upaya indonesia untuk mencapai ketahanan energi dalam

41
Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Terakreditasi A SK BAN-PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014 Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam Memasuki Era MEA Skripsi Oleh Emanuel Praditia Agung W. 2014330031 Bandung 2017

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Terakreditasi A

SK BAN-PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi

Dalam Memasuki Era MEA

Skripsi

Oleh

Emanuel Praditia Agung W.

2014330031

Bandung

2017

Page 2: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Terakreditasi A

SK BAN-PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi

Dalam Memasuki Era MEA

Skripsi

Oleh

Emanuel Praditia Agung W.

2014330031

Pembimbing

Giandi Kartasasmita, S.IP., M.A.

Bandung

2017

Page 3: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Hubungan Internastional

Tanda Pengesahan Skripsi

Nama : Emanuel Praditia Agung W.

Nomor Pokok : 2014330031

Judul : Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi

Dalam Memasuki Era MEA

Telah diuji dalam Ujian Sidang jenjang Sarjana

Pada Rabu, 20 Desember 2017

Dan dinyatakan LULUS

Tim Penguji

Ketua sidang merangkap anggota

Dr. Aknolt Kristian Pakpahan : ________________________

Sekretaris

Giandi Kartasasmita, S.IP., M.A. : ________________________

Anggota

Stanislaus Risadi Apresian, S.IP., M.A. : ________________________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Pius Sugeng Prasetyo, M.Si.

Page 4: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Emanuel Praditia Agung W.

NPM : 2014330031

Jurusan/Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Judul : Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan

Energi Dalam Memasuki Era MEA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya tulis ilmiah

sendiri dan bukanlah merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh

gelar akademik oleh pihak lain. Adapun karya atau pendapat pihak lain yang

dikutip, ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia menerima

konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila di kemudian hari

diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar.

Bandung, 15 Desember 2017

Emanuel Praditia Agung W.

Page 5: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

i

ABSTRAK

Nama : Emanuel Praditia Agung W.

NPM : 2014330031

Judul Skripsi : Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi

Dalam Memasuki Era MEA

Menipisnya cadangan SDA secara global dan meningkatnya kerusakan

lingkungan membuat isu ketahanan energi Indonesia memiliki urgensi untuk

segera dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usaha – usaha yang

telah dilakukan oleh Indonesia untuk mencapai ketahanan energi dalam memasuki

era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Penelitian ini berfokus pada hubungan

antara Indonesia dan ASEAN dalam mencapai ketahanan energi untuk

menyambut MEA dan upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk mencapai

ketahanan energi tersebut. Isu energi dipilih karena memiliki signifikansi pada

keberlangsungan suatu negara. Signifikansi energi dikarenakan energi merupakan

aspek vital bagi dan saat ini energi telah menjadi isu internasional. Oleh karena itu

muncul sebuah pertanyaan penelitian yang berusaha dijawab dalam penelitian ini,

“Bagaimana upaya Indonesia untuk mencapai ketahanan energi dalam kerangka

ketahanan energi ASEAN?”

Penulis menggunakan metode studi pustaka dalam mencari data – data

yang dijadikan modal bagi penulis untuk menganalisa situasi dan usaha

pencapaian ketahanan energi oleh Indonesia. Konsep dan teori yang digunakan

oleh penulis antara lain: konsep energy security, teori integrasi kawasan, dan

konsep kerjasama. Teori digunakan oleh penulis sebagai kerangka pemikiran

dalam menganalisa data dan konteks yang didapat. Konsep energy security

membantu penulis dalam memahami kerangka ketahanan energi Indonesia, hal

yang mendasari penyusunan kerangka tersebut dan untuk menentukan apakah

Indonesia sudah mengarah pada arah yang benar untuk mencapai ketahanan

energi. Untuk mencapai tujuan dibutuhkan sebuah strategi yang berfungsi sebagai

pedoman, dan dalam penelitian ini RPJP, RPJMN, dan APAEC merupakan

strategi yang digunakan oleh Indonesia dalam mencapai ketahanan energi.

Penelitian ini menghasilkan dua buah hasil. Pertama, kerangka ketahanan

energi ASEAN dalam aspek pipa gas dan penyediaan listrik merupakan

penjabaran dari indikator ketahanan energi Indonesia yang tercantum pada

RPJMN. Kedua, usaha dan upaya yang dilakukan oleh Indonesia dalam mencapai

ketahanan energi dapat ditunjukan dengan upaya pembangunan sarana

infrastruktur dan pengembangan SDM untuk meningkatkan ketahanan energi

sekaligus kualitas SDM Indonesia.

Kata kunci: ketahanan energi, RPJMN, APAEC, pipa gas, listrik

Page 6: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

ii

ABSTRACT

Name : Emanuel Praditia Agung W.

Student Number : 2014330031

Thesis’ Title : Indonesia Effort to Achieve Energy Security in AEC Era

The growing issue of the depletion of natural resources and the increased amount

regarding environmental degradation urged Indonesia to address the national

energy issues in advance. This research aims to determine the efforts undertaken

by Indonesia in order to achieve energy security in ASEAN Economic Community

(AEC) era. The focus of this research is the relationship bertween Indonesia and

ASEAN to achieve energy security, also the efforts made by Indonesiato achieve

this vision in conjunction with AEC. The writer chose the issue on energy due to

its relevance and significance on the sustainability of a country because it is

considered as a vital aspect of a country and also it become an international

issue. Therefore, a research question arose in this research, “How Indonesia

achieve energy security condition in ASEAN energy security framework?”

The writer uses literature study method to search and collect data for the

purpose to analyze the context and efforts to achieve energy security in Indonesia.

The concept and theories used by the writer are: the concept of energy security,

the theory of regional integration, and the concept of cooperation. The writes use

various theory as a framework to analyze the data and context related to the

research. The concept of energy security helps the writer to understand

Indonesia’s energy security framework and the attempt to achieve it. A strategy is

a requirement to achieve those goal, in this research the writer use RPJP,

RPJMN, and APAEC as strategy used by Indonesia in order to achieve energy

security.

This research yielded two results. First, the framework of ASEAN energy

security in the sector of gas pipeline and electricity are the elaboration of

Indonesia’s energy security indicators which listed on RPJMN. Second, efforts

made by Indonesia to achieve energy security can be seen by the rapid

development of energy related infrastructure and human resources to improve the

state of energy security as well as the quality of Indonesian human resources.

Keywords: Energy security, RPJMN, APAEC, pipeline, electricity

Page 7: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa karena atas kasih

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul, “Upaya

Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam Memasuki Era MEA”.

Hampir semua SDA konvensional (minyak tanah, batubara, dan gas alam)

membutuhkan waktu pembentukan yang lama. Kecenderungan masyarakat untuk

menggunakan dan mengandalkan energi yang berasal dari sumber daya

konvensional ini secara berlebihan sangatlah tidak berkelanjutan. Apabila

diteruskan maka hanya beberapa generasi saja yang dapat menikmati energi yang

melimpah. Pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk merealisasikan

ketahanan energi Indonesia yang tercantum dalam RPJP dan RPJMN Indonesia.

Untuk mencapai ketahanan energi dibutuhkan tak hanya ketersediaan dan

keandalan pasokan energi saja, namun perlu juga melihat keterjangkauan,

efisiensi, dan keberlangsungan penggunaan energi yang ramah lingkungan. Dalam

penulisan penelitian ini, penulis berusaha memberikan perspektif baru dalam

mengkaji upaya pemenuhan ketahanan energi Indonesia untuk memasuki era

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). ASEAN dijadikan indikator pemenuhan

energi Indonesia karena peran dan pengaruh baik Indonesia di dalam ASEAN,

vice versa, sangatlah besar.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak – pihak yang telah membantu dalam penulisan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa tidak semua pihak dapat dicantumkan namanya di

skripsi ini, namun hal tersebut tidak mengurangi apresiasi dan rasa terima kasih

dari penulis kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.

