makalah pbl perilaku sehat

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah sesuatu yang menjadi keinginan setiap manusia. Namun datangnya penyakit merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolak. Membuat pengaharapan agar perilaku seseorang dapat mencerminkan perilaku sehat sehingga dapat mencegah dan melindungi seseorang dari penyakit. Perilaku sehat sendiri bukan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari secara mutlak. Dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku sehat seseorang baik itu dari luar maupun dari dalam. Perilaku sehat juga sebagai sebuah hal yang harus dimiliki dan dijalani oleh masyarakat luas. Namun patut disesalkan apabila masalah perilaku sehat ini masih belum mendapatkan sebuah perhatian yang baik oleh masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri data terakhir mengenai kesehatan di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2004 menyatakan bahwa 33% kesehatan di Indonesia masih buruk. Lebih dari sepertiga dari jumlah penduduk menjadi perokok aktif sejak usia 15 tahun. Begitu pula dalam budaya mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun olah raga bagi kaum muda di Indonesia masih sangat rendah. 1 Begitu juga masalah HIV/AIDS,menurut data statistik yang diluncurkan oleh WHO pada akhir tahun 2008 2,7 juta

Upload: anonymous-qwse0yvwf

Post on 27-Oct-2015

145 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

enjoy it

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat adalah sesuatu yang menjadi keinginan setiap manusia. Namun datangnya

penyakit merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolak. Membuat pengaharapan agar

perilaku seseorang dapat mencerminkan perilaku sehat sehingga dapat mencegah dan

melindungi seseorang dari penyakit. Perilaku sehat sendiri bukan merupakan sesuatu

yang dapat dipelajari secara mutlak. Dikarenakan banyak faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku sehat seseorang baik itu dari luar maupun dari dalam. Perilaku

sehat juga sebagai sebuah hal yang harus dimiliki dan dijalani oleh masyarakat luas.

Namun patut disesalkan apabila masalah perilaku sehat ini masih belum mendapatkan

sebuah perhatian yang baik oleh masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri data

terakhir mengenai kesehatan di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) 2004 menyatakan bahwa 33% kesehatan di Indonesia masih buruk. Lebih dari

sepertiga dari jumlah penduduk menjadi perokok aktif sejak usia 15 tahun. Begitu pula

dalam budaya mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun olah raga bagi kaum

muda di Indonesia masih sangat rendah.1 Begitu juga masalah HIV/AIDS,menurut data

statistik yang diluncurkan oleh WHO pada akhir tahun 2008 2,7 juta orang termasuk

dewasa dan anak-anak dibawah umur 15 tahun terinfeksi HIV.Dan sebagian besar infeksi

terjadi akibat seks bebas dan penyalah gunaan narkotik.2 Hal-hal diatas sebagai sebuah

contoh akibat tidak adanya perilaku sehat di dalam kehidupan masyarakat.Masyarakat

cenderung untuk mengeneralisasikan konsep perilaku sehat.Tanpa didasari oleh sebuah

pemahaman yang baik akan apa konsep perilaku sehat sebenarnya dan bagaimana

menerapkan perilaku sehat itu.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membahas dan meningkatkan

pengetahuan tentang perilaku hidup sehat. Melalui pembuatan makalah ini penulis

mengharapkan pembaca dapat mengetahui definisi perilaku sehat,faktor-faktor penentu

perilaku hidup seseorang,dan cara meningkatkan perilaku sehat seseorang. Diharapkan

setelah membaca makalah ini pembaca dapat lebih mengetahui dan mau berperilaku

sesuai dengan perilaku sehat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Perilaku adalah respon individu terhadap stimulasi,baik yang berasal dari luar

maupun dari dalam dirinya3. Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir,

berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan).Perilaku aktif dapatlah

dilihat, sedangkan perilaku pasif tidaklah tampak, seperti misalnya pengetahuan,

persepsi, atau motivasi. Menurut Bloom, perilaku dibedakan menjadi perilaku kognitif

(yang menyangkut kesadaran atau pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor

(tindakan/gerakan). Ahli-ahli lain menyebutnya dengan istilah pengetahuan, sikap, dan

tindakan, atau disingkat KAP (knowledge, attitude, practice)4. Perilaku itu sendiri

bukanlah merupakan sesuatu yang mutlak melainkan sesuatu yang terus berkembang dan

dapat dipelajari agar dapat membangun perilaku individu menjadi lebih baik lagi.

Perilaku adalah faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi

kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat.Error: Reference source not found Dari

segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)

yang bersangkutan. Semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia

berperilaku, karena punya aktivitas masing-masing. Perilaku (manusia) adalah semua

tindakan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak

dapat diamati oleh pihak luar.

Dari segi psikologis, perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap

stimulus. Teori ini diungkapkan oleh Skinner. Skinner membedakan respons menjadi dua

jenis, yaitu: 5

Respondent respons atau reflexive

merupakan tanggapan yang ditimbulkan oleh rangsangan stimulus tertentu.

Stimulus semacam ini disebut eliviting stimulation, yang menimbulkan respons

atau tanggapan yang relatif tetap. Respons ini juga termasuk respons emosi atau

perilaku emosional. Jenis respons ini keberadaanya sangat terbatas dan

kemungkinan untuk dimodifikasi sangat kecil.

Operant response atau instrumental response

merupakan respons atau tanggapan yang timbul dan berkembang, kemudian

diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Sebagian besar perilaku manusia

adalah operant response. Oleh karena itu, untuk membentuk jenis respons atau

perilaku perlu diciptakan suatu kondisi yang disebut operant conditioning, yaitu

dengan menggunakan urutan-urutan komponen penguat berupa hadiah atau

reward.

Secara umum, perilaku dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Error: Reference source not

found

Perilaku ideal (ideal behavior)

Ialah tindakan yang bisa diamati yang menurut para ahli perlu dilakukan oleh

individu atau masyarakat untuk mengurangi atau membantu memecahkan

masalah.

Perilaku yang sekarang (current behavior)

Ialah perilaku yang dilaksanakan saat ini.

Perilaku yang diharapkan (expected/feasible behavior)

Ialah perilaku yang diharapkan bisa dilaksanakan oleh sasaran.

Perilaku juga merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring

dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita

tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena

itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia

mampu mengubah perilaku tersebut.

PERILAKU SEHAT

2.2 Definisi sehat

sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi

juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial

dan spiritual. Menurut WHO Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan

yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit

atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang

dapat meningkatkan.

konsep sehat yang positif :6

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial

dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan

yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan

jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat

merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan

penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan

kesehatannya.

Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatannyaError: Reference source not found.Cara yang digunkan

sangat beragam bisa dengan menjaga kebersihan diri,melakukan olah raga untuk menjaga

kebugaran tubuh,maupun dengan makan makanan yang bergizi.perilaku sehat ini terkait

akan tindakan dan kebiasaan yang dilakukan individu dalam menjaga kesehatan.

Dengan demikian, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk

pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut

pengetahuan , sikap dan tindakannya yang berkaitan dengan kesehatan. Sedangkan

menurut Lyanda Juall Carpentio7, perilaku sehat adalah kondisi ketika individu dengan

kondisi kesehatan yang stabil berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan

pribadi yang sehat dan/atau lingkungan guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih

tinggi. Konsep akan perilaku sehat pertama kalinya dicetuskan oleh Becker.Setelah

sebelumnya Becker menggunakan konsep perilaku milik Bloom yang terdiri dari

pengetahuan,sikap dan praktik menjadi pengetahuan kesehatan,sikap pada kesehatan dan

praktik kesehatan.8 Pengetahuan kesehatan sendiri meliputi pengetahuan yang dimiliki

oleh seseorang tentang dunia kesehatan.Seperti pengetahuan tentang berbagai macam

penyakit,cara menjaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan. Becker menguraikan perilaku

kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge),

sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal

ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang

menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi

tiga dimensi :

1 Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang

diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti

pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang

terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas

pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.

2 Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau

penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan

kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap

terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap

tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.

3 Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan

atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan

terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor

yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas

pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.

Sikap pada kesehatan adalah mengenai penyataan evaluatif terhadap subjek,objek dan

peristiwa (dalam hal ini mengenai pengetahuan kesehatan yang sudah diterimanya ) serta

mencerminkan kondisi emosional yang dialami saat itu.9 Sikap ini juga yang akan

menentukan apakah praktik kesehatan akan dilakukan atau tidak.Agar ketiga hal ini dapat

menjadi perilaku sehat maka disetiap poin harus berjalan dengan baik.Karena perilaku

sehat itu nantinya terefleksi oleh praktik kesehatan yang telah dilakukan.Dalam

menjalankan perilaku sehat itu perlu dilakukan sebuah upaya seperti promosi

kesehatan.Dalam promosi kesehatan diperlukan dua hal yaitu pengetahuan dan

kemampuan sosial.10’Error: Reference source not found

Sedangkan menurut Solita Sarwono, perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang

dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhanError:

Reference source not found’Error: Reference source not found . Sedangkan Cals dan

Cobb mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit

pada tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.

