universitas indonesialib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-sp-agnes... · universitas...

219
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INTERVENSI “ MaSa INDAH” DALAM PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA AGGREGATE LANSIA DI KELURAHAN CURUG, KECAMATAN CIMANGGIS, KOTA DEPOK KARYA ILMIAH AKHIR AGNES DEWI ASTUTI 1106042555 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI NERS SPESIALIS KEPERAWATAN KOMUNITAS DEPOK JUNI 2014 Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH INTERVENSI “ MaSa INDAH” DALAM

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA

AGGREGATE LANSIA DI KELURAHAN CURUG,

KECAMATAN CIMANGGIS, KOTA DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR

AGNES DEWI ASTUTI

1106042555

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS SPESIALIS

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DEPOK

JUNI 2014

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH INTERVENSI “ MaSa INDAH” DALAM

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA

AGGREGATE LANSIA DI KELURAHAN CURUG,

KECAMATAN CIMANGGIS, KOTA DEPOK

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ners Spesialis Keperawatan Komunitas

AGNES DEWI ASTUTI

1106042555

Pembimbing I : Dra. Junaiti Sahar, SKp.,M.App.Sc.,PhD

Pembimbing II : Widyatuti, SKp.,M.Kep.,Sp.Kom

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS SPESIALIS

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DEPOK

JUNI 2014

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas segala berkat kasih karunia Tuhan Yang

Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir yang

berjudul “Pengaruh Intervensi “MaSa INDAH” dalam Pelayanan dan Asuhan

Keperawatan Komunitas Terhadap Penurunan Tingkat Depresi pada Aggregate Lansia di

Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok”. Karya Ilmiah Akhir ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners Spesialis

Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam memberikan masukan, bimbingan, semangat serta dukungan yang sangat

besar dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini. Ucapan terimakasih penulis

sampaikan kepada :

1. Dra. Junaiti Sahar, SKp.,M.App., PhD., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia sekaligus sebagai pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan karya ilmiah

akhir ini.

2. Ns. Henny Permatasari, SKp.,M.Kep.,Sp.Kom., selaku Ketua Program Pasca

Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

3. Ns. Widyatuti, S,Kp.,M.Kep.,Sp.Kom selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini.

4. Segenap dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

5. Segenap karyawan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok yang telah memberikan ijin praktik

residensi keperawatan komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia.

7. Kepala Puskesmas Cimanggis Kota Depok yang telah memberikan ijin

praktik residensi keperawatan komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia.

8. Suami tercinta Vinsensius Goda Lengu, anak-anak kesayangan Alberto

Alessandro Senada Putra dan Rafael Senada Putra, mamah tercinta dan kakak

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

vi

Dodi, Maria, keponakan Anto serta seluruh keluarga yang telah mendukung

melalui doa dan semangat yang sangat besar.

9. Seluruh rekan-rekan residen Program Spesialis Keperawatan Komunitas

angkatan 2013 (13 Pejuang’13) dan rekan-rekan Program Magister angkatan

2011 di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang telah

memberikan masukan serta motivasi yang begitu besar.

Semoga seluruh kebaikan serta dukungan yang diberikan mendapatkan berkat dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah

akhir ini, maka kritik dan saran yang membangun untuk melengkapi karya ilmiah

akhir ini sangat penulis hargai agar dapat bermanfaat bagi kita semua.

Depok, Juni 2014

Penulis

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

viii

ABSTRAK

Agnes Dewi Astuti

Spesialis Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Pengaruh Intervensi “MaSa INDAH” dalam Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas

Terhadap Penurunan Tingkat Depresi pada Aggregate Lansia di Kelurahan Curug, Kecamatan

Cimanggis, Kota Depok

MaSa INDAH merupakan bentuk intervensi keperawatan komunitas untuk menurunkan tingkat

depresi pada lansia. Penulisan bertujuan untuk memberikan gambaran pengaruh intervensi “MaSa

INDAH” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas terhadap penurunan tingkat depresi

lansia. Hasil menunjukkan terjadi penurunan tingkat depresi pada lansia sebesar 31,58% dengan

peningkatan pengetahuan 25,01 %; sikap 35 %; keterampilan lansia melakukan intervensi ”MaSa

INDAH” dengan presentasi paling besar yaitu meningkatkan harga diri positif sebesar 52,9%.

Kesimpulan peningkatan harga diri lansia dapat menurunkan tingkat depresi. Direkomendasikan

pengambil keputusan program kesehatan lansia meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui

kegiatan yang melibatkan lansia sebagai bentuk penghargaan, agar lansia tetap sehat dan bahagia.

Kata kunci : MaSa INDAH, intervensi keperawatan komunitas, lansia, depresi.

ABSTRACT

Agnes Dewi Astuti

Specialist Community Nursing, Faculty of Nursing, University Indonesia

Effect of Intervention "MaSa INDAH" in the Services and Community Nursing Care to Decreased

Elderly’s Depression Level in Curug Sub Distric, Cimanggis, Depok

MaSA INDAH is a form of community nursing intervention to decrease the level of depression in

the elderly. The aims of this paper was to provide an overview of the effect of the intervention

"MaSa INDAH" in the community nursing service and to decrease the level of depression. The

results showed that there was a decrease in the level of depression in the elderly by 31.58% with

an increase knowledge of 25.01%; attitudes 35%; the skills of the elderly in giving “MaSa

INDAH” intervention was the greatest presentation of improving positive self-esteem by 52.9%.

Conclusion improved positive self-esteem in the elderly has been decreased the level of

depression. The decision makers is recommended to improve community empowerment through

activities involving the elderly as a form of appreciation, so that the elderly remain healthy and

happy.

Keywords: MaSa INDAH, community nursing intervention, the elderly, depression.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................. ii

HALAMAN ORISINALITAS .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................... 12

1.2.1 Tujuan Umum.............................................................................. 12

1.2.2 Tujuan Khusus............................................................................. 12

1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................... 13

1.3.1 Pengelola Program Kesehatan .................................................... 13

1.3.2 Kader Kesehatan ........................................................................ 13

1.3.3 Masyarakat, Keluarga dan Lansia ............................................... 14

1.3.4 Pengembangan Ilmu Keperawatan .............................................. 14

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Lansia sebagai Populasi Rentan (Vulnerable Population) ..................... 15

2.1.1 Definini Populasi Rentan ........................................................... 15

2.1.2 Karakteristik Lansia sebagai Populasi Rentan ........................... 16

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerentanan ......................... 18

2.1.4 Konsekuensi Fungsional pada Kelompok Lansia ....................... 20

2.2 Lansia dengan Depresi ............................................................................ 21

2.2.1 Perubahan akibat Proses Penuaan pada Lansia .......................... 21

2.2.2 Depresi pada Lansia ................................................................... 23

2.3 Keperawatan Komunitas ......................................................................... 26

2.3.1 Unsur-unsur Penting dalam Kesehatan Komunitas .................... 26

2.3.2 Karakteristik keperawatan Komunitas ....................................... 26

2.3.3 Strategi Keperawatan Komunitas .............................................. 27

2.3.4 Prinsip Keperawatan Komunitas ............................................... 31

2.3.5 Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas ...................... 33

2.3.6 Asuhan Keperawatan ................................................................. 42

2.4 Peran Perawat Komunitas pada Kelompok Lansia dengan Depresi....... 60

2.4.1 Peran sebagai Pemberi Pelayanan Keperawatan atau provider.. 60

2.4.2 Peran sebagai Pendidik atau edukator ....................................... 60

2.4.3 Peran sebagai advocator ............................................................ 61

2.4.4 Peran sebagai Manajer .............................................................. 61

2.4.5 Peran sebagai Kolaborator .......................................................... 62

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

x

2.4.6 Peran sebagai leader.................................................................... 62

2.4.7 Peran sebagai Peneliti ................................................................. 62

BAB 3 KERANGKA KONSEP PRAKTIK KEPERAWATAN

KOMUNITAS

3.1 Kerangka Konsep Praktik Keperawatan Komunitas ............................... 64

3.2 Pelaksanaan Intervensi MaSa INDAH dalam menurunkan Depresi pada

Lansia ......................................................................................................

67

3.3 Profil Wilayah Kelurahan Curug Kota Depok ........................................ 69

BAB 4 PELAKSANAA INTERVENSI “MaSa INDAH” DALAM

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

UNTUK MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI PADA AGGREGATE

LANSIA

4.1 Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas dalam Mencegah

Depresi pada Aggregate Lansia ..............................................................

73

4.1.1 Analisis Situasi .......................................................................... 73

4.1.2 Masalah Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas ....... 93

4.1.3 Rencana Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas ....... 93

4.1.4 Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas.. 100

4.1.5 Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut ........................................ 104

4.2 Asuhan Keperawatan Komunitas ................................................................ 109

4.2.1

4.2.2

Pengumpulan Data.....................................................................

Analisis Situasi ..........................................................................

109

111

4.2.3 Masalah Keperawatan Komunitas ............................................ 115

4.2.4 Rencana Tindakan Keperawatan Komunitas ............................ 117

4.2.5 Pelaksanaan Keperawatan Komunitas ...................................... 121

4.2.6 Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut ....................................... 123

4.3 Asuhan Keperawatan Keluarga .................................................................. 129

4.3.1 Analisis Situasi ......................................................................... 129

4.3.2 Masalah Keperawatan Keluarga ............................................... 132

4.3.3 Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga .............................. 134

4.3.4 Pelaksanaan Keperawatan Keluarga ......................................... 139

4.3.5 Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut ....................................... 140

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Analisis Pencapaian Kesenjangan .............................................................. 145

5.1.1 Manajemen Pelayanan Keperawatan Kesehatan ...................... 145

5.1.2 Asuhan Keperawatan Komunitas ............................................. 148

5.1.3 Asuhan Keperawatan Keluarga ................................................ 153

5.2 Keterbatasan .............................................................................................. 155

5.3 Implikasi keperawatan ............................................................................... 155

5.3.1 Implikasi Pelayanan Keperawatan Komunitas ........................ 155

5.3.2 Perkembangan Ilmu Keperawatan ........................................... 156

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

xi

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ................................................................................................. 158

6.2 Saran ....................................................................................................... 158

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Community As Partner.............................. 43

Gambar 2.2 Modifikasi Langkah-langkah dalam Proses

Keperawatan Individu dan Keluarga Lansia

dengan Depresi......................................................

58

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Praktik Keperawatan

Komunitas pada Aggregate Lansia dengan

Depresi .................................................................

66

Gambar 3.2 Kerangka Modifikasi Pelaksanaan Intervensi

MaSa INDAH ...................................................

69

Gambar 4.1 Fish Bone Analisis Manajemen Pelayanan

Kesehatan pada Aggregate Lansia dengan

Depresi .................................................................

92

Gambar 4.2 WOC (Web of Causation) Asuhan Keperawatan

Komunitas pada Aggregat Lansia dengan

Depresi .................................................................

116

Gambar 4.3 WOC (Web of Causation) Asuhan Keperawatan

Keluarga pada Aggregate Lansia dengan

Depresi .................................................................

133

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik lansia depresi

yang mendapatkan intervensi MaSa INDAH

berdasarkan usia, masalah kesehatan dan

tingkat ketergantungan di Kelurahan Curug

tahun 2013 (n=19) ................................................

111

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik lansia depresi

yang mendapatkan intervensi MaSa INDAH

berdasarkan jenis kelamin, status perkawinan

pendidikan, pekerjaan dan penghasilan di

Kelurahan Curug tahun 2013 (n=19) ...................

112

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik lansia depresi

yang mendapatkan intervensi MaSa INDAH

berdasarkan jaminan kesehatan di Kelurahan

Curug tahun 2013 (n=19) .....................................

113

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi lansia depresi sebelum

mendapatkan intervensi MaSa INDAH

berdasarkan skore pengetahuan tentang

perawatan kesehatan lansia dengan depresi di

Kelurahan Curug tahun 2013 (n=19) ...................

113

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi lansia depresi sebelum

mendapatkan intervensi MaSa INDAH

berdasarkan skore depresi dan tingkat depresi di

Kelurahan Curug tahun 2013 (n=19) ...................

114

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi lansia depresi setelah

mendapatkan intervensi MaSa INDAH

berdasarkan skore pengetahuan tentang

perawatan kesehatan lansia dengan depresi di

Kelurahan Curug tahun 2013 (n=19) ...................

124

Tabel 4.7 Distribusi rata-rata skor pengetahuan kelompok

lansia sebelum dan sesudah mendapatkan

intervensi MaSa INDAH di Kelurahan Curug

Kota Depok tahun 2014 (n=19) ...........................

124

Tabel 4.8 Distribusi Perubahan Kemampuan Lansia dalam

Memilih Cara untuk Mengatasi Depresi Pre dan

Post intervensi MaSa INDAH di Kelurahan

Curug, Cimanggis Kota Depok, 2014 (n=19) .....

125

Tabel 4.9 Distribusi rata-rata skor depresi kelompok lansia

sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi

MaSa INDAH di Kelurahan Curug Kota Depok

tahun 2014 (n=19) ...............................................

126

Tabel 4.10 Distribusi Perubahan Tingkat Depresi Lansia

Sebelum dan Sesudah intervensi MaSa INDAH

di Kelurahan Curug, Cimanggis Kota Depok,

2014 (n=19) .........................................................

126

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Penapisan Masalah Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas

Lampiran 2: Kuesioner

Lampiran 3: Leaflet

Lampiran 4: Kartu Tilik Diri (KTD)

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, tujuan dan manfaat dari penerapan model

asuhan keperawatan pada komunitas dan keluarga lansia dengan depresi di

Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis Kota Depok, Jawa Barat.

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, maka

akan berpengaruh pada peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia.

Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) dalam Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia (2013) dan Komisi Nasional Lanjut Usia (2010),

peningkatan UHH terjadi dari tahun 1980 adalah 55,7 tahun, angka ini kemudian

meningkat pada tahun 1990 menjadi 59,5 tahun, pada tahun 2009 mencapai 70,6

tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan UHH menjadi 71,7 tahun. Hal ini

menyebabkan pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia semakin

meningkat.

Lansia mengalami suatu proses dalam kehidupan yang alami dan pasti akan

dihadapi oleh setiap manusia dan tidak dapat dihindari yaitu penuaan. Perubahan

yang terjadi pada proses penuaan ditandai dengan hilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan organ tubuh memperbaiki diri dan bersifat irreversibel.

Perubahan yang terjadi yaitu pada aspek fisik atau fisiologi, psikologi, dan sosial

(Miller, 2012).

Perubahan kondisi fisik mengakibatkan lansia tidak mampu beraktifitas secara

optimal (Stanhope & Lancaster, 2010). Lansia menjadi kurang aktif dan akhirnya

mengalami keterbatasan pergerakan, kekakuan otot dan tulang. Hal ini

menyebabkan lansia lebih banyak melakukan aktifitas hanya di dalam rumah.

Lansia yang lebih banyak melakukan aktifitas sendiri di dalam rumah akan

merasakan kondisi kesepian dan jauh dari pengaruh sosial di dalam masyarakat.

1

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

2

Universitas Indonesia

Perubahan psikologis, sosial dan ekonomi juga dapat dialami oleh lansia terutama

yang memasuki masa pensiun atau penurunan peran dalam masyarakat (Stanhope

& Lancaster, 2010; Miller, 2012). Demikian pula dengan lansia yang mengalami

proses kehilangan pasangan hidup atau orang-orang yang dicintainya, ia akan

merasakan kesedihan dan kesepian (Stanhope & Lancaster, 2010; Friedman,

Bowden & Jones, 2010). Penurunan produktivitas dan ekonomi lansia berdampak

pada penurunan pendapatan, sehingga lansia mengalami pemenuhan nutrisi yang

kurang baik, terjadinya penelantaran, hingga kondisi sulitnya mendapatkan

pelayanan kesehatan. (Stanhope & Lancaster, 2010; Miller, 2012). Kondisi

tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan pada lansia yaitu depresi.

Depresi merupakan salah satu gangguan mental emosional yang berkaitan dengan

alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola tidur

dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak

berdaya (Sadock & Sadock, 2010). Kurangnya motivasi dan gangguan dalam alam

perasaan menyebabkan penurunan semangat hidup, sehingga jika depresi terjadi

pada kondisi lansia yang sudah mengalami penurunan kesehatan, maka akan

memperberat kondisi kesehatannnya.

Menurut ahli, faktor yang dapat menyebabkan depresi pada lansia adalah karena

hilangnya harga diri, hilangnya peran yang berarti, hilangnya orang tertentu, dan

kontak sosial yang kurang (Reker, 1997 dalam Miller, 2012). Faktor lain yang

berkontribusi dalam munculnya masalah depresi pada lansia adalah meliputi: usia;

jenis kelamin, kurangnya peran sosial dan rendahnya status sosial ekonomi;

pengalaman masa lalu seperti trauma pada masa kecil; stres sosial yang berulang

termasuk dalam kejadian hidup yang membuat stress; jaringan sosial yang tidak

adekuat; kurangnya interaksi sosial; rendahnya intergrasi sosial misalnya

ketidakmampuan lingkungan dan terbatasnya kekuatan keagamaan; serta

kombinasi beberapa faktor-faktor (Miller, 2012; Cole & Dendukuri, 2003).

Depresi diawali dengan gejala ringan seperti merasa sedih, kurang bersemangat

dan malas beraktifitas. Manifestasi depresi akan meningkat ke depresi sedang dan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

3

Universitas Indonesia

berat, jika lansia tidak memiliki koping yang adekuat. Kondisi tersebut membuat

lansia atau aggregate (kelompok khusus) lansia menjadi bagian dalam populasi

rentan meliputi rentan secara fisiologis yaitu berupa proses menghilangnya secara

perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri, sehingga masalah

kesehatan lansia banyak yang bersifat kronik; rentan secara psikologis yaitu lansia

akan dihadapkan oleh berbagai peristiwa dan kejadian kehidupan yang

mengakibatkan perubahan-perubahan yang berpotensi menimbulkan stres; rentan

secara sosial yaitu stres sosial dapat disebabkan oleh diskriminan baik ras, budaya,

atau yang lainnya; dan rentan secara ekonomi yaitu lansia mengalami keterbatasan

dalam pemenuhan kebutuhan kesehatannya (Miller, 2012; Swanson & Nies, 1993;

Stanhope & Lancaster, 2010; Ruof, 2004).

Kondisi keterasingan, kemiskinan dan kurangnya dukungan sosial membuat lansia

semakin tidak diperhatikan. Moccia dan Mason (1986, dalam Stanhope &

Lancaster, 2010) menyatakan bahwa kemiskinan adalah masalah utama karena

melibatkan kontrol atas sumber daya yang diperlukan, sehingga dapat berfungsi

efektif di dalam masyarakat. Kondisi tersebut mengakibatkan lansia semakin

berisiko besar mengalami masalah kesehatan dengan depresi.

Angka kejadian depresi pada lansia semakin meningkat. Kejadian depresi secara

klinis pada lansia di dunia cukup signifikan yaitu 8-16%. Menurut Back dalam

Tamber & Kookasiani (2009), prevalensi depresi pada lansia yang menjalani

perawatan di institusi seperti rumah sakit dan panti perawatan adalah sebesar 50-

75%. Sedangkan di komunitas, prevalensi depresi yang dialami oleh lansia adalah

1-35% (Frazer, Christense & Griffith, 2005). Di Indonesia dilaporkan bahwa 74%

lansia berusia 60 tahun ke atas menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus,

hipertensi, stroke, rematik, asma dan jantung. Angka tersebut mengindikasikan

bahwa ada kemungkinan sebanyak 74% lansia di Indonesia akan berisiko

mengalami depresi, karena kondisi lansia dengan proses penuaan disertai penyakit

kronik akan berdampak pada ekspresi putus asa pada keadaan dan tidak memiliki

harapan kesembuhan.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

4

Universitas Indonesia

Hasil dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi

gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia adalah sebesar 6%. Jawa

Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki prevalensi gangguan mental

emosional yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional yaitu 9,3%

(Kemenkes RI, 2013a). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa depresi bukan

merupakan masalah yang berisiko akan terjadi dalam masyarakat, namun sudah

memang menjadi masalah kesehatan yang aktual dan perlu diperhatikan.

Pentingnya masalah depresi pada lansia didasarkan pula dari fenomena yang

ditemukan di lapangan. Hasil survei di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis,

Depok, Jawa Barat pada bulan September-Oktober 2013 dengan menggunakan

kuesioner depresi yaitu GDS (Geriatric Depression Scale) ditemukan 38 lansia

yang ada di masyarakat mengalami depresi, dimana 12 lansia (31,5%) dengan

risiko depresi dan 16 lansia (42,1%) mengalami depresi ringan dan 10 lansia

(26,3%) mengalami depresi sedang. Data tersebut menunjukkan bahwa prevelensi

lansia yang mengalami depresi di Kelurahan Curug (risiko depresi, ringan hingga

sedang) adalah 7,5 % atau lebih tinggi dari prevalensi nasional maupun provinsi

(Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK-UI, 2013).

Sejumlah 38 lansia yang mengalami depresi di Kelurahan Curug, memiliki pola

komunikasi lansia yang tidak terbuka, banyak berdiam diri dan duduk sendiri di

dalam rumah. Hal tersebut disebabkan pula karena kondisi fisik yang tidak

memungkinkan untuk melakukan kegiatan di luar rumah, ada juga yang

disebabkan karena lansia merasakan malu dengan perubahan yang terjadi pada

dirinya. Beberapa lansia jarang berkomunikasi dengan anggota keluarganya,

karena kesibukan anggota keluarga yang lain dan lansia juga merasakan

kerinduannya untuk dikunjungi oleh anggota keluarga yang lain. Kondisi tersebut

tidak dikomunikasikan oleh lansia dengan baik kepada keluarga atau orang lain,

sehingga lansia memendam keinginan dan perasaannya sendiri dengan

mengekpresikannya melalui tangisan maupun sikap berdiam diri.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

5

Universitas Indonesia

Dukungan bagi kesehatan lansia depresi masih kurang optimal dan sering

diabaikan. Banyak keluarga yang masih belum mengetahui perawatan bagi lansia

depresi di rumah, sehingga dapat memperburuk kondisi lansia dan akhirnya akan

menambah beban bagi keluarga yang merawatnya. Selain itu, dukungan dari

masyarakat yang masih kurang memperhatikan kondisi psikososial lansia dalam

kegiatan bermasyarakat serta persepsi keluarga dan masyarakat yang masih

kurang tepat tentang depresi pada lansia dengan menyatakan bahwa kesedihan di

masa tua adalah hal yang biasa dan tidak perlu dipersoalkan. Hasil pengamatan

pada kegiatan posbindu, lansia hanya mendapatkan pelayanan kesehatan minimal

berupa pengukuran tekanan darah dana belum adanya kegiatan lansia sebagai

upaya promotif dan preventif khususnya untuk masalah depresi.

Masalah kesehatan depresi pada lansia sering diabaikan bukan hanya oleh

masyarakat, namun juga oleh tenaga kesehatan. Menurut Conner (2010), persepsi

negatif terhadap masalah lansia depresi dapat mempengaruhi perilaku kesehatan

dan perhatian dalam memperoleh dan memberikan pelayanan kesehatan yang

optimal bagi lansia depresi. Sejumlah faktor yang menyebabkan keadaan ini

adalah karena adanya fakta bahwa lansia mengalami kondisi gangguan fisik saja,

sehingga depresi menjadi tersamarkan. Selain itu, isolasi sosial, sikap orang tua,

penyangkalan, pengabaian terhadap proses penuaan normal menyebabkan tidak

terdeteksi dan tidak tertanganinya depresi pada lansia (Love, 1991 dalam Stanley

& Beare, 2007).

Lansia yang mengalami kesedihan hingga depresi dan tidak segera ditangani

dengan baik akan berdampak negatif bagi kondisi kesehatan lansia. Kondisi

depresi dapat memperpendek harapan hidup dan memperburuk kemunduran fisik

lansia. Dampak terbesar sering terjadi pada penurunan kepuasan dan kualitas

hidup lansia serta menghambat pemenuhan tugas perkembangan lansia (Stanley,

& Beare, 2007; Friedman, Bowden, & Jones, 2010). Depresi juga akan menguras

habis emosi dan finansial lansia dan keluarga lansia serta sistem pendukung sosial

informal dan formal yang dimilikinya. Akhirnya, angka bunuh diri yang tinggi

menjadi konsekuensi yang serius dari kondisi depresi tersebut (Stanley & Beare,

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

6

Universitas Indonesia

2007). Kondisi lansia dengan depresi, membutuhkan dukungan seoptimal

mungkin, sehingga lansia dapat menikmati masa tuanya dengan sehat, bahagia,

produktif dan berkualitas secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat

kemanusiaan.

Kualitas hidup lansia dapat dicapai dengan kondisi peningkatan kesehatan fisik

dan mental lansia dalam mewujudkan proses menua secara aktif dan sehat bagi

lansia. Dukungan, bantuan dan perlindungan lansia diperlukan diberbagai bidang

seperti kesehatan, pendidikan dan pelatihan, kemudahan dalam menggunakan

fasilitas, sarana dan prasarana umum serta pelayanan dengan memperhatikan

kemauan lansia untuk berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat (Komisi

Nasional Lanjut Usia, 2010). Dukungan tersebut dapat diberikan oleh pemerintah,

masyarakat, keluarga dan petugas atau pemberi pelayanan kesehatan.

Perawat merupakan salah satu petugas kesehatan yang memberikan asuhan

keperawatan secara holistik dan komprehensif terhadap masalah kesehatan yang

terjadi pada lansia (Roger dalam Ruof, 2004). Hal ini juga seiring dengan

perkembangan keperawatan di masyarakat terutama di bidang spesialistik yaitu

spesialisasi keperawatan komunitas, dimana peran perawat spesialis keperawatan

komunitas antara lain sebagai manajer dan pemberi asuhan keperawatan dengan

manajemen kasus (Allender, Rector, & Warner, 2014).

Peran perawat sebagai manajer yaitu dalam pengelolaan pelayanan kesehatan

secara langsung untuk kebutuhan masyarakat dengan menjalankan fungsi

manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan

evaluasi kemajuan dari tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan kesehatan

lansia (Allender, Rector, & Warner, 2014; Marquis & Huston, 2012). Salah

satunya adalah masalah lansia dengan depresi. Sedangkan peran perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan dengan manajemen kasus adalah memberikan

pelayanan keperawatan secara sistematis dengan mengkaji kebutuhan klien,

merencanakan dan mengkoordinasikan pelayanan, rujukan pada pemberi

pelayanan kesehatan yang lain, dan monitoring serta evaluasi dengan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

7

Universitas Indonesia

menggunakan biaya yang efektif (Allender, Rector, & Warner, 2014; Stuart &

Laraia, 2005). Tindakan keperawatan diharapkan bertujuan untuk mencegah atau

menurunkan tanda dan gejala depresi melalui penguatan sumber koping dan

kemampuan personal lansia serta dukungan sosial dari keluarga maupun

masyarakat Perawat juga berperan sebagai edukator, advokator, kolaborator,

leadership, dan peneliti (Allender, Rector, & Warner, 2014).

Seorang perawat komunitas harus mampu mengkaji dan menganalisis masalah

yang terjadi pada aggregat lansia depresi dengan membuat rencana pemecahan

masalah dengan pendekatan asuhan keperawatan komunitas. Peran perawat

komunitas diharapkan dapat melakukan proses pengkajian komunitas berdasarkan

perspektif manajemen/pengorganisasian masyarakat dan manajemen asuhan

keperawatan di komunitas. Salah satunya dengan penerapan model konseptual

Betty Neuman yaitu Community As Partner sebagai framework pengkajian

terhadap sistem klien dengan memperhatikan aspek biopsikososiospiritual dan

kultural yang meliputi lingkungan fisik, pendidikan, sistem keamanan dan

transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan, komunikasi, ekonomi

dan rekreasi (Anderson & McFarlene, 2011). Komponen tersebut sangat

diperlukan lansia dalam upayanya untuk mencegah depresi melalui kegiatan-

kegiatan yang ada di dalam masyarakat atau dalam kelompok.

Model Betty Neuman yang diterapkan dalam Community As Partner memandang

manusia sebagai makhluk holistik meliputi aspek fisiologis, psikologis,

sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Kelima aspek tersebut saling

berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon sistem terhadap

stressor baik dari internal maupun eksternal yang dapat mengakibatkan lansia

mengalami depresi. Model Community As Partner juga menekankan pengertian

komunitas sebagai mitra untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer

yang menjadi landasannya (Anderson & McFarlene, 2011). Pelayanan kesehatan

dan asuhan keperawatan komunits diberikan untuk menurunkan tingkat depresi

pada lansia. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam keperawatan komunitas yang

ditetapkan oleh ANA (2007 dalam Allender, Rector & Warner, 2014) yaitu

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

8

Universitas Indonesia

perawat bekerja sama dengan komunitas (komunitas sebagai rekan kerja) dalam

mencapai tujuan intervensi keperawatan kesehatan komunitas yang berfokus pada

upaya pencegahan primer. Intervensi keperawatan yaitu dengan

mempertimbangkan kondisi lansia dengan masalah depresi.

Lansia dengan kondisi penuaannya dan mengalami depresi merupakan salah satu

bentuk stress, sehingga lansia berada pada kondisi risiko terhadap masalah

kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori konsekuensi fungsional yang menyatakan

bahwa perubahan yang berkaitan dengan usia dapat mempengaruhi kualitas hidup

(Miller, 2012). Respon konsekuensi fungsional baik secara positif maupun negatif,

tergantung dari faktor-faktor risiko serta koping yang dilakukan dalam mengatasi

masalahnya. Konsekuensi fungsional negatif terjadi bila tidak dapat

memkompensasikan perubahan yang terjadi, baik secara fisik maupun psikologis,

sedangkan konsekuensi fungsional positif terjadi bila lansia dapat

memkompensasikan perubahan yang terjadi dengan koping yang baik.

Salah satu sumber koping yang dapat digunakan oleh lansia adalah dari keluarga.

Sebuah keluarga terdiri dari beberapa anggota keluarga yang saling berinteraksi,

sehingga dapat memberikan dukungan yang mempengaruhi kesehatan seseorang

(Pender, 2002). Dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga (dukungan

keluarga) adalah suatu sistem pendukung keluarga bagi anggota keluarganya yang

mengalami situasi stres, sehingga dapat memberikan kenyamanan fisik dan

psikologis (Taylor, 2006). Hal ini sesuai dengan model proses keperawatan

keluarga menurut Friedman yaitu Family Centered Nursing yang menyatakan

bahwa perawat mengonseptualisasikan keluarga sebagai unit pelayanan yang

memiliki kekuatan dalam memberikan dukungan bagi anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan, serta menjadi sumber kekuatan dalam intervensi

asuhan keperawatan (Friedman, Bowden & Jones, 2010). Salah satunya untuk

pengelolaan asuhan keperawatan keluarga lansia dengan risiko depresi.

Pengelolaan pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan dalam

menurunkan tingkat depresi lansia menggunakan teori manajemen keperawatan,

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

9

Universitas Indonesia

sedangkan asuhan keperawatan komunitas menggunakan community as partner,

konsekuensi fungsional dan family center nursing (Anderson & McFarlene, 2011;

Miller, 2012; Friedman, Bowden & Jones, 2003; Marquis & Huston, 2012).

Integrasi teori dan model tersebut digunakan dalam melakukan proses asuhan

keperawatan yaitu pengkajian faktor risiko, sumber koping, mekanisme koping

dan manajemen keperawatan, mengidentifikasi diagnosis keperawatan, membuat

rencana untuk mencapai hasil yang diharapkan, serta implementasi keperawatan

dan evaluasi terhadap keefektifan dari intervensi yang diberikan kepada lansia

dengan depresi sebagai individu, kelompok dan komunitas serta keluarga sebagai

bagian masyarakat dan menjadi rekan kerja petugas kesehatan dalam bentuk

program intervensi keperawatan (Anderson & McFarlene, 2011; Stanhope &

Lancaster, 2010; Miller, 2012).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan

dan dapat dilakukan oleh perawat dalam menangani masalah lansia dengan

depresi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan

Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa 70% dari lansia di atas 60 tahun

mengalami ketergantungan dengan orang lain. Banyaknya lansia yang depresi

merasa tidak bahagia, karena bergantung pada orang lain dalam melakukan

aktivitas sehari-hari sebagai akibat dari penurunan kesehatan fisik dan mental

(Palestin, 2006). Aktivitas pekerjaan dan rekreasi sangat membantu dalam

meningkatkan kondisi fisik lansia, menurunkan emosi dan tekanan serta

berdampak pada antidepresan. Aktifitas yang dapat dilakukan adalah seperti

jogging, berjalan, berenang, bersepeda dan berolahraga (Trivedi, 2006). Aktivitas

kegiatan lansia dapat dilakukan secara rutin di dalam rumah bersama-sama

keluarga seperti kegiatan yang membersihkan rumah, memasak berbagai menu

yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan lansia.

Kegiatan di luar rumah juga dapat membantu lansia mengatasi depresi. Perawat

dapat membantu lansia dengan meningkatkan kemampuan sosial lansia melalui

identifikasi perilaku interaksi sosial dan kemampuan sosial yang positif lansia

serta mencoba melakukan kemampuan sosialnya. Faktor sosial dapat memberikan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

10

Universitas Indonesia

pengalaman yang positif pada kondisi depresi, meningkatkan harga diri dan

kepuasan diri karena adanya dukungan sosial dan penerimaan pribadi (Cutler,

2005). Hasil penelitian yang dipresentasikan pada konferensi dari British Nutrition

Foundation (2008) juga menyatakan bahwa individu dengan aktifitas fisik yang

rendah memiliki risiko depresi dua kali dibanding individu yang memiliki

aktivitas teratur (David, 2008), sehingga lansia diharapkan dapat melakukan

aktivitas secara teratur di rumah maupun di masyarakat. Hal ini sangat penting

bagi lansia dengan proses penuaan, sehingga lansia bisa menerima kondisinya

dengan baik.

Proses penerimaan diri pada lansia yaitu kondisi lansia dapat menerima dirinya

dengan segala kekurangannya untuk dapat tetap merasa bahagia, hal ini

didasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) menunjukkan

bahwa ada hubungan negatif antara penerimaan diri dengan depresi pada wanita

perimenopuase. Berdasarkan perubahan tersebut, diharapkan perawat dapat

berperan membantu lansia untuk mampu menerima proses penuaan secara baik,

karena salah satu faktor yang dapat menyebabkan lansia bisa merasa tetap berguna

di masa tuanya adalah kemampuan lansia dalam menyesuaikan diri dan menerima

segala perubahan dan kemunduran yang dialaminya (Miller, 2012).

Kemampuan lansia dalam penerimaan diri penting dalam meningkatkan harga diri

lansia. Peningkatan harga diri lansia diidentifikasikan juga secara verbal dan non

verbal yang menunjukkan nilai-nilai positif dan penerimaan diri lansia. Hal

tersebut dapat dilihat dalam partisipasi aktif lansia pada terapi kelompok,

kemampuan meditasi dan relakasasi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

koping dalam diri lansia untuk menghadapi ketegangan hidup sehari-hari dan

mendukung gaya hidup yang sehat (Copel, 2007).

Proses penerimaan kondisi lansia juga dilihat dari kemampuan lansia untuk

mengenal masalah depresinya. Kemampuan lansia tersebut adalah kesadaran akan

diri sendiri. Kesadaran diri merupakan proses mengembangkan pemahaman

tentang perasaan yang dapat menggunakan kemampuan lansia. Ketika lansia

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

11

Universitas Indonesia

memahami dan memadukan individu, maka lansia akan belajar memperbaiki diri,

berubah untuk hidup lebih baik lagi dengan harga diri yang tinggi. Harga diri

berhubungan dengan afek lansia. Jika lansia dengan harga diri tinggi, maka akan

menurunkan tingkat depresi (MacInnes, 2006).

Pendekatan perawat dalam pencapaian kesehatan lansia bukan hanya kondisi fisik,

namun juga membantu lansia dalam memberikan ketenangan dan kepuasan batin

dalam hubungan dengan Tuhan atau agama yang dianutnya karena agama dan

kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan lansia yang disebut dalam

kebutuhan spiritual (Maslow, 1980 dalam Keliat, 2011). Spiritual adalah suatu

aktivitas untuk mencari arti dan tujuan hidup yang berhubungan dengan kegiatan

spiritual keagamaan (Keliat, 2011). Aktivitas-aktivitas spiritual akan memberikan

nilai tertinggi bagi lansia untuk menemukan kebermaknaan, harapan dan rasa

harga dirinya dengan banyak berdzikir dan melaksanakan ibadah sehari-hari,

lansia akan menjadi lebih tenang dalam hidupnya, menurunkan gejala depresi dan

kecemasan akan kematian serta meningkatkan kesehatan mental lansia

(Kemensos, 2008; Bjorklop, 2013; Hill, 2006; Meisenhelder, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian tentang intervensi yang dapat diberikan bagi lansia

dengan depresi, maka penulis memadukan beberapa intervensi keperawatan ke

dalam sebuah program yang bernama “MaSa INDAH” yaitu MAri berSAma

melakukan “I “adalah ikut dalam kegiatan keluarga dan masyarakat, “N” adalah

meNerima kondisi penuaan dengan tulus dan ikhlas, “D” adalah doa dan diskusi

bersama orang lain, “A” adalah atasi segala macam stres dengan baik, dan “H”

adalah harga diri yang tinggi. Program ini diharapkan lansia akan merasakan

masa-masa tua dengan indah tanpa ada kesedihan dan merasakan kebermaknaan

hidup bersama orang lain disekitarnya. Kegiatan dilakukan dalam intervensi untuk

petugas kesehatan dan kelompok di masyarakat yaitu kelompok pendukung MaSa

INDAH dan kelompok lansia depresi, serta intervensi individu dalam keluarga.

Selain itu lansia juga dikenalkan dengan kartu tilik diri (KTD) yang membantu

lansia dalam menilai perasaanya. Lansia dapat berusaha belajar untuk menurunkan

kondisi depresi atau kesedihan yang dirasakannya dengan cara yang baik dan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

12

Universitas Indonesia

efektif dengan adanya panduan dalam membantu diri sendiri, sehingga dapat

meningkatakan kebahagiaan lansia dengan depresi (Songprakum, Wallapa &

McCann, 2012).

Pelaksanaan intervensi “MaSa INDAH” pada kelompok lansia dengan depresi

menggunakan strategi pemberdayaan kemampuan lansia sebagai klien dan

dukungan sosialnya. Hasil dari intervensi selama 9 bulan waktu efektif praktik

residensi spesialis keperawatan kesehatan komunitas, dapat tergambarkan

keefektifan intervensi “MaSa INDAH” dalam penurunan tingkat depresi yang

signifikan pada aggregat lansia yang mendapatkan intervensi yaitu sebesar

31,58%. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk menyampaikan inti

dari hasil praktik residensi spesialis keperawatan kesehatan komunitas melalui

intervensi “MaSa INDAH” untuk menurunkan tingkat depresi pada aggregate

lansia dengan depresi di Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

dalam Karya Ilmiah Akhir ini.

1.2 TUJUAN PENULISAN

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan gambaran pengaruh intervensi “MaSa INDAH” dalam pelayanan dan

asuhan keperawatan komunitas terhadap penurunan tingkat depresi pada

aggregate lansia di Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah teridentifikasi:

1.2.2.1 Peningkatan perilaku kesehatan tenaga kesehatan yang meliputi

pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam melaksanakan intervensi

“MaSa INDAH” pada aggregate lansia di Kelurahan Curug.

1.2.2.2 Peningkatan perilaku kesehatan kelompok pendukung yang meliputi

pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam melaksanakan intervensi

“MaSa INDAH” pada aggregate lansia di Kelurahan Curug.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

13

Universitas Indonesia

1.2.2.3 Peningkatan perilaku keluarga yang meliputi pengetahuan, keterampilan

dan sikap dalam melaksanakan intervensi “MaSa INDAH” pada

aggregate lansia di Kelurahan Curug.

1.2.2.4 Peningkatan kemandirian keluarga dalam melakukan perawatan lansia

dengan depresi.

1.2.2.5 Peningkatan perilaku lansia dengan depresi yang meliputi pengetahuan,

keterampilan dan sikap dalam melaksanakan intervensi “MaSa INDAH”

di Kelurahan Curug.

1.2.2.6 Penurunan tingkat depresi setelah pelaksanaan intervensi “MaSa

INDAH” pada aggregate lansia di Kelurahan Curug.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan mencakup:

1.3.1 Pengelola Program Kesehatan

1.3.1.1 Dinas Kesehatan

Sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan program dan sebagai masukan untuk

pengembangan program promosi kesehatan terkait dengan masalah kesehatan

depresi pada aggregate lansia melalui intevensi “MaSa INDAH”.

1.3.1.2 Puskesmas

Sebagai masukan dalam pengembangan program inovasi tambahan pada

pelayanan kesehatan di dalam gedung dan di luar gedung pada aggregate lansia

melalui intevensi “MaSa INDAH”.

1.3.1.3 Perawat Kesehatan Masyarakat (Perawat Komunitas)

Sebagai gambaran pelaksanaan intervensi pada aggregate lansia dengan depresi

atau keluarga serta yang melibatkan kader dalam kelompok pendukung melalui

intevensi “MaSa INDAH”.

1.3.2 Kader Kesehatan

Sebagai gambaran pelaksanaan kegiatan oleh kader kesehatan atau kelompok

pendukung kesehatan lansia dengan depresi serta memberikan umpan balik pada

aggregate lansia maupun pada keluarga melalui intevensi “MaSa INDAH”.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

14

Universitas Indonesia

1.3.3 Masyarakat, Keluarga dan Lansia

Sebagai gambaran upaya peningkatan perilaku kesehatan (pengetahuan, sikap,

keterampilan) dan tingkat kemandirian keluarga serta masyarakat dalam

meningkatkan kesehatan keluarga melalui perawatan lansia dengan depresi

melalui intervensi “MaSa INDAH”.

1.3.4 Pengembangan Ilmu Keperawatan

Pengembangan asuhan keperawatan komunitas, kelompok dan keluarga melalui

intervensi “MaSa INDAH” pada aggregate lansia dengan depresi, serta

pengembangan penelitian yang terkait tentang keperawatan kesehatan lansia

dengan depresi.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

15

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang tinjauan teroritis yang menjadi sumber referensi atau

landasan dalam menulis karya ilmuah akhir yaitu lanjut usia sebagai populasi

rentan, konsekuensi fungsional, lansia dengan depresi, dan keperawatan

komunitas yang mencakup manajemen pelayanan kesehatan dan asuhan

keperawatan komunitas dan keluarga sebagai integrasi model Community as

Partner, Family Centered Nursing pada aggregat lansia dengan depresi.

2.1 Lansia sebagai Populasi Rentan (Vulnerable Population)

2.1.1 Definisi populasi rentan

Flaskerud dan Winslow (1998, dalam Stanhope & Lancaster, 2010) mengatakan

bahwa kerentanan merupakan hasil gabungan efek dari keterbatasan sumber

keadaan tidak sehat dan tingginya faktor risiko. Kerentanan juga menunjukkan

interaksi antara keterbatasan fisik dan sumber lingkungan, sumber personal

(human capital), dan sumber biopsikososial (adanya penyakit dan kecenderungan

genetik) (Aday, 2001 dalam Stanhope & Lancaster, 2010). Populasi rentan adalah

populasi yang lebih besar kemungkinannya untuk mengalami masalah kesehatan

akibat paparan berbagai risiko daripada populasi yang lainnya (Stanhope &

Lancaster, 2010). Vulnerable population ialah suatu kelompok yang mempunyai

karakteristik lebih memungkinkan berkembangnya masalah kesehatan dan lebih

mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan serta kemungkinan

besar penghasilannya kurang atau masa hidup lebih singkat akibat kondisi

kesehatan (Maurer & Smith, 2005).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi

rentan adalah populasi atau sekelompok orang yang memiliki karakteristik

tertentu sebagai akibat dari hasil interaksi keterbatasan fisik dan sumber

lingkungan, personal dan biopsikososial sehingga mudah mengalami masalah

kesehatan, kesulitan dalam mengakses kesehatan, berpenghasilan rendah dan

memiliki masa hidup yang lebih singkat. Lansia yang mengalami depresi adalah

15

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

16

Universitas Indonesia

karena kondisi penuaan yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang

terjadi dan kadang berbeda dengan harapan lansia sebelumnya. Perubahan kondisi

yang tidak sesuai harapan, membuat lansia terpukul, kecewa hingga putus ada dan

pada kondisi ketidakberdayaan. Koping pemecahan masalah yang tidak efektif,

membuat kondisi lansia menjadi lebih berat lagi misalnya dengan risiko terjadinya

bunuh diri pada lansia.

2.1.2 Karakteristik Lansia sebagai Populasi Rentan

Lansia dengan depresi merupakan bagian dari populasi rentan. Karakteristik lansia

sebagai populasi rentan mencakup rentan secara fisiologis, psikologis, sosial dan

ekonomi dalam mengatasi masalah kesehatannya.

2.1.2.1 Rentan Secara Fisiologis

Rentan secara fisiologis pada lansia semakin meningkat sesuai dengan usia

kronologis (Miller, 2012). Seseorang individu yang disebut lansia menurut umur

kronologis meliputi young old yaitu kelompok lansia yang berusia 65 sampai 74

tahun; middle old yaitu kelompok lansia yang berusia 75 tahun sampai 85 tahun;

dan old old atau very old yaitu kelompok lansia yang telah berusia berusia 85

tahun atau lebih (Mauk, 2006; Miller 2012; Swanson & Nies, 1993). Lansia

sebagai individu yang sangat tua atau lebih dari 65 tahun dikategorikan termasuk

dalam populasi rentan (Maurer & Smith, 2005). Menurut UU No. 13 tahun 1998

dan PP RI No. 43 tahun 2004, lansia ialah individu yang telah mencapai usia lebih

dari 60 tahun (Biro Hukum & Humas BPKP, 1998, 2004).

Lansia mengalami proses menua atau aging. Proses menua yaitu terjadinya suatu

proses perubahan fisiologis sebagai konsekuensi fungsional berupa proses

menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan

terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita,

sehingga masalah kesehatan pada lansia banyak yang bersifat kronik yang

berhubungan dengan genetik dan gaya hidup (Miller, 2012; Stanhope &

Lancaster, 2010).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

17

Universitas Indonesia

2.1.2.2 Rentan Secara Psikologis

Lansia mengalami kemunduran fungsi psikologis berupa perubahan fungsi

psikososial. Lansia dihadapkan pada berbagai peristiwa dan kejadian kehidupan

yang mengakibatkan perubahan-perubahan yang berpotensi menimbulkan stres

(Miller, 2012; Swanson & Nies, 1993). Stres yang berkepanjangan dapat

berpengaruh pada kondisi kesehatan lansia.

Peristiwa kehidupan yang terjadi pada lansia antara lain peristiwa kehilangan

pasangan hidup atau orang yang dicintai; kehilangan pekerjaaan atau masa

pensiun yang berdampak pada berkurangnya pendapatan, identitas dan peran;

gangguan dalam kesehatan atau akibat menderita penyakit kronik; maupun

persepsi atau pendapat negatif tentang lansia. Peristiwa tersebut menimbulkan

reaksi tubuh lansia terhadap stres dan berdampak pada fungsi psikologis yang

berhubungan dengan koping individu misalnya menjadi menolak kondisi saat ini,

menjadi pendiam, pemarah, pemurung, pencemas sampai kondisi depresi (Miller,

2012).

2.1.2.3 Rentan Secara Sosial

Menurut teori Cumning dan Henry (1961 dalam Miller, 2012) menyatakan bahwa

semakin tua seseorang akan semakin tidak terlibat secara emosional dengan dunia

sekitar, sehingga lansia akan melepaskan diri dari berbagai ikatan. Lansia juga

menjadi rentan secara sosial karena dapat mengalami stress sosial dan hal ini akan

mempengaruhi kesehatan lansia. Stres sosial dapat disebabkan oleh adanya

diskriminasi ras, budaya, atau yang lainnya (Stanhope & Lancaster, 2010;

Swanson & Nies, 1993).

2.1.2.4.Rentan Secara Ekonomi

Proses penuaan atau kondisi kesehatan yang kurang baik pada lansia,

menimbulkan lansia tidak dapat beraktifitas secara optimal, sehingga bagi lansia

yang semula bekerja harus berhenti bekerja atau lansia yang harus memasuki

masa pensiun. Kondisi tersebut membuat lansia mengalami penurunan

penghasilan (Miller, 2012). Keterbatasan dana berdampak pada ketidakmampuan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

18

Universitas Indonesia

lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, termasuk untuk

kesehatannya karena mengalami keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan

perawatan kesehatan yang optimal (Ski & Stevens; 2004 dalam Allender, 2014;

Swanson & Nies, 1993).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik lansia

yang merupakan bagian dari populasi rentan. Karakteristik lansia sebagai populasi

rentan dapat secara fisiologis, psikologis, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi

status kesehatan lansia. Kerentanan tersebut juga dipengaruhi oleh banyak faktor.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerentanan

Menurut Stanhope dan Lancaster (2010), lansia masuk dalam populasi rentan dan

sering memiliki faktor risiko yang lebih banyak dari pada populasi yang lain.

Kerentanan bersifat multidimensi yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

berkontribusi.

2.1.3.1 Faktor Keterbatasan Sumber Daya

Kurangnya sumber daya sosial, pendidikan dan ekonomi yang memadai

merupakan faktor seseorang menjadi rentan. Kemiskinan adalah penyebab utama

terhadap kerentanan. Kemiskinan menyebabkan kerentanan karena membuat

seseorang sulit berfungsi atau mengakses sumber daya untuk hidup atau untuk

perawatan kesehatan. Kondisi lansia tidak memiliki penghasilan atau pensiun

dengan penghasilan kecil berkontribusi besar pada kondisi kerentanan pada

masalah kesehatan karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan

penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri.

Perubahan-perubahan yang terjadi lansia akan berpengaruh pada aktivitas

ekonomi dan sosial mereka. Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2009, hampir

separuh (47,44%) lansia di Indonesia memiliki kegiatan utama bekerja dan

sebesar 0,41% termasuk menganggur/ mencari kerja, 27,88% mengurusi rumah

tangga dan kegiatan lain sekitar 24,27%. Tingginya persentase lansia yang bekerja

dapat dimaknai bahwa sebenarnya lansia masih mampu bekerja secara produktif

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

19

Universitas Indonesia

untuk membiayai kehidupan rumah tangganya, namun disisi lain mengindikasikan

bahwa tingkat kesejahteraan lansia masih rendah, sehingga meskipun usia sudah

lanjut, lansia terpaksa bekerja untuk membiayai kehidupan rumah tangganya

(Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010).

2.1.3.2 Faktor Perubahan Status Kesehatan

Perubahan status fisiologi mempengaruhi individu untuk menjadi rentan akibat

dari proses penyakit seperti individu dengan satu atau lebih penyakit kronis.

Menurut Allender (2014), populasi yang dipertimbangkan masuk dalam populasi

rentan adalah populasi yang mengalami kecacatan, penyakit kronik (misalnya

hipertensi, kanker, diabetes mellitus, dll), penyakit mental dan penyalahgunaan

obat terlarang.

Menurut teori konsekuensi fungsional, kesehatan lansia adalah kemampuan lansia

untuk berfungsi secara optimal meskipun dalam situasi perubahan yang berkaitan

dengan penuaan dan faktor risiko (Miller, 2012). Proses penuaan yang terjadi

pada lansia tersebut dapat mempengaruhi status kesehatannya karena memiliki

keterbatasan akibat kemunduran berbagai sistem dalam tubuh. Lansia yang

disertai dengan penyakit kronik dan kurangnya dukungan mengakibatkan lansia

dengan depresi masuk dalam kelompok rentan.

2.1.3.3 Faktor Risiko Kesehatan

Populasi rentan tidak hanya mengalami beberapa risiko kumulatif, tetapi populasi

tersebut juga sangat sensitif terhadap efek dari risiko tersebut. Risiko yang

berasal dari bahaya lingkungan (paparan zat adatif) atau bahaya sosial (kejahatan,

kekerasaan dan pengabaian/penyalahgunaan), dalam perilaku pribadi (diet dan

kebiasaan olahraga) atau susunan biologis atau genetik (bawaan atau status

kesehatan). Populasi rentan sering memiliki komorbiditas atau penyakit multiple

dengan masing-masing mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Lansia juga

merupakan individu yang mempunyai kondisi fisik, psikologi, dan sosial yang

lemah, sehingga mudah berkembangnya masalah kesehatan dan mengalami

kondisi kesehatan yang buruk (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2002).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

20

Universitas Indonesia

2.1.3.4 Faktor Marjinalisasi

Populasi rentan terpinggirkan (marginalisasi) dengan populasi secara keseluruhan

yaitu karena masalah yang dihadapi oleh populasi rentan merupakan masalah

yang tidak terlihat oleh penduduk yang lebih besar serta populasi rentan tersebut

memiliki keterbatasan dalam memperoleh sumber daya yang mereka butuhkan.

Moccia dan Mason (1986, dalam Stanhope & Lancaster, 2010) menyatakan

bahwa kemiskinan adalah masalah utama karena melibatkan kontrol atas sumber

daya yang diperlukan sehingga dapat berfungsi efektif di dalam masyarakat.

Marjinalisasi merupakan pencabutan hak, ini mengacu pada perasaan terpisah dari

masyarakat dimana tidak memiliki hubungan emosional dengan kelompok

tertentu atau dengan tatanan sosial yang lebih besar, seperti kelompok orang

miskin, tunawisma dan imigran yang pada dasarnya terlihat oleh masyarakat

secara keseluruhan dan dilupakan dalam perencanaan kesehatan dan sosial. Hal

ini menunjukkan bahwa populasi rentan tidak memiliki dukungan sosial yang

diperlukan untuk mengelola hidup sehat secara emosional dan fisik, sehingga

rawan terhadap keterlantaran.

Berdasarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kerentangan populasi,

maka populasi lansia yang rentan sangat memerlukan dukungan untuk dapat hidup

tua, aktif dan produktif. Hal tersebut dapat didukung dengan pendekatan teori

yang berhubungan dengan kesehatan lansia. Rose and Killien (1983 dalam Miller,

2012) menganalisis bahwa konsep risiko maupun rentan dapat diaplikasikan ke

dalam teori konsekuensi fungsional yang terjadi pada lansia.

2.1.4 Konsekuensi Fungsional pada Aggregate Lansia

Konsekuensi fungsional adalah berbagai faktor perubahan yang berkaitan dengan

usia, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia, dimana tingkat

ketergantungan semakin tinggi (Miller, 2012). Menurut teori konsekuensi

fungsional, kesehatan lansia adalah kemampuan lansia untuk berfungsi secara

optimal meskipun dalam situasi perubahan yang berkaitan dengan penuaan dan

faktor risiko. Proses penuaan yang terjadi pada lansia dapat mempengaruhi status

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

21

Universitas Indonesia

kesehatannya karena memiliki keterbatasan akibat kemunduran berbagai sistem

dalam tubuh. (Miller, 2012).

Konsekuensi fungsional dapat bersifat positif maupun negatif, berdasarkan hasil

observasi efek dari tindakan, faktor risiko, perubahan akibat penuaan yang

mempengaruhi kualitas hidup lansia dan aktifitas lansia sehari-hari. Fokus

pengkajian perawat adalah mengkaji perubahan lansia yang disebabkan oleh usia,

konsekuensi fungsional negatif dan faktor risiko tambahan yang lain. Selanjutnya

perawat melakukan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mencapai

konsekuensi fungsional positif bagi lansia (Miller, 2012).

Lansia yang mengalami depresi adalah salah satu bentuk konsekuensi fungsional

negatif yaitu apabila lansia tidak dapat memkompensasikan perubahan yang

terjadi akibat proses penuaan, baik secara fisik maupun psikologis. Selain itu

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan lansia

berupa ekonomi yang kurang, ketidakmampuan bergerak, kurangnya dukungan

sosial, dan kesalahpahaman tentang penuaan. Hal tersebut perlu diperhatikan

untuk mencapai konsekuensi fungsional positif, terutama bagi lansia dengan

depresi.

2.2 Lansia dengan Depresi

2.2.1 Perubahan akibat Proses Penuaan pada Lansia

2.2.1.1 Teori Psikososial

Teori perkembangan psikososial menurut Erikson adalah seseorang yang berusia

lebih dari 65 tahun berada pada fase integrity vs despair yaitu seseorang akan

melihat kembali (flash back) kehidupan yang telah mereka jalani dan berusaha

untuk menyelesaikan permasalahan yang belum terselesaikan. Penerimaan

terhadap prestasi, kegagalan dan keterbatasan adalah hal utaman yang membawa

dalam sebuah kesadaran bahwa hidup seseorang adalah tanggung jawabnya

sendiri. Orang yang berhasil melewati tahapan ini berarti ia dapat mencerminkan

keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami. Individu ini akan mencapai

kebijaksanaan meskipun saat menghadapi kematian. Keputusasaan dapat terjadi

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

22

Universitas Indonesia

pada orang-orang yang menyesali cara mereka dalam menjalani hidup atau

bagaimana kehidupan mereka telah berubah (Shaffer, 2005)

Teori psikososial berasumsi bahwa munculnya masalah depresi pada masa tua

adalah karena hilangnya harga diri, hilangnya peran yang berarti, hilangnya orang

tertentu, dan kontal sosial yang kurang (Reker, 1997 dalam Miller, 2012). Faktor

yang berkontribusi dalam munculnya masalah depresi pada lansia adalah

meliputi: usia; kurangnya peran sosial dan rendahnya status sosial ekonomi;

pengalaman masa lalu seperti trauma pada masa kecil; stres sosial yang berulang

termasuk dalam kejadian hidup yang membuat stress; jaringan sosial yang tidak

adekuat; kurangnya interaksi sosial; rendahnya intergrasi sosial misalnya

ketidakmampuan lingkungan dan terbatasnya kekuatan keagamaan; serta

kombinasi beberapa faktor-faktor.

Teori psikososial menggambarkan tentang masalah depresi sebagai suatu kondisi,

dimana individu mengalami penurunan pada kognitif, motivasi, harga diri dan

afektif-somatik (Seligman, 1981 dalam Miller, 2012). Blazer (2003)

menyarankan bahwa strategi untuk meningkatkan kepuasan diri pada lansia akan

mencegah depresi. Jika lansia terus menerus melakukan berbagai aktivitas, maka

lansia akan memperoleh kepuasan dan kebahagiaan (Hikmawati & Purnama,

2008). Hal ini merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan tujuan

intervensi keperawatan mencegah depresi terutama pada lansia.

2.2.1.2 Teori Gangguan Kognitif

Kognitif adalah kemampuan berpikir dan memberikan rasional termasuk proses

mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan (Stuart & Sundeen,

2009). Gangguan kognitif akan mempengaruhi gambaran diri lansia, lingkungan

dan pengalamannya serta pandangannya untuk masa depan. Orang dengan depresi

kurang memikirkan masa depan yang dapat membuatnya bahagia. Lansia dengan

depresi biasanya memiliki penilaian negatif terhadap kehidupannya dengan

adanya perasaan tidak berharga, menganggap kejadian kehidupan adalah suatu hal

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

23

Universitas Indonesia

yang buruk, berpikir tidak realistis terhadap kondisi ketidakberdayaannya (Miller,

2012).

2.2.1.3 Teori Biologis

Teori biologi berhubungan dengan proses penuaan, depresi dan perubahan pada

otak, sistem saraf dan neurotransmitter. Neurotransmitter seperti serotonin,

dopamin, asetilkolin dan norefinephrin yang berkontribusi pada kondisi depresi

pada lansia (Miller, 2012). Teori menunjukkan bahwa penyebab depresi

sebenarnya tidak datang dari luar, melainkan dari dalam diri. Jika lansia

dihadapkan pada suatu masalah, ia akan mudah menyerah dan terjadi penurunan

kemampuan dalam memecahkan masalah, sehingga lansia akan cenderung

mengalami keputuasaan. Penelitian membuktikan bahwa perubahan

neuroendokrin seperti penurunan kadar serotonin berkontribusi terhadap

peningkatan risiko bunuh diri (Mann, 2002 dalam Miller, 2012).

2.2.2 Depresi pada Lansia

2.2.2.1 Pengertian Depresi

Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional yang mewarnai seluruh proses

mental baik pikiran, perasaan dan aktivitasnya (Keliat dkk, 2011). Depresi

merupakan respon emosional yang paling maladaptif yaitu dengan perubahan

afektif, fisiologi, kognitif dan perilaku misalnya kesedihan, gelisah dan lambat

dalam beraktifitas (Stuart, 2009). Depresi juga diartikan sebagai salah satu

diagnosis mood (afektif) dengan kriteria terdapat 2 dari 3 gejala inti depresi

ditemukan hampir setiap hari minimal 2 minggu yaitu penurunan mood (sedih,

tertekan dan merasa tidak bahagia) atau afek depresif, kelelahan (merasa

kelelahan atau energi berkurang) dan anhendonia atau tidak berminat dan

kegembiraan berkurang untuk melakukan aktivitas (Townsend, 2009).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa depresi

adalah adanya gangguan kondisi emosional yang maladaptif baik pikiran,

perasaan dan aktivitasnya yang ditandai dengan kesedihan, gelisah, kelelahan dan

lambat dalam beraktifitas yang ditemukan hampir setiap hari minimal 2 minggu.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

24

Universitas Indonesia

2.2.2.2 Penyebab Depresi

Penyebab depresi menurut Stuart (2009) adalah akumulasi ketidakpuasan, frustasi,

kritikan pada diri sendiri tentang kejadian hidup sehari-hari tanpa adanya

dukungan hal positif, stres dalam pekerjaan dan keluarga serta kehilangan.

Depresi terjadi pada lansia tergantung banyaknya jumlah stressor (sumber stres)

kehilangan yang dialami seperti pasangan, penghasilan, peran, kesehatan, fungsi

seperti masih muda (Carson, 2010; Townsend, 2009). Penyebab depresi tidak

hanya disebabkan oleh satu faktor saja, akan tetapi dapat saling berinteraksi

dengan faktor yang lain, sehingga munculnya depresi (Townsend, 2009). Selain

itu ditambah dengan perubahan-perubahan akibat proses penuaan yang terjadi

pada lansia.

2.2.2.3 Faktor risiko terjadinya depresi

Faktor risiko terjadinya depresi adalah sebagai berikut (Miller, 2012; WHO,

2009), meliputi : genetik atau keturunan; jenis kelamin wanita dua kali lebih besar

berisiko menderita depresi dibandingkan laki-laki; lama tinggal di tempat khusus;

dukungan sosial terbatas; kontrol tubuh yang kurang; kualitas tidur yang rendah;

kejadian hidup yang membuat stres dan berulang; merasa tidak berdaya dan tidak

ada harapan; merasa tidak ada alasan untuk melanjutkan hidup; gangguan

fungsional menetap (misalnya: gangguan penglihatan); menderita penyakit serius

(misalnya: kanker, kerusakan persyarafan).

2.2.2.4 Gejala Umum

Afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi, mudah

lelah dan menurunnya aktivitas dan lamanya episode depresif yaitu selama 2

minggu (Kemenkes RI, 2012). Depresi pada lansia dengan usia lebih 65 tahun

atau lebih sering terjadi karena efek dari masalah penyakit kronik, kerusakan

kognitif dan kemampuan yang menurun (Alexopoulus, 2005; Carson, 2010).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

25

Universitas Indonesia

Gejala umum yang terjadi pada lansia depresi (Miller, 2012; Stuart & Sundeen,

2009; Carson, 2010; Townsend, 2009, Keliat, 2011; Kemenkes RI, 2012)

meliputi :

a. Gejala fisik berupa: gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu

sedikit), menurunnya tingkat aktifitas, efisiensi kerja, produktifitas kerja dan

mudah merasa letih atau sakit.

b. Gejala psikis berupa: kehilangan kepercayaan diri, sering memandang

peristiwa netral dipandang dari sudut pandang yang berbeda, bahkan disalah

artikan akibatnya sehingga lansia mudah tersinggung, mudah marah, perasa,

curiga, mudah sedih, murung dan lebih suka menyendiri, merasa dirinya tidak

berguna, selalu gagal, merasa bersalah, merasa kehidupan ini sebagai

hukuman, memiliki perasaan terbebani, dan menyalahkan orang lain.

c. Gejala Sosial berupa: adanya masalah interaksi sosial, konflik, minder, malu,

cemas jika berada diantara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk

berkomunikasi secara normal, merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan

secara aktif menjalani hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.

Tanda dan gejala depresi setiap lansia bervariasi. Penilaian tingkat depresi dapat

diidentifikasi dengan penilaian menggunakan alat ukur yang tepat. Penilaian

dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat, sehingga dapat menentukan

intervensi yang tepat.

2.2.2.5 Pengukuran tingkat depresi pada lansia

Pengukuran kondisi depresi pada lansia menggunakan kuesioner Geriatric

Depression Scale (GDS) dengan 15 item pertanyaan yang sudah valid secara

internasional (Sheikh, J. & Yesavage. JA, 1986 dalam Landefeld et al, 2004 &

Ham et al, 2008). Penilaian depresi dengan menghitung total skor seluruh

jawaban, kemudian diklasifikasikan dalam 4 kategori yaitu jika skor penilaian 0–4

maka kategori lansia normal (tidak depresi), skor 5–8 kategori lansia depresi

ringan, skor 9–10 kategori lansia depresi sedang dan skor 12–15 kategori lansia

depresi berat.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

26

Universitas Indonesia

Lansia depresi memerlukan perhatian yang serius dengan pendekatan asuhan

keperawatan untuk menurunkan faktor risiko, meningkatkan fungsi psikososial,

memberikan latihan-latihan serta konseling oleh tenaga kesehatan yang didukung

oleh lansia itu sendiri, keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.

2.3 Keperawatan Komunitas

Praktik keperawatan kesehatan komunitas menurut WHO (1974) dalam Stanhope

dan Lancaster (2010) adalah mencakup perawatan kesehatan keluarga dan juga

meliputi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang luas dan membantu

masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan sendiri serta memecahkan

masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada

pada komunitas sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.

Keperawatan kesehatan komunitas merupakan keperawatan yang berfokus pada

perawatan kesehatan komunitas atau populasi dari individu, keluarga dan

kelompok (Stanhope dan Lancaster, 2010).

2.3.1 Unsur-unsur Penting dalam Kesehatan Komunitas

Unsur penting dalam kesehatan masyarakat menurut Allender, Rector dan Warner

(2014) adalah memprioritaskan upaya pencegahan, proteksi dan promosi

kesehatan tanpa mengesampingkan upaya kuratif sebagai bentuk praktik

profesional; mengukur dan menganalisis masalah kesehatan komunitas dengan

konsep epidemiologi dan biostatistik; mempengaruhi faktor dari lingkungan untuk

kesehatan aggregate atau kelompok; prinsip yang menjadi dasar dalam kesehatan

masyarakat adalah manajemen dan pengorganisasian kesehatan komunitas melalui

pengorganisasian masyarakat; analisis kebijakan dan pengembangan publik;

advokasi kesehatan serta pemahaman terhadap proses politik. Unsur-unsur

penting tersebut adalah sebagai upaya dalam mencapai kesehatan yang optimal

khususnya bagi keperawatan kesehatan komunitas lansia depresi.

2.3.2 Karakteristik Keperawatan Komunitas

Menurut Clark, 2008 dalam Maglaya et.al.,(2009), karakteristik keperawatan

komunitas meliputi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit atau masalah

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

27

Universitas Indonesia

kesehatan sebagai bentuk praktik profesional yang dilakukan secara

komprehensif, general dan berkelanjutan pada tiga level atau tingkatan klien yaitu

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (populasi). Selain itu, perawat juga

mengenal dampak dari faktor yang berbeda pada kesehatan dan mempunyai

kesadaran yang lebih besar terhadap situasi dan kehidupan klien dengan

menggunakan strategi keperawatan komunitas yang tepat.

2.3.3 Strategi Keperawatan Komunitas

2.3.3.1 Proses Kelompok (Group Process).

Proses kelompok merupakan proses pembentukan suatu kelompok untuk

mencapai suatu tujuan bersama. Kelompok ini dapat membantu dalam program

promosi kesehatan keperawatan komunitas dan dapat diwujudkan dalam

kelompok lansia sebaya. Pengorganisasian masyarakat ini merupakan suatu proses

perubahan komunitas yang memberdayakan individu dan kelompok berisiko

dalam menyelesaikan masalah komunitas dan mencapai tujuan yang diinginkan

bersama. Individu-individu dalam suatu kelompok dapat mempengaruhi

pemikiran, perilaku, nilai dan interaksi sosial di masyarakat, maka diperlukan

kekompakkan di dalam suatu kelompok (Stanhope & Lancaster, 2010).

Proses kelompok dilakukan dengan proses pembentukan kelompok khusus bagi

lansia yang mengalami depresi yaitu kelompok lansia MaSa INDAH. Kelompok

lansia merupakan salah satu sarana bentuk dukungan sosial yang dapat

berkontribusi dalam promosi kesehatan. Kelompok swabantu adalah kumpulan

dua orang atau lebih yang datang bersama untuk membuat kesepakatan saling

berbagi masalah yang mereka hadapi, kadang disebut juga kelompok pemberi

semangat (Pistrang, 2008).

Perawat dapat melibatkan lansia dalam kegiatan kelompok di masyarakat.

Kegiatan kelompok dapat dilakukan dengan kegiatan yang dipadukan dengan

kegiatan keagamaan. Kelompok dapat membantu lansia membangun integritas

dan penghargaan atas diri sendiri. Situasi kelompok juga akan membimbing lansia

keluar dari keterisolasian dan lansia akan menemukan makna dalam kehidupan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

28

Universitas Indonesia

mereka, sehingga mereka dapat hidup sepenuhnya dengan fungsi sosial dan

physiologis yang tinggi. Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan memiliki

kesempatan dalam memfasilitasi kelompok dalam meningkatkan perawatan

therapeutik bagi lansia dengan masalah depresi (Pistrang, 2008)

2.3.3.2 Pendidikan Kesehatan (Health Promotion).

Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan,

mengurangi ketidakmampuan dan mengoptimalkan potensi kesehatan yang

dimiliki oleh individu, kelompok dan masyarakat. Pendidikan kesehatan juga

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, perbaikan sikap dan peningkatan

keterampilan, sehingga diharapkan ada perubahan gaya hidup yang lebih baik.

Perubahan perilaku sehat masyarakat dapat mengubah penerimaan yang kondusif

terhadap program promosi kesehatan yang dilakukan. Strategi pendidikan

kesehatan merupakan suatu proses yang memfasilitasi pembelajaran yang

mendukung perilaku sehat dan mengubah perilaku tidak sehat (Friedman,

Bowden, & Jones, 2010).

Pendidikan kesehatan dilakukan untuk lansia yang mengalami depresi maupun

lansia yang mengalami risiko depresi. Selain itu pendidikan kesehatan juga

dilakukan dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti kegiatan keagamaan.

Pendidikan kesehatan adalah memberikan informasi kesehatan tentang masalah

kesehatan lansia, depresi pada lansia, komunikasi yang efektif bagi lansia dan

keluarga, harga diri rendah dan cara meningkatkannya.

Intervensi promosi kesehatan juga diberikan tentang faktor risiko yang

mengkibatkan depresi dapat dilakukan melalui intervensi keperawatan. Diskusi

tentang perubahan fungsional yang terjadi pada lansia yang merupakan

konsekuensi proses penuaan dengan faktor risiko pada lansia. Diskusi tentang

hubungan potensial dan identifikasi pemecahan masalah bersama dengan pemberi

pelayanan keperawatan (Miller, 2012).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

29

Universitas Indonesia

2.3.3.3 Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)

Pemberdayaan (empowerment) merupakan proses pemberian kekuatan atau

motivasi sehingga membentuk interaksi transformasi kepada masyarakat antara

lain dengan adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru dan kekuatan

mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Hitchock, Scubert, & Thomas,

1999). Perawat komunitas mendorong masyarakat untuk dapat berbuat mandiri

dan berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatannya. Kerjasama ini dilakukan untuk

mencapai tujuan bersama dalam upaya meningkatkan kesehatan lansia depresi

yaitu dengan melibatkan masyarakat dan keluarga.

Pemberdayaan juga merupakan proses pengembangan pengetahuan dan

keterampilan yang meningkatkan kemampuan seseorang atas keputusan-

keputusan mempengaruhi orang lain (Helvie, 1998). Pemberdayaan juga

merupakan proses yang memungkinkan orang untuk memilih, mengendalikan,

dan membuat keputusan tentang kehidupannya dengan rasa saling menghargai

terhadap semua yang terlibat (Friedman, Bowden, & Jones, 2010).

Pemberdayaan masyarakat dan keluarga dilakukan untuk mendukung lansia dalam

intervensi keperawatan “MaSa INDAH” sebagai upaya mencegah dan

menurunkan tingkat depresi pada lansia.

2.3.3.4 Kemitraan (partnership)

Kemitraan dilakukan untuk upaya kesehatan lansia dengan depresi yaitu menjalin

kemitraan dengan lintas program dan lintas sektoral. Kemitraan dilakukan agar

mengoptimalkan kegiatan program yang direncanakan, karena suatu program

berkaitan langsung dengan sektor kehidupan yang lain. Misalnya upaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh fasilitas

pelayanan kesehatan saja, namun juga dapat dipengaruhi oleh politik, ekonomi,

budaya dan sektor yang lainnya.

Partnership juga merupakan suatu strategi negosiasi membagi kekuasaan antara

tenaga kesehatan profesional dengan individu, keluarga, dan/atau rekan komunitas

yang mempunyai tujuan saling menguntungkan untuk meningkatkan kemampuan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

30

Universitas Indonesia

individu, keluarga dan mitra masyarakat untuk melakukan kepentingan sendiri

secara efektif (Helvie, 1998).

2.3.3.5 Intervensi Keperawatan Langsung.

Perawatan yang dapat dilakukan secara langsung bagi keluarga dan lansia depresi

adalah melalui terapi interpersonal (TI), terapi kognitif perilaku (CBT), terapi

relakasasi untuk manajemen nyeri, konseling kelompok. Blazer (2003)

menyatakan bahwa hal yang sangat penting dalam pencegahan primer dari depresi

adalah melalui intervensi keperawatan yang meningkatkan kepuasan hidup lansia

dan menurunkan kesedihan dan kesendirian. Perawat dapat mengidentifikasi

intervensi yang dapat meningkatkan dukungan sosial.

Menurut Miller (2012) tindakan keperawatan yang juga dapat dilakukan pada

lansia dengan depresi antara lain:

1) Promosi kesehatan dalam latihan dan intervensi nutrisi

Penelitian yang dilakukan oleh Blazer (2003) menyatakan bahwa latihan fisik

dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia. Jika lansia memhami pentingnya

latihan fisik untuk kesehatan fisik dan mentalnya, maka lansia akan merasakan

manfaat langsung dari program latihan tersebut. Demikian pula dengan nutrisi

yang merupakan suatu hal yang penting dalam mencegah dan menurunkan depresi

karena status nutrisi merupakan efek dari depresi dan dapat menjadi konsekuensi

negatif. Status nutrisi yang baik pada lansia adalah merupakan efek positif dari

kesehatan mental dan fungsi kognitif. Ketika depresi terjadi, lansia cenderung

mengalami malnutrisi dan dehidrasi serta mengalami gangguan pencernaan.

2) Pelaksanan konseling

Perawat berperan dalam memberikan konseling dan dukungan emosional untuk

lansia dan pada situasi yang sama, lansia berpartisipasi dalam terapi psikososial.

Konseling didefinisikan proses yang menggunakan bantuan secara interaktif yang

berfokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan pasien dan menggambarkan

dukungan koping, proses pemecahan masalah dan hubungan interpersonal (Iowa

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

31

Universitas Indonesia

Intervention Project, 2000 dalam Miller, 2012) dapat efektif untuk menurunkan

depresi.

Kegiatan intervensi yang lain dan dapat digunakan untuk mengatasi masalah

depresi pada lansia meliputi: meningkatkan hubungan terapeutik; memfasilitasi

dalam mengungkapkan perasaan; mendemonstrasikan empaty, kehangatan dan

perhatian; meningkatkan kemampuan keterampilan baru jika dibutuhkan;

penyediaan informasi yang tepat dan baru jika dibutuhkan; membimbing lansia

dalam mengidentifikasi kekuatan dan memberikan dukungan bagi lansia (Piven &

Buckwalter, 2001 dalam Miller, 2012). Dukungan emosional didefinisikan

sebagai dukungan dalam mencari sumber, penerimaan dan dukungan selama

mengalami stres (Iowa Intervention Project, 2000 dalam Miller, 2012).

Terapi yang juga dapat diberikan kepada lansia yang mengalami depresi (Miller,

2012) antara lain: terapi perilaku (misalnya pemecahan masalah, praktik asertif

dan pengaturan jadwal kegiatan harian); terapi kognitif (misalnya rekonstruksi

kecemasan); terapi interpersonal (misalnya dengan modifikasi hubungan atau

ekspektasi tentang hubungan); terapi dukungan (misalnya evaluasi kekuatan dan

kelemahan individu serta memfasilitasi dalam memilih untuk dapat meningkatkan

kemampuan koping).

Strategi keperawatan komunitas digunakan untuk mencapai tujuan perawatan

komunitas yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan komunitas. Tujuan

keperawatan akan tercapai jika dilakukan dengan strategi keperawatan yang tepat.

Strategi keperawatan komunitas harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip dari

keperawatan komunitas (Allender, Rector & Warner, 2014).

2.3.4 Prinsip Keperawatan Komunitas

Prinsip-prinsip ditetapkan oleh ANA (2007, dalam Allender, Rector & Warner,,

2014) untuk praktik keperawatan kesehatan komunitas adalah sebagai berikut:

2.3.4.1 Fokus pada komunitas

Prinsip pertama adalah tanggungjawab perawatan kesehatan komunitas adalah

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

32

Universitas Indonesia

pelayanan langsung. Selain itu, perawat kesehatan komunitas dapat memberikan

intervensi untuk individu, keluarga atau kelompok yang membutuhkan dan

menjadi bagian dalam komunitas (komunitas sebagai klien).

2.3.4.2 Memprioritaskan untuk kebutuhan komunitas

Prinsip kedua adalah perawat kesehatan komunitas memprioritaskan kebutuhan

komunitas. Perawat harus berusaha untuk mempertimbangkan intervensi yang

terbaik dan yang akan diberikan kepada komunitas.

2.3.4.3 Bekerja bersama anggota masyarakat

Prinsip ketiga adalah perawat bekerja bersama-sama dengan komunitas

(komunitas sebagai rekan kerja) dalam mencapai tujuan intervensi keperawatan

kesehatan komunitas. Perawat dan anggota komunitas masing-masing memiliki

sistem nilai, kepercayaan dan keahlian masig-masing dalam hubungan kerjanya.

Perkembangan kebijakan dan jaminan lebih memungkinkan untuk bisa diterima

dan diterapkan sebagai dasar pertimbangan saling menghormati satu sama lain.

2.3.4.4 Fokus pada pencegahan primer

Prinsip keempat adalah keperawatan kesehatan komunitas menekankan pada

pentingnya tindakan pencegahan primer dalam promosi kesehatan masyarakat.

Perawat kesehatan komunitas berinisiatif untuk menemukan kelompok berisiko

tinggi, potensial masalah-masalah kesehatan, dan situasi yang berkontribusi dalam

masalah kesehatan. Kemudian perawat membuat suatu program pencegahan

masalah kesehatan.

2.3.4.5 Promosi lingkungan yang menyehatkan

Prinsip kelima adalah merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa

masyarakat hidup dalam kondisi yang mendukung kesehatan. Masyarakat akan

memiliki tingkat kesehatanyang rendah jika hidup dalam lingkungan yang tinggi

pengangguran, perumahan yang padat, tidak memiliki sumber air bersih, serta

pola hidup merokok, minum minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang.

Untuk mengubah kondisi tersebut membutuhkan komitmen, ketekunan,

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

33

Universitas Indonesia

kesabaran, akal dan pandangan yang jangka panjang dari semua lapisan

masyarakat.

2.3.4.6 Target intervensi untuk semua yang membutuhkan manfaat intervensi

Prinsip keenam adalah perawat kesehatan komunitas memeriksa kebijakan atau

program untuk menentukan apakah kebijakan atau program tersebut dapat diakses

dan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan dan

advokasi untuk perubahan jika diperlukan.

2.3.4.7 Promosi alokasi sumber daya yang optimal

Prinsip ketujuh adalah perawat kesehatan komunitas mengetahui hasil penelitian

yang efektif dari berbagai program. Perawat juga mengumpulkan informasi

tentang biaya jangka pendek dan jangka panjang dari program.

2.3.4.8 Kolaborasi dengan semua pihak yang ada di komunitas

Prinsip kedelapan adalah perawat kesehatan komunitas menekankan pada

pentingnya kolaborasi dengan perawat yang lain, pemberi pelayanan kesehatan,

pekerja sosial, guru, pemimpin agama, pengusaha dan pegawai pemerintahan di

masyarakat. Kolaborasi interdisiplin tersebut sangat penting dalam pelaksanaan

dan keefektifan program. Program tersebut direncanakan dan dilaksanakan tanpa

ada kesenjangan dan tumpang tindih dalam pelayanan kesehatan.

Praktik keperawatan komunitas mencakup pelayanan keperawatan komunitas dan

asuhan keperawatan komunitas. Pelayanan keperawatan komunitas perlu dikelola

dan ditata dengan fungsi-fungsi manajemen. Hal tersebut bertujuan agar

pencapaian kesehatan masyarakat menjadi lebih optimal.

2.3.5 Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas

Manajemen pelayanan keperawatan komunitas adalah suatu penyelenggaraan

salah satu inti program spesialis keperawatan dengan aplikasi ilmu keperawatan

komunitas yang mengintegrasikan fungsi manajemen pelayanan kesehatan dengan

asuhan keperawatan komunitas dan keluarga.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

34

Universitas Indonesia

2.3.5.1 Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan bagian dari kepemimpinan yang menekankan pada

pengendalian (Marquis & Huston, 2012). Manajemen keperawatan memiliki

fungsi yaitu: mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan. Fungsi tersebut dioptimalkan dalam upaya pencapaian tujuan

bersama yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber daya

secara efektif, efisien dan rasional (Swansburg, 2000).

2.3.5.2 Fungsi Manajemen

a. Fungsi Perencanaan

Perencanaan adalah pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling

penting tentang suatu rencana kegiatan yang berisikan tujuan yang harus

dicapai, bagaimana cara mencapainya, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan,

bagaimana indikator atau tolak ukur untuk mencapai tujuan, serta kegiatan

apa yang harus dilakukan selanjutnya dan berkelanjutan (Asmuji, 2012).

Selian itu, Ervin (2002) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu rangkaian

kegiatan yang terperinci dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang

membutuhkan solusi melalui intervensi yang terstruktur.

Perencanaan organisasi merupakan suatu bentuk pembentukan keputusan

manajerial. Perencanaan meliputi pengkajian lingkungan, gambaran sistem

organisasi menyeluruh termasuk seluruh bagian-bagian sistem, memberikan

kejelasan filosofi dan misi organisasi, prediksi sumber-sumber dan

kemampuan organisasi, identifikasi langkah-langkah yang dapat dilakukan,

prediksi efektifitas dari berbagai alternatif tindakan yang ditentukan, pilihan

tindakan yang akan dilakukan, dan menyiapkan staf atau karyawan untuk

melaksanakan berbagai tindakan yang perlu dilakukan (Gillies, 1994).

Berdasarkan teori yang telah disampaikan oleh para ahli, menunjukkan teori

tentang perencanaan yang bervariasi, maka dapat disimpulkan bahwa

perencanaan adalah suatu rangkaian rencana kegiatan yang terperinci,

terstruktur dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah-

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

35

Universitas Indonesia

langkah yang sistematis. Perencanaan juga menyiapkan staf atau karyawan

untuk melaksanakan rencana kegiatan, sehingga dapat mencapai tujuan

organisasi khususnya dalam mengatasi masalah kesehatan lansia dengan

depresi.

Tahapan perencanaan sebuah organisasi mencakup memformulasikan

perencanaan organisasi, menentukan visi, menentukan misi, menggali

berbagai sumber dan kendala, mengidentifikasi metode dan aktivitas yang

dilakukan untuk mencapai tujuan (Ervin, 2002). Perencanaan merupakan hal

yang penting dan merupakan proses yang pertama dari semua fungsi

manajemen karena tanpa perencanaan yang adekuat, maka proses manajemen

akan menjadi gagal dan koordinasi serta tujuan tidak akan tercapai (Marquis

& Huston, 2012).

Visi menggambarkan tujuan organisasi di masa yang akan datang atau tujuan

jangka panjang organisasi dan menjadi bagian dari visi lembaga secara

keseluruhan (Gillies, 1994; Marquis & Huston, 2012). Visi merupakan dasar

untuk membuat suatu perencanaan dan merupakan nilai, aspirasi, dan tujuan

yang mendasar yang digunakan dengan jelas untuk mengetahui arah sebuah

organisasi yang bersifat terbuka serta menjadi motivasi dan stimulasi

organisasi dalam menjalankan aktivitas di dalam organisasi atau instansi

(Asmuji, 2012; Wijono, 1999).

Misi merupakan suatu strategi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan

(Wijono, 1999). Tujuan atau pernyataan misi adalah pernyataan singkat yang

mengidentifikasi alasan keberadaan oraganisasi dan tujuan serta fungsi

organisasi di masa depan. Pernyataan misi merupakan prioritas tertinggi

dalam hierarki perencanaan karena hal tersebut mempengaruhi pembuatan

filosofi, tujuan umum, tujuan khusus, kebijakan, prosedur dan ketentuan

organisasi (Marquis & Huston, 2012). Misi berisikan pernyataan-pernyataan

yang menunjukkan posisi etik, prinsip, dan standar praktik atau pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat atau konsumen (Marquis & Huston,

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

36

Universitas Indonesia

2012). Misi juga tentu memberikan kejelasan kepada staf dalam uraian tugas

dari masing-masing instansi untuk menjalankan aktivitas sesuai dengan yang

telah ditetapkan, karena jika terjadi masalah seperti kurang kejelasan dalam

misi, sasaran, atau tujuan-tujuan menyebabkan kebingungan terhadap staf dan

menjadi tidak teratur terhadap usaha atau upaya yang dilakukan untuk

melayani konsumen yaitu masyarakat (Gillies, 1994).

Tujuan umum dan khusus adalah hasil dari perjalanan suatu organisasi.

Tujuan umum diartikan sebagai hasil yang diharapkan melalui usaha terarah.

Tujuan khusus lebih berfokus pada proses yang diharapkan, memiliki

kerangka waktu pencapaian yang spesifik dan dinyatakan dalam istilah

perilaku, dapat dievaluasi secara objektif dan mengidentifikasi hasil yang

positif, bukan negatif (Marquis & Huston, 2012). Undang-Undang Nomor 36

tentang kesehatan pasal 138 menyatakan bahwa (1) upaya pemeliharaan

kesehatan bagi usia lanjut ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan

produktif secara sosial dan ekonomi sesuai dengan martabat kemanusiaan; (2)

pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan

memfasilitasi kelompok usia lanjut untuk dapat tetap hidup mandiri dan

produktif secara sosial dan ekonomi. Tujuan organisasi termasuk dalam

rencana strategi, dimana menurut Martin (1998 dalam Marquis & Huston,

2012) menyatakan bahwa dalam rencana strategi dapat meramalkan

keberhasilan pencapaian organisasi di masa depan dengan menyesuaikan dan

menyelaraskan kapabilitas dengan kesempatan yang eksternal.

Perencanaan dalam suatu organisasi memerlukan sumber daya yang memadai

dalam menunjang kegiatan, salah satunya adalah pengelolaan keuangan.

Perencanaan anggaran membutuhkan visi, kreativitas dan seluruh

pengetahuan politik, sosial, dan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan

bagi masyarakat (Marquis & Huston, 2012). Kesejahteraan suatu instansi

tergantung pada pengelolaan keuangan yang efektif (Gillies, 1994).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

37

Universitas Indonesia

Langkah-langkah dalam perencanaan anggaran meliputi (Marquis & Huston,

2012) : langkah pertama yaitu mengkaji kebutuhan apa yang harus dipenuhi

dalam penganggaran. Manajer membuat tujuan umum, tujuan khusus dan

estimasi anggaran berdasarkan masukan dari rekan kerja dan bawahan.

Penganggaran akan lebih efektif bila semua personil pengguna sumber daya

dapat terlibat dalam proses tersebut. Langkah kedua yaitu membuat

perencanaan. Siklus penganggaran sebagian besar disusun untuk dua belas

bulan disebut anggaran fiskal tahunan, tetapi penganggaran berkelanjutan

dapat dilakukan secara kontinu setiap bulan sehingga data anggaran 12 bulan

ke depan selalui tersedia. Langkah ketiga adalah implementasi yaitu

pemantauan berkelanjutan dan analisis dilakukan untuk mencegah

pembiayaan yang tidak adekuat atau berlebihan pada akhir tahun pembukuan.

Setiap manajer unit bertanggung gugat terhadap penyimpangan.

b. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk mencapai

tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan otoritas

pengawasan setiap kelompok dan menentukan cara pengoordinasian aktivitas

yang tepat dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal yang

bertanggungjawab mencapai tujuan organisasi (Swansburg, 1993).

Pengorganisasian juga merupakan fase yang kedua setelah perencanaan

dalam proses manajemen dan dalam tahap pengorganisasian menjelaskan

tentang hubungan, prosedur pelaksanaan, perlengkapan, dan pembagian tugas

(Marquis & Huston, 2012). Struktur organisasi menentukan tingkah laku staf

pegawai sebagai akibat dari peran, kekuatan, tanggung jawab, kekuasaan,

pemusatan, dan komunikasi (Gillies, 1994).

Aktivitas dalam upaya kesehatan lansia terutama untuk lansia dengan

depresi, dapat dilakukan dengan pembentukan dan pembinaan puskesmas

santun lansia dimana puskesmas santun lansia adalah puskesmas yang

melakukan pelayanan kepada lansia mengutamakan aspek promotif dan

preventif disamping aspek kuratif dan rehabilitatif secara proaktif, baik dan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

38

Universitas Indonesia

sopan serta memberikan kemudahan dan dukungan bagi lansia (Depkes RI,

2003).

Pembinaan kesehatan lansia dengan depresi diperlukan garis komando yang

jelas, sehingga program kesehatan lansia dapat dilaksanakan dengan baik.

Garis komando merupakan garis utuh vertikal antara posisi sebagai jalur

formal komunikasi dan kewenangan, sehingga menyebabkan pegawai

memiliki satu manajer tempat mereka memberikan laporan dan

mempertanggungjawabkan pekerjaannya (Marquis & Huston, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi yang berkaitan

pengorganisasian terutama pengorganisasian sumber daya manusia (SDM)

perkesmas di Puskesmas Wilayah Jakarta Barat sebanyak 50,7% termasuk

dalam kategori baik (Ratnasari, Setyowati & Kuntarti, 2012).

c. Fungsi Ketenagaan (Staffing)

Ketenagaan merupakan proses manajemen yang berkaitan dengan

perekrutan, pemilihan, pemberian orientasi, dan peningkatan perkembangan

individu untuk mencapai tujuan organisasi khususnya pelayanan kesehatan

(Marquis & Huston, 2012). Salah satunya adalah pelayanan kesehatan lansia

dengan depresi.

Perekrutan merupakan proses mencari atau menarik tenaga atau staf secara

aktif untuk menempati posisi yang tersedia di dalam sebuah organisasi atau

pelayanan kesehatan dengan cara wawancara; setelah dilakukan perekrutan

maka selanjutnyan melakukan pemilihan atau seleksi yang merupakan proses

pemilihan individu atau tenaga kesehatan untuk pekerjaan atau menempati

posisi tertentu dari banyak pelamar (Marquis & Huston, 2012). Proses

pemilihan staf memerlukan perhatian yang penuh untuk mendapatkan

karyawan yang mempunyai kemampuan yang berkompeten dalam bidang

pelayanan kesehatan (Gillies, 1994). Tahap selanjutnya setelah staf melewati

proses seleksi yaitu orientasi (Marquis & Huston, 2012).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

39

Universitas Indonesia

Orientasi merupakan proses penyesuaian seorang karyawan baru dengan

lingkungan pekerjaan, sehingga karyawan tersebut dapat berinteraksi dengan

cepat dan efektif dengan lingkungan baru tepat bekerja atau

memberikan pelayanan kesehatan (Gillies, 1994). Proses orientasi yang

adekuat akan meminimalkan kecenderungan pelanggaran peraturan,

keluhan, dan kesalahpahaman; serta lebih menumbuhkan perasaan memiliki

dan menerima serta meningkatkan antusiasme dalam bekerja pada institusi

dan memberikan pelayanan kesehatan kepada klien atau masyarakat

(Marquis & Huston, 2012).

Tahap selanjutnya setelah staf melalui proses orientasi maka dilanjutkan

dengan melakukan pembinaan atau pengembangan staf. Pembinaan atau

pengembangan staf merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan

produktivitas. Pembinaan atau pengembangan staf dapat dilakukan dengan

pendidikan dan pelatihan. Proses pendidikan dan pelatihan bagi staf dapat

meningkatkan produktifitas yang lebih baik dalam menjalankan suatu

organisasi atau program (Marquis & Huston, 2003, 2012). Pelatihan

merupakan suatu proses seorang individu disediakan dengan berbagai

interaksi yang baik ditujukan untuk mengembangkan isu dan menerima

umpan balik terhadap kekuatan dan kesempatan untuk terlibat atau menerima

dukungan dan bimbingan selama transisi peran di dalam sebuah instansi

(Karten & Baggot dalam (Marquis & Huston, 2012). Kurangnya pelatihan

merupakan suatu kelemahan dalam sebuah manajemen, sehingga dapat

berdampak pada kinerja staf pegawai kurang memuaskan (Swanburg, 2000).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanan dan pengaturan

sumber daya manusia (SDM) perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas)

di Puskesmas Wilayah Jakarta Barat secara berurutan sebanyak 54% dan

52,1% baik dan juga ada hubungan perencanaan, pengorganisasian SDM

dengan pelaksanaan perkesmas (Ratnasari, Setyowati, & Kuntarti, 2012).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

40

Universitas Indonesia

d. Fungsi Pengarahan

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang

mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan

tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu

organisasi (Asmuji, 2012). Pengarahan yaitu proses interpersonal yang

ditunjukkan dengan staf pegawai atau karyawan mencapai objektifitas dan

merupakan proses penerapan rencana manajemen untuk mencapai visi dan

misi (Swanburg, 2000). Fungsi pengarahan mencakup kegiatan motivasi,

komunikasi organisasi, supervisi, pendelegasian dan manajemen konflik

(Marquis & Huston, 2012).

Motivasi adalah merupakan tenaga dalam diri individu yang mempengaruhi

kekuatan atau mengarah perilaku. Salah satu motivator terkuat yang dapat

digunakan oleh manajer untuk menciptakan suasana memotivasi adalah

penguatan atau reinforcement positif (Marquis & Huston, 2012). Motivasi

merupakan proses emosional yang lebih cenderung bersifat psikologis

daripada logika, terfokus pada kebutuhan di dalam diri individu yang kuat,

langsung, terus-menerus, dan menghentikan perilaku (Swanburg, 2000).

Pengarahan harus menggunakan komunikasi yang efektif karena komunikasi

yang efektif dapat mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan

pandangan, arah dan pengertian yang disampaikan (Swanburg, 2000).

Komunikasi dalam organisasi membentuk inti dan masuk di semua proses

manajemen, dimana komunikasi adalah pertukaran pikiran, pesan, gagasan

atau informasi melalui pembicaraan, tanda, tulisan dan perilaku (Marquis &

Huston, 2012). Jadi komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam

pertukaran informasi oleh dua atau lebih orang dalam sebuah organisasi.

Supervisi merupakan suatu bentuk pengawasan pekerjaan atau kinerja orang

lain secara langsung (Whitehead, Weiss & Tappen, 2010). Supervisi

merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memastikan kegiatan

yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dengan cara melakukan pengawasan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

41

Universitas Indonesia

terhadap pelaksanaan kegiatan. Supervisi dilakukan untuk memastikan

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan

memungkinkan terjadinya pemberian penghargaan, diskusi dan juga

bimbingan yang bertujuan untuk mencari jalan keluar jika terjadi kesulitan

dalam tindakan (Asmuji, 2012).

Pendelegasian mengandung makna bahwa seseorang memberikan

kepercayaan kepada orang lain untuk melakukan tugas yang sangat penting

(Marquis & Huston, 2012). Pimpinan pun dalam menentukan wewenang yang

didelegasikan melalui komunikasi dengan bawahan (Swanburg, 2000).

Pendelegasian yang diberikan berupa kewajiban, tugas-tugas, dan tanggung

jawab sehingga yang menerima delegasi harus dapat melaksanakannya

dengan baik (Swanburg, 2000).

Elemen selanjutnya adalah manajemen konflik. Konflik adalah perselisihan

internal dan eksternal yang disebabkan oleh perbedaan nilai, pendapat, atau

perasaan antara dua orang atau lebih berupa konflik interpersonal, intra

personal dan interkelompok (Marquis & Huston, 2012). Tujuan terbaik

dalam menyelesaikan konflik adalah menciptakan penyelesaian menang-

menang (win-win solution) untuk semua pihak yang terkait.

e. Fungsi Pengendalian

Pengendalian dalam manajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan

standar prestasi kerja dengan tujuan perencanan, untuk mendesain sistem

umpan balik informasi untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya

dengan standar yang telah ditetapkan (Mockler, 1984 dalam Keliat, 2006).

Pengawasan atau pengendalian mempunyai fungsi yang sangat besar dalam

mempunyai manajemen pelayanan. Pengawasan atau pengendalian

merupakan suatu bentuk koordinasi dalam mengidentifikasi berbagai kegiatan

organisasi mulai dari perencanaan sampai dengan pengarahan berupa catatan,

pelaporan, penggunaan berbagai sumber-sumber yang digunakan untuk

mengamati tercapainya visi atau misi sebuah instansi (Swanburg, 2000).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

42

Universitas Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian atau pengawasan sumber

daya manusia (SDM) perkesmas di Puskesmas Wilayah Jakarta Barat

sebanyak 52,1% baik dan juga menunjukkan ada hubungan pengendalian

atau pengawasan SDM dengan pelaksanaan perkesmas (Ratnasari,

Setyowati, & Kuntarti, 2012).

2.3.6 Asuhan Keperawatan

2.3.6.1 Asuhan Keperawatan Komunitas

Ervin (2002), menjabarkan bahwa Community as partner ini mendefinisikan

partner sebagai gambaran hubungan antara keperawatan dan kelompok/komunitas

sebagai klien. Komunitas didefinisikan oleh Higgs & Gustafson yang dikutip oleh

Ervin (2002), adalah merupakan sebagai suatu kelompok atau agregat dari

berbagai orang yang memiliki batasan geopolitikal dan mereka dianggap sebagai

unit praktek pelayanan. Anderson dan McFarlene mengembangkan teory

Community As Partner ini berdasarkan model konseptual keperawatan yang

dikembangkan oleh Betty Neuman dalam Neuman’s Health Care System Model

dan dalam keluarga yang ada di komunitas dengan sisitem pengkajian dari Family

Center Nursing oleh Friedman. Konsep-konsep teori ini kemudian diaplikasikan

saat praktik keperawatan komunitas pada kelompok lansia dan pada keluarga

dengan lansia depresi di wilayah kerja kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis,

Kota Depok, Jawa Barat

Asuhan Keperawatan Komunitas mulai pengkajian, analisis data, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

43

Universitas Indonesia

Gambar 2.1 Model Community As Partner

(Sumber: Anderson & McFarlane, 2011).

a. Pengkajian Keperawatan Komunitas

1) Inti Komunitas (Core)

a) Demografi (karakteristik lansia meliputi: usia, jenis kelamin, status

perkawinan)

Penduduk lanjut usia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas

(Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010). Sedangkan definisi lain

tentang lanjut usia adalah individu yang berusia lebih dari 65 tahun

(Mauk, 2006). Berdasarkan pendapat tersebut, maka lansia adalah

individu yang berumur lebih atau sama dengan 60 tahun.

Menurut Miller (2012), faktor resiko depresi adalah jenis kelamin

(wanita lebih cepat depresi dibandingkan laki-laki), selain itu faktor

resiko depresi adalah lansia dengan status perkawinan terutama yang

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

44

Universitas Indonesia

bercerai atau berpisah yang dituangkan dalam riwayat keluarga

lansia (dalam genogram tiga generasi).

b) Vital Statistik

Vital statistik adalah angka kejadian kesakitan lansia yang

disebabkan oleh depresi. Skrining pada lansia dilakukan dengan

menggunakan GDS (Geriatric Deppresion Scale), serta gambaran

angka kematian akibat bunuh diri atau akibat menarik diri dan atau

diabaikan oleh keluarga.

c) Riwayat kesehatan lansia

Riwayat kesehatan lansia yang menjadi faktor risiko, pendukung dan

pencetus masalah kesehatan lansia dengan depresi. Selain itu,

penyakit degenerative juga mempengaruhi riwayat kesehatan lansia

dengan depresi.

d) Etnis dan Kebiasaan hidup

Budaya di masyarakat dan yang dianut yang berpengaruh terhadap

permasalahan kesehatan depresi pada lansia. Selain itu juga gaya

hidup masyarakat terutama yang berpengaruh kesehatan lansia

terhadap masalah depresi. Gaya hidup kelompok masyarakat

terutama dalam pola komunikasi hubungan antar individu, bentuk

keluarga, dukungan antar keluarga.

e) Nilai dan keyakinan

Agama, nilai dan keyakinan yang dianut oleh keluarga terkait makna

hidup, dukungan keluarga terhadap lanjut usia., warisan budaya/ pola

kebiasaan serta stigma masyarakat/keluarga terhadap pengabaian

orang tua. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap terjadinya masalah

kesehatan lansia dengan depresi.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

45

Universitas Indonesia

2) SUBSISTEM

a) Lingkungan Fisik

Lokasi tempat tinggal lansia dan tetangga serta komunitas.

Lingkungan rumah yang dihuni oleh lansia dan lingkungan yang ada

di sekitar tempat tinggal meliputi kondisi rumah, sumber polusi,

cuaca. Rancangan pengkajian yang akan diidentifikasi ialah situasi

tempat tinggal lansia yang dapat mempengaruhi masalah depresi

seperti tingkat kenyamanan, kebisingan di sekitar rumah, suasana

rumah yang kondusif.

Hal-hal yang dikaji meliputi status rumah, type rumah, keadaan atau

kondisi rumah termasuk kepadatan, ventilasi, pencahayaan, dan

kebersihan, keamanan, kesesuaian dengan kondisi lansia. Kondisi

lingkungan, terutama sosial yang tidak baik dapat menjadi pemicu

timbulnya depresi.

b) Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Fasilitas kesehatan yang dapat mengakomodasi masalah kesehatan

pada lansia khususnya depresi pada tingkat wilayah atau RW dan

puskesmas, rumah sakit atau klinik swasta. Posbindu merupakan

bagian dalam sarana pelayanan kesehatan dan sosial bagi lansia yang

ada di masyarakat. Dukungan pelayanan sosial seperti tunjangan

khusus untuk lanjut usia, kepemilikan kartu jaminan kesehatan atau

asuransi kesehatan. Data yang berhubungan dengan dengan fasilitas

pelayanan kesehatan antara lain: sumber daya kesehatan di wilayah

kerja puskesmas serta pelayanan kesehatan serta pengobatan yang

diberikan bagi lansia untuk mengatasi masalah depresi dan untuk

mengurangi risiko depresi baik yang ada di masyarakat maupun di

layanan kesehatan.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

46

Universitas Indonesia

c) Ekonomi

Meliputi pekerjaan yang dilakukan lansia, pendapatan dan

pengeluaran, status ekonomi serta potensi sumber daya yang tersedia

disekitar lansia. Karakteristik rata–rata pendapatan lansia secara

khusus dan keluarga serta karakteristik pekerjaan baik lansia maupun

keluarga. Alokasi penggunaan pendapatan, pendapatan yang rendah,

tidak bekerja terutama lansia yang tidak mempunyai pekerjaan atau

menganggur merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

depresi.

d) Transportasi dan keamanan/keselamatan

Hal yang dikaji meliputi transportasi mencapai fasilitas kesehatan dan

sosial. Kemudahan mencapai akses kesehatan, dan kemudahan

mendapat sumber makanan. Keamanan dan keselamatan lansia dalam

pemenuhan kebutuhan hidupnya juga mempengaruhi dalam

menentukan risiko depresi pada lansia karena dengan perasaan aman

dan nyaman dapat membuat lansia merasa lebih baik.

e) Politik dan Pemerintahan

Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah kesehatan lansia

khususnya dengan depresi. Ketersediaan bantuan dari pemerintah atau

swasta juga sangat diperlukan dalam mendukung program kesehatan

dalam mengatasi masalah penanggulangan depresi pada lansia.

f) Komunikasi

Sumber informasi kesehatan yang digunakan dalam pencapaian

kesehatan lansia. Pola komunikasi antar pengurus RT/RW dengan

warga khususnya lanjut usia. Media komunikasi apa yang digunakan

keluarga dalam memperoleh informasi tentang depresi pada lanjut

usia. Pola komunikasi merupakan hal yang sangat penting, karena

komunikasi dapat menjadi penyebab dan sekaligus solusi dari masalah

depresi.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

47

Universitas Indonesia

g) Edukasi

Tingkat pendidikan pada lansia yang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan lansia dalam mengatasi masalah kesehatan khususnya

dengan depresi. Tingkat pendidikan kelompok lansia, sangat

mempengaruhi dalam tranformasi perilaku mengatasi masalah

kesehatan depresi.

h) Rekreasi

Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok dan keluarga dengan lansia

pada waktu senggang untuk meningkatkan status kesehatan berkaitan

dengan masalah depresi serta sarana rekreasi yang tersedia bagi lansia,

tempat warga bermain, ketersediaan tempat bermain untuk para lanjut

usia, bentuk rekreasi utama, fasilitas untuk rekreasi yang terlihat,

kecukupan hal tersebut dalam membantu memenuhi kebutuhan

rekreasi lansia dengan depresi.

i) Persepsi masyarakat

Persepsi dari tenaga kesehatan, masyarakat, keluarga maupun lansia

tentang masalah depresi pada lansia. Persepsi bisa berbeda-beda

karena bersifat subjektif tergantung dari individu masing-masing.

b. Diagnosis Keperawatan Komunitas

Diagnosa keperawatan dibuat setelah dilakukan pengkajian dan analisis data

yang mengancam masyarakat dan reaksi yang timbul pada masyarakat. Hasil

akhir analisis adalah mensintesis pernyataan simpulan menjadi diagnosis

keperawatan komunitas. Diagnosis keperawatan membatasi proses diagnostik

pada berbagai diagnosis yang ditegakkan untuk menunjukkan respon manusia

terhadap masalah kesehatan baik aktual maupun potensial, yang dapat secara

legal ditangani oleh perawat (Anderson & McFarlane, 2011). Label diagnosis

keperawatan menurut NANDA 2012-2014 yaitu diagnosis aktual; promosi

kesehatan (termasuk sejahtera atau wellness) dan risiko. Berdasarkan hasil

Konas Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas (IPPKI, 2013), disepakati bahwa

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

48

Universitas Indonesia

diagnosis keperawatan komunitas dituliskan tanpa menuliskan etiologi (single

diagnosis).

c. Perencanaan Keperawatan Komunitas

Tahap ketiga dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan

rencana tindakan untuk membantu masyarakat dalam upaya promotif,

preventif, primer, sekunder, dan tersier. Langkah pertama dalam tahap

perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi

masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosa keperawatan. Dalam

menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan, maka ada

dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun

rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti

dana, sarana, tenaga yang tersedia (Anderson & McFarlane, 2011).

Strategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan kesehatan

dan kerjasama, serta mendemontrasikan keterlibatan dalam asuhan

keperawatan. Strategi tersebut untuk meningkatkan peran serta masyarakat

dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi dan diperlukan

pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk mengembangkan

masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki, serta

mampu mengurangi hambatan yang ada. Selain itu, untuk menumbuhkan

kondisi, kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif

masyarakat dan dengan penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-

masalah kesehatan yang dihadapi terutama dalam mengatasi masalah depresi

pada lansia.

Intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan lansia dengan

depresi dilatarbelakangi dari kesehatan fisik dan mental lansia dalam

mewujudkan proses menua secara aktif, sehat dam bahagia bagi lansia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan

Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa 70% dari lansia diatas 60

tahun mengalami ketergantungan dengan orang lain. Banyaknya lansia yang

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

49

Universitas Indonesia

depresi dan tidak bahagia adalah karena bergantung pada orang lain dalam

melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dikarenakan kesehatan fisik dan

mental lansia yang menurun (Palestin, 2006). Aktivitas pekerjaan dan

kegiatan rekreasi sangat membantu dalam meningkatkan kondisi fisik lansia,

menurunkan emosi dan tekanan serta berdampak pada antidepresan. Aktifitas

yang dapat dilakukan adalah seperti jogging, berjalan, berenang, bersepeda

dan berolahraga (Trivedi, et al, 2006). Aktivitas kegiatan lansia dapat

dilakukan secara rutin di dalam rumah bersama-sama keluarga seperti

kegiatan membersihkan rumah, memasak berbagai menu. Kegiatan

disesuaikan dengan tingkat kemampuan lansia.

Kegiatan di luar rumah juga dapat membantu lansia yang mengalami depresi.

Faktor sosial dapat memberikan pengalaman yang positif pada kondisi

depresi, meningkatkan harga diri dan kepuasan diri karena adanya dukungan

sosial dan penerimaan pribadi (Cutler, 2005). Hasil penelitian yang

dipresentasikan pada konferensi dari British Nutrition Foundation (2008) juga

menyatakan bahwa individu dengan aktifitas fisik yang rendah memiliki

risiko depresi dua kali dibanding individu yang memiliki aktivitas teratur

(David, 2008), sehingga lansia diharapkan dapat melakukan aktivitas secara

teratur di rumah maupun di masyarakat. Hal ini sangat penting bagi lansia

dengan proses penuaan, sehingga lansia bisa menerima kondisinya dengan

baik.

Proses penerimaan diri pada lansia yaitu kondisi lansia dapat menerima

dirinya dengan segala kekurangannya untuk dapat tetap merasa bahagia, hal

ini didasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012)

menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara penerimaan diri dengan

depresi pada wanita perimenopuase. Berdasarkan perubahan tersebut,

diharapkan perawat dapat berperan membantu lansia untuk mampu menerima

proses penuaan secara baik, karena salah satu faktor yang dapat menyebabkan

lansia bisa merasa tetap berguna di masa tuanya adalah kemampuan lansia

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

50

Universitas Indonesia

dalam menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan dan kemunduran

yang dialaminya (Miller, 2012).

Kemampuan lansia dalam penerimaan diri penting dalam meningkatkan harga

diri lansia. Peningkatan harga diri lansia diidentifikasikan juga secara verbal

dan non verbal yang menunjukkan nilai-nilai positif dan penerimaan diri

lansia. Hal tersebut dapat dilihat dalam partisipasi aktif lansia pada terapi

kelompok, kemampuan meditasi dan relaksasi, sehingga dapat meningkatkan

kemampuan koping dalam diri lansia untuk menghadapi ketegangan hidup

sehari-hari dan mendukung gaya hidup yang sehat (Copel, 2007).

Proses penerimaan kondisi lansia juga dilihat dari kemampuan lansia untuk

mengenal masalah depresinya. Kemampuan lansia tersebut adalah kesadaran

akan diri sendiri. Kesadaran diri merupakan proses mengembangkan

pemahaman tentang perasaan yang dapat menggunakan kemampuan lansia.

Ketika lansia memahami dan memadukan individu, maka lansia akan belajar

memperbaiki diri, berubah untuk hidup lebih baik lagi dengan harga diri yang

tinggi. Harga diri berhubungan dengan afek lansia. Jika lansia dengan harga

diri tinggi, maka akan menurunkan tingkat depresi (MacInnes, 2006).

Pendekatan perawat dalam pencapaian kesehatan lansia bukan hanya kondisi

fisik, namun juga membantu lansia dalam memberikan ketenangan dan

kepuasan batin dalam hubungan dengan Tuhan atau agama yang dianutnya

karena agama dan kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan lansia

yang disebut dalam kebutuhan spiritual (Maslow, 1980 dalam Keliat, 2011).

Spiritual adalah suatu aktivitas untuk mencari arti dan tujuan hidup yang

berhubungan dengan kegiatan spiritual keagamaan (Keliat, 2011). Aktivitas-

aktivitas spiritual akan memberikan nilai tertinggi bagi lansia untuk

menemukan kebermaknaan, harapan dan rasa harga dirinya dengan banyak

berdzikir dan melaksanakan ibadah sehari-hari, lansia akan menjadi lebih

tenang dalam hidupnya, menurunkan gejala depresi dan kecemasan akan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

51

Universitas Indonesia

kematian serta meningkatkan kesehatan mental lansia (Kemensos, 2008;

Bjorklop, 2013; Hill, 2006; Meisenhelder, 2002).

Intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah depresi dipadukan dalam sebuah intervensi yang bernama “ MaSa

INDAH” yaitu Mari berSama untuk “I “adalah Ikut dalam kegiatan keluarga

dan masyarakat, “N” adalah meNerima kondisi penuaan dengan tulus dan

ikhlas, “D” adalah Doa dan Diskusi bersama orang lain, “A” adalah Atasi

segala macam stres dengan baik, dan “H” adalah Harga diri yang tinggi.

Intervensi ini diharapkan lansia akan merasakan masa-masa tua dengan indah

tanpa ada kesedihan dan merasakan kebermaknaan hidup bersama orang lain

disekitarnya. Kegiatan dilakukan dalam intervensi kelompok di masyarakat

dan individu dalam keluarga.

Selain itu lansia juga dikenalkan dengan kartu tilik diri (KTD) yang menilai

atau mengevaluasi perasaaan lansia sendiri setiap hari, agar lansia dapat

berusaha belajar untuk bisa mencapai kebahagiaannya dan menurunkan

kondisi depresi atau kesedihan yang dirasakannya dengan koping yang efektif

(Songprakum, Wallapa & McCann, 2012). Lansia dengan depresi sebaiknya

mengenali masalah yang dialaminya dan lansia memahami bahwa hal tersebut

dapat berpengaruh pada perasaan dan perilakunya. Hanya dengan keaktifan

dan berusaha menerima tantangan secara sistematis, maka keyakinan dan

persepsi akan harapannya berubah menjadi lebih baik. Perasaan negatif akan

menurunkan kemampuan dalam mencegah depresi (Peden, 2005).

Kartu Tilik Diri (KTD) berisikan identitas lansia yaitu tentang nama, usia,

alamat, tinggal bersama siapa, hobby atau kegemaran dan cita-cita yang ingin

di capai. Lansia diminta untuk mengevaluasi perasaannya pada pagi hari saat

bangun tidur dan pada malam hari sebelum tidur dengan memberikan tanda

(simbol yang sudah ditentukan) pada kolom yang tersedia. Untuk kegiatan

atau koping yang dilakukan selama 1 hari, lansia diminta untuk memberikan

tanda (√) pada kolom sudah disediakan. Kegiatan atau koping lansia adalah

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

52

Universitas Indonesia

item intervensi MaSa INDAH yang telah diajarkan pada lansia dan keluarga

sebelumnya. Kartu dievaluasi setiap hari oleh anggota keluarga yang sudah

disepakati untuk membantu lansia dalam pengisian kartu. Keluarga juga dapat

membantu lansia dalam pengisian kartu khusus bagi lansia yang tidak mampu

untuk melakukan pengisian misalnya lansia dengan kebutaan, kelumpuhan

atau tidak bisa membaca. Kartu juga memberikan informasi nomor telepon

kader kesehatan lansia yang dapat dihubungi, jika lansia teridentifikasi

merasakan kesedihan dalam beberapa hari (lebih dari 3 hari), sehingga lansia

segera mendapatkan dukungan yang optimal dalam mengatasi masalahnya.

d. Implementasi Keperawatan Komunitas

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah

direncanakan dalam mengatasi masalah kesehatan lansia dengan depresi yang

sifatnya yaitu: 1) bantuan dalam upaya mengatasi masalah fisik dan

psikologis, mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan

kesehatan lansia; 2) mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk

mencegah terjadinya depresi pada lansia; 3) sebagai advokat komunitas untuk

sekaligus memfasilitasi kebutuhan komunitas.

Kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan

yaitu :

1) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada

populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta

perlindungan khusus terhadap penyakit, misalnya dengan imunisasi,

penyuluhan, simulasi dan dukungan dalam kesehatan keluarga bagi lansia

depresi.

2) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya

perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah

kesehatan depresi pada lansia. Pencegahan sekunder ini menekankan

pada diagnosa dini dan tindakan untuk menghambat proses penyakit,

misalnya dengan mengkaji masalah kesehatan fisik dan psikologis lansia,

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

53

Universitas Indonesia

memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi

lansia.

3) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian

individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan

keluarga, misalnya dengan membantu keluarga yang mempunyai lansia

dengan depresi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke posbindu.

e. Evaluasi Keperawatan Komunitas

Evaluasi merupakan peralatan terhadap program yang telah dilaksanakan

dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi

rencana berikutnya. Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan konsep

evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari

evaluasi hasil sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan

komunitas adalah:

1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target

pelaksanaan.

2) Perkembangan atau kemajuan proses kesesuaian dengan perencanaan,

peran staf atau pelaksanaan, peran alat atau pelaksana tindakan, fasilitas

dan jumlah peserta.

3) Efesiensi biaya yaitu dalam pencarian sumber dana dan penggunaaannya

serta keuntungan program.

4) Efektifitas kerja yaitu tujuan tercatat dan kepuasan klien atau masyarakat

terhadap tindakan yang dilaksanakan.

5) Dampak yaitu status kesehatan yang meningkat setelah dilaksanakan

tindakan dan perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

2.3.6.2 Asuhan Keperawatan Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan

kedekatan emosional satu sama lain (Friedman, Bowden, & Jones, 2010).

Selain itu ada pendapat lain yang menunjukkan bahwa keluarga adalah keluarga

adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena

adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang saling berinteraksi satu

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

54

Universitas Indonesia

dengan lainnya, mempunyai peranan masing-masing, menciptakan serta

mempertahankan kebudayaannya (Maglaya et al., 2009). Berdasarkan pendapat-

pendapat tersebut, maka disimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang

atau lebih yang bersatu dalam kebersamaan atau mempunyai ikatan biologis,

sosial, ekonomi maupun psikososial.

Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga lansia dengan depresi

menggunakan family center nursing adalah sebagai berikut :

a. Pengkajian

Model pengkajian keluarga menggunakan Friedman yang merupakan

pendekatan terpadu dengan teori sistem secara umum, riwayat dan tahap

perkembangan keluarga (tipe keluarga, riwayat perkembangan keluarga,

tahap perkembangan keluarga, tugas perkembangan keluarga), lingkungan

tempat tinggal, struktur keluarga, fungsi keluarga, serta stres dan mekanisme

koping keluarga (Friedman, Bowden, & Jones, 2010).

1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Meliputi tahap perkembangan keluarga saat ini yang ditentukan

berdasarkan usia anak tertua, tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi yang dapat menjadi sumber stres bagi lansia dan keluarga,

riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan sebelumnya termasuk

riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga.

2) Lingkungan

Ditujukan pada lingkungan rumah dan lingkungan sekitar. Dilakukan

untuk mengidentifikasi keadaan lingkungan yang dapat menimbulkan

masalah kesehatan baik fisik maupun emosional yang dapat

mempengaruhi masalah hipertensi antara lain meliputi kebisingan,

keamanan dan lain lain.

3) Struktur Keluarga

Meliputi pola komunikasi keluarga yaitu bagaimana cara berkomunikasi

antar anggota keluarga, peran dari masing masing anggota keluarga,

struktur kekuatan keluarga yang dapat mempengaruhi anggota keluarga

untuk merubah perilaku yang berhubungan dengan pencegahan depresi

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

55

Universitas Indonesia

pada lansia.

4) Fungsi Keluarga

Meliputi fungsi afektif yang memberikan gambaran hubungan

psikososial dalam keluarga dan dukungan anggota keluarga pada lansia

dengan depresi; dan fungsi perawatan kesehatan keluarga praktik diet

keluarga, kebiasaan tidur dan istirahat keluarga, praktik aktivitas

fisik dan rekreasi, praktik penggunaan obat, penggunaan terapi

komplementer.

5) Stres dan mekanisme koping

Meliputi stresor jangka pendek dan jangka panjang yang dialami lansia

depresi dan keluarga, kemampuan lansia dan keluarga berespon

terhadap stresor, strategi koping yang digunakan ketika menghadapi

masalah. Koping yang dilakukan lansia dan keluarga merupakan upaya

untuk beradaptasi terhadap stimulus yang mengharuskan sistem

keluarga merubah perilakunya. Pelaksanaan adaptasi, keluarga dan

unsur-unsur didalamnya akan menerapkan koping individu dan koping

keluarga yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai

keseimbangan keluarga.

b. Diagnosis Keperawatan Keluarga

Diagnosis keperawatan keluarga merupakan pengembangan dari diagnosis

keperawatan ke sistem dan subsistem keluarga serta merupakan hasil

pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga mencakup masalah

kesehatan aktual, risiko atau ancaman kesehatan, dan sejahtera (Friedman,

Bowden, & Jones, 2010; Maglaya et al., 2009). Diagnosis keperawatan yang

telah didapat dilanjutkan dengan membuat prioritas dan proses pembuatan

prioritas menggunakan perhitungan tertentu.

c. Rencana Keperawatan Keluarga

Rencana keperawatan keluarga merupakan bentuk asuhan keperawatan yang

dirancang secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk

memelihara kesehatan dan atau mengelola masalah kesehatan melalui tujuan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

56

Universitas Indonesia

umum dan khusus keperawatan, kriteria evaluasi, dan standar (Maglaya et

al., 2009). Penentuan rencana keperawatan keluarga dilakukan dengan

melibatkan keluarga lansia dengan depresi (Friedman, Bowden, & Jones,

2010). Pembuatan rencana dengan menetapkan tujuan bersama dengan

keluarga. Penyusunan tujuan yang jelas, spesifik dan dapat diterima

oleh keluarga dalam mengatasi masalah depresi.

Pembuatan tujuan mencakup jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan

panjang dan jangka pendek diperlukan agar lebih spesifik, langsung dan

terukur. Tujuan jangka pendek dibuat untuk motivasi dan memberikan

keyakinan kepada keluarga dan individu lansia dengan depresi telah

membuat kemajuan dan untuk menuntun keluarga ke tujuan yang lebih luas

dan lebih komprehensif (Friedman, Bowden, & Jones, 2010; Maglaya et al.,

2009).

Tujuan jangka pendek mencakup peningkatan kemampuan keluarga dalam

mengenal masalah depresi pada lansia, membuat keputusan untuk mengatasi

masalah depresi, melakukan tindakan perawatan pada lansia dengan depresi,

memodifikasi lingkungan terhadap lansia dengan depresi, dan menggunakan

fasilitas kesehatan bagi lansia dengan depresi. Penentuan evaluasi terhadap

rencana keperawatan dengan kriteria atau indikator yang pengetahuan

(kognitif), psikomotor (keterampilan), dan afektif (sikap) yang terdiri dari

emosi, perasaan, dan nilai (Maglaya et al., 2009).

d. Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi keperawatan didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan

perawat untuk pasien dan keluarga dengan tujuan membantu pasien dan

keluarga meningkatkan, mengoreksi, dan menyesuaikan kondisi fisik, emosi,

psikososial, spiritual, dan lingkungan sebagai alasan mencari bantuan

(Friedman, Bowden, & Jones, 2010).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

57

Universitas Indonesia

Implementasi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan hasil pengkajian,

diagnosis keperawatan, dan perencanaan keluarga dengan memperhatikan

prioritas. Implementasi yang diberikan kepada keluarga mencakup tiga

domain yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif (Friedman, Bowden, &

Jones, 2010). Strategi intervensi dalam keperawatan keluarga mencakup

pendidikan kesehatan, konseling, melakukan kontrak, manajemen kasus,

kolaborasi, dan konsultasi (Friedman, Bowden, & Jones, 2010).

e. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi merupakan proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan dari

proses lainnya. Evaluasi keperawatan berdasarkan seberapa besar

efektifitas intervensi yang dilakukan oleh keluarga dan perawat dan

intervensi yang diberikan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan

(Friedman, Bowden, & Jones, 2010). Apabila tujuan tidak tercapai maka

perlu dilakukan analisa alasan yang dapat diidentifikasi seperti keadekuatan

hasil pengkajian, tujuan umum dan tujuan khusus yang tidak realistik,

sumber yang dimiliki keluarga tidak fokus pada kebutuhan yang menjadi

prioritas; atau keluarga kehilangan dukungan baik internal maupun eksternal

(Maglaya et al., 2009), sehingga evaluasi keperawatan keluarga dilakukan

secara terus menerus dan berkelanjutan, sehingga dapat menyelesaikan

masalah yang terjadi di dalam keluarga (Friedman, Bowden, & Jones,

2010). Evaluasi asuhan keperawatan keluarga dapat dinilai dari perubahan

tingkat kemandirian keluarga dalam perawatan kesehatan.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

58

Universitas Indonesia

Pengkajian dalam keluarga :

- Mengidentifikasi data sosial budaya

- Data lingkungan

- Struktur

- Fungsi

- Stres dan strategi koping keluarga

Pengkajian individu

anggota keluarga :

- Mental

- Fisik

- Emosi

- Sosial

- Spiritual

Evaluasi Keperawatan

Identifikasi keluarga, subsistem

keluarga, masalah kesehatan individu:

(Diagnosa Keperawatan)

Rencana Keperawatan :

- Kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan pada lansia dengan depresi

- Kemampuan keluarga membuat keputusan untuk

mengatasi masalah lansia dengan depresi

- Kemampuan keluarga melakukan tindakan

perawatan pada lansia dengan depresi

- Kemampuan kleuarga memodifikasi lingkungan

terhdapat lansia dengan depresi

- Kemampua keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan bagi lansia dengan depresi

Implementasi:

Implementasi rencana keperawatan

Gambar 2.2 Modifikasi Langkah-langkah dalam Proses Keperawatan

Individu dan Keluarga Lansia dengan Depresi (Sumber: Friedman,

Bowden, & Jones, 2003; Maglaya et al., 2009)

f. Tingkat Kemandirian Keluarga

Kemandirian keluarga dalam program perawatan kesehatan masyarakat

dibagi dalam empat tingkatan (Kemenkes, 2006) yaitu:

1) Keluarga mandiri tingkat pertama (KM-I) mempunyai kriteria:

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

59

Universitas Indonesia

rencana keperawatan.

2) Keluarga mandiri tingkat kedua (KM-II) mempunyai kriteria:

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran

e) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran.

3) Keluarga mandiri tingkat ketiga (KM-III) mempunyai kriteria:

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran

e) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran

f) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran.

4) Keluarga mandiri tingkat keempat (KM-IV) mempunyai kriteria:

a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan.

c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

d) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran

e) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran

f) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran.

g) Melakukan tindakan promotif secara aktif.

g. Tugas Perawatan Kesehatan Keluarga

Tugas perawatan kesehatan keluarga meliputi (Friedman, Bowden, & Jones,

2010; Maglaya et al., 2009; Miller, 2012):

1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada lansia dengan

depresi.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

60

Universitas Indonesia

2) Kemampuan keluarga membuat keputusan untuk mengatasi masalah

masalah kesehatan pada lansia dengan depresi.

3) Kemampuan keluarga melakukan tindakan keperawatan pada masalah

kesehatan lansia dengan depresi.

4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan terhadap lansia dengan

depresi.

5) Kemampuan keluarga menggunakan saran fasilitas kesehatan dalam

mengatasi masalah kesehatan pada lansia dengan depresi.

2.4 Peran Perawat Komunitas pada Kelompok Lansia dengan Depresi

Peran perawat komunitas terdiri dari pemberi pelayanan keperawatan

atau provider, edukator, advokasi, manajer, kolaborator, leader atau

pemimpin, dan peneliti (Allender, Rector, & Warner, 2014; Friedman,

Bowden, & Jones, 2010) yang dijabarkan sebagai berikut :

2.4.1 Peran sebagai Pemberi Pelayanan Keperawatan atau provider

Peran perawat komunitas secara klinis adalah memberikan pelayanan

keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan tidak hanya individu

dan keluarga tetapi juga kelompok dan populasi lansia (Allender,

Rector, & Warner, 2014). Perawat melakukan pengkajian secara kolektif

dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kebutuhan

kelompok (Allender, Rector, & Warner, 2014). Perawat melakukan

penilaian depresi dan melakukan kunjungan terhadap kelompok lansia

dengan depresi di wilayah masing-masing, serta memberikan pelayanan

keperawatan di puskesmas dan posbindu yang terdapat pada wilayah

setempat.

2.4.2 Peran sebagai pendidik atau edukator

Peran perawat komunitas sebagai edukator juga yaitu memberikan

pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga maupun kelompok atau

masyarakat atau kelompok pendukung (Allender, Rector, & Warner, 2014).

Perawat memberikan informasi kesehatan tentang masalah depresi,

perubahan kesehatan lansia, pencegahan dan penanganan depresi

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

61

Universitas Indonesia

mencakup, intervensi MaSa INDAH. Selain itu perawat bertindak sebagai

konsultan masalah depresi dan penanganannya bagi individu, keluarga,

maupun kelompok atau masyarakat.

2.4.3 Peran sebagai advocator

Peran perawat komunitas sebagai advocator yaitu menjamin individu,

keluarga, kelompok atau masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan dan sumber-sumber komunitas yang sesuai dengan kebutuhan

serta meningkatkan kemandirian dalam perilaku kesehatan (Allender,

Rector, & Warner, 2014; Friedman, Bowden, & Jones, 2003; Maglaya

et al., 2009). Perawat mengikutsertakan lansia dalam kegiatan posbindu,

mengikutsertakan lansia dalam kegiatan kelompok lansia seperti

penyuluhan kesehatan tentang depresi, perubahan kesehatan lansia,

pencegahan dan penanganan depresi mencakup, intervensi MaSa INDAH

serta menganjurkan atau merunjuk lansia untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan ke puskesmas atau rumah sakit yang tersedia. Selain itu,

perawat juga memfasilitasi keluarga untuk mendapatkan sumber-sumber

komunitas yang sesuai yang dapat memberikan keluarga informasi

kesehatan yang sesuai, mengoptimalkan kemandirian lansia dalam

mengatasi masalah depresi dan kelompok pendukung untuk memberikan

dukungan bagi lansia dengan depresi untuk mengatasi masalahnya

dengan melakukan kegiatan dalam intervensi MaSa INDAH.

2.4.4 Peran sebagai Manajer

Peran perawat komunitas sebagai manajer menilai secara langsung

kebutuhan masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal dengan

menjalankan fungsi manajemen yaitu perencanaan dan pengorganisasian,

pengarahan, pengawasan dan evaluasi kemajuan dari tujuan yang ingin

dicapai untuk meningkatkan kesehatan (Allender, Rector, & Warner, 2014;

Marquis & Huston, 2012). Sistem manajemen berfokus pada upaya

meningkatkan kesehatan lansia dan mencegah depresi.

Perawat komunitas mengelola perawatan kesehatan klien dalam hal ini

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

62

Universitas Indonesia

pada lansia dengan depresi, melakukan supervisi penambahan staf,

mengatur beban kasus dan melakukan pengkajian kebutuhan kesehatan

komunitas. Peran sebagai manajer melibatkan klien, tenaga profesional

yang lain dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan.

2.4.5 Peran sebagai Kolaborator

Peran perawat komunitas sebagai kolaborator adalah melakukan kerja

sama dengan berbagai pihak termasuk klien, perawat lain, tenaga kesehatan

lain, aparat setempat mencakup ketua RW dan RT, kader (Allender,

Rector, & Warner, 2014). Kerja sama yang terjalin dalam tim sebagai kerja

sama yang bersifat kemitraan. Perawat dalam menjalankan peran sebagai

kolaborator perlu menyiapkan kemampuan diri dalam berkomunikasi,

melakukan interpretasi, dan bertindak secara asertif dengan mitra kerja

untuk bersama-sama melakukan penanganan masalah depresi pada lansia

(Allender, Rector, & Warner, 2014).

2.4.6 Peran sebagai leader

Peran perawat komunitas sebagai leader berfokus pada kemampuan

mempengaruhi masyarakat untuk berubah dan menjadi agen pembawa

perubahan bagi lansia dengan depresi ke arah hidup yang lebih sehat

(Allender, Rector, & Warner, 2014). Perawat mengamati hal positif yang

dapat mempengaruhi dan berkontribusi terhadap kesehatan lansia dengan

depresi, seperti melakukan intervensi MaSa INDAH, membentuk

kelompok lansia MaSa INDAH, membentuk kelompok pendukung MaSa

INDAH bagi lansia. Perawat komunitas juga mempengaruhi anggota dan

keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia dengan

depresi dengan menciptakan lingkungan yang kondusif di dalam

keluarga agar tercapai rasa nyaman bagi lansia dengan depresi (Allender,

Rector, & Warner, 2014).

2.4.7 Peran sebagai Peneliti

Peran perawat komunitas sebagai peneliti adalah melakukan identifikasi,

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

63

Universitas Indonesia

mengumpulkan dan menganalisis data masalah depresi secara sistematis

unutk mencari solusi dan meningkatkan praktik keperawatan komunitas

dalam penanganan masalah kesehatan misalnya pada lansia dengan depresi

(Allender, Rector & Warner, 2014). Perawat komunitas melakukan praktik

keperawatan berdasarkan evidence base dari literature dan hasil penelitian

keperawatan komunitas yang sesuai untuk mengatasi masalah depresi pada

lansia (Allender, Rector, & Warner, 2014).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

64

Universitas Indonesia

BAB 3

KERANGKA KONSEP PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI WILAYAH KELURAHAN CURUG

Kerangka konsep menguraikan dan menjelaskan keterkaitan antar konsep yang

mendasari praktik keperawatan komunitas pada aggregat lansia dengan depresi.

Kerangka konsep residensi dalam pengelolaan aggregat lansia menggunakan

integrasi teori manajemen keperawatan, Community As Partner Model, Family

Center Nursing Model (FCN), dan Functional Consequences Theory.

3.1 Kerangka Konsep Praktik Keperawatan Komunitas

Praktik keperawatan komunitas yang dilakukan di Kelurahan Curug Kecamatan

Cimanggis, Depok, Jawa Barat berfokus pada aggregate dan keluarga lansia

dengan depresi. Praktik tersebut merupakan integrasi dari praktik manajemen

pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan komunitas dan keluarga pada

aggregate lansia dengan depresi.

Model pengkajian yang akan dikembangkan pada aggregate lansia dengan

depresi adalah aplikasi dari bentuk community as partner yang dikembangkan

dari teori Betty Neuman oleh Anderson dan McFarlane (Anderson &

McFarlane, 2011). Fokus dari praktik keperawatan komunitas adalah populasi

dengan melibatkan elemen-elemen yang terdapat di dalam masyarakat.

Variabel yang diidentifikasi dalam penulisan yang dilakukan mencakup

manajemen pelayanan, Community As Partner, Family Center Nursing, Teori

Konsekuensi Fungsional. Manajemen pelayanan mencakup perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, personalia dan pengawasan (Gillies, 1994;

Marquis & Huston, 2012). Family Center Nursing mencakup tugas perawatan

kesehatan dan tingkat kemandirian keluarga, teori konsekuensi fungsional

yang terkait dengan depresi (Friedman, Bowden, & Jones, 2003; Miller, 2012).

Kondisi depresi yang terjadi pada lansia membutuhkan intervensi dari perawat

64

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

65

Universitas Indonesia

komunitas. Intervensi yang paling utama dalam program MaSa INDAH yang

telah dimodifikasi yaitu dengan cara meningkatkan perilaku kesehatan

(pengetahum, keterampilan dan sikap) bagi tenaga kesehatan, kader posbindu,

komunitas, keluarga dan kelompok lansia dengan depresi, sehingga dapat

menurunkan tingkat depresi pada lansia. intervensi dilakukan melalui pelatihan

tenaga kesehatan, pelatihan kader, pembentukan dan pembinaan kelompok

pendukung lansia INDAH dan kelompok lansia sebaya di Kelurahan Curug.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

66

Universitas Indonesia

Masalah

Keperawatan:

Manajemen

Komunitas

Keluarga

Lansia

Manajemen

Pelatihan tenaga kesehatan

Pelatihan kader posbindu

Pembentukan dan pembinaan

kelompok pendukung lansia

MaSa INDAH.

Manajemen :

Peningkatan

pengetahuan,

keterampilan dan sikap

tenaga kesehatan

Peningkatan perilaku

kesehatan anggota

kelompok pendukung

lansia MaSa INDAH

Komunitas :

Peningkatan

pengetahuan, sikap dan

keterampilan

komunitas lansia dalam

mengatasi depresi

Penurunan tingkat

depresi.

Keluarga :

Pendidikan kesehatan dan

pemberdayaan keluarga

Penilaian perilaku kesehatan

tentang MaSa INDAH bagi

lansia depresi

Penilaian tingkat kemandirian

Keluarga :

Peningkatan

pengetahuan, sikap dan

keterampilan keluarga

dalam perawatan lansia

dengan depresi

Peningkatan tingkat

kemandirian keluarga

pada perawatan pada

lansia depresi.

Komunitas :

Pembentukan dan pembinaan

kelompok lansia dalam upaya

menurunkan dan mencegah

depresi dengan Masa INDAH

Penilaian kemampuan lansia

melalui KTD (Kartu tilik diri)

Penilaian tingkat depresi lansia

Lansia :

Pendidikan kesehatan pada

lansia

Tindakan keperawatan

langsung

Penilaian tingkat depresi

Lansia :

Peningkatan perilaku

kesehatan lansia

Penurunan tingkat

depresi

Input Proses Output

Pelayanan Keperawatan

Komunitas

Manajemen

Perencanaan

Pengorganisasian

Personalia

Pengarahan

Pengawasan

Asuhan Keperawatam

Komunitas :

Inti komunitas : lansia

Yankes dan yansos

Ekonomi

Keamanan dan

Keselamatan

Politik dan pemerintahan

Komunikasi

Pendidikan

Rekreasi

Persepsi

Keluarga:

Perilaku kesehatan

terhadap depresi

pada lansia

Tingkat kemandirian

keluarga.

Lansia :

Perilaku Kesehatan lansia

Tingkat depresi lansia

MaSa

INDAH

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Karya Ilmiah Akhir

Strategi Praktik

Keperawatan Komunitas

Proses kelompok

Pendidikan kesehatan

Pemberdayaan

Kemitraan

Tindakan keperawatan

langsung

66

Sumber: Swanburg, 2000; Marquis & Huston, 2012; Gillies, 1994; Friedman, Bowden & Jones, 2010; Anderson & McFarlene, 2011;

Stanhope & Lancaster, 2010; Allender, Rector & Warner, 2104; Swanson & Nies, 1993; Ervin, 2002; Judith, 2011;

Miller,2012; Landefeld et al, 2004; Ham et al, 2008, Maglaya et al, 2009; Wilkinson, 2011; Kemenkes, 2006.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

67

Universitas Indonesia

3.2 Pelaksanaan Intervensi MaSa INDAH dalam Menurunkan Depresi

pada Lansia

Modifikasi intervensi MaSa INDAH adalah perpaduan intervensi yang

berdasarkan hasil penelitian dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia.

Intervensi MaSa INDAH terdiri dari :

a. Lansia ikut dalam kegiatan di dalam rumah maupun di masyarakat

Teori psikososial menggambarkan tentang masalah depresi sebagai suatu

kondisi, dimana individu mengalami penurunan pada kognitif, motivasi,

harga diri dan afektif-somatik (Seligman, 1981 dalam Miller, 2012). Blazer

(2002) menyarankan bahwa strategi untuk meningkatkan kepuasan diri pada

lansia akan mencegah depresi. Jika lansia terus menerus melakukan berbagai

aktivitas, maka lansia akan memperoleh kepuasan dan kebahagiaan

(Hikmawati & Purnama, 2008).

Lansia aktif dan ikut serta dalam aktivitas atau kegiatan di dalam rumah.

Kegiatan tersebut adalah segala aktivitas yang bisa dilakukan sesuai dengan

kemampuan lansia, misalnya membersihkan rumah dengan menyapu atau

mencuci piring; memasak masakan sesuai hobbinya; membantu menyiapkan

bahan masakan yang akan di masak seperti menyiapkan sayuran. Lansia juga

melakukan kegiatan di luar rumah yaitu kegiatan kemasyarakatan terutama

berhubungan dengan sesama lansia.

b. Lansia menerima kondisi penuaan dengan tulus dan ikhlas

Menurut teori psikososial, lansia berada pada fase integrity vs despair yaitu

lansia akan melihat kembali kehidupan yang telah dijalani hingga saat ini.

Lansia berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang belum

terselesaikan. Penerimaan terhadap apa yang sudah dicapai maupun

kegagalan adalah hal utama yang bisa membawa lansia dalam sebuah

kesadaran akan hidup adalah tanggungjawab pribadi. Lansia belajar

menerima kondisinya dengan cara melakukan kegiatan perawatan dirinya

seperti mandi, menghias, membersihkan atau merapikan diri, serta tampil

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

68

Universitas Indonesia

sesuai dengan situasi dan kondisi. Lansia juga menyatakan penerimaannya

secara verbal terhadap kondisinya saat ini.

c. Lansia melakukan doa dan diskusi bersama anggota keluarga yang lain.

Menurut teori Maslow (1980), menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang

penting adalah kebutuhan akan ketenangan dan kepuasan batin dalam

hubungannya dengan Tuhan, karena akan semakin terintegrasi pada

kehidupan lansia (Keliat, 2011). Lansia melakukan kegiatan keagamaannya

berupa doa sesuai dengan agama dan kepercayaannnya masing-masing secara

rutin dan teratur yang dilakukan sendiri maupun bersama orang lain. Lansia

juga melakukan diskusi atau komunikasi yang baik secara verbal dan non

verbal dengan orang lain atau anggota keluarganya untuk menyampaikan

perasaan, keluhan atau keinginannya.

d. Lansia mengatasi stres atau masalahnya dengan baik

Lansia melakukan tindakan manajemen stres yang dapat dilakukannya jika

merasa ada masalah. Tindakan yang dilakukan yaitu berupa teknik relaksasi

nafas dalam yang bisa diiringi dengan musik lembut. Tahapannya adalah

sebagai berikut :

1) Posisikan tubuh secara nyaman.

2) Pilih dan dengarkan musik santai, tenang dan teratur.

3) Pejamkan mata dan konsentrasi penuh dengan pernafasan sesuai suara

musik.

4) Bernafas dengan santai sebanyak 3-4 kali sampai merasa nyaman dalam

bernafas.

5) Tarik nafas melalui hidung secara perlahan, mendalam, santai dan rasakan

naiknya perut dan tahan sampai 3–5 hitungan.

6) Keluarkan nafas secara perlahan lewat mulut dengan bentuk huruf “O” dan

rasakan turunnya perut.

7) Selingi nafas seperti biasa 4-5 kali dengan tarikan nafas dalam.

8) Ulangi pernafasan secara berulang kali hingga merasa nyaman santai.

9) Dengarkan musik sambil memikirkan hal-hal yang positif.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

69

Universitas Indonesia

e. Lansia memiliki harga diri yang positif.

Lansia melakukan kegiatan yang positif dan disukainya bersama orang lain

tanpa ada perasaan malu, minder maupun terpaksa, sehingga lansia

menunjukkan kepuasaan terhadap apa yang sudah dilakukannya. Lansia juga

menyatakan secara verbal tentang perasaaanya yaitu dihargai oleh orang lain,

sehingga lansiapun juga menghargai dirinya sendiri dengan baik.

Intervensi MaSa INDAH dapat digambarkan dalam gambar berikut :

Gambar 3.2

Kerangka Modifikasi Pelaksanaan Intervensi “MaSa INDAH”

3.3 Profil Wilayah Kelurahan Curug Kota Depok

Pemerintah Kota Depok dengan visi yang dimiliki untuk periode 2011-2016 yaitu

“Terwujudnya Kota Depok yang maju dan sejahtera” sedangkan misi Pemerintah

Kota Depok “Mewujudkan pelayanan publik yang profesional, berbasis teknologi

informasi; Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal;

Mewujudkan infrastruktur dan lingkungan yang nyaman; Mewujudkan sumber

daya manusia yang unggul, kreatif dan religius” dan dalam misi ini tertuang

tujuan “Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat”

Ikut kegiatan di dalam rumah

maupun di masyarakat

Harga diri yang positif

meNerima kondisi penuaan dengan

tulus dan ikhlas

Doa dan diskusi bersama anggota

keluarga

MAri berSAma

(MaSa INDAH)

Lansia

Depresi

Atasi stres dengan baik

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

70

Universitas Indonesia

dengan sasaran “Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat dan kesejahteraan

sosial masyarakat” (Pemerintah Kota Depok, 2012).

Kota Depok sebagai salah satu wilayah di Propinsi Jawa Barat mempunyai

Komisi Daerah Lanjut Usia sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan Propinsi

Jawa Barat untuk membentuk Komisi Daerah Lanjut Usia yang mempunyai visi

yaitu “Tercapainya lansia Jawa Barat yang mandiri, produktif, dan menjadi

tauladan generasi penerus” (Komisi Daerah Lanjut Usia Propinsi Jawa Barat,

2010). Keberadaan Komda Lansia di Kota Depok mempunyai tugas menyusun,

merumuskan, dan mengkoordinasikan kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan

langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan lanjut usia di Kota Depok

(Wali Kota Depok, 2011).

Visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Depok sejalan dengan visi Pemerintah Kota

Depok yaitu “Terwujudnya kota Depok sehat dengan layanan kesehatan merata

dan berkualitas” dengan misinya mencakup 1) meningkatkan pemerataan layanan

kesehatan yang bertujuan meningkatkan ketersediaan puskesmas pada setiap

kelurahan, meningkatkan kerjasama dengan swasta dan masyarakat dalam

penyediaan dan pengelolaan layanan kesehatan dan pengembangan obat

tradisional, meningkatkan pengelolaan jaminan pemeliharaan kesehatan agar

menjangkau seluruh masyarakat miskin, meningkatkan upaya kewaspadaan

pangan dan gizi; 2) meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk semua

puskesmas; yang bertujuan meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan di

seluruh puskesmas, meningkatkan kualitas layanan kesehatan keluarga yang

komprehensif mulai dari layanan KIA, KB hingga lansia, meningkatkan upaya

penjaminan mutu untuk kesehatan di puskesmas, klinik dan rumah sakit,

meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pihak swasta dan masyarakat

yang menyediakan layanan kesehatan, meningkatkan sistem manajemen,

kebijakan, dan peraturan daerah untuk menjamin kualitas layanan kesehatan yang

merata.

Misi Dinas Kesehatan Kota Depok juga meningkatkan kualitas sumber daya

termasuk sumber daya manusia dan pembiayaan kesehatan yang bertujuan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

71

Universitas Indonesia

meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan, pendidikan, evaluasi kinerja SDM,

meningkatkan efektivitas biaya kesehatan dan kualitas jaminan pemeliharaan

kesehatan. Selain itu juga misinya adalah meningkatkan promosi kesehatan dan

kualitas lingkungan untuk mendukung pencegahan penyakit yang bertujuan

membuat kebijakan dan peraturan untuk mendukung peningkatan kesehatan

lingkungan, meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular

dan tidak menular, meningkatkan upaya promosi kesehatan melalui kerjasama

lintas sektoral, dunia usaha dan masyarakat (Dinas Kesehatan Kota Depok,

2012b).

Puskesmas Cimanggis juga mempunyai visi dan misi dalam penyelenggarakan

pelayanan kesehatannya. Misinya yaitu “Mewujudkan puskesmas yang mampu

memberikan layanan prima dan menjadi pilihan utama bagi seluruh lapisan

masyarakat tanpa melupakan tugas pokoknya sebagai pembina kesehatan di

wilayahnya“, sedangkan misi Puskesmas Cimanggis mencakup: 1) Meningkatkan

dan mengembangkan mutu pelayanan; 2) Meningkatkan dan mengembangkan

sumber daya manusia; 3) Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya

umum; 4) Meningkatkan jumlah kunjungan; 5) Meningkatkan dan

mengembangkan jumlah sarana dan prasarana; 6) Meningkatkan dan

mengembangkan sistem pemasaran; 7) Meningkatkan dan mengembangkan

sistem informasi manajemen; 8) Meningkatkan kemitraan; 9) Melaksanakan

program pokok; 10) Menjadi pusat pembangunan kesehatan di wilayahnya.

Kelurahan Curug merupakan salah satu kelurahan yang berada pada wilayah kerja

Puskesmas Cimanggis Kota Depok yang memiliki batas wilayah Utara adalah

Kelurahan Cisalak Pasar, wilayah Timur adalah Kelurahan Sukatani, wilayah

Selatan adalah Kelurahan Sukamaju dan wilayah Barat adalah Kelurahan Cisalak

(Kelurahan Curug, 2013). Kelurahan Curug memiliki 11 RW (rukun

warga),dengan jumlah penduduk 15.025 jiwa, dimana jumlah lansia yang berusia

≥60 tahun sebanyak 505 jiwa.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

72

Universitas Indonesia

Kelurahan Curug terdapat fasilitas kesehatan dan pelayanan sosial. Sarana

kesehatan dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang

memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia berupa: rumah sakit 1 buah,

puskesmas 1 buah, adanya fasilitas bidang praktek, posbindu untuk setiap RW.

Belum adanya kelompok masyarakat sebagai pemerhati kesehatan lansia dengan

depresi dan masih belum adanya kelompok yang memfasilitasi kegiatan bagi

lansia dengan depresi, karena kegiatan dalam masyarakat masih bersifat umum.

Wilayah Kelurahan Curug, tidak ada sarana atau fasilitas rekreasi khusus bagi

lansia.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

73

Universitas Indonesia

BAB 4

PELAKSANAAN INTERVENSI “MaSa INDAH” DALAM PELAYANAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS UNTUK MENURUNKAN

TINGKAT DEPRESI PADA AGGREGATE LANSIA

4.1 Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas dalam Mencegah

Depresi pada Aggregate Lansia

4.1.1 Analisis Situasi

4.1.1.1 Perencanaan

Visi dan misi yang dibuat oleh Puskesmas Cimanggis, Dinas Kesehatan, dan

Pemerintahan Kota Depok menunjukkan kesinergisan strategi dari instansinya

masing-masing. Namun, dalam kesinergisannya, program kesehatan lansia

terutama yang mengalami depresi belum menjadi prioritas arah kebijakan

kesehatan dalam rencana strategi tahun 2011-2016 (Interview dengan

Penanggungjawab Program Lansia Dinkes Kota Depok, September 2013).

Sedangkan kondisi kesehatan lansia saat ini semakin kompleks dan dapat

berakibat pada kondisi depresi yang telah menjadi masalah aktual dan perlu

diperhatikan.

Tujuan program kesehatan masih disampaikan secara umum, tidak spesifik pada

setiap tingkat usia. Program kesehatan lansia di Puskesmas lebih banyak pada

upaya kuratif dibandingkan upaya promotif dan preventif. Program promotif dan

preventif untuk lansia di masyarakatpun belum optimal karena keterbatasan

kemampuan kader dalam melaksanakan proses kegiatan di posbindu (Interview

dengan Penanggungjawab Program Lansia Puskesmas Cimanggis, September

2013). Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 36 tentang kesehatan pasal 138

diyatakan bahwa 1) upaya pemeliharaan kesehatan bagi usia lanjut ditujukan

untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial dan ekonomi

sesuai dengan martabat kemanusiaan; 2) pemerintah wajib menjamin ketersediaan

pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok usia lanjut untuk dapat tetap

hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomi.

73

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

74

Universitas Indonesia

Rencana Strategi dalam program pembinaan terhadap lansia yang mengalami

depresi belum menjadi prioritas arah kebijakan bidang kesehatan dalam rencana

strategi tahun 2011–2016, karena masalah kesehatan jiwa (depresi) lebih banyak

diprogramkan pada bagian pelayanan kesehatan dasar (Yandas) (Interview dengan

Penanggungjawab Program Lansia Dinas Kesehatan Kota Depok, Oktober 2013).

Masing-masing seksi program (lansia dan jiwa) memiliki program sendiri-sendiri,

sehingga penanganan masalah lansia dengan depresi menjadi tidak optimal.

Kegiatan pelayanan kesehatan jiwa diprogramkan oleh pihak Dinas Kesehatan

Kota Depok dengan sasaran masyarakat secara umum pada semua tingkat usia

dan tidak spesifik pada kelompok masyarakat khususnya lansia (Interview dengan

Penanggungjawab Program Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Depok,

Oktober 2013). Rencana program lansia di Dinas Kesehatan untuk kegiatan 1

tahun (2013) berdasarkan desiminasi informasi adalah berupa pelatihan kesehatan

lanjut usia terutama untuk mengatasi Penyakit Tidak Menular (PTM), seminar

usia lanjut, seminar diabetes mellitus, pengadaan sarana cetak, pengadaan alat

kesehatan serta monev program lansia di puskesmas (Interview dengan

Penanggungjawab Program Lansia Dinkes Kota Depok, Oktober 2013). Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa rencana kegiatan yang ditetapkan oleh pemegang

program lansia masih bersifat umum dan belum ada program atau kegiatan khusus

untuk lansia dengan depresi. Kondisi tersebut pun terjadi karena anggaran yang

dikeluarkan juga masih terbatas dan tidak mempertimbangkan kegiatan yang

spesifik bagi aggregate lansia dengan masalah tertentu seperti masalah depresi.

Kegiatan pun belum terfokus pada masalah yang dialami lansia, sehingga

berdampak pada kurang optimalnya penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi

pada aggregate lansia dan salah satunya adalah lansia dengan depresi.

Indikator kerja dalam perencanaan program lansia di Dinas Kesehatan Kota

Depok adalah: 1) terlaksananya pertemuan desiminasi dan informasi program

lansia setiap tahun; 2) terlatihnya 200 kader posbindu; 3) terdistribusinya sarana

cetak dan alat kesehatan ke puskesmas dan posbindu; 4) terbentuknya 2

puskesmas santun lansia sehingga total menjadi 5 puskesmas; 5) peningkatan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

75

Universitas Indonesia

strata posbindu. Belum adanya indikator pencapaian khusus kesehatan lansia

khususnya depresi, karena program kesehatan lansia masih bersifat umum

(Interview dengan Penanggungjawab Program Lansia Dinkes Kota Depok,

Oktober 2013). Sedangkan perencanaan kegiatan di wilayah kelurahan Curug

yaitu dalam kegiatan posbindu dilakukan setiap bulan dalam rapat koordinasi di

kantor kelurahan (Interview dengan Penanggung jawab Program Lansia

Puskesmas Cimanggis, Oktober 2013). Kegiatan hanya lebih banyak

mendiskusikan dan menentukan waktu pelaksanaan kegiatan posbindu. Martin

(1998 dalam Marquis & Huston, 2012) menyatakan bahwa dalam rencana strategi

sebuah organisasi dapat meramalkan keberhasilan pencapaian organisasi sesuai

dengan harapan pencapaian di masa depan dengan menyesuaikan dan

menyelaraskan kapabilitas dengan kesempatan eksternal.

Perencanaan pelatihan juga dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Depok

adalah untuk kesehatan jiwa yaitu berupa pelatihan tim ACT (Assertive

Community Treatment) Kesehatan Jiwa bagi tenaga kesehatan dan kader

posbindu. Kegiatan ini merupakan kegiatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan

khusus untuk setiap tingkat usia dan tidak spesifik untuk lansia depresi, sehingga

kader atau tenaga kesehatan yang dilatih memahami tentang masalah kesehatan

jiwa adalah secara umum.

Kegiatan program lansia di dalam gedung puskesmas Cimanggis sudah

menerapkan pelayanan khusus lansia, karena puskesmas Cimanggis merupakan

salah satu puskesmas santun lansia. Berdasarkan hasil pengamatan dalam

pelayanan kesehatan bagi lansia, pelayanan santun lansia masih belum optimal,

karena lansia antri pelayanan di poliklinik lansia, namun lebih banyak untuk

pelayanan pengobatan dan rujukan. Belum adanya kegiatan pelayanan

keperawatan yang lebih pada aspek promotif dan preventif seperti penyuluhan

kesehatan dan konseling jiwa (Interview dengan Penanggungjawab Program

Lansia Puskesmas Cimanggis, Kota Depok, Oktober 2013). Hal ini menunjukkan

bahwa belum optimalnya pelaksanaan atau pelayanan santun lansia di tingkat

puskesmas, karena puskesmas santun lansia adalah puskesmas yang melakukan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

76

Universitas Indonesia

pelayanan kepada lansia mengutamakan aspek promotif dan preventif disamping

aspek kuratif dan rehabilitatif secara proaktif, baik dan sopan serta memberikan

kemudahan dan dukungan bagi lansia (Depkes RI, 2003).

Pemegang program lansia menyusun anggaran tahunan untuk seluruh kebutuhan

yang mendukung kegiatan pada kelompok lansia terutama lansia dengan depresi.

Anggaran program kesehatan lansia di Dinas Kesehatan Kota Depok sebesar 200

juta dan dengan program PTM hanya 14 juta dalam satu tahun. Dana tersebut

didistribusikan untuk pelatihan kader, pengadaan sarana dan kit lansia (Hasil

interview dengan Penanggungjawab Program Lansia Dinkes Kota Depok,

September 2013). Penerimaan bantuan pembinaan lansia di tingkat puskesmas

dari Dinas Kesehatan Kota Depok tidak berupa uang, namun berupa materi kit

posbindu antara lain snelen chart, timbangan, metlin, alat pemeriksaan gula darah

dan kolesterol. Anggaran yang digunakan lebih banyak berasal dari biaya

operasional kesehatan (BOK) Puskesmas untuk kegiatan program lansia di dalam

dan di luar gedung puskesmas. (Interview dengan Pembina Kelurahan Curug

Puskesmas Cimanggis, Oktober 2013).

Bantuan dari pemerintah kota untuk pembinaan kesehatan lansia di kelurahan

Curug yaitu melalui PMKS (Pemberdayaan Masyarakat Keluarga Sejahtera)

berupa uang sebesar 2,5 juta untuk kegiatan posbindu lansia yang diberikan secara

bertahap. Dana diperoleh berdasarkan proposal yang dibuat oleh kader

sekelurahan karena untuk kegiatan posbindu tidak ada memiliki dana khusus,

sehingga semua kegiatan dilaksanakan dengan swadaya dan swadana dari

masyarakat. Dana digunakan untuk pemberian makanan tambahan, pembelian

alat-alat berupa timbangan, tensimeter dan ATK. Dana juga akan diturunkan jika

posbindu yang telah terdaftar melalui proses pelaporan setiap bulan. Anggaran

yang diajukan program lansia pun tidak semuanya dapat diterima oleh pengelola

anggaran karena dari pengelola anggaran pun membatasi pengeluaran anggaran

karena sesuai dengan APBD yang tersedia (Interview dengan Pembina Kelurahan

Curug Puskesmas Cimanggis, Oktober 2013). Namun kondisi anggaran tersebut

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

77

Universitas Indonesia

masih dalam kondisi kurang untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat

khususnya kelompok lansia dengan masalah depresi.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dukungan pemerintah dalam hal dana pada

pelayanan kesehatan lansia belum memadai, sehingga pelayanan terhadap

kesehatan lansia pun kurang optimal yang berdampak lebih lanjut yaitu kesehatan

lansia di masyarakat khususnya di wilayah Kelurahan Curug yang merupakan area

binaan menjadi kurang optimal, sehingga status kesehatan lansianya pun kurang.

Anggaran adalah rencana keuangan yang mencakup perkiraan biaya yang

dikeluarkan sekaligus yang diterima aktivitas suatu program dalam periode

tertentu (Marquis & Huston, 2012). Kesejahteraan suatu instansi tergantung pada

pengelolaan keuangan yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi (Gillies,

1994). Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 tentang

pembiayaan kesehatan BAB XV menyatakan bahwa pasal 171(2) besar anggaran

kesehatan pemerintah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10%; pasal

171(3) sebanyak 2/3 anggaran untuk kesehatan pelayanan publik; pasal 172(1)

alokasi 2/3 anggaran kesehatan di bidang pelayanan publik terutama bagi

penduduk miskin, kelompok usia lanjut dan anak terlantar.

4.1.1.2 Pengorganisasian

Struktur organisasi yang berkaitan dengan program kesehatan lanjut usia di

Dinkes Kota Depok tahun 2013 meliputi Bidang Pelayanan Kesehatan

Masyarakat membawahi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, dan Seksi Kesehatan

Keluarga dan Gizi membawahi tiga program dan salah satunya adalah Program

Kesehatan Lanjut Usia (Hasil interview dengan Penanggungjawab Program

Lansia Dinkes Kota Depok, September 2013). Program Kesehatan Lansia

memiliki satu orang penanggungjawab dengan kualifikasi akademik S1

kedokteran gigi. Demikian pula lingkup puskesmas Cimanggis, program lansia

dipegang oleh seorang tenaga kesehatan dengan kualifikasi S1 kedokteran dan

dengan pembina wilayah Kelurahan Curug yaitu seorang tenaga kesehatan dengan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

78

Universitas Indonesia

kualifikasi D3 kebidanan (Hasil interview dengan Penanggungjawab Program

Lansia Puskesmas Cimanggis Kota Depok, Oktober 2013).

Program penatalaksanaan depresi pada lansia di posbindu wilayah kelurahan

Curug juga masih belum optimal. Kegiatan posbindu lebih banyak berupa

pemeriksaan tekanan darah dan penyuluhan singkat kepada lansia. Belum adanya

kegiatan dalam bentuk kelompok peduli secara khusus untuk program

penatalaksanaan keperawatan kesehatan lansia dengan depresi serta belum adanya

kegiatan-kegiatan pemantauan kasus depresi pada lansia di dalam masyarakat,

karena kelompok kerja dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas yang

didukung oleh klarifikasi peran dan dinamika kelompok yang produktif (Marquis

& Huston, 2012)

Pemegang program kesehatan lansia masih belum bisa optimal dalam melakukan

upaya kesehatan khususnya keperawatan kesehatan lansia, karena dengan

kualifikasi bukan dari perawat dan kurang memahami tentang program kesehatan

keperawatan lansia. Struktur organisasi akan menentukan tingkah laku staf

pegawai sebagai akibat dari peran, kekuatan, tanggung jawab, kekuasaan,

pemusatan, dan komunikasi (Gillies, 1994).

Informasi atau data di Dinas Kesehatan Kota Depok tentang status kesehatan

lansia terutama dengan masalah kesehatan dengan depresi (gangguan mental

emosional) untuk wilayah Puskesmas Cimanggis tidak ada dilaporkan baik dari

program kesehatan lansia maupun program jiwa. Hal ini dikarenakan pihak

puskesmas Cimanggis tidak ada memberikan laporan resmi tentang kesehatan

lansia (khususnya tentang gangguan mental emosional) kepada pihak Dinas

Kesehatan Depok bagian program lansia. Sistem pelaporan khusus untuk kasus

lansia dengan depresi tidak dilakukan oleh pembina kelurahan Curug, karena

program kesehatan jiwa tidak ada penanggungjawabnya, sehingga data di Dinas

Kesehatan Kota Depok tidak ditemukan laporan jumlah kasus depresi atau lansia

dengan gangguan mental emosional.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

79

Universitas Indonesia

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kurang jelasnya garis komando dalam

pencatatan dana pelaporan status kesehatan lansia dengan masalah depresi, karena

garis komando merupakan garis utuh vertikal antara posisi sebagai jalur formal

komunikasi dan kewenangan, sehingga menyebabkan pegawai memiliki satu

manajer tempat mereka memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan

pekerjaannya (Marquis & Huston, 2012).

Program kesehatan lansia di Dinas Kesehatan di pegang hanya oleh 1 orang

pegawai. Sedangkan untuk program kesehatan lansia di Puskesmas Cimanggis,

dipegang oleh seorang 1 pegawai yang bertanggungjawab dalam pelaporan

pembinaan kesehatan lansia di dalam gedung dan 1 pegawai pembina wilayah

kelurahan yang bertanggunjawan dalam pelaporan pembinaan kesehatan lansia di

luar gedung yaitu untuk 11 RW (sekelurahan Curug). Kondisi di puskesmas

Cimanggis, pembina wilayah tidak saling bekerjasama dengan pemegang program

lansia dalam sistem pelaporan kesehatan lansia.

Pemegang program lansia di Puskesmas Cimanggis melakukan tugas dalam

memberikan pelayanan kesehatan lansia di dalam gedung yaitu di poliklinik lansia

dan lebih banyak berupa pelayanan pengobatan dan rujukan. Pembinaan

kesehatan lansia di luar gedung khusus di wilayah kelurahan Curug dilaksanakan

dalam kegiatan posbindu setiap bulan 1 kali untuk 11 RW yang dikoordinasikan

dengan pihak kader dan tim penggerak PKK untuk kegiatan posbindu setiap

bulannya. Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan posbindu di seluruh RW

kelurahan Curug, tidak ada pencatatan status kesehatan mental emosional lansia

pada KMS lansia serta belum adanya pengorganisasian atau wadah pembinaan

bagi kelompok lansia yang mengalami depresi. Pemegang program lansia masih

belum optimal dalam menegaskan tugas dan fungsi stafnya dalam pembinaan

kesehatan lansia, karena secara tidak langsung struktur organisasi mempengaruhi

bagaimana seseorang mempersepsikan peran mereka dan status yang diberikan

kepada mereka pimpinan dalam sebuah organisasi (Marquis & Huston, 2012).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

80

Universitas Indonesia

Program kegiatan untuk kesehatan lansia dari Dinkes Kota Depok ditujukan

langsung kepada masyarakat, sedangkan pihak Puskesmas Cimanggis hanya

bersifat koordinasi saja dalam hal mengundang lansia, misalnya kegiatan lomba

lansia sehat, pemeriksaan kesehatan lansia (Interview dengan Penanggungjawab

Program Lansia Dinkes Kota Depok, Oktober 2013). Hal tersebut menunjukkan

bahwa pihak Puskesmas adalah sebagai bentuk perpanjangan tangan dari Dinkes

dan tidak dilibatkan secara langsung dalam melaksanakan program dari Dinkes

Kota Depok. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pihak Program Lansia Dinkes

Kota Depok masih kurang melakukan kerja sama yang baik antar lintas program

(pihak Puskesmas Cimanggis), sehingga cenderung terjadi kurang optimalnya

pelayanan terhadap lansia khususnya juga pada lansia yang mengalami depresi.

Seksi pelayanan dasar meliputi salah satunya adalah kesehatan jiwa. Program

kesehatan jiwa belum berkoordinasi secara optimal dengan program kesehatan

lansia untuk menangani masalah kesehatan lansia dengan depresi (Interview

dengan Penanggungjawab Program kesehatan jiwa Dinkes Kota Depok, Oktober

2013). Hal ini menimbulkan program yang seharusnya bisa dipadukan tapi dalam

kenyataannya adalah terpisah. Program Kesehatan keluarga yang meliputi

kesehatan lansia tidak berhubungan dengan kesehatan jiwa lansia dan kegiatan

perkesmas, padahal kegiatan kesehatan jiwa keluarga, perkesmas dan posbindu

termasuk dalam kegiatan di bawah kesehatan keluarga.

Pelayanan kesehatan bagi lansia di wilayah puskesmas Cimanggis kelurahan

Curug dibina oleh salah satu bidan. Bidan tersebut membina 11 RW tanpa adanya

keterlibatan tenaga kesehatan lainnya, karena belum pernah ada perawat yang

terlibat dalam pelaksanaan Posbindu di masing-masing RW di Kelurahan Curug,

sedangkan dokter biasanya hanya sekali dalam setahun melakukan kunjungan ke

Posbindu, namun tidak rutin (Hasil interview dengan Pembina Kelurahan Curug

Puskesmas Cimanggis, Oktober 2013). Peran perawat komunitas pun belum

optimal dalam pelaksanaan pembinaan program kesehatan lansia, sehingga

kegiatan yang bersifat advokasi program kesehatan lansia terutama untuk

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

81

Universitas Indonesia

intervensi keperawatan kesehatan lansia depresi belum bisa dilaksanakan secara

optimal.

Pemberdayaan adalah proses interaktif yang membentuk, membangun dan

meningkatkan kekuasaan melalui bekerjasama, berbagi dan saling membantu.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memberdayakan pekerja saat mereka

mendelegasikan tugas untuk memberikan kesempatan belajar dan memungkinkan

pekerja untuk berbagi kepuasan yang didapatkan dari pencapaian (Marquis &

Huston, 2012).

4.1.1.3 Personalia

Pengangkatan perawat kesehatan sebagai pegawai negeri sipil yang bekerja di

Dinas Kesehatan Kota Depok berdasarkan formasi dari Badan Kepegawaian

Daerah (BKD). Hal ini tidak di dasarkan pada perencanaan kebutuhan pegawai,

sehingga pengangkatan pegawai yang diangkat tidak memiliki kualifikasi khusus

untuk memegang suatu program kesehatan. Perencaanaan adalah salah satu peran

kepemimpinan utama dalam kepersonaliaan dan sering diabaikan dalam proses

kepersonaliaan. Karena keberhasilan dalam keputusan kepersonaliaan sangat

bergantung pada keputusan yang diambil sebelumnya dalam fase perencanaan dan

pengorganisasian. Perekrutan adalah proses mencari atau menarik pelamar secara

aktif untuk mengisi posisi yang tersedia (Marquis & Huston, 2012).

Seleksi pegawai yang diangkat untuk menjadi staf di Dinas Kesehatan Kota

Depok dan di Puskesmas Cimanggis dilakukan berdasarkan test PNS yang

diselenggarakan oleh pihak BKD dan tidak ada keterlibatan pihak Dinas

Kesehatan dan pihak Puskesmas, sehingga kualitas pegawai yang diterima hanya

diseleksi melalui test tertulis saja. Seleksi adalah proses pemilihan individu yang

memiliki kualitas terbaik atau individu untuk pekerjaan atau posisi tertentu dari

banyak pelamar. (Marquis & Huston, 2012).

Orientasi dilakukan kepada staf baru secara bertahap. Staf baru langsung

ditempatkan dan diorientasikan langsung oleh pimpinan yang ada di tempat sraf

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

82

Universitas Indonesia

baru ditempatkan. Hal ini menunjukkan bahwa tahapan orientasi staf baru masih

belum dioptimalkan. Orientasi staf baru sangat penting. Tujuan dari orientasi

adalah untuk membantu pegawai dengan menyediakan informasi yang akan

memperlancar transisi mereka ke lingkungan kerja baru. Kurangnya orientasi

lengkap bagi staf baru akan menimbulkan frustasi pada pegawai baru, meskipun ia

sudah mendapatkan sedikit orientasi pada unit tertentu. Orientasi yang memadai

meminimalkan kecenderungan pelanggaran peraturan, keluhan, dan

kesalahpahaman, menumbuhkan perasaan memiliki dan menerima serta

meningkatkan antusiasme dan moral bagi staf baru (Marquis & Huston, 2012).

Pelatihan atau sosialisasi di dalam institusi baik di Dinas Kesehatan Kota Depok

maupun di Puskesmas Cimanggis masih belum pernah dilakukan. Hal ini

menunjukkan bahwa belum optimalnya job training di dalam institusi untuk

meningkatkan kualitas pegawai. Salah satu prosesnya disebut sebagai proses

interaksi dan melibatkan kelompok dan orang terdekat dalam konteks sosial.

Proses lainnya adalah proses belajar dan meliputi mekanisme, misalnya bermain

peran, identifikasi, demonstrasi, belajar operan, instruksi, pengamatan, meniru,

trial and error, dan negosisasi peran (Hardy & Conway, 1988 dalam Marquis &

Huston, 2012).

Kegiatan pelatihan di luar institusi bagi petugas di Dinkes Kota Depok yang

berkaitan dengan kesehatan lansia jarang dilakukan apalagi pelatihan yang

ditujukan untuk masalah depresi pada lansia belum pernah dilakukan (Interview

dengan Penanggungjawab Program Lansia Dinkes Kota Depok, September 2013).

Perawat yang memegang program lansia dan program jiwa di puskesmas belum

pernah mendapatkan pelatihan tentang pembinaan kesehatan lansia dengan

masalah psikososial lansia khususnya dengan depresi, hal ini membuat petugas

puskesmas kurang mendapat isu-isu terbaru dalam pelayanan terhadap kesehatan

lansia.

Kader posbindu di setiap RW di kelurahan Curug, masing-masing terdapat antara

3–15 kader posbindu. Kader bertugas merangkap sebagai kader posyandu. Jumlah

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

83

Universitas Indonesia

kader Posbindu untuk Kelurahan Curug sebanyak 54 kader namun yang sudah

mengikuti pelatihan Posbindu hanya 3 kader (Hasil interview dengan Pembina

Kelurahan Curug Puskesmas Cimanggis, Oktober 2013). Jumlah kader posbindu

yang kurang tersebut disertai juga dengan kurangnya pemahaman kader tentang

penatalaksanaan masalah depresi pada lansia di rumah sehingga dapat berdampak

pada kurang optimalnya pelaksanaan posbindu dalam membina kesehatan lansia

terutama masalah depresi.

Pelaksanaan kegiatan posbindu meliputi kegiatan penimbangan berat badan,

pengukuran tekanan darah dan pengobatan yang dilakukan oleh bidan dengan

memberikan pengobatan sederhana. Kegiatan promosi kesehatan biasanya

dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan pembina). Namun jika pada kegiatan

posbindu, bidan tidak bisa hadir, maka pelayanan kesehatan lansia tidak bisa

dilakukan, walaupun di beberapa posbindu, kegiatan pengukuran tekanan darah

lansia dilakukan oleh kader (Hasil interview dengan Pembina Kelurahan Curug

Puskesmas Cimanggis, Oktober 2013). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

kader sebagai salah satu petugas kesehatan yang dekat dengan masyarakat belum

optimal menjalankan fungsinya sebagai seorang kader kesehatan dalam pelayanan

lansia di posbindu, sehingga materi pelatihan yang telah didapatkan selama

pelatihan tidak diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat

Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang merupakan paket BKKBN dalam

upaya kesejahteraan lanjut usia melalui pemberdayaan keluarga yang bertujuan

meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kepedulian dan peran serta keluarga

dalam mewujudkan lansia yang sehat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

mandiri, produktif dan bermartabat bagi keluarga dan masyarakat. Program pokok

BLK berkaitan pula dengan upaya kesehatan bagi lansia depresi yaitu: 1)

pelaksanaan usaha ekonomi produktif keluarga lansia dalam memanfaatkan waktu

luang dan memberdayakan kemampuan anggota keluarga dan lansia; 2)

membudayakan tingkah laku anggota keluarga dalam memberikan pelayanan,

penghormatan dan penghargaan kepada anggota keluarga lansia; 3) pemberdayaan

peran serta lansia sesuai dengan pengalaman, keahlian dan kearifannya dalam

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

84

Universitas Indonesia

pembangunan keluarga sejahtera atau meningkatkan mutu kehidupan berkeluarga,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (BKKBN, 2012). Namun program BKL

di Kelurahan Curug masih belum optimal dilaksanakan, karean masih kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia terutama tentang depresi (Hasil

interview dengan Pembina Kelurahan Curug Puskesmas Cimanggis, Oktober

2013).

Pembinaan dan pelatihan bagi kader selama ini juga masih bersifat secara umum

dan terbatas jumlahnya. Data menunjukkan bahwa kader yang mengikuti

pelatihan terkait posbindu hanya tiga orang kader (Puskesmas Cimanggis, 2013).

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah kader posbindu yang dilatih hanya

sedikit dari jumlah kader yang terdapat di suatu kelurahan sehingga kader kurang

optimal dalam memberikan pelayanan kepada lansia yang dapat berdampak pada

menurunnya status kesehatan pada aggregate lansia salah satunya adalah lansia

dengan masalah depresi .

Pelatihan merupakan suatu proses seorang individu disediakan dengan berbagai

interaksi yang baik ditujukan untuk mengembangkan isu dan menerima umpan

balik terhadap kekuatan dan kesempatan untuk terlibat atau menerima dukungan

dan bimbingan selama transisi peran di dalam sebuah instansi (Karten & Baggot

dalam Marquis & Huston, 2012). Kurangnya pelatihan merupakan suatu

kelemahan dalam sebuah manajemen sehingga dapat berdampak pada kinerja staf

pegawai kurang memuaskan (Swanburg, 2000).

Tenaga kesehatan yang saat ini memegang program lansia dan kesehatan jiwa

masih memiliki kualifikasi pendidikan DIII, dan masaih belum diberikan

kesempatan dalam mengikuti pendidikan formal (jenjang pendidikan S1), karena

sulitnya birokrasi dan perijinan untuk pengajuan ijin maupun untuk tugas belajar

yang didapat dari BKD. Hal itu menghambat semangat staf dalam pengembangan

diri melalui pendidikan formal. Namun beberapa staf di Puskesmas yang berniat

sekolah lagi, tetap melanjutkan niatnya untuk sekolah lagi dengan modal

dispensasi dari kepala puskesmas dan dengan biaya sendiri.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

85

Universitas Indonesia

Jenjang karir staf keperawatan adalah sebagai pegawai fungsional yang berperan

dalam pelayanan. Berbeda dengan staf yang bekerja sebagai pegawai struktural.

Depkes RI pada Tahun 2006 menyusun pedoman jenjang karir bagi perawat, yang

didalamnya dijelaskan penjenjangan karir perawat profesional yang meliputi

perawat klinik, perawat manajer, perawat pendidik dan perawat peneliti, sebagai

berikut :

a) Perawat Klinik (PK), yaitu perawat yang memberikan asuhan keperawatan

langsung kepada pasien/klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

b) Perawat Manajer (PM) yaitu perawat yang mengelola pelayanan keperawatan

di sarana kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah (front line

manager), tingkat menengah (middle management) maupun tingkat atas (top

manager)

c) Perawat Pendidik (PP) yaitu perawat yang memberikan pendidikan kepada

peserta didik di institusi pendidikan keperawatan.

d) Perawat Peneliti/Riset (PR) yaitu perawat yang bekerja dibidang penelitian

keperawatan/kesehatan

Sistem saat ini masih belum tampak adanya unsur kompetensi yang menjadi

pembeda tiap level dalam penjenjangan tersebut, area karir perawat juga terbatas

pada fungsional klinik. Sistem ini belum mampu menciptakan kondisi yang ideal

pada saat profesi keperawatan tengah berkembang.

SK Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan) Nomor :

94/KEP/M.PAN/11/2001 Tanggal 07 Nopember 2001 mengatur tentang jabatan

fungsional perawat termasuk angka kreditnya. SK ini kemudian diperkuat dengan

SKB antara Menpan dan Menkes dengan nomor SK 733/MENKES/SKB/VI/2002

dan Nomor 10 Tahun 2002 Tanggal 14 Juni 2002; Nomor 47 Tahun 2006 Tanggal

26 Mei 2006. Sistem karir yang diatur dalam SK Menpan menggolongkan

perawat kedalam dua jabatan, yaitu ketrampilan dan keahlian. Model penjejangan

berdasarkan tingkat keahlian yang didasarkan pada tingkat pendidikan dan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

86

Universitas Indonesia

golongan/jabatan. Sistem imbalan yang diberikan berdasarkan level karir yang

ada. Penerapan sistem jenjang karir merupakan salah satu solusi yang dapat

diterapkan untuk menghindari kebosanan (Marquis & Huston, 2012). Selain itu,

berdasarkan hasil penelitian dari Ratanto (2013) ditemukan bahwa salah satu

faktor yang sangat berhubungan dengan kinerja perawat adalah pengembangan

karir, sehingga peningkatan kinerja perawat pelaksana harus memperhatikan

aspek pendidikan, motivasi, persepsi, kepemimpinan dan pengembangan karir.

4.1.1.4 Pengarahan

Dinas Kesehatan Kota Depok membawahi sarana pelayanan kesehatan di wilayah

kecamatan Cimanggis. Kegiatan supervisi dilakukan oleh pemegang program

lansia setiap 3-6 bulan sekali secara bergantian di puskesmas induk (UPT)

se-Kecamatan (Interview dengan Penanggungjawab Program Lansia Dinkes Kota

Depok, September 2013). Pembinaan di wilayah kelurahan Curug dilakukan oleh

seorang bidan dan kegiatan evaluasi kegiatan pembinaan kesehatan lansia di

lakukan langsung oleh pembina wilayah dan bukan dilakukan oleh pemegang

program lansia puskesmas. Kondisi tersebut mengakibatkan pemegang program

lansia puskesmas Cimanggis, kurang memahami kondisi di lapangan dalam upaya

pembinaan kesehatan lansia.

Supervisi merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memastikan

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dengan cara melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut yang dapat dilakukan setiap

bulan pada kegiatan posbindu. Supervisi tersebut dilakukan untuk memastikan

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan

memungkinkan terjadinya pemberian penghargaan, diskusi dan juga bimbingan

yang bertujuan untuk mencari jalan keluar jika terjadi kesulitan dalam tindakan

(Asmuji, 2012).

Komunikasi dalam rangka penyampaian program kesehatan lansia dilakukan

setahun sekali dalam kegiatan sosialisasi tentang program kesehatan lansia dalam

1 tahun di Dinas Kesehatan Kota Depok yang dihadiri oleh pemegang program

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

87

Universitas Indonesia

lansia tiap puskesmas (Interview dengan Penanggungjawab Program Lansia

Dinkes Kota Depok, September 2013). Komunikasi biasanya dilakukan satu arah

karena puskesmas hanya sebagai perpanjangan tangan pelaksanaan program yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, sehingga sering pemegang program lansia

tidak mengetahui secara jelas tentang apa saja impelementasi program kesehatan

lansia yang akan dilaksanakan.

Kader posbindu dalam melaksanakan perannya, telah memberikan masukan

kepada masyarakat khususnya lansia yang mengalami masalah kesehatan, tetapi

materi yang diberikan sangat terbatas, karena kader tidak menggunakan media

memberikan masukan atau penyuluhan kesehatan kepada lansia (Interview dengan

Pembina Kelurahan Curug Puskesmas Cimanggis, Oktober 2013). Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa kader lansia tidak mampu memberikan penyuluhan

secara optimal kepada lansia, karena keterbatasan media untuk melakukan

penyuluhan, sehingga lansia tidak mendapatkan informasi yang adekuat dari kader

posbindu. Selain itu beban kerja kader yang diamanahkan dari berbagai sektor

kehidupan membuat kader tidak mampu melaksanakan semuanya secara

maksimal. Sedangkan dalam kenyataan di lapangan, petugas kesehatan lebih

banyak memberikan pengarahan berupa informasi sebatas teknis pelaksanaan

adminisrasi dan proses kegiatan posbindu, belum terkait dengan pembinaan

kesehatan lansia tentang pola hidup sehat dan penyuluhan kesehatan khususnya

dengan masalah kesehatan depresi pada lansia.

Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lansia khususnya dengan depresi juga

masih belum optimal, hal ini dapat dilihat dari kemampuan tenaga kesehatan dan

kader dalam melakukan pengkajian status mental emosional lansia berdasarkan

kartu menuju sehat (KMS) lansia. Tenaga kesehatan dan kader belum mampu

membangun kepercayaan dalam berkomunikasi dengan lansia saat berkunjung di

sarana pelayanan kesehatan puskesmas maupun di posbindu. Tenaga kesehatan

dan kader melakukan komunikasi dengan lansia tanap memperhatikan privasi atau

kerahasiaan, hal ini membuat lansia enggan mengungkapkan masalahnya dengan

jujur, sehingga lansia yang datang belum sepenuhnya terkaji masalah mental

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

88

Universitas Indonesia

emosionalnya secara mendalam. Lansia langsung pulang ke rumah setelah kader

melakukan aktifitas pelayanan di posbindu secara umum seperti menimbang berat

badan, pencatatan tekanan darah, tanpa ada kegiatan khusus untuk pembinaan

kesehatan lansia.

Pengarahan harus menggunakan komunikasi yang efektif karena komunikasi

yang efektif dapat mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan

pandangan, arah dan pengertian yang disampaikan (Swanburg, 2000). Kepekaan

terhadap komunikasi verbal dan non verbal; pengakuan terhadap status,

kekuasaan dan kewenangan serta kemampuan dalam teknik asertif adalah

keterampilan kepemimpinan. Pemimpin menggunakan kelompok untuk

memfasilitasi komunikasi.

Kegiatan motivasi juga sering dilakukan terhadap petugas di Dinkes Kota Depok

saat upacara yang dilakukan setiap hari sebelum memulai aktivitas. Hal ini

dilakukan oleh Kepala Dinkes Kota Depok yang bertujuan untuk meningkatkan

kinerja staf pegawai Dinkes Kota Depok agar dapat bekerja secara efektif dan

efisien demi meningkatkan kualitas kerja dan pelayanan secara umum terhadap

masyarakat dan terhadap secara khusus lansia. Sedangkan pelaksanaan motivasi

bagi petugas di Puskemas jarang dilakukan. Kegiatan motivasi dilakukan oleh

pihak Dinkes Kota Depok untuk menarik minat lansia dalam mengikuti Posbindu

dengan melakukan lomba seperti lomba senam jantung sehat. Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa motivasi yang diberikan kepada lansia untuk dapat

meningkatkan status kesehatannya dengan cara mengadakan berbagai kegiatan

yang dapat mengundang minat masyarakat khususnya lansia dalam melakukan

berbagai aktivitas untuk meningkatkan kesehatannya (Interview dengan

Penanggungjawab Program Lansia Dinkes Kota Depok, September 2013).

Pendelegasian di Dinkes Kota Depok pada Program Lansia dilakukan jika

pemegang program berhalangan hadir yaitu dengan berkoordinasi dengan petugas

lain dalam satu seksi, namun pendelegasian yang dilakukan hanya secara lisan

tanpa ada format pendelegasian secara tertulis (Interview dengan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

89

Universitas Indonesia

Penanggungjawab Program Lansia Dinkes Kota Depok, Oktober 2013). Demikian

pula sistem pendelegasian di tingkat Puskesmas yaitu dalam melakukan

pendelegasian hanya dengan penyampaian lisan tanpa ada format tertulis

tergantung dari puskesmas yang dilakukan dari pimpinan Puskesmas kepada

bawahan dan sesama rekan kerja (Interview dengan Pembina Kelurahan Curug

Puskesmas Cimanggis, Oktober 2013). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

proses pendelegasian yang dilakukan di tingkat dinas dan puskesmas berjalan

secara baik tanpa ada masalah, namun untuk sistem pendelegasian yang baik

adalah dengan adanya pernyataan tertulis dalam melakukan pendelegasian tugas

kepada rekan atau tim dan penerima delegasi juga harus mempunyai kompetensi

dalam melakukan kewajiban, tugas-tugas, dan tanggung jawab yang diberikan

oleh pemberi delegasi sebab pendelegasian yang diberikan berupa kewajiban,

tugas-tugas, dan tanggung jawab, sehingga yang menerima delegasi harus dapat

melaksanakannya dengan baik (Swanburg, 2000).

4.1.1.5 Pengawasan

Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan belum adanya penilaian kinerja kader

dalam kegiatan posbindu termasuk pengelolaan depresi pada lansia, selain itu juga

belum adanya sistem pemantauan atau pencatatan kasus depresi pada lansia,

belum ada evalusi dari kepala puskesmas terhadap penanggujawab program

tingkat puskesmas tentang program lansia termasuk lansia depresi hanya berupa

penilaian kinerja pemegang program berupa DP3, sedangkan alat penilaian kinerja

tiap program kegiatan lansia khususnya dengan masalah depresi masih belum ada.

Penilaian kinerja adalah penilaian seberapa baik pegawai melakukan pekerjaan

mereka yang diuraikan dalam deskripsi pekerjaan mereka. Hal ini dapat

memotivasi pegawai (Marquis & Huston, 2012). Alat penilaian kinerja untuk

program kesehatan lansia khususnya dengan depresi diperlukan karena menurut

Decter dab Strader 1998 dalam Marquis dan Huston, 2012 menyatakan bahwa

alat pengkajian kompetensi yang efektif harus memungkinkan manajer untuk

berfokus pada tindakan prioritas dan kompetensi yang didefinisikan secara

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

90

Universitas Indonesia

spesifik, sehingga pelatihan dan pemberian umpan balik kinerja menjadi hal yang

lebih mudah.

Sistem pemantauan dan penilaian penanganan perawatan kesehatan pada kasus

depresi pada lansia masih belum ada di dalam gedung maupun di luar gedung.

Selain itu, belum adanya evaluasi dari kepala puskesmas terhadap penangunjawab

program tingkat puskesmas tentang program kesehatan lansia termasuk dengan

masalah depresi. Menurut Ervin (2002), kegiatan evaluasi bertujuan untuk melihat

efektifitas dan efisiensi program yang sedang dan telah dilakukan, sehingga dapat

mengidentifikasi masalah atau hambatan yang muncul selama pelaksanaan

program.

Pelayanan keperawatan kesehatan khususnya untuk di puskesmas Cimanggis

maupun di posbindu khusus program lansia tidak pernah melakukan penyebaran

lembar evaluasi asuhan/pemberian pelayanan sebagai upaya kendali mutu bagi

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan lansia. Kendali mutu memberikan

umpan balik kepada karyawan tentang mutu asuhan mereka saat ini dan

bagaimana asuhan yang mereka berikan dapat diperbaiki. Kendali mutu

membutuhkan evaluasi penampilan semua anggota tim multidisiplin (Marquis &

Huston, 2012).

Program kesehatan lansia yang dicanangkan dan dilakukan ternyata belum

optimal apalagi yang berkaitan dengan masalah yang spesifik pada lansia seperti

masalah depresi. Kegiatan yang dilakukan hanya bersifat umum tidak terfokus

pada masalah kesehatan yang dialami lansia. Program kegiatan terus dijalankan

tetapi karena tidak spesifik berdampak pada kurang efektif penyelesaian masalah

kesehatan pada lansia, sehingga lansia masih banyak yang mengalami berbagai

masalah kesehatan salah satunya adalah masalah depresi.

Berdasarkan analisis situasi manajemen kesehatan keperawatan komunitas, maka

dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program kesehatan lansia dengan

depresi yang dikoordinasikan dari pihak Dinas Kesehatan Kota Depok kepada

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

91

Universitas Indonesia

pihak puskesmas Cimanggis, teridentifikasi beberapa masalah yaitu koordinasi

dan kerjasama lintas program dalam pengembangan program kesehatan lansia

depresi belum optimal dilaksanakan; pengembangan staf (tenaga kesehatan dan

kader kesehatan) untuk meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan lansia

depresi belum optimal, khususnya dalam meningkatkan kualitas kemampuan

pelaksanaan program kesehatan lansia; kegiatan supervisi pembinaan kesehatan

lansia depresi oleh pemegang program lansia belum terlaksana dengan baik;

wadah yang mendukung masyarakat dalam pembinaan lansia depresi belum

tersedia; monitor evaluasi tentang pelaksanaan program kesehatan lansia depresi

belum terlaksana; serta masih kurang jelasnya jenjang karier bagi tenaga

kesehatan dalam pelaksanaan perannya sebagai pemberi pelayanan kesehatan

masyarakat khususnya bagi lansia denga depresi. Masalah manajemen kesehatan

keperawatan tersebut digambarkan dalam fish bone berikut ini :

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

92

Universitas Indonesia

Gambar 4.1 Fish Bone Hasil Analisis Manajemen Pelayanan Kesehatan pada Aggregat Lansia dengan Depresi

Pengembangan staf

untuk meningkatkan

kemampuan yankes lansia dengan

depresi belum

optimal

Monitor evaluasi tentang

pelaksanaan

program kesehatan lansia

dengan depresi

belum terlaksana

Belum ada perencanaan untuk program

penatalaksanaan depresi

secara berkelompok pada lansia dengan depresi

Anggaran yang tersedia belum ada

untuk kegiatan

pembinaan program lansia depresi.

Program lansia bukan

merupakan program

yang menjadi prioritas termasuk lansia dengan

depresi

Pelayanan kesehatan

khusus dalam upaya

promotif dan preventif bagi lansia depresi belum

optimal

Penanganan masalah

lansia dengan depresi

tidak optimal

Pembinaan terhadap kesehatan lansia depresi

kurang optimal di

masyarakat

Belum optimalnya

rekruitmen SDM nakes

dalam memenuhi kebutuhan tenaga yang kompeten dlm

yankes lansia dengan depresi

Masih rendahnya kesempatan nakes untuk mendapatkan pendidikan formal maupun

nonformal dari institusi khususnya dalam peningkatan kemampuan pelaksanaan

program kesehatan lansia dengan depresi

Kurangnya SDM yang dapat mengembangkan program

kesehatan keperawatan lansia

sesuai dengan keilmuan yang

tepat

Pembagian tugas dalam penyelenggaraan posbindu

dilakukan oleh 1 orang bidan dibantu oleh kader posbindu

atau posyandu.

Pengaturan tugas dan tanggungjawab dalam

penyelenggaranan program kesehatan lansia depresi masih belum optimal

Penanganan dan yankes utk

lansia depresi kurang optimal

Pelaporan pertanggunjawaban kegiatan program kesehatan

lansia dengan depresi menjadi

tidak maksimal.

Tidak ada pelatihan bagi petugas

Dinkes dan Puskesmas khusus untuk penatalaksanaan lansia dengan depresi

Petugas puskesmas belum

mempuyai petunjuk khusus dalam

penatalaksanaan lansia dengan depresi

Kader Posbindu yang baru

mengikuti pelatihan hanya 3

orang dari 54 kader Posbindu dan

jarang melakukan sosialisasi hasil pelatihan

Sedikit kader yang mempunyai

kemampuan yang optimal dari hasil pelatihan sehingga pelayanan kurang

optimal di posbindu

Kurangnya pengetahuan SDM nakes tentang isu-isu

terbaru dalam program

kesehatan lansia depresi; pembinaan kes.lansia

menjadi tidak optimal.

Koordinasi dan kerjasama lintas

program dalam

pengembangan program kes.lansia

dengan depresi belum

optimal

Wadah yang

mendukung

mayarakat

dalam pembinaan

lansia depresi

belum tersedia

Kurang jelasnya jenjang

karir bagi tenaga

kesehatan dalam

pelaksanaan perannya.

Belum adanya wadah yang mendukung untuk masyarakat dalam pembinaan

khusus lansia dengan depresi

Penilaian dan observasi langsung

terhadap kegiatan pembinaan

lansia jarang dilakukan oleh

pemegang program lansia

Kegiatan supervisi

pembinaan

kesehatan

lansia

dengan

depresi oleh

pemegang

program lansia

belum

terlaksana dengan baik

Rendahnya motivasi

nakes dalam pelaksanaan program

kesehatan lansia dan

pembinaan kader

kurang.

Kurang optimal dalam

mengevaluasi kinerja

kader kesehatan

Belum ada penilaian

kinerja kader dalam

kegiatan posbindu termasuk pengelolaan

depresi pada lansia

Belum ada evalusi dari

kepala puskesmas terhadap penanggujawab

program tingkat

puskesmas tentang

program lansia termasuk

lansia depresi

Kondisi lansia tidak terpantau secara efektif

terkait perubahan tingkat depresi dan tindakan yang

perlu dilakukan

Pemegang program lansia kurang memahami kondisi di lapangan secara langsung dalam

upaya pembinaan kes.lansia

Belum adanya

sistem pemantauan kasus depresi pada

lansia

Penanggungjawab program kurang

mengetahui kelemahan

dan kelebihan yankes. yang telah dilakukan

terhadap lansia dengan

depresi

Pembinaan dan cakupan pelayanan kesehatan lansia

dengan depresi menjadi tidak

optimal

PERENCAANAAN

PERSONALIA

PENGAWASAN

PENGARAHAN

PENGORGANISASIAN

Kegiatan program lansia dari Dinkes langsung

dijalankan oleh Dinas, puskesmas tidak dilibatkan secara langsung. Belum jelasnya pemegang program

untuk masalah lansia dengan depresi. Program

kesehatan lansia dan jiwa berjalan sendiri-sendiri dalam pembinaan kesehatan lansia dengan depresi.

Pihak puskesmas kurang mengetahui materi pelaksanaan

kegiatan, shg follow up

menjadi terhambat

Sumber : Swanburg, 2000; Marquis & Huston, 2012; Gillies, 1994; Ervin, 2002; Ratanto, 2013;

Fatmah, 2003; Ratnasari, 2012.

92

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

93

Universitas Indonesia

4.1.2 Masalah Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas

Analisis dengan menggunakan diagram fish bone terhadap manajemen pelayanan

keperawatan pada aggregate lansia dengan depresi teridentifikasi masalah

manajemen pelayanan keperawatan komunitas pada aggregate lansia dengan

depresi yang mencakup:

a. Koordinasi dan kerjasama lintas program dalam pengembangan program

kesehatan lansia dengan depresi belum optimal.

b. Pengembangan staf untuk meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan

bagi lansia dengan depresi belum optimal.

c. Kegiatan supervisi pembinaan kesehatan lansia dengan depresi oleh

pemegang program lansia belum terlaksana.

d. Wadah yang mendukung untuk masyarakat dalam pembinaan khusus lansia

dengan depresi belum tersedia.

e. Monitor evaluasi tentang pelaksanaan program kesehatan lansia dengan

depresi belum terlaksana.

Hasil prioritas masalah manajemen pelayanan keperawatan komunitas adalah :

a. Pengembangan staf tenaga kesehatan dan kader kesehatan untuk

meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan bagi lansia dengan depresi

belum optimal.

b. Wadah yang mendukung masyarakat dalam pembinaan khusus lansia dengan

depresi belum tersedia.

4.1.3 Rencana Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas

4.1.3.1 Masalah Keperawatan Manajemen (1):

Pengembangan staf tenaga kesehatan dan kader kesehatan untuk meningkatkan

kemampuan pemberian pelayanan kesehatan bagi lansia depresi belum optimal.

a. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan upaya pengembangan staf yaitu bagi tenaga kesehatan dan

kader posbindu selama 9 bulan diharapkan dapat meningkatkan perilaku

kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan bagi lansia depresi.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

94

Universitas Indonesia

b. Tujuan Khusus :

1) Terjadi peningkatan pengetahuan perawat atau tenaga kesehatan tentang

intervensi MaSa INDAH pada kelompok lansia depresi

2) Terjadi peningkatan sikap perawat atau tenaga kesehatan tentang intervensi

MaSa INDAH pada kelompok lansia depresi

3) Peningkatan keterampilan perawat atau tenaga kesehatan minimal sebesar

20% dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan lansia dalam teknik

meningkatkan harga diri, manajemen stres, senam kaki DM, latihan ROM

pada lansia depresi.

4) Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan minimal sebesar 20% dalam

melakukan pencatatan dan pelaporan tentang pelayanan kesehatan bagi

lansia serta status mental emosional lansia pada KMS lansia dalam laporan

ke tingkat puskesmas dan dinas kesehatan.

5) Terjadinya peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang intervensi

MaSa INDAH minimal 20%

6) Terjadinya peningkatan sikap kader kesehatan tentang intervensi MaSa

INDAH kader kesehatan minimal 20%.

7) 70% kader kesehatan memiliki kemampuan dengan kategori baik

memberikan intervensi MaSa INDAH untuk masalah kesehatan lansia

dengan depresi.

8) 70% kader kesehatan melakukan pendataan dan pencatatan tentang status

emosional lansia dalam KMS lansia.

Tenaga kesehatan yang akan dilatih adalah dengan kriteria sebagai

penanggungjawab atau perawat pelaksana program kesehatan lansia atau

perkesmas atau program kesehatan jiwa yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas

Cimanggis, Kota Depok.

Kader kesehatan yang akan dilatih adalah kader posbindu di wilayah Kelurahan

Curug, bisa membaca dan menulis, serta bersedia untuk berperan dalam kegiatan

pembinaan kesehatan lansia khususnya dengan masalah depresi.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

95

Universitas Indonesia

c. Alternatif Penyelesaian Masalah Manajemen Pelayanan Keperawatan

Komunitas

1) Pelatihan bagi tenaga kesehatan tentang asuhan keperawatan psikososial

(khususnya dengan depresi ) bagi lansia dengan intervensi MaSa INDAH.

a) Pelatihan tentang proses asuhan keperawatan (pengkajian, perencanaan,

implementasi dan evaluasi) pada lansia dengan depresi dengan

intervensi MaSa INDAH

b) Pelatihan tentang tindakan keperawatan bagi kesehatan lansia berupa

latihan meningkatkan harga diri lansia, manajemen stres dengan teknik

nafas dalam, latihan ROM dan senam kaki DM.

c) Evaluasi tenaga kesehatan dalam pencatatan dan pelaporan asuhan

keperawatan lansia serta kegiatan pembinaan kesehatan lansia di

puskesmas dan di masyarakat.

2) Penyegaran bagi kader posbindu :

a) Pendidikan kesehatan bagi kader tentang depresi pada lansia dan cara

pencegahannya melalui intervensi MaSa INDAH

b) Melatih kader dalam melakukan pendidikan kesehatan bagi lansia dan

keluarga lansia

c) Melatih kader untuk melakukan komunikasi efektif, meningkatkan

harga diri lansia, teknik relaksasi: meditasi untuk manajemen stres

pada lansia depresi

d) Melatih kader dalam pengisian KMS dan mengevaluasi pengisian Kartu

Tilik Diri (KTD) lansia INDAH untuk hasil pengkajian status

emosional lansia.

e) Evaluasi kader dalam melakukan intervensi MaSa INDAH yaitu

melakukan komunikasi efektif, meningkatkan harga diri lansia, teknik

relaksasi nafas dalam untuk manajemen stress pada lansia depresi.

d. Pembenaran :

Pelatihan merupakan suatu proses seorang individu disediakan dengan berbagai

interaksi yang baik ditujukan untuk mengembangkan isu dan menerima umpan

balik terhadap kekuatan dan kesempatan untuk terlibat atau menerima

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

96

Universitas Indonesia

dukungan dan bimbingan selama transisi peran di dalam sebuah instansi

(Karten & Baggot dalam (Marquis & Huston, 2012). Kurangnya pelatihan

merupakan suatu kelemahan dalam sebuah manajemen sehingga dapat

berdampak pada kinerja staf pegawai kurang memuaskan (Swanburg, 2000).

Kurang adanya pelatihan bagi staf pegawai Dinkes Kota Depok serta petugas

kesehatan di puskesmas khususnya staf Program Lansia terhadap berbagai

aspek yang berkaitan dengan lansia dapat berdampak pada kurang optimalnya

kinerja staf pegawai Dinkes Kota Depok untuk meningkatkan status kesehatan

bagi lansia serta membuat petugas puskesmas kurang mendapat isu-isu terbaru

dalam pelayanan terhadap kesehatan lansia.

Kader posbindu yang terdapat di Kelurahan Curug memerlukan suatu kegiatan

untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya dalam perannya

sebagai kader melalui pelatihan bagi kader. Kegiatan posbindu di kelurahan

Curug memfasilitasi petugas kesehatan untuk lebih banyak memberikan

informasi program-program sebatas teknis pelaksanaan administrasi dan proses

kegiatan posbindu, pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan

lansia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Fatmah (2013)

menunjukkan bahwa ada pengaruh pelatihan kader kesehatan (posbindu) dalam

peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis bagi kader posbindu di kota

Depok.

4.1.3.2 Masalah Keperawatan Manajemen (2):

Wadah yang mendukung masyarakat dalam pembinaan khusus lansia dengan

depresi belum tersedia.

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pengelolaan fungsi manajemen : tersedianya wadah yang

mendukung masyarakat program kesehatan lansia dengan depresi selama 9 bulan

diharapkan program MaSa INDAH dapat diaplikasikan langsung dalam upaya

peningkatan status kesehatan lansia dengan depresi.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

97

Universitas Indonesia

b. Tujuan Khusus

1) Tersosialisasinya tentang program MaSa INDAH bagi dinas kesehatan

kota Depok dan Puskesmas Cimanggis serta kelompok pendukung/

masyarakat.

2) Terbentuknya struktur organisasi kelompok pendukung MaSa INDAH

bebas depresi.

3) Dibuatnya rencana program kegiatan kelompok pendukung MaSa INDAH

bebas depresi.

4) Terbinanya kelompok pendukung MaSa INDAH bebas depresi.

c. Alternatif Penyelesaian Masalah Manajemen Pelayanan Keperawatan

Komunitas :

1) Sosialisasi program lansia INDAH bebas depresi bagi dinas kesehatan

kota Depok dan Puskesmas Cimanggis serta kelompok pendukung atau

masyarakat.

2) Pembentukan kelompok pendukung (support group) yaitu membuat

struktur organisasi kelompok pendukung dan pembagian kerja masing-

masing anggota kelompok pendukung.

3) Pembinaan kelompok pendukung lansia INDAH bebas depresi dalam 9

kali pertemuan untuk kegiatan :

a) Pertemuan 1 yaitu: pembentukan kelompok pendukung lansia INDAH

bebas depresi di RW 11, identifikasi pengetahuan, sikap dan

keterampilan kelompok pendukung, identifikasi masalah kesehatan

lansia yang dihubungkan dengan masalah depresi, pembagian buku

kerja dan cara penggunaannya, penyusunan rencana kegiatan kelompok

selanjutnya yaitu : mengidentifikasi masalah kesehatan lansia di

wilayah RW

b) Pertemuan 2 yaitu: evaluasi kegiatan sebelumnya yaitu identifikasi

masalah kesehatan pada lansia di wilayah RW, pemberian materi

kesehatan tentang masalah kesehatan dan depresi lansia, identifikasi

lansia depresi dan faktor risiko depresi pada lansia, penyusunan rencana

kegiatan kelompok selanjutnya yaitu: identifikasi faktor risiko dan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

98

Universitas Indonesia

tanda-tanda depresi pada minimal satu (1) lansia dengan kunjungan ke

rumah lansia oleh masing-masing kader.

c) Pertemuan 3 yaitu: evaluasi kegiatan sebelumnya yaitu identifikasi

faktor risiko dan tanda-tanda depresi pada minimal satu (1) lansia

dengan kunjungan ke rumah lansia oleh masing-masing kader,

pembinaan kader dalam melakukan kegiatan pendidikan kesehatan

tentang kesehatan lansia dan risiko depresi lansia oleh kader,

penyusunan rencana kegiatan kelompok selanjutnya yaitu

mengeksplorasi kemampuan diri oleh kader masing-masing untuk

persiapan memberikan pendidikan kesehatan.

d) Pertemuan 4 yaitu: evaluasi kegiatan sebelumnya yaitu ekplorasi

kemampuan diri kader untuk memberikan pendidikan kesehatan dan

memberikan umpan balik dan motivasi, praktik melakukan pendidikan

kesehatan oleh kader, evaluasi kegiatan penkes oleh kader, penyusunan

rencana kegiatan kelompok selanjutnya yaitu identifikasi cara keluarga

berkomunikasi dengan lansia melalui kunjungan rumah

e) Pertemuan 5 yaitu: evaluasi kegiatan sebelumnya yaitu identifikasi cara

keluarga berkomunikasi dengan lansia melalui kunjungan rumah,

pembinaan melalui pendidikan kesehatan tentang komunikasi efektif

dan latihan dalam berkomunikasi efektif, penyusunan rencana kegiatan

selanjutnya yaitu identifikasi stress dan cara mengatasi stress pada diri

sendiri oleh kader.

f) Pertemuan 6 yaitu: evaluasi kegiatan sebelumnya yaitu identifikasi

stress dan cara mengatasi stress oleh kader, latihan manajemen stres

dengan teknik relaksasi, penyusunan rencana kegiatan selanjutnya

yaitu eksplorasi perasaan malu pada individu atau harga diri rendah.

g) Pertemuan 7 yaitu: evaluasi kegiatan sebelumnya yaitu eksplorasi

perasaan malu pada individu atau harga diri rendah, pembinaan dengan

pendidikan kesehatan tentang harga diri rendah pada lansia dan cara

meningkatkannya, penyusunan rencana kegiatan selanjutnya yaitu

persiapan untuk evaluasi keluarga binaan dengan melakukan kunjungan

rumah.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

99

Universitas Indonesia

h) Pertemuan 8 yaitu: Review kegiatan-kegiatan sebelumnya dan

pembinaan ulang untuk topik yang masih kurang dipahami.

i) Pertemuan 9 yaitu: evaluasi kegiatan sebelumnya yaitu persiapan untuk

evaluasi keluarga binaan dengan melakukan kunjungan rumah dan

evaluasi perilaku kesehatan kelompok pendukung (post test).

d. Pembenaran :

Penugasan suatu kelompok manajer dengan otoritas pengawasan setiap

kelompok dan menentukan cara pengoordinasian aktivitas yang tepat dengan

unit lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal yang bertanggungjawab

mencapai tujuan organisasi (Swansburg, 1993). Pengorganisasian juga

merupakan fase yang kedua setelah perencanaan dalam proses manajemen dan

dalam tahap pengorganisasian menjelaskan tentang hubungan, prosedur

pelaksanaan, perlengkapan, dan pembagian tugas (Marquis & Huston, 2012).

Struktur organisasi menentukan tingkah laku staf pegawai sebagai akibat dari

peran, kekuatan, tanggung jawab, kekuasaan, pemusatan, dan komunikasi

(Gillies, 1994). Faktor tersebut berkontribusi terhadap efektifitas kerja dari

masing-masing staf pegawai atau anggota organisasi dan sebagai bentuk

dukungan antara sesama dalam pelaksanaan kegiatan program lansia.

Upaya pencapaian suatu tujuan program lansia dapat dengan memberdayakan

masyarakat juga diperlukan. Huber (2006) menyatakan bahwa

pengorganisasian berarti memobilisasi sumber daya material dan manusia

untuk mencapai apa yang dibutuhkan. Selain itu melalui pendidikan kesehatan

adalah suatu kegiatan dalam rangka upaya promotif dan preventif dengan

melakukan penyebaran informasi dan meningkatkan motivasi bagi masyarakat

untuk berperilaku sehat termasuk dalam pelayanan kesehatan bagi lansia

(Stanhope & Lancaster, 2004).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

100

Universitas Indonesia

4.1.4 Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas

4.1.4.1 Masalah Keperawatan Manajemen (1)

a. Penyegaran Kader Posbindu

Kegiatan dilaksanakan di kantor Kelurahan Curug pada tanggal 12-13

Nopember 2013 pukul 13.00–17.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan bersama

mahasiswa residensi/ spesialis keperawatan komunitas yang berfokus pada

tujuan revitalisasi posbindu di kelurahan Curug. Kegiatan yang dihadiri oleh

kader 37 orang (hari pertama) dan 33 orang (hari kedua). Undangan hadir

100% dari 33 undangan yang disebarkan. Kegiatan ini meliputi kegiatan

penyuluhan kesehatan bagi kader tentang masalah-masalah kesehatan lansia

dan penanganannya serta cara mencegahnya sehingga diharapkan bagi kader

nantinya bisa melaksanakan pendidikan kesehatan sedehana bagi lansia dan

keluarga lansia dalam upaya pencegahan depresi lansia. Kegiatan penyuluhan

diawali dengan memberikan soal sebelum pelatihan untuk mengetahui sejauh

mana pengetahuan kader terkait masalah depresi pada lansia kemudian dengan

kegiatan penyuluhan kesehatan. Soal dipadukan dengan soal tentang masalah

kesehatan yang lainnya.

Kegiatan penyegaran kader yang dilaksanakan selama 2 hari ini merupakan

salah satu bagian dari rangkaian kegiatan dengan persiapan undangan, sarana

prasarana, materi dan media pelatihan penyegaran kader sudah dipersipakan

sebelumnya. Selama kegiatan, kader disampaikan materi tentang kesehatan

lansia, depresi serta cara memberikan pendidikan kesehatan dan keluarga

lansia sekaligus latihan cara berkomunikasi yang baik dengan lansia. Setelah

sesi penyuluhan berakhir, kader diberikan kesempatan untuk melakukan

latihan penyuluhan kesehatan kepada kelompok yang lain sehingga

memberikan pengalaman yang nyata dalam memberikan penyuluhan

kesehatan. Kegiatan ini juga disertakan untuk penyegaran kader dalam

pengisian KMS lansia terutama pada status emosional lansia yang sering tidak

diisi oleh kader pada kegiatan posbindu.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

101

Universitas Indonesia

Selama kegiatan, terjadi diskusi yang interaktif karena sebagian besar kader

belum pernah mengikuti pelatihan yang sifatnya untuk masalah psikologis

seperti depresi lansia dan karena kader memiliki minat dan semangat yang

tinggi mengikuti kegiatan hingga berakhir. Penyegaran dan pelatihan kader

diakhir dengan proses evaluasi mengenai masing-masing komponen yang

telah disampaikan dan pemberian wacana dan kesepakatan tentang pentingnya

pencegahan risiko depresi lansia dan mahasiswa akan melakukan supervisi ke

rumah keluarga lansia bersama kader untuk melihat kemampuan kader dalam

memberikan penyuluhan kesehatan kepada lansia dan keluarga tentang risiko

depresi dan pencegahannya. Kader juga diberikan 1 paket materi berupa

buklet dan media penyuluhan dalam bentuk leaflet dan lembar balik. Evaluasi

juga dilakukan di akhir kegiatan pelatihan, kemudian kegiatan ditutup.

b. Pelatihan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis

Pelatihan bagi tenaga kesehatan dilaksanakan di aula Puskesmas Cimanggis

selama 2 hari yaitu tanggal 29-30 April 2014. Pelatihan asuhan keperawatan

psikososial (terutama dengan depresi pada lansia) bagi tenaga kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Cimanggis. Pelatihan direncanakan bersama dengan

pihak puskesmas dan berkoordinasi dalam rencana penentuan peserta yang

akan di undangan dalam pelatihan. Pihak puskesmas membuat undangan

resmi untuk tenaga kesehatan penanggungjawab perkesmas atau jiwa dan

pemegang program lansia di UPT (unit pelaksana teknis) dan UPF (unit

pelaksana fungsional) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis yaitu

UPF Puskesmas Mekar Sari, UPF Puskesmas Cisalak Pasar, UPF Puskesmas

Tugu, UPF Puskesmas Pair Gunung Selatan, UPF Puskesmas Harja Mukti

dan UPT Puskesmas Cimanggis. Kegiatan pelatihan juga mengundang

petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Depok.

Judul materi yang diberikan yaitu :

1) Konsep kesehatan lansia an peran perawat kesehatan lansia selama 30

Menit.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

102

Universitas Indonesia

2) Pengkajian fisik dan psikologis pada lansia dengan masalah psikososial

(khususnya depresi) selama 45 menit.

3) Komunikasi dan pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan selama 30

menit.

4) Konsep dan manajemen puskesmas santun lansia selama 30 menit.

5) Pemberdayaan kelompok dan masyarakat bagi kesehatan lansia untuk

cegah depresi selama 45 menit.

6) Praktik Tindakan keperawatan bagi lansia selama 180 menit.

a) Manajemen stress dengan meditasi nafas dalam dan musik

b) Senam kaki bagi lansia DM

c) Latihan rentang gerak bagi lansia stroke

d) Peningkatan harga diri bagi lansia

e) Evaluasi keperawatan dan Pencatatan pelaporan hasil pembinaan

kesehatan lansia selama 30 menit.

Kegiatan juga dilaksanakan di dalam di luar gedung (120 menit) untuk

mengevaluasi kegiatan pembinaan kesehatan lansia di puskesmas maupun

di posbindu yaitu bimbingan kemampuan tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan lansia depresi

melalui intervensi MaSa INDAH.

Acara dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Acara

langsung dibuka oleh Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas

Kesehatan Kota Depok dan dihadiri oleh kepala Puskesmas Cimanggis Kota

Depok. Narasumber dalam pelatihan ini adalah dari mahasiswa residensi

keperawatan komunitas FIK UI yaitu Agnes, Rizky, Hera dan Ani. Metode

pelatihan dengan diskusi ceramah tanya jawab, studi dokumentasi dan

praktik/role play. Evaluasi kegiatan dilaksanakan dengan pre dan post test,

serta dengan observasi kegiatan supervisi di lapangan. Peserta yang hadir

sejak hari pertama sampai hari kedua sebanyak 10 orang yang terdiri dari 1

orang perawat dengan pendidikan S1 keperawatan, 3 orang perawat dengan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

103

Universitas Indonesia

pendidikan D3 keperawatan, 2 orang perawat dengan pendidikan SPK, 3

bidan dengan pendidikan D3 kebidanan, 1 orang dokter umum.

4.1.4.2 Masalah Keperawatan Manajemen (2)

a. Sosialisasi intervensi MaSa INDAH bagi Pihak Dinas kesehatan kota Depok

dan Puskesmas Cimanggis. Kegiatan diawali dengan persiapan dalam

penyajian hasil dari analisis situasi manajemen kesehatan di Dinas Kesehatan

Kota Depok dan Puskesmas Cimanggis selama 1 bulan.

b. Sosialisasi intervensi MaSa INDAH bagi Kelompok atau masyarakat diawali

dengan persiapan undangan yang disebarkan kepada masyarakat terutama

kader dan tokoh masyarakat di RW.

c. Pembentukan Kelompok pendukung lansia depresi dan membuat struktur

organisasi kelompok pendukung serta pembagian kerja masing-masing

anggota kelompok pendukung di RW 11 dilaksanakan pada tanggal 02

Desember 2013 dan di RW 05 dilaksanakan tanggal 18 Pebruari 2014.

Kegiatan diawali dengan pemaparan tentang kelompok pendukung lansia

dengan depresi dan pembentukan struktur organisasi kelompok dengan nama

“Kelompok Pendukung MaSa INDAH” sebanyak 15 orang.

d. Evaluasi awal dilakukan dengan memberikan soal pre test yang pengetahuan,

dan sikap anggota kelompok tentang perawatan lansia depresi yang

diintergrasikan dalam intervensi MaSa INDAH.

e. Anggota diberikan buku kerja untuk kelompok pendukung yang berisikan

uraian kegiatan yang akan dilakukan selama menjadi anggota kelompok

pendukung. Buku diharapkan diisi selama mengikuti kegiatan dan menjadi

bahan evaluasi diri bagi kemampuan anggota kelompok.

f. Pembinaan Kelompok pendukung lansia depresi MaSa INDAH di RW 11 dan

05 dengan topik: kesehatan lansia, deteksi dini depresi dan cara

pencegahannya, teknik pendidikan kesehatan, komunikasi efektif, manajemen

stres dan cara meningkatkan harga diri rendah. Pembinaan dilakukan dalam 9

kali pertemuan.

g. Evaluasi kelompok pendukung dilakukan dengan memberikan soal post test.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

104

Universitas Indonesia

4.1.5 Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

4.1.5.1 Hasil Evaluasi Masalah Manajemen Keperawatan (1)

a. Hasil Evaluasi Kegiatan penyegaran kader :

1) Jumlah kader yang hadir 100% (sesuai dengan jumlah undangan yang

diberikan yaitu 37 orang hari 1 dan 3)

2) Pengetahuan kader posbindu tentang intervensi MaSa INDAH meningkat

25% dari nilai rata-rata sebelum dan sesudah test.

3) Sikap kader posbindu tentang intervensi MaSa INDAH bagi lansia

depresi meningkat 32%% dari nilai rata-rata sebelum dan sesudah test.

4) 28 dari 33 kader posbindu (85%) memiliki kemampuan dengan kategori

baik dalam melakukan intervensi MaSa INDAH.

5) 100% status emosional lansia yang datang ke posbindu tercatat pada

KMS pada kegiatan posbindu di RW 11.

b. Hasil Evaluasi Pelatihan Tenaga Kesehatan

1) Peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan tentang depresi pada lansia

sebesar 19,28 % (n= 10)

2) Peningkatan sikap tenaga kesehatan tentang kesehatan lansia dengan

depresi sebesar 26,45% (n=10)

3) Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam memberikan

penyuluhan kesehatan kepada lansia depresi di dalam gedung atau di luar

gedung sebesar 20,63% (n=10)

4) Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan intervensi

keperawatan meningkatkan harga diri sebesar 29,03% (n=10)

5) Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan intervensi

keperawatan manajemen stres sebesar 9,07% (n=10)

6) Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan intervensi

keperawatan latihan ROM sebesar 29,5% (n=10)

7) Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan intervensi

keperawatan senam kaki sebesar 21,99% (n=10).

8) Peningkatan pengetahuan dalam pencatatan dan pelaporan status

kesehatan dan status mental emosioonal lansia sebesar

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

105

Universitas Indonesia

9) Peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan dalam melakukan supervisi

kader dalam melakukan pendataan dan pencatatan status mental

emosional lansia sebesar 26,67% (n=2)

10) Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan supervisi

kader dalam melakukan pendataan dan pencatatan status mental

emosional lansia sebesar 15,15% (n=2)

c. Hambatan :

1) Terbatasnya dana program bagi pembinaan kesehatan lansia yang

diberikan oleh pemerintah.

2) Terbatasnya dana untuk pengembangan staf melalui pendidikan formal

dan non formal khususnya keperawatan oleh institusi maupun pemerintah.

d. Rencana Tindak Lanjut

1) Dinas Kesehatan Kota Depok

Dinas Kesehatan mengganggarankan program kesehatan lansia dengan

optimal serta memperhatikan sumber daya manusianya. Dinas Kesehatan

meningkatkan peluang dan kesempatan bagi tenaga kesehatan khususnya

keperawatan yang ingin mengembangkan diri dengan mengajukan usulan

kepada pihak pemerintah tentang kebutuhan tenaga kesehatan terutama

perawat dalam mengembangkan program kesehatan lansia khususnya

untuk lansia dengan depresi.

2) Pihak Puskesmas Cimanggis

Pihak Puskesmas memberikan dukungan kesempatan bagi tenaga

kesehatan yang memiliki keinginan dalam pengembangan diri di dalam

gedung maupun di luar gedung yaitu melalui pelatihan atau seminar

bidang keperawatan kesehatan masyarakat terutama untuk kesehatan

lansia.

3) Kelurahan Curug

Pihak kelurahan juga bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam

pembinaan kesehatan lansia dan pembinaan kader kesehatannya, serta

merencanakan anggaran untuk kesejahteraan kader kesehatan.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

106

Universitas Indonesia

4) Kader Kesehatan

Kader atau anggota kelompok pendukung tetap meningkatkan kemampuan

diri dalam melakukan intervensi MaSa INDAH dengan banyak berlatih

serta berbagi pengalaman dengan sesama kader.

4.1.5.2 Hasil Evaluasi Masalah Manajemen Keperawatan (2)

a. Hasil evaluasi

1) Undangan yang hadir dalam kegiatan sosialisasi sebanyak 70% dari 20

undangan dan 100% peserta yang hadir menyatakan mendukung dalam

program lansia MaSa INDAH dan Kartu Tilik Diri (KTD).

2) Sosialisasi bagi masyarakat

a) Kegiatan di RW 11 dihadiri 15 orang (75% dari 20 undangan), 100%

peserta yang hadir menyatakan mendukung dalam program lansia

INDAH dan Kartu Tilik Diri (KTD).

b) Kegiatan di RW 05 dihadiri 12 orang (60% dari 20 undangan), 100%

peserta yang hadir menyatakan mendukung dalam program lansia

INDAH dan Kartu Tilik Diri (KTD).

3) Pembentukan kelompok pendukung program MaSa INDAH di RW 11

dilaksanakan tanggal dan di RW 05 dilaksanakan tanggal 18 Februari 2014

sebanyak 15 orang.

4) Tersusunnya rencana dan komitmen kegiatan di RW 11, dan tersusunnya

Struktur organisasi kelompok pendukung MaSa INDAH Lansia Cegah

Depresi yaitu :

Penasihat : Bapak Lurah

Penanggungjawab : Ketua RW 11

Ketua : Neni Susanti

Sekretaris : Umi Khasanah

Bendahara : Nuraeni

Anggota : Dwi Kurniati, Sumini, Rahayuk,

Hj. Fatimah, dan Ratnasari.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

107

Universitas Indonesia

Anggota kelompok sepakat untuk waktu dan rencana serta komitmen

kegiatan adalah setiap hari Jumat pada minggu 1 dan 3 setiap bulannya,

tempatnya di balai RW dan konsumsi disediakan oleh anggota secara

bergantian. Pembuatan SK masih dalam proses di kantor kelurahan.

5) Tersusunnya rencana dan komitmen kegiatan di RW 05, dan tersusunnya

struktur organisasi kelompok pendukung MaSa INDAH Lansia Cegah

Depresi yaitu :

Penasihat : Bapak Lurah

Penanggungjawab : Ketua RW 11

Ketua : Mariah

Sekretaris : Eviana

Bendahara : Hikmawati

Anggota : Hj. Aminah, Sulastri, Sugiarti, Hj.Asroah.

Anggota kelompok sepakat untuk waktu dan rencana serta komitmen

kegiatan adalah setiap hari Selasa pada minggu 2 dan 4 setiap bulannya,

tempatnya di rumah Ibu H. Aminah dan konsumsi disediakan oleh anggota

secara bergantian. Pembuatan SK masih dalam proses di kantor kelurahan.

6) Pembinaan kelompok pendukung MaSa INDAH Lansia Cegah Depresi

dengan 6 (enam) topik yaitu :

a) Kesehatan lansia :

i. Terdistribusinya buku kerja KP sebanyak 15 buah (n=15)

ii. Peserta yang hadir sebanyak 12 orang (80% dari anggota kelompok)

iii. 100% anggota aktif dalam proses tanya jawab pada kegiatan KP

iv. Peningkatan pengetahuan dari hasil pre dan post test sebesar

28,24%.

b) Deteksi Dini depresi dan cara pencegahannya

i. Peserta yang hadir sebanyak 10 orang (67%)

ii. Peningkatan pengetahuan dari hasil pre dan post test sebesar 25%.

iii. Keterampilan anggota dalam melakukan deteksi dini depresi pada

lansia dengan hasil baik sebanyak 60%.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

108

Universitas Indonesia

iv. Anggota berperan serta dalam kunjungan ke rumah lansia dengan

depresi untuk identifikasi masalah kesehatan dan faktor risiko pada

lansia depresi dengan penggunaan KTD (kartu tilik diri) bagi lansia.

c) Teknik pendidikan kesehatan

i. Peserta yang hadir sebanyak 12 orang (80%)

ii. Peningkatan pengetahuan dari hasil pre dan post test sebesar

34,12%.

iii. Keterampilan anggota dalam melakukan pendidikan kesehatan

dengan hasil baik sebanyak 67%

d) Komunikasi efektif

i. Peserta yang hadir sebanyak 10 orang (67%)

ii. Peningkatan pengetahuan dari hasil pre dan post test sebesar

33,9%.

iii. Keterampilan anggota dalam melakukan komunikasi yang efektif

dengan hasil baik sebanyak 70%

e) Manajemen stres

i. Peserta yang hadir sebanyak 12 orang (80%)

ii. Peningkatan pengetahuan dari hasil pre dan post test sebesar

35,29%.

iii. Keterampilan anggota dalam melakukan manajemen stres dengan

hasil baik sebanyak 58,3%

f) Cara meningkatkan harga diri rendah.

i. Peserta yang hadir sebanyak 13 orang (87%)

ii. Peningkatan pengetahuan dari hasil pre dan post test sebesar 25%.

iii. Keterampilan anggota dalam meningkatkan harga diri orang lain

dengan hasil baik sebanyak 69,25%.

b. Hambatan

Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan yaitu :1) padatnya kegiatan

kader, sehingga kesulitan dalam pengaturan jadwal kegiatan; 2) kemampuan kader

bervariasi, sehingga beberapa kader dilakukan pembinaan secara bertahap;

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

109

Universitas Indonesia

3) Masih kurangnya inisiatif dalam kegiatan; 4) keterbatasan ketersediaan KMS

lansia untuk pendokumentasian status kesehatan lansia; 5) keterbatasan alat

pemeriksaan kesehatan fisik dan media pendidikan kesehatan bagi lansia;

6) Terbatasnya kesempatan untuk mendapatkan pelatihan bagi kader atau anggota

kelompok pendukung.

c. Rencana Tindak Lanjut

1) Dinas Kesehatan Kota Depok

Dinas Kesehatan khususnya penangungjawab program lansia dan program

jiwa berkoordinasi dalam perencanaan operasional program kesehatan

lansia depresi dengan intervensi MaSa INDAH yaitu memberdayakan

masyarakat yang ada dengan pengorganisasian pelaksanaan program

bersama tenaga kesehatan di puskesmas.

2) Pihak Puskesmas Cimanggis

Pihak Puskesmas menindakklanjuti rencana operasional dinas kesehatan

dengan menerima delegasi dari Dinas Kesehatan untuk melakukan

pembinaan kesehatan lansia dengan depresi dengan intervensi MaSa

INDAH di dalam dan di luar gedung serta melakukan supervisi dan

pemantauan pencapaian tujuan dalam program kesehatan lansia.

3) Kelurahan Curug

Pihak kelurahan diikutsertakan dalam membantu pelaksanaan pembinaan

kesehatan lansia dan menghimbau kepada masyarakat untuk turut serta

memperhatikan kesehatan lansia sebagai bagian dalam pelayanan kepada

masyarakat.

4) Kader Kesehatan

Kader kesehatan dan atau anggota kelompok pendukung intervensi MaSa

INDAH tetap meningkatkan kemampuan dalam memberikan dukungan

bagi lansia dengan depresi yaitu melalui intervensi MaSa INDAH baik

dalam keluarga sendiri maupun dalam masyarakat.

4.2 Asuhan Keperawatan Komunitas

4.2.1. Pengumpulan Data

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

110

Universitas Indonesia

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam asuhan keperawatan komunitas

mencakup winshield survey, studi literatur, wawancara, dan angket/kuesioner.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi jumlah responden

atau lansia dengan penentuan populasi dan sampel. Populasi adalah kelompok

orang yang diteliti secara statistik yang mempunyai karakteristik yang

umum (Hastono, 2007; Polit & Beck, 2012). Populasi dalam asuhan

keperawatan komunitas ini yaitu lanjut usia (usia ≥60 tahun) yang mengalami

depresi (ringan, sedang dan risiko depresi) di kelurahan Curug kecamatan

Cimanggis Kota Depok.

Sampel dipilih dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu sampel

diambil dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti (Murti, 2003).

Kriteria inklusi dari responden (lansia) adalah: 1) lansia tinggal bersama keluarga

2) lansia bersedia menjadi responden 3) lansia tidak mengalami gangguan jiwa/

tidak dalam keadaan terminal. Kriteria inklusi dari responden (keluarga) adalah :

1) Keluarga yang merawat lansia adalah sebagai care giver utama; 2) Keluarga

dapat berkomunikasi verbal dengan baik; 3) Keluarga bisa membaca dan

menulis; 4) Keluarga bersedia menjadi sampel dalam pengkajian.

Perhitungan jumlah sampel menggunakan formula sebagai berikut:

n =

n =((1,65*1,65)*(0,093*0,907))/0,01

n = 22,9

n: Besar sampel

α: Derajat kepercayaan (0,05)

: 1,652

= 2,7225

p : proporsi kejadian lansia mengalami sakit (9,3% atau 0,093)

q : 1-p (proporsi lansia yang sehat) adalah 1-0,093 = 0,907

d : Limit dari error atau presisi absolut = 0,1.

Hasil sampel terebut kemudian dikoreksi untuk menghindari terjadinya

droupout, maka:

n* = n/(1-f)

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

111

Universitas Indonesia

= 22,9 / (1-0,1)

= 25,4

= 25

Keterangan:

f = perkiraan proporsi drop out = 10%

n* = besar sampel setelah koreksi

Berdasarkan perhitungan, sampel minimal dalam pengumpulan data adalah

sebanyak 25 lansia, namun dalam pelaksanaannya, pengumpulan data

dengan penyebaran total kuesioner dilakukan di semua RW sebanyak 50

kuesioner dan hasil dari pengumpulan data awal teridentifikasi 38 lansia

dengan depresi. Pembinaan kelompok lansia untuk mendapatkan intervensi

MaSa INDAH dilakukan di RW 11 dan 05 yaitu sebanyak 19 lansia,

karena merupakan RW binaan residen dengan lokasi RW berdekatan, serta

merupakan RW yang teridentifikasi sebagai wilayah kantong masalah

lansia dengan depresi di Kelurahan Curug.

4.2.2 Analisis Situasi

Data karakteristik lansia yang mengalami depresi dan menerima pembinaan

intervensi MaSa INDAH di Kelurahan Curug meliputi usia, masalah kesehatan,

dan tingkat ketergantungan pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi karakteristik lansia depresi yang mendapatkan

intervensi MaSa INDAH berdasarkan usia, masalah kesehatan dan

tingkat ketergantungan di Kelurahan Curug tahun 2013 (n=19) Karakteristik Frekuensi (n) Persentase

Usia

- 60-74 tahun

- ≥ 75 tahun

Masalah Kesehatan

- Hipertensi

- Diabetes mellitus

- Osteoartritis

- Katarak

Tingkat ketergantungan

- Mandiri

- Sebagian

12

7

10

3

4

2

15

4

63,16

36,84

52,63

15,79

21,05

10,53

78,95

21,05

Total 19 100

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

112

Universitas Indonesia

Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK UI Tahun 2013

Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik 19 lansia yaitu lebih dari separuh proporsi

lansia depresi adalah berusia 60–74 tahun sebanyak 12 lansia (63,16%), separuh

proporsi masalah kesehatan lansia depresi adalah dengan hipertensi sebanyak 10

lansia (52,63%); separuhnya lagi adalah dengan diabetes mellitus sebanyak 3

lansia (15,79%), Osteroartritis sebanyak 4 lansia (21,05%), katarak sebanyak 2

lansia (5,3%), dan proporsi tingkat ketergantungan sebagian sebanyak 4 orang

(21,05%).

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi karakteristik lansia depresi yang mendapatkan intervensi

MaSa INDAH berdasarkan jenis kelamin, status perkawinan pendidikan,

pekerjaan dan penghasilan di Kelurahan Curug tahun 2013 (n=19) Karakteristik Frekuensi (n) Persentase

Jenis kelamin

- Laki-laki

- Perempuan

Status perkawinan

- Kawin

- Janda/duda

Pendidikan

- Tinggi (sekolah menengah dan PT)

- Rendah (tidak sekolah, pendidikan dasar)

Pekerjaan

- Bekerja

- Tidak bekerja

Penghasilan

- Tinggi (≥Rp.2.042.000,-)

- Rendah (<Rp.2.042.000,-)

4

15

6

13

4

15

3

16

5

14

21,05

78,95

31,58

68,42

21,05

78,95

15,79

84,21

26,32

73,68

Total 19 100

Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK UI Tahun 2013

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa lansia yang mengalami depresi, sebagian besar

berjenis kelamin perempuan sebanyak 15 lansia (78,94%). Selain itu, lebih dari

separuh berstatus perkawinan janda atau duda sebanyak 13 lansia (68,42%), lebih

dari separuh dengan pendidikan rendah (tidak sekolah atau pendidikan dasar)

sebanyak 15 lansia (78,95%). Sebagian besar proporsi lansia depresi tidak bekerja

sebanyak 16 lansia (84,21%), sebagian besar proporsi lansia depresi memiliki

penghasilan dalam keluarga yang kurang dari Rp.2.042.000,- sebanyak 14 lansia

(73,68%).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

113

Universitas Indonesia

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi karakteristik lansia depresi yang mendapatkan intervensi

MaSa INDAH berdasarkan jaminan kesehatan di Kelurahan Curug tahun 2013

(n=19)

Jaminan Kesehatan Frekuensi (n) Persentase

- Ada

- Tidak ada

15

4

78,95

21,05

Total 19 100 Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK UI Tahun 2013

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa lansia yang masih belum memiliki jaminan

kesehatan adalah sebanyak 4 lansia (21,05%), sedangkan 15 lansia (78,95%)

sudah memiliki jaminan kesehatan berupa askes atau jaminan kesehatan lain yang

mendukung dalam pemeliharaan kesehatan bagi lansia depresi.

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi lansia depresi sebelum mendapatkan intervensi MaSa INDAH

berdasarkan skore pengetahuan tentang perawatan kesehatan lansia dengan

depresi di Kelurahan Curug tahun 2013 (n=19)

Skore Frekuensi (n) Persentase

11

12

13

15

16

17

18

20

21

24

1

2

1

5

2

2

1

2

1

2

5,26

10,53

5,26

26,32

10,53

10,53

5,26

10,53

5,26

10,53

Total 19 100 Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan

Komunitas FIK UI Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.4, hasil pengukuran rata-rata skor pengetahuan kelompok

lansia sebelum intervensi MaSa INDAH adalah 16,63 dengan standar deviasi 3,76

(n=19).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

114

Universitas Indonesia

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi lansia depresi sebelum mendapatkan intervensi MaSa INDAH

berdasarkan skore depresi dan tingkat depresi di Kelurahan Curug tahun 2013

(n=19)

Skore depresi Tingkat depresi Frekuensi (n) Persentase

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Normal/ resiko ringgi

Normal/ resiko ringgi

Normal/ resiko ringgi

Normal/ resiko ringgi

Normal/ resiko ringgi

Ringan

Ringan

Ringan

Ringan

Sedang

Sedang

Sedang

0

0

1

2

3

3

4

1

0

3

1

1

0

0

5,26

10,53

15,79

15,79

21,05

5,26

0

15,79

5,26

5,26

Total 19 100

Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK UI

Tahun 2013

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 19 lansia depresi memiliki tingkat depresi

berbeda-beda berdasarkan skor tingkat depresi dengan menggunakan instrumen

GDS (Geriatric Depression Scale) yaitu: 6 lansia tidak depresi dan memiliki

faktor risiko depresi (31,58%); 8 lansia dengan depresi ringan (42,10%); dan 5

lansia dengan depresi sedang (26,32%). Tidak ada teridentifikasi lansia yang

mengalami depresi berat. Keluhan yang paling banyak dialami lansia dan

berdampak pada kondisi depresi adalah penurunan aktivitas dan minat yaitu pada

12 lansia (63,16%) dan merasakan bahwa orang disekitarnya lebih baik daripada

dirinya yaitu sebanyak 15 lansia (78,95%).

Keluhan lansia sifatnya bervariasi dan mempengaruhi tingkatan depresi pada

lansia. 19 lansia yang mengalami depresi menunjukkan pola komunikasi yang

tidak terbuka, memiliki kebiasaan berdiam diri dan duduk sendirian di dalam

rumah, serta kurang melakukan kegiatan di luar rumah. Sejumlah 3 dari 19 lansia

yang mengalami depresi terlihat kurang menunjukkan keinginan untuk

berkomunikasi dengan orang lain, terlihat lansia tidak melakukan kontak mata

saat berbicara dan sering menundukkan kepala.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

115

Universitas Indonesia

Hasil wawacara ditemukan data sebagai berikut :

a) Pendapat kader tentang kondisi lansia: “... kalau keluarga tidak mampu, lansia

yang sakit dibiarkan di rawat di rumah tanpa ada perawatan khusus....kalau

ada lansia yang bengong-bengong atau berdiam diri, hal itu dianggap suatu

hal yang biasa saja... lansia stress karena tak punya uang alias “ kanker” atau

kantong kering...”

b) Pendapat kader tentang posbindu: “...posbindu yang aktif hanya ada di

beberapa RW saja, lansianya jarang datang dan karena kondisi kesehatan

fisik lansia ngga kuat... kegiatan posbindu hanya untuk penimbangan berat

badan, pemeriksaan tekanan darah dan sekali-sekali untuk pemberian obat...”

c) Pendapat tenaga kesehatan tentang pelayanan kesehatan bagi lansia depresi :

“...kunjungan rawat jalan lebih banyak mengatasi pada masalah fisik lansia

dibandingkan dengan masalah psikis misalnya depresi...belum adanya

pengelolaan kesehatan jiwa pada lansia di pelayanan puskesmas maupun

komunitas...penanganan masalah kesehatan lansia dilaksanakan saat

pelaksanaan posbindu setiap bulannya... jarang melakukan penyuluhan

kesehatan lansia...”

4.2.3 Masalah Asuhan Keperawatan Komunitas

Berdasarkan hasil analisis situasi, maka dapat disimpulkan dan digambarkan

masalah asuhan keperawatan komunitas yang dijabarkan dalam web of causation

(web) asuhan keperawatan komunitas pada aggregate lansia depresi di Kelurahan

Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok sebagai berikut :

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

116

Universitas Indonesia

Gambar 4.2

WOC (Web of Causation)

Asuhan Keperawatan Komunitas pada aggregat Lansia dengan Depresi Di

Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok

Diagnosa Keperawatan Komunitas Berdasarkan Prioritas

a) Koping aggregat lansia depresi tidak efektif di Kelurahan Curug, Kecamatan

Cimanggis, Kota Depok.

b) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada aggregat lansia depresi di

Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok.

c) Pola komunikasi kurang efektif pada aggregat lansia depresi di Kelurahan

Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.

d) Risiko peningkatan masalah depresi pada aggregat lansia di Kelurahan

Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

Risiko peningkatan angka

kejadian depresi pada

aggregat lansia

Daya dukung/ support

system masyarakat masih

rendah untuk masalah

depresi pada lansia

Pemeliharaan kesehatan

aggregat lansia depresi tidak

efektif

Koping aggregat lansia

depresi tidak efektif

Pola komunikasi aggregat

lansia depresi tidak efektif

Sumber : Anderson & McFarlene, 2011; Stanhope & Lancaster, 2010; Allender,

Rector & Warner, 2104; Swanson & Nies, 1993.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

117

Universitas Indonesia

4.2.4 Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan Komunitas

4.2.4.1 Masalah Keperawatan Komunitas (1)

Koping aggregat lansia depresi tidak efektif di Kelurahan Curug, Kecamatan

Cimanggis, Kota Depok (NANDA, 2011).

a. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 9 bulan, diharapkan koping

aggregat lansia menjadi efektif dalam penanganan depresi di Kelurahan Curug,

Cimanggis, Depok.

b. Tujuan Khusus (NOC, 2011) :

1) Teridentifikasi lansia yang mengalami depresi

2) Terjadi pembentukan kelompok lansia depresi dengan kegiatan rutin setiap

bulannya dan peningkatan komunikasi di antara anggotanya melalui

kegiatan dalam intervensi MaSa INDAH setiap bulannya.

3) Terjadi peningkatan semangat, keakraban dan kerjasama lansia dalam

kegiatan kelompok melalui ekspresi kekuatan untuk mengelola perubahan

dalam peningkatan fungsi kelompok lansia depresi dengan dukungan

keluarga dan masyarakat.

4) Terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan lansia

mengidentifikasi masalah depresi dan menggunakan strategi penyelesaian

masalah yang efektif dengan intervensi MaSa INDAH untuk mengatasi

depresi pada kelompok lansia.

5) Terjadi peningkatan kehadiran dan peran serta lansia dalam kegiatan

pembinaan kelompok

6) Terjadi penurunan tingkat depresi pada kelompok lansia.

c. Rencana tindakan (NIC, 2011):

1) Pengkajian atau penilaian tingkat depresi pada lansia

2) Pembentukan kelompok lansia depresi MaSa INDAH dengan kesiapan

lansia untuk berkomitmen mengikuti dan berperan serta aktif dalam

kegiatan kelompok lansia (pertemuan ke-1).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

118

Universitas Indonesia

3) Melibatkan kader dan keluarga dalam memberikan dukungan bagi lansia

untuk mengikuti setiap kegiatan dalam kelompok lansia.

4) Mengajak lansia dalam membangun semangat dengan menggunakan yel-

yel kelompok pada saat sebelum dan sesudah kegiatan kelompok.

5) Mengembangkan dan memberikan bimbingan serta pengalaman belajar

bagi kelompok lansia dalam mengidentifikasi masalah depresi melalui

KTD (Kartu Tilik Diri).

6) Mengembangkan dan memberikan bimbingan serta pengalaman belajar

bagi kelompok lansia tentang strategi koping untuk mengatasi masalah

depresi dengan intervensi MaSa INDAH yaitu melalui kegiatan

pendidikan kesehatan tentang depresi lansia, strategi berkomunikasi yang

baik, manajemen stres dan meningkatkan harga diri, dengan rincian 8 kali

pertemuan yaitu dengan topik: a) pembentukan kelompok dan identifikasi

masalah kesehatan lansia; b) mengenal depresi pada lansia dan KTD

(Kartu Tilik Diri); c) intervensi MaSa INDAH untuk atasi depresi pada

lansia; d) mengenal cara berkomunikasi yang baik; e) bercerita dan

curahan hati lansia; f) manajemen stres dengan relaksasi nafas dalam dan

musik; g) harga diri rendah dan cara meningkatkannya; h) atraksi

kebolehan lansia.

7) Mengeksplore kemampuan lansia dalam melakukan bagian intervensi

MaSa INDAH pada setiap akhir kegiatan kelompok.

8) Penilaian pengetahuan, sikap, keterampilan dan tingkat depresi kelompok

lansia sebaya MaSa INDAH menggunakan alat ukur GDS (Geriatric

Depression Scale).

d. Pembenaran

Kelompok lansia sebaya merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yang

diberikan kepada seseorang dengan tujuan untuk promosi kesehatan. Kelompok

lansia sebaya adalah kumpulan dua orang atau lebih yang datang bersama untuk

membuat kesepakatan saling berbagi masalah yang mereka hadapi, kadang

disebut juga kelompok pemberi semangat (Steward, 2009). Aktifitas fisik yang

memiliki pengaruh besar pada harga diri lansia adalah aktifitas yang melibatkan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

119

Universitas Indonesia

interaksi sosial dan kontak dengan orang lain, sehingga menurunkan tingkat

depresi (Parent & Whall, 1984 dalam Maas, 2012). Pengorganisasian masyarakat

ini merupakan suatu proses perubahan komunitas yang memberdayakan individu

dan kelompok berisiko dalam menyelesaikan masalah komunitas dan mencapai

tujuan yang diinginkan bersama. Individu-individu dalam suatu kelompok dapat

mempengaruhi pemikiran, perilaku, nilai dan interaksi sosial di masyarakat, maka

diperlukan kekompakan di dalam suatu kelompok (Stanhope & Lancaster, 2004).

4.2.4.2 Masalah Keperawatan Komunitas (2)

Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada aggregat lansia depresi di Kelurahan

Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok (NANDA, 2011).

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 9 bulan, diharapkan

pemeliharaan kesehatan pada aggregat lansia menjadi efektif di Kelurahan Curug,

Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.

b. Tujuan Khusus (NOC, 2011)

1) Teridentifikasi status kesehatan kelompok lansia

2) Teridentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan kelompok lansia dengan

jadwal kunjungan oleh tenaga kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan bagi

kelompok lansia.

3) Terjadi peningkatan pengetahuan tentang kesehatan anggota kelompok

lansia.

4) Terjadi peningkatan status kesehatan kelompok lansia dengan dukungan

masyarakat dan keluarga.

c. Rencana tindakan (NIC, 2011):

1) Pemeriksaan awal kesehatan fisik dan psikologis kelompok lansia melalui

deteksi dini depresi dan mencatat dalam perkembangan kesehatan lansia di

KMS lansia.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

120

Universitas Indonesia

2) Persiapan dalam perencanaan waktu, tempat, dan media untuk pemberian

pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dialami pada

kelompok lansia.

3) Pendidikan kesehatan tentang masalah kesehatan yang terjadi pada

anggota kelompok lansia.

4) Mengembangkan dan memberikan bimbingan serta pengalaman belajar

bagi kelompok lansia melalui intervensi MaSa INDAH yaitu kegiatan

pendidikan kesehatan tentang perubahan kesehatan lansia akibat proses

penuaan dan cara perawatan diri untuk mengatasi masalah kesehatan fisik

lansia pada pertemuan ke-1 kelompok lansia sebaya.

5) Menggunakan kelompok lansia untuk memberikan dukungan emosi dan

informasi mengenai kesehatan lansia kepada anggota kelompoknya.

d. Pembenaran :

Pendidikan kesehatan juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

perbaikan sikap dan peningkatan keterampilan, sehingga diharapkan ada

perubahan gaya hidup yang lebih baik. Perubahan perilaku sehat masyarakat

dapat mengubah penerimaan yang kondusif terhadap program promosi

kesehatan yang dilakukan. Strategi pendidikan kesehatan merupakan suatu

proses yang memfasilitasi pembelajaran yang mendukung perilaku sehat

dan mengubah perilaku tidak sehat (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

Intervensi promosi kesehatan juga diberikan tentang faktor risiko yang

mengkibatkan depresi dapat dilakukan melalui intervensi keperawatan. Diskusi

tentang perubahan fungsional yang terjadi pada lansia yang merupakan

konsekuensi proses penuaan dengan faktor risiko pada lansia. Diskusi tentang

hubungan potensial dan identifikasi pemecahan masalah bersama dengan

pemberi pelayanan keperawatan (Miller, 2012).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

121

Universitas Indonesia

4.2.5 Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

4.2.5.1 Masalah Keperawatan Komunitas (1)

1) Rekruitmen anggota kelompok lansia sebaya MaSa INDAH dilakukan

dengan penyebaran undangan bagi lansia yang berusia lebih atau sama

dengan 60 tahun dan mau bersama-sama mengikuti kegiatan lansia sebanyak

19 lansia yang dibina di 2 RW (11 dan 05). Pembentukan kelompok lansia di

RW 11 (dilaksanakan tanggal 03 Desember 2013 sebanyak 9 orang);

sedangkan di RW 05 (dilaksanakan tanggal 14 Januari 2014 sebanyak 10

orang).

2) Pembentukan kelompok lansia MaSa INDAH di RW 11 dan RW 05

dilakukan dengan meminta persetujuan lansia dalam pembentukan kelompok

dan komitmen mengikuti kegiatan kelompok lansia dengan semangat yel-yel

“lansia MaSa INDAH sehat dan bahagia...yess”, sambil bertepuk tangan.

3) Melibatkan kader atau keluarga lansia dalam setiap kegiatan kelompok lansia.

Keluarga lansia atau kader dilibatkan dalam memfasilitasi tempat kegiatan

kelompok dan penyediaan konsumsi, serta memfasilitasi akomodasi lansia

yang mengalami kesulitan dalam mobilisasi berupa kendaraan.

4) Pembinaan kelompok lansia MaSa INDAH sebanyak 19 lansia depresi.

Pembinaan kelompok lansia dilaksanakan di beberapa tempat agar lansia

tidak merasa jenuh dan merasa nyaman dalam kondisi dan suasana yang

berbeda-beda. Bimbingan serta pengalaman belajar bagi kelompok lansia

yaitu dengan belajar dalam mengidentifikasi masalah depresi melalui KTD

(Kartu Tilik Diri) yang menggambarkan perasaan hatinya setiap hari dan

mengingatkan untuk melakukan intervensi MaSa INDAH dalam

kehidupannya sehari-hari. Selain itu diajarkan pula strategi koping untuk

mengatasi masalah depresi yaitu melalui kegiatan pendidikan kesehatan

tentang depresi lansia, strategi berkomunikasi yang baik, manajemen stres

dan meningkatkan harga diri. Lama kegiatan untuk masing-masing pertemuan

adalah selama 45-60 menit.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

122

Universitas Indonesia

Kegiatan sebanyak 8 kali pertemuan yang terdiri dari:

a) Pertemuan ke-1: Pembentukan kelompok lansia sebanyak 9 lansia di RW

11 dan sebanyak 10 lansia di RW 05, dilanjutkan dengan pendidikan

tentang perawatan untuk masalah kesehatan fisik lansia.

b) Pertemuan ke-2: Pendidikan kesehatan tentang depresi pada lansia.

c) Pertemuan ke-3: Pendidikan kesehatan tentang intervensi MaSa INDAH

untuk mengatasi depresi pada lansia.

d) Pertemuan ke-4: Pendidikan kesehatan tentang mengenal cara

berkomunikasi yang baik.

e) Pertemuan ke-5: Topik tentang bercerita dan curahan hati lansia

f) Pertemuan ke-6: Pendidikan kesehatan tentang manajemen stres dengan

relaksasi nafas dalam dan musik

g) Pertemuan ke-7: Pendidikan kesehatan tentang harga diri rendah dan cara

meningkatkannya

h) Pertemuan ke-8: atraksi kebolehan lansia.

5) Penilaian/evaluasi pengetahuan, sikap, keterampilan dan tingkat depresi

kelompok lansia sebaya MaSa INDAH (n=19) menggunakan GDS (Geriatric

Depression Scale) dengan kriteria hasil yaitu risiko depresi atau normal

(skor= 0-4), depresi ringan (skor 5-8), depresi sedang (skor=9-11). Penilaian/

evaluasi kelompok lansia RW 11 tanggal 6 Mei 2014 dan di RW 05 tanggal 9

Mei 2014. Awal pertemuan dan akhir pertemuan kegiatan kelompok lansia

dilakukan pre test dan post test. Tujuan dari pre test dan post test ini adalah

untuk mengukur tingkat pengetahuan setiap pertemuan. Penilaian tidak dapat

dilakukan dengan meggunakan pre dan post secara tertulis bagi lansia, karena

80% lansia tidak bisa baca dan tulis, sehingga penilaian hanya dilakukan

dengan menanyakan kembali tentang materi yang telah diberikan secara lisan.

4.2.5.2 Masalah Keperawatan Komunitas (2)

1) Melakukan pemeriksaan kesehatan fisik dan psikologis lansia pada kegiatan

posbindu melalui deteksi dini depresi dan mencatat dalam perkembangan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

123

Universitas Indonesia

kesehatan lansia di KMS lansia. Pemeriksaan kesehatan lansia dilakukan

dengan pemeriksaan fisik berupa: tekanan darah; berat badan dan tinggi

badan; IMT (Indeks Massa Tubuh); tingkat ketergantungan lansia; dan

pemeriksaan psikologis berupa status mental emosional lansia. Kegiatan

posbindu di RW 11 dilaksanakan tanggal 10 setiap bulannya dan di RW 05

dilaksanakan tanggal 18 setiap bulannya.

2) Melakukan bimbingan dan pembinaan kelompok lansia untuk mendapatkan

pengalaman belajar melalui pendidikan kesehatan tentang proses penuaan

yang menyebabkan adanya masalah kesehatan fisik maupun psikologis lansia

pada pertemuan pertama pembentukan kelompok di RW 11 (dilaksanakan

tanggal 03 Desember 2013 sebanyak 9 orang); sedangkan di RW 05

(dilaksanakan tanggal 14 Januari 2014 sebanyak 10 orang).

3) Menggunakan kelompok lansia untuk saling memberikan dukungan emosi

dan informasi mengenai kesehatan lansia kepada anggota kelompoknya, serta

dengan menggalakan program MaSa INDAH dalam setiap kegiatan lansia di

posbindu dan di kegiatan masyarakat yaitu dengan sosialisasi kegiatan lansia

di posbindu maupun dalam kelompok lansia

4.2.6 Hasil Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

4.2.6.1 Hasil Evaluasi Masalah Keperawatan Komunitas (1)

a. Hasil evaluasi

1) Terbentuknya kelompok lansia sebaya MaSa INDAH yang mengalami

depresi di RW 11 dan RW 05 (n=19)

2) Diperoleh dukungan kegiatan kelompok lansia sebaya MaSa INDAH dari

pihak puskesmas dan kelurahan melalui kehadiran tenaga kesehatan dan

aparat Kelurahan dalam mengikuti kegiatan pembinaan kelompok lansia

sebaya.

3) Disepakatinya rencana kegiatan kelompok lansia sebaya dengan delapan

kali kegiatan oleh 19 lansia yang menjadi anggota kelompok lansia sebaya

MaSa INDAH.

4) Adanya keterlibatan kader yang termasuk dalam kelompok pendukung

untuk melakukan pendidikan kesehatan bagi kelompok lansia sebaya

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

124

Universitas Indonesia

MaSa INDAH yaitu dengan topik komunikasi yang baik kepada lansia,

topik manajemen stres dengan nafas dalam dan musik kepada lansia, topik

harga diri rendah dalam kelompok lansia sebaya.

5) Partisipasi aktif lansia dari awal hingga akhir untuk delapan kali kegiatan.

Anggota kelompok terlihat saling berinteraksi satu sama lain dalam

kegiatan kelompok.

6) Peningkatan pengetahuan kesehatan anggota kelompok lansia (n=19)

setelah mendapatkan intervensi MaSa INDAH yang dijabarkan dalam

tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi lansia depresi setelah mendapatkan intervensi MaSa

INDAH berdasarkan skore pengetahuan tentang perawatan kesehatan

lansia dengan depresi di Kelurahan Curug tahun 2013 (n=19)

Skore Frekuensi (n) Persentase

20

21

23

24

25

26

27

28

1

3

3

1

7

1

1

2

5,26

15,79

15,79

5,26

36,84

5,26

5,26

10,53

Total 19 100 Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK UI, 2014.

Berdasarkan tabel 4.6, hasil pengukuran rata-rata skor pengetahuan kelompok

lansia setelah intervensi MaSa INDAH adalah 24,21 dengan standar deviasi 2,32

(n=19).

Tabel 4.7

Distribusi rata-rata skor pengetahuan kelompok lansia sebelum dan sesudah

mendapatkan intervensi MaSa INDAH di Kelurahan Curug

Kota Depok tahun 2014 (n=19)

Variabel Mean SD SE P value

Skor pengetahuan

Sebelum

Sesudah

16,63

24,21

3,76

2,32

0,86

0,53

0,000

Beda pengukuran -7,579 3,437 0,788

Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK UI, 2014

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

125

Universitas Indonesia

Berdasarkan tabel 4.7, rata-rata skor pengetahuan sebelum intervensi Masa

INDAH adalah 16,63 dengan standar deviasi 3,76 dan pengukuran

susudah intervensi MaSa INDAH didapat rata-rata skor pengetahuan

adalah 24,21 dengan standar deviasi 2,32. Terlihat nilai mean perbedaan

antara pengukuran sebelum dan sesudah adalah 7,579 dengan standar

deviasi 3,43. Hasil uji statistik didapatkan nilai 0,000, maka dapat

disimpulkan ada perbedaaan yang signifikan antara pengetahuan

kelompok lansia sebelum dan sesudah intervensi MaSa INDAH.

Peningkatan pengetahuan sebesar 31,30%.

7) Sikap dalam kategori baik dari anggota kelompok lansia dalam melakukan

intervensi MaSa INDAH sebanyak 100%.

8) Tersebarnya Kartu Tilik Diri (KTD) untuk 19 lansia sebagai evaluasi

kemampuan diri mengatasi depresi.

9) Peningkatan kemampuan dalam memilih dan menggunakan minimal satu

cara pemecahan masalah depresi secara tepat dan efektif.

Tabel 4.8

Distribusi Perubahan Kemampuan Lansia dalam Memilih Cara

untuk Mengatasi Depresi Pre dan Post intervensi MaSa INDAH

di Kelurahan Curug, Cimanggis Kota Depok, 2014

(n=19) No Intervensi Pre Post Peningkatan

1 Ikut kegiatan 15 (78,9%) 17 (89,47%) 11,7 %

2 Nerima Kondisi 12 (63,16%) 18 (94,74%) 33,3%

3 Doa 16 (84,21%) 19 (100%) 15,78%

4 Diskusi 9 (47,37%) 15 (78,95%) 40 %

5 Atasi stress 12 (63,16%) 15 (78,95%) 20 %

6 Harga diri positif 8 (42,11%) 17 (89,47%) 52,9%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK UI, 2014

Berdasarkan tabel 4.8, intervensi lansia MaSa INDAH yang banyak dipilih

dan dilakukan dengan baik oleh anggota kelompok lansia adalah intervensi

meningkatkan harga diri positif yaitu dengan peningkatan sebesar 52,9%.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

126

Universitas Indonesia

10) Perubahan skor depresi pada kelompok lansia berdasarkan hasil sebelum

dan sesudah dilakukannya intervensi MaSa INDAH digambarkan pada

tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9

Distribusi rata-rata skor depresi kelompok lansia sebelum dan sesudah

mendapatkan intervensi MaSa INDAH di Kelurahan Curug Kota Depok

tahun 2014 (n=19)

Variabel Mean SD SE P value

Skor depresi

Sebelum

Sesudah

6,00

4,11

2,560

2,183

0,587

0,501

0,000

Beda pengukuran 1,895 1,197 0,275

Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK UI, 2014

11) Hasil dibuktikan dengan uji paired t test dengan rata-rata skor depresi

sebelum intervensi sebesar 6,00 dan 4,11 sesudah intervensi, didapatkan nilai

p value 1 tailed sebesar 0,000 dengan nilai α = 0,05 (p value < α), yang

berarti bahwa terdapat penurunan tingkat depresi yang signifikan setelah

dilakukannya intervensi MaSa INDAH bagi lansia depresi. Penurunan skor

depresi sebelum dan sesidah intervensi MaSa INDAH sebesar 31,58%.

Berdasarkan skor depresi, maka dapat disimpulkan kategori perubahan

tingkat depresi lansia sebelum dan sesudah intervensi MaSa INDAH yang

dijabarkan pada tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10

Distribusi Perubahan Tingkat Depresi Lansia Sebelum dan Sesudah

Intervensi

MaSa INDAH di Kelurahan Curug, Cimanggis

Kota Depok, 2014 (n=19)

No Tingkat Depresi

Jumlah Pre Post

1 Normal/Risiko (NR) Normal/Risiko (NR) 6

2 Ringan (R) Normal/Risiko (NR) 6

3 Ringan (R) Ringan (R) 2

4 Sedang (S) Ringan (R) 5

Sumber : Survey Mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Komunitas FIK UI, 2014

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

127

Universitas Indonesia

Tabel 4.10 menunjukkan tingkat depresi lansia yang mendapatkan intervensi

MaSa INDAH mengalami penurunan tingkat depresi yaitu dari 5 lansia (sedang

ke rendah), 2 lansia masih dalam tingkat depresi ringan, 6 lansia (ringan ke

normal/risiko) dan 6 lansia masih berada pada tingkat normal/risiko dengan

penilaian kategori tingkat depresi berdasarkan skor depresi yaitu normal/risiko

depresi (skor 0-4), depresi ringan (skor 5-8) dan depresi sedang (skor 9-10).

b. Hambatan

Kondisi kesehatan lansia yang sering sakit, dan beberapa lansia juga mengikuti

kegiatan lain di masyarakat, sehingga ada lansia yang tidak bisa mengikuti

kegiatan sepenuhnya. Pelaksanaan intervensi MaSa INDAH dilakukan pada

lansia depresi dengan menggunakan Kartu Tilik Diri (KTD) mengalami

kendala, karena ada lansia yang lupa untuk mengisi kartu setiap hari, sehingga

kolom pada kartu tidak terisi penuh. Selain itu, penilaian tingkat depresi

memerlukan waktu yang lama karena mahasiswa membacakan kuesioner

penilaian depresi (GDS) kepada setiap lansia secara perlahan-lahan karena

hampir 80% lansia tidak bisa membaca dan menulis. Pernyataan dari lansia

merupakan informasi yang tidak mudah didapatkan, karena lansia akan

memberikan informasi jika sudah percaya kepada mahasiswa.

c. Rencana Tindak Lanjut :

1) Kesepakatan pengaturan jadwal kegiatan didiskusikan bersama dalam

kelompok dan dengan pemberian undangan tertulis kepada lansia;

2) Motivasi keluarga dalam memberikan dukungan agar lansia dapat menilai

diri sendiri terhadap perasaannya melalui pengisian Kartu Tilik Diri (KTD);

3) Sosialisasi pentingnya kegiatan kelompok swabantu bagi kesehatan lansia

dan sosialiasasi hasil perubahan kondisi emosional lansia yang lebih baik

setelah mengikuti kegiatan intervensi MaSa INDAH untuk mendapatkan

dukungan dari semua pihak;

4) Modifikasi dan variasi teknik pengkajian depresi pada lansia di lokasi dan

tempat yang disepakati bersama lansia agar mendapatkan hasil pengkajian

depresi yang akurat.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

128

Universitas Indonesia

4.2.6.2 Hasil Evaluasi Masalah Keperawatan Komunitas (2)

a. Evaluasi hasil

1) Peningkatan pengetahuan kelompok lansia tentang perubahan kesehatan

lansia akibat proses penuaan sebesar 25 %.

2) Anggota kelompok lansia diperiksa status kesehatannya secara fisik maupun

mental emosional dalam kegiatan posbindu sebanyak 19 lansia (100%).

3) Terjadi peningkatan status kesehatan lansia. Semua anggota kelompok

lansia (100%) tidak memiliki gangguan mental emosional, dengan tekanan

darah dalam batas normal (nilai sistole antara 130-150 mmHg dan nilai

diastole antara 70-90 mmHg).

4) Peningkatan kemampuan lansia dalam melakukan perawatan diri sesuai

dengan masalah kesehatan yang dialaminya. 10 lansia depresi yang

mengalami hipertensi mampu menerapkan diit hipertensi, manajemen stres

yang baik; 3 lansia dengan DM mampu menerapkan diet DM dan senam

kaki dengan baik; 2 lansia dengan katarak dan 4 lansia dengan osteostritis

mampu melakukan perawatan diri yang baik.

b. Hambatan

Lansia yang mengalami keterbatasan aktifitas dan pergerakan, memerlukan

perhatian khusus untuk melatih dan mengajarkan agar bisa percaya diri dalam

perawatan kesehatan mandiri dan menggunakan sarana pelayanan kesehatan

yang ada di masyarakat, karena keterbatasan aktifitas lansia menurunkan

motivasi lansia untuk melakukan kegiatan di luar rumah.

c. Rencana Tindak Lanjut

1) Tenaga kesehatan meneruskan pembinaan kesehatan lansia MaSa INDAH

secara lebih optimal untuk mengurangi risiko meningkatnya depresi

terutama pada lansia.

2) Tenaga kesehatan memberikan dukungan yang adekuat bagi aggregate

lansia dan keluarga serta masyarakat disekitarnya dengan memberikan

motivasi dalam pelaksanaan MaSa INDAH dalam keluarga melalui

kunjungan rumah pada kegiatan perkesmas.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

129

Universitas Indonesia

3) Pemberi pelayanan kesehatan memodifikasi metode penyuluhan kesehatan

yang akan diberikan kapada aggregate lansia disesuaikan dengan kondisi

atau kemampuan lansia dalam menerima informasi, misalnya dengan

menggunakan alat pengeras suara, menggunakan media audiovisual yang

menarik serta dengan konsep bermain peran sambil belajar.

4.3 Asuhan Keperawatan Keluarga

Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga di wilayah Kelurahan Curug dilakukan

pada 10 keluarga lansia dengan depresi. Pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga pada lima keluarga dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai

dengan bulan Januari 2014. Selanjutnya, tahap kedua pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga pada lima keluarga dilaksanakan mulai bulan Februari

sampai dengan Mei 2014. Pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang

digunakan yaitu dengan model Family Centered Nursing mulai dari pengkajian

hingga evaluasi keperawatan. Asuhan keperawatan keluarga menggunakan proses

keperawatan dengan melibatkan semua elemen yang ada dalam keluarga untuk

berinteraksi agar dapat menyelesaikan masalah yang terjadi pada lansia yang

mengalami depresi.

Berikut ini diuraikan ringkasan asuhan keperawatan keluarga Bapak S yang

dilihat sebagai keluarga yang sangat berhasil dilakukan intervensi keperawatan

keluarga binaan dalam waktu 4 bulan.

4.3.1 Analisa Situasi

Hasil pengkajian pada keluarga bapak S (63 tahun) terutama nenek N yang

ditemukan adalah dengan beberapa masalah kesehatan salah satunya adalah risiko

depresi disertai dengan penyakit hipertensi. Nenek N (85 tahun) adalah salah satu

anggota keluarga bapak S yang tinggal di kelurahan Curug. Anggota keluarga

bapak S yang lain adalah ibu U (60 tahun) adalah istrinya dan Sdr. Sm (23 tahun)

adalah anak laki-laki bapak S.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

130

Universitas Indonesia

Berdasarkan hasil pengkajiian yang dilakukan perawat, ada 4 masalah

keperawatan yang terjadi pada keluarga bpk S yaitu :

1). Keputusasaan pada nenek N, hal ini ditunjukkan pada kondisi nenek N yang

terlihat pasif, menangis saaat bercerita tentang kehidupannya. Ia mengalami

sesuatu yang menyedihkan dan mengecewakan di masa lalu dengan anak-

anaknya yang selama ini kurang memperhatikan dan mempedulikan di masa

tuanya. Setiap hari duduk di kursi di depan rumah, terlihat lemah dan tidak ada

inisiatif untuk berbagai aktifitas, kontak mata kurang saat berkomunikasi, hasil

penilaian depresi pada tingkat sedang (GDS=9 ).

Masalah keperawatan tentang keputusasaan pada nenek N sudah mulai

diselesaikan dengan memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga untuk

masalah keputusasaan yang merupakan manifestasi dari depresi, sehingga

keluarga mengetahui dan mengenal masalah yang terjadi pada nenek N. Keluarga

bapak S juga mulai mampu merawat nenek N dengan membantu beberapa

aktifitas yang diperlukannya. Pengaturan lingkungan yang kondusif, aman dan

nyaman bagi keluarga berinteraksi dan berdiskusi dengan anggota keluarga

terutama dengan nenek N. Namun keluarga masih belum merasakan perlu untuk

menggunakan sarana pelayanan kesehatan bagi kesehatan, karena untuk nenek N

belum bisa jalan sendiri ke posbindu/ puskesmas sedangkan anggota keluarga

yang lain sibuk dengan pekerjaannya.

2) Komunikasi keluarga disfungsional, hal ini ditunjukkan pada komunikasi

dalam keluarga Bpk S tidak terlalu sering dilakukan, dimana keluarga berusaha

menunggu nenek N untuk bercerita atau berbicara tentang masalahnya. Nenek N

terlihat setiap hari duduk di kursi di depan rumah, sendirian. Tidak ada inisiatif

untuk berbagai aktifitas, kontak mata kurang saat berkomunikasi, ada terlihat pola

komunikasi yang kurang baik yaitu ada rasa kecurigaan antara anggota keluarga;

Kekecewaan nenek N diekspresikannya dengan perilaku kemarahan dan

kecurigaan pada anaknya (Ibu U) yang selama ini merawat dan mendampinginya.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

131

Universitas Indonesia

Masalah komunikasi dalam keluarga Bpk S saat ini diawali dengan peristiwa

hilangnya uang nenek N sebesar 1 juta lebih beberapa bulan yang lalu dan nenek

N mengatakan kalau uang itu diambil (dicuri) oleh ibu U di lemarinya dan tanpa

seijinnya. Sedangkan Ibu U mengatakan kalau ia sendiri tidak tahu kalau ibunya

itu ada memiliki uang sebanyak itu, namun hingga saat ini ia masih tetap dianggap

sebagai orang yang mengambil uang tersebut. Ekspresikan kemarahan nenek N

terlihat dengan tidak menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu U.

Menurut Ibu U, ibunya kadang marah-marah sendiri dan mengeluarkan kalimat

sumpah kepadanya dan anggota keluarga yang lain. Hal itu membuat suami dan

anaknya marah dan merasa kecewa terhadap nenek N, sehingga sampai saat ini

suami dan anaknya pun jarang untuk berbicara dengan ibunya.

Nenek N memiliki penilaian yang kurang baik pula dengan bpk S dan Sdr. Sm

dengan ungkapannya bahwa selama ini bpk S dan Sdr. Sm itu bicaranya kasar dan

judes serta tidak memperdulikannya. Hingga saat ini nenek N jarang

berkomunikasi dengan ibu U, Bpk S maupun Sdr Sm, sehingga aktifitas nenek N

lebih banyak sendirian duduk di depan rumah, terlihat pasif, lemah dan tidak ada

inisiatif untuk melakukan aktifitas di rumah. Adanya masalah komunikasi yang

jelas terlihat pada keluarga bpk S adalah saat ibu U dan nenek N berbicara, terlihat

salah satu sari mereka saling mencibir, demikian pula saat ibu U berbicara tentang

keluarganya dan nenek N, maka sikap nenek N terlihat tidak menerima dan

mencibir.

Keluarga menyadari adanya suatu masalah komunikasi yang terjadi dalam

keluarga namun keluarga tidak tahu bagaimana cara mengatasinya, sehingga

keluarga hanya membiarkan masalah terjadi dan menganggap hal tersebut dapat

selesai dengan sendirinya. Keluarga tidak mampu untuk mengambil keputusan

untuk mengatasi masalah tersebut, namun tetap bersikap seperlunya saja dengan

nenek N. Keluarga tidak berupaya menggunakan fasilitas kesehatan untuk

mengatasi masalah karena menganggap hal tersebut adalah masalah pribadi

keluarga.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

132

Universitas Indonesia

Masalah keperawatan tentang komunikasi keluarga disfungsional sudah mulai

mau diselesaikan dengan diawali memberikan pengertian kepada keluarga tentang

pentingnya komunikasi dalam keluarga untuk hal tersebut pada pertemuan

selanjutnya yaitu pada hari ini, perawat akan mengenalkan bagaimana mengenal

dan mengidentifikasi masalah komunikasi pada keluarga sehingga keluarga

mampu untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah komunikasi

disfungsional keluarga tersebut.

3) Distress spiritual pada nenek N. Hal ini ditunjukkan pada Nenek N tidak

mampu menunjukkan kemampuannya dalam melakukan aktifitas atau kegiatan

keagamaan seperti sholat dan merasa tidak mau dan tidak mampu untuk

melakukan karena merasa sudah bebal atau tidak bisa lagi. Tidak ada inisiatif

untuk berbagai aktifitas, kontak mata kurang saat berkomunikasi.

Masalah keperawatan distress spiritual pada nenek N sudah mulai diselesaikan.

Intervensi diawali dengan melakukan kontrak bersama nenek N untuk melakukan

proses belajar tentang sholat yang akan dilakukan oleh perawat serta memberikan

motivasi belajarnya.

4) Regimen terapeutik hipertensi tidak efektif pada nenek N yang ditunjukkan

pada kondisi hipertensi (TD: 170/80 mmHg, N: 84 x/menit), terlihat kurang sehat,

terlihat lemah dan tidak ada inisiatif untuk berbagai aktifitas. Nenek N tidak

pernah minum obat dan tidak pernah menggunakan sarana pelayanan kesehatan

untuk mengatasi masalah kesehatannya. Lingkungan tempat tinggal bising.

Keluarga bpk S. dengan tingkat kemandirian keluarga I yaitu menerima pertugas

kesehatan namun tidak pernah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan sesuai

anjuran.

4.3.2 Masalah Keperawatan Keluarga Lansia dengan Depresi

Hasil pengkajiaan dianalisis menggunakan pendekatan web of causation (WOC)

dapat dirumuskan diagnosis keperawatan keluarga sesuai dengan hasil identifikasi

data. WOC keluarga bapak S tergambar pada skeme berikut :

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

133

Universitas Indonesia

Gambar 4.3

WOC (Web of Causation)

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Lansia dengan Depresi

Masalah Keperawatan pada Keluarga Bpk S. (berdasarkan hasil penapisan

terlampir)

1. Keputusasaan pada nenek N

2. Komunikasi keluarga disfungsional

3. Distress spiritual

4. Regimen therapeutik tidak efektif pada nenek N

Komunikasi disfungsional

dalam keluarga

Pemenuhan

kebutuhan

ekonomi rendah

Distress spiritual

Keputusasaan

Regimen therapeutik

tidak efektif

Risiko bunuh diri

risiko kekurangan

nutrisi

Ketidakmampuan keluarga

dalam berfokus pada masalah

kesehatan lansia

Sumber : Friedman, Bowden & Jones, 2010; Miller,2012; Landefeld et al, 2004;

Ham et al, 2008, Maglaya et al, 2009; Kemenkes, 2006; Wilkinson, 2011

Dukungan keluarga tidak

optimal

Depresi pada lansia

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

134

Universitas Indonesia

4.3.3 Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga

4.3.3.1 Masalah 1 : Keputusasaan pada nenek N

a. Tujuan umum :

Setelah intervensi keperawatan selama 4 bulan, masalah keputusasaan pada nenek

N tidak terjadi

b. Tujuan Khusus :

1) Keluarga dapat mengenal masalah keputusasaan pada nenek N

2) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan pencegahan

terjadinya akibat lanjut dari keputusasaan nenek N

3) Keluarga dapat menyebutkan cara merawat nenek N yang mengalami

keputusasaan

4) Keluarga dapat memberikan dorongan, semangat dan energi bagi nenek N

untuk mempertahankan aktifitas kehidupan sehari-hari dan pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

5) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang kondusif bagi keamanan

personal untuk mencegah keputusasaan pada nenek N

6) Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk

mencegah keputusasaan pada nenek N

7) Penurunan Tingkat depresi pada nenek N

c. Rencana tindakan :

1) Berikan pendidikan kesehatan tentang keputusasaan akibat depresi, faktor

risiko keputusasaan, tanda dan gejala depresi, akibat lanjut jika kondisi

tersebut dibiarkan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.

2) Berikan penguatan positif terhadap perilaku lansia yang menunjukkan

inisiatif, seperti kontak mata, membuka diri, dan perawatan diri.

3) Bimbing keluarga dalam merawat lansia dengan keputusasaan yaitu dengan

cara mendengarkan aktif, cara mengelola kemarahan secara adaptif , cara

meningkatkan harga diri lansia, serta membimbing dan memantau serta

membantu dalam pengisian kartu tilik diri (KTD) lansia yang harus diisi

setiap hari.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

135

Universitas Indonesia

4) Konseling dengan menggunakan proses bantuan interaktif yang berfokus

pada kebutuhan lansia untuk meningkatkan koping dan hubungan

interpersonal.

5) Bantu keluarga dalam membantu lansia beradaptasi dengan penilaiannya

terhadap stressor, perubahan serta perannya dalam kehidupan.

6) Dukung partisipasi aktif dalam kegiatan kelompok lansia untuk memberikan

kesempatan terhadap dukungan sosial dan penyelesaian masalah.

7) Diskusikan bersama keluarga dalam upaya memodifikasi lingkungan yang

kondusif agar dapat mencegah keputusasaan bagi nenek N dengan penguatan

positif bagi lansia dan memberikan perasaan aman dan nyaman dalam

keluarga

8) Dukung dalam pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan untuk mengatasi

masalah kesehatan lansia.

9) Penilaian tingkat depresi pada lansia dalam keluarga.

d. Pembenaran :

Keputusasaan adalah kondisi subjektif ketika individu melihat keterbatasan

atau ketiadaan alternatif atau pilihan yang tersedia dan tidak dapat

memobilisasi energi untuk kepentingan individu (Wilkinson, 2011).

Pendidikan kesehatan yang dilakukan pada nenek N adalah dalam upaya

preventif dan promotif tentang kesehatan lansia terutama pada lansia dengan

masalah depresi yang mengalami keputusasaan. Pendidikan kesehatan adalah

suatu kegiatan dalam rangka upaya promotif dan preventif dengan melakukan

penyebaran informasi dan meningkatkan motivasi bagi masyarakat untuk

berperilaku sehat (Stanhope & Lancaster, 2004).

Bimbingan yang dilakukan bagi lansia dan keluarga adalah untuk dapat

melakukan pencegahan dari akibat lanjut kondisi keputusasaan pada nenek N.

Bimbingan yang dilakukan disertai dengan peran perawat dalam memotivasi

lansia dan keluarga untuk dapat melakukan teknik yang diajarkan berupa

melatih kemampuan untuk bisa mendengarkan secara aktif dan

mengungkapkan kemarahan secara adaptif misalnya dengan menyalurkan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

136

Universitas Indonesia

hobby atau melakukan aktifitas di rumah serta melakukan kegiatan positif.

Kegiatan-kegiatan positf dapat meningkatkan rasa harga diri dan

kebermaknaan hidup lansia (Kemensos, 2008).

Keputusasaan merupakan hambatan motivasi individu (Korner, 1970 dalam

Maas, 2011). Konseling dilakukan dengan menggunakan proses bantuan

inetraktif yang berfokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan lansia dan

orang terdekatnya untuk meningkatkan atau mendukung koping, penyelesaian

masalah, dan hubungan interpersonal. Berdasarkan hal tersebut, maka

intervensi keperawatan lebih berfokus pada pemberian motivasi internal dan

eksternal bagi lansia.

Kartu tilik diri digunakan sebagai sarana evaluasi diri lansia setiap hari untuk

dapat menilai status emosionalnya setiap hari. Lansia dilatih untuk melakukan

kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari sehingga kemampuan kognitifnyapun

diasah kembali. Pemanfaatan sarana kesehatan dapat menunjang kondisi

kesehatan bagi lansia. selain itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Tambag (2013) meunjukkan bahwa pemberian asuhan keperawatan

dengan psikoedukasi pada keluarga melalui kunjungan rumah berpengaruh

terhadap perilaku kesehatan. Kegiatan kunjungan rumah dengan melakukan

pendidikan kesehatan tentang perilaku gaya hidup sehat yaitu manajemen stres,

dukungan interpersonal, latihan aktifitas fisik, nutrisi.

4.3.3.2 Masalah 2 : Komunikasi keluarga disfungsional

a. Tujuan umum

Setelah intervensi keperawatan selama 4 bulan, keluarga mampu berkomunikasi

secara baik dan efektif.

b. Tujuan Khusus

1) Keluarga dapat mengenal masalah komunikasi yang terjadi dalam keluarga

2) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan pencegahan

terjadinya akibat lanjut dari masalah komunikasi

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 151: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

137

Universitas Indonesia

3) Keluarga dapat menyebutkan cara merawat anggota keluarga agar tidak

mengalami masalah komunikasi di rumah

4) Keluarga mampu menggunakan bahasa verbal dan non verbal yang baik saat

berkomunikasi dengan lansia

5) Keluarga mampu bersikap dengan respon yang baik terhadap pesan atau

informasi yang disampaikan oleh lansia

6) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang kondusif untuk mencegah

masalah komunikasi

7) Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk mencegah

masalah komunikasi.

c. Rencana tindakan :

1) Berikan pendidikan kesehatan tentang komunikasi yang efektif, penyebab

masalah komunikasi dalam keluarga, akibat lanjut jika masalah komunikasi

tersebut dibiarkan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.

2) Tunjukkan minat untuk berkomunikasi dengan keluarga dan lansia

3) Ajarkan keluarga dalam mendorong dan motivasi lansia untuk

mengungkapkan ide, perasaan, keinginan

4) Bimbing dan ajarkan keluarga mempraktikkan cara berkomunikasi yang baik

dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan cara mendengarkan

aktif, cara mengelola kemarahan secara adaptif. Terapi interpersonal

dilakukan pada nenek N untuk memaksimalkan tujuan intervensi keperawatan

khususnya untuk masalah komunikasi.

5) Bimbing dan ajarkan keluarga dalam latihan asertif dalam meningkatkan

komunikasi dan kaji hambatan dalam sikap asertif.

6) Diskusikan bersama seluruh anggota keluarga dalam upaya memodifikasi

lingkungan yang kondusif, agar dapat mencegah masalah komunikasi dalam

keluarga dengan cara memperbanyak frekuensi diskusi dalam keluarga yang

melibatkan seluruh anggota keluarga di dalam rumah.

7) Dukung dalam pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan untuk mengatasi

masalah kesehatan lansia yang didasarkan atas kesepakatan bersama yang

telah dibicarakan dalam keluarga sebelumnya.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 152: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

138

Universitas Indonesia

8) Berikan pujian bagi keluarga maupun lansia untuk keberhasilan

berkomunikasi yang lebih baik.

d. Pembenaran :

Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan dalam rangka upaya promotif dan

preventif dengan melakukan penyebaran informasi dan meningkatkan motivasi

bagi masyarakat untuk berperilaku sehat (Stanhope & Lancaster, 2004).

Bimbingan yang dilakukan bagi lansia dan keluarga adalah agar untuk dapat

keluarga dapat melakukan tindakan yang tepat sehingga tidak terjadinaya

akibat lanjut dari masalah komunikasi maladaptif dalam keluarga. Keterbukaan

dan sikap kekeluargaan dapat diciptakan dengan komunikasi yang dilakukan

secara rutin dalam keluarga. Sehingga dengan demikian, masalah yang ada

pada anggota keluarga dapat teridentifikasi dan dicarikan solusi bersama-sama.

Terapi interpersonal adalah salah satu strategi penanganan masalah depresi dan

disarankan untuk digunakan oleh tenaga kesehatan di level kesehatan dasar

(Valdivia, 2004). Fokus solusi dalam terapi ini adalah memperbaiki hubungan

interpersonal lansia dengan depresi dengan asumsi bahwa depresi dapat

dipulihkan dengan meningkatkan pola komunikasi dan cara berhubungan

dengan orang lain.

Latihan asertif dalam keluarga juga membantu dalam mengungkapkan secara

efektif baik perasaan, kebutuhan dan ide-ide dengan tetap menghargai hak-hak

orang lain (Wilkinson, 2011). Hal ini sangat diperlukan dalam keluarga untuk

mengatasi masalah komunikasi yaitu dengan memperhatikan cara

berkomunikasi secara verbal maupun non verbal tanpa menyakiti hati orang

lain dan tetap menjaga hubungan yang harmonis dalam keluarga melalui

interaksi yang terus menerus dan berkesinambungan. Komunikasi non verbal

dapat dilakukan oleh keluarga untuk meningkatkan harga diri lansia dengan

memberikan sentuhan yang sesuai dan dapat diterima lansia saat

berkomunikasi (Wilkinson, 2011).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 153: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

139

Universitas Indonesia

4.3.5 Pelaksanaan Keperawatan Keluarga

4.3.5.1 Masalah keperawatan Keluarga (1)

Pendidikan kesehatan tentang keputusasaan akibat depresi, faktor risiko

keputusasaan, tanda dan gejala depresi, akibat lanjut jika kondisi tersebut

dibiarkan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dilakukan dengan

melakukan kunjungan rumah bersama salah satu kader posbindu. Keluarga

dilibatkan dalam merawat lansia dengan keputusasaan yaitu dengan cara

mendengarkan aktif tentang keluhan atau hal-hal yang ingin dibicarakan lansia,

selain itu lansia dan keluarga dibimbing untuk dapat cara mengelola kemarahan

secara adaptif dengan cara menyampaikan secara asertif (tidak menyakiti hati

orang lain), atau pengalihan pada kegiatan-kegiatan yang positif. Membantu

lansia dalam aktifitas sehari-hari jika diperlukan, dan memberikan sentuhan saat

bersama lansia. selian itu juga meningkatkan harga diri lansia dengan mengkaji

kemampuan yang dimilikinya dan memberikan dukungan positif agar lansia bisa

lebih bersemangat. Keluarga dibimbing untuk dapat membantu dan mengingatkan

lansia dalam pengisian kartu tilik diri (KTD) lansia yang harus diisi setiap hari.

Keluarga dan lansia juga dimotivasi dalam penggunaan sarana kesehatan yang ada

di masyarakat misalnya penggunaan puskesmas atau mengikuti kegiatan posyandu

yang dilakukan setiap bulannya. Semua intervensi keperawatan pada keluarga

binaan dilakukan dengan kunjungan rumah. Kunjungan rumah dilakukan

sebanyak 2 kali kunjungan setiap minggu (minggu 1-4), selanjutnya 1 kali

kunjungan setiap minggu (minggu 5-10) dan 1 kali kunjungan setiap 2 minggu

sekali pada minggu berikutnya.

4.3.5.2 Masalah keperawatan Keluarga (2)

Pendidikan kesehatan tentang komunikasi yang efektif, penyebab masalah

komunikasi dalam keluarga, akibat lanjut jika masalah komunikasi maladaptif

dalam keluarga tersebut dibiarkan terus terjadi. Materi disampaikan dengan

menggunakan bahasa yang sederhana. Namun sebelumnya, keluarga terlebih

dahulu dikenalkan jenis komunikasi maladaptif dengan menggunakan teknik

drama. Drama yang diperankan oleh 2 mahasiswa menggambarkan tentang

kondisi komunikasi keluarga bpk S yang sebenarnya terjadi. Dengan mengenal

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 154: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

140

Universitas Indonesia

adanya masalah, maka diharapkan keluarga menyadari betapa pentingnya

komunikasi yang efektif dalam keluarga.

Keluarga juga dibimbing dan diajarkan untuk mempraktikkan kembali cara

berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan

cara mendengarkan aktif, cara mengelola kemarahan secara adaptif. Terapi

interpersonal yang dilakukan pada nenek N dilakukan melalui kunjungan rumah

untuk membantu nenek N berinteraksi dan berkomunikasi lebih efektif dengan

anggota keluarga yang lain. Keluarga diajak untuk berdiskusi agar tetap

mengupayakan pembenahan dan mempertahankan suasana lingkungan rumah

yang kondusif, agar dapat mencegah masalah komunikasi dalam keluarga dengan

cara memperbanyak frekuensi diskusi dalam keluarga yang melibatkan seluruh

anggota keluarga di dalam rumah. Keluarga juga dimotivasi untuk menggunakan

sarana pelayanan kesehatan yang tersedia untuk dapat mengatasi masalah

kesehatan lansia. keputusan tersebut dilakukan atas atas dasar kesepakatan

bersama yang telah dibicarakan dalam keluarga sebelumnya.

4.3.5 Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

4.3.5.1 Masalah Keperawatan Keluarga (1)

a. Evaluasi Hasil

1) Pengetahuan keluarga meningkat tentang masalah keputusasaan lansia akibat

depresi yaitu ditunjukkan dengan keluarga dapat menjawab dengan baik 8 dari 10

pertanyaan yang setelah diberikan pendidikan kesehatan; 2) Sikap keluarga

semakin meningkat (Kategori baik, skor: >60 ) dengan mengatakan mau

memperhatikan dan merawat lansia dengan baik yaitu melakukan diskusi setiap

hari bersama lansia walaupun hanya sebentar, mengajak dan mengantarkan lansia

untuk mengunjungi posbindu di balai RW; 3) tingkat depresi nenek N menurun

dari tingkat depresi sedang (GDS=9) ke tingkat depresi ringan (GDS = 6).

b. Rencana tindak lanjut

1) motivasi lansia dan keluarga dalam mencegah depresi dan kondisi

keputusasaan dengan saling memberikan semangat dalam semua kegiatan satu

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 155: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

141

Universitas Indonesia

sama lain untuk mencapai kesehatan; 2) motivasi lansia dan keluarga untuk tetap

melakukan evaluasi diri setiap hari untuk melihat status kesehatan mental agar

bisa hidup lebih baik lagi; 3) motivasi keluarga dalam membantu lansia untuk

melakukan aktifitasnya sehari-hari jika diperlukan dan tetap mempertahankan

kondisi yang mendukung kesehatan mental lansia dengan mengikutsertakan lansia

dalam kegiatan kelompok lansia di komunitas.

4.3.5.2 Masalah Keperawatan Keluarga (2)

a. Evaluasi Hasil

1) Pengetahuan keluarga meningkat tentang teknik komunikasi yang efektif bagi

setiap anggota keluarga (dapat menjawab 7 dari 10 pertanyaan setelah diberikan

pendidikan kesehatan); 2) Sikap keluarga semakin meningkat (Kategori baik,

skor > 60) dengan mengatakan kalau masalah komunikasi ini sangat penting

untuk diatasi sehingga berharap ke depan, komunikasi keluarganya semakin baik

yang terlihat dengan adanya komunikasi dua arah antara lansia dengan anggota

keluarga. Keluarga bapak S merasa senang dan terlihat Ibu U berbincang dengan

nenek N dan memperlihatkan kontak mata dan bahasa yang sederhana sehingga

mudah dimengerti oleh nenek N. ibu S terlihat berbicara dengan sopan sambil

sekali-sekali membelai rambut ibunya (nenek N). Ibu U juga mengantarkan nenek

N untuk mengunjungi posbindu dan kegiatan kelompok lansia depresi di balai

RW; 3) tingkat ketergantungan keluarga meningkat menjadi III.

b. Rencana tindak lanjut

1) Tetap motivasi lansia dan keluarga untuk tetap melakukan upaya pencegahan

terhadap masalah komunikasi di dalam keluarga; 2) motivasi lansia dan keluarga

untuk memberikan contoh yang baik bagi keluarga lansia disekitarnya agar dapat

melakukan komunikasi yang efektif dalam keluarga terutama dengan lansia.

4.3.5.3 Hasil Asuhan Keperawatan Keluarga Binaan

a. Evaluasi Hasil

Asuhan keperawatan keluarga terhadap 10 keluarga dengan masalah depresi pada

lansia ditemukan masalah koping keluarga tidak efektif, regimen therapeutik tidak

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 156: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

142

Universitas Indonesia

efektif, ketidakefektifan manajemen kesehatan diri, hambatan interaksi sosial,

proses berduka, risiko ketidakberdayaan, risiko ketidakefektifan penampilan peran

dan harga diri rendah.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan antara lain : 1) pendidikan kesehatan

tentang depresi dan cara pencegahannya, cara pencapaian kesehatan sesuai dengan

masalah kesehatan lansia misalnya dengan hipertensi, nyeri kaki dan kebutaan; 2)

membimbing dan mengajarkan lansia keluarga mempraktikkan cara

berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan

cara mendengarkan aktif, cara mengelola kemarahan secara adaptif, terapi

interpersonal untuk memaksimalkan tujuan intervensi keperawatan khususnya

untuk masalah komunikasi, mengajarjan keluarga cara untuk meningkatkan harga

diri lansia, peran keluarga dalam proses berduka pada lansia, peran keluarga

dalam memberikan dukungan bagi lansia yang berisiko depresi; 3) mendiskusikan

bersama keluarga dalam upaya memodifikasi lingkungan yang kondusif untuk

mengatasi masalah lansia serta melibatkan seluruh anggota keluarga di dalam

memberikan dukungan bagi perawatan kesehatan lansia di rumah; 4) memberikan

dukungan dalam pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan untuk mengatasi

masalah kesehatan lansia yang didasarkan atas kesepakatan bersama yang telah

dibicarakan dalam keluarga sebelumnya.

Hasil yang diperoleh setelah melakukan asuhan keperawatan pada 10 keluarga

binaan meggambarkan perilaku keluarga melakukan upaya pecegahan dan

perawatan secara aktif dalam mengatasi masalah depresi pada lansia dengan

intervensi MaSa INDAH dalam keluarga. Pengetahuan dari 10 keluarga yang

dibina meningkat sebesar 39,4%; sikap keluarga semakin meningkat menjadi

kategori baik sebesar 60% dan keterampilan yang dapat dilakukan oleh keluarga

adalah melakukan komunikasi efektif, meningkatkan harga diri lansia, memotivasi

lansia dalam beraktivitas dalam kegiatan rumah dan masyarakat. Peningkatan

perilaku kesehatan keluarga seiring dengan peningkatan kemandirian keluarga

pada keluarga binaan sebesar 55,88% dalam mengatasi masalah depresi pada

lansia sehingga terjadi penurunan tingkat depresi pada lansia. Hal tersebut

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 157: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

143

Universitas Indonesia

menunjukkan keterlibatan atau dukungan keluarga dalam intervensi MaSa

INDAH sangat besar dan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pada

lansia depresi. Gambaran peningkatan kemandirian keluarga dapat dipaparkan

pada tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11

Tingkat kemandirian keluarga lansia dengan depresi sebelum dan sesudah

pembinaan keluarga dengan intervensi MaSa INDAH

di kelurahan Curug, Cimanggis, Kota Depok Juni 2014 (n=10)

No

Tingkat Kemandirian Keluarga

Sebelum Pembinaan

Keluarga

Sesudah Pembinaan

Keluarga

1 I IV

2 II IV

3 I III

4 I III

5 II III

6 I IV

7 I III

8 II IV

9 II III

10 II III

b. Hambatan

Hambatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

depresi adalah sebagian besar anggota keluarga lansia memiliki kegiatan/

bekerja di luar rumah saat dilaksanakannya kunjungan rumah, anggota

keluarga lansia juga ada yang tidak bisa dihubungi untuk berkomunikasi

dengan lansia, sehingga selama pelaksanaan intervensi, mahasiswa melibatkan

anggota keluarga yang bisa hadir misalnya cucu dan keponakan yang

diundang datang berkunjung ke rumah lansia pada hari-hari tertentu. Selama

intervensi, tetangga dekat lansia juga dilibatkan untuk terlibat dalam

kunjungan ke rumah lansia, sehingga lansia juga merasa terhibur dengan

kehadiran orang lain di sekitarnya. Selain itu, faktor ekonomi menjadi salah

satu masalah utama bagi lansia depresi, karena ketidakmampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 158: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

144

Universitas Indonesia

c. Rencana tindak lanjut

1) Pihak RW memfasilitasi dana bantuan bagi lansia yang tidak mampu dalam

bidang ekonomi misalnya dengan pemberdayaan masyarakat dalam

menggalakkan dana sehat di tingkat RW.

2) Memberdayaakan anggota keluarga yang lain untuk bisa membantu dalam

memfasilitasi perawatan kesehatan lansia dengan melakukan kunjungan

rumah dan mendukung dalam kegiatan MaSa INDAH bagi lansia depresi

3) Kunjungan rumah bagi keluarga lansia depresi oleh tenaga kesehatan dalam

upaya perkesmas.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 159: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

145

Universitas Indonesia

BAB 5

PEMBAHASAN

Bagian pembahasan menguraikan analisis pencapaian dan kesenjangan

pengelolaan manajemen pelayanan keperawatan kesehatan, asuhan keperawatan

komunitas dan keluarga serta kesenjangan data yang ditemukan selama

melakukan praktik keperawatan komunitas.

5.1 Analisis Pencapaian Kesenjangan

5.1.1 Manajemen Pelayanan Keperawatan Kesehatan

5.1.1.1 Belum optimalnya pengembangan staf (tenaga kesehatan maupun kader

kesehatan) untuk meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan bagi lansia

dengan depresi.

Hasil evaluasi terhadap pengembangan staf (tenaga kesehatan mapun kader

kesehatan) menunjukkan bahwa kegiatan penyegaran kader dan pelatihan bagi

tenaga kesehatan memberikan kontribusi yang baik. Hasil dari penyegaran kader

yaitu dengan hasil peningkatan pengetahuan kader sebesar 25% dan kemampuan

kader dalam melakukan kunjungan rumah lansia dengan depresi. Demikian pula

hasil kegiatan dari pelatihan tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah kerja

Puskesmas Cimanggis sebanyak 10 orang mengalami peningkatan pengetahuan

sebesar 19,28%; peningkatan sikap sebesar 26,45%; peningkatan keterampilan

tenaga kesehatan dalam melakukan intervensi keperawatan meningkatkan harga

diri sebesar 29,03%; manajemen stres sebesar 9,07%; latihan ROM sebesar

29,5%; senam kaki sebesar 21,99%; pencatatan dan pelaporan status kesehatan

dan status mental emosioonal lansia sebesar 26,6% dan melakukan supervisi

kader dalam melakukan pendataan dan pencatatan status mental emosional lansia

sebesar 15,15%.

Hasil penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD Indramayu terhadap

perawat pelaksana menunjukkan bahwa setelah dilakukan pelatihan dan kemudian

perawat pelaksana disupervisi oleh kepala ruang mengalami peningkatan secara

145

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 160: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

146

Universitas Indonesia

bermakna motivasi dari perawat pelaksana (Saefulloh, Keliat, & Haryati, 2009).

Hal yang senada juga dikemukakan oleh Karten & Baggot dalam Marquis &

Huston (2012) bahwa pelatihan merupakan suatu proses seorang individu

disediakan dengan berbagai interaksi yang baik ditujukan untuk mengembangkan

isu dan menerima umpan balik terhadap kekuatan dan kesempatan untuk terlibat

atau menerima dukungan dan bimbingan selama transisi peran di dalam sebuah

instansi. Kurangnya pelatihan merupakan suatu kelemahan dalam sebuah

manajemen sehingga dapat berdampak pada kinerja staf pegawai kurang

memuaskan (Swanburg, 2000). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmah juga

menunjukkan bahwa pelatihan yang dilakukan bagi kader kesehatan dapat

berpengaruh pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam

kegiatan posbindu di kota Depok.

Menurut analisis penulis bahwa dalam pengembangan staf diperlukan suatu

perencanaan yang matang dan didukung pula dengan sistem pembiayaan yang

tepat. Kondisi saat ini, perawat masih belum memiliki kesempatan besar untuk

mengembangkan diri akibat dari keterikatan dengan institusi tempat ia bekerja.

Hal ini sangat berpengaruh dan berdampak pada kurang optimalnya kinerja staf

pegawai Dinkes Kota Depok untuk meningkatkan status kesehatan bagi lansia

serta membuat petugas puskesmas kurang mendapat isu-isu terbaru dalam

pelayanan terhadap kesehatan lansia.

Kondisi di masyarakat juga mengalami hal yang sama, terutama bagi kader

kesehatan. Kader yang berperan sebagai orang yang mendukung program

kesehatan di masyarakat, memerlukan sistem dan perencanaan dalam

pengembangan dirinya untuk dapat melayani masyarakat terutama lansia dengan

depresi. Kader posbindu yang terdapat di Kelurahan Curug memerlukan suatu

kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya dalam

perannya sebagai kader melalui pelatihan bagi kader. Peningkatan perilaku

kesehatan kader kesehatan akan berkontribusi bagi kader dalam meningkatkan

kemampuan lansia depresi melakukan intervensi MaSa INDAH secara optimal.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 161: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

147

Universitas Indonesia

5.1.1.2 Wadah yang mendukung masyarakat dalam pembinaan lansia depresi

belum tersedia

Hasil evaluasi dalam pembentukan wadah bagi masyarakat untuk kesehatan lansia

depresi menunjukkan adanya Intervensi MaSa INDAH yang disosialisasikan bagi

Dinas Kesehatan Kota Depok dan Puskesmas Cimanggis maupun masyarakat,

serta terbentuknya kelompok pendukung sebanyak 15 orang sebagai pondasi awal

penentuan kebijakan program kesehatan lansia di masyarakat. Keterlibatan tenaga

kesehatan dalam pembinaan dilakukan oleh bidan selaku pemegang program

lansia dan pembina wilayah Curug. Kelompok Pendukung yang diberikan

pembinaan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan pengetahuan dengan

topik kesehatan lansia sebesar 28,24%; deteksi dini depresi dan cara

pencegahannya sebesar 25%, teknik pendidikan kesehatan sebesar 34,12%,

komunikasi efektif sevebsar 33,9%, manajemen stress sebesar 25%; dan cara

meningkatkan harga diri sebesar 25%.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Wilayah Kotamadya

Jakarta Barat menunjukkan bahwa kondisi yang berkaitan dengan

pengorganisasian terutama adanya sumber daya manusia di dalam sebuah

organisasi termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 50,7% dan juga

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengorganisasian

terhadap pelaksanaan perkesmas dengan nilai p= 0,024 (Ratnasari, Setyowati, &

Kuntarti, 2012). Teori juga menunjukkan bahwa terbentuknya struktur sebuah

organisasi yang ditempati oleh masing-masing SDM yaitu dengan pembagian

tugas masing-masing setiap SDM yang terdapat di dalam struktur kepengurusan

tersebut (Gillies, 1994; Marquis & Huston, 2012). Hubungan baik formal maupun

informal dalam sebuah organisasi dapat memberikan dampak yang positif atau

mempengaruhi efektifitas dari pekerjaan (Marquis & Huston, 2012).

Menurut analisis penulis, kelompok kerja dapat digunakan sebagai cara untuk

meningkatkan produktifitas sebuah organisasi. Kader atau kelompok pendukung

memiliki peran yang diharapkan produktif dalam membantu mengatasi masalah

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 162: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

148

Universitas Indonesia

kesehatan lansia dengan depresi di masyarakat. Pembentukan kelompok dan

dengan struktur organisasi yang jelas akan membantu kelompok untuk

menentukan tingkah laku dalam berperan, menjadi sumber kekuatan dalam

pelaksanaan tugas di organisasi. Namun tenaga kesehatan akan menghadapi

masalah dengan terbatasnya jumlah dan waktu kader untuk membantu mengatasi

masalah depresi pada lansia. Pembinaan kelompok pendukung sebagai bagian dari

tim harus tetap dipertahankan, walaupun dengan keterbatasan sumber daya, sarana

dan prasarana seperti alat pemeriksaan fisik lansia, media penyuluhan kesehatan

dan KMS lansia, namun hal tersebut tetap menjadi hal yang perlu diperhatikan

dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia dengan depresi.

Pembentukan kelompok menjadi sebuah proses interaktif yang membentuk,

membangun antara anggota kelompok melalui kerjasama dan saling membantu

dan memungkinkan untuk berbagi kepuasan terhadap kemampuan yang telah

dicapainya. Kelompok pendukung mempunyai pengetahuan dan keterampilan

serta sikap yang baik tentang intervensi MaSa INDAH akan memberikan

kontribusi yang positif bagi kelancaran pelaksanaan program kesehatan bagi

lansia dengan depresi.

5.1.2 Asuhan Keperawatan Komunitas

Hasil menunjukkan bahwa terjadinya penurunan tingkat depresi melalui

pembinaan kelompok lansia dengan depresi sebanyak 19 orang. Pembinaan

dilaksanakan 8 kali pertemuan dengan durasi waktu sekitar 45-60 menit yaitu

dengan topik kesehatan lansia, depresi pada lansia, komunikasi yang baik dan

praktik kelompok, manajemen stres dan praktik dalam kelompok serta harga diri

rendah dan cara meningkatkannya dalam praktik kelompok. Pembinaan disertai

pula dengan pendidikan kesehatan tentang penggunaan kartu tilik diri (KTD) bagi

lansia yang menggambarkan perasaan hatinya setiap hari dan mengingatkan untuk

melakukan intervensi MaSa INDAH dalam kehidupannya sehari-hari. Perubahan

tingkat depresi terjadi setelah dilakukannya pembinaan kelompok setelah 8 kali

pertemuan.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 163: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

149

Universitas Indonesia

Intervensi MaSa INDAH didasari oleh pendapat para ahli bahwa penyebab

depresi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, akan tetapi dapat saling

berinteraksi dengan faktor yang lain, sehingga munculnya depresi (Townsend,

2009). Berdasarkan hal tersebut maka, intervensi MaSa INDAH merupakan

perpaduan dari berbagai intervensi yang berdasarkan hasil penelitian dibuktikan

telah terbukti dapat mengatasi masalah depresi pada lansia.

Hasil intervensi MaSa INDAH menunjukkan adanya penurunan tingkat depresi

pada kelompok lansia berdasarkan hasil sebelum dan sesudah dilakukannya

intervensi MaSa INDAH yaitu sebesar 31,58%. Tingkat depresi lansia yang

mendapatkan intervensi MaSa INDAH mengalami penurunan yaitu dari 6 lansia

(sedang ke ringan), 2 lansia masih dalam tingkat depresi ringan, 6 lansia (ringan

ke risiko) dan 5 lansia masih berada pada tingkat risiko. Hal ini dilakukan dengan

intervensi meningkatkan koping dan peningkatan pemeliharaan kesehatan

kelompok lansia dengan depresi.

Hasil intervensi MaSa INDAH sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Trivedi (2006) yang menyatakan bahwa aktivitas pekerjaan dan rekreasi

sangat membantu dalam meningkatkan kondisi fisik lansia, menurunkan emosi

dan tekanan serta berdampak pada antidepresan. Aktifitas yang dapat dilakukan

adalah seperti jogging, berjalan, berenang, bersepeda dan berolahraga (Trivedi,

2006). Hasil penelitian yang dipresentasikan pada konferensi dari British

Nutrition Foundation (2008) juga menyatakan bahwa individu dengan aktifitas

fisik yang rendah memiliki risiko depresi dua kali dibanding individu yang

memiliki aktivitas teratur (David, 2008). Aktivitas-aktivitas spiritual juga akan

memberikan nilai tertinggi bagi lansia untuk menemukan kebermaknaan, harapan

dan rasa harga dirinya dengan banyak berdzikir dan melaksanakan ibadah sehari-

hari, lansia akan menjadi lebih tenang dalam hidupnya, menurunkan gejala

depresi dan kecemasan akan kematian serta meningkatkan kesehatan mental lansia

(Kemensos, 2008; Bjorklop, 2013; Hill, 2006; Meisenhelder, 2002).

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 164: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

150

Universitas Indonesia

Menurut analisa penulis, bahwa aktivitas yang dilakukan oleh lansia secara rutin

dapat membuat lansia tetap aktif dalam melakukan kegiatan, terutama yang

disukainya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Lansia yang melakukan

aktifitas di rumah atau di masyarakat akan terus berinteraksi dengan orang lain,

sehingga lansia tidak akan merasa sendirian dan akan semakin memperbaiki

moodnya menjadi lebih baik. Kegiatan yang banyak dilakukan oleh lansia adalah

seperti memasak, menyapu, membersihkan sayuran, mencuci piring atau pakaian.

Kegiatan tersebut akan merangsang lansia untuk berkomunikasi dengan orang

lain, bercerita dan berdiskusi tentang keinginannya, keluhannya serta harapannya.

Hal ini dapat melegakan hati lansia, sehingga perasaan sedih dan kesepian akan

menurun.

Hasil intervensi MaSa INDAH ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh (Piven & Buckwalter, 2001 dalam Miller, 2012) yang

mengungkapkan bahwa kegiatan intervensi yang dapat digunakan untuk

mengatasi masalah depresi pada lansia adalah dengan meningkatkan harga dirinya

melalui teknik meningkatkan hubungan terapeutik; memfasilitasi dalam

mengungkapkan perasaan; mendemonstrasikan empaty, kehangatan dan

perhatian; meningkatkan kemampuan keterampilan baru jika dibutuhkan;

penyediaan informasi yang tepat dan baru jika dibutuhkan; membimbing lansia

dalam mengidentifikasi kekuatan dan memberikan dukungan bagi lansia.

Selain itu intervensi MaSa INDAH sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan

oleh MacInnes, (2006) yang menyatakan bahwa harga diri berhubungan dengan

afek lansia. Jika lansia dengan harga diri tinggi, maka akan menurunkan tingkat

depresinya. Hal ini sesuai dengan teori psikososial yang menggambarkan tentang

masalah depresi adalah sebagai suatu kondisi, dimana individu mengalami

penurunan pada kognitif, motivasi, harga diri dan afektif-somatik (Seligman, 1981

dalam Miller, 2012).

Blazer (2002) juga menyarankan bahwa strategi untuk meningkatkan kepuasan

diri pada lansia akan mencegah depresi. Kepuasan diri lansia dapat difasilitasi

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 165: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

151

Universitas Indonesia

melalui kelompok lansia sebaya. Kelompok lansia sebaya adalah kumpulan dua

orang atau lebih yang datang bersama untuk membuat kesepakatan saling berbagi

masalah yang mereka hadapi, kadang disebut juga kelompok pemberi semangat

(Steward, 2009). Ketika lansia memahami dan memadukan individu, maka lansia

akan belajar memperbaiki diri, berubah untuk hidup lebih baik lagi dengan harga

diri yang tinggi.

Menurut analisa penulis, lansia mengalami proses penuaan yang harus dijalaninya

dengan segala perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan tersebut membuat

lansia juga merasa perubahan akan penilaian terhadap dirinya baik dari

kemampuan, penampilan maupun gaya hidupnya. Penilaian lansia tersebut

mempengaruhi perilaku kopingnya, terutama bila lansia tidak mendapatkan

dukungan sosial yang kuat dari lingkungan di sekitarnya. Lansia merasa dirinya

tidak berharga, tidak mampu dan tidak bisa lagi seperti masa mudanya dulu

karena keterbatasan dan ketidakmampuannya. Melalui intervensi meningkatkan

harga diri, lansia belajar untuk menghargai dirinya sendiri dengan menggali

persepsi yang positif terhadap dirinya untuk dapat melihat kemampuan dan

kelebihan yang tersisa dalam hidupnya. Lansia belajar untuk menerima tantangan

baru, mengenal tanggapan positif dari orang lain, serta melakukan kegiatan-

kegiatan sesuai dengan kemampuannya baik di dalam rumah bersama keluarga

maupun dalam kelompok lansia.

Kelompok lansia sebaya memfasilitasi lansia dalam mengekpresikan diri sebagai

lansia yang masih dihargai serta diakui oleh orang lain. Kegiatan kelompok yang

menekankan pada penggalian informasi tentang kemampuan yang dimiliki lansia

dan lansia belajar untuk menunjukkan kebolehannya kepada orang lain. Hal

tersebut membuat lansia semakin percaya diri dan menghargai diri sebagai pribadi

yang unik dan istimewa. Untuk pencapaian tujuan yang maksimal, bagi lansia

yang mengalami gangguan mobilisasi dan gangguan penglihatan, mahasiswa

mengusahakan untuk menjemput lansia dengan menggunakan kendaraan sehingga

lansia dapat dimudahkan mengikuti kegiatan. Intervensi tersebut diharapkan juga

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 166: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

152

Universitas Indonesia

dapat membangun kepercayaan diri lansia dan semangat lansia untuk bisa

mengikuti kegiatan walaupun dengan keterbatasannya.

Peningkatan kemampuan lansia dalam memiliki dan menggunakan minimal satu

cara pemecahan masalah depresi secara tepat dan efektif dilakukan melalui

intervensi MaSa INDAH yang dipilih oleh lansia yaitu ikut kegiatan, nerima

kondisi, doa, diskusi, atasi stress dan harga diri positif. Intervensi yang dipilih

didokumentasikan dalam Kartu Tilik Diri (KTD) oleh lansia yang diintervensi.

Lansia memilih untuk ikut kegiatan di dalam rumah atau di luar sebanyak

89,47%; nerima kondisi sebanyak 94,74%; doa sebanyak 100%; diskusi bersama

anggota keluarga yang lain sebanyak 78,95%; atasi stres sebanyak 78,95% dan

memiliki harga diri positif sebanyak 89,47%. Peningkatan kemampuan dalam

memilih dan menggunakan minimal satu cara pemecahan masalah depresi secara

tepat dan efektif melalui intervensi lansia MaSa INDAH dengan intervensi yang

banyak dipilih adalah dengan meningkatkan harga diri positif dengan peningkatan

penggunaan koping setelah intervensi MaSa INDAH sebesar 52,9%.

Perubahan kemampuan lansia dalam intervensi MaSa INDAH berdampak pada

penurunan tingkat depresi pada lansia yaitu 6 lansia yang berisiko depresi, setelah

intervensi tetap pada kategori risiko namun dengan penurunan skor depresi,

kemudian 6 orang lansia yang sebelum intervensi mengalami depresi ringan,

setelah intervensi masuk dalam kategori risiko, 2 lansia setelah intervensi tetap

dalam kategori ringan dan 2 lansia setelah intervensi masuk ke dalam kategori

ringan. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok lansia secara mandiri dapat

melakukan intervensi MaSa INDAH dalam mengatasi masalah depresinya.

Blazer (2002b) menyatakan bahwa hal yang sangat penting dalam pencegahan

primer dari depresi adalah melalui intervensi keperawatan yang meningkatkan

kepuasan hidup lansia dan menurunkan kesedihan dan kesendirian. Perawat dapat

mengidentifikasi intervensi yang dapat meningkatkan dukungan sosial. Hal ini

didukung pula dengan pendapat para ahli bahwa kelompok lansia sebaya

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 167: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

153

Universitas Indonesia

merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yang diberikan kepada seseorang

dengan tujuan untuk promosi kesehatan.

Analisis dari penulis adalah bahwa intervensi keperawatan yang langsung dan

tepat dalam mengatasi masalah kesehatan lansia merupakan hal yang sangat perlu

diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya kepada lansia,

karena lansia merupakan bagian dari populasi rentan yang memiliki banyak faktor

mempengaruhinya. Asuhan keperawatan pada populasi lansia lebih efektif

dilakukan dalam bentuk kelompok, sehingga dapat memberikan kekuatan satu

sama lain dengan intervensi yang dapat menurunkan kesedihan lansia dan

membuat mereka semakin bahagia. Kemampuan perawat kesehatan komunitas

dalam melakukan pendekatan dengan teknik komunikasi yang efektif dan

terapeutik sangat penting untuk mendapatkan kepercayaan lansia dalam mengatasi

masalah depresi. Keterbukaan lansia dalam mengungkapkan masalahnya

merupakan awal keberhasilan dalam mengatasi masalah depresi pada lansia.

5.1.3 Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan pada keluarga membutuhkan intervensi keperawatan secara

langsung, karena keluarga dengan lansia depresi termasuk dalam kelompok yang

rentan. Masalah depresi pada lansia ditemukan masalah koping keluarga tidak

efektif, regimen therapeutik tidak efektif, ketidakefektifan manajemen kesehatan

diri, hambatan interaksi sosial, proses berduka, risiko ketidakberdayaan, risiko

ketidakefektifan penampilan peran, harga diri rendah, keputusasaan, komunikasi

keluarga difungsional. Keluarga lansia depresi mendapatkan pendidikan kesehatan

untuk dapat mengenal masalah, mampu mengambil keputusan dalam mengatasi

masalah, mampu dalam merawat lansia depresi, mampu memodifikasi lingkungan

yang menunjang pencapaian kesehatan hingga mampu memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang tersedia di masyarakat. Hasil menunjukkan terjadi peningkatan

kemandirian keluarga pada 10 keluarga yang dibina selama 9 bulan. Pengetahuan

dari 10 keluarga yang dibina meningkat sebesar 39,4%; sikap keluarga semakin

meningkat menjadi kategori baik sebesar 60% dan keterampilan yang dapat

dilakukan oleh keluarga adalah melakukan komunikasi efektif, meningkatkan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 168: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

154

Universitas Indonesia

harga diri lansia, memotivasi lansia dalam beraktivitas dalam kegiatan rumah dan

masyarakat. Peningkatan sikap keluarga seiring dengan peningkatan kemandirian

keluarga pada keluarga binaan sebesar 55,88% dalam mengatasi masalah depresi

pada lansia sehingga terjadi penurunan tingkat depresi pada lansia dalam waktu 4-

5 bulan dalam 8 kali pertemuan kelompok lansia sebaya MaSa INDAH.

Hasil juga menunjukkan bahwa ada perbedaan antara tingkat depresi sebelum dan

sesudah intervensi MaSa INDAH Intervensi yang dilakukan sesuai dengan

masalah yang ditemukan pada lansia depresi. Semua keluarga lansia diberikan

intervensi berupa pendidikan kesehatan tentang kondisi kesehatan di masa lansia,

pendidikan kesehatan tentang depresi, latihan aktivitas di rumah, latihan

komunikasi efektif, latihan manajemen stres, latihan memberikan dukungan

spiritual serta latihan dalam meningkatkan harga diri lansia. semua intervensi

melibatkan keluarga sebagai sumber dukungan utama bagi lansia.

Koping yang dilakukan lansia dan keluarga merupakan upaya untuk beradaptasi

terhadap stimulus yang mengharuskan sistem keluarga merubah perilakunya.

Pelaksanaan adaptasi, keluarga dan unsur-unsur didalamnya akan menerapkan

koping individu dan koping keluarga yang saling mempengaruhi satu sama lain

untuk mencapai keseimbangan keluarga (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

Hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan ini telah sesuai dengan hasil

penelitian hasil penelitian yang dilakukan oleh Ozlem Bozo tahun 2009 pada

lansia di Turki yaitu mengungkapkan bahwa dengan penurunan aktivitas sehari-

hari dapat meningkatkan depresi pada lansia dan dengan dukungan sosial yang

tinggi dapat menurunkan tingkat depresi pada lansia (Bozo,2009). Hal tersebut

membuktikan bahwa dukungan keluarga dan masyarakat dalam asuhan

keperawatan komunitas sangat berpengaruhi dalam meningkatkan derajat

kesehatan lansia dengan depresi.

Analisis penulis adalah karena lansia merupakan bagian dalam keluarga. Depresi

yang terjadi dapat diatasi oleh lansia dan dengan dukungan lingkungan di

sekitarnya terutama adalah keluarga. Sebagai orang terdekat dari lansia, keluarga

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 169: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

155

Universitas Indonesia

perlu memahami konsep lansia dalam tugas perkembangannya, sehingga koping

dalam keluarga akan menjadi lebih efektif. Kemampuan keluarga dalam merawat

lansia dengan depresi dapat dinilai melalui tingkat kemandirian keluarga yang

meliputi penerimaan petugas kesehatan saat kunjungan pertama; menerima asuhan

keperawatan dari tenaga kesehatan yang direncanakan bersama keluarga sesuai

dengan kondisi lansia depresi; keluarga mengerti dan tahu keadaan lansia depresi

dan mengungkannya dengan benar; keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang tersedia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi lansia depresi;

keluarga turut serta dalam melakukan perawatan bagi lansia depresi dengan

mendukung intervensi MaSa INDAH dan melakukan promosi pengalaman kepada

orang lain disekitarnya dalam perawatan kesehatan lansia depresi

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan pelaksanaan intervensi MaSa INDAH adalah terkait dengan sumber

daya manusia yang terdapat di puskesmas. Tenaga dari puskesmas juga

merupakan seorang bidan yang bukan menjadi kompetensinya dalam melakukan

intervensi keperawatan dalam MaSa INDAH, sehingga dasar pengetahuan untuk

intervensi keperawatan masih kurang. Selain itu, sumber daya manusia di

masyarakat yaitu kader diberikan kesempatan untuk mendukung dan

memfasilitasi lansia dalam melakukan intervensi MaSa INDAH dengan

dibantu oleh keluarga lansia. Kondisi di lapangan adalah kader kesehatan

mempunyai tugas yang banyak seperti terlibat juga dalam mengurus posyandu

balita dan juga kegiatan lainnya seperti telah terbentuk juga kelompok

pendukung lainnya yang membuat jumlah kader kesehatan menjadi terbatas dan

menjadi beban tersendiri bagi kader. Keterlibatan keluarga dalam pelaksanaan

intervensi keperawatan masih kurang dan menjadi keterbatasan pencapaian

peningkatan kemandirian keluarga yang optimal dalam perawatan kesehatan

lansia depresi di rumah.

5.3 Implikasi Keperawatan

5.3.1 Implikasi Pelayanan Keperawatan Komunitas

Pelatihan bagi tenaga kesehatan tentang intervensi MaSa INDAH meningkatkan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 170: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

156

Universitas Indonesia

perilaku kesehatan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) tenaga kesehatan

terutama perawat dalam memberikan pelayanan bagi lansia depresi di dalam dan

luar gedung. Kondisi keterbatasan sumber daya manusia memerlukan

keterlibatan perawat perkesmas dalam membantu pelayanan kesehatan lansia

depresi sebagai satu tim untuk mengatasi masalah depresi lansia. Tenaga yang

profesional yaitu perawat melakukan intervensi keperawatan MaSa INDAH

dalam membantu lansia mengatasi masalah depresinya dengan kemampuan yang

terlatih untuk mendapatkan hasil dengan optimal.

Peningkatan perilaku kesehatan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) dapat

meningkatkan peran serta masyarakat terutama kader posbindu dalam bentuk

kelompok pendukung untuk membantu mengatasi masalah depresi lansia di

masyarakat. Pendidikan dan pembinaan secara berkelanjutan bagi kelompok

pendukung akan mempertahankan kerjasama dan peningkatan kualitas sumber

daya anggota kelompok untuk dapat membantu memberikan dukungan bagi

kesehatan lansia depresi di masyarakat.

Intervensi MaSa INDAH merupakan tindakan keperawatan yang dapat

menurunkan tingkat depresi pada lansia. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

dalam kelompok lansia intervensi MaSa INDAH dapat membantu lansia

mengatasi depresinya dengan menggunakan strategi koping (pemecahan

masalah) yang dipilihnya. Koping lansia depresi dapat diintegrasikan melalui

pelayanan keperawatan kesehatan bagi lansia dengan keterlibatan keluarga

sebagai sistem pendukung bagi lansia. Dukungan keluarga dan masyarakat yang

baik melalui intervensi keperawatan dalam MaSa INDAH memberikan dampak

positif dalam menurunkan depresi pada lansia, sehingga peran serta dan

keterlibatan dari keluarga sebagai sumber dukungan sosial bagi lansia sangat

diperlukan di setiap kegiatan.

5.3.2 Perkembangan Ilmu Keperawatan

Pelayanan keperawatan kepada lansia tidak terlepas dari peranan dari institusi

pendidikan terutama institusi pendidikan keperawatan. Institusi pendidikan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 171: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

157

Universitas Indonesia

keperawatan meningkatkan dan memperdalam teori dan konsep keperawatan

yang berkaitan dengan berbagai terapi atau tindakan mandiri perawat dalam

memberikan intervensi kepada lansia dengan depresi. Inovasi integrasi intervensi

keperawatan diperlukan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan lansia

depresi dengan berbagai penelitian terkait lansia depresi di komunitas serta faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan intervensi dalam menurunkan tingkat

depresi, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan lansia yang lebih sehat,

mandiri, produktif dan bermartabat.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 172: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

158

Universitas Indonesia

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

Bagian simpulan dan saran menguraikan tentang hasil pembahasan secara singkat

terkait pengelolaan pelayanan manajemen keperawatan komunitas, asuhan

keperawatan komunitas dan keperawatan keluarga.

6.1 Simpulan

6.1.1. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan tenaga kesehatan dalam

melaksanakan intervensi MaSa INDAH pada aggregat lansia depresi di

Kelurahan Curug.

6.1.2 Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota kelompok

pendukung lansia MaSa INDAH tentang kesehatan lansia; deteksi dini

depresi dan cara pencegahannya; teknik pendidikan kesehatan;

komunikasi efektif; manajemen stres; cara meningkatkan harga diri lansia

di Kelurahan Curug.

6.1.3. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam

perawatan kesehatan lansia dengan depresi melalui intervensi MaSa

INDAH di Kelurahan Curug.

6.1.4 Peningkatan kemandirian keluarga pada keluarga binaan dalam mengatasi

masalah depresi pada lansia melalui intervensi MaSa INDAH

6.1.5 Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan lansia dalam perawatan

kesehatan lansia dengan depresi melalui intervensi MaSa INDAH di

Kelurahan Curug.

6.1.6 Penurunan tingkat depresi lansia setelah dilakukan intervensi MaSa

INDAH di Kelurahan Curug.

6.2 Saran

6.2.1 Pengelola Program Kesehatan

6.2.1.1 Dinas Kesehatan

a. Merumuskan kebijakan program terkait dengan masalah kesehatan depresi

pada aggregat lansia meliputi pengembangan staf atau sumber daya manusia

158

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 173: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

159

Universitas Indonesia

yaitu tenaga kesehatan terutama perawat sebagai pelaksana program

keperawatan kesehatan lansia depresi.

b. Menetapkan kegiatan pengembangan staf melalui pelatihan, seminar maupun

pendidikan berkelanjutan (linier) bagi perawat di puskesmas dan penangung

jawab program lansia agar mampu menerapkan intervensi MaSa INDAH

sebagai bagian dalam pelayanan asuhan keperawatan lansia depresi.

c. Mengadakan pelatihan bagi perawat di puskesmas untuk meningkatkan

kemampuan dalam memberikan konseling bagi lansia dan keluarga lansia.

d. Melibatkan perawat penyelia dalam setiap rangkaian kegiatan intervensi

MaSa INDAH bagi lansia depresi, sehingga dapat tetap terlaksana

berkesinambungan dalam upaya menurunkan tingkat depresi lansia.

6.2.1.2 Puskesmas

a. Mengembangkan kegiatan tambahan pada pelayanan di dalam gedung dan di

luar gedung dari rangkaian intervensi “MaSa INDAH” pada kelompok lansia

di Kelurahan Curug.

b. Meningkatkan kemampuan dan potensi perawat sebagai pelaksana intervensi

keperawatan melalui pemberian kesempatan dalam pengembangan

pendidikan berkelanjutan di dalam institusi maupun di luar institusi.

c. Mengoptimalkan puskesmas santun lansia hingga ke lapisan masyarakat

dengan memberikan pelayanan keperawatan kesehatan lansia baik berupa

pelayanan kesehatan fisik maupun psikologis sebagai bentuk penghargaan

bagi lansia di masa tuanya

d. Memfasilitasi setiap kegiatan kelompok lansia sebaya MaSa INDAH dan

pembinaan kader dalam kelompok pendukung serta bimbingan untuk

meningkatkan semangat dan motivasi masyarakat dalam mengatasi masalah

depresi pada lansia.

6.2.1.3 Perawat Kesehatan Masyarakat (Perawat Komunitas)

a. Melakukan deteksi dini lansia depresi dan melakukan sosialisasi intervensi

“MaSa INDAH” kepada masyarakat kelompok lansia dan keluarga lansia

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 174: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

160

Universitas Indonesia

depresi pada kegiatan posbindu, kunjungan rumah maupun dalam kegiatan di

masyarakat.

b. Melakukan intervensi “MaSa INDAH” secara langsung pada kelompok lansia

dengan depresi pada kegiatan posbindu atau kelomppok maupun melalui

kunjungan rumah.

c. Melibatkan kader dan keluarga dalam kelompok pendukung dan melakukan

pembinaan secara rutin dari pengkajian hingga evaluasi pelaksanan.

d. Mengembangkan potensi diri dalam meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan bagi lansia dengan depresi dengan mengikuti seminar, pelatihan

dan workshop atau kegiatan ilmiah lainnya.

6.2.2 Kader Kesehatan

a. Mendukung dan mengikuti pembinaan secara berkelanjutan dalam

pengembangan diri yang diselenggarakan dalam program pemerintah bidang

kesehatan, sehingga dapat memberikan umpan balik positif pada kelompok

lansia maupun pada keluarga lansia depresi di masyarakat dengan melakukan

deteksi dini lansia depresi dan penyebaran informasi kesehatan lansia depresi.

b. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan diri dengan tetap belajar

dari berbagai sumber informasi kesehatan seperti majalah, buku kesehatan,

internet yang berhubungan dengan situs keperawatan kesehatan lansia dan

meningkatkan kemampuan dengan mengambil kesempatan untuk belajar

dalam bentuk pelatihan atau seminar kesehatan.

c. Melakukan kerjasama dengan kader bina keluarga lansia dalam melakukan

rujukan ke sarana pelayanan kesehatan bila ditemukan lansia yang mengalami

masalah kesehatan.

6.2.3 Lansia, Keluarga dan Masyarakat

a. Meningkatkan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) dengan aktif

mencari sumber informasi yang berhubungan dengan kesehatan lansia

depresi, sehingga akan meningkatkan kemandirian keluarga dan masyarakat

dalam merawat lansia dengan depresi melalui intervensi “MaSa INDAH”.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 175: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

161

Universitas Indonesia

b. Memberikan dukungan yang optimal bagi lansia melalui kegiatan Bina

Keluarga Lansia (BKL) tingkat RW dalam upaya membantu lansia menjalani

masa tuanya dengan sehat dan bahagia melalui keikutsertaan dalam kegiatan

kelompok pendukung lansia depresi, kegiatan keagamaan maupun kegiatan

lain di masyarakat.

c. Keluarga dan masyarakat memberikan semangat bagi lansia dan lansia tetap

juga selalu semangat dalam menjalani proses penuaan sebagai suatu masa

yang indah dan sebagai suatu kebanggaan dalam hidupnya.

6.2.4 Perkembangan Ilmu Keperawatan

a. Publikasi hasil intervensi MaSa INDAH sebagai suatu pengembangan

intervensi keperawatan yang efektif dan efisien dalam mengatasi masalah

kesehatan lansia depresi sebagai upaya pencegahan masalah kesehatan dan

pengembangan inovasi perawatan kesehatan selanjutnya pada aggregat lansia

dengan depresi.

b. Penelitian yang terkait tentang keperawatan kesehatan lansia dengan depresi

misalnya dengan adanya penelitian tentang keefektifan intervensi MaSa

INDAH dalam mengatasi depresi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Selain itu perlu adanya penelitian yang berhubungan dengan pemberdayaan

kader dalam pelaksanaan kegiatan intervensi MaSa INDAH melalui

kunjungan rumah, penelitian tentang elemen-elemen manajemen yang

berhubungan dengan pelaksanaan program kesehatan lansia dengan depresi,

misalnya tentang tingkat motivasi perawat dalam memberikan pelayanan

keperawatan kesehatan lansia dengan intervensi MaSa INDAH di puskesmas

santun lansia, hubungan karakteristik tenaga perkesmas dan kader kesehatan

dalam pelaksanaan intervensi MaSa INDAH dengan tingkat depresi lansia di

komunitas,

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 176: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

162

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Alexopoulus, G.S. (2005). Depression in the elderly. The Lancet: Jun-

4Jun10,2005,365,9475. http://proquest.umi.com, diperoleh tanggal

14 Januari 2014.

Allender, J. A., Rector, C. dan Warner, K. D. (2014). Community Health

Nursing: Promoting and Protecting the Public's Health. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins.

Anderson dan McFarlene. (2011). Community As Partner : Theory And Practice

In Nursing. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams &

Wilkins.

Asmuji. (2012). Manajemen keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012). Program

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: Direktorat Bina

Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN.

Biro Hukum dan Humas BPKP. (1998). Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/45/438.bpkp.

Bjorklof, G. H., Engedal, K., Selbæk, G., Kouwenhoven, S.E. dan Helvik, A.S.

(2013). Coping and Depression in Old Age: A Literature Review.

Psychology Journal 35: 121-54.

Blazer, D.G. (2003). Depression in Late Life: Review and Commentary. The

Journal of Gerontology; Mar 2003; 58 A,3. http://proquest.umi.com,

diperoleh tanggal 23 Oktober 2013.

Carmody, S. dan Forster, S. (2003). Aged Care Nursing: A Guide to Practice.

San

Francisco: Ausmed Publications.

Carson, V.B. (2010). Mental Health Nursing : The Nurse-Patient Journey 2nd

Edition. Philadelphia: W.B. Sounder Company.

Cole, M.G., dan Dendukuri, N. (2003). Risk factors for depression among elderly

community subjects: A systematic review and meta-analysis. The American

Journal of Psychiatry 160.6 (Jun 2003): 1147-56.

Conner, K.O., Copelan, V.C., Grote, N.K., Koeske, G., Rosen, D., Reynold.,C.F.,

dan Brown, C. (2010). Mental Health Treatment Seeking Among Older

Adults with Depression: The Impact of Stigma and Race. Am J Geriatr

Psychiatry; 18(6):531-43.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 177: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

163

Universitas Indonesia

Copel, L. C. (2007). Kesehatan Jiwa dan Psikiatri: Pedoman Klinis Perawat.

Jakarta: EGC.

Cutler, C.G. (2005). Self-Efficacy and Social Adjustment of Patient with Mood

Disorder. J.Am Psychiatr Nurs assoc 11:283.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2003). Puskesmas Santun Lansia.

Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ervin, N. E. (2002). Advanced Community Health Nursing Practice: Population -

Focused Care. New Jersey: Pearson Education.

Fatmah. (2013). Pengaruh Pelatihan pada Peningkatan Pengetahuan dan

Keterampilan Teknis Kader Penyuluhan Obesitas dan Hipertensi Kader

Posbindu Kota Depok. Makara Seri Kesehatan, 17(2);49-54.

Frazer, C.J., Christense, H dan Griffiths. (2005). Sistematic Review : Effectivenss

of treatments for depression in older people. Medical Journal of Australia;

Jun 2, 2005; 182, 12; ProQuest pg 627. http://proquest.umi.com, diperoleh

tanggal 02 Mei 2014.

Friedman (2010). Keperawatan Keluarga: Research, Teori dan Praktik. Jakarta:

EGC.

Gillies, D. A. (1994). Nursing Management: A System Approach Philadelphia:

W.B Saunders Company.

Ham, R.J.,et al (2008). Interpersonal Psychotherapy As A Treatmen For

Depression In Later Life.Philadelphia: Mosby Elsevier.

Helvie, C.O. (1998). Advanced Practice Nursing in the Community. London:

Sage.

Hikmawati, Eny dan Purnama, Akhmad. (2008). Kondisi Kepuasan Hidup Lanjut

Usia. Jurnal PKS Vol. VII, No. 26 Desember 2008, 79-93.

Hill, T.D., Burdette, A.M., Angel, J.L., Angel, R.J. (2006). Religious Attendance

and Cognitive Functioning among Older Mexican Americans. J Gerontol

B Psychol Sci Soc Sci. 61(1):3-9.

Hitchcock, J. E., Schubert, P. E., dan Thomas, S. A. (1999). Community

Health Nursing: Caring in Action. New York: Delmar Publishers.

Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia. 2014. Asuhan Keperawatan

Komunitas. Seminar dan Kongres Nasional II. Yogyakarta tanggal 30

Oktober – 2 November 2013.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 178: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

164

Universitas Indonesia

Keliat, B.A., Wiyono A.P. dan Susanti. (2011). Manajemen Kasus gangguan jiwa;

CMHN (Intermediate Course). Jakarta: EGC.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pedoman Pelayanan

Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina Upaya

Kesehatan Dasar, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Buletin Jendela Data dan

Informasi Kesehatan Semester I. ISSN 2088-270x.

http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Lansia.pdf.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013a). Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) tahun 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. https://www.litbang.depkes.go.id

Kementerian Sosial (2008). Mencapai Optimum Aging pada Lansia, Diakses dari

http://www.kemensos.go.id tanggal 04 Oktober 2013.

Komisi Nasional Lanjut Usia. (2010), Profil Penduduk Lanjut Usia 2009,

Jakarta: Komisi Nasiona Lanjut Usia.

Landefeld, C.S., Palmer, R.M., Johnson, M., Anne, J.C.B dan Lyons, W. (2004).

Current Geriatric Diagnosis & Treatmen. Singapore: Mc Graw Hill.

Maas, M. L. (2011). Asuhan Keperawatan Gerontik : Diagnosis NANDA, Kriteria

hasil; NOC dan Intervensi NIC. Jakarta: EGC.

MacInnes, D.L. (2006).Mental Health ; Effect of self esteem and self acceptance

on phychological health is examined. Journal of Psychiatric and Mental

Health Nursing 2006;13(5):483-89.

http://search.proquest.com/docview/211467955?accountid=17242

Maglaya, A. S., Cruz Earnshaw, R. G., Pambid Dones, L. B. L., Maglaya, M. C.

S., Lao-Nario, M. B. T., dan Leon, W. O. U. D. (2009). Nursing Practice

in the Community. Marikina: Argonauta Corporation.

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2012). Leadership Roles and Management

Functions in Nursing: Theory and Application. USA: Lippincott Williams

& Wilkins.

Mauk, K. L. (2006). Gerontological Nursing: Competencies For Care.

Mississauga: Jones and Bartlett Publishers.

Maurer, F. A. dan Smith, C. M. (2005). Community/Public Health Nursing

Practice: Health for Families and Populations. Philadelphia: Elsevier

Saunders.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 179: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

165

Universitas Indonesia

Meisenhelder, J.B. dan Chandler, E. N (2002). Spirituality and Health Outcomes

in the Elderly. Journal of Religion and Health 41(3): 243-52.

http://search.proquest.com/docview/756929764?accountid=17242

Miller, C. A. (2012). Nursing for Wellness in Older Adults. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins.

Pender, N. J., Murdaugh, C. L. dan Parsons, M. A. (2002). Health Promotion

in Nursing Practice. New Jersey: Prentice Hall.

Palestin. (2006). Ranah penelitian keperawatan gerontik. http://ina-

ppni.or.id/index/php. Diperoleh 20 Nopember 2013

Peden AR., et al. (2005). Testing an intervention to reduce negative thinking,

depressive symptoms, and chronic stressors in low-income single mother,

Image J Nurs Sch 37:266.

Pistrang, N..et al. (2008) Mutual Help Group for Mental Health Problems: A

Review of Effectiveness Studies. Am J Community Psychol : 42;110-121.

Putri, A. K. (2012). Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Depresi pada

Wanita Perimenopaouse. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

vol 1, No.02.

Ratanto, R. (2013). Pengembangan Karir sebagai faktor paling mempengaruhi

kinerja perawat pelaksana. Jurnal keperawatan Indonesia vol 16 no 2.

Ratnasari, M., Setyowati, dan Kuntarti. (2012). Faktor-Faktor Manajemen

Sumber Daya Manusia Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Perkesmas

Di Puskesmas Wilayah Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2012.

Universitas Indonesia, Depok -- Indonesia.

Ruof, M. C. (2004). Vulnerability, Vulnerable Populations, and Policy. Kennedy

Institute of Ethics Journal, 14(4), 411-425.

Sadock, B. J. dan Sadock, V.A. (2010). Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan

Sandock. Jakarta: EGC.

Shaffer, David R. (2005). Social and Personality Development. United State of

America : ThomsonWadsworth.

Songprakun, Wallapa dan McCann, Terence V. (2012). Effectiveness of a self-help

manual on the promotion of resilience in individuals with depression in

Thailand: a randomised controlled trial. Psychology Journal 12: 12

http://search.proquest.com/docview/926901036?accountid=17242

Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2010). Foundations of Nursing in The

Community: Community-Oriented Practice. St. Louis Missouri: Mosby.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 180: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

166

Universitas Indonesia

Stanley, M. dan Beare, P. G. (2007). Buku ajar keperawatan gerontik, Jakarta:

EGC.

Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St. Louis :

Mosby.

Swanburg, R. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan

Untuk Perawat Klinis. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Swanson, J. M. dan Nies, M. A (1993). Community health nursing : promoting the

health of aggrregaes. 2nd

. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Tambag, H., Oz, Fatma (2013). Evaluation of the Psychoeducation Given to the

Elderly at Nursing Home for a Healty Lifestyle and Developing Life

Satisfaction. Community Ment Health J 49:742-47.

Tamber dan Kookasiani (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Taylor, SE. (2006). Health Psychology 6th

ed. Singapore: M.C. Grow Hill Book

Company.

Trivedi M.H., et al. (2006). Exercise as an augmentation stragtegy for treatment of

major depression. J. Psychiatr Practice 12: 205.

Townsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care in

Evidence-Based Practice. 6th

edition. Philadelphia: Davis Plus Company

Whitehead, D. K., Weiss, S. A., dan Tappen, R. M. (2010). Essentials of

Nursing Leadership and Management. Philadelphia: F. A. Davis

Company.

Wijono, D. (1999). Manajemen Pelayanan Kesehatan: Teori, Strategi,

dan Aplikasi. Surabaya: Airlangga University Press.

Wilkinson, Judit M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis

NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

World Health Organization (2009). Depression : ICD-10 criteria.

http://www.mentalhealth.com/icd/p22-md01.html didapatkan pada tanggal

16 Februari 2014.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 181: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

LAMPIRAN

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 182: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Penapisan Masalah Manajemen Pelayanan Keperawatan Komunitas pada Aggregate Lansia Dengan Depresi

Di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok

N

o.

Diagnosa Manajemen Pelayanan

Keperawatan Komunitas

Tingkat pentingnya

masalah untuk

diselesaikan :

1=rendah, 2=sedang,

3=tinggi

Perubahan positif

bagi masyarakat

jika masalah

diselesaikan :

0=tidak ada,

1=rendah,

2=sedang,

3=tinggi

Peningkatan kualitas

hidup jika

diselesaikan :

0=tidak ada,

1=rendah,

2=sedang,

3=tinggi

Prioritas masalah dari

1 sampai 6 :

1=kurang penting,

6=sangat penting

Jml

1. Koordinasi dan kerjasama lintas program dalam

pengembangan program kesehatan lansia dengan depresi

belum optimal 2 3 2 4 11

2. Pengembangan staf untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

lansia depresi masih belum optimal 3 3 3 6 15

3 Kegiatan supervisi pembinaan kesehatan lansia dengan

depresi oleh pemegang program lansia belum terlaksana

dengan baik

2 3 3 4 12

4 Wadah yang mendukung masyarakat dalam pembinaan

kesehatan lansia belum tersedia 3 3 3 5 14

5 Monitoring evaluasi tentang pelaksanaan program kesehatan

lansiadengan depresi belum terlaksana. 2 3 2 4 10

Diagnosa manajemen pelayanan keperawatan komunitas berdasarkan prioritas adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan staf untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lansia depresi masih belum optimal (15)

2. Wadah yang mendukung masyarakat dalam pembinaan kesehatan lansia belum tersedia (14)

3. Kegiatan supervisi pembinaan kesehatan lansia dengan depresi oleh pemegang program lansia belum terlaksana dengan baik (12)

4. Koordinasi dan kerjasama lintas program dalam pengembangan program kesehatan lansia dengan depresi belum optimal (11)

5. Monitoring evaluasi tentang pelaksanaan program kesehatan lansiadengan depresi belum terlaksana (10)

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 183: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Penapisan Masalah Asuhan Keperawatan Komunitas pada Aggregate Lansia Dengan Depresi

Di Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Kota Depok

No.

Diagnosa Keperawatan Komunitas

Tingkat

pentingnya

masalah untuk

diselesaikan :

1=rendah,

2=sedang,

3=tinggi

Perubahan positif

bagi masyarakat

jika masalah

diselesaikan :

0=tidak ada,

1=rendah,

2=sedang, 3=tinggi

Peningkatan kualitas

hidup jika

diselesaikan :

0=tidak ada,

1=rendah,

2=sedang,

3=tinggi

Prioritas masalah

dari 1 sampai 6 :

1=kurang penting,

6=sangat penting

Jml

1 Koping aggregate lansia tidak efektif di kelurahan Curug,

Cimanggis, Depok.

3 3 3 5 14

2 Pola komunikasi kurang efektif pada aggregat lansia depresi di

kelurahan Curug, Cimanggis, Depok.

2 3 3 4 12

3 Risiko peningkatan masalah depresi pada aggregat lansia di

kelurahan Curug, Cimanggis, Depok.

2 3 2 2 9

4 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada aggregat lansia depresi di

kelurahan Curug, Cimanggis, Depok.

3 3 3 4 13

Daftar Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas :

1. Koping aggregat lansia tidak efektif di kelurahan Curug, Cimanggis, Depok (14)

2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada aggregat lansia depresi di kelurahan Curug, Cimanggis, Depok (13)

3. Pola komunikasi kurang efektif pada aggregat lansia depresi di kelurahan Curug, Cimanggis, Depok (12)

4. Risiko peningkatan masalah depresi pada aggregat lansia di kelurahan Curug, Cimanggis, Depok (9)

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 184: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

PENAPISAN MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Keputusasaan pada nenek N.

No. Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat

masalah :

aktual

3/3 x 1 =

1

Masalah sudah terjadi karena nenek N terlihat

pasif, menangis saaat bercerita tentang

kehidupannya. Nenek N setiap hari duduk di

kursi di depan rumah, terlihat lemah dan tidak

ada inisiatif untuk berbagai aktifitas, kontak

mata kurang saat berkomunikasi, nenek N

dengan depresi tingkat sedang.

2. Kemungkin

an masalah

dapat

diubah :

mudah

2/2 x 2 =

2

Pengetahuan keluarga dalam mengenal

keputusasaan pada nenek N masih kurang dan

keluarga menganggap bahwa keputusaaaan itu

adalah hal yang wajar terjadi pada lansia dan

keluarga ingin nenek N tidak sedih lagi. Ada

perawat yang akan memberi penkes, ada

motivasi dari keluarga untuk mencari tahu dan

ingin nenek N hidup lebih baik.

3. Potensi

masalah

untuk

dicegah :

cukup

3/3 x 1 =

1

Masalah lebih lanjut belum terjadi, keluarga

belum melakukan tindakan lain untuk

mengatasi masalah keputusasaan pada nenek N.

Ada anggota keluarga dan tetangga yang peduli

terhadap nenek N.

4. Menonjol-

nya

masalah:

Masalah

ada harus

segera

ditangani

2/2 x 1 =

1

Masalah pada Nenek N perlu diatasi agar tidak

terjadi komplikasi lebih lanjut dari kondisi

penurunan fisik dan psikologisnya.

Score 5

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 185: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

2. Komunikasi keluarga disfungsional.

No. Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah :

Aktual

3/3 x 1 =

1

Masalah sudah terjadi. Komunikasi dalam

keluarga Bpk S tidak terlalu sering dilakukan,

dimana keluarga berusaha menunggu nenek N

untuk bercerita atau berbicara tentang

masalahnya. Nenek N terlihat setiap hari

duduk di kursi di depan rumah, sendirian.

Tidak ada inisiatif untuk berbagai aktifitas,

kontak mata kurang saat berkomunikasi.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah :

Mudah

2/2 x 2 =

2

Pengetahuan keluarga dalam mengenal

masalah komunikasi dalam keluarga masih

kurang tapi dirasakan oleh nenek N dan

seluruh anggota keluarga. Keluarga

menganggap bahwa masalah komunikasi itu

adalah karena ada kesalahpahaman antara

anggota keluarga dan keluarga ingin

masalah ini juga diselesaikan. Ada perawat

yang akan memberi penkes, ada motivasi

dari keluarga untuk mencari tahu tentang

bagaimana caranya sehingga masalah

komunikasi dalam keluarga dapat

terselesikan.

3. Potensi

masalah untuk

dicegah:

Cukup

2/3 x 1 =

2/3

Masalah lebih lanjut belum terjadi, keluarga

belum melakukan tindakan lain untuk

mengatasi masalah komunikasi dan

menganggap dapat selesai sendiri.

4. Menonjol-nya

masalah:

Segera diatasi

2/2 x 1 =

1

Masalah dirasa perlu diatasi agar tidak

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

sehingga anggota keluarga dapat merasa

nyaman tinggal dalam rumah.

Score 4 2/3

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 186: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

3. Distress spiritual pada nenek N.

No. Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah :

Aktual

3/3 x 1

= 1

Masalah sudah terjadi. Nenek N tidak mampu

menunjukkan kemampuannya dalam melakukan

aktifitas atau kegiatan keagamaan dan merasa

tidak mampu untuk melakukan karena sudah

bebal. Tidak ada inisiatif untuk berbagai

aktifitas, kontak mata kurang saat

berkomunikasi.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah :

Mudah

2/2 x 2 =

2

Pengetahuan keluarga dalam mengenal

masalah kebutuhan spiritual bagi nenek N

masih kurang. Keluarga menganggap bahwa

nenek N sudah tua sehingga tidak mau dan

tidak ada niat lagi untuk belajar sholat. Ada

perawat yang akan memberi memberikan

dukungan spiritual dan mengajarkan nenek N

untuk sholat, ada motivasi dari keluarga untuk

mencari tahu kurang tentang bagaimana

caranya sehingga nenek N mau menjalankan

ibadahnya kembali.

3. Potensi masalah

untuk dicegah:

Cukup

2/3 x 1 =

2/3

Masalah lebih lanjut belum terjadi, keluarga

belum melakukan tindakan lain untuk

mengatasi masalah distress spiritual dan

menganggap bahwa tidak bisa memaksakan

nenek N kembali karena nenek N tidak ada

niat untuk belajar.

4. Menonjol-nya

masalah:

Tidak segera

diatasi

½ x 1 =

½

Masalah dirasa tidak perlu diatasi agar tidak

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga

anggota keluarga dapat merasa nyaman

tinggal dalam rumah.

Score 4 1/6

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 187: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

4. Regimen terapeutik hipertensi tidak efektif pada nenek N.

No. Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat

masalah :

Aktual

3/3 x 1 =

1

Masalah sudah terjadi karena nenek N

mengalami hipertensi (TD: 170/80 mmHg,

N: 84 x/ menit) nenek N terlihat kurang

sehat, terlihat lemah dan tidak ada inisiatif

untuk berbagai aktifitas. Nenek N tidak

pernah minum obat dan tidak pernah

menggunakan sarana pelayanan kesehatan

untuk mengatasi masalah kesehatannya.

Lingkungan bising.

2. Kemungkin

an masalah

dapat

diubah :

Sebagian

½ x 2 =

1

Pengetahuan keluarga dalam mengenal

masalah hipertensi masih kurang, keluarga

menganggap bahwa tekanan darah nenek N

karena pikiran dan sejak muda dulu suka

makan daging dan masalah tekanan darah

tinggi sudah biasa terjadi kalau sudah tua.

Ada perawat yang akan memberi penkes,

ada motivasi dari keluarga untuk mencari

tahu dan ingin nenek N hidup lebih sehat,

ekonomi keluarga kurang. Keluarga kurang

memnafaatkan fasilitas kesehatan berupa

puskesmas maupun posbindu untuk kontrol

kesehatan.

3. Potensi

masalah

untuk

dicegah:

Cukup

2/3 x 1 =

2/3

Masalah lebih lanjut belum terjadi, keluarga

belum melakukan tindakan lain untuk

mengatasi masalah hipertensi pada nenek N.

Keluarga hanya memfasilitasi bila ada

keluhan dengan meminum obat dari warung.

4. Menonjol-

nya

masalah:

tidak segera

diatasi

½ x 1 =

½

Masalah pada Nenek N dirasa tidak perlu

segera diatasi karena keluarga menganggap

selama ini nenek N tidak ada makan

makanan yang membuat tekanan darahnya

naik.

Score 3 1/6

PRIORITAS MASALAH :

1. Keputusasaan pada nenek N.

2. Komunikasi keluarga disfungsional

3. Distress spiritual pada nenek N

4. Regimen therapeutik tidak efektif pada nenek N.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 188: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

PENYEGARAN KADER POSBINDU

Topik Depresi pada Lansia

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Depresi adalah kondisi gangguan pada jiwa

lansia yang sudah berat

2 Depresi terjadi pada semua lansia karena

sudah menjadi tua dan berpenyakit kronis

3 Depresi pada lansia ditandai dengan perasaan

bersedih lebih dari dua minggu

4 Lansia yang depresi lama memiliki keinginan

untuk bunuh diri

5 Kondisi depresi pada lansia bisa dicegah

dengan dukungan keluarga dan masyarakat

Topik KMS Lansia

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 KMS lansia adalah Kartu Menuju Sakit bagi Lansia

2 Identitas lansia harus diisi dengan lengkap

3 Hasil pemeriksaan pada lansia diisi pada kolom yang tersedia

4 Jika kegiatan sehari-hari lansia “kadang-kadang” perlu dibantu

orang lain, maka lansia tersebut termasuk kategori C

5 Status mental dan masalah emosional lansia dapat diisi

berdasarkan pertanyaan awal kepada lansia tentang kesulitan tidur,

kegelisahan, menangis sendiri dan kekhawatir.

6 Indeks massa tubuh dinilai berdasarkan tinggi badan dan tekanan

darah

7 Berat badan di nilai dalam satuan kilogram (Kg)

8 Tekanan darah dengan sistole lebih dari 160 mmHg berarti normal

9 Haemoglobin lansia perempuan yang normal adalah 13 g%.

10 Lansia yang mengalami masalah emosional dapat diberikan

pendidikan kesehatan oleh kader tentang lansia dengan risiko

depresi.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 189: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Lembar Observasi

Kemampuan Kader dalam Pengisian KMS Lansia

Kegiatan : ..............................................................

Tanggal /Waktu :...................................................................

Nama Kader : ...................................................

NO Kegiatan

Nilai Sesuai

Kegiatan

0 1

1 Melakukan pengisian KMS lansia dengan lengkap

2 Melakukan pengisian KMS lansia dengan benar

3 Melakukan komunikasi yang baik pada lansia untuk

mendapatkan data :

a. Kegiatan sehari-hari

b. Status mental masalah emosional

c. Indeks Massa Tubuh (Berat Badan, Tinggi Badan)

d. Tekanan darah dan pengobatan

4 Bersikap sopan dan empathi saat berkomunikasi dengan

lansia

5 Memberikan motivasi bagi lansia dengan memberikan

informasi kesehatan yang sederhana sesuai dengan

masalah kesehatan lansia

6 Mendokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan

pada KMS lansia.

Keterangan :

0 = tidak dilakukan

1 = dilakukan dengan benar

TOTAL NILAI

Total Nilai =

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 190: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

PELATIHAN TENAGA KESEHATAN

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Lansia adalah individu yang berusia lebih dari

45 tahun

2 Depresi adalah kondisi gangguan jiwa lansia

yang sudah berat

3 Depresi awal pada lansia ditandai dengan

perasaan bersedih lebih dari satu hari

4 Salah satu penyebab lansia depresi adalah

tidak bisa menerima kondisi kehilangan

sesuatu yang berharga

5 Pengkajian depresi dapat dinilai dengan

menggunakan GDS (Geriatic Depression

Scale)

6 Gejala fisik depresi pada lansia adalah

meningkatnya kemampuan dalam beraktifitas

di rumah dan masyarakat

7 Gejala psikis depresi pada lansia adalah

kehilangan percaya diri

8 Gejala sosial depresi pada lansia adalah secara

aktif menjalin komunikasi dengan orang lain

9 Pelayanan kesehatan lansia depresi lebih

berfokus pada pemenuhun kebutuhan fisik

lansia

10 Lansia dengan depresi memiliki keinginan

untuk bunuh diri bila masalahnya tidak diatasi

dengan baik

Beri tanda cek list ( ) pada salah satu dari 4 kolom pilihan (sangat setuju, setuju,

tidak setuju atau sangat tidak setuju) !

No Pernyataan Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

1 Lansia adalah orang yang perlu dihormati dan

dihargai

2

Lansia yang mengalami proses penuaan hanya

memiliki masalah fisik yang harus bisa diterima

dengan tulus

3 Lansia membutuhkan teman untuk berbicara

dalam mengatasi depresinya

4 Petugas kesehatan memiliki peran besar dalam

membantu lansia depresi

5 Suasana yang menyenangkan, akan membuat

lansia merasa bahagia.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 191: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

6 Masalah lansia hanya bisa diatasi oleh lansia

sendiri

7 Lansia tidak perlu ikut dalam kegiatan di rumah

maupun di masyarakat

8

Sarana pelayanan di puskesmas dan posbindu

sebagai salah satu fasilitas untuk membuat lansia

tetap sehat dan bahagia

9

Lansia yang datang ke pelayanan kesehatan

memerlukan pelayanan keperawatan secara fisik

dan psikologis

10 Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan

kesehatan lansia penting

Beri tanda cek list ( ) pada salah satu dari 4 kolom pilihan (Sering, Jarang,

Pernah Atau Tidak Pernah ) !

No

Pernyataan

Sering/

setiap

waktu

Jarang/

sebagian

besar waktu

Pernah/

sedikit

waktu

Tidak

pernah/

tidak

sama

sekali

1 Bapak/Ibu tersenyum dan bersikap ramah

terhadap lansia

2 Bapak/Ibu menanyakan kepada lansia

tentang perasaan, keinginan lansia

3 Bapak/Ibu melakukan pengkajian kondisi

mental emosional lansia dan mencatatnya

4 Bapak/Ibu memberikan informasi tentang

perubahan kondisi kesehatan lansia akibat

proses penuaannya

5 Bapak/Ibu memotivasi lansia untuk terlibat

dalam kegiatan posbindu dan kegiatan di

masyarakat

6 Bapak/Ibu berperan serta dalam

merencanakan kegiatan pelayanan

kesehatan untuk lansia bersama

masyarakat (kader dan lansia)

7 Bapak/Ibu mengajarkan lansia dalam

mengatasi stres dengan teknik nafas dalam

8 Bapak/Ibu memotivasi lansia dalam rutin

melakukan kegiatan keagamaan seperti

berdoa sesuai agama dan kepercayaan

9 Bapak/Ibu membiarkan lansia duduk

sendirian dan berdiam diri.

10 Bapak/Ibu melakukan pengembangan diri

seperti mengikuti pelatihan atau seminar

tentang kesehatan lansia depresi

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 192: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN

DALAM PENCATATAN DAN PELAPORAN

STATUS KESEHATAN LANSIA

Nama Tenaga Kesehatan : ...................................................

No Kegiatan Dilakukan Tidak

Dilakukan

1

Memberikan penjelasan saat umpan balik kepada kader lansia

tentang pentingnya :

Identitas lansia

2 Data kunjungan (Tanggal kunjungan)

3 Kegiatan sehari-hari (A, B atau C)

4 Status mental emosional penilaian 2 menit (Ada/tdk ada)

5 Indeks Massa Tubuh

6 Berat badan (Kg)

7 Tekanan darah (Tinggi, Normal atau Rendah)

8 Hasil pemeriksaan tekanan darah (sistole/diastole =

mmHg)

9 Pengobatan tekanan darah (ada/ tidak ada)

10 Hb (Kurang/ Normal)

11 Hasil pemeriksaan Hb (gram%)

12 Hasil pemeriksaan gula darah

13 Pengobatan DM (ada /tidak ada)

14 Hasil pemeriksaan Protein urine (positif/ negatif)

15 Pengobatan (ada/ tidak ada)

16 Kasus di konseling

17 Penyuluhan Kesehatan

JUMLAH

TOTAL NILAI SESUAI KEGIATAN

Keterangan :

0 = tidak dilakukan

1 = dilakukan dengan benar

TOTAL NILAI

Total Nilai =

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 193: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Lembar Observasi

Teknik Pendidikan Kesehatan

No

Kegiatan

Dilakukan

Ya Tidak

1 Menyiapkan media penyuluhan (leaflet, lembar balik, dll)

2 Media peyuluhan sudah sesuai dengan materi yang akan

disampaikan

3 Menyiapkan alat dan tempat untuk penyuluhan

4 Mengatur lingkungan yang kondusif seperti lingkungan yang

nyaman terhindar dari kebisingan, tidak berbau, tidak panas

dan tidak sempit

5 Menyampaikan salam pembukaan

6 Kontrak waktu, tempat dan tema

7 Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan yang akan

dilaksanakan

8 Mempertahankan kontak mata

9 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

10 Menjelaskan materi pendidikan kesehatan dengan benar dan

berurutan

11 Bertanya kembali tentang apa yang telah disampaikan oleh

penyuluh kepada peserta

12 Memberikan pujian atas jawaban peserta

13 Memberikan umpan balik atas jawaban dari peserta

14 Melakukan kontrak untuk pertemuan dan kegiatan

selanjutnya

15 Menyampaikan salam penutup

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 194: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN

TENTANG HARGA DIRI LANSIA DAN CARA MENINGKATKNYA

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Harga diri rendah adalah perasaan positif terhadap diri

2 Kondisi harga diri rendah bisa terjadi pada lansia karena

perasaan malu akibat kejadian tertentu

3 Peran yang sesuai dengan keinginan lansia, dapat

membuat harga dirinya rendah

4 Lansia yang mengalami harga diri rendah akan sukar

mengambil keputusan

5 Harga diri lansia bisa ditingkatkan oleh lansia dan dibantu

oleh orang lain

6 Lansia dengan harga diri rendah selalu merasa percaya diri

7 Dukungan yang dapat diberikan pada lansia dengan harga

diri rendah adalah dengan mengenalkan kekuatan dan

kemampuan pada diri lansia

8 Pujian sangat diperlukan dalam membantu lansia dalam

meningkatkan harga dirinya

9 Keikutsertaan dalam kelompok membuat lansia semakin

malu dan tidak percaya diri

10 Lansia sehat dan bahagia meningkatkan harga dirinya

Lembar Observasi

Cara Meningkatkan Harga Diri

No

Kegiatan

Dilakukan

Ya Tidak

Kontak mata saat berbicara dengan lansia

1 Menanyakan kepada orang lain/ lansia :

a. Pendapat orang lain/ lansia tentang

dirinya

b. Hal-hal yang membuat orang lain/ lansia

c. Hal-hal yang membuat ia tidak percaya

diri atau malu

2 Memberikan dukungan kepada orang lain/

lansia :

a. Untuk mengenal kekuatan dan

kemampuan yang dimilikinya

b. Memfasilitasi lingkungan dan aktifitas

untuk melakukan kepandaiannya

c. Mengenalkan tanggapan positif dari orang

lain terhadap dirinya

d. Belajar menerima pengaruh dan tantangan

baru

e. Melakukan aktifitas bersama dalam

kelompok

3 Memberikan pujian untuk tindakan orang lain/

lansia dalam meningkatkan harga dirinya.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 195: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Lembar Observasi

Teknik Relaksasi Nafas Dalam dengan Musik

No

Kegiatan

Dilakukan

Ya Tidak

1 Pakaian dilonggarkan dengan posisi tenang

dan nyaman

2 Diawali dengan berdoa, berzikir atau sholawat

3 Memejamkan mata dan konsentrasi dengan

pernafasan sesuai suara musik

4 Bernafas santai sebanyak 3-4 kali sampai

merasa nyaman dalam bernafas

5 Menarik nafas melalui hidung secara perlahan,

mendalam, santai dan merasakan naik perut

dan menahan sampai 3-5 hitungan

6 Mengeluarkan nafas secara perlahan lewat

mulut dengan bentuk huruf “O” dan merasakan

turunnya perut

7 Diselingi dengan nafas biasa 4-5 kali dengan

tarikan nafas dalam

8 Mengulangi pernafasan secara berulang kali

hingga merasa nyaman dan santai

9 Mendengarkan musik sambil memikirkan hal-

hal yang positif

10 Masih berada pada posisi yang aman dan

nyaman hingga prosesi selesai

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 196: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

PEMBINAAN KELOMPOK PENDUKUNG

TOPIK KESEHATAN LANSIA

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Lansia berusia lebih dari 45 tahun

2 Perubahan fisik yang terjadi pada lansia adalah

daya tahan menurun

3 Perubahan mental pada lansia adalah

pendengaran berkurang

4 Perubahan sosial pada lansia adalah merasa

kesepian dan sedih

5 Yang menyebabkan perubahan sosial pada

lansia adalah karena lansia sudah pensiun

6 Proses penuaan alami terjadi pada semua orang

7 Lansia harus tetap aktif beraktifitas seperti

masa muda dulu

8 Makanan yang sehat dan bergizi mendukung

kesehatan fisik dan mental lansia

9 Peningkatan spiritual diperlukan bagi lansia

10 Posbindu diadakan untuk memberikan

pengobatan bagi lansia

TOPIK DETEKSI DINI DEPRESI DAN CARA PENCEGAHANNYA

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Depresi adalah kondisi gangguan pada jiwa lansia yang

sudah berat

2 Depresi terjadi pada semua lansia karena sudah menjadi tua

dan berpenyakit kronis

3 Depresi pada lansia ditandai dengan perasaan bersedih lebih

dari dua minggu

4 Lansia yang depresi lama memiliki keinginan untuk bunuh

diri

5 Kondisi depresi pada lansia bisa dicegah dengan dukungan

keluarga dan masyarakat

6 Lansia depresi karena tinggal bersama keluarga

7 Lansia depresi selalu mengungkapkan perasaannya secara

terbuka dengan orang lain

8 Depresi pada lansia bisa berakibat tekanan darah meningkat

9 Pencegahan depresi pada lansia adalah dengan tetap aktif

melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya

10 Lansia yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan di

masyarakat tidak berisiko mengalami depresi

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 197: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Lembar Observasi

Deteksi Dini Depresi dan Cara Pencegahannya

No

Kegiatan

Dilakukan

Ya Tidak

1 Memberikan salam kepada lansia

2 Menanyakan lansia tentang:

a. Kesulitan tidur

b. Sering merasa gelisah

c. Merasa murung atau menangis sendiri

d. Sering merasa khawatir

e. Lama keluhan

f. Ada tidaknya gangguan atau masalah

dengan keluarga atau orang lain yang

dirasakan saat ini

g. Kecenderungan mengurung diri di kamar

3 Mencatat hasil penilaian

4 Memberikan motivasi dan dukungan untuk

kesehatan lansia dalam mencegah depresi

TOPIK TEKNIK PENDIDIKAN KESEHATAN

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan

pengalaman belajar

2 Masyarakat turut berperanserta dalam memberikan

informasi kesehatan kepada lansia yang mengalami

depresi

3 Pendidikan kesehatan bagi lansia tidak perlu

persiapan yang khusus karena lansia sudah tua

4 Informasi kesehatan kesehatan sebaiknya

disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti

oleh lansia

5 Media atau alat bahan yang digunakan dalam

pendidikan kesehatan berupa sesuatu yang bisa

dilihat, diraba, dicium, didengar dan dirasa.

6 Materi pendidikan kesehatan disampaikan lebih dari

30 menit

7 Pendidikan kesehatan hanya bisa dilakukan dalam

kelompok besar

8 Jumlah kelompok besar dalam pendidikan

kesehatan adalah minimal 3 orang

9 Pemberi materi harus menguasai tentang materi

yang akan disampaikan

10 Leaflet adalah selembar kertas yang bisa dilipat

berisi gambar dan tulisan dengan kalimat yang

singkat, padat dan mudah dimengerti.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 198: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Lembar Observasi

Teknik Pendidikan Kesehatan

No

Kegiatan

Dilakukan

Ya Tidak

1 Menyiapkan media penyuluhan (leaflet, lembar balik, dll)

2 Media peyuluhan sudah sesuai dengan materi yang akan

disampaikan

3 Menyiapkan alat dan tempat untuk penyuluhan

4 Mengatur lingkungan yang kondusif seperti lingkungan yang

nyaman terhindar dari kebisingan, tidak berbau, tidak panas

dan tidak sempit

5 Menyampaikan salam pembukaan

6 Kontrak waktu, tempat dan tema

7 Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan yang akan

dilaksanakan

8 Mempertahankan kontak mata

9 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

10 Menjelaskan materi pendidikan kesehatan dengan benar dan

berurutan

11 Bertanya kembali tentang apa yang telah disampaikan oleh

penyuluh kepada peserta

12 Memberikan pujian atas jawaban peserta

13 Memberikan umpan balik atas jawaban dari peserta

14 Melakukan kontrak untuk pertemuan dan kegiatan

selanjutnya

15 Menyampaikan salam penutup

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 199: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

TOPIK KOMUNIKASI EFEKTIF

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Komunikasi merupakan proses penyampaian

pikiran, perasaan melalui bahasa, pembicaraan,

gerakan tubuh dan ungkapan emosi

2 Tujuan komunikasi adalah untuk membangun

hubungan yang baik dengan orang lain

3 Berkomunikasi dengan lansia bertujuan untuk

membuat lansia mau berbicara saat

menghadapi masalah

4 Suasana tertutup dan saling mengacuhkan

merupakan hal yang penting dalam

berkomunikasi

5 Hal yang perlu diperhatikan dalam

berkomunikasi adalah kemampuan dalam

mengambil keputusan

6 Salah satu kemampuan yang diperlukan dalam

berkomunikasi adalah kemampuan dalam

mengajukan pertanyaan

7 Komunikasi verbal dapat dilihat melalui

ekspresi wajah saat berbicara

8 Cara bertanya yang baik adalah dengan bahasa

yang sopan dan mudah dipahami

9 Cara mendengar yang baik adalah tidak

melihat mata orang yang diajak berbicara

10 Memotong pembicaraan perlu dilakukan jika

topik pembicaraan membosankan

Lembar Observasi

Teknik Komunikasi Efektif

No

Tindakan saat berkomunikasi

Dilakukan

Ya Tidak

1 Ekspesi wajah sesuai

2 Nada suara sesuai

3 Kontak mata sesuai

4 Bersikap tenang

5 Menunjukkan minat untuk mendengarkan

orang lain saat berbicara

6 Menggunakan kata-kata sederhana

7 Tidak menyinggung atau mengkritik

8 Bahasa yang digunakan jelas

9 Menyampaikan informasi

10 Tidak memotong pembicaaan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 200: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

TOPIK MANAJEMEN STRES

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Stres adalah situasi atau kondisi yang nyaman bagi

seseorang

2 Stres dapat berasal dari dalam tubuh dan dari luar

tubuh

3 Tanda stres pada lansia adalah mudah menangis

4 Kehilangan kepercayaan terhadap orang lain bukan

merupakan tanda stres pada lansia

5 Pikiran menjadi tenang merupakan akibat dari stres

6 Stres pada lansia bisa diatasi

7 Orang stres sebaiknya menenangkan diri di kamar

dalam jangka waktu tertentu

8 Orang stres harus makan makanan bergizi dan

istirahat yang cukup

9 Cara mengatasi stres bisa dengan melakukan

relaksasi nafas dalam dengan diiringi musik

10 Mengatasi stres bisa dilakukan dengan melakukan

doa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing

Lembar Observasi

Teknik Relaksasi Nafas Dalam dengan Musik

No

Kegiatan

Dilakukan

Ya Tidak

1 Pakaian dilonggarkan dengan posisi tenang

dan nyaman

2 Diawali dengan berdoa, berzikir atau sholawat

3 Memejamkan mata dan konsentrasi dengan

pernafasan sesuai suara musik

4 Bernafas santai sebanyak 3-4 kali sampai

merasa nyaman dalam bernafas

5 Menarik nafas melalui hidung secara perlahan,

mendalam, santai dan merasakan naik perut

dan menahan sampai 3-5 hitungan

6 Mengeluarkan nafas secara perlahan lewat

mulut dengan bentuk huruf “O” dan merasakan

turunnya perut

7 Diselingi dengan nafas biasa 4-5 kali dengan

tarikan nafas dalam

8 Mengulangi pernafasan secara berulang kali

hingga merasa nyaman dan santai

9 Mendengarkan musik sambil memikirkan hal-

hal yang positif

10 Masih berada pada posisi yang aman dan

nyaman hingga prosesi selesai

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 201: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

TOPIK CARA MENINGKATKAN HARGA DIRI RENDAH

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Harga diri rendah adalah perasaan positif terhadap

diri

2 Kondisi harga diri rendah bisa terjadi pada lansia

karena perasaan malu akibat kejadian tertentu

3 Peran yang sesuai dengan keinginan lansia, dapat

membuat harga dirinya rendah

4 Lansia yang mengalami harga diri rendah akan

sukar mengambil keputusan

5 Harga diri lansia bisa ditingkatkan oleh lansia dan

dibantu oleh orang lain

6 Lansia dengan harga diri rendah selalu merasa

percaya diri

7 Dukungan yang dapat diberikan pada lansia dengan

harga diri rendah adalah dengan mengenalkan

kekuatan dan kemampuan pada diri lansia

8 Pujian sangat diperlukan dalam membantu lansia

dalam meningkatkan harga dirinya

9 Keikutsertaan dalam kelompok membuat lansia

semakin malu dan tidak percaya diri

10 Lansia sehat dan bahagia meningkatkan harga

dirinya

Lembar Observasi

Cara Meningkatkan Harga Diri

No

Kegiatan

Dilakukan

Ya Tidak

Kontak mata saat berbicara dengan lansia

1 Menanyakan kepada orang lain/ lansia :

a. Pendapat orang lain/ lansia tentang dirinya

b. Hal-hal yang membuat orang lain/ lansia

c. Hal-hal yang membuat ia tidak percaya diri atau

malu

2 Memberikan dukungan kepada orang lain/ lansia :

a. Untuk mengenal kekuatan dan kemampuan yang

dimilikinya

b. Memfasilitasi lingkungan dan aktifitas untuk

melakukan kepandaiannya

c. Mengenalkan tanggapan positif dari orang lain

terhadap dirinya

d. Belajar menerima pengaruh dan tantangan baru

e. Melakukan aktifitas bersama dalam kelompok

3 Memberikan pujian untuk tindakan orang lain/ lansia

dalam meningkatkan harga dirinya.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 202: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Diisi oleh Keluarga Lansia dengan Depresi

Berilah tanda (V) pada kolom pernyataan yang menurut Anda Benar atau Salah !

No Pernyataan Benar Salah

1 Depresi adalah kondisi gangguan pada jiwa lansia yang sudah

berat

2 Depresi terjadi pada semua lansia karena sudah menjadi tua dan

berpenyakit kronis

3 Depresi pada lansia ditandai dengan perasaan bersedih lebih dari

dua minggu

4 Lansia yang depresi lama memiliki keinginan untuk bunuh diri

5 Kondisi depresi pada lansia bisa dicegah dengan dukungan

keluarga dan masyarakat

6 Lansia depresi karena tinggal bersama keluarga

7 Lansia depresi selalu mengungkapkan perasaannya secara terbuka

dengan orang lain

8 Depresi pada lansia bisa berakibat tekanan darah meningkat

9 Pencegahan depresi pada lansia adalah dengan tetap aktif

melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya

10 Lansia yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan di

masyarakat tidak berisiko mengalami depresi

Beri tanda cek list ( ) pada salah satu dari 4 kolom pilihan (sangat setuju, setuju,

tidak setuju atau sangat tidak setuju) !

No Pernyataan Sangat

setuju Setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

1 Lansia adalah orang yang perlu dihormati dan

dihargai

2

Lansia yang mengalami proses penuaan hanya

memiliki masalah fisik yang harus bisa diterima

dengan tulus

3 Lansia membutuhkan teman untuk berbicara dalam

mengatasi depresinya

4 Keluarga memiliki peran besar dalam membantu

lansia depresi untuk bisa pulih, sehat dan bahagia

5 Suasana yang menyenangkan, akan membuat lansia

merasa bahagia.

6 Masalah lansia hanya bisa diatasi oleh lansia sendiri

7 Lansia tidak perlu ikut dalam kegiatan di rumah

maupun di masyarakat

8

Sarana pelayanan di puskesmas dan posbindu sebagai

salah satu fasilitas untuk membuat lansia tetap sehat

dan bahagia

9

Lansia yang datang ke pelayanan kesehatan untuk

mendapatkan pelayanan keperawatan secara fisik dan

psikologis

10 Memberikan dukungan bagi kesehatan lansia itu

penting

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 203: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Beri tanda cek list ( ) pada salah satu dari 4 kolom pilihan (Sering, Jarang,

Pernah Atau Tidak Pernah ) !

No

Pernyataan

Sering/

setiap

waktu

Jarang/

sebagian

besar waktu

Pernah/

sedikit

waktu

Tidak

pernah/

tidak

sama

sekali

1 Bapak/Ibu tersenyum dan bersikap ramah

terhadap lansia

2 Bapak/Ibu menanyakan kepada lansia

tentang perasaan, keinginan lansia

3 Bapak/Ibu mengajak lansia dalam kegiatan

atau aktivitas di dalam rumah

4 Bapak/Ibu memberikan motivasi kepada

lansia untuk mendapatkan informasi

tentang kesehatan lansia

5 Bapak/Ibu memotivasi lansia untuk terlibat

dalam kegiatan posbindu dan kegiatan di

masyarakat

6 Bapak/Ibu berperan serta dalam

merencanakan kegiatan pelayanan

kesehatan untuk lansia bersama

masyarakat (kader dan lansia)

7 Bapak/Ibu bersama-sama lansia dalam

mengatasi stres dengan teknik nafas dalam

8 Bapak/Ibu memotivasi lansia dalam rutin

melakukan kegiatan keagamaan seperti

berdoa sesuai agama dan kepercayaan

9 Bapak/Ibu membiarkan lansia duduk

sendirian dan berdiam diri.

10 Bapak/Ibu memberikan pujian bagi lansia

atas keberhasilan lansia melakukan sesuatu

yang baik.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 204: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Pengkajian Tingkat Depresi pada Lansia

Geriatric Depression Scale (GDS)

No Pernyataan Ya Tidak

1 Hilangnya perasaan senang dalam beraktivitas normal

2 Berat badan menurun atau bertambah

3 Merasa kesulitan tidur atau kebanyakan tidur

4 Merasa kelelahan dan tidak punya tenaga

5 Sulit berkonsentrasi

6 Merasa tidak puas dengan kehidupan saat ini

7 Merasa hidup terasa kosong

8 Merasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi

9 Merasa ditinggalkan dan tidak dipedulikan

10 Merasa tidak berdaya

11 Merasa kehilangan orang yang dicintai

12 Menderita penyakit yang tidak sembuh-sembuh

13 Harus minum obat-obatan

14 Merasakan peristiwa yang menyedihkan dan

menyakitkan

15 Perasaan penyesalan dalam hidup ini

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 205: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Oleh :

Mahasiswa Spesialis

Keperawatan Komunitas

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2013

APA LANSIA ITU ?

Lansia adalah setiap orang yang

telah berumur 60 tahun atau lebih,

jika lebih dari 70 tahun dikatakan

lansia resiko tinggi.

PERUBAHAN YANG TERJADI

PADA LANSIA ?

Rambut uban, Kulit keriput

Penglihatan berkurang

Pendengaran berkurang

Perabaan dan pengecapan

berkurang.

Penciuman berkurang

Daya tahan menurun

Badan bungkuk, Gigi ompong

Tulang dan otot mulai rentan

Peredaran darah terganggu

Fungsi perut sering terganggu

Fungsi perkencingan terganggu

Emosi mudah berubah-ubah

Susah tidur

merasa kesepian dan sedih

APA YANG MENYEBABKAN

PERUBAHAN FISIK PADA

LANSIA ?

Keturunan

Nutrisi

Status kesehatan

Pengalaman hidup

Lingkungan

Stress

APA YANG MENYEBABKAN

PERUBAHAN MENTAL PADA

LANSIA ?

Perubahan kesehatan

Kesulitan umum

tingkat pendidikan

Keturunan

Lingkungan

APA YANG MENYEBABKAN

PERUBAHAN SOSIAL PADA

LANSIA ?

Pensiun (kehilangan)

Kesadaran akan kematian

Perubahan gaya hidup

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 206: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

APA YANG PERLU

DIPERHATIKAN JIKA

ANDA SUDAH MENJADI

LANSIA ?

Jika ada benjolan di tubuh

yang sebelumnya tidak ada

mata kabur seperti berkabut

Sering sakit-sakitan

Sering sempoyongan

Pikun bertambah

Sering kencing, haus dan

cepat lapar

Susah buang air besar

Batuk lama

Sulit kencing

Sering anyang-anyang

Sering pusing

Dada Berdebar

Kaki bengkak

Ingin menyendiri/cepat marah

Badan terasa dingin

Badan dan persendian terasa

nyeri

Tidak selera makan

Ingin cepat meninggal dunia

APA YANG SEBAIKNYA

DILAKUKAN JIKA SUDAH

MENJADI LANSIA ?

Harus tetap aktif (hidup

sederhana, santai, aktif dalam

organisasi, sosial berkarya,

hobi dan olahraga; jalan-jalan

minimal 1-2 kali/minggu

selama ½ = 1 jam, sesuai

kemampuan dan dilakukan

teratur dan terus menerus).

Makan makanan bergizi

- Lemak : 1 gr/hari

- Protein : 1 gr/hari

- Mineral, Kalsium, Zat besi,

Vitamin D

- Air putih : 5 - 8 gelas

- Merencanakan makanan

- Jadwal makan dibuat sering

dengan porsi kecil, mudah

dicerna dan jangan makan

terlau kenyang

- Konsumsi garam yang dikurangi - Batasi minum kopi dan teh

- Hindari BENJOL ( Bayam,

Emping, Nanas, Jerohan, Otak,

Lemak ).

Peningkatan spiritual

Perlu penyegaran fisik dan

mental

Biasakan untuk bicara atau

mengungkapkan perasaan

kepada anggota keluarga yang

lain.

Rutin melakukan pemeriksaan

kesehatan di sarana

kesehatan seperti posbindu

atau puskesmas.

Semoga Seluruh Lansia

di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis

SELALU SEHAT, TETAP SEHAT DAN

BAHAGIA.

Sekian

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 207: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Oleh :

Mahasiswa Spesialis

Keperawatan Komunitas

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

APA DEPRESI ITU ? Depresi merupakan gangguan perasan

yang ditandai dengan adanya perasaan

bersedih, hilang minat dan mudah

putus asa.

MENGAPA LANSIA ITU

BERISIKO DEPRESI ?

Pergaulan berkurang

Penghasilan menurun

Tubuh lemah

Kondisi kesehatan menurun

Kurang aktif

Rekreasi terbatas

Keluarga sibuk

Olahraga kurang

Tinggal sendiri

Tidak memiliki jaminan kesehatan

Menderita penyakit kronis.

APA YANG TERJADI PADA

LANSIA BILA MENGALAMI

DEPRESI ?

Gangguan tidur (sulit tidur,

terlalu banyak/sedikit tidur)

Aktifitas menurun

Kualitas kerja menurun

Mudah merasa letih dan sakit.

Tidak percaya diri

(malu/minder)

mudah tersinggung

mudah marah perasa

curiga

mudah sedih dan murung

suka menyendiri

merasa tidak berguna

merasa bersalah

merasa banyak beban

tidak mampu mengungkapkan

perasaan terbuka dengan orang

lain.

BERADA DI TINGKAT DEPRESI

YANG MANA KONDISI LANSIA

SAAT INI ?

DEPRESI RINGAN

Merasa sedih

Kehilangan minat dan

kesenangan serta mudah lelah

Konsentrasi dan perhatian

kurang.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 208: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

DEPRESI SEDANG

Kesulitan untuk mengikuti

kegiatan sosial di masyarakat

Kesulitan untuk melakukan

pekerjaan dan urusan rumah

tangga.

DEPRESI BERAT

Gelisah

Kehilangan harga diri dan

perasaan tidak berguna

Keinginan bunuh diri

APA YANG TERJADI BILA

RISIKO DEPRESI TIDAK

SEGERA DITANGANI ATAU

DIKURANGI ?

Timbulnya berbagai penyakit

kronis seperti :

Tekanan darah tinggi

Maag

Pusing berputar-putar (vertigo)

Migran (sakit kepala sebelah)

Kanker

Stroke

penyakit jantung

Mudah lupa (dimensia)

rematik.

Perasaan ingin bunuh diri

APA YANG PERLU

DILAKUKAN JIKA LANSIA

BERISIKO DEPRESI ?

OLEH LANSIA (DIRI SENDIRI)

I = Ikut serta dalam kegiatan

di rumah, kelompok dan

masyarakat.

N = Nerima kondisi penuaan

D = Diskusi dan Doa

A = Atasi stress

H = Harga diri yang positif

OLEH KELUARGA :

Dukung lansia tetap

berkomunikasi/ berbicara

Ajak lansia berdiskusi

seminggu sekali

Dengarkan keluhan lansia

Berikan bantuan ekonomi

Dukung kegiatan lansia

Ikut sertakan anak dan cucu

merawat lansia

Kenali tanda-tanda depresi

pada lansia. Berikan kesempatan kepada

lansia tetap beraktivitas

sesuai dengan kemampuan

OLEH MASYARAKAT :

Siapkan tempat dan waktu

untuk lansia berolah raga dan

beraktifitas.

Dukung kegiatan di

masyarakat yang bertujuan

untuk meningkatkan

kesehatan lansia dan dukung

lansia untuk rutin melakukan

pemeriksaan kesehatan di

sarana kesehatan seperti

posbindu atau puskesmas.

Semoga Seluruh Lansia

di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis

SELALU SEHAT, TETAP SEHAT DAN

BAHAGIA.

*******Sekian********

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 209: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Oleh :

Mahasiswa Spesialis

Keperawatan Komunitas

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2013

APA BERDUKACITA /

KEHILANGAN ITU ?

Proses dimana seseorang

mengalami kehilangan sesuatu

atau seseorang yang bernilai atau

berharga bagi dirinya dalam

kehidupannya.

BAGAIMANA TAHAPAN

BERDUKACITA/KEHILANGAN

dan PERAN KELUARGA ?

TAHAP 1 : PENOLAKAN

Seseorang mengatakan :

“ ini tidak mungkin terjadi “

“saya tidak percaya”

“mustahil”

Peran keluarga tahap penolakan :

Secara verbal mendukung

lansia tetapi tidak mendukung

penolakannya

Tidak membantah penolakan

atau penyangkalan lansia

tetapi menyampaikan

fakta/kenyataan

Duduk disamping lansia Berusaha berkomunikasi diam

dan sentuhan

TAHAP 2 : MARAH

Seseorang biasanya marah dan

merasa apa yang terjadi padanya

sungguh tidak adil

Peran keluarga tahap marah :

Bantu lansia untuk mengerti

bahwa marah adalah suatu

respon yang normal untuk

merasakan kehilangan dan

ketidakberdayaan

Fasilitasi ungkapan kemarahan

lansia

Tangani kebutuhan dasar pada

tahapan reaksi kemarahan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 210: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

TAHAP 3 : MENIMBANG-

NIMBANG/ MENAWAR-NAWAR

Seseorang mengatakan :

“Andai saja saya yang ada di posisi

tersebut “

“seandainya ia tidak pergi secepat

ini “

Peran keluarga tahap

menimbang-nimbang/ tawar

menawar :

Dengarkan dengan penuh

perhatian

Ajak lansia berbicara untuk

mengurangi rasa bersalah dan

ketakutan yang tidak masuk

akal.

Berikan dukungan spiritual.

TAHAP 4 : DEPRESI /

KESEDIHAN

Seseorang akan :

Merasa tidak berdaya

Merasa tidak mampu menjalani

hidup ini

Mengatakan hidupku saat ini tidak

ada artinya tanpa kehadirannya

Peran keluarga tahap depresi/

kesedihan :

Membantu lansia mengurangi

rasa bersalah denga tetap

mendukungnya

Memberikan kesempatan lansia

untuk bercerita tentang

kesedihannya

Memberikan dukungan non

verbal dengan cara duduk di

samping lansia dan memegang

tangan lansia

Hargai perasaan lansia

Bersama lansia membahas

pikiran negatif yang sering

muncul

Latih mengidentifikasi hal

positif yang masih dimiliki.

TAHAP 5 : PENERIMAAN

Seseorang akan mulai dapat

menerima dengan ikhlas atas

kehilangan yang terjadi dengan

mengatakan :

“Saya ikhlas atas kepergiannya dan

akan menjalani hidup ini lebih baik

lagi”

“Saya yakin ia bahagia disisi Allah,

maka saya akan merasa bahagia

pula”

Peran keluarga tahap Penerimaan

Membantu lansia

mengidentifikasi rencana

kegiatan yang akan dilakukan

Bantu lansia untuk bisa

mengerti penyebab kematian

Bersama-sama lansia, lakukan

ziarah ke makam dan atau

melihat foto-foto pemakaman.

Mengurusi surat-surat yang

diperlukan

Semoga Seluruh Lansia

di Kelurahan Curug

SELALU SEHAT, TETAP SEHAT DAN

BAHAGIA.

Sekian

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 211: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Oleh :

Mahasiswa Spesialis

Keperawatan Komunitas

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

APA KOMUNIKASI ITU ?

Proses menyampaikan pikiran,

perasam melalui bahasa,

pembicaraan, mendengar,

gerakan tubuh atau ungkapan

emosi.

APA TUJUAN KITA

BERKOMUNIKASI ?

Membangun hubungan yang

baik

Membentuk suasana

keterbukaan dan saling

mendengarkan

Membuat lansia untuk mau

berbicara saat menghadapi

masalah

Membuat keluarga mau

mendengar dan menghargai

lansia saat berbicara

Membantu lansia dalam

menyelesaikan masalah.

APA YANG PERLU

DIPERHATIKAN DALAM

KOMUNIKASI ?

Hubungan saling percaya

Komunikasi terbuka

Kemampuan dalam

mengambil keputusan

KETERAMPILAN APA SAJA

DALAM BERKOMUNIKIASI ?

Membuat suasana aman

saat berkomunikasi

Membuat suasana nyaman

saat berkomunikasi

Kemampuan

berkomunikasi dengan

orang lain

Memperhatikan

komunikasi verbal dan non

verbal

Mengajukan pertanyaan

Mendengarkan orang lain

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 212: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

BAGAIMANA CARA

BERKOMUNIKASI ?

KOMUNIKASI VERBAL

YANG BAIK

Komunikasi yang menggunakan

kata-kata.

Sedehana

Tidak menyinggung dan

mengkritik

Jelas

Menyimpulkan

Menyemangati

Memberikan informasi

KOMUNIKASI NON VERBAL

YANG BAIK

Komunikasi dalam bentuk

ekspresi wajah, nada suara,

gerakan anggota tubuh dan

kontak mata. Tenang

Tidak melotot

Kontak mata saat

berbicara

Tidak mengerutkan alis,

bibir

Suara tidak dibuat-buat

CARA BERTANYA YANG

BAIK

Jelas

Bertanya untuk

mendapatkan informasi

Dengan bahasa yang

sopan dan mudah dipahami

CARA MENDENGAR YANG

BAIK

Jaga kontak mata saat

orang lain berbicara

Tunjukkan minat untuk

mendengarkan

Jangan melakukan kegiatan lain saat

berbicara

Jangan memotong

pembicaraan

Tunjukkan perhatian atas

pembicaraan

Lakukan pengulangan

Berikan komentar kecil

untuk menghargai orang

lain saat berbicara.

Jika perlu konsultasi

kesehatan lansia, tetap

datanglah ke sarana

pelayanan kesehatan.

seperti posbindu atau

puskesmas.

Semoga Seluruh Lansia

di Wilayah Kerja Puskesmas Cimanggis

SELALU SEHAT, TETAP SEHAT DAN

BAHAGIA.

*******Sekian********

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 213: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 214: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Oleh :

Mahasiswa Spesialis

Keperawatan Komunitas

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

APA STRES ITU ?

Stres adalah situasi atau kondisi

dimana kita merasa tidak nyaman

PENYEBAB STRES YANG

TERJADI PADA LANSIA ?

Berasal dari dalam tubuh

( misalnya demam, rasa

bersalah, pertentangan batin)

Berasal dari luar tubuh

( misalnya ada masalah dalam

Keluarga, dan di masyarakat)

APA TANDA-TANDA STRES

PADA LANSIA ?

Sedih

Mudah menangis

Mudah marah

Takut

Cemas

Sulit Konsentrasi

Sulit mengambil keputusan

Mudah lupa

Kehilangan kepercayaan terhadap orang lain

Malas bergaul

Pusing

Diare

Selera makan berubah

Mudah lelah

Mudah gugup

APA AKIBAT DARI STRES ?

Terganggunya pemikiran

seseorang tentang kehidupan

Terganggunnya dalam

penyelesaian masalah

Terganggunya hubungan

dengan orang lain

Terganggunya kesehatan

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 215: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

APA YANG SEBAIKNYA

DILAKUKAN JIKA LANSIA

MENGALAMI STRES ?

Olahrafa teratur

Makan makanan bergizi

Peningkatan spiritual

Perlu penyegaran fisik dan

mental

Biasakan untuk bicara atau

mengungkapkan perasaan

kepada anggota keluarga yang

lain.

Istirahat yang cukup

Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi musik

Pengertian : Suatu cara membuat tubuh nyaman

dengan pernafasan pelan dengan

pernafasan perut sambil

mendengarkan musik.

Tujuan : Membuat tubuh lebih santai

Membuat tubuh lebih tenang.

Manfaat : Membuat ketentraman hati

Berkurangnya rasa cemas dan

gelisah

Mengurangi ketegangan jiwa

Mengurangi tekanan darah

Meningkatkan tidur lelap.

Persiapan : Pakaian dilonggarkan

Lepaskan alas kaki

Ruangan dalam keadaan tenang

Boleh dilakukan sambil berdoa,

berzikir atau sholawat atau

dengan disertai musik yang

lembut.

Langkah-langkahnya : Posisikan tubuh secara nyaman

Pilih dan dengarkan musik santai,

tenang dan teratur

Pejamkan mata dan konsentrasi penuh

dengan pernafasan sesuai suara musik

Bernafas dengan santai sebanyak 3-4

kali sampai merasa nyaman dalam

bernafas

Tarik nafas melalui hidung secara

perlahan, mendalam, santai dan

rasakan naiknya perut dan tahan

sampai 3 – 5 hitungan

Keluarkan nafas secara perlahan

lewat mulut dengan bentuk huruf “O”

dan rasakan turunnya perut

Selingi nafas seperti biasa 4-5 kali

dengan tarikan nafas dalam

Ulangi pernafasan secara berulang

kali hingga merasa nyaman santai.

Dengarkan musik sambil memikirkan

hal-hal yang positif

Semoga Seluruh Lansia

di wilayah kerja Puskesmas Cimanggis

SELALU SEHAT, TETAP SEHAT DAN

BAHAGIA.

Sekian

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 216: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Oleh :

Mahasiswa Spesialis

Keperawatan Komunitas

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

APA HARGA DIRI RENDAH

ITU ?

Perasaan yang negatif terhadap

diri sendiri, termasuk kehilangan

atau hilangnya percaya diri dan

harga diri, merasa gagal yang

diperoleh dari diri sendiri dan

orang lain.

MENGAPA LANSIA ITU BISA

MENGALAMI HARGA DIRI

RENDAH ?

Situasional

trauma secara tiba-tiba misalnya

karena pasca operasi, kehilangan

orang yang dicintai, sering gagal,

perasaan malu akibat kejadian

tertentu.

Kronik

Perasaan negatif terhadap diri

Sendiri dan sudah berlangsung

lama

HAL-HAL APA SAJA YANG

MEMEPENGARUHI HARGA

DIRI RENDAH PADA LANSIA?

Ketegangan peran akibat

stress dan putus asa

Peran yang tidak sesuai

dengan keinginan.

Peran yang tidak jelas

Peran yang terlalu banyak

Perubahan kondisi

lingkungan yang tidak

sesuai dengan lansia.

Situasi perubahan peran

akibat bertambah atau

berkurangnya orang yang

terpenting dalam hidup

lansia

Perubahan dari sehat ke

sakit.

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 217: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

BAGAIMANAKAH LANSIA

YANG MENGALAMI HARGA

DIRI RENDAH ITU ?

Malu pada diri sendiri

Merasa bersalah terhadap

diri sendiri

Merendahkan martabat

misalnya saya tidak bisa,

tidak mampu.

Gangguan hubungan sosial

misalnya suka menyendiri

dan tidak mau bertemu

dengan orang lain.

Sukar mengambil keputusan

Inginan melukai diri sendiri.

BAGAIMANA CARA

MENINGKATKAN HARGA

DIRI LANSIA

TAHAP 1 :

TANYAKAN PADA LANSIA

Pendapat tentang dirinya

Hal-hal yang membuat

dirinya percaya diri

Hal-hal yang membuat ia

tidak percaya diri atau malu

TAHAP 2 : DUKUNG LANSIA

Mengenal kekuatan dan

kemampuannya

Kontak mata saat

berbicara

Fasilitasi lingkungan dan

aktifitas untuk melakukan

kepandaiannya.

Mengenal tanggapan

positif orang lain

Menerima pengaruh dan

tantangan baru

Melakukan aktifitas

bersama kelompok

TAHAP 3

Buat pernyataan positif

tentang lansia

Memberikan pujian untuk

tindakan lansia dalam

meningkatkan harga dirinya.

jangan lupa untuk tetap menggunakan fasilitas

kesehatan untuk menjaga dan memelihara

kesehatan lansia

Semoga Seluruh Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimanggis

SELALU SEHAT, TETAP SEHAT

DAN BAHAGIA.

*******Sekian********

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 218: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Perasaanku Hatiku Bulan Ini : ......................................

Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Pagi

Malam

Yang

saya

lakukan

Ikut kegiatan di rumah Ikut kegiatan di masyarakat

Nerima kondisi dengan tulus dan ikhlas Doa kepada Tuhan Yang Maha Esa Beribadah sesuai dengan agama kepercayaan

Diskusi bersama anggota keluarga yang lain

Atasi stress dengan teknik relaksasi : meditasi

Harga diri positif dengan selalu berpikiran

positif

Harga diri positif dengan merasa diri berharga

dan berguna bagi orang lain

Tanggal 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Pagi

Malam

Yang

Saya

Lakukan

Ikut kegiatan di rumah Ikut kegiatan di masyarakat Nerima kondisi dengan tulus dan ikhlas Doa kepada Tuhan Yang Maha Esa Beribadah sesuai dengan agama kepercayaan Diskusi bersama anggota keluarga yang lain

Atasi stress dengan teknik relasasi: meditasi

Harga diri positif dengan selalu berpikiran

positif

Harga diri positif dengan merasa diri berharga

dan berguna bagi orang lain

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014

Page 219: UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-4/20391268-SP-Agnes... · universitas indonesia . pengaruh intervensi “ masa indah” dalam pelayanan dan asuhan keperawatan

Panduan Pengisian

Kartu Tilik Diri (KTD) Lansia

1. Kartu ini digunakan untuk

menggambarkan perasaan hati

dengan menilik atau menilai diri

sendiri selama satu bulan ke depan.

2. Isilah pada kolom yang tersedia :

Nama lansia, usia lansia saat ini,

alamat tempat tinggal lansia saat ini,

tinggal dengan siapa, hobby atau

kegemaran lansia hingga saat ini,

serta cita-cita atau keinginan lansia

yang ingin dicapai atau sesuatu yang

diharapkannya terjadi.

3. Isilah nama bulan dan tahun

pengisian kartu pada kolom Perasaan

Hatiku Bulan Ini.

4. Isilah kolom perasaan hatiku dengan

lambang :

U

Bila perasaan hati senang,

bahagia, segar dan gembira

∩ Bila perasaan hati sedih

atau malu atau kecewa

5. Isilah salah satu lambang pada kolom

pagi tentang perasaan hati di pagi

hari saat bangun tidur dan pada

kolom malam tentang perasaan hati

di malam hari sebelum tidur.

6. Untuk mengetahui perasaan hati, bisa

dilakukan dengan menggunakan

cermin atau kaca. Padanglah wajah

pada cermin dan perhatikan dengan

baik. Wajah kita saat itu dapat

menggambarkan perasaan hati kita.

7. Berilah tanda (√) pada kolom Yang

Saya Lakukan untuk pilihan

tindakan yang telah dilakukan pada

hari tersebut.

8. Isilah kolom pada kartu setiap hari

dan mintalah bantuan kepada anggota

keluarga jika memerlukan bantuan

dalam menuliskannya.

9. Bila lansia mengalami kesedihan

setiap hari, dapat segera hubungi

Kader kesehatan (No telp..................)

atau segera bawa ke fasilitas

kesehatan terdekat.

Semoga Seluruh Lansia

di Kelurahan Curug

SEHAT DAN BAHAGIA.

***************

KARTU TILIK DIRI (KTD)

LANSIA “INDAH”

SEHAT DAN BAHAGIA

Bebas depresi

Nama Lansia : ..........................................

Usia : ...........tahun

Alamat : ..........................................

Tinggal dengan : ..........................................

Hobby : .........................................................................

.........................................................................

Cita-cita yang ingin dicapai :

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

Pengaruh intervensi ..., Agnes Dewi Astuti, FIK UI, 2014