Ucapan terima kasih diberikan tulus dari penulis kepada,

1. Orang tua, adik, serta keluarga yang selalu memberikan dukungan dan

doa dalam perjalanan penulisan penilitian ini hingga selesai.

Page 8: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

iv

2. Mas Giandi, yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan

penulis dalam melakukan penelitian ini sehingga dapat selesai dalam

waktu yang telah ditentukan. Terima kasih Mas karena bersedia untuk

diganggu setiap hari berturut – turut ketika mendekati batas

pendaftaran sidang.

3. Dosen – dosen di program studi Hubungan Internasional yang

senantiasa membimbing penulis dengan memberikan pelbagai

pengetahuan sebagai modal bagi penulis untuk penelitian.

4. Teman – teman penulis yang senantiasa menjadi pendukung dan

menjadi tempat cerita dan konsultasi penulis dari awal penelitian

hingga selesai. Kawan kos 36B (Tony, Yunas, Khalif, Frans) yang

senantiasa mendukung penulis dan bersedia meluangkan kamarnya

untuk menampung penulis saat melakukan penelitian. Teruntuk Livia,

Nathan, Tesa, Kevin, Greg, Menno, Jeje, Ivan, Michael, Rio dan anak

– anak Beswan UNPAR yang selalu memberikan dukungan dikala

rintangan menghadang.

5. Ucapan terima kasih secara khusus diberikan penulis kepada Andrea

Celine yang selalu ada bagi penulis dan senantiasa memberikan

dukungan dan bantuan secara moril ketika penulis menghadapi

tantangan dalam penulisan penelitian ini. Terima kasih telah menjadi

support system utama.

Akhir kata, penulis menyampaikan permohonan maaf atas segala

kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam penelitian ini. Semoga penelitian

ini dapat memberikan fungsi dan manfaat bagi pihak yang membacanya.

Bandung, 14 Desember 2017

Emanuel Praditia Agung W.

Page 9: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i

ABSTRACT ............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii

DAFRAR GRAFIK .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISTILAH ................................................................................................... x

1. BAB I. Pendahuluan ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

1.2.1. Deskripsi Masalah ............................................................... 5

1.2.2. Pembatasan Masalah ........................................................... 11

1.2.3. Perumusan Masalah ............................................................ 11

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 12

1.3.1. Tujuan Penelitian ................................................................ 12

1.3.2. Kegunaan Penelitian ............................................................ 12

1.4. Kajian Literatur ............................................................................... 12

1.5. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 17

1.6. Metode Pengumpulan Data dan Teknik Pengumpulan Data .......... 23

1.6.1. Metode Penelitian ................................................................ 23

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 24

1.7. Sistematika Pembahasan ................................................................. 25

Page 10: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

vi

2. BAB II. Keterkaitan Antara Indonesia dengan Program Ketahanan Energi

ASEAN .......................................................................................................... 27

2.1. ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC)

sebagai Program Ketahanan Energi ASEAN ................................... 28

2.1.1. Latar Belakang Kebijakan Energi ASEAN ......................... 28

2.1.2. Visi, Misi, dan Fokus APAEC ............................................ 31

2.1.3. Strategi ASEAN Untuk Mencapai Ketahanan Energi ........ 32

2.2. Kondisi Sektor Energi di ASEAN ................................................... 36

2.2.1. Kondisi Permintaan dan Penawaran Energi ........................ 37

2.2.2. Peta Potensi Energi ASEAN ............................................... 40

2.3. Keterkaitan antara Kerangka Ketahanan Energi Indonesia dengan

APAEC ............................................................................................. 43

2.3.1. Keselarasan Program Ketahanan Energi Indonesia dengan

APAEC ................................................................................ 44

2.3.2. Kondisi dan Potensi Energi di Indonesia dalam

Mendukung Proyek TAGP dan APG .................................. 49

3. BAB III. Upaya Indonesia untuk Mencapai Ketahanan Energi dalam

Kerangka Ketahanan Energi ASEAN dalam Proyek TAGP dan APG .......... 57

3.1. Pemenuhan Dimensi Ketahanan Energi Indonesia ......................... 65

3.1.1. Dimensi Ketersediaan Energi (Availability) ....................... 65

3.1.2. Dimensi Keterjangkauan Energi (Affordability) ................. 67

3.1.3. Dimensi Pengembangan Teknologi dan Efisiensi ............... 68

3.1.4. Dimensi Environmental Sustainability ............................... 69

3.1.5. Dimensi Regulation dan Governance ................................. 70

3.2. Tantangan Indonesia dalam Upaya Pemenuhan Ketahanan Energi 71

3.3. Peluang Indonesia dalam Mencapai Ketahanan Energi .................. 74

4. BAB IV. Kesimpulan .................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 81

Page 11: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Persediaan Cadangan Energi ASEAN Tahun 2013 ......... 40

Gambar 2.2 Potensi EBT di ASEAN 2013 ................................................... 42

Gambar 3.1 Peta Jalur Perdagangan Minyak Bumi di Kawasan Asia

Tenggara.................................................................................... 60

Page 12: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Perkembangan Harga Minyak Mentah Dunia 1861 – 2016 ...... 29

Page 13: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Total Produksi Energi ASEAN ................................................. 38

Tabel 2.2 Total Konsumsi Energi ASEAN ............................................... 38

Tabel 2.3 Indikator Ketahanan Energi Indonesia ...................................... 44

Tabel 2.4 Data Persediaan Energi Indonesia Menurut Jenis ..................... 51

Tabel 3.1 Indikator Ketahanan Energi ...................................................... 63

Page 14: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

x

DAFTAR ISTILAH

ADB Asian Development Bank

AEC ASEAN Economic Community

AMEM ASEAN Ministers of Energy Meeting

APAEC ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APG ASEAN Power Grid

ASCOPE ASEAN Council on Petroleum

ASEAN Association of Southeast Asian Nation

BBM Bahan Bakar Minyak

BPPT Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CO2 Karbon (di)-Oksida

COP 21 Conference of the Parties 21st

DEN Dewan Energi Nasional

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DR/DC Domestic Reserve to Domestic Consumption

EBT Energi Baru Terbarukan

FSRU Floating Storage Regasification Unit

GATT General Agreement on Tariff and Tax

GHG Green House Gases

GW Giga Watt

HAPUA Heads of ASEAN Power Utilities / Authorities

IEA International Energy Agency

KEN Kebijakan Energi Nasional

LNG Liquified Natural Gas

Page 15: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

xi

MBOE Million Barrel Oil Equivalent

MEA Masyarakat Ekonomi ASEAN

MTOE Million Tonnes of Oil Equivalent

MW Mega Watt

MWe Mega Watt electricity

OVI Oil Vulnerability Index

PLN Perusahaan Listrik Negara

PLT Pembangkit Listrik Tenaga –

PLTN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya

R/P Ratio to Production

RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RPJP Rencana Pembangunan Jangka Panjang

RTA Regional Trade Agreements

SDA Sumber Daya Alam

SDM Sumber Daya Manusia

SUTET Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

TAGP Trans ASEAN Gas Pipeline

TSCF Trillion Standart of Cubic Feet

TCF Trillion Cubic Feet

UUD 1945 Undang – Undang Dasar 1945

Page 16: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi adalah alat yang diciptakan oleh manusia dengan fungsi untuk

mempermudah kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya kemampuan

dan kapabilitas manusia dalam menciptakan sesuatu, teknologi pun turut

berkembang bersamanya dimulai dari alat dengan sistem mekanika sederhana

kemudian berkembang menjadi teknologi yang menggunakan komponen

komputer canggih. Perkembangan teknologi yang pesat dipengaruhi oleh adanya

kejadian global pada abad 20 berupa Perang Dunia 1, Perang Dunia 2, dan Perang

Dingin, dimana setiap negara yang terlibat saling berlomba-lomba untuk

menemukan teknologi yang lebih mutakhir. Di sisi lain, adanya perang membuat

dibutuhkannya suatu sumber daya alam dalam skala besar untuk memenuhi

permintaan / demand dalam perang.

