universitas indonesia d m massa terhadap sosial di...

19
UNIVERSITAS INDONESIA Dampak Negatif Media Massa Terhadap Kekerasan Sosial di Indonesia MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi JESSICA JANE TAMPUBOLON 1006774000 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI HUBUNGAN MASYARAKAT DEPOK, 16424, INDONESIA DESEMBER 2013 Email: [email protected] Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Upload: trinhdung

Post on 08-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

UNIVERSITAS INDONESIA

Dampak Negatif Media Massa Terhadap Kekerasan Sosial di Indonesia

MAKALAH NON SEMINAR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

JESSICA JANE TAMPUBOLON

1006774000

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

HUBUNGAN MASYARAKAT

DEPOK, 16424, INDONESIA

DESEMBER 2013

Email: [email protected]

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

2 Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

3 Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

4

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

5

Dampak Negatif Media Massa Terhadap Kekerasan Sosial di Indonesia

Abstrak

Kekerasan sosial saat ini semakin banyak terjadi di Indonesia. Kekerasan sosial seperti konflik antar agama dan

demonstrasi yang berujung pada anarkisme banyak disiarkan oleh media karena memiliki nilai berita yang

tinggi. Di makalah ini, penulis melakukan analisis studi literatur berdasarkan konsep The Five Types of

Communicative Power yang dikemukakan oleh McQuail bahwa media massa tidak sekedar berperan sebagai

pihak yang meliput dan menyiarkan kekerasan sosial. Media massa juga memiliki peran dalam menyulut

kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya

“melek media” (media literacy) karena apa yang disampaikan oleh media tidak selalu sesuai dengan realitas

sosial. Selain itu, penulis melihat sisi positif bahwa media dapat berperan sebagai penengah dan pencari solusi

atas berbagai tindakan kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia.

Negative Impact of Mass Media towards Social Violence in Indonesia

Abstract

Nowadays, social violence happens frequently in Indonesia. Social violence, such as conflict between different

religion or anarchist mass demonstration, excessively broadcast by the mass media because of its news value. In

this paper, writer did a literature study analysis based on The Five Types of Communicative Power concept by

McQuail. Mass media is not only do the cover and broadcast social violence that happen but also involve in

provoke the social violence in Indonesia. This writing aims is to create awareness about the importance of media

literacy. The information told by the media is not always same as the reality. Moreover, there is positive

opportunities that mass media can be rolled as the mediator and problem solver for the social violence that

happen in Indonesia.

Key words: kekerasan sosial; media massa; The Five Types of Communicative Power; McQuail.

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

6

PENDAHULUAN

Kekerasan sosial sepertinya sudah menjadi budaya baru bagi bangsa Indonesia yang dikenal

sebagai bangsa yang ramah dan sopan. Masih ingat kita ketika terjadi tawuran antara SMAN

70 Bulungan dengan SMAN 06 yang menewaskan satu orang siswa. Menurut Indonesia

Police Watch (IPW), tiap tahun di Jakarta 60 orang tewas akibat ulah geng motor. Tahun 2011,

65 tewas. Setahun sebelumnya, 62 tewas. Sedang tahun 2009 yang tewas 68 orang

(Kedaulatan Rakyat, 2012).

Aksi kekerasan sosial juga mewarnai demo sengketa Pilkada di Palembang yang berujung

pada pembakaran sebuah toko yang terjadi pada 5 Juni 2013 lalu. Diduga massa membakar

toko tersebut karena pemilik toko dikenal sebagai pendukung walikota yang menjadi lawan

massa simpatisan tersebut. Mereka juga sempat menganiaya pemilik toko dan merusak

lampu-lampu jalan.

Kekerasan sosial seperti aksi geng motor, tawuran antar pelajar, terorisme, konflik antar

agama, dan demonstrasi yang berujung pada anarkisme adalah peristiwa yang menjadi

santapan empuk bagi media. Kekerasan sosial menjadi komoditas yang laku untuk diperjual-

belikan. Media massa menganggap “Bad news is a good news” karena berita-berita seperti itu

pasti akan menarik perhatian masyarakat. Semakin ekstrim kekerasan yang ditunjukkan dalam

liputan, semakin tinggi nilai berita tersebut. Media massa dengan vulgar menggambarkan

tindakan kekerasan yang dilakukan sehingga efek yang dirasakan penonton ketika

menyaksikan berita tersebut semakin merasuk. Dalam analisa media dalam delapan media

cetak di Indonesia yang dilakukan oleh Komnas Perempuan, Ada 1278 berita dari delapan

koran tesebut. 528 diantaranya merupakan berita tentang kekerasan (Komisi Nasional

Perempuan, 2011).

Kekerasan sosial merupakan masalah serius yang sedang dihadapi Indonesia saat ini.

Disamping karena korban jiwa maupun luka yang semakin bertambah setiap harinya, masalah

degradasi moral bangsa Indonesia juga sangat memprihatinkan. Perlu dilakukan upaya-upaya

untuk mengurangi kekerasan sosial di Indonesia. Penulis yakin bahwa media massa tidak

sekedar berperan sebagai pihak yang meliput dan menyiarkan kekerasan sosial. Media massa

juga memiliki pengaruh terhadap kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

7

akan membahas beberapa dampak negatif media yang perlu dihindari oleh media apabila

ingin berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.

PERMASALAHAN

Dengan melihat latar belakang di atas, peneliti ingin menjawab pertanyaan berikut ini:

1. Apa saja pengaruh negatif yang diberikan media massa terhadap kekerasan sosial di

Indonesia?

2. Apa kontribusi yang dapat diberikan oleh media untuk mengatasi kekerasan sosial di

Indonesia?

TUJUAN PENULISAN

Makalah ini bertujuan :

1.Membuka wawasan masyarakat bahwa apa yang dilakukan oleh media dapat berdampak

pada kekerasan sosial yang terjadi di masyarakat.

2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya “melek media” (media literacy) karena apa yang

disampaikan oleh media tidak selalu sesuai dengan realitas sosial.

3. Memberikan masukan kepada media agar berperan sebagai penengah dan pencari solusi

atas berbagai tindakan kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia.

TINJAUAN TEORITIS

Dalam Five Types of Communicative Power (McQuail D., 2010), McQuail berupaya untuk

menguraikan bahwa komunikator, dalam hal ini media massa memiliki pengaruh dan

beberapa tipe kekuatan dalam berkomunikasi.

1. By way of Information. Tipe ini menekankan mengenai cara media menyebarkan

informasi dan medium (perantara) apa yang ia gunakan. Dalam berkomunikasi, tidak

hanya pesan saja yang penting tetapi juga medium yang digunakan.

2. Stimulating into action. Menekankan bahwa media memiliki pengaruh terhadap

audiensnya untuk melakukan perilaku tertentu. Pengaruh tersebut ditanamkan melalui

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

8

beberapa tahapan yang mulai dari mempengaruhi kognisi, afeksi, hingga akhirnya

behavior yang berujung kepada action.

3. Directing attention differently. Melalui penekanan-penekanan yang dilakukan oleh

media, mereka bisa mengarahkan perhatian audience terhadap objek tertentu.

Misalnya melalui repetisi, penempatan berita di headline, dan pengaturan visualisasi.

4. Persuation. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persuasi adalah membujuk

secara halus, meminta agar meyakini. Menurut Burgon dan Huffner (2002), persuasi

adalah suatu proses yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain

agar menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator. Suatu proses yang mengajak

atau membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat

sesuai keinginan komunikator. Pada definisi ini „ajakan‟ atau „bujukan‟ adalah tanpa

unsur ancaman/ paksaan. (Gojhali, 2010)

5. Defining Situation and Framing Reality. Media memiliki kekuatan untuk

mendefinisikan suatu situasi dan membingkai suatu realita. Konsep framing sering

digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari

realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-

informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih

besar daripada isu lain. Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana teks

komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan oleh pembuat teks.

(Entman, Robert N., 1993)

METODE PENULISAN

Makalah ini ditulis dengan metode perbandingan studi literatur. Sebuah studi literatur

merupakan survei dan pembahasan literatur pada bidang tertentu dari suatu penelitian. Studi

ini merupakan gambaran singkat dari apa yang telah dipelajari, argumentasi, dan ditetapkan

tentang suatu topik, dan biasanya diorganisasikan secara kronologis atau tematis. Sebuah studi

literatur ditulis untuk menyoroti argumen spesifik dan ide dalam suatu bidang studi. (Saint

Mary University)

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

9

PEMBAHASAN

Menurut McQuail (McQuail D. W., 1993) saat ini kita tengah berada dalam fase keempat

perkembangan studi efek media,yaitu Negotiated Media Influence. Fase yang dimulai sejak

akhir tahun 1970-an ini memiliki asumsi bahwa media memiliki kekuatan pengaruh yang

kuat, khususnya dalam mengkonstruksi gambaran khalayak mengenai realitas sosial.

Terkait dengan kekuatan komunikasi yang dimiliki oleh media, penulis berusaha menganalisis

dampak negatif yang ditimbulkan oleh media massa terhadap kekerasan sosial berdasarkan

five types of communicative power (McQuail D., 2010):

No. Types of Communicative

Power

Dampak Negatif Media

1 By way of information

Melihat dari cara pemberitaan media mengenai kekerasan yang dilakukan

secara gamblang dan berulang-ulang, media mempunyai kekuatan untuk

menanamkan bahwa kekerasan adalah hal yang biasa dan dapat ditolerir.

2 Stimulating into action.

Media mempunyai kekuatan untuk menstimulasi kita agar melakukan

tindakan kekerasan sosial.

3 Directing attention differently

Media massa mempunyai kekuatan untuk mengarahkan perhatian kita pada

peristiwa kekerasan sosial.

4 Persuation

Media massa mempunyai kekuatan persuasif untuk menyulut kebencian di

antara kedua kelompok yang sedang bertikai.

5 Defining situation and

framing reality

Media mempunyai kekuatan untuk membentuk gambaran (image) di benak

kita akan kekerasan sosial.

Berikut ini penulis akan menjelaskan lebih dalam mengenai dampak negatif media terhadap

kekerasan sosial.

Dampak Negatif Media dalam Menimbulkan Kekerasan Sosial

1. Media mempunyai kekuatan untuk membentuk gambaran (image) di benak kita

akan segala sesuatu yang berhubungan dengan kekerasan sosial

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

10

Gambaran tersebut bisa terkait dengan suatu kegiatan, sekelompok masyarakat, ataupun

peristiwa. Liputan media massa ditayangkan menurut angle dan framing mereka sendiri yang

tentu benar dan sesuai dengan realitas yang ada. Framing adalah kerangka interpretasi atau

bingkai yang mengkontekstual-isasikan peristiwa & laporan berita di kalangan khalayak yang

terbentuk sebagai hasil konstruksi media. (McQuail D. , 2010)

Gambaran yang diciptakan oleh media tersebut bisa saja mempengaruhi persepsi kita dan

akhirnya berpengaruh terhadap apa yang kita lakukan. Misalnya, dalam kegiatan

berdemonstrasi, media membuat gambaran seperti apakah itu demonstrasi. Demonstrasi yang

diberitakan di media identik dengan aksi anarkis, yaitu dilakukan ditempat terbuka agar

memancing perhatian publik, aksi membakar ban, merubuhkan pagar, adu kekuatan dengan

polisi, dan melempar bom Molotov.

Media jarang memberitakan bahwa sebenarnya demonstrasi itu bisa dilakukan secara damai.

Masih banyak jalan-jalan lain agar aspirasi rakyat bisa didengar oleh pemerintah. Misalnya

menggunakan media perwakilan rakyat di parlemen, gerakan sosial, petisi, dan sebagainya. Di

dalam benak rakyat sudah tertanam seperti apa demonstrasi itu, mereka akan cenderung

melakukan hal seperti yang mereka lihat di media apabila mereka mengalami situasi yang

sama.

