universitas indonesia asuhan keperawatan …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-pr-fairus...

68
UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL PADA NN. Y YANG MENGALAMI TB PARU DENGAN PENGOBATAN OAT DI RUANG ANTASENA RS. DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR KARYA ILMIAH AKHIR NERS FAIRUS ALI ABDAD 1006823261 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN DEPOK JUNI 2013 Asuhan keperawatan..., Fairus Ali, FIK UI, 2013

Upload: dinhduong

Post on 30-Jan-2018

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN

HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

PADA NN Y YANG MENGALAMI TB PARU

DENGAN PENGOBATAN OAT DI RUANG ANTASENA

RS DR H MARZOEKI MAHDI BOGOR

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

FAIRUS ALI ABDAD

1006823261

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

DEPOK

JUNI 2013

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN

HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL PADA NN Y

YANG MENGALAMI TB PARU DENGAN PENGOBATAN OAT

DI RUANG ANTASENA RS DR H MARZOEKI MAHDI BOGOR

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners keperawatan

FAIRUS ALI ABDAD

1006823261

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

DEPOK

JUNI 2013

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

HALAMAN PERNYAT AAN ORlSINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber

baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Fairus Ali Abdad SKep

1006823261

~~~~M~

Cf~~Y-vs AIt AbJJ )

13 Juni 2013

11 Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Profesi Keperawatan Ners

Judul Karya Ilmiah Akhir

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang Mengalami TB pam dengan Pengobatan OAT Di Ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners

Keperawatan Fakultas IImu Keperawatan Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing dan Penguji I

~~ ~-

(Dr Mustikasari SKp MARS)

Penguji II

Ditetapkan di Rogor

Tanggal 13Juni 2013

111 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners

(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya

ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional

pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang

Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya

ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara

moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud

menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada

1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia

2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff

dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman

untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor

3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp

KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya

Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan

hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan

4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf

yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang

telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai

harganya selama penulis melaksanakan praktek

5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya

Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar

saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun

spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan

lancar dan sukses

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

v Universitas Indonesia

6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi

dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga

pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah

7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala

dukungan dan bantuannya

Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa

terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar

menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa

membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa

yang akan datang

Depok Juni 2013

Penulis

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Ners Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas

karya i1miah saya yang betjudul

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB

Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi

Bogor

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Bogor

Pada Tanggal 13 Juni 2013

Yang menyatakan

~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)

vi Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

vii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013

Fairus Ali Abdad

Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor

x + 31 halaman + 4 lampiran

ABSTRAK

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat

Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013

Fairus Ali Abdad

Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices

ABSTRACT

Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition

Keywords

Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN

HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL PADA NN Y

YANG MENGALAMI TB PARU DENGAN PENGOBATAN OAT

DI RUANG ANTASENA RS DR H MARZOEKI MAHDI BOGOR

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners keperawatan

FAIRUS ALI ABDAD

1006823261

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

DEPOK

JUNI 2013

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

HALAMAN PERNYAT AAN ORlSINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber

baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Fairus Ali Abdad SKep

1006823261

~~~~M~

Cf~~Y-vs AIt AbJJ )

13 Juni 2013

11 Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Profesi Keperawatan Ners

Judul Karya Ilmiah Akhir

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang Mengalami TB pam dengan Pengobatan OAT Di Ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners

Keperawatan Fakultas IImu Keperawatan Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing dan Penguji I

~~ ~-

(Dr Mustikasari SKp MARS)

Penguji II

Ditetapkan di Rogor

Tanggal 13Juni 2013

111 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners

(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya

ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional

pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang

Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya

ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara

moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud

menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada

1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia

2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff

dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman

untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor

3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp

KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya

Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan

hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan

4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf

yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang

telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai

harganya selama penulis melaksanakan praktek

5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya

Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar

saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun

spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan

lancar dan sukses

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

v Universitas Indonesia

6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi

dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga

pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah

7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala

dukungan dan bantuannya

Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa

terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar

menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa

membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa

yang akan datang

Depok Juni 2013

Penulis

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Ners Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas

karya i1miah saya yang betjudul

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB

Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi

Bogor

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Bogor

Pada Tanggal 13 Juni 2013

Yang menyatakan

~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)

vi Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

vii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013

Fairus Ali Abdad

Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor

x + 31 halaman + 4 lampiran

ABSTRAK

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat

Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013

Fairus Ali Abdad

Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices

ABSTRACT

Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition

Keywords

Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

HALAMAN PERNYAT AAN ORlSINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber

baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Fairus Ali Abdad SKep

1006823261

~~~~M~

Cf~~Y-vs AIt AbJJ )

13 Juni 2013

11 Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Profesi Keperawatan Ners

Judul Karya Ilmiah Akhir

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang Mengalami TB pam dengan Pengobatan OAT Di Ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners

Keperawatan Fakultas IImu Keperawatan Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing dan Penguji I

~~ ~-

(Dr Mustikasari SKp MARS)

Penguji II

Ditetapkan di Rogor

Tanggal 13Juni 2013

111 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners

(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya

ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional

pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang

Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya

ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara

moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud

menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada

1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia

2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff

dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman

untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor

3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp

KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya

Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan

hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan

4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf

yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang

telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai

harganya selama penulis melaksanakan praktek

5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya

Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar

saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun

spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan

lancar dan sukses

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

v Universitas Indonesia

6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi

dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga

pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah

7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala

dukungan dan bantuannya

Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa

terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar

menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa

membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa

yang akan datang

Depok Juni 2013

Penulis

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Ners Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas

karya i1miah saya yang betjudul

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB

Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi

Bogor

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Bogor

Pada Tanggal 13 Juni 2013

Yang menyatakan

~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)

vi Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

vii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013

Fairus Ali Abdad

Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor

x + 31 halaman + 4 lampiran

ABSTRAK

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat

Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013

Fairus Ali Abdad

Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices

ABSTRACT

Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition

Keywords

Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Profesi Keperawatan Ners

Judul Karya Ilmiah Akhir

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang Mengalami TB pam dengan Pengobatan OAT Di Ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners

Keperawatan Fakultas IImu Keperawatan Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing dan Penguji I

~~ ~-

(Dr Mustikasari SKp MARS)

Penguji II

Ditetapkan di Rogor

Tanggal 13Juni 2013

111 Universitas Indonesia Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners

(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya

ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional

pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang

Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya

ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara

moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud

menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada

1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia

2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff

dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman

untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor

3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp

KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya

Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan

hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan

4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf

yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang

telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai

harganya selama penulis melaksanakan praktek

5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya

Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar

saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun

spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan

lancar dan sukses

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

v Universitas Indonesia

6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi

dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga

pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah

7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala

dukungan dan bantuannya

Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa

terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar

menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa

membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa

yang akan datang

Depok Juni 2013

Penulis

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Ners Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas

karya i1miah saya yang betjudul

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB

Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi

Bogor

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Bogor

Pada Tanggal 13 Juni 2013

Yang menyatakan

~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)

vi Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

vii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013

Fairus Ali Abdad

Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor

x + 31 halaman + 4 lampiran

ABSTRAK

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat

Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013

Fairus Ali Abdad

Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices

ABSTRACT

Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition

Keywords

Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

iv Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah Akhir Ners

(KIAN) ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang telah ditentukan Karya

ilmiah ini ditulis dengan judul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional

pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang

Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Selama proses pembuatan karya

ilmiah akhir ners ini begitu banyak pihak yang memberikan dukungan baik secara

moril maupun spirituil Oleh karena itu melalui tulisan ini saya bermaksud

menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada

1) Ibu Dewi Irawaty MA PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia

2) dr Erie Dharma Irawan SpKJ selaku direktur utama beserta seluruh staff

dan jajarannya yang telah memberikan izin kepada saya dan teman-teman

untuk melakukan praktek di RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor

3) Ibu Dr Mustikasari SKp MARS dan ibu Ns Fauziah MKep Sp

KepJiwa selaku pembimbing dan penguji dalam penyusunan tugas Karya

Ilmiah Akhir Ners ini yang telah memberikan banyak masukan dan arahan

hingga karya ilmiah ini berhasil dirampungkan

4) Ibu Linggar Kumoro SKp selaku kepala ruangan beserta seluruh staf

yang bertugas di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor yang

telah memberikan banyak dukungan dan bantuan yang tidak ternilai

harganya selama penulis melaksanakan praktek

5) Suami saya (Heral Syarif) dan anak-anak saya (Sultan Azka Athaya

Alfalisya dan Darin Fatin Atsilah Alfalisya) serta seluruh keluarga besar

saya yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun

spirituil sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan

lancar dan sukses

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

v Universitas Indonesia

6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi

dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga

pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah

7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala

dukungan dan bantuannya

Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa

terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar

menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa

membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa

yang akan datang

Depok Juni 2013

Penulis

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Ners Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas

karya i1miah saya yang betjudul

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB

Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi

Bogor

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Bogor

Pada Tanggal 13 Juni 2013

Yang menyatakan

~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)

vi Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

vii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013

Fairus Ali Abdad

Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor

x + 31 halaman + 4 lampiran

ABSTRAK

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat

Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013

Fairus Ali Abdad

Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices

ABSTRACT

Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition

Keywords

Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

v Universitas Indonesia

6) Seluruh teman-teman mahasiswa profesi ners 2012 FIK-UI kelas Ekstensi

dan reguler yang selalu kompak dan senantiasa berbagi ilmu sehingga

pengetahuan kita semakin hari semakin bertambah

7) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala

dukungan dan bantuannya

Saya menyadari bahwa laporan karya ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih memerlukan banyak perbaikan Untuk itu saya senantiasa

terbuka atas segala saran dan masukan demi perbaikan laporan penelitian ini agar

menjadi lebih baik dan sempurna Saya berharap semoga Allah SWT senantiasa

membimbing saya dan kita semua menuju perkembangan dan kemajuan dimasa

yang akan datang

Depok Juni 2013

Penulis

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Ners Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas

karya i1miah saya yang betjudul

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB

Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi

Bogor

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Bogor

Pada Tanggal 13 Juni 2013

Yang menyatakan

~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)

vi Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

vii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013

Fairus Ali Abdad

Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor

x + 31 halaman + 4 lampiran

ABSTRAK

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat

Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013

Fairus Ali Abdad

Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices

ABSTRACT

Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition

Keywords

Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

BALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Fairus Ali Abdad SKep

NPM 1006823261

Program Studi Ners Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Jenis Karya Karya Ihniah Akbir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk mmberikan kepada Universitas

Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas

karya i1miah saya yang betjudul

Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional pada Nn Y yang mengalami TB

Paru dengan pengobatan OAT di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi

Bogor

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

ini Universitas Indonesia berhak menyimpan mengalihmediakan I formatkan mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database) merawat dan mempublikasikan tugas akhir

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis I pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Bogor

Pada Tanggal 13 Juni 2013

Yang menyatakan

~f4Ai~ (Fairus Ali Abdad SKep)

vi Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

vii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013

Fairus Ali Abdad

Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor

x + 31 halaman + 4 lampiran

ABSTRAK

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat

Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013

Fairus Ali Abdad

Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices

ABSTRACT

Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition

Keywords

Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

vii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU KEPERAWATANJuni 2013

Fairus Ali Abdad

Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang mengalamiTB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H MarzoekiMahdiBogor

x + 31 halaman + 4 lampiran

ABSTRAK

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular yang banyak dideritaoleh masyarakat perkotaan akibat perubahan gaya hidup dan kondisi lingkunganyang memburuk Penderita TB paru dapat mengalami berbagai masalah kesehatansalah satunya masalah psikososial Harga diri rendah situasional merupakan salahsatu masalah psikososial yang dapat terjadi pada penderita tuberkulosis paruIntervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inidiantaranya dengan membimbing klien dalam berpikiran positif Hal ini terbuktidapat membantu klien membangun rasa percaya sendiri yang tinggi semangatuntuk sembuh dan membangun pola pikir dan sikap yang lebih jujur dan terbukaHal ini juga memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi kesehatan fisikyang sebelumnya menurun akibat sakit Asuhan keperawatan pada penderitatuberkulosis paru yang mengalami harga diri rendah situasional perlu diperhatikanoleh setiap perawat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebihberat

Kata KunciAsuhan keperawatan harga diri rendah situasional tuberkulosis paru berpikirpositif

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013

Fairus Ali Abdad

Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices

ABSTRACT

Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition

Keywords

Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

UNIVERSITAS INDONESIA FACULTY OF NURSING June 2013

Fairus Ali Abdad

Topic Nursing care for situational low self esteem in Mrs Y who has lungs tuberculosis with anti tuberculosis medications in Antasena room RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor x + 31 pages + 4 appendices

ABSTRACT

Lungs tuberculosis is one of infectious diseases which is treated in citizen because of changing of lifestyle and destruction of environment Someone who has treated with lungs tuberculosis can get several health problems One of those is psychiatry problem Situational low self esteem is one of psychiarty problem which is usually treated in lungs tuberculosis patients Nursing intervention can be done for tackling this problem Nurse can assist patients for having positive thinking This implementation had completely helped in building self confidence Besides that it could also enhance her pattern of thinking Patient showed open attitude and told the truth during implementation This implementation was also giving positive influence in patientrsquos physical health condition Nursing intervention for lungs tuberculosis patients with situational low self esteem is important issue This problem needs consistency implementation Nursing implementation is absolutely needed for avoiding worse health condition

Keywords

Nursing intervention situational low self esteem lungs tuberculosis positive thinking

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iLEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS iiLEMBAR PENGESAHAN iiiKATA PENGANTARLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ivvi

ABSTRAKSI viiDAFTAR ISIDAFTAR LAMPIRAN

ixx

1 PENDAHULUAN11 Latar Belakang 112 Rumusan Masalah 413 Tujuan Penulisan 514 Manfaat Penulisan 5

2 TINJAUAN PUSTAKA21TB paru 7

211 Definisi 7212 Tanda dan gejala 7213 Dampak psikologis 8214 Pemeriksaan penunjang 8215 Pengobatan 9

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru 1023 Asuhan keperawatan psikososial pada TB paru 11

3 Analisa Kasus31 Pengkajian 1432 Masalah Keperawatan 15

33 Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

4 Analisis Situasi

17

41 Profil lahan praktek 1942 Analisis masalah keperawatan 1943 Analisis intervensi44 Alternatif pemecahan masalah

2326

5 Penutup51 Kesimpulan 2952 Saran 30

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

x Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format pengkajian askepLampiran 2 Analisa dataLampiran 3 Rencana asuhan keperawatanLampiran 4 Catatan perkembangan asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

oleh kuman jenis bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosa Penyakit ini

dapat menyerang semua tingkat usia mulai dari anak remaja dewasa hingga

lansia TBC lebih sering menyerang paru-paru daripada organ lain di dalam tubuh

manusia seperti tulang kulit dan ginjal Penyakit ini merupakan penyakit

pembunuh ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta

merupakan penyakit menular nomor satu yang menjadi penyebab kematian di

Indonesia (Purwanda Fibriawan Sasmito Fatkhunisa amp Widiyanti 2012)

Penatalaksanaan TBC yang direkomendasikan oleh WHO adalah dengan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Shotcourse) atau pengobatan jangka pendek

yang diawasi secara langsung Strategi ini dinilai sangat efektif untuk

pengendalian tuberkulosis walaupun beban penyakit tuberkulosis di seluruh dunia

pada saat ini masih sangat tinggi Data yang didapat sejak tahun 2003 hingga saat

ini diperkirakan masih terdapat sekitar 95 juta kasus baru tuberkulosis dan sekitar

05 juta orang meninggal akibat tuberkulosis di seluruh dunia Kondisi ini

membuat WHO masih menyatakan TBC sebagai kedaruratan global bagi

kemanusiaan di seluruh dunia sehingga langkah-langkah penatalaksanaan untuk

mengendalikan penyakit ini terus dilakukan (Kemenkes RI 2011)

Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang juga

dipandang cukup penting di Indonesia Pada tahun 2006 jumlah penderita TBC di

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TBC

terbanyak di dunia setelah India dan China Pada tahun 2009 peringkat ini telah

menurun menjadi nomer 5 setelah India Cina Afrika Selatan dan Nigeria

Jumlah penderita TBC di Indonesia saat ini adalah sekitar 58 dari total jumlah

pasien TBC dunia dan diperkirakan masih terdapat 528000 kasus TBC baru

dengan kematian sekitar 91000 orang per tahun dan sebanyak 70 dari angka itu

terjadi pada usia produktif (Kemenkes RI 2011) Kondisi ini dapat menimbulkan

berbagai hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kehidupan sehari-hari pada

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

2

Universitas Indonesia

penderitanya sehingga wajar kiranya jika pemerintah Indonesia memberi

perhatian yang besar terhadap pengendalian penyakit TBC di tanah air

Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih gencar melakukan upaya-upaya

pengendalian penyakit TBC Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010

tentang Millenuim Developmen Goalrsquos (MDGrsquos) mempertegas komitmen

Indonesia untuk melakukan percepatan pencapaian pengendalian terhadap

penyakit TBC Laporan pencapaian MDGrsquos tahun 2010 menyebutkan bahwa

target pengendalikan penyebaran tuberkulosis sejauh ini telah dilakukan dengan

benar dan memberikan kontribusi yang sangat besar pada upaya pembangunan

nasional secara keseluruhan Kondisi ini merupakan suatu prestasi yang positif

walaupun masih belum memenuhi target penurunan angka kesakitan dan kematian

akibat TBC yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2010-2014 Target kasus TBC tahun 2014 dalam RPJMN

2010-2014 adalah 224 kasus saja per 100000 penduduk namun saat ini kasus

TBC masih berada pada angka 235 kasus (Kemenkes RI 2011) Hal ini tentu saja

menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan memerlukan upaya-

upaya penanggulangan yang membutuhkan perhatian dan komitmen bersama dari

setiap elemen masyarakat

Penyebaran penyakit TBC kerap kali dihubungkan dengan beberapa keadaan

diantaranya akibat memburuknya kondisi sosial ekonomi belum optimalnya

fasilitas pelayanan kesehatan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan adanya

epidemi dari infeksi HIV (Human Imunodeficiency Virus) Kondisi lain yang

berhubungan erat adalah menurunya daya tahan tubuh manusia serta

meningkatnya virulensi dan jumlah kuman yang beredar (Kemenkes RI 2011)

Selain itu pesatnya laju pembangunan dan perubahan gaya hidup masyarakat di

zaman serba modern serta kondisi alam yang penuh dengan polusi dan faktor

stress yang meningkat dipercaya telah memperburuk status kesehatan masyarakat

secara umum Hal ini membuat penyakit ini dapat diderita oleh siapapun tidak

hanya terbatas pada masyarakat golongan miskin saja dan membuat penyebaran

TBC paru merupakan hal yang sulit untuk dicegah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

3

Universitas Indonesia

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan berbagai dampak yang dapat

berpengaruh terhadap kondisi kesehatan penderita Secara fisik penderita paru

dapat mengalami berbagai masalah kesehatan Menurut Depkes (2008) gejala-

gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala tambahan Gejala utama berupa

batuk terus menerus dan batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih sementara

yang termasuk gejala tambahan yang sering dijumpai diantaranya adalah batuk

berdahak yang bercampur darah (hemaptoe) sesak nafas nyeri dada badan

lemah nafsu makan menurun berat badan menurun malaise berkeringat malam

walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan

Kondisi kesehatan fisik yang menurun akibat menderita suatu penyakit pada

penderita TB paru juga dapat menimbulkan masalah lain terkait kondisi psikologis

penderita Salah satu kondisi psikologis yang dapat mengalami gangguan adalah

konsep diri Harga diri rendah situasional merupakan salah satu masalah konsep

diri yang dapat dialami oleh seorang penderita TB paru Hal ini sebagaimana

terdapat dalam Potter Perry (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa kondisi

yang dapat menjadi sumber stresor bagi harga diri seseorang meliputi perubahan

hubungan dan perkembangan penyakit operasi kecelakaan dan respon individu

lain terhadap perubahan yang terjadi Dari pernyataan ini jelas kiranya bahwa

kondisi sakit fisik akibat TB paru dapat mempengaruhi kondisi psikologis

individu selain itu kondisi lingkungan atau respon orang lain yang berada

disekitarnya juga dapat mempengaruhi kondisi harga diri penderita

Masalah harga diri rendah perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena jika

tidak hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah psikologis lain yang lebih

serius Morton Louise Reid dan Stewart (2011) menyebutkan bahwa masalah

harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi

ansietas dan panik Potter Perry (2009) juga menyebutkan bahwa perilaku

individu biasanya sesuai dengan konsep diri dan harga diri yang dimilikinya

individu yang memiliki harga diri yang rendah sering kali tidak dapat mengontrol

situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan mempengaruhi

keputusan tentang pelayanan kesehatan Oleh karena itu perawat perlu

memberikan perhatian yang serius dalam mengatasi masalah harga diri rendah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

4

Universitas Indonesia

situasional yang dialami penderita TB paru Hal ini tidak hanya bertujuan untuk

mengatasi masalah psikologis itu sendiri tapi juga diharapkan dapat mencegah

terjadinya masalah kesehatan lain yang lebih serius

Penderita TB paru selain dapat mengalami masalah psikososial berupa HDR

situasional akibat kondisi kesehatannya yang menurun juga dapat mengalami

masalah ansietas atau kecemasan Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Stuart

(2002) yang menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus terjadinya

kecemasan adalah berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang

akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada

diri individu Dari kondisi ini jelas bahwa seorang penderita TB paru yang

mengalami HDR situasional juga memiliki kemungkinan mengalami kecemasan

akibat merasakan ketidaknyamanan kekhawatiran atau ketakutan terkait kondisi

kesehatannya Kondisi kecemasan yang dialami dapat membuat penderita menjadi

tidak fokus dan kurang mampu berpikir positif dan realistis Oleh karena itu

pendekatan asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu dilakukan secara

holistik untuk menciptakan pelayanan yang lebih berkualitas Hal ini juga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan

keperawatan dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap

pengendalian penyakit dan pemberantasan TB paru dari muka dunia

12 Rumusan Masalah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai dampak meliputi fisik psikologis

sosial dan spiritual Secara fisik seorang penderita TB paru dapat mengalami

berbagai gejala penyakit yang akan menimbulkan kesakitan dan

ketidaknyamanan Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi psikososial dan

spiritual dimana penderita mungkin mengalami perasaan yang tidak nyaman

pikiran-pikiran yang negatif dan mungkin perasaan tertekan akibat kondisi sakit

ditambah adanya tuntutan yang diterimanya dari lingkungan sekitar Kompleksnya

masalah yang bisa ditimbulkan oleh penyakit TB paru membuat keadaan ini perlu

mendapatkan perhatian yang cukup ekstra sehingga perawat yang memberikan

asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

5

Universitas Indonesia

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien penderita TB paru hendaknya

bersifat holistik dengan memperhatikan setiap aspek yang ada pada diri individu

Asuhan keperawatan holistik bertujuan tidak hanya untuk mencapai kembali

tingkat kesehatan yang optimal secara fisik saja tetapi juga untuk memberikan

dukungan psikososial untuk mendukung proses penyembuhan Selain itu hal ini

juga memiliki tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mendukung program yang

hingga saat ini masih gencar dilakukan oleh pemerintah dan juga WHO dalam

program pengendalian penyakit TB paru di seluruh dunia Berdasarkan latar

belakang ini penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yang

berjudul ldquoasuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada Nn Y yang

mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr

H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo

13 Tujuan Penulisan

131 Tujuan umum

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada pasien yang mengalami TB

paru

132 Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah

a) Memberi gambaran tentang masalah fisik dan psikososial yang dapat

terjadi pada klien dengan penyakit TB paru

b) Memberi gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan

psikososial yang dapat dilakukan pada penderita TB paru

c) Menganalisa kesenjangan antara asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien Nn Y dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait

14 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik

secara ilmu aplikatif dan metodologi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

6

Universitas Indonesia

141 Manfaat Ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan harga

diri rendah situasinal pada klien yang mengalami TB paru

142 Manfaat Aplikatif

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami TB paru dengan pendekatan fisik dan

psikososial Hal ini diharapkan dapat membantu perawat di ruang perawatan

dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diwujudkan

dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan keperawatan

yang diberikan

143 Manfaat Metodologi

Penulisan karya ilmiah ini kiranya dapat dijadikan sebagai penemuan baru terkait

penerapan asuhan keperawatan psikososial pada pasien yang mengalami TB paru

sehingga dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber rujukan ilmiah bagi

penulisan karya ilmiah berikutnya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

7 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan

karya ilmiah akhir yang berjudul ldquoAsuhan keperawatan harga diri rendah

situasional pada Nn Y yang mengalami penyakit TB paru dengan pengobatan

OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogorrdquo Teori dan konsep

yang hendak diuraikan meliputi konsep tentang TB paru masalah psikososial

pada pasien yang mengalami TB paru dan asuhan keperawatan psikososial pada

pasien TB paru

21 TB Paru

211 Definisi

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang dikendalikan oleh daya tahan

tubuh seseorang Price Wilson (2006) mendefinisikan tuberkulosis sebagai

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Smeltzer Bare (2002) menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TB adalah penyakit

infeksius yang terutama menyerang parenkim paru dapat ditularkan kebagian

tubuh yang lain misalnya meningen ginjal tulang dan nodus limfa Sementara

menurut Kumar Cotran dan Robbins (2004) tuberkulosis adalah suatu penyakit

granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

penyakit ini biasanya mengenai paru tapi mungkin dapat menyerang semua organ

atau jaringan di tubuh lainnya secara patologi biasanya bagian tengah granuloma

tuberkular mengalami nekrosis perkijuan Berdasarkan definisi-definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang lebih sering

menyerang parenkim paru dan secara patologi ciri khas TBC adalah adanya

nekrosis perkijuan pada bagian tengah granuloma tuberkularnya

212 Tanda dan gejala Fisik

Penderita tuberkulosis dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala Menurut

Depkes (2008) gejala-gejala TB paru terdiri dari gejala utama dan gejala

tambahan Gejala utama berupa batuk terus menerus dan batuk berdahak selama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

8

Universitas Indonesia

tiga minggu atau lebih sementara yang termasuk gejala tambahan yang sering

dijumpai diantaranya adalah batuk berdahak yang bercampur darah (hemaptoe)

sesak nafas nyeri dada badan lemah nafsu makan menurun berat badan

menurun malaise berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam

meriang lebih dari sebulan

213 Dampak Psikologis

Gejala yang dapat dirasakan seorang penderita TB paru tidak hanya berupa gejala

fisik saja Penderita TB paru juga rentan mengalami masalah atau gejala

psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan bahwa

seseorang yang mengalami TB paru akan menunjukkan gejala-gejala psikologi

seperti merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan dan putus asa penderita

mungkin menunjukkan penyangkalan khususnya pada fase awal penyakit

kecemasan ketakutan cepat marah ceroboh dan terjadi perubahan mental pada

tahap lanjut Dampak psikologis ini tentunya tidak boleh diabaikan begitu saja

karena masalah psikologis yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang

menjadi kondisi yang semakin buruk dan menyebabkan masalah baru bagi

penderita TB paru itu sendiri

Masalah psikososial dapat muncul akibat berbagai faktor Penderita TB paru dapat

mengalami beban pikiran yang berat akibat kondisi sakit yang tidak diharapkan

atau akibat mengalami beban perasaan atas tuntutan masyarakat yang dikelilingi

oleh banyak stigma Menurut Setiawan (2011) ada beberapa stigma negatif yang

berkembang terkait penyakit tuberkulosis diantaranya adalah anggapan bahwa

tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna atau kutukan penyakit keturunan dan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan Stigma-stigma ini kerap kali

mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dimana penderita mungkin akan

merasa malu dan takut akan dikucilkan oleh lingkungannya sehingga penderita

lebih memilih menyembunyikan penyakitnya dan menolak untuk berobat

214 Pemeriksaan penunjang

Penyakit tuberkulosis dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yang perlu

dilakukan secara seksama Hal ini diperlukan untuk menentukan rencana

pengobatan dan perawatan yang sesuai Beberapa pemeriksaan yang biasanya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

9

Universitas Indonesia

dilakukan diantaranya adalah dengan mencermati keluhan dan gejala klinis dari

penderita Selain itu diagnosa TB paru pada orang dewasa juga dapat ditegakkan

dengan bantuan beberapa pemeriksaan penunjang salah satunya dengan

pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) terhadap sputum penderita Apabila

terdapat keraguan hasil dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biakan rontgen

dada immunologis dan tes mantoux (Crofton et al 2002 dalam Rian 2010) Price

Wilson (2006) menambahkan bahwa selain pemeriksaan tes mantoux dan rontgen

dada pemeriksaan diagnosis bagi penderita TB paru juga dapat meliputi tes anergi

pemeriksaan bakteriologi atau histologi

215 Pengobatan TB paru

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien mencegah kematian

mencegah kekambuhan memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis atau OAT (Misnadiarly 2006

dalam Rian 2010) Obat-obat yang sering dipergunakan dalam pengobatan TB

diantaranya adalah Isoniazid (H) rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Streptomycin

(S) dan Ethambutol (E) Prinsip dari pengobatan TBC adalah mengikuti Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Depkes RI tahun 2008 yang terdiri dari

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan Jangan

gunakan OAT tunggal (monoterapi) Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis

Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas

Minum Obat (PMO)

3) Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan Pada tahap awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat Bila

pengobatan tahap ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular

menjadi tidak menular dalam kurun waktu dua minggu Sebagian besar TB

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam dua bulan Pada tahap

lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

10

Universitas Indonesia

waktu yang lebih lama Tahap ini diperlukan dengan tujuan untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kambuh

Obat-obat anti tuberkulosis memiliki berbagai macam efek samping diantaranya

adalah kehilangan nafsu makan mual sakit perut nyeri sendi kesemutan sampai

dengan rasa terbakar di kaki dan warna kemerahan pada air seni efek samping

yang lebih berat dapat terjadi berupa gatal dan kemerahan pada kulit tuli

gangguan keseimbangan gangguan penglihatan ikterus tanpa penyebab lain

bingung dan muntah - muntah hingga purpura dan renjatan atau syok (Depkes

2008)

Berbagai macam efek samping yang dapat ditimbulkan oleh OAT tidak hanya

menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik saja tapi juga dapat menimbulkan

dampak secara psikososial Doenges Moorhouse dan Murr (2010) menyebutkan

bahwa penderita TB paru dapat merasa stres berkepanjangan tidak ada harapan

putus asa kecemasan dan ketakutan Meminum OAT dalam jangka waktu yang

cukup lama kiranya dapat menjadi suatu beban yang menimbulkan

ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis hingga penderita beresiko untuk

mengalami kegagalan dalam program pengobatan Kondisi ini secara lebih luas

dapat mempengaruhi keberhasilan program pemberantasan TBC dari muka dunia

Rian (2010) yang menyebutkan bahwa pasien TB yang mempunyai keluhan efek

samping OAT berisiko 284 kali lebih besar untuk mengalami default

dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mempunyai keluhan efek samping

OAT

22 Masalah psikososial pada pasien dengan TB paru

Penderita tuberkulosis dapat mengalami berbagai masalah kesehatan sebagaimana

tanda dan gejala yang dirasakan dari proses penyakit itu sendiri Sebagai makhluk

bio-psiko-sosial-spiritual ketika mengalami suatu penyakit manusia tidak hanya

merasakan ketidaknyamanan secara fisik saja tetapi juga dapat mengalami

ketidaknyamanan secara psikologis sosial dan spiritual Masalah psikososial

yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya meliputi gangguan konsep diri

dan kecemasan Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah

harga diri rendah (HDR) yang sifatnya masih situasional bukan kronik HDR

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

11

Universitas Indonesia

situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) didefinisikan sebagai suatu

perkembangan persepsi negatif terhadap harga diri individu sebagai respon

terhadap situasi tertentu misalnya akibat menderita suatu penyakit kondisi ini

dapat disebabkan akibat adanya gangguan citra tubuh kegagalan dan penolakan

perasaan kurang penghargaan proses kehilangan dan perubahan pada peran sosial

yang dimiliki Morton Louise Reid dan Stewart (2011) juga menyebutkan

bahwa masalah harga diri rendah dapat berkembang menjadi gangguan jiwa

seperti depresi ansietas panik dan masalah kejiwaan lain yang lebih berat

Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik perlu dilakukan untuk mengurangi

beban penderitaan yang dialami penderita dan ditujukan untuk menciptakan

asuhan keperawatan yang lebih berkualitas

Masalah psikososial lain yang dapat muncul pada penderita TB paru adalah

kecemasan atau ansietas Masalah ansietas menurut Wilkinson Ahern (2009)

didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom atau sebagai perasaan takut yang disebabkan oleh

antisipasi terhadap suatu hal yang dianggap sebagai bahaya Stuart (2002)

menyatakan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh defisiensi pengetahuan atau

oleh stressor pencetus berupa ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri

yang akan membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi

pada individu Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penderita

TB paru dapat mengalami kecemasan yang berupa perasaan tidak nyaman

khawatir atau perasaan takut akibat kondisi penyakit yang mungkin dianggapnya

sebagai suatu bahaya dan kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan lain

yang menganggu keadaan konsep diri serta kurangnya pengetahuan tentang

masalah-masalah tertentu yang dialami oleh penderita

23 Asuhan keperawatan psikososial pada penderita TB paru

Pengkajian HDR situasional dalam Wilkinson Ahern (2009) difokuskan pada

batasan karakteristik yang meliputi keluhan subjektif dan objektif pasien Secara

subjektif klien dapat mengeluhkan dirinya tidak sanggup menghadapi situasi atau

peristiwa yang ada menunjukkan ekspresi diri tidak berguna dan tidak ada

harapan perkataan peniadaan diri dan mungkin melaporkan secara verbal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

12

Universitas Indonesia

tantangan situasional saat ini terhadap harga diri secara objektif klien biasanya

tampak bimbang dan tidak asertif

Masalah HDR situasional dapat diatasi dengan beberapa intervensi keperawatan

Rencana intervensi keperawatan yang dapat diberikan dirangkum dari Potter

Perry (2009) Wilkinson Ahern (2009) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

diagnosa fisik dan psikososial FIK- UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1 Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat mempengaruhi

harga diri rendah

2 Dengarkan ungkapan secara aktif dan tunjukkan respek pada klien

3 Evaluasi pernyataan klien tentang harga diri

4 Diskusikan tentang harga diri rendah meliputi penyebab proses terjadinya

masalah tanda dan gejala serta akibatnya

5 Tunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan pasien untuk mengatasi

situasi

6 Bantu klien mengembangkan pola pikir positif

7 Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

8 Minta klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan talenta yang dimiliki

9 Bantu klien dalam mengembangkan kembali harga diri positif dengan

melakukan kegiatan yang positif

10 Dukung peningkatan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan bantu klien

dengan menerima ketergantungannya dengan orang lain selama masih

sesuai

11 Kaji klien terhadap tanda dan gejala depresi dan potensi untuk bunuh diri

12 Minta bantuan pada sumber-sumber yang ada di rumah sakit (layanan

keagamaan petugas sosial perawat spesialis klinis dan lain lain)

13 Fasilitasi lingkungan dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

harga diri

Masalah psikososial lain yang dapat dialami oleh penderita TB paru adalah

ansietas Stuart (2002) menyebutkan bahwa pengkajian terhadap masalah ansietas

dapat difokuskan pada respon fisiologis perilaku kognitif dan afektif yang

mungkin ditunjukkan oleh individu saat mengalami kecemasan Untuk mengatasi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

13

Universitas Indonesia

masalah kecemasan perawat dapat melaksanakan berbagai macam intervensi

keperawatan Rencana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah ansietas dirangkum dari beberapa sumber referensi yaitu dari

Wilkinson Ahern (2009) Stuart (2002) dan SAK diagnosa fisik dan psikososial

FIK-UI RSMM (2012) adalah sebagai berikut

1) Bantu pasien mengenal ansietas

2) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri berupa pengalihan situasi tarik napas dalam latihan

mengerutkan dan mengendurkan otot-otot dan hipnotis diri sendiri

(latihan 5 jari)

3) Lakukan pendekatan spiritual

4) Sediakan informasi faktual yang terkait diagnosis terapi dan

prognosis sesuai kebutuhan informasi yang ditunjukkan klien

5) Sediakan sarana seperti radio alat permainan majalah kesehatan dan

sarana lainnya untuk mengalihkan perasaan klien

6) Libatkan keluarga dalam memberi penguatan positif tekait perasaan

klien

7) Berikan penguatan positif ketika klien mampu meneruskan aktivitas

yang positif selama di rawat di rumah sakit

8) Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman saudara tetangga tempat ibadah tempat rekreasi dan lain lain

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

14 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

31 Pengkajian

Klien adalah Nn Y berusia 18 tahun pendidikan SLTA belum menikah

pekerjaan sebelum sakit adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa

berhenti bekerja Klien masuk rumah sakit tanggal 9 Mei 2013 dengan diagnosa

medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis) Keluhan utama klien saat

masuk RS adalah mual kadang-kadang muntah tidak nafsu makan yang telah

berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien

sejak mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari Puskesmas

Riwayat penyakit sebelumnya sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah

berobat ke Puskesmas akibat sering mengalami batuk-batuk klien sempat diberi

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut

kondisi kesehatannya menjadi semakin memburuk karena mengalami mual

muntah berat Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan

penggunaannya dihentikan sejak seminggu yang lalu Dalam riwayat penyakit

keluarga menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien

dari pihak ibu namun riwayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti

Klien dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman yang padat sehingga

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Klien juga memiliki kebiasaan pulang

malam (sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan

bermotor tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit

makan kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil Klien lebih suka

jajan dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak sakit

sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu

37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36

Kg (sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh)

15 Hasil pemeriksaan Fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa konjungtiva

pucat warna pink muda sklera agak keruh bibir agak pucat dan kering nilai Hb

116 mg dL dan terjadi peningkatan pada nilai SGOT 330 UL SGPT 90 UL

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

15

Universitas Indonesia

Adapun hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran

bahwa klien kemungkinan menderita TBC

Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari pertama

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif

mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani

menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain cenderung

menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis penyakit

lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga mengatakan merasa sedih

karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini Kondisi ini

juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa

khawatir akan masa depannya kelak Klien dan keluarganya juga masih

memandang bahwa penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

Pengkajian lanjutan yang dilakukan pada hari ke lima perawat mendapat data

bahwa klien merasa khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan

efek sampingnya Klien mengatakan langsung merasa mual saat membayangkan

obat-obat paru yang pernah diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan

takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat

penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang jika membicarakan tentang obat-

obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah

mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

32 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus Nn Y ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan

Data Subjektif

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah makan sulit hanya masuk 1-3 suap

Data Objektif

Klien tampak lemah

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

16

Universitas Indonesia

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 uL SGPT 90 uL

2 HDR situasional ditandai dengan

Data Subjektif

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan

tentang penyakitnya kepada orang lain sedih karena terpaksa harus berhenti

bekerja akibat menderita penyakit ini merasa malu karena menjadi tidak

produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak Klien dan

keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru merupakan

penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Data Objektif

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya

tentang penyakit

3 Ansietas ditandai dengan

Data Subjektif

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek sampingnya langsung

merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah diminumnya

khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

17

Universitas Indonesia

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan keluarga juga mengatakan

bahwa selama ini belum pernah mendapatkan informasi tentang cara

pengobatan dan perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan

informasi yang tepat dari perawat

Data Objektif

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Meminta informasi kepada perawat tentang cara pengobatan dan

perawatan TB paru kepada perawat

Berdasarkan uraian diatas pada kasus Nn Y diperoleh beberapa masalah

keperawatan pada aspek fisik dan psikososial namun dalam penulisan karya

ilmiah ini penulis lebih memfokuskan analisa pada aspek psikososial klien yaitu

terkait masalah HDR situasional dan ansietas Hal ini disesuaikan dengan judul

karya ilmiah yang diangkat meskipun pada pengelolaannya masalah fisik yang

dialami klien tetap diatasi dan dilakukan asuhan keperawatannya

33 Pohon masalah dan masalah keperawatan psikososial berdasarkan

Prioritas

Penyakit TB paru yang dialami Nn Y menyebabkan klien mengalami masalah

pada konsep dirinya Masalah ini dimulai dengan terjadinya perubahan peran

akibat kehilangan pekerjaan sejak klien menderita penyakit Kondisi ini membuat

klien merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Selain itu klien juga merasa malu tentang penyakit paru-paru

yang diderita karena klien keluarga dan lingkungannya masih memandang bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Kondisi-kondisi ini membuat klien mengalami masalah HDR

situasional

Akibat harga diri rendah situasional klien mengalami kecemasan terutama dengan

rencana pengobatan yang akan dijalani klien merasa masih trauma dengan efek

samping pengobatan yang telah membuat kondisi kesehatannya semakin

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

18

Universitas Indonesia

memburuk beberapa waktu yang lalu Klien juga merasa khawatir dan takut akan

ditolak oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh akibat penyakitnya ini Selain

disebabkan oleh harga diri rendah situasional masalah kecemasan yang dialami

klien juga diperberat dengan kondisi defisiensi pengetahuan yang disebabkan oleh

kurangnya klien dan keluarganya dalam mendapatkan paparan informasi tentang

masalah-masalah kesehatan yang sedang dihadapi

Hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh pada kasus Nn Y terdapat

beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah yaitu

1 Harga diri rendah (HDR) situasional

2 Ansietas

Kecemasan

Perubahan peran

HDR situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

19 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi terkait pelaksanaan asuhan keperawatan

harga diri rendah situasional padaNn Y yang mengalami TB paru dengan

pengobatan OAT di ruang Antasena RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Analisis

yang dilakukan meliputi profil lahan praktek analisis masalah keperawatan

analisis intervensi dan analisis terkait alternatif pemecahan masalah

41 Profil lahan praktek

Ruang rawat Antasena merupakan salah satu ruang perawatan medikal bedah di

RS Dr H Marzoeki Mahdi Bogor Kapasitas tempat tidur diruangan ini

berjumlah 35 tempat tidur dengan kapasitas perawatan kelas II sebanyak 7 tempat

tidur dan 28 tempat tidur untuk perawatan kelas III Ruangan ini merawat pasien

laki-laki dan perempuan dengan batasan usia remaja dewasa hingga lansia

Ruangan ini dikepalai oleh seorang kepala ruangan yaitu Ibu Linggar Kumoro

SKp dibantu oleh dua orang ketua tim yaitu Ibu Anna Amalia Amdkep dan Ibu

Ni Ketut Mariani Amdkep Ruangan ini juga dilengkapi dengan 23 orang

perawat pelaksana yang seluruhnya memiliki latar belakang pendidikan D-III

keperawatan

42 Analisis masalah keperawatan

421 TB paru sebagai kasus masyarakat perkotaan

Hasil pengkajian pada Nn Y menunjukkan bahwa penyakit TB paru yang dialami

klien merupakan kasus masyarakat perkotaan Hal ini berdasarkan data-data yang

menunjukkan bahwa gaya hidup atau life style yang dijalani klien sehari-hari dan

persoalan lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk dan penuh dengan

masalah polusi Seperti diketahui bahwa klien memiliki kebiasaan pulang malam

(sehabis bekerja sebagai penjaga toko) dengan menggunakan kendaraan bermotor

tanpa menggunakan masker udara Klien juga termasuk orang yang sulit makan

kebiasaan makan hanya 1-2x hari dalam porsi kecil dan klien lebih suka jajan

dipinggir jalan seperti makan mie baso gorengan dan sejenisnya Kondisi ini

merupakan kondisi yang saat ini umum terjadi pada masyarakat perkotaan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

20

UniversitasIndonesia

sebagaimana Nies McEwen (2007) menyebutkan bahwa jenis-jenis masalah yang

terkait dengan lingkungan perkotaan dapat terjadi mulai dari gaya hidup yang

tidak sehat kualitas makanan yang rendah kualitas air dan udara yang buruk

akibat polusi serta kondisi perumahan dan pengolahan sampah yang buruk

Kondisi-kondisi ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam

menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan mudahnya masyarakat menderita

berbagai macam jenis penyakit dan gangguan kesehatan lainnya pada masyarakat

yang tinggal diwilayah tersebut

Nn Y dan keluarganya tinggal didaerah pemukiman padat yang menyebabkan

lingkungan rumah kurang ventilasi udara Kondisi ini menyebabkan klien dan

keluarganya rawan terhadap berbagai jenis masalah kesehatan Sebagaimana

disebutkan dalam McEwen Melanie Nies dan Mary (2001) bahwa kondisi

perumahan yang buruk dapat menyebabkan warganya rentan terhadap penyakit

menular serta gangguan pada kesehatan jantung pernapasan kanker alergi dan

penyakit mental Apalagi seperti telah diketahui secara luas bahwa kuman

Mycobacterium tuberkulosis lebih menyukai daerah yang lembab dan kurang

paparan cahaya matahari (Price amp Wilson 2006) Berdasarkan rujukan ini kiranya

wajar jika klien dan keluarga memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami

masalah kesehatan termasuk salah satunya penyakit TB paru akibat tinggal

didaerah yang padat kurang ventilasi udara dan juga mungkin akibat sistem

sanitasi lingkungan yang buruk

422 Pengobatan OAT pada penderita TB paru

Klien dirawat di rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan setelah

mengkonsumsi OAT yang diperolehnya dari puskesmas Saat itu setelah

mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual dan

muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun Hal

ini sesuai dengan Depkes (2008) yang menyebutkan bahwa beberapa macam efek

samping dari OAT diantaranya adalah kehilangan nafsu makan mual dan muntah

Dari keadaan ini kiranya masalah efek samping OAT juga perlu mendapatkan

perhatian yang cukup serius khususnya dari tenaga kesehatan yang banyak

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita TB paru khususnya dokter dan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

21

UniversitasIndonesia

perawat Antisipasi terhadap terjadinya efek samping pengobatan juga perlu

dilakukan dengan program medikasi yang tepat dibarengi dengan pemberian

pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang efek-efek tersebut dan cara

mengatasinya Tindakan ini dilakukan agar klien dapat segera melakukan tindakan

penanganan yang tepat segera setelah merasakan gejala-gejala tersebut sehingga

masalah yang lebih berat tidak perlu terjadi

423 Harga diri rendah situasional pada penderita TB paru

Hasil pengkajian psikososial yang dilakukan perawat pada saat pertama kali

berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien mengalami masalah harga

diri rendah atau HDR situasional Masalah HDR situasional yang dialami Nn Y

disebabkan oleh berbagai faktor Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang

dialaminya masalah HDR situasional juga disebabkan oleh pengalaman

kehilangan pekerjaan akibat menderita penyakit TB paru Nn Y mengatakan

bahwa dirinya merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir

akan masa depannya kelak Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang

menyatakan bahwa kegagalan dalam pekerjaan merupakan salah satu stressor

yang dapat menyebabkan terjadinya masalah HDR

Kondisi lain yang juga menyebabkan klien mengalami HDR situasional adalah

kondisi lingkungan yang masih diliputi oleh berbagai mitos dan stigma negatif

tentang penyakit TB paru Klien dan keluarganya masih menganggap bahwa

penyakit TB paru merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib

bagi keluarga Hal ini sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hingga

saat ini masih banyak mitos dan stigma negatif yang beredar ditengah-tengah

masyarakat tentang penyakit TB paru Setiawan (2011) menyebutkan bahwa

beberapa stigma negatif tentang penyakit TB paru diantaranya adalah anggapan

bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyakit guna-guna kutukan penyakit

keturunan dan penyakit yang sulit untuk disembuhkan Stigma- stigma ini pada

kasus Nn Y memang terbukti telah memberi tekanan tersendiri pada kondisi

psikologis klien dimana klien menjadi takut khawatir akan dikucilkan dicemooh

dan ditolak oleh lingkungannya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

22

UniversitasIndonesia

Kondisi stigma yang masih terus beredar di masyarakat perlu mendapatkan

perhatian yang serius Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah stigma adalah melalui pelaksanaan program peningkatan edukasi

masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) sesuai dengan

informasi yang diperlukan masyarakat (Kemenkes RI 20011) Dari program ini

diharapkan persepsi negatif yang ada di masyarakat lambat laun dapat berubah

walaupun masalah stigma yang telah beredar dimasyarakat kiranya sulit untuk

dihapuskan Kondisi ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar

program pendidikan kesehatan yang hendak dilakukan dapat mencapai tujuan

yang maksimal dan berimbas positif bagi peningkatan status kesehatan

masyarakat secara umum

424 Ansietas pada penderita TB paru

Hasil pengkajian lanjutan menunjukkan bahwa klien mengalami kecemasan

terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT Hal ini terjadi setelah klien

mendapatkan informasi dari perawat dan dokter yang menerangkan bahwa terapi

OAT yang sempat dihentikan kemungkinan akan kembali diberikan setelah

kondisi kesehatan klien membaik dan diizinkan dokter menjalani rawat jalan

Pengalaman mengalami efek samping OAT yang menyebabkan masalah

kesehatan hingga klien harus dirawat di rumah sakit telah menjadi trauma

tersendiri bagi klien sehinggga klien menganggap bahwa pengobatan OAT

merupakan suatu ancaman atau bahaya bagi kesehatannya saat ini Hal ini sesuai

dengan Wilkinson Ahern (2009) yang menyebutkan bahwa kecemasan

merupakan suatu perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap suatu

hal yang dianggap bahaya Dalam kasus ini Nn Y menganggap bahwa OAT

merupakan salah satu sumber bahaya bagi kondisi kesehatannya

Penyebab kecemasan yang lain pada kasus Nn Y adalah karena kekhawatiran dan

ketakutan klien akan dijauhi dicemooh dan dihina oleh lingkungannya akibat

menderita penyakit TB paru Hal ini disebabkan karena klien keluarga dan

lingkungan disekitarnya masih diliputi oleh stigma-stigma negatif tentang

penyakit TB paru yang hingga saat ini masih sulit untuk dihapuskan Apalagi pada

dasarnya klien dan keluarganya sendiri masih terpengaruh oleh stigma-stigma

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

23

UniversitasIndonesia

tersebut Hal ini sebagaimana ditulis oleh Setiawan (2011) yang menyebutkan

bahwa masalah stigma negatif tentang penyakit TB paru yang hingga saat ini

masih banyak beredar dimasyarakat dapat membuat penderitanya merasa malu

takut dan cemas akan dikucilkan oleh lingkungannya Hal ini tentu saja jika

dibiarkan berlarut-larut dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial yang

semestinya tidak perlu terjadi Oleh karena itu masalah kecemasan yang terjadi

akibat pengaruh stigma perlu diatasi secara terintegrasi dengan masalah defisiensi

pengetahuan dan harga diri rendah situasional

Kondisi kecemasan yang dialami oleh Nn Y diperburuk dengan masalah

defisiensi pengetahuan Hal ini sesuai dengan Wilkinson Ahern (2009) yang

menyebutkan bahwa defisiensi pengetahuan dapat menimbulkan ansietas Kondisi

klien dan keluarga yang jarang terpapar tentang informasi-informasi kesehatan

membuat klien dan keluarganya memiliki persepsi yang kurang tepat terkait

kondisi kesehatannya saat ini hal ini mengakibatkan klien dan keluarganya

bereaksi tidak sesuai dalam mengahadapi kondisi yang semestinya misalnya

munculnya kecemasan terhadap penilaian orang lain dan keputusan klien untuk

tidak mematuhi program pengobatan Hal ini tentu saja perlu diatasi dengan tepat

untuk mencegah terjadinya masalah lain yang lebih serius

Masalah kecemasan yang dialami Nn Y pada dasarnya memiliki hubungan yang

erat dengan masalah harga diri rendah situasional dan defisiensi pengetahuan yang

dialaminya Kondisi ini merupakan kondisi yang sesuai dengan Stuart (2002) yang

menerangkan bahwa salah satu stressor pencetus dari kecemasan dapat berupa

ancaman yang terjadi pada pertahanan sistem diri yang akan membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu menderita

suatu penyakit dapat merupakan salah satu stressor yang dapat mengakibatkan

munculnya masalah harga diri rendah yang memicu timbulnya kecemasan pada

diri individu Hal ini juga sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyebutkan

bahwa akibat menderita suatu penyakit yang mengganggu kemampuan individu

dalam beraktivitas dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah kondisi ini

dapat menyebabkan perasaan kosong dan terpisah dari orang lain terkadang

menyebabkan depresi rasa gelisah dan rasa cemas yang berlebihan Pada kasus

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

24

UniversitasIndonesia

ini menderita TB paru merupakan stressor bagi Nn Y yang memicu munculnya

kecemasan terhadap masalah-masalah yang sebenarnya belum tentu akan terjadi

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada hasil pengkajian pada Nn Y diketahui

bahwa masalah kecemasan yang dialami merupakan kondisi yang disebabkan oleh

multi faktor diantaranya akibat kondisi sakit yang dirasakan pengalaman tidak

menyenangkan dengan OAT dan masalah stigma tentang penyakit TB

Kompleksnya penyebab kecemasan yang klien alami membuat perawat perlu

melakukan beberapa macam intervensi yang dapat dilakukan secara terintegrasi

43 Analisis Intervensi

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial terhadap NnY dilakukan sejalan

dengan aktivitas perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan fisik terhadap

masalah utama klien yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh Hal ini dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa seseorang

yang menderita suatu penyakit memiliki kecenderungan untuk mengalami

masalah psikososial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor (Keliat Akemat

Helena Nurhaeni 2007) Masalah psikososial perlu diatasi sebagaimana masalah

fisik yang timbul akibat kondisi sakit karena masalah psikososial yang gagal

diatasi sedini mungkin dapat menciptakan masalah baru yang lebih serius dan

berbahaya

431 Intervensi terhadap masalah harga diri rendah situasional

Perhatian perawat terhadap masalah harga diri klien akan sangat bermanfaat untuk

mencegah terjadinya masalah psikologis yang lebih berat Potter Perry (2010)

menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri rendah sering kali tidak

dapat mengontrol situasi dan tidak merasakan manfaat dari pelayanan yang akan

mempengaruhi keputusannya tentang pelayanan kesehatan Hal ini pada dasarnya

akan mempengaruhi keberhasilan perawatan dan juga pengobatan oleh karena itu

agar tujuan pelayanan kesehatan dapat dicapai dengan lebih maksimal penanganan

terhadap masalah harga diri klien perlu diperhatikan dengan menggunakan

pendekatan-pendekatan yang khusus

Intervensi keperawatan perlu dilakukan untuk mengatasi masalah HDR situasional

yang dialami klien Stuart (2002) menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

25

UniversitasIndonesia

pada pasien dengan masalah HDR situasional bertujuan untuk meningkatkan

kembali harga diri klien sehingga klien dapat mencapai tingkat aktualisasi diri

yang maksimal dan menyadari potensi diri yang dimilikinya Pada kasus Nn Y

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri

rendah situasional difokuskan pada pengembangan kemampuan klien dalam

berpikir positif hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk menjadi lebih

percaya diri lebih bersemangat dan membantu klien dalam membentuk pemikiran

yang lebih terbuka bebas dan penuh rasa syukur Dengan intervensi ini

diharapkan penilaian negatif klien terhadap kondisi sakitnya saat ini dapat diubah

dan diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap status

kesehatan klien secara keseluruhan

Selama lima hari masa perawatan hasil dari intervensi yang dilakukan perawat

terhadap Nn Y menunjukkan bahwa pada akhirnya klien memiliki kemampuan

yang baik dalam mengembangkan pikiran positif Hal ini ditunjukkan dengan

munculnya penilaian diri yang lebih baik dengan mengungkapkan penerimaan

yang positif terkait kondisi kesehatannya saat ini dan kesiapan bertemu dengan

lingkungan asal dengan sikap yang jujur dan lebih terbuka terkait penyakit yang

dideritanya Klien juga mengungkapkan bahwa kondisi sakit bukanlah hal yang

perlu dikhawatirkan lagi dan hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara

menjalani pengobatan selanjutnya agar kesehatannya dapat pulih kembali

Pencapaian yang peroleh klien dalam mengatasi masalah HDR situasional yang

dialaminya juga berdampak positif pada kemampuan klien dalam mengatasi

masalah fisik yang dialami Pada hari ke 3 interaksi dengan perawat masalah fisik

terkait keluhan mual muntah dan kelemahan fisik akibat perubahan pola makan

lambat laun menunjukkan kondisi yang membaik Hal ini turut membantu

meningkatkan rasa percaya diri klien sehingga klien merasa optimis akan kondisi

kesehatannya dan semangat untuk terus berusaha mencapai kesehatan yang lebih

optimal Hal-hal tersebut sesuai dengan Elfiky (2009) yang menyebutkan bahwa

berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan disebut sumber

kekuatan karena ia akan membantu individu dalam mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang sedang dialami dan disebut sumber kebebasan karena

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

26

UniversitasIndonesia

dengan pikiran positif individu akan terbebas dari penderitaan dan pengaruh

pikiran negatif yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik Dari pernyataan

tersebut penulis menemukan kesesuaian dengan kondisi klien setelah dilakukan

intervensi Hal ini merupakan keberhasilan yang sangat membanggakan atas

asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien

432 Intervensi terhadap kecemasan

Kondisi kecemasan yang dialami klien baru terkaji oleh perawat pada hari kelima

atau tepatnya satu hari sebelum rencana kepulangan klien namun walaupun

demikian asuhan keperawatan terhadap masalah ini tetap dilakukan Intervensi

yang dilakukan perawat untuk mengatasi masalah ansietas pada Nn Y difokuskan

pada usaha untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal kecemasan

dan lebih difokuskan lagi pada peningkatan pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakit TB paru dan cara perawatannya di rumah melalui pemberian

pendidikan kesehatan Perawat juga berusaha memfasilitasi klien dan keluarga

untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli gizi guna mendapat informasi

kesehatan langsung dari ahlinya Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga agar tingkat kesehatan yang lebih

optimal dapat tercapai Hal ini sesuai dengan Edelman Mandle (2006) dalam

Potter Perry (2009) yang menjelaskan bahwa edukasi yang dilakukan perawat

bertujuan untuk membantu individu keluarga atau komunitas untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal

433 Peran serta keluarga

Perawat berusaha melibatkan peran serta keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Nn Y Keluarga selalu diingatkan untuk terus memberikan

dukungan materil dan spirituil terhadap klien selama perawatan di rumah sakit

Hal ini bertujuan agar klien dapat merasakan bahwa dirinya tidak sendiri dan

memiliki sistem pendukung sosial yang cukup baik Bluvol Ford-Gilboe (2004)

dalam Potter Perry (2009) menyatakan bahwa anggota keluarga memiliki potensi

untuk menjadi kekuatan utama bagi klien dalam beradaptasi saat mendapatkan

suatu penyakit Dalam hal ini keluarga dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

27

UniversitasIndonesia

faktor pendukung bagi proses kembalinya kesehatan yang hendak dicapai bagi

klien

Keluarga juga dimanfaatkan oleh perawat untuk menjadi perpanjangan tangan

perawat selama proses pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan keluarga dalam memberikan perawatan secara

mandiri saat klien kembali ke rumah ditengah-tengah keluarga asalnya Potter

Perry (2009) menyatakan bahwa fokus perawat kepada keluarga dibutuhkan untuk

melepas klien pulang ke lingkungan keluarganya karena keluarga biasanya akan

mengambil peran sebagai pengasuh utama bagi klien setelah pulang dari rumah

sakit Dengan hal ini diharapkan ketika klien sudah berada dirumah prinsip-

prinsip asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dirumah dapat dilanjutkan

dengan dukungan penuh dari keluarganya sendiri

44 Alternatif pemecahan masalah

Melatih klien berpikir positif pada penderita TB paru yang mengalami harga diri

rendah situasional cukup membantu mengembalikan rasa percaya diri dan

semangat untuk sembuh dari penyakit Intervensi keperawatan lain yang dapat

dilakukan pada pasien TB paru yang mengalami harga diri rendah situasional

adalah melalui pendekatan spiritual Melalui pendekatan ini klien dimotivasi

untuk tetap melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya

untuk mendapatkan sumber kekuatan batin yang lebih mendasar Hal ini bertujuan

agar klien mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya

dengan memanfaatkan aspek spiritualitas yang dibangunnya melalui kedekatan

yang intens dengan Sang Pencipta Hal ini sesuai dengan Elfiky (2009) yang

menyatakan bahwa dengan pendekatan spiritual manusia akan menemukan jalan

keluar dari setiap permasalahan hidup Meskipun intervensi yang semacam ini

mungkin akan menemukan beberapa rintangan dan membutuhkan strategi yang

khusus namun perawat dibangsal juga perlu memperhatikan aspek spiritual untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang lebih maksimal

Kecemasan yang dialami penderita TB paru juga perlu mendapatkan perhatian

khusus dari perawat saat memberikan asuhan keperawatan Stuart (2002)

menyatakan bahwa masalah kecemasan perlu diatasi untuk membantu klien dalam

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

28

UniversitasIndonesia

menunjukkan cara koping yang adaptif terhadap stres Intervensi keperawatan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan diantaranya adalah

dengan cara mengatasi penyebab terjadinya ansietas misalnya mengatasi

gangguan konsep diri dan mengatasi defisiensi pengetahuan yang dialami klien

Hal ini selain bertujuan untuk mengatasi kecemasan itu sendiri juga bertujuan

untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang optimal mencegah terjadinya

masalah yang lebih berat dan mencegah terjadinya kegagalan pada program

perawatan dan pengobatan yang telah direncanakan

Asuhan keperawatan psikososial khususnya pada penderita TB paru yang

mengalami masalah psikososial seperti HDR situasional dan kecemasan perlu

diperhatikan oleh setiap perawat walaupun pelayanan yang dilakukan berada di

areal medikal bedah Hal ini sesuai dengan Potter Perry (2009) yang menyatakan

bahwa setiap perawat yang memberikan asuhan kepada klien perlu

memperhatikan aspek psikososial di areal manapun dia bekerja Pendekatan

asuhan keperawatan psikososial dapat dilakukan untuk menciptakan terlaksananya

asuhan keperawatan yang lebih holistik agar pelayanan yang dilakukan dapat

memenuhi seluruh kebutuhan klien pada aspek biologis psikologis sosial dan

spiritual Mengatasi masalah psikososial juga bertujuan untuk membantu klien

dalam meningkatkan status kesehatan fisik yang lebih optimal

Pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial juga dilakukan dengan

memperhatikan penerapan teknik komunikasi terapeutik Hal ini bertujuan agar

hubungan interpersonal antara perawat dan klien dapat terjalin dengan lebih

optimal Penerapan komunikasi terapeutik ini dilakukan untuk memudahkan

perawat dalam membina hubungan saling percaya dengan klien mempermudah

pencapaian tujuan asuhan dan diharapkan dapat memberi dampak yang positif

terhadap kualitas pelayanan yang dinilai dapat mempengaruhi kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan Paxton et al (1996) dalam Jasmine (2009)

menyebutkan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik sesungguhnya akan

berdampak pada peningkatan kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan secara

keseluruhan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

51 Kesimpulan

Penyakit TB paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang banyak

diderita oleh masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan Hal ini tampaknya

berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan yang memburuk

akibat polusi dan kerusakan alam Perubahan gaya hidup yang terjadi meliputi

kebiasaan individu dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat jajan

disembarang tempat dan kebiasaan terpapar polusi udara dari asap kendaraan

bermotor Selain itu penyakit ini juga erat kaitannya dengan kondisi lingkungan

tempat tinggal di daerah perkotaan yang cenderung padat penduduk dan kurang

ventilasi udara Kondisi-kondisi ini membuat mata rantai penyebaran penyakit ini

masih sulit untuk dikendalikan walaupun usaha-usaha dalam pengendalian

penyakit ini masih cukup gencar dilakukan oleh pemerintah

Penderita TB paru dapat mengalami berbagai macam masalah kesehatan Selain

mengalami masalah fisik penderita juga dapat mengalami masalah psikososial

Beberapa masalah psikososial yang dapat dialami penderita TB paru diantaranya

adalah gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah situasional dan kecemasan

Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor misalnya

akibat pola pikiran yang negatif dari penderita itu sendiri pengalaman yang tidak

menyenangkan akibat penyakit dan juga program pengobatan defisiensi

pengetahuan serta dapat juga diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang masih

dikelilingi oleh banyak stigma

Asuhan keperawatan pada penderita TB paru perlu memperhatikan setiap aspek

yang ada pada diri individu meliputi biologis psikologis sosial dan spiritual

Penanganan terhadap masalah psikososial merupakan salah satu hal yang penting

Hal ini dikarenakan masalah psikososial yang gagal diatasi sejak dini dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat Untuk mengatasi masalah

harga diri rendah situasional dapat dilakukan intervensi melatih klien berpikir

positif Hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan dalam memandang setiap

permasalahan dari sisi yang lebih positif sehingga sikap klien menjadi lebih

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

30

UniversitasIndonesia

terbuka bebas dan penuh semangat dalam menjalani pengobatan Intervensi ini

terbukti dapat membantu klien dalam menyadari potensi diri yang dimiliki lebih

percaya diri dan membantu klien dalam meningkatkan aktualisasi diri yang lebih

maksimal Hal ini pada akhirnya juga mempengaruhi kemampuan klien dalam

mencapai status kesehatan yang lebih optimal sehingga mampu terbebas dari

kondisi penyakit yang dideritanya

Mengatasi masalah ansietas perawat dapat melakukan berbagai macam intervensi

keperawatan Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu klien

dalam mengenali perasaan cemasnya dan membimbing klien dalam mengalihkan

perasaan atau pikiran - pikiran yang menimbulkan kecemasan Penanganan

terhadap kecemasan juga dapat diintegrasikan dengan intervensi harga diri rendah

situasional karena pada dasarnya kedua masalah psikososial ini dapat saling

mempengaruhi satu sama lainnya Program edukasi kesehatan terhadap klien dan

keluarga juga dapat dilakukan unutk mengatasi kondisi defisiensi pengetahuan

yang dialami klien dan keluarga

52 Saran

521 Saran bagi keilmuan

Saran bagi keilmuan khususnya ilmu keperawatan diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan temu ilmiah seminar workshop dan kegiatan-kegiatan

ilmiah lainnya dengan tema asuhan keperawatan psikososial khususnya pada

penderita TB paru yang mengalami masalah psikososial seperti harga diri rendah

situasional dan kecemasan Hal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi perawat di pelayanan klinis sehingga memiliki sumber referensi

dan pedoman baru dalam pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial

522 Saran aplikatif

Saran aplikatif bagi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan diharapkan

penerapan asuhan keperawatan psikososial dapat diterapkan di setiap area

keperawatan tidak hanya diareal keperawatan jiwa saja Perawat kiranya dapat

terus mengembangkan keterampilan klinisnya dalam melakukan asuhan

keperawatan psikososial terkait masalah HDR situasional didukung dengan

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

31

UniversitasIndonesia

peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan yang lebih optimal Pihak manajemen rumah sakit kiranya juga

diharapkan untuk terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan keperawatan

psikososial dengan sarana dan prasarana yang memadai Diharapkan pihak

manajemen rumah sakit juga terus mendukung keterampilan perawat dengan

meningkatkan frekuensi pelaksanaan aktivitas pelatihan seminar workshop dan

kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti oleh perawat secara

berjenjang dan berkesinambungan

523 Saran penelitian berikutnya

Diharapkan penulisan karya ilmiah yang berikutnya dapat lebih mengeksplorasi

tentang manfaat dan strategi-strategi baru yang dapat digunakan dalam melakukan

asuhan keperawatan psikososial khususnya bagi penderita TB paru dengan

masalah harga diri rendah situasional dan ansietas Selain itu penulisan karya

ilmiah berikutnya juga diharapkan dapat lebih memfokuskan pembahsan pada

penerapan aspek spiritual dan mengoptimalkan peran serta keluarga dalam

mengatasi masalah psikososial penderita TB paru

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPS (2012) http www bps goid

CDC (2009) Trend in tuberculosis 2008 available at http wwwcdcgov tb statistics

reports 2008 defaulthtm

Depkes (2008) Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis Edisi 2 Jakarta

Doenges ME Moorhouse MF amp Murr AC (2010) Nursing care plan Guidelines for

individualizing client care across the life span 8th edition Philadelphia FA Davis

Company

Elfiky I (2009) Terapi berpikir positif Jakarta Zaman transforming lives

FIK-UI RSMM (2012) Standar asuhan keperawatan diagnosa fisik dan psikososial Tidak

dipublikasikan

Jasmine TJX (2009) The use of effective therapeutic communication skills in nursing

practice Volume 36 Singapore Nursing Journal Page 35-38

Keliat BA Akemat Helena N amp Nurhaeni H (2007) Keperawatan kesehatan jiwa

komunitas CMHN (Basic course) Jakarta EGC

Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011) Stop TB

Terobosan menuju akses universal - startegi nasional pengendaian TB di Indonesia

2010-2014

Kumar Cotran amp Robbins (2004) Buku ajar patologi Edisi 7 Jakarta EGC

McEwen Melanie NiesMA amp Mary A (2001) Community health nursing Promoting

the health of populations Philadelphia WB Saunders company

Morton L Louise L Reid H amp Stewart SH (2011) An evaluation of a CBT group for

women with low self-esteem Behavioural and Cognitive Psychotherapy Page 221ndash225

First published online June 9th 2011

Nies MA amp McEwen M (2007) CommunityPublic Health Nursing Promoting the

Health of Populations 4thed Canada Saunders Elsevier

Potter PA amp Perry AG (2005) Buku ajar fundamental keperawatan Konsep proses

dan praktik Edisi 4 Jakarta EGC

Potter PA amp Perry AG (2009) Buku ajar fundamental keperawatan Jakarta Penerbit

Salemba Medika

Price SA amp Wilson LM (2006) Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit

Edisi 6 Jakarta EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Universitas Indonesia

Purwanda F Fibriawan Y Sasmito D Fatkhunisa amp Widiyanti F (2012) Tuberculosis

Counter (TC) as the equipment to measure the level of TB in sputum Indonesian

Journal of tropical and infectious disease

Rian S (2010) Pengaruh efek samping obat anti tuberkulosis terhadap kejadian default di

Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008 ndash Mei 2010 Tesis

Depok FKM - Universitas Indonesia

Setiawan Y (2011) Hilangkan stigma negatif tentang penyakit TB http wwwlkcorid

2011 10 26 hilangkan -3 ndash stigma ndashnegatif ndash tentang ndash tb

Smeltzer SC amp Bare BG (2002) Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner amp

Suddarth Edisi 8 Jakarta EGC

Videbeck SL (2008) Buku ajar keperawatan jiwa Jakarta EGC

Wilkinson JM amp Ahern N R (2009) Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 9 Jakarta

EGC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Lampiran 1

PENGKAJIAN

1Identitas pasien

Nama Nn Y

No rekam medic 262728

Usia 18 tahun

Agama Islam

Pendidikan SLTA

Status marital belum menikah

Pekerjaan tidak bekerja

Suku Sunda

Alamat Gang Mushola RT0112 Gunung Batu - Bogor barat

Tanggal masuk RS 9 Mei 2013

Tanggal pengkajian 10 Mei 2013

Diagnosa Medis TB paru dengan DIH (Drug Induced Hepatitis)

2 Riwayat Kesehatan

21 Riwayat penyakit saat ini

Klien masuk ke RS dengan keluhan mual disertai rasa ingin muntah tidak nafsu makan yang

telah berlangsung selama dua minggu sebelum masuk RS Keluhan ini dirasakan klien sejak

mengkonsumsi obat paru-paru yang diperolehnya dari Puskesmas

22 Riwayat penyakit masa lalu

Sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien pernah berobat ke Puskesmas akibat mengalami

batuk-batuk klien sempat diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dari Puskesmas tempatnya

memeriksakan diri Sejak mengkonsumsi obat-obat tersebut kondisi kesehatannya menjadi

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

semakin memburuk Klien baru 5 minggu menjalani pengobatan OAT dan penggunaannya

dihentikan sejak seminggu yang lalu akibat klien mengalami efek samping dari OAT yang

sangat memprihatinkan

23 Riwayat penyakit keluarga

Menurut orang tua klien riwayat sakit paru-paru ada pada kakek klien dari pihak ibu

Sementara riwayat sakit hipertensi dan gangguan ginjal ada pada nenek dari pihak ibu

Riwayat pengobatan keduanya tidak diketahui secara pasti

24 Struktur keluarga

Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara saat ini klien tinggal serumah bersama

kedua orangtua dan kedua saudara kandungnya Pola komunikasi dalam keluarga cukup

terbuka Kepala keluarga adalah ayah klien dan setiap keperluan rumah tangga disiapkan oleh

ibu klien yang berperan sebagai ibu rumah tangga

25Riwayat alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

3Pemeriksaan Fisik

31 Keadaan umum

Klien tampak sakit sedang kesadaran compos mentis TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37degC frekuensi nafas 22 xmenit Tinggi badan saat ini 155 cm berat badan 36 Kg

(sebelum sakit 42 kg) lingkar lengan atas 18cm IMT (Indeks Massa Tubuh) 15

32 Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk simetris kulit kepala bersih tidak tampak lesi rambut hitam kuat bersih

distribusi merata

Mata

Bentuk simetris konjungtiva tampak pucat warna pink muda sklera agak keruh

warna putih ikterik tidak ada fungsi penglihatan tidak ada kelainan

Hidung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Bentuk simetris tidak ada lesi atau hambatan pada saluran pernafasan atas bersih

tidak ada secret

Mulut

Bentuk bibir simetris warna merah muda agak pucat dan kering gigi bersih dan

lengkap lidah bersih fungsi pengecapan tidak ada kelainan

Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris bersih tidak ada serumen ataupun lesi fingsi

pendengaran tidak ada kelainan

Leher

Bentuk leher simetris tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak tampak

bendungan vena jugularis

Ekstremitas atas

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan Terpasang infuse pada tangan

klien sebelah kanan

Dada

Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris suara paru vesikuler terdengar ronki

pada area apeks paru kanan dan kiri

Abdomen

Bentuk abdomen tidak ada kelainan tidak terdapat nyeri tekan peristaltic usus ada

Genitourinaria dan anus

Tidak diperiksa

Kulit dan kuku

Warna kulit sawo matang bersih tidak terdapat lesi tidak tampak jaundice turgor

kulit baikkuku bersih

Ekstremitas bawah

Bentuk simetris fungsi pergerakan tidak ada kelainan

4 Pemeriksaan Psikososial

Hasil pemeriksaan kondisi psikososial klien pada awal interaksi dengan perawat

menunjukkan bahwa klien cenderung murung dan pasif klien mengatakan merasa malu

tentang penyakit paru-paru yang diderita tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih

menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit Klien juga

mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

ini dan merasa malu karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa

depannya kelak Klien dan keluarganya masih memandang bahwa penyakit TB paru

merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga

Pada hari kelima interaksi dengan perawat klien juga mengatakan bahwa dirinya merasa

khawatir terkait kemungkinan rencana pengobatan OAT dan efek sampingnya Klien

mengatakan langsung merasa mual jika membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya Klien juga mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh lingkungan

dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini Klien tampak tegang

jika membicarakan tentang obat TBC Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi yang tepat dari perawat

5 Pola kebiasaan sehari-hari

No Kegiatan

harian

Di rumah Di rumah sakit Keterangan

1 Makan Sebelum sakit klien memang

suka pilih-pilih makanan

makan hanyasedikit dan

lebih sering jajan diluar

Sejak dirawat klien

hanya makan 1-3

suap nasi

Klien mengeluh

mual disertai

rasa ingin

muntah dan

tidak nafsu

makan

2 Minum Klien mengatakan jarang

minum terutama saat berada

di luar rumah

Klien hanya minum

2-3 gelas air putih

3 BAB Klien BAB dua hari sekali

konsitensi lunak bau warna

dan jumlah dalam batas

normal

Belum BAB sejak

masuk RS

4 BAK Klien BAK 4-5x hari bau

warna dan jumlah khas

Klien BAK 5-

6xhari Bau warna

dan jumlah normal

5 Tidur Klien tidur 6-8 jamhari Klien tidur 7-8

jamhari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

6 Kebersihan

diri

Klien mandi 1-2xhari

keramas dan gosok gigi rutin

setiap hari

Klien hanya di lap

dengan washlap

oleh orang tua

sikat gigi 1xhari

dan keramas belum

dilakukan

6 Pemeriksaan penunjang

Waktu Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

2832013 Rontgen thorax (hasil

pemeriksaan di klinik Katili-

Bogor)

Kesan

KP

Jantung tampak normal

952013 Laboratorium Hematologi

Hemoglobin 116

Leukosit 5100

Trombosit 552000

Hematokrit 34

Kimia darah

SGOT 330

SGPT 90

Ureum 195

Kreatinin 057

GDS 89

1152013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direct 058

SGOT 159

SGPT 156

Bilirubin total 107

Bilirubin indirect 049

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

1552013 Laboratorium Kimia darah

Bilirubin direk 039

SGOT 31

SGPT 93

Bilirubin total 081

Bilirubin indirect 042

7 Daftar Terapi medis

Infus RL D5 8 jamkolf

Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( jam 1100 dan 2300)

Injeksi Ondancentron 3x4mg (jam 0600 1400 2200)

HP pro 3x1 tablet

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Lampiran 2

ANALISA DATA

No Data subjektif dan objektif Masalah keperawatan

1 DS

Perut terasa mual ada rasa ingin muntah

makan sulit hanya masuk 1-3 suap

DO

Klien tampak lemah

TD 10080 mmHg nadi 88xmenit

suhu 37 C dan frekuensi napas

22xmenit

Tinggi badan 155 cm

BB sebelum sakit 42 kg (plusmn 1bulan

sebelum masuk RS)

Berat badan saat ini 36 kg

BB ideal 495 - 605 kg

IMT= 15

Lingkar lengan atas 18 cm

Konjungtiva pucat warna pink muda

Sklera agak keruh ikterik tidak ada

Bibir agak pucat dan kering

Hb 116 mg dL

SGOT 330 SGPT 90

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS

Malu tentang penyakit paru-paru yang diderita

tidak berani menceritakan tentang penyakitnya

kepada orang lain sedih karena terpaksa harus

berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini

merasa malu karena menjadi tidak produktif

dan merasa khawatir akan masa depannya

kelak Klien dan keluarganya masih

memandang bahwa penyakit TB paru

Harga diri rendah situasional

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

merupakan penyakit yang memalukan dan

merupakan suatu aib bagi keluarga

DO

Klien tampak murung

Pasif

Cenderung menyembunyikan tentang

penyakitnya

Memilih menyebutkan jenis penyakit lain

jika ada yang bertanya tentang penyakit

3 DS

Khawatir dengan pengobatan TB paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak

oleh lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh

orang lain akibat penyakit TB paru Klien dan

keluarga juga mengatakan bahwa selama ini

belum pernah mendapatkan informasi tentang

cara pengobatan dan perawatan TB paru dan

mengharapkan akan mendapatkan informasi

yang tepat dari perawat

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat

TBC

Meminta informasi kepada perawat

tentang cara pengobatan dan perawatan

TB paru kepada perawat

Ansietas

(terkaji tanggal 15 Juni 2013)

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Lampiran 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan Status nutrisi klien dapat mencapai keseimbangan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien akan

menunjukkan kondisi

TTV dalam batas normal (TD 110-120 70-80 mmHg Nadi 80-100xmenit

suhu 36-27 C Frekuensi nafas 16-20x menit

Keluhan mual muntah berkurang atau hilang selera makan meningkat

Klien mampu melakukan aktivitas makan yang adekuat porsi makan yang

disediakan RS habis

Berat badan dapat dipertahankan tidak tambah menurun atau meningkat

mendekati BB ideal (55kg)

Nilai laboratorium dalam batas normal (Hb 13-15 mg dL albumin 35 - 5)

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

Mandiri

1 Pantau status nutrisi klien ukur BB

IMT dan LiLA (lingkar lengan atas)

2 Pantau TTV

3 Evaluasi keluhan mual muntah dan

pengaruhnya terhadap asupan nutrisi

klien

4 Motivasi klien untuk makan dalam

porsi sedikit tapi sering

Mengetahui status nutrisi klien dan

memudahkan dalam menentukan

asuhan keperawatan yang sesuai

Status hemodinamik penting untuk

dipantau guna mengetahui kondisi

sistemik tubuh pasien

Menilai kemajuan efektivitas

intervensi keperawatan yang

diberikan

Porsi sedikit tapi sering dapat

menurunkan resiko mual akibat

asupan nutrisi yang tiba-tiba

terhadap lambung

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

5 Motivasi klien untuk melakukan

perawatan mulut secara adekuat dengan

menggosok gigi minimal 2x perhari

atau berkumur-kumur dengar cairan

desinfektan

6 Motivasi klien untuk segera

mengkonsumsi makanan dalam

keadaan masih hangat

7 Anjurkan klien untuk modifikasi

makanan disesuaikan dengan diit

kesukaan klien yang masih sesuai

dengan diit anjuran saat ini

Kolaborasi

1 Pantau nilai laboratorium

2 Kolaborasi dengan dietisian atau ahli

gizi terkait program diet yang sesuai

dengan kebutuhan klien

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi anti emetik dan

antibiotik

Menurunkan ketidaknyamanan

stomatitis oral dan rasa tak disukai

dalam mulut

Sajian hangat dapat meningkatkan

nafsu makan

Makanan yang disukai dapat

meningkatkan selera makan

sehingga kebutuhan nutrisi yang

adekuat dapat dipenuhi

Nilai laboratorium dapat

membantu menetukan status nutrisi

secara biokomiawi

Asupan kalori dan protein yang

cukup tinggi pada penderita TB

paru diperlukan untuk melawan

proses infeksi dan mendukung

proses penyembuhan

Antiemetik berfungsi menekan

keluhan atau gejala mual dan

muntah antibiotik sebagai agent

melawan mikrobiologi penyebab

penyakit

Diagnosa II

Harga diri rendah (HDR) situasional

Tujuan Klien mampu mencapai kembali harga diri yang positif

Kriteria evaluasi

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3-4 x interaksi diharapkan klien

mampu

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga

diri dan pemecahan masalah yang efektif

Klien dapat melakukan keterampilan perawatan diri untuk meningkatkan

harga diri

Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang

efektif

Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan

fisik

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Diskusikan dengan klien HDR situasional

meliputi penyebab proses terjadinya tanda

dan gejala serta akibat dari perasaan

negatif yang dirasakannya

2 Bantu pasien mengembangkan pola pikiran

positif

3 Bantu klien mengembangkan kembali

harga diri positif melalui kegiatan yang

positif

4 Minta bantuan pada sumber-sumber yang

ada pada keluarga rumah sakit dan

lingkungan terdekat (misalnya layanan

keagamaan petugas sosial perawat

spesialis klinis tenaga kesehatan lain dan

sebagainya)

Memberi kesempatan pada klien

untuk mengeksplorasi

perasaannya sehingga beban

perasaan dapat berkurang

membantu klien mengenali

masalah psikososial yang perlu

diatasi

Meningkatkan kemampuan klien

dalam mengenal aspek positif

yang dimiliki sehingga dapat

meningkatkan kemampuan dalam

pemecahan masalah

Membantu klien meningkatkan

aktualisasi diri melalui kegiatan

yang bermanfaat sehingga klien

kembali merasa berharga

Memberikan dukungan sosial

yang lebih maksimal pada klien

agar klien meraasa bahwa

dirinya tidak sendiri dan memiliki

faktor pendukung yang baik

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Diagnosa III

Ansietas

Tujuan klien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan

Kriteria evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan sebanyak 2-3x intervensi diharapkan

Klien dapat mengungkapkan perasaan cemas yang dirasakan secara jujur dan

terbuka

Klien dapat menggunakan kemampuan pribadinya dalam melakukan relaksasi

melalui pengalihan perhatian

Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung yang dimiliki

Rencana intervensi keperawatan

Intervensi Rasional

1 Bantu klien mengenal kecemasannya

2 Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk

meningkatkan kontrol dan rasa percaya

diri berupa pengalihan situasi

3 Lakukan pendekatan spiritual

4 Sediakan informasi faktual yang terkait

diagnosis terapi dan prognosis sesuai

kebutuhan informasi yang ditunjukkan

klien

5 Libatkan keluarga dalam memberi

penguatan positif tekait perasaan klien

Klien mampu mengenali kondisi

psikologisnya sehingga mampu

mengontrol pikiran dan

perasaannya

Mengalihkan klien dari pikiran-

pikiran negatif dan membantu

klien agar lebih rileks

Pendekatan spiritual diperlukan

untuk memberikan penguatan

pikiran atas beban yang

dirasakan klien

Kondisi defisiensi pengetahuan

tentang kesehatannya kerap kali

berakibat pada munculnya

kecemasan

Keluarga merupakan sistem

pendukung klien yang paling

utama

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Waktu Implementasi Evaluasi

Hari ke- I

Dinas pagi

11052013

0800

0900

1100

1230

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat

makan sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang infuse terpasang RL 8 jamkolf

tetesan lancar TD 11060 mmHg nadi 80xmenit suhu 36degC RR

18xmenit makan siang habis frac34 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan asupan makan

makan segera saat masih hangat

makan sedikit sedikit tapi sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV ukur BB setiap hari

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

0900

Diagnosa HDR situasional

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

S masih belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan

saya yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Gunakan teknik komunikasi yang tepat

Hari ke II

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

13052013

DS sekarang makannya sudah lumayan banyak mual

hanya sedikit itupun kadang-kadang saja badan masih

lemes

DO makan pagi habis frac12 porsi klien masih tampak

lemas

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurng dari

S mual masih ada tapi sudah agak berkurang ingin makan nasi

tidak mau makan bubur terus

O keluhan mual berkurang TD 12060 mmHg nadi 88xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis frac12 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

0815

1100

1230

0900

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat makan disaat masih hangat makan

sedikit-sedikit tapi sering

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tab

DS Kemarin sore ada teman datang saya bilang saya

sakit liver malu kalau bilang sakit paru-paru

DO Klien masih tampak murung dan pasif

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Mengeksplorasi perasaan klien terkait rasa malu

Klien

tingkatkan asupan makan lakukan ngemil sehat

makan segera saat masih hangat makan sedikit-sedikit tapi

sering

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV Ukur BB

Tingkatkan motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat roti

juss susu hangat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S belum yakin kalau teman-teman akan menerima keadaan saya

yang sakit paru-paru

OMasih tampak murung bicara masih terbatas dan seperlunya

A masalah belum teratasi

P

Klien

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

yang dirasakan akibat penyakitnya

Memotivasi klien untuk berpikir positif terkait

kondisi sakit yang dialaminya

Memotivasi klien untuk menggali aspek positif

yang dimiliki dan mensyukuri hal tersebut sebagai

suatu anugerah dari Tuhan YME

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Gali aspek positif yang dimiliki

Perawat

Bina hubungan saling percaya dengan lebih dalam

gunakan teknik komunikasi yang sesuai

Eksplorasi kembali perasaan klien disaat yang tepat

Hari ke III

Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas pagi

14052013

0800

DS makannya sudah banyak tadi pagi habis satu

porsi

DOKlien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi keluhan mual mengukur TTV

mengobservasi tetesan infuse

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O keluhan mual berkurang TD 12070 mmHg nadi 76xmenit

suhu 36degC RR 16xmenit BB 36 kg makan siang habis 1 porsi

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Evaluasi keluhan mual dan aktivitas makan klien

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

1100

1230

1330

0900

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang mengobservasi

aktivitas makan siang klien

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Cek ulang laboratorium

- Ripamfisin 150 mg 3x1 tablet

- INH 100mg 1x1 tablet

DS sudah gak mikirin omongan orang biar saja orang

mau bilang apa

DO

tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

Diagnosa II harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikap dan pikiran positif yang

ditunjukkan klien dihadapan perawat

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

Kolaborasi dengan ahli gizi terkait keinginan klien untuk

makan nasi bukan bubur

S tidak akan mikir yang jelek-jelek lagi besok akan mulai

membaca buku atau menulis diary

O Sudah tampak ceria sikap lebih terbuka

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

Lakukan hobi yang dapat dilakkan di RS seperti membaca

dan menulis

Ungkapkan perasaan kepada orang yang dipercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Memotivasi klien untuk menggali hobi atau aspek

positif yang lain untuk dilakukan di RS

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

menghadapi setiap masalah yang dihadapi

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Hari ke ndash IV

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

15052013

0820

DS makannya sudah normal malah kalau malam suka

minta dibelikan bubur nasi tadi pagi makannya habis

satu porsi

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Implementasi

Mengevaluasi aktivitas makan mengukur TTV

mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

S Alhamdulillah sekarang sudah enak makannya

O

keluhan mual tidak ada TD 11070 mmHg nadi 88xmenit suhu

36degC RR 20xmenit BB 365 kg makan siang habis 1 porsi nilai

laboratorium sudah ada Hb 12 mgdL SGOT 31 SGPT 93

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Perawat

Pantau TTV

Ukur BB setiap hari

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

1100

1230

1030

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang Memberi terapi oral

HP pro 1 tablet

Memantau nilai laboratorium

DS sudah lebih baikan bebas pasrah dan optimis

saja

DO Tampak lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka

aktivitas hobi dilakukan di RS

Diagnosa HDR situasional

Implementasi

Memberi pujian atas sikap positif klien yang

ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk terus berpikir positif dalam

mengahadapi semua permasalahan hidup

Memotivasi klien untuk melakukan hobi yang

masih dapat dilakukan di RS

Mengeksplorasi perasaan klien ketika merasa

Tingkatkan lagi motivasi klien untuk makan adekuat

Motivasi keluarga untuk menyediakan cemilan sehat

seperti juss susu roti dll

Berikan terapi sesuai indikasi dan order medis

S sudah siap pulang kerumah dan menjalani pengobatan tidak

apa-apa orang lain tau kalau saya sakit paru-paru yang penting

saya yakin bisa sembuh

O Sudah tampak ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi sebagian

P

Klien Lanjutkan aktivitas hobi di RS seperti membaca dan

menulis

Perawat

Evaluasi pelaksanaan aktivitas hobi di RS

Berikan reinforcement positif atas usaha klien dalam

melakukan hobi selama di rawat di RS

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

0945

mampu melakukan aktivitas yang bermakna dalam

keadaan sakit

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien selama di RS dan dilanjutkan dirumah jika

klien telah selesai masa rawatnya

DS

khawatir dengan pengobatan paru dan efek

sampingnya langsung merasa mual jika

membayangkan obat-obat paru yang pernah

diminumnya khawatir dan takut akan ditolak oleh

lingkungan dijauhi atau dicemooh oleh orang lain

akibat penyakit TB paru-nya ini

DO

Klien tampak murung

Tidak ceria

Tegang jika membicarakan tentang obat TBC

Dx Ansietas

Mengeksplorasi perasaan klien terkait

kecemasannya

S

semoga apa yang saya khawatirkan tidak terjadi ya sus nanti

saya akan mencari buku-buku kesehatan tentang pengobatan

TBC

O klien lebih rileks masih tampak murung sikap cukup antusias

dalam menerima informasi yang disampaikan perawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien

- Ungkapkan perasaan cemas kepada orang yang dipercaya

- Cari informasi dari sumber-sumber informasi lain yang

dapat dipertanggung jawabkan

Perawat

- Fasilitasi klien untuk mendapat informasi yang terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

1315

Membantun klien mengenal kecemasannya

meliputi penyebab tanda dan gejala efek yang

ditimbulkan

Membantu klien mengalihkan pikiran-pikiran

negatif yang menyebabkan kecemasan

Mengkaji kebutuhan klien akan informasi

kesehatan yang menyebabkan cemas

Mendiskusikan dengan klien tentang perawatan

dirumah mengatasi efek samping OAT

Menganjurkan klien untuk mencari sumber

informasi lain untuk meningkatkan pengetahuan

tentang masalah kesehatan

tentang perawatan dan pengobatan TBC

- Fasilitasi proses diskusi antara klien dengan dokter untuk

mendapat penkes tentang pengobatan TBC

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

Hari ke V

waktuImplementasi Evaluasi

Dinas pagi

16052013

0800

1100

1230

1315

DS makannya sudah normal

DO Klien tampak lebih segar makan pagi habis satu

porsi aktivitas ngemil ada

Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Mengukur TTV mengobservasi tetesan infus

Mengukur Berat badan

Memotivasi klien untuk terus meningkatkan asupan

makan adekuat (TKTP) dan melanjutkan aktivitas

ngemil sehat

Memberi terapi injeksi Ranitidine 1 ampul (IV)

Memfasilitasi makan siang

Memberi terapi oral HP pro 1 tablet

Memfasilitasi visite dr Koko SpP advise

- Besok boleh pulang

- Obat dirumah

Ripamfisin

3 hari pertama 1x300 mg

S Alhamdulillah sekarang sudah sehat rasanya senang sudah bisa

diizinkan pulang oleh dokter

O

keluhan mual tidak ada TD 12070 mmHg nadi 80xmenit suhu

36 7degC RR 20xmenit BB naik 700 ons dari 6 hari yang lalu saat

ini BB 367kg makan siang habis 1 porsi ngemil ada

A masalah menjadi potensial peningkatan status nutrisi

P

Klien

Tingkatkan terus asupan makan lanjutkan ngemil sehat

Hubungi fasilitas kesehatan jika kembali merasakan

keluhan mual muntah dan masalah fisik lainnya

Perawat

- Anjurkan klien untuk melanjutkan aktivitas makan adekuat

(TKTP)

- Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan terpercaya

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

1130

3 hari berikutnya 1x450

INH

3 hari pertama 1x200 mg

3 hari berikutnya 1x300 mg

- kontrol ke poli paru hari Rabu 22 Mei 2013

DS gak sabar ingin pulang

DO lebih ceria sikap lebih aktif dan terbuka aktivitas

membaca dilakukan di RS

Diagnosa harga diri rendah situasional

Memberi pujian atas sikapdan pikiran positif klien

yang ditunjukkan kepada perawat

Memotivasi klien untuk tetap melakukan hobi saat

sudah kembali ke rumah

Memotivasi keluarga untuk mendukung kegiatan

klien setelah tiba dirumah

S sudah siap pulang

OSudah tampak lebih ceria sikap terbuka aktivitas membaca dan

menulis dilakukan dengan mandiri

A masalah teratasi

P

Klien

Lanjutkan kebiasaan berpikir positif dan melakukan aktivitas

hobi dirumah seperti di RS saat mengisi waktu luang

Perawat

- Rujuk klien pada system pelayanan kesehatan yang terpercaya

untuk mendapat pelayanan kesehatan yang optimal

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4
Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351542-PR-Fairus Ali.pdf · Kep.Jiwa selaku pembimbing dan penguji dalam ... Saya menyadari bahwa laporan

1315

DS kalau nanti ada gejala mual muntah lagi

bagaimana solusinya sus saya masih kepikiran

DO

klien masih cemas bertanya tentang solusi masalah

kesehatan yang dikhawatirkannya jika telah kembali

dirumah

Diagnosa Ansietas

Memfasilitasi konsultasi klien dengan dokter

Memfasilitasi kebutuhan informasi klien dengan

memberikan leaflet tentang cara perawatan klien

dirumah

S semoga apa yang suster jelaskan tentang apa yang perlu saya

lakukan dirumah dapat dilaksanakan semoga juga proses

pengobatan yang akan saya terima setelah pulang dari RS cocok

dengan tubuh saya terima kasih atas informasi yang suster

berikan

O klien tampak lebih rileks antusias dalam proses diskusi klien

dapat mengulang kembali informasi yang disampaikan peawat

A masalah teratasi sebagian

P

Klien lanjutkan aktivitas mencari informasi dari sumber-sumber

yang terpercaya

Perawat Rujuk klien pada sistem pelayanan kesehatan yang tepat

Asuhan keperawatan Fairus Ali FIK UI 2013

  • Halaman Judul
  • Abstrak
  • Abstract
  • Daftar Isi
  • Bab I
  • Bab II
  • Bab III
  • Bab IV
  • Bab V
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran
    • lampiran 1
    • lampiran 2
    • lampiran 3
    • lampiran 4