untuk leaflet
DESCRIPTION
rokuTRANSCRIPT
1. Cupcake
Cup cake adalah salah satu
makanan modifikasi dari cake, umumnya
memiliki rasa manis, kaya akan lemak dan
gula yang dibuat dengan menggunakan
cetakan seperti cetakan muffin yang diberi
alas cup caeses agar lebih praktis. Bahan
dasar pembuatan cup cake terdiri dari
tepung terigu, telur, gula halus, lemak,
susu dan baking powder (Siti Hamidah,
2009).
2. Metode Pembuatan Cupcake
Teknik pembuatan cupcake diawali
dengan penimbangan bahan, pengocokan
kuning telur dan gula halus sampai putih
kemudian pencampuran tepung terigu dan
baking powder. Putih telur dikocok
terpisah, setelah putih telur dikocok
sampai kaku masukkan putih telur dalam
adonan, setelah tercampur rata dimasukkan
dalam cup caeses kemudian diselesaikan
dengan pengovenan. Teknik pencampuran
dalam pembuatan pound cake tersebut
biasa disebut dengan teknik creaming.
Hasil dari pound cake adalah cake yang
padat, pendek dengan remah kasar. Untuk
mengurangi kepadatannya, putih telur
dapat dikocok terpisah (Anni Faridah,
2008).
3. Alat bahan
Bahan – bahan yang diperlukan
dalam pembuatan cupcake adalah:
- Tepung terigu
- Telur
- Gula pasir /gula halus
- Lemak
- Baking powder
- Cokelat bubuk
Peralatan yang digunakan dalam
membuat cupcake adalah:
- Oven
- Loyang
- Mixer
- Kuas
- Timbangan
- Sendok
- Wadah/ mangkok
4. Diagram Alir Pembuatan Cupcake
putih telur mentega, gula, kuning telur
dikocok dikocok dengan mixer kaku
diaduk
diaduk rata
dicetak
dioven suhu 180oC, 25 menit
cupcake
5. Karakteristik Cupcake
Cup cake merupakan kategori kue
yang tergolong ke dalam patiseri. Cupcake
banyak menggunakan lemak dan gula
sebagai pembentuk strukturnya. Sebagian
besar proses pembuatan cupcake relatif
mudah, penggunaan formula yang tepat,
ukuran bahan yang tepat dan
keseimbangan penggunaan bahan serta
metode yang benar akan menghasilkan
cake yang baik (Faridah, 2008).
Pembuatan cupcake akan berhasil apabila
bahan yang digunakan bermutu tinggi,
proses pencampuran adonan dan metode
pembuatan benar, serta lama pembakaran
dan temperaturnya tepat
Karakteristik cupcake yang
diinginkan adalah cupcake dengan tekstur
yang lembut, tidak padat, dan berpori.
Tekstur yang lembut dan tidak padat ini
diperoleh dari terdapatnya udara yang
terbungkus putih telur selama pengocokan.
Crumb cupcake yang halus dan lembut
juga terbentuk akibat peranan gula yang
membantu aerasi menjaga kelembaban,
memberi warna pada kulit, dan memberi
citarasa manis pada cupcake. Selain itu
mentega juga membantu terbentuknya
tekstur cupcake karena lemak bertindak
sebagai pelembut dan meminimalkan
pengembangan gluten sehingga cupcake
yang dihasilkan memiliki remah yang
lembut (Jaworski, 2010).
Warna cupcake berwarna coklat
akibat penggunaan bubuk coklat. Selain
itu, proses karamelisasi juga akan
membentuk crust yang coklat pada
cupcake. Sedangkan aroma khas panggang
merupakan akibat dari penguapan zat
volatil selama proses karamelisasi. Aroma
khas panggang juga dapat disebabkan
penguapan zat volatil pada margarin.
Aroma ini muncul terutama diakibatkan
oleh komponen asam lemak dari margarin
yang terus menguap selama
pemanggangan. Asam lemak tersebut
diantaranya asam oleat, asam linoleat dan
linolenat (Ketaren, 2012).
6. Hal yang harus diperhatikan pada
pembuatan cupcake
Ada dua hal yang harus
diperhatikan pada saat pembuatan cupcake
karena hal ini akan mempengaruhi
karakteristik produk akhirnya. Pertama,
proses pengadukan. Pengadukan adonan
cupcake harus sangat diperhatikan karena
akan mempengaruhi tekstur cupcake yang
akan dihasilkan. Pengadukan harus
dilakukan secara optimal, dalam arti
tidak overmixing atau undermixing.
Pengadukan yang terlalu lama
mengakibatkan munculnya tekstur yang
berminyak pada cupcake karena terjadi
pelelehan lemak. Tekstur yang dihasilkan
juga akan semakin padat karena
gelembung udara pecah akibat pengocokan
yang terlalu lama. Namun, kurangnya
pengadukan juga tidak dibolehkan dalam
pembuatan cupcake ini. Kurangnya
pengadukan atau undermixing
menyebabkan crumb tidak dapat
mengembang dan bahan-bahan seperti
lemak, telur dan gula tidak tercampur
sempurna sehingga menyebabkan tekstur
yang padat dan keras.
Kedua, hal yang harus diperhatikan
adalah suhu dan waktu pengovenan.
Penggunaan suhu yang terlalu tinggi
menyebabkan cupcake pada bagian luar
akan mengeras, sedangkan tekstur bagian
dalam masih belum matang sempurna dan
pada dasarnya masih bisa melakukan
pengembangan. Hal ini mengakibatkan
terjadinya pengembangan ke atas sehingga
cupcake memiliki puncak. Jika
pengovenan dilakukan pada suhu tinggi
ditambah dengan pengadukan yang terlalu
lama, maka teksur bagian atas akan pecah
karena cupcake tidak mampu menahan
udara dengan baik.
Warna coklat cupcake terbentuk karena
penggunaan bubuk coklat dan proses
karamelisasi yang membentuk crust
berwarna coklat.
Aroma khas panggang terbentuk dari
penguapan zat volatil selama proses
karamelisasi. terutama diakibatkan oleh
komponen asam lemak dari margarin yang
terus menguap selama pemanggangan.
Tekstur cupcake yakni lembut, ringan, dan
berpori diperoleh dari udara yang
terbungkus putih telur selama pengocokan.
Putih telur ini berperan juga dalam
pembentukan citarasa dan warna cake.
Kristiyani (2012) mengatakan crumb yang
halus dan lembut terbentuk akibat peranan
dari gula. Gula ini juga membantu aerasi,
menjaga kelembaban, memberi warna
pada kulit, dan memberi citarasa manis
pada kue.
Lemak bertindak sebagai pelembut dan
meminimalkan pengembangan gluten
sehingga cupcake yang dihasilkan
memiliki remah yang lembut (Jaworski,
2010).