Media juga mengkonstruksikan hal-hal lainnya dengan image yang negatif. Tawuran identik

dengan membawa sejata tajam dan melempar batu, geng motor identik dengan penganiayaan

dan perampokan, agama “X” itu sesat, dan lain-lain. Hal ini menimbulkan stigma mengenai

suatu kelompok masyarakat yang belum tentu kenyataannya seperti itu. Contohnya, tidak

semua perkumpulan motor melakukan kekerasan. Ada komunitas motor yang berkumpul

hanya untuk bertukar ilmu modifikasi motor.

2. Media mempunyai kekuatan untuk menanamkan bahwa kekerasan adalah hal

yang biasa dan dapat ditolerir.

Berdasarkan kinds of effects on individual, media dapat mempengaruhi individu pada level

cognitive dan effective (McQuail D., 2010). Salah satu jenis media massa yang diyakini

memiliki pengaruh kuat pada khalayak adalah media audio visual. Kekuatan pengaruh media

audio visual disebabkan media jenis ini tidak hanya mampu mengoptimalkan pesan melalui

pendengaran, melainkan juga penglihatan dan gerakan sekaligus, dimana pesan bergerak

memiliki daya tarik lebih dibandingkan pesan statis. Terpaan kekerasan media audio visual

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

11

memberikan pengaruh pada agresivitas, yaitu komponen kognisi dan afeksi agresi. Semakin

tinggi terpaan media yang diterima semakin agresif mereka dalam komponen kognisi dan

afeksi agresinya. (Bushman, 2001)

Dalam level cognitive, pengaruh yang kita rasakan berupa pengetahuan dan opini mengenai

kekerasan. Misalnya, setelah menonton tayangan yang menampilkan adegan tawuran, kita jadi

tahu seperti apa tawuran itu, senjata apa yang digunakan, dan tindakan kekerasan apa saja

yang dilakukan. Setelah memiliki pengetahuan tentang tawuran, kita membuat opini tentang

tawuran, bisa negatif atau pun positif, tergantung dari diri kita masing-masing.

Dalam level affective, pengaruh tayangan kekerasan yang ditampilkan media dapat berupa

ketidakpekaan pada kekerasan. Semakin sering kita terpapar tayangan kekerasan, semakin

kita merasa “kebal” dan mentolerir kekerasan yang terjadi tersebut. Lama-kelamaan rasa peka

kita semakin tumpul. Kita tidak lagi miris menonton perkelahian berdarah di televisi. Di

benak kita tercipta pemikiran bahwa kekerasan adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam

menghadapi suatu masalah. Selain “kekebalan” terhadap tayangan kekerasan, tingkat

agresivitas juga bisa terpengaruh. Individu-individu dengan tingkat keagresivitasan tinggi

inilah yang nantinya melakukan berbagai tindakan kekerasan sosial di masyarakat.

3. Media massa mempunyai kekuatan persuasif untuk menyulut kebencian di

antara kelompok yang ber berbeda

Efek media terhadap konflik dapat ditilik dari akibat negatif yang ditimbulkan oleh jurnalisme

yang secara tidak sengaja atau secara terselubung menyebarkan propaganda atau bersifat

memihak dalam bentuk eskalasi ketegangan dan memprovokasi terjadinya konflik (Institut

Studi Arus Informasi, 2004). Pada kasus konflik di Poso, Sulawesi Tengah, media (sebagian

besar sukat kabar) berperan dalam tindak kekerasan yang terjadi di Poso dengan menjadi

corong dari pihak yang bertikai.

Sejumlah berita ataupun artikel menjadi acuan bagi banyak kalangan, terutama mereka yang

bertikai.. Praktis media yang sebagian besar berbasis di Palu menjadi “media pernyataan”,

yakni media yang mengutip mentah-mentah hasil wawancara dengan salah satu pihak.

Ternyata banyak media cetak tersebut didirikan untuk meliput konflik yang terjadi di sana.

Pertikaian yang terjadi di Poso menjadi ladang yang subur bagi pertumbuhan media.

Suf Kasman dalam bukunya, “Konflik Sosial dan Peran Media Massa” menganalisa berita

dari harian Kompas dan Republika dan menyimpulkan tiga hal. Pertama, mutu pemberitaan

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

12

sering dihiasi oleh kata-kata yang terkesan hiperbol dan bombastis dalam memberitakan

konflik baik di Poso maupun Maluku. Kedua, kecenderungan harian Kompas dan Republika

mendramatisir dan melebih-lebihkan apa yang terjadi di wilayah konflik, dengan

menggunakan bahasa berkonotasi daripada bahasa yang bermakna harfiah. Ketiga, sesekali

tidak objektif terkadang juga mengandung informasi yang tidak sesuai dengan realitas di

lokasi. Bahkan menurut Suf Kasman kedua harian tersebut, selama konflik meledak, banyak

menurunkan liputan yang terkesan memihak dan kerap tidak berimbang (hal. 286-287). Pada

kondisi terakhir ini keberadaan media justru bukan sebagai medium yang memberikan

informasi pada publik atau pada pihak-pihak yang berkonflik untuk melakukan damai, namun

justru semakin menyulut ketegangan. (Ma'amun, 2013)

Pada saat yang bersamaan, pers di Indonesia tengah menikmati kebebasan. Pemerintahan

Abdurahman Wahid (Gus Dur) memberikan kemudahan bagi pertumbuhan media tanpa ijin-

ijin yang ketat. Mereka berkompetisi di tengah konflik yang semakin sengit dengan orientasi

bisnis dan atau melalui keberpihakan (Institut Studi Arus Informasi, 2004). Jadi pada masa

itu, media cetak di Poso tidak semuanya menampilkan berita dengan objektif. Mereka

membawa kepentingan pihak-pihak yang mau memberikan aliran dana segar bagi mereka.

Media massa yang tidak objektif seperti ini bisa memprovokasi kebencian.

Media massa ini bisa saja menyampaikan pandangan suatu kelompok mengenai "musuhnya".

Hal ini dapat membuat pihak lawan menjadi "panas". Atau, bisa saja media tersebut

menyampaikan informasi yang tidak cover both sides, menjelek-jelekkan salah satu pihak

yang sedang bertikai sehingga pihak yang disudutkan dalam pemberitaan menjadi marah.

Apabila hal ini terjadi, media bukannya menjadi penyelesai konflik, tetapi sebagai provokator

kebencian di antara kedua pihak yang sedang bertikai.

Pada pemberitaan tentang jemaat HKBP vs warga Ciketing, Bekasi, misalnya, media massa

memilih judul yang provokatif. Judul headline suratkabar maupun keterangan di layar televisi

berbunyi: “kebebasan beragama terancam” atau “umat HKBP dilarang beribadah”. Dalam

penyajian berita, media kurang menyentuh unsur “why”, unsur mengapa hal tersebut terjadi.

Media lebih suka menonjolkan kontroversi yang terjadi.1 Pemberitaan yang sepotong-

sepotong tentu menciptakan persepsi yang berbeda.

1Pemberitaan di VHR Media Online pada tanggal 13 April 2012, “Jemaat HKBP Filadelfia Dilarang

Gelar Ibadah”, http://www.vhrmedia.com/2010/detail.php?.e=5532. Pemberitaan dalam artikel ini

tidak menginformasikan dengan jelas mengapa jemaat tidak boleh beribadah.

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

13

4. Media mempunyai kekuatan untuk mengarahkan kita agar melakukan tindakan

kekerasan sosial.

Dampak yang ditimbulkan oleh media massa tidak hanya mencakup cognitive dan affective

saja, tetapi bisa hingga ke behaviour. Karena terlalu sering terpapar oleh tayangan kekerasan,

orang tidak segan lagi melakukan kekerasan. Misalnya main hakim sendiri ketika menangkap

basah pencopet. Pencopet yang mencuri dompet bisa dihajar hingga hampir mati.

Menurut penelitian yang dilakukan pada siswa SMAN 60 dan SMAN 70 Bulungan, sebagian

besar anak-anak yang mengikuti tawuran ternyata memiliki akses yang cukup terhadap media

visual (televise, video games, dan film) serta tingkat exposure yang tinggi terhadap tayangan

kekerasan. (Oesman, 2012). Terpaan media massa yang mengandung kekerasan oleh banyak

ahli diyakini memiliki kontribusi dalam meningkatkan perilaku agresif. (Bushman, 2001)

Jangan lupakan dampak tayangan kekerasan pada anak. Seperti yang ditulis di Republika pada

20 November 2012, Kepala RSJ Sa'anin Padang, mengatakan bahwa anak- anak jaman

sekarang terlalu banyak terkena exposure tayangan kekerasan. Kemampuan media literacy

mereka masih rendah, ditambah lagi dengan kondisi kejiwaan yang labil. Tidak semua bisa

menginterpretasikan dengan benar konflik atau tayangan kekerasan yang muncul di wajah

media.

Tanpa sadar, bila anak bertemu dengan situasi yang sama, ia akan meniru yang diingatnya dan

melakukan hal tersebut di masa depan. (ANTARA, 2011). Bisa saja bila seorang anak kecil

bertemu dengan situasi dimana ia diajak tawuran, ia melakukannya meniru yang ia lihat di

media. Misalnya saja tawuran anak SD pada 24 April 2010 lalu.

5. Media mempunyai kekuatan untuk mengarahkan perhatian kita pada peristiwa

kekerasan sosial.

Media mengemas suatu berita sedemikian rupa sehingga membuat kita berpikir bahwa topik

yang mereka bahas merupakan topik yang sangat penting hari ini sehingga perhatian kita akan

tertuju ke topik tersebut. Hal ini sesuai dengan teori Agenda Setting. Agenda setting adalah

Perhatian selektif media terhadap issue tertentu sehingga mempengaruhi kesadaran dan

perhatian publik. (McQuail D. , 2010)

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

14

Misalnya, ketika kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sedang marak terjadi, seluruh

media membahas hal yang sama. Banyak media cetak yang menjadikan topik tersebut sebagai

headline. Berita mengenai geng motor juga muncul berkali-kali di televisi. Media massa

seolah-olah tidak mau kalah saing dengan media massa lainnya dalam menyiarkan

pemberitaan mengenai geng motor.

Kekompakan media dalam memberitakan satu topik yang sama seperti ini disebut konsonansi

media. Karena semua media memberitakan hal yang sama, dampak yang dirasakan semakin

besar. Repetisi, konsistensi, dan aksentuasi semakin menguatkan pesan yang sampai ke

audience. Dampak negatif media yang satu ini akan semakin menguatkan dampak-dampak

yang telah penulis sebutkan di atas.

Dampak Media Baru Terhadap Kekerasan Sosial

Tidak hanya media massa konvensional saja yang memiliki dampak terhadap kekerasan

sosial, tetapi juga media baru. Media baru merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan

konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke

dalam jaringan (Flew, 2005). Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru

adalah internet.

1. Pemberitaan kekerasan sosial oleh media baru

Media baru semakin memperkuat gaung terhadap pemberitaan media massa konvensional

mengenai kekerasan sosial. Apabila terjadi tawuran, dalam beberapa menit, berita mengenai

tawuran tersebut sudah muncul di situs berita online. Ketika geng motor melakukan

kekerasan di jalanan, aksi mereka begitu ramai dibicarakan di berbagai jejaring sosial seperti

Facebook dan Twitter. Aksi geng motor bahkan sempat menjadi trending topic di Twitter.

Media baru mengungguli media konvensional dari sisi kecepatan waktu pemberitaan. Tetapi

di sisi lain, kelebihan ini membawa kekurangan yang lain, yaitu karena terlalu cepat di-post,

terkadang konten yang ada di media baru sedikit sekali (atau bahkan tidak sama sekali)

mengalami proses gatekeeper sehingga ketepatan isi beritanya masih dipertanyakan. Berita

mengenai kekerasan yang di muat di internet belum tentu sesuai dengan fakta yang ada.

2. Fenomena Citizen Journalism terhadap kekerasan sosial

Kemudahan mengakses media baru membuat semua orang bisa menjadi jurnalis dadakan.

Kita bisa dengan mudah membuat konten berita dan menyiarkannya melalui Blog, Facebook,

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

15

Twitter, maupun YouTube. Fenomena ini dikenal dengan citizen journalism, yaitu konten

yang ada di internet bersumber "dari kita, oleh kita, dan untuk kita". Tetapi kemudahan

menghasilkan dan mendistribusikan konten ini sayangnya tidak diimbangi dengan

kemampuan membuat konten yang baik. Apabila konten yang dibuat oleh citizen journalist

tersebut berhubungan dengan kekerasan sosial, bisa saja konten tersebut mengandung

informasi yang salah, tidak cover both sides, bahkan bisa saja memprovokasi kebencian.

Saat ini, ketika mendengar suatu isu dan penasaran mengenai isu tersebut, kebanyakan orang

akan mencari tahu mengenai isu tersebut di search engine. Search engine ini tidak hanya akan

mengarahkan kita kepada situs-situs berita resmi tetapi juga kepada blog-blog. Informasi yang

tertulis di blog tidak semuanya benar. Seorang penulis blog bisa saja menulis apapun yang ia

suka di dalam blog miliknya. Misalnya membuat konten yang memprovokasi kebencian di

antara kedua pihak yang bertikai sehingga kekerasan sosial pun terjadi. Contohnya, ketika

kasus Gereja HKBP Ciketing Bekasi sedang marak, bermunculan postingan blog yang pro

dan kontra dengan jemaat Gereja HKBP tersebut. Isi dari blog-blog tersebut tidak semuanya

cover both sides dan beberapa ada yang menulis dengan kata-kata yang menghina dengan

kata-kata yang kurang pantas. Hal ini berbahaya karena bisa memperparah situasi yang

terjadi. Media literacy bearperan penting agar kita sebagai pembaca blog tersebut tidak

menerima mentah-mentah seluruh informasi yang tercantum di dalamnya.

KESIMPULAN

Media massa tidak hanya sekedar menjadi pihak yang meliput dan menyiarkan berita

mengenai kekerasan sosial. Media massa juga mempunyai pengaruh terhadap kekerasan

sosial, terutama dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh media timbul karena

kekuatan komunikasi yang dimiliki oleh media untuk mempengaruhi masyarakat atas

pemberitaan yang dilakukannya.

Walaupun memiliki dampak negatif, penulis melihat kesempatan yang dimiliki oleh media

massa sebagai penengah, sebagai sarana penyelesaian konflik, bukan sebagai provokator.

Dalam konflik-konflik yang menyebabkan kekerasan sosial pada masyarakat, media harus

mencari sebab permasalahannya dan memberikan solusi, alternatif pemecahan masalah, serta

menampilkan ulasan yang penuh kedamaian. Dapat ditanamkan bahwa kekerasan bukan

merupakan solusi untuk masalah tersebut. Media massa dapat memberikan framing yang

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

16

objektif dan menyejukkan kedua pihak yang bertikai. Hal-hal seperti inilah yang masih jarang

ditunjukkan oleh media massa di Indonesia.

„Media ibarat pedang bermata dua. Ia dapat menjadi senjata kekerasan yang mengerikan bila

menyiarkan pesan-pesan yang bersifat tidak toleran atau disinformasi yang memanipulasi

sentimen masyarakat.... Tetapi ia juga memiliki aspek lain. Ia dapat menjadi instrumen

penyelesaian konflik, yaitu bila informasi yang disajikannya terandalkan, menghormati HAM,

dan mewakili berbagai sudut pandang. Media seperti ini memungkinkan masyarakat untuk

menetapkan pilihan secara baik yang dilandasi pada informasi, sesuatu yang menjadi

komponen dasar (precursor) tata pemerintahan yang demokratis. Ia dapat meredakan konflik

dan memupuk rasa aman manusia‟ (Howard, 2002)

SARAN

Saran berikut ini ditujukan kepada media massa agar:

1. Berita dan tayangan yang mengandung kekerasan dan kriminalitas hanya ditayangkan pada

jam-jam tertentu (jam tayang sesuai kategori usia). Hal ini dilakukan untuk melindungi anak-

anak dan remaja agar tidak terlalu sering terpapar tayangan yang mengandung kekerasan.

2. Diciptakannya rubrik khusus media massa, baik cetak maupun elektronik bagi anak-anak

dan remaja untuk keperluan pendidikan wawasan,moral, dan budaya mereka. Rubrik ini dapat

diperoleh dengan bebas biaya dan dijangkau dengan mudah oleh generasi penerus bangsa kita.

3. Pendidikan yang memadai perlu diberikan bagi pekerja media sebelum ia dipekerjakan,

agar menghasilkan karya yang profesional kontennya, tidak sekedar mengejar rating dan uang

iklan. Media massa yang profesional berarti menampilkan berita secara objektif dan tidak

provokatif sehingga tidak memancing konflik, taat pada kode etik yang berlaku, maupun pada

peraturan perundang-undangan.

Terkait dengan media baru, penulis menyarankan kepada masyarakat agar tidak cepat percaya

dengan pemberitaan yang dimuat di internet dan disebarkan melalui media sosial karena

belum tentu sesuai dengan fakta yang ada. Masyarakat Indonesia harus lebih kritis dan

memiliki media literacy yang semakin baik. Media massa juga perlu berbenah agar semakin

berkualitas dan objektif dan professional dalam melakukan pemberitaan mengenai kekerasan

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

17

sosial. Semoga dengan pembenahan yang dilakukan dari berbagai sisi, suatu saat Indonesia

dapat menjadi negara yang aman dan damai.

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

18

DAFTAR REFERENSI

ANTARA. (2011, November 20). Umum. Retrieved December 15, 2012, from Republika:

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/11/20/luy8yd-media-diminta-bijaksana-

beritakan-soal-tawuran

Bushman, C. A. (2001). Effects of Violent Video Games on Aggresice Behavior, Aggresive

Affect, Physiological Arousal, and Prosocial Behavior: A Meta-Analytic Review of the

Scientific Literature. Psychological Sciences Vol 12 No 5 , 258.

Entman, Robert N. "Framing: Toward Clarification of a Fractured Pradigm", Journal of

Communication, Vol 43, No. 4, 1993.

Flew. (2005). New Media : An Introduction. 2nd Edition. New York: Oxford University Press.

Ghojali Bagus A.P., S.Psi.. 2010.Buku Ajar Psikologi Komunikasi. Fakultas Psikologi Unair.

Howard, R. (2002). An Operational Framework for Media and Peacebuilding. IMPACTS , 34.

Institut Studi Arus Informasi. (2004). Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan

Rekonsiliasi. Kajian Tematis , 8.

Kedaulatan Rakyat. (2012, April 16). Kekerasan. Retrieved December 13, 2012, from

Kedaulatan Rakyat Online: www.kedaulatan-rakyat.com

Komisi Nasional Perempuan. (2011, September). Lembar Fakta Kekerasan Seksual dalam

Pemberitaan Media. Retrieved December 15, 2012, from Komnas Perempuan:

http://www.komnasperempuan.or.id/wp-content/uploads/2011/09/Lembar-Fakta-Kekerasan-

Seksual-dalam-Pemberitaan-Media.pdf

Ma'amun, S. (2013, November 13). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember. Retrieved

December 15, 2013, from STAIN Jember: http://www.stain-

jember.ac.id/v3/web/artikel/detail/7/book-review-konflik-sosial-dan-peran-media-massa

McQuail, D. (2010). Mass Communication Theory. 6th Edition. London: SAGE Publications.

McQuail, D. W. (1993). Communication Models: For the Study of Mass Communication.

Second Edition. London & New York: Longman.

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA D M Massa Terhadap Sosial di …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369026-MK-Jessica Jane T .pdf · kekerasan sosial yang terjadi di Indonesia. Makalah ini bertujuan

19

Oesman, A. T. (2012). Fenomena Tawuran sebagai Bentuk Agresivitas Remaja (Kasus Dua

SMUN di Kawasan Jakarta Selatan). Institut Pertanian Bogor .

Patrick Power Library. Writting Literature Review. Retrieved December 30, 2013. Saint Mary

University. http://www.smu.ca/administration/library/litrev.html

Dampak negatif ..., Jessica Jane T, FISIP UI, 2014