uin syarif hidayatullah jakarta perbandingan...

94
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN KADAR DAN PROFIL DISOLUSI SERTA MUTU FISIK TABLET GLIMEPIRID 2 MG GENERIK DAN GENERIK BERMERK SKRIPSI ZAENAB SALSABILA AL-KAFF 1112102000084 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JULI 2016

Upload: danghuong

Post on 16-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PERBANDINGAN KADAR DAN PROFIL DISOLUSI

SERTA MUTU FISIK TABLET GLIMEPIRID 2 MG

GENERIK DAN GENERIK BERMERK

SKRIPSI

ZAENAB SALSABILA AL-KAFF

1112102000084

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2016

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PERBANDINGAN KADAR DAN PROFIL DISOLUSI

SERTA MUTU FISIK TABLET GLIMEPIRID 2 MG

GENERIK DAN GENERIK BERMERK

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

ZAENAB SALSABILA AL-KAFF

1112102000084

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2016

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil
Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil
Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil
Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

vi

ABSTRAK

Nama : Zaenab Salsabila Al-kaff

Program Studi : Farmasi

Judul : Perbandingan Kadar dan Profil Disolusi serta Mutu Fisik

Tablet Glimepirid 2 mg Generik dan Generik Bermerek

Glimepirid merupakan senyawa golongan sulfonilurea generasi ketiga yang

digunakan untuk pengobatan diabetes melitus tipe II yang pada dosis rendah dapat

memberikan onset cepat, durasi kerja yang lama dan efek samping hipoglikemia

yang kecil. Glimepirid termasuk dalam Biopharmaceutical Classification System

(BCS) kelas II, yaitu permeabilitas tinggi namun kelarutannya rendah. Penelitian

ini dilaksanakan untuk membandingkan mutu sediaan glimepirid. Metode

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 4 sampel, yaitu satu tablet

glimepirid generik dan tiga generik bermerek. Terhadap keempat sampel tersebut

dilakukan uji penetapan kadar, uji disolusi dan kualitas fisik berupa organoleptis,

kekerasan dan keseragaman kandungan. Penetapan kadar dilakukan dengan

menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dan uji disolusi

menggunakan alat tipe II (bentuk dayung) yang berkecepatan 75 rpm dalam

medium dapar fosfat pH 7,8. Hasil dari penetapan kadar tablet glimepirid generik,

generik bermerek A, B dan C secara berturut-turut yaitu 98,19%, 99,69%, 98,92%

dan 101,79%. Hasil dari uji disolusi menunjukkan bahwa keempat sampel tablet

memiliki pola profil disolusi yang sama dengan persen kumulatif tablet glimepirid

generik, generik bermerek A, B dan C secara berturut-turut adalah 93,79%,

96,34%, 95,17% dan 98,75%. Hasil uji kekerasan tablet glimepirid generik,

generik bermerek A, B dan C yaitu 4,46 Kg, 7,33 Kg, 2,34 Kg dan 8,35 Kg. Hal

ini menunjukkan bahwa tablet glimepirid generik bermerek B tidak memenuhi

persyaratan, namun hal ini tidak mutlak karena tidak ada syarat baku dari buku

resmi Farmakope Indonesia untuk uji kekerasan. Berdasarkan data yang diperoleh

tidak ada perbedaan mutu dalam hal terpenuhinya syarat baku yang tercantum

dalam Farmakope Indonesia edisi V.

Kata kunci: Tablet glimepirid, Profil disolusi, KCKT, Penetapan kadar, Mutu fisik

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

vii

ABSTRACT

Name : Zaenab Salsabila Al-kaff

Program Study : Pharmacy

Title : Comparison of Assay, Dissolution Profile and Physical

Quality of Generic and Branded Generic of 2 mg

Glimepiride Tablet

Glimepiride is a third generation of sulfonylurea type compound that was used on

Type II Diabetes Mellitus on a low dosage that can give a fast onset, long duration

of action and small hypoglycemia side effect. Glimepiride was included in Class 2

of Biopharmaceutical Classification System (BCS), which means that it has a low

level of solubility. This study was performed to test the quality of glimepiride

tablet. The sampling method used in this research was purposive sampling. There

were 4 samples that used in this study. 1 sample was a generic glimepiride, while

the other 3 were branded generic glimepirides. Four of the samples were given

assay test, dissolution profile and physical quality form of organoleptic, hardness

and content similarity test. Methods that were used in this study were High

Performance Liquid Chromatography (HPLC) method for assay and dissolution

test using by type 2 (paddle shape) with 75 rpm speed in a medium of pH 7,8

phosphate buffer. Results from generic glimepiride, branded generic A, B and C

tablets assay sequentially are 98,19%, 99,69%, 98,92% dan 101,79%. The

dissolution test shows that all samples have the same dissolution profile, with

cumulative percentage generic glimepiride, branded generic A, B and C

sequentially are 93,79%, 96,34%, 95,17% and 98,75%. Results from hardness test

of generic glimepiride and branded generic A, B and C tablets sequentially are

4,46 Kg, 7,33 Kg, 2,34 Kg dan 8,35 Kg. This result shows that branded generic B

do not meet the requirement that was needed, however this result is not absolute

due to the absence of standard requirement from Indonesian Pharmachopoeia.

Based on data that was obtained, there was noquality difference in compliance

requirement of the fifth edition ofIndonesianPharmachopoeia.

Keywords : Glimepiride Tablets, Dissolution Profile, HPLC, Assay, Physical

Quality

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, rasa syukur serta pujian senantiasa kita panjatkan kehadirat

Allah SWT yang melimpah rahmat dan hidayah-Nya serta segala anugrah-nya

berupa kesehatan, pemikiran dan ide sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan nabi

Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa

mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh

ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Imu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Adapun judul skripsi ini adalah “Perbandingan Kadar dan

Profil Disolusi serta Mutu Fisik Tablet Glimepirid 2 mg Generik dan

Generik Bermerk”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku pembimbing I dan Yuni Anggraeni

M.Farm., Apt selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran serta dengan sabar membimbing dan mengajari

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr.Azrifitria, M.Si., Apt selaku Penasehat Akademik yang telah

membimbing dan memberikan saran dalam perkuliahan selama 4 tahun.

5. Ibu dan bapak Dosen serta Staf Akademik Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Staf laboran : Kak Eris, Mba Rani, Kak Lisna, Kak Yaenab, Kak Walid,

Kak Ramadi, Kak Tiwi yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Ayahanda tercinta, Ja’far Ahmad Al-kaff dan Ibunda tercinta, Ida Farida

Al-attas beserta kakak-kakak Kak Zahra, Kak Shihab dan Kak Radhi

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil
Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3

1.3 Hipotesa ........................................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4

2.1 Uraian Zat Aktif ........................................................................... 4

2.1.1 Monografi Zat Aktif ........................................................... 4

2.1.2 Efek Farmakologis ............................................................. 4

2.1.3 Penggunaan Terapeutik ...................................................... 4

2.1.4 Mekanisme Kerja ............................................................... 5

2.1.5 Farmakokinetik................................................................... 5

2.1.6 Efek Samping ..................................................................... 6

2.2 Pengertian Generik dan Paten ...................................................... 6

2.2.1 Obat Generik ...................................................................... 6

2.2.2 Obat Paten .......................................................................... 7

2.3 Tablet ............................................................................................ 8

2.4 Penetapan Kadar ......................................................................... 10

2.5 Disolusi ....................................................................................... 12

2.6 Spektrofotometri Ultraviolet ...................................................... 17

2.7 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) ............................... 18

2.7.1 Cara Kerja KCKT............................................................. 18

2.7.2 Komponen KCKT ............................................................ 19

2.7.2.1 Pompa .................................................................. 19

2.7.2.2 Injektor ................................................................. 19

2.7.2.3 Kolom .................................................................. 19

2.7.2.4 Detektor ............................................................... 20

2.7.2.5 Wadah Fase Gerak ............................................... 20

2.7.2.6 Fase Gerak ........................................................... 20

2.8 Validasi Metode ....................................................................... 21

2.8.1 Akurasi ........................................................................... 21

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

xii

2.8.2 Linearitas ....................................................................... 21

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 23

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 23

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 23

3.2.1 Alat ................................................................................. 23

3.2.2 Bahan ............................................................................. 23

3.3 Prosedur Penelitian .................................................................. 23

3.3.1 Pengambilan sampel ...................................................... 23

3.3.2 Sifat Fisik ....................................................................... 25

3.3.2.1 Uji Organoleptis ................................................ 25

3.3.2.2 Uji Kekerasan .................................................... 25

3.3.2.3 Keseragaman Kandungan .................................. 26

3.3.3 Penetapan Kadar ............................................................ 26

3.3.3.1 Pembuatan Dapar fosfat .................................... 26

3.3.3.2 Pembuatan Fase Gerak ...................................... 26

3.3.3.3 Pembuatan Larutan Induk Glimepirid ............... 26

3.3.3.4 Penetapan Panjang Gelombang ......................... 26

3.3.3.5 Verifikasi Metode .............................................. 27

3.3.3.5.1 Linearitas ............................................ 27

3.3.3.5.2 Akurasi................................................ 27

3.3.3.6 Penetapan Kadar ................................................ 27

3.3.4 Uji Disolusi .................................................................... 27

3.3.4.1 Pembuatan Larutan Induk ................................. 27

3.3.4.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ...... 28

3.3.4.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi ............................... 28

3.3.4.4 Uji Disolusi Sampel Tablet Glimepirid ............. 28

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 29 4.1 Hasil Evaluasi Sifat Fisik Tablet.............................................. 29

4.1.1Organoleptik ................................................................... 29

4.1.2 Uji Kekerasan ................................................................ 29

4.1.3 Keseragaman Kandungan .............................................. 30

4.2 Penetapan Kadar ...................................................................... 31

4.2.1 Panjang Gelombang Maksimum dalam Medium Fase

Gerak ................................................................................ 31

4.2.2 Kurva Kalibrasi .............................................................. 31

4.2.3 Akurasi ........................................................................... 31

4.2.4 Penetapan Kadar ............................................................ 32

4.3 Uji Disolusi .............................................................................. 33

4.3.1 Panjang Gelombang Maksimum dalam Medium Fosfat

pH 7,8 ............................................................................ 33

4.3.2 Kurva Kalibasi ............................................................... 34

4.3.3 Uji Disolusi .................................................................... 34

4.3.4 Analisa Statistik Uji Disolusi ......................................... 36

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 39 5.1 Kesimpulan .............................................................................. 39

5.2 Saran ........................................................................................ 39

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

xiii

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 40

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. 43

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Penerimaan Hasil Uji Disolusi ..........................................15

Tabel 3.1 Tablet Glimepirid Generik Bermerek yang Beredar di Pasaran .....24

Tabel 3.2 Tablet Glimepirid Generik yang Beredar di Pasaran ......................25

Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptis ....................................................................29

Tabel 4.2 Hasil Uji Kekerasan ........................................................................30

Tabel 4.3 Hasil Uji Keseragaman Kandungan ................................................30

Tabel 4.4 Hasil Uji Akurasi ............................................................................32

Tabel 4.5 Hasil Penetapan Kadar ....................................................................33

Tabel 4.6 Hasil Uji Disolusi Tablet.................................................................35

Tabel 4.6 Hasil Uji Analisa Statistik ...............................................................37

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Glimepirid .......................................................................4

Gambar 2.2 Pengaduk Tipe 1 (Bentuk Keranjang ..........................................13

Gambar 2.3 Pengaduk Tipe 2 (Bentuk Dayung) .............................................14

Gambar 4.1 Profil Disolusi Tablet Glimepirid ................................................35

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Alat Uji Disolusi ...................................................................... 43

Lampiran 2. Spektrofotometri UV-VIS ....................................................... 43

Lampiran 3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ........................................... 44

Lampiran 4. Sonikator .................................................................................. 44

Lampiran 5. Hardness Tester ....................................................................... 45

Lampiran 6. Bagan Alur Penelitian .............................................................. 45

Lampiran 7. Sertifikat Analisis Natrium Dihidrogen Fosfat ........................ 46

Lampiran 8. Sertifikat Metanol Grade HPLC .............................................. 47

Lampiran 9. Sertifikat Analisis Standar Glimepirid .................................... 48

Lampiran 10. Kromatogram Hasil Analisa Standar Glimepirid .................. 50

Lampiran 11. Kromatogram Hasil Analisa Sampel ..................................... 51

Lampiran 12. Kurva Kalibrasi Glimepirid Dalam Metanol: Fosfat ............. 53

Lampiran 13. Kurva kalibrasi Glimepirid Dalam Fosfat pH 7,8 ................. 53

Lampiran 14. Data Kurva Kalibrasi Dalam Metanol: Fosfat ....................... 54

Lampiran 15. Data Kurva Kalibrasi Dalam Fosfat pH 7,8 .......................... 54

Lampiran 16. Prosedur Pembuatan larutan yang Digunakan ....................... 55

Lampiran 17. Hasil Uji Akurasi ................................................................... 56

Lampiran 18. Hasil Uji Kekerasan Tablet.................................................... 56

Lampiran 19. Data Penetapan Kadar ........................................................... 57

Lampiran 20. Keseragaman Kandungan Tablet Generik dan Generik

Bermerek A ............................................................................. 58

Lampiran 21. Keseragaman Kandungan Tablet Bermerek A dan B ............ 59

Lampiran 22. Hasil Persen Pelepasan Kumulatif Tablet Inovator ............... 60

Lampiran 23. Hasil Persen Pelepasan Kumulatif Tablet Generik ................ 61

Lampiran 24. Hasil Persen Pelepasan Kumulatif Tablet Bermerek A ......... 62

Lampiran 25. Hasil Persen Pelepasan Kumulatif Tablet Bermerek B ......... 63

Lampiran 26. Analisa Statistik Pelepasan Glimepirid ................................. 64

Lampiran 27. Perhitungan Persen Kadar Uji Penetapan Kadar ................... 77

Lampiran 28. Perhitungan Persen Kadar Uji Keseragaman Kandungan ..... 77

Lampiran 29. Perhitungan Jumlah Kumulatif Pelepasan Glimepirid .......... 77

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

1

UIN Syarif Hidayatullah

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini jenis obat yang beredar di pasaran terbagi atas obat generik dan

obat inovator atau paten. Obat generik ini pun dibagi lagi menjadi 2, yaitu obat

generik dan obat generik bermerk. Obat generik merupakan obat dengan nama

resmi International Nonpropietary Names (INN) yang telah ditetapkan dalam

Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang

dikandungnya. Obat generik bermerek atau bernama dagang merupakan obat

generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat yang

bersangkutan. Obat inovator atau paten merupakan obat yang masih memiliki hak

paten dalam jangka waktu tertentu (Permenkes, 2010). Setelah habis masa

patennya, obat yang dulunya paten dengan merk dagangnya kemudian masuk ke

dalam kelompok obat generik bermerk atau obat bermerk (Idris dan Widjajarta,

2006).

Dalam sudut pandang masyarakat biasanya mutu obat generik kurang baik

dibandingkan dengan obat bermerk. Harga obat generik yang terbilang relatif

murah membuat masyarakat tidak percaya bahwa obat tersebut memiliki kualitas.

Kurangnya informasi seputar obat generik adalah salah satu faktor penyebab obat

generik dipandang sebelah mata oleh masyarakat (Idris dan Widjajarta, 2006).

Mutu dijadikan dasar acuan untuk menetapkan kebenaran khasiat (efikasi)

dan keamanan (safety). Mutu suatu sediaan obat dapat ditinjau dari berbagai aspek

antara lain aspek teknologi yang meliputi stabilitas fisik dan kimia dimana sediaan

obat (tablet, kapsul dan sediaan lainnya) harus memenuhi kriteria yang

dipersyaratkan Farmakope (Harianto dkk, 2006). Mutu obat yang berbeda antara

produk-produk obat dari zat berkhasiat sama bisa jadi karena perbedaan formula

yang digunakan, metode dari produk pabrik pembuat yang digunakan, kerasnya

prosedur kontrol kualitas dalam proses pembuatan, dan bahkan metode

penanganan, peralatan, pengemasan dan penyimpanan (Ansel dkk, 1999). Maka

dari itu kontrol kualitas terhadap obat generik sangat penting untuk membantu

kesejahteraan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan.

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

2

UIN Syarif Hidayatullah

Menurut Riskesdas (2013), masyarakat Indonesia yang mengetahui

tentang obat generik yaitu sebesar 31,9%. Dimana hanya 14,1% yang memiliki

pemahaman mengenai obat generik yang benar, sedangkan 85,9% masih memiliki

pemahaman yang salah mengenai obat generik. Sumber informasi tentang obat

generik sendiri paling banyak diperoleh dari tenaga kesehatan, yaitu sebesar

63,1%. Oleh karena itu, masih sangat dibutuhkan informasi mengenai obat

generik secara strategik terutama di era Jaminan Kesehatan Nasional.

Salah satu obat generik yang beredar dipasaran adalah tablet Glimepirid

(GMP). Glimepirid adalah senyawa golongan sulfonilurea generasi ketiga yang

digunakan untuk pengobatan diabetes melitus tipe II yang pada dosis rendah dapat

memberikan onset cepat, durasi kerja yang lama dan efek samping hipoglikemia

yang kecil. Glimepirid termasuk dalam Biopharmaceutical Classification System

(BCS) kelas II, yaitu permeabilitas tinggi namun kelarutannya rendah (Ammar,

2006). Untuk obat yang mempunyai kelarutan rendah laju disolusi merupakan

tahap penentu pada proses absorpsi obat (Shargel & Yu, 1999; Leuner &

Dressman, 2000). Oleh karena itu dilakukan uji disolusi untuk mengetahui

seberapa banyak persentase zat aktif yang terlarut dan memberikan efek terapi di

dalam tubuh (Syamsuni, 2007).

Parameter penting lain untuk menentukan mutu obat adalah penetapan

kadar zat aktif, yang bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang

terkandung di dalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada etiket dan

memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Bila zat

aktif obat tidak memenuhi syarat maka obat tersebut kemungkinan tidak akan

memberikan efek terapi yang optimal, sehingga kedua uji ini merupakan faktor

penting dalam menentukan efektivitas suatu obat dalam tubuh manusia. Hal ini

tidak hanya dapat digunakan sebagai alat utama untuk memantau konsistensi dan

stabilitas produk obat tetapi juga sebagai teknik yang relatif cepat dan murah

untuk memprediksi penyerapan suatu sediaan obat (Zhang et. al, 2010).

Harga tablet Glimepirid generik adalah Rp. 945,- per tablet. Harga tablet

glimepirid inovator adalah Rp. 5.600,- per tablet, Glimepirid generik bermerk A

adalah Rp. 4.500,- per tablet dan generik bermerk B adalah Rp. 4.114,- per tablet.

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa harga tablet glimepirid generik bermerk

lebih mahal dibanding obat generik yang beredar dipasaran.

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

3

UIN Syarif Hidayatullah

Harga obat generik yang lebih murah tersebut dikarenakan perusahaan

pembuat obat tidak perlu menanggung biaya yang tinggi untuk melakukan riset

dan promosi. Sedangkan pada obat generik bermerk atau obat paten memiliki

biaya riset dan operasional yang tinggi dari biaya kemasan hingga promosi

sehingga harganya bisa jauh lebih mahal dari obat generik. Penetapan harga obat

generik sepenuhnya ditentukan pemerintah. Sementara harga obat bermerk dan

paten masih diserahkan pada mekanisme pasar karena di Indonesia belum ada

mekanisme regulasi harga obat (Anwar, 2010).

Untuk memastikan bahwa kualitas produk tablet glimepirid generik tidak

lebih rendah dari kualitas tablet glimepirid bermerek, maka dilakukan penelitian

perbandingan mutu fisik, profil disolusi serta penetapan kadar tablet glimepirid

generik dan generik bermerk.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan kadar, profil disolusi serta mutu fisik sediaan

tablet glimepirid generik dan generik bermerek?

1.3 Hipotesa

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan suatu hipotesis

bahwa kadar, profil disolusi serta mutu fisik sediaan tablet glimepirid generik dan

generik bermerek tidak memiliki perbedaan bermakna.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kadar, profil

disolusi serta mutu fisik tablet glimepirid generik dan generik bermerek.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada

masyarakat, apoteker, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain tentang kualitas

produk sediaan tablet glimepirid generik dan generik bermerek.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

4

UIN Syarif Hidayatullah

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Zat aktif

2.1.1 Monografi Zat Aktif

Zat aktif : Glimepirid

Rumus molekul : C24H34N4O5S

Berat Molekul : 490,62

Struktur kimia :

Gambar 2.1 Struktur Glimepirid

(Sumber: Pharmawiki, 2007)

Pemerian : Serbuk; putih sampai hampir putih

Kelarutan : Larut dalam dimetilformamida; sukar larut dalam metanol;

agak sukar larut dalam metilen klorida; praktis tidak larut

dalam air (Ditjen POM, 2014).

2.1.2 Efek farmakologis

Glimepirid adalah senyawa golongan sulfonilurea generasi ketiga yang

digunakan untuk pengobatan diabetes melitus tipe II yang pada dosis rendah dapat

memberikan onset cepat, durasi kerja yang lama dan efek samping hipoglikemia

yang kecil.

2.1.3 Penggunaan Terapeutik

Glimepirid merupakan obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea

derivat sulfonamide. Obat ini digunakan sebagai terapi farmakologik pada

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

5

UIN Syarif Hidayatullah

Diabetes Melitus Tipe 2. Pada DM tipe 2 terjadi defek sekresi insulin dari

pankreas, resistensi insulin di perifer dan gangguan regulasi produksi glukosa hati.

Terapi DM tipe 2 meliputi modifikasi gaya hidup termasuk di dalamnya diet dan

latihan jasmani serta terapi farmakologik berupa obat hipoglikemik oral (OHO)

dan insulin.

2.1.4 Mekanisme Kerja

Glimepiride memiliki efek pankreatik dan ekstrapankreatik. Efek

pankreatik berupa sekresi insulin, terjadi setelah obat ini berikatan dengan

reseptornya di sel Beta dan menyebabkan penutupan KATP channel yang

menimbulkan depolarisasi membran sel dan pelepasan insulin. Meskipun bekerja

melalui mekanisme yang sama, glimepiride terikat pada reseptor yang berbeda

dengan obat golongan sulfonilurea lainnya. Glimepiride terikat pada protein

dengan berat molekul 65 kD sedangkan sulfonilurea berikatan dengan protein

berberat molekul 140 kD. Perbedaan ini menyebabkan glimepiride lebih spesifik

terhadap sulfonilurea receptor (SUR1) pada sel Beta dibandingkan glibenclamide.

Implikasinya adalah turunnya risiko iskemia miokardium. Glimepiride

membutuhkan konsentrasi 3 kali lebih besar dibandingkan glibenclamide untuk

dapat menghambat KATP channel miokardium. Berbeda dari golongan sulfonilurea

lainnya yang meningkatkan sekresi insulin pada fase akut, glimepiride dikatakan

dapat memperbaiki baik fase akut maupun fase lambat sekresi insulin. Meskipun

demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memperjelas mekanisme aksi

ini (Paulus W, Ignatia SM., 2004).

2.1.5 Farmakokinetik

Glimepiride diabsorpsi hampir sempurna melalui saluran cerna. Kadar

glimepiride darah akan menurun bila diberikan bersama-sama dengan makanan.

Volume distribusi glimepiride adalah 8,8 L dan berikatan dengan protein plasma

lebih dari 95%. Glimepiride mengalami metabolisme oksidasi di hati terutama

oleh enzim sitokrom P450 II C9. Metabolit glimepirid diekskresi melalui urin

sebesar 80-90% dan sisanya melalui feses.

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

6

UIN Syarif Hidayatullah

2.1.6 Efek Samping

Gejala saluran cerna dan sakit kepala. Gejala hematologik termasuk

trombositopenia, agranulositosis, dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang

sekali. Glimepirid dapat meningkatkan Anti Diuretik Hormon (ADH), dan dengan

frekuensi sangat jarang menyebabkan hiponatraemia dan fotosensitivitas.

Hipoglikemia dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat; juga pada

gangguan fungsi hati atau ginjal atau pada orang usia lanjut (Sukandar, 2008).

2.2 Pengertian Generik dan Paten

2.2.1 Obat Generik

Obat Generik menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.

HK.02.02/MENKES/068/I/2010 adalah obat dengan nama resmi International

Nonpropietary Names (INN) yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia

atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Nama generik

ini ditempatkan sebagai judul dari monografi sediaan obat yang mengandung

nama generik tersebut sebagai zat tunggal.

Ada dua macam Obat generik yaitu obat generik tanpa merek dagang dan

obat generik dengan merek dagang. Obat generik bermerek atau bernama dagang

merupakan obat generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik

produsen obat yang bersangkutan (Permenkes, 2010). Satu nama generik dapat

diproduksi berbagai macam sediaan obat dengan nama dagang yang berlainan.

Produksi obat generik merupakan salah satu upaya penyediaan obat yang

bermutu dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Obat

generik umumnya memiliki harga yang lebih murah, beberapa faktor yang

menyebabkan hal tersebut, antara lain:

1. Dalam harga obat nama dagang, terdapat komponen biaya promosi

yang cukup tinggi mencapai sekitar 50% dari HET (Harga Eceran

Tertinggi) baik melalui iklan untuk obat bebas/obat bebas terbatas dan

melalui detailer untuk obat keras, sedangkan obat generik tidak

dipromosikan secara khusus (Yunarto N., 2010).

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

7

UIN Syarif Hidayatullah

2. Harga obat dengan nama dagang biasanya ditetapkan berdasarkan

mekanisme pasar dengan memperhitungkan harga kompetitor,

sedangkan harga obat generik lebih didasarkan pada biaya kalkulasi

nyata (Yunarto N., 2010).

3. Harga obat dengan nama dagang biasanya mengikuti harga inovator

dari obat yang sama, sedang obat generik di Indonesia ditetapkan oleh

pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Yunarto N., 2010).

Di Indonesia, pembuatan obat generik maupun obat bermerek oleh Badan

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) diatur dalam Pedoman Cara Pembuatan

Obat yang Baik (CPOB). Persyaratan registrasi obat sangat ketat, BPOM baru

akan menyetujui obat generik mendapatkan nomor registrasi dan beredar jika

sudah memenuhi syarat seperti: produsen memiliki sertifikat CPOB dari BPOM,

obat tersebut sudah tervalidasi baik proses, maupun analisanya, serta mesin dan

peralatan yang digunakan untuk produksi dan analisa sudah terkualifikasi. Selain

itu produk obat juga harus memenuhi seluruh standar yang digunakan dalam

identitas, kekuatan, kualitas dan kemuraian (Yunarto N., 2010).

Contoh obat generik antara lain Paracetamol, Diazepam, Dekstrometorfan,

Difenhidramin, Chlorpheniramin maleat, Amoksisilin, Eritrnomisin, dan lain -

lain. Sedangkan contoh obat generik bermerek antara lain Amoxsan (amoksisilin),

Voltadex (Natrium diklofenak), dll.

2.2.2 Obat Paten

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.

HK.02.02/MENKES/068/I/2010 obat paten merupakan obat yang masih memiliki

hak paten. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001, paten diberikan

untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal

penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang. Selama masa 20 tahun

itulah, perusahan farmasi pemegang hak paten memiliki hak eksluksif di

Indonesia untuk memproduksi obat yang dimaksud.

Setelah habis masa patennya, obat yang dulunya paten dengan merk

dagangnya kemudian masuk ke dalam kelompok obat generik bermerk atau obat

bermerk. Meskipun masa patennya sudah selesai, merk dagang dari obat yang

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

8

UIN Syarif Hidayatullah

dipasarkan selama 20 tahun pertama tersebut tetap menjadi milik perusahaan yang

dulunya memiliki hak paten atas obat tersebut. Contoh dari obat paten antara lain

Norvasc®, Actic®, Imitrex®, Zymar® dan lain-lain.

2.3 Tablet

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata

atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih

dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi

sebagai zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, dan zat pelicin (Anief, 1994).

Untuk menjaga mutu tablet tetap sama, dilakukan uji-uji sebagai berikut:

1. Uji Sifat Fisik

1.) Uji keseragaman sediaan

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari 2

metode yaitu:

a. Keragaman bobot Pengujian

Keragaman bobot dilakukan jika tablet yang diuji mengandung 50 mg

atau lebih zat aktif tunggal yang merupakan 50% atau lebih dari bobot

satuan sediaan.

b. Keseragaman kandungan

Pengujian keseragaman kandungan dilakukan jika jumlah zat aktif

kurang dari 50 mg per tablet atau kurang dari 50% dari bobot satuan

sediaan (Siregar, 2008).

2.) Uji Keseragaman Ukuran

Diameter tablet tidak lebih dari 3X dan tidak kurang dari 1⅓ tebal

tablet (Anonim, 1979).Alat yang digunakan adalah jangka sorong. Sebuah

tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi horizontal, digerakkan

jangka sorongnya hingga menyentuh tablet, kemudian diameter tablet

dibaca pada skala.

3.) Uji kekerasan tablet

Pada umumnya tablet harus cukup keras dan tahan pecah waktu

dikemas, dikirim dan waktu penyimpanan tetapi tablet juga harus cukup

lunak untuk hancur dan melarut dengan sempurna begitu digunakan atau

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

9

UIN Syarif Hidayatullah

dapat dipatahkan dengan jari bila tablet perlu dibagi dalam pemakaiannya.

Tablet diukur kekuatannya dalam kg, pound atau dalam satuan lainnya. Alat

yang digunakan sebagai pengukur kekerasan tablet biasanya adalah

hardness tester (Ansel, 1989).

4.) Uji keregasan tablet

Keregasan tablet dapat ditentukan dengan menggunakan alat

friabilator. Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm, tablet dijatuhkan

sejauh 6 inci pada setiap putaran, dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet

ditimbang sebelum dan sesudah diputar, kehilangan berat yang dibenarkan

yaitu lebih kecil dari 0,5% sampai 1% (Lachman, dkk, 1994).

5.) Uji Waktu hancur

Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi

partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorbsi. Peralatan uji

waktu hancur terdiri dari rak keranjang yang mempunyai 6 tabung yang

terletak vertikal di atas ayakan mesh nomor 10. Selama percobaan, tablet

diletakkan pada tiap lubang keranjang, kemudian keranjang tersebut

bergerak naik turun dalam larutan transparan(Ansel H.C., 1989). Masing-

masing sediaan tablet mempunyai prosedur uji waktu hancur dan

persyaratan tertentu. Uji waktu hancur tidak dilakukan jika pada etiket

dinyatakan tablet kunyah, tablet isap, tablet dengan pelepasan zat aktif

bertahap dalam jangka waktu tertentu (Siregar, 2008).

2. Uji penetapan kadar zat berkhasiat

Uji penetapan kadar zat berkhasiat dilakukan untuk mengetahui

apakah tablet tersebut memenuhi syarat sesuai dengan etiket. Bila kadar obat

tersebut tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak memiliki efek terapi

yang baik dan tidak layak dikonsumsi. Uji penetapan kadar dilakukan dengan

menggunakan cara-cara yang sesuai pada masing-masing monografi antara

lain di Farmakope Indonesia (Dirjen POM, 1995).

3. Uji disolusi

Obat yang telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu hancur,

keregasan, keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat menjamin

bahwa suatu obat memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

10

UIN Syarif Hidayatullah

dilakukan pada setiap produksi tablet. Disolusi adalah proses pemindahan

molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan pada suatu medium (Dirjen

POM, 1995).

2.4 Penetapan Kadar Tablet

Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat

aktif yang terkandung di dalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada

etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi.

Bila zat aktif obat tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak akan

memberikan efek terapi dan juga tidak layak untuk dikonsumsi.

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) paling sering digunakan untuk

menetapkan kadar senyawa-senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-

asam nukleat, dan protein-protein dalam cairan fisiologis; menentukan kadar

senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintesis, atau produk-

produk degradasi dalam sediaan farmasi; memonitor sampel-sampel yang berasal

dari lingkungan; memurnikan senyawa dalam suatu campuran; memisahkan

polimer dan menentukan distribusi berat molekulnya dalam suatu campuran;

kontrol kualitas; dan mengikuti jalannya reaksi sintetis.

Dalam penetapan kadar zat aktif untuk glimepirid dapat dilakukan dengan

berbagai macam metode, antara lain:

1. Farmakope Indonesia edisi V (2014)

Metode penetapan kadar untuk tablet glimepirid dilakukan dengan

cara kromatografi cair kinerja tinggi. Dengan menggunakan fasa gerak

natrium fosfat monobasa P yang dilarutkan dalam air dan kemudian diatur

pH nya hingga 2,1-2,7 dengan penambahan asam fosfat 10%, serta

penambahan 500 ml asetonitril P. Pengencer dibuat dengan

mencampurkan asetonitril P-air (9:1). Larutan standar: sejumlah glimepirid

dilarutkan dalam pengencer hingga kadar lebih kurang 0,1 mg/ml. Larutan

uji: 5 tablet dimasukkan ke dalam labu ukur yang sesuai untuk

memperoleh kadar 0,1 mg/ml, berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.

Tambahkan air lebih kurang 10 % dari volume labu, kocok hingga semua

tablet larut. Tambahkan asetonitril P lebih kurang 70% volume labu dan

goyangkan. Sonikasi pada suhu tidak lebih dari 200 selama 5 sampai 10

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

11

UIN Syarif Hidayatullah

menit, dengan sesekali dikocok. Biarkan hingga suhu ruang, tambahkan

asetonitril P sampai tanda dan saring. Sistem KCKT yang digunakan pada

metode ini dilengkapi dengan detector 228 nm dan kolom 4 mm x 12,5 cm

berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml/menit.

2. Kumar et al (2015) dalam Journal of Chemical and Pharmaceutical

Research

Metode penetapan kadar untuk tablet gilmepirid dilakukan dengan

cara kromatografi cair kinerja tinggi. Fasa gerak yang digunakan

merupakan dapar fosfat 25% (7,0 g kalium dihidrogen orto-fosfat

dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml, dilarutkan dengan air. Adjust

dengan asam fosfat hingga pH 3.0) dan metanol (Grade HPLC) 75%. Fasa

gerak juga dapat digunakan sebagai pengencer. Larutan standar: 10 mg

glimepirid dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan 70 ml

pengencer dan sonikasi. Tambahkan dengan pengencer yang sama hingga

garis tanda. Dari larutan tersebut dipipet 1,0 ml dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 10 ml, ditambahkan dengan pengencer hingga garis tanda untuk

mendapatkan konsentrasi akhir. Larutan uji: 10 mg glimepirid

dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, ditambahkan 7 ml pengencer dan

sonikasi. Tambahkan dengan pengencer yang sama hingga garis

tanda.pipet 1,0 ml dari larutan dan masukkan ke dalam labu ukur 10 ml,

tambahkan dengan pengencer hingga garis tanda untuk mendapatkan

konsentrasi akhir. Sistem kromatografi yang digunakan dilengkapi dengan

detektor 254nm dan kolom 4,6 x 150 mm; 5 µm. Laju alir lebih kurang 1

mL per menit. Volume injeksi 20 µl.

2.5 Disolusi

Kadar obat dalam darah pada sediaan peroral dipengaruhi oleh proses

absorpsi dan kadar obat dalam darah ini menentukan efek sistemiknya. Obat

dalam bentuk sediaan padat mengalami berbagai tahap pelepasan dari bentuk

sediaan sebelum diabsorpsi. Tahapan tersebut meliputi disintegrasi, deagregasi

dan disolusi. Efektivitas dari suatu tablet dalam melepas obatnya untuk absorpsi

sistemik agaknya bergantung pada laju disintegrasi dari bentuk sediaan dan

deagregasi dari granul-granul tersebut. Tetapi yang biasanya lebih penting adalah

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

12

UIN Syarif Hidayatullah

laju disolusi dari obat padat tersebut. Seringkali disolusi merupakan tahapan yang

membatasi atau tahap yang mengontrol laju bioabsorpsi obat-obat yang

mempunyai kelarutan rendah, karena tahapan ini seringkali merupakan tahapan

yang paling lambat dari berbagai tahapan yang ada dalam penglepasan obat dari

bentuk sediaannya dan perjalanannya ke dalam sirkulasi sistemik (Martin, 2008).

Proses disolusi merupakan langkah penentu dari proses absorbsi, maka

faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi akan mempengaruhi

kecepatan absorbsi bahan obatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan

disolusi tersebut adalah :

1. Sifat-sifat fisika kimia obat

Sifat-sifat fisika kimia yang mempengaruhi laju disolusi meliputi :

kelarutan, betuk kristal, dan kompleksasi serta ukuran partikel (Shargel

dan Yu, 1999).

2. Faktor formulasi sediaan

Berkaitan dengan bentuk sediaan, bahan pembantu dan pengolahan

(processing). Pengaruh bentuk sediaan pada laju disolusi tergantung pada

kecepatan pelepasan zat aktif yang terkandung di dalamnya (Shargel dan

Yu, 1993).

3. Faktor alat uji disolusi dan parameter disolusi

Dapat meliputi : wadah, suhu, media pelarutan dan alat disolusi yang

digunakan, dan faktor-faktor lain seperti bentuk sediaan, lama

penyimpanan dan kondisi penyimpanan produk (Shargel dan Yu, 1993).

Ada 2 macam alat yang digunakan untuk uji disolusi yaitu jenis alat uji

disolusi dengan pengaduk berbentuk keranjang dan pengaduk berbentuk dayung.

a. Pengaduk Bentuk Keranjang

Alat ini terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau

bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang

digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder. Sebagian wadah

tercelup di dalam suatu tangas air yang berukuran sedemikian sehingga

dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37oC ± 0,5 selama

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

13

UIN Syarif Hidayatullah

pengujian berlangsung dan menjaga agar gerakan air dalam tangas air

halus dan tetap (Dirjen POM, 1995).

Gambar 2.2 Pengaduk Tipe 1 (Bentuk Keranjang)

b. Pengaduk Bentuk Dayung

Alat ini sama seperti alat pertama, bedanya pada alat ini digunakan dayung

yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Sejumlah volume

media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi

dimasukkan ke dalam wadah, pasang alat, biarkan media disolusi hingga

suhu 37oC ± 0,5

o, dan angkat termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul

ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang

diuji dan alat dijalankan pada laju kecepatan sesuai dengan yang tertera

pada masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan

atau pada tiap waktu yang dinyatakan, cuplikan yang diambil adalah

cuplikan yang berada di daerah pertengahan antara permukaan media

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

14

UIN Syarif Hidayatullah

disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat

dayung.

Gambar 2.3 Pengaduk Tipe 2 (Bentuk Dayung)

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan

dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan

tabel penerimaan. Pengujian dilanjutkan sampai tiga tahap kecuali bila hasil

pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang

terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam

persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase

kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q (Dirjen

POM, 1995).

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

15

UIN Syarif Hidayatullah

Tabel 2.1. Kriteria Penerimaan Hasil Uji Disolusi

Tahap Jumlah

yang diuji

Kriteria Penerimaan

S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5%

S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1+ S2) adalah sama dengan atau

lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih

kecil dari Q-15%

S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1+ S2+S3) adalah sama dengan atau

lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih

kecil dari Q-15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil

dari Q-25%

Beberapa metode uji disolusi yang dapat digunakan untuk zat aktif

glimepirid, antara lain:

1. U.S. Pharmacopeia

a. Metode 1

Pada metode ini digunakan medium dapar fosfat dengan pH

7.8 (0.58 g Kalium fosfat and 8.86 g Natrium fosfat anhidrat dalam

1000 ml aquadest, adjust dengan 10% asam fosfat atau 1 N NaOH

hingga pH 7,8. Tipe pengaduk 2 (bentuk dayung) dengan kecepatan

75 rpm selama 15 menit. Fasa gerak: 0.5 g Natrium fosfat anhidrat

dilarutkan dalam 500 ml aquadest. Adjust dengan 10% asam fosfat

hingga pH 2,1-2,7. Tambahkan 500 ml asetonitril. Larutan

pengencer: metanol dan air (1:1). Larutan standar di preparasi

dengan campuran asetonitril : air (90:10) dengan kosentrasi 0,125

mg/ml, diambil 4,0 ml dari larutan dan dimasukkan ke dalam labu

ukur 200 ml, encerkan dengan medium dan aduk, diambil 15 ml

dari larutan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, encerkan

dengan larutan pengencer hingga garis tanda dan aduk. Sehingga

didapatkan konsentrasi akhir glimepirid yaitu 0,00075 mg/ml.

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

16

UIN Syarif Hidayatullah

Larutan sampel: diambil sekitar 10 ml larutan uji dan dipindahkan

ke tabung sentrifuge. Sentrifuge selama 5 menit pada 2500 rpm.

Dipipet 3,0 ml dari supernatan dan dimasukkan ke dalam labu ukur

10 ml, encerkan dengan larutan pengencer hingga garis tanda, dan

aduk. Sistem kromatografi yang digunakan dilengkapi dengan

detektor UV 228 nm. Kolom: 4.0-mm × 12.5-cm; L1. Laju alir 1,0

ml/menit. Volume injeksi 50 µL.

b. Metode 2

Jika produk sesuai dengan tes ini, pada pelabelannya menunjukkan

bahwa memenuhi disolusi USP metode 2. Medium: pH 7,8 dapar

fosfat (tambahkan 250 mL 0,2 M Kalium fosfat ke dalam 223 ml

0,2 M NaOH, encerkan dengan aquadest hingga 1 L, adjust dengan

0,2 M NaOH atau asam fosfat hingga pH 7,8 ; 900 ml. Tipe

pengaduk 2 dengan kecepatan 75 rpm selama 45 menit. Dapar pH

5,3: 4,0 g/L amonium asetat dalam aquadest, adjust dengan asam

asetat hingga pH mencapai 5,3. Fase gerak: asetonitril dan dapar

pH 5,3 (1:1). Pengencer: metanol dan asetonitril (1:1). Larutan

induk standar: 0,22 mg/ml glimepirid dalam pengencer. Larutan

standar: (L/1000) mg/ml dalam medium, dari larutan induk standar.

Dimana L adalah berat (mg) tablet dalam label. Dari larutan uji

diambil beberapa ml larutan kemudian disaring dengan penyaring

yang cocok. Sistem kromatografi yang digunakan dilengkapi

dengan detektor UV 225 nm. Kolom: 4.6-mm × 10-cm; 5- µm; L1.

Laju alir 1,3 ml/menit. Volume injeksi 100 µL.

2. Induri M., et al dalam Journal of Chemistry

Dalam jurnal ini uji disolusi dilakukan dengan menggunakan medium 900

ml dapar fosfat pH 7,8. Tipe pengaduk 2 dengan kecepatan 75 rpm selama 30

menit. Larutan induk standar: 10,0 mg standar dimasukkan ke dalam labu ukur

100 ml, sejumlah 30 ml NaOH ditambahkan kedalam labu dan sonikasi.

Tambahkan metanol hingga garis tanda. Larutan sampel: Dari larutan uji diambil

beberapa ml larutan kemudian diencerkan dengan medium disolusi. Absorbansi

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

17

UIN Syarif Hidayatullah

diamati di spektrofotometri UV-VIS yang diukur pada panjang gelombang 225

nm.

2.6 Spektorfotometri Ultraviolet

Spekrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar spektrum dengan

panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya

yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi, spektrofotometer digunakan untuk

mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan,

atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang (Khopkar, 2008). Bila cahaya

(monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian

dari sinar masuk akan dipantulkan sebagian diserafp dalam medium itu, dan

sisanya diteruskan (Basset, dkk., 1994).

Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan

visual, yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh

macam-macam zat kimia sehingga dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta

kuantitatifnya dengan ketelitian yang lebih besar (Day dan Underwood, 1983).

Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan

sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang

diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang

diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap

lainnya (Sudjaji dan Rohman, 2007).

Pengukuran serapan cahaya oleh larutan molekul diatur dengan hukum

Lambert- Beer, yang ditulis sebagai berikut:

Log I0/It = A = ε bc

Dengan I0 adalah intensitas radiasi yang masuk, It adalah intensitas radiasi

yang ditransmisikan, A dikenal sebagai absorbans dan merupakan ukuran jumlah

cahaya yang diserap oleh sampel, ε adalah tetapan yang dikenal sebagai koefisien

ekstingsi molar dan merupakan absorbans larutan 1 M analit tersebut, b adalah

panjang jalur sel dalam cm, biasanya 1 cm, dan c adalah konsentrasi analit dalam

mol per liter (Watson, 2010).

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

18

UIN Syarif Hidayatullah

Dalam produk farmasi, konsentrasi dan jumlah biasanya dinyatakan dalam

gram atau miligram dan bukan dalam mol sehingga untuk keperluan analisis

produk ini, hukum Lambert-Beer ditulis dalam bentuk berikut ini:

A = A (1%, 1cm) bc

A adalah absorbans yang diukur, A (1%, 1cm) adalah absorbans larutan

1% b/v (g/100 ml) dalam satu sel berukuran 1 cm, b adalah panjang jalur dalam

cm, dan c adalah konsentrasi sampel dalam g/100 ml. Karena pengukuran

biasanya dibuat dalam sel berukuran 1 cm (Watson, 2010).

2.7 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau sering disebut dengan

HPLC (High Performance Liuid Chromatography) dikembangkan pada akhir

tahun 1960-an dan pada awal tahun 1970-an. Saat ini, KCKT merupakan teknik

pemisahan yang diterima secara luas dan paling cepat berkembang untuk analisis

dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel.

Kegunaan umum KCKT adalah untuk: pemisahan sejumlah senyawa

organik, anorganik, maupun senyawa biologis; analisis ketidakmurnian

(impurities); analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil);

penentuan molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion; isolasi dan

pemurnian senyawa; pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama;

pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit (trace elements), dalam

jumlah banyak dan dalam skala proses industri. KCKT merupakan metode yang

tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun

kuantitatif (Gandjar & Rohman, 2007 ; Harmita, 2006).

2.7.1 Cara Kerja KCKT

Kromatografi merupakan teknik dimana solut atau zat-zat terlarut terpisah

oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom

kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase

gerak dan fase diam. Penggunaan kromatografi cair secara sukses terhadap suatu

masalah yang dihadapi membutuhkan penggabungan secara tepat dari berbagai

macam kondisi operasional seperti jenis kolom, fase gerak, panjang dan diameter

kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom, dan ukuran sampel.

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

19

UIN Syarif Hidayatullah

Pada dasarnya, instrumentasi KCKT terdiri atas delapan komponen pokok,

yaitu: wadah fase gerak, sistem penghantaran fase gerak, alat untuk memasukkan

sampel, kolom, detektor, wadah penampung buangan fase gerak, tabung

penghubung, dan suatu komputer atau integrator atau perekam (Gandjar &

Rohman, 2007).

2.7.2 Komponen KCKT

2.7.2.1 Pompa

Pompa atau sistem penghantaran fase gerak pada KCKT bertujuan untuk

menjamin berlangsungnya proses penghantaran fase gerak secara tepat,

reprodusibel, konstan dan bebas dari gangguan. Pompa yang digunakan untuk

KCKT harus memenuhi syarat sebagaimana syarat wadah pelarut, yaitu pompa

harus inert terhadap fase gerak. Bahan pompa ang digunakan harus terbuat dari

bahan yang tahan terhadap eluen, seperti gelas, baja tahan karat, teflon dan batu

nilam (Gandjar & Rohman, 2007).

2.7.2.2 Injektor

Cuplikan harus dimasukkan ke dalam pangkal kolom (kepala kolom)

dengan cara diinjeksikan secara langsung ke dalam fase gerak yang mengalir

dibawah tekanan tertentu menuju kolom dengan menggunakan suntikkan yang

terbuat dari bahan tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi dengan

keluk sampel (sample loop) internal dan eksternal. Diusahakan agar sesedikit

mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom (Gandjar & Rohman, 2007 :

Johnson & Stevenson, 1991).

2.7.2.3 Kolom

Kolom merupakan jantung kromatograf yang berfungsi untuk memisahkan

masing-masing komponen. Untuk menahan tekanan tinggi, kolom dibuat dari

bahan yang kokoh seperti stainless steel atau campuran logam dengan gelas

(Gandjar & Rohman, 2007).

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

20

UIN Syarif Hidayatullah

2.7.2.4 Detektor

Detektor berfungsi untuk mendeteksi atau mengidentifikasi adanya

komponen cuplikan yang ada dalam eluat dan mengukur jumlahnya. Detektor

pada KCKT dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal

(mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik dan selektif) seperti

detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa; dan golongan detektor

spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti

UV-Vis, detektor fluoresensi dan elektrokimia (Gandjar & Rohman, 2007 :

Harmita, 2006).

2.7.2.5 Wadah Fase Gerak

Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Adah pelarut kosong

ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini

biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Sebelum

digunakan, fase gerak ini harus dilakukan degassing (penghilangan gas), karena

adanya gas pada fase gerak akan berkumpul dengan komponen lain terutama di

pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis. Sedangkan adanya

partikel yang kecil dapat terkumpul dalam kolom atau dalam tabung yang sempit,

sehingga dapat mengakibatkan suatu kekosongan pada kolom atau tabung

tersebut. Oleh karena itu, fase gerak sebelum digunakan harus dsaring terlebih

dahulu untuk menghindari partikel-partikel kecil tersebut (Gandjar & Rohman,

2007).

2.7.2.6 Fase Gerak

Fase gerak merupakan suatu peubah yang dapat mempengaruhi proses

pemisahan dalam sistem KCKT. Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas

campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam

daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas

keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel.

Untuk fase normal (fase diam lebih polar daripada fase gerak), kemampuan elusi

meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik

(fase diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

21

UIN Syarif Hidayatullah

meningkatnya polaritas pelarut (Gandjar & Rohman, 2007 : Johnson & Stevenson,

1991).

Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase

terbalik adalah campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan

asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering

digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang

terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan

fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase terbalik (Gandjar &

Rohman, 2007).

2.8 Metode Validasi

Validasi metode analisis menurut United States Pharmacopeia (USP)

dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang dilakukan akurat, spesifik,

reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis.

2.8.1 Akurasi

Akurasi adalah kedekatan hasil penetapan yang diperoleh dengan hasil

sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai hasil perolehan kembali dari analit yang

ditambahkan. Untuk pengujian senyawa obat, akurasi diperoleh dengan

membandingkan hasil rujukan dengan bahan rujukan standar. Syarat akurasi yang

baik yaitu 98-102%.

% 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖 =𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑋 100%

(Harmita, 2006 : Johnson&Stevenson, 1991).

2.8.2 Linearitas

Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon

yang secara langsung atau dengan bantuan transportasi matematik yang baik,

proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah

pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat

ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan dan linearitas yang dapat diterima.

Dalam prakteknya, digunakan satu seri larutan yang berbeda

konsentrasinya antara 50-150% kadar analit dalam sampel. Didalam pustaka,

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

22

UIN Syarif Hidayatullah

sering ditemukan rentang konsentrasi yang digunakan antara 0-200%, jumlah

sampel yang dianalisis sekurang-kurangnya delapan buah sampel.

𝑆𝑋𝑜 =𝑆

𝑏

Sxo : Standar deviasi dari fungsi

Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual (Sy)

𝑆𝑌 =√(Σ(𝑦1 − 𝑦1)2)

𝑛 − 1

Dimana Y1 : a+bx

(Harmita, 2006)

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

23 UIN Syarif Hidayatullah

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian II dan laboratorium

Formulasi Sediaan Padat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Januari – Juni 2016.

3.2 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah Dissolution Tester

(ERWEKA), Spektrofotometer Ultraviolet (HITACHI U-2910), High

Performance Liquid Chomatoghraphy (Dionex), membran filter, sonicator

(Elmasonic), Stopwatch, Neraca analitik (KERN ACJ/AC5), pH meter (HORIBA),

mikro pipet, alat-alat gelas dan alat laboratorium lainnya.

3.3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol (grade

HPLC), aquadest, aquabidest, asam fosfat, potassium dihydrogen ortho

phosphate, Dibasic sodium phosphate anhidrat, sodium dihydrogen phosphate

dihydrate (grade analisis), standar glimepirid, tablet glimepirid generik (Dexa

Medica), Amaryl (Aventis), Amadiab (LAPI) dan Metrix (Kalbe Farma).

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan cara pengambilan

sampel sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu penarikan sampel yang didasari

pada keperluan penelitian (Sugiyono, 2012). Sampel yang digunakan untuk

penelitian sebanyak 4 sampel, di mana terdapat 1 generik dan 3 generik bermerek.

Sampel diperoleh dari beberapa apotek di Jakarta Timur, di mana dipilih

berdasarkan pertimbangan kelengkapan tersedianya tablet glimepirid 2 mg dengan

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

24

UIN Syarif Hidayatullah

tahun kadaluarsa yang sama yaitu tahun 2017. Tempat pengambilan sampel

dipilih sesedikit mungkin atas alasan meminimalkan perbedaan faktor kesalahan

luar yang dapat menurunkan mutu obat begitu pula dengan pemilihan tahun

kadaluwarsa yang sama.

Sampel yang digunakan adalah tablet glimepirid generik dan tablet

glimepirid generik bermerk dengan tahun kadaluarsa yang sama yang diambil dari

apotek di Jakarta Timur. Sampel yang digunakan yaitu tablet glimepirid generik

yang diproduksi oleh Dexa Medica, sedangkan untuk tablet glimepirid generik

bermerek yaitu Amaryl yang diproduksi oleh Sanovi Aventis, Metrix yang

diproduksi oleh Kalbe Farma dan Amadiab yang diproduksi oleh LAPI. Berikut

adalah tablet glimepirid yang beredar dipasaran:

Tabel 3.1 Tablet Glimepirid Generik Bermerek yang Beredar di Pasaran

No Nama Pabrik

1. Actaryl Actavis

2. Amadiab LAPI

3. Amaryl Sanovi Aventis

4. Anpiride Sanbe

5. Diaglime Kalbe Farma

6. Friladar Interbat

7. Glamarol Guardian Pharmatama

8. Gluvasc Dexa Medica

9. Glimetic Hexapharm jaya

10. Glimexal Sandoz

11. Gliperid Merck

12. Glucoryl Bernofarm

13. Metrix Kalbe Farma

14. Paride Pharos

15. Relide 2 Fahrenheit

16. Solosa Sanovi Aventis

17. Velacom Novell Pharma

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

25

UIN Syarif Hidayatullah

Tabel 3.2 Tablet Glimepirid Generik yang Beredar di Pasaran

No. Nama Pabrik

1. Glimepirid Hexapharm jaya

2. Glimepirid Kimia farma

3. Glimepirid Dexa Medica

Menurut Gay, jumlah sampel minimal yang dapat diterima yaitu 10% dari

populasi, namun untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimal 20% dari

populasi (Husein, 2005). Berikut adalah perhitungan jumlah sampel yang

digunakan terdapat dari nelitian:

Generik = 3 x 20

100= 0,6 atau = 1 sampel generik

Generik Bermerek = 17 x 20

100 = 3,4 atau = 3 sampel generik bermerek

Pemilihan sampel generik (1 dari 3) atau generik bermerek (3 dari 17) ini

dipilih berdasarkan pertimbangan kelengkapan tersedianya tablet glimepirid 2 mg

yang beredar di beberapa apotek di Jakarta Timur dengan kecocokkan tahun

kadaluarsa yang sama atau mendekati sama satu sama lain.

3.3.2 Sifat Fisik

3.3.2.1 Uji Organoleptis

Tablet diamati secara visual meliputi : warna (homogenitas), bentuk

(bundar, permukaan rata/cembung), cetakan (garis patah, tanda, logo, pabrik), dll.

3.3.2.2 Uji Kekerasan

Uji kekerasan dilakukan dengan mengambil masing-masing 10 tablet dari

tiap sampel, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Alat

yang biasa digunakan adalah hardness tester. Alat ini diharapkan dapat mengukur

berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet. Persyaratan kekerasan tablet

umumnya berkisar 4-8 kg, bobot tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk

menghasilkan tablet yang memuaskan (Soekemi, A. R., 1987).

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

26

UIN Syarif Hidayatullah

3.3.2.3 Keseragaman Kandungan

Dilakukan penetapan keseragaman sediaan yaitu keseragaman kandungan,

dengan cara ditimbang 10 sediaan satu per satu dan dihitung rata-ratanya,

kemudian ditetapkan kadar zat aktifnya dari masing-masing sediaan sesuai dengan

metode penetapan kadar. Kecuali dikatakan lain dalam masing-masing monografi

persyaratan keseragaman kandungan dipenuhi jika kadar zat aktif antara 85,0% -

115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatifnya kurang dari

atau sama dengan 6,0% (Dirjen POM, 1995).

3.3.3 Penetapan Kadar

3.3.3.1 Pembuatan Dapar Fosfat

Ditimbang seksama sejumlah 7,0 gram potassium dihydrogen ortho

phosphate, dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml. Dilarutkan dengan aquadest

hingga garis tanda. Adjust pH akhir pada buffer hingga mencapai 3,0

menggunakan asam fosfat (Kumar et al., 2015).

3.3.3.2 Pembuatan Fase Gerak

Fase gerak dipreparasi dengan campuran 250 ml (25%) buffer dan 750 ml

(75%) metanol (grade HPLC) kemudian dihilangkan gelembungnya dengan

sonicator selama 10 menit. Kemudian larutan disaring menggunakan membran

filter 0,45 µ. Fase gerak dapat digunakan juga sebagai pelarut (Kumar et al.,

2015).

3.3.3.3 Pembuatan Larutan Induk Glimepirid

Ditimbang saksama sejumlah 50,0 mg standar glimepirid, dimasukkan ke

dalam labu ukur 100 ml. Ditambahkan pelarut fase gerak ke dalam labu hingga

garis tanda dan sonikasi (Kumar et al., 2015).

3.3.3.4 Penentuan Panjang Gelombang

Dibuat larutan standar glimepirid dengan konsentrasi 3 µg/mL, kemudian

dilakukan pemindaian dengan spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang

200-400 nm, ditentukan panjang gelombang maksimumnya (Kumar et al., 2015).

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

27

UIN Syarif Hidayatullah

3.3.3.5 Verifikasi Metode

3.3.3.5.1 Uji Linearitas

Dibuat larutan standar glimepirid dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5 µg/mL,

kemudian masing-masing konsentrasi disuntikkan sebanyak 20 µl ke sistem

KCKT pada kondisi kolom C18 (4,6x150 mm, 5 µm), pH 3,0, laju alir 1,0

ml/menit dan panjang gelombang 254 nm. Lalu dicatat luas puncaknya yang

ditunjukkan pada kromatogram dan dibuat kurva kalibrasi serta dihitung

persamaan regresinya (y = a + bx). Dihitung koefisien korelasi (r) dari kurva

tersebut (Kumar et al., 2015).

3.3.3.5.2 Akurasi

Dibuat larutan glimepirid dengan konsentrasi 1 µg/mL, 3 µg/mL dan 5

µg/mL. Kemudian disuntikkan ke KCKT dengan volume penyuntikan 20 µl.

Dilakukan sebanyak tiga kali. Kemudian dihitung persentase akurasi (% diff) dari

masing-masing konsentrasi larutan tersebut (Kumar et al., 2015).

3.3.3.6 Penetapan Kadar

Ditimbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang saksama

sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 10 mg glimepirid, kemudian

dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml. Pelarut fase gerak ditambahkan

kedalamnya hingga garis tanda dan sonikasi. Dipipet 125 µl dari larutan tersebut

dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, kemudian ditambahkan pelarut hingga

garis tanda. Diinjeksikan lebih kurang 20 µl ke sistem KCKT dan dideteksi pada

panjang gelombang 254 nm dengan laju alir 1 mL/menit (Kumar et al., 2015).

3.3.4 Uji Disolusi

3.3.4.1 Pembuatan Larutan Induk

Dibuat larutan induk standar glimepirid dengan menimbang 50,0 mg

standar glimepirid, masukkan ke dalam labu ukur 25 ml, sejumlah 7,5 ml NaOH

0,1 M ditambahkan ke dalam labu dan sonikasi. Tambahkan metanol hingga garis

tanda (Induri M. et al., 2012).

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

28

UIN Syarif Hidayatullah

3.3.4.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Dibuat larutan dengan konsentrasi 2 µg/mL dari larutan induk, kemudian

dideteksi dengan spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 200-400 nm.

Dicatat panjang gelombang maksimumnya (Induri M. et al., 2012).

3.3.4.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dibuat larutan dengan konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 4 µg/mL dari

larutan induk. Masing-masing konsentrasi diamati absorbansinya di

spektrofotometri UV-VIS yang diukur pada panjang gelombang maksimum.

Digunakan metanol sebagai blanko (Induri M. et al., 2012).

3.3.4.4 Uji Disolusi Sampel Tablet Glimepirid yang Dijual di Apotek

Sebanyak 6 tablet glimepirid sampel dimasukkan ke dalam alat disolusi

dengan alat disolusi tipe 2 yang berisi medium dapar fosfat pH 7,8 sebanyak 900

ml pada suhu 37oC. Dengan kecepatan pengadukan 75 rpm selama 20 menit.

Pengambilan cuplikan sampel sebanyak 5 ml dilakukan pada detik ke 30, menit ke

1, 2, 3, 5, 10, 15, dan 20. Setiap pengambilan sampel diganti dengan media

disolusi dengan volume yang sama (Induri M. et al., 2012). Apabila hasil

pengujian tidak memenuhi tabel penerimaan untuk S1 yaitu tiap unit sediaan tidak

kurang dari Q+15%, maka pengujian dilanjutkan ke tahap S2 yaitu dengan

menguji kembali 6 tablet glimepirid lainnya. Rata-rata dari 12 unit tersebut

(S1+S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit pun yang

lebih kecil dari Q-15%. Apabila hasil pengujian tidak pula memenuhi tabel

penerimaan untuk S2, maka pengujian dilanjutkan sampai tahap S3. Tahap S3

dilakukan dengan menguji kembali 12 tablet glimepirid lainnya dengan rata-rata

dari 24 unit tersebut (S1+S2+S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q,

tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu unit pun

yang lebih kecil dari Q-25% (Ditjen POM, 1995).

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

29

UIN Syarif Hidayatullah

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Evaluasi Sifat Fisik Tablet Glimepirid

4.1.1 Hasil Uji Organoleptis

Pada pemeriksaan fisik berupa organoleptis tablet diamati secara visual.

Keempat sampel tablet memiliki warna, bentuk dan cetakan yang berbeda-beda.

Namun apabila dilihat dari sisi rabaan, keempat sampel tablet memiliki permukaan

yang halus tidak ada permukaan yang berlubang ataupun cacat.

Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptis

4.1.2 Kekerasan Tablet

Tablet yang baik harus cukup keras untuk dapat tahan, tidak pecah dan tidak

rapuh selama proses pengemasan, distribusi, penyimpanan, hingga saat digunakan.

Untuk itu, dilakukan uji kekerasan tablet. Berdasarkan literatur, kekerasan tablet

yang dianggap baik ialah minimal 4-10 Kg (Sulaiman, 2007). Uji kekerasan

dilakukan terhadap keempat sampel yang masing-masingnya menggunakan 10 tablet

uji. Pada tablet glimepirid generik bermerek B memiliki nilai kekerasan di bawah

persyaratan, yaitu 2,34 Kg. Ketiga sampel lain memiliki kekerasan rata-rata yang

berkisar antara 4,46 - 8,35 Kg, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiganya memenuhi

persyartan uji kekerasan.

Sampel Warna

(Homogenitas)

Bentuk (Bundar,

permukaan

rata/cembung)

Cetakan (Garis patah,

tanda, logo pabrik)

Generik Hijau muda,

homogen

Bulat, permukaan rata Garis patah ditengah,

logo pabrik (DX) &

(GL)

Generik

bermerek A

Hijau muda,

homogen

Oval, permukaan

cembung

Garis patah ditengah,

logo pabrik (LAPI)

Generik

bermerek B

Hijau muda,

homogen

Oval, permukaan rata Garis patah, logo

pabrik (KALBE)

Generik

bermerek C

Merah muda,

homogen

Oval, permukaan rata Garis patah ditengah,

tanda pabrik (NMM)

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

30

UIN Syarif Hidayatullah

Tabel 4.2 Hasil Uji Kekerasan Tablet

Sampel Bobot rata-rata

(mg)

Kekerasan

(Kg)

Generik 168,55 4,46

Generik Bermerek A 171,00 7,33

Generik Bermerek B 51,12 2,34

Generik Bermerek C 170,42 8,35

Menurut Lachman dkk (1994), perbedaan kekerasan dapat terjadi karena

beberapa faktor seperti perbedaan tekanan kompresi yang diberikan atau perbedaan

massa granul yang mengisi die pada saat pencetakan tablet. Selain itu, berbedanya

nilai kekerasan juga dapat diakibatkan oleh variasi jenis dan jumlah bahan tambahan

yang digunakan pada formulasi. Bahan pengikat adalah contoh bahan tambahan yang

bisa menyebabkan meningkatnya kekerasan tablet bila digunakan terlalu banyak.

4.1.3 Keseragaman Kandungan

Hasil uji Keseragaman kandungan menunjukkan bahwa sepuluh tablet

generik, generik bermerek A, B, dan C memiliki kadar yang masuk dalam

persyaratan keseragaman kandungan yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia V

yaitu kadar glimepirid terletak antara 90% hingga 110% dari yang tertera pada etiket,

dan simpangan baku rekatif tidak lebih dari 6%.

Tabel 4.3 Hasil Uji Keseragaman Kandungan Tablet Glimepirid Generik dan

Generik Bermerek

No

Kadar (%)

Generik Generik

Bermerek A

Generik

Bermerek B

Generik

Bermerek C

1 99,16 100,40 99,80 100,59

2 97,41 96,24 100,10 98,61

3 97,79 100,00 98,83 102,82

4 100,10 100,67 100,82 103,54

5 102,39 99,32 98,31 103,33

6 96,94 99,42 95,06 98,31

7 99,53 101,98 98,08 99,69

8 98,62 99,63 99,76 99,36

9 96,55 103,10 99,36 101,12

10 98,20 98,01 99,51 100,98

Rata-

rata 98,67±1,73 99,88±1,92 98,90±1,60 100,83±1,90

RSD

(%) 1,75 1,92 1,61 1,89

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

31

UIN Syarif Hidayatullah

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil uji keseragaman kandungan

tablet glimepirid yang paling besar yaitu tablet glimepirid generik bermerek C

sebesar 100,83±1,90, disusul dengan tablet glimepirid generik A sebesar 99,88±1,92,

kemudian tablet glimepirid generik B sebesar 98,90±1,60 dan yang terakhir tablet

glimepirid generik sebesar 98,67±1,73. Hal ini berarti bahwa baik tablet glimepirid

generik maupun generik bermerek semuanya memenuhi persyaratan Farmakope

Indonesia edisi V.

Uji keseragaman kandungan ini dilakukan karena jumlah zat aktif tablet

glimepirid kurang dari 50 mg per tablet atau kurang dari 50% dari bobot satuan

sediaan, sehingga dapat menjamin bahwa setiap tablet mengandung jumlah zat aktif

sesuai spesifikasi dengan variasi yang kecil dalam batch. Selain itu, untuk

memastikan apabila uji disolusi memberikan hasil yang tidak semestinya hal itu

bukan dikarenakan jumlah kadar dari zat aktif yang dikandung dalam masing-masing

tablet.

4.2 Penetapan Kadar

4.2.1 Penentuan Panjang Gelombang pada Medium Fase Gerak

(Metanol:Fosfat)

Penentuan panjang gelombang maksimum dalam medium fase gerak

(metanol:fosfat) terdeteksi pada panjang gelombang 254 nm. Menurut Kumar et al.,

dalam medium fase gerak (metanol:fosfat) glimepirid memberikan panjang

gelombang maksimum 254 nm. Hal ini sesuai dengan rujukan yang digunakan dalam

penelitian. Panjang gelombang maksimum dipilih karena pada panjang gelombang

tersebut zat akan memberikan respon yang maksimum, terutama apabila konsentrasi

analit yang akan dianalisis kecil konsentrasinya.

4.2.2 Kurva Kalibrasi

Kurva kalibrasi standar glimepirid dalam fase gerak metanol:dapar fosfat

(75:25) dihasilkan garis lurus dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,9996, nilai

tersebut memenuhi syarat linearitas yaitu r ≥ 0,999 (Synder, Kirkland dan Glajch,

1997). Persamaan regresi linear yang diperoleh adalah y = 0,1665x + 0,1686.

Berdasarkan persamaan y = a + bx, maka diperoleh nilai a (intercept) = 0,1686 dan

b (slope) = 0,1665.

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

32

UIN Syarif Hidayatullah

4.2.3 Akurasi

Uji Akurasi dilakukan pada 3 konsentrasi sampel, yaitu pada 1 µg/mL, 3

µg/mL dan 5 µg/mL dilakukan sebanyak 3 kali untuk masing-masing konsentrasi.

Untuk pengujian senyawa obat, akurasi diperoleh dengan membandingkan hasil

rujukan dengan bahan rujukan standar. Syarat akurasi yang baik yaitu 98-102%.

Hasil uji rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.4 dan data hasil percobaan selengkapnya

tercantum pada lampiran 17 halaman 56.

Tabel 4.4 Hasil Uji Akurasi

*Keterangan: Rata-rata diperoleh dari 3 data

Uji Akurasi dilakukan untuk mengetahui kedekatan hasil penetapan yang

diperoleh dengan hasil sebenarnya. Akurasi diperiksa dengan membandingkan

konsentrasi standar glimepirid yang di dapat dengan konsentrasi standar glimepirid

sesungguhnya dikalikan dengan 100%. Nilai uji akurasi pada konsentrasi 1 µg/mL

berkisar 99,139%, konsentrasi 3 µg/mL berkisar 98,712% , dan pada konsentrasi 5

µg/mL berkisar 100,629%. Sehingga, dapat dikatakan bahwa hasil uji akurasi ini

telah memenuhi persyaratan.

4.2.4 Penetapan Kadar

Penetapan kadar bertujuan untuk menjamin efikasi, keamanan dan mutu obat

yang beredar. Penetapan kadar ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan

dalam Farmakope Indonesia V. Menurut Farmakope Indonesia edisi V, tablet

glimepirid mengandung tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110,0% dari

jumlah yang tertera pada etiket. Dari hasil penetapan kadar pada tabel 4 dapat dilihat

bahwa semua tablet glimepirid baik generik maupun generik bermerek memenuhi

persyaratan Farmakope Indonesia Edisi V.

C

(µg/mL)

Rata-rata

Puncak (µAU)

Rata-rata Uji

Akurasi (%)

RSD

(%)

1 0,334 99,14±0,45 1,358

3 0,662 98,71±0,61 0,924

5 1,006 100,63±0,42 0,419

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

33

UIN Syarif Hidayatullah

Tabel 4.5 Data Hasil Penetapan Kadar Tablet Glimepirid

Merk Kadar (%) Rata-rata (%) RSD (%)

Generik

99,34

98,19±1,02 1,09 97,39

97,83

Generik Bermerek A

98,85

99,69±1,55 1,55 101,48

98,74

Generik Bermerek B

97,71

98,92±1,07 1,09 99,32

99,74

Generik Bermerek C

100,83

101,79±0,87 0,81 102,03

102,52

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa kadar glimepirid dalam tablet berkisar antara

98,19% sampai 101,79% dimana kadar terendah diperoleh pada tablet glimepirid

generik dan kadar tertinggi pada tablet glimepirid generik bermerek C. Data kadar

tablet dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 58 dan contoh perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 27 halaman 77.

4.3 Uji Disolusi

4.3.1 Panjang Gelombang Maksimum dalam Medium Fosfat pH 7,8

Panjang gelombang maksimum dari standar glimepirid dalam medium fosfat

pH 7,8 terdeteksi pada 225,8 nm. Menurut Induri M. et al (2011), glimepirid dalam

dapar fosfat memberikan panjang gelombang maksimum 225 nm. Sedangkan

menurut Farmakope Indonesia edisi V (2015) dan USP (2010), glimepirid dalam

dapar fosfat memberikan panjang gelombang maksimum 228 nm. Jika merujuk pada

FI V dan USP, maka panjang gelombang yang diperoleh mengalami pergeseran

batokromik sebesar 3,4 nm. Pergeseran tersebut dapat terjadi karena adanya

pengaruh dari pelarut yang digunakan. Pada FI V atau USP sebelum glimepirid

standar dilarutkan dalam medium fosfat pH 7,8, standar glimepirid dilarutkan

terlebih dahulu di dalam campuran asetonitril:air (90:10), sedangkan pada Induri M.

et al., glimepirid standar dilarutkan terlebih dahulu di dalam campuran

metanol:NaOH (70:30). Dan jika merujuk pada Induri M. et al., maka panjang

gelombang yang diperoleh mengalami pergeseran batokromik sebesar 0,8 nm. Hal

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

34

UIN Syarif Hidayatullah

ini juga dimungkinkan karena adanya pengaruh dari pelarut yang digunakan, karena

pelarut sering memberikan pengaruh yang besar pada kualitas dan bentuk dari

spektrum, hal ini dikaitkan dengan perubahan pH dari pelarut yang digunakan

(Moffat et al., 2005).

4.3.2 Kurva Kalibrasi

Kurva kalibrasi standar glimepirid dalam medium fosfat pH 7,8 dihasilkan

garis lurus dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,9993, nilai tersebut memenuhi

syarat linearitas yaitu r ≥ 0,999 (Synder, Kirkland dan Glajch, 1997). Persamaan

regresi linear yang diperoleh adalah y = 0,0682x + 0,0052. Berdasarkan persamaan

y = a + bx, maka diperoleh nilai a (intercept) = 0,0052 dan b (slope) = 0,0682.

4.3.3 Uji Disolusi

Pelarutan merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi

terlarut dalam suatu pelarut. Dalam sistem biologis, pelarutan obat dalam media cair

merupakan suatu bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik. Dalam hal ini

uji pelarutan dapat digunakan untuk meramalkan bioavabilitas dan dapat digunakan

untuk membedakan faktor-faktor formulasi yang mempengaruhi bioavabilitas obat.

Uji disolusi diperlukan untuk semua produk obat oral padat yang disetujui U.S Food

and Drug Administration (Shargel et al., 2004).

Menurut M.Induri et al., bahwa uji disolusi dilakukan dengan menggunakan

alat disolusi tipe 2 yang berisi medium dapar fosfat pH 7,8 sebanyak 900 ml pada

suhu 370

C, dimana pada waktu 15 menit glimepirid terlarut tidak kurang dari 80%

(Q) +5% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Dari hasil pengujian ternyata semua tablet glimepirid baik generik maupun

generik bermerek memenuhi persyaratan uji disolusi. Data uji disolusi dapat dilihat

pada lampiran 22-25 halaman 60-63 dan contoh perhitungan pada lampiran 29

halaman 77.

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

35

UIN Syarif Hidayatullah

Tabel 4.6 Data Hasil Uji Disolusi Tablet Glimepirid Generik dan Generik Bermerek

Waktu

Jumlah Kumulatif Tablet Glimepirid yang Terlepas (%)

Generik Generik

Bermerek A

Generik

Bermerek B

Generik

Bermerek C

30” 30,21 23,31 27,58 19,36

1’ 52,97 48,10 49,23 40,46

2’ 67,24 67,93 65,56 65,60

3’ 78,27 81,78 79,00 80,35

5’ 83,12 87,15 85,85 90,51

10’ 89,39 94,51 91,09 97,3

15’ 93,79 96,34 95,17 98,75

20’ 95,25 97,55 96,02 99,11

Dari tabel 4.5 dapat dilihat baha persen kumulatif yang terlepas pada menit

ke-15 untuk tablet glimepirid generik sebesar 93,79%, tablet glimepirid generik

bermerek A sebesar 96,34%, tablet glimepirid generik bermerek B sebesar 95,17%

dan tablet generik glimepirid C sebesar 98,75%. Tablet glimepirid generik bermerek

C memiliki persen kumulatif yang paling besar yaitu 99,11% dibandingan dengan

tablet lainnya. Jika dilihat dari kecepatan melarutnya, pencapaian Q + 5% yaitu 80%

+ 5% dari tablet tersebut berbeda-beda. Tablet glimepirid generik pada menit ke- 10,

sedangkan tablet glimepirid generik bermerek A, B dan C pada menit ke 5.

Gambar grafik persen kumulatif rata-rata dari hasil uji disolusi tablet

glimepirid generik dan generik bermerek dapat dilihat pada gambar 4.1:

Gambar 4.1 Profil Disolusi Tablet Glimepirid Generik dan Generik Bermerek

0

20

40

60

80

100

120

0 5 10 15 20 25

Kadar Pelepasan Tablet (%)

Waktu (Menit)

Tablet Generik

Tablet GenerikBermerek A

Tablet GenerikBermerek B

Tablet GenerikBermerek C

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

36

UIN Syarif Hidayatullah

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa semua tablet glimepirid telah terlarut

dan melepaskan bahan aktifnya dalam 15 menit. Waktu yang diperlukan setiap tablet

glimepirid untuk terlarut dan melepaskan bahan akifnya sebanyak 50% berbeda-

beda. Pada tablet glimepirid generik melepaskan 50% kadar aktifnya pada menit ke-

1, sedangkan tuntuk tablet glimepirid generik bermerek A, B dan C pada menit ke-2.

Secara farmasetik jika dilihat dari profil disolusi, keempat tablet memiliki

pola profil disolusi yang sama dan berhimpitan. Laju disolusi tablet glimepirid yang

paling cepat dapat memberikan timbulnya efek terapi yang cepat. Begitu pula

sebaliknya, Laju disolusi yang membutuhkan waktu lebih lama akan memberikan

efek terapi yang lama.

4.3.4 Analisa Statistik Disolusi Glimepirid

Hasil uji yang diperoleh kemudian dilakukan analisa statistik untuk melihat

apakah terdapat perbedaan profil pelepasan glimepirid dari keempat merek obat.

Analisa statistik dilakukan dengan membandingkan persen yang terdisolusi tiap

waktunya. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data

persen kadar glimepirid yang terdisolusi terdistribusi normal (p ≥ 0,05). Setelah

dilakukan uji normalitas, dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas

menghasilkan data yang homogen untuk persen kadar glimepirid yang terdisolusi

pada menit ke-1, 2, 3, 10 dan 15 (p ≥ 0,05), sedangkan untuk detik ke-30 dan menit

ke-5 dan 20 memiliki data persen kadar glimepirid yang tidak homogen (p ≤ 0,05).

Dengan demikian, data persen kadar glimepirid yang terdisolusi pada detik ke-30

dan menit ke-5 dan 20 tidak dapat dianalisis dengan menggunakan Anova,

melainkan dilanjutkan dengan uji non-parametik Kruskal-Wallis.

Data uji disolusi yang homogen kemudian dilanjutkan dengan menggunakan

uji parametik one way anova. Hasil uji anova yang dilakukan terhadap persen kadar

glimepirid yang terdisolusi tiap waktu menunjukkan nilai signifikansi kurang dari

0,05 (p ≤ 0,05), yang artinya persen kadar yang terdisolusi tiap waktu dari ketiga

merek obat memiliki perbedaan yang bermakna. Untuk mengetahui letak perbedaan

tersebut, maka dilanjutkan uji DNT jenis LSD.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

37

UIN Syarif Hidayatullah

Tabel 4.7 Hasil Uji LSD dan Mann-Whitney Data Persen Disolusi Glimepirid dari

Obat A, B, C dan D Tiap Waktu Penyuplikan

Waktu Berbeda Secara Bermakna

(p ≤ 0,05)

Tidak Berbeda Secara Bermakna

(p ≥ 0,05)

Detik 30

Menit 1

Menit 2

Menit 3

Menit 5

Menit 10

Menit 15

Menit 20

A dengan B

A dengan C

A dengan D

B dengan C

B dengan D

C dengan D

A dengan B

A dengan C

A dengan D

B dengan C

B dengan D

C dengan D

A dengan B

A dengan C

A dengan D

B dengan C

B dengan D

A dengan B

A dengan C

A dengan D

B dengan C

B dengan D

C dengan D

A dengan B

A dengan C

A dengan D

B dengan C

B dengan D

C dengan D

A dengan B

A dengan D

B dengan C

B dengan D

C dengan D

A dengan B

A dengan C

A dengan D

B dengan C

B dengan D

C dengan D

A dengan B

A dengan D

B dengan C

B dengan D

C dengan D

C dengan D

A dengan C

A dengan C

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

38

UIN Syarif Hidayatullah

*Keterangan : A (Tablet Glimepirid Generik)

B (Tablet Glimepirid Generik Bermerek A)

C (Tablet Glimepirid Generik Bermerek B)

D (Tablet Glimepirid Generik Bermerek C)

Data uji disolusi yang menunjukkan ketidakhomogenan, yaitu data persen

glimepirid yang terdisolusi pada detik ke-30 dan menit ke-5 dan 20 dilanjutkan

dengan uji non-parametrik Kruskal-Wallis. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan

nilai signifikansi sebesar 0,000 (p ≤ 0,05), artinya persen kadar yang terlepas pada

detik ke-30 dan menit ke-5 dan 20 dari keempat obat memiliki perbedaan yang

bermakna, namun hal ini tidak memiliki arti yang bermakna karena pada dasarnya

semua sampel memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi V dalam hal uji

disolusi. Untuk mengetahui letak perbedaan tersebut, maka dilanjutkan uji Mann-

Whitney. Data hasil uji Mann-Whitney dapat dilihat pada lampiran 26.

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

39 UIN Syarif Hidayatullah

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap tablet glimepirid generik dan

generik bermerek dengan parameter penetapan kadar, uji disolusi dan

keseragaman kandungan, memenuhi persyaratan untuk semua tablet sesuai

dengan persyaratan yang tercantum dalama Farmakope Indonesia edisi V.

2. Hasil pemeriksaan mutu yang dilakukan terhadap tablet glimepirid generik

dan generik bermerek dengan parameter uji kekerasan memenuhi

persyaratan. Nilai kekerasan tertinggi pada tablet glimepirid bermerek C

dengan 8,35 Kg, disusul oleh tablet glimepirid generik bermerek A dengan

7,33 Kg dan yang terendah tablet glimepirid generik 4,46 Kg. Untuk tablet

glimepirid generik bermerek B tidak memenuhi persyaratan, yaitu 2,34 kg.

Namun hal ini tidak mutlak, karena tidak ada persyaratan baku dari buku

resmi Farmakope Indonesia.

3. Tidak ada perbedaan dalam hal terpenuhinya syarat baku yang tercantum

dalam Farmakope Indonesia edisi V antara tablet glimepirid 2 mg generik

dan generik bermerek, dengan demikian masyarakat diharapkan tidak

meragukan lagi mutu dari glimepirid generik.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan uji in vivo untuk

mengetahui ketersediaan hayati tablet glimepirid generik dan generik bermerek di

dalam tubuh. Bila memungkinkan dapat pula menggunakan sampel tablet glimepirid

yang lebih banyak atau sampel tablet glimepirid lain yang beredar di Indonesia.

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

40

UIN Syarif Hidayatullah

DAFTAR PUSTAKA

Ammar, H.O, H.A. Salam, M. Ghorab, A. Mahmoud. (2006). Formulation and

Biological Evaluation of Glimepirid Cyclodextrin Polymer Systems.

International Journal Pharmacy, 309: 129-138.

Anief, M. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anonim. (1979). Farmakope Indonesia: Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Anonim. (1989). Obat Generik Meringankan Beban Pasien. Variasi Farmasi, 20-24.

Ansel, H. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi: Edisi 4. Jakarta: UI Press.

Ansel, H.C, Allen, L.V.Jr, and Popovich, N.G. (1999). Pharmaceutical Dosage

Form And Drug Delivery System 7 th ed.

Basset, J., dkk. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Convention, The United States Pharmacopeia. (2010, December 1). The united

States Pharmacopeia (USP): Glimepiride Tabets. Revision Bulletin Official.

Day, R. A. (1983). Analisa Kimia Kuantitatif: Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia: Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Ditjen POM. (2014). Farmakope Indonesia: Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Gandjar, G. D. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harianto, Sabarijah, W., dan Transitawuri, F. (2006). Perbandingan Mutu dan Harga

Tablet Amoxicilin 500 mg Generik dengan Non Generik yang Beredar di

Pasaran. Majalah Ilmu Kefarmasian, Volume III, No.3: 127-148.

Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.

Majalah Ilmu Kefarmasian, Volume I (3): 117-135.

Husein, U. (2005). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Idris, F. d. (2006). Obat Generik Harga Murah Tapi Mutu Tidak Kalah. Retrieved

Maret 21, 2016, from www.medicastore.com

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

41

UIN Syarif Hidayatullah

Indonesia, R. (2001). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2001

Tentang Paten. Jakarta: Sekretariat Negara.

Johnson, E. d. (1991). Dasar Kromatografi Cair. Bandung: Penerbit ITB.

Khopkar, S. (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI press.

Kumar Ashutosh et al. (2015). Simultaneous estimation of Metformin, Pioglitazone

and Glimepiride in bulk samples and in tablet dosage forms by using RP-

HPLC in an Isocratic Mode. Journal of Chemical and Pharmaceutical

Research, 7 (1): 941-951.

Lachman l., L. H. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri diterjemahkan oleh

Suyatni S. : Edisi II. Jakarta: UI Press.

Leuner, C. A. (2000). Improving Drug Solubility for Oral Delivery Using Solid

Dispersions. Eur. J. Pharm. Biopharm, 50: 47-60.

Martin, A. S. (2008). Farmasi Fisik: Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press Hal: 1012-1017.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor: Hk.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat

Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Moffat, A. e. (1986). Clarke's Isolation and Identification of Drugs: Second Edition.

London: The Pharmaceutical Press.

Rohman, S. d. (2007). Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Shargel L., a. Y. (1993). applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 3rd ed.

Norwalk: Appleton & lange.

Shargel, L. a. (Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 4th ed). 1999. New

York: McGraw-Hill.

Siregar, C. J. (2008). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar- Dasar Praktis.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Soekemi. (1987). Tablet. Medan: PT. Mayang Kencana.

Suchitra M., e. a. (2013). Method Development and Validation of Metformin,

Glimepiride and Pioglitazone in Tablet Dosage Form by RP-HPLC. Int. Res.

J. Pharm, 201: 4 (8).

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& B. Bandung:

Alfabeta.

Sukandar, E. d. (2008). Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFI Penerbitan Hal: 28-29.

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

42

UIN Syarif Hidayatullah

Sulaiman, T. (2007). Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet: Cetakan Pertama.

Yogyakarta: Mitra Communications Indonesia. Hal: 149-153.

Syamsuni, H. (2007). Ilmu Resep. Jakarta: EGC.

Watson, D. (2010). Analisis Farmasi. Jakarta: EGC.

Wiyono, P. d. (2004, April-Juni). Dexa Media. Glimepiride: Generasi Baru

Sulfonilurea, hal. No.2, Vol:17.

Yunarto, N. (2010). Media litbang Kesehatan. Revitalisasi Obat Generik: Hasil Uji

Dsiolusi Obat Generik Tidak Kalah Dengan Obat Bermerek, p. Volume XX

No.4.

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

43

UIN Syarif Hidayatullah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat Uji Disolusi (ERWEKA)

Lampiran 2. Spektrofotometri UV-VIS (HITACHI U-2910)

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

44

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (DIONEX-Ultimate 3000)

Lampiran 4. Sonikator (Elmasonic)

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

45

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 5. Hardness Tester (ERWEKA)

Lampiran 6. Alur Penelitian

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

46

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 7. Sertifikan Analisis Natrium Dihidrogen Fosfat

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

47

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 8. Sertifikat Analisis Metanol Grade HPLC

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

48

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 9. Sertifikat Analisis Standar Glimepirid

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

49

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 9. (Con’t)

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

50

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 10. Kromatogram Hasil Analisa Standar Glimepirid

Kromatogram Standar Glimepirid 1 ppm

Kromatogram Standar Glimepirid 5 ppm

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

51

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 11. Kromatogram Hasil Analisa Sampel

Kromatogram Sampel Generik

Kromatogram Sampel Generik Bermerek A

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

52

UIN Syarif Hidayatullah

Kromatogram Sampel Generik Bermerek B

Kromatogram Sampel Generik Bermerek C

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

53

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 12. Kurva kalibrasi Glimepirid dalam Fase Gerak Metanol : Dapar

fosfat (75:25)

Lampiran 13. Kurva Kalibrasi Glimepirid dalam Fosfat pH 7,8

y = 0,0682x + 0,0052 R² = 0,9988 R= 0,9993

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0 1 2 3 4 5

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (ppm)

Luas area

Linear (Luas area)

y = 0,1665x + 0,1686 R² = 0,9994 R=0,9996

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 1 2 3 4 5 6

Luas

are

a

Konsentrasi (ppm)

area

Linear (area)

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

54

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 14. Data Kurva kalibrasi Glimepirid dalam Fase Gerak Metanol:Dapar

Fosfat (75:25)

Konsentrasi

(ppm)

Luas Area

1,00 0,332

2,00 0,510

3,00 0,659

4,00 0,834

5,00 1,003

Lampiran 15. Data Kurva Kalibrasi Glimepirid dalam Fosfat pH 7,8

Konsentrasi

(ppm)

Absorbansi

0,50 0,041

1,00 0,076

1,50 0,112

2,00 0,141

2,50 0,174

4,00 0,277

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

55

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 16. Prosedur Pembuatan Larutan yang Digunakan Dalam Penelitian

Larutan Prosedur

Fosfat pH 7,8 0,58 g kalium dihidrogen fosfat (monobasic potassium

phosphate) dan 8,86 g Na2HPO4 (dibasic sodium phoshate

anhydrous) ditimbang, kemudian dilarutkan dengan aquadest

sebanyak 1000 ml. Ditambahkan asam fosfat 1 N atau NaOH

hingga pH mencapai 7,8 ± 0,05

Fosfat pH Sebanyak 7,00 g potassium dihydrogen ortho phosphate

ditimbang, kemudian dilarutkan dengan aquabidest sebanyak

1000 ml

Larutan Induk* Ditimbang sebanyak 50,00 mg standar glimepirid, dimasukkan

ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan pelarut hingga garis

tanda dan sonikasi

Panjang

gelombang max*

Dipipet 60 µl dari larutan induk, dimasukkan ke dalam labu

ukur 10 ml, ditambahkan pelarut hingga garis tanda. Kemudian

dideteksi dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang

gelombang 200-400 nm.

Seri

Konsentrasi*

Dipipet sebanyak 20 µl, 40 µl, 60 µl, 80 µl dan 100 µl dari

larutan induk, masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur

10 ml, ditambahkan pelarut hingga garis tanda.

Larutan Induk** Ditimbang sbanyak 50,00 mg standar glimepirid, dimasukkan

ke dalam labu ukur 25 ml, ditambahkan 7,5 ml NaOH dan

metanol hingga garis tanda, kemudian sonikasi. Dipipet 1,25

ml dari larutan tersebut dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25

ml, tambahkan pelarut hingga garis tanda.

Panjang

gelombang

max**

Dipipet 200 µl dari larutan induk, dimasukkan ke dalam labu

ukur 10 ml, ditambahkan pelarut hingga agris tanda. Kemudian

dideteksi dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang

gelombang 200-400 nm.

Seri

Konsentrasi**

Dipipet sebanyak 50 µl, 100 µl, 150 µl, 200 µl, 250 µl dan 400

µl dari larutan induk, masing-masing dimasukkan ke dalam

labu ukur 10 ml, ditambahkan pelarut hingga garis tanda

Keterangan: * Larutan yang digunakan untuk penetapan kadar

** Larutan yang digunakan untuk uji disolusi

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

56

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 17. Data Hasil Uji Akurasi

Lampiran 18. Hasil Uji Kekerasan tablet

No

Kekerasan (Kg)

Generik Generik

Bermerek A

Generik

Bermerek B

Generik

Bermerek C

1. 4,1 6,7 2,6 6,0

2. 4,7 7,2 2,5 8,5

3. 4,7 7,5 2,4 8,5

4. 4,7 7,5 2,1 8,4

5. 4,4 8,3 2,4 8,8

6. 4,7 6,9 2,4 8,4

7. 4,3 8,1 2,6 8,6

8. 4,0 7,8 2,7 8,8

9. 4,3 7,4 2,2 9,6

10. 47 5,9 1,5 7,9

Rata-

rata 4,46 7,33 2,34 8,35

C

(µg/mL)

Luas

Puncak

(µAU)

Rata-rata

Puncak

(µAU)

Kadar

(µg/mL)

Uji

Perolehan

Kembali

(%)

Rata-rata

Uji

Perolehan

Kembali

(%)

SD RSD

(%)

1 0,331

0,334

0,975 97,538

99,139 0,453 1,358 1 0,337 1,011 101,141

1 0,333 0,987 98,739

3 0,659

0,662

2,945 98,178

98,712 0,612 0,924 3 0,661 2,957 98,579

3 0,665 2,981 99,379

5 1,003

1,006

5,011 100,228

100,629 0,422 0,419 5 1,010 5,053 101,069

5 1,006 5,029 100,589

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

57

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 19. Data Penetapan Kadar dari Keempat Tablet Glimepirid

Merk

Luas

Area

Konsentrasi

(ppm)

Kadar

(mg)

Kadar

(%)

Rata-

rata

(%)

SD

(%)

RSD

(%)

Generik

0,9956 4,97 1,987 99,34

98,19 1,02 1,09 0,9794 4,87 1,948 97,39

0,983 4,89 1,957 97,83

Generik

bermerek

A

0,9915 4,94 1,977 98,85

99,69 1,55 1,55 1,0134 5,07 2,030 101,48

0,9906 4,94 1,975 98,74

Generik

Bermerek

B

0,982 4,89 1,954 97,71

98,92 1,07 1,09 0,9954 4,97 1,986 99,32

0,9989 4,99 1,995 99,74

Generik

Bermerek

C

1,008 5,04 2,017 100,83

101,79 0,87 0,81 1,018 5,10 2,041 102,03

1,0221 5,13 2,050 102,52

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

58

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 20. Data Keseragaman Kandungan Tablet Glimepirid Generik A dan

Generik Bermerek B

No

Generik Bermerek A Generik Bermerek B

Luas

Area

Kadar

(ppm)

Kadar

(%)

Luas

Area

Kadar

(ppm)

Kadar

(%)

1 1,0044 5,020 100,40 0,9994 4,990 99,80

2 0,9698 4,812 96,24 1,0019 5,005 100,10

3 1,0011 5,000 100,00 0,9914 4,942 98,83

4 1,0067 5,034 100,67 1,0079 5,041 100,82

5 0,9954 4,966 99,32 0,987 4,915 98,31

6 0,9963 4,971 99,42 0,96 4,753 95,06

7 1,0176 5,099 101,98 0,9851 4,904 98,08

8 0,998 4,981 99,63 0,9991 4,988 99,76

9 1,0269 5,155 103,10 0,9958 4,968 99,36

10 0,9845 4,900 98,01 0,997 4,975 99,51

rata-

rata

99,88

98,90

SD

1,92

1,60

RSD %

1,92

1,61

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

59

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 21. Data Keseragaman Kandungan Tablet Glimepirid Generik

Bermerek C dan Generik

No

Glimepirid Generik C Generik

Luas

Area

Kadar

(ppm)

Kadar

(%)

Luas

Area

Kadar

(ppm)

Kadar

(%)

1 1,006 5,029 100,59 0,9941 4,958 99,16

2 0,9895 4,930 98,61 0,9795 4,870 97,41

3 1,0246 5,141 102,82 0,9827 4,889 97,79

4 1,0306 5,177 103,54 1,0019 5,005 100,10

5 1,0288 5,166 103,33 1,021 5,120 102,39

6 0,987 4,915 98,31 0,9756 4,847 96,94

7 0,9985 4,984 99,69 0,9972 4,977 99,53

8 0,9958 4,968 99,36 0,9896 4,931 98,62

9 1,0104 5,056 101,12 0,9724 4,828 96,55

10 1,0093 5,049 100,98 0,9861 4,910 98,20

Rata-

rata

100,83

98,67

SD

1,90

1,73

RSD

(%)

1,89

1,75

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

60

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 22. Hasil Persen Pelepasan Glimepirid dari Tablet Generik dalam

Medium Fosfat pH 7,8

Waktu

Kadar (%)

SD RSD

(%) Tablet Rata-

rata

1 2 3 4 5 6

30" 30,330 29,520 30,060 30,780 31,410 29,205 30,218 0,811 2,683

1' 53,482 53,383 53,974 52,947 51,919 52,165 52,978 0,799 1,509

2' 66,718 67,653 68,565 67,122 66,397 67,006 67,243 0,772 1,148

3' 77,934 78,474 79,037 78,027 78,375 77,775 78,270 0,460 0,588

5' 82,246 82,973 83,226 82,656 83,682 83,976 83,126 0,642 0,772

10' 89,477 89,852 89,253 89,621 88,769 89,382 89,392 0,368 0,412

15' 93,314 93,827 94,751 93,954 93,633 93,307 93,798 0,536 0,571

20' 96,462 96,216 95,530 94,770 94,490 94,071 95,256 0,968 1,016

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

61

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 23. Hasil Persen Pelepasan Glimepirid dari Tablet Generik Bermerek

A dalam Medium Fosfat pH 7,8

Waktu

Kadar (%)

SD RSD

(%) Tablet

Rata-rata

1 2 3 4 5 6

30" 22,005 24,840 22,635 23,940 22,995 23,895 23,385 1,030 4,404

1' 48,755 48,246 47,187 48,551 47,821 48,056 48,102 0,560 1,164

2' 67,519 67,229 68,408 67,808 67,879 68,792 67,939 0,574 0,845

3' 82,255 81,287 81,805 81,152 82,575 81,607 81,780 0,552 0,675

5' 87,067 86,718 87,512 86,897 87,210 87,537 87,157 0,329 0,377

10' 94,758 94,630 94,847 94,315 94,317 94,242 94,518 0,259 0,274

15' 96,853 96,274 96,674 96,046 96,768 95,432 96,341 0,543 0,564

20' 98,511 97,430 97,204 97,829 97,254 97,118 97,558 0,531 0,544

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

62

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 24. Hasil Persen Pelepasan Glimepirid dari Tablet Generik Bermerek

B dalam Medium Fosfat pH 7,8

Waktu

Kadar (%)

SD RSD

(%) Tablet

Rata-

rata

1 2 3 4 5 6

30" 28,305 27,585 27,135 27,486 27,536 27,450 27,583 0,388 1,405

1' 48,510 49,042 49,667 48,770 49,941 49,490 49,236 0,553 1,123

2' 65,200 66,503 65,560 65,824 65,252 65,067 65,568 0,534 0,815

3' 78,650 79,383 79,104 78,876 79,468 78,560 79,007 0,376 0,476

5' 85,402 86,322 85,636 85,810 86,183 85,806 85,860 0,342 0,398

10' 90,689 91,214 90,520 91,011 91,479 91,637 91,092 0,438 0,481

15' 95,259 95,430 94,909 94,820 95,338 95,273 95,171 0,247 0,259

20' 96,180 96,307 95,735 95,556 96,169 96,194 96,023 0,302 0,315

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

63

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 25. Hasil Persen Pelepasan Glimepirid dari Tablet Glimepirid Generik

Bermerek C dalam Medium Fosfat pH 7,8

Waktu

Kadar (%)

SD RSD

(%) Tablet Rata-

rata

1 2 3 4 5 6

30" 19,755 18,675 19,707 19,845 19,26 18,945 19,365 0,482 2,491

1' 41,214 40,572 40,59 39,775 40,399 40,215 40,461 0,476 1,175

2' 65,79 64,961 64,665 65,505 66,450 66,265 65,606 0,706 1,076

3' 80,778 79,760 80,37 79,590 81,131 80,494 80,354 0,590 0,734

5' 90,120 90,666 89,685 91,619 91,287 89,698 90,513 0,819 0,905

10' 96,586 97,319 96,705 97,742 97,856 97,599 97,302 0,540 0,555

15' 99,423 98,994 98,235 98,837 98,798 98,243 98,755 0,457 0,463

20' 99,355 99,957 98,01 99,393 99,07 98,882 99,111 0,651 0,657

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

64

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 26. Analisa Statistik Pelepasan Glimepirid dari Tablet

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DETIK_30 MENIT_1 MENIT_2 MENIT_3 MENIT_5 MENIT_10 MENIT_15 MENIT_20

N 24 24 24 24 24 24 24 23

Normal Parametersa Mean 25.11221 4.76108E1 6.66823E1 7.98533E1 8.66644E1 92.65637 96.01212 97.01826

Std. Deviation 4.314425 4.593103E0 1.322017E0 1.447487E0 2.765102E0 3.497730 1.909925 1.662744

Most Extreme Differences Absolute .180 .225 .117 .114 .125 .280 .159 .109

Positive .139 .168 .117 .114 .125 .280 .159 .109

Negative -.180 -.225 -.102 -.103 -.113 -.176 -.128 -.086

Kolmogorov-Smirnov Z .884 1.101 .574 .560 .611 1.372 .779 .524

Asymp. Sig. (2-tailed) .415 .177 .897 .912 .849 .046 .579 .946

a. Test distribution is Normal.

Keterangan: Signifikansi > 0,05, kesimpulan data terdistribusi normal

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

65

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

DETIK_30 8.269 3 20 .001

MENIT_1 2.680 3 20 .075

MENIT_2 .591 3 20 .628

MENIT_3 .375 3 20 .772

MENIT_5 3.445 3 20 .036

MENIT_10 .982 3 20 .421

MENIT_15 .793 3 20 .512

MENIT_20 3.263 3 20 .043

Keterangan : Signifikansi menit 1, 2, 3, 10 dan 15 > 0,05, data terdistribusi homogen sehingga

bisa dilanjutkan dengan uji Anova. Signifikansi detik 30, menit 5 dan menit 20 <

0,05, data tidak terdistribusi homogen sehingga analisa statistik dilanjutkan dengan

analisis nonparametrik Kruskal Wallis

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

66

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

MENIT_1 Between Groups 476.072 3 158.691 346.895 .000

Within Groups 9.149 20 .457

Total 485.222 23

MENIT_2 Between Groups 32.250 3 10.750 27.051 .000

Within Groups 7.948 20 .397

Total 40.198 23

MENIT_3 Between Groups 43.198 3 14.399 57.687 .000

Within Groups 4.992 20 .250

Total 48.190 23

MENIT_10 Between Groups 277.434 3 92.478 468.222 .000

Within Groups 3.950 20 .198

Total 281.385 23

MENIT_15 Between Groups 79.668 3 26.556 125.497 .000

Within Groups 4.232 20 .212

Total 83.900 23

Keterangan: Signifikansi <0,05, data berbeda secara bermakna

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

67

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Multiple Comparisons

LSD

Dependent Variable (I) MerekObat (J) MerekObat

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

MENIT_1 GENERIK GENERIK BERMEREK A 4.543500* .390496 .000 3.72894 5.35806

GENERIK BERMEREK B 3.408833* .390496 .000 2.59427 4.22339

GENERIK BERMEREK C 12.184000* .390496 .000 11.36944 12.99856

GENERIK BERMEREK A GENERIK -4.543500* .390496 .000 -5.35806 -3.72894

GENERIK BERMEREK B -1.134667* .390496 .009 -1.94923 -.32011

GENERIK BERMEREK C 7.640500* .390496 .000 6.82594 8.45506

GENERIK BERMEREK B GENERIK -3.408833* .390496 .000 -4.22339 -2.59427

GENERIK BERMEREK A 1.134667* .390496 .009 .32011 1.94923

GENERIK BERMEREK C 8.775167* .390496 .000 7.96061 9.58973

GENERIK BERMEREK C GENERIK -12.184000* .390496 .000 -12.99856 -11.36944

GENERIK BERMEREK A -7.640500* .390496 .000 -8.45506 -6.82594

GENERIK BERMEREK B -8.775167* .390496 .000 -9.58973 -7.96061

MENIT_2 GENERIK GENERIK BERMEREK A -1.070167* .363960 .008 -1.82937 -.31096

GENERIK BERMEREK B 1.675500* .363960 .000 .91629 2.43471

GENERIK BERMEREK C 1.636833* .363960 .000 .87763 2.39604

GENERIK BERMEREK A GENERIK 1.070167* .363960 .008 .31096 1.82937

GENERIK BERMEREK B 2.745667* .363960 .000 1.98646 3.50487

GENERIK BERMEREK C 2.707000* .363960 .000 1.94779 3.46621

GENERIK BERMEREK B GENERIK -1.675500* .363960 .000 -2.43471 -.91629

GENERIK BERMEREK A -2.745667* .363960 .000 -3.50487 -1.98646

GENERIK BERMEREK C -.038667 .363960 .916 -.79787 .72054

GENERIK BERMEREK C GENERIK -1.636833* .363960 .000 -2.39604 -.87763

GENERIK BERMEREK A -2.707000* .363960 .000 -3.46621 -1.94779

GENERIK BERMEREK B .038667 .363960 .916 -.72054 .79787

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

68

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Multiple Comparisons

LSD

Dependent Variable (I) MerekObat (J) MerekObat

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

MENIT_3 GENERIK GENERIK BERMEREK A -3.513333* .288449 .000 -4.11503 -2.91164

GENERIK BERMEREK B -.736500* .288449 .019 -1.33819 -.13481

GENERIK BERMEREK C -2.084000* .288449 .000 -2.68569 -1.48231

GENERIK BERMEREK A GENERIK 3.513333* .288449 .000 2.91164 4.11503

GENERIK BERMEREK B 2.776833* .288449 .000 2.17514 3.37853

GENERIK BERMEREK C 1.429333* .288449 .000 .82764 2.03103

GENERIK BERMEREK B GENERIK .736500* .288449 .019 .13481 1.33819

GENERIK BERMEREK A -2.776833* .288449 .000 -3.37853 -2.17514

GENERIK BERMEREK C -1.347500* .288449 .000 -1.94919 -.74581

GENERIK BERMEREK C GENERIK 2.084000* .288449 .000 1.48231 2.68569

GENERIK BERMEREK A -1.429333* .288449 .000 -2.03103 -.82764

GENERIK BERMEREK B 1.347500* .288449 .000 .74581 1.94919

MENIT_10 GENERIK GENERIK BERMEREK A -5.129333* .239566 .000 -5.62906 -4.62961

GENERIK BERMEREK B -1.699500* .239566 .000 -2.19923 -1.19977

GENERIK BERMEREK C -7.909333* .239566 .000 -8.40906 -7.40961

GENERIK BERMEREK A GENERIK 5.129333* .239566 .000 4.62961 5.62906

GENERIK BERMEREK B 3.429833* .239566 .000 2.93011 3.92956

GENERIK BERMEREK C -2.780000* .239566 .000 -3.27973 -2.28027

GENERIK BERMEREK B GENERIK 1.699500* .239566 .000 1.19977 2.19923

GENERIK BERMEREK A -3.429833* .239566 .000 -3.92956 -2.93011

GENERIK BERMEREK C -6.209833* .239566 .000 -6.70956 -5.71011

GENERIK BERMEREK C GENERIK 7.909333* .239566 .000 7.40961 8.40906

GENERIK BERMEREK A 2.780000* .239566 .000 2.28027 3.27973

GENERIK BERMEREK B 6.209833* .239566 .000 5.71011 6.70956

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

69

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Multiple Comparisons

MENIT_15 LSD

(I) MerekObat (J) MerekObat Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

GENERIK GENERIK BERMEREK A -2.546500* .265689 .000 -3.10072 -1.99228

GENERIK BERMEREK B -1.374500* .265689 .000 -1.92872 -.82028

GENERIK BERMEREK C -4.957667* .265689 .000 -5.51188 -4.40345

GENERIK BERMEREK A GENERIK 2.546500* .265689 .000 1.99228 3.10072

GENERIK BERMEREK B 1.172000* .265689 .000 .61778 1.72622

GENERIK BERMEREK C -2.411167* .265689 .000 -2.96538 -1.85695

GENERIK BERMEREK B GENERIK 1.374500* .265689 .000 .82028 1.92872

GENERIK BERMEREK A -1.172000* .265689 .000 -1.72622 -.61778

GENERIK BERMEREK C -3.583167* .265689 .000 -4.13738 -3.02895

GENERIK BERMEREK C GENERIK 4.957667* .265689 .000 4.40345 5.51188

GENERIK BERMEREK A 2.411167* .265689 .000 1.85695 2.96538

GENERIK BERMEREK B 3.583167* .265689 .000 3.02895 4.13738

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keterangan: Signifikansi < 0,05 data berbeda secara bermakna, signifikansi >0,05 data tidak berbeda bermakna

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

70

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Kruskal Wallis Test

Ranks

MerekObat N Mean Rank

DETIK_30 GENERIK 6 21.50

GENERIK BERMEREK A 6 9.50

GENERIK BERMEREK B 6 15.50

GENERIK BERMEREK C 6 3.50

Total 24

MENIT_5 GENERIK 6 3.50

GENERIK BERMEREK A 6 15.50

GENERIK BERMEREK B 6 9.50

GENERIK BERMEREK C 6 21.50

Total 24

MENIT_20 GENERIK 6 5.33

GENERIK BERMEREK A 6 15.67

GENERIK BERMEREK B 6 7.67

GENERIK BERMEREK C 6 21.33

Total 24

Test Statisticsa,b

DETIK_30 MENIT_5 MENIT_20

Chi-Square 21.600 21.600 19.533

df 3 3 3

Asymp. Sig. .000 .000 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: MerekObat

Keterangan: Signifikansi <0,05, data berbeda secara bermakna sehingga analisa

statistik dilanjutkan dengan analisis nonparametrik Mann Whitney

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

71

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Mann Whitney

Ranks

MerekObat N Mean Rank Sum of Ranks

DETIK_30 GENERIK 6 9.50 57.00

GENERIK BERMEREK A 6 3.50 21.00

Total 12

MENIT_5 GENERIK 6 3.50 21.00

GENERIK BERMEREK A 6 9.50 57.00

Total 12

MENIT_20 GENERIK 6 3.50 21.00

GENERIK BERMEREK A 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

DETIK_30 MENIT_5 MENIT_20

Mann-Whitney U .000 .000 .000

Wilcoxon W 21.000 21.000 21.000

Z -2.882 -2.882 -2.882

Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .004 .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a .002

a .002

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: MerekObat

Keterangan: Signifikansi < 0,05, generik dan generik bermerek A berbeda

bermakna

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

72

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Mann Whitney

Ranks

MerekObat N Mean Rank Sum of Ranks

DETIK_30 GENERIK 6 9.50 57.00

GENERIK BERMEREK B 6 3.50 21.00

Total 12

MENIT_5 GENERIK 6 3.50 21.00

GENERIK BERMEREK B 6 9.50 57.00

Total 12

MENIT_20 GENERIK 6 5.33 32.00

GENERIK BERMEREK B 6 7.67 46.00

Total 12

Test Statisticsb

DETIK_30 MENIT_5 MENIT_20

Mann-Whitney U .000 .000 11.000

Wilcoxon W 21.000 21.000 32.000

Z -2.882 -2.882 -1.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .004 .262

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a .002

a .310

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: MerekObat

Keterangan: Signifikansi pada detik ke 30 dan menit ke-5 < 0,05, generik dan

generik bermerek B berbeda bermakna; pada menit ke-20 > 0,05,

generik dan generik bermerek B tidk berbeda bermakna

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

73

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Mann Whitney

Ranks

MerekObat N Mean Rank Sum of Ranks

DETIK_30 GENERIK 6 9.50 57.00

GENERIK BERMEREK C 6 3.50 21.00

Total 12

MENIT_5 GENERIK 6 3.50 21.00

GENERIK BERMEREK C 6 9.50 57.00

Total 12

MENIT_20 GENERIK 6 3.50 21.00

GENERIK BERMEREK C 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

DETIK_30 MENIT_5 MENIT_20

Mann-Whitney U .000 .000 .000

Wilcoxon W 21.000 21.000 21.000

Z -2.882 -2.882 -2.882

Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .004 .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a .002

a .002

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: MerekObat

Keterangan: Signifikansi < 0,05, Generik dan Generik bermerek C berbeda

bermakna

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

74

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Mann Whitney

Ranks

MerekObat N Mean Rank Sum of Ranks

DETIK_30 GENERIK BERMEREK A 6 3.50 21.00

GENERIK BERMEREK B 6 9.50 57.00

Total 12

MENIT_5 GENERIK BERMEREK A 6 9.50 57.00

GENERIK BERMEREK B 6 3.50 21.00

Total 12

MENIT_20 GENERIK BERMEREK A 6 9.50 57.00

GENERIK BERMEREK B 6 3.50 21.00

Total 12

Test Statisticsb

DETIK_30 MENIT_5 MENIT_20

Mann-Whitney U .000 .000 .000

Wilcoxon W 21.000 21.000 21.000

Z -2.882 -2.882 -2.882

Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .004 .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a .002

a .002

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: MerekObat

Keterangan: Signifikansi < 0,05, generik bermerek A dan generik bermerek B

berbeda bermakna

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

75

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Mann Whitney

Ranks

MerekObat N Mean Rank Sum of Ranks

DETIK_30 GENERIK BERMEREK A 6 9.50 57.00

GENERIK BERMEREK C 6 3.50 21.00

Total 12

MENIT_5 GENERIK BERMEREK A 6 3.50 21.00

GENERIK BERMEREK C 6 9.50 57.00

Total 12

MENIT_20 GENERIK BERMEREK A 6 3.67 22.00

GENERIK BERMEREK C 6 9.33 56.00

Total 12

Test Statisticsb

DETIK_30 MENIT_5 MENIT_20

Mann-Whitney U .000 .000 1.000

Wilcoxon W 21.000 21.000 22.000

Z -2.882 -2.882 -2.722

Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .004 .006

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a .002

a .004

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: MerekObat

Keterangan: Signifikansi < 0,05, generik bermerek A dan generik bermerek C

berbeda bermakna.

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

76

UIN Syarif Hidayatullah

(Lanjutan)

Mann Whitney

Ranks

MerekObat N Mean Rank Sum of Ranks

DETIK_30 GENERIK BERMEREK B 6 9.50 57.00

GENERIK BERMEREK C 6 3.50 21.00

Total 12

MENIT_5 GENERIK BERMEREK B 6 3.50 21.00

GENERIK BERMEREK C 6 9.50 57.00

Total 12

MENIT_20 GENERIK BERMEREK B 6 3.50 21.00

GENERIK BERMEREK C 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

DETIK_30 MENIT_5 MENIT_20

Mann-Whitney U .000 .000 .000

Wilcoxon W 21.000 21.000 21.000

Z -2.882 -2.882 -2.882

Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .004 .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a .002

a .002

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: MerekObat

Keterangan: Signifikansi < 0,05, generik bermerek B dan C berbeda bermakna

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

77

UIN Syarif Hidayatullah

Lampiran 27. Perhitungan Persen Kadar Uji Penetapan Kadar

Kadar (mg) = konsentrasi (ppm) x vol.larutan x faktor pengenceran

Kadar (%) = 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (𝑚𝑔)

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡 (𝑚𝑔) 𝑥 100%

* Kadar yang tertera pada etiket yaitu 2 mg

Contoh perhitungan kadar tablet glimepirid generik

Kadar (mg) = 4,97 µg/ml x 0,01 L x 40 = 1,987 mg

Kadar (%) = 1,98 𝑚𝑔

2 𝑚𝑔 𝑥 100% = 99,34 %

Lampiran 28. Perhitungan Persen Kadar Uji Keseragaman Kandungan

Kadar (%) = 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 (𝑝𝑝𝑚) 𝑥 𝑣𝑜𝑙.𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡 (𝑚𝑔) x 100%

*Kadar yang tertera pada etiket yaitu 2 mg

Contoh pehitungan keseragaman kandungan tablet glimepirid generik

Kadar (%) = 4,958 𝑥 0,01 𝑥 40

2 𝑚𝑔 x 100% = 99,16%

Lampiran 29. Perhitungan Jumlah Kumulatif Pelepasan Glimepirid dari Tablet

Faktor Koreksi (FK) = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑝𝑝𝑚)𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 (10𝑚𝑙)

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 (900 𝑚𝑙)

mg terdisolusi = Konsentrasi (ppm) x volume medium disolusi (L)

(Detik ke-30)

mg terdisolusi = (Konsentrasi (ppm) + FK detik ke-30) x vol.Medium disolusi (L)

(Menit ke-1)

% Disolusi = 𝑚𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡 𝑥 100%

*Kadar yang tertera pada etiket yaitu 2 mg

Contoh perhitungan pelepasan tablet glimepirid generik

mg terdisolusi = 0,629 x 0,9 L = 0,566 mg

(Detik ke-30)

Faktor koreksi (fk) = 0,629 µg/ml 𝑥 10 𝑚𝑙

900 𝑚𝑙 = 0,006988

(Detik ke-30)

mg terdisolusi = (1,071 + 0,006988) x 0,9 L = 0,9701

(Menit ke-1)

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERBANDINGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33040/1/Zaenab... · uin syarif hidayatullah jakarta . perbandingan kadar dan profil

78

UIN Syarif Hidayatullah

% Disolusi = 0,566 𝑚𝑔

2 𝑚𝑔 𝑥 100% = 28,3 %

(Detik ke-30)

% Disolusi = 0,9701 𝑚𝑔

2 𝑚𝑔 𝑥 100% = 48,509 %

(Menit ke-1)