Menurut Mechanic, seorang ahli sosiologi dan psikologi sosial, perilaku sakit

adalah reaksi optimal dari individu jika dia terkena suatu penyakit. Dan reaksi ini

sangatlah ditentukan oleh sistem sosialnya. Perilaku sakit erat hubungannya dengan

konsep diri, penghayatan situasi yang dihadapi, pengaruh petugas kesehatan, serta

pengaruh birokrasi. Teori ini disebut teori respons bertahan. Ada dua faktor utama yang

menentukan perilaku sakit : persepsi atau definisi individu tentang suatu situasi/penyakit,

serta kemampuan individu untuk melawan serangan penyakit tersebut. Perilaku sakit dan

perilaku sehat adalah subyektif sifatnya. Penilaian individu terhadap status kesehatannya

ini merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sehat jika

dia menganggap dirinya sehat, dan perilaku sakit jika merasa dirinya sakit.Error:

Reference source not found

Perilaku terhadap sakit dan penyakit sendiri dapat diklasifikasikan menurut tingkat

pencegahannya menjadi tiga bentuk perilaku,yaitu:

Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan(health promotion behavior)Error:

Reference source not found

Perilaku seseorang untuk memelihara dan meningkatkan daya than tubuh

terhadap masalah kesehatan.Bentuknya dapat dengan makan makanan

bergizi,melakukan senam pagi,melakukan meditasi serta dengan sarapan sebelum

memulai aktivitas.

Perilaku pencegahan penyakit(health prevention behavior)Error: Reference source not found

Segala tindakan yang dilakukan agar seseorang terhindar dari

penyakit.Bentuknya dapat dengan melakukan imunisasi maupun melakukan

penyuluhan tentang bahaya seks bebas.

Perilaku pencarian pengobatan(health seeking behavior)Error: Reference source not found

Perilaku ini menyangkut segala tindakan yang dilakukan seseorang saat

menderita penyakit atau kecelakaan,mulai dengan cara mengobati sendiri maupun

sampai mencari bantuan ahli. Bentuknya dapat dengan membeli obat dari took

obat maupun pergi berobat ke pelayanan kesehatan maupun ke pelayaanan

tradisional.

Perilaku pemulihan kesehatan(health rehabilitation behavior)Error: Reference source not found

Perilaku yang mengusahakan agar sakit atau cacat yang diderita tidak

menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal

secara fisik,mental dan sosial. Bentuknya bisa berupa diet pada penderita diabetes

mellitus.

Perilaku sehat terkait dengan:

pemeliharaan kesehatan

pemulihan kesehatan

peningkatan kesehatan

2.3 Lima Perilaku Sehat

1. Pencegahan

Pencegahan adalah segala tindakan yang secara medis direkomendasikan, dilakukan

secara sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan bermaksud untuk

mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak

tampak nyata (asimptomatik).

Pencegahan terhadap penyakit ada 2 macam, yaitu secara medis dan non-medis.

Secara medis, pencegahan bisa dilakukan dengan imunisasi atau makan makanan

bergizi yang mengandung kebutuhan tubuh. Secara non-medis, bisa dilakukan

dengan makan teratur, tidak merokok, taat berlalu lintas, dan lain-lain.

Pencegahan juga dibagi menjadi primer dan sekunder. Pencegahan primer bersifat

mengurangi atau menghilangkan faktor resiko, misalnya dengan tidak merokok.

Sementara pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini dari suatu kondisi

dan meminimalkan dampak yang mungkin terjadi, misalnya dengan melakukan

medical check up.

Sedangkan, menurut Level dan Clark , dalam kesehatan masyarakat ada lima tingkat

pencegahan penyakit, yaitu:

Peningkatan kesehatan

Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu

Menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat

Pembatasan kecacatan

Pemulihan kesehatan

Peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-

penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre patogenesis),

dan disebut dengan pencegahan primer.

Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, pembatasan

kecacatan dan pemulihan kesehatan adalah usaha-usaha yang dilakukan pada waktu

sakit (patogenesis). Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan

tepat disebut pencegahan sekunder. Sedangkan pembatasan kecacatan dan pemulihan

kesehatan disebut pencegahan tersier.11

2. Perlindungan

Perlindungan adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk melindungi,

meningkatkan dan menjaga kesehatan. Tindakan ini dapat merupakan tindakan medis

atau non medis. Contohnya adalah dengan berdoa, minum pencahar, minum vitamin,

dan lain-lain.

3. Perilaku sebelum sakit

Perilaku sebelum sakit adalah tindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak yakin

akan kondisi kesehatnnya. Individu dibingungkan oleh sensasi badannya atau

perasaannya yang merasa sakit. Individu kemudian ingin memperjelas arti

kondisinya dan kemudian menentukan apakah mereka sehat atau tidak. Individu juga

bertanya dalam hati apa yang akan dilakukan kalau mereka ternyata benar sakit.

Individu juga mencari pertolongan. Contohnya adalah datang ke dokter, cek darah,

dan lain-lain.

4. Perilaku saat sakit

Perilaku saat sakit adalah tindakan yang dilakukan oleh orang yang sakit, baik yang

dilakukan oleh orang lain atau dirinya sendiri. Contohnya adalah kontrol ke dokter,

tirah baring, dan lain-lain.

5. Kondisi sosial

Kondisi sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh lingkungan sosial agar kesehatan

tetap terjamin. Contohnya adalah penyuluhan kesehatan, kompetensi profesional

dokter, dan lain-lain.

Dari kelima perilaku sehat yang telah dijelaskan sebelumnya.Kelima perilaku sehat

tersebut sebagai sebuah perilaku ideal yang harus dilakukan oleh tiap-tiap orang agar

melakukan perilaku sehat.

2.4 Hal-hal yang Menentukan Perubahan Perilaku Sehat Individu

Perilaku sehat seseorang dalam perkembangannya bisa berubah baik untuk

menjadi yang lebih baik atau kembali ke perilaku lama. Banyak cara untuk merubah

perilaku sehat seseorang :

Learning atau pembelajaran adalah perubahan yang relative permanen dalam

perilaku yang berdasarkan pengalaman12.Terkadang perubahan perilaku dapat terjadi

karena ada konsekuensinya,yaitu dengan: Reinforcement,Extinction,Punishment.

Reinforcement adalah kunci dari pembelajaran.Reinforcement itu sendiri mengacu

pada setiap kejadian yang dapat meningkatkan munculnya respon yang samaError:

Reference source not found.Sebagai contoh jika kita mau mendidik seekor anjing agar

mau melakukan suatu trik maka kita berikan makanan setiap anjing tersebut

duduk,kepuasan yang di dapat anjing akan membuat dia melakukan tindakan tersebut

lagi.Begitu pula dengan adanya hal ini perilaku sehat seseorang dapat dipengaruhi dan

dapat diperbaiki.Reinforcement sendiri di bagi menjadi dua jenis yaitu Positive

Reinforcement dan Negative Reinforcement.Error: Reference source not foundPositive

Reinforcement sendiri dapat muncul jika kita berada dalam situasi yang menyenangkan

dan individu idam-idamkan sehingga memunculkan respon.Sedangkan Negative

Reinforcement akan muncul jika individu memberikan respon untuk menghilangkan

situasi yang negative sebagai contoh jika kita sakit kepala kita meminum aspirin untuk

menghilangkan sakit kepala tersebutError: Reference source not found.Terkadang dalam

berpeliraku Positive Reinforcement dan Negative Reinforcement dapat

digabungkan.Sebagai contoh saat sedang merasa lapar individu memakan makanan

karena ingin merasakan makananan yang bercitra rasa enak(Positive Reinforcement) tapi

disisi lain juga untuk menghilangkan rasa lapar(Negative Reinforcement),

Extinction atau peniadaan adalah suatu kondisi jika sesuatu Reinforcement

dikurangkan atau dilemahkan maka dapat mengurangi kondisi yang lampauError:

Reference source not found.Proses ini memakan waktu karena apabila individu telah bisa

menghilangkan perilaku lamanya ada kemungkinan perilaku lamanya tersebut dapat

kembali lagi.Kembalinya kondisi lama ini setelah sempat mengalami

peniadaan,dinamakan spontaneous recovery.Error: Reference source not found

Punishment atau hukuman,keefektifan hukuman sangat bergantung pada waktu

yang tepat saat individu menerima atau memberikan hukuman.Saat yang tepat adalah

pada saat individu sedang melakukan respon yang salah tanpa menunggu berakhirnya

respon tersebutError: Reference source not found.Apabila hukuman menunggu respon

yang salah berakhir akan membuat individu yang salah menjadi bingung akan

kesalahannya.

Tiga konsekuensi dasar dalam pembelajaran merubah perilaku dapat dibedakan

yaitu Reinforcement yang menguatkan respon,Extincion yang menghilangkan respon,dan

Punishment yang menekan responError: Reference source not found.Selain dengan

mengunakan konsekuensi perilaku dapat dirubah dengan berberapa rangsangan,seperti

rangsangan fisik,rasangan rational, rangsangan emosional, keterampilan,jaringan

perorangan,struktur social,cost,dan perilaku yang bersaingError: Reference source not

found.Dilihat dari asal rangsangan dapat diketahui perubahan perilaku seorang individu

ditentukan dari rangsangan yang berasal baik dari luar maupun yang berasal dari dalam.

Pembelajaran bisa dilakukan karena mengobservasi perilaku orang lain

(modeling). Konsekuensi yang diterima model, mempengaruhi perilaku observer.

Contohnya remaja yang melihat individu merokok dengan nikmat/mendapat perhatian

sosial akan terdorong untuk merokok juga, namun sebaliknya, jika perokok mendapatkan

hukuman misalnya dihindari teman-temannya di sekolah maka dorongan merokoknya

akan tidak ada. Individu juga cenderung meniru perilaku individu lain yang setara dengan

dirinya, yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur, dan ras, atau dengan orang yang lebih

tinggi statusnya, misalnya orang yang menarik fisiknya, bintang film, dan atlit. Perilaku

yang terbangun kukuh disebut kebiasaan (habit).

Kebiasaan berlangsung otomatis dan di luar kesadaran. Perilaku yang menjadi

kebiasaan sulit diubah. Antecedent adalah stimulus internal/eksternal yang mendahului

dan menjadikan situasi untuk terjadinya perilaku. Contohnya adalah seseorang harus

berdoa sebelum tidur.

1. Faktor sosial, kepribadian, dan emosional

Dukungan sosial (keluarga, teman) mendorong perilaku sehat.

Faktor kepribadian yang berhubungan adalah rasa kehati-hatian.

Faktor emosi yang berhubungan dengan stres dapat mendorong melakukan

perilaku tidak sehat seperti merokok.

2. Persepsi dan kognitif

Persepsi merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra, yang

didahului oleh perhatian sehingga individu sadar tentang sesuatu yang ada di

dalam maupun di luar dirinya. Melalui persepsi dapat diketahui perubahan

perilaku seseorang. Setiap individu kadang-kadang memiliki persepsi yang

berbeda walaupun mengamati objek yang sama.13 Persepsi tentang sakit, jika

berat kebanyakan akan mencari pertolongan.

Pengetahuan tentang kesehatan mempengaruhi perilaku sehat.

Pengetahuan yang salah (miskonsepsi) membahayakan karena tidak didasari

bukti ilmiah.

2.5 Perubahan perilaku

Proses perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dari luar maupun dari

dalam perilaku individu. Di samping sistem susunan syaraf yang mengontrol reaksi

individu terhadap segala rangsangan, aspek-aspek di dalam diri individu yang juga sangat

berpengaruh dalam pembentukan dan perubahan perilaku ialah persepsi, motivasi, dan

emosi. Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan,

pendengaran, penciuman serta pengalaman masa lalu. Suatu obyek yang sama dapat

dipersepsikan secara berbeda oleh beberapa orang. Motivasi adalah dorongan bertindak

untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan ini diwujudkan dalam bentuk

tindakan/perilaku. Motivasi yang rendah biasanya menghasilkan tindakan yang juga

kurang kuat. Selain itu, perilaku dipengaruhi pula oleh emosi atau perasaan individu.

Emosi ini berkaitan dengan kepribadian individu.Error: Reference source not found

Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka:Error:

Reference source not found

Rangsangan fisik

Rangsangan yang bersumber pada keadaan seseorang pada suatu saat, dan juga

rasa takut terhadap keadaan yang tidak enak di masa datang dan pengalaman

buruk di masa lampau

Rangsangan rational

Rangsangan bersumber dari pengetahuan dan alasan-alasan yang dimiliki oleh

yang bersangkutan (yang bersangkutan melihat bukti-bukti nyata)

rangsangan emosional

Rangsangan bersumber dari rasa takut, cinta, atau dari harapan-harapan yang

dimiliki yang bersangkutan

keterampilan

Rangsangan bersumber pada kemampuan seseorang untuk mengadopsi dan

melanjutkan perilaku yang baru

Jaringan perorangan dan keluarga

Rangsangan bersumber dari pengaruh keluarga dan kelompok sejenis

Struktur sosial

Rangsangan bersumber dari dampak faktor-faktor sosial, ekonomi, hukum dan

teknologi terhadap kehidupan sehari-hari seseorang

Cost

– cost ekonomis, misalnya : biaya, waktu, dan lain-lain sumber daya

1http://www.litbang.depkes.go.id/~surkesnas2/download/surkesnas04.pdf 2http://www.who.int/hiv/data/2009_global_summary.gif

3 Manra,I.B.Strategi Penyuluhan Kesehatan. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.1997

4Solita Sarwono. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press; 1993

6 Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna. The Handbook of Attitude. Routledge, 2005.

7Lyanda Juall Carpentio. Diagnosis Keperawatan : Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 20098McClelland,David C. Human Motivation. CUP Archive, 1987; 349Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat

– cost sosial, misalnya : malu, bingung, dan sebagainya

Perilaku yang bersaing

Perilaku yang harus dilaksanakan pula oleh yang bersangkutan pada waktu

bersamaan

Urutan pembentukan perilaku baru khususnya pada orang dewasa diawali oleh kognitif.

Individu terlebih dahulu mengetahui stimulus untuk menimbulkan pengetahuan,

selanjutnya timbul afektif dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Pada

akhirnya, setelah objek diketahui dan disadari sepenuhnya, timbul respons berupa

tindakan (psikomotor). Adapun pendapat dari beberapa tokoh atau lembaga kesehatan

memberikan beberapa teori akan pembentukan perilaku seseorang, yaitu:

1. Teori Lawrence Green (1980)

Ia menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oeh tiga faktor, yaitu:

Faktor predisposisi yaitu Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku

seseorang, seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, nilai –

nilai, norma sosial, budaya, dan faktor sosio – demografi.

Faktor pendorong yaitu faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Hal ini

berupa lingkungan fisik, sarana kesehatan dan fasilitas kesehatan.

Faktor penguat yaitu faktor yang memeperkuat perilaku termasuk sikap dan

perilaku tugas, kelompok referensi dan tokoh masyarakat.

2. Teori WHO (1988)

Hasil analisis tim WHO menunjukan bahwa terdapat empat penyebab orang berperilaku,

antara lain sebagai berikut.

Pemikiran dan perasaan, meliputi pengetahuan (sebagai hasil pengalaman),

persepsi, kepercayaan, sikap, dan nilai.

Orang penting sebagai referensi. Hal ini berarti perilaku seseorang banyak

dipengaruhi oleh orang – orang yang dianggap penting. Orang – orang yang

dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi. Seseorang cenderung

melakukan atau mencontoh perilaku orang lain yang penting untuknya. Kelompok

referensi terdiri atas orang tua, dosen/guru, tokoh agama, tokoh masyarakat,

kepala adat, dan kepala desa.

Sumber daya. Sumber daya yang mencakup fasilitas (uang, tenaga kerja,

pelayanan, dan keterampilan) bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Pengaruh

sumber daya dapat bersifat positif dan negatif.

Kebudayaan. Berupa perilaku normal, kebiasaan, nilai – nilai, dan penggunaan

sumber – sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan pola hidup

tertentu. Kebudayaan selalu berubah, baik cepat atau lambat mengikuti peradaban

umat manusia.

Perilaku juga merupakan kegiatan yang dapat diamati secara langsung maupun

menggunakan alat. Indikator pengukuran perubahan perilaku, khususnya perilaku

kesehatan dapat dilakukan melalui domain perilaku itu sendiri yaitu pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude), dan tindakan (practice). Hal ini berarti bahwa perubahan

perilaku kesehatan yang terjadi dapat diamati dari pengetahuan, sikap, dan tindakan

seseorang terhadap:

1. sakit dan penyakit (health promotion behavior), health prevention behavior, health

seeking behavior, dan health rehabilitation behavior

2. sistem pelayanan kesehatan

3. makanan (nutrition behavior)

4. lingkungan kesehatan (environmental behavior)

Secara teori, perubahan perilaku yang terjadi secara berurutan mengikuti tahap-tahap

domain di atas (knowledge-attitude-practice), tetapi beberapa penelitian menunjukkan

bahwa perubahan tersebut tidak selalu berurutan. Seseorang mampu berperilaku positif

tidak selalu didasarkan pada pengetahuan dan sikap yang positif.Error: Reference source

not found

Perubahan perilaku memiliki bentuk yang sangat bervariasi. Menurut WHO, perubahan

perilaku dikelompokkan ke dalam tiga bentuk, yaitu:Error: Reference source not found

1. perubahan alamiah

Sebagian perubahan perilaku manusia disebabkan oleh kejadian alamiah. Jika dalam

masyarakat sekitar, terjadi perubahan lingkungan fisik, sosial, budaya atau ekonomi,

anggota masyarakat di dalamnya akan mengalami perubahan.

Misalnya Bu Ani apabila sakit kepala (pusing) membuat ramuan daun-daunan yang ada

di kebunnya lalu meminumnya. Tetapi karena intensifikasi kebunnya maka daun-daunan

untuk obat tersebut terbabat habis diganti dengan tanam-tanaman untuk bahan makann.

Maka dengan tidak berpikir panjang lebar lagi Bu Ani berganti minum jamu cap jago

yang dapat dibeli di warung.

2. perubahan terencana

Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.

Misalnya Pak Anwar adalah perokok berat. Tetapi karena pada suatu saat ia terserang

batuk-batuk yang sangat mengganggu maka ia memutuskan untuk mengurangi merokok

sedikit demi sedikit dan akhirnya ia berhenti merokok sama sekali.

3. kesediaan untuk berubah

Setiap orang dalam suatu masyarakat mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-

beda meskipun kondisinya sama. Hal ini bergantung pada cepat lambatnya penerimaan

inovasi atau perubahan. Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program

pembangunan didalam masyarakat maka yang sering terjadi adalah sebagai orang sangat

cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya). Tetapi

sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal

ini disebabkan karena pada setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness

of change) yang berbeda-beda, meskipun kondisinya sama. Seperti program KB di

indonesia, ada yang mau bersedia mengikuti program tersebut dan ada juga yang tidak /

belum bersedia mengikuti.

Menurut KelmanError: Reference source not found’Error: Reference source not found ,

perubahan sikap dan perilaku individu dimulai dengan kepatuhan, identifikasi, dan baru

menjadi internalisasi.

keterpaksaan (kepatuhan/compliance)

Mulanya, individu mematuhi anjuran tanpa kerelaan untuk melakukan tindakan

tersebut dan seringkali ingin menghindari hukuman atau sanksi jika tidak patuh,

atau memperoleh imbalan yang dijanjikan jika mematuhi anjuran tersebut.

Perubahan perilaku dalam tahap ini bersifat sementara. Tindakan ini dilakukan

selama terdapat pengawasan dan sanksi. Pengaruh tekanan kelompok sangat

besar. Individu terpaksa mengalah dan mengikuti mayoritas kelompok, mesti

sebenarnya ia tidak menyetujuinya.

keinginan untuk meniru (identification)

Dalam proses ini, individu meniru tindakan tokoh tanpa memahami sepernuhnya

arti dan manfaat tindakan tersebut. Kepatuhan ini timbul karena merasa tertarik

atau mengagumi tokoh tersebut. Namun cara ini belum begitu efektif, karena jika

ditinggalkan tokoh panutannya, individu merasa tidak perlu lagi melanjutkan

perilakunya. Hal ini terjadi karena individu belum menyelaraskan perilakunya

dengan nilai-nilai lain dalam hidupnya.

menghayati manfaatnya (internalization)

Perilaku mengalami internalisasi jika individu menganggap perilaku baru itu

positif dan diselaraskan dengan nilai-nilai hidupnya. Internalisasi dapat dicapai

jika individu memahami arti dan manfaat perilaku bagi kehidupannya. Hal ini

memerlukan kesediaan individu atau masyarakat untuk mengubah sistem nilai dan

kepercayaannya agar sesuai dengan nilai yang baru.Error: Reference source not

found

Tidak semua orang dalam sekejap menerapkan perilaku sehat begitu mendengar bahwa

perilaku sehat itu bermanfaat bagi kehidupan manusia .Walaupun ada beberapa individu

yang dapat merubah perilakunya secara spontan tanpa adanya masalah dalam proses

tersebut. Namun tidak jarang juga hampir semua orang merasakan kesulitan dalam

menerapkan perilaku hidup sehat. Maka dari itu pengkasifikasian tingkatan perubahan

perilaku sangat diperlukan akan memudahkan dalam menentukan di tahap mana upaya

perubahan perilaku sedang berlangsung. Perubahan perilaku sendiri di bagi menjadi lima

tingkatan,yaitu prekontemplasi,kontemplasi,persiapan,tindakan dan pemeliharaan :

1. Prekontemplasi dikenal sebagai kondisi dimana individu tersebut belum

mempunyai niat untuk merubah perilaku walaupun ia telah memperoleh sebuah

pengetahuan yang cukup mengenai perilaku sehat.

2. Kontemplasi adalah kondisi dimana sadar adanya masalah dan secara serius

mengubah perilakunya menjadi sehat.Akan tetapi walaupun sepenuhnya sadar dan

adanya niat,individu tersebut belum siap untuk berkomitmen dalam perubahan

perilaku.

3. Persiapan yang dilakukan karena individu sudah siap berubah dan ingin mengejar

tujuan (perilaku sehat).Di tahap ini individu sudah pernah melakukan upaya

namun masih gagal.

4. Tindakan adalah tahapan dimana individu sudah melakukan hidup

sehat,sekurang-kurangnya enam bulan sejak mulai berusaha melakukan hidup

sehat

5. Pemeliharaan sebagai tahap terakhir dan sebagai sebuah fase yang sulit karena

disini individu ditekankan untuk mempertahankan perilaku sehat yang telah

dilakukan. Diperlukan tinjauan secara berkala serta proses pemeliharaan

dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan

perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan pendidikan atau

penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang lainnya.

Banyak teori tentang perubahan perilaku ini, antara lain akan diuraikan dibawah.

1. Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung

kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya

kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya

berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau

masyarakat.

2. Teori Festinger (dissonance Theory)

Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab/alasan

dan akibat/keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang

lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).

Kalau akhirnya stimulus tersebut direspons positif (menerima dan melakukannya) maka

berarti terjadi perilaku baru dan hasilnya kembali terjadi keseimbangan lagi

(conssonance).

3. Teori fungsi

Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau

objek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subjek). Ada beberapa

prinsip teori fungsi:

Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subjek).

Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan (bila

hujan,panas).

Perilaku sebagai penerima objek dan pemberi arti objek (respons terhadap gejala

sosial).

Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi (marah,

senang).

Perilaku sehat ini sebagai salah satu sebuah tindakan yang mampu meningkatkan kualitas

kehidupan sebuah individu.Perlunya sebuah pemahaman yang lebih di dalam perilaku

sehat ini sangat diperlukan seperti mengetahui bahwa perilaku sehat akan berhasil apabila

di berikan operant response sebagai stimulannya.Selain itu pengertian pada tiap tingkatan

akan sangat membantu dalam mennsukseskan perilaku sehat.

2.6 Unsur-unsur perilaku kesehatan :

Perilaku terhadap sakit dan penyakit: Merupakan respons internal dan eksternal

seseorang dalam menanggapi rasa sakit dan penyakit baik dalam bentuk respons

tertutup(sikap, pengetahuan) maupun dalam bentuk respons terbuka(tindakan

nyata)Error: Reference source not found.

Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan: Merupakan respons individu

terhadap sistem pelayanan kesehatan modern dan atau tradisional,meliputi

respons terhadap fasilitas pelayanan,cara pelayanan kesehatan,perilaku terhadap

petugas,dan respons terhadap pemberian obat-obatan.

Perilaku terhadap makanan: Perilaku ini meliputi pengetahuan,sikap,dan praktik

terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di

dalamnya(gizi,vitamin)dan pengolahan makananError: Reference source not

found.

Perilaku terhadap lingkungan kesehatan: Merupakan upaya seseorang merespons

lingkungannya sebagai determinan agar tidak mempengaruhi kesehatannyaError:

Reference source not found.

2.7 Pembelajaran perilaku sehat

Ada beberapa cara untuk mempelajari perilaku sehat yang meliputi pembentukan dan

perubahan perilaku sehat dari seorang individu :

1. Adopsi

Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kegiatan yang berulang dan

terus-menerus (habit) sehingga lama kelamaan secara bertahap akan diserap oleh

individu

2. Diferensiasi

Terbentuk dan berubahnya sikap atau perilaku karena individu telah memilki

pengetahuan, pengalaman, inteligensi dan bertambahnya umur. Hal yang dulunya

dipandang sejenis sekarang mempunyai sudut pandang yang berbeda.

3. Integrasi

Sikap atau perilaku yang terbentuk secara bertahap. Diawali dari pengetahuan dan

pengalaman terhadap objek tertentu.

4. Trauma

Pembentukan dan perubahan sikap terjadi melalui kejadian yang tiba-tiba dan

sehingga menimbulkan kesan yang mendalam. Contoh : Individu yang terkena

diare akut karena memakan rujak di pinggir jalan dengan sembarangan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku adalah respon individu terhadap stimulasi, yang berasal dari luar maupun

dari dalam dirinya. Perilaku adalah faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang

mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Itulah sebabnya

dibutuhkan perilaku sehat pada tiap individu agar bisa memelihara kesehatan. Perilaku

sehat adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang

berhubungan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan

minuman serta lingkungan, dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan keberihan diri, penjagaan

kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi. Perilaku sehat ini diperlihatkan oleh

individu-individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu betul-

betul sehat, dan berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan pribadi yang

sehat dan/atau lingkungan guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih tinggi. Perilaku

sehat meliputi pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit, perilaku sebelum sakit,

perilaku saat sakit, dan kondisi sosial. Perilaku sehat ditentukan oleh pembelajaran, faktor

sosial, kepribadian dan emosional, serta persepsi dan kognitif. Ada 5 tingkatan perubahan

perilaku, yang disebut dengan Transtheoretical stages of change model, terdiri dari

prekontemplasi, kontemplasi, persiapan, tindakan, dan pemeliharaan. Semakin tinggi

tingkatannya, semakin tinggi pula kesiapan individu, dan semakin permanen perubahan

perilaku yang dialaminya. Perilaku sehat juga merupakan sesuatu yang bisa di pelajari

dan bisa dikembangkan. Namun perubahan menuju perilaku sehat merupakan suatu

proses yang memakan waktu panjang, terkadang individu yang telah berhasil merubah

perilakunya menjadi perilaku yang lebih sehat mengulangi perilaku lamanya sehingga

dibutuhkan motivasi yang tinggi dalam merubah perilaku lama menjadi perilaku baru

yang lebih sehat. faktor-faktor perubahan tersebut bisa berasal dari luar dan dari dalam

namun pemeliharaannya harus benar-benar disertai dengan keinginan dari dalam diri

sendiri agar perilaku yang telah berubah menjadi lebih sehat dapat bertahan selamanya

dan tidak bersifat sementara.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku sehat sangat dibutuhkan

oleh semua orang karena perilaku sehat merupakan kondisi ketika individu dengan

kondisi kesehatan yang stabil berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan

pribadi yang sehat dan lingkungan guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih tinggi.

Pola hidup sehat pada dasarnya adalah kehidupan dengan olahraga, istirahat, dan minum

air putih yang memadai dan cukup. Pola hidup sehat juga kehidupan menghindarkan diri

dari bahan-bahan adiktif, seperti rokok bahkan ketergantungan pada kopi. Termasuk

penghindaran diri dari vetsin atau monosodium glutamate, bahan-bahan pengawet dan

pewarna makanan yang tidak alami. Pola hidup sehat juga kesediaan untuk membatasi

makanan agar tidak berlebihan, apalagi gula dan kolestrol. Pola hidup sehat juga

kehidupan yang memetingkan untuk bersegera tidur di mlam hari, serta bangun dini hari.

Norma pola hidup sehat seperti tadi lah yang dapat menuntun kita menuju perilaku sehat

secara alami dan hidup sehat yang sebenar-benarnya.

5 Heri D. J. Maulana. Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009

11 Nasrul Effendy. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998.12 Coon,Dennis. Introduction to Psychology: Gateways to Mind and Behavior with

Concept Maps and Reviews. Wadsworth Publishing.2001.

13 Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004

10Gullota,Thomas P,Bloom,Martin.Encyclopedia of PrimaryPrevention and Health

Promotion.Plenum Publisher. 2003

DAFTAR PUSTAKA