3.0. pedoman teknis skim kredit ketahanan pangan dan energi 2012

57
Direktorat Direktorat Pembiayaan Pembiayaan Pertanian Pertanian Direktorat Direktorat Jenderal Jenderal Prasarana Prasarana dan dan Sarana Sarana Pertanian Pertanian Kementerian Kementerian Pertanian Pertanian 2012 2012

Upload: dedy-frianto

Post on 27-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

DirektoratDirektorat PembiayaanPembiayaan PertanianPertanianDirektoratDirektorat JenderalJenderal PrasaranaPrasarana dandan SaranaSarana PertanianPertanianKementerianKementerian PertanianPertanian20122012

Page 2: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

i

KATA PENGANTAR

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) merupakan penyempurnaan dari Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang sudah berjalan sejak Oktober 2000. KKP-E ditujukan untuk membantu permodalan petani dan peternak dengan suku bunga bersubsidi sehingga mereka dapat menerapkan teknologi rekomendasi budidaya. Dalam perkembangannya, KKP-E terus mengalami perubahan dan penyempurnaan, yang meliputi debitur penerima KKP-E, plafon maksimum per debitur, cakupan komoditas yang dibiayai dan kebutuhan indikatif masing-masing komoditas. Penyempurnaan KKP-E ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan ketahanan energi sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Buku ini disusun sebagai penyempurnaan buku Pedoman Teknis Skim KKP-E yang terdahulu antara lain mencakup sasaran produksi, perluasan komoditas,kebutuhan indikatif masing-masing komoditas serta ketentuan KKP-E lainnya. Buku ini merupakan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik di pusat maupun di tingkat daerah dalam pemanfaatan KKP-E sehingga penyaluran dan pengembalian kreditnya dapat berjalan lancar dan tepat sasaran. Diharapkan kepada seluruh jajaran Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait termasuk dengan Bank Pelaksana KKP-E.

Jakarta, Januari 2012

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

Sumarjo Gatot Irianto

Page 3: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................... i DAFTAR ISI....................................................................... ii DAFTAR LAMPIRAN......................................................... iv BAB I

PENDAHULUAN........................................................... 1 1.1. Latar Belakang...................................................... 1 1.2. Pengertian............................................................ 2 1.3. Tujuan.................................................................. 3 1.4. Sasaran................................................................ 4 1.5. Landasan Hukum.................................................. 4

BAB II

KETAHANAN PANGAN DAN KETAHANAN ENERGI... 6 2.1. Ketahanan Pangan................................................ 6 2.2. Ketahanan Energi.................................................. 10

BAB III

BANK PELAKSANA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI................................................................ 10 3.1. Bank Pelaksana...................................................... 11 3.2. Plafon KKP-E.......................................................... 11 3.3. Suku Bunga............................................................ 11 3.4. Sumber Dana dan Resiko Kredit............................. 12

BAB IV KETENTUAN POKOK KKP-E....................................... 13 4.1. Usaha dan Komoditas yang dibiayai KKP-E............ 13 4.2. Petani, Kelompoktani dan Koperasi Penerima

Page 4: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

iii

KKP-E.................................................................... 14 4.3. Mitra Usaha Dalam Pelaksanaan KKP-E................. 17 4.4. Kebutuhan Indikatif................................................. 18

BAB V MEKANISME PENCAIRAN DAN PENGEMBALIAN

KKP-E......................................................................... 20 5.1. Kegiatan Usaha dilaksanakan secara mandiri......... 20 5.2. Kegiatan Usaha melalui Koperasi............................ 21 5.3. Kegiatan Usaha bekerjasama dengan Mitra Usaha.. 22

BAB VI PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI SERTA

PELAPORAN............................................................... 25 6.1. Pembinaan......................................................... 25 6.2. Monitoring dan evaluasi...................................... 26 6.3. Pelaporan........................................................... 26 6.4. Indikator keberhasilan......................................... 27

BAB VII PENUTUP..................................................................... 28

Page 5: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alokasi Plafon KKP-E per Komoditas Per Propinsi.................................................. 29 Lampiran 2. Kebutuhan Indikatif KKP-E............................ 30 Lampiran 3. Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK) yang langsung diajukan ke Bank Jenis Usaha Tanaman Pangan/Hortikultura... 37 Lampiran 4. Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompoktani

(RDKK) yang diajukan melalui Koperasi Jenis Usaha Tanaman Pangan/ Hortikultura/ Perkebunan............................. 38

Lampiran 5. Rekapitulasi RDKK yang memerlukan KKP-E Oleh Koperasi , Jenis Usaha Tanaman Pangan/ Hortikultura/ Perkebunan............................... 39 Lampiran 6. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK) yang langsung diajukan ke Bank Jenis Usaha Peternakan................................ 40 Lampiran 7. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK) yang langsung diajukan melalui Koperasi, Jenis Usaha Peternakan................. 41 Lampiran 8. Rekapitulasi RDKK yang memerlukan KKP-E Oleh Koperasi , Jenis Usaha Peternakan........ 42 Lampiran 9. Rencana Kebutuhan Usaha Petani/ Pekebun (Individu).......................................... 43 Lampiran10. Rencana Kebutuhan Usaha Peternak

(Individu)........................................................ 44 Lampiran 11. Laporan Perkembangan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E)………………….. 45

Page 6: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pertanian tetap memegang peran strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio energi, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan.

Pembangunan pertanian diharapkan dapat memperbaiki pendapatan penduduk secara merata dan berkelanjutan, karena sebagian besar penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian di sektor pertanian.

Sejalan dengan target utama Kementerian Pertanian 2010-2014 meliputi: (1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; (2) peningkatan diversifikasi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor dan (4) peningkatan kesejahteraan petani. Strategi yang akan dilaksanakan adalah melakukan revitalisasi pertanian dengan fokus tujuh aspek dasar yang dinamakan dengan Tujuh Gema Revitalisasi, yang terdiri atas: (1) lahan; (2) perbenihan dan perbibitan; (3) infrastruktur dan sarana; (4) sumber daya manusia, (5) pembiayaan petani; (6) kelembagaan petani dan (7) teknologi dan industri hilir.

Page 7: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

2

Keberhasilan peningkatan produksi pangan di masa lalu dalam hal pencapaian swasembada pangan, tidak terlepas dari peran pemerintah melalui penyediaan kredit program dengan suku bunga rendah, fasilitas Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sampai dengan tahun 1998 dan subsidi sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida). Semenjak diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia maka tidak tersedia lagi sumber dana dari KLBI, oleh karena itu mulai tahun 2000 telah diluncurkan Skim Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang sumber dananya berasal dari Perbankan dengan subsidi suku bunga bagi petani dan peternak yang disediakan oleh pemerintah. Dalam perkembangannya KKP mengalami penyesuaian dari tahun ke tahun, mulai Oktober 2007 KKP disempurnakan menjadi KKP-E (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi). Hal ini mengadopsi upaya mengurangi ketergantungan energi berbahan baku fosil dan perkembangan teknologi energi dikembangkan energi lain yang berbasis sumber energi nabati. Energi alternatif dimaksud disini berbasis ubi kayu/singkong dan tebu diintegrasikan dengan Skim KKP yang telah ada sehingga berubah menjadi Skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E).

KKP-E merupakan skim kredit yang ditetapkan Pemerintah dengan pola penyaluran executing. Untuk kelancaran pelaksanaan KKP-E penyaluran dan pengembaliannya dapat berjalan dengan baik ditingkat lapangan perlu disusun Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi yang disempurnakan sesuai perkembangan dan kebutuhan.

Page 8: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

3

1.2. Pengertian

1. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik, jumlah, mutu, aman, merata dan terjangkau;

2. Pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia;

3. Program Ketahanan Pangan adalah upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan yang menghasilkan pangan nabati dan/atau hewani;

4. Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati adalah upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman penghasil bahan baku bahan bakar nabati untuk memenuhi kebutuhan sumber energi lain;

5. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi yang selanjutnya disebut KKP-E, adalah kredit investasi dan/ atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati;

6. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok yang selanjutnya disebut RDKK, adalah rencana kebutuhan modal kerja dan atau investasi kelompok untuk usaha pertanian yang disusun berdasarkan musyawarah anggota kelompok dalam satu periode tertentu yang dilengkapi dengan jadwal pencairan dan pengembalian kredit;

7. Rencana Kebutuhan Usaha Petani yang selanjutnya disebut RKU petani adalah rencana kebutuhan modal kerja atau investasi petani untuk usaha pertanian dalam satu

Page 9: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

4

periode tertentu yang dilengkapi jadwal pencairan dan pengembalian kredit;

8. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia yang mengelola usaha di bidang pertanian;

9. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya, tempat) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota;

10. Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompoktani yang bergabung dan berkerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

11. Calon peserta KKP-E adalah petani/peternak/pekebun yang tergabung dalam kelompok tani dan/atau koperasi;

12. Peserta KKP-E adalah calon peserta KKP-E yang disetujui oleh Bank Pelaksana sebagai penerima KKP-E;

13. Mitra Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta dan/atau Badan Usaha Milik Daerah, atau Koperasi yang berbadan hukum dan memiliki usaha di bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan/atau industri bahan bakar nabati;

14. Koperasi adalah Koperasi Primer sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yang anggotanya terdiri dari Peserta KKP-E;

15. Penyuluh Pertanian, yang selanjutnya disebut penyuluh adalah petugas yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat Dinas Teknis setempat untuk mengesahkan RDKK;

Page 10: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

5

16. Kebutuhan indikatif adalah biaya maksimum untuk setiap komoditas yang didanai KKP-E per satuan luas dan/atau per unit usaha yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian;

17. Bank Pelaksana adalah Bank Umum yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Menteri Keuangan untuk menyediakan, menyalurkan, dan menatausahakan KKP-E.

1.3. Tujuan

a. memberikan acuan bagi pemangku kepentingan di pusat dan daerah dalam pelaksanaan penyaluran dan pengembalian KKP-E;

b. mengoptimalkan pemanfaatan dana kredit yang disediakan oleh perbankan untuk petani/peternak/ pekebun yang memerlukan pembiayaan usahanya secara efektif, efisien dan berkelanjutan;

c. mendukung peningkatan produksi dalam peningkatan ketahanan pangan nasional dan ketahanan energi lain melalui pengembangan tanaman bahan baku bahan bakar nabati.

1.4. Sasaran

a. terlaksananya penyaluran KKP-E kepada petani/peternak /pekebun dan pengembalian kredit tepat waktu;

b. terpenuhinya modal bagi petani/peternak/pekebun dalam melaksanakan usaha taninya;

c. meningkatnya penerapan teknologi anjuran bagi petani /peternak /pekebun yang memanfaatkan kredit.

Page 11: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

6

1.5. Landasan Hukum

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79 / PMK.05 / 2007 juncto Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48 / PMK.05 / 2009 dan juncto Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198 / PMK.05 / 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Tentang Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, antara lain menetapkan obyek pendanaan, sumber pendanaan, mekanisme pendanaan, persyaratan kredit, suku bunga, subsidi bunga, sanksi dan ketentuan peralihan;

b. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 57/Permentan/ KU.430/2007 juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 21/Permentan/ KU.430/4/2009 tanggal 21 April 2009 dan Juncto Nomor 08/ Permentan / KU.430 /2 / 2011 tentang Peraturan Menteri Pertanian Perubahan Kedua Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, antara lain menetapkan pengertian, obyek yang dibiayai, persyaratan dan kewajiban penerima KKP-E, persyaratan dan kewajiban mitra usaha, plafon, kebutuhan indikatif, mekanisme pengajuan, penyaluran dan pengembalian, pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan.

Page 12: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

7

BAB II

KETAHANAN PANGAN DAN KETAHANAN ENERGI

2.1. Ketahanan Pangan

Program Ketahanan Pangan Tahun 2010-2014 difokuskan pada 5 (lima) komoditas pangan utama yaitu : padi (beras), jagung, kedelai, tebu (gula) dan daging sapi.

Dalam rangka mencukupi kebutuhan bahan pangan utama dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor pangan maka pemerintah telah mencanangkan program pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. Swasembada berkelanjutan ditargetkan untuk komoditas padi dan jagung, dengan sasaran peningkatan produksi dapat dipertahankan minimal sesuai dengan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Sedangkan pencapaian swasembada yang ditargetkan untuk Tahun 2014, untuk tiga komoditas pangan utama yaitu kedelai, gula dan daging sapi.

Page 13: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

8

Tabel 1: Sasaran Produksi Komoditas Utama Tahun 2010 - 2014.

Komoditas Produksi( Ribu Ton) 2010 2011 2012 2013 2014

A.Tanaman Pangan 1. Padi 1) 2. Jagung 2) 3. Kedelai 2)

B. Perkebunan Tebu (gula) 3)

. C. Peternakan Daging Sapi

66.680 19.800

1.300

2.996

412

68.80022.000

1.560

3.867

439

71.46524.000

1.900

4.396

471

73.038 26.000

2.250

4.934

506

78.780 29.000

2.700

5.700

546 Sumber : Rentra 2010-2014 Kementerian Pertanian 1) Gabah Kering Giling (GKG); 2) Pipilan Kering (PK); 2) Hablur.

Disamping lima komoditas pangan utama tersebut di atas, juga dikembangan 34 komoditas unggulan nasional baik komoditas pangan dan non pangan.

Untuk mencapai sasaran produksi tahun 2010-2014 yang telah ditetapkan diperlukan upaya-upaya sebagai berikut :

A. Sub Sektor Tanaman Pangan

Upaya pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan tanaman pangan ditempuh melalui :

1. Peningkatan produktivitas hasil dengan meningkatkan mutu intensifikasi, penerapan teknologi unggul tepat guna dan spesifik lokasi, penggunaan benih varietas

Page 14: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

9

unggul bermutu, penerapan pupuk berimbang dan organik;

2. Perluasan areal tanam melalui upaya khusus dengan peningkatan intensisitas tanaman, tumpang sari, cetak sawah baru, optimalisasi pemanfaatan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), Jaringan Irigasi Desa (JIDES), Tata Air Mikro (TAM) serta pompa, sumur dan embung;

3. Pengamanan produksi melalui : Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Penanganan Panen dan Pasca Panen, serta Pemanfaatan Alsintan melalui pola UPJA;

4. Program peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan kemampuan kelembagaan kelompok tani dan Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), manajemen usaha tani, kemampuan penangkar benih, penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SLPTT) dan Magang Sekolah Lapang Pelatihan Pendidikan Pertanian dan Kewirausahaan;

5. Dukungan pembiayaan melalui : Bantuan Sosial, Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat (LM3), Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM), Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dan optimalisasi pemanfaatan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E).

Page 15: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

10

B. Sub Sektor Hortikultura

Pengembangan hortikultura tidak hanya berfokus produksi saja tetapi juga terkait peningkatan mutu, keamanan pangan dan lingkungan. Upaya peningkatan produksi dan mutu melalui :

1. Pengembangan dan pengutuhan kawasan , baik melalui perluasan areal, peningkatan produktivitas dan mutu;

2. Penyediaan (bantuan) benih hortikultura bermutu varietas unggul.

3. Penerapan budidaya yang baik (Good Agriculture Practices);

4. Revitalisasi sistem pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), penyakit hewan karantina dan peningkatan keamanan pangan;

5. Peningkatan dan pemberdayaan kelembagaan petani melalui gapoktan, asosiasi, koperasi atau usaha lain berbadan hukum;

6. Penyediaan sarana produksi dan dukungan infrastruktur guna mendukung pengembangan agribisnis;

7. Penguatan kelembagaan ekonomi petani melalui PMUK, LM3 dan Sekolah Lapangan Hortikultura;

8. Peningkatan fasilitasi investasi hortikultura melalui peningkatan koodinasi, kerjasama dan promosi;

9. Pemasyarakatan produk hortikultura dari tingkat pengelola produksi hingga ke pusat promosi;

10. Optimalisasi pemanfaatan KKP-E.

Page 16: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

11

C. Sub Sektor Perkebunan Khusus Tebu (Gula)

Upaya pencapaian swasembada gula melalui :

1. Pelaksanaan bongkar ratoon dan rawat ratoon dalam upaya peningkatan produktivitas;

2. Perluasan kebun bibit; 3. Perluasan areal pertanaman utamanya ke luar Jawa

khususnya lahan kering; 4. Penyediaan air melalui penyiapan embung-embung dan

sumber-sumber air serta pompanisasi; 5. Penerapan pupuk berimbang dan pupuk organik; 6. peningkatan/pemanfaatan idle capacity pabrik gula untuk

mengolah raw sugar; 7. Pengaturan tata niaga gula; 8. Dukungan pembiayaan melalui : Penguatan Modal Usaha

Kelompok (PMUK), dan Optimalisasi Pemanfaatan KKP-E;

D. Sub Sektor Peternakan

Upaya percepatan swasembada daging sapi dan kerbau melalui :

1. Peningkatan produksi daging sapi, unggas dan ketersediaan susu dalam negeri;

2. Peningkatan ketersediaan pakan dan bibit sapi; 3. Peningkatan mutu bibit ternak sapi potong dan sapi perah

ditempuh dengan pengembangan mutu genetik dengan pendekatan bioteknologi, inseminasi buatan dan atau embrio transfer;

Page 17: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

12

4. Peningkatan populasi dan optimalisasi produksi ternak ruminansia melalui penerapan Good Farming Practices (GFP);

5. Pengembangan pakan sapi potong melalui perbaikan padang penggembalaan dan pemanfaatan hasil samping pertanian serta hasil samping industri pertanian maupun pengembangan industri pakan ternak.

