upaya guru meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/renti...

71
UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA DESA SUKA MAJU KECAMATAN MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI Oleh RENTI MAYSAROH NIM. TRA 151769 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL

ANAK MELALUI BERMAIN PERAN

DI TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA

DESA SUKA MAJU KECAMATAN MESTONG

KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI

Oleh

RENTI MAYSAROH

NIM. TRA 151769

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL

ANAK MELALUI BERMAIN PERAN

DI TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA

DESA SUKA MAJU KECAMATAN MESTONG

KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu

Pendidikan Islam anak Usia Dini

Oleh

RENTI MAYSAROH

NIM. TRA 151769

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di
Page 4: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di
Page 5: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di
Page 6: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di
Page 7: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

MOTTO

رينفإن لم تفعلوا ولن تفعلوا فاتقوا النار التي وقودها الناس والحجارة أعدت للكاف

Artinya : Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat

membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang

disediakan bagi orang-orang kafir.

eferensi: https://tafsirweb.com/263-surat-al-baqarah-ayat-24.html

Page 8: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

“PERSEMBAHAN”

Kusimpuhkan kedua belah kakiku ku sujudkan kepalaku kea rah kiblatku Kuhaturkan doa

kepada Allah SWT, Rabbku- Karena-Nya lah akhir karya kecilku ini terselesaikan sebagai ungkapan

rasa piji syukur ku untai sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW merangkai

pengharapan bagi syafaatnya.

Ku persembahkan Skripsi ini untuk :

Ayahanda Majrul hijab dan Ibunda Delta marliah Untuk curahan do‟a cinta dan kasih

sayang yang tak terhingga serta adikku M.ikbal dan Al-Fajri.. Terimakasih atas semua perhatian

saran dan nasihat selama ini yang teramat sangat berharga,

Saudara-saudariku seiman, maha suci ALLAH SWT yang telah mempertemukan kita di

kampus UIN STS JAMBI yang menjadi kebanggaan kita, biarlah nama-nama kalian semuanya

tertulis dilembaran hati ini, ku temukan arti keikhlasan perjuangan.

Bersama kalian “terimakasih ya Allah SWT atas nikmat Ukhuwah yang kami rasakan

hingga hari ini AMIIN…

“Allah itu maha pengasih dan maha penyayang, maka berdoalah kepada-Nya, Yakinlah atas

Janji dan Takdir- Nya”

(INSYAALLAH )

Page 9: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat rahmat dan Ridhonya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Penelitian tindakan Kelas (PTK) ini

dengan Baik. Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah satu persyartan untuk memperoleh gelar

sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam Anak Usia Dini , di fakultas Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul “

Upaya Guru Meningkatkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Melalui Bermain Peran di Taman

Kanak-Kanak Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi”.

Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud berkat bantuan dan jasa dari

berbagai pihak, unruk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua ayahanda Majrul hijab, ibunda Delta marliah, Adik M.ikbal dan Al-Fajri serta

keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti hentinya hingga menjadi kekuatan

pendorong bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Dra.Hj Armida, Mpd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha

Saifuddin Jambi.

4. Ibu Umil Muhsinin selaku Ketua Prodi jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini dan Ibu

Siti Maria Ulfa selaku sekretaris jurusan Prodi jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Rts. Magdhalena,M.Pd.I selaku pembimbing skripsi I dan ibu siti Mariah ulfa,M,Pd.i

selaku pembimbing skripsi II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing saya

dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Ibu dosen Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

yang telah memberikan pengetahuan penulis.

7. Bapak Amrindono,Mpd.I yang telah membimbing saya selama berada di bangku perkuliahan

hingga penyelesaian perkuliahan saya

8. Ibu Darmatasiah, Spd.I selaku Kepala Sekolah Tk.Nurul Huda

9. Ibu Masniyah dan Desi anggraini selaku Guru kelas Tk.Nurul Huda

10. Elsa dwi riana, mesan despa, andeka saputra, muharrazi,Nora pebrianti, nurwahyuni rahayu,

dan derrenssa. Yang telah membantu dan yang slalu ada saat semasa perkuliahan.

11. Sahabat sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti, semangat dan

memotivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiyah ini banyak terdapat kelemahan dan

kekurangan, Oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk kiranya memberikan

sumbang saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Page 10: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

ABSTRAK

Nama :Renti maysaroh

Jurusan :Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul :Upaya meningkat kecerdasan sosial emosional anak melalui bermain peran

Di Taman Kanak- Kanak Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong

Kabupaten Muaro Jambi

Bermain peran atau bermain pura-pura, merupakan kegiatan yang sangat baik untuk

merangsang meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak. serta membangun daya pikir

anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan menggunakan

model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian adalah anak kelompok B2 yang berjumlah

20 anak terdiri dari 12 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa bermain peran anak dapat meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak dan

setelah adanya tindakan melalui bermain peran. Pada siklus I pertemuan 1 presentasi

kecerdasan sosial emosional anak sebesar 5 %yang berkembang sangat baik. Pada siklus I

pertemuan 2 persentasi anak sebesar 30 % yang berkembang sangat baik. Pada siklus II

pertemuan I presentasi kecerdasan sosial emosional anak sebesar 50% yang berkembang

sangat baik. Pada siklus II pertemuan 2 presentasi anak sebesar 85% yang berkembang

sangat baik. Perolehan presentase tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan sosial emosional

anak kelompok B2 dengan kriteria sangat baik telah mencapai indikator keberhasilan sebesar

85%.

Kata Kunci : bermain peran, kecerdasan sosial emosional Anak Usia Dini

Page 11: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

ABSTRAC

Name : Renti maysaroh

Department : Early Childhood Islamic Education

Title : Developing Early Childhood Creativity Through Folding Games of Origami

Paper in Kindergarten Nurul Huda Suka Maju Village Mestong District, Muaro Jambi Regency

Role playing or fake play is a very good activity to improve children‟s emotional social

intelligence, And build children‟s thinking power. These types of games include drama plays or role

plays and other types of games where children play roles as other people. This type of research is a

type of collaborative classroom action using the Kemmis model and the Taggart MC. The subject of

this study were children of group B2, which amounted to 20 children consisting of 12 boys and 8

girls the data collection methods used were documentation observation and interviews. Role playing

can improve children‟s emotional social intelligence and after action through role playing in the first

cycle of meetings 1 percentage of the child‟s emotional social intelligence of 5% that developed

very well in the first cycle of meeting 2 the percentage of children 30% developed very well in the

second cycle of the meeting 1 the percentage of 50% of children‟s social emotional intelligence that

developedvery well in the 2nd

meeting cycle 2 the percentage of children as much as 85% that

developed very well showed that the social emotional intelligence og group B 2 children with very

goodcriteria had reached the indicator 85% success

Keywords: Role playing, Emotional social intelligence of Early Childhood

Page 12: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ................................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

ABSTRACK .................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiiiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiiiiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6

C. Batasan Masalah ........................................................................... 6

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

E. Tujuan dan manfaat penelitian ....................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8

A. Kerangka Teori ............................................................................. 8

1. Kecerdasan sosial emosional anak .......................................... 8

a) Kecerdasan sosial .............................................................. 8

b) Kecerdasan emosional ...................................................... 12

c) Upaya meningkatkan kecerdasan sosial emosional .......... 15

2. Bermain peran ......................................................................... 16

a) Pengertian bermain peran ................................................. 16

b) Jenis – jenis bermain peran ............................................... 19

c) Tujuan bermain peran ....................................................... 20

d) Kelemahan dan kelebihan metode role playing ................. 23

e) Tahapan bermain peran ...................................................... 23

f) Manfaat bermain peran ...................................................... 24

B. Hasil penelitian yang relevan ........................................................ 25

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27

A. Tempat dan waktu penelitian ................................................... 27

B. Setting penelitian dan subjek penelitian .................................. 27

C. Metode penelitian .................................................................... 28

D. Desain dan prosedur tindakan ................................................. 28

E. Kriteria keberhasilan tindakan ................................................. 31

F. Sumber data ............................................................................ 31

G. Tehnik dan instrumen pengumpulan data ............................... 32

H. Teknik analisis data ................................................................. 35

I. Keabsahan data ........................................................................ 38

J. Jadwal penelitian ...................................................................... 38

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ....................................................

A. Gambaran Umum lokasi penelitian ........................................ 40

1. Sejarah sekolah .................................................................. 40

2. Data Umum Sekolah ......................................................... 40

Page 13: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

3. Visi dan Misi Sekolah ........................................................ 41

4. Keadaan guru dan siswa .................................................... 41

5. Struktur Organisasi ........................................................... 42

6. Sarana dan prasarana sekolah ........................................... 43

B. Pembahasan ............................................................................ 45

1. Pra siklus ........................................................................... 45

2. Siklus 1 .............................................................................. 47

a. Perencanaan ................................................................ 47

b. Pelaksanaan siklus I ..................................................... 48

c. Hasil Observasi Siklus I .............................................. 51

d. Refleksi siklus I............................................................ 52

3. Siklus II .............................................................................. 53

a. Perencanaan ................................................................ 53

b. Pelaksanaan Siklus II ................................................... 54

c. Hasil Observasi Siklus II ............................................. 56

d. Refleksi Siklus II.......................................................... 57

C. Inetrprestasi hasil Analisis Data .............................................. 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 60

B. Saran ............................................................................................. 60

C. Penutup ......................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran : 1. Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran : 2 Tingkat Kecapaian Perkembangan Anak

Lampiran : 2 Rencana Kegiatan Mingguan

Lampiran : 3 Rencana Kegiatan Harian

Lampiran :4 Foto Dukumentasi Riset

Page 14: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di tengah persaingan global seperti

sekarang ini dapat dilakukan dengan jalan menyelenggarakan pendidikan yang memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan

potensi, bakat, minat dan kesanggupannya. Menyelengarakan pendidikan yang

membebaskan anak dari yang berbau tindak kekerasan tanpa melepas pemberian pendidikan

yang memperlakukan anak dengan ramah. Sekaligus dengan menyelenggarakan pendidikaan

yang memanusiakan anak (humanisasi) demi mewujudkan pendidikan untuk memenuhi hak-

hak anak. (Mursid, 2015:13)

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditunjukan pada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Undang-

undang nomor 20 tahun 2003 ini tentang sistem pendidikan nasional ini mengamanatkan

dengan tegas perlunya penanganan pendidikan anak usia dini.

Usia dini merupakan masa emas perkembangan. Pada masa itu terjadi lojokan luar

biasa pada perkembangan anak yang tidak terjadi pada periode berikutnya. Para ahli

menyebutnya usia emas perkembangan(golden age). Pendidikan di Taman Kanak-kanak

penting untuk anak usia dini, karena pendidikan tersebut sebagai modal yang mempengaruhi

perkembangan selanjutnya. Untuk itu pembelajaran di Tk harus sesuai dengan perkembangan

dan karateristik anak didik. (Helmawati, 2016:4).4

Menurut Mohammad Fauziddin (2015:6). pembelajaran di TK menggunakan prinsip

belajar dengan bermain. Pada dasarnya bermain dan anak merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Bermain merupakan kebutuhan anak yang harus ia penuhi. Aktivitas

bermain dilakukan anak, dan aktivitas anak selalu menunjukkan kegiatan bermain. Bermain

dan anak sangat erat kaitannya. Oleh karena itu, salah satu prinsip pembelajaran pendidikan

anak usia dini adalah belajar melalui bermain.

Menurut Abu Ahmadi dkk (2005:105) Bermain adalah suatu perbuatan yang

mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas tanpa paksaan

dengan bertujuan untuk memperolah kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut,

permainan cukup penting bagi perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu perlu kiranya bagi

anak-anak untuk diberi kesempatan dan sarana didalam kegiatan permainannya. Secara

fungsional kegiatan bermain dan bekerja mengandung perbedaan cukup mendasar, sebab

bekerja itu lebih diarahkan kepada hasil yang akan dicapai, disamping adanya keterikatan

yang lebih ketat dari pada sebuah permainan.

Pentingnya arti bermain bagi anak mendorong seorang tokoh psikologi dan filsafat

terkenal, johan Huizinga untuk merumuskan teori bermain. Ia mengemukakan bahwa

bermian adalah hal dasar yang membedakan manusia dengan hewan. Melalui kegiatan

bermain tersebut terpancar kebudayaan suatu bangsa. Namun bebrapa orang tidak dapat

membedakan kegiatan bermain dengan kegiatan tidak bermain. Pendidikan anak usia dini

merupakan prinsip pendidikan anak dengan belajar dan bermain, mengalami kerancuan

dalam makna. (Mohammad Fauziddin, 2015:6).

Page 15: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Anak yang memiliki perkembangan sosial emosional yang memadai diyakini akan

mampu mendinamisir lingkungan belajar dan membangun iklim yang kondusi, sehingga

menimbulkan semangat dan motivasi belajar. Untuk itu, perkembangan sosial emosional

merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap anak guna menjalin hubungan yang

baik dengan guru dan sesama anak dikelas sehingga tujuan pembelajaran dikelas dapat

tercapai.

Perkembangan sosial emosional yaitu perilaku perkembangan anak sehari-hari dapat

dihubungkan dengan kebiasaannya, yang terdiri dari kesatuan sifat bawaan, semenjak dalam

kandungan. Penelitian tentang mempelajari perilaku anak sudah dilakukan sejak 1960.

Karakteristik perilaku anak sudah diperlihatkan sejak anak lahir. Meskipun rentang

perkembangan sosial emosional berkelanjutan hingga sepanjang kehidupan, banyak ahli

yang menyetujui bahwa hal tersebut sangat penting dikembangkan kepada anak sejak bayi

hingga berusia enak tahun. (Siti Aisyah,dkk, 2008:9,57-9,58).

Abu Ahmadi ( 2005:97) Bagi anak perkembangan perasaan itu sangat cepat dan besar

sekali, sehingga umumnya anak-anak akan lebih emosional dibandingkan dengan orang

dewasa, pandangan mereka selalu optimis, cepat merasa puas, sehingga mereka akan mudah

merasa senang, periang, kesedihan, dan kesusahan atau justru kesenangan orang lainpun

belum mereka hayati dengan baik-baik, kalbu pada saat tertentu anak tahu tentang kesusahan

orang lain maka anak berusaha menekannya atau menutupnya, karena ia takut atau malu

untuk ikut merasakannya.

Pembelajaran tematik-terpadu dapat membuat anak terlibat dalam semua area

bermain yang disediakan oleh pendidik paud. Itulah sebabnya dalam implementasinya,

pembelajaran tematik-terpadu dilaksanakan melalui pembelajaran senta atau biasa dikenal

dengan Beyond Centers and Circle Time (BCCT). Area bermain pada pembelajaran sentra

diistilahkan dengan sentra. Secara istilah sentra adalah zona atau area bermain anak yang

dilengkapi dengan seperangkat alat yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang

diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis main, yaitu main sensori-

motor atau main fungsional, main peran, dan main pembangunan. Dan ada 6 sentra, yaitu

sentra imtak, sentra bahan alam, sentra seni dan kreativitas, sentra bermain peran, sentra

balok, dan sentra persiapan. (Novan Ardy Wiyani, 2017:107).

Karena dengan Sentra bermain peran ini bertujuan untuk mengembangkan aspek

bahasa dan kemampuan dalam berinteraksi sosial anak. Jenis permainan ini antara lain

meliputi sandiwara, drama atau bermain peran dan jenis permainan lain dimana anak

memainkan peran sebagai orang lain. Permainan ini sangat baik untuk mengembangkan

bahasa, komunikasi dan memahami peran-peran dalam masyarakat. (Mohammad Fauziddin,

2015:12)

Dengan bermain peran banyak manfaat yang diberikan kepada anak. Selain dapat

bersosialisasi dengan orang lain anak juga dapat mengekspresikan perasaan mereka. Anak

juga dapat terlibat permasalahan yang timbul ketika anak bermain peran. Biasanya

permasalahan tidak terdapat di skanerio melainkan muncul dengan sendirinya pada anak saat

bermain. Ketika ada masalah bagaimana reaksi anak apakah dapat menyelesaikannya atau

membiarakannya berlalu tanpa ada solusi yang diambil dengan seperti itu anak juga dapat

meningkatkan sosial emosional anak.

Berdasarkan hasil awal penelitian Ketika anak sedang bermain peran ada saja anak

yang kurang bersosialisasi dengan teman yang lain dan lebih asyik dengan peran yang

dijalani apalagi telah menemukan mainan yang menyenangkan ketika berada di perannya.

Page 16: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Kadang juga ada anak yang tiba-tiba memicu keramaian anak yang lain supaya menyerang

satu anak dan menjadi tersangka utamanya. Kemudian ada juga anak yang belum bisa

mengontrol emosi dalam diri anak itu sendiri dan menasehati anak yang lain, sehingga anak

yang lain kembali ke perannya masing-masing, selain itu ketika ada anak yang dalam

berperan kurang optimal masih banyak anak lain yang belum mengajak atapun memotivasi

anak tersebut untuk bersama-sama bermain peran kurang semangat ataupun kurang optimal,

anak yang lain ada saja yang menggantikan atau menginginkan peran tersebut, sehingga satu

anak ada yang ganda dalam berperan.

Anak juga masih kurang rasa berbagi dengan temannya yang kadang mengakibatkan

anak saling berebut tempat, karena anak semakin merasa ingin tahu dan lebih dekat

lagi.Selain itu juga masih ada juga anak yang terpaku dengan perannya sendiri serta merasa

asyik dengan peran yang telah dipilihnya sehingga anak sibuk sendiri dengan dunianya. Jadi

dalam bermain peran juga dapat membantu anak untuk melakukan sosialisasi dan belajar

untuk menghargai serta memahami antara anak yang satu dengan anak yang lainnya, serta

anak dapat belajar untuk konsisten terhadap hal yang telah di pilih anak.

Data yang diperoleh dari observasi ke Salah satu sekolah yang menggunakan sentra

adalah Tk Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Guru yang bernama Masniyah Di Tk Nurul

Huda yaitu terdapat 6 sentra yaitu sentra persiapan, sentra balok, sentra bermain peran, sentra

seni dan kreativitas, sentra bahan alam dan imtak. Sentra yang peneliti amati adalah salah

satunya sentra bermain peran, pembelajaran yang dilakukan dengan metode sentra yaitu

sentra peran. di Tk Nurul Huda sudah sangat mengeksplor kemampuan anak. Tidak hanya

kemampuan anak saja tetapi lebih banyak membangun karakter kepada anak agar kelak anak

mempunyai jiwa yang berkarakter dan jiwa yang mandiri. Namun kenyataan dilapangan

berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Tk tersebut masih di temui anak-anak di Tk

B2 masih rendah kecerdasan sosial emosional anak hal ini ditandai dengan 60% anak yang

belum berkembang, 20% mulai berkembang, 20% anak yang berkembang sesuai harapan,

dan 0% anak yang berkembang sangat baik.

Sentra yang peneliti amati adalah salah satuya sentra peran, bermain peran

merupakan salah satu cara agar anak dapat belajar, bukan hanya mengenal diri sendiri, tetapi

dapat mengenal dan memerankan orang lain agar mereka bisa melakukan sosialiasasi dengan

temannya, serta dapat membiasakan anak agar mereka dapat berkomunikasi dengan orang

lain, yang sudah masuk dalam masyarakat luas dan tidak hanya mengenal dan berkomunikasi

dengan orang sekitar saja.

Dari Permasalahan tersebut dapat menghambat pelaksanaan dan tercapainya tujuan

pembelajran, oleh sebab itu, penting bagi pendidik untuk menguasai dan membuat

perencanaan pembelajaran yang akan di ajarkan untuk dapat menunjanng pelaksanaan

pembelajran. Sehingga, kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Berdasarkan permasalahan dan kenyataan yang ada dilapangan maka kami sebagai

peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang“Upaya Guru Meningkatkan kecerdasan

Sosial-Emosional Anak Melalui Bermain Peran di Tk Nurul Huda Desa Suka Maju

Kecamatan Mestong kabupaten Muaro jambi”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka terdapat

beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Perilaku tidak peduli

Page 17: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

2. Anak menginginkan semua peran yang ada

3. Kurang sesuainya antara peran yang dipilih dan dilakukan oleh anak

4. Anak masih kurang rasa berbagi dengan temannya

5. Bermain sendiri

6. Kurang terkontrolnya emosi anak

C. Batasan Masalah

berdasarkan pada identifikasi masalah dan agar penelitian ini lebih terarah, perlu

adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Anak yang menjadi subjek penelitian adalah anak Tk B2 usia 5-6 tahun.

2. Metode yang digunakan adalah metode bermain peran.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian

tindakan kelas ini adalah : “Apakahkah melalui bermain peran dapat meningkatkan

kecerdasan sosial emosional anak di Tk Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong

Kabupaten Muaro Jambi”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah melalui bermain peran dapat

meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak usia dini di Tk Nurul Huda Desa Suka Maju

Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat sebagai berikut:

a. Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk pengembangan keilmuan dan

profesionalitas diri terutama bidang penelitian tindakan.

b. Guru

Bagi guru, dengan melakukan penelitian ini guru dapat memiliki kemampuan

memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam apa yang

terjadi dikelasnya. Guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara

professional. Karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu memperbaiki

pembelajaran/ kelas yang dikelolanya.

c. Siswa

Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini kesalahan dan kesulitan dalam proses

pembelajaran akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosa, sehingga kesalahan dan

kesulitan tersebut tidak berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera

diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan hasil belajar

siswa diharapkan akan meningkat.

d. Sekolah

Penelitian ini berguna untuk masukan bagi guru dan pengelola sekolah Tk dalam

rangka memperbaiki kinerja guru secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar.

Penelitian ini diharapkan dapat salah satu pijakan bagi guru dan pengelola sekolah Tk

lainnya untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien.

Page 18: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecerdasan Sosial Emosional Anak

1. Kecerdasan Sosial

Menurut Seefeldt & Wasik,2018 (Novi Mulyani 2018:93). Anak-anak yang berusia,

3, 4, dan 5 tahun, mereka akan tumbuh menjadi mahkluk sosial. Pada usia 3 tahun

perkembangan fisik mereka memungkinkan untuk bergerak kian kemari secara mandiri dan

mereka ingin tahu tentang lingkungan yang tinggali dan tentunya orang-orang didalamnya.

Dalam usia tersebut, anak memperlihatkan minat yang semakin besar terhadap anak-

anak yang lain dan orang dewasa disekitarnya. Bermain seorang diri dengan mainan

kesukaannya didalam rumah, Nampak menjadi hal yang membosankan. Walaupun tidak

jarang, anak masih bermain dengan mainannya seorang diri, namun keinginananya untuk

menjadi mahkluk sosial, bermain dengan dengan anak yang lain, menjadi semakin kuat.

Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk secara efektif menavigasi dan

bernegosiasi dalam interaksi dan lingkungan sosial menurut sean foleno, kecerdasan sosial

adalah kemampuan seseorang untuk memahami lingkungannya secara optimal dan bereaksi

dengan tepat untuk sukses secara sosial. (Asyuhada dkk, kecerdasan sosial

anak.https://id.m.wikipedia.org).

Ciri khas secara sosial atau pergaulan usia (5-6 tahun)

a) Senang bermain dengan teman sebayanya, namun juga perlu waktu untuk bermain

sendiri.

b) Sifat individu masih sangat kuat.

c) Sering timbul pertengkaran saat bermain.

d) Sangat membutuhkan perhatian dari orang dewasa.

e) Sedang belajar membuat pilihan-pilihan yang benar. (Trianto 2010:18)

Kecerdasan sosial dibagi dua yaitu:

a. Pengertian kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan,

berinteraksi, atau berkomunikasi dengan orang lain (Helmawati, 2014). Kecerdasan

interpersonal yang tinggi membuat sesesorang untuk berinteraksi dengan baik terhadap

orang lain. Orang dengan kecerdasan ini akan memiliki ke pekaan hati hingga mampu

berempati terhadap apa yang tengah di alami orang lain.

Kecerdasan intrerpersonal (interpersonal intelligence) yaitu kemampuan untuk

melakukan hubungan anatar manusia (berkawan) yang dapat dirangsang melalui bermain

bersama teman, bekerja sama, bermain peran, dan memecahkan masalah serta

menyelesaikan konflik. (Ella Yulaelawati 2004) menyoroti kecerdasan ini melalui

pemberian dukungan atas gagasan atau ide dari orang lain. Bantu anak untuk dapat

memimpin, mengatur, berteman, bersuka ria bersama, atau bertindak sebagai penengah.

ntuk menumbuh kembangkan kecerdasan ini anak perlu teman. Kelompok bermain.

masuk dalam pertemuan sosial, pertemuan kelompok di masyarakat, clup, dan

pembimbing.

Page 19: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal ini dapat manjalin komunikasi

dengan mudah walaupun terhadap orang yang baru dijumpainya. Ia akan mudah bergaul,

banyak memiliki teman, dan dapat menyesuaikan diri dengan cepat di manapun ia

berada. Orang yang memiliki kecerdasan ini akan dapat bertahan hidup melalui jalinan

atau hubungan social yang dilakukannya. Oleh karena itu, pendidik dalam membantu

anak atau peserta didik untuk memiliki kecerdasan interpersonal ini perlu memperhatikan

hal-hal sebagai berikut sejak mereka berusia dini.

1). Ajarkan komunikasi

Bagi anak usia dini pendidik perlu bimbingan dan contoh bagaiman melakukan

komunikasi yang baik dengan orang lain. Banyak anak usia dini yang memintasesuatu

denagn menangis atau marah-marah. Ada anak yang melarang temannya melakukan

sesuatu dengan cara menagis atau berteriak. Sikap seperti ini tentu tidak baik dibiarkan.

Pendidik perlu mengajarkan bagaimana anak seharusnya menyampaiakan ide, gagasan,

keinginan, atau kemarahannya.

Dengan demikian, anak tidak perlu menangis atau berteriak ketika ingin

menyampaikana apa yang diinginkan atau yang ada dalam hati dan komunikasi yang

aktip dan sehat.untuk itu pendidik terutama orang tua harus membangun komunikasi

yanga ktip dan sehat. Orang tua atau pendidik pendampingketika berbicara kepada ank

perlu menyampaikan kata-kata dengan nada yang tepat dan berikan gesture atau bahasa

tubuh yang tepat pula. Komunikasi yang dibangun dengan baik oleh para pendidik akan

diingat anak. Sehingga ia pun akan menggunakan cara yang sama dan tidak lagi berteriak

atau merengek-rengek untuk menyampaiakn apa yang dipikirkan.

2). Ajarkan anak mengenal hambatan dalam komunikasi dan mengatasi sejak dini.

Hambatan dalam kemunikasi berbeda-beda dalamhal ketahanan dan arti

pentingnya. Jarang komunikasi terhambat sama sekali, sehingga inti pesan dapat

diterima. namun tidak sedikit komunikasi terhambat oleh beberapa paktor sehingga inti

pesan tidak sampai kepada penerima pesan. Latar belakang pengetahuan dan pengalaman

yang berbeda akan dapat menimbulkan persepsi (cara pandang) yang berbeda.

Hal ini perlu diperhatikan pendidik saat mendidik anak atau peserta didiknya.

Pemahaman akan perbedaan persepsi akan memberikan pendekatan yang berdeda untuk

solusi terhadap masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, pendidik perlu mengajarkan

dengan memberikan contoh bahwa anak perlu menyamakan persepsi atau apa yang

dipikirkan dan bagaimana ia berpikir. Bahasa yang digunakan pun harus disamakan

pemahamannya. (Helmawati 2016)

b. Pengertian kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang terletak pada diri

seseorang yang ditandai dengan kemampuan untuk memahami diri sendiri, dan bertindak

berdasarkan pemahaman tersebut. Kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan

untuk mengenali kelebihan pada diri, kekurangannya, keterbatasan diri, kecerdasan

terhadap emosi atau suasana hati, keinginan, motivasi, maksud dan tujuan, juga mampu

menghargai diri, mengendalikan diri.

Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk menganalisis diri sendiri, tahu

dengan baik tentang dirinya sendiri, apa yang diinginkan, apa yang akan dilakukan, apa

yang terbaik bagi dirinya, bagaimana memberikan respon terhadap situasi tertentu, dan

menyikapinya dengan baik, serta intropeksi diri.

Page 20: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Pemahaman diri ini sangat baik untuk membantu seseorang mengembangkan

potensi dalam dirinya dan membantunya untuk dapat mengekspresikan diri dengan lebih

baik, dan mampu berkarya secara optimal. Kecerdasan intrapersonal memiliki manfaat

yaitu membangun citra diri dan harga diri, mengendalikan emosi, mampu bertanggung

jawab pada diri sendiri.

1) Ciri- Ciri Kecerdasan Intrapersonal

Amstrong menyatakan bahwa kecerdasan intrapersonal memiliki karakteristik

sebagai berikut:

a. waktu untuk bermeditasi, merenung, intropeksi diri, dan memikirkan berbgai

masalah.

b. Suka terhadap topik mengenai pengembangan kepribadian diri dan sering

menghadiri acara- acara konseling atau seminar kepribadian agar lebih

memahami diri.

c. Mampu menghadapi masalah, hambatan, kegagalan dengan baik.

d. Memiliki minat, hobi, dan cara bersenang senangyang diperuntukkan dirinya

sendiri.

e. Memiliki tujuan tujuan hidup jangka pendek dan jangka panjang yang selalu

dipikirkan secara kontinyu.

f. Mampu menganalisa kekurangan dan kelebihan diri yang ditinjau dari pandangan

pihak lain.

g. Lebih suka menghabiskan waktu untuk diri sendiri dan jauh dari keramaian.

h. Memiliki kemandirian dan keinginan yang kuat.

i. Dapat mengespresikan perasaan dan menulis pengalaman pribadinya dalam buku

diari.

j. Memiliki semangat yang kuat untuk mewujudkan keinginan dan berusaha sendir (

Dosen psikologi. https://dosenpsikologi.com)

2. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian kecerdasan Emosional

Kecerdasan yang tidak kalah pentingyang perlu diketahui dan dipelajari pendidik

adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosi dikembangkan oleh Daniel Goleman

(1995). Kecerdasan ini sebenarnya tampak pada kemampuan atau kecerdasan

interpersonal dan intrapersonal seseorang.

Esensi kecerdasan ini adalah pengembangan kemampuan untuk membedakan dan

menanggapi dengan suasana hati,temperamen, motivasi, dan hasrat keinginan orang lain

(Uno dan Kudrat, 2009) Goleman berpendapat bahwa factor emosi sangat penting dan

memberikan pengayaan warna bagi kecerdasan interpersonal. Keceerdasan emosi

merupakan peruwujudan dan softskill dalam diri manusia (Suyono dkk, 2015:105).

Anak yang sejak usia dini sudah mampu mengendalikan emosi atau memiliki

kecerdasan emosional setelah remaja ternyata lebih mampu menjalin hubungan sosial,

memiliki kepribadian yang lebih tegas, lebih efektif dalam bertindak, dan lebih mampu

menghadapi kekecewaan hidup. Anak yang memiliki kecerdasan emosi lebih percaya diri

dan lebih siap menghadapi tantangan hidup.

Sementara anak yang tidak dibantu memiliki kecerdasan emosional sejak dini,

ketika remaja ia cenderung lebih sulit menjalin hubungan social dengan orang lain, lebih

mudah kecewa dan frustasi atau putus asa, bahkan berprilakju kasar terhadap orang lain.

Agar anak dapat dibantu mengendalikan emosinya, maka para pendidik (orang tua dan

Page 21: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

guru) perlu memperhatikan pengembangan semua unsure pembentuk manusia itu sendiri

(Helmawati,2016:96)

b. Perkembangan Emosional

Permainan diluar ruangan banyak memberikan peluang dan tantangan baru bagi

anak. Permasalahan yang dihadapirelatife lebih kompleks dari hari ke hari bagi anak hal ini

dapat menjadi pembelajaran yang baik. Dengan menguasai banyak tantangan yang dihadapi

di luar membuat anak-anak lebih mengembangkan rasa percaya dirinya yang posistif. anak-

anak berhasil mengatasi ketakutan dan ketegangannya saat ia berada di puncak porosotan

dan kemudian bebas meluncur. Ia telah berhasil menciptakan rasa aman dalam dirinya

ketika menghadapi prosotan.

Rasa percaya terhadap diri sendiri dan orang lain dikembangkan melalui

pengalaman hidup yang nyata. Seorang anak membutuhkan beberapa keterampilan

emosional yang harus ia penuhi. Pertama, ia harus mengenal kemampuan nya dan

mengakui ketidak mampuannya. Kedua, Ia harus belajar meminta tolong dengan cara yang

baik kepada orang lain pada saat ia membutuhkannya. Ketiga, ia harus memiliki

kepercayaan terhadap bantuan orang lain. Keempat, ia harus menghargai bantuan tersebut

dengan car berterima kasih. (Rita Mariyana, dkk, 2010:104).

c. Ciri-ciri kecerdasan Emosional

Ciri-ciri kecerdasan emosional meliputi kemampuan untuk memotivasi diri sendiri,

bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan

kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumbuhkan

kemampuan berfikir, berempati dan berdoa (Goleman,2003:45). Menurut teori Goleman

(2002,513-514), cirri-ciri kecerdasan emosional kedalam 5 (lima) komponen sebagai

berikut:

1). Kesadaran diri.

2). Pengaturan diri.

3). Motivasi.

4). Empati.

5). Keterampilan sosial.

d. Aspek-aspek kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional terbagi dalam beberapa aspek kemampuan yang

membentuknya. Aspek- aspek kemampuan yang membentuk kecerdasan emosional tidak

seragam untuk setiap ahli, tergantung dari sudut pandang dan pemahaman. Menurut

Salovey (Goleman, 2007:58-59) ada lima aspek utama yang terdapat dalam kecerdasan

emosional, yaitu:

a. mengenali emosi sendiri.

b. mengelola emosi

c. memotivasi diri sendiri

d. mengenali emosi orang lain.

e. membina hubungan. (Etheses.Uin-malang.ac.id)

e. Fungsi dan Peranan Emosi

Setelah kita mengetahui apa dan bagaimana mekanisme terjadinya emosi pada

individu, selanjutnya kita akan membahas tentang tungsi atau peranan emosi pada

perkembangan anak. Fungsi dan peranan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1.) Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala

kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Sebagai contoh, anak yang

Page 22: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan

menangis. Menangis ini merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada

saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal. Demikian

pula halnya ekspresi tertawa terbahak-bahak ataupun memeluk ibunya dengan erat. Ini

merupakan contoh bentuk komunikasi anak yang bermuatan emosional.

2.) Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri dengan

lingkungan sosialnya, antara lain berikut ini:

a) Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan

sosial terhadap dirinya.

b) Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial

anak melalui reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungannya.

c) Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan. Tingkah laku emosi anak yang

ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis lingkungan.

d) Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan.

e) Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas

motorik dan mental anak. (Asep dhermawan

https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/01/fungsi-dan-peranan-emosi-pada.html).

3. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Sosial Emosional

Sebelumnya kita sudah mengetahui banyak mengenai bagaimana anak belajar dan

berperilaku. Dalam 2 dekade, penelitian mengenai perkembangan otak anak, perilaku emosi

memfokuskan pada pentingnya perkembangan sosial awal pada anak dan kebutuhan emosi pada

masa kecilnya dan masa-masa kanak-kanak awal. Meskipun perkembangan sosial emosional

anak berlanjut terus hingga dewasa, banyak penelitian percaya bahwa yang terpenting adalah

perkembangan sosial emosional dilakukan ketika anak masih bayi hingga anak berusia enam

tahun (lahir-6 tahun).

Pada perkembangan tahun pertama, hal yang dapat diberikan kepada anak berupa pengenalan

pengucapan. Berikut ini adalah beberapa cirri-ciri meningkatkan perkembangan kecerdasan

sosial emosional anak:

a. dimulai dari keakraban atau hubungan erat dengan pengasuh/pendidik.

b. ketika bermain menggunakan bahasa.

c. mengerti bagaimana menggunakan bahasa.

d. memperlihatkan kasih sayang dan perhatian dengan anak yang lain.

Perkembangan sosial emosional yang sehat pada anak hanya dapat terjadi jika anak dekat

dengan orang tua, pengasuh atau pendidiknya. Seperti hubungan pendukung untuk

mengembangkan kepercayaan dan rasa percaya diri, kemampuan menjalin hubungan dengan

orang lain, dan menyelesaikan masalah serta kebutuhan untuk berhasil dalam pelajaran

disekolah dan dikehidupan. (Siti Aisyah,dkk, 2008:9.54).

B. Bermain Peran

1. Pengertian Bermain Peran

Bermain merupakan salah satu yang termasuk aktivitas dan kebutuhan anak usia dini,

dengan bermain mereka mendapatkan suatu pengalaman yang menyenangkan, selain itu

dengan bermain mereka dapat bersosialisasi dan berkomunikasi. Bermain tidak tertuju pada

hasil kegiatan tetapi pada proses saat anak bermain, melalui bermain anak-anak mendapatkan

pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan aspek perkembangannya.

Page 23: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Menurut Sigmund Freud bermain mempunyai nilai yang sama yaitu fantasi dan

lamunan, melalui bermain anak dapat mengeluarkan perasaan negatifnya ke objek atau orang

pengganti. Selain itu dengan bermain dapat memancing kreativitas anak, dengan bermain

anak akan memperoleh pelajaran yang mengandung aspek-aspek perkembangan seperti

kognitif, fisik, sosial dan emosional. Bermain merupakan salah satu sarana untuk menggali

pengalaman belajar anak, disamping itu bermain dapat membantu anak untuk mengenal

dunianya, mengembangkan konsep-konsep baru, meningkatkan keterampilan sosial dan

membentuk prilaku. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Vygostiky bahwa

bermain sangat erat hubungannya dengan perkembangan kognitif anak, karena dengan

bermain dapat menunjang pengalaman intelektual dan memperkaya cara berfikir anak.

Bermain peran (role playing) merupakan salah satu bentuk pembelajaran, dimana

anak-anak ikut terlibat aktif dalam memainkan peran-peran tertentu.Bermain peran dapat

disebut juga dengan main simbolik atau main purapura, fantasi imajinasi atau main drama.

Terdapat beberapa karakteristik dalam bermain peran diantaranya :

1. Bermain peran merupakan sesuatu yang menyenangkan.

2. Memiliki nilai positif bagi anak.

3. Bersifat spontan dan bebas bagi anak untuk memilih tokoh yang diperankan.

4. Melibatkan peran aktif anak.

5. Memiliki hubungan sistematik dengan perkembangan kreativitas, pemecahan masalah,

belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya.

Menurut Hurlock (1978:329) bermain peran adalah bentuk bermain aktif di masa

anak-anak, melalui perilaku dan bahasa yang jelas berhubungan dengan materi atau situasi

seolah-olah hal itu mempunyai atribut yang lain ketimbang yang lainnya. Rosalina (2008:1)

mengungkapkan bahwa permainan ini sangat bagus untuk anak-anak, sebab di usia balita

kemampuan berfantasi, kognitif, emosi,dan sosialisasi anak tengah berkembang. (Asep

dhermawan76. https:/ agroedupolitan.blogspot.com).

Abu Ahmadi (2005:107) Bermain peran atau Fantasi, yakni seorang anak melakukan

permainan karena di pengaruhi oleh fantasinya, ia memerankan suatu kegiatan, seolah-olah

sungguhan. Permainan ini ada tingkatannya:

a. Membuat sesuatu, tetapi belum dapat memberi nama.

b. Membuat sesuatu, dana dapat memberi nama.

c. Menentukan dana membuat nama dulu, sebelum membuat sesuatu.

d. Membuat sesuatu, sudah lengkap agak mirip dengan kondisi bentuk sebenarnya yang

dikehendaki.

(dalam Tetik. 2001:99)Hakikat bermain peran atau role playing mempunyai 4 pengertian

yaitu:

a) Sesuatu yang bersifat sandiwara dimana pemain memainkan peran tertentu sesuai dengan

lakon yang sudah ditulis dan dimainkan dengan tujuan hiburan.

b) Sesuatu yang bersifat sosiologis atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh norma-

norma tertentu.

c) Sesuatu perilaku tiruan atau tipuan dimana seseorang berusaha memeperoleh hal yang

sama dengan jalan perilaku berlawanan dengan apa yang diharapkan, dirasakan atau

diinginkan.

Sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan dimana individu memerankan situasi yang

imajinatif dengan tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri sendiri,

Page 24: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

meningkatkan keterampilan, menunjukkan perilaku lain atau perilaku seseorang harus

bertingkah.(https//ainamulyana.blogspot,com

Ahmadi dan Prasetyo (2005) mengemukakan bahwa metode role playing disebut juga

“sosiodrama maupun bermain peranan yaitu suatu cara mengajar yang memberikan

kesempatan kepada para anak untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau

penghayatan seseorang, seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari dalam

masyarakat”. Dalam proses role palying peserta diminta untuk :

1. Mengandaikan suatu peran khusus, apakah sebagai mereka sendiri atau sebagai orang lain.

2. Masuk dalam situasi yang bersifat skenario, yang dipilih berdasarkan relevansi dengan

pengetahuan yang

sedang dipelajari oleh peserta atau kurikulum.

3. Bertindak persis sebagaimana pandangan mereka terhadap orang yang diperankan dalam

situasi-situasi tertentu ini, dengan menyepakati untuk bertindak “seolah-olah“ peran-peran

tersebut adalah peran-peran mereka sendiri dan bertindak berdasar asumsi tersebut.

4. Menggunakan pengalaman-pengalaman peran yang sama pada masa lalu untuk mengisi

batas yang hilang dalam suatu peran singkat yang ditentukan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode role

playing adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada para anak untuk

mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang, seperti yang dilakukan

dalam hubungan sosial sehari-hari. Dengan kata lain melalui metode role playing ini anak

belajar untuk menghargai perasaan orang lain dan belajar untuk bekerjasama dengan orang

lain. Sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (2005) bahwa tujuan role playing antara lain:

(a) agar anak dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain; (b) dapat belajar

bagaimana membagi tanggung jawab (c) dapat belajar bagaimana mengambil keputusan

dalam situasi kelompok secara spontan; dan (d) merangsang kelas untuk berpikir dan

memecahkan masalah.

Metode role playing memiliki beberapa keunggulan, sebagaimana yang dikemukakan

oleh Djamarah, S.B (2006) keunggulannya adalah: (1) anak melatih dirinya untuk melatih,

memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan sebagai pemain harus

memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus

diperankannya (2) anak akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif

2. Jenis-Jenis Bermain Peran

Dilihat dari jenisnya bermain peran dibagi menjadi 2 jenis diantaranya adalah mikro

dan makro. menurut erikson (Haenilah, 2015:126) mengatakan bahwa “dua jenis main peran

yaitu mikro atau ukuran kecil dan makro ayitu ukuran sesungguhnya”. Dalam bermain peran

mikro anak akan memegang atau menggerakkan sesuatu yang berukuran kecil untuk

meyusun suatu adegan cerita. Sedangkan dalam bermain peran makro anak akan

memerankan sesungguhnya dan menjadi tokoh tertentu.

Sejalan dengan pendapat diatas menurut Mutiah (2010:115) mengungkapkan

bahwa”bermain peran terbagi kedalam dua jenis kegiatan yaitu bermain peran mikro dan

bermain peran makro” jenis bermain peran makro adalah permainan yang bersifatnya kerja

sama lebih dari dua orang bahkan lebih khususnya untuk anak usia dini sedangkan bermain

peran mikro adalah awal bermain kerja sama dilakukan hanya dua orang saja.

Page 25: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

a. Bermain Peran Makro

Bermain makro adalah anak bermain tokoh menggunakan alat berukuran besar

yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, contohnya

memakai baju dan menggunakan kotak kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan

atau benteng.

b. Bermain Peran Mikro

bermain mikro adalah anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh

benda-benda berukuran kecil. Contoh, kandang dengan bintanag-binatang dan orang-

orangan kecil. (Asolihin skb https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com)

3. Tujuan Bermain Peran

Adapun tujuan bermain menurut Diana Mutiah (2010 : 146) ditinjau dari aspek

perkembangan dapat dioptimalkan, antara lain adalah :

a. Bermain untuk Pengembangan Kognitip Anak.

1). Bermain membantu anak membangun konsep dan pengetahuan

2). Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.

3). Bermain mendorong anak untuk berpikir kreatif

b. Bermain untuk Pengembangan Sosial-Emosional

1). Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisasi dan

menyelesaikan masalah.

2). Bermain meningkatkan kompetensi sosial anak

3). Bermain membantu anak mengekspresikan dan mengurangi rasa takut.

c. Bermain untuk Pengembangan Motorik

1). Bermain membantu anak mengontrol gerak motorik kasar anak.

2). Bermain membantu anak menguasai keterampilan motorik halus.

d. Bermain untuk Pengembangan Bahasa / Komunikasi.

1). Bermain membantu anak meningkatkan kemampuan berkomunikasi

2). Bermain menyediakan konteks yang aman dan memotivasi anak belajar bahasa

kedua.

Bermain peran merupakan suatu aktivitas anak yang alamiah karena sesuai dengan

cara berpikir anak usia dini, yaitu berpikir simbolik (menurut teori Piaget). Banyak ahli yang

meneliti dan memberi perhatian terhadap aktivitas anak ini dan menghasilkan teori yang

menjadi dasar keilmuan bagi kajian bermain peran.

Mulailah bermain peran, tetapi berhentilah pada interval yang sering dan mintalah

kelas untuk memberi feedback dan arah seperti kemajuan skenario. Jangan ragu menyuruh

siswa untuk memberikan garis khusus bagi guru untuk digunakan. Teruskan bermain peran

sampai anak secara meningkat melatih guru dalam bagaimana menangani situasi. Hal ini

memberikan siswa latihan keterampilan ketika guru melakukan peran yang sebenarnya untuk

mereka. Dalam menyiapkan suatu situasi Role Playing di dalam kelas.

guru mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a). Guru memiliki situasi bermain peran

Situasi-situasi masalah yang dipilih harus menjadi “sosiodrama” yang menitik

beratkan pada jenis peran, masalah dan situasi familier, serta pentingnya bagi siswa. meliputi

deskripsi tentang keadaan peristiwa, individu-individu yang dilibatkan, dan posisi-posisi

dasar yang diambil oleh pelaku khusus. Para pemeran khusus tidak didasarkan kepada

individu nyata di dalam kelas, hindari tipe yang sama pada waktu merancang pemeran

supaya tidak terjadi gangguan hak pribadi secara psikologis dan merasa aman.

Page 26: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

b). Sebelum pelaksanaan bermain peran

siswa harus mengikuti latihan pemanasan, latihan-latihan ini diikuti oleh semua

siswa, baik sebagai partisipasi aktif maupun sebagai para pengamat aktif. Latihan-latihan ini

dirancang untuk menyiapkan anak, membantu mereka mengembangkan imajinasinya dan

untuk membentuk kekompakan kelompok dan interaksi. Misalnya latihan pantomim.

c). Guru memberikan intruksi khusus kepada peserta bermain peran setelah

memberikan penjelasan pendahuluan kepada keseluruhan kelas. Penjelasan tersebut

meliputi latar belakang dan karakterkarakter dasar melalui tulisan atau penjelasan lisan. Para

peserta (pemeran) dipilih secara sukarela. Siswa diberi kebebasan untuk menggariskan suatu

peran. Apabila siswa telah pernah mengamati suatu situasi dalam kehidupan nyata maka

situasi tersebut dapat dijadikan sebagai situasi bermain peran.

Peserta bersangkutan diberi kesempatan untuk menunjukkan tindakan perbuatan

ulang pengalaman. Dalam brifing, kepada pemeran diberikan deskripsi secara rinci tentang

kepribadian, perasaan, dan keyakinan dari para karakter. Hal ini diperlukan guna

membangun masa lampau dari karakter. Dengan demikian dapat dirancang ruangan dan

peralatan yang perlu digunakan dalam bermain peran tersebut.

d). Guru memberitahukan peran-peran yang akan dimainkan serta memberikan instruksi-

instruksi yang bertalian dengan masing-masing peran kepada audience. Para audience

diupayakan mengambil bagian secara aktif dalam bermain peran itu. Untuk itu, kelas dibagi

dua kelompok, yakni kelompok pengamat dan kelompok spekulator, masing-masing

melaksanakan fungsinya. Kelompok I bertindak sebagai pengamat yang bertugas mengamati:

(1) perasaan individu karakter,

(2) karakter-karakter khusus yang diinginkan dalam situasi dan

(3) mengapa karakter merespons cara yang mereka lakukan. Kelompok bertindak sebagai

spekulator yang berupaya menanggapi bermain peran itu dari tujuan dan analisis pendapat.

Tugas kelompok ini mengamati garis besar rangkaian tindakan yang telah dilakukan oleh

karakter-karakter khusus.

4. Kelemahan dan Kelebihan Metode Role Playing ( Bermain peran)

Dari pemaparan tahap-tahap penggunaan metode role playing di atas dapat dilihat

beberapa kelebihan dan kekurangan metode role playing sebagai berikut:

a). Kelebihan metode role playing

1). Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. di samping menjadi

pengalaman yang menyenangkan juga memberi pengetahuan yang melekat dalam memori

otak,

2). Sangat menarik bagi anak. sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi dinamis

dan antusias.

3). Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri anak serta

menumbuhkan rasa kebersamaan.

b). Kekurangan metode role playing.

1). Role playing memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.

2). Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun anak

dan ini tidak semua guru memilikinya.

3). Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk

memerankan suatu adegan tertentu.

Page 27: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

4). Apabila pelaksanaan role playing atau bermain peran mengalami kegagalan,

bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan

pembelajaran tidak tercapai.

5). Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

(http://digilib.uinsby.ac.id/1625/4/Bab%202.pdf).

5. Tahapan Bermain Peran

Penerapan Metode Bermain Peran Penerapan metode bermain bagi anak harus

dilakukan semenarik mungkin agar anak merasa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti

permainan tanpa ada paksaan. Tahap sebelum melakukan kegiatan bermain peran harus

disiapkan dengan benar agar bermainan anak dilakukan dengan optimal.

Shaftel dalam Haenilah (2015:129-130) mengemukakan tahapan bermain peran, yaitu

: (a). Menjelaskan aturan bermain peran (b). Mencipktakan suasana yang dapat memotivasi

anak untuk bermain peran (c). Memilih peran (d). Menyusun tahapan bermain peran (e).

Menyiapkan pengamat (f). Pemeranan (g). Diskusi (h). Kesimpulan. Hal ini senada dengan

pendapat menurut Nuraini (2010:82)

Setelah waktu bermain hampir habis, guru dapat menyiapkan berbagai macam buku

cerita sementara guru merapikan permainan dengan dibantu oleh beberapa anak. Metode

bermain peran dapat diterapkan pada semua aspek perkembangan yang memiliki orientasi

sentuhan, perubahan sikap, mempertimbangkan perasaan sendiri dan orang lain, membentuk

keterampilan untuk menghadapi situasi sulit dan meningkatkan keterampilan untuk

memecahkannya.

Selain itu bermain peran dapat merangsang timbulnya beberapa aktivitas. Karena

anak menikmati tindakan pemeranan, maka mereka akan lupa bahwa sesungguhnya melalui

bermain peran juga sekaligus menguasai materi pelajaran yang secara tidak langsung terkait

dengan ranah sikap dan keterampilan dan terbiasa untuk berdialog sesama teman sebaya.

(http://digilib.unila.ac.id/29244/2/skripsi%20tanpa%20bab%20pembahasan.pdf).

6. Manfaat Bermain Peran

a). Membangun kepercayaan diri Dengan berpura-pura

menjadi apapun yang anak inginkan, misalnya putri atau superhero, dapat membuat

anak dapat “merasakan” sensasi menjadi karakter-karakter tadi sehingga dapat

meningkatkan kepercaya dirinya.

b). Mengembangkan kemampuan bahasa Saat bermain peran

anak pastinya akan berbicara seperti karakter atau orang yang diperankannya.

Hal ini dapat memperluas kosakata anak dan melatihnya berpidato. Sering mengulangi

dialog yang biasa ia dengar dari sebuah adegan dapat membuat anak lebih percaya diri

dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri.

c). Meningkatkan kreativitas dan akal Saat bermain peran

kreativitas anak akan terbawa keluar, sehingga anak menjadi banyak akal saat

mencoba membangun dunia impiannya. Misalnya, kardus-kardus dibuat menjadi istana,

bayangan-bayangan dari jari-jarinya yang bermain menjadi bentuk hewan, dan

sebagainya.

d). Membuka kesempatan untuk memecahkan masalah Pada situasi tertentu saat

bermain peran, pikiran anak akan terlatih untuk menemukan solusi jika ada masalah

terjadi. Misalnya, ketika boneka bayinya ditidurkan, anak akan menyadari bahwa bayi

butuh selimut untuk tetap hangat. Denga memecahkan msalah saat bermain dapat

Page 28: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

membantu membangun kepercayaan diri anak saat nantinya harus mengatasi masalah di

kehidupan nyata.

e). Membangun kemampuan sosial dan empati Dalam bermain peran

anak sedang menempatkan dirinya dalam pengalaman menjadi orang lain.

Menghidupkan kembali sebuah adegan bisa membantu dia menghargai perasaan orang

lain sehingga dapat membantunya mengembangkan empati. Selain itu, karena bermain

peran lebih menyenangkan dilakukan bersama teman, anak dapat belajar berkomunikasi,

bergiliran, dan berbagi peralatan atau mainan bersama temannya.

f). Memberi mereka pandangan positif

anak-anak memiliki imajinasi yang tidak terbatas. Bermain peran dapat membantu

anak bermimpi dan berusaha mencapai mimpi dan cita citanya.

(https://www.parenting.co.id/balita/manfaat+anak+bermain+peran)

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penilitian yang hampir serupa sudah dilakukan

oleh penelitian lain relevan dengan masalah yang diteliti, oleh sebab itu dikemukakan

beberapa penelitian lain yang pernah dilakukan sebagai berikut:

1. penilitian yang dilakukan oleh Saridawati 2017 dengan judul “ upaya meningkatkan

kemamapuan sosial-emosional anak melalui metode proyek di Tk Nurul Ihsan ilmi

medan tembung” perbedaannya adalah dalam judul, isi dan Tema yang diangkat

untuk mengembangkan kecerdasan sosial-emosional anak usia dini.

2. penelitian oleh Rita Kurniawati 2017 yakni “pengembangan sosial-emosional anak

usia dini dengan metode pembiasaan pada paud berbasis full day school di Tkit

kendarti mu’adz bin jabal berbah sleman”. persamaan penelitian ini adalah terletak

pada sosial emosional anak. perbedaan penelitian ini adalah terletak pada isi tempat

tema dan judul yang di angkat yakni upaya meningkatkan kecerdasan sosial-

emosional anak malalui bermain peran.

3. penelitian oleh Dyah Fachriyyati tahun 2015 yakni “perkembangan sosial emosional

anak ditinjau dari pemberian syair lagu di Tk Tarbiyatul Athfal krapyak jepara”.

Perbedaannya adalah isi,tempat, metode, tema dan latar belakang masalah.

Dari ketiga penelitian tersebut persamaan nya adalah sama-sama mebahas tengatang

sosial emosional anak usia dini. Dan terdapat perbedaan yakni latar belakang, tempat,waktu

penelitian, setting penelitian, serta tema yang diangkat untuk meningkatkan kecerdasan

sosial-emosional anak. Sedangkan untuk penelitian ini pokus pada kecerdasan sosial-

emosional anak melalui bermain peran di Tk Nurul Huda, Kecamatan Mestong, Kab. Muaro

Jambi.

Page 29: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa

Suka Maju, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan

lamanya terhitung sejak Maret-Mei 2019

B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian

1. Setiing Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Nurul Huda Desa Suka Maju,

Kecamatan Mestong, Kab. Muaro Jambi. Pemilihan tersebut sebagai tempat penelitian

didasarkan atas pemikiran bahwa fokus permasalahan penelitian yang akan menjadi

objek ini relevan dengan pokok permasalahan penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan ditempat tersebut karena peneliti sudah sering melakukan

observasi ketika mendapatkan tugas kuliah, selama observasi peneliti menemukan suatu

masalah, sehingga dicari solusi. Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan

beberapa pertimbangan, yaitu: a) keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari

segi tenaga maupun efesien waktu. b) situasi sosial; sebelum mendapatkan izin formal

untuk memasuki lokasi tersebut peneliti telah mengadakan komunikasi informal dengan

pihak sekoalah hingga mendapatkan izin secara informal.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak peserta didik Taman kanak-kanak Nurul Huda.

Kecamatan Mestong, Kab. Muaro Jambi. subjek penelitian lainnya adalah guru dan

peneliti sendiri adapun siswa yang akan menjadi subjek penelitian adalah 20 orang

peserta didik yakni 12 orang belum berkembang dan 3 orang mulai berkembang, 5 orang

yang berkembang sesuai harapan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan.

Penelitian tindakan ini menggunakan model kemmis dan mc.tagart yang meliputi empat

tahap yaituperencanaan ,tindakan,pengamatan dan refleksi.

Gambar 2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart1992:11

Page 30: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Dalam model kemmis dan Mc.Tagart tindakan dan pengamatan dijadikan satu

kesatuan karena tindakan dan Observasi merupakan dua kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan. Dalam melaksanakan model ini peneliti berkolaborasi dengan Guru Tk.

D. Desain dan Prosedur Tindakan

Pelaksanan PTK akan diterapkan dalam dua siklus, dengan siklus pertama

menggunakan alat peraga dan siklus kedua menggunakan Alat peraga edukatif.

1. Siklus 1

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus 1 yang terdiri dari empat kegiatan yaitu:

perencanaan, pelaksanaan( tindakan) pengamatan dan refkeksi.

A. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:

1) Guru memberikan apersepsi kepada anak tentang tema yang akan dipelajari.

2) Guru menyiapkan materi alat komunikasi yang akan dibahas oleh anak untuk bermain

peran.

3) Membuat lembar observasi.

4) Mendesain evalusai yang sesuai dengan tujuan pengembangan.

B. Tindakan

Tindakan yang dilakukan peneliti meliputi:

1) Membuat suasana belajar sebaik mungkin. meberikan semangat dan memotivasi

siswa untuk belajar.

2) Melaksanakan kegitaan inti sesuai dengan yang telah dipersiapkan dalam

perencanaan pembelajaran.Melakukan evaluasi.

3) Menganalisis hasil evalusi.

4) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

C. Pengamatan

Observasi adalah cara yang dipilih oleh peneliti dalam melakukan pengamatan

secara langsung dan sistematis. Pengamatan terhadap pembelajaran menggunakan lembar

observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru

peneliti. Hasil observasi digunakan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada

siklus berikutnya.

D. Refleksi

Dari data yang telah diperoleh baik dari aktivitas siswa maupun hasil belajar,

akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data penilian pada masing-masing

siklus. Analisis ini merupakan kegiatan refleksi untuk menentukan apakah tindakan yang

dilalui sudah sesuai harapan, atau masih harus diperbaiki pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I1 yang terdiri dari empat kegiatan yaitu:

perencanaan, pelaksanaan( tindakan) pengamatan dan refkeksi, yaitu penerapan dengan

metode oekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga edukatif serta

menyiapkan lembar kerja, berupa mengurutkan gambar sesuai cerita.

A. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu:

1) Membuat perencanaan Pembelajaran.

Page 31: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

2) Mempersiapkan media dan alat-alat pendukung yang diperlukan.

3) Membuat lembar observasi siswa.

4) Mendesain alat evaluasi

B. Tindakan

Tindakan yang dilakukan peneliti meliputi :

1) Membuat suasana belajar sebaik mungkin.

2) Membuat ice breaking untuk melatih kosentrasi siswa.

3) Memberikan semangat dan memotivasi siswa untuk belajar.

4) Melaksanakan kegitaan inti sesuai dengan yang telah dipersiapkan dalam

perencanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga edukatif

5) Melakukan evaluasi.

6) Menganalisis hasil evaluasi.

7) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

C. Pengamatan

Observasi adalah cara yang dipilih oleh peneliti dalam melakukan

pengamatan secara langsung dan sistematis. Pengamatan terhadap pembelajaran

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran untuk guru peneliti. Hasil observasi digunakan untuk menentukan jenis

tindakan perbaikan apakah siklus ini berhasil atau tidak.

D. Refleksi

Dari data yang telah diperoleh baik dari aktivitas siswa maupun hasil belajar,

akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data penilian pada masing-masing

siklus. Analisis ini merupakan kegiatan refleksi untuk menentukan apakah tindakan

yang dilalui sudah sesuai harapan, atau masih harus diperbaiki pada siklus

berikutnya.

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Menurut Miles(dalam yusria:2016) Penilitian ini dikatakan berhasil apabila 71% dari

jumlah keseluruhan anak yaitu 20 orang anak. Apabila 15 dari 20 orang anak mencapai

tingkat capian perkembangan minimal yang ditentukan Bersama kolaborator.

F. Sumber Data

1) Primer

Data primer yang peneliti ambil didapatkan dari informan atau orang yang dapat

memberikan informasi tentang data penelitian. Yakni kepala sekolah ,guru dan siswa

Data tersebut diambil dari kegiatan bermain peran dan sumber Buku primer tentang

sosial-emosional yakni perkembangan dan konsep dasar pengembangan anak usia dini,

belajar dan pembelajaran paud, pembelajaran paud BCM, dll.

2) Sekunder

Data sekunder yang peneliti ambil berdasarkan buku-buku pendukung yakni

perkembangan anak, pembelajaran paud bermain bercerita dan menyanyi secara islami,

belajar dan pembelajaran paud, penelitian tindakan kelas, cara bermain peran dan melalui

beberapa teknik pengumpulan data baik melalui data siswa sumber dokumentasi ataupun

arsip.

Page 32: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumplan Data

Data dalam penelitian tindakan berungsi sebagai landasan refleksi data mewakili

tindakan dalam arti bahwa data itu memungkinkan peneliti untuk merekonstruksi tindakan

terkait, bukan hanya mengingat kembali. Oleh sebab itu, pengumpulan data tidak hanya

untuk keperluan hipotesis, melainkan sebagai alat untuk membukukan amatan dan

menjembatani antara momen momen tindakan dan refleksi dalam putaran penelitian

tindakan.

Data penelitian tindakan dapat berbentuk catatan lapangan, catatan harian, transkrip

komentar peserta penelitian, rekaman audio, rekaman video, foto dan rekaman/catatan

lainnya. Banyak teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian

tindakan, namun pada penelitian ini teknik yang digunaka yaitu wawancara, observasi, dan

dokumentasi antara lain. (http://007indien.blogspot.com/2012/05/teknik-teknik-

pengumpulan-data-dalam.html#ixzz5ofFgoVxm)

A. Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan

bahasa baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu (Wina,

2009:96).Teknik wawancara merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan

informasi. Karena, pertama dengan menggunakan wawancara peneliti dapat menggali tidak

saja apa yang diketahui dan dialami subyek. Tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam

diri subyek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan (Anak Didik dan Guru,

Kepala sekolah) untuk mengembangkan kecerdasan sosial-emosinal anak usia dini.

B. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena

yang diselidiki (Sutrisno, 2002;136) Metode observasi adalah suatu pengamatan yang

sengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dengan gejala psikis dengan jalan

pengamatan dan pencatatan. Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap fenomena-

fenomena obyek yang diteliti secara obyektif dan hasilnya akan dicatat secara sistematis agar

diperoleh gambaran yang lebih konkrit tentang kondisi di lapangan.

Sebagaimana pendapat bahwa “Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dana

pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki”. Dan Lembar observasi

yang digunakan berupa pengamatan,dengan memberi ceklis, instrumen observasi berupa

rating scale dengan jujur berdasarkan pengamatan dengan pedoman skala perkembangan

anak yaitu: belum berkembang (bb), mulai berkembnag (mb), berkembang sesuai

harapan(bsh), berkembang sangat baik(bsb).

C. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan yang terjadi selama

tindakan diberikan. Teknik ini lebih menjelaskan suasana yang terjadi dalam proses

pembelajaranTeknik dokumentasi merupakan cara untuk mengumpulkan data melalui

dokumentasi yang tersedia. Teknik ini untuk menggali data tentang Taman Kanak-Kanak

Nurul Huda, Kecamatan Mestong, Kab. Muaro Jambi. seperti sejarah berdirinya, keadaan

guru, keadaan peserta didik, keadaan sarana dan prasarana dan lain-lain.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Jenis instrument yang digunakan pada pengumpulan data ini adalah observasi atau

pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian

yang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan

Page 33: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

diamati atau diteliti. Menurut Lincoln dan Guba observasi adalah : Proses pengambilan

data dalam penelitian dimana pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sesuai

digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi kegiatan belajar mengajar,

tingkah laku dan interaksi kelompok seperti dalam Penelitian Tindakan Kelas. Karena

observasi merupakan sebuah proses pengamatan secara langsung.

TABEL 3.1 Instrumen observasi anak dalam perkembangan sosial

NO Nama Anak Aspek yang

diamati

Penilaian sosial anak Skor

BSB BSH MB BB

1 Bersikap

kooperatif

dengan teman

2 Menunjukkan

sikap toleran

3 Mengekspersikan

emosi yang

sesuai dengan

kondisi yang ada

Table 3.2 instrumen observasi anak dalam perkembangan emosional

No Nama Anak Aspek yang

diamati

Penilaian Emosional

Anak

Nilai

BSB BSH MB BB

1 Menunjukkan

rasa empati

2 Bangga

terhadap

karya sendiri

3 Menghargai

keunggulan

orang lain

4 Menunjukkan

rasa empati

a). Defenisi Konseptual

Menurut Hurlock (1978:329) bermain peran adalah bentuk bermain aktif di masa

anak-anak, melalui perilaku dan bahasa yang jelas berhubungan dengan materi atau

situasi seolah-olah hal itu mempunyai atribut yang lain ketimbang yang lainnya.

b). Defenisi Operasional

Peran adalah penilaian yang dilakukan kepada anak untuk memikirkan sesuatu

dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik

terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam melakukan kegiatan bermain peran.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Milles and Huberman, analisis data tertata dalam situs ditegaskan bahwa kolom

pada sebuah matriks tata waktu disusun dengan jangka waktu, dalam susunan tahapan,

sehingga dapat dilihat kapan gejala tertentu terjadi. Model dari Miles dan Huberman, yang

membagi langkah-langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu

pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data

display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions).

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan triangulasi sumber yaitu Triangulasi sumber

adalah mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda. Tujuan dilakukan

triangulasi sumber adalah dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, yaitu pengamatan dari

Page 34: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

proses pembelajaran, RPPH, hasil wawancara observasi tentang mengembangkan

kecerdasan sosial emosional anak melalui bermain peran yang diperoleh dari sumber data

primer dan sekunder .

1. Reduksi Data

Pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan terttulis dilapangan. Proses

pengumpulan data dilapangan, melaui observasi, wawancara dan dokumentasi merupakan

data yang penulis ambil dilapangan, untuk memberikan gambaran dalam mencari jawaban

pertanyaaan penelitian. Kegiatan reduksi ini bertujuan untuk memperkuat data yang ada.

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk teks naratif, yaitu berupa

catatan-catatan lapangan terkumpul yang kemudian penulis sederhanakan sesuai dengan sub

fokus pembahasan.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Kegiatan selanjutnya adalah menarik kesimpulan dan verifikasi yang tersusun dalam satu

kesatuan yang utuh dan mudah dipahami. Data dari hasil observasi yang diperoleh

dipaparkaan menurut masalah yang diteliti yaitu data sosial emosional anak usia dini selama

pelaksanaan tindakan. Analisis presentase anak secara individu dapat menggunakan rumus.

Setelah pengumpulan data dilakukan, dilanjutkan dengan menganalisis data. Maka

diperoleh skor tertinggi dan skor terendah. Skor tertinggi(ST)=4, skor terendah (SR)=1.

Teknik analisis data yang berupa data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis data

kualitatif dan data kuantitatif. Data hasil observasi berupa kecerdasan sosial emosional anak

dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakann statistik deskriptif sederhana, sedangkan

analisis data kualitatif yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.

Analisis presentase dengan menggunakan rumus sederhana deskriptif kuantitatif yaitu:

P=

×100 %

Keterangan:

P= Presentase sosial emosional anak

F= Jumlah anak yang mengalami perubahan

N: Jumlah keseluruhan anak

Tabel. 3.3 Interprestasi Sosial Emosional Aank

Skor Interprestasi

100

80

60

40-0

BSB

BSH

MB

BB

Tindakan dikatakan berhasil ketika presentasi dari keseluruhan diperoleh pada tingkatan

presentasi keterangan sangat baik. Untuk mengukur keberhasilan metode bermain peran

dalam meningkatkan kecerdasan sosial emosional anak dilihat dari presentasi yang sama

untuk menentukan berhasil atau tidaknya tindakan yaitu pada presentasi dengan keterangan

sangat baik.

Table 3.4 Data/Nilai perkembangan sosial emosional anak pra siklus

No. Nama Pra siklus Keterangan

1 Angga septiyan 4 BSB

2 Faiz najib rusydi 1 BB

3 Nazwa khiara

ramadani

3 MB

4 Muhammad

zubair husen

1 BB

Page 35: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

5 Romi Jaya

Kusuma

1 BB

6 Keysa aldelia 1 BB

7 Muhammad

alghifari akbar

4 BSH

8 Suci nisani 1 BB

9 Usma nadifa 4 BSH

10 Fajar atala

efriyadi

3 BSH

11 Mourin 1 BB

12 Fajar bastian 3 MB

13 Dzikry dwi poetra 4 BSH

14 Heru syakbani 1 BB

15 Muhamad raditya 1 BB

16 Ashia mazda

jauza bilqist

1 BB

17 Viola gebrina 1 BB

18 Evan setia halim 3 MB

19 Muhammad

nizam

1 BB

20 Dwi Rahmawati 1 BB

Jumlah 40

Nilai terendah 1

Nilai tertinggi 4

Table 3.5 Klasifikasi tingkatan kategori dan presentase sosial emosional anak

No Indikator Nilai

presentasi

Kriteria

1 Kemampuan

sosial emosional

anak tinggi

80-100 Tinggi

2 Kemampuan

sosial emosional

anak sedang

65-80 Sedang

3 Kemampuan

sosial emosional

anak rendah

≤ 64 Rendah

Tabel klasifikasi tingkatan kategori dan presentase kecerdasan sosial-emosional anak

melalui bermain peran dengan rumus deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-

kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori sehingga diperoleh kesimpulan.

I. Keabsahan Data

keabsahan data merupakan kebenaran dari proses penelitian. Keabsahan data dipertanggung

jawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Strategi yang

bisa digunakan untuk meningkatkan validitas meliputi empat langkah, antara lain face validity

(validitas muka), triangulation (triangulasi), critical reflection (refleksi kritis), catalic validity.

Untuk meningkatkan validitas penelitian tindakan kelas ini dengan meminimalkan subjektivitas

melalui triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data untuk memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Langkah ini

dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kuantitas

penilaiaan.Adapun bentuk triangulasi ada empat, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode,

triangulasi penyidik, dan triangulasi teori.

J. Jadwal Penelitian

Rencana waktu penelitiana akan dilakukan selama tiga bulan, yaitu mulai

dari bulan Januari sampai bulan maret 2019. Rencana waktu ini masih bersifat tentatif,

artinya dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi secara teknis administrasif maupun

kondisi dilapangan.Berikut diberikan uraian tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian di

laksanakan.

Page 36: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Rencana Waktu dan Tahap Penelitian

No

Kegiatan

Bulan

November Desember Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

dan

pengesahan

judul

X

2 Penyusunan

proposal

x

3 Seminar

proposal

X

4 Perbaikan

hasil

seminar

proposal

x

5 Pengurusan

dan

penerbitan

izin

penelitian

X

6 Pengumpul

an data

dilapangan

x X x x

7 Analisis

data dan

penyusunan

laporan

penelitian

X x x x X x

8 Seminar

hasil ujian

skripsi

X

9 Perbaikan

hasil ujian

skripsi

x

10 Pengesahan

hasil ujian

skripsi

X

11 Penggandaa

n dan

penyerahan

laporan

hasil

X

Page 37: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Sekolah

Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa Suka Maju, Kecamatan Mestong, Kab. Muaro

Jambi merupakan lembaga PAUD formal swasta yang berada di Kabupaten Muaro Jambi

dan terletak di jalan Kalimantan Rt.01 Desa Suka Maju. Berdiri sejak tahun 2003. Sebelum

berdirinya sekolah, sekolah ini hanyalah tanah kosong yang terletak di pinggir jalan raya

yang ditanami pohon ubi.

Seiring berjaannya waktu kemudian dibangunlah sekolah ini untuk memenuhi kebutuhan

pendidikan warga setempat karna Tk Nurul Huda merupakan Tk satu-satunya yang berada di

Desa Suka Maju. Awalnya sekolah ini hanya berbentuk bangunan kayu yang terdiri dari

beberapa ruangan, kini sekolah ini telah melalui beberapa tahapan renovasi dengan bentuk

bangunan permanen dan telah dibangun beberapa ruangan tambahan untuk mendukung

kelancaran proses belajar mengajar.

2. Data Umum Sekolah

Table 4.1

NO IDENTITAS SEKOLAH

1 Nama Sekolah Taman Kanak-Kanak Nurul

Huda

2 NPSN 69859469

3 Alamat Jl.Kalimantan RT.01

4 Desa Suka Maju

5 Kecamatan Mestong

6 Kabupaten/Kota Muaro Jambi

7 Provinsi Jambi

8 Kode Pos 36364

9 Telepon/HP 081274330238

10 Status Sekolah Milik Sendiri

11 Nilai Akreditasi B

12 KBM Pagi

13 Jenis gedung Permanen

14 Status Gedung Swasta

15 Asal Tanah Wakaf Hibah

16 Status Tanah Wakaf

17 Luas Seluruh Tanah 4210 m2

3. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

Membantu peserta didik untuk mempersiakan diri memasuki pendidikan Dasar

(SD/MI)

b. Misi

Memotivasi dan membina peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang secara

optimal

c. Membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah SWT sera dapat berbakti kepada Nusa Bangsa dan Agama

4. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Tenaga Pengajar di Taman Kanak-kanak Nurul Huda mempunyai tugas penting,

yakni mengolah pelajaran untuk dapat disampaikan kepada anak didik. Seorang guru

memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membina dan mengembangkan anak didiknya.

Tenaga pengajar di TK Nurul Huda terdiri dari 3 orang dengan latar belakang

pendidikan SI, dengan kualifikasi tersebut sangat mendukung kemajuan dari segi sumber

Page 38: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

PELINDUNG

KEPALA DESA

KEPALA SEKOLAH

DARMATASIAH,Spd.

I

daya mengajar telah terpenuhi dengan baik. Ibu Darmatasiah,Spd.I sebagai kepala

sekolah.

b. Struktur Organisasi sekolah

STRUKTUR ORGANISASI TK Nurul Huda

BENDAHARA

NURWAHYUNI

SEKRETARIS

MASNIYAH

MAJELIS

GURU

DESI

ANGGRAINI,Spd.

Aud

EMI

YUIYAWATI,Sp

d

MASNIYAH,Sp

d

Ketua Komite

Siti Rohmatun

Bendahara

Widya wati

Sekretaris

saniah

Page 39: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

DATA TENAGA EDUKATIF TK NURUL HUDA

Table 4.2

No Nama Pendidikan Jabatan Mulai

Bertugas

1 Darmatasiah,Spd.I S1 UIN Kepala

sekolah

2 Masniyah,Spd S1 UT Guru

3 Desi

Anggraini,Spd.AUD

SI UT Guru

4 Emi

yuliyawati.S.pd,I

S1 UIN Guru

c. Keadaan Siswa

Siswa adalah objek pendidikan, dididik, diarahkan, diberikan bermacam-macam ilmu

pengetahuan serta keterampilan. Siswa merupakan unsur esensial yang harus ada dalam

proses belajar mengajar, tanpa adanya siswa tentunya tujuan pembelajaran tidak akan

terlaksana. Siswa TK Nurul Huda Desa Suka Maju Tahun Ajaran 2018/2019 berjumlah

27 orang siswa yang telah terbagi menjadi 2 kelas.

Table 4.3

No Kelas Laki-

laki

Perempuan Jumlah

1 BI 3 4 7

2 B2 12 8 20

Keadaan seluruh anak didik di Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa Suka Maju

tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah 27 anak didik. Anak Laki-laki , yaitu sebanyak 15

Dan perempuan berjumlah 12.

5. Sarana dan Prasarana Sekolah

Ada tiga faktor yang harus ada dalam proses pembelajaran, yaitu, guru,siswa dan

instrument belajar, ketiadaan salah satu faktor tersebut maka tidak berlangsung suatu proses

pembelajaran. Salah satu bentuk dari instrument belajar yaitu sarana dan prasarana yang

merupakan faktor vital dalam penyelenggraan pendidikan. Sarana merupakan tempat

berlangsungnya pembelajaran agar berjalan dengan baik dan juga memberika motivasi

kepada murid untuk belajar dengan baik adapun sarana dan prasarana yang dapat menunjang

berlangsungnya proses

pembelajaran di Taman Kanak-kanak Nurul Huda dapat dilihat sebagai berikut:

Table 4.4

Keadaan prasarana Taman Kanak-kanak Nurul Huda

No Jenis Jumlah Kondisi

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Meja kepala sekolah 1 unit Baik

2 Kursi kepala sekolah 1 unit Baik

3 Meja administrai 1 unit Baik

4 Kursi administrasi 3 unit Baik

5 Meja guru kelas 2 unit Baik

6 Kursi guru kelas 2 unit Baik

7 Meja siswa 40 unit Baik

8 Kursi siswa 40 unit Baik

9 Papan tulis kelas 2 unit Baik

10 Lemari buku 2 unit Baik

11 Lemari alat peraga 1 unit Baik

12 Printer 1 unit Baik

13 Alat peraga Outdoor

Ayunan

Jungkat-jungkit

Pelosotan

2 unit

1 unit

2 unit

Baik

Baik

Baik

14 Alat peraga Indoor

Balok

4 unit

Baik

15 Tempat Sampah 4 unit Baik

Page 40: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

1 Ruang kepala sekolah 1 Baik

2 Ruang Administrasi dan

Majelis Guru

1 Baik

3 Ruang Kelas 2 Baik

4 Toilet 1 Baik

5 Lapangan 1 Baik

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di TK Nurul Huda. Tujuanya adalah untuk meningkatkan

kecerdasan sosial-emosional anak melalui bermain peran di TK tersebut. Pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan

landasan teori dan telah divalidasi sebanyak 4 item.

Langkah pertama dalam pengambilan data adalah dengan melakukan tes awal (pra siklus).

Tes ini dilakukan untuk mengetahui skor anak sebelum diberi perlakuan (treatment). Setelah

dilakukan tes awal langkah selanjutnya yaitu memberi perlakuan kepada anak, dalam hal ini

bentuk perlakuannya adalah permainan dimana bermain peran yang yang dilakukan sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Setelah perlakuan selesai selanjutnya

dilakukan tes akhir( posttest).

Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak kelas B2 TK Nurul Huda didapat skor akhir pada

pra siklus, siklus 1 dan siklus II dari hasil kegiatan anak, yang diperoleh dari 5 pernyataan.

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 1 jika pertanyaan dijawab belum berkembang (BB).

Skor 2 jika pertanyaan dijaawab mulai berkembang (MB), skor 3 jika pertanyaan dijaawab

berkembang sesuai harapan (BSH), skor 4 jika pertanyaan dijaawab berkembang sangat baik

(BSB).

Kondisi awal pemahaman siswa lokal B2 di taman kanak-kanak Nurul Huda masih terlihat

Rendah ,

hal ini dapat dilihat dari hasil Observasi Awal Peneliti.

Table 4.5

No Nama Indikator Skor

1 II III IV V

1 Angga

septiyan

3 3 2 2 3 13

2 Faiz najib

rusydi

1 1 1 1 1 5

3 Nazwa

khiara

ramadani

1 1 1 1 1 5

4 Muhamma

d zubair

husen

1 1 1 1 1 5

5 Romi Jaya

Kusuma

1 1 1 1 1 5

6 Keysa

aldelia

2 2 2 2 1 9

7 Muhamma

d alghifari

akbar

1 1 1 1 1 5

8 Suci nisani 3 3 2 3 3 16

9 Usma

nadifa

1 1 1 1 1 5

10 Fajar atala

efriyadi

2 3 2 3 3 13

11 Mourin 1 1 1 1 1 5

Page 41: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

12 Fajar

bastian

1 1 2 2 2 8

13 Dzikry

dwi poetra

1 1 2 2 2 8

14 Heru

syakbani

3 2 3 3 3 14

15 Muhamad

raditya

1 1 1 1 1 5

16 Ashia

mazda

jauza

bilqist

1 1 1 1 1 5

17 Viola

gebrina

1 1 1 1 1 5

18 Evan setia

halim

1 1 1 1 1 5

19 Muhamma

d nizam

1 1 1 1 1 5

20 Dwi

Rahmawat

i

1 1 1 1 1 5

JUMLAH 28 28 28 30 30 144

Dari data yang diperoleh peneliti pada penelitian mengembangkan sosial-emosional anak

usia dini melalui permainan peran di TK Nurul Huda sebelum diberikan perlakuan

menggambarkan bahwa rata-rata TCP kemampuan anak pada pra siklus berada pada kategori

belum berkembang sebanyak 12 anak, ini berarti ada 60% dan mendapat TCP anak terendah

yaitu 26 sedangkan TCP anak Berkembang sesuai Harapan sebanyak 4 anak berarti ada 20%

serta TCP mulai berkembang terdapat anak berarti ada 20 %.

Setelah diperoleh skor pretest anak, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pemberian

perlakuan (treatment) yaitu mengembangkan sosial-emosional anak melalui permaianan peran.

Perlakuan yang diberikan dilakukan secara bertahap terlebih dahulu dalam siklus I, yang

dilakukan dengan menggunakan alat peraga edukatif dan pada siklus II dilakukan dengan

menggunakan alat peraga edukatif, dimana setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

serta dilakukan sesuai dengan tema pembelajaran. Dimana rangkaian kegiatan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Memberikan materi dengan tema alat komunikasi dengan sub tema telepon dan majalah

dalam 2 kali pertemuan dengan menggunakan alat permainan eduaktif.

b. Memberikan materi dengan tema pekerjaan dan subtema guru dan polisi yang dilakukan

dalam 2 kali pertemuan dengan menggunakan alat permainan edukatif.

1. SIKLUS I

a) Perencanaan

Perencanaan siklus I yang dilakukan peneliti berkaitan pada subtema telepon dan

majalah. Pada siklus I materi yang akan diajarkan kepada anak yaitu:

No Hari/Tanggal Pertemuan Materi

1 rabu,

20 maret 2019

Pertemuan I Tema : alat komunikasi

dengan subtema : telpon

2 Jum‟at,

22 maret 2019

Pertemua II Tema : alat komunikasi

dengan subtema : majalah

Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas upaya meningkatkan kecerdasan sosial-

smosional Anak melalui permainan peran selain itu sebelum mengajar penelitian

Page 42: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

mempersiapkan Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) agar kegiatan mengajar

lebih terarah dan maksimal.

b) Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus satu terdiri dari 2

pertemuan. Berikut deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran.

1) Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari rabu 20 maret 2019, materi yang

disampaikana adalah tema alat komuniksi dengan subtema telepon.

a) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan

siswa menjawab salam kemudian membaca ikrar anak shaleh, doa belajar dan

bernyanyi. Guru mengabsen siswa dengan bernyanyi dan dilakukan secara circle

time. Sebelum memulai pembelajaran guru memotivasi siswa agar semangat

dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan, dilanjutkan dengan

menginformasikan materi yang akan disampaikan oleh peneliti beserta tujuan

pembelajaran dan kegiatan apersepsi

b) Kegiatan inti

1. Peneliti bertanya kepada peserta didik apa itu alat komunikasi dan

macam-macam alat komunikasi.

2. Peneliti membuka pelajaran dengan terlebih dahulu membuka gambar

alat komunikasi dan alat-alat yang dipakai

3. Peneliti menjelaskan materi satu persatu materi yang terdapat di

gambar alat komunikasi

4. Peneliti memilih peserta didik untuk menceritakan apa yang terdapat

dalam gambar alat komunikasi

5. Peneliti mengajak anak untuk menyebutkan dan menghitung jumlah

huruf dari kalimat alat komunikasi

6. Peneliti memberikan contoh atau tahapan-tahapan bermain perandari

permainan alat komunikasi

7. Kegiatan selanjutnya Peneliti mengjak anak bermain peran dengan

tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan oleh guru.

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi hasil

pembelajaran dengan subtema telepon . Guru memberikan pengarahan untuk

semangat belajar agar cita-citanya tercapai. Guru menutup pembelajaran

dengan berdoa.

Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I, anak sudah mulai

tertarik pada mengembangkan sosioal-emosional pada permainan peran yang

disampaikan, anak mulai berinteraksi dan menjawab pertanyaan, dan anak

mulai mengembangkan sosial-emosional yang dimilikinya namun pelaksaan

dihari kamis dengan waktu yang kurang maksimal sehingga terlihat masih ada

anak yang diam saja dan belum mau bermain peran akhirnya peneliti bersama

guru sepakat untuk mengganti hari penelitian pada kamis.

2) Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari jum‟at 22 maret 2019. Materi

yang disampaikan adalah mengenai tema: alat komunikasi dengan subtema majalah

Page 43: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan

siswa menjawab salam kemudian membaca ikrar anak shaleh, doa belajar, nama-

nama hari, bulan, pancasila, dan bernyanyi. Guru mengabsen murid dengan

bernyanyi dan dilakukan secara circle time. Sebelum memulai pembelajaran guru

memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan,

dilanjutkan dengan menginformasikan materi yang akan disampaikan oleh peneliti

beserta tujuan pembelajaran dan kegiatan apersepsi mengenai alat komunikasi.

b) Kegiatan Inti

1. Peneliti menceritakan tentang media yang telah disediakan yakni

menjelaskan alat komunikasi yang berbentuk majalah sebagai alat untuk

mengembangkan sosial-emosional anak

2. Memberikan kesempatan pada anak berpartisipasi dalam berperan sebagai

penjual majalah yang berkaitan dengan kegiatan anak sehari-hari

3. Memberikan kesempatan kepada anak agar bercerita tentang apa yang

sudah diberikan guru

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi hasil pembelajaran dengan

subtema majalah, Guru mengulang pembelajaran hari ini dengan cara mengamati

siswa didalam kelas . Guru menjelaskan pembelajaran esok hari dan mengajak anak

untuk berdoa

d) pengamatan /Observasi

pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi mengembangkan sosial-emosional anak.

Disamping observasi pengembangan sosial-emosional anak, peneliti juga

menggunakan lebar observasi keterlibatan anak. Dalam kegiatan pembelajaran yang

digunakan kepada peserta didik. selama proses pembelajaran berlangsung dan untuk

mengetahui kemampuan kecerdasan sosial anak dengan cara bermain peran dari

permainan majalah dengan apa yang ada digambar.

C) Hasil Observasi Siklus 1

Dari hasil pengamatan pada siklus 1 ini peneliti, berkesimpulan bahwa pada

siklus ini peserta didik sudah terlibat cukup aktif yang dimilikinya mulai berkembang

dengan baik , namun belum secara keseluruhan, hal tersebut terlihat ketika guru

mengajak anak untuk bermain peran dengan permainan telepon dan mengeluarkan ide

untul karya tersebut, sebagian dari mereka masih terlihat bingung namun sudah cukup

tertarik dengan adanya penggunaan permainan telepon. adapun hasilnya dapat dilihat

pada table berikut ini.

Table. 4.6

No Nama Indikator Skor

1 II III IV V

1 Angga

septiyan

3 3 2 2

13 13

2 Faiz najib

rusydi

3 3 3 3

15 15

3 Nazwa

khiara

ramadani

1 1 1 1

5 5

4 Muhamma

d zubair

husen

3 3 3 3

15 15

Page 44: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

5 Romi Jaya

Kusuma

1 1 2 2

8 8

6 Keysa

aldelia

2 2 2 2

9 9

7 Muhamma

d alghifari

akbar

1 1 1 1

5 5

8 Suci

nisani

3 3 2 3

14 14

9 Usma

nadifa

1 1 1 1

5 5

10 Fajar atala

efriyadi

2 3 2 3

13 13

11 Mourin 1 1 1 1 5 5

12 Fajar

bastian

3 3 3 3

15 15

13 Dzikry

dwi poetra

1 1 2 2

8 8

14 Heru

syakbani

3 2 3 3

14 14

15 Muhamad

raditya

3 3 3 3

15 15

16 Ashia

mazda

jauza

bilqist

3 3 3 3

15 15

17 Viola

gebrina

1 1 1 1

5 5

18 Evan setia

halim

3 3 2 2

13 13

19 Muhamma

d nizam

3 3 3 3

15 15

20 Dwi

Rahmawat

i

1 1 1 1

5 5

JUMLAH 42 42 41 43 44 212

Keterangan :

Jumlah anak :20

Anak yang belum berkembang ada 6 yaitu 30%

Anak yang mulai berkembang ada 3 yaitu 15%

Anak yang berkembang sesuai gharapan ada 5 yaitu 25%

Anak yang berkembang sangat baik ada 6 yaitu 30%

Skor penilaian :

BB: Belum berkembang skor 1

MB: Mulai berkembang skor 2

BSH: Berkembang sesuai harapan skor 3

BSB: Berkembang sangat Baik skor 4

D) Refleksi Siklus I

Hasil refleksi terhadap siklus 1 pertemuan ke dua dapat dirinci sebagai berikut:

1. Perkembangan sosial-emosional anak dalam bermain peran sudah mulai

terlihat namun belum maksimal

2. Minat dan motivasi anak mengikuti kegiatan pembelajaran mulai terlihat

namun masih belum maksimal, hal ini terlihat masih ada peserta didik yang

bermain dan tidak fokus pada metri yang diberikan.

Berdasrkan refleksi pertemuan ke 1 dan ke 2 tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat beberapa permasalahan yang muncul pada pelaksanaan siklus 1 . untuk

Page 45: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

itu, pada pelaksanaan siklus II Perlu ada perbaikan pada desain pembelajaran .

adapun revisi tersebut adalah :

a. Pengelolaan waktu yang efesien dan signifikan mungkin dalam pelaksanaan

kegiatan bermain di kelas B2, salah satunya yang dapat dilakukan agar anak

dapat memahami permainan peran.

b. Memberikan motivasi dan semangat kepada anak yang terbaik setiap

pertemuan di kelas B2 agar dapat lebih baik dalam mengikuti kegiatan.

Selain itu, guru juga dalam menyajikan kegiatan atau materi terhadap anak

dibuat semenarik mungkin sehingga anak lebih fokus pada kegiatan

pembelajaran yang diberikan.

2. SIKLUS II

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 ternyata hasilnya masih menunjukkan

banyak anak yang belum mampu mencapai standar penilaian berkembang sangat baik, hal

tersebut membuat peneliti berusaha melakukan perbaikan melalui kegiatan pada siklus II.

Adapun kegiatan pada siklus II adalah sebagai berikut.

a) Perencanaan

Berdasrakan refleksi dan evaluasi pada siklus I, peneliti dan guru pelaksana menyusun

rencana pembelajaran.

1) Menyusun RPPH rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) sebagai

pedoman acuan dalam proses pembelajaran, Dengan permainan bermain peran. Kegiatan

pembelajaran berjalan melalui kegiatan awal,inti dan penutup.

2) Menyiapkan media, alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

3) Menyusun evaluasi

No Hari/Tanggal Pertemuan Materi

1 senen,01 april

2019

Pertemuan I Tema : pekerjaan dengan

subtema : polisi

2 Jum‟at, 05 april

2019

Pertemuan II Tema : pekerjaan dengan

subtema : guru

b) Pelaksanaan siklus II

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus satu terdiri dari 2

pertemuan. Berikut deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran bermain

peran dengan penggunaan alat peraga edukatif.

1) Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari senen, 01 april 2019 dengan materi

yang disampaikan adalah tema pekerjaan dengan subtema polisi

(a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran peneliti meminta anak untuk duduk secara circle time

diawali dengan memberi salam kepada anak didik. Selanjutnya membaca ikrar anak

shaleh, doa belajar, doa untuk kedua orang tua, dan menyanyikan beberapa lagu

kebangsaam seperti halo-halo Bnadung, Garuda pancasila. serta tepuk hari ini , nama-

nama hari dan bulan. Dilanjutkan dengan kegiatan mengabsen siswa dan memberi tahu

tema dan subtema yang akan dipelajari hari ini. Selanjutnya peneliti memberikan ice

breaking untuk menyapa anak didik dengan bernyanyi.

(b) Kegiatan Inti

1. Peneliti mengajak peserta didik bercerita tentang polisi

Page 46: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

2. Peneliti membuka pelajaran dengan permainan bermain peran sebagai polisi

3. Peneliti membimbing peserta didik cara bermain peran sebagai pak polisi

4. Peneliti menerangkan materi satu persatu apa pekerjaan polisi dan alat-alat

apa saja yang digunakan oleh polisi

5. Peneliti memilih peserta didik untuk menceritakan apa yang terdapat dalam

gambar polisi.

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran ditutup dengan merefleksi kegiatan yang sudah

dilakukan. Setelah mengetahui manfaat dari pekerjaan polisi. Pembelajaran ditutup

dengan membaca doa pulang, doa naik kendaraan, lagu selamat siang Bu, serta

sayonara.

2) Pertemuan II

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran peneliti meminta anak untuk duduk secara circle time

diawali dengan memberi salam kepada anak didik. Selanjutnya membaca ikrar anak

shaleh, doa belajar, doa untuk kedua orangtua, tepuk hari ini, nama-nama hari dan bulan.

Dilanjutkan dengan kegiatan mengabsen siswa dan memberi tahu tema dan subtema

yang akan dipelajari hari ini.

b) Kegiatan Inti

1. Peneliti mengajak peserta didik untuk bercerita tentang guru

2. Peneliti membuka pelajaran dengan terlebih dahulu membacakan huruf yang

terdapat dalam media gambar yaitu gambar guru

3. Membimbing peserta didik untuk bermain peran sebagai guru

4. Membimbing anak untuk menyebutkan apa-apa pekerjaan guru

5. Peserta didik menulis namanya dipapan tulis dan berperan sebagai guru

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksi kegiatan mengenai tema guru.

Peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa bersama doa naik kendaraan, lagu selamat

siang Bu, serta sayonara.

d) Pengamatan /observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi kemampuan perkembangan sosial-emosional anak

sebagai mana yang peneliti lakukan pada siklus sebelumnya. Dari hasil pengamatan

pada siklus II , penenliti berkesimpulan bahwa pada siklus ini peserta didik sudah

terlihat aktif dalam mengikuti belajar mengajar melalui bermain peran, kemudian

perkembangan sosial-emosional. Dan yang dimiliki pun bertambah baik hal tersebut

terlihat ketika guru mengajak anak untuk bermain peran sebagai polisi, mengetahui

kerja-kerja polisi, menulis nama sendiri lalu merekapun menyambut dengan

semangat dan tidak ada yang terlihat bosan atau main sendiri lagi. Dengan adanya

bermain peran pada anak, anak dapat lebih mengembangkan sosial-emosionalnya.

C) Hasil Observasi Siklus II

adapun hasilnya dapat dilihat pada table berikut.

Table 4.7

No Nama Indikator Skor

1 II III IV V

1 Angga

septiyan

4 4 4 4

20 20

2 Faiz najib 4 4 4 4 20 20

Page 47: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

rusydi

3 Nazwa

khiara

ramadani

4 4 4 4

20 20

4 Muhamma

d zubair

husen

4 4 4 4

20 20

5 Romi Jaya

Kusuma

4 4 4 4

20 20

6 Keysa

aldelia

4 4 4 4

20 20

7 Muhamma

d alghifari

akbar

4 4 4 4

20 20

8 Suci

nisani

4 4 4 4

20 20

9 Usma

nadifa

4 4 4 4

20 20

10 Fajar atala

efriyadi

3 3 3 3

15 15

11 Mourin 2 2 2 2 10 10

12 Fajar

bastian

3 3 3 3

15 15

13 Dzikry

dwi poetra

4 4 4 4

20 20

14 Heru

syakbani

4 4 4 4

20 20

15 Muhamad

raditya

4 4 4 4

20 20

16 Ashia

mazda

jauza

bilqist

4 4 4 4

20 20

17 Viola

gebrina

4 4 4 4

20 20

18 Evan setia

halim

4 4 4 4

20 20

19 Muhamma

d nizam

3 3 3 3

15 15

20 Dwi

Rahmawat

i

4 4 4 4

20 20

JUMLAH 75 75 75 75 75 375

Keterangan :

Jumlah anak :20

Anak yang belum berkembang tidak ada yaitu 0%

Anak yang mulai berkembang ada 1 yaitu 5%

Anak yang berkembang sesuai gharapan ada 2 yaitu 10%

Anak yang berkembang sangat baik ada 17 yaitu 85%

Skor penilaian :

BB: Belum berkembang skor 1

MB: Mulai berkembang skor 2

BSH: Berkembang sesuai harapan skor 3

BSB: Berkembang sangat Baik skor 4

D) Refleksi Siklus II

Hasil refleksi pada siklus II dapat dirinci sebagai berikut:

a. Dengan mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan objek, membuat

semakin menambah wawasan dan pengetahuan jauh lebih bermakna bagi anak

b. Minat dan motivasi anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah semakin

meningkat. Hal ini terlihat dari antusias anak dalam membaut kembali permainan

Page 48: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

bermain peran sebagai guru yang pernah dilihatnya. Rasa ingin tahu anak yang

tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan dengan anak melihat

medianya secara langsung menambha pengetahuan anak serta membuat anak

senang dan tidak bosan.

c. Kepercayaan diri anak sudah terlihat berkembang dengan baik , hal ini terlihat

dari anak sudah dapat menyelesaikan permainan nya dengan bermain peran

sebagai guru sudah berkembang dengan baik.

C. Interprestasi Hasil Analisis Data

Berdasasarkan hasil penelitian dari kedua siklus tersebut dapat terlihat adanya

perkembangan cukup berarti. Hasil pengukuran melalui penilaian tertulis menunjukkan

adanya peningkatan minat dan semangat anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran

sehingga penelitiaan ini diakhiri pada siklus kedua dengan empat kali pertemuan di kelas B2

Taman kanak-kanak Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro

jambi dapat dijumpai peningkatan presentase perkembangan yang cukup berarti. Hal ini

dapat terungkap dalam table.

PERBANDINGAN PRESENTASE PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Table 4.8

Siklus Pertemuan

rpph ke

BB MB BSH BSB Jumlah

anak

Pra siklus 12 60% 4 20% 4 20% 0 0 20

Siklus 1 2 6 30% 3 15% 5 25% 6 30% 20

Siklus 2 4 0 0% 1 5% 2 100% 17 85% 20

Jumlah

presentase

100% 100% 100% 100%

Gambar hasil Presentase Prasiklus,Siklus 1, Siklus II

Pada siklus II Pun mengalami peningkatan yang sangat baik, dari 20 anak didik yang

menunjukkan berkembang sangat Baik (BSB) pada siklus satu tidak ada menjadi drastis

85%, berkembang sesuai harapan BSH 20% Menjadi 10% dan Mulai berkembang (MB) dari

20% menjadi 5%, sedangkan Belum berkembang dari 60% menjadi 0%.

Berdasarkan analisis pada siklus 1 dan siklus II Maka dapat penulis simpulkan bahwa

bermain peran dapat mengembangkan kecerdasan sosial-emosional anak usia dini. Dengan

melalui bermain peran anak dapat percaya diri untuk mengembangkan sosial-emosional

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

BB MB BSH BSB

PRA SIKLUS

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Page 49: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa melalui bermain peran dapat Mengembangkan kecerdasan sosial-emosional

peserta didik di Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong

Kabupaten Muaro Jambi Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa

perkembangan sosial-emosional peserta didik yang mengalami peningkatan. Pada siklus I

peserta didik yang Belum Berkembang mempunyai nilai persentase 30% sebanyak 6 anak,

peserta didik yang Mulai Berkembang 15% sebanyak 3 anak, peserta didik yang Berkembang

Sesuai Harapan 25% sebanyak 5 anak peserta didik yang Berkembang Sangat Baik mempunyai

nilai persentase 30% sebanyak 6 anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya anak

kurang aktif dan kurang fokus dalam menerima pembelajaran khususnya bermain peran.

Bedasarkan siklus II, peserta didik yang Belum Berkembang mengalami jumlah yang sangat

rendah dibanding pertemuan sebelumnya 0% artinya tidak ada anak yang Belum Berkembang,

Mulai Berkembang 5% sebanyak 1 anak, Berkembang Sesuai Harapan 10% sebanyak 2 anak,

dan peserta didik yang Berkembang Sangat Baik mengalami peningkatan yang bertambah dan

dapat dikatakan berhasil karena telah sesuai dengan indikator tingkat pencapaian yakni

85%.sebanyak 17 anak. Maka dapat penulis simpulkan bahwa melalui bermain peran dapat

Mengembangkan kecerdasan sosial emosional anak di Taman Kanak-kanak Nurul Huda Desa

Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Kemampuan mengenai sosial-emosional pada peserta didik dapat berkembang

dengan baik apabila dalam setiap pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi dan

juga melalui kegiatan pengembangan yang menarik, sebagai salah satu alternatif, yaitu

melalui bermian peran dapat mengembangkan sosial-emosional anak.

2. Dalam kegiatan pembelajaran sosial-emosional peserta didik tidak hanya membutuhkan

kelengkapan sarana dan fasilitas dalam proses belajarnya, tetapi juga membutuhkan suasana

yang nyaman dan menyenangkan. Melalui bermain peran anak tidak hanya diam dan

mendengarkan penjelasan guru, tetapi dengan mengamati dan memperagakan langsung objek

pembelajaran. Hal ini dapat menambah pengetahuan anak

dan jauh lebih bermakna dibanding dengan anak yang hanya mendengarkan penjelasan saja.

3. Diharapkan penelitian selanjutnya oleh guru atau peneliti di Taman Kanak kanak Nurul

Huda Desa Suka Maju Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi Mengembangkan

sosial-emosional anak melalui bermain peran atau menggunakan metode lain yang bervariasi

yang dapat Mengembangkan sosial-emosional anak .

C. PENUTUP

Dengan mengucap syukur Alhamdulilahiroobil‟alamin kepada Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat-NYA, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Walaupun demikian, peneliti menyadari skripsi ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

Page 50: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca bagi umumnya. Atas segala kekhilafan

peneliti mohon maaf kepada Allah SWT mohon ampun.Aamiin Ya Robbal „alamiin.

Page 51: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an dan Terjemahannya. 2014 Departemen RI. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Aisyiyah siti,dkk. 2018. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta.

Universitas Terbuka.

Ahmadi abu, dkk. 2005. Psikologi perkembangan. Jakarta. PT Rineka Cipta

Asyuhada dkk, kecerdasan anak. Di akses dari https://id.m.wikipedia.org. pada tanggal 05 maret

2019 jam 22:15 WIB.

Burhanuddin afid. Teknik pengumpulan data. Di akses dari

http://007indien.blogspot.com/2012/05/teknik-teknik-pengumpulan-data-

dalam.html#ixzz5ofFgoVxm. Pada 22 mei 2019 jam 22:08 WIB

Dhermawan Asep. 2017. Fungsi dan Peranan Emosi. Diakses dari

https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/01/fungsi-dan-peranan-emosi- pada.html.

pada tgl 15 januari 2019, jam 11.59 WIB.

Fauziddin mohammad. 2015. pembelajaran paud. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Helmawati. 2016 pendidik sebagai model. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Jamaludin dkk. 2017. Pedoman penulisan skripsi. Jambi.

Mulyani novi. 2018. Perkembangan dasar anak usia dini. Yogyakarta. Penerbit Gava Media.

Mursid. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT Rosdakarya.

Maryana Rita, Dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta. Fajar Interpratama Mandiri.

Psikologidosen. Ciri-ciri kecerdasan intrapersonal. Diakses dari

https://dosenpsikologi.com. Pada tanggal 15 januari 2019, jam 11.52 WIB.

Riselcha. 2012. Penyusunan instrument penelitian tindakan kelas. Diakses dari

http://rishelcha.blogspot.com/2012/10/penyusunan-instrumen-penelitian.html. pada 22

mei 2019, jam 22:42 WIB

Skb Asolihin. 2013. Bermain Peran Mikro dan Makro. Di akses dari

https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com pada tanggal 16 januari 2019,

jam 12.06 WIB.

Trianto. 2010 mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta. PT Prestasi pustakaraya

Wiyani, Novan Ardy. 2017. Manajemen Paud Berdaya Saing. Yogyakarta. Gava Media.

Page 52: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019

TEMA : ALAT KOMUNIKASI KELOMPOK : B

SEMESTER / MINGGU : 2 / 12 KD : 1.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.7, 2.9, 2.12, 2.14, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3, 3.6, 4.6, 3.9, 4.9, 3.10, 4.10, 3.12, 4.12.3.13, 4.13, 3.15, 4.15.

NO SUB TEMA MUATAN / MATERI RENCANA KEGIATAN

1 ALAT 1.2.7.Menghargai hasil karya orang lain 1.Diskusi tentang alat komunikasi KOMUNIKASI Elektronik

ELEKTRONIK 2.2.3.Mengetahui apa yang terjadi bila 2.Menggambar bebas alat komunikasi tidak ada elektronik (hp, televisi, radio dll)

-Radio Telepon,televisi,hp,computer dll 3.Belajar menggunakan hp

-Televisi 2.3.2.Berkreasi menggunakan berbagai 4.Bicara sopan saat menelepon

media

-Telepon 2.4.1. Bergerak sesuai irama musik 5.Membuatbentuk televisi dengan

kardus bekas

-Handphone 2.5.2. Menyampaikan pendapat lewat 6.Menjawab pertanyaan tentang sopan

telepon santun dalam menelepon

-Laptop 2.7.3. Mendengarkan temannya bicara 7.Membuat garis menjadi bentuk

radio,televisi, HP

-Komputer 2.9.3.Mau meminjamkan miliknya 8.Bergerak bebas sambil mendengarkan musik

2.12.2.Memberi dan memohon maaf 9.Menyanyi lagu radio televisi

2.14.3.Berbicara sopan 10.Menyampaikan pendapat lewat Telepon

3.2.2.dan 4.2.2.Ucapan salam 11.Percakapan dua arah

3.3.6.dan 4.3.6.Mengkoordinasikan 12.Melengkapi gambar radio, telepon

motorik halus

3.6.6.dan 4.6.6.Mengembalikan mainan. 13.Bermain alat perkusi

3.9.4.dan 4.9.4.Alat tehnologi sederhana. 14.Membuat bentuk alat komunikasi dengan plastisin

3.10.1.dan 4.10.1.Percakapan dua 15.Menyebutkan perbedaan radio dan

arah/lebih Televisi

3.12.4.dan 4.12.4. Garis 16.Konsep waktu (membaca jam) tegak,datar,lengkung

3.13.1.dan 4.13.1.Mengendalikan emosi 17.Menirukan 3 urutan kata

3.15.1.dan 4.15.1.Senandung bunyi- 18.Membuat urutan angkan pada Hp

bunyian,

19.Menyebutkan bagian – bagian alat komunikasi

. 20.Membuat laptop mainan

21.Menghubungkan bagian – bagian

alat komunikasi dengan tulisan

22.Membedakan besar – kecil benda

23.Mencocok bentuk komputer

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelas

Darmatasiah Desi angraini

Page 53: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM) KURIKULUM 2013

RA NURUL YAQIN

TEMA : ALAT KOMUNIKASI KELOMPOK : B

SEMESTER / MINGGU : 2 / 13 KD : 1.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.7, 2.9, 2.12, 2.14, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3, 3.6, 4.6, 3.9, 4.9, 3.10, 4.10, 3.12, 4.12.3.13, 4.13, 3.15, 4.15.

NO SUB TEMA MUATAN / MATERI RENCANA KEGIATAN

1 ALAT KOMUNIKASI 1.2.7.Menghargai hasil karya orang lain 1.Diskusi tentang alat komunikasi cetak

& tradisional

CETAK & 2.2.3.Mengetahui apa yang terjadi bila 2.Membaca majalah bersama-sama

TRADISIONAL tidak ada

-Koran Alat komunikasi 3.Mengulang kalimat yang sudah

Didengar

-Majalah 2.3.2.Berkreasi menggunakan berbagai 4.Kolase dengan koran bekas pada

media gambar koran

-Baleho / selebaran 2.4.1. Bergerak sesuai irama musik 5.Bermain alat perkusi

-Kentongan 2.5.2. Menyampaikan pesan 6.Mencocok bentuk gambar kentongan

-Peluit 2.7.3. Mendengarkan temannya bicara 7.Bermain kentongan sambil bernyanyi

-Bedug 2.9.3.Mau meminjamkan miliknya 8.Membuat betuk baleho

2.12.2.Memberi dan memohon maaf 9.Mengukur panjang koran

2.14.3.Berbicara sopan 10.Meronce dengan koran bekas

3.2.2.dan 4.2.2.Ucapan salam 11.Bermain dengan bola dari koran

3.3.6.dan 4.3.6.Mengkoordinasikan 12.Berjalan maju membawa beban

motorik halus majalah di atas kepala

3.9.4.dan 4.9.4.Alat komunikasi 13.Montase gambar – gambar dari tradisional. Majalah

3.10.1.dan 4.10.1.Percakapan dua 14.Menghitung majalah, kentongan dll arah/lebih

3.12.4.dan 4.12.4. Garis 15.Membuat bentuk baleho

tegak,datar,lengkung

3.13.1.dan 4.13.1.Mengendalikan 16.Menyebutkan posisi benda

emosi

3.15.1.dan 4.15.1.Senandung bunyi- 17.Membuat tulisan isi dari baleho

bunyian,

18.Bercerita tentang pengalaman

19.Lomba lari

. 20.Membuat peluit mainan dari daun / Sedotan

21.Memasangkan gambar peluit sesuai Angka

22.Membedakan suara peluit

23.Menirukan suara bedug

24.Menghubungkan gambar dengan

Tulisan

25.Melengkapi gambar bedug

26.Kolase gambar bedug dengan kertas

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelas

Darmatasiah

TEMA : PEKERJAAN

KELOMPOK : B

SEMESTER / MINGGU : 2 / 6

Page 54: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

KD : 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, 2.6, 2.7, 2.9, 2.13, 2.14, 3.1, 4.1, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3,3.6, 4.6, 3.7, 4.7, 3.9, 4.9, 3.11, 4.11,

3.14, 4.14. .3.15, 4.15.

NO SUB TEMA MUATAN / MATERI RENCANA KEGIATAN

1 BIDANG 1.1.6.Memanfaatkan cipataan Tuhan 1.Berdiskusi tentang pekerjaan di bidang

PENDIDIKAN pendidikan, kesehatan

- Guru 1.2.7.Menghargai hasil karya orang 2.Bertepuk tangan membentuk irama

Lain

- TU / Pesuruh 2.1.1.Berolah raga 3.Mengelompokkan peralatan yang

dipakai bekerja guru,dokter

2 BIDANG 2.2.2.Mengetahui sebab akibat 4.Bermain peran sebagai

KESEHATAN guru,dokter,bidan dll

- Dokter 2.6.5. Mentaati tata tertib dalam 5.Memberi tanda pada gambar alat-alat

Bekerja Dokter

- Bidan 2.7.4. Saling menghargai sesama 6.Menggambar bebas peralatan

Teman guru,dokter

- Perawat 2.9.2. Tenggang rasa 7.Menyanyi lagu “Guruku”

2.13.2.Mengakui kesalahannya 8.Mencocok gambar termometer

2.14.2.Memperhatikan orang tua bicara 9.Melipat baju dokter

3.1.7.dan 4.1.7.Tenaga pendidik dan 10.Pantomim pergi ke dokter

tenaga medis

3.2.6.dan 4.2.6.Simpati terhadap orang 11.Mencipta bentuk alat-alat dokter

Sakit dengan plastisin

3.3.6.dan 4.3.6.Koordinasi motorik 12.Membuat urutan bilangan gambar alat-

Halus alat untuk bekerja

3.6.7.dan 4.6.7.Konsep bilangan 13.Menyebutkan konsep waktu

3.7.5.dan 4.7.5.Budaya sekitar 14.Mencari jejak tempat bekerja guru

lingkungan anak

3.9.2.dan 4.9.2.Alat-alat untuk bekerja 15.Menghitung jumlah guru di sekolahnya

3.11.2.dan 4.11.2.Pantomim 16.Menyebutkan nama – nama guru

3.13.5.dan 3.13.5.Dapat bekerja 17.Senam irama

Kelompok

3.14.4.dan 4.14.4.Memilih 1 dari

pilihan 18.Memberi tanda pada gambar anak

yg tersedia yang sopan

3.15.4.dan 4.15.4.Tertarik aktifitas seni 19.Menirukan 3 – 4 urutan kata

. 20.Permainan warna dengan cat & kuas

21.Menyebutkan perbedaan guru & TU /

Pesuruh

22.Membuat sajak

23.Mengurutkan peralatan dokter dari

kecil – besar

24.Menghitung jarum suntik maiana

25.Menghubungkan tulisan dengan benda

26.Membuat bentuk jarum suntik

27.Menimbang berat badannya sendiri &

Teman

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas

__________________________ ________________

Page 55: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di
Page 56: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

TEMA : PEKERJAAN

KELOMPOK : B

SEMESTER / MINGGU : 2 / 7

KD : 1.2, 2.2, 2.6, 2.7, 2.9, 2.13, 2.14, 3.1, 4.1, 3.2, 4.2, 3.3, 4.3, 3.6, 4.6 ,3.7, 4.7, 3.9, 4.9, 3.11, 4.11, 3.14,

4.14, 3.15, 4 15.

NO SUB TEMA MUATAN / MATERI RENCANA KEGIATAN

1 BIDANG KEAMANAN 1.2.7.Menghargai hasil karya orang 1.Mengulang kalimat sederhana

Lain

2 BIDANG 2.2.2.Mengetahui sebab akibat 2.Diskusi tentang polisi tentara,

PEMERINTAHAN satpam, hansip, kepala desa, bupati

(POLISI, TENTARA, 2.6.5. Mentaati tata tertib dalam 3.Membuat pos ronda dengan balok-

Bekerja Balok

HANSIP, SATPAM, 2.7.4. Saling menghargai sesama 4.Menyanyi lagu Polisi

BUPATI Teman

KEPALA DESA) 2.9.2. Tenggang rasa 5.Senam fantasi (bapak polisi)

2.13.2.Mengakui kesalahannya 6.Membuat bentuk trafe ligt dari

kepingan geometri

2.14.2.Memperhatikan orang tua 7.Mencari peralatan polisi

Bicara

3.1.7.dan 4.1.7.Tenaga pemerintahan 8.Membuat bentuk pistol dari bombig

dan tenaga

Keamanan 9.Bermain balok

3.2.6.dan 4.2.6.Peduli terhadap 10.Menggambar rambu – rambu lalu

Keamanan Lintas

3.3.6.dan 4.3.6.Koordinasi motorik 11.Mengurutkan bilangan

Halus

3.6.7.dan 4.6.7.Konsep bilangan 12.Melengkapi kalimat

3.7.5.dan 4.7.5.Budaya sekitar 13.Menari (Tari Perang)

lingkungan anak

3.9.2.dan 4.9.2.Alat-alat untuk 14.Membuat baju untuk tentara

bekerja

3.11.2.dan 4.11.2.Pantomim 15.Membuat topi tentara

3.13.5.dan 4.13.5.Dapat bekerja 16.Membedakan polisi dengan tentara

kelompok

3.14.4.dan 4.14.4.Memilih 1 dari 17.Mencocok gambar rangsel tentara

pilihan yg tersedia

3.15.4.dan 4.15.4.Tertarik aktifitas 18.Mengulang kalimat sederhana

Seni

19.Lari estafet membawa tongkat

. 20.Membuat sabuk hansip dari karton

Bekas

21.Mengukur panjang sabuk dengan

Penggaris

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas

__________________________ ________________________

Page 57: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 12 / 3 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alat Komunikasi /Elektronik / Telepon Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.5 – 2.7 – 2.14 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 – 3.13 – 4.13 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

-Mengetahui apa yang terjadi -Menyampaikan pendapat lewat telepon -Mendengarkan temannya bicara -Berbicara sopan -Ucapan salam -Alat tehnologi sederhana -Garis tegak, datar, lengkung -Mengendalikan emosi

Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan

sesudah makan. Alat dan bahan :Gelas aqua, benang, gambar telepon A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan 2. Berdiskusi tentang guna telepon 3. Berdiskusi tentang bicara sopan di telepon 4. Berjalan maju pada garis lurus 5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI 1. Membuat telepon dari gelas aqua 2. Melengkapi gambar telepon 3. Menirukan urutan kata 4. Membedakan anak yang sopan saat menelepon dan tidak sopan

C. RECALLING

1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling

disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 5. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN

1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

2. Pengetahuan dan ketrampilan

Page 58: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

a. Dapat menyebutkan guna telepon b. Dapat membuat mainan telepon-teleponan c. Dapat melengkapi gambar telepon d. Dapat menceritakan cara menelepon e. Dapat bicara sopan saat menelepon f. Dapat membedakan anak yang sopan saat menelpon dan tidak sopan

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………

Page 59: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019

Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 12 /4 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alat Komunikasi /Elektronik / Hand Phone Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2– 2.5 – 2.7 – 2.14 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.10 – 4.10 – 3.12 – 4.12 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

-Mengetahui apa yang terjadi -Menyampaikan pendapat lewat telepon -Mendengarkan temannya bicara -Berbicara sopan -Ucapan salam -Alat tehnologi sederhana -Garis tegak, datar, lengkung -Percakapan dua arah

Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan :HP mainan, buku gambar, pensil A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan 2. Berdiskusi tentang guna handphone 3. Berdiskusi tentang mengucap salam dalam menelepon 4. Tepuk dengan pola 5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI 1. Mengamati cara menggunakan hand phone 2. Membuat garis datar, tegak menjadi bentuk hand phone 3. Mengurutkan cara menggunakan hand phone 4. Membuat urutan angka sesuai nomor yang ada di hand phone

C. RECALLING

1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling

disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 5. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN

1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

2. Pengetahuan dan ketrampilan a. Dapat menyebutkan guna hand phone b. Dapat bertepuk tangan dengan pola c. Dapat mengurutkan cara menggunakan hand phone d. Dapat membuat garis tegak, datar menjadi bentuk hand phone e. Dapat mengucap salam yang baik saat menelepon f. Dapat menggunakan handphone

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ……………………………… Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 13 / 2

Page 60: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019

Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Alat Komunikasi /Media Cetak / Majalah Kompetensi Dasar (KD) : 2.2 – 2.3 – 2.9 – 2.12 – 3.3 – 4.3 – 3.9 – 4.9 – 3.12 – 4.12 Materi Kegiatan : - Mengetahui apa yang terjadi

-Berkreasi dengan barbagai media -Mau meminjamkan miliknya -Memberi dan meminta maaf -Koordinasi motorik halus -Alat komunikasi cetak -Garis tegak, datar, lengkung

Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan :Majalah, gunting, lem, buku gambar A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan 2. Berdiskusi tentang majalah 3. Berdiskusi tentang guna majalah 4. Berjalan maju membawa majalah di atas kepala 5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI 1. Bercerita tentang majalahku baru 2. Menceritakan isi cerita yang ada di majalah 3. Montase gambar dari majalah 4. Menghitung majalah

C. RECALLING

1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain 3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama 4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya 5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling

disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk besok 5. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN

1. Sikap a. Menghargai hasil karya orang lain b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

2. Pengetahuan dan ketrampilan a. Dapat menyebutkan alat komunikasi cetak b. Dapat meceritakan isi cerita yang ada di majalah c. Dapat bercerita tentang majalahnya yang baru d. Dapat membuat mainan dengan montase e. Dapat menghitung majalah f. Dapat berjalan maju membawa majalah di atas kepala

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………

Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 7 / 1

Page 61: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019

Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Pekerjaan /Bidang Keamanan / Polisi Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.6 – 2.7 – 2.13 – 3.1 – 4.1 – 3.2 – 4.2 – 3.9 – 4.9 – 3.15 – 4.15 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

-Mengetahui sebab akibat - Menaati tata tertib dalam bekerja -Saling menghargai sesama teman -Mengakui kesalahannya -Tenaga keamanan -Peduli terhadap keamanan -Alat–alat untuk bekerja -Tertarik aktifitas seni

Materi Pembiasaan:-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan :Pelepah pisang, tusuk sate, bentuk geometri A. KEGIATAN PEMBUKA

1. Penerapan SOP pembukaan

2. Berdiskusi tentang macam–macam pekerjaan

3. Berdiskusi tentang tugas polisi

4. Senam fantasi (polisi)

5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

1. Menyanyi lagu “pak polisi”

2. Mencari peralatan polisi

3. Membuat pistol dari pelepah pisang

4. Menempel bentuk geometri menjadi bentuk traffic light

C. RECALLING

1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan

2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain

3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama

4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya

5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

1. Menanyakan perasaannya selama hari ini

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

4. Menginformasikan kegiatan untuk besok

5. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN

1. Sikap

a. Menghargai hasil karya orang lain

b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

2. Pengetahuan dan ketrampilan

a. Dapat menyebutkan tugas polisi

Page 62: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) KURIKULUM 2013 TAMAN KANAK-KANAK NURUL HUDA TAHUN AJARAN 2018/2019

b. Dapat senam fantasi (polisi)

c. Dapat mencari peralatan polisi

d. Dapat membuat pistol dari pelepah pisang

e. Dapat menempel bentuk geometri menjadi traffic light

f. Dapat menyanyi lagu polisi

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ……………………………… Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 7 / 2 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Pekerjaan /Bidang Keamanan / Polisi Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.2 – 2.6 – 2.14 – 3.1 – 4.1 – 3 .2 – 4.2 – 3.3 – 4.3 – 3.6 – 4.6 – 3.9 – 4.9 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

-Mengetahui sebab akibat -Menaati tata tertib dalam bekerja -Memperhatikan orang tua bicara -Tenaga keamanan -Peduli terhadap keamanan -Koordinasi motorik halus -Konsep bilangan - Alat–alat untuk bekerja

Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan :APE balok, rambu lalu-lintas, buku gambar, pensil, krayon A. KEGIATAN PEMBUKA

6. Penerapan SOP pembukaan

7. Berdiskusi tentang macam–macam pekerjaan

8. Berdiskusi tentang tempat bekerja polisi

9. Permainan fisik

10. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

5. Membuat bentuk kantor polisi dengan balok-balok

6. Menggambar rambu–rambu lalu lintas

7. Mengurutkan bilangan

8. Melengkapi kalimatdi bawah gambar jalan raya

C. RECALLING

6. Merapikan alat-alat yang telah digunakan

7. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain

8. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama

9. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya

10. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

6. Menanyakan perasaannya selama hari ini

Page 63: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

7. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai

8. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

9. Menginformasikan kegiatan untuk besok

10. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN

3. Sikap

c. Menghargai hasil karya orang lain

d. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

4. Pengetahuan dan ketrampilan

g. Dapat menyebutkan tugas polisi

h. Dapat melakukan permainan fisik

i. Dapat menyebutkan arti rambu–rambu lalu lintas

j. Dapat menggambar rambu–rambu lalu lintas

k. Dapat mengurutkan bilangan

l. Dapat membuat kantor polisi dengan balok–balok

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………

Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 6 / 1 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Pekerjaan/Bidang Pendidikan / Guru Kompetensi Dasar (KD) : 1.1 – 2.6 – 2.14 – 3.1 – 4.1 – 3.3 –4.3 – 3.9 – 4.9 – 3.15 – 4.15 Materi Kegiatan : - Memanfaatkan ciptaan Tuhan

-Menaati tata tertib dalam bekerja -Memperhatikan orang tua bicara -Tenaga pendidik -Koordinasi motorik halus - Alat–alat untuk bekerja -Tertarik aktifitas seni

Materi Pembiasaan:-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah

makan. Alat dan bahan :Tas sekolah, pensil A. KEGIATAN PEMBUKA

6. Penerapan SOP pembukaan

7. Berdiskusi tentang macam-macam pekerjaan

8. Berdiskusi tentang tenaga pendidik (guru)

9. Menyanyi lagu “guruku tersayang”

10. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

5. Bermain peran sebagai guru

Page 64: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

6. Mengelompokkan alat untuk bekerja guru

7. Mencari jejak tempat bekerja guru

8. Menyebutkan konsep waktu

C. RECALLING

6. Merapikan alat-alat yang telah digunakan

7. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain

8. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama

9. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya

10. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

6. Menanyakan perasaannya selama hari ini

7. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai

8. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

9. Menginformasikan kegiatan untuk besok

10. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN

3. Sikap

c. Menghargai dan menghormati orang lain

d. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

4. Pengetahuan dan ketrampilan

g. Dapat menyebutkan macam-macam pekerjaan

h. Dapat menyebutkan tugas guru

i. Dapat bermain peran sebagai guru

j. Dapat mengelompokkan alat–alat bekerja guru

k. Dapat mencari jejak tempat bekerja guru

l. Dapat menyebutkan waktu bekerja guru

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………

Page 65: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Semester/Minggu/Hari ke : 2 / 6 / 2 Hari, tanggal :………………, ……………………… Kelompok usia :5 – 6 Tahun Tema / subtema / sub subtema : Pekerjaan /Bidang Pendidikan / Guru Kompetensi Dasar (KD) : 1.2 – 2.1 – 2.2 – 2.7– 3.6 – 4.6 – 3.9 – 4 .9 – 3.13 – 4 .13 – 3 .15 – 4.15 Materi Kegiatan : - Menghargai hasil karya orang lain

-Berolah raga - Mengetahui sebab akibat -Saling menghargai sesama teman -Konsep bilangan - Alat–alat untuk bekerja -Dapat bekerja kelompok -Tertarik aktifitas seni

Materi Pembiasaan :-Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan - Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan

penjemputan - Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP

pembukaan - Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan

sesudah makan. Alat dan bahan :Gambar tas guru, alat cocok, pensil A. KEGIATAN PEMBUKA

11. Penerapan SOP pembukaan

12. Berdiskusi tentang macam–macam pekerjaan

13. Berdiskusi tentang mengapa harus ada guru

14. Senam irama

15. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI

9. Menghitung jumlah guru di sekolahnya

10. Menyebutkan nama–nama gurunya

11. Mencocok gambar tas untuk guru

12. Memberi tanda gambar anak yang sopan pada guru

C. RECALLING

11. Merapikan alat-alat yang telah digunakan

12. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain

13. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama

Page 66: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

14. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya

15. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. KEGIATAN PENUTUP

11. Menanyakan perasaannya selama hari ini

12. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai

13. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

14. Menginformasikan kegiatan untuk besok

15. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN

5. Sikap

e. Menghargai dan menghormati orang lain

f. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya

6. Pengetahuan dan ketrampilan

m. Dapat menyebutkan macam-macam pekerjaan

n. Dapat menyebutkan tugas guru

o. Dapat menghitung jumlah gurunya

p. Dapat menyebutkan nama–nama guru yang ada di sekolahnya

q. Dapat membedakan anak yang sopan pada guru dan tidak

r. Dapat mencocok gambar baju seragam guru

Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Kelompok ……………………………… ………………………………

Page 67: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

DOKUMENTASI RISET

Foto Kondisi Bangunan TK.Nurul Huda

Foto Guru Kelas Sedang mengajar Prasiklus

Foto anak-anak sedang barmain diluar kelas

Page 68: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

Foto guru kelas sedang mengajar siklus I

Poto anak bermain peran polisi siklus II

Foto bersama anak pada siklus II

Page 69: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di
Page 70: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di
Page 71: UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK …repository.uinjambi.ac.id/1581/1/RENTI MAYSAROH_TRA 151769_PI… · Mencetak generasi unggul dan “sukses hidup” di

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Renti maysaroh

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal Lahir :talang tembago, 31 mei 1997

Alamat :desa simp.talang tembago, kec,jangkat timur.

Kab,merangin

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat Email :[email protected]

Nomor kontak : 081368233717

Riwayat pendidikan:

1. SDN 87/III Sungai Hangat

2. MTS,s Muahammad Amin Rajo Tiangso

3. SMA Negeri 15 Merangin

4. UIN SULTHAN THAHA SAYFUDDIN JAMBI

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota HMI UIN STS JAMBI

2. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)PIAUD Tahun 2016/2017

3. Anggota Racana Sri Soedewi UIN SULTHAN THAHA SAIYFUDDIN JAMBI

tahun 2016/2019