unit_5_identifikasi_asesmen_kirim.doc

40
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2 nit 5 nit 5 IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ABK Kustiatun Widianingsih Endang Poerwanti Pendahuluan Saudara! Dalam rangka menyambut program pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, Anda sebagai guru di sekolah umum perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang ABK. Pada Unit- unit sebelumnya Anda telah mempelajari siapa ABK dengan karakteristik masing- masing. Pada unit ini Anda diajak untuk menermati bagaimana melakukan identi ikasi dan asesmen terhadap Anak Berkebutuhan Khusus. Dengan identi ikasi yang tepat guru dapat memberikan layanan yang sesuai deng kebutuhan masing-masing. ABK akan menapai hasil belajar yang optimal di sekolah apabila guru mampu mengidenti ikasi karakteristik ABK sebelum mengembangkan pembelajaran. baik karakteristik umum maupun khusus. Karakteristik umum berupa pengetahuan tentang sejumlah kelebihan yang dimiliki ABK, sedang karakteristik khusus ialah data yang dimiliki setiap anak di kelas. Data ter dapat diperoleh guru baik dari hasil identi ikasinya maupun diterima dari identi ikator pro esional Unit 5 Identifkasi dan Asesmen ABK 5 - 1

Upload: ernajuwita

Post on 07-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus 2

Unit 5

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ABK

Kustiatun WidianingsihEndang PoerwantiPendahuluan Saudara! Dalam rangka menyambut program pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, Anda sebagai guru di sekolah umum perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang ABK. Pada Unit-unit sebelumnya Anda telah mempelajari siapa ABK dengan karakteristik masing-masing. Pada unit ini Anda diajak untuk mencermati bagaimana melakukan identifikasi dan asesmen terhadap Anak Berkebutuhan Khusus. Dengan identifikasi yang tepat guru dapat memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.ABK akan mencapai hasil belajar yang optimal di sekolah apabila guru mampu mengidentifikasi karakteristik ABK sebelum mengembangkan pembelajaran. baik karakteristik umum maupun khusus. Karakteristik umum berupa pengetahuan tentang sejumlah kelebihan yang dimiliki ABK, sedang karakteristik khusus ialah data yang dimiliki setiap anak di kelas. Data tersebut dapat diperoleh guru baik dari hasil identifikasinya maupun diterima dari identifikator profesionalPada Unit ini Anda akan diajak mencermati, cara mengidentifikasi dan melakukan asesmen ABK, sehingga Anda akan diantarkan untuk dapat mencapai indikator sebagai berikut.

Sub unit 1

KONSEP DASAR IDENTIFIKASI DAN ASESMEN

1. Pengantar

Praktek mengidentifikasi merupakan tugas untuk berobservasi mengadakan asesmen di sekolah Inklusif atau SLB yang ditunjuk.Setelah mengidentifikasi mahasiswa mengadakan simulasi case conference untuk menindaklanjuti praktek identifikasi. Praktek asesmen dengan menggunakan format asesmen non formal di SD atau SLB yang ditunjuk. Untuk memperdalam kajian dalam unit ini, Anda juga diminta untuk mengerjakan latihan-latihan yang disediakan. Dengan demikian usai mengikuti kajian ini Anda akan memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan pelayanan identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus.

Substansi pada subunit buku dua ini akan memberikan penjelasan kepada Anda untuk mengkaji hakekat identifikasi dan asesmen yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Inklusi. Praktek mengidentifikasi merupakan tugas untuk berobservasi mengadakan asesmen di Sekolah Inklusif atau SLB yang ditunjuk. Setelah mengidentifikasi mahasiswa mengadakan simulasi case conference untuk menindaklanjuti praktek identifikasi. Praktek asesmen dengan menggunakan format asesmen non formal di SD atau SLB yang ditunjuk. Setelah mempelajari sub unit ini diharapkan mahasiswa dapat indikator

1. Apakah yang dimaksud dengan Identifikasi ABK?Identifikasi merupakan kegiatan awal yang mendahului proses asesmen. Identifikasi adalah kegiatan mengenal atau menandai sesuatu, yang dimaknai sebagai proses penjaringan atau proses menemukan kasus yaitu menemukan anak yang mempunyai kelainan/masalah, atau proses pendektesian dini terhadap anak berkebutuhan khusus.Menurut Swassing ( 1985 ), identifikasi mempunyai dua konsep yaitu konsep penyaringan ( screening ) dan identifikasi aktual (actual identifikcation). Menurut Wardani(1995) dalam Munawir Yusuf,M,Psi) , identifikasi merupakan langkah awal dan sangat penting untuk menandai munculnya kelainan atau kesulitan pada anak bekebutuhan khusus. Istilah identifkasi anak dengan kebutuhan khusus dimaksudkan sebagai usaha orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan pertumbuhan/ perkembangan (phisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dibandingkan dengan anak normal seusianya. Mengidentifikasi masalah berarti mengidentifikasi suatu kondisi atau hal yang dirasa kurang baik. Masalah pada anak ini diperoleh dari keluhan-keluhan orang tua dan keluarganya, keluhan guru, dan bisa didapat dari pengalaman-pengalaman lapangan, Seperti dikatakan oleh Norman D.Sundberg (2002) dalam Tin Suharmini ( 2005).Gathering informastion to be used for treatment (parents teachers,and physician) provide data on the childs functioning. Identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul) dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuhnya, gurunya, dan pihak-pihak lain. Sedangkan langkah berikutnya, adalah asesmen. Bila diperlukan asesmen dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter, psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain.2. Apakah yang dimaksud dengan Asesmen ABK? Asesmen merupakan kegiatan profesional yang dilakukan secara khusus menentukan diagnosa dari gangguan atau kelainan yang dialami seseorang. Menurut Lenner (1988 ) asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang seseorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan keadaan anak. Dalam konteks pendidikan , Hargrove dan Poteet ( 1984 ) menempatkan asesmen sebagai salah satu dari tiga aktivitas penting di bidang pendidikan bahkan mengawali dari aktifitas yang lain, ialah (1) asesmen (2) diagnostik (3) preskriptif. Dengan demikian maka asesmen dilakukan untuk menegakkan diagnosis, dan berdasarkan diagnosis tersebut dilakukan langkah berikutnya ialah preskrepsi, yakni perencanaan program pendidikan.

Menurut Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh Lerner (1988:54) dalam Dr.Mulyono Abdurrahman (1995), dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar, asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (screening ), (2) pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran ( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar (monitoring pupil progress).

Khususnya bagi penyandang kelainan penglihatan Asesmen mempunyai fungsi yang lebih luas, ialah untuk pengobatan, pemberian bantuan dan juga untuk perencanaan pendidikan. Kegiatan ini harus melibatkan tenaga profesional, seperti dokter atau tenaga medis, dan atau petugas optic. Jika ditemukan adanya gejala klinis mengenai tanda-tanda adanya penyakit pada organ mata, baik yang secara fungsional telah mengganggu yang ditemukan tersebut secara klinis tidak merupakan suatu penyakit, mungkin memerlukan bantuan alat optic atau kaca mata yang sesuai. Karena bisa terjadi setelah dilakukan tindakan medis maupun non medis dapat mengfungsikan kembali penglihatannya dengan baik, tetapi tidak sedikit anak yang memang mengalami kelainan penglihatan sehingga tidak memungkinkan lagi untuk menggunakan fungsi penglihatan secara baik. Hasil dari asesmen dapat membantu membuat keputusan tentang pemecahan permasalahan pada pembelajaran. ( Wallace, Larsen & Elksmin,1992),Yeseldyke and Marston ( 1988 ) dalam Kauffam & Hallahan (2000).

Dijelaskan lebih jauh bahwa hasil asesmen akan menjadi bahan yang penting untuk merencanakan pendidikan yang sesuai bagi mereka. Disinilah fungsi asesmen bagi anak khususnya dibidang pendidikan. Tujuan utama dari suatu asesmen dalam pendidikan adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dalam pembuatan keputusan dalam rangka pemilihan tujuan dan sasaran pembelajaran, strategi pembelajaran,dan program penempatan yang tepat.Latihan1. Jelaskan sebelum asesmen perlu dilakukan kegiatan identifikasi?2. Jelaskan mengapa guru harus melakukan identifikasi?

3. Jelaskan fungsi asesmen dalam merencanakan pendidikan?

3. Mengapa perlu identifikasi ABK?Substansi pada subunit ini akan memberikan penjelasan tujuan identifikasi ABK di Sekolah Dasar. Untuk itu diharapkan Anda dapat mencermati dengan baik mengenai uraian dan ilustrasi yang ada. Selain itu diharapkan pula untuk membaca berbagai referensi lain yang relevan dengan konteks bahasan. Dengan demikian, usai mengikuti pembelajaran ini Anda diharapkan mampu menjelaskan tujuan melakukan identifikasi anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar. Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada menemukan (secara kasar) apakah seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan.Tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional, dan/atau sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.Menurut Swassing (1985 ) dalam Moch Sholeh Y.A Ichrom,Ph.D , tujuan prosedur identifikasi adalah :

a. Merumuskan definisib. Menentukan spesifikasic. Menentukan prosedurd. Menempatkan anakSedangkan menurut Rice (1985),tujuan identifikasi adalah untuk:

a. Menjabarkan karakteristikb. Merancang niminasic. Menentukan alat tes dan penjaringan datad. Mereview kasus dan menentukan program.e. Melakukan reevaluasi.Dalam rangka pendidikan inklusi, kegiatan identifikasi ABK dilakukan untuk lima keperluan, yaitu: (1) penjaringan (screening), (2) pengalihtanganan (referal), (3) klasifikasi, (4) perencanaan pembelajaran, dan (5) pemantauan kemajuan belajar. Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada menemukan (secara kasar) apakah seorang anak tegolong anak berkebutuhann khusus atau bukan. Maka biasanya identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul) dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuh, guru dan pihak lain yang terkait dengannya. Sedangkan langkah selanjutnya, yang sering disebut asesmen, dan bila diperlukan dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter, psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain. Identifkasi akan dilanjutkan dengan asesment, yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan progam pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.4. Hubungan Identifikasi dengan Asesmen ABKIdentifikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan penjaringan sedangkan asesmen dapat diartikan sebagai kegiatan penyaringan. Penjaringan mempunyai sifat yang masih kasar, dan sederhana. Sementara penyaringan lebih bersifat halus, rinci dan kompleks. Perbedaan lain yang dapat dilihat adalah, identifikasi tujuannya sekedar untuk mengenali gejala-gejala tidak untuk diagnosis, sedangkan asesmen tujuannya untuk menegakkan diagnosis. Hubungan antara identifikasi dan asesmen dapat dijelaskan apabila dikaitkan dengan keseluruhan proses aktivitas pendidikan.Dalam kaitan itu maka Lewis dan Doorlag (1987 ) dalam menggambarkan proses pendidikan khusus bagi anak-anak berkelainan,mengajukan model sebagai berikut :

Sumber: Lewis,Rena B, dan Doorlag, Donals H, Teaching Special Student in the Mainstream, 1987 :17 dalam Drs.Munawir Yusuf,M.PsiIdentifikasi anak berkebutuhan khusus diperlukan agar keberadaan mereka dapat diketahui sedini mungkin. Selanjutnya, dapat diberikan program pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, baik penanganan medis, terapi, dan pelayanan pendidikan untuk mengembangkan potensi mereka. Untuk dapat mengidentifikasi ABK, guru di sekolah reguler memerllukan pengetahuan tentang berbagai jenis dan tingkat kelainan anak, diantaranya adalah kelainan fisik, mental, intelektual, sosial dan emosi. Selain jenis kelainan tersebut terdapat anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa atau sering disebut sebagai anak yang memiliki kecerdasan dan bakat luar biasa. Masing- masing memiliki ciri dan tanda tanda khusus atau karakteristik yang dapat digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi anak dengan kebutuhan pendidikan khusus.

Di bawah ini adalah model yang dapat untuk menjelaskan hubungan antara identifikasi dan asesmen adalah model dari McLoughlin dan Lewis (1981), sebagai berikut :

Formal Informal

Legal Instruction

Sumber : McLughlin,James dan Lewis,Rena B,Assessing Special Students 1981:12Seorang guru menemukan siswa yang tidak bisa menulis pada kelas awal, setelah didekati ternyata siswa tersebut tidak bisa menggerakkan tangannya untuk menulis. Guru melakukan asesmen awal dengan melakukan tes untuk menulis dipapan tulis, ternyata gerakan tanganpun sangat kaku, ia membawanya keruang khusus berdiskusi dengan guru pembimbing khusus atau guru yang ditugaskan untuk melakukan asesmen. Setelah dilakukan asesmen menulis ternyata siswa tersebut mengalami kekakuan pada jari-jarinya, sehingga guru membutuhkan konsultasi pada seseorang yang lebih profesional untuk mengidentifikasi apakah siswa tersebut membutuhkan dengan kebutuhan pendidikan khusus. 5. Bagaimana Melakukan Identifikasi. Setelah Anda mempelajari hakekat identifikasi dan asesmen serta memahami tujuan identifikasi serta hubungan identifikasi dan asesmen untuk ABK, selanjutnya setalah mengikuti uraian ini diharapkan Anda memiliki kompetensi untuk melakukan identifikasi anak berkebutuhan khusus.5.1. Sasaran IdentifikasiSasaran identifikasi ABK adalah seluruh anak usia pra-sekolah dan usia sekolah dasar. Sedangkan secara khusus (operasional), sasaran identifikasi anak dengan kebutuhan khusus adalah:

Anak yang sudah bersekolah di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

Anak yang belum/tidak bersekolah karena orangtuanya merasa anaknya tergolong ABK sedangkan lokasi SLB jauh dari tempat tinggalnya; sementara itu, semula SD terdekat belum/tidak mau menerimanya;

Anak drop-out SD/Madrasah Ibtidaiyah karena factor akademik.5.2. Petugas IdentifikasiUntuk mengidentifikasi seorang anak apakah tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan, dapat dilakukan oleh: Guru kelas; orang tua anak; dan/atau tenaga professional terkait.5.3. Alat identifikasiSecara sederhana ada beberapa aspek informasi yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Berikut ini adalah contoh alat identifikasi sederhana untuk membantu guru dan orang tua menemukenali anak yang memerlukan layanan pendidikan khusus, antara lain sebagai berikut 1. Form 1 : Informasi riwayat perkembangan anak 2. Form 2 : informasi/ data orangtua anak/wali siswa3. Form 3 : informasi profil kelainan anak (AI-ALB) Dari ketiga informasi tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut. Informasi riwayat perkembangan anakInformasi riwayat perkembangan anak adalah informasi mengenai keadaan anak sejak di dalam kandungan hingga tahun-tahun terakhir sebelum masuk SD/MI.. Informasi ini penting sebab dengan mengetahui latar belakang perkembangan anak, mungkin kita dapat menemukan sumber penyebab problema belajar.Data orang tua/wali siswaSelain data mengenai anak, diperlukan juga data orang tua/wali siswa sekurang-kurangnya mencakup informasi mengenai identitas orang tua/wali, hubungan orang tua-anak, data sosial ekonomi orang tua, serta tanggungan dan tanggapan orang tua/ keluarga terhadap anak. Identitas tersebut meliputi umur, agama, status, pendidikan, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan tempat tinggal. Data mengenai tanggapan orang tua antara lain persepsi orang tua terhadap anak, kesulitan yang dirasakan orang tua terhadap anak yang bersangkutan, harapan orang tua dan bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak yang bersangkutan. Informasi mengenai profil kelainan anak (AI ALB)Informasi mengenai gangguan/kelainan anak sangat penting, sebab dari beberapa penelitian terbukti bahwa anak-anak yang prestasi belajarnya rendah cenderung memiliki gangguan/kelainan penyerta. Survei terhadap 696 siswa SD dari empat provinsi di Indonesia yang rata-rata nilai rapornya kurang dari 6,0 (enam, nol), ditemukan bahwa 71,8% mengalami disgrafia, 66,8% disleksia, 62,2% diskalkulia, juga 33% mengalami gangguan emosi dan perilaku, 31% gangguan komunikasi, 7,9% cacat / kelainan anggota tubuh, 6,6% gangguan gizi dan kesehatan, 6% gangguan penglihatan, dan 2% gangguan pendengaran (Balitbang, 1996) dalam Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus,Direktorat PSPLB,2006Tanda-tanda kelainan atau gangguan khusus pada siswa perlu diketahui guru. Karena kelainan pada diri anak, secara langsung atau tidak langsung, dapat menjadi salah satu faktor timbulnya problema belajar. Rangkuman Identifkasi anak berkebutuhan khusus merupakan suatu usaha seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dalam pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal).

Asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (sreening ), (2) pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran ( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak (monitoring pupil progress).

Hasil dari assessmen dapat membantu kita memutuskan tentang pemecahan permasalahan pada pembelajaran siswa dan jika permasalahan itu diidentifikasi maka kita akan dapat melakukannya. Sasaran identifikasi adalah Anak yang sudah bersekolah di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah; Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah; Anak yang belum/tidak bersekolah karena orangtuanya merasa anaknya tergolong anak dengan kebutuhan khusus sedangkan lokasi SLB jauh dari tempat tinggalnya; sementara itu, semula SD terdekat belum/tidak mau menerimanya; Anak yang drop-out Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah karena factor akademik. Petugas Identifikasi adalah Guru kelas; Orang tua anak; dan/atau Tenaga professional terkait

Alat identifikasi terdiri tiga format yang berkaitan dengan Form 1Informasi riwayat perkembangan anak ,Form 2 : informasi/ data orangtua anak/wali siswa dan Form 3 : informasi profil kelainan anak (AI-ALB). Format tersebut akan disampaikan dalam lampiran.

Soal Formatif 11. Untuk mengenal atau menandai munculnya kelainan atau kesulitan anak apakah anak mengalami kelainan disebut :

A. Identifikasi dan penjaringan

B. Pelayanan Asesmen

C. Identifikasi anak

D. Identifikasi anak berkebutuhan khusus2. Proses penjaringan atau proses menemukan anak apakah mempunyai kelainan/masalah, atau proses pendeteksian dini terhadap anak disebut :

A. PPI

B. Asesmen

C. Identifikasi

D. Identifikasi dan asesmen3. Prosedur merumuskan definisi, menentukan spesifikasi, menentukan prosedur dan menempatkan anak adalah prosedur didalam

A. Tujuan identifikasi

B. Tujuan asesmen

C. Tujuan program pembelajaran individual

D. Tujuan identifikasi dan asesmen4. Di bawah ini adalah tujuan identifikasi anak berkebutuhan khusus kecuali A. Penjaringan ( sreening )

B. Pengalihtanganan

C. asesmen

D. Klasifikasi5. Hubungan antara identifikasi dan asesmen adalah :

A. sebagai kegiatan mencari kelemahan dan kekuatan

B. mencari klasifikasi

C. menentukan masalah

D. kegiatan penjaringan dan penyaringan6. Diantara pernyataan berikut ini, manakah yang paling tepat sebagai definisi asesmen,

A. proses mengumpulkan informasi dengani berbagai tes, mengenai

kemampuan anak

B. proses mengumpulkan informasi tentang anak berkebutuhan

khusus

C. proses pengumpulan informasi sistematis dalam upaya perencanaan dan implementasi pembelajaran

D. proses pengumpuan informasi mengenai penyimpangan prilaku

anak berkebutuhan khusus7. Berikut ini adalah langkah yang lebih spesifik dalam melaksanakan asesmen anak berkebutuhan khusus di sekolah , kecuali :

A. menentukan cakupan dan tahapan keterampilan yang akan diajarkan

B. menetapkan perilaku yang akan diases

C. menentukan instrumen tes

D. memilih aktivitas evaluasi8. Guru di sekolah dapat menafsirkan atau menentukan jenis layanan yang

diperlukan anak berkebutuhan khusus, dengan terlebih dahulu...............

A. menentukan kompetensi yang harus dikuasai anak

B. membandingkan kemampuan nyata dan kemampuan ideal

C. memeriksa hasil asesmen

D. mendiskusikan bersama staf yang lain9. Sasaran identifikasi anak berkebutuhan khusus adalah :

A. Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Mdrasah Ibtidaiyah

B. Anak yang rajin belajar

C. Anak yang taat pada peraturan

D. Anak yang akan dimasukkan sekolah non regular10. Untuk mengidentifikasi dan menemukenali anak yang memerlukan layanan khusus diperlukan data dengan cara:

A. Informasi perkembangan anak mengenai keadaan anak sejak di dalam kandungan hingga tahun-tahun terakhir.

B. Informasi dari guru dan para therapys

C. Informasi profil kelainan anak, riwayat perkembangan dan informasi data orang tua

D. Pengumpulan data yang lengkapSub Unit 2PELAKSANAAN IDENTIFIKASI DAN ASESMEN

1. PengantarPada unit sebelumnya Anda telah mempelajari hakekat, tujuan hubungan identifikasi dan asesmen serta sarana dan alat, pada bagian ini akan dibahas mengenai pelaksanaan identifikasi anak berkebutuhan khusus. Ada beberapa langkah dalam rangka pelaksanaan identifikasi anak berkebutuhan khusus. Untuk identifikasi anak usia sekolah yang belum bersekolah atau drop out sekolah, maka sekolah yang bersangkutan perlu melakukan pendataan ke masyarakat sekitar kerjasama dengan Kepala Desa/Lurah, RT, RW setempat. Jika pendataan tersebut ditemukan anak berkelainan, maka proses berikutnya dapat dilakukan pembicaraan dengan orangtua, komite sekolah maupun perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak lanjutnya.2. Pelaksanaan IdentifikasiUntuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah tertentu, identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :2.1. Menghimpun data tentang anakPada tahap ini petugas (guru) menghimpun data kondisi seluruh siswa di kelas (berdasar gejala yang nampak pada siswa) dengan menggunakan Alat Identifikasi Anak dengan kebutuhan khusus (AI ALB). 2.2. Menganalisis data dan mengklasifikasi anakTujuan dari langkah ini adalah untuk menemukan anak-anak yang tergolong anak dengan kebutuhan khusus (yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus). Buatlah daftar nama anak yaang diindikasikan berkelainan sesuai dengan ciri-ciri dan standar nilai yang telah ditetapkan. Jika ada anak yang memenuhi syarat untuk disebut atau berindikasi kelainan sesuai dengan ketentuan tersebut, maka dimasukkan ke dalam daftar nama-nama anak yang berindikasi kelainan sesuai dengan format khusus terlampir. Sedangkan untuk anak-anak yang tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda berkelainan, tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar khusus tersebut.

2.3. Mengadakan pertemuan konsultasi dengan kepala sekolahPada tahap ini, hasil analisis dan klasifikasi yang telah dibuat guru dilaporkan kepada Kepala Sekolah untuk mendapat saran-saran pemecahan atau tindak lanjutnya.

2.4. Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference) Pada tahap ini, kegiatan dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah setelah data anak dengan kebutuhan khusus terhimpun dari seluruh kelas. Kepala Sekolah dapat melibatkan: (1) Kepala Sekolah sendiri; (2) Dewan Guru; (3) orang tua/wali siswa; (4) tenaga professional terkait, jika tersedia dan dimungkinkan; (5) Guru Pembimbing Khusus (Guru PLB) jika tersedia dan memungkinkan. Materi pertemuan kasus adalah membicarakan temuan dari masing-masing guru mengenai hasil identifikasi untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara pemecahan serta penanggulangannya2.5. Menyusun laporan hasil pertemuan kasusPada tahap ini, tanggapan dan cara-cara pemecahan masalah dan penanggulangannya perlu dirumuskan dalam laporan hasil pertemuan kasus. Format laporan hasil pertemuan kasus dapat menggunakan contoh seperti terlampir.3. Pelaksanaan AsesmenSetelah Anda mempelajarai tentang materi pelaksanaan identifikasi, berikutnya akan menjelaskan bagaimana pelaksanaan asesmen akedemik, melaksanakan asesmen sensoris dan motorik dan melaksanakan asesmen psikologis,emosi dan sosial pada anak-anak berkebutuhan khusus dalam kegiatan pembelajaran di SD/MI. Untuk itu Anda diharapkan dapat mencermatinya dengan baik mengenai uraian dan ilustrasi yang ada. Selain itu diharapkan dapat pula Anda membaca berbagai referensi lain yang relevan melalui online di internet. Dengan melakukan pelaksanaan asesmen dalam hal ini agar Anda dapat menyusun program pembelajaran Individual untuk anak berkebutuhan khusus serta mengimplementasikan kegiatan pembelajaran di Sekolah Inklusi.3.1. Asesmen Akademik

Para ahli ABK umumnya mempercayai bahwa asesmen informal merupkan cara yang terbaik untuk memperoleh informasi tentang kemampuan,kesulitan masalah yang dihadapi, serta kebutuhan belajar siswa. Aspek dan ruang lingkup dari bidang yang akan diasesmen meliputi asesmen akademik misalnya :membaca, menulis, berhitung, perkembangan kognitif, prilaku adaptif. Lerner (1988 dalam Nugroho,2004). Asesmen ini meliputi: 1) ketajaman sensoris,misalnya ketajaman penglihatan,pendengaran; 2) perkembangan motorik,misalnya kemampuan memegang pensil,menulis ,menendang;3) penguasaan konsep-konsep dasar; misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian;4) keterampilan bahasa,misalnya menyusun kata menjadi kalimat;serta 5) keterampilan sosial dan emosi, misalnya kemampuan memahami orang lain. Asesmen hanya akan bermakna, jika guru mengetahui materi kurikulum, jenis keterampilan yang dikembangkan, dan tahap tahap perkembangan anak.Salah satu yang penting adalah bagaimana asesmen kemampuan menulis, untuk diketahui ketrampilan yang sudah dimiliki dan hambatan yang dialami dalam melakukan aktivitas menulis ruang lingkup ketrampilan menulis bertujuan untuk mengetahui penguasaan ketrampilan seseorang di dalam menuangkan gagasan kedalam aktivitas menulis baik dalam aspek kelancaran kosakata struktur dan isi.Ruang lingkup ketrampilan menulis permulaan.

Ketrampilan Pra menulis : meraih, meraba dan memegang, melepas benda,mencari perbedaan dan persamaan berbagai benda , bentuk,warna, bangun dan posisi. Ketrampilan Menulis : memegang alat tulis, menggerakkan alat tulis ke atas dan ke bawah, menggerakkan alat tulis kekiri dan kekanan, menggerakkan alat tulis melingkar, menyalin huruf, menyalin namanya sendiri dengan huruf balok, menyalin huruf balok dari jarak jauh, menyalin huruf, kata dan kalimat dengan tulisan bersambung, menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh.

Ketrampilan Mengeja : mengeja huruf abjad, mengenal kata, mengucapkan kata yang diketahuinya, Mengenal persamaan dan perbedaan konfigurasi kata, Membedakan bunyi pada kosa kata, mengasosiasikan bunyi dengan huruf , Mengeja kata, Menuliskan kata dengan ejaan yang benar.3.2. Asesmen Sensori dan motorik

Asesmen ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan penglihatan, pendegaran, bicaranya dan bahasa, ketrampilan motorik,ketrampilan menolong diri sendiri, kematangan sosial, emosional dan perkembangan kognitif anak sebagai indikator untuk melakukan asesmen terhadap anak di sekolah dasar. Asesmen ketajaman sensoris, misalnya: 1) ketajaman penglihatan, pendengaran, 2) Asesmen perkembangan motorik, koordinasi motorik kasar,halus, misalnya kemampuan memegang pensil, menulis, menendang; 3) Asesmen penguasaan konsep dasar; penjumlahan, pengurangan, perkalian; 4) Asesmen keterampilan bahasa, misalnya menyusun kata menjadi kalimat; serta 5) Asesmen keterampilan sosial dan emosi, misalnya kemampuan memahami orang lain. Berikut ini adalah contoh asesmen membaca lisan.Contoh asesmen membaca lisan :Daftar cek Berbagai Kesalahan/Kekeliruan dalam Membaca Lisan

NoJenis KekeliruanCekKet

YaTidak

1Semua huruf vokal tidak dapat dilafalkan oleh anak (a,i,e,o,u )

2Tidak dapat melafalkan beberapa huruf vokal

3Huruf konsonan semuanya tidak dapat dilafalkan oleh anak (b,c,d,f,dst )

4Anak tidak dapat melafalkan beberapa huruf konsonan (konsonan yang tidak dapat dilafalkan ditulis pada kolom keterangan )

5Anak tidak dapat melafalkan huruf diftong ( ny,ng )

6Anak tidak dapat melafalkan gabungan huruf konsonan- vokal, misalnya ku-da,bapa,bola (gabungan konsonan-vokal yang tidak dapat dilafalkan,misalnya kuda,ku tidak dapat,da dapat,maka hasil pengecekannya konsonan vokal ku ditulis pada kolom keterangan)

7Anak tidak dapat melafalkan gabungan huruf diftong-vokal (nyo, ngu,.........)

8Anak tidak dapat melafalkan vokal rangkap (ai, oi, ua, hei,dst.)

9Anak tidak dapat melafalkan gabungan konsonan vokal konsonan (ka-pak, bam-bu )

10Anak tidak dapat melafalkan gabungan vokal-konsonan ( am-bil, as-pal)

11Dstnya.....................

Selanjutnya di bawah ini adalah contoh Instrumen asesmen informal berupa skala penilaian prilaku anak.INDIKATORSKKCBSB

12345

PEMAHAMAN AUDITORI

1. Kemampuan mengikuti perintah

2. Pemahaman mengikuti diskusi dalam kelas

3. Kemampuan menyimpan informasi yang disampaikan secara lisan.

4. Pemahaman arti kata

BAHASA UJARAN

5. Kemampuan mengekspesikan pikiran dengan kalimat lengkap dengan tatabahasa yang akurat

6. Kemampuan memahami perbendaharaan kata

7. Kemampuan menhafal kata8. Kemampuan menghubungkan pengalaman

9. Kemampuan memformulasikan gagasan-gagasan

ORIENTASI

10. Ketepatan waktu11. Orientasi ruang

12. Pertimbangan hubungan hubungan ( besar kecil, jauh-dekat, ringan berat )

13. Pemahaman tentang arah

PERILAKU14. Kemampuan bekerjasama

15. Kemampuan memusatkan perhatian

16. Kemampuan mengorganisasikan pekerjaan

17. Kemampuan menguasai situasi baru

18. Penerimaan Sosial

19. Penerimaan Tanggung jawab

20. Kemampuan menyelesaikan tugas

21. Kebijaksanaan

GERAK

22. Koordinasi umu ( berjalan, berlari, meloncat )

23. Keseimbangan

24. Kemampuan mempergunakan perkakas/peralatan

Jumlah skor

Keterangan : SK = sangat Kurang

K = Kurang

C = Cukup

B = Baik

SB = Sangat Baik

Latihan1. Jelaskan ruang lingkup apa sajakah yang dibahas untuk asesmen

informal yang dilakukan guru di kelas?

2. Sebutkan asesmen ketajaman sensoris !

Rangkuman

Pelaksanaan identifikasi bertujuan untuk menemukan anak-anak yang tergolong anak-anak yang memerlukan kebutuhan khusus atau penanganan secara khusus. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh masyarakat setempat RT,RW atau orang tua, komite sekolah atau kepala sekolah setempat atau perangkat desa sehingga dapat dilakukan pendataan anak usia sekolah (SD/MI ) atau yang memerlukan pendidikan khusus

Langkah-langkah identifikasi adalah : (1) menghimpun data anak(2) Menganalisis data anak dan mengklasifikasikannya (3) Mengadakan pertemuan konsultasi dengan kepala sekolah (4) Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference),(5) Menyusun laporan hasil pertemuan kasus. Aspek dan ruang lingkup bidang yang akan diasesmen meliputi asesmen akademik misalnya :membaca, menulis, berhitung, perkembangan kognitif, prilaku adaptif

Selain asesmen akademik juga dilakukan : Asesmen ketajaman sensoris,misalnya ketajaman penglihatan, pendengaran; Asesmen perkembangan motorik,misalnya kemampuan memegang pensil,menulis ,menendang;

Asesmen penguasaan konsep-konsep dasar;misalnya penjumlahan,pengurangan,perkalian;

Asesmen keterampilan bahasa,misalnya menyusun kata menjadi kalimat.

Asesmen keterampilan sosial dan emosi,misalnya kemampuan memahami orang lain.

Soal Formatif 2

1. Langkah langkah dalam pelaksanaan Identifikasi yang dilakukan untuk anak-anak adalah :

A. Menghimpun, menganalisis data, mengklasifikasi dan menyusun laporan

B. Menganalisis data , menghimpun data, dan mengasesmen

C. Menghimpun data yang terkumpul melalui informasi dari orang tua

D. Menghimpun data dan menganalisisnya2. Menghimpun dan menganalisis data anak, n mengklasifikasikan, membuat, pertemuan konsultasi dengan kepala sekolah, menyelenggarakan pertemuan kasus adalah kegiatan..

A. identifikasi

B. asesmen

C. langkah-langkah identifikasi

D. langkah-langkah asesmen3. Laporan data hasil identifikasi analisis dan klasifikasi bertujuan untuk .

A. Mendapatkan saran-saran pemecahan atau tindak lanjut

B. Mendapatkan reveral

C. Mendapatkan asesmen

D. Mendapatkan therapy4. Sasaran identifikasi anak berkebutuhan khusus adalah :

A. Anak yang akan masuk ke SD / MIB. Anak yang rajin belajar

C. Anak yang taat pada peraturan

D. Anak yang akan dimasukkan sekolah non regular5. Dalam laporan hasil pertemuan kasus perlu dirumuskan tentang

A. Penyusunan dan tindak lanjut

B. Tanggapan, cara-cara pemecahan masalah dan penanggulangannya C. Pelaporan dan tindak lanjutD. Pemecahan masalah dan tindak lanjut6. Membicarakan temuan dari masing-masing guru mengenai hasil identifikasi untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara pemecahan serta penanggulangannya merupakan kegiatan.A. Temu kenal orangtuaB. Case conferenceC. Materi pembahasanD. Referal dengan ahli.7. Identifikasi anak dengan kebutuhan khusus dilakukan olehA. Seorang dokter ahli mata

B. Seorang yang profesional

C. Guru kelas, orangtua anak dan tenaga profesional terkait

D. Kepala sekolah, guru dan semua staf sekolah8. Tujuan identifikasi untuk anak berkebutuhan khusus adalah :A. Menemukan permasalahanB. Menentukan kelainan

C. Menjabarkan kebutuhan dan kelemahan

D. Menjabarkan karakteristikJAWABAN SOAL FORMATIF :

Jawaban Formatif 1 1. D

2. D

3. A

4. C

5. D

6. C

7. D

8. C

9. A

10. C

Jawaban Formatif 2

1. A

2. D

3. A

4. A

5. B

6. C

7. C

8. D

Referensi:

Alimim, Zaenal (2004), Reorientasi Pemahaman Konsep Special Education Ke Special Needs Education dan Implikasinya terhadap Layanan Pendidikandan kurikulum LPTK. Jurnal Asesmen dan Interpensi Anak berkebutuhan Khusus. Vol.3-2, 172-181. Amin Mohamad,Prof.H,Dipl,HP ( 1994 ), Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Proyek Pembinaan Dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan, Jakarta

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, (2006), Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendiidkan Nasional, Jakarta

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, (2006), Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Inklusif, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendiidkan Nasional, Jakarta

Kauffman and Hallahan (1994), Exceptional Children,Intruduction To Special Education sixth Edition, United States

Kathryn .P.Meadow (1980 ), Deafness and Child Development, University of California Press.USA.

Munawir Yusuf.Drs,M.Psi ( 1996 ), Pendidikan Tunanetra Dewasa Dan Pembinaan Karir, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Jakarta

Sholeh Y.A .Moch ( 1996), Identifikasi Dan Pendidkan dini Anak Berbakat, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Jakarta

Sunardi,D,M.sc .( 1996 ), Kecenderungan Dalam Pendidikan Luar Biasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Jakarta

Glosariumactual identifikcation

: adalah identifikasi secara aktual case conference

: adalah suatu tindakan pertemuan untuk membicarakan masalah-masalah peserta didik agar mendapatkan solusi /tindak lanjut dari permasalahan peserta didik. Pertemuan ini dihadiri oleh orangtua , guru kelas, GPK, Kepala sekolah dan/ atau para ahli yang menyangkut keberadaan peserta didik untuk menindaklanjuti praktek identifikasi Screening

: adalah penyaringan awal yang dilakukan oleh para ahli.

Lampiran Form

Isian Form 1

INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK

(Diisi oleh Orang tua)

Petunjuk :

Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan kepada guru kelas tempat anak Bapak/Ibu bersekolah.

A.Identitas Anak :

1. Nama

: ..............................................

2. Tempat dan tanggal lahir/umur: ..............................................

3. Jenis kelamin

: ..............................................

4. Agama

: ..............................................

5. Status anak

: ..............................................

6. Anak ke dari jumlah saudara: .......................................7. Nama sekolah

: ..............................................

8. Kelas

: ..............................................

9. Alamat

: ..............................................

B. Riwayat Kelahiran :

1. Perkembangan masa kehamilan: ..............................................

2. Penyakit pada masa kehamilan: ..............................................

3. Usia kandungan

: ..............................................

4. Riwayat proses kelahiran

: ..............................................

5. Tempat kelahiran

: ..............................................

6. Penolong proses kelahiran

: ..............................................

7. Gangguan pada saat bayi lahir: ..............................................

8. Berat bayi

: ..............................................

9. Panjang bayi

: ..............................................

10. Tanda-tanda kelainan pada bayi: ..............................................

C. Perkebangan Masa Balita :1. Menetek ibunya hingga umur : ...................................................

2. Minum susu kaleng hingga umur : ...................................................

3. Imunisasi (lengkap/tidak) : ..................................................

4. Pemeriksaan/penimbangan rutin/tdk : ..............................................

5. Kualitas makanan : ..................................................

6. Kuantitas makan : ..................................................

7. Kesulitan makan (ya/tidak) : ..................................................

D. Perkembangan Fisik :1. Dapat berdiri pada umur : ....................................................

2. Dapat berjalan pada umur : ....................................................

3. Naik sepeda roda tiga pada umur : ...................................................

4. Naik sepeda roda dua pada umur : ....................................................

5. Bicara dengan kalimat lengkap : ....................................................

6. Kesulitan gerakan yang dialami : ....................................................

7. Status Gizi Balita (baik/kurang) : ....................................................

8. Riwayat kesehatan (baik/kurang) : ....................................................

9. Penggunaan tangan dominan

: ..

E. Perkembangan Bahasa :1. Meraba/berceloteh pada umur: .................................................

2. Mengucapkan satu suku kata yang bermakna kalimat (mis.Pa berarti bapak) pada umur

: ....................................

3. Berbicara dengan satu kata bermakna pada umur: ..........................

4. Berbicara dengan kalimat lengkap sederhana pada umur: .

F. Perkembangan Sosial :5. Hubungan dengan saudara : .............................................................

6. Hubungan dengan teman : .............................................................

7. Hubungan dengan orangtua : .............................................................

8. Hobi : .............................................................

9. Minat khusus : .............................................................

F. Perkembangan Pendidikan :1. Masuk TK umur : .............................................................

2. Lama Pendidikan di TK : .............................................................

3. Kesulitan selama di TK : .............................................................

4. Masuk SD umur : .............................................................

5. Kesulitan selama di SD : .............................................................

6. Pernak tidak naik kelas : ..............................................................

7. Pelayanan khusus yang pernah diterima anak: ...................................

8. Prestasi belajar yang dicapai : ............................................................

9. Mata Pelajaran yang dirasa paling sulit : .........................................

10. Mata Pelajaran yang dirasa paling disenangi : ....................................

11. Keterangan lain yang dianggap perlu : ................................................

Diisi Tanggal,

Orang tua,

( .. )

Isian Form 2

DATA ORANG TUA/WALI SISWA

(Diisi orang tua/wali siswa)

1. Nama: ............................................

2. SD/MI: ...........................................

3. Kelas:............................................

A.Identitas Orang tua/wali

Ayah :

1. Nama Ayah : ...............................................................................

2. Umur : ...............................................................................

3. Agama : ...............................................................................

4. Status ayah : ................................................................................

5. Pendidikan Tertinggi : ................................................................................

6. Pekerjaan Pokok : ................................................................................

7. Alamat tinggal : ................................................................................

Ibu :

1. Nama Ibu : ...............................................................................

2. Umur : ................................................................................

3. Agama : ...............................................................................

4. Status Ibu : ...............................................................................

5. Pendidikan Tertinggi : ...............................................................................

6. Pekerjaan Pokok : ...............................................................................

7. Alamat tinggal : ...............................................................................

Wali :

1. Nama

: .

2. Umur

: ....

3. Agama

: .

4. Status perkawinan : ...........

5. Pend. Tertinggi

: ....

6. Pekerjaan

: .

7. Alamat

: .

8. Hubungan Keluarga: .

B. Hubungan Orang tua anak1. Kedua orang tua satu rumah : .................................................................

2. Anak satu rumah dengan kedua orang tua : .............................................

3. Anak diasuh oleh salah satu orang tua : ..................................................

4. Anak diasuh wali/saudara : .................................................

C. Sosial Ekonomi Orangtua1. Jabatan formal ayah di kantor (jika ada) : ................................................

2. Jabatan formal ibu di kantor (jika ada) : ...............................................

3. Jabatan informal ayah di luar kantor (jika ada) : .....................................

4. Jabatan informal ibu di luar kantor (jika ada) : ..............................................

5. Rata-rata penghasilan (kedua orangtua) perbulan : .......................................

D.Tanggungan dan Tanggapan Keluarga1. Jumlah anak : .............................................................................

2. Ysb. Anak yang ke : .............................................................................

3. Persepsi orang tua terhadap anak ysb. : .......................................................

4. Kesulitan orang tua terhadap anak ysb.: ......................................................

5. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak ysb. : .................................

6. Bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak ysb.: ................................

Diisi tanggal :.

Orang tua/wali Murid

( . )

Isian FORM 3

ALAT IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSNama Sekolah : Kelas :

Diisi tanggal :

Nama Petugas:

Guru Kelas :Gejala Yang Diamati NAMA SISWA YANG DIAMATI (BERDASARKAN NOMOR URUT)

12345678910111213141516Dst

1. Gangguan Penglihatan (Tunanetra)

a1, Gangguan Penglihatan (Low vition):Kurang melihat (Kabur) tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter

bKesulitan mengambil benda kecil di dekatnya

cTidak dapat menulis mengikuti garis lurus

dSering meraba dan tersandung waktu berjalan

eBagian bola mata bewarna keruh/ bersisik/kering

fMata bergoyang terus

g Peradangan hebat pada kedua bola mata

hKerusakan nyata pada kedua bola mata

2. Tidak Melihat (Blind)

aTidak dapat membedakan cahaya

2 Gangguan Pendengaran (Tunarungu)

a1. Kurang pendengaran (hard of hearing)Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar

bBanyak perhatian terhadap getaran

cTidak ada reaksi terhadap bunyi/suara di dekatnya

dTerlambat dalam perkembangan bahasa

eSering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi

fKurang atau tidak tanggap bila diajakbicara

a 2. Tuli (deaf)

Tidak mampu mendengar

3. Tunagrahita

a1. Kecerdasan

a. Ringan :

Memiliki IQ 50-70 (dari WISC)

bDua kali berturut-turut tidak naik kelas

cMasih mampu membaca,menulis dan berhitung sederhana

dTidak dapat berberfikir secara abstrak

Perilaku adaptif

aKurang perhatian terhadap lingkungan

bSulit menyesuaikan diri dengan situasi (interaksi sosial)

b. Sedang

aMemiliki IQ 25-50 (dari WISC)

bTidak dapat berfikir secara abstrak

cHanya mampu membaca kalimat tunggal

dMengalami kesulitan dalam berhitung sekalipun sederhana

Perilaku adaptif

aPerkembangan interaksi dan kumunikasinya terlambat

bMengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru (penyesuaian diri)

cKurang mampu untuk mengurus diri sendiri

C Berat

aMemiliki IQ 25- ke bawah (dari WISC)

bHanya mampu membaca satu kata

c.Sama sekali tidak dapat berfikir secara abstrak

Perilaku adaptif

aTidak dapat melakukan kontak sosial

bTidak mampu mengurus diri sendiri

cAkan banyak bergantung pada bantuan orang lain

4. Tunadaksa/Kelainan Anggota Tubuh/Gerakkan

a1. Polio

jari-jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam

bTerdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasanya

cTerdapat cacat pada alat gerak

dKesulitan dalam melakukan gerakan (tidak sempurna, tidak lentur dan tidak terkendali)

eAnggota gerak kaku, lemah, lumpuh dan layu

2. Cerebral Palcy (CP)

aSelain faktor yang ditunjukkan pada Polio juga disertai dalam gangguan otak

bGerak yang ditampilkan kekakuan atau tremor

5Tunalaras (Anak yang mengalami gangguan emosi daan Perilaku

aMudah terangsang emosimya/emosional/mudah marah

bMenentang otoritas

cSering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu

dSering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/hukum dan agama

6. Anak Berbakat/Memiliki Kemampuan dan Kecerdasan Luar Biasa

aMembaca pada usia lebih muda,

bMembaca lebih cepat dan lebih banyak,

cMemiliki perbendaharaan kata yang luas,

dMempunyai rasa ingin tahu yang kuat

eMempunyai minat yang luas, thd masalah orang dewasa

fMempunyai inisitif dan dapat bekerja sendiri,

gMenunjukkan kesalahan (orisinalitas) dlm ungkapan verbal

hMemberi jawaban, jawaban yang baik

iDapat memberikan banyak gagasan,

jLuwes dalam berpikir

kTerbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan

lMempunyai pengamatan yang tajam

mDapat Berkonsentrasi dalam jangka waktu yang panjang terutama dalam tugas atau bidang yang minati

nBerpikir kritis juga terhadap diri sendiri

oSenang mencoba hal-hal baru

pMempunyai daya abstraksi, konseptualisasi dan sintetis yang tinggi

qSenang kegiatan intelektual dan pemecahan masalah

rCepat menangkap hubungan sebab akibat

sBerprilaku terarah terhdap tujuan

tMempunyai daya imajinasi yang kuat

uMempunyai banyak kegemaran/hobi

vmempunyai daya ingat yang kuat

wTidak cepat puas dengan prestasinya

xPeka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),

yMenginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan

a7. Anak Lamban Belajar 8. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat

bSering lamat dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik

cRata-rata prestasi belajar selalu rendah

dPernah tidak naik kelas

Nilai Standar 4

Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar Spesifik 8.1. Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)

a.Perkembangan kemampuan membaca terlambat,

Kemampuan memahami isi bacaan rendah,

Kalau membaca sering banyak kesalahan

8.2. Anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia)

aKalau menyali tulisan sering terlambat selesai

bSering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya

cHasil tulisannya jelek dan hampir tidak terbaca

dTulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,

eSulit menulis dengan lurus pada kertas bergaris

Nilai Standar 4

8.3. Anak yang mengalami kesuiltan belajar berhitung

aSulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, , =

bSulit mengoperasikan hitungan/bilangan

csering salah membilang dengan urut

dSering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8 dan sebagainya

eSulit membedakan bangun geometri

9Anak Autis

AKesulitan mengenal dan merespon dengan emosi dan isyarat sosial

bTidak menunjukkan perbedaan ekspresi muka scara jelas

cKurang memiliki perasaan dan empati

d ekspresi emosi yang kaku

eSering menunjukkan perilaku dan meledak-ledak

fMenunjukkan perilaku yang bersifat stereotip

gSulit untuk diajak berkomunikasi secara verbal

hCenderung menyendiri

iSering mengabaikan situasi disekelilingnya

Kesimpulan :

Isian Form 4

DAFTAR ANAK YANG BERINDIKASI BERKELAINAN DAN MEMERLUKAN PELAYANAN KHUSUS

1. SD/MI

: .........................................

2. Kelas

: .........................................

3. Nama Guru Kelas :......................................No.NamaL/PUraian/kasus MasalahKeterangan

1.

2.

3.Dimas

Asri

Dst.L

P

1. Kesulitan Belajar Matematika

2. Gangguan penglihatan

3. Sering tidak masuk karena sakit

1. Kesulitan hampir semua mata pelajaran (lamban belajar)

2. Keluarga miskin,penghasilan rata rata Perbulan Rp.300.000, dengan jumlah tanggungan keluarga 8 orang.

Dst.Standar Nilai yang dicapai = 4

Standar Nilai yang dicapai = 5

Standar Nilai yang dicapai = 4Jumlah sdr. Yang sekolah 5

Dst.

Dibuat Tangal : ..

Guru Kelas,

( . )Menjelaskan hakikat identifikasi dan asesmen

Menjelaskan tujuan identifikasi,

Menjelaskan hubungan identifikasi dan asesmen ABK,

Menjelaskan sasaran identifikasi dan petugas identifikasi,

Menjelaskan tehnik dan pelaksanaan identifikasi

Assesment Special Needs

Identify Student with Special Needs

Communicate & Coordinate with other Professionals and parents

Plan Education Program

Implement Education Program

Evaluate Educational Program

Screning & Identifikasi

Referal

Assesment

Decision Making

Program Design

Evaluasi

Annual Review

Kemampuan yang diharapkan setelah Anda menyelesaikan Unit 5 ini adalah Mahasiswa mampu menjelaskan Pelayanan dan cara melakukan identifikasi dan asesmen dengan indikator

Menjelaskan hakekat identifikasi dan asesmen

Menjelaskan tujuan identifkasi

Mengidentifikasi hubungan identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus

Mendiskripsikan Sasaran identifikasi dan petugas identifikasi

Menjelaskan teknik identifikasi

Menjalaskan cara melaksanakan identifikasi

Menjelaskan Tindak Lanjut Kegiatan Identifikasi :

.

Unit 5 Identifikasi dan Asesmen ABK

5 - 39