untitled-1 [gkagloria.or.id]gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/perspektif268_agustus2018.pdf ·...

36
| | BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 268 AGUSTUS 2018 268 | | 二零 “Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang" [Matius 4:16]

Upload: truongquynh

Post on 29-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

| |BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 268 AGUSTUS 2018

268 || 二零

“Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang"

[Matius 4:16]

PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kem-bali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible!

PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memper-oleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab.

Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat meng-ikuti saran-saran praktis sebagai berikut:

Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit.Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat meng-ganggu konsentrasi Anda.Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan.Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah.Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu.Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)

SARAN-SARANPRAKTIS

BERSAAT TEDUH

Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria SurabayaAlamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907 SMS. 087 8511 67282 Email: [email protected] Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria

www.gkagloria.or.idPERSPEKTIF

Penulis edisi 268:Alex Gunawan, Alfred Jobeanto, Anggiat Pandiangan, Christine GabrielaDavid S. Kosasih, Elok Chrisinar, Hariyono Wong, Hendry HeryantoIe David, Liem Sien Liong, Liona Margareth, Natanael ThamrinOtniol H. Seba, Rohani, Timotius Alfa, Yohanes SudiartoPenerjemah: Tertiusanto

EDITORIAL

Terus Berjuang

ehidupan kerohanian seorang Kristen dapat digambarkan sebagai

K “sebuah roller coaster yang berjalan maju, naik-turun, mengikuti jalur yang ditentukan.” Ada saat-saat penumpang roller coaster

menikmati pemandangan di sekeliling, namun juga ada saat-saat dimana penumpang roller coaster berjuang mengatasi problema rasa takut, kuatir dan ketidak-berdayaan. Roller coaster tidak akan berhenti sebelum waktu yang ditentukan untuk berhenti. Demikianlah kerohanian seorang Kristen, yang terus berjuang membangun kerohanian sebagaimana dikehendaki Kristus. Rasul Paulus menegaskan dalam Roma 8:1-2, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” Apakah maksudnya? Sebelum seseorang ditebus di dalam Kristus, orang tersebut dikuasai oleh dosa. Kris Lundgaard, dalam bukunya berjudul, “The Enemy Within” menuliskan: bahwa dosa di dalam diri manusia seperti sebuah hukum yang berusaha menarik kehendak manusia untuk mengikuti kepentingannya. Lundgaard menganalogikannya sebagai suatu “hukum gravitasi”. Hukum Gravitasi menunjuk adanya suatu kekuatan yang dapat menarik/membuat objek-objek (benda-benda) mengikuti kehendaknya. Bila sebuah benda dilemparkan ke atas, maka akan tertarik/mengikuti gaya gravitasi dan jatuh ke tanah. Namun setelah seseorang itu ditebus oleh Kristus, maka dosa tidak lagi berkuasa atas diri orang itu. Sebaliknya Roh Kudus yang berkuasa atas diri orang itu, sehingga orang tersebut memiliki kemampuan untuk menolak dosa. Orang yang sudah percaya kepada Kristus akan dituntun untuk hidup benar di dalam Kristus. Bagaimana caranya agar hidup benar di hadapan Allah? Dengan belajar Firman Tuhan. Persoalannya, di dalam menghidupi kehidupan dalam dunia, seringkali godaan dan pergumulan menyebabkan kita tidak setia dan mengabaikan Firman Tuhan. Kadang masalah hidup memaksa kita untuk menjauhi Firman Tuhan. Di sini kita dituntut untuk terus berjuang dalam dunia ini dengan taat dan setia kepada Firman Tuhan. A.W. Tozer menulis: “Spiritual Christians look upon the world not as a playground, but as a battleground” (Orang Kristen memandang dunia bukan sebagai taman bermain, tapi sebagai medan perang). Biarlah kita berkomitmen untuk terus berjuang, dalam kesetiaan dan ketaatan kepada Firman Tuhan.

01RABU

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 8Bacaan setahun: Ayub 41-42, Ibrani 9

ada perikop ini kita melihat keberhasilan Salomo di bidang politik (ay.

P1-10), Tuhan memberkatinya dengan menganugerahkan hubungan yang baik dengan Huram. Salomo mengembangkan kota-kota

pemberian Huram dan melakukan ekspansi (ay. 3-6). Selain itu, Salomo juga tidak melepaskan kendali atas penduduk pribumi (ay. 8). Di bidang kerohanian, ia telah menyelesaikan pembangunan bait Allah. Salomo taat menjalankan ibadah sesuai hukum Musa. Ia pun mengorganisir orang-orang yang harus bertugas di bait Allah, sesuai perintah Daud, ayahnya (ay. 12-16). Bidang ekonomi juga tidak ketinggalan untuk dikembangkan oleh Salomo (ay. 17-18). Namun, di tengah-tengah pemberitaan keberhasilan Salomo, ada satu ayat yang cukup mengganggu. Pada ayat 11, Salomo memindahkan anak Firaun (yang adalah istrinya) dari kota Daud ke rumah yang Salomo dirikan baginya. Mengapa ia melakukannya? Sangat mungkin karena anak Firaun itu membawa patung sesembahan dari Mesir. Salomo sebenarnya sadar bahwa patung-patung itu mencemari kekudusan Allah. Kapankah Salomo menikahi putri Firaun itu? 1 Raja 3:1 mencatatkan, sebelum raja Salomo berdoa memohon hikmat, raja Salomo telah menjadi menantu Firaun, dan membawanya ke kota Daud. Mengapa Salomo menikahi putri Firaun? Saat itu, Mesir adalah negara yang kuat dan besar. Salomo merasa perlu untuk mengikat persahabatan (bahkan kekeluargaan) dengan bangsa-bangsa yang dulu menjadi musuh Saul dan Daud. Harapannya adalah agar Israel menjadi aman. Padahal Daud sudah menyampaikan janji Allah bahwa Allah akan mengokohkan kerajaan Salomo sampai selama-lamanya jika Salomo bertekun melakukan segala perintah dan ketetapan Allah (1Taw. 28:7). Inilah akar dari kegagalan Salomo. Bagaimana dengan kita? Adakah kita yang mengaku percaya kepada kuasa dan kehendak Tuhan masih juga memakai cara-cara dunia yang melanggar firman Tuhan untuk mencapai apa yang kita harapkan? Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan tutup mata dan membiarkan dosa pelanggaran kita.

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SALOMO

Pokok Doa: Berdoalah agar setiap anak Tuhan mampu untuk tetap teguh berpegang pada firman Tuhan dalam menjalani kehidupan ini dan meraih apa yang diharapkan.

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang membuat Salomo berhasil? (2) Dan apa yang menyebabkan Salomo gagal? Apa yang bisa kita pelajari dari kehidupan Salomo?

“Dan Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang didirikannya baginya, katanya: Tidak boleh seorang istriku

tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah dimasuki tabut TUHAN adalah kudus.” (2Taw. 8:11)

KAMIS

02

ikmat Salomo tidak hanya dikenal di tanah Israel saja, namun ratu

Hnegeri Syeba yang berada di barat daya Arab juga mendengarnya. Ratu negeri Syeba bersama pasukan pengiring yang sangat besar

rela melakukan perjalanan panjang untuk membuktikan hikmat Salomo. Tentu saja ini bukan perjalanan yang murah, mudah dan singkat. Namun demikian, perjalanan berat dan panjang itu akhirnya terbayarkan ketika ratu negeri Syeba berjumpa langsung dengan raja Salomo. Sang ratu terkesan dengan jawaban-jawaban Salomo atas pertanyaannya. Sang ratu juga kagum dengan pembangunan yang Salomo lakukan, bahkan hal-hal kecil di dalam kerajaan Salomo. Dari apa yang didengar sendiri dari mulut Salomo dan dari apa yang dilihatnya, maka ratu Syeba memberikan pujian dan kesimpulan: bahwa apa yang didengarnya selama ini hanyalah sebagian saja (“setengah dari hikmatmu yang besar itu belum diberitahukan kepadaku”, ay. 6b). Dan yang lebih penting lagi, ratu negeri Syeba juga memuji Allah Israel. Ketika ia menyebut, “terpujilah Tuhan Allahmu” (ay. 8), pada hakikatnya ratu negeri Syeba mengakui bahwa Tuhan Allah Salomo memang besar adanya dan Dialah yang membuat Salomo besar, berhikmat, dan menjadi berkat bagi rakyatnya. Mengapa ratu negeri Syeba bisa mengakui hal itu? Tentu karena apa yang dijawabkan oleh Salomo tidaklah untuk menyombongkan dirinya sendiri. Melalui prestasi dan kehidupan Salomo, nama Tuhan dan kebesaran Tuhan dikenal oleh bangsa lain. Bagaimana dengan kehidupan, kepandaian dan kesuksesan yang kita dapatkan? Apakah semua itu kita capai dan gunakan untuk kenikmatan, kepuasan diri sendiri? Ataukah hal itu sudah menjadi berkat bagi orang lain, sehingga orang lain boleh melihat dan mengakui Allah yang kita sembah adalah Allah yang Maha Kuasa dan penuh kasih? Marilah menyaksikan kebesaran Tuhan melalui kehidupan dan prestasi kita, misalnya: tidak menyombongkan keberhasilan kita, tetapi melihat bahwa itu semua adalah karena berkat dan kuasa Tuhan. Soli Deo Gloria.

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 9:1-12Bacaan setahun: Mazmur 1-3, Ibrani 10

“Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas

takhta-Nya sebagai raja untuk TUHAN, Allahmu!” (2 Tawarikh 9:8a)

Pokok Doa: Berdoalah agar setiap anak Tuhan dimampukan oleh Roh Kudus sehingga dapat memberitakan dengan benar tentang keberadaan Tuhan Allah melalui segala aspek kehidupannya.

AGUSTUS 2018

STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang Salomo lakukan sehingga ratu negeri Syeba memuji Allah Israel? (2) Apa yang bisa kita lakukan untuk memberitakan kebesaran Tuhan?

HIDUP YANG MENJADI KESAKSIAN

03JUMAT

“Raja Salomo sangat kaya dan lebih bijaksana dibandingkan dengan raja lain di dunia. Semua raja di dunia datang berkunjung

kepada Salomo... Mereka datang mendengar hikmat yang diberikan Allah kepadanya.” (2 Tawarikh 9:22-23)

Pokok Doa: Berdoa agar kita semua tidak mengandalkan kepandaian dan kemampuan diri kita sendiri tetapi meminta hikmat Tuhan dan mengandalkan hikmat tersebut.

HIKMAT ALLAHelihat seseorang yang penuh keberhasilan dan kesuksesan dalam

Mhidup, tentu membuat kita bertanya-tanya dalam hati, “Apa yang membuatnya bisa seperti demikian? Pasti ada kemampuan yang

sangat menonjol yang dimiliki.” Secara otomatis kita biasanya menduga demikian, bahwa seseorang berhasil dan sukses karena kemampuan yang dimilikinya. Firman Tuhan yang kita baca hari ini menunjukkan tentang seorang yang sangat sukses dan berhasil. Bayangkan, jumlah emas dalam setahun saja seberat 666 talenta. Jika dihitung hari ini, itu adalah sekitar 22.777,2 kg emas! Bahkan Alkitab mengatakan perak sudah tidak dianggap berharga kerena banyaknya emas di negeri itu. Belum lagi kekayaan Salomo yang lainnya, misalnya: gading, kera, dan burung merak serta kuda-kuda dalam bagal istananya. Sungguh megah! Tidak ada orang yang pernah se-sukses dan se-berhasil ini, sebelum dan sesudah Salomo hidup. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah, bahwa Alkitab memberikan catatan penting bahwa apa yang dicapai Salomo semata-mata bukan karena kuat-gagah ataupun kepandaiannya dan kemampuannya. Alkitab mencatat bahwa Salomo bisa menjadi demikian karena hikmat yang diberikan Allah kepadanya (ay. 23). Hikmat Allah yang tinggal di dalam diri Salomo lah yang membuatnya dapat mencapai keberhasilan yang seperti ini. Cerita ini memberikan pesan kepada kita untuk tidak semata-mata mengandalkan kemampuan kita yang kita rasa akan banyak memberikan banyak keuntungan. Keberhasilan dan kesuksesan hidup tidak ditentukan oleh itu, tetapi seberapa banyak hikmat Allah di dalam kita. Hikmat Allah akan membuat seseorang menjadi hidup bijaksana di hadapan Tuhan dan itulah yang membuatnya berhasil menjalani kehidupan ini. Maka tidak salah jika ada yang mengatakan demikian, “Orang yang pandai belum tentu berhikmat, tetapi orang yang berhikmat pasti pandai.” Dan orang seperti inilah yang menguasai kehidupan. Jadi, janganlah ragu untuk bersandar kepada-Nya dan meminta hikmat-Nya yang agung itu.

