universitas indonesia laporan praktek kerja …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-pr-nurul...

98
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 7 JANUARI – 25 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NURUL HASANAH, S.Farm. 1206313463 ANGKATAN LXXVI FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2013 Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Upload: trinhkhuong

Post on 11-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN

PERIODE 7 JANUARI – 25 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

NURUL HASANAH, S.Farm. 1206313463

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK JUNI 2013

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN

PERIODE 7 JANUARI – 25 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

NURUL HASANAH, S.Farm. 1206313463

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK JUNI 2013

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

iii HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi

Apoteker (PKPA) serta menyusun laporan pada waktu yang telah ditentukan.

Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Pelaksanaan

PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan ini

berlangsung mulai dari tanggal 7 Januari – 25 Januari 2013.

Dalam penyusunan laporan PKPA ini tidak lepas dari bimbingan serta

dorongan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Deden Muliadi, S.Si., Apt., selaku pembimbing di Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan;

2. Bapak Abdul Mun’im, MS, Ph.D., Apt. sebagai pembimbing Praktek Kerja

Profesi Apoteker di Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia;

3. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia;

4. Bapak Dr. Harmita, Apt., sebagai Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia;

5. Seluruh Staf Seksi Sumber Daya Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Selatan, Bapak Yose Rizal, S.Sos., M.Si., Ibu Mutiara

Dewi, S.Sos., M.M., Ibu Nuril Astuti, S.Pd., S.Farm., Apt; Ibu Halida, Ibu Ida

Komariah, Ibu Fitri atas bantuan selama pelaksanaan kegiatan PKPA di Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan;

6. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Fakultas Farmasi UI, khususnya

Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, atas waktu,

dukungan dan ilmu yang telah diberikan selama menjalani pendidikan di

Program Profesi Apoteker;

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

v

7. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan

material dan moral untuk menyelesaikan pendidikan Profesi Apoteker;

8. Rekan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan yang

telah berbagi ilmu dan pengalaman selama pelaksanaan PKPA; dan

9. Sahabat-sahabat dan teman seperjuangan Program Profesi Apoteker angkatan

LXXVI yang telah memberikan dukungan dan semangat selama menjalani

masa-masa perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

Penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu.

Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak demi penyempurnaan laporan PKPA ini. Semoga

laporan PKPA ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

2013

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

vi Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nurul Hasanag, S. Farm. NPM : 1206313463 Program Studi : Profesi Apoteker Fakultas : Farmasi Jenis Karya : Laporan Praktek Kerja demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Rigt) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman Periode 7 Januari – 25 Januari 2013 Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok Pada tanggal : 6 Juli 2013

Yang menyatakan

(Nurul Hasanah)

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

vii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1 1.2 Tujuan ............................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM ............................................................................... 4 2.1 Tinjauan Umum Suku Dinas Kesehatan ............................................. 4 2.2 Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan ................................................. 5 2.3 Susunan Organisasi ............................................................................ 6

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN .................................................................................. 13

3.1 Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman .................................. 13 3.2 Dasar Hukum ................................................................................... 15 3.3 Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan

Minuman ......................................................................................... 16 3.4 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Sarana Pelayanan

Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman .................................... 20

BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................... 22 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 31

5.1 Kesimpulan...................................................................................... 31 5.2 Saran ............................................................................................... 32

DAFTAR ACUAN ........................................................................................... 33

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

viii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administasi Jakarta Selatan ..... 35

Lampiran 2. Formulir Surat Permohonan Izin Apotek ............................................................. 36

Lampiran 3. Formulir Persyaratan Permohonan Izin Apotek ................................................... 39

Lampiran 4. Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek ........................................................... 41

Lampiran 5. Formulir Pernyataan Siap Melakukan Kegiatan ................................................... 45

Lampiran 6. Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat .............................................. 46

Lampiran 7. Formulir Permohonan Persetujuan Prinsip IKOT ................................................ 48

Lampiran 8. Formulir Permohonan Izin Usaha IKOT .............................................................. 50

Lampiran 9. Formulir Permohonan Izin Cabang/ Sub Penyalur Alat Kesehatan ...................... 52

Lampiran 10. Formulir Permohonan Sertifikasi Produksi Pangan.............................................. 54

Lampiran 11. Data 10 penyakit terbanyak di puskesmas kecamatan Pesanggrahan tahun 2011 . 55

Lampiran 12. Denah Ruangan Gudang Obat Sudinkes Jakarta Selatan ...................................... 56

Lampiran 13. Alur dalam Pemberian Izin Cabang PAK ............................................................ 58

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan yang

berkesinambungan dan merupakan suatu rangkaian pembangunan menyeluruh

dan terpadu untuk mencapai tujuan nasional Bangsa Indonesia. Dalam hal ini,

pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam membangun kesehatan masyarakat,

pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,

membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan

terjangkau oleh masyarakat (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a).

Pada sisi lain, perkembangan ketatanegaraan bergeser dari sentralisasi

menuju desentralisasi yang ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang

Nomor 32 tahun 2004. Undang-Undang tersebut memuat ketentuan yang

menyatakan bahwa bidang kesehatan sepenuhnya diserahkan kepada daerah

masing-masing yang setiap daerah diberi kewenangan untuk mengelola dan

menyelenggarakan seluruh aspek kesehatan. Sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, Pemerintah telah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 yang mengatur

tentang pembagian urusan antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa kesehatan merupakan

salah satu urusan wajib pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan

daerah.

Dengan adanya sistem otonomi daerah, maka dalam perwujudan

pembangunan kesehatan dibuatlah peraturan daerah tentang sistem kesehatan

daerah (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2009a). Sistem kesehatan daerah

bertujuan menyelenggarakan pembangunan kesehatan baik masyarakat, swasta,

maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara sinergis, berhasil guna dan

berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2009a). Kewenangan tersebut

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

2

Universitas Indonesia

selanjutnya mendorong terbentuknya suku dinas kesehatan di tiap kota

administratif di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Suku dinas kesehatan merupakan unit kerja dinas kesehatan dalam

pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Di

dalam struktur organisasi suku dinas kesehatan terdapat seksi sumber daya

kesehatan yang membawahi koordinator farmasi makanan dan minuman.

Koordinator farmasi makanan dan minuman mempunyai tugas pokok dalam

perencanaan, perijinan, pengelolaan serta pengawasan pekerjaan kefarmasian.

Oleh karena itu, koordinator ini merupakan salah satu wadah bagi apoteker dalam

menjalankan tugas profesi kefarmasiannya di lingkup pemerintahan.

Peran apoteker dalam lingkup pemerintahan perlu diketahui oleh mahasiswa

calon apoteker sebagai salah satu tempat untuk melaksanakan tugas profesinya

nanti. Salah satu upaya pemahaman, gambaran dan pengetahuan mendalam

tentang peran apoteker yaitu dengan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA).

Oleh karena itu, Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta

Selatan mengadakan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang

berlangsung dari tanggal 7 Januari hingga 25 Januari 2013 untuk memberikan

pengetahuan kepada calon apoteker mengenai perannya di suku dinas kesehatan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah agar mahasiswa program

profesi apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia:

a. Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Selatan.

b. Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi Seksi Sumber Daya

Kesehatan khususnya bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman

(Farmakmin) Kota Administrasi Jakarta Selatan.

c. Mengetahui dan memahami perizinan, pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian (Binwasdal) terhadap sarana pelayanan kesehatan farmasi,

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

3

Universitas Indonesia

makanan dan minuman Kota Administrasi Jakarta Selatan serta pelaksaanaan

di lapangan.

d. Mengetahui dan memahami pengelolaan persediaan dan pendistribusian obat

di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

4 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Umum Suku Dinas Kesehatan

Suku dinas kesehatan merupakan unit kerja dinas kesehatan dalam

pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku

dinas kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan

administrasi berkedudukan di bawah kepala dinas kesehatan dan bertanggung

jawab kepada kepala dinas kesehatan, serta secara operasional berkedudukan di

bawah Walikota dan bertanggung jawab kepada Walikota (Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta, 2009b). Suku dinas kesehatan yang pembentukannya mengacu pada

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 merupakan gabungan dari suku dinas

pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat. Berdasarkan peran

dan fungsinya dinas kesehatan provinsi berperan sebagai regulator, sedangkan

suku dinas kesehatan berperan sebagai auditor. Suku dinas kesehatan mempunyai

tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan

masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan kesehatan

masyarakat, suku dinas kesehatan mempunyai fungsi (Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta, 2009b):

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas kesehatan

c. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian penyelenggaraan kesehatan

lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan, rujukan,

khusus, tradisional, dan keahlian

d. Pengendalian penanggulangan kegawatdaruratan, bencana, dan KLB (kejadian

luar biasa)

e. Pengendalian pencegahan dan pemberantasan penyakit menular/tidak menular

f. Pengawasan dan pengendalian ketersediaan perbekalan kefarmasian

g. Pelaksanaan surveilans kesehatan

h. Pelaksanaan monitoring penerapan sistem manajemen mutu kesehatan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

5

Universitas Indonesia

i. Pengendalian pencapaian standardisasi prasarana dan sarana pelayanan

kesehatan baik pemerintah maupun swasta

j. Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan

pertanggungjawaban penerimaan retribusi kesehatan yang diterima suku dinas

kesehatan

k. Pemberian, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi perizinan/rekomendasi/

sertifikasi di bidang kesehatan

l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada lingkup

kabupaten/kota administrasi

m. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan

gizi dan kesehatan masyarakat

n. Penghimpunan, pengolahan, pemeliharaan, penyajian, pengembangan, dan

pemanfaatan data dan informasi mengenai kesehatan masyarakat; kesehatan

lingkungan; prasarana dan sarana pelayanan kesehatan perseorangan, rujukan,

khusus, tradisional, dan keahlian pada lingkup kabupaten/kota administrasi

o. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan

prasarana dan sarana suku dinas kesehatan

p. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang

q. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan.

r. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara suku dinas kesehatan.

s. Penyiapan bahan laporan dinas kesehatan kabupaten/kota yang terkait dengan

tugas dan fungsi suku dinas kesehatan.

t. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas

kesehatan.

2.2 Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan

Visi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah

masyarakat Jakarta Selatan yang mandiri untuk hidup sehat. Sedangkan misi Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan yakni,

a. Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan dan sarana

pelayanan kesehatan.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

6

Universitas Indonesia

b. Mengendalikan dan menanggulangi gizi buruk dan penyakit menular, penyakit

tidak menular, dan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan.

c. Menggalang kemitraan dengan berbagai sektor dan seluruh potensi yang ada di

masyarakat.

d. Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sesuai dengan kemajuan

teknologi.

e. Meningkatkan mutu sistem pemasaran sosial kesehatan yang inovatif.

2.3 Susunan Organisasi

Struktur organisasi suku dinas kesehatan berdasarkan Peraturan Gubernur

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 150 Tahun 2009, terdiri dari:

1. Kepala Suku Dinas

Kepala Suku Dinas selaku pimpinan di suku dinas mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas subbagian, seksi dan subkelompok

jabatan fungsional.

c. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi

pemerintah/swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi suku

dinas.

d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi suku

dinas.

2. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha merupakan satuan kerja staf suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan administrasi umum suku dinas kesehatan. Subbagian tata

usaha dipimpin oleh seorang kepala subbagian yang berkedudukan di bawah

Kepala Suku Dinas dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas.

Subbagian tata usaha mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

7

Universitas Indonesia

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Angggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas.

d. Melaksanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas.

e. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang suku dinas.

f. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan suku dinas.

g. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan

prasarana dan sarana kerja suku dinas.

h. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan, dan ketertiban kantor.

i. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan suku dinas.

j. Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara, dan pengaturan acara suku dinas.

k. Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan, dan melaporkan penerimaan

retribusi suku dinas kesehatan.

l. Menyiapkan bahan laporan suku dinas yang terkait dengan tugas subbagian tata

usaha.

m. Mengkoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan, kinerja, dan

akuntabilitas) suku dinas.

n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas subbagian tata

usaha.

3. Seksi Kesehatan Masyarakat

Seksi kesehatan masyarakat merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan

masyarakat. Seksi kesehatan masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan bertanggung jawab kepada

Kepala Suku Dinas. Seksi kesehatan masyarakat mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai ruang lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

dalam lingkup tugasnya.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

8

Universitas Indonesia

c. Melaksanakan pengendalian mutu kegiatan pelaksanaan kesehatan keluarga

termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, kesehatan anak prasekolah, usia

sekolah, remaja, kesehatan reproduksi, usia lanjut, keluarga berencana, pekerja

wanita, dan asuhan keperawatan.

d. Mengkoordinasikan sektor terkait dan masyarakat profesi untuk pencegahan

dan pengendalian program kesehatan masyarakat.

e. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan informasi.

f. Melaksanakan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatan

masyarakat.

g. Melaksanakan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tingkat

kota administrasi/kabupaten.

h. Melaksanakan manajemen basis data kesehatan melalui sistem informasi

manajemen kesehatan yang terintegrasi.

i. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program gizi dan Pembinaan Peran

Serta Masyarakat (PPSM).

j. Menerapkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).

k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi kesehatan masyarakat.

l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi kesehatan

masyarakat.

4. Seksi Pelayanan Kesehatan

Seksi pelayanan kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi pelayanan kesehatan dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan

bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi pelayanan kesehatan

mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

9

Universitas Indonesia

c. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian tatalaksana

pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.

d. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan,

memanfaatkan, data dan informasi upaya pelayanan kesehatan.

e. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan standar

pelayanan kesehatan masyarakat.

f. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi sarana

pelayanan kesehatan.

g. Memberikan rekomendasi/perizinan sarana pelayanan kesehatan.

h. Memberikan tanda daftar kepada pengobat tradisional.

i. Melaksanakan siaga 24 jam per Pusat Pengendali Dukungan Kesehatan

(Pusdaldukkes).

j. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal

pelayanan kesehatan.

k. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi pelayanan kesehatan.

l. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pelayanan

kesehatan.

5. Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan

Seksi pengendalian masalah kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas

kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian masalah kesehatan. Seksi

pengendalian masalah kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berkedudukan di bawah Kepala Suku Dinas dan bertanggungjawab kepada Kepala

Suku Dinas. Seksi pengendalian masalah kesehatan mempunyai tugas:

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular,

kesehatan jiwa masyarakat, surveilans epidemiologi, penanggulangan wabah/

Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kesehatan lingkungan.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

10

Universitas Indonesia

d. Melaksanakan kegiatan pembinaan pelaksanaan kesehatan haji.

e. Menyiapkan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit

menular/tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat.

f. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan teknis

peningkatan kompetensi surveilans epidemiologi, tenaga kesehatan

pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa

masyarakat.

g. Melaksanakan kegiatan koordinasi, kerja sama dan kemitraan pengendalian

penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat dengan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD)

dan/atau instansi pemerintah/swasta/masyarakat.

h. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan

imunisasi.

i. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, dan

memanfaatkan data dan informasi surveilans epidemiologi sebagai Sistem

Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) pada lingkup

kabupaten/kota administrasi.

j. Melaksanakan kegiatan investigasi penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB) dan dugaan wabah serta keracunan makanan.

k. Meningkatkan sistem jaringan informasi wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB)

dan surveilans.

l. Melaksanakan kegiatan pengendalian surveilans kematian.

m. Melaksanakan kegiatan monitoring dan pemetaan kegiatan penanggulangan

wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans.

n. Melaksanakan kegiatan pengendalian pelaksanaan program kesehatan

lingkungan meliputi penyehatan air minum/air bersih, penyehatan makanan

dan minuman, pengamanan limbah, pengendalian vektor, pengendalian radiasi,

penyehatan lingkungan kumuh penyehatan di tempat-tempat umum, tempat

kerja, tempat pengelolaan pestisida termasuk pemberian rekomendasi Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan lingkungan/

upaya pemantauan lingkungan.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

11

Universitas Indonesia

o. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang

kesehatan lingkungan.

p. Penyajian materi pelatihan teknis dalam bidang kesehatan lingkungan dan

kesehatan kerja.

q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi pengendalian masalah kesehatan.

r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi

pengendalian masalah kesehatan.

6. Seksi Sumber Daya Kesehatan

Seksi sumber daya kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi sumber

daya kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah

Kepala Suku Dinas dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi

sumber daya kesehatan mempunyai tugas:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pemberian perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan, dan

minuman.

d. Memberikan rekomendasi/perizinan praktek tenaga kesehatan.

e. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan.

f. Menyusun peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan.

g. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan petugas

kesehatan terhadap standar pelayanan.

h. Melaksanakan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan sistem

manajemen mutu.

i. Malaksanakan survey kepuasan pelanggan kesehatan.

j. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan penerapan

sistem manajemen mutu kepada puskesmas.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

12

Universitas Indonesia

k. Melaksanakan kegiatan pengembangan mutu melalui forum dan fasilitator.

l. Memfasilitasi peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktur, dan

auditor mutu pelayanan kesehatan.

m. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana

farmasi makanan minuman, yang meliputi industri kecil obat tradisional,

cabang penyalur alat kesehatan, apotek, toko obat, depo farmasi, dan industri

makanan minuman rumah tangga.

n. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat generik dan

persediaan cadangan obat esensial.

o. Melaksanakan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan pada

lingkup kabupaten/kota administrasi.

p. Melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan.

q. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi sumber daya kesehatan.

r. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi sumber

daya kesehatan.

Seksi sumber daya kesehatan dibagi menjadi tiga koordinator, untuk

memudahkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, yaitu koordinator tenaga

kesehatan, koordinator pengelola standardisasi mutu kesehatan dan koordinator

farmasi makanan dan minuman. Setiap koordinator memiliki fungsi dan tugas

khusus yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas dan seksi Sumber Daya

Kesehatan (SDK).

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

13 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

KOORDINATOR FARMASI MAKANAN DAN MINUMAN

3.1 Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai regulator yang

membuat kebijakan, pedoman, maupun persyaratan dalam pelaksanaan hal-hal

yang berkenaan dengan kesehatan. Suku dinas kesehatan yang merupakan unit

kerja dinas kesehatan berperan sebagai auditor terhadap regulasi yang telah dibuat

dinas kesehatan provinsi untuk dilaksanakan oleh subjek atau sasaran regulasi

tersebut. Suku dinas kesehatan dalam pelaksanaan peran dan fungsinya

mempunyai struktur tertentu sebagaimana diatur oleh Peraturan Gubernur DKI

Jakarta Nomor 150 tahun 2009. Dalam peraturan tersebut suku dinas kesehatan

terdiri dari seksi pelayanan kesehatan, seksi kesehatan masyarakat, seksi

pengendalian masalah kesehatan, dan seksi sumber daya kesehatan. Seksi sumber

daya kesehatan (SDK) yang secara garis besar mempunyai peran dalam lingkup

tenaga kesehatan, mutu kesehatan, kefarmasian, makanan, dan minuman. Seksi

SDK dibagi menjadi tiga koordinator untuk memudahkan pelaksanaan tugas dan

fungsinya. Koordinator yang terdapat pada seksi sumber daya kesehatan adalah,

1. Koordinator tenaga kesehatan,

2. Koordinator pengelola standardisasi mutu kesehatan,

3. Koordinator farmasi makanan dan minuman.

Koordinator pada seksi SDK yang akan dipaparkan pada bab ini adalah

koordinator farmasi makanan dan minuman (Farmakmin). Tugas pokok

koordinator farmasi makanan minuman adalah,

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA), dan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber

daya kesehatan.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Petunjuk

Pelaksanaan Kegiatan (PPK) seksi sumber daya kesehatan.

c. Melaksanakan supervisi dalam rangka rekomendasi perizinan sarana

farmakmin seperti Apotek, Apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat Kesehatan,

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

14

Universitas Indonesia

Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Pangan Industri Rumah Tangga

(PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO).

d. Melaksanakan pengelolaan dan layanan perizinan Apotek, Apotek rakyat,

Cabang Penyalur Alat Kesehatan, Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT),

Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagang Eceran Obat (PEO).

e. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Binwasdal) terhadap sarana

pelayanan kesehatan kefarmasian pemerintahan dan swasta.

f. Melakukan akreditasi dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan.

g. Mengendalikan mutu pelayanan kefarmasian klinik.

h. Melakukan pengelolaan bidang obat suku dinas kesehatan.

i. Melaksanakan pemantauan harga obat generik dan persediaan cadangan obat

esensial.

j. Melakukan pengamanan obat, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika,

makanan, dan minuman.

k. Memantau dampak lingkungan.

l. Melaksanakan rekapitulasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO) puskesmas.

m. Pembinaan produsen, distributor dan penggunaan obat, termasuk narkotika,

psikotropika dan zat aditif (NAPZA).

n. Melaksanakan pengelolaan penyuluhan keamanan pangan serta memberikan

sertifikat penyuluhan industri rumah tangga makanan dan minuman.

o. Melaksanakan pengelolaan laporan narkotika.

p. Pengelolaan terhadap hasil supervisi.

q. Melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar serta pendistribusiannya.

r. Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian komunitas, melalui saran,

rekomendasi perbaikan, penilaian, pemberian penghargaan, sanksi dan

rehabilitasi terhadap sarana farmasi, makanan, dan minuman.

s. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang dilaporkan profesi dan

masyarakat.

t. Mensosialisasikan perundangan dan program.

u. Bekerja sama dalam tim dengan koordinator standardisasi mutu dan

koordinator tenaga kesehatan.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

15

Universitas Indonesia

v. Menilai dan mempertanggungjawabkan kinerja.

w. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung.

3.2 Dasar Hukum

Dasar hukum yang yang menjadi pijakan pelaksanaan peran dan fungsi dari

Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman yaitu:

a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5/1997 tentang Psikotropika.

b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 35/2009 tentang Narkotika.

c. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36/2009 tentang Kesehatan.

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25/1980 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah RI No. 26/1965 tentang Apotek.

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41/1990 tentang Masa Bakti dan

Izin Kerja Apoteker.

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51/2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian.

g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 28/Menkes/Per/I/1978 tentang Penyimpanan

Narkotika.

h. Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha

Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional.

i. Peraturan Menteri Kesehatan No. 142/Menkes/Per/III/1991 tentang Penyalur

Alat Kesehatan.

j. Peraturan Menteri Kesehatan No. 688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran

Psikotropika.

k. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

l. Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/2007 tentang Apotek Rakyat.

m. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1331/Menkes/SK/X/2002 tentang

Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 167/Kab/B.VII/1972 tentang

Pedagang Eceran Obat.

n. Keputusan Menteri Kesehatan No. 2912/B/SK/IX/1986 tentang Penyuluhan

Bagi Perusahaan Makanan Industri Rumah Tangga

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

16

Universitas Indonesia

o. Keputusan Menteri Kesehatan No. 497/Menkes/SK/VII/2006 tentang Daftar

Obat Esensial Nasional.

p. Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 970 tahun 1990 tentang Ketentuan

Penyelenggaraan Usaha Pedagang Eceran Obat di Wilayah DKI Jakarta.

3.3 Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan Farmasi Makanan dan

Minuman

Setiap orang dan/ atau badan hukum yang menyiapkan, meracik, dan/ atau

mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah

tangga, serta industri rumah tangga yang memproduksi, mengolah, dan

mendistribusikan makanan dan minuman, wajib mengajukan perizinan. Perizinan

diajukan kepada kepala dinas kesehatan, namun dengan adanya otonomi daerah,

maka perizinan diajukan ke suku dinas kesehatan kota/ kabupaten administrasi.

Perizinan yang dikelola oleh suku dinas kesehatan adalah izin apotek, izin

pedagang eceran obat, izin cabang penyalur alat kesehatan, izin industri kecil obat

tradisional, dan sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga bagi industri

kecil makanan dan minuman. Selain itu, terdapat apotek rakyat yang perizinannya

juga diajukan ke suku dinas kesehatan, dimana izin penyelenggaraannya diatur

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284 tahun 2007.

3.3.1 Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian, tempat dilakukan praktek

kefarmasian oleh apoteker. Dalam menjalankan praktek kefarmasian, apoteker

harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian yang merupakan pelayanan

langsung dan bertanggung jawab kepada pasien dengan maksud untuk

meningkatkan mutu kehidupan pasien (Pemerintah Republik Indonesia, 2009a).

Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai keahlian dan kewenangan, salah satunya adalah apoteker. Setiap

tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat

tanda registrasi seperti pada profesi apoteker dikenal STRA (Surat Tanda

Registrasi Apoteker). STRA dikeluarkan oleh menteri dan berlaku selama lima

tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun apabila memenuhi

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

17

Universitas Indonesia

syarat. Untuk memperoleh STRA, maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah

ijazah apoteker, sertifikat kompetensi profesi, surat pernyataan telah

mengucapkan sumpah/janji apoteker, surat keterangan sehat fisik dan mental dari

dokter yang memiliki surat izin praktek, membuat surat pernyataan akan

mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

Sebelum melaksanakan kegiatan di apotek, apoteker pengelola apotek

(APA) wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku selama apotek

yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan, APA di apotek tersebut

melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan, dan apotek masih memenuhi

persyaratan. Untuk mendapatkan SIA, APA mengajukan surat permohonan SIA

kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota. SIA diberikan oleh menteri yang

mendelegasikan wewenangnya kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota

(Departemen Kesehatan RI, 2002b). Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian

kepada masyarakat, maka dikeluarkan pemberlakuan pedoman pelayanan

kefarmasian di apotek oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Di dalam

peraturan ini tercantum persyaratan pendirian apotek. Selain itu, segala bentuk

perubahan dalam pengelolaan apotek diharuskan memperbaharui izin.

3.3.2 Apotek Rakyat

Apotek rakyat adalah sarana pelayanan kefarmasian dimana dilakukan

penyerahan obat dan perbekalan kesehatan, namun tidak melakukan peracikan.

Apotek rakyat juga tidak menjual narkotika serta harus mengutamakan obat

generik. Pengaturan apotek rakyat bertujuan untuk digunakan sebagai pedoman

bagi toko obat yang ingin meningkatkan pelayanan dan status usahanya menjadi

apotek rakyat, pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan

apotek rakyat, dan melindungi masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kefarmasian (Departemen Kesehatan RI, 2007).

Setiap orang atau badan usaha dapat mendirikan apotek rakyat, dimana

apotek rakyat harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan

kabupaten/ kota. Setiap apotek rakyat harus memiliki satu orang apoteker sebagai

penanggung jawab dan dapat dibantu oleh asisten apoteker. Permohonan izin

pendirian apotek rakyat diajukan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

18

Universitas Indonesia

dan akan dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota (Departemen

Kesehatan RI, 2007).

3.3.3 Pedagang Eceran Obat

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 167 Tahun 1972,

pedagang eceran obat adalah orang atau badan hukum indonesia yang memiliki

izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat bebas terbatas (daftar W) untuk

dijual secara eceran di tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin.

Pedagang eceran obat dapat diusahakan oleh perusahaan negara, perusahaan

swasta atau perorangan. Pedagang eceran obat menjual obat-obat bebas dan obat-

obat bebas terbatas dalam bungkusan dari pabrik yang membuatnya secara eceran

dan harus menjaga agar obat-obat yang dijual bermutu baik dan berasal dari

pabrik-pabrik farmasi atau pedagang besar farmasi (PBF) yang mendapat izin dari

menteri kesehatan. Obat-obat bebas terbatas harus disimpan dalam lemari khusus

dan tidak boleh dicampur dengan obat-obat atau barang-barang lain (Departemen

Kesehatan RI, 2002a).

Permohonan perizinan sarana pedagang eceran obat diajukan kepada kepala

dinas kesehatan kabupaten/ kota setempat. Penerbitan izin setiap pedagang eceran

obat harus disampaikan tembusan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota

kepada menteri, kepala dinas kesehatan provinsi dan kepala balai POM setempat

(Departemen Kesehatan RI, 2002a). Izin usaha pedagang eceran obat berlaku

selama dua tahun terhitung dari mulai tanggal ditetapkan dan 3 (tiga) bulan

sebelum masa berlaku izin berakhir harus mengajukan permohonan perpanjangan

izin pedagang eceran obat. Penanggung jawab toko obat adalah asisten apoteker

yang merupakan penanggung jawab teknis farmasi. Permohonan izin pedagang

eceran obat diajukan secara tertulis dan disertai: Alamat dan denah tempat usaha;

Nama dan alamat pemohon; Nama dan alamat asisten apoteker; Fotokopi ijazah,

surat pengusaha dan surat izin kerja asisten apoteker; Surat pernyataan kesediaan

bekerja asisten apoteker sebagai penanggung jawab teknis. Pencabutan izin

pedagang eceran obat dilakukan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota dan

pemilik izin harus menyerahkan surat izinnya kepada kepala dinas kesehatan

kabupaten/ kota (Departemen Kesehatan RI, 2002a).

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

19

Universitas Indonesia

3.3.4 Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)

Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) adalah usaha yang membuat semua

bentuk sediaan obat tradisional, kecuali bentuk sediaan tablet dan efervesen

(Kemenkes, 2012). Sebelum adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional,

UKOT bernama IKOT yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat

Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Industri Kecil Obat Tradisional

(IKOT) adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp.

600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan

(Kemenkes, 1990).

UKOT hanya dapat diselenggarakan oleh badan usaha yang memiliki izin

usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. UKOT yang memproduksi

bentuk sediaan kapsul dan/atau cairan obat dalam, harus memiliki apoteker

sebagai penanggung jawab yang bekerja penuh dan memenuhi persyaratan

CPOTB. Pemenuhan persyaratan CPOTB dibuktikan dengan sertifikat CPOTB

yang dikeluarkan oleh Kepala Badan. Setiap UKOT wajib memiliki sekurang-

kurangnya 1 (satu) orang Tenaga Teknis Kefarmasian Warga Negara Indonesia

sebagai Penanggung Jawab yang memiliki sertifikat pelatihan CPOTB.

3.3.5 Cabang Penyalur Alat Kesehatan

Cabang penyalur alat kesehatan adalah perwakilan usaha dari penyalur alat

kesehatan yang telah mendapatkan izin. Dalam hal ini apabila suatu perusahaan

atau distributor besar ingin melaksanakan atau memiliki perwakilan usaha di suatu

daerah, perusahaan atau distributor tersebut dapat mengajukan perizinan sub

penyalur alat kesehatan kepada Kepala Suku Dinas kesehatan. Kebanyakan usaha

penyalur alat kesehatan yang ada saat ini dilakukan oleh perorangan tanpa

keberadaan badan usaha yang jelas. Artinya usaha ini dilakukan oleh perorangan

tersebut jika mendapatkan suatu tender proyek peralatan kesehatan. Oleh karena

itu pembinaan terhadap cabang penyalur alat kesehatan ini harus dilakukan

dengan ketat. Segala bentuk perubahan yang terjadi baik fisik maupun non fisik

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

20

Universitas Indonesia

wajib dilaporkan kepada suku dinas kesehatan untuk diurus perizinan perubahan

tersebut.

3.3.6 Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)

Pangan industri rumah tangga adalah perusahaan pangan yang memiliki

tempat usaha di lokasi pemukiman dengan peralatan pengolahan pangan manual

hingga semi otomatis. Dalam menjalankan PIRT ini, perusahaan pangan harus

mempunyai Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).

Sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Makanan RI Nomor

HK.00.05.5.1640/30 April 2003 antara lain tentang SPP-IRT yang bertujuan

untuk:

a. Meningkatkan pengetahuan produsen dan karyawan tentang pengolahan

pangan dan peraturan perudang-undangan di bidang keamanan pangan.

b. Menumbuhkan kesadaran dan motivasi produsen dan karyawan tentang

pentingnya pengolahan pangan yang higienis dan tanggung jawab terhadap

keselamatan konsumen.

c. Meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang

dihasilkan PIRT.

3.4 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Sarana Pelayanan

Kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman

Pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh suku dinas kesehatan dalam

bentuk pemberian informasi, sosialisasi peraturan, memberi penyegaran,

memberikan bimbingan teknis secara langsung ke lapangan maupun tidak

langsung untuk meningkatkan konsistensi petugas agar memenuhi persyaratan.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan pembinaan terhadap

masyarakat dan terhadap setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan

sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya kesehatan (Undang-

Undang RI No.36, 2009).

Pembinaan yang dilakukan pemerintah diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan setiap orang dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

kesehatan; menggerakkan dan melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan;

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

21

Universitas Indonesia

memfasilitasi dan menyelenggarakan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan

kesehatan; memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan perbekalan

kesehatan, termasuk sediaan farmasi dan alat kesehatan serta makanan dan

minuman; memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan standar dan

persyaratan; melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat

menimbulkan bahaya bagi kesehatan (Undang-Undang RI No.36, 2009).

Bentuk pembinaan yang dilaksanakan oleh pemerintah berdasarkan UU RI

No.36/2009 antara lain komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat; pendayagunaan tenaga kesehatan; dan pembiayaan. Tujuan besar

dari pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk

melindungi pihak-pihak yang ada maupun terlibat dalam upaya kesehatan. Dalam

melaksanakan pembinaan dan pengawasan, pemerintah dalam hal ini menteri

kesehatan dapat mendelegasikan wewenangnya kepada pihak lain, misalnya

lembaga pemerintah non-kementerian, kepala dinas provinsi, dan kepala dinas

kabupaten/ kota yang berperan di bidang kesehatan. Pengawasan pada sarana

kefarmasian dilaksanakan secara langsung ke sarana farmasi oleh dinas kesehatan,

suku dinas kesehatan, dan lintas sektor terkait untuk mengetahui apakah

pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek telah sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan.

Selanjutnya pengendalian dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dari

pengawasan yang dapat berupa sanksi administrasi, teguran, peringatan, sampai

pencabutan izin. Suku dinas kesehatan kota administrasi melaksanakan kebijakan

teknis yang ditetapkan oleh dinas kesehatan yaitu melaksanakan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian terhadap teknis pelaksanaan program di kota

administrasi misalnya apotek, puskesmas, dan rumah sakit. Suku dinas kesehatan

kota administrasi dapat memberikan teguran dan pencabutan izin. Pembinaan,

pengawasan, pengendalian (Binwasdal) berfungsi untuk memantau proses dan

produk-produk layanan di bidang kesehatan secara efektif dan efisien. Hal

tersebut terkait dengan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sehingga kepuasan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan dapat

dipenuhi secara optimal sesuai dengan sumber daya yang ada.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

22 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Suku Dinas Kesehatan merupakan bagian dari struktur organisasi dinas

kesehatan pada tingkat kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin

oleh seorang Kepala Suku Dinas. Kepala Suku Dinas secara teknis administratif

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara teknis operasional kepada

Walikotamadya yang bersangkutan. Saat ini, di wilayah Provinsi DKI Jakarta

terdapat enam Suku Dinas yang mengatur enam wilayah yaitu Jakarta Barat,

Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Pulau Seribu.

Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Selatan terbagi menjadi lima bagian,

yaitu Subbagian Tata Usaha, Seksi Kesehatan Masyarakat, Seksi Pelayanan

Kesehatan, Seksi Sumber Daya Kesehatan, dan Seksi Pengendalian Masalah

Kesehatan. Struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Kota

Administasi Jakarta Selatan dapat dilihat pada Lampiran 1. Masing-masing bagian

dipimpin oleh Kepala Seksi yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Suku Dinas (Kasudin). Setiap bagian membawahi beberapa subbagian dan

masing-masing subbagian dipimpin oleh seorang koordinator yang memiliki tugas

pokok dan fungsi yang telah ditetapkan oleh masing-masing Kepala Seksi.

Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK) memiliki tiga koordinator yaitu

Tenaga Kesehatan (Nakes), Standarisasi Mutu Kesehatan dan Farmasi Makanan

dan Minuman (Farmakmin). Setiap koordinator memiliki tugas pokok dan fungsi

yang telah ditetapkan oleh Kepala Seksi SDK. Tugas pokok Seksi Sumber Daya

Kesehatan diantaranya adalah melaksanakan pemberian rekomendasi sarana

kefarmasian tertentu dan sarana lainnya yang berhubungan dengan kesehatan serta

pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap perbekalan

kesehatan. Tugas-tugas tersebut dikelola oleh koordinator farmasi makanan dan

minuman. Oleh karena hal tersebut erat kaitannya dengan bidang farmasi, maka

dalam laporan ini akan dibahas mengenai bagian Koordinator Farmasi Makanan

dan Minuman, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Koordinator Tenaga Kesehatan berperan dalam pengelolaan, pembinaan,

pengaturan, dan pendidikan bagi tenaga kesehatan maupun calon tenaga

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

23

Universitas Indonesia

kesehatan. Kegiatan yang dilakukan oleh koordinator tenaga kesehatan adalah

mengelola pengembangan profesi medik keperawatan; menyusun peta kebutuhan

pendidikan dan tenaga kesehatan berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan

pelatihan; mengadakan pelatihan serta uji kompetensi tenaga kesehatan; membuat

usulan dan supervisi diklat ke puskesmas; membuat usulan bahan perumusan

kebijakan akreditasi profesi/ jabatan tenaga kesehatan; mengelola pelaksanaan

praktek kerja lapangan serta menyelenggarakan rapat evaluasi praktek kerja

lapangan dengan puskesmas maupun institusi pendidikan; menyelenggarakan

pemilihan, menetapkan, mengusulkan tenaga kesehatan teladan dari Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan kepada Jakarta Selatan kepada Dinas

Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Koordinator Standarisasi Mutu Kesehatan berperan dalam pembuatan

standarisasi mutu pelayanan kesehatan baik dalam tataran internal suku dinas

kesehatan maupun tataran eksternal, dalam hal ini implementasi kepada

masyarakat. Kegiatan yang dilakukan oleh koordinator standarisasi mutu

kesehatan adalah menyusun rencana kerja dan anggaran program standarisasi

mutu kesehatan; pelaksana pembuatan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) program

mutu; koordinator pemantauan proses sistem manajemen mutu; melaksanakan

evaluasi kegiatan program standarisasi mutu kesehatan; koordinator pengendalian

dokumen; koordinator Gugus Kendali Mutu (GKM) dan konsep 5R (Ringkas,

Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin); koordinator audit internal dan eksternal;

koordinator tinjauan manajemen; koordinator komunikasi internal; serta

koordinator pengelolaan keluhan pelanggan.

Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman memegang peranan dalam

perizinan, pengawasan, dan pengendalian sarana kesehatan, baik yang

dikendalikan oleh pemerintah maupun perorangan. Beberapa kegiatan yang

dikendalikan oleh koordinator farmasi makanan dan minuman adalah

melaksanakan pengelolaan perizinan apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat

Kesehatan (CPAK), Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Produksi Pangan

Industri Rumah Tangga (PIRT), dan Pedagan Eceran Obat (PEO); melaksanakan

supervisi dan pengelolaan hasil supervisi dalam rangka rekomendasi perizinan

sarana farmakmin; melaksanakan binwasdal terhadap sarana pelayanan kesehatan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

24

Universitas Indonesia

kefarmasian, baik pemerintah maupun swasta; melaksanakan pengelolaan

penyuluhan keamanan pangan; melaksanakan pengelolaan laporan narkotika dan

psikotropika; melakukan pengelolaan bidang obat suku dinas kesehatan;

melaksanakan pemantauan harga obat narkotika, dan persediaan cadangan obat

esensial; serta melaksanakan rekaptulasi Laporan Pemakaian dan Lembar

Permintaan Obat (LPLPO) dari Puskesmas Kecamatan dalam satu wilayah Kota

Administrasi.

4.1 Pelayanan Kesehatan dan Pengadaan Obat di Puskesmas Kecamatan

Pada awal periode PKPA, penulis berkesempatan berkunjung ke

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan yang terletak di wilayah Kelurahan

Pesanggrahan selama 6 hari kerja. Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan terdiri

dari 3 (tiga) lantai, antara lain :

Lantai 1 terdiri dari Pelayanan 24 jam, RB dengan dokter spesialis

kandungan, KI trimester 1 & 2, KI trimester 3, gudang obat, radiologi HR

(Harm Reduction).

Lantai 2 adalah tempat pendaftaran, laboratorium dan poli untuk

pemeriksaan pasien serta ruang lainnya yang terdiri dari Apotek, gudang

alkes, dan koperasi. Poli yang tersedia pada Puskesmas Kecamatan

Pesanggrahan adalah Poli Umum, Askes & Jamsostek, Poli Gigi, KB,

Imunisasi, Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS), Fisioterapi, Poli Paru,

PAL, Lansia, DM, CAB Jiwa, CAB VCT, CAB PKPR, dan CAB KDRT.

Lantai 3 adalah kantor administrasi puskesmas, aula, mushola, pemeriksaan

Haji dan EKG.

Pelayanan obat di kamar obat dilayani dari pukul 07.30 sampai dengan

pukul 16.00. Resep dokter yang dilayani di kamar obat setiap harinya berkisar

antara 150 sampai 250 resep. Tenaga kesehatan yang terdapat pada kamar obat

terdiri dari 2 orang apoteker dan 2 orang asisten apoteker. Obat yang diberikan

sebagian besar adalah sediaan tablet, pulveres, sirup, dan sediaan topikal.

Karena banyaknya pelayanan resep yang dilakukan di kamar obat Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan, untuk dispensing dari obat suspensi kering dilakukan

sendiri oleh pasien dengan penjelasan terlebih dahulu oleh apoteker. Penataan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

25

Universitas Indonesia

obat dan alat kesehatan di ruang penyimpanan kamar obat ditempatkan pada

lemari khusus, terdapat pula lemari pendingin untuk menyimpan obat.

Semua resep dokter dari poli dilayani di kamar obat kecuali Obat Anti

Tuberkulosis (OAT), serum, dan vaksin karena diberikan dan dijelaskan

langsung pada poli yang bersangkutan. Tidak ada perbedaan obat yang

diserahkan pada pasien dari tiap poli dan pasien program seperti pasien dari

program Jamsostek dan Askes, perbedaan hanya terdapat pada beberapa resep

obat yang diberikan. Biasanya pasien jamsostek dan askes mendapat obat

dengan beberapa merk dagang. Pasien tidak dikenakan biaya untuk obat yang

diberikan di kamar obat, pasien hanya cukup membayar biaya administrasi pada

saat mendaftar.

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan memiliki gudang obat puskesmas

yang digunakan untuk menyimpan obat dan alat kesehatan. Penataan obat dan

alat kesehatan di gudang Puskesmas Pesanggrahan belum berdasarkan

penggolongan obat karena keadaan Puskesmas Pesanggrahan yang masih

direnovasi. Akan tetapi, tiap karton ditempel contoh sampel obat yang ada di

dalamanya untuk mempermudah dalam mencari. Selain itu pada masing-masing

karton kemasan terluar obat diberikan tanda khusus yang menunjukkan tanggal

kadaluarsa.

Saat ini pengadaan obat di tiap puskesmas kecamatan di Provinsi DKI

Jakarta, dilakukan sendiri oleh masing-masing puskesmas, termasuk Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan yang telah secara mandiri merencanakan dan melakukan

pengadaan obat untuk kebutuhan di puskesmas kecamatan maupun di puskesmas

kelurahan. Jika persediaan obat tidak mencukupi jumlahnya, Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan dapat melakukan permintaan obat ke Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Tiap-tiap kelurahan mengirimkan LPLPO puskesmas kelurahan pada

puskesmas kecamatan untuk permintaan obat. Kelurahan yang terdapat di

Kecamatan Pesanggrahan adalah Kelurahan Bintaro, Ulujami, Pesanggrahan,

Petukangan Selatan, Petukangan Utara. Pengalokasian obat oleh puskesmas

kecamatan untuk pemenuhan kebutuhan obat di puskesmas kelurahan didasarkan

pada data konsumsi, kunjungan dan pola penyakit yang paling banyak terjadi di

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

26

Universitas Indonesia

kelurahan masing-masing.

Sebagai laporan pertanggungjawaban dari tiap-tiap puskesmas dalam

penggunaan obat untuk pelayanan kesehatan masyarakat, LPLPO dari tiap

puskesmas kelurahan wajib dikirimkan ke puskesmas kecamatan yang

bersangkutan untuk dilakukan rekapitulasi. Setiap bulannya ditetapkan maksimal

pada tanggal 15, LPLPO dari tiap puskesmas kelurahan harus telah dikirim ke

puskesmas kecamatan. Selanjutnya hasil rekapitulasi dari tiap puskesmas

kecamatan akan dikirimkan ke koordinator Farmakmin Seksi SDK Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Selatan.

Hasil dari rekapitulasi data kunjungan pasien di puskesmas kecamatan

Pesanggrahan, terdapat 10 jenis penyakit terbanyak yang dihitung tiap tahun

(Lampiran 11). Penulis berkesempatan memperoleh data 10 penyakit terbanyak

tahun 2011 dikarenakan hasil rekapitulasi tahun 2012 belum selesai dihitung oleh

pihak puskesmas. Berdasarkan lampiran data, jumlah penyakit terbanyak adalah

infeksi akut lain pernafasan atas sebesar 22.152 kasus dengan persentase 37,37%.

Pekerjaan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan telah sesuai

dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Apoteker di kamar obat

Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan telah melaksanakan pengelolaan sediaan

farmasi dan pelayanan farmasi klinik dengan baik. Hal ini ditandai dengan

dilakukannya skrining resep, penyiapan sediaan, pengecekan hasil peracikan dan

penyerahan obat yang disertai informasinya kepada pasien. Peningkatan peran

farmasis Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan juga terlihat dengan diikutsertakannya

apoteker dalam rapat dengan tenaga profesi kesehatan lainnya di puskesmas dalam

penentuan dosis atau takaran maksimal suatu resep puyer standar untuk diberikan

kepada pasien balita dan anak-anak.

Adapun kendala yang ditemui pada pelayanan kefarmasian di kamar obat

(apotek) Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan adalah kurangnya jumlah tenaga

kesehatan, yaitu hanya terdiri dari 2 orang apoteker dan 2 orang asisten

apoteker. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan banyaknya beban kerja

pelayanan resep yang diterima di kamar obat yang berjumlah sekitar 150-250

resep setiap hari.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

27

Universitas Indonesia

4.2 Perizinan Penyelenggaraan Sarana Kesehatan

Proses perizinan yang dilakukan di Koordinator Farmakmin Sudinkes

Jakarta Selatan meliputi perizinan apotek, apotek rakyat, Cabang Penyalur Alat

Kesehatan (CPAK), Usaha Kecil Obat Tradisional, Pangan Industri Rumah

Tangga, dan Pedagang Eceran Obat. Segala proses perizinan penyelenggaraan

sarana kesehatan dilaksanakan dengan sistem satu atap yaitu di kantor Walikota,

tepatnya pada bagian Pelayanan Terpadu (yandu).

Alur proses dimulai dengan pengajuan permohonan oleh pemohon ke

Kantor Pelayanan Terpadu Bagian Kesehatan untuk setiap perizinan sarana

kesehatan. Pemohon akan mendapatkan formulir yang berisi daftar kelengkapan

yang harus dilengkapi sebagai persyaratan mendapatkan perizinan (Lampiran 2-

10). Adapun kelengkapan yang harus dipenuhi berupa kelengkapan dokumen dan

kelengkapan sumber daya sarana kesehatan. Setelah persyaratan selesai disiapkan,

pemohon datang kembali ke kantor Pelayanan Terpadu untuk menyerahkan

berkas persyaratan perizinan sarana kesehatan. Apabila ada berkas yang kurang

sesuai, pemohon diminta untuk memperbaiki atau melengkapi kembali.

Berkas yang diserahkan oleh pemohon di kantor Pelayanan Terpadu

kemudian dibawa ke Suku Dinas Kesehatan. Berkas permohonan yang sudah

lengkap persyaratan administrasinya kemudian dikirimkan ke Subbag Tata Usaha

untuk registrasi surat masuk. Setelah didisposisi oleh Kepala Suku Dinas

kesehatan, kemudian berkas diserahkan ke Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian

Farmasi Makanan dan Minuman. Petugas bagian Farmasi Makanan dan Minuman

kemudian memeriksa kembali dokumen tersebut sebelum proses pemeriksaan

dalam bentuk inspeksi lapangan. Dalam proses tersebut petugas suku dinas

memeriksa kesesuaian antara persyaratan dokumen tertulis yang diserahkan

pemohon dengan kondisi di lapangan. Hasil inspeksi lapangan dibuat dalam

bentuk berita acara pemeriksaan sarana kesehatan untuk ditindaklanjuti dalam

bentuk pemberian izin. Surat Keputusan Kepala Suku Dinas Kesehatan tentang

perizinan penyelenggaraan sarana kesehatan dapat diberikan kepada pemohon

apabila kelengkapan berkas sudah dipenuhi oleh pemohon.

Alur perizinan sarana kesehatan yang kini berlangsung di Koordinator

Farmakmin Sudinkes Jakarta Selatan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku,

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

28

Universitas Indonesia

dimana pelayanan perizinan dilakukan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) di Walikota Jakarta Selatan.

4.3 Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)

Lingkup kerja Koordinator Farmakmin Sudinkes Kota Adminstrasi Jakarta

Selatan meliputi sepuluh kecamatan dimana tiap kecamatan tersebut memiliki

puskesmas kecamatan yang melayani masyarakat. Kesepuluh kecamatan tersebut

adalah Kecamatan pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Kebayoran Baru,

Kebayoran Lama, Cilandak, Tebet, Jagakarsa, Mampang Prapatan, dan Setiabudi.

Setiap bulan puskesmas kecamatan wajib membuat laporan pemakaian dan

lembar permintaan obat kepada Sudinkes Kota administrasi Jakarta Selatan

sehingga dapat diketahui jumlah dan jenis persediaan obat.

LPLPO digunakan sebagai laporan pemakaian obat bulanan oleh

penanggung jawab obat puskesmas sekaligus sebagai lembar permintaan

kebutuhan obat bulan berikutnya kepada dinas kesehatan kota. Permintaan

tambahan obat dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,

sedangkan untuk mengatasi kekosongan obat di puskesmas dapat dilakukan setiap

saat sesuai kebutuhan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Selanjutnya, data

LPLPO setiap puskesmas per bulan direkapitulasi dan dibuat data LPLPO selama

periode bulan Januari-Desember 2012 dengan juga memasukkan data persediaan

obat di Gudang Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Fungsi LPLPO antara lain untuk laporan pemakaian obat bulanan, laporan

jumlah kunjungan resep, dokumen bukti atau sumber informasi tentang

pengeluaran obat, dokumen bukti atau sumber informasi untuk penerimaan obat

dan perencanaan kebutuhan obat di puskesmas, hal tersebut digunakan sebagai

sarana untuk monitoring dan evaluasi persediaan dan penggunaan obat, sumber

informasi untuk melakukan supervisi dan pembinaan, dan sarana untuk

meningkatkan kepatuhan perugas dalam menyampaikan laporan.

Berdasarkan pengamatan Penulis rekapitulasi LPLPO Puskesmas di wilayah

Kota Administrasi Jakarta Selatan telah berjalan dengan baik, walaupun adanya

keterlambatan pengiriman ke Dinas Kesehatan Kota Jakarta. Hal ini terjadi karena

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

29

Universitas Indonesia

adanya keterlambatan pengiriman data LPLPO oleh beberapa puskesmas via surat

elektronik kepada petugas Sie Farmasi Makanan dan Minuman.

4.4 Penyimpanan Obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta

Selatan

Gudang penyimpanan obat Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi

Jakarta Selatan terletak di Jalan Raya Kebagusan, Kelurahan Kebagusan,

Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Gudang penyimpanan obat dan alat

kesehatan ini dijaga oleh satu orang petugas. Gudang penyimpanan obat Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan terdiri dari dua lantai. Lantai

1 (satu) terdiri dari ruang gudang penyimpanan obat Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Selatan, ruang gudang penyimpanan obat program, ruang

gudang penyimpanan obat Dinas Kesehatan, dan ruang gudang penyimpanan obat

Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Lantai 2 (dua) terdiri dari kantor yang untuk

sementara menjadi ruang gudang penyimpanan obat Puskesmas Kecamatan

Mampang Prapatan. Denah gudang dicantumkan pada Lampiran 12.

Obat-obat yang terdapat dalam gudang penyimpanan telah disusun dengan

baik berdasarkan golongan program obat. Obat-obat pada gudang program

dialokasikan sesuai program yang dicanangkan seperti program pemberantasan

penyakit menular, TB paru, penyakit ISPA, filariasis, malaria, program kesehatan

ibu dan anak, dan sebagainya. Dengan susunan tersebut pengambilan kelompok

obat program dari gudang Suku Dinas Kesehatan dan pendistribusian ke bagian

program obat di Suku Dinas Kesehatan menjadi lebih mudah. Selain itu, setiap

jenis obat memiliki kartu stok yang berisi nama obat serta satuannya, nama pihak

yang melakukan pengiriman maupun pengambilan obat, jumlah penerimaan,

pengambilan, persediaan akhir, waktu kadaluarsa obat, serta tanda tangan petugas

pengelola gudang. Sesuai dengan fungsinya, obat-obat pada gudang suku dinas

dialokasikan untuk mencukupi kekurangan dan kebutuhan tiap kecamatan di

wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan dan untuk antisipasi terjadinya kondisi

gawat darurat.

Saat pengamatan terlihat bahwa aplikasi pendistribusian obat telah sesuai

karena adanya pengeluaran obat gawat darurat (terkait bencana banjir) untuk

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

30

Universitas Indonesia

Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Pasar Minggu, dan Jagakarsa. Obat-

obat yang dikeluarkan harus ditulis dalam berita acara yang dibuat rangkap dua

dan ditandatangani oleh pengelola gudang. Satu lembar digunakan untuk

penanggung jawab puskesmas, sedangkan lembar yang lainnya digunakan untuk

arsip gudang. Setiap melakukan pengeluaran obat, petugas gudang selalu

melakukan pengisian kartu stok. Setelah itu, dilakukan pengecekan antara jumlah

barang yang tertera pada kartu stok, dengan jumlah barang yang ada, untuk

memastikan bahwa tidak ada penyimpangan.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

31 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tugas dan fungsi pokok Suku Dinas Kesehatan adalah melaksanakan

pelayanan perizinan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal)

terhadap sarana kesehatan dan tenaga kesehatan serta melaksanakan

perencanaan, pengendalian dan penilaian program kesehatan masyarakat yang

meliputi pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak

menular, penyehatan lingkungan dan kesehatan kerja, kesehatan jiwa

masyarakat, serta gizi dan pembinaan peran serta masyarakat di kota

administrasi yang bersangkutan.

2. Seksi Sumber Daya Kesehatan memiliki tugas pokok dan fungsi dalam

memberikan layanan pengelolaan sumber daya kesehatan meliputi perizinan,

pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap sarana apotek, pedagang

eceran obat, Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), dan Pangan Industri

Rumah Tangga (PIRT) serta perizinan tenaga kesehatan meliputi apoteker,

asisten apoteker, dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, bidan,

fisioterapi, terapis wicara, refraksionis optisien dan radiografer.

3. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi seksi Sumber Daya Kesehatan

Koordinator Farmasi Makanan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Selatan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan perizinan sarana kesehatan

dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan, baik dalam segi

administratif maupun pelaksanaan di lapangan.

4. Puskesmas kecamatan yang ada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan

telah secara mandiri merencanakan dan melakukan pengadaan obat untuk

kebutuhan di puskesmas kecamatan itu sendiri maupun di puskesmas

kelurahan.

5. Pelaksanaan pengelolaan dan pendistribusian obat di Suku Dinas Kesehatan

Kota Admistrasi Jakarta Selatan telah sesuai dengan sistem dan peraturan

yang berlaku.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

32

Universitas Indonesia

5.2 Saran

1. Kegiatan-kegiatan binwasdal sarana farmasi, makanan, dan minuman yang

telah dilakukan perlu ditingkatkan lagi dalam rangka sosialisasi informasi dan

untuk meningkatkan kesadaran serta pengetahuan tenaga kesehatan dan

pemilik sarana kesehatan.

2. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan perlu memiliki

website yang interaktif dan menarik untuk media penyampaian informasi

pelayanan, kebijakan, maupun kegiatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.

3. Perlunya penambahan penempatan apoteker di Puskesmas Kecamatan terutama

Puskesmas dengan jumlah pelayanan resep yang tinggi sehingga tercapainya

pelayanan kefarmasian yang optimal.

4. Sebaiknya terdapat SDM yang kompeten dan tepat terkait pembuatan laporan

LPLPO di Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan agar pelaporan dapat

dijalankan secara online untuk mengatasi keterlambatan yang masih sering

terjadi.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

33 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2003). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.05.5.1640 tentang Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1972). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 167 Tahun 1972 tentang Pedagang Eceran Obat. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1990). Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 246 Tahun 1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002a). Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1331 Tahun 2002 tentang: Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 167 Tahun 1972 tentang Pedagang Eceran Obat. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002b). Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor 1332 Tahun 2002 tentang: Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922 Tahun 1993 tentang: Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Petunjuk Teknis Cara

Distribusi Alat Kesehatan yang Baik. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 284 tahun 2007 tentang Apotek Rakyat. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1191 Tahun 2010 tentang penyaluran alat kesehatan. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2010). Materi

Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2008) Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 10

Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2008). Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Jakarta.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

34

Universitas Indonesia

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2009a). Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah. Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2009b). Peraturan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta Nomor 150 Tahun 2009 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kesehatan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (1998). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 27 Tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2000). Peraturan pemerintah Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Otonom. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. (2007). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2009a). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. (2009b). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

35

Universitas Indonesia

LAMPIRAN

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

uiperpustakaan
Sticky Note
Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

Lampiran 1. Struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Kota Administasi Jakarta Selatan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

36

Lampiran 2. Formulir Permohonan Surat Izin Apotek

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

37

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

38

(Lanjutan). Formulir Permohonan Surat Izin Apotek

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

39

(Lanjutan). Formulir Permohonan Surat Izin Apotek

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

40

Lampiran 3. Formulir Persyaratan Permohonan Izin Apotek

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

41

(Lanjutan). Formulir Persyaratan Permohonan Izin Apotek

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

42

Lampiran 4. Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

43

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

44

(Lanjutan). Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

45

(Lanjutan). Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

46

(Lanjutan). Berita Acara Pemeriksaan Sarana Apotek

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

47

Lampiran 5. Formulir Pernyataan Siap Melakukan Kegiatan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

48

Lampiran 6. Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

49

(Lanjutan). Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

50

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

51

Lampiran 7. Formulir Permohonan Persetujuan Prinsip IKOT

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

52

(Lanjutan). Formulir Permohonan Persetujuan Prinsip IKOT

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

53

Lampiran 8. Formulir Permohonan Izin Usaha IKOT

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

54

(Lanjutan). Formulir Permohonan Izin Usaha IKOT

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

55

Lampiran 9. Formulir Permohonan Izin Cabang/ Sub Penyalur Alat Kesehatan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

56

(Lanjutan). Formulir Permohonan Izin Cabang/ SubPenyalur Alat Kesehatan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

57

Lampiran 10. Formulir Permohonan Sertifikasi Produksi Pangan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

58

Lampiran 11. Data 10 penyakit terbanyak di puskesmas kecamatan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

59

Pesanggrahan tahun 2011

No Jenis penyakit Persentase

Jumlah Persentase

1 Infeksi Akut Lain Pernafasan

Atas

22.152 37,37

2 Peny. Pulpa & jar. Periapikal 7.467 12,60

3 Peny. Lainnya 6.717 11,33

4 Peny. Darah Tinggi 5.726 9,66

5 Peny. Pada Sistem Otot & jar.

Pengikat

4.044 6,82

6 Peny. Kulit Infeksi 3.377 5,70

7 Gangguan Gigi dan Jar.

Penyangga lain

2.901 4,89

8 Ginggivitis dan Penyakit

Periodental

2.535 4,28

9 Tonsilitis 2.363 3,99

10 Diare (Termasuk Tersangka

Kolera)

1.990 3,36

Jumlah 59.272 100,00

Lampiran 12. Denah Ruangan Gudang Obat Sudinkes Jakarta Selatan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

60

(Lanjutan)

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

61

Lampiran 13. Alur dalam Pemberian Izin Cabang PAK

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

62

Keterangan:

a. Kepala dinas kesehatan provinsi berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota untuk membentuk tim pemeriksa dan membuat Berita Acara Pemeriksaan dengan menggunakan Formulir 2.

b. Apabila telah memenuhi persyaratan, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setelah menerima hasil pemeriksaan tim pemeriksa bersama meneruskan kepada kepala dinas kesehatan provinsi dengan menggunakan Formulir 3.

**Bila pemeriksaan tidak dilaksanakan pada waktunya, pemohon dapat membuat surat siap melaksanakan kegiatan kepada kepala dinas kesehatan provinsi dengan menggunakan Formulir 4.

c. Setelah melakukan pemeriksaan, kepala dinas kesehatan provinsi dapat mengeluarkan izin cabang PAK, penundaan atau penolakan permohonan izin Cabang PAK dengan menggunakan Formulir 5 dan 6 .

d. Pemohon diberikan waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi sejak diterbitkan surat penundaan.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEDAGANG ECERAN

OBAT

NURUL HASANAH, S.Farm.

1206313463

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK JUNI 2013

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

ii

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3 2.1 Definisi Pedagang Eceran Obat ................................................................ 3 2.2 Dasar Hukum ............................................................................................ 3 2.3 Perizinan Pedagang Eceran Obat ............................................................. 4 2.4 Penanggung Jawab PEO ........................................................................... 5 2.5 Ketentuan dalam Pendirian PEO .............................................................. 7 2.6 Berita Acara Pemeriksaan ........................................................................ 8

BAB III METODOLOGI PENGKAJIAN ............................................................. 9

3.1 Lokasi dan Waktu Pengkajian .................................................................. 9 3.2 Metode Pengkajian data………………………………………………. .. 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………. 10 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 15 5.2 Saran ..................................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. .. 16

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

iii

Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penerbitan Izin PEO ...................................................................... 17

Lampiran 2. Formulir BAP Sarana PEO .................................................................... 19

Lampiran 3. Formulir BAP BINWASDAL PEO ....................................................... 21

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam pelayanan kesehatan

adalah dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal (UU No. 36 Tahun 2009). Peningkatan kesadaran

masyarakat akan hidup sehat sejalan dengan peningkatan kebutuhan pelayanan

dan pemerataan yang mencakup tenaga, sarana dan prasarana. Salah satu

komponen yang tidak bisa terlepas dalam upaya pembangunan kesehatan adalah

sarana kesehatan.

Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan (UU Bidang Hukum dan Sosial Budaya. Kesehatan, psikotropika

dan narkotika Tahun 2003). Sarana kesehatan yang terkait dengan pelayanan

kefarmasian diantaranya adalah Apotek dan Toko Obat (Pedagang Eceran Obat).

Perbedaan diantara keduanya terletak pada pelayanan kefarmasian yang dapat

diberikan. Pada Toko Obat menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1331

Tahun 2002, disebutkan bahwa Toko Obat tidak boleh meracik dan melayani

resep dokter, serta hanya boleh menjual obat bebas dan obat bebas terbatas.

Perbedaan lainnya terletak pada penanggung jawab dari sarana tersebut, yakni

Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab dari Toko Obat dan Apoteker

sebagai penanggung jawab dari Apotek.

Setiap sarana kesehatan yang akan dibangun di suatu daerah harus mengurus

perizinan ke pemerintah setempat, tidak terkecuali Toko Obat. Perizinan adalah

salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan pengendalian yang dimiliki

pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan

pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonomi, disebutkan bahwa

sarana kesehatan menjadi kewenangan dari dinas kesehatan kabupaten/ kota.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

2

Universitas Indonesia

Untuk Provinsi DKI Jakarta, yang dimaksud dengan dinas kesehatan kabupaten/

kota setara dengan suku dinas kesehatan kota administratif.

Tujuan perizinan terhadap sarana kesehatan adalah untuk memberikan

perlindungan kepada masyarakat dari praktik pemberian pelayanan kesehatan

yang tidak memenuhi standar atau tidak bermutu, agar tidak membahayakan

keselamatan dan kesehatan. Tujuan lain dari perizinan sarana kesehatan seperti

Toko Obat yakni untuk mengawasi obat-obat yang boleh dan tidak boleh

diperjualbelikan di Toko Obat, akan tetapi harus di Apotek. Bagi pemohon yang

ingin mngajukan permohonan izin, baik perizinan baru ataupun perubahan

perizinan (pindah, pergantian penanggung jawab, perpanjangan) harus memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota setempat (UU No.

36 Tahun 2009; Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/PER/XII/1986).

Salah satu komponen penting dalam proses perizinan sarana kesehatan

yakni inspeksi atau peninjauan oleh regulator terhadap pemohon dan semua hal

yang terkait dengan sarana yang akan didirikan. Sarana kesehatan memiliki krieria

yang berbeda dalam penilaian untuk mendapatkan perizinan. Kriteria apa saja

yang dinilai dari suatu pemeriksaan tercantum dalam berita acara pemeriksaan

(BAP). Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai BAP dalam peninjauan sarana

pelayanan kefarmasian khususnya PEO yang dilakukan oleh Farmakmin (Sub

Seksi SDK Sudinkes Jakarta Selatan) dalam rangka melakukan fungsi pembinaan,

pengawasan dan pengendalian terhadap sarana pelayanan kefarmasian.

1.2 Tujuan

Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan Seksi Sumber Daya Kesehatan,

terutama di Sub Seksi Farmasi Makanan dan Minuman, bertujuan agar mahasiswa

calon apoteker:

1. Mengetahui tentang Pedagang Eceran Obat (PEO)

2. Mengetahui berkas apa saja yang diperlukan dalam pengajuan permohonan izin

PEO

3. Mengetahui tentang BAP sarana PEO dan kesesuaiannya dengan peraturan

pemerintah

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pedagang Eceran Obat (PEO)

Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.

Obat adalah bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau

menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan

diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan, dan

peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sediaan biologis. Sedangkan

perdagangan dalam peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah setiap

kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penjualan dan/ atau pembelian

sediaan farmasi dan alat kesehatan dan kegiatan lain berkenaan dengan

pemindahtanganan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan memperoleh

imbalan.

Pedagang eceran obat yang selanjutnya disingkat PEO adalah Orang atau

Badan Hukum Indonesia yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas

dan obat-obat bebas terbatas (daftar W) untuk dijual secara eceran di tempat

tertentu sebagaimana tercantum dalam surat izin. Pedagang eceran obat dapat

berupa Perusahaan Negara, Perusahaan Swasta atau Perorangan. Penjualan obat-

obatan oleh PEO dilakukan secara eceran dan masih dalam bentuk bungkusan dari

pabrik yang membuatnya. PEO berkewajiban untuk menjaga agar obat-obat yang

dijual bermutu baik dan berasal dari pabrik-pabrik farmasi atau pedagang besar

farmasi (PBF) yang mendapat izin dari Menteri Kesehatan. Setiap PEO wajib

mempekerjakan seorang Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab teknis

farmasi.

2.2 Dasar Hukum

Terdapat beberapa undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan

Menteri Kesehatan yang menjadi dasar hukum terkait pedagang eceran obat

(PEO), yakni

1. Undang-undang Obat Keras (St. 1937 No.541);

2. Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

4

Universitas Indonesia

3. Undang-undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika;

4. Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah;

6. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

7. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan

No. 26 Tahun 1965 tentang Apotik;

8. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1966 tentang Tenaga Kesehatan;

9. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan

Farmasi dan Alat Kesehatan;

10. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Provinsi

sebagai Daerah Otonomi;

11. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1331 Tahun 2002 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 167 Tahun 1972, tentang Pedagang

Eceran Obat.

2.3 Perizinan Pedagang Eceran Obat (PEO) (Kepmenkes RI No. 1331 Tahun

2002 tentang Pedagang Eceran Obat)

Dalam pendirian pedagang eceran obat oleh suatu perusahaan ataupun

perorangan harus melalui perizinan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

setempat. Untuk Provinsi DKI Jakarta, perizinan dikeluarkan oleh Kepala Suku

Dinas Kesehatan Kota Administratif tempat PEO tersebut akan didirikan. Setiap

penerbitan izin PEO, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota harus

menyampaikan tembusan kepada Menteri Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi serta Kepala Balai POM setempat. Adanya regulasi yang mengatur

keberadaan dan perizinan PEO dimaksudkan untuk memberikan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian terhadap pelayanan di bidang kesehatan. Tujuan

tersebut didasarkan pada upaya perlindungan masyarakat dari pelayanan di bidang

kesehatan yang tidak memenuhi standar.

Pengajuan permohonan izin PEO harus diajukan secara tertulis dengan

melampirkan beberapa hal, yaitu

a. Alamat dan denah tempat usaha

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

5

Universitas Indonesia

b. Nama dan alamat pemohon

c. Nama dan alamat Asisten Apoteker

d. Foto kopi Ijazah, Surat Penugasan, dan Surat Izin Kerja Asisten Apoteker

e. Surat pernyataan kesediaan bekerja asisten apoteker sebagai penanggung jawab

teknis.

Alur perizinan yang harus dilakukan oleh pemohon hingga diterbitkannya surat

izin oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat dilihat pada Lampiran.

Surat izin PEO hanya berlaku selama dua tahun. Jika pemohon ingin

memperpanjang izinnya, pengurusan perpanjangan izin harus dilakukan tiga bulan

sebelum masa berlaku izin sebelumnya habis. Surat izin PEO harus diperbaharui

apabila Asisten Apoteker (AA) sebagai penanggung jawab meninggal dunia,

berhenti atau beralih pada AA yag baru; toko obat pindah tempat/ lokasi; toko

obat berubah nama; dan penggantian pemilik sarana.

Terjadinya pelanggaran peraturan oleh PEO ataupun Asisten Apoteker

sebagai penanggung jawabnya dapat dikenakan sanksi pencabutan izin.

Pencabutan izin PEO hanya dapat dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/ Kota. Apabila terjadi pembatalan atau pencabutan izin, pemilik izin

tersebut harus segera mengembalikan surat izin Toko Obat-nya kepada Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat.

2.4 Penanggung Jawab PEO (Permenkes No. 889/MENKES/PER/V/2011)

Dalam perizinan sarana, salah satu berkas yang dilampirkan yakni ijazah,

dan SIK bagi asisten apoteker sebagai penangggung jawab PEO. Untuk

memperoleh SIK terlebih dahulu seorang AA harus memiliki STRTTK. AA yang

ingin mengurus STRTTK harus memenuhi persyaratan:

a. Memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya;

b. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki

surat izin praktik;

c. Memiliki rekomendasi tentang kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki

STRA, atau pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasi yang

menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian; dan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

6

Universitas Indonesia

d. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika

kefarmasian.

Untuk memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus mengajukan

permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Dalam mengajukan

permohonan STRTTK harus melampirkan:

a. Fotokopi ijazah Sarjana Farmasi atau Ahli Madya Farmasi atau Analis Farmasi

atau Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten Apoteker.

b. Surat keterangan sehat fisik dan menta dari dokter yang memiliki surat ijin

praktik

c. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika

kefarmasian

d. Surat rekomendasi kemampuan dari Apoteker yang telah memiliki STRA, atau

pimpinan institusi pendidikan lulusan, atau organisasi yang menghimpun

Tenaga Teknis Kefarmasian

e. Pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak dua lembar dan ukuran 2x3

cm sebanyak dua lembar.

Registrasi ulang harus dilakukan minimal enam bulan sebelum STRTTK

habis masa berlakunya. STRTTK dapat dicabut karena permohonan dari yang

bersangkutan, STRTTK tidak lagi memenuhi persyaratan baik fisik dan mental

untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan surat keterangan dokter,

melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian, dan melakukan pelanggaran

hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan dengan putusan pengadilan.

Pencabutan STRTTK disampaikan kepada pemilik STRTTK dengan tembusan

kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan

organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian.

Untuk memperoleh SIKTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian mengajukan

permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota tempat pekerjaan

kefarmasian. Permohonan SIKTTK harus melampirkan :

a. Fotokopi STRTTK

b. Surat pernyataan Apoteker atau pimpinan tempat pemohon melaksanakan

pekerjaan kefarmasian

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

7

Universitas Indonesia

c. Surat rekomendasi dari organisasi yang menghimpun Tenaga Teknis

Kefarmasian

d. Pas foto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak dua lembar dan 3x4 cm sebanyak

dua lembar.

Dalam pengajuan permohonan SIKTTK harus dinyatakan secara tegas

permintaan SIKTTK tersebut untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama, kedua

atau ketiga.

2.5 Ketentuan dalam Pendirian PEO

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 1331 Tahun 2002 dikatakan bahwa

PEO dilarang menerima atau melayani resep dokter. Dengan adanya larangan

tersebut maka dibuatlah beberapa ketentuan, diantaranya

a. Pedagang eceran obat harus memasang papan dengan tulisan “Toko Obat

Berijin” tidak menerima resep dokter. Papan ini harus mudah dilihat dan

dibagian bawah pojok kanan harus dicantumkan nomor izin yang diterbitkan

oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

b. Tulisan pada papan tersbut harus berwarna hitam diatas dasar putih. Kemudian,

tinggi huruf minimal 5 cm dan tebalnya minimal 5 mm.

c. Ukuran papan tersebut minimal 60 cm x 40 cm.

Dalam peraturan yang sama, pedagang eceran obat sebagai toko obat berizin

dilarang membuat/ meracik obat atau membungkus kembali obat. Sehingga obat-

obat yang diizinkan untuk dijual oleh toko obat ini harus masih dalam kemasan

pabrik pembuatnya dan dijual secara eceran. Untuk obat-obat bebas terbatas

(daftar W) terdapat ketentuan harus disimpan dalam lemari khusus dan tidak boleh

dicampur dengan penyimpanan obat-obat atau alat kesehatan lain. Larangan

lainnya dalam pendirian PEO adalah tidak boleh memasang nama yang sama atau

menyerupai nama apotek, pabrik farmasi atau PBF. Hal tersebut untuk

menghindari timbulnya kesan yang salah oleh masyarakat seperti seakan-akan

Toko Obat tersebut adalah sebuah apotek atau terkait dengan apotek, pabrik

farmasi atau PBF.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

8

Universitas Indonesia

2.6 Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

Berita acara pemeriksaan merupakan lembar bukti hasil peninjauan yang

dilakukan tim inspeksi/peninjau terhadap objek inspeksi yang dapat berupa sarana

maupun pemilik sarana. Isi dari lembar BAP berbeda-berbeda tergantung sarana

dan kriteria seperti apa yang dijadikan standar pemenuhan persyaratan oleh

regulator.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

9 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pengambilan data dilakukan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Seksi

Sumber Daya Kesehatan Sub-Seksi Farmasi Makanan dan Minuman dari tanggal

7 Januari 2012 sampai 25 Januari 2012.

3.2 Metode Pengkajian

Data Metode yang digunakan untuk mengkaji regulasi perizinan dan BAP

saat peninjauan adalah melalui penelusuran literatur (studi pustaka).

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

10 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Pedagang eceran obat atau toko obat berizin merupakan salah satu sarana

pelayanan kefarmasian yang saat ini banyak terdapat di masyarakat. Dengan

meningkatnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat menjadikan pengetahuan

masyarakat mengenai pengobatan juga meningkat, seperti swamedikasi. Toko

obat dapat menjadi sarana untuk masyarakat dapat melakukan swamedikasi yakni

dengan menjual obat-obat bebas dan obat bebas terbatas. Namun, pelayanan toko

obat terbatas hanya dengan menjual obat-obat tersebut dan dilarang untuk

melayani resep dokter (Kemenkes, 2002).

Untuk melaksanakan salah satu fungsi preventif dalam pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat dibuat suatu regulasi perizinan terhadap setiap toko obat

yang akan didirikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000

tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah

otonom, disebutkan bahwa sarana kesehatan menjadi kewenangan dari dinas

kesehatan kabupaten/ kota. Oleh karena itu, setiap toko obat yang akan didirikan

di DKI Jakarta harus melalui pengajuan perizinan ke Kepala Suku Dinas

Kesehatan Kota Administratif daerah tempat toko obat tersebut akan dibuat,

misalnya toko obat akan didirikan di daerah Jakarta Selatan maka pengajuan

perizinan melalui Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.

Alur penerbitan surat izin pedagang eceran obat (PEO) di Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan dapat dilihat pada lampiran. Dari

bagan lampiran terlihat bahwa proses pengajuan berkas permohonan izin diawali

dengan pengisian formulir dan penyerahan berkas ke bagian pelayanan terpadu

(Yandu) yang berada di Kantor Walikota Jakarta Selatan. Setelah formulir diisi

dan diterima oleh petugas pelayanan terpadu, selanjutnya dilakukan verifikasi

awal dengan memeriksa kelengkapan berkas sesuai persyaratan yang telah

ditetapkan. Saat berkas dianggap lengkap oleh petugas, kemudian dilakukan

pencatatan di buku register pelayanan terpadu dan pencetakan tanda terima untuk

diberikan kepada pemohon. Setelah itu, petugas pelayanan terpadu menyerahkan

berkas ke Sub Bagian TU. Pada Sub Bagian TU dilakukan pencatatan di buku

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

11

Universitas Indonesia

register surat masuk dan berkas permohonan yang diterima akan dimasukkan ke

Kepala Sudinkes untuk mendapatkan disposisi terhadap permohonan, lalu

menyerahkan ke seksi SDK dengan melampirkan lembar disposisi.

Pada seksi SDK, berkas permohonan diperiksa ulang untuk dilakukan

verifikasi kedua. Apabila pada tahap ini ditemukan ada berkas yang tidak lengkap,

maka akan diinformasikan kepada pemohon untuk melengkapi pada saat

peninjauan lapangan. Pencatatan kembali dilakukan pada tahap ini, yakni di buku

register seksi dan buku register bagian Sub Seksi Farmasi Makanan dan Minuman

(Farmakmin). Selanjutnya dilakukan koordinasi dengan bagian Farmakmin untuk

melakukan pemeriksaan/ peninjauan sarana sesuai dengan surat tugas yang telah

ditandatangani oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan. Dalam peninjauan sebagai

persyaratan untuk memperoleh izin PEO oleh tim dari Sub Seksi SDK

Farmakmin, petugas terkait akan membawa seluruh dokumen dalam rangka

pemeriksaan. Pada pemeriksaan tersebut lembar penting yang harus dibawa tim

peninjau sebagai bukti penilaian sarana adalah formulir berita acara pemeriksaan

(BAP). Tugas tim peninjau dalam hal ini adalah mengisi formulir BAP sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan dan menandatangani formulir

tersebut.

Berita acara pemeriksaan pada umumnya dilengkapi dengan adanya kop

surat dari pemerintahan Sudinkes Jakarta Selatan dan harus mencantumkan

tanggal diadakannya peninjauan serta nomor surat tugas Kepala Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. BAP toko obat berisi:

a. Data perusahaan yang mencakup nama toko obat, alamat lengkap, nama

pemilik dan nama penanggung jawab teknis (Asisten Apoteker).

b. Data administrasi yang mencakup adanya surat permohonan, salinan Akte

Pendirian Perusahaan bila bentuk PEO berupa badan hukum, keaslian SIUP

(bila bentuk badan hukum), kesesuaian peta lokasi, kesesuaian denah

bangunan, keaslian bukti pemilikan tempat IMB/sewa/kontrak, keaslian ijazah

dan SIK/SIAA penanggung jawab teknis, kesesuaian NPWP, surat pernyataan

AA bersedia bekerja sebagai AA penanggung jawab, jumlah karyawan dan

daftar obat yang dijual. Untuk perpanjangan izin, BAP juga dilengkapi dengan

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

12

Universitas Indonesia

data administrasi berupa surat pernyataan PEO tidak melayani resep

dokter/menjual obat daftar G dan surat pernyataan PEO patuh terhadap UU.

c. Kesimpulan/ saran dari tim peninjau yang menuliskan hasil analisa peninjauan.

d. Tandatangan pemilik PEO, Asisten Apoteker, dan semua anggota tim petugas

peninjau.

Proses setelah peninjauan oleh tim petugas adalah melakukan pencatatan,

pemeriksaan dan pengecekan akhir di Buku Register. Kemudian dilakukan

pembuatan Perbal, Surat Keputusan dan Sertifikasi Surat Izin. Tahap terakhir

yakni validasi/pengesahan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan dengan

mengevaluasi hasil kelayakan penerbitan izin. Evaluasi tersebut

mempertimbangkan formulir BAP sarana, berkas permohonan dan sertifikat surat

izin. Apabila dianggap layak, maka proses dilanjutkan dengan menerbitkan izin

PEO. Tetapi proses akan kembali ke Kepala Seksi SDK, apabila dianggap tidak

layak.

Penerbitan izin bagi PEO pemohon yang dianggap layak, dilakukan dan

ditandatangani oleh Kepala Sudinkes. Distribusi sertifikat surat izin dikembalikan

kepada petugas pelayanan terpadu. Pihak pelayanan terpadu akan melakukan

penyerahan sertifikat surat izin kepada pemohon. Kemudian dilakukan

pengarsipan kembali oleh petugas pelayanan terpadu di buku register penyerahan

izin.

Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dalam hal ini Sudinkes Jakarta

Selatan selain memiliki wewenang dalam perizinan sarana kesehatan, juga

memiliki tanggung jawab dalam pembinaan, pengawasan dan pengendalian

(Binwasdal) sarana pelayanan kesehatan masyarakat. Terkait dengan PEO, salah

satu tugas Sudinkes khususnya Sub Seksi SDK Farmakmin dalam rangka

pengawasan adalah melakukan pemeriksaan/ inspeksi terhadap PEO yang sudah

berizin. Sama halnya dengan peninjauan untuk memperoleh perizinan PEO,

pemeriksaan PEO berizin ini juga dilengkapi dengan BAP. Perbedaan dengan

BAP yang telah dijelaskan sebelumnya, pada BAP ini dilaporkan hasil

pemeriksaan, yaitu

a. Lokasi dan sarana yang mencakup: letak lokasi, luas ruangan, status bangunan,

sarana gudang dan jumlah karyawan.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

13

Universitas Indonesia

b. Kegiatan yang mencakup: asal pembelian obat (PBF/apotek/sumber lain),

tempat penyimpanan obat yang harus sesuai dengan persyaratan, jumlah

penjualan yang dilakukan (jumlah besar/eceran), obat-lain yang dijual selain

obat bebas dan obat bebas terbatas, ukuran papan nama harus sesuai dengan

persyaratan

c. Pelanggaran yang ditemukan

Setiap berita acara pemeriksaan dari suatu sarana pelayanan kesehatan

diarsipkan dan dijaga kerahasiaannya oleh tim peninjau. BAP selain sebagai

formulir yang berisi laporan hasil pemeriksaan dapat dijadikan bahan

pertimbangan/ bukti tertulis yang penting dalam penilaian kelayakan suatu sarana

dapat diberikan izin. Hal-hal apa saja yang dinilai dan tercantum dalam BAP

merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Apabila salah satu persyaratan yang tercantum dalam BAP belum

terpenuhi, tim peninjau tidak lantas menolak pemberian izin. Namun tindakan

yang akan dilakukan oleh pihak Sudinkes adalah melakukan pembinaan dan

memberikan kesempatan kepada pemilik PEO untuk melakukan perbaikan sesuai

dengan ketentuan yang dipersyaratkan. Pada format BAP yang dibuat dan ada saat

ini di Koordinator Farmakmin Sudinkes Jakarta Selatan telah sesuai dengan

persyaratan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1331

Tahun 2002.

Saat ini binwasdal oleh Sub Seksi SDK Farmakmin Sudinkes Jakarta

Selatan lebih berfokus pada PEO yang sudah berizin. Bukan berarti toko obat

yang belum berizin tidak dilakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian,

hanya saja dengan tingginya angka pertumbuhan PEO di Jakarta Selatan dan masa

berlaku izin yang relatif singkat (dua tahun) menjadikan siklusnya cepat dan sulit

untuk dikontrol. Oleh karena itu, dengan minimnya SDM yang ada di Sub Seksi

tersebut menjadikan fokus binwasdal lebih ditekankan pada PEO yang telah

berizin. Sejauh ini pemantauan perizinan PEO dilakukan secara manual dengan

pendataan sertifikat izin yang telah dikeluarkan, baik izin baru maupun izin

perpanjangan. Namun, belum ada pemisahan antara pendataan keduanya secara

jelas. Hal tersebut mungkin dapat diatasi apabila sudah dapat dilakukan

pengembangan sistem informasi sarana kesehatan untuk pemantauan perizinan di

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

14

Universitas Indonesia

Sudinkes Jakarta Selatan. Pada lampiran dapat dilihat data perizinan PEO tahun

2012.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

15 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pedagang eceran obat adalah Orang atau Badan Hukum Indonesia yang

memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas

terbatas (daftar W) untuk dijual secara eceran di tempat tertentu

sebagaimana tercantum dalam surat izin

2. Pengajuan permohonan izin PEO harus diajukan secara tertulis dengan

melampirkan beberapa hal, yaitu Alamat dan denah tempat usaha; Nama

dan alamat pemohon; Nama dan alamat Asisten Apoteker; Foto kopi Ijazah,

Surat Penugasan, dan Surat Izin Kerja Asisten Apoteker; dan Surat

pernyataan kesediaan bekerja asisten apoteker sebagai penanggung jawab

teknis.

3. BAP dalam peninjauan lapangan sarana pedagang eceran obat yang

dilakukan oleh Koordinator Farmakmin Sudinkes Jakarta Selatan telah

sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1331 Tahun 2002.

5.2 Saran

Dengan pesatnya pertumbuhan jumlah PEO di Jakarta Selatan dan

singkatnya masa berlaku izin PEO, untuk memudahkan pemantauan perizinan

oleh Sudinkes Jakarta Selatan diperlukan adanya pengembangan sistem informasi

sarana kesehatan secara terpadu dengan komputerisasi.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

16 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1986). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/PER/XII/1986. Upaya pelayanan Kesehatan swasta di bidang medik. Jakarta: Departemen Kesehaan Republik Indonesia.

Eko Jaya. (2003). UU Bidang Hukum dan Sosial Budaya. Kesehatan, psikotropika

dan narkotika. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 1331 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 167 Tahun 1972 tentang Pedagang Eceran Obat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Pemerintah Republik Indonesia. (2000). Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun

2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia

Pemerintah Republik Indobesia. (2009). Undang-Undang No. 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

LAMPIRAN

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

17

Lampiran 1. Alur Penerbitan Izin PEO

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

18

(Lanjutan)

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

Lampiran 2. Formulir Berita Acara Pemeriksaan Sarana PEO

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

KOTA Jl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp. 7395287, 7395344, Fax 7251373

SARANA PEDAGANG ECERAN OBAT

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

Pad hari ini…….. tanggal…….

tangan di bawah ini sesuai dengan Surat Tugas Kepala Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Selatan No…………………... telah melakukan

pemeriksaan setempat terhadap :

I. DATA PERUSAHAAN

1. Nama Toko Obat

2. Alamat

3. Nama Pemilik

4. Nama AA Penanggung Jawab Teknis

Pemeriksaan ini dilakukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Izin Pedagang

Eceran Obat / Perpanjangan Izin dengan hasil sebagai berik

Formulir Berita Acara Pemeriksaan Sarana PEO

No. DokumenNo. Revisi

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS KESEHATAN SUKU DINAS KESEHATAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATANJl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp. 7395287, 7395344, Fax 7251373

JAKARTA KODE POS : 12130

BERITA ACARA PEMERIKSAAN

SARANA PEDAGANG ECERAN OBAT SUKU DINAS KESEHATAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

tanggal……. bulan…...... tahun…….. kami yang bertanda

tangan di bawah ini sesuai dengan Surat Tugas Kepala Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Selatan No…………………... telah melakukan

pemeriksaan setempat terhadap :

DATA PERUSAHAAN

Nama Toko Obat : .........................................................

: ........................................................

.....................................................

Kel................................................................

Kec. ..........................................................

Telp. .....................................

Nama Pemilik : ..........................................................

ama AA Penanggung Jawab Teknis : ...............................

Pemeriksaan ini dilakukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Izin Pedagang

Eceran Obat / Perpanjangan Izin dengan hasil sebagai berikut:

19

No. Dokumen : F-SD-030 No. Revisi : 00

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN Jl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp. 7395287, 7395344, Fax 7251373

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

kami yang bertanda

tangan di bawah ini sesuai dengan Surat Tugas Kepala Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Selatan No…………………... telah melakukan

...........................

...........................

............................

..............................

Kec. ..............................................................

Telp. .............................................................

...........................

: .........................................................

Pemeriksaan ini dilakukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Izin Pedagang

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

20

II. ADMINISTRASI

1. Surat Permohonan* : Ada / Tidak

2. Salinan Akte Pendirian Perusahaan bila bentuk badan hukum: Ada / Tidak

3. SIUP (bila bentuk badan hukum) : Sesuai asli / Tidak

4. Peta Lokasi : Sesuai / Tidak

5. Denah Bangunan : Sesuai / Tidak

6. Bukti Pemilikan Tempat IMB/Sewa/Kontrak : Sesuai asli / Tidak

7. Penanggung Jawab teknis*

Ijazah : Sesuai asli / Tidak

SIK / SIAA : Sesuai asli / Tidak

8. NPWP : Sesuai / Tidak

9. Surat pernyataan AA bersedia Bekerja sebagai AA* : Ada / Tidak

10. Surat pernyataan PEO tidak melayani resep dokter/menjual Daftar G*:

Ada / Tidak

11. Surat pernyataan PEO patuh thd per UU* :Ada / Tidak

12. Jumlah karyawan* ` : ………….. Orang

13. Obat dijual* :

Kesimpulan / Saran :

Mengetahui Petugas

1. Pedagang Eceran Obat 1. Nama :

Cap dan Tanda Tangan NIP :

2. Nama :

NIP :

(……………………...) 3. Nama :

NIP :

2. Asisten Apoteker

Catatan : Untuk Perpanjangan Izin*

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

Lampiran 3. Formulir BAP BINWASDAL PEO

PEMERINTAH

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATANJl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp. 7395287, 7395344, Fax 7251373

FORMULIR BERITA ACARA PEMERIKSAAN SARANA

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

Pada hari ini……...

tangan di bawah ini sesuai dengan Surat Tugas Kepala Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Selatan

pemeriksaan setempat terhadap :

1. Nama Toko Obat

2. Alamat

3. Nama Pemilik

4. Nama AA Penanggung Jawab Teknis

5. Nomor Izin Toko Obat

6. Masa Berlaku Izin

Pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka pengawasan Pedagang Eceran Obat

yang sudah berizin dengan hasil sebagai berikut:

I. Lokasi dan Sarana

1. Lokasi terletak di

Formulir BAP BINWASDAL PEO

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

JAKARTA DINAS KESEHATAN

SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

Jl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp. 7395287, 7395344, Fax 7251373JAKARTA

KODE POS : 12130

FORMULIR BERITA ACARA PEMERIKSAAN SARANA PEDAGANG ECERAN OBAT

SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

Pada hari ini……... tanggal……. bulan…...... tahun…….. kami yang bertanda

tangan di bawah ini sesuai dengan Surat Tugas Kepala Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Selatan No…………………... telah melakukan

pemeriksaan setempat terhadap :

Nama Toko Obat : .......................................................

: ..........................................................

..........................................................

Kel...................................................

Kec. .................................................

Telp. ..................................

Nama Pemilik : .....................................................

ama AA Penanggung Jawab Teknis : .............................................

Nomor Izin Toko Obat : .................................................

Masa Berlaku Izin : s/d ..........................

Pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka pengawasan Pedagang Eceran Obat

yang sudah berizin dengan hasil sebagai berikut:

Lokasi dan Sarana

Lokasi terletak di : Perumahan / Toko / Pasar

21

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN Jl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp. 7395287, 7395344, Fax 7251373

FORMULIR BERITA ACARA PEMERIKSAAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

kami yang bertanda

tangan di bawah ini sesuai dengan Surat Tugas Kepala Suku Dinas Kesehatan

No…………………... telah melakukan

.........................................................

: ..........................................................

..........................................................

Kel..............................................................

Kec. ............................................................

Telp. ...........................................................

..........................................................

..............................

: ..........................................................

: s/d ....................................................

Pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka pengawasan Pedagang Eceran Obat

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

22

2. Luas Ruangan : ………………….m2

3. Status Bangunan : Milik sendiri / Sewa

4. Sarana Gudang : Ada / Tidak

5. Jumlah Karyawan : …………………Orang

II. Kegiatan

1. Pembelian obat dari : PBF / Apotek / Sumber Lain

Sumber Pembelian Obat yang Lain : ……………………………………

……………………………………

……………………………………

2. Penyimpanan :

Obat bebas terbatas disimpan : Tersendiri / Bersama barang lain

Kondisi penyimpanan obat dapat menjamin kualitas obat : Baik / Cukup

/ Kurang

3. Penjualan dilakukan dalam : Jumlah besar / Eceran

Secara eceran dilakukan perubahan kemasan : Ya / Tidak

4. Selain Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas juga menjual :

a. Obat tradisional

b. Kosmetik

c. Alat Kesehatan

d. Makanan / Minuman

e. Obat Keras

f. Narkotika

g. Psikotropika

h. ...............................................

5. Papan Nama Ukuran 40 cm x 60 cm : Ada / Tidak

Pelanggaran ditemukan :

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351423-PR-Nurul Hasanah-Laporan.pdfuniversitas indonesia laporan praktek kerja profesi apoteker di suku

23

Kesimpulan /saran :

Mengetahui Petugas

Pedagang Eceran Obat 1. Nama :

NIP :

Cap dan Tanda Tangan

2. Nama :

NIP :

(……………………...) 3. Nama :

NIP :

Laporan praktek...., Nurul Hasanah, FF, 2013