Untuk memenuhi permintaan yang besar, negara-negara melakukan

eksplorasi dan eksploitasi sumber daya khususnya sumber daya alam. Penggunaan

sumber daya alam dibutuhkan sebagai bahan bakar kendaraan perang agar dapat

berjalan, perlunya logam dan logam mulia untuk memproduksi dan mengolah

metal menjadi kerangka kendaraan hingga proyektil peluru, serta digunakan untuk

menghasilkan tenaga listrik yang didapat dari pengolahan batubara.

Page 17: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

2

2

Paska Perang Dunia, situasi global sempat dalam kondisi damai dan stabil,

membuat negara pemenang perang dunia berada dalam masa keemasannya yang

berimplikasi pada sebuah fenomena masyarakat konsumtif dan era “baby

boomers” era disaat terjadinya ledakan penduduk dunia, sehingga dari rentang

tahun 1959 hingga 1974 jumlah penduduk telah melebihi 4 milyar orang.1

Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami pertumbuhan penduduk

secara cepat hingga mencapai 257 juta orang.2 Meningkatnya jumlah penduduk

berdampak pada meningkatnya kebutuhan manusia seperti kebutuhan akomodasi

berupa tempat tinggal, transportasi berupa kendaraan, dan listrik hingga makanan,

semuanya tersebut dapat dipenuhi dengan mengambil sumber daya yang sudah

disediakan oleh alam berupa tanah serta bahan bakar fosil dengan ketersediaan

yang terbatas di alam.

Sebagai negara berkembang dengan jumlah populasi penduduk lebih dari

seperempat milyar manusia dan dalam proses industrialisasi terutama dalam

industri otomotif, Indonesia harus mampu memenuhi segala kebutuhan warga

negaranya terlebih kebutuhan terhadap energi yang menjadi aspek vital dalam

kehidupan manusia. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia dengan cakupan

wilayah geografis yang besar menjadi faktor tingginya arus migrasi dari satu

wilayah ke wilayah lain. Dalam melakukan migrasi diperlukan infrastruktur

penunjang seperti kendaraan transportasi berupa motor, bus, mobil, kereta api,

maupun pesawat yang membutuhkan bahan bakar sebagai energi untuk

1 Max Roser dan Esteban Ortiz Ospina, “World Population Growth,” Our World In Data, diakses

27 September 2017, https://ourworldindata.org/world-population-growth/. 2 World Bank, “Population Growth (annual %),” The World Bank | Data, diakses 21 Maret 2017,

https://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.GROW.

Page 18: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

3

3

beroperasi. Meskipun Indonesia memiliki cadangan minyak bumi, namun

Indonesia tetap melakukan impor BBM dari luar negeri sehingga ketika terjadi

fluktuasi harga minyak pada tahun 90 dan tahun 2000-an menyebabkan terjadinya

kelangkaan persediaan BBM yang berdampak pada meningkatnya harga BBM,

diiringi dengan meningkatnya harga bahan pokok konsumsi masyarakat sebagai

efek domino dari meningkatnya harga energi. Hal tersebut juga memberikan

pengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia dan apabila dibiarkan

Indonesia dapat kolaps seperti Venezuela ditahun 2017 ini.3

Energi merupakan sebuah aspek vital bagi keberlangsungan suatu negara.

Ibarat sebuah kendaraan bermotor, energi menjadi bensin bagi sebuah negara

untuk bergerak dan berkembang di dalam kehidupan bernegara sehari-hari.

Manusia sebagai individu merupakan entitas terkecil dalam kehidupan bernegara,

dan dalam melakukan tindakannya dibutuhkan energi sebagai modal untuk

beraktifitas yang didapat dari makanan, serta ditunjang oleh energi lainnya seperti

bahan bakar fosil yang diolah menjadi energi listrik. Adalah hak warga negara

untuk mendapatkan pasokan serta ketersediaan energi dari negara guna memenuhi

hak dasar warga negara untuk kesejahteraan. Pancasila sebagai philosophische

grondslag4, menjadi sebuah dasar bagi penyelenggaraan kegiatan berbangsa dan

bernegara di Indonesia dengan merujuk sila ke lima yang berisi, “Kesejahteraan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, menjadi kewajiban pemerintah Indonesia

3 Tjokorda Nirarta Samadhi dan Almo Pradana, “Indonesia and The Accute Energy Crisis,” The

Jakarta Post, Oktober 2016, http://www.thejakartapost.com/academia/2016/10/07/indonesia-and-

the-acute-energy-crisis.html. 4 Philosophische grondslag, diartikan dari bahasa Belanda sebagai falsafah dasar. Dikutip dari

pidato Ir. Soekarno pada sidang Dokuritsu Junbi Cosakai pada 1 Juni 1945 saat penyusunan

ideologi bangsa Indonesia.

Page 19: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

4

4

untuk memenuhi kebutuhan nasional akan energi. Oleh karena itu, kemampuan

Indonesia sebagai negara untuk memenuhi kebutuhan energi nasional sangat

penting mengingat segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara

membutuhkan energi untuk bergerak sehingga perlu dicapainya sebuah ketahanan

energi nasional.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa sebagian besar energi

yang digunakan oleh manusia didapat dengan mengonversi sumber daya alam.

Sumber daya alam yang digunakan berupa bahan bakar fosil (minyak bumi dan

batubara), logam mulia, tanah, air, gas alam yang memiliki jumlah terbatas. Selain

terbatas, beberapa komoditas tersebut kemungkinan tidak semuanya tersedia

dalam satu negara sehingga ada negara yang tidak memiliki sumber daya alam

tersebut atau ketersediaannya sangatlah sedikit. Guna mengantisipasi masalah

tersebut diperlukan sebuah kerjasama antar negara untuk melengkapi satu dengan

yang lain, secara tidak langsung dapat mempererat hubungan antar negara dengan

terbentuknya sikap saling memahami. Kerjasama yang dilakukan umumnya dapat

berupa perjanjian perdagangan antar dua negara atau sesuatu yang lebih besar dan

kompleks berupa perdagangan komoditas energi dalam satu kawasan seperti di

Uni Eropa. Melalui kerjasama antar negara secara khusus dan antar negara dalam

satu kawasan secara umum, dapat membentuk sikap saling ketergantungan satu

sama lain dan antar negara dapat memenuhi kebutuhan satu sama lain dalam satu

kawasan sehingga terbentuklah kondisi kawasan yang stabil dan kondusif. Untuk

mendukung upaya yang ingin dicapai dalam kerjasama itulah diperlukan sebuah

keselarasan terhadap program yang ingin dicapai dalam satu kawasan dengan

Page 20: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

5

5

program setiap negara terutama dalam hal energi untuk mencapai ketahanan

energi dalam tingkatan kawasan dan khususnya ketahanan energi dalam tingkatan

nasional.

