penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama...

134
PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA DI DESA GETAS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: MIR’ATUL KHASANAH NIM: 11114102 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: lekhue

Post on 15-Jun-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI

PADA KELUARGA BEDA AGAMA

DI DESA GETAS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN

TEMANGGUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MIR’ATUL KHASANAH

NIM: 11114102

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

ii

Page 3: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

iii

PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI

PADA KELUARGA BEDA AGAMA

DI DESA GETAS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN

TEMANGGUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MIR’ATUL KHASANAH

NIM: 11114102

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 4: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

iv

Page 5: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

v

SKRIPSI

PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI

PADA KELUARGA BEDA AGAMA

DI DESA GETAS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN

TEMANGGUNG

Disusun oleh:

Mir’atul Khasanah

NIM. 11114102

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan pendidikan

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua :

Sekretaris :

Penguji I :

Penguji II :

Salatiga,.........................

Dekan,

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

NIP.19670121 199903 1002

Page 6: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

vi

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mir’atul Khasanah

NIM : 11114102

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi

Salatiga, 13 Maret 2018

Yang menyatakan,

Mir’atul Khasanah

NIM. 11114102

Page 7: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

vii

MOTTO

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. al-Insyiroh: 5-6).”

“Tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini selama kita berusaha, berkerja

keras, dan berdo’a.”

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,

skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayahku dan ibuku tersayang, Slamet Agus Wakhid dan Puji Sayekti yang

selalu membimbingku, memberikan do’a, nasihat, kasih sayang, dan motivasi

dalam kehidupanku, semoga Allah selalu mengampuni dosa-dosanya,

diberikan kesehatan dan istiqomah dalam beribadah.

2. Saudara kandungku Afrinda Fatimatunnisa, Nafa Syaila Khoirunnisa, dan

nenek tercinta Marwiyah yang selalu menyemangati dalam membuat skripsi

ini.

3. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan

membantu menyelesaikan skripsi ini.

4. Keluarga besar PPL SMP 2 Tengaran dan KKN Posko 95 yang memberi

semangat dan ispirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Keluarga besar Formatas yang tetap solid yang memberi motivasi.

6. Kos Alfa Afa yang memberikan banyak kesan dan pesan.

Page 8: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrohim

Puji syukur alhamdullilahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah

swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Penanaman

Nilai-Nilai Toleransi pada Keluarga Beda Agama di Desa Getas Kecamatan

kaloran Kabupaten Temanggung.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya

yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-

satunya uamat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman

kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

pihak yang telah berkenan membantu penulisan skripsi ini. Oleh karena itu

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

3. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah

membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk

penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

4. Ibu Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

Page 9: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

ix

Page 10: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

x

ABSTRAK

Khasanah, Mir’atul. Penanaman Nilai-Nilai toleransi pada Keluarga Beda agama

di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Skripsi,

Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin,

S.Pd.I, M.Pd.

Kata Kunci: Nilai-Nilai Toleransi dan Keluarga Beda Agama

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanaman nilai-nilai toleransi pada

keluarga beda agama, implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda

agama dalam pendidikan Islam, dan faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa

Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Pertanyaan utama yang ingin

dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana penanaman nilai-nilai

toleransi pada keluarga beda agama, (2) Bagaimana implementasi penanaman

toleransi pada keluarga beda agama dalam pendidikan Islam, dan (3) Apa sajakah

faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman nilai-nilai toleransi

pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan

bersifat deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data ini dilakukan dengan

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa

(1) Penanaman nili-nilai toleransi pada keluarga beda agama dengan memberikan

sebuah pemikiran bahwa setiap anggota bebas memilih keyakinan yang dianut

selama tidak mengakibatkan permusuhan antar anggota keluarga, tidak melakukan

paksaaan, selalu mengutamakan kedamain dan ketentraman, memberikan sebuah

kebebasan untuk memilih keyakinan sesuai hati nuraninya, memposisikan orang

tua sebagai pembimbing anak-anak, memberikan sebuah pemahaman untuk selalu

menghormati dan menghargai perbedaan atas kepercayaan yang di anutnya. (2)

Implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda agama dalam pendidikan

Islam adalah: pendidikan akidah dengan cara menanamkan tauhid, menanamkan

keimanan, mempelajari pendidikan Islam pada anak dan mengajarkan birrul

walidain serta berakhlakul karimah. Pendidikan akhlak pada anak dengan cara

mengajarkan tata cara bergaul yang baik, kesopanan, keserdehanaan, dan

membiasakan menjauhi perbuatan tercela. Pendidikan ibadah melaksanakan sholat

5 waktu, membaca kitab suci, mengaji di TPA, pengajian keagamaan, kegiatan

yasinan, serta menjalankan syari’at Islam. (3) Faktor-faktor yang mendukung

penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama, yakni: kesadaran

agama tiap individu, sejarah sosial, menghargai kemajemukan, dan dukungan

pemerintah dalam membangun kehidupan beragama. Faktor-faktor yang

menghambat penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama, yakni:

sikap fanatik,dan pemikiran sempit atau minimnya pegetahuan keberagamaan.

Page 11: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i

HALAMAN JUDUL..................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN............................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... vii

KATA PENGANTAR................................................................................... viii

ABSTRAK..................................................................................................... x

DAFTAR ISI.................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian.................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 6

D. Kegunaan Penelitian........................................................................... 6

E. Penegasan Istilah................................................................................. 7

F. Kajian Penelitian Terdahulu............................................................... 8

G. Sistematika Penulisan......................................................................... 11

Page 12: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

xii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Nilai-Nilai Toleransi........................................................................... 13

1. Hakikat Toleransi........................................................................... 13

2. Hakikat Nilai.................................................................................. 15

3. Pandangan Islam Tentang Toleransi.............................................. 17

4. Ciri-Ciri Toleransi.......................................................................... 20

B. Keluarga Beda Agama........................................................................ 21

1. Hakikat keluarga beda agama......................................................... 21

2. Pernikahan beda agama menurut hukum agama............................ 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian.............................................................. 29

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................................... 29

C. Kehadiran Peneliti.............................................................................. 30

D. Tehnik Pengumpulan Data.................................................................. 31

E. Sumber Data........................................................................................ 31

F. Tehnik Analisis Data........................................................................... 32

G. Pengecekan Keabsahan Data.............................................................. 33

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data....................................................................................... 35

1. Aspek Keagamaan........................................................................ 35

Page 13: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

xiii

2. Kebudayaan Masyarakat............................................................... 38

3. Toleransi dalam Hubungan antar Bermasyarakat, Berbangsa

dan Bernegara...............................................................................

40

4. Data Responden............................................................................ 41

5. Paparan Hasil Penelitian............................................................... 44

a. Penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama

di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung...........................................................................

44

b. Implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda

agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung...........................................................................

54

c. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di

Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung...........................................................................

65

B. Analisis............................................................................................... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 84

B. Saran................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Responden Keluarga Beda Agama............................ 35

Page 15: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Pedoman Wawancara

Dokumentasi

SKK

Surat Penunjukkan Pembimbing

Surat Keterangan Penelitian

Surat Keterangan Kegiatan

Lembar Konsultasi

Kartu Keluarga

Daftar Riwayat Hidup

Page 16: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang

diperlihatkan dari banyaknya agama, suku, ras, budaya dan adat istiadat.

Keanekaragamaan tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif.

Dampak positifnya dapat mengetahui beranekaragam budaya yang

berkembang dimasyarakat serta menimbulkan rasa kepedulian terhadap

sesama. Dampak negatifnya dapat menimbulkan konflik atas perbedaan

yang ada. Keanekaragamaan tidak begitu saja tercipta, tanpa adanya upaya

maksimal yang komperhensif dari seluruh elemen masyarakat yang

didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah. Dalam menjalani

kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan

dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya

adalah perbedaan agama.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dari berbagai aliran

agama dan bangsa yang majemuk. Seperti yang terdapat dalam surah al-

Baqarah ayat 62. Allah berfirman:

Page 17: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

2

Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-

orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara

mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian

dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan

mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula)

mereka bersedih hati.

Ayat di atas merupakan bukti bahwa toleransi dalam beragama

merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Agama mengingatkan

bahwa kemajemukan terjadi atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa,

sehingga harus diterima dengan lapang dada dan dihargai, termasuk di

dalamnya perbedaan konsepsi keagamaan. Perbedaan konsepsi diantara

agama-agama yang ada adalah realitas. Berdasarkan hadis berikut ini dapat

dikatakan bahwa Islam adalah agama yang toleran dalam berbagai

aspeknya, baik dari aspek akidah maupun syariah.

د به إسحاق عه داود به انحصيه ثىا عبد هللا حدثىى أبى حدثىى يزيد قال أوا محم حد

عهيه وسهم أي األديان صهى هللا أحب عه عكرمة عه ابه عباس قال قيم نرسول هللا

انسمحة انى هللا قال انحىيفية

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan

kepada saya Abi telah menceritakan kepada saya Yazid berkata;

telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq dari

Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu „Abbas, ia berkata;

Ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama manakah yang

paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: “Al-

Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran).” (H.R. al-

Bukhori).

Di Indonesia agama yang berkembang di dalam masyarakat

antaranya agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu.

Dengan adanya berbagai beragaman agama seperti ini,akan muncul

Page 18: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

3

banyak konflik baik skala kecil maupun skala besar (Rahmat, 2003: 1).

Diperlukan pula adanya sikap saling menghormati, menghargai, tidak

memaksakan kehendak, dan persatuan satu sama lain. Untuk menghindari

kekerasan, pertikaian, permusuhan mengatasnamakan agama. Salah satu

wadah untuk mengajarkan generasi muda dalam hal sikap toleransi, saling

mengh ormati dan persatuan adalah keluarga. Contohnya adalah toleransi

beragama, dimana orang tua membebaskan keyakinan yang akan dianut

anaknya, orang tua sebagai pengarah untuk pilihan yang terbaik. Tidak di

pungkiri lagi akhir-akhir ini banyak terjadi konflik antar agama seperti di

Ambon (1999), Poso (2001), dan Papua (2015). Menengok ke negeri

sebrang yang masih hangat-hangatnya terjadi konflik antar agama yakni

kaum Rohingya (2016) antara Islam dan Budha dan sampai sekarang

belum terpecahkan (Ismail, 2011: 179-182).

Apabila agama masuk dalam pembinaan pribadi seseorang maka

dengan sendirinya segala sikap, tindakan, perbuatan, dan perkatannya akan

dikendalikan oleh pribadi, yang terbina di dalammya nilai agama yang

akan menjadi pengendali bagi moralnya (Darajat, 1971: 49). Dari

ungkapan tersebut betapa pentingnya pendidikan agama bagi setiap

individu di Indonesia untuk menanamkan sikap toleransi dan bermoral.

Masyarakat di Indonesia dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban

diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam pembukaan

UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa: “Negara menjamin

kemerdekaan bagi tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-

Page 19: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

4

masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu”. Di

zaman modern dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Hal ini yang menyebabkan kondisi ummat manusia terancam dengan 3

krisis, yakni krisis politik, ekonomi, dan moral. Ternyata sumber penyakit

dimasyarakat lebih diakibatkan oleh dekadensi moral. Berkurangnya moral

bakhan nilai-nilai budi pekerti yang baik terlupakan.

Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan

oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena manusia milik Allah SWT.

Mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan

diri kepada Allah SWT (Thoha, 1996: 103). Anak adalah pengikat hati

dalam keluarga yang diamanatkan oleh Allah kepada bapak dan ibu

mereka. Anak yang shaleh adalah sumber kebahagiaan, namun sebaliknya

anak juga bisa menjadi fitnah bagi kedua orang tuannya. Oleh karena itu

orang tua bertanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai toleransi

terhadap anak. Penanaman nilai-nilai toleransi anak adalah termasuk

bidang-bidang yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga.

Dikarenakan penanaman nilai-nilai toleraansi merupakan hal yang paling

penting untuk anak dan masa depan mereka.

Seperti halnya yang terjadi di Dusun Kemiri Desa Getas

Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung yang terdiri dari berbagai

macam agama, budaya serta adat. Masyarakat yang ada di dusun tersebut

merupakan masyarakat yang plural, terdiri dari 800 jiwa, 60% memeluk

agama Budha, 30% memeluk agama Islam, dan 10% memeluk agama

Page 20: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

5

Kristen. Berdasarkan observasi awal di Dusun Kemiri Desa Getas

Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung terlihat dari segi sosial,

toleransi, serta kebersamaan yang ada di Dusun tersebut terbina secara

harmonis. Realitas yang ada dan nampak terjadi di Dusun Kemiri Desa

Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung adalah; pertama,

masyarakatnya plural, terdiri dari berbagai agama yaitu Kristen, Islam, dan

Budha. Kedua, keberadaan masyarakat minoritas Islam yang unik ditengah

masyarakat, di mana masyarakat hidup rukun dalam berbagai macam

perbedaan. Ketiga, dalam satu rumah memiliki agama yang berbeda.

Keempat, Dusun kemiri Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung sebagai rujukan dusun paling tinggi toleransinya seluruh

Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan realita yang terjadi di Dusun Kemiri Desa Getas

Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung yang masyarakatnya plural

yang terdiri dari berbagai macam agama, bahkan dalam satu atap memiliki

agama yang beragam yang hidup membaur satu sama lain tanpa adannya

diskriminasi, penulis tertarik untuk mencari tahu secara mendalam dengan

melakukan penelitian, yang berjudul “Penanaman Nilai-Nilai Toleransi

pada Keluarga Beda Agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas

maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:

Page 21: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

6

1. Bagaimanakah penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda

agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung?

2. Bagaimanakah implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda

agama dalam pendidikan Islam di Desa Getas Kecamatan

Kaloran,Kabupaten Temanggung?

3. Apa sajakah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa

Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga

beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

Temanggung.

2. Untuk mengetahui implementasi penanaman toleransi pada keluarga

beda agama dalam pendididkan Islam di Desa Getas Kecamatan

Kaloran Kabupaten Temanggung.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa

Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

kepada semua pikah terkait, baik kalangan akademis maupun masyarakat

umum. Manfaat penelitian ini adalah:

Page 22: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

7

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat dugunakan sebagai bahan informasi dan konstribusi bagi

pengembangan penelitian di bidang penanaman nilai-nilai toleransi

pada keluarga beda agama.

b. Dapat dijadikan acuan untuk Islam yang minoritas menciptakan

kondisi yang kondusif dan saling toleransi.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi masukan atau saran yang berharga sehingga menjadi

acuan dalam rangkan menciptakan suasana yang harmonis bagi

keluarga beda agama.

b. Menjadi acuan yang baik dalam toleransi pada keluarga beda

agama, sehingga dapat diterapkan pada kluarga plural yang lain.

E. Penegasan Istilah

1. Nilai Toleransi

Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 783)

adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi

kemanusiaan. Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan

yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang

khusus kepada pola pemikiran dan perasaan, ketertarikan maupun

perilaku (Darajat, 1984: 260).

Menurut Wahid (2012: 2) istilah toleransi berasal dari bahasa

latin “tolerante” yang berarti membiarkan mereka yang berpikiran lain

atau berpandangan lain tanpa dihalang-halangi. Toleransi adalah

Page 23: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

8

kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku

yang dimiliki oleh orang lain. dalam literatur agama Islam, toleransi

disebut tasamuh yang dipahami sebagai sifat atau sikap saling

menghargai, memberikan, atau membolehkan pendirian (pandangan)

orang lain yang bertentangan dengan pandangan kita (Naim, 2008:

126).

2. Keluarga Beda Agama

Keluarga beda agama adalah keluarga yang terbentuk dari ikatan

perkawinan antar orang yang berlainan agama orang Islam (pria atau

wanita) dengan orang bukan Islam (pria atau wanita) (Zuhdi, 1996: 4).

Keluarga beda agama pada dasarnya berarti keluarga yang terbentuk

dari ikatan perkawinan atau pernikahan yang dilangsungkan antar

pasangan yang berbeda agama satu sama lain.

Jadi, yang berkaitan dengan judul skripsi ini mengenai penanaman

nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama ini menggambarkan nilai-

nilai toleransi antarindividu dalam satu keluarga dalam menerima,

menghargai, menghormati perbeaan-perbedaan dari aspek memeluk

keyakinan berbeda, serta menjalankan keyakinaan masing-masing individu

dalam satu keluarga yang berbeda keyakinan. Keluarga beda agama dalam

penelitian ini meliputi agama Islam, Kristen, dan Budha.

F. Kajian Penelitian Terdahulu

Berikut ini penelitian yang mempunyai topik atau tema yang

hampir serupa dengan skripsi ini:

Page 24: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

9

Penelitian yang dilakukan oleh Rizqy Faedatul Laily dalam

skripsinya yang berjudul Pendidikan Toleransi pada Masyarakat Suku

Sasak di Dusun Sade Desa Rembitan Kecamatan Pujut Kabupaten

Lombok Tengah NTB. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

diskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan toleransi

diterapkan berdasarkan tiga dasar kehidupan Suku Sasak rame, gerasak,

numeng. Model pendidikannya yaitu perkumpulan rutin dan sikap

toleransi tercermin dengan kegiatan gotongroyong dan rasa satu keluarga

meski tidak memiliki hubungan darah.

Penelitian yang dilakukan oleh Yaquna Mustofiyah dalam

skripsinya yang berjudul Pendidikan Agama Islam Pada Anak Dalam

keluarga Beda Agama Di Kelurahan Sidorejo Lor. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif, pengambilan data dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

keberagamaan anak pada beda agama adalah anak melaksanakan sholat

lima waktu secara berjama’ah di masjid atau sholat di rumah sendiri,

belajar mengaji di TPA, melaksanakan puasa ramadhan, melaksanakan

sholat Jum’at, dan mengikuti pengajian-pengajian di masjid. Pendidikan

agama Islam yang di berikan orang tua terhadap anak dalam keluarga beda

agama antara lain yaitu, penanaman akidah, penanaman ibadah,

pembentukan akhlak.

Penelitian yang dilakukan oleh Arief Yuliyanto dalam skripsinya

yang berjudul Pengaruh Toleransi Antar Umat Beragama Terhadap

Page 25: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

10

Perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirejo Kecamatan

Ampel. Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian

ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara toleransi

antar umat beragama dengan perkembangan Islam di Dusun Margosari

Desa Ngadirejo Kecamatan Ampel.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Faizin dalam skripsinya

yang berjudul Strategi Pengamalan Nilai-Nilai Toleransi Beragama pada

Siswa Melalui Binaan Rohani di SMP Katolik Wdyatama Kota Batu.

Penelitian ini mengunakan metode kualitatif diskriptif, data ini diambil

dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian

ini menyimpulkan bahwa bina iman/binaan rohani sangat baik. Hal ini

dibuktikan dengan adanya sikap menerima dalam hidup berdampingan

dengan warga sekolah yang heterogen, menghormati, dan menghargai

perbedaan dan keyakinan oranglain, menjalin kerjasama dalam bidang

sosial, seperti adanya ekstrakulikuler dan acara sekolah yang menyakut

keagamaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Fani Farida dalam skripsinya yang

berjudul Strategi Orang Tua Beda Agama dalam Mendidik Anak (Studi

Kasus Tiga Keluarga Beda Agama di Kelurahan Mangunsari, Kecamatan

Sidomukti, Kota Salatiga). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,

data ini diambil dengan cara observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa strategi orang tua beda agama dalam mendidik anak

memiliki kesamaan dengan keluarga yang lainnya, yang membedakan

Page 26: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

11

hanya dalam menentukan keyakinan agama anak. Namun para orang tua

beda agama tidak menjadikan perbedaan agama sebagai masalah yang

besar. Dengan adanya sikap dewasa, toleransi, dan kebebasan melakukan

rutinitas keagamaan masing-masing maka keutuhan dan keharmonisan

keluarga dapat terjalin baik.

Dari beberapa penelitian terdahulu maka peneliti akan meneliti

yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda

agama. Di mana keluarga sangat berperan dalam mendidik anak-anak

mereka dalam berperilaku yang bermoral, sehingga menghasilakan

generasi yang mempunyai rasa toleransi tinggi. Tidak kalah penting

faktor-faktor yang mendorong dan menghambat orang tua beda keyakinan

dalam menanamkan nilai toleransi pada anak-anak mereka. Di masyarakat

yang plural tentu dapat dilihat dengan hasil dari penanaman toleransi

keluarga beda agama pada kehidupan setiap hari yang dijalani. Dapat

tercipta kehidupan yang damai dan tentram Islam minoritas di kalangan

mayoritas non-Islam dengan mengetahui pendidikan Islam yang

dilaksanakan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami pokok bahasan skripsi maka

penulis membagi menjadi tiga bagian. Terdiri dari bagian awal, bagian

inti, dan bagian akhir sebagai berikut:

Bagian awal meliputi; sampul, judul, persetujuan pembimbing,

pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan

Page 27: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

12

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar, dan daftar lampiran

Bagian inti terdiri dari lima bab, meliputi:

Bab I pendahuluan berisi tentang; latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, kajian

penelitian terdahulu, sistematika penulisan.

Bab II landasan teori berisi tentang pengertian penanaman nilai-

nilai toleransi, pandangan Islam tentang toleransi, ciri-ciri sikap toleransi,

pengertian keluarga beda agama, dan pernikahan beda agama menurut

hukum agama.

Bab III metodologi penelitian yang berisi tentang subyek dan

lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,

tehnik pengumpulan data, sumber data, tehnik analisis data, dan

pengecekan keabsahan data.

Bab IV paparan data dan temuan mengenai penanaman nilai-nilai

toleransi dalam keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran

Kabupaten Temanggung dan analisis mengenai penanaman nilai-nilai

toleransi dalam keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran

Kabupaten Temanggung.

Bab V penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

Bagian akhir meliputi; daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan

riwayat hidup penulis.

Page 28: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Nilai-Nilai Toleransi

1. Hakikat Toleransi

Menurut Wahid (2012: 2) istilah toleransi berasal dari bahasa

latin “tolerante” yang berarti membiarkan mereka yang berpikiran lain

atau berpandangan lain tanpa dihalang-halangi. Toleransi adalah

kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku

yang dimiliki oleh orang lain. dalam literatur agama Islam, toleransi

disebut tasamuh yang dipahami sebagai sifat atau sikap saling

menghargai, memberikan, atau membolehkan pendirian (pandangan)

orang lain yang bertentangan dengan pandangan kita (Naim, 2008:

126). Jadi, toleransi dapat diartikan sebagai pemberian kebebasan

kepada sesama manusia atau kepada semua warga masyarakat untuk

menjalankan keyakinan atau mengatur hidupnya dan menentukan

nasib masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan

sikapnya itu masih sesuai serta tidak bertentangan dengan syarat-syarat

ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat. Secara senderhana

tolerasi adalah pengakuan masyarakat yang majemuk, yang mengakui

perdamaian.

Di Indonesia, istilah toleransi dipadankan dengan kata

kerukunan. Dalam perkembangannya, toleransi beragama di Indonesia

tidak hanya menjadi kenyataan sosial namun juga menjadi diskursus

Page 29: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

14

politik dan hukum. Telah banyak regulasi yang lahir yang lahir terkait

pengaturan toleransi beragama di Indonesia. Regulasi-regulasi tersebut

mengatur berbagai aspek menyangkut penciptaan iklim toleransi di

tangah masyarakat. ada regulasi yang mengatur pendirian rumah

ibadah, bantuan luar negeri kepada lembaga keagamaan, masalah

penyiaran agama, hal perayaan hari besar keagamaan, regulasi

menyangkut aliran-aliran keagamaan hingga masalah perkawinan

(Wahid, 2012: 2-3).

Toleransi dalam hidup beragama adalah kenyataan bahwa

agama umat manusia itu banyak, sehingga harus diakui sebagai

saudara. Dalam artian lebih pada keterlibatan aktif umat terhadap

kenyatan toleran dan setiap umat beragama dapat berinteraksi positif

dalam lingkungan kemajemukan. Sehingga umat beragama bersedia

menerima kenyataan pendapat yang berbeda-beda tentang kebenaran

yang dianut, dapat menghargai keyakinan orang lain terhadap agama

yang dipeluknya serta memberikan kebebasan untuk menjalankan apa

yang dianutnya dengan tidak bersikap mencela dan atau memusuhinya

(Depag RI, 1982: 92).

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa, ternyata perlu

tata aturan dan nila-nilai apa dan bagaimana menciptakan sikap

toleran. Agama secara legal formal mempunyai dua muka. Di satu sisi,

agama mempunyai nilai-nilai yang mengajarkan pada sikap inklusif,

universal dan transenden, tetapi di sisi lain ternyata agama juga

Page 30: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

15

mengandung nilai yang mengajarkan pada ekslusif, partikuler dan

primordial. Semua orang tentu tidak menghendaki jika perbedaan

agama menjadi kekuatan yang destruktif, tetapi sebaliknya mampu

menjadi pemicu bagi kemajuan. Dengan dinamika perbedaan,

perkembangan manusia akan mencapai pada tingkat maksimal,

terutama kaitan bahwa manusia tidak bisa dilepas dengan yang lain.

Jadi, toleransi adalah cara berperilaku yang baik kepada setiap

individu untuk menciptakan suatu kondisi yang damai di dalam

masyarakat yang berbeda agama.

2. Hakikat Nilai

Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 783)

adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi

kemanusiaan. Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan

yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang

khusus kepada pola pemikiran dan perasaan, ketertarikan maupun

perilaku (Darajat, 1984: 260). Menurut Herimanto dan Winarno (2011:

126-127) sesuatu dianggap bernilai apabila memiliki sifat sebagai

berikut: menyenangkan (peasent), berguna (useful), memuaskan

(statisfying), menguntungkan (profutable), menarik (interesting), dan

keyakinan (belief). Jadi, definisi nilai yang benar dan dapat diterima

secara universal menurut Linda dan Ricard Eyre adalah suatu yang

menghasilkan perilaku, dan perilaku tersebut berdampak positif baik

bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain.

Page 31: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

16

Menurut Surya (2001: 80-81) pembentukan dan pemahaman

nilai dapat dicapai melalui berbagai bentuk pengalaman sebagai

berikut:

a. Keteladanan, yaitu pemberian teladan atau contoh dari pihak lain

misalnya orang tua, guru, teman, pemimpin, sumber idola, dan

sebagainya.

b. Pengajaran, yaitu nilai-nilai yang ditanamkan melalui proses

pengajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.

c. Pengalaman khusus, yaitu pengalaman yang memberi kesan khusus

terutama yang bersifat positif.

d. Hukum dan ganjaran. Hukum atau ganjaran yang dialami

seseorang dapat menumbuhkan nilai-nilai tertentu.

e. Situasi lingkungan dan kelembagaan. Misalnya, keberadaan

seorang remaja di lingkungan pesantren akan membentu

menumbuhkan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, sosial, dan

sebagainya.

f. Layanan bimbingan. Berbagai pendekatan dan teknik bimbingan

baik yang bersifat kelompok maupun individual, informatif

maupun terapeutik, dapat digunakan sebagai salah satu bentuk

pengalaman dalam pembentukan pemahaman nilai.

Jadi, nilai merupakan bentuk penghargaan serta keadaan yang

bermanfaat bagi manusia sebagai penentu dan acuan dalam melakukan

suatu tindakan.yang mana dengan adanya nilai maka seorang dapat

Page 32: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

17

menentukan bagaimana ia harus bertingkah laku agar tingkah lakunya

tersebut tidak menyimpang dari norma yang berlaku, karena di dalam

nilai terdapat norma-norma yang dijadikan suatu batasan tingkah laku

seseorang.

3. Pandangan Islam Tentang Toleransi

Agama Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, secara

implisit memang mengakui toleransi dalam hidup beragama.

Sebenarnya toleransi lahir dari watak Islam, seperti yang dijelaskan

dalam al-Qur’an dapat dengan mudah mendukung etika perbedaan dan

toleransi. Al-Qur’an tidak hanya mengharapkan, tetapi juga menerima

kenyataan perbedaan dan keragaman dalam masyarakat. Toleransi

pengakuan akan masyarakat yang plural. Adapaun pluralisme adalah

sunnatullah. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an Surah

al-Baqarah ayat 256:

Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan

yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada

Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia

telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang

tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha

mengetahui.

Page 33: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

18

Islam mengajarkan dan menekankan keniscayaan akhlak

toleransi dalam pergaulan antarumat beragama, maka tidak mungkin

Islam merusak toleransi tersebut atas nama agama pula. Namun, di

pihak lain, dalam pergaulan antarumat beragama, Islam juga sangat

ketat menjaga kemurnian akidah dan syariat Islamiah dari noda-noda

yang datang dari luar. Maka bagi Islam kemurnian akidah dan syari’at

Islamiah tersebut tidak boleh dirusak atau ternoda oleh praktik

toleransi. Menurut Shihab (1992: 371) Prinsip-prinsip yang harus

dipegang teguh oleh muslimin di dalam bertoleransi antara lain:

a. Toleransi Islam tersebut terbatas dan fokus pada masalah hubungan

sosialkemasyarakatan yang dibangun atas dasar kasih sayang dan

persaudaraan kemanusiaan, sajauh tidak bertentangan dan atau

tidak melenggar ketentua teologis Islami.

b. Toleransi Islam di wilayah agama hanya sebatas membiarkan dan

memberikan suasana kondusif bagi umat lain untuk beribadah

menjalankan ajaran agamannya. Bukan akhlak Islam menghalangi

umat lain agama untuk beribadah menurut keyakinan dan tata cara

agamanya, apalagi memaksa umat lain berkonvensi kepada Islam

c. Kemurnian akidah dan syari’at wajib dipelihara. Maka Islam sangat

melarang toleransi yang keblabasan, yakni perilaku tolerani yang

bersifat kompromistis yang bernuansa sinkretis.

Page 34: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

19

Rasulullah sebagai suri tauladan umat Islam pada masa

hidupnya telah melakukan hubungan jual-beli dan saling memberi

dengan non muslim. Hukum toleransi pergaulan umat dalam

pluralitas agama sebagai berikut:

1) Kufur, bilamana rela serta meyakini kebenaran aqidah agama

lain.

2) Haram, bila ada kerelaan pembenaran terhadap perilaku

kemaksiatan.

3) Sunnah, bilamana terbangun kerukunan, kemanfaatan serta

kemaslahatan (Arafat: 2007, 106).

Contoh toleransi pada zaman rasulullah antara lain; Piagam

Madinah yang memuat perjanjian dengan kaum Yahudi dan

Nasrani Madinah. Perjanjian Hudaibiyah antara Rasulullah SAW

dan kaum Quraisy, di mana Rasulullah berkenan menunda

pelaksanaan ibadah umrah beliau pada tahun berikutnya, adalah

akhlak toleransi Islam demi menghindari konflik berdarah. Cara

Rasulullah memeprlakukan tawanan perang, tidak ada yang

dihukum pancung, melainkan hanya diwajibkan membayar jizyah

atau mengajari anak-anak muslim tulis baca bagi yang pintar

mengajari, dan kemudian mereka dibebaskan. Toleransi terhadap

non-muslim hanya boleh dalam aspek muamalah (perdagangan,

industri, kesehatan, pendidikan, sosial, dll), tetapi tidak dalam hal

akidah dan ibadah (Shihab, 1992: 374).

Page 35: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

20

4. Ciri-Ciri Toleransi

Ciri-ciri toleransi yang dikemukakan oleh Hasyim (1979: 23)

diantaranya:

a. Mengakui hak setiap orang

Setiap manusia tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda

dalam kehidupan. Mengakui hak setiap orang merupakan sikap

mental yang mengakui bahwa setiap manusia berhak menentukan

sikap dan nasibnya masing-masing.

b. Menghormati keyakinan orang lain

Tidak menghormati keyakinan orang lain atau memaksakan

keyakinan seseorang dengan kekerasan akan mengakibatkan orang

lain bersikap hipokrit atau munafik. Dari uraian di atas jelaslah

bahwa dalam hidup bermasyarakat harus saling menghormati.

c. Setuju dalam perbedaan

Perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan karena memang

di dunia ini selalu ada perbedaan.

d. Saling mengerti

Tidak akan terjadi saling menghormati atara sesama orang lain bila

tidak ada saling mengerti, saling membenci, saling berbuat

pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti

dan saling meghargai antara satu dengan yang lain.

Page 36: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

21

e. Kesadaran dan kejujuran

Sikap toleransi menyangkut sikap dan kesadaran batin seseorang,

dan kesadaran jiwa menimbulkan kejujuran serta kepolosan sikap

dalam prilaku.

B. Keluarga Beda Agama

1. Hakikat Keluarga Beda Agama

Keluarga beda agama pada dasarnya berarti keluarga yang

terbentuk dari ikatan perkawinan atau pernikahan yang dilangsungkan

antar pasangan yang berbeda agama satu sama lain. Contoh dari

kalangan panggung hiburan tanah air. Pasangan suami istri, Jamal

Mirdad-Lidiya Kandaw, Kristian Sugiono-Titik Kamal, Ira Wibowo-

Katon Bagaskara. Pernikahan yang dilakukan mereka tidak lagi

didasarkan pada satu akidah agama, malainkan hanya pada cinta.

Masalah agama dalam beberapa argument pasangan-pasangan seperti

ini kira-kira dapat dirumuskan begini, “Agama tidak boleh dibawa-

bawa, oleh karena agama adalah urusan pribadi seseorang. Yang

terpentig kita saling mencintai apa tidak?”. Berdasarkan hukum

munakahat yang diajarkan Islam kepada para penganutnya ialah

perkawinan yang dibenarkan oleh Allah SWT adalah suatu perkawinan

yang didasarkan pada satu akidah, di samping cinta dan ketulusan hati

dari keduanya. Dengan landasan dan naungan keterpaduan itu.

Kehidupan itu, kehidupan suami istri akan tentram, penuh rasa cinta

dan kasih sayang. Keluarga mereka akan bahagia dan kelak

Page 37: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

22

memperoleh keturunan yang sejahtera lahir batin (Handayani, 2016:

36).

Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga beda agama adalah

keluarga yang terbentuk dari ikatan perkawinan antar orang yang

berlainan agama orang Islam (pria atau wanita) dengan orang bukan

Islam (pria atau wanita) (Zuhdi, 1996: 4).

2. Pernikahan Beda Agama Menurut Hukum Agama

a. Menurut Islam

Menurut Ichtiyanto (2003: 100) ikatan perkawinan dalam

hukum Islam adalah ikatan keseluruhan segi dan aspek kehidupan

manusia. Islam melarang perkawinan yang mengakibatkan

hancurnya keyakinan agama. Keyakinan Islam berinti tauhid

(meng-Esakan Allah). Karena itu orang Islam dilarang kawin

dengan orang musyrik terdapat dalam Qs. al-Baqarah ayat 221,

Allah berfirman:

Page 38: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

23

Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik,

sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak

yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun

Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-

orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka

beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang

musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke

neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan

izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-

perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil

pelajaran

Lelaki Islam boleh kawin dengan wanita Kitabi namun

harus dengan pertimbangan tidak akan mengingkari iman Islam,

terdapat dalam Qs. al-Maidah ayat 5, Allah berfirman:

Page 39: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

24

Artinya: Pada hari ini Dihalalkan bagimu yang baik-baik.

makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al kitab

itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi

mereka. (dan Dihalalkan mangawini) wanita yang

menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang

beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan

di antara orang-orang yang diberi Al kitab sebelum

kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka

dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud

berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik.

Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak

menerima hukum-hukum Islam) Maka hapuslah

amalannya dan ia di hari kiamat Termasuk orang-orang

merugi.

Wanita Islam dilarang kawin dengan lelaki selain Islam,

karena orang Islam dilarang memilih orang kafir sebagai

pemimpinnya. Terrdapat dalam Qs. Mumtahanah ayat 10, Allah

berfirman:

Page 40: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

25

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah

kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, Maka

hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih

mengetahui tentang keimanan mereka;maka jika kamu

telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman

Maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-

suami mereka) orang-orang kafir. mereka tiada halal bagi

orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada

halal pula bagi mereka. dan berikanlah kepada (suami

suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. dan tiada

dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar

kepada mereka maharnya. dan janganlah kamu tetap

berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-

perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang

telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar

yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang

ditetapkanNya di antara kamu. dan Allah Maha

mengetahui lagi Maha Bijaksana.

b. Menurut Kristen

Agama Kristen mengajarkan bahwa nikah adalah

persekutuan suci yang ditetapkan Tuhan. Perkawinan adalah

persekutuan hidup meliputi keseluruhan hidup, yang menghendaki

laki-laki dan perempuan menjadi satu. Satu dalam Kasih Tuhan,

satu dalam mengasihi, satu dalam kepauhan, satu dalam

menghayati kemanusiaan, dan satu dalam memikul beban

pernikahan (Ichtiyanto, 2003: 132).

Demi kesejahteraan perkawinan, gereja Kristen

menganjurkan kepada umatnya mencari pasangan hidup yang

seagama dengan mereka. Tetapi karena menyadari bahwa umatnya

Page 41: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

26

hidup bersama dengan pemeluk agama lain, gereja tidak melarang

umatnya menikah dengan orang-orang yang bukan beragama

Kristen. Perkawinan campuran antara pemeluk agama yang

berbeda dapat dilangsungkan di gereja menurut hukum gereja

Kristen apabila yang bukan Kristen bersedia membuat pernyataan

bahwa dia tidak berkeberatan perkawinanya di laksanakan di gereja

(Ichtiyanto; 2003: 133).

c. Menurut Katolik

Secara umum Gereja Katolik memendang bahwa

pernikahan antara seorang penganut Katolik dengan non Katolik

bukanlah bentuk pernikahan yang ideal, sebab pernikahan

dianggap sebuah sakraman (sesuatu yang kudus atau suci).

Untuk menyelamatkan iman kristiani dan perkawinan,

agama Katolik menempuh sikap sebagai berikut:

1) Pada dasarnya perkawinan campuran anatar umat agama adalah

tidak menurut hukum dan tidak sah.

2) Perkawinan campuran anatar Katolik dan penganut agama lain

adalah sah kalau mendapat dispensasi dari gereja (Monib dan

Kholis, 2008: 11).

Dispensasi atau pengecualian ini menurut baru diberikan

apabila ada harapan dapat terbinanya suatu keluarga yang baik dan

Page 42: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

27

utuh setelah pernikahan. Yang paling penting soal pernikahan

dalam Katolik adalah bahwa setiap pernikahan, baik secara Katolik

ataupun dengan non Katolik, hanya dianggap sah apabila dilakukan

dihadapan uskup, pastor paroki atau imam. Jadi jika ada

pernikahan anatara penganut agama lain dan penganut Katolik dan

tidak dilakukan menurut agama Katolik, maka pernikahan tersebut

dianggap belum sah (Monib dan Kholis 2008, 115-116).

d. Menurut Hindu

Agama Hindu secara tegas memberikan ketentuan syarat-

syarat perkawinan dan menentukan larangan perkawinan orang

Hindu dengan pemeluk agama lain. menurut agama Hindu,

perkawinan hanya sah jika dilaksanakan upacara suci pernikahan

oleh pedande. Pedande hanya mau melakukan upacara pernikahan

kalau kedua calon pengantin beragama Hindu. Perkawinan orang

Hindu yang tidak memenuhi syarat dapat dibatalkan. Pedande tidak

mungkin memberkati atau enyelenggarakan upacara perkawinan

antara mereka yang berbeda agama. azaz perkawinan harus

disahkan menurut agama, yaitu dengan cara melakukan wiwahasan

skara dan wiwahahoma, dikedepankan di dalam sistem perkawinan

Hindu yang menyatakan bahwa suatu perkawinan yang tidak

disahkan menurut agama dengan melakukan upacara suci,

menyebabkan ia jatuh hina, yaitu garis keturunan anaknya tidak

diakui sah sebaga pewaris yang sederajat dengan orang tua. Atau

Page 43: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

28

dengan kata lain dari perkawinan itu tidak diakui sah menurut

hukum agama (Ichtiyanto, 2003 :135).

e. Menurut Budha

Agama Budha lebih banyak memperlihatkan ajaran dan

amalan moral. Agama Budha menitikberatkan pada kesempurnaan

diri manusia. Agama Budha tidak mengatur secara khusu

perkawinan campuran. Agama Budha tidak membatasi hak asasi

umatnya dalam kehidupan pribadinya, berkeluarga, dan

bermasyarakat. Dalam agama Budha tidak ada ketentuan hukum

yang eksplisit mengenai perkawinan campuran. Dalam praktik

penganut agama Budha mengikuti ketentuan hukum yang berlaku

setempt (hukum adat, atau hukum negara yang berlaku). Agama

Budha tidak membatasi umatnya untuk kawin dengan penganut

agama lain menurut hukum yang berlaku (Ichtiyanto, 2003: 136).

Page 44: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek dan Lokasi Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah individu atau kelompok individu yang

dijadikan sasaran di dalam sebuah penelitian. Subyek peneliti dalam

penelitian ini adalah keluarga yang tinggal satu atap memiliki

keyakinan yang berbeda yakni Islam, Kristen, Budha. Untuk subyek

penelitian yang berjumlah 10 keluarga.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan objek penelitian dimana kegiatan

penelitian dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk

memperudah atau memperjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam

penelitian. Alasan dipilihnya Desa Getas Kecamatan Kaloran

Kabupaten Temanggung sebagai lokasi penelitian karena Desa Getas

memiliki warga yang multikultural, jarang konflik, serta terkenal

dengan tolerasinya yang menjadi rujukan di Kabupaten Temanggung.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu

prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskrptiif yang berupa

kata-kata tertulis atau orang-orang dari perilaku yang diamati dengan

tujuan untuk menggambarka keadaan atau fenomena-fenomena yang ada,

yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.

Page 45: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

30

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif

yang bersifat field research (penelitian lapangan). Penelitian kualitatif

menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moloeng,

2008: 3).

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data

dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di

lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain

manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-

dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menjunjung keabsahan hasil

penelitian namun berfungsi sebagai instrumen pendukung, oleh karena itu

kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur

keberhasilan untuk memahami kasusu yang diteliti, sehingga keterlibatan

peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data

lainnya di sini mutlak diperlukan.

Page 46: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

31

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara ini ditujukan kepada keluarga beda agama. Dalam

wawancara ini tentang cara orang tua menamkan nilai-nilai toleransi

dan moral pada anggota keluaraga atau anak-anak mereka.

2. Observasi

Observasi dengan pengamatan secara langsung terkait dengan

kondisi masyarakat pada umumnya dan keluarga beda agama pada

khususnya dalam bertoleransi sesama anggota keluarga. Kondisi moral

para anak-anak yang terlahir dari keluarga yang memiliki keyakinan

berbeda.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dengan cara mengumpulkan data melalui tertulis

melalui arsip-arsip, dan foto-foto tentang kondisi keluarga beda agama

yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai moral, serta kegiatan

yang mencerminkan toleransi beragama.

E. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari

lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan

sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau

mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan

informasi langsung tentang penanaman nilai-nilai toleransi dan moral

Page 47: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

32

pada anak dalam keluarga beda agama di Desa Getas, Kecamatan

Kaloran kabupaten Temanggung. Sumber data langsung peneliti

dapatkan dari warga yang melakukan nikah beda agama.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan

berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi,

sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi pemerintah. Data ini

berupa hasil-hasil studi, hasil survei.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2008: 248) bahwa analisis

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi suatu yang dapat

dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain. Peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif

adalah menentukan dan menafsirkan data yang ada. Misalnya, tentang

situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang

nampak atau tentang suatu proses yang sedang muncul, kecenderungan

yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya atau dengan

perkataan lain, mendiskripsikan data kualitatif dengan cara menyusun dan

mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata

pada pembaca.

Page 48: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

33

Proses analisis data ada tiga unsur yang dipertimbangkan oleh

penganalisis yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum data, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu mendisplay data. Melalui penyajian tersebut

maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

semakin mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal masih

bersifat sementara akan berubah jika tidak ditemukan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka menjadi kesimpulan

yang kredible.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan triangulasi yaitu

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu (Sugiyono, 1953: 371).

Pada penelitian ini, untuk menguji kredibilitas data tentang

penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama penulis

menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Triangulasi dengan

Page 49: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

34

sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Tahap yang dilakukan

dengan wawancara dengan keluarga beda agama dan tokoh masyarakat di

Desa Getas hal ini dilakukan agar dapat memperoleh kesimpulan dan data

yang akurat.

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Cara yang dilakukan penulis yaitu data diperoleh dari hasil

wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Adapun

triangulasi waktu dalam rangka pengujian kredibilitas data yaitu dengan

cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain

dalam waktu dan situasi yang berbeda. Penulis melakukan wawancara

kepada keluarga beda agama dan tokoh masyarakat pada siang hari dan

sore hari untuk mendapatkan data bahwa wawancara ini benar.

Page 50: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

35

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data

1. Aspek Keagamaan

Dengan latarbelakang masyarakat yang berbeda-beda tentunya hal

ini membuat Dusun Kemiri memiliki banyak kebudayaan dan upacara

keagamaan yang sampai saat ini masih terus dilestarikan oleh

masyarakatnya. Diantara beberapa upacara keagamaan yang saat ini

masih dilestarikan menurut penuturan Bapak Waliyoto (49) adalah:

a. Idul Fitri

Idul fitri merupakan hari raya umat Islam. Setiap umat Islam

yang berada di seluruh penjuru dunia bersama-sama merayakan

hari raya idul fitri. Seluruh umat Islam bersuka ria menyambut

kemenangan setelah berpuasa selama satu bulan penuh. Ketika

umat Islam merayakan hari raya idul fitri itu merupakan suatu hal

yang lumrah, namun yang terjadi di Dusun Kemiri ini sangatlah

unik dimana umat Islam yang menjadi penduduk minoritas

merayakan hari raya idul fitri diikuti oleh agama-agama lain seperti

agama Budha yang merupakan agama mayoritas, agama Kristen.

Tradisi idul fitri ini dilakukan setiap tanggal satu syawal,

dimulai dengan shalat ied berjamaah di masjid kemudian baik

orang Islam maupun non Islam bersama-sama membawa makanan

ke depan masjid untuk dimakan bersama-sama (ariyoyo), setelah

Page 51: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

36

makan bersama selesai di lanjutkan dengan acara sungkeman atau

maaf-maafan dengan mendatangi setiap rumah dari warga (yang

lebih tua yang di datangi). Di dalam keluarga yang beda agama pun

mengikuti dan menghormati perayaan orang Islam. mereka ikut

serta merayakan dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

b. Maulid Nabi

Di Dusun Kemiri acara maulid nabi di gelar dengan cukup

meriah, acaranya biasanya pengajian dengan mngundang Gus

Yahya yaitu seorang ulama dari luar desa getas. Dalam persiapan

sebelum pengajian bukan hanya orang Islam saja yang bergotong

royong untuk mendirikan panggung dan lain-lain, akan tetapi

orang-orang non muslim juga bersama-sama membantu dalam

persiapannya. Maulid nabi biasanya di adakan pada malam ke-13

bulan maulid (rabi’ul awal) / 13 bodo mulud (jawa).

c. Idul Adha

Kegiatan idul adha di Dusun Kemiri juga sama di daerah-

daerah lainnya. Setelah sholat ied diadakan ariyoyo atau makan

bersama satu kampung di serambi masjid. Uniknya di susun kemiri

bukan hanya masyarakat Islam saja yang mengikuti ariyoyo tetapi

semua umat agama ikut makan bersama-sama, karena Islam di

Dusun Kemiri merupakan masyarakat minoritas dan juga Dusun

Kemiri merupakan desa binaan dari MAN Temanggung,

d. Waisak

Page 52: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

37

Perayaan waisak di Dusun Kemiri terbilang yang paling

meriah dari pada perayaan hari raya agama lain, mengingat agama

budha merupakan agama mayoritas penduduk kemiri. Sepanduk

ucapan selamat dibentang di muka desa.Umbul-umbul dan bendera

warna-warni berbaris di tepi jalan dan gang.Umat Buddha

menggelar perayaan sehari semalam.Biasanya digelar setelah atau

sebelum mereka mengikuti acara Waisak di Borobudur.Acara

sehari semalam itu adalah pentas kebudayaan seperti Kuda

Lumping, Soreng, Tayup, Ketoprak, dan Wayang yang digelar

setelah kebaktian di Vihara.Kebaktian dilaksanakan dengan

mengikutsertakan tokoh-tokoh Muslim dan Kristiani.Selain pentas

seni, Waisak juga menjadi ajang silaturahim layaknya Idul

Fitri.Rumah-rumah penduduk baik umat Buddha maupun non

Buddha selalu dipenuhi aneka makanan di meja ruang tamu.Para

penonton pentas budaya jika lapar atau dahaga, bisa mampir di

rumah-rumah kerabat atau teman yang dikenalnya.

e. Natal

Dalam perayaan natal di Dusun Kemiri hampir sama dengan

waisak, yaitu mengundang seluruh umat agama atau seluruh warga

masyarakat Dusun Kemiri baik yang beragama islam maupun

budha untuk mengikuti acara natal secara bersama-sama. Itu

merupakan sebagai wujud toleransi antar umat beragama.

Page 53: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

38

2. Kebudayaan Masyarakat

Dengan budaya yang berkembang di dalam masyarakat bahwa

semua kalangan ikut serta dalam kegiatan tersebut. Bukti bahwa dalam

kehidupan masyarakat Dusun Kemiri terbina kerukunan dan toleransi

antar warganya diantara lain:

a. Sadranan Atau Nyadran

Nyadran digelar masyarakat Desa Kemiri setiap hari Jumat Pon

bulan Ruwah sehari sebelum acara nyadran dimulai warga desa

biasanya kerja bakti bersih- bersih rumput makam lalu dilanjutkan

nyekar atau menabur bunga di pusara leluhur.

Pagi harinya warga ke makam lagi membawa tenong berisi

makanan nasi tumpeng, jajan pasar, ingkung ayam kemudian

berdoa yang setiap tahunnya digilir setiap agama yang ada diakhiri

makan bersama.

b. Ritual 1 Suro

Tradisi 1 Suro digelar masyarakat Desa Kemiri Setiap jelang

bulan Suro yang dikuti semua warga Kemiri baik pemeluk Budha,

Islam, Kristen dan Katholik. Ritual Suro diawali arak- arakan

gunungan hasil bumi ke Kuil Watu Payung yang berada di puncak

bukit gumuk. Sesampai di kuil Watu Payung warga dan sesepuh

desa berkumpul di bawah batu besar berongga kemudian para

sesepuh desa berdoa sambil membakar dupa dan kemenyan.

Page 54: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

39

Acara berikutnya doa bersama yang dipimpin oleh pemuka

agama Budha dengan berbahasa jawa agar diberi keberkahan

rezeki. Usai doa oleh pemuka agama Budha kemudian doa menurut

keyakinan masing- masing. Usai doa berakhir, dilanjutkan dengan

ritual berbagi air suci yang telah didoakan bersama- sama tersebut

menjadi rebutan warga. Konon air suci ini dipercaya mampu

meningkatkan awet muda, murah rezeki terhindar dari marabahaya.

Selain air makanan sesaji juga menjadi rebutan warga. Mereka

percaya makanan yang telah diberkahi tersebut mengandung

berkah.

Ritual ini telah lama dilakukan sejak ratusan tahun lalu ,tetapi

sempat vakum kembali aktif sekitar tahun 2000 lalu. Usai doa

ritual lainnya yaitu memandikan rupang Sang Budha yang berada

di kuil Watu Payung setiap tanggal 1 Suro secara bersama- sama.

c. Merti Dusun

Merti dusun digelar masyarakat Dusun Kemiri Desa Getas

Kaloran secara meriah sehari semalam. Ritual Merti Dusun diawali

Mentokan serta menata sesaji berupa nasi tumpeng, ingkung ayam,

jajan pasar, buah, bunga yang dilengkapi satu tandang pisang .

Sesaji ini diletakkan dibeberapa tempat salah satunya soko papat

yang ada di rumah Kadus . Usai acara Mentokan adalah sambutan-

sambutan yang diakhiri doa oleh seorang Mangalia atau tokoh

agama Budha serta makan bersama.

Page 55: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

40

Usai acara Mentokan warga berbondong- bondong menuju

sumber air Tuk Sikendeng dengan berjalan kaki menelusuri jalan

setapak sejauh 1 KM diiringi suara gamelan dan tarian dari para

pemain tayub,Warok kuda lumping. Sesampai di Tuk Sikendeng

acara pembacaan mantra oleh beberapa tetua desa dengan

menggemgam menyan kemudian menyan dibakar lalu diteteskan

ke sumber air. Usai ritual merti desa bunga, uang receh serta beras

ditebar ke tengah warga dan warga segera berebut sesaji kemudian

warga mengambil air di sumber Tuk Sikendeng untuk dibawa

pulang. Acara selanjutnya pentas kesenian Tayub di depan rumah

Kadus hingga menjelang subuh.

3. Toleransi dalam Hubungan antar Bermasyarakat, Berbagsa dan

Bernegara

Dalam hal ini terdapat beberapa hal konsep sikap toleran yang

harus ditunjukkan umat Islam yakni diantaranya:

a. Kaum muslimin harus tetap berbuat adil walaupun terhadap orang-

orang kafir dan dilarang mendhalimi hak mereka.

b. Orang-orang kafir yang tidak menyatakan permusuhan terang-

terangan kepada kaum muslimin, dibolehkan kaum muslimin hidup

rukun dan damai bermasyarakat, berbangsa dengan mereka.

Umat Islam diperbolehkan berbuat baik terhadap mereka, hidup

bermasyarakat dan bernegara dengan mereka selama mereka berbuat

baik dan tidak memusuhi umat Islam dan selama tidak melanggar

Page 56: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

41

prinsip-prinsip terpenting dalam Islam. Dalam hal ini seperti yang

dicontohkan Nabi SAW dalam jual beli, memaafkan kesalahan orang

kafir dan mendo’akannya, serta memutuskan perkara. Hal ini juga

tercermin dalam kehidupan masyarakat Dusun Kemiri di dalam

kehidupan sehari-hari dengan melakukan budaya masyarakat dan

kegiatan keagamaan yang ada. Kebanyakan berpola fikir bahwa kalau

tentang agama tidak menjadi masalah bahkan tidak dipermasalahkan.

Baik itu dalam keluarga, kelompok, maupun masyarakat. alasannya

agama itu urusan pridadi orang itu sendiri dan Tuhannya.

4. Data Responden

Tabel 1. Data Responden Keluarga Beda Agama

Keluarga No. Nama Status Keyakinan Usia Tahun

Menikah

I

1. Kijan

(Darwanto)

Suami Budha 77 1968

2. Urip Istri Budha 62

3. Juwarti Anak Kristen

4. Sugotho Anak Kristen

5. Juwanti Anak Kristen

6. Nunuk Anak Islam

7. Wijiyono Anak Islam

II 8. Waliyoto Suami Budha 49 1988

Page 57: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

42

9. Walgiyah Istri Budha 49

10. Resya R. Anak Budha

11. Hendriyawan Anak Islam

III

12. Kirdiyanto Suami Budha 34 2009

13. Sriningsih Istri Budha 35

14. Wagiman Mertua Islam

15. Havika Klara Anak Budha

IV

16. Dahman Suami Budha 64 1974

17. Simpen Istri Kristen 60

18. Ruwanto Anak Islam

19. Wiwik

Andriyani

Anak Islam

20. Alvin Anak Islam

V

21. Walno Suami Islam 60 1983

22. Wagini Istri Kristen 57

23. Paridi Anak Kristen

24. Evi Anak Islam

VI

25. Muryono Suami Budha 42 2001

26. Suwarmiyati Istri Budha 39

27. Siska Anak Islam

Page 58: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

43

28. Riyanto Anak Islam

VII

29. Riono Suami Budha 64 1980

30. Parniti Istri Islam 59

31. Murtiah Anak Islam

32. Suryani Anak Budha

VIII

33. Gunadi Suami Budha 52 1989

34. Sri Rejeki Istri Islam 48

35. Badar Anak Islam

IX

36. Sudah Suami Budha 58 1979

37. Walmi Istri Islam 58

38. Wandi Anak Islam

X

39. Suparmin Suami Budha 57 1985

40. Niti Prawiro Istri Islam 53

41. Pujiyono Anak Kristen

42. Rini Anak Islam

43. Denny Anak Budha

Berdasarkan data pada tabel 5 dapat dapat diketahui terdapat 10

keluarga yang terdiri dari anggota keluarga yang berbeda keyakinan.

Di dalam keluarga tersebut ada yang satu rumah memeluk 2

keyakinan yakni Islam dan Kristen atau Islam Dan Budha atau Budha

Page 59: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

44

dan Kristen, dan memeluk 3 keyakinan yakni Islam, Kristen, Budha.

Bila dilihat tabel 5 ada pasangan suami istri yang memiliki keyakinan

yang sama itu karena untuk memudahkan dalam pernikahan, namun

setelah menikah mereka kembali lagi kepada keyakinan yang semula.

5. Paparan Hasil Penelitian

Dalam pemaparan hasil penelitian, data akan disajikan melalui

hasil interview dengan keluarga yang beda agama dan anggota

keluarga pada tanggal 27 Desember 2017 sampai 3 Januari 2018.

Yang dimaksud dengan penyajian data di sini adalah

pengungkapan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan

yang sesuai dengan maslah yang ada dalam skripsi, yaitu penanaman

nilai-nilai moral pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan

Kaloran Kabupaten Temanggung.

a. Penanaman Nilai-Nilai Toleransi pada Keluarga Beda Agama di

Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

Dalam setiap keluarga mempunyai cara yang beragam

dalam menanamkan nilai-nilai toleransi pada anak, hal itu juga

terjadi pada keluarga beda agama. perbedaan agama antara suami

dan istri menjadi faktor yang berpengaruh dalam menanamkan

nilai-nilai toleransi terhadap anak. Di bawah ini penulis paparkan

cara penanamn nilai-nilai toleransi pada anak dalam pasangan beda

agama berdasarkan observasi dan wawancawa yang dilakukan oleh

penulis.

Page 60: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

45

1) Keluarga Bapak Kijan

Bapak Kijan (77) dan Ibu Urip (62) adalah warga asli

Dusun Kemiri yang biasa disebut dengan mbah (orang yang

dituakan). Agama yang dianut mereka itu Budha sebagai

agama asli warga Kemiri dan agama keturunan. Di lihat

memang tidak ada perbedaan yang menonjol tetapi yang

menariknya beliau mempunyai 5 anak yang memiliki

keyakinan yang berbeda-beda. Dan semuannya itu tinggal di

dalam satu rumah. Bapak Kijan dan Ibu Urip mempunyai

prinsip yang di detujui oleh semuanyya mengenai agama yang

harus di miliki oleh para keturunannya. Hal tersebut

sebagaimana yang diutarakan oleh Bapak Kijan dengan suara

yang terbata-bata karena usianya yang tua di bawah ini:

“Untuk masalah keyakinaan atau agama di dalam

keluarga kami bebas mau memilih tanpa ada paksaan, saya

selaku orang tua hanya mengarahkan ke pada hal-hal yang

baik, yang penting tidak saling musuhan”.

Kemudian di pertegas oleh Ibu Urip selaku istri dan ibu

yang mendidik anak-anak di bawah ini:

“Pada awalnya memang anak-anak waktu kecil

tetap mengikuti agama kami yaitu Budha, tetapi tidak ada

paksaan. Saya memberikan arahan tentang keyakinan yang

ada di masyarakat, untuk nantinya biar mereka (anak-anak)

yang memilih agama yang menurutnya sesuai.”

Walaupun di dalam keluarga ini terdapat perbedaan agama,

namun keluarga ini sangat terlihat kompak dan harmonis.

Anak-anaknya menganut agama Kristen, Budha dan Islam.

Page 61: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

46

meskipun hidup dalam satu rumah mereka tetap mengormati

keyakinan satu sama lain dan mengikuti perayaan dan kegiatan

agama masing-masing.

2) Keluarga Bapak Waliyoto

Di keluarga Bapak Waliyoto (49) dan Ibu Walgiyati (49)

agama merupakan suatu hal yang tidak perlu dipermasalahkan

dan diperdebatkan. Mengenai penentuan agama bagi anak,

Bapak Waliyoto tidak memaksakan keyakinan dan agama

merupakan pegangan untuk beribadah kepada Tuhan.

Sebagaiman diutarakan Bapak Waliyoto:

“Untuk keyakinan anak, saya tidak bisa

memaksakan, karena agama itu urusannya sama yang di

atas yaitu Tuhan dan yang terpenting bisa hidup rukun dan

menjaga persatuan dan kesatuan dalam keluarga”

Dalam penanaman nilai-nilai toleransi Ibu Walgiyati (49)

juga berperan dalam menjaga keharmonisan sebagaimana

beriku:

“Yang penting bahwa saya telah memberi contoh

dan membimbing untuk beribadah kepada Tuhan.

Selebihnya terserah anak-anak mau mengikuti keyakinaan

yang mana yang penting bisa hidup rukun dan tidak

mengejek keyakinan satu sama lain.”

Dalam keluarga ini terdapat 2 keyakinan yakni Budha dan

Islam. Bapak Waliyoto mempunyai 2 anak yang satu beragama

Budha dan Islam, tetapi mereka tetap rukun dan bisa saling

berbaur dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Prinsip keluarga

ini tidak mempermasalahkan keyakinan yang terpenting

Page 62: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

47

beribadah kepada Tuhan dan tidak mengejek serta menganggu

keyakinan yang lain.

3) Keluarga Bapak Kirdiyanto

Bapak Kirdiyanto (34) beragama Budha menikah dengan

Ibu Sri (35) Ningsih beragama Budha. Sebenarnya Ibu Sri

Ningsih beragama Islam namun untuk bisa menikah menjadi

beragama Budha. Setelah beberapa tahun Ibu Sri kembali lagi

ke Islam, tetapi tanpa mengubah agama yang tertera di kartu

identitas. Bapak Waginem tidak mempermasalahkan masalah

keyakinaan tetapi menyerahkan kepada Ibu Sri Ningsih,

sebagaimana berikut:

“Untuk keyakinan saya percaya ke pada istri saya

bisa membimbing dan mengarahkan anak-anak ke jalan

yang baik, saya hanya mencari nafkah untuk menghidupi

keluarga yang penting tetap bisa hidup rukun dan menerima

perbedaan yang ada.”

Argumen tersebut di kuatkan oleh ibu Sri Ningsih,

sebagaimana berikut:

“Masalah agama memang semua di serahkan

kepada saya, untuk menjaga keharmonisan dan kerukunan

dalam berkeluarga saya memperkenalkan agama yang

dianut oleh saya dan suami saya, kemudian saya hanya

mengarahkan, untuk memilihnya terserah anak-anak yang

terpenting mereka bertanggung jawab atas pilihannya

karena agama itu urusannya kepada Allah. Dan yang

terpenting bisa hidup rukun tidak ada perselisihan

menerima segala perbedaan.”

Dalam keluarga ada 2 agama Budha dan Islam. Anak-

anaknya memeluk agama Budha dan Islam. Tapi tetap bisa

Page 63: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

48

hidup berdampingan dengan bertoleransi, melalui arahan,

pengawasan dan bimbingan mengenai keyakinnan yang ingin

dipeluknya, yang penting bisa hidup rukun tidak menimbulkan

konflik maupun perselisihan dan menerima segala perbedaan.

4) Keluarga Bapak Dahman

Bapak Dahman (64) menganut agama Budha dan Ibu

Simpen (60) menganut agama Kristen. Memang sangat

menarik perbedaan keyakinan dalam keluarga ini pastilah ada

sedikit masalah tentang perbedaan yang ada, tetapi masalah itu

bisa diatasi dengan kesadaran masing-masing. Apalagi anak-

anak mereka memeluk agama yang berbeda yaitu Islam.

sebagaimana penuturan Bapak Dahman:

“Untuk masalah keagamaan atau keyakinaan di

kluarga saya tidak di permasalahkan dan yang terpenting

dapat hidup rukun, karena saya hanya mengarahkan saja,

yang mereka bertanggung jawab atas pilihannya tersebut”.

Kemudian Ibu Simpen pun memberikan argumennya

tentang penanaman toleransi yang ada di keluargannya,

sebagaimana berikut:

“Masalah agama saya cuma mengarahkan dan

mengenalkan agama yang ada di lingkungan selebihnya

saya memberikan kebebasan untuk memilih dan anak-anak

dapat menjalankan sesuai agama yang dipilihnya, sehingga

dapat saling menerima satu sama lain tanpa pemaksaan

kehendak.”

Dalam keluarga Bapak Dahman ini terdapat 3 agama yakni

Budha, Islam, dan Kristen. Mereka tetap hidup seperti keluarga

Page 64: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

49

yang memiliki agama yang sama, masalah kepercayaan tidak

dipermasalahkan yang terpenting para anggota keluarga

menjalani agama yang dipeluknya secara semestinnya tidak

menyeleweng.

5) Keluarga Bapak Walno

Di keluarga Bapak Walno (60) beragama Islam dan Ibu

Wagini (57) beragama Kristen, agama merupakan suatu hal

yang tidak perlu dipermasalahkan dan diperebutkan. Mengenai

penentuan agama bagi anak. Bapak Walno menyerahkan

sepenuhnya kepada Ibu Wagini yang terpenting anak-anak

mereka konsekuen terhadap ajaran agama yang dipeluknya.

Sebagaimana diutarakan Bapak Walno:

“Saya masalah agama tidak dipermasalahkan yang

terpenting mereka konsekuen terhadap pilihannya,

sepenuhnya saya serahkan kepada istri dan semua agama

itu baik.”

Ibu Wagini mengutarakan pendapatnya, sebagaimana berikut:

“Untuk agama anak, suami saya menyerahkan

semuannya ke saya. Jadi ya anak saya diberikan

pengetahuan tentang agama yang ada di keluarga yakni

Islam dan Kristen. Saya yang penting hidup rukun dan

saling menerima perbedaan yang ada. Dan mereka semua

konsekuen dengan pilihan agamnnya.”

Dalam keluarga ini terlihat harmonis, bahagia dan tidak ada

beban atas perbedaan yang ada. Mereka saling menjalankan

agama dan ibadah di rumah sesuai pilihan mereka. kerukunan

Page 65: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

50

pun terjalin karena perbedaan bukan halangan untuk hidup

merupakan keindahan yang ada.

6) Keluarga Bapak Muryono

Bapak Muryono (42) beragama Budha dan Ibu

Suwarmiyati beragama Budha (39) beragama Budha,

merupakan warga asli Kemiri dan agama yang dianutnya

merupakan agama warisan. Mereka bersepakat bahwa agama

yang dipeluk oleh anak-anaknya bebas sesuai dengan pilihan

anak mereka. sebagaimana ujaran dari Bapak Muryono:

“Masalah agama saya tidak mempermasalahkan,

saya beragama Budha karena agama warisan yang

diturunkan oleh orang tua saya dulu dan disini memang asli

mayoritas beragama Budha. Untuk anak-anak, saya

memberikan kebebasan tanpa adanya paksaan untuk

memilih kepercayaan mereka dan selebihnya saya

pasrahkan kepada istri saya”.

Ibu Sumarwiyatipun memberikan pendapat tentang

penanaman nilai-nilai toleransi di keluarganya, sebagaimana

berikut:

“Saya dan suami memang beragama Budha, tetapi

saya tidak memaksakan agama yang dipeluk kepada saya

untuk diikuti oleh anak-anak saya. Yang penting kita hidup

rukun, orang tua hanya memberikan contoh yang baik

kepada anak-anaknya tanpa pemaksaan kehendak.”

Bapak Muryono mempunyai 2 orang anak yang keduanya

memeluk agama yang berbeda dari orang tua yakni, Islam.

Meskipun berbeda agama mereka tetap saling menjalankan

ibadah masing-masing sesuai ajaran yang dianutnya. Pada

Page 66: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

51

prinsipnya bisa hidup rukun dan tidak memaksakan kehendak,

maslah agama itu ususannya sama Tuhan.

7) Keluarga Bapak Riono

Keluarga Bapak Riono (64) beragama Budha dan Ibu

Parniti (59) beragama Islam, mempunyai 2 orang anak yang

juga beragama Islam dan Budha. Meskipun mereka berbeda

keyakinan, tetapi tetap bisa saling hidup rukun. Keluarga ini

tidak mempermasalhkan perbedaan yang ada yang penting

dalam masyarakat tetap bisa berbaur dan rukun. Sebagai kepala

keluarga Bapak Riono menuturkan cara penanaman nilai-nilai

toleransi yang ada di dalam keluargannya, sebagaimana

berikut:

“Saya sebagai suami dan juga kepala keluarga

bertanggung jawab atas keluarga saya dan memberikan

nafkah untuk bisa makan, tetapi masalah keyakinan itu saya

tidak mempermasalahkan yang penting mereka jujur atas

agama yang dipilihnya karena itu tanggung jawabnya

langsung kepada Tuhan. Saya hanya bisa membimbing dan

mengarahkan saja.”

Meskipun Ibu Parniti beragama Islam, beliau pun setuju

dengan pendapat suaminya, sebagaimana berikut:

“Saya sebagai istri dan ibu juga sepakat dengan

suami bahwa sebagai orangtua hanya bisa mengarahkan

dan membimbing anak-anak kami, masalah tentang

keyakinan terserah anak-anak yang terpenting mereka tetap

beribadah kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari

sejak kecil sudah saya contohkan bahwa harus bisa

menerima perbedaan yang ada, bukan mempermasalhkan

atau permusuhan, kita ini hidup berdampingan maka harus

saling menerima.”

Page 67: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

52

8) Keluarga Bapak Gunadi

Di dalam keluarga ini terdapat 2 agama yakni Budha dan

Islam. Bapak Gunadi (52) dan Ibu Walni (48) mempunyai

seorang anak. Ibu Walni seorang mualaf setelah menikah,

sedangakan Bapak Gunadi beragama Budha. Di dalam keluarga

ini memberikan kebebasan untuk memilih agama dan

mengakui perbedaan yang ada. Dalam menenamkan nilia-nilai

toleransi sebagaimana penuturan Bapak Gunadi:

“Dalam menentukan agama, saya memberikan

kebebasan kepada istri dan anak saya dan tidak ada tuntutan

harus mengikuti agama saya.”

Ibu Walni juga mengunpkan pendapatnya mengenai hal

tersebut, sebagaimana berikut:

“Saya tadinya seorang Budha, tetapi setelah

menikah saya tertarik dengan agama Islam kemudian saya

berubah menjadi Islam. Waktu dulu saya beragama Budha

karena agama warisan. Suami saya tidak

mempermasalahkan tentang kepercayaan dan memberikan

kebebasan. Yang paling penting tetap bisa hidup

berdampingan dan tidak menimbulkan konflik.”

9) Keluarga Bapak Sudah

Bapak Sudah (58) beragama Budha dan Ibu Walni

beragama Islam (58). Mengenai penentuan agama pada anak,

dalam keluarga ini diserahkan kepada Istrinya yakni Ibu Walni.

Bapak Sudah tidak mempermasalahkan tentang agama yang

dimiliki oleh anaknya, beliau percaya kepada istrinya.

Sebagaimana penuturan Bapak Sudah:

Page 68: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

53

“Saya tidak memeprmasalahkan agama yang

dipeluk oleh anak saya, yang terpenting tetap bisa hidup

dalam kerukunan. Masalah agama saya serahkan kepada

Istri saya dan saya percaya bahwa istri saya bisa

membimbing anak-anak.”

Kemudian Ibu Walni memberikan penuturan untuk

mempertegas tentang toleransi yang ada di keluarga beliau:

“Suami saya memang sudah menyerahkan untuk

memdidik anak kepada saya, maka anak saya mengikuti

agama Islam, karena sejak kecil dia tertarik dengan agama

Islam dan sering pergi ke Masjid. Dulu juga pernah

diajarkan agama Budha tetapi tidak mau ke Vihara. Tanpa

adanya unsur paksaan antara saya dan suami dan kami

saling mengerti atas perbedaan yang ada, maka kita terima

pilihan anak dan tetap bisa hidup rukun.”

Meskipun Bapak Gunadi sebagai kepala keluarga beliau

tidak mempermasalhkan perbedaan yang ada. Keluarga ini

mempunyai seorang anak yang memeluk agama Islam seperti

isterinya. Dengan perbedaan tersebut mereka saling mengerti

satu sama lain dan tetap menjaga keharmonisan dalam hidup

berkeluarga.

10) Keluarga Bapak Suparmin

Di dalam keluarga ini merupakan keluarga yang pluralisme

yakni terdapat 3 keyakinan Islam, Budha, Kristen. Bapak

Suparmin (57) beragama Budha dan Ibu Niti (53) beragama

Islam. Bapak Suparmin selalu menanamkan sikap toleransi

untuk mengakui setiap hak bahwa setiap orang mempunyai hak

yang tidak bisa dicampuri oleh siapapun, sebagaimana

penuturan beliau:

Page 69: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

54

“Pada dasarnya saya selalu berbicara bahwasannya

setiap orang berhak memilih tanpa ada paksaan, hanya saja

mengarahkan dan mengawasi apabila terjadi kesalahan

yang di luar batas. Maka itu saya memberikan kebebasan

kepada anak-anak mau memilih keyakinan yang

berkembang di masyarakat.”

Ibu Niti sebagai istri juga berusaha ikut andil dalam

menanamkan nilai-nilai toleransi pada keluarga, sebagaimana

penuturannya:

“Saya sebagai Istri juga sependapat pada suami

bahwa setiap orang memempunyai hak dan harus

menghormati atas pilihannya tersebut. Untuk maslah

kepercayaan di keluarga ini memberikan kebebasan, tetapi

anak-anak harus konsekuen terhadap pilihannya dan tetap

beribadah sesuai ajarannya masing-masing. Saya hanya

memberikan pengarahan serta pengenalan kepercayaan

yang ada.”

Meskipun di dalam keluarga ini terbilang unik karena

terdapat 3 keyakinan dalam satu rumah pasti ada perbedaan

yang dapat menimbulkan konflik. Namun setelah saya

melakukan observasi dan wawancara ternyata mereka bisa

hidup berdampingan, saling membantu, dan mengormati

keyakinan yang ada tanpa ada rasa dendam yang bisa

menimbulkan konflik. Pada dasarnya keluarga Bapak Suparmin

mengakui hak setiap orang dan memberikan kebebasan dengan

syarat tidak boleh saling musuhan.

b. Implimentasi Penanaman Toleransi pada Keluarga Beda Agama

dalam Pendidikan Islam di Desa Getas Kecamatan Kaloran

Kabupaten Temanggung.

Page 70: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

55

Pendidikan anak merupakan kewajiban dari orang tua yang

harus dilakukan sejak dini, karna masa kanak-kanak adalah masa

dimana anak harus di mulai dikenalkan tentang pendidikan yang

akan membentuk kepribdian, untuk itu orang tua harus selalu

memperhatikan perkembangan psikologi dan fisiologis anak

dengan memberikan bekal pendidikan agama agar kelak

dikemudian hari anak dapat membedakan baik dan buruk, serta

mampu menentukan langkah hidup yang terbaik. Berdasarkan hal

itu makan sangat penting adanya pendidikan agama bagi anak. Di

bawah ini akan penulis paparkan bentuk pendidikan agama pada

keluarga beda agama berdasarkan observasi dan interview sebagai

berikut:

1) Keluarga Bapak Kijan

Mempunyai 5 orang anak dimana 2 orang beragama Islam.

Di dalam keluarga ini terbina hubungan yang baik diantara

anggota keluarga, pendidikan Islam yang diterapkan dalam

keluarga Bapak Kijan berupa:

a) Akidah : Menanamkan tentang keimanan atau keyakinan

kepada Allah SWT.

b) Akhlak : Mengajarkan dan memberikan contoh kepada

anak dalam tata cara bergaul dengan baik.

Page 71: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

56

c) Ibadah : Membiasakan dan mengerjakan anak sholat ketika

tepat waktu dengan bimbingan dari orang yang

lebih tau agama Islam.

Dalam keluarga Bapak Kijan pendidikan Islam anak sangat

diperhatikan walaupun Bapak Kijan sendiri orang non muslim.

Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Kijan :

“Mengenai masalah pendidikan agama, saya dan

istri saya sangat memperhatikan karena karena pendidikan

agama bagi anak itu penting sekali.”

2) Keluarga Bapak Waliyoto

Bapak Waliyoto seorang pegawai desa sebagai kepala

dusun, sedangkan istrinya sebagai ibu rumah tangga dan petani.

Dari hasil perkawinan mempunyai 2 orang anak laki-laki

semua, salah satu anaknya beragama Islam dan beragama

Budha seperti kedua orang tuannya. Keluarga Bapak Waliyoto

juga selalu memperhatikan pendidikan agama bagi anak-

anaknya walaupun beda keyakinan. Pendidikan Islam yang

diterapkan kepada anaknya yaitu :

a) Akidah : Menanamkan tentang keimanan atau keyakinan

kepada Allah SWT.

b) Akhlak : Mengarahkan dan memberikan contoh kepada

anak dalam tata cara bergaul dengan baik dan

sesuai dengan lingkungan tinggal.

Page 72: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

57

c) Ibadah : Membiasakan anak untuk selalu melaksanakan

sholat dan ibadah lain sesuai dengan tututan

agama Islam serta mengajarkannya dengan orang

yang ahli di dalam Islam.

Dalam keluarga Bapak Waliyoto yang beragama Budha

juga memberikan perhatian agama pada anaknya. Sebagaimana

di utarakan oleh Bapak Waliyoto sebagai berikut :

“Saya juga sebagai kadus di desa ini, maka para

warga secara tidak langsung mencontoh perilaku saya.

Untuk terjaga kerukunan antar warga dan anggota keluarga

maka saya memberikan kebebasan untuk memeluk agama.

Anak saya yang beragama Islam tetap beribadah sesuai

tuntutan agama Islam dengan membiasakan sholat, puasa,

membaca kitab suci dan mendatangkan seorang ahli

beragama Islam untuk mengajari anak saya, karena saya

beragama Budha tidak tau tentang ajaran Islam.”

3) Keluarga Bapak Kirdiyanto

Bapak Waginem seorang petani dan istrinya juga petani.

Mempunyai 2 orang anak laki-laki beragama Islam dan

perempuan beragama Budha ikut agama orang tuannya.

Sebagaimana Bapak Waliyoto yang selalu memperhatikan

pentimgnya pendidikan agama, demikian pila bagi anak

walaupun beda keyakinan, demikian pula yang terjadi pada

keluarga Bapak Kirdiyanto juga selalu memperhatikan

pendidikan agama bagi anak-anaknya. Pendidikan Islam yang

diterapkan kepada anak yaitu:

Page 73: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

58

a) Akidah : Menanamkan tentang keimanan dan keyakinan

kepada Allah SWT.

b) Akhlak : Mengarahkan dan memberikan contoh kepada

anak dalam tata cara bergaul dengan baik dan

sesuai dengan lingkungan tinggal.

c) Ibadah : Membiasakan anak untuk selalu melaksanakan

sholat dan ibadah lain sesuai dengan tututan

agama Islam serta mengajarkannya dengan orang

yang ahli di dalam Islam.

Dalam keluarga Bapak Waginem yang beragama Budha

juga memberikan perhatian agama pada anaknya. Sebagaimana

di utarakan oleh Bapak Waginem sebagai berikut :

“Saya memberikan kebebasan untuk memeluk

agama. Anak saya yang beragama Islam tetap beribadah

sesuai tuntutan agama Islam dengan membiasakan sholat,

membaca kitab suci tiap hari menjelang petang dan

mendatangkan seorang ahli beragama Islam untuk

mengajari anak saya, karena saya beragama Budha tidak

tau tentang ajaran Islam.”

4) Keluarga Bapak Dahman

Bapak Dahman mempunyai 3 orang anak dimana mereka

memeluk agama Islam semua. Padahal keluarga ini

berlatarbelakang Budha dan Kristen. Di dalam keluarga ini

terbina hubungan yang baik diantara anggota keluarga serta

tetap harmonis, pendidikan Islam yang diterapkan dalam

keluarga Bapak Dahman berupa:

Page 74: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

59

a) Akidah : Menanamkan tentang keimanan atau keyakinan

kepada Allah SWT.

b) Akhlak : Mengajarkan dan memberikan contoh kepada

anak dalam tata cara bergaul dengan baik,

menghormati perbedaan yang ada.

c) Ibadah : Membiasakan dan mengerjakan anak sholat ketika

tepat waktu dan ajaran yang ada di Islam dengan

bimbingan dari orang yang lebih tau agama Islam.

Dalam keluarga Bapak Dahman pendidikan Islam anak

sangat diperhatikan walaupun Bapak Dahman sendiri orang

non muslim. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak

Dahman :

“Mengenai masalah pendidikan agama, saya dan

istri saya sangat memperhatikan karena karena pendidikan

agama bagi anak itu penting sekali dan hubugannya dengan

Yang Kuasa.”

5) Keluarga Bapak Walno

Pernikahan Bapak Walno dengan Ibu Simpen dikaruniai 2

orang anak perempuan dan laki-laki. Pendidikan keagamaan di

berikan sejak kecil tentang agama yang ada di dalam keluarga

yaitu agama Islam dan Krsiten. Pendidikan Islam yang

diberikan meliputi:

a) Akidah : Mengenalkan tentang Tuhan serta rukun iman,

rukun Islam dan menjalankan kewajiban sholat,

puasa dan lain-lain.

Page 75: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

60

b) Akhlak : Patuh dan menghormati orang tua dan orang lain

yang seagama maupun berbeda agama.

c) Ibadah : Sholat tepat waktu, membaca kitab suci dan belajar

ngaji di TPA.

Dalam keluarga Bapak Dahman pendidikan Islam anak

sangat diperhatikan walaupun Bapak Dahman sendiri orang

non muslim. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak

Dahman :

“Mengenai masalah pendidikan agama, saya dan

istri saya sangat memperhatikan karena karena pendidikan

agama bagi anak itu penting sekali dan hubugannya dengan

Yang Kuasa.”

6) Keluarga Bapak Muryono

Bapak Muryono mempunyai 2 orang anak dimana mereka

memeluk agama Islam semua. Padahal keluarga ini

berlatarbelakang agama Budha. Di dalam keluarga ini terbina

hubungan yang baik diantara anggota keluarga serta tetap

harmonis, meskipun anak-anak mereka tidak ada yang

mengikuti keyakinan orang tua, namun pendidikan Islam tetap

diterapkan dalam keluarga Bapak Muryono berupa:

a) Akidah : Menanamkan, mengenalkan tentang keimanan

atau keyakinan kepada Allah SWT.

b) Akhlak : Mengajarkan dan memberikan contoh kepada

anak dalam tata cara bergaul dengan baik,

menghormati perbedaan yang ada.

Page 76: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

61

c) Ibadah : Membiasakan dan mengerjakan anak sholat ketika

tepat waktu dan ajaran yang ada di Islam dengan

bimbingan dari orang yang lebih tau agama Islam.

Dalam keluarga Bapak Muryono pendidikan Islam anak

sangat diperhatikan walaupun Bapak Dahman dan istrinya

sendiri orang non muslim dan . Hal ini berdasarkan wawancara

dengan Bapak Dahman :

“Mengenai masalah pendidikan agama, saya dan

istri saya sangat memperhatikan karena karena pendidikan

agama bagi anak itu penting sekali dan hubugannya dengan

Tuhan, dan tau siapa yang wajib di sembah di dunia ini.”

7) Keluarga Bapak Riyono

Dalam pendidikan anak mereka sepakat untuk saling

memberikan pengajaran keagamaan sesuai dengan kepercayaan

masing-masing kepada anaknya. Maslah nanti mau memilih

agama yang mana terserah yang terpenting sudah punya

pondasi atau pengetahuan tentang ketuhanan. Pendidikan Islam

yang diberikn:

a) Akidah: Pengetahuan tentang tauhid yaitu keimanan kepada

Allah.

b) Akhlak: Bersikap sopan dan menghormati sesama manusia.

c) Ibadah: Melaksanakan sholat 5 waktu, membaca kitab suci

setiap hari, puasa dan menjalankan ibadah yang

sesuai dengan ajaran Islam

Page 77: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

62

Sesuai dengan pernyataan Ibu Parniti karena beliau juga

beragama Islam, maka kalau tentang masalah keagamaan tidak

boleh menyepelakan harus konsekuen tentang agama yang

dipilih dan saya juga mengajarkan tentang agama Islam kepada

anak saya. Seperti pernyataan beliau berikut:

“Menurut saya semua agama itu baik dan penting

untuk diketahuai oleh anak-anak, tapi berhubung saya

sebagai orang Islam maka yang penting adalah pendidikan

tauhid, kewajiban melaksanakan rukun Iman dan Islam

seperti sholat 5 waktu, membeca kitab suci dan puasa.

Yang penting konsekuen tidak menyepelekan masalah

ibadah.”

8) Keluarga Bapak Gunadi

Keluarga ini mempunyai seorang anak yang beragama

Islam, mengikuti Istri beliau yang beragama Islam. Karena

anak lebih tertarik ke Islam. Maka Ibu Walmi mengenalkan

tetatang Islam sejak kecil kepada anaknya. Ibu dan anak ini

sama-sama mempelajari agama Islam. Pendidikan Islam yang

diterapkan anatara laian:

a) Akidah : Diberikan pendidikan Islam pada anak dan

mengajarkan tentang pentingnya berbakti kepada

orang tua dan berakhlakul karimah tehadap

siapapun.

b) Akhlak : Memberikan contoh berperilaku yang baik.

Menghormati orang yang lebih tua dan bersikap

snatun terhadap teman sebaya.

Page 78: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

63

c) Ibadah : Melaksanakan sholat 5 waktu, membaca kitab suci,

ikut acara keagamaan Islam seperti yasinan

pengajian dll.

Di dalam keluarga Bapak Gunadi ini terjalin suatu

hubungan yang harmonis daintara anggota keluarga. Orang tua

memberikan perhatian terhadap pendidikan Islam pada

anaknya, adanya sikap saling menghormati, dukungan anak

untuk melaksnakan ibadahnya. Hai ini sesuai penuturan Bapak

Gunadi:

“Kebahagiaan dalam keluarga merupakan idaman

semua orang, perbedaan bukan berarti penghalang untuk

mencapai kebagiaan tersebut tersebut. Untuk anak-anak,

saya memberikan kebebasan dalam beragama karna saya

percaya mereka dapat bertanggung jawab atas kepercayaan

tersebut.”

9) Keluarga Bapak Sudah

Bapak Sudah seorang beragama Budha, sedangkan istrinya

beragama Islam. Mempunyai seorang anak yang beragama Isla,

mengikuti Istrinya. Karena anak lebih dekat dengn Ibunya,

maka sejak kecil diberi pengetahuan tentang Islam. Pendidikan

Islam yang diterapkan diterapkan anatara lain:

a) Akidah : Menanamkan, mengenalkan tentang keimanan

atau keyakinan kepada Allah SWT, mengajarkan

tentang pentingnya berbakti kepada orang tua dan

berakhlakul karimah tehadap siapapun.

Page 79: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

64

b) Akhlak : Memberikan contoh berperilaku yang baik.

Menghormati orang yang lebih tua dan bersikap

snatun terhadap teman sebaya.

c) Ibadah : Melaksanakan sholat 5 waktu, membaca kitab suci,

puasa sunnah, ikut acara keagamaan Islam seperti

yasinan pengajian dll.

Di dalam keluarga Bapak Sudah ini terjalin suatu hubungan

yang harmonis daintara anggota keluarga. Orang tua

memberikan perhatian terhadap pendidikan Islam pada

anaknya, adanya sikap saling menghormati, dukungan anak

untuk melaksnakan ibadahnya. Hai ini sesuai penuturan Bapak

Sudah:

“Perbedaan bukan berarti penghalang untuk

mencapai kebagiaan. Bagi keluarga kami perbedaan

keyakinan bisa untuk saling melengkapi dalam keluarga

untuk mencapai keharmonisan hidup.Untuk anak-anak,

saya memberikan kebebasan dalam beragama karna saya

percaya mereka dan tidak meninggalkan kewajibannya

untuk beribadah.”

10) Keluarga Bapak Suparmin

Bapak Suparmin mempunyai 3 orang anak dimana mereka

memeluk agama Islam, Budha dan Kristen. Di dalam keluarga

ini terbina hubungan yang baik diantara anggota keluarga serta

tetap harmonis, pendidikan Islam yang diterapkan dalam

keluarga Bapak Suparmin berupa:

Page 80: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

65

a) Akidah : Menanamkan tentang keimanan atau keyakinan

kepada Allah SWT.

b) Akhlak : Mengajarkan dan memberikan contoh kepada

anak dalam tata cara bergaul dengan baik,

menghormati perbedaan yang ada.

c) Ibadah : Membiasakan dan mengerjakan anak sholat ketika

tepat waktu dan ajaran yang ada di Islam dengan

bimbingan dari orang yang lebih tau agama Islam.

Dalam keluarga Bapak Suparmin pendidikan Islam anak

sangat diperhatikan walaupun Bapak Suparmin sendiri orang

non muslim. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak

Suparmin:

“Mengenai masalah pendidikan agama, saya dan

istri saya sangat memperhatikan karena karena pendidikan

agama bagi anak itu penting sekali dan hubugannya dengan

Yang Kuasa.”

c. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman nilai-

nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan

Kaloran Kabupaten Temanggung

Dalam penanaman nilai-nilai toleransi pada anak dalam

keluarga beda agama akan berhasil apabila terdapat faktor

pendukung dalam keluarga. Berikut adalah faktor pendukung

dalam penanaman nilai-nilai toleransi pada anak dan keluarga:

Page 81: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

66

1) Kesadaran Beragama Tiap Individu

Bahwa pada dasarnya dalam hidup di masyarakat yang

multikultural diperlukan adanya kesadaran tiap individu untuk

bertoleransi, mereka saling tolong menolong, empati bukan

saja di dalam keluarga juga di dalam masyarakat. Di dalam

keluarga merupakan pembentuk karakter anak atau individu

untuk menghormati terhadap sesama. Menurut Keluarga I

berungkapan sebagai berikut:

“Faktor pendukung dalam bertoleransi agar terjaga

harus ada kesadaran tiap individu bahwa keberagaman

merupakan rahmat dan karunia Tuhan dan kita dapat

menikmati dengan cara hidup rukun.”

Kemudian pendapat dari keluaraga II, IV, V, VII juga

berpendapat bahwa:

“Kesadaran beragama tiap individu itu perlu agar

tercipta hidup rukun, dalam masalah sehari-hari memang

harus saling menolong, mengerti dan membantu itu

urusannya dengan sesama, sedangankan dengan yang

Kuasa itu nomer satu tentang ibadah, sehingga tidak boleh

mencapuri urusan tentang keyakinan.”

2) Sejarah Sosial

Tanpa dipungkiri lagi bahwa aspek sejarah ikut andil dalam

mendukung toleransi. Bahwasannya sudah tercipta dari zaman

dulu kehidupan yang rukun dalam masyarakat yang pluralisme.

Sejarah sosial yang sudah dari zaman dulu tertanam saling

toleransi antar umat beragama, yang berpengaruh pola pikir

sehari hari bahwa perbedaan agama tidak menjadi masalah

Page 82: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

67

bahkan tidak pernah dipermasalahkan. Entah itu daalm

kehidupan berkeluarga, kelompok maupun masyarakat.

Alasannya agama itu urusan pribadi orang itu sendiri dan

Tuhannya. Sesuai dengan pendapat keluarga II, V, VII, VIII,

IX dan X sebagai berikut:

“Faktor pendukung adanya toleransi dalam

berkeluarga maupun bermasyarakat telah terjadi sejak

zaman dulu dengan dicontohkan oleh orang-orang yang

tinggal di Dusun Kemiri ini, bahwa mereka saling rukun

tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Agama bukan

alasan sebagai pemecah kerukunan, karena hidup ini

mempunyai tujuan yang sama yaitu beriman kepada Tuhan,

tetapi dengan jalan yang berbeda”.

Menurut pendapat keluarga I dan IV mengugkapkan

sebagai berikut:

“Penanaman sikap toleransi sudah ada dari nenek

moyang dulu, kami hanya meneruskan apa yang di

contohkan orang tua dulu. Memang tanpa dipungkiri lagi

bahwa sejarah sosial mendukung adanya toleransi tiap

individu, yang terpenting tidak mencampuri urusan pribadi

dan menjalankan sesuai petunjuk Tuhan.”

3) Menghargai Kemajemukan (Pluralitas)

Faktor utama yang paling pokok adalah menghargai

keberagaman yang ada di lingkungan sekitar. Kemajemukan

tersebut sebagai anugerah dari yang Kuasa. Setiap individu

mengedepankan rasa kasih sayang, rasa menerima perbedaan,

rasa memafaakan. Intensitas kerjasama antar pemeluk agama

adalah ini menjadi penting karena dengan demikian akan

muncul suatu kesadaran bahwa dari keberagamaan agama

Page 83: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

68

dapat muncul suatu manfaat yang sangat besar dalam

kerjasama. Sebagai contoh, masyarakat bersedia jika diundang

dalam acara pernikahan, gotong-royong, perayaan keagamaan

atau lainnya yang diselenggarakan oleh pemeluk agama lain.

mereka bahkan siap memberi bantuan baik dari segi materi

maupun tenaga. Menurut keluarga I, III, V, dan IX menyatakan

sebagai berikut:

“Kerukunan antar anggota keluarga dan individu

dapat terjaga dengan memiliki rasa saling mengasihi, saling

memaafkan, saling menerima perbedaan yang ada. Hidup di

dunia ini memiliki tujuan yang sama yakni masuk surga

dengan mengamalkan dan mengerjakan kebaikan menurut

ajaran Tuhan, memang jalan yang ditempuh berbeda-beda.”

Kemudian diperkuat oleh pendapat yang diungkapkan oleh

keluarga III, VII dan X sebagai berikut:

“Bila ada acara perayaan nikahan atau perayaan

keagamaan dan acara lain, kami ikut berpartisipasi dan

saling kerjasama sesama individu baik segi materi maupun

tenaga. Terutama terjaga rasa kebersamaan dan

kententraman antar individu.”

4) Dukungan Pemerintah dalam Membangun Kehidupan

Beragama

Pemerintah merupakan ujung tombak dalam pengendalian

semua sistem yang berjalan di masyarakat. Kestabilan sosial

dan keamanan warga adalah tugas pokok dalam pemerintahan.

Sebagaimana yang terlaksana di Dusun Kemiri, pemerintah

setempat bekerja ekstra dalam upaya membangun kerukunan

ditengah-tengah warganya yang beragam baik etnis maupun

Page 84: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

69

agamanya. Meskipun di Dusun Kemiri yang memangku jabatan

mayoritas beragama Budha tetapi apabila ada masalah tidak

memandang keyakinan. Pada satu bulan sekali diadakan acara

pertemuan antar tokoh agama dimana pemerintah

mensosialisasikan pentingnya kerukunan antar etnis maupun

agama, dan kebijakan-kebijakan atau peraturan pemerintah

pusat terkait dengan penciptaan kerukunan antar umat

beragama secara keseluruhan.

Sesuai dengan ungkapan semua warga Dusun Kemiri, dan

aparatur masyarakat Bapak Walno sebagai Kadus sebagai

berikut:

“Sebagaimana yang terlaksana di Dusun Kemiri,

pemerintah setempat bekerja ekstra dalam upaya

membangun kerukunan ditengah-tengah warganya yang

beragam baik etnis maupun agamanya. Meskipun di Dusun

Kemiri yang memangku jabatan mayoritas beragama Budha

tetapi apabila ada masalah tidak memandang keyakinan.

Pada satu bulan sekali diadakan acara pertemuan antar

tokoh agama dimana pemerintah mensosialisasikan

pentingnya kerukunan antar etnis maupun agama, dan

kebijakan-kebijakan atau peraturan pemerintah pusat terkait

dengan penciptaan kerukunan antar umat beragama secara

keseluruhan. Tokoh agama sebagai tombak pemersatu dan

kedaiman, karena sebagai pemimpin umat.”

Page 85: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

70

Adapun faktor penghambat dalam penanaman nilai-nilai

toleransi pada keluarga beda agama antaralain:

a. Sikap Fanatik

Pada dasarnya manusia itu memiliki akal dan ego sebagai

pembeda dengan makhluk yang lain. Tergantung individu yang

mengolah dan menggunakan fikiran dan perasaan. Akal

digunakan untuk berfikir rasional tidak mengedepankan ego.

Keduannya harus diiringi bersamaan. Tetapi sering kali

manusia lebih mengedepankan egonya tidak berfikir secara

rasional. Di Dusun Kemiri menjadi faktor penghambat dalam

penanaman toleransi ini adalah sifat fanatik. Sifat fanatik ini

tidak mau menerima atau tetap berpegang teguh dengan

pemahamannya dan pengetahuan. Seperti bahwa agama yang

paling penting adalah agama A dan mengangap agama yang

lain tidak benar. Memang hidup ini harus memiliki pendirian

agar tidak mudah terpengaruh dan menerima mentah-mentah

apa yang ada di lingkungan sekitar harus dicerna dan diteliti

dahulu kebenarannnya. Tetapi sifat terlalu fanatik juga tidak

bagus. Seperti yang diungkapkan oleh Keluarga I dan VI

sebagai berikut:

Page 86: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

71

“Faktor yang menjadi penghambat dalam

bertoleransi adalah sikap kolot yang tidak mau menerima

perubahan ataupun sesuatu yang berbeda dengan diri

sendiri. Dengan sikap kolot tersebut menimbulkan sifat

fanatik yang berlebihan. Fanatik tersebut kencintaan yang

mendalam dan mendukung dengan sepenuh jiwa dan raga

terhadap apa yang dianggap benar.”

b. Pemikirannya Sempit atau Minimnya Pengetahuan Keagamaan

Penghambat pemikiran yang sempit yang beranggapan

bahwa beda agama itu beda. Minimnya pendidikan tentang

keagamaan oleh tiap-tiap agama di Dusun Kemiri bagi individu

menjadikan penghambat terciptanya toleransi dan kerukunan

agama secara keseluruhan. Banyak diantara individu dalam

keluarga yang belajar keagamaan di luar Dusun Kemiri ataupun

mendatangkan orang dari luar dusun untuk datang kerumah

masing-masing warga. Dan bahkan hanya pengetahuan

keagamaan apa adanya yang diperoleh dalam kesehariannya di

lingkungan keluarga maupun masyarakat setempat. Sesuai

dengan yang diungkapkan oleh hampir semua keluarga yang

berbeda agama antara orang tua dan anaknya seperti keluarga I,

II, III, IV, VI, VII, VIII, dan X mengungkapkan sebagai

berikut:

“Orang tua dalam mendidik keagamaan yang ada

dikeluarga dengan mendatangkan orang luar dusun untuk

mengajar di rumah karena disebabkan oleh minimnya

pengetahuan yang diperoleh orang tua dan berbeda ajaran

yang diyakininya. Di Dusun juga ada pendidikan agama

terutama Islam dengan TPA di sore hari bertempat di

masjid al-Huda, setelah maghrib juga mengaji di tempat

pak Solihin. Pengajian rutin setiap hari Minggu Legi.”

Page 87: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

72

A. Analisis

Setelah peneliti melakukan mengumpulkan data dari hasil

penelitian yang diperoleh dari interveuw/wawancara, observasi, dan

dokumentasi maka selanjutnya peneliti melakukan analisis data untuk

menjelaskan lebih lanjut dari hasil penelitian.

Sesuai dengan analisis data yang dipilih oleh peneliti, yaitu peneliti

menggunakan deskriptif dengan menganalisis data yang telah peneliti

kumpulkan melalui interview/wawancara, observasi, dan dokumentasi

selama peneliti mengadakan penelitian dengan keluarga beda agama di

Desa Getas tersebut.

Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh penelitian, selanjutnya

akan dianalisis oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian dan dengan

mengacu pada rumusan masalah. Di bawah ini adalah hasil dari analisis

peneliti, yaitu:

1. Penanaman Nilai-Nilai Toleransi pada Keluarga Beda Agama di Desa

Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

Sebagimana yang diungkapkan Al-Munawar (2003: 16)

perwujudan toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama

direalistisasikan dengan cara, pertama, setiap penganut agama

mengakui eksistensi agama-agama lain dan menghormati segala hak

asasi penganutnya. Kedua, dalam pergaulan bermasyarakat maupu

Page 88: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

73

berkeluar ga, setiap golongan umat beragama menampakkan sikap

saling mengerti, menghormati, dan menghargai.

Toleransi agama dalam sebuah keluarga yang mempunyai

keyakinan berbeda beda pada intinya mampu menerima segala

keputusan yang berikan oleh setiap individu anggota keluarga

berkaitan dengan pilihan agama yang dia pilih dan mampu menerima

segala bentuk perbedaan dalam hubungan manusia dengan sang

pencipta dan mampu hidup rukun berdampingan satu sama lain karena

hakikatnya ibadah itu merupakan sebuah interaksi hubungan antara

individu manusia dengan dengan tuhan sehingga saling menghargai

dan menghormati itu merupakan kewajiban yang harus di jalankan

oleh semua anggota keluarga,orang tua hanya dapat memberikan saran

dan bentuk pembelajaran yang baik terhadap anak pendidikan yang

mampu di terima oleh agama secara umum,dan yang tidak

bertentangan dengan nilai nilai dan norma yang ada baik di dalam

keluarga maupun masyarakat setempat.

Agama yang merupakan hak personal manusia dalam hal ini hak

asasi manusi sudah seharusnya kita mampu membuka pemikiran kita

dalam melihat sebuah perbedaan dalam keyakinan jangan sampe

adanya sebuah perbedaan membuat keharmonisan sebuah keluarga

terganggu justru adanya sebuah perbedaan di harapkan menguatkan

keharmonisan dalam keluarga yang mampu melengkapi kelebihan dan

kekurangan masing masing.

Page 89: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

74

Mangacu pada semboyang bangsa indonesia Bineka Tunggal Ika

yang di ambil dari filosofi dan histori kehidupan masyarakat indonesia

di zaman dulu silam bahwasanya perbedaan telah ada di bangsa ini

sebelum negara ini terbentuk untuk itu saling menghormati dan

menghargai satu sama lain sudah selayaknya kita junjung tinggi untuk

terciptanya sebuah kedamaian dan kerukunan hidup bersama.

Maka kerukunan dan kedamain hidup berkeluarga maupun

bermasyarakat bisa menjadi parameter keberhasilan seseorang dalam

menjalankan sebuah sikap toleransi. Adanya sebuah konflik tanpa

adanya sebuah kerukunan dan kedamaian itu merupakan sebuah

indikasi bahwasanya sikap toleransi di dalam sebuah keluarga tidak

berjalan dengan baik.

Adapun bentuk penanaman nilai nilai toleransi dalam sebuah

agama yang memiliki beda keyakinan di Dusun Kemiri, Kecamatan

Kaloran, Kabupaten Temanggung antara lain:

a. Memberikan sebuah pemikiran bahwasanya setiap anggota bebas

memilih keyakinan yang di anut selama keyakinan tersebut tidak

mengakibatkan sebuah permusuhan antara anggota keluarga.

b. Tidak melakukan sebuah bentuk paksaaan terhadap anggota

keluarga untuk memilih keyakinan tertentu karena hakikatnya

bahwa agama itu hubungan personal manusia dengan tuhan

Page 90: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

75

sehingga tidak boleh mengintervensi pemikiran supaya mau

memilih keyakinan tertentu.

c. Selalu mengutamakan kedamain dan ketentraman anggota keluarga

orang tan hanya memperkenalkan agama yang dianut orang tua

namun tetap tidak memberikan sebuah paksaan untuk memilihnya

agama yang telah di perkenalkan.

d. Memberikan sebuah kebebasan tanpa adanya sebuah paksaan tiap

anggota keluarga untuk memilih keyakinan sesuai dengan hati

nuraninya masing masing.

e. Memposisikan diri kita bahwasanya orang tua sebagai pembimbing

anak anak namun untuk masalah keyakinan menyerahkan

semuanya kepada anak untuk agama yang akan di anut.

f. Memberikan sebuah pemahaman kepada anggota keluarga untuk

selalu menghormati dan menghargai sebuah bentuk perbedaan atas

kepercayaan yang di anut masing-masing anggota keluarga.

2. Implementasi Penanaman Toleransi pada Keluarga Beda Agama dalam

Pendidikan Islam di Desa Getas Kecamatan Kaloran .Kabupaten

Temanggung

a. Akidah

Menurut Kaelany (2009: 65) berpendapat bahwa akidah

adalah suatu istilah untuk menyatakan kepercayaan atau keimanan

yang teguh serta kuat dari seorang mukmin yang telah

mengikatkan diri kepada Sang Pencipta. Makna dari keimanan

Page 91: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

76

kepada Allah adalah sesuatu yang berintikan tauhid, yaitu berupa

suatu kepercayaan, pernyataan, sikap mengesakan Allah, dan

mengesampingkan penyembahan selain Allah.

Berdasarkan teori tentang pendidikan Islam dalam bidang

akidah di keluarga beda agama mengajarkan pendidikan akhlak

pada anak dengan cara menanamkan tauhid berupa kalimat

syahadat sebagai bukti keislaman, menanamkan keimanan,

mempelajari pendidikan Islam pada anak dan mengajarkan tentang

pentingnya berbakti pada orang tua serta berakhlakul karimah.

Sesuai yang diungkapkan keluarga I bahwa pendidikan

akidah menanamkan tentang keimanan dan keyakinan kepada

Allah SWT, keluarga V mengajarkan pendidikan akidah dengan

mengenalkan tentang Tuhan serta rukun iman, rukun Islam, dan

menjalankan kewajiban sholat, puasa.dan hal-hal yang berkaitan

dengan keyakinan, keluarga VIII memberikan pendidikan akidah

dengan cara pemberian pendidikan Islam pada anak dan

mengajarkan tentang pentingnya berbakti kepada orang tua dan

berakhlakul karimah terhadap siapapun.

Page 92: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

77

b. Akhlak

Dalam rangka menyelamatkan dan memperkokoh

penanaman akhlak untuk anak. Anak harus dilengkapi dengan

pendidikan akhlak yang memadai. Sebelum dikenalkan kepada

anak-anak sebaiknya penerapan pendidikan akhlak bukan hanya

pengenalan tentang teori-teori tata krama atau akhlak saja tetapi

juga praktek-praktek tata krama yang mereka tiru dan teladani.

Keluarga beda agama mengajarkan pendidikan akhlak pada

anak dengan cara mengajarkan tata cara bergaul yang baik,

kesopanan, keserdehanaan, dan membiasaan untuk menjauhkan

perbuatan yang tercela. Dilihat dari hasil observasi dan wawancara

diatas keluarga beda agama dalam menanamkan nilai-nilai akhlak

terhadap anaknya juga mementingkan aspek pendidikan akhlak

yang memadai.

Sesuai yang diungkapkan keluarga I bahwa pendidikan

akhlak dilakukan dengan mengajarkan dan memberikan contoh

kepada anak dalam tata cara bergaul yang baik, sedangkan

keluarga VII pendidikan akhlak dilakukan dengan bersikap sopan

dan menghormati sesama manusia, dan keluarga VIII memberikan

contoh berperilaku yang baik, menghormati oarang yang tua dan

bersikap santun terhadap teman sebaya.

Page 93: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

78

c. Ibadah

Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang

dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan,

yang zhahir maupun yang bathin. Ibadah inilah yang menjadi

tujuan penciptaan manusia sesuai firman Allah dalam surah adz-

Dzariyat ayat 56-58:

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak

menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku tidak

menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.

Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang

mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.

Allah memberitahu bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia

adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah

SWT. Dan Allah tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi

merekalah yang membutuhkannya, karena ketergantungan mereka

kepada Allah, barang siapa yang menolak beribadah kepada Allah,

maka ia sombong. Siapa yang beribadah kepada Allah tetapi

dengan selain apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia adalah

mubta‟di. Dan barangsiapa yang beribadah kepada-Nya hanya apa

Page 94: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

79

yang disyari’atnya , maka ia adalah mukmin muwahiddin.Ibadah ini

diantara lain shalat, zakat, puasa dan haji.

Di Desa Getas cara orang tua dalam menanamkan ibadah

Islam pada keluarga beda agama melaksanakan sholat 5 waktu,

membaca kitab suci, mengaji di TPA, pengajian keagamaan,

kegiatan yasinan, serta ibadah-ibadah sesuai syari’at Islam.

Sebagaimana yang ibadah yang diajarkan di keluarga II

membiasakan anak untuk selalu melaksanakan sholat dan ibadah

lain sesuai dengan tututan agama Islam serta mengajarkannya

dengan orang yang ahli di dalam Islam, keluarga V dengan sholat

tepat waktu, membaca kitab suci dan belajar ngaji di TPA,

keluarga IX dengan melaksanakan sholat 5 waktu, membaca kitab

suci, puasa sunnah, ikut acara keagamaan Islam seperti yasinan

pengajian dll.

3. Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Penanaman Nilai-

Kaloran Kabupaten Temanggung.

a. Kesadaran Beragama Tiap Individu

Kesadaran orang untuk beragama merupakan kemantapan

jiwa seseorang untuk memberikan gambaran tentang bagaimana

sikap keberagamaan mereka. Pada kondisi ini, sikap keberagamaan

orang sulit untuk diubah, karena sudah berdasarkan pertimbangan

dan pemikiran yang matang. Kesadaran akan norma-norma agama

berarti individu menghayati, menginternalisasi, pengolahan dan

Page 95: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

80

mengintegrasikan norma tersebut kedalam diri pribadinya.

Penggambaran tentang kemantapan kesadaran beragama atau

religius tidak dapat terlepas dari kriteria kematangan kepribadian.

Kesadaran beragama yang mantap hanya terdapat pada orang yang

memiliki kepribadian yang matang, akan tetapi kepribadian yang

matang belum tentu disertai dengan kesadaran beragama yang

mantap.

Bahwa pada dasarnya dalam hidup di masyarakat yang

multikultural diperlukan adanya kesadaran tiap individu untuk

bertoleransi, mereka saling tolong menolong, empati bukan saja di

dalam keluarga juga di dalam masyarakat. Di dalam keluarga

merupakan pembentuk karakter anak atau individu untuk

menghormati terhadap sesama.

b. Sejarah Sosial

Tanpa dipungkiri lagi bahwa aspek sejarah ikut andil dalam

mendukung toleransi. Bahwasannya sudah tercipta dari zaman dulu

kehidupan yang rukun dalam masyarakat yang pluralisme. Sejarah

sosial yang sudah dari zaman dulu tertanam saling toleransi antar

umat beragama, yang berpengaruh pola pikir sehari hari bahwa

perbedaan agama tidak menjadi masalah bahkan tidak pernah

dipermasalahkan. Entah itu dalam kehidupan berkeluarga,

kelompok maupun masyarakat. Alasannya agama itu urusan

pribadi orang itu sendiri dan Tuhannya.

Page 96: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

81

c. Menghargai Kemajemukan

Dengan adanya sikap menghargai kemajemukan menjadi

hal yang penting karena dapat memicu terjalinnya persatuan antar

individu. Kemajemukan sebagai ciri khas bangsa yang harus

diterima semua kalangan tanpa terkecuali. Tanpa disadari bahwa

dengan cara menghargai kemajemukan atau keberagaman dapat

terhindar terjadinya konflik. Sehingga dengan mudah rasa toleransi

tersebut muncul tanpa ada paksaan.

Faktor utama yang paling pokok adalah menghargai

keberagaman yang ada di lingkungan sekitar. Kemajemukan

tersebut sebagai anugerah dari yang Kuasa. Setiap individu

mengedepankan rasa kasih sayang, rasa menerima perbedaan, rasa

memafaakan. Intensitas kerjasama antar pemeluk agama adalah ini

menjadi penting karena dengan demikian akan muncul suatu

kesadaran bahwa dari keberagamaan agama dapat muncul suatu

manfaat yang sangat besar dalam kerjasama. Sebagai contoh,

masyarakat bersedia jika diundang dalam acara pernikahan,

gotong-royong, perayaan keagamaan atau lainnya yang

diselenggarakan oleh pemeluk agama lain. mereka bahkan siap

memberi bantuan baik dari segi materi maupun tenaga.

Page 97: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

82

d. Dukungan Pemerintah dalam Membangun Kehidupan Beragama

Pemerintah merupakan ujung tombak dalam pengendalian

semua sistem yang berjalan di masyarakat. Kestabilan sosial dan

keamanan warga adalah tugas pokok dalam pemerintahan.

Sebagaimana yang terlaksana di Desa Getas, pemerintah setempat

bekerja ekstra dalam upaya membangun kerukunan ditengah-

tengah warganya yang beragam baik etnis maupun agamanya.

Meskipun di Dusun Kemiri yang memangku jabatan mayoritas

beragama Budha tetapi apabila ada masalah tidak memandang

keyakinan. Pada satu bulan sekali diadakan acara pertemuan antar

tokoh agama dimana pemerintah mensosialisasikan pentingnya

kerukunan antar etnis maupun agama, dan kebijakan-kebijakan

atau peraturan pemerintah pusat terkait dengan penciptaan

kerukunan antar umat beragama secara keseluruhan.

Faktor-faktor penghambat dalam penanaman nilai-nilai

toleransi pada keluarga beda agama antara lain:

a. Sikap Fanatik

Pada dasarnya manusia itu memiliki akal dan ego sebagai

pembeda dengan makhluk yang lain. Tergantung individu yang

mengolah dan menggunakan fikiran dan perasaan. Akal digunakan

untuk berfikir rasional tidak mengedepankan ego. Keduannya harus

Page 98: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

83

diiringi bersamaan. Tetapi sering kali manusia lebih

mengedepankan egonya tidak berfikir secara rasional. Di Dusun

Kemiri menjadi faktor penghambat dalam penanaman toleransi ini

adalah sifat fanatik. Sifat fanatik ini tidak mau menerima atau tetap

berpegang teguh dengan pemahamannya dan pengetahuan. Seperti

bahwa agama yang paling penting adalah agama A dan mengangap

agama yang lain tidak benar. Memang hidup ini harus memiliki

pendirian agar tidak mudah terpengaruh dan menerima mentah-

mentah apa yang ada di lingkungan sekitar harus dicerna dan

diteliti dahulu kebenarannnya. Tetapi sifat terlalu fanatik juga tidak

bagus.

b. Pemikiran Sempit atau Minimnya Pengetahuan Keberagamaan

Penghambat pemikiran yang sempit yang beranggapan

bahwa beda agama itu beda. Minimnya pendidikan tentang

keagamaan oleh tiap-tiap agama di Dusun Kemiri bagi individu

menjadikan penghambat terciptanya toleransi dan kerukunan

agama secara keseluruhan. Banyak diantara individu dalam

keluarga yang belajar keagamaan di luar Dusun Kemiri Desa Getas

ataupun mendatangkan orang dari luar dusun untuk datang

kerumah masing-masing warga. Dan bahkan hanya pengetahuan

keagamaan apa adanya yang diperoleh dalam kesehariannya di

lingkungan keluarga maupun masyarakat setempat.

Page 99: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan pembahasan-pembahasan tersebut di

atas mengenai Penanaman Nilai-Nilai Toleransi pada Keluarga Beda

Agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, maka

dapat penulis menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa

Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung adalah: (a)

memberikan sebuah pemikiran bahwa setiap anggota bebas memilih

keyakinan yang dianut selama tidak mengakibatkan permusuhan antar

anggota keluarga, (b) tidak melakukan paksaaan terhadap anggota

keluarga untuk memilih keyakinan, (c) selalu mengutamakan

kedamain dan ketentraman anggota keluarga dan memperkenalkan

agama yang dianut orang tua tanpa melakukan paksaan untuk

meyakininya, (d) memberikan sebuah kebebasan tanpa adanya sebuah

paksaan tiap anggota keluarga untuk memilih keyakinan sesuai hati

nuraninya, (e) memposisikan diri bahwa orang tua sebagai

pembimbing anak-anak, namun masalah keyakinan menyerahkan

semuanya kepada anak, (f) memberikan sebuah pemahaman kepada

anggota keluarga untuk selalu menghormati dan menghargai

perbedaan atas kepercayaan yang di anutnya.

Page 100: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

85

2. Implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda agama dalam

pendidikan Islam adalah: (a) pendidikan akidah di keluarga beda

agama mengajarkan pendidikan akidah pada anak dengan cara

menanamkan tauhid berupa kalimat syahadat sebagai bukti keislaman,

menanamkan keimanan, mempelajari pendidikan Islam pada anak dan

mengajarkan tentang pentingnya berbakti pada orang tua serta

berakhlakul karima, (b) pendidikan akhlak pada anak dengan cara

mengajarkan tata cara bergaul yang baik, kesopanan, keserdehanaan,

dan membiasaan untuk menjauhkan perbuatan yang tercela. Dilihat

dari hasil observasi dan wawancara diatas keluarga beda agama dalam

menanamkan nilai-nilai akhlak terhadap anaknya juga mementingkan

aspek pendidikan akhlak yang memadai. (c) pendidikan ibadah pada

keluarga beda agama melaksanakan sholat 5 waktu, membaca kitab

suci, mengaji di TPA, pengajian keagamaan, kegiatan yasinan, serta

ibadah-ibadah sesuai syari’at Islam.

3. Faktor-faktor yang mendukung penanaman nilai-nilai toleransi pada

keluarga beda agama antara lain: (a) kesadaran beragama tiap

individu, (b) sejarah sosial, (c) menghargai kemajemukan, (d)

dukungan pemerintah dalam membangun kehidupan beragama,

sedangkan faktor-faktor menghambat penanaman nilai-nilai toleransi

pada keluarga beda agama antara lain: (a) sikap fanatik, dan (b)

pemikiran sempit atau minimnya pengetahuan keberagamaan.

Page 101: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

86

B. Saran

1. Bagi mereka yang sudah mempunyai suami istri bukan Islam, bawalah

dia masuk islam, dan kalau tidak mau, sadarilah bahwa setiap pilihan

sudah pasti membawa resiko tetapi resiko karena berpihak pada allah,

sudah ada jaminan tertentu dari Allah. Karena Allah sudah

menjanjikan bahwa siapa yang bersungguh-sungguh dengan Allah, Dia

akan menunjukkan jalan keluar untuk mengatasi resiko dari sikap yang

diambilnya.

2. Untuk menghindari dan meminimalisir terjadinya konflik yang

berdampak pada anak maka penulis sarankan agar kedua orang tuanya

harus menciptakan suasana keluarga yang harmonis, menjalin

komunikasi antara anggota keluarga dengan baik, memberikan

keteladanan yang baik, serta memberikan kebebasan pada anak untuk

berfikir dan memilih.

Page 102: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

87

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Dafar pertanyaan

1. Menurut anda arti toleransi itu apa?

2. Bagaimana peran orang tua dalam menjaga dalam meningkatkan

toleransi?

3. Apasaja aspek yang mempengaruhi toleransi di kelurga?

4. Bagaimana usaha yang dilakukan untuk tetap menjunjung toleransi?

5. Bagaimana cara orang tua (bapak dan ibu) dalam penanaman nilai-

nilai toleransi?

6. Apasajakah faktor pendukung dalam toleransi?

7. Apasajakah faktor penghambat dalam toleransi?

8. Bagaimana perasaannya bisa hidup di dalam keberagaman?

9. Bagaimana pelaksanaan ibadah dalam agama atau kepercayaan yang

diikuti?

10. Bagaimana penerapan pendidikan agama Islam di keluarga?

11. Bagaimana kegiatan keagamaan Islam di keluarga?

12. Bagaimana cara mengatasi masalah bila di dalam keluaraga yang

berhubungan dengan keberagaman?

Page 103: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

88

13. Bagaimana cara penanaman toleransi yang berhubungan dengan

menghormati keyakinan orang lain?

14. Bagimana pendidikan akhlak (perilaku) dalam keluarga?

15. Bagaimana pendidikan akidah dalam keluarga?

16. Bagaiamana pendidikan tanggung jawab dalam memilih keyakinan di

dalam keluarga?

17. Bagaimana penenrapan keyakinan agama di dalam keluarga?

18. Apasajakah yang membuat rasa toleransi itu tinggi?

19. Apa usaha yang dilakukan orang tua dalam pendidikan agama bagi

anak-anak?

20. Apa yang dilakukan agar rasa kerukunan dan kebersamaan tetap terpupuk

dengan baik?

Page 104: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

89

DAFTAR PUSTAKA

Al-Munawar, Said Agil Husein. 2003. Fikih Hubungan Antar Agama. Jakarta:

Ciputat Press.

Arafat, Yasir. 2007. Fiqih Gatak Gampil: Menggali Dasar Tradisi Keagamaan

Muslim ala Indonesia. Pasuruan: Ngalah Design.

Darajat, Zakiyah. 1971. Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia. Jakarta: Bulan

Bintang.

. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Faizin, Akhmad. 2016. Strategi Pengamalan Nilai-Nilai Toleransi Beragama

pada Siswa Melalui Binaan Rohani di SMP Katolik Widyatama Kota

Batu. Skripsi Tidak Diterbitkan: FTIK UIN Malang.

Farida, Fani. 2013. Strategi Orang Tua Beda Agama dalam Mendidik Anak (Studi

Kasus Tiga Keluarga Beda Agama di Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun 2013). Skripsi Tidak

Diterbitkan: Jurusan Tarbiyah: STAIN Salatiga.

Faedatul, Rizqy. 2016. Pendidikan Toleransi pada Masyarakat Suku Sasak di

Dusun Sade, Desa Rambutan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok

Tengah. Skripsi Tidak Diterbitkan: FTIK IAIN Salatiga.

Handayani, Lilis. 2015. Penanaman Nilai-Nilai Moral dalam Keluarga Beda

Agama (Studi Kasus pada Tiga Keluarga Islam dan Kristen di desa

Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang). Skripsi Tidak

Diterbitkan: FTIK IAIN Salatiga.

Hasyim, Umar. 1979. Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam

sebagai Dasar Menuju Diaolg dan Kerukunan Antar Agama. Surabaya:

Bina Ilmu.

Herimanto & Winarno. 2011. Ilmu Sosoal dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Ismail, Nawari. 2011. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: CV.

Lumbuk Agung.

Ictiyanto. 2003. Perkawinan Campuran dalam Negara Republik Indonesia.

Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI.

Page 105: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

90

Naim, Ngainun. 2008. Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta:

Ar-ruzz Media.

Nyoman, Pendit. 2011. Nyepi Kebangkitan Toleransi dan Kerukunan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset

Monib, Moch & Ahmad nur Kholis. 2008. Kado Nikah Bagi Pasangan Nikah

Beda Agama. Jakarta: Gramedia.

Mustofiyah, Yaquna. 2012. Pendidikan Agama Islam pada Anak dalam Keluarga

Beda Agama di Kelurahan Sidorejo Lor. Skripsi Tidak Diterbitkan:

Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Kaelany. 2009. Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press.

Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Thoha, Chabib. 1996. Pembina Rumah Tangga Bahagia. Jakarta: Yamuny.

Rahmat, M. Imammudin. 2003. Islam Pribumi Mendialogkan Agama,Membaca

Realita. Jakarta: Erlangga.

Shihab, M. Quraish. 1992. Membumikan al-Qur‟an Fungsi dan Peran Wahyu

dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.

Sugiyono. 1953. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bnadung:

Alfabeta.

Surya, Mohammad. 2001. Bina Keluarga. Bandung: Aneka Ilmu.

Wahid, Yenny Zannuba. 2012. Mengelola Toleransi dan Kebebasan Beragama 3

Isu Penting. Jakarta: Wahid Institute.

Yasin, Muhammad. 2009. Pola Pengasuhan Anak terhadap Kepenganutan

Agama Kasus pada Lima Keluarga Beda Agama. Skripsi Tidak

Diterbitkan: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Yulianto, Arief. 2015. Pengaruh Toleransi Antar Umat Beragama Terhadap

Perkembangan Islam di Dusun Margosari, Desa Ngadirejo, Kecamatan

Ampel. Skripsi Tidak Diterbitkan: FTIK IAIN Salatiga.

Zuhdi, Munafik. 1996. Masail Fiqiyah. Jakarta: Pt. Toko Gunung Agung.

Page 106: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

91

Gambar wawancara dengan Bapak Waliyoto

Gambar Masjid

Gambar Gereja

Page 107: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

92

Gambar Candi

Gambar Vihara

Gambar Wawancara Dengan Pemerintah Desa

Page 108: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

93

Gambar dengan Bapak Kijan

Gambar dengan Bapak Sugotho

Gambar dengan Bapak Walno

Page 109: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

94

Gambar dengan Ibu Sriningsih

Gambar dengan Ibu Parniti

Gambar Desa Wisata Plural

Page 110: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

95

Gambar Kerukunan antar Umat

g

Gambar dengan Alvin

Page 111: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

96

n

Page 112: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

97

Page 113: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

98

Page 114: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

99

Page 115: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

100

Page 116: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

101

Page 117: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

102

Page 118: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

103

Page 119: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

104

Page 120: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

105

Page 121: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

106

Page 122: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

107

Page 123: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

108

Page 124: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

109

Page 125: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

110

Page 126: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

111

Page 127: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

112

Page 128: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

113

Page 129: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

114

Page 130: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

115

Page 131: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

116

Page 132: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

117

Page 133: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

118

Page 134: PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI PADA KELUARGA BEDA AGAMA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4075/1/skripsi FIX.pdf · kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya

119