STUDI PRIBADI: Renungkanlah hikmat Allah yang tinggal di dalam Salomo.

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 9:13-31Bacaan setahun: Mazmur 4-6, Ibrani 11

AGUSTUS 2018

04SABTU

HIKMAT DUNIAalam kehidupan ini, manusia pasti membuat pilihan. Mulai dari

Dmembuka mata, berganti pakaian, kemudian berangkat bekerja, setiap kita pasti menentukan pilihan. Namun yang harus disadari,

pilihan yang kita pilih pasti akan berdampak, baik yang positif maupun yang negatif. Dalam Firman Tuhan yang kita baca hari ini, pilihan tersebut diberikan kepada Rehabeam, putra dari Salomo yang menjadi pewaris takhtanya. Ia diberikan pilihan untuk memerintah dengan tangan besi (melalui saran-saran teman sebayanya) atau memerintah dengan moderat, mendengar apa kata hati rakyatnya (melalui saran-saran dari para tua-tua). Alkitab menunjukkan bahwa Rehabeam salah memilih, yang berakibat pada terpecahnya kerajaan Israel. Kunci kesalahan ini adalah karena ia tidak mendengarkan saran dari para tua-tua. Jangan salah sangka, Alkitab tidak bermaksud mengatakan bahwa orang tua pasti memberikan saran yang lebih baik dari orang muda, tetapi Alkitab memberikan catatan penting bahwa saran dari para tua-tua tersebut penuh hikmat karena mereka hidup pada zaman Salomo yang penuh hikmat Allah. Dengan kata lain, Alkitab mau membandingkan bahwa saran dari para tua-tua menggambarkan hikmat Allah dan saran dari teman sebaya Rehabeam menggambarkan hikmat dunia. Rehabeam memilih hikmat dunia, akhirnya salah melangkah dan kemudian menyebabkan Israel terpecah. Dari bagian firman Tuhan ini kita dapat belajar bahwa memilih hikmat dunia dapat berakibat fatal dalam kehidupan kita. Masalah yang sering terjadi adalah, kita lebih sering memilih hikmat dunia karena lebih enak dan terkesan lebih cepat menguntungkan diri kita padahal itu menuju kepada kematian. Jika demikian, mari kita belajar untuk menghindari hikmat dunia dan meminta hikmat Tuhan. Memilih untuk mendengarkan saran dari komunitas rohani yang walaupun kadang terdengar sulit dan tidak masuk akal daripada mendengarkan saran dari orang-orang lain yang pragmatis yang berujung pada kesalahan atau kematian.

“Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda

yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya.” (2 Tawarikh 10:8)

STUDI PRIBADI: Mengapa Rehabeam tidak mendengarkan nasihat para tua-tua dan malah mengindahkan nasihat orang-orang muda sebayanya?

Pokok Doa: Berdoalah agar orang-orang Kristen memilih hikmat Tuhan di dalam setiap pilihan kehidupan yang dijalani sehingga keputusan yang diambil sejalan dengan kehendak-Nya.

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 10:1-11:4Bacaan setahun: Mazmur 7-9, Ibrani 12

AGUSTUS 2018

05MINGGU

STRATEGI KERAJAANerjalanan sebuah kerajaan selalu dimulai dengan pengangkatan

Pseorang pemimpin, mempersiapkan pemimpin dan pada akhirnya mengangkat pemimpin tersebut untuk berkuasa dalam kerajaan

tersebut. Siklus yang sama rupanya juga mewarnai kehidupan kerajaan Israel. Bagian Firman hari ini menunjukkan bahwa raja Rehabeam sedang melakukan persiapan untuk mempertahankan dan melindungi wilayah yang dipercayakan kepadanya. Tindakan ini tentunya sangat penting untuk menghadapi bahaya dan ancaman dari bangsa lain, khususnya Mesir. Tindakan raja Rehabeam antara lain adalah merebut kota-kota (ay. 6-10), menempatkan para imam pada posisi yang sebenarnya (ay. 14-16) dan mempersiapkan keturunan raja (pemimpin) berikutnya, serta mengangkat anak-anaknya sebagai pemuka di seluruh daerah Yehuda dan Benyamin (ay. 22, 23). Sebagai penggantinya, raja Rehabeam memilih anak dari istri yang paling disukainya, bukan dari anak yang paling sulung. Seperti raja Daud yang memilih Salomo sebagai penggantinya, demikianlah raja Rehabeam memperkokoh kerajaan Yehuda dan memperkuat pemerintahannya. Oleh sebab itu, pada bagian ini kita dapat mempelajari bahwa setiap kehidupan yang Tuhan sudah percayakan untuk kita hidupi, haruslah mengandung sebuah perencanaan yang baik dan matang, sehingga melalui kehidupan kita ada banyak orang yang memahami kehendak Allah dan memuliakan nama-Nya. Perencanaan itu harus dimulai dari keluarga kita masing-masing, kemudian perencanaan terhadap relasi-relasi kita dengan masyarakat dan para bisnis dalam pekerjaan kita serta perencanaan yang baik dengan para pemimpin rohani dalam kehidupan kita. Sehingga melalui keluarga, pekerjaan dan kehidupan kerohanian yang baik, kita juga dapat menjadikan orang lain sebagai murid Kristus yang nantinya juga akan memberi dampak kepada keluarga, pekerjaan dan pelayanan mereka di kemudian hari.

“Oleh sebab itu ia mengambil kebijaksanaan untuk menyebarkan semua anaknya yang lain ke seluruh

daerah Yehuda dan Benyamin, ke segala kota kubu...” (2 Tawarikh 11:23a)

STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang dilakukan oleh Rehabeam ketika menjadi raja di Yehuda? (2) Apakah yang dapat kita pelajari dari perenungan Firman Tuhan ini?

Pokok Doa: Berdoalah bagi setiap pemimpin Kristen, baik di dalam lembaga gereja atau institusi lainnya, agar memiliki hikmat dari Tuhan dan memiliki hati yang murni di dalam setiap melakukan tugasnya

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 11:5-23Bacaan setahun: Mazmur 10-12, Ibrani 13

AGUSTUS 2018

SENIN

06

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang Rehabeam lakukan sehingga mendatangkan murka TUHAN? (2) Mengapa Tuhan berbelas kasihan kepada Rehabeam dan seluruh Yehuda?

erjalanan hidup manusia pada umumnya mengalami siklus, yaitu

Papabila diri mereka telah menjadi berhasil dan kuat, maka seringkali mereka meninggalkan Allah di dalam hidupnya. Ketika Tuhan Allah

memberikan hajaran yang sangat menekan hidup mereka, maka barulah mereka kembali lagi kepada Tuhan Allah. Bagian Firman Tuhan ini menunjukkan betapa pandai dan hebatnya raja Rehabeam mempersiapkan dan menjadikan kokoh kerajaannya dan kekuasaannya tidak tergoyahkan pada masa itu. Namun Firman Tuhan mencatat bahwa kesombongan Rehabeam telah membuat dirinya berubah setia terhadap Tuhan. Dalam posisi inilah Allah menghukum Rehabeam dengan mengerahkan kekuatan bangsa Mesir untuk merebut kota-kota benteng yang di Yehuda, bahkan sampai mendekati Yerusalem, kota Allah. Raja Sisak dari Mesir telah mengepung dan menguasai daerah Yehuda. Olehnya, Rehabeam merendahkan diri dan mengakui bahwa TUHAN-LAH yang benar! Tuhan Allah dengan segera meluputkan mereka dari kehangatan murka-Nya dan Yerusalem dapat diselamatkan. Ungkapan “terdapat hal-hal yang baik di Yehuda,” (ay. 12) menunjukkan adanya penyerahan diri yang sungguh-sungguh untuk bersandar kembali kepada Allah Israel. Di tengah persaingan dan kemajuan teknologi masa kini, manusia cenderung untuk mengandalkan diri sendiri dan berubah setia terhadap Allah, hal ini merupakan godaan terbesar bagi umat Allah. Oleh sebab itu, melalui pengalaman hidup raja Rehabeam ini kita dapat belajar dan selalu ingat bahwa ada murka Allah yang selalu tersulut ketika kita tidak setia kepada-Nya. Namun di satu sisi kita juga perlu mengingat bahwa ketika kita bertobat dan berbalik kepada Allah, maka di situ ada belas kasihan Allah yang segera dicurahkan bagi setiap kita yang memiliki penyerahan diri yang sungguh-sungguh kepada Allah. Sehingga hanya Allah yang berhak berkarya dan memakai seluruh kehidupan kita untuk menggenapkan segala rencana-Nya yang baik melalui kehidupan kita.

Pokok Doa: Berdoalah agar setiap kita, yang telah diberkati Tuhan, selalu menyadari dan mengingat, bahwa berkat yang Tuhan berikan adalah bagian dari rencana-Nya agar kita memberkati orang lain juga.

MURKA DAN BELAS KASIHAN TUHAN

“Beginilah firman TUHAN: Kamu telah meninggalkan Aku, oleh sebab itu Aku pun meninggalkan

kamu juga dalam kuasa Sisak.” (2 Tawarikh 12:5b)

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 12Bacaan setahun: Mazmur 13-15, Yakobus 1

AGUSTUS 2018

SELASA

PERTOLONGAN TUHAN TEPAT WAKTUNYAapankah seseorang mengalami dan merasakan pertolongan Tuhan

K di dalam hidupnya? Tatkala mengalami situasi dan kondisi genting dalam hidupnya. Dalam situasi yang demikian, seseorang dapat

sangat merasakan pertolongan Tuhan. Inilah yang dialami oleh Abia, raja Yehuda tatkala maju berperang dengan Yerobeam, raja Israel. Yerobeam, raja Israel, adalah seorang raja yang memiliki taktik perang yang jitu. Ketika Abia, raja Yehuda maju berperang melawan Yerobeam, raja Israel, ia tidak menyangka bahwa Yerobeam akan dengan mudah membaca pergerakan pasukan Yehuda. Itu sebabnya Yerobeam mengirim pasukan penghadang untuk menghadang laju pergerakan pasukan Yehuda. Hasilnya, pasukan Yehuda yang dipimpin oleh raja Abia menjadi terkepung. Pasukan Yehuda harus menghadapi pasukan Israel yang telah menghadang di depan dan di belakang pasukan Yehuda. Pertanyaannya: Menghadapi situasi yang demikian, apakah yang dilakukan oleh pasukan Yehuda yang dipimpin Abia? Alkitab mencatatnya: “Ketika Yehuda menoleh ke belakang, lihatlah, mereka harus menghadapi pertempuran dari depan dan dari belakang. Mereka berteriak kepada TUHAN...” (2Taw. 13:14). Kata “berteriak” dalam bahasa aslinya adalah “tsa’aq” yang artinya “memanggil dengan sungguh-sungguh,” atau “berseru dengan sungguh-sungguh.” Inilah yang dilakukan oleh pasukan Yehuda yang dipimpin oleh Abia. Apakah yang terjadi kemudian? Tuhan memukul kalah pasukan Israel yang dipimpin oleh Yerobeam (bnd. 2Taw. 13:15). Tuhanlah yang maju berperang melawan pasukan Yehuda. Belajar dari kisah sederhana ini, kadang Tuhan mengijinkan kita ada di dalam kondisi dan suasana yang sulit dan terjepit. Pada saat itu, kita datang kepada Tuhan meminta pertolongan-Nya. Tuhan pasti akan menolong kita tepat pada waktunya. Seorang penafsir Alkitab menuliskan: “Pertolongan Tuhan tidak akan pernah terlambat, selalu tepat pada waktunya, jika kita mau bersabar dengan setia dan tekun.” Amin.

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang membedakan antara Abia, raja Yehuda dan Yerobeam, raja Israel? (2) Dalam keadaan yang terjepit, apa yang dilakukan oleh Abia, raja Yehuda?

“Ketika Yehuda menoleh ke belakang, lihatlah, mereka harus menghadapi pertempuran dari depan dan dari

belakang. Mereka berteriak kepada TUHAN, sedang para imam meniup nafiri.” (2 Tawarikh 13:14)

Pokok Doa: Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan, agar tetap percaya dan bertekun di dalam Tuhan, karena kesulitan dan pergumulan yang dihadapi pasti ada jalan keluar dari Tuhan, Amin.

07Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 13:1-14:1Bacaan setahun: Mazmur 16-18, Yakobus 2

AGUSTUS 2018

RABU

08

alah satu sifat yang nampak di dalam hidup seorang yang sungguh-

Ssungguh takut akan TUHAN adalah sifat “mengandalkan TUHAN” di dalam seluruh aktivitas kehidupannya. Inilah yang dimiliki oleh Abia,

raja yang memerintah di Yehuda. Sifat “mengandalkan TUHAN” adalah suatu sifat yang nampak dalam perilaku yang menjadikan TUHAN segala-galanya di dalam kehidupannya. Apa yang dialami, dirasakan dan dihadapi, harus minta petunjuk TUHAN, melalui doa. Mungkin bagi orang-orang zaman modern yang menekankan akal dan pengetahuan, hal ini terdengar tidak logis dan jauh dari akal sehat. Namun bagi orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada TUHAN dan hidup sesuai dengan Firman-Nya, hal ini bukanlah sesuatu yang tidak masuk akal, bahkan dipahami sebagai “sesuatu yang melampaui akal manusia, namun sungguh-sungguh dapat dirasakan dan dialami.” Inilah yang terjadi dengan Asa, raja Yehuda. Kehidupannya yang saleh dan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan telah menyebabkan dia memiliki sifat “mengandalkan Tuhan” dalam hidupnya (bnd. 2 Taw. 14:2-6). Menghadapi peperangan dengan Zerah, orang Etiopia dan pasukannya – membuat Asa, raja Yehuda mengandalkan Tuhan. Hasilnya, TUHAN memberikannya kemenangan besar terhadap Asa, raja Yehuda. Bukan hanya menewaskan pasukan Etiopia, dan mengalahkan kota-kota sekitarnya, tetapi juga menjarah barang-barang di kota-kota yang telah dikalahkan oleh Asa, raja Yehuda. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Bagaimanakah dengan kita? Dalam menjalani kehidupan dalam dunia ini, kadang sifat “mengandalkan TUHAN” kurang kita miliki. Kita cenderung menggunakan kemampuan dan kekuatan kita dalam menghadapi segala macam kesulitan. Akibatnya, kita sering kalah dan kecewa dengan segala pergumulan yang kita hadapi. Mari kita sebagai orang yang telah ditebus Kristus memiliki sifat “mengandalkan TUHAN” dalam hidup ini, agar kita mengalami kemenangan demi kemenangan yang dikerjakan oleh Kristus, TUHAN kita.

STUDI PRIBADI: (1) Siapakah Asa? Apa yang dilakukannya saat memerintah di Israel? (2) Dalam menghadapi pertempuran, apa yang dilakukan Asa? Bagaimana pencapaiannya?

“Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami

ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju...” (2 Tawarikh 14:11)

Pokok Doa: Berdoalah bagi segenap jemaat Tuhan agar memiliki sifat yang mengandalkan Tuhan dan berserah hanya kepada-Nya, dalam menghadapi pergumulan hidupnya, hari lepas hari.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 14:2-15Bacaan setahun: Mazmur 19-21, Yakobus 3

MENGANDALKAN TUHAN

09KAMIS

REFORMASIenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “reformasi” adalah

Mperubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Dalam suatu

kehidupan negara ketika kondisi negara sudah sangat menyimpang, maka biasanya Tuhan membangkitkan seseorang unutk melakukan perubahan. Dalam kehidupan umat Yehuda dan Benyamin ini, Tuhan membangkitkan seorang nabi, yaitu nabi Azarya bin Oded dan Raja Asa. Dalam kehidupannya sehari-hari, ternyata umat Israel sudah terbiasa untuk beribadah kepada Tuhan, sekaligus juga melakukan penyembahan-penyembahan berhala di tempat-tempat tertentu. Menyadari akan hal ini, maka nabi Azarya menyampaikan teguran Allah kepada raja Asa untuk menjaga kemurnian ibadah kepada Tuhan sebagai wujud ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya. Tuhan memberikan semangat kepada raja Asa untuk melakukan reformasi secara total. Hal-hal yang dilakukan oleh raja Asa antara lain, yaitu: menyingkirkan semua berhala di Yehuda dan Benyamin, memperbaiki mezbah Tuhan, mempersembahkan tujuh ratus sapi dan tujuh ribu domba, mengajak seluruh Israel untuk memperbaharui janji mereka untuk tetap setia dan taat kepada Tuhan, dan memecat ibu Suri (neneknya sendiri) karena membuat patung berhala. Dengan kesungguhan raja Asa melakukan reformasi. Sebagai dampak atas ketaatan dan kesetiaannya melakukan reformasi tersebut, maka Allah mengizinkan raja Asa mengalami berkat Tuhan yang kemudian juga dirasakan oleh seluruh umat Yehuda (ay. 15, 19). Berkaca dari kehidupan raja Asa dan nabi Azarya ini, maka yang dibutuhkan agar umat Tuhan dapat melakukan reformasi untuk merubah kebiasaan yang salah adalah sebuah komitmen yang tinggi, sehingga umat Tuhan dapat mengatasi setiap kesulitan dan resiko atas keputusan yang diambil. Hal penting lainnya adalah hadirnya seorang rekan untuk saling mengingatkan dan menguatkan, sebagaimana raja Asa memiliki seorang rekan, yaitu nabi Azarya.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang dilakukan raja Asa pada waktu ia menjadi raja di Yehuda? (2) Apakah yang dialami Yehuda saat raja Asa, taat dan setia kepada TUHAN?

“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!”

(2 Tawarikh 15:7)

Pokok Doa: Berdoalah bagi diri kita masing-masing agar kita tetap mampu berkomitmen untuk terus membuang hal-hal yang tidak berkenan kepada TUHAN sehingga hidup benar di hadapan TUHAN.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 15Bacaan setahun: Mazmur 22-23, Yakobus 4

JUMAT

10

etika menghadapi kesulitan, orang cenderung panik. Kepanikan ini

K semakin meningkat ketika tidak ada jalan keluar untuk mengatasi permasalahan itu. Dalam keadaan yang demikian, maka biasanya

seseorang akan mencari pertolongan apapun, dari siapapun yang mampu ia raih, sebagaimana sebuah pepatah, “Tidak ada rotan, akarpun jadi,” ini artinya jika tidak ada yang baik maka yang kurang baik pun bisa digunakan. Dalam hal ini artinya mencari pertolongan dari siapapun. Dan rupanya hal ini lah yang dilakukan oleh raja Asa, raha Yehuda. Alih-alih minta pertolongan kepada Tuhan untuk mengatasi kesulitan yang ia alami dengan Baesa, raja Israel, maka raja Asa bersekutu dengan Benhadad, raja Aram. Raja Asa sendiri yang memutuskan untuk bersekutu dengan Benhadad. Dalam tekanan keadaan tentang putusnya lalu lintas perdagangan, Asa bukannya kembali mencari petunjuk dari Tuhan, namun mencari pertolongan kepada Benhadad, raja Aram. Ia membayar raja Aram sehingga mau bersekutu dengannya dan akhirnya, raja Aram itu berbalik menyerang Israel. Timbullah saling serang di antara sesama umat Tuhan dengan pertolongan dari pihak luar. Hal ini telah menimbulkan kemarahan Tuhan karena raja Asa memilih meminta pertolongan dari Baesa, bukan dari Tuhan. Tuhan menghukumnya. Sedianya Tuhan akan memberkatinya dengan kemenangan besar, namun karena raja Asa tidak meminta pertolongan Tuhan maka Tuhan mengizinkan Yehuda mengalami peperangan demi peperangan dan akhirnya raja Asa meninggal dunia sesudah selama dua tahun mengalami sakit kaki dan tidak bisa disembuhkan oleh para tabib. Dalam hal ini, kita belajar bahwa tidak ada masalah sebesar apa pun yang tidak bisa Tuhan selesaikan. Namun yang menjadi pergumulan kita adalah: apakah kita dikuasai kepanikan atau datang dan mempercayakan setiap permasalahan itu kepada Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita agar dapat memiliki kehidupan yang senantiasa bergantung kepada Tuhan, dan bukan kepada kemampuan manusia.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang dilakukan raja Asa, saat mengalami krisis dengan Baesa, raja Israel? (2) Bagaimana akhir dari kisah persekutuan Yehuda dengan bangsa Aram?

“Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh

hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau

akan mengalami peperangan.” (2 Tawarikh 16:9)

Pokok Doa: Berdoalah bagi setiap jemaat agar tetap mengandalkan TUHAN ketika diizinkan menghadapi berbagai macam kesulitan di dalam hidupnya, hari lepas hari.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 16Bacaan setahun: Mazmur 24-26, Yakobus 5

TUHAN ATAU SEKUTU?

SABTU

11

etelah Asa, maka Yosafat, anaknya menjadi raja atas Yehuda untuk

Smenggantikan ayahnya. Alkitab mencatat, bahwa TUHAN menyertai Yosafat karena ia mengikuti jejak yang dahulu Daud lakukan, yaitu

tidak mencari Baal-Baal, melainkan mencari TUHAN dan hidup menurut perintah-perintah-Nya. Apa yang didapatkan Yosafat ketika ia taat pada perintah-perintah TUHAN? Pertama, TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaan-Nya (ay. 5). Dikatakan, bawah seluruh Yehuda memberikan persembahan kepadanya, sehingga ia sangat kaya dan sangat terhormat. Kesuksesan ini tentu buah dari ketaatannya; sebuah berkat yang datang dari kasih karunia TUHAN. Kedua, ketakutan yang dari TUHAN menimpa semua kerajaan yang ada di sekeliling Yehuda (ay. 10). Yosafat tidak hanya hidup melakukan perintah TUHAN, tetapi juga mengajarkannya pada rakyatnya. Yosafat mengutus sejumlah orang untuk memberikan pelajaran tentang kitab Taurat kepada rakyat Yehuda. Sungguh tindakan yang mulia untuk membawa hati rakyat takut akan TUHAN. Itulah sebabnya TUHAN memberkati Yosafat dengan kewibawaan dan kekayaan, serta panglima-panglima yang setia dan berkekuatan. Apakah yang dapat kita pelajari dari kisah ini? Sebagai anak TUHAN, kiranya kita hidup taat kepada perintah-perintah-Nya. Taat pada perintah TUHAN merupakan tujuan utama dan bukan sampingannya atau buahnya. Buah ketaatan adalah berkat dan kasih karunia dari TUHAN. Persoalan kita adalah kita sering membalik hal ini; berkat menjadi tujuan dan ketaatan menjadi buahnya. Jika kita diberkati, barulah kita taat; jika tidak diberkati; kita tidak mau taat. Kiranya ini bukanlah cara pandang kita. Sebagai anak-anak TUHAN, taat kepada-Nya adalah hal yang wajar dan sepatutnya; sedangkan berkat yang kita terima adalah kasih karunia-Nya, buah yang TUHAN berikan kepada kita, karena kita telah menaati perintah-Nya. Jadi, hasilkan ketaatan dalam hidup kita, sebagai prioritas; maka TUHAN akan berkenan memberkati kita. Amin.

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang dilakukan Yosafat dalam relasinya dengan TUHAN? (2) Apa yang dapat kita pelajadi dari kisah Yosafat bagi kehidupan kita masa kini?

“Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya,

dan tidak mencari Baal-Baal.” (2 Tawarikh 17:3)

Pokok doa: Berdoalah bagi pertumbuhan iman jemaat agar mereka semakin dewasa di dalam TUHAN, sehingga memiliki pengenalan yang benar akan TUHAN dan mentaati perintah-Nya.

BUAH KETAATAN

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 17Bacaan setahun: Mazmur 27-28, 1 Petrus 1

MINGGU

12

lkitab menceritakan bahwa Yosafat menjadi besan Ahab, raja Israel.

AAhab terkenal dengan kejahatannya di hadapan TUHAN. Ia tidak pernah mau mendengarkan firman TUHAN; ia mengumpulkan nabi-

nabi palsu untuk menubuatkan yang baik tentang Israel. Namun sungguh ironis, ketika ia meminta Yosafat berperang bersamanya, sesungguhnya ia telah mendengarkan firman TUHAN dari Mikha, nabi TUHAN yang sesungguhnya; bahwa Israel akan tercerai-berai, baiklah masing-masing kembali ke rumahnya. Namun Ahab tidak mempercayainya, dan ketidakpercayaan ini merupakan sebuah keputusan yang buruk; namun demikian hal ini dapat dipakai TUHAN untuk menyatakan hukuman-Nya atas Ahab. Maka Ahab lebih percaya pada nabi-nabi palsu, yang telah bernubuat palsu, agar Ahab maju berperang dan akan berkemenangan. Yang diceritakan Mikha tentang pengadilan TUHAN dalam sisipan keputusan Ahab merupakan keputusan penghukuman TUHAN atas Ahab, bahwa roh dusta (Iblis, yang disebut bapa pembohong) memainkan peranannya atas para nabi yang memang suka berbohong. Kisah ini menunjukkan kepada kita bahwa TUHAN telah menutup pintu kasih karunia-Nya bagi Ahab, maka yang terjadi adalah kematian Ahab tidak terhindarkan lagi dan Iblis, roh pendusta itu, senang memainkan perannya. Iblis tentu tidak dapat bertindak semau sendiri, ia bertindak atas persetujuan dan keputusan TUHAN. Sekalipun Iblis sering kali berseberangan dengan kehendak TUHAN, TUHAN berdaulat atasnya, bahkan Iblispun tunduk pada ketetapan dan kehendak TUHAN. Karena itu dalam kasus Ahab ini, Iblis “dipakai” TUHAN menggenapkan hukuman-Nya atas Ahab. Apa yang kita pelajari dari bagian ini? Janganlah kita senang dengan kebohongan dan menolak perintah TUHAN, agar jangan diserahkan-Nya kita pada tipu muslihat Iblis sebagai hukuman bagi ketidakpercayaan dan ketidaktaatan kita. TUHAN itu berdaulat, jika ditutup-Nya kasih karunia-Nya atas kita, maka hukuman pasti menimpa kita. Berbaliklah kepada TUHAN seperti Yosafat, yang berseru meminta pertolongan-Nya. Amin.

“… Sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.”

(2 Tawarikh 18:22)

Pokok doa: Berdoalah bagi pertumbuhan iman dan karakter jemaat TUHAN agar mereka semakin mencintai kebenaran firman TUHAN dan hidup taat kepada perintah TUHAN.

KEDAULATAN TUHAN

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 18Bacaan setahun: Mazmur 29-30, 1 Petrus 2

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang membuat Ahab tidak mengindahkan firman TUHAN, tetapi mempercayai dusta? (2) Apa yang Anda pelajari dari kisah ini?

SENIN

KEBANGUNAN ROHANI ZAMAN YOSAFAT

“Yosafat diam di Yerusalem. Ia mengadakan kunjungan pula ke daerah-daerah, dari Bersyeba sampai ke pegunungan Efraim,

sambil menyuruh rakyat berbalik kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.” (2 Tawarikh 19:4)

13

erlepas dari kelemahan dirinya, Yosafat memiliki hati yang sungguh-

Tsungguh mengasihi Tuhan. Hal ini dapat kita lihat dari kebangunan-kebangunan rohani yang dikerjakan Yosafat bagi kerajaan Yehuda.

Kebangunan rohani yang pertama dilakukan oleh Yosafat adalah menghapuskan tiang-tiang berhala dari negeri Yehuda dan mencari Allah dengan tekun. Menghapuskan tiang-tiang berhala di sini adalah Asherim-Asheroth, yaitu batu-batu yang menjadi simbol kesuburan bangsa Kanaan. Batu-batu ini biasanya diletakkan di tempat yang tinggi. Dan kemungkinan besar, batu-batu ini adalah gambaran dari Asherah, ibu dari Baal dan dipakai untuk penyembahan-penyembahan Baal. Kebangunan rohani kedua adalah menempatkan hakim-hakim di setiap daerah yang ada dalam kerajaan Yehuda. Bukan hanya memilih para hakim, Yosafat berpesan kepada para hakim ini, “Pertimbangkanlah apa yang kamu buat, karena bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum. Sebab itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah dengan seksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada TUHAN, Allah kita.” Kebangunan rohani ketiga yang dilakukan Yosafat adalah mengangkat beberapa orang dari antara orang Lewi, dari antara para imam dan dari antara para kepala puak Israel untuk memberi keputusan dalam hal hukum TUHAN dan dalam hal perselisihan. Yosafat memerintahkan mereka: “Kamu harus bertindak dengan takut akan TUHAN, dengan setia dan dengan tulus.” Kita melihat teladan yang indah dari Yosafat yaitu pada masa pemerintahannya, dia membawa kerajaan Yehuda kembali kepada Tuhan, baik dalam hal peribadahan dan juga hukum di luar peribadahan. Sebuah kebangunan rohani yang komplit untuk kerajaan Yehuda. Biarlah dari teladan hidup Yosafat ini, kita dapat belajar untuk membawa sebuah kebangunan rohani dalam kehidupan orang-orang di sekitar kita.

STUDI PRIBADI: Sikap dan perilaku apakah yang dapat kita teladani dari Yosafat tatkala menjadi raja di Yehuda?

Pokok Doa: Berdoalah untuk para pemimpin Kristen dimanapun berada dan berkarya, supaya mereka dapat menjadi kesaksian dengan hidup sesuai dengan iman kepada Yesus Kristus.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 19Bacaan setahun: Mazmur 31-32, 1 Petrus 3

SELASA

14

BELAJAR DARI KESALAHAN

“Tetapi Eliezer bin Dodawa dari Maresa bernubuat terhadap Yosafat, katanya: Karena engkau bersekutu dengan Ahazia, maka

TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu. Lalu kapal-kapal itu pecah, dan tak dapat berlayar ke Tarsis.” (2 Tawarikh 20:37)

rinsip firman Tuhan ini mengajak kita untuk mengasihi orang-orang

P yang fasik, dengan tujuan membawa mereka mengenal Tuhan; tapi firman Tuhan juga dengan jelas mengajak kita untuk tidak bersekutu

dengan orang-orang fasik. Hal ini sulit untuk dipahami oleh raja Yosafat dalam hubungannya dengan Tuhan. Yosafat terus-menerus jatuh dalam relasi yang “tidak tepat” dengan orang-orang fasik di mata Tuhan. Ada tiga relasi tidak tepat yang dilakukan oleh Yosafat. Pertama adalah pernikahannya dengan Athalia, anak raja Ahab, seorang yang fasik di mata Tuhan (2Taw. 18:1). Kedua, oleh karena Yosafat menjadi besan dari raja Ahab, maka mau tidak mau, pada waktu raja Ahab mengajaknya berperang melawan Ramoth Gilead, Yosafat menerima tawaran itu (2Taw. 18: 3). Oleh karena bantuan yang diberikan oleh Yosafat, maka nabi Yehu menegur Yosafat dengan sebuah perkataan yang sangat keras, “Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau.” Ketiga, bukannya bertobat setelah ditegur nabi Yehu, Yosafat kembali menjalin relasi yang tidak tepat dengan anak Ahab, yaitu raja Ahazia. Mereka bersekutu dengan Ahazia untuk membuat kapal-kapal yang dapat berlayar ke Tarsis. Kapal-kapal itu dibuat mereka di Ezion-Geber. Akibat dari perbuatan Yosafat ini, Eliezer bin Dodawa dari Maresa bernubuat terhadap Yosafat, katanya: “Karena engkau bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu.” Lalu kapal-kapal itu pecah, dan tidak dapat berlayar ke Tarsis. Hari ini kita belajar untuk melihat dan mendengarkan banyak teguran dari Tuhan bagi setiap kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Mungkin itu dalam relasi rumah tangga, relasi pacaran, relasi pekerjaan, atau relasi lain yang tidak berkenan di mata Tuhan. Tuhan mungkin sudah banyak berbicara kepada kita agar kita meninggalkan relasi-relasi yang tidak berkenan di mata-Nya, namun pertanyaannya, maukah kita menaatinya atau mengabaikannya?

Pokok Doa: Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan dan pemimpin rohani, agar dapat menjaga komitmen untuk hidup benar di hadapan Tuhan, apapun kondisi yang sedang mereka hadapi.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 20:1-21:1Bacaan setahun: Mazmur 33-35, 1 Petrus 4

STUDI PRIBADI: Apakah yang dilakukan Yosafat yang menyebabkan ia semakin terjerumus ke dalam dosa?

RABU

15

KASIH SETIA TUHAN

“Namun demikian, Tuhan tidak mau memusnahkan keluarga Daud oleh karena perjanjian yang diikat-Nya dengan Daud, sesuai dengan

yang dijanjikan-Nya, bahwa Ia hendak memberikan keturunan kepadanya untuk selama-lamanya.” (2 Tawarikh 21:7)

enih yang baik tidak selalu menghasilkan buah yang baik. Setelah

Bmeninggal, raja Yosafat digantikan oleh anak sulungnya, Yoram. Yoram tidak seperti ayahnya atau pun kakeknya (Asa) yang hidup

melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Yoram melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Yoram membunuh saudara-saudaranya (anak-anak Yosafat lainnya): Azarya, Yehiel, Zakharia, Azariahu, Mikael, dan Sefaca (ay. 2) serta para pembesar Israel lainnya (ay. 4). Karena kejahatannya itu, Tuhan murka dan melalui surat dari nabi Elia, Tuhan menyampaikan penghukumannya bagi Yoram. Melalui tangan orang Filistin dan Arab-lah, kerajaan Yoram dikalahkan. Semua anak-anak dan istri-istri Yoram dibunuh, kecuali anak bungsunya. Setelah kejadian itu Tuhan menulahinya dengan penyakit usus yang tidak dapat sembuh. Dan ketika Yoram meninggal, ia meninggal dengan tidak dicintai orang-orang, Yoram meninggal dengan keadaan yang tidak terhormat. Jika Tuhan sudah murka, tidak ada yang dapat menghentikannya. Meskipun demikian, seperti ada suatu peribahasa, “Sebuas-buasnya harimau ia tidak akan memakan anaknya sendiri.” Artinya adalah, sebuas-buasnya orang ia tidak akan membinasakan anaknya sendiri. Itulah kasih orang tua kepada anak. Jika kasih manusia saja bisa sebesar itu, terlebih lagi kasih Tuhan. Kasih Tuhan kepada umat-Nya jauh melebihi kasih orang tua kepada anaknya. Berulang kali raja Israel dan bangsa Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Namun, Tuhan tetap setia kepada mereka. Tuhan masih terus memelihara mereka oleh karena perjanjian yang sudah Tuhan ikat dengan Daud. Meskipun keluarga Yoram menerima hukuman Tuhan, seluruh harta dijarah beserta dengan semua anak-anak dan istri-istri Yoram, Tuhan tidak memusnahkan seluruh keluarganya. Tuhan masih menyisakan satu anak bungsu Yoram – Yoahas. Itulah kasih setia Tuhan yang begitu besar bagi umat-Nya; sekalipun umat-Nya melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, Tuhan tetap mau mengasihi mereka dan kita.

STUDI PRIBADI: (1) Hal-hal buruk apa yang kita sering lakukan & mendukakan hati Tuhan? (2) Sadarkah ketika kita melakukan yang jahat kepada Tuhan, Ia tetap mengasihi kita?

Pokok Doa: Berdoalah secara pribadi dan renungkanlah apa yang sudah kita perbuat dan betapa besar kasih Tuhan bagi setiap kita. Bersyukurlah selalu dan lakukanlah perintah Tuhan.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 21:2-20Bacaan setahun: Mazmur 36-37, 1 Petrus 5

KAMIS

16

GENERASI TUHAN

“Iapun hidup menurut kelakuan keluarga Ahab, karena ibunya menasihatinya untuk melakukan yang jahat. Ia melakukan apa

yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab...” (2 Tawarikh 22:3-4)

atu generasi umat manusia pasti berpengaruh terhadap generasi

Sselanjutnya. Jika melihat dalam Alkitab, kita menemukan dua jenis generasi di Yehuda dan Israel. Pertama, generasi yang melakukan

apa yang benar di mata Tuhan; kedua, generasi yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (ay. 4). Raja Ahazia adalah hasil dari regenerasi yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Kejahatan Ahazia ini disamakan dengan kejahatan yang dilakukan keluarga raja Ahab di Israel, dimana pada saat itu Ahazia merupakan menantu dari keluarga raja Ahab. Penekanan bahwa kejahatan Ahazia disamakan dengan kejahatan raja Ahab begitu jelas terlihat pada ayat 3, 7, 8. Selain itu, raja Ahazia juga dipengaruhi dan dicelakakan oleh penasihat-penasihat kerajaan (ay. 4-5) yang dipimpinnya dan didukung oleh ibunya, Atalya, yang juga mendukungnya untuk melakukan yang jahat (ay. 3). Nasihat-nasihat inilah yang telah membuat raja Yehuda ini pergi dengan raja Israel untuk melawan Hazael, raja Aram, di Ramot Gilead. Dan pada akhirnya, di sanalah dia celaka. Pada saat itu, Tuhan melalui nabinya mengurapi Yehu bin Yosafat untuk melakukan penghukuman dan pemusnahan kepada Ahazia, raja Yehuda dan Yoram bin Ahab, raja Israel yang merupakan keluarga dari raja Ahab. Nasihat-nasihat dan teladan hidup yang jahat suatu generasi akan mewariskan generasi berikutnya kepada dua pilihan, yaitu buta melihat kebenaran Tuhan atau hidup benar di hadapan Tuhan. Nasihat dan teladan hidup yang jahat berpengaruh untuk menghanyutkan sebuah generasi untuk tidak mengenal Tuhan. Marilah hari ini kita sebagai umat percaya mengevaluasi diri kita. Baik kita yang adalah pemimpin, orang tua, dan anak. Pada saat ini, generasi seperti apakah kita di mata Tuhan? Sudahkah kita menjadi generasi umat percaya yang terlihat nyata dalam teladan hidup?

STUDI PRIBADI: (1) Sudahkah kita menjadi generasi yang taat dan takut kepada Tuhan? (2) Sudahkah kita mempersiapkan generasi berikutnya untuk hidup takut akan Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah agar Allah mengaruniakan kepekaan sehingga kita menjadi generasi umat percaya yang dapat memberi dampak positif pada generasi berikutnya untuk hidup di dalam Tuhan.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 22:1-9Bacaan setahun: Mazmur 38-39, 1 Petrus 1

JUMAT

17 “Lihatlah, anak raja! Biarlah ia memerintah, seperti yang telah difirmankan TUHAN

tentang anak-anak Daud.” (2 Tawarikh 23:3b)

KEHENDAK TUHAN HARUS DIGENAPI

STUDI PRIBADI: Bagaimana cara Tuhan menjaga keturunan Daud agar tidak terputus dari takhta kerajaan Yehuda?

Pokok Doa: Berdoa supaya anak Tuhan boleh peka akan kehendak Tuhan, bukan keinginan diri sendiri dan diberikan kemampuan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya.

stilah “nama adalah doa,” berarti ketika orang tua memberikan nama

Ikepada anaknya, ada doa atau harapan tertentu dari orang tua kepada anaknya yang baru lahir. Atalya yang arti namanya “Tuhan dimuliakan,”

harusnya memuliakan Tuhan di sepanjang umurnya; namun kenyataannya tidak demikian. Atalya adalah anak perempuan raja Ahab dari Kerajaan Utara yang menikah dengan Yoram, raja dari Kerajaan Selatan (Yehuda). Pernikahan yang penuh unsur politik ini membawa bencana bagi Yehuda. Atalya adalah penyembah berhala dan orang yang sangat ambisius, demi takhta ia berusaha membunuh cucu-cucunya, yaitu anak-anak Ahazia, raja sebelumnya. Atalya membunuh semua keturunan Daud yang ada dalam kerajaan Yehuda dan dengan demikian ia berhasil berkuasa atas Yehuda. Yosabat adalah seorang perempuan yang namanya tidak terkenal, yang melakukan tindakan heroik yang sangat berani. Dia mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan Yoas dari kelaliman Atalya. Yoas dibesarkan di rumah Tuhan (bukan di dalam, tapi lebih tepatnya di luar tembok rumah Tuhan di mana para imam tinggal), dimana Atalya tidak memiliki akses ke sana. Yoas diajar oleh imam besar Yoyada yang menjelaskan siapa dia dan tentunya mengajarkan hukum Tuhan. Enam tahun kekuasaan Atalya tidak terusik, namun dikejutkan oleh pengangkatan Yoas menjadi raja oleh imam besar Yoyada. Keberadaan Yoas diumumkan ke publik setelah usianya 7 tahun dan dia menjadi raja termuda yang pernah memerintah Yehuda. Penobatan Yoas sebagai raja bagi Atalya adalah tindakan makar dan pemberontakan terhadap kerajaan. Namun bagi imam Yoyada dan kelompoknya, hal ini adalah tindakan untuk mengembalikan takhta kepada pemilik sebenarnya, sesuai firman Tuhan. Ini adalah cara Tuhan untuk menjaga keturunan Daud, seperti janji Tuhan bahwa keturunan Daudlah yang akan memerintah Yehuda. Tuhan sendirilah yang memelihara Yoas melalui Yosabat dan imam Yoyada. Biar bagaimanapun usaha manusia, jika Tuhan sudah berjanji dan berkehendak maka tidak seorangpun yang sanggup menggagalkannya.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 22:10-23:21Bacaan setahun: Mazmur 40-41, 1 Petrus 2

SABTU

18

YOAS, RAJA TERMUDA YEHUDAoas adalah raja Yehuda yang naik takhta di usia paling muda, yaitu

Y tujuh tahun. Pada masa pemerintahan Yoas, di bawah bimbingan Imam Yoyada, Yoas melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan.

Yoas dengan serius menyingkirkan penyembahan Baal dari Yehuda, ia juga memperbaiki rumah Tuhan. Namun setelah imam Yoyada mati, maka Yoas mulai kehilangan arah dan para pemimpin Yehuda datang menyembah dan menyanjung Yoas. Sanjungan para pemimpin ini kelihatannya membuat Yoas tidak sanggup menolak permintaan dan nasihat mereka. Merekalah yang nantinya memberi pengaruh negatif kepada Yoas. Kemudian, Zakharia diutus oleh Tuhan untuk mengingatkan dosa Yoas yang menimbulkan murka Tuhan. Nabi Zakharia, yang adalah anak imam Yoyada yang telah membesarkannya, dirajam batu atas perintah Yoas di pelataran rumah Tuhan, hanya karena teguran abdi Tuhan ini. Hukuman rajam batu harusnya dilakukan kepada para pelaku kejahatan yang serius, namun Yoas melakukannya kepada Zakharia, bahkan dilakukan di tempat kudus. Ini adalah dosa keji di hadapan Tuhan. Sebelum matinya, Zakharia meneriakkan, semoga Tuhan menuntut balas perbuatan Yoas ini. Murka Tuhan diturunkan atas Yehuda melalui tentara Aram. Tentara Aram menyerang Yehuda dan Yerusalem, dan semua pemimpin Yehuda dibunuh dan dijarah. Meskipun Yoas lolos dari malapetaka di medan perang, namun para pegawainya membunuhnya. Meraka tidak setuju atas pembunuhan Zakharia, dan merasa bencana yang datang melalui tentara Aram itu akibat perbuatan Yoas. Meski dikuburkan di kota Daud leluhurnya, Yoas bukan di makam para raja. Kematian Yoas dipandang sebagai penghukuman Tuhan atas berpalingnya hati Yoas. Meskipun sebelumnya dia adalah raja yang bijak di bawah arahan Yoyada, ternyata Yoas tidak mewarisi iman Yoyada, hatinya tidak terpaut kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan pada kita bahwa sesuatu yang dimulai dengan baik belum tentu bisa diakhiri dengan baik, apalagi jika tidak mengandalkan Tuhan. Pada akhirnya, setiap dosa dan kejahatan akan mendapatkan hukuman dari Tuhan.

STUDI PRIBADI: Mengapa Yoas berubah menjadi raja yang meninggalkan Tuhan?

“Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN selama hidup imam Yoyada.”

(2 Tawarikh 24:2)

Pokok Doa: Berdoalah supaya hati jemaat Tuhan tetap melekat kepada Allah dan selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Jemaat boleh percaya dan tetap setia hanya kepada-Nya.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 24Bacaan setahun: Mazmur 42-43, 1 Petrus 3

MINGGU

aja Amazia memulai pemerintahannya dengan tidak sepenuhnya

Rberpaut pada Tuhan; Firman Tuhan mencatat bahwa ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, hanya tidak dengan segenap hati

(ay. 2). Maka tidak heran, ketika menghadapi orang Edom, ia tidak mencari pertolongan pada Tuhan. Dengan hikmat sendiri, ia memutuskan menyewa seratus ribu pahlawan yang gagah perkasa dari Israel dengan bayaran seratus talenta perak. Ketika abdi Allah datang dan memberitahukan kepadanya bahwa Tuhan tidak berkenan akan tindakannya, ia bukannya menyesal karena telah bertindak tidak sesuai kehendak Tuhan, melainkan “menyesal” karena uang yang telah dibayarkan. Fokus utamanya bukanlah pada hati Tuhan, tetapi pada untung rugi. Namun Tuhan memang maha pemurah; ketika raja Amazia mau taat, Tuhan menyertai sehingga mereka bisa menang melawan orang Edom. Setelah kembali dari perang mengalahkan orang Edom, raja Amazia malah mendirikan para allah bani Seir dan membakar korban baginya. Tindakan ini membuat Tuhan murka, sehingga Tuhan mengutus seorang nabi untuk menegurnya. Bukannya taat, raja Amazia malah marah dan menolak. Rupanya, kemenangan atas Edom membuat raja Amazia yang awalnya memang tidak sepenuhnya taat pada Tuhan, jatuh dalam kesombongan. Dia kemudian menantang raja Yoas, raja Israel. Sekalipun telah diingatkan raja Yoas, tapi karena dikuasai oleh kesombongan, raja Amazia tidak mau mendengarkan; akhirnya ia mengalami kekalahan dan bahkan mengambil perkakas bait Allah. Kesombongan telah mengakibatkan kehancuran. Raja Amazia mengabaikan pesan yang disampaikan oleh abdi Allah bahwa Tuhan mempunyai kuasa untuk menolong dan menggelincirkan (ay. 8). Kisah ini mengingatkan bahwa ketika hati kita tidak sungguh-sungguh sepenuhnya mengikut Tuhan, maka konsekuensinya adalah akan mudah tergelincir pada kesombongan dan pemujaan diri sendiri. Jangan pernah lupa bahwa apa yang kita miliki hari ini, semua itu berasal dari Tuhan, Dia satu-satunya sumber pertolongan kita.

“. . . sebab Allah mempunyai kuasa untuk menolong dan menggelincirkan!”

(2 Tawarikh 25:8)

Pokok Doa: Berdoalah agar jemaat tetap mengandalkan Tuhan sehingga ketika berada dalam keberhasilan, tidak melupakan Tuhan dan ketika dalam kesulitan, tidak mencari pertolongan kepada hal-hal yang lain.

19

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang terjadi dengan raja Amazia ketika ia menjauhi Tuhan? (ay. 27). (2) Apa buktinya raja Amazia tidak mengikut Tuhan sepenuh hati? Bagaimana dengan kita?

RAJA AMAZIA

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 25Bacaan setahun: Mazmur 44-45, 1 Yohanes 1

SENIN

20 “Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada Tuhan,

Allahnya, dan memasuki bait Tuhan untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.” (2 Tawarikh 26:16)

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat yang sudah bertahun-tahun beribadah, agar tidak jatuh dalam kesombongan rohani. Kiranya pengenalan akan Firman membuat kita lebih rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama.

aja Uzia mengawali pemerintahannya dengan baik. Firman Tuhan

Rdalam ayat 4 mencatat bahwa ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Raja Uzia mencari Allah sehingga Allah membuat

segala usahanya berhasil. Dan yang menarik dari bagian ini adalah disebutkan bahwa raja Uzia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah (ayat 5). Hal ini menunjukkan kepada kita, betapa pentingnya keberadaan seorang pemimpin rohani untuk memberikan pengaruh yang positif bagi orang yang dilayani. Tuhan memberkati raja Uzia dan membuat segala usahanya berhasil sehingga ia menjadi kuat. Namun Firman Tuhan mencatat bahwa ketika raja Uzia menjadi kuat, ia juga menjadi tinggi hati sehingga ia tidak lagi menghormati Tuhan. Ia masuk ke bait Tuhan untuk membakar ukupan yang merupakan tugas yang hanya boleh dilakukan oleh seorang imam dari keturunan Harun yang telah dikuduskan. Oleh karena ia tidak menghormati Tuhan, maka dia pun tidak memperoleh kehormatan dari Tuhan (ayat 18). Setelah ditegur, ia bukannya bertobat, malahan menjadi marah sehingga timbul penyakit kusta pada dahinya. Kesombongan raja Uzia mengakibatkan dirinya diasingkan dan hidup menyendiri, jauh dari semua “kegemerlapan” yang telah dicapai sebagai seorang raja. Sungguh sangat disayangkan sekali, ia memulai dengan baik tetapi karena lupa diri, ia mengakhiri dengan sangat menyedihkan. Kesombongan merupakan “penyakit” berbahaya yang dapat secara diam-diam menggerogoti seseorang ketika ada di ambang keberhasilan. Karena itu, marilah kita memohon kepekaan dari Tuhan sehingga ketika kesombongan mulai menghinggapi diri kita, kita boleh peka dan cepat-cepat bertobat.

RAJA UZIA

STUDI PRIBADI: Uzia menjadi raja pada usia yang masih muda, yakni 16 tahun. Apa yang menjadi rahasia keberhasilan raja Uzia yang seharusnya menjadi pedoman keberhasilan kita juga?

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 26Bacaan setahun: Mazmur 46-48, 1 Yohanes 2

SELASA

21

TAKUT AKAN TUHANetika menjalani hidup, kita diperhadapkan dengan dua pilihan. Satu,

K untuk hidup takut akan Tuhan, dan yang kedua adalah untuk hidup jauh dari Tuhan. Masing-masing pilihan kita mengakibatkan sebuah

konsekuensi. Pada renungan kita hari ini, kita akan belajar dari salah satu raja yang memilih untuk hidup takut akan Tuhan. Raja Yotam adalah raja yang menggantikan raja Uzia. Kata “Yotam” ini berarti Allah adalah sempurna. Nama yang diberikan kepada raja Yotam bermakna bahwa ia memiliki Allah yang sempurna, yang selalu menyertai, dan di sisi lain, Allah yang kudus dan tidak bercacat. Raja Yotam adalah raja yang mengasihi Allah. Dia tidak berkompromi dengan melakukan praktik-praktik penyembahan berhala. Selama 16 tahun raja Yotam memimpin Yehuda, ia melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Meskipun rakyat melakukan hal yang menyimpang dari hukum Tuhan, raja Yotam tidak turut berbalik dari Tuhan. 2 Tawarikh 27:2 menuliskan: “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Uzia, ayahnya, hanya ia tidak memasuki Bait TUHAN. Tetapi rakyat masih saja melakukan hal yang merusak.” Raja Yotam adalah raja yang setia kepada Tuhan sampai akhir hidupnya. Karena kesetiaannya, Allah memberkati kerajaan Yehuda pada masa pemerintahan raja Yotam. Kejayaan dialami oleh Yehuda, bangsa Amon berhasil ditundukkan (2Taw. 27:5). Allah memberkati raja Yotam sehingga pemerintahannya tergolong pemerintahan yang kuat. Karena hatinya takut akan Tuhan, maka Tuhan memberkati raja Yotam. Dalam hidup kita, kitapun perlu belajar seperti raja Yotam yang tetap setia kepada Tuhan, meskipun orang banyak di sekitar kita telah tidak setia dan memilih untuk hidup jauh dari Tuhan. Hendaknya dalam setiap hal yang kita lakukan, marilah kita tetap setia kepada-Nya dan berusaha untuk selalu menyenangkan Dia. Mari kita berbakti hanya kepada Tuhan dan berusaha menaati segala hukum-Nya.

STUDI PRIBADI: (1) Adakah peristiwa di mana kita sulit untuk tetap takut kepada Tuhan? (2) Bagaimana kita memelihara hati yang takut akan Tuhan?

“Yotam menjadi kuat, karena ia mengarahkan hidupnya kepada TUHAN, Allahnya.”

(2 Tawarikh 27:6)

Pokok Doa: Berdoalah supaya hati kita dan keluarga senantiasa memiliki hati yang takut akan Tuhan, mau hidup senantiasa memuliakan nama-Nya dan ada dalam kehendak-Nya.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 27Bacaan setahun: Mazmur 49-50, 1 Yohanes 3

RABU

22 “Demikianlah TUHAN merendahkan Yehuda oleh karena Ahas, raja Israel itu, membiarkan kebiadaban berlaku di Yehuda

dan berubah setia kepada TUHAN.” (2 Tawarikh 28:19)

HUKUMAN DAN MURKA TUHAN

STUDI PRIBADI: (1) Adakah peristiwa dimana kita berjuang untuk hidup setia hanya kepada Tuhan dan bukan kepada illah-illah lain? (2) Bagaimana kita menjaga iman kita untuk setia menyembah hanya kepada Allah Tritunggal?

Pokok Doa: Berdoalah supaya Anda dan keluarga setia beribadah hanya kepada Allah Tritunggal. Doakan supaya kita tetap setia kepada-Nya sampai akhir hidup kita.

aja Ahas adalah anak dari raja Yotam. Meskipun demikian, ternyata

Rraja Ahas tidak meneladani kerohanian ayahnya, tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan Allah. Ia melakukan berbagai praktik

penyembahan berhala. Raja Ahas dan rakyat pada zamannya menjauh dari Tuhan, berbuat menurut apa yang mereka anggap benar. 2 Tawarikh 28:2-4 menulis: “tetapi ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel, bahkan ia membuat patung-patung tuangan untuk para Baal. Ia membakar juga korban di Lebak Ben-Hinom dan membakar anak-anaknya sebagai korban dalam api, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalaukan TUHAN dari depan orang Israel. Ia mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit pengorbanan dan di atas tempat-tempat yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun.” Ketika diperhadapkan dengan desakan bangsa-bangsa di sekitarnya, raja Ahas tidak mencari pertolongan kepada Tuhan. Dia tidak cepat berbalik kepada Tuhan, namun justru mencari pertolongan kepada bangsa-bangsa sekitar. Dia menyembah berhala, menyembah illah lain (2Taw. 28:23). Ia mempersembahkan anaknya kepada dewa Baal, bahkan mendorong rakyatnya untuk menyembah illah-illah asing. Allah sangat muak dengan apa yang dilakukan oleh raja Ahas dan seluruh rakyat. Allah murka dan menghukum raja Ahas dan rakyat zaman itu karena mereka tidak setia kepada Tuhan. Allah mendatangkan bangsa-bangsa melawan Yehuda. Allah merendahkan Yehuda sebagai akibat dari ketidaksetiaan dan kebebalan hati mereka (bdk. 2Taw. 28:19). Firman Tuhan hari ini menjadi sebuah peringatan bagi kita, supaya kita tetap beribadah dan menyembah hanya kepada Allah yang sejati, Allah Tritunggal. Allah akan menghukum setiap orang yang tidak setia kepada-Nya. Karenanya, dengan hati yang tulus dan takut akan Dia, mari setiap kita mencari Dia. Mari setiap kita mengajak keluarga kita juga untuk setia hanya kepada-Nya.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 28Bacaan setahun: Mazmur 51-52, 1 Yohanes 4

KAMIS

23

ama Hizkia memiliki arti “Allah telah membuat kuat.” Raja Hizkia

Nberumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja atas Yehuda dan ia memerintah selama dua puluh sembilan tahun.

Berbeda dengan ayahnya, raja Ahas, hidup Hizkia senantiasa melakukan apa yang benar di mata Tuhan, seperti yang dilakukan bapa leluhurnya, yaitu Daud. Di dalam 2 Tawarikh 29:3-19, mengisahkan tindakan benar di mata Tuhan yang dilakukan oleh raja Hizkia. Raja Hizkia memerintahkan untuk menguduskan diri dan juga menguduskan kembali rumah Tuhan. Hal itu dilakukan oleh Hizkia karena bangsa Israel telah meninggalkan Tuhan, bahkan rumah Tuhan ditutup sehingga umat Israel juga melalaikan ibadah, hal ini jugalah yang membuat Tuhan murka terhadap mereka, seperti yang tertulis pada ayat 8-9. Raja Hizkia memerintahkan pada rakyatnya untuk mempersembahkan korban bakaran, memuji Tuhan, dan sujud menyembah di hadapan Tuhan. Marilah setiap kita mengoreksi kehidupan kita sebagai orang percaya. Apakah kita sudah hidup kudus di hadapan Tuhan? Atau sebaliknya, kita hidup bercela di hadapan-Nya? Mungkin saat ini di dalam kehidupan kita ada hal-hal yang membuat hidup kita tidak berkenan di hadapan Tuhan, sehingga hidup kita menjadi tidak kudus di hadapan-Nya. Jika demikian, segeralah kita singkirkan hal-hal yang tidak berkenaan di hadapan Tuhan. Kita datang di hadapan Tuhan untuk memberikan diri kita disucikan dan dikuduskan serta dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 6:11 menulis, “Tapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.” Mari kita hidup kudus di dalam segala aspek kehidupan kita, karena Allah kita adalah Allah yang kudus. Allah yang kudus itu mengharapkan kekudusan terjadi mutlak dalam kehidupan kita anak-anak-Nya.

STUDI PRIBADI: (1) Hal apa yang dilakukan oleh raja Hizkia sehingga ia berbeda dengan raja Ahas, ayahnya? (2) Bagaimana seharusnya sikap kita di hadapan Tuhan?

“Katanya kepada mereka: Dengarlah, hai orang-orang Lewi! Sekarang Kuduskanlah dirimu dan kuduskanlah rumah TUHAN,

Allah nenek moyangmu! Keluarkanlah kecemaran dari tempat kudus!” (2Tawarikh 29:5)

Berdoalah: Tuhan, tolonglah kami untuk hidup kudus di hadapan Engkau. Kami mohon agar Roh Kudus senantiasa memimpin kami untuk hidup kudus, baik itu dalam gereja, rumah tangga dan tempat kerja kami. Amin.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 29Bacaan setahun: Mazmur 53-55, 1 Yohanes 5

HIDUP KUDUS DI HADAPAN TUHAN

JUMAT

24

TUNDUK DI HADAPAN TUHANaja Hizkia membuat pesan kepada seluruh rakyatnya untuk datang

Rmerayakan Paskah di rumah Tuhan, Yerusalem. Maka pesuruh-pesuruh menyiarkan pesan dari raja Hizkia ke seluruh Israel dan

Yehuda. Di dalam pesan yang disampaikannya itu, raja Hizkia sangat mengerti keadaan yang telah dibuat para pendahulunya, dimana mereka telah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan meninggalkan Tuhan, sehingga hal ini membangkitkan murka Tuhan atas diri mereka. Dalam ayat 9, raja Hizkia menyampaikan suatu kebenaran kepada para pendahulunya untuk kembali kepada Tuhan, sesuai dengan janji Firman Tuhan. Dengan datang kembali ke hadapan Tuhan, maka akan ada sebuah rekonsiliasi antara hubungan mereka dengan Tuhan. Tuhan yang pengasih dan penyayang tidak akan mungkin untuk memalingkan wajah-Nya kepada mereka. Hal inilah yang membuat raja Hizkia mengundang kembali rakyatnya untuk datang kepada Tuhan. Sebagian dari rakyat tidak menerima pesan ini dengan baik sehingga mereka menertawakan serta mengolok-ngolok para penyampai pesan raja Hizkia (ay. 10), hal ini karena mereka tegar tengkuk. Namun masih ada rakyat yang mau menerima dan merendahkan diri untuk datang ke Yerusalem. Kata “tegar tengkuk” dalam Alkitab digunakan untuk menyatakan kebandelan, kedegilan manusia yang tidak meresponi tuntunan Tuhan. Hal inilah yang membuat Tuhan murka terhadap umat-Nya yang tegar tengkuk. Hal yang menjadi perenungan kita saat ini adalah, apakah hidup kita sudah memilki sikap tunduk yang mutlak di hadapan Tuhan? Hendaklah kita memiliki sikap tunduk di hadapan Tuhan, bukan sikap tegar tengkuk, yang membuat Tuhan murka atas kita. Tunduk artinya kita mau dituntun oleh Tuhan. Ingat! Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang pengasih dan penyayang, maka sudah selayaknyalah kita juga mangasihi, tunduk dan setia kepada Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Solusi apakah yang dilakukan oleh raja Hizkia untuk memulihkan relasi rakyatnya dengan Tuhan? (2) Apa yang bisa kita lakukan untuk tetap berkenan di hadapan Tuhan?

“...sehingga mereka kembali ke negeri ini. Sebab TUHAN, Allahmu, pengasih dan penyayang: Ia tidak akan

memalingkan wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepada-Nya!” (2Tawarikh 30:9)

Pokok Doa: Doakan untuk kehidupan kerohanian kita, supaya kita sungguh-sungguh menjaga relasi kehidupan kita untuk semakin tunduk dan berkenan di hadapan Tuhan.

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 30:1-31:1Bacaan setahun: Mazmur 56-58, 2 Yohanes

AGUSTUS 2018

SABTU

25

SESUAI FIRMAN TUHAN

“Seluruh orang Israel yang hadir pergi ke kota-kota di Yehuda, lalu meremukkan segala tugu berhala, menghancurkan segala tiang berhala, dan merobohkan segala bukit pengorbanan dan

mezbah ... sampai musnah semuanya...” (2 Tawarikh 31:1)

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 31:2-20Bacaan setahun: Mazmur 59-61, 3 Yohanes

eformasi rohani yang dilakukan oleh Hizkia tidak berhenti dengan

Rkembali merayakan paskah dan menghancurkan tiang-tiang berhala dan bukit-bukit pengorbanan di berbagai kota di Israel (ay.

1), tetapi ia melanjutkan dengan mengatur kehidupan rohani di Bait Allah. Pertama-tama Hizkia menetapkan para imam dan orang-orang Lewi yang ditugaskan melayani di Bait Allah. Lalu ia juga memikirkan kebutuhan hidup para imam tersebut. Apa yang ia lakukan? Sebagai pemimpin, Hizkia memberikan teladan dalam hal menyumbang harta miliknya sendiri untuk para imam. Tindakan ini memicu rakyat untuk memberi juga. Akibatnya, pemberian mereka begitu berlimpah, sehingga dibutuhkan empat bulan lamanya untuk bisa mengatur timbunan persembahan di Bait Allah. Hizkia juga mampu mengatur semua dengan memerintahkan membuat bilik-bilik khusus untuk menyimpan semua persembahan tersebut dan mengangkat orang-orang khusus untuk mengatur semua persembahan tersebut. Bagaimana Hizkia mampu melakukan semuanya itu? 2 Tawarikh 31:3-4 menulis bahwa Hizkia memberi sumbangan untuk korban bakaran dari hartanya sendiri, melakukan yang baik dalam memimpin umat Israel, dan mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan Tuarat Tuhan. Hal Ini dipertegas dalam ayat 21, demikian: “Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.” Inilah yang menjadi pegangan Hizkia sewaktu melakukan semua reformasi rohani di Yehuda. Dan apa yang dilakukannya berkenan di hadapan Tuhan. Kita melihat di ayat 20-21, Firman Tuhan memberikan pujian atas apa yang ia kerjakan, dan Tuhan membuat apa yang dilakukannya berhasil. Hizkia telah berhasil memberikan teladan bagi semua orang percaya, teladan apakah itu? Landasilah hidup pekerjaan dan pelayanan kita seturut kebenaran Firman Tuhan dengan segenap hati, maka Allah akan menyertai pekerjaan dan pelayanan kita.

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang dilakukan oleh Hizkia dalam mereformasi bangsanya? (2) Pelajaran rohani apa yang dapat kita terapkan dalam kehidupan terkait Firman Tuhan ini?

Pokok Doa: Doakanlah setiap jemaat agar mereka dapat mempertahankan kualitas hidup benar dan kudus di hadapan Tuhan dan tidak menyimpang kepada dunia ini.

AGUSTUS 2018

MINGGU

26

engikut Tuhan tidak selalu mudah jalannya, akan ada kesulitan

Mmenghadang langkah kita. Itu juga yang sedang dialami Hizkia dalam bacaan hari ini.

Asyur, sebuah kerajaan yang sangat kuat pada masa itu berniat untuk menguasai Yehuda. Mereka mengerahkan seluruh kekuatannya yang besar memprovokasi kerajaan Yehuda. Apa yang Sanherib, raja Asyur lakukan? Ia mengutus para utusan datang menemui Hizkia dan rakyatnya. Di hadapan mereka, para utusan itu menakut-nakuti dengan tujuan untuk menjatuhkan semangat dan iman mereka. Mereka menggunakan bahasa Ibrani untuk berbicara kepada rakyat dan menakut-nakuti mereka supaya menyerah. Bukan hanya secara lisan tetapi juga dengan surat yang bernada sama. Hizkia memang sebelumnya telah melakukan persiapan dengan cara menutup semua mata air di dekat Yerusalem, supaya pasukan Asyur tidak mendapatkan cukup air. Ia juga menenangkan rakyat Yehuda untuk tetap beriman kepada Allah. Terlebih, Hizkia dan nabi Yesaya berdoa memohon pertolongan Allah di tengah kesesakan mereka karena Sanherib. Tuhan menjawab doa mereka. Allah bertindak menyelamatkan Yehuda, memukul mundur pasukan Asyur dengan cara-Nya yang ajaib. Bukan hanya itu, Allah juga membuat Sanherib terbunuh di tangan anak-anaknya sendiri. Mengapa Allah mau menolong Hizkia dan rakyatnya? Allah memang berkehendak menolong Hizkia melalui kasih karunia-Nya dengan memukul balik pasukan Asyur. Tetapi bukan hanya dengan maksud tersebut saja, karena Allah juga punya maksud lain. Kekalahan Asyur tersebut membuat bangsa-bangsa di sekitar Yehuda datang membawa persembahan mereka kepada TUHAN. Apa artinya? Mereka kemudian mengakui dan percaya kepada Allah yang hidup. Hizkia telah menjadi alat di tangan Allah untuk memasyhurkan nama TUHAN. Bersediakah kita juga bertahan dalam kesesakan hidup dengan terus beriman dan menantikan pertolongan Tuhan, supaya kita dapat senantiasa memuliakan nama TUHAN?

“Lalu TUHAN mengirim malaikat yang melenyapkan semua pahlawan yang gagah perkasa, pemuka dan panglima yang ada

di perkemahan raja Asyur... Kemudian ia ditewaskan dengan pedang oleh anak-anak kandungnya sendiri .” (2 Taw. 32:21)

Pokok Doa: Berdoalah bagi umat Tuhan agar dapat berkomitmen untuk tetap percaya dan berharap hanya kepada Tuhan di dalam setiap situasi, baik itu sulit, susah dan penuh bahaya sekalipun.

ALLAH YANG HIDUP DAN BERKUASA

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang membuat Hizkia dan seluruh Yerusalem sangat takut, ketika menghadapi Asyur? (2) Bagaimana solusi yang TUHAN sediakan bagi Hizkia & Yerusalem?

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 32:1-23Bacaan setahun: Mazmur 62-64, Yudas

AGUSTUS 2018

SENIN

27

MENYIKAPI BERKAT DENGAN TEPATetika menerima pemberian dari orang lain, tentu respons yang

K paling baik adalah berterima kasih atas pemberian itu. Inilah respons yang paling umum, untuk menunjukkan penghargaan atas

pemberian yang diterima. Namun berbeda dengan Hizkia; ketika Hizkia menerima kebaikan dari Tuhan, dia tidak berterima kasih atas kebaikan Tuhan padanya. Ada dua peristiwa ajaib yang Tuhan telah kerjakan dalam hidup Hizkia. Pertama adalah kesembuhan dari Tuhan (2 Raja-Raja 20:1-21). Kedua adalah peristiwa bayang-bayang mundur ke belakang sepuluh langkah (2 Raja-Raja 20:11). Kedua hal ini sangat tidak masuk akal bagi penduduk sekitar. Meresponi kedua berkat Tuhan ini, ternyata Hizkia tidak meresponi dengan penundukan diri kepada Tuhan, melainkan dengan memegahkan diri (bnd. ay. 25). Hizkia bermegah akan dirinya. Ketika raja-raja Babel datang padanya ingin mendengar kedua tanda keajaiban darinya, Hizkia malah memamerkan kekayaan dirinya. Tuhan lah yang membuat Hizkia selalu berhasil dalam segala usahanya (ay. 30). Tetapi, ketika raja-raja Babel datang mengunjunginya, Hizkia malah memegahkan dirinya (ay. 31). Berkat dan anugerah Tuhan dalam hidup, bukan untuk memegahkan diri sendiri. Sebaliknya, berkat dan anugerah Tuhan dalam hidup bertujuan untuk mengingatkan bahwa hidup tanpa Tuhan adalah mustahil. Semua yang dimiliki dalam hidup ini datangnya dari Tuhan. Dan seringkali nama besar, kekayaan dan keberhasilan menjadi kebanggaan sekaligus menjadi sarana dari Tuhan untuk menguji hati terdalam, apakah tetap meninggikan Tuhan dan mengakui Dialah sumber segala-galanya, atau membanggakan diri dan menyombongkan diri di hadapan Tuhan dan manusia. Meresponi berkat dan anugerah Tuhan dengan senantiasa bersyukur dan mengakui bahwa Tuhanlah satu-satunya sumber segalanya, adalah cara paling efektif untuk menghindarkan diri dari kejatuhan dan kesombongan di hadapan Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah berkat Tuhan dalam kehidupan Anda? (2) Bagaimana respons Anda? Apakah berkat tersebut membawa kita makin merendahkan diri di hadapan Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah agar kita umat Tuhan, dapat meresponi setiap berkat dan anugerah Tuhan dengan hati yang bersyukur dan semakin membuat menundukkan diri pada Tuhan.

“Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya,…”

(2 Tawarikh 32:25a)

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 32:24-33Bacaan setahun: Mazmur 65-67

AGUSTUS 2018

SELASA

28

anasye tercatat sebagai raja yang paling jahat, yang memerintah

Mkerajaan Yehuda. Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dirobohkan oleh bapaknya, membangun mezbah bagi

para Baal, membuat patung Asyera, mempersembahkan anaknya sebagai korban bagi ilah sesembahannya, melakukan berbagai praktik kuasa kegelapan, yang semuanya itu menimbulkan sakit hati Tuhan (ay. 6). Saat firman Tuhan datang kepadanya dan memperingatkannya, Manasye tetap tidak mau mendengarkan, bahkan semakin jahat dan menyesatkan bangsa Yehuda yang dipimpinnya. Kejahatan Manasye mendatangkan murka Tuhan, Manasye ditawan oleh raja Asyur ke Babel. Pada saat Manasye terbelenggu dan tidak dapat berbuat apa-apa lagi, serta menyadari bahwa peristiwa penawanannya adalah akibat perbuatan jahatnya di hadapan Tuhan, maka Manasye pun bertobat di hadapan Tuhan. Bukan sekadar merendahkan diri, tetapi “sangat merendahkan diri” (ay. 12). Hal ini menunjukkan pertobatan yang sejati dalam diri Manasye. Tuhan mendengar doanya dan memulihkan keadaan Manasye. Tuhan mengembalikan pemerintahan Manasye dalam kerajaan Yehuda. Akhir hidup Manasye ditandai dengan belas kasihan dan anugerah Tuhan, yang mendatangkan pemulihan dalam hidup Manasye, serta dalam kehidupan bangsa Yehuda saat itu. Sekalipun Manasye sebelumnya hidup jahat dan bercela di hadapan Tuhan, yang terpenting Manasye menutup hidupnya dalam takut akan Tuhan. Tuhan merindukan agar setiap kita senantiasa hidup takut akan Dia. Sekali percaya kepada Kristus, kita akan memiliki hidup yang bertumbuh terus-merenus dalam takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan yang diwarnai dengan kerendahan hati untuk bertobat setiap kali Tuhan menegur juga menjadi bagian dalam perjalanan kehidupan rohani orang percaya, yang bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. Takut akan Tuhan yang dibawa dalam kehidupan nyata dalam keseharian, itulah yang Tuhan ingin terjadi dalam hidup setiap orang percaya.

“Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri

di hadapan Allah nenek moyangnya.” (2 Tawarikh 33:12)

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana kehidupan kita di hadapan Tuhan: benar atau jahat? (2) Apakah kita memiliki hati yang bertobat ketika mendengarkan perkataan Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah agar kita umat Tuhan, senantiasa takut akan Tuhan dan memiliki kerendahan hati untuk bertobat di hadapan Tuhan, saat Tuhan menegur.

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 33Bacaan setahun: Mazmur 68-70

AKHIR DARI YANG JAHAT

29RABU

“Tetapi ia tidak merendahkan diri di hadapan TUHAN seperti Manasye, ayahnya, merendahkan diri,

malah Amon makin banyak kesalahannya.” (2 Tawarikh 33:23)

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar dalam kehidupannya dan pelayanannya diberikan hati yang takut akan Tuhan dan mau dipakai Tuhan menjadi berkat bagi orang lain.

RAJA AMON YANG BANYAK KESALAHANmon menggantikan Manasye, ayahnya, sebagai raja. Masa

A pemerintahan yang hanya dua tahun diisi dengan tindakan jahat di mata Tuhan. Firman Tuhan mencatat, Amon melakukan apa yang

Manasye perbuat dalam hal penyembahan berhala. Bedanya adalah, jika Manasye pada akhirnya merendahkan diri di hadapan Tuhan dan berbalik kepada Tuhan, maka Amon tidaklah demikian. Pada akhirnya, beberapa pegawainya bersepakat untuk membunuhnya, namun kemurahan Tuhan masih menjaga takhta kerajaan yang diteruskan oleh anaknya, Yosia. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Amon? Pertama adalah jangan meremehkan dosa! Pemerintahan Amon yang hanya berumur dua tahun diisi dengan kejahatan demi kejahatan yang membuat Tuhan sakit hati. Ketika Amon tidak berbalik dari kejahatannya, maka kejahatan demi kejahatan dihasilkan dalam hidupnya. Sehingga akhirnya ditulis dalam firman Tuhan bahwa Amon makin banyak berbuat jahat. Amon juga tidak belajar dari ayahnya, Manasye, yang dihukum Tuhan dan akhirnya bertobat serta merendahkan diri di hadapan Tuhan. Hal lain yang dapat kita pelajari adalah Amon tidak belajar melihat kehidupan ayahnya yang pernah jahat tapi akhirnya merendahkan dirinya. Amon justru lebih mengikuti kejahatan ayahnya dan membutakan dirinya terhadap Tuhan. Hanya dua tahun, waktu yang diberikan Tuhan untuk diri Amon memerintah kerajaan Yehuda. Akhirnya, Amon mati tragis dibunuh oleh beberapa pegawainya. Amon seharusnya belajar dari sejarah hidup ayahnya, Manasye. Sehingga tahun-tahun masa pemerintahannya dapat diisinya dengan hal yang baik di mata Tuhan, walaupun hanya dua tahun. Seperti yang diteladankan Tuhan Yesus, yang hanya melayani sepanjang tiga tahun lebih, tetapi berdampak besar bagi dunia dan kita. Kiranya Tuhan menolong kita sebagai orang percaya, terutama ketika kita mendapatkan kesempatan untuk melayani. Seberapa lama kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melayani-Nya, biarlah kita hidupi itu untuk melayani-Nya dan menjadi berkat bagi sesama kita.

STUDI PRIBADI: Apa yang seharusnya dipelajari oleh Amon dari ayahnya, Manasye, ketika menjadi Raja Yehuda?

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 33:21-25Bacaan setahun: Mazmur 71-72

AGUSTUS 2018

KAMIS

30

aja Yosia menjadi raja di usia yang sangat muda, yaitu usia 8 tahun.

RAlkitab mencatat, Yosia membawa bangsanya untuk menyembah Tuhan dan tidak menyimpang dari-Nya (ay. 33). Apa saja yang

diperbuat Yosia yang dapat menjadi pelajaran buat kita? Pertama adalah sedari muda Yosia sudah menetapkan hatinya untuk mencari Allah Daud, bapa leluhurnya. Kelihatannya Yosia memiliki beberapa orang baik di sekitarnya yang membimbing dirinya bertumbuh dengan baik untuk mengenal Tuhan. Empat tahun kemudian Yosia mulai melakukan satu pemurnian dalam kerajaannya dari segala bentuk penyembahan berhala yang selama ini menghalangi umat Tuhan untuk sungguh-sungguh menyembah Tuhan. Hal ini bahkan dilakukannya juga di daerah Israel Utara, yang diajaknya untuk hidup benar di hadapan Tuhan (ay. 6). Di usia yang ke 26 tahun, setelah selesai menahirkan negeri dan rumah Tuhan, Yosia memerintahkan agar Rumah Tuhan dipugar kembali sehingga umat Tuhan dapat menyembah dan memuliakan Tuhan sesuai kehendak-Nya. Puncaknya adalah ketika kitab Taurat Tuhan yang selama ini diabaikan, ditemukan kembali ketika Rumah Tuhan direstorasi. Demi mendengarkan perkataan kitab Taurat itu, Yosia mengadakan pertobatan besar-besaran di kerajaannya dan mengajak satu bangsa untuk berkomitmen hidup sungguh-sungguh bagi Tuhan. Tuhan berkenan atas hal ini, walaupun nubuatan penghukuman atas Yehuda tidak akan ditarik kembali. Yosia dicatat sebagai raja yang sungguh-sungguh rindu hidup berkenan kepada Tuhan. Empat hal yang dilakukan Yosia yang dapat menjadi pelajaran bagi kehidupan iman kita. Menetapkan hati untuk mencari Allah dan kehendak-Nya; Membuang hambatan di dalam kehidupan kita, yaitu dosa dan segala kecurangan; memperhatikan kehidupan ibadah kita bersama saudara seiman di rumah Tuhan. Serta yang terakhir memperhatikan kehidupan kita bersama firman Tuhan, yang mengingatkan kita akan kesalahan, akan mendidik kita dalam kebenaran Tuhan, dan akan mengajar kita untuk hidup seturut jalan Tuhan.

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 34:1-33Bacaan setahun: Mazmur 73-74

“Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan

tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.” (2 Tawarikh 34:2)

STUDI PRIBADI: Apa empat hal baik yang diteladankan raja Yosia kepada kita?

Pokok Doa: Berdoa bagi jemaat Tuhan agar ditolong Tuhan untuk mampu memperhatikan pertumbuhan imannya dengan serius, terutama kehidupannya dalam ibadah dan firman Tuhan.

AGUSTUS 2018

RAJA YOSIA YANG HIDUP BENAR

31JUMAT

AGUSTUS 2018

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 35:1-19Bacaan setahun: Mazmur 75-76

alau terlahir dari ayah yang jahat, Yosia adalah raja yang baik, ia

Wmelakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Yosia mengadakan pembaharuan besar-besaran dalam hal ibadah dan

kepercayaan. Pada zaman Yosia inilah ditemukan kembali gulungan Kitab Taurat di bait Allah dan sejak itulah reformasi besar-besaran terjadi. Dalam pasal 35 ini kita melihat bagaimana Yosia menghidupkan kembali perayaan Paskah yang sudah sekian lama mati. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari di dalam pasal ini. Pertama, Yosia mengatur dan membagi tugas pelayanan para Imam dan orang Lewi dengan baik dan rapi. Ia menetapkan tugas mereka dan mendorong (memotivasi) mereka untuk menunaikan tugas jabatan mereka dalam rumah Allah (ay. 2-6). Kedua, Yosia bukan sekadar memotivasi umat untuk memberikan korban persembahan pada Allah, ia sendiri memberikan contoh. Ia mempersembahkan tiga puluh ribu ekor kambing dan domba kepada kaum awam supaya mereka semua yang hadir dapat memberikan persembahan kepada Allah. Selain itu Yosia juga menyumbangkan tiga ribu ekor lembu, dari harta milik pribadinya. Akhirnya, para panglimanya juga mengikuti jejak sang raja yang memberikan sumbangan sukarela kepada rakyat, imam dan orang Lewi. Kemudian, para pemuka rumah Allah juga memberikan kambing domba untuk dipakai sebagai korban kepada Allah. Akhirnya diikuti oleh para pemimpin orang Lewi yang mempersembahkan lima ribu ekor kambing domba dan lima ratus ekor lembu. Contoh teladan dari seorang pemimpin sangat penting. Jangan hanya bisa menggerakkan jemaat untuk memberikan persembahan bagi Tuhan, sementara kita belum memberikan contoh dan teladan yang baik. Firman Tuhan hidup jika yang memberitakannya telah lebih dulu menghidupinya. Melalui perayaan Paskah, Israel Utara dan Israel Selatan bersatu kembali. Apa lagi yang bisa menyatukan kita para umat, selain Tuhan kita yang satu, yang sama? Mari kita belajar semangat orang di zaman Yosia, di dalam Tuhan, kita dipersatukan.

“Yosia menyumbangkan kepada kaum awam ... semuanya sebagai korban Paskah bagi semua orang yang hadir.

Selain itu disumbangkannya tiga ribu ekor lembu. Semuanya itu dari harta milik raja.” (2 Tawarikh 35:7)

TIDAK SEKADAR KATA-KATA SAJA

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar senantiasa dapat memberikan yang terbaik kepada Tuhan, baik tenaga, dana dan waktunya karena Tuhan patut mendapatkannya.

STUDI PRIBADI: Kebaikan-kebaikan apa yang ditunjukkan oleh Yosia yang dapat dijadikan teladan bagi kita pada masa kini?

PROYEK KETAATANSaya berjanji akan lebih...

Berikan tanda apabila sudah terlaksana.

Pengertian-pengertian kebenaran yang saya peroleh bulan ini: