laporan kasus kep.jiwa

43
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA FAKLTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA RUANGAN RAWAT : RUANG AYODYA TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : Tn. H Tanggal Pengkajian : 20 Oktober 2008 Umur : 25 Tahun No RM : 026599 Informan : Pasien II. ALASAN MASUK Mengamuk III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : YA 2. Pengobatan sebelumnya : KURANG BERHASIL 3. Aniaya fisik : membanting gitar, saksi: Orang tua Masalah keprawatan : Prilaku kekerasan

Upload: agung-jaya

Post on 02-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

KEPERAWTAN JIWA

TRANSCRIPT

PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

FAKLTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

RUANGAN RAWAT

: RUANG AYODYA

TANGGAL DIRAWAT:

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial

: Tn. H

Tanggal Pengkajian: 20 Oktober 2008

Umur

: 25 Tahun

No RM

: 026599

Informan

: Pasien

II. ALASAN MASUK

MengamukIII. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu: YA

2. Pengobatan sebelumnya: KURANG BERHASIL

3. Aniaya fisik : membanting gitar, saksi: Orang tua

Masalah keprawatan: Prilaku kekerasan

4. Adakah anggota keluarga mengalami gangguan jiwa: TIDAK

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: TIDAK ADA

IV. FISIK

1. Tanda vital TD: 120/80 mmHg N:86 x/menit S: 36,4CRR: 24 x/menit

2. TB : 172 cmBB: 65 kg

3. Keluhan fisik: Tidak ada

V. PSIKOSISIAL

1. Genogram a. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

: Klien

: Meninggal

2. Konsep diri

a. Gambaran diri: klien tidak memiliki cacat tubuh dan menerima keadaan tubuhnya

b. Identitas diri: klien mengatakan bahwa dirinya anak ketiga dari 5 bersaudara

c. Peran diri: klien berperan sebagai anak dan sebagai anggota masyarakat

d. Ideal diri

: klien mengatakan ingin cepat pulang dan bekerja

e. Harga diri : klien mengatakan malu

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti: Orang tua

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat: tidak aktif dalam kegiatan karang taruna dan kegiatan lainya

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: merasa tidak berguna/ berarti

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan: klien beragama islam

b. Kegiatan ibadah

: klien kurang taat melaksanakan ibadah, sehari hanya 3x kali sholat.

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan: Klien berpenampilan kurang rapi dan dapat mandi sendiri

2. Pembicaraan: Klien berbicara keras dan ngelantur

3. Aktivitas motorik : Klien gelisah

4. Alam perasaan: Klien merasa bingung dengan kondisi dan keadaannya

5. Afek

: Klien mempunyai afek labil

6. Interaksi selama wawancara: selama wawancara klien kooperatif dan berbicara tidak ngelantur

7. Persepsi

: klien merasa pikiran/ feeling seseorang masuk kedalam dirinya melalui pernafasan

8. Proses fikir: klien mampu mengingat kejadian masa lalu

9. Isi pikir

: klien mengalami waham kebesaran

10. Tingkat kesadaran: klien terlihat bingung dengan keadaanya

11. Memori

: klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang dan jangka pendek.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung: tingkat konsentrasi pasien baik dan dapat berhitung secara sederhana

13. Kemampuan penilaian: klien dapat mengambil keputusan sedarhana ketika klien diminta memilih pada saat banngun tisur, makan dulu atau mandi dulu.

14. Daya tilik diri: klien tidak mengakui kalau dirinya menderita penyakit yang dideritanya

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan/minum: klien makan 3x sehari dan selalu habis dengan porsi dari RS.

2. BAK/BAB: klien BAB 1x dalam sehari dan BAK 4-5x sehari

3. Mandi

: klien mandi 3x sehari dan bisa melakukan sendiri

4. Berpakaian: klien dapat berpakaian tapi kuran rapi

5. Istirahat dan tidur: klien tidur siang dari jam 14.00-16.00, tidur mala mulai dari jam 20.00-05.00 dan tidur lagi

6. Pengunaan obat: klien minum obat secara teratu yaitu pagi, siang dan malam, obat yang diberikan selalu diminum

7. Pemeliharaan kesehatan: klien memerlukan bantuan pemeliharaan kesehatan

8. Kegiatan didalam rumah: klien selalu berkumpul/nongkrong dengan teman-teman di kampung

9. Kegiatan diluar rumah: klien bersama teman-teman mengamen di jalanan.

VIII. MEKANISME KOPING

Klien biasanya kaau mempunyai masalah tidak pernah menceritakan dengan orang terdekat, klien selalu memendam masalahnya sendiri.

Mal adaptif: Klien marah-marah, kadang- kadang merusak barang-barang dirumahnya

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Klien memiliki masalah dengan keluarga terutama dengan ayahnya karena sering keluyuran mengamen, dan ayahnya tidak suka.

X. ASPEK MEDIS

Diagnosis medis: Skizofrenia paranoid ( Halusinasi )

Terapi medis:

CPZ100 mg

THP2 mg

XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

WaktuData FokusDiagnosa

1DS:

Klien ada feeling/pikiran orang lain masuk kedalam dirinya melalui nafas

Klien mengatakan tau kalau feeling yang masuk itu tidak ada

DO:

Klien terlihat sering mengumam dengan rokoknyaHalusinasi Penghidu

2DS:

Klien mengatakan seorang rocker rambutnya harus panjang, dan wajahnya seram

DO:

Rambut pasien panjang, tidak mau dicukur rambutnya Klien sering mondar-mandirWaham kebesaran

XII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Resiko prilaku kekerasan

2. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Penghidu

3. Waham kebesaran PSIKOPATOLOGI

Diagnosa keperawatanPerencanaan

Tujuan & Kriteria HasilTindakan keperawatan

1.

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan B/d perilaku kekerasanTUPAN :

Klien tidak mencederai dengan melakukan manajemen PK

TUPEN :

a. Dapat terbina hubungan saling percaya

b. Dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

c. Dapat mengidentifikasi tanda perilaku kekerasan

d. Dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

KH :

a. Ada kontak mata

b. Klien merasa senang

c. Klien dapat mengungkapkan penyebab jengkel atau marah

d. Klien dapat menyebutkan tanda-tanda jengkel1. Bina hubungan saling percaya dengan komunikasi terapeutik

2. Sapa klien dengan ramah

3. Jelaskan tujuan pertemuan

4. Ajukan petanyaan terbuka yang membutuhkan jawaban yang luas

5. Bantu klien mengungkapkan penyebab perasaan jengkel

6. Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami saat jengkel

7. Observasi tanda perilaku kekerasan

8. Anjurkan klien mengungkapkan PK yang dilakukan

9. Bicarakan dengan klien apakah dengan caranya, masalah dapat selesai

10. Bicarakan kerugian dari cara PK yang dilakukan

11. Bantu klien menstimulasi cara mengontrol PK

12. Anjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari

2.Gangguan proses pikir b/d waham

TUPAN :

Klien tidak mengalami gangguan pola pikir dan berfungsi optimal di lingkungan sosialnyaTUPEN :1. Setelah dilakukan interaksi 3 x, klien mamapu mengingat kejadian/masalah di masa lalu dengan kriteria/ indikator hasil:

a. Klien mampu mengingat kembali kejadian/ masalah jangka pendek

b. Klien dapat mengingat kembali informasi/ masalah jangka menengah

c. Klien dapat mengingat kembali informasi/ masalah jangka menengah

2. Klien mampu meningakatkan kesadaran terhadap ligkungan sekitar, setelah dilakukan interaksi selama 3x dengan kriteria hasil/indikator hasil:

a. Klien mampu mengidentifikasikan lingkungan sekitar sesuai realita/ kenyataan

b. Kien mampu mengungkapkan perasaannya setelah mengidentifikasi lingkungan sekitar

c. Klien mengungkapkan keuntungan mengidentifikasi lingkungan

1. diskusikan dengan klien dan keluarga beberapa masalah memori yang dialami

2. stimulasikan pikiran dengan mengurangi pikiran yang diekpresikan klien secara tepat

3. ingatkan kembali pengalaman masa lalu klien dengan cara yang tepat

4. bantu dalam tugas pembelajaran yang berkaitan :misal mengingat kembali verbal dan informasi yang telah disampaikan dengan cara yang tepat

5. latih orientasi klien, misal dengan mengingat hari, tanggal, jam, musim.

6. beri kesempatan kepada klien untuk melatih konsentrasinya, misal dengan pewrmainan mencocokkan kartu, halma, catur.

1. monitor interpreatasi klien terhadap lingkungan (mis: tempat, orang disekitarnya)

2. hindari mendebat atau mendukung waham

3. fokuskan diskusi pada perasaan klien (takut, marah, terganggu)

4. dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya terkait dengan waham

5. hindarkan stimulasi yang berlebihan yang dapat menyebabkan munculnya waham

6. libatkan dalam TAK Orientasi Realita

3Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi ( Pendengaran/penglihatan/pengecapan/penghidu/Perabaan), IlusiTUPAN :

Klien mampu menetapkan dan menguji realita/kenyataan, serta menyingkirkan kesalahan sensori persepsi.

TUPEN :

1. Setelah dilakukan interaksi selama 3x klien mampu membina hubungan saling percaya dengan kriteria hasil :

b. Menunjukkan pemahaman verbal, tertulis atau sinyal respon

c. Menunjukan gerakan dan ekspresi wajah yang rileks.

d. Menunjukkan kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab salam, menyebut nama, mau duduk berdampingan/berhadapan

2. Setelah dilakukan interaksi selama 3 x klien mampu mengenal halusinasi dengan kriteria hasil :

e. Klien mampu menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi/ilusi.

f. Klien mampu menyebutkan perilaku yang biasanya dilakukan saat halusinasi/ilusi muncul

g. Klien mampu menyebutkan akibat perilaku yang biasanya dilakukan saat halusinasi/ilusi terjadi.

1. Perkenalkan diri dengan sopan.

2. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.

3. Bina persetujuan yang saling dapat diterima tentang tujuan dan cara pertemuan dengan cara yang tepat.

4. Pelihara postur tubuh terbuka.

5. Ciptakan iklim yang hangat dan menerima secara tepat.

6. Berespon pada pasien non verbal klien dengan cara yang tepat

7. Tunjukkan ketertarikan pada klien dengan mempertahankan kontak mata, berhadapan, posisi mata sejajar, saat bercakap perawat sedikit membungkuk jika diperlukan.

1. Observasi tingkah laku yang berhubungan dengan halusinasi/ilusi

2. Adakan kontak singkat dan sering untuk memutus halusinasi/ilusi.

3. Bantu klien mengenal halusinasi/ilusi :

a. Jika dari hasil observasi ditemukan tampak klien mengalami halusinasi/ilusi, tanyakan apakah klien mengalami halusinasi/ilusi.

b. Jika jawaban klien ada, tanyakan apa yang didengar, dilihat, atau dirasakan.

c. Katakan bahwa perawat percaya apa yang dialami klien tetapi perawat sendiri tidak mendengar/melihat/merasakan.

d. Katakan bahwa klien juga ada yang mengalami, seperti klien.

e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien.

4. Diskusikan dengan klien waktu, isi, frekuensi, dan situasi pencetus terjadinya halusinasi/ilusi.

5. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi/ilusi.

6. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.

7. Tanyakan pada klien apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi/ilusi.

8. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

9. Diskusikan dengan klien perilaku yang dilakukan saat halusinasi/ilusi muncul.

10. Diskusikan dengan klien untuk menyusun jadwal kegiatan harian.

11. Rujuk klien ke rehabilitasi.

12. Libatkan klien dalam aktifitas di ruangan.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Mas H

Hari/tanggal: Selasa, 14-10-2008Interaksi Perawat KlienTeknik Komunikasi TerapiutikRasionalEvaluasi

VerbalNon verbal

P: Selamat pagi masK: PagiP: Perkenalkan nama saya Deny rohmawati, biasa dipanggil dEny, saya mahasiswa dari UMS, yang sedang praktek disini, dari jam 07.00 sampai jam 14.00. Kalau boleh tahu nama mas siapa?K: Hendra wijaya

P: Namanya bagus sekali Mas hendra wijaya senang dipanggil siapaK: Hendra.........

P: Kalau begitu, saya panggil mas hendra juga saja yaK: iya mbak

P: Mas H mau tidak kita ngobrol-ngobrol sebentar dengan saya?

K: Iya mbak

P: Baiklah, mas H kepengen kita ngobrol berapa lama? 15 menit atau 20 menit? Dan enaknya kita ngobrol dimana?

K: 10 menit saja mbak, disini juga tidak apa-apa.

P: Ngomong-ngomong mas H asalnya dari mana?

K: Madiun

P: Mas H masih ingat tidak, siapa yang membawa mas H kesini?

K: Bapak , saya mbak.

P: Kalau boleh tahu kenapa mas H sampai dibawa kesini?

K: Karena saya marah mecahkan gitar

P: Sekarang coba mas H ceritakan, sebelum mas H dibawa kesini, mungkin mas H ada masalah dengan teman, saudara, atau mungkin marah dengan bapak atau ibu mas H?

K: Saya pengen mengamen sama teman- teman tapi sama bapak saya tidak boleh.

P: Kenapa sama bapak tidak boleh?

K: Tidak tahu kenapa....

P: Oh begitu ya.. karena sama bapak tidak boleh, terus mas H marah dengan bapak dan memecahakan gitar mas H sendiri? Begitu ya mas?

K: ....P: Mas H, bapak mas H memang benar. Mas H tidak boleh mengamen, karena bapak mas H tidak ingin anaknya jadi pengamen, bapak mas H ingin mas H bekerja dirumah.

K: Ya saya ingin menjadi anak band

P: Ya sudah, mulai sekarang mas H tidak boleh marah-marah lagi dengan bapak. Walaupun bapak tidak mengijinkan mas H menjadi pengamen, bukan berarti bapak tidak sayang dengan mas H.

K: Iya mbak

P: Selama mas H berada disini, apakah mas H masih marah-marah?

K: Sudah tidak marah lagi

P: Bagus kalau begitu Baiklah, karena waktu kita sudah habis, sampai disini dulu kita ngobrol-ngobrolnya. Besok kita lanjutkan lagi. Mas H mau tidak?

K: Iya mbak..

P: Mas H kepengen besok kita ngobrol jam berapa? Dan dimana tempatnya?

K: Ya Terserah mbak saja lahP: Ya sudah kalau begitu besok kita ngobrol lagi sehabis mas H kegiatan pagi aja ya. Sekitar jam110.30 ya. Mengenai tempatnya terserah mas H aja enaknya. Ya sudah, sekarang mas H istirahat dulu, sampai ketemu besok ya

K: Iya mbak

Tersenyum dan melakukan kontak mata.Mempertahankan kontak mata

Mengajak berjabat tangan

Berjabat tangan

Tersenyum

Tersenyum

Mempertahankan kontak mata

TersenyumMempertahankan kontak mata

Menganggukkan kepala Bertanya dan melihat jam tangan

Menatap perawatMempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawat dan menggelengkan kepalaMempertahankan kontak mata

Menundukkan kepala

Mempertahankan kontak mata

Menundukkan kepala

Mempertahankan kontak mata

Diam & Menganggukkan kepala

Mempertahankan kontak mata

Menganggukkan kepala

Mempertahankan kontak mata

Menundukkan kepala

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Melihat jam tangan

Mengangguk

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawatMempertahankan kontak mata & Berjabat tangan

Berjabat tangan & klien pergiBroad opening

Reinformen

Identifikasi tema

Restating

Informasing dan saran

Memberikan pertanyaan atau mendorong klien untuk menyelesaikan topik yang dibicarakanMemberikan suatu pujian atau penghargaan agar klien senang dan menghargai klien

Meningkatkan pengertian dan mengekplorasikan masalah yang ada

Megnulang kemballi prcakapan sebelumnya sehingga klien dapat mengingat dan siap menghadapi percakapanDigunakan pada fase kerja untuk memberi pendidikan pada klien tentang solusi masalah yang dihadapi

S: - Klien mengatakan namanya H

- Klien mengatakan bahwa dirinya memecahkan gitarnya

O :Klien mau bercerita sebagian masalahnya

A:BHSP sudah tercipta

P : Intervensi lanjut

- Tingkatkan BHSP.

Hari/tanggal: Rabu, 15-10-2008

Interaksi Perawat KlienTeknik Komunikasi TerapiutikRasionalEvaluasi

VerbalNon verbal

P

K

P

K

P

K

P

K

P

K

PK

PK

P

K

P

K

P

K

P

K

P

K

P

K

P

K

P

K

P

K

P

Selamat pagi mas H..

Pagi..

Gimana kabar mas H hari ini?

Baik..

Mas H masih ingat tidak nama saya siapa?

Mbak Deny

Iya benar. Ternyata mas H masih ingat dengan nama saya.

.

Baiklah, sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan ngobrol-ngobrol lagi membicarakan tentang apa yang mas hirup lewat hidung mas H, kira-kira selama 10 menit. Sebelum kita ngobrol-ngobrol, mas H masih ingat tidak apa yang kita bicarakan kemarin?

Emmm.. apa ya.. lupa mbak saya..

Coba mas H ingat-ingat lagi. kemarin mbak Deny tanya, siapa yang membawa saya kesini, dan kenapa saya dibawa kesini..

Iya benar, mas H pintar sekali masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin.

.

O iya, gimana tadi kegiatannya , senang tidak?

Ya senang lah ..

.coba mas H.ceritakan apa yang mas H hirup melalui hidung/ apakah yang mas H hirup itu mengganggu mas H??Kalau boleh tahu, mas H sedang bicara dengan siapa?

Saya merasa ada pikiran seseorang yang masuk dalam diri saya melaliu nafas hidung, tapi saya tahu sebenarnya itu tidak ada dan saya juga merasa tidak terganggu.

Apakah mas H tahu pikiran itu datang dari mana??kalau mas tahu pikiran itu dari mana??

Tahu mbak pikiran itu saya hirup dari orang lain

Kapan pikiran itu masuk dalam diri mas H ??Apakah saat mau tidur, bangun tidur atau pada saat mas H melamun.

Setiap waktu.

Berapa kali pikiran itu masuk ke dalam diri mas H dalam sehari??

Ya , tidak tau.

Apa yang mas H lakukan jika pikiran itu masuk dalam diri mas H ???

Ya Pengen menghisap rokok

Mas H tidak terasa kita sudah berbicara lama, saya senang sekali mas H mau berbincang- bincang dengan saya.Bagaimana perasaan mas H setelah kita ngobrol- ngobrol ??

Ya senang sekali

Baiklah nanti kalau pikiran orang lain itu datng / muncul mas H panggil saya supaya di bantu agar pikiran orang lain itu hilang.

Ya..

Bagaimana mas H kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara agar pikiran itu tidak muncul lagi. Besok kita ngobrol di tempat sini lagi atau di mana?? Kalau jam 8.00??bagaimana mas H setuju??

Ya ya.

Terimakasih karena mas H sudah mau ngobrol dengan saya sampai ketemu besok pagi ya m as HTersenyum & Mempertahankan kontak mata

Tersenyum & Menatap perawat

Mempertahankan kontak mata

Sambil senyum

Memegang tangan klien

Tersenyum

Tersenyum

Mempertahankan kontak mata

Mencoba mengingat

Mempertahankan kontak mataMenatap perawat

Mempertahankan kontak mata

Tersenyum malu

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Klien menatap perawat

Mendengarkan klien sambil menganggukan kepala

Menatap klien

klien menatap perawat sambil menggelengkan kepala.

Menatap klien bicara dengan nada jelas.

Menatap perawat dan menjelaskan

Klien menjawab sambil menatap klien.

Menatap klien

Menatap perawat dan

Mengangguk

Menatap klien dan bicara dengan jelas

Menatap perawat dan tersenyum

Mempertahankan kontak mata

Broad opening

Restarting

Identifikasi tema

Reinforcement

Refleksing

Informing

Offering general leads

Membuka percakapan

Mengulang kembali percakapan sebelumnya sehingga klien dapat mengingat dan siap menghadapi percakapan yang berlangsungMeningkatkan pengertian dan mengeksplorasikan masalah yang ada

Wujud menghargai klien

Untuk mengatakan keadaan sebenarnya sehingga dapat mengembalikan klien ke kenyataan

Memberikan informasi

Menentukan topik yang akan dibicarakan.S : Klien mengatakan mendengar suara-suara tanpa ada wujudnya

O : Ada kontak mata

A : BHSP tercipta

P : Intervensi lanjut

- Beri penjelasan mengenai halusinasinya

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/tanggal: Kamis, 16 Oktober 2008Interaksi Perawat KlienTeknik Komunikasi TerapiutikRasionalEvaluasi

VerbalNon verbal

P

K

P

K

P

K

P

K

P

K

K

P

K

P

K

P

KP

K

P

KPK

P

K Selamat pagi mas H, gimana kabarnya

Baik mbak

Bagaimana perasaan mas H hari ini?

Senang..

.Mas H, sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan ngobrol tentang cara pikiran itu tidak muncul lagi.kita ngobrol berapa lama? 15 atau 20 menit?

Terserah mbak sajalah, 15 menit tidak apa-apaSebelumya, apakah mas H masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin?

Ya,,,ya.sedikit lupa

Sesuai dengan kontrak kemaren kita akan membicarakan tentang pikiran yang pernah mas H hirup. Nah sekarang saya mau Tanya pada mas H , misalnya pikiran itu membuat mas H jadi pengen menghisap rokok sementara mas H setelah minum obat mengantuk.apakah mas H masih tetep pengen menghisap rokokpadahal mas H sedang ngantuk???

Kemarin kalau tidak salah, kita ngobrol tentang halusinasi.

Iya benar, mas N pintar sekali ya

Baiklah, sekarang saya akan mengajarkan pada mas H, bagaimana cara mengontrol halusinasi atau cara mencegah suara-suara itu muncul lagi. Cara mengontrol halusinasi ada 4 cara, yaitu :

1. Menghardik suara tersebut

2. Bercakap-cakap dengan orang lain.

3. Melakukan aktivitas atau kegiatan.

4. Minum obat yang teratur.

Bagaimana, apakah mas H sudah paham?

Iya mbak.

Baiklah, sekarang coba mas N sebutkan 4 cara mengontrol halusinasi yang sudah saya ajarkan tadi.

1. Menghardik

2. Bercakap-cakap

3. Aktivitas/kegiatan

4. Minum obat

Iya benar mas H pintar sekali. Mulai nanti mas N bisa mencoba 4 cara tadi.

Mas H, karena waktu ngobrol kita sudah habis, besok kita lanjutkan lagi. Besok saya akan menjelaskan

masing-masing cara mengontrol halusinasi yang saya sebutkan tadi . Bagaimana, mas H setuju tidak?

Iya mbak.

Kalau begitu, besok kita ketemu jam berapa? Dan mas N kepengen ngobrol dimana?

Di sini saja mbak, setelah makan siang.

Baiklah. Terima kasih hari ini mas N mau ngobrol dengan saya. Sampai ketemu besok ya. Wassalamualaikum.

Waalaikumsalam.Tersenyum & mempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Mempertahankan kontak mata

Tersenyum & Menatap perawat

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Mempertahankan kontak mataTersenyum

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Mempertahankan kontak mata

TersenyumMempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Mempertahankan kontak mata

Menatap perawat

Berjabat tangan

Tersenyum & Berjabat tanganBroad opening

Informing

Reinforcement

Klarifikasi

Offering general leads

Membuka percakapan

Memberikan

Informasi dan fakta

Wujud penghargaan klien

Untuk menjelaskan kesamaan ide dan persepsi antara perawat dan klien

Menentukan topik yang akan dibicarakan.

S: Klien mengatakan cara mengontrol halusinasi yaitu: 1. Menghardik

2. Bercakap-cakap

3. Aktivitas/kegiatan

4. Minum obat

O : Klien dapat menyebutkan cara-cara mengontrol halusinasi

A : Masalah teratasi

A : Intervensi lanjut

- Beri penjelasan cara mengontrol halusinasi yang pertama

X

Teori Psikososial

Teori interpersonal

Orang tua dengan psikosis

Teori system keluarga

Teori Psikodinamis

Konflik-konflik diantara orang tua

Anak berfokus pada ansietas

Disfungsi sistem keluarga

Koping individu tak efektif

Hubungan anak dengan orang tua penuh dengan ansietas tinggi

Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dari orang tua

Tidak percaya pada orang lain

Tingkat ansietas tinggi dipertahankan

Ambivalensi

Gangguan konsep diri/menarik diri

Halusinasi

Gambar : Psikopatologi Skozofrenia

(Sumber : Townsend, Mary C. 1998)

Psikosis adalah hasil dari ego lemah

Perkembangan terhebat hubungan yang mempengaruhi antara orang tua dan anak

Ansietas yang ekstrim

Panik

Mekanisme pertahanan ego maladaptif

Isolasi sosial