Pada tulisan ini, penulis akan mengkaji upaya Indonesia untuk mencapai

ketahanan energi dengan menggunakan kerangka ketahanan ASEAN dalam

memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Deskripsi Masalah

Sumber daya alam adalah sesuatu yang dihasilkan oleh alam dan dapat

dipergunakan untuk membantu hidup manusia. Sumber daya seperti tanah, air,

udara, batubara, hutan (kayu), dan sinar matahari dapat dikategorikan sebagai

sumber daya alam. Beberapa, bahkan sebagian besar dari sumber daya alam yang

ada dapat dikonversikan menjadi energi lain, salah satunya menjadi energi listrik.

Tidak semua sumber daya alam tersedia selamanya dan selalu dapat dieksploitasi.

Ada beberapa kategori terkait ketersediaan sumber daya antara lain, Renewable

dan non-Renewable Natural Resources (sumber daya alami terbarukan dan tidak

terbarukan).5

Sejak terjadinya revolusi industri, manusia lebih menggunakan sumber

daya alam konvensional seperti minyak bumi dan batu bara untuk menggerakan

mesin-mesin industri serta sebagai bahan bakar dari moda transportasi seperti

5 Sonia Madaan, “What are Natural Resources, Types, and Threats to Natural Resources,” Earth

Eclipse, Agustus 2016, http://www.eartheclipse.com/environment/types-and-threats-to-natural-

resources.html.

Page 21: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

6

6

mobil dan kereta. Kebutuhan manusia akan sumber daya lambat laun bukannya

berkurang melainkan bertambah secara cepat dan tajam. Sumber daya yang

menjadi pilihan bagi manusia (karena efektif dan mudah didapat) adalah sumber

daya alam fosil yang masuk dalam kategori non-renewable resource dikarenakan

tidak membutuhkan teknologi dan proses yang rumit untuk menggunakan sumber

daya tersebut.

Sejak tahun 1900, pemakaian sumber daya alam secara global telah

meningkat sebanyak sepuluh kali lipat pada tahun 2009.6 Dalam rentang tahun

1990 hingga 2016 saja konsumsi energi dunia mengalami peningkatan dari 8.557

MTOE (million tonnes of oil equivalent) menjadi 13.509 MTOE dengan kata lain

terjadi peningkatan penggunaan energi sebanyak 270 MTOE per tahun.7

Peningkatan kebutuhan energi yang besar juga diiringi dengan pertumbuhan

penduduk dunia dari 5,31 milyar orang menjadi 7,43 milyar orang pada tahun

2016 dengan laju pertumbuhan sebesar 81,5 juta orang per tahun.8 Di Indonesia

saja penggunaan energi dari tahun 1990 hingga 2016 meningkat 119 MTOE

diiringi dengan meningkatnya jumlah penduduk dari tahun 1990 hingga 2016

sebanyak 80 juta orang membuktikan bahwa meningkatnya kebutuhan akan energi

6 European Environment Agency, “Intensified Global Competition for Resources,” European

Environment Agency, 18 Februari 2015, https://www.eea.europa.eu/soer-2015/global/competition. 7 Enerdata, “Global Energy Statistical Yearbook 2017” (Enerdata, Juni 2017),

https://yearbook.enerdata.net/total-energy/world-consumption-statistics.html. 8 Roser dan Ospina, “World Population Growth.”

Page 22: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

7

7

sejajar dengan meningkatnya angka pertumbuhan populasi manusia serta tingkat

perekonomian mereka.9

Ketersediaan sumber daya alam semakin berkurang dikarenakan

meningkatnya permintaan tidak diiringi dengan peningkatan pasokan akan sumber

daya alam. Permasalahan yang timbul dari adanya fenomena tersebut adalah

kelangkaan sumber daya alam yang menyebabkan negara harus mencari sumber

daya alternatif lain agar mampu mencukupi kebutuhan, ataupun melakukan

hubungan kerjasama antar negara atau dalam kawasan regional tertentu. Terhitung

dari tahun 2012, sumber daya fosil di dunia seperti minyak bumi, batubara, dan

gas alam, akan bertahan selama lebih kurang 35 tahun mendatang yang berarti

pada tahun 2047 dunia tidak lagi memiliki minyak bumi.10

Indonesia sendiri pada tahun 2015 memiliki cadangan minyak bumi

sebanyak 7.370 MBOE (million barrels oil equivalent) yang hanya dapat diambil

sebanyak 3.692 MBOE sebagai oil proved resources dan gas alam sebanyak

149,30 TCF (trillion cubic feet) dengan gas proved resources sebanyak 103,35

TCF.11 Hal ini akan menjadi masalah yang besar terutama bagi negara yang

hingga saat ini masih menggunakan minyak bumi dan batubara sebagai sumber

energi utama mereka. Negara yang bergantung pada impor dan subsidi minyak

bumi seperti Indonesia akan merasakan dampak secara signifikan ketika

persediaan minyak bumi semakin berkurang dan berdampak pada fluktuasi harga

9 Population Division of the Department of Economics and Social Affairs of The United Nations

Secretariat, “2017 Revision of World Population Prospects,” World Population Prospects (United

Nations Population Division, 2017), https://esa.un.org/unpd/wpp/. 10 BBC News, “Global Resources Stock Check,” BBC News - Future, 18 Juni 2012,

http://www.bbc.com/future/story/20120618-global-resources-stock-check. 11 PricewaterhouseCoopers, “Investment and Taxation Guide,” PricewaterhouseCoopers, 2016.

Page 23: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

8

8

komoditas minyak bumi dan batubara yang membuat bangsa Indonesia menjadi

ketergantungan terhadap negara pengekspor minyak lainnya seperti Iraq, Amerika

Serikat, dan Arab Saudi.

Secara geografis, Indonesia memiliki keuntungan dan potensi lebih

dibidang sumber daya alam yang melimpah tak hanya sumber daya fosil namun

Indonesia juga kaya akan sumber daya alam terbarukan seperti geothermal, air,

dan angin. Namun, adanya keterbatasan teknologi serta sumber daya manusia

Indonesia, membuat bangsa ini tidak dapat memaksimalkan potensi pengelolaan

sumber daya terbarukan yang lebih murah untuk pemakaian jangka panjang dan

ramah lingkungan. Luasnya daerah di Indonesia pun menjadi hambatan bagi

pemerintah dalam melakukan penyamarataan sarana infrastruktur dan ekonomi.

Ketimpangan energi di Indonesia dapat dilihat dari minimnya instalasi listrik yang

memadai di daerah pelosok seperti di Papua, Maluku, dan NTT.

Biaya bahan bakar minyak disejumlah daerah di Indonesia sebelum tahun

2017 mengalami perbedaan yang sangat signifikan sebanyak 5-7 kali lipat apabila

dibandingkan dengan harga BBM di pulau Jawa. Indonesia menduduki peringkat

60 dari 138 dalam aspek infrastruktur menurut the World Economic Forum

Global Competitiveness Report (2016-17).12 Pembangunan infrastruktur yang

lambat dapat menyebabkan terhambatnya proses distribusi energi dari satu daerah

ke daerah lain sehingga ketimpangan disuatu daerah menjadi semakin besar dan

berdampak pada aspek kesejahteraan masyarakat.

12 OECD, OECD Economic Surveys: Indonesia, 2016.

Page 24: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

9

9

Tingginya tuntutan dari masyarakat dunia agar negara-negara yang ada

untuk beralih menuju energi yang ramah lingkukan dan efisien semakin tinggi.

