untuk para audience komunikasi massa

2
Pengertian Audience Secara harfiah audiens (audience) disebut juga dengan khalayak. Audiens merupakan sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengaar, dan pemirsa diberbagai media atau komponen beserta isinya. seperti halnya pendengar radio serta penonton televisi. Kata audiens sendiri lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai “receivers”, dalam model proses komunikasi massa disebut juga dengan ( source, channel, message, receiver, effect) -Wilbur Schramm (1955)- Pada dasarnya audiens merupakan sekumpulan orang yang membaca, mendengar, menonton berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Audiens juga merupakan kehidupan sosial yang dilayani oleh media dengan menyampaikan suatu informasi yang dibutuhkan. Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama. Setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan dari media massa. Pada hakikatnya audiens bersifat dualitas, maksudnya adalah suatu kolektivitas yang terbentuk baik sebagai tanggapan terhadap isi media dan didefinisikan berdasarkan perhatian pada isi media itu, sekaligus merupakan sesuatu yang sudah ada dalam kehidupan sosial yang kemudian berhubungan dengan media tersebut. Dengan demikian, penggemar dari para penulis, kelompok musik, atau serial televisi tertentu disebut audiens. Akan tetapi yang tidak mudah dilokalisasikan menurut waktu dan tempat mungkin tidak memiliki eksistensi selain disebut kelompok sosial. Pada ekstrem yang lain, anggota suatu masyarakat kecil mungkin memiliki surat kabar dilokalnya sendiri yang memenuhi kebutuhan mereka, tetapi tidak memainkan peran dalam mewujudkan komunitas atau dalam menetapkan batasnya. Audiens sendiri terbentuk karena adanya media. Secara perlahan-lahan masyarakat membentuk suatu hal yang kita sebut dengan audiens. Secara historis, audiens terbentuk karena adanya gagasan tentang public yang pada akhirnya berkembang hingga sekarang. Media membentuk audiens menjadi beberapa bagian berdasarkan minat, pendidikan, umur, sosial, agama dan juga politik. Seringkali audiens digunakan sebagai alat dalam membangun pamor politik. Konsep tentang audiens memang berkembang terus. Audiens ada yang tercipta karena respon masyarakat terhadap isi media yang disampaikan. Audiens juga tercipta karena ada kesengajaan media massa untuk melayani sejumlah individu atau kelompok audiens yang tersebar di masyarakat. Dengan pola terbentuknya audiens seperti itu, maka secara teoritis terjadi proses yang menyatukan kelompok masyarakat menjadi suatu audiens, ada juga yang dipecah menjadi kelompok-kelompok yang mempunyai kecenderungan yang sama. Menurut Nightingale (2003) ada 4 pengertian audiens, diantaranya Audiens yaitu “orang-orang yang berkumpul” Audiens yaitu “orang-orang yang dituju”. Berarti suatu grup yang terdiri dari orang-orang yang dikirim pesan Audiens yaitu “yang terjadinya”. Pengalaman akan menerima pesan, apakah sendiri atau dengan orang lain sebagai kejadian interaksi di kehidupan, Audiens yaitu”mendengar” atau “audisi”. Dengan demikian konsep audiens harus bisa menggambarkan proses hubungan social antara media massa dengan lingkungan yang menjadi berdirinya lembaga disuatu media. Oleh karena itu konsep media uses and gratification dan kehidupan sehari-hari merupakan konsep-konsep yang akan merajut agar konsep audiens lebih manusiawi, tidak membatasi individu dengan lingkungan sosialnya maupun dengan media massanya. Sehingga bisa mempertemukan konsep-konsep yang berbeda terutama tentang apakah audience itu terbentuk karena respon masyarakat terhadap isi media atau desain awal media untuk melayani keinginan dari masyarakat itu sendiri. Karakteristik dari Audience Dalam komunikasi massa, yang dimaksud dengan audience disini sanagatlah beragam, mulai dari jutaan penonton televise sampai ke ribuan pembaca buku, majalah, Koran serta yang lainnya. Masing-masing diantaranya sangatlah berbeda, dalam hal berpakaian, berfikir, menanggapi dari pesan yang diterimanya, pengalamannya serta orientasi didalam hidupnya. Akan tetapi, masing-masing dari individu itu sendiri bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya. Sebagai contoh, ketika kita sama-sama menonton acara televise sebut saja program acara mission-x di trans-tv yang tayang pada hari tertentu, masing- masing dari penonton akan memiliki komentar yang berlainan terhadap program acara tersebut. Dalam hal ini kita sebagai audience yang saling berkomentar tentang program tersebut tentunya jelas dalam program televisi tersebut bisa menjadi topic pembicaraan kita dalam sehari-hari. Pesan yang disampaikan tersebut mampu memperluas pengetahuan dari para pemirsa. Dan bag mereka yang jarang memanfaatkan media massa sebagai sumber pengetahuan akan jauh lebih “kuper” dibandingkan dengan mereka yang selalu menjadikan media massa sebagai referensi utama dalam hidupnya. Menurut Hiebert dan kawan-kawannya, audience dalam komunikasi massa memiliki lima karakteristik, antara lain : *Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Dalam hal ini para individu tersebut lebih memilih produk media yang mereka gunakan seleksi kesadaran. *Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran dari luas ini sifatnya bisa jadi relative. Hal ini dikarenakan ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan bahkan sampai jutaan. Keduanya tetap disebut audience meskipun jumlahnya berbeda, perbedaan inibukanlah sesuatu yang prinsip, jadi tidak ada ukuran yang pasti tentang luasnya dari audience itu. *Audience cenderung heterogen. Dalam hal ini Heterogen berarti audiens yang terdiri dari beragam lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu yang sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. Seperti halnya dengan majalah yang dikususkan untuk kalangan dokter, memang sama secara profesi, akan tetapi status sosial ekonomi, agama serta umur tetap berbeda antara satu sama lain. Yang membaca makalah ini juga bisa disebut heterogen sifatnya. *Audience cenderung anonim, yaitu tidak mengenal antara satu sama lain. Keseluruhan audiens media tidak bisa saling mengenal satu sama lain secara keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan pada semua audiens sebuah media yang jumlahnya bisa mencapai jutaan. Bagaimana mungkin audience bisa mengenal khalayak televise yang jumlahnya jutaan? Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan diantara satu kasus per kasus, tetapi meliputisemua audience. Hal ini dikarenakan bisa saja sesama audience sebut saja (Trans 7), diantara anggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi, saling menegenal di sisni bukan seperti itu maksudnya.

Upload: nur-alfiyatur-rochmah

Post on 03-Jul-2015

670 views

Category:

Education


10 download

DESCRIPTION

Untuk para audience

TRANSCRIPT

Page 1: Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA

Pengertian Audience

Secara harfiah audiens (audience) disebut juga dengan khalayak. Audiens

merupakan sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengaar, dan

pemirsa diberbagai media atau komponen beserta i s inya. seperti ha lnya

pendengar radio serta penonton televis i .

Kata audiens sendiri lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai “receivers”,

da lam model proses komunikasi massa disebut juga dengan (source, channel,

message, receiver, effect) -Wi lbur Schramm (1955)-

Pada dasarnya audiens merupakan sekumpulan orang yang membaca,

mendengar, menonton berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik.

Audiens juga merupakan kehidupan sosial yang dilayani oleh media dengan

menyampaikan suatu informas i yang dibutuhkan.

Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama.

Setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai

penerima pesan-pesan dari media massa.

Pada hakikatnya audiens bers i fat dualitas, maksudnya adalah suatu

kolektivitas yang terbentuk baik sebagai tanggapan terhadap is i media dan

didefinisikan berdasarkan perhatian pada isi media i tu, sekaligus merupakan

sesuatu yang sudah ada dalam kehidupan sosial yang kemudian berhubungan

dengan media tersebut.

Dengan demikian, penggemar dari para penulis, kelompok musik, atau seria l

televis i tertentu disebut audiens . Akan tetapi yang tidak mudah

di lokalisasikan menurut waktu dan tempat mungkin tidak memiliki eksistens i

selain disebut kelompok sos ia l . Pada ekstrem yang la in, anggota suatu

masyarakat kecil mungkin memi l iki surat kabar di loka lnya sendiri yang

memenuhi kebutuhan mereka, tetapi tidak memainkan peran dalam

mewujudkan komunitas atau dalam menetapkan batasnya.

Audiens sendiri terbentuk karena adanya media . Secara perlahan -lahan

masyarakat membentuk suatu hal yang kita sebut dengan audiens . Secara

his toris, audiens terbentuk karena adanya gagasan tentang public yang pada

akhirnya berkembang hingga sekarang. Media membentuk audiens menjadi

beberapa bagian berdasarkan minat, pendidikan, umur, sos ia l , agama dan

juga politik. Seringkali audiens digunakan sebagai a lat da lam membangun

pamor pol i tik.

Konsep tentang audiens memang berkembang terus . Audiens ada yang

tercipta karena respon masyarakat terhadap is i media yang disampaikan.

Audiens juga tercipta karena ada kesengajaan media massa untuk melayani

sejumlah individu atau kelompok audiens yang tersebar di masyarakat.

Dengan pola terbentuknya audiens seperti i tu, maka secara teori ti s terjadi

proses yang menyatukan kelompok masyarakat menjadi suatu audiens , ada

juga yang dipecah menjadi kelompok-kelompok yang mempunyai

kecenderungan yang sama.

Menurut Nightingale (2003) ada 4 pengertian audiens , diantaranya

Audiens ya i tu “orang-orang yang berkumpul”

Audiens ya itu “orang-orang yang dituju”. Berarti suatu grup yang terdiri dari

orang-orang yang diki rim pesan

Audiens ya itu “yang terjadinya”. Pengalaman akan menerima pesan, apakah

sendiri atau dengan orang lain sebagai kejadian interaks i di kehidupan,

Audiens ya i tu”mendengar” atau “audis i”.

Dengan demikian konsep audiens harus bisa menggambarkan proses

hubungan social antara media massa dengan l ingkungan yang menjadi

berdirinya lembaga disuatu media. Oleh karena i tu konsep media uses and

gratification dan kehidupan sehari-hari merupakan konsep-konsep yang akan

merajut agar konsep audiens lebih manus iawi , tidak membatas i individu

dengan l ingkungan sosialnya maupun dengan media massanya. Sehingga bisa

mempertemukan konsep-konsep yang berbeda terutama tentang apakah

audience i tu terbentuk karena respon masyarakat terhadap is i media atau

desain awal media untuk melayani keinginan dari masyarakat i tu sendiri .

Karakteristik dari Audience

Dalam komunikasi massa, yang dimaksud dengan audience disini sanagatlah

beragam, mulai dari jutaan penonton televise sampai ke ribuan pembaca

buku, maja lah, Koran serta yang la innya. Mas ing-mas ing diantaranya

sangatlah berbeda, dalam hal berpakaian, berfikir, menanggapi dari pesan

yang di terimanya, pengalamannya serta orientasi dida lam hidupnya. Akan

tetapi, masing-masing dari individu i tu sendiri bisa sa l ing mereaks i pesan

yang di terimanya.

Sebagai contoh, ketika kita sama-sama menonton acara televise sebut sa ja

program acara mission-x di trans-tv yang tayang pada hari tertentu, mas ing-

mas ing dari penonton akan memi l iki komentar yang berla inan terh adap

program acara tersebut. Dalam hal ini ki ta sebagai audience yang sa l ing

berkomentar tentang program tersebut tentunya jelas dalam program televisi

tersebut bisa menjadi topic pembicaraan kita dalam sehari-hari . Pesan yang

disampaikan tersebut mampu memperluas pengetahuan dari para pemirsa.

Dan bag mereka yang jarang memanfaatkan media massa sebagai sumber

pengetahuan akan jauh lebih “kuper” dibandingkan dengan mereka yang

selalu menjadikan media massa sebagai referens i utama dalam hidupnya.

Menurut Hiebert dan kawan-kawannya, audience da lam komunikas i massa

memi l iki l ima karakteris tik, antara la in :

*Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi

pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Dalam

hal ini para individu tersebut lebih memi l ih produk media yang mereka

gunakan seleks i kesadaran.

*Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah

jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran dari luas ini

s i fatnya bisa jadi relative. Hal ini dikarenakan ada media tertentu yang

khalayaknya mencapai ribuan bahkan sampai jutaan. Keduanya tetap disebut

audience meskipun jumlahnya berbeda, perbedaan inibukanlah sesuatu yang

prinsip, jadi tidak ada ukuran yang pasti tentang luasnya dari audience i tu.

*Audience cenderung heterogen. Dalam hal ini Heterogen berarti audiens

yang terdiri dari beragam lapisan dan kategori sos ia l . Beberapa media

tertentu yang sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. Seperti halnya

dengan majalah yang dikususkan untuk ka langan dokter, memang sama

secara profesi, akan tetapi status sosial ekonomi, agama serta umur tetap

berbeda antara satu sama lain. Yang membaca makalah ini juga bisa disebut

heterogen s i fatnya.

*Audience cenderung anonim, ya itu tidak mengenal antara satu sama la in.

Keseluruhan audiens media tidak bisa saling mengenal satu sama lain secara

keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan pada semua audiens

sebuah media yang jumlahnya bisa mencapai jutaan. Bagaimana mungkin

audience bisa mengenal khalayak televise yang jumlahnya jutaan? Tidak

mengenal tersebut tidak ditekankan diantara satu kasus per kasus , tetapi

mel iputisemua audience. Hal ini dikarenakan bisa saja sesama audience sebut

sa ja (Trans 7), diantara anggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi, saling

menegenal di s i sni bukan seperti i tu maksudnya.

Page 2: Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA

*Audience secara fisisk dipisahkan dari komunikator. Seperti ha lnya ketika

ki ta sedang berada di Yogyakarta yang sedang menikmati acara s tas iun

televisi di Jakarta. Bukankah iadipisahkan dengan jarak ratusan ki lometer?

Dapat juga dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.

Konsep Audience

McQuai l (1987) menyebutkan beberapa konsep alternati f tentang audiens

sebagai berikut:

Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa.

Kumpulan inilah yang disebut sebagai audiens da lam bentuk yang pal ing

dikenal dan menjadi perhatian seluruh penelitian media . Fokusnya adalah

pada jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu

dan jumlah orang dalam karakteristik demografi, tertentu yang penting bagi

pengirim.

Dalam praktek, penerapan konsep tersebut tidaklah sesederhana i tu dan

akhirnya menimbulkan pertimbangan yang melebihi soal kuantitatif semata.

Clausse telah menunjukkan beberapa kelemahan untuk membedakan

berbagai kadar keikutsertaan dan keterl ibatan audiens .

Audiens yang pertama dan yang terbesar adalah populasi yang tersedia untuk

menerima tawaran komunikas i tertentu. Dengan demikian, semau yang

memi liki pesawat televis i adlah audiens tel evis i adlam artian tertentu.

Kedua, terdapat audiens yang benar-benar menerima hal -ha l yang

di tawarkan dengan kadar yang brbeda-beda seperti pemirsa televisi reguler,

pembel i surat kabar, dan sebagainya.

Ketiga, ada bagian audiens sebenarnya yang mencatat penerimaan is i , dan

yang terakhir ada bagian lebih keci l yang mengendpkan hal -ha l yang

di tawarkan dan di terima.

Clausse mengemukakn hal ini dengan mengacu pad serangkaian penyusutan,

dari populasi masyarakat secara menyeluruh, kemudian publik potensial bagi

suatu pesan, hingga publ ik efekti f yang benar-benar mengikut, sampai

dengan publ ik pesan tertentu, dan akhirnya publ ik yang benar-benar

terpengaruh oleh komunikas i .

Audiens sebagai massa

Massa seringkali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelom pok,

kerumunan atau publik. Para anggota massa tersebar luas dan biasanya tidak

sa ling mengenal satu sama lain. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan

identitas diri, serta tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisas i

untuk mencapai tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang sela lu

berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak

bertindak untuk dirinya sendiri , tetapi “diseti r” untuk melakukan suatu

tindakan.

Audiens sebagai massa lebih menekankan pada ukurann ya yang besar,

heterogenitas, penyebaran, dan anonimitasnya serta lemahnya organisas i

sosial dan komposisi yang selalu berubah dengan cepat dan tidak kons is ten.

Massa tidak memiliki keberadaan/eksistensi yang berlanjut kecual i da lam

pikiran mereka yang ingin memperoleh perhatian dari dan memanipulas i

orang-orang sebanyak mungkin.

Menurut Raymond William, tidak ada massa rakyat, yang ada hanya cara

pandang orang-orang sebagai massa. Meskipun demikian, ha l i tu telah

cenderung menjadi s tandar untuk memutuskan audiens, semakin mendekati

pengertian massa, telah menyamakan massa dengan audiens bagi media

massa.

Audiens sebagai publ ik atau kelompok sos ia l

Unsur penting dalam versi audiens ini adalah praeks is tens i dari kelompok

sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian besar otonom yang sebagian besar

di layani oleh media tertentu, tetapi keberadaannya tidak tergantung pada

media .

Gagasan tetang publik telah dibahas melalui sosiologi dan teori demokras i

l ibera l . Misa lnya gagasan telah didefinis ikan oleh Dewey sebagi

pengelompokan orang-orang secara politis yang terwujud sebagai unit sosia l

melalui pengakuan bersama atas masalah bersama yang perlu ditanggulangi .

Pengelompokan seperti ini memerlukan berbagai sarana komunikas i bagi

pengembangan dan kes inambungannya.

Meskipun demikian, kita dapat mel ihat adanya bukti tentang eks is tens i

berbagai bentukan audiens yang berci ri publik. Hampir seluruh masyarkat

memi liki publik yang mengetahui, ya i tu bagian audiens yang pal ing akti f

da lam kehidupan politik dn sosial serta memiliki banyak sumber informas i ,

khususnya golongan elit, pembentukan opini, dan pers spesialis. Bukti kedua,

banyak negara menguasai beberapa pers parta i tertentu atau pers yang

memang memiliki hubungan politik dengan kelompok pembacanya. Di s ini

keanggotaan atau pendukung partai tertentu membentuk publ ik yang juga

adlah audiens .

Bukti ketiga, terdapat audiens loka l atau komunitas bagi publ ikas i yang

bers ifat lokal. Dalam hal ini audiens cenderung serupa dengan anggota,

khususnya anggota yang paling aktif dari komunitas yang ad sebelumnya,

ya i tu kelompok sos ia l .

Bukti terakhir, terdapat sangat banyak audiens tertentu yang terbentuk atas

dasar isu, minat, atau bidang keahl ian yang mungkin memi l iki bentuk

interaks i la innya dan bukan sekedar penciptaan pasokan med ia .

Audiens sebagai pasar

Audiens sebagai pasar muncul sebagai akibat perkembangan ekonomi.

Produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk di jua l

kepada sekumpulan konsumen tertentu yang potens ia l , bersa ing dengan

produk media la innya.

Audiens sebagai pasar berarti sekumpulan ca lon konsumen dengan profi l

sosial ekonomi yang diketahui yang merupakan sasaran suatu medium atau

pesan.

Konsep audiens sebagai pasar ini mirip dengan audiens sebagai massa. Dalam

arti jumlahnya yang besar. Yang perlu diperhatikan adalah soal selera da lam

kai tannya dengan produk media yang akan menjadi minat mereka.

Audiens dipandang memi l iki s igni fikans i rangkap bagi media , sebagai

perangkat ca lon konsumen produk dan sebagai audiens jenis iklan tertentu.

Yang merupakan sumber pendapatan media yang penting.

Dengan demikian, pasar bagi produk media juga mungkin merupakan pasar

bagi produk la innya. Meskipun media komers ia l perlu memandang

audiensnya sebagai pasar dlam arti i tu dan adakalanya mencirikan audiens

tertentu dalam hubungannya dengan gaya hidup dan pola konsumsi , ada

sejumlah konsekuensi pendekatan ini terhadap cara memandang audiens .

Sedangkan Allor (1988) menyebutkan bahwa audiens i tu berada dimana -

mana dan tidak mempunyai tempat yang rea l .