... 52
x
4. Orang tua yang tidak perduli .......................................... 54
BAB IV UPAYA DAN KENDALA KOMUNIKASI ORANG TUA
TERHADAP ANAK.
A. Upaya orangtua dalam menanamkan perilaku hidup sehat pada
anak di Desa Karya Mulya ................................................... 56
1. Orangtua yang menasehati .............................................. 57
2. Orangtua yang melandsakan keimanan ........................... 58
3. Orangtua yang membimbing ........................................... 59
4. Orangtua yang mengajarkan pola hidup sehat ................ 60
B. Kendala orangtua dalam menanamkan perilaku hidup sehat pada
anak di Desa Karya Mulya ................................................... 63
1. Karakter Anak ................................................................. 63
2. Faktor lingkungan............................................................ 66
3. Tekhnologi....................................................................... 66
4. Pekerjaan orang tua ......................................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………..70
B. Implikasi Penelitian………………………………………….71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1:Jumlah Penduduk.......................................................................... ….28
Tabel 2: Jumlah Kepala Keluarga.............................................................. ….28
Tabel 3: Jumlah Anak Usia Sekolah .......................................................... ….28
Tabel 4: Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pecarian............................ ….29
Tabel 5: Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... ….29
Tabel 6: Sarana dan Prasarana ................................................................... ….34
xii
TRANSLITERASI1
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
Th ط ` ا
Zh ظ B ب
a` ع T ت
Gh غ Ts ث
F ؼ J ج
Q ؽ Ch ح
K ؾ Kh خ
L ؿ D د
M ـ Dz ذ
N ف R ر
W ك Z ز
H ق S س
؍ ء Sy ش
Y ل Sh ص
Dh ض
B. VokaldanHarkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesi
a
Aa ال Aa اى A اى
1Tim Penyusun, PanduanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswaFakultasUshuluddin IAIN STS
Jambi (Jambi :Fak.Ushuluddin Iain STS JAMBI, 2014), 136-137.
xiii
Aw اىك Ii اىل U اي
Ay اىل Uu ايك I ا
C. Ta’ Marbutah
Transliterasiuntukta’ marbutahiniadaduamacam:
1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun maka transliterasinya adalah /h/.
Contoh:
Arab Indonesia
Salaah صلاة
Mir’ah مراة
2. Ta’Marbutahhidupatau yang mendapatharakatfathah, kasrahdandammah,
makatransliterasinyaadalah/t/.
Contoh:
Arab Indonesia
Wizaarat al-Tarbiyah كزارة التبية
الزمن مراة Mir’at al-zaman
3. Ta’ Marbutahyang berharakattanwinmakatransliterasinyaadalah /tan/tin/tun.
Contoh:
Arab Indonesia
Fajannatan فجئة
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan salah satu nikmat yang sangat berharga dalam
kehidupan manusia.Kesehatan sebagai modal dasar untuk melakukan segala
aktivitas. Menurut lembaga organisasi kesehatan dunia (WHO) Definisi kesehatan
menurut Organisai Kesehatan Sedunia sebagiamana berikut: “health is defined as a state
of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absense of disease
or infirmity” kesehatan adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental, maupun
sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.2Hal ini berarti kesehatan
seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial saja, tetapi juga
diukur dari produktivitasnya, dimana seluruh aspek kehidupan sangat mendukung
kondisi kesehatan manusia.
Peningkatan pemeliharaan kesehatan bagi anak-anak sangat penting, karena
kualitas anak sangat dipengaruhi oleh kesehatan selama masa tumbuh kembang
anak.Anak yang sehat bisa belajar dengan baik. Sehingga pendidikan kesehatan
sangat strategis ditanamkan pada usia dini mengingat pada usia ini relatife belum
terbentuk sikap dan perilakunya sehingga akan lebih mudah menanamkan perilaku
hidup bersih dan sehat dibanding orang dewasa. Menanamkan perilaku hidup
sehat sedini mungkin lebih mungkin menjamin tercapainya masyarakat dengan
perilaku hidup sehat yang baik ketika mereka dewasa kelak.
Orang tua berperan sebagai pembina pribadi utama dalam kehidupan anak
sedangkan keluarga merupakan benih akal penyusunan kematangan dan struktur
kepribadian. Anak-anak mengikuti orang tua dan berbagai kebiasaan dan perilaku
dengan demikian keluarga adalah elemen pendidikan lain yang paling nyata, tepat
dan amat besar. Keluarga adalah salah satu elemen pokok pembangunan entitas-
entitas pendidikan, menciptakan proses naturalisasi sosial, membentuk
kepribadian-kepribadian serta memberi berbagai kebiasaan baik kepada anak-anak
2Muh. Anis, Sukses Mendidik Anak Perspektif al-Qur’an dan Hadits, (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2009), 132.
2
yang akan terus bertahan lama.3Islam menjelaskan bahwa orang tua/keluarga
merupakan instuisi sosial terpenting dalam membentuk generasi dan keturunan
yang baik.Islam adalah agama yang sempurna yang sudah mengajarkanmanusia
untuk berhubungan dan berkomunikasi yang baik antar sesama, khususnya dalam
keluarga yaitu antara orang tua dengan anak atau sebaliknya.
Komunikasi persuasif merupakan salah satu kajian komunikasi yang
kerapdigunakan sebagai metode mempengaruhi orang lain dalam berbagai hal,
salah satunya dalam bidang perilaku hidup sehat yang dilakukan orang tua kepada
anaknya contohnya seperti orang tua memberikan pengertian kepada anak betapa
pentingnya cuci tangan menggunakan sabun pada saat sebelum makan. Penerapan
komunikasi persuasif digunakan untuk proses pembelajaran yang mampu
membangkitkan kemauan pada anak dalam memperbaiki perilaku hidup sehat.
Bentuk komunikasi persuasif terdiri dari tiga macam, yaitu: (1) iklan,
komunikasi jenis ini biasanya dimanfaatkan sebagai kegiatan pemasaran; (2)
dakwah, yaitu aktivitas yang menyerukan seperti layaknya orasi namun sifatnya
mengajak untuk berjalan ke jalan yang benar; (3) pamphlet, yaitu komunikasi
persuasif secara verbal berbentuk tulisan yang bersifat mengajak, sehingga
pamphlet merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif.4
Komunikasi persuasif memiliki tujuan untuk mengubah atau mempengaruhi
kepercayaan sikap dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa
yang diharapkan. Begitu pula dengan peran komunikasi persuasif orang tua di
Desa Karya Mulya yang memberikan pengertian kepada anak-anaknya betapa
pentingnya perilaku hidup sehat dengan harapan sang anak lebih memahami dan
meningkatkan perilaku hidup sehat sehingga komunikasi persuasif orang tua
berjalan seperti apa yang menjadi tujuan dari komunikasi persuasif tersebut.
Perilaku diartikan sebagai tindakan atau aktivitas manusia yang memiliki
bentangan arti yang luas contohnya seperti berjalan, berbicara, menangis, tertawa
dan lain sebagainya.Perilaku hidup sehat juga merupakan salah satu tindakan atau
3Muhammad Taufik, “Pola Komunikasi Orang Tua dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama
terhadap Anak”, Skripsi (Jambi: IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2016). 4Asep syamsul, Komunikasi Dakwah: Komunikasi Persuasif (Jakarta: Gramedia, 2011),
117.
3
aktivitas yang memiliki makna penting dalam kehidupan.Seperti yang kita ketahui
perilaku hidup sehat sendiri sangat penting untuk kita fahami dan kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari agar kita terhindar dari berbagai penyakit yang
ditimbulkan akibat tidak menjaga kebersihan.Namun faktanya hal ini tidak
tertanam pada diri anak-anak di Desa Karya Mulya, sehingga tidak sedikit dari
anak-anak tersebut mudah terserang penyakit seperti batuk, flu dan demam yang
diakibatkan dari kurang memahami pentingnya menjaga kebersihan.Maka dari itu
komunikasi pesuasif orang tua dalam hal ini berperan sangat penting agar anak-
anak memahami lebih dalam pentingnya perilaku hidup sehat.
Permasalahan kesehatan yang dihadapi anak-anak di Desa Karya Mulya
tidak beda dengan permasalahan yang dihadapi anak oleh anak-anak lainnya.
Berdasarkan hal tersebut dalam hal ini dituntut suatu peran aktif dari orang
tua.Orang tua dituntut bekerjasama dengan pihak kesehatan melakukan
pembinaan kesehatan bagi anak-anak, sehingga terwujud pola perilaku hidup
bersih dan sehat bagi anak-anak atau bahkan masyarakat yang ada di Desa Karya
Mulya.
Penyakit-penyakit menular di lingkungan yang sering terjadi akibat dari
kurangnya kebersihan diantaranya tuberkulosis paru, infeksi saluran pernapasan
atas, diare, cacingan, dan penyakit kulit (dermatitis dan skabies) masih merupakan
masalah kesehatan yang juga dapat ditemukan di lingkungan-lingkungan yang
kurang bersih Penyakit skabies dikenal juga dengan nama the itch, gudik,
ataugatal agogo.5
Berdasarkan observasi awal di Desa Karya Mulya Kec.Megang Sakti Kab.
Musi Rawas Sumatera Selatan, bahwa komunikasi persuasif orang tua dalam
menanamkan perilaku hidup sehat pada anak ternyata masih kurang efektif.
Sehubungan dengan pentingnya komunikasi persuasif orang tua dalam
menanamkan perilaku hidup sehat pada anak di Desa Karya Mulya Kecamatan
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan, berdasarkan
5Diakses melalui http://eprints.ums.ac.id/24180/2/04._BAB_I.pdf pada tanggal 5 agustus
2020.
4
pengamatan awal penulis menemukan banyak anak di desa ini yang kurang faham
akan pentingnya menanamkan perilaku hidup sehat contohnya seperti:6
1. Tidak mencuci tangan sepulang bemain dari alam terbuka.
2. Tidak mencuci tangan sebelum makan.
3. Jajan sembarangan.
4. Tidak memelihara kebersihan kuku.
5. Membuang sampah sembarangan.
Dari tulisan diatas penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang upaya
menanamkan perilaku hidup sehat melalui komunikasi persuasif orang tua
terhadap anak di Desa Karya Mulya dan penanaman perilaku hidup sehat pada
anak. Dari pengamatan penulis antara orang tua dan anak kurang terjalinnya
komunikasi yang baik karena orang tua sibuk dengan pekerjaannya sebagai petani
dan mereka kerja pagi pulang sore sehingga menimbulkan minimnya komunikasi
antara orang tua dan anak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk komunikasi persuasif orang tua dalam menanamkan
perilaku hidup sehat pada anak di Desa Karya Mulya?
2. Apa upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan perilaku hidup
sehat pada anak di Desa Karya Mulya?
3. Apa saja yang menjadi kendala komunikasi persuasif orang tua dalam
menanamkan perilaku hidup sehat pada anak di Desa Karya Mulya?
C. Batasan Masalah
Penelitian yang dimaksud dengan judul diatas adalah upaya menanamkan
perilaku hidup sehat melalui komunikasi persuasif orang tua terhadap anak, yang
dimaksud dengan anak disini adalah anak usia 8-12 tahun.
6Hasil observasi penulis terhadap kondisi Desa Karya Mulya Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi rawas.
5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi persuasif orang tua
dalam menanamkan hidup sehat pada anak di Desa Karya Mulya.
2. Untuk mengetahui upaya orang tua dalam menanamkan perilaku hidup
sehat pada anak di Desa Karya Mulya.
3. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam menanamkan
perilaku hidup sehat pada anak di Desa Karya Mulya.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Upaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk
mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, daya
upaya).7 Menurut Tim Penyusunan Departemen Pendidikan Nasional “[U]paya
adalah usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan
persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya…”. Poerwadarminta juga
mengatakan bahwa “[U]paya adalah usaha untuk menyampaikan maksud, akal
dan ikhtisar…”.8
Berdasarkan pengertian di atas dapat diperjelas bahwa upaya adalah bagian
dari peranan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam penelitian ini di tekankan pada bagaimana usaha guru dalam mencapai
tujuannya pada saat proses pembelajaran.
2. Menanamkan Perilaku Hidup Sehat
a. Pengertian perilaku
Dalam wikipedia disebutkan perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku
yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika,
kekuasaan, persuasi, dan atau genetika.Perilaku seseorang dikelompokkan ke
dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku
menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak
7 Indrawan WS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media), hal. 568.
8 Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Modern English
Press), hal, 1187.
6
ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial
manusia yang sangat mendasar.9
Menurut Skinner sebagaimana dikutip oleh Soekidjo Notoatmojo perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan dari luar (stimulus).
Perilaku dapat dikelompokkan menjadi dua:
1) Perilaku tertutup (covert behaviour), perilaku tertutup terjadi bila
respons terhadap stimulus tersebut masih belum bisa diamati orang
lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam
bentuk perhatian, perasaan, persepsi, dan sikap terhadap stimulus
yang bersangkutan. Bentuk unobservabel behavioratau covert
behavior apabila respons tersebut terjadi dalam diri sendiri, dan sulit
diamati dari luar (orang lain) yang disebut dengan pengetahuan
(knowledge) dan sikap (attitude).
2) Perilaku Terbuka (Overt behaviour), apabila respons tersebut dalam
bentuk tindakan yang dapat diamati dari luar (orang lain) yang
disebut praktek (practice) yang diamati orang lain dati luar atau
observabel behavior.
Menurut Soekidjo Notoatmojo perilaku dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1) Perilaku pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi dalam diri
manusia dan yang tidak secara langsung dapat terlihat orang lain.
(tanpa tindakan: berfikir, berpendapat, bersikap) artinya seseorang
yang memiliki pengetahuan positif untuk mendukung hidup sehat
tetapi ia belum melakukannya secara kongkrit.
2) Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati secara langsung
(melakukan tindakan), misalnya: seseorang yang tahu bahwa
menjaga kebersihan amat penting bagi kesehatannya ia sendiri
9Diakses melalui https://eprints.uny.ac.id/7507/2/BAB%202.pdfpada tanggal 07 Desember
2019.
7
melaksanakan dengan baik serta dapat menganjurkan pada orang lain
untuk berbuat serupa.10
b. Perilaku hidup sehat
Menurut Becker konsep perilaku sehat merupakan pengembangan dari
konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku
kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge),
sikap terhadap kesehatan(health attitude) dan praktik kesehatan (health practice).
Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan
individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan
perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi :
1) Pengetahuan kesehatan, pengetahuan tentang kesehatan mencakup
apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara
kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular,
pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan mempengaruhi
kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan dan
pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2) Sikap, sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian
seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak
menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau
memengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan,
dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3) Praktek kesehatan, praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah
semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara
kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak
menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau
memengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan
kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.
Dimensi Perilaku kesehatan dibagi menjadi dua yaitu:
10
Soekidjo Notoatmojo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan dalam Ilmu, (Jakarta:Rineka
Cipta, 1997), 120-121.
8
1) Healthy Behavior yaituperilaku orang sehat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan. Contoh: Makan dengan gizi
seimbang, olahraga/kegiatan fisik secara teratur, tidak
mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung zat adiktif ,
istirahat cukup dan rekreasi /mengendalikan stress.
2) Health Seeking Behavior yaitu perilaku orang sakit untuk
memperoleh kesembuhan dan pemulihan kesehatannya. Disebut juga
perilaku kuratif dan rehabilitative yang mencakup kegiatan:
Mengenali gejala penyakit , upaya memperoleh kesembuhan dan
pemulihan yaitu dengan mengobati sendiri atau mencari pelayanan
(tradisional, profesional), patuh terhadap proses penyembuhan dan
pemulihan (complientce) atau kepatuhan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Hidup Sehat
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik
yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable),
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat antara lain dipengaruhi oleh:
1) Faktor makanan dan minuman terdiri dari kebiasaan makan pagi,
pemilihan jenis makanan, jumlah makanan dan minuman, kebersihan
makanan.
2) Faktor perilaku terhadap kebersihan diri sendiri terdiri dari mandi,
membersihkan mulut dan gigi, membersihkan tangan dan kaki,
kebersihan pakaian.
3) Faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan lingkungan terdiri
dari kebersihan kamar, kebersihan rumah, kebersihan lingkungan
rumah, kebersihan lingkungan sekolah.
4) Faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit terdiri dari pemelihraan
kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, rencana pengobatan dan
pemulihan kesehatan.
9
5) Faktor keseimbangan antara kegiatan istirahat dan olahraga terdiri
dari banyaknya waktu istirahat, aktivitas di rumah dan olahraga
teratur.
d. Hidup sehat dalam perspektif Islam
Adapun kesehatan adalah dasar untuk meraih kesejahteraan hidup di dunia
ini karena betapa pun banyak nikmat yang dimiliki, menjadi tidak bermakna bila
seseorang jatuh sakit. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:,
نػيىا أىنىا حيزىت لىوي الد هي قيوتي يػىومو فىكى مىن أىصبىحى منكيم ميعىافن ف جىسىده آمننا ف سربو عندى
“Orang yang memasuki pagi hari dengan kesehatan yang baik, aman di tempat
kediamanya dan memiliki makanan harianya maka seolah-olah seluruh
kehidupan dunia ini telah dianugerahkan kepadanya”.(HR. Ibnu Majah, no:
4141, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush
Shaghir no. 5918)11
Dalam hadits tersebut, kesehatan disejajarkan nilainya dengan rumah yang
melindungi.Sepotong roti, dan segelas air yang mencukupi kebutuhan dasar.
Kesemuanya itu, bila terpenuhi, akan bernilai sama dengan seluruh kenikmatan
hidup di dunia ini.
Pemeliharaan kesehatan dalam Islam terletak pada kehidupan yang bersih,
aktif, tenang, moderat, adil, proporsional, seimbang, dan alami.Jangan melakukan
sesuatu dengan mengabaikan kebutuhan diri. Dalam sebuah hadits Rasulullah
SAW bersabda:
“Sesungguhnya badanmu punya hak atas dirimu” Nabi Saw menegur beberapa
sahabatnya yang bermaksud melampaui batas, bersifat ekstrem, dan berlebih-
lebihan dalam beribadah. Ketika ada seseorang sahabat yang berazam, akan
berpuasa terus menerus, shalat tahajut sepanjang malam penuh sehingga
kebutuhan jasmaniahnya terabaikan. Nabi malah mengatakan “sesungguhnya
aku mengawini wanita, memakan daging, aku tidur, bangun (shalat malam),
11
Drs. Amiruddin, S.Ag, Drs. Abd. Rozak, M.A, Hadits-hadits tentang Tuntunan Hidup,
(Bogor: Mitra Wacana Media, 2010), 57.
10
puasa dan berbuka. Siapa yang tidak menyukai sunnahku maka dia bukan dari
ummatku”.(HR Bukhari dan Muslim).12
Pola hidup sehat mencakup tata cara seseorang menjalani kehidupan
dengan mengisi hidupnya dengan aturan yang telah disyariatkan oleh agama Islam
dan telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, baik cara hidup maupun cara
makan dan sebagainya. Oleh sebab itu, pola hidup sehat yang ada dalam Al-
Qur’an dan yang dicontohkan Nabi Muhammad perlu untuk ditiru dan dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari, agar dalam hidup seseorang menjadi lebih baik dan
bermakna serta bermanfaat.
Hadits yang diriwayatkan oleh muslim dari Abu Hurairah:
هم امىعىاشوىأىصلح ألل نػيىايىالىتفيػهى صلحلدينالىذيػهيىىعصمىةيأىمزيػوىأىصلحلدي
ىتػىرىاحىةنلمنكيلشىزو يزوكىاجعىلالمى لفكيلخى امىعىاديػوىاجعىلالىيىاةىسيىادىىن لخزىتالىتفيػهى
“Ya Allah, baikkanlah agamaku yang menjadi penjaga dari segala urusan saya,
baguskanlah dunia saya yang menjadi arena perjuangan hidupku, bagus kanlah
akhirat saya yang akan menjadi tempatku kembali, dan jadikanlah hidup saya
ini kesempatan untuk berbuat baik, dan jadikanlah matiku sebagai waktu beristirahat dari perbuatan jahat”.
13
Doa ini adalah doa nabi yang diucapkan setiap nabi hendak memulai hari
kerja beliau. Adapun lima pola hidup umat muslim yang diikuti dari sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairoh adalah sebagai
berikut14
:
12
Ibid, 60. 13
Ibid,73. 14
Dikutip oleh “Ahmad Watik Pratiknya”, dalam bukunya Islam Etika Dan Kesehatan,
(Jakarta, rajawali, 1986), 153.
11
1) Mempergunakan agama sebagai pedoman hidup yang akan menjadi
juri dari semua perkara yang dihadapi setiap hari.
2) Memanfaatkan hidup yang pendek (fana) ini sebaik-baiknya.
3) Mempersiapkan kehidupan akhirat.
4) Berusaha untuk mencapai khusnul khotimah.
5) Makanan makanan yang sehat.
6) Olahraga yang cukup juga diperlukan untuk tetap “fit” atau segar.
7) Tidak minum alcohol.
8) Tidak merokok.
9) Berpikir positif.
3. Komunikasi Persuasif
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi dalam
Teori dan Praktek”, istilah komunikasi dalam bahasa Inggris “Communication”
berasal dari bahasa latin “Communicatio” dan bersumber dari kata “Communis”
yang berarti sam, maksudnya adalah sama makna. Kesamaan makna disini adalah
mengenai sesuatu yang dikomunikasikan, karena komunikasi akan berlangsung
selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan atau
dikomunikasikan. Suatu percakapan dikatakan komunikatif apabila kedua belah
pihak yakni komunikator dan komunikan mengerti bahasa pesan yang
disampaikan.15
Komunikasi dalah suatu aspek kehidupan manusia yang paling mendasar,
penting dan kompleks. Kehidupan sehari-hari kita sangat dipengaruhi oleh
komunikasi kita sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari
orang yang tidak kita tahu (we can not communication).
Karena kekomplekkan komunikasi, Little John berpendapat bahwa
komunikasi adalah sesuatu yang sulit untuk didefinisikan. Sementara itu, menurut
ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, komunikasi adalah proses penyampaian
15
Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), 6.
12
pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak yang lain agar saling terjadi
mempengaruhi antara keduanya.16
Berhasil tidaknya suatu komunikasi tergantung dari kelima elemen dasar
tersebut. Bagaimana komunikator bisa mempengaruhi komunikannya, sehingga
bisa bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator, bahkan bisa
merubah sikap dan perilaku dari komunikan tersebut. Namun, komunikator,
pesan, saluran bagaimana yang akan bisa merubah sikap dan perilaku komunikan.
Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif yaitu
komunikasi yang bersifat mempengaruhi audien atau komunikannya, sehingga
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan komunikator.
Kata persuasif diambil dari istilah bahasa Inggris “persuation” yang juga
dari bahasa latin “persuasion” yang engandung arti bujukan, merayu dan
meyakinkan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, persuasif diartikan bersifat
membujuk secara halus (supaya menjadi yakin).17
Sehingga komunikasi persuasif
lebih jelasnya merupakan komunikasi yang bertujuan mengubah dan
memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku dari komunikan).
Sementara itu, Michael West menyatakan bahwa “[P]ersuasi sebagai suatu
daya atau seni membujuk. Bentuk kata kerjanya to persuade yang berarti
meyakinkan dengan suatu fakta atau sepenggal argument…”.Dalam bahasa
Indonesia persuasi diartikan sebagai bujukan halus, himbauan, rayuan dan
keyakinan.
Kennetn E. Anderson, juga menyatakan bahwa “[P]ersuasi adalah proses
komunikasi anatar individu dimana komunikator menggunakan symbol-simbol
untuk mempengaruhi pikiran komunikan sebagai dengan dirinya sendiri,
komunikator dapat mengubah tingkah laku dan perbuatan audien”.18
Komunikasi persuasif berarti komunikasi yang bersifat persuasi. Persuasi
berasal dari bahasa latinpersuasio, dalam bahasa Inggrisnya persuasion, yang
16
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT.Rosdakarya, 2005),
10. 17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), 230. 18
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, 67.
13
dapat diartikan sebagai membujuk, merayu, meyakinkan dan
sebagainya.19
Persuasi mengarah pada suatu daya tarik yang terjadi pada saat
berlangsungnya interaksi, yang tidak hanya terbatas pada interaksi abtar pribadi
tapi juga dalam pergaulan yang lebih luas lagi. Persuasi adalah proses
mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan
psikologis.
Komunikasi persuasif berusaha mendorong atau merangsang seseorang
berbuat sesuatu seperti apa yang dikehendaki. Dalam definisi komunikasi yang
dikemukakan beberapa ahli, walaupun pengungkapannya beragam namun terdapat
kesamaan atas fenomena komunikasi. Komunikasi tersebut Nampak dalam isis
yang tercakup didalamnya, yaitu dengan adanya komunikator, komunikasi, pesan,
media atau saluran, umpan balik, efek, dampak serta ada tujuan terbentuknya
pengertian sama.
Persuasi berasal dari bahasa latin persuasio, dalam bahasa Inggrisnya
persuasion, yang dapat diartikan sebagai membujuk, merayu, meyakinkan dan
sebagainya.20
Persuasi mengarah pada suatu daya tarik yang terjadi pada saat
berlangsungnya interaksi, yang tidak hanya terbatas pada interaksi antar pribadi
tapi juga dalam pergaulan yang lebih luas lagi. Persuasi adalah proses
mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan
psikologis.
De Vito menjelaskan komunikasi persuasif dalam buku komunikasi antar
manusia sebagai berikut:
[P]embicaraan persuasif mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya
memperkuat, memberikan ilustrasi dan menyodorkan informasi kepada
khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya adalah menguatkan atau mengibah
sikap dan perilaku, sehingga penggunaan fakta, pendapat dan himabauan
motivasional memperkuat tujuan persuasif.21
19
Ibnu Hisyam Mukti, Prinsip-prinsip Komunikasi dalam Islam, (Jakarta: Yunasa Teta
Media), 48. 20
Ibid, 48. 21
Rachmat Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 39.
14
Dari penjelasan tersebut De Vito mengemukakan terdapat dua macam
tujuan atau tindakan yang ingin kita capai dalam melakukan pembicaraan
persuasif.Tujuan tersebut dapat berupa untuk mengubah sikap atau perilaku
receiver atau untuk memotivasi perilaku receiver. Agar dapat mengubah sikap,
perilaku dan pendapat sasaran persuasi seseorang persuader harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
Pertama, kejelasan tujuan.Tujuan komunikasi persuasif adalah untuk
mengubah sikap, perilaku dan pendapat.Apabila bertujuan untuk mengubah sikap
maka berkaitan dengan aspek efektif, mengubah pendapat maka berkaitan dengan
aspek kognitif, sedangkan mengubah perilaku maka berkaitan dengan aspek
motorik.
Kedua, memikirkan secara cermat orang yang dihadapi.Sasaran persuasi
memiliki keragaman yang cukup kompleks. Keragaman tersebut dapat dilihat dari
karakteristik demografis, jenis kelamin, level pekerjaan, suku bangsa hingga gaya
hidup. Sehingga sebelum melakukan komunikasi persuasif sebaiknya persuader
mempelajari dan menelusuri aspek-aspek keragaman sasaran persuasi terlebiih
dahulu.
Ketiga, memilih strategi komunikasi yang tepat.Strategi komunikasi
persuasif merupakan perpaduan antara perencanaan komunikasi persuasif dengan
manajemen komunikasi. Hal yang perlu diperhatikan seperti siapa sasaran
persuasi, tempat dan waktu pelaksanaan komunikasi persuasi, apa yang harus
disampaikan hingga mengapa harus disampaikan.
a. Teori dan metode komunikasi persuasif
Untuk kepentingan komunikasi persuasif, seseorang komunikator
hendaknya membekali diri mereka dengan teori-teori persuasif agar ia dapat
menjadi komunikator yang efektif. Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan
sebagai dasar kegiatan yang dalam pelaksanaannya bisa di kembangkan menjadi
beberapa metode diantaranya:
15
Pertama, metode asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan jalan
menumpang pada suatu peristiwa yang actual.Atau sedang menarik perhatian dan
minat masa.
Kedua, metode integrasi, kemampuang untuk menyatukan diri dengan
komunikan dengan arti menyatukan diri dengan komunikatif, sehingga tampaka
menjadi satu atau mengandung arti kebersamaan dan senasib serta
sepenanggungan dengan komunikan baik dilakukan secara verbal maupun non
verbal.
Ketiga, metode pay-off dan fear-arausing, yakni kegiatan mempengaruhi
orang lain dengan jalan melukiskan hal-hal yang menggembirakan dan
menyenangkan perasaannya dan memberi harapan, dan sebaliknya dengan
menggambarkan hal-hal yang menakutkan atau menyajikan konsekuensi yang
buruk dan tidak menyenangkan perasaan.
Keempat, metode icing, yaitu menjadikan indah sesuatu sehingga menarik
siapa yang menerimanya.Metode icing ini juga disebut metode memanis-
maniskan atau mengulang kegiatan persuasif dengan jalan menata ruoa sehingga
komunikasi menjadi baik.
b. Landasan konsep komunikasi persuasif
1) Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk berperilaku dengan
cara tertentu. Melalui komunikasi persuasif, seorang receiver
(penerima pesan) dapat berubah sikap karena paparan informasi
dari sender (pengirim pesan). Dalam pernyataannya Martin
Fishbein menjelaskan bahwa sikap merupakan suatu
kecenderungan untuk memberi reaksi yang menyenangkan, tidak
menyenangkan atau netral terhadap suatu objek atau sebuah
kumpulan objek. Sasaran perubahan sikap tersebut meliputi aspek
dasar sikap manusia yaitu aspek afektif (kesukaan atau perasaan
terhadap suatu objek), kognitif (keyakinan terhadap suatu benda)
dan motorik atau perilaku (tindakan terhadap objek) dengan uraian
sebagai berikut:
16
a) Sasaran aspek kognitif dalam komunikasi persuasif. Dalam
proses ini, pesan yang berkaitan dengan objek sikap
disampaikan kepada individu, agar ia bersedia menyetujui ide-
ide yang termuat dalam pesan tersebut.
b) Sasaran aspek afektif dalam persuasif. Pada bagian ini proses
afektif atau emosi yang akan dijadikan pokok bahasan. Ketika
pesan persuasi disampaikan, pesan tersebut akan menyentuh
dan mempengaruhi aspek.
c) Sasaran aspek motorik/perilaku dalam komunikasi persuasif.
Tensi disonansi memotivasi kita untuk berubah baik perilaku
atau keyakinan dalam upaya menghindari perasaan tertekan.
2) Kepercayaan merupakan rasa yakin akan adanya sesuatu atau akan
kebenaran sesuatu. Kepercayaan timbul akibat dari percampuran
observasi pengalaman, bukti dari pihak kedua juga motivasi yang
kompleks.
3) Perilaku dalam persuasi mengacu pada tindakan yang jelas atau
dapat diamati. Perilaku merupakan tindakan dari dikap kita terhadap
sesuatu.22
c. Prinsip-prinsip komunikasi persuasif
Ada empat prinsip utama yang dimanfaatkan dalam komunikasi
persuasif.Prinsip tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk keberhasilan
mengubah sikap, kepercayaan dan mengajak sasaran persuasi untuk berbuat
sesuatu. De Vito menerapkan prinsip tersebut sebagai berikut:
1) Prinsip pemaparan selektif. Prinsip ini menerangkan bahwa:
pendengar akan secara aktif mencari informasi yang mendukung
opini, nilai, keputusan, perilaku dan motivasi mereka, pendengar
akan secara aktif menghindari informasi yang bertentangan dengan
opini, nilai, keputusan, perilaku dan motivasi mereka.
22
Jalaluddin Rahmat, Tipologi Pesan Persuasif (Bandung: Semesta Ilmu, 2013), 97.
17
2) Prinsip partisipasi khalayak. Khalayak yang dimaksud disini adalah
sasaran persuasi. Komunikasi persuasif akan lebih efektif apabila
khalayak turut berpartisipasi dalam proses komunikasi.
3) Prinsip inokulasi. Prinsip ini berbicara tentang menghadapi sasaran
persuasi yang terinokulasi sasaran yang telah mengetahui posisi
persuader dan telah menyiapkan senjata berupa argument untuk
menentangnya (persuader).
4) Prinsip perubahan. Prinsip ini mengatakan bahwa semakin besar dan
semakin penting perubahan yang diinginkan persuader, maka
semakin besar tantangan dan tugas untuk mencapai tujuan persuasi.23
4) Orang Tua
Perkembangan anak tidak terlepas dari peran penting orang tua, yang mana
orang tua bertanggung jawab dalam segala hal terutama mengasuh dan mendidik
anak-anaknya. Bahwa perkembangan anak harus menjadi perhatian khusunya
orang tua, sebab tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka
pada masa mendatang.
a. Hak dan kewajiban orang tua
Menurut islam, kewajiban orang tua terhadap anaknya merupakan suatu
ketentuan yang harus dilaksanakan oleh seorang ayah dan ibu. Bila kewajiban itu
tidak dilaksanakan dengan sebaik-baiknya atau orang tua melupakannya sama
sekali, maka akibatnya terjadi hal-hal yang tidak baik terutama terhadap anak
bahkan terhadap orang tua tersebut.
Akibat yang tidak baik terhadap anak yaitu, secara psikologis anak akan
merasakan bahwa dirinya tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya yang
dapat menyebabkan anak memiliki perilaku yang tidak baik, anak akan merasakan
hak-haknya tidak terpenuhi bahkan mungkin anak tersebut menjadi anak yang
durhaka kepada orang tuanya.
Menurut Al-Qur’an, sebagai orang tua sepatutnya menjaga diri dan
keluarganya dari siksaan api neraka dan bahkan bahan bakarnya dari manusia dan
batu yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 yang artinya:
23
Djoenaisih Sunarjo, Komunikasi Persuasif dan Retorika (Yogyakarta: Liberti 1999), 43.
18
ا مىلى ارىةي عىلىيػهى ا ٱلناسي كىٱلجى ا ٱلذينى ءىامىنيواقيوأىنفيسىكيم كىأىىليكيم نىارنا كىقيوديىى اده لا يػىعصيوفى يىأىيػهى ظه شدى ئكىةه غلاى
ٱللوى مىاأىمىرىىيم كىيػىفعىليوفى مىا يػيؤمىريكفى
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikta yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. (QS. At-Tahrim:6).24
Adapun beberapa kewajiban orang tua terhadap anak, yaitu:
1) Memberi nama yang baik.
2) Mendidiknya dengan pendidikan yang baik.
3) Mengajarkan keahlian dan ketangkasan anak dengan baik.
4) Menempatkan ditempat tinggal yang baik dan memberi rezeki dari yang
baik.
5) Menikahkan anak bila sudah cukup umur.
Dalam islam nama adalah do’a, maka dari itu dianjurkan untuk orang tua
memberi nama yang baik untuk anak dan diberi pendidikan yang baik suapaya
anak kelak berakhlak yang mulia dan mengajarkan keahlian supaya anak bisa
melakukan apa yang mereka inginkan dan melakukan hal-hal yang positif. Anak
harus ditempatkan dilingkungan yang baik agar anak kelak menjadi anak-anak
yang tumbuh dengan kepribadian yang baik dan diberi rezeki yang baik dan halal
supaya pikiran anak itu jernih dan takut melakukan perbuatan yang melanggar
norma-norma agama .
5) Anak
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya
manusia yang merupakan potensi dan penerusa cita-cita perjuangan bangsa yang
memiliki peran strategis dan mempunyai cirri dan sifat khusus memerlukan
pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental, sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang.
24
Tim penterjemah dan penafsir Al-qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1985), 87.
19
UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia 0 sampai
dengan 18 tahun. Undang-Undang RI nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak, menyebutkan bahwa anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan
belum menikah. Sedangkan Undang-Undang Perkawinan menetapkan batas usia
16 tahun.
f. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yangberupa
kata-kata tertulis, maupun lisan dan perilaku dari orang-orang yang diteliti.
Peneliti mendeskripsikan upaya menanamkan perilaku hidup sehat melalui
komunikasi persuasif orang tua terhadap anak di Desa Karya Mulya Kecamatan
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan dalam melalui
observasi langsung ke lokasi penelitian,wawancara mendalam bersama dengan
orang tua dan anak di Desa Karya Mulya. Untuk memperoleh data yang lebih
akurat peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (Field research), metode
ini dilakukan dengan mengobservasi langsung ke lokasi penelitian sehingga data
yang diperoleh lebih akurat dan objektif.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif.
Untuk lebih jelasnya peneliti mengemukakan pengertian metode kualitatif yang
dikemukan oleh beberapa orang para ahli yaitu :
Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.Sejalan dengan definisi
tersebut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari
pengamatanpada manusia baik pada kawasannya maupun dalam peristilahannya.25
25
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitataif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakrya,
2005), 4.
20
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting penelitian adalah Desa Karya Mulya Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.Pemilihan setting ini
berdasarkan atas pertimbangan rasional berdasarkan dengan kenyataan bahwa
anak-anak Desa Karya Mulya ini memang banyak yang kurang memahami
tentang bagaimana perilaku hidup sehat terutama pada anak-anak.
Subjek penelitian adalah orang tua, anak dan bidan yang diambil dengan
melakukan upaya untuk menetapkan informan kunci adalah orang tua, anak
dijadikan responden, bidan dijadikan sebagai informan tambahan. Subjek dalam
penelitian ini di wawancarai dan di observasi secara langsung.Hal ini dilakukan
untuk penyesuaian informasi data yang diperoleh melalui wawancara dengan data
yang diperoleh melalui teknik trianggulasi.Trianggulasi adalah mengecek
keabsahan data.
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia, dan
dokumentasi.Sumber data yang berasal dari manusia berupa perkataan maupun
tindakan orang yang bisa memberi data melalui wawancara.Sumber data
documenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan
langsung dengan masalah yang diteliti.26
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui
observasi atau wawancara di lapangan.Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi atau peristiwa yang bersifat
lisan dan tulisan.
26
Tim Penyusun, Buku: Panduan Penulisan Karya Ilmiah (Jambi: Fakultas Ushuluddin
UIN STS, 2016), 62.
21
4. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga teknik yang
dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan datanya dapat dipertanggung
jawabkan, yaitu:
Pertama, pengamatan tidak terlihat, merupakan pengamatan yang dilakukan
tanpa keterlibatan peneliti dalam aktivitas yang diamatai, peneliti dalam hal ini
hanya melakukan satu fingsi, yaitu mengadakan pengamatan.27
Metode pengumpulan data melalui pengamatan tidak terlihat dalam
penelitian ini dilakukan secara umum terfokus pada upaya menanamkan perilaku
hidup sehat dengan komunikasi persuasif orang tua terhadap anak di Desa Karya
Mulya Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera
Selatan. Pengamatan dipergunakan untuk mempelajari secara langsung
permasalahan yang sedang diteliti sehingga dapat diketahui secara empiris
fenomena apa yang terjadi dalam kaitannya dengan persoalan yang dikaji.
Kedua, wawancara mendalam, merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan melalui cara lisan atau tatap muka antara peneliti dengan sumber data
manusia.28
Sebelum wawancara dilakukan pertanyaan telah disiapkan lebih dahulu
sesuai dengan penggalian data yang diperlukan dan kepada siapa wawancara
tersebut dilakukan. Teknik wawancara mendalam digunakan untuk mengetahui
secara mendalam tentang berbagai informasi yang terkait dengan persoalan yang
sedang diteliti kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi
secara utuh tentang persoalan yang akan dikaji.
Ketiga, dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui data-
data documenter, berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah. Agenda
ataupun jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek yang
diteliti.29
Data dokumentasi yang dimaksud adalah data tentangorang tua dan anak,
serta berbagai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk melengkapi data
yang diperoleh dari wawancara dan observasi yang didapat.
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), 126. 28
Ibid, 139. 29
Ibid, 188.
22
5. Metode atau Teknik Analisi Data
Sesuai dengan bentuk penelitiannya, dalam penelitian ini analisis data yang
dipakai yaitu model Miles dan Hberman yang mengemukakan “aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara inyeraktif dan berlangsung terus-menerrus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jernih”.30
Kegiatan dalam analisis data
yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan
kesimpulan (conclusing drawing).31
d. Data reduction (reduksi data) adalah data yang diperoleh dirangkum,
dipilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian
dicari tema dan polanya. Dengan demikian, dipermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan menerimanya bila
diperlukan.
e. Data display (penyajian data) adalah untuk melihat gambaran keseluruhan
atau bagian tertentu dari penelitian, seperti membuat berbagai macam
matriks, grafik, network dan charts. Memudahkan untuk mengecek apakah
peneliti memahami apa yang di displaykan.
f. Conclusing drawing (verifikasi). Penarikan kesimpulan dan verifikasi
merupakan temuanbaru yang sebelumnya belum pernah ada deskripsi atau
gambaran suatu objek yang masih remang-remang atau gelap sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa kausal atau interaktif, hipotesis
atau teori. Seperti kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-buti yang kuat untuk
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten pada saat dilapangan, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya.
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), 241. 31
Ibid, 246-253.
23
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpercaya (trustworthiness) dan dapat
dipercaya (reliebe), maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang didasarkan atas sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif, upaya
pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara yaitu:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan
peneliti di lokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan
memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data,
karena kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau responden,
disengaja atau tidak sengaja. Distorsi data dari peneliti dapat muncul karena
adanya nilai-nilai bawaan dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti dari
lapangan yang diteliti sedangkan distorsi data dari responden, dapat timbul secara
tidak sengaja, akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan atau muncul
dengan sengaja karena responden berupaya memberikan informasi fiktif yang
dapat menyenangkan peneliti, ataupun untuk menutupi fakta yang sebenarnya.32
Distorsi data tersebut dapat dihindari melalui perpanjangan keikutsertaan
peneliti di lapangan yang diharapkan dapat menjadikan data yang diperoleh
memiliki derajat realibilitas dan validitas yang tinggi. Perpanjangan keikutsertaan
peneliti pada akhirnya juga akan menjadi semacam motivasi untuk menjalin
hubungan baik yang saling mempercayai antara responden sebagai objek peneliti
dengan peneliti.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol
dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut selanjutnya ditelaah, sehingga peneliti
dapat memahami faktor-faktor tersebut.Ketekunan pengamatan dilakukan dalam
upaya mendapatkan karakteristik data yang benar-benar relevan dan terfokus pada
objek penelitian.Hal ini diharapkan pula dapat mengurangi distorsi data yang
mungkin timbul akibat keterburuan peneliti untuk menilai suatu persoalan ataupun
32
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 6.
24
distorsi data yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara
tidak benar, misalnya berdusta, menipu, dan berpura-pura.33
3. Trianggulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas
data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbansingan berbagai data yang
diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat macam teknik trianggulasi yang
akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan
sumber, metode, penyidik dan teori.
Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derahat reabilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif.
Trianggulasi dengan metode merupakan teknik pengecekan keabsahan data
dengan meneliti hasil konsistensi, reabilitas dan validitas data yang diperoleh
melalui metode pengumpulan data tertentu. Terdapat dua cara yang yang
dilakukan dalam trianggulasi dengan metode, yaitu: pengecekan derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data;
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang
sama.34
Trianggulasi dengan penyidik yaitu teknik pengecekan data melalui
perbandingan hasil daya yang diperoleh dari satu pengamat dengan hasil
penyelidikan pengamat lainnya.Cara ini dapat dilakukan bila penelitian dilakukan
dalam satu kelompok, dimana masing-masing peneliti kemudian membansingkan
hasil penelitiannya.35
33
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 117. 34
Michael Quinn Paton, Qualitative Data Analysis: A Source of New New Methods (Beverly
Hill: Sage Publication, 1986), 331. 35
Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 178.
25
4. Diskusi dengan Teman Sejawat
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan melakukan
dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-benar
real bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui
caratersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan dan saran
yang berharga dan konstruksif dalam meninjau keabsahan data.36
G. Studi Relevan
Setelah membaca beberapa skripsi, penulis menemukan penelitian yang
ditulis oleh Henny Wulandari Nim 09261013 Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
dengan judul “Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) pada Anak Usia Dini di TK ABA Tegal Sari Yogyakarta.
Perbedaannya adalah Henny menekankan pada pelaksanaan pendidikan
kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat sedangkan penulis mengambil judul
tentang upaya menanamkan perilaku hidup sehat melalui komunikasi persuasif
orang tua terhadap anak di Desa Karya Mulya Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan dan lebih menekankan kepada
komunikasi persuasif orang tua dalam menanamkan perilaku hidup sehat pada
anak.
Skripsi Fatmah Nur Nim 10080000044 Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Bandung dengan judul “Komunikasi Persuasi Ibu dan Anak
dalam Membentuk Perilaku Beribadah”. Persamaan dengan peneliti dengan
Fatmah Nur adalah sama-sama membahas tentang komunikasi persuasif antara
orang tua dan anak, sedangkan perbedaannya yaitu Fatmah Nur membahas
mengenai komunikasi persuasi ibu dan anak dalam membentuk perilaku
beribadah sedangkan penulis membahas tentang upaya menanamkan perilaku
hidup sehat melalui komunikasi persuasif orang tua terhadap anak.
Skripsi M. Nur Wahyudi Nim 114211050 Fakultas Ushuluddin dan
Humaniora Universitas Islam Negri Walisongo Semarang dengan judul “Pola
Hidup Sehat dalam Perspektif Al-Qur’an”. Persamaan dengan peneliti adalah
sama-sama membahas tentang perilaku hidup sehat, sedangkan perbedaannya
36
Tim Penyusun, Buku: Panduan Penulisan Karya Ilmiah, 66-68.
26
adalah penulis lebih menekankan bentuk komunikasi orang tua dalam menampak
perilaku hidup sehat sedangkan skripsi dari M. Nur Wahyudi lebih terfokus
kepada pola hidup sehat dalam perspektif Al-Qur’an.
27
BAB II
PROFIL DESA KARYA MULYA
A. Gambaran Umum Desa Karya Mulya
Secara umum potensi Desa Karya Mulya dapat didiskripsikan
denganberbagai aspek yang secara langsung maupun tidak langsung merupakan
matarantai dari sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Gambaran kehidupan masyarakat di Desa Karya Mulya sama seperti kehidupan
masyarakat desa lain pada umumnya, kebanyakan masyarakat di Desa Karya
Mulya memulai kegiatan sehari-hari pada pagi hari. Ketika pagi hari masyarakat
mulai sibuk dengan urusannya masing-masing mencari nafkah untuk keluarga,
biasanya mereka akan pergi ke kebun masing-masing pada kisaran pukul 05.30
WIB. Kemudian mereka akan pulang ketika siang hari atau bahkan ada yang sore
ataupun malam hari mereka baru pulang kerumah masing-masing karena jarak
tempuh antara rumah dengan kebun yang lumayan jauh ditambah lagi akses jalan
yang bisa dikatakan berlumpur dan rusak sehingga mengharuskan mereka pulang
saat hari sudah larut malam. Pada malam hari biasanya masyarakat menghabiskan
waktu mereka dirumah masing-masing untuk beristirahat terkadang ada juga yang
bertandang kerumah sanak saudara untuk sekedar mengobrol ataupun silaturrahmi
kepada kerabat masing-masing.
Desa Karya Mulya juga aktif dalam kegiatan agamis contohnya seperti
kegiatan rutin yasinan giliran pada malam jum’at, pengajian ibu-ibu setiap jum’at
sore dan pengajian pada hari besar islam lainnya. Kegiatan gotong royong juga
sering kali dilaksanakan apabila ada kegiatan rutin dari pemerintah .
1. Kondisi geografis
Secara Geografis Desa Karya Mulya merupakan salah satu Desa dari 19
Desa dan 2 Kelurahan yang ada di Kecamatan Megang Sakti. Desa Karya Mulya
terdiri dari 5 Dusun dan 17 RT dengan luas 1.612 Ha.Luas lahan yang ada terbagi
dalam beberapa peruntukan, dapat dikelompokkan seperti fasilitas umum,
pemukiman, pertanian kegiatan ekonomi dan lain-lain. Luas lahan yang
diperuntukan untuk perumahan kurang lebih sekitar 105 Ha, untuk fasilitas umum
8,25 Ha, sedangkan untuk lahan pertanian persawahan Tadah hujan sekitar Ha,
dan untuk lahan Pertanian dan perkebunan rakyat sekitar 1507 Ha, Jumlah
wilayah 1.612 Ha. Desa Karya Mulya terdiri 5 Dusun dan 17 RT yang terdiri
dari:37
Dusun I : terdiri dari 3 RT.
Dusun II : terdiri dari 3 RT.
Dusun III : terdiri dari 4 RT
Dusun IV : terdiri dari 4 RT
Dusun V : terdiri dari 3 RT
Salah satu potensi sumber daya alam di Desa Karya Mulya adalah di
bidang perkebunan.Karena sebagian besar wilayah di Desa Karya Mulya ini
digunakan sebagai lahan perkebunan sawit yang di kelola oleh warga.Selain
perkebunan sawit, juga terdapat beberapa perkebunan karet yang dikelola oleh
warga, sebagai matapencaharian mereka.Ada pula beberapa lahan yang digunakan
oleh warga untuk sektor pertanian sebagai penunjang kebutuhan pangan.
Batas-batas administratif pemerintahan Desa Karya Mulya Kecamatan
Megang Sakti sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan Desa Mekar Sari,
sebelah timurberbatasan dengan Desa Suka Rame (Kecamatan.Sumber Harta),
sebelah selatanberbatasan dengan Desa Suka Merindu (STL.Ulu Trawas) dan
sebelah barat berbatasan dengan Desa Rejo Sari. Orbitasi/ jarak tempuh Desa:38
Ke ibukota Kecamatan : 30 Km,
Ke ibukota kabupaten : 75 Km
Ke ibu kota Provinsi : 420-430 Km.
37
Dokumentasi Desa Karya Mulya 18 Juni 2020. 38
Dokumentasi Desa Karya Mulya 18 Juni 2020.
2. Gambaran demografis
Tabel 1 :Jumlah Penduduk39
No Rincian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Penduduk akhir tahun 825 786 1.611
2 Lahir 10 12 22
3 Mati 5 6 11
4 Datang 16 12 28
5 Pindah 5 7 12
Tabel 2 :Jumlah kepala keluarga40
No Rincian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kepala keluarga awal tahun 479 9 488
Tabel 3 :Jumlah Anak Usia Sekolah41
No Rincian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Anak usia 5 s/d 6 tahun/ TK 21 19 40
2 Anak usia 7 s/d 12 tahun/ SD 83 77 160
3 Anak usia 13 s/d 15 tahun/ SMP 36 30 66
4 Anak usia 16 s/d 18 tahun/ SMA 22 19 41
5 Drop out SD/SMP/SMA 12 9 21
Jumlah 165 148 313
39
Dokumentasi Desa Karya Mulya 18 Juni 2020. 40
Dokumentasi Desa Karya Mulya 18 Juni 2020. 41
Dokumentasi Desa Karya Mulya 18 Juni 2020.
Tabel 4 :Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian42
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 200 KK
2 Buruh tani 105 KK
3 Pegawai swasta 35 KK
4 Pegawai negeri 12 KK
5 Pedagang 52 KK
6 Peternak 65 KK
7 Montir 12 KK
8 Pengrajin 5 KK
9 Pegawai desa dan BPD 21 KK
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian terbanyak
yang terdapat di desa Karya Mulya sebagian besar adalah petani baik petani karet
ataupun petani kelapa sawit.
Tabel 5 :Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan43
No Pendidikan Jumlah
1 SD 290 orang
2 SMP 247 orang
3 SMA 211 orang
4 D-3 38 orang
5 S-1 37 orang
6 S-2 1 orang
42
Dokumentasi Desa Karya Mulya 18 Juni 2020. 43
Dokumentasi Desa Karya Mulya 18 Juni 2020.
Tingkat pendidikan yang banyak diduduki masyarakat Desa Karya Mulya
kebanyakan hanya lulusan SD sehingga kebanyakan juga pekerjaan penduduk
Desa Karya Mulya adalah seorang petani baik petani karet ataupun petani kelapa
sawit.
B. Visi dan misi
1. Visi
Visi adalah sebuah cita-cita atau suatu angan-angan luhur sebagai arah
atau tujuan bersama yang berlandaskan pada kondisi dan potensi serta tantangan
kedepan yang akan di hadapi oleh masyarakat Desa, serta memperhatikan Visi
Daerah Kabupaten Musi Rawas dan Renstra Kecamatan Megang Sakti. Maka Visi
Pembangunan Desa Karya Mulya adalah “ Desa Karya Mulya yang Maju,
mandiri dan Sejahtera ”
Desa Karya Mulya yang Maju memiliki arti bahwa tingkat
kemakmuran masyarakat desa relative lebih baik dari desa lain yang
tercermin dari tingkat pendapatan rata-rata masyarakat, pembangunan
yang merata, perkembangan lembaga pranata sosial yang ditandai oleh
peran serta masyarakat secara nyata dalam segala aspek kehidupan baik
ekonomi, sosial, Politik, Keamanan dan Ketertiban.
Desa Karya Mulya Yang Mandiri Memiliki arti bahwa ketersediaan
sumberdaya manusia yang berkualitas, Kemampuan aparatur Desa yang
baik dan bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsinya masing-
masing, berkembangnya sumberdaya desa yang ada dengan tidak
bergantung kepada sumberdaya dari daerah lain, serta mampu
membangun jaringan kerjasama dengan pemerintah daerah dan swasta
untuk peningkatan kemampuan desa.
Desa Karya Mulya Yang Sejahtera Memiliki arti bahwa prinsip
kesejahteraan harus menjadi landasan sekaligus tujuan utama dari
pelaksanaan pembangunan di Desa, sehingga setiap kegiatan dan
output dari pelaksanaan pembangunan harus dapat menciptakan
masyarakat Desa Karya Mulya yang sejahtera yang ditandai dengan
peningkatan pendapatan sehingga terlihat pada tingkat pendidikan
masyarakat semakin tinggi, kesehatan semakin membaik dan semakin
baik pula kualitas masyarakat dalam menunaikan ibadah dan menjaga
kerukunan antar umat ber agama.
2. Misi
Misi yang diemban oleh Desa untuk mewujudkan visi atau kehendak luhur
dari seluruh Masyarakat Desa adalah:
Mewujudkan pemerataan Pembangunan disemua segi.
Mewujudkan Peningkatan Kapasitas Masyarakat melalui pendidikan
dan pelatihan ketrampilan agar Sumber daya Manusia lebih meningkat
supaya dapat memanfaatkan SDA lebih Maksimal.
Mewujudkan Pembangunan untuk membuka seluruh akses-akses
ekonomi baik pembangunan sarana prasarana maupun modal usaha dan
keterampilan.
C. Struktur Kepengurusan Desa Karya Mulya
Tabel 6 : Struktur kepengurusan desa44
44
Dokumentasi Desa Karya Mulya 18 Juni 2020.
KEPALA DESA
H. SYAWALI
SEKRETARIS DESA
HARI WIDARDI
KAUR
KEUANGAN
ANDRI PRADANA
KAUR TATA
USAHA DAN
UMUM
KAMELIA
KAUR
PERENCANAAN
SUBHAN
KEMASYARAKAT
AN
HENGKY
PEMERINTAHAN
RIYANTO
PELAYANAN
MAULANA
KEPALA
DUSUN I
TRI
ARDOYO
KEPALA
DUSUN II
LEGIYO
UTOMO
KEPALA
DUSUN III
SUKARNO
KEPALA
DUSUN IV
SUNARSO
KEPALA
DUSUN V
SANTOSO
Dari susunan kepengurusan Desa, semua memiliki wewenang yang berbeda
sesuai dengan tugas masing-masing kepengurusan.
1. Kepala Desa memiliki wewenang tertinggi di Desa mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintah, pembangunan dan
kemasyarakatan serta tugas-tugas lain yang dilimpahkan kepada Desa.
2. Sekretaris Desa berkedudukan sebagai staf pembantu Kepala Desa dan
memimpin Sekretaris Desa, yang mempunyai tugas mengkoordinir dan
menjalankan tugas dari pemerintah pembangunan masyarakat dan
keuangan Desa serta memberi pelayanan administrasi bagi pemerintah
Desa dan Masyarakat.
3. Kaur berdasarkan bidangnya membantu sekretaris desa dalam
mengkoordinir tugas dari pemerintah pembangunan masyarakat.
4. Kepala dusun membantu melancarkan pelayanan masyarakat dan
merupakan staf yang membantu Kepala Desa dan Sekretaris Desa
dalam mendukung program pemerintah dengan mendorong masyarakat
untuk ikut serta.
D. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana adalah kelengkapan bangunan Desa yang dapat
digunakan untuk aktifitas masyarakat Desa Karya Mulya.Sarana dan Prasarana
Desa dapat berupa fasilitas yang bisa menjadi alat penunjang kegiatan masyarakat
yang bisa dimanfaatkan untuk seluruh masyarakat Desa Karya Mulya.
Fasilitas yang dimiliki Desa Karya Mulya berupa TK, Masjid, Puskesmas,
Musholah dan sebagainya. Untuk lebih jelas bisa dilihat dari tabel berikut :
Tabel 7 :Sarana dan Prasarana45
NO Fasilitas Desa Jumlah Kondisi
1 Kantor Desa 1 unit Layak Pakai
2 Masjid 1 unit Layak Pakai
3 Musholah 11 unit Layak Pakai
5 Posyandu 1 unit Layak Pakai
6 Koperasi unit desa 1 unit Layak Pakai
8 PAUD 1 unit Layak Pakai
9 TK 1 unit Layak Pakai
10 SD 1 unit Layak Pakai
12 Pamsimas 3 unit Layak Pakai
13 Wc umum 2 unit Layak pakai
14 Pasar 1 unit Layak pakai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sarana dan prasarana
yang ada di Desa layak untuk digunakan. Sarana dan Prasarana Desa digunakan
sesuai dengan kegunaan semestinya, jika salah satu bangunan ada yang rusak
maka yang bertanggung jawab adalah masyarakat Desa.
E. Kondisi ekonomi
1. Potensi Unggulan Desa
Perkebunan Karet dan Sawit.
Lumbung Pangan Skala Desa.
Pasar Kalangan Desa.
Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UEDSP).
Usaha Ekonomi Perempuan (UEP).
Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
Lumbung Pangan Masyarakat.
45
Dokumentasi Desa Karya Mulya 18 Juni 2020.
F. Program Dan Kegiatan
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Desa dalam pelaksanaannya selalu
bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai mitra kerja
Pemerintah Desa dalam menentukan arah kebijakan Pemerintah Desa.
Program dan kegiatan Pemerintah Desa Karya Mulya sudah tertuang dalam
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPD) Tahun 2020yaitu antara lain :
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Bidang Pembangunan.
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan.
Bidang Pemberdayaan Masyarakat.
1. Realisasi kegiatan bidang Pemerintahanterdiri dari :
a. Administrasi Umum.
b. Administrasi Penduduk.
c. Administrasi Keuangan.
d. Administrasi Pembangunan.
e. Administrasi lainnya.
2. Realisasi kegiatan Kemasyarakatan Desa terdiri dari :
b. Kesehatan:
Kegiatan Desa Siaga.
Kegiatan Posyandu Lansia dan Bumil dan Balita.
Kegiatan Posyandu Lansia.
Senam Lansia.
c. Keagamaan:
Kegiatan Yasinan di tiap-tiap lingkungan RT.
Pengajian Ibu- ibu Wagean.
Pengajian ibu- ibu setiap hari Jumat.
Ceramah Agama Pada acara Hajatan Masyarakat.
Kegiatan Sosial Amal Kematian di setiap Dusun.
Peringatan Hari Hari Besar Keagamaan.
d. Kepemudaan dan Olah Raga:
Liga Desa Nusantara
Lomba kegiatan olahraga dalam rangka hari besar nasional.
Lomba kegiatan olahraga dalam rangka Persaudaraan antar
pemuda.
Mengikuti kegiatan event di luar desa dalam rangka turnament.
3. Dana Usaha Kesehatan Masyarakat
a. Biaya Berobat di Puskesmas Gratis.
38
BAB III
KOMUNIKASI PERSUASIF ORANG TUA DALAM MENANAMKAN
PERILAKU HIDUP SEHAT
A. Perilaku Hidup Sehat Desa Karya Mulya
Perilaku hidup sehat merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pengetahuan dan pembelajaran, yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Ada
beberapa indikor yang menjadi landasan bagaimana arti dari perilaku hidup sehat,
yaitu:46
1. Menggunakan air yang bersih
Menggunakan air yang bersih merupakan sebuah keharusan dalam
kehidupan sehari-hari, karena dengan air bersih kita dapat melakukan aktivitas
sehari-hari seperti memasak, mandi, mencuci piring, mencuci pakaian.Desa karya
Mulya bisa dikatakan sangat mudah menemukan sumber air bersih karena
masing-masing rumah warga sudah memiliki sumur dikamar mandinya dan selain
itu pemerintah juga menyediakan pamsimas yang bisa digunakan oleh masyarakat
yang tidak memiliki sumur ataupun yang sudah memiliki sumur tetapi ingin
menggunakan air pamsimas juga diperbolehkan.Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu orang tua di Desa Karya Mulya.
“[D]i rumah itu ada sumur mbak, tapi saya juga pakai air pamsimas biar sedikit
menghemat listrik tidak terlalu sering menghidupkan sanyo. Kalo pamsimas
itukan satu bulan cuma bayar Rp35.000 aja mbak sedangkan listrik setiap bulan
naik terus jadi biar listriknya bisa digunain buat yng lain hitung-hitung
penghematan juga.47
46
Notoatmojo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku kesehatan dalam Ilmu, 125. 47
Susilawati, Orang Tua Anak di desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 14 Juni
2020. Desa Karya Mulya.
2. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30
menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat
tubuh lainnya.
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga (pembakaran kalori), yang meliputi aktivitas fisik sehari-hari dan olahraga,
sedangkan menurut WHO (2010) yang dimaksud dengan aktivitas fisik adalah
kegiatan yang dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa henti.Aktivitas fisik dibagi
atas tiga tingkatan yakni aktivitas fisik ringan, sedang, berat. Aktivitas fisik ringan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh, aktivitas
fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga
cukup besar, dengan kata lain adalah bergerak yang menyebabkan nafas sedikit
lebih cepat dari biasanya, sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup banyak (pembakaran kalori)
sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya.
Manfaat aktivitas fisik adalah meningkatkan kekebalan tubuh dan cara
sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan latihan fisik atau
olahraga serta istirahat dan tidur yang cukup. Latihan fisik ringan sekalipun,
seperti aerobik selama 30 menit, mampu mengaktifkan sel darah putih, yang
merupakan komponen utama kekebalan tubuh pada sirkulasi darah.Idealnya
melakukan latihan aerobik selama 30 menit.
Menurut WHO jenis aktivitas fisik untuk usia dewasa dibagi menjadi 5
antara lain :48
a. Aktivitas bekerja sesuatu aktivitas yang dilakukan manusia untuk
tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara baik dan benar.
b. Transportasi merupakan perpindahan manusia atau barang dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan sebuah wahana yang
digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk
memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Aktivitas pekerjaan rumah. Pekerjaan yang tidak menghasilkan
imbalan atau jasa, aktivitas pekerjaan rumah dapat dilakukan
bertujuan agar rumah dan sekitar rumah terlihat bersih dan rapi,
misalnya mencuci pakaian, mengepel lantai, menyiram tanaman, dan
lain-lain.
d. Olahraga adalah suatu kegiatan yang dapat meningkatkan daya tahan
tubuh kita.Sebelum berolahraga dianjurkan untuk melakukan
pemansan supaya terhindar dari cidera, misalnya jalan pagi,
bersepeda, berenang, senam dan lain-lain.
e. Rekreasi adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang ketika
memiliki waktu luang untuk menyegarkan fikiran dan badan, atau
sebagai hiburan setelah menjalani rutinitas yang membosankan.
Aktivitas fisik yang umum dilakukan orang tua di Desa Karya Mulya adalah
bekerja mencari nafkah.Mereka sering menyebutnya dengan kerja sambil
olahraga, karena pekerjaan orang tua yang ada di Desa Karya Mulya bisa dibilang
berat terutama bagi yang bekerja memanen buah kelapa sawit.
“[P]ekerjaan saya itu keren dek, satu kali jalan dua tiga pulau terlampaui
istilahnya itu dek. Saya itu kalau lagi memanen kelapa sawit itu berasa kayak
lagi olahraga keringat ngucur deres malah lebih-lebih kayak orang main sepak
bola. Jadi saya itu kerjanya sambil olahraga selain menyehatkan buat badan
saya juga dapat uang buat jajan anak”.49
48
Diakses melalui http://eprints.umm.ac.id/42065/3/jiptummpp-gdl-musdalifah-49060-3-
babii.pdf, pada tanggal 03 september 2020. 49
Sumarlan, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 14 Juni
2020, Desa Karya Mulya.
Selain itu, di Desa Karya Mulya juga menyelenggarakan senam khusus ibu-
ibu 4 kali dalam satu minggu.Untuk anak-anak biasanya ada yang bermain sepak
bola dilapangan desa ada juga yang bermain sepeda mengelilingi desa.
3. Makan buah dan sayur
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral,
dan serat pangan.Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan
buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam
tubuh. Kurang mengonsumsi buah dan sayur dapat mengakibatkan tubuh
mengalami kekurangan zat gizi seperti vitamin, mineral dan serat sehingga dapat
menimbulkan terjadinya berbagai macam penyakit.
Sayuran dan buah-buahan ini merupakan bahan makanan yang
mengandung zat gizi dengan senyawa baik ini sangat diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan berbagai aktivitas. Vitamin dan mineral pada kedua jenis tanaman
tersebut merupakan zat gizi utama yang terkandung dalam sayuran dan buah,
sedangkan zat gizi lainnya umumnya terdapat dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak.Selain mengandung gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan berbagai aktivitasnya, beberapa jenis sayuran dan buah-buahan juga
bermanfaat bagi kesehatan tubuh atau berfungsi sebagai obat. Adapun beberapa
contoh jenis sayuran ini adalah jenis sayuran lokal yang tumbuh di lingkungan
sekitar kita, antara lain :50
a) Kemangi (Ocimum sanctum L) mengandung antioksidan/ antikanker,
memperlancar air susu ibu(ASI), mengobati panas dalam dan sari
awan, membantu mengatasi bau badab, bau keringat dan bau mulut
b) Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) mengandung antioksidan/
antikanker, memperlancar air susu ibu(ASI),menobati borok, bisul
dan infeksi kulit lainnya, memperlancar saluran pencernaan dan
buang air besar.
50
Diakses melalui http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2019/05/14/11/mari-makan-
sayur-dan-buah-yang-berkhasiat-baik-bagi-tubuh-untuk-keluarga-indonesia-sehat.html pada
tanggal 02 September 20020
c) Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L) mengandung antioksidan/
antikanker mengatasi bisul, borok dan peradangan lainnya
mempunyai efek membersihkan darah serta menurunkna kolesterol.
d) Leunca (Solanum nigrum L) mengandung antioksidan/antikanker,
mengatasi luka dan infeksi, baik untuk kesehatan tulang, gigi dan
kulit, menambah nafsu makan serta meningkatkan gairah.
e) Pare (Momordicacharantia) mengandung antioksidan/antikanker,
memperlancar asi, mengendalikan penyakit Diabetes, menurunkan
kolesterol, pengobatan gangguan liver, pembersih darah dan
menambah nafsu makan.
f) Selada air mengandung antioksidan/ antikanker, mengobati
gangguan dan iritasi pada kulit, memperlancar saluran pencernaan
dan mengobati hipertensi.
g) Kucai (Alium odoratum L) menurunkan panas pada anak.
h) Kangkung Air (Ipomoea aquatic): Ketombe, mimisan, sakit gigi,
sariawan, pusing-pusing sebelah, ambeien, cacar air, frambusia
(patek), bisul, sembelit, susah tidur, melancarkan air seni, uraf saraf
lemah (neurasthenia), mengurangi haid, wasir.
i) Labu siam (Sechium edule Sw) untuk mengatasi panas/demam,
menurunkan koleterol
j) Terong (Solanum melongena) penyubur untuk menginginkan
keturunan.
Beberapa jenis buah-buahan yang kita kenal dan sering dikonsumsi oleh
masyarakat, antara lain:51
a) Alpukat (Persea gratissima Gaert)berguna untuk sariawan,
melembabkan kulit kering, Jantung, kencing manis/batu, darah
tinggi, diabetes, sakit kepala, tumit pecah.
b) Belimbing Manis (Averhoa carambola) berguna untuk mengatasi
diabetes melitus, kolesterol, hipertensi.
c) Jambu Biji (Psidium guajava, Linn) berguna untuk diabetes melitus,
maag, demam berdarah.
d) Nanas (Ananas comosus (L) Merr) antiradang, peluruh kencing
(diuretik), membersihkan jaringan kulit yang mati (skin
debridement), mengganggu pertumbuhan sel kanker, menghambat
penggumpalan trombosit (agregasi platelet), dan mempunyai
aktifitas fibrinolitik.
e) Pepaya (Carica papaya, Lin) batu ginjal, hipertensi, malaria, sakit
keputihan, kekurangan ASI, reumatik, malnutrisi, gangguan saluran
kencing, haid berlebihan, sakit perut saat haid, disentri, diare,
jerawat, ubanan.
f) Pisang (Musa Paradisiaca, Linn) pendarahan rahim, merapatkan
vagina, sariawan usus, ambeien, cacar air, telinga dan tenggorokan
bengkak, disentri, amandel, kanker perut, sakit kuning (lever),
pendarahan usus besar, diare.
g) Rambutan (Nephelium lappaceum L) kulit buah berkhasiat sebagai
penurun panas. Biji berkhasiat menurunkan kadar gula darah
(hipoglikemik).
h) Sirsak (Annona muricata, Linn.) asam urat, kolesterol, hipertensi,
kanker, migrain, anemia, susah buang air kecil.
51
Diakses melalui http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2019/05/14/11/mari-makan-
sayur-dan-buah-yang-berkhasiat-baik-bagi-tubuh-untuk-keluarga-indonesia-sehat.html pada
tanggal 02 September 2020.
i) Langsat (Lansium domesticum) memperlancar sistem pencernaan,
mencegah kanker kolon dan membersihkan tubuh dari radikal bebas
penyebab kanker, anti diare.
j) Tomat (Solanum lycopersicum L.) mencegah kanker, diabetes,
kolesterol, hipertensi, jantung, mencegah anemia
Memakan buah dan sayur sudah tidak bisa dipisahkan dari kata hidup sehat,
karena kunci hidup sehat adalah memperbanyakan makan buah dan sayur dengan
artian tidak melampaui batas atau sewajarnya saja sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh tubuh karena segala sesuatu yang berlebih-lebihan adalah sebuah keburukan
yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 87-88:
عتىدينى )٧٨(كىكيليوا ما رىزىقىكيمي ب المي ا الذينى آمىنيوا لا تيىرميوا طىيبىات مىا أىحىل اللوي لىكيم كىلا تػىعتىديكا إف اللوى لا يي يىا أىيػهى
اللوي حىلالا طىيبنا كىاتػقيوا اللوى ال ذم أىنػتيم بو ميؤمنيوفى
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik
yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan
makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”.
(QS. Al-Maaidah : 87-88)52
Di Desa Karya Mulya banyak orang tua yang menanam buah dan sayur
sendiri sehingga jika ingin makan sayur ataupun buah mereka biasanya memetik
dikebun sendiri. Kebun belakang rumah ataupun depan rumah yang biasanya
mereka manfaatkan untuk menanam buah dan sayur.
“[S]aya kalau masalah sayuran nggak pusing dek.Soalnya kebun belakang itu
saya tanamin sayuran semua ada kacang panjang, bayem, kangkung, terong
cabe, tomat juga ada.Jadi kalau saya mau masak biasanya saya metik dulu dek
selain hemat dikantong juga lebih menyehatkan karena nanem sendiri. Yang
saya tanam itu kesukaan suami sama anak, jadi biar anak saya itu lebih sering
makan sayur makanya saya tanam sendiri. Soalnyakan anak-anak itu paling
susah kalau disuruh makan sayur, paling sukanya sama telur ceplok kadang
juga cuma sama sosis goreng tapi setelah saya tanam bayem anak saya jadi
52
Tim Penterjemah dan Penafsir al-qur’an, Al-Quran dan Terjemahnya, 27.
suka makan sama sayur apalagi kalau saya sayur bening dicampur wortel
nyenyengin liat dia makan dek”.53
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun
Salah satu indikator dari perilaku hidup bersih dan sehat adalah cuci tangan
pakai sabun (CTPS).Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk mencegah
timbulnya berbagai penyakit serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mencuci tangan secara baik dan benar.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk
menjadi bersih.Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen
yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang
bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh
lain (seperti ingus) dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci
dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang
tidak sadar bahwa dirinya sedang ditulari. WHO telah mencanangkan setiap
tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, yang
diikuti oleh 20 negara di dunia, salah satu diantaranya adalah Indonesia.54
Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara membunuh kuman
secara efeltif yang ada ditangan. Semenjak kasus covid 19 yang menggemparkan
dunia, sekarang disetiap rumah di Desa Karya Mulya menyediakan air dan sabun
jadi siapa saja yang mau bertamu sebelum masuk kerumah harus mencuci tangan
dengan sabun terlebih dahulu agar terhindar dari kuman yang tidak kasat oleh
mata ditambah lagi suasana covid 19 yang tak kunjung usai.
53
Anis, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 21 Juni 2020,
Desa Karya Mulya. 54
Diakses melalui http://eprints.undip.ac.id/42527/1/Bab_I-IV.pdf pada tanggal 03
September 2020.
5. Istirahat yang cukup
Dalam kamus besar bahasa Indonesi (KBBI)tidur berarti keadaan berhenti
(mengaso) badan dan kesadarannya (biasanya dengan memejamkan
mata).55
Sedangkan dalam ilmu kesehatan, tidur merupakan proses fisiologis
normal yang bersifat aktif, teratur, berulang, kehilangan tingkah laku yang
reversible, dan tidak berespons terhadap lingkungan. Tidur dibutuhkan otak untuk
menunjang proses fisiologis.
Tidur adalah suatu fenomena kehidupan yang berlangsung dalam suatu
siklus sirkadian yang memengaruhi siklus endokrin dan pola sikap (behavior)
secara langsung atau tak langsung.Jika kurang tidur berlangsung kronis, maka
dapat mengganggu konsentrasi.Setiap hari manusia melewati waktu tidur dan
terjaga.Semua itu ada sesuatu yang mengaturnya pada sistem saraf pusat.56
Para
ilmuwan telah lama mengkaji masalah ini, dan mereka telah menyimpulkan
bahwa dalam otak terdapat satu titik khusus yang mengontrol keadaan jaga dan
keadaan tidur yang disebut sebagai jam biologis. Jam biologis inilah yang
mengatur manusia dan hewan untuk tidur dan bangun pada jam-jam tertentu.57
Istirahat merupakan salah satu bentuk merelaksasikan tubuh sejenak untuk
mendapatkan kebugaran kembali perintah istirahat telah diterangkan dalam Al-
Qur‟an. Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Furqan ayat 47:
ورنا ارى نيشي هى ػ ن ل عىلى ا بىاتنا كىجى ىـ سي و ػ ن ل ا ا كى بىاسن ل لى للي مي ا عىلى لىكي م جى لذ وى ا كىىي
“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk
istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”. (QS. Al-Furqan:
47).58
55
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 943. 56
Ade Hashman, Rahasia Kesehatan Rasulullah; Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi
Muhammad Saw, (Jakarta: Noura, 2012), 202. 57
Ahmad Syawqi Ibrahim, Misteri Tidur:Rahasia Kesehatan, Kepribadian, dan Keajaiban
Lain di Balik Tidur Anda,terj. Syamsu A. Rizal dan Luqman Junaidi (Jakarta: Zaman, 2013), 40. 58
Tim Penterjemah dan Penafsir al-qur’an, Al-Quran dan Terjemahnya, 90.
Allah menjadikan malam sebagai waktu istirahat.Al-Qur‟an
menggambarkan malam dengan pakaian (libasa).Maksudnya, kegelapan malam
itu dapat menutupi aurat atau tubuh manusia.Karena itu, manusia dapat menikmati
kegelapan malam tanpa harus berpakaian, karena kegelapan itulah
pakaiannya.Kondisi seperti itu, menjadikan manusia benar-benar rileks, tanpa
melakukan tugas atau pekerjaan untuk mencari nafkah atau
penghidupan.Sedangkan waktu siang adalah untuk berusaha atau bekerja.
Jika hal ini dijalankan dengan baik sesuai syariat Islam maka dampak positif
bagi kekebalan tubuh manusia akan membaik, begitu juga sebaliknya jika
seseorang menggunakan waktu malam untuk bekerja dan siang untuk berusaha
maka dampak negatif akan terjadi pada tubuh manusia tersebut. Salah satunya
orang tersebut tidak terpelihara kesehatannya.
B. Perilaku Anak di Desa Karya Mulya
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar.
Sesuai hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang tua di
Desa Karya Mulya, penulis mengetahui bagaimana perilaku anak di Desa Karya
Mulya.Hasil wawancara dengan Ibu Pujiati mengenai perilaku anak dalam
menanamkan perilaku hidup sehat.
“[A]nak itukan karakternya beda-beda ya.Ada yang dinasehatin langsung
nurut, ada yang bandel ada juga dia tu gak bandel tapi males.Kalo berdasarkan
pengalaman saya, bisa dibilang anak saya itu sedikit bandel. Apalagi kalo
dinasehatin buat jaga kebersihan, yang paling susah itu kalau saya suruh gosok
gigi sebelum tidur, itu yang susah banget alesan dia itu ada aja maleslah,
ngantuklah”.59
59
Pujiati, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 21 Juni 2020,
Desa Karya Mulya.
Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
tidak semua perikau anak sama. Ada yang dinasehati langsung mengerjakan tetapi
ada juga yang tidak mendengarkan nasehat yang diberikan orang tuanya atau
dengan kata lain mengabaikan nasehat tersebut.
Hasil wawancara dengan ibu Reni Nurwanti mengenai perilaku anak dalam
menanamkan perilaku hidup sehat.
“[A]naknya susah diomongin, harus diteriak-teriakin dulu. Biasanya kalo
disuruh cuci tangan apalagi kalo pulang main dari luar suka ngejawab nanti
dulu ma mau nonton tv. Sebenarnya anak-anak saya enggak terlalu susah sih
kalo agak dimarahin gitu. Tapi saya telaten ngomongin mbak biar anak saya itu
sadar akan pentingnya hidup sehat”.60
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa, ada
beberapa anak yang mau mendengar nasehat apabila ada sedikit tekanan dari
orang tua dalam menasehat sang anak dengan tujuan agar sang anak sedikit takut
terhadap orang tua tersebut.
C. Komunikasi Persuasif Orang Tua dalam Menanamkan Perilaku Hidup
Sehat pada Anak
Setiap komunikasi yang dilakukan manusia memiliki model tersendiri,
termasuk komunikasi persuasif. Model-model dalam komunikasi merupakan suatu
penggambaran dari struktur atau proses komunikasi secara sederhana. Berikut
gambaran tabel model komunikasi persuasif :
Model ini menggambarkan bahwa proses komunikasi harus terdapat tiga
unsur penting. Ketiga unsur tersebut adalah pembicara yang memiliki kredibilitas
untuk mempengaruhi pendengarnya, isi pesan yang sudah dirancang sedemikian
rupa oleh si pembicara, dan pendengar yang dipersuasif si pembicaranya.
60
Reni Nurwanti, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, wawancara dengan Penulis, 18
Juni 2020, Desa Karya Mulya.
KOMUNIKATOR PESAN KOMUNIKAN
Dilihat dari tujuan komunikasi pesuasif sendiri adalah perubahan
sikap.Sikap pada dasarnya adalah tendensi kita terhadap sesuatu.Sikap adalah rasa
suka atau tidak suka kita atas sesuatu. Menurut Murphy dan newcomb sikap pada
dasarnya adalah suatu cara pandang terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Allport
sikap adalah kesiapan mental dan system saraf yang di organisasikan melalui
pengalaman, menimbulkan pengaruh langsung atau dinamis pada respon-respon
seseorang terhadap semua objek dan situasi terkait. Sedangkan menurut
kresch,Crutchfield dan ballachey sikap adalah sebuah system evaluasi positif atau
negative yang awet, perasaan-perasaan emosional dan tendensi tindakan pro atau
kontra terhadap sebuah objek sosial.61
Dalam menerapkan komunikasi persuasif antara orang tua dan anak dalam
menerapkan perilaku hidup sehat pada anak, khususnya pada anak di Desa Karya
Mulya mempunyai tujuan komunikasi yang sama pada setiap orang tua. Yaitu
bertujuan untuk mengajak dan mempengaruhi sang anak agar memiliki perubahan
sesuai dengan apa yang orang tua tersebut harapkan.
Berdasarkan observasi dan wawancara penulis, dapatlah diketahui
bahwasanya metode komunikasi persuasif yang dilakukan dapat mempengaruhi
pendapat, sikap, dan tingkah laku hanya dilakukan berdasarkan pada bujukan-
bujukan atau ajakan-ajakan (persuasif), menjadikan hubungan orang tua dan anak
lebih baik. Berdasarkan wawancara penulis, ada beberapa komunikasi persuasif
yang dilakukan orang tua dalam menanamkan perilaku hidup sehat pada anak,
diantaranya :
1. Orang tua yang menggunakan teknik integrasi
Selain memberikan pemahaman, cara terbaik mengajak buah hati hidup
sehat adalah dengan menjadi contoh. Anak-anak akan mencontoh apa yang
dilakukan orang tuanya. Baik dan buruknya seorang anak merupakan cerminan
diri dari orang tuanya.Dalam hal ini, peran orang tua dalam mencontohkan segala
61
J severin, James W tankard,Jr, Teori Komunikasi sejarah metode dan terapan dalam
media massa,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group,Cetakan ke-4 Februari 2009),177-178.
hal yang bukan berbau kemudhoratan merupakan peran penting yang perlu
diperhatikan oleh setiap orang tua. Jika hanya memberikan pemahaman dan
nasehat tetapi tidak memberikan contoh kepada anak keberhasilan yang
diharapkan oleh orang tua kemungkinan kecil seperti yang diharapkan orang tua
karena anak akan berpikir orang tuanya saja tidak menjalankan apa yang mereka
perintahkan kepada anak mengapa anak harus menjalankan perintahnya tetapi
tidak semua anak akan berpikir semacam hal itu.
Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut:
رى اللوى ن كىافى يػىرجيو اللوى كىاليػىوىـ الخرى كىذىكى ثيرنالىقىد كىافى لىكيم ف رىسيوؿ اللو أيسوىةه حىسىنىةه لمى كى
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS.Al-Ahzab: 21).62
Dari ayat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Pertama, sebagai pendidik, orang tua harus lebih dahulu memiliki akhlak
yang baik,baru dapat memperbaiki akhlak anak. Dalam arti yang lebih luas,
seseorang yang menjadi pendidik, harus menjadi contoh bagi si terdidik dalam
bentuk perilaku/moral.Tidak cukupdengan hanya menjelaskan melalui kata-kata
(pengajaran).
Kedua: Akhlak/budi pekerti yang baik, merupakan materi pendidikan yang
harusditanamkan ke dalam jiwa dan kepribadian anak didik, melalui contoh-
contoh perbuatan.Orang tua dalam hal ini, menjadi contoh pertama kali bagi
seorang anak dalam membentukakhlak anak-anaknya.
Dengan demikian merujuk kepada rasul sebagai uswatun hasanah maka
salah satutugas pokok orang tua sebagai pendidik adalah menanamkan budi
pekerti (akhlak) dalamjiwa anak melalui contoh-contoh perilaku orang tua yang
baik dalam lingkungan keluarga.
62
Tim Penterjemah dan Penafsir al-qur’an, Al-Quran dan Terjemahnya, 67.
Orang tua menjadi model utama dan pertama bagi anak, untuk memahami
realitasdisekelilingnya, melalui orang tua anak belajar segala sesuatu pertama kali,
bahasa, interaksisosialnya, nilai-nilai moral (akhlak) untuk membentuk pribadinya
sesuai dengan nilai-nilaiyang Islami.63
“[S]aya selaku orang tua menyadari, anak saya itu kalau hanya sekedar saya
suruh misalkan saya suruh gosok gigi sebelum tidur dia pasti tidak mau malah
kadang menjawab dengan perkataan ibu saja tidak gosok gigi kok suruh saya
gosok gigi.Nah, dari situ saya mulai berpikir bahwa saya harus mencontohkan
terlebih dahulu sebelum saya menyuruh anak saya.Jadi mulai dari situ sebelum
saya menyuruh anak saya melakukan sesuatu hal terlebih dahulu saya yang
melakukan agar anak mau melakukan seperti apa yang saya lakukan tanpa saya
suruh”.64
Bisa disimpulkan bahwa sang anak akan lebih mudah diperintahkan apabila
orang tua menjalankan terlebih dahulu sebelum memerintahkan sang anak dalam
hal apapun itu terutama dalam menanamkan perilaku hidup sehat. Karena jika
memerintahkan sang anak tanpa orang tua mengerjakannya terlebih dahulu hal
tersebut akan membuat anak berpikir kenapa ia harus melakukannya sedangkan
orang tuanya tidak melakukan hal tersebut.
2. Orang tua yang menggunakan metode pay off
Orang tua yang berkomunikasi dengan cara memberi imbalan sang anak
apabila menuruti terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tuanya sedikit lebih
efektif agar sang anak melakukan hal yang diperintahkan. Tetapi hal ini nantinya
akan menjadikan anak tumbuh pola pikir mau melaksanakan perintah orang
tuanya apabila diberikan imbalan dengan kata lain bukan niat tulus dari dalam hati
untuk mengerjakan apa yang menjadi kemauan dari orang tuanya melainkan
mengharapkan imbalan atas apa yang orang tuanya janjikan.
Hal ini dibenarkan oleh salah satu orang tua di Desa Karya Mulya yang
sudah melakukan wawancara dengan penulis.
63
Ramayulis, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulis, cet. 1, 2009), 88. 64
Yusnani, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 18 Juni
2020, Desa Karya Mulya.
“[A]nak saya itu mau gosok gigi sebelum tidur kalau saya kasih sesuatu mbak,
misalkan mainan atau apa gitu. Gara-garanya dulu itu dia itu susah banget
kalau disuruh gosok gigi sebelum tidur, nah saya kesel banget mbak kalu dia
itu susah disuruh. Saya takutnya nanti gigi dia itu berlubang soalnya kalau
sebelum tidur itu dia pasti makan permen kalau nggak coklat, nah makanya
saya bilang kalau mau gosok gigi sebelum tidur nanti saya belikan
coklat.Semenjak saat itu jadi kebiasaan dia mbak sampai sekarang”.65
Dapat disimpulkan dari wawancara tersebut bahwa memberikan anak
imbalan apabila mengerjakan apa yang diperintahkan orang tua mejadi cara yang
efektif tetapi hal tersebut juga kurang baik karena menjadikan anak tidak
mempunyai kesadaran dari dalam dirinya melainkan hanya mengharapkan sebuah
imbalan dari orang tuanya.
“[A]ku kalau ayah nyuruh gosok gigi sebelum tidur aku langsung kekamar
mandi kak.Karena kata ayah kalau aku gosok gigi sebelum tidur aku dibelikan
coklat.Jadi aku sekarang rajin gosok gigi sebelum tidur, kalau ayah nggak
belikan aku coklat aku malas gosok gigi kak”.66
3. Orang tua yang menggunakan metode icing
Orang tua yang seperti ini cenderung memiliki tahapan-tahapan dalam
mendidik anaknya. Pertama, misalkan seperti ajakan menggunakan kelemah
lembutan tetapi biasanya dengan cara seperti ini sebagian anak akan ada sedikit
perlawanan. Perlawanan maksudnya disini adalah hanya mengiyakan ajakan orang
tua tetapi tidak melaksanakannya, tetapi ada juga sebagian anak yang langsung
melaksanakan apa yang menjadi ajakan dari orang tuanya.
Kedua, sedikit memberikan tekanan kepada sang anak dengan tujuan agar
sang anak patuh terhadap ajakan dari orang tua tersebut. Tetapi biasanya ajakan
yang sedikit diberikan tekanan seperti ini hanya akan membuat sang anak
melaksanakan ajakan dari orang tuanya bukan berdasarkan niat dari dalam hati
melainkan karna takut akan penekanan dari sang orang tua.
65
Karno, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 21 Juni 2020,
Desa Karya Mulya. 66
Selly, Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 18 Juni 2020, Desa Karya
Mulya.
“[M]ungkin sedikit diberi penekanan dan diberi sedikit kelonggaran. Soalnya
kalau sama anak seandainya ditekan diakan pemikirannya belum semampu
dengan pemikiran orang tua. Makanya jangan hanya ditekan tetapi juga diberi
kelonggaran istilahnya tarik-ulur pokoknya diarahkan saja gitu.Dan kalau sama
anak intinya kita jangan pernah bosen memberi nasehatlah”.67
Dari penjelasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa mengajak anak
dengan cara lemah lembut akan ada sedikit perlawanan dari sang anak namun
hanya sebagian dari anak, ada juga anak yang langsung sadar akan ajakan dengan
cara lemah lembut. Selanjutnya, orang tua yang mengajak anak dengan cara
memberikan sedikit tekanan akan membuat sang anak melakukan atau
mengiyakan ajakan dari orang tuanya tetapi bukan niat tulus dalam hati atau
kesadaran dari sang anak tersebut, melainkan karena merasa tertekan akan ajakan
orang tuanya.
Hal ini juga juga dibenarkan oleh anak yang penulis diwawancarai oleh pe
nulis “[A]ku malas kak kalau mamak menyuruhku untuk cuci kaki dan cuci
tangan kalau akau habis main dari luar, tapi kalau mamak sudah marah sama aku
baru aku cuci tangan sama cuci kaki. Soalnya aku takut kak kalau mamak sudah
marah sama aku…”68
Terlihat dari hasil wawancara tersebut, bahwa anak yang diberikan sedikit
tekanan akan membuat sang anak melaksanakan perintah dari orang tuanya
dengan alasan sang anak takut akan kemarahan dari orang tuanya. Setidaknya
anak memiliki sedikit terhadap orang tua..
Tetapi ada juga sebagian anak yang apabila diperintah oleh orang tuanya
tanpa ada sedikit penekanan langsung melaksanakan perintah orang tuanya.Seperti
hasil wawancara yang dilakukan penulis oleh salah satu anak. “[A]ku mbak, kalau
disuruh mamak gosok gigi waktu mau tidur aku langsung kekamar mandi.
67
Tarseh, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 14 Juni
2020, Desa Karya Mulya. 68
Muhammad Bahrul Ulum, Anak Di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, pada
Tanggal 18 Juni 2020, Desa Karya Mulya.
Soalnya kalau tidak gosok gigi nanti kumannya tidak hilang dari gigiku nanti
gigiku jelek mbak…”.69
Dari hasil wawancara, penulis dapat menyimpulkan bahwa ada sebagian
anak yang sadar akan pentingnya perilaku hidup sehat pada kehidupan sehari-hari
agar terhindar dari berbagai penyakit yang ditimbulkan dari tidak menjaga
perilaku hidup sehat.
4. Orang tua yang tidak perduli
Ada orang tua yang tidak perduli dengan kegiatan anaknya, sehingga
seorang anak tidak terbiasa akibat orang tua yang membiarkan anak tidak
menerapkan perilaku hidup sehat. Orang tua yang seperti ini biasanya orang tua
yang terlalu sibuk mencari uang dan mementingkan kerja dari pada anak,
sehingga anak yang seharusnya membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang
tua menjadi terabaikan, sehingga pembinaan anak terutama dalam menerapkan
perilaku hidup sehat sangat kurang bahkan ketidakpedulian ini membuat anak
tumbuh dengan tidak dibekali pengetahuan mengenai perilaku hidup sehat, seperti
tidak perduli akan kebersihan badan contohnya.
“[S]aya pagi itu setelah anak saya berangkat ke sekolah, saya langsung ke
kebun. Pulang biasanya kalau sekitar jam 4 atau jam 5 saya baru pulang
soalnya kebunnya jauh mbak. Jadi kalau anak saya pulang sekolah itu saya
tidak dirumah.Dia sudah terbiasa dengan hal ini mbak, jadi kalau dia pulang
sekolah ya dia ganti baju sendiri setelah itu biasanya dia pergi main”.70
Karakter orang tua yang seperti ini cenderung kurang memperhatikan masa
depan seorang anak dan hanya memikirkan bagaimana menghidupi keluarganya
namun hal yang bersifat membimbing sama sekali tidak menjadi prioritas utama
bahkan sedikit tidak perduli dengan perkembangan anak, sehingga anak yang
memiliki orang tua seperti ini akan sangat susah untuk memahami bagaimana
pengetahuan tentang perilaku hidup sehat yang sudah menjadi keharusan
ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari karna agar terhindar dari berbagai
macam penyakit yang ditimbulkan akibat dari tidak menjaga perilaku hidup sehat.
69
Hanun Fawziyah, Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, pada Tanggal
21 Juni 2020, Desa Karya Mulya. 70
Nani Lestari, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 14 Juni
2020, Desa Karya Mulya.
Anak yang memang tumbuh dari keluarga yang tidak menanamkan hal itu dari
kecil, sehingga dampaknya ketika beranjak besar anak sangat sulit memahami hal-
hal yang mengarah kesana.“[A]ku biasanya kalau pulang sekolah mamak tidak
ada dirumah, sesudah ganti baju aku langsung main kak. Biasanya aku kalau main
itu mandi kesungai sama kawan-kawan kak…”.71
Dari pernyataan anak tersebut melalui hasil wawancara dengan penulis
dapat disimpulkan bahwa kurangnya waktu orang tua dalam membimbing sang
anak akibat kendala mencari nafkah menjadikan anak mengabaikan perilaku hidup
sehat bahkan membahayakan sang anak contohnya seperti mandi disungai tanpa
pengawasan.
71
Arga, Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, pada Tanggal 14 Juni
2020, Desa Karya Mulya.
56
BAB IV
UPAYA DAN KENDALA ORANG TUA DALAM MENANAMKAN
PERILAKU HIDUP SEHAT PADA ANAK DI DESA KARYA MULYA
KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS
PROVINSI SUMATERA SELATAN
A. Upaya Orang Tua dalam Menanamkan Perilaku Hidup Sehat pada
Anak
Perilaku hidup sehat menurut Soekidjo adalah perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang untuk menciptakan dan meningkatkan kesehatannya72.
Hidup sehat adalah hidup yang terbebas dari segala masalah, baik rohani/mental
maupun jasmani/fisik.Menjaga diri sendiri dari lingkungan sangatlah penting,
kebersihan diri sendiri perlu di perhatikan dan dijaga dengan baik karena
berkaitan erat dengan penampilan kita dalam masyarakat.Kerapihan dan
kebersihan badan seperti kuku, gigi, rambut badan dan lainnya harus dijaga
dengan baik.Perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang untu mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya.73
Upaya kebersihan diri yang salah satunya adalah kebiasaan mencuci tangan
pada anak tidak terlepas dari upaya pendidikan secara keseluruhan dan pendidikan
kesehatan khususnya.Upaya kebersihan diri ini merupakan penanaman sikap
hidup bersih dan sehat sejak dini.Usaha untuk mencapai hidup bersih dan sehat
yang ditandai dengan adanya kebiasaan mencuci tangan pada anak prasekolah
merupakan usaha awal yang diterapkan oleh baik orangtua atau keluarga dan
didorong oleh lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah
melalui pendidik. Melatih anak untuk hidup bersih dan sehat sejak dini ini
nantinya akan memudahkan anak dalam melakukan kebiasaan hidup bersih dan
sehat sampai dewasa.74
72
Soekidjo Notoatmojo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003), 137. 73
Ibid, 118. 74
Diakses melaluihttps://Jurnal.Unimus.Ac.Id, pada tanggal 2 juli 2020.
1. Orang tua yang menasehati
Orang tua yang seperti ini cenderung lebih memperhatikan anak baik dari
segi apapun terutama dari segi menjaga kebersihan. Orang tua yang selalu
menegur anaknya jika sang anak tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan
orang tua dalam hal ini sesuatu yang berhubungan dengan kebaikan. Orang tua
manapun pasti akan menasehati sang anak apabila anak tidak berada pada jalan
yang baik karena semua orang pasti menginginkan segala sesuatu hal yang terbaik
untuk sang anak meskipun nyawa mereka menjadi taruhan.
“[S]aya selalu menasehati anak saya agar tidak terlalu sering bermain ditempat-
tempat yang kotor, saya beri tahu dia kalau ditempat kotor itu sarang dari
segala penyakit.Saya juga beri tahu kalau sering bermain ditempat kotor nanti
badannya gatal-gatal dan juga bisa sakit perut.Normalnya kalau orang desa ya
begitu-begitu saja dek. Karena ya kalau di desa kan taulah, kalau dibilang
bersih sekali juga tidak kalau dibilang kotor sekali juga tidak. Yang sedang-
sedang sajalah”.75
Dari wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa upaya orang
tua dalam menanamkan perilaku hidup sehat adalah dengan cara memberikan
pengertian dasar kepada sang anak bahwa bermain ditempat kotor dapat
mengundang berbagai penyakit datang karena tempat kotor merupakan sumber
dari segala sarang penyakit.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
pembentukan kepribadian anak.Dalam hal ini, peran itu sangat menentukan dalam
mendidik anak.Ibu merupakan orang pertama kali dijumpai seorang anak dalam
kehidupannya. Karena itu, segala perilaku, cara mendidik anak, dan kebiasaannya
dapat dijadikan contoh bagi anaknya, biasanya timbul sikap ketergantungan anak
lebih kepada ibunya daripada kepada ayahnya, hal ini dikarenakan ibu dengan
kasih sayang dan kelembutan serta waktu kebersamaan antara ibu dan anak lebih
banyak dari pada waktu kebersamaan antara ayah dengan anak. Salah satu orang
tua di desa Karya Mulya juga menyatakan:
75
Sumarlan, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 14 Juni
2020, Desa Karya Mulya.
“[S]aya kalau nasehatin anak saya untuk menjaga kebersihan itu, kalau bangun
pagi-pagi saya langsung suruh mandi soalnya biar menjadi kebiasaan anak
tanpa saya suruh dia akan langsung karena kalau sudah menjadi kebiasaan
tanpa disuruh pasti akan langsung dikerjain sama dia mbak. Soalnya kalau
bangun pagi anak langsung tidak mandi kok malah pergi main saya paling
tidak suka mbak, makanya saya biasakan kalau bangun pagi saya langsung
suruh mandi tapi akhir-akhir ini dia tanpa saya suruh, bangun itu dia langsung
mandi mbak”.76
2. Orang tua yang melandaskan keimanan
Selain dengan membimbing dalam menerapkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari, orang tua juga perlu menanamkan nilai keagamaan pada
anak dimana dalam agama islam perilaku hidup sehat juga menjadi salah satu
perilaku terpuji yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana
yang diungkapkan dari salah satu hadits sebagai berikut:
يـ نىطػيفه فػىتىػنىطىفيوا فىانىػوي لايىدخيلي الىنىػةى الانىطيفه )ركاه البيهقى سلاى اىلا
"Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu
menjaga kebersihan.Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-
orang yang suci." (HR. Baihaqi).77
Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu orang tua di Desa Karya Mulya
dalam hasil wawancara penulis dengan narasumber.
“[K]eimanannya kita juga kasih tau, bahwa kebersihan itu sebagian dari iman.
Kalau kita tanamkan kepada anak kalau kebersihan itu sebagian dari iman,
insya Allah anak akan selalu ingat akan kebersihan dan bersih itu pangkal dari
kesehatan. Alhamdulillah saya kalau ngebimbing anak saya selalu kaitkan
dengan nilai keimanan dan Alhamdulillah hal itu selalu berjalan dengan baik
dan anak juga tidak terlalu bandel kalau saya sudah nasehati yang berbau
dengan nilai keimanan”.78
76
Susilawati, Orang Tua Anak di desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 14 Juni
2020. Desa Karya Mulya. 77
Drs. Amiruddin, S.Ag, Drs. Abd. Rozak, M.A, Hadits-hadits tentang Tuntunan Hidup,
(Bogor: Mitra Wacana Media, 2010), 28. 78
Badrul Qomari, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 21
Juni 2020, Desa Karya Mulya.
3. Orang tua yang membimbing
Sebagaimana diketahui bahwa peran orang tua adalah seperangkat tingkah
laku dari kedua orang tua yaitu ayah dan ibu dalam bekerja sama dan bertanggung
jawab berdasarkan keturunannya sebagai tokoh panutan anak. Peran orang tua
sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan
dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat membiasakan perilaku
hidup sehat. Sebagaimana dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 13:
ني لٱبنو إذ قىاؿى ليقمى إف ٱلشرؾى لىظيلمه عىظي يىبػينى لاى تيشرؾ بٱللو ۥكىىيوى يىعظيوي ۦكى
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, dalam keadaan
diamenasehatinya, “Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah kezaliman yang besar”. (QS. Luqman:13)
79
Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam
pengawasan anak dalam melakukan perilaku hidup sehat.Pengetahuanorang tua
sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau
tidak mendukung sikap tersebut. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara
alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan orang tua dengan
pengetahuan rendah mengenai perilaku hidup sehat.
Hal seperti ini lambat laun akan menyadarkan anak betapa pentingnya
dalam menanamkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari karena
orang tua telaten membimbing dan memberikan pengertian dasar tentang perilaku
hidup sehat.
“[S]aya usahakan telaten dalam membimbing anak mbak.Karena kalau bukan
saya siapa lagi soalnya bapaknya sibuk kerja pulang mungkin kalau sudah sore
baru pulang.Jadi saya sedikit-sedikit membimbing anak biar kebiasaan hidup
sehat dan bersih, terutama masalah pakaian.Kalau anak saya pakaiannya kotor
atau bau saya langsung suruh ganti pakaian, karena saya tidak suka sekali kalau
anak saya terlihat kotor.Pokoknya saya telatenin buat ngarahin dia biar sadar
tentang hidup bersih”.80
79
Drs. Amiruddin, S.Ag, Drs. Abd. Rozak, M.A, Hadits-hadits tentang Tuntunan Hidup,
57. 80
Tiny, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 16 Juni 2020,
Desa Karya Mulya.
Anak yang diberi bimbingan secara pelan-pelan lambat laun akan mulai
menyadari dan akan menjadi kebiasaan dalam menjaga perilaku hidup sehatnya.
Usia anak-anak memang tidak mudah untuk dibimbing karena banyak faktor
penghambat baik dari lingkungan, karakter anak itu sendiri atau faktor canggihnya
teknologi. Tetapi apabila orang tuanya telaten dalam memberikan arahan dan
pengertian nantinya sang anak akan sadar dengan sendirinya.
Hal ini terlihat dari hasil wawancara penulis dengan salah satu anak di
Karya Mulya
“[M]amak tu setiap hari selalu bilang sama aku kak, kalau aku jorok nanti aku
tidak cantik.Karena kata mamak kalau mau cantik itu harus bersih, kukunya
harus pendek. Jadi kalau aku bangun tidur pagi itu aku langsung mandi kak
terus sudah mandi itu aku makan baru dibolehkan main sama mamak. Tiap hari
aku selalu begitu kak, soalnya mamak ajarin aku seperti itu”.81
Dari penuturan salah satu anak di Desa Karya Mulya penulis dapat
menyimpulkan bahwa, perlahan kesadaran anak akan pentingnya menerapkan
perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari mulai timbul jika orang tua
tidak bosan dalam membimbing dan mengingatkan kepada anak tentang
pentingnya menanamkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Orang tua yang mengajarkan pola hidup sehat
Selain mengajarkan dan membimbing anak dalam menerapkan perilaku
hidup sehat pada anak, orang tua juga harus memperhatikan dan mengajarkan
anak dalam pola hidup sehat.Misalkan mengajarkan anak agar suka makan
makanan yang menyehatkan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Pola hidup sehat merupakan segala sesuatu yang dilakukan manusia dengan
rutin dan berkesinambungan serta memberi makna pada kehidupan seseorang,
baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.Pemahaman tentang pola hidup
sehat tentunya tidak luput dari adanya kebiasaan dan aturan yang dijadikan
patokan atau penilaian seseorang dalam kehidupan.Tentunya menjadi dasar
seseorang dalam menjalani hidup ini.
81
Selly, Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 18 Juni 2020, Desa Karya
Mulya.
Pola hidup sehat mencakup tata cara seseorang menjalani kehidupan dengan
mengisi hidupnya dengan aturan yang telah disyariatkan oleh agama Islam dan
telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, baik cara hidup maupun cara
makan dan sebagainya. Oleh sebab itu, pola hidup sehat yang ada dalam Al-
Qur’an dan yang dicontohkan Nabi Muhammad perlu untuk ditiru dan dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari, agar dalam hidup seseorang menjadi lebih baik dan
bermakna serta bermanfaat.
Tubuh yang sehat merupakan faktor yang sangat penting, karena bila tubuh
tidak sehat segala aktivitas akan terganggu, sedangkan bila memiliki tubuh sehat
segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar dan dapat menikmati hidup
dengan senang hati (bahagia). Salah satu cara untuk menjaga kebugaran tubuh
adalah dengan mengkonsumsi makanan sehat. Pola hidup sehat perlu diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, karena kesehatan adalah nikmat yang paling
berharga di dunia ini.Dengan nikmat sehat, manusia bisa melakukan segala
aktivitas secara tuntas. Dengan nikmat sehat manusia juga bisa membantu orang
lain. Mengerjakan semua pekerjaan menjadi ringan, orang-orang disekeliling kita
pun merasa nyaman.
a. Memberikan makanan yang menyehatkan
Manfaat dan tujuan pola hidup sehat antara lain antara lain mengurangi
resiko penularan penyakit, meningkatkan kemampuan untuk beraktivitas, menjaga
kestabilan fleksibilitas tubuh, menjaga kesehatan tulang, meningkatkan
kemampuan otak saat lanjut usia. Banyak orang yang ingin dirinya selalu
sehat.Karena dengan kesehatan, dapat menikmati kehidupan di dunia ini dengan
sesungguh.Salah satu penerapan pola hidup sehat dengan makanan yang sehat
yaitu makanan yang di dalamnya terkandung zat-zat gizi.Sedangkan zat gizi itu
sendiri adalah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.Zat zat gizi tersebut yaitu
karbohidrat, protein dan lemak.Kemudian juga vitamin dan mineral yang sangat
banyak manfaatnya.82
82
Diakses melalui https://Jurnal.untan.ac.id, pada tanggal 6 Juli 2020.
“[S]aya kalau masak itu, saya tawarin dulu anak saya mbak, mau makan apa
hari ini terutama sayuran. Dia itu paling suka sama sayur bening bayam, jadi
hampir tiap hari saya masakin anak saya sayur bening bayam. Soalnya anak-
anak itukan paling susah yang namanya makan sayur, jadi sayur mana yang dia
suka saya masakin terus biar dalam satu hari itu dia ada makan sayur walaupun
cuma sedikit. Kalau tidak, saya kreasiin mbak sayurannya.Misalkan saya buat
jus atau saya buat pecel pokoknya biar anak saya makan sayur udah itu aja
mbak”.83
Hasil wawancara narasumber dengan penulis dapat disimpulkan bahwa
sebenarnya kreatifitas orang tua dalam mendidik anak dalam mengajarkan pola
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari contohnya seperti mengajarkan anak agar
suka makan makanan sehat seperti buah dan sayur menjadi keharusan karena
dengan begitu yang tadinya anak tidak suka buah dan sayur menjadi suka.
b. Olahraga sambil bermain
Selain dengan memberikan dan mengajarkan makan-makanan yang
menyehatkan sebagian orang tua juga mengajarkan anak agar menyukai hal-hal
yang berbau dengan olahraga seperti bermain badminton, bermain sepeda dan
masih banyak lagi.Hal ini dituturkan oleh salah satu orang tua di desa karya
mulya.
“[K]ita usahakan anak itu agar berolahraga mbak.Kalau nggk mau biasanya
saya suruh bermain pokoknya yang bisa gerakin badannya dan menghasilkan
keringet contohnya saya suruh main sepeda, lari-lari kadang-kadang saya juga
ajarin main badminton kalau sore intinya bisa menghasilkan keringatlah
mbak”.84
Selain menyenangkan, bermain sepeda juga menjadi salah satu media agar
anak bisa berolahraga dan menghasilkan keringat. Salah satu bidan desa Reny
Nurwanti juga menuturkan:
83
Leny Hernawati, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 20
Juni 2020, Desa Karya Mulya. 84
Pujiati, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 21 Juni 2020,
Desa Karya Mulya.
“[S]epeda membantu melancarkan sirkulasi darah yang kaya akan oksigen dan
nutrisi ke semua otot seluruh tubuh. Bersepeda diyakini bisa meningkatkan
perlindungan tubuh terhadap berbagai penyakit seperti diabetes karena
membantu menurunkan berat badan serta menghindari tekanan darah
tinggi.Sepeda bisa membantu mengurangi kadar stress, hal ini karena
umumnya orang melakukan sepeda sambil santai dan menghirup udara segar.
Sepeda baik untuk kesehatan kardio (jantung), olahraga sepeda bisa membantu
meningkatkan kesehatan jantung sehingga mengurangi resiko terkena penyakit
jantung coroner”.85
B. Kendala Orang Tua dalam Menanamkan Perilaku Hidup Sehat pada
Anak
Orang tua merupakan madrasah bagi anak-anaknya, dan peran orang tua
akan sangat dibutuhkan seorang anak untuk menunjang perilaku anak agar tidak
menyimpang dan tidak sesuai ajaran islam. Akan tetapi, tidak selalu komunikasi
yang baik dari orang tua terhadap anak akan selalu mendapat respon yang baik
pula dari anak. Beberapa orang tua terkadang memiliki kendala tersendiri dalam
mendidik dan mengajak anak dalam menerapkan perilaku hidup
sehat.Berdasarkan hasil wawancara penulis, ada beberapa kendala yang dihadapi
orang tua dalam menerapkan perilaku hidup sehat pada anak.
1. Karakter anak
Karakter anak merupakan kendala yang paling utama bagi orang tua dalam
menanamkan perilaku hidup sehat pada anak di Desa Karya Mulya. Anak
merupakan anugerah dari Allah SWT yang dilimpahkan kepada orang tua tetapi
tidak semua anak memiliki karakter atau sifat yang sama. Beragam jenis karakter
anak yang ditimbulkan menjadi cirri khas dari anak tersebut.Seperti di desa Karya
Mulya karakter anak yang begitu banyak membuat orang tua harus pandai dan
kretif dalam berkomunikasi dan mendidik anak terutama dalam hal menerapkan
perilaku hidup sehat pada anak.
85
Reny Nurwanti,Bidan di Desa Karya Mulya, wawancara dengan Penulis, 18 Juni 2020,
Desa Karya Mulya.
“[K]arakter anak itu beda-beda mbak, ada yang nurut kalau disuruh ada juga
yang bandel ada juga yang pendiam banyaklah. Intinya kita sebagai orang tua
harus lebih pinter dalam memposisikan diri mendidik anak terutama masalah
menerapkan perilaku hidup sehat itu tidak mudah mbak. Apalagi usia anak-
anakkan sukanya main kotor-kotor jajan juga sembarangan pokoknya pinter-
pinter orang tuanya lah mbak”.86
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara antara penulis dan narasumber
yaitu kekreatifan dan keahlian orang tua dalam hal ini berperan sangat penting
karena usia anak-anak merupakan usia dimana masih ingin bebas tanpa aturan
sehingga membutuhkan tenaga sedikit lebih ekstra agar sang anak menuruti apa
yang diinginkan orang tuanya terutama dalam hal menerapkan perilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari.
a. Anak yang semaunya sendiri
Karakter anak yang seperti ini memang tidak mudah untuk dibimbing, tidak
mudah dibimbing bukan berarti tidak bisa dibimbing tetapi hanya saja
membutuhkan kesabaran dan ketelatenan dari orang tua bagaimana agar sang anak
tidak semaunya sendiri atau patuh terhadap nasehat dari orang tuanya. Karena
sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengingatkan dan menasehati anaknya
jika tidak sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan didalam kehidupan.
“[A]ku kalau nggak sekolah pagi bangun itu aku langsung main kak kerumah
kawan, sama mamak disuruh mandi dulu tapi aku malas kak soalnya nanti
kalau mainkan keringetan lagi jadi aku mandinya kalau sudah pulang
main.Kalau mamak marah aku nggak mau mandi langsung lari aku bawak
sepeda main”.87
Penuturan dari salah satu anak di Desa karya Mulya tersebut memberikan
pengertian kepada penulis bahwa anak dengan karakter yang seperti itu harus
selalu dinasehati bila tidak mempan dengan sekedar nasehat mungkin orang tua
harus memberikan sedikit tekanan agar sang anak sedikit merasa takut terhadap
orang tuanya sehingga anak tidak bertingkah dengan semaunya.
86
Santy, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 17 Juni 2020,
Desa Karya Mulya. 87
M. Bahrul Ulum, Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 18 Juni 2020,
Desa Karya Mulya.
b. Anak yang mengerjakan tanpa diperintah
Bersyukurlah orang tua yang memiliki anak dengan karakter seperti ini.
Anak yang patuh tanpa diperintah berarti tingkat kesadaran anak akan hal yang
harus dikerjakan sudah tertanam sejak dini sehingga orang tuanya tidak perlu
terlalu repot dan khawatir dengan anak, tetapi orang tua juga tidak boleh lengah
dengan hal ini artinya harus juga selalu menasehati agar kesadaran anak akan
pentingnya menerapkan hidup sehat semakin dalam dan pengetahuannya semakin
luas.
“[A]ku kalau bangun tidur langsung mandi kak.Soalnya ibu selalu bilangi aku
kalau bangun tidur itu harus langsung mandi dan nggak boleh langsung main. .
Nanti kalau sudah mandi baru aku dibolehkan main.Dulu ibu sering kali suruh
aku mandi kalau sudah bangun tapi sekarang sebelum ibu nyuruh aku mandi
aku udah mandi duluan.Biasanya kalau sudah mandi aku langsung makan
kalau sudah makan baru aku pegi main sama kawan”.88
c. Anak yang membantah
Karakter anak memang begitu banyak macam dan ragam, tidak hanya ada
anak yang patuh terhadap orang tua tetapi ada juga beberapa anak yang
membangkang atau membantah orang tuanya.Karakter anak yang seperti ini
mengajarkan kepada orang tua agar lebih ekstra sabar dalam mendidik anak.Salah
satu orang tua di Desa karya Mulya menuturkan bagaimana anaknya suka sekali
membantah jika diberi nasehat atau diperintahkan oleh orang tuanya melalui hasil
wawancara dengan penulis.
“[K]adang saya itu sedih mbak, kok anak saya itu suka sekali membantah kalau
saya suruh dan selalu ada saja jawaban dia itu. Saya juga heran kenapa anak
saya bandel banget nggak kaya anak-anak yang lain. Saya kadang cuma bisa
sabar ngehadapin anak saya.Saya mikirnya nanti kalau sudah besar semoga
berubah, saya maklumin mbak soalnyakan masih kecil saya mikirnya gitu
saja”.89
88
Alfin Firmansyah, Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 14 Juni 2020.
Desa Karya Mulya. 89
Ema, Orang TuaAnak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 16 Juni 2020.
Desa Karya Mulya.
2. Faktor lingkungan
Selain karakter anak, faktor lingkungan juga menjadi kendala orang tua
dalam menanamkan perilaku hidup sehat.Lingkungan merupakan salah satu faktor
yang membentuk bagaimana karakter anak setelah keluarga.Bagaimana anak
bersikap dan bertingkah merupakan cerminan bagaimana lingkungan yang
membentuk karakter anak tersebut.Dalam hal ini, orang tua harus selalu
memperhatikan anak terutama bagaimana anak menjadi tumbuh dan kembang
apabila lingkungan sekitar tidak mendukung untuk membentuk karakter anak.
“[A]ku tu kak dimarahi mamak kalau ketahuan mandi sungai, tapi kawan-
kawan aku ngajak aku mandi jadi aku ikutlah. Tapi kadang aku juga nggak
mau kak kalau diajakin soalnya takut dimarah sama mamak. Soalnya aku
pernah ketahuan sama mamak waktu mandi disungai sampai dirumah aku di
marah terus dipukul sama mamak”.90
Salah satu hal ini menggambarkan bagaimana lingkungan dapat memberi
pengaruh terhadap terbentuknya karakter seorang anak.Apabila orang tua tidak
ekstra dalam membimbing dan memantau anak dalam kehidupan sehari-hari
terutama orang tuanya yang sibuk berkebun sehingga anak terabaikan.
3. Teknologi
Tidak sedikit anak yang malasakibat terpengaruh oelh canggihnya teknologi
salah satu contohnya adalah handphone. Banyak dari anak yang pulang sekolah,
langsung bermain hp, orang tua yang menyuruh anaknya untuk mencuci tangan
dan kaki terlebih dahulu sepulang.tetapi respon dari sang anak justru malah marah
ketika sedang asyik dengan permainan game di handphonenya, lalu orang tuanya
mengingatkan agar terlebih dahulu mencuci tangan dan kaki lalu makan.
“[K]alau sepulang sekolah itu saya suruh cuci tangan sama cuci kaki dulu terus
makan. Tapi malah dia langsung ambil handphone asyik maen game atau
enggak nonton youtube kid itu mbak. Kalau saya suruh dia malah marah malah
kadang nangis mbak.Saya itu suka marah-marah sendiri kadang kesel banget
saya mbak”.91
90
Arga, Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, pada Tanggal 14 Juni
2020, Desa Karya Mulya. 91
Santy, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 17 Juni 2020,
Desa Karya Mulya.
Berdasarkan penjelasan dari orang tua tersebut, tidak sedikit anak yang
terpengaruh dari tekonologi yang semakin canggih, semakin banyak aplikasi yang
permainan yang ada di handphone semakin membuat anak lalai terhadap
penerapan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehai-hari yang mana hal itu
perlu diterapkan agar dia terhindar dari berbagai macam penyakit.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu anak di Desa Karya
Mulya.
“[K]alau aku pulang sekolah enak main hp aja, malas rasanya cuci tangan sama
cuci kaki kak.Apalagi kalau mamakku nyuruh makan dulu kadang aku bawa hp
kekamar biar tidak diganggu.Kalau nggak kadang aku bawa lari hpnya kak,
aku main sama kawan aku nonton youtube kid kalau nggak aku maen game
sama-sama”.92
Melihat dari penuturan anak diatas, penulis menyimpulkan bahwa dampak
dari canggihnya teknologi tidak hanya membuat seorang anak menjadi malas
tetapi membuat anak memiliki sifat pembangkang ataupun tidak patuh terhadap
perintah orang tua. Seharusnya orang tua lebih tegas dalam mengawasi ketika
sedang bermain handphone atau diberikan batasan waktu bermain handphone agar
sang anak tidak lalai terhadap tugasnya sebagai seorang anak.
4. Pekerjaan orang tua
Banyak orang tuanyayang bekerja sehingga meeka sibuk dengan
pekerjaannya. Sampai kadang-kadang mereka lupa akan kewajibannya sebagai
orang tua. Dimana anak sering merasa tidak diperhatikan dan kurang kasih sayang
dari orang tuanya.Banyak keluarga yang kurang harmonis akibat orang tua yang
terlalu sibuk mengurusi pekerjaan dan melalaikan tugasnya sebagai orang tua.
Banyak anak yang menggantungkan dirinya kepada orang lain yang dianggapnya
bisa memberikan kasih sayang.
92
M. Bahrul Ulum, Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 18 Juni 2020,
Desa Karya Mulya
Pada sekarang ini kebanyakan orang tua lebih sibuk dengan pekerjaannya
ketimbang sibuk dengan anak-anaknya, sehingga orang tua tidak bisa
menyalahkan sang anak apabila seorang anak memiliki karakter buruk karena
orang tua sering kali melalaikan tugasnya dalam mendidik anak diakibatkan sibuk
bekerja.
Kesibukan pekerjaan merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan
bagi orangtua untuk terlibat dalam kegiatan anak sehari-hari, lebih-lebih di
pedesaan yang umumnya bermatapencaharian sebagai petani.Umumnya di Desa
Karya Mulya pekerjaan orang tua adalah seorang petani yang menjadikan orang
tua tidak terlalu bisa memantau bagaimana anak dalam tumbuh dan
kembang.Kebanyakan orang tua berangkat kerja ke kebun pagi dan pulang sudah
siang hari bahkan ada sebagian yang sore hari baru selesai kerja dan pulang ke
rumah. Sehingga orang tua tidak terlalu bisa memperhatikan bagaimana sang anak
menjaga kebersihan dalam sehari-hari.
“[K]alau pagi itu saya biasanya berangkat ke kebun mbak, kalau pulang
biasanya sekitar jam 3 atau jam 4.Jadi, dia kalau sekolah saya berangkat ke
kebun nunggu dia berangkat sekolah dulu.Nanti kalau dia pulang sekolah saya
belum pulang saya suruh dia main kerumah neneknya atau kalau nggak
terserah dia mau main kemana”.93
Terlihat dari hasil wawancara dengan penulis bahwa orang tua yang seperti
ini bisa dibilang kurang memperhatikan sang anak dalam tumbuh kembang
dikarenakan sibuk bekerja untuk mencari nafkah. Sehingga orang tua yang seperti
ini tidak terlalu tahu bagaimana kegiatan anak dalam sehari-hari.Ada salah satu
orang tua juga mengatakan hal yang serupa dengan ibu Leny Hernawati:
“[Y]a gimana ya, namanya juga dikampung penghasilan ya cuma dari kebun
jadi mau tidak mau anak saya harus saya tinggal ke kebun. Biasanya saya
berangkat pagi pulang sekitar jam 5 sore dan ketika saya pulang kadang anak
saya masih main sama temennya. Dibilang kasihan ya kasihan dek ninggalin
anak seharian tapi kalau tidak saya tinggalin bagaimana mau dapat uang.Jadi
serba salah sebenernya dek”.94
93
Leny Hernawati, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 20
Juni 2020, Desa Karya Mulya. 94
Siken, Orang Tua Anak di Desa Karya Mulya, Wawancara dengan Penulis, 18 Juni 2020,
Desa Karya Mulya.
Hasil wawancara tersebut menggambarkan orang tua yang sebenarnya
merasa serba salah karena pekerjaan dia meninggalkan anak dari pagi sampai sore
sehingga dia tidak tahu bagaimana tingkah laku dan tumbuh kembang anaknya
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan skripsi ini, maka diperoleh temuan penelitian sebagai
berikut:
1. Bentuk komunikasi persuasif yang orang tua terapkan pada anak dalam
membina ibadah anak di Desa Karya Mulya Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan dapat disimpulkan
bahwa ada beberapa cara komunikasi persuasif orang tua dalam
menanamkan perilaku hidup sehat pada anak seperti: ada orang tua yang
mengajak anaknya menerapkan perilaku hidup sehat, adapula orang tua
yang tidak perduli dengan perilaku hidup sehat anaknya dan ada orang tua
yang memberi imbalan kepada anaknya apabila sang anak patuh.
2. Adapun upaya-upaya orang tua dalam menerapkan perilaku hidup sehat
pada anak melalui komunikasi persuasif seperti: ada orang tua yang selalu
menasehati ananknya, ada juga orang tua yang membimbing, orang tua
yang mencontohkan perilaku hidup sehat dan ada juga orang tua yang
mengajarkan anak pola hidup sehat seperti memberikan makanan yang
menyehatkan dan berolahraga sambil bermain.
3. Selain upaya ada juga kendala yang dihadapi orang tua dalam
menanamkan perilaku hidup sehat pada anak melalui komunikasi persuasif
seperti: Karakter anak, ada beberapa karakter anak yang terdapat dalam
kendala seperti ini yaitu ada anak yang semaunya sendiri, ada juga anak
yang mengerjakan tanpa diperintah dan anak yang membantah atau tidak
patuh terhadap orang tua. Kemudian kendala selanjutnya adalah faktor
lingkungan, lingkungan yang memberikan pengaruh terhadap tunbuh
kembang anak. Lalu ada juga kendala yang berupa teknologi yang
menyebabkan anak terlalu asyik dengan handphone sehingga tidak
memperhatikan nasehat yang orang tua berikan kepadanya. Kendala
terakhir adalah pekerjaan orang tua, orang tua yang terlalu sibuk bekerja
sehingga kurang memperhatikan tumbuh kembang anak terutama dalam
perilaku hidup sehat.
B. IMPLIKASI
Implikasi dari tema penelitian mencakup pada dua hal, yakni implikasi
teoritis dan praktis. Implikasi teoritis berhubungan dengan Komunikasi Persuasif
yang digunakan dalam Menerapkan Perilaku hidup sehat pada anak dan implikasi
praktis berkaitan dengan kontribusinya temuan peneliti terhadap kendala yang
dihadapi dalam menerapkan perilaku hidup sehat pada anak di Desa Karya Mulya.
Saran dari penulis untuk orang tua yang ada di Desa Karya Mulya adalah
agar orang tua sekiranya lebih memperhatikan lagi dalam mendidik serta
membimbing anak dan disarankan lebih tegas lagi dalam mendidik anak agar sang
anak patuh terhadap orang tuanya. Kemudian saran untuk anak, agar kiranya
mengurangi dalam bermain gadget atau handphone, perbanyak belajar dan
membaca serta lebih mendengarkan segala nasehat dan masukan dari orang tua.
Penulis juga menyarankan kepada desa, agar mengadakan program
penyuluhan atau bimbingan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan
perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari kepada anak dan orang tua agar
mereka lebih memahami dan mengerti seberapa penting menerapkan perilaku
hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
.Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Departemen Agama RI, 1985.Tim
Penterjemah dan Penafsir al-qur’an
Anis, Muh.Sukses Mendidik Anak Perspektif al-Qur’an dan Hadits. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 1989.
Daryanto, Rahardjo Muljo. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Gava Media,
2016.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Djamaluddin, Dedy. KomunikasiPersuasif.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
1994.
Effendi, Onong Uchjana.Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
Hashman, Ade. Rahasia Kesehatan Rasulullah; Meneladani Gaya Hidup Sehat
Nabi Muhammad Saw. Jakarta: Noura. 2012.
Jalaluddin, Rachmat. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000.
J. Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2005.
Notoatmojo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan dalam
Ilmu.Jakarta:Rineka Cipta, 1997.
Rahmat, Jalaluddin. Tipologi Pesan Persuasif. Bandung: Semesta Ilmu, 2013.
Ramayulis, dkk.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Kalam Mulis, cet. 1, 2009.
Severin, J. James W tankard,Jr.Teori Komunikasi sejarah metode dan terapan
dalam media massa. Jakarta : Kencana Prenada Media Group,Cetakan ke-4
Februari 2009.
Sugiyono.Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sunarjo, Djoenaisih. Komunikasi Persuasif dan Retorika. Yogyakarta: Liberti,
1999.
Soemirat, Soleh. KomunikasiPersuasif.Bandung :Universitas Terbuka. 1999.
Soemirat, Soleh. KomunikasiPersuasif. Tangerang Selatan: UniversitasTerbuka.
2008.
Syamsul, Asep. Komunikasi Dakwah: Komunikasi Persuasif. Jakarta: Gramedia,
2011.
Syawqi Ibrahim, Ahmad. Misteri Tidur: Rahasia Kesehatan, Kepribadian, dan
Keajaiban Lain di Balik Tidur An.,terj. Syamsu A. Rizal dan Luqman
Junaidi. Jakarta: Zaman, 2013.
Tim Penyusun, Buku: Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Jambi: Fakultas
Ushuluddin UIN STS, 2016.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa.Kamus Besar
Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. 1990.
Jurnal
http://eprints.umm.ac.id/42065/3/jiptummpp-gdl-musdalifah-49060-3-babii.pdf,
(Diunduh pada tanggal 03 september 2020).
http://eprints.ums.ac.id/24180/2/04._BAB_I.pdf (Diunduh pada tanggal 5 Agustus
2020).
http://eprints.undip.ac.id/42527/1/Bab_I-IV.pdf (Diunduh pada tanggal 03
September 2020).
https://Jurnal.Unimus.Ac.Id, (Diunduh pada tanggal 2 Juli 2020). https://Jurnal.untan.ac.id, (Diunduh pada tanggal 6 Juli 2020).
Publikasi
Nur, Fatmah. “Komunikasi Persuasi Ibu dan Anak dalam Membentuk Perilaku
Beribadah”. Skripsi. Bandung: Universitas Islam Bandung, 2005.
Wahyudi. Muhammad Nur. “Pola Hidup Sehat dalam Perspektif Al-Qur’an”.
Semarang: Universitas Islam Negri Walisongo, 2015.
Wulandari, Henny. “Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada Anak Usia Dini di TK ABA”. Skripsi. Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Website
http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2019/05/14/11/mari-makan-sayur-dan-
buah-yang-berkhasiat-baik-bagi-tubuh-untuk-keluarga-indonesia-sehat.html
(Diunduh pada tanggal 02 September 20020).
Iskandar, “Konsep Dasar Komunikasi Persuasif” internet, diakses melalui
https://Iskandar3.Wordpress.com/2014/03/04/Konsep-Dasar-Komunikasi-
Persuasif. (diakses tanggal 29 November 2019).
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
“Upaya Menanamkan Perilaku Hidup Sehat Melalui Komunikasi Persuasif
Orang Tua Terhadap Anak di Desa Karya Mulya Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan“
a. Panduan Observasi dan Dokumentasi
No Objek Metode Sumber Data
1 Letak Geografis Desa Karya
Mulya
-Observasi
-Dokumentasi
Dokumen
geografis, Peta
Desa.
2 Sejarah Desa Karya Mulya -Dokumentasi
-Observasi
Dokumen sejarah
Desa Karya Mulya
3 Visi, Misi Desa Karya Mulya -Dokumentasi
-Observasi
Dokumen Visi,
Misi Desa Karya
Mulya
4 Struktur Organisasi Desa Karya
Mulya
Dokumentasi Bagan struktur
Organisasi dan
Nama-nama
Perangkat Desa
Karya Mulya
5 Komunikasi Persuasif dari
Orang Tua
-Observasi
-Dokumentasi
Menanyakan
bentuk komunikasi
persuasif yang
diterapkan pada
anak di Desa
Karya Mulya
6 Kendala yang dihadapi orang
tua ketika menerapkan
komunikasi persuasif pada anak,
Hasil yang didapat orang tua
ketika menerapkan komunikasi
persuasif
-Observasi
-Dokumentasi
Situasi di Desa
Karya Mulya
A. Panduan Wawancara
No Tema Wawancara Sumber data dan Subtansi Wawancara
1 Letak Geografis Desa Karya
Mulya
-Perangkat Desa atau Masyarakat.
1. Bagaimana Letak Geografis
Desa Karya Mulya?
2 Sejarah Desa Karya Mulya -Kepala Desa atau Perangkat Desa.
1. Bagaimana sejarah berdirinya Desa
Karya Mulya?
2.Apa yang melatar belakangi
berdirinya Desa Karya Mulya?
3. Bagaimana perkembangan Desa
Karya Mulya?
3 Seputar Komunikasi Persuasif
Orang Tua pada Anak di Desa
Karya Mulya
-Orang tua
1. Bagaimana bentuk komunikasi
persuasif dari orang tua terhadap
anak dalam upaya menanamkan
perilaku hidup sehat?
2. Apa saja kendala yang dihadapi
orang tua ketika menerapkan
komunikasi persuasif pada anak?
3. Bagaimana hasil yang didapatkan
orang tua dalam menerapkan
komunikasi persuasif pada anak?
No Nama Keterangan
1 Reny Nurwanti Bidan desa
2 Badrul Qomari Orang Tua
3 Pujiati Orang Tua
4 Leny Hernawati Orang Tua
5 Susilawati Orang Tua
6 Sumarlan Orang Tua
7 Tarseh Orang Tua
8 Nani Lestari Orang Tua
9 Yusnani Orang Tua
10 Tiny Orang Tua
11 Sukarno Orang Tua
12 Siken Orang Tua
13 Ema Orang Tua
14 Hanun Fawziyah Anak
15 Vinza Koirunnisa Anak
16 M. Misbahul Munir Anak
17 M. Bahrul Ulum Anak
18 Arga Anak
19 Selly Anak
20 Najwa Irrodatul Khoir Anak
21 Alfin Firmansyah Anak
DOKUMENTASI
Gambar 1: Wawancara dengan Bpk.Badrul Qomari
Gambar 2: Wawancara dengan Ibu Pujiati dan Hanun Fawziyah
Gambar 3: Wawancara dengan Ibu Leny Hernawati dan Vinza Khoirunnisa
Gambar 4: Wawancara dengan Ibu Tarseh dan Najwa Irrodatul Khoir
Gambar 5: Wawancara dengan Bpk.Sukarno dan Selly
Gambar 6: Wawancara dengan Ibu Susilawati dan Alfin Firmansyah
Gambar 7: Wawancara dengan Ibu Nani Lestari dan Zalfa
Gambar 8: Wawancara dengan Bidan Desa Ibu Reny Nurwanti dan Kenzy
Gambar 9: Wawancara dengan Perangkat Desa Bpk. Widardi
Gambar 10: Keadaan Kantor Desa Karya Mulya
Gambar 11: KUD Desa Karya Mulya
Gambar 12: Data kesehatan dari Bidan desa
CURICULUM VITAE
Informasi Diri
Roihatul Masruroh dilahirkan di Ngawi, Provinsi Jawa Timur pada 04 Oktober
1998. Putri dari Badrul Qomari dan Pujiati. Anak pertama dari dua bersaudara,
anak kedua Hanun Fawziyah.
Riwayat Pendidikan
Roihatul Masruroh memperoleh Sarjana Sosial dari Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada tahun 2020, ijazah Sekolah Menengah Atas
(SMA) diperolehnya pada tahun 2016, Sekolah Menengan Pertama (SMP) pada
tahun 2013 dan dia memperoleh ijazah Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2011.
Pengalaman Organisasi dan Kerja
Roihatul Masruroh juga mempunyai pengalaman organisasi yaitu sebagai,
Koordinator Keagamaan pada saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata ((KKN)
pada tahun 2019, dan sebagai mahasiswa Praktek Kerja Lapangan di Kompas TV
pada bulan September-November.