ketahanan mineral dan energi
TRANSCRIPT
1 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PENGGUNAAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (FINE COARSE AGGREGATE)
ZEOLIT DALAM PEMBUATAN BATA BETON
Indah Pratiwi, ST.1, Evi Dwiyanti, MT.
2
UPT. Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa – LIPI, Pekon Padang
Dalom, Kec. Balik Bukit, Liwa, Kab. Lampung Barat, Lampung.
Telepon (0728) 21631, Fax (0728) 21630, P.O. BOX 22 Liwa
Abstrak
Untuk meningkatkan fungsinya sebagai media resapan air, prototipe bata beton (paving block)
dibuat dengan memanfaatkan tekstur pori molekuler dari mineral zeolit. Prototipe dibuat dalam
beberapa variasi komposisi, terdiri dari FCA(fine coarse aggregate) sebagai matrik berupa
campuran antara zeolit dan pasir berukuran -1/4+100#, filler (pengisi) berupa zeolit berukuran -
100#, BP (bahan pengikat) berupa semen portland dan air. Prototipe dibuat dengan menggunakan
alat cetak tekan manual dan dikeringkan secara alami selama 28 hari. Hasil pengujian laboratorium
terhadap 8 jenis prototipe menunjukkan, prototipe yang paling baik kualitasnya adalah prototipe P3.
Prototipe P3 dibuat dengan menggunakan zeolit kering dengan rasio S/L yang kecil yaitu 3:1 dan
rasio BP/Air = 1,215:1 dimana BP>Air. Berdasarkan SNI 03-0691-1996 mengenai Bata Beton
(Paving Block), nilai kuat tekan prototipe P3 masih belum memenuhi standar yaitu 3,31 MPa,
namun nilai penyerapan airnya cukup tinggi bahkan jauh di atas standar, yaitu sebesar 21,62%.
Kata kunci: bata beton, zeolit, fine coarse aggregate (FCA), penyerapan air, hidrasi
Abstrack
To improve the function as a water absorption media, paving block prototype made by utilizing
pores molecular texture of the zeolite. Prototype made in several variations of composition ,
consists of FCA (fine coarse aggregate) as a matrix form of a mixture of zeolite and sand sized -
1/4+100# , filler in the form of zeolite sized -100#, BP (binder) in the form of portland cement and
water. Prototype made by using manual pressmold tool and dried naturally for 28 days. Results of
laboratory testing of the 8 prototype shows, most good quality prototypes is prototype P3.
Prototype P3 made with dried zeolite with the small S/L ratio= 3:1 and BP/Water ratio = 1,215:1
where BP>Water. Based on SNI 03-0691-1996 about Concrete Brick (Paving Block), the
compretion strength value of prototype P3 is not yet meet the standard that is 3.31 MPa, but the
water absorption is high enough even far above the standard, that is as 21.62 %.
Keyword: paving block, zeolite, fine coarse aggregate (FCA), water absorption, hydration
2 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PEMANFAATAN BATUBARA BERPERINGKAT RENDAH UNTUK PEMBUATAN
KOKAS DENGAN VARIASI PENAMBAHAN BINDER
UTILIZATION OF LOW RANK COAL FOR PRODUCING COKE WITH ADDITIONAL
BINDER VARIATIONS
Aditya Wibawa1, Anggoro Tri Mursito
1, Mutia Dwi Yuniati
1
1 Pusat Geoteknologi LIPI
Kompleks LIPI Gd. 70, Jl Sangkuriang Bandung 40135
Emai: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan batubara berperingkat dan berkualitas
rendah untuk produksi kokas. Kokas merupakan komoditi penting yang banyak dibutuhkan pada
industri berskala kecil sampai skala besar. Industri yang membutuhkan kokas antara lain industri
pengecoran logam, industri gula, industri elektroda, elektronik dan industri logam lainnya. Kokas
selain digunakan untuk meningkatkan kandungan karbon dalam besi, juga berfungsi sebagai bahan
bakar, bahan pereduksi maupun penyangga beban. Jadi jelas bahwa batubara berperingkat rendah
diharapkan sebagai sumber bahan karbon dan energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan
pada impor yang tentunya dapat menghemat devisa. Hasil optimal didapat pada penambahan binder
1% dengan kuat tekan 19.6 kg/cm2 massa jenis 1.052 kg/cm
3.
Kata kunci : Kokas, batubara berperingkat rendah, energi alternatif, bahan karbon
Abstract
This research aims to optimize the use of low-quality coal and rated for the production of coke.
Coke is an important commodity that is much needed in small scale industries to large scale. Coke
industry that requires, among others, metal casting industry, sugar industry, elektrode industry,
electronics and other metal industries. Coke is also used to increase the carbon content in iron, also
serves as fuel, reducing agent and buffer load. So it is clear that the low rank coals are expected as
a source of carbon and alternative energy to reduce dependence on imports which can certainly
save foreign exchange. Optimal results obtained on the addition of 1% binder with compressive
strength of 19.6 kg / cm2 density of 1,052 kg / cm
3.
Keywords: coke, coal is rated low, alternative energy, source of carbon
3 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
KARAKTERISTIK ENDAPAN MANGAAN KECAMATAN PONJONG KABUPATEN
GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CHARACTERISTICS OF MANGANESE DEPOSITS SUB DISTRICT PONJONG
GUNUNG KIDUL REGIONAL YOGYAKARTA
Mohammad Al ‘Afif
1), Mochammad Aziz
2)
1)Balai Informasi Konservasi Kebumian-LIPI, Karangsambung, Kebumen
2)
Jurusan Teknik Geologi, UNSOED, Purwokerto
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Daerah Sawahan merupakan desa yang terletak di Gunung Kidul, Kecamatan Ponjong, Yogyakarta.
Litologi daerah penelitian berupa breksi dan batupasir tufaan dari Formasi Semilir memanjang dari
barat laut sampai timur laut sedangkan pada bagian tenggara sampai barat daya litologi berupa
batugamping Formasi Wonosari. Kedua satuan diperkirakan dipisahkan oleh beberapa strukur
kompresi berarah timurlaut-baratdaya yang menjadi arah tegasan utama dan menghasilkan
sesar naik dilanjutkan dengan proses sesar geser. Sebaran bijih mangaan berada di daerah Plarung
dan Sambiredjo, mineral mangaan yang ditemukan berada pada satuan batugamping, tersebar tidak
merata berarah timur laut baratdaya. Mineral yang ditemukan adalah pirolusit (MnO2), mangaanit
(Mn2O3H2O), holandit Ba2 (MnO2)8, dan Rodokrosit (MnCO3) dengan mineral lain seperti hematit
(Fe2O3), pirit (FeS), kuarsa (SiO2), dan Karbonat (CaO).
Kata Kunci: gunung kidul, mineralisasi, karakteristik, mangaan
ABSTRACK
Sawahan area is located in Gunung Kidul, District Ponjong, Yogyakarta. Lithology areas form
breccia and tuffaceous sandstones of the Semilir formation extends from northwest to northeast,
while in the southeast to southwest lithology in the form of limestone Wonosari formations. The
second unit is estimated to be separated by some structure of compression trending northeast-
southwest direction of the main sharpness and generate reverse fault continued with the process of
sliding fault. The distribution of manganese ore in the area are Plarung and Sambiredjo,
manganese minerals are found in limestone units, spread unevenly trending northeast southwest.
Minerals found are pyrolusite (MnO2), mangaanite (Mn2O3H2O), hollandite Ba2 (MnO2)8, and
Rhodochrosite (MnCO3) with other minerals such as hematite (Fe2O3), pyrite (FeS), quartz (SiO2)
and carbonate (CaO).
Keywords : Gunung Kidul, Mineralization, Characterization, Manganese
4 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
KARAKTERISTIK BENTONIT DI KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN
PANGANDARAN JAWA BARAT SEBAGAI BAHAN BAKU KERAMIK : ANALISA
XRD DAN KUAT TEKAN
CHARACTERISTICS OF BENTONITE IN CIMERAK VILLAGE, PANGANDARAN
DISTRICT, WEST JAVA AS A CERAMIC RAW MATERIALS : XRD ANALYSIS AND
COMPRESSIVE STRENGTH
Suryo Sembodo, Aryo Dwi Handoko, Raden Rhazista Noviardi
UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon LIPI
Jl. Cihaur No.2 Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, 43361
Telp. (0266)490533, Fax. (0266)490544
Email : [email protected] / [email protected]
Abstrak
Pemanfaatan bentonit yang terdapat di Desa Limus Gede, Kecamatan Cimerak Kabupaten
Pangandaran masih kurang optimal, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
masyarakat serta berguna bagi pengembangan desa di masa mendatang. Saat ini pengunaan bentonit
di industri sudah banyak macamnya salah satunya penggunaan bentonit sebagai bahan baku
keramik. Analisa mineralogi Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengidentifikasi mineral
yang terkandung dalam sampel bentonit, hasil analisa terdapat hanya dua mineral penyusun yaitu
kuarsa dan lempung nontronite. Hasil tersebut menunjukan bahwa sampel merupakan batuan
bentonite karena mineral penyusunnya yaitu lempung nontronite yang merupakan kelompok dari
smectite, sedangkan mineral kuarsa dalam keramik merupakan bahan pembentuk fasa gelas.
Pengujian kuat tekan hasil pembakaran material tunggal pada suhu 900ºC dilakukan untuk
mengetahui besarnya kekuatan material jika digunakan sebagai bodi keramik. Hasil pengujian kuat
tekan sampel bentonit setelah pembakaran 8,43 kgf/cm2, hasil kuat tekan tersebut menjadi dasar
untuk penelitian selanjutnya dalam memformulasikan bentonit dengan material keramik lainnya
agar memenuhi standar mutu bodi keramik yang dinginkan. Kesimpulan dari penelitian ini batuan
bentonit dari kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran Jawa Barat ini mengandung mineral
lempung berjenis nontronite dan kuarsa, kandungan oksida SiO2 yang tinggi menjadi dasar bahwa
bentonit ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bodi keramik, meskipun perlu penelitian
lanjutan untuk memformulasikan dengan material keramik lainnya agar dapat memenuhi standar
mutu bodi keramik.
Kata Kunci : Bentonit, Pangandaran, Keramik, XRD, Kuat Tekan
Abstract
Utilization of bentonite contained in Limus Gede Village, District Cimerak Pangandaran Regency
is still less than optimal, This study is expected to add to the knowledge society and useful for the
future development of the village. Currently the use of bentonite in the industry already well known,
one of them the use of bentonite as ceramic raw materials. Mineralogical analysis of X-ray
Diffraction (XRD) was conducted to identify the minerals in samples of bentonite, the analysis
results are only containing quartz mineral and nontronite clay. The results showed that the sample
was bentonite as mineral constituent is clay nontronite which is a group of smectit, while the
mineral quartz in the ceramic material forming a glass phase. Compressive strength testing results
of a single material firing at a temperature of 900ºC conducted to determine the strength of the
material if it is used as a ceramic body. The results of compressive strength testing of samples of
bentonite after the firing of 8.43 kgf/cm2, compressive results form the basis for reaserch in
formulating a bentonite with other materials that can be qualify as a raw material of ceramic body.
As a Conclusion bentonite in Cimerak village, district of Pangandaran West Java are containing
5 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
quartz mineral and nontronite, high SiO2 oxide content of the basis that the bentonite can be used
as raw material for the ceramic body , although it needs further research to formulate with other
ceramic materials that can be qualify as a raw material of ceramic body standard.
Keywords : Bentonite, Pangandaran, Ceramics, XRD, Compressive Strength
6 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
INVENTARISASI POTENSI SUMBERDAYA MINERAL KECAMATAN KALIWIRO,
KABUPATEN WONOSOBO, PROVINSI JAWA TENGAH
THE INVENTORY OF MINERAL RESOURCES AT KALIWIRO DISTRICT, WONOSOBO
REGENCY, CENTRAL JAVA
Fitriany Amalia Wardhani1, Chusni Ansori
2, Defry Hastria
3, Mohammad Al Afif
4
1UPT BIKK Karangsambung, LIPI
Jl. Karangsambung Km. 19, Kebumen, Jawa Tengah.
Email : [email protected]
, f.amaliawardhani@gmail
Abstrak
Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah termasuk kedalam rangkaian
Pegunungan Serayu Utara dan sebagian Serayu Selatan. Formasi batuannya berupa Batuan
Terbreksikan, Batuan Intrusi Tak Teruraikan, Batu Gamping Terumbu, Fm. Totogan, Anggota Tuf
Fm. Waturanda, Fm. Waturanda, Fm.Penosogan, Fm. Halang, Fm. Peniron, Fm. Damar, Anggota
Lempung Fm. Ligung dan Anggota Breksi Fm. Ligung. Penelitian yang dilakukan di daerah ini
mencakup penelitian lapangan disertai analisa petrografi, sifat fisik batuan, kimia batuan dan XRD.
Potensi bahan tambang yang terdapat di daerah ini berupa batuan dan indikasi mineralisasi logam.
Kelompok batuan antara lain berupa diorit, fragmen breksi, batu mulia dan tanah urug. Diorit
dengan nilai kuat tekan sebesar 49,493 – 52,760 MPa dan fragmen andesit dengan nilai kuat tekan
46,475 – 115,193 MPa, memenuhi syarat untuk pondasi bangunan ringan – sedang, tonggak, batu
tepi jalan, dan batu tempel/hias. Tanah urug dijumpai meluas sebagai hasil pelapukan breksi
vulkanik. Batu mulia merupakan fragmen batuan pada hulu S. Luk Ulo. Indikasi mineralisasi logam
ditemukan pada Batuan Intrusi Tak Teruraikan dan Fm.Peniron, ditandai dengan adanya urat – urat
kuarsa berarah N 57º E/49º - N 175º E/52º. Hasil analisis kimia batuan di kedua formasi tersebut
menunjukkan adanya kandungan Au = 1,022 ppm, Cu = 67,9643 ppm, Pb = 7,8306 ppm, Zn =
30,975 ppm.
Kata kunci: Kaliwiro, Wonosobo, Bahan Tambang, Mineralisasi.
Abstract
Kaliwiro district, Wonosobo Regency, Central Java Province is located in North Serayu Range and
part of South Serayu Range. The rock formations in this area are Breciated Rocks, Undifferentiated
Type Intrusive Rock, Reefal Limestone, Totogan Formation, Tuff Member of Waturanda Formation,
Waturanda Formation, Penosogan Formation, Halang Formation, Peniron Formation, Damar
Formation, Clay Member of Ligung Formation, and Breccia Member of Ligung Formation.
Research done by field research with petrographic analysis, physical properties of rocks, chemical
rocks analysis, and XRD analysis. Potential mining materials contained on this area such as rocks
and metal mineralization indications. Rock groups include diorite, breccia fragments, precious
stones, and red soil. Diorite with the compressive strength from 49.493 to 52.760 MPa and andesite
fragments with compressive strength value from 46.475 to 115.193 MPa, are eligible for building
foundations mild - moderate, milestones, curb stones, and stones outboard/ornamental. Red Soil
found widespread as a result of weathering of volcanic breccias. Fragments of precious stones
contained in the upstream Luk Ulo River. Indications of metal mineralization are found in
Undifferentiated Type Intrusive Rock and Peniron Formation, characterized by vein - quartz veins
trending N 57º E / 49º - N 175º E / 52º. The results of chemical analysis of rocks in both these
formations show the content of Au = 1,022 ppm, Cu = 67,9643 ppm, Pb = 7,8306 ppm, Zn = 30,975
ppm.
Keyword: Kaliwiro, Wonosobo, Mining Materials, Mineralization.
7 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
KARAKTERISASI DAN VISUALISASI 3D PORI-PORI CONTOH KORAL PORITES
PULAU PANJANG MENGGUNAKAN ANALISIS CITRA HASIL REKONSTRUKSI
CITRA MICRO-CT: SEBUAH KAJIAN AWAL
Lina Nur Listiyowati1, Sri Yudawati Cahyarini
1
1Pusat Penelitian Geoteknologi -LIPI
Jl. Sangkuriang, Kompleks LIPI Gd 70, Cisitu, Bandung 40135
Email: [email protected]
Abstrak
Karakteristik pori merupakan salah satu parameter penting dalam menginvestigasi densitas koral
yang selanjutnya dapat digunakan untuk analisis kecepatan kalsifikasi koral. Studi ini bertujuan
mengembangkan sebuah teknik non-destructive baru yaitu dengan menggunakan pendekatan micro-
computed tomography (micro-CT). Pendekatan ini dapat menghasilkan citra 3D dimana kondisi
internal dari koral dapat digambarkan. Dalam studi ini, digunakan 2 contoh koral Porites dari lagun
Pulau Panjang, yaitu P1 (luar lagun) dan P2 (dalam lagun). Pemindaian micro-CT pada contoh
koral Porites menggunakan SkyScan 1173 dengan voltase 100kV dan arus 80 µA. Citra hasil
rekonstruksi mempunyai resolusi spasial 32 µm/pixel. Visualisasi struktur pori 2D dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak CTAn. Analisis dan pengolahan citra yang dilakukan
meliputi segmentasi pore-solid dengan pengambangan gray value dan binarizing, pengurangan
noise, dan analisis struktur pori 3D. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapatkan nilai
porositas koral Porites sebesar 21,23% untuk P1 dan 29,42% untuk P2. Dari hasil penelitian ini,
menunjukkan bahwa dengan menggunakan pengolahan dan analisis citra hasil micro-CT didapatkan
visualisasi karakteristik pori dan nilai porositas batuan (koral).
Kata kunci: koral,micro-CT, porositas, pengolahan citra, analisis citra
Abstract
Pore characteristic is an importent parameter in investigating the coral density which further can
be used for coral calcification rate rate analysis. The aim of this study is to develop a new non-
destructive technique based on micro-computed tomography (micro-CT). This approach produce
3D images in which the internal coral condition can be described. In this study, two samples of
Porites coral from Panjang island lagoon, i.e., P1 (outside the lagoon) and P2 (inside the lagoon)
are used. The Porites corals are scanned using micro-CT scanning devices, i.e., the SkyScan 1173,
with X-ray voltage and current of 100 kV and of 80 µA. The reconstructed images have spatial
resolution of 32 μm/pixel. Visualization of pore structure in 2D is done by using CTAn software.
Analysis and image processing is conducted on the pore-solid segmentation by pengambangan the
gray value and binarizing the image, de-noising, and 3D pore structure analysis. The results show
that the coral Porites porosity value is 21,23% for P1 and 29,42% for P2. Based on these result, it
confirm that using image processing and analysis of reconstructed micro-CT images, the pore
structure characteristics of Porites coral can be visualized.
Keyword: coral, micro-CT, porosity, image processing, image analysis
8 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
KARAKTERISTIK ENDAPAN TEMBAGA DI DESA CIMERAK, KECAMATAN
CIMERAK, KABUPATEN PANGANDARAN, PROVINSI JAWA BARAT
CHARACTERISTICS OF COPPER DEPOSIT IN CIMERAK VILLAGE, PANGANDARAN
DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE
Aryo Dwi Handoko, Suryo Sembodo, dan Rhazista Noviardi
UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon, LIPI
Jl. Cihaur No. 2 Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, K abupaten Sukabumi 40559
Telepon (0266) 490533, Fax (0266) 490544
Pos-el: [email protected], [email protected]
Abstrak
Tembaga banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai material
dasar dalam peralatan listrik, unsur paduan dalam logam untuk perhiasan, dan untuk keperluan
lainnya. Tembaga tersebar di kerak bumi dengan konsentrasi yang kecil baik di batuan beku
maupun batuan sedimen. Endapan tembaga memiliki genesa yang berbeda-beda, diantaranya adalah
genesa yang berhubungan dengan kegiatan magmatis, struktur, ataupun batuan sedimen. Mineral
pembawa tembaga beragam jenisnya mulai dari mineral native, sulfida, arsenides, oksida, dan
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati lithologi dan komposisi unsur serta mineral
dalam batuan yang mengandung tembaga. Lokasi penelitian terletak di daerah Desa Cimerak,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian tersusun dari
batuan vulkanik dan batuan sedimen. Metode penelitian yang digunakan merupakan merupakan
pengumpulan data sekunder, pengamatan litologi, analisa kimia, dan mineragrafi di laboratorium.
Pengamatan litologi dilakukan di lapangan untuk mengetahui karakteristik litologinya, sedangkan
analisa kimia dan mineragrafi dilakukan di laboratorium dengan sampel yang diambil dari
lapangan. Pengambilan sampel dilapangan dilakukan dengan cara grab sampling, yaitu mengambil
bongkah batuan hasil penambangan masyarakat di lokasi penambangan. Hasil analisa menunjukan
bahwa kadar tembaga di dalam batuan sangat tinggi, mencapai 18,49%, diikutin oleh mineral
lainnya yaitu Zn 26,35 ppm, Pb 19,2 ppm, Ag 12,5 ppm, serta Au 0,031 ppm. Mineral bijih yang
terdapat di dalam batuan kebanyakan berupa kalkopirit, dengan sejumlah kecil pirit dan sphalerit.
Kata Kunci : Geokimia, lithologi, bijih tembaga, Pangandaran
Abstract
Copper widely applied in everyday life, such as basic materials in electrical equipment, an alloying
element in metals for jewelry, and for other purposes. Copper is spread on the crust in a small
concentration of both igneous and sedimentary rocks. Precipotation of copper have different
genesis, the genesis which is related to magmatism activities, structure, or sedimentary rocks.
Copper carried by various types of mineral ranging from native minerals, sulfides, arsenides,
oxides, and others. This study aims to observe the lithology and composition of elements and
minerals in copper ore rocks. The research located in Cimerak Village, Pangandaran District, West
Java Province. The research location is composed of volcanic rocks and sedimentary rocks.
Research method used is secondary data collection, observation lithology, chemical analysis, and
mineragraphy in the laboratory. Lithology observations carried out in the field to determine the
characteristics of litology, while chemical analysis and mineragraphy conducted in the laboratory
with samples taken from the field. Field sampling was done by grab sampling, taking chunks of rock
from the mining community at the mine site. The analysis shows that the copper content in the rocks
are very high, reaching 18.49%, followed by other minerals are 26.35 ppm Zn, Pb 19.2 ppm, 12.5
ppm Ag, and Au 0,031 ppm. Mineral ore contained in the rocks mostly chalcopyrite, with minor
amounts of pyrite and sphalerite.
Keywords: Geochemistry, Lithology, Copper Ore, Pangandaran
9 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PENGAMATAN ZONA PERMEABEL DI KAWAH GUNUNG PAPANDAYAN
BERDASARKAN GAS RADON DAN THORON
PERMEABLE ZONE OBSERVATION AT PAPANDAYAN CRATER BASED ON RADON
AND THORON
Heri Nurohman, Hendra Bakti, Sri Indarto, Anita Yuliyanti, Andrie Alkautsar, Haryadi
Permana, dan Eddy Z Gaffar.
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Kompleks LIPI, Jalan Sangkuriang Bandung
Email: [email protected]
Abstrak
Gas radon telah banyak digunakan sebagai salah satu media dalam kegiatan penelitian panasbumi
dan kegunungapian. Penggunaan gas radon juga diperlukan dalam penelitian tersebut di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati performa penggunanaan gas radon dalam penelitian
kegunungapian. Pengukuran gas Radon di sekitar kawah Papandayan dilakukan untuk mengetahui
pola sebaran konsentrasi relatifnya. Kegiatan pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat
Rad7 pada media tanah. Lama pengukuran adalah 15 menit pada kedalaman 75 cm dengan metode
sniff. Konsentrasi gas Radon yang relatif tinggi dapat digunakan untuk interpretasi adanya zona
permeabel yang berkaitan dengan rekahan atau patahan. Kemenerusan zona permeabel sampai ke
bawah permukaan diinterpretasi berdasarkan rasio Thoron/Radon. Hasil pengukuran menunjukkan
konsentrasi gas Radon relatif tinggi berada di sekitar tebing kawah timur dan barat. Konsentrasi
tersebut mencerminkan keberadaan patahan berarah baratdaya – timurlaut dan juga keberadaan
batas kaldera.
Kata kunci: Radon, Thoron, Gunungapi Papandayan
Abstract
Radon is one of useful media for geothermal and volcanology research. It’s necessary to use this
gas for similar research in Indonesia. The aim of this research is to observe radon performance as
a tool in volcanological research. Radon measurement was conducted identify it’s relative
concentration around Papandayan crater by Rad 7 electric Radon detector with sniff mode, for 15
minutes, and 75 cm depth. Permeable zones related to cracks and fault were detected based on high
Radon concentration. Thoron/Radon ratio shows relationship between permeable zone and it’s
depth. Based on the result, high Radon concentration located along west and east interior slope.
Those concentrations reflect southwest – northeast fault and caldera rim.
Keywords: Radon, Thoron, Papandayan volcano
10 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
STUDI PENDAHULUAN PEMBUATAN PUPUK PADATAN SLOW RELEASE
MENGGUNAKAN AIR LINDI DAN MINERAL SILIKA LIMBAH GEOTERMAL
PRELIMINARY STUDY OF SLOW RELEASE FERTILIZER PREPARATION UTILIZING
OF LEACHATE AND GEOTHERMAL WASTE SILICA
B.D. Erlangga, Widodo, Solihin, N.Y. Andriani, H. Sembiring, F. Saebani
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Kompleks LIPI Gd. 70, Jl Sangkuriang Bandung 40135
Abstrak
Selain menjadi polutan terhadap lingkungan, air lindi juga mengandung beberapa unsur hara makro
(N, P, K) dan mikro (Ca, Mg, Fe, Na) yang dibutuhkan oleh tanaman. Menyadari adanya unsur-
unsur tersebut maka air lindi dapat berpotensi menjadi pupuk cair organik. Penggunaan pupuk cair
sendiri masih dirasa kurang efektif dalam aplikasinya karena lebih mudah larut dan menguap. Disisi
lain, padatan mineral silika yang dihasilkan oleh limbah geotermal juga masih belum dimanfaatkan
secara optimal. Penelitian ini dilakukan untuk memformulakan bahan-bahan tersbut untuk dijadikan
sebagai pupuk lepas lambat (slow release). Percobaan dilakukan dengan membuat 5 contoh formula
yang berbeda agar menjadi bentuk pupuk padatan. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa mineral
silika dapat menjadi penyangga untuk menyimpan nutrisi unsur hara dari air lindi. Pada contoh H-
10 menunjukkan formula yang paling optimal dalam proses pembuatannya. Selanjutnya dilakukan
uji pelarutan yang memperlihatkan adanya perbedaan pelarutan nutrisi yang signifikan.
Kata kunci: air lindi, silika, pupuk, slow release
Abstract
Besides being a pollutant for the environment, the leachate also contains some macro nutrients (N,
P, K) and micro nutrients (Ca, Mg, Fe, Na) is needed by plants. Aware of these elements, the
leachate can potentially be an organic liquid fertilizer. The use of liquid fertilizers is still
considered less effective in its application because it is easier to dissolve and evaporate. On the
other side, the mineral silica produced by geothermal waste is still not used optimally. This study
was conducted to formulate these materials to be used as a slow-release fertilizer. Experiments
carried out by making five examples of different formulas in order to form a solid fertilizer. Results
of the experiments showed that the mineral silica can be a buffer for storing nutrients from
leachate. In the example H-10 shows the most optimal formula in the production process. Further
leaching test showed significant differences in nutrient leaching.
Keywords: leachate, silica, fertilizer, slow release
11 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
KARAKTERISTIK SILIKA SINTER KAYA BESI DAN MANGAN PADA MATA AIR
PANAS GUNUNG PAPANDAYAN
IRON AND MANGANESE RICH SILICA SINTER CHARACTERISTIC OF
PAPANDAYAN HOT SPRING
Anita Yuliyanti, Heri Nurohman, Andri Al Kautsar, Sudarsono, Sri Indarto, Hendra
Bakti, Haryadi Permana, Eddy Z. Gaffar
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Jl. Sangkuriang, Bandung
Email: [email protected]
Abstrak
Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat merupakan salah satu gunungapi aktif di Indonesia.
Letusan terakhir Gunung Papandayan tercatat terjadi pada Desember 2002. Disekitar kawah
Gunung Papandayan terdapat beberapa manifestasi panasbumi baik berupa mata air panas, alterasi
hidrotermal dan fumarol. Salah satu mata air panas tersebut menghasilkan endapan berwarna coklat
kemerahan yang diduga kaya besi dan mangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik dari endapan tersebut. Penentuan karakteristik endapan tersebut dilakukan melalui
analisa difraksi sinar X (XRD) dan fluoresensi sinar X (XRF). Hasil pengamatan terhadap endapan
menunjukkan bahwa karakteristik morfologinya berupa teras-teras (microterracettes - terracettes)
dan sebagian membentuk kolam kecil. Endapan ini terdapat tidak jauh dari lokasi mata air panas
bersuhu sekitar 30⁰C. Endapan kaya besi berwarna merah kecoklatan dan bersifat rapuh,
terendapkan pada permukaan batuan terubah (argilik). Hasil analisa XRD menunjukan bahwa
mineral penyusun endapan tersebut didomimasi oleh mineral kuarsa, lempung (halloysite), oksida
besi (Fe2O3.H2O/iron oxide hydrate), dan oksida mangan (MnO2).
Kata Kunci: silika sinter, mata air panas, G. Papandayan
Abstract
Mount Papandayan is one of active volcano in Indonesia. Some geothermal manifestations (e.g. hot
springs, hydrothermal alteration, and fumaroles) are detected around it’s crater. One of hot spring
produce reddish brown deposit, interpreted as iron and manganese rich deposit. The aim of this
research is to identify that deposit characteristic using X-Ray Diffraction (XRD) and X-Ray
Fluorescence (XRF). This deposits are located close to 30°celcius hot spring. It forms a terrace and
partly small pool on an altered rocks (argillic alteration). Based on XRD analysis, this deposit
composed by quartz, clay mineral (halloysite), iron oxide hydrate (Fe2O3.H2O), and manganese
oxide (MnO2).
Keywords: Silica sinter, hot spring, Mount Papandayan
12 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES KALSINASI
SILIKA AMORF DARI PLTP DIENG
INFLUENCE OF TEMPERATURES VARIATION ON CALCINATION
AMORPHOUS SILICA FROM GEOTHERMAL POWER PLANT IN DIENG
Aditya Wibawa1, Eko Tri Sumarnadi
1, Anggoro Tri Mursito
1
1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Kompleks LIPI Gd. 70, Jl Sangkuriang Bandung 40135
Email: [email protected]
Abstrak
Pada penelitian ini dilakukan percobaan kalsinasi silika dengan variasi temperatur 3000C, 800
0C,
10000C dan 1200
0C dengan waktu tahan selama 5 jam. Bahan dasar yang digunakan adalah limbah
silika amorf dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Dieng. Silika amorf yang di
dapat dari lapangan kemudian di cuci sebanyak 2 kali, kemudian di lakukan tahapan kalsinasi.
Setelah itu di karakterisasi dengan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dan X-Ray
Difractometer (XRD). Terjadi perubahan fase tridymite dan cristobalite pada temperatur 1000oC
dan 1200oC, dan terjasi peningkatan kadar silicon dioxide (SiO2) menjadi 96,35%.
Kata Kunci : Kalsinasi, silika amorf, variasi temperatur
Abstract
In this study, conducted experiments with silica calcination temperature variation 3000C, 800
0C,
10000C and 1200
0C with holding time for 5 hours. The basic material used is a waste of amorphous
silica from Geothermal Power Plant (PLTP) in Dieng. Amorphous silica washed 2 times, then do
the calcination process. After that, characterization with Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
and X-Ray Difractometer (XRD). There are had a change tridymite and cristobalite phase at a
temperature of 1000oC and 1200
oC, and increased levels of silicon dioxide (SiO2) to 96.35%
Keywords: calcination, amorphous silica, temperature
13 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
MINERAGRAFI ENDAPAN PORFIRI DIKE CILAYU, GARUT, JAWA BARAT
THE MINERAGRAPHY OF CILAYU PORPHYRY DIKE, GARUT, WEST JAVA
Sudarsono, Sri Indarto, Andrie Al Kausar, Anita Yuliyanti
1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Kompleks LIPI Gd. 70, Jl Sangkuriang Bandung 40135
S A R I
Salah satu kunci keberhasilan dalam eksplorasi sumberdaya mineral adalah penguasaan pemahaman
tentang konsep genesa mineralisasi, diantaranya adalah konsep mineralisasi sistem porfiri.
Karakterisasi mineralogi endapan porfiri dike Cilayu dilakukann untuk mengetahui paragenesa
mineralisasi yang terbentuk, urgensinya dapat untuk mengevaluasi type endapan yang serupa di
daerah lain yang mempunyai kemiripan secara geologis. Endapan porfiri dike Cilayu tersingkap
sebagai jendela di Sungai Cilayu dekat Kampung Coblong Desa Caringin Kecamatan Caringin
Kabupaten Garut. Endapan porfiri dike ini tersingkap sepanjang hampir 1km mulai dari jembatan
Cilayu Coblong ke utara kearah hulu hingga manifestasi airpanas, setempat setempat ditutupi oleh
boulder dan aluvial sungai. Mineralisasi sulfida terjadi di dalam tubuh batuan mikrodiorit yang
terubah propilit dan di dalam urat – urat kuarsa yang memotongnya. Tubuh batuan host mikro diorit
mengalami gejala ubahan relatif intensif menjadi propilit berkomposisi epidot klorit kuarsa. Batuan
host juga diterobos oleh beberapa aplit dan urat urat kuarsa yang sebagian baren dan mengandung
garnet. Mineralisasi bijih sulfida yang terbentuk adalah pirit, kalkopirit, tenantit-tetrahedrit, galena,
sfalerit. Sebagian mineral sulfida terubah menjadi mineral sekunder kovelit, digenit dan gutit.
Analisis mikrotermometri Inklusi fluida menunjukkan terbentuk mulai dari suhu diatas 350 hingga
175 oC.
Kata Kunci: porfiri dike, Cilayu, mineralisasi, mineragrafi
Abstract
One of the key to successfully in mineral resources exploration is well comprehension of
mineralization genesis concepts, including the concept of mineralization of porphyry system.
Characterization of mineralogy in porphyry dike Cilayu deposits done to know its paragenesa of
mineralization occurred, in order to evaluate the similar deposits type in other areas that have
geological similarities.The Cilayu porphyry dike deposite exposed as a window outcrop in Cilayu
river near Coblong village, Caringin District of Garut Residence, West java province. This
deposite exposed along the nearly 1km from the bridge Cilayu Coblong to the north towards the
upstream to the manifestation of hotsprings, locally covered by boulder and alluvial deposite.
Sulphide mineralization occurs disseminated within microdiorite host and in quartz veins.
Microdiorite host rock relatively intensive altered into propilit and intruded by several aplit and
quartz veins were partially baren and contains garnet.Sulphide ore mineralization formed are
pyrite, chalcopyrite, tenantite-tetrahedrite, galena, and sphalerite. Partially, the sulphide minerals
altered into secondary mineral as covellite digenite and goethite. The Microtermometri analysis
of fluid inclusions indicate that mineralization formed from above 350 to 175 oC.
Keywords: porphyry in, Cilayu, mineralization, mineragraphy
14 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
GEOKIMIA BATUAN VOLKANIK DAN PLUTONIK DI SISI SELATAN “KALDERA
PURBA GARUT-BANDUNG”, GARUT SELATAN, JAWA BARAT
GEOCHEMISTRY OF VOLCANIC AND PLUTONIC ROCKS ON THE SOUTH SIDE
"GARUT-BANDUNG ANCIENT CALDERA", SOUTH GARUT, WEST JAVA
Andrie Al Kausar
1, Sri Indarto
1, Sudarsono
1, Anita Yuliyanti
1
1Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Jl. Sangkuriang, Kompleks LIPI Gd 70, Cisitu, Bandung 40135
Email: [email protected]
Abstrak
Daerah penelitian berlokasi di sisi selatan Kaldera Purba Garut-Bandung, Garut Selatan dimana
banyak dijumpai banyak prospek panasbumi. Secara regional kawasan penelitian termasuk ke
dalam jalur Gunungapi Pegunungan Selatan atau Formasi Andesit Tua. Objektif penelitian ini
adalah untuk memahami karakter geokimia batuan volkanik dan plutonik serta lingkungan
tektoniknya, khususnya di sekitar G. Papandayan, Ciarinem, dan Cilayu. Batuan di daerah
penelitian dapat diklasifikasikan sebagai diorit, andesit sampai basaltik (diagram Le Bas, 1976).
Secara geokimia, batuan-batuan tersebut memiliki kandungan SiO2 bervariasi antara 49,24% -
69,89% dan K2O antara 0,07% - 1,75%. Berdasarkan diagram Peccerillo dan Taylor (1976) batuan
daerah penelitian memiliki kandungan Kalium rendah sampai sedang atau hadir dari jenis tholeitik
dan kalk-alkalin sebagai bentuk produk penunjaman lempeng.
Kata Kunci: Kaldera purba, karakter geokimia, batuan volkanik dan plutonik, tholeitik, kalk-
alkalin
Abstract
The study area is located on the south side of the Ancient Caldera Garut-Bandung, South Garut
where many found many geothermal prospects. Regionally, research areas including into South
Mountain volcanic lane or the Old Andesite Formation. The objective of this research is to
understand the geochemistry character of volcanic and plutonic rocks and tectonic environments,
especially around Mount Papandayan, Ciarinem, and Cilayu. The rocks in the study area can be
classified as diorite, andesitic to basaltic (Le Bas diagram, 1976). Geochemically, these rocks have
a SiO2 content varies between 49.24% - 69.89% and K2O between 0.07% - 1.75%. Based on the
diagram Peccerillo and Taylor (1976) rocks on the study are contains by low to moderate Kalium
or comes from the type tholeitik and calc-alkaline as a product form subduction.
Keywords : Ancient caldera, geochemistry character, volcanic and plutonic rocks, tholeitic, calc-
alkaline
15 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PENGGUNAAN MINERAL SILIKA NON KRISTALIN DALAM PEMBUATAN PUPUK
SLOW RELEASE
Solihin, Bagus D. Erlangga, Eki N. Dida, Atet Saepulloh, Endro Bhakti
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung
ABSTRAK
Pupuk slow release merupakan pupuk jenis baru dimana pelepasan nutrien dari pupuk dapat
diperlambat atau dikendalikan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membuat pupuk
jenis ini adalah melalui proses inkorporasi pupuk konvensional dalam matriks silika non kristalin.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemungkinan pembuatan pupuk slow release melalui
metode inkorporasi pupuk dalam media silika non kristalin. Silika non kristalin didapatkan dari unit
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang berlokasi di dataran tinggi Dieng. Sampai saat ini
silika tersebut dikategorikan sebagai limbah (mineral ikutan) dalam proses pengeluaran uap air
panas pada unit PLT tersebut. Silika non kristalin tersebut dicampur dengan pupuk konvensional
dengan perbandingan tertentu dan kemudian ditekan pada tekanan 200-250 kg/cm2. Hasil
penekanan berupa tablet berukuran 3-4 cm. Uji nutrien release terhadap tablet hasil penekanan
menunjukan prilaku slow release. Adanya sifat slow release menjadikan material komposit ini
sebagai kandidat material untuk diaplikasikan sebagai pupuk slow release.
Kata kunci: silika, non-kristalin, komposit, pupuk, slow release
16 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PETROGENESA DASIT PADA KOMPLEK MELANGE LUK ULO
Defry Hastria, Chusni Anshori, Fitriany Amalia Wardhani , Isyqi
UPT. Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung – LIPI
Jl. Karangsambung – Kebumen Km 19, Kebumen, Jawa Tengah
Abstrak
Kawasan Karangsambung merupakan Kawasan Cagar Alam Geologi dengan kondisi geologi yang
unik dan menarik. Pada Kawasan ini terdapat satuan batuan bancuh di dalam komplek melange.
Bongkahan dasit banyak ditemukan sebagai endapan sungai, namun petrogenesa dasit belum
banyak dibahas. Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui lokasi sumber asal batuan,
asosiasi batuan samping, karakter petrologi, petrografi dan kimia, afinitas magma, posisi tektonik.
Dasit merupakan batuan beku yang bersifat intermediet sampai asam, memiliki tekstur porfiritik.
Batuan ini memiliki jumlah prosentase silika diantara granodiorit dan diorit. Fenokris yang paling
sering dijumpai pada batuan dasit ini adalah plagioklas, kuarsa, dan sedikit piroksen, hornblende,
atau biotit. Massa dasarnya biasanya berupa gelas dan opak. Dasit dapat terbentuk dari seri magma
dengan komposisi K yang rendah sampai tinggi. Dasit dapat terbentuk di island arc, active
continental margin.
Berdasarkan diagram SiO2-(Na2O +K2O), maka batuannya berupa dasit dan riolit dengan afinitas
magmanya adalah calc-alkaline – tholeiitic. Pembentukan batuan terbentuk sebagai batuan vulkanik
ataupun bersamaan dengan penunjaman (syn collision).
Kata Kunci: Karangsambung, Komplek Melange, Dasit, Petrogenesa
Abstract
Karangsambung have an interesting and unique geological condition as a Geological Nature
Reserve Area. It has mixed lithologies within the Melange complex. Dacite boulders are found as
river sediment, but it petrogenesis has not been widely discussed. This study is intended to
determine the location of the source of origin of rocks, side rock associations, petrology,
petrography and chemistry characteristics, magma affinity, and its tectonic position.
As acidic to intermediate igneous rock, dacite has porphyritic texture. The silica content is between
granodiorit and diorit. The most common phenocrysts are plagoclast, quarts, and a little piroxene,
hornblende or biotite. Glassy and opaque groundmass. Dacite may occur in island arc or active
continental margin.
Based on SiO2 – (Na2O+K2O) diagram, rocks are dacite and rhyolite with calc-alkaline –
tholeiitic magma affinity. It formed as volcanic rock or in conjunction with subduction (syn
collision).
Keyword: petrogenesis, dacite, melange complex, karangsambung
17 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PENINGKATAN NILAI TAMBAH SILIKA AMORF (SIO2) LAPANGAN PANASBUMI
DIENG SEBAGAI GEOMATERIAL
INCREASING VALUE-ADDED AMORPHOUS SILICA (SIO2) FIELD GEOTHERMAL
OF DIENG AS GEOMATERIAL
Oleh :
B.D. Erlangga, Eko Tri S. Agustinus, Happy Sembiring, Aditya Wibawa,
Atet Saepuloh, Endro B. Santosa, Fuad Saebani
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Kompleks LIPI Gd. 70, Jl Sangkuriang Bandung 40135
Abstrak
Silika amorf (SiO2) merupakan mineral ikutan dari produksi PLTP (Pusat Listrik Tenaga
Panasbumi) Lapangan panasbumi Dieng. Material tersebut hingga kini belum dimanfaatkan dan
masih ditampung di TPA (Tempat Penampungan Akhir) yang berpotensi terjadinya degradasi
lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh prototype produk geomaterial, sehingga
dapat memberikan nilai tambah material tersebut dan sekaligus mengurangi terjadinya degradasi
lingkungan. Metoda penelitian dilakukan dengan melibatkan teknologi rekayasa, yakni pengolahan
melalui formulasi bahan baku dengan menambahkan sejumlah bahan aditif untuk menghasilkan
material baru. Silika amorf bertindak sebagai bahan baku, sedangkan bahan aditif berupa water
glass, abu sekam padi dan agregat halus. Material baru yang dimaksud adalah geomaterial (beton
tanpa semen) berbentuk paving block dan/atau bata ringan. Sementara ini, formula bahan bertidak
sebagai variabel bebas (independent), sedangkan indikator berupa densitas dan kuat tekan berperan
sebagai variable respon (dependent). Hasil optimal dari percobaan ini didapatkan nilai kuat tekan
hingga 50,58 kg/cm2 dengan destisas 0,78 g/cm
3. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
diperoleh prototip produk paving block dan/atau bata ringan yang dapat di implementasikan ke
masyarakat industri.
Kata kunci: silika amorf, teknologi rekayasa, peningkatan nilai tambah, geomaterial
Abstract
Amorphous silica (SiO2) is byproduct mineral from geothermal power production activities at the
geothermal field of Dieng. This material until now has not been used and are still accommodated in
the landfill that could potentially environment degradation. The purpose of this study was to obtain
a product prototype geomaterial, so as to provide the value-added materials and reducing
environmental degradation. The method of research conducted with the involvement of engineering
technology, the processing through the formulation of raw materials by adding some additives to
produce new material. Amorphous silica acts as raw material, while additives such as water glass,
rice husk ash and fine aggregate. The new material in question is Geomaterial (concrete without
portland cement) shaped paving block and/or lightweight concrete. then formula materials act as
the independent variable, while indicators such as density and compressive strength serves as a
response variable. Optimal results of these experiments obtained the compressive strength of up to
50.58 kg / cm2 with a density of 0.78 g / cm
3. From the results of this research is expected can be
obtained prototype paving block and/or lightweight conrcrete that can be implemented into an
industrial society.
Keywords: amorphous silica, engineering technology, value-added, geomaterial
18 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
KARAKTERISTIK BATUBARA CARINGIN GARUT DAN DARMASARI BAYAH
LEBAK
THE CHARACTERIZATION OF COALS FROM CARINGIN GARUT AND DARMASARI
BAYAH LEBAK
Widodo
1), Dewi Fatimah
1), dan Lenny Marilyn Estiaty
1)
1). Puslit Geoteknologi-LIPI
Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung 40135
Abstrak
Telah dilakukan karakterisasi sampel batubara Caringin, Garut dan sampel batubara halus
Darmasari Bayah Lebak dengan analisis proksimat, ultimat, dan petrografi. Karakterisasi batubara
ini dilakukan untuk mendukung penelitian pembuatan briket dari batubara halus dengan
penambahan kohe. Jenis sampel batubara dari Caringin-Garut yang mempunyai nilai kalori rendah
merupakan bagian dari Formasi Bentang yang berumur Miosen Akhir, sedangkan sampel batubara
halus Dasrmasari-Bayah Lebak dengan nilai kalori yang lebih tinggi merupakan bagian dari
Anggota Konglomerat Formasi Bayah. Hasil analisis proksimat sampel batubara Caringin Garut
dengan kadar abu 39,33 %, dan 23,80 % untuk sampel batubara halus Darmasari Bayah Lebak.
Sedangkan hasil analisis ultimat kandungan carbon sebesar 30,20 % untuk batubara Caringin dan
58,12 % untuk batubara halus Darmasari, dengan nilai kalori masing-masing sebesar 2.646 cal/g
(4.307 btu/lb) dan 5.428 cal/g (9.487 btu/lb). Berdasarkan hasil analisis petrografi, sampel batubara
Caringin Garut mengandung huminite/vitrinit = 40-50 %, liptinite 25-30 %, dan mineral 20-25 %;
sedangkan batubara halus Darmasari Bayah Lebak mengandung huminite/vitrinit = 60-70 %,
liptinite 15-20 %, dan mineral 12-15 %. Berdasarkan hasil tersebut, maka batubara Caringin Garut
diklasifikasikan sebagai batubara peringkat lignit B (brown coal) yang ditunjukkan dengan vitrinite
reflectance 0,32; dan subbituminus untuk batubara Darmasari Lebak dengan vitrinite reflectance
0,60.
Kata Kunci : Batubara, analisis proximate dan ultimate, petrografi, karakterisasi
Abstract
An experiments characterization of coal samples Caringin, Garut and fine coal samples Darmasari
Bayah Lebak with proximate analysis, ultimate and petrographic. The coal characterization to
support briquetting research of fine coal with the addition of kohe. Types of coal samples from
Caringin - Garut which have low calorific value is part of Bentang Formation the Late Miocene,
while the fine coal samples Dasrmasari - Bayah Lebak with a higher calorific value is part of the
Conglomerate Bayah Formation Members. The results of proximate analysis of Caringin Garut
coal samples with ash content of 39.33 % , and 23.80 % for Darmasari Bayah Lebak fine coal
samples.While the ultimate analysis result of the carbon content of 30.20% for Caringin coal and
58.12 % for Darmasari fine coal, with a calorific value of each of 2,646 cal/g (4,307 btu/lb) and
5,428 cal/g(9,487 btu/lb). Based on the petrographic analysis results, Caringin Garut coal samples
containing huminite / vitrinite = 40-50 %, liptinite 25-30 %, and 20-25 % minerals; while
Darmasari Bayah Lebak fine coal containing huminite /vitrinite = 60-70%, liptinite 15-20 %, and
12-15 % minerals. Based on these results, the Caringin Garut coal is classified as lignite B (brown
coal) rank shown with a vitrinite reflectance 0,32; and sub-bituminous for Darmasari Bayah
Lebak with a vitrinite reflectance 0,60.
Keywords : Coal, proximate and ultimate analyzes, petrographic, characterization
19 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
TIPE ENDAPAN KROMIT PADA DAERAH KONAWE UTARA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
TYPE OF CROMITE DEPOSIT DISTRICT OF NORTH KONAWE,
IN SOUTHEAST SULAWESI PROVINCE
Lediyantje Lintjewas1
1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Jl. Sangkuriang Bandung
E-mail : [email protected]
Abstrak
Kromit merupakan salah satu endapan yang sangat penting untukkebutuhan akan bijih krom di
dunia industri seperti stainless steel, gray cast iron, iron free high temperature alloys, dan
chromium plating untuk melindungi permukaan. Keberadaan endapan Kromit di Indonesia secara
umum berasosiasi dengan sekuen ofiolit.Penelitian tipe endapan ini dilakukan untuk mengetahui
kandungan unsur yang terdapat pada endapan kromit di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi
Sulawesi Tenggara. Pengambilan sampel dilakukan langsung dilapangan dilanjutkan dengan analisa
laboratorium dengan mengunakan alat XRF, untuk mengetahui persentase unsur dari komposisi
mineral yang ada. Hasil menunjukkan bahwa tipe endapan kromit yang ada berupa Stratiform yang
merupakan lapisan pengkayaan krom, dengan ketebalan 0 – 10 cm, dimana lapisan yang dijumpai di
daerah penelitian saling berselingan secara teratur dengan urut-urutan lapisan tipis olivin dan
piroksen. Secara umum batas antara pengkayaan kromit dan lapisan dibawahnya sangat tajam
dengan komposisi Cr2O3 berkisar antara 15 - 25%, MgO berkisar antara 10 – 18,09%, Fe berkisar
antara 12,5 – 28,05% dan Al2O3 berkisar antara 8,15 – 17,50%.
Kata Kunci: Endapan Kromit, Sekuen ofiolit, Stratiform, XRF.
Abstract
Chromite is one of the deposits that are very important to used of ore chrome in the world of
industry such as stainless steel, gray cast iron, iron free high temperature alloys, and chromium
plating for surface protection.Existence cromite deposits Indonesia Chromite is generally in the
form associated with ophiolite sequence. Chromite deposits in the research area district of North
Konawe in Southeast Sulawesi Province.The purpose of research is to determine the type of
chromite deposits and element content contained chromite depositsin research area. The research
method is through direct field sampling and laboratory analysis by using XRF instrument to
determine the percentage of the elements the existing mineral composition. Results and XRF
analisys show that in the area research the type cromite deposits is stratiform deposits that are the
enrichment of chromium, with a thickness of 0-10 cm, where the layers are found in the research
areas of mutual alternating regularly with the sequence of a thin layer of olivine and pyroxene and
generally limit the enrichment of chromite and the underlying layer is very sharp, with Cr2O3
composition ranges from 15 - 25%, MgO ranges from 10 to 18.09%, Fe ranges from 12.5 to
28.05% and Al¬2O3 ranges from 8.15 to 17.50%.
Keywords : Cromite deposits, Ofiolit sequece, Stratiform, XRF.
20 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA FINE COAL BAYAH
UNTUK BAHAN BRIKET
PHYSICO-CHEMICAL CHARACTERISTICS OF BAYAH FINE COAL
AS BRIQUETTE MATERIALS
Dewi Fatimah, Lenny Marilyn Estiaty, Harjanto Soetjijo, Widodo Hadi Saputro
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Jalan sangkuriang
Abstrak
Pada pengolahan batubara, recovery hanya sekitar 70% dan 30% terbuang sebagai sludge fine coal,
atau jenis tidak layak jual. Indonesia saat ini tercatat memiliki limbah batubara dengan volume
yang besar. Pada umumnya limbah batu bara halus (sludge fine coal) sisa hasil pencucian ditumpuk
begitu saja atau dibuang ke sungai. Pembuangan tersebut, akan berdampak buruk baik terhadap
sungai maupun tanah sekitarnya. Maksud penelitian ini adalah memanfaatkan batubara yang tidak
layak jual dan atau batubara kualitas rendah. Dalam penelitian ini meninjau sifat fisiko-kimia
batubara Bayah, Kabupaten Lebak untuk persiapan pemanfaatan sebagai briket. Kualitas batubara
ditentukan oleh sifat fisiko-kimia, sifat tersebut akan mempengaruhi potensi kegunaannya. Dari
analisis, fine coal mempunyai kadar abu, silikat, besi, kalium, natrium, kalsium dan magnesium
yang lebih tinggi daripada bentuk bongkah, menunjukkan bahwa fine coal kaya akan senyawa
anorganik tetapi karbon terikat, oksigen, hidrogen, sulfur, volatile matter dan Loss of Ignition , lebih
rendah. Nilai kalor fine coal cukup tinggi yaitu 5.428cal/g; sedangkan bentuk bongkah 6.093 cal/g.
Dari karakter fisiko-kimia, fine coal mempunyai potensi yang cukup besar sebagai sumber energi
alternatif, tetapi karena bentuk partikel yang halus, perlu penanganan khusus. Diharapkan dengan
mengetahui sifat fisiko kimia yang diwakili oleh batubara Bayah, limbah produk penambangan
batubara dapat dimanfaatkan khususnya dibuat briket. Diharapkan ekologi industry batubara dapat
dilakukan untuk menghasilkan produk yang environmental friendly. Dengan menerapkan langkah
langkah penelitian, istilah black industry dapat digantikan dengan green industry.
Kata kunci: Sifat fisiko-kimia ; fine coal; batubara bayah; briket
Abstract
In the coal processing, recovery is only about 70%, and 30% wasted as fine coal sludge or not
worth selling. Indonesia currently has coal waste with a large volume. In general, fine coal waste
(sludge fine coal), stacked or dumped into the river. The disposal, will adversely affect the river and
land as well. Purpose of this study, is utilizing coal, which is not worth selling or low quality coal.
In this study will be reviewed physico-chemical properties of Bayah coal as briquettes material.
The quality of coal is determined by the physico-chemical properties, the properties will affect its
usefulness. From the analysis, the fine coal containing concentrations of ash, silicate, iron,
potassium, sodium, calcium and magnesium are higher than coal, showed that fine coal is rich in
inorganic compounds, but carbon , oxygen, hydrogen, sulfur, volatile matter and Loss of ignition,
lower. The calorific value of coal fine high enough that 5.428cal / g; while the calorific value of
coal is 6,093 cal / g. From the physico-chemical character, fine coal has a considerable potential
as an alternative energy source, but because of the form of fine particles, need special handling.
Are expected to know the physico chemical properties, represented by bayah coal, coal mining
waste products can be utilized in particular made briquettes. Hopefully, the ecology of the coal
industry can produce the products which environmental friendly. This research expected can be
change the black industry to be green industry.
Key words : Physico-chemical; fine coal; briquette
21 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PENDUGAAN MANIFESTASI PANASBUMI PERMUKAAN GUNUNG PAPANDAYAN
MENGGUNAKAN THERMAL BAND LANDSAT 8
SURFACE GEOTHERMAL MANIFESTATION OF PAPANDAYAN VOLCANO USING
THERMAL BANDS OF LANDSAT 8
Heri Nurohman, WidyaNingrum dan Ida Narulita
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Kompleks LIPI Jalan Sangkuriang, Bandung
Abstrak
Manifestasi panasbumi permukaan merupakan salah satu fitur yang menjadi objek pengamatan
dalam kegiatan eksplorasi. Keberadaan manifestasi tersebut dapat diidentifikasi dengan
menggunakan data citra satelit. Data yang digunakan dalam kegitan penelitian ini adalah data citra
Landsat 8 band 10 dan 11 di sekitar Gunung Papandayan. Data tersebut diolah dengan
menggunakan beberapa perhitungan matematika sehingga menghasilkan gambaran sebaran
temperatur permukaan. Kontras termal yang muncul di sekitar area prospek panasbumi dapat
diinterpretasikan sebagai manifestasi panasbumi permukaan. Berdasarkan hasil pengamatan
lapangan, kontras termal di sekitar gunung Papandayan muncul sebagai fumarol dan mataair panas.
Dengan memanfaatkan thermal band dari suatu data citra satelit, kita dapat mengidentifikasi
keberadaan manifestasi panasbumi permukaan sehigga kegiatan survei yang dilakukan menjadi
lebih terarah dan efisien.
Kata kunci: Panasbumi, Landsat 8, Thermal Band, dan Papandayan
Abstract
Geothermal manifestation give some important information during exploration activity. Some
surface manifestation can be identified by satellite imagery. We use band 10 and 11 of Landsat 8 in
this research. By using some mathematical formula, land surface temperature can be derived.
Thermal contrast around the research area can be detected as surface geothermal manifestation. In
the field, this contrast appear as fumaroles and hot springs. Early detection of surface geothermal
manifestation using satellite imagery data increase the efficiency and give an additional guidance.
Keywords: Geothermal, Landsat 8, Thermal Band, Papandayan
22 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
KAJIAN PEMANFAATAN ABU TERBANG PLTU PALABUHANRATU SEBAGAI
BAHAN PEMBUATAN MATERIAL RINGAN BERPORI
STUDY OF FLY ASH UTILIZATION FROM PALABUHANRATU STEAM POWER
PLANT FOR MANUFACTURE LIGHTWEIGHT POROUS MATERIAL
Firman Arifianto
1, Danang Nor Arifin
1, Lyza Primadona
1
UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon-LIPI
Jl. Cihaur No. 2 Desa Kertajaya Kec. Simpenan Kab. Sukabumi 43361
Email : [email protected]
Abstrak
Telah dilakukan percobaan pembuatan benda uji material ringan berpori berbahan dasar abu terbang
(fly ash) di UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon-LIPI. Kegiatan ini merupakan
pengembangan lanjutan dari kegiatan yang telah dilakukan di Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI.
Komposisi bahan yang digunakan mengacu pada pembuatan AAC (Autoclaved Aerated Concrete)
yaitu abu terbang batubara (30-70%) serta bahan lain seperti pasir kwarsa, semen, sodium silikat,
kapur, gypsum, dan alumunium pasta (30-70%). Percobaan difokuskan pada kemungkinan
penerapan proses pengeringan alami (tanpa autoclave) material ringan berpori metode AAC dengan
menambahkan sodium silikat (waterglass). Hasil percobaan menunjukan material ringan berpori
dengan penambahan sodium silikat memiliki densitas sebesar 0,81-1,08 g/cm3 pada usia 7-12 hari.
Sedangkan densitas benda uji tanpa sodium silikat sebesar 0,93-1,35 g/cm3 pada usia 48-75 hari.
Densitas sebesar 0,93-1,01 g/cm3 didapatkan dari benda uji dengan komposisi abu terbang 60-70%
tanpa sodium silikat dan pasir kwarsa pada usia 75 hari. Hal ini menunjukan penambahan sodium
silikat berpengaruh terhadap densitas benda uji pada usia yang relatif di bawah standar yaitu 28
hari.
Kata kunci : material ringan berpori, AAC, densitas, sodium silikat, abu terbang.
Abstract
Technical Implementation Unit For Mine's Technology Assessment, Jampang Kulon-LIPI, had
conducted the experiments manufacture of lightweight porous material test specimens made from
fly ash. This activity is an advanced development of the Research Centre for Geotechnology-LIPI.
Composition of the materials used refers to the manufacture of AAC (Autoclaved Aerated Concrete)
that is coal fly ash (30-70%) as well as other materials such as quartz sand, cement, sodium
silicate, chalk, gypsum, and aluminum paste (30-70%). The experiments focused on the possibility
of applying the natural drying process (without autoclave) of porous lightweight material AAC
method by adding sodium silicate (waterglass). The result showed a porous lightweight material
with the addition of sodium silicate had a density of 0.81 to 1.08 g / cm3 at 7-12 days. While the
density of the specimen without sodium silicate at 0.93 to 1.35 g / cm3 at 48-75 days. Density of
0.93 to 1.01 g / cm3 was obtained from specimens with fly ash composition of 60-70% without
sodium silicate and quartz sand at 75 days. This shows the addition of sodium silicate affect the
density of the test piece at the age of relatively below the standard of 28 days.
Keywords : lightweight porous material, AAC, density, sodium silicate, fly ash.