ukom materi praktek pu

47
MATERI UJI KOMPETENSI TAHAP I (PENYEHATAN UDARA) KODE ALAT : A. (Psikrometer) Adalah suatu alat Pengukuran Kelembaban, yang terdiri dari sebuah termomete kering dan thermometer basah yang diputar. - Cara penggunaannya : Termometer basah yang dibalut dengan kain katun pada lambungnya dibasahi dengan air suling ( Aquadest), air raksa pada kolom thermometer basah akan turun. Letakkan / pegang alat ( Psichrometer ) setinggi 1,50 meter dari tanah atau setinggi kepala kemudian diputar selama 5 menit,kurang lebih 3x putaran perdetiknya.Pada saat penurunan air raksa mencapai posisi terendah, Catat suhu bola basah dan kering yang ditunjukkan thermometer basah dan kering, hitung selisihnya Pengukuran tersebut diulang 3 – 5 kali kemudian dirata- rata suhu basah dan suhu kering. Baca nilai kelembabanrelatif (RH) pada psychrometer chart atau dalam bentuk table yang tersedia -Thermometer Basah Alami dan Thermometer Kering Alami. Adalah alat pengukuran suhu basah alami yang terdiri dari thermometer gelas yang lambungnya dibalut dengan kain katun yang bagiannya bawahnya selalu terendam air suling/Aquades,dan ujung thermometer diberi jarak 1-2 cm dari permulaan air yang ditempatkan didalam tabung erlemeyer isi 125 ml Cara penggunaanya : - Peralatan yang sudah dirangkai dan dipasang pada tripot/penyangga, selanjutnya dipaparkan pada lingkungan yang akan diukur selama 20 – 30 menit dan di baca hasil ukurnya setiap 5 menit,pada hasil tsb.bisa rata-rata. Kemudian air raksa pada kolom dibaca sebagai suhu basah alami (SBa). - Sedangkan thermometer Kering,Alami juga harus dipasang bersamaan pada saat pemasangan thermometer basa alami tersebut pada tripot/peyangga alat ukur Radiasi panas selama 20 – 30 menit dan hasil ukurnya harus dibaca setiap 5 menit,pada hasil ukur tsb.bisa dirata-rata,sebagai suhu kering alami (SKa) KODE ALAT : B. (Anemometer)

Upload: sari

Post on 09-Nov-2015

265 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Penyehatan Udara

TRANSCRIPT

MATERI UJI KOMPETENSI TAHAP I (PENYEHATAN UDARA)KODE ALAT : A. (Psikrometer)

Adalah suatu alat Pengukuran Kelembaban, yang terdiri dari sebuah termomete kering dan thermometer basah yang diputar. Cara penggunaannya :

Termometer basah yang dibalut dengan kain katun pada lambungnya dibasahi dengan air suling ( Aquadest), air raksa pada kolom thermometer basah akan turun. Letakkan / pegang alat ( Psichrometer ) setinggi 1,50 meter dari tanah atau setinggi kepala kemudian diputar selama 5 menit,kurang lebih 3x putaran perdetiknya.Pada saat penurunan air raksa mencapai posisi terendah, Catat suhu bola basah dan kering yang ditunjukkan thermometer basah dan kering, hitung selisihnya Pengukuran tersebut diulang 3 5 kali kemudian dirata- rata suhu basah dan suhu kering. Baca nilai kelembabanrelatif (RH) pada psychrometer chart atau dalam bentuk table yang tersedia -Thermometer Basah Alami dan Thermometer Kering Alami.Adalah alat pengukuran suhu basah alami yang terdiri dari thermometer gelas yang lambungnya dibalut dengan kain katun yang bagiannya bawahnya selalu terendam air suling/Aquades,dan ujung thermometer diberi jarak 1-2 cm dari permulaan air yang ditempatkan didalam tabung erlemeyer isi 125 mlCara penggunaanya : Peralatan yang sudah dirangkai dan dipasang pada tripot/penyangga, selanjutnya dipaparkan pada lingkungan yang akan diukur selama 20 30 menit dan di baca hasil ukurnya setiap 5 menit,pada hasil tsb.bisa rata-rata. Kemudian air raksa pada kolom dibaca sebagai suhu basah alami (SBa).

Sedangkan thermometer Kering,Alami juga harus dipasang bersamaan pada saat pemasangan thermometer basa alami tersebut pada tripot/peyangga alat ukur Radiasi panas selama 20 30 menit dan hasil ukurnya harus dibaca setiap 5 menit,pada hasil ukur tsb.bisa dirata-rata,sebagai suhu kering alami (SKa)

KODE ALAT : B. (Anemometer)

Adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara/angin.

Cara penggunaannya : Arahkan anemometer searah dengan arah angin. Anemometer diangkat setinggi tangan Hidupkan anemometer, kemudian baca dan catat kecepatan angin. Paparkan anemometer selama 15 menit.

Cara perhitungannya :Kecepatan angin tertinggi + Kecepatan angin terendah2

Kode Alat : C. Persounal Dust Sample (PDS)

1. Judul:PENGUKURAN KADAR DEBU

2. Pokok Bahasan:Pengukuran Pengukuran kadar debu tenaga kerja di lingkungan industri.

3. Sub Pokok Bahasan:a. Persiapan alatb.Mengkalibrasi/ menstandartkan alatc. Tata cara pengukuran intensitas pencahayaan

1. Tujuan:Umum:Trampil melakukan pengukuran pengukuran kadar debu tenaga kerjaKhusus:-Mahasiswa trampil mengoperasikan alat Persounal Dust sampler- Mahasiswa dapat mengukur pengukuran kadar debu tenaga kerja-Mahasiswa dapat menghitung pengukuran kadar debu tenaga kerja- Mahasiswa dapat menganalisa.- Mahasiswa dapat menyimpulkan

2. TeoriSecara fisik, debu atau particulate dikategorikan sebagai pencemar udara aerosol.Debu terdiri atas dua golongan, yaitu padat (solid) dan cair (likuid).Debu yang terdiri atas partikel-partikel padat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu dust, fumes, dan smoke.Dust terdiri atas berbagai ukuran mulai dari yang submikroskopik sampai yang besar. Yang berbahaya adalah ukuran yang bisa terhisap ke dalam sistem pernapasan, umumnya lebih kecil dari 100 mikron dan bersifat dapat terhisap ke dalam tubuh.Fumes adalah partikel padat yang terbentuk dari proses evaporasi atau kondensasi. Pemanasan berbagai logam misalnya, menghasilkan uap logam yang kemudian berkondensasi menjadi partikel-partikel metal fumes, misalnya logam (Cd) dan timbal (Pb).Terakhir smoke atau asap adalah produk dari pembakaran bahan organik yang tidak sempurna dan berukuran sekitar 0,5 mikron. Sementara itu, partikel cair biasanya disebut mist atau fog (awan) yang dihasilkan melalui proses kondensasi atau atomizing, contoh sederhana adalah hair spray atau obat nyamuk semprot.debu industri yang terdapat dalam udara dibagi dua, yaitu deposit particulate matter dan suspended particulate matter. Deposit particulate matter yaitu partikel debu yang hanya berada sementara di udara. Partikel ini segera mengendap karena daya tarik bumi.suspended particulate matter yaitu debu yang tetap berada di udara dan tidak mudah mengendap. Kadar debu, asap dan lain lain dapat menimbulkan iritasisaluran nafas seperti pharingitis, laryngitis, trakeitis dan bronchitis akut atau brokitis kronik. Sementara dalam jangka panjang bahan polutan yang bersifat iritasi akan menimbulkan fibrosis karsinogenik yang bias menyebabkan berkembangnya penyakit bronchitis kronik, emfisme, asma, kanker pari dan pneumoconiosis. Partikel berdiameter 10 mikron memiliki tingkat kelolosan yang tinggi dari saringan pernafasan manusia dan bias bertahan di udara dalam waktu cukup lama. CO (Carbon Monoksida), yang masuk ke dalam system pernafasan dan bereaksi dengan Hb (hemoglobin) dalam darah yang membentuk CO-Hb dapat menghambat fungsi normal Hb dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh. Gejala keracunan CO berupa sesak nafas karma oksigen juga dapat menyebabkan kematian. Sedang partikel SO2(sulfur Dioxide) dapat menimbulkan iritasi mukosa yang dapat menyebabkan bronchitis, asma, selain juga berpengaruh pada fungsi faal paru.

3. Alat:a. Persounal Dust Samplerb. Petridisc. Desikatord. Pinset

4. Prosedur Pengukuran :

1. Dua buah filter dimasukkan ke dalam Petridis steril dengan pinset lalu dipanaskan dalam open 100 oC 1 2 jam ( untuk uji blanko )2. Simpan filter yang berada dalam Petridis tersebut ke desikator selama 24 jam3. Timbang filter yang akan digunakan dengan timbangan analitik (skala 0,001).4. Keluarkan pompa penyedot dari tempatnya.5. Tarik penutup bawah (G) di bawah pompa penyedot, masukkan 8 baterai (hati-hati jangan sampai menarik kabel).6. Pasang dan tempatkan filter yang telah ditimbang/ diketahui beratnya ke dalam gasket.7. Hubungkan flow meter connector dengan gasket, putar pada lubang gasket. Tekan power atur flow rote/ flow meter tidak melabihi dari 1 lt/min. jika kurang @ lebih dari 1 lt/min, putar pada flow ADJ dengan menggunakan obeng putar searah jarum jam maka flow rate sampai flow rate mencapai 1 lt/min (F1) akan meningkat, sebaliknya berlawanan arah jarum jam maka flow rate akan menurun.8. Tombol power harus ditutup jika akan memutar flow ADJ untuk mendapatkan hasil yang baik dan nyata.9. Flow meter harus dibaca pada posisi vertical.10. Letakkan pompa penyedot pada sabuk, pakailah sabuk pada pinggang operator dan jepitkan gasket pada krah/ baju operator yang berdekatan dengan hidung operator.11. Tempatkan debu sampling dimana pekerja tersebut bekerja. Tekan power paparkan gasket selama 15 menit.12. Setelah melakukan sampling, letakkan flow meter pada nobel gasket hubungkan denganpompa penyedot. Tekan power baca berap flow ratenya (F2).13. Timbang filter sampling yang telah terpapar dengan debu, timbang dengan analitik (W2).

Perhitungan rata-rata flow rate selama sampling.

Rata-rata flow rate = F1 + F2 (liter/min) 2

Konsentrasi debu = W2(mg) W2(mg) X 1000F (lt/min) X t (min)

Keterangan :W2 = berat filter setelah sampling (mg )W1= berat debu sebelum sampling (mg) T = waktu sampling( min )F = rata rata flow rate ( lt/min )

14.Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali, hasil dari itu yang mendekati dirata rata.Hasil Pengukuran :

TGLJAMLOKASIFLOWRATE(lt/min)BERATDEBU(mg)WAKTUKONSEN

AWALAKHIRAWALAKHIRPAPARAN(min)TRASI

1

2

3

4

5

Kode Alat : E. LUX METER

2. Judul:INTENSITAS PENCAHAYAAN/PENERANGAN2. Pokok Bahasan:Pengukuran intensitas pencahayaan setempat (Lokal Illumination)/Internal; Penerangan rata rata (General Illumination)/External; Refleksi cahaya (Reflectance)/ Pemantulan.

3. Sub Pokok Bahasan:a.Persiapan alatb.Mengkalibrasi/ menstandartkan alatc. Tata cara pengukuran intensitas pencahayaan/penerangan.4. Tujuan:Umum:Trampil melakukan pengukuran intensitas pencahayaan / penerangan, baik pencahayaan alami maupun buatan.Khusus:-Mahasiswa trampil mengoperasikan alat lux meter Mahasiswa dapat mengukur penerangan setempat / local illumination/ internal. Mahasiswa dapat mengukur penerangan General illumination./ External Mahasiswa dapat mengukur Refleksi cahaya (Reflectance)

Mahasiswa dapat menghitung intensitas pencahayaan- Mahasiswa dapat menganalisa. Mahasiswa dapat menyimpulkan

5. Alat:a. Lux Meterb. Meteran

6. Prosedur Pengukuran :1. Sebelum Pengukuran dilakukan, tutuplah sel / cell dari Lux Meter sampai menunjukkan angka nol / ( 0 ).2. Mengatur posisi saklar pada posisi skala angka yang paling besar 100 X; bilamana angka digital tidak berubah/tidak sesuai dengan ring/batas (20000 50000) yang ditetapkan, maka lakukan mengatur saklar skala tersebut pada posisi yang lebih kecil 10 X, jika tetap tidak sesuai dengan ring/ batas ( 2000 19999); maka lakukan pada posisi 1 X, dimana batas/ring (0 1999).3. Pengukuran dilakukan pada bidang horizontal setinggi 76,2 85 Cm / setara dengan daun meja diatas lantai ( jaraknya antara 70 s/d 100 Cm ).4. Bila pengukuran hendak dilakukan pada tangga atau corridor maka Lux Meter harus diletakkan pada lantai atau tempat injakan kaki.5. Bila tingkat illuminasi pada bidang yang vertikal atau condong hendak diukur, maka pembacaan harus dilakukan pada bidang yang relevan.6. Sebelum pembacaan , pindahkan penutup dan kemudian biarkan sel terpapar cahaya selama 5 menit, Tiap 1 menit dilakukan pembacaan.7. Bila tempat kerja menggunakan TL dan lampu merkuri sebagai sumber penerangan buatan, maka biarkan lampu tersebut menyala selama 5 menit ( sehingga diperoleh cahaya yang stabil ).8. Operator harus berdiri 50 cm atau sepanjang tangan dari Lux Meter agar bayangan operator tidak tertangkap oleh Lux Meter.9. Operator diharuskan menggunakan pakaian yang berwarna gelap, untuk mencegah pemantulan cahaya ( yang dapat menimbulkan kekurang akuratan ).10. Pembacaan dilakukan pada prabot kerja dan tenaga kerja yang berada diruang kerja.11. bila dalam ruangan digunakan penerangan alami dan buatan, untuk mengetahui tingkat intensitas penerangan di ruangan, maka semua lampu dinyalakan semua tunggu 5 menit, selanjutnya dilakukan pengukuran gabungan ( buatan + alami ), setelah itu lampu dimatikan, lalu ukur penerangan alami, maka hasil gabungan dikurangi dengan hasil pengukuran alami, sehingga ditemukan illuminasi buatan, jika sama atau tidak jauh beda maka perlu dilakukan pengukuran pada malam hari.

