ujian peritonitis vindy
DESCRIPTION
perotinitisTRANSCRIPT
Ujian Kasus
Peritonitis Tertier Post Hernioraphy
Penguji :
dr. Ngatman Harsoyo, SpB
Disusun Oleh :
Vindy
11.2013.213
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
RS Mardi Rahayu Kudus
9 Februari 2015 – 18 April 2015
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS
Nama Mahasiswa : Vindy
NIM : 11 2013 213
Tanda Tangan
Dokter pembimbing : dr. Ngatman H, SpB ....................
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S Jenis kelamin : Laki – laki
Umur : 70 tahun Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD Agama : Kristen
Pekerjaan : Tidak Bekerja Alamat : Pringtulis
RT. 03 RW. 01,
Nalumsari, Jepara
No CM : 407914 Tanggal masuk RS : 31 Maret 2015
PASIEN DATANG KE RS
Sendiri / Bisa jalan / Tidak bisa jalan / Dengan alat bantu
Diantar oleh keluarga : Ya / Tidak
II. ANAMNESIS
Alloanamnesis, dengan anak perempuan pasien, tanggal 2 April 2015, pukul : 11.30 WIB.
Keluhan utama
Nyeri di perut bagian kanan
2
Riwayat Penyakit Sekarang
OS datang dengan keluhan nyeri di perut kanan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit (
hari minggu). Nyeri dirasakan terus menerus seperti tertusuk – tusuk. Nyeri tidak berkurang
meski sudah diberi obat. Nyeri perut awalnya dirasakan di sekitar bekas operasi lalu dirasakan
menjalar ke perut kanan atas. Nyeri perut lebih terasa ketika pasien tidur terlentang atau berubah
posisi dari duduk ke tidur. Nyeri perut tersebut kadang membuat pasien mual namun tidak
sampai muntah. Nyeri perut disertai dengan demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Demam dirasakan tinggi, terus menerus sepanjang hari, tidak disertai menggigil dan tidak
disertai keluar keringat. Demam hanya turun sementara apabila pasien meminum obat. Perut
pasien juga terasa mengencang. Pasien masih dapat buang angin. Pasien belum BAB pada hari
itu, BAK normal.
1 hari SMRS pasien mengeluh nafas agak sesak. Perut masih terasa nyeri dan
mengencang. Mual masih dirasakan namun tidak muntah. Tidak ada keluhan pada buang air
kecil. Pada hari masuk rumah sakit pasien BAB 4 kali, konsistensi lembek berwarna hitam dan
berbau busuk.
Sebelumnya pada hari jumat (4 hari SMRS) pasien melakukan operasi hernioraphy di RS
PKU. Luka bekas operasi terasa nyeri dan mengeluarkan nanah berwarna kehijauan dan berbau.
Karena kondisi yang tidak membaik maka pasien dirujuk.
Pasien juga mengeluh batuk berdahak, dahak warna putih, tidak disertai darah. Batuk
sudah sejak 1 bulan, namun tidak disertai demam. Pasien menyangkal adanya penurunan berat
badan dan keringat malam hari. Pasien menyangkal adanya riwayat minum obat OAT. Riwayat
meminum obat penghilang nyeri rutin disangkal. Riwayat trauma pada perut disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluhan yang sama sebelumnya : Tidak ada (Baru pertama kali)
Trauma terdahulu : Tidak ada
Operasi : Ada, operasi hernioraphy 4 hari SMRS
Riwayat Alergi : Tidak ada
Sistem Saraf : Tidak ada
Sistem Kardiovaskular : Ada, hipertensi (+)
3
Sistem Gastrointestinal : Tidak ada
Sistem Urinarius : Tidak ada
Sistem Genitalis : Tidak ada
Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit jantung, diabetes melitus, hipertensi, penyakit paru, hati, ginjal, alergi
disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang bapak usia 70 tahun yang sudah tidak bekerja. Sehari – hari di
rumah hanya mengerjakan pekerjaan rumah biasa. Pasien tidak memiliki riwayat merokok.
III. PEMERIKSAAN
1. Status Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah: 140/90 mmHg
Nadi : 108x/menit, reguler
Nafas : 28x/menit
Suhu : 38,1ºC (Axilla)
Saturasi O2 : 98%
Berat badan : 56 kg
Tinggi badan : 165 cm
BMI : 20,57 Kg/m2
Kepala : Normocephali, tidak terdapat benjolan ataupun lesi, distribusi rambut
merata warna putih, rambut tidak mudah dicabut.
Mata : Pupil isokor dengan diameter 3mm/3mm, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik - /-, edema palpebra -/-, refleks cahaya +/+
Telinga : Normotia, sekret (-), nyeri tekan tragus (-), membran timpani utuh,
4
refleks cahaya membran timpani +
Hidung : Septum deviasi (-), deformitas (-), darah (-), krusta (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), atrofi papil lidah (-), faring hipremis (-), tonsil T1/T1,
coated tongue (-)
Leher : Trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
maupun tiroid, nyeri tekan (-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk thorax normal, barrel chest (-), pergerakan dada simetris saat statis dan
dinamis, tipe pernapasan thoracoabdominal, retraksi sela iga ICS I-V (-), ictus
cordis tidak terlihat
Palpasi : Simetris pada keadaan statis dan dinamis, retraksi sela iga (-), nyeri tekan (-),
ictus cordis teraba 1 cm lateral linea midclavicularis sinistra sela iga V
Paru-paru
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi - /-, wheezing -/-
Jantung
Perkusi : Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas atas : ICS II linea sternalis sinistra
Pinggang : ICS III linea parasternal sinistra
Batas kiri : ICS V 1 cm lateral linea midclav kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak buncit, lesi kulit (-), caput medusae (-), pembuluh darah
kolateral (-), benjolan (-), tampak bekas operasi mengeluarkan pus kehijauan
Auskultasi : Bising usus (+) menurun, hipoperistaltik, tidak ada metalic sound
Palpasi : Dinding perut : Nyeri tekan (+) di kuadran kanan atas dan kuadran kanan
bawah, Nyeri lepas (+), Defans muscular (+) pada kuadran kanan atas dan kuadran kanan
bawah, massa abdomen (- )
Hati : Tidak teraba pembesaran
5
Limpa : Tidak teraba pembesaran
Perkusi : Hipertimpani, Shifting dullness (-); nyeri ketok (+) pada kuadran kanan atas dan
kuadran kanan bawah, nyeri ketuk CVA -/-
Genital : tidak tampak kelainan
Colok Dubur : Tonus spinchter ani baik, ampula recti tidak kolaps, mukosa licin, massa
(-), pada handschoon feses (+) berwarna kehitaman.
Ekstremitas :
Ekstremitas Dextra Sinistra
Superior
Akral Hangat (+) Hangat (+)
Luka Tidak ada Tidak ada
Otot : tonus Normotonus Normotonus
Otot : massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Normal Normal
Gerakan Tidak terbatas Tidak terbatas
Sensorik Normal Normal
Kekuatan 5555 5555
Edema - -
Deformitas - -
Inferior
Akral Hangat (+) Hangat (+)
Luka - -
Otot : tonus Normotonus Normotonus
Otot : massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Normal Normal
Gerakan Tidak terbatas Tidak terbatas
Sensorik Normal Normal
Kekuatan 5555 5555
Edema - -
Deformitas - -
6
Status lokalis
Inspeksi : Tampak buncit, lesi kulit (-), caput medusae (-), pembuluh darah
kolateral (-), benjolan (-), tampak bekas operasi mengeluarkan pus kehijauan
Auskultasi : Bising usus (+) menurun, hipoperistaltik, tidak ada metalic sound
Palpasi : Dinding perut : Nyeri tekan (+) di kuadran kanan atas dan kuadran kanan
bawah, Nyeri lepas (+), Defans muscular (+) pada kuadran kanan atas dan kuadran kanan
bawah, massa abdomen (- )
Perkusi : Hipertimpani, Shifting dullness (-); nyeri ketok (+) pada kuadran kanan atas dan
kuadran kanan bawah, nyeri ketuk CVA -/-
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 1 April 2015
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
7
Nyeri tekan (+) pada kuadran kanan atas dan kanan bawah;
nyeri lepas (+); Defans musculare (+) pada kuadran kanan atas dan bawah, nyeri
ketok (+) pada kuadran kanan atas dan bawah
HEMATOLOGI (Darah Rutin)
Hemoglobin 12.6 g/dl 13.2 – 17.3 g/dl
Leukosit 20.51 x 103/ul 3.6 – 11.0 x 103ul
Eosinofil 0.60 % 1 – 3 %
Basofil 0.40 % 0 – 1 %
Neutrofil 86.80 % 50 – 70 %
Limfosit 5.00 % 25 – 40 %
Monosit 5.70 % 2 – 8 %
Luc 1.60 % 1 – 4 %
MCV 99 fL 80 – 100 fL
MCH 34 pg 26 – 34 pg
MCHC 35 g/dL 32 – 36 %
Hematokrit 36.40% 41 – 52 %
Trombosit 171 x 103/ul 150 – 400 x 103/ul
Eritrosit 3.7 x 106/ul 4.40 – 5.90 x 106/ul
RDW 12.4 % 11.5 – 14.5 %
PDW 55.1 fL 25 – 65 fL
MPV 9.1 fL 6.8-10 fL
LED 1 JAM 98 mm/jam 0-15
LED 2 JAM 106 mm/jam 0-15
KIMIA Hasil Nilai normal
8
Gula Darah Sewaktu 130 mg/dL 75 - 110 g/dL
Protein Total 6.5 g/dL 6.0 – 8.0 g/dL
Albumin 2.90 g/dL 3.4 – 4.8 g/dL
Globulin 3.60 g/dL 2.5 - 3.0 g/dL
SGOT 23 U/L 15 – 40 U/L
SGPT 17 U/L 10 – 40 U/L
Gamma GT 43 U/L 11 – 49 U/L
Ureum 74.0 mg/dL 19 - 44 mg/dL
Kreatinin 1.02 mg/dL 0.9 – 1.3 mg/dL
Natrium 138.0 mmol/L 135 – 147 mmol/L
Chlorida 106.9 mmol/L 97 – 108 mmol/L
Kalium 3.96 mmol/L 3.5 – 5.1 mmol/L
Calcium 7.4 mL/dL 8.8 – 10.3 mL/dL
Magnesium 2.1 mg/dL 1.8 – 3.0 mg/dL
Phospor 3.6 mg/ dL 2.4 – 4.4 mg/dL
IV. RESUME
Subjektif
Seorang laki – laki usia 70 tahun datang dengan keluhan nyeri di perut kanan sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit ( hari minggu). Nyeri dirasakan terus menerus seperti tertusuk –
tusuk. Nyeri tidak berkurang meski sudah diberi obat. Nyeri perut awalnya dirasakan di sekitar
bekas operasi lalu menyebar ke kanan atas. Nyeri perut lebih terasa ketika pasien tidur terlentang
atau berubah posisi dari duduk ke tidur. Nyeri perut tersebut kadang membuat pasien mual
namun tidak sampai muntah. Nyeri perut disertai dengan demam sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Demam dirasakan tinggi, terus menerus sepanjang hari, tidak disertai menggigil dan
tidak disertai keluar keringat. Demam hanya turun sementara apabila pasien meminum obat.
Perut pasien juga terasa mengencang. Pada hari masuk rumah sakit pasien BAB 4 kali,
konsistensi lembek berwarna hitam dan berbau busuk.
9
Sebelumnya pada hari jumat (4 hari SMRS) pasien melakukan operasi hernioraphy di RS
PKU. Luka bekas operasi terasa nyeri dan mengeluarkan nanah berwarna kehijauan. Karena
kondisi yang tidak membaik maka pasien dirujuk.
Pasien juga mengeluh batuk berdahak, dahak warna putih. Batuk sudah sejak 1 bulan,
namun tidak disertai demam.
Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah: 140/90 mmHg
Nadi : 108x/menit, reguler
Nafas : 28x/menit
Suhu : 38,1ºC (Axilla)
Saturasi O2 : 98%
Abdomen
Inspeksi : Tampak buncit, tampak bekas operasi mengeluarkan pus kehijauan
Auskultasi : Bising usus (+) menurun, hipoperistaltik, tidak ada metalic sound
Palpasi :
Dinding perut : Nyeri tekan (+) di kuadran kanan atas dan kuadran kanan bawah,
Nyeri lepas (+), Defans muscular (+) pada kuadran kanan atas dan kuadran kanan bawah,
massa abdomen (- )
Perkusi : Hipertimpani, Shifting dullness (-); nyeri ketok (+) pada kuadran kanan atas dan
kuadran kanan bawah
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 1 April 2015
10
Hematologi:
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
HEMATOLOGI (Darah Rutin)
Hemoglobin 12.6 g/dl 13.2 – 17.3 g/dl
Leukosit 20.51 x 103/ul 3.6 – 11.0 x 103ul
Neutrofil 86.80 % 50 – 70 %
Hematokrit 36.40% 41 – 52 %
LED 1 JAM 98 mm/jam 0-15
LED 2 JAM 106 mm/jam 0-15
Gula Darah Sewaktu 130 mg/dL 75 - 110 g/dL
Albumin 2.90 g/dL 3.4 – 4.8 g/dL
Globulin 3.60 g/dL 2.5 - 3.0 g/dL
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG (ANJURAN)
Foto BNO 3 posisi (supine, erect, LLD)
USG Abdomen
Rontgen Thoraks
VI. DIAGNOSA KERJA
Peritonitis Tertier Post Hernioraphy
11
Pada kasus ini, peritonitis generalisata tertier post hernioraphy dapat ditegakan karena
pasien memiliki keluhan nyeri di perut kanan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit
( hari minggu). Nyeri dirasakan terus menerus seperti tertusuk – tusuk. Nyeri perut
awalnya dirasakan di sekitar bekas operasi. Nyeri perut lebih terasa ketika pasien tidur
terlentang atau berubah posisi dari duduk ke tidur. Nyeri perut tersebut kadang membuat
pasien mual namun tidak sampai muntah. Nyeri perut disertai dengan demam sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan tinggi, terus menerus sepanjang hari.
Perut pasien juga terasa mengencang.
Sebelumnya pada hari jumat (4 hari SMRS) pasien melakukan operasi hernioraphy di RS
PKU. Luka bekas operasi terasa nyeri dan mengeluarkan nanah berwarna kehijauan dan
berbau. Karena kondisi yang tidak membaik maka pasien dirujuk.
Selain itu pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien mengalami demam, takikardi,
takipnea, dan pada pemeriksaan abdomen didapatkan perut tampak buncit, tampak bekas
operasi mengeluarkan pus kehijauan, pada auskultasi bising usus (+) menurun,
hipoperistaltik, tidak ada metalic sound. Pemeriksaan palpasi dinding perut didapatkan
nyeri tekan (+) di kuadran kanan atas dan kuadran kanan bawah, Nyeri lepas (+), Defans
muscular (+) pada kuadran kanan atas dan kuadran kanan bawah, massa abdomen (- ) dan
perkusi hipertimpani, nyeri ketok (+) pada kuadran kanan atas dan kuadran kanan bawah.
Pemeriksaan laboratorium juga menunjukan leukositosis dan peningkatan LED yang
menuju pada proses infeksi.
VII. DIAGNOSA BANDING
Peritonitis Primer
Dasar diagnosis yang mendukung
Nyeri perut pada perut kanan disertai adanya mual dan demam
Terdapat riwayat batuk berdahak berwarna putih yang sudah lama diderita pasien.
Dasar diagnosis yang tidak mendukung
Batuk berdahak yang dialami pasien selama ini tidak disertai dengan demam.
Tidak terdengar bunyi rhonki pada auskultasi
Tidak adanya riwayat minum obat OAT dalam jangka waktu lama
Peritonitis Sekunder ec perforasi duodenum
12
Dasar diagnosis yang mendukung
Keluhan nyeri perut di perut kanan disertai demam
Pasien mengeluh BAB warna hitam saat masuk RS
Dasar diagnosis yang tidak mendukung
Nyeri perut awalnya dirasakan di bekas operasi (Kanan bawah)
VIII. PENATALAKSANAAN
Dekompresi: Pasang NGT
Rehidrasi: Infus ringer laktat 20 tetes/ menit
Pasang DC untuk monitor urine output
Dilakukan pembedahan: Laparatomi
Medikamentosa (Pre-operasi)
IVFD RL 20 tetes/menit
Ceftriaxone 2 x 1 gr (IV)
Metronidazole 3x 500 mg (IV)
Ketorolac 2 x 30 mg (IV)
Ranitidine 2 x 50 mg (IV)
Medikamentosa (Post-operasi)
Ceftriaxone 2 x 1 gr (IV)
Metronidazole 3 x 500 mg (IV)
Ketorolac 2 x 30 mg (IV)
Non-medikamentosa (Pre-operasi)
Tirah baring posisi Fowler
Puasa
IX. PROGNOSIS
13
Ad vitam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
14