6. Pengendalian gangguan reproduksi dan penyakit hewan menular melalui pemantauan terhadap kesehatan ternak khususnya kesehatan reproduksinya, serta penanganan kesehatan hewan mulai dari pedet hingga ternak melahirkan.

7. Peningkatan mutu daging sapi potong dengan melengkapai sarana pendukung Rumah Potong Hewan (RPH) dengan melengkapi sarana pendukungnya dalam upaya penyediaan Aman Sehat Utuh Dan Halal (ASUH).

8. Pencegahan pemotongan sapi betina produktif. 9. Optimalisasi pemanfaatan Penguatan Modal Usaha

Kelompok (PMUK), Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat (LM3), Sarjana Membangun Desa (SMD)/Pemuda Membangun Desa (PMD), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) dan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E).

Page 18: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

13

2.2. Ketahanan Energi

Kebijakan energi nasional ditujukan untuk menjamin keamanan pasokan energi dalam negeri dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu program ketahanan energi diarahkan untuk mengurangi ketergantungan sumber energi bahan bakar minyak yang tak terbarukan. Untuk itu pemerintah mendorong penggunaan sumber energi dari bahan bakar nabati (biofuel) yang terbarukan yang antara lain komoditas ubi kayu, jagung dan tetes tebu untuk dijadikan bioethanol.

Untuk menggerakkan pemanfaatan komoditas ubi kayu, jagung dan tetes tebu sebagai bahan bakar nabati maka diperlukan langkah-langkah dan upaya antara lain : (1) mendorong penyediaan tanaman biofuel termasuk benih dan bibitnya, (2) melakukan penyuluhan pengembangan biofuel, (3) memanfaatkan lahan terlantar, dan (4) melakukan sosialisasi pemanfaatan biofuel.

Komoditas ubi kayu dan tebu dapat secara bersama-sama dapat digunakan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan ketahanan energi. Pengembangan komoditas ubi kayu dan tebu dapat digunakan sebagai bahan baku energi nabati (biofuel).

Produksi ubi kayu di beberapa daerah sudah dikembangan sebagai bahan baku pabrik yang menghasilkan ethanol. Pada saat sekarang terdapat sekitar 85 pabrik yang tersebar di 12 propinsi yaitu : Lampung, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan,

Page 19: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

14

Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur. Sasaran produksi ubi kayu Tahun 2012 sebanyak 25.000.000 ton dan Tahun 2013 sebanyak 26.300.000 ton.

Untuk komoditas tebu diprioritaskan untuk sawasembada gula, baru kemudian untuk mendukung ketahanan energi. Diharapkan melalui optimalisasi pemanfaatan KKP-E khususnya ubi kayu dan tebu dapat mendukung ketahanan energi nasional.

Page 20: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

15

BAB III

BANK PELAKSANA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI

3.1. Bank Pelaksana

Bank Pelaksana KKP-E meliputi 22 Bank yaitu 9 (sembilan) Bank Umum : Bank BRI, Mandiri, BNI, Bukopin, CIMB Niaga, Agroniaga, BCA, BII, dan Artha Graha serta 13 (tiga belas) Bank Pembangunan Daerah (BPD) yaitu : BPD Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Papua , Riau dan Nusa Tenggara Barat.

3.2. Plafon KKP-E

Plafon KKP-E secara nasional sebesar Rp. 8,806 trilyun yang meliputi untuk sub sektor tanaman pangan : Rp. 2,730 trilyun, hortikultura: Rp. 725,330 milyar, perkebunan (tebu) Rp. 2,993 trilyun, peternakan : Rp. 2,046 trilyun dan pengadaan pangan: Rp. 310,830 milyar.

Alokasi plafon KKP-E per sub sektor per wilayah (propinsi) secara rinci terdapat pada lampiran 1. Alokasi tersebut sifatnya fleksible dan dinamis yaitu dapat bergerak antar propinsi, tergantung kebutuhan dan propinsi yang bersangkutan pada Bank Pelaksana yang sama.

Page 21: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

16

3.3. Suku bunga

Besarnya tingkat bunga kredit bank, tingkat bunga kepada peserta KKP-E, dan subsidi bunga adalah sebagai berikut pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Tingkat Bunga Bank, Tingkat Bunga Peserta KKP-E dan Subsidi Bunga

Uraian Tingkat Bunga Bank

Tingkat Bunga kepada Peserta

Subsidi Bunga

KKP-E Tebu KKP-E Lainnya

12,25 %

13,25 %

7 %

5 %

5 ,25%

8 ,25%

Ketentuan tingkat bunga tersebut mulai berlaku tanggal 1 Oktober 2011 s.d 31 Maret 2012.

3.4. Sumber Dana dan Resiko Kredit

a. Sumber dana KKP-E berasal dari Bank Pelaksana; b. Resiko KKP-E ditanggung sepenuhnya oleh Bank

Pelaksana; c. Peran pemerintah antara lain menyediakan subsidi suku

bunga dan risk sharing untuk komoditas padi, jagung dan kedelai;

d. Keputusan akhir kredit ada pada bank mengingat resiko kredit sepenuhnya ditanggung Bank.

Page 22: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

17

BAB IV

KETENTUAN POKOK KKP-E

5.1. Usaha dan Komoditas yang dibiayai KKP-E

KKP-E digunakan untuk :

a. Petani, dalam rangka pengembangan tanaman padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, koro dan/atau perbenihan (padi, jagung dan/atau kedelai);

b. Petani, dalam rangka pengembangan tanaman bawang merah, cabai, kentang, bawang putih, tomat, jahe, kunyit, kencur, pisang, salak, nenas, buah naga, melon, semangka, pepaya, strawberi, pemeliharaan manggis, mangga, durian, jeruk, apel dan/atau melinjo;

c. Petani, dalam rangka pengembangan tebu, pemeliharaan teh, kopi arabika, kopi robusta dan atau lada;

d. Peternak, dalam rangka pengembangan peternakan sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing/domba, ayam ras, ayam buras, itik, burung puyuh , kelinci dan atau babi;

e. Kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi, dalam rangka pengadaan gabah, jagung dan kedelai;

f. Kelompoktani, dalam rangka pengadaan/peremajaan alat dan mesin untuk mendukung usaha tanaman pangan, hortikultura, tebu dan peternakan meliputi meliputi traktor,

Page 23: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

18

power threser, tracer (alat tebang), corn sheller, pompa air, dryer, vacuum fryer, chopper, mesin tetas, pendingin susu, biodigester, mesin pembibitan (seedler),alat tanam biji-bijian (seeder), mesin panen (paddy mower, reaper, combine harvester), mesin penggilingan padi (rice miling unit), mesin pengupas kacang tanah (peanut shell), mesin penyawut singkong, juicer, mesin pengolah biji jarak, mesin pengolah pakan (mixer, penepung, pelet) dan atau kepras tebu.

5.2. Petani, Kelompoktani dan Koperasi Penerima KKP-E

Persyaratan Petani, Kelompoktani dan Koperasi Penerima KKP-E :

A. Persyaratan Petani penerima KKP-E, sebagai berikut :

1. Petani/peternak/pekebun mempunyai identitas diri. 2. Petani/peternak/pekebun dapat secara individu dan atau

menjadi anggota Kelompok Tani. 3. Menggarap sendiri lahannya (petani pemilik penggarap)

atau menggarap lahan orang lain (petani penggarap). 4. Apabila menggarap lahan orang lain diperlukan surat

kuasa/ keterangan dari pemilik lahan yang diketahui oleh Kepala Desa.

5. Luas lahan petani yang dibiayai maksimum 4 (empat) Ha dan tidak melebihi plafon kredit Rp. 100 juta per petani/ peternak/ pekebun.

6. Bagi petani/peternak/pekebun yang mengajukan plafon kredit lebih dari Rp. 50 juta harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan persyaratan lain sesuai ketentuan Bank Pelaksana.

Page 24: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

19

7. Petani peserta paling kurang berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah.

8. Bersedia mengikuti petunjuk Dinas Teknis atau Penyuluh Pertanian dan mematuhi ketentuan-ketentuan sebagai peserta KKP-E.

B. Persyaratan Kelompok Tani penerima KKP-E sebagai berikut :

1. Kegiatan usaha kelompok dapat dilakukan secara mandiri dan atau bekerjasama dengan mitra usaha. Apabila kelompoktani bekerjasama dengan Mitra Usaha agar membuat kesepatan secara tertulis dalam bentuk perjanjian kerjasama antara pihak-pihak yang bermitra;

2. Kelompok tani telah terdaftar pada Balai Penyuluhan Pertanian/ Dinas Teknis terkait setempat;

3. Mempunyai anggota yang melaksanakan budidaya komoditas yang dapat dibiayai KKP-E;

4. Mempunyai organisasi dengan pengurus yang aktif, paling kurang ketua, sekretaris dan bendahara;

5. Mempunyai aturan kelompok yang disepakati oleh seluruh anggota.

C. Persyaratan Koperasi penerima KKP-E, sebagai berikut :

1. Berbadan hukum; 2. Memiliki pengurus yang aktif; 3. Memenuhi persyaratan dari Bank Pelaksana; 4. Memiliki anggota yang terdiri dari petani/peternak/

pekebun; 5. Memiliki bidang usaha di sektor pertanian.

Page 25: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

20

Kewajiban Petani, Kelompoktani dan Koperasi Penerima KKP-E:

A. Kewajiban Petani penerima KKP-E :

1. Petani /peternak/ pekebun yang mengajukan kredit secara individu perlu menyusun rencana kebutuhan usahanya yang disahkan oleh pejabat yang diberi kuasa oleh dinas teknis setempat/penyuluh pertanian;

2. Petani/ peternak/ pekebun yang menjadi anggota kelompok tani, menghadiri musyawarah Kelompok Tani dalam penyusunan RDKK untuk mengajukan kebutuhan kredit dalam musyawarah Kelompok Tani;

3. Menandatangani RDKK sekaligus sebagai pemohon kebutuhan KKP-E;

4. Menandatangani daftar penerimaan kredit dari pengurus Kelompok Tani;

5. Memanfaatkan KKP-E sesuai peruntukan dengan menerapkan anjuran teknologi budidaya dari dinas teknis;

6. Membayar kewajiban pengembalian KKP-E sesuai jadwal.

B. Kewajiban Kelompok Tani penerima KKP-E sebagai berikut:

1. Menyediakan formulir RDKK; 2. Menyeleksi petani anggotanya calon penerima KKP-E; 3. Menyusun RDKK bersama anggotanya dan disahkan

oleh pejabat yang diberi kuasa oleh Dinas Teknis setempat/ Penyuluh Pertanian;

Page 26: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

21

4. Permohonan KKP-E yang dilakukan secara mandiri, RDKK yang sudah disahkan langsung diajukan kredit kepada Bank Pelaksana berdasarkan kuasa dari anggota kelompok;

5. Bagi kelompoktani yang mengajukan langsung kredit langsung ke Bank, kelompoktani menandatangani akad kredit dengan Bank Pelaksana;

6. Menerima dan menyalurkan kredit kepada anggota kelompok;

7. Melaksanakan administrasi kredit sesuai ketentuan yang berlaku;

8. Mengawasi penggunaan kredit oleh anggota kelompok; 9. Melakukan penagihan kepada anggota kelompok dan

menyetorkan pengembalian sesuai jadwal yang ditetapkan, serta bertanggung jawab penuh atas pelunasan kredit petani kepada Bank Pelaksana.

C. Kewajiban Koperasi penerima KKP-E sebagai berikut :

1. Menyeleksi kelompok tani anggota koperasi sebagai calon peserta KKP-E;

2. Memeriksa kebenaran RDKK yang diajukan oleh Kelompok Tani;

3. Menyusun dan menandatangani rekapitulasi RDKK berdasarkan RDKK yang diajukan Kelompok Tani;

4. Pengurus Koperasi mengajukan permohonan KKP-E langsung kepada Bank Pelaksana dan dilampiri rekapitulasi RDKK yang telah disahkan pejabat yang diberi kuasa oleh Dinas Teknis setempat/Penyuluh Pertanian;

5. Menandatangani akad kredit dengan Bank Pelaksana;

Page 27: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

22

6. Menerima dan menyalurkan KKP-E dari Bank Pelaksana kepada anggotanya melalui Kelompok Tani;

7. Melaksanakan administrasi kredit sesuai pedoman dan peraturan yang ditetapkan oleh Bank Pelaksana;

8. Mengawasi penggunaan kredit petani /kelompoktani anggotanya;

9. Melakukan penagihan kepada kelompok tani dan menyetorkan pengembalian sesuai jadwal yang ditetapkan, serta bertanggung jawab penuh atas pelunasan kredit petani kepada Bank Pelaksana;

10. Memberikan bukti pelunasan kredit dari Bank kepada Kelompok Tani;

11. Dalam hal koperasi sebagai penerima kredit pengadaan pangan, koperasi mengajukan dan menandatangani akad kredit dengan Bank Pelaksana dan mengembalikan kredit sesuai jadwal.

5.3. Mitra Usaha Dalam Pelaksanaan KKP-E

1. Persyaratan Mitra Usaha :

a. Berbadan hukum dan memiliki usaha terkait dengan bidang tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, dan atau di bidang pengolahan energi lain;

b. Bermitra dengan petani/kelompoktani/Gapoktan dan atau koperasi. Jika mitra usahanya koperasi harus bermitra dengan petani/ kelompoktani/ Gapoktan;

c. Bertindak sebagai penjamin pasar dan atau penjamin kredit (avalis) sesuai kesepakatan antara petani /kelompok tani/ Gapoktan dan atau koperasi, kesepakatan antara petani/ kelompoktani/ Gapoktan

Page 28: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

23

dengan mitra usaha dibuat secara tertulis dalam bentuk perjanjian kerjasama sesuai kesepakatan pihak-pihak bermitra.

2. Kewajiban Mitra Usaha :

a. Membantu Kelompok Tani menyusun rencana usaha yang dituangkan dalam RDKK.

b. Menandatangani RDKK yang disusun oleh kelompok tani.

c. Mendorong Kelompok Tani untuk melaksanakan kegiatan produksi dengan menerapkan teknologi anjuran.

d. Membina kelompok tani/Gapoktan dan atau koperasi di wilayah kerjanya guna mengoptimalkan pemanfaatan kredit secara tepat.

e. Mengawasi atas penggunaan dan pengembalian KKP-E.

f. Menampung dan atau mengolah hasil produksi dari kelompok tani/Gapoktan/koperasi.

g. Menjamin pemasaran hasil produksi dan atau menjamin pengembalian kredit kelompoktani/ Gapoktan dan atau koperasi apabila mitra usaha sebagai avalis.

h. Melakukan koordinasi dengan Dinas Teknis terkait setempat.

i. Membuat dan menandatangani perjanjian kerjasama antara kelompok tani/gapoktan dan atau koperasi.

Page 29: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

24

5.4. Kebutuhan Indikatif

a. Besarnya KKP-E maksimal untuk komoditas tanaman pangan per ha, yaitu padi sawah irigasi Rp. 8,637 juta, padi gogo rancah/ladang Rp.11,110 juta, padi hibrida Rp. 9,200 juta, jagung Rp. 7,265 juta, kedelai Rp. 6,010 juta, ubi kayu Rp. 5,992 juta dan ubi jalar Rp. 8,840 juta, kacang tanah Rp. 7,637 juta, kacang hijau Rp. 5,040 juta, koro Rp. 5,830 juta per Ha, perbenihan padi Rp. 9,875 juta, padi hibrida Rp. 26,880 juta, jagung Rp. 8,675 juta dan kedelai Rp. 6,945 juta.

b. Besarnya KKP-E maksimal untuk komoditas hortikultura per ha, yaitu cabai Rp. 62,082 juta,bawang merah Rp. 54,224 juta, kentang Rp. 61,856 juta, bawang putih Rp. 44,690 juta, tomat Rp. 50.330 juta, Jahe Rp. 38,950 juta, kencur Rp. 36,950 juta, kunyit Rp. 31,950 juta, pisang Rp. 18,0 juta, nenas Rp. 38,0 juta, buah naga Rp. 97,529 juta, melon Rp. 52,739 juta, semangka Rp. 30,324 juta, pepaya Rp. 19,0 juta, salak Rp. 49,125 juta, strawberi Rp. 98,464 juta, pemeliharaan durian Rp. 35,168 juta, mangga Rp. 22,595 juta, manggis Rp. 27,775 juta, jeruk Rp. 74,900 juta, apel Rp. 62,062 juta dan melinjo Rp. 40,575 per ha.

c. Besarnya KKP-E maksimal untuk pengembangan budidaya tebu per ha Rp. 18 juta, pemeliharaan teh Rp. 7,663 juta, kopi robusta Rp. 9,186 juta, kopi arabika Rp. 12,885 juta dan lada Rp. 32,250 juta.

d. Besarnya KKP-E maksimal untuk peternak, yaitu ayam buras Rp. 100 juta, ayam ras petelur Rp. 100 juta, ayam ras pedaging Rp. 100 juta, Itik Rp. 100 juta, burung puyuh Rp. 100 juta, kelinci Rp. 100 juta, sapi potong dan sapi perah Rp. 100 juta, penggemukan sapi perah jantan/sapi

Page 30: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

25

potong Rp. 100 juta, kambing/domba Rp. 100 juta, kerbau Rp. 100 juta, dan babi Rp. 100 juta per satuan unit usaha.

e. Besarnya KKP-E untuk kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi dalam rangka pengadaan pangan (gabah, jagung dan kedelai) setinggi-tingginya Rp. 500 juta.

f. Besarnya KKP-E untuk kelompoktani dalam rangka pengadaan/peremajaan alat dan mesin untuk mendukung usaha tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan setinggi-tingginya Rp. 500 juta.

Secara rinci kebutuhan indikatif kredit masing-masing komoditas butir a sampai d terdapat pada lampiran 2.

Page 31: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

26

BAB V

MEKANISME PENCAIRAN DAN PENGEMBALIAN KKP-E

Prosedur pencairan dan pengembalian KKP-E sebagai berikut :

Prosedur awal pengajuan permohonan KKP-E sama untuk semua kegiatan usaha, baik dilaksanakan oleh petani/ peternak/ pekebun secara individu, kelompoktani/ secara mandiri dan yang bekerjasama dengan mitra usaha yaitu petani / peternak/ pekebun, kelompoktani/ koperasi yang membutuhkan pembiayaan KKP-E melakukan melakukan penyusunan Rencana Kebutuhan Usaha (RKU) sebagai dasar perencanaan kebutuhan KKP-E, dengan memperhatikan kebutuhan indikatif yang telah ditetapkan.

Contoh blanko RDKK tercantum pada lampiran 3 s/d 10.

5.1 Kegiatan usaha dilaksanakan secara mandiri

a. Permohonan KKP-E yang kegiatan usahanya mandiri yang dilaksanakan petani/ peternak/ pekebun secara individu atau kelompok tani dapat langsung diajukan kepada Bank Pelaksana dengan dilampiri RKU yang telah ditandatangani petani/peternak/pekebun/kelompok tani dan disahkan oleh pejabat yang diberi kuasa oleh Dinas Teknis setempat/Penyuluh Pertanian.

b. Permohonan kredit diteliti oleh Bank Pelaksana dan apabila memenuhi syarat, maka petani/ peternak / pekebun/ Kelompoktani melakukan akad kredit dengan Bank Pelaksana.

Page 32: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

27

c. Bank Pelaksana merealisasikan KKP-E pada waktu dan jumlah sesuai kebutuhan kepada petani/ peternak/ pekebun atau Kelompoktani/ Koperasi untuk diteruskan kepada anggotanya.

d. Kelompok Tani/koperasi meneruskan KKP-E pada waktu dan jumlah sesuai kebutuhan kepada petani/anggota Kelompoktani.

e. Petani/ Kelompoktani harus mengembalikan kewajiban KKP-E kepada Bank Pelaksana sesuai dengan jadwal, tanpa harus menunggu saat jatuh tempo.

5.2. Kegiatan usaha melalui koperasi

a. Permohonan KKP-E yang diajukan melalui Koperasi disampaikan kepada Bank Pelaksana dilampiri dengan Rekapitulasi RDKK dan RDKK yang telah ditandatangani Kelompoktani dan telah disahkan oleh pejabat yang diberi kuasa oleh Dinas Teknis setempat/Penyuluh Pertanian;

b. Pengurus koperasi menandatangani akad kredit dengan Bank Pelaksana;

c. Bank Pelaksana merealisasikan KKP-E pada waktu dan jumlah sesuai kebutuhan kepada koperasi untuk diteruskan kepada kelompok tani anggotanya;

d. Kelompok Tani meneruskan KKP-E pada waktu dan jumlah sesuai kebutuhan kepada Petani/anggota Kelompok Tani;

e. Petani/ Kelompok Tani harus mengembalikan kewajiban KKP-E melalui koperasi kepada Bank Pelaksana sesuai dengan jadwal, tanpa harus menunggu saat jatuh tempo.

Page 33: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

28

Gambar 1. Prosedur Penyaluran KKP-E melalui petani/ peternak/pekebun secara individu atau Kelompok Tani/Koperasi.

1 7

6 1 4 koordinasi

4 3

6 2 5

3

Keterangan : 1. Petani/peternak/pekebun yang lansung mengajukan kredit

secara individu menyusun Rencana Kebutuhan Usaha (RKU) dan atau bagi kelompok Tani menyusun menyusun RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dibantu oleh Petugas Dinas Teknis setempat/ Penyuluh Pertanian;

2. Pejabat yang diberi kuasa oleh Dinas Teknis/ Penyuluh Pertanian terkait mensahkan rencana kebutuhan usaha dan atau RDKK;

3. Rencana Kebutuhan Usaha (RKU) petani/peternak/ pekebunan dan atau RDKK yang sudah disahkan diajukan langsung ke Bank Pelaksana;

4. Bank pelaksana meneliti kelengkapan dokumen usulan kredit, dan apabila dinilai layak kemudian bank menandatangani akad kredit dengan petani/peternak/

Dinas Teknis Terkait

Bank Pelaksana

Kelompok Tani/Koperasi

Petani/peternak/ pekebun

Page 34: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

29

pekebun yang langsung mengajukan mengajukan kredit dan atau dengan kelompoktani, selanjutnya menyalurkan KKP-E kepada Kelompoktani;

5. Kelompok Tani meneruskan KKP-E kepada petani anggota kelompok.

6. Petani/ peternak/ pekebun yang secara individu langsung mengembalikan kredit kepada Bank pelaksana sesuai jadwal, dan bila melalui kelompoktani anggota mengembalikan kepada kelompoktani;

7. Kelompok tani mengembalikan KKP-E langsung kepada Bank Pelaksana sesuai jadwal yang disepakati dalam akad kredit.

5.3. Kegiatan usaha bekerjasama dengan Mitra Usaha

a. Kegiatan usaha yang dilaksanakan bekerjasama dengan mitra usaha baik petani, kelompok tani dan atau koperasi, maka Rencana Definitive Usaha Petani (RDUP) / RDKK yang telah disusun oleh kelompoktani dan telah disahkan oleh pejabat yang diberi kuasa oleh Dinas Teknis setempat/Penyuluh Pertanian dan Mitra Usaha diajukan kepada Bank Pelaksana.

b. Kelompok tani dan atau koperasi menandatangani akad kredit.

c. Bank Pelaksana merealisasikan KKP-E pada waktu dan jumlah sesuai kebutuhan kepada petani/kelompok tani dan atau koperasi untuk diteruskan kepada petani anggota kelompok tani atau anggota koperasi.

d. Dalam hal mitra usaha sebagai avalis kredit, pengelolaan kredit diatur sesuai kesepakatan pihak-pihak yang bermitra yang dituangkan pada perjanjian kerjasama.

Page 35: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

30

Gambar 2. Prosedur Penyaluran KKP-E Bekerjasama dengan Mitra Usaha

Keterangan : 1. Petani menyusun Rencana Kebutuhan Usaha dan Kelompok

Tani menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok RDKK (dibantu oleh Petugas Dinas Teknis setempat/Penyuluh Pertanian.

2. Pejabat yang diberi kuasa Dinas Teknis setempat /Penyuluh Pertanian terkait mensahkan RKU usaha petani RDKK yang diketahui oleh Mitra usaha.

3. RDKK yang sudah disahkan diajukan langsung ke Bank Pelaksana.

4. Bank pelaksana meneliti kelengkapan dokumen RKU/RDKK, dan apabila dinilai layak kemudian bank menandatangani akad kredit dengan Kelompok tani, selanjutnya menyalurkan KKP-E kepada Kelompok Tani.

5. Dalam hal petani/ kelompok tani/koperasi bekerjasama dengan Mitra Usaha (Perusahaan BUMN, BUMD, Koperasi, Swasta lain yang memiliki usaha bidang pertanian), maka

Petani/Kelompok Tani/Koperasi

3 4

1

7 Koordinasi

6

2 Dinas Pertanian

Mitra Usaha (Perusahaan/Koperasi)

Koordinasi

Koordinasi

5

Bank Pelaksana

Page 36: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

31

mitra usaha dapat bertindak sebagai penjamin pasar atau kredit (avalis) sesuai perjanjian pihak yang bermitra. Jika mitra usaha berbentuk koperasi maka koperasi bertindak sebagai penjamin pasar atau kredit (avalis) terhadap anggotanya.

6. Mitra usaha menjamin pemasaran hasil produksi petani/ kelompok tani/ koperasi dan membantu kelancaran pengembalian kreditnya yang berkoordinasi dengan Bank Pelaksana.

7. Petani/ kelompok tani/ koperasi mengembalikan KKP-E langsung kepada Bank pelaksana sesuai jadwal yang disepakati dalam akad kredit.

Page 37: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

32

BAB VI

PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN

Dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran, pemanfaatan dan pengembalian KKP-E berjalan lancar, aman dan terkendali serta dapat memberikan manfaat bagi penerimanya maka diperlukan adanya upaya-upaya pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan secara rutin.

6.1. Pembinaan

a. Pembinaan dalam pelaksanaan KKP-E di tingkat pusat dilakukan oleh Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian bersama Instansi terkait lainnya dan Bank Pelaksana KKP-E. Pembinaan di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota dilakukan Dinas Teknis berkoordinasi dengan instansi tekait lainnya dan Cabang Bank Pelaksana setempat.

b. Pembinaan diarahkan dalam hal : 1) Menginventarisir petani/peternak/pekebun dan

kelompoktani yang layak usahanya untuk dibiayai KKP-E;

2) Membimbing petani/ peternak/ pekebun, dan kelompoktani dalam penyusunan rencana kebutuhan usaha dan atau RDKK;

3) Melakukan sosialisasi sumber pembiyaan pertanian kepada petani/ peternak/ pekebun dan penyuluh pertanian di tingkat lapangan;

Page 38: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

33

4) Melakukan intermediasi akses pembiyaan ke lembaga perbankan;

5) Memfasilitasi mencarikan penjamin pasar hasil produksi atau penjamin kredit;

6) Membimbing, mendampingi dan mengawal petani/ peternak/ pekebun dan kelompoktani dalam pemanfaatan KKP-E secara optimal, sehingga mau dan mampu menerapkan teknologi anjuran guna meningkatkan mutu intensifikasinya;

7) Memberikan pemahaman kepada petani/ peternak/ pekebun dan kelompoktani bahwa kredit yang diterima wajib dikembalikan sesuai jadwal.

6.2. Monitoring dan Evaluasi

a. Monitoring secara terencana dan teratur mulai dari aspek rencana penyaluran, perkembangan penyaluran, kelompok sasaran dan pengembalian KKP-E dilakukan secara periodik berjenjang dari tingkat kabupaten/ kota, propinsi dan Pusat;

b. Monitoring di tingkat pusat dilakukan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi KKP-E (Tim Monev KKP-E), dan di tingkat Propinsi serta Kabupaten/Kota dilakukan Tim Teknis Propinsi/Kabupaten/Kota, yang dibentuk beraggotakan instansi terkait dan berkoordinasi dengan Cabang Bank Pelaksana setempat;

c. Monitoring dan evaluasi diarahkan pada pelaksanaan KKP-E secara menyeluruh mulai dari (a) pemahaman terhadap penyampaian pedoman /petunjuk teknis, (b) mekanisme pengajuan, penyaluran dan pengembalian KKP-E, (c) pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, (d) melakukan identifikasi dan upaya pemecahan

Page 39: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

34

permasalahan dilapangan, (d) mengevaluasi dan merumuskan saran penyempurnaan skim KKP-E dan (e) menyampaikan laporan secara berkala sesuai tugas dan tanggung jawabmya.

6.3. Pelaporan

a. Bank Pelaksana wajib menyusun dan menyampaikan laporan bulanan kepada Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian paling lambat tanggal 25 bulan berikutnya secara rutin.

b. Cabang Bank Pelaksana KKP-E wajib menyampaikan laporan bulanan perkembangan penyaluran dan pengembalian KKP-E yang dikelolanya kepada Dinas Teknis (Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan, Peternakan) setempat selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.

c. Dinas Teknis (Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan, Peternakan) menyampaikan laporan penyaluran dan pengembalian KKP-E kepada Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian.

Contoh blanko pelaporan KKP-E terdapat pada lampiran 11.

Page 40: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

35

6.4. Indikator Keberhasilan

a. Plafon KKP-E yang telah disediakan Bank Pelaksana dapat dimanfaatkan dan disalurkan kepada petani/ peternak/ pekebun, Kelompoktani atau koperasi.

b. Petani/peternak/pekebun mendapatkan subsidi suku bunga dari pemerintah.

c. Peningkatan penerapan teknologi anjuran d. Peningkatan produktivitas hasil diatas rata-rata.

Page 41: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

36

BAB VII

PENUTUP

Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi merupakan tindak lanjut diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.05/ 2007 juncto Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.05/2009 juncto Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198/PMK.05/2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan tentang Kredit Ketahanan Pangan dan Energi serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor 57/ Permentan/ KU.430/7/2007 juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 21/Permentan/ KU.430/ 4/2009 juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 08/Permentan/ KU.430/02/2011 tentang Perubahan Kedua Atas Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi.

Pedoman Teknis Skim KKP-E terus mengalami penyempurnaan dari tahun ke tahun sesuai perkembangan dan kebutuhan di lapangan. Pedoman Teknis ini sebagai acuan bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan KKP-E baik di pusat dan daerah, sehingga penyaluran dan pengembalian KKP-E dapat berjalan lancar, baik dan tepat sasaran.

Jakarta, Januari 2011 Direktorat Pembiayaan Pertanian

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

Page 42: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 2. TABEL KEBUTUHAN INDIKATIF KKP-E

I. Tabel Besarnya Kebutuhan Indikatif Kredit Per Hektar A. Tanaman Padi Sawah Irigasi, Gogo Rancah/Padi Ladang, Padi Hibrida, Pasang

Surut/Lebak

No. Komponen Padi Sawah Irigasi (Rp.)

Gogo Rancah/Padi Ladang

(Rp.)

Padi Hibrida (Rp.)

Pasang Surut/ Lebak (Rp.)

1. 2. 3. 4.

5

Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen

187.5002.250.000

200.0003.800.000

2.200.000

440.0004.110.000

200.0004.160.000

2.200.000

750.000

2.250.000 200.000

3.800.000

2.200.000

300.0001.550.000

200.0002.200.000

2.200.000 Jumlah 8.637.500 11.110.000 9.200.000 6.450.000

B. Tanaman Jagung dan Kedelai

No. Komponen Jagung

(Rp.) Kedelai (Rp.)

1. 2. 3. 4.

5.

Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen

675.0001.870.000

200.0001.920.000

2.600.000

500.0001.535.000

375.0002.200.000

1.400.000

Jumlah 7.265.000 6.010.000

C. Tanaman Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Koro dan Kacang Hijau

No. Komponen Ubi Kayu (Rp.)

Ubi Jalar (Rp.)

Kacang Tanah (Rp.)

Koro (Rp.)

Kacang Hijau (Rp)

1. 2. 3. 4.

5.

Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap & Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen

1.500.0001.932.500

-1.560.000

1.000.000

3.200.0002.140.000

-2.450.000

1.050.000

2.400.000457.500100.000

2.880.000

1.800.000

800.000770.000300.000

2.000.000

2.000.000

375.000205.000100.000

2.760.000

1.600.000

Jumlah 5.992.500 8.840.000 7.637.500 5.870.000 5.040.000

Page 43: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

D. Perbenihan Padi, Jagung dan Kedelai No. Komponen Padi

(Rp.) Padi Hibrida

(Rp.) Jagung (Rp.)

Kedelai (Rp.)

1. 2. 3. 4.

5.

6. 7.

Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen Sarana Pengepakan Sertifikasi

250.0002.950.0001.060.0003.875.000

1.200.000

500.00040.000

4.000.0001.055.0001.130.000

17.605.000

2.800.000

250.00040.000

450.000 2.950.000

760.000 2.275.000

1.000.000

1.200.000

40.000

800.0001.400.000

660.0002.995.000

800.000

250.00040.000

Jumlah 9.875.000 26.880.000 8.675.000 6.945.000

E. Tanaman Cabai, Bawang Merah, Kentang, Bawang Putih dan Tomat

No. Komponen Cabai

(Rp.)

Bawang Merah (Rp.)

Kentang

(Rp.)

Bawang Putih (Rp.)

Tomat (Rp.)

1. 2. 3.

On Farm/Budidaya Sarana Produksi Pasca Panen

15.790.00035.542.50010.750.000

16.7 00.00031.024.000

6.500.000

10.515.00046.506.000

4.835.000

21.080.00018.375.000

5.235.000

10.450.00033.430.000

6.450.000

Jumlah 62.082.500 54.224.000 61.856.000 44.690.000 50.330.000

F. Tanaman Jahe, Kencur dan Kunyit

No. Komponen Jahe (Rp.)

Kencur (Rp.)

Kunyit (Rp.)

1. 2. 3.

On Farm/Budidaya Sarana Produksi Pasca Panen

5.000.00032.450.0001.500.000

5.000.000 30.450.000

1.500.000

5.000.00025.450.000

1.500.000

Jumlah 38.950.000 36.950.000 31.950.000

G. Tanaman Pisang, Nenas, Buah Naga dan Melon

No. Komponen Pisang (Rp.)

Nenas (Rp.)

Buah Naga *) (Rp.)

Melon (Rp.)

1. 2. 3. 4.

5. 6.

Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Panen dan Pasca Panen

3.200.0004.610.000

900.0004.120.000

3.670.0001.500.000

8.000.0009.560.0001.000.000

14.120.000

1.320.0004.000.000

64.000.000 6.478.000

870.000 14.630.000

7.051.000 4.500.000

5.200.00014.052.000

3.225.00016.965.000

11.617.5001.680.000

Jumlah 18.000.000 38.000.000 97.529.000 52.739.500

Keterangan : *) Untuk buah naga biaya tersebut di luar biaya pembuatan tegakan.

Page 44: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

H. Tanaman Semangka, Pepaya, Salak dan Strawberi

No. Komponen Semangka (Rp.)

Pepaya (Rp.)

Salak (Rp.)

Strawberi (Rp.)

1. 2. 3. 4.

5. 6.

Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Panen dan Pasca Panen

2.990.0006.005.0003.255.000

10.140.000

7.283.000750.000

2.500.0005.860.0001.750.0006.900.000

1.190.000800.000

12.500.000 7.070.000

- 19.590.000

5.465.000 4.500.000

50.000.00017.339.20010.200.00012.175.000

5.150.0003.600.000

Jumlah 30.423.000 19.000.000 49.125.000 98.464.200

I. Tanaman Durian, Mangga, Manggis , Jeruk dan Apel (Pemeliharaan)

No. Komponen Durian (Rp.)

Mangga (Rp.)

Manggis (Rp.)

Jeruk (Rp.)

Apel (Rp.)

1. 2. 3. 4.

5. 6.

Benih/Bibit Pupuk Pestisida Tenaga Kerja Pemeliharaan Peralatan Panen dan Pasca Panen

2.400.0002.300.0002.803.500

17.490.000

5.675.0004.500.000

2.400.0001.610.0001.690.5009.720.000

5.075.0002.100.000

2.400.0002.300.0002.010.100

11.580.000

6.935.0002.550.000

3.750.000 9.355.000

22.250.000 25.680.000

6.665.000 7.200.000

4.500.00010.117.50010.050.00025.230.000

6.615.0005.550.000

Jumlah 35.168.500 22.595.500 27.775.100 74.900.000 62.062.500

J. Tanaman Melinjo

No. Komponen Total Biaya (Rp.) 1. 2. 3.

On Farm/ Budidaya Sarana Produksi Pasca Panen

13.000.00023.375.0004.200.000

Jumlah 40.575.000

K. Tanaman Tebu

No. Komponen Total Biaya (Rp.) 1. 2. 3. 4.

5.

Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Tebang dan Angkut Biaya Beban Hidup Sarana Produksi - Bibit - Pupuk Paket untuk Pemberantasan Organisme Pangganggu Tanaman

6.000.0005.500.000

500.000

2.500.0003.000.000

500.000

Jumlah 18.000.000

Page 45: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

L. Tanaman Teh, Kopi Robusta, Kopi Arabika, dan Lada (Pemeliharaan)

No. Komponen Teh (Rp.)

Kopi Robusta

(Rp)

Kopi Arabika

(Rp)

Lada (Rp).

1.

2.

3.

Biaya Pemeliharaan/ tenaga kerja Sarana Produksi/ Agroinput Peralatan

2.604.000

3.170.000

63.000

5.400.000

3.675.000

111.400

6.480.000

6.295.000

11.400

18.900.000

13.350.000

- Jumlah 7.663.000 9.186.000 12.886.400 32.250.000

II. Tabel Besarnya Kebutuhan Indikatif Kredit Per Satuan Unit Usaha

M. Budidaya Ayam Buras

No. Komponen Total Biaya (Rp.) 1.

2. 3. 4. 5. 6.

Bibit a. Betina b. Jantan Kandang Peralatan dan Mesin Tetas Pakan Obat-obatan Lain-lain

58.500.0006.300.0004.000.0005.000.000

25.600.000346.500253.500

Jumlah 100.000.000

N. Budidaya Ayam Ras Petelur

No. Komponen Total Biaya (Rp.) 1. 2. 3. 4.

Bibit (Pullet) Pakan Obat dan operasional Lain-lain

55.000.00027.500.00017.000.000

500.000

Jumlah 100.000.000

O. Budidaya Ayam Ras Pedaging

No. Komponen Total Biaya (Rp.) 1. 2.

3. 4.

Bibit (DOC) Pakan a. Starter b. Finisher Obat dan operasional Lain-lain

8.400.000

14.355.00051.450.00024.500.000

1.295.000

Jumlah 100.000.000

P. Budidaya Itik

Page 46: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

No. Komponen Total Biaya (Rp.) 1.

2. 3. 4. 5. 6

Bibit c. Betina d. Jantan Kandang Peralatan dan Mesin Tetas Pakan Obat Lain-lain

50.000.000

5.500.0005.000.0006.000.000

31.680.000550.000

1.270.000 Jumlah 100.000.000

Q. Budidaya Burung Puyuh

No. Komponen Total Biaya (Rp.) 1. 2. 3. 4. 5. 6

Burung Puyuh Bantuan Kandang Peralatan Pakan : Obat, Vit,Vaksin, Dll. Lain-lain

40.000.00010.000.000

2.500.00045.000.000

2.000.000500.000

Jumlah 100.000.000

R. Budidaya Kelinci

No. Komponen Total Biaya (Rp.) 1.

2. 3. 4. 5. 6

Kelinci a.Induk b.Pejantan Bantuan Kandang Peralatan Pakan : Obat, Vit,Vaksin, Dll. Lain-lain

60.000.0006.000.000

17.000.0002.500.000

12.000.0002.000.000

500.000 Jumlah 100.000.000

S. Usaha Budidaya Sapi Potong, Sapi Perah Betina dan Pembesaran

Sapi Perah

No. Komponen Total Biaya (Rp.)

1. 2. 3. 4. 5.

6.

Sapi Potong/Perah Kandang Peralatan Pelayanan Teknis Pakan : - HMT dan Legum - Konsentrat Lain-lain (Obat, vitamin, mineral)

76.000.0005.000.0001.400.000

500.000

12.500.0003.500.0001.100.000

Jumlah 100.000.000

Page 47: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

T. Penggemukan Sapi Perah Jantan/Sapi Potong

No. Komponen Total Biaya (Rp.)

1. 2. 3. 4.

5.

Sapi Bakalan Kandang Peralatan Pakan : - HMT dan Legum - Konsentrat Lain-lain (Obat, vitamin, mineral)

76.000.0002.500.0001.900.000

15.000.0003.500.0001.100.000

Jumlah 100.000.000

U. Usaha Budidaya Kambing/Domba

No. Komponen Total Biaya (Rp.)

1.

2. 3. 4.

5.

Kambing/Domba - Jantan - Betina Kandang Peralatan Pakan : - HMT - Konsentrat Lain-lain (Obat, vitamin, mineral)

7.500.00056.100.000

7.000.0002.000.000

20.000.0005.600.0001.800.000

Jumlah 100.000.000

V. Usaha Budidaya Kerbau No. Komponen Total Biaya

(Rp.) 1. 2. 3. 4.

5.

Kerbau Bakalan Kandang Peralatan Pakan : - HMT - Konsentrat Lain-lain (Obat, vitamin, mineral)

76.000.0002.500.0001.900.000

15.000.0003.500.0001.100.000

Jumlah 100.000.000 W. Budidaya Babi

Page 48: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

No. Komponen Total Biaya

(Rp.) 1.

2. 3. 4.

5.

Babi Siap Kawin - Jantan - Betina Kandang Peralatan Pakan : - Konsentrat Lain-lain (Obat, vitamin, mineral)

6.000.00055.000.000

7.000.0001.700.000

28.800.0001.500.000

Jumlah 100.000.000

Page 49: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 3. RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) YANG DIAJUKAN LANGSUNG KE BANK UNTUK KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

JENIS USAHA : TANAMAN PANGAN/HORTIKULTURA/PERKEBUNAN MUSIM TANAM :

Kelompok Tani : Desa : Kecamatan : Kabupaten :

No.

Nama Petani

Komoditas Luas

(Ha) Status

Pemilik/ Penggarap

Benih Pupuk

Pestisida Biaya GPPP*)

Jumlah Kredit

Jadwal Tanam Jadwal Pengembalian Tanda

Tangan

Urea SP-36 KCl ZA ZPT/PPT/Lainnya Minggu Bulan Tahun Minggu Bulan Tahun

Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg/Lt Rp. Rp. Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Catatan : *) Biaya Garap, Pemeliharaan dan Pasca Panen Mengetahui ……………,……………………… Dinas Teknis / Penyuluh Pertanian Ketua Kelompok Tani ( ) ( )

Page 50: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 4. RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK)

YANG DIAJUKAN MELALUI KOPERASI UNTUK KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) JENIS USAHA : TANAMAN PANGAN/HORTIKULTURA/PERKEBUNAN MUSIM TANAM :

Kelompok Tani : Desa : Kecamatan : Kabupaten : Wilayah Koperasi :

No.

Nama Petani Komoditas Luas

(Ha) Status

Pemilik/ Penggarap

Benih Pupuk

Pestisida Biaya GPPP*)

Jumlah Kredit

Jadwal Tanam Jadwal Pengembalian

Tanda Tangan Urea SP-36 KCl ZA ZPT/PPT/Lainnya

Minggu Bulan Tahun Minggu Bulan Tahun Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg Rp Kg/Lt Rp. Rp. Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Catatan : *) Biaya Garap, Pemeliharaan dan Pasca Panen Mengetahui ……………,……………………… Dinas Teknis / Penyuluh Pertanian Ketua Kelompok Tani

( ) ( )

Page 51: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 5. REKAPITULASI RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) YANG MEMERLUKAN KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

JENIS USAHA : TANAMAN PANGAN/HORTIKULTURA/PERKEBUNAN MUSIM TANAM :

Koperasi / KUD : Desa : Kecamatan : Kabupaten :

No.

Nama Kelompok

Tani

Nama Ketua

Kelompok Jumlah

Anggota Komoditas Luas (Ha)

Benih Pupuk Pestisida Biaya

GPPP*) Jumlah Kredit

Jadwal Tanam Jadwal Pengembalian

Urea SP-36 KCl ZA ZPT/PPT/dll Minggu Bulan Tahun Minggu Bulan Tahun

Rp Rp Rp Rp. Kg Rp Rp. Rp. Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Catatan : *) Biaya Garap, Pemeliharaan dan Pasca Panen ……………,……………………… Sekretaris Koperasi Ketua Koperasi

( ) ( )

Page 52: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 6. RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK)

YANG DIAJUKAN LANGSUNG KE BANK UNTUK KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) JENIS USAHA : PETERNAKAN TAHUN :

Kelompok Ternak : Desa : Kecamatan : Kabupaten :

No.

Nama

Peternak

Jenis Usaha

Bibit Ternak Kandang Peralatan Pakan Obat-obatan Lain-lain

Jumlah Kredit

Jadwal Pencairan Jadwal Pengembalian Tanda

Tangan Minggu Bulan Tahun Minggu Bulan Tahun Ekor Rp Rp. Rp Vol. Rp Vol. Rp Rp Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

……………,……………………… Dinas Teknis / Penyuluh Pertanian Ketua Kelompok Peternak ( ) ( )

Page 53: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 7. RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK)

YANG DIAJUKAN MELALUI KOPERASI KE BANK UNTUK KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) JENIS USAHA : PETERNAKAN TAHUN :

Kelompok Ternak : Desa : Kecamatan : Kabupaten : Wilayah Koperasi :

No.

Nama Peternak

Jenis Usaha

Bibit Ternak Kandang Peralatan Pakan Obat-obatan Lain-lain

Jumlah Kredit

Jadwal Pencairan Jadwal Pengembalian Tanda

Tangan Minggu

Bulan

Tahun

Minggu

Bulan

Tahun

Ekor Rp Rp. Rp Vol. Rp Vol. Rp Rp Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

……………,………………………

Dinas Teknis / Penyuluh Pertanian Ketua Kelompok Peternak ( ) ( )

Page 54: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 8. REKAPITULASI RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK)

YANG MEMERLUKAN KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) JENIS USAHA : PETERNAKAN TAHUN :

Koperasi / KUD : Desa : Kecamatan : Kabupaten :

No. Nama

Kelompok

Nama Ketua

Kelompok

Jumlah Anggota

Jenis Usaha

Bibit Ternak Kandang Peralatan Pakan Obat-obatan Lain-lain Jumlah Kredit

Jadwal Pencairan Jadwal Pengembalian

Minggu

Bulan

Tahun

Minggu

Bulan

Tahun Ekor Rp Rp. Rp Vol. Rp Vol. Rp Rp Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

……………,……………………… Sekretaris Koperasi Ketua Koperasi

( ) ( )

Page 55: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 9. RENCANA KEBUTUHAN USAHA (RKU) PETANI YANG DIAJUKAN LANGSUNG KE BANK UNTUK KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

JENIS USAHA : TANAMAN PANGAN/HORTIKULTURA/PERKEBUNAN MUSIM TANAM :

Nama petani : Desa : Kecamatan : Kabupaten :

No.

Nama

Petani

Komoditas

Luas

(Ha)

Status Pemilik/

Penggarap

Benih Pupuk Pestisida Biaya GPPP*

)

Jumlah

Kredit

Jadwal Tanam Jadwal Pengembalian Tanda Tanga

n

Urea SP-36 KCl ZA ZPT/PPT/Lainnya Mingg

u Bula

n Tahu

n Mingg

u Bula

n Tahu

n Kg

Rp

Kg

Rp

Kg

Rp

Kg

Rp

Kg

Rp Kg Rp Kg/L

t Rp. Rp. Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Catatan : *) Biaya Garap, Pemeliharaan dan Pasca Panen

Mengetahui

Dinas Teknis / Penyuluh Pertanian Petani ( ) ( )

Page 56: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 10. RENCANA KEBUTUHAN USAHA (RKU) PETERNAK (INDIVIDU)

YANG DIAJUKAN LANGSUNG KE BANK UNTUK KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E) JENIS USAHA : PETERNAKAN TAHUN :

Nama Peternak : Desa : Kecamatan : Kabupaten :

No.

Nama

Peternak

Jenis Usaha

Bibit Ternak Kandang Peralatan Pakan Obat-obatan Lain-lain

Jumlah Kredit

Jadwal Pencairan Jadwal Pengembalian Tanda

Tangan Minggu Bulan Tahun Minggu Bulan Tahun Ekor Rp Rp. Rp Vol. Rp Vol. Rp Rp Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Mengetahui Dinas Teknis / Penyuluh Pertanian Peternak ( ) ( )

Page 57: 3.0. Pedoman Teknis Skim Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi 2012

Lampiran 11. LAPORAN PERKEMBANGAN KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKP-E)

JENIS USAHA : INT.TANAMAN PANGAN/HORTIKULTURA/PETERNAKAN/BUDIDAYA TEBU POSISI BULAN :

BANK : (Dalam Ribu Rupiah)

NO. CABANG/PROPINSI PLAFOND

JUMLAH REALISASI PENYALURAN KUMULATIF

REALISAS PENYALURAN

BULAN INI

REALISASI PENGEMBALIAN SISA

KREDIT

TUNGGAKAN

KETERANGAN KEL.TANI KOPERASI POKOK BUNGA JUMLAH POKOK BUNGA JUMLAH

Keterangan : Untuk tanaman pangan realisasinya dipisahkan : (a) padi, jagung dan kedelai, dan (b) ubi kayu, ubi jalar, kacang

tanah dan koro