Cara Pengukuran dibagi 3 :1. Pengukuran penerangan setempat ( Local Illumination )/Internal2. Pengukuran Penerangan rata rata ( General Illumination )/ External3. Pengukuran Refleksi cahaya ( Reflectance )/Pemantulan

A. Prosedur Pengukuran Penerangan Lokal/ Internaladalah :Diambil dimana tenaga kerja melakukan tugasnya a. Bagilah luas setempat menjadi beberapa bagian ( 1m2 ) / 90 cmb. Ukur di tengah tengah bagian tersebut intensitas pencahayaannya. c. Sel menghadap sumber cahaya setinggi 85 cm atau setinggi daun mejad. Baca dan catat intensitas cahaya pada tiap tiap bagian tersebut

Jumlah intensitas penerangan ( Lux ) dari tiap tiap bagian = LuxJumlah seluruh bagian

- B. Prosedur Pengukuran Penerangan Global / General Illumination/ Exsternaladalah :a. Bagilah luas ruangan menjadi bidang kecil kecil yang berukuran 90 x 90 cmb. Ukur intensitas cahaya pada salah satu sudut bidang bidang kecil kecil tersebut dengan lux meter menghadap sumber cahaya . Pengukuran dilakukan pada sudut yang sama sehingga jarak dari titik pengukuran ke titik berikutnya selalu 90 cmc. Lakukan pengukuran pada seluruh bagian bidang bidang kecil tersebut.d. Maka penerangan rata rata dapat diperoleh

1. Untuk Ruangan kosong / tanpa prabotan

****

****

****

Jumlah Semua intensitas penerangan ( Lux ) disemua titik = LuxJumlah titik titik seluruh ruangan

3. Untuk ruangan yang berisi prabotan.

Tabel Titik Pengukuran External :

Bagian Dalam (Inner) / [ R ]Bagian Samping ( Side )/ [ Q ]Bagian Ujung( End )/ [ T ]Bagian Sudut( Corner )/ [ P ]

R-1Q-1T-1P-1

R-2Q-2T-2P-2

R-3Q-3T-3

R-4Q-4T-4

R-5

R-6

R-7

R-8

Total :R= Q =..T =..P =

Rata-rata R =..Q =..T =..P =

a.

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

Illuminasi rata rata = R (N-1) (M-1) + Q(N-1) + T ( M 1) + PN. M

b.

Illuminasi rata rata = R. N (M-1) + Q. N + T . (M 1) + PM. ( N + 1 )

c.

L

Iluminasi rata rata = Q. N + PN + 1

d.

Iluminasi rata rata = Q. ( N 1 ) + PN

e.

Iluminasi rata rata = P-1 + P-2 + P-3 + P-44

Dimana : N : Jumlah Luminaire per Baris atau Jumlah KolomM : Jumlah Luminaire per Kolom atau Jumlah baris

Prosedur Pengukuran Penerangan Reflectanceadalah :a. Ukur intensitas cahaya datang, dengan memasang lux meter pada benda yang diukur menghadap sinar datang yang jatuh pada benda tersebut ( dinding, lantai prabotan, langit )b. Ukur intensitas cahaya pantul dengan cara menempelkan lux meter kepada benda tersebut dengan posisi tegak lurus, gerakkan menjauh dari benda secara perlahan lahan dan amati sampai angka tidak berubah lagi.c. Maka besar reflectance adalah

Intensitas cahaya pantul x 100 % =Intensitas cahay datang

DATA _ DATA SURVEI :

1) Bagaimana keadaan tempat tempat kerja secara keseluruhan ditinjau dari segi kesenangan dan kenyamanan mata ?

2) Apakah penerangan umum di tempat kerja telah cukup ? dan bagaimana dengan penerangan tambahan ?

3) Bagaimana kebersihan lampu dan jendela ? kapan lampu lampu dan jendela terakhir dibersihkan ?

4) Berapa jumlah lampu yang rusak ?

5) Apakah warna dari dinding, langit lantai dan peralatan kerja telah dianjurkan ?

6) Bagaimana kebersihan dinding, langit langit tempat kerja dibersihkan dan bkapan dinding dan langit langit tersebut terakhir dicat atau dikapur ?

7) Apakah ditemukan sumber kesilauan baik langsung maupun tidak langsung di tempat kerja ?

8) Apakah bayangan yang mengganggu dapat di temukan di tempat kerja ?

9) Perubahan perubahan apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki penerangan tempat kerja ?

DATA DATA OBSERVASI

Nama Perusahaan :Unit Kerja :Hari / Tanggal :Waktu / Jam:Observasi dilakukan pada : Siang / malam hariKeadaan Cuaca : Cerah / HujanPelaku Observasi :Alat yang digunakan merk/type:Karakteristik tempat kerja:a. Panjang :b. Lebar :c. Tinggi plafon/atap:d. Bila tempat kerja tidak teratur / irregular, uraikan tempat kerja tersebut :

Uraian / Description dari dinding; langit langit ; lantai tempat kerja :

UraianBahanWarnaKondisi

DescriptionBersihSedangKotor

Dinding

Langit-langit

Lantai

Permukaan Kerja

Peralatan

e. Penerangan : Buatan / Alamif. Jenis lampu :g. Watt Lampu:h. Jumlah Lampu:i. Banyak lampu per baris :j. Banyak lampu per deretan:k. Tinggi Pemasangan :l. Jarak Pemasangan antara 2 armatur / luminaire spacing :m. Uraikan jika jarak pemasngan antara 2 armatur / luminaire spacing :

n. Keadaan armatur : Bersih / sedang / kotor o. Luas penerangan Alami:Catatan :1. Membuat data hasil pengukuran 2. Memberi keterangan setiap data yang diambil.3. Data yang diperoleh setiap menitnya diambil angka yang terbanyak, jika ada dua angka yang kembar maka dirata rata.HASIL :1. Nilai Pantul=2. Penerangan Umum =3. Penerangan Lokal =

Kode Alat : D. (Globe Thermometer)

1.Judul:IKLIM KERJA (RADIASI PANAS) (Globe Thermometer)

2. Sub Pokok Bahasan:a.Persiapan alatb. Tata cara pengukuran radiasi panas2) Tata cara pengukuran kelembaban3) Tata cara pengukuran kecepatan angina4) Perhitungan ISBB

3. Tujuan:Umum : Trampil melakukan pengukuran Iklim Kerja di tempat kerja.Khusus : - Trampil mengoperasikan alat Globe termometer.- Trampil mengoperasikan alat psychrometer.- Trampil mengoperasikan anemometer.- Mahasiswa dapat menghitung suhu radiasi- Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pengukuran.4. TeoriSuhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap (homoeotermis) oleh suatu sistim pengatur suhu ( thermoregulatory system ). Produksi panas di dalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik tubuh, makanan , pengaruh panas. Pertukaran panas antara tubuh dengan sekitar dapat secara; konduksi, konveksi, radiasi dan penguapan. Konduksi adalah pertukaran panas antara tubuh dengan benda benda sekitar melalui sentuhan atau kontak.Konveksi adalah pertukaran panas dari tubuh ke lingkungan malalui kontak udara.Udara adalah penghantar panas yang kurang baik, tetapi kontak.Salah satu pengendalian terhadap pengaruh tekanan panas adalah pembatasan waktu kerja yang didasarkan pencegahan naiknya suhu badan sampai tingkat yang dapat ditoleransi. Untuk penilaian waktu kerja telah disediakan tabel.

TABEL PENGATURAN WAKTU KERJA(dalam derajat Celsius ISBB)

Pengaruh waktuBeban Kerja

Kerja-IstirahatRinganSedangBerat

Kerja terus menerus30.026.725.0

75% Kerja30.628.025.9

25 % Istirahat, setiap jam

50 % Kerja31.429.427.9

50 % Istirahat, setiap jam

25 % Kerja32.231.130.0

75 % istirahat, setiap jam

5. Alat :a) Pshikrometerb) Termometer kering dan thermometer basahc) Erlemeyer 125 mld) Globe Termometere) Anemometer

6. Bahan :Air Aquadest/air bersih yang tidak terpapar panas.

(Globe Thermometer)

C. Globe Termometer Adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu globe/suhu radiasi, alat ini terdiri dari bola berongga dengan diameter 15 cm, yang dibuat dari tembaga/Almunium serta thermometer yang bagian ujung thermometernya dimasukan sedalam 1/3 bagian diameter bola tembaga tersebut. Cara penggunaannya :Alat yang telah dirangkai,kemudian dipaparkan pada tempat yang akan diukur, pemaparan selama 20 30 menit, lalu air raksa pada kolom thermometer dibaca selama suhu globe.

4. Rumus Dengan Menggunakan I S B BTekanan panas dipengaruhi oleh tingkat radiasi, sehingga dalam perhitungannya ada 2 (dua) jenis rumus ISBB, yaitu :

a. Rumus yang digunakan dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari (out door), umumnya pengukuran dilakukan diluar gedung rumusnya adalah :

ISBB = 0,7 SBa + 0,2 SG + 0,1 SK

b. Rumus yang digunakan untuk pengukuran dalam gedung (in door),rumusnya adalah :ISBB = 0,7 SBa + 0,3 SG

Keterangan :ISBB = Indeks Suhu Basah dan Bola, dalam OC ( derajat celsius )SBa = Suhu Basah Alami, dalam OC ( derajat celsius )SG = Suhu Globe, dalam OC ( derajat celsius )SK = Suhu Kering, dalam OC ( derajat celsius )

5. Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerjaAdanya pekerja yang selama bekerja terpapar pada tingkat tekanan panas yang berbeda beda, karena harus berpindah lokasi selama jam kerja. Mka harus ditetapkan tingkat tekanan panas rata rata, yang diterima pekerja selama jam kerja (ISBB rata rata). Rumusnya

ISBB rata rata = (ISBB 1) (t1) + (ISBB 2) (t2) +..(ISBB n) (tn) t1 +t2 tn

Keterangan :ISBB rata -rata= Tingkat tekanan panas yang diterima rata rata selama waktu tertentu, dalam OC ( derajat celsius )ISBB 1= Tingkat tekanan panas pada lokasi 1 ISBB 2= Tingkat tekanan panas pada lokasi 2ISBB n= Tingkat tekanan panas pada lokasi nt1= Lama waktu pemaparan pada lokasi 1t2= Lama waktu pemaparan pada lokasi 2tn= Lama waktu pemaparan pada lokasi n

HASIL SURVEY

Survey :Tanggal :Lokasi : Pelaksana :TempatPengukuranPembacaanRata-

12345Rata

Waktu / Jam

Suhu Kering

Suhu Basah Alami

Suhu Globe

PishichromerSuhu Basah

Suhu Kering

Faktor KisaranSuhu - suhuRata - rata

KataWaktu Pendinginan ( detik )

Kecepatan Aliran Udara

Suhu Radiasi Rata Rata

I S B B

KODE ALAT : F. (SOUND LEVEL METER)

Adalah suatu alat yang digunKn untuk mengukur intesitas kebisingan disuatu tempat/ruangan. Cara Penggunaanya : 1.Periksa batrai apakah dalam kondisi yang masih baik atau tidak. Bila saund level disimpan dalam waktu yang lama maka batrai harus dilepas2. Sound level harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan, kalibrasi yang dianjurkan adalah dari jenis piezoelectric yang menghasilkan sinyal sinus ( 94 db pada 1000 Hz ) )3. Periksa standart standart dan aturan aturan yang dipakai untuk alat dan cara pengukuran kebisingan.4. Lakukan orentasi pengukuran sebelum mencatat hasil pengukuran yang sebenarnya. Tentukan jenis sound level meter dan carilah posisi mengukur yang tepat.5. Tentukan Weighting network yang harus dipakai . Biasanya weighting network yang digunakan adalah A network.Weighting network berfungsi untuk merubah signal yang terukur sesuai dengan pendengaran manusia.Weighting network A : respon manusia untuk low sound level meter / tingkat tekanan suara yang rendah.Weighting network C : respon manusia untuk high sound level / tingkat tekanan suara yang tinggi.Jika A tidak menangkap frekuensi rendah, sedangkan C dapat menangkap energi suara yang frekuensi rendah maka apabila skala A dan C hanya menunjukkan perbedaan yang kecil maka energi pada sumber bunyi tersebut kecil.Jika terdapat perbedaan hasil pengukuran tingkat db maka suara frekuensi rendah pada sumber bunyi adalah cukup besar.6. Peganglah sound level meter sejauh ukuran lengan atau jika dipasan tripod dan operator harus berada paling sedikit 0,5 meter, untuk menghindari pantulan suara dan tujukan mikrofon pada sumber bunyi.7. Bilamana suara datang dari berbagai arah, maka mikrofon yang digunakan harus dilengkapi dengan random inci dence corrector dan extension rod, sehingga dapat menangkap suara dari segala arah.8. Pilihlah meter response yang tepat yaitu fast atau slow untuk mendapatkan hasil pembacaan yang cermat.9. Bilamana fluktuasi angka pada fast respon terlihat besar maka tarik ke arah slow respon, jika angka masih besar maka dilakukan rata rata, pembacaan minimal dan maksimal.10. Kebisingan diluar gedung SLM ditaruh diatas ketinggian 1,2 1,5 m diatas tanah, tidak kurang dari 3,5 m dari permukaan yang memantulkan suara. Kecepatan aliran udara /angin tidak lebih besar dari 20 km/jam, dianjurkan menggunakan windscreen.11. Kebisingan didalam gedungSLM di atas ketinggian 0,5 1,5 m diatas lantai 1 m 3 m dari dinding dan 1,5 m dari jendela, pengukuran dilakukan biasanya dilakukan pada jendela dalam keadaan tertutup, kecuali jendela yang kebiasaanya dalam keadaan terbuka.12. Pengukuran dilakukan dengan cara pengambilan sample sebagai berikut :a. Jumlah sample sebanyak 180 diukur selama 15 menit tiap 5 detik dilakukan pembacaan.b. Sampel pada selang waktu tertentu dinyatakan sebagai Li,j yang dihitung dari 180 sampel yang di baca.c. Jumlah sample untuk siang dan malam hari minimal sebanyak 12 sampel, yaitu 9 sampel pada siang hari dan 3 sampel pada malam hari.d. Dianjurkan pengambilan sampleSiang HariJam 06.00 09.00 = 2 sampelJam 09.00 12.00 = 2 sampelJam 12.00 14.00 = 1 sampelJam 14.00 16.00 = 1 sampelJam 16.00 18.00 = 1 sampelJam 18.00 20.00 = 1 sampelJam 20.00 22.00 = 1 sampelJUMLAH= 9 sampel

Malam HariJam 22.00 24.00 = 1 sampelJam 24.00 03.00 = 1 sampelJam 03.00 06.00 = 1 sampelJUMLAH= 3 sampel

e. Dalam hal tertentu kebisingan yang diduga amat fluktuatif sehingga sulit untuk menetapkan sample mana yang dapat mewakili suatu interval waktu tertentu, maka dianjurkan agar sample diambil setiap jam sehingga sample per hari adalah 24 jam.13. Pengukuran harus dilakukan pada saat keadaan cuaca baik ( tidak dalam hujan , kecepatan angin tidak terlalu besar ). Gangguan yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran, harus dihindari antaras lain :a. Kelembaban Perubahan suhu udara terjadi secara mendadak dari suhu 20oC menjadi 50oC, dapat menyebabkan kondensasi uap air.b. Tekanan udaraPada daerah yang sangat tinggi, kepekaan mikrofon terutama pada frekuensi tinggi akan dipengaruhi ( > 0,2 dB )c. VibrasiGoncangan dapat mempengaruhi hasil perhitungan, sebaiknya diisolasi dengan bantalan dari busa atau karet.14. Bila saat pengukuran terjadi gangguan seperti suara pesawat terbang (kecuali di daerah sekitar bandara) dan suara petir, maka sample dibatalkan, harus diulang kembali.15. Bila pengukuran dilakukan pada suatu medan bebas mikrofon diarahkan secara langsung pada sumber bunyi. Bila menggunakan panduan incidence microphone tersebut harus diorentasikan pada sudut 70 80 dari sumber bunyi, serta gunakan tripod. Random incidence dapat menangkap suara dari segala arah ( suara yang memiliki tingkat tekanan diffuse sound field ).

Titik Ukur

5. Pada dasarnya pengukuran harus dilakukan di tempat tempat dimana terdapat keluhan, atau dimana dilakukan pemantauan secara permanen. Tidak diizinkan untuk melakukan pengukuran di tempat tempat dimana sehari harinya tidak perna ada orang lalu lalang di tempat tersebut.6. Pengukuran harus dilakukan pada jarak kurang dari panjang gelombang pada frekuensi suara mesin yang terendah atau kurang dari 2 kali dimensi mesin yang lebih besar ( panjang atau lebar dari mesin ).7. Tujuan dari pengukuran sound level meter secara administrasi atau secara teknis ( pegawai yang menggunakan APD, alat yang disolasi atau pegawai yang harus dijauhkan dari mesin / mepping noise).

Contoh Perhitungan:

Lokasi :Standart Tingkat kebisingan :Kendala / Gangguan :Pertanyaan : perhitungan Leq dibandingkan dengan standart baku

Pembacaan pada sound level meter :a. Ditetapkan sample diambil setiap jam dari 24 jam b. Dibawah ini ditunjukkan cara menghitung L6,7 (i=6 ,j=7) dan Leq pengukuranc. Hasil pengukuran tingkat kebisingan L6,7 (L1s/dL180); masukkan dalam format sebagai berikut :Jika dalam pengukuran terjadi suara yang tidak diinginkan , maka pada saat pengukuran tersebut harus ditambahkan angka koreksi

60616263656870717273

65626567636461625967

63727071596861626063

70686265727375777867

72665959585959615971

57607069576264666869

55596370717356575864

72626559606157587360

70646761605958727374

68656862616058575964

75576468687161655965

78775869705960687067

73676367716964607464

72596078596858737359

71626277616657587257

70616175596456575858

68646873596273615960

65635972585771606061

Kelompokkan hasil pengukuran tingkat kebisingan tersebut diatas kedalam interval 5 dB

40 45 dBA = 0 sampel45 50 dBA = 0 sampel50 55 dBA = 0 sampel55 60 dBA = a sampel60 65 dBA = b sample65 70 dBA = c sample70 75 dBA = d sample75 80 dBA = e sample

Li,j Dihitung dengan rumus :L6,7 = 10 Log 1/180e . 107,75+b .107,25 +c .106,75 +d .106,25 + a .105,75

d. Lakukan hal yang sama untuk tingkat kebisingan Li,j yang lainHasil pengukuran tingkat kebisingan Li,j untuk siang dan malam hari adalah sebagai berikut :L6,7 = 72 dB ( A )L14,15 = 63,2 dB ( A )L22,23 = 58,5 dB ( A )

L7,8 = 69,2 dB ( A )L15,16 = 64,0 dB ( A )L23,24 = 50,5 dB ( A )

L8,9 = 69,2 dB ( A )L16,17 = 69,5 dB ( A )L24,1 = 50,5 dB ( A )

L9,10 = 75,2 dB ( A )L17,18 = 70,2 dB ( A )L1,2 = 50,5 dB ( A )

*L10,11 = 75,2 dB ( A )L18,19 = 68,2 dB ( A )L2,3 = 50,5 dB ( A )

*L11,12 = 75,2 dB ( A )L19,20 = 65,2 dB ( A )L3,4 = 50,5 dB ( A )

*L12,13 = 75,2 dB ( A )L20,21 = 62,2 dB ( A )L4,5 = 62,3 dB ( A )

*L13,14 = 95,2 dB ( A ) L21,22 = 58,5 dB ( A )L5,6 = 62,3 dB ( A )

* = nilai Li,j yang telah dikoreksi ( untuk suara kejut dari genset yang tidak terukur ) dan besarnya koreksi ditambahkan 5 dB ( A )

e. Buat grafik dari hasil nilai Li,j yang didapat selama 24 jam.

f. Menghitung Ls dan Li,j

Ls = 10 log 1/16 [1. 10 7,2 + 2 .106,92 + 5 . 107,52 + 106,34 + 106,4 + 106,95 + 107,02 + 106,82 + 106,52 + 106,22 + 105,85 ]

g. Menghitung Lm dari Li,j

h. Menghitung Leq dari Ls dan Lm

FORMAT PENGAMBILAN SAMPEL

Nama Perusahaan :Lokasi :Pengukuran :Waktu Pengukuran :Hari/tanggal :

Tabel Hasil Pengukuran

Interval dB ( A )Jumlah sampelInterval dB ( A )Jumlah sampel

40 4560 65

45 5065 70

50 5570 75

55 6075 - 80

Jumlah sampel

Hasil Akhir Li,j = dB ( A )

FORMAT HASIL PERHITUNGAN Li,j DAN KARAKTERISTIK KEBISINGAN

Titik Ukur :Harga Li,j

Li,jdB(A)Li,jdB(A)Li,jdB(A)Li,jdB(A)

L6,7L12,13L18,19L24,1

L7,8L13,14L19,20L1,2

L8,9L14,15L20,21L2,3

L9,10L15,16L21,22L3,4

L10,11L16,17L22,23L4,5

L11,12L17,18L23,24L5,6

CATATAN :

16. Semua Li,j harus diisi, meskipun jumlah sample yang diambil tidak sama17. Gunakan tanda * untuk koreksi

Karakteristik Kebisingan Lingkungan Kerja Li,j vs waktu

85

80

75

70

65

60

55

50

45

406789101112131415161718192021222324123456

LAPORAN HASIL PENGUKURAN KEBISINGAN LINGKUNGAN

Tanggal Pengukuran :..Nama Perusahaan :.Lokasi :Pengukuran :Alamat :..Hasil Pengukuran : ( gunakan lembar tambahan apabila lebih dari satu titik ukur )Titik Ukur :.

Hasil Pengukuran Li,j ( dBA )

Siang HariMalam HariHasil Akhir Leq

L6,7 = L22,23 =..Leq =.dB ( A )

L7,8 =.L23,24 =..Baku Mutu = ..dB(A)

L8,9 =.L24,1 =Kesimpulan :

L9,10 =L1,2 =..( ) Dibawah baku mutu

L10,11 =.L2,3 =..( ) Diatas baku mutu

L11,12 =.L3,4 =.( ) pada Batas **)

L12,13 =L4,5 =.**) pada batas = 0 n1 dB

L13,14 =.L5,6 =. Pengukuran harus diulang.

L14,15 =.

L15,16 =.Harga Li,j yang

L16,17 =.Gunakan tanda *) pada

L17,18 =.Harga Li,j yang

L18,19 =.dikoreksi. Jelaskan jenis

L19,20 =.Koreksi dan berapa

L20,21 =..Penambahan dan

L21,22 =..sebagainya

Yang Mengukur Nama Jelas

Kode Alat : G. (HIGH VOLUME DUST SAMPLER) HVDS.1. Pengambilan Sampel Debu /Partikel A. Alat dan Bahan : 1) Alat :a. Pinsetb. High Volume Dust Sampler (HVDS)c. Tripotd. Desikator (Decicator)e. Timbangan analitik (Analitic Balance)f. Alat Pengukur laju alir udara (air flow meter)g. Oven(100C)h. Petridishi. Jenzetj. Kabel rollk. Bangku2) BAHANFilter paper (Kertas saring) dengan diameter 10 mikron.- PROSEDUR KERJAa. Dua buah filter dimasukkan dalam petridish dengan pinset,lalu di panaskan dalam oven 100C selama 1-2 jam (untuk uji blanko), dengan tujuan menghilangkan uap airb. Memyiapkan filter dalam Petridis tersebut dalam desikator selama 24 jamc. Menimbang filter pada timbangan analitikd. Memasang meja tripot dan HVDS di lapangane. Memasang satu filter pada HVDS dan yang satu biarkan dalam Petridis sebagai blanko controlf. Menghisap udara selama 30 menit dengan menggunakan HVDSg. Mencatat kecepatan aliran udara yang ditujukan pada airflowmeter setiap 15 menith. Setelah 30 menit,ambil filter masukkan dalam termos dan bawa ke laboratoriumi. Menyimpan kedua filter tersebut dalam desikator selama 10 menitj. Menimbang kembali filternya k. Mencatat konsentrasi debu5.3. Perhitungan HasilX1: Berat filter uji sebelum di paparkan = satuan mgX2: Berat filter uji sesudah di paparkan = satuan mg Y1: Berat filter blanko sebelum di paparkan = satuan mg Y2: Berat filter blanko sesudah di paparkan = satuan mg Debit udara= mg / m3(X2 X1 ) (Y2 Y1 )Kadar debu ( mg / M3 ) = ------------------------- Debit Udara

KODE ALAT : H (Midget Impinger)

1. Pemeriksaan gas (NOx)1.1. Bahan dan alat yang diperlukan (untuk pengambilan sampel)1) Peralatana. Meja sampling atau tripodb. Pompa hisap (vacum pump)c. Alat pengukur laju alir udara (air flow meter)d. Midget impinger ukuran 20-60 mle. Botol absorbenf. Botol sampelg. Slang plastik penghubungh. Sumber arus listriki. Termos esj. Anemometerk. Psycrometerl. Kertas label2) Bahan Pereaksi Penyerapa. Timbang 5 gr asam sulfanilat anhidrida / 5,5 asam sulfanilat monohidratb. Larutkan pada 150 ml aquabidestc. Tambahkan 140 ml asam asetat glasiald. Panaskan sampai larut semua dan dinginkane. Tambah 20 ml 0,1 % n (1 naftil) etilendiamin dihidroklorida dan 10 ml aseton, lalu encerkan sampai menjadi 1 literf. Simpan dalam botol gelap dan masukkan ke dalam lemari es

3)Cara pengambilan sampela. Ambil pereaksi penyerap sebanyak 20 ml masukkan dalam midget impinger 60 mlb. Rangkaikan dengan pompa hisap, hisap udara selama 30 menit dengan laju alir 0,4 liter/ menitc. Simpan contoh dalam lemari es

1.2.Pembuatan Kurva KalibrasiBahan dan alat yang diperlukan (untuk Pembuatan Kurvakalibrasi NOx)1) Alat : Labu takar 25 ml (5 buah) dan Spektrofotometer2) Bahan : Larutan NaNO2, timbang 0,0216 gr NaNO2 lalu larutkan dengan aquadest sampai 1 literCara Kerja : Cara kerja (untuk Pembuatan Kurvakalibrasi NOx)1) Pipet larutan NaNO2 dalam labu ukur 25 ml ; 0 ml ; 1 ml ;2 ml ;3 ml ;4 ml dan tambahkan masing-masing dengan pereaksi penyerap dan tetapkan sampai tanda batas dengan aquadest.2) Baca absorbensi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm.3) Buat kurva kalibrasi yang menyatakan hubungan absorbensi dengan konsentrasi NO2 (mg)

Buat Tabulasi data Kurva kalibrasi :

NoBakuHasil baca Spektro

11ml

22ml

33ml

44ml

Cara Uji 1. Ambil contoh dalam midget impinger (suhu kamar) dan masukkan gelas cuvet2. Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm3. Hasil bacaan yang didapat dialurkan pada kurve kalibrasi

`Perhitungan

Kadar (kurve)Kadar NO2 (ppm) = ------------------------ x faktor konversi NO2 Debit udara

2. Pemeriksaan gas (SOx )2.1. Bahan dan alat yang diperlukan (untuk pengambilan sampel)1). Peralatana. Meja sampling atau tripodb. Pompa hisap (vacum pump)c. Alat pengukur laju alir udara (air flow meter)d. Midget impinger ukuran 60 mle. Botol absorbenf. Botol sampelg. Slang plastik penghubungh. Sumber arus listriki. Termos esj. Barometerk. Anemometerl. Psycrometerm. Kertas label

2) Bahan Pereaksi Penyerap 0,04 Ma. Timbang secara analisis 10,86 gr HgCl2; 5,96 gr KCl atau 4,68 NaCl dan 0,066 gr EDTA dilarutkan ke dalam 1 liter aquadesb. pH diatur sampai sekitar 5 (dengan penambahan KOH atau KCl)c. Bila disimpan dalam lemari es larutan ini tahan selama 6 (enam) buland. Larutan ini sangat beracun (hati-hati)e. Bila sebelum 6 (enam) bulan terjadi endapan berarti larutan tersebut rusak.

3). Cara Pengambilan Sampela. Masukkan 20 ml pereaksi penyerap ke dalam tabung midget impinger 60 mlb. Rangkaikan dengan pompa hisap, serap udara selama 30 menit dengan laju alir udara 2 liter / menitc. Setelah waktu pengambilan contoh selesai, masukkan midget impinger yang berisi contoh ke dalam termos es, kemudian dibawa ke lab untuk dibaca pada spektrofotometer Pemeriksaan1) Ambil contoh dalam midegt impinger (suhu kamar) dengan pipet gondok masukkan dalam labu takar 25 ml2) Tambahkan 1 ml asam sulfamat 0,6% diamkan 10 menit3) Tambahkan 2 ml formaldehyde 0,2%; 5 ml PRA murni (pilih salah satu variasi A atau B) dan tambahkan aquadest dingin yang baru dididihkan sampai tanda batas, biarkan 30 menit.4) Baca absorbensi dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 548 nm (variasi A) atau 575 nm (variasi B)5) Perlakukan blanko seperti uji6) Harga absorbensi yang didapat dimasukkan pada kurva kalibrasi

Peralatan1) Spectrofotometer2) Alat-alat gelas untuk analisa3) Pipet4) Labu ukur5) Timbangan analitik6) Cuvet7) Sendok bahan kimia

Bahan1) Asam Sulfamat 0,6 %Timbang asam sulfamat 0,6 gr larutkan dengan aquadest sampai 100 ml2) Formaldehyde 0,2 %Ambil 5 ml formaldehyde 36% - 38%, encerkan dengan aquadest hingga 1 liter3) Pembuatan HCl 1 ml8,6 ml HCl pekat encerkan dengan aquadest sampai 100 ml4) Pembuatan H3PO43M20,5 ml asam fosfat pekat encerkan dengan aquadest sampai 100 ml

Pembuatan Kurva Kalibrasi1) Penentuan kadar SO2 dalam larutan Na2SO32) Timbang teliti 0,4 gr Na2SO3 encerkan dengan aquadest sampai 500 ml dalam labu takar. 3) Penentuan kadar SO2 dalam larutan Na2SO3 dengan titrasi balik sebagai berikut :4) Blanko : Pipet 5 ml Iodin 0,01 N masukkan erlenmeyer tambahkan 25 ml aquadest5) Uji : Pipet 5 ml Iodin 0,01 N masukkan erlenmeyer tambahkan 25 ml larutan Na2SO36) Blanko dan uji diamkan 5 menit, kemudian masing-masing dititrasi dengan Natrium Tiosulfat 0,01 N

Kadar SO2 (ug/m) = (A B).N.K --------------VPembuatan Kurve gas (SOx )

1) Pipet ke dalam labu takar masing-masing 0,1 ml; 0,3 ml; 0,7 ml; 0,9 ml, tambahkan pereaksi penyerap SO2 dan 1 ml asam sulfamat, diamkan 10 menit2) Tambahkan 2 ml formaldehyde 0,2% dan 5 ml PRA (pilih salah satu variasi A atau B) tambahkan aquadest dingin yang baru dididihkan sampai tanda batas, diamkan 30 menit3) Baca absorbsensi dengan spectrofotometer pada panjang gelombang yang ditentukan (PRA variasi A = 548 nm , PRA variasi B = 575 nm)4) Buat kurve kalibrasia yang menyatakan hubungan absorbensi dengan konsentrasi SO2 (Ug)5) Kurve kalibrasi yang dihasilkan harus memenuhi koefisien arah tidak lebih dari absorbensi 0,2

Perhitungan

Kadar (kurve) V1 Kadar SO2 (ppm) = ---------------------- x ------- x faktor konversi SO2 Debit udara V2

V1 = volume contoh dalam midget impingerV2 = volume contoh yang dianalisaFaktor konversi SO2 1 ug / m3 = 3,82.10-4 ppm

3. Pemeriksaan gas (O3 ) 1). Alat adan bahan yang diperlukan (untuk pengambilan sampel) Alata. Meja sampling atau tripodb. Pompa hisap (vacum pump)c. Alat pengukur laju alir udara (air flow meter)d. Midget impinger ukuran 60 mle. Botol absorbenf. Botol sampelg. Slang plastik penghubungh. Sumber arus listriki. Termos esj. Barometerk. Anemometerl. Psycrometerm. Kertas label

2). Bahan (Pereaksi Penyerap untuk pengambilan sampel O3)a. Timbang 13,61 gr KH2PO4 b. Tambah 14,2 gr Na2HPO4 atau 35,82 gr NaHPO4.12 H2Oc. Tambah 10 gr KId. Campur dan larutkan dengan aquadest sampai 1 litere. Simpan larutan dalam lemari es (larutan ini tahan beberapa minggu saja)3) Cara Kerja Sampling untuk pengambilan sampel O3:i. Masukkan 20 ml pereaksi penyerap ke dalam tabung midget impinger 60 mlii. Rangkaikan dengan pompa hisap, serap udara selama 30 menit dengan laju alir udara 2 liter / menitiii. Setelah waktu pengambilan contoh selesai, masukkan midget impinger yang berisi contoh ke dalam termos es, kemudian dibawa ke lab untuk dibaca pada spektrofotometer

Pembuatan Kurva Kalibrasi O3 Alat adan bahan yang diperlukan Alat : Labu takar 25 ml (5 buah) dan Spektrofotometer Bahan : Larutan baku Iodine 0,05 N Timbang 16 gr KI dan 3,173 gr Iodine Masukkan labu takar 500 ml dan larutkan dengan aquadest sampai tanda batas)

Cara Kerja (Pembuatan Kurva Kalibrasi)Larutan sediaan Iodine 0,0025 Na. Pipet 5 ml larutan baku iodine 0,05 N masukkan dalam labu takar 100 ml dan encerkan dengan pereaksi penyerap sampai tanda batasb.Pipet Larutan sediaan Iodine 0,0025 N ke dalam labu takar 25 ml; 0,1 ml ; 0,3 ml ; 0,5 ml ; 0,7 ml ; 0,9 ml dan tambahkan masing-masing dengan pereaksi penyerap sampai tanda batas.c.Baca absorbensi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 352 nm.d. Buat kurva kalibrasi yang menyatakan hubungan absorbensi dengan konsentrasi iodine (g).

Buat Tabulasi data Kurva kalibrasi :

NoBakuHasil Spektro

11ml

22ml

33ml

44ml

5.2. Cara Uji a. Ambil contoh dalam midget impinger (suhu kamar) dan masukkan gelas cuvetb. Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nmc. Hasil bacaan yang didapat dialurkan pada kurve kalibrasi

Perhitungan

Kadar (kurve)Kadar O3 (ppm) = ------------------------- faktor konversi O3 Debit udara

Faktor konversi O3 1 g/m3 = 5.10-4 ppm

KODE ALAT : I (SPECTROFOTOMETER)

Adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya pada panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca/kwarsa (kuvet)

Cara Penggunaan

1. Hubungkan alat dengan sumber listrik2. Nyalakan tombol ON3. Tunggu selama 15 menit4. Siapkan tabung cuvet 2 buah (1 blanko, 1 sampel)5. Atur panjang gelombang dengan menekan tombol F, C, A6. Tekan ENTER7. Masukkan cuvet yang berisi larutan penyerap sebagai blanko.8. Tunggu hingga display menunjukkan angka 0,009. Ambil cuvet blanko, lalu masukkan cuvet yang berisi sampel yang akan diuji.10. Baca dan catat angka yang tertera pada display sebagai kadar absorben.11. Matikan alat, lalu dibersihkan.

KODE ALAT : J (MICROBIOLOGICAL AIR SAMPLER)

Cara Penggunaan

Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan sampel udara secara mikrobiologi

Pengukuran Mikrobiologi Udara RuanganMembuat Media Nutrien Agara) Menyiapkan petridish steril sebanyak 8 buah, yang telah diberi etiket untuk kontrol dan titik (tiap 1 titik terdapat 1 kontrol)b) Menimbang nutrien agar sebanyak 5,6 gr dalam 200 ml aquades dalam erlenmeyerc) Memanaskan sambil mengaduk nutrien agar hingga jernihd) Menyeterilkan dalam autoclave selama 15-20 menite) Menyeterilkan meja dan menyiapkan lampu bunsenf) Menuangkan larutan nutrien agar ke dalam petridish steril sebanyak 15 ml dan ratakang) Menunggu hingga larutan nutrien agar yang ada di dalam petridish tersebut membekuh) Penggunaan alat Mikrobilogi Air Sampler (MAS)/ OMEGAi) Menyeterilkan semua alat dan tempat titik yang dilakukan pengukuran dengan menggunakan alkohol j) Menentukan 2 titik pengukuran dalam ruangan yang akan di ukurk) Memasang media nutrient agar yang sudah beku pada alat omega airtest dengan ketinggian +1,5 meter dari lantai.l) Menutup kembali dengan penutup berpori pada badan alatm) Nyalakan alat dan atur daya hisapnya sesuai dengan volum ruangan tersebutn) Beri etiket untuk menandai sampel dari ruang mana sajao) Lakukan percobaan diatas dengan titik dan ruangan yang berbeda yang sudah ditentukanp) Membungkus semua sampel dan meletakkan di termos kemudian di bawa ke laboratoriumq) Pengeraman di Inkubatorr) Setelah sampel di bawa ke laboratorium, semua sampel baik kontrol maupun sampel asli dibungkus dengan kertas coklat dan ditali rami.s) Kemudian di eramkan di inkubator selama 2 x 24 jam.t) Perhitungan Koloni dan Jamuru) Menyiapkan alat koloni konter dan spidolv) Mengambil petridish yang berisi sampel dan kontrol dari inkubator dan meletakkan diatas koloni konter dalam keadaan terbalikw) Mengamati dan menghitung jumlah koloni serta jamur dengan menggunakan spidolx) Mencatat hasilnyay) Perhitungan Angka Kuman dengan Menggunakan Tabel Microbial Air

z) Sampler (MAS) : Ruang Operasi (lihat tabel MAS): contohaa) TitikJenis Pemeriksaan

Koloni

RPr

13132

24548

Angka Kuman titik 1 (R) dikonversi angka pada tabel (Pr), lalu dimasukkan ke dalam rumus :

CFU/M3 = 1000 x Pr Volume sampel

MATERI UJI KOMPETENSI TAHAP ITAHUN 2013

Penyusun :Winarko, SKM.,M.KesMustain, SKM.,M.MKesRachmaniyah, SKM., M.KesNarwati, S.Si., M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYAJURUSAN KESEHATAN LINGKUNGANPRODI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA