ulkus venosum
DESCRIPTION
ReferatTRANSCRIPT
Referat
ULKUS VENOSUM DAN PENATALAKSANAANYA
Oleh :
Ekky WibisonoFika Maulidah
Hetty HirfawatyKarina
Shabrina Sari Medina
Pembimbing :
dr. T. Sy. Dessi Indah Sari AS, Sp. KK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2015
ULKUS VENOSUM DAN PENATALAKSANAANYAEkky Wibisono1, Fika Maulidah1, Hetty Hirfawaty1, Karina1, Shabrina Sari M1,
T. Sy. Dessi Indah Sari AS2
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Riau / RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru
ABSTRACT
Venous ulcers are ulcers of the lower limbs caused by interruption of
blood flow in the veins. Generally, the patients are adults and the elderly. This
condition usually indicates a clinical manifestation of swelling which getting
better when the foot elevated, may be accompanied by pain, there is a static
dermatitis accompanied by hyperpigmentation and hemosiderosis due to
accumulation of hemoglobin in the skin and visible varicose veins. The main thing
that must be considered in the venous ulcer causal therapy is to reduce the
pressure and volume overload in the venous system. In general, the goal of
treatment is to reduce edema, improve ulcer healing and prevent recurrence.
Keywords: Venous ulcer, management of Venous ulcer
ABSTRAK
Ulkus venosum merupakan ulkus pada tungkai bawah yang disebabkan
oleh gangguan aliran darah dalam vena. Penderita pada umumnya orang dewasa
dan orang tua. Kondisi ini biasanya menunjukkan gambaran klinis berupa adanya
pembengkakan yang membaik bila kaki ditinggikan, dapat disertai dengan nyeri,
terdapat dermatitis statis yang disertai dengan hiperpigmentasi dan hemosiderosis
akibat penumpukan hemoglobin di kulit serta tampak adanya varises. Hal utama
yang harus diperhatikan dalam terapi kausal pada ulkus venosum adalah
mengurangi tekanan dan volume yang berlebihan dalam sistem vena. Secara
umum, tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi edema, meningkatkan
penyembuhan ulkus, dan mencegah kekambuhan.
Kata kunci: ulkus venosum, penatalaksanaan ulkus venosum
Koresponden: 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau2 Bagian Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Riau
1
PENDAHULUAN
Ulkus venosum merupakan luka kronik yang paling sering terjadi yang
disebabkan kerusakan pada katup di pembuluh darah di kaki seperti pada varises
atau sebagai hasil trombosis vena dan atau disfungsi pompa otot betis. Penderita
pada umumnya orang dewasa dan orang tua, perempuan lebih sering daripada
laki-laki. Lebih dari 80% timbulnya ulkus venosum didahului trombosis vena
profunda. Umumnya terjadi di daerah maleolus medial ekstremitas, dapat disertai nyeri
dan terdapat dermatitis statis yang disertai dengan hiperpigmentasi dan hemosiderosis
akibat penumpukan hemoglobin di kulit serta tampak adanya varises pada daerah
tersebut. Lipodermatoskelrosis khas pada ulkus sebagai akibat adanya penipisan serta
fibrosis pada jaringan adiposa di bawah kulit.1,2
DEFINISI
Ulkus venosum, atau yang disebut juga ulkus varikosum merupakan ulkus
pada tungkai bawah yang disebabkan oleh gangguan aliran darah vena.2
EPIDEMIOLOGI
60-80% dari ulkus kaki memiliki gangguan pada pembuluh darah vena.
Lothian and Forth Valley Study menilai 600 pasien dengan ulkus kaki dan
ditemukan bahwa 76% ulkus kaki didasari oleh penyakit pembuluh darah vena
dan 22% lainnya disebabkan oleh penyakit pembulu darah arteri. 10-20% kasus
mengalami insufisiensi pada pembuluh darah arteri dan vena. 9% pasien dengan
ulkus kaki disertai rematoid artritis. 5% kelompok pasien memiliki riwayat
diabetes.3
ETIOLOGI
Ulkus venosum terjadi karena peningkatan tekanan dalam pembuluh
darah ekstremitas bawah yang disebabkan oleh insufisiensi vena kronis ( CVI ).
Ini paling sering terjadi sebagai akibat dari kerusakan pada katup di pembuluh
darah di kaki seperti pada varises atau sebagai Hasil trombosis vena dan atau
disfungsi pompa otot betis.
2
Katup vena mencegah darah yang naik dari kaki ke jantung melalui aliran balik.
darah mengalir ke jantung dibantu oleh otot-otot kaki bagian bawah (pompa otot
betis). Katup yang rusak memungkinkandarah mengalir ke arah pergelangan kaki,
yang meningkatkan tekanan vena distal selama berdiri dan berjalan (ambulatory
hipertensi vena). peningkatan tekanan vena dapat menyebabkan pembengkakan
dan edema dari kaki, dan meningkatkan kerapuhan kapiler darah dan kulit, dan
peningkatan risiko ulkus kruris.4
PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya ulkus venosum belum dipahami secara jelas. Adanya
insufisiensi vena serta peningkatan tekanan vena diperkirakan menjadi mekanisme utama
dalam berkembangnya ulkus.faktor-faktor yang berperan dalam insufisiensi vena antara
lain immobilitas, gangguan dalam kontraksi otot-otot tungkai serta adanya kelainan katup
vena akibat trauma, kongenital, trombosis vena serta phlebitis yang kemudian dapat
menimbulkan hambatan aliran balik vena. Gangguan statis vena yang berlangsung kronis
menimbulkan penumpukan darah di sistem aliran vena yang dapat terjadinya kerusakan
pada kapiler dan memicu proses inflamasi. Leukosit teraktivasi menyebabkan kerusakan
endotelial kapiler, agregasi platelet dan intraselular edema yang berkontribusi terhadap
terbentuknya ulkus dan gangguan dalam proses penyembuhan luka.5
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis ulkus venosum umumnya terjadi di daerah maleolus medial
ekstremitas, bersifat dangkal, tepi tidak teratur yang diawali dengan adanya
pembengkakan yang membaik bila kaki ditinggikan, dapat disertai dengan nyeri, terdapat
dermatitis statis yang disertai dengan hiperpigmentasi dan hemosiderosis akibat
penumpukan hemoglobin di kulit serta tampak adanya varises pada daerah tersebut.
Lipodermatoskelrosis khas pada ulkus sebagai akibat adanya penipisan serta fibrosis
pada jaringan adiposa di bawah kulit.1,3,5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk mengevaluasi insufiensi vena pada
tungkai, anatara lain :
3
1. Ultrasonografi doppler
Dengan alat ini dapat mengetahui refluk dan menetukan lokasinya.
Pancaran gelombang ultra yang terus menerus, dipakai untuk mendeteksi
sel darah merah yang bergerak, kemudian pancaran gelombang suara ini
direfleksikan kembali ke probe penerima dan diubah menjadi suara yang
dapat didengar atau dicatat dalam bentuk grafik.
2. Photo-plethysmography (PPG)
Merupakan pemeriksaan kwalitatif non invasif, manfaat pemeriksaan
dengan alat ini adalah:
- Evaluasi efektivitas pompa sistem vena profunda betis dengan
menghitung waktu yang diperlukan untuk pengisian kembali vena
profunda setelah vena dikosongkan dengan cara pompa otot betis
(refilling time/ RT).
- Mengukur derajat insufisiensi vena.
- Memperkirakan hasil eliminasi varises.
- Evaluasi hasil pengobatan.
Hasil pengukuran RT diinterpretasikan dalam bentuk grafik.
Penilaian derajat insufisiensi vena berdasarkan PPG
Derajat/ gradasi RT Interpretasi
N / 0
I
II
III
≥ 25
20 24 detik
10 -19 detik
< 10 detik
Vena baik, insufiesiensi
(-)
Insufisiensi vena ringan
Insufisiensi vena sedang
Insufisiensi vena berat
4
3. Strain gauge plethysmography
Merupakan pemeriksaan kwantitatif hemodinamik vena dengan cara
mengukur kapasitas, distensibilitas, dan waktu pengosongan vena
(emptying time/ EM).
4. Duplex venous scanning (DVS)
Merupakan kombinasi pencitraan model 2 dan doppler. Alat ini pada
umumnya untuk evaluasi sistem vena profunda, terutama trombosis, dan
menilai derajat refluk.
5. Phlebography
Merupakan pemeriksaan invasif yang menggunakan medium kontras
dengan 4 teknik pemeriksaan yaitu : ascending, descending, intra osseus
dan varicography. Pemeriksaan ini untuk membantu mengetahui adanya
sumbatan dan menunjukkan vena yang melebar, berkelok-kelok, serta
katup yang rusak.
DIAGNOSIS
1. Penyakit arteri harus dikesampingkan:
- Pulsasi ankle brachial index (ABI) > 0,8.
- ABI <1,0 menunjukkan adanya penyakit vaskular; jika ABI <0,7 maka
terapi kompresi di kontra indikasikan.
- Pada pasien usia lanjut, pasien dengan diabetes atau pasien dengan
ABI >1,2 , Toe:brachial index >0,6 atau tekanan oksigen transkutan
>30 mmHg disarankan aliran arteri nya memadai.
2. DVS atau valsava manuver berguna untuk mengonfirmasi bahwa
penyakit disebabkan oleh kelainan vena.
3. Jika pasien dicurigai menderita penyakit sel sabit, diagnosa dengan
persiapan sel sabit dan elektroforesis hemoglobin.
5
4. Jika ulkus telah lebih dari 3 bulan atau tidak responsif setelah 6
minggu dilakukan terapi, lakukan biopsi untuk diagnosis histopatologi
(kemungkinan keganasan atau penyakit lain).
5. Jika memburuk meskipun telah dilakukan pengobatan atau nyeri
semakin berat, pertimbangkan diagnosis lain seperti pioderma
gangrenosum, gammopati IgA monoklonal, granulomatosis Wegener,
penyakit granulomatosa kutaneus kronis dan mikobakteri atau penyakit
yang disebabkan oleh jamur (kecurigaan tinggi untuk bisul dengan
warna gelap, perbatasan dengan warna biru/ ungu, bersamaan dengan
penyakit sistemik seperti Penyakit Crohn, kolitis ulseratif , rheumatoid
arthritis, atau penyakit pembuluh darah kolagen lainnya, leukemia).
Kultur spesifik untuk mikobakteri dan / atau jamur bersifat membantu,
seperti halnya biopsi untuk pemeriksaan histologi.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding ulkus venosum adalah sebagai berikut:1
Gambar 1. Diagnosis banding ulkus venosum
6
PENATALAKSANAAN
A. PRINSIP PENATALAKSANAAN
Hal utama yang harus diperhatikan dalam terapi kausal pada ulkus
venosum adalah mengurangi tekanan dan volume yang berlebihan dalam sistem
vena. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan terapi kompresi (perban
kompresi phlebological, stoking kompresi medis ) atau dengan mengkoreksi target
patologis. Terapi kompresi masih dianggap pengobatan dasar untuk ulkus vena,
dan kemampuannya untuk menyembuhkan ulkus vena jelas didukung oleh tubuh.
Pilihan pengobatan untuk ulkus vena meliputi manajemen konservatif,
perlakuan mekanik, medikamentosa, dan tindakan pembedahan. Secara umum,
tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi edema, meningkatkan penyembuhan
ulkus, dan mencegah kekambuhan.9
Manajemen konservatif
1. Terapi kompresi5.9
Terapi kompresi merupakan standar perawatan untuk ulkus venosum dan
insufisiensi vena kronik, Sebuah tinjauan Cochrane baru-baru ini menemukan
bahwa ulkus vena sembuh lebih cepat dengan terapi kompresi dari pada tanpa
terapi kompresi. Metodenya termasuk inelastis, elastis, dan Intermittent
Pneumatic Compression. Cara ini berfungsi sebagai katup vena yang membantu
pompa otot betis untuk mencegah kembalinya aliran darah vena, edem kaki, dan
bocornya bahan fibrin sehingga mencegah pembesaran vena lebih lanjut, tetapi
tidak mengembalikan ukuran vena.Tingkat keberhasilan berkisar dari 30 sampai
60 % pada 24 minggu, dan 70 hingga 85 % setelah satu tahun. Setelah ulkus telah
sembuh, pemeliharaan seumur hidup terapi kompresi dapat mengurangi risiko
berulangnya ulkus venosus. Namun, kepatuhan terhadap terapi mungkin dibatasi
oleh rasa sakit, drainase, kesulitan aplikasi, dan keterbatasan fisik, termasuk
obesitas dan dermatitis kontak . Kontraindikasi terhadap terapi kompresi termasuk
penyakit arteri klinis signifikan dan gagal jantung terkompensasi. Berikut
beberapa metode yang dapat dilakukan, yaitu:
7
a) Inelastis. memberikan tekanan kerja yang tinggi selama ambulasi dan
kontraksi otot, tapi tidak saat istirahat. Metode yang paling umum dari
Interapi kompresi elastik adalah Unna boot. Unna boot meningkatkan
penyembuhan dibandingkan dengan plasebo atau dressings. Namun, tahun
2009 Cochrane menemukan bahwa terapi kompresi elastis lebih efektif
daripada terapi kompresi inelastis. Berbeda dengan Unna boot yang
sifatnya kaku, terapi kompresi elastik sesuai dengan perubahan ukuran
kaki dan mempertahankan kompresi selama istirahat dan aktivitas. Stoking
atau perban dapat digunakan dalam terapi ini namun, pembungkus elastis
(misalnya, pembungkus Ace) tidak dianjurkan karena mereka tidak
memberikan cukup tekanan. Stoking kompresi tidak digunakan pada
malam hari, dan harus diganti setiap enam bulan sekali karena mereka
kehilangan tekanan dengan pencucian biasa.
b) Bebat elastis (misalnya, Profore) alternatif untuk stoking kompresi. Terapi
kompresi elastis lebih efektif daripada terapi kompresi inelastis. Selain itu,
kompresi tekanan tinggi telah terbukti lebih efektif daripada kompresi
tekanan rendah, dan perban multilayer lebih efektif daripada satu layer.
Kerugian dari perban kompresi multilayer adalah bahwa mereka
membutuhkan aplikasi terampil di kantor dokter satu atau dua kali per
minggu, tergantung pada drainase .
c) Intermittent Pneumatic Compression. Terapi kompresi pneumatik
intermiten adalah terdiri dari pompa yang memberikan udara untuk ditiup.
Manfaat kompresi pneumatik intermiten kurang jelas dibandingkan
dengan kompresi terus menerus. Cara ini juga tergolong mahal dan
memerlukan imobilisasi pasien. Oleh karena itu, kompresi pneumatik
intermiten umumnya dicadangkan untuk pasien terbaring di tempat tidur
yang tidak dapat mentolerir terapi kompresi terus menerus.
2. Leg Elevasi
Elevasi kaki bila digunakan dengan kombinasi terapi kompresi juga
dianggap sebagai standar perawatan. Penderita berbaring dengan tungkai
ditinggikan sehingga letaknya lebih tinggi daripada letak jantung, dengan tujuan
8
mengurangi edema, meningkatkan mikrosirkulasi dan pengiriman oksigen, dan
mempercepat penyembuhan ulkus. Dalam satu penelitian kecil, elevasi kaki
meningkatkan aliran dalam vena sebesar 45 %. Meskipun elevasi kaki yang paling
efektif adalah jika dilakukan selama 30 menit, tiga atau empat kali per hari, durasi
pengobatan ini mungkin sulit bagi pasien untuk dilakukan pasien dikehidupannya
sehari-hari.
3. Dressing (kompres)
Dressing sering digunakan di bawah perban kompresi untuk mempercepat
penyembuhan ulkus dan mencegah kepatuhan pasien dari penggunaan perban
untuk ulkus. Berbagai macam dressing yang tersedia, termasuk hydrocolloids
(misalnya, Duoderm), busa, hidrogel, pasta, dan dressings. Persyaratan untuk
pembalut luka yang ideal diantaranya yaitu:9
● Mengurangi rasa sakit dan gatal
● Menyerap luka eksudat
● Terbuat dari inert atau setidaknya hypoallergenic atau bahan non –iritasi
● Tidak meninggalkan bekas
● Memungkinkan pertukaran gas ( O2 / CO2 )
● Melindungi terhadap trauma fisik, kimia dan paparan bakteri
● kompatibel dan ramah lingkungan lingkungan
SISTEMIK
1. Pentoxifylline
Pentoxifylline ( Trental ) merupakan inhibitor agregasi platelet, yang
mengurangi kekentalan darah dan meningkatkan sirkulasi mikro. Pentoxifylline
( 400 mg tiga kali per hari) telah terbukti menjadi pengobatan tambahan yang
efektif untuk ulkus vena ketika ditambahkan ke terapi kompresi. Pentoksifilin
mungkin juga berguna sebagai monoterapi pada pasien yang tidak dapat
mentoleransi kompresi. Efek samping umum adalah gastrointestinal (misalnya,
mual, muntah, diare, mulas, kehilangan nafsu makan). Meskipun sejumlah studi
9
untuk mendukung efektivitasnya sebagai terapi tambahan, dan mungkin sebagai
monoterapi, efektivitas biaya pentoxifyllin belum ditetapkan.5
2. Aspirin
Seperti terapi pentoxifylline, aspirin (300 mg per hari) dikombinasikan
dengan terapi kompresi telah terbukti meningkatkan waktu penyembuhan ulkus
dan mengurangi ukuran ulkus, dibandingkan dengan terapi kompresi sendiri.
Secara umum, menambahkan terapi aspirin untuk perban kompresi dianjurkan
dalam pengobatan ulkus vena selama tidak ada kontraindikasi untuk
penggunaannya.5
3. Iloprost
Prostasiklin iloprost merupakan vasodilator yang menghambat agregasi
platelet. Dalam satu studi, iloprost intravena yang digunakan dengan terapi
kompresi elastis secara signifikan mengurangi waktu penyembuhan ulkus vena
dibandingkan dengan placebo. Namun, obat ini sangat mahal.5
4. Zinc
Seng adalah logam jejak dengan potensi efek anti-inflamasi. Dalam
beberapa penelitian pemberian terapi seng oral tidak memiliki efek yang
menguntungkan dalam pengobatan vena ulkus.5
Antibiotik
Kolonisasi bakteri dan infeksi bakteri pada ulkus vena berkontribusi terhadap
proses penyembuhan luka yang buruk. Antibiotik oral direkomendasikan untuk
mengobati ulkus vena hanya dalam kasus-kasus yang diduga selulitis.5
Tindakan bedah
Secara keseluruhan, ulkus akut ( jangka waktu tiga bulan atau kurang ) memiliki
kesempatan 71 sampai 80 % dari penyembuhan, sedangkan ulkus kronis hanya
memiliki kesempatan 22 % penyembuhan setelah enam bulan pengobatan.
Mengingat tingkat penyembuhan yang rendah terkait dengan ulkus kronis, maka
tindakan bedah harus dipertimbangkan pada pasien dengan ulkus vena yang sukar
disembuhkan dengan terapi konservatif.5
10
1. Debridement
Pembersihan jaringan nekrotik dan beban bakteri melalui debridement
telah lama digunakan dalam perawatan luka untuk meningkatkan penyembuhan.
Debridement tajam (misalnya, menggunakan kuret atau gunting), enzimatik,
mekanik, biologis (yaitu, menggunakan larva), atau autolytic. Namun, ada
beberapa studi berkualitas tinggi yang secara langsung mengevaluasi pengaruh
debridement versus tidak ada debridement atau superioritas salah satu jenis
debridement pada tingkat ulkus vena healing. Selain itu, sebagian luka dengan
jaringan nekrotik yang signifikan harus dievaluasi untuk insufisiensi arteri karena
ulkus murni vena jarang membutuhkan banyak debridement.5
2. Pencangkokan kulit
Pencangkokan kulit manusia dapat digunakan untuk pasien dengan ulkus
vena besar atau refrakter. Hal ini dilakukan dengan autograft (kulit atau sel-sel
yang diambil dari situs lain pada pasien yang sama) , allograft (kulit atau sel-sel
yang diambil dari orang lain) , atau kulit buatan (kulit manusia setara). Namun,
pencangkokan kulit umumnya tidak efektif jika ada edema persisten dengan
insufisiensi vena.5
Tindakan bedah insufisiensi vena
Peran operasi adalah untuk mengurangi refluks vena, mempercepat
penyembuhan, dan mencegah kekambuhan ulkus. Pilihan bedah untuk pengobatan
insufisiensi vena meliputi ablasi vena saphena, gangguan pembuluh darah
perforantes dengan operasi endoskopi subfasia, pengobatan obstruksi vena iliaka
dengan stentin, dan penghapusan vena superfisial tidak kompeten dengan
phlebectomy, stripping, sclerotherapy, atau terapi laser.5
Dalam satu studi, operasi vena superfisial ablatif mengurangi tingkat
kekambuhan ulkus vena pada 12 bulan dibandingkan dengan terapi kompresi.
Dalam studi lain, manajemen bedah menyebabkan tingkat penyembuhan ulkus 88
% , dengan hanya 13 % tingkat kekambuhan lebih dari 10 bulan.5
Pemeliharaan Jangka Panjang
11
Pasien dengan ulkus vena sembuh atau dengan pembedahan harus
menggunakan stoking kompresi terus-menerus. Kebanyakan perawatan tidak
menghilangkan peningkatan tekanan vena yang mendasari (hipertensi vena),
sehingga kompresi perlu diakukan dalam jangka panjang. Serta perlunya
dilakukan latihan untuk meningkatkan fungsi otot telah terbukti membantu dalam
pemeliharaan jangka panjang dan pencegahan ulkus vena.7
Algoritma penatalaksanaan Ulkus Venosum: 10
Gambar 2. Algoritma penatalaksanaan Ulkus Venosum
PROGNOSIS
12
Prognosis bergantung pada penyakit yang mendasari timbulnya ulkus venosum,
dengan mengkoreksi penyakit yang mendasari tersebut, maka penyembuhan ulkus
venosum akan semakin terlihat. Selain itu, Terapi kompresi diketahui secara
signifikan meningkatkan penyembuhan ulkus venosum dan mengurangi risiko
kekambuhan. Penyembuhan pada bagian dasar ulkus akan tampak jaringan
granulasi berwarna merah muda, reepitelisasi pada jaringan yang luka atau di
jaringan sekitar.1,11
13