Hal ini dikarenakan adanya urgensi untuk mengurangi tindakan manusia yang

mengancam keberlangsungan ekosistem alam yang disebabkan oleh penggunaan

energi yang tidak ramah lingkungan seperti minyak bumi dan batubara yang

menghasilkan emisi atau gas buang karbon tinggi, sehingga menimbulkan efek

gas rumah kaca atau yang sering disebut Green House Gases (GHG).

Meningkatnya emisi karbon yang menyebabkan gas rumah kaca membuat suhu

bumi semakin menghangat membuat kondisi es di kutub utara semakin meleleh

dan menyebabkan ketidaksetimbangan ekosistem bumi sehingga terjadi perubahan

iklim yang sangat drastis di bumi. Hal inilah yang membuat negara-negara di

dunia berkomitmen untuk menggunakan dan mengembangkan energi terbarukan

yang ramah lingkungan serta mengurangi emisi karbon untuk mencegah semakin

parahnya perubahan iklim di Bumi.

Indonesia sebagai negara berkembang tentunya membutuhkan energi yang

banyak untuk menggerakan roda perekonomian serta untuk memenuhi kebutuhan

domestik akan energi. Urgensi untuk beralih kepada energi terbarukan untuk

Indonesia semakin tinggi terlebih dengan komitmen Indonesia dalam COP21

untuk mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan dari bahan bakar fosil,

mengharuskan Indonesia untuk secepat mungkin menggunakan energi yang lebih

ramah lingkungan. Selain itu untuk mencapai ketahanan energi, Indonesia tidak

boleh hanya bergantung pada satu sumber daya alam seperti minyak bumi yang

kondisinya kian hari makin kritis dan berkurang, sehingga dibutuhkan energi

Page 25: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

10

10

alternatif yang dapat dijadikan oleh Indonesia sebagai bauran energi untuk

memenuhi kebutuhan Indonesia dan untuk mencapai ketahanan energi Indonesia.

Selain itu apabila Indonesia tidak segera beralih ke energi yang lebih ramah

lingkungan dan berkelanjutan dikhawatirkan skenario terburuk yang akan terjadi

yakni sekitar 3000 pulau yang menjadi batas wilayah Indonesia akan tenggelam

sehingga dapat mengancam integritas kedaulatan Republik Indonesia.13

Indonesia merupakan pendiri dan anggota ASEAN yang memiliki tujuan

untuk menyejahterakan dan memakmurkan negara anggota ASEAN dan menjaga

stabilitas regional, oleh karena itu diharapkan Indonesia dapat mencapai

ketahanan energi untuk mendukung tecapainya integrasi kawasan.14 Dimulainya

era MEA pada tahun 2015 membuat Indonesia harus memperbaiki berbagai

sektor, khususnya energi, untuk mendukung integrasi ekonomi di kawasan

sekaligus untuk memanfaatkan peluang ekonomi pada integrasi tersebut.15 Sektor

energi memiliki peran yang penting dalam menjamin keberlangsungan kegiatan

perekonomian suatu negara maupun kawasan agar tetap lancar dan stabil. Oleh

karena itu, demi menjamin kesejahteraan masyarakat dan menjaga stabilitas

regional perlu adanya upaya untuk mencapai ketahanan energi Indonesia untuk

menyiapkan Indonesia dalam memasuki era MEA.

13 Badan Informasi Geospasial, “Badan Informasi Geospasial,” diakses 27 September 2017,

http://bakosurtanal.go.id/big-news/show/3-000-islands-will-be-sinking. 14 ASEAN Secretariat, “About ASEAN,” Association of Southeast Asian Nations, diakses 25

Maret 2017, http://asean.org/asean/about-asean/. 15 ASEAN Secretariat, “ASEAN Economic Community,” Association of Southeast Asian Nations,

diakses 7 Januari 2018, http://asean.org/asean-economic-community/.

Page 26: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

11

11

1.2.2 Pembatasan Masalah

Topik yang dibahas dalam penulisan ini terkait dengan keselarasan program

ketahanan energi Indonesia dengan program ketahanan energi kawasan ASEAN

dan upaya Indonesia untuk mencapai ketahanan energi dalam kerangka ketahanan

energi ASEAN. Program ketahanan energi Indonesia merujuk pada Peraturan

Presiden (Perpres) No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN)

2005-2025 dengan penyempurnaan melalui Undang – Undang Nomor 17 tahun

2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005 – 2025, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004 – 2009, dan RPJMN

2010 - 2014. Kerangka ketahanan energi kawasan ASEAN merujuk pada ASEAN

Plan of Action for Energy Community (APAEC) 2004 – 2009 dan APAEC 2010 –

2015. Lini masa pengkajian implementasi kebijakan ketahanan energi ASEAN

dan Indonesia berada diantara tahun 2005 yang menjadi tolak ukur dimulainya

program pembangunan jangka panjang Indonesia (RPJP), hingga tahun 2015,

berakhirnya kerangka kerja APAEC 2010 - 2015. Cakupan program yang dikaji

adalah program pipa gas dan jaringan listrik dari tahun 2005 hingga 2015.

1.2.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijabarkan dalam identifikasi

masalah, maka penulis membuat pertanyaan penelitian terkait dengan masalah

tersebut, yaitu “Bagaimana upaya Indonesia untuk mencapai ketahanan energi

dalam kerangka ketahanan energi ASEAN?”

Page 27: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

12

12

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian secara kualitatif ini memiliki tujuan untuk menganalisa upaya Indonesia

untuk mencapai ketahanan energi dalam kerangka ketahanan energi ASEAN

dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan kajian mengenai kebijakan

energi di Indonesia sebagai upaya untuk mencapai ketahanan energi nasional.

Penulis juga berharap agar penelitian ini mampu memberikan perspektif baru

terhadap integrasi kawasan yang tidak hanya berupa integrasi ekonomi secara

makro saja namun dapat berupa integrasi terkait sektor energi. Disamping itu

penulis juga berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi kajian terhadap

hubungan antara kebijakan energi Indonesia dengan ASEAN dimana dalam

organisasi regional tersebut, Indonesia menjadi salah satu penggagas dan pioneer.

1.4 Kajian Literatur

Penelitian akan permasalahan ketahanan energi suatu negara serta dampaknya

terhadap program integrasi kawasan telah banyak dikaji sebelumnya dan

didokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal atau artikel yang mebahas isu

tersebut juga banyak dipublikasikan. Tiga dari penelitian-penelitian tersebut

digunakan oleh penulis sebagai kajian literatur dan acuan.

Sebuah Jurnal Ekonomi dan Pembangunan yang diterbitkan oleh Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia memuat sebuah penelitian yang mengkaji tentang

indikator ketahanan energi dengan multi kriteria yang disiapkan oleh Sovacool.

