ulkus dekubitus.doc

14
ULKUS DEKUBITUS A. DEFINISI DAN ETIOLOGI Ulkus dekubitus juga disebut pressure sores, atau bed sores, adalah lesi di kulit yang terjadi akibat rusaknya epidermis, dermis, dan kadang-kadang jaringan subkutis dan tulang di bawahnya. Ulkus dekubitus biasanya dijumpai pada orang yang dirawat di tempat tidur atau mengalami penurunan mobilitas, terutama bila disertai dengan status nutrisi yang buruk. Meskipun demikian, ulkus dapat dialami oleh individu yang mobilitasnya normal, namun sensitivitas terhadap nyeri menurun, seperti pada penderita diabetes melitus, cedera medula spinalis, atau stroke. Keparahan suatu ulkus didasarkan pada kedalamannya. Ulkus yang tampak kecil dipermukaan kulit dapat berkaitan dengan kerusakan luas dibawah kulit. Secara klinis, tanda-tanda ulkus dekubitus pada setiap daerah kulit adalah adanya eritema pucat, eritema tidak pucat, dermatitis dekubitus, ulkus pada setiap tahap penyembuhan, ataau gangren (Corwin, 2009). Ulkus dekubitus muncul akibat empat faktor: tekanan, gesekan, friksi, dan lembabb. Ulkus ini biasanya terbentuk di bagian-bagian kulit yang terletak dio atas tonjolan tulang. Ulkus terbentuk apabila tekanan didaerah tersebut terjadi terus-menerus dalam waktu lama sehingga pembuluh- pembuluh darahnya kolaps. Hal ini menyebabkan hipoksia jaringan dan kematian sel. Ulkus dekubitus sering terjadi di daerah-daerah kulit yang terkena gaya gesek atau gaya yang bersifat memotong, disertai friksi antara kulit dan permukaan dan di kulit yang terus-menerus terpajan urine atau feses yang akibatnya merusak kulit dan rentan terhadap Ulkus Dekubitus | 1

Upload: dita-puspita-soewarna

Post on 08-Feb-2016

169 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: ULKUS DEKUBITUS.doc

ULKUS DEKUBITUS

A. DEFINISI DAN ETIOLOGI

Ulkus dekubitus juga disebut pressure sores, atau bed sores, adalah lesi di kulit yang terjadi akibat rusaknya epidermis, dermis, dan kadang-kadang jaringan subkutis dan tulang di bawahnya. Ulkus dekubitus biasanya dijumpai pada orang yang dirawat di tempat tidur atau mengalami penurunan mobilitas, terutama bila disertai dengan status nutrisi yang buruk. Meskipun demikian, ulkus dapat dialami oleh individu yang mobilitasnya normal, namun sensitivitas terhadap nyeri menurun, seperti pada penderita diabetes melitus, cedera medula spinalis, atau stroke. Keparahan suatu ulkus didasarkan pada kedalamannya. Ulkus yang tampak kecil dipermukaan kulit dapat berkaitan dengan kerusakan luas dibawah kulit. Secara klinis, tanda-tanda ulkus dekubitus pada setiap daerah kulit adalah adanya eritema pucat, eritema tidak pucat, dermatitis dekubitus, ulkus pada setiap tahap penyembuhan, ataau gangren (Corwin, 2009).

Ulkus dekubitus muncul akibat empat faktor: tekanan, gesekan, friksi, dan lembabb. Ulkus ini biasanya terbentuk di bagian-bagian kulit yang terletak dio atas tonjolan tulang.

Ulkus terbentuk apabila tekanan didaerah tersebut terjadi terus-menerus dalam waktu lama sehingga pembuluh-pembuluh darahnya kolaps. Hal ini menyebabkan hipoksia jaringan dan kematian sel. Ulkus dekubitus sering terjadi di daerah-daerah kulit yang terkena gaya gesek atau gaya yang bersifat memotong, disertai friksi antara kulit dan permukaan dan di kulit yang terus-menerus terpajan urine atau feses yang akibatnya

merusak kulit dan rentan terhadap infeksi (Corwin, 2009).

Gambar: Kekuatan gesekan, friksi dan tekanan pada pasien dengan posisi setengah terlentang (Moya J. Marison. 2003. Manajemen Luka. hal. 97)

B. KLASIFIKASI

Klasifikasi lesi-lesi yang sangat serius ini menuruti skema Shea, yang tergantung pada karakteristik pemeriksaan fisik untuk mengerti tentang luas dan prognosisnya (Willms, 2003).

Ulkus Dekubitus | 1

Page 2: ULKUS DEKUBITUS.doc

1. Lesi stadium I, yang meliputi nekrosis mikroskopik, menunjukkan eritem yang tidak dapat memucat. Pentingknya diagnosis pada stadium yang dini ini terletak pada pencegahan kelangsungan dan bila terapi dimulai pada titik ini, hasilnya sangat unggul.

2. Ulkus tekan stadium II, menunjukkan ulserasi kulit yang jelas, tetapi dasarnya terlihat di dalam atau di dekat dermis, yaitu mempunyai warna putih dari kolagen dermal, sejauh pemeriksa dapat menilai, di tengah-tengahnya disertai eritem dan eksudat.

3. Bedsores stadium III, menembus seluruh ketebalan kulit, sehingga lemak yang kuning terlihat pada dasar dan kedalaman dapat terlihat lebih daripada lesi stadium II.

Ulkus Dekubitus | 2

Page 3: ULKUS DEKUBITUS.doc

4. Ulkus dekubitus stadium IV, bentuk yang paling jelek, meluas ke bawah sampai otot merah, periosteum putih, tendon atau visera. Selalu terlihat dalam dan mengerikan. Sering menunjukkan batas-batas yang terdiri dari debris nekrotik yang hitam serta eschar. Purulen dan bau busuk sering menonjol. Mungkin terdapat derajat ulserasi yang lebih kecil, misalnya suatu zona stadium II pada bagian tepi konsentris didekatnya.

C. PENILAIAN RESIKO DEKUBITUS (BRADEN SCALE)

Skala Braden terdapat 6 (enam) subskala untuk menentukan tingkatan risiko terjadinya dekubitus. Subskala tersebut antara lain adalah; 1. Persepsi Sensorik, 2. Kelembapan, 3. Aktivitas, 4. Mobilisasi, 5. Nutrisi, 6. Friksi dan Gesekan. (http://bradenscale.com/products.htm, 2013)

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing skala:

1. Persepsi SensorikDefinisi: kemampuan untuk merespon tekanan berarti yang berhubungan dengan ketidaknyamanan.

Pada subskala ini terdapat 4 (empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah nilai tertinggi (risiko rendah).

Nilai 1 diberikan apabila terjadi keterbatasan total, yaitu tidak adanya respon pada stimulus nyeri akibat kesadaran yang menurun ataupun karena pemberian obat-obat sedasi atau keterbatasan kemampuan untuk merasakan nyeri pada sebagian besar permukaan tubuh.

Nilai 2 diberikan apabila sangat terbatas, yaitu hanya berespon hanya pada stimulus nyeri. Tidak dapat mengkomunikasinya ketidaknyamanan, kecuali dengan merintih dan / atau gelisah. Atau mempunyai gangguan sensorik yang membatasi kemampuan untuk merasakan nyeri atau ketidaknyamanan pada separuh permukaan tubuh.

Nilai 3 diberikan pada saat hanya terjadi sedikit keterbatasan yaitu dalam keadaan klien berespon pada perintah verbal, tetapi tidak selalu dapat mengkomunikasikan ketidaknyamanan atau harus dibantu membalikkan tubuh. Atau mempunyai gangguan sensorik yang membatasi kemampuan merasakan nyeri atau ketidaknyamanan pada 1 atau 2 ektrimitas.

Ulkus Dekubitus | 3

Page 4: ULKUS DEKUBITUS.doc

Nilai 4 diberikan pada saat tidak terjadi gangguan, yaitu dalam berespon pada perintah verbal dengan baik. Tidak ada penrunan sendorik yang akan membatasi kemampuan untuk merasakan atau mengungkapkan nyeri atau ketidaknyamanan.

2. KelembapanDefinisi: Tingkat kulit yang terpapar kelembapan.

Pada subskala ini terdapat 4 (empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah nilai tertinggi (risiko rendah).

Nilai 1 diberikan apabila terjadi kelembapan kulit yang konstan, yaitu saat  kulit selalu lembab karena perspirasi, urine dsb. Kelembapan diketahui saat klien bergerak, membalik tubuh atau dengan dibantu perawat.

Nilai 2 diberi apabila kulit sangat lembab, yaitu saat kelembaban sering terjadi tetapi tidak selalu lembab. Idealnya alat tenun dalam keadaan ini harus diganti setiap pergantian jaga.

Nilai 3 diberikan pada saat kulit kadang lembab, yaitu pada waktu tertentu saja terjadi kelembaban. Dalam keadaan ini, idealnya alat tenun diganti dengan 1 kali pertambahan ekstra (2 x sehari).

Nilai 4 diberikan pada saat kulit jarang lembab, yaitu pada saat keadaan kulit biasanya selalu kering, alat tenun hanya perlu diganti sesuai jadwal (1 x sehari).

3. AktifitasDefinisi: Tingkat Aktifitas Fisik.

Pada subskala ini terdapat 4 (empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah nilai tertinggi (risiko rendah).

Nilai 1 diberikan kepada klien dengan tirah baring, yang beraktifitas terbatas di atas tempat tidur saja.

Nilai 2 diberikan kepada klien yang dapat bergerak (berjalan) dengan keterbatasan yang tinggi atau tidak mampu berjalan. Tidak dapat menopang berat badannya sendiri dan / atau harus dibantu pindah ke atas kursi atau kursi roda.

Nilai 3 diberikan kepada klien yang dapat berjalan sendiri pada siang hari, tapi hanya dalam jarak pendek/dekat, dengan atau tanpa bantuan. Sebagian besar waktu dihabiskan di atas tempat tidur atau kursi.

Nilai 4 diberikan kepada klien yang dapat sering berjalan ke luar kamar sedikitnya 2 kali sehari dan di dalam kamar sedikitnya 1 kali tiap 2 jam selama terjaga.

4. MobilisasiDefinisi: Kemampuan mengubah dan mengontrol posisi tubuh.

Pada subskala ini terdapat 4 (empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah nilai tertinggi (risiko rendah).

Nilai 1 diberikan pada klien dengan imobilisasi total. Tidak dapat melakukan perbuahan posisi tubuh atau ekstrimitas tanpa bantuan, walaupun hanya sedikit.

Nilai 2 diberikan kepada klien dengan keadaan sangat terbatas, yaitu klien dengan kadang-kadang melakukan perubahan kecil pada posisi tubuh dan ekstrimitas, tapi tidak mampu melakukan perubahan yang sering dan berarti secara mandiri.

Ulkus Dekubitus | 4

Page 5: ULKUS DEKUBITUS.doc

Nilai 3 diberika kepada klien yang mobilisasinya agak terbatas, yaitu klien yang dapat dengan sering melakukan perubahan kecil pada posisi tubuh dan ekstrimitas secara mandiri.

Nilai 4 diberikan kepada klien yang tidak memiliki ketidakterbatasan dalam hal mobilisasi, yaitu keadaan klien dapat melakukan perubahan posisi yang bermakna dan sering tanpa bantuan.

5. NutrisiDefinisi: Pola asupan makanan yang lazim.

Pada subskala ini terdapat 4 (empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah nilai tertinggi (risiko rendah).

Nilai 1 diberikan kepada klien dengan keadaan asupan gizi yang sangat buruk, yaitu klien dengan keadaan tidak pernah makan makanan lengkap. jarang makan lebih dari 1/3 porsi makanan yang diberikan. Tiap hari asupan protein (daging / susu) 2 x atau kurang. Kurang minum. Tidak makan suplemen makanan cair.  Atau  Puasa dan/atau minum air bening atau mendapat infus > 5 hari.

Nilai 2 diberikan kepada klien dengan keadaan mungkin kurang asupan nutrisi, yaitu klien dengan jarang makan makanan lengkap dan umumnya makan kira-kira hanya 1/2 porsi makanan yang diberikan. Asupan protein, daging dan susu hanya 3 kali sehari. Kadang-kadang mau makan makanan suplemen.  Atau menerima kurang dari jumlah optimum makanan cair dari sonde (NGT).

Nilai 3 diberikan kepada klien dengan keadaan cukup asupan nutrisi, yaitu klien dengan keadaan makan makanan > 1/2 porsi makanan yang diberikan. Makan protein daging sebanyak 4 kali sehari. Kadang-kadang menolak makan, tapi biasa mau makan suplemen yang diberikan.  Atau diberikan melalui sonde (NGT) atau regimen nutrisi parenteral yang mungkin dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan nutrisi.

Nilai 4 dinerika kepada klien yang baik asupan nutrisinya, yaitu klien dengan keadaan makan makanan yang diberikan. Tidak pernah menolak makan. Biasa makan 4 kali atau lebih dengan protein (daging/susu). Kadang-kadang makan di antara jam makan. Tidak memerlukan suplemen.

6. Friksi dan Gesekan

Pada subskala ini terdapat 3 (tiga) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 3 adalah nilai tertinggi (risiko rendah).

Nilai 1 diberikan pada klien dengan masalah, yaitu klien yang memerlukan bantuan sedang sampai maksimum untuk bergerak. Tidak mampu mengangkat tanpa terjatuh. Seringkali terjatuh ke atas tempat tidur atau kursi, sering membutuhkan maksimum untuk posisi kembali Kejang, kontraktur atau agitasi menyebabkan friksi terus menerus.

Nilai 2 diberikan kepada klien dengan masalah yang  berpotensi, yaitu klien yang bergerak dengan lemah dan membutuhkan bantuan minimum. Selama bergerak kulit mungkin akan menyentuh alas tidur, kursi, alat pengikat atau alat lain. Sebagian besar mampu mempertahankan posisi yang relatif baik diatas kursi atau tempat tidur, tapi kadang-kadang jatuh ke bawah.

Nilai 3 diberikan kepada klien yang tidak memiliki masalah, yaitu klien yang bergerak di atas tempat tidur maupun kursi dengan mandiri dan mempunyai otot yang cukup kuat

Ulkus Dekubitus | 5

Page 6: ULKUS DEKUBITUS.doc

untuk mengangkat sesuatu sambil bergerak. Mampu mempertahankan posisi yang baik di atas tempat tidur atau kursi.

Nilai total pada pada skala Braden ini berada pada rentang 6-23, tergantung pada hasil penilaian perawat tersebut. Total nilai rendah menunjukkan risiko tinggi dekubitus, sehingga perlu pencegahan segera. Klien dewasa di rumah sakit dengan nilai 16 atau kurang dan klien lansia dengan 17 ataupun 18 dianggap berisiko.

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATANMenurut Lynda Juall C (1990) dalam buku Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan ulkus dekubitus adalah sebagai berikut :

1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan mekanis dari jaringan sekunder akibat tekanan, pencukuran dan gesekan.

2. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan pemajangan ulkus decubitus terhadap feses/drainase urine dan personal hygiene yang kurang.

3. Kerusakan mobilitas fisik yang bergubungan dengan pembatasan gerakan yang diharuskan, status yang tak dikondisikan, kehilangan kontrol motorik atau perubahan status mental.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia sekunder terhadap ketidak cukupan masukan oral.

5. Nyeri yang berhubungan dengan trauma kulit, infeksi kulit dan perawatan luka.6. Koping individu tak efektif yang berhubungan dengan luka kronis, perubahan body

image. 7. Gangguan body image yang berhubungan dengan hilangnya lapisan kulit.

Diagnosa Keperawatan

Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan mekanis dari jaringan sekunder akibat tekanan, pencukuran dan gesekan.

Tujuan/Kriteria EvaluasiMenggunakan bahasa Nursing Outcomes Classification (NOC)

Menunjukkan Integritas Jaringan: Kulit dan membran mukosa, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan):Suhu, elstisitas, hidrasi dan sensasiPerfusi jaringanKeutuhan kulit

Menunjukkan Penyembuhan Luka: Primer, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5: tidak ada, sedikit, sedang, banyak, atau sangat banyak):Penyatuan kulitPenyatuan ujung lukaPembentukan jaringan parut

Ulkus Dekubitus | 6

Page 7: ULKUS DEKUBITUS.doc

Menunjukkan Penyembuhan luka: Primer, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak)Eritema kulit sekitarLuka berbau busuk

Menunjukkan Penyembuhan luka: Sekunder, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5: tidak ada, sedikit, sedang, banyak, atau sangat banyak):GranulasiPembentukan Jaringan ParutPenyusutan lukaContoh lain

Pasien atau keluarga menunjukkan rutinitas perawatan kulit atau perawatan luka yang optimal

Drainase purulen (atau lainnya) atau bau luka minimal Tidak ada lepuh atau maserasi pada kulit Nekrosis, selumur, lubang, perluasan luka ke jaringan di bawah kulit, atau

pembentukan saluran sinus berkurang atau tidak ada Eritema kulit dan eritema sekitar luka minimal

Intervensi NIC (Nursing Intervention Classification) Perawatan Ulkus Dekubitus: memfasislitasi penyembuhan ulkus dekubitus Perawatan Luka: Mencegah komplikasi luka dan meningkatkan penyembuhan

luka Manajemen Area Penekanan: meminimalkan penekanan pada bagian tubuh Pemberian Obat: mempersiapkan, memberikan dan mengevaluasi keefektifan

obat resep dan obat non resep

Aktivitas Keperawatan Nursing Intervention Classification (NIC)

Mandiri:

1. Evaluasi tindakan pengobatan atau pembalutan topikal yang dpat meliputi balutan hidrokoloid, balutan hidrofilik, balutan absorben, dan sebagainya

2. Lakukan perawatan luka atau perawatan kulit secara rutin yang dapat meliputi tindakan berikut:

Ubah dan atur posisi pasien secara rutin (1-2 jam) Pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase dan kelembaban

yang berlebihan Lindungi pasien dari kontaminasi feses atau urine Lindungi pasien dari ekskresi luka lain dan ekskresi slang drain pada

luka3. Perawatan Luka (NIC):

Lepaskan balutan dan plester Bersihkan dengan salin normal atau pembersih nontoksik, jika perlu Tempatkan area luka pada bak khusus, jika diperlukan

Ulkus Dekubitus | 7

Page 8: ULKUS DEKUBITUS.doc

Lakukan perawatan ulkus kulit, jika dperlukan Atur posisi untuk mencegah penekanan pada luka, jika perlu

4. Lakukan masase di area sekitar luka untuk merangsang sirkulasi

Edukasi:

1. Ajarkan prosedur perawatan luka kepada klien atau anggota keluarganya Kolaborasi:

1. Konsultasikan pada ahli gizi tentang makanan tinggi protein, mineral, kalori dan vitamin

2. konsultasikan pada dokter tentang implementasi pemberian makanan dan nutrisi enteral atau parenteral untuk meningkatkan potensi penyembuhan luka

Resiko infeksi yang berhubungan pemajangan ulkus decubitus terhadap feses/drainase urine dan personal hygiene yang kurang

Tujuan/Kriteria EvaluasiMenggunakan bahasa Nursing Outcomes Classification (NOC)

Faktor risiko infeksi akan hilang, dibuktikan oleh pengendalian risiko komunitas: Penyakit menular, status imun; keparahan infeksi; pengendalian risiko; penyembuhan luka: primer dan sekunder.Contoh lain

Terbebas dari tanda dan gejala infeksi

Intervensi NIC (Nursing Intervention Classification) Pengendalian Infeksi: meminimalkan penyebaran dan penularan agens infeksius Perlindungan Infeksi: mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien yang

berisiko Perawatan Luka: Mencegah komplikasi luka dan meningkatkan penyembuhan

luka

Aktivitas Keperawatan Nursing Intervention Classification (NIC)

Mandiri:

1. Evaluasi tindakan pengobatan atau pembalutan topikal yang dpat meliputi balutan hidrokoloid, balutan hidrofilik, balutan absorben, dan sebagainya

2. Lakukan perawatan luka atau perawatan kulit secara rutin yang dapat meliputi tindakan berikut:

Ubah dan atur posisi pasien secara rutin (1-2 jam) Pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase dan kelembaban

yang berlebihan Lindungi pasien dari kontaminasi feses atau urine

Ulkus Dekubitus | 8

Page 9: ULKUS DEKUBITUS.doc

Lindungi pasien dari ekskresi luka lain dan ekskresi slang drain pada luka

3. Perawatan Luka (NIC): Lepaskan balutan dan plester Bersihkan dengan salin normal atau pembersih nontoksik, jika perlu Tempatkan area luka pada bak khusus, jika diperlukan Lakukan perawatan ulkus kulit, jika dperlukan Atur posisi untuk mencegah penekanan pada luka, jika perlu

4. Lakukan masase di area sekitar luka untuk merangsang sirkulasi

Edukasi:

1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan risiko terhadap infeksi

2. Instruksikan untuk menjaga higiene personal untuk melindungi tubuh terhadap infeksi

3. Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yang benar4. Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan

meninggalkan ruang pasien

Kolaborasi:

1. Berikan terapi antibiotik, bila diperlukan.

(Wilkonson dan Ahern, 2011)

Sumber:

1. Wilkinson, Judith M dan Ahern, Nancy R. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Ed. 9. Jakarta: EGC. 2011

2. Corwin, Elizabeth J. Patofisiologi: Buku Saku. Ed. 3. Jakarta: EGC. 20093. Willms, Janice L. Diagnosis Fisik: Evaluasi Diagnosis dan Fungsi di Bangsal.

Jakarta: EGC. 20034. Morison, Moya J. Manajemen Luka. Jakarta: EGC. 20035. Moorhead, Sue., Marison Johnson, Meridean L. Maas dan Elizabeth Swanson.

Nursing Outcomes Classification (NOC). Missouri: Mosby Elsevier. 20086. Bulechek, Gloria M., Howard K. Butceher dan Joanne McCloskey Dochterman.

Nursing Interventions Classification (NIC). Missouri: Mosby Elsevier. 20087. Herdman, T. Heather. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.

Jakarta: EGC 8. Carpenito, Lynda Juall. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis. Ed. 9.

Jakarta: EGC. 20099. Lahmann, Nils A.; Tannen, Antje; Dassen, Theo dan Kottner, Jan. Friction and shear

highly associated with pressure ulcers of residents in long-term care – Classification Tree Analysis (CHAID) of Braden items. Journal of Evaluation in Clinical Practice, Blackwell Ltd. ISSN 1356-1294. 2009

Ulkus Dekubitus | 9

Page 10: ULKUS DEKUBITUS.doc

10. Page, Karen Nicola; Barker, Anna Lucia dan Kamar, Jeannette. Development and validation of a pressure ulcer risk assessment tool for acute hospital patients. The Wound Healing Society. 2010

11. Potter, Patricia A dan Perry, Anne Griffin. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik, E/4, Vol. 2. Jakarta, EGC. 2006

Ulkus Dekubitus | 10