untuk para audience komunikasi massa
DESCRIPTION
Untuk para audienceTRANSCRIPT
Pengertian Audience
Secara harfiah audiens (audience) disebut juga dengan khalayak. Audiens
merupakan sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengaar, dan
pemirsa diberbagai media atau komponen beserta i s inya. seperti ha lnya
pendengar radio serta penonton televis i .
Kata audiens sendiri lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai “receivers”,
da lam model proses komunikasi massa disebut juga dengan (source, channel,
message, receiver, effect) -Wi lbur Schramm (1955)-
Pada dasarnya audiens merupakan sekumpulan orang yang membaca,
mendengar, menonton berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik.
Audiens juga merupakan kehidupan sosial yang dilayani oleh media dengan
menyampaikan suatu informas i yang dibutuhkan.
Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama.
Setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai
penerima pesan-pesan dari media massa.
Pada hakikatnya audiens bers i fat dualitas, maksudnya adalah suatu
kolektivitas yang terbentuk baik sebagai tanggapan terhadap is i media dan
didefinisikan berdasarkan perhatian pada isi media i tu, sekaligus merupakan
sesuatu yang sudah ada dalam kehidupan sosial yang kemudian berhubungan
dengan media tersebut.
Dengan demikian, penggemar dari para penulis, kelompok musik, atau seria l
televis i tertentu disebut audiens . Akan tetapi yang tidak mudah
di lokalisasikan menurut waktu dan tempat mungkin tidak memiliki eksistens i
selain disebut kelompok sos ia l . Pada ekstrem yang la in, anggota suatu
masyarakat kecil mungkin memi l iki surat kabar di loka lnya sendiri yang
memenuhi kebutuhan mereka, tetapi tidak memainkan peran dalam
mewujudkan komunitas atau dalam menetapkan batasnya.
Audiens sendiri terbentuk karena adanya media . Secara perlahan -lahan
masyarakat membentuk suatu hal yang kita sebut dengan audiens . Secara
his toris, audiens terbentuk karena adanya gagasan tentang public yang pada
akhirnya berkembang hingga sekarang. Media membentuk audiens menjadi
beberapa bagian berdasarkan minat, pendidikan, umur, sos ia l , agama dan
juga politik. Seringkali audiens digunakan sebagai a lat da lam membangun
pamor pol i tik.
Konsep tentang audiens memang berkembang terus . Audiens ada yang
tercipta karena respon masyarakat terhadap is i media yang disampaikan.
Audiens juga tercipta karena ada kesengajaan media massa untuk melayani
sejumlah individu atau kelompok audiens yang tersebar di masyarakat.
Dengan pola terbentuknya audiens seperti i tu, maka secara teori ti s terjadi
proses yang menyatukan kelompok masyarakat menjadi suatu audiens , ada
juga yang dipecah menjadi kelompok-kelompok yang mempunyai
kecenderungan yang sama.
Menurut Nightingale (2003) ada 4 pengertian audiens , diantaranya
Audiens ya i tu “orang-orang yang berkumpul”
Audiens ya itu “orang-orang yang dituju”. Berarti suatu grup yang terdiri dari
orang-orang yang diki rim pesan
Audiens ya itu “yang terjadinya”. Pengalaman akan menerima pesan, apakah
sendiri atau dengan orang lain sebagai kejadian interaks i di kehidupan,
Audiens ya i tu”mendengar” atau “audis i”.
Dengan demikian konsep audiens harus bisa menggambarkan proses
hubungan social antara media massa dengan l ingkungan yang menjadi
berdirinya lembaga disuatu media. Oleh karena i tu konsep media uses and
gratification dan kehidupan sehari-hari merupakan konsep-konsep yang akan
merajut agar konsep audiens lebih manus iawi , tidak membatas i individu
dengan l ingkungan sosialnya maupun dengan media massanya. Sehingga bisa
mempertemukan konsep-konsep yang berbeda terutama tentang apakah
audience i tu terbentuk karena respon masyarakat terhadap is i media atau
desain awal media untuk melayani keinginan dari masyarakat i tu sendiri .
Karakteristik dari Audience
Dalam komunikasi massa, yang dimaksud dengan audience disini sanagatlah
beragam, mulai dari jutaan penonton televise sampai ke ribuan pembaca
buku, maja lah, Koran serta yang la innya. Mas ing-mas ing diantaranya
sangatlah berbeda, dalam hal berpakaian, berfikir, menanggapi dari pesan
yang di terimanya, pengalamannya serta orientasi dida lam hidupnya. Akan
tetapi, masing-masing dari individu i tu sendiri bisa sa l ing mereaks i pesan
yang di terimanya.
Sebagai contoh, ketika kita sama-sama menonton acara televise sebut sa ja
program acara mission-x di trans-tv yang tayang pada hari tertentu, mas ing-
mas ing dari penonton akan memi l iki komentar yang berla inan terh adap
program acara tersebut. Dalam hal ini ki ta sebagai audience yang sa l ing
berkomentar tentang program tersebut tentunya jelas dalam program televisi
tersebut bisa menjadi topic pembicaraan kita dalam sehari-hari . Pesan yang
disampaikan tersebut mampu memperluas pengetahuan dari para pemirsa.
Dan bag mereka yang jarang memanfaatkan media massa sebagai sumber
pengetahuan akan jauh lebih “kuper” dibandingkan dengan mereka yang
selalu menjadikan media massa sebagai referens i utama dalam hidupnya.
Menurut Hiebert dan kawan-kawannya, audience da lam komunikas i massa
memi l iki l ima karakteris tik, antara la in :
*Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi
pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Dalam
hal ini para individu tersebut lebih memi l ih produk media yang mereka
gunakan seleks i kesadaran.
*Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah
jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran dari luas ini
s i fatnya bisa jadi relative. Hal ini dikarenakan ada media tertentu yang
khalayaknya mencapai ribuan bahkan sampai jutaan. Keduanya tetap disebut
audience meskipun jumlahnya berbeda, perbedaan inibukanlah sesuatu yang
prinsip, jadi tidak ada ukuran yang pasti tentang luasnya dari audience i tu.
*Audience cenderung heterogen. Dalam hal ini Heterogen berarti audiens
yang terdiri dari beragam lapisan dan kategori sos ia l . Beberapa media
tertentu yang sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. Seperti halnya
dengan majalah yang dikususkan untuk ka langan dokter, memang sama
secara profesi, akan tetapi status sosial ekonomi, agama serta umur tetap
berbeda antara satu sama lain. Yang membaca makalah ini juga bisa disebut
heterogen s i fatnya.
*Audience cenderung anonim, ya itu tidak mengenal antara satu sama la in.
Keseluruhan audiens media tidak bisa saling mengenal satu sama lain secara
keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan pada semua audiens
sebuah media yang jumlahnya bisa mencapai jutaan. Bagaimana mungkin
audience bisa mengenal khalayak televise yang jumlahnya jutaan? Tidak
mengenal tersebut tidak ditekankan diantara satu kasus per kasus , tetapi
mel iputisemua audience. Hal ini dikarenakan bisa saja sesama audience sebut
sa ja (Trans 7), diantara anggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi, saling
menegenal di s i sni bukan seperti i tu maksudnya.
*Audience secara fisisk dipisahkan dari komunikator. Seperti ha lnya ketika
ki ta sedang berada di Yogyakarta yang sedang menikmati acara s tas iun
televisi di Jakarta. Bukankah iadipisahkan dengan jarak ratusan ki lometer?
Dapat juga dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
Konsep Audience
McQuai l (1987) menyebutkan beberapa konsep alternati f tentang audiens
sebagai berikut:
Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa.
Kumpulan inilah yang disebut sebagai audiens da lam bentuk yang pal ing
dikenal dan menjadi perhatian seluruh penelitian media . Fokusnya adalah
pada jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu
dan jumlah orang dalam karakteristik demografi, tertentu yang penting bagi
pengirim.
Dalam praktek, penerapan konsep tersebut tidaklah sesederhana i tu dan
akhirnya menimbulkan pertimbangan yang melebihi soal kuantitatif semata.
Clausse telah menunjukkan beberapa kelemahan untuk membedakan
berbagai kadar keikutsertaan dan keterl ibatan audiens .
Audiens yang pertama dan yang terbesar adalah populasi yang tersedia untuk
menerima tawaran komunikas i tertentu. Dengan demikian, semau yang
memi liki pesawat televis i adlah audiens tel evis i adlam artian tertentu.
Kedua, terdapat audiens yang benar-benar menerima hal -ha l yang
di tawarkan dengan kadar yang brbeda-beda seperti pemirsa televisi reguler,
pembel i surat kabar, dan sebagainya.
Ketiga, ada bagian audiens sebenarnya yang mencatat penerimaan is i , dan
yang terakhir ada bagian lebih keci l yang mengendpkan hal -ha l yang
di tawarkan dan di terima.
Clausse mengemukakn hal ini dengan mengacu pad serangkaian penyusutan,
dari populasi masyarakat secara menyeluruh, kemudian publik potensial bagi
suatu pesan, hingga publ ik efekti f yang benar-benar mengikut, sampai
dengan publ ik pesan tertentu, dan akhirnya publ ik yang benar-benar
terpengaruh oleh komunikas i .
Audiens sebagai massa
Massa seringkali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelom pok,
kerumunan atau publik. Para anggota massa tersebar luas dan biasanya tidak
sa ling mengenal satu sama lain. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan
identitas diri, serta tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisas i
untuk mencapai tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang sela lu
berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak
bertindak untuk dirinya sendiri , tetapi “diseti r” untuk melakukan suatu
tindakan.
Audiens sebagai massa lebih menekankan pada ukurann ya yang besar,
heterogenitas, penyebaran, dan anonimitasnya serta lemahnya organisas i
sosial dan komposisi yang selalu berubah dengan cepat dan tidak kons is ten.
Massa tidak memiliki keberadaan/eksistensi yang berlanjut kecual i da lam
pikiran mereka yang ingin memperoleh perhatian dari dan memanipulas i
orang-orang sebanyak mungkin.
Menurut Raymond William, tidak ada massa rakyat, yang ada hanya cara
pandang orang-orang sebagai massa. Meskipun demikian, ha l i tu telah
cenderung menjadi s tandar untuk memutuskan audiens, semakin mendekati
pengertian massa, telah menyamakan massa dengan audiens bagi media
massa.
Audiens sebagai publ ik atau kelompok sos ia l
Unsur penting dalam versi audiens ini adalah praeks is tens i dari kelompok
sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian besar otonom yang sebagian besar
di layani oleh media tertentu, tetapi keberadaannya tidak tergantung pada
media .
Gagasan tetang publik telah dibahas melalui sosiologi dan teori demokras i
l ibera l . Misa lnya gagasan telah didefinis ikan oleh Dewey sebagi
pengelompokan orang-orang secara politis yang terwujud sebagai unit sosia l
melalui pengakuan bersama atas masalah bersama yang perlu ditanggulangi .
Pengelompokan seperti ini memerlukan berbagai sarana komunikas i bagi
pengembangan dan kes inambungannya.
Meskipun demikian, kita dapat mel ihat adanya bukti tentang eks is tens i
berbagai bentukan audiens yang berci ri publik. Hampir seluruh masyarkat
memi liki publik yang mengetahui, ya i tu bagian audiens yang pal ing akti f
da lam kehidupan politik dn sosial serta memiliki banyak sumber informas i ,
khususnya golongan elit, pembentukan opini, dan pers spesialis. Bukti kedua,
banyak negara menguasai beberapa pers parta i tertentu atau pers yang
memang memiliki hubungan politik dengan kelompok pembacanya. Di s ini
keanggotaan atau pendukung partai tertentu membentuk publ ik yang juga
adlah audiens .
Bukti ketiga, terdapat audiens loka l atau komunitas bagi publ ikas i yang
bers ifat lokal. Dalam hal ini audiens cenderung serupa dengan anggota,
khususnya anggota yang paling aktif dari komunitas yang ad sebelumnya,
ya i tu kelompok sos ia l .
Bukti terakhir, terdapat sangat banyak audiens tertentu yang terbentuk atas
dasar isu, minat, atau bidang keahl ian yang mungkin memi l iki bentuk
interaks i la innya dan bukan sekedar penciptaan pasokan med ia .
Audiens sebagai pasar
Audiens sebagai pasar muncul sebagai akibat perkembangan ekonomi.
Produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk di jua l
kepada sekumpulan konsumen tertentu yang potens ia l , bersa ing dengan
produk media la innya.
Audiens sebagai pasar berarti sekumpulan ca lon konsumen dengan profi l
sosial ekonomi yang diketahui yang merupakan sasaran suatu medium atau
pesan.
Konsep audiens sebagai pasar ini mirip dengan audiens sebagai massa. Dalam
arti jumlahnya yang besar. Yang perlu diperhatikan adalah soal selera da lam
kai tannya dengan produk media yang akan menjadi minat mereka.
Audiens dipandang memi l iki s igni fikans i rangkap bagi media , sebagai
perangkat ca lon konsumen produk dan sebagai audiens jenis iklan tertentu.
Yang merupakan sumber pendapatan media yang penting.
Dengan demikian, pasar bagi produk media juga mungkin merupakan pasar
bagi produk la innya. Meskipun media komers ia l perlu memandang
audiensnya sebagai pasar dlam arti i tu dan adakalanya mencirikan audiens
tertentu dalam hubungannya dengan gaya hidup dan pola konsumsi , ada
sejumlah konsekuensi pendekatan ini terhadap cara memandang audiens .
Sedangkan Allor (1988) menyebutkan bahwa audiens i tu berada dimana -
mana dan tidak mempunyai tempat yang rea l .