Page 28: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

13

13

Dalam penelitian yang dituangkan kedalam sebuah artikel ini disebutkan bahwa

ketahanan energi memiliki arti yang bersifat multidimensi. Ditemukan lima hal

penting terkait ketahanan energi Indonesia yaitu16; 1) Analisis dimensi

ketersediaan energi menyarankan agar Indonesia sesegera mungkin menyiapkan

infrastruktur energi, baik untuk sumber daya alam yang berupa fosil maupun

sumber daya alam non-fosil; 2) Kebijakan terkait penentuan harga komoditas

energi menjadi kunci terhadap kemampuan daya beli masyarakat atau konsumen

untuk mendapatkan energi tersebut dengan harga murah yang sangat disayangkan

bahwa hingga saat ini pemerintah masih belum dapat menentukan mekanisme

yang tepat untuk mengurangi beban subsidi energi; 3) Pengalokasian dana yang

ditujukan untuk penelitian dan pengembangan masih minim untuk pengembangan

sektor energi di Indonesia yang sebenarnya dapat dilihat dari masih berfokusnya

pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi dari minyak bumi dan

batubara dengan cara mengimpor komoditas tersebut dari negara tetangga yang

dapat menyebabkan terjadinya dependensi Indonesia akan energi; 4) Untuk

meningkatkan kualitas lingkungan dikemudian hari diperlukan adanya hubungan

timbal balik yang positif akan penggunaan energi dengan lingkungan sekitar

sehingga diharapkan bahwa energi yang digunakan tidak memiliki dampak negatif

terhadap keselamatan lingkungan dan memiliki dimensi keberlangsungan atau

sustainability; 5) Pemerintah perlu melakukan regulasi yang efektif dan efisien

terkait penggunaan energi di Indonesia sehingga dapat menuai hasil yang positif

16 Maxensius Tri Sambodo dan Siwage Dharna N., “Designing Conceptual Framework and State

of Energy Security in Indonesia,” Jurnal Ekonomi dan Pembangunan LIPI 20, no. 1 (2012): 1–17.

Page 29: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

14

14

bagi sektor energi di Indonesia khususnya untuk mencapai ketahanan energi

Indonesia.

Penelitian kedua yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah

sebuah artikel tentang analisa ketahanan minyak di 15 negara pengimpor minyak

tahun 2010. Penelitian ini digunakan sebagai acuan akan alasan perlunya

reformasi sektor energi di 15 negara pengimpor minyak untuk mencapai

ketahanan energi. Pada penelitian ini dikaji mengenai indeks kerentanan minyak

dari 15 negara yang salah satunya adalah Indonesia yang menjadi negara

pengimpor minyak terbesar di ASEAN dan dunia. Dalam penelitian ini digunakan

indikator agregat yang disebut Oil Vulnerability Index (OVI) yang mencakup dua

aspek ketahanan energi, yakni aksesibilitas (accessibility) dan keterjangkauan

(affordability).17 OVI menggunakan indikator untuk menentukan tingkat

kerentanan minyak, indikator tersebut antara lain: diversifikasi energi, rasio

cadangan minyak terhadap konsumsi minyak, dan intensitas minyak.

Indonesia memiliki tingkat ketergantungan minyak lebih dari 0,400 dari

skala 0 hingga 0,600. Data tersebut menyebutkan bahwa Indonesia memilki

ketergantungan yang tinggi terhadap minyak yang disebabkan diversifikasi energi

yang rendah di Indonesia pada tahun 2010.18 Namun, dalam indikator rasio

cadangan minyak terhadap konsumsi minyak (DR/DC), Indonesia memiliki rasio

yang besar. Besarnya rasio DR/DC memiliki arti bahwa Indonesia memiliki

kerentanan minyak yang rendah hal ini dikarenakan cadangan minyak yang besar.

17 Andry Satrio N., “Analisis Ketahanan Minyak di 15 Negara Pengimpor Minyak tahun 2010,”

Jurnal Bina Ekonomi 19, no. 1 (2015): 71–87. 18Ibid.

Page 30: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

15

15

Meskipun rasio DR/DC Indonesia besar (karena cadangan minyak yang banyak),

namun hal tersebut tidak melepaskan penilaian bahwa Indonesia rentan terhadap

minyak. Hal tersebut dikarenakan cadangan – cadangan minyak yang potensial

belum bisa dimanfaatkan karena keterbatasan teknologi dan SDM. Di sisi lain

ditemukan bahwa Indonesia saat ini memiliki tingkat intensitas minyak yang

tinggi. Tingginya intensitas minyak berarti Indonesia memiliki tingkat efisiensi

energi yang rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Andry Satrio untuk menganalisa tingkat

kerentanan minyak 15 negara pengimpor minyak tahun 2010 menyatakan bahwa

ketergantungan Indonesia akan minyak yang cukup besar, dengan skala indikator

OVI sebesar 1,05 membuat Indonesia dikategorikan sebagai negara yang memiliki

kerentanan yang tinggi terhadap minyak.19 Meskipun memiliki cadangan energi

minyak yang besar, kerentanan terhadap minyak di Indonesia disebabkan oleh

tingkat subsidi energi (BBM) yang besar pada tahun 2010. Lambatnya proses

diversifikasi, intensifikasi, dan konservasi energi sebagai akibat dari adanya

subsidi BBM membuat Indonesia menjadi lebih rentan terhadap minyak.

Ketahanan mnyak negara yang rendah menunjukan bahwa negara tersebut tidak

dapat menghasilkan EBT (energi berkelanjutan) untuk mencapai dan

mempertahanankan kesejahteraan masyarakat.20

Penelitian ketiga yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah

sebuah kumpulan artikel yang mengkaji mengenai pemenuhan permintaan sektor

19 Ibid. 20 Ibid.

Page 31: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

16

16

industri akan energi di India dengan peningkatan jumlah pasokan (supply) energi.

Penelitian ini dijadikan sebagai kajian literatur penulis dikarenakan India memiliki

karakteristik yang sama dengan Indonesia dalam aspek demografi (jumlah

penduduk yang lebih dari seperempat milyar orang) dan ekonomi (sebagai negara

berkembang). Penelitian ini memaparkan bahwa angka penggunaan energi per

orang di India terhitung rendah apabila dibandingkan dengan Brazil, China, dan

Amerika.21 Bertolak dari paparan awal tersebut, muncul sebuah pertanyaan terkait

urgensi dari penggunaan energi per-orang di India yang masih rendah terhadap

pembangunan sektor industri. Hal tersebut dikarenakan akses terhadap energi

mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan pembangunan manusia.

Sebagai negara dengan populasi masyarakat dengan usia remaja yang banyak

tidak menjamin bahwa pertumbuhan ekonomi India akan meningkat apabila

pendidikan masyarakat muda ini terkendala oleh terbatasnya pasokan listrik

ataupun terancamnya kesehatan masyarakat ini akan udara yang tercemar polusi

akibat dari penggunaan bahan bakar yang tinggi akan emisi karbon.

Sektor kelistrikan India bertumpu pada penggunaan batu bara untuk

dikonversi menjadi tenaga listrik dimana konsumen terbesar dari pembangkit

listrik tenaga batu bara sebanyak 90% berasal dari sektor industri.22 Banyaknya

permintaan akan energi akan membuat terjadinya kompetisi untuk mendapat

pasokan energi pada beberapa dekade kedepan. Untuk mengatasi masalah krisis

energi, langkah awal yang harus dilakukan adalah meningkatkan pengumpulan

21 Arunabha Ghosh, “Balancing Industrial Demand and Energy Supply,” East Asia Forum 4, no. 4

(Oktober-Desember 2012). 22 Ibid.

Page 32: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

17

17

data dan melakukan analisa terhadap data yang didapat untuk menyiapkan negara

dalam menghadapi permintaan dan penggunaan energi yang dinamis. Pandangan

skeptis memprediksi bahwa pasokan energi dimasa depan tidak akan memenuhi

kebutuhan akan energi dikarenakan: 1) produksi lokal akan produk energi primer

mengalami perlambatan yang ditandai dengan meningkatnya impor India terhadap

sumber energi primer, 2) Keterbatasan infrastruktur menjadi penghambat dalam

pemenuhan kebutuhan akan energi baik dengan cara memproduksi sendiri

maupun dengan mengimpor, 3) Investasi pada infrastruktur jaringan listrik yang

lambat serta minimnya kapasitas sumber daya manusia dalam mengatur dan

mengelola efisiensi dan efektifitas jaringan listrik.23

Untuk menghadapi kendala yang ada langkah yang dapat diambil oleh

pemerintah India antara lain: 1) Penyesuaian pertumbuhan sektor industri dengan

ketersediaan pasokan energi; 2) Sektor industri diharapkan mencari akses

eksklusif sumber energi lain seperti gas alam berupa LNG; 3) Pada tataran

perumusan kebijakan pemerintah, kebijakan diarahkan pada efisiensi energi,

pemetaan sumber energi yang komprehensif untuk seluruh sektor guna melihat

potensi kerentanan dalam pasokan maupun harga komoditas.24

1.5 Kerangka Pemikiran

Konsep Kerjasama

Negara sebagai aktor dalam dunia internasional melakukan berbagai tindakan

sebagai wujud “kehidupan” suatu negara dalam sistem internasional. Tindakan

23 Ibid, hal 7 24 Ibid, hal 8.

Page 33: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

18

18

tersebut dapat berbentuk kerjasama maupun kompetisi (rivalry). Interaksi dalam

bentuk kerjasama dapat timbul dari adanya perubahan perilaku aktor sebagai

bentuk tanggapan dari tindakan aktor lainnya. Kerjasama dapat menjadi hasil dari

adanya ketimpangan kekuatan antara aktor satu dengan yang lainnya sehingga

dilakukanlah perundingan atau negosiasi untuk merumuskan tujuan setiap aktor

yang ingin dicapai dengan prinsip win-win.

Kerjasama diartikan sebagai seperangkat hubungan yang tidak menjadikan

koersif dan paksaan sebagai dasar hubungan antar aktor. Kerjasama didasari oleh

persetujuan bersama antara aktor – aktor yang terlibat.25 Negara dapat melakukan

tindakan yang berbentuk kerjasama sebagai akibat dari adanya keikutsertaan

dalam organisasi internasional dan rezim internasional (regulasi dan norma

internasional). Kerjasama juga dapat muncul dari adanya sebuah komitmen

individu maupun kelompok untuk mencapai kesejahteraan bersama. Setiap aktor

bekerjasama untuk mencapai kepentingan kelompok maupun kepentingan

individu yang dapat dicapai secara bersamaan. Kerjasama antar dua atau lebih

aktor negara dalam dunia internasional dapat disebut sebagai kerjasama

multilateral (multilateralism).26 Kerjasama multilateral dapat terjadi berdasarkan

berbagai isu maupun kepentingan yang hendak dicapai. Kerjasama dapat

dilakukan di dalam institusi / bentuk organisasi yang lebih atau kurang formal,

25 James E. Dougherty dan Robert L. Pfaltzgraff, “Theories of International Cooperation and

Integration,” dalam Contending Theories of International Relations: A Comprehensive Survey, 5

ed. (New York: Longman, 2001). 26 Ibid. hal 507

Page 34: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

19

19

dalam organisasi dengan banyak atau sedikit aturan yang disepakati, norma –

norma, maupun dalam prosedur pengambilan keputusan pada umumnya.27

Energy Security

Meskipun banyak pemerintahan yang memandang penting ketahanan

energi, hingga saat ini belum ada sebuah kepetusan secara konsensus terkait arti

atau makna dari ketahanan energi. Hal ini menyebabkan adanya pelbagai

pengertian akan ketahanan energi yang dipengaruhi akan posisi dan kondisi suatu

negara terkait ketahanan energi sehingga pemaknaan ketahanan energi oleh setiap

negara berbeda-beda, “Where countries stand on energy security depends on

where they sit”.28 Meskipun memiliki intepretasi yang berbeda-beda, setiap

definisi yang ada memiliki persamaan antara satu dengan yang lainnya. Menurut

Oxford English Dictionary, “energi” adalah kekuatan vital yang dibutuhkan untuk

kegiatan fisik maupun mental yang berkelanjutan dan atau kekuatan yang berasal

dari pemanfaatan sumber fisik maupun kimia terutama untuk menyediakan cahaya

dan panas maupun untuk menggerakan mesin. Sedangkan “security” memiliki arti

sebuah keadaan yang terbebas dari bahaya maupun ancaman.29 Sehingga

pengertian energy security secara harafiah adalah kestabilan arus energi baik

dalam sisi pasokan maupun pemenuhan permintaan.

27 Ibid. 28 Gal Luft dan Anne Korin, Energy Security and Challenges for The 21st Century: A Reference

Handbook (Connecticut: Greenwood Publishing Group, 2009). 29 Angus Stevenson, “Concise Oxford English Dictionary,” ed. oleh Maurice Waite (New York:

Oxford University Press, 2011).

Page 35: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

20

20

Lebih lanjut ketahanan energi dapat didefinisikan sebagai “[r]eliable

supplies at [a] reasonable price”.30 Namun, apabila dilihat secara lebih jelas

mengenai keamanan pasokan energi maka kompleksitas akan hal ini nampak

makin jelas. Sehingga hubungan segitiga antara supply security, sustainability,

dan competitiveness menandakan interaksi yang saling mempengaruhi antara

ketiga aspek utama dalam kebijakan energi, tetapi hal tersebut tidak cukup sebagai

kerangka dari ketahanan energi, bahkan hanya pemahaman ekonomi saja terhadap

mengamankan pasokan energi sebagai upaya perdagangan dan bisnis tidaklah

cukup. Tumbuhnya ketergantungan akan pasokan energi dari negara lain – seperti

yang terjadi di sebagian besar negara anggota ASEAN khususnya Indonesia –

akibat adanya ketidakpastian, maupun ketidakamanan energi.31

Secara ringkas, ketahanan energi selalu berkaitan dengan ketahanan

energi. Interupsi maupun hambatan apapun terhadap kestabilan aliran energi akan

berdampak secara masif pada kondisi perekonomian negara, stabilitas politik dan

kesejahteraan warga negara. Oleh karena itu, keamanan dan ketahanan energi

bersifat multi-dimensional akan dimensi kebijakan internal, dimensi ekonomi,

dimensi geopolitik, dan dimensi kebijakan terkait keamanan. Sehingga dari

beberapa pengertian yang ada terkait ketahanan energi dapat dikatakan bahwa

ketahanan energi adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan akses oleh

masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam jangka panjang dan

tidak terpengaruh oleh gejolak regional maupun internasional.

30 “Energy and Security: Regional and Global Dimensions,” SIPRI Yearbook 2007 - Armaments,

Disarmament, and International Security, 2007. 31 Florian Baumann, “Energy Security as Multidimensional Concept,” C.A.P Policy Analysis 1, no.

Maret (2008): 4.

Page 36: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

21

21

Menurut Sovacool, terdapat lima dimensi yang dapat digunakan sebagai

indikator dalam mengukur ketahanan energi suatu negara. Kelima dimensi

tersebut antara lain: ketersediaan (availability), keterjangkauan (affordability),

efisiensi (efficiency), keberlangsungan (sustainability), dan pemerintahan

(governance).32 Dimensi ketersediaan energi berkaitan dengan kondisi pasokan

energi suatu negara dan durasi dari mampu digunakannya pasokan energi tersebut

untuk memenuhi kebutuhan selama tahun mendatang. Dimensi keterjangkauan

berkaitan dengan kemampuan / daya beli masyarakat terhadap komoditas energi

yang siap digunakan seperti LPG (gas) maupun listrik.

Dimensi efisiensi merupakan tingkat efisiensi suatu pembangkit untuk

menghasilkan suatu energi (khususnya listrik) dengan menggunakan sumber daya

(input) yang minimal namun memiliki output yang maksimal. Dimensi

keberlangsungan dalam ketahanan energy berkaitan dengan upaya menggunakan

energy yang memiliki dampak negarif yang minim terhadap lingkungan maupun

ekosistem. Selain memiliki dampak negative yang minim terhadap ekosistem,

dimensi keberlangsungan juga melihat perencanaan program pemenuhan energi

yang mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya konvensional yang tidak

berkelanjutan seperti minyak bumi. Terakhir dimensi pemerintahan berhubungan

dengan kondisi tingkat pelayanan pemerintah, ekspor energy, subsidi energy per

kapita, regulasi tariff, dan informasi terkait kualitas energy.

32 Benjamin K. Sovacool, “An International Assessment of Energy Security Performance,”

Elsevier - Ecological Economics, no. 6 Maret (2013).

Page 37: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

22

22

Teori Integrasi Kawasan

Di era yang semakin berkembang interaksi antar negara satu dengan yang

lainnya turut meningkat pula terlebih akan adanya sumber daya yang berbeda-

beda oleh masing-masing negara membuat negara perlu menjalin kerjasama

dengan negara lain guna memenuhi kebutuhan negara. Meningkatnya arus

perdagangan barang dan jasa membuat negara berusaha mengurangi hambatan

perdagangan yang ada, terutama tarif, dengan membentuk sebuah kawasan bebas

perdagangan atau disebut dengan free trade area. Beberapa perjanjian terkait

integrasi kawasan dapat dilihat kembali secara historis sebelum terbentuknya

General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), regional trade agreements

(RTAs) yang telah berkembang secara massif sejak awal 1990-an.33

Integrasi regional merupakan salah satu cara sebuah negara untuk

mencapai kepentingan nasional (dan kepentingan bersama, collective interest).

Integrasi ini akan memperluas hubungan dan aktivitas negara dari level nasional

ke level regional. Integrasi kawasan juga memperluas akses sumber daya dan

pengalokasian sumber daya yang lebih baik ke setiap daerah dalam kawasan

sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan. Tidak seperti globalisasi,

integrasi regional atau integrasi kawasan didasari aspek geografis dan dalam

beberapa kasus didasari oleh aspek politik. Secara institusional, integrasi kawasan

lebih kuat apabila dibandingkan dengan globalisasi dikarenakan adanya peraturan

33 Roberto V. Fiorentino dan Miroslav N. Jovanovic, “The Never-ending Story of Regional Trade

Agreements,” in International Handbook on the Economics of Integration: General Issues and

Regional Groups, vol. I (Cheltenham: Edward Elgar, n.d.).

Page 38: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

23

23

yang lebih ketat dan terdapat tekanan dari negara lain yang terkadang dapat

menjadi intens.34

Perluasan pasar dan input sumber daya lintas batas negara adalah salah

satu pendapat yang menarik terkait integrasi. Adanya perluasan pasar barang dan

jasa, baik dalam permintaan maupun penawaran, meningkatnya pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan dapat dicapai. Integrasi dapat mempermudah

pengalokasian sumber daya secara lebih efisien ke setiap anggota kawasan

(maupun global) yang selaras dengan prinsip keunggulan komparatif dari David

Richardo.35 Perlu dicatat dan digaris bawahi bahwa integrasi kawasan dapat

memberikan dampak yang berbeda antar negara anggota kawasan baik dalam hal

perdagangan, finansial, maupun infrastruktur, keuntungan dari integrasi dapat

berbeda-beda besarannya.

1.6 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam studi hubungan internasional dapat dianalogikan sebagai

sebuah aset maupun sumber daya yang digunakan oleh pengkaji dari bidang ilmu

hubungan internasional untuk memahami berbagai metodologi yang ada di dalam

ilmu hubungan internasional.36

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

untuk menganalisa hubungan dan upaya yang dilakukan oleh Indonesia untuk

34 Iwan J. Azis, Regional Cooperation and Integration in a Changing World (Manila: Asian

Development Bank, 2013). 35 Azis. 36 Christopher Lamont, Research Methods in International Relations (London: SAGE, 2015).

Page 39: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

24

24

mencapai ketahanan energi dalam kerangka ketahanan energi ASEAN. Penulis

menggunakan metode kualitatif menurut John W. Creswell yang membagi

tahapan penelitian menjadi tiga bagian yakni: pengumpulan data, analisa data, dan

interpretasi data.37 Pengumpulan dapat dilakukan dengan mencari data pada

dokumentasi berupa naskah, foto, maupun observasi secara langsung. Analisa data

dilakukan untuk melihat adanya pola yang terdapat pada data tersebut untuk

kemudian diinterpretasikan guna menjawab pertanyaan penelitian terkait upaya –

upaya yang dilakukan oleh Indonesia untuk mencapai ketahanan energi dalam

kerangka ketahanan energi ASEAN khususnya melalui proyek pipa gas dan

jaringan listrik.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumumpulan data untuk melihat upaya Indonesia untuk

mencapai ketahanan energi dalam kerangka ketahanan energi ASEAN dengan

menggunakan teknik studi pustaka, mengumpulkan dokumen – dokumen berupa:

jurnal, laporan tahunan, presentasi, artikel dalam majalah / koran, dan pernyataan

pers.38 Studi pustaka ini dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data-data

sekunder yang didapatkan dari laporan tahunan Dewan Energi Nasional, laporan

tahunan dari ASEAN, laporan dari lembaga independen formal lainnya seperti

International Energy Agency (IEA), Asian Development Bank (ADB), jurnal

terkait, dan sumber – sumber pustaka lainnya.

37 John W. Cresswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods

Approaches (Los Angeles: SAGE, 2009). 38 Ibid.

Page 40: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

25

25

1.7 Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini, penulis menyusun pembahasan yang terdiri atas empat bab

dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I disebut sebagai pendahuluan dan terdiri dari latar belakang masalah,

identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, metode penelitian dan teknik pengumpulan

data, serta sistematika penulisan.

Bab II merupakan bab yang akan membahas mengenai keterkaitan antara

Indonesia dengan program ketahanan energi ASEAN. Pembahasan akan

mencakup beberapa hal, antara lain: 1) ASEAN Plan of Action for Energy

Cooperation (APAEC) sebagai program ketahanan energi ASEAN yang akan

membahas mengenai latar belakang, visi dan misi, serta strategi ASEAN dalam

mencapai ketahanan energi regional; 2) Kondisi sektor energi di ASEAN yang

melingkupi kondisi permintaan dan penawaran energi regional dan potensi energi

di kawasan ASEAN; 3) Keterkaitan antara kebijakan ketahanan energi Indonesia

dengan APAEC yang melingkupi keselarasan program ketahanan energi

Indonesia dengan ASEAN (APAEC), serta kondisi dan potensi energi di Indonesi

dalam mendukung proyek TAGP dan APG.

Bab III akan berisi deskripsi dan analisa untuk menjawab pertanyaan

penelitian. Dalam bagian ini penulis akan menganalisa hubungan antara Indonesia

dengan program ketahanan energi ASEAN serta upaya – upaya yang dilakukan

oleh Indonesia untuk mencapai ketahanan energi dalam kerangka ketahanan

energi ASEAN, terutama dalam proyek Trans ASEAN Gas Pipeline (TAGP) dan

ASEAN Power Grid (APG) yang merujuk pada pembangunan infrastruktur dan

Page 41: Upaya Indonesia Untuk Mencapai Ketahanan Energi Dalam

26

26

sumber daya manusia (SDM) pada tahun 2005 hingga 2015. Upaya – upaya yang

dilakukan diarahkan untuk mencapai ketahanan energi Indonesia sekaligus untuk

menyiapkan Indonesia dalam memasuki era MEA.

Bab IV berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